tabel 2.2 matriks rkl kegiatan rencana pembangunan …

97
II-28 PT. SDIC INDONESIA Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan Tambang Batu Gamping, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat No. Dampak Lingkungan Yang Dikelola Sumber Dampak Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengelolaan Yang Telah Dilakukan Hasil Pengelolaan TAHAP PRA KONSTRUKSI 1 Perubahan Persepsi Masyarakat Sosialisasi Rencana Kegiatan Lebih dari 60 % anggota keret pemegang hak adat atas lahan, dan warga masyarakat lokal lainnya menyatakan menerima rencana kegiatan penambangan batu gamping. 1. Memasang papan pengumuman tentang rencana kegiatan di tempat-tempat strategis. 2. Memasang pamflet tentang rencana kegiatan di gedung- gedung pelayanan publik. 3. Memuat pemberitahuan kepada masyarakat umum di media cetak (koran lokal) lokal dan RRI lokal tentang rencana kegiatan. 4. Melakukan FGD dengan warga masyarakat pemegang hak adat atas lahan, dan warga masyarakat lainnya tentang rencana kegiatan. Kelurahan Andai, Kampung Maruni, Kampung Dobut, Misapmesy, Hingck, Anggrisi, dan Kampung Wamesa. 1. Sudah memasang papan pengumuman Ditempat Strategis 2.Tidak ada bukti pemasangan pemflet dikantor-kantor, tetapi dipasang pengumuman atau gambar proyek di pertigaan jalan dari manokwari ke SP dan ke kab. Pengunungan Arfak/Bintuni 3.Memasang pengumuman di Koran/media cetak media Papua tanggal 16 4.Telah melakukan FGD dan Penerimaan masyarakat terhadap pembangunan tambang batu Gamping sangat baik

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-28PT. SDIC INDONESIA

Tabel 2.2Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan Tambang Batu Gamping, Kabupaten Manokwari,

Provinsi Papua Barat

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

TAHAP PRA KONSTRUKSI1 Perubahan

PersepsiMasyarakat

SosialisasiRencanaKegiatan

Lebih dari 60 %anggota keretpemegang hakadat atas lahan,dan wargamasyarakat lokallainnyamenyatakanmenerimarencana kegiatanpenambanganbatu gamping.

1. Memasang papanpengumuman tentang rencanakegiatan di tempat-tempatstrategis.

2. Memasang pamflet tentangrencana kegiatan di gedung-gedung pelayanan publik.

3. Memuat pemberitahuankepada masyarakat umum dimedia cetak (koran lokal) lokaldan RRI lokal tentang rencanakegiatan.

4. Melakukan FGD dengan wargamasyarakat pemegang hakadat atas lahan, dan wargamasyarakat lainnya tentangrencana kegiatan.

KelurahanAndai, KampungMaruni,KampungDobut,Misapmesy,Hingck,Anggrisi, danKampungWamesa.

1. SudahmemasangpapanpengumumanDitempatStrategis

2.Tidak ada buktipemasanganpemfletdikantor-kantor,tetapi dipasangpengumumanatau gambarproyek dipertigaan jalandari manokwarike SP dan kekab.PengununganArfak/Bintuni

3.Memasangpengumuman diKoran/mediacetak mediaPapua tanggal16

4.TelahmelakukanFGD dan

Penerimaanmasyarakatterhadappembangunantambang batuGamping sangatbaik

Page 2: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-29PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

KonsultasiPublik padatanggal 26Oktober 2013

5.Telah dilalukanrapat dengantim 23 untukpembebasanlahan tanggal19 Juli 2014

2 Peningkatanpendapatanmasyarakat

Pengadaanlahan

Kompensasi hakmasyarakat adatatas lahan telahdibayarkansesuai MoU

1. Identifikasi Keluarga KeretMansim yang berhakmenerima pemberiankompensasi.

2. Memberi kesempatan kepadakeluarga Keret Mansim dengandifasilitasi Pemda Manokwariuntuk bermusawarah tentangpenerimaan & pembagian danakompensisi kepada semuakeluarga Keret Mansim yangberhak menerimanya secaraproporsional sesuai adat.

3. Pembayaran dana kompensasidengan cara yang sesuaimusyawarah, dengandisaksikan oleh Kepala SukuBesar Arfak, Muspida Kab.Manokwari, dan BPN Prov.Papua Barat, dan BPNKabupaten Manokwari.

Kelurahan Andaidan KampungMaruni.

1. Berita AcaraHasil Rapattentangpenetapanharga tanahdan nilaikompensasinya

2. Buktipenyerahannilaikompensasikepadakeluarga KeretMansim tidakada

3. Dalam prosespembayarankompensasitanahdisaksikanMuspida,Kepala SukuBesar Arfak,BPN Kab.

Peningkatanpendapatanpada saatdiberikan gantirugi atas lahanyang digunakanTambang BatuGamping

Page 3: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-30PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

Manokwari danBPN Prov.Papua Barat.

3 Perubahanproses sosial

Pengadaanlahan

Tidak ada lagikonflik antarkeluarga Mansimselakupemegang hakadat atas areallahan rencanalokasi kegiatanpenambanganbatu gamping.

Melakukan pendekatan socialbudaya secara terpisah kepadamasing-masing kelompokkeluarga mansim di fasilitasi olehbupati dan dewan adatmanokwari tentang status lahandan kompensasi.

Kelurahan Andai Ada berita acaraRapat untukpembebasanlahan tanggal 19Juli 2014

Tanggapanmasayarakatmenyetujui lahandigunakan olehtambang batuGamping untukTahap I 64 Ha

4 Perubahanpenguasaandanpemanfaatanlahan

Penyelesaianstatus lahan

100 % areal lahantambang batugamping telahberstatus HGU,dan telah berubahpemanfaatannyauntuk usahapenambanganbatu gamping.

1. Meyakinkan keret pemeganghak adat bahwa areallahannya akan dikembalikanmelalui bupati/walikotaManokwari jika PT. SDICINDONESIA tidak berminatlagi untuk melanjutkankegiatannya.

2. Meyakinkan keret pemeganghak adat bahwa perubahanpemanfaatan lahan darimeramu menjadipemanfaatan secara intensiflebih menguntukan secaraekonomi.

Kelurahan Andai Telah dilakukanpertemuandengan keretpemegang hakadat tentangpengembalianlahan

Masyarakt telahmenyetujui ataspembebasanlahan Hak GunaUsaha kepadaPT. SDICINDONESIAuntuk tambangbatu kapur

5 PerubahanPersepsiMasyarakat

PenyelesaianStatus Lahan

> 80 % anggotakeret pemeganghak adat ataslahan, dan wargamasyarakat

1. Meyakinkan keret pemeganghak adat atas areal lahannyaakan dikembalikan melaluibupati/walikota Manokwari jikaPT. SDIC INDONESIA tidak

KampungMaruni danKelurahan Andai

Telah dilakukanpertemuandengan keretpemegang hakadat tentang

Tidak ada konfliksosial ataspenguasaan

Page 4: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-31PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

lokal lainnyamenyatakanmenerimaperubahanstatuspenguasaanlahannyamenjadi HGU

berminat lagi untukmelanjutkan usahanya.

2. Memastikan (dalam bentukpeta) tiap keret, dapat denganmudah mengenali areal lahanyang dikuasai sebelumnyapada saat pengembalian lahankepada masyarakat melaluibupati/walikota Manokwari.

3. Mengarsipkan secara baik petaareal lahan tiap keret di KantorPertanahanKabupaten/WalikotaManokwari, Kantor ManajemenPT. SDIC INDONESIAINDONESIA

pengembalianlahan

lahan

6 PerubahanpenguasaandanpemanfaatanSDA

PenyelesaianStatus Lahan

Keluhanmasyarakatkurang dari 10%dari jumlahmasyarakat diwilayah studi.

Meyakinkan kepada keretpemegang hak adat atas areallahan tambang, bahwa:1. Kompensasi terhadap tanaman

tumbuh kepada masyarakat,sedangkan untuk vegetasihutan akan dibayarkan kepemerintah dalam bentukretribusi.

2. Perusahaan hanya menguasaiareal lahan untukpenambangan batu gamping.

3. SDA yang ada di dalam perutbumi tidak dikuasai dan tidakdimanfaatkan perusahaan.

Kelurahan Andai Tidak ada databuktikompensasipembebasanatau ganti rugitanaman/tumbuhankepadamayarakat adatpenguasa lahan.Buktipembayaranretribusi dankompensasikepadamasyarakatuntuktanaman/tumbuh

1.Tidak adakonflik sosialataspenguasaanlahan.

2. Masyarakattelahmenyetujui

Page 5: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-32PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

an di lokasi areaTambang BatuKapur/tanah Liat(tidak ada)

TAHAP KONSTRUKSI1 Penurunan

Kualitas UdaraAmbien

Mobilisasi alatberat danbahanbangunan

Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien (TSP,CO, SO2 danNO2)

1.Pemasangan penahan debupada kendaraan

2.Perawatan kendaraan secararutin

3.Penyiraman jalan 2 kali sehari

1.Kendaraan2.Workshop3.Jalur yang

dilewatikendaran

1.Pengambilanudara emisipadaKendaraanyangdigunakan.2.Hasil analisis

kualitas udaradan debusudahdilakukan.3.Penyiraman

jalan 2x sehalisudahdilakukan

Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi

2 Peningkatankebisingan

Mobilisasi alatberat danbahanbangunan

Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996

1. Melakukan pekerjaan padasiang hari

2. Mengurangi kecepatankendaraan

1. Jalurmobilisasikendaraan

2. Jalurmobilisasikendaraan(kampongmaruni)

1.Pelaksanaanpembangunandari jam 8.00sampai 17.00WIT2.Mengurangai

kecepatanmobilisasikendaraanangkutanmaterial danperalatan dilokasi proyek

Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi

Page 6: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-33PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

dan jalanutama, agartidak terjadikecelakaanlalu lintasdengankendaraanpenggunajalan.3.Usulan

pengelolaanlingkungandenganmenambahrambu-rambujalan.4.Usulan

kendaraankeluar /masukdari jalanporos utamake proyekdiatur/ dibantuteknisilapangan ataupenjaga pintumasuk kearahtambang

3 PenurunanKualitas UdaraAmbien

Pembersihandanpematanganlahan

Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999

1. Melakukan penyiraman padadaerah rawan debu

2. Perawatan kendaraan secararutin

1.arealpembersihandanpematanganlahan

2.workshop

1.Sudahdilakukanpenyiramanpada daerahjalan utamaatau sekitar

Kualitas udaraambien masihberada dibawahbaku mutukualitas udaraambien sesuai

Page 7: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-34PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

(TSP, CO, SO2dan NO2)

proyek yangcenderungmenimbulkanpeningkatandebu, SO2 danNO2

2.Perawatankendaraanterutama padamesinpembakaran,olie dansebagainya,sehinggabuangannyatidak memberikontribusiPenurunanKualitas UdaraAmbien3.Hasil analisis

kualitas UdaradarilaboratoriumPT. GlobalQualityAnaliticalBogorAkreditasi KANHasil terlampir

PP. RI No. 41Tahun 1999(hasil analisiskualitas udaraambienterlampir)

4 Peningkatankebisingan

Pembersihandanpematanganlahan

Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.

Melakukan pekerjaan pada sianghari

Pada arealpembersihandanpematangan

1. Pelaksanaanpekerjaandari jam 8.00sampai 17.00

Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70

Page 8: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-35PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

48 TAHUN 1996 lahan WIT2. Pengukuran

kebisingan dipermukimanpendudukKampungMaruni dankantorPengelolaProyekPT.SDICINDONESIA

3. Hasil analisistingkatkebisingandarilaboratoriumPT. GlobalQualityAnaliticalBogorAkreditasiKAN, Hasilterlampir

dBA. (hasilpengukurantingkatkebisinganterlampir)

5 PenurunanKualitas airsungai

Pembersihandanpematanganlahan

Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)

1. Membuat settling pond padadaerah terendah

2. Membuat drainase sekelilingwilayah pembersihan danpematangan lahan

1.Arealpembersihandanpematanganlahan

2.Arealpembersihandanpematanganlahan

Pembangunansetting pondsedangdilaksanakan,lokasi sesuaipeta ANDAL

Sedimentasiatau lumpurpermukaan yangterbawa airpermukaantertampungterlebih dahulu disetting pond

Page 9: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-36PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

6 PeningkatanSedimentasiSungai

PembersihandanPematanganLahan

TSS danSedimentasidelivery Ratiotidak mengalamipeningkatanlebih dari 10 %

1. Pembersihan lahan secarabertahap

2. Pembuatan drainasedisekitar lokasi tambang

Arealpembangunanjalan dandrainase

1.Pembersihanlahan sesuaiHGU Tahap Iseluas 64 Ha2.Pembuatan

drainase yangmengarah kesetting pondsedangdibangun/dibuat3.Pengukuran

Sedimentasi diSungai Marunitelah dilakukan(terlampiranalisis kualitasair sungai)

Hasil analisislaboratoriumsedimentasitidak mengalamipeningkatan 10% dengan dataRonaLingkungan(hasilanalisis analisissedimentasiterlampir)

7 PenurunanKualitas UdaraAmbien

Pembangunanjalan tambangdan drainase

Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)

1. Perawatan kendaraan2. Penyiraman jalan pada musim

panas secara rutin

1. Workshop2. Areal jalan

danpembangunan drainase

1. Perawatankendaraanuntukekscavatordan loadersudahdilakukan

2. Penyiramanjaian masukareal tambangdan drainase

Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi

8 Tingkatkebisingan

Pembangunanjalan tambangdan drainase

Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996

Pekerjaannya dilaksanakan padasiang hari

Arealpembangunanjalan dandrainase

Pelaksanaanpembangunanjalan tambangdan drainasedari jam 8.00

Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi

Page 10: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-37PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

sampai 17.00WIT

9 Tingkatkebisingan

Pembangunanfasilitastambang

Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996

Pekerjaannya dilaksanakan padasiang hari

Arealpembangunanjalan dandrainase

Pelaksanaanpembangunanfasilitas tambangdari jam 8.00sampai 17.00WIT

Pengelolaandilakukan padasaat tahapkonstruksi

10 Perubahan(penurunan)keanekaragaman dan populasisatwaliar

PembersihandanPematanganlahan

Masih ada jenis-jenis satwa liar

1.Pengaturan teknikpembersihan dan pematanganlahan yang tidakmengakibatkan gangguanpada satwa liar.

2.Pendekatan masyarakat untukmenurunkan frekuensiperburuan satwa liar dan polapemanenan satwa liar yangmemiliki umur panen.

3.Monitoring dan animal rescueterhadap satwa-satwa endemikpenting yeng bekerja samadengan instansi terkait diKabupaten Manokwari.

Lokasipembersihandanpematanganproyek

Menginformasikan kepadamasyarakattentang dampakyang mungkinterjadi akibatperburuan satwaliar.

Jumlah populasitidak dapatdideteksi karenasatwa liarmempunyaihabitatberpindahtempat

11 Perubahanstruktur,dominansi dankeanekaragamanvegetasi

PembersihandanPematanganlahan

Keanekaragaman jenis vegetasimasih terdapat disekitar arealtambang batugamping.

Pendekatan Teknologi

1. Penanaman perkayaan denganjenis pohon lokal, jenis yangmudah tumbuh maupunkelompok buah-buahan yangbermanfaat bagi masyarakatsekitar

Pendekatan Sosial Ekonomi

1. Pelatihan Karyawan melalui

Lokasipembersihanlahan (termasukpembukaanlahan,pengupasantanah pucuk danpenimbunan )

PendekatanTeknologi

Dalamrencanapembukaanlahan tambangharusditambahkanlokasipenanaman

Keanekaragaman jenisvegetasidipertahankanjika perlumenambahtanaman lokalkhusus yangbermanfaat,misalnya jenisbuah-buahan

Page 11: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-38PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

penyelenggaraan programpeningkatan pengetahuanterhadap karyawan dalamkegiatan pengelolaanlingkungan seperti reklamasimaupun revegetasi.

Pendekatan Institusi

1. Membentuk organisasipengelolaan lingkungan yangterintegrasi dengan strukturorganisasi perusahaan.

2. Melakukan kerjasama denganinstansi terkait Kab. Manokwari

tumbuhanlokal atautanaman buahyangbermanfaatbagimasyarakatterutama padabagian tepilereng batasakhir jalanmasuk keareal tambangPendekatanSosialEkonomi

Pelatihankepadakaryawantentangpengetahuanpengelolaanlingkunganhidup,memintabantuankepada BadanLingkunganHidup Kab.ManokwariPendekatanInstitusi

durian,rambutan,matoa yangcocok dengankondisi lahanpada sekitarareal tambang.

Page 12: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-39PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

SedangdiusulkanpemrakarsaPT. SDICINDONESIAManokwarimempunyaistaf pengelolalingkunganhidup,sehingga lebihpahamterhadappengelolaanlingkunganhidup sesuaiarahanKelayakanlingkungandan IzinLingkungan

12 Perubahankelimpahan dankeanekaragamanbiota air laut

Pembersihandanpematanganlahan

Konsentrasikekeruhan danTSS tidakmelebihi bakumutu air lautuntuk biota laut

Strukturkomonitas biotaair berada padakondisi yangprima dengannilai H’ > 3

Pengaturan teknik pembersihandan pematangan lahan sehinggamengurangi sedimentasi.

