tabloid bali mandara edisi 2 tahun 2016

8
BALI MANDARA EDISI 2 | 1 - 29 Pebruari 2016 TABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI Alamat Sekretariat Redaksi : Jalan Basuki Rahmat Niti Mandala Renon | email : [email protected] | Telp. 0361 224671 ext.503 BALI MANDARA Bersama mewujudkan Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera DENPASAR. BaliMandara. Pembangunan infrastruktur berupa stadion bertaraf internasional di wilayah Pecatu dan juga aquatic center yang masih direncanakan di wilayah Sanur merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Bali sebagai salah satu destinasi olahraga (Sport Tourism) dunia. Pengembangan destinasi ini diharapkan dapat memberikan pendapatan bagi masayarakat Bali dalam upaya mensejahterakan masyarakat Bali. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat melaksanakan rapat bersama dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia membahas proyek pembangunan stadion bertaraf international dan juga aquatic center di Bali yang dilaksanakan di ruang rapat Sekretariat Daerah Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (26/1). “Kalau kita bisa menyelenggarakan tuurnamen sepakbola internasional, olimpiade, hal tersebut akan meningkatkan jumlah pengunjung ke Bali, dan dengan meningkatnya jumlah kunjungan tersebut ekonomi masyarakat kita mampu untuk bergeliat,” jelas Sudikerta. Sudikerta tidak memungkiri pembangunan tersebut sangat membutuhkan bantuan dan kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta baik itu nasional maupun swasta internasional dan rencana pembangunan tersebut telah mendapat dukungan dari Kementerian Pemudan dan Olahraga. “Kemarin saya sudah menghadap ke Kementerian Pemuda dan Olahraga, kita disupport dan diharapkan semua stakeholder dapat berpartisipasi dengan baik sehingga pembanguan dapat berjalan dengan lancar dengan pengelolaan yang baik,” imbuh Sudikerta. Wagub Sudikerta juga menyatakan bahwa Pemprov Bali melalui Dinas PU Provinsi Bali telah melakukan studi kelayakan (feasebility study) dan kedepannya diharapkan (Bersambung ke hal. 7) Kemenkeu Gandeng JICA Siapkan Studi Kelayakan Pembangunan Stadion dan Aquatic Center Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengharapkan pengembangan Sport Tourism dapat mensejahterakan masyarakat Bali. DENPASAR. BaliMandara. Gubernur Bali Made Mangku Pas- tika tak bosan-bosannya membakar semangat masyarakat Bali, khususn- ya generasi muda untuk mening- katkan kualitas diri agar mampu memenangkan persaingan dalam menghadapi era Masyarakat Ekono- mi ASEAN (MEA). Dia juga mengingatkan krama Bali agar tidak terbuai dengan ken- yamanan yang dirasakan saat ini karena daerah lain terus bergerak dengan berbagai inovasinya. Pen- egasan tersebut disampaikan Pas- tika saat menggelar Simakrama den- gan masyarakat di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Sabtu (30/1). Lebih jauh Pastika mengatakan ciri utama pemberlakuan MEA ada- lah tak adanya sekat dalam pergaulan di kawasan negara-negara ASEAN, baik itu menyangkut arus manusia, barang maupun jasa. Hal itulah yang kemudian memicu persaingan dalam memperebutkan setiap peluang. “Tak ada lagi yang menanyakan nama, jenis kelamin, agama, warna kulit atau etnis. Hanya akan ada satu pertanyaan ‘kamu bisa apa?’,” ujar Pastika. Karena itu, tak ada pilihan bagi masyarakat Bali selain terus mengisi diri agar punya keunggulan dan mampu memenangkan persain- gan. Setidaknya, SDM Bali harus men- guasai salah satu bahasa yang telah diakui sebagai bahasa pergaulan in- ternasional seperti Inggris, Perancis atau Spanyol. Menurutnya, daerah tetangga seperti Banyuwangi, NTT dan NTB tengah berbenah dan mel- akukan inovasi. “Laboan Bajo se- dang digarap untuk bisa menjadi Bali kedua. Selain alam yang menawan, daerah itu juga punya komodo yang menjadi daya tarik. Lombok juga pu- nya kawasan Mandalika yang sedang serius digarap,” ujarnya. (Bersambung ke hal. 7) Hadapi MEA, Pastika Ingatkan Masyarakat Bali Tak Terbuai Kenyamanan Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberikan pengarahan pembukaan Simakrama Gubernur Bali, (30/1). DENPASAR. BaliMandara. Keberadaan sarana transportasi berbasis online juga mengemuka pada pelaksanaan Simakrama kali ini. I Wayan Suata, peserta Simakrama dari Legian, Kuta minta Pemprov melakukan kajian terhadap keberadaan sejumlah sarana transportasi berbasis online yang saat ini beroperasi di Bali. Dia berharap, pemerintah melarang beroperasinya taksi yang dikendalikan dari dunia maya dan menggunakan kendaraan plat luar Bali. Selain merugikan pengusaha transportasi lokal, keberadaan mereka juga merugikan daerah karena tak membayar pajak di Bali. Menanggapi masukan tersebut, Gubernur Pastika minta pada pengusaha transportasi lokal mengikuti perkembangan IT. “Pengelola taksi di Bali juga harus memanfaatkan teknologi seperti yang mereka terapkan agar tak kalah bersaing. Harus ikuti selera pasar,” ujarnya. Dia pun langsung memotivasi peserta Simakrama dengan inspirasi yang dikutipnya dari ungkapan Jack Ma, pendiri Alibaba Grup yang belakangan menyita perhatian dunia. “Jack Ma itu menganggap setiap komplain dari konsumen sebagai peluang untuk mengembangkan usaha,” tandasnya. Belajar dari kesuksesan pengusaha asal Negeri China tersebut, Pastika mengajak krama Bali menggali sebanyak- banyaknya manfaat positif dari kemajuan IT. “Jangan nonton joged ngebor, cari informasi yang lebih bermutu dan bermanfaat,” ujarnya mengingatkan. Relokasi LP Terkendala Yurisdiksi Selain bicara persaingan menghadapi MEA, pada bagian lain Pastika juga menjelaskan rencana relokasi LP Kelas IIA Kerobokan - (Bersambung ke hal. 7) Pengusaha Transportasi Harus Ikuti Perkembangan IT

Upload: tabloid-bali-mandara

Post on 27-Jul-2016

249 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Tabloid Bali Mandara Edisi 2 Tahun 2016

BALI MANDARATABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 21 - 29 Pebruari 2016

1EDISI 2 | 1 - 29 Pebruari 2016 TABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI

Alamat Sekretariat Redaksi : Jalan Basuki Rahmat Niti Mandala Renon | email : [email protected] | Telp. 0361 224671 ext.503

BALI MANDARABersama mewujudkan Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

DENPASAR. BaliMandara.Pembangunan infrastruktur berupa stadion bertaraf internasional di wilayah Pecatu dan juga aquatic

center yang masih direncanakan di wilayah Sanur merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan Bali sebagai salah satu destinasi

olahraga (Sport Tourism) dunia. Pengembangan destinasi ini diharapkan dapat memberikan pendapatan bagi masayarakat Bali dalam upaya mensejahterakan masyarakat Bali.

Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat melaksanakan rapat bersama dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia membahas proyek pembangunan stadion bertaraf international dan juga aquatic center di Bali yang dilaksanakan di ruang rapat Sekretariat Daerah Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (26/1).

“Kalau kita bisa menyelenggarakan tuurnamen sepakbola internasional, olimpiade, hal tersebut akan meningkatkan jumlah pengunjung ke Bali, dan dengan meningkatnya jumlah kunjungan tersebut ekonomi masyarakat kita mampu untuk bergeliat,” jelas Sudikerta.

Sudikerta tidak memungkiri pembangunan tersebut sangat membutuhkan bantuan dan kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta baik itu nasional maupun swasta internasional dan rencana pembangunan tersebut telah mendapat dukungan dari Kementerian Pemudan dan Olahraga.

“Kemarin saya sudah menghadap ke Kementerian Pemuda dan Olahraga, kita disupport dan diharapkan semua stakeholder dapat berpartisipasi dengan baik sehingga pembanguan dapat berjalan dengan lancar dengan pengelolaan yang baik,” imbuh Sudikerta. Wagub Sudikerta juga menyatakan bahwa Pemprov Bali melalui Dinas PU Provinsi Bali telah melakukan studi kelayakan (feasebility study) dan kedepannya diharapkan

(Bersambung ke hal. 7)

Kemenkeu Gandeng JICA Siapkan Studi Kelayakan Pembangunan Stadion dan Aquatic Center

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengharapkan pengembangan Sport Tourism dapat mensejahterakan masyarakat Bali.

