cbd ab tara

29
CASE BASE DISCUSSION ABORTUS INCOMPLETUS Disusun oleh : Tara Nareswari 01.208.5790 Penguji : dr. F.x. Sunarto, Sp.OG

Upload: tara-nareswari

Post on 22-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: CBD ab tara

CASE BASE DISCUSSION

ABORTUS INCOMPLETUS

Disusun oleh :

Tara Nareswari

01.208.5790

Penguji :

dr. F.x. Sunarto, Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2013

Page 2: CBD ab tara

ABORTUS INCOMPLETUS

1. ABORTUS

1.1. DEFINISI

Abortus didefinisikan sebagai keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. WHO

mendefinisikan aborsi dengan “pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang

berbobot 500 gram atau kurang, dari ibunya, dan atau panjang badan kurang dari 25

cm, yang kira-kira berumur 20-22 minggu kehamilan”. Abortus lebih sering terjadi

pada wanita berusia diatas 30 tahun dan meningkat pada usia diatas 35 tahun. Frekuensi

meningkat bersamaan dengan meningkatnya angka graviditas. Abortus biasanya ditandai

dengan adanya perdarahan pada ibu yang sedang hamil. Masyarakat awam menggunakan

kata keguguran untuk menguraikan peristiwa yang spontan ini. Bila suatu kehamilan

diakhiri dengan sengaja dengan menggunakan tehnik tertentu, masyarakat menyebut

dengan istilah aborsi, sedangkan dalam dunia medis lebih dikenal dengan istilah

‘pengakhiran kehamilan’. Dengan adanya peralatan USG, sekarang dapat diketahui

bahwa abortus dapat dibedakan menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah abortus karena

kegagalan perkembangan janin dimana gambaran USG menunjukkan kantong kehamilan

yang kosong, sedangkan jenis yang kedua adalah abortus karena kematian janin, di mana

janin tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti denyut jantung atau pergerakan

yang sesuai dengan usia kehamilan.

1.2. KLASIFIKASI

Abortus dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Abortus Spontan

Yaitu abortus yang terjadi tanpa disengaja, tidak memakai obat-obatan maupun

alat-alat, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.

Abortus spontan terdiri dari:

Page 3: CBD ab tara

a. Abortus Imminens

Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus,

dan tanpa adanya dilatasi serviks. Ciri : perdarahan pervaginam, dengan atau

tanpa disertai kontraksi, serviks masih tertutup.

b. Abortus Insipien

Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang

meningkat, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam uterus. Ciri :

perdarahan pervaginam, dengan kontraksi makin lama makin kuat makin

sering, serviks terbuka.

c. Abortus Inkompletus

Abortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi

pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan masih ada sisa tertinggal dalam

uterus. Ciri : perdarahan yang banyak, disertai kontraksi, serviks terbuka,

sebagian jaringan keluar.

d. Abortus Kompletus

Abortus kompletus adalah terjadinya pengeluaran lengkap seluruh jaringan

konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu.Ciri : perdarahan pervaginam,

kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan, tidak ada

sisa dalam uterus.

e. Abortus Habitualis

Kejadian abortus berulang dimana penderita mengalami abortus berturut-turut

3 kali atau lebih, umumnya disebabkan karena kelainan anatomik uterus

(mioma, septum, serviks inkompeten dsb), atau kelainan faktor-faktor

imunologi.

f. Missed Abortion

Adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan

tidak dikeluarkan selama 6-7 minggu.

Page 4: CBD ab tara

2. Abortus Provokatus (induced abortion)

Yaitu abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-

alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi:

a. Abortus medisinalis (therapeutica abortion)

Adalah pengakhiran kehamilan sebelum janin menjadi viabel dengan tujuan

untuk melindungi ibu.

b. Abortus kriminalis

Adalah abortus yang terjadi karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau

tidak bersadarkan indikasi medis yakni tidak berdasar gangguan kesehatan ibu

maupun penyakit pada janin.