Laut disekitarlokasi kegiatan

Pembersihandan pematanganlahan dilakukansesuai aturansehingga tidakmeningkatkansedimentasidiperairan

Hasil analisisbiota perairan(plankton)terlampir

Page 13: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-40PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

13 PeningkatanKesempatanKerja

Penerimaantenaga kerjakonstruksi

>50 % tenagakerja nonskilberasal daritenaga kerjalokal wilayahstudi.

1. Bersama Dinas Tenaga KerjaKab. Manokwari melakukansosialisasi kepada wargamasyarakat lokal wilayah studitentang Kebutuhan tenagakerja .

2. Materi sosialisasi terutamamengenai jumlah dan kriteriatenaga kerja yang dibutuhkan.

3. Bersama Dinas Tenaga KerjaKab. Manokwari memberipelatihan kerja kepada wargamasyarakat lokal wilayah studitentang bidang-bidangpekerjaan yang dibutuhkanperusahaan.

4. Memberi prioritas penerimaantenaga kerja lokal wilayah studiyang memenuhi kriteriaperusahaan.

1. Kelurahan dankampungdalam wilayahstudi.

2. KantormanajemenPT. SDICINDONESIA dilapangan.

1.Sudahdilakukan,sosialisasidenganmasyarakatlokal2.Kualifikasi

jenis tenagakerja yangdibutuhkanharusdipersiapkanpemrakarsauntukdiumumkankeluar3.Pencatatan

jumlah tenagakerja yangterlibat

4.Prioritaspenerimaantenaga kerjalokal masihdikontroldengan jumlahtenaga kerjayang sudahdirekrutselama ini

1. Banyakmasyarakatlocal yangmendaftarkandiri untukpekerjaankonstruksi

2. PT. SDICINDONESIAmemberikanpelatihan bagimasyarakatlokal yangmemenuhipersyaratan.

14 Perubahanpersepsi

Penerimaantenaga kerja

>60 % anggotamasyarakat

1. Memberikan informasi kepadamasyarakat lokal tentang

MAN-SEL:Kelurahan

1.Informasimelalui surat

PersepsiMasyarakat

Page 14: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-41PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

masyarakat konstruksi pencari kerjalokal

adanya penerimaan tenagayang memenuhi kriteriaperusahaan.

2. Memberi prioritas penerimaankepada tenaga kerja lokal yangmemenuhi kriteria perusahaan.

3. Memberi upah tenaga kerjaminimal sama dengan UMP2016.

Andai, KampungWamesa,Maruni, Dobut,Misapmesy.WARMARE :Kampung HingkTANARUBUHKampungAnggrisi.

kabar MediaPapua sudahdilakukan.2.Data Upah

tenaga kerjasesuai UMPtahun 2016belum adabuktinya.

Lokal terhadapproyekpembangunantambang batuGamping sangatbaik.

15 Gangguanproses sosial

Mobilisasitenaga kerja

Konflik antarawargamasyarakat lokaldan tenaga kerjaluar KabupatenManokwari, nihil

1. Sosialisasi pelaksanaanmobilisasi tenaga kerja kepadamasyarakat lokal wilayah studi.

2. Mobilisasi tenaga kerjabertahap.

3. Memperkenalkan budaya lokalkepada tenaga kerja yangdimobilisasi.

4. Membentuk sikap dan perilakutenaga kerja yang mampumeredam persepsi negatifmasyarakat lokal terhadaptenaga kerja yang akandimobilisir.

1. Kampung-kampungdalamwilayah studi.

2. Basecamptenaga kerjaperusahaan

1. MobilisasiTenaga Kerjadari China(belum adadata)

2. Sosialisasitenaga kerjadenganmasyarakatlokal, melaluirumah ibadahataupertemuankhusus.

Tidak terjadikonflik sosialantaramasyarakat lokaldan pendatangsebagai pencarikerja yang kostdi perumahansekitar proyek

16 Penurunanpendapatan

Pembersihandanpematanganlahan

Penurunanpendapatanusaha tanikangkung danikan mujair tidaklebih dari 10 %.

1. Memberi informasi kepadapetani tentang jadwalpelaksanaan kegiatanpembersihan lahan arealtambang.

2. Menghimbau petani untukmemanen sayur kangkung danikan mujair, selambat-lambatnya 1 hari sebelumkegiatan pembersihan lahan.

KampungMaruni danKampungHingck.

Memberikaninformasikepadamasyarakattentang jadwalpelaksanaanpembersihanlahan arealtambang

Pengelolaandilakukan padatahap konstruksi

17 Perubahan Pengahiran Tenaga kerja 1. Review peraturan Basecamp/me 1. Deteksi Pengelolaan

Page 15: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-42PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

kesempatankerja

hubungankerja

mendapatkanhak-haknyasesuai peraturanketenagakerjaanyang berlaku

perundanganketenagakerjaan yangberlaku dan relevan.

2. Bersama Dinas Tenaga Kerjalebih awal menginformasikantentang waktu berahirnyahubungan kerja.

3. Realisasi pemberian hak-haktenaga kerja sesuaiperaturan yang berlaku danrelevan.

s tenaga kerjaperusahaan.

Kantormanajen PT.SDICINDONESIA dilapangan.

terhadaptenaga kerjaasing dariChina ijinimigrasi danwaktuberlakunyavisa tinggal

2. Copy kontrakkerja dengansub kontraktordan tenagakerja harusnyadilampirkan

3. Belum adadata yang bisadilampirkan

dilakukan padatahap konstruksi

18 Gangguanproses sosial

Pengahiranhubungankerja

< 20 % sajawargamasyarakatwilayah studiyangmengeluhkanpengahiranhubungan kerja.

1. Memberikan informasi lebihawal saat pengakhiranhubungan kerja kepadatenaga kerja perusahaan.

2. Pengakhiran hubungan kerjadilakukan sesuai peraturanketenagakerjaan yangberlaku.

3. Memberikan suratketerangan pengalamankerja kepada tenaga kerjayang menjalani pengahiranhubungan kerja.

Kampung-kampung dalamwilayah studi.

Basecamptenaga kerja.

1. Telahmemberikaninformasiawalmengenaipengakhiranhubungankerja

2. Pengakhiranhubungankerjadilakukansesuaiperaturanketenagakerjaan yangberlaku.

Pengakhiranhubungan kerjakontrak melaluiSurat Perjanjianbelum adakomplain ataumenuntutketidakpuasan

Page 16: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-43PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

3. Memberikansuratketeranganpengalamankerja kepadatenaga kerjayangmenjalanipengahiranhubungankerja.

19 Perubahan polapenyakit

Mobilisasialat berat danbahanbangunan

Tidak terjadiperubahanPola10 besarjenis penyakitAtauPeningkatanPrevalensi danInsiden Penyakit

1. Mengatur atau membatasikecepatan kendaraanpengangkut alat barat danbahan bangunan.

2. Menutup bak dump truckdengan menggunakan terpalatau sejenisnya.

3. Tidak melaksanakanmobilisasi pada jam-jampuncak lalu lintas di jalanyang dilalui.

4. Menggunakan kendaraanlayak jalan.

Kendaraanpengangkutalat berat danbahanbangunan

1. Kendaraanproyekangkutanmaterian danalat beratmengguna kankecepatan <30 km/jam

2. Bak materialditutup denganterpal sudahdilakukan3.Mobilisasi

pada jampuncak hanyawaktu tertentu,misalnya saatistirahat siangketika jalurkendaraanagak sepi dandipandupetugas teknis

Data jenispenyakit yangdilayani diPuskesmasterdekatjumlahnya tidakmeningkat lebihbanyak. indikasidan prevalensijenis' tidakmeningat

Page 17: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-44PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

lapangan4.Kendaraan

operasionalmempunyaiKIR, dandirawatdengan baik

20 Perubahan polapenyakit

Pembersihandan pematanganlahan

Tidak terjadiperubahanPola10 besarjenis penyakitAtauPeningkatanPrevalensi danInsiden Penyakit

1. Menggunakan alat beratyang layak operasi.

2. Membatasi ataumeminimalkan bukaan lahanatau sesuai dengan desaintambang.

3. Menyediakan danmewajibkan para pekerjauntuk menggunakan alatpelindung diri sepertikacamata, masker, earplug,safety shoes, dansebagainya.

Sepanjang jalurmobilisasi

1.Alat berat yangdigunakanlayak operasidan sudahdikontrrol tiapbulan, oleh subkontraktorpelaksana

2. Pembukaanlahan sesuaiblok I yangsudahmendapat HGU

3. Para pekerjaoperator alatberatmenggunakanperlindungankeselamatankerja sesuaiSOP

4. Wawancaralangsungdenganpekerjanya

Tidak ditemukanTenaga kerjayang terkenapenyakit saluranpernapasan

21 Perubahansanitasi

Pembersihandan

Tidak terjadiperubahan pola

1. Membuat saluran drainasedan/atau kolam pengendap

Tapak kegiatanatau tapak

1. Sudahdilaksanakan

Sanitasi sekitarkantor

Page 18: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-45PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

lingkungan pematanganlahan

10 besar jenispenyakit AtauPrevalensi danInsiden Penyakit

di sekitar tapak kegiatansebelum dialirkan ke badanair.

2. Meminimalkan bukaan lahansesuai dengan desaintambang.

3. Memperpendek lereng ataukemiringan lahan yangcuram.

proyek pembuatansalurandrainaseproyek sampaike settingpond

2. Areapembukaanlahan sesuaihgu blok 1seluas 64 hasecarabertahap

3. Kemiringanlerengpembukaanlahan sesuairencanaproyek dalamandal

pelaksana sudahsesuaipersyaratanterutama dapurdan KM/WC

22 Perubahan polapenyakit

Pembersihandanpematanganlahan

Tidak terjadiperubahan Pola10 besar jenispenyakit AtauPeningkatanPrevalensi danInsiden Penyakit

1. Menggunakan alat beratyang layak operasi.

2. Membatasi ataumeminimalkan bukaan lahanatau sesuai dengan desaintambang.

3. Menyediakan danmewajibkan para pekerjauntuk menggunakan alatpelindung diri sepertikacamata, masker, earplug,safety shoes, dansebagainya.

Sepanjang jalurmobilisasi

1 .Alat beratyangdigunakansudah layakoperasi. Buktipenggantianoli danspaepartdicatat)2.Area

pembukaanlahan sesuaiHGU Blok 1seluas 64 Ha

Tidak ditemukanTenaga kerjayang terkenapenyakit saluranpernafasan

Page 19: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-46PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

secarabertahap3.Tenaga kerja

operasionalmenggunakan alatkeselamatankerja sesuaiSOP

23 Perubahan polapenyakit

Pembangunanjalan tambangdan drainase

Tidak terjadiperubahan pola10 besar jenispenyakit ataupeningkatanprevalensi daninsiden penyakit

1. Menggunakan alat beratyang layak operasi.

2. Membatasi ataumeminimalkan bukaan lahanuntuk jalan tambang maupundrainase sesuai desaintambang.

3. Menyediakan danmewajibkan para pekerjauntuk menggunakan alatpelindung diri sepertikacamata, masker, earplug,safety shoes, dansebagainya.

Tapak kegiatanatau tapakproyek

1.Alat berat yangdigunakansudah layakoperasi.

2.Areapembukaanlahan sesuaiHGU Blok 1seluas 64 Hasecarabertahap

3.Tenaga kerjaoperasionalmenggunakanalatkeselamatankerja sesuaiSOP

Pengelolaandilakukan padatahap konstruksi

TAHAP OPERASIONAL1 Penurunan

Kualitas UdaraAmbien

Mobilisasialat berat

Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999

1. Pemasangan penghalangdebu pada kendaraan

2. Perawatan kendaraan3. Penyiraman jalan (jalur

mobilisasi)

1. Kendaraan2. Workshop3. Jalur yang

dilewatikendaraan

1.Hasil analisiskualitas udaradari PT.Global QualityAnaliticalBogor

Kualitas udaraambien masihberadadibawah bakumutu kualitasudara ambien

Page 20: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-47PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

(TSP, CO, SO2dan NO2)

AkreditasiKAN

2.Menggunakankendaraanyang layakpakai

3.Rutindilakukanpenyiramanjalan

sesuai PP. RINo. 41 Tahun1999 (hasilanalisiskualitas udaraambienterlampir)

2 Tingkatkebisingan

Mobilisasialat berat

Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996

1.Melakukan pekerjaan padasiang hari

2.Mengurangi kecepatankendaraan

1. Jaliurmobilisasi(kampongmaruni)

2. kendaraan

1.Pelaksanaanpekerjaan darijam 08:00sampai 17:00WIT

2.HasilpengukuranKebisingandari PT. GlobalQualityAnaliticalBogorAkreditasi KAN

3.Kecepatankendaraantelah diatur

Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70dBA. (HasilPengukurantingkatkebisinganTerlampir)

3 Perubahankualitas iklimmikro

PembersihanLahan

1. Skala Beaufort5

2. Indekskenyamananpada kriteriacukup nyaman(dengan nilai26)

1. Keberlanjutan pembukaanlahan untuk tambang batugamping ≤ 2 ha/hari

2. Membuat biopori dengandiameter 10 cm, kedalaman 1m

3. Penyemprotan air secara rutinpada siang, pagi dan sore.

1. Arealrencanatambang batugamping

2. Radius 100 mdari arealrencanatambang batu

1.Penambahanluas areal yangberpotensimenerimaradiasimatahari danbumi selamapengoperasian

Kondisi iklimtidak mengalamiperubahan

Page 21: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-48PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

3. pH hujanberkisar 7,0

gamping3. Areal

rencanatambang batugamping

2.Pemasanganbiopori sudahdilakukan

4 PeningkatanLaju AliranPermukaan

PembersihanLahan

Tidak terjadiluapan Aliranpermukaan diluar lokasipenambangan

1. Disemua tepi pembukaanlahan dibuat paritan atau toesehingga aliran permukaantidak meluap ke luar lokasikegiatan. Air kemudianditampung dalam kolampengendapan (settling pond)

2. Untuk pembersihan di Blok IIIkolam pengendapan harusdapat menampung airsebanyak air sebanyak 2000m3

3. Kolam pengendapan terdiridari 2 buah kolam, pertamauntuk menampung partikel-partikel besar dan kedua untukmenampung partikel yang lolosdari partikel pertama.

4. Kolam penampungan dibuatsehingga alat berat dapatmelakukan perawatan.

1.Pada tapaklahan yangdibersihkan,yaitu di lokasiPenambanganGamping

2.Di blok III3.Dilokasi kolam

pengendapan4.Dilokasi kolam

pengendapan

Disemua tepipembukaanlahan telahdibuatkan paritatau toe

Laju aliranpermukaanstabil

5 PeningkatanSedimentasiSungai

PembersihanLahan

Tidak terjadipeningkatan TSSdi Werbedey(anak sungaiMaruni)

1. Melakukan pembersihan lahansecara bertahap sesuaikebutuhan kontruksi

2. Pada lahan yang telahdibersihkan dibuat salurandrainase dan tempatpenampungan sebelum

1. Lokasipembersihanlahan (BlokIII)

2. Lokasipembersihanlahan (Blok

1.Pembersihanlahan dilakukandengan 3 tahapyaitupembersihanblok 1, kemudianblok 2 dan 3.

Tidak terjadipeningkatansedimentasi

Page 22: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-49PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

dilepas ke sungai III) 2.Telah dibuatdrainase dantempatpenampungan

6 PenurunanKualitas airsungai

Pembersihanlahan

Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)

1. Pembuatan settling pond2. Pembuatan drainase sekeliling

wilayah pembersihan lahan

1. Arealpembersihanlahan

2. Arealpembersihanlahan

1.Telah dibuatsettling pond

2.Drainase telahdibuatdisekelilingwilayahpembersihanlahan

Kualitas airsungai masihdibawah bakumutu airsesuai PP RI.No. 82 Tahun2001 (HasilAnalisisKualitas airsungaiTerlampir)

7 Erosi tanah Pengupasandanpenimbunantanah pucuk

Laju erosiberada padakategori sedang(<180) ton/ha/th.

