tahap 1 anestesi

Upload: nyong-ahmad

Post on 01-Mar-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    1/11

    1

    TAHAP I

    BANTUAN HIDUP DASAR

    A. Airway Control (Menguasai Jalan Nafas

    Obstruksi jalan nafas merupakan salah satu penyebab dari gagal

    nafas akut. Berdasarkan derajat sumbatan, obstruksi jalan nafas dapat

    terjadi secara parsial atau total.

    Su!"atan Parsial #alan nafas

    Gambaran klinis:Usaha nafas masih ada, suara nafas masih terdengar dan desiran

    udara ekspirasi dari mulut atau hidung pasien masih terasa, yang dapat

    diketahui dengan merasakan desiran udara melalui pemeriksaan dengan

    punggung tangan atau telinga dekat mulut atau hidung.

    Gejala dan tanda-tanda lain yang dapat dilihat pada sumbatan jalan

    nafas parsial adalah:

    1. kti!itas otot-otot bantu pernafasan meningkat.

    ". #etraksi supra sternal dan interkostal.

    $. %erdengar stridor.

    &. %erdapat tanda-tanda hipoksia dan hiperkarbia.

    Su!"atan total #alan nafas

    Gambaran klinis:

    'ada sumbatan jalan nafas total, sama sekali tidak terdengar suara

    nafas, tidak terasa desiran udara dari mulut atau hidung pasien, usah

    nafas pasien lebih meningkat dengan timbulnya gerakan dada paradoksal

    dan lebih meningkatnya akti!itas otot bantu nafas. %anda hipoksia dan

    hiperkarbia bertambah berat.

    Bila keadaan ini tidak segera ditanggulangi akan segera diikuti

    dengan berhentinya fungsi jantung karena hipoksia berat.

    Berdasarkan lokasi sumbatan, obstruksi jalan nafas dapat dibagi

    menjadi $ (tiga) lokasi.

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    2/11

    "

    $. Su!"atan %i atas laring

    *isebabkan oleh:

    $.$ &i%a' yang #atu' e 'i)ofaring

    +al ini bisa terjadi pada pasien tidak sadar, terutama pada pasien

    gemuk, leher pendek dan lidah besar misalnya pada bayi. 'ada

    pasien tidak sadar, tonus otot penyangga lidah menurun sehingga

    lidah jatuh kearah posterior (terutama pada pasien dalam posisi

    terlentang) dan menempel pada dinding posterior faring, sehingga

    terjadi sumtoatan parsial yang ditandai dengan suara nafas ngorok

    (snoring).

    Usaha pertolongan yang dilakukan adalah: "triple airways

    manauver" (gambar 1) dari afar yaitu: (1) ekstensi kepala, (")

    dorong mandibula kedepan dan ($) buka mulut.

    'ada pasien yang menderita patah tulang leher, manau!er ini

    harus dilakukan dengan hati-hati, tergantung keperluan. kstensi

    kepala dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan menaruh

    bantal atau benda lain di bahu pasien. Bila dengan cara ini sudah

    dapat membebaskan jalan nafas, posisi ini dipertahankan dan

    kepala pasien dimiringkanuntuk mencegah sumbatan karena

    benda cair, atau pasien dimiringkan dengan posisi miring stabil.

    pabila dengan cara ini tidak berhasil dapat dipasang pipa

    orofaring (gambar ") atau nasofaring(gambar $).

    $.* Ben%a asingangat banyak benda asing yang dapat menimbulkan

    sumbatan jalan nafas, misalnya: lendir, bekuan darah, gigi palsu

    yang lepas, muntahan atau makanan lainnya. Biasanya terjadi

    sumbatan parsial yang ditandai dengan terdengarnya suara

    nafas "gargling" (seperti orang berkumur), bila sumbatannya

    disebabkan oleh benda cair.

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    3/11

    $

    Usaha pertolongannya adalah: memb dengan triple air/ay

    manau!er, kemudian memiringkankepala korban sambil

    mengorek dengan tangan (sapuan (gambar&) atau mengisap

    dengan alatisap(gambar0).Bila belum berhasil melapangkan jalan

    nafas, dapat dilakukan aringoskopi dan kemudian mengambil

    benda yangada dirongga mulut.

