ta. 2017/ 2018 · standar operasional prosedur aspek yang dinilai nilai 0 1 2 pengertian menimbang...
TRANSCRIPT
BUKU PANDUAN MAHASISWA
MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN ANAK- MATERNITAS
TA. 2017/ 2018
PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES dr. SOEPRAOEN
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
MALANG 2018
PENYUSUN:
TIM KEPERAWATAN ANAK DAN MATERNITAS
1
Tim Penyusun: 1. Ns. Apriyani Puji Hastuti, S.Kep., M.Kep.
2. Ns. Aloysia Ispriantari, S.Kep., M.Kep.
3. Ns. Nunung Ernawati, S.Kep., M.Kep
4. Ns. Dian Pitaloka, S.Kep., M.Kep.
Editor: Ns. Musthika Wida Mashitah, S.Kep., M.Biomed. Penerbit: Genius Press Diterbitkan untuk kalangan sendiri POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN 2018
2
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
ANTROPOMETRI
(MENIMBANG BERAT BADAN)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Menimbang berat badan menggunakan timbangan
badan
TUJUAN
1. Mengetahui berat badan dan pertumbuhan berat
badan bayi/anak
2. Membantu menentukan terapi cairan,obat,diet ,dll
KEBIJAKAN
1.Pasien baru
2.Anak dengan kondisi tertentu
mis:diabetes,jantung,nefritis
3.Anak yang dirawat
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 2)
1. Timbangan bayi/anak dalam keadaan siap
2. Kain alas timbangan(untuk bayi)
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 20)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
4.Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi klien
C. Tahap Kerja
Pada Bayi:
1. Pakai baju khusus (Skort)dan masker bila perlu
2. Pasang kain pengalas pada timbangan
3. Stel timbangan dengan penunjuk angka pada nol
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
3
4. Buka baju bayi kecuali popok,baringkan bayi diatas
timbangan
5. Baca penunjuk angka
6. Rapikan bayi kembali
7. Catat pada KMS
Pada Anak:
1. Setel timbangan dengan penunjuk angka nol
2. Anjurkan anak melepas alas kaki sepatu/sandal
3. Mintalah anak untuk berdiri diatas timbangan injak
4. Baca penunjuk angka
5. Beritahu anak bahwa kegiatan telah selesai
6. Rapikan anak
7. Catat pada lembar keperawatan
D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Catatan: Perkiraan BB bayi/anak
BBL = 2.5-3.5 kg
Usia < 1 th (12 bln) =bulan + 9
2
Usia 2 -6 th = 2n + 8
Usia 6-12 th = n x 7 – 5
2
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
4
5
6
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
ANTROPOMETRI
(MENGUKUR TINGGI BADAN)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Mengukur panjang badan bayi dan tinggi badan anak
menggunakan alat pengukur
TUJUAN Mengetahui panjang badan bayi dan tinggi badan anak
KEBIJAKAN
1. Bayi baru lahir
2. Setiap hari/rutin
3. Anak baru masuk rumah sakit
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 1)
1. Ukuran panjang/meteran yang terbuat dari kayu
maupun logam
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 18)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
4.Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi klien
C. Tahap Kerja
Pada Bayi:
1. Baringkan bayi terlentang tanpa dibedong dengan
kedua kaki diluruskan
2. Ukur panjang bayi mulai dari ujung kepala sampai
ke tumit
3. Baca penunjuk angka
4. Rapikan bayi kembali
5. Catat pada KMS
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
7
Pada Anak:
1. Siapkan alat pengukur
2. Ukur anak dengan posisi berdiri mulai dari ujung
kepala sampai ke tumit
3. Baca penunjuk angka
4. Rapikan anak kembali
5. Catat pada lembar keperawatan /KMS
D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Catatan: Perkiraan TB bayi/anak (cm)
Tinggi badan Usia 1 th (12 bln) =1,5 x tinggi badan lahir
Usia 2 – 12 th = usia (th) x 6 + 77
Usia 13 th = 3 x Tb lahir
Usia > 13 th = 3,5 x TB lahir atau 2x TB 2 th
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
8
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
(LINGKAR LENGAN ATAS)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Mengukur lingkar lengan anak dengan menggunakan
pita pengukur
TUJUAN Mengetahui tebal lapisan lemak pada anak
KEBIJAKAN Sesuai dengan program pengobatan
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 1)
suatu pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas
tertentu berlapis plastik.
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 24)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
4.Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi klien
D. Tahap Kerja
Lingkar lengan atas
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
9
1. Pita diletakkan dibagian lengan kiri atas, tangan
dalam keadaan lurus kebawah
2. Ujung pita pengukur masuk lubang 0 (titik 0)
3. Pita pengukur kemudian ditarik sehingga pas
melingkar lengan
4. Cara membaca pita :
Bila lingkar lengan dibawah angka 12 cm (warna
merah) termasuk gizi buruk
Bila lingkar lengan atas antara 12 – 13,5 cm
(warna kuning) termasuk gizi kurang
Bila lingkar lengan atas diatas 13,5 (warna hijau)
termasuk gizi normal.
Pada bayi 0-30 hari : ≥9.5 cm
5. Rapikan bayi/ anak
6. Bersihkan dan bereskan alat- alat
D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
10
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
ANTROPOMETRI
(MENGUKUR LINGKAR KEPALA)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Mengukur lingkar kepala bayi dengan menggunakan pita
ukur dilakukan secara rutin sampai dengan bayi berusia
2 tahun
TUJUAN Melakukan penilaian dan pemantauan lingkar kepala
yang mencerminkan ukuran dan pertubuhan otak
KEBIJAKAN
1. Bayi baru lahir
2. Stiap bulan / 2 bulan
3. Anak baru masuk rumah sakit
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 1)
1. Meteran atau pita ukur
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 20)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
4.Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi klien
D. Tahap Kerja
Pada Bayi:
1. Baringkan bayi terlentang
2. Ukur lingkar kepala bayi mulai dari dahi melewati
bagian atas alis mata dan telinga sampai ke kepala
bagian belakang
3. Baca penunjuk angka
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
11
4. Lakukan pengukuran lingkar kepala secara rutin 1
atau 2 bln sekali sampai anak berusia 2 th,rata-rata
pertambahan lingkar kepala sekitar 2 cm/bl sampai 3
bln pertama.
5. Lingkar kepala bayi baru lahir rata-rata adalah 35 cm.
Untuk bayi perempuan umumnya antara31-36 cm,
bayi lai-laki 32-38 cm.
Pengukuran Ubun- ubun
6. ukuran rata-rata ubun-ubun besar saat lahir adalah 2,1
cm
7. Ubun-ubun besar akan menutup saat usia 14 bulan.
Ubun-ubun besar yang lebar atau terlambat menutup
dapat terjadi pada atrofi otak, akondroplasia,
hipotiroid, sindrom Down, atau peningkatan tekanan
12
intrakranial. Ubun-ubun besar yang membonjol
disebabkan peningkatan tekanan inntrakranial karena
hidrosefalus atau tumor. Ubun-ubun cekung dapat
terjadi pada atrofi otak dan dehidrasi. Ubun-ubun
besar yang menutup dibawah usia 6 bulan atau belum
menutup pada usia 18 bulan, mencerminkan adanya
gangguan pertumbuhan otak.
8. Rapikan bayi kembali
9. Catat pada KMS
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
13
14
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMERIKSAAN TANDA- TANDA VITAL PADA ANAK
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui
tanda- tanda vital pada anak.
TUJUAN
1. Mengumpulkan data tentang kesehatan pasien
2. Menambah informasi atau menyangkal data yang
diperoleh dari riwayat pasien
3. Mengidentifikasi masalah pasien
4. Menilai perubahan status pasien
5. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan
KEBIJAKAN 1. Pasien baru
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 17)
1. Format Pengkajian Pediatri
2. Manset anak
3. Stetoskop
4. Tensimeter
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 25)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan,pastikan tempat
pemeriksaan aman dan nyaman bagi bayi/anak,Beri
gambar-gambar yang lucu dan menarik di ruang
pemeriksaan,serta pastikan suhu ruang pemeriksaan
tetap hangat
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
a. Bayi (1-18) bulan
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
15
1. Dekati bayi dan sampaikan prosedur pada orang
tua
2. Buka semua baju kecuali popok
3. Bila tidak memungkinkan dilakukan pemeriksaan
dengan posisi terlentang diatas meja pemeriksaan
biarkan bayi tetap digendng oleh orang tua
4. Berikan mainan yang mncolok untuk mengalihkan
perhatian
5. Ubah urutan pengkajian sesuai aktifitas bayi
b. Bayi/anak (18 bln-3 tahun)
1. Dekati anak paling tidak sampai anak mengenal
anda
2. Perkenalkan alat yang akan digunakan dengan
membiarkan anak menyentuh alat tersebut
3. Biarkan anak tetap dekat dengan oran tuanya
c. Anak prasekolah
1. Lebih suka berdiri atau duduk , biasanya
kooperatif dengan posisi telungkup/terlentang
2. Bila anak kooperatif lakukan dari kepala ke jari
kaki,bila tidak lakukan sesuai aktifitas anak
3. Lebih menyukai bila dkat dengan orang tua
d. Anak usia sekolah
1. Lebih menyukai posisi duduk,cenderung kooperatif
pada semua posisi
2. Anak kecil menyukai berada dekat dengan orang
tua
3. Anak yang lebih besar lebih meyukai privasi
e. Remaja
1. Sama dengan usia sekolah
2. Berikan pilihan untuk keberadaan orang tua
C. Tahap Kerja
TEKANAN DARAH
1. Pengukuran sama seperti pada orang dewasa, tetapi
menggunakan manset khusus untuk anak, yang
ukurannya lebih kecil dari manset dewasa. Besar
manset antara setengah sampai dua per tiga lengan
atas. Tekanan darah waktu lahir 60 – 90 mmHg sistolik,
dan 20 – 60 mmHg diastolik. Setiap tahun biasanya
naik 2 – 3 mmHg untuk keduaduanya dan sesudah
pubertas mencapai tekanan darah dewasa.
NADI
2. Perlu diperhatikan, frekuensi/laju nadai (N: 60-100
x/menit), irama, isi/kualitas nadi dan ekualitas
(perabaan nadi pada keempat ekstrimitas
PERNAFASAN
3. Perlu diperhatikan laju nafas, irama, kedalaman dan
pola pernafasan.
SUHU
Rectal
16
Anak tengkurap di pangkuan ibu, ditahan dengan
tangan kiri, dua jari tangan kiri memisahkan dinding
anus kanan dengan kiri, dan termometer dimasukkan
anus dengan tangan kanan ibu.
Oral Termometer diletakkan di bawah lidah anak.
Biasanya dilakukan untuk anak 6 tahun.
Aksiler Termometer ditempelkan di ketiak dengan
lengan atas lurus selama 3 menit. Umumnya suhu yang
diperoleh 0,5 lebih rendah dari suhu rektal.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi keadaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
17
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI/ANAK
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui
keadaan fisik dan keadaan kesehatan.
