tak kelompok 4

24
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK 1. Dasar Pemikiran Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi, keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan dirawat di rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam, menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur. Ada di antara klien yang dengan inisiatif sendiri mencari perubahan ada klien yang hanya duduk di sekitar ruangan Mahoni diantara mereka hanya terlihat duduk diam tanpa ada aktivitas dan jarang terlihat ada interaksi antara klien satu dengan klien yang lain. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu seorang perawat khususnya perawat jiwa haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara tepat dan benar. Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok sosialisasi, 1

Upload: zidya-cuexz

Post on 06-Aug-2015

32 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tak Kelompok 4

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Dasar Pemikiran

Klien yang dirawat di rumah sakit jiwa atau ruang jiwa umumnya dengan

keluhan tidak dapat diatur di rumah, misalnya amuk, diam saja, tidak mandi,

keluyuran, mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah berada dan

dirawat di rumah sakit, hal yang sama sering terjadi banyak klien diam,

menyendiri tanpa ada kegiatan. Hari-hari perawatan dilalui dengan makan,

minum obat dan tidur. Ada di antara klien yang dengan inisiatif sendiri

mencari perubahan ada klien yang hanya duduk di sekitar ruangan Mahoni

diantara mereka hanya terlihat duduk diam tanpa ada aktivitas dan jarang

terlihat ada interaksi antara klien satu dengan klien yang lain.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan

untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaannya

merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Oleh karena itu

seorang perawat khususnya perawat jiwa haruslah mampu melakukan terapi

aktivitas kelompok secara tepat dan benar.

Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu dibuat suatu pedoman

pelaksanaan terapi aktivitas kelompok seperti terapi aktivitas kelompok

sosialisasi, penyaluran energi, stimulasi sensori dan orientasi realitas.

2. Tujuan

Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi

psikoterapis terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama untuk memantau

dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota.

Secara umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan

kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari

orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan

reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku denfensif, dan meningkatkan

motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif. Secara khusus tujuannya

adalah meningkatkan identitas diri, menyalurkan emosi secara konstruktif,

1

Page 2: Tak Kelompok 4

meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau social.

Di samping itu tujuan rehabilitasinya adalah meningkatkan keterampilan

ekspresi diri, social, meningkatkan kepercayaan diri, empati, meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah.

3. Karakteristik Pasien

Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik klien

yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah klien dengan

masalah keperawatan seperti isolasi social : menarik diri, harga diri rendah

dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.

4. Landasan Teori

a. Model Terapi Aktivitas Kelompok

- Focal conflic model

Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari dan berfokus

pada kelompok individu. Tugas leader adalah membantu kelompok

memahami konflik dan membantu penyelesaian masalah. Misal ;

adanya perbedaan pendapat antar anggota, bagaimana masalah

ditanggapi anggota dan leader mengarahkan alternatif penyelesaian

masalah.

- Model komunikasi

Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak

efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas.

Tujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan social

anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi

yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa

perlu adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab

terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis : verbal,

non verbal, terbuka dan tertutup, serta pesan yang disampaikan harus

dipahami orang lain.

2

Page 3: Tak Kelompok 4

- Model interpersonal

Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui

hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga

menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota merupakan akibat

dari tingkah laku anggota yang lain. Terapis bekerja dengan individu

dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapis.

Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan

dipelajari.

- Model psikodrama

Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk

berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa

yang lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat

memainkan peran sesuai peristiwa yang pernah dialami.

b. Metoda

- Kelompok social terapeutik

- Psikodrama

- Kelompok interaksi bebas

c. Fokus Terapi Aktivitas Kelompok

- Orientasi realitas

Maksudnya adalah memberikan terapi aktivitas kelompok yang

mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan tempat.

Tujuan adalah klien mampu mengidentifikasi stimulus internal

(pikiran, perasaan, sensasi somatic) dan stimulus eksternal (iklim,

bunyi, situasi alam sekitar), klien dapat membedakan antara lamunan

dan kenyataan, pembicaraan klien sesuai realitas, klien mampu

mengenal diri sendiri dan klien mampu mengenal orang lain, waktu

dan tempat. Karakteristik klien : gangguan orientasi realita (GOR),

halusinasi, waham, ilusi dan depersonalisasi yang sudah dapat

berinteraksi dengan orang lain, klien kooperatif, dapat berkomunikasi

3

Page 4: Tak Kelompok 4

verbal dengan baik, dan kondisi fisik dalam keadaan sehat.

- Sosialisasi

Maksudnya adalah memfasilitasi psikoterapist untuk memantau dan

meningkatkan hubungan interpersonal, memberi tanggapan terhadap

orang lain, mengekspresikan iden dan tukar persepsi dan menerima

stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan. Tujuan meningkatkan

hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi,

saling memperhatikan, memberikan tanggapan terhadap orang lain,

mengekspresikan ide serta menerima stimulus eksternal.

Karakteritistik klien : kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk

mengikuti kegiatan ruangan, sering berada di tempat tidur, menarik

diri, kontak social kurang, harga diri rendah, gelisah ,curiga, takut dan

cemas, tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya,

jawaban sesuai pertanyaan, dan dapat membina trust, mau berinteraksi

dan sehat fisik.

- Stimulasi persepsi

Maksudnya adalah membantu klien yang mengalami kemunduran

orientasi, stimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir

dan afektif serta mengurangi perilaku mal adaptif. Tujuan

meningkatkan kemampuan orientasi realita, memusatkan perhatian,

intelektual, mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang

lain dan mengemukakan perasaannya. Karakteristik klien : gangguan

persepsi yang berhubungan dengan nilai – nilai, menarik diri dari

realita, inisiati atau ide – ide yang negatif, kondisi fisik sehat, dapat

berkomunikasi verbal, kooperatif dan mengikuti kegiatan.

- Stimulasi sensori

Maksudnya adalah menstimulasi sensori pada klien yang mengalami

kemunduran sensoris. Tujuan meningkatkan kemampuan sensori,

memusatkan perhatian, kesegaran jasmani, dan mengekspresikan

perasaan.

4

Page 5: Tak Kelompok 4

- Penyaluran energi

Maksudnya adalah untuk menyalurkan energi secara konstruktif.

Tujuan menyalurkan energi dari destruktif menjadi konstruktif,

mengekspresikan perasaan dan meningkatkan hubungan interpersonal.

d. Tahap – tahap dalam terapi aktivitas kelompok.

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase

dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :

1. Pre kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi

leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut

dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,

menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti

proyektor dan jika memungkinkan biaya dan keuangan.

2. Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu

orientasi, konflik atau kebersamaan.

- Orientasi.

Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing,

dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil

kontrak dengan anggota.

- Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai

memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana

peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan

terjadi.

- Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota

mulai menemukan siapa dirinya.

5

Page 6: Tak Kelompok 4

3. Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan

engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,

bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan

menurun, kelompok lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih

jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan penyelesaian

masalah yang kreatif.

4. Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok

mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

e. Peran Perawat dalam terapi aktivitas kelompok.

1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.

2. Sebagai leader dan co leader

3. Sebagai fasilitator

4. Sebagai observer

5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan dan uraian kegiatan sesuai macam terapi aktivitas

kelompok dapat dilihat pada lampiran – lampiran.

6. Penutup

Demikian proposal ini dibuat dalam meningkatkan peran dan fungsi

perawat professional dalam menangani klien dengan masalah gangguan jiwa

dalam bentuk terapi aktivitas kelompok. Semoga bermanfaat bagi rekan –

rekan seprofesi atau tim kesehatan lainnya.

6

Page 7: Tak Kelompok 4

Lampiran 1.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :

STIMULASI SENSORI (Sesi I)

Jumat, 30 November 2012

Jenis kegiatan : Mendengarkan Musik

Tujuan :

1. Klien mampu mengenali musik yang didengarkan

2. Klien mapu memberi respons terhadap musik

3. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan music

Kriteria klien :

1. Klien dengan masalah keperawtan seperti isolasi social: menarik diri,

harga diri rendah dan gangguan persepsi sensori: halusinasi.

2. Sehat secara fisik

Alat/media :

1. Handphone

2. Speaker

3. Bola

4. Papan nama

Pembagian Tugas Terapis

1. Leader : Eddy Wibowo

Tugas :

a. Menyusun rencana TAK

b. Mengarahkan kelompok mencapa tujuan

c. Membuka acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim

terapi dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan

7

Page 8: Tak Kelompok 4

d. Menetapkan dan menjelaskan aturan permainan

e. Memotivasi anggota kelompok untuk mengemukakan pendapat

dan memberi umpan balik

f. Sebagai role model

g. Sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau

mendominasi

2. Co-Leader : Azmi Fauzan

Tugas   : Membantu leader mengatur anggota kelompok

3. Observer : Risna Noor Maylani

Fathul Jannah

Tugas :

a. Mengobservasi respon klien

b. Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua

perubahan perilak Klien (jumlah anggota yang hadir, yang

terlambat, daftar hadir, yang memberi ide, dan pendapat, topik

diskusi, respon verbal dan non verbal)

c.     Memprediksi respon anggota kelompok

4. Fasilitator : Karimah

Noor aida

Yunita andriani

Tugas :

a. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif

dan memotivasi

b. Mempertahankan kehadiran anggota

Jumlah peserta TAK : 8 orang

8

Page 9: Tak Kelompok 4

Setting permainan :

Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.

Ruangan nyaman dan tenang.

Keterangan :

Leader :

Co-leader :

fasilitator :

Observer :

Peserta TAK :

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Memmbuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi :

menarik diri, harga diri rendah, dan gangguan persepsi sensori:

halusinasi.

b. Mempersipakan alat dan tempat pertemuan.

2. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

b. Evaluasi / validasi

Menayakan perasaan klien saat ini.

9

Page 10: Tak Kelompok 4

c.Kontrak :

- Topik : Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan

musik.

- Waktu : 09.30 WITA – 10.45 WITA

- Tempat : RSJ. Sambang Lihum ruang Mahoni

d. Aturan main :

a. Jika ada klien yang ingin meningglkan kelompok, harus minta

izin kepada terapis.

b. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Fase Kerja

a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan

nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.

b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak

semua klien untuk bertepuk tangan.

c. Terapis dank lien semua memakai papan nama.

d. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan

atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien diminta

menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah mendengar

lagu.

e. Terapis memutar lagu, klien mendengarkan lagu, klien mendengarkan,

boleh berjoget atau tepuk tangan (kira-kira 3 – 5 menit). Music yang

diputar boleh diulang beberapa kali. Terapis mengobservasi respons klien

terhadap musik.

f. Secara bergiliran, klien diminta menceritakan perasaannya, dan mengajak

klien lain bertepuk tangan.

4. Fase Terminasi

a. Evaluasi :

- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

10

Page 11: Tak Kelompok 4

- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan

bermakna dalam kehidupannya.

c. Kontrak yang akan datang :

1. Waktu : 45 menit – 60 menit

2. Tempat : RSJ Sambang Lihum Gambut

3. Topik : Menggambar

d. Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi proses

- 80% klien berpartisipasi aktif sampai selesai

2. Evaluasi hasil

- 80% klien mampu mengikuti kegiatan, respons terhadap musik,

member pendapat tentang music yang didengar dan persaan saat

mendengarkan musik.

Stimulasi sensori mendengar musik

Kemampuan memberi respons pada musik

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai

akhir

2 Memberikan respons (ikut

bernyayi/menari,joget/menggerakkan

tangan-kaki-dagu sesuai irama)

3 Member pendapat tentang music

yang didengar

4 Menjelaskan perasaan setelah

mendengarkan lagu

11

Page 12: Tak Kelompok 4

Lampiran 2.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :

STIMULASI SENSORIS (Sesi II)

Rabu, 05 Desember 2012

Jenis kegiatan : Menggambar

Tujuan :

1. Klien dapat mengekspresikan persaan melalui gambar

2. Klien dapat memberikan makna gambar

Kriteria klien :

1. Klien dengan masalah keperawatan seperti isolasi social: menarik diri,

harga diri rendah dan gangguan persepsi sensori: halusinasi.

2. Sehat secara fisik

Alat/media :

1. Kertas HVS

2. Pensil 2B (bila tersedia crayon juga dapat digunakan)

3. Handphone

4. Speaker

5. Papan nama

6. Bola

Pembagian Tugas Terapis

1. Leader : Eddy Wibowo

Tugas :

a. Menyusun rencana TAK

b. Mengarahkan kelompok mencapa tujuan

c. Membuka acara dan memperkenalkan diri dan anggota tim

terapi dan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan

12

Page 13: Tak Kelompok 4

e. Menetapkan dan menjelaskan aturan permainan

f. Memotivasi anggota kelompok untuk mengemukakan

pendapat dan memberi umpan balik

g. Sebagai role model

5. Co-Leader : Azmi Fauzan

Tugas   : Membantu leader mengatur anggota kelompok

6. Observer : Risna Noor Maylani

Fathul Jannah

Tugas :

a. Mengobservasi respon klien

b. Mengamati dan mencatat semua proses yang terjadi dan semua

perubahan perilak Klien (jumlah anggota yang hadir, yang

terlambat, daftar hadir, yang memberi ide, dan pendapat, topik

diskusi, respon verbal dan non verbal)

c.     Memprediksi respon anggota kelompok

7. Fasilitator : Karimah

Noor aida

Yunita andriani

Tugas :

c. Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif

dan memotivasi

d. Mempertahankan kehadiran anggota

Jumlah peserta TAK : 8 orang

13

Page 14: Tak Kelompok 4

Setting permainan :

Klien dan terapis duduk bersama.

Ruangan nyaman dan tenang.

Keterangan :

Leader :

Co-leader :

Fasilitator

Observer :

Klien/peserta :

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti Sesi 1

b. Mempersipakan alat dan tempat pertemuan.

2. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

- Salam dari terapis kepada klien

- Terapis dan klien memakai papan nama

b. Evaluasi / validasi

Menayakan perasaan klien saat ini.

14

Page 15: Tak Kelompok 4

c. Kontrak :

Topik : Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu

menggambarkan dan menceritakan kepada orang lain.

Waktu : 09.30 WITA – 10.30 WITA

Tempat : RSJ. Sambang Lihum ruang Mahoni

d. Aturan main :

- Jika ada klien yang ingin meningglkan kelompok, harus

minta izin kepada terapis.

- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Fase Kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan,

yaitu menggambarkan dan menceritakan hasil gambar,

kepada klien lain.

b. Terapis membagikan kertas dan pensil, untuk tiap klien.

c. Terapis meminta klien menggambarkan apa saja sesuai

dengan yang diinginkan saat ini.

d. Sementara klien mulai menggmbarkan, terapis berkeliling

dan memberi penguatan kepada klien untuk menggambar.

Jangan mencela klien.

e. Setelah semua klien selesai menggmbar, terapis

menghidupkan musik dan mengelilingkan bola pada saat

musik berhenti dan maka klien tersebut memperlihatkan

dan menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada

klien lain. Yang harus diceritkan adalah gambar apa dan

apa makna gambar tersebut menurut klien samapi semua

klien mendapat giliran.

f. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis

mengajak klien lain bertepuk tangan.

15

Page 16: Tak Kelompok 4

4. Fase Terminasi

a. Evaluasi :

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti

TAK.

2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan

kelompok.

b. Evaluasi dan Dokumentasi

1) Evaluasi proses

80% klien berpartisipasi aktif sampai selesai

2) Evaluasi hasil

80% klien mampu mengikuti kegiatan, respons

terhadap musik, member pendapat tentang music yang

didengar dan persaan saat mendengarkan musik.

Stimulasi sensori menggambar

Kemampuan memberi respons terhadap menggambar

No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Mengikuti kegiatan dari awal

sampai akhir

2 Menggambar sampai selesai

3 Menyebutkan gambar apa

4 Menceritakan makna gambar

16

Page 17: Tak Kelompok 4

DAFTAR PUSTAKA

Http://adriananers.blogspot.com/ (diakses tanggal 25 November 2012)

Http://ners-blog.blogspot.com/ (diakses tanggal 25 november 2012)

Keliat Budi Anna, Akemat. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas

Kelompok. Jakarta: EGC

17