    3.3 Penyakit infeksi atau tumor jalan nafas bagian atas

    Penyakit infeksi atau tumor jalan nafas bagian atas yang dapat

    menimbulkan sumbatan jalan nafas bagian atas adalah: pembesaran

    tonsil, polip pada rongga hidung dan beberapa tumor lain di rongga

    mulut dan dasar Iidah.

    Usaha pertolongannya adalah dengan cara operatif, yaitu

    mengangkat tumor, atau bila tumornya tidak mungkin diangkat dan

    sumbatannya bersifat darurat dan mengancam dapat dilakukan tindakan

    krikotiritomi (gambar 6) dilanjutkan dengan tindakan trakeostomi

    (gambar ).

    1.4Trauma di daerah muka

    !rauma kepala yang mengenai daerah maksilo"fasial, dapat merusak

    struktur anatomi regio ini, sehingga akan mengganggu pasase udara

    melalui jalan nafas atas.

    Usaha membebaskan jalan nafas pada korban seperti ini adalah

    berusaha secepat mungkin melakukan rekonstrusi jalan nafas bagian atas.

    #ementara hal ini belum bisa dikerjakan, usaha melapangkan jalan nafas

    dilakukan dengan memasangpipa endotrakea (gambar$) atau melakukan

    trakeostomi (gambar ) bila gagal melakukan pemasangan pipa

    endotrakea.

    2. Sumbatan pada laring

    %isebabkan oleh:

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    4/11

    &

    2.1Benda Asing

    &enda asing dapat menyumbat rima glotis sehingga terjadi sumbatan total

    jalan nafas atas. 'ejala yang timbul adalah: korbanakan segera

    memegang leher, tidak bisa bicara, tidak bisa nafas dan tidak bisa batuk.

    &eberapa saat kemudian diikuti dengan sianosis dan penurunan

    kesadaran, bila tidak segera diberikan pertolongan.

    Usaha pertolongan yang dilakukan adalah: &ila pasien masih sadar,

    penolong berdiri membelakangi korban, kedua tangan disilangkan di

    uluhati kemudian lakukan hentakan kali dengan kuat, atau bisajuga

    dengan memukul punggung diantara tukang skapula (gambar ).

    &ila pasien tidak sadar, ditidurkan terlentang (gambar *+) dan

    dilakukan hentakan pada uluhati atau pasien dimiringkan dan dilakukan

    hentakan pada uluhati atau pasien dimiringkan dan dilakukan pukulan

    pada punggung seperti tersebut di atas. &ila tindakan ini belum menolong

    segera dilakukan laringoskopi (bila di #.).

    2.2Penyakit nfeksi

    -aringitis akut difteri atau non dipteri yang sering menyerang pada anak"

    anak, dapat menimbulkan penyulit sumbatan jalan nafas. Pasien akan

    mengalami sumbatan jalan nafas parsial sampai total gejala klinis berupa

    stridor dengan aktiitas pernafasan meningkat.

    Usaha pertolongannya adalah: untuk sementara dapat dilakukan

    krikotirotomi, (gambar 6) kemudian segera dilakukan trakeostomi

    (gambar ).

    2.3!eaksi alergi "anafilaktik#

    /ngioneuritik udema pada daerah laring merupakan salah satu

    gambaran dari suatu reaksi alergi. 0eadaan ini dapat menimbulkan

    sumbatan jalan nafas parsial sampai total, dengan gejala seperti tersebut di

    atas.

    Usaha pertolongannya adalah: apabila sumbatannya total segera

    melakukan tindakan krikotirotomi (gambar 6) atau trakeostomi (gambar

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    5/11

    0

    ). !indakan pemberian medika"mentosa dapat diberikan akantetapiselalu

    memperhatikan keadaan pasien, bila keadaan pasien bertambah buruk

    segera dilakukan krikotirotomi atau trakeostomi.