DENPASAR. BaliMandara.Gubernur Bali Made Mangku Pas-tika tak bosan-bosannya membakar semangat masyarakat Bali, khususn-ya generasi muda untuk mening-katkan kualitas diri agar mampu memenangkan persaingan dalam menghadapi era Masyarakat Ekono-mi ASEAN (MEA).

Dia juga mengingatkan krama Bali agar tidak terbuai dengan ken-yamanan yang dirasakan saat ini karena daerah lain terus bergerak dengan berbagai inovasinya. Pen-egasan tersebut disampaikan Pas-tika saat menggelar Simakrama den-gan masyarakat di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Sabtu (30/1).

Lebih jauh Pastika mengatakan ciri utama pemberlakuan MEA ada-lah tak adanya sekat dalam pergaulan

di kawasan negara-negara ASEAN, baik itu menyangkut arus manusia, barang maupun jasa. Hal itulah yang kemudian memicu persaingan dalam

memperebutkan setiap peluang. “Tak ada lagi yang menanyakan

nama, jenis kelamin, agama, warna kulit atau etnis. Hanya akan ada satu

pertanyaan ‘kamu bisa apa?’,” ujar Pastika. Karena itu, tak ada pilihan bagi masyarakat Bali selain terus mengisi diri agar punya keunggulan dan mampu memenangkan persain-gan.

Setidaknya, SDM Bali harus men-guasai salah satu bahasa yang telah diakui sebagai bahasa pergaulan in-ternasional seperti Inggris, Perancis atau Spanyol. Menurutnya, daerah tetangga seperti Banyuwangi, NTT dan NTB tengah berbenah dan mel-akukan inovasi. “Laboan Bajo se-dang digarap untuk bisa menjadi Bali kedua. Selain alam yang menawan, daerah itu juga punya komodo yang menjadi daya tarik. Lombok juga pu-nya kawasan Mandalika yang sedang serius digarap,” ujarnya.

(Bersambung ke hal. 7)

Hadapi MEA, Pastika Ingatkan Masyarakat Bali Tak Terbuai Kenyamanan

Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberikan pengarahan pembukaan Simakrama Gubernur Bali, (30/1).

DENPASAR. BaliMandara.Keberadaan sarana transportasi berbasis online juga mengemuka pada pelaksanaan Simakrama kali ini.

I Wayan Suata, peserta Simakrama dari Legian, Kuta minta Pemprov melakukan kajian terhadap keberadaan sejumlah sarana transportasi berbasis online yang saat ini beroperasi di Bali. Dia berharap, pemerintah melarang beroperasinya taksi yang dikendalikan dari dunia

maya dan menggunakan kendaraan plat luar Bali.

Selain merugikan pengusaha transportasi lokal, keberadaan mereka juga merugikan daerah karena tak membayar pajak di Bali.

Menanggapi masukan tersebut, Gubernur Pastika minta pada pengusaha transportasi lokal mengikuti perkembangan IT. “Pengelola taksi di Bali juga harus memanfaatkan teknologi seperti yang mereka terapkan agar tak kalah

bersaing. Harus ikuti selera pasar,” ujarnya.

Dia pun langsung memotivasi peserta Simakrama dengan inspirasi yang dikutipnya dari ungkapan Jack Ma, pendiri Alibaba Grup yang belakangan menyita perhatian dunia.

“Jack Ma itu menganggap setiap komplain dari konsumen sebagai peluang untuk mengembangkan usaha,” tandasnya. Belajar dari kesuksesan pengusaha asal Negeri China tersebut, Pastika mengajak

krama Bali menggali sebanyak-banyaknya manfaat positif dari kemajuan IT.

“Jangan nonton joged ngebor, cari informasi yang lebih bermutu dan bermanfaat,” ujarnya mengingatkan.

Relokasi LP Terkendala Yurisdiksi Selain bicara persaingan

menghadapi MEA, pada bagian lain Pastika juga menjelaskan rencana relokasi LP Kelas IIA Kerobokan -

(Bersambung ke hal. 7)

Pengusaha Transportasi Harus Ikuti Perkembangan IT

Page 2: Tabloid Bali Mandara Edisi 2 Tahun 2016

BALI MANDARA EDISI 21 - 29 Pebruari 2016TABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI 2

REDAKSI

Bali MandaraTabloid Pemerintah Provinsi Bali

Penasehat :Sekretaris Daerah Provinsi Bali

Penanggung Jawab :Kepala Biro Humas Setda Provinsi Bali

Ketua :Kepala Bagian Penyaringan dan Pengolahan Informasi, Biro Humas Setda Provinsi BaliAlamat/Sekretariat :Jalan Basuki Rahmat, Niti Mandala, Renone-mail : [email protected] [email protected]

PB3AS

PB3AS Diwarnai Orasi terkait Revitalisasi Teluk BenoaTeluk Benoa tersebut.

Menurutnya ini kali pertamanya ada perusahaan swasta nasional yang mau secara terbuka mengadakan konsultasi terbuka yang melibatkan para sulinggih, sektor pemerintah serta tokoh masyarakat untuk mencari solusi terbaik dari pro kontra revitalisasi Teluk Benoa terebut.

Lanang Sudira juga mengungkap tentang kondisi lingkungan disekitar Teluk Benoa yang penuh dengan tumpukan sampah dan sedimentasi yang terjadi telah menyebabkan nelayan sekitar tidak bisa melaut lagi. Belum lagi hutan mangrove disekitar tempat tersebut banyak yang mati yang disebabkan oleh sampah dari bahan bahan kimia.

Hal senada juga disampaikan oleh Wayan Ranten pembicara berikutnya yang tampil di ajang podium yang digelar setiap hari Minggu tersebut. Ranten yang merupakan penduduk asli Tanjung Benoa dan telah 30 tahun bergerak dalam bidang kelautan memaparkan

kondisi saat ini dari Teluk Benoa tersebut dimana sudah tidak ada kehidupan laut.

“Disana hanya ada lumpur,“ ungkapnya. Mengenai kawasan suci yang menurut pemberitaan terdapat 60 titik suci, Ranten mengajak pihak yang berkepentingan untuk turun langsung dan mengecek.

Ia juga menambahkan dengan revitalisasi akan ada perbaikan terhadap kondisi dari Pulau Pudut yang telah mengalami abrasi cukup signifikan dan dengan revitalisasi luasannya akan ditambahkan sebesar 8 hektar.

Menurutnya dengan revitalisasi ini, Tanjung Benoa akan menjadi sangkar emas serta ikonnya Bali.

Pembicara berikutnya Wenten Ariawan mengajak semua pihak untuk tetap menjaga etika dan kesopanan dalam menyikapi pro kontra revitalisasi teluk benoa tersebut. “Pro dan Kontra itu sah sah saja, asal jangan saling menghujat dan masih beretika,“ imbuhnya.

ITA

Wayan Ranten mengajak pihak yang berkepentingan untuk turun langsung dan mengecek Teluk Benoa.

DENPASAR. BaliMandara.Disisi lain tampil pemuda yang bernama Wayan Efayana yang berstatus sebagai mahasiswa semesrter akhir STIKES Wiramedika PPNI Bali yang menyoroti makin banyaknya sekolah perawat di Bali dan hal tersebut tidak sejalan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Menurutnya sekarang ini telah ada 10 Perguruan Tinggi Keperawatan baik negeri maupun swasta di seluruh Bali.

Ia juga meminta agar Pemerintah Provinsi juga membatasi kuota penerimaan mahasiswa baru keperawatan khususnya untuk perguruan tinggi swasta sehingga nantinya lulusan tidak membludak yang berakibat pada meningkatnya angka pengangguran.

Menyikapi masalah pro kontra revitalisasi Teluk Benoa, Efayana mengingatkan masyarakat Bali jangan sampai pecah menyama braya karena permasalahan ini.

Ia sangat menyanyangkan sesama warga Bali saling bersitegang karena permasalahan tersebut. Ia mengajak kita semua untuk berpikir jernih dan menyikapi dengan hati dingin agar jangan sampai sesama nyama Bali menjadi pecah.

