tara mekanik panas
TRANSCRIPT
TARA MEKANIK PANAS
LAPORAN AKHIR
Nama : Hazmi Annisa Ghassani
NPM : 140310090057
Partner : Deli Ardiyati Permana
NPM : 140310090043
Hari & tanggal praktikum : Senin, 25 Oktober 2010
Waktu praktikum : 07.30-10.00 wib
Asisten : Teh Ririn F
Laboratorium Fisika Menengah
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Padjadjaran
LEMBAR PENGESAHAN
TARA MEKANIK PANAS
Nama : Hazmi Annisa Ghassani
NPM : 140310090057
Partner : Deli Ardiyati Permana
NPM : 140310090043
Hari & tanggal praktikum : Senin, 25 Oktober 2010
Waktu praktikum : 07.30-10.00 wib
Jatinangor,...............................
Nilai
Asisten
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ditinjau dari perspektif fisika, setiap sistem fisik mengandung sejumlah
energi. Tetapi energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, ini sesuai
dengan hukum kekalan energi, yaitu bertambah atau berkurangnya energi
sistem selalu dapat dijelaskan sebagai akibat munculnya atau hilangnya suatu
jenis energi disuatu tempat lain.
Energi hanya bisa berubah, salah satu contoh dari perubahan energi yaitu
energi listrik berubah menjadi energi panas, contoh setrika. Selain itu, energi
listrik juga bisa berubah menjadi energi mekanika.
Dalam praktikum ini perubahan energinya yaitu energi mekanik menjadi
energi panas, dan ditunjukkan oleh pesawat schurholtz.
1.2 Identifikasi Masalah
Konsep perpindahan energi bisa dirasakan. Seperti energi listrik menjadi
energi panas. Dalam praktikum ini akan dipelajari lebih jauh tentang konsep
energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan dan diciptakan, tetapi energi bisa
berubah wujud. Dalam praktikum ini akan diketahui juga bagaimana
terjadinya transfer energi dari energi mekanik menjadi energi panas. Untuk
melihat besarnya perubahan bentuk ini harus dilakukan penyeteraan, karena
energi mekanik dinyatakan dalam joule dan energi panas dinyatakan dalam
kalori.
1.3 Tujuan Percobaan
1. Mempelajari konsep pertukaran energi
2. Menentukan tara mekanik satuan panas
3. Menghitung banyaknya panas yang diserap oleh pita nilon
BAB II PENJELASAN
2.1 Teori Dasar
Kerja dan energy adalah salah satu konsep yang paling penting dalam fisika dan
memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Yang sangat erat
berhubungan dengan konsep kerja adalah konsep energy, yang tidak lain adalah
kemampuan untuk melakukan kerja. Berdasarkan hokum kekekalan energy bahwa
energy hanya dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Salah satu bentuk
energy yaitu energi kalor.
Dalam fisika, panas dan kalor itu berbeda. Kalor yaitu energy yang ditransfer dari
satu benda ke benda lain karena beda temperature, sedangkan panas yaitu sesuatu
akibat dari energy kalor, artinya panas itu sesuatu yang bisa kita rasakan, hasil
dari energy kalor tersebut.
Konsep dari pertukaran energy ini, yaitu pertukaran energy mekanik menjadi
energy kalor yaitu sesuai dengan hokum Termodinamika pertama yang berbunyi
“Panas neto yang ditambahkan pada suatu system sama dengan perubahan
energy internal system ditambah usaha yang dilakukan oleh system.”
Kalor juga dapat berpindah. Perpindahan kalor terbagi menjadi 3, yaitu :
Konduksi
Merupakan proses perpindahan kalor tanpa disertai
perpindahan partikel. Pada konduksi, energi tersebut ditransfer dari
molekul atau elektron dengan energi kinetik yang lebih tinggi ke
yang mempunyai energi kinetik yang lebih rendah ketika mereka
bertumbukan.
Konduksi non logam adalah perpindahan dari satu partikel
yang sedang bergetar ke partikel lainnya melalui tumbukan.
Sedangkan konduksi logam adalah perpindahan kalor melalui
elektron-elektron bebas.
Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, zat dibagi atas
dua golongan besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah
zat yang mudah menghantarkan kalor. Contohnya adalah logam,
karena elektron-elektron bergerak bebas sehingga merupakan
konduktor yang baik. Sedangkan isolator adalah zat yang sukar
menghantarkan kalor. Contohnya adalah kayu.
