anestesi bedah pediatri 1

Upload: ariffandy

Post on 04-Jun-2018

254 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    1/51

    ANESTESI BEDAH

    PEDIATRI I

    Pasien pediatric bukan merupakan orang dewasa yang kecil. Neonatus (0-1

    bulan), bayi (1-12 bulan), anak kecil (1-3 taun), arak-anak (!-12 taun)

    mempunyai perbedaan dalam kebutuan anastesi. "nastesi yang aman tergantung

    pada pemaaman tentang karakter #isiologis, anatomis, dan #armakologis masing-

    masing grup. $arakteristik ini, dimana masing-masing berbeda dengan orang

    dewasa, diperlukan modi#ikasi alat-alat anastesi dan teknik yang digunakan. %ayi

    lebi beresiko mengalami morbiditas dan mortalitas karena anastesi dibanding

    dengan anak yang lebi besar. &esikonya berbanding terbalik dengan proporsi

    usia, neonatus memiliki resiko yang paling tinggi. 'ebagai tamabaan, pasien

    pediatric cenderung muda menadi sakit dan memerlukan teknik operasi dan

    anastesi yang berbeda.

    Perkembangan Anatomi dan Fisiologi

    'istem Pema#asan

    ibanding dengan anak yang lebi besar dan dewasa, neonatus dan anak

    kecil memiliki *entilasi yang lebi kecil karena lemanya otot-otot intercostals

    dan diapragma (ole karena kurangnya #iber tipe +), costae yang lebi oriontal

    dan lentur dan perut yang lebi buncit. rekuensi perna#asan lebi cepat pada

    neonatus dan secara bertaap menurun ika beranak dewasa. olume tidal dan

    dead spaceper kilogram %% tetap konstan pada masa perkembangan. 'edikitnya

    saluran na#as yang kecil menyebabkan meningkatnya resi/stensi alan na#as.

    aturitas al*eoli belum sempurna sampai akir usia anak-anak (kira-kira usia

    taun). $era perna#asan meningkat dan otot-otot perna#asan muda menadi

    lela. $ecil dan terbatasnya umla al*eoli pada neonatus dan bayi mengurangi

    kelenturan paru, sebaliknya kerangka kartilago costaenya membuat dinding dada

    mereka lebi lentur. $edua karaktetistik ini membuat dinding dada muda kolaps

    pada saat inspirasi dan sedikitnya *olume residu pada saat ekspirasi. "kibat dari

    penurunan kapasitas residu #ungsional (&) ini sangat penting karena al ini

    1

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    2/51

    membuat cadangan oksigen terbatas pada saal periode apneu (eg,/ intubasi) dan

    cenderung muda teradi atelektasis dan ipoksemia al ini mungkin disebabkan

    ole relati# lebi tingginya konsumsi oksigen mereka. 'elebinya, kera *entilasi.

    ipoksik dan iperkapnea kurang berkembang pada neonatus dan bayi. aktanya,

    tidak seperti pada dewasa, ipoksia dan iperkapnea mendepresi pernapasan pada

    pasien ini. Neonatus dan bayi mempunyai proporsi kepala dan lida lebi besar,

    alan na#as yang sempit, laring yang lebi anterior dan berbentuk cepal,

    epiglottis yang panang, dan trakea dan leer yang pendek. %entuk anatomi inila

    yang membuat neonatus dan sebagian besar bayi obligat berna#as lewat idung

    sampai usia 4 bulan. i kartilago krikoid adala alan na#as yang paling sempit

    pada anak-anak usia kurang dari 4 taun. 5dema dengan ukuran 1 mm akan

    memiliki e#ek yang besar pada anak-anak karena diameter trakea mereka yang

    kecil.

    Sistem Kardiovaskuler

    'troke olume relati*e tetap ole kurang lentur dan berkembangnya *entrikel kiri

    pada neonatus dan bayi. aka dari itu cardiac output sangat bergantung pada

    #rekuensi antung basal lebi tinggi dibandingkan pada dewasa, akti*itas sara#

    parasimpatik, o*erdosis anastesi, atau ipoksia dapat menyebabkan bradikardia

    dan penurunan yang ebat cadiac output. %ayi sakit yang menalani operasi

    emergensi atau operasi yang lama cenderung teradi episode bradikardia yang

    dapat menyebabkan ipotensi, asistol dan kematian pada saat operasi. 'istem sara#

    simpatis dan re#lek baroreseptor belum begitu sempurna. 'istem kardio*askuler

    bayi tetap mempertaankan kdar katekolamin yang renda dan kurang berespon

    teradap katekolamin e6ogen. 7antung yang belum matur lebi sensiti*e teradap

    obat anastesi *olatile yang bekera pada kalsium kanal bloker dan bradikardia

    karena obat opioid. abang-cabang pembulu dara kurang berespon terradap

    .ipo*olemia dengan cara *asokonstriksi. 8anda-tanda keilangan cairan

    intra*askuler pada bayi dan neonatus adala ipotens tanpa tak ikardia.

    2

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    3/51

    Metabolisme dan Regulasi Temeratur

    Pasien pediatric memiliki luas permukaan tubu yang lebi luas per kilogram

    dibanding orang dewasa ( meningkatnya rasio luas permukaan9 %%). etabolisme

    dan parameternya (konsumsi oksigen, produksi :2, cardiac output, *entilasi

    al*eolar) berkorelasi lebi tepat dengan luas permukaan dibanding dengan %%.