Dalam podium kali ini juga diisi paparan Dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali Nengah Riba Kepala bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali yang menyampaikan tentang rencana penambahan proyek jalan tol di Bali yang merupakan proyek dari Pemerintah Pusat untuk menambah ruas jalan tol di seluruh Indonesia.

Proses penambahan ruas jalan tol yang salah satunya Kuta- Canggu – Tanah Lot - Soka masih dalam proeses pra study kelayakan. Menyinggung mengenai kesiapan infrastruktur jalan dalam menghadapi musim hujan, Riba menyampaikan untuk jalan provinsi sepanjang 743,34 KM disetiap 10-15 KM nya telah ditunjuk satu orang mandor lapangan yang bertugas memelihara serta melaporkan kerusakan yang terjadi di ruas jalan tersebut.

Disamping itu telah dibentuk koordinator wilayah dimana untuk Provinsi Bali dibagi menjadi tiga wilayah yaitu Wilayah 1 meliputi Kabupaten Karangasem, Klungkung dan Bangli, Wilayah 2 meliputi Badung, Kodya Denpasar dan Gianyar, Wilayah 3 meliputi daerah Jembrana, Buleleng dan Tabanan. Dibentuk pula Base Camp

Diingatkan, Menyama Beraya Masyarakat Bali Jangan Sampai Terpecah

pembicara pertama yang menyampaikan apresiasi atas upaya yang dilakukan oleh PT Tirta Wahana Bali International (PT TWBI) yang mau secara terbuka mengadakan konsultasi publik terhadap Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari rencana revitalisasi

DENPASAR. BaliMandara.Berbagai opini terkait revitalisasi Teluk Benoa menjadi materi orasi sebagian besar pembicara yang tampil di ajang Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) Minggu (31/1).

Lanang Sudira tampil sebagai

untuk setiap wilayahnya. Wilayah 1 mengambil tempat di Bangli- Penelokan, wilayah 2 di wilayah Ubung dan wilayah 3 di Kerobokan.

Semua hal tersebut dilakukan untuk mempercepat proses penanganan kerusakan ruas jalan raya. Ia juga meminta partisipasi masyarakat dalam menjaga kondisi jalan dengan tidak

mebuang sampah ke got serta ikut memelihara kebersihan saluran. Pada bagian akhir dari PB3AS kali ini tampil Pak Edy yang menyoroti tentang kebersihan lingkungan. Ia mengingatkan pentingnya 3 B yaitu Bersih diri sendiri, Bersih lingkungan dan yang terakhir Bersih dalam pemerintahan.

TUTY

Pak Edy mengingatkan pentingnya 3B yaitu Bersih diri sendiri, Bersih lingkungan dan yang terakhir Bersih dalam pemerintahan.

Page 3: Tabloid Bali Mandara Edisi 2 Tahun 2016

BALI MANDARATABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 21 - 29 Pebruari 2016

3

DENPASAR. BaliMandara.Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengapresasi langkah antisipasi yang dilakukan aparat keamanan dalam menjaga kondusifitas Bali pasca serangan teror yang terjadi di Jakarta baru-baru ini. Selain kerja keras aparat keamanan, menurutnya peran serta seluruh elemen masyarakat juga memberi sumbangsih yang tak kalah penting dalam upaya menjaga stabilitas Pulau Dewata. Penegasan itu disampaikan Pastika dalam orasinya pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon Denpasar, Minggu (24/1).

Lebih jauh, Pastika menyampaikan harapan agar situasi ini tetap terjaga sehingga masyarakat dan pelaku usaha dapat beraktifitas dalam suasana aman dan damai. Terlebih, sebagai daerah yang sangat tergantung dari sektor pariwisata, stabilitas keamanan merupakan hal yang mutlak bagi Bali. Selain bicara soal keamanan, dalam kesempatan itu Pastika juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat luas yang telah memanfaatkan PB3AS untuk menyampaikan berbagai aspirasi, saran, masukan hingga kritik. Dia berharap, keberadaan podium yang digagasnya ini dapat memberi manfaat bagi kemajuan daerah Bali.

Selanjutnya, Pastika kembali menggugah kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan lapangan. Menurutnya, upaya untuk menjaga kebersihan dan ikut merawat tanaman yang ada di seputaran lapangan adalah bagian dari aktualisasi Bhuta Yadnya. “Bhuta Yadnya itu bukan hanya terkait dengan persembahan hewan korban. Membersihkan lingkungan dan merawat tanaman juga termasuk di dalamnya,” ujarnya. Lebih dari itu, kepedulian menjaga kebersihan lingkungan juga bisa memberi kenyamanan bagi orang lain. “Nah, di

sana juga ada unsur Manusa Yadnya. Karena bisa memberi kenyamanan bagi orang lain,” imbuhnya.

Masih dalam orasinya, Gubernur Pastika juga mengkampanyekan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang secara resmi telah dideklarasikan oleh jajaran Pemprov Bali awal Januari lalu. Pastika menyebut, GNRM meliputi tiga pilar utama yaitu Integritas, Gotong Royong dan Etos Kerja. Khusus untuk point etos kerja, dia mencontohkan kegigihan I Nyoman Sumardana alias Tawan, seorang pria 31 tahun asal Desa Nyuhtebel, Manggis Karangasem yang mencuri perhatian masyarakat karena berhasil menciptakan sebuah robot tangan yang membantunya dalam bekerja sebagai tukang las. “Tak usah banyak teori, kegigihan si Tawan berjuang melanjutkan hidup dengan kondisi satu tangan yang lumpuh adalah etos kerja yang sesungguhnya,” urainya. Di mata Pastika, pria yang belakangan mendapat julukan iron Man dari Bali itu adalah sosok yang hebat dan luar biasa. “Tak perlu persoalkan benar atau tidak alatnya itu. Tapi yang saya tekankan adalah etos kerjanya yang harus menjadi teladan bagi generasi muda. Kita tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan dia,” tandasnya.

Selain orasi Gubernur Pastika, PB3AS minggu ini juga diisi penyampaian aspirasi dari masyarakat luas. I Wayan Suata dari Legian, Kuta menyampaikan penolakan terhadap uber taksi. Menurutnya, keberadaan uber taksi sangat merugikan pengusaha transport lokal. “Selain itu, taksi yang dioperasikan berplat luar. Apa sumbangsihnya buat pemerintah daerah, ini sangat merugikan,” cetusnya. Berikutnya tampil I Wayan Wisnaya yang menyoroti masih adanya pihak yang berupaya menghalang-halangi pembangunan fasilitas umum yang sejatinya sangat

bermanfaat bagi masyarakat luas. Sementara Lanang Sudira dari Forum Peduli Mangrove mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap keberadaan hutan mangrove di kawasan Tahura, Ngurah Rai. Menurutnya, kondisi hutan mangrove seluas 1.373 haktare di kawasan tersebut sangat memprihatinkan. Selain mengalami pendangkalan akibat sidimentasi, tumpukan sampah plastik juga sangat mengganggu keberlangsungan hidup tanaman tersebut. “Jangan hanya berkoar-koar saja bilang peduli, sekali-kali coba turun ke lapangan,” ajaknya. Tampil pula Kelompok Mahasiswa UNHI Denpasar yang mensosialisasikan program Coin for School. Made Setiawan selaku Korlap gerakan ini mengetuk kepedulian masyarakat untuk menyumbangkan uang recehan berupa koin yang nantinya akan mereka salurkan kepada sekolah di daerah terpencil. Gubernur Pastika mengapresiasi gerakan yang digagas kelompok mahasiswa ini. Akan tetapi, dia menyarankan agar mereka berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Bali.

Sejumlah SKPD juga memanfaatkan PB3AS untuk mensosialisasikan program yang tengah dilaksanakan. Kepala

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Bali Ni Luh Putu Praharsini mengkampanyekan gerakan pencegahan kekerasan terhadap anak. Menurutnya, anak di bawah umur adalah kelompok yang paling mudah terhasut oleh oknum yang berniat melakukan kekerasan, khususnya pelecehan seksual. Untuk itu, dia mengajak kalangan orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka. Hal senada juga disampaikan Psikolog dr. Lely Setiawati dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Bali. Menurutnya, orang tua punya peran yang sangat penting dalam pembentukan mental anak agar tidak mudah goyah terhadap iming-iming yang diberikan orang yang berniat tidak baik. “Sejak kecil harus ditanamkan prinsip kalau memberi itu lebih baik dari menerima,” paparnya. Sementara itu, Kabid Ketahanan Pangan BPMPD Bali L.N Rai Aryawati memanfaatkan PB3AS untuk mensosialisasikan penyaluran Raskin yang akan dilaunching secara resmi 28 Januari 2016 mendatang. Menurutnya, Raskin merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk mengatasi persoalan kemiskinan. ANDI

Gubernur Pastika Berharap Kondusifitas Bali Tetap Terjaga

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak peran serta seluruh elemen masyarakat memberi sumbangsih dalam upaya menjaga stabilitas Pulau Dewata.