    2.4 Tumor laring

    Polip pada laring atau pita suara, dan tumor lain yang terdapat pada laring,

    secara langsung akan menutup jalan nafas secara parsial atau total

    tergantung besar dan lokasi tumor.

    Usaha pertolongannya adalah: segera mengangkat tumor tersebut

    bila keadaan memungkinkan. /kan tetapi bila keadaan tidak

    memungkinkan sementara dapat dikerjakan trakeostomi (gambar ).

    2.$Trauma laring

    &eberapa jenis trauma di daerah leher dapat menimbulkan sumbatan jalan

    nafas, antara lain: cekekan1jeratan pada leher dan trauma langsung pada

    leher. #umbatan jalan nafas yang terjadi bisa partial sampai total dengan

    gejala seperti tersebut di atas.

    Usaha pertolongannya adalah: tergantung penyebabnya, bila karena

    cekekan1jeratan, segera melepaskan cekekan1jeratan tersebut. &ila karena

    sebab yang lainnya, segera dilakukan trakeostomi (gambar ).

    2.% Paralisis pita suara

    Paralisis pita suara paling sering disebabkan oleh karena lesi pada nerus

    rekurens akibat manipulasi pada operasi didaerah leher, misalnya operasi

    tiroidektomi.

    Usaha pertolongannya adalah: segera dilakukan trakeostomi

    (gambar ).

    2.&Spasme laring

    %isebabkan karena perangsangan nerus agus (refleks agal). /mbang

    agal akan menurun pada hipoksia, asidosis, penderita kesadaran menurun

    dan lain"lainnya. #uara nafas seperti botol ditiup (kro2ing) adalah

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    6/11

    2

    merupakan tanda yang khas. Usaha pertolongannya adalah memberikan

    obat pelumpuh otot.

    3. Sumbatan di ba'ah laring

    #umbatan jalan nafas di ba2ah laring bisa terjadi pada trakea dan pada

    bronkus.

    3.1 Trakea

    #umbatan yang terjadi pada trakea dapat disebabkan oleh tumor yang

    mendesak trakea, !rauma akibat operasi yang dapat menimbulkan trakeo"

    malasea dan trauma langsung akibat kecelakaan yang lain.

    'ejala klinis dapat berupa sumbatan parsial maupun total seperti

    tersebut di atas.

    Usaha pertolongannya adalah: segera dilakukan pemasangan pipa

    endotrakea, (gambar $) kemudian dilanjutkan dengan trakeostomi

    (gambar ).

    3.2 Bronkus

    #umbatan pada bronkus dapat disebabkan oleh: benda asing, spasme

    bronkus dan tumor.

    &ila sumbatannya disebabkan oleh aspirasi benda asingpadat dan pada

    saat kejadian pasien berdiri, maka bendaasing ini akan cenderung masuk

    ke bronkus kanan. 3al inidisebabkan karena anatomis bronkus kanan

    lebih ertikal.'ejala yang dapat dijumpai pada pasien ini tergantungdari

    derajat sumbatannya, bisa parsial atau total pada satuparu.

    Usaha pertolongannya adalah: melihat langsung bronkus dengan

    ostea"osteanya mempergunakan alat bronkoskop, selanjutnya

    menghisapnya atau menjepit benda asing yang masuk dengan alat

    penjepit khusus.

    &ila sumbatannya oleh karena spasme bronkus, akan terdengar suara

    nafas wheezing dan adanya tanda"tanda hipoksia dan hiperkarbia.

    Usaha pertolongannya adalah: segera memberikan bronkodilator.

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    7/11

    3

    B. Breathing Support "Bantuan (afas#

    #etelahjalannafasterbuka,penolonghendaknyasegera menilai apakah

    pasien bernafas spontan atau tidak. 3al ini dapat dilakukan dengan

    memperhatikan gerak nafas pasien atau mendengarkan1 meraskan aliran udara

    nafas pada mulut dan hidung. &ila tidak bernafas spontan atau bernafas tetapi

    tidak adekuat segera diberikan nafas buatan.

