konsep berat badan bayi
DESCRIPTION
konsep berat badan bayiTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Berat Badan Bayi
1. Pengertian
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk
mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita,
berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita,
berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status
gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya
tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan
dosis obat dan makanan (Hartono, 2008).
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada
tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun.
Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya
tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
kekurangan gizi (Supariasa, 2002).
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagi perhitungan, antara lain:
parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena
perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan gambaran
status gizi sekarang dan gambaran tentang pertumbuhan. Merupakan ukuran
antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak
merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas. Ketelitian
pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur.
9
KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk
pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai
dasar pengisiannya. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian
status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai
indeks yang tidak tergantung pada umur. Alat pengukur dapat diperoleh di daerah
pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah
dikenal oleh masyarakat (Supariasa, 2002).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi (Depkes R.I,2005)
Pertumbuhan bayi pada dasarnya itu berbeda dengan yang lainnya karena
mereka memiliki perbedaan genetik dan asupan dari masing-masing bayi. Faktor dari
pertumbuhan manusia itu sendiri bisa dikatakan hal yang penting dalam
perkembangan bayi. Faktor-faktornya adalah :
a. Faktor dalam (internal)
1) Faktor Genetik (Keturunan)
Faktor ini merupakan faktor utama yang dimiliki oleh seorang manusia dalam
awal pertumbuhannya. Faktor ini sangat berpengaruh dalam proses
pertumbuhannya dari bayi sampai dewasa. Biasanya faktor genetik ini susah
untuk diubah, karena sudah terbentuk dan melekat pada si manusia sejak
mereka lahir. Dan sekalipun bisa diubah itu memerlukan waktu yang cukup
lama untuk mengubahnya. Contoh faktor-faktor genetik manusia : postur
tubuh, warna rambut, warna kulit, sifat, tempramen dan lain-lain.
2) Faktor Asupan
Faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pertumbuhan manusia.
Pemberian asupan seperti makanan, vitamin, buah-buahan, sayuran secara
teratur dalam proses pertumbuhannya akan membentuk manusia yang sehat,
baik sehat fisik dan sehat psikis. Asupan juga berpengaruh dengan cara
berfikir, pertumbuhan badan dan lain-lain.
3) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan cara pembelajaran para manusia dalam
pembangunan karakter secara alamiah, dengan kata lain proses belajarnya
secara otomatis. Maka dengan itu lingkungan berpengaruh dalam
pembangunan sifat dan karakter mereka. Apabila faktor gen dan asupan
mereka telah terpenuhi dengan baik tetapi ia bergaul dan hidup di lingkungan
yang salah (tidak baik) maka akan menghasilkan manusia yang tidak baik
pula.
b. Faktor luar (eksternal) (Depkes R.I, 2005)
1) Faktor Prenatal
a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama
selama trimester akhir kehamilan.
b) Mekanis posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan kongenital, misalnya club foot.
c) Toksin/zat kimia, radiasi
d) Kelainan endokrin
e) Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual
f) Kelainan imunologi
g) Psikologis ibu
2) Faktor Persalinan/kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
3) Faktor Pascanatal
a) Gizi
Tumbuh kembang bayi memerlukan zat makanan yang adekuat.
b) Lingkungan fisik dan kimia
Lingkungan merupakan tempat anak hidup sebagai penyedia kebutuhan
dasar anak (provider)
c) Psikologis
d) Penyakit kronis/kelainan kongenital
e) Endokrin
f) Sosio-ekonomi
g) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
h) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam
keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan
ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i) Obat – obatan
3. Alat Mengukur Berat Badan (supariasa,2001).
Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan :
a) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain
b) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya
c) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
d) Skalanya mudah dibaca
e) Cukup aman untuk menimbang anak balita
Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan
untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin :
a) Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan
b) Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat
c) Ketelitian dan ketetapan cukup baik
d) Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila
digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena
angka ketelitiannya 0,25 kg.
e) Jenis timbangan lain yang digunakan adalah detecto yang terdapat di Puskesmas.
Timbangan kamar mandi (bath room scale) tidak dapat dipakai menimbang anak
balita, karena menggunakan per, sehingga hasilnya dapat berubah-ubah menurut
kepekaan per-nya.
Alat lain yang diperlukan adalah kantong celana timbang atau kain sarung,
kotak atau keranjang yang tidak membahayakan anak terjatuh pada waktu ditimbang,
misalnya menggunakan tali atau sejenisnya yang cukup kuat untuk menggantungkan
dacin.