1. Pengupasan dilakukan padablok yang akan ditambangsecara bertahap atau tidaksekaligus pada semua arealdalam blok penambangan

2. Pengupasan tidak dilakukanpada musim hujan atau harihujan.

1. Pada blokyang sedangditambang dilokasitambang

2. Pada blokyang sedangditambang dilokasitambang

1. Pengupasandilakukansecarabertahap

2. Pengupasandilakukan padamusimkemarau untukmenghindariterjadinyaerosi

Laju erosi masihberada padakategori sedang

8 PenurunanKualitas UdaraAmbien

Pengupasandanpenimbunantanah pucuk

Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)

1. Perawatan kendaraan2. Penyiraman lahan yang

diperkirakan menimbulkandebu

1. Workshop2. Areal

PengupasanDanPenimbunanTanah Pucuk

1.Hasil analisiskualitas udaradari PT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN

2.Menggunakankendaraan

Kualitas udaratidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(Hasil Analisis

Page 23: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-50PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

yang layakpakai

3.Melakukanpenyiramanpada area yangberpotensimenghasilkandebu

Kualitas UdaraTerlampir)

9 Peningkatankebisingan

Pengupasandanpenimbunantanah pucuk

Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLHNO. 48 TAHUN1996

Kegiatan dilakukan pada sianghari

Arealpengupasandanpenimbunantanah pucuk

1.Pelaksanaanpengupasanandari jam 08:00sampai 17:00WIT

2.HasilpengukuranKebisingan dariPT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN

Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70dBA. (HasilPengukurantingkatkebisinganTerlampir)

10 PenurunanKualitas airsungai

Pengupasandanpenimbunantanah pucuk

Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)

Menempatkan tanah pucuk padadaerah yang diperkirakan tidakberdampak erosi

Arealpengupasandanpenimbunantanah pucuk

Tanah pucukditempatkandidaerah yangsangat pekaterhadap erosi

Kualitas airsungai masihdibawah bakumutu air sesuaiPP RI. No. 82Tahun 2001(Hasil AnalisisKualitas airsungaiTerlampir)

11 PeningkatanSedimentasiLaut

Pengupasandanpenimbunantanah pucuk

Lajupengendapantidak melebihi1,8 x 104

Aliran sedimen sisa dari lahanatas pada saat Pengupasan danpenimbunan tanah pucuk tidakboleh dialirkan ke perairan laut

pantai marunidan muarasungai

Air tambangdialirkan terlebihdahulu di settlingpond sebelum

Lajupengendapantidak melebihi1,8 x 104

Page 24: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-51PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

mm3/hari/m akan tetapi harus dialirkan kekolam pengendapan(settlingpond)

dibuang kebadan air

mm3/hari/m

12 PeningkatanSedimentasiSungai

PenggalianPembongkaran

PeningkatanTSS dansedimentasimaksimal 10 %dari rona awal

1. Melakukan pengukuran TSSpada inlet dan outlet disekitarsaluran pembuangan darikolam pengendapan

2. Disemua tepi pembukaanlahan dibuat paritan atau toesehingga aliran permukaantidak meluap ke luar lokasikegiatan. Air kemudianditampung dalam kolampengendapan (settlingpond)

3. Kolam penampungan dibuatsehingga alat beratdapatmelakukan perawatan.

1.Sungai maruni2.Lokasi Paritan

dan KolamPenampungan

3.Kolampengendapan

1.PengukuranTSS telahdilakukan

2.Telah dibuatparit

3.Telah dibuatkolampenampungan

Tidak terjadipeningkatansedimentasi disungai maruni

13 PerubahanImbuhan airtanah

Penggalian/Pembongkaran BatuGamping

PenurunanImbuhan airPermukaanTidak melebihi70 % sampaiakhirpenambangan

1. Membuat sumur-sumur/kolam-kolam resapan.

2. Kemiringan lereng penggaliantidak boleh melebihi 450.

1. Disumur-sumur resapan

2. Lerengpenggalian

Penggalian/pembongkarandilakukan tidakmelebihi dari 450

PenurunanImbuhan airPermukaanTidak melebihi70 %

14 Getaran Penggalian/Pembongkaran BatuGamping

Padapemukimanpenduduk PVStidak bolehmelebihi 3 mm/s.Tidak terjadikerusakanbanguan akibatgetaran daribahan peledak.

1.Peledakan bisa dilakukan jikaberjarak minimal 600 m daripemukiman penduduk tedekat.

2.Penanganan bahan peledakharus sesuai denganKeputusan MenteriPertambangan dan EnergiNomor 555.K/26/M.PE/1955

3.Dibuat bufferzone (zonapenyangga) antara pemukiman

1.Di lokasipenambangan

2.Digudangbahan peledak

3.Dilokasipenambangan

1. Peledakandilakukanberjarak lebih600 m daripemukimanpenduduktedekat.

2. Penangananbahan peledaksudah sesuai

Tidak terjadikerusakandisekitar lokasipenambanganakibat daripeledakan baikrumahpenduduk,tempat ibadahmaupun sarana

Page 25: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-52PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

penduduk dan lokasipenambangan.

dengan aturanyang berlaku

pendidikan

15 PenurunanKualitas UdaraAmbien

Penggaliandanpembongkaran batugamping

Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)

1. Jarak penggalian danpembongkaran denganpeledakan radius 600 meterdari pemukiman

2. Penyiraman lahan yangberpotensi menghasilkan debu

1. Lokasipembongkaran danpenggalianbatu gamping

2. Lokasipembongkarandanpenggalianbatu gamping

1.Penyiramandilakukan 2xsehari

2.Hasil analisiskualitas udaradari PT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN

Kualitas udaratidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(Hasil AnalisisKualitas UdaraTerlampir)

16 Kebisingan Penggaliandanpembongkaranbatu gamping

Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996

1. Kegiatan dilakukan pada sianghari

2. Jarak lokasi penggalian danpembongkaran berjarak 600 mdari pemukiman terdekat.

1.Lokasipenggaliandanpembongkaran

2.KampungMaruni RT 3

1.Pelaksanaanpembangunandari jam 08:00sampai 17:00WIT

2.HasilpengukuranKebisingan dariPT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN

Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70dBA. (HasilPengukurantingkatkebisinganTerlampir)

17 PenurunanKualitas airsungai

Penggalian danpembongkaranbatu gamping

Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)

1. Pembuatan settling pond2. Pembuatan drainase

mengelilingi areal penggaliandan pembongkaran batugampingx

1. Arealpenggaliandanpembongkaranbatu gamping

2. Arealpenggaliandanpembongkaranbatu gamping

Pembuatandrainasemengelilingiarealpenggaliandanpembongkaranbatu gampingtelah dilakukan

Kualitas airsungai masihdibawah bakumutu air sesuaiPP RI. No. 82Tahun 2001(Hasil AnalisisKualitas airsungaiTerlampir)

Page 26: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-53PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

18 Penurunankualitas air laut

Penggaliandanpembongkaranbatu gamping

Baku Mutu airlaut pada PPNo.51 Tahun2004 tentangKualitas Air laut

Parameterutama TSS danpH

1.Pembuatan settling pond2.Pembuatan drainase

mengelilingi areal penggaliandan pembongkaran batugamping

1.Arealpenggaliandanpembongkaranbatu gamping

2.Arealpenggaliandanpembongkaranbatu gamping

Pembuatandrainasemengelilingiareal penggaliandanpembongkaranbatu gampingtelah dilakukan

Nilai kualitas airlaut masihdibawah bakumutu sesuaiKep. MENLHNo. 51 Tahun2004 (HasilAnalisis KualitasAir LautTerlampir)

19 PeningkatanSedimentasiLaut

Penggalian/pembongkaranbatu gamping

Lajupengendapantidak melebihi1,8 x 104

mm3/hari/m

Aliran sedimen sisa dari lahanatas pada saatPenggalian/pembongkaran batugamping tidak boleh dialirkan keperairan laut akan tetapi harusdialirkan ke kolam pengendapan(settling pond)

Pantai marunidan muarasungai

Aliran sedimensisa dari lahanatas pada saatPenggalian/pembongkaran batugampingdialirkan terlebihdahulu di kolampengendapansebelumdibuang keperairan

Lajupengendapantidak melebihi1,8 x 104

mm3/hari/m

20 PenurunanKualitas UdaraAmbien

Pengangkutanbatu gamping kecrushing plant

Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)

Membuat pelindung coveyor beltsehingga debu tdk tertiup angin

Coveyor belt Telah dibuatkanpelindungCoveyor Belt

Kualitas udaratidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(Hasil AnalisisKualitas UdaraTerlampir)

Page 27: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-54PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

21 Kebisingan Pengangkutanbatu gampingke crushingplant

Tidak melebihibaku mutukebisinganKEPMENLH NO.48 TAHUN 1996

Perawatan conveyor belt secararutin

Conveyor belt 1.Pengankutandilakukan darijam 08:00sampai 17:00WIT2.Hasil

pengukuranKebisingan dariPT. GlobalQualityAnalitical BogorAkreditasi KAN

Nilai kebisingantidak melebihibaku mutukebisingan 70dBA. (HasilPengukurantingkatkebisinganTerlampir)

22 PenurunanKualitas UdaraAmbien

Peremukanbatu gamping

Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)

Pembuatan kubah penutupcrushing plant atau arealperemukan batu gamping

Arealperemukan batugamping

Hasil analisiskualitas udaradari PT. GlobalQuality AnaliticalBogor AkreditasiKAN

Kualitas udaratidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41Tahun 1999(Hasil AnalisisKualitas UdaraTerlampir)

23 PenurunanKualitas airsungai

Pengoperasianfasilitastambang

Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)

1. Pembuatan settling pond2. Pembuatan drainase

mengelilingi arealpengoperasian fasilitastambang

1.Arealpengoperasianfasilitastambang

2.Arealpengoperasianfasilitastambang

Pembuatandrainasemengelilingiarealpengoperasianfasilitas tambangtelah dilakukan

Kualitas airsungai masihdibawah bakumutu air sesuaiPP RI. No. 82Tahun 2001(Hasil AnalisisKualitas airsungaiTerlampir)

24 Penurunankualitas air laut

Pengoperasian fasilitas

Baku Mutu airlaut pada PP

1. Pembuatan settling pond2. Pembuatan drainase

1. Arealpengoperasia

Pembuatandrainase

Nilai kualitas airlaut masih

Page 28: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-55PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

tambang No.51 Tahun2004 tentangKualitas Air lautParameterutama TSS danpH

mengelilingi arealpengoperasian fasilitastambang

n fasilitastambang

2. Arealpengoperasian fasilitastambang

mengelilingiarealpengoperasianfasilitas tambangtelah dilakukan

dibawah bakumutu sesuaiKep. MENLHNo. 51 Tahun2004 (HasilAnalisis KualitasAir LautTerlampir)

25 Perubahankualitas iklimmikro

Reklamasi danRevegetasi

1.Skala Beaufort5

2.Indekskenyamananpada kriteriacukup nyaman(dengan nilai 26)

3.pH hujanberkisar 7,0

1. Penanaman lahanpenambangan batu gamping ≤1 ha/hari.

2. Membuat biopori dengandiameter 10 cm, kedalaman 1 m

3. Penyemprotan air secara rutinpada siang, pagi dan sore.

1. Areal rencanareklamasi danrevegatasitambang batugamping

2. Radius 100 mdari arearencanalreklamasi danrevegetasitambang batugamping

3. Areal rencanareklamasi danrevegetasitambang batugamping

Reklamasi danRevegetasibelum dilakukan

Tidak terjadiperubahankualitas iklimmikro

26 Penurunan lajualiranpermukaan

ReklamasidanRevegetasi

Debit aliranpermukaan akanmenurun samadengan kondisiawal sebelumada kegiatan.

Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi

Lokasi BekasTambang blok Idan II

Reklamasi danRevegetasibelum dilakukan

Tidak terjadipenurunan lajualiranpermukaan

27 Kesuburan Reklamasi Status 1. Pengambilan tanah untuk 1. Pada blok Reklamasi dan Tidak terjadi

Page 29: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-56PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

Tanah danrevegetasi

kesuburan tanahmenjadi tinggi.

media tanam yang memilikistatus kesuburan tanahsedang.

2. Penanaman tanaman penutuptanah, terutama tanaman yangdapat meningkatkankesuburan tanah dengancepat, seperti tanaman legum.

yang sudahselesaiditambangdan tidakdigunakanlagi

2. Pada blokyang sudahselesaiditambangdan tidakdigunakanlagi

Revegetasibelum dilakukan

perubahankesuburanTanah

28 PenurunanSedimentasisungai

ReklamasidanRevegetasi

Terjadipenurunan TSSdan SedimentasiDelivery Ratio(SDR)

Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi

Lokasi BekasTambang blok Idan II

Reklamasi danRevegetasibelum dilakukan

Tidak terjadipenurunanSedimentasisungai

29 PeningkatanKesempatankerja

Penerimaantenaga kerjaOperasi

Ada tenaga kerjalokal yangditerima

1. Bersama Dinas Tenaga KerjaKab. Manokwari melakukansosialisasi kepada wargamasyarakat lokal wilayah studitentang Kebutuhan tenagakerja.

2. Materi sosialisasi terutamamengenai jumlah dan kriteriatenaga kerja yang dibutuhkan.

3. Memberi prioritas penerimaantenaga kerja lokal wilayah studiyang memenuhi kriteriaperusahaan.

1. Kelurahan dankampungdalam wilayahstudi.

2. KantormanajemenPT. SDICINDONESIA dilapangan.

Telah dilakukansosialisasitentangpenerimaantenaga kerja

Tenaga kerjalocal bekerjasebagai tenagapengamanandan sopir

30 PerubahanPersepsi

Penerimaantenaga kerja

>60 % anggotamasyarakat

1. Memberikan informasi kepadamasyarakat lokal tentang

MAN-SEL:Kelurahan

1.Menginformasikan kepada

Persepsimasyarakat

Page 30: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-57PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

masyarakat pencari kerja diwilayah studimenyatakanmendukungperusahaankarena dapatmenciptakankesempatankerja.

adanya penerimaan tenagayang memenuhi kriteriaperusahaan.

2. Memberi prioritas penerimaankepada tenaga kerja lokal yangmemenuhi kriteria perusahaan.

3. Memberi upah tenaga kerjaminimal sama dengan UMPB2014.

Andai, KampungWamesa,Maruni, Dobut,Misapmesy.WARMARE :Kampung HingkTANARUBUHKampungAnggrisi.

masyarakattentangadanyapenerimaantenaga kerja

2.Tenaga kerjalocal direkrutsebagaitenagapengamanan(security) danburuh kasar

sangat baik

31 Gangguanproses sosial

Penerimaantenaga kerja

Konflik wargamasyarakat lokaldan perusahaannihil.

Bersama dengan Dinas TenagaKerja Kabup. Manokwarimelakukan sosialisasi tentangperlunya tenaga kerja dari luarPapua.

Kampung-kampungdalamwilayah studi.

Basecamptenaga kerjaperusahaan

Sosialisasitentang tenagakerja yang akandirekrut telahdilakukan

Tidak ada konflikantaramasyarakat localdengan pihakperusahaan

32 PerubahanPendapatan

Pembersihanlahan

Penurunanpendapatanusahatanikangkung danikan mujair tidaklebih dari 10 %.

1. Memberi informasi kepadapetani tentang jadwalpelaksanaan kegiatanpembersihan lahan arealtambang.

2. Menghimbau petani untukmemanen sayur kangkung danikan mujair, selambat-lambatnya 1 hari sebelumkegiatan pembersihan lahan.

KampungMaruni danKampungHingck.

Memberikaninformasikepadamasyarakatkhususnyapetani tentangjadwalpelaksanaanpembersihanlahan arealtambang

Belum dilakukansurveypendapatanusahatani

33 Perubahanpersepsimasyarakat

Pembersihanlahan

>60 % anggotamasyarakatdiwilayah studisetuju.

Mengefektifkan pengelolaandampak penurunan kualitas airpermukaan di Kampung Hing danKampung Maruni.

Di areal lahanyangdibersihkan

Telah dibuatkanbakpenampungan

Persepsimasyarakatsangat baik

Page 31: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-58PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

34 Perubahanpersepsimasyarakat

PengupasandanPenimbunanTanah

Konflik antaramasyarakatlokal danperusahaan,nihil.

Frekuensipengaduanmasyarakatlokal kepadamanajemenperusahaan < 4kali/bulan.

Mengefektifkan pengelolaandampak penurunan kualitas airpermukaan, antara lain:

1.Menggunakan metodepengupasan ramahlingkungan.

2.Menyimpan tanah hasilpengupasan di tempat yangaman dari proses terjadinyaerosi.

Areal kegiatanpengupasan,dan di tempatpenimbunantanah hasilkupasan.

1.Pengupasandanpenimbunandilakukansesuai denganyangdianjurkan

2.Tanah hasilkupasandisimpandidaerah yangpeka terhadaperosi

1. Tidak adakonflik antaramasyarakatlocal denganpihakperusahaan

2. Pengaduanmasyarakatkepada pihakperusahaanhampir tidakada

35 PeningkatanPendapatan

Penggalian/Pembongkaranbatu gamping

Petani telahmenerimapembayaranganti rugitanamankangkung danikan mujairsesuai peraturandaerah.

1. Inventarisasi luas arealtanaman kangkung yangdikuasai satu keluarga/kelompok keluarga petani.

2. Membuat prediksi populasiikan mujair pada setiap arealgenangan air yang dikuasaioleh setiap keluarga/kelompokkeluarga.

3. Mencari referensi tentang nilaiganti rugi tanam-tumbuh yangberlaku di daerah.

4. Membayar ganti rugipertanaman kangkung danikan mujair sesuai hasilinventarisasi, dan sesuaiPerda, dengan disaksikanKepala kampung dan Uspika.

KampungMaruni danKampungHingck.

Ganti rugitanaman telahdilakukan sesuaidengankesepakatan.

Tidak terjadipenurunanpendapatanmasyarakatkhususnyapetani.

36 Perubahanpersepsimasyarakat

Penggalian/Pembongkaran Batu

>60 % anggotamasyarakatdiwilayah studi

Mengefektifkan pengelolaandampak penurunan kualitashabitat tanaman kangkung dan

KampungHingck, danKampung

1.Penggaliandanpembongkaran

Persepsimasyarakatcukup baik

Page 32: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-59PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

Gamping setuju. ikan mujair

1. Menggunakan metodepenggalian/pembongkaranramah lingkungan.

2. Menyimpan tanah hasil galiandi tempat yang aman dariproses terjadinya erosi.

Maruni dilakukansesuai denganyangdianjurkan

3.Tanah hasilgaliandisimpandidaerah yangpeka terhadaperosi

37 PerubahanPendapatanusaha tani

Peremukanbatu gamping

Tidak ada debugamping di arealpertanian

Tempat peremukan batu gampingharus tertutup.