TUJUAN
1. Mengumpulkan data tentang kesehatan pasien
2. Menambah informasi atau menyangkal data yang
diperoleh dari riwayat pasien
3. Mengidentifikasi masalah pasien
4. Menilai perubahan status pasien
5. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan
KEBIJAKAN 1. Pasien baru
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 17)
1. Format Pengkajian Pediatri
2. Tensimeter dg manset kecil
3. Bolpoint
4. Penlight
5. Sarung Tangan
6. Meteran
7. Termometer
8. Spatel lidah
9. Stetoskop
10. Reflek hammer
11. Timbangan BB
12. Otoskop
13. Pengukur TB
14. Lembar DDST
15. Jam tangan
16. Spekulum hidung
17. Mainan sesuai usia bayi/anak
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
18
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 25)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan,pastikan tempat
pemeriksaan aman dan nyaman bagi bayi/anak,Beri
gambar-gambar yang lucu dan menarik di ruang
pemeriksaan,serta pastikan suhu ruang pemeriksaan
tetap hangat
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
a. Bayi (1-18) bulan
1. Dekati bayi dan sampaikan prosedur pada orang
tua
2. Buka semua baju kecuali popok
3. Bila tidak memungkinkan dilakukan pemeriksaan
dengan posisi terlentang diatas meja pemeriksaan
biarkan bayi tetap digendng oleh orang tua
4. Berikan mainan yang mncolok untuk mengalihkan
perhatian
5. Ubah urutan pengkajian sesuai aktifitas bayi
b. Bayi/anak (18 bln-3 tahun)
1. Dekati anak paling tidak sampai anak mengenal
anda
2. Perkenalkan alat yang akan digunakan dengan
membiarkan anak menyentuh alat tersebut
3. Biarkan anak tetap dekat dengan oran tuanya
c. Anak prasekolah
1. Lebih suka berdiri atau duduk , biasanya
kooperatif dengan posisi telungkup/terlentang
2. Bila anak kooperatif lakukan dari kepala ke jari
kaki,bila tidak lakukan sesuai aktifitas anak
3. Lebih menyukai bila dkat dengan orang tua
d. Anak usia sekolah
1. Lebih menyukai posisi duduk,cenderung kooperatif
pada semua posisi
2. Anak kecil menyukai berada dekat dengan orang
tua
3. Anak yang lebih besar lebih meyukai privasi
e. Remaja
1. Sama dengan usia sekolah
2. Berikan pilihan untuk keberadaan orang tua
C. Tahap Kerja
1. Keadaan umum : ( ) Baik ( ) Sedang
( ) Jelek/gelisah
Klien tampak
19
( ) Jaundice ( ) Anemia ( ) Cyanosis
( ) Clubbing finger ( ) Oedem ( ) Limfonodi
a. Kesadaran :
( ) GCS normal 4/5/6
( ) AVPU normal A (alert/sadar penuh)
b. Tanda-tanda vital :
( ) Tekanan darah....(mmHG)
( ) Nadi:.....(x/mnt)
( ) Suhu.........(C)
( )Pernafasan.....(x/mnt)
c. Tinggi badan :........(m)
Berat badan :.........(kg)
d. Status Nutrisi :
( ) Kurang ( ) Cukup ( ) Berlebih
2. Kepala dan Leher
a. Kepala :
( ) Bentuk kepala simetris/tidak
( ) Massa/benjolan
( ) Distribusi rambut&warna rambut
( ) Adanya lesi/luka
b. Mata :
1. Posisi mata ( ) Simetris ( ) Tidak
2. Konjungtiva
( ) Normal/merah muda ( ) Anemia
( ) Perdarahan
3. Kelopak mata ( ) Normal ( ) Ptosis
4. pergerakan bola mata
( ) Normal ( ) abnormal
Strabismus ringan dapat ditemukan pada bayi
normal dibawah 6 bulan
5. Kornea
( )Normal ( ) Keruh/berkabut ( )Terdapat
perdarahan
6. Pupil (reaksi terhadap cahaya)
( ) isokor ( )Miosis ( ) Midriasis
7. Sklera
( ) ikterik ( ) Anikterik
8. Funsi penglihatan : ( ) Baik ( ) Kabur
9. Penggunaan alat bantu : ( ) Ya ( ) Tidak
Apabila ya menggunakan :
( ) Kaca mata ( ) Lensa kontak
( ) Minus…..ka/ ki ( ) Plus….ka/ki
( ) silinder…ka/ki
10. Pemeriksaan mata terakhir : ………………………...
Riwayat Operasi ………………………………………
c. Hidung :
1. Septum nasi
( ) ditengah/tdk bengkok ( ) tdk ditengah
20
2. Sekret hidung ( ) Ya ( ) Tidak
Bila ya sekret yang keluar
( ) jernih ( ) purulent ( ) darah
3. Polip Hidung ( ) Ada ( ) Tidak
4. Peradangan mukosa hidung
( ) Ya ( ) Tidak
d. Mulut dan Tenggorokan :
( ) Keadaan gigi ( ) Warna bibir
( ) Mukosa ( ) Lesi ( ) Warna Lidah ( )
Karies ( ) Kesulitan menelan
( ) Gangguan bicara
( ) Amati keadaan tonsil(tentukan T0-T4)
e. Telinga :
( ) Kesimetrisan ( ) Nyeri pada daun telinga
( ) membran tympani ( ) Liang telinga bersih
( ) Sekret
( ) Fungsi pendengaran :
lakukan tes
( ) Rinne ( ) Weber ( ) Swabach
f. Leher :
( ) Bentuk leher ( ) Nyeri/Nyeri tekan
( ) Benjolan/massa ( ) Letak trakhea
( ) Vena jugularis distension/JVD
( ) Pembengkakan kelenjar Tiroid
( ) Pembengkakan limfe
3. Sistem Integumen(Kulit dan kuku)
a. Kulit
Turgor Kulit: ( ) <1 detik ( ) > 1detik
Warna Kulit: ( ) Kemerahan ( ) Sianosi
( ) Pucat
Jaringan parut ( ) Ada ( ) Tidak Kondisi kulit
( ) Baik/utuh ( ) Ada ulkus
( ) Ada lesi
Kelainan pada kulit ( ) Ptekie ( ) Memar
( ) Gatal ( ) Dekubitus
b. Kuku
CRT/pengisian kapiler ( ) <1 dtk ( ) >1dtk
Warna ( ) kemerahan ( ) Cyanosis
Bentuk ( ) Normal ( ) Clubbing finger
4.Sistem Pernafasan
• Inspeksi :
Bentuk dada ( ) Normal ( ) Pigeon chest ( )
Barrel chest ( ) Funnel chest
( ) Skoliosis
Pergerakan Dada ( ) Simetris ( ) Tidak
Penggunaan otot bantu pernafasan ( ) Ya ( )
Tidak
Respiratory Rate/frekuensi nafas ....x/mnt
21
• Auskultasi
Suara Paru Normal:( ) Vesikuler ( )
Bronkhovesikuler ( ) Bronkhial/tubuler
Suara Paru tdk normal ( ) Ronchi ( ) Wheezing
( ) Rales ( ) Friction rub
• Palpasi
Ekspansi paru ( ) Simetris ( ) Tidak
Vokal fremitus ( ) Simetris bilateral ( )Tidak
Nyeri tekan ( ) Ada ( ) Tidak
• Perkusi
Suara ( ) Sonor ( ) Dulness/pekak
Batas-batas Paru normal.....
5. Sistem Kardiovaskuler
• Inspeksi&Palpasi :
a.JVD/JVP :
( ) tidak ada pembendungan,normal <2.5 cm
( ) terdapat pembendungan, .....cm
b.Pulsasi
( ) normal ada tp tidak tampak
( ) tampak pulsasi
c.Iktus cordis
( ) Teraba ( ) Tidak
d.Nyeri dada: ( ) Ya ( ) Tidak
Bila ada nyeri dada karakteristik nyeri:
( ) Spt ditusuk-tusuk ( ) Seperti terbakar
( ) Spt tertindih benda berat
( ) Menjalar ke bahu dan lengan kiri
e.Akral(temperatur kulit)
( ) Dingin ( ) Hangat
• Auskultasi
Denyut nadi apikal....x/mnt
TD :......mmHg
S1 :terdengar tunggal di.........
S2:terdengar tunggal di..........
S3: ( ) Ada ( ) Tidak,bila ada:ssss
( ) Gallop ( ) Murmur
• Perkusi
Terdengar suara ( ) Pekak/dullnes
Pada Batas-batas:atas...........
Bawah.........
6. Payudara dan Ketiak
a. Benjolan/massa ( ) Ada ( ) Tidak
b. Nyeri/nyeri tekan ( ) Ada ( ) Tidak
c. Bengkak ( ) Ada ( ) Tidak
d. Kesimetrisan ( ) Ada ( ) Tidak
7. Sistem Pencernaan
• Inspeksi
a.Bentuk abdomen
( ) Flat/datar ( ) Cekung ( ) Buncit
22
b.Benjolan/massa ( ) Ada ( ) Tidak
c.Bayangan vena abdomen ( ) Ada ( ) Tidak
• Auscultation
Bising usus dlm 1 mnt: ......x/mnt
• Perkusi
( ) Tympani ( ) Hiper Tympanic
Shifting dullness(perubahan bunyi dari
tympanik ke pekak)
( ) Ada ( ) Tidak
• Palpation
a.Liver/Hati ( ) Teraba ( )Tidak teraba
b.Spleen/lien/Limpa ( ) Teraba ( ) Tidak
c.Empedu ( ) Tanda Murphy+ ( ) Neg
d.Titik mc burney ( ) Nyeri ( ) Tidak
e.Acites ( ) Ada ( ) Tidak,bila ada lingkar
perut.........cm
8. Sistem Urogenital
• Inspeksi:
a.Anus : ( ) Hemoroid ( ) Lesi/kemerahan
b.Rambut disekitar penis/vagina:
( ) Penyebaran Rata ( ) Tidak
c.Sekret yang keluar dari vagina/penis
( ) Ada, warna.... ( ) Tidak
• Palpasi
a.Skrotum: ( ) Bengkak ( ) tidak
b.Dinding anus ( ) pembengkakan prostat
9. Sistem Muskulosketaletal
a.Kekuatan otot 5 5
5 5
b.Kontraktur ( ) Ada ( ) Tidak
c.Pergerakan ( ) Ada hambatan ( ) Tidak
d.Deformitas ( ) Ada ( ) Tidak
e.Pembengkakan ( ) Ada ( ) Tidak
f.Nyeri/nyeri tekan ( ) Ada ( ) Tidak
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi keadaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
23
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMERIKSAAN SISTEM PERSYARAFAN PADA BAYI/ANAK
(PENGKAJIAN KESADARAN)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui
keadaan / fungsi otak,medulla spinalis dan sistem saraf
perifer.
TUJUAN
1. Mengumpulkan data tentang kesehatan pasien
2. Menambah informasi atau menyangkal data yang
diperoleh dari riwayat pasien
3. Mengidentifikasi masalah pasien
4. Menilai perubahan status pasien
5. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan
KEBIJAKAN 1. Pasien baru
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 2 )
1. Bolpoint
2. Lembar catatan perawat
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 17)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
C. Tahap Kerja
1. Kaji keadaan umum klien
2. Nilai kesadaran klien secara Secara Kualitatif:
1. Compos mentis
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
24
Anak mengalami kesadaran penuh dg
memberikan repon yg cukup thd stimulus yg
diberikan
2. Apatis
Anak mengalami acuh tak acuh thd keadaan
sekitarnya
3. Somnolen
Anak memiliki kesadaran yg lebih rendah
ditandai dengan anak tampak mengantuk,
selalu ingin tidur, tdk responsif thd
rangsangan ringan & masih memberikan
respon thd rangsangan yg kuat
4. Sopor
Anak tidak memberikan respon ringan
maupun sedang tetapi masih memberikan
respon sedikit thd rangsangan yg kuat dg
adanya refleks pupil thd cahaya yg masih
positif
5. Delirium
Tingkat kesadaran yg paling bawah ditandai
dengan disorienasi yg sangat iritatif, kacau &
salah persepsi thd rangsangan sensorik
6. Koma
Anak tdk dapat bereaksi thd stimulus
atau rangsangan apapun sehingga refleks
pupil thd cahaya tdk ada
3. Kaji Secara Kuantitatif :
1. Membuka mata
a. Spontan : 4
b. Dengan diajak bicara : 3
c. Dengan rangsangan nyeri : 2
d. Tidak membuka : 1
2. Respon verbal
a. Sadar dan orientasi ada : 5
b. Berbicara tanpa kacau : 4
c. Berkata tanpa arti : 3
d. Hanya mengerang : 2
e. Tidak ada suara : 1
Pada Anak < 2 th
Khusus untuk skala GCS : pada respon
verbalnya :
5 : tersenyum, mendengar atau
mengikuti
4 : menangis atau tenang
3 : menangis persisten yg tdk tepat
2 : agitasi atau gelisah
1 : tidak ada respon
25
3. Respon motorik
a. Sesuai perintah : 6
b. Terhadap rangsangan nyeri
1) Timbul gerakan normal : 5
2) Fleksi cepat & abduksi bahu : 4
3) Fleksi lengan dengan adduksi bahu:3
4) Ekstensi lengan, adduksi, endorotasi
bahu, pronasi lengan bawah : 2
5) Tidak ada gerakan
(digunakan pada usia > 2 tahun): 1
*Nilai : Membuka mata + vebal + motorik
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi keadaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
26
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMERIKSAAN SISTEM PERSYARAFAN PADA BAYI/ANAK
(PENGKAJIAN FUNGSI MOTORIK)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui
keadaan / fungsi otak,medulla spinalis dan sistem saraf
perifer.
TUJUAN Mengetahui fungsi motorik/pergerakan klien
KEBIJAKAN 1. Pasien baru
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 2 )
1. Bolpoint
2. Lembar catatan perawat
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 17)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
C. Tahap Kerja
1. Amati bayi/anak terhadap abnormalitas yang nyata
yang memepngaruhi fungsi motorik antara lain ukuran
,bentuk kepala dan bentuk tulang belakang.
2. Lakukan uji kekuatan/tonus otot
3. Gerakkan semua sendi dengan rentang gerakan
(ROM)
4. Pemeriksaan fungsi serebral dengan meminta anak
berjalan dengan tumit atau melompat
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
27
5. Uji Romberg ,dapat dilakukan dengan meminta anak
tetap berdiri,mata ditutup dan tangan rapat disamping.
Berdirilah dekat dengan anak untuk menahan anak
ketika anak jatuh(disfungsi serebral bila anak condong
ke satu sisi selama posisi
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi keadaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
28
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMERIKSAAN SISTEM PERSYARAFAN PADA BAYI/ANAK
(PENGKAJIAN FUNGSI SENSORIK/SARAF KRANIAL)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui
keadaan / fungsi otak,medulla spinalis dan sistem saraf
perifer.
TUJUAN Mengetahui fungsi sensoris klien
KEBIJAKAN 1. Pasien baru
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 6 )
1. Bolpoint
2. Lembar catatan perawat
3. Spatel lidah
4. Larutan /sirup dengan rasa manis,asam
5. Penlight
6. Bau-bauan seperti kopi,jeruk
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 24 )
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
C. Tahap Kerja
I.Olfaktorius Suruh anak menutup mata dan
menutup salah satu lubang hidung
berikan dua bau yang
berbeda(mis:kopi dan jeruk)
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
29
II.Optikus Periksa ketajaman penglihatan
anak,persepsi terhadap cahaya dan
warna dan penglihatan perifer.