Konveksi
Merupakan perpindahan kalor yang dilakukan oleh
pergerakan fluida akibat perbedaan massa jenis atau transfer energi
dengan cara perpindahan massa menempuh jarak yang cukup jauh.
Contoh konveksi dalam keseharian adalah arus konveksi udara yang
membawa asap bergerak ke atas, sistem ventilasi udara, angin laut
dan angin darat.
Radiasi
Merupakan perpindahan kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik, sehingga radiasi dapat melalui ruang hampa.
Permukaan yang hitam dan kusam merupakan penyerap dan
pemancar kalor yang baik, sedangkan permukaan putih dan
mengkilap merupakan penyerap dan pemancar kalor yang buruk.
Secara bahasa, dapat dikatakan bahwa Tara Mekanik Panas adalah
pembanding antara mekanik dan panas. Sedangkan secara matematis adalah
hasil bagi antara panas yang dihasilkan dari energi mekanik dengan panas
yang bekerja dalam usaha. Dan secara Fisis adalah Suatu konstanta yang
membandingkan Panas dengan Mekanik. Dengan kata lain, tara mekanik
panas adalah suatu pembanding dari satu kalori yang bekerja dalam setiap
satu satuan usaha, yang ditimbulkan melalui peristiwa mekanik.
Berdasarkan hukum kekekalan energi, energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat juga dihilangkan tetapi hanya dapat berubah dari bentuk energi
satu ke bentuk lainnya. Energi Mekanik dalam fisika didefinisikan sebagai
usaha, yang merupakan perkalian antara gaya dengan jarak yang ditempuh
oleh benda tersebut, yaitu :
W =F⋅sW =M⋅g⋅n⋅π⋅Dk
dimana : M = massa benda (kg)
g = gaya gravitasi (m/s2)
n = banyaknya putaran yang dilakukan
Dk = diameter kalori tembaga (m)
Sedangkan Energi Kalor didefinisikan sebagai perkalian antara massa benda
kapasitas panas jenis dan perubahan suhu, yaitu :
Q=m⋅c⋅ΔTQ=(maca+mk ck ) ΔT
dimana : ma = massa air (kg)
ca = panas jenis air (kal/kg oC)
mk = massa kalorimeter (kg)
ck = panas jenis kalorimeter (kal/kg oC)
T = perubahan suhu selama n putaran (oC)
Pesawat Schurholtz didasarkan pada asas Black yang menyatakan bahwa
kalor yang diberikan akan sama dengan kalor yang diterima jika sistem
tersebut dalam kondisi adiabatik (tidak ada panas yang masuk ataupun yang
keluar dari kalorimeter). Tara antara energi mekanik dan energi panas dapat
diketahui dengan persamaan :
e=QW
e=(ma ca + mk ck) ΔT
n⋅M⋅g⋅π⋅Dkal
2.2 Prosedur Percobaan
2.2.1 Alat dan Bahan Percobaan
1. Pesawat Schurholtz, terdiri dari bagian-bagian utama:
Beban, engkol pemutar, pita nilon, kalorimeter dan pegas pengait.
Merupakan alat yang akan memperlihatkan perubahan energi mekanik
menjadi energi panas.
2. Termometer
Sebagai alat untuk mengukur suhu yang ada pada kalorimeter.
3. Neraca timbangan
Untuk mengukur massa dari kalorimeter.
4. Gelas ukur 100 ml
Sebagai takaran untuk mengukur air yang akan dimasukkan pada
kalorimeter.
5. Jangka Sorong
Untuk mengukur diameter kalorimeter.
2.2.2 Prosedur Percobaan
1. Menimbang kalori meter tembaga dalam keadaan kering.
2. Mengukur diameter luar kalori meter.
3. Memasukan air ke kalori meter sebanyak 20 ml.
4. Menimbang kembali kalorimeter setelah dimasukan air ke dalamnya.
5. Memasang kalori meter pada engkol yang tersedia.
6. Memasang pita nilon pada pegas yang telah dikaitkan, lilitkan pita
tersebut 2 lilitan.
7. Memasang beban 5 kg pada ujung pita tembaga bagian bawah.
8. Memasukkan ujung probe termometer kedalam calorimeter.
9. Mencatat suhu pada keadaan awal.
10. Memutar kalorimeter dengan perioda yang konstan. Mengusahakan
sistem tersebut selalu mendekati adiabatic.