    $ulit yang tipis, lemak yang sedikit, dan luas permukaan yang leoi lebar

    dibanding berat badan mengakibatkan keilangan panas ke lingkungan sekitar

    pada neonatus. asala ini akibat dari dinginnya ruang operasi, luka yang

    terbuka, terapi cairan intra*ena, obat bius bentuk gas9*olatile, dan e#ek langsung

    obat bius teradap perubaan suu. ipotermia tela diubungkan dengan

    terlambatnya bangun dari pengaru bius, intabilitas antung, depresi perna#asan,

    meningkatnya resistensi *askuler paru, dan respon teradap obat yang abnormal.

    ekanisme utama untuk memproduksi panas pada neonatus adala termogenesis

    tanpa menggigil dengan cara memetabolisme lemak coklat dan mengalikan

    posporilasi oksidati# di epar menadi alur termogenik kebocoran proton.

    etabolisme lemak coklat sangat terbatas pada bayi premature dan neonatus yang

    sakit karena kurangnya cadangan lemak. 'elebinya, anastesi *olatile

    mengambat termogenesis pada lemak coklat.

    Fungsi !in"al dan !astrointestinal

    ungsi ginal normal belum bekera sampai usia ; bulan. ungsi ginal belum

    mencapai seperti #ungsi ginal dewasa sampai usia 2 taun. Neonatus yang

    premature sering memiliki de#ek ultiple pada ginalnya, termasuk kurangnya

    klirens kreatinin, lemanya retensi Na, ekskresi glukosa, dan reabsorbsi

    bikarbonat, dan lemanya kemampuan untuk mengencerkan dan memekatkan

    urin. $elainan-kelainan ini menyebabkan pentingnya untuk memperatikan

    dengan teliti terapi cairan pada ari-ari pertama keidupan. Neonatus uga

    memiliki resiko yang relati*e tinggi re#luks esopagus. epar yang relati*e

    kurang matur menyebabkan lemanya proses konugasi di epar pada awal

    keidupan.

    3

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    4/51

    Homeostasis !lukosa

    Neonatus memiliki cadangan glikogen yang sedikit seingga muda teradi

    ipoglikemia. (usia 6 2)?@

    Namun demikian, berat badan tidak dapat digunakan untuk memperkirakan cairan

    intra*askuler dan ekstra*askuler pada pasien pediatric yang tidak sesuai,

    imaturitas ari alur biotrans#ormasi diepar, meningkatnya aliran dara ke organ,

    turunnya daya ikat protein, tingginya tingkat metabolisme. ariabel - *ariabel ini

    arus dipertimbangkan berdasarkan tiap indi*idu.

    Neonatus dan bayi memiliki proporsi cairan yang lebi tinggi (A0-A4B)

    dibandingkan dewasa (40-;0B). 7umla total cairan tubu berkurang seiring

    dengan meningkatnya masa otot dan lemak dengan bertambanya usia. 'ebagai

    akibat langsung, *olume distribusi untuk sebagian besar obat intra*ena +ebi

    tinggi pada neonatus, bayi dan anak kecil, dan dosis (per kilogram) biasanya lebi

    tinggi dibanding anak yang lebi besar dan dewasa. 'edikitnya masa otot pada

    neonatus membuat lebi lama terminasi untuk operasi karena redistribusi ke otot

    untuk obat-obatan seperti tiopental dan #entanyl. Neonatus aga memiliki

    kapastas #iltrasi glomerular yarg relati*e lebi renda dan aliran dara ati, dan

    uga #ungsi tubulus ginal yang imatur dan sistem enim epar yang imatur.

    eningkatnya tekanan intraabdominal dan operasi abdomen mengakibatkan

    berkurangnya aliran dara epar. 'emua #aktor ini mempengarui kera ginal dan

    mstabolisme epar atau ekskresi bilier banyak obat pada neonatus dan bayi yang

    masi kecil. Neonatus uga memiliki kemampuan lema untuk mengikat protein

    !

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    5/51

    pada beberapa obat, paling sering tiopental, bupi*acaine, danbanyak antibiotic.

    'ebagai conto pertama, meningkatnya kadar obat bebas akan menaikan potensi

    dan menurunkan dosis induksi dibandingkan dengan anak yang lebi lesar.

    onto kedua, meningkatnya kadar bebas bupi*acaine akan meningkatkan

    toksisitas sistemik.

    Persiaan Pra Beda$ Neonatus dan Ba%i

    "nak-anak yang akan dioperasi sering kali mengalami pilek dengan demam,

    batuk, dan sakit tenggorokan, kebetulan terin#eksi *irus saluran na#as bagian atas.

    Penanganannya perlu dibedakan antara penyebab rinorea apaka itu in#eksi atau

    alergi atau karena *asomotor.

    +n#eksi *irus dalam waktu 2-! minggu sebelum anastesi umum dan intubasi

    endotrakea menempatkan anak - anak beresiko tinggi untuk terkena komplikasi

    paru perioperati#, seperti na#as yang terenga - enga, laryngospame, ipoksemia

    dan atelektasis. al ini terutama pada anak - anak dengan batuk yang ebat,

    demam tinggi, riwayat sakit dikeluarga dengan pen*akit saluran na#as reakti#.

