laporan radiasi

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu upaya yang ditujukan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya di suatu instalasi tempat kerja agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di dalam tempat kerja tersebut selalu dalam keadaan selamat, sehat dan semua sumber daya pendukung lainnya dapat dimanfaatkan secara aman dan optimal. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Pasal 23 mengenai Kesehatan Kerja menyebutkan bahwa dalam upaya kesehatan kerja harus dapat mengurangi dampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi produktivitas kerja (Depkes, 1992). Penggunaan teknologi nuklir semakin meningkat di berbagai bidang, antara lain bidang industri, kedokteran, pertanian dan penelitian, maka perlu 1

Upload: nurul-ismy-sudiarty

Post on 09-Feb-2016

205 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kmkmm,,mmnmnn

TRANSCRIPT

Page 1: laporan radiasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu

upaya yang ditujukan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya

di suatu instalasi tempat kerja agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di

dalam tempat kerja tersebut selalu dalam keadaan selamat, sehat dan semua

sumber daya pendukung lainnya dapat dimanfaatkan secara aman dan optimal.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Pasal 23

mengenai Kesehatan Kerja menyebutkan bahwa dalam upaya kesehatan kerja

harus dapat mengurangi dampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan

yang pada akhirnya akan dapat mempengaruhi produktivitas kerja (Depkes,

1992).

Penggunaan teknologi nuklir semakin meningkat di berbagai bidang,

antara lain bidang industri, kedokteran, pertanian dan penelitian, maka perlu

dilakukan usaha yang berhubungan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) bagi pekerja radiasi, masyarakat dan lingkungannya. Selain keuntungan

yang diperoleh, teknologi nuklir menimbulkan radiasi yang mengandung

potensi bahaya bagi manusia dan lingkungan, apabila dalam pelaksanaannya

tidak mengikuti prosedur K3 radiasi yang telah ditentukan. Ada 2 (dua)

macam pemonitoran untuk dapat memberikan perlindungan kepada manusia

dari paparan radiasi yaitu pemonitoran paparan radiasi terhadap tempat kerja

1

Page 2: laporan radiasi

dan pemonitoran paparan radiasi terhadap personil yang bekerja (Cember,

1992).

Tujuan K3 radiasi untuk mencegah efeknon stokastik (deterministik)

dan membatasipeluang terjadinya efek stokastik sampai padatingkat yang

dapat diterima. Setiap penyinaranpada seluruh tubuh menyebabkan efek

yangberbeda pada berbagai macam jaringan, makauntuk perlindungan

terhadap efek stokastik perlu ditetapkan Nilai Batas Dosis (NBD) atauNilai

Ambang Batas (NAB), yang berdasarkanpada resiko total dari semua jaringan

yang mendapat penyinaran. Nilai Batas Dosis adalah dosis terbesar yang

diizinkan oleh badan pengawas yang dapat diterima oleh pekerja radiasi dan

anggota masyarakat dalam jangkawaktu tertentu tanpa meninbulkan efek

genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir

(Maryanto, 2008).

Perhitungan mengenai besarnya tingkat radiasi yang diterima oleh

pekerja perlu dilakukan karena paparan akut dari radiasi berpengaruh kepada

seluruh organ dan sistem tubuh karena NBD (Nilai Batas Dosis) sedikit saja

terlampaui, maka akan menunjukkan telah terjadi suatu kekeliruan dalam

pengendalian radiasi, karena itu harus segera dievaluasi ulang atau dilakukan

perbaikan (Suratman, 1996).

Tingkat kerusakan yang ditimbulkan pada tubuh sangat bergantung

antara lain pada jenis atau kualitas radiasi karena mempunyai daya tembus dan

tingkat ionisasi yang berbeda pada materi biologi. Partikel alfa, karena massa

yang besar dan bermuatan positif, tidak dapat menembus lapisan sel basal

2

Page 3: laporan radiasi

kulit sehat. Kisaran lintasan partikel alfa (4–7 MeV) di udara sekitar 1–10 cm

sedangkan pada jaringan tubuh tidak lebih dari 0,1 mm. Partikel beta (0–7

MeV) dapat melintas di udara sampai sekitar 10 m dan pada jaringan sampai 2

cm, sehingga mampu menembus lapisan kulit lebih dalam dan jaringan

kutaneus. Sedangkan lintasan sinar X (0–10 MeV) dan sinar γ (0–5 MeV) di

udara mencapai 100 m dan pada jaringan tubuh sampai 30 cm (BATAN,

2008).

