tanaman pangan.docx

17
Tanaman Pangan Apakah bahan makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia ? Tahukah kamu dari mana asalnya bahan makanan pokok yang kamu konsumsi sehari-hari? Bahan makanan yang kita konsumsi sebagian besar berasal dari hasil pertanian. Hasil-hasil pertanian terdiri atas: a. Tanaman pangan seperti padi, jagung, ketela pohon, ubi jalar, kedelai dan kacang tanah b. Tanaman perdagangan, seperti teh, tebu, kopi, karet, kelapa sawit, kelapa, kina, cengkeh, kapas. Untuk lebih mengetahui tentang hasil petanian tanaman pangan, kita akan membahasnya satu persatu. 1. Padi Padi (Oryza sativa sp.) adalah tanaman yang berasal dari Bangladesh. Dari tanaman padi dihasilkan beras, yang merupakan bahan makanan pokok sebahagian besar rakyat Indonesia. Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah panas dengan curah hujan yang tinggi. Daerah utama penghasil padi di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara. Dari tanaman padi dihasilkan beras, yang merupakan bahan makanan pokok sebahagian besar rakyat Indonesia. Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah panas dengan curah hujan yang tinggi. Daerah utama penghasil padi di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara. 2. Jagung

Upload: azhari

Post on 12-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tanaman Pangan.docx

Tanaman Pangan

Apakah bahan makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia ? Tahukah kamu dari mana asalnya bahan makanan pokok yang kamu konsumsi sehari-hari? Bahan makanan yang kita konsumsi sebagian besar berasal dari hasil pertanian.

Hasil-hasil pertanian terdiri atas:

a. Tanaman pangan seperti padi, jagung, ketela pohon, ubi jalar, kedelai dan kacang tanahb. Tanaman perdagangan, seperti teh, tebu, kopi, karet, kelapa sawit, kelapa, kina,     cengkeh, kapas.

Untuk lebih mengetahui tentang hasil petanian tanaman pangan, kita akan membahasnya satu persatu.

1. Padi

Padi (Oryza sativa sp.) adalah tanaman yang berasal dari Bangladesh. Dari tanaman padi dihasilkan beras, yang merupakan bahan makanan pokok sebahagian besar rakyat Indonesia. Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah panas dengan curah hujan yang tinggi.

Daerah utama penghasil padi di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.

Dari tanaman padi dihasilkan beras, yang merupakan bahan makanan pokok sebahagian besar rakyat Indonesia. Padi dapat tumbuh dengan baik di daerah panas dengan curah hujan yang tinggi. Daerah utama penghasil padi di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara.

2. Jagung

Page 2: Tanaman Pangan.docx

Jagung (Zea mays) adalah jenis tanaman padi-padian yang berasal dari Amerika. Tanaman jagung sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Jagung dapat tumbuh di daerah tropis maupun daerah sub tropis

Jagung ditanam di ladang, tegalan dan sawah pada musim kemarau. Kadang-kadang jagung juga ditanam sebagai tanaman sela/tumpangsari di lahan perkebunan. Jagung tumbuh sangat baik di daerah berketinggian 0-1500 meter di atas permukaan air laut.

Jagung merupakan bahan makanan pokok bagi sebahagian penduduk Nusa Tenggara Timur, Madura, dan Minahasa. Biji jagung yang sudah masak berwarna kuning atau ungu. Butir jagung dapat dibuat tepung atau pati jagung, yang disebut Maizena.Tongkolnya yang sangat muda dapat dimakan sebagai lalap, sayur, atau acar. Tanaman jagung yang masih muda juga sangat baik untuk makanan ternak.Daun pelindung tongkol yang sudah kering (kelobot) dapat digunakan untuk penggulung rokok atau pembungkus dodol.

3. Ketela Pohon

Page 3: Tanaman Pangan.docx

Ketela pohon (Manihot asculenta atau Manihot utilissima) disebut juga ubi kayu atau singkong. Tanaman ini berasal dari  Amerika Selatan. Ketela pohon banyak ditanam di lahan kering dengan jenis tanah yang gembur. Tanaman ini dapat hidup di daerah-daerah dengan musim kering yang lunak hingga sangat kering. Pada dataran rendah, ketela pohon banyak ditanam pada ketinggian 0-4500 meter di atas permukaan laut.

Ketela pohon dimanfaatkan sebagai makanan pokok pengganti beras atau jagung, khususnya bagi penduduk di Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta).

Umbinya dapat dibuat tepung tapioka atau gaplek yang sebagian besar di ekspor ke Jepang. Selain itu umbinya dapat dibuat tape melalui proses peragian, tape di Jawa Barat dikenal dengan nama peuyeum.

Daunnya yang masih muda dapat dimakan sebagai lalap dengan direbus terlebih dahulu, atau dijadikan sayur.Daerah penghasil ketela pohon di Indonesia adalah Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara.

4. Ubi Jalar

Ubi jalar (Ipomoea batatas) adalah jenis tanaman semak yang berasal dari Hindia Barat. Tanaman ini sampai ke Indonesia dibawa oleh orang-orang Spanyol. Ubi jalar cocok ditanam di daerah ketinggian 0-2000 meter di atas permukaan air laut.

Ubi jalar disebut juga ketela rambat. Umbinya dapat dimakan dan merupakan makanan pokok penduduk Papua Bagian Tengah. Bagi penduduk daerah lain di Indonesia, ubi jalar merupakan tambahan. Daunnya juga dapat dimakan sebagai sayuran.Daerah utama penghasil ubi jalar di Indonesia adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

5. Kedelai

Page 4: Tanaman Pangan.docx

Kedelai (Soya max) adalah tanaman semak yang termasuk jenis polong-polongan (kacang-kacangan). Kedelai banyak ditanam di daerah dengan ketinggian 5 – 1000 meter di atas permukaan laut. Kedelai ditanam di daerah kering, misalnya tegalan, ladang dan pekarangan. Kedelai juga ditanam di sawah pada musim kemarau sebagai palawija.

Kedelai merupakan salah satu sumber protein bagi penduduk Indonesia. Kedelai mengandung protein nabati dan sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.Jenis makanan yang terbuat dari kedelai adalah tahu, tempe, kecap, tauco, susu kedelai. Biji kedelai yang berkecambah juga dapat dijadikan bahan makanan yang kita kenal dengan nama tauge.

Daerah utama penghasil kedelai di Indonesia adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Nusa Tenggara Barat.

6. Kacang Tanah

Kacang tanah (Arachis hypogea) adalah tanaman yang berasal dari Brasil.Kacang tanah adalah tanaman palawija yang mengandung protein nabati. Kacang tanah banyak ditanam di tegalan, ladang dan pekarangan juga ditanam di sawah pada musim kemarau.

Biji kacang tanah dapat dibuat minyak goreng (minyak slada) atau dimanfaatkan untuk berbagai macam bumbu seperti bumbu rujak, bumbu gado-gado, bumbu pecel. Bungkil atau ampasnya dengan proses peragian  dapat menghasilkan oncom yang dikenal dengan istilah dage di daerah Jawa Barat.

Page 5: Tanaman Pangan.docx

1.       Penggerek  Batang (Stem Borer)

 

Gambar 1. Padi yang terserang sundep

Penggerek batang merupakan hama paling menakutkan pada pertanaman padi, karena sering menimbulkan kerusakan

berat dan kehilangan hasil yang tinggi. Di lapang, kehadiran hama ini ditandai oleh kehadiran ngengat (kupu-kupu) dan kematian

tunas padi, kematian malai, dan ulat penggerek batang.

Hama ini merusak tanaman pada semua fase tumbuh, baik pada saat pembibitan, fase anakan, maupun fase berbunga.

Bila serangan terjadi pada pembibitan sampai fase anakan, hama ini disebut sundep, dan jika terjadi pada saat berbunga, disebut

beluk.

Sampai saat ini belum ada varietas yang tahan penggerek batang. Oleh karena itu gejala serangan hama ini perlu

diwaspadai, terutama pada pertanaman di musim hujan. Waktu tanam yang tepat, merupakan cara yang efektif untuk menghindari

serangan penggerek batang. Hindari penanaman pada musim Desember-Januari, karena suhu, kelembaban, dan curah hujan pada

saat itu sangat cocok bagi perkembangan penggerek batang, sementara tanaman padi yang baru ditanam, sangat sensitif pada

hama ini. Tindakan pengendalian harus segera dilakukan, kalau > 10% rumpun memperlihatkan gejala sundep atau beluk.

Insektisida yang efektif terhadap penggerek batang tersedia di kios-kios sarana pertanian, terutama yang berbahan aktif:

karbofuran, bensultaf, karbosulfan, dimenhipo, amitraz, dan fipronil. Sebelum menggunakan suatu produk pestisida,  baca dan

fahami informasi yang tertera pada label. Kecuali untuk kupu-kupu yang banyak beterbangan, jangan memakai pestisida semprot

untuk sundep dan beluk.

2.      Wereng Hijau (green leafhopper)

 

Page 6: Tanaman Pangan.docx

Gambar 2.  Imago wereng hijau

Beberapa jenis dari wereng hijau diantaranya adalah Nephottetix virescens, N. nigropictus, N. cinticeps, N. malayanus.

Peran wereng hijau (WH) dalam sistem pertanaman padi menjadi penting oleh karena WH merupakan vektor penyakit tungro, yang

merupakan salah satu penyakit virus terpenting di Indonesia. Kemampuan WH sebagai penghambat dalam sistem pertanian padi

sangat tergantung pada penyakit virus tungro.

Sebagai hama, WH banyak ditemukan pada sistem sawah irigasi teknis, ekosistem tadah hujan, tetapi tidak lazim pada

ekosistem padi gogo. WH menghisap cairan dari dalam dari dalam daun bagian pinggir, tidak menyukai pelepah, atau daun-daun

bagian tengah. WH menyebabkan daun-daun padi berwarna kuning sampai kuning oranye, penurunan jumlah anakan, dan

pertumbuhan tanaman yang terhambat (memendek). Pemupukan unsur nitrogen yang tinggi sangat memicu perkembangan WH.

WH umumnya dikendalikan dalam suatu paket dengan mengendalikan tungro. Dianjurkan untuk menanam varietas tahan

tungro seperti Tukad insektisida. Beberapa insektisida efektif, terutama yang berbahan aktif BPMC, bufrezin, imidkloprid,

karbofuran, MIPC, atau tiametoksam.

3.      Walang sangit/rice bug Leptocorisa oratorius (Fabricius)

 

Gambar 3.  L. oratorius di pertanaman

Page 7: Tanaman Pangan.docx

Walang sangit merupakan hama yang umum merusak bulir padi pada fase pemasakan. Mekanisme merusaknya yaitu

menghisap butiran gabah yang sedang mengisi. Apabila diganggu, serangga akan mempertahankan diri dengan mengeluarkan

bau. Selain sebagai mekanisme mempertahankan diri, bau yang dikeluarkan juga untuk menarik walang sangit lain dari species

yang sama. Walang sangat merusak tanaman ketika mencapai fase berbunga sampai matang susu. Kerusakan yang

ditimbulkannya menyebabkan beras berubah warna dan mengapur, serta gabah menjadi hampa.

Hama ini dapat dikendalikan melalui beberapa langkah, seperti :

            Mengendalikan gulma, baik yang ada di sekitar sawah maupun yang ada di sekitar pertanaman;

            Meratakan lahan dengan baik dan memupuktanaman secara merata agar tanaman tumbuh seragam;

            Menangkap walang sangit menggunakan jaring sebelum stadia pembungaan;

            Mengumpan walang sangit dengan ikan yang sudah busuk, daging ayam yang sudah rusak, atau dengan kotoran ayam;

            Menggunakan insektisida jika diperlukan dan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika walang sangit berada di

kanopi.

4.      Wereng Coklat (WCK) (Nilaparvata lugens)

 

Gambar 4.  Wereng Coklat

Wereng coklat dapat menyebabkan daun berubah kuning oranye sebelum menjadi coklat dan mati. Dalam keadaan

populasi wereng tinggi dan varietas yang ditanam rentan wereng coklat, dapat mengakibatkan tanaman seperti terbakar atau

"hopperburn". Wereng coklat juga dapat menularkan penyakit virus kerdil hampa dan virus kerdil rumput, dua penyakit yang sangat

merusak.

Ledakan WCK biasanya terjadi akibat penggunaan pestisida yang tidak tepat, penanaman varietas rentan, pemeliharaan

tanaman, terutama pemupukan, yang kurang tepat, dan kondisi lingkungan yang cocok untuk WCK (lembab, panas, dan pengap).

Page 8: Tanaman Pangan.docx

Pengendalian wereng coklat dapat dilakukan dengan mencegah penyebaran dan perkembangbiakan hama tersebut. 

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan hama ini adalah ;

Pertama yaitu melakukan pemantauan secara rutin dan terjadwal yang dilakukan dengan cara mengamati areal tanaman

padi dalam interval waktu tertentu (misalnya seminggu sekali), sejak awal persemaian, penanaman sampai panen.  Pemantauan ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan populasi wereng coklat di tiap lokasi sehingga dapat dijadikan pedoman apakah

perlu dilakukan tindakan pengendalian atau tidak.  Semakin tinggi kepadatan populasi wereng coklat, semakin cepat kita harus

melakukan tindakan pengendalian.  Adapun pedoman untuk menetapkan gejala serangan wereng dengan menggunakan 3 kunci

pendugaan.  Yaitu tipe A, B dan C. Pendugaan tipe A ini terjadi pada saat persemaian.   Kerusakan dianggap berat bila pada saat

umur  30 hari terdapat 50 ekor betina makrop per 25 kali ayunan jaring.  Pada tipe B, fase ini terjadi saat padi berumur 20 - 30

HST.  Tingkat serangan dianggap merugikan bila ditemukan 2 - 5 ekor betina dalam satu rumpun.  Tipe C yaitu pada saat padi

berumur 20 - 30 HST dan 50 - 60 HST.  Kerusakan dianggap berat bila ditemukan 2 - 5 ekor betina  dalam 1 rumpun padi. 

Pemantauan ini sebaiknya dilakukan  bersama-sama dalam satu kelompok tani dan hasilnya dibahas untuk menentukan langkah

pengendaliannya.

Kedua adalah memusnahkan singgang (sisa tanaman) yang terserang virus kerdil rumput dan kerdil hampa dengan cara

mengolah tanah sesegera mungkin setelah tanaman padi dipanen.  Dengan kita membiarkan lahan tersebut, maka kemungkinann

timbulnya serangan virus akan lebih besar saat kita memulai penanaman kembali.

Ketiga adalah menanam padi varietas unggul tahan hama. Penanaman varietas tahan hama terbukti mampu dan efektif

mengurangi serangan wereng coklat.  Penggunaan bibit padi yang merupakan  keturunan dari benih asli/bersertifikat akan membuat

tanaman menjadi lebih peka/rentan terhadap serangan hama, sehingga disarankan untuk selalu menggunakan benih F-1-nya.  Saat

ini ada sekitar 17 varietas yang tergolong tahan wereng diantaranya : Cisadane, IR-50, Krueng Aceh, Sadang, Cisokan, Cisang-

garung, IR-64, Dodokan, IR-66, Way Seputih, Walanae, Membramo, Cilo-asri, Digul, Maros, Cirata dan Way Opo Buru.   Namun ,

perlu diketahui pula bahwa diantara verietas tersebut, ada beberapa varietas diantaranya yang rentan terhadap biotipe wereng

tertentu diantaranya : Cisadane, Krueng Aceh, Sadang dan Cisokan, yang hampir semuanya meskipun tahan wereng biotipe B2,

namun agak rentan terhadap B1 dan rentan terhadap biotipe B3. 

Keempat  yaitu melakukan pemusnahan selektif terhadap tanaman padi yang terserang ringan.  Artinya memilih tanaman

padi yang terserang dengan cara mengambilnya untuk kemudian dibuang/dibakar di tempat lain.  Bila terjadi serangan berat, maka

perlu dilakukan pemusnahan (eradikasi) total.

Kelima yaitu melakukan penyemprotan dengan insektisida anjuran seperti Winder 25WP atau insektisida berbahan aktif

amitraz, buprofezin, beauveria bassiana, BPMC, fipronil, imidakloprid, karbofuran, karbosulfan, metolkarb, MIPC, propoksur, dan

tiametoksam.  Bila populasi wereng coklat telah mencapai batas-batas : populasi wereng mencapai lebih dari 10 ekor per rumpun

saat padi berumur kurang dari 40 HST dan populasi wereng mencapai lebih dari 40 ekor per rumpun saat tanaman padi berumur

lebih dari 40 HST.

5.  Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas campestris pv. Oryzae)

 

Page 9: Tanaman Pangan.docx

Gambar 5. Daun yang terserang penyakit hawar

Hawar daun bakteri (HBD) merupakan penyakit bakteri yang tersebar luas dan menurunkan hasil sampai 36 %. Penyakit

terjadi pada saat musim hujan atau musim kemarau yang basah, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang, dan dipupuk N

tinggi (> 250 kg Urea/ha).

Penyakit HDB menghasilkan dua gejala khas, yaitu kresek dan hawar. Kresek adalah gejala yang terjadi pada tanaman

berumur < 30 hari (persemaian atau yang baru pindah). Daun-daun berwarna hijau kelabu, melipat, dan menggulung. Dalam

keadaan parah keadaan daun menggulung, layu, dan mati, mirip tanaman yang terserang penggerek batang atau terkena air panas

(lodoh). Sementara, hawar merupakan gejala yang paling umum pada tanaman yang telah mencapai fase tumbuh anakan sampai

fase pemasakan.

Gejala diawali dengan timbulnya bercak abu-abu (kekuningan) umumnya pada tepi daun. Dalam perkembangannya

gejala akan meluas, membentuk hawar, dan akhirnya daun mengering. Dalam keadaan lembab (terutama pagi hari), kelompok

bakteri, berupa butiran berwarna kuning keemasan, dapat dengan mudah ditemukan pada daun-daun yang menunjukkan gejala

hawar. Dengan bantuan angin, gesekkan antar daun, dan percikan air hujan, massa bakteri ini berfungsi sebagai alat penyebar

penyakit HDB.

Penyakit HDB secara efektif dikendalikan dengan varietas tahan; pemupukan lengkap; dan pengaturan air. Untuk daerah-

daerah yang endemis penyakit HDB, tanam varietas tahan seperti code dan angke dan gunakan pupuk NPK dalam dosis yang

tepat. Bila memungkinkan, hindari penggenangan yang terus menerus, misalkan 1 hari digenangi dan 3 hari dikeringkan.

6.      Busuk batang / stem rot (Magnaporthe salvinii (Cattaneo) R.A Krause & R.K. Webster (telemorph))

Busuk batang merupakan penyakit yang menginfeksi bagian tanaman dalam kanopi dan menyebabkan tanaman menjadi

mudah rebah. Untuk mengamati penyakit ini, kanopi pertanaman perlu dibuka. Perlu diwaspadai apabila terjadi kerebahan pada

pertanaman, tanpa sebelumnya terjadi hujan dengan angin yang kencang.

Gejala awal berupa bercak berwarna kehitaman, bentuknya tidak teratur pada sisi luar pelepah daun dan secara bertahap

membesar. Akhirnya, cendawan menembus batang padi yang kemudian menjadi lemah, anakan mati, dan akibatnya tanaman

menjadi rebah.

Page 10: Tanaman Pangan.docx

Stadia tanaman yang paling rendah adalah pada fase anakan sampai stadia matang susu. Kehilangan hasil akibat

penyakit ini dapat mencapai 80 %.

Pemupukan tanaman dengan dosis 250 Kg urea, 100 Kg SP36 dan 100 Kg KCI per ha dapat menekan perkembangan penyakit.

Untuk menghindari penyebaran lebih luas lagi, keringkan tanaman sampai pada saat panen tiba.

Cara pencegahan penyakit ini antara lain :

            Tunggul-tunggul padi sesudah panen dibakar atau didekomposisi;

            Keringkan petakan dan biarkan tanah sampai retak sebelum diairi lagi;

            Gunakan pemupukan berimbang; pupuk nitrogen sesuai anjuran dan pemupukan K cenderung dapat menurunkan infeksi

penyakit;

            Gunakan fungisida bila diperlukan yang berbahan aktif belerang atau difenokonazol.

7.      Bercak Cercospora/Narrow Brown Leaf Spot (Cercospora oryzae)

 

Gambar 6. Padi yang terserang C. oryzae

Bercak cercospora disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae. Penyakit menyebabkan kerusakan yang serius pada

pertanaman dilahan yang kurang subur. Penyakit menghasilkan gejala lurus sempit berwarna coklat pada helaian daun bendera,

pada fase tumbuh-pemasakan. Gejala juga dapat terjadi pada pelepah dan kulit gabah. Penyakit dikendalikan oleh pemupukan

berimbang yang lengkap, dengan dosis 250 Kg urea, 100 Kg SP36, dan 100 Kg KCI per ha.

