laporan pkl apotek zahra poltek tegal rev

153
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) DI APOTEK ZAHRA Tanggal 20 Januari – 22 Februari 2014 Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan Praktik Kerja Lapangan DIII Farmasi Poiteknik Harapan Bersama Tegal Pembimbing Praktek Kerja Lapangan Di Apotek Zahra Heni Purwatiningrum S.Farm.,Ap t Koordinator PKL Meikha Nurliani, S.Farm.,Apt Pembimbing PKL Mengetaui: Pengurus Politeknik Harapan Bersama Tegal PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” ii

Upload: cweh-imitasi

Post on 08-Apr-2016

1.236 views

Category:

Documents


89 download

DESCRIPTION

bagi adik tingkat yang butuh saja.. yang ga ya ga usah. heee

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI APOTEK ZAHRA

Tanggal 20 Januari – 22 Februari 2014

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan

Praktik Kerja Lapangan DIII Farmasi

Poiteknik Harapan Bersama Tegal

Pembimbing Praktek Kerja Lapangan Di Apotek Zahra

Heni Purwatiningrum S.Farm.,Ap t

Koordinator PKL

Meikha Nurliani, S.Farm.,Apt

Pembimbing PKL

Mengetaui:

Pengurus Politeknik Harapan Bersama Tegal

Ir. Mc . Chambali, B.Eng.Ee

Direktur

Heru Nurcahyo, S.farm. Apt

Ketua Prodi Farmasi

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” ii

Page 2: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

MOTTO

Dalam hidup ini, jika kamu tak mau membantu sesama maka kamu tak

benar-benar hidup, kamu hanya bernafas. 

Kekuatan bukanlah tentang memukul sekuat tenaga, tetapi tentang

ketepatan sasaran.

Keberhasilan itu perlu diperjuangkan, bukan hanya diimpikan.

Tanah yang digadaikan bisa kembali dalam keadaan lebih berharga,

tetapi kejujuran yang pernah digadaikan tidak pernah bisa ditebus

kembali.

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

(Aristoteles)

Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan. (Herodotus )

Dia yang tahu, tidak bicara. Dia yang bicara, tidak Tau. ( Loo Tse )

Jangan pernah menganggap belajar sebagai suatu kewajiban, tetapi

anggaplah ia sebagai suatu kesempatan menyenangkan untuk

membebaskan diri dalam mempelajari keindahan alam dan kehidupan.

Belajar adalah untuk kebahagiaanmu sendiri, dia akan memberikan

keuntungan bagi masyarakat tempatmu bekerja nanti. (Albert Einstein)

Seorang sahabat adalah suatu sumber kebahagiaan dikala kita merasa

tidak bahagia.

Seorang sahabat adalah orang yang menjawab,apabila kita memanggil

dan sering menjawab sebelum kita panggil.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” iii

Page 3: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

PERSEMBAHAN

Laporan PKL ini, penyusun persembahkan kepada :

1. Orang tua tercinta yang telah memberikan support dan motifasi baik

mental, spiritual maupun doa .

2. Bapak Ir. Mc . Chambali, B.Eng.Ee selaku direktur Politeknik Harapan

Bersama

3. Bapak Heru Nurcahyo,S.farm.,Apt selaku ketua Program Studi DIII

Farmasi

4. Semua Bapak dan Ibu dosen yang kami hormati

5. Ibu Meikha Nurliani, S.Farm.,Apt dan Novian Ardyansyah Yusuf, M.BA

selaku Apoteker Pengelola Apotek Zahra Tegal dan PSA ( Pemilik Sarana

Apotek) yang telah memberikan kesempatan, petunjuk, bimbingan,

motivasi dan nasehat kepada kami,

6. Seganap karyawan dan karyawati Apotek Zahra Tegal, atas segala

kesabaran, perhatian, keramahan dan senantia membantu dalam

memberikan informasi, bimbingan serta pengalamannya kepada kami,

7. Teman-teman sejawat, seangkatan semester III DIII Farmasi Politeknik

Harapan bersama Tegal

8. Para kakak tingkat dan adik tingkat DIII Farmasi Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” iv

Page 4: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah serta inayah-Nya, sehingga pelaksanaan dan

penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan.

Pelaksanaan dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini

merupakan slah satu syarat untuk memenuhi Tugas Akhir Praktek Kerja Lapangan

D3 Farmasi Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal. Praktek Kerja Lapangan ini

berlangsung pada tanggal 20 Januari – 22 Februari 2014 di Apotek Zahra.

Kami menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan Laporan

Praktek Kerja Lapangan ini, banyak menghadapi kesulitan, namun berkat

kemauan dan kerja keras serta bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, maka laporan ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

terdapat kekurangan, untuk itu penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik

yang dapat membangun demi kesempurnaan laporan PKL ini. Semoga laporan

PKL ini dapat bermanfaat bagi kita semua. AMIEN.

Tegal , 22 Februari 2014

Penulis

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” v

Page 5: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

MOTTO............................................................................................................ iii

PERSEMBAHAN............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Waktu dan tempat Praktik Kerja Lapangan .............................. 5

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan ................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7

2.1 Apotek ...................................................................................... 7

A. Pendahuluan ........................................................................ 7

B. Prosedur Pendirian Apotek.................................................. 11

C. Pengelolaan Apotek............................................................. 14

D. Pelayanan Apotek................................................................. 16

2.2 Obat........................................................................................... 22

A. Pengertian Obat Secara Umum............................................ 22

B. Pangertian Obat Secara Khusus........................................... 22

2.3 Administrasi Farmasi................................................................ 34

A. Pengertian Administrasi....................................................... 34

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” vi

Page 6: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

B. Fungsi Manajemen............................................................... 34

C. Mnajemen Perbekalan Farmasi di Apotek........................... 34

2.4 Perundang-Undangan Farmasi.................................................. 37

2.5 Farmakologi ............................................................................. 37

A. Kemoterapetika.................................................................... 38

B. Obat-Obat Saluran Cerna..................................................... 46

C. Obat Kardiovaskuler............................................................. 48

D. Analgetika............................................................................ 52

E. Diabetes Melitus................................................................... 54

BAB III TINJAUAN UMUM APOTEK ZAHRA......................................... 18

3.1 Sejarah Apotek Zahra................................................................ 18

3.2 Struktur Organisasi Apotek Zahra............................................ 18

3.3 Denah Lokasi Apotek Zahra..................................................... 18

3.4 Kegiatan Apotek........................................................................ 25

BAB IV PELAKSANAAN ........................................................................... 31

4.1 Pengenalan Tempat................................................................... 31

4.2 Administrasi ............................................................................. 38

4.3 Pelayanan ................................................................................. 38

4.4 Penyimpanan Barang................................................................ 31

4.5 Pelayanan Obat ......................................................................... 38

4.6 Pelayanan Komunikasi Informasi Dan Edukasi (KIE) ............ 38

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” vii

Page 7: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 39

BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 43

6.1 Kesimpulan ............................................................................... 43

6.2 Saran .......................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 45

LAMPIRAN

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” viii

Page 8: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek kerja lapangan merupakan kegiatan untuk memberikan

pengalaman belajar bagi mahasiswa farmasi dalam situasi dunia kerja yang

nyata, khususnya mengetahui dan memahami seluruh aspek-aspek

kefarmasian di apotek.

Berpedoman pada kurikulum Akademi Farmasi Pusat pendidikan

Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dan Program

Pendidikan DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama semester III tentang

pencapaian kemampuan administrasi dan pelayan kefarmasian di

lingkungan kerja apotek, mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan

kegiatan praktek kerja lapangan di bidang kefarmasian.

Selama pelaksanaan praktik tersebut mahasiswa diberikan

kesempatan untuk menerapkan serta mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan yang telah didapatkan diperkuliahan dan laboratorium ke

dalam pelayanan yang nyata di apotek terutama di unit-unit kefarmasian

hingga memberikan bekal yang maksimal untuk menunjang kompetensi

bilamana sudah lulus dari jenjang akademi siap untuk menerapkan serta

mendedikasikan ilmunya di dunia kesehatan.

Sehat merupakan hak dasar setiap manusia. Setiap manusia di

seluruh dunia berhak mendapatkan kesehatan. Kesehatan juga merupakan

salah satu faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan sumber

daya manusia. Di sisi lain, kesehatan juga merupakan kewajiban, di mana

setiap orang harus berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan dan

mempertahankan kesehatan. Dengan demikian, sehat bukan semata–mata

anugerah, melainkan sesuatu yang harus diupayakan dan diperjuangkan

oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kesehatan merupakan salah satu unsur penting bagi kesejahteraan

manusia, dimana kesehatan tersebut menyangkut semua aspek kehidupan

baik dari fisik, mental maupun sosial ekonomi. Kesehatan sendiri adalah

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 1

Page 9: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap

orang hidup secara sosial dan ekonomis.

Pengadaan obat dan distribusi obat merupakan salah satu bentuk

pelayanan kesehatan yang penting karena obat merupakan faktor penting

pendukung kesehatan. Oleh kerena itu, apotik menjadi salah satu

pendistribusi obat keberadaannya diatur oleh pemerintah.

Apotek memiliki dua fungsi yaitu sebagian bentuk unit pelayanan

kesehatan apotek yang menyediakan baik obat – obatan maupun alat

kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/ Menkes/

Per/ X/ 1993 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin Apotek,

memberikan batasan tentang Apotek yaitu suatu tempat penyaluran

pembekalan farmasi kepada masyarakat. Dalam hal ini pembekalan

farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia

( Obat tradisional ), alat kesehatan dan kosmetika.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

bidang kefarmasian serta makin tingginya kesadaran masyarakat dalam

meningkatkan kesehatan, maka dituntut juga kemampuan para petugas

dalam pelayanan kefarmasian kepada masyarakat. Dengan demikian pada

dasarnya kaitan tugas pekerjaan farmasis dalam melangsungkan berbagai

proses kefarmasian, bukannya sekedar membuat obat, melainkan juga

menjamin serta meyakinkan bahwa produk kefarmasian yang

diselanggarakan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses

penyembuhan penyakit yang diderita pasien.mengingat kewenangan

keprofesian yang dimilikinya, maka dalam menjalankan tugasnya harus

menjalankan prosedur-prosedur kefarmasian demi dicapainya produk

kerja yang memenuhi syarat ilmu pengetahuan kefarmasian, sasaran jenis

pekerjaan yang dilakukan serta hasil kerja akhir yang seragam, tanpa

mengurangi pertimbangan keprofesian secara pribadi.

Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan

dibidang kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama

pendidikan tinggi kefarmasian.Sifat kewenaganyang berlandaskan ilmu

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 2

Page 10: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

pengetahuan ini memberinya semacam otoritas dalam berbagai aspek

obat atau profesi kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan

yang dikelompokkan profesi, telah diakui secara universal. Lingkup

pekerjaannya meliputi semua aspek tentang obat, melalui penyediaan

bahan baku obat dalam arti luas, membuat sediaan jadinya sampai

dengan pelayanan kepada pemakaian obat atau pasien.

WHO tahun 1997, mengenalkan lahirnya asuhan kefarmasian.

Dimensi pekerjaan profesi farmasis tidak kehilangan bentuk, tetap

menjadi seorang ahli dalam bidang obat.Pasien menikmati layanan

profesional dari seorang farmasis dalam bentuk penjelasan tentang obat,

sehingga pasien memahami program program obatnya.

Pelayanan kesehatan adalah setiap usaha yang diselenggarakan

secara sendiri atau bersama – sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan

penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok,

dan atau masyarakat. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh

pemerintah atau swasta, dalam bentuk pelayanan perorangan atau

pelayanan kesehatan masyarakat. Berbagai bentuk pelayanan kesehatan

berhubungan satu sama lain membentuk suatu jaringan yang saling

terkait menjadi satu kesatuan yang utuh dan terpadu yang disebut sistem

pelayanan kesehatan.

Suatu sistem pelayanan kesehatan dikatakan baik, bila struktur

dan fungsi pelayanan kesehatan dapat dihasilkan pelayanan kesehatan

yang memenuhui persyaratan, yaitu : tersedia, adil dan merata, tercapai,

terjangkau, dapat diterima, wajar, efektif, efesien, menyeluruh, terpadu,

berkelanjutan, bermutu, dan berkesinambungan.

1.2 Waktu Dan Tempat PKL

PKL ( Praktik Kerja Lapangan ) merupakan kegiatan untuk

memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa farmasi dalam situasi

dunia kerja yang nyata, khususnya mengetahuai dan memahami seluruh

aspek – sepek kefarmasian di apotek.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 3

Page 11: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Selama pelaksanaan praktik tersebut mahasiswa diberikan

kesempatan untuk menerapkan serta mengembakan pengetahuan dan

ketrampilan yang telah didapatkan diperkuliahan dan laboratorium

kedalam pelayanan yang nyata di apotek terutama di unit – unit

kefarmasian hingga memberikan bekal yang maksimal untuk menunjang

kompetensi bila mana sudah lulus dari jenjang akademi dan siap untuk

menerapkan serta mendedikasikan ilmunya di dunia kesehatan.

Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) yang dilakukan oleh mahasiswa

D III Farmasi pada tanggal 20 Januari – 22 Februari 2014. Adapun

mahasiswa D III Farmasi yang akan PKL di Apotek Zahra Jl. Raya

Adiwerna No. 629 Tegal dilakukan pembagian shift menjadi tiga, yaitu :

Shift Pagi, pukul 07.30 – 11.30 WIB

Shift siang, pukul 11.30 – 16.00 WIB

Shift siang, pukul 16.00 – 20.30 WIB

Berpedoman pada kurikulum Akademik Farmasi Pusat

pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI tahun 2003 dan Program

Pendidikan Diploma III Farmasi Politeknik Harapan Bersama pada

semester III tentang pencapaian kemampuan administrasi dan pelayanan

kefarmasian dilingkungan kerja Apotek, mahasiswa diwajibkan untuk

melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di bidang tersebut.

1.3 Tujuan PKL

Adapun tujuan dilaksanakan nya praktek kerja lapangan (PKL),

antara lain :

1. Tujuan Umum

Dengan dilaksanakan praktek kerja lapangan ini

dimaksudkan agar mahasiswa dapat :

a. Memahami dan berperan dalam organisasi farmasi di apotek.

b. Memahami dan mampu berinteraksi dengan tim kerja di

apotek.

c. Memahami aspek – aspek pelayanan administrasi di apotek.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 4

Page 12: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

2. Tujuan Khusus

Dengan dilaksanakannya praktek kerja lapangan ini

dimaksudkan agar mahasiswa dapat :

a. Memahami dan berperan dalam administarasi management

farmasi di apotek.

b. Memahami dan berperan dalam pelayanan kefarmasian dalam

setiap unit pelayanan perapotekan.

c. Memahami dan berperan dalam setiap pengadaan / inventori,

penyimpanan, distribusi, dan penyerahan perbekalan farmasi di

apotek.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 5

Page 13: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 APOTEK

A. Pendahuluan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

(Kepmenkes RI)No. 1332/MENKES/SK/X/2002, tentang perubahan atas

Peraturan Menkes RI No. 922/MENKES/PER/X/1993 mengenai

ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek, yang dimaksud dengan

Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.

Menurut peraturan pasal 2 Peraturan Pemerintah No 25 tahun

1980, tugas dan fungsi apotek adalah :

1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah

mengucapkan sumpah jabatan.