4. Cara Menimbang/Mengukur Berat Badan
Memeriksa dacin dengan seksama, adakah masih dalam kondisi baik atau
tidak. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser berada pada posisi skala 0,0 kg,
jarum penunjuk berada pada posisi seimbang. Setelah alat timbang lainnya (celana
atau sarung timbang) dipasang pada dacin, lakukan peneraan yaitu cara menambah
beban pada ujung tangkai dacin, misalnya plastik berisi pasir (supariasa,2001).
Petunjuk bagaimana cara menimbang balita dengan menggunakan dacin.
Langkah-langkah tersebut dikenal dengan penimbangan, yaitu : (Buku Kader 2005)
a) Langkah 1
Menggantungkan dacin pada : a. Dahan pohon; b. Palang rumah, atau penyangga
kaki tiga
b) Langkah 2
Memeriksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke bawah
kuat-kuat
c) Langkah 3
Letakkan bandul geser pada angka 0 (nol) sebelum dipakai. Batang dacin
dikaitkan dengan tali pengaman
d) Langkah 4
Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada
dacin. Ingat bandul geser pada angka 0 (nol)
e) Langkah 5
Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau
kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.
f) Langkah 6
Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin
g) Langkah 7
Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser
h) Langkah 8
Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas
i) langkah 9
Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali pengaman,
setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan.
5. Cara Menimbang Berat Badan Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang bayi adalah : Pakaian
dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan
kantong celana timbang tidak dapat digunakan
Bayi ditidurkan didalam kain sarung, menggeser anak timbang sampai tercapai
keadaan seimbang, kedua ujung jarum terdapat pada satu titik lihatlah angka pada
skala batang dacin yang menunjukkan berar badan bayi. Catat berat badan dengan
teliti sampai satu angka decimal, misalnya 7,5 kg (supariasa,2001).
6. Menimbang Anak
Menggunakan kantong celana timbang, kain sarung atau keranjang. Sebelum
anak ditimbang, jarum menunjukkan skala 0 (nol) setelah ditambahkan kain sarung
atau keranjang. Kesulitan dalam menimbang : anak terlalu aktif, sehingga sulit
melihat skala dan anak biasanya menangis (Supariasa, 2002)
7. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menimbang Berat Badan Anak
a. Pemeriksaan alat timbang
Dacin harus diperiksa secara seksama, apakah masih dalam kondisi baik
atau tidak sebelum digunakan. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser
berada pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang.
Keadaan bandul digeser tidak longgar terhadap tangkai dacin, melakukan
penelitian, peneraan alat timbang ini sangat penting untuk mendapatkan data
dengan validitas yang tinggi.
b. Anak balita yang ditimbang
Balita yang akan ditimbang sebaiknya memakai pakaian seminim mungkin
dan seringan mungkin. Sepatu, baju dan topi sebaiknya dilepaskan. Apabila hal ini
tidak memungkinkan, maka hasil penimbangan harus dikoreksi dengan kain balita
yang ikut tertimbang. Bila keadaan ini memaksa dimana anak balita tidak mau
ditimbang tanpa ibunya atau orang tua yang menyertainya, maka timbangan dapat
dilakukan dengan menggunakan timbangan injak. Cara pertama, timbang balita
beserta ibunya. Kedua, timbang ibunya saja. Ketiga, hasil timbangan dihitung
dengan mengurangi berat badan ibu dan anak, dengan berat badan ibu sendiri.
c. Keamanan
Faktor keamanan penimbangan sangat perlu diperhatikan. Tidak jarang
petugas di lapangan kurang memperhatikan keamanan itu. Misalnya langkah ke-2
dari 9 langkah penimbangan tidak dilakukan, maka kemungkinan dacin dan anak
yang ditimbang bisa jatuh, karena dacin tidak tergantung kuat. Maka karena itu,
segala sesuatu menyangkut keamanan harus diperhatikan termasuk lantai dimana
di lakukan penimbangan. Lantai tidak boleh terlalu licin, berkerikil atau
bertangga. Hal itu dapat mempengaruhi keamanan, baik yang ditimbang, maupun
petugas.
d. Pengetahuan dasar petugas
Cara memperlancar proses penimbangan, petugas dianjurkan untuk
mengetahui berat badan secara umum pada umur-umur tertentu. Hal ini sangat
penting diketahui untuk dapat memperkirakan posisi bandul geser yang mendekati
skala berat pada dacin sesuai dengan umur anak yang ditimbang. Cara ini dapat
menghemat waktu, jika penimbangan dilakukan dengan memindah-mindahkan
bandul geser secara tidak menentu.
