syarifa zahra tablet glipizide fix

71
BAB I PENDAHULUAN Industri farmasi merupakan salah satu elemen yang berperan penting dalam mewujudkan kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam bidang manufcturing obat. Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia kesehatan dan vitalnya aktivitas obat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh manusia melahirkan sebuah tuntutan terhadap industri farmasi agar mampu memproduksi obat yang berkualitas. Oleh karena itu, semua industri farmasi harus benar-benar berupaya agar dapat menghasilkan produk obat yang memenuhi standard kualitas yang dipersyaratkan. Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah 1

Upload: ulfah-magefirah

Post on 28-Dec-2015

191 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Industri farmasi merupakan salah satu elemen yang berperan penting

dalam mewujudkan kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam

bidangmanufcturing obat. Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia

kesehatan dan vitalnya aktivitas obat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh

manusia melahirkan sebuah tuntutan terhadap industri farmasi agar mampu

memproduksi obat yang berkualitas. Oleh karena itu, semua industri farmasi

harus benar-benar berupaya agar dapat menghasilkan produk obat yang

memenuhi standard kualitas yang dipersyaratkan.

Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau

gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan

tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme

karbohidrat,lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.

Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi

produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau

disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. Jika

1

Page 2: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

kekurangan produksi insulin atau terdapat resistensi insulin maka kadar

glukosa dalam darah akan meninggi (melebihi nilai normal).

Insulin adalah suatu zat yang dihasilkan oleh sel beta pankreas.

Insulin diperlukan agar glukosa dapat memasuki sel tubuh, di mana gula

tersebut kemudian dipergunakan sebagai sumber energi. Jika tidak ada

insulin, atau jumlah insulin tidak memadai, atau jika insulin tersebut cacat ,

maka glukosa tidak dapat memasuki sel dan tetap berada di darah dalam

jumlah besar.

Penyakit diabetes melitus atau kencing manis disebabkan oleh

multifaktor, keturunan merupakan salah satu faktor penyebab. Selain

keturunan masih diperlukan faktor-faktor lain yang disebut faktor pencetus,

misalnya adanya infeksi virus tertentu, pola makan yang tidak sehat, stres,

makan obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan

sebagainya.

Glipizid termasuk obat golongan sulfonylurea secara penggunaan

glipizid dapat diindikasikan untuk anti diabete tipe 2 berat dan ringan. Glipizid

tidak diakumulasi dalam plasma pada pemberian berulang per oral. Absorpsi

total dan disposisi tidak dipengaruhi oleh makanan, namun waktu absorpsi

akan tertunda lebih kurang 40 menit.

2

Page 3: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Oleh sebab itu glipizid lebih efektif jika diberikan 30 menit sebelum

makan/sarapan. Di dalam plasma sebagian besar glipizid terikat pada

protein, sekitar 98-99% satu jam setelah pemberian. Volume distribusi glipizid

setelah pemberian intra vena sebesar 11 liter. Glipizid dengan cepat

dimetabolisme dalam hati menjadi metabolit turunan hidroksilasi dan konjugat

polar yang tidak aktif. Metabolit dan kira-kira 10% glipizida utuh diekskresikan

melalui ginjal. Pola metabolisme dan ekskresi sama, baik pada pemberian

per oral maupun intra vena, menunjukkan bahwa first pass effect tidak

signifikan.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kelarutan dari glipizid

dengan teknik dipersi padat dengan menggunakan pembawa hidrofilik PEG

6000, yang kemudian memformulasi dengan preformulasi yang terbaik.

3

Page 4: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dispersi padat

Teknik dispersi padat merupakan metode yang paling banyak

dilakukan pada dua dekade terakhir dalam peningkatan laju disolusi

obat yang sukar larut. Peningkatan laju disolusi terjadi karena

pengurangan ukuran partikel, terbentuknya polimorfi atau amorf,

terjadinya kompleksasi dan terbentuknya larutan padat. Pembentukan

titik eutektik melalui penggunaan sistem biner atau terner secara

signifikan dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi dari obat yang

sukar larut (anonim, 2013).

Sistem dispersi dapat diartikan sebagai suatu sistem yang salah

satu zatnya adalah fase terdispersi kedalam zat atau fase pendispersi.

Klasifikasi sistem dispersi dalam farmasi dilakukan berdasarkan

keadaan fisik medium dispersi, fasa terdispersi, serta ukuran partikel

fasa terdispersi. Klasifikasi ketiga sistem dispersi dibatasi pada

medium cair berdasarkan interaksi antara fasa terdispersi dan medium

dispersi. Dari bermacam bentuk sediaan farmasi , sistem dispersi

cairan merupakan sistem yang paling kompleks. Faktor metode

manufaktur, pendekatan formulasi, pemilihan bahan formulasi, dan

efek faktor lingkungan, seperti terperatur dan waktu, sangat

mempengaruhi variabilitas ketersediaan hayati produk, karakteristik,

dan variabel lain. Contoh dari bentuk sediaan cair adalah suspensi

yang dapat didefinisikan sebagai preparat yang mengandung pertikel

obat yang terbagi secara halus disebarkan secara merata dalam

4

Page 5: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

pembawa dimana obat menunjukkan kelarutan yang sangat minimum

(Anonim, 2013).

Metode pembuatan dispersi padat

1. Metode Peleburan (melting method)

Dispersi padat yang dibuat dengan metode peleburan dilakukan

dengan cara memanaskan secara langsung campuran obat dan

pembawa hingga melebur, kemudian leburan ini didinginkan dengan

cepat hingga memadat. Selanjutnya massa padat dihaluskan dan diayak.

Keuntungan metode ini yaitu sederhana dan ekonomis sedangkan

kerugiannya tidak sesuai untuk bahan yang tidak tahan pemanasan

(Anonim,2013).

2. Metode Pelarutan (solvent method)

Dispersi padat yang dibuat dengan metode pelarutan dilakukan

dengan cara melarutkan campuran fisika dua komponen padat didalam

pelarut yang sama, kemudian diikuti dengan menguapkan pelarutnya.

Keuntungan metode ini yaitu dapat mencegah peruraian bahan obat atau

pembawa, karena penguapan pelarut organik dilakukan pada suhu

rendah. Sedangkan kerugiannya yaitu tidak ekonomis, sukarnya

menguapkan pelarut secara sempurna, adanya pengaruh pelarut pada

terhadap kestabilan kimia bahan obat dan sukarnya menghasilkan bentuk

kristal (Anonim,2013).

3. Metode Campuran (melting-solventmethod)

Suatu senyawa cair dapat disatukan kedalam polietilenglikol 6000

tanpa kehilangan yang berarti sifat padatnya, oleh sebab itu dispersi

padat dapat dibuat dengan cara ini yaitu mula-mula melarutkan bahan

obat dalam pelarut yang cocok, kemudian larutan tersebut disatukan

5

Page 6: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

secara langsung kedalam leburan polietilenglikol pada suhu dibawah 70ᵒC

tanpa diikuti penguapan pelarut. Keuntungan metode ini merupakan

gabungan kentungan metode peleburan dan metode pelarutan , tetapi

metode ini secara praktis hanya dapat digunakan untuk obat yang

mempunyai dosis terapeutik yang rendah, misalnya dibawah 50 mg

(Anonim,2013).

Keuntungan Dispersi Padat

Keuntungan dari dispersi padat dikemukakan oleh Vasconcelos dan

kawan-kawan (2007) yaitu (4) :

1. Penyiapan dispersi padat dihasilkan dengan mengurangi ukuran partikel

sehingga luas permukaannya meningkat dan meningkatkan laju disolusi.