    #ebab"sebab henti nafas.

    1. )epresi pusat nafas

    %isebabkan oleh: trauma kapitis, infeksi intra kranial, obat"obatan yang

    mempunyai efek depresi pusat nafas misalnya narkotika dan beberapa obat

    anestesia serta keracunan.

    2. *elumpuhan otot pernafasan

    %isebabkan oleh: penyakit infeksi seperti polio mielitis dan 'uillam &arre,

    penyakit syaraf"otot seperti 4yastenia 'rais, trauma medula spinalis, obat"

    obatan seperti streptomisin, kanamisin, polimiksin dan deriat aminoglikosid

    yang lain, dan akibat penggunaan obat pelumpuh otot.

    +saha pemberian nafas buatan dapat dilakukan tanpa alat atau dengan

    alat bantu nafas, mempergunakan udara ekspirasi penolong atau

    dengan udara atmosfir disertai dengan -ampuran oksigen murni yang

    telah disiapkan daiarn tabung.

    Udara ekspirasi penolong masih bisa diberikan karena udara ekspirasi ini

    masih mengandung oksigen sebanyak *6 " *$ 5. alaupun di dalamnya

    terdapat 789, akan tetapi 789ini tidak akan masuk ke dalam tubuh karena

    tekanan parsial 789di dalam darah pasien yang henti nafas lebih tinggi dari

    udara ekspirasi penolong.

    Beberapa -ara pemberian nafas buatan

    *. %ari mulut penolong, ke mulut pasien (mulut ke mulut) atau ke hidung

    pasien (mulut ke hidung) (gambar: *9)

    7ara ini mempergunakan udara ekspirasi penolong. Udara ekspirasi

    ditiupkan ke mulut atau ke hidung penderita sebanyak kira"kira 9 kali

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    8/11

    4

    olume tidal penderita dengan frekuensi nafas disesuaikan dengan

    kebutuhan penderita. %iupayakan melakukan hiperentilasi. Proses

    ekspirasi penderita dilakukan secara pasip dengan cara melepaskan mulut

    penolong dari mulut1hidung penderita setelah selesai meniup.

    9. %ari mulut penolong melalui pipa # (gambar *)

    Prosesnya sama dengan di atas, hanya penolong meniupkan udara

    ekspirasinya melalui pipa orofaring # yang telah dipasang terlebih dahulu.

    #elesai meniup, mulut dilepas dari pipa # dan pasien berekspirasi melalui

    pipa # ke udara atmosfir.

    . %ari mulut penolong le2at sungkup muka (gambar *)

    Prosesnya sama dengan yang di atas tetapi mempergunakan sungkup

    muka. #ungkup muka dipasang sedemikian rupa sehingga menutupi mulut

    dan hidung pasien serta diusahakan tidak ada kebocoran pada celah antara

    sungkup dengan muka pasien. Penolong meniupkan udara ekspirasinya

    melalui lubang (inlet) sungkup muka.

    . 4empergunakan alat bantu nafas manual balon sungkup (gambar *;).

    7ara ini berbeda dengan ke tiga cara"cara yang telah dilukiskan di atas.

    Udara yang digunakan adalah udara atmosfir atau bisa dicampur dengan

    oksigen murni yang berasal dari tabung oksigen yang telah disiapkan.

    7aranya: !angan kanan memompa balon, sedangkan tangan

    kirimempertahankan ekstensi kepala dan menekan sungkup padamuka

    penderita agar tidak bocor.

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    9/11

    5

    6. =afas buatan dengan alat bantu nafas mekanik (entilator)

    /lat bantu nafas mekanik (entilator) adalah alat bantu nafas otomatik

    dengan fasilitas lengkap sesuai dengan kebutuhan penderita. Penjelasan

    lebih lanjut akan dibicarakan pada pokok bahasan khusus.

    Pada nafas buatan dari mulut ke mulut, hidung pasien harus ditutup,

    sebaliknya kalau dari mulut ke hidung, mulut pasien harus ditutup.

