konsep berat badan bayi

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Berat Badan Bayi 1. Pengertian Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita, berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan (Hartono, 2008). Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi (Supariasa, 2002). Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagi perhitungan, antara lain: parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan gambaran tentang pertumbuhan. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur. 9

Upload: ikhwan-sahputra

Post on 07-Jul-2016

244 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

konsep berat badan bayi

TRANSCRIPT

Page 1: konsep berat badan bayi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Berat Badan Bayi

1. Pengertian

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering

digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk

mendiagnosis bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi-balita,

berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau di bawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita,

berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status

gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya

tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar perhitungan

dosis obat dan makanan (Hartono, 2008).

Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada

tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun.

Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya

tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang

kekurangan gizi (Supariasa, 2002).

Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagi perhitungan, antara lain:

parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena

perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan. Memberikan gambaran

status gizi sekarang dan gambaran tentang pertumbuhan. Merupakan ukuran

antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas di Indonesia sehingga tidak

merupakan hal baru yang memerlukan penjelasan secara meluas. Ketelitian

pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur.

9

Page 2: konsep berat badan bayi

KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk

pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai

dasar pengisiannya. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian

status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai

indeks yang tidak tergantung pada umur. Alat pengukur dapat diperoleh di daerah

pedesaan dengan ketelitian yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah

dikenal oleh masyarakat (Supariasa, 2002).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bayi (Depkes R.I,2005)

Pertumbuhan bayi pada dasarnya itu berbeda dengan yang lainnya karena

mereka memiliki perbedaan genetik dan asupan dari masing-masing bayi. Faktor dari

pertumbuhan manusia itu sendiri bisa dikatakan hal yang penting dalam

perkembangan bayi. Faktor-faktornya adalah :

a. Faktor dalam (internal)

1) Faktor Genetik (Keturunan)

Faktor ini merupakan faktor utama yang dimiliki oleh seorang manusia dalam

awal pertumbuhannya. Faktor ini sangat berpengaruh dalam proses

pertumbuhannya dari bayi sampai dewasa. Biasanya faktor genetik ini susah

untuk diubah, karena sudah terbentuk dan melekat pada si manusia sejak

mereka lahir. Dan sekalipun bisa diubah itu memerlukan waktu yang cukup

lama untuk mengubahnya. Contoh faktor-faktor genetik manusia : postur

tubuh, warna rambut, warna kulit, sifat, tempramen dan lain-lain.

2) Faktor Asupan

Faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pertumbuhan manusia.

Pemberian asupan seperti makanan, vitamin, buah-buahan, sayuran secara

teratur dalam proses pertumbuhannya akan membentuk manusia yang sehat,

Page 3: konsep berat badan bayi

baik sehat fisik dan sehat psikis. Asupan juga berpengaruh dengan cara

berfikir, pertumbuhan badan dan lain-lain.

3) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan merupakan cara pembelajaran para manusia dalam

pembangunan karakter secara alamiah, dengan kata lain proses belajarnya

secara otomatis. Maka dengan itu lingkungan berpengaruh dalam

pembangunan sifat dan karakter mereka. Apabila faktor gen dan asupan

mereka telah terpenuhi dengan baik tetapi ia bergaul dan hidup di lingkungan

yang salah (tidak baik) maka akan menghasilkan manusia yang tidak baik

pula.

b. Faktor luar (eksternal) (Depkes R.I, 2005)

1) Faktor Prenatal

a) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama

selama trimester akhir kehamilan.

b) Mekanis posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan

kelainan kongenital, misalnya club foot.

c) Toksin/zat kimia, radiasi

d) Kelainan endokrin

e) Infeksi TORCH atau penyakit menular seksual

f) Kelainan imunologi

g) Psikologis ibu

2) Faktor Persalinan/kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forceps dapat menyebabkan

trauma kepala pada bayi sehingga berisiko terjadinya kerusakan jaringan otak.