2. Sarana farmasi yang melakukan peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.

3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat

yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

( Soekarno. S, Aspek Hukum Apotek dan Apoteker, 1990 )

Peraturan perundang – undangan Perapotekan di Indonesia telah

beberapa kali mengalami perubahan. Dimulai dengan berlakunya

Peraturan Pemerintahan (PP) No.26 tahun 1965 tentang pegelolaan dan

perizinan Apotek, kemudian disempurnakan dalam peraturan pemerintah

No.25 tahun 1980, beserta petunjuk pelaksanaanya dalam Peraturan

Menteri Kesehatan No.26 tahun 1981 dan Surat Keputusan Menteri

Kesehatan No.178 tentang ketentuan dan tata cara pengelolaan apotek.

Peraturan yeng terakhir berlaku sampai sekarang adalah Keputusan

Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002 yang memberikan

beberapa keleluasaan kepada Apotek untuk mendapat meningkatan

derajat Kesehatan yang optimal.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 6

Page 14: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Ketentuan – ketentuan umum yang berlaku tentang perapotekan

sesuai keputusan menteri kesehatan no. 1332/menkes/sk/x/2002 adalah

sebagai berikut :

a. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.

b. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah

mengucapkan sumpah jabatan apoteker, mereka yang berdasarkan

Peraturan Perundang – undangan yang berlaku dan berhak

melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.

c. Surat Ijin Apotek ( SIA ) Adalah surat ijin yang diberikan oleh

menteri kepada apoteker atau apoteker bekerja sama dengan Pemilik

Sarana Apotek (PSA) untuk menyelenggarakan apotek disuatu

tempat tertentu.

d. Apoteker Pengelola Apotek ( APA ) adalah apoteker yang telah

diberi durat ijin apotek (SIA)

e. Apoteker Pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek di

samping apoteker pengelola apotek dan atau menggantikannya pada

jam – jam tertentu pada hari buka apotek.

f. Apoteker pengganti adalah apoteker yang menggantikan apoteker

pengelola apotek salama APA tersebut tidak berada ditempat lebih

dari 3 bulan secara terus menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja

dan tidak bertindak sebagai Apoteker Pengelola Apotek lain.

g. Asisten Apoteker adalah mereka adalah yang berdasarkan peraturan

perundang – undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan

kefarmasian sebagai asisten apoteker.

h. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter

hewan kepada apoteker pengelola apotek ( APA ) untuk

menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai dengan

perundang – undangan yang berlaku.

i. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat asli indonesia, alat

kesehatan dan kosmetika.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 7

Page 15: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

j. Alat kesehatan adalah instrumen aparatus, mesin, implan yang tidak

mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,

menyembuhkan, dan meringankan penyakit, merawat orang sakit

serta pemulihan kesehatan manusia, dan atau membentuk struktur

dan memperbaiki fungsi tubuh.

k. Perbekalan Kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang

dipergunakan untuk menyelenggarakan semua peralatan yang

dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan apotek.

l. Perbekalan farmasi adalah obat, bahan obat, asli indonesia ( obat

tradisiona ), alat kesehatan, dan kosmetika.

m. Perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang dipergunakan

untuk melaksanakan pengelolaan apotek.

Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di Apotek, Apoteker

Pengelola Apotek dibantu oleh Asisten yang telah memiliki Surat Ijin

Kerja. Keputusan menteri Kesehatan No. 679/Menkes/SK/V/2003,

tentang peraturan regestrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker ( AA ) :

a. Asisten apoteker adalah tenaga kesehatan yang berijazah Sekolah

Asisten Apoteker atau Srkolah menengah Farmasi, Akademi farmasi,

dan jurusan analisis farmasi serta makanan politeknik kesehatan

sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

b. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atau kewenangan

yang diberikan kepada pemegang Ijazah Sekolah Asisten Apoteker

atau Sekolah Menengah Farmasi, akademi farmasi dan jurusan

farmasi politeknik, akademi farmasi dan makanan, jurusan analisis

farmasi dan makanan politeknik kesehatan untuk menjalankan

pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker.

c. Surat ijin asisten apoteker adalah bukti tertulis yang diberikan

kepada pemegang surat izin asisten apoteker untuk melakukan

pekerjaan kefarmasian diasaran kefarmasian

d. Sarana kefarmasian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan

pekerjaan kefarnasian antara lain industri farmasi termasuk obat

tradisional, kosmetika, instalasi farmasi, apotek, dan toko obat.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 8

Page 16: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Lokasi dan Tempat

Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun

sebaiknya tetap mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan

pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli

penduduk di sekitar lokasi apotek, kesehatan lingkungan, keamanan

dan mudah dijangkau masyarakat dengan kendaraan.

B. Prosedur Pendirian Apotek

Peraturan menteri kesehatan RI No. 992/Menkes/Per/X/1993,

memuat beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam pendirian apotek,

antara lain :

1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker yang bekerjasama dengan

pemilik sarana apotek yeng telah memiliki persyaratan harus siap

dengan tempat ,perlengkapan termasuk sediaan farmasi, dan

perbekalan farmasi lainnya yang menrupakan milik sendiri atau pihak

lain.

2. Sarana apotek dapat diberikan pada lokasi yang sama dengan

kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi lainnya.

3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar

sediaan farmasi. ( Anonim, 1993 )

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332 tahun 2002,

persyaratan apotek adalah :

1. Ada Apoteker pengelola apotek yang mempunyai izin kerja/ Surat

Penugasan.

2. Siap tempat dan perlengkapan, termasuk perbekalan farmasi dan

perbekalan farmasi lainnya.

3. Dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan

komoditi lainnya. Dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi

laiinya diluar sediaan farmasi.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 9

Page 17: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Ketentuan sarana dan prasarana apotek menurut Kepmenkes

No.1027/Menkes/SK/IX/2004 mensyaratkan apotek :

a) Bangunan Apotek

1. Bangunan apotek sekurang – kurangnya memiliki ruangan

untuk:

Harus memiliki Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien.

Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk

penempatan brosur atau materi informasi.

Penerimaan resep dan penyerahan obat

Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang

dilengkapi dengan meja dan kursi.

Serta lemari untuk menyimpan catatan medikasi pasien.

Ruang administrasi dan ruang kerja apoteker.

Ruang racikan.

Keranjang sampah yang tersedua untuk staf maupun pasien.

Ruang tempat pencucian alat/wastafel.

WC

2. Kelengkapan Bangunan apotek terdiri atas :

Sumber Air : bisa berasal dari sumur/ PAM/sumur

pompa

Penerangan : cukup menerangin ruangan apotek

Ventilasi : harus memenuhi persyaratan hygiene

3. Papan Nama

Apotek harus punya papan nama apotek yang berukuran

panjang minimal 60 cm dan lebar minimal 40 cm dengan tulisan

hitam diatas dasar putih, tinggi huruf minimal 5 cm dan lebar

minimal 5 cm.

b) Perlengkapan Apotek

1. Alat pembuatan, pengelolaan dan peracikan

Terdiri dari mortir, timbangan, termometer, gelas ukur,

erlenmayer, corong, cawan, dll.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 10

Page 18: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

2. Perlengkapan dan alat pembekalan farmasi

Terdiri dari lemari pendingin, rak obat, botol, pot salep,dll.

3. Wadah pengemas dan pembungkus

Terdiri dari etiket, wadah pengemas dan pembungkus untuk

penyerahan obat.

4. Perlengkapan administrasi

Blanko pesanan obat, blanko kartu stock, blanko salinan resep,

blanko faktur, blanko nota penjualan, buku pembelian, buku

penerimaan, buku pengiriman, buku khas, buku penerimaan dan

pengeluaran narkotika dan psikotropika, form laporan - laporan

obat serta alat tulis kantor lainnya.

5. Buku standar yang diwajibkan

Misalnya : farmakope indonesia, ISO, FN, Ilmu Meracik Obat

( IMO ), IONI dan kumpulan perundangan lainnya.

6. Tempat penyimpanan narkotika

c) Tenaga Apotek

Tenaga apotek terdiri atas Apotreker, Asisten

Apoteker,bagian administrasi dan keuangan, pembantu umum /

keamanan, juru racik dan tenaga lain yang di perlukan.

C. Pengelolaan Apotek

Pengelolaan apotek adalah segala upaya dan kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam rangka

tugas dan fungsi apotek yang meliputi perencaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian.

Sesuai PERMENKES RI No. 26/Per. Menkes/Per/I/1981,

pengelolaan apotek meliputi :

1. Bidang pelayanan kefarmasian;

2. Bidang material;

3. Bidang administrasi dan keuangan;

4. Bidang ketenagakerjaan;

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 11

Page 19: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

5. Bidang lain yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek Sarana

penyaluran perbekalan farmasi dalam menyebarkan obat-obatan

yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata (Drs. H.

Syamsuni, Apt. 2005: 7).

Pengelolaan apotek di bidang pelayanan kefarmasian meliputi :

1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk,

pencampuran, penyimpanan, dan penyerahan obat atau bahan obat.

2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan perbekalan

kesehatan di bidang farmasi lainnya. Perbekalan farmasi yang

disalurkan oleh apotek meliputi obat, bahan obat, obat asli Indonesia,

bahan obat asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetik, dan sebagainya.

3. Informasi mengenai pernekalan kesehatan di bidang farmasi meliputi

:

a. Pengelolaan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi

lainnya yang diberikan kepada dokter dan tenaga kesehatan lain

maupun kepada masyarakat.

b. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat,

keamanan, bahaya, dan atau mutu obat serta perbekalan farmasi

lainnya.

Pengelolaan apotek di bidang material meliputi :

1. Penyediaan, penyimpanan, dan penyerahan perbekalan farmasi yang

bermutu baik dan keabsahannya terjamin.

2. Penyediaan, penyimpanan, pemakaian barang nonperbekalan farmasi

misalnyabrak-rak obat, lemari, meja kursi pengunjung apotek, mesin

register, dan sebagainya.

Pengelolaan apotek di bidang administrasi dan keuangan meliputi

pengelolaan serta pencatatan uang dan barang secara tertib, teratur, dan

berorientasi bisnis. Tertib dalam arti displin, menaati peraturan pemerintah

termasuk undang-undang farmasi. Teratur dalam arti arus masuk dan

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 12

Page 20: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

keluarnya uang maupun barang dicatat dalam pembukuan sesuai

menajemen akutasi maupun manajemen keuangan. Berorientasi bisnis

artinya tidak lepas dari usaha dagang yang mau tak mau kita harus

mendapatkan untung dalam batas-batas aturan yang berlaku dan ingin

supaya apotek berkembang.

Pengelolaan apotek di bidang ketenagakerjaan meliputi pembinaan,

pengawasan, pemberian insentif maupun pemberian sanksi terhadap

karyawan apotek agar tidak timbul kegairahan, ketenangan kerja, dan

kepastian masa depannya (Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005: 8).

Pengelolaan apotek di bidang lainnya berkaitan dengan tugas dan

fungsi apotek meliputi pengelolaan dan pentaan bangunan ruang tunggu,

ruang peracikan, ruang penyimpanan, ruang penyerahan obat, ruang

administrasi dan ruang kerja apoteker, tempat pencucian alat, toilet, dan

sebagainya (Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005: 9).

D. Pelayanan Apotek

1. Apotek wajib melayani resep dr., drg., dan drh.

2. Pelayan resep sepenuhnya tanggung jawab APA serta seseuai dengan

tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi kepentingan

masyarakat.

3. Apoteker tidak boleh mengganti obat generik yang tertulis dalam

resep dengan obat paten.

4. Bila pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep,

apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk memilihkan obat

yang lebih tepat dan terjangkau. Apoteker wajib memberikan

informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat secara aman, tepat,

rasional, atau atas permintaan masyarakat. Jika dalam resep itu tertulis

Resep p.p = pro paupere maksudnya resep untuk orang miskin.

5. Apotek dilarang menyalurkan barang dan atau menjual jasa yang tidak

ada hubungannya dengan fungsi pelayanan kesehatan.

6. Yang berhak meracik resep adalah apoteker dan asisten apoteker di

bawah pengawasan apotekernya.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 13

Page 21: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

7. Apotek dibuka setiap hari dari pukul 08.00-22.00.

8. Apotek dapat ditutup pada hari-hari libur resmi atau hari libur

keagamaan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Kantor Wilayah

(Kakanwil) Depkes setempat, atau Kepala Dinas Kesehatan

(Kadinkes) setempat, atau pejabat lain yang berwenang (Drs. H.

Syamsuni, Apt. 2005: 9).

E. Pengadaan dan Penyimpanan Obat

Pengadaan dan penyimpanan obat di apotek harus memenuhi

ketentuan-ketentuan berikut :

1. Obat-obat dan perbekalan farmasi yang diperoleh apotek harus

bersumber dari pabrik farmasi, pedagang besar farmasi (PBF),

apotek lain, atau alat distribusi lain yang sah. Obat tersbut harus

memenuhi ketentuan daftar obat wajib apotek (DOWA). Surat

pesanan obat dan perbekalan farmasi lainnya yang harus

ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama dan nomor

SIK (Surat Izin Kerja). Bila berhalangan, APA dapat diwakili oleh

apoteker pendamping atau apoteker pengganti.

2. Obat dan bahan obat harus disimpan dalam wadah yang cocok serta

memenuhi ketentuan pembungkusan dan penandaan yang sesuai

dengan Farmakope edisi terbaru yang diterapkan oleh Badan POM.

3. Penerimaan, penyimpanan serta pembayaran obat dan perbekalan

kesehatan dibidang farmasi harus diatur dengan admnistrasi(Drs. H.

Syamsuni, Apt. 2005: 10).

F. Penulisan dan Pelayanan Resep di Apotek

Resep adalah permintaan tertulis dari seseorang dokter kepada APA

untuk menyiapkan dan/ atau membuat, meracik, serta menyerahkan obat

kepada pasien. Yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi, dan

dokter hewan.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 14

Page 22: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Resep yang lengkap harus memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Nama, alamat, dan nomor izin praktik dokter, dokter gigi, atau dokter

hewan.

2. Tanggal penulisan resep (inscriptio).

3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invecatio)

4. Nama setiap obat dan komposisinya (prescriptio/ordinatio).

5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature).

6. Tanda tangan atau paraf dkter penulis resep sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (subscriptio).

7. Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk resep dokter

hewan.

8. Tanda seru dan/ atau paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis

maksimalnya.

Pada resep yang mengandung narkotik tidak boleh tercantum tulisan

atau tanda iter (iterasi : dapat diulang), m.i (mihi ipsi : untuk dipakai

sendiri), atau u.c (usus cognitus : pemakaian diketahui). Untuk resep yang

memerlukan penanganan segera, dokter dapat beri tanda di bagian kanan

atas resepnya dengan kata-kata: cito (segera), statim (penting), urgent

(sangat penting), atau P.I.M (periculum in mora : berbahaya bila ditunda).

(Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005: 11).

Bila dokter menghendaki, resep tersebut tidak boleh diulang tanpa

sepengatahuannya. Oleh karena itu, pada resep tersebut dapat ditulis

singkatan n.i (ne iteratur : tidak adapat diulang). Resep yang tidak boleh

diulang adalah resep yang mengandung narkotik, psikotropika, dan obat

keras yang ditetapkan oleh pemerintah/ Menteri Kesehatan R.I. (Drs. H.

Syamsuni, Apt. 2005: 12).