Made Setiawan Mahasiswa UNHI Denpasar mengetuk kepedulian masyarakat menyumbangkan uang recehan untuk disalurkan ke sekolah terpencil.

Waspada Hujan dan Angin Kencang, 10 Unit Simantri Rusak

DENPASAR. BaliMandara.Tim Simantri mendata setidaknya

10 unit Simantri mengalami kerusakan parah sepamjang Januari 2016. Bahkan satu unit Simantri di Gerogak hancur dan sebanyak 21 ekor sapi mati akibat bencana alam banjir dan tanah longsor. PPTK Simantri Wayan Sunada menyampaikan sebagian besar kerusakan di wilayah Bali utara, selanjutnya di Kecamatan Kubu dan Abang Karangasem.

Menyikapi hal tersebut pihaknya

akan mengambil langkah-langkah merencanakan perbaikan dengan mengajukan di anggaran perubahan APBD 2016. “Menurut rencana pembiayaan perbaikan Simantri yang terkena bencana akan diusulkan di anggaran perubahan tahun 2016,” ujarnya.

Wayan Sunada menjelaskan, unit Simantri yang rusak tersebut akibat tertimpa bangunan ataupun pohon, kondisi terparah di Simantri Giri Puspa Desa Penyabangan Gerogak yang hanyut terbawa banjir. XNA

Page 4: Tabloid Bali Mandara Edisi 2 Tahun 2016

BALI MANDARA EDISI 21 - 29 Pebruari 2016TABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI 4

Wagub Sudikerta Meninjau Simantri Dwita Gangga

BANGLI. BaliMandara.Pada hari yang sama, Wagub Sudikerta juga berkesempatan meninjau Simantri 445 Gabungan Kelompok Tani Dwita Gangga Dukuh Sari, Desa Abuan.

Ketua Simantri 445, Nengah Cawi, menjelaskan Simantri tersebut sudah bisa melakukan pengolahan Bio-Urine, dengan hasil olahan per-harinya sudah bisa menghasilkan sekitar 100 liter, dengan harga penjualan sekitar 50 ribu / 3 jerigen.

Untuk pengolahan pupuk organik belum bisa maksimal, karena terkendala tidak adanya alat pengolahan. Namun dari pengolahan secara manual, kelompoknya diakui bisa

menghasilkan sekitar 850 ribu dalam sekali pengolahan, yg membutuhkan waktu 4 bulan.

Dan pengolahan Bio-Gas sudah bisa dimanfaatkan untuk konsumsi anggota.

Menanggapi hal tersebut, Wagub Sudikerta berjanji akan menindaklanjuti kendala yang dihadapi dengan pemberian bantuan alat pengolahan pupuk, sehingga bisa meningkatkan kualitas dan penambahan produksi pupuk yang dihasilkan.

Para pendamping simantri juga diharapkan bisa memberikan bimbingan terkait peternakan dan pengolahan simantri yang benar, serta cara administrasi yang baik.

BAYU P

DENPASAR. BaliMandara.Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan masih terdapat desa tertinggal di Bangli, segera ditindak lanjuti Pemprov Bali.

Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta, meninjau langsung 3 KK miskin di Desa Abuan, Kintamani, Bangli sekaligus menyerahkan bantuan tiga unit bedah rumah corporate social responsibility (CSR) BPD Bali, (30/1).

“Adanya peningkatan angka kemiskinan di Bali salah satunya di Kabupaten Bangli yang masih terdapat desa tertinggal, kita sikapi dengan turun langsung, sesuai perintah Bapak Gubernur Bali. Jumlahnya memang tersisa lagi tiga KK di Abuan jadi kita serahkan tiga unit bantuan bedah rumah CSR BPD Bali,” tegas Sudikerta.

Sudikerta juga menanggapi dinyatakannya Abuan sebagai desa tertinggal oleh BPS. Salah satu indikator BPS adalah didasari tidak adanya pasar modern di

daerah tersebut. Menurutnya tidak bisa diterapkan, karena daerah tersebut termasuk desa walaupun tidak ada pasar modern, namun di desa tersebut sudah ada pasar tradisional.

“Salah satu indikator tidak adanya pasar modern menurut saya tidak bisa diterapkan disini, disini kan desa, pasar tradisional ada kok disini,” ujar Sudikerta.

Untuk penanganan indikator infrastruktur air bersih, Sudikerta menyatakan akan segera membangun saluran air bersih yang berasal dari mata air yang ada didaerah tersebut. “Indikator lain yang didasarkan pada infrastruktur aliran air bersih akan segera kami tangani juga, nanti akan kami bangun saluran air yang bisa diangkat dari mata air di desa ini,” pungkas Sudikerta yang disambut meriah oleh masyarat Abuan.

Ia juga menilai pendapatan daerah tersebut yang dinilai cukup bagus, karena pertaniannya sangat subur. Untuk itu Sudikerta

Wagub Sudikerta Serahkan Tiga Bantuan Bedah Rumah di Desa Abuan Bangli

berharap agar masyarakat setempat bisa saling mendukung dan saling membantu, sehingga kesejahteraan bisa merata. “Bila ada masyarakat yang kurang mampu, mari kita dukung, mari kita bantu dengan semangat gotong royong, niscaya kehidupan ekonomi di satu daerah akan terangkat,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Penjabat Bupati Bangli, Dewa Gede Mahendra Putra, pendataan yang dilaksanakan oleh BPS jika dilihat dari kenyataan di lapangan Desa Abuan tidak masuk kategori tertinggal. Walaupun salah satu indikatornya jarak tempuh sekolah yang agak jauh, namun menurut Dewa Mahendra karena letak geografisnya memang seperti itu jadi masyarakat yang tinggal agak berjauhan.

Lebih jauh Dewa Mahendra menyatakan Bangli sangat membutuhkan bantuan dari Pemprov Bali untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya, dan Pemprov pun menurutnya sudah sangat membantu Kabupaten Bangli. “Untuk tahun ini Pemprov Bali akan mengalokasikan bantuan bedah rumah sekitar 100 unit lebih,” pungkasnya.

Salah satu keluarga penerima bantuan, Ketut Sukarba beserta istrinya Nyoman Sukun mengaku sangat senang atas bantuan yang diterimanya. Seperti diceritakan Sukarba, sehari-harinya ia bekerja sebagai buruh tani serta istrinya sebagai buruh angkut tanah, yang penghasilan keduanya sekitar Rp90 ribu.

Dengan penghasilan sebesar itu, ia mengaku hanya bisa hidup sewajarnya bersama seorang anaknya dan juga ibunya. Tanah yang dimilikinya pun hanya

sebatas pekarangan rumah, yang baru didapatkan dari pembagian tanah Ayahan Desa (ADS) dari Desa Abuan. Sebagai tambahan penghasilan, ia juga berusaha memelihara dua ekor sapi dari tetangganya.

Dua keluarga lainnya yang menerima bantuan adalah keluarga madekarmana dan Wayan Tias.

Sementara itu, Kepala BPD Bali, Wayan Sujana, menjelaskan penyerahan bantuan bedah rumah kali ini merupakan bantuan pertama di Tahun 2016, dari total yang direncanakan sekitar 170 unit yang akan disalurkan merata di seluruh Kabupaten di Bali.

Ditambahkan Kepala Desa Abuan, Nyoman Sucitra, yang menyatakan alokasi tiga unit bantuan bedah rumah CSR BPD Bali ini juga menuntaskan penanganan KK miskin di Desa Abuan, setelah sebelumnya pada APBD Induk Pemprov Bali Tahun 2015 juga sudah dialokasikan sekitar lima unit bantuan bedah rumah di daerah ini. Namun dari penanganan KK miskin tersebut, menurutnya masih ada 27 KK yang dari hasil pendataan yang dilakukannya masih perlu mendapatkan bantuan renovasi.

Untuk itu ia mengaku sudah membuat pengusulan bantuan rehab untuk 27 KK tersebut, yang akan diajukan tahun ini.