8.      Blas /blast (Pyicularia grisea)

 

Page 11: Tanaman Pangan.docx

Gambar 7. Gejala serangan P. grisea

Semula penyakit blas dikenal sebagai salah satu kendala utama pada padi gogo. Tetapi sejak akhir 1980-an, penyakit ini

juga sudah terdapat pada sawah beririgasi. Penyakit yang mampu menurunkan hasil yang sangat besar ini disebabkan oleh jamur

patogen Pycularia grisae.

Penyakit blas menimbulkan dua gejala khas, yaitu blas daun dan blas leher. Blas daun merupakan bercak coklat

kehitaman, berbentuk belah ketupat,  dengan pusat bercak berwarna putih. Sedangkan blas leher berupa bercak coklat kehitaman

pada pangkal leher yang dapat mengakibatkan leher malai tidak mampu menopang malai dan patah. Kemampuan patogen

membentuk strain dengan cepat menyebabkan pengendalian penyakit ini sangat sulit.

Penyakit ini dikendalikan melalui penanaman varietas tahan secara bergantian untuk mengantisipasi perubahan ras blas

yang sangat cepat, dan pemupukan NPK yang tepat. Penanaman dalam waktu yang tepat dan perlakuan benih dapat pula

diupayakan. Bila diperlukan dapat menggunakan fungisida yang berbahan aktif metil tiofanat, fosdifen, atau kasugamisin.

 

Stok/Harga Benih Tanaman Pangan

 

Jenis Stok SatuanHarga/unit

(Rp)Padi IR -64 8550 Kg 4.500Padi Ciherang 18825 Kg 4.500Kedelai Baluran - Kg 8.000Jagung Bisma 650 Kg 8.000Kacang Tanah Var Kacil 450 Kg 8.000Kacang Tanah Var Domba   Kg 8.000

TANAMAN PANGAN :

Page 12: Tanaman Pangan.docx

No. Nama Komoditi Harga Satuan

1. Beras IR 64 9.000 Kr

2. Beras Sintanur 13.000 Kg

3. kacang Hijau 18.000 Kg.

4. Kacang Tanah 18.000 Kg

5. Ubi Jalar 5.000-7.000

Kg.

6. Ubi Kayu 5.000 Kg

SAYUR-SAYURAN :

No. Nama Komoditi Harga Satuan

1. Buncis 10.000 Kg

2. Daun Bawang 40.000 Kg

3. Daun Kacang 5.000 Ikat

4. Daun Singkong 2.500 Ikat

5. Gambas 5.000 Ikat

6. Kacang Panjang 2.000 Ikat

7. Kangkung 2.500 Ikat

8. Kemiri 35.000 Kg

9. Kentang 10.000 Kg

10. Ketimun 2.000-3.000

Buah

11. Kubis 7.000 Kg

12. Labu Kuning 5.000 Kg

13. Lombok Besar 28.000 Kg

14. Lombok Kecil 40.000 Kg

15. Lombok Keriting 30.000 Kg

16. Pare 5.000-10.000

Ikat

17. Petai 25.000 Kg

18. Sawi 2.500 Ikat

19. Terong 7.000 Ikat

20. Tomat 10.000 Kg

21. Wortel 10.000 Kg

BUAH-BUAHAN :

Page 13: Tanaman Pangan.docx

No. Nama Komoditi Harga Satuan

1. Elai/Durian 30.000-50.000

Buah

2. Jeruk 10.000 Kg

3. Mangga/Kuweni 5.000-10.000

Ikat

4. Nangka 10.000 Potong

5. Nenas 10.000-20.000

Buah

6. Pepaya 20.000-30.000

Buah

7. Pisang 6.000-15.000

Sisir

8. Rambutan 10.000-15.000

Kg

9. Salak 5.000-10.000

Kg

10. Semangka 8.000 Kg

11. Sirsak 5.000-20.000

Buah

12. Sukun 5.000-10.000

Buah

13. Terap 7.000 Buah