11. Mencatat kenaikan suhu setiap 20 (dua pulub) putaran. hingga 500
putaran.
12. Melakukan percobaan 3 s/d 11 untuk volume air 40 ml dan 60 ml.
Catatan:
Pada setiap melakukan pengukuran harus disertai dengan ketelitian
alat ukurnya.
Pengukuran dilakukan beberapa kali (dalam hal ini minimal lima
kali).
2.3 Tabel Data
No n2 Lilitan 3 Lilitan
K1 K2 K3 K1 K2 K3
1 20 25,6 30,2 27,8 31,3 22,9 21,6
2 40 25,9 30,7 28,4 31,6 23,3 22,1
3 60 26,3 31,1 29,1 32 23,7 22,7
4 80 26,6 31,6 29,8 32,3 24,1 23,5
5 100 27 32 30,5 32,7 24,5 24,3
6 120 27,4 32,4 31,2 33 24,9 25,1
7 140 27,7 32,8 31,8 33,3 25,3 25,7
8 160 28,1 33,3 32,5 33,7 25,7 26,3
9 180 28,5 33,7 33,2 34 26 26,9
10 200 28,8 34,1 33,8 34,3 26,4 27,4
11 220 29,1 34,5 34,3 34,7 26,7 28
12 240 29,5 34,9 34,9 34,9 26,5 28,5
13 260 29,8 35,3 35,4 35,4 26,7 29
14 280 30,2 35,7 36 35,7 27 29,5
15 300 30,5 36,1 36,5 36 27,1 30,1
16 320 30,8 36,5 37 36,3 27,4 30,5
17 340 31,1 36,8 37,5 36,6 27,6 31
18 360 31,5 37,2 38 36,9 27,9 31,4
19 380 31,8 37,5 38,5 37,1 28,2 31,9
20 400 32,1 37,9 39 37,4 28,4 32,4
21 420 32,4 38,3 39,4 37,7 28,7 32,8
22 440 32,7 38,6 39,9 37,9 29 33,3
23 460 33 38,9 40,3 38,2 29,2 33,7
24 480 33,3 39,3 40,7 38,5 29,4 34,5
25 500 33,5 39,6 41,2 38,7 29,7 34,9
Kalorimeter Berat DiameterK1 440 gr 4,740 cmK2 768 gr 4,725 cmK3 220 gr 4,720 cm
2.4 Pengolahan Data
1. Menghitung Tara Mekanik Panas, nilai terbaik dan sesatannya
Untuk menghitung tara mekanik panas (e) digunakan rumus :
e=(ma ca + mk ck ) ΔT
n⋅M⋅g⋅π⋅D kal
Ket : K1 = Baja ; K2 = Tembaga ; K3 = Alumunium
Perubahan Suhu
Perubahan Suhu ΔT (oC)2 Lilitan 3 Lilitan
K1 K2 K3 K1 K2 K30,3 0,7 0,4 1,2 0,2 0,30,6 1,2 1 1,5 0,6 0,81 1,6 1,7 1,9 1 1,4
1,3 2,1 2,4 2,2 1,4 2,21,7 2,5 3,1 2,6 1,8 32,1 2,9 3,8 2,9 2,2 3,82,4 3,3 4,4 3,2 2,6 4,42,8 3,8 5,1 3,6 3 53,2 4,2 5,8 3,9 3,3 5,63,5 4,6 6,4 4,2 3,7 6,13,8 5 6,9 4,6 4 6,74,2 5,4 7,5 4,8 3,8 7,24,5 5,8 8 5,3 4 7,74,9 6,2 8,6 5,6 4,3 8,25,2 6,6 9,1 5,9 4,4 8,85,5 7 9,6 6,2 4,7 9,25,8 7,3 10,1 6,5 4,9 9,76,2 7,7 10,6 6,8 5,2 10,16,5 8 11,1 7 5,5 10,66,8 8,4 11,6 7,3 5,7 11,17,1 8,8 12 7,6 6 11,57,4 9,1 12,5 7,8 6,3 127,7 9,4 12,9 8,1 6,5 12,48 9,8 13,3 8,4 6,7 13,2
8,2 10,1 13,8 8,6 7 13,6
Nilai Tara Mekanik Panas
Tara Mekanik Panas “e (kal/J)”
No n2 Lilitan 3 Lilitan
K1 K2 K3 K1 K2 K3