Akibatnya meningkatkan bioavailabilitas

2. Kemampuan terbasahi meningkat selama produksi dispersi padat

sehingga meningkatkan kelarutan. Disini pembawa memainkan peranan

untuk meningkatkan pembasahan dari partikel

3. Partikel pada dispersi padat ditemukan memiliki derajat porositas yang

lebih tinggi. Peningkatan porositas dari partikel dispersi padat

meningkatkan profil pelepasan obat. Peningkatan porositas juga

tergantung pada sifat pembawa

4. Pada obat dispersi padat  memberikan larutan supersaturasi yang

dianggap menjadi bentuk polimorfik metastabil. Akibatnya dihasilkan obat

dalam bentuk amorf yang kelarutan partikelnya meningkat.

II.2 Tablet

Tablet merupakan sediaan padat kompak, dibuat secara kempa

cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya

6

Page 7: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan

atau tanpa zat tambahan (yuliarti,2011).

Pemberian obat melalui mulut (per-oral) merupakan cara

pemberian yang paling utama untuk memperoleh efek sistemik. Lebih

dari 90% obat untuk system sistemik diberikan secara per-oral. Bila

suatu obat baru ditemukan, perusahaan farmasi mula-mula akan

menanyakan apakah obat tesebut dapat efektif seperti yang

diharapkan bila diberikan melalui mulut. Dari obat-obat yang diberikan

melalui mulut, maka sediaan padat (misalnya tablet/kaplet atau kapsul)

merupakan bentuk yang lebih disenangi (yuliarti,2011).

Di samping mengandung satu atau lebih bahan aktif, bisanya

tablet terdiri dari salah satu atau lebih bahan-bahan tambahan yang

sering disebut dengan excipients (bahan penolong). Terdapat dua

kelompok bahan tambahan berdasarkan fungsinya. Kelompok yang

pertama berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik bahan aktif agar lebih

memudahkan proses pembuatannya. Termasuk dalam kelompok ini

adalah bahan-bahan sebagai pengisi (diluent), pengikat

(binders),pelicin (glidant), pelincir (lubricants). Sedangkan kelompok

kedua dimaksudkan untuk memperbaiki penampilan fisik tablet yang

dibuat. Termasuk dalam kelompok ini adalah bahan-bahan

penghancur (disintegrants), pewarna (colouring agents), pemanis

(sweetening agents), dan perasa (flavouring agents). Salah satu syarat

yang harus dipenuhi oleh seluruh bahan tambahan ini adalah memiliki

sifat inert, artinya bahan-bahan tambahan tersebut tidak bereaksi

dengan zat aktifnya (yuliarti,2011).

7

Page 8: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Secara umum, tablet dapat dibuat dengan 3 cara atau metode,

yaitu (yuliarti, 2011) :

1. Metode Granulasi Kering (Dry Granulation)

Metode granulasi kering merupakan salah satu metode

pembuatan tablet yang efektif terutama pada dosis efektif terlalu

tinggi untuk pencetakan langsung, dan obatnya peka terhadap

pemanasan, kelembaban, atau keduanya. Metode ini banyak

digunakan untuk membuat tablet aspirin atau vitamin. Pada proses

ini, komponen tablet dikompakkan dengan mesin cetak tablet atau

mesin khusus (roller comactor).

Setelah serbuk dicampur, campuran serbuk ditekan ke

dalam die, yang besar dan dikompakkan dengan punch

berpermukaan datar. Massa yang diperoleh disebut slugh dan

prosesnya disebut slugging. Slugh kemudian diayak dan diaduk

untuk mendapatkan bentuk granul yang daya mengalirnya lebih

seragam dibandingkan serbuk (bahan) awal.

Keuntungan metode granulasi kering :

Alat dan ruangan lebih sedikit daripada granulasi basah

Tidak memerlukan bahan pengikat

Prosesnya lebih cepat, tidak memerlukan proses pemanasan sehingga

biaya produksi dapat ditekan

Untuk obat-obat yang sensitif terhadap kelembaban dan pemanasan,

misalnya vitamin E akan menghasilkan produk yang stabil

Memperbaiki waktu hancur, karena partikel-partikel serbuk tidak terikat

oleh adanya bahan pengikat.

Memperbaiki kelarutan dan bioaviabilitas

8

Page 9: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Memperbaiki homogenitas, karena tidak terjadi peristiwa migrasi obat

atau bahan pewarna

Kerugian metode granulasi kering

Memerlukan mesin heavy duty (harganya mahal)

Zat warna sukar homogen (tidak terdispersi merata)

Cenderung menghasilkan partikel-partikel halus (fines) yang lebih banyak

dibanding dengan metode granulasi basah, sehingga tablet sering rapuh

atau kurang kuat dan resiko kontaminasi lebih tinggi.

Alat/mesin chilsonator tidak bisa digunakan untuk obat yang tidak larut

karena adanya kemungkinan hambatan kecepatan disolusi (adanya

tekana merubah sifat obat)

2. Metode Cetak Langsung (Direct Compress)

Terdapat beberapa bahan yang memiliki sifat kompabilitas atau

kompresibilitas (kemampuan untuk bisa dicetak) yang tinggi serta memiliki

sifat alir yang baik. Pada bahan dengan sifat-sifat demikian, maka

pembuatan granul tidak diperlukan lagi, artinya bahan bisa dicetak

langsung atau yang sering disebut dengan metode pembuatan tablet

cetak langsung (direct compress). Pada proses ini campuran obat dan

semua bahan tambahan (pengisi, penghancur, pelincir) dicampur

kemudian dicetak. Syarat agar campuran tersebut dapat dicetak, antara

lain : mempunyai sifat alir yang baik, kompressibilitas tinggi dan

mempunyai efeklubricant yang baik.

Keuntungan metode cetak langsung :

9

Page 10: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Lebih ekonomis dibanding kedua metode yang lain

Tidak terpengaruh oleh panas dan kelembaban

Stabilitas produk terjamin

Ukuran patikel seragam

Kerugian :

Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat dengan pengisi

dapat menimbulkan stratifikasi diantara granul yang selanjutnya dapat

menimbulkan tidak seragamnya isi obat dalam tablet

Pada obat dosis besar, perlu tambahan bahan pengisi sehingga tablet

menjadi besar

Bahan pengisi yang bisa dicetak langsung, biasanya harganya mahal

Masalah yang sering dihadapi dalam metode cetak langsung antara

lain :

Masalah teknis, yaitu sulitnya menemukan bahan dengan sifat alir dan

kompressibilitas yang baik

Masalah ekonomis, dimana bahan-bahan dengan sifat alir dan

kompressibilitas yang baik tersebut biasanya harganya mahal, bahkan

bisa beberapa kali lipat.

3. Metode Granulasi Basah (Wet Granulation)

Metode granulasi merupakan metode tertua yang paling luas

dan paling banyak digunakan dalam proses pembuatan tablet. Hal

tersebut disebabkan oleh karena semua bahan obat dapat dicetak

dengan metode ini dan memenuhi semua persyaratan tablet dengan

baik. Tujuan granulasi adalah untuk meningkatkan waktu aliran

campuran dan atau kemampuan kempa.