Selain menyerahkan bantuan bedah rumah, Wagub sudikerta juga menyerahkan bantuan kasur, 1 ekor ternak babi, dan 5 ekor ayam bagi masing-masing penerima bantuan bedah rumah terdebut, serta bantuan 16 paket sembako bagi kk kurang mampu.

BAYU P

Wagub Bali Ketut Sudikerta saat meninjau Simantri 445 Gapoktan Dwita Gangga Dukuh Sari, Desa Abuan.

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta menyerahkan bantuan tiga unit bedah rumah corporate social responsibility (CSR) BPD Bali, di Desa Abuan.

Page 5: Tabloid Bali Mandara Edisi 2 Tahun 2016

BALI MANDARATABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 21 - 29 Pebruari 2016

5

DENPASAR. BaliMandara.Hingga saat ini, antrean pasien yang ingin mendapatkan pelayanan di RS Mata Bali Mandara masih membludak. Keterbatasan ruang tunggu yang dimiliki rumah sakit tak mampu menampung antrean pasien. Kru Humas Setda Provinsi

Pastika Bantu Penderita Lumpuh di Desa Sumbersari Jembrana

JEMBRANA. BaliMandara.Sebagai wujud keprihatinan atas kondisi yang dialami Pulin (60) sebagaimana yang diberitakan di beberapa media cetak beberapa waktu lalu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika melalui Biro Humas Setda Provinsi Bali mendatangi dan melihat langsung kondisi wanita yang menderita lumpuh sejak baru berumur 1 tahun tersebut di rumahnya di Dusun Sumbersari Desa Melaya Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana Selasa (19/1).

Kondisi Pulin yang merupakan kakak tertua dari tiga bersaudara ini sangat memprihatinkan dimana Pulin tidak bisa duduk karena lumpuh total bahkan untuk buang air harus dibuatkan lubang supaya tidak digotong dari tempat tidurnya.

Menurut Hartati adik kandung Pulin yang dengan setia merawat kakak tertuanya tersebut, hingga saat ini telah mendapat bantuan

pengobatan dari beberapa pihak diantaranya dari Koramil 01 Negara berupa bantuan pengobatan sebanyak tiga kali, dari Kementrian Sosial yang khusus menangani penyandang cacat berat setiap bulannya membantu uang sebesar Rp.300 000 sedangkan dari Dinas Sosial Kabupaten Jembrana memberi bantuan berupa kursi roda namun hingga saat ini kursi roda tidak bisa digunakan karena yang bersangkutan kesulitan untuk duduk karena lumpuh total.

Menurut Ketut Suriani Kepala Urusan Pendidikan dan Kesehatan Desa Melaya yang turut hadir bersama Tim Humas menyampaikan agar kiranya dapat membantu kondisi dari nenek tua tersebut mengingat kondisinya sangat memprihatinkan.

Sebagai bantuan awal Pemprov Bali menyerahkan bantuan berupa beras dan sejumlah uang. ALEK

Antrean Pasien di RS Mata Bali MandaraMasih Membludak

Bali yang melakukan pemantauan ke RS Mata Bali Mandara Kamis (21/1), mendapati sejumlah pasien yang tak kebagian tempat duduk di ruang tunggu yang sangat sempit. Bahkan, sebagian harus rela berdiri saat menunggu nama mereka dipanggil petugas.

Hasil pantauan lapangan ini menguatkan data pihak manajemen RS Mata Bali Mandara yang dirilis baru-baru ini. Mengacu data rumah sakit yang dikutip Plt. Karo Humas Setda Provinsi Bali Drs. I Ketut Teneng,SP,M.Si, kunjungan pasien setiap harinya rata-rata mencapai 200 orang. “Ruang tunggu yang ada saat ini sudah tak mampu menampung antrean pasien yang menunggu giliran mendapatkan pelayanan,” tandasnya. Ironisnya, kata Teneng, sebagian pasien sudah berusia lanjut dan dalam kondisi sakit.

Selain keterbatasan ruang tunggu, Teneng yang juga menjabat sebagai Inspektur Provinsi Bali ini juga membeber masih minimnya ruang operasi. Saat ini, kata dia, RS Mata Bali Mandara hanya memiliki dua ruang operasi dan baru mampu melakukan tindakan operasi terhadap 3.000 pasien setiap tahunnya. Padahal, mengacu data yang dimiliki Pemprov Bali, jumlah

penderita katarak di Pulau Dewata saat ini mencapai 56.000 orang. Artinya, jika tetap bertahan dengan kondisi sekarang, kasus katarak baru bisa dituntaskan dalam jangka waktu lebih dari 18 tahun. “Belum lagi jika dalam perjalanannya ada kasus katarak baru dan jenis penyakit mata lainnya,” ujar dia. Bertolak dari kondisi tersebut, Pemprov Bali akan terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan di rumah sakit tersebut. “Kami ingin masyarakat yang sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu mendapat pelayanan yang paripurna dan nyaman. Terlebih, mata merupakan organ yang sangat vital,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Teneng mempersilahkan pihak-pihak yang masih meragukan fakta dan data tersebut untuk turun langsung melihat kondisi RS Mata Bali Mandara guna mendapatkan gambaran yang sebenarnya.

DWI

Adik Pulin, Hartati meenrima bantuan sementara dari Gubernur Bali berupa beras dan sejumlah uang untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari.

Suasana antrean pasien di ruang tunggu. Selain ruang tunggu, terbatasnya ruang operasi juga menjadi penyebab antrean panjang.

Terkait Polemik RS Mata Bali Mandara, Dewan Provinsi Mediasi Pemprov dan Pemkot

DENPASAR. BaliMandara.Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang tidak kunjung keluar berujung pada terganjalnya pengembangan Rumah Sakit Mata Bali Mandara yang sebelumnya bernama RS Inde-ra, membuat DPRD Provinsi Bali tu-run tangan memediasi Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar dalam rapat yang digelar di ruang rapat pimpi-nan DPRD, Jumat (22/1). Dalam

rapat tersebut, DPRD Provinsi Bali ingin mendengar penjelasan dari kedua belah pihak terkait permasala-han yang menghambat keluarnya ijin. Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Bali, Cokorda Ngurah Pe mayun yang mewakili Gubernur Bali, menjelaskan bahwa kendala molornya pembangunan rumah sak-it karena Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang diajukan bertentangan

dengan Peraturan Walikota (Perwa-li) No. 14 Tahun 2014. Dalam Per-wali yang mengatur tentang Zonasi kota Denpasar, dijabarkan bahwa lokasi RS Mata Bali Mandara yang bertempat di Jalan Angsoka ter-masuk zonasi Pemerintahan bukan zonasi pengembangan kesehatan. Padahal menurutnya, berbagai per-syaratan untuk mengembangkan rumah sakit sudah dilaksanakan,

seperti rekomendasi dari Dinas Kes-ehatan Kota Denpasar dengan no-mor 445/453/Dikes, Rekomendasi Dinas Perhubungan Kota Denpasar No. 551.11.15/Dishub serta AMDAL kota Denpasar yang sudah mengan-tongi layak dibangun. “Akan tetapi Perwali tersebut yang mengganjal rencana pengembangan rumah sa kit,” jelasnya.

(Bersambung ke hal. 7)

Page 6: Tabloid Bali Mandara Edisi 2 Tahun 2016

BALI MANDARA EDISI 21 - 29 Pebruari 2016TABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI 6

Terkait Aplikasi On-Line, Kewenangan Dishub Mengawasi Kendaraan yang Dipakai

DENPASAR. BaliMandara.Maraknya pemberitaan media massa terkait perusahaan aplikasi on-line pemesanan angkutan penumpang, Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali, Standly Suwandi menegaskan bahwa Dinas Perhubungan, Infokom Provinsi Bali tidak pernah memberikan ijin operasional untuk aplikasi tersebut.

Dan salah satu aplikasi itu, GrabCar juga tidak bergabung dengan perusahaan transportasi manapun di Bali.

Lebih lanjut Standly menjelaskan kewenangan Dishub hanya mengeluarkan Ijin Operasional yang diberikan kepada perusahaan/koperasi Angkutan Sewa.

Perusahaan/koperasi angkutan sewa yang ada merupakan gabungan dari perorangan pemilik kendaraan. Selanjutnya kendaraan-kendaraan tersebut mendapat Kartu Pengawasan (KP) Ijin Operasi Angkutan Sewa.