1 20 0,096833 0,340165 0,130264 20,60116 0,340165 0,0976982 40 0,096833 0,29157 0,16283 12,87573 0,29157 0,1302643 60 0,107592 0,259173 0,18454 10,87284 0,259173 0,1519744 80 0,104902 0,255124 0,195396 9,4422 0,255124 0,1791135 100 0,109744 0,242975 0,201909 8,927171 0,242975 0,1953966 120 0,112972 0,234876 0,206251 8,297691 0,234876 0,2062517 140 0,110666 0,229091 0,2047 7,848063 0,229091 0,20478 160 0,112972 0,230826 0,207608 7,725437 0,230826 0,2035379 180 0,114765 0,226777 0,209869 7,439309 0,226777 0,20263210 200 0,112972 0,223537 0,208422 7,210408 0,223537 0,19865211 220 0,111505 0,220886 0,204277 7,179194 0,220886 0,19835612 240 0,112972 0,218677 0,203537 6,867055 0,218677 0,19539613 260 0,11173 0,216808 0,200406 6,999114 0,216808 0,1928914 280 0,112972 0,215206 0,200048 6,867055 0,215206 0,19074315 300 0,111896 0,213818 0,197567 6,752604 0,213818 0,19105316 320 0,110955 0,212603 0,195396 6,652459 0,212603 0,18725417 340 0,110124 0,208673 0,19348 6,564097 0,208673 0,18581718 360 0,111179 0,207879 0,191777 6,485552 0,207879 0,18273119 380 0,110424 0,20461 0,190254 6,324919 0,20461 0,18168420 400 0,109744 0,204099 0,188882 6,266188 0,204099 0,18074121 420 0,109129 0,203636 0,186091 6,21305 0,203636 0,17833722 440 0,10857 0,201007 0,185034 6,086708 0,201007 0,17763223 460 0,10806 0,198606 0,182652 6,045994 0,198606 0,17557324 480 0,107592 0,19843 0,18047 6,008673 0,19843 0,17911325 500 0,105871 0,196324 0,179764 5,905667 0,196324 0,177159
Menghitung Tara mekanik panas rata-rata (e ) dan sesatannya (Δe )
dengan standar deviasi (kal/J)
Untuk menghitung tara mekanik panas rata-rata (e ) dan sesatannya (Δe )
menggunakan rumus :
e=∑ e
N
2 Lilitan 3 LilitanK1 K2 K3 K1 K2 K3
Sesata
n Δe 0,00
40,03251
80,01702
3,106379
0,032518
0,024166
Δe=√∑ ei2−N (e )2
N−1
Rata2 e
0,109
0,226215
0,191657
7,938333
0,226215
0,181788
2 Lilitan :
K1 => e ± Δe = 0,109 ± 0,004 kal/J
K2 => e ± Δe = 0,226215 ± 0,032518 kal/J
K3 => e ± Δe = 0,191657 ± 0,01702 kal/J
3 Lilitan :
K1 => e ± Δe = 7,938333 ± 3,106379 kal/J
K2 => e ± Δe = 0,226215 ± 0,032518 kal/J
K3 => e ± Δe = 0,181788 ± 0,024166 kal/J
Menghitung Tara mekanik panas grafik
Dari perumusan tara mekanik panas :
e . M . g . π . Dkal . n = (ma .ca+mkal . c t ) ΔT
n ≈ ΔT
Dengan metoda kuadrat terkecil atau least square maka persamaan di atas
dirubah menjadi :
ΔT =e . M . g. π . D kal
(ma .ca+mkal .c t )n
Y = mt X + nt
ΔT = mt n + nt
ΔT sebagai Y dan n sebagai X
dengan menggunakan rumus :
nt=∑ ΔT i∑ n
i2−∑ ni∑ ( ni . ΔT i)
N ∑ ni2−(∑ n i)
2
mt=N∑ ( ΔT i .ni )−∑ ΔT i∑ ni
N∑ ni2−(∑ ni )
2
Setelah mendapat harga mt dan nt, maka kita dapat menentukan egrafik dengan
menggunakan rumus :
egrafik= mt (ma . ca+mkal . c t )
M . g . π . Dkal
1) 2 lilitan
K1 :
No. n (X) T ΔT (Y)ΔT . n (XY)
n2 (X2)
1 20 25,6 0,3 6 4002 40 25,9 0,6 24 16003 60 26,3 1 60 36004 80 26,6 1,3 104 64005 100 27 1,7 170 100006 120 27,4 2,1 252 144007 140 27,7 2,4 336 196008 160 28,1 2,8 448 256009 180 28,5 3,2 576 3240010 200 28,8 3,5 700 4000011 220 29,1 3,8 836 4840012 240 29,5 4,2 1008 5760013 260 29,8 4,5 1170 6760014 280 30,2 4,9 1372 7840015 300 30,5 5,2 1560 9000016 320 30,8 5,5 1760 10240017 340 31,1 5,8 1972 11560018 360 31,5 6,2 2232 12960019 380 31,8 6,5 2470 14440020 400 32,1 6,8 2720 16000021 420 32,4 7,1 2982 17640022 440 32,7 7,4 3256 19360023 460 33 7,7 3542 21160024 480 33,3 8 3840 23040025 500 33,5 8,2 4100 250000∑ 6500 743,2 110,7 37496 2210000
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil sebagai berikut :
Baja
2 lilitan
Persamaan grafik : y = 0,016x + 25,37
egrafik : 0,10329 kal/J
3 lilitan
Persamaan grafik : y = 0,015x + 31,14
egrafik : 0,09683 kal/J
Tembaga
2 lilitan
Persamaan grafik : y = 0,019x + 30,07
egrafik : 0,18466 kal/J
3 lilitan
Persamaan grafik : y = 0,013x + 23,20
egrafik : 0,17586 kal/J
Aluminium
2 lilitan
Persamaan grafik : y = 0,027x + 27,82
egrafik : 0,17586 kal/J
3 lilitan
Persamaan grafik : y = 0,027x + 21,61
egrafik : 0,17586 kal/J
Membuat grafik kenaikan suhu terhadap banyaknya putaran
Baja
a. 2 lilitan
0 100 200 300 400 500 6000
10203040
f(x) = 0.0167576923076923 x + 25.371
Series2Linear (Series2)
b. 3 Lilitan
0 100 200 300 400 500 6000
20
40
60
f(x) = 0.0156346153846154 x + 31.143Series2Linear (Series2)
Tembaga
a. 2 lilitan
0 100 200 300 400 500 6000
1020304050
f(x) = 0.0195615384615385 x + 30.074
Series2Linear (Series2)
b. 3 lilitan
0 200 400 6000
10203040
f(x) = 0.0132692307692308 x + 23.202Series2Linear (Series2)
Alumunium
a. 2 Lilitan
0 100 200 300 400 500 6000
1020304050
f(x) = 0.0278769230769231 x + 27.82
Series2Linear (Series2)
b. 3 Lilitan
0 100 200 300 400 500 6000
10203040
f(x) = 0.0271884615384615 x + 21.615
Series2Linear (Series2)
Membandingkan harga erumus dan egrafik
Setelah melakukan perhitungan, akan didapat 2 buah harga e yaitu erumus dan
egrafik. Untuk membandingkannya, kita menggunakan rumus :
KSR=|erumus−egrafik
erumus
|×100 % KP=100 %−KSR
MENGHITUNG KSR (%)2 Lilitan 3 Lilitan
K1 K2 K3 K1 K2 K35,5163
418,3
78,24434
398,7801
844,14739
23,26305
4
MENGHITUNG KP (%)2 Lilitan 3 Lilitan
K1 K2 K3 K1 K2 K394,483
781,6
391,7556
61,21981
655,85260
896,7369
5
Menghitung banyaknya kalor yang diserap oleh pita nilon (kalori)
Untuk menghitung banyaknya kalor yang di serap oleh pita nilon digunakan
rumus:
Q=(4,8×M⋅g⋅π⋅D kal)−[ (mkal Ckal ) ΔT ]
ΔT disini adalah ΔT rata-rata untuk setiap 20 putaran.
Baja
M = 5 kg g = 10 m/s2 π = 3,14
Dkal = 0,0474 m mk = 0,44 kg ckal = 107 kal/ kg oC
2 lilitan
ΔT = 4,428 oC
Q = (4,8 x 5 x 10 x 3,14 x 0,0474) – [(0,44.107)4,428)]
Q = 35,72064 – 208,47024
Q = -172,7 kal.
