tantangan pembangunan dalam kerangka ekonomi makro … filepokok bahasan kementerian keuangan...

50
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN MAKRO FISKAL 2020 Adriyanto, Ph.D. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Surabaya, 26 Juni 2019

Upload: nguyenliem

Post on 10-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN

KEBIJAKAN MAKRO FISKAL 2020

Adriyanto, Ph.D.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro

Badan Kebijakan Fiskal

Surabaya, 26 Juni 2019

Page 2: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

POKOK

BAHASAN

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

2

Kerangka Ekonomi Makrodan Arah Kebijakan MakroFiskal 2020

3

Visi dan Tantangan Pembangunan

Perkembangan EkonomiTerkini dan APBN 2019

1

Page 3: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

VISI DAN TANTANGAN

PEMBANGUNAN

3

Page 4: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

BISNIS

Kue Ekonomi

Berasal dari

Sektor Jasa

73%

INDONESIA 2045:

MENJADINEGARA MAJU

Sumber: Bappenas,

Kemenkeu

PENDUDUK

Juta Jiwa319STRUKTUR

bergeser pada

Sektor

Bernilai Tambah

Tinggi

EKONOMI

Terbesar

di Dunia5ke

PRODUKTIVITAS

Usia

Produktif 47%

MIDDLE INCOME

Kelas

Menengah70%

URBAN

Tinggal

di Kota73% US$23.199PERKAPITAPendapatan per Kapita

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA Tema Kebijakan Fiskal 2020:

“APBN untuk Akselerasi Daya Saing melalui Inovasi dan

Penguatan Kualitas SDM”

Infrastruktur

Penguatan SDM melalui

pendidikan dan riset,

program kesehatan, dan

perlindungan sosial

Kualitas SDM

Pengayaan inovasi dan

teknologi berperan dalam

menjawab tantangan

industri kedepan

Teknologi

Perbaikan kualitas pelayanan

dan efisiensi proses bisnis

diperlukan

Birokrasi

Pemerintah

Infrastruktur yang layak

menjadi penyokong

mobilitas dan mendorong

pembangunan

Pengelolaan tata ruang

yang baik dan didukung

oleh sistem yang integratif

Tata Ruang

Wilayah

APBN sehat menjadi kunci

kesuksesan target 2045

Sumber Daya

Ekonomi dan

Keuangan

4

Page 5: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

DAYA SAING NASIONAL HARUS

DITINGKATKAN

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

• Produktivitas dan daya saing harus

ditingkatkan untuk mampu mengejar level

index GCI Malaysia (upper middle income) dan

Korea Selatan (high income).

• Fokus pada aspek: infrastruktur, kualitas SDM

(kesehatan, skills, dan pasar tenaga kerja),

kemampuan berinovasi dan adaptasi teknologi,

serta sistem keuangan.

• Perbaikan infrastruktur menjadi kunci penting

dalam peningkatan daya saing dan produktivitas,

Sebagaimana rilis IMD World Competitiveness

Yearbook, peringkat Indonesia meningkat

signifikan dari 43 di tahun 2018 menjadi peringkat

32 pada tahun 2019.

Sumber: GCI (World Economic Forum), GDP per Capita (harga berlaku) Indonesia (BPS), Malaysia & Korea (World Bank)

5

Page 6: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

4 TANTANGAN PEMBANGUNAN:

Sumber: Kemenkeu, diolah dari data BPS

Perlu langkah antisipatif dan responsif untuk akselerasi daya

saing, melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

(1) OUTPUT GAP

Upaya reformasi struktural harus didorong untuk peningkatan level

output potensial

• Akselerasi daya saing dilakukan melalui kebijakan reformasi

struktural: peningkatan sisi penawaran (supply side economy) untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

• Upaya reformasi struktural diarahkan melalui:

Penguatan investasi: mendorong kemudahan investasi dan

penyediaan infrastruktur

Peningkatan produktivitas (TFP): peningkatan penguasaan

teknologi, efisiensi produksi, dan skill tenaga kerja.

AGING POPULATIONTren meningkatnya Lansia (umur 60+): dari 7% (2010) 13%

(2030), sehingga ada risiko “tua sebelum kaya”

URBANIZINGTren meningkatnya urbanisasi 48,8% (2010) 63,4%

(2030), ada isu ketahanan pangan dan ketimpangan

GROWING MIDDLE INCOME CLASSTren meningkatnya kelas menengah 19% (2010) 49% (2030),

aspirasi terhadap kualitas pelayanan publik peningkatan belanja

publik vs kecukupan penerimaan

SKILL ADEQUACY 59% tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah, terdapat risiko skill mismatch, skill gap, danrendahnya produktivitas

1. Output Gap

2. Perubahan Demografi

3. Middle Income Trap

4. Perubahan Struktural

-0.09-0.070.17

-0.17-0.11

0.23

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

Fungsi ProduksiHP Filter

6

Page 7: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDUDUK

INDONESIA MASIH TERPUSAT DI PULAU JAWA

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

BALI & NUSRA (share PDB: 3,02%)

Jumlah penduduk (2018, juta jiwa) 14,68

Pertumbuhan ekonomi (Q1-2019, %) 4,64

Pendapatan/kapita (2018, Rp juta) 31,16

Tingkat Kemiskinan (Sept 2018, %) 14,02

PAPUA & MALUKU (share PDB: 2,19%)

Jumlah penduduk (2018, juta jiwa) 7,27

Pertumbuhan ekonomi (Q1-2019, %) -10,44

Pendapatan/kapita (2018, Rp juta) 50,90

Tingkat Kemiskinan (Sept 2018, %) 21,20

SUMATRA (share PDB: 21,36%)

Jumlah penduduk (2018, juta jiwa) 57,76

Pertumbuhan ekonomi (Q1-2019, %) 4,55

Pendapatan/kapita (2018, Rp juta) 55,98

Tingkat Kemiskinan (Sept 2018, %) 10,39

KALIMANTAN (share PDB: 8,26%)

Jumlah penduduk (2018, juta jiwa) 16,9

Pertumbuhan ekonomi (Q1-2019, %) 5,33

Pendapatan/kapita (2018, Rp juta) 72,71

Tingkat Kemiskinan (Sept 2018, %) 6,09

SULAWESI (share PDB: 6,14%)

Jumlah penduduk (2018, juta jiwa) 19,46

Pertumbuhan ekonomi (Q1-2019, %) 6,51

Pendapatan/kapita (2018, Rp juta) 47,88

Tingkat Kemiskinan (Sept 2018, %) 10,64

JAWA (share PDB: 59,03%)

Jumlah penduduk (2018, juta jiwa) 149,64

Pertumbuhan ekonomi (Q1-2019, %) 5,66

Pendapatan/kapita (2018, Rp juta) 58,57

Tingkat Kemiskinan (Sept 2018, %) 8,94

7

Page 8: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

4 TANTANGAN PEMBANGUNAN…(2)

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60% Pertanian

Manufaktur

Jasa-Jasa

Sumber: BPS

KrisisAsia

(4) PERUBAHAN STRUKTURAL & INDUSTRI 4.0

3,3774,546

6,3058,804

12,233

16,877

23,199

5.2

6.2

5.66,0 5.9

5.4

4

4.5

5

5.5

6

6.5

0

5000

10000

15000

20000

25000

2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045PDB Per Capita (USD) GDP Growth (% yoy) Sumber: Bappenas

2036

Keluar dari

MIT

(3) MIDDLE INCOME TRAP

• MIT adalah kondisi dimana suatu negara tidak dapat meningkat menjadihigh income countries

• Daya saing perekonomian lemah: dengan low income countriesupah tenaga kerja lebih murah dengan high income countries kalah bersaing dalam teknologi

• Dibutuhkan kemampuan diversifikasi industri, industri dengan teknologiyang lebih maju, kondisi pasar tenaga kerja yangn kondusif, dan tingkatinvestasi yang cukup tinggi

• Pertumbuhan rata-rata di atas 6% dalam periode 2020-2030 menjadi prasyarat untuk dapat keluar dari Middle Income Trap.

TANTANGAN UTAMA: MENCEGAH DEINDUSTRIALISASI PREMATURSejak krisis Asia 1998, proses transformasi struktural mengalami perlambatan. Indonesia harus melanjutkan akselerasi transformasi strukturalArah Kebijakan:• INDUSTRIALISASI untuk membangun export-based industry and natural

resource processing di seluruh wilayah RI dan REINDUSTRIALISASI dengan revitalisasi manufaktur berteknologi tinggi khususnya di wilayah Jawa

• OPTIMASI SEKTOR JASA: Mempersiapkan industri di masa depan yang mampu adaptasi dengan perkembangan Digitalisasi, e-Commerce, dan Industri 4.0(internet of things)

Untuk mampu keluar dari MIT, struktur ekonomi harus bertransformasi ke aktivitas bernilai tambah tinggi & mampu beradaptasi dengan Industri 4.0

8

Page 9: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI

DAN APBN 2019

9

Page 10: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

10

AKTIVITAS RIIL PEREKONOMIAN DUNIA MENGALAMI PENURUNANIndeks manufaktur global turun ke level terendah sejak Juni 2016; Aktivitas manufaktur

Zona Eropa masih kontraktif, sementara AS juga menunjukkan perlambatan

Data Indeks Produksi dan PMI Manufaktur

Indeks PMI Negara MajuIndeks PMI Tiongkok & India

Indeks Perdagangan dan Manufaktur Global

Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg

Sumber: Bloomberg

Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara (%, yoy)

47

48

49

50

51

52

53

54

55

0200400600800

100012001400160018002000

Jan

Ma

r

Ma

y

Jul

Sep

No

v

Jan

Ma

r

Ma

y

Jul

Sep

No

v

Jan

Ma

r

Ma

y

Jul

Sep

No

v

Jan

Ma

r

Ma

y

2016 2017 2018 2019

Baltic Index Global PMI Index

1.9

6.8

5.03.7

5.2

2.1 1.8 1.5

7.05.5

3.5

6.4

2.6

6.8

5.1 4.6

7.5

2.51.3 1.3

8.1

5.3 5.06.5

3.2

6.45.1

1.2

6.8

1.2 0.9

5.84.5

2.8

5.6

AS Tiongkok Indonesia Singapura Vietnam Uni Eropa Inggris Jepang India Malaysia Thailand Filipina

2017 Q1 2017 Q2 2017 Q3 2017 Q4 2018 Q1 2018 Q2 2018 Q3 2018 Q4 2019 Q1

40

45

50

55

60

65Jun

Au

g

Oct

Dec

Fe

b

Ap

r

Jun

Au

g

Oct

Dec

Fe

b

Ap

r

Jun

Au

g

Oct

Dec

Fe

b

Ap

r

2017 2018 2019

AS EU Inggris Jepang Batas

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

Jun

Au

g

Oct

Dec

Fe

b

Ap

r

Jun

Au

g

Oct

Dec

Fe

b

Ap

r

Jun

Au

g

Oct

Dec

Fe

b

Ap

r

2017 2018 2019

Tiongkok India Batas

Page 11: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KETIDAKPASTIAN DAN

PENURUNAN OUTLOOK

PERTUMBUHAN GLOBAL

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

• Memberikan risiko kepada tingkat

permintaan dunia

• Memberikan risiko terhadap

perekonomian AS dan Tiongkok,

yang merupakan negara-negara

mitra dagang utama Indonesia

Perang Dagang &

Proteksionisme

Berpotensi memberikan tekanan

pada Neraca Perdagangan

Indonesia, mengingat Tiongkok

merupakan mitra dagang utama

Moderasi Pertumbuhan

Tiongkok

Berpotensi mempengaruhi

sentimen di pasar keuangan

dan komoditas

Keamanan dan Geopolitik

Menciptakan ketidakpastian pada

produktivitas global antara lain

sektor pertanian, kesehatan, dan

bencana alam

Perubahan Iklim

• Mempengaruhi prospek

perdagangan Eropa dan

Inggris

• Memberikan sentimen negatif

di pasar keuangan global

Brexit

Memberikan risiko pada Neraca

Perdagangan, penerimaan negara,

dan subsidi

Fluktuasi Harga Komoditas

11

2014 2015 2016 2017 2018 2019P

Pertumbuhan Ekonomi (%)Proyeksi

Oktober ‘18ProyeksiJan ‘19

ProyeksiApril ’19

Global 3.6 3.4 3.4 3.8 3.6 3.7 3.5 3.3Negara Maju 2.1 2.3 1.7 2.4 2.2 2.1 2.0 1.8Zona Euro 1.4 2.1 2.0 2.4 1.8 1.9 1.6 1.3Negara Berkembang 4.7 4.3 4.6 4.8 4.5 4.7 4.5 4.4ASEAN-5 4.6 4.9 5.0 5.4 5.2 5.2 5.1 5.1

Pertumbuhan Perdagangan Internasional (%)

Volume Perdagangan Global 3.9 2.8 2.2 5.4 3.8 4.0 4.0 3.4Volume Impor Barang & Jasa Negara Maju 3.9 4.9 2.5 4.3 3.3 4.0 n/a 3.0

Volume Impor Barang & Jasa Negara Berkembang 4.3 -1.0 1.8 7.5 5.6 4.8 n/a 4.6

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan Global (World Economic Outlook)

Sumber Tantangan Ekonomi Global

Sumber: IMF

Page 12: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

12

PEREKONOMIAN GLOBAL TAHUN 2020 DIPERKIRAKAN MEMBAIK, NAMUN TETAP PERLU MEWASPADAI BEBERAPA RISIKO

Proyeksi IMF dalam World Economic Outlook

Pertumbuhan Ekonomi Global (%)

2017 2018Proyeksi IMF

2019 2020

Negara Maju 2,4 2,2 1,8 1,7

- AS 2,2 2,9 2,3 1,9

- Eropa 2,4 1,8 1,3 1,5

- Jepang 1,9 0,8 1,0 0,5

- Inggris 1,8 1,4 1,2 1,4

Negara

Berkembang4,8 4,5 4,4 4,8

- Tiongkok 6,8 6,6 6,3 6,1

- India 7,2 7,1 7,3 7,5

- ASEAN-5 5,4 5,2 5,1 5,2

Pertumbuhan Volume Perdagangan Global (%)

Sumber: IMF WEO April

3.5 3.5

3.6

3.4

3.4

3.8

3.6

3.3

3.6

3.0

3.2

3.4

3.6

3.8

4.0

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019F 2020F

3.1

3.63.9

2.8

2.2

5.4

3.83.4

3.9

0.0

2.0

4.0

6.0

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019F 2020F

0

50

100

150

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Minyak mentah Batu BaraCPO LogamKaret

Proyeksi Indeks Harga Komoditas

• Setelah melambat di 2019, perekonomian global diprediksi membaik di tahun 2020 terutama ditopang oleh negara berkembang (India dan ASEAN). Sementara negaramaju tetap melambat.

• Meski demikian, beberapa risiko masih harus diwaspadai: Keberlanjutan perangdagang, geopolitik, kondisi AS.

• Meski perekonomian global dan volume perdagangan membaik, namun proyeksiharga komoditas cenderung tetap rendah dibayangi oleh produksi minyak global yang meningkat serta isu lingkungan yang dapat mempengaruhi permintaan akanbatu bara dan CPO

Page 13: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

13

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERTUMBUHAN PDB INDONESIA PADA Q1 2019 MENCAPAI 5,07%Kinerja pertumbuhan masih dalam momentum perbaikan

4.94

5.21

5.03 4.94

5.01 5.01 5.06 5.19

5.06 5.17 5.18 5.07

5.03 5.07 5.17

4.00

4.50

5.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2016 2017 2018 2019

PDB (%,yoy) Tahunan (%)

Kontribusi Pertumbuhan PDB Sektoral (%, yoy)

Sumber: BPS, diolah

SEKTOR Q1 2017 Q1 2018 Q1 2019DistribusiQ1 2019

Primer 0,79 0,52 0,41 20,42Pertanian dan Pertambangan

Sekunder 1,53 1,75 1,47 32,06Industri, Listrik, Gas, Air, dan Konstruksi

Tersier 2,69 2,80 3,19 47,52Perdagangan, Transportasi, Infokom, Jasa Keuangan, dan Jasa-Jasa Lainnya

-1.16 -0.58

1.160.71 0.29 (1.00)

2.54 2.071.65

2.722.78

2.75

-2.0

-1.0

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

Q1 2018 Q4 2018 Q1 2019

Kontribusi Pertumbuhan PDB Pengeluaran

Net Ekspor Konsumsi LNPRT Lainnya Konsumsi Pemerintah PMTB Konsumsi RT

Sektor tersier masih menjadi kontributor pertumbuhan tertinggi, denganpertumbuhan tertinggi pada sektor informasi dan komunikasi.

Pertumbuhan PDB Q12019

Lebih tinggi dari Q1 diempat tahun sebelumnya

KontribusiPDB 2019Q1

Konsumsi RT

Konsumsi LNPRT

Perdagangan Internasional

Dominan kontributor

Page 14: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

14

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI SPASIALStruktur perekonomian masih didominasi Pulau Jawa dengan kontribusi pada Q1 2019 mencapai 59,03%.

Sumber: BPS

Jawa 5,66%

Share PDB 59,03%

Sumatera 4,55%

Share PDB 21,36%

Kalimantan 5,33%

Share PDB 8,26%

Sulawesi 6,51%

Share PDB 6,14%

Maluku & Papua -10,44%

Share PDB 2,19%

Bali & Nusa Tenggara 4,64%

Share PDB 3,02%

Wilayah Jawa yang masih mendominasi struktur ekonomi masih mampu tumbuh di atas perekonomian nasional

Wilayah luar Jawa yang mampu tumbuh di atas ekonomi nasional yaitu Kalimantan dan Sulawesi

Wilayah Maluku dan Papua mengalami kontraksi pertumbuhan akibat adanya penurunan produksi emas dan tembaga PT

Freeport. Provinsi Papua Barat juga menunjukkan penurunan produksi LNG di Q1. Namun demikian, wilayah Maluku dan Maluku Utara

masih menunjukkan pertumbuhan positif.

Wilayah Sumatera juga mengalami perlambatan terkait dengan struktur ekonomi yang mengandalkan komoditas batu bara dan

kelapa sawit

Page 15: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

Pendapatan Negara dan Hibah

Risiko Penerimaan Perpajakan (akibat

risiko global dan penurunan harga

komoditas).

Risiko PNBP SDA (potensi penurunan

ICP, nilai tukar dan harga komoditas)

Defisit anggaran tetap terkendali

Belanja Negara

Penyerapan alamiah belanja K/L

Berkisar 94-97%

Penyerapan belanja negara

diperkirakan berkisar 96-98%

PERKEMBANGAN EKONOMI

GLOBAL MEMPENGARUHI

EKONOMI DOMESTIK

Growth

Inflasi

Kurs

SPN 3 Bulan

ICP

Lifting Minyak

Lifting Gas

APBN

5,3

3,5

15.000

5,3

70

775

1.25015

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Perkembangan Ekonomi Global:

Pelemahan pertumbuhan ekonomi

Perlambatan volume perdagangan

Stagnasi harga komoditas global

Volatilitas keuangan global

Perubahan perkiraan arah kebijakan the

Fed di 2019

Dampaknya thd Ekonomi Domestik:

Pertumbuhan ekonomi lebih

lambat

Tekanan inflasi terkendali

Nilai tukar berpotensi menguat

akibat capital inflow

Harga ICP lebih rendah dari

perkiraan awal

Page 16: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

REALISASI APBN 2019 S.D. 31 MEI 2019PENDAPATAN NEGARA RP728,5 T, BELANJA NEGARA RP855,9 T DAN DEFISIT 0,79% THD PDB

2018

APBN Realisasi s.d.

31 Mei

Growth

(%) APBN

Realisasi

sd. 31 Mei

A. PENDAPATAN NEGARA 594,0 34,2 1.894,7 686,0 36,2 15,5 2.165,1 728,5 33,6 6,2

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 593,8 34,3 1.893,5 684,5 36,2 15,3 2.164,7 727,7 33,6 6,3

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 470,3 31,9 1.618,1 538,7 33,3 14,5 1.786,4 569,3 31,9 5,7

a. PENDAPATAN DJP (include PPh migas) 424,5 33,1 1.424,0 484,9 34,1 14,2 1.577,6 496,6 31,5 2,4 b. PENDAPATAN DJBC 45,8 24,2 194,1 53,8 27,7 17,4 208,8 72,7 34,8 35,1

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 123,5 47,5 275,4 145,9 53,0 18,1 378,3 158,4 41,9 8,6

II. PENERIMAAN HIBAH 0,2 6,8 1,2 1,4 120,8 580,5 0,4 0,7 162,3 (51,1)

B. BELANJA NEGARA 722,8 33,9 2.220,7 779,5 35,1 7,9 2.461,1 855,9 34,8 9,8

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 388,0 28,4 1.454,5 458,0 31,5 18,0 1.634,3 530,8 32,5 15,9

1. Belanja K/L 193,0 24,2 847,4 231,5 27,3 19,9 855,4 288,2 33,7 24,5

2. Belanja Non K/L 195,0 34,3 607,1 226,5 37,3 16,2 778,9 242,6 31,1 7,1

II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 334,7 43,7 766,2 321,5 42,0 (4,0) 826,8 325,1 39,3 1,1

1. Transfer ke Daerah 306,5 43,4 706,2 300,8 42,6 (1,9) 756,8 304,7 40,3 1,3

2. Dana Desa 28,2 - 60,0 20,7 34,4 - 70,0 20,4 29,2 (1,1)

C. KESEIMBANGAN PRIMER (29,9) 16,8 (87,3) 19,0 (21,7) (163,5) (20,1) (0,4) 1,9 (102,0)

D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (128,7) 32,4 (325,9) (93,5) 28,7 (27,3) (296,0) (127,5) 43,1 36,3

% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (0,94) (2,19) (0,63) (1,84) (0,79)

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN 195,6 49,3 325,9 179,4 55,0 (8,3) 296,0 157,9 53,3 (12,0)

al. I. PEMBIAYAAN UTANG 193,9 42,0 399,2 178,5 44,7 (7,9) 359,3 159,6 44,4 (10,6)

KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 66,9 85,9 30,4

% thd

APBN

APBN

(triliun Rupiah)

2017

Realisasi

s.d. 31 Mei

% thd

APBNP

2019

% thd

APBN

Growth

(%)

Page 17: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

PELAKSANAAN APBN S.D. MEI 2019 MASIH TERKENDALI DENGAN DEFISIT YANG LEBIH TINGGI SEJALAN DUKUNGAN APBN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI.

533,4 496,7

594,0

686,0

728,5 30,3

27,8

34,2 36,2 33,6

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

-

100,0

200,0

300,0

400,0

500,0

600,0

700,0

800,0

2015 2016 2017 2018 2019

Pendapatan Negara (Rp triliun) % thd APBN/P

604,8

685,7 722,8

779,5 855,9

30,5

32,9

33,9

35,1 34,8

2015 2016 2017 2018 2019

Belanja Negara (Rp triliun) % thd APBN/P

(6,3)

(110,3)

(29,9)

19,0

(0,4)(0,05)

(0,87)

(0,22)

0,13 (0,00)

-1,25

-0,85

-0,45

-0,05

0,35

(120,0)

(100,0)

(80,0)

(60,0)

(40,0)

(20,0)

-

20,0

40,0

2015 2016 2017 2018 2019

keseimbangan primer (Rp triliun) % keseimbangan primer thd PDB

(71,4)

(189,1)

(128,7)

(93,5)

(127,5)

(0,61)

(1,49)

(0,94)

(0,63)(0,79)

(1,60)

(1,40)

(1,20)

(1,00)

(0,80)

(0,60)

(0,40)

(0,20)

-

(200,0)

(180,0)

(160,0)

(140,0)

(120,0)

(100,0)

(80,0)

(60,0)

(40,0)

(20,0)

-

2015 2016 2017 2018 2019

Defisit (Rp triliun) % defisit thd PDB

Defisit Anggaran Keseimbangan Primer

Belanja Negara Pembiayaan Anggaran

• Pendapatan Negara s.d Mei 2019 tumbuh 6,1% • Utk memenuhi target 100% APBN, Pendapatan Negara Juni-Des 2019

harus tumbuh 14,3% dari Juni-Des 2018

Pendapatan Negara

177,2

215,1

195,6 179,4

157,9

79,6 72,5

49,3 55,0 53,3

Pembiayaan Anggaran (Rp triliun) % thd APBN/P

Page 18: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN

ARAH KEBIJAKAN MAKRO FISKAL 2020

18

Page 19: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

ARAH DAN STRATEGI

KEBIJAKAN FISKAL

TAHUN 2020

Tema RKP:

Peningkatan Sumber Daya Manusia

untuk Pertumbuhan Berkualitas

19

“APBN untuk Akselerasi Daya

Saing melalui Inovasi dan

Penguatan Kualitas SDM”

“EKSPANSIF TERARAH

DAN TERUKUR”

1. Tax Ratio: 11,8-12,4% PDB

2. Defisit: (1,52-1,75)% PDB

3. Primary balance: 0,0-0,23% PDB

4. Debt Ratio: 29,40-30,1 % PDB

Adopsi perkembangan ICT

(digitalisasi, e-commerce, internet

of things, AI, AR)

Konsisten menjaga kesehatan

fiskal agar tetap efektif, fleksibel,

dan sustainable

STRATEGI 2020

TEMA KEBIJAKAN FISKAL

Inovasi dan penguatan SDM untuk

peningkatan produktivitas

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Akselerasi daya saing untuk

penguatan investasi dan ekspor

Mendukung transformasi

industrialisasi dan reformasi

institusional

APBN 2020 diarahkan untuk:

Page 20: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

Pertumbuhan ekonomi2020 akan ditopangoleh kinerja konsumsirumah tangga, PMTB, dan ekspor

REALISASI DAN PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENGELUARAN

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

20

• Konsumsi RT dan LNPRT diperkirakan tetap membaik didukung stabilisasi harga dan bantuan sosial Pemerintah

• Konsumsi Pemerintah diarahkan pada peningkatan value for money agar lebih efektif, efisien, dan produktif

• Investasi (PMTB) diperkirakan membaik sejalan dengan perbaikan iklim investasi dan pendalaman sektorkeuangan

• Ekspor berpotensi membaik, diantaranya didorong ekspor pariwisata dan produk manufaktur, namun belumterlalu kuat. Impor masih berpotensi meningkat, meski demikian Pemerintah tetap menjaga daya saing produknasional

2019 2020

IMF (Apr 19) 5,2 5,2

World Bank (Des 18)

5,2 5,2

ADB (Apr 19) 5,2 5,3

Concensus Forecast (Mei 19)

5,1 5,1

Perkiraan Lembaga Internasional (%)

1981-1990 1991-2000 2001-20182019

APBN

2020

KEM PPKF(Kesepakatan dengan DPR)

Kons RT dan LNPRT 5,6 5,4 4,8 5,1 4,9 - 5,1

Kons Pemerintah 5,2 1,1 6,2 5,4 4,1 - 4,3

PMTB 8,7 3,4 6,8 7,0 6,9 - 7,3

Ekspor 3,0 8,0 4,6 6,3 4,7 - 6,6

Impor 6,9 7,1 6,4 7,1 5,5 - 7,1

PDB 5,5 4,1 5,3 5,3 5,2 - 5,5

Page 21: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEBUTUHAN INVESTASI 2020

Untuk mendukung pencapaian target

pertumbuhan ekonomi (5,2-5,5%), PMTB

perlu tumbuh dalam kisaran 6,9-7,3%

• Kebutuhan investasi diharapkan dipenuhi sektor perbankan (8,4% - 10,2%)

dan pasar modal (3,2%). Kredit perbankan dan dana hasil IPO di pasar modal

diarahkan sebagai belanja modal.

• Alokasi belanja modal Pemerintah terutama akan mendorong pertumbuhan

sektor Listrik, Transportasi, Informasi & Komunikasi serta sektor Konstruksi.

Sumber: Perhitungan BKF1) Belanja Modal APBN & APBD2) Prognosa Kementerian BUMN3) Target PMA dari BKPM

• Pemda akan meningkatkan anggaran infrastruktur terutama melalui

pemanfaatan ketentuan alokasi minimal 25% dari total Dana Transfer

Umum.

• Capital expenditure BUMN diharapkan sesuai target.

• Penanaman Modal Asing (PMA) didorong untuk ditingkatkan antara lain

melalui kebijakan insentif fiskal dan perbaikan iklim berusaha.

Kebutuhan Investasi2016 2017 2018 2019

20205,2% - 5,5%

(Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun) (Rp Triliun)

Pemerintah 390,3 420,5 407,7 456,71) 529,2 - 572,7

Pemerintah Pusat 169,5 208,7 184,1 189,3 241,8 - 256,8

Pemerintah Daerah 220,8 211,8 223,6 267,4 287,4 - 315,9

BUMN 265,7 320,5 455,9 532,42) 577,6 - 579,5

Perusahaan Publik (Non BUMN) 51,9 149,7 177,6 188,1 203,9 - 204,6

PMA 396,5 430,6 392,7 483,73) 529,4 - 531,2

Swasta/Masyarakat 2.935,7 3.049,3 3.356,8 3.615,6 3.878,3 - 3.849,7

Kebutuhan Investasi 4.040,2 4.370,6 4.790,6 5.276,6 5.718,4 - 5.737,6

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

21

Page 22: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI

SISI PRODUKSI

Didorong oleh sektor manufaktur, perdagangan, serta jasa yang terkait ekonomi digital dan pariwisata

Pertumbuhan GDP (%)

Realisasi2019

APBN

2020

KEM PPKF*1981-

1990

1991-

2000

2001-

2018

Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 3,5 2,1 3.5 3,8 3,8 - 3,9

Pertambangan dan Penggalian 0,3 3,2 1.5 0,6 1,9 - 2,0

Industri Pengolahan 10,0 6,8 4.4 5,1 5,0 - 5,4

Pengadaan Listrik dan Gas 12,9 11,0 6.6 6,1 4,2 - 4,5

Konstruksi 6,3 4,9 6.8 6,6 5,6 - 5,9

Perdagangan Besar dan Eceran7,0** 3,8** 5.5**

5,3 5,3 - 5,6

Akomodasi Makan Minum 6,1 5,9 - 6,4

Transportasi dan Pergudangan6,8** 5,3** 10.9**

8,8 7,0 - 7,1

Informasi dan Komunikasi 10,4 7,3 - 7,7

Jasa Keuangan dan Asuransi 10,8*** 4,3*** 6,6*** 7,9 6,2 - 6,7

PRODUK DOMESTIK BRUTO 5,5 4,1 5,3 5,3 5,2 - 5,5

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

22

• Sektor Industri Pengolahan (manufaktur) didorong untuk tumbuh tinggi dengan mempercepat proses hilirisasi komoditas tambang dan perkebunan.

• Modernisasi pertanian dengan mendorong produktivitas petani, serta optimalisasi lahan guna menopang ketahanan pangan dan menekan inflasi harga bergejolak

• Pembangunan infrastruktur akan mendukung kinerja sektorperdagangan dan jasa transportasi, namun pemerintah juga tetap mewaspadai dampak trade war

• Pengembangan 4 daerah wisata untuk menarik kunjungan wisman, yakni Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, & DanauToba, akan menopang sektor pariwisata

• Perkembangan ekonomi digital mendukung Sektor informasidan komunikasi dan pendalaman pasar keuangan

Dukungan kebijakan dan insentif fiskal akandifokuskan pada perbaikan iklim investasi gunameningkatan daya saing kelompok industri strategis

Sumber: BPS, Bappenas, dan Kemenkeu

Keterangan:* menyesuaikan hasil kesepakatan RDP komisi XI

** sebelum tahun 2010 sektor Perdagangan Besar dan Eceran serta Akomodasi Makan Minum tergabung dalam Sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran; sektor Transportasi dan Pergudangan serta Informasi dan Komunikasi tergabung dalam sektor

Pengangkutan dan Komunikasi (masih menggunakan SNA 1993) .

***termasuk sektor real estate dan jasa perusahaan.

Page 23: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

TEROBOSAN MENDORONG SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMIKEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

23

INFRASTRUKTURmemperbaiki ICOR*

INOVASIefisiensi produksi

KUALITAS SDMmemperbaiki upah

TEKNOLOGIKAPITALTENAGA KERJA

PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING

1. Kebijakan Fiskal: Insentif Perpajakan, Belanja Infrastruktur, &Transfer Daerah

2. Kebijakan Kuasi-Fiskal melalui Dukungan Special Mission Vehicle (SMV)

3. Kebijakan Non Fiskal: Kebijakanperdagangan, tenaga kerja, kebijakan Pemerintah Daerah, stabilitas politik dan nilai tukar

KONSUMSI INVESTASI EKSPOR

Meningkatkan permintaandomestik:1. menjaga daya beli2. menjaga stabilitas

ketersediaan pasokan danharga barang

1. Penguatan SektorManufaktur BerorientasiEkspor

2. Penguatan LPEI3. Pengembangan dan

Promosi Pariwisata4. Stabilitas Nilai Tukar

AGGREGATE SUPPLY

AGGREGATE DEMAND

* ICOR 2018: Indonesia 6,3; Vietnam 6,0; Malaysia 4,6; Thailand 4,1.

Page 24: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

TEROBOSAN INVESTASI

Optimalisasi bauran instrumen kebijakan fiskal, kuasi-fiskal dan non fiskal dengan meningkatkankebersamaan antara Pemerintah dan duniausaha

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

24

Untuk meningkatkan level output potensial, kebijakan pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan harusdilanjutkan dengan langkah meningkatkan daya saing untuk menarik investasi serta mendorong ekspor

Handholding support:

Pemerintah Pusatdan Daerah

merumuskanbauran kebijakan yang tepat sesuai

kebutuhan riildunia usaha

Kebijakan Fiskal

• Belanja pemerintah yang efisien dan terarah mendukung investasi• Insentif perpajakan sektoral/umum dan kawasan• Mengarahkan penggunaan TKDD untuk mendukung iklim investasi

Kebijakan Kuasi-Fiskal

• Peningkatan peran BUMN, BLU dan SMV Kemenkeu untukmemfasilitasi masuknya investasi ke dalam negeri

• Membantu pemerintah daerah dalam mengembangkan potensisektor strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi daerah

Kebijakan Non-Fiskal

• Efisiensi kebijakan melalui deregulasi: mempermudah prosedurinvestasi

• Pendalaman sektor keuangan

Page 25: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

• Pengadaan Listrik dan gas

• Pengilangan migas & batubara

• kimia & petrokimia

• Industri logam dasar

INDUSTRI HULU

Penghasil & pendukung bahan

baku industri

• Industri makanan minuman

• Produk karet

• Tekstil, garmen, kulit & alas kaki

MANUFAKTUR Hasilhilirisasi komoditas(relatif padat karya)

• Otomotif

• Elektronik

• Mesin & perlengkapan

INDUSTRI PADAT TEKNOLOGI

Menengah/tinggi

• Akomodasi makan-minum (pariwisata)

• Jasa keuangan

• Informasi & komunikasi

JASA-JASA

Produktivitas tinggi

FOKUS PENGEMBANGAN SEKTOR STRATEGIS UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

DampakMultiplier

Tinggi (Backward

Linkage)

Penyerapantenaga kerja(Employment

Multiplier)

BerorientasiEkspor/

Substitusiimpor

Making Indonesia 4.0

DASAR PENENTUAN

Penentuan sektor strategis didasarkan pada Tabel Input Output tahun 2010 (BPS) dan dikombinasikan dengansektor yang terdapat pada Making Indonesia 4.0 (Kemenperin)

SEKTOR STRATEGIS ASPEK SPASIAL

Memanfaatkan potensidaerah

Mempertimbangkanketersediaan

infrastruktur penunjang

Meningkatkan peranpemerintah daerah

Mendukung Supporting system yang dibutukan

daerah

25

Page 26: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

26

RATA-RATA NILAI TUKAR DIPERKIRAKAN ANTARA Rp14.000 - Rp15.000 DI TAHUN 2020

15000

14000

9384

10452

11878

13392 13307 13384

14247

APBN 15000

8000

9000

10000

11000

12000

13000

14000

15000

16000

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Perkembangan Rata-Rata Nilai Tukar

KEM PPKF Nilai Tukar Real. APBN

• Nilai tukar di 12 Juni 2019 mencapai Rp14.234 per dolar AS

(apresiasi 1,7%, ytd). • Rata-rata ytd (12 Juni 2019) mencapai Rp14.194 per dollar AS.

• Di tahun 2020, pergerakan nilai tukar masih dipengaruhi berbagai

faktor, baik yang mendorong depresiasi maupun apresiasi.

• Faktor yang mendorong pelemahan nilai tukar antara lain:

Risiko berlanjutnya trade war dan dampaknya pada volume

perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia (di tengah

pertumbuhan ekonomi global yang masih relatif lemah)

Masih terjadinya defisit neraca transaksi berjalan

• Impor masih tumbuh tinggi seiring masih tingginya

kebutuhan investasi

• Harga komoditas global yang masih relatif stagnan akan

mempengaruhi nilai ekspor

• Faktor yang mendorong penguatan nilai tukar antara lain:

Tidak berlanjutnya normalisasi kebijakan moneter the Fed atau

bahkan penurunan suku Bunga FFR

Masuknya capital inflow seiring dengan perbaikan ekonomi

domestik dan pendalaman pasar keuangan

1,71

-20 -15 -10 -5 0 5 10

Argentina

Turki

Korea Selatan

Euro

Vietnam

Malaysia

China

UK

Singapura

Brazil

India

Jepang

Filipina

Indonesia

Thailand

Rusia

Perubahan Nilai Tukar terhadap Dolar AS %YTD per 12 Juni 2019

Sumber: Bloomberg, diolah

Page 27: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

27Sumber: BPS, diolah

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

5.5

4.4

4.7

4.0

3.5

3.5

5.3

5.0

4.0

4.3

8.4

3.4 3.0

2.0

3.6 3.1

3.5 4.0

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

APBN APBN-P Realisasi Outlook

Target inflasi 2019: 3,5±1 persen.

Hingga Mei 2019, laju inflasi 3,32 persen (yoy) atau

1,48 persen (ytd).

Strategi pengendalian inflasi secara umum

diwujudkan dalam 4K, yaitu Keterjangkauan Harga,

Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan

Komunikasi Efektif untuk menjaga ekspektasi inflasi

masyarakat.

Sasaran inflasi 2020 yang ditetapkan menurun

mendorong ekspektasi inflasi masyarakat yang lebih

rendah dan mendukung terjaganya inflasi inti.

Perbaikan tata niaga pangan, koordinasi pemantauan

distribusi, dan peningkatan produktivitas pertanian

akan dapat mengendalikan inflasi harga bergejolak.

Kebijakan harga energi harus dipastikan dapat

menjaga daya beli masyarakat dan sasaran inflasi.

Koordinasi kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah

bersama Bank Indonesia ditempuh melalui kerangka

Tim Pengendalian Inflasi Nasional.

PERKIRAAN LAJU INFLASI 2020Laju inflasi diperkirakan dapat terjaga pada kisaran 2,0-4,0 persen

3.61%

3.13%

3.32%

2.95%

3.07%

3.12%

8.70%

3.36%

3.38%

0.71%

3.39%

4.08%

-2.0%

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

10.0%

12.0%

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M

2017 2018 2019

IHK Inti Harga Diatur Pemerintah Harga Bergejolak

Page 28: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

5.5

6.0

5.5

5.3

5.2

5.3

6.0

6.2

5.5

5.2

5.86.0

5.7

5.0

5.0 5.0 5.3

5.6

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

APBN APBN-P Realisasi Outlook

PERKIRAAN SUKU BUNGA SPN 3 BULANRata-rata suku bunga SPN 3 Bulan diperkirakan mencapai 5,0% - 5,6%

Sumber: Kemenkeu

Suku bunga SPN 3 bulan Januari-Mei 2019: 5,80 persen (stabil).

Lelang terakhir (Mei 2019): 5,84 persen.

Faktor Pendorong Kenaikan Suku Bunga SPN 3 Bulan

Meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang

mendorong capital outflow ke negara maju (safe haven)

Risiko defisit Transaksi Berjalan dapat mempengaruhi

persepsi investor dan berdampak pada suku bunga

domestik

Faktor Pendorong Penurunan Suku Bunga SPN 3 Bulan

Pengelolaan fiskal yang baik memberi pengaruh positif

pada sentimen investor dan suku bunga surat berharga

Pemerintah.

Stabilitas dan prospek pertumbuhan ekonomi domestik

Kesehatan dan pendalaman sektor keuangan

Arus likuiditas global menuju Emerging Market

Likuiditas dalam negeri diperkirakan sedikit melonggar

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

28

3.5

4

4.5

5

5.5

6Rata-rata tertimbang Suku bunga SPN 3 bulan

Rata-rata 2019 SPN 3 bulan Rata-rata 2018

Rata-rata 2019 = 5,80%

Rata-rata 2018= 4,95%

Page 29: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

ASUMSI EKONOMI MAKRO

2017-2020

Indikator Makro

2017 2018 2019 2020 Kesepakatan Rapat

Realisasi Realisasi APBN KEM PPKF Komisi XI Komisi VII Panja Asumsi

a. Pertumbuhan ekonomi

(%,yoy)5,07 5,17 5,3 5,3 – 5,6 5,2 – 5,5 5,2 – 5,5

b. Inflasi (%, yoy) 3,6 3,13 3,5 2,0 – 4,0 2,0 – 4,0 2,0 - 4,0

c. Tingkat bunga SPN 3

bulan (%)5,0 4,95 5,3 5,0 – 5,6 5,0 – 5,5 5,0 – 5,5

d. Nilai tukar (Rp/US$) 13.384 14.247 15.000 14.000 – 15.000 14.000 – 14.500 14.000 – 14.500

e. Harga minyak mentah

Indonesia (US$/barel)51 67,5 70 60 – 70 60 60 – 70

f. Lifting minyak (ribu barel

per hari)804 778 775 695 – 840 734 695 – 840

g. Lifting gas (ribu barel

setara minyak per hari)1.142 1.145 1.250 1.191 – 1.300 1.159 1.191 – 1.300

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

29

Page 30: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

Akselerasi Pembangunan Infrastrukturuntuk mendukung transformasiekonomi

Mendukung tranformasi industrialisasi (pangan, energi, air, konektivitas) dan antisipasi masalahsosial di perkotaan (air bersih, sanitasi, pengelolaansampah dan transportasi massal)

Mendorong K/L menggunakan skema pembiayaankreatif (KPBU: VGF atau AP)

Birokrasi yang efisien dan efektifmerupakan bagian Institutional reform

Mendorong produktivitas, integritas & pelayanan publik

Peningkatan kesejahteraan (reformasi gaji & skema pensiun)

Birokrasi yang berbasis kemajuan ICT

Antisipasiketidakpastian

Mitigasi risiko bencana

Pelestarian lingkungan dan pengembangan EBT

Stabilitas ekonomi, keamanan dan politik

Penguatan fiscal buffer untuk fleksibilitas dansustainabilitas

Desentralisasi Fiskalyang Berkualitas

Mendorong pusat pertumbuhan ekonomi di daerah

Mendorong Pemda agar proaktif mengembangkanskema pembiayaan kreatif (KPBU)

Penguatan mandatory spending di daerah

Peningkatan akuntabilitas dan efektivitas pengelolaanTKDD

Pemanfaatan Dana Desa untuk pemberdayaanmasyarakat miskin di perdesaan

30

FOKUSKEBIJAKAN FISKAL 2020

Mendorong pemanfaatan anggaran lebih

produktif dan bermanfaat nyata bagi

perekonomian dan kesejahteraan

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

SDM yang berkualitas untukproduktivitas dan inovasi

Membangun SDM yang sehat (produktif) promotif& preventif, peningkatan efektivitas program JKN

Membangun SDM yang terampil SDM yang memilikiskill, entrepreneurship dan penguasaan ICT (industri4,0) , link and match yang dilakukan dengan mendorong pendidikan tinggi berskala internasional, pendidikan vokasional dan revitalisasi BLK (penguatanketenagakerjaan dan pra kerja), serta kebijakan afirmatif untuk masyarakat miskin (sinergi PIP dan Bidik Misi, serta perluasan sasaran pada KIP Kuliah)

Membangun SDM yang inovatif dan berintegritasMendorong kegiatan penelitian a.l. melalui Dana Abadi Penelitian dan insentif untuk riset sertapenguatan karakter

Membangun SDM yang sejahtera Menjaga daya belimasyarakat miskin dan mengakselerasi pengentasankemiskinan dengan Integrasi dan sinergi bansos/subsidi(PKH dan BPNT/Rastra) agar lebih efektif dalam penyaluran serta mejaga harga sembako yang terjangkau

Page 31: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

Penerimaan

Perpajakan

(10,6-11,2)

PNBP (2,0-2,5)

Pendapatan Negara

(12,7–13,9)

Belanja

Pusat

(9,6-10,1)

Transfer ke Daerah dan

Dana Desa

(4,8-5,3)

Utang Netto

(2,4-2,1)

Defisit ((1,75) – (1,52))

Investasi

((0,3)-(0,5))

Pembiayaan

(1,75-1,52)

Rasio utang (30,1-29,4)

Hibah (0,05-0,07)

Belanja

Non K/L

(4,7-4,9)

Belanja

K/L

(4,9-5,2)

Primary balance 0,0 - 0,23

Belanja Negara (14,4–15,4)

2019: 11,1

2019: 2,35

2019: 0,001

2019: 13,4

2019: 10,1

2019: 15,32019: 5,3

2019: 4,8

2019: 5,1

2019 : (0,12)(Rp20,1T)

2019: (1,84)

2019:± 30

Catatan:

• Tax ratio th 2019: 12,2%

th 2020: 11,8-12,4%.

• Tax ratio termasuk penerimaan PNBP

SDA Migas dan pertambangan umum.

APBN 2019

POSTUR

MAKRO FISKAL

TAHUN 2020

(% PDB)

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIAEKSPANSIF YANG TERARAH DAN TERUKUR (1,52-1,75% PDB) mobilisasi pendapatan, spending better dan inovasi pembiayaan

31

Page 32: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

• Rasio Perpajakan: penerimaan Perpajakan (pajak dan bea cukai) / PDB nominal• Tax ratio: penerimaan perpajakan (pusat) + PNBP SDA Migas + PNBP SDA

pertambangan umum / PDB Nominal• Tax ratio Indonesia belum memasukkan pajak daerah dan jaminan sosial• Perhitungan 2018 berdasarkan angka dalam LKPP audited dan PDB nominal rilis BPS

Februari 2019

Baseline penerimaan perpajakan diperkirakan denganmenggunakan pendekatan makroekonomi yang dihitungdengan menggunakan variabel asumsi makroekonomi yangtelah diproyeksikan sebelumnya.

Jika baseline penerimaan sudah didapatkan hasilnya kemudiantarget perpajakan dirancang dengan mempertimbangkanbeberapa hal yaitu:

histori penerimaan perpajakan beberapa tahun terakhir,

perkembangan realisasi perpajakan di tahun 2019,

potensi perpajakan yang dihitung dari potensi darisetiap perekonomian,

upaya-upaya administrasi perpajakan dalam rangkaoptimalisasi penerimaan, dan

insentif perpajakan yang akan diberikan (belanja pajak)

Pertumbuhan penerimaan perpajakan diperkirakan berkisarantara 4-10% dari APBN 2019

Tahun 2020Tax Ratio = 11, 8% - 12,4% PDB

Rasio Perpajakan= 10,6%-11,2% PDB

TAX RATIO DAN PERHITUNGAN TARGET PENERIMAAN PERPAJAKAN

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Uraian(Triliun Rp)

2014 2015 2016 2017 20182019

(APBN)

Perpajakan Pusat 1.146,9 1.240,4 1.285,0 1.343,5 1.518,8 1.786,4

PNBP SDA Migas danPertambangan Umum

236,2 95,9 59,9 105,6 173,1 184,7

PDB 10.569,7 11.526,3 12.401,7 13.587,2 14.837,4 16.125,5

Rasio Perpajakan 10,9 10,8 10,4 9,9 10,2 11,1

Tax Ratio (%) 13,1 11,6 10,8 10,7 11,4 12,2

Perkembangan Penerimaan Perpajakan

32

Page 33: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

• Kenaikan PTKP dan Tax Amnesty

•Keringanan PPh Revaluasi

Aset

•Reinventing Policy

•Perluasan sistem IT

•Tax Amnesty

•Penurunan tarif pajak UMKM 0,5%

•Percepatan Restitusi

•Peningkatan Kepatuhan Pasca TA

•Compliance Risk Management

• Implementasi AEoI

• Insentif yg tepat sasaran

•Peningkatan IT

20

14

-20

15

20

16

20

17

-20

19

20

20

•Optimalisasi Penerimaan

• Joint Program

•Penguatan Fasilitasi

•Peningkatan Efisiensi Pelayanan dan

Efektivitas Pengawasan

•Penertiban Bisnis Ilegal (PICE-BT)

• Insentif Super Deduction

•Perluasan tax holiday,

pengubahan tax allowance,

dan insentif investment

allowance untuk industri

padat karya

ORGANISASI SDM IT dan DATABASE REGULASI PROSES BISNIS

•Melanjutkan perbaikan administrasi

dan peningkakan kepatuhan

•Menyetarakan level playing field

•Ekstensifikasi BKC baru: cukai

kantong plastik

melalui penguatan kebijakan dan perbaikan organisasi

REFORMASI PERPAJAKAN

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Perpajakan yang Ramah terhadap Pertumbuhan Ekonomi

33

Page 34: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

34

Tax Holiday (PMK 150/2018)

•Fasilitas pengurangan PPh badan, diberikan untuk industri pionir

Tax Allowance (PP 18/2015 stdtd PP 9/2016)• Diberikan untuk sektor tertentu dan/atau daerah tertentu

BMDTP (Bea Masuk Ditanggung Pemerintah)• Diberikan untuk industri tertentu sesuai rekomendasi dari Kementerian

Perindustrian dalam jangka waktu satu tahun

Insentif Perpajakan di Bidang Pertambangan• Khusus untuk pertambangan hulu migas (cost recovery & gross split)

Insentif Bea Masuk untuk Industri Pembangkit Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum

Pembebasan Bea Masuk Mesin dan Barang Modal (PMK 176/2009 stdtd PMK 188/2015)

•Diberikan untuk seluruh penanaman modal di Indonesia.

Pembebasan PPN•Untuk barang strategis termasuk mesin dan peralatan pabrik untuk menghasilkan Barang Kena Pajak

Insentif untuk UMKM

Insentif Fiskal Sektoral/Umum Insentif Fiskal Kawasan

Kawasan Ekonomi Khusus

• Ditangguhkan BM, Tidak dipungut PPN, PPnBM, Dibebaskan Cukai, Barang ke TLDDP dikenakan tarif BM 0% untuk barang hasil produksi yang memakai komponenlokal, Fasilitas PPh khusus.

Kawasan Industri

•Kawasan untuk pemusatan kegiatan industri; Dilengkapai saranadan prasarana inftrastruktur penunjang; Dapat diberikan insentiffiskal tertentu (tax allowance dan tax holiday sesuai denganwilayah pengembangan industri)

Free Trade Zone

•Dibebaskan BM, PPN, PPnBM, Cukai

•Berlaku ketentuan kepabeanan impor apabila barang masuk keDDP

Tempat Penimbunan Berikat•Berupa Kawasan Berikat dan Pusat Logistik Berikat (PLB). Fasilitas yang berlaku adalah penangguhan BM, tidak dipungut PPN & PPnBM, dibebaskan Cukai

BENTUK INSENTIF FISKALKEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Page 35: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KUALITAS BELANJA AGAR LEBIH PRODUKTIF

NAMUN EFISIEN SPENDING BETTER!Efek Multiplier lebih optimal namun dengan biaya yang lebih efisien

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

35

• Mengurangi

pemborosan belanja

barang non-produktif

(pendukung)

• Penguatan dan

singkronisasi belanja

barang ke masyarakat

(Pemda)

PENGHEMATAN

BELANJA BARANG

• Fokus meningkatkan

produktivitas dan

daya saing

• Percepatan

pelaksanaan kegiatan

• Perbaikan kesejahteraan

diikuti dengan

peningkatan kinerja dan

perbaikan kualitas

layanan publik

• Peningkatan ketepatan

sasaran dengan Basis

Data Terpadu (BDT)

• Integrasi dalam program

bansos

PENGUATAN BELANJA

MODAL

REFORMASI

BELANJA PEGAWAI

MENGEFEKTIFKAN

BANSOS & SUBSIDI

Penghematan belanja barang

mengurangi beban Lap. Operasional

menambah belanja modal

pembentuk aset, atau mengurangi

defisit APBN dan defisit Laporan

Operasional

Penguatan belanja modal untuk

membentuk aset meningkatkan

ekuitas dan investasi pemerintah

pendukung pertumbuhan ekonomi

Reformasi belanja pegawai untuk

efektivitas birokrasi dan efisiensi

jangka panjang sebagai kunci

reformasi fiskal

Bansos dan Subsidi sebagai instrumen

perlindungan sosial, investasi SDM

dan sumber pertumbuhan ekonomi

jangka panjang

Page 36: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

TANTANGAN 2020

Perlu pengembangan skema pembiayaan

kreatif dan sustainable

Perlu pengendalian penambahan utang dan

mitigasi risiko utang (risiko valas dan risiko

suku bunga)

Perlu mendorong efektivitas peran BUMN dan

BLU sebagai agen pembangunan

1. Menjaga rasio utang di kisaran 30%

PDB, primary balance positif, menjaga

defisit di kisaran 1,52-1,75% PDB;

2. Pemberian PMN untuk mendorong

peran BUMN sebagai agen

pembangunan dilakukan secara selektif

dengan pertimbangan (mampu me-

leverage, sehat secara finansial dan

kesiapan proyek secara operasional);

3. Mendorong peran BUMN, BLU untuk

akselerasi infrastruktur, kemudahan

akses pembiayaan bagi KUMKM, UMI dan

pembiayaan perumahan bagi MBR dan

pengembangan EBT serta

mengantisipasi pemindahan Ibu Kota;

4. Mendorong pendalaman pasar SBN

domestik, dan memanfaatkan SAL untuk

antisipasi ketidakpastian;

5. Terus mendorong LPDP sebagai SWF dan

mendorong peningkatan ekspor melalui

program NIA.

PEMBIAYAAN YANG KREATIF DAN INOVATIF

Mendorong

pengembangan skema

pembiayaan inovatif

dan pengendalian

risiko yang solid untuk

mengendalikan

liabilitas

DEFISIT (% PDB)

36

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN 2020

(1,75)(1,75)

EKSPANSIF TERARAH DAN TERUKUR: DEFISIT 1,52-1,75% PDB

Page 37: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

37

Filosofi pembiayaan pembangunan melalui utang

Menjaga momentum & menghindari Opportunity Loss

• Belanja prioritas (infrastruktur & SDM) tidakbisa ditunda;

investasi SDM fasilitas kesehatan danpendidikan

• Penundaan belanja mengakibatkan biaya lebihbesar di masa datang

Menjaga dan mempercepat pertumbuhanekonomi• Dalam kondisi perekonomian melamban,

stimulus fiskal melalui utang dapat mendorongpertumbuhan.

• Pertumbuhan mendorong peningkatanpenerimaaan pajak di masa depan untukmembayar kembali utang

Mengembangkan pasar keuangan• Menyediakan benchmark bagi industri keuangan

• Menyediakan alternatif investasi bagi masyarakat

• Membantu BI dalam kegiatan operasi moneter

Melibatkan peran serta generasi berikutnyadalam berinvestasi yang memberi manfaatjangka panjang (sharing the burden)• Utang untuk investasi sebagai pemerataan tanggung

jawab antar generasi dalam penyediaan aset

Utang merupakan alat (tools), bukan tujuan yang diperlukan agar pemerintah dapat menjalankan

fungsi penting dan mendesak dengan lebih cepat (tanpa penundaan)

PENGELOLAAN PEMBIAYAAN TERUKURKEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Page 38: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

TERIMAKASIH

KEM PPKF 2020 dapat diunduh melalui link:https://fiskal.kemenkeu.go.id/dw-kemppkf.asp

Perkembangan perekonomian triwulananTinjauan Ekonomi Keuangan Fiskaljuga dapat diunduh :https://fiskal.kemenkeu.go.id/dw-triwulan.asp

Page 39: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

39

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

MENINGKATNYA ISU TRADE WAR (AS – TIONGKOK ) MENIMBULKAN GEJOLAK

PASAR UANG GLOBALTerjadi Apresiasi Dolar AS terhadap Mata Uang negara Berkembang

Sumber Bloomberg

Indeks Nilai Tukar Negara Berkembang dan Indeks Safe haven assets

350

355

360

365

370

375

380

385

1600

1610

1620

1630

1640

1650

1660

Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19

JPY

Blo

om

be

rg C

orr

ela

tio

n-W

eig

hte

d

Cu

rre

ncy

Ind

ex

MSC

I Em

erg

ing

Mar

kets

Cu

rre

ncy

In

de

x

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0

50

100

150

200

250

Jan

Feb

Mar

Ap

rM

ay Jun

Jul

Au

gSe

pO

ctN

ov

De

cJa

nFe

bM

arA

pr

May Jun

Jul

Au

gSe

pO

ctN

ov

De

cJa

nFe

bM

arA

pr

May

Jun

*

2017 2018 2019

Global Economic Uncertainty Index, Move Index, & VIX Index

Economic Uncertainty Index VIX Index -rs MOVE Index - rs

*) per 13 Jun’19

Sumber: Bloomberg

125

130

135

140

145

150

155

160

165

170Bloomberg EM Capital Flow Proxy Index

• Meningkatnya tekanan isu perang dagang di awal minggu pertama Mei ‘19 mendorong peningkatan ketidakpastian global

Tekanan di pasar keuangan global tercermin pada indikator global VIX (saham) dan MOVE (obligasi)

• Ketidakpastian pasar di pasar keuangan global mendorong pergerakan arus modal investor keluar dari negara berkembang menuju instrumen investasi di negaramaju (safe haven) sepanjang Mei 2019

Berdampak pada penguatan dolar AS dan pelemahan nilai tukar negaraberkembang

Pada awal bulan Juni, Meningkatnya spekulasi bahwa AS akan menurunkan sukubunganya berdampak pada mengalirnya kembali modal masuk ke negaraberkembang

Page 40: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

40

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

NILAI TUKAR RUPIAH MENGALAMI TEKANAN SEIRING MENINGKATNYA

SENTIMEN TRADE WARNilai tukar yang cukup stabil di April 2019 mulai terdepresiasi di bulan Mei 2019 -> menguat di awal Juni dipengaruhi oleh naiknya peringkat utang Indonesia

78

80

82

84

86

88

90

92

94

96

98

12,000

12,500

13,000

13,500

14,000

14,500

15,000

15,500

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec Jan

Feb

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

Jun

*

2017 2018 2019

Rp/US$ REER -rhs

1.22

-20 -15 -10 -5 0 5 10

Argentina

Turki

Korea Selatan

Euro

Malaysia

UK

China

Singapura

India

Filipina

Indonesia

Jepang

Thailand

Rusia

%YTD 14 Jun 2019

0.97

-3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00

%MTM 14 Jun 2019

Pergerakan Mata Uang Dunia terhadap Dolar AS

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar REER vs Nilai Tukar NominalJanuari 2017 s.d. 14 Juni 2019

Sumber : Bloomberg

Sumber : Bank Indonesia, diolahSumber : Bank Indonesia, Bloomberg, diolah

Depresiasi Apresiasi Depresiasi Apresiasi

Rp/US$ per 14 Jun 14,304.00

Avg YTD: 14,196

12,000

12,500

13,000

13,500

14,000

14,500

15,000

15,500

Jan

Feb

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec Jan

Feb

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec Jan

Feb

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec Jan

Feb

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec Jan

Feb

Mar

Ap

r

May

Jun

*

2015 2016 2017 2018 2019Last YTD AVG

• Nilai Tukar Rupiah (JISDOR) per 31 Mei 2019 mencapai 14.385/US$, terdepresiasi 1,2% (dibanding akhir April), dan terapresiasi sebesar 0,66% (ytd) dibanding akhir 2018. Pelemahan Rupiah di bulan Mei banyakdipengaruhi oleh sentimen perekonomian global terutama oleh ekskalasiperang dagang AS – Tiongkok.

• Munculnya spekulasi bahwa AS akan menurunkan suku bunga-nya berdampakpada melemahnya dolar AS

• Penguatan Rupiah di awal Juni dipengaruhi oleh sentiment positifmeningkatnya peringkat utang Indonesia

• REER di April 2019 sedikit melemah namun pada periode tersebut nilai tukarrupiah cenderung menguat. Adjustment dan risiko pelemahan di periodeberikutnya

Page 41: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

41

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERTUMBUHAN PDB Q1 2019 MENURUT KOMPONEN PENGELUARANMomentum pertumbuhan berlanjut ditengah perlambatan investasi dan kebijakan countercyclical belanja pemerintah

2018 2019

Q1 Q2 Q3 Q4 Y Q1

Konsumsi RT danLNPRT

5,01 5,23 5,07 5,20 5,13 5,25

Konsumsi RT 4,94 5,16 5,00 5,08 5,05 5,01

Konsumsi LNPRT 8,10 8,75 8,59 10,79 9,08 16,93

KonsumsiPemerintah

2,71 5,20 6,27 4,56 4,80 5,21

PMTB 7,94 5,85 6,96 6,01 6,67 5,03

Ekspor 5,94 7,65 8,08 4,33 6,48 (2,08)

Impor 12,64 15,17 14,02 7,10 12,04 (7,75)

PDB 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17 5,07

• Konsumsi RT tumbuh stabil di atas 5% sejalan dengan tingkat inflasi yang terjaga.Pertumbuhan bantuan sosial yang cukup signifikan turut menjaga tingkat konsumsi terutamamasyarakat berpenghasilan rendah.

• Konsumsi LNPRT didorong oleh kegiatan kampanye menjelang Pemilu.

• Secara total, konsumsi RT dan LNPRT mampu tumbuh 5,25%

Sumber: BPS, diolah

Di tengah dampak global terhadap investasi dan perdagangan internasional, konsumsiPemerintah tumbuh tinggi

• Peran kebijakan fiskal dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional(countercyclical policies).

• Penyerapan belanja seperti belanja pegawai, barang, bantuan sosial dan lain-lainmenunjukkan peningkatan dan lebih baik pola belanja dibandingkan triwulan I tahun-tahunsebelumnya

• Peningkatan kualitas pengelolaan APBN antara lain melalui perbaikan pola belanja untukmenstimulasi perekonomian

• PMTB mengalami perlambatan terkait sikap wait and see investor dalam menghadapi Pemilu2019

• Perlambatan ekonomi global dan investasi mempengaruhi pertumbuhan perdaganganinternasional

• Ekspor dan impor mengalami kontraksi dengan penurunan impor yang lebih dalam

Page 42: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

42

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PERTUMBUHAN PDB Q1 2019 MENURUT SISI PRODUKSIKinerja positif didorong oleh aktivitas jasa-jasa, namun Pertanian dan Manufaktur melambat

Pertumbuhan PDB per Sektor (%, YoY)

2017 2018 2019

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Sektor Primer 3,69 2,87 2,47 1,39 2,45 3,96 3,30 3,19 2,00

Pertanian 7,11 3,32 2,83 2,39 3,34 4,72 3,66 3,87 1,81

Pertambangan -1,30 2,11 1,83 0,04 1,06 2,65 2,67 2,25 2,32

Sektor Sekunder 4,69 4,32 5,52 5,30 5,39 4,56 4,84 4,72 4,51

Industri Pengolahan 4,28 3,50 4,88 4,51 4,60 3,88 4,35 4,25 3,86

Pengadaan Listrik, Gas, Air 1,80 -2,09 4,88 2,50 3,33 7,29 5,62 5,64 4,48

Konstruksi 5,96 6,95 6,98 7,24 7,35 5,73 5,79 5,58 5,91

Sektor Tersier 5,60 5,20 5,89 5,92 5,80 5,70 6,03 5,80 6,56

Perdagangan 4,61 3,47 5,22 4,53 4,99 5,22 5,28 4,39 5,26

Transportasi & Pergudangan 8,06 8,80 8,88 8,21 8,56 8,70 5,65 5,34 5,25

Informasi dan Komunikasi 10,48 11,06 8,82 8,27 7,76 5,11 8,14 7,17 9,03

Jasa Keuangan dan Asuransi 6,01 5,93 6,13 3,82 4,23 3,06 3,14 6,27 7,33

Sektor Jasa-Jasa Lainnya 4,32 3,89 4,78 6,26 5,56 6,17 6,79 6,45 6,96

PDB 5,01 5,01 5,06 5,19 5,06 5,27 5,17 5,18 5,07

Sumber: BPS, Diolah

Sektor Industri Pengolahan masih bergerak di bawahekspektasi. Perlambatan terutama disebabkan kontraksipertumbuhan industri kilang migas dan industri alat angkutan.

Pertanian melambat disebabkan kontraksi kinerja kelompoktanaman pangan terkait sebagian besar panen yang baru akanterjadi di triwulan II. Kinerja kelompok perkebunan jugamasih menghadapi hambatan akibat penurunan produksi danekspor CPO.

Pertambangan tumbuh positif ditopang oleh peningkatanaktivitas produksi dan ekspor batubara, di tengah penurunanproduksi tambang migas dan mineral logam.

Perdagangan meningkat didorong oleh peningkatanpermintaan terkait persiapan menghadapi bulan Ramadhandan Hari Raya Idul Fitri.

Jasa Informasi dan Komunikasi tumbuh tinggi didorong olehpeningkatan penetrasi penggunaan internet terkait aktivitase-commerce dan ekonomi digital.

Jasa Keuangan menunjukkan peningkatan kinerja didukungoleh perbaikan kinerja perbankan nasional serta peningkatanpertumbuhan kredit.

Page 43: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN MAKRO FISKAL

JANGKA MENENGAH-PANJANG

YANG BERKESINAMBUNGAN

“Menuju Long Term Fiscal Sustainability - LTFS”

Page 44: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

2020-2030Penguatan Daya Saing

2031-2035

Reformasi perpajakan dan Reformasi

PNBP serta pendalaman sektor

keuangan (a.l pengelolaan aset negara);

Penguatan kualitas SDM (produktif,

inovasi, karakter, skill, enterpreneurship,

kompatibel dengan ICT);

Perlindungan sosial (penguatan bansos

dan pemberdayaan) menjawab tantangan

demografi;

Infrastruktur mendukung transformasi

industri; (energi EBT, pangan, konektivitas)

Reformasi birokrasi selaras dengan

kemajuan ICT.

2036-2045Negara Berdaulat, Maju,

Adil, dan Makmur

Fondasi ekonomi kuat

Industrialisasi berbasis local

content dan value added;

Kedaulatan pangan dan energi;

Kelas menengahnya dominan;

Kesejahteraan mapan (income perkapita tinggi);

Keadilan sosial;

Stabilitas keamanan, politik, ekonomi;

Kemandirian ekonomi (investasi, konsumsi kelas

menengah tinggi, ekspor tinggi, APBN sehat).

Memantapkan kualitas SDM yang

compatible ICT dan economic knowledge;

Memantapkan social protection yang

handal (jaminan sosial, bansos,

pemberdayaan sosial dan jaring

pengaman);

Infrastruktur pendukung industrialisasi

telah memadai dan berfungsi optimal;

Birokrasi yang efisien;

APBN dan insentif fiskal yang solid.

PENGUATAN FONDASI TRANSISI TINGGAL LANDAS

MENUJU INDONESIA BERDAULAT, MAJU,

ADIL, DAN MAKMUR

Reformasi fiskal pada saat terjadinya bonus demografi (2020-2030) untuk antisipasi aging

population dan keluar dari middle income trap

Memperkokoh Daya Saing

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

44

Page 45: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEBIJAKAN MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI JANGKA MENENGAH

Pemerintah akan menggunakan berbagai instrumen untuk mendukung stabilitas dan mendorong

pertumbuhan ekonomi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Peningkatan Produktivitas SDM dan Pembangunan Infrastruktur

• Produktivitas SDM akan dilakukan dengan meningkatkan kualitas SDM, baik kualitas kesehatan maupun pendidikan

• Pembangunan infrastruktur akan difokuskan pada infratsruktur energi dan ketenagalistrikan serta infrastruktur

ekonomi untuk mendukung sektor manufaktur dan sektor unggulan.

Reformasi Institusi Guna Mendukung Akselerasi Pembangunan

• Reformasi institusional akan dilakukan pada berbagai aspek kenegaraan, termasuk reformasi institusi ekonomi,

hukum, maupun politik

Transformasi Ekonomi Untuk Neraca Perdagangan

• Mendorong pertumbuhan sektor bernilai tambah tinggi, khususnya sektor manufaktur dan jasa yang dapat menyerap

tenaga kerja dengan produktivitas tinggi

• Pendampingan kepada pelaku ekspor, baik untuk mengatasi kendala ekspor maupun untuk kegiatan promosi produk

dan negosiasi

Pendalaman Sektor Keuangan Sebagai Sumber Pembiayaan Investasi

• Peningkatan keuangan inklusif, pembangunan infrastruktur digital mengikuti panduan Bali Fintech, diversifikasi produk

termasuk produk ekonomi syariah, serta meningkatkan peran pasar modal sebagai alternatif perbankan

1

2

3

4

45

Page 46: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

10

5.0

10

0.0

50

.0

45

.0

48

.0

70

.0

10

5.0

60

.0

40

.0

45

.0

96.5

49.2 40.2 60.0 60.0 60.0 60.0 60.0

51.2

67.5 70.0 70.0 70.0 70.0 70.0 70.0

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

APBN APBN-P Realisasi Outlook

10

,50

0

11

,90

0

13

,90

0

13

,30

0

13

,40

0

15

,00

0

11

,60

0

12

,50

0

13

,50

0

13

,40

0

11,878

13,392 13,30713,384

14,247

15,000

14,00013,600 13,600

15,000 15,000 15,200

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

APBN APBN-P Realisasi Outlook

PROYEKSI INDIKATOR MAKRO PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMIPertumbuhan ekonomi meningkat hingga kisaran 5,3-6,6

persen

PERKIRAAN LAJU INFLASILaju Inflasi dapat dijaga pada kisaran 3,0 ± 1,0 persen

PERKIRAAN NILAI TUKAR RUPIAHPergerakan nilai tukar rupiah dijaga pada rentang

Rp13.600-15.200/US$

PERKIRAAN HARGA ICPHarga minyak mentah Indonesia berada pada

kisaran US$60-70 per barel

5.5

4.4

4.7

4.0

3.5

3.5

5.3

5.0

4.0

4.3

8.4

3.4 3.0

2.0 2.0 2.0

3.1 3.1 3.5

4.0 4.0 4.0

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

APBN APBN-P Realisasi Outlook

Dipengaruhi Perkembangan Ekonomi

Global

6.0

5.8

5.3

5.1

5.4

5.3

5.5

5.7

5.2

5.2

5.04.9

5.0 5.15.2 5.3

5.3 5.3 5.3 5.35.5

5.6 5.75.9

6.2

6.6

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

APBN APBN-P Realisasi Outlook

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

• Memberikan risiko kepada

tingkat permintaan

dunia

• Memberikan risiko

terhadap perekonomian

AS dan Tiongkok, yang

merupakan negara-

negara mitra dagang

utama Indonesia

Perang Dagang &

Proteksionisme

Berpotensi memberikan tekanan

pada Neraca Perdagangan

Indonesia, mengingat Tiongkok

merupakan mitra dagang utama

Moderasi Pertumbuhan

TiongkokBerpotensi mempengaruhi

sentimen di pasar

keuangan dan komoditas

Keamanan dan Geopolitik

Menciptakan

ketidakpastian pada

produktivitas global

antara lain sektor

pertanian, kesehatan,

dan bencana alam

Perubahan Iklim

• Mempengaruhi

prospek

perdagangan

Eropa dan Inggris

• Memberikan

sentimen negatif di

pasar keuangan

global

Brexit

KETIDAKPASTIAN GLOBAL

Memberikan risiko pada

Neraca Perdagangan,

penerimaan negara, dan

subsidi

Fluktuasi Harga

Komoditas

46

Page 47: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

Kerangka Kebijakan

Fiskal:

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA EKONOMI MAKRO

Meningkatkan pertumbuhan;

Mendorong daya saing;

Meningkatkan investasi.

PENYEHATAN FISKAL

Mobilisasi pendapatan;

Spending Better;

Pembiayaan kreatif dan

Pengendalian Risiko

PERBAIKAN NERACA

PEMERINTAH PUSAT

Peningkatan aset;

Pengendalian Liabilitas

Peningkatan Ekuitas

Mobilisasi Pendapatan yang inovatif untuk

pelebaran fiscal space dalam rangka

memperkuat belanja pembentuk aset:

Reformasi perpajakan

Reformasi PNBP

Insentif fiskal

Pembiayaan yang Kreatif dan mitigasi risiko

untuk mengendalikan liabilitas:

Pengendalian defisit dan utang

Pembiayaan yang efisien dan kreatif

Spending Better untuk efisiensi belanja dan

meningkatkan belanja modal pembentuk aset;

Penajaman belanja barang

Penguatan belanja modal

Reformasi belanja pegawai

Efektifitas Bansos dan Subsidi

Penguatan kualitas desentralisasi fiskal

1

3

2

STRATEGI MAKRO FISKAL PERBAIKAN NERACA

PEMERINTAH PUSAT

KEBIJAKAN FISKAL

Mobilisasi pendapatan akanberdampak pada pelebaran fiscal space.

Pelebaran fiscal space dan spending better diharapkan dapatmeningkatkan asset produktif

Pelebaran fiscal space, dan spending better juga dapat memitigasi risikodimasa depan sehingga dapatmengendalikan Liabilitas

Dengan spending better danpengendalian risiko yang solid akandapat meningkatkan Ekuitas

1 ASET

2 LIABILITAS

3 EKUITAS

• Mencapai Sasaran

Makro

• Penyehatan Fiskal

• Perbaikan Neraca

Pemerintah Pusat

47

Page 48: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

ARAH MAKRO FISKAL

1. Optimalisasi pendapatan negara dengan:

• Penerimaan perpajakan didorong meningkat

• Reformasi PNBP: Penguatan pengelolaan SDA, pelayanan K/L, aset

2. Defisit dikendalikan pada batas aman

• Efisiensi belanja Negara dan efektivitas desentralisasi fiskal

• Mendorong K/L menerapkan pembiayaan kreatif

3. Keseimbangan primer didorong positif

4. Utang dikelola secara prudent dengan menjaga rasio utang pada batas aman

• Meningkatnya penerimaan perpajakan akan memperlebar

ruang fiskal untuk memperkuat kualitas belanja negara;

• Pelebaran ruang fiskal juga ditempuh dengan reformasi PNBP,

efisiensi belanja (value for money) dan skema pembiayaan

kreatif dengan KPBU;

• Seiring melebarnya ruang fiskal, maka keseimbangan primer

dapat diarahkan menuju positif dan defisit dijaga pada level

aman dan lebih rendah;

• Hal tersebut dapat mengurangi pembiayaan utang, sehingga

rasio utang dikelola secara prudent dan semakin menurun

Tax Ratio KeseimbanganPrimer

DefisitRasio Utang

MENJAGA KEBERLANJUTAN FISKAL

Karena kebijakan fiskal adalah instrumen bagi kesejahteraan,

maka kesehatan kondisi fiskal perlu terus dijaga melalui

optimalisasi penerimaan negara dan pengelolaan risiko (defisit,

keseimbangan primer, dan rasio utang)

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

48

Page 49: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

ARAH DAN STRATEGI

KEBIJAKAN FISKAL

JANGKA MENENGAH

2020-2024

Penguatan Belanja yang Berkualitas

1.Penguatan kualitas SDM

(produktivitas dan inovasi agar

kompatibel dengan ICT)

2.Percepatan pembangunan

infrastruktur mendukung

transformasi ekonomi dan merespon

industri 4,0

3.Peningkatan efektivitas perlindungan

sosial dan subsidi

4.Penguatan kualitas desentralisasi

fiskal

5.Penguatan reformasi birokrasi

sebagai bagian reformasi

institusional

6.Peningkatan investasi & ekspor

1.Peningkatan tax ratio

2.Pemberian insentif fiskal

untuk meningkatkan daya

saing dan inovasi

3.Pengelolaan aset yang

optimal

4.Peningkatan efisiensi

belanja

5.Pengembangan

pembiayaan kreatif &

inovatif

6.Pendalaman pasar

keuangan

Pelebaran Fiscal Space

1.Pengendalian defisit

dan rasio utang

2.Keseimbangan primer

menuju positif

3.Memperkuat ketahanan

fiskal

Pengendalian Risiko APBN sehat berkelanjutan

ARAH “MENDORONG PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING BANGSA”

VISI : MENUJU INDONESIA YANG BERDAULAT, MAJU, ADIL DAN MAKMUR

49

Page 50: TANTANGAN PEMBANGUNAN DALAM KERANGKA EKONOMI MAKRO … filePOKOK BAHASAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2 Kerangka Ekonomi Makro dan Arah Kebijakan Makro Fiskal 2020 3 Visi

13.1

11.6

10.8 10.7

11.4

12.212.2 12.4 12.613.0

13.313.7

11.8 11.9 12.1 12.3 12.5

9.0

10.0

11.0

12.0

13.0

14.0

15.0

16.0

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Arah Makro Fiskal

1. Mobilisasi pendapatan melalui penerimaan

perpajakan yang didorong meningkat dan

Reformasi PNBP

2. Defisit dikendalikan pada batas aman

3. Keseimbangan primer didorong positif

4. Rasio utang dijaga pada kisaran 30% PDB dan

diupayakan menurun

ARAH MAKRO FISKAL

JANGKA MENENGAHTax Ratio (% PDB) Defisit (% PDB)

Keseimbangan Primer (% PDB) Rasio Utang (% PDB)

Mendorong pengelolaan fiskal yang sehat

dan berkesinambungan dalam jangka

menengah serta efektif untuk

mewujudkan kesejahteraan

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

(1.75)(1.60) (1.55) (1.50) (1.44)

(2.14)

(2.59) (2.49) (2.51)

(1.75)

(1.84)

(1.52)(1.42) (1.42) (1.37)

(1.27)

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

0.23 0.31 0.33 0.38

0.48

(0.88)

(1.24)

(1.01)(0.92)

(0.01)(0.12)

-0.15 0.18 0.23 0.29

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

30.10 29.68

29.36 29.21 28.69

24.68

27.45

28.33

29.38 29.78 29.67

29.40 28.78

28.45 27.82

26.91

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

TAX RATIO MENINGKAT, DEFISIT DAN RASIO UTANG TERKENDALI DAN KESEIMBANGAN PRIMER MULAI POSITIF PADA TAHUN 2020

50