G. Cara Menyusun Penulisan Obat dalam Resep

Penulisan obat di dalam resep disusun berdasarkan urutan berikut :

1. Obat pokoknya ditulis dulu, yang disebut remidium cardinale (Basis).

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 15

Page 23: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

2. Remidium adjuvantia/ajuvans, yaitu bahan atau obat yang menunjang

kerja bahan obat utama.

3. Corrigent, yaitu bahan atau obat tambahan untuk memperbaiki warna,

rasa, dan bau obat utama. Corrigent dapat berupa :

a) Corrigen actionis, yaitu obat yang memperbaiki atau menambah

efek obat utama. Misalnya ,pulvis doveri yang terdiri atas

kalsium sulfat, ippcacuanhae radix, dan pulvis opii. Pulvis opii

sebagai bahan khasiat utama menyebabkan orang sukar buang

air besar, sedangkan klasium sulfat bekerja sebagai pencahar

sekaligus memperbaiki kerja pulvis opii.

b) Corrigent saporis (memperbaiki rasa). Contohnya, sirop

aurantiorium, tingtur cinamoni, aqua menta piperitae.

c) Corrigent odoris (memperbaiki bau). Contohnya, oleum

rosarum, oleum bergamottae, dan oleum cinamooni.

d) Corrigent coloris (memperbaiki warna). Contohnya tingtur croci

(kuning), karamel (cokelat), dan karminum (merah).

e) Corrigent solubilis untuk memperbaiki kelarutan obat utama.

Misalnya I2 tidak larut dalam air, tetapi dengan penambahan KI

menjadi mudah larut.

4. Consutituens/vehiculum/expiens, yaitu bahan tambahan yang dipakai

sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk untuk memperbesar

volume obat. Misalnya, laktosa pada serbuk serta amilum dan talk

pada bedak sebuk. Contohnya :

R/ cedilanid tab. No. I

Diuretin Tab. No. ¼

m.f pulv. Dtd. No. XII

(Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005: 12).

Cedilanid digunakan untuk mengobati dekompensasi jantung.

Umumnya, pada penderita dekompensasi jantung sering pua timbul udem

yang dapat dihilangkan dengan diuretin sebagai diuretikum.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 16

Page 24: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Jadi, obat pokok untuk kausalnya adalah cedilanid (remidium

cardinale) dan udem dihilangakan dengan diuretin (remidium corrigens

actionis).

Aturan pakai dalam resep sering ditulis berupa singkatan bahasa latin :

a) Tentang waktu

1. omni hora cochlear (o.h.c) : tiap jam 1 sendok makan.

2. omni bihora cochlear (o.b.h.c) : tiap 2 jam satu sendok makan.

3. post coenam (p.c) : sesudah makan.

4. ante coenam (a.c) : sebelum makan.

5. mane (m) : pagi-pagi.

6. ante meridiem (a.merid) : sebelum tengah hari.

7. mane et vespere (m.e.v) : pagi dan sore.

8. nocte (noct.) : malam

b) tentang tempat yang sakit

1. pone aurem (pon.aur.) : dibelakang telinga

2. ad nucham (ad nuch.) : ditengkuk

c) tentang pemberian obat

1. in manum medici (i.m.m) : diserahkan dokter.

2. detur sub sigillo (det.sub.sig) : berika dalam segel.

3. da in duplo (d.i.dupl) : berikan dua kalinya.

4. reperatur (iteratur) ter. (Rep.ter) : diulang tiga kali (Drs. H.

Syamsuni, Apt. 2005: 13).

H. Copy Resep (Apograph, Exemplum atau Afschrift)

Selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli,

kopi resep harus memuat pula :

1. nama dan alamat apotek

2. nama dan nomor SIK APA

3. tanda tangan atau paraf APA

4. tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan, atau tanda nedet

(nedetur) untk obat yang belum diserahkan;

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 17

Page 25: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

5. nomor resep dan tanggal pembuatan. (Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005:

13).

Kopi resep atau resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis

resep, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan, atau petugas lain

yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

I. Pengelolaan Resep yang Telah Dikerjakan

Ada empat hal harus dilakukan setelah resep selesai dikerjakan, yaitu:

1. Resep yang telah dibuat serta disimpan menurut urutan tanggal dan

nomor penerimaan/pembuatan resep.

2. Resep yang mengandung narkotik harus dipisahkan dari resep lainnya

dan diberi tanda garis merah di bawah nama obatnya.

3. Resep yang telah disimpan lebih dari tiga tahun dapat dimusnahkan

dengancara dibakar atau dengan cara lain yang memadai.

4. Pemusnahan resep dilakukan oleh APA bersama sekurang-kurangnya

seseorang petugas apotek. (Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005: 14-15).

J. Penyerahan Obat

Penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dibidang farmasi meliputi :

Penyerahan obat bebas dan obat bebas terbatas yang dibuat oleh

apotek itu sendiri tanpa resep harus disertai dengan nota penjualan yang

dilengkapi dengan etiket warna putih untuk obat dalam dan etiket biru untuk

obat luar yang memuat :

a) nama dan alamat apotek

b) nama dan nomor SIK APA

c) nama dan jumlah obat

d) aturan pemakaian

e) tanda lain yang diperlukan, misalnya obat gosok, obat kumur, obat

batuk, dan kocok dahulu.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 18

Page 26: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Obat yang berdasarkan resep juga harus dilengapi dengan etiket wana

putih untk obat dalam dan etiket biru untuk obat luar yang memuat :

a) nama dan alamat apotek

b) nama dan nomor SIK APA

c) nama dan jumlah obat

d) aturan pemakaian

e) tanda lain yang diperlukan, misalnya kocok dahulu dan tidak boelh

diulang tanoa resep baru dari dokter.

Obat dalam ialah obat yang digunakan memalui oral (mulut) masuk ke

kerongkongan, kemudian ke perut, sedangkan obat luar adalah obat yang

digunakan dengan cara lain, yaitu melalui mata, hidung, telinga, vagina,

rektum, termasuk pula obat parenteral dan obat kumur.

2.2 OBAT

A. Pengertian Obat Secara Umum

Obat ialah semua bahan tungal/ campuran yang digunakan oleh

semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah,

meringankan ataupun menyembuhkan penyakit (Soetopo

Seno,dkk.2003.hal:7).

Menurut undang- undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan

atau bahan- bahan yang dimaksudkan untuk di pergunakan dalam

menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan,

menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan

badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok

badan atau bagian badan manusia (Soetopo Seno,dkk.2003.hal:7).

B. Pengertian Obat Secara Khusus

1) Obat Jadi

Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dlam bentuk

serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang

mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku lain

yang ditetapkan oleh pemerintah.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 19

Page 27: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

2) Obat Patent

Yakni Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si

pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik

yang memproduksinya.

3) Obat Baru

Yakni obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai bagian yang

berkhasiat, ataupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi,

pelarut, pembantu atau komponen lain, yang belum dikenal sehingga

tidak diketahui khasiat dan kegunaannya.

4) Obat Asli

Yakni obat yang didapat langsung dari bahan- bahan alamiah

Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan

digunakan dalam pengobatan tradisional.

5) Obat Esensial

Adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan

masyarakat terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

6) Obat Generik

Adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope

Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Soetopo Seno, dkk.

2003, hal: 8)

Penggunaan Obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan

ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.

Menkes/ Per/ X/ 1999 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI

nomor 949/ Menkes/ Per/ VI/ 2000. Penggolongan obat ini terdiri dari obat

bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan

narkotika (Permenkes RI nomor 949/ Menkes/ Per/ VI/ 2000).

1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat dijual kepada umum tanpa

resep dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika,

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 20

Page 28: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

obat keras, obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di Depkes RI

(Perda No. 112 th 1994).

Penandaan obat bebas berupa tanda khusus yaitu lingkaran bulat

berwarna hijau dengan garis tepi warna hitam, seperti terlihat pada

gambar tersebut (S.K Menkes RI Nomor 2380/ A/ SK/ VI/ 1983).

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas termasuk dalam daftar “W”, dalam bahasa

Belanda “W” singkatan dari “Waarschuwing” artinya peringatan. Jadi

maksudnya obat yang pada penjualannya disertai tanda peringatan.

Pengertian obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat

diserahkan kapada pemakainya tanpa resep dokter, bila

penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Obat hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya

atau pembuatnya.

2. Penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan

tanda peringatan yang tercetak sesuai contoh. Tanda peringatan

berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm, dan

memuat pemberitahuan berwarna putih, sebagai berikut :

P No. 1 : Awas ! Obat Keras

Bacalah aturan pemakainya

P No. 2 : Awas ! Obat Keras

Hanya untuk kumur jangan ditelan

P No. 3 : Awas ! Obat Keras

Hanya untuk bagian luar dari badan

P No. 4 : Awas ! Obat Keras

Hanya untuk dibakar

P No. 5 : Awas ! Obat Keras

Tidak boleh ditelan

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 21

Page 29: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

P No. 6 : Awas ! Obat Keras

Obat Wasir, jangan ditelan

(Permenkes RI No. 919/ Menkes/ Per/ X/ 1993)

Berdasarkan Kepmenkes RI No.2380/ A/ SK/ VI/ 83 tanda

khusus untuk obat bebas terbatas berupa lingkaran berwarna biru

dengan garis tepi berwarna hitam, seperti terlihat pada gambar berikut

3. Obat Keras

Obat Keras atau obat daftar “G” menurut bahasa Belanda “G”

singkatan “ Gevaarlijk” artinya berbahaya, maksudnya obat dalam

golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak berdasarkan resep

dokter.

Menurut Kepmenkes RI pengertian obat keras adalah obat- obat

yang ditetapkan sebagai berikut :

1. Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat

disebutkan bahwa obat hanya boleh diserahkan dengan resep

dokter.

2. Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata

dipergunakan secara parenteral, baik dengan cara suntikan

maupun dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan.

3. Semua obat baru, terkecuali apabila oleh Departemen Kesehatan

telah dinyatakan secara tertulis bahwa obat baru tidak

membahayakan kesehatan manusia.

4. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras : obat itu

sendiri dalam substansi dan semua sediaan yang mengandung

obat itu, terkecuali apabila dibelakang nama obat disebutkan

ketentuan lain, atau ada pengecualian Daftar Obat Bebas

Terbatas

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 22

Page 30: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Berdasarkan Kepmenkes RI tanda khusus Obat Keras daftar “G”

adalah “Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna

hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi”, seperti yang

terlihat pada gambar berikut (Kepmenkes RI No. 02396/ A/ SK/ VIII/

1986) :

4. Obat Wajib Apotek (OWA)

Obat Wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan

oleh apoteker di apotek tanpa resep dokter.

Pada penyerahan obat wajib apotek ini terhadap apoteker

terdapat kewajiban- kewajiban sebagai berikut :

1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat perpasien yang

disebutkan dalam obat wajib apotek yang bersangkutan.

2. Membuat catatan pasien serta obat yang diserahkan.

3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakai, kontra

indikasi, efek samping, dan lain- lain yang perlu diperhatikan

oleh pasien (Kepmenkes RI No.924/ Menkes/ Per/ X/ !993) .

Contoh :

Obat wajib apotek No. 1 (artinya yang pertama kali ditetapkan)

1. Obat kontrasepsi : Linestrenol

2. Obat saluran cerna : Antacid dan Sedativ/ Spasmodik

3. Obat mulut dan tenggorokan : Hexatidin

(SK Menkes RI No.347/ Menkes/ SK/ VII/ 1990).

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI

NOMOR 925/MENKES/PER/X/1993

TENTANG : DAFTAR PERUBAHAN GOLONGAN OBAT NO. 1

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 23

Page 31: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

DAFTAR PERUBAHAN GOLONGAN OBAT NO. 1

NO. NAMA GENERIK OBAT GOLONGAN SEMULA GOLONGAN

BARU

DAFTAR PERUBAHAN GOLONGAN OBAT NO. 1

NONAMA

GENERIK

OBAT

GOLONGAN

SEMULA

GOLONGAN

BARU

PEMBATASAN

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Aminophylline

Benzoxonium

Benzocain

Bromhexin

Cetrimide

Chlorhexidin

Choline

Theophyllinate

Dexbromphenira

mine maleat

Diphenhyramine

Docusate Sodium

Hexetidine

Obat keras dalam

substansi/Obat

Wajib Apotik

(suppositoria)

Obat keras

Obat keras

Obat keras/ Obat

Wajib Apotik

Obat keras

Obat keras

Obat keras

Obat keras

Obat keras Terbatas

dengan Batasan

Obat keras

Obat keras/Obat

Wajib Apotik

Obat bebas

Terbatas

Obat bebas

Terbatas

Obat bebas

Terbatas

Obat bebas

Terbatas

Obat bebas

Terbatas

Obat bebas

Terbatas

Obat bebas

Terbatas

Obat bebas

Terbatas

Obat bebas

Terbatas

Obat bebas

Obat Bebas

Terbatas

Sebagai obat luar

untuk mulut dan

tenggorokan (Kadar

< 0.05%).

Anestetik mulut

dan tenggorokan

Sebagai obat luar

untuk antiseptik

kulit (kadar <

0.12%)

Sebagai obat luar

untuk mulut dan

tenggorokan (Kadar

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 24

Page 32: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

Ibuprofen

Lidocain

Mebendazol

Oxymetalozine

Theophylline

Tolnaftate

Triprolidine

Obat Keras

Obat Keras

Obat Keras/Obat

Wajib Apotik

Obat Keras

Obat Keras dalam

substansi

Obat Keras/Obat

Wajib Apotik

Obat Keras

Obat Bebas

Terbatas

Obat Bebas

Terbatas

Obat Bebas

Terbatas

Obat Bebas

Terbatas

Obat Bebas

Terbatas

Obat Bebas

Obat Bebas

Terbatas

< 0.1%).

Tablet 200 mg,

kemasan tidak

lebih dari 10 tablet

Anestetik mulut

dan tenggorokan

Semua materi

untuk promosi

harus

mengemukakan

resiko bahaya obat.

Obat semprot

hidung

(Kadar<0.05%)

Sebagai obat luar

untuk infeksi

jamur lokal (Kadar

< 1%)

Obat wajib apotek No. 2

1. Bacitracin

2. Clindamicin

3. Flumetason, dll

(Kepmenkes RI No.924/ Menkes/ Per/ X/ 1993)

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI

NOMOR : 924/MENKES/PER/X/1993

TENTANG : DAFTAR OBAT WAJIB APOTIK NO.2

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 25

Page 33: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

OBAT KERAS YANG DAPAT DISERAHKAN

TANPA RESEP DOKTER OLEH APOTEKER DI APOTEK

(OBAT WAJIB APOTIK NO. 2)

NAMA GENERIK OBATJUMLAH MAKSIMAL TIAP

JENIS OBAT PER PASIEN

1. Albendazol

2. Bacitracin

3. Benorilate

4. Bismuth subcitrate

5. Carbinoxamin

6. Clindamicin

7. Dexametason

8. Dexpanthenol

9. Diclofenac

10. Diponium

11. Fenoterol

12. Flumetason

13. Hydrocortison butyrat

14. Ibuprofen

tab 200mg, 6 tab

tab 400mg, 3 tab

1 tube

10 tablet

10 tablet

10 tablet

1 tube

1 tube

1 tube

1 tube

10 tablet

1 tabung

1 tube

1 tube

tab 400 mg, 10 tab

tab 600 mg, 10 tab

1 tube

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 26

Page 34: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

15. Isoconazol

16. Ketokonazole

17. Levamizole

18. Methylprednisolon

19. Niclosamide

20. Noretisteron

21. Omeprazole

22. Oxiconazole

23. Pipazetate

24. Piratiasin Kloroteofilin

25. Pirenzepine

26. Piroxicam

27. Polymixin B Sulfate

28. Prednisolon

kadar <2%

krim 1 tube

scalp sol. 1 btl

tab 50 mg, 3 tab

1 tube

tab 500mg, 4 tab

1 siklus

7 tab

kadar<2%,>

sirup 1 botol

10 tablet

20 tablet

1 tube

1 tube

1 tube

10 tablet

1 tube

20 tablet

20 tablet

1 tube

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 27

Page 35: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

29. Scopolamin

30. Silver Sulfadiazin

31. Sucralfate

32. Sulfasalazine

33. Tioconazole

34. Urea

1 tube

Obat Wajib Apotek No. 3 :

1. Ranitidin

2. Asam fusidat

3. Alupurinol, dll

(Kepmenkes RI No.1176/ Menkes/ SK/ X/ 1999).