Page 4: konsep berat badan bayi

3) Faktor Pascanatal

a) Gizi

Tumbuh kembang bayi memerlukan zat makanan yang adekuat.

b) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan merupakan tempat anak hidup sebagai penyedia kebutuhan

dasar anak (provider)

c) Psikologis

d) Penyakit kronis/kelainan kongenital

e) Endokrin

f) Sosio-ekonomi

g) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat – obatan

3. Alat Mengukur Berat Badan (supariasa,2001).

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang

digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan :

a) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain

b) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya

c) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg

d) Skalanya mudah dibaca

Page 5: konsep berat badan bayi

e) Cukup aman untuk menimbang anak balita

Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan

untuk digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacin :

a) Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan

b) Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat

c) Ketelitian dan ketetapan cukup baik

d) Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. Bila

digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar, karena

angka ketelitiannya 0,25 kg.

e) Jenis timbangan lain yang digunakan adalah detecto yang terdapat di Puskesmas.

Timbangan kamar mandi (bath room scale) tidak dapat dipakai menimbang anak

balita, karena menggunakan per, sehingga hasilnya dapat berubah-ubah menurut

kepekaan per-nya.

Alat lain yang diperlukan adalah kantong celana timbang atau kain sarung,

kotak atau keranjang yang tidak membahayakan anak terjatuh pada waktu ditimbang,

misalnya menggunakan tali atau sejenisnya yang cukup kuat untuk menggantungkan

dacin.

4. Cara Menimbang/Mengukur Berat Badan

Memeriksa dacin dengan seksama, adakah masih dalam kondisi baik atau

tidak. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser berada pada posisi skala 0,0 kg,

jarum penunjuk berada pada posisi seimbang. Setelah alat timbang lainnya (celana

atau sarung timbang) dipasang pada dacin, lakukan peneraan yaitu cara menambah

beban pada ujung tangkai dacin, misalnya plastik berisi pasir (supariasa,2001).

Petunjuk bagaimana cara menimbang balita dengan menggunakan dacin.

Langkah-langkah tersebut dikenal dengan penimbangan, yaitu : (Buku Kader 2005)

Page 6: konsep berat badan bayi

a) Langkah 1

Menggantungkan dacin pada : a. Dahan pohon; b. Palang rumah, atau penyangga

kaki tiga

b) Langkah 2

Memeriksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke bawah

kuat-kuat

c) Langkah 3

Letakkan bandul geser pada angka 0 (nol) sebelum dipakai. Batang dacin

dikaitkan dengan tali pengaman

d) Langkah 4

Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada

dacin. Ingat bandul geser pada angka 0 (nol)

e) Langkah 5

Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau

kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik.

f) Langkah 6

Anak ditimbang, dan seimbangkan dacin

g) Langkah 7

Tentukan berat badan anak, dengan membaca angka di ujung bandul geser

h) Langkah 8

Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas

i) langkah 9

Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali pengaman,

setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan.

Page 7: konsep berat badan bayi

5. Cara Menimbang Berat Badan Bayi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang bayi adalah : Pakaian

dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan

kantong celana timbang tidak dapat digunakan

Bayi ditidurkan didalam kain sarung, menggeser anak timbang sampai tercapai

keadaan seimbang, kedua ujung jarum terdapat pada satu titik lihatlah angka pada

skala batang dacin yang menunjukkan berar badan bayi. Catat berat badan dengan

teliti sampai satu angka decimal, misalnya 7,5 kg (supariasa,2001).

6. Menimbang Anak

Menggunakan kantong celana timbang, kain sarung atau keranjang. Sebelum

anak ditimbang, jarum menunjukkan skala 0 (nol) setelah ditambahkan kain sarung

atau keranjang. Kesulitan dalam menimbang : anak terlalu aktif, sehingga sulit

melihat skala dan anak biasanya menangis (Supariasa, 2002)

7. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menimbang Berat Badan Anak

a. Pemeriksaan alat timbang

Dacin harus diperiksa secara seksama, apakah masih dalam kondisi baik

atau tidak sebelum digunakan. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser

berada pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang.