3. Abortus Infeksiosa atau septik

Adalah abortus yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah abortus

disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam perdaran

darah atau peritoneum.2,3

Gambar 1. abortus spontan

1.3. ETIOLOGI

Mekanisme pasti yang menyebabkan abortus tidak selalu jelas, tetapi pada bulan

bulan awal kehamilan, ekspulsi ovum secara spontan hampir selalu didahului oleh

Page 5: CBD ab tara

kematian mudigah atau janin. Karena itu, pertimbangan etiologis pada abortus dini

antara lain mencakup pemastian kausa kematian janin (apabila mungkin).

Faktor janin.

Kelainan yang paling sering dijumpai pada abortus adalah pertumbuhan zigot,

embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan abortus

pada trimester pertama, yaitu:

Kelainan telur, telur kosong (blighted ovum), kerusakan embrio atau

kelainan kromosom.

Abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi trofoblas).

Endarteritis dapat terjadi dalam villikorealis dan menyebabkan

oksigenasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan

pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan

muda misalnya karena hipertensi menahun.

Faktor maternal

Infeksi

Infeksi maternal dapat membawa resiko bagi janin yang berkembang,

terutama pada akhir trimester pertama atau awal trimester kedua. Tidak

diketahui penyebab kematian janin secara pasti, apakah janin yang

menjadi terinfeksi ataukah toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme

penyebabnya.

Penyakit maternal

Nefritis kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin,

kesalahan pada metabolisme asam folat yang diperlukan untuk

perkembangan janin akan mengakibatkan kematian janin.

Kelainan endokrin

Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak mencukupi

atau pada penyakit disfungsi tiroid dan defisiensi insulin. Penurunan

sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab terjadinya abortus pada

usia kehamilan 10-12 minggu, yaitu saat plasenta mengambil alih fungsi

korpus luteum dalam produksi hormon.

Page 6: CBD ab tara

Faktor imunologis, ketidakcocokan (inkompatibilitas) sistem HLA

(Human Leukocyte Antigen)

Banyak perhatian ditujukan pada sistem imun sebagai faktor penting

dalam kematian janin berulang.

Trauma

Trauma terjadi bisa karena hubungan seksual khususnya kalau terjadi

orgasme, dapat menyebabkan abortus pada ibu dengan riwayat keguguran

yang berkali-kali. Kasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi

segera satelah trauma tersebut, misalnya trauma akibat pembedahan :

pengangkatan ovarium yang mengandung korpus luteum

gravidaditatum sebelum minggu ke-8

pembedahan intraabdominal dan operasi pada saat hamil.

Kelainan uterus

Abnormalitas uterus yang mengakibatkan kelainan kavum uteri atau

adanya halangan terhadap pertumbuhan dan pembesaran uterus,

misalnya fibroid, malformasi kongenital, prolaps atau retroversio uteri.

Kelainan uterus diantaranya : hipoplasia uterus, mioma (terutama

submukosa), serviks inkompeten. Serviks inkompeten ditandai oleh

pembukaan serviks tanpa nyeri pada trimester kedua, atau mungkin awal

trimester ketiga, disertai prolaps atau menggembungnya selaput ketuban

ke dalam vagina, diikuti oleh pecahnya selaput ketuban dan ekspulsi janin

immatur. Apabila tidak diterapi secara efektif, rangkaian ini akan berulang

setiap kehamilan

Faktor eksternal

Radiasi

pada kehamilan 9 minggu pertama dapat merusak janin dan dosis yang

lebih tinggi dapat menyebabkan keguguran.

Obat-obatan, antagonis asam folat, antikoagulan, dan lain lain

Psikomatik

Page 7: CBD ab tara

Stres dan emosi yang kuat diketahui dapat memprngaruhi fungsi uterus

lewat sistem hipotalamus-hipofise. Banyak yang melaporkan kasus-kasus

abortus spontan dengan riwayat stres.

1.4. PATOGENESIS

Kebanyakan abortus spontan terjadi segera setelah kematian janin yang kemudian

diikuti dengan perdarahan kedalam desidua basalis, lalu terjadi perubahan nekrotik

pada daerah implantasi, infiltrasi sel sel peradangan akut, dan akhirnya perdarahan

pervaginam. Buah kehamilan terlepas seluruhnya atau sebagian yang

diinterpretasikan sebagai benda asing dalam rongga rahim. Hal ini menyebabkan

kontraksi rahim dimulai, dan segera setelah itu terjadi pendorongan benda asing itu

keluar rongga rahim (ekspulsi). Perlu ditekankan bahwa pada abortus spontan,

kematian embrio biasanya terjadi paling lama 2 minggu sebelum perdarahan.

Sebelum minggu ke 10, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan dengan lengkap. Hal

ini disebabkan sebelum minggu ke 10 vili korealis belum menanamkan diri dengan

erat kedalam desidua hingga telur mudah lepas keseluruhannya. Antara minggu ke

10-12 korion tumbuh dengan cepat dan hubungan vili korialis dengan desidua makin

erat hingga mulai saat tersebut sering sisa sisa korion (plasenta) tertinggal kalau

terjadi abortus. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk.

Adakalanya kantong amnion kosong atau tampak didalamnya benda kecil tanpa

bentuk yang jelas (blighted ovum), mungkin pula janin telah mati lama (missed

abortion). Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka

janin dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola kruenta.

Bentuk ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah diserap dan dalam

sisanya telah terjadi organisasi, sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk

lain adalah mola tuberosa, dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol karena

terjadi hematoma antara amnion dan korion. Pada janin yang telah meninggal dan

tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi, janin mengering dan karena cairan

amnion menjadi kurang oleh sebab diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus

kompressus). Dalam tingkat yang lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen

(fetus papiraseus). Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan

Page 8: CBD ab tara

ialah terjadi maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar

karena terisi cairan, dan seluruh janin berwarna kemerahan.

Pengeluaran hasil konsepsi didasarkan 4 cara:

i. Keluarnya kantong korion pada kehamilan yang sangat dini,

meninggalkan sisa desidua.

ii. Kantong amnion dan isinya (fetus) didorong keluar, meninggalkan koriondan desidua.

iii. Pecahnya amnion terjadi dengan putusnya tali pusat dan pendorongan janin ke luar, tetapi mempertahankan sisa amnion dan korion (hanya janin yang dikeluarkan).

iv. Seluruh janin dan desidua yang melekat didorong keluar secara utuh. Kuretase diperlukan untuk membersihkan uterus dan mencegah perdarahan atau infeksi lebih lanjut.

1.5. MANIFESTASI KLINIK ABORTUS INCOMPLET

Manifestasi klinik untuk mengetahui terjadinya abortus antara lain:

terlambat haid kurang dari 20 minggu,

pemeriksaan fisik yang terdiri dari: keadaan umum tampak lemah, tekanan

darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, dan suhu

badan normal atau meningkat

perdarahan pervaginam yang disertai keluarnya jaringan janin, mual, dan nyeri

pinggang akibat kontraksi uterus

pemeriksaan ginekologi meliputi inspeksi vulva dengan melihat perdarahan

pervaginam, ada jaringan janin.

perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka, ada jaringan keluar dari

ostium, dan ada cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.

colok vagina dengan melihat porsio terbuka, teraba jaringan dalam kavum.

1.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 9: CBD ab tara

Tes kehamilan akan menunjukkan hasil positif bila janin masih hidup bahkan

2-3 hari setelah abortus

Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

dan sisa jaringan.

1.7. PENATALAKSANAAN

Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian janin pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada

pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri

atau kadang – kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum. Perdarahan tidak

akan berhenti sebelum sisa janin dikelurkan, dapat menyebabkan syok.

Penanganannya, diberikan infuse cairan NaCl fisiologik dan transfusi, setelah syok

diatasi dilakukan kerokan (Curettage). Pada abortus inkompletus, serviks sudah

berdilatasi oleh lewatnya jaringan plasenta atau janin sebelumnya, maka sendok kuret

dapat dimasukkan dengan mudah melalui kanalis servikalis, dimulai dengan sendok

terkecil, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan sendok kuret yang lebih besar

hingga dirasakan uterus telah bersih dari bagian janin ataupun plasenta.

Setelah tindakan selesai, maka dapat diberikan suntikan 0.2 mg metilergonovin

atau ergonovin intramuskular untuk merangsang kontraksi uterus dan

meminimumkan perdarahan lebih lanjut.

Setiap pasien dianjurkan untuk mendapatkan tambahan zat besi untuk

memulihkan konsentrasi hemoglobin.

Jika perdarahan hebat, maka transfusi darah mungkin dibutuhkan. Keputusan

tergantung pada keadaan klinis pasien, hematokrit awal dan perdarahan yang

diketahui.

Page 10: CBD ab tara

Gambar 2. Teknik pengeluaran sisa abortus

1.8. KOMPLIKASI ABORTUS

Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pembersihan uterus dari sisa hasil konsepsi dan

jika perlu, memberikan transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi

apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena

infeksi berat (syok septik)

Infeksi

Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi

biasanya ditemukan pada abortus inkomletus dan lebih sering pada abortus buatan

yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: CBD ab tara

1. Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J, Gilstrap, L.C., Hauth, J.C.,

Wenstrom, K.D., Abortus, Obstetri Williams (21st ed), Suyono, J., Hartono, A.,

Pendit, B., (Alih Bahasa), Jakarta : EGC, 2005 .

2. Syaifuddin, A. B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal : Perdarahan pada Kehamilan Muda; Abortus Inkomplit, hal M – 10.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002.

3. Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan : Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan;

Abortus , hal 302 - 312. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

2002.

4. Taber, B. Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi : Abortus ; Abortus

Inkompletusus, hal 62 - 67 . Jakarta: EGC, 1994.

Page 12: CBD ab tara

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG 2013

A. IDENTITAS

1. Nama : Ny. R

2. Umur : 21 Th

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : SMA

6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

7. Status : Menikah

8. Nama suami : Tn. Z

9. Tanggal masuk : 2 januari 2013

11. Ruang : Baitunnissa 2

13. Alamat : Ds Loireng RT 01/ RW 02 Sayung Demak

14. No. RM : 1056116

B. ANAMNESA

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 2 januari 2014 pukul 11.00

WIB.

Page 13: CBD ab tara

Keluhan Utama :

Pasien G1P0A0 hamil 12 minggu mengeluh keluar darah prongkolan dari jalan

lahir

Riwayat Kehamilan :

HPHT : 20 – 10- 2013

HPL : 27 – 7 - 2014

Umur kehamilan : 12 minggu.

Pasien tidak menstruasi sejak bulan november 2013. Dua minggu setelah

terlambat menstruasi pasien melakukan tes kehamilan dengan tes pack kehamilan

dan hasilnya positif.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien G1P0A0 usia 21 tahun hamil 12 minggu datang ke RS Islam Sultan Agung

mengeluh mengeluarkan darah prongkolan dari jalan lahir, jumlah darah banyak,

gumpalan jaringan (+), terasa nyeri daerah perut bawah dan pegal di pinggang.

Pasien mengaku sebelumnya tidak ada jatuh. Pasien tidak minum obat atau jamu

sebelumnya. Pasien mengaku tidak sakit atau demam akhir – akhir ini. Pasien

mengaku hari pertama haid terakhir pasien 20 Oktober 2013, pada bulan

November pasien sudah tidak menstruasi lagi, ± 2 minggu setelah terlambat haid

pasien melakukan tes kehamilan dengan tes pack kehamilan dan ternyata hasilnya

positif.

Riwayat Penyakit Dahulu

o Riwayat Hipertensi : disangkal

o Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

o Riwayat alergi : disangkal

o Riwayat DM : disangkal

o Riwayat kejang : disangkal

o Riwayat asma : disangkal

o Riwayat operasi : disangkal

Page 14: CBD ab tara

Riwayat Penyakit Keluarga

o Riwayat Hipertensi : disangkal

o Riwayat Penyakit Jantung : disangkal

o Riwayat alergi : disangkal

o Riwayat DM : disangkal

o Riwayat kejang : disangkal

o Riwayat asma : disangkal

o Riwayat Abortus pada keluarga : Ibu mengalami abortus 2 kali

Riwayat Obstetri

G1P0A0, Gravida 12 minggu

G1 : Hamil sekarang

Riwayat Menstruasi

o Menarche : 13 tahun

o Siklus haid: ± 28 hari

o Lama haid : 8 hari

o Dismenore : -

Riwayat Pernikahan

Pasien menikah sebanyak satu kali dan usia pernikahan dengan suami sekarang ±

6 bulan.

Riwayat KB

Tidak pernah memakai KB

Riwayat ANC

Page 15: CBD ab tara

Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan sebanyak 1 kali selama dinyatakan

hamil. Setiap kali periksa ke bidan pasien mendapat multivitamin dan zat

penambah darah.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, dan suami pasien bekerja di bidang

swasta. Biaya pengobatan ditanggung sendiri.

Kesan ekonomi : cukup

C. PEMERIKSAAN FISIK

a. Status Present

Keadaan Umum : lemah

Kesadaran : compos mentis

Vital Sign

Tensi : 120/80 mm/Hg

Nadi : 72 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 36,2 0C

TB : 156 cm

BB : 42 kg

b. Status Internus

- Kepala : Mesocephale

- Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

- Hidung : Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-)

- Telinga : Discharge (-)

- Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)

- Tenggorokan : Faring hiperemesis (-), pembesaran tonsil (-)

- Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

- Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)

Page 16: CBD ab tara

- Mamae : Simetris, tegang (+/+), benjolan abnormal (-/-)

- Paru :

Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris

Palpasi : Stemfremitus dextra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

- Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Redup

Batas atas jantung : ICS II linea sternalis sinistra

Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Batas kanan bawah jantung : ICS V linea sternalis dextra

Batas kiri bawah jantung : ICS V 2 cm medial linea

midclavicularis sinistra

Auskultasi : suara jantung I dan II murni, reguler, suara tambahan (-)

- Extremitas : Superior Inferior

Oedem -/- -/-

Varises -/- -/-

Reflek fisiologis +/+ +/+

Reflek patologis -/- -/-

c. Status Ginekologi

- Abdomen

Inspeksi : Perut sedikit cembung, striae gravidarum (-)

Auskultasi : peristaltik (+) 6 kali/menit

Perkusi : suara timpani (+), pekak alih (-), pekak sisi (-)

Palpasi : nyeri tekan (+) di regio suprapubis

- Genitalia

Palpasi: Fundus uteri belum teraba, nyeri tekan (-).

Inspeksi: fluxus (+), prongkolan (+)

Page 17: CBD ab tara

Pemeriksaan Dalam (VT):

Dinding vagina licin dalam batas normal, massa (-).

Porsio licin, kenyal, pembukaan (+) 1 jari longgar, teraba jaringan (+),

nyeri goyang (-).

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium Darah :

Hb : 11,9 mg/dL

Hematokrit : 37,2%

Lekosit : 8720 /uL

Trombosit : 319.000 /uL

CT : 2”

BT : 4”15’

GDS : 87 mg/dl

Lain-lain : Golongan darah AB, Rhesus (+)

Pemeriksaan serologis : HbsAg (-)

E. RESUME

Pasien atas nama Ny. R umur 21 th G1P0A0 datang dengan keluhan keluar darah

prongkolan dari jalan lahir sejak 1 hari yang lalu. Jumlah darah banyak, gumpalan

jaringan (+), terasa nyeri daerah perut bawah dan pegal di pinggang. Pasien

sebelumnya tidak ada jatuh. Pasien tidak minum obat atau jamu sebelumnya. Pasien

tidak mengalami demam tinggi sebelumnya.

Riwayat Kehamilan :

HPHT : 20-10- 2013

HPL : 27- 7- 2014

Tanggal pemeriksaan : 2 -1-2014

Page 18: CBD ab tara

Gravida : 12 minggu

Status Present

Keadaan Umum : lemah

Kesadaran : compos mentis

Vital Sign

Tensi : 120/80 mm/Hg

Nadi : 72 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 36,2 0C

TB : 156 cm

BB : 42 kg

Status Internus : dalam batas normal

Status Ginekologi

- Abdomen

Inspeksi : Perut sedikit cembung, striae gravidarum (-)

Auskultasi : peristaltik (+) 6 kali/menit

Perkusi : suara timphany (+), pekak alih (-), pekak sisi (-)

Palpasi : nyeri tekan (+) di regio supra pubis

- Genitalia

Palpasi: Fundus uteri belum teraba, nyeri tekan (-).

Inspeksi: fluxus (+), prongkolan (+)

Pemeriksaan Dalam (VT):

Dinding vagina licin dalam batas normal, massa (-).

Porsio licin, kenyal, pembukaan (+) 1 jari longgar, teraba jaringan (+),

nyeri goyang (-).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium Darah :

Hb : 11,9 mg/dL

Page 19: CBD ab tara

Hematokrit : 37,2%

Lekosit : 8720 /uL

Trombosit : 319.000 /uL

CT : 2”

BT : 4”15’

GDS : 87 mg/dl

Lain-lain : Golongan darah AB, Rhesus (+)

F. DIAGNOSA

Pasien G1 P0 A0 26 tahun, hamil 12 minggu dengan abortus incompletus

G. SIKAP

Pasien rawat inap dan tirah baring

Pengawasan: KU, Vital Sign, Hb, PPV

Keluarkan jaringan secepat mungkin dengan kurretage

Terapi medicamentosa

Infuse RL+D5+Oksitosin

Ciprofloxacin 3x1

Metil ergometrin 3x1

As Mefenamat 3x1

H. PERENCANAAN

Observasi tanda – tanda vital (tensi, nadi, RR, suhu)

- Rencana curretage : infus RL 20 tpm, pasien dipuasakan, cek darah lengkap

- Edukasi : menjelaskan kepada pasien dan keluarganya mengenai kondisi pasien

dan tindakan yang akan dilakukan, motivasi pasien.

Page 20: CBD ab tara

I. LAPORAN TINDAKAN

Tangga1 januari 2014

Keluhan penting : nyeri daerah perut, lemah, lesu, perdarahan minimal. KU:

sedang, Kes: CM, T: 120/80 mmHg, N: 88 x/m, R: 20 x/m, S:36,2°C

Jam 17.00 WIB : dilakukan curretage dan pembersihan sisa – sisa konsepsi

yang masih tertinggal di uterus dan vagina.

Laporan Curettage :

Pasien dalam posisi litotomi dan dalam keadaan narkose.

Aseptik dan antiseptik daerah vulva dengan bethadine.

Pasang speculum posterior dan speculum anterior.

Jepit portio dengan tenaculum, spekulum anterior dilepas.

Portio yang telah dijepit diangkat perlahan kearah anterior hingga tampak

OUE.

Dilakukan sondase.

Dilakukan kerokan kuretase searah jarum jam, didapatkan jaringan hasil

konsepsi.

Kerokan diteruskan hingga bersih.

Aseptik dan antiseptik dengan bethadine.

Tenaculum dilepas.

Curettage selesai

Observasi KU dan TTV

J. PROGNOSA

Kehamilan : ad malam

Page 21: CBD ab tara

K. EDUKASI

Rawat inap dan tirah baring

1. Memberitahu kondisi ibu dan janin pada keluarga.

2. Memberitahu tujuan terapi dan tindakan (curettage) yang akan dilakukan

serta kemungkinan terjadinya komplikasi setelah tindakan.

3. Memberitahu untuk kontrol satu minggu setelah keluar dari rumah sakit.

4. Diharapkan tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu memakai

kontrasepsi seperti kondom atau pil