III.Okulomoto
ris
Periksa ukuran dan reaksi
pupil.periksa kelopak mata terhadap
posisi jika terbuka.
IV.Troklearis Suruh anak menggerakkan mata ke
arah bawah dan ke arah dalam
V.Trigeminus Lakukan palapasi pd pelipis dan
rahang ketika anak merapatkan
giginya dengan kuat .kaji terhadap
kesimetrisan dan kekuatan.Tentukan
apakan bayi dapat merasakan
sentuhan halus diatas pipi.
VI.Abdusen Minta anak untuk melihat ke samping
kaji kemampuan untuk menggerakkan
mata secara lateral.
VII.Fasialis Uji kemampuan anak untuk
mengidentifikasi larutan
manis(gula),asam(jus).Kaji fungsi
motorik pada anak yang lebih besar
untuk senyum,menggembungkan
pipi,atau memperlihatkan gigi
VIII.Akustikus Uji pendengaran anak
IX.Glosofarin
geus
Uji kemampuan anak untuk
megidentifikasi rasa larutan pada lidah
posterior
X.Vagus Kaji anak terhadap suara parau dan
kemampuan menelan.Sentuhkan
spatel lidah ke posterior faring untuk
menentukan reflek muntah ada
XI.Aksesorius Suruh anak memutar kepala
kesamping dengan melawan
tahanan.Minta anak untuk
mengangkat bahu ketik bahunya
ditekan ke bawah
XII.Hipoglosu
s
Minta anak mengeluarkan
lidahnya.Periksa lidah terhadap
deviasi garis tengah.Dengarkan
kemampuan anak untuk
mengucapkan “r” (run,rabbit)
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi keadaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
30
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMERIKSAAN SISTEM PERSYARAFAN PADA BAYI/ANAK
(PENGKAJIAN REFLEKS TENDON DALAM DAN SUPERFISIAL)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui
keadaan / fungsi otak,medulla spinalis dan sistem saraf
perifer.
TUJUAN Mengetahui fungsi persyarafan
KEBIJAKAN 1. Pasien baru
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 4 )
1. Bolpoint
2. Lembar catatan perawat
3. Reflek hammer
4. Hand scoon
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 20)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
C. Tahap Kerja
Reflek Tendon
Dalam
1. Bisep Fleksikan lengan bawah
anak.Letakkan ibu jari anda diatas
ruang ante kubiti dan ketuk dengan
palu refleks
2. Trisep Tekuk lengan anak pada siku
sambil menopang lengan
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
31
bawah.Ketuk tendon trisep diatas
siku
3. Brakioradialis Letakkan lengan dan tangan anak
pada posisi relaks dengan telapak
tangan dibawah. Ketuk radius 2.5
cm diatas pergelangan tangan
4. Patela/knee
jerk
Suruh anak duduk di atas
meja/pangkuan orang tua dengan
tungkai fleksi dan tergantung.ketuk
tendon patela tepat dibawah
tempurung lutut
5. Achilles Suruh anak duduk diatas meja atau
pangkuan orang tua dengan
tungkai fleksi dan topang kaki
dengan pelan.ketuk pada tendon
achilles
Reflek
Superfisial
1. Abdomen Gores kulit ke arah umbilikus.Kaji
reflek di empat kuadran .umbilikus
akan bergerak ke arah
stimulus.Pada anak <6 bln jarang
dijumpai
2. Kremaster Gores paha dalam atas .Amati
gerakan testis tertarik ke dalam
kanalis inguinalis
3. Anus Rangsang kulit di area perianal
amati kontraksi sfingter anus yang
kuat
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi keadaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
32
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMERIKSAAN SISTEM PERSYARAFAN PADA BAYI/ANAK
(REFLEK AUTOMATISME)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Salah satu tehnik pengumpul data untuk mengetahui
keadaan / fungsi otak,medulla spinalis dan sistem saraf
perifer.
TUJUAN Mengetahui fungsi reflek primitif/yang normal pada bayi
KEBIJAKAN 1. Pasien baru
2. Evaluasi perkembangan kondisi pasien
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 6 )
1. Bolpoint
2. Lembar catatan perawat
3. Penlight
4. Spatel lidah
5. Giring-giring
6. Botol susu/dot
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 25)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
C. Tahap Kerja
Reflek Metode
1.Berkedip
Sorotkan cahaya ke mata bayi.
2.Tanda
babinski
Gores telapak kaki sepanjang tepi
terluar,dimulai dari tumit.
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
33
3.Merangkak
Letakkan bayi tengkurap diatas
permukaan yang rata
4.Menari atau
melangkah
Pegang bayi sehingga kakinya
sedikit menyentuh permukaan yang
keras.
5.Ekstrusi
Sentuh lidah dengan ujung spatel
lidah.
6.Galant’(inkur
vasi badan)
Gores punggung bayi sepanjang sisi
tulang belakang dari bahu sampai
bokong.
7.Moro’s
Ubah posisi bayi dengan tiba-tiba
atau pukul meja
8.Neck righting
Letakkan bayi dalam posisi
terlentang.Coba menarik perhatian
bayi dari satu sisi
9.Menggenga
m
Letakkan jari di telapak tangan bayi
dari sisi ulnar.
10.Rooting Gores sudut mulut bayi atau garis
tengah bibir.
11.Kaget
(startle)
Bertepuk tangan dengan keras
12.Mengisap
Berikan bayi botol atau dot.
13.Tonic neck Putar kepala dengan cepat ke satu
sisi.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi keadaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
34
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
MEMBERI SUSU MENGGUNAKAN BOTOL SUSU
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Member ASI atau PASI dengan menggunakan botol
susu
TUJUAN Memenuhi kebutuhan tubuh bayi akan zat makanan,
cairan dan elektrolit
KEBIJAKAN Diberikan pada bayi/anak yang perlu diberikan PASI
mis:ibu dg infeksi HIV/AIDS
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 4)
1. Botol dan dot steril yang telah berisi susu
2. Air matang pada temoatnya
3. Sendok teh
4. Alas dada bayi
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 23)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya
2.Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3.Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
4.Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi klien
C. Tahap Kerja
1. Pasang alas dada pada bayi
2. Periksa suhu susu dengan cara meneteskan susu ke
punggung tangan perawat, suhu yang baik hangat
hangat kuku
3. Pangku bayi dengan posisi kepala lebih tinggi
daripada badan
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
35
4. Berikan susu kepada bayi dengan posisi botol
45derajat sehingga leher botol terisi penuh untuk
mengjindari udara terisap oleh bayi
5. Berikan susu kepada bayi dengan kasih saying dan
penuh perhatian
Usia Jumlah
Sendok
Jumlah Air
Hangat Frekuensi
0 - 7 hari 2 60 ml 8 kali
7 - 14 hari 3 90 ml 7 kali
1/2 - 1 bulan 4 120 ml 6 kali
1 - 2 bulan 5 150 ml 6 kali
2 - 3 bulan 6 180 ml 5 kali
3 bulan 7 210 ml 5 kali
6. Setelah selesai minum susu, beri air putih matang
kepada bayi untuk menghilangkan sisa susu di mulut
7. Setelah itu, bersihkan mulut dan sekitarnya dengan
kapas pembersih, selanjutnya buka alas dada
8. Angkat bayi, kemudian telungkupkan di bahu perawat
sambil ditepuk- tepuk daerah punggungnya agar
bersendawa
9. Baringkan bayi dengan posisi kepala miring
10. Rapikan bayi/ anak
D.Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Rapikan alat
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(..........................)
36
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
MEMBERSIHKAN DAN STERILISASI BOTOL SUSU
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Membersihkan botol susu dengan sabun dilanjutkan
dengan merebus botol susu dengan air mendidih >100
derajat
TUJUAN Mengurangi masuknya bakteri atau kuman yang bisa
mengkontaminasi notol
KEBIJAKAN
Dilakukan setiap botol akan digunakan menyusui bayi
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 6)
1. Botol yang akan disterilkan.
2. Isi panci dengan 1/2 atau 3/4 air
3. sabun pencuci piring
4. spons lembut
5. sikat botol
6. penjepit botol
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 17)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Siapkan alat-alat dan ruangan
2. Cuci tangan
B.Tahap Orientasi
1. Beritahukan keluarga pasien tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
C.Tahap Kerja
1. Rendam botol susu yang kotor
2. Kumpulkan semua botol yang akan Anda sterilkan.
Lepas tutup, nipple, tutup anti sedak, dan botolnya.
3. Isi panci dengan 1/2 atau 3/4 air, lalu panaskan di
atas kompor.
4. Ambil sabun pencuci piring, larutkan dalam air
hangat. Lalu sabuni semua bagian botol, gosok
sampai bersih dengan menggunakan spons lembut.
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
37
5. Gunakan sikat botol untuk menjangkau bagian yang
sulit dijangkau dengan tangan atau jari. Lalu bilas
sampai busa hilang.
6. Setelah air mendidih, masukkan satu-persatu bagian
botol ke dalam panci. Rebus kira-kira 10-15 menit.
7. Angkat botol dan bagian-bagiannya. Lalu jepit
dengan penjepit botol. Keringkan.
8. Simpan botol yang sudah dibersihkan di tempat yang
yang bersih dan kering
C. Tahap Terminasi
1.Evaluasi perasaan klien
2.Simpulkan hasil kegiatan
3.Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4.Rapikan alat
5.Cuci tangan
D. Dokumnentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(.............................)
38
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
MEMBERIKAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI
(Jus Buah Advocado dan Melon)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Memberikan makanan (nasi,tim,bubur) pada bayi diatas
usia 6 bln
TUJUAN Memberikan nutrisi seimbang pada bayi
KEBIJAKAN
Diberikan pada bayi mulai usia 4 bulan
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 7)
PERSIAPAN ALAT:
a. Blender
b. Gelas saji
c. Sendok kecil
BAHAN:
a. 100 gr daging avokad tua
b. 100 gr daging melon
c. 1 sdt gula pasir
d. 50 ml air
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 14)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Siapkan alat-alat dan ruangan
2. Cuci tangan
B.Tahap Orientasi
1. Memberitahu keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Menyiapkan lingkungan yang bersih
C.Tahap Kerja
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Blender daging avokad dan melon hingga
halus,angkat
3. Beri gula pasir,aduk rata
4. Segera berikan pada bayi menggunakan sendok
kecil
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
39
C. Tahap Terminasi
1.Evaluasi perasaan klien
2.Simpulkan hasil kegiatan
3.Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4.Rapikan alat
5.Cuci tangan
D. Dokumnentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(.............................)
CATATAN :
USIA
FREKUENSI
PEMBERIAN
JUMLAH
BISKUIT/BUBUR
JUMLAH
AIR/SUSU/SARI
BUAH
Porsi
Perkenalan
4-6 bln
1 x sehari bentuk
bubur susu encer
1 x sehari bentuk sari
buah/jus
½ -1 keping/1
sendok teh bubur
30-50 ml
Porsi Pemula
7-9 bln 1 x sehari bentuk
bubur susu kental
1 x sehari bentuk tim
saring
1 x sehari bentuk sari
buah/jus
1-2 keping/2 sendok
teh bubur
100-150 gr
100-150 ml
Porsi Lanjutan 9-12 bln
2 x sehari nasi tim
biasa
1 x sehari sari buah/jus
1 x sehari kuning telur
1 x sehari selingan
150-300 gr 150-200 ml
Diatas
12 bln
Sesuai nafsu makan anak
40
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
MEMBERIKAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI
(BUBUR SUSU TEPUNG BERAS/BERAS MERAH)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Memberikan makanan (nasi,tim,bubur) pada bayi diatas
usia 6 bln
TUJUAN Memberikan nutrisi seimbang pada bayi
KEBIJAKAN
Diberikan pada bayi mulai usia 4-6 bln
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 9)
PERSIAPAN ALAT:
a. Kompor
b. Panci
c. Sendok pengaduk
d. Mangkok saji
e. Sendok kecil
f. Celemek
BAHAN:
a. 20gr tepung beras(bisa diganti dengan beras
merah,tepung kacang hijau atau biscuit)
b. 200cc susu,diambil dari 100cc susu sapi yang
dicairkan menjadi 200cc
c. 1 sdm gula pasir
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
41
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 17)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Siapkan alat-alat dan ruangan
2. Cuci tangan
B.Tahap Orientasi
1. Memberitahu keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Menyiapkan lingkungan yang bersih
C.Tahap Kerja
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Cairkan tepung beras dengan 50cc susu,sisihkan
3. Ambil sisa susu(150cc),didihkan bersama gula,lalu
masukkan tepung beras yang sudah dicairkan
4. Masak sambil diaduk hingga mendidih
5. Angkat,tuang ke dalam mangkok saji
6. Merapikan alat&mencuci tangan
7. Segera berikan pada bayi menggunakan sendok
kecil selagi hangat
C. Tahap Terminasi
1.Evaluasi perasaan klien
2.Simpulkan hasil kegiatan
3.Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4.Rapikan alat
5.Cuci tangan
D. Dokumnentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(.............................)
42
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
MEMBERIKAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI
(TIM SARING HATI AYAM)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Memberikan makanan (nasi,tim,bubur) pada bayi diatas
usia 6 bln
TUJUAN Memberikan nutrisi seimbang pada bayi
KEBIJAKAN Diberikan pada bayi mulai usia 7-9bln
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 11)
PERSIAPAN ALAT:
a. Kompor
b. Panci
c. Sendok pengaduk
d. Saringan kawat
e. Mangkok/piring saji
f. Sendok kecil
g. Celemek
BAHAN:
a. 20gr beras,cuci bersih
b. 625 cc air
c. (25 gr hati ayam,30 gr tenpe,25 gr tomat)potong
kecil-kecil
d. Sedikit garam
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
43
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 16)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Siapkan alat-alat dan ruangan
2. Cuci tangan
B.Tahap Orientasi
1. Memberitahu keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Menyiapkan lingkungan yang bersih
C.Tahap Kerja
1. Mencuci tangan sebelum bekerja
2. Campur beras yang sudah bersih dengan air,hati
ayam,dan tempe,lalu rebus sambil diaduk hingga
menjadi bubur
3. Masukkan bayam dan tomat,sambil diaduk beri
garam.Masak hingga sayuran matang,angkat.
