tak kelompok 2

13
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SESI 4 (PERILAKU KEKERASAN) OLEH: KELOMPOK 2 DZARIYAT IRWAN 133110198 ENGGLI ASWADEYA 133110199 FATIMAH PURNAMA SARI 133110200 FITRI YANTI 133110201 GITA RAHMADANI 133110202 HIDAYATUL MAULA 133110203 IMELDA INDRIANI 133110204 DIII KEPERAWATAN PADANG POLTEKKES KEMENKES RI PADANG 2015

Upload: afrilita-putri-yuza

Post on 26-Sep-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

JIWA

TRANSCRIPT

PROPOSALTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SESI 4 (PERILAKU KEKERASAN)

OLEH:KELOMPOK 2DZARIYAT IRWAN133110198ENGGLI ASWADEYA133110199FATIMAH PURNAMA SARI133110200FITRI YANTI133110201GITA RAHMADANI133110202HIDAYATUL MAULA133110203IMELDA INDRIANI133110204

DIII KEPERAWATAN PADANGPOLTEKKES KEMENKES RI PADANG2015

Topik: Terapi aktifitas Stimulasi Persepsi Perilaku KekerasanSesi ke: Sesi 4 Mencegah Perilaku Kekerasan SpiritualTerapis: 7 orang mahasiswa Keperawatan Poltekkes Kemenkes PadangSasaran: 6 orang pasien RSJ

A. TUJUAN:Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.

B. LANDASAN TEORITerapi aktivitas Kelompok Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama.(Stuart & Laraia, 001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang detruktif dan maladaktif. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari tiap anggota dan pemimpin dalam mencapai tujuannya. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.Terapi aktifitas kelompok merupakan terapi manual, rekreasi, dan tekhnik kretif yang sering dipakai sebagai terapi tambahan untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan respon sosial serta harga diri (Wilson&Kneisl,1992). Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi yaitu klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi. Sesi yang akan dilakukan yaitu sesi keempat Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual) Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.

Perilaku Kekerasan Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz,1993)Sedangkan kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya ancaman (maramis,1998). Respon terhadap marah dapat dilakukan dalam tiga cara yaitu :mengungkapkan secara verbal, menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara yang lain adalah destruktif dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini di pakai terus menerus maka kemarhan akan di ekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif atau mengamuk.Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan yaitu menyerang atau menghindar (flight or flight) pada keadaan ini respon fisiologi timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi terhadap sekresi epinephrinyang menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil meleba, sekresi HCL meningkat, konstipasi, kewaspadaan meningkat serta disertai ketegangan otot. Seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan di sertai reflek yang cepat.

C. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK1. Klien yang kooperatif dan mampu berkomunikasi2. Klien yang mempunyai riwayat perilaku kekerasan3. Klien dengan perilaku kekerasan 4. Klien yang sudah melewati: TAK sesi pertama: mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.TAK sesi kedua: mencegah perilaku kekerasan fisik.TAK sesi ketiga: Kemampuan mencegah perilaku kekerasan sosial

D. PROSES SELEKSISebelum melakukan TAK, kelompok akan melakukan pengkajian terhadap semua pasien diruangan. Setelah mendapatkan hasil pengkajian, kelompok akan memilih pasien dengan masalah perilaku kekerasan. Pasien yang terpilih adalah sebanyak 6 orang dengan kriteria antara lain: klien yang kooperatif dan mampu untuk berkomunikasi serta klien yang telah melewati TAK sesi pertama; mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. TAK sesi kedua; mencegah perilaku kekerasan fisik, dan TAK sesi ketiga; Kemampuan mencegah perilaku kekerasan sosial. Proses berikutnya adalah kontrak waktu dan tempat dengan klien yaitu TAK akan dilakukan pada hari Senin, tanggal 9 Februari 2015 di ruangan, pada pukul 08.30 WIB.

E. LANGKAH KEGIATAN:I. Persiapan:a. Meningkatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesib. Menyiapkan lat dan tempat

II. Orientasi a. Salam teraputik Salam dari terapis kepada klien Klien dan terapis pakai papan namab. Evaluasi/ validasi Menanyakan perasaan klien saat ini Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan. Tanayakan apakah kegiatan fisik dan interaksi social yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan sesudah dilakukan.c. Kontrak Menjelaskan yujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan. Menjelaskan aturan main berikut:(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis.(2) Lama kegiatan 45 menit(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.

III. Tahap kerja a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien d. Meminta klien untuk memilih satu Kegiatan ibadahe. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih f. Memberikan pujian pada penampilan klienIV. Tahap terminasi a. Evaluasi Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari Memberikan pujian dan pengjhargaan atas jawaban yang benarb. Tindak lanjut Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi social yang asertif, dan kagiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi social yang asertif,dan kegiatan ibadah secaara teratur. Memsukkan kegiatan ibadah kedalam jadwal harian klien.c. Kontrak yang akan datang1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.2. Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya

F. PENGORGANISASIANHari/Tanggal: Senin, 9 Februari 2015Tempat Kegiatan: di ruangan Waktu Kegiatan: 08.30 s/d 09.15 WIBMetode Kegiatan: Diskusi dan Tanya JawabAnggota Kelompok: a. Dzariyat Irwanb. Enggli Aswadeyac. Fatimah Purnama Sarid. Fitri Yantie. Gita Rahmadanif. Hidayatul Maulag. Imelda Indriani

G. PERILAKU PEMIMPIN/ TERAPIS YANG DIHARAPKAN1. Peran Leader Menjelaskan maksud dan tujuan terapi aktivitas kelompok Memotivasi anggota untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya Mengatasi masalah yang mungkin timbul antar klien dalam kelompok Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib Memberikan reinforcement positif kepada klien

2. Peran Co-Leader Menyampaikan info fasilitator kepada leader Mengingatkan leader bila permainan menyimpang Mengingatkan leader tentang lama waktu pelaksanaan kegiatan Bersama leader menjadi contoh bentuk kerjasama yang baik Membacakan peraturan kegiatan Memberikan reinforcement positif kepada klien

3. Peran Fasilitator Memotivasi klien yang kurang / tidak aktif dalam kegiatan Memberikan contoh posisi duduk tegak, tatapan mata dan cara berkomunikasi yang baik kepada klien Memberikan reinforcement positif kepada klien

4. Peran Observer Mengamati lamanya proses kegiatan sebagai acuan untuk mengevaluasi Mengamati jalannya kegiatan, kekurangan dan kelebihan sesuai dengan tujuan Mencatat perilaku verbal / non verbal klien selama berlangsung kegiatan dan dilaporkan kepada leader.

H. SETTING:1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran2. Ruangannya nyaman dan tenang

I. ALAT:1. Papan tulis/ flipchart/ whaitboard dan alat tulis2. Buku catatan dan pulpen3. Jadwal kegiatan klien

J. METODE: Dinamika kelompok Diskusi dan Tanya jawab Bermain peran atau simulasi

K. Evaluasi dan dokumentasiEvaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4: TAKStimulasi persepsi perilaku kekerasanKemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritualNoNama KlienMempraktikkan Kegiatan ibadah pertamaMempraktikkan kegiatan ibadah kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua kegiatan ibadah pada saat TAK,beri tanda ceklis jika klien mampu dan tanda silang jika klien tidak mampu.

Dokumentasi Dokumentasi kemampuan yang dimili klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4, TAK stimulasi persepsi prilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).

L. SETTING TEMPAT

OCoLFFFFPPPPPP

Keterangan:

PL: Leader : Peserta

OCo: Co.Leader: Observer

F: Fasilitator

M. PENUTUPDemikian proposal ini kami buat, semoga dapat dilaksanakan sesuai rencana.

Padang, 09 Februari 2015Ketua Kelompok

()

Disetujui Oleh:

Pembimbing Akademik,Pembimbing Klinik,

()( )