Crushing plant Tempatperemukan telahdiberi penutup

Penyebarandebu akibatperemukan tidakterlalu besar

38 Perubahanpersepsimasyarakat

PeremukanBatu Gamping

< 20 % sajawarga masyara-kat wilayah studiyang mengeluh-kan buruknyakualitas udara.

Mengefektifkan pengelolaandampak Penurunan KualitasUdara Ambien.

Areal pertaniandi wilayah studi.

Peremukan batudilakukan sesuaidengan yangdianjurkan

Hampir tidak adakeluhanmasyarakattentang polusiyang dihasilkanoleh kegiatanperemukan batugamping

39 PerubahanPendapatanMasyarakat

ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambangbekastambang

Masyarakat lokalmemperolehpendapatan yangbersumber darikegiatanReklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang bekastambang.

Kontraktor Pekerjaan Reklamasidan Revegetasi Lahan BekasTambang bekas tambangsemaksimal mungkin melibatkanmasyarakat local.

Revegetasi menggunakan jenis-jenis vegetasi yang berfungsiganda misalnya tanaman buah-buahan

KampungMaruni, KantorManajemen PT.SDICINDONESIA.

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang belumdilakukan

Tidak terjadiperubahanpendapatanmasyarakat

40 Perubahanpersepsi

Reklamasidan

> 80 wargamasyarakat di

1. Melakukan kajian singkattentang kesesuaian lahan

Areal bekastambang yang

Reklamasi danRevegetasi

Tidak terjadiperubahan

Page 33: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-60PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

masyarakat RevegetasiLahan BekasTambangbekastambang

wilayah studimenyatakansenang terhadapkegiatanperusahaan

untuk vegetasi.2. Bekerjasama dengan Pihak

Ketiga yang memilikikompetensi untuk kegiatanrevegetasi.

3. Membeli bibit tumbuhan dariwarga masyarakat dalamwilayah studi.

4. Bekerjasama dengan PihakKetiga yang menjadi mitrakegiatan revegetasi untukmemberi prioritas penerimaantenaga kerja lokal.

telah siap untukdilakukankegiatanReklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang.

Lahan BekasTambang bekastambang belumdilakukan

persepsimasyarakat

41 Perubahan nilailahan

ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambangbekastambangTahap Operasi

Lahan bekastambang memilikinilai ekonomitinggi.

Lahan bekas tambang menjadilahan yang subur dan bermanfaatsecara ekonomi

Areal lahanbekas tambang

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang TahapOperasi belumdilakukan

Tidak terjadiperubahan nilailahan

42 Perubahankesempatanberusaha

PelaksanaanCSR

Petani lokaltrampilmelakukanbudidaya jenis-jenis tanamanbernilai pasartinggi danberkualitassehingga jenisdan jumlahusaaha barumeningkat

1. Membentuk kelompok-kelompok tani.

2. Melatih dan mendampingipetani lokal yang terhimpundalam kelompok tani secaraberkelanjutan melakukanbudidaya jenis-jenis tanamanbernilai pasar tinggi danberkualitas.

3. Membeli hasil-hasil produksipertanian dengan kualitasyang sesuai kriteriaperusahaan.

Kampung dankelurahan diwilayah studi

Belum adapelaksanaanCSR yangdilakukan padaperiode Agustus2020-Januari2021

Tidak terjadiperubahankesempatanberusaha

Page 34: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-61PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

43 PeningkatanpendapatanmasyarakatLokal

PelaksanaanCSR

Kondisiperekonomianlokal telahbergeser darimeramu,tradisional, dansubsisten

1. Membentuk kelompok-kelompok petani lokal pesertaCSR.

2. Pelatihan dan pendampinganberkelanjutan kepadakelompok tani mengusahakanjenis-jenis tanaman bernilaipasar tinggi, menerapkanteknik budidaya pertanian yanglebih maju, dan komersial.

3. Pelatihan dan pendampingankelompok tani memasarkanhasil-hasil produksinya.

-Kelurahan dankampung-kampung dalambatas sosialwilayah studi.-Workshop PT.SDICINDONESIA.

Belum adapelaksanaanCSR yangdilakukan padaperiode Agustus2020-Januari2021

Kondisiperekonomianmasyarakat lokalyang bekerja diperusahaan lebihmembaik

44 Perubahanpersepsimasyarakat

PelaksanaanCSR

> 60 % wargamasyarakat diwilayah studimenyatakansenang dengankehadiranperusahaan

Melaksanakan program CSR Di kampung-kampung dalamwilayah studi.

Belum adapelaksanaanCSR yangdilakukan padaperiode Agustus2020-Januari2021

Persepsimasyarakatcukup baikterhadapkehadiranperusahaan.Dengan hadirnyaperusahaansedikit demisedikit kondisikeuanganmasyarakatdisekitar lokasikegiatan lebihmembaik

45 Perubahan polapenyakit

Operasionalalat berat dipenambangan

Tidak terjadiperubahan polapenyakit.

1.Melakukan penyiraman di tapakproyek

2.Menggunakan kendaraan layakoperasional

Di tapak proyek 1.Penyiramandilakukan padasiang dan sorehari

2.Kendaraanyang

Tidak terjadiperubahan polapenyakit

Page 35: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-62PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

digunakanlayak pakai(sudah di KIR)

46 Perubahan polapenyakit

Peledakan Tidak terjadiperubahan polapenyakit.

1. Peledakan dilakukan padajarak ≥ 600 m dari pemukimanpenduduk.

2. Selang waktu peledakanantara satu lubang denganlubang berikutnya 15 menit.

3. Proses peledakan mengikutiSOP

Di LokasiPembongkaran/penambanganbatu gamping

Peledakandilakukan sesuaidengan yangdianjurkan

Tidak terjadiperubahan polapenyakit

TAHAP PASCA OPERASIONAL1 Perubahan

kualitas iklimmikro

ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang

1.Skala Beaufort5

2.Indekskenyamananpada kriteriacukup nyaman(dengan nilai 26)

3.pH hujanberkisar 7,0

1. Penanaman lahan arealtambang batu gamping ≤ 1ha/hari

2. Membuat biopori dengandiameter 10 cm, kedalaman 1 m

3. Penyemprotan air secara rutinpada siang, pagi dan sore.

1. Areal rencanareklamasi danrevegatasitambang batugamping

2. Radius 100 mdari arearencanareklamasi danrevegetasitambang batugamping

3. Areal rencanareklamasi danrevegetasitambang batukapur

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan

Tidak terjadiperubahankualitas iklimmikro

2 Penurunan lajualiranpermukaan

ReklamasidanRevegetasiLahan Bekas

Debit aliranpermukaan akanmenurun samadengan kondisi

1. Melakukan reklamasi lahanbekas penambangan BatuGamping, jika masyarakatsekitar akan memanfaatkan,

1. Lokasi BekasTambangblok III

2. Lokasi Bekas

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang Belum

Tidak terjadipenurunan lajualiranpermukaan

Page 36: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-63PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

Tambang awal sebelumada kegiatan.

kolam penampungan tersebutdapat dijadikan kolam untukmemelihara ikan ataumenanam sayuran.

2. Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatanrevegetasi makapengelolaannya sama denganpengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi

Tambangblok III

Dilakukan

3 KesuburanTanah

ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang

Statuskesuburan tanahmenjadi tinggi.

1.Pengambilan tanah untukmedia tanam bekaspenambangan yang memilikistatus kesuburan tanah sedang.

2.Penanaman tanaman penutuptanah, terutama tanaman yangdapat meningkatkan kesuburantanah dengan cepat, sepertitanaman legum.

1.Pada blokterakhir yangsudah selesaiditambang dantidakdigunakan lagi

2.Pada blokyang sudahselesaiditambang dantidakdigunakan lagi

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan

Tidak terjadiperubahanKesuburanTanah

4 SedimentasiSungai

ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang

TSS, DO Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi

Di aliran sungaiWerbedey(Anak sungaiMaruni)

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan

Tidak terjadipeningkatanSedimentasiSungai

5 Kualitas UdaraAmbien

ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang

Tidak melebihibaku mutukualitas udaraambien sesuaiPP. RI No. 41

Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatan

Di aliran sungaiWerbedey(Anak sungaiMaruni)

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan

Tidak terjadiperubahankualitas udara

Page 37: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-64PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

Tahun 1999(TSP, CO, SO2dan NO2)

keanakaragaman vegetasi

6 PenurunanKualitas airsungai

ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang

Tidak MelebihiBaku Mutu airkelas I pada PPRI. No. 82 Tahun2001 tentangPengelolaanKualitas Air danPengendalianPencemaran Air(TSS dan pH)

Karena ini merupakan dampaklanjutan dari kegiatan revegetasimaka pengelolaannya samadengan pengelolaan dari dampaksebelumnya, yaitu peningkatankeanakaragaman vegetasi

OutletSettlingpond Dialiran sungaiWerbedey(Anak sungaiMaruni)

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan

Tidak terjadiPenurunanKualitas airsungai

7 Perubahan(peningkatan)keragaman danpopulasisatwaliar

ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambang

a.Pertumbuhanpeningkatankeragamanjenis danpopulasisatwaliar

b.Terbentuknyaperanan habitatsatwaliarsebagai habitatmencari pakan,habitatreproduksi dancover/shelter

1.Pemberian pupuk dan kompospada tanah yang direklamasidan direvegetasi untukmeningkatkan daya tumbuh dankesuburan tanaman vegetasi

2.Pemberian list plang kepadapublic sebagai upaya reklamasidan revegetasi untukmeningkatkan daya memilikilingkungan/habitat satwaliar.

3.Monitoring dan evaluasiperanan habitat untukmemastikan tingkatpemanfaatan satwaliar

4.Monitoring animal rescueterhadap satwa-satwa endemikpenting kerjasama denganinstansi terkait di KabupatenManokwari.

Lokasireklamasi danrevegetasi sertaareal tambang(blok III)

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan

Tidak terjadiPerubahan(peningkatan)keragaman danpopulasi satwaliar

8 Perubahanstruktur,

Reklamasidan

- Masih terdapatKeanekaragam

Pendekatan Teknologi

Penanaman perkayaan denganLokasi operasi

Reklamasi danRevegetasi

Tidak terjadiPerubahan

Page 38: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-65PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

dominansi dankeanekaragaman vegetasi

RevegetasiLahan BekasTambang

an beberapaVegetasitambang batugamping.

- Terdapatsejumlahvegetasi yangdi tanam dantumbuh.

jenis pohon lokal, jenis yangmudah tumbuh maupun kelompokbuah-buahan yang bermanfaatbagi masyarakat sekitar

Pendekatan Sosial Ekonomi

Pelatihan Karyawan melaluipenyelenggaraan programpeningkatan pengetahuanterhadap karyawan dalamkegiatan pengelolaan lingkunganseperti reklamasi maupunrevegetasi.

Pendekatan Institusi1. Membentuk organisasi

pengelolaan lingkungan yangterintegrasi dengan strukturorganisasi perusahaan.

2. Melakukan kerjasama denganinstansi terkait Kab. Manokwari

3. Seluruh kegiatan Reklamasidan Reveteasi akan menngacupada PP 78 tahun 2010 tentangreklamasi dan pasca tambangdan Permen Hut Nomor : 4tahun 2011 tetang pedomankeerhasilan reklamasih hutan.

(termasukpembukaanlahan,pengupasantanah pucuk danpenimbunan )

Lahan BekasTambang BelumDilakukan

struktur,dominansi dankeanekaragaman vegetasi

9 Perubahanpersepsimasyarakat

Pengahiranhubungankerja

Tenaga kerjamendapatkanhak-haknyasesuai peraturanketenagakerjaanyang berlaku

-Review peraturan perundanganketenagakerjaan yang berlakudan relevan.-Bersama Dinas Tenaga Kerjalebih awal menginformasikantentang waktu berahirnyahubungan kerja.

Basecamp/messtenaga kerjaperusahaan.

Pengahiranhubungan kerjabelum dilakukan

Tidak terjadiPerubahanpersepsimasyarakat

Page 39: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-66PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

-Realisasi pemberian hak-haktenaga kerja sesuai peraturanyang berlaku dan relevan.

10 Perubahankesempatanberusahan

Pengahiranhubungankerja

Hasil produksimasyarakat lokalmemiliki nilaipasar tinggi

-Pelatihan manajemenpemasaran kepada kelompoktani sasaran CSR.

-Mendampingi kelompok tanimemperkuat penguasaan pasarumum.

Workshopperusahaan,dan WilayahKota Manokwari

Pengahiranhubungan kerjabelum dilakukan

Tidak terjadiPerubahankesempatanberusahan

11 Perubahanpersepsimasyarakat

ReklamasidanRevegetasiLahan BekasTambangbekastambang.

> 80 warga ma-syarakat diwilayah studimenyatakansenang terhadapkegiatanperusahaan

1. Melakukan kajian singkattentang kesesuaian lahanuntuk vegetasi.

2. Bekerjasama dengan PihakKetiga yang memiliki kom-petensi untuk kegiatanrevegetasi.

3. Membeli bibit tumbuhan dariwarga masyarakat dalamwilayah studi.

4. Bekerjasama dengan PihakKetiga yang menjadi mitrakegiatan revegetasi untukmemberi prioritas penerimaantenaga kerja lokal.

Areal lahanbekas tambangyang telah siapuntuk dilakukankegiatanReklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang.

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan

Tidak terjadiPerubahanpersepsimasyarakat

12 Perubahanpersepsimasyarakat

Pengembalianlahan

> 80 wargamasyarakat diwilayah studimenyatakansenang terhadapkegiatanperusahaan

1. Revieuw data dokumentasikeret pemegang hak adat yangtelah diinventarisir selamaTahap Prakonstruksi.

2. Inventarisir keret pemeganghak adat, dan bandingkandengan data dalamdokumentasi.

3. Mempelajari dokumen petapenguasaan/ pemilikan lahan

Di KantorManajemen PT.SDICINDONESIA dilapangan

Pengembalianlahan belumdilakukan

Tidak terjadiPerubahanpersepsimasyarakat

Page 40: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-67PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

bekas tambang yang telahdibuat sebelum Tahap PascaOperasi.

4. Penyerahan dokumenpenguasaan lahan bekastambang kepadaBupati/walikota Manokwari.

4. Bupati mengembalikan lahankepada keret pemegang hakadat sesuai dokumentasi yangtersedia.

13 Perubahanpenguasaandanpemanfaatanlahan

Pengembalianlahan

Penguasaan la-han berubah dariHGU menjadihak ulayat yangdikuasai olehKeret Mansim.

1. Revieuw data dokumentasikeret pemegang hak adat yangtelah diinventarisir selamaTahap Prakonstruksi.

2. Inventarisir keret pemeganghak adat, dan bandingkandengan data dalamdokumentasi.

3. Mempelajari dokumen petapenguasaan/ pemilikan lahanbekas tambang yang telahdibuat sebelum Tahap PascaOperasi.

4. Penyerahan dokumenpenguasaan lahan bekastambang kepadaBupati/walikota Manokwari.

4. Bupati/Walikotamengembalikan lahan kepadakeret pemegang hak adatsesuai dokumentasi yangtersedia.

-KelurahanAndai-Kantormanajemenperusahaan

Pengembalianlahan belumdilakukan

Tidak terjadiPerubahanpenguasaandanpemanfaatanlahan

14 Perubahan Pengembalian Perubahan 1. Revieuw data dokumentasi Kelurahan Andai Pengembalian Tidak terjadi

Page 41: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-68PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

penguasaandanpemanfaatanSDA

lahan penguasaan danpemanfaatanSDA pada areallahan tambangdari terkendalioleh perusahaanmenjaditerkendali olehKepala KeretMansim.

keret pemegang hak adat yangtelah diinventarisir selamaTahap Prakonstruksi.

2. Inventarisir keret pemeganghak adat, dan bandingkandengan data dalamdokumentasi.

3. Mempelajari dokumen petapenguasaan/ pemilikan lahanbekas tambang yang telahdibuat sebelum Tahap PascaOperasi.

4. Penyerahan dokumenpenguasaan lahan bekastambang kepadaBupati/walikota Manokwari.

5. Bupati/Walikota Manokwarimengembalikan lahan kepadakeret pemegang hak adatsesuai dokumen yang tersedia.

KantorManajemenPerusahaan.

lahan belumdilakukan

Perubahanpenguasaan danpemanfaatanSDA

15 Perubahan polapenyakit

Reklamasidan revegetasi

Tidak terjadiperubahan polapenyakit

1. Menggunakan alat berat dankendaraan berat yang layakoperasi dan/atau layak jalan.

2. Segera melaksanakanreklamasi dan revegetasi padalahan bekas tambang sesuaidengan dokumen rencanareklamasi dan rencanapascatambang.

3. Menyediakan dan mewajibkanpara pekerja untukmenggunakan alat pelindungdiri seperti kacamata, masker,earplug, safety shoes, dan

Tapak tambangatau lahanbekas tambang

Reklamasi danRevegetasiLahan BekasTambang BelumDilakukan

Tidak terjadiperubahan polapenyakit

Page 42: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

II-69PT. SDIC INDONESIA

No.Dampak

LingkunganYang Dikelola

SumberDampak

IndikatorKeberhasilanPengelolaanLingkungan

Hidup

Bentuk PengelolaanLingkungan Hidup

LokasiPengelolaanLingkungan

Hidup

PengelolaanYang TelahDilakukan

HasilPengelolaan

sebagainya.16 Perubahan

sanitasilingkungan

Reklamasidan revegetasi

Tidak terjadipenurunansanitasilingkungan.