B. TujuanPercobaan

1. Mengetahui radiasi yang dipancarkan dari beberapa peralatan yang sering

digunakan dalam kehidupan sehari-hari utamanya pada saat bekerja.

2. Mengetahui cara pengoperasian alat ukur yaitu Elektromagnetic Field

Radiation Tester.

3

Page 4: laporan radiasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Radiasi

Radiasi yang mengenai tubuh manusia dapat menimbulkan kerugian

bagi pekerja dari paling ringan hingga fatal. Derajat efek ini tergantung pada

beberapa faktor yaitu jenis radiasi, lamanya penyinaran, jarak sumber dengan

tubuh dan ada tidaknya penghalang (shielding) antara sumber radiasi dengan

pekerja. Efek biologis radiasi pengion tergantung pada; organ/bagian tubuh

dan pola transfer terkena radiasi, kualitas radiasi dan pola transfer energi yang

terjadi di dalam tubuh dan faktor modifikasi lainnya misalkan besarnya dosis,

fraksinasi dosis dan distribusi zat radioaktif di dalam tubuh (Arifin, 1995).

Sumber radiasi dapat berasal dari alam dan buatan. Dampak radiasi

terhadap kesehatan tergantung pada: lamanya terpapar, jumlah yang diserap,

tipe dan lebih spesifik lagi adalah panjang gelombang. Pancaran yang paling

berbahaya adalah gelombang pendek, termasuk ionisasi dan radiasi sinar

ultraviolet. Akibat radiasi ultraviolet pada umumnya mengenai mata dan

kulit, bila mengenai mata dapat menyebabkan conjunctivitis (Harrington,

2003).

Radiasi berada dimana-mana, karena sumber radiasi tersebar di mana

saja di alam semesta, baik yang terjadi secara alami (sumber radiasi alam)

maupun yang terjadi karena aktivitas manusia (sumber radiasi buatan).

Sumber radiasi alam sudah ada sejak alam semesta terbentuk, dan radiasi

yang dipancarkan oleh sumber alam ini disebut radiasi latar belakang.

4

Page 5: laporan radiasi

Sedangkan sumber radiasi buatan baru diproduksi di abad 20, tetapi telah

memberikan paparan secara signifikan kepada manusia (Harrington, 2003).

Manifestasi dari akibat radiasi pada diri seseorang berbeda-beda

tergantung antara lain besar dosis yang diterima, lokasi yang terkenaradiasi

yang meliputi lokal atau menyeluruh,sedangkan selang waktu terpapar bisa

terjadi seketika atau sedikit demi sedikit dan usia saat terpapar radiasi

(Suyitno, 1993).

B. Jenis-Jenis Radiasi

Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan

radiasi non-pengion (BATAN, 2008).

1. Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses

ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi

dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi pengion adalah partikel

alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis

radiasi memiliki karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi pengion

adalah partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), sinar-X,

partikel neutron.

2. Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan

efek ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion

tersebut berada di sekeliling kehidupan kita.

5

Page 6: laporan radiasi

a. Microwave / Gelombang mikro

Akibat Pengaruh Microwave Pada Tubuh Manusia:

1) Sistem Pencernaan

Katabolisme yang tidak stabil pada microwave mengubah unsur

zat pada makanan, bisa menyebabkan gangguan pada sistem

pencernaan.

2) Sistem limfatik

Karena adanya perubahan kimia dalam zat pada makanan,

kerusakan terjadi pada sistem limfatik. Menyebabkan degenerasi

kemampuan tubuh untuk melindungi diri terhadap bentuk-bentuk

neoplastics tertentu(pertumbuhan kanker).

3) Darah

Persentase  sel-sel kanker dalam serum darah(cytomas) yang lebih

tinggi dari presentasi normal,  dapat dilihat pada subyek yang

menelan makanan dari microwave.

4) Otak

Efek magnetisme dari residu bisa membuat komponen reseptor

psychoneural pada otak lebih mudah untuk dipengaruhi induksi

medan frekuensi radio microwave dari stasiun transmisi dan

relay jaringan TV.