10

Page 11: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Proses-proses pokok dalam granulasi basah :

Pengayakan dan pencampuran serbuk

Penambahan larutan bahan pengikat ke campuran serbuk untuk

membentuk massa dengan ukuran yang cukukp basah (plastis)

Pengayakan dengan ukuran granul yang sesuai

Pengeringan

Pengayakan kering

Penambahan bahan pelicin, bahan penghancur atau bahan tambahan lain

Pengempaan/ pentabletan

Keuntungan metode granulasi basah :

Terbentuknya granul sehingga akan memperbaiki sifat alir dan

kompresibilitas, proses kompaksasi lebih mudah karena pecahnya granul

membentuk permukaan baru yang lebih aktif

Obat-obat dosis tinggi yang mempunyai sifat alir dan kompresibilitas jelek

maka dengan proses granulasi basah hanya perlu sedikit bahan pengikat

Untuk bahan dengan dosis rendah dengan pewarna, maka distribusi lebih

baik dan menjamin keseragaman isi zat aktif

Granulasi basah mencegah segregasi componen-komponen campuran

yang sudah homogen

Memperbaiki disolusi obat yang bersifat hidrofob

Kelemahan Metode Granulasi Basah :

Proses lebih panjang dibanding dengan dua metode lanilla sehinga

secara ekonomis lebih mal

Peralatan yang digunakan lebih banyak sehingga secara otomatis lebih

banyak pula personalia yang diperlukan

11

Page 12: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Tidak bisa digunakan untuk obat-obat yang sensitif terhadap kelembaban

dan pemanasan

Pada tablet berwarna dapat terjadi peristiwa migrasi dan

ketidakhomogenan sehingga tablet berbintik-bintik

Incompabilitas antar komponen didalam formulasi akan

diperbesar, terutama untuk obat-obat campuran (multivitamin dan lain-

lain)

II.2 Evalusi Tablet Kompresi

1. Sifat dan kualitas

Bentuk dan garis tengah ditentukan oleh punch dan die yang

digunakan mengkompresi (menekan) tablet. Bila punchnya kurang

cembung maka tablet yang dihasilkan lebih datar, sebaliknya semakin

cekung punch semakin cembung tablet yang dihasilkan. Dibagi dua

atau empat bagian sehingga mudah dipotong potong secara tepat

untuk klien.Ketebalan tablet dipengaruhi oleh ketebalan obat yang

dapat diisikan dalam cetakan dalam jumlah tekanan waktu diwaktukan

kompresi. Termasuk dalam hal ini, belah tablet, tebal tablet, kekerasan

tablet, daya hancur tablet, keseragaman dan isi/kandungan dan untuk

beberapa tablet dan kelarutan tablet. Faktor faktor ini harus diperiksa

dan diproduksi satu batch tablet seperti juga dilakukan dari suatu

12

Page 13: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

batch produksi kebatch produksi berikutnya untuk menjamin

keseragaman bukan hanya penampilan saja tapi efek terapinya.

2. Berat tablet

Jumlah bahan yang diisikan didalam cetakan yang akan

dimasukan akan ditekan menentukan berat tablet yang dihasilkan.

Volume bahan yang diisikan (granul/serbuk) yang mungkin masuk

dalam cetakan harus disesuaikan beberapa tablet yang

diharapkan.Sebenarnya ukuran tablet yang diproduksi tidak hanya

tergantung volume dan berat bahan yang diisikan tapi juga  tergantung

pada garis tengah cetakan dan tekanan pada bahan yang diisikan

waktu ditekan (kompresi).

3. Ketebalan tablet

Untuk mendapatkan tablet yang seragam tebalnya selama

produksi dan diantara produksi untuk formula yang sama, harus

dilakukan pengawasan supaya volume bahan yang diisikan dan

tekanan yang diberikan. Tablet diukur dengan jangka lengkung selama

proses produksi, supaya yakin ketebalanya sudah selesai. Maka

berbeda bedanya ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh ukuran

cetakan dan bahan yang dapat dimasukan dari pada oleh tekanan

yang diberikan.

13

Page 14: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

4. Kekerasan tablet

Tidak jarang tablet kompresi menggunakan tekanan lebih kecil

dari 3000 dan lebih besar 40000 pound dalam produksi. Umumnya

semakin besar tekanan semakin keras tablet yang dihasilkan,

walaupun sifat dari granul menentukan kekerasan tablet. Pada

umumnya tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas,

dikirim dengan kapal dan waktu ditangani secara normal, tapi juga

tablet ini akan cukup lunak untuk melarut akan menghancur dengan

sempurna begitu digunakan atau dapat dipertahankan diantara jari jari

bila memang tablet ini perlu dibagi untuk pemakaianya.Dalam bidang

industry kekuatan tekanan minimum yang sesuai untuk tablet adalah 4

kg. Penentuan kekerasan tablet ditetapkan waktu produksi supaya

penyesuaian tekanan yang dibutuhkan dapat diatur pada peralatanya.

Alat lain untuk menentukan kekerasan tablet ini dengan memakai

sebuah friabilator. Ketahanan terhadap kehilangan bera, menunjukan

tablet tersebut untuk bertahan terhadap goresan ringan/kerusakan dan

penaganan, pengemasan dan penglepasan.

5. Daya hancur tablet

Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi

dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan

14

Page 15: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

obatnya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet

juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat (seperti

antasida dan antidiare) yang dapat dimaksudkan untuk di absorpsi

tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna, dalam hal

ini daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas

untuk bekerja secara lokal didalam tubuh.

6. Disolusi tablet

Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul

dinyatakan dalam masing masing monografi obat. Pengujiaan

merupakan alat yang objektif dalam menentukan sifat disolusi suatu

obat yang berada dalam sediaan padat. Karena absoropsi dan

kemampuan obat berada dalam tubuh dan tergantung pada adanya

obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasa merupakan

sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan.Dengan

bertambahnya perhatian dan pengujiannya disolusi dan penetuanya

bioavaibilitas dari obat dengan bentuk sediaan padat menuju pada

pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi analisis dan pengujian

disolusi tablet.

15

Page 16: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

II.3.1 Preformulasi

Tabel 1. Formulasi Dispersi padat Glipizid

Kode Perbandingan Glipizid dan PEG 6000

G -

P1 1:1

P2 1:2

P3 1:3

P4 1:4

P5 1:5

II.3.2 Formula Tablet

Formula sediaan glipizid

1. Formulasi asli : Tablet anti diabetes

2. Rancangan formula

Nama produk : gypizide tablet

Jumlah produk : 1000 tablet @ 50 mg

Tanggal formulasi : 10 november 2013

Tanggal produksi : 20 november 2013

No.reg : DBL 1315100110 A1

No.bartch : M 121 001

Komposisi : tiap 50 mg mengandung

Glipizide 5 mg

Metil selulosa 5 %

16

Page 17: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Asam alginat 5%

Talk 5%

Amylum maydis @ 50 mg

3. Master formula

Kode bahan Nama bahan kegunaan perdosis Perbatch

(1000 tablet)

01 – GI Dispersi

padat

Glipizide

Zataktif 25 mg 25 g

02 - MS Metil

selulosa

Zat pengikat 2,5 mg 2,5 g

03 – TA Talk Zat pelincir 2,5 g 2,5 g

04 – AG Asam aglinat Zat

pengahncur

2,5 g 2,5g

05-AM Amylum

maydis

Zat pengisi 17,5 mg 17,5 g

4. Alasan pemilihan zat aktif

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat

yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan

farmeseutia yang sesuai ( ansel, 1985).

17

Page 18: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Diabetes melitus (DM) didefenisikan sebgai suatu penyakt atau

gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai

dengn tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan

metabolisme karbohidrat, lipd dan protein sebagai akibat insufisiensi

fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dpat disebabkan oleh

gangguan arau defisiensi produksi unsulin dapat disebabkan oleh sel-

selbeta langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang

responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO,1999)

Pada 2000 diperkirakan sekitar 150 juta orang didunia

mengidap diabetes melitus, jumlah ini di perkirakan kan meningkat

menjadi dua kali lipat pada tahun 2005, dan sebagian besar

peningkatan itu akan terjadi di negra-negara yang sedang berkembang

seperti indonesia. Populasi penderita diabetes di indonesia berkisar

antara 1,5 sampai 2,5% kecuali di manado 6%. Dengan jumlah

penduduk sekitar 200 juta jiwa, berarti lebih krang 3 – 5 juta penduduk

indonesia menderita diabetes. Tercatat pada tahun 1995, jumlah

penderita diabetes diindonesia mencapai 5 juta jiwa. Pada tahun2006

diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita (promosi kesehatan

online, 2013)

Walaupun diabetes melitus merupakan penyakit kronik yang

tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat

fatl bila pengelolaan DM memerlukan penangan secara multidisiplin

18

Page 19: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

yang mencakup terapi non obat dan terapi obat (promosi kesehatan

online, 2013).

Pada dasarny ada 2 pendekatan dalam penatalaksaan

diabetes, yang pertama pendekatan tanpa obat dan kedua adalah

pendekatan dengan obat. Dalam penatalaksanaan DM, langkah

pertama yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat

berupa pengaturan diet dan olahraga. Apabila dengan langkah

pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat

dikombinasikan dengan langkah farmakologis berupa terapi insluin

atau obat hipoglikemik oral atau kombinasi keduanya. (promosi

kesehatan online, 2013).

Ada 5 golongan antidibetik oral (ADO) yang dapat digunakan

untuk DM dan telah dipasarkan diindonesia yakni golongan :

sulfonilurea, meglitinid, biguanid, penghambat alfa glikooksidasedan

tiazodilidenion. Kelima golongan ini dapat diberikan pada DM tipe 2

yang tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan latihan fisik saja.

(sukandar,2009)

Obat-obat kelompok ini bekerja merangsang sekresi insulin

dikelenjar pankreas, oleh sebab itu, hanya efektif apabila sel-sel beta

lengerhans pankreas masih dapat berproduksi. Penurunan kadar

glukosa darah yang terjadi setelah pemberian senyawa-senyawa

sulfonilurea disebabkan olehperangsangan sekresi insulin oleh

19

Page 20: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

kelenjar pankreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan

perangsangan oleh glukosa, karena ternyata pasa saat glukosa atau

konisi hiperglikemia gagal merangsang sekresi insulin, senyawa-

senyawaobat ini masih mampu meningkatkan sekresi insulin. Oleh

sebab itu, obat-obt golongan sulfonil urea sangat bermanfaat untuk

penderita diabetes yang kelenjar pankreasnya masih mampu

memproduksi insulin, tetapi karena sesuatu hal terhambat sekresinya.

Pada penderita dengan kerusakan sel-sel beta langerhans kelenjar

pankreas, pemberian obat-obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea

tidak bermanfaat. Pada dosis tinggi, sulfonilurea menghambat

degradasi insulin oleh hati.

Absorbsi senyawa-senyawa sulfonilurea melalui su cukup baik,

sehingga dapat diberikan per oral. Setelah diabsorbsi, obat ini tersebar

ke seluruh cairan ekstrasel. Dalam plasma sebagan terikat pada

protein plasma terutama albumin (70 -90%). (pharmautical care, 2010)

Ada 3 metode dalam pembuatan tablet yaitu kempa langsung,

granulasi basah, dan granulasi kering. Untuk tablet ini saya

menggunakan metode granulasi kering karena dosis glipizide yang

kecil yaitu 5 mg. menurut literatur banyak obat lain yang berdosis kecil

tidak bercampur merata dengan zat aktifa dan pengisinya bila dikempa

langsung. Oleh sebab itu dalam pembuatannya terlebh dahulu dibuat

granul.

20

Page 21: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

5. Alasan penambahan

a. Zat aktif

Glipizid absorbsinya lengkap, masa paruhnya 3 – 4 jam.

Dalam darah 98% terkait protein plasma, potensinya 100 kali

lebih kuat dari talbutamid, tetapi hipeglikemik maksimalnya mirip

dengan sulfonilurea lain. Metaboliemesnya di hepar, menjadi

metabolit yang tidak aktif sekitar 10% di ekresi melalui ginjal

dalam keadaan utuh (gunawan,2007).

Glipizid adalah derivate pirazin dan glibenkelamid

termasuk generasi kedua. Khasiat hipoglikemis dan pola

kerjaya sama dengan glibenkelamida, daya kerjanya bertahan

12 – 24 jam, meskipun plasm 1 ½ nya hanya 2 – 4 jam (tjay,

2010).

Mempunyai masa kerja yang lebih lama dibandingan

glibenkelamida tetapi lebih pendek dibandingkan klorpropamid.

Kekuatan hipoglikrmiknya jauh lebih besar dibandingkan

dengan talbutamida. Mempunyai efek menekan produksi

glukosa hati danmeningkatkan jumlah reseptor insulin. Glipizida

diabsorbsi lengkap sesudah pemberian oral dan dengan cepat

di metabilosme dalam hati menjadi metabolit yang tidak aktif.

Metabolit yang kira-kira 10% glipizida utuh diekskresikan

melalui ginjal (handoko dkk, 1995)

21

Page 22: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

b. Zat tambahan

1. Amylummaydis – pengisi

Pati adalah bahan tambahan yang digunakan

sebagai bahan pengisi pada sediaaan tablet (excipient ,

1996)

Tepung yang dapat diperoleh dari jagung dapat

digunakan sebagai pengisi tablet ( lachman, 1986)

2. Metil selulosa – pengikat

Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah

atau retak dapat merekat. Biasanya yang digunakan

adalah mucilage, gummi arabici dan methylselulosum 5%

(arief,2009)

Metil selulosa adalah pengikat dan perekat yang

umum dipakai. Dalam keadaan kering pada pencetakan

langsung, bahan ini mempunyai kemampuan sebagai

pengikat (lachman, 1986)

3. Talk – pelincir

Pelincir kedua yang paling banyak dipakai adalah

talk (lachman, 1986).

Talk pada sediaan oral digunakan sebagai bahan pengisi

dan bahan pelincir (excipient,1996).

22

Page 23: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

4. Asam alginat – penghancur

Agar dapat digunakan sebagai penghancur

diperlukan asam alginat sebanya 1- 5% (excipient,1996)

Asam alginat berfungsi membantu hancurnya tablet

setelah ditelan (syamsul, 2007)

Perhitungan bahan

Perdosis

Glipizide 25 mg

Metil selulosa = 5 / 100 x 50 mg = 2,5 mg

Asam alginat = 5 / 100 x 50 mg = 2,5 mg

Talk = 5 / 100 x mg = 2,5 mg

Amylum maydis = 50 – ( 25 + 2,5 + 2,5 + 2,55 ) = 17,5 mg

Perbatch

Glipizide = 25 mg x 1000 tablet = 25000 mg

Metilselulosa = 2,5 mg x 1000 tablet = 2500 mg

Asam alginat = 2,5 mg x 1000 tablet = 2500 mg

23

Page 24: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Talk = 2,5 x 1000 tablet = 2500 mg

Tepung jagung = 17,5 x 1000 tablet = 17500 mg

II.5 Uraian Bahan

1. Glipizid (martindale,)

Nama Resmi : GLIPIZIDE

Nama lain : glipisidi, glipizid, glipizida, glipizidas,

glipizidum, glypizid, Glydiazinamide, K –

4024, 1 – cyclohexil-3 – {4-[2-(5- methylpirzine

2– carboxamido)ethyl] bezensulphonilu}rea

Pemerian : sebuah Kristal putih atau hamper putih bubuk,

praktis tidak larut dalam air dan alcohol, sangat

sedikit larut dalam aseton diklorometana. larut

dalam encer solusi hidroksida alkali.