8. Pertambahan Berat Badan Pada Bayi
Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan kenaikan
berat badan sebagai berikut kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu
menunjukkan kenaikan berat badan sebagai berikut: selama triwulan ke-1 kenaikan
berat badan 150-250 g/minggu,selama triwulan ke-2 kenaikan berat badan 500-600
g/bulan (Nelson 2005).
Tabel 2.1. Berat Badan Normal Berdasarkan Panjang Badan
Dan Jenis Kelamin
Panjang (cm) Berat Badan Bayi laki-laki
(Kg)
Berat Badan Bayi Perempuan
(Kg)
49,0 – 55,0 3,1 – 4,3 3,3 – 4,3
55,5 – 60,0 4,3 – 5,7 4,4 – 5,5
60,5 – 65, 0 5,8 – 7,1 5,7 – 7,0
65,5 – 70,0 7,1 – 8,5 7,0 – 8,4
70,5 – 75,0 8,7 – 9, 8 8,5 – 9,6
Sedangkan tabel berat badan bayi normal berdasarkan usia dan jenis kelamin
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.2. Berat Badan Normal Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Umur BB Laki-laki BB Perempuan
Umur (bulan) Berat Badan Bayi laki-laki
(Kg)
Berat Badan Bayi Perempuan
(Kg)
0 2,5 2,5
1 3,5 3,5
2 4,2 4,0
3 5,2 5,0
4 6,2 6,0
5 7,2 7,0
6 8,2 8,0
7 9,2 8,4
8 9,4 8,6
9 9,6 8,8
10 9,8 9,0
11 10 9,2
12 10,2 9,5
B. Konsep Dasar Pijat Bayi
1. Pengertian
Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Pijat bayi dapat diartikan
sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat bayi sudah
dikenal sejak berabad-abad yang lalu, pada berbagai bangsa dan kebudayaan, dengan
berbagai bentuk terapi dan tujuan. Pijat bayi merupakan pengungkapan rasa kasih
sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang berdampak
sangat luar biasa (Maharani, 2009).
Sentuhan dan pelukan adalah salah satu kebutuhan dasar bayi (Purnamasari,
2005). Sentuhan ibu juga akan direspon oleh bayi sebagai bentuk perlindungan,
perhatian, dan ungkapan cinta. Semakin padat frekuensi sentuhan, semakin dekat
hubungan batin yang terjalin. Oleh sebab itu, pemijatan sebaiknya dilakukan oleh
ayah kakek atau nenek agar bayi tidak semakin tinggi ketergantungannya hanya
terhadap ibu (Subakti & Anggraini, 2008).
Masalahnya, sampai saat ini masih ada orang tua yang menganggap pijat
bukanlah sebuah bentuk terapi ilmiah sekaligus alamiah bagi bayi. Sebagian ibu
berpendapat pijat hanya perlu dilakukan ketika si kecil mengalami sakit flu dan masuk
angin. Namun fakta sejarah menyebutkan bahwa pijat merupakan metode terapi
sentuh tertua di Indonesia. Para ahli kesehatan menemukan pijatan dengan teknik
yang tepat kepada anak dan balita, bisa dilakukan saat mereka dalam kondisi
kesehatan yang baik (Maharani, 2009).
Namun, pemijatan juga mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan resiko
tinggi, misalnya berat lahir kurang dari 2000 gram atau bayi prematur. Lebih dari itu,
pijat bayi juga dapat mengurangi kambuhnya penyakit kronis seperti asma dan juga
dapat membantu bayi mengusir gejala kembung atau kolik (Maharani, 2009).
Menurut Subakti & Anggraini (2008) ada beberapa perbedaan antara pijat bayi
tradisional dan modern sebagai berikut:
a. Pijat tradisional dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang katanya turun-
temurun. Sedangkan, pijat modern justru dilakukan oleh ibunya sendiri, ayah,
nenek, atau kakek yang merupakan orang terdekat dengan si kecil.
b. Pijat tradisional menggunakan ramuan-ramuan pemijatan yang kadang tidak
terjamin aman bagi kulit bayi, misalnya parutan jahe, bawang, atau dedaunan yang
dihancurkan. Ramuan ini mengandung minyak astiri yang dapat menyebabkan
rasa gatal, panas, atau perih pada kulit bayi. Berbeda dengan pijat modern yang
hanya menggunakan baby oil (minyak bayi), minyak zaitun murni, atau (losion)
yang dianjurkan oleh dokter.
c. Pijat tradisional hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan kadang
disertai dengan jamu. Sedangkan, pijat modern adalah terapi sehat tanpa jamu atau
obat apapun.
d. Pijat tradisional yang sering dipaksakan untuk mengatasi penyakit, mengakibatkan
bayi menangis keras dan meronta-ronta setelah dipijat. Bayi akan tidur lelap
karena kelelahan menangis, bukan karena tenang. Sedangkan pijat modern justru
ibu yang menunggu kesiapan bayi. Hal ini akan membuat bayi senang. Setelah itu,
menjadi santai dan tidur karena puas dan nyaman.
2. Fisiologi Pijat Bayi
Fisiologi pijat bayi atau mekanisme dasar pemijatan memang belum banyak
diketahui. Namun, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori yang
menerangkan mekanisme dasar pijat bayi (Roesli,2001) antara lain:
a. Betha endhorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan pijatan akan
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg dari
Duke University Medical School melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus dan
ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilat-jilatan) ibu tikus kepada bayinya
terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut ini:
1) Penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase) suatu enzim yang menjadi
petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.
2) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.
3) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan.
Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu
neurochemical betha-endorphine, yang akan mengurangi pembentukan
hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC jaringan.
b. Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan.
Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang dipijat
mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan
menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Oleh
karena itu, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa
berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat.
c. Aktivitas Nervus Vagus meningkatkan volume ASI penyerapan makanan menjadi
lebih baik karena peningkatan aktivitas Nervus Vagus menyebabkan bayi cepat
lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih
banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika
semakin banyak diminta. Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih
tenang dan hal ini berdampak positif pada peningkatan volume ASI.
d. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Pemijatan akan
meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas
sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin, suatu hormone
stress). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon
adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan meningkatkan
daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.
e. Pijatan dapat mengubah gelombang otak pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih
lelap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan
pijatan dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara
menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang
dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram).
3. Tujuan Pijat Bayi
Tujuan pijat bayi dalam sudut pandang fisioterapis menurut (Maharani 2009)
adalah:
a. Mencegah posisi yang salah
b. Mencegah terjadinya kontraktur
c. Memperbaiki tonus otot
d. Meningkatkan visual dan auditory reaction
e. Pendidikan orang tua dalam cara menggendong dan memandikan bayi
4. Manfaat Pijat Bayi
Menurut Roesli (2001) dan Subakti & Anggraini (2008,) manfaat pijat bayi
adalah sebagai berikut:
a. Manfaat bagi bayi
1) Meningkatkan berat badan
2) Membuat bayi semakin tenang
3) Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur bayi)
4) Meningkatkan pertumbuhan
5) Memperbaiki konsentrasi bayi
6) Meningkatkan produksi ASI
7) Membantu meringankan ketidaknyamanan dalam pencernaan dan tekanan
emosi
8) Memacu perkembangan otak dan sistim saraf
9) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan
10) Menstimulasi aktivitas Nervus Vagus untuk perbaikan pernafasan
11) Memperkuat sistim kekebalan tubuh
12) Mengajari bayi sejak dini tentang bagian tubuh
13) Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel
b. Manfaat bagi orang tua
1) Meningkatkan kepercayaan diri
2) Memudahkan orang tua mengenali bayinya
3) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding)
4) Hiburan menyenangkan keluaga
5. Waktu pemijatan
Menurut Murjito (2007) pijat bayi dapat dilakukan sedini mungkin setelah
bayi dilahirkan. Lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan
yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak
kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan. Menurut Roesli (2001) bayi dapat dipijat
pada waktu-waktu yang tepat, meliputi:
a. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru
b. Malam hari, sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih
nyenyak
6. Tempat Pemijatan bayi menurut Subakti & Anggraini (2008) adalah:
a. Ruangan yang hangat tapi tidak panas
b. Ruangan kering dan tidak pengap
c. Ruangan tidak berisik
d. Ruangan yang penerangannya cukup
e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu
7. Suasana yang tenang saat pemijatan
Menurut (Subakti & Anggraini 2008) agar suasana menjadi tenang saat
pemijatan lebih baik dilakukan:
a. Saat si kecil ceria
b. Saat kondisi perut yang sudah terisi makanan
c. Saat suasana hati pemijat tenang
d. Melakukan mimik wajah tersenyum dan menebar kasih sayang
e. Melakukan pemutaran musik klasik
f. Persiapan sebelum memijat
Sebelum melakukan pemijatan harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Tangan bersih dan hangat
b. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi
c. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap
d. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar
e. Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan
seluruh tahap-tahap pemijatan
f. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang
g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih
h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau lotion)
i. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai
wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara
j. Akhiri dengan peregangan. Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa
dimulai.(Roesli,2005)
8. Orang Yang Boleh Melakukan Pijat Bayi
Sebaiknya pijat bayi dilakukan oleh orang tua (Maharani, 2009). Menurut
Roesli (2001) selain kedua orang tua bayi, dianjurkan pula pemijatan dilakukan oleh
kakek dan nenek bayi. Pada salah satu penelitian, sekelompok “kakek dan nenek”
dengan sukarela memijat bayi-bayi terlantar yang berusia antara 3 dan 18 bulan.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa para kakek dan nenek tadi mendapat
keuntungan yang lebih banyak dari kegiatan memijat bayi tersebut. Kakek dan nenek
dapat melakukan pemijatan pada cucunya. Bahkan, sering kali lebih terampil dan
sensitif dalam melakukannya. Hal ini mungkin dikarenakan pengalamannya terdahulu
dalam menangani anak-anaknya.
9. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Pemijatan (Rosli 2001)
a. Selama pemijatan dianjurkan melakukan hal-hal berikut:
1) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan
berlangsung.
2) Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang atau lembut, guna
membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.
3) Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara
bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya
apabila anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan
yang sedang dilakukan.
4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang lembut
sesering mungkin dengan memastikan bayi tidak alergi terhadap minyak yang
digunakan.
5) Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih
menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian, akan memberi
kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari
badannya disentuh. Karenanya, urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari
bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung.
6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis,
cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi
menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi
mengharapkan untuk digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat
ingin tidur.
7) Memandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar
dan bersih setelah terlumur minyak bayi (baby oil). Namun, kalau pemijatan
dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih
dari minyak bayi.
8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan
lebih lanjut tentang pemijatan bayi
9) Hindarkan mata bayi dari baby oil.
b. Selama pemijatan, tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut:
1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan
2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.
3) Memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat.
4) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi
c. Menurut (Roesli,2001) cara memijat harus sesuai dengan usia bayi, yaitu:
1) Usia 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan
halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah
perut.
2) Usia 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan
dalam waktu yang singkat.
3) Usia 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan
tekanan dan waktu yang semakin meningkat.
C. Praktik Pijat Bayi
Urutan pijat bayi adalah sebagai berikut (Roesli,2009).
1. Kaki
a. Perahan cara India
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul softball.
Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu.
b. Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan.
Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata
kaki.
c. Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari
tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki.
d. Tarikan lembut jari
Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki,
diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.
e. Gerakan peregangan (stretch)
Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas
jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit.
Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah
pangkal kaki kearah tumit.
f. Titik tekan
Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak
kaki dari arah tumit ke jari-jari.
g. Punggung kaki
Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki
dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara bergantian.
h. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)
Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari
lainnya di pergelangan kaki bayi.
i. Perahan cara swedia
Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakkan tangan anda secara bergantian dari
pegelangan kaki ke pangkal paha.
j. Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan Anda. Buatlah gerakan menggulung
dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.
k. Gerakan akhir
Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan kiri rapatkan kedua
kaki bayi. Letakkan kedua tangan Anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal
paha. Usap kedua kaki bayidengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan
kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.
2. Perut (Rosli,2009)
a. Mengayuh sepeda
Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas ke
bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat
Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan, yang lain. Pijat perut bayi dari
perut bagian atas sampai ke jari - jari kaki.
c. Bulan- Matahari
Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah
kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan
bawah (seolah membentuk gambar matahari (M) beberapa kali. Gunakan tangan
kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah
perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan (B),
lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan
penuh (matahari) sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah
lingkaran (bulan).
d. Gerakan I-Love-U
I, Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan
jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”. Love, pijatlah perut bayi membentuk
huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke
kiri bawah. You, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari
kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan
berakhir di perut kiri bawah.
e. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)
Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gerakkan jari-
jari Anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan
gelembung-gelembung udara (Rosli 2001).
3. Dada (Rosli,2009).
a. Jantung besar
Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung
jari kedua telapak tangan Anda di tengah dada bayi atau ulu hati. Buat gerakan ke
atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke
bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.
b. Kupu-kupu
Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan
kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah
bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan
kembali ke ulu hati.
4. Tangan (Rosli,2009).
a. Memijat ketiak (armpits)
Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat,
kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan tidak
dilakukan.
b. Perahan cara India
Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara
ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi bagian
pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri
memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian
pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak
ke arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri
ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi.
c. Peras dan putar
Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan
tangan.
d. Membuka tangan
Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-
jari.
e. Putar jari-jari
Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan
memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.
f. Punggung tangan
Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan. Usap punggung tangannya dari
pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut. Peras dan putar pergelangan
tangan peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
g. Perahan cara Swedia
Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan. Pijatan
ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.
1) Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai dari pergelangan
tangan kanan bayi ke arah pundak
2) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak.
h. Gerakan menggulung
Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan. Bentuklah
gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan atau
jari-jari.
5. Muka (Rosli,2009).
a. Dahi: menyetrika dahi (Open Book)
Letakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi. Tekankan jari-jari dengan
lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika
dahi atau membuka lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah
lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui
daerah pipi di bawah mata.
b. Alis: menyetrika alis
Letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu jari untuk
memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah
ke samping seolah menyetrika alis.
c. Hidung: senyum I
Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari pertengahan
kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke
samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
d. Mulut bagian atas: senyum II
Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu
jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi
tersenyum.
e. Mulut bagian bawah: senyum III
Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan
gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat
bayi tersenyum.
f. Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)
Buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi, dengan menggunakan
jari tangan.
g. Belakang telinga
Berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri dengan
menggunakan ujung – ujung jari. Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah
dagu.
6. Punggung (Rosli,2009).
a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)
Tengkurapkan bayi melintang di depan dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di
sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur
menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu
kembali lagi ke leher.
b. Gerakan menyetrika
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan, dan tangan kiri. Pijatlah mulai dari leher
ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah
menyetrika punggung.
c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki
Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang
kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.
d. Gerakan melingkar
Buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke
bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai pantat dengan
menggunakan jari – jari tangan. Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah
leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.
e. Gerakan menggaruk
Tekankan dengan lembut ke lima jari-jari tangan kanan Anda pada punggung
bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi.
7. Gerakan relaksasi (Rosli,2009)
Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-
sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk
memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi. Membuat goyangan-goyangan
ringan, tepukan-tepukan halus, dan melambung-lambungkan secara lembut adalah
contoh gerakan relaksasi.Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan
pada setiap bagian badan bayi.
8. Gerakan peregangan lembut (Rosli,2009).
Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat
perut dan pinggul serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini
dilakukan diakhir pemijatan atau diantara pijatan. Setiap gerakan peregangan dapat
dilakukan sebanyak 4-5 kali.
a. Tangan disilangkan
Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. Luruskan
kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali.
b. Membentuk diagonal tangan-kaki
Pertemuan ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi
sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan
tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung
tangan kanan di atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi
ke posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5
kali.
c. Menyilangkan kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah
silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu,
kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi
dan silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu
dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. Gerakan
ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.
d. Menekuk kaki
Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk
lutut kaki perlahan menuju ke arah perut. Gerakan menekuk lutut ini dapat diulang
sebanyak 4-5 kali.
e. Menekuk kaki bergantian
Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki
secara bergantian.
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Sumber : Roesli (2001) dan Subakti Anggraeni (2008)
Faktor Internal :
1. Genetic
2. Keluarga
3. Umur
4. Jenis kelamin
5. Kelainan kromosom
6. Asupan
7. Lingkungan
Kenaikan Berat
badan bayi
Faktor Pasca Natal Bayi :
1. Gizi
2. Lingkungan Fisik
3. Psikologis
4. Penyakit Kronis atau
kelainan konginetal
5. Endokrin
6. Sosio Ekonomi
7. Lingkungan Pengasuhan
8. Stimulasi Pijat
9. Obat - obatan
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual
variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan
dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan
variabel terikat.
Variabel Independen Variabel dependen
Bagan 2.1:
Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ada perbedaan kenaikan berat badan bayi yang dilakukan pijat bayi dengan yang tidak
dilakukan pijat bayi di BPS Yohana Kebonharjo Kota Semarang
Pijat bayi Kenaikan berat badan bayi