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI

NOMOR : 1176/Menkes/SK/X/1999 Tanggal : 7 Oktober 1999

Tentang Daftar Obat Wajib Apotik No. 3

DAFTAR OBAT KERAS YANG DAPAT DISERAHKAN

TANPA RESEP DOKTER OLEH APOTEKER DI APOTIK

DAFTAR OBAT WAJIB APOTIK NO. 3)

NAMA GENERIK OBAT JUMLAH TIAP JENIS OBAT

PERPASIEN

Alopurinol maks 10 tab 100mg

Aminofilin supositoria maks 3 supositoria

Asam Azeleat maks 1 tube 5 g

Asam Fusidat maks 1 tube 5 g

Bromheksin maks 20 tab

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 28

Page 36: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

sirup 1 botol

Diazepam maks 20 tab

Diklofenak natrium maks 10 tab 25mg

Famotidin maks 10 tab 20mg/40mg

Gentamisin maks 1 tube 5 gr atau botol 5 ml

Glafenin maks 20 tab

Heksetidin maks 1 botol

Klemastin Maks 10 tab

Kloramfenikol (Obat Mata) maks 1 tube 5 gr atau botol 5ml

Kloramfenikol (Obat Telinga) maks 1 botol 5ml

Mebendazol maks 6 tab

sirup 1 botol

Metampiron + Klordiazepoksid maks 20 tab

Mequitazin Maks 10 tab atau botol 60ml

Motretinida maks 1 tube 5g

Orsiprenalin maks 1 tube inhaler

Piroksikam maks 10 tab 10mg

Prometazin teoklat maks 10 tab atau botol 60ml

Ranitidin maks 10 tab 150mg

Satirizin maks 10 tab

Siproheptadin maks 10 tab

Toisiklat maks 1 tube 5g

Tolnaftat maks 1 tube

Tretinoin maks 1 tube 5g

5. Obat Golongan Narkotika

Pengertian Narkotika menurut Undang- Undang Nomor 22

Tahun 1997 tentang narkotika, adalah zat atau obat yang berasal dari

tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan I, II

dan III (Depkes RI.2007.hal:31).

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 29

Page 37: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Berdasarkan UU RI No.22 Th 1997, narkotika dibagi atas 3

golongan:

1) Golongan I

Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak

digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi

mengakibatkan ketergantungan.

Contoh terdiri dari 26 macam, antara lain :

a. Tanaman Papaver somniverum L dan semua bagiannya

termasuk buah dan jeraminya, kecuali biji.

b. Opium mentah

c. Opium masak (candu, jicing, jicingko)

d. Tanaman koka sperti Erythroxylon coca

e. Tanaman ganja (Cannabis indica) (Depkes RI.

2008.hal:13).

2) Golongan II

Golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan

digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam

terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan

serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Contoh terdiri dari 87, macam, antara lain :

a. Morfina

b. Opium

c. Petidina

d. Tebaina (Depkes RI. 2008.hal:14)

3) Golongan III

Golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan

dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau tujuan

pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi

ringan mengakibatkan ketergantungan.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 30

Page 38: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Contoh antara lain terdiri dari :

a. Asetildihidrokodeina

b. Etilmorfina

c. Kodeina

d. Norkodeina

e. Propiram (Depkes RI. 2008.hal:14)

Penandaan narkotika berdasarkan peraturan yang terdapat dalam

Ordonansi Obat Bius yaitu “Palang Medali Merah” (UU RI No. 22 th

1997

6. Obat Psikotropika

Pengertian Psikotropika menurut UU Nomor 5 Tahun 1997

tentang Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun

sintesis bukan Narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh

selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas

pada aktifitas mental dan perilaku.

Ruang lingkup pengaturan Psikotropika dalam undang- undang

ini adalah Psikotropika yang mempunyai potensi sindroma

ketergantungan, yang menurut undang- undang tersebut dibagi

kedalam 4 golongan yaitu : golongan I, II, III dan IV (Depkes RI.

2007.hal:32).

Menurut UU Nomor 5 Tahun 1997, psikotropika dibagi menjadi

4 golongan :

1. Golongan I

Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat

digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan

dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat

mengakibatkan sindroma ketergantungan.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 31

Page 39: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Psikotropika golongan I terdiri dari 26 macam, antara lain

LSD, MDMA, Meskalina, Psilosibina, Katinona (Depkes RI.

2008.hal:19)

2. Golongan II

Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat

pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau ilmu

pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan

sindroma ketergantungan.

Psikotropika golongan II terdiri dari 14 macam, antara lain

: Amfetamin, Metakualon, Metamfetamin, Fenmetrazin (Depkes

RI. 2008.hal:19).

3. Golongan III

Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat

pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang

mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Psikotropika golongan III terdiri 9 macam, antara lain :

Amobarbital, Flurnitrazepam, Pentobarbital, Siklobarbital,

Katina (Depkes RI. 2008.hal:19).

4. Golongan IV

Golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat

pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau

untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan

mengakibatkan sindroma ketergantungan (Depkes RI.

2008.hal:19).

Psikotropika golongan IV terdiri dari 60 macam, antara

lain : Barbital, Diazepam, Fenobarbital, Flurazepam, Klobazam,

Klordiazepoksida, Nitrazepam, Triazolam (UU Nomor 5 Tahun

1997).

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 32

Page 40: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Pertimbangan dikeluarkannya peraturan obat yang dapat

diserahkan tanpa resep dokter adalah dalam rangka

meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya

sendiri, guna mengatasi masalah kesehatan, dirasa perlu

ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan

sendiri secara tepat, aman dan rasional (Depkes RI.

2007.hal:34).

Obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter ini harus memenuhi

kriteria sebagai berikut :

1. Tidak dikontra indikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil,

anak dibawah umur 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.

2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko

pada kelanjutan penyakitan.

3. Penggunannya tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

4. Penggunannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di

Indonesia.

5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat

dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri (Permenkes RI No.

919/ Menkes/ Per/ X/ 1993).

2.3 ADMINISTRASI FARMASI

A. Pengertian Administrasi

Pengertian Administrasi secara sempit adalah pekerjaan

ketatausahaan dan kesekretarisan misal surat menyurat, dokumen dan

kearsipan administrasi secara sempit berarti kegiatan yang berkaitan

dengan menghimpun, mencatat, mengolah, mengadakan, mengirim, dan

menyimpan keterangan- keterangan yang diperlukan suatu kantor.

Pengertian Administrasi secara luas adalah proses

penyelenggaraan usaha, kerjasama dari sekelompok orang berdasarkan

tingkat pemikiran tertentu untuk mencapai tujuan (Anonim. 2007).

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 33

Page 41: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

B. Fungsi Manajemen Menurut George Robert Terry :

1. Perencanaan / Planning

2. Pengorganisasian/ Organising

3. Pergerakan/ Actuating

4. Pengawasan/ Controling (Anonim. 2007).

C. Manajemen Perbekalan Farmasi di Apotek

Definisi Apotik adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan

pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat. (PP 25

Th. 1980)

1) Pengelolaan Apotek

Pengelolaan Apotek dibidang pelayanan kefarmasian meliputi :

a. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, penggubahan bentuk,

pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan

obat.

b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan

perbekalan kesehatan dibidang farmasi lainnya.

c. Informasi mengenai perbekalan kesehatan dibidang farmasi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan Apotek.

Lokasi (Studi kelayakan, dekat instansi/ sarana kesehatan,

transportasi).

UU Kefarmasian

Penyediaan Obat

Penyimpanan gudang

Penjualan

Target penjualan, laba yang didapatkan.

Administrasi

Keuangan

Manajemen personalia

Evaluasi keadaan apotek

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 34

Page 42: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Cara Melakukan Pembelian/ Kriteria Pengadaan Barang :

Pembelian dalam jumlah terbatas

Pembelian cara spekulasi

Pembelian yang lebih besar, bisa karna ada bonus/ diskon

Pembelian berencana

Dengan memperhatikan benar- benar stock yang ada

(Anonim. 2007).

2) Perbekalan Farmasi

Perbekalan farmasi yang disalurkan oleh apotek meliputi :

a. Obat

b. Bahan Obat

c. Obat asli Indonesia

d. Bahan obat asli Indonesia

e. Alat kesehatan

f. Kosmetika, dll.

1) Aliran Barang Masuk

Prosedur Pembelian

1. Tahap persiapan

2. Tahap pemesanan

3. Tahap penerimaan

4. Tahap penyimpanan barang

5. Pencatatan dokumen/ faktur pembelian barang

2) Aliran Barang Keluar

Prosedur penjualan :

a. Penjualan Obat Bebas, Alkes, dan lain- lain :

1. Setiap pembelian obat bebas diberikan tanda bukti

transaksi penjualan rangkap 3 dan diberi nomor, tanggal,

nama barang, banyak harga satuan dan jumlah.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 35

Page 43: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

2. Bukti transaksi digunakan untuk membayar pada kasir.

Tembusan 1 dipegang sebagai arsip kasir setelah

distempel lunas.

3. Asli dan tembusan 2 diserahkan kepada pelayanan

apotek, setelah tembusan 2 dan Asli diberi tanda barang

telah di ambil.

4. Bukti transaksi asli dan obat- obat bebas diserahkan ke

pasien.

b. Penjualan Obat dengan resep dokter

1. Resep yang di terima diberi harga sambil mengontrol

ketersediaan obat dan diserahkan pada pasien lagi.

2. Pasien membayar dikasir dan ditandai jumlah obat yang

diambil serta diberi nomor R/ dan catat nama, umur,

alamat lengkap.

3. Resep diserahkan kepada Apoteker/ AA yang bertugas

untuk :

Menghitung komposisi obat

Menyiapkan etiket

Menyiapkan obat/ bahan baku obat

Meracik obat sesuai ketentuan yang berlaku

Pengemasan obat yang sudah selesai diracik

4. Obat yang sudah diracik dikemas dan dikontrol kembali

Resep obat yang sesuai nama pasien

Komposisi obat dan perhitungan dosis

Kelengkapan bahan obat yang sudah diracik

5. Penyerahan obat oleh petugas yang ditentukan dengan

kontrol yang ketat

6. Paraf pasien yang meminta/ mengambil obat

7. Resep yang sudah dikerjakan dilampirkan dengan

kalkulasi perhitungan harga pokok obat + laba + uang R/

(rangkap).

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 36

Page 44: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

8. Resep disimpan secara teratur sesuai tanggal, bulan, dan

tahun.

9. Kalkulasi harga pokok obat diserahkan ke bagian

pembukuan untuk dicatat (Anonim. 2007).

2.4 PERUNDANG- UNDANGAN FARMASI

Perundang- undangan tentang farmasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah :

1. UU RI No. 23 th 1992 tentang kesehatan

2. Pemerintah No. 25 th 1980 tentang apotek (perubahan atas PP No. 26 th

1965).

3. Peraturan MENKES No. 922/ MENKES/ PER/ X/ 1993 tentang Ketentuan

dan tata cara pemberian izin apotek.

4. Ketentuan lainnya.

Perundang- undangan Pendirian suatu Apotek hendaknya

memperhatikan ketentuan Permenkes No. 992 th 1993, yaitu :

a. Persyaratan sebagai APA

b. Persyaratan Apotek

c. Tata cara pemberian izin

d. Perbekalan kesehatan, perbekalan administrasi, dsb (Anonim. 2007).

2.5 FARMAKOLOGI

Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari

pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun

fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup.

Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian, yaitu farmakognosi,

biofarmasi, farmakokinetik dan farmakodinamika, toksikologi, dan

farmakoterapi (Tan Hoan Thay, Kirana Raharja. 2007).

A. KEMOTERAPETIKA

1. ANTIBIOTIKA

Antibiotika adalah zat- zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan

bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 37

Page 45: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil

(Tan Hoan Thay, Kirana Raharja. 2007.hal:65).

Mekanisme Kerjanya :

1. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding

sel, tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari

plasma, akhirnya sel akan pecah ( penisilin dan sefalosporin).

2. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari

membran sel zat penting dari isi sel dapat keluar (kelompok

polipeptida).

3. Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna

terbentuk (kloramfenikol, tetrasiklin).

4. Menghambat pembentukan asam- asam inti, (DNA dan RNA)

akibatnya sel tidak dapat berkembang (rifampisin) (Anonim,

2003,hal:16).

Penggolongan Antibiotika :

I. PENISILIN

Penisilin diperoleh dari jamur Penicillium chrysogenum.

Penisilin memiliki cincin β lactam yang merupakan syarat mutlak

untuk menunjukan khasiatnya (Tan Hoan Thay, Kirana Raharja.

2007.hal: 68).

Penggolongan

1. Zat- zat spektrum sempit: benzilpenisilin, penisilin-V dan

fenatisilin. Zat ini terutama aktif terhadap kuman gram

positif dan diuraikan oleh penisilinase.

2. Zat- zat tahan laktamase: metisilin, kloksasilin, dan

fluksasilin. Zat ini hanya aktif terhadap stafilokok dan

streptokok. Asam kalvulanat, sulbaktam dan tazobaktam

memblokir laktamase dan dengan demikian

mempertahankan aktifitas penisilin yang diberikan

bersamaan.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 38

Page 46: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

3. Zat- zat dengan spektrum luas: ampisilin, amoksisilin, aktif

terhadap kuman- kuman Gram-positif, kecuali antara lain

Pseudomonas, /Klebsiella, dan B.fragilis.

4. Zat- zat anti-Pseudomonas: tikarsilin dan piperasilin.

Antibiotika berspektrum luas ini meliputi lebih banyak

kuman Gram-negatif, termasuk Pseudomonas, Proteus,

Klebsiella, dan Bacteroides flagilis (Tan Hoan Tjay, Kirana

Rahardja. 2007.hal:68).