4. Haluskan dengan blender atau saringan
kawat,tempatkan dalam mangkok atau piring saji,
5. Merapikan alat&mencuci tangan
6. segera berikan pada bayi menggunakan sendok
kecil.
C. Tahap Terminasi
1.Evaluasi perasaan klien
2.Simpulkan hasil kegiatan
3.Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4.Rapikan alat
5.Cuci tangan
D. Dokumnentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(.............................)
44
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PENGUKURAN PANJANG BADAN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Pengukuran panjang badan bagi anak yang berusia
kurang dari 2 tahun
TUJUAN Mengetahui pertumbuhan anak
KEBIJAKAN Diberikan pada bayi kurang dari 2 tahun
PETUGAS Perawat
PERALATAN Papan pengukur / infantometer
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
PERSIAPAN ALAT:
Infantometer
A. Tahap Pre Interaksi
1. Siapkan alat-alat dan ruangan
2. Cuci tangan
B.Tahap Orientasi
1. Memberitahu keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan
2. Menyiapkan lingkungan yang bersih
C.Tahap Kerja
1. Sebelum mengukur panjang bayi letakkanlah pada
alat pada permukaan yang rata dengan ketinggian
yang nyaman untuk mengukur dan cukup kuat
2. Beri alas yang tidak terlalu tebal, bersih dan nyaman
misalnya selembar selimut tipis
3. Sebelum mengukur panjang badan bayi, lepaskan
tutu kepala misalnya topi, hiasan rambut dan kaos
kaki bayi.
4. Kemudian perawat berdiri pada salah satu sisi,
sebainya yang paling dekat dengan skala pengkur
5. Letakkan bayi dengan kepala menempel pada
bagian kepala head board
Nama Mahasiswa: Nim : Kelas :
45
6. Posisikan kepala bayi sehingga sudut luar mata dan
sudut antar liang telinga berada pada garis yang
tegak lurusdengan bidang infantometer
7. Luruskan tubuh bayi sejajar dengan bidang
infantometer
8. Luruskan tungkai bayi bila perlu salah satu tangan
perawat menahan agar lutut bayi lurus
9. Tangan perawat menekan lutut bayi ke bawah
dengan lembut
10. Dengan tangan lain perawatmendorong atau
menggerakkan bagian kaki sehingga menempel
dengan tumit bayi
11. Posisi kaki bayi adalah jari kaki menuju ke atas
PENGUKURAN DENGAN MENGGUNAKAN PITA/
METELIN
1. Siapkan pita pengukur (meteran)
2. Baringkan anak telentang tanpa bantal (supinasi),
luruskan lutut sampaimenempel pada meja (posisi
ekstensi)
3. Luruskan bagian puncak kepala dan bagian bawah
kaki lalu ukur sesuai dengan skala yang tertera.
4. Memberi tanda pada tempat tidur (tempat tidur harus
rata/datar) berupa garis atau titik pada bagian
puncak kepala dan bagian tumit kaki bayi. Lalu ukur
jarak antara kedua tanda tersebut dengan pita
pengukur.
5. Tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan
rumus dari Behram (1992)
E. Tahap Terminasi
1.Evaluasi perasaan klien
2.Simpulkan hasil kegiatan
3.Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4.Rapikan alat
5.Cuci tangan
F. Dokumnentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
memperkirakan tinggi badan dengan menggunakan rumus Behram :
1. Perkiraan panjang lahir : 50 cm
2. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 x Panjang Badan Lahir
3. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir
4. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun
5. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir
6. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun
Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):
1. Lahir : 50 cm
2. Umur 1 tahun : 75 cm
3. 2 – 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77
46
PENGHITUNGAN TETESAN INFUS
Rumus Dasar dalam Satuan Jam
Jumlah Tetesan per Menit = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐶𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑡𝑒𝑠
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑗𝑎𝑚)𝑥 60 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
Makro Drip
Mikro Drip
Waktu Tetesan
Waktu per tetes = 60 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
47
KEBUTUHAN CAIRAN NEONATUS ATERM
Hari Jumlah (24 jam) Jenic Cairan
1 60 – 80 cc/kgBB D5 atau D10
2 - 7 80 – 120 cc/kgBB D5 – ¼ NS
LATIHAN SOAL
1. Hitunglah kebutuhan cairan, tetesan infus dan waktu tetesan pada bayi aterm usia 2 hari
dengan berat 3,2 kg
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. Hitunglah kebutuhan cairan, tetesan infus dan waktu tetesan pada bayi aterm usia 6 hari
dengan berat 4,8 kg
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
. ..............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
48
KEBUTUHAN CAIRAN NEONATUS PRETERM
BB Jumlah (24 jam) Jenic Cairan
< 800 gr 60 – 80 cc/kgBB
D5 atau D10 (hari
1-2)
D5 – ¼ NS
(hari 3-7)
≥ 800 gr 100 – 160 cc/kgBB
(*) Kebutuhan cairan dinaikkan setiap hari 10-20 cc/kgBB/hari
(**) Mulai hari ketiga ditambahkan elektrolit (Kcl: 10 meq/kolf; Ca glukonas 2-4 meq/kbBB/hari)
LATIHAN SOAL
1. Hitunglah kebutuhan cairan, tetesan infus dan waktu tetesan pada bayi preterm usia 1
hari dengan berat 750 gr
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. Hitunglah kebutuhan cairan, tetesan infus dan waktu tetesan pada bayi preterm usia 4
hari dengan berat 1500 gr
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
. ..............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
49
KEBUTUHAN CAIRAN BAYI DAN ANAK
(MAINTENANCE/RUMATAN)
Kebutuhan cairan per 24 jam
0-10 kg 100 cc/kgBB
11-20 kg 1000 cc+ 50 cc/kgBB
>20 kg 1500 cc+ 20 cc/kgBB
Kebutuhan cairan per jam
0-10 kg 4 cc/kgBB
11-20 kg 40 cc + 2 cc/kgBB
>20 kg 60 cc + 1 cc/kgBB
(*)Setiap penambahan suhu 1°C ditambahkan cairan 10% dari kebutuhan
LATIHAN SOAL
1. Hitunglah kebutuhan cairan per 24 jam pada bayi dengan berat 8 kg
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. Hitunglah kebutuhan cairan per 24 jam pada bayi dengan berat 5,4 kg
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
3. Hitunglah kebutuhan cairan per jam pada anak dengan berat 14 kg
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
4. Hitunglah kebutuhan cairan per jam pada anak dengan berat 23 kg
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
50
5. Hitunglah kebutuhan cairan per 24 jam pada anak dengan berat 25,5 kg dengan suhu
39°C
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
KEBUTUHAN REHIDRASI BAYI DAN ANAK DENGAN DIARE SEDANG/RINGAN
Bila anak tidak mampu minum oralit maka diberikan cairan 70 cc/kgBB Ringer Laktat/ Ringer
Asetat sebagai berikut:
UMUR WAKTU PEMBERIAN
Bayi (< 12 bulan) 5 jam
Anak (12 bulan – 5 tahun) 2,5 jam
LATIHAN SOAL
1. Hitunglah kebutuhan rehidrasi, tetesan infus dan waktu tetesan pada bayi usia 8 bulan
dengan berat 10 kg yang mengalami dehidrasi sedang dan tidak mampu minum oralit
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Hitunglah kebutuhan cairan rumatan, tetesan infus dan waktu tetesan bayi tersebut
setelah rehidrasi
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. Hitunglah kebutuhan rehidrasi anak usia 3 tahun dengan berat 18 kg yang mengalami
dehidrasi sedang dan tidak mampu minum oralit
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
51
Hitunglah kebutuhan cairan rumatan, tetesan infus dan waktu tetesan anak tersebut
setelah rehidrasi
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
KEBUTUHAN REHIDRASI BAYI DAN ANAK DENGAN DIARE BERAT
Jenis cairan Ringer Laktat / Ringer Asetat/ Normal Saline
UMUR Pemberian I
30 cc/kg selama:
Pemberian berikut 70
cc/kg selama:
Bayi (< 12 bulan) 1 jam* 5 jam
Anak (12 bulan – 5 tahun) 30 menit* 2, 5 jam
*Ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba
LATIHAN SOAL
1. Hitunglah kebutuhan rehidrasi, tetesan infus dan waktu tetesan pada bayi usia 8 bulan
dengan berat 10 kg yang mengalami dehidrasi berat pada pemberian I
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Hitunglah kebutuhan rehidrasi, tetesan infus dan waktu tetesan bayi tersebut pada
pemberian II
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
2. Hitunglah kebutuhan rehidrasi anak usia 3 tahun dengan berat 18 kg yang mengalami
dehidrasi berat pada pemberian I
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
Hitunglah kebutuhan rehidrasi, tetesan infus dan waktu tetesan anak tersebut pada
pemberian II
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
52
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
NASOPHARYNGEAL DAN ORAL SUCTIONING PADA ANAK
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Melakukan pembersihan saluran pernapasan lebih ke
dalam menggunakan alat penghisap lendir (suction)
melalui hidung dan mulut anak
TUJUAN
Membebaskan saluran pernapasan dari sekret
berlebihan, menstimulasi batuk, menjaga kepatenan
jalan napas, meningkatkan oksigenasi dan ventilasi
pada anak
KEBIJAKAN
Dilakukan pada anak dengan kondisi:
1. Adanya sekret pada hidung atau mulut
2. Diduga adanya sekret berlebihan yang ditandai oleh
peningkatan kerja pernapasan (RR meningkat)
3. Pada pemeriksaan auskultasi paru terdapat ronchi
4. Butuh bantuan mengeluarkan sekret karena tidak
mampu batuk, ketidakmampuan menelan sekret
Kotraindikasi:
1. Fraktur nasal, fasial dan basis cranii
2. Mendapatkan terapi antikoagulan
3. Gangguan perdarahan/ trombositopenia (platelet
hitung <50.000)
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 5)
1. Mesin penghisap lendir (suction)
2. Selang penghisap lendir (soft/rigid suction catheter)
sesuai kebutuhan (*)
3. Lubrikan
4. Gaun pelindung
5. Masker
6. Sarung tangan bersih
7. Handuk kecil
8. Air matang pada tempatnya untuk membilas
9. Cairan desinfektan (Savlon 1%) pada tempatnya
untuk merendam slang
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
53
10. Oksigen untuk tindakan pertolongan bila terjadi
komplikasi saat tindakan
(*) Pemilihan ukuran selang: sekitar 1/3 dari lebar lubang
hidung
PROSEDUR
PELAKSANAAN
(Skor 26)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil anak dengan namanya
2. Beritahukan keluarga tentang maksud, tujuan dan
prosedur yang akan dilaksanakan
3. Atur lingkungan yang nyaman dan jaga privasi
klien
4. Pasang tabir sekeliling tempat tidur
C. Tahap Kerja
1. Pakai sarung tangan dan masker
2. Siapkan anak untuk dilakukan tindakan dengan
posisi kepala lebih tinggi 30°
3. Pasang handuk kecil di area dada anak
4. Buka selang dari bungkusnya dan pertahankan
agar ujung selang tidak terkontaminasi kotoran
5. Pasang selang pada mesin penghisap lendir
6. Hidupkan mesin penghisap lendir.
7. Atur tekanan pada mesin sesuai kebutuhan
bayi/anak.