1. Melakukan reklamasi danrevegetasi sesuai dengandokumen rencana reklamasidan rencana pascatambang

2. Revegetasi pada lahan bekastambang maupun saranatambang dengan tanamankeras atau pohon yangmempunyai daya adaptasiyang tinggi dan cepatpertumbuhannya.

3. Menanam tanaman cover cropdi antara tanamankeras/pohon.

Tapak tambangatau lahanbekas tambang

Reklamasi danRevegetasiBelum Dilakukan

Tidak terjadiPerubahansanitasilingkungan

Page 43: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II -70

1.2. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) kegiatan Pertambangan Batu

Gamping digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada

berbagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami perilaku dampak

yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau

bahkan regional; tergantung pada skala masalah yang dihadapi.

Pemantauan merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus,

sistematis dan terencana. Pemantauan dilakukan terhadap komponen

lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi

penataan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level)

dari suatu pengelolaan lingkungan hidup.

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan pemantauan

lingkungan dalam RPL kegiatan Pertambangan Batu Gamping, yakni:

1. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau mencakup

Komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami perubahan

mendasar, atau terkena dampak penting dan komponen/parameter

lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan hidup lainnya.

2. Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan benar dampak penting

yang dinyatakan dalam Andal dan dampak lingkungan hidup lainnya, dan

sifat pengelolaan dampak lingkungan hidup yang dirumuskan mengenai

pengelolaan lingkungan hidup.

3. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau

terhadap komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak.

Dengan memantau kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji

efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan.

4. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Biaya yang

dikeluarkan untuk pemantauan perludiperhatikan mengingat kegiatan

pemantauan senantiasa berlangsung sepanjang usia usaha dan/atau

kegiatan.

5. Pengumpulan dan analisis data aspek-aspek yang perlu dipantau,

mencakup:

a. Jenis data yang dikumpulkan;

b. Lokasi pemantauan;

Page 44: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II -71

c. Frekuensi dan jangka waktu pemantauan;

d. Metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan instrumen yang

digunakan untuk pengumpulan data);

e. Metode analisis data.

6. Pemantauan lingkungan perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan

lingkungan hidup. Kelembagaan pemantauan lingkungan hidup yang

dimaksud di sini adalah institusi yang bertanggung jawab sebagai

pelaksana pemantauan, pengguna hasil pemantauan, dan pengawas

kegiatan pemantauan.

Uraian secara singkat dan jelas pelaksanaan pemantauan untuk dampak

yang ditimbulkan oleh kegiatan Pertambangan Batu Gamping ditunjukkan dalam

bentuk matriks seperti ditunjukkan.pada.Tabel.2.3.

Page 45: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-72

Tabel 2.3 Matriks RPL Kegiatan Rencana Pembangunan Tambang Batu Gamping, Kabupaten Manokwari,

Provinsi Papua Barat

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

TAHAP PRAKONSTRUKSI

1 Perubahan persepsi masyarakat

Jumlah anggota masyarakat pemegang hak adat atas areal lahan anggota masyarakat lain yang menyatakan menerima rencana kegiatan penambangan batu gamping

Sosialisasi Rencana Kegiatan

1. Pemasangan papan pengumuman dipantau dengan cara visual

2. Pengedaran pamplet tentang rencana kegiatan dipantau dengan cara visual

3. Pemberitahun kepada masyarakat umum di media cetak dipantau dengan cara visual

4. Pelaksanaan FGD dipantau dengan cara WSS

MAN-SEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE Kampung Hingck TANARUBU Kampung Anggrisi Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA

1 kali selama Tahap Pra Konstruksi

1. Sudah memasang papan pengumuman ditempat Strategis

2. Tidak ada bukti pemasangan pemflet dikantor-kantor, tetapi dipasang pengumuman atau gambar proyek di pertigaan jalan dari manokwari ke SP dan ke kab. Pengunungan Arfak/Bintuni

3. Memasang pengumuman di Koran/media

Persepsi Masyarakat cukup baik

1. Telah dilakukan pemasangan papan pengumuman

2. Telah dilakukan pengedaran pamplet tentang rencana kegiatan

3. Telah dilakukan pemberitahun kepada masyarakat umum melalui media cetak

4. Telah dilakukan difasilitasi oleh pemerintah setempat

Page 46: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-73

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

cetak media Papua tanggal 16

4. Telah melakukan FGD dan Konsultasi Publik pada tanggal 26 Oktober 2013

5. Telah dilalukan rapat dengan tim 23 untuk pembebasan lahan tanggal 19 Juli 2014

2 Peningkatan pendapatan masyarakat

Realisasi pembayaran kompensasi hak masyarakat adat atas areal lahan tambang seluas 190,6 ha sesuai MOU

Pengadaan lahan

Identifikasi Keluarga Keret dilakukan dipantau melalui Wawancara Semi Struktural (WSS) dengan Kepala Keret Mansim pemegang hak adat atas areal lahan tambang, dan Direktur PT. SDIC INDONESIA. Pengamatan langsung di lapangan

Kelurahan Andai, Kampung Maruni, dan Kantor Manajemen Lapangan PT. SDIC.

1 kali setiap 3 bulan

Dilaksanakan mou antara PT. SDIC INDONESIA dengan masyarakat adat untuk Tahap I 64 Ha (bukti pembayaran tidak ada). Berita Acara kesepakanan Hasil Risalah rapat

Pendapatan masyarakat bertambah setelah mendapat ganti rugi

Peningkatan pendapatan bersumber dari uang ketuk pintu dan uang ganti rugi terhadap lahan dan tanaman kebun yang berada di atas lahan tersebut

Page 47: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-74

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

Konsultasi Publik tanggal 26 Oktober 2013

3 Perubahan proses sosial

Kualitas hubungan yang baik antar Keret Mansim selaku pemegang hak adat atas areal lahan rencana lokasi penambangan batu gamping.

Pengadaan lahan

Wawancara Semi Struktural (WSS) dengan Kepala Keret Mansim, dan tokoh-tokoh Keret Mansim. Pengamatan langsung di lapangan

Kelurahan Andai

1 kali, segera setelah pemberian kompensasi hak masyarakat adat pada Tahap Prakonstruksi.

Telah dilakukan pada saat Konsultasi Publik dan penjaringan Aspirasi Mayarakat pada tanggal 26 Oktober 2013

Harapan Masyarakt untuk mendapatkan pekerjaan dan peningkatan pendapatan

Kesepakatan telah dicapai dan telah dilakukan pembayaran, namun pembagian uang dilakukan secara adat

4 Perubahan penguasaan dan pemanfaatan lahan

Adanya surat keterangan HGU yang menunjukkan pemanfaatannya untuk kegiatan penambangan batu gamping

Penyelesaian status lahan

WSS dengan Kepala Keret Mansim, dan tokoh-tokoh Keret Mansim. Pengamatan langsung di lapangan

Kelurahan Andai, dan Kampung, Maruni, Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA.

2 kali setahun selama Tahun pertama Tahapan Operasi

Hasil Rumusan Team Kerja 23 Keluarga Besar Mansin

Hak penggunaan lahan masyarakat Mansin diberikan kepada PT. SDIC INDONESIA

Kesepakatan telah dicapai dengan pemberian kompensasi yang sesuai dan telah dilakukan komunikasi untuk pelaksanaan penggantian biaya pondasi

5 Perubahan Persepsi

Jumlah anggota

Penyelesaian Status

WSS dengan Kepala Keret Mansim selaku

Kelurahan Andai, dan

1 kali selama Tahap Pra

Tanggapan terhadap

Nilai kompensasi dibayarkan

Page 48: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-75

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

Masyarakat Keret Mansim dan anggota masyarakat lokal lain yang menyatakan menerima perubahan status penguasaan lahan menjadi HGU.

Lahan

pemegang hak adat atas lahan, dan anggota masyarakat lokal lainnya. Pengamatan langsung di kelurahan dan kampung dalam wilayah studi.

Kampung Maruni Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA

Konstruksi Pembangunan tambang batu Gamping cukup baik,ada harapan masyarakat Pendapatan naik

seusai dengan kesepakatan

6 Perubahan penguasaan dan pemanfaatan SDA

Keluhan warga masyarakat lokal ke Kantor Manajemen PT. SDIC INDONESIA

Penyelesaian status lahan

Kompensasi terhadap tanaman tumbuh dan retribusi ke pemerintah Penambangan hanya gamping tidak menambang bahan didalam perut bumi WSS dengan Kepala Keret Mansim, tokoh-tokoh Keret Mansim, dan keret/marga lainnya. Pengamatan langsung di lapangan

MANSEL: Kelurahan Andai, dan Kampung, Maruni, WARMARE : Kampung Hingck Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA.

2 kali setahun selama Tahun Pertama Tahapan Operasi

Jumlah keluhan warga masyarakat atas lahan yang telah diserakan kepada PT. SDIC INDONESIA belum terdeteksi

Jumlah biaya yang telah diserahkan warga masyarakat adat sesuai dengan kesepakatan

Tidak ada permasalahan mengenai biaya kompensasi tanaman masyarakat

TAHAP KONSTRUKSI

1 Penurunan kualitas

TSP, CO, SO2 dan

Mobilisasi alat berat

1. Pemasangan penahan dipantau

1. Kendaraan 2. Workshop

1. Sebelum beroperasi

1. Dilakukan penutupan

Berdasarkan hasil analisis

Pemantauan dilakukan pada

Page 49: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-76

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

udara Ambient

NO2 dan bahan bangunan

secara visual 2. Perawatan

kendaraan dipantau dengan surat KIR

3. Penyiraman jalan dipantau secara visual 2 kali sehari

4. Debu (TSP) dan gas udara Ambient SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

3. Jalur yang dilewati kendaraan (kampong maruni)

4. Lokasi mobilisasi alat berat dan bahan bangunan

kendaraan 2. 1 bulan

sekali 3. 2 kali dalam

sehari

dengan terpal sehingga debu tidak beterbangan

2. Sesuai dengan perundangan dan Perda

3. Telah dilakukan dengan frekuensi penyiraman lebih dari 2 kali sehari

Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

tahap konstruksi yaitu pada saat mobilisasi peralatan dan material

2 Peningkatan kebisingan

Tingkat Kebisingan

Mobilisasi alat berat

1. Pekerjaan pada siang hari dipantau

1. Kampung maruni

1 kali tiap bulan

1. Pengukuran Hasil pemantauan

Pemantauan dilakukan pada

Page 50: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-77

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

dan bahan bangunan

secara visual 2. Kecepatan

kendaraan dipantau dengan alat pengukur kecapatan

3. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM

2. Kampung maruni

kebisingan langsung dicatat di lapangan pada lokasi yang telah ditentukan sesuai RKL - RPL

2. Kecepatan kendaraan proyek angkutan material < 30 km/jam

3. Pencatatan data kebisingan dikumpulkan / didatakan

terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.

tahap konstruksi yaitu pada saat mobilisasi peralatan dan material

3 Penurunan kualitas udara Ambient

Debu dan gas SO2 dan NO2

Pembersihan dan pematangan lahan

1. Perawatan kendaraan dipantau dengan surat KIR

2. Penyiraman jalan dipantau secara visual 2 kali sehari

3. Debu (TSP) dan gas udara Ambient SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan

1. Workshop 2. Kampung

Maruni RT 2 dan 3

3. Kampung Maruni RT 2 dan 3

1. 1 bulan sekali

2. 2 kali sehari dalam musim panas

.

1. Perawatan telah sesuai dengan aturan

2. Telah dilakukan dengan lebih dari 2 kali sehari

3. Sampling kualitas

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI

Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi

Page 51: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-78

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

udara telah dilakukan

No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

4 Peningkatan kebisingan

Tingkat Kebisingan

Pembersihan dan pematangan lahan

• Pekerjaan dipantau secara langsung

• Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM

Kampung Maruni RT 2 dan RT 3

Sebulan 2 kali (selama pembersihan lahan)

Pengukuran kebisingan dengan alat sound level meter

Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.

Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi

5 Penurunan TDS dan Pembersiha 1. Settling pond Sungai Setiap 6 bulan 1. Pada tahap Hasil analisis Pemantauan

Page 52: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-79

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

Kualitas air sungai

TSS n dan pematangan lahan

dibangun dan dipantau secara langsung

2. Drainase dibangun dan dipantau secara visual

3. Melakukan pengukuran 50 m sebelum dan 50 m sesudah settling pond

Maruni sekali pada tahap konstruksi dan operasi

konsturksi settling pond sedang dipersiapkan

2. Drainase sedang dibangun pada tahap konstruksi

3. Parameter pengukuran tidak dijelaskan

kualitas air sungai masih dibawah baku mutu kualitas air sungai kelas I dan II sesuai PP RI. No. 82 Tahun 2001

dilakukan pada tahap konstruksi

6 Peningkatan Sedimentasi Sungai

TSS dan TDS

Pembersihan dan Pematangan Lahan

1. Pengukuran TSS dengan mengambil sampel dan menguhitung sedimen

2. Pembersihan lahan secara bertahap diawasi dengan cara visal

3. Pembuatan drainase diamat dengan cara visual

1. Sungai maruni

2. Lokasi penambangan blok I & II

3. Kolam pengendapan

1. 1 kali pada saat pembersihan lahan

2. 1 kali pada saat pembersihan lahan

3. 1 kali pada saat pembersihan lahan

1. Telah dilakukan, hasil analisis pada lampiran

2. Telah dilakukan tahapan tidak melebihi yang dianjurkan

3. Drainase yang dibuat dalam tahap konstruksi belum selesai saat

Nilai TSS dan SDR di sungai maruni masih dibawah nilai baku mutu kualitas air sungai

Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi

Page 53: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-80

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

pengamatan dilakukan

7 Penurunan kualitas udara Ambient

Debu dan gas SO2 dan NO2

Pembangunan jalan tambang dan drainase

1. Perawatan kendaraan dipantau dengan pemeriksaan surat KIR

2. Penyiraman jalan dipantau secara visual 2 kali sehari

3. Debu (TSP) dan gas udara Ambient SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

1. Workshop 2. Perkampun

gan erdekat (kampong maruni RT 3 dan kampong Kampung Dobut)

3. Perkampungan erdekat (kampong maruni RT 3 dan kampong Kampung Dobut)

1. 1 bulan sekali

2 .2 kali sehari pada musim panas

1. Telah dilakukan sesuai peraturan

2. Penyiraman telah dilakukan 2 kali sehari

3. Telah dilakukan pengambilan data, hasil terdapat di lampiran

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi

8 Kebisingan Tingkat Pembangu 1. Pekerjaan dipantau Perkampungan 2 kali sebulan 1. Pengukuran Hasil Pemantauan

Page 54: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-81

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

kebisingan nan jalan tambang dan drainase

dengan pengamatan langsun

2. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM

terdekat (kampung maruni)

selama tahapan pembangunan jalan dan drainase

kebisingan langsung di lapangan di Kantor Pengeiola dan Kampung Maruni serta Dobut

2. Hasil pencatatan kebisingan dilampirkan

pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.

dilakukan pada tahap konstruksi

9 Kebisingan Tingkat kebisingan

Pembangunan fasilitas tambang

Pekerjaan dipantau secara visual Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM

Lokasi pembangunan fasilitas tambng

Selama proses pembangunan fasilitas tambang

1. Pengukuran kebisingan langsung di lapangan di Kantor Pengelolan dan Kampung Maruni serta Dobut

2. Hasil pencatatan kebisingan dilampirkan

Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.

Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi

10 Perubahan (penurunan) keragaman dan populasi satwa liar

Keragaman jenis dan populasi satwaliar

Pembersihan dan Pematangan lahan

Observasi dengan menggunakan plot dan plotless count dilakukan terhadap kehadiran satwa yang terdiri dari

Di areal reklamasi dan revegetasi penambangan batu kapur

Periode pengamatan dilakukan setiap tahun untuk memastikan

Pembersihan lahan dilakukan secara bertahap

Tidak terjadi penurunan keragaman dan populasi satwa liar

Telah dilakukan observasi terhadap satwa disekitar lokasi

Page 55: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-82

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

keragaman jenis, dan pendugaan populasi jenis. Pendugaan keragaman dilakukan dengan menggunakan Indeks Keragaman Shanon.

pertumbuhan populasi dan keragaman satwaliar

11 Perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi

Keanekaragaman jenis vegetasi masih terdapat di sekitar areal tambang batu gamping.

Pembersihan dan Pematangan lahan

1. Luasan areal yang di bersihkan sesuai dengan kebutuhan atau bertahap dari blok I, blok II dan blok III, melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan

Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif

2. Pembersihan secara bertahap dimulai dari blok I,

Di areal penambangan batu gamping

1. Dilakukan 1 kali Pada saat pembersiahan dan pengambilan lempung

2. Dilakukan 3 kali Setelah tahap pembersihan dan pengambilan lempung

1. Luas area yang dibersihkan sudah sesuai demgan luasan Blok yang telah ditentukan

2. Pembersihan lahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan (sesuai Blok) dan pembersihan lahan sudah sampai pada Blok 3

3. Untuk revegetasi belum dilakukan karena

Keanekaragaman jenis vegetasi masih terdapat di sekitar areal tambang batu gamping.