Indikasi : diabetes mellitus tipe 2 ringan –sedang

Efek samping : gejala saluran cerna dan sakit kepala. Gejala

hematologic termasuk trombositopenia,

agranulositosis dan anemia aplastik dapat

terjadi walau jarang sekalu. (sukandar, 2009)

24

Page 25: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

2. Amylum maydis ( Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : amylum maydis

Nama lain : pati jagung

Pemerian : tidak berbau dan tidak berasa serbuk halus dan

putih

Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol 95% dan air

dingin

Kegunaan ; sebagai pengisi

Income : dengan zat pengoksidasi kuat dan iodine

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Stabilitas : dijaga agar tetap kering dengan perlindungan

dan kelembapan tinggi

3. Metal selulosa (excipient, 1996 )

Nama resmi : methylcellulose

Nama lain : benecel, cellacol, culminal, MC, E461 ; mapolse,

methocel, methylcellulosum, metolose, tylose,

viscol.

Pemerian : bubuk putih berserat atau utiran, praktis tidak

berbau dan berasa.

Kegunaan :sebagai pengikat

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

25

Page 26: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Stabilitas : tetep kompak walaupun bersifat higroskopis

Range : 1 – 5 %

4. Asam alginate (Dirjen POM,1979)

Nama Resmi : ACIDUM ALGINICUM

Nama lain : Asam aginate, acidum alginicum, E400, kelacid,

L – gulo- manoglycuronan polymannuronic acid,

protacid satialgine H - 8

Pemerian : serbuk berserat putih hingga kekuningan, tidak

berbau tidak berasa

Kelarutan : praktis tidak larut dalam pelarut organic

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Income : terhadap zat pengoksidasi

Range : 1 – 5 %

5. Talk (Dirjen POM, 1979)

Nama Resmi : TALCUM

Nama Lain : Altalc, E553b ; Hydrous magnesium calcium

silicate, hydrous magnesium silicate; imperial ;

Luzenac pharma ; magnesium hydrogen

metalsilicate, magsil osmanthus ; magsil star,

powdered talc

26

Page 27: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Pemerian : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah

melekat pada kulit, bebas dari butiran ; warna

putih atau putih kelabu

Kegunaan : sebagai pelincir

Income : terhadap ammonium

Range : 1 – 10 %

6. Polietilen glikol (PEG) (Dirjen POM, 1979 )

Nama Resmi : Polyethylrnglycolum

Sinonim : makrogol, poliglikol

Pemerian : Serbuk putih atau putih kuning gading,

praktis tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)

p dan dalam kloroform p.

Kegunaan : Pembawa Dispersi padat

Stabilitas : Stabil dalam konsisi normal, bersifat

higroskopis

Penyimpanan : harus disimpan Dalam wadah tertutup

rapat

Inkompatibilitas : PEG Inkompabilitas senyawa peroksida,

fenol, asam tanik, dan asam salisilat.

27

Page 28: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

BAB III

METODE PENELTIAN

III.1 Alat dan bahan

Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik,

spektrofotometer UV-VIS, spektrofotometer inframerah, difraktometer

Sinar-X, Differential scanning calorimetry (DSC), , Blender, Oven

vakum (Hotpack), Alat pencetak tablet, Ayakan mesh 16, Jangka

sorong, Flowmeter, Alat uji kompresibilitas (bulk density), Alat uji

kekerasan, Alat penentu kadar air, Termometer, alat uji disolusidan

alat alat gelas yang biasa digunakan di laboratorium.

Bahan yang digunakan adalah glipizid metilselulosa, PEG

6000, metil selulosa, asam alginat, talk dan amylum maydis.

III.2 Pembuatan Dispersi Padat glipizide

Formula dispersi padat dapat dilihat pada tabel 1. Dispersi

padat glipizid dibuat dengan metode peleburan. Glipizid dicampurkan

dengan PEG 6000 dengan rasio 1:1, 1:2, 1:3 hingga homogen,

kemudian dileburkan dalam wadah yang sesuai pada waterbath

dengan pemanasan yang bertingkat sampai campuran melebur

sepenuhnya, hasil leburan kemudian didinginkan secara cepat dengan

28

Page 29: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

pengadukan konstan. Hasil campuran yang telah mengering kemudian

digerus lalu diayak dengan ayakan no.100. Hasil ayakan kemudian

disimpan didesikator untuk pengujian selanjutnya.

III.3 Analisis homogenitas obat

Masing-masing formula dispersi padat dihitung persentase

homogenitas obatnya. Sejumlah 50mg glipizid ekivalen tiap formula

dilarutkan dalam sejumlah metanol dan volumenya dicukupkan hingga

100 ml dengan buffer fosfat 7,4. Larutan kemudian disaring dengan

whatman filter no.42 dan perhitungan kandungan obat diukur dengan

spektroskopi UV pada panjang gelombang 276 nm.

III.4 Uji kelarutan.

Kelarutan glipizid murni dan dispersi padatnya diukur dalam air

destilasi dan buffer fosfat 7,4. Sejumlah 10 mg glipizid ekivalen baik

murni dan dispersi padatnya dilarutkan dalam 100 ml air destilasi dan

buffer fosfat 7,4 tersebut dan diaduk di magnetik stirer. Seluruh smapel

dilindungi dari cahaya matahari dengan membungkusnya dengan

alumunium foil. Setelah 24 jam sampel kemudian sampel disaring

dengan Whatman filter no.42 dan larutan diukur dengan spektroskopi

UV pada panjang gelombang 276 nm.

29

Page 30: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

III.5 Uji disolusi in vitro

Uji disolusi dilakukan pada seperangkat alat destilasi. Sampel

diuji selama 2 jam dengan kecepatan 100 rpm. Medium yang

digunakan adalah buffer fosfat 900 ml dengan suhu 37±5°C.

Pengukuran sampel dilakukan pada menit ke 5,10,15, 30,45,60 dan

120 dan diukur dengan spektroskopi UV pada panjang gelombang 276

nm.

III.6 Karakterisasi dispersi padat

Formula terbaik dari uji kelarutan dan disolusi in vitro kemudian

dilakukan uji lanjutan yaitu Analisis FTIR, Analisis Differential scanning

calorimetry (DSC), Analisis pola difraksi sinar X, dan Uji Scanning

Elektron Mikroskop (SEM).

1. Analisis FTIR

Sampel murni, pembawa murni dan dispersi padat campuran

obat dan pembawa diukur dengan alat spektroskpi IR sari 400-

4000 cm-1.

2. Analisis Differential scanning calorimetry (DSC)

Sampel murni, pembawa murni dan dispersi padat campuran

obat dan pembawa diukur dengan alat DSC pada suhu 25-400ºC

30

Page 31: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

dengan kecepatan scan 10ºC/menit dan pembersih gas nitrogen 40

mL/menit.

3. Analisis pola difraksi sinar X

Penetapan pola difraksi sinar X serbuk dispesi padat

dilakukan dengan menggunakan difraktometer. Kondisi

pengukuran sebagai berikut, sumber Cu Kα, voltase 45 kV, arus 25

mA dan kecepatan scanning 0,08º per detik dengan kecepatan

scan 2,4˚/menit dari 2θ.