-Vakum dinding: 60-100mmHg
-Vakum portabel:3-5 mmHg
8. Test suction terlebih dahulu dengan menghisap
air matang pada tempatnya
9. a. Oropharingeal suction
1) Ukur hidung sampai ke telinga anak
menggunakan selang dan tandai
panjangnya
2) Berikan lubrikasi pada ujung selang
sepanjang ukuran yang telah diukur
sebelumnya
54
3) Pegang kepala anak dengan tangan non
dominan atau meminta bantuan keluarga
agar kepala anak tidak bergerak
4) Masukkan selang ke dalam salah satu
lubang hidung sampai ke panjang yang
telah diukur sebelumnya. Selang sedikit
diputar agar mudah masuk
5) Bila terasa ada tahanan, jangan paksa
selang untuk terus masuk. Tarik selang dan
coba masukkan selang kembali
6) Setelah selang masuk, lakukan
penghisapan dengan cara menempatkan
dan melepaskan jempol tangan non
dominan diatas lubang selang. Lakukan
penghisapan selama 3-6 detik saja
7) Tarik selang dengan gerakan memutar
8) Amati warna, konsistensi dan bau sekret
9) Bilas selang dengan air yang tersedia
10) Monitor kondisi anak (TTV termasuk
saturasi oksigen, auskultasi suara paru,
amati kerja pernapasan dan ada tidaknya
ketidaknyamanan pada anak)
11) Bila anak tidak batuk, coba lubang hidung
lainnya atau masukkan selang lebih dalam
untuk menstimulasi batuk
12) Sebelum melakukan penghisapan lagi,
tunggu selama 30 detik untuk memberikan
kesempatan klien ventilasi dan oksigenasi
b. Oral suction
1) Pegang kepala anak dengan tangan non
dominan atau meminta bantuan keluarga
agar kepala tidak bergerak
55
2) Masukkan selang ke salah satu sisi mulut
anak. Selang sedikit diputar agar mudah
masuk
3) Setelah selang masuk, lakukan
penghisapan dengan cara menempatkan
dan melepaskan jempol tangan non
dominan diatas lubang selang. Lakukan
penghisapan selama 3-6 detik saja
4) Tarik selang dengan gerakan memutar
5) Masukkan selang ke sisi mulut anak yang
lainnya. Selang sedikit diputar agar mudah
masuk
6) Setelah selang masuk, lakukan
penghisapan dengan cara menempatkan
dan melepaskan jempol tangan non
dominan diatas lubang selang. Lakukan
penghisapan selama 3-6 detik saja
7) Tarik selang dengan gerakan memutar
8) Amati warna, konsistensi dan bau sekret
9) Bilas selang dengan air yang tersedia
10. Bila penghisapan lendir selesai, matikan mesin
11. Rendam selang dengan larutan desinfektan
12. Observasi adanya komplikasi:
a. Laryngospasme
b. Bronkospasme
c. Perubahan TTV termasuk penurunan
saturasi oksigen
d. Trauma atau edema pada mukosa oral atau
nasal
e. Batuk berlebihan
f. Reflek gag dengan risiko muntah dan aspirasi
g. Anak kesakitan dan tidak nyaman
56
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan anak dan keluarga
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Rapikan alat
4. Lepas sarung tangan
5. Cuci tangan
E. Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan:
1. Indikasi prosedur
2. Tanggal dan waktu prosedur
3. Karakteristik sekret (jumlah, warna, konsistensi,
bau)
4. TTV sebelum, selama dan sesudah prosedur
5. Ketidaknyamanan anak selama tindakan
6. Komplikasi yang terjadi
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
57
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMBERIAN CPT (CHEST PHYSICAL THERAPY) PADA ANAK
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Memberikan postural drainase, perkusi dan vibrasi pada
anak untuk mendapatkan gravitasi maksimal yang akan
mempermudah pengeluaran sekret
TUJUAN
Membantu mengeluarkan sekret (cairan / mukus) yang
berlebihan di dalam bronkus yang tidak dapat dikeluarkan
oleh aktifitas silia normal dan batuk
KEBIJAKAN
Diberikan pada anak dengan kondisi:
1. Mengalami gangguan dalam produksi sekret seperti:
pneumonia, atelektasis akut, bronkiolitis, cystic fibrosis
2. Sulit mengeluarkan atau membatukkan sekret yang
terdapat dalam saluran napas
Kontraindikasi:
1. Hemoptosis aktif
2. Koagulopati
3. Fraktur costae
4. Metastase
5. Embolisme pulmonar aktif
6. Pneumothorax yang tidak ditangani
7. Defisiensi densitas tulang
8. Baru saja mengalami cedera atau pembedahan pada
tulang belakang
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 7)
1. Bantal
2. Sputum pot/kom bertutup
3. Air hangat dengan sedotan di dalam gelas
4. Handuk kecil
5. Stetoskop
6. Sarung tangan bersih
7. Alat penghisap lendir (suction) dan peralatan suction
lainnya
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
58
Pembagian lobus dan segmen paru
Paru kanan: 3 lobus
Paru kiri: 2 lobus
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 23)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil anak dengan namanya
2. Beritahukan keluarga anak tentang maksud, tujuan
dan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Auskultasi area paru anak, cek apakah ada suara
wheezing, ronchi, rales
4. Kaji kemampuan berpindah posisi pada anak
termasuk ada tidaknya pemasangan IV line, urin
kateter dll
5. Pastikan tidak ada nyeri dada pada anak
6. Berikan anak minum hangat
7. Lepas baju bagian atas anak
8. Atur lingkungan nyaman dan jaga privasi anak
C. Tahap Kerja
1. Pasang sarung tangan
2. Lakukan postural drainase pada anak. Bila anak tidak
mampu berpindah posisi, buat modifikasi posisi atau
tetap posisikan anak mendatar atau dengan sedikit
elevasi.
59
3. Setiap dilakukan satu tindakan posisi postural
drainase, diikuti tindakan perkusi dan vibrasi
4. Ada enam posisi dasar dalam postural drainase
a. Segmen anterior lobus atas (anterior segments of
upper lobes)
b. Segmen posterior lobus atas (posterior segments
of upper lobes)
c. Anterior lobus tengah (anterior mid- lung)
Posisikan anak 10° menurun dengan memberikan
bantal di area dada
d. Anterior basal lobus bawah (anterior bases of
lower lobes)
e. Lateral basal lobus bawah (lateral bases of lower
lobes)
60
f. Posterior basal lobus bawah (posterior bases of
lower lobes)
• Anak diposisikan prone (tengkurap)
• Hindari area ginjal saat perkusi
5. Lakukan perkusi setiap posisi postural drainase
a. Posisi tangan perawat berbentuk C
b. Tepuk-tepukkan tangan pada area yang diberi
lingkaran pada nomor 4, pada area sebelah kanan.
Lakukan secara berirama selama 1-2 menit
6. Setelah perkusi, lakukan vibrasi setiap posisi postural
drainase
a. Posisi tangan perawat
b. Getarkan tangan untuk membantu pergerakan
sekret. Lakukan hanya saat anak ekshalasi
(menghembuskan napas) sebanyak 3-4 kali
61
7. Lakukan perkusi dan vibrasi di area sebelah kiri
sebelum berpindah ke posisi postural drainase yang
lainnya
8. Bila keluar sekret, lap dengan handuk atau tampung
dengan sputum pot
9. Bila anak tidak mampu mengeluarkan sekret, perawat
bisa melakukan oropharyngeal dan oral suction
10. Amati keadaan umum anak khususnya oksigenasi,
toleransi posisi, batuk, ketidaknyamanan selama
tindakan
11. Observasi adanya komplikasi:
a. Desaturasi okseigen
b. Nyeri atau cedera pada costae, muskulus ataupun
tulang belakang
c. Vomit
d. Aspirasi sekret oral ke paru
e. Peningkatan tekanan intrakranial
f. Hipotensi
g. Perdarahan di paru
12. Atur kembali posisi anak, berikan rasa nyaman
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan anak dan keluarga
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Rapikan alat
4. Lepaskan sarung tangan
5. Cuci tangan
E. Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
1. Indikasi tindakan
2. Tanggal dan waktu tindakan
3. Karakteristik sekret (jumlah, warna, konsistensi,
bau)
4. Kemampuan batuk
5. TTV sebelum, selama dan sesudah prosedur
6. Ketidaknyamanan anak selama tindakan
7. Komplikasi yang terjadi
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
62
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PENGGUNAAN ALAT SUNTIK AUTO-DISABLE / AUTO DISABLE
SYRINGE (ADS)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Alat suntik Auto Disable / Auto Disable Syringe (ADS)
adalah alat suntik yang setelah dipakai mengunci sendiri
dan hanya dapat dipakai sekali.
TUJUAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
melaksanakan penggunakan alat suntik Auto Disable /
Auto Disable Syringe (ADS)
KEBIJAKAN
1. Setiap ADS adalah steril dan diberi segel oleh pabrik.
Ada beberapa jenis ADS antara lain: Uniject, soloshot,
destroject, univec, terumo, K1, medico inject.
2. Semua ADS mempunyai penutup plastik untuk
menjaga agar jarum tetap steril dan beberapa juga
memiliki penutup pada pistonnya.
3. Alat suntik Auto Disable / Auto Disable Syringe (ADS)
direkomendasikan untuk semua jenis pelayanan
imunisasi
a) ADS 0,05 cc : imunisasi BCG
b) ADS 0,5 cc : imunisasi DPT-HB-Hib, MR, DT, Td,
TT
c) ADS 5 cc: melarutkan vaksin BCG dan MR
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 6)
1. Alat suntik Auto Disable / Auto Disable Syringe (ADS)
2. Vaksin
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
63
PROSEDUR
PELAKSANAAN
(Skor 20)
1. Keluarkan alat suntik dan jarum dari bungkus plastik
2. Pasang jarum pada alat suntik jika belum terpasang
3. Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum
4. Masukkan jarum ke dalam vial/ampul vaksin dan
arahkan jarum ke bagian paling rendah dari dasar
vial/ampul (di bawah permukaan vaksin)
5. Tarik piston untuk mengisi alat suntik.
6. Piston akan secara otomatis berhenti setelah melewati
tanda 0,05 cc / 0,5 cc dan akan terdengar bunyi “klik”
7. Lepaskan jarum dari botol. Untuk menghilangkan
gelembung udara, pegang alat suntik tegak lurus dan
buka penyumbatnya. Kemudian tekan dengan hati-
hati ke tanda tutup
64
8. Tentukan tempat suntikan
9. Dorong piston ke depan dan suntikkan vaksin. Setelah
suntikan, piston secara otomatis akan mengunci dan
alat suntik tidak bisa digunakan lagi. Jangan lagi
menutup jarum setelah digunakan
10. Segera masukkan jarum dan alat suntik langsung ke
dalam safety box tanpa menutup kembali (no
recapping). Safety box adalah penampung ADS bekas
yang tahan bocor dan tahan tusukan
Catatan:
Keuntungan ADS:
1. Sterilitas ADS terjamin
2. Alat ini mengeliminasi penyebaran penyakit dari
penerima vaksin ke orang lain yang disebabkan oleh
penggunaan jarum dan alat suntik yang terkontaminasi
3. Tidak perlu sterilisasi
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
65
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (HB0)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Pemberian vaksin Hepatitis B dengan cara
intramuskular
TUJUAN Melindungi bayi terhadap Penyakit Hepatitis B
KEBIJAKAN
1. Diberikan pada saat bayi baru lahir (0-24 jam)
didahului pemberian vitamin K1 2-3 jam sebelumnya
2. Maksimal pemberian HB0 pada usia 7 hari
3. Tempat penyuntikan 1/3 paha atas luar sebelah
kanan
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 6)
1. Alat suntik Prefilled Injection Device (PID)/uniject
yang berisi Vaksin Hepatitis B 0,5cc dalam kemasan
2. Bak injeksi
3. Bengkok
4. Kapas DTT / Kapas air hangat
5. Sarung tangan bersih
6. Safety box
7. Tempat sampah
8. Larutan klorin dalam tempatnya
9. Alat tulis dan kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
66
PROSEDUR
PELAKSANAAN
(Skor 23)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan kartu Imunisasi
2. Periksa label vaksin dan pastikan bahwa uniject
benar berisi vaksin hepatis B
3. Periksa tanggal kadaluarsa vaksin dan warna
pada tanda pemantau paparan panas yang
tertera pada pembungkus uniject
4. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan pastikan identitas bayi
2. Beritahukan keluarga/ibu bayi tentang maksud,
tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
C. Tahap Kerja
1. Atur posisi bayi. Bayi dapat dibaringkan di atas
kasur
2. Buka pembungkus vaksin dan keluarkan
perangkat. Jangan membuka penutupnya
3. Pegang bagian leher dan penutupnya. Tekan
sampai keduanya bertemu dan terasa ada “klik”.
Hati-hati jangan menekan gelembungnya
67
4. Oleskan kapas DTT di 1/3 paha atas luar bayi
sebelah kanan, dari tengah ke luar secara
melingkar sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering
5. Pegang paha bayi sebelah kanan dengan ibu jari
dan jari telunjuk
6. Buka penutup jarum
7. Pegang uniject pada bagian leher dan tusukkan
jarum secara intramuskular (sudut 90°). Tidak
perlu diaspirasi
8. Tekan gelembung cairan obat untuk
mengeluarkan vaksin. Pastikan isi vaksin tidak
ada yang tersisa
9. Sesudah gelembung kempes, tarik uniject keluar
dan tahan bekas suntikan dengan kapas
10. Buang vaksin bekas ke safety box tanpa menutup
kembali (no recapping)
68
11. Bereskan semua peralatan yang sudah
digunakan
12. Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin
dan lepaskan secara terbalik, masukkan dalam
larutan klorin
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan keluarga/ibu bayi
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untuk imunisasi berikutnya
(imunisasi BCG dan polio 1)
E. Dokumentasi
1. Catat hasil imunisasi di dalam catatan
keperawatan
2. Tuliskan tanggal imunisasi dan paraf perawat
pada kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
69
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(.............................)
70
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMBERIAN IMUNISASI BCG (Bacillus Calmette Guerin)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Pemberian vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) secara
intrakutan
TUJUAN Melindungi bayi terhadap Penyakit TBC
KEBIJAKAN
1. Diberikan 1x pada bayi usia 0-1 bulan
2. Bayi dalam kondisi sehat
3. Imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum
dipulangkan pada bayi yang lahir di rumah sakit, klinik
dan bidan praktik swasta
4. Vaksin yang sudah dilarutkan disimpan pada suhu 2-
8°C selama maksimal 3 jam
5. Tempat penyuntikan 1/3 lengan kanan atas
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 6)
1. Vaksin BCG dan pelarut vaksin khusus BCG
2. Bak injeksi berisi ADS 0,05 cc dan spuit 5 cc
3. Bengkok
4. Kapas DTT / Kapas air hangat
5. Sarung tangan bersih
6. Safety box
7. Larutan klorin dalam tempatnya
8. Tempat sampah
9. Alat tulis dan kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
71
PROSEDUR
PELAKSANAAN
(Skor 20)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan kartu Imunisasi
2. Periksa dahulu: label vaksin dan pelarut, tanggal
kadaluarsa dan VVM (Vaccine Vial Monitor)
3. Jangan menggunakan vaksin tanpa label, vaksin
kadaluarsa, vaksin status VVM C dan D
4. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan pastikan identitas bayi
2. Beritahukan keluarga/ibu bayi tentang maksud,
tujuan, prosedur yang akan dilaksanakan dan
reaksi imunisasi BCG (timbul pembengkakan kecil
berwarna merah yang akan menjadi bisul dengan
garis tengah 10 mm dan akan sembuh sendiri
dalam waktu 2-6 minggu)
72
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
C. Tahap Kerja
1. Baca label vial/ampul vaksin dan pelarut, pastikan
dikirim oleh pabrik yang sama
2. Goyang vial/ampul vaksin, pastikan semua bubuk
ada pada dasar vial/ampul
3. Buka ampul/vial vaksin dan pelarut
4. Gunakan spuit 5 cc untuk mengambil pelarut.
Pastikan seluruhnya terisap
5. Masukkan pelarut ke dalam vial/ampul vaksin BCG
lalu dikocok sehingga campuran menjadi homogen
6. Buang spuit langsung ke dalam safety box tanpa
menutup jarum (no recapping)
73
7. Ambil vaksin BCG 0,05 cc dengan ADS 0,05 cc
letakkan dalam bak injeksi
8. Atur posisi bayi miring di atas pangkuan ibu dan
lepas baju bayi dari lengan dan bahu. Beritahu ibu
untuk memgang bayi dekat dengan tubuhnya,
menyangga kepala bayi dan memegang lengan
dekat dengan tubuh
9. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas DTT
(1/3 lengan kanan atas bagian luar), dari tengah ke
luar secara melingkar sekitar 5 cm. Tunggu sampai
kering
10. Pegang lengan dengan tangan kiri dan tangan
kanan memegang alat suntik dengan lubang jarum
menghadap ke depan
74
11. Pegang lengan sehingga permukaan kulit
mendatar dengan menggunakan ibu jari kiri dan jari
telunjuk, letakkan alat suntik dan jarum dengan
posisi hampir datar (15°) dengan kulit bayi
12. Masukkan ujung jarum tepat di bawah permukaan
kulit (intrakutan). Untuk memegang jarum dengan
posisi tepat, letakkan ibu jari kiri pada ujung bawah
alat suntik dekat jarum, tetapi jangan menyentuh
jarum
13. Pegang ujung penyedot antara jari telunjuk dan
jari tengah tangan kanan perawat. Tekan penyedot
dengan ibu jari tangan perawat
14. Suntikkan 0,05 cc vaksin (tanpa sisa) dan lihat
apakah muncul gelembung
15. Cabut perlahan dan jangan memijit area bekas
tusukan
75
16. Buang ADS bekas ke safety box tanpa menutup
kembali (no recapping)
17. Bereskan semua peralatan yang sudah digunakan
18. Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin dan
lepaskan secara terbalik, masukkan dalam larutan
klorin
19. Cuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan keluarga/ibu bayi
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Beritahu keluarga/ibu tentang perawatan bekas
suntikan (tidak boleh ditekan)
4. Lakukan kontrak untuk imunisasi berikutnya (DPT-
HB-Hib 1 dan Polio 2 pada usia 2 bulan)
76
E. Dokumentasi
1. Catat hasil imunisasi di dalam catatan keperawatan
2. Tuliskan tanggal imunisasi dan paraf perawat pada
kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
Catatan:
1) Jika suntikan intrakutan diberikan secara tepat, alat
penyedot akan sulit didorong. Jika vaksin mudah
masuk, mungkin menyuntik terlalu dalam. Segera
hentikan suntikan, betulkan posisi jarum dan
berikan sisa dosis, tidak perlu ditambah lagi
2) Jika suntikan BCG tepat, akan timbul
pembengkakan dengan puncak yang datar (flat-
topped) pada kulit. Pembengkakan ini kelihatan
pucat dengan pori sangat kecil seperti kulit jeruk.
Jika teknik yang digunakan tidak tepat, vaksin akan
masuk dengan mudah dan tidak terlihat adanya
pembengkakan
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
77
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMBERIAN IMUNISASI DPT-HB-Hib (PENTAVALEN)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Pemberian vaksin DPT(Difteri Pertusis Tetanus), HB
(Hepatitis B rekombinan) dan Hib (Haemophilus
Influenza tipe B) secara intramuskular
TUJUAN Melindungi bayi terhadap Penyakit Difteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis B dan Influenza
KEBIJAKAN
1. Diberikan 3x pada usia 2 bulan-3 bulan-4 bulan
sebagai imunisasi dasar
2. Diberikan 1x pada usia 18 bulan sebagai imunisasi
lanjutan (12 bulan setelah DPT-HB-Hib 3)
3. Bayi dalam kondisi sehat
4. Interval pemberian setiap dosis minimal 4 minggu
5. Beberapa jenis pentavalen yang sering digunakan:
Pentabio, Pediacel, Infanrix-Hib-IPV
6. Vaksin ini aman diberikan bersamaan dengan
vaksin BCG, MR, polio dan suplemen vitamin A.
Bila diberikan bersamaan dengan vaksin lain, harus
disuntik pada lokasi berlainan
7. Vaksin yang sudah dipakai disimpan pada suhu 2-
8°C selama maksimal 4 minggu
8. Tempat penyuntikan 1/3 paha atas bagian luar
dengan catatan imunisasi Pentavalen 1 di paha
sebelah kanan, Pentavalen 2 kiri dan Pentavalen 3
sebelah kanan
9. Tempat penyuntikan lengan atas luar sebelah
kanan (m. deltoideus) pada anak usia 18 bulan
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 5)
1. Vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib)
2. Bak injeksi berisi ADS 0,5 cc
3. Bengkok
4. Kapas DTT/ Kapas air hangat
5. Sarung tangan bersih
6. Obat antipiretik
7. Safety Box
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
78
8. Tempat sampah
9. Larutan klorin dalam tempatnya
10. Alat tulis dan kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
PROSEDUR
PELAKSANAAN
(Skor 19)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan kartu Imunisasi
2. Periksa dahulu: label vaksin, tanggal kadaluarsa
dan VVM (Vaccine Vial Monitor)
3. Jangan menggunakan vaksin tanpa label, vaksin
kadaluarsa, vaksin status VVM C dan D
4. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan pastikan identitas bayi
2. Beritahukan keluarga/ibu bayi tentang maksud,
tujuan, prosedur yang akan dilaksanakan dan
reaksi imunisasi pentavalen (demam ringan
beberapa jam setelah penyuntikan)
79
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
C. Tahap Kerja
1. Buka tutup metal pada vaksin
2. Kocok vaksin Pentavalen terlebih dahulu untuk
menghomogenkan suspensi
3. Ambil vaksin Pentavalen 0,5 cc dengan ADS 0,5
cc, letakkan dalam bak injeksi
4. Minta ibu untuk menggendong bayi di atas
pangkuan ibu dengan posisi menghadap ke
depan, seluruh kaki telanjang. Ibu sebaiknya
memegang kaki bayi
Posisi anak 18 bulan:
80
5. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas DTT
(daerah paha atau lengan sesuai ketentuan), dari
tengah ke luar secara melingkar sekitar 5 cm.
Tunggu sampai kering
6. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari
telunjuk
7. Jarum suntik disuntikkan dengan sudut 90°
terhadap permukaan kulit (intramuskular)
8. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah
9. Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi
rasa sakit
10. Cabut jarum dengan cepat dan tekan bekas
suntikan dengan kapas. Jangan melakukan
pemijatan pada bekas suntikan
81
11. Buang ADS bekas ke safety box tanpa menutup
kembali (no recapping)
12. Bereskan semua peralatan yang digunakan
13. Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin
dan lepaskan secara terbalik, masukkan dalam
larutan klorin
14. Cuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan keluarga/ibu bayi
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Beritahu keluarga/ibu tentang perawatan bekas
suntikan (mengompres air hangat area suntikan
bila terjadi pembengkakan). Berikan antipiretik
pada keluarga/ibu dan beritahukan untuk
memberikannya bila bayi mengalami demam
82
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
4. Lakukan kontrak untuk imunisasi berikutnya
5. Rapikan alat
6. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat hasil imunisasi di dalam catatan
keperawatan
2. Tuliskan tanggal imunisasi dan paraf perawat
pada kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
Catatan:
Dosis antipiretik 10-15 mg/kgBB diberikan 3x sehari
hingga demam turun
83
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMBERIAN IMUNISASI POLIO ORAL / ORAL POLIO VACCINE
(OPV)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Pemberian vaksin Polio secara oral
TUJUAN Melindungi bayi terhadap Penyakit Polio
KEBIJAKAN
1. Diberikan 4x pada usia 1 bulan-2 bulan-3 bulan-4
bulan
3. Diberikan saat Pekan Imunisasi Nasional (PIN) usia
0-59 bulan
4. Bayi dalam kondisi sehat
5. Vaksin yang sudah dipakai disimpan pada suhu 2-
8°C selama maksimal 2 minggu
6. Pemberian secara oral dengan dosis 2 tetes
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 2)
1. Vaksin polio (OPV)
2. Pipet khusus vaksin OPV (dropper)
3. Gunting/pinset kecil
4. Sarung tangan bersih
5. Tempat sampah
6. Larutan klorin dalam tempatnya
7. Alat tulis dan kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
84
PROSEDUR
PELAKSANAAN
(Skor 18)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan kartu Imunisasi
2. Periksa dahulu: label vaksin, tanggal kadaluarsa
dan VVM (Vaccine Vial Monitor)
3. Jangan menggunakan vaksin tanpa label, vaksin
kadaluarsa, vaksin status VVM C dan D
4. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan pastikan identitas bayi
2. Beritahukan keluarga/ibu bayi tentang maksud,
tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
C. Tahap Kerja
1. Ambil vaksin polio
2. Buka tutup metal vaksin dengan menggunakan
pinset/gunting kecil
85
3. Pasang dropper di atas botol vaksin
4. Pencet dropper hingga vaksin masuk ke dalam
dropper
5. Atur posisi ibu dalam menggendong bayi dengan
meminta ibu untuk memegang bayi dengan kepala
disangga dan ditengadahkan ke belakang
6. Buka mulut bayi secara berhati-hati dengan ibu jari
tangan kiri pada dagu (untuk bayi kecil) atau
menekan pipi bayi dengan jari-jari tangan kiri
perawat
7. Teteskan 2 tetes vaksin ke dalam lidah bayi, jangan
sampai dropper menyentuh bayi
86
8. Pastikan vaksin yang diberikan ditelan oleh bayi,
jika dimuntahkan/dikeluarkan oleh bayi, ulangi lagi
penetesan selang waktu 10 menit
9. Bereskan semua peralatan yang sudah digunakan
10. Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin dan
lepaskan secara terbalik, masukkan dalam larutan
klorin
11. Cuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan keluarga/ibu bayi
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Beritahu keluarga bahwa bayi boleh diberi ASI/susu
formula segera setelah divaksinasi polio oral
4. Lakukan kontrak untuk imunisasi berikutnya
F. Dokumentasi
1. Catat hasil imunisasi di dalam catatan
keperawatan
2. Tuliskan tanggal imunisasi dan paraf perawat
pada kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
87
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
88
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMBERIAN IMUNISASI POLIO SUNTIK /
INACTIVATED POLIO VACCINE (IPV)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Pemberian vaksin Polio secara intramuskular
TUJUAN Melindungi bayi terhadap Penyakit Polio
KEBIJAKAN
1. Diberikan 1x pada usia 4 bulan
2. Bayi dalam kondisi sehat
3. Vaksin yang sudah dipakai disimpan pada suhu 2-
8°C selama maksimal 4 minggu
4. Tempat penyuntikan 1/3 paha atas bagian luar
sebelah kiri
5. IPV tidak boleh diberikan pada lokasi yang sama
dengan vaksin lainnya (bila IPV diberikan pada
paha kiri, vaksin pentavalen pada paha kanan)
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 2)
1. Vaksin IPV
2. Bak injeksi berisi spuit ADS (Auto Disable Syringe)
0,5 cc
3. Bengkok
4. Kapas DTT/ kapas air hangat
5. Sarung tangan bersih
6. Safety box
7. Tempat sampah
8. Larutan klorin dalam tempatnya
9. Alat tulis dan kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
89
PROSEDUR
PELAKSANAAN
(Skor 18)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan kartu Imunisasi
2. Periksa dahulu: label vaksin, tanggal kadaluarsa
dan VVM (Vaccine Vial Monitor)
3. Jangan menggunakan vaksin tanpa label, vaksin
kadaluarsa, vaksin status VVM C dan D
4. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan pastikan identitas bayi
2. Beritahukan keluarga/ibu bayi tentang maksud,
tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
C. Tahap Kerja
1. Kocok vaksin IPV terlebih dahulu untuk
menghomogenkan suspensi
90
2. Ambil vaksin IPV 0,5 cc dengan ADS 0,5 cc
letakkan dalam bak injeksi
3. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas (1/3
paha atas bagian luar sebelah kiri), dari tengah
ke luar secara melingkar sekitar 5 cm. Tunggu
sampai kering
4. Karena IPV diberikan bersamaan dengan
imunisasi DPT-HB-Hib 3 dan OPV 4 maka
dilakukan dengan cara:
a. Berikan OPV terlebih dahulu
b. Berikan IPV pada paha kiri
1) Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari
dan jari telunjuk
2) Jarum suntik disuntikkan dengan sudut
90° terhadap permukaan kulit
(intramuskular)
3) Lakukan aspirasi untuk memastikan
jarum tidak menembus pembuluh darah
4) Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk
mengurangi rasa sakit
5) Cabut jarum suntik dengan cepat setelah
semua vaksin masuk
6) Buang ADS bekas ke safety box tanpa
menutup kembali (no recapping)
c. Berikan pentavalen secara IM pada paha
kanan
5. Buang ADS bekas ke safety box tanpa menutup
kembali (no recapping)
91
6. Bereskan semua peralatan yang sudah
digunakan
7. Bersihkan sarung tangan ke dalam larutan klorin
dan lepaskan secara terbalik, masukkan dalam
larutan klorin
8. Cuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan keluarga/ibu bayi
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Beritahu keluarga/ibu tentang perawatan bekas
suntikan (mengompres air hangat area suntikan
bila terjadi pembengkakan)
4. Lakukan kontrak untuk imunisasi berikutnya
(imunisasi MR pada usia 9 bulan)
E. Dokumentasi
1. Catat hasil imunisasi di dalam catatan
keperawatan
2. Tuliskan tanggal imunisasi dan paraf perawat
pada kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
92
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
93
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMBERIAN IMUNISASI MEASLES RUBELLA (MR)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Pemberian vaksin measles dan rubella secara subkutan
TUJUAN Melindungi anak terhadap Penyakit campak
(morbili/measles) dan rubella
KEBIJAKAN
1. Diberikan 1x pada usia 9 bulan sebagai imunisasi
dasar
2. Diberikan 1x pada usia 18 bulan sebagai imunisasi
lanjutan (6 bulan setelah MR dosis pertama)
3. Diberikan 1x pada anak kelas 1 SD pada BIAS
4. Anak dalam kondisi sehat
5. Vaksin yang sudah dilarutkan disimpan pada suhu
2-8°C selama maksimal 6 jam
6. Tempat penyuntikan 1/3 lengan kiri atas
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 7)
1. Vaksin MR dan pelarut vaksin khusus MR
2. Bak injeksi berisi ADS 0,5 cc dan spuit 5 cc
3. Bengkok
4. Kapas DTT / kapas air hangat
5. Sarung tangan bersih
6. Gergaji ampul
7. Safety Box
8. Tempat sampah
9. Larutan klorin dalam tempatnya
10. Alat tulis dan kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
94
PROSEDUR
PELAKSANAAN
(Skor 23)
F. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan dan kartu Imunisasi
2. Periksa dahulu: label vaksin dan pelarut, tanggal
kadaluarsa dan VVM (Vaccine Vial Monitor)
3. Jangan menggunakan vaksin tanpa label, vaksin
kadaluarsa, vaksin status VVM C dan D
4. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
F. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan pastikan identitas anak
2. Beritahukan keluarga/ibu anak tentang maksud,
tujuan, prosedur yang akan dilaksanakan dan
kemungkinan reaksi imunisasi MR (nyeri dan
demam ringan)
3. Cuci tangan
4. Pakai sarung tangan
G. Tahap Kerja
1. Baca label vial/ampul vaksin dan pelarut, pastikan
dikirim oleh pabrik yang sama
2. Buka tutup metal pada vaksin
95
3. Goyang vial vaksin, pastikan semua bubuk ada
pada dasar vial
4. Buka ampul pelarut dan gunakan spuit 5 cc untuk
mengambil pelarut
5. Masukkan pelarut ke dalam vial vaksin dan kocok
vial vaksin sehingga campuran menjadi homogen
6. Buang spuit langsung ke dalam safety box tanpa
menutup jarum (no recapping)
7. Ambil vaksin MR 0,5 cc dengan ADS 0,5 cc
letakkan dalam bak injeksi
8. Atur posisi bayi. Bayi dipangku ibunya di sebelah
kiri. Tangan kanan bayi melingkar ke badan ibu.
Tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kepala,
bahu dan memegang sisi luar tangan kiri bayi.
Tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan
kuat
96
Posisi anak 18 bulan:
Posisi anak kelas 1 SD:
9. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas DTT
(1/3 lengan kiri atas bagian luar) dari tengah ke luar
secara melingkat sekitar 5 cm. Tunggu sampai
kering
97
10. Gunakan jari-jari kiri perawat untuk mengangkat
kulit daerah suntikan dengan ibu jari dan telunjuk
11. Jarum suntik disuntikkan dengan sudut 45°
terhadap permukaan kulit (subkutan) dengan
kedalaman jarum tidak lebih dari ½ inchi (1,25 cm)
12. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah dan suntikkan vaksin
pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit
13. Cabut jarum suntik dengan cepat setelah semua
vaksin masuk
98
14. Tekan daerah suntikan dengan kapas DTT
15. Buang ADS bekas ke safety box tanpa menutup
kembali (no recapping)
16. Bereskan semua peralatan yang sudah digunakan
17. Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin dan
lepaskan secara terbalik, masukkan dalam larutan
klorin
18. Cuci tangan
99
H. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan keluarga/ibu anak
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Beritahu keluarga/ibu tentang perawatan bekas
suntikan (mengompres air hangat area suntikan
bila terjadi pembengkakan)
4. Lakukan kontrak untuk imunisasi berikutnya
(imunisasi lanjutan pada usia 18 bulan, kelas 1 SD)
I. Dokumentasi
1. Catat hasil imunisasi di dalam catatan keperawatan
2. Tuliskan tanggal imunisasi dan paraf perawat pada
kartu imunisasi (KMS/Buku KIA/dll)
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
100
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
PEMBERIAN IMUNISASI DT dan Td
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN Pemberian vaksin DT dan Td secara intramuskular
TUJUAN Melindungi anak terhadap Penyakit difteri dan tetanus
KEBIJAKAN
1. DT diberikan pada anak kelas 1 SD/MI/sederajat
2. Td diberikan pada anak kelas 2 dan 5
SD/MI/sederajat
3. Vaksin yang sudah dipakai disimpan pada suhu 2-
8°C selama maksimal 4 minggu
4. Tempat penyuntikan lengan atas luar sebelah kiri
(m. deltoideus)
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 2)
1. Vaksin DT atau Td
2. Bak injeksi berisi spuit ADS (Auto Disable Syringe)
0,5 cc
3. Bengkok
4. Kapas DTT/ kapas air hangat
5. Sarung tangan bersih
6. Safety box
7. Tempat sampah
8. Larutan klorin dalam tempatnya
9. Catatan imunisasi
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
101
PROSEDUR
PELAKSANAAN
(Skor 18)
A. Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan imunisasi
2. Periksa dahulu: label vaksin, tanggal kadaluarsa
dan VVM (Vaccine Vial Monitor)
3. Jangan menggunakan vaksin tanpa label, vaksin
kadaluarsa, vaksin status VVM C dan D
2. 4. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam dan pastikan identitas anak
2. Beritahukan pada anak tentang maksud, tujuan dan
prosedur yang akan dilaksanakan
3. Cuci tangan
4. Gunakan sarung tangan
C. Tahap Kerja
1. Kocok vaksin DT/Td terlebih dahulu untuk
menghomogenkan suspensi
2. Ambil vaksin DT/Td 0,5 cc dengan ADS 0,5 cc
letakkan dalam bak injeksi
3. Atur posisi anak dengan posisi lengan kiri atas
dibuka dan beritahu anak untuk tidak bergerak
selama prosedur
4. Bersihkan area penyuntikan dengan kapas (1/3
lengan kiri atas bagian luar), dari tengah ke luar
secara melingkar sekitar 5 cm. Tunggu sampai
kering
5. Gunakan jari-jari kiri perawat untuk menekan ke
atas lengan anak Jarum suntik disuntikkan dengan
sudut 90° terhadap permukaan kulit (intramuskular)
6. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah
7. Suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi
rasa sakit
8. Cabut jarum suntik dengan cepat setelah semua
vaksin masuk
102
9. Tekan daerah suntikan dengan kapas
10. Buang ADS bekas ke safety box tanpa menutup
kembali (no recapping)
11. Bereskan semua peralatan yang sudah digunakan
12. Bereskan sarung tangan dalam larutan klorin dan
lepaskan secara terbalik, masukkan dalam larutan
klorin
13. Cuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan anak
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Beritahu anak tentang perawatan bekas suntikan
(mengompres air hangat area suntikan bila terjadi
pembengkakan)
E. Dokumentasi
1. Catat hasil imunisasi di dalam catatan imunisasi
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
103
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
SAB
(TERAPI BERMAIN PADA ANAK)
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
1. Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik
dirinya yang tidak disadari (Wong: 1991)
2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkannya tanpa
mempertimbangkan hasil akhirnya (Hurlock: 1978)
3. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan
dalam mengatasi konflik dari dalam dirinya yang tidak
disadari serta dengan keinginan sendiri untuk
memperoleh kesenangan (Roster: 1987)
TUJUAN
1. Meminimalisir tindakan perawatan yang traumatis
2. Mengurangi kecemasan
3. Membantu mempercepat penyembuhan
4. Sebagai fasilitas komunikasi
5. Persiapan untuk hospitalisasi atau operasi
6. Sarana untuk mengekspresikan perasaan
KEBIJAKAN
1. Dilakukan di Ruang rawat inap
2. Poli tumbuh kembang,
3. Poli rawat jalan dan Tempat penitipan anak
PETUGAS Perawat
PERALATAN
(Skor 2)
1. Rancangan program bermain yang lengkap dan
sistematis
2. Alat bermain sesuai dengan umur/jenis kelamin dan
tujuan
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
104
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 22)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel,
keadaan umum membaik/kondisi yang
memungkinkan)
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada anak dan menyapa nama
anak
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
Menanyakan persetujuan dan kesiapan anak sebelum
kegiatan dilakukan
3. Atur posisi anak sesuai kebutuhan
C. Tahap Kerja
1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan
sendiri atau dibantu
3. Memotivasi keterlibatan anak dan keluarga
4. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan
5. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal,
psikomotor anak saat bermain
6. Meminta anak menceritakan apa yang
dilakukan/dibuatnya
7. Menanyakan perasaan anak setelah bermain
8. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga
tentang permainan
D.Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
2. Berpamitan dengan anak
3. Berpamitan dengan anak
4. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat
semula
5. Mencuci tangan
E.Dokumentasi
Mencatat jenis permainan dan respon anak serta
keluarga kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
dan kesimpulan hasil bermain meliputi emosional,
hubungan inter-personal, psikomotor dan anjuran untuk
anak dan keluarga
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus =75
Malang, - - 2018
Pembimbing
(...........................)
105
LAMPIRAN:
SAB TERAPI BERMAIN
Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia.......................
Tujuan : Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak
Tempat : ........................................................................
Waktu : ...............menit (Jam......s/d...........)
Sasaran :1. Klien”An.....umur..... tahun
2. Klien “An.....umur.....tahun
3. dst...................
Metode :
Media :
Pembagian tugas kelompok :
Leader :
CO leader :
Fasilitator :
Observer :
PENDAHULUAN:
1. Tentang bermain (pengertian, fungsi dll)
2. Karakteristik usia anak yang mengikuti terapi bermain (toddler/preschool/school)
3. Jenis permainan yang sesuai untuk usia anak yang di ajak terapi bermain
TUJUAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
....................................................................................................................................................
...
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. .........................................................
2. .........................................................
3. .........................................................
KARAKTERISTIK PERMAINAN
Berdasarkan isi permainan:......................................
Berdasarkan Karakter sosial:....................................