“Beberapa pemilik kendaraan-kendaraan pemegang KP Ijin Angkutan Sewa itulah yang bergabung ke GrabCar. Dengan demikian, bukan GrabCar yang bergabung di perusahaan angkutan sewa, tapi kendaraan sewa yang bergabung dan menggunakan aplikasi GrabCar dalam mendapatkan penumpang”, ujarnya meluruskan.Menurutnya GrabCar adalah aplikasi online yang membantu memasarkan angkutan sewa. Aplikasi online ini sejenis dengan aplikasi Traveloka, MyBlueBird (milik taxi Blue Bird) maupun website milik Biro Perjalanan Wisata yang memasarkan paket wisata termasuk transportnya. Kewenangan pengawasan ijin, untuk kendaraan yang dipakai kewenangan pengawasannya ada di Dishub. “Makanya kemarin kita minta data kendaraannya waktu rapat koordinasi itu, dan mereka sudah menyampaikan data anggotanya yang bergabung”, katanya.

“Kita posisinya mengawasi kendaraan yang dipakai harus benar-benar legal, itu kan aplikasi seperti Traveloka, Lazada dan lainnya, yang penting yang dijual ‘barang legal’. Kita menjamin ‘barang yang beredar’ itu adalah kendaraan yang berijin. Makanya Uber kita larang karena jualannya bukan barang legal, dia memakai kendaraan pribadi”, lanjutnya.“Sikap yang diambil oleh Dishub Infokom Provinsi Bali adalah mendukung layanan aplikasi ini sepanjang bekerjasama atau memasarkan kendaraan yang legal atau berijin”, tegasnya. Sikap ini selain merupakan hasil rapat koordinasi dengan seluruh stakeholders pada tanggal 21 Januari 2016, juga sejalan dengan arahan Kementerian Perhubungan dan mempertimbangkan kebijakan yang diambil Dishub DKI Jakarta. Sebelumnya, telah diadakan rapat dengan mengundang Komisi I dan

Komisi III DPRD Bali, namun pihak dewan berhalangan hadir karena sedang melakukan kunjungan kerja. Juga ketidakhadiran dan keberadaan Persotab sebagai organisasi supir taxi juga mendapat sorotan dalam rapat tersebut. Hal ini dikarenakan semestinya mereka menyampaikan aspirasinya pada pengurus perusahaan/koperasi perusahaan taksi mengingat ijin taksi dimiliki oleh perusahaan taksi dan bukan milik perorangan.Ketika dikonfirmasi keberadaan perwakilan di Bali, Standly menuturkan keberadaan GrabCar sebagai perusahaan di Bali masih dalam pengurusan perijinan, sudah ada kantor cabang, dan penanggung jawabnya. “Tapi sebagai perusahaan yang beroperasi di Bali saya kira harus ada perijinannya, kalau cabang seperti apa, kalau kantor perwakilan seperti apa, yang lebih tahu mungkin Disperindag”, ujarnya. Xna

DENPASAR. BaliMandara.Keberadaan Simantri (Sistem Pertanian Terintegrasi) di Bali membuat profesor Thimaimmah dari Associate Professor Sustainable Living Departement of Maharshi University, India sangat tertarik dan ingin mempelajari lebih jauh.

Hal itu disampaikannya ketika diterima Gubernur Made Mangku Pastika di ruang kerja gubernur, kamis (21/1). Sistem pertanian ramah lingkungan yang menggunakan teknologi modern diharapkan dapat didalami sehingga selanjutnya bisa Ia teruskan ke para mahasiswanya di India.

Menanggapi hal itu, Pastika sangat mengapresiasi, dan dengan antusias menjelaskan bahwa Simantri adalah salah satu program unggulannya yang mengadopsi zero waste system, karena semua limbah kotoran hewan pada Simantru bisa dimanfaatkan secara optimal, tanpa ada yang dibuang.

“Kami memproduksi bio urine, bio

menyatakan kekagumannya akan semangat para siswa kurang mampu tersebut. Dia juga menjelaskan sudah sempat mengajar di sana dan bertukar pengetahuan dengan para murid di sana. Prof Thimaimmah sangat mengapresiasi ide dan langkah Gubernur Pastika yang melahirkan sekolah itu.

Menanggapi hal itu, Pastika sangat berterima kasih, dan mengatakannya ini merupakan salah satu caranya mengurangi angka angka kemiskinan di Bali. “Hanya siswa dari keluarga kurang mampu yang bisa sekolah di sana, meskipun ada anak warga yang mampu ingin membayar untuk sekolah di sana, kami tolak,” bebernya.

Selain itu dia menjelaskan karena dia berangkat dari polisi, maka dia ingin menekankan kedisiplinan bagi siswa SMA/SMK Bali Mandara. “Dan saya senang sekali, kepala sekolah bapak Nyoman Darta mempunyai satu visi dengan saya,” tandasnya.

Di akhir kunjunganya, Pastika mengajak rombongan untuk melihat hasil Kebun Kantor Gubernur yang menggunakan pupuk organik hasil Simantri. ARIANI

Tertarik Pertanian Bali, Profesor Asal India Ingin Belajar Simantrigas dan pupuk organik dari limbah sapi tersebut, dan bisa digunakan untuk tanaman pertanian, hasilnya sangat bagus,” bebernya. Menurutnya, Simantri adalah perpaduan teknologi dengan sistem pertanian yang sangat ramah lingkungan, dan hasilnya juga melebihi yang diharapkan. Ditambahkannya sudah banyak pedagang tanaman hias menggunakan produk Simantri, bahkan istana kepresidenan di Tampak Siring dan hotel-hotel besar di Bali sudah menggunakannya.

“Dan saya jamin hasilnya sangat bagus untuk tumbuhan di sana,” tambahnya. Ke depan, Simantri diharapkan dapat membawa Bali sebagai pulau organik. Karena dengan memproduksi pupuk organik akan menjadikan Bali sebagai pulau yang ramah lingkungan. Pastika mengungkapkan cita citanya menjadikan Bali sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas, bukan pariwisata masal (mass tourism). Menurutnya pariwisata massal

banyak memberikan dampak negatif seperti para wisatawan yang tidak bisa menjaga lingkungan.

Untuk lebih memahami tentang Simantri, Pastika mengundang Prof. Thimaimmah untuk mengunjungi salah satu unit Simantri, sekaligus melihat seecara lasngsung penerapan sistem pertanian tersebut.

Thimaimmah menjelaskan bahwa dirinya beserta rombongan sudah mengunjungi sejumlah kawasan pertanian yaitu Jatiluwih dan Plaga serta berinteraksi dengan para petani di sana sekaligus mempelajari sistem pertanian tradisional Bali. Dalam kesempatan itu dia menyatakan kekagumannya akan semangat masyarakat Bali yang masih teguh memegang tradisi dan budaya mereka.

Dia juga mengungkapkan telah menghabiskan 25 tahun hidupnya mempelajari pertanian dari seluruh dunia, baru di Bali dia menemukan satu sistem yang unik sehingga ingin diangkat dan dibukukan olehnya.

Selain mempelajari sistem pertanian, prof Thimaimmah juga mengatakan telah mengunjungi SMA/SMK Bali Mandara. Dia sekali lagi

Page 7: Tabloid Bali Mandara Edisi 2 Tahun 2016

BALI MANDARATABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI

EDISI 21 - 29 Pebruari 2016

7

Terkait Polemik RS Mata ........(Sambungan dari hal. 4)

Untuk menindaklanjuti, Pemprov Bali sudah bersurat ke Walikota Denpasar dengan Nomor 445/1762/RSI/2015 tanggal 5 Mei 2015 tentang permohonan penyesuaian lahan, namun belum bisa diproses karena belum dapat rekomendasi peruntukan lahan. Cok Pemayun menambahkan pengembangan Rumah Sakit sangat mendesak mengingat tingkat kunjungan yang mencapai 250 orang per hari. Bahkan, dia menambahkan antrean operasi katarak mencapai 56.000 pasien. “Jika tidak cepat diperluas rumah sakit, kasihan masyarakat kita, bisa seumur hidup mereka antre untuk operasi mata, atau mungkin tidak mendapatkan kesempatan sama sekali,” jelasnya. Dijabarkannya, gedung pelayanan yang dikembangkan akan mencakup basement untuk parkir 90 mobil

dan 125 kendaraan roda 2, poliklinik untuk layanan 10 sub spesialis mata, UGD, ICU, Rawat inap, penambahan 6 ruang operasi mata sehingga menjadi 8 ruangan, ruang lasic, apotek dan ruang penunjang lainnya. “Untuk itu saya mohon arahan bapak sekalian untuk mencarikan solusi permasalahan ini,” tandasnya.