4. Uji Scanning Elektron Mikroskop (SEM)

Obat murni pada dispersi padat dilapisi pelco gold

palladium ciater. Permukaan morfologi pada lapisan sampel

diperiksa dengan menggunakan SEM. Sampel ditempatkan dalam

sebuah ruang tertutup dan diamati dengan mengontrol pola sinar

elektronnya

III.7 Pembuatan Tablet dispersi padat glipizid

Formulasi tablet dapat dilihat pada tabel. Setelah menimbang

semua bahan dengan berat yang sesuai,dispersi padat glpizid sebagai

bahan aktif ditambahkan bahan pengisi dan bahan penghancur

sampai homogen, dibentuk granul dengan penambahan bahan

pengikat, bahan yang telah tercampur kemudian dikempa/dicetak,

31

Page 32: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

tablet kemudian diayak dengan yakan yang sesuai dan ditambahkan

pelincir lalu dikempa kembali.

III.8 Evaluasi granul

1. Sifat alir

Secara langsung dengan menimbang 25 gram granul.

Ditempatkan pada corong alat, diuji waktu alir dalam wadah tertutup,

dibiarkan granul menggalir, dicatat waktu dengan menggunakan

stopwatch. Secara tidak langsung dengan cara granul ditampung

pada kertas grafik millimeter, dicatat tinggi (h) dan diameter anggokan

granul. Diitung sudut α (sudut istirahat ) menggunakan persamaan tg α

= h/r ( Lachman)

2. Kompresibilitas

DItimbang 100 gram granul , dimasukkan ke dalam gelas ukur

dari alat Joulting volumemeter, dicatat volumenya. Motor dihidupkan,

dihitung hingga 10 ketukan, dilakukan selanjutnya untuk 50,100,500

ketukan.

% Kp =( Vo – Vn)/ Vn x 100%

Vo = volume awal

Vn = volume pada tiap jumlah ketukan

32

Page 33: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

3. Evaluasi Kadar Lembab

Ditimbang seksama 5,0 gram granul. DIpanaskan dalam lemari

pengering bobot konstan (40-60 derajat Celcius )

% kadar lembab = (Wo-Wi )/Wo x 100%

Wo = bobot granul awal

Wi = bobot granul setelah pengeringan

Persyaratan = 3-5 % Vorght, 2-4 % Lachman

III.9 Evaluasi Tablet

1. Keseragaman bobot tablet

Ditimbang 20 tablet, dihitung rata-rata tiap tablet.. Bobot rata-

rata tidak boleh menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan.

Persyaratan :

Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata

A B

<25> 15% 30%

26-150mg 10% 20%

151-300mg 7,5% 15%

>300mg 5% 10%

2. Keseragaman ukuran

diambil 20 tablet, diukur diameter dan ketebalannya

menggunakan jangka sorong. dihitung rata-rata dan standar

33

Page 34: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

deviasinya. Syarat : kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh

lebih dari 3 kali dan tidak boleh kurang dari ⅟3 tebal tablet.

3. Kekerasan

Diambil 20 tablet, ukur kekerasan dengan alat Hardness Tester.

Dihitung rata-rata dan Standar deviasinya, Syarat : 4-8 kg/cm

4. Friabilitas

Diambil 20 tablet, dibersihkan dari seluruh serbuk halus.

Ditimbang dan di masukkan ke alat uji friabilator. dilakukan 100

putaran. Dikeluarkan tablet dan di bersihkan dari serbuk halus yang

terlepas dan timbang kembali. Dihitung persentase friabilitasnya.

% F =( Wo – Wi )/ Wo x 100%

Wo = bobot awal

Wi = bobot setelah pengujian

Syarat F ≤ 1% atau F≤ 0,8%

5. Waktu hancur

Dimasukkan masing – masing 1 tablet ke dalam tabung dari alat

uji tersebut. Dimasukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat.

Digunakan air sebagai media dengan ssuhu 37˚± 2. Semua tablet

harus hancur sempurna, bila 1 atau 2 tablet tidak hancur ulangi

pengujian dengan 12 tablet lainnya. Tidak kurang 16 sari 18 tablet

harus sempurna.

34

Page 35: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

BAB IV

Hasil Dan pembahasan

Glipizid merupakan obat yang diindikasikan untuk anti diabetes

dengan dosis minimum 5 mg/ sehari. Glipizid memiliki bentuk kristal yang

menunjukan kelarutan yang sukar larut dalam air. Dalam klasifikasinya

glipizid merupakan golongan sulfonilurea yang diindikasikan untuk diabetes

tipe 2.

Telah dilakukan upaya peningkatan kelarutan glipizid dengan metode

dispersi padat dengan menggunakan polimet hidrofilk yaitu PEG 6000,

polimer ini dipilih berdasarkan efektivitasnya sesuai hasil peneltian dari

berbagai preformulasi senyawa yang sukar larut dalam air dengan

menggunakan metode dispersi padat.

Teknik dispersi padat terbagi atas 3 metode yaitu metode peleburan

(melting method), metode pelarutan (solvent method), dan metode campuran

(melting-solvent method). Pada penelitian ini telah dilakukan dispersi padat

glipizid dengan metode peleburan pada formulasi dengan pembawa PEG ,

metode ini berdasarkan hasil penelitian yang menujukkan efisensi disolusi

dispersi padat masing-masing pembawa dengan metode tersebut.

Setelah di buat dalam dispersi padat dilakukan karakterisasi dispersi

padat dengan berbagai parameter

:

35

Page 36: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

1. Analisis homogenitas

Hasil analisis homogenitas tiap formula dapat dilihat pada tabel

2. Seluruh formula dispersi padat menunjukkan homogenitas dengan

kisaran 96-99 %. Hal ini membuktikan adanya homogenitas glipizid

dalam tiap formula.

Tabel 2. Homogenitas Glipizid formula dispersi padat glipizid

Kode

2. Uji kelarutan

Hasil uji kelarutan dapat dilihat pada tabel 3. Kelarutan Glipizid

murni pada air destilasi dan buffer fosfat yaitu sebesar 0,0365 mgml-1

dan 0,05586 mgml-1. Kelarutan glipizid meningkat secara linier

sebanding dengan peningkatan konsentrasi polimer. Semua formula

dispersi padat menunjukkan kenaikan kelarutan jika dibandingkan

dengan glipizid murni. Dari semua formula, formula P5 yaitu

36

Page 37: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

perbandingan 1:5 menunjukkan kelarutan terbesar yaitu 0, 137 mgml-

1dalam medium air dan 0, 193 mgml-1 dalam buffer fosfat.

Tabel 3. Hasil uji kelarutan dispersi padat glipizid

Kode Kelarutan dalam Air

destilasi

Kelarutan dalam buffer

fosfat

3. Uji disolusi in vitro

Hasil uji disolusi dapat dilihat pada tabel 4 dan gambar 1. Hasil

uji disolusi glipizid murni ditemukan sebesar 35,98 % pada menit ke

120, jika dibandingkan dengan formulasi dispersi padat dapat

disimpulkan bahwa formulasi dispersi padat meningkatkan kelarutan

glipizid secara signifikan jika dibandingkan glipizid murni, kenaikan

profil disolusi sebanding dengan kenaikan pembawa dispersi padat.

Formula P5 dengan perbandingan 1:5 memperlihatkan disolusi

terbesar sebesar 94,20 %.