Zat- zat tersendiri

a. Benzilpenisilin: penisilin G adalah salah satu antibiotikum

berspektrum sempit yang dihasilkan oleh Penicillium

chrysogenum. Semula berkhasiat kuat terutama terhadap

cocci (stafilokok, meningokok, streptokok, pneumokok),

tetapi kini 80% lebih dari kedua kuman pertama telah

resisten. Penisilin induk ini, masih banyak sekali digunakan

berkat khasiat bakterisidnya yang amat kuat dan

toksisitasnya yang relatif rendah. Pen-G masih merupakan

pilihan pertama pada infeksi kuman- kuman Gram-positif

mis. Pneumokok: pneumonia, meningitis. Begitu pula

sebagai obat profilaksis terhadap penyakit tertentu (a.l.

sifilis, gonore, endocarditis, polyarthritis reumatica) (Tan

Hoan Tjay, Kirana Rahardja. 2007.hal:68).

b. Fenoksimetilpenisilin: Derivat-semisintesis ini, tahan asam

dan spektrum kerjanya sama dengan pen-G, tetapi terhadap

kuman Gram-negatif (a.l. suku Neisseria dan bacili

H.influezae) 5-10 kali lebih lemah. Terutama digunakan

(Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja. 2007.hal:69).

c. Kloksasilin: Derivat-pertama yang tahan-laktamase adalah

metisilin yang diuraikan asam lambung dan hanya diberikan

sebagai injeksi. Kloksasilin juga tahan-asam dan segera

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 39

Page 47: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

mendesak metasili. Khusus digunakan pada infeksi dengan

kuman yang memproduksi laktamase.

d. Asam Klavulanat: Sebagai antimikroba ringan tepai

berkhasiat memblokir dan menginaktifkan kebanyakan

laktamase yang berasal dari stafilokok dan kuman Gram-

negatif. Terhadap sefalosporinase dan laktamase dari

Pseudomonas dan Enterobakter tidak berdaya kecuali yang

berasal dari B.fragilis. Digunakan pada infeksi (a.l. saluran

kemih) yang penyebabnya diperkirakan adalah kuman yang

resisten berkat laktamase.

e. Ampisilin: Penisilin broad spektrum ini tahan-asam dan

lebih luas spektrum-kerjanya, meliputi banyak kuman Gram-

negatif yang hanya peka bagi pen-G dalam dosis i.v. tinggi

sekali. Ampisilin efektif terhadap E.coli, H.influenzae,

Salmonella, dan beberapa suku Proteus. Obat ini banyak

digunakan untuk mengatasi infeksi, a.l. sal napas (bronchitis

kronis), sal cerna dan sal kemih, telinga (otitis media),

gonore, kulit dan jaringan bagian lunak (otot dsb).

f. Amoksisilin: Kombinasi dengan asam klavulanat membuat

antibiotik ini (ko-amoksiklav, Augmentin) efektif terhadap

kuman yang memproduksi penisilinase. Terutama digunakan

terhadap infeksi saluran-kemih dan napas yang resisten

terhadap amoksisilin. Lebih banyak digunakan pada infeksi

sal kemih karena kadar bentuk aktifnya pada sal kemih jauh

lebih tinggi daripada ampisilin (Tan Hoan Tjay, Kirana

Rahardja. 2007.hal:70).

II. SEFALOSPORIN

Spektrum-kerjanya luas dan meliputi banyak kuman Gram-

positif dan Gram-negatif, termasuk E.coli dan Proteus, Klebsiella.

Berkhasiat bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 40

Page 48: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Penggolongan

1. Generasi ke-1: sefalotin dan sefazolin, sefradin, sefaleksin

dan sefadroksil. Sering digunakan per oral pada infeksi sal

kemih ringan dan sebagai obat pilihan kedua pada inkfeksi

sal napas dan kulit yang tidak begitu parah dan bila terdapat

alergi untuk penisilin.

2. Generasi ke-2: sefaklor, sefamandol, sefmetazol, dan

sefuroksim. Digunakan parenteral pada infeksi serius yang

resisten amoksisilin dan sefalosporin generasi 1, juga

terkombinasi dengan aminoglukosida (gentamisin,

tobramisin) untuk memperluas dan memperkuat

aktivitasnya. Begitu pula profilaksis pada jantung, usus dan

ginekologi. Sefoksitin dan sefuroksim digunakan pada

gonore (kencing nanah), akibat gonokok yang membentuk

laktamase.

3. Generasi ke-3: sefoperazon, sefotaksim, seftizoksim,

seftriakson, sefotiam, sefiksim, sefpodoksim dan sefprozil.

Seftriakson dan sefotaksim kini sering di anggap sebagai

obat pilihan pertama untuk gonore, terutama bila telah

timbul resisten terhadap fluorkuinolon (siprofloksasin).

Sefoksitin digunakan pada infeksi Bacteroides flagilis.

4. Generasi ke-4: safepim dan sefpirom. Dapat digunakan bila

dibutuhkan efektivitas lebih besar pada infeksi kuman

Gram-positif (Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja.

2007.hal:71).

III. AMINOGLIKOSIDA

Spektrum-kerjanya luas meliputi terutama banyak bacili

Gram-negatif, a.l. E.coli, H.influenzae, Salmonella,

Enterobacter, Proteus, Klebsiella dan Shigella. Obat ini juga

aktif terhadap gonococci dan sejumlah kuman Gram-positif

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 41

Page 49: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

(antara lain Staph. aureus/epidermis) (Tan Hoan Tjay, Kirana

Rahardja. 2007.hal:75).

Penggolongan

1. Streptomisin

Penggunaannya pada terapi tbc sebagai obat pilihan utama

sudah lama terdesak oleh obat- obat primer lainnya

berhubungan toksisitasnya. Hanya bila terdapat resistensi

atau intoleransi bagi obat- obat tersebut, steptromisin masih

digunakan.

2. Gentamisin

Berkhasiat terhadap Pseudomonas, Proteus, dan

Stafilokok yang resisten terhadap penisilin dan metisilin

(MRSA). Maka sering digunakan pada infeksi dengan

kuman- kuman tersebut, juga sering dikombinasi dengan

suatu sefalosporin gen-3.

3. Amikasin

Memiliki spektrum-kerja terluas dari semua

aminoglikosida, termasuk terhadap Mycobacteria.

Aktivitasnya bagi Pseudomonas paling kuat, tetapi terhadap

basil Gram-negatif lainnya 2-3 kali lebih lemah.

4. Neomisin

Zat ini berkhasiat lebih kuat daripada semua

aminoglikosida terhadap kuman usus, sedangkan resorpsinya

hanya 3%. Hanya digunakan per oral untuk sterilisasi usus

pra-bedah. Penggunaan lain adalah pada hiperlipidemia

untuk menurunkan kolesterol-LDL. Banyak digunakan

secara topikal pada conjunctivitis dan otitis media.

5. Paromomisin

Hanya digunakan secara oral pada infeksi usus karena

praktis tidak diabsorbsi usus. Juga untuk mensterilkan usus

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 42

Page 50: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

sebelum pembedahan (Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja.

2007.hal:76).

IV. TETRASIKLIN

Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya

sintesa protein kuman. Spektrum antibakterinya luas dan

meliputi banyak cocci Gram-positif dan Gram-negatif serta

kebanyakan bacili (Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja.

2007.hal:79).

Penggolongan

1. Tetrasiklin

Selain pada infeksi sal napas dan acne, juga

digunakan pada infeksi sal kemih berhubung kadarnya tinggi

dalam kemih (sampai 60%). Pada eradikasi Heliobacter

pylori (pembangkit borok usus/ lambung) bersama

bismusitrat, metronidazol dan omeprazol. Adakalanya

digunakan pada malaria bersama kinin. Juga digunakan pada

disentri basiler.

Oksitetrasiklin adalah derivat oksi dengan sifat dan

penggunaan sama.

2. Doksisiklin

Derivat long-acting ini berkhasiat bakteriostatis

terhadap banyak kuman resisten TC atau penisilin. Sering

digunakan pada infeksi penyakit kelamin (gonore, sifilis dan

chlamydia). Juga digunakan pada malaria.

3. Minoksiklin

Juga derivat long-acting yang diresorpsi hampir

lengkap dari usus. Maka dianjurkan pada meningitis,

bronchitis kronis dan acne (Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja.

2007.hal:80).

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 43

Page 51: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

V. MAKROLIDA DAN LINKOMISIN

Kelompok antibiotika ini terdiri dari eritromisin

dengan derivatnya klaritromisin, roksitromisin, azitromisin

dan diritromisin.

Penggolongan

a. Eritromisin

Penggunaan eritromisin merupakan pilihan pertama

pada khususnya infeksi paru- paru. Sebagai pilihan kedua

resistensi atau hipersensitivas untuk penisilin.

b. Azitromisin

Zat ini termasuk kelompok azalida, dianjurkan pada

infeksi sal napas, kulit dan otot, infeksi sal kemih dan juga

infeksi Mycobacterium avium pada pasien HIV. Dewasa ini

digunakan untuk pengobatan trachoma.

c. Spiramisin

Spektrum kerjanya mirip eritromisin hanya lebih lemah.

Penetrasi dan konsentrasinya dalam jaringan mulut,

tenggorok dan sal napas baik.

d. Linkomisin

Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja lebih

sempit dari makrolida, terutama terhadap kuman Gram-

positif dan anaerob (Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja.

2007.hal:82).

VI. POLIPEPTIDA

Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E,

basitrasin dan gramisidin, yang bercirikan struktur polipeptida

siklis dengan gugusan amino bebas. Obat- obat ini dihasilkan

oleh sejenis bakteri (Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja.

2007.hal:84).

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 44

Page 52: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Penggolongan

1. Polimiksin B

Diperoleh dari Bacillus polymyxa dan seringkali

dikombinasikan dengan tetrasiklin, neomisin dan

basitrasin dalam salep (0,2%), tetes telinga atau mata.

2. Basitrasin

Dihasilkan oleh Bacillus subtilis.Khusus digunakan

sebagai salep atau tetes mata.

3. Gramisidin

Dihasilkan oleh Bacillus brevis dan hanya digunakan

secara topikal (salep, tablet isap) karena terlalu toksik

untuk penggunaan sistemis (Tan Hoan Tjay, Kirana

Rahardja. 2007.hal:85).

VII. ANTIBIOTIKA LAINNYA

1. KLORAMFENIKOL

Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan sintesa

polipeptida kuman. Antibiotika broadspectrum ini berkhasiat

bakteriostatis hampir semua kuman Gram-positif dan sejumlah

kuman Gram-negatif . Penggunaan hanya di anjurkan pada

infeksi tifus dan meningitis, juga infeksi anaerob yang sukar

dicapai otak, khususnya abces otak. Penggunaan topikal sebagai

salep 3% dan tetes/ salep mata 0,25% - 1% sebagai pilihan kedua

jika fusidat dan tetrasiklin tidak efektif.

2. ASAM FUSIDAT

Spektrum kerjanya sempit dan terbatas pada kuman Gram-

positif, terutama stafilokok. Penggunaan pilihan kedua untuk

digunakan oral atau intravena pada infeksi stafilokok. Secara

topikal pada infeksi stafilokok kulit (krem, salep 2%) dan mata

(gel 1%) (Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja. 2007.hal:85)

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 45

Page 53: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

2. ANTIMIKOTIKA

Adalah obat- obat yang berdaya menghentikan

pertumbuhan atau mematikan jamur yang menghinggapi manusia.

Penggolongan

a. ANTIBIOTIKA

Griseofulfin dan senyawa polyen (amfoterisin B dan

nistatin) yang bekerja fungistatis. Mekanisme kerjanya melalui

pengikatan diri pada zat- zat sterol di dinding sel jamur.

Akibatnya kerusakan membran sel dan peningkatan

permeabilitasnya, sehingga komponen intraseluler merembas

keluar dan sel- sel tersebut mati (Tan Hoan Tjay, Kirana

Rahardja. 2007.hal:97).

b. DERIVAT-IMIDAZOL

Mikonazol, ketokonazol, klortrimazol, bifonazol,

ekonazol, isokonazol, dan tiokonazol. Mekanisme kerjanya

berdasarkan peningkatan pada enzim sitokrom P450, sehingga

sintesa ergosterol yang perlu untuk pembinaan membran sel

jamur, dirintangi dan terjadi kerusakan membran. Bekerja

fungistatis terhadap dermatofit dan ragi, juga bakteriostatik

lemah terhadap kuman Gram-positif. Terutama digunakan

sebagai topikal (Tan Hoan Tjay, Kirana Rahardja.

2007.hal:97).

c. DERIVAT-TRIAZOL

Flukonazol dan itrakonazol. Umumnya bekerja

fungistatik tetapi bersifat lebih selektif bagi sistem enzim

jamur, maka kurang menghambat sintesa steroida. Bekerja

terhadap dermatofit dan Candida, itrakonazol juga terhadap

Aspergillus.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 46

Page 54: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

d. ASAM- ASAM ORGANIK

Asam benzoat , salisilat, propinoat, kaprilat, dan

undesilinat.

e. LAINNYA

Terbinafin, flusitosin, siklopiroks, sulensulfida.

3. VIRUSTATIKA

4. SULFONAMIDA DAN KUINOLON

5. TUBERKULOSTATIKA

6. ANTELMINTIKA

B. OBAT- OBAT SALURAN CERNA

ANTASID

Menetralkan asam lambung.

Tidak mengurangi volume HCl.

Peningkatan pH lambung dan menurunkan aktivitas pepsin.

a. NaHCO3

- karena daya larutnya yg tinggi.

NaHCO3 +HCl NaCl + H2O + CO2

jarang digunakan

b. Al(OH)3

Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O

Daya menetralkan asam lambung lambat.

Tetapi masa kerja lebih panjang.

ES : - Konstipasi (sukar diabsorpsi di usus kecil)

diatasi dg antasida garam – garam Mg (Mg trisilikat).

Peningkatan pH sampai 4.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 47

Page 55: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

c. CaCO3

Kerja cepat, masa kerja lama dan daya netral tinggi.

ES : - Konstipasi, perdarahan saluran cerna, mual, muntah,

disfungsi ginjal.

d. Mg(OH)2

Efektif bagai antasid dan katartika.

Peningkatan pH sampai dengan 9.

Mg(OH)2 yg tidak bereaksi akan tetap berada dalam lambung

dan akan menetralkan HCl yg disekresi belakangan dan masa

kerja panjang.

Mg yang larut tidak diabsorpsi, tetapi tetap berada dalam usus

dan akan mearik air penyebab diare (sifat katartika).

e. Mg Trisilikat : Mg2Si3O8(n)H2O

Mg2Si3O8(n)H2O + 4H 2Mg + 3SiO2 + (n+2)H2O

- SiO2 berupa gel yg berfungsi untuk menutup

tukak lambung.

ANTIHISTAMIN H2

Mekanisme :

Bekerja menghambat sekresi asam basal dan sekresi asam yg

distimulasi oleh histamin dg cara blokade secara kompetitif

reseptor H2.

Menekan pembebasan asam yg diinduksi oleh gastrin dan vagus

secara non kompetitif.

Obat : Simetidin (200 mg) dan Ranitidin (150 mg).

Obat Penghambat Sekresi Asam Lambung (PPI = Proton Pump

Inhibitor)

Omeprazole & Lansoprasol

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 48

Page 56: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

SITOPROTEKTIF.

Sukralfat

Misoprostol

DIGESTAN

Obat yg membantu proses pencernaan, yaitu bermanfaat pd

defisiensi satu atau lebih zat yg berfungsi mencerna makanan di

saluran cerna.

Proses pencernan makanan dipengaruhi oleh HCl, enzim

pencernaan dan empedu.

Sediaan :

- Pankreatin - Pepsin

- Pankrelipase - Diastase papain

PENCAHAR

Mekanisme :

Osmotik / Hidrofilik menarik air.

Menurunkan absorpsi air dan NaCl di colon.

Meningkatkan motilitas usus sehingga menurunkan air dan NaCl.

Sediaan :

Rangsang : PP, minyak jarak.

Garam : MgO, MgSO4.