Sementara itu Sekretaris Pemerintah Kota Denpasar, Drs. AA Ngura Rai Iswara menjelaskan bahwa pihaknya tidak ada maksud sama sekali untuk menghambat rencana pengembangan itu. Bahkan menurutnya, SKPD terkait di Denpasar sudah bekerja keras membantu kelancara proyek tersebut, seperti penerbitan AMDAL dan rekomendasi dari Dinas Kesehatan dan Dinas Perhubungan Kota Denpasar. Namun, Perwali tersebut memang mengganjal

rencana pengembangan itu. Menurut Iswara, sudah ada langkah pemkot untuk mengubah perwali sebelumnya dengan menerbitkan Perwali No. 29 Tahun 2015 tentang perubahan atas peraturan zonasi kecamatan Denpasar Utara yang ditandatangani oleh penjabat walikota Denpasar. “Akan tetapi, mentah lagi bapak-bapak sekalian, karena tidak mau diundangkan oleh DPRD Provinsi Denpasar, karena takut akan melabrak aturan lagi,” imbuhnya. Untuk itu, dia juga mengapresiasi langkah DPRD Bali mengundang kedua belah pihak agar bisa mencarikan solusi untuk memecahkan masalah yang berlarut ini.

Menanggapi penjelasan kedua belah pihak, para anggota DPRD Prov Bali yang dipimpin oleh Nyoman Adi Wiryatama mengakui bahwa persoalan ini memang perlu didalami lagi. Menurut ketua komisi III, Nengah Tamba, jika perlu diubah perda tentang zonasi, mari kita ubah sama-sama meskipun akan memakan waktu lagi. “Mari kita samakan persepsi dulu, bahwa kesejahteraan masyarakat kita yang paling utama,”

tambahnya. Sementara itu Ketut Kariasa Adnyana dari fraksi PDIP berpendapat seharusnya kisruh ini bisa ditangani dengan cepat, apakah harus ubah perda atau harus mencari lokasi yang baru agar tidak melanggar perda. Karena dia khawatir anggaran rumah sakit yang sudah dialokasikan sebesar hampir 2016 milyar tidak bisa digunakan.

Menanggapi saran para anggota legislatif dan pihak pemprov serta pemkot, pimpinan DPRD Bali sepakat membentuk pansus untuk membuat rumusan rekomendasi kelangsungan proyek tersebut. “Kami akan bicarakan dulu di tingkat internal, dan akan mengundang bapak-bapak sekalian untuk pertemuan selanjutnya,” tutupnya.

Sementara itu dalam kesempatan wawancaranya, Cok Pemayun sangat berharap rencana pengembangan rumah sakit bisa diwujudkan secepatnya. Menurutnya, jika komitmen semua sama, mengubah perda bukanlah hal yang sulit, meskipun memerlukan waktu. “Yang penting, masyarakat kita sejahtera dulu,” tandasnya. DWI

segera melakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan beserta perusahaan yang digandengnya sehingga dapat segera dilakukan persiapan yang dianggap perlu untuk dilakukan.

“Study kelayakannya sudah selesai, dan hasilnya disana layak untuk dibangun dan kita juga sudah memiliki tanah di wilayah tersebut, walaupunm masih ada kendala sedikit namun semuanya dapat segera kita atasi,” imbuh Sudikerta.

Untuk itu Wagub Sudikerta sangat mengharapkan adanya support dari kementerian keuangan sehingga proyek tersebut dapat segera dilaksanakan.

Sementara itu Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan Republik Indonesia Freddy Saragih menyatakan dukungannya terhadap proyek pembangunan stadion internasional dan juga aquatic center.

Lebih lanjut disampaikan Freddy, pihaknya dalam mendukung jalannya persiapan proyek

Bertolak dari fakta tersebut, Pastika mengajak seluruh komponen masyarakat untuk ikut bergerak dengan inovasi yang lebih kreatif, khususnya dalam industri kepariwisataan.

“Jangan berpikir dengan diam dan merasa nyaman, kondisi kita akan tetap seperti semula. Bisa jadi, daerah lain yang sebelumnya di belakang kita akan mengejar dan akhirnya sejajar atau bahkan menyalip kita,” imbuhnya.

Penyampaian aspirasi Ni Luh Putu Intan Prabasari dari Pasraman Kayu Manis, Tegal Mengkeb Tabanan juga berhasil menyita perhatian Gubernur Pastika. Mahasiswi semester akhir ini dengan semangat memaparkan program Yayasan Luh Luwih yang saat ini tengah dirintisnya.

Yayasan ini aktif dalam kegiatan sosial yang khusus membantu pada lansia melalui aksi penanaman bibit pohon yang bermanfaat bagi kehidupan. Merespon semangat Luh Intan Prabasari, Pastika mengerahkan seluruh SKPD untuk membeli bibit dari yayasan yang nantinya diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan.

Berikutnya tampil Marja Abas yang menanyakan pendapat

yang dipertanyakan peserta simakrama Ketut Wenten Ariawan. Ditegaskannya, lembaga pemasyarakatan itu tak mungkin dipindah ke Nusa Penida.

“Secara yurisdiksi itu tak mungkin, namanya juga LP Kerobokan, wilayah hukumnya beda itu,” ucapnya. Sementara terkait kemungkinan relokasi ke kawasan Suwung, ide itu ditawarkan karena di sana terdapat tanah negara yang masih bisa dimanfaatkan. “Kalau soal kekhawatiran lingkungan di sana akan mengganggu kesehatan penghuni LP, ya nanti sampah di TPA akan dikelola menggunakan teknologi yang lebih baik,” kata

Hadapi MEA, Pastika ........(Sambungan dari hal. 1)Gubernur Pastika terkait rencana pembuatan Film Engeline. Secara tegas, Pastika tak sependapat jika kisah hidup Engeline diangkat ke layar lebar karena proses hukumnya masih berjalan.

“Dinas Kebudayaan Provinsi Bali sudah menolak dan tak memberi ijin. Kecuali nanti kalau urusan hukumnya sudah kelar dan ada aspek positif yang bisa diangkat dalam film, ya kita pertimbangkan lagi,” bebernya.

Sementara Made Pendra dari Nyitdah Kediri Tabanan menyampaikan harapan agar Pemprov Bali meningkatkan bantuan subak dari Rp. 50 juta menjadi Rp. 100 juta. Selain itu, dia juga berharap bantuan sepeda motor untuk para pekaseh. Gubernur Pastika belum bisa memenuhi harapan tersebut karena keterbatasan dana yang dimiliki Pemprov Bali.

Selanjutnya tampil Made Sudana dan Wiwik Yuniasih yang bicara soal layanan BPJS dan minimnya perhatian pemerintah terhadap olah raga panjat tebing. Wayan Wisnaya bagai pembicara terakhir menyoroti kumuhnya kondisi hutan mangrove yang ada di kawasan Tahura dan sekitarnya. XNA

Pengusaha Transportasi Harus ........(Sambungan dari hal. 1)Pastika seraya menyebut bahwa Kementerian ESDM berencana mengalokasikan dana untuk mengolah sampah di TPA Suwung menjadi energi listrik.

Tiap harinya, kata dia, TPA Suwung menerima kiriman 1.500 ton sampah dan jika dimanfaatkan dapat menghasilkan energi listrik sebesar 30 MW. Masih menjawab pertanyaan Wenten Ariawan, Pastika juga membeber perkembangan terakhir rencana pengembangan RS Mata Bali Mandara. “Upaya sekala semua sudah kita tempuh, sekarang kita menyerahkan pada niskala,” ujarnya diplomatis.

ALEK

Kemenkeu Gandeng JICA ............... (Sambungan dari hal. 1)pembangunan stadion tersebut juga menggandeng PT. PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) yang nantinya akan mendukung dalam proses penjaminan dan juga resikonya dan PT. SMI (Sarana Multi Infrastruktur) yang nantinya akan mempersiapakan pelaksanaan proyek pembangunan tersebut mulai dari market konsultation sampai dengan persiapan tender.