Keadaan bandul digeser tidak longgar terhadap tangkai dacin, melakukan

penelitian, peneraan alat timbang ini sangat penting untuk mendapatkan data

dengan validitas yang tinggi.

b. Anak balita yang ditimbang

Balita yang akan ditimbang sebaiknya memakai pakaian seminim mungkin

dan seringan mungkin. Sepatu, baju dan topi sebaiknya dilepaskan. Apabila hal ini

tidak memungkinkan, maka hasil penimbangan harus dikoreksi dengan kain balita

Page 8: konsep berat badan bayi

yang ikut tertimbang. Bila keadaan ini memaksa dimana anak balita tidak mau

ditimbang tanpa ibunya atau orang tua yang menyertainya, maka timbangan dapat

dilakukan dengan menggunakan timbangan injak. Cara pertama, timbang balita

beserta ibunya. Kedua, timbang ibunya saja. Ketiga, hasil timbangan dihitung

dengan mengurangi berat badan ibu dan anak, dengan berat badan ibu sendiri.

c. Keamanan

Faktor keamanan penimbangan sangat perlu diperhatikan. Tidak jarang

petugas di lapangan kurang memperhatikan keamanan itu. Misalnya langkah ke-2

dari 9 langkah penimbangan tidak dilakukan, maka kemungkinan dacin dan anak

yang ditimbang bisa jatuh, karena dacin tidak tergantung kuat. Maka karena itu,

segala sesuatu menyangkut keamanan harus diperhatikan termasuk lantai dimana

di lakukan penimbangan. Lantai tidak boleh terlalu licin, berkerikil atau

bertangga. Hal itu dapat mempengaruhi keamanan, baik yang ditimbang, maupun

petugas.

d. Pengetahuan dasar petugas

Cara memperlancar proses penimbangan, petugas dianjurkan untuk

mengetahui berat badan secara umum pada umur-umur tertentu. Hal ini sangat

penting diketahui untuk dapat memperkirakan posisi bandul geser yang mendekati

skala berat pada dacin sesuai dengan umur anak yang ditimbang. Cara ini dapat

menghemat waktu, jika penimbangan dilakukan dengan memindah-mindahkan

bandul geser secara tidak menentu.

8. Pertambahan Berat Badan Pada Bayi

Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan kenaikan

berat badan sebagai berikut kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu

menunjukkan kenaikan berat badan sebagai berikut: selama triwulan ke-1 kenaikan

Page 9: konsep berat badan bayi

berat badan 150-250 g/minggu,selama triwulan ke-2 kenaikan berat badan 500-600

g/bulan (Nelson 2005).

Tabel 2.1. Berat Badan Normal Berdasarkan Panjang Badan

Dan Jenis Kelamin

Panjang (cm) Berat Badan Bayi laki-laki

(Kg)

Berat Badan Bayi Perempuan

(Kg)

49,0 – 55,0 3,1 – 4,3 3,3 – 4,3

55,5 – 60,0 4,3 – 5,7 4,4 – 5,5

60,5 – 65, 0 5,8 – 7,1 5,7 – 7,0

65,5 – 70,0 7,1 – 8,5 7,0 – 8,4

70,5 – 75,0 8,7 – 9, 8 8,5 – 9,6

Sedangkan tabel berat badan bayi normal berdasarkan usia dan jenis kelamin

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.2. Berat Badan Normal Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Umur BB Laki-laki BB Perempuan

Umur (bulan) Berat Badan Bayi laki-laki

(Kg)

Berat Badan Bayi Perempuan

(Kg)

0 2,5 2,5

1 3,5 3,5

2 4,2 4,0

3 5,2 5,0

4 6,2 6,0

5 7,2 7,0

6 8,2 8,0

7 9,2 8,4

8 9,4 8,6

9 9,6 8,8

10 9,8 9,0

11 10 9,2

12 10,2 9,5

B. Konsep Dasar Pijat Bayi

1. Pengertian

Pijat bayi biasa disebut dengan stimulus touch. Pijat bayi dapat diartikan

sebagai sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat bayi sudah

dikenal sejak berabad-abad yang lalu, pada berbagai bangsa dan kebudayaan, dengan

berbagai bentuk terapi dan tujuan. Pijat bayi merupakan pengungkapan rasa kasih

Page 10: konsep berat badan bayi

sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang berdampak

sangat luar biasa (Maharani, 2009).