6

Page 7: laporan radiasi

5) Radikal Bebas

Mineral formasi molekul tertentu dalam zat tumbuhan

(khususnya, seluruh sayuran mentah), bentuk penyebab kanker

dari radikal bebas (Eddy, 2013).

b. Sinar Infra merah

Penyinaran infra merah berlebihan selama beberapa tahun

dapat menyebabkan katarak pada lensa mata. Terfokusnya sinar infra

merah secara terus menerus menyebabkan terserapnya energy dan

peningkatan panas pada bagian mata depan, lensa, dan kelopak mata.

Lensa mata dengan persediaan darah yang sangat kurang tidak

mempunyai media untuk menghilangkan panas. Katarak dapat terjadi

karena terpaparnya sinar infra merah yang berlebihan sampai beberapa

tahun.

 Penyinaran infra merah dalam jangka waktu lebih dari 10

menit memberikan efek negative bagi tubuh. Hal ini diduga karena

energy panas dari sinar infra merah dapat menimbulkan kerusakan

jaringan dan menyebabkan keluarnya bahan vasokonstriktor dari

jaringan yang rusak. Bahan vasokonstriktor ini dapat meyebabkan

pembuluh darah menyempit, sehingga pengiriman suplai nutrisi dan

oksigen melalui aliran darah akan menurun (Hani dkk, 2008).

7

Page 8: laporan radiasi

c. Sinar Laser

Sinar laser adalah emisi energy tinggi yang di hasilkan dari

kegiatan pengelasan, pemotongan, pelapisan, alat-alat optis,

pembuatan mesin-mesin mikro dan operasi kedokteran. Berdasarkan

bahan yang digunakan, untuk menghasilkan sinar laser antara lain,

berupa bahan laser gas (Helium – Neon, argon, CO2, N2+) laser

Kristal padat (ND3, C2 3+) dan laser semikonduktor.

Pengaruh utama dari sinar laser terhadap kesehatan pekerja

yaitu terhadap mata dan kulit. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan

mata yang berupa efek termis pada retina, sehingga terjadi kerusakan

retina dan mengakibatkan kebutaan. Untuk mencegah kelainan kulit,

maka batas aman radiasi yaitu 1, 0 W/cm2, sedangkan

untuk keselamatan mata, batas radiasi dianggap aman sebesar 0,001

W/cm2 pada diameter pupil 3 mm dan 0,002 W/cm2 pada diameter

pupil 7 mm (Suma’mur, P.K., 1994).

d. Radioaktif

Zat radio aktif adalah setiap zat yang memancarkan radiasi

pengion dengan aktivitas jenis lebih besar daripada 70 kBq/kg atau 2

nCi/g (tujuh puluh kilobecquerel per kilogram atau dua nanocurie per

gram). Angka 70 kBq/kg (2 nCi/g) tersebut merupakan patokan dasar

untuk suatu zat dapat disebut zat radioaktif pada umum-nya yang

ditetapkan berdasarkan ketentuan dari Badan Tenaga Atom

Internasional (International Atomic Energy Agency). Namun, masih

8

Page 9: laporan radiasi

terdapat beberapa zat yang walaupun mempunyai aktivitas jenis lebih

rendah daripada batas itu dapat dianggap sebagai zat radioaktif karena

tidak mungkin ditentukan batas yang sama bagi semua zat mengingat

sifat masing-masing zat tersebut berbeda.

Efek Efek Radioaktif.

1. Rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi di 200

Rems atau lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.

2. Sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena

radiasi berkekuatan 5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung,

radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah dan dapat

menyebabkan kejang dan kematian mendadak.

3. Kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam

jumlah tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian

atau seluruh bagian tiroid.

4. Ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit

darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap

infeksi. Gejala awal ialah seperti penyakit flu. Menurut data saat

terjadi ledakan Nagasaki dan Hiroshima, menunjukan gejala dapat

bertahan selama 10 tahun dan mungkin memiliki risiko jangka

panjang seperti leukimia dan limfoma.

5. Bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan

mengakibatkan kerusakan langsung pada pembuluh darah dan

dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak.

9

Page 10: laporan radiasi

6. Radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan

pada lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah

dan diare berdarah.

7. Saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan

kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban

radiasi akan mengalami kemandulan (Agus, 2011).

e. Ultra Violet

Sebuah pencahayaan terhadap radiasi UVB dapat menyebabkan kulit

terbakar dan beberapa bentuk kanker kulit.  Namun bentuk yang paling

mematikan - melanoma maligna - kebanyakan disebabkan oleh kerusakan

DNA tidak langsung (radikal bebas dan stres oksidatif).  Hal ini dapat

dilihat dari tidak adanya mutasi UV-tanda dalam 92% dari semua

melanoma. Pada manusia, terlalu lama terkena radiasi UV matahari dapat

menyebabkan akut dan kronis efek kesehatan pada kulit , mata, dan

sistem kekebalan tubuh. Selain itu, UVC dapat menyebabkan merugikan

mempengaruhi yang berbeda-beda dapat mutagenik atau karsinogenik

(Effendy, 1997). 

C. Radiasi dalam kehidupan manusia

Interaksi radiasi dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung.

Efek yang ditimbulkan dapat dialami oleh keturunan orang yang terkena

radiasi, dan efek ini disebut efek genetik. Jika orang yang terkena radiasi

yang menderita akibat radiasi, maka efeknya disebut sebagai efek somatik.

Efek somatik dapat terjadi segera setelah terkena radiasi ataupun tertunda

10

Page 11: laporan radiasi

setelah beberapa waktu. Berdasarkan kemungkinan munculnya efek negatif

dikenal dua jenis efek yaitu efek stokastik dan efek deterministik. Efek

stokastik adalah efek yang kemungkinan terjadinya sebanding dengan dosis

yang diterima oleh seseorang dan tanpa suatu nilai ambang berapapun

kecilnya dosis yang diterima oleh sesorang resiko efek radiasi selalu ada dan

efek non stokastik (deterministik) adalah efek yang tingkat keparahan dari

akibat radiasi tergantung dari dosis radiasi yang diterima sesorang dan

diperlukan suatu nilai ambang, sehingga di bawah nilai ambang tidak terlihat

akibat yang merugikan. Efek negatif dapat dikurangi dengan menciptakan

suatu kondisi agar dosis radiasi pengion yang mengenai manusia dan

lingkungan hidup tidak melebihi nilai batas dosis maka dilakukan langkah-

langkah antara lain

1. Mencegah terjadinya efek non stokastik (deterministik) dari radiasi yang

membahayakan seseorang, dan membatasi peluang terjadinya efek

stokastik atau resiko akibat penggunaan radiasi (sampai pada suatu nilai

batas) yang dapat diterima oleh masyarakat.

2. Meyakinkan bahwa pekerjaan atau kegiatan yang berhubungan dengan

penggunaan radiasi pengion secara benar (Hidayati, 2005).

D. Nilai Ambang Batas ( NAB) Radiasi

Sama halnya dengan besaran fisis lainnya, seperti panjang yang

mempunyai satuan (ukuran) meter, inchi, feet; satuan berat (kilogram, ton,

pound); satuan volume (liter, meter kubik); maka radiasi pun mempunyai

satuan atau ukuran untuk menunjukkan besarnya paparan atau pancaran

11

Page 12: laporan radiasi

radiasi dari suatu sumber radiasi maupun banyaknya dosis radiasi yang

diberikan atau diterima oleh suatu medium yang terkena radiasi. Keputusan

Menteri Tenaga Kerja Nomor :PER..13/ MEN/ X/ Tahun 2011, Tentang

faktor Fisika dan aktor Kimia di Tempat Kerja, tanggal 28 Oktober2011,

menyatakan:

Tabel 1

Nilai Ambang Batas Radiasi Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja

Nomor: PER. 13//MEN/X/Tahun 2011

No Bagian Tubuh Kadar Tertinggi Diperkenankan (Ceiling)

1 Seluruh Tubuh 2 T2 Seluruh Tubuh (Pekerja khusus dan

lingkungan kerja yang terkendali)8 T

3 Anggota gerak (Limbs) 20 T4 Pengguna peralatan medis

elektronik0,5 mT (mili Tesla)

No Bagian Tubuh NAB (TWA) Rentang Frekuensi

1 Seluruh tubuh 60/f mT 1 – 300 Hz2 Lengan dan paha 300/f mT 1 – 300 Hz3 Tangan dan kaki 600/f mT 1 – 300 Hz4 Anggota tubuh dan seluruh

tubuh0,2 mT 300 – 30 KHz

Keterangan : f adalah frekuensi dalam HzSumber: Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER..13/ MEN/ X/ Tahun 2011

12

Page 13: laporan radiasi

D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Radiasi

Keselamatan dan Kesehatan Radiasi (K3Radiasi) adalah suatu cabang

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik kesehatan lingkungan

tentang proteksi yang perlu diberikan kepada seseorang atau sekelompok

orang terhadap kemungkinan negatif dari penggunaan radiasi sementara

kegiatan yang memerlukan penggunaan sumber radiasi masih tetap

dilaksanakan. Dalam menggunakan sumber radiasi di Indonesia, ada suatu

badan yang bertugas mengawasi penggunaan dan pemanfaatan di Indonesia.

Badan tersebut dibentuk oleh pemerintah dengan nama Badan Pengawas

Tenaga Nuklir yang disingkat BAPETEN (BAPETEN, 2000).

Dalam pelaksanannya, pengendalian bahaya radiasi eksterna dapat

dilakukan secara administrasi dan secara fisikStandar pengoperasian instalasi

nuklir juga dilihat dari aspek prospektif fungsional, yaitu dikaitkan dengan

mempertimbangkan K3 Radiasi untuk pekerja/operator, masyarakat dan

lingkungannya. Untuk mendapatkan tingkat keselamatan radiasi yang

optimal, maka penanggung jawab instalasi atau manajemen peralatan harus :

1) Mendapatkan izin dari badan yang berwenang, yaitu Badan Pengawas

Tenaga Nuklir (BAPETEN). 2). Memiliki sertifikat hasil pengujian

Acceptance Test yang dihasilkan pabrikan alat untuk menjamin bahwa alat

ukur radiasi masih dalam batas spesifikasi yang telah ditetapkan. 3). Memiliki

catatan tentang kondisi peralatan untuk menjamin keselamatan pemakaian.

4).Merawat dan melakukan pengujian/kalibrasi secara berkala untuk

memastikan alat masih sesuai dengan spesifikasinya (Azhar, 2005).

13

Page 14: laporan radiasi

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat

Electro Magnetic Field Radiation. Tester 1 unit

Stopwatch 1 unit

B. Waktu Dan Tempat

1. Waktu

Waktu pelaksanaan percobaan dimulai tanggal 31 Agustus 2013

2. Tempat

Tempat pelaksanaan percobaan yaitu di Laboratorium Terpadu FKM

Unhas.

C. ProsedurKerja

1. Alat diaktifkan dengan menggeser tombol kearah “ON”.

2. Sensor dihadapkan kesumber/sampel yang akan diukur.

3. Tombol ditekan pada kisaran nilai, diarahkan kenilai 200 µT, Namun

apabila pada layar masih tertera angka 0,00 maka tombol dipindahkan

kekisaran nilai 20µT

4. Angka dicatat yang tertera pada layar tiap 5 detik.

D. Prinsip Percobaan

Percobaan dilakukan dengan menggunakan Electro magnetic field

radiation tester, dimana alat tersebut didekatkan pada sumber radiasi

sehingga diperoleh hasil tingkat radiasi pada objek radiasi, dan dengan hasil

tersebut dibandingkan dengan NAB, dan dapat diperoleh kesimpulan.

14

Page 15: laporan radiasi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel Pengamatan Terhadap Radiasi

(Sumber: Data primer 2013)

B. Pembahasan

Dari percobaan yang dilakukan pada beberapa sampel alat di atas

(Hp, layar laptop, kipas laptop dan layar komputer) dapat ditentukan

bahwa tingkat paparan radiasi yang paling tinggi yaitu dari sampel alat

Layar Laptop sebesar 0,20 µT dan yang terendah yaitu dari sampel alat

Handphone sebesar 0,01 µT. Dari hasil tersebut jika dibandingkan dengan

NAB tingkat paparan radiasi untuk seluruh anggota tubuh yang ditetapkan

termasuk dalam kategori standar (sesuai dengan NAB) yaitu sebesar 2 T

dan 600 mT.