37

Page 38: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Tabel 4. Hasil uji disolusi in vitro dispersi padat glipizid

Waktu

(menit)

Persentase Disolusi (%)

G P1 P2 P3 P4 P5

5 8,56 14,83 16,61 15,17 15,69 16,98

10 19,22 36,86 39,03 39,07 45,41 45,08

15 24.90 44,14 46,81 47,74 59,01 67,00

30 33,45 48,78 53,47 54,51 64,48 82,87

45 35,00 50,50 54,64 56,73 68,59 91,05

60 35,45 50,09 56,86 57,12 68,90 94,81

120 35,98 51,64 58,81 59,68 71,30 94,20

38

Page 39: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

0 20 40 60 80 100 120 1400

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

GP1P2 P3P4P5

Gambar 1. Profil disolusi in vitrodispersi padat glipizid

Karakterisasi dispersi padat

Berdasarkan hasil uji kelarutan dan disolusi diketahui bahwa formula

P5 yaitu perbandingan glipizid dan PEG 6000 1:5 sebagai formulasi terbaik.

Formula P5 kemudian dilanjutkan karakterisasi dispersi padatnya. Analisis

FTIR dan DSC dilakukan untuk melihat adanya intraksi antara pembawa dan

zat aktif glipizid, dan analisis SEM dan difraksi sinar X untuk menganalisis

perubahan bentuk morfologi dari glipiziid.

1. Analisis FTIR

Hasil FTIR glipizid murni, PEG 6000, dan dispersi padatnya dapat

dilihat gambar 2.Spektrum infra merah sangat sensitive terhadap

perubahan struktur dan konformasi molekul, sehingga dapat digunakan

untuk membandingkan struktur senyawa dalam fase padat yang

39

Page 40: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

berbeda.Seperti terlihat pada gambar.2 pita-pita absorpsi utama pada

Glipizid dan PEG 6000 tetap muncul pada bilangan gelombang yang

sama, hal ini menunjukkan tidak terjadi interaksi kimia antara PEG 6000

dan Glipizid.

Gambar 2. Hasil FTIR glipizid, PEG 6000, dan dispersi padat Glipizid

2. Analisis DSC

Gambar 3 menunjukkan profil DSC dari glipizid murni, PEG 6000 dan

dispersi padat. Glipizid dan PEG 6000 menunjukkan puncak endothermic

masing-masing pada suhu 379,5°C dan 80°C. Pada dispersi padat

memperlihatkan puncak endothermik pada suhu yang sama dengan

Glipizid dan PEG 6000 yang menunjukkan tidak ada interaksi yang kuat

terjadi diantara keduanya, tetapi terjadi pelebaran atau penurunan

intensitas puncak yang menunjukkan perubahan morfologi glipizid

menjadi bentuk amorf.

40

Page 41: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Gambar 3. Hasil DSC glipizid, PEG 6000, dan dispersi padat Glipizid

3. Analisis SEM

Hasil analisis SEM dapat dilihat pada gambar 4. Glipizid murni

menunjukkan bentuk kristal dengan permukaan yang halus.

Sedangkan pada dispersi padatnya menunjukkan suatu bentuk yang

homogen permukaan yang lebih kasar dan amorf dan menunjukkan

penurunan bentuk krista.

41

Page 42: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Gambar 4. Hasil SEM glipizid, PEG 6000, dan dispersi padat Glipizid

4. Analisis difraksi sinar X

Hasil difraksi glipizid, PEG 6000 dan dispersi padatnya dapat

dilihat pada gambar 5. Pola difraksi pada Glipizid menunjukkan bentuk

kristal yang tinggi berdasarkan intensitas puncak yang tinggi dan tajam.

PEG 6000 sendiri menjukkan dua puncak dengan intensitas yang tinggi

pada 19° dan 23°. Kurangnya intensitas beberapa puncak pada dispersi

padat menunjukkan tingginya konsentrasi obat yang terbawa matriks

pembawa dalam bentuk amorf.

42

Page 43: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Gambar 5. Hasil difraksi sinar x glipizid, PEG 6000, dan dispersi padat

Glipizid

Formula P5 dengan profil disolusi terbaik yang telah dikarakterisasi

telah menunjukkan bahwa tidak ada interaksi yang kuat diantara zat aktif

glipizid dan PEG 6000. Penggunaan PEG 6000 sebagai pembawa dispersi

padat terbukti dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi dari glipizid, hal ini

dikarenakan perubahan morfologi dari glipizid dari kristal menjadi bentuk

amorf yang lebih mudah larut.

Formula P5 kemudian dikembangkan menjadi sediaan tablet.

Formulasi tablet dispersi padat glipizid diformulasi sebesar 50 mg pertablet

dengan penambahan bahan yaitu metil selulosa sebagai pengikat, asam

43

Page 44: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

alginat sebagai penghancur, talk sebagai pelincir, dan amylum maydis

sebagai pengisi.

Tablet dibuat dengan metode granulasi basah. Metode ini dipilih

karena memiliki beberapa kelebihan yaitu memiliki sifat alir dan komprebilitas

yang tinggi. Pada proses pembuatan tablet terjadi dua proses evaluasi yaitu

evaluasi granul dan evaluasi tablet. Pada tahap awal fase granulasi telah

terbentuk suatu massa granul yang kompak yang harus dievaluasi untuk

menguji kelayakannya sebelum dibentuk menjadi tablet.

Berikut hasil evaluasi granul dispersi padat glipizid :

1. Sifat alir

Hasil Sifat alir dapat pada tabel 6. Dari hasil evaluasi dapat

disimpulkan bahwa granulasi dispersi padat glipizid memiliki sifat alir

langsung yang baik dengan rata-rata 7,33 g/detik dan kecepatan alir tidak

langsung yang baik sebesar 26,66º sesuai dengan persyaratan sifat alir.

Tabel 6. Hasil evaluasi sifat alir granulasi dispersi padat glipizid

Ulangan Kecepatan alirLangsung(g/detik)

Kecepatan alir tidak langsung(º)

1 7 26

2 8 27

3 7 27

Rata-rata 7,33 26,66

44

Page 45: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Persyaratan kecepatan mengalir ( secara langsung )

Kecepatan mengalir Aliran

>10 g/dtk Bebas mengalir

4-10 g/dtk Mudah mengalir

1,6-4 g/dtk Sukar mengalir

<1,6> Sangat sukar mengalir

Persyaratan kecepatan mengalir (secara tidak langsung ) :

A (angle of repose ) Tipe aliran

<25 Excellent

25-30 Good

30-40 Passable

>40 Very poor

2. Kompresibilitas

Dari hasil evaluasi dapat dilihat bahwa granulasi dispersi padat

memiliki sifat kompresibilitas yang baik dengan rata-rata 15,66 % sesuai

dengan persyaratan kompresibiltas .

Tabel 7. Hasil evaluasi Kompresibilitasgranulasi dispersi padat glipizid

Ulangan Persentase

Kompresibilitas

(%)

1 16

2 16

3 15

45

Page 46: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Rata-rata 15,66

Persyaratannya :

Kompresibilitas Keterangan

5-15 Excellent

12-16 Good

18-21 Fair to passable

23-25 Poor

35-38 Very poor

>40 Extremely poor

3. Evaluasi Kadar Lembab

Hasil evaluasi Kadar lembab dapat dilihat pada tabel 8. Dari hasil

evaluasi dapat dilihat bahwa granulasi dispersi padat memiliki kadar

lembab sebesar 3,66 % yang memenuhi syarat kadar lembab granul yang

baik sebesar 3-5 % (17).

Tabel 8. Hasil evaluasi Kompresibilitas granulasi dispersi padat glipizid

Ulangan Persentase

Kadar lembab

(%)

1 4

2 3

3 4

Rata-rata 3,66

46

Page 47: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Dari Hasil evaluasi granul, granul dispersi padat glipizid memenuhi

persyaratan dan layak untuk dibentuk menjadi tablet. Granul kemudian

ditambahkan asam alginat,, talk dan amylum maydis lalu kemudian dikempa

menjadi tablet dan dilakukan evaluasi tablet. Berikut hasil evaluasi tablet.