Emolin : Dioktil Na. Sulfosuksinat, minyak zaitun.

TERAPI DIARE

Obat yang digunakan disebut dengan ADSORBEN :

Menyerap bakteri, toksin dan gas.

Absorpsi tidak spesifik, sehingga nutrien dan enzim-enzim saluran

cerna juga diserap.

Mg-trisilkat, Al(OH)3, Norit, Kaolin, Pektin, Simetikon.

Loperamid (Imodium) : digunakan untuk diare akibat terganggunya

motilitas usus (penghambat peristaltik

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 49

Page 57: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

C. OBAT KARDIOVASKULER

1. OBAT GAGAL JANTUNG

Congestif heart Failure (Payah Jantung Kongestif)

Untuk pendekatan awal adalah dg memperbaiki gangguan akibat

beban jantung yg berlebihan, misalnya :

- Mengobati hipertensi.

- Mengobati anemia.

- Memperbaiki sistem pembuluh darah.

- Mengurangi berat badan.

GLIKOSIDA JANTUNG : efek utama terhadap fungsi mekanik dan

listrik jantung, terutama meningkatkan kontraktilitas jantung.

OBAT INOTROPIK POSITIF

1. Glikosida Jantung : dari tan.Digitalis purpurea & D.lanata

# Ouabain à Very Short Acting

# Digoxin à Medium Acting

# Digitoxin à Long Acting

Mekanisme kerja: melumpuhkan pompa Na+Ca+ATP-ase

à Ca+ intrasel à Kekuatan kntrksi otot Jtg

2. Golongan Bipiridin :

# Amrinon

# Milrinon

Mekanisme kerja: mekan aliran Ca masuk sel selama tjd potensial

aksi, tdp efek vasodilator à CO

3. Obat Lain : Agonis b1 selektif (Dobutamine), Agonis b2 se

lektif (Salbutamol,Pirbuterol) sbg vasodilator pemb.drh.

2. OBAT ANTIARITMIA

Obat antiaritmia dikelompokkan menurut efek elektrofisiologik

dan mekanisme kerjanya.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 50

Page 58: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Kelas IA : Kuinidin, Prokainamid dan Disopiramid.

Menghambat arus masuk ion Na+, menekan depolarisasi fase 0 dan

memperlambat kecepatan konduksi serabut purkinje miokard.

Kelas IB : Lidokain, Fenitoin, Tokainid dan Meksiletin.

Mempercepat repolarisasi membran (berlawanan dg obat kelas IA).

Kelas IC : Flekainid, Enkainid dan Propafenon.

Obat antiaritmia yg paling poten dlm memperlambat konduksi dan

menekan arus masuk Na+ ke dalam sel.

Kelas II : β-Bloker (Propranolol, Asebutolol, Esmolol)

Kelas III : Bretilium, Amiodaron dan Sotalol.

Memperpanjang potensial aksi dan refractoriness serabut purkinje dan

serabut otot ventrikel.

Ketiga obat di atas mempengaruhi sistem syaraf otonom secara nyata.

Kelas IV (antagonis Ca) : Verapamil dan Diltiazem.

- Penghambat kanal Ca++ , yaitu penekanan potensial aksi Ca++

dependent dan memperlambat konduksi di nodus AV.

3. OBAT ANTIHIPERTENSI

STRATEGI TERAPI :

a. TERAPI TANPA OBAT.

b. TERAPI DIURETIK

Dosis optimal Tiazid adalah dosis serendah mungkin. Dosis

yang tinggi tdak menunjukkan tambahan anti-hipertensi, tetapi

menyebabkan peningkatan efek samping.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 51

Page 59: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

c. BETA-BLOKER

Digunakan dengan tiazid bila kedua obat tersebut masing-

masing tidak efektif.

d. PENGHAMBAT ACE / ACE INHIBITOR

Menyebabkan penurunan tekanan darah yang cepat,

terutama pasien gagal ginjal atau pasien yang mendapat terapi

diuretik.

e. KALSIUM ANTAGONIS :

Efektivitasnya sama serupa Tiazid/ Beta Bloker, tapi

efektivitas dalam jangka panjang belum terbukti.

OBAT-OBAT LAIN :

- VASODILATOR (HIDRALAZIN, MINOKSIDIL)

- ALFA-BLOKER(PRAZOSIN, TERAZOSIN, DOKSAZOSIN)

- OBAT YG BEKERJA SENTRAL (METILDOPA)

Semuany dicanangkan untuk pasien yang tekanan darahnya

tidak terkendali.

HIPERTENSI USIA LANJUT :

Obat pilihan pertamanya adalah suatu Tiazid dosis rendah,

bila perlu dengan tambahan Beta-bloker.

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN :

Tekanan darah yang tinggi mungkin disebabakn adanya

hipertensi esensial sebelum hamil atau disebabkan oleh

preekslamsia.

OBAT ANTI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN :

METILDOPA ORAL (Aman pada kehamilan)

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 52

Page 60: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

BETA-BLOKER (efektif dan aman pada trismester tiga,

tetapi dapat menyebabkan retardasi pertumbuhan intra-uterin

bila digunakan pada kehamilan yang lebih muda).

HIDRALAZIN INJ. I.V (digunakan mengendalikan

hipertensi krisis).

4. OBAT ANTIANGINA

Penyebab umum : ateroskerosis pembuluh darah koroner,

sehingga terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dg

kebutuhan oksigen otot jantung.

Tujuan pengobatan antiangina : mengembalikan aliran

darah koroner fisiologi pd jaringan jantung iskemik, mengurangi

kebutuhan oksigen otot jantung dan mengurangi spasme koroner.

Ada 3 kelompok obat utama :

a. Nitrat organik.

b. β-Bloker.

c. Antagonis Ca.

a. Nitrat Organik.

Merupakan ester alkohol polivalen dg asam nitrat.

Ester nitrat (-C-O-NO2) di dalam tubuh membentuk radikal

bebas NO (Nitrogen oksida) yg menstimulasi guanilat siklase

shg c-GMP dalam sel otot polos jantung meningkat yang

menyebabkan defosforilasi miosin sehingga terjadi relaksasi

otot polos jantung.

b. β-Bloker.

Mekanisme kerja :

Mengurangi kebutuhan O2 dg cara mengurangi frekuensi

denyut jantung, kontraktilitas miokard dan tekanan darah.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 53

Page 61: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Meningkatkan suplai O2 miokard dg cara mengurangi tegangan

dinding ventrikel selama sistole serta memperlambat denyut

jantung waktu diastole.

c. Antagonis Ca

Meningkatnya kadar Ca++ akan meningkatkan kontraksi.

Contoh : Nifedipin; Verapamil; Diltiazem.

5. HIPOLIPIDEMIK

(PENGOBATAN HIPERLIPIDEMIK)

D. ANALGETIKA

Analgetika atau obat penghilang rasa nyeri adalah zat- zat yang

mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran

(perbedaan dengan anestetika umum) (Tan Hoan Thay, Kirana Raharja.

2007).

Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi dalam dua

kelompok besar, yakni :

1) Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat- obat yang

tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Analgetika

antiradang termasuk kelompok ini.

2) Analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri

hebat, seperti pada fractura dan kanker (Tan Hoan Thay, Kirana

Raharja. 2007).

Penanganan Rasa Nyeri

1. Analgetika Perifer, yang merintangi terbentuknya rangsangan

pada reseptor nyeri perifer.

2. Anestetika Lokal, yang merintangi penyaluran rangsangan di

saraf- saraf sensoris.

3. Analgetika Sentral (narkotika), yang memblokir pusat nyeri di

SSP dengan anestesi umum.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 54

Page 62: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

4. Antidepresiva trisiklis, yang digunakan pada nyeri kanker dan

saraf, mekanisme kerjanya belum diketahui.

5. Antiepileptika, yang meningkatkan jumlah neurotransmitter di

ruang sinaps pada nyeri (Tan Hoan Thay, Kirana Raharja. 2007).

1) Analgetika Perifer

Secara kimiawi, analgetika perifer dapat dibagi dalam beberapa

kelompok, yakni :

a. Parasetamol

b. Salisilat : asetosal, salisilamida dan benorilat

c. Penghambat prostaglandin (NSAIDs) : ibuprofen, dll.

d. Derivat antranilat : mefenaminat, glafenin.

e. Derivat pirazolinon : propifenazon, metamizol.

f. Lainnya : benzidamin

Obat- obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa

nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak

menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretis

dan/ atau antiradang. Obat- obat ini banyak diberikan untuk nyeri

ringan sampai sedang (Tan Hoan Thay, Kirana Raharja. 2007).

2) Analgetika Antiradang (NSAIDs)

NSAIDs berkhasiat analgetis, antipiretis serta antiradang

(antiflogistis) dan banyak digunakan untuk meringankan gejala

penyakit rema (Tan Hoan Thay, Kirana Raharja. 2007).

Obat ini juga efektif terhadap peradangan lain akibat trauma, juga

misalnya setelah pembedahan atau memar akibat olahraga. Juga

digunakan untuk mencegah pembengkakan jika diminum sedini

mungkin dalam dosis cukup tinggi. NSAIDs juga berdaya terhadap

kolik saluran empedu dan kemih, serta keluhan tulang pinggang dan

nyeri haid. Akhirnya NSAIDs berguna pula untuk nyeri kanker akibat

metastase tulang. Yang banyak digunakan untuk kasus ini adalah zat

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 55

Page 63: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

dengan efek samping relatif sedikit, yakni ibuprofen, naproksen dan

diklofenak (Tan Hoan Thay, Kirana Raharja. 2007).

Secara kimiawi, obat- obat ini biasanya di bagi dalam beberapa

kelompok, yaitu :

a. Salisilat : asetosal, benorilat dan diflurisal. Dosis anti-

radangnya 2-3 x lebih tinggi dari dosis analgetisnya. Jarang

digunakan pada rema.

b. Asetat : diklofenac, indometasin. Indometasin obat yang

terkuat daya antiradangnya, tetapi lebih sering

menyebabkan keluhan lambung-usus.

c. Propionat : ibuprofen, ketoprofen.

d. Oxicam : piroxicam, meloxicam.

e. Pirazolon (oksi): fenilbutazon.

Lainnya : mefenaminat, benzidamin dan bufexamac.

Benzidamin berkhasiat antiradang agak kuat, tetapi kurang

efektif pada gangguan rematik (Tan Hoan Thay, Kirana

Raharja. 2007).

3) Analgetika Narkotik

Analgetika Narkotik, kini disebut juga opionida adalah obat- obat

yang daya kerjanya meniru opioid endrogen dengan memperpanjang

aktivasi dari reseptor- reseptor opioid. Zat- zat ini bekerja terhadap

reseptor opioid khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respons

emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi) (Tan Hoan Thay, Kirana

Raharja, 2007).

Atas dasar cara kerjanya, obat- obat ini dapat dibagi dalam 3

kelompok, yakni :

a. Agonis Opiat, yang dapat dibagi dalam :

1. Alkaloida candu : morfin, kodein, heroin.

2. Zat- zat sintesis : metadon dan derivatnya, petidin

dan derivatnya dan tramadol.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 56

Page 64: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

b. Antagonis opiat : nalokson, nalorfin, pentazosin. Bila

digunakan sebagai analgetikum, obat- obat ini dapat

menduduki salah satu reseptor.

c. Campuran : nalorfin, nalbufin. Zat ini mengikat pada

reseptor- oploid, tetapi tidak atau hanya sedikit

mengaktivasi daya kerjanya. Praktis tidak menimbulkan

depresi pernafasan (Tan Hoan Thay, Kirana Raharja.

2007).

E. DIABETES MELITUS

DM tipe I

1. Penderita DM tipe 1 biasanya memiliki tubuh yang lurus dan

cenderung berkembang menjadi diabetes ketoasidosis (DKA)

karena insulin sangat kurang disertai peningkatan hormone

glukagon.

2. Sejumlah 20-40% pasien mengalami DKA setelah beberapa hari

mengalami poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan bobot

badan.

DM tipe II

1. Pasien dengan DM tipe 2sering asimtomatik. Munculnya

komplikasi dapat mengidentifikasikan bahwa pasien telah

menderita DM selama bertahun-tahun, umumnya muncul

neuropati.

2. Pada diagnosis umumnya terdeteksi adanya letargi, poliuria,

nokturia dan polidipsia sedangkan penurunan bobot badan secara

signifikan jarang terjadi.( Sukandar, 2008 )

Kriteria Diagnosis DM

1. Diagnosis DM Bila:

- Gejala Klasik DM

Terdapat salah satu dari

• GDP > 120 mg/dL

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 57

Page 65: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

• GD2jPP > 200 mg/dL

• GDA/GDS > 200 mg/dL

2. Diagnosis DM bila :

Tidak terdapat gejala klasik DM tetapi terdapat 2 dari

GDP > 120 mg/dL

GD2Jpp > 200 mg/Dl

GDA/GDS > 200 mg/dl

3. Diagnosis Gangguan Toleransi Glukosa (GTG) bila :

GDP < 120 mg/dl dan

GD2Jpp > 200 mg/dl, maka ulangi pemeriksaan, pasien disiapkan

+ 3 hari dg diet karbohidrat>150 g per hari + aktivitas rutin

normal:

a. Diagnosis DM bila hasil tetap:

• GDP < 120 mg/dL, dan

• GD2jPP > 200 mg/dL,

b. Diagnosis Gangguan Toleransi

Glukosa bila hasil seperti butir 3

Mekanisme kerja dan golongan obat-obatan DM :

1. INSULIN

Mekanisme kerja :

Insulin menurunkan kadar gula darah dengan menstimulasi pengambilan

glukosa perifer dan menghambat produksi glukosa hepatik.

2. SULFONILUREA

Mekanisme kerja

Pankreatik ð meningkatkan sekresi insulin.

Extra pankreatik ð meningkatkan afinitas insulin pada reseptor,

menurunkan sekresi glukose hepar.

Reseptor ð meningkatkan sensitifitas reseptor insulin.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 58

Page 66: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Chlorpropamide (diabenese)

Ekskresi melalui ginjal ð Renal impair

Retensi Na ð DM dengan Hipertensi

Tolazamide (Tolinase)

Sekresi insulin meningkat

Resistensi insulin di hepar & Perifer di turunkan.

Glibenklamide (Daonil)

Hipoglikemik kuat ð ESO hipoglikemik.

Hati-hati pada Lansia.

Menurunkan agregasi trombosit.

Dalam batas tertentu dapat diberikan pada hepatik dan renal impair

Gliclazide (Diamicron)

Smooth hipoglicemic.

Anti agregasi trombosit yang kuat ð DM dengan anggiopati

diabetic.

Terbatas untuk renal dan hepatik impair.

Gliquidone (Glurenorm)

Smooth hipoglicemic.

Semua ekskresi melalui empedu ð aman untuk gangguan hepar

dan ginjal berat.

Glipizide (Minidiab)

Smooth hipoglicemic, Produksi Gula di hati di turunkan ð GDP

diturunkan.

Meningkatkan jml reseptor insulin di perifer.

Meningkatkan aktifitas pasca reseptor insulin

Glibornurid (Glutril)

Produksi Gula di hati di turunkan ð GDP diturunkan.

Meningkatkan kerja insulin pd reseptor & pasca reseptor.

Glimepiride (Amaryl)

Sulfonil urea generasi III.

Selektif menurunkan Chanel K+ pd pancreas.