    #elanjutnya diberikan "; kali tiupan nafas dengan cepat dan dalam tanpa

    memberikan kesempatan pasien untuk ekspirasi penuh, sehingga bagian paru

    yang menguncup kembali mengembang.

    !anda"tanda bah2a nafas buatan adekuat adalah: dada pasien naik"

    turun terdengar1terasa adanya aliran udara ekspirasi pasien.

    . ir-ulation Support "Bantuan Sirkulasi#

    0egagalan sirkulasi akut yang segera harus ditanggulangi adalah: syok

    dan henti jantung.

    /enti 0antung

    3enti jantung adalah: berhentinya sirkulasi darah secara mendadak pada seorang

    penderita yang masih mempunyai harapan hidup.

    %iagnonsis henti jantung dapat ditegakkan bila dijumpai gejala"gejala

    seperti berikut ini, yaitu: pasien tidak sadar, tidak bergerak, tampak pucat dan

    sianosis, henti nafas, denyut nadi arteri besar tidakteraba dan pupil dilatasi.

    %iagnosis pasti adalah tidakterabanya denyut arteri besar, misalnya pada arteri

    karotis yang diraba pada leher atau femoralis yang diraba pada pelipatan paha.Pada bayi dan anak"anak, perabaan pada arteri karotis dapat menimbulkan

    tekanan1desakan pada jalan nafas, oleh karena itu perabaan denyut nadi

    dilakukan pada arteri brkhialis, arteri femoralis atau aorta abdominalis atau

    adanya denyutan entrikel didaerah prekordial.

    alaupun dilatasi pupil merupakan salah satu gambaran henti jantung, tetapi

    jangan di tunggu sampai tampak adanya gambarandilatasi pupil ini, karena untuk

    terjadinya dilatasi pupil diperlukan 2aktu (2alaupun sangat pendek).

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    10/11

    16

    Sebabsebab henti jantung

    1. aktor primer

    %isebabkan oleh: penyakit pada jantung sendiri yaitu: kelainan pada

    sistem konduksi jantung atau kelainan pada otot jantung seperti misalnya

    infark, yang dapat menimbulkan fibrilasi entrikel atau asistol. 0eadaan yang

    lain yang dapat digolongkan sebagai penyebab primer adalah trauma listrik

    atau petir yang secara langsung dapat mempengaruhi fungsi konduksi

    jantung.

    2. aktor sekunder

    Paling sering disebabkan oleh: (*) asfiksia akibat gagal nafas akut,

    menyebabkan kegagalan pasokan oksigsn dan (9) perdarahan akut1masif

    akibat trauma, menyebabkan kekosongan olume sirkulasi sehingga tidak

    ada curah jantung.

    Perubahanperubahan yang terjadi akibat henti jantung

    3enti jantung apapun sebabnya akan menimbulkan kegagalan perfusi atau

    edaran1pasokan oksigen ke seluruh jaringan tubuh, sehingga menimbulkan

    hipoksia atau anoksia jaringan, terutama organ"organ ital.

    3ipoksia atau anoksia jaringan akan menyebabkan timbulnya perubahan

    perangai metabolisme dari siklus aerob ke siklus anaerob. 3al ini akan

    mengakibatkan bertumpuknya produk"produk intermedier sehingga terjadi

    akumulasiasam laktatdan piruatyang selanjutnya menyebabkan asidosismetabolik. /sidosis metabolik yang terjadi dapat menimbulkan disfungsi en>im

    yang berfungsi sebagai katalisator dan disfungsi mitokondria sel"sel, serta pada

    akhirnya kematian sel yang menetap tidak bisa dihindari.

    8tak merupakan organ ital yang mendapatkan aliran darah sekitar *;5 dari

    curah jantung dan mengkonsumsi oksigen sekitar 9+5 dari konsumsi oksigen

    seluruh tubuh. 8tak sangat rentan terhadap iskemik, karena otak

    tidakmempunyai cadangan energi dan laju metabolismenya sangat tinggi untuk

  • 7/25/2019 TAHAP 1 anestesi

    11/11

    11

    memenuhi kebutuhan kalorinya.