Pemantauan dilakukan disekitar lokasi penambangan

Page 56: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-83

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

blok II dan blok III diusahakan dibuka secukupnya atau ≥ 2 ha. Melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan

Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif

3. Dilakukan penanaman kembali dengan jenis-jenis vegetasi yang mudah tumbuh atau asli dari lokasi tersebut seperti matoa (Pometia pinnata dan Pometia coriaceae) merbau (Instia bijuga), nyatoh (Palaqueum amboinensis), lenggua

masih berada di tahap konstruksi area dan fasilitas tambang

Page 57: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-84

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

(Pterocarpus indica)

Maupun kelompok buah-buahan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar : rambutan (Nephaleum lappaceum), durian (Durio zibethinus), mangga (Manggifera indica), langsat (Lansium domisticum), pinang (Areca catechu)

4. Melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan

Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif

12 Perubahan kelimpahan dan

Konsentrasi kekeruhan dan TSS

Pembersihan dan pematangan

1. Pengaturan teknik pembersihan dipantau secara

Perairan laut Maruni

Setiap 6 bulan sekali selama tahap

1. Pembersihan lahan dilakukan

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium

Pemantauan dilakukan pada tahap konstruksi

Page 58: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-85

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

keanekaragaman biota air laut

tidak melebihi baku mutu air laut untuk biota laut Struktur komonitas biota air berada pada kondisi yang prima dengan nilai H’ > 3

lahan langsung 2. Pengambilan

contoh di lapangan dan analisis data menggunakan Indeks Shanon

konstruksi sesuai aturan yang dianjurkan

2. Sampling dilakukan di laut maruni

menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

13 Peningkatan Kesempatan Kerja

Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja pada perusahaan

Penerimaan tenaga kerja Konstruksi

1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA.

2. Pengamatan langsung di lapangan

-Kantor manajemen PT. SDIC indonesiadi lapangan. -Basecamp tenaga kerja

1 kali pada awal Tahap Konstruksi.

1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesiatelah dilakukan.

2. Pengamatan dilakukan di kantor dan basecamp

Masyarakat lokal yang direkrut bekerja sebagai tenaga pengamanan/sekurity dan buruh kasar

Masih kurang terlihat tenaga kerja lokal yang diserap baik itu masyarakat asli papua maupun masyarakat lokal sekitar manowkari untuk tenaga ahli maupun tenaga operator

14 Perubahan persepsi masyarakat

Jumlah tenaga kerja lokal

Penerimaan tenaga kerja konstruksi

1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA. Warga masyarakat

MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut,

2 kali selama tahun pertama Tahap Konstruksi

1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen

Jumlah masyarakat lokal masih sedikit.

Masyarakat yang diterima bekerja masih dalam kualifikasi tenaga pengamanan,

Page 59: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-86

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

lokal yang belum bekerja.

2. Pengamatan langsung di lapangan

dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA.

PT. SDIC Indonesia dan warga masyarakat yang belum bekerja telah dilakukan.

2. Pengamatan dilakukan di perkampungan sekitar lokasi penambangan

masih kurang buruh kasar yang dibutuhkan dalam tahap konstruksi lahan dan fasilitas tambang

15 Gangguan Proses sosial

Frekuensi konflik antar masyarakat lokal dan tenaga kerja perusahaan yang berasal dari luar manokwari.

Mobilisasi tenaga kerja.

1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan yang berasal dari luar Manokwari, warga masyarakat lokal, dan Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA.

2. Pengamatan langsung di lapangan

MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA.

1 kali, segera setelah mobilisasi tenaga kerja pada Tahap Konstruksi.

1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesiatelah dilakukan.

2. Pengamatan dilakukan di kampun-kampung penduduk yang berada di sekitar lokasi penambanga

Tidak terjadi konflik sosial antar masyarakat lokal dan tenaga kerja perusahaan yang berasal dari luar manokwari

Tidak terjadi ganguan proses sosial akibat mobilisasi tenaga kerja

Page 60: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-87

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

n

16 Penurunan pendapatan masyarakat

Tingkat pendapatan usahatani kangkung dan ikan mujair

Pembersihan dan pematangan lahan lahan

1. WSS dengan petani kangkung dan ikan mujair.

2. Pengamatan langsung di lapangan

Kampung Hingk dan Maruni

2 kali selama proses pembersihan dan pematangan lahan pada Tahap Konstruksi

1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesiatelah dilakukan.

2. Pengamatan dilakukan di kampun Hingck dan maruni

Belum terjadi peningkatan pendapatan masyarakat

1.Telah dilakukan 2.Pengamatan

langsung menunjukan belum terjadi peningkatan permintaan terhadap produk lokal meskipun banyak terdapat tenaga kerja konstruksi

17 Perubahan kesempatan kerja

Hak-hak tenaga kerja yang telah diberikan

Pengahiran hubungan kerja konstruksi

1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA.

2. Pengamatan langsung di lapangan

1. Kantor manajemen PT. SDIC INDONESIA.

2. Lokasi permukiman mantan tenaga kerja

Satu kali pada akhir Tahap Konstruksi

1. WSS dengan tenaga kerja perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesiatelah dilakukan.

2. Pengamatan dilakukan di kantor perusahaan

Gaji pekerja sesuai dengan UMP Prov. Papua Barat

Masih dalam tahap konstruksi, belum dilakukan pemutusan hubungan kerja

18 Gangguan proses sosial

Jumlah anggota warga

Pengakhiran hubungan kerja

WSS dengan mantan tenaga kerja perusahaan.

Kelurahan/kampung. Permukiman

1 kali, segera setelah pengahiran

1. WSS dengan tenaga kerja

Hampir tidak ada keluhan dari pekerja

Masih dalam tahap konstruksi,

Page 61: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-88

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

masyarakat lokal yang mengeluhkan pengahiran hubungan kerja.

Pihak Manajemen PT. SDIC INDONESIA. Pengamatan langsung di lapangan

mantan tenaga kerja perusahaan.

hubungan kerja pada Tahap Konstruksi.

perusahaan, Pihak Manajemen PT. SDIC indonesia telah dilakukan.

2. Pengamatan dilakukan di kantor managemen perusahaan dan masyarakat yang bermukim disekitar lokasi penambangan

yang di PHK. PHK terjadi ditahap konstruksi diakibatkan karena ketidak disiplinan para pekerja

belum dilakukan pengakhiran hubungan kerja

19 Perubahan pola penyakit

Pola 10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit

Mobilisasi alat berat dan bahan bangunan

1. Pengumpulan data sekunder dari Dinas Kesehatan Manokwari

2. Survey dan wawancara dengan masyarakat menggunakan kuesioner

3. Data dianalisis secara deskriptif

1. Tapak kegiatan/ proyek

2. Permukiman penduduk Kampung- kampung disekitar pertambangan

1 kali dalam 6 bulan

1. Pengumpulan data dengan wawancara langsung tanpa kuisioner

2. Belum terjadi perubahan berarti karena konstruksi lahan dan

Jenis penyakit yang dilayani di puskesmas terdekat tidak bertambah

Pemantauan mengenai jenis penyakit dan insiden penyakit dilakukan di puskesmas terdekat serta data dari BPS Kab. Manokwari

Page 62: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-89

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

kualitatif fasiilitas tambang

20 Perubahan pola penyakit

Pola 10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit

Pembersihan dan pematangan lahan

1. Pengumpulan data sekunder dari Dinas Kesehatan Manokwari

2. Survey dan wawancara dengan masyarakat menggunakan kuesioner

3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif

1. Tapak kegiatan/ proyek

2. Permukiman penduduk Kampung- kampung disekitar pertambangan

1 kali dalam 6 bulan

1. Pengumpulan data dengan wawancara langsung tanpa kuisioner

2. Belum terjadi perubahan berarti karena konstruksi lahan dan fasilitas tambang

Tenaga kerja kurang terkena penyakit ISPA

Pemantauan mengenai jenis penyakit dan insiden penyakit dilakukan di puskesmas terdekat serta data dari BPS Kab. Manokwari

21 Perubahan Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan

Pembersihan dan pematangan lahan

1. Pengamatan langsung di lapangan, serta wawancara dengan pekerja

2. Pengumpulan data sekunder.

3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif

Tapak kegiatan/ proyek

1 kali dalam 6 bulan

Wawancara langsung dengan pekerja sulit dilakukan, saat pemantauan, hanya 2 pekerja yang dapat berbahasa inggris dan tidak memahami sanitasi

Tidak terjadi perubahan sanitasi lingkungan

Pemantauan dilakukan di tapak proyek

Page 63: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-90

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

lingkungan

22 Perubahan pola penyakit

Pola10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit

Pembersihan dan pematangan lahan

1. Pengamatan langsung di lapangan, serta wawancara dengan pekerja

2. Pengumpulan data sekunder.

3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif

Tapak kegiatan/ proyek

1 kali dalam 6 bulan

1. Pengumpulan data dengan wawancara langsung tanpa kuisioner

2. Belum terjadi perubahan berarti karena konstruksi lahan dan fasiilitas tambang

Tenaga kerja kurang terkena penyakit ISPA

Pemantauan mengenai jenis penyakit dan insiden penyakit dilakukan di puskesmas terdekat serta data dari BPS Kab. Manokwari

23 Perubahan pola penyakit

Pola10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit

Pembangunan jalan tambang dan drainase

1. Pengumpulan data sekunder dari Dinas kesehatan Wanokwari

2. Survey dan wawancara dengan masyarakat menggunakan kuesioner

3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif

1. Tapak kegiatan/ proyek

2. Permukiman penduduk Kampung-kampung disekitar pertambangan

1 kali dalam 6 bulan

Pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan masyarakat

Tidak terjadi perubahan pola penyakit akibat pembuatan jalan tambang dan drainase

Pemantauan dilakukan di permukiman penduduk di sekitar lokasi tambang

TAHAP OPERASIONAL

1 Penurunan kualitas

TSP, CO, SO2 dan

Mobilisasi alat berat

1. Pemasangan penghalang di

1. Kendaraan 2. Workshop

1. Sebelum beroperasi

1. Telah dilakukan

Berdasarkan hasil analisis

1. Pengambilan sampel kualitas

Page 64: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-91

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

udara Ambient

NO2

kendaraan dipantau dengan pengamatan visual

2. Perawatan kendaraan dipantai dari surat KIR

3. Penyiraman jalan dipantau dengan pengamatan visual

4. Debu (TSP) dan gas udara Ambient (SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.

3. Jalur yang dilewati kendaraan (kampung maruni RT 4)

kendaraan 2. 1 bulan

sekali 3. 2 kali

dalam sehari

2. Kendaraan telah di KIR

3. Penyiraman jalan telah dilakukan

4. Telah dilakukan sampling udara

Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

udara dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

2 Kebisingan Tingkat kebisingan

Mobilisasi alat berat

1. Pekerjaan dipantau secara visual

2. Kecepatan kendaraan dipantau dengan alat pengukur kecapatan

3. Metode pengumpulan data menggunakan cara

1. Jalur mobilisasi

2. Jalur mobilisasi

3. Jalur mobilisasi

2 kali sebulan

Pengukuran tingkat kebisingan menggunakan sound level meter

Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku

1. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil pengukuran

Page 65: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-92

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM

mutu tingkat kebisingan sesuai Kep. MENLH No. 48 Tahun 1996

dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

3 Perubahan kualitas iklim mikro

1. Kecepatan angin ≤ 8.7 m/s

2. Suhu dan Kelembaban udara

3. Ph hujan berkisar 7,0

Pembersihan Lahan

1. Luas lahan tambang batu gamping yang dibuka ≤ 2 ha/hari dipantau dengan visual

2. Jumlah biopori dengan diameter 10 cm, kedalaman 1 m

3. Penyemprotan air secara rutin pada pagi, siang dan sore.

4. Mengukur indeks kenyamanan (suhu dan kelembaban) dengan menggunakan persamaan Niewolt (THI=0,8T (RH.T)/500)

1. Areal yang dibuka

2. Areal yang telah dibuka

3. Di areal yang sedang dibuka

4. Pada titik pengamatan AWS

5. 1 titik pengamatan AWS yang bebas hambatan

6. Di tempat penampungan air hujan AWS

1. 1 kali / minggu pada tahap operasi pembersihan lahan

2. 1 kali/bulan pada tahap operasi pembersihan lahan

3. 1 kali/ minggu pada tahap operasi pembersihan lahan

4. 1 kali/ bulan pada tahap operasi pembersihan lahan

5. 1 kali/

1. Areal tambang dibuka secara bertahap

2. Penyemprotan dilakukan secara rutin

Kondisi iklim tidak mengalami perubahan

1. Sampling dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

Page 66: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-93

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

5. Dengan menggunakan AWS (automatic Weather System) untuk mengukur kecepatan, arah angin, danindeks kenyamanan

6. Mengukur ph air hujan dengan ph meter atau kertas lakmus

bulan pada tahap operasi pembersihan lahan

6. 1 kali/ bulan pada tahap operasi pembersihan lahan

4 Peningkatan Laju Aliran Permukaan

Luapan Aliran permukaan

Pembersihan Lahan

1. Saat pembukaan lahan dibuat paritan atau toe dipantau secara visual

2. Untuk pembersihan Blok III volume kolam pengendapan dilakukan dengan pengukuran secara langsung

3. Kapasitas Kolam pengendapan dipantau secara visual dan pengukuran langsung

4. Desain Kolam

1. Pada tapak lahan yang dibersihkan, yaitu di lokasi Penambangan Gamping

2. Di blok III 3. Dilokasi

kolam pengendapan

4. Dilokasi kolam pengendapan

1. 1 kali / minggu pada tahap operasi reklamasi & revegetasi

2. 1kali/bulan pada tahap operasi reklamasi &revegetasi

3. 1 kali/ minggu pada tahap operasi reklamasi & revegetasi

1. Parit sudah dibuat

2. Kapasitas kolam pengendapan sesuai dengan yang dianjurkan

3. Kolam penampung telah dibuat

Laju aliran permukaan tidak mengalami perubahan

Pemantauan dilakukan dilokasi pembukaan lahan tambang

Page 67: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-94

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

penampungan dipantau secara visual

4. 1 kali/ bulan pada tahap operasi reklamasi & revegetasi

5 Peningkatan Sedimentasi Sungai

TSS dan TDS

Pembersihan Lahan

1. Pembersihan lahan dipantau secara visual

2. Pembuatan saluran drainase dan kolam penampungan dilakukan secara visual dan dihitung langsung

1. Lokasi pembersihan lahan (Blok III)

2. Lokasi pembersihan lahan (Blok III)

1. Dilakukan 1 kali sebelum pembersihan lahan dilakukan

1. Pembersihan lahan dilakukan secara bertahap

2. Drinase dan kolam penampungan telah dibuat

Hasil analisis kualitas air sungai masih dibawah baku mutu kualitas air sungai kelas I dan II sesuai PP RI. No. 82 Tahun 2001 (hasil analisis terlampir), peningkatan sedimentasi hanya terjadi pada saat musim hujan

Pemantauan dilakukan di sungai maruni

6 Penurunan Kualitas air sungai

(TDS, TSS dan ph)

Pembersihan lahan

1. Dimensi Settling pond dipantau secara visual

2. Pembuatan drainase dipantau

3. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di

Sungai Maruni

Setiap 6 bulan sekali pada tahap konstruksi dan operasi

1. Settling pond berfungsi dengan baik

2. Sampling air sungai sudah dilakukan

Hasil analisis kualitas air sungai masih dibawah Baku Mutu air kelas I pada PP RI. No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Page 68: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-95

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

lapangan dan analisis di laboratorium.

Pencemaran Air

Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

7 Erosi Tanah Massa tanah dari erosi aktual (ton/ha/th)

Pengupasan bahan penutup batu gamping

Petak pengamatan erosi ukuran 1x1 m2.

3 petak pengamatan masing-masing di Kiri dan kanan lereng pada blok penambangan

Selama penambangan berlangsung, setiap 3 bulan terutama pada saat hujan.

Belum ada petakan pengamantan erosi

Belum Dilakukan

Pemantauan dilakukan pada blok yang sedang ditambang

8 Penurunan kualitas udara Ambient

Tidak melebihi baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 (TSP, CO, SO2 dan NO2)

Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk

1. Perawatan kendaraan dipantau dari surat KIR

2. Penyiraman jalan dipantau dengan pengamatan visual

3. Debu (TSP) dan gas udara Ambient (SO₂ dan NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.

1. Workshop 2. Areal

pemukiman terdekat (kampong urwong)

1. 1 bulan sekali

2. 2 kali sehari pada musim panas

1. Kendaraan telah di KIR

2. Penyiraman jalan telah dilakukan

3. Telah dilakukan sampling udara

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

9 Peningkatan Tingkat Pengupasan 1. Pekerjaan 1. Lokasi 1 kali sebulan 1. Pengupasan Hasil 1. Pengukuran

Page 69: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-96

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

kebisingan kebisingan

dan penimbunan tanah pucuk

pengupasan diawasi secara visual

2. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM

pengupasan dan penimbunan tanah pucuk

2. Kampung maruni RT 2 dan RT 3

dilakukan sesuai prosedur

2. Pengukuran kebisingan menggunakan sound level meter

pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.

tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

10 Penurunan Kualitas air sungai

TDS dan TSS

Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk

1. Penempatan tanah pucuk pada daerah yang diperkirakan tidak berdampak erosi

2. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.

Sungai maruni

1 bulan sekali selama proses pengupasan dan penimbunan tanah pucuk

Tanah pucuk ditempatkan di daerah yang sangat peka terhadap erosi

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.

1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

Page 70: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-97

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

11 Peningkatan Sedimentasi laut

TSS, Sedimen Tersuspensi, D50

Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk

1. Analisis kandungan sedimen tersuspensi (menggunakan alat :Sedimen trap)

2. Analisis sedimen dasar (analisis Lab).

3. Pengukuran besaran transport sedimen (model transpor sedimen)

Perairan pantai maruni dan muara sungai

Setiap 3 bulan sekali selama tahap Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk

Analisis kandungan sedimen tersuspensi dilakukan di laboratorium Produktifitas dan kualitas Perairan Universitas Hasanuddin Makassar

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

1. Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

12 Peningkatan Sedimentasi Sungai

TSS dan sedimentasi maksimal 10 % dari rona awal

Penggalian Pembongkaran

1. Pengukuran TSS dilakukan dengan cara uji laboratorium

2. Peritan dan kolam pengendapan dipantau dengan pengamatan dan pengukuran langsung

3. Pemantauan pada desain kolam pnegendapan dipantau secara visual

1. Sungai Werbedey

2. Lokasi Paritan dan Kolam Penampungan

3. Kolam pengendapan

1. 1 kali dalam 3 bulan

2. 1 kali dalam 3 bulan

3. 1 kali dalam 3 bulan

Analisis kandungan sedimen tersuspensi dilakukan di laboratorium Produktifitas dan kualitas Perairan Universitas Hasanuddin Makassar

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.

1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

Page 71: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-98

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

13 Perubahan Imbuhan air tanah

Imbuhan air tanah

Penggalian/ Pembongkaran Batu Gamping

1. Pembuatan sumur-sumur /kolam-kolam resapan.dipantau dengan visual dan pengukuran langsung

2. Kemiringan lereng dipantau secara visual

1. Di sumur-sumur resapan

2. Di areal penambangan batu gamping

1. 1 kali dalam 3 bulan

2. 1 kali dalam 3 bulan

3. 1 kali dalam 3 bulan

Pengalian dan pembongkaran dilakukan sesuai yang dianjurkan

Tidak terjadi perubahan imbuhan air tanah

Pemantauan dilakukan diareal tambang

14 Getaran Kerusakan rumah penduduk

Penggalian/ Pembongkaran Batu Gamping

1. Peledakan bisa dipantau melalui pengamatan langsung

2. Penanganan bahan peledak harus sesuai aturan dipantau dengan cara visual.

3. Dibuat bufferzone (zona penyangga) antara pemukiman penduduk dan lokasi penambangan dipantau secara langsung

1. Di lokasi penambangan

2. Digudang penyimpanan bahan peledak

3. Di lokasi penambangan

1. 1 kali dalam 3 bulan

2. 1 kali dalam 3 bulan

3. 1 kali dalam 3 bulan

Proses peledakan dilakukan sesuai dengan yang dianjurkan

Tidak terjadi kerusakan akibat peledakan

Pemantauan dilakukan di lokasi penambangan dan permukiman penduduk

15 Penurunan kualitas udara Ambient

TSP, CO, SO2 dan NO2

Penggalian dan pembongkaran batu

1. Jarak penggalian dan pembongkaran dengan peledakan lebih besar dari

Kampung urwong dan kampung misapmesy

Sebulan sekali

1. Jarak pengggalian sesuai dengan

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan

1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada

Page 72: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-99

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

gamping radius 600 meter dari pemukiman dipantau secara visual

2. Penyiraman lahan yang berpotensi menghasilkan debu dipantai secara visual

3. Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

yang dianjurkan

2. Penyiraman telah dilakukan

3. Sampling udara telah dilakukan

hampir semua parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

bulan Desember 2020

2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

16 Tingkat kebisingan

Kebisingan Penggalian dan pembongkaran batu gamping

1. Kegiatan Penggalian dan pembongkaran dipantau secara visual

2. Jarak lokasi

Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud

Sebulan sekali

Pengukuran kebisingan menggunakan Sound Lavel Meter

Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat

1. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020

Page 73: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-100

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

penggalian dan pembongkaran dipantau secara visual

3. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM

kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.

2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

17 Penurunan Kualitas air sungai

TDS dan TSS

Penggalian dan pembongkaran batu gamping

1. Pembuatan settlingpond dipantau secara visual

2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual

3. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.

Air sungai Maruni

6 bulan sekali 1. Settling pond berfungsi dengan baik

2. Sampling air sungai sudah dilakukan

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.

1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

18 Penurunan kualitas air laut

TSS, DO dan ph

Pengoperasian fasilitas tambang

1. Pembuatan settlingpond dipantau secara visual

Air laut yang berdekatan dengan muara sungai maruni

Satu kali sebulan pada saat pengoperasia

1. Settling pond berfungsi dengan baik

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan

1. Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan pada

Page 74: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-101

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual

3. Data kualitas air laut di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.

n fasilitas tambang

2. Sampling air laut sudah dilakukan

hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut

bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

19 Peningkatan Sedimentasi laut

TSS, Sedimen Tersuspensi, D50

Penggalian/pembongkaran batu gamping

1. Analisis kandungan sedimen tersuspensi (menggunakan alat : Sedimen trap)

2. Analisis sedimen dasar (analisis Lab).

3. Pengukuran besaran transport sedimen (model transpor sedimen)

Perairan pantai maruni dan muara sungai

Setiap 3 bulan sekali selama tahap Penggalian/pembongkaran batu gamping

Analisis kandungan sedimen tersuspensi dilakukan di laboratorium Kesehatan Makassar yang sudah terakreditasi

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut

Pemantauan dilakukan di pantai maruni

20 Penurunan kualitas udara Ambient

Debu dan gas SO2 dan NO2

Pengangkutan batu gamping ke crushing plant

1. Pelindung coveyor belt dipantau secara visual

1. Data yang diperlukan untuk kajian

Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud

Sebulan Sekali

1. Pelindung coveyor belt telah dibuat

2. Sampling kualitas udara telah

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari

1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil

Page 75: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-102

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

2. Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium.

dilakukan kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

21 Tingkat Kebisingan

Kebisingan Pengangkutan batu gamping ke crushing plant

1. Perawatan conveyor belt secara rutin dipantai secara visual

2. Metode pengumpulan data menggunakan cara langsung menggunakan peralatan sound level meter. Analisis data : LS. LM, LSM

Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud

Sebulan sekali

1. Conveyor belt berfungsi dengan baik

2. Pengukuran kebisingan menggunakan sound level meter

Hasil pemantauan terhadap kebisingan menunjukkan tingkat kebisingan masih berada dibawah baku mutu tingkat kebisingan KEPMENLH NO. 48 TAHUN 1996.

1. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

22 Penurunan kualitas udara Ambient

Udara debu (TSP), SO₂ dan NO₂.

Peremukan batu gamping

1. Pembuatan kubah penutup crushing plant dipantau secara visual

2. Data yang diperlukan untuk

Puncak tambang, kampung hing, maruphi dan dobud

2 kali setahun 1. Crushing palnt ditutup saat proses peremukan berlangsung

2. Sampling

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua

1. Pengambilan sampel kualitas udara dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil

Page 76: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-103

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

kajian perubahan kualitas udara adalah data parameter kualitas udara Ambient yaitu debu (TSP) dan gas udara Ambient (SO₂ dan

NO₂). Data kualitas udara Ambient di wilayah studi diperoleh dengan cara pengambilan sampel udara langsung di lapangan dan kemudian dianalisis di laboratorium. Pengambilan debu (TSP) dilakukan dengan metode filtrasi, dimana debu di tahan pada permukaan filter dengan porositas tertentu.

kualitas udara telah dilakukan

parameter dari kualitas udara Ambient masih berada dibawah baku mutu kualitas udara Ambient sesuai PP. RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

pengukuran dianalisis di laboratorium PT. Global Quality Analitical Bogor, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

23 Penurunan Kualitas air sungai

TSS,TDS dan DO

Pengoperasian fasilitas tambang

1. Pembuatan settling pond dipantau secara visual

2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual

3. Data kualitas air

Sungai Maruni Satu kali sebulan pada saat pengoperasian fasilitas tambang

1. Settling pond berfungsi dengan baik

2. Sampling air sungai

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hampir semua parameter dari kualitas air

1. Pengambilan sampel kualitas air sungai dilakukan pada bulan Desember 2020

Page 77: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-104

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium

sudah dilakukan

sungai masih berada dibawah baku mutu kualitas air dan pengendalian pencemaran sesuai PP. RI No.82 Tahun 2001.

2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

24 Penurunan kualitas air laut

TDS dan pH Pengoperasian fasilitas tambang

1. Pembuatan settlingpond dipantau secara visual

2. Pembuatan drainasi dipantau secara visual

3. Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium

Air laut yang berdekatan dengan muara sungai

6 bulan sekali

1. Settling pond berfungsi dengan baik

2. Sampling air laut sudah dilakukan

Berdasarkan hasil analisis Laboratorium menunjukkan hanpir semua parameter dari kualitas air laut masih berada dibawah baku mutu sesuai Kep. MENLH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut

1. Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan pada bulan Desember 2020

2. Hasil sampling dianalisis di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Akreditasi KAN (hasil analisis terlampir)

25 Perubahan kualitas iklim mikro

1. Kecepatan angin ≤ 8.7 m/s

2. Suhu dan Kelembaban udara

3. Ph hujan

Reklamasi dan Revegetasi

1. Luas lahan yang di reklamasi & reklamasi tambang batu gamping ≥ 1 ha/hari dipantau

1. Areal yang ditanam

2. Areal yang telah ditanam

3. Di areal yang

1. 1 kali / minggu pada tahap operasi reklamasi & revegetasi

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi perubahan iklim

Page 78: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-105

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

berkisar 7,0

dengan visual 2. Jumlahbiopori

dengan diameter 10 cm, kedalaman 1 m sebanyak 4 buah per Ha

3. Penyemprotan air secara rutin pada pagi, siang dan sore.

4. Mengukur indeks kenyamanan (suhu dan kelembaban) dengan menggunakan persamaan Niewolt (THI=0,8T (RH.T)/500)

5. Dengan menggunakan AWS (automatic Weather System) untuk mengukur kecepatan, arah angin, danindeks kenyamanan

6. Mengukur ph air hujan

sedang ditanam

4. Pada titik pengamatan AWS

5. 1 titik pengamatan AWS yang bebas hambatan

6. Di tempat penampungan air hujan AWS

2. 1kali/bulan pada tahap operasi reklamasi & revegetasi

3. 1 kali/ minggu pada tahap operasi reklamasi & revegetasi

4. 1 kali/ bulan pada tahap operasi reklamasi & revegetasi

5. 1 kali/ bulan pada tahap operasi reklamasi & revegetasi

6. 1 kali/ bulan pada tahap operasi reklamasi &

Page 79: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-106

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

dengan ph meter atau kertas lakmus

revegetasi

26 Penurunan laju aliran permukaan

Debit aliran permukaan

Reklamasi dan Revegetasi

1. Sama dengan pemantauan pada reklamasi dan revegetasi untuk peningkatan keanakaragaman vegetasi

2. Mengukur debit aliran permukaan

Areal Reklamasi dan revegetasi (blok I & II)

1 Bulan sekali

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Laju aliran permukaan tidak berubah

27 Kesuburan tanah

KTK, KB, P-potensial, K-potensial, C-organik tanah

Reklamasi dan Revegetasi

Analisis tanah Lokasi pengambilan tanah untuk media tanam bekas penambangan

Setelah selesai penambangan dan Sebelum reklamasi dan revegetasi dilakukan pada setiap blok penambangan

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Kesuburan tanah tidak berubah

28 Penurunan Sedimentasi sungai

TSS dan Sedimentasi Delivery Ratio (SDR)

Reklamasi dan Revegetasi

1. Sama dengan pemantauan pada reklamasi dan revegetasi untuk peningkatan keanakaragaman vegetasi

2. Mengukur debit aliran permukaan

Lokasi Bekas Tambang blok I dan II

1 kali dalam 3 bulan

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Sedimentasi sungai tidak berubah

29 Perubahan (penurunan) keragaman dan populasi

Keragaman jenis dan populasi Satwaliar

Pembersihan lahan

1. Observasi di areal penambangan dilakukan terhadap kehadiran satwaliar

Di areal dengan radius tertentu untuk memastikan

Periode pengamatan dilakukan setiap 3 bulan

Pembersihan lahan dilakukan secara

Tidak terjadi penurunan keragaman dan populasi satwa

Telah dilakukan observasi terhadap satwa disekitar lokasi

Page 80: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-107

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

satwaliar yang meliputi jenis-jenis satwaliar, pertumbuhan populasi dan peranan habitat sebagai fungsi shelter, cover, mating dan breeding seasons serta sebagai feeding ground bagi satwaliar

efek dari pembersihan lahan

untuk memastikan pertumbuhan populasi dan keragaman satwaliar

bertahap liar

30 Perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi

Keanekaragaman Vegetasi Jumlah Vegetasi

Pengalian batu gamping

Luasan areal yang di bersihkan sesuai dengan kebutuhan atau bertahap dari blok I, blok II dan blok III, melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan - Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif

2. Pembersihan secara bertahap dimulai dari blok I 20, blok II 20 ha dan blok III 20 ha

Pada areal pembersihan dan penambangan batugamping

1. Dilakukan 1 kali Pada saat pembersiahan dan pengambilan lempung

2. Dilakukan 3 kali Setelah tahap pembersihan dan pengambilan lempung

1. Pembersihan lahan dilakukan secara bertahap

2. Belum dilakukan penanaman pada tahap operasi

Tidak terjadi perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi

Pemantauan dilakukan pada saat pembersihan dan pengambilan lempung

Page 81: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-108

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

ha diusahakan dibuka secukupnya atau ≥ 2 ha. Melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan

− Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif

3. Dilakukan penanaman kembali dengan jenis-jenis vegetasi yang mudah tumbuh atau asli dari lokasi tersebut seperti matoa (Pometia pinnata dan Pometia coriaceae) merbau (Instia bijuga), nyatoh (Palaqueum amboinensis), lenggua (Pterocarpus indica)

Maupun kelompok buah-buahan yang

Page 82: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-109

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

bermanfaat bagi masyarakat sekitar : rambutan (Nephaleum lappaceum), durian (Durio zibethinus), mangga (Manggifera indica), langsat (Lansium domisticum), pinang (Areca catechu) melakukan pengamatan langsung dilapangan terhadap pembersihan lahan apakah sesuai dengan pengelolaan lingkungan -Data yang diperoleh dicatat dan dilakukan analisa deskriptif

31 Peningkatan kesempatan kerja

Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja pada perusahaan

Penerimaan tenaga kerja

WSS dengan tenaga kerja perusahaan. Dan Pihak Manajemen Perusahaan.

Basecamp Perusahaan, dan Kantor Manajemen PT. SDIC Indonesia

2 kali setahun selama satu tahun pertama Tahap Operasi.

Telah dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang penerimaan tenaga kerja

Dengan adanya kegiatan pertambangan Terjadi peningkatan kerja masyarakat lokal.

Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan masyarakat lokal

32 Perubahan persepsi

Jumlah anggota

Penerimaan Tenaga

-WSS dengan anggota masyarakat

MANSEL: Kelurahan

2 kali setahun

Telah dilakukan

Persepsi masyarakat

Pemantauan dilakukan

Page 83: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-110

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

masyarakat masyarakat yang memanda-ng positif realisasi penerimaan tenaga kerja

Kerja. tentang penerimaan tenaga kerja perusahaan.

- Pengamatan langsung di lapangan

Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC Indonesia

selama Tahap Konstruksi

sosialisasi kepada masyarakat tentang penerimaan tenaga kerja

cukup baik dengan wawancara langsung dengan masyarakat lokal

33 Gangguan proses sosial

Ada atau tidaknya konflik.

Penerimaan tenaga kerja

WSS den gan warga masyarakat lokal pengusaha/pemasok tanah urug, dan warga masyarakat lokal pengusaha bibit tanaman/t umbuhan untuk revegetasi

MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT.

2 kali setahun selama Tahap Operasi.

Belum dilakukan WSS dengan masyarakat terkait dengan pengadaan bibit tanaman

Tidak terjadi ganguan sosial

Tidak terjadi konflik antara warga masyarakat lokal dan tenaga kerja luar Kabupaten Manokwari terkait penerimaan tenaga kerja

Page 84: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-111

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

SDIC Indonesia

34 Penurunan pendapatan masyarakat

Tingkat pendapatan usahatani kangkung dan mujair

Pembersihan lahan

Wawancara dengan petani kangkung dan ikan mujair

Kampung Maruni dan Kampung Hingck

2 kali selama tahun pertama Tahap Operasi

Proses pembersihan lahan dilakukan sesuai dengan yang dianjurkan

Tidak terjadi penurunan pendapatan masyarakat

Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan petani

35 Perubahan persepsi masyarakat

Jumlah masyarakat yang mendukung kegiatan pembersihan lahan ≥ 60%

Pembersihan lahan

WSS dengan petani kangkung dan ikan mujair.

Kampung Maruni, dan Kampung Hingck.

2 kali selama tahun pertama Tahap Operasi.

WSS dengan petani telah dilakukan

Persepsi masyarakat cukup baik

Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan petani

36 Perubahan persepsi masyarakat

-Frekuensi konflik antara masyarakat lokal dan perusahaan -Frekuensi pengaduan masyarakat lokal ke Kantor Manajemen Perusahaan.

Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk

1. Menggunakan metode pengupasan ramah lingkungan.

2. Menyimpan tanah hasil pengupasan di tempat yang aman dari proses terjadinya erosi.

Kampung Maruni, dan Kampung Hingck.

2 kali selama tahun pertama Tahap Operasi.

Proses pengupasan dan penimbunan tanah pucuk dilakukan sesuai dengan aturan

Persepsi masyarakat cukup baik

Tidak terjadi konflik antara warga masyarakat lokal dengan pihak perusahaan

37 Peningkatan Pendapatan

Realisasi pembayara

Penggalian/Pembongk

Wawancara dengan petani kangkung dan

Kampung Maruni dan

2 kali setahun

Pembayaran ganti rugi

Terjadi peningkatan

Pendapatan masyarakat

Page 85: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-112

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

n ganti rugi tanaman kangkung dan ikan mujair

aran batu gamping

ikan mujair Kampung Hingck.

selama tahun kedua pembongkaran batu gamping pada Tahap Operasi.

dilakukan sesuai dengan kesapakatan oleh para pihak

pendapatan meningkat pada saat pembayaran ganti rugi terlaksana

38 Perubahan persepsi masyarakat

Jumlah anggota masyarakat yang memandang positif realisasi penggalian dan pembongkaran

Penggalian dan Pembongkaran batu gamping

WSS dengan petani kangkung dan ikan mujair.

Kampung Maruni, dan Kampung Hingck.

2 kali selama tahun pertama Tahap Operasi.

WSS dengan petani telah dilakukan

Persepsi masyarakat cukup baik

Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan

39 Perubahan Pendapatan usaha tani

Debu gamping

Peremukan batu gamping

1. Pelaksanaan penutupan crushing plant di pantau secara visual

2. Kandungan debu gamping disekitar areal pertanian tidak ada.

Areal usaha pertanian pada kampung Andai, Kampung Maruni, Kampung Dobut, Kampung Misapmesy, Kampung Hingck, dan Kampung Anggrisi.

3 bulan sekali selama tahap Operasi

Penutupan crushing plang telah dilakukan

Tidak terjadi perubahan pendapatan usaha tani akibat kegiatan peremukan batu gamping

Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan

Page 86: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-113

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

Dalam batas sosial wilayah studi

40 Perubahan persepsi masyarakat

Jumlah anggota masyarakat yang mengeluhkan buruknya kualitas udara.

Peremukan batu gamping

WSS dengan warga masyarakat petani.

MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC.

2 kali setahun selama Tahap Operasi.

WSS dengan masyarakat terkait dengan kegiatan peremukan batu gamping telah dilakukan

Hapir tidak ada keluhan dari mayarakat terkait proses peremukan batu gamping

Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan

41 Perubahan pendapatan masyarakat

Besar pendapatan yang berasal dari usaha penjualan tanah urug dan usaha bibit tanaman/tumbuhan untuk

Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang

1. Adanya kontraktor lokal dan Pelibatan masyarakat dalam pekerjaan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang

2. Jenis tanaman buah yang ditanam

3. Pertumbuhan tanaman dipantau secara berkala

Kelurahan Andai, Kampung Maruni, Kampung Dobut, Kampung Misapmesy, Kampung Hingck, dan Kampung Anggrisi.

1 kali dalam 6 bulan selama proses reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang Tahap Operasi.

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi perubahan pendapatan masyarakat, karena reklamasi dan revegatasi belum dilakukan

Page 87: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-114

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

revegetasi.

42 Perubahan persepsi masyarakat

Respon masyarakat terhadap reklamasi dan revegetasi

Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang

Jumlah masyarakat yang memberikan respon positif terkait kegiatan reklamasi dan revegetasi

Kelurahan Andai, Kampung Marubi, dan Kampung Hingck.

2 kali setahun selama Tahap Operasi.

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi perubahan persepsi masyarakat

43 Perubahan Nilai Lahan

Harga lahan persatuan luas

Reklamasi dan revegetasi areal lahan bekas tambang Tahap Operasi

Kesuburan lahan, pemanfaatan lahan, dan nilai jual lahan

Areal lahan bekas tambang

2 kali se-tahun selama kegiatan reklamasi dan revegetasi

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi perubahan Nilai Lahan

44 Perubahan kesempatan berusaha

Jenis dan jumlah usaha baru

Pelaksanaan CSR

1. Adanya kelompok tani dipantau dengan WSS dan pengamatan langsung.

2. Petani sudah mengikuti pelatihan.

3. Hasil produksi pertanian

Kelurahan Andai, Kampung Maruni, Kampung Dobut, Kampung Misapmesy, Kampung Hingck, dan Kampung Anggrisi.

2 kali setahun selama Tahap Operasi

Belum ada pelaksanaan CSR yang dilakukan pada periode Agustus 2020-Januari 2021

Terjadi peningkatan kesempatan berusaha

Kesempatan berusaha masyarakat meningkat terlihat adanya warung-warung yang dibuka di sekitar lokasi kegiatan.

45 Perubahan Perekonomian Lokal

Teknologi produksi dan corak usahatani

Pelaksanaan CSR

-Pengamatan lansung di lapangan. -WSS dengan petani peserta CSR. -WSS dengan Pihak

MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa,

2 kali setahun selama Tahap Operasi

Belum ada pelaksanaan CSR yang dilakukan pada periode

Tidak terjadi perubahan perekonomian masyarakat lokal yang

Pemantauan dilakukan di sekitar lokasi kegiatan

Page 88: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-115

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

Manajemen PT. SDIC

Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC Indonesia

Agustus 2020-Januari 2021

signifikan

46 Perubahan persepsi masyarakat

Respon positif masyarakat

Pelaksanaan CSR

Program CSR MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC Indonesia

2 kali setahun selama Tahap Operasi.

Belum ada pelaksanaan CSR yang dilakukan pada periode Agustus 2020-Januari 2021

Persepsi masyarakat cukup baik

Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak manajemen PT. SDIC INDONESIA terkait pelaksanaan CSR

Page 89: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-116

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

47 Perubahan pola penyakit

10 jenis penyakit

Operasional alat berat di penambangan

1. Penyiraman di tapak proyek

2. Kendaraan layak operasional

1. Tapak kegiatan/ proyek

2. Permukiman penduduk Kampung-kampung disekitar pertambangan

1 (Satu) Kali Dalam 6 (Enam) Bulan

Melakukan penyiraman secara rutin Kendaraan yang digunakan layak pakai (sudah di KIR)

Tidak terjadi perubahan pola10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit

Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pekerja dan penduduk disekitar lokasi kegiatan

48 Perubahan pola penyakit

10 jenis penyakit

Peledakan

1. Jarak peledakan

2. Waktu peledakan

3. SOP Peledakan

1. Tapak kegiatan/ proyek

2. Permukiman penduduk Kampung-kampung disekitar pertambangan

1 (Satu) Kali Dalam 6 (Enam) Bulan

Peledakan dilakukan sesuai dengan aturan

Tidak terjadi perubahan pola10 besar jenis penyakit Atau Prevalensi dan Insiden Penyakit

Pemantauan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan

TAHAP PASCA OPERASIONAL

1 Perubahan kualitas iklim mikro

1. Kecepatan angin ≤ 8.7 m/s

2. Suhu dan Kelembaban udara

3. Ph hujan berkisar 7,0

Reklamasi dan Revegetasi Lahan

1. Luas lahan yang di reklamasi & revegetasi tambang batu gamping ≤ 1 ha/hari dipantau dengan visual

2. Jumlahbiopori dengan diameter 10 cm,

1. Areal yang ditanam

2. Areal yang telah ditanam

3. Di areal yang sedang ditanam

4. Pada titik pengamata

1. 1 kali / minggu pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi

2. 1kali/bulan pada tahap pasca operasi

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi perubahan kualitas iklim mikro

Page 90: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-117

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

kedalaman 1 m 3. Penyemprotan

air secara rutin pada pagi, siang dan sore.

4. Mengukur indeks kenyamanan (suhu dan kelembaban) dengan menggunakan persamaan Niewolt (THI=0,8T (RH.T)/500)

5. Dengan menggunakan AWS (automatic Weather System) untuk mengukur kecepatan, arah angin, danindeks kenyamanan

6. Mengukur ph air hujan dengan ph meter atau kertas lakmus

n AWS 5. 1 titik

pengamatan AWS yang bebas hambatan

6. Di tempat penampungan air hujan AWS

reklamasi & revegetasi

3. 1 kali/ minggu pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi

4. 1 kali/ bulan pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi

5. 1 kali/ bulan pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi

6. 1 kali/ bulan pada tahap pasca operasi reklamasi & revegetasi

2 Penurunan laju aliran permukaan

Debit Aliran permukaan

Reklamasi dan Revegetasi

1. Reklamasi dipantau secara visual

2. Debit aliran

1. Dilokasi Bekas Tambang

1. 1 Kali dalam 3 bulan

Bentuk pemantauan belum

Reklamasi dan Revegetasi belum

Tidak terjadi penurunan laju aliran permukaan

Page 91: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-118

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

permukaan diukur kembali dengan memasukan nilai koefisien yang baru setelah adanya peningkatan keanekaragaman vegetasi

2. Di areal yang direvegetasi

2. 1 Kali dalam 3 bulan

dilakukan dilakukan

3 Kesuburan tanah

KTK, KB, P-potensial, K-potensial, C-organik tanah

Reklamasi dan Revegetasi

Analisis tanah Lokasi pengambilan tanah untuk media tanam

Setelah selesai penambangan dan Sebelum reklamasi dan revegetasi dilakukan

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi perubahan kesuburan tanah

4 Penurunan sedimentasi Sungai

Konsentrasi TSS, DO

Reklamasi dan Revegetasi

Pengukuran TSS dilakukan dengan analisis lab

Di aliran sungai Werbedey (Anak sungai Maruni)

1 kali dalam 3 bulan

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi penurunan sedimentasi Sungai

5 Penurunan kualitas udara Ambient

Konsentrasi debu dan gas SO2 dan NO2 berada dibawah baku mutu menurut PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalia

Reklamasi dan revegetasi

1. Data yang diperlukan untuk kajian perubahan kualitas udara adalah data parameter kualitas udara Ambient yaitu debu (TSP) dan gas udara Ambient (SO₂ dan

NO₂).

Kampung maruni dan kampung Hink

6 bulan sekali Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi Penurunan kualitas udara Ambient

Page 92: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-119

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

n Pencemaran Udara

2. Pengambilan debu (TSP) dilakukan dengan metode filtrasi.

3. Hasil analisis kualitas udara dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan PP. RI No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

6 Penurunan Kualitas air sungai

TDS, TSS dan ph

Reklamasi dan revegetasi

Data yang diperlukan untuk kajian perubahan kualitas air permukaan adalah kualitas air sungai di wilayah studi. Selain itu diperlukan juga data tentang rencana kegiatan dalam usaha perumahan dan permukiman yang akan mengakibatkan perubahan kualitas air sungai di wilayah studi, serta kualitas dan debit air limbah yang dihasilkan akibat kegiatan PT. SDIC INDONESIA, terutama; pembersihan lahan

Air sungai Maruni

6 bulan sekali Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi penurunan Kualitas air sungai

Page 93: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-120

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

dan aktivitas serta operasi pabrik . -Data kualitas air sungai di wilayah studi diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan dan analisis di laboratorium.

7 Perubahan (peningkatan) keragaman dan populasi satwaliar

Keragaman jenis dan populasi

Reklamasi dan revegetasi

Observasi dilakukan pada lokasi reklamasi dan revegetasi terhadap kehadiran jenis-jenis satwaliar, status pertumbuhan populasi satwa yang menunjukan tren positif. Meningkatnya peranan habitat sebagai fungsi shelter, cover, mating dan breeding seasons serta sebagai feeding ground satwa liar

Di areal reklamasi/reboisasi dan revegetasi penambangan batugamping (blok III)

Periode pengamatan dilakukan setiap tahun untuk memastikan pertumbuhan populasi dan keraagaman satwaliar

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadiperubahan (peningkatan) keragaman dan populasi satwaliar

8 Perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi

Keanekaragaman Vegetasi tambang Jumlah vegetasi

Reklamasi dan Revegetasi

Revegetasi pada areal pengambilan lempung dilakukan dengan sistem blok diusahakan untuk dilakukan penanaman kembali dengan jenis-jenis vegetasi yang mudah tumbuh atau

Di areal reklamasi/reboisasi dan revegetasi penambangan batugamping (blok III)

Setelah pembersihan dan pengambilan lempung pada blok III

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Perubahan struktur, dominansi dan keanekaragaman vegetasi

Page 94: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-121

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

asli dari lokasi tersebut maupun kelompok buah-buahan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar

9 Perubahan persepsi masyarakat

Hak-hak tenaga kerja yang diberikan perusahaan

Pengahiran hubungan kerja

1. WSS dengan mantan tenaga kerja perusahaan.

2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.

1. Basecamp/Mes Karyawan

2. Lokasi permukiman mantan tenaga kerja

1 kali, segera setelah pengahiran hubungan kerja.

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Pengahiran hubungan kerja belum dilakukan

Tidak terjadi Perubahan persepsi masyarakat

10 Perubahan kesempatan berusaha

Nilai pasar produksi yang dihasilkan petan i mantan peserta CSR.

Pengahiran hubungan kerja

1. WSS dengan petani mantan peserta CSR.

2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.

MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA

2 kali setahun selama Tahap Pasca Operasi. Lahan

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Pengahiran hubungan kerja belum dilakukan

Tidak terjadi Perubahan kesempatan berusaha

Page 95: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-122

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

11 Perubahan persepsi masyarakat

Jumlah anggota warga masyarakat lokal yang menyatakan senang terhadap kegiatan perusahaan.

Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang

1. WSS dengan mantan tenaga kerja perusahaan.

2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.

MANSEL: Kelurahan Andai, Kampung Wamesa, Maruni, Dobut, dan Misapmesy WARMARE : Kampung Hingck TANARUBU: Kampung Anggrisi. Kantor manajemen lapangan PT. SDIC INDONESIA

2 kali selama kegiatan Reklamasi dan Revegetasi

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi Perubahan persepsi masyarakat

12 Perubahan persepsi masyarakat

Jumlah anggota Keret Mansim selaku pemegang hak adat atas lahan yang menyatakan senang dengan kegiatan PT. SDIC INDONESI

Pengembalian lahan

1. WSS dengan Kepala Keret Mansim, dan Keluarga Keret Mansim.

2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.

3. WSS dengan Kepala BPN Manokwari

1. Kelurahan Andai

2. Kantor Manajemen PT. SDIC INDONESIA

2 kali selama proses pengembalian lahan

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Pengembalian lahan belum dilakukan

Tidak terjadi Perubahan persepsi masyarakat

Page 96: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-123

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

A

13 Perubahan penguasaan dan pemanfaatan lahan

Proses perubahan penguasaan lahan dari HGU menjadi hak ulayat Keret Mansim.

Pengembalian lahan

1. WSS dengan Kepala Keret Mansim, dan Keluarga Keret Mansim.

2. WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.

3. WSS dengan Kepala BPN Manokwari

1. Kelurahan Andai

2. Kantor Manajemen PT. SDIC INDONESIA

2 kali setahun selama proses pengembalian lahan

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Pengembalian lahan belum dilakukan

Tidak terjadi Perubahan penguasaan dan pemanfaatan lahan

14 Perubahan penguasaan dan pemanfaatan SDA

Proses perubahan penguasaan SDA dari PT. SDIC menjadi hak ulayat Keret Mansim.

Pengembalian lahan

-WSS dengan Kepala Keret Mansim, dan Keluarga Keret Mansim. -WSS dengan Pihak Manajemen perusahaan.

1. Kelurahan Andai

2. Kantor Manajemen PT. SDIC INDONESIA

2 kali setahun selama proses pengembalian lahan

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Pengembalian lahan belum dilakukan

Tidak terjadi Perubahan penguasaan dan pemanfaatan SDA

15 Perubahan pola penyakit

Pola penyakit

Reklamasi dan revegetasi

1. Pengumpulan data sekunder dari Dinas kesehatan Wanokwari

2. Survey dan wawancara dengan masyarakat menggunakan kuesioner

3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif

1. Tapak kegiatan/ proyek

2. Permukiman penduduk Kampung-kampung disekitar pertambangan

Minimal 6 (enam) bulan 1 (satu) kali

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi Perubahan pola penyakit

Page 97: Tabel 2.2 Matriks RKL Kegiatan Rencana Pembangunan …

PT. SDIC INDONESIA II-124

No

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Pemantauan Lingkungan Hidup yang

dilakukan

Jenis Dampak

Indikator/ Parameter

Sumber Dampak

Metode Pengumpulan dan

Analisis Data

Lokasi Pemantauan

Waktu dan Frekwensi

Pelaksanaan Hasil

pemantauan Keterangan Pemantauan

16 Perubahan sanitasi lingkungan

Sanitasi lingkungan

Reklamasi dan revegetasi

1. Pengamatan langsung di lapangan, serta wawancara dengan pekerja

2. Pengumpulan data sekunder.

3. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif

Tapak kegiatan/ proyek

Minimal 6 (enam) bulan 1 (satu) kali

Bentuk pemantauan belum dilakukan

Reklamasi dan Revegetasi belum dilakukan

Tidak terjadi perubahan sanitasi lingkungan