tantangan pemanfaatan radiasi di indonesia new (1)

24
TANTANGAN PEMANFAATAN RADIASI DI INDONESIA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Radiologi Dental I Yangdibimbing oleh Dr. drg. Rurie Ratna Shantiningsih, MDSc. dan drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech. sebagai PJMK Oleh Kelompok 3 Sukma Wilis Wijaya (14/368636/KG/9952) Diah Armiati (14/368704/KG/9958) Dini Hapsari (14/368730/KG/9963) Elvira Purnamasari (14/368732/KG/9964)

Upload: kamilla-rd

Post on 30-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

Page 1: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

TANTANGAN PEMANFAATAN RADIASI DI INDONESIA

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Radiologi Dental I

Yangdibimbing oleh Dr. drg. Rurie Ratna Shantiningsih, MDSc.

dan drg. Rini Widyaningrum, M.Biotech. sebagai PJMK

Oleh

Kelompok 3

Sukma Wilis Wijaya (14/368636/KG/9952)

Diah Armiati (14/368704/KG/9958)

Dini Hapsari (14/368730/KG/9963)

Elvira Purnamasari (14/368732/KG/9964)

Silfia Dini P (14/368734/KG/9966)

Kamilla Rufaidah (14/368778/KG/09973)

Ellysa Ardianti (14/368791/KG/9980)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2015

Page 2: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat, hidayah serta kekuatan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan

judul “TANTANGAN PEMANFAATAN RADIASI DI INDONESIA”.

Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bantuan teman-teman semua

yang telah membantu untuk menyelesaikan makalah, memberikan ide-ide,

maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu

kami dalam menyusun makalah ini.

Kami memohon maaf atas segala kekurangan pada makalah ini karena

kami masih dalam tahap pembelajaran. Maka kami sangat mengharapkan kritik

dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.

Semoga segala ilmu yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi

Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.

Yogyakarta, November 2015

Penulis

Page 3: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH..................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................4

1.3 TUJUAN...........................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

2.1 TANTANGAN DALAM PEMANFAATAN RADIASI DI INDONESIA........6

2.2 SANKSI BAGI YANG MELANGGAR DALAM PEMANFAATAN

RADIASI DI INDONESIA..............................................................................7

2.3 SOLUSI UNTUK MENGATASI TANTANGAN ATAU MASALAH DALAM

PEMANFAATAN RADIASI DI INDONESIA................................................8

2.4 SYARAT IDEAL YANG HARUS TERPENUHI DALAM PEMANFAATAN

RADIASI DI INDONESIA..............................................................................9

BAB III............................................................................................................................15

PENUTUP.......................................................................................................................15

Page 4: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Radiasi pengion tidak selamanya berbahaya bagi manusia akan tetapi juga

berguna bila dikelola dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku. Di

Indonesia penggunaan radiasi sinarX diatur dan diawasi sama halnya seperti

penggunaan radiasi pengion di bidang lain seperti industri atau penelitian. Sesuai

dengan peraturan yang berlaku hingga sekarang pengawasan hanya difokuskan

pada keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup. Namun pada

akhirnya perhatian para pakar di dunia internasional, terutama dalam bidang

medis perlu memperhitungkan pemberian dosis pada pasien. Seiring dengan hal

tersebut muncul lah rekomendasi untuk dosis pasien melalui International Atomic

Energy Agency (IAEA) Basic Safety Standard115 tahun 1996 (Sinaga, 2006).

Dengan demikian maka pengawasan tidak hanya dilakukan untuk pekerja

namun juga terhadap pasien. Agar penggunaan sinarXini optimum maka

pemberian dosis radiasi pada pasien harus seakurat mungkin. Hal ini hanya dapat

tercapai apabila teknologi pesawat sinarX tersebut handal dan orang yang

mengoperasikannya memenuhi persyaratan kualifikasi standar pula (Sinaga,

2006).