Selain itu juga Kementerian Keuangan menggandeng konsultan JICA (Japan International Corporate Agency) yang juga mengajak 4 konsultan dari bidang keuangan, ekonomi, manajemen fasilitas keolahragaan, dan juga konsultan market. Menurut Freddy nantinya JICA tersebut akan turut membantu Pemprov Bali dalam mempersiapkan proyek pembangunan tersebut sampai pada market konsultasi selain itu. JICA juga akan memberikan rekomendasi mengenai studi kelayakan yang telah dilakukan Pemprov Bali sehingga kedepannya tidak terjadi permasalahan saat proyek tersebut dimulai. PERING

Masyarakat yang mengantre menunggu giliran pemeriksaan di RS Mata Bali Mandara.

Page 8: Tabloid Bali Mandara Edisi 2 Tahun 2016

BALI MANDARA EDISI 21 - 29 Pebruari 2016TABLOID PEMERINTAH PROVINSI BALI 8

DENPASAR.BaliMandara.Rapat Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan di Bali yang diikuti Bappeda se-Bali merupakan rangkaian proses penyusunan perencanaan anggaran tahun 2017 yang dapat menjadi momentum untuk mengetahui target-target yang belum dicapai dan sudah dicapai pada anggaran tahun sebelumnya.

Dengan demikian target yang belum tercapai menjadi tujuan untuk terus dioptimalkan, serta kendala-kendala yang menghambat pun bisa dicarikan solusinya.

Dengan tujuan perencanaan pembangunan yang pasti tersebut, alokasi anggaran tahun 2017 pun menjadi lebih fokus, tajam, berkualitas dan tepat sasaran.

Demikian disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bali (Bappeda), Putu Astawa, saat memimpin Rapat Evaluasi bersama Bappeda Kabupaten/Kota se-Bali di Bappeda Provinsi Bali, Selasa (19/1).

Melalui rapat tersebut, Astawa juga berharap para stake holder di SKPD Pemprov dan Pemkab/

Pemkot dapat mulai membangun pemahaman yang sama dalam menyusun perencanaan tersebut yang terjadwal dengan baik, dan membangun sinergitas yang baik untuk mengghindari adanya tumpang tindih pembangunan serta mubazirnya program-program pembangunan.

“Melalui rapat ini saya harapkan semua SKPD bisa membuat perencanaan pembangunan yang benar-benar fokus, tajam, dan berkualitas sehingga tepat sasaran, dan disesuaikan dengan Rencana Strategis (Renstra) yang saudara-saudara buat, yang pastinya juga mendukung program Bali Mandara,” tegas Astawa.

Salah satu kendala yang disoroti adalah kurangnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, sehingga banyak program-program yang mubazir karena tumpang tindih. Tak hanya itu, tahap perencanaan tersebut juga dianggap perlu memiliki tema, sebagai roh pelaksanaan kegiatan tersebut untuk menumbuhkan semangat perencanaan.

“Tema yang kami sarankan yakni Melalui Gerakan Revolusi Mental (Integritas, Etos Kerja, dan Gotong Royong) Kita Mantapkan

Akuntabilitas Kinerja dan Sinergitas Pembangunan Menuju Bali yang Mandara. Jadi semangat integritas, etos kerja, dan gotong royong kita ingin melahirkan perencanaan yang akuntabel, sehingga uang yang kita anggarkan betul-betul memberikan hasil target sesuai ysng kita harapkan,” pungkas Astawa.

Lebih jauh, Astawa menjelaskan tahap perencanaan tersebut sudah berbasiskan E-Planning, memiliki tengat waktu yang sudah ditentukan kapan sistem tersebut ON yang artinya masih bisa menginput kegiatan, dan kapan waktunya OFF yang artinya sudah tidak bisa lagi menginput. Jadi Ia mengingatkan agar SKPD tidak mengajukan usulan melewati batas waktu, yang sesuai Permendagri Nomor 52 ditentukan ketok palu KUA/PPAS batas waktunya sampai dengan tanggal 19 Juni 2016.

Dan sesuai himbauan Gubernur Bali, kegiatan-kegiatan yang berdasarkan fasilitasi, sosialisasi, mediasi, dan optimalisasi tidak ada lagi dalam kegiatan karena tidak memiliki tolak ukur yang pasti.

Pada rapat tersebut juga disampaikan beberapa permasalahan dilapangan, terkait sinergitas dan pembiayaan. DWI

Evaluasi Capaian Kinerja, Anggaran 2017 Harus Lebih Fokus, Tajam, Berkualitas dan Tepat Sasaran

Kepala Bappeda Provinsi Bali memimpin Rapat Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan di Bali yang diikuti Bappeda se-Bali

DENPASAR.BaliMandara.Gubernur Bali Made Mangku Pastika tak ingin ada penyelewengan dalam penyaluran beras yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin (Raskin). Untuk itu, dia mengingatkan para Kepala Desa sebagai ujung tombak penyaluran Raskin tak main-main atau menerapkan sistem bagi rata dalam pendistribusian bahan kebutuhan pokok tersebut. Hal itu disampaikan Pastika dalam acara Peluncuran dan Penyaluran Program Raskin/Rastra Tahun 2016 untuk Provinsi Bali yang dilaksanakan di Ruang Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Selasa (26/1).

Pastika mengaku dirinya kerap mendapat informasi bahwa beras yang diperuntukkan masyarakat kurang mampu itu dibagikan dengan sistem bagi rata. Sehingga masyarakat miskin yang seharusnya memperoleh bagian sebanyak 15 kg, hanya dapat 5 kg.

Pada penyaluran Raskin Tahun 2016 ini, Pastika tak menginginkan hal itu terulang. “Kalau masih ditemukan hal seperti itu, akan saya laporkan ke polisi,” tandasnya. Dia mensinyalir, oknum kades tega melakukan tindakan tak terpuji seperti itu karena ada tekanan dari pihak tertentu. “Saya berharap penyaluran tahun ini berjalan lancar, tepat sasaran, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu dan tepat administrasi,” urainya.

Menurutnya, keberlanjutan program Raskin merupakan komitmen pemerintah untuk menuntaskan program kemiskinan sejalan dengan program pengentasan kemiskinan yang tengah gencar dilaksanakan Pemprov Bali.

Menurut Pastika, berbagai program luncuran Pemprov Bali membuahkan capaian cukup signifikan yaitu menekan angka pengangguran hingga tersisa 1,9 persen, gini ratio (tingkat kesenjangan) yang saat ini hanya sebesar 0,34 persen dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menyentuh angka 72,48. Namun demikian, Pastika menyadari bahwa program pengentasan kemiskinan masih perlu penguatan dalam berbagai bidang. Terlebih, data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menyebut adanya kenaikan angka kemiskinan pada periode Maret 2015 sebesar 4,74 persen menjadi 5,25 persen pada bulan September 2015.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani, Raskin adalah beras bersubsidi yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu. Karena itu, dia tak menginginkan ada penyimpangan dalam penyaluran beras yang merupakan hak warga kurang mampu ini.

“Kalau sistem bagi rata, saya juga dengar ada yang begitu. Bahkan ada yang dimanfaatkan untuk

Pastika Tak Ingin Ada Penyelewengan dalam Penyaluran Raskinkepentingan politik, misalnya baru dibagi pada saat pemilihan Kepala Desa,” urainya. Menteri Puan sangat menyayangkan tindakan tersebut dan berharap tak akan terulang dalam penyaluran Raskin tahun 2016. Jika sampai terjadi lagi, Puan sependapat dengan Gubernur Pastika untuk membawa persoalan ini ke ranah hukum. Selain harus tepat sasaran, Menteri Puan Maharani juga minta kualitas Raskin tetap mendapat perhatian. “Jangan ada lagi beras yang berwarna kuning, cokelat atau sampai berulat. Saya rasa Bulog sudah punya terobosan untuk mengantisipasi kemungkinan itu,” ucapnya.

Sementara itu, Dirut Bulog Djarot Kusumayakti dalam laporannya

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani, saat melepas truk pengangkut Raskin untuk disalurkan ke desa-desa se-Bali.

mengatakan, tahun ini pemerintah menyalurkan beras Raskin/Rastra bagi 15,5 juta RTS yang measing-masing mendapat jatah 15/kg tiap bulannya. Khusus untuk Provinsi Bali, Bulog akan menyalurkan 27.346,32 kg beras yang diperuntukkan bagi 151.324 RTS yang tersebar di seluruh Bali. RTS yang sudah masuk database berhak mendapat beras bersubsidi ini dengan harga Rp. 1.600. Peluncuran program Raskin/Rastra Provinsi Bali ditandai pelepasan kendaraan pengangkut beras dengan pengguntingan pita dan pemecahan kendi oleh Menteri Puan Maharani yang didampingi Gubernur Mangku Pastika. ANDI