3 lilitan
ΔT = 5,108 oC
Q = (4,8 x 5 x 10 x 3,14 x 0,0474) – [(0,44 x 107)5,108]
Q = 35,72064 – 240,48464
Q = -204,8 kal
Tembaga
M = 5 kg g = 10 m/s2 π = 3,14
Dkal = 0,04725 m mk = 0,768 kg ckal = 92 kal/ kg oC
2 lilitan
ΔT = 5,66 oC
Q = (4,8 x 5 x 10 x 3,14 x 0,04725) – [(0,768 x 92)5,66]
Q = 35,6076 – 399,91296
Q = -364,3 kal
3 lilitan
ΔT = 3,952 oC
Q = (4,8 x 5 x 10 x 0,04725) – [(0,768 x 92)3,952]
Q = 35,6076 – 279,232512
Q = -243,6 kal
Alumunium
M = 5 kg g = 10 m/s2 π = 3,14
Dkal = 0,0472 m mk = 0,22 kg ckal = 215 kal/ kg oC
2 lilitan
ΔT = 7,688 oC
Q = (4,8 x 5 x 10 x 0,0472) – [(0,22 x 215)7,688]
Q = 11,328 – 363,6424
Q = 352,3 kal
3 lilitan
ΔT = 7,384 oC
Q = (4,8 x 5 x 10 x 3,14 x 0,0472) – [(0,22 x 215)7,384]
Q = 11,328 – 349,2632
Q = 337,9 kal
2.5 Analisa
Pada percobaan tara mekanik panas ini, kita bisa melihat perubahan energi
mekanik menjadi energi kalor. Energi mekanik di percobaan ini yaitu dari putaran
katrol yang dilakukan, putaran katrol ini menyebabkan gesekan pada pita nilon
dan kalorimeter, sehingga menimbulkan energi kalor, dan menyebabkan panas
pada kalorimeter. Setiap putaran pasti menyebabkan meningkatnya suhu pada
kalorimeter, jadi semakin lama putaran, semakin besar pula suhu yang dihasilkan
dari kalirometer itu.
Selain lamanya putaran, bahan dari kalirometer itu juga mempengaruhi
besarnya suhu. Apabila panas jenis bahan kalorimeter nilainya besar, makan suhu
yang dihasilkan akan semakin cepat naik. Artinya semakin besar panas jenis suatu
benda semakin cepat pula suhu benda tersebut untuk naik. Pada percobaan ini, ada
3 jenis bahan kalorimeter, yaitu yang pertama kalorimeter dari bahan baja, yang
kedua dari bahan tembaga, dan yang ketiga dari bahan alumunium. Kalorimeter
dengan bahan alumunium inilah yang cepat menyerap panas, karena panas jenis
dari alumunium labih besar dibanding baja dan tembaga.
Dalam percobaan ini, energi mekanik dirubah menjadi energi kalor, yaitu dari
putaran katrol yang dilakukan, putaran katrol ini menyebabkan gesekan pada pita
nilon. Pita nilon ini dililitkan pada kalorimeter, dan jumlah lilitan ini juga
mempengaruhi cepatnya penyerapan panas oleh kalorimeter. Semakin besar lilitan
yang digunakan, maka semakin cepat pula kalorimeter itu menyerap panas, tetapi
apabila semakin kecil pita nilon itu dililitkan maka semakin lama pula kalorimeter
itu menyerap panas.
Data yang didapat saat praktikum sesuai dengan teori, yaitu apabila semakin
lama putaran, maka suhu di kalorimeter itu semakin naik. Tetapi perubahan suhu
yang terjadi tidak terlalu besar. Suhu yang paling besar didapat yaitu saat putaran
katrol dengan kalorimeter berbahan alumunium.
KESIMPULAN
Pada percobaan ini, dapat disimpulkan, bahwa semakin lama kita
melakukan putaran pada pesawat schurholtz, semakin besar pula suhu yang
dihasilkan. Percobaan ini memperlihatkan perubahan energi mekanik menjadi
energi kalor, perubahan energi ini terjadi pada sistem adiabatik, dikarenakan
sistem nya terisolasi dengan baik atau proses yang terjadi begitu cepat.
Pada sistem ini, energi mekanik dinyatakan dalam joule, sedangkan energi
kalor dinyatakan dalam kalori, sehingga perlu penyetaraan antara kedua energi ini.
Penyetaraan tersebut dinamakan tara mekanik panas, yaitu pembanding dari suatu
kalor yang bekerja dalam tiap satuan usaha.
DAFTAR PUSTAKA
TIPLER. 1991. Fisika untuk Sains dan Tekhnik. Erlangga : Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Azas_Black