    $eputusan untuk membius anak-anak dengan in#eksi saluran perna#asan atas

    masi kontro*ersi dan tergantung dari adanya sakit penyerta lainnya, paranya

    geala in#eksi saluran na#as atas. dan urgensi dari operasi tersebut. 7ika operasi

    tidak dapat ditunda, dipertimbangkan untuk diberikan premedikasi antikolinergik.

    asker *entilasi, pelembapan gas yang diirup, dan perawatan yang lebi lama

    pada ruang pemulian.

    Test &aboratorium

    7ika ada walaupun sedikit, perlu dipertimbangkan e#ekti#itas biaya asil

    laboratorium preoperati*e. %eberapa center pediatric tidak memerlukan test

    laboratorium pada anak yang seat yang menalani prosedur operasi minor. 7elas

    al ini memerlukan tanggung awab lebi besar ali anastesi, ali beda dan

    dokter untuk mengidenti#ikasi pasien mana yang memerlukan test laboratorium

    untuk prosedur operasi kusus.

    4

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    6/51

    'ebagian besar pasien asimptomatis dengan bising antung tidak mempunyai

    kelainan yang signi#ikan pada antungnya. %ising antung yang tidak berbaya

    terdapat pada sekitar 30B anak normal. %ising biasanya lembut, bising eeksi

    sistolik pendek yang paling muda terdengar pada kiri atas atau kiri bawa

    perbatasan sternum dengan tanpa penalaran yang signi#ikan. %ising yang tidak

    berbaaya pada perbatasan kiri atas sternum ole karena aliran dara menyilangi

    katup pulmonal (eeksi pulmonal) dimana ika pada kiri bawa karena aliran dara

    dari *entikel kiri menuu aorta (bising 'tillCs). okter anak dan ali antung arus

    berati ati dalam menge*aluasi pasien yang baru ditemukan adanya bising,

    kususnya pada bayi. Perlu pemeriksaan ecocardiogram ika pasien tersebut

    memiliki geala (seperti/ makan yang.kurang, gagal.. tumbu, muda lela, bising

    yang kasar, keras, bolosistolik, diastolic, atau menalar luas, pulsasinya kuat

    angkat (conto/ dengan lesi aortic runo## ) atau pulsasi yang lema.

    Puasa sebelum oerasi

    $arena pasien pediatric cenderung teradi deidrasi, maka restriksi cairan tidak

    terlalu ketat. Namun, pada beberapa penelitian mencatat rendanya p lambung

    (D2.4) dan relati*e tingginya *olume residual pada pasien pediatric yang akan

    menalani operasi, menebabkan anak - anak memiliki resiko yang tinggi teradi

    aspirasi dibanding dengan pemikiran sebelumnya. +nsidensi teradinya aspirasi

    dilaporkan kira-kira 1/1000. Puasa yang lebi lama tidak begitu menurunkan

    resiko ini. aktanya, beberapa penelitian menunukan rendanya *olume residual

    dan tingginya p lambung pada pasien pediatric yang menerima air puti

    beberapa am sebelum induksi. 8ergantung dari usia, #ormula makanan rutin, atau

    makanan padat tetap diberikan !- am sebelum operasi.

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    7/51

    Premedikasi

    %anyak berbagai macam rekomendasi untuk premedikasi pada pasien pediatric.

    Preemedikasi dengan sedati*e seringkali terlupakan pada pasien pediatrik dan

    bayi yang sakit. "nak-anak yang memperliatkan kecemasan yang tidak

    terkontrol dapat diberikan sedati*e seperti midaolam (0.3 - 0.4 mg9kg, maksimal

    14 mg). Pemberian secara oral lebi disukai karena kurang traumatic dibanding

    ineksi intramuskuler, tetapi bere#ek 20-!4 menit kemudian. osis kecil

    midaolam dapat dgunakan sebagai tambaan ketamin (!-;mg9kg), letapi

    kombinasi ini kurang cocok untuk pasien rawat alan. Entuk pasien yang tidak

    kooperati#, midaolam intramuskuler (0.1-0.1.4mg9kg, maksimal 10 mg) dan atau

    ketamin (2-3mg9kg) dengan atropine .(0,02mg9kg) sangat berman#aat. idaolam

    perectal (0.4-l mg9kg, maksimal 20mg) atau metoe6ital perektal (24-30mg9kg

    dalam 10B cair.in) dapat diberikan uga pada beberapa kasus pada saat anak

    masi dipeluk orangtuanya. Pemberian lewat idung dapat digunakan pada

    beberapa obat tetapi kurang menyenangkan, beberapa ali mengkuatirkan tentang

    potensi neurotoksisitas midaolam pernasal. entanyl dapat diberikan uga

    sebagai perrnen lollipop ("criF 4-14mg9kg), kadar #entanyl terus meningkat

    intraoperati# dan dapat menyebabkan analgesia setela operasi. "gen tua lainnya

    seperti cloralydrate dan pentobarbital suda arang digunakan. Pertimbangan

    lainnya untuk premedikasi dibaas dalam studi kasus pada bab . %eberapa ali

    anastesi secara rutin memberikan premedikasi anak kecil dengan obat

    antikolinergik (conto/ atropine 0.02mg9kg) untuk negurangi kemungkinan

    teradinya bradikardia pada saat induksi. "tropin.mengurangi insidensi ipotensi

    saat induksi pada bayi dan neonatus usia kurang dari 3 bulan. "tropin uga dapat

    mencega akumulasi secret ang dapat mengambat alan na#as kecil dan

    endotrakeal tube. 'ekret dapat menimbulkan masala untuk pasien dengan

    in#eksi saluran na#as atas atau mereka yang suda diberikan ketamin. "tropin

    sering diberikan peroral (0,04mg9kg). +.atau perectal. %anyak ali anastesi lebi

    A

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    8/51

    suka memberikan atropine secara intra*ena pada saat induksi atau segera setela

    induksi.

    Kebutu$an 'airan Perioerati(

    Pengaturan cairan yang teliti diperlukan pada9 pasien pediatric yang kecil karena

    terbatasnya untuk melakukan kesalaan. Pompa in#us yang terprogram atau buret

    dengan mikrodrip searusnya digunakan untuk pengukuran yang akurat. :bat-

    obatan disuntikan lewat tube untuk mengurangi masuknya cairan yang tidak perlu.

    :*erload cairan didiagnosa dengan *ena yang menoniol, kulit yang memera,

    meningkatnya tekanan dara, menurunnya Na serum, dan ilangnya lipatan

    kelopak mata atas. 8erapi cairan dapat dibagi menadi/ perawatan, delicit Gdan

    keperluan pengganti cairan.

    A) Kebutu$an 'airan Maintenan#e

    $ebutuan cairan perawatan untuk pasien pediatrik dapat ditentukan dengan

    rumus pada tab 2@. &umus !/2/1 , !ml9kg9am untuk 10kg pertama berat

    badan,29kg9am untuk 10kg kedua berat badan, 1 ml9kg9am untuk sisa berat

    badan. Pilian untuk cairan perawatarn masi contro*ersial. airan seperti 4192

    N' dengan 20 meg9< $< memberikan kebutuan de6trose dan elektrolit yang

    adekuat pada perawatan ini. 4192 N' mungkin sebagai pilian yang lebi baik

    pada neonatus karena keterbatasan mereka untuk mengatasi kelebian Na.

    Neonatus memerlukan 3-4mg9kg9menit in#use glukosa untuk mempertaankan

    euglikemia (!0-l24mg9dl), neonatus premature memerlukan 4-; mg9kg9menit.

    B) De(isit

    'ebagai tambaan pada in#use untuk maintenanee, kekurangan cairan perioperati#

    apapun arus digantikan. Entuk conto, ika bayi dengan berat 4kg belum

    mendapatkan cairan oral atau intra*ena ! am sebelum operasi, suda teradi

    de#icit 0ml cairan (4kg 6 !ml9kg9am 6 ! am). 'ebalikn*a pada orang dewasa,

    bayi berespon terbadap deidrasi dengan menurunkan tekanan dara tetapi tanpa

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    9/51

    meningkatnya denyut antung. $ekurangan cairan perioperati# biasanya diberikan

    dengan kebutuan maintenanee peram yaitu 40B dalam am pertama, 24B dalam

    am kedua dan ketiga. Entuk conto diatas, total cairan ;0ml akan diberikan pada

    am pertama (092?20) dan !0 ml pada am kedua dan ketiga (09!?20). 7umla

    besar cairan yang mengandung de6trose diindari untuk mencega iperglikemia.

    $ekurangan cairan perioperati# biasanya digantikan dengan cairan garam netral

    (seperti &inger

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    10/51

    diberikan ika keilangan dara .-2 *olume dara. 'atu unit platelet per 10 kg

    berat badan akan menaikan umla platelet sekitar 40.0009u

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    11/51

    dan anak-anak) atau propo#ol (2-3 mll9kgG diikuti ole pelemas otot

    nondepolarisasi (conto/ rocuronium, cisatracurium, atractinum, mi*acurium, atau

    succynilcoline). "tropin arus diberikan daulu intra*ena sebelum

    succynilcoline. Propo#ol dikaitkan dengan kurang teradinya ipertensi pada saat

    intubasi, cepat sadar, dan kurangnya rasa mual dan munta setela operasi.

    $euntungan teknik intra*ena ini termasuk kecocokan dengan obat bius tersebut,

    tersedianya akses intra*ena ika perlukan memasukkan obat-obatan emergensi.

    dan induksi cepat pada anak karena resiko teradinya aspirasi.

    Induksi In$alasi

    $ebanyakan anak-anak masuk ke ruang operasi belumm terpasang in#use dan

    ketakutan akan disuntik arum. 'ayangnya, anastesi *olatile potent yang baru

    dapat membuat anak kecil terbius dalam beberapa menit. al ini +ebi muda ika

    anak suda disedasi sebelum masuk ke ruang operasi dan suda mengantuk untuk

    dapat dibius tanpa mengetaui apa yang tela teradi (steal induksi). ara

    alternati*e untuk anak yang ketakutan karena masker yang itam dan

    mengeluarkan gas bius adala dengan menggantinya dengan masker yang bening,

    memberikan aroma rasa makanan dalam masker (seperti/ sari eruk) dan

    membolekan anak tetap duduk saat taap awal induksi. asker yang didesain

    knusus akan mengurnngi ruang yang kosong.

    "da banyak perbedaan anatomi antara anak - anak dan orang dewasa yang

    mempengarui masker *entilasi dan intubasi. Perlu dipili peralatan yang sesuai

    dengan usia dan ukuran. Neonatus dan bayi kecil berna#as secara obligat lewat

    idung dan dapat tersumbat dengan muda. %erna#as lewat mulut sering dapat

    membantu untuk lida yang lerlalu besar, dimana alan na#as nasal dapat

    mencederai nares kecil dan adenoid yang menonol. $ompresi aringan lunak

    submandibular arus diindari saat memasang masker *entilasi untuk mencega

    obstruksi alan na#as atas.

    %iasnya, anak-anak dibuuk untuk mengirup campuram nitrous o6ide yang tidak

    berbau (A0B) dan oksigen (30B). 'eyo#lurane dan alotane ditambakan pada

    campuran gas anastesi dalam kenaikan 0.4 tiap 3-4 na#as. 'eperti yang dibaas

    sebelumnya, alan *entilasi. %anyak ali anastesi pediatric menganggap

    11

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    12/51

    se*o#lurane sebagai pilian untuk induksi inalasi. es#lurance dan iso#lurane

    tidak digunakan untuk induksi karena lebi taam dan dikaitkan dengan banyak

    batuk dan terteannya na#as, spasme laring saat induksi inalasi. %eberapa klinisi

    menggunakan teknik induksi inalasi tunagal dengan se*o#lurane (A- %

    se*o#luran dalam ;0B nitrous o6ide) untuk mempercepat induksi. 'etela tercapai

    kedalaman anastesi yang adekuat, akses intra*ena dapat dimulai dan dapat

    diberikan pelemas otot. Pasien biasanya melewati #ase menggembirakan dimana

    stimulasi apapun dapat mencetuskan spame laring. enaan na#as perlu

    dibedakan dengan laryngospame. Pemasangan tekanan akir ekspirasi pisiti# 10

    cm yang mantap dapat mengatasi spasme laring.

    ara alternati#nya, dokter anastesi dapat memperdalam tingkat anastesi dengan

    cara menaikan konsentrasi obat anastesi *olatile, dan memasang masker na#as

    laring (

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    13/51

    *ena biasanya dapat muda dicapai selela usia 2 taun. ena spena mempunyai

    lokasi yang konsisten pada ankle dan dengan pengalaman, para praktisi dapat

    mengkanulasinya walau tidak terliat ataupun teraba. "bbocat no.2! pada uung

    kateter cukup adekuat untuk neonatus dan bayi ika tran#usi dara tidak dapat

    diindari. 'emua gelembung udara arusdikeluarkan dari selang in#ase, karena

    tingginya insidensi paten #oramen o*ale meningkatkan resiko emboli udara

    paradoks. alam keadaan emergensi dimana akses intra*ena tidak dapat dicapai,

    cairan dapat dimasukkan lewat "bbocat no. ke medulla sinusoid tulang tibia.

    +n#us intraosea ini dapat digunakan untuk semua obat yang biasana lewat

    intra*ena dengan e#ek kea yang cepat.

    Relevansi dari Perbedaan*Perbedaan Ini

    Pada saat penggunaan masker waa pada neonatus dan bayi, obstruksi

    saluran napas dapat disebabkan ole penempatan ari-ari yang gegaba pada

    dasar lida yang menyebabkan lida mendorong palatum dan mengambat

    saluran napas. al ini diperburuk dengan si#at alami bayi. asker waa arus

    diletakkan dengan ati-ati diatas waa dan mulut tetap sedikit terbuka. +ntubasi

    endotrakea dapat terambat ole perbedaan anatomi seperti yang suda

    disebutkan. 5piglotis pada bayi besar, berbentuk, dan lemas. 5piglotis bayi

    membentuk sudut !4I dengan dasar lida dan tergantung diatas glotis, ekatnya

    13

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    14/51

    laring dengan lida menyebabkan sudut yang lancip antara sumbu lida dan glotis

    seingga membuat *isualisasi glotis dan intubasi menadi sulit.

    PEN!E&,&AAN -A&AN NAFAS

    Pengelolaan alan na#as bertuuan untuk menaga alan na#as tetap terbuka

    dengan pengaturan posisi dari leer dan kepala, pembebasan sumbatan alan na#as

    (ole benda asing), dan pemberian oksigen yang cukup.

    Te$nik Noninvasi(

    "da beberapa tenik non in*asi# dalam pengelolaan dan na#as yang sering

    dilakakan yaitu head-tilt manuver, Jaw-thrust manuver dan mouth-to-mouth and

    mouth-to-mask ventilation, Head-tilt manuver adala melakukan e6tensi dari leer

    dan mengangkat mondibula, Posisi ini bertuuan mengangkat lida dari posisi

    dinding #aring posterior seingga mencega sumbatan alan na#as ole lida. Pada

    bayi dan anak membuka sedikit mulut memberikan peningkatan e#ekti#itas

    *entilasi. 7ika ada dugaan trauma pada *ertebra cer*ical, alan na#as diaga dengan

    posisi leer-kepala alamia mungkin untuk mengindari bertamba paranya

    trauma cer*ikal.

    Jaw-thrust manuver dilakukan dengan mengangkat mandibula dengan

    menggunakan tiga ari tangan dan biasanya manu*er ini dilakukan bersama head-

    tilt manuveruntuk memberikan bantuan alan na#as yang adekuat.

    Mouth-to-mouth and mouth-to-mask ventilation adala tenik untuk

    memberikan bantuan na#as buatan, pada saat teradi dugaan enti na#as. 8enik ini

    dilakukan setela dipastikan tidak ada sumbatan alan na#as ole benda asing atau

    cairan dari re#luks lambung atau dara. $elebian dan keterbatasan tenik

    bantuan alan na#as seperti pada tabel 1.1.

    1!

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    15/51

    8enik Nonin*asi# %antuan 7alan Na#as

    Te$nik Indikasi Kelebi$an Kekurangan

    ead-tilt "irway Patency 'angat sederana

    dan e#ekti#

    indari iperekstensi leer pada

    bayi dan anak yang mengalami

    ipotensi dan trauma leer.

    7aw-trust "irway Patency,

    kususnya pada

    saat emegeney dan

    induksi anestesi

    5#eki# apat menyebabkan nyeri, dislokasi

    mandibula dan kesulitan pada kasus

    trisrnus

    out-to-

    mout

    breating

    out-to-

    mask

    breating

    %antuan idup pada

    kondisi tidak ada

    peralatan medis

    %antuan idup pada

    kondisi

    keterbatasan

    peralatan medis

    8idak memelukan

    peralatan

    emerlukan

    peralatan medis

    minimal

    $ontaminasi bakteri 9 *irus,

    o*ardistention paru, +nalasi

    material paring, gastric insu##lation

    :*erdistention paru, +nalasi

    material paring, gastric insu##lation

    Te$nik Invasi(

    8enik ini memerlukan persiapan alat-alat medis dan tenik dan cara

    pemasangun alat bantu pengelolaan alan na#as karena tenik ini adala tenik

    akti# menempatkan alat bantu didalam saluran9alan na#as.

    Pemili$an Bila$ &aringosko

    Penggunaan bila yang lengkung kurang berman#aat pada bayi karena

    terdapat makroglosia relati#, seingga kesalaan penempatan9penekanan lida ke

    dalam ruang mandibula untuk membuka laring lebi sulit dan diperburuk dengan

    setiap tingkaan micrognathia.

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    16/51

    dengan pendekatan JparaglosalK (Lambar 1.2). %ila laringoskop bayi coy

    merupakan pilian yang lain.

    Pilian bila9blade

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    17/51

    Masala$*Masala$ Saluran Naas Pediatri

    Praktek pediatri dapat menyebabkan beberapa masala saluran napas yang

    paling sulit yang dapat dialami ole seorang ali anestesi. 8erdapat beberapa

    sindroma yang terkenal, seperti Pierre-&obin, 8reacer-ollins atau unter-

    urlen yang akan menantang bakan praktisi yang paling berpengalaman

    sekalipun. akta bawa intubasi yang CterbangunC atau prosedur regional arang

    dipili pada praktek pediatri karena kesulitannya. $ecepatan desaturasi oksigen

    pada anak-anak sangat menakutkan. "kan tetapi, tidak seperti orang dewasa,

    seorang anak yang terliat normal akan sangat arang menyebabkan laringoskopi

    yang sulit. 7ika kesulitan diantisipasi pada umumnya sebaiknya ada dua ali

    anestesi pada saat induksi. $eadaan yang serius dapat teradi pada saat induksi

    inalasi sebelum akses intra*ena dilakukan. 7ika saluran napas ilang akibat

    spasme laring, su6ametonium dapat diberikan secara intra muskuler, intra ligual

    atau melalui alur intra oseus.

    ,bstruksi Saluran Naas

    8erdapat seumla penyebab obstruksi alan napas, pada anak-anak (8abel

    1.2). %ayi berusia 4 bulan cenderung bernapas dengan idung dan obstruksi pada

    kedua saluran nidung dapat menyebabkan obstruksi yang signi#ikan.

    inding dada, trakea dan bronkus pada bayi bersi#at lunak seingga

    kemampuan saluran napas ekstra toraks tergantung pada keseimbangan antara

    tekanan intraluminal dengan tekanan atmos#ir. Esaa inspirasi untuk mengatasi

    obstruksi ekstra toraks mengasilkan tekanan negati# intra pleura yang besar dan

    al ini ditransmisikan ke saluran napas eketra toraks sebagai tekanan negati#

    intra luminal yang signi#ikan. "kibatnya adala tekanan atmos#ir di sekitar

    saluran napas ekstra toraks menyebabkan kompresi dinamis (kolaps) saluran

    napas pada saat inspirasi, menyebabkan stridor inspirasi (napas bersuara).

    Penggunaan P"P !continuous positive airwa pressure) membantu

    mempertaankan saluran napas terbuka. Patensi saluran napas intra toraks bagian

    1A

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    18/51

    bawa tergantung pada keseimbangan tekanan intraluminal dan intrapleura.

    8ekanan positi# intrapleura yang besar yang diasilkan pada saat ekspirasi akti#

    menyebabkan +sompresi dinamik saluran napas, seingga obstruksi intra toraks

    menyebakan stridor ekspirasi. "gitasi dan menangis membuat kompresi dinamik

    saluran napas semakin buruk. ia#ragma dan otot-otot inter costa pada bayi

    memiliki lebi sedikit serabut tipe + yang resisten teradap kelelaan. 7ika kera

    pernapasan meningkat, gagal napas akan teradi dengan cepat.

    Pen%ebab ,bstruksi -alan Na(as ada Anak .neonatus/

    $ontingental idapat

    "tresia koane

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    19/51

    usia kurang dari " taun. diameter tube (dalam mm) iameter > ! ?!

    umur

    'ebagai conto. anak usia ! taun diperkirakan memerlukan tube ukuran 4mm.

    &umus ini anya sebagai petunuk secara kasar. Pengecualian termasuk pada

    neonatus premature ( tube ukuran 2.4 - 3mm) dan neonatus aterm (tube ukuran 3-

    3.4 mm). 5ndotrakea tube dengan ukuran 0.4mm lebi besar atau lebi kecil

    perlu disediakan. 5ndotrakea tube tanpa cuffbiasanya dipili untuk anak usia -

    10 taun untuk mengurangi resiko terkenanya croup postintubasi dan untuk

    menyediakan ruang untuk meminimalkan resiko barotrauma yang tidak sengaa.

    Ekuran tube yarg benar dipastikan dengan mudanya tube masuk kedalam laring

    dan tekanan gas yang bocor antara 14-20 cm 2: untuk tube tanpa cuff. 8idak

    adanya gas yang bocor menandakan ukuran tube yang terlalu besar yang arus

    diganti untuk mencega edema postoporati*e, dimana kebocoran yang banyak

    dapat. mengalangi *en#ilasi yang adekuat dan mengkontaminasi ruangan operasi

    dengan gas anastesi. Namun banyak klinisi menggunakan tube dengan cuffukuran

    kecil dengan cuffyang dikempeskan pada pasien ,yang kecil dengan resiko tinggi

    aspirasi. Pengembangan minimal dari cuffdapat mencega kebocoran udara. "da

    uga rumus untuk memperkirakan panang endotrakea/

    2 ? usia92 > panang tube (dalam cm) $edalaman'ekali lagi, eumus ini anya sebagai tuntunan, asilnya arus dipastikan dengan

    auskultasi dan penilaian secara klinis. Entuk mengindari intubasi endobronkial,

    uung dari endotrakea tube searusnya anya melewati 1-2cm dari glottis bayi.

    8eknik alternati*e adala dengan secara sengaa nenasukkan tube kedalam

    bronkus utama kanan dan menariknya sampai terdengar suara na#as yang sama.

    1@

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    20/51

    Intubasi ada Anak dengan ,bstruksi Saluran Naas

    iagnosis sementara sebaiknya dibuat ole tim pediatri dan anak yang

    berada dalam risiko dirawat dan diawasi di dalam suatu unit bantuan tinggi.

    $eterlibatan dini dari tim 88 (8elinga, idung dan 8enggorokan) dan anestesi

    penting bagi setiap anak yang mungkin membutukan intubasi atau perawatan

    88. 8erapi dengan oksigen, pelembaban, nebulisasi adrenalin, antibiotik dan

    steroid dimulai dengan tepat. Pengawasan pada anak melalui tingkat nada stridor,

    #rekuensi napas, denyut antung, penggunaan gerakan tambaan, resesi sternum,

    kesadaran, dan saturasi oksigen. 'inar-O dada yang muda dibawa !porta#le)

    berguna ika terdapat kemungkinan inalasi benda asing. 7ika satus klinis anak

    memburuk sampai titik dimana intubasi dibutukan, al ini paling baik dilakukan

    di dalam ruangan operasi. Pemindaan anak dan perawatan selanutnya

    membutukan dokter senior. "nak tersebut sebaiknya bernapas dengan

    mengirup oksigen tinggi, diaga agar tetap tenang, dan diiinkan untuk mendapat

    posisi yang nyaman. Pemberian elio6 (campuran 21-30B oksigen dan A0-A@B

    elium) arus dipertimbangkan karena densitas elio6 yang renda menurunkan

    resistensi teradap aliran udara turbulen. :rangtua bole menemani anak ke ruang

    operasi untuk mencega stres karena terpisa dari orangtuanya.

    'trategi saluran napas sebaiknya direncanakan ole sta## senior 88 dan

    anestesi, dan peralatan sebaiknya tersedia untuk melakukan cricotiroidotomi atau

    trakeostona cepat ika diperlukan. 'ecara umum, rencana primer adala untuk

    membentuk bidang pembedaan pada anestesi dengan agen inalasi. +nduksi

    inalasi dengan menggunakan se*o#luran atau alotan dalam oksigen dimulai

    tetapi induksi dapat menadi lambat karena e#ek kombinasi dari obstruksi saluran

    napas dan ketidaksesuaian *entilasi-per#usi yang disebabkan ole atelektasis.

    &espirasi spontan sebaiknya dipertaankan sepanang waktu dan P"P biasanya

    berman#aat dalam menaga saluran napas tetap terbuka dengan cara melawan

    kompresi dinamik dan mencega atelektasis. Pengawasan !monitoring) standard

    dilakukan dan akses intra*ena dipertaankan saat anestesi dimulai.

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    21/51

    ukuran pupil, dan waktu yang tela berlalu. %ermacam-macam ukuran pipa

    endotrakea arus disiapkan, karena seringkali arus digunakan ukuran pipa yang

    lebi kecil. Pelemas otot sebaiknya tidak digunakan sampai alan napas teramin.

    7ika sulit mengidenti#lkasi glotis dengan laringoskopi direk, tekanan pada dada

    dapat menimbulkan beberapa gelembung yang dapat diidenti#ikasi.

    Penatalaksanaan Skenario Intubasi %ang Sulit

    8erdapat seumla penyebab laringoskopi direk yang sulit, dan beberapa

    diantaranya berubungan dengan sindrom tertentu (8abel 1.3). 'ecara umum,

    anak-anak tidak akan taan teradap intubasi yang dilakukan dalam keadaan

    sadar, adi intubasi dilakukan dibawa anestesi umum. Penatalaksanaan

    laringoskopi direk yang diperkirakan sulit akandielaskan di bawa ini.

    Persiapan

    "tropin dapat diberikan preoperati# baik secara oral maupun intra

    muskuler dengan dosis 20 g9kg untuk mengeringkan sekret. Penggunaan obat-obat

    sedati# untuk mengasilkan an6iolysis arus diseimbangkan dengan risiko

    eksaserbasi obstruksi saluran napas dan sebaiknya digunakan dengan sangat ati-

    ati.

    Tabel 0)1 Penyebab intubasi sulit pada praktek pediatri

    sindrom kranio#asial

    sindrom Pierre

    &obin sindrom 8reacer ollins

    sindrom Loldenar

    de#ek enim lisosomal

    mukopolisakaridosis9mukolipidosis

    pembengkakan aringan lunak

    lim#angioma, emangioma

    lain-lain (misalnya in#eksi, trauma, luka bakar)

    Induksi Anestesi

    21

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    22/51

    empertaankan *entilasi spontan adala yang terpenting dan induksi

    inalasi baik menggunakan se*o#luran maupun alotan dalam 100B oksigen

    merupakan teknik pilian. 8uuannya adala untuk mencapai anestesi yang cukup

    dalam untuk melakukan laringoskopi. :bstruksi saluran napas pada saat induksi

    dapat diatasi dengan perubaan posisi pasien (menadi posisi lateral atau bakan

    setenga telentang), dan9atau pengunaan alan napas idung (nasal) atau

    oro#aringeal. Pasien arus dalam keadaan apnoe saat induksi, al ini penting

    untuk mencega *entilasi tambaan. Penggunaan P"P pada waktu ini biasanya

    mempertaankan oksigenasi sampai respirasi spontan mulai lagi. Penggunaan

    masker laring seringkali akan membebaskan saluran napas yang terobstruksi dan

    merupakan bantuan yang paling berman#aat. Pelemas otot sebaiknya dicega

    sebelum saluran napas bebas untuk mencega teradinya keadaan baaya yang

    tidak dapat *entilasi dan tidak dapat diintubasi.

    8eknik kon*ensional untuk membantu intubasi antara lain penggunaan

    #ougies danstlets yang tersedia dalam ukuran anak-anak.

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    23/51

    7alur nasal disiapkan untuk pasien-pasien dengan masala sendi temporo-

    mandibula dan bukaan mulut yang terbatas. Perdaraan yang disebabkan baik

    ole skop serat-optik maupun pipa trakea dapat menyebabkan masala.

    empertaankan anestesi dapat dilakukan dengan saluran napas nasal pada

    lubang idung yang lain yang disambungkan dengan sirkuit pernapasan. 7alur oral

    mencega teradinya perdaraan idung tetapi sudut teradap laring lebi lancip.

    "nestesi dapat dipertaankan melalui saluran napas nasal !nasal airwa) atau

    masker waa yang kusus disesuaikan. "kan tetapi, masker laring merupakan

    alat yang sekarang paling sering digunakan untuk mempertaankan anestesi dan

    berperan sebagai saluran untuk intubasi serat-optik. +ndikasi penggunaan,

    kelebian dan keterbatasan penggunaan laryngeal mask terliat pada tabel 1.3.

    Tabel 0)1 / +ndikasi dan keterbatasan penggunaan

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    24/51

    dimasukkan ke dalam trakea dan terliat karina. $emudian terdapat seumla

    alan untuk menyelesaikan intubasi trakea.

    Menusuri *ronkoskop

    Pipa yang sesuai dimasukkan ke dalam fi#rescope dan dimasukkan ke

    dalam trakea. al ini dapat dipermuda dengan menempatkan pipa kedua ke

    dalam bronkoskop (diatas yang pertama) dan menggunakan pipa kedua ini sebagai

    CpenekanC untuk memastikan bawa pipa yang dipili berada dalam posisi yang

    tepat dan tidak sala tempat dalam melepaskan masker laring. Pemilian pipa

    trakea uga penting karena memili pipa yang terlalu besar akan menyebabkan

    kegagalan intubasi trakea dan seluru prosedur arus diulang dengan pipa yang

    lebi kecil.

    +enggunaan kawat pemandu dan kateter pengganti saluran napas

    $awat pemandu panang dengan uung 7 dimasukkan melalui saluran

    pengisap kedalam trakea dan skop serat-optik dengan ati-ati dikeluarkan

    (Lambar 1. 3). 7ika skop serat- optik terlalu besar untuk trakea anak, skop dapat

    diletakkan diatas pita suara dan kawat pemandu dimasukkan melalui pita suara

    dengan pengliatan langsung. 'etela bronkoskop dikeluarkan, sebua alat

    CpengerasC seperti kateter pengganti saluran napas ook (ook E$

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    25/51

    Lambar 1.3 / Penggunaan gudewire melalui

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    26/51

    2. roup (+n#lamasi pada laring trakea) Post intubasi..

    A) &ar%ngosasme

  • 8/13/2019 ANESTESI BEDAH PEDIATRI 1

    27/51

    taun). Pemasangan intubasi berulang, indotraceal tube yang besar,

    pembedaan lama, tindakan daera kepala dan leer, dan pergerakan tu#e

    yang berlebian (conto, batuk saat terpasang tube, menggerakan kepala

    pasien). de6ametasonne (0.24-0.4 mg9kg) intra*ena dapat mencega

    teradinya udem, dan inalasi dari nebulasi racemic epineprine(0.24-0.4m