Smooth hipoglicemic.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 59

Page 67: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Aman untuk renal & hepatic impair dan cardiovaskuler.

KLORPROPAMID (100 mg/tb)

- Indikasi : NIDDM ringan – sedang.

- Dosis : awal 100 mg sehari 1 x, max. 400 mg/hari.

GLIBENKLAMID (5 mg/tab)

- Indikasi : NIDDM ringan – sedang.

- Dosis : awal 2,5 mg sehari1 x, max. 15 mg/hari.

GLIKAZID (80 mg/tb)

- Indikasi : NIDDM ringan – sedang

- Dosis : awal 40 – 80 mg sehari 1x, max.240 mg/hr.

GLIPIZID (5 mg/tb)

- Dosis : awal 2,5 – 5 mg sebelum sarapan (1 x 1), max 20

mg/hr.

3. BIGUINIDA ( METFORMIN )

Mekanisme kerja :

Tidak meningkatkan sekresi insulin.

Meningkatkan ambilan glukose tanpa insulin di perifer.

Menurunkan absorpsi glukose di usus halus.

Menurunkan gluconeogenesis.

Meningkatkan cholesterol HDL.

First choice untuk DM tipe II Obese

4. TIAZOLIDINDION

Mekanisme kerja

Tiazolodinion meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan

jaringan adipose dan menghambat glukoneogenesis hepatik

5. PENGHAMBAT α-GLIKOSIDASE

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 60

Page 68: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Mekanisme kerja obat

Akarbose bekerja menghambat alpha-glukosidase sehingga

mencegah penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus

halus dengan demikian memperlambat dan menghambat penyera

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 61

Page 69: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

BAB III

TINJAUAN UMUM APOTEK ZAHRA

3.1 SEJARAH APOTEK

Apotek Zahra merupakan suatu badan usaha swasta milik

perseorangan yang didirikan pada tanggal 1 April 2009, dengan surat izin

apoteker Nomor 440/09/Apt.III/2009. Apotek Zahra berlokasi di jalan

Adiwerna No.692, Tegal. Apotek Zahra didirikan oleh Meikha

Nurliani,S.Farm.Apt bersama suaminya Novian Ardyansyah Yusuf.

Kata Zahra berasal dari bahasa arab yaitu Zahro yang artinya

bunga, dimaksudkan agar Apotek Zahra dapat memberikan harum dihati

para konsumenya dan juga supaya menjadi usaha berkembang seperti arti

itu sendiri, maksudnya dengan adanya apotek ini diharapkan bisa

menjadi sesuatu yang dapat memberikan warna baru kepada para pasien

ataupun pembeli untuk mendapatkan obat obatan dengan harga yang

terjangkau, berkualitas dan bermanfaat.

Dalam pengoperasianya, Apotek Zahra mempunyai visi dan misi,

yaitu:

Visi Apotek Zahra

Menjadi Apotek Mitra terpercaya bagi kalangan Medis dan Non

Medis Di Kabupaten Tegal

Misi Apotek Zahra

- Menyediakan obat dan alkes yang terjamin kualitasnya dengan

harga kompetitif

- Memberikan pelayanan yang cepat, tepat, & selamat

- Memberikan informasi yang benar & terkini pada pelanggan

Moto Apotek Zahra Terpercaya dan menentramkan. Dalam hal ini

Apotek Zahra tidak hanya sekedar menjual produk, tapi

memberikan solusi. Para karyawan Apotek Zahra akan memberikan

informasi baik itu tentang penyakit, obat, maupun memberi saran kepada

pasien. Untuk itu petugas apotek harus terus belajar dan menambah

pengetahuan tentang kesehatan.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 62

Page 70: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Apotek Zahra adalah apotek dengan misi sosial yang memberikan

pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat dalam melayani

pasien seseorang petugas ( karyawan ) diharuskan untuk siap melayani,

sebelum pembeli atau pasien masuk kedalam Apotek seorang petugas

harus siap menyambut kedatangan pasien tersebut, bukan menunggu

pasien untuk memanggil seorang karyawan tersebut. Dengan berdirinya

Apotek Zahra diharapkan dapat membantu masyarakat untuk

memperoleh obat – obatan yang dibutuhkan serta diharapkan dapat lebih

berperan dalam menjaga, memelihara, dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat dengan pemberian informasi yang jelas dan benar

tentang obat dan penggunaanya serta perbekalan farmasi lainya sehingga

masyarakat dapat mengkonsumsi obat dengan aman, efektif, bermutu

dengan harga yang terjangkau.

Apotek Zahra buka setiap hari pada pukul 07.30 – 20.00, kecuali

pada hari minggu Apotek Zahra libur. Pada hari besar agama Islam

seperti hari raya Idzul Fitri Apotek Zahra diliburkan.

Pada saat pertama berdiri Apotek ini hanya mempunyai satu

karyawan, sehingga pada pelaksanaanya APA juga ikut membantu semua

pekerjaan yang ada pada apotek ini. Namun seiring waktu berjalan,

seperti sekarang ini total karywan pada Apotek ini berjumlah 9 orang

yaitu 5 orang Asisten Apoteker, 4 orang karyawan umum.

Ruang Apotek Zahra terdiri dari tempat parkir, ruang tunggu,

etalase obat, ruang peracikan, ruang Apoteker, tempat solat, ruang

komputer dan toilet serta gudang. Pembagian ruang ini sangat penting

untuk menjamin kelancaran pelayanan obat dan denah bangunan Apotek

dapat dilihat dalam lampiran.

Dalam Apotek Zahra terdiri dari 9 etalase yang masing – masing

ditempati obat – obatan yang digolongkan dalam golongan masing –

masing. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu etalase untuk

menyimpan obat obatan otc dan obat keras. Etalase 1, 2, 3, 4 dan etalse 7

digunakan untuk menyimpan obat – obat otc, dan etalase 5,6,8 dan 9

digunakan untuk menyimpan obat – obat keras. Obat – obat yang harus

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 63

Page 71: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

disimpan pada suhu dingin, misalnya supositoria, disimpan di lemari

pendingin yang telah disediakan.

3.2 STRUKTUR ORGANISASI APOTEK ZAHRA

Gambar

(i) . Struktur Organisasi Apotek Zahra.

Apotek Zahra beranggotakan 11 orang meliputi dua orang PSA,

satu diantaranya sebagai Apoteker, 5 Asisten Apoteker, 3 karyawan

umum dan 1 pembantu umum. Adapun tugas dari masing – masing

personel apotek adalah :

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 64

Apoteker

Meikha Nurliani, S.Farm., Apt

Asisten Apoteker

1. Ali Nurrohim

2. Mirna Khaerunnisa

3. Andri Muliarti

4. Sabrina Tasya Abna

5. Iis Ariyanti

Tenaga Umum

1. M. Fasikhin

2. Ahmad Sofiyudin

3. Nurfa Hamzah

4. Khotimah

PSA ( Pemilik Sarana Apotek)

Novian Ardyansyah Yusuf, M.BA

Page 72: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

A. Apoteker Pengelolah Apotek ( APA )

Tugas, Kewajiban dan Wewenang :

- Bertanggung jawab dalam merencanakan, mengkoordinasi,

mengawasi serta mengevaluasi seluruh kegiatan di Apotek, baik

kegiatan teknis kefarmasian, manajerial maupun administrasi.

- Memberikan pelayanan komunikasi, edukasi dan informasi (KIE)

kepada masyarakat

- Memperhatikan kesejahteraan pegawai dan membina hubungan

yang baik dengan pegawai, PBF, dokter dan tenaga medis lainya

dilingkungan Apotek.

- Melaksanakan kegiatan untuk mengembangkan Apotek.

B. Asisten Apoteker

Tugas, Kewajiban dan Wewenang :

- Membantu APA dalam hal penerimaan perbekalan farmasi dan

memastikan keabsahanya.

- Membantu pengadaan obat

- Melayani resep dari dokter termasuk member harga, meracik,

mempersiapkan resep dibawa pengawas APA.

- Melakukan pengontrolan harga dan tanggal kadaluarsa obat pada

saat pembelian obat

- Mencatat dan memeriksa perbekalan farmasi yang mendekati

batas untuk di pesan kembali, mengontrol obat – obat yang

mendekati kadaluarsa.

- Membantu melakukan tugas administrasi

C. Tenaga Umum.

- Membantu AA dalam mempersiapkan obat, peracikan, dan

pesanan untuk pelanggan

- Bertanggung jawab terhadap persediaan perlengkapan Apotek

misalnya etiket, kertas perkamen, plastik dan lainya.

- Bertugas mengantarkan barang atau pesanan untuk pelanggan

- Melakukan pembelian obat yang tidak tersedia ke Apotek lain.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 65

Page 73: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

D. Pembantu Umum

- Membersihkan ruangan

- Membuang sampah

- Mencuci peralatan

- Membantu menata obat di etalase

3.3 DENAH LOKASI APOTEK ZAHRA

RUANG DEPAN DAN RUANG TENGAH

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 66

Tempat Parkir

4

3

7

a

Kasir 1

7 5 6

Meja Racikan Lemari

9

8Lemari Es

komputerMeja

ApotekerTempat Sampah

Pintu

Masuk

Tempat Duduk Pasien

Pintu

Depan

Timbangan

Printer

2

Page 74: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Keterangan etalase 1 – 9 & lemari es :

Etalase 1 : digunakan sebagai tempat menyimpan obat obat yang

berbentuk tablet misalnya ultraflu, paramex, bodrex, neozep f, dan lain

– lainya. Multivitamin daya tahan tubuh dan penambah darah juga

disimpan disini.

Etalase 2 : Macam – macam balsam, minyak kayu putih, minyak telon,

kompres demam dll, disimpan di etalase 4. Dari semua jenisnya tidak

ada obat yang di minum di etalase 4 ini. Semua obat disini tertata rapi

berdasarkan jenis khasiat dan jenis sediaanya.

Etalase 3 : memuat obat- obat tetes mata , obat kumur, macam –

macam jamu, kapas, sabun- sabun. Obat –obat yang disimpan di

etalase 3 merupakan obat – obat bebas dan bebas terbatas. Tetes mata

yang termasuk obat keras dan salep – salep yang termasuk obat keras

tidak disimpan disini.

Etalase 4 : Menyimpan semua alkes.

Macam – macam alkes yang tersedia di Apotek Zahra

adalah cat gut, verban, kassa, urinal, pispot, masker dan

sebagainya. Karena permintaan alkes dari pasien yang

masih minim, sehingga Apotek Zahra hanya memiliki

macam macam alkes yang tidak terlalu banyak.

Etalase 5 : tersimpan semua obat – obat ( tablet maupun kapsul ) yang

berbentuk ( wadah ) kaleng . Tidak terlalu banyak obat – obat yang

tersimpan disini, contohnya paracetamol tablet, antalgin, dexametason,

ctm. Dengan penyimpanan yang tidak tembus cahaya, sehingga dapat

mencegah kerusakan obat oleh sinar matahari, contohnya : vitamin C

dapat rusak oleh pengaruh sinar matahari.

Etalase 6 : Menyimpan obat dalam bentuk box. Semua yang tersimpan

disini merupakan golongan obat – obat paten, kecuali disebagian etalse

terdapat golongan obat – obat generik. Obat – obat pada etalase ini

ditata secara alfabetis dengan pergerakan sesuai arah jarum jam, yaitu

dari kiri ke kanan.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 67

Page 75: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Etalase 7 memuat sediaan obat syrup. Seperti syrup vitamin, syrup

obat batuk, antipiretik, antasida dan madu.

7.P : Syrup obat keras paten

7.O : Syrup OTC swamedikasi

Etalase 8

8.A : Obat mata, telinga swamedikasi

8.L : Salep kulit swamedikasi

Etalase 9

9.T : Obat mata, obat telinga paten

9.K : Salep kulit paten

Kulkas ( lemari pendingin ), digunakan untuk menyimpan obat – obat

yang harus disimpan pada suhu dingin ( 2 derajat sampai 8 derajat ).

Sediaan suppositoria di simpan pada lemari pendingin ini.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 68

Page 76: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

RUANG BELAKANG / & GUDANG

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 69

C

D

Km / wc

LEMARI NARKOTIK

&PSIKOTROPIK

B

AB

Dapur

Pintu

Masuk

Tempat Sholat

Rak sepatu

Tempat sampah

B

Kardus

bekas

RAK ARSIP NOTA

TEMPAT SEDIAAN

INFUS DAN ANTSEPTIK

LUKA

Page 77: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Keterangan :

A : tersimpan semua obat – obat ( tablet maupun kapsul ) yang

berbentuk ( wadah ) kaleng . Tidak terlalu banyak obat – obat yang

tersimpan disini, contohnya paracetamol tablet, antalgin, dexametason,

ctm.

B : Menyimpan obat dalam bentuk box. Semua yang tersimpan disini

merupakan golongan obat – obat paten, kecuali disebagian etalse

terdapat golongan obat – obat generik. Obat – obat pada etalase ini

ditata secara alfabetis dengan pergerakan sesuai arah jarum jam, yaitu

dari kiri ke kanan mulai dari A-Z

C : memuat sediaan obat syrup. Seperti syrup vitamin, syrup obat

batuk, antipiretik, antasida. Obat – obat pada etalase ini ditata secara

alfabetis dengan pergerakan sesuai arah jarum jam, yaitu dari kiri ke

kanan mulai dari A-Z

D : memuat sediaan obat syrup yang masih di dalam karton. Seperti

syrup vitamin, syrup obat batuk, antipiretik, antasida. Obat – obat pada

etalase ini ditata secara alfabetis dengan pergerakan sesuai arah jarum

jam, yaitu dari kiri ke kanan

3.4 KEGIATAN APOTEK

1. SOP Stock Opname

Stock opname merupakan perencanaan untuk melakukan

pengadaan obat di Apotek Zahra. Pelaksanaanya yaitu dengan

memeriksa stok persediaan barang yang berada di etalase dan gudang.

Setelah memeriksa, mencatat jumlah barang di daftar atau lembar

produk dari setiap etalase dan gudang. Kemudian barang-barang yang

stoknya kurang dari stok minimal direkap setiap etalase dan gudang.

Selain itu, fungsi stok opname adalah untuk mencatat ED masing –

masing obat. Jika ada barang-barang dengan Exp. Date kurang dari 6

bulan maka dipisahkan untuk diretur.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 70

Page 78: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

2. SOP Pengadaan Barang ( Order )

Rekap terlebih dahulu barang yang kritis atau sudah habis dari

stock opname

Buat rencana untuk order ke PBF

Periksa rencana untuk ordener ke PBF

Tulis pesan order ( SMS ) ; tanggal order ditulis dilembar rekap

order dan diberi tanda V dikanan atas

Periksa pesan ( SMS ) order dan SP

Jika ada PBF yang kosong, buat rencana perubahan order

Dan setelah barang sudah datang, pada bagian bawah rekap order

diberi tanda “SK” (sudah dikirim) dan jika barang tidak terkirim

ditandai “X” ( silang ).

3. SOP Penjualan Langsung ( Tunai )

Senyum, salam dan sapa itulah yang harus dilakukan pertama

kali pada saat konsumen (pembeli) masuk ke Apotek Zahra. Mencatat

permintaan maupun menyiapkan permintaan dari konsumen tersebut

dengan senang hati, kemudian memeriksa ketersediaan barang

tersebut. Memberikan obat pesanan pelanggan dengan memberikan

informasi tentang harga, indikasi, aturan minum, dsb. Sebelum

menghitung total harga yang harus dibayarkan oleh pihak konsumen,

sebaiknya menawarkan dahulu obat – obat yang mungkin akan dibeli

oleh pelanggan tersebut. Konsumen membayar sejumlah total harga

obet tersebut, kemudian menginput ke computer pada file penjualan.