Di Indonesia sejak lama pengawasan hanya difokuskan pada keselamatan

pekerja namun pengaturan keselamatan pasien sangat minimum dilakukan. Oleh

karena itu pada masa yang akan datang pengawasan dan pengaturan dosis pasien

ini menjadi perhatian utama disamping tetap meningkatkan keselamatan pekerja,

masyarakat, dan lingkungan hidup. Untuk memenuhi ini maka akan dilakukan

perbaikan peraturan yang menyangkut kualifikasi pekerja untuk setiap jenis

penggunaan pesawat sinarX, pengujian dan perawatan pesawat sinarX, dan

menetapkan persyaratan untuk uji kesesuaian (Sinaga, 2006).

Page 5: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja tantangan atau masalah dalam pemanfaatan radiasi di

Indonesia?

2. Bagaimana sanksi bagi yang melanggar dalam pemanfaatan radiasi di

Indonesia?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi tantangan atau masalah dalam

pemanfaatan radiasi di Indonesia?

4. Bagaimana syarat ideal yang harus terpenuhi dalam pemanfaatan radiasi

di Indonesia?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui tantangan atau masalah dalam pemanfaatan radiasi di

Indonesia.

2. Mendeskripsikan sanksi bagi yang melanggar dalam pemanfaatan radiasi

di Indonesia.

3. Mendeskripsikan solusi untuk mengatasi tantangan atau masalah dalam

pemanfaatan radiasi di Indonesia.

4. Mendeskripsikan syarat ideal yang harus terpenuhi dalam pemanfaatan

radiasi di Indonesia.

Page 6: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 TANTANGAN DALAM PEMANFAATAN RADIASI DI INDONESIA

Pemenuhan standar proteksi yang sekaligus persyaratan izin untuk

menggunakan pesawat sinarX seperti yang telah ditetapkan di undang-undang

bukanlah hal yang mudah bila ditinjau dari segala aspek. Membuat peraturan bagi

Badan Pengawas bukanlah hal yang sulit sebab dengan mengacu pada standar

internasional maka peraturan dapat disusun. Di sisi lain bila pengaturan

penggunaan pesawat sinarX tidak dibuat dengan standar internasional seperti

kondisi sekarang maka yang terjadi adalah kurangnya kepercayaan masyarakat

sehingga akan cenderung pergi ke luar negeri untuk pemeriksaan sekaligus

pengobatan (Sinaga, 2006).

Perlu alat yang handal dan tenaga yang terkualifikasi untuk mendapatkan

informasi yang akurat tanpa memberikan dosis radiasi yang lebih atau kurang

yang dapat merugikan pasien itu sendiri. Namun tantangan yang dihadapi di

Indonesia, adalah bahwa radiografer dipersyaratkan minimum Sekolah Menengah

Umum (SMU) yang terlatih. Tidak pernahdipersoalkan kualifikasi radiografer ini

sebab belum ada orientasi dosis terhadap pasien. Dalam praktek, yang paling

penting adalah radiografer dapat melakukan pekerjaannya serta mendapatkan film

yang dapat dibaca oleh yang berkepentingan tanpa mengindahkan dosis yang

diterima oleh pasien(Sinaga, 2006).

Namun pada standar proteksi radiasi yang direkomendasikan International

Atomic Energy Agency untuk mencapai dosis pasien yang diharapkan

tidak cukup hanya menguji peralatan akantetapi kualifikasi personil yang

mengoperasikan alat juga harus mendapat perhatian. Personil tersebut harus

memiliki pendidikan yang sesuai standar dengan yang dipersyaratkan untuk

mengoperasikan pesawat sinarX. Untuk operator pesawat sinar X persyaratan

minimum harus berpendidikan Diploma D3 atau setara dengan akademi yang

khusus untuk pesawat sinarX diagnostik. Dengan latar belakang pendidikan ini

Page 7: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

maka pemberian paparan radiasi pada pasien akan mendapatkan citra yang

diharapkan serta dosis pasien yang sesuai dengan tingkat panduan dosis pada

setiap jenis pemeriksaan yang dimintakan dokter(Sinaga, 2006).

