1.berat badan lahir rendah

Upload: triansyah-fisa

Post on 10-Jul-2015

927 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang

diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup. Masa kehamilan adalah salah satu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang dikandungnya membutuhkan gizi yang cukup banyak (Depkes RI,2008). Walaupun berat badan ibu kecil pada trimester I kehamilan tetapi sangat membutuhkan gizi yang tinggi karena pada trimester ini plasenta terbentuk. Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trimester I dan II akan meningkatkan kemungkinan lahirnya bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan oleh WHO sebagai bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr. Definisi ini berdasarkan pada hasil observasi epidemiologi yang membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram mempunyai kontribusi terhadap kesehatan yang buruk. Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka Kematian Bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, yaitu tercatat 50 per 1000 kelahiran hidup pada tahun

2

2007, ini memang bukan gambaran yang indah, karena masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan negara negara di bagian ASEAN, dan penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 -27% disebabkan karena BBLR. Sementara itu, prevelensi BBLR di Indonesia saat ini di perkirakan 7 14% yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi (Depkes RI, 2009). World Health Organization (WHO) 1979, telah membagi umur kehamilan menjadi tiga kelompok yaitu : 1) Pre-term yaitu kurang dari 37 minggu (259 hari), 2) Term, yaitu mulai 37 minggu sampai 42 minggu atau unur antara 259-293 hari, 3) Post-term, yaitu lebih dari 42 minggu (294 hari) (Manuaba,2007). Begitu juga menurut perkiraan World Health Organization (WHO) pada tahun 1961 telah mengganti istilah Premature baby dengan low birth weight baby (bayi dengan berat badan lahir rendah = BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi premature. Keadaan ini dapat di sebabkan oleh : 1) masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai (masa kehamilan dihitung mulai dari hari pertama haid yang teratur ; 2) bayi small for gestational age (SGA) : bayi yang kurang dari berat badan yang semestinya menurut masa kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan = KMK); 3) kedua-duanya (pernyataan 1 dan 2) (Sarwono,2006). Bila diperhatikan di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dalam 1 tahun, ada satu neonatus meninggal. Penyebab

3

utama kematian neonatal adalah BBLR sebanyak 29%. Insiden BBLR di Rumah Sakit di Indonesia berkisar 20% (Eka ,2009). Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam (2008), Angka Kematian Ibu (AKI) di Aceh berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Masih relatif tinggi dalam/ mencapai target sasaran yang akan dicapai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada Indonesia Sehat 2012. Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Meulaboh, Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2007 yaitu 14 per 1000 kelahiran hidup dan untuk bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 g ada sebanyak 28 orang (2,8%). Pada tahun 2008 yaitu 23 per 1000 kelahiran hidup dan untuk bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 g ada sebanyak 32 orang (3,2%) (Dinkes Kota Meulaboh, 2010). Dari data Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh, pada tahun 2010 sebesar dari 324 ibu yang melahirkan didapati sebanyak 66 orang (20,4%) kasus ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). (Catatan Rekam Medik RSU. Cut Nyak Dhien , 2011). Oleh karena itulah, berdasarkan latar belakang diatas dan dengan adanya data yang ada, Maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Lahir dengan BBLR Studi Kasus diRSU Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2010 .

4

1.2.

Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah masih tingginya kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh.

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Lahir dengan BBLR diRumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh Tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus1.

Untuk mengetahui kejadian BBLR diRumah Sakit Umum Cut

Nyak Dhien Meulaboh tahun 20102.

Untuk mengetahui hubungan antara anemia dengan kejadian

BBLR diRumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Meulaboh tahun 20103.

Untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian

BBLR di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh tahun 20104.

Untuk mengetahui hubungan antara umur ibu dengan kejadian

BBLR di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh tahun 20105.

Untuk mengetahui hubungan umur kehamilan dengan kejadian

BBLR di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh tahun 2010

5

1.4.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Sebagai pengetahuan untuk memahami ilmu-ilmu mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian Bayi Lahir dengan BBLR di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh. 2. Manfaat Praktis

o

Meningkatkan pengetahuan serta wawasan keilmuan penulis khususnya

dalam penanganan BBLR sehingga dapat bermanfaat dalam menjalankan tugas.

o

Sebagai

sumbangan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan

tentang pentingnya derajat kesehatan ibu hamil dalam mendapatkan bayi yang sehat dan berkualitas serta terhindar dari BBLR.

o

Meningkatkan deteksi dini dan penanggulangan ibu hamil dengan

risiko bayi BBLR sehingga dapat menghasilkan bayi dan ibu yang sehat serta proses kehamilan dan persalinan yang lancar.

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

2.1.1. Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir rendah dibedakan dalam dua kategori, yaitu bayi berat lahir rendah karena premature (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau bayi berat lahir rendah karena intrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat badan kurang untuk usianya (Depkes RI, 2008). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah kelahiran bayi dengan berat badannya kurang dari 2500 gram (Manuaba,2007) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan bahkan dapat pada terhambatnya pertumbuhan dan

perkembangan,

menggangu

kelangsungan

hidupnya

(Prawirohardjo, 2006). BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia masa kehamilan. BBLR biasa terdiri atas BBLR kurang bulan atau bayi lahir prematur dan BBLR cukup bulan / lebih bulan dengan hambatan pertumbuhan intrauterine (IUGR). BBLR kurang bulan / premature

7

khususnya yang masa kehamilannya, biasanya mengalami penyulit seperti gangguan nafas, ikterus, infeksi dan sebagainya,yang apabila tidak dikelola sesuai dengan standar pelayanan medis akan berakibat fatal. Sementara BBLR yang cukup / lebih bulan pada umumnya organ tubuhnya sudah matur sehingga tidak terlalu bermasalah dalam perawatannya (Purwanto,2009). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram) (Hanifa,2006). Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR) (Yushananta, 2001). Berdasarkan kurva pertumbuhan intrauterin dari Lubchenko, maka kebanyakan bayi prematur akan dilahirkan dengan berat badan yang rendah (BBLR), BBLR dibedakan atas Berat Lahir Sangat Rendah (BLSR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.500 gram, dan Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BLASR), yaitu bila berat bayi lahir < 1.000 gram (Yushananta, 2001).

2.1.2. Klasifikasi BBLR Bayi BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan umur kehamilan dan berat badan lahir rendah, yaitu :

8

1. Menurut Hanifa (2006), WHO (1979) membagi umur kehamilan menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Pre-term: kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 Hari) b.Term: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap (259- 293 hari). c. Post-term: 42 minggu lengkap atau lebih ( 294 hari atau lebih). 2. Menurut Sarwono Prawiharjo (2006) , diklasifikasikan berdasarkan berat badan waktu lahir, yaitu: a. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir 1.5002.500 gram

b. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir 35 thn b. Katagori tidak berisiko bila 20 s/d 35 thn 4. Umur Kehamilan a. Katagori tinggi bila 37 minggu b. Katagori rendah bila < 37 minggu 3.6.2. Variabel Dependen 1. BBLR a. Katagori BBLR bila < 2500 gram b. Katagori BBLN bila 2500 gram

29

3.7.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1. Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang dilakukan melalui 4 tahap yaitu :1.

Editing. Memeriksa semua yang diperoleh dari kegiatan mengumpulkan data dan diteliti satu persatu untuk mengetahui apakah data tersebut sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

2.

Coding Mengklarifikasi data dan memberi kode untuk masing-masing jawaban dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat pada saat memasukan data ke komputer.

3.

Processing Setelah semua Check List ke tabulasi penuh dan benar, juga sudah melewati pengkodean, selanjutnya dilakukan pemprosesan data (memasukkan data) agar dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara memasukkan data dari Check List kedalam program komputer.

4.

Cleaning Merupakan kegiatan pembersihan data dengan cara pengecekan kembali data yang sudah masuk kedalam komputer dengan cara yang umum dilakukan, yaitu melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel

30

3.7.2. Metode Analisa Data Data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu, yaitu dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif, melalui proses komputerisasi. Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitungan-perhitungan statistik bila diperlukan uji statistik : a. Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi baik dari varibael independen maupun variabel dependen b. Analisis Bivariat Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dengan dependen dengan

menggunakan uji statistik Chi Square dengan menggunakan batas kemaknaan 0,05 artinya apabila diperoleh nilai p 0,05 berarti secara signifikan ada

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dan jika nilai p > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

31

32

33

3.5 Metode Pengolahan Data Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar ada empat tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui. Data yang telah terkumpul kemudian diolah baik secara manual maupun dengan menggunakan komputer dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Pengeditan Data(Editing) Memeriksa semua yang diperoleh dari kegiatan mengumpulkan data dan diteliti satu persatu untuk mengetahui apakah data tersebut sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. b. Mengkode data(Coding) Mengklarifikasi data dan memberi kode untuk masing-masing jawaban dengan tujuan untuk mempermudah dan mempercepat pada saat memasukan data ke komputer. c. Memasukkan data(Processing) Setelah semua Check List ke tabulasi penuh dan benar, juga sudah melewati pengkodean, selanjutnya dilakukan pemprosesan data (memasukkan data) agar dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan dengan cara memasukkan data dari Check List kedalam program komputer. d. Membersihkan data (Cleaning Data) Merupakan kegiatan pembersihan data dengan cara pengecekan kembalidata yang sudah masuk kedalam komputer dengan cara yang umum dilakukan, yaitu melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel. 3.6 Metode Analisa Data

34

Data diolah dan dianalisis dengan teknik-teknik tertentu, yaitu dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif, melalui proses komputerisasi. Dalam pengolahan ini mencakup tabulasi data dan perhitungan-perhitungan statistik bila diperlukan uji statistik : a. Analisis Univariat Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi baik dari varibael independen maupun variabel dependen b. Analisis Bivariat Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel independen dengan dependen dengan

menggunakan uji statistik Chi Square dengan menggunakan batas kemaknaan 0,05 artinya apabila diperoleh nilai p 0,05 berarti secara signifikan ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dan jika nilai p > 0,05 berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Formula Uji Statistik :

X2 =

(O E) 2E

Keterangan : X 2 = statistik Kai Kuadrat O = frekuensi yang diamati (observed)

35

E

= frekuensi yang diharapkan (expected)