(Soliter/paralel play/assosiative play/cooperative play)
JENIS PERMAINAN
...........................................................( Misal : bermain puzzle)
METODE
...........................................................(Disesuaikan dengan jenis permainan)
SASARAN
1. Anak usia......tahun, laki-laki/perempuan
2. Anak setuju/bersedia
3. Abak tidak terpasang infus
4. Kondisi anak stabil
5. Anak sudah mampu mobilisasi secara aktif
6. Anak tidak mengidap penyakit menular
PROSES SELEKSI
106
1. Merekrut Anak Yang Berusia....... tahun
2. Identifikasi anak yang termasuk kriteria anggota bermain
3. Meminta persetujuan anak dan orang tua untuk mengikuti terapi bermain
4. Membuat kontrak dengan anak dan orang tua berkaitan dengan waktu pelaksanaan terapi
bermain
ALAT PERMAINAN
..............................................................( misal: puzzle)
SETTING
ATURAN BERMAIN:
1. Anak dikumpulkan dalam satu lingkaran
2. Masing-masing anak berespon terhadap benda/mainan yang ada di hadapannya
3. Anak mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
4. Anak meminta izin kepada terapis bila ingin meninggalkan ruang terapi bermain
PERILAKU YANG DIHARAPKAN DARI ANAK:
1. Anak dapat berinteraksi dengan baik dengan teman sebayanya
2. Anak senang selama/setelah bermain
3. Selama terapi bermain berlangsung, anak konsentrasi terhadap permainan yang
dilaksanakan
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan
yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
1
B
A
C
D
4
3
2
KETERANGAN:
1 = Leader
2 = Co leader
3 = Fasilitator
4 = Observer
A, B, C, D = Peserta
terapi bermain
107
RENCANA PELAKSANAAN :
No Terapis Kegiatan
Terapis
Subjek terapi Waktu
1 Persiapan (Pre interaksi)
a. Menyiapkan ruangan.
b. Menyiapkan alat-alat.
c. Menyiapkan anak dan
keluarga
a. Menata ruangan
b. Menyiapkan alat
c. Anak dan keluarga berkumpul
di ruang terapi membentuk
lingkaran
Ruangan,
alat, anak
dan keluarga
siap
5 menit
2 Fase orientasi
a. Leader Membuka proses
terapi bermain dengan
mengucapkan salam
”Selamat pagi, adik-adik!
Bagaimana kabar adik-adik hari
ini? Semua semangat?”
Menjawab
salam
5 menit
b. Leader memperkenalkan
diri dan anggota terapis
yang lain
Adik-adik, perkenalkan ya,
nama kakak adalah..... Hari ini
kakak tidak sendiri, kakak
membawa teman-teman kakak.
Ayo kakak-kakak perkenalkan
diri masing-masing!”
Mendengark
an
c. Leader memberikan
kesempatan pada masing-
masing anak untuk
memperkenalkan dirinya
(menyebutkan nama,
umur, alamat)
“Tadi kakak sudah
memperkenalkan diri. Sekarang
giliran adik-adik. Coba dimulai
dari sebelah kanan. Ayo adik
sebutkan siapa nama
panjangnya, panggilan, umur
dan alamatnya.”
“Bagus! Semuanya pintar!”
(tepuk tangan)
Memperkenal
kan diri
meliputi
nama
lengkap,
nama
panggilan,
umur, alamat
d. Leader membuat kontrak
waktu, tempat dan tujuan
terapi bermain pada anak
dan keluarga
“Adik-adik, hari ini kita
berkumpul disini untuk
melaksanakan terapi bermain.
Tujuannya agar adik-adik bisa
berkumpul dengan teman-
teman, bisa tetap bermain
walaupun sedang sakit dan biar
lebih dekat dengan kakak-kak
perawat. Nanti kita akan
bermain selama 30 menit”
Mendengark
an
e. Leader menjelaskan
aturan bermain
”Sebelum kita bermain, kakak
jelaskan aturan mainnya ya:
(baca aturan bermain). Adik-adik
setuju?
Mendengark
an
108
3. a. Leader menjelaskan cara
menggunakan alat
permainan yang benar
dan dibantu oleh co-
leader dan fasilitator
“Adik-adik, kakak akan
menjelaskan cara memainkan
alat ini.”
Memperhatik
an
15
menit
b. Leader memberi contoh “Begini caranya...” (berikan
contoh)
Memperhatik
an
c. Leader meminta
fasilitator membagikan
alat permainan kepada
peserta terapi bermain
“Ayo kakak-kakak, alatnya
dibagikan ke adik-adik”
Menerima
alat
Permainan
d. Terapis mendampingi
setiap anak
(Dampingi klien selama bermain) Bermain
bersama
dengan
antusias
e. Mengajak anak bermain (Terus motivasi klien untuk
bermain)
Bermain
bersama
dengan
antusias
f. Terapis memperhatikan
keadaan umum peserta
terapi bermain
(Amati kondisi umum klien) Bermain
bersama
dengan
antusias
4 Penutup
a. Akhiri kegiatan
“Adik-adik, sudah selesai
semua? Karena waktunya
sudah habis, kita akhiri
kegiatannya ya. Coba kakak liat
siapa yang selesai duluan.”
“Wah, pintar semua! Hasilnya
bagus! Mari kita tepuk tengan
dulu (tepuk tangan)”
Memperhatik
an dan
menjawab
salam
5
menit
b. Leader mengevaluasi
secara subyektif dan
obyektif dengan
menanyakan perasaan
masing-masing anak
terhadap terapi bermain
yang telah dilaksanakan
“Adik-adik, bagaimana
perasaannya setelah bermain,
semuanya senang?” (Amati juga
secara obyektif)
Menjawab
c. Terapis Memberikan
reward atau pujian atas
keberhasilan peserta
terapi bermain dengan
bertepuk tangan
“Ayo semuanya sekali lagi tepuk
tangan” (tepuk tangan)
“Adik-adik, ini ada hadiah dari
kakak semuanya. Kakak kasih
bintang” (atau hadiah lainnya)
Tepuk tangan
dan antusias
109
d. Leader menyampaikan
rencana tindak lanjut
“Adik-adik, nanti alat
permainannya boleh dibawa ke
kamar dan bisa dimainkan
bersama orang tua ya”
Antusias
e. Leader Menyampaikan
terima kasih dan
mengucapkan salam
“Adik-adik sekarang boleh
kembali ke kamar. Terima kasih
sudah mau bermain bersama
kakak-kakak” “Sebelum pulang
kita nyanyi sama-sama”
(nyanyikan lagu “sayonara” atau
lagu anak yang sesuai)
Menyanyi
bersama
Deskripsi Tugas:
a. Leader
- Memimpin jalannya acara
- Membuka pertemuan
- Mengatur setting tempat
- Menutup kegiatan bermain
b. Co. leader
- Membantu tugas dari leader
- Menggantikan posisi leader bila diperlukan
c. Fasilitator
- Sebagai pemandu jalannya acara
- Sebagai tempat bertanya leader dan co.leader tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
- Memberi petunjuk dalam acara supaya berlangsung baik.
d. Observer
- Mengobservasi jalannya acara
- Memberi penilaian
- Memberi saran dan kritik setelah acara selesai
- Mengevaluasi dan umpan balik kepada leader dan co leader
110
DAFTAR PESERTA TERAPI BERMAIN
NO NAMA ALAMAT TTD
1.
2.
3.
4.
5.
LEMBAR OBSERVASI
NO KEGIATAN PESERTA
1
PESERTA
2
PESERTA
3
1. Mampu menyebutkan nama lengkap
2. Mampu menyebutkan nama panggilan
3. Mampu menyebutkan umur
4. Mampu menyebutkan alamat
5. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
6. Bersikap baik kepada teman
7. Mampu menyebutkan nama teman
8. Kooperatif dengan terapis, teman, lingkungan
9. Dapat melakukan permainan dengan baik
Keterangan:
• Pada kolom peserta ditulis nama panggilan masing-masing peserta terapi bermain
• Setiap poin yang dilakukan anak, diisi dengan tanda ( √ )
• Poin yang tidak dilakukan diisi dengan ( - ) sesuai dengan kolom yang telah disediakan
111
POLITEKNIK KESEHATAN RS dr.SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN (SKILL LAB)
JENIS KETRAMPILAN: Pemberian Imunisasi Polio
MENYIAPKAN TRANSFUSI TUKAR
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
ASPEK YANG DINILAI
NILAI
0 1 2
PENGERTIAN
Menyiapkan prosedur dan membantu tindakan tranfusi
tukar (mengeluarkan darah dari tubuh anak untuk ditukar
dengan darah donor)
TUJUAN
Memperbaiki kondisi bayi dengan menurunkan kadar
bilirubin indirek neonatus dan menurunkan bahan toksik
serta mencegah kadar bilirubin dalam darah
KEBIJAKAN
Dilakukan pada bayi baru lahir dengan indikasi:
1. Hiperbilirubinemia
2. Hemolytic disease of the new born (HDN)
3. Sepsis neonatal
4. Pembekuan Intravaskuler Menyeluruh (PIM)
5. Asidosis serta gangguan cairan dan elektrolit berat
(hiperkalemia, hipernatremia, kelebihan cairan)
6. Pengaturan kadar hemoglobin
Tranfusi tukar merupakan kontraindikasi jika pemasangan
line intra vena lebih berbahaya daripada manfaat transfusi
tukar
PETUGAS
1. Tindakan tranfusi tukar hanya bisa dilakukan oleh
dokter atau perawat NICU yang telah mendapatkan
pelatihan
2. Perawat umum bertindak sebagai asisten saat
tindakan transfusi tukar
PERALATAN
(Skor 12)
1. Radiant warmer/lampu pemanas
2. Sarung tangan steril
3. Set venaseksi umbilical
4. Duk lubang
5. Tempat pembuangan darah
6. Selang pembuangan darah
7. Selang transfusi darah
8. Spuit 2.5 cc, 5 cc, 20 cc
Nama Mahasiswa : Nim : Kelas :
112
9. Three way stopcock
10. Kateter (polyethylene) umbilikalis
11. Kassa
12. Darah donor
13. Heparin encer ( 2cc heparin @ 1000 U dalam 250
NaCl 0,9%)
14. Calsium glukonas 10%
15. Betadine 10%
16. Alat resusitasi, oksigen, termometer, stetoskop,
lampu pemanas, darah sesuai identitas
Syarat darah pengganti:
1. Darah harus segar < 24 jam
2. Darah dalam suhu ruangan ± 24°C (1 jam sebelunya
sudah dikeluarkan dari lemari pendingin)
PROSEDUR
PELAKSANAA
N
(Skor 25)
A.Tahap Pre Interaksi
1. Baca catatan keperawatan
2. Siapkan alat-alat dan privasi ruangan
3. Cuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Berikan salam
2. Beritahukan keluarga bayi tentang maksud, tujuan dan
prosedur yang akan dilaksanakan
3. Lakukan puasa pada bayi 3-4 jam
4. Siapkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti kadar
bilirubin, Hb, golongan darah, uji Coomb, kadar G6PD
5. Atur lingkungan dengan menempatkan bayi di radiant
warmer (bila tidak ada, pasang lampu pemanas dan
arahkan pada bayi), buka baju atas bayi dan jaga agar
bayi tetap hangat
C. Tahap Kerja
1. Dekatkan alat
2. Pasang sarung tangan
3. Pasang duk berlubang pada area yang akan dipasang
kateter (biasanya di area umbilikalis)
4. Atur tempat yang akan dilakukan tranfusi tukar. Bila
menggunakan “metode push-pull” biasanya melalui
arteri atau vena umbilikalis
113
5. Dampingi dokter/perawat NICU saat melakukan
pemasangan kateter umbilikalis dan penyambungan
dengan selang lainnya lewat three way stopcock
6. Dokter/perawat NICU melakukan transfusi tukar
dengan mengambil darah bayi menggunakan spuit
lewat kateter umbilikalis ± 20 cc lalu mengalirkan ke
tempat pembuangan. Darah donor disedot
menggunakan spuit sebanyak ±20 cc lalu dialirkan ke
bayi melalui vena umbilikalis
7. Catat darah yang dikeluarkan dan dimasukkan ke bayi
8. Setelah 140-150 cc darah dimasukkan,
dokter/perawat NICU akan membilas kateter dengan 1
cc heparin encer dan memasukkan 1,5 cc kalsium
glukonas secara perlahan kemudian membilas kateter
lagi dengan 1 cc heparin encer
9. Saat pembilasan dan pemasukan kalsium glukonas,
amati kondisi bayi. Bila nadi bayi < 100 kali/menit,
waspadai terjadinya henti jantung
10. Observasi adanya komplikasi:
a. Infeksi (bacteremia, hepatitis, AIDS)
b. Komplikasi vascular (emboli, thrombosis)
c. Koagulopati
d. Gangguan elektrolit (hyperkalemia, hipokalsemia,
artimia, tetani)
e. Hipoglikemia (pada bayi dengan ibu DM dan
erythroblastosis fetalis)
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan keluarga
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Rapikan alat
4. Lepaskan sarung tangan
5. Cuci tangan
E.Dokumentasi
Catat hasil perawatan di dalam catatan keperawatan
.
114