1. Uji keseragaman ukuran

Hasil evaluasi keseragaman ukuran menujukkan bahwa ukuran

tablet dispersi padat glipizid itu seragam dan sesuai dengan persyaratan

berdasarkan FI III yaitu diameter tablet tidaklebihdari 3 kali

dantidakkurangdari 1 1/3 tebal tablet (14).

2. Uji Friabilitas

Hasil uji friabilitas dapat dilihat pada tabel 12, hasil uji

menunjukkan tablet dispersi padat glipizid memiliki persentase friabilitas

rata-rata sebesar 0,5% yang masih memenuhi persyaratan friabilitas ≤

0,8%.

Tabel 9. Hasil uji friabilitas tablet dispersi padat glipizid

Tablet Persentase Friablitas

(%)

Tablet Persentase Friablitas

(%)1 0,6 11 0,6

2 0,7 12 0,5

3 0,5 13 0,4

4 0,5 14 0,3

5 0,5 15 0,5

6 0,7 16 0,6

7 0,7 17 0,4

8 0,6 18 0,5

9 0,4 19 0,5

10 0,5 20 0,6

47

Page 48: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Rata-

rata

0,53

3. Kekerasan Tablet

Hasil uji kekerasan tablet dapat dilihat pada tabel 13, hasil uji

menunjukkan tablet dispersi padat glipizid memiliki kekerasan rata-rata

sebesar 7,05 kg/cmyang masih memenuhi Syarat kekerasan tablet yang

baikyaitu 4-8 kg/cm (18).

Tabel 10. Hasil uji kekerasan tablet dispersi padat glipizid

Tablet Kekerasan tablet Tablet Kekerasan tablet

1 7 11 7

2 8 12 8

3 6 13 6

4 7 14 8

5 6 15 8

6 6 16 7

7 7 17 7

8 7 18 6

9 8 19 6

10 8 20 8

Rata-

rata

7,05

4. KeseragamanBobot

Bobot yang diinginkan dari tablet dispersi padat yaitu 50 mg dan

berdasarkan persyaratan FI III(14) sesuai pada tabel 6 tidak boleh ada

48

Page 49: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

dua tablet yang melewati yaitu 10 % dari bobot rata-ratanya atau 5

mg±50,45 mg dan tidak boleh ada satu tablet yang melewati20% bobot

rata-rata yaitu 10 ± 50,45 mg. Berdasarkan hasil uji keseragaman

bobotsemua tablet masih dibawah persyaratan penyimpangan baik A dan

B sehingga tablet dispersi padat memenuhi kriteria keseragaman bobot.

Tabel 11. Hasil uji keseragaman bobot tablet dispersi padat glipizid

Tablet Bobot Tablet (mg) Tablet Bobot Tablet (mg)

1 52 11 52

2 47 12 50

3 51 13 47

4 45 14 48

5 48 15 49

6 50 16 51

7 49 17 53

8 51 18 54

9 55 19 48

10 54 20 46

Rata-

rata

50,45

5. Waktu Hancur

Hasil uji waktu hancur tablet dispersi padat glipizidyaitu 18 tablet

yang diuji hancur semua dalam waktu 15 menit, hal memenuhi

persyaratan berdasarkan FI IV (16) tidakkurang 16 tablet dari 18 tablet

yang diuji harus hancur sempurna.

6. Uji Disolusi

49

Page 50: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Hasil uji disolusi tablet dispersi padat glipizid dapat dilihat pada tabel

15 dan gambar . Dari hasil uji pada menit 60 persentase disolusi

mencapai 93,76 % dan pada menit 120 mencapai 95,89%.

Tabel 12. Hasil uji disolusi tablet dispersi padat glipizid

Waktu Persentase disolusi

(%)5

10

15

30

60

120

0 10 20 30 40 50 60 700

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

waktu (Menit)

Pers

enta

se D

Isolu

si (%

)

Gambar 6. Profil Disolusi Tablet dispersi padat glipizid

50

Page 51: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Formulasi tablet dispersi padat glipizid telah dilakukan dan telah

dievaluasi. Hasil evaluasi tablet telah bahwa tablet memenuhi persyaratan

tablet. Hasil uji disolusi menunjukkan bahwa tablet terdisolusi sebesar

93,76% setelah 60 menit.

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Telah dilakukan upaya peningkatan kelarutan Glipizid denganh

metode dispersi padat. Dispersi padat dilakukan dengan pembawa

PEG 6000 dengan metode peleburan dan dilakukan dengan berbagai

variasi konsentrasi yaitu P1(1:1). P2(1:2), P3(1:3), P4(1:4), dan

P5(1:5). Formula P5 dinyatakan sebagai formula terbaik dengan profil

disolusi sebesar 94,81 pada menit ke 60.

Formulasi P5 telah diformulasi dalam bentuk tablet 50 mg

dengan bahan tambahan. Hasil formulasi telah memenuhi persyaratan

uji evaluasi granul dan tablet dan juga memiliki persentase disolusi

93,76% pada menit ke 60.

IV.2 Saran

Dilakukan pengembangan preformulasi dispersi padat glipizid

dengan pembawa dispersi yang lain.

51

Page 52: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Dispersi padat. [serial on the internet].[Diakses tanggal 15 oktober 2013]. Available from :http://apotikmakassar.wordpress.com/dispersi-padat/

Anonim. Tablet : Bahan Pengisi. .[serial on the internet].[Diakses tanggal 15 oktober 2013]. Available from : http://gi-healthy.blogspot.com/2013/03/tablet-bahan-pengisi.html

Ansel, Howard. 2008. Pengantar bentuk sediaan farmasi. Jakarta UI press

Banker, G. S. and Anderson, N. R..Tablet, Dalam Lachman, L.,Lieberman, H. A., Kanig, J. L. (Eds), Teori dan Praktek Farmasi Industri,UI Press,Jakarta. 1994

Dirjen pom. 1979. Farmakope Indonesia. Jakarta : DEPKES RI

Ganiswarna SG. Farmakologi dan Terapi. Ed. V. Bagian Farmakolgi. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta. 1995

Lachman L,1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri Ed 2.Gadjah Mada Universit: Yogyakarta

Rowe.R.C.. Handbook of Pharmaceutical excipients. PharmaceuticalPress. London. 2006

Sukandar, Elin yulinah, 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta ; PT ISFI

Tjay.dkk.2010.”Obat-Obat Penting”edisi keenam.PT elex media komposimida

Wade,A & Weller,P.J.1995. Handbook of Pharmacetuical Excipient. Pharmaceutical Press : London

Wagh V. T, dkk. Formulation and Evaluation of Glimepiride Solid Dispersion Tablets for Their Solubility Enhancement. 2012. Available as PDF file

52

Page 53: Syarifa Zahra Tablet Glipizide Fix

Wahyu. Tablet :pengaruh Pengisi. [serial on the internet]. [Diakses tanggal 4 oktober 2013]. Available fromhttp://wahyutensai.blogspot.com/2010/11/pengaruh-pengikat.html

Yandi S, dkk. Peningkatan Laju Disolusi Furosemida Melalui Pembentukan Dispersi Padat dengan Polietilen Glikol (PEG), Talkum dan Kombinasi PEG-Talkum. 2006.Available as PDF file

Yuliarti S. 2011. Farmasi Industri : Tablet.. Available as PDF file

53