Sentuhan dan pelukan adalah salah satu kebutuhan dasar bayi (Purnamasari,

2005). Sentuhan ibu juga akan direspon oleh bayi sebagai bentuk perlindungan,

perhatian, dan ungkapan cinta. Semakin padat frekuensi sentuhan, semakin dekat

hubungan batin yang terjalin. Oleh sebab itu, pemijatan sebaiknya dilakukan oleh

ayah kakek atau nenek agar bayi tidak semakin tinggi ketergantungannya hanya

terhadap ibu (Subakti & Anggraini, 2008).

Masalahnya, sampai saat ini masih ada orang tua yang menganggap pijat

bukanlah sebuah bentuk terapi ilmiah sekaligus alamiah bagi bayi. Sebagian ibu

berpendapat pijat hanya perlu dilakukan ketika si kecil mengalami sakit flu dan masuk

angin. Namun fakta sejarah menyebutkan bahwa pijat merupakan metode terapi

sentuh tertua di Indonesia. Para ahli kesehatan menemukan pijatan dengan teknik

yang tepat kepada anak dan balita, bisa dilakukan saat mereka dalam kondisi

kesehatan yang baik (Maharani, 2009).

Namun, pemijatan juga mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dengan resiko

tinggi, misalnya berat lahir kurang dari 2000 gram atau bayi prematur. Lebih dari itu,

pijat bayi juga dapat mengurangi kambuhnya penyakit kronis seperti asma dan juga

dapat membantu bayi mengusir gejala kembung atau kolik (Maharani, 2009).

Menurut Subakti & Anggraini (2008) ada beberapa perbedaan antara pijat bayi

tradisional dan modern sebagai berikut:

a. Pijat tradisional dilakukan oleh dukun pijat dengan ilmu yang katanya turun-

temurun. Sedangkan, pijat modern justru dilakukan oleh ibunya sendiri, ayah,

nenek, atau kakek yang merupakan orang terdekat dengan si kecil.

Page 11: konsep berat badan bayi

b. Pijat tradisional menggunakan ramuan-ramuan pemijatan yang kadang tidak

terjamin aman bagi kulit bayi, misalnya parutan jahe, bawang, atau dedaunan yang

dihancurkan. Ramuan ini mengandung minyak astiri yang dapat menyebabkan

rasa gatal, panas, atau perih pada kulit bayi. Berbeda dengan pijat modern yang

hanya menggunakan baby oil (minyak bayi), minyak zaitun murni, atau (losion)

yang dianjurkan oleh dokter.

c. Pijat tradisional hanya ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan kadang

disertai dengan jamu. Sedangkan, pijat modern adalah terapi sehat tanpa jamu atau

obat apapun.

d. Pijat tradisional yang sering dipaksakan untuk mengatasi penyakit, mengakibatkan

bayi menangis keras dan meronta-ronta setelah dipijat. Bayi akan tidur lelap

karena kelelahan menangis, bukan karena tenang. Sedangkan pijat modern justru

ibu yang menunggu kesiapan bayi. Hal ini akan membuat bayi senang. Setelah itu,

menjadi santai dan tidur karena puas dan nyaman.

2. Fisiologi Pijat Bayi

Fisiologi pijat bayi atau mekanisme dasar pemijatan memang belum banyak

diketahui. Namun, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori yang

menerangkan mekanisme dasar pijat bayi (Roesli,2001) antara lain:

a. Betha endhorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan pijatan akan

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg dari

Duke University Medical School melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus dan

ditemukan bahwa jika hubungan taktil (jilat-jilatan) ibu tikus kepada bayinya

terganggu akan menyebabkan hal-hal berikut ini:

1) Penurunan enzim ODC (ornithine decarboxylase) suatu enzim yang menjadi

petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan.