Tidak lupa untuk selalu memberikan senyum dan ucapan terima kasih

kepada pelanggan tersebut.

4. SOP Penerimaan Barang – Penyimpanan

Penerimaan barang di Apotek Zahra dilakukan dengan :

Barang dari PBF

Priksa kesesuaian faktur dengan fisik barang

Jika faktur tidak termasuk fisik barang maka retur ke PBF

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 71

Page 79: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Jika faktur sudah termasuk fisik barang maka TTD faktur dan

stempel ( tanggal dan nama )

Jika jenis faktur kredit atau konsinasinya maka faktur asli ke PBF

copy faktur yang ( 1 lembar ) untuk Apotek Zahra kemudian

register ke buku penerimaan barang

Jika jenis faktur tunai maka bayar kemudian faktur asli di TTD dan

tanda lunas oleh PBF lalu faktur asli untuk Apotek Zahra,

kemudian register ke buku penerimaan barang

Jika ada barang baru = input produk baru ke buku daftar harga dan

fille “ master “ barang Zahra “ buat kartu stok baru, input ke kartu

stok kemudian faktur dan kartu stok di cek

Jika tidak ada barang baru = input ke kartu stok dan barang di beri

harga ( HNA dan harga jual ) kemudian cek etalase yang kurang,

mutasi, jika harga stok cukup, maka barang masuk ke gudang.

Jika faktur dan kartu stok sesuai maka faktur dan kartu stok

disimpan diordener masing – masing

Jika faktur dan kartu stok tidak sesuai maka faktur dan kartu stok

di refisi kemudian faktur dan kartu stok di cek

5. Penginputan Faktur ( Nota Pembelian )

Faktur (nota pembelian) adalah bukti pembelian yang telah

dilakukan oleh Apotek Zahra kepada PBF. Faktur ini terdiri dari

beberapa lembar. Lembar pertama adalah lembar ( halaman ) asli,

lembar faktur pertama ini diberikan kepada Apotek jika Apotek sudah

membayar/melunasi total seperti yang tercantum di dalam faktur

tersebut. Lembar kedua dan ketiga digunakan untuk pengarsipan PBF

tersebut, sedangkan lembar ke 4 diberikan kepada Apotek sebagai

bukti pembelian (penerimaan) barang yang dilakukan oleh pihak

Apotek.

Langkah pertama yang dilakukan penginput faktur yaitu

mengambil copy faktur pada map faktur masuk. Sebelum faktur

diinput di dalam komputer, penginput faktur ini akan mengecek

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 72

Page 80: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

terlebih dahulu ED masing- masing obat, dimaksudkan agar tidak ada

ED obat yang tidak sempat atau belum tertulis.

Menginput faktur pada computer. Setelah di input, maka akan

membuat bukti penerimaan barang tersebut, untuk selanjutnya akan

digabungkan dengan copy faktur tersebut. Copy faktur dan bukti

penerimaan barang akan di masukkan kedalam map tempat faktur

tersebut telah di input pada computer untuk selanjutnya akan di cek

oleh karyawan lain dan di masukkan kedalam ordner tempat faktur

tersebut.

6. SOP Mutasi Barang

Mutasi barang yang ada pada gudang untuk diletakkan pada

etalase, yaitu dengan cara:

- Buatlah daftar barang yang akan dimutasi

- Siapkan barang yang akan di mutasi dari gudang

- Kemudian barang di mutasi ke etalse

- Input mutasi ke stok masing – masing barang

7. Pengarsipan Faktur

Dalam pengarsipan faktur perlu deperhatikan langkah-langkah

yang baik dan teliti, agar tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan dalam

memasukkan faktur.langkah yang perlu diperhatikan yaitu sebagai

berikut :

1. Mengambil map faktur, yaitu map yang bertuliskan“faktur kredit”

dan map yang bertuliskan “faktur lunas”

2. Selanjutnya memasukkan faktur ke outner berdasarkan tanggal

dan PBF nya, tetapi untuk faktur dengan jenis pembayaran tunai

dan konsinyasi tidak menggolongkan PBF nya hanya mengurutkan

tanggalnya dari tanggal terlama sampai tanggal terbaru.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 73

Page 81: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

8. SOP Pembayaran Hutang ( Ke PBF )

Pembayaran faktur pembelian dilakukan setelah jatuh tempo

pembayaran tersebut terlewati. Jatuh tempo pembayaran faktur

tersebut ada berbagai macam yaitu 7 hari, 30 hari, dan jug aada yang

45 hari tergantung PBF masing – masing.

Pada saat pembayaran tersebut, PBF akan menunjukan faktur

asli yang kemudian akan di cek dengan copy faktur oleh petugas

Apotek. Petugas Apotek ini mengambil copy faktur pada ordner

masing – masing PBF.

Pengecekan dilakukan antara faktur asli dan copy faktur PBF,

jika tidak sesuai maka akan ada pemberitahuan kepada sales PBF

tersebut. Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh beberapa alasan,

diantaranya adanya retur barang, ketidaksesuaian harga maupun

diskon obat tersebut.

Setelah pengecekan ternyata tidak ada masalah ( sesuai ) maka

PSA akan membayar sejumlah yang ada pada faktur tersebut. Sales

PBF akan menghitung uang yang diberikan oleh pihak apotek untuk

selanjutnya sales PBF tersebut akan memberitanda pelunasan dan

tanggal pelunasan pada faktur tersebut. Faktur asli akan diserahkan

kepada pihak apotek sebagai bukti bahwa faktur pembelian tersebut

telah dibayarkan oleh pihak apotek.

Faktur yang sudah dibayar ini akan diletakkan pada map faktur

yang sudah dibayar untuk selanjutnya akan di input pelunasanya pada

computer. Petugas apotek mengecek kelengkapan faktur tersebut

(faktur asli dan copian faktur) sebelum melunasi penginputan

dikomputer. Setelah faktur diinput pelunasan pada computer, faktur

akan disimpan pada ordner faktur masing – masing PBF dengan

melihat tanggal terima, sehingga faktur tersebut tertata dengan rapi

sesuai PBF dan tanggal yang berurutan.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 74

Page 82: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

9. Retur Obat Ke PBF

Apabila ada barang rusak,tidak sesuai pesanan dan mendekati

exp date maka hal yang harus dilakukan menghubungi sales PBF,

mengambil kopian faktur, membuat bukti retur, dan barang diserahkan

ke sales PBF.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 75

Page 83: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

BAB IV

PELAKSANAAN

4.

4.1 Pengenalan Tempat

Mahasiswa D III Farmasi yang melaksanakan praktek kerja lapangan

di Apotek Zahra, pada hari pertama dikenalkan tentang letak atau tempat

penyimpanan obat, baik obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan

lainnya.

Di Apotek Zahra ini penataaan tempat digolongkan berdasarkan

sediaannya, dari mulai tablet, obat keras, obat bebas, sirup, salep, drop, obat

generic, antibiotic tetes mata dan telinga, semuanya dikelompokkan

tersendiri yang selanjutnya baru diurutkan menurut alfabetis.

A. Obat Bebas

Obat Bebas adalah obat yang dapat di jual bebas kepada umum

tanpa R/ Dokter, tidak termasuk daftar narkotik, psikotropika, obat

keras , obat bebas terbatas dan sudah terdaftar di DEPKES RI .

Contoh : - minyak kayu putih

- OBH

- OBP

- Tablet paracetamol

- Tablet vitamin C , B komplek , vitamin E dan lain – lain

B. Obat Bebas Terbatas

Obat Bebas Terbatas atau daftar “W” menurut bahasa belanda

artinya : “ waarschuwing “ ( peringatan )

Pengertian Obat Bebas Terbatas adalah : Obat Bebas yang

dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa R/ Dokter.

C. Obat Keras

Obat keras / daftar “G” / Geverlijk “ Berbahaya “ Maksunya

obat dealam golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak

berdasarkan R/ dokter.

contoh : - acetamilidium

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 76

Page 84: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

- adrenalinum

4.2 Administrasi

Pada praktek kerja lapangan ini mahasiswa dikenalkan dan

mempelajari system administrasi apotek antara lain :

1. Input Draf Nota.

2. Input Jurnal Penyesuaian.

4.3 Pelayanan

Pada praktek kerja lapangan, mahasiswa mempelajari tentang

pelayanan pada pelanggan antara lain :

1. Cek barang di etalase

2. Membersihkan barang dan bagian dalam etalase

3. Melayani konsumen.

4.4 Penyimpanan Barang

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-

obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan

fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.

Tujuan penyimpanan obat adalah agar obat yang tersedia di apotek

mutunya dapat dipertahankan.

Barang/ obat yang datang diterima, diperiksa dan setelah cocok

dengan faktur dan Surat Pesanan asli kemudian barang tersebut disimpan di

gudang apotek.

Proses penyimpanan barang/obat di Apotek Zahra meliputi

penyimpanan barang digudang, penyimpanan barang di ruang peracikan,

penyimpanan barang di ruang penjualan obat bebas (HV).

a. Penyimpanan Barang di Gudang

Kegiatan penyimpanan dilakukan oleh petugas yaitu barang datang

diteliti mengenai keadaan fisik, jumlah yang tertera di Surat Pesanan dan

Faktur kemudian barang dicatat dalam kartu stok gudang dan disimpan

berdasarkan bentuk sediaan menurut abjad.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 77

Page 85: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

b. Penyimpanan Barang di Ruang Peracikan

Penyimpanan dilakukan untuk keperluan peracikan dan pelayanan

resep. Pengaturan penyimpanan barang dilakukan sebagai berikut :

1. Obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan berdasarkan

abjad.

2. Obat generik dikelompokkan tersendiri atau terpisah dan disusum

secara alfabetis.

3. Obat-obat yang dipersyaratkan disimpan dalam suhu dingin disimpan

dalam lemari es (misalnya suppositoria).

c. Penyimpanan Barang di Ruang Penjualan Obat Bebas (HV)

Barang-barang yang dijual yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat

herbal (jamu), dan alat kesehatan disimpan di beberapa etalase sesuai

dengan urutan yang telah ditetapkan. Penyimpanan dilakukan berdasarkan

bentuk sediaan, jenis obat (obat luar dan obat dalam) serta disusun secara

alfabetis.

4.5 Pelayanan Obat

Pelayanan obat merupakan proses kegiatan yang meliputi aspek teknis

dan non teknis yang harus dikerjakan.

Pelayanan obat ini bertujuan agar pasien mendapat obat sesuai dengan

yang dibutuhkan dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya.

a Pelayanan Obat Ethical

1. Prosedur Pelayanan Obat

Menerima resep dari pasien.

Memberikan nomor urut resep kepada pasien.

Menulis nama pasien dan nomor resep di buku resep.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 78

Page 86: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Melakukan skirining resep yang meliputi nama, dosis, umur, dll.

Meracik, menegmas dan memberi etiket.

Menyerahkan obat kepada pasien dengan melakukan KIE

(Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan mengucapkan terima kasih

.

2. Prosedur Pelayanan Obat Non Resep (Swamedikasi)

Menanyakan obat yang akan dibeli kepada pasien.

Mengecek harga obat di komputer dan memberitahukan kepada pasien

sehingga terjadi kesepakatan pembelian.

Mengambil obat yang dibeli.

Menyerahkan obat kepada pasien

Dan melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)

Menginput dan Mencatat penjualan di komputer

b Pelayanan di Ruang Etalase

Pelayanan di ruang etalase meliputi penjualan obat bebas,

penjualan alat kesehatan, penjualan alat kontrasepsi dan penjualan

kosmetika.

1. Prosedur Penjualan Obat Bebas (HV)

Menanyakan Obat yang akan dibeli pasien

Mengecek harga di computer Dan memberitahukan kepada pasien

Mengambil obat yang dibeli

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 79

Page 87: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Menyerahkan obat kepada pasien

Dan memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi)

Menginput obat HV di komputer

2. Penjualan Alat Kesehatan

Penjualan alat- alat kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien/

pembeli meupun dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

4.6 Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

Apotek sebagai ujung tombak pelayanan kefarmasian di

masyarakat, dituntut untuk selalu meningkatkan mutu pelayanannya

terutama untuk swamedikasi. Apotek Zahra meningkatkan mutu

swamedikasinya dengan cara apoteker secara langsung berinteraksi

dengan pasien, melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

dalam setiap penyerahan obat agar pengobatan optimal.

Komunikasi yang baik harus mempertimbangkan kondisi pasien,

juga harus tepat, benar dan jelas serta mudah dimengerti. Hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pelaksanaan KIE adalah keadaan pasien seperti :

ibu hamil, ibu menyusui, anak- anak serta lansia. Oleh karena itu, untuk

mengoptimalkan KIE seorang Apoteker harus paham dengan sifat obat

dan selalu berada di tempat prakteknya (apotek).

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 80

Page 88: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

BAB V

PEMBAHASAN

Apotek adalah suatu tempat tertentu dimana dilakukan pekerjaan

kefarmasian yaitu penyaluran obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi yang

sangat dibutuhkan masyarakat sekaligus membantu pemerintah dalam

pengawasan dan pengendalian obat yang beredar di masyarkat, karena disamping

fungsinya sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, obat dapat

pula membahayakan kesehatan apabila penggunaan yang tidak tepat. Dalam

pemberian pelayanan kefarmasian, apotek senantiasa berpegang pada peraturan

pemerintah disamping adanya tanggung jawab moral untuk senantiasa

mengutamakan kepentingan social dari pada sekedar memperoleh keuntungan.

Praktek kerja lapangan merupakan kegiatan untuk memberikan

pengalaman belajar bagi mahasiswa farmasi dalam situasi dunia kerja yang nyata,

khususnya mengetahui dan memahami seluruh aspek-aspek kefarmasian di

apotek.

Berpedoman pada kurikulum Akademi Farmasi Pusat pendidikan Tenaga

Kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2003 dan Program Pendidikan DIII

Farmasi Politeknik Harapan Bersama semester III tentang pencapaian kemampuan

administrasi dan pelayan kefarmasian di lingkungan kerja apotek, mahasiswa

diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan di bidang

kefarmasian.

Selama pelaksanaan praktik tersebut mahasiswa diberikan kesempatan

untuk menerapkan serta mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah

didapatkan diperkuliahan dan laboratorium ke dalam pelayanan yang nyata di

apotek terutama di unit-unit kefarmasian hingga memberikan bekal yang

maksimal untuk menunjang kompetensi bilamana sudah lulus dari jenjang

akademi siap untuk menerapkan serta mendedikasikan ilmunya di dunia

kesehatan.

Pelaksanaan praktik kerja lapangan berada di Apotek Zahra. Apotek Zahra

yang beralamat di Jalan Adiwerna No.692 Tegal. Menurut KepMenKes RI

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 81

Page 89: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

No.1332/Menkes/SK/X/2002, Apotek Zahra telah memenuhi syarat sebagai

Apotek karena mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang

bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap

dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi

yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.

Apotek Zahra juga memberikan pelayanan dalam bentuk yang lain untuk

menjamin kenyamanan pasien misalnya tempat parkir yang cukup luas, fasilitas

ruang tunggu yang baik, dilengkapi dengan AC, kipas angin, dan televