tantangan kemiskinan perkotaan dalam kerangka pembangunan ekonomi … · 2019. 7. 30. ·...

17
TANTANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN DALAM KERANGKA PEMBANGUNAN EKONOMI INKLUSIF DI JAWA BARAT ATHIA YUMNA The SMERU Research Institute Forum Pembangunan Daerah (FPD) Jawa Barat, 30 Juli 2019

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • TANTANGAN KEMISKINAN PERKOTAANDALAM KERANGKA

    PEMBANGUNAN EKONOMI INKLUSIFDI JAWA BARAT

    ATHIA YUMNA

    The SMERU Research Institute

    Forum Pembangunan Daerah (FPD) Jawa Barat, 30 Juli 2019

  • Garis Besar Presentasi

    2

    Konteks Kewilayahan Pembangunan Ekonomi di Jawa Barat

    Karakteristik Kemiskinan PerkotaanJawa Barat

    Studi Kasus: Kota Tasikmalaya

    Tantangan bagi PenanggulanganKemiskinan Perkotaan

    Implikasi Kebijakan

  • Jawa Barat dari Perspektif Spasial

    JTSS Jabar(324,30 Km)

    ZONA RAWAN BENCANA

    Dibatasi

    WPPI 1

    Dikendalikan

    Plb. Patimban

    Plb. Cirebon

    Bdr. Kertajati

    WPPI 2Segitiga Rebana

    Ditingkatkan

    LUMBUNG PADI NASIONAL

    UTARA:• Orientasi petumbuhan ekonomi→ konektivitas

    tinggi• Lebih urban → pusat pelabuhan, perkotaan,

    industri dan perdagangan/ jasa skala besar• Lahan subur→ Lumbung padi nasional,

    dukungan irigasi teknis

    SELATAN:• Orientasi konservasi, dominasi kawasan lindung• Rawan bencana→ Tidak memungkinkan

    plotting industri• Tantangan topografi lebih besar, lahan kurang

    produktif→ pertanian tadah hujan• Arah pengembangan pariwisata

    Konektivitas Vertikal

    • Pola pembangunan utara-selatan

  • Perekonomian Jawa Barat

    Kue EkonomiWilayah Perkotaan Jabar 2017

    0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

    Bogor

    Sukabumi

    Cianjur

    Bandung

    Garut

    Tasikmalaya

    Ciamis

    Kuningan

    Cirebon

    Majalengka

    Sumedang

    Indramayu

    Subang

    Purwakarta

    Karawang

    Bekasi

    Bandung Barat

    Pangandaran

    Kota Bogor

    Kota Sukabumi

    Kota Bandung

    Kota Cirebon

    Kota Bekasi

    Kota Depok

    Kota Cimahi

    Kota Tasikmalaya

    Kota Banjar

    Jawa Barat

    Sektor Kerja 2017 (dalam persentase)

    Perdagangan, Rumah makan, dan akomodasiIndustri pengolahan

    Jasa kemasyarakatan, sosial, dan peroranganPertanian, perkebunan, kehutanan

    7.880.53

    21.61

    0.45

    7.04

    30.92

    6.62

    5.23

    19.73

    Pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikananPertambanganIndustriListrik, gas, dan air minumKonstruksiPerdagangan, rumah makan, dan akomodasiTransportasi, pergudangan, dan komunikasiLembaga keuangan dan real estateJasa kemasyrakatan, sosial, dan perorangan

  • Kemiskinan Jawa Barat: Utara-Selatan

    2000

    2015

    Tingkat kemiskinan di Jabar Selatan relatif lebih tinggi daripada JabarUtara pada 2000.

    Tingkat kemiskinan di sebagian kabupatendi Jabar Utara berubah menjadi lebih tinggisecara relatif daripada kab/kota lainnyapada 2015.

    Sumber: PovMap SMERU 2010

    Sumber: PovMap SMERU 2015

  • 6

    Kemiskinan Jawa Barat: Perdesaan-Perkotaan

    Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

    Tingkat kemiskinan di perdesaan relatif lebih tinggi daripada di perkotaan. Akan tetapi, sejak 2011 hingga saat ini jumlah orang miskin di daerah perkotaan lebihbesar daripada di perdesaan.

    11.2110.8810.33

    9.43 9.26 8.84 8.71 8.44 8.69 8.47 8.32 8.43 8.587.67 7.55 7.52

    6.76 6.47 6.33

    16.8816.05

    14.2813.8813.32

    12.4812.1311.5911.4211.3510.88

    11.8211.61 11.8 11.7211.7510.77

    10.2510.07

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    Mar

    et

    Sep

    tem

    be

    r

    Mar

    et

    Sep

    tem

    be

    r

    Mar

    et

    Sep

    tem

    be

    r

    Mar

    et

    Sep

    tem

    be

    r

    Mar

    et

    Sep

    tem

    be

    r

    Mar

    et

    Sep

    tem

    be

    r

    Mar

    et

    Sep

    tem

    be

    r

    20072008200920102011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

    Tin

    gkat

    Kem

    iski

    nan

    (%

    )

    Perkotaan Perdesaan

    0.0

    0.5

    1.0

    1.5

    2.0

    2.5

    3.0

    Tah

    un

    an

    Tah

    un

    an

    Tah

    un

    an

    Tah

    un

    an

    Tah

    un

    an

    Sem

    este

    r 1

    (M

    aret

    )

    Sem

    este

    r 2

    Sem

    este

    r 1

    (M

    aret

    )

    Sem

    este

    r 2

    Sem

    este

    r 1

    (M

    aret

    )

    Sem

    este

    r 2

    Sem

    este

    r 1

    (M

    aret

    )

    Sem

    este

    r 2

    Sem

    este

    r 1

    (M

    aret

    )

    Sem

    este

    r 2

    Sem

    este

    r 1

    (M

    aret

    )

    Sem

    este

    r 2

    Sem

    este

    r 1

    (M

    aret

    )

    Sem

    este

    r 2

    20072008200920102011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

    Po

    pu

    lasi

    (ju

    tao

    ran

    g)

    Jumlah orang miskin di Jawa Barat berdasarkan lokasi (juta)

    Perkotaan Jabar Perdesaan Jabar

  • Karakteristik Penduduk Miskin Perkotaan Jawa Barat

    35.02

    30.94

    25.16

    21.46

    23.95

    27.21

    33.52

    36.39

    40.1

    9.99

    8.71

    7.53

    0% 20% 40% 60% 80% 100%

    Q1

    Q2

    Q3-Q5

    Anak(0-15 tahun) Pemuda(16-30 tahun)

    Dewasa (31-59 tahun) Lansia (>59 tahun)

    Struktur Penduduk Perkotaan (2018)

    Rasio Ketergantungan Penduduk Perkotaan (2018)

    Piramida Penduduk 20% Termiskin (2018)

    Piramida penduduk 20% termiskin di wilayah perkotaanJawa Barat pada 2018 didominasi oleh penduduk dewasadan anak-anak. Namun, jumlah penduduk usia anak danlansia, serta persentasenya terhadap total penduduk padakelompok ini lebih besar daripada kelompok kesejahteraanlainnya.

    65.34

    53.52

    38.51

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    Q1 Q2 Q3-Q5Sumber: Susenas 2018 (diolah)

    Sumber: Susenas 2018 (diolah)

    Sumber: Susenas 2018 (diolah)

  • 6.67

    26.65

    66.68

    Tidak/belum pernahsekolah

    Masih bersekolah

    Tidak bersekolah lagi

    Status Pendidikan Penduduk Perkotaan Jawa Barat

    Status Bersekolah Penduduk Berusia

    >5 Tahun (2018)

    Mengapa Tidak Bersekolah?Penduduk Berusia 5-24 Tahun (2017)

    18,66%Karena masalah biaya

    30,64%Karena Bekerja Karena Menikah

    8,77%

    Ijazah Terakhir Penduduk >15 tahun (2018)

    Ijazah Terakhir Menurut Kelompok Pengeluaran 2018

    97.16

    20.28

    50.82

    79.18

    55.09

    2.84

    34.86

    16.52

    6.75

    17.65

    0

    44.86

    32.66

    14.07

    27.26

    0% 20% 40% 60% 80% 100%

    Anak(0-15 tahun)

    Pemuda(16-30 tahun)

    Dewasa (31-59 tahun)

    Lansia (>59 tahun)

    Total

    SD/sederajat atau belum punya ijazah sama sekali SMP/sederajat >SMP/sederajat

    69.34

    59.47

    50.35

    42.07

    29.64

    49.47

    18.24

    21.28

    19.89

    17.48

    12.32

    17.69

    12.42

    19.25

    29.76

    40.45

    58.05

    32.84

    0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

    1

    2

    3

    4

    5

    Total

    SD/sederajat atau belum punya ijazah sama sekali SMP/sederajat >SMP/sederajat

    Kuintil

    Sumber: Susenas 2018 (diolah)

  • Karakteristik Rumah Tangga Miskin Perkotaan

    Profil RT 20% Termiskin (2018)

    61,44%

    SD/Sederajat atau

    belum punya

    ijazah

    Profil Kepala Keluarga RT Perkotaan (2018)

    Kepala Keluarga

    Laki-laki (KKL)

    Kepala Keluarga

    Perempuan

    (KKP)

    40,6%

    SD/Sederajat atau

    belum punya

    ijazah

    81,3% RT 20%

    Termiskin Memiliki

    1-3 ART

    90,06% RT 20%

    Termiskin memiliki 1-

    3 ART

    92,75% Berstatus

    menikah68,57% Cerai mati

    Sumber: Susenas 2018 (diolah)

    74,93%Tinggal di

    Bangunan

    milik sendiri

    Atap rumah

    dari getting

    76,27%

    36,64%Akses air

    bersih

    51,87%Akses sanitasi

    layak

    Lantai terluas

    keramik

    71,23% 99,9%Penerangan

    utama PLNMasak

    menggunakan

    gas LPG

    85,67%

    Dinding

    terluas tembok

    86,44%

  • Kondisi Ketenagakerjaan di Perkotaan Jabar

    44,55%

    TPAK TPT

    9,07%

    81,50%

    63,24%

    8,53%

    8,72%

    Terendah ke-7 di Indonesia

    Tertinggi ke-5 di Indonesia

    Terendah ke-11 di Indonesia

    Tertinggi ke-7 di Indonesia

    Tertinggi ke-7 di Indonesia

    Tertinggi ke-5 di Indonesia Sumber: Sakernas 2017 (diolah)

  • Permasalahan Kemiskinan Perkotaan

    Jakarta

    Luarnegeri

    ❑ Migrasi yang tidak berkualitas✓ Pseudo-urbanization

    • Pekerjaan tidak tetap/sektor informal• Permukiman kumuh

    ✓ Migrasi melompat❑ Pelayanan dasar vs laju pertambahan penduduk❑ Peningkatan konektivitas nasional-global tidak diikuti

    peningkatan kemampuan memanfaatkan peluang (usaha)❑ Kemajuan kota (modernisasi) vs gentrifikasi, misalnya:

    • Dampak Tol Cipali• Perkembangan Kota Tasikmalaya sebagai pusat

    perdagangan dan perumahan

  • Kec. Kawalu% (GKN): 13,92%% ($3.1 PPP): 39,32%

    Kec. Mangkubumi% (GKN): 13,12%% ($3.1 PPP): 34,58%

    Kec. Bungursari% (GKN): 10,97%% ($3.1 PPP): 33,40%

    Kec. Indihiang% (GKN): 9,69%% ($3.1 PPP): 27,99%

    Kec. Cihideung% (GKN): 7,57%% ($3.1 PPP): 23,18%

    Kec. Cipedes% (GKN): 11,63%% ($3.1 PPP): 31,52%

    Kec. Tawang% (GKN): 6,07%% ($3.1 PPP): 19,45%

    Kec. Purbaratu% (GKN): 27,60%% ($3.1 PPP): 54,80%

    Kec. Cibeureum% (GKN): 21,53%% ($3.1 PPP): 47,33%

    Kec. Tamansari% (GKN): 18,92%% ($3.1 PPP): 47,13%

    Studi Kasus: Kota Tasikmalaya

    Sumber: PovMap SMERU, 2015

    Tingkat kemiskinan Kota Tasikmalaya 2010 dan 2015

    2010 2015

    Sumber: PovMap SMERU, 2010

  • Studi Kasus: Kota Tasikmalaya

    Aspek Deskripsi

    Aset ekonomi Tempat tinggal: dinding rumah darianyaman bambu, atap bocor, tidakpunya toilet, dapur & ruang tamujadi satu, fasilitas MCK bersama

    Pekerjaan Buruh harian lepas (buruh tani, anyam mendong), dagang asongan

    Penghasilan Maksimal 50 rb/hari (buruh tebangkayu), 7rb/hr (anyam mendong), 3.5-5rb/hr (buruh payet)

    Tingkat Pendidikan

    Kepala rumah tangga mayoritasSD/tidak sekolah, pendidikan anakhanya lulus SD

    Jumlah ART Kebanyakan RTM memiliki anak >3 orang

    Sosial Gaya hidup konsumtif, perilakujajan anak

    Karakteristik orang miskin (berdasarkan hasil FGD):❑ Persentase kemiskinan Kota Tasikmalaya: 14,8% (2017)

    ❑ Kota Tasikmalaya dikenal sebagai kotaperdagangan dan pusat UMKM

    ❑ Isu industri UMKM di Tasikmalaya:

    • Mekanisasi (mesin bordir manual vs komputer) → permintaan TK berkurang

    • Persaingan dengan produk Cina di pasarTanah Abang

    • Pemasaran→ Belum optimal memanfaatkan pasar online

    • Inovasi produk yang rendah

    • Upah buruh borongan/maklon yang sangatrendah

    ❑ Daerah perumahan yang tumbuh pesat

  • Tantangan ke Depan: Sejauh Mana Warga Miskindapat Memanfaatkan Pembangunan di Jabar?

    SEGITIGA REBANA• Skenario: Green Industry – Hi-tech, padat

    karya-padat modal → Butuh SDM bukanlow-skilled

    • Alih fungsi lahan→ berkurangkesempatan kerja di sektor pertanian

    JALUR TENGAH SELATAN• Skenario pengembangan setelah jalan

    terbangun→ Diserahkan pada pasar?• Pusat-pusat transit?• Penetapan kws. strategis pariwisata→

    bagaimana potensi ekonomi ikutan: akomodasi dan transportasi?

    JTSS Jabar(324,30 Km)

    ZONA RAWAN BENCANA

    Dibatasi

    Ditingkatkan

  • Tantangan: Efektifitas Program Bantuan Sosial

    Cakupan Bansos Perkotaan 2018

    Distribusi Bansos Perkotaan 2018Integrasi Bansos Perkotaan Jabar 2018

    32.77

    50.64

    65.26

    81.7

    94.38

    67.44

    44.9

    37.59

    28.8

    15.31

    5.2

    24.66

    15.37

    8.914.95 2.49

    0.415.876.97

    2.86 0.98 0.5 0 2.02

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

    Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Total

    Tidak menerima 1 bantuan 2 bantuan 3 bantuan

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5

    Rastra PKH PIP

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5

    Rastra PKH PIP

    Pada 2018, distribusi PKH di wilayah perkotaan Jabarterlihat lebih baik daripada rastra dan PIP (ditandai dengantingginya jumlah penerima pada kelompok pengeluaran20% terbawah dan rendahnya penerima pada kelompokpengeluaran 20% teratas). Sementara itu, cakupanpenerima PKH relatif lebih kecil daripada program bantuansosial yang lain.

    Persen

    Persen

  • Opsi 1: Mendorong migrasi yang berkualitas ke wilayah perkotaan yang sudah ada (denganmenyiapkan orang miskin untuk bisa menangkap peluang penghidupan di perkotaan)Opsi 2: Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru baik di Jabar Utara maupun Selatan, danpada saat yang sama memastikan masyarakat miskin juga menikmati kue pertumbuhan tsb.

    IMPLIKASI KEBIJAKAN

    ❑ Mempersiapkan SDM Jawa Barat (termasuk kurikulum SMK yang disusun lebih adaptifdengan arah pembangunan kawasan di Jawa Barat)

    ❑ Mendorong kebijakan afirmatif untuk menyediakan penghidupan dan fasilitas bagi para migran (subsidi rumah dan layanan dasar, transportasi publik, dll. ) → agar mencegahgentrifikasi

    ❑ Membuka ruang kerja sama antarkab/kota untuk mengatasi masalah-masalah urbanisasi❑ Meningkatkan kelembagaan dan tata kelola penanggulangan kemiskinan di kab/kota.

    ❑ Seluruh pemangku kepentingan perlu menyepakati pola pembangunan ekonomi yang lebihinklusif, khususnya dilihat dari perspektif kewilayahan di Jawa Barat

    ❑ Pembuat kebijakan dihadapkan pada “trade-offs” antara investasi jangka panjang (untukpengeluaran sosial dan pengembangan penghidupan) dan pengambilan kebijakan yang bersifatmyopic dan jangka pendek→ diperlukan komitmen kuat untuk mencapai penurunankemiskinan yang berkelanjutan

    ❑ Jabar harus memiliki grand design penanggulangan kemiskinan. Dari perspektif kewilayahan, dimungkinkan 2 alternatif:

  • Terima KasihPertanyaan dan saran: [email protected] SMERU: https://smeru.or.id

    mailto:[email protected]://smeru.or.id/