Page 12: konsep berat badan bayi

2) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan.

3) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan.

Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu

neurochemical betha-endorphine, yang akan mengurangi pembentukan

hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC jaringan.

b. Aktivitas Nervus Vagus mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan.

Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang dipijat

mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan

menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Oleh

karena itu, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa

berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat.

c. Aktivitas Nervus Vagus meningkatkan volume ASI penyerapan makanan menjadi

lebih baik karena peningkatan aktivitas Nervus Vagus menyebabkan bayi cepat

lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih

banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika

semakin banyak diminta. Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih

tenang dan hal ini berdampak positif pada peningkatan volume ASI.

d. Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Pemijatan akan

meningkatkan aktivitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas

sel reseptor yang berfungsi mengikat glucocorticoid (adrenalin, suatu hormone

stress). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon

adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan meningkatkan

daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.

e. Pijatan dapat mengubah gelombang otak pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih

lelap dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini disebabkan

Page 13: konsep berat badan bayi

pijatan dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara

menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang

dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram).

3. Tujuan Pijat Bayi

Tujuan pijat bayi dalam sudut pandang fisioterapis menurut (Maharani 2009)

adalah:

a. Mencegah posisi yang salah

b. Mencegah terjadinya kontraktur

c. Memperbaiki tonus otot

d. Meningkatkan visual dan auditory reaction

e. Pendidikan orang tua dalam cara menggendong dan memandikan bayi

4. Manfaat Pijat Bayi

Menurut Roesli (2001) dan Subakti & Anggraini (2008,) manfaat pijat bayi

adalah sebagai berikut:

a. Manfaat bagi bayi

1) Meningkatkan berat badan

2) Membuat bayi semakin tenang

3) Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur bayi)

4) Meningkatkan pertumbuhan

5) Memperbaiki konsentrasi bayi

6) Meningkatkan produksi ASI

7) Membantu meringankan ketidaknyamanan dalam pencernaan dan tekanan

emosi

8) Memacu perkembangan otak dan sistim saraf

9) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan

Page 14: konsep berat badan bayi

10) Menstimulasi aktivitas Nervus Vagus untuk perbaikan pernafasan

11) Memperkuat sistim kekebalan tubuh

12) Mengajari bayi sejak dini tentang bagian tubuh

13) Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel

b. Manfaat bagi orang tua

1) Meningkatkan kepercayaan diri

2) Memudahkan orang tua mengenali bayinya

3) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bounding)

4) Hiburan menyenangkan keluaga

5. Waktu pemijatan

Menurut Murjito (2007) pijat bayi dapat dilakukan sedini mungkin setelah

bayi dilahirkan. Lebih cepat mengawali pemijatan, bayi akan mendapat keuntungan

yang lebih besar. Apalagi jika pemijatan dapat dilakukan setiap hari dari sejak

kelahiran sampai bayi berusia 6-7 bulan. Menurut Roesli (2001) bayi dapat dipijat

pada waktu-waktu yang tepat, meliputi:

a. Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru

b. Malam hari, sebelum tidur. Ini sangat baik untuk membantu bayi tidur lebih

nyenyak

6. Tempat Pemijatan bayi menurut Subakti & Anggraini (2008) adalah:

a. Ruangan yang hangat tapi tidak panas

b. Ruangan kering dan tidak pengap

c. Ruangan tidak berisik

d. Ruangan yang penerangannya cukup

e. Ruangan tanpa aroma menyengat dan mengganggu

Page 15: konsep berat badan bayi

7. Suasana yang tenang saat pemijatan

Menurut (Subakti & Anggraini 2008) agar suasana menjadi tenang saat

pemijatan lebih baik dilakukan:

a. Saat si kecil ceria

b. Saat kondisi perut yang sudah terisi makanan

c. Saat suasana hati pemijat tenang

d. Melakukan mimik wajah tersenyum dan menebar kasih sayang

e. Melakukan pemutaran musik klasik

f. Persiapan sebelum memijat

Sebelum melakukan pemijatan harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Tangan bersih dan hangat

b. Hindari agar kuku dan perhiasan tidak mengakibatkan goresan pada kulit bayi

c. Ruang untuk memijat diupayakan hangat dan tidak pengap

d. Bayi sudah selesai makan atau sedang tidak lapar

e. Sediakan waktu untuk tidak diganggu minimal selama 15 menit guna melakukan

seluruh tahap-tahap pemijatan

f. Duduklah pada posisi nyaman dan tenang

g. Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih

h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil atau lotion)

i. Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara membelai

wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara

j. Akhiri dengan peregangan. Setelah melakukan persiapan itu, pemijatan bisa

dimulai.(Roesli,2005)

Page 16: konsep berat badan bayi

8. Orang Yang Boleh Melakukan Pijat Bayi

Sebaiknya pijat bayi dilakukan oleh orang tua (Maharani, 2009). Menurut

Roesli (2001) selain kedua orang tua bayi, dianjurkan pula pemijatan dilakukan oleh

kakek dan nenek bayi. Pada salah satu penelitian, sekelompok “kakek dan nenek”

dengan sukarela memijat bayi-bayi terlantar yang berusia antara 3 dan 18 bulan.

Penelitian tersebut membuktikan bahwa para kakek dan nenek tadi mendapat

keuntungan yang lebih banyak dari kegiatan memijat bayi tersebut. Kakek dan nenek

dapat melakukan pemijatan pada cucunya. Bahkan, sering kali lebih terampil dan

sensitif dalam melakukannya. Hal ini mungkin dikarenakan pengalamannya terdahulu

dalam menangani anak-anaknya.

9. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Pemijatan (Rosli 2001)

a. Selama pemijatan dianjurkan melakukan hal-hal berikut:

1) Memandang mata bayi, disertai pancaran kasih sayang selama pemijatan

berlangsung.

2) Bernyanyilah atau putarkanlah lagu-lagu yang tenang atau lembut, guna

membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan berlangsung.

3) Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan ringan, kemudian secara

bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya

apabila anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai terbiasa dengan pijatan

yang sedang dilakukan.

4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan baby oil atau lotion yang lembut

sesering mungkin dengan memastikan bayi tidak alergi terhadap minyak yang

digunakan.

5) Sebaiknya, pemijatan dimulai dari kaki bayi karena umumnya bayi lebih

menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian, akan memberi

Page 17: konsep berat badan bayi

kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain dari

badannya disentuh. Karenanya, urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari

bagian kaki, perut, dada, tangan, muka, dan diakhiri pada bagian punggung.

6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi menangis,

cobalah untuk menenangkannya sebelum melanjutkan pemijatan. Jika bayi

menangis lebih keras, hentikanlah pemijatan karena mungkin bayi

mengharapkan untuk digendong, disusui, atau sudah mengantuk dan sangat

ingin tidur.

7) Memandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa segar

dan bersih setelah terlumur minyak bayi (baby oil). Namun, kalau pemijatan

dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih

dari minyak bayi.

8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk mendapatkan keterangan

lebih lanjut tentang pemijatan bayi

9) Hindarkan mata bayi dari baby oil.

b. Selama pemijatan, tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal berikut:

1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan

2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan.

3) Memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat.

4) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

c. Menurut (Roesli,2001) cara memijat harus sesuai dengan usia bayi, yaitu:

1) Usia 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan

halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah

perut.

Page 18: konsep berat badan bayi

2) Usia 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan

dalam waktu yang singkat.

3) Usia 3 bulan sampai 3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan

tekanan dan waktu yang semakin meningkat.

C. Praktik Pijat Bayi

Urutan pijat bayi adalah sebagai berikut (Roesli,2009).

1. Kaki

a. Perahan cara India

Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul softball.

Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu.

b. Peras dan putar

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan.

Peras dan putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha kearah mata

kaki.

c. Telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari

tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak kaki.

d. Tarikan lembut jari

Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki,

diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari.

e. Gerakan peregangan (stretch)

Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas

jari-jari kearah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit.

Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah

pangkal kaki kearah tumit.

Page 19: konsep berat badan bayi

f. Titik tekan

Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak

kaki dari arah tumit ke jari-jari.

g. Punggung kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki

dari pergelangan kaki kearah jari-jari secara bergantian.

h. Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)

Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari

lainnya di pergelangan kaki bayi.

i. Perahan cara swedia

Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakkan tangan anda secara bergantian dari

pegelangan kaki ke pangkal paha.

j. Gerakan menggulung

Pegang pangkal paha dengan kedua tangan Anda. Buatlah gerakan menggulung

dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

k. Gerakan akhir

Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan kiri rapatkan kedua

kaki bayi. Letakkan kedua tangan Anda secara bersamaan pada pantat dan pangkal

paha. Usap kedua kaki bayidengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan

kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.

2. Perut (Rosli,2009)

a. Mengayuh sepeda

Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dari atas ke

bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.

Page 20: konsep berat badan bayi

b. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan, yang lain. Pijat perut bayi dari

perut bagian atas sampai ke jari - jari kaki.

c. Bulan- Matahari

Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah

kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan

bawah (seolah membentuk gambar matahari (M) beberapa kali. Gunakan tangan

kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah

perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan (B),

lakukan kedua gerakan ini bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan

penuh (matahari) sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah

lingkaran (bulan).

d. Gerakan I-Love-U

I, Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan

jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”. Love, pijatlah perut bayi membentuk

huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke

kiri bawah. You, pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari

kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, dan

berakhir di perut kiri bawah.

e. Gelembung atau jari-jari berjalan (walking fingers)

Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gerakkan jari-

jari Anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan

gelembung-gelembung udara (Rosli 2001).

Page 21: konsep berat badan bayi

3. Dada (Rosli,2009).

a. Jantung besar

Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung

jari kedua telapak tangan Anda di tengah dada bayi atau ulu hati. Buat gerakan ke

atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke

bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati.

b. Kupu-kupu

Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu, dimulai dengan tangan

kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada atau ulu hati ke arah

bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan

kembali ke ulu hati.

4. Tangan (Rosli,2009).

a. Memijat ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat,

kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan tidak

dilakukan.

b. Perahan cara India

Arah pijatan cara India ialah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna pemijatan cara

ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot. Peganglah lengan bayi bagian

pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri

memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan kanan mulai dari bagian

pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak

ke arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri

ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi.

Page 22: konsep berat badan bayi

c. Peras dan putar

Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan

tangan.

d. Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-

jari.

e. Putar jari-jari

Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan

memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari.

f. Punggung tangan

Letakkan tangan bayi diantara kedua tangan. Usap punggung tangannya dari

pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut. Peras dan putar pergelangan

tangan peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk.

g. Perahan cara Swedia

Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah badan. Pijatan

ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.

1) Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai dari pergelangan

tangan kanan bayi ke arah pundak

2) Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak.

h. Gerakan menggulung

Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan. Bentuklah

gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan atau

jari-jari.

Page 23: konsep berat badan bayi

5. Muka (Rosli,2009).

a. Dahi: menyetrika dahi (Open Book)

Letakkan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi. Tekankan jari-jari dengan

lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika

dahi atau membuka lembaran buku. Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, buatlah

lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui

daerah pipi di bawah mata.

b. Alis: menyetrika alis

Letakkan kedua ibu jari diantara kedua alis mata. Gunakan kedua ibu jari untuk

memijat secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah

ke samping seolah menyetrika alis.

c. Hidung: senyum I

Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari dari pertengahan

kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke

samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.

d. Mulut bagian atas: senyum II

Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung. Gerakkan kedua ibu

jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi

tersenyum.

e. Mulut bagian bawah: senyum III

Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada dagu dengan

gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat

bayi tersenyum.

f. Lingkaran kecil di rahang (small circles around jaw)

Buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi, dengan menggunakan

jari tangan.

Page 24: konsep berat badan bayi

g. Belakang telinga

Berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri dengan

menggunakan ujung – ujung jari. Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah

dagu.

6. Punggung (Rosli,2009).

a. Gerakan maju mundur (kursi goyang)

Tengkurapkan bayi melintang di depan dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di

sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur

menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu

kembali lagi ke leher.

b. Gerakan menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan, dan tangan kiri. Pijatlah mulai dari leher

ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah

menyetrika punggung.

c. Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang

kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi.

d. Gerakan melingkar

Buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke

bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai pantat dengan

menggunakan jari – jari tangan. Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah

leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

e. Gerakan menggaruk

Tekankan dengan lembut ke lima jari-jari tangan kanan Anda pada punggung

bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi.

Page 25: konsep berat badan bayi

7. Gerakan relaksasi (Rosli,2009)

Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-

sama pijat bayi atau terpisah dari pijat bayi. Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk

memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi. Membuat goyangan-goyangan

ringan, tepukan-tepukan halus, dan melambung-lambungkan secara lembut adalah

contoh gerakan relaksasi.Sentuhan relaksasi ini dapat dipakai untuk memulai gerakan

pada setiap bagian badan bayi.

8. Gerakan peregangan lembut (Rosli,2009).

Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, memijat

perut dan pinggul serta meluruskan tulang belakang bayi. Peregangan lembut ini

dilakukan diakhir pemijatan atau diantara pijatan. Setiap gerakan peregangan dapat

dilakukan sebanyak 4-5 kali.

a. Tangan disilangkan

Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. Luruskan

kembali kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali.

b. Membentuk diagonal tangan-kaki

Pertemuan ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi

sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik kembali kaki kanan dan

tangan kiri bayi ke posisi semula. Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung

tangan kanan di atas tubuh bayi. Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi

ke posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat diulang sebanyak 4-5

kali.

c. Menyilangkan kaki

Pegang pergelangan kaki kanan dan kaki kiri bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah

silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu,

kembalikan posisi kaki pada posisi semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi

Page 26: konsep berat badan bayi

dan silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu

dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. Gerakan

ini dapat diulang sebanyak 4-5 kali.

d. Menekuk kaki

Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk

lutut kaki perlahan menuju ke arah perut. Gerakan menekuk lutut ini dapat diulang

sebanyak 4-5 kali.

e. Menekuk kaki bergantian

Gerakannya sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan mempergunakan kaki

secara bergantian.

Page 27: konsep berat badan bayi

D. Kerangka Teori

Bagan 2.1

Sumber : Roesli (2001) dan Subakti Anggraeni (2008)

Faktor Internal :

1. Genetic

2. Keluarga

3. Umur

4. Jenis kelamin

5. Kelainan kromosom

6. Asupan

7. Lingkungan

Kenaikan Berat

badan bayi

Faktor Pasca Natal Bayi :

1. Gizi

2. Lingkungan Fisik

3. Psikologis

4. Penyakit Kronis atau

kelainan konginetal

5. Endokrin

6. Sosio Ekonomi

7. Lingkungan Pengasuhan

8. Stimulasi Pijat

9. Obat - obatan

Page 28: konsep berat badan bayi

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual

variabel-variabel penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan

dengan variabel-variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan

variabel terikat.

Variabel Independen Variabel dependen

Bagan 2.1:

Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ada perbedaan kenaikan berat badan bayi yang dilakukan pijat bayi dengan yang tidak

dilakukan pijat bayi di BPS Yohana Kebonharjo Kota Semarang

Pijat bayi Kenaikan berat badan bayi