.

2.2 SANKSI BAGI YANG MELANGGAR DALAM PEMANFAATAN

RADIASI DI INDONESIA.

Sanksi bagi Pelanggaran dalam Penggunaan Ketenaganukliran

Pasal 41

o Bila reaktor nuklir dioperasikan tanpa memiliki izin dari BAPETEN

denda maksimal Rp. 1000.000.000 dan maksimal 15 tahun penjara.

o Apabila reaktor nuklir tersebut menimbulkan kerugian nuklirpidana

seumur hidup dan denda maksimal Rp. 1000.000.000.

Pasal 42

o Bila orang tertentu (seperti petugas proteksi radiasi, ahli radiografi,

operator radiografi, petugas maintenence, petugas dosimetri, operator

reaktor, supervisor reaktor) bekerja tanpa memiliki izin dari

BAPETENdenda maksimal Rp. 50.000.000 dan pidana penjara

maksimal 2 tahun.

Pasal 43

o Bila pemanfaatan tenaga nuklir non reaktor (seperti penggunaan zat

radioaktif dan ataupun sumber radiasi lainnya untuk radiografi,

logging, gauging, analisa, perunut, penelitian, kedokteran yang

meliputi diagnosa pesawat sinar x, terapi, kedokteran nuklir, dll)

dioperasikan tanpa izin BAPETEN denda maksimalRp.

100.000.000.

Pasal 44

Page 8: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

o Bila penghasil limbah radioaktif tingkat rendah dan sedang tidak

mengikuti tata cara pengolahan limbah seperti dlm UU inidenda

maksimal Rp. 100.000.000.

o Bila penghasil limbah tingkat tinggi tidak mengikuti peraturan

peruandangan yang berlakudenda maksimal Rp. 300.000.000 dan

penjara maksimal 5 tahun.

2.3 SOLUSI UNTUK MENGATASI TANTANGAN ATAU MASALAH

DALAM PEMANFAATAN RADIASI DI INDONESIA

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesiaNomor

357/Menkes/Per/V/2006 Tentang Registrasi Dan Izin Kerja Radiografer Dalam

Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Radiografer adalah tenaga kesehatan lulusan Akademi Penata

Rontgen,DiplomaIII Radiologi, Pendidikan Ahli Madya/Akademi/

Diploma III Teknik Radio diagnostikdan Radioterapi yang telah memiliki

ijasah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga radiografer

yangtelahmempunyai kualifikasi tertentu dan diakui secara hukum

untukmelakukanpekerjaannya.

3. Surat Izin Radiografer selanjutnya disebut SIR adalah bukti tertulis

pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan radiografer di

seluruhwilayahIndonesia.

4. Surat Izin Kerja Radiografer selanjutnya disebut SIKR adalah bukti

tertulisyangdiberikan kepada Radiografer untuk menjalankan pekerjaan

radiografi disaranapelayanankesehatan.

5. Standar profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill

andprofessionalattitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang

individu untukdapatmelakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat

secara mandiri yangdibuatoleh organisasiprofesi.

6. Organisasi profesi adalah Persatuan Ahli RadiografiIndonesia.

Page 9: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

Solusi Mengatasi Tantangan dalam Ketenganukliran

Pembuatan peraturan radiodiagnostik harus melibatkan

semua komponen atau unsur seperti disebutkan di atas.

Adanya komitmen instansi pengatur dan pengambil kebijakan dalam

bidang kesehatan bahwa sistem harus dibangun sesuai dengan peraturan

yang berlaku yang mengacu pada standar internasional.

Membangun pelaksanaan akreditasi dan sertifikasi nasional untuk

melakukan uji kesesuaian terhadap penggunaan pesawat sinar-X dalam

bidang radiodiagnostik.

Pemerintah harus mendukung perbaikan sistem dengan menyediakan dana

yang diperlukan.

Pendataan penggunaan pesawat sinarX di seluruh Indonesia harus dilakuka

n secara akurat yang meliputi jumlah, jenis penggunaan, data operator

yang tersedia dengan latar

belakang yang dimiliki, data Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang memilik

i Surat Izin Bekerja (SIB), dan data pembaca film / citra dengan latar

belakang pendidikan yang dimiliki. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama

dengan pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan.

Menunjuk Perguruan Tinggi dan lembaga diklat untuk melaksanakan

pendidikan sesuai dengan kriteria standar yang meliputi PPR, Operator

dan Fisika Medik.

Selama periode pembangunan sistem dan perbaikan proteksi radiasi

dilaksanakan maka peraturan minimum yang ada sekarang ini dapat

dilaksanakan sebagai peraturan untuk sementara

2.4 SYARAT IDEAL YANG HARUS TERPENUHI DALAM

PEMANFAATAN RADIASI DI INDONESIA.

Pemanfaatan pesawat sinarX di Indonesia harus dilakukan setelah terlebih dahulu

Page 10: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

memiliki izin dari BAPETEN dan mengacu pada peraturan perundangan yang

ada.

Menurut peraturan bahwa untuk mendapatkan izin maka dipersyaratkan :

a. Memiliki izin usaha atau izin dari instansi terkait

b. Memiliki fasilitas yang memenuhi pesyaratan keselamatan

c. Memiliki tenaga yang cakap dan terlatih baik

d. Memiliki peralatan keselamatan

e. Memiliki prosedur keselamatan.

Standar Proteksi Radiasi

Dalam implementasi optimisasi seperti yang direkomendasikan oleh International

Atomic Energy Agency maka pelaksanaan Tingkat Panduan Dosis atau Guidance

Level bagi pasien mau tidak mau harus dilaksanakan agar pasien terlindung dari

pemberian dosis yang tidak perlu. Untuk mencapai hal ini maka perlu

diperhatikan peralatan yang dipergunakan apakah handal dan teruji dan tenaga

kerjanya terkualifikasi atau tidak.

1. Peralatan yang Handal.

Agar dosis pasien yang dikehendaki dapat tercapai maka hal pertama yang 

harus diperhatikan adalah kemampuan pesawat sinar X maka perlu

dilakukan uji fungsi terhadap pesawat sinarX secara periodik sesuai

dengan peraturan yang berlaku. Jika peraturan mengharuskan dilakukan

uji kesesuaian setahun sekali maka harus dilakukan. Menurut peraturan

perundangan yang berlaku, instansi atau lembaga yang dapat melakukan

uji kesesuaian harus diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)

yang berada di dalam organisasi Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Secara internasional KAN diakui sebagai satu-satunya instansi yang dapat

melaksanakan akreditasi terhadap instansi yang melaksanakan sertifikasi

jasa maupun produk. Oleh karena itu semua lembaga di Indonesia yang

akan melaksanakan sertifikasi harus terlebih dahulu mendapat akreditasi

dari KAN. Sertifikat pesawat sinarX akan menjadi syarat utama untuk

mengajukan permohonan izin penggunaan pesawat sinarX. 

2. Tenaga yang  Terkualifikasi

Page 11: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

Untuk mencapai dosis pasien yang  diharapkan tidak cukup hanya menguji

peralatan akan tetapi kualifikasi personil yang mengoperasikan alat juga

harus mendapat perhatian. Personil tersebut harus memiliki pendidikan

yang standar sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk mengoperasikan

pesawat sinarX. Untuk operator pesawat sinar X persyaratan minimum

harus berpendidikan Diploma D3 atau setara dengan akademi yang khusus

untuk pesawat sinarX diagnostik. Dengan latar belakang pendidikan ini

maka pemberian paparan radiasi pada pasien akan mendapatkan citra yang

diharapkan serta dosis pasien yang sesuai dengan tingkat panduan dosis

pada setiap jenis pemeriksaan yang dimintakan dokter. Sedangkan untuk

pemeriksaan angiografi, mammografi, dan CT Scan, disamping tenaga

operator yang terkualifikasi juga diopersyaratkan adanya tenaga fisika

medik.

3. Persyaratan Proteksi

Komisi lnternasional tentang Proteksi Radiasi didasarkan pada 3 (tiga)

azas yaitu justifikasi, optimasi dan limitasi.

Pasal 24

(1) Persyaratan Proteksi Radiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

huruf b, meliputi:

a. justifikasi

b. limitasi Dosis dan

c. penerapan optimisasi proteksi dan keselamatanradiasi.

(2) Persyaratan Proteksi Radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus diterapkan pada tahap perencanaan, desain, dan Penggunaan fasilitas

di instalasi untuk Radiologi Diagnostik dan Intervensional.

A. Justifikasi Penggunaan Pesawat Sinar-X

Pasal 25

Justifikasi Penggunaan pesawat sinar-X sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 24 ayat (1) huruf a harus didasarkan pada pertimbangan bahwa

manfaat yang diperoleh jauh lebih besar daripada risiko bahaya radiasi

yang ditimbulkan.

Page 12: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

Pasal 26

Justifikasi pemberian Paparan Radiasi kepada pasien untuk keperluan

diagnostik atau Intervensional harus diberikan oleh Dokter atau Dokter

Gigi dalam bentuk surat rujukan atau konsultasi.

Pasal 27

(1) Setiap pemeriksaan Radiologi yang dilakukan untuk keperluan

pekerjaan, legal, atau asuransi kesehatan tanpa indikasi klinis tidak

diperbolehkan, kecuali diperlukan untuk:

a. memberi informasi penting mengenai kesehatan seseorang yang

diperiksa; atau

b. proses pembuktian atas terjadinya suatu pelanggaran hukum.

(2) Pemeriksaan Radiologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didasarkan atas permohonan Dokter atau Dokter Gigi yang

dikonsultasikan dengan oganisasi profesi kesehatan yang terkait.

Pasal 28

Pemeriksaan massal secara selektif terhadap kelompok populasi dengan

menggunakan pesawat sinar-X hanya diperbolehkan apabila manfaat

yang diperoleh orang perseorangan yang diperiksa atau bagi populasi

secara keseluruhan, lebih besar dari resiko yang ditentukan oleh Dokter

Spesialis Radiologi atau Dokter yang berkompeten.

B. Limitasi Dosis

Pasal 30

(1) Limitasi Dosis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf

b harus mengacu pada Nilai Batas Dosis.

(2) Nilai Batas Dosis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh

dilampaui dalam kondisi operasi normal.

(3) Nilai Batas Dosis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku

untuk pekerja radiasi dan anggota masyarakat.

Page 13: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

(4) Nilai Batas Dosis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku

untuk pasien dan pendamping pasien.

Pasal 31

Nilai Batas Dosis untuk Pekerja Radiasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 30 ayat (3) huruf a, tidak boleh melampaui:

a. Dosis efektif sebesar 20 mSv (duapuluh milisievert) per tahun rata-

rata selama 5 (lima) tahun berturut-turut;

b. Dosis efektif sebesar 50 mSv (limapuluh milisievert) dalam1 (satu)

tahun tertentu;

c. Dosis ekivalen untuk lensa mata sebesar 150 mSv (seratus limapuluh

milisievert) dalam 1 (satu) tahun; dan

d. Dosis ekuivalen untuk tangan dan kaki, atau kulit sebesar 500 mSv

(limaratus milisievert) dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 32

Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 30 ayat (3) huruf b, tidak boleh melampaui:

a. Dosis efektif sebesar 1 mSv (satu milisievert) dalam 1 (satu) tahun;

b. Dosis ekivalen untuk lensa mata sebesar 15 mSv (limabelas

milisievert) dalam 1 (satu) tahun; dan

c. Dosis ekivalen untuk kulit sebesar 50 mSv (limapuluh milisievert)

dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 33

Pemegang Izin, untuk memastikan agar Nilai Batas Dosis sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) tidak terlampaui, harus:

a. menyelenggarakan pemantauan Paparan Radiasi dengan

surveymeter;

b. melakukan pemantauan Dosis yang diterima personil dengan film

badge atau TLD badge, dan dosimeter perorangan pembacaan

langsung yang sudah dikalibrasi; dan

Page 14: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

c. menyediakan perlengkapan Proteksi Radiasi.

C. Penerapan Optimisasi Proteksi dan Keselamatan Radiasi

Pasal 36

(1) Penerapan optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi harus

diupayakan agar Pekerja Radiasi di Instalasi Radiologi dan anggota

masyarakat di sekitar Instalasi Radiologi menerima Paparan Radiasi

serendah mungkin yang dapat dicapai.

(2) Penerapan optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi harus

diupayakan agar pasien menerima Dosis Radiasi serendah mungkin

sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai tujuan diagnostik.

(3) Penerapan optimisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) dilaksanakan melalui prinsip optimisasi proteksi dan keselamatan

radiasi yang meliputi:

a. pembatas Dosis untuk Pekerja Radiasi dan anggota masyarakat; dan

b. tingkat panduan Paparan Medik untuk pasien.

Page 15: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Perlu alat yang handal dan tenaga yang terkualifikasi untuk mendapatkan

informasi yang akurat tanpa memberikan dosis radiasi yang lebih atau kurang

yang dapat merugikan pasien itu sendiri. Agar dosis pasien yang dikehendaki

dapat tercapai maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah kemampuan

pesawat sinar X maka perlu dilakukan uji fungsi terhadap pesawat sinarX secara

periodik sesuai dengan peraturan yang berlaku.Menurut peraturan perundangan

yang berlaku, instansi atau lembaga yang dapat melakukan uji kesesuaian harus

diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang berada di dalam

organisasi Badan Standardisasi Nasional (BSN). Secara internasional KAN diakui

sebagai satu-satunya instansi yang dapat melaksanakan akreditasi terhadap

instansi yang melaksanakan sertifikasi jasa maupun produk. Oleh karena itu

semua lembaga di Indonesia yang akan melaksanakan sertifikasi harus terlebih

dahulu mendapat akreditasi dari KAN. Sertifikat pesawat sinarX akan menjadi

syarat utama untuk mengajukan permohonan izin penggunaan pesawat sinarX. 

Tantangan yang dihadapi di Indonesia, adalah bahwa radiografer dipersyaratkan

minimum Sekolah Menengah Umum (SMU) yang terlatih. Namun pada standar

proteksi radiasi yang direkomendasikan International Atomic Energy Agency

untuk mencapai dosis pasien yang diharapkan tidak cukup hanya menguji

peralatan akan tetapi kualifikasi personil yang mengoperasikan alat juga harus

mendapat perhatian. Untuk operator pesawat sinar X persyaratan minimum harus

berpendidikan Diploma D3 atau setara dengan akademi yang khusus untuk

pesawat sinarX diagnostik.

Page 16: Tantangan Pemanfaatan Radiasi Di Indonesia New (1)

DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, Anthony.2007. Evaluasi Legalisasi Kegiatan Pengendalian Daerah

Kerja Radiasi Di Lingkungan Rsg-Gas. Yogyakarta: Seminar Nasional III

Sdm Teknologi Nuklir Yogyakarta

Sinaga, Martua. 2006. Tantangan  Badan Pengawas  Mengimplementasikan

Peraturan Penggunaan Pesawat Sinarx Untuk Diagnostik. Seminar

Keselamatan Nuklir.

Sunaryadi, Dedi & Gloria Doloresa. 2003. Keselamatan Radiasi Fasilitas

Akselerator Ditinjau dari Aspek Peraturan. Jakarta: Direktorat Perizinan Zat

Radioaktif dan Radiasi, Badan Pengawas Tenaga Nuklir-BAPETEN. Vol 5.

No. 1

.