15

NO Bahan Percobaan Paparan Radiasi(µT)

1 Hp 0,01

2 Layar Laptop 0,20

3 Kipas Laptop 0,07

4 Layar Komputer 0,04

Page 16: laporan radiasi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan di atas, didapatkan

kesimpulan sebagai berikut ::

1. Hasil dari percobaan pengukuran pada 4 sampel alat (microwave, Hp,

CPU, dan Laptop) tingkat radiasi pada microwave lebih tinggi

dibandingkan dengan tingkat radiasi pada Handphone yaitu 0,27 µT dan

0,02 µT.

2. Hasil percobaan diatas menyatakan bahwa radiasi pada microwave yang

dijadikan sampel tidak mempunyai dampak yang berarti pada kesehatan,

ini dikarenakan tingkat radiasi yang dikeluarkan cukup rendah dan tidak

melewati nilai ambang batas yang telah ditentukan sesuai dengan

rekomendasi Nilai Ambang Batas Radiasi Menurut Keputusan Menteri

Tenaga Kerja Nomor: PER. 13//MEN/X/Tahun 2011.

B. Saran

Radiasi yang dipancarkan oleh gelombang elektromagnetik yang berasal

dari handphone sangat berbahaya bagi kesehatan jika digunakan terus

menerus. Meskipun dari percobaan di atas menunjukkan radiasi dari HP

yang paling rendah, sebaiknya mengurangi atau membatasi jumlah dan

durasi penggunaan HP untuk menelepon, kalau memungkinkan lebih baik

menggunakan teks (SMS), atau menggunakan telepon kabel daripada HP.

16

Page 17: laporan radiasi

DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2011. Radioaktif dan Efek bagi manusia. Junal Kesehatan Radiasi bagi

manusia., Bandung

Arifin, Kustiono dan Noviyanti Noor, 1995, “Evaluasi Terhadap Penerimaan Dosis Pekerja Radiasi Di Indonesia Selama Pelita V”, Jurnal Keselamatan Radiasi dan Lingkungan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jakarta.

Azhar, 2005.“Perkembangan ProteksiRadiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir, Materi Rekualifikasi Petugas Proteksi Radiasi Bidang Instalasi Nuklir”. Badan PengawasTenaga Nuklir. Jakarta.

Batan, 2008. radiasi, http://radiologiymc.blogspot.com (di askes 4 september 2013)

BAPETEN, 2007.“Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif”. Penerbit Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jakarta.

Batan, 2008. radiasi, http://radiologiymc.blogspot.com (di akses 2 September 2013)

Cember, H., 1992, Introduction to HealthPhysics. Second Edition. Revised andEnlarged, Mc Graw-Hill, Inc. New York.USA.

Depkes, 1992. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Pasal 23 mengenai Kesehatan Kerja.

Eddy, 2013. Efek samping dan bahaya microwave bagi kesehatan. Online: http://www.tipscaraterbaik.com/efek-samping-dan-bahayanya-microwave-bagi-kesehatan.html diakses 4 september 2013.

Effendy,Drs,Nasrul.1997. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC

Hani,Ruslan Ahmadi dan Handoko Riwidikdo.2008.Fisika Kesehatan.      Yogyakarta:Mitra Cendikia.

Harrington. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Hidayati, NR, 2005.”Pengkajian Dosis Eksternal Seluruh Tubuh Pekerja Radiasi Pada Kondisi Kecelakaan Terparah Reaktor Kartini”. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Yogyakarta.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER..13/ MEN/ X/ Tahun 2011.Rusmanto Maryanto, 2008. Modul Pelatihan Training for Trainers Dasar-Dasar

Linux, Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Yayasan Penggerak Linux Indonesia dan PT Ardelindo. Jakarta.

Suratman. 1996. ”Introduksi Proteksi Radiasi Bagi Mahasiswa Praktek”. Pusat Penelitian dan Pengembangan TeknologiMaju, Badan Tenaga Nuklir Nasional.

Suyitno, G. 1993. ”Kesehatan Kerja danPengawasan Kesehatan Pekerja Radiasi”.Pendidikan dan Pelatihan Penyegaran Proteksi Radiasi Tingkat

17

Page 18: laporan radiasi

Teknisi. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional. Jakarta.

Suma’mur, P.K., 1994 Efek-efek radasi terhadap kesehatan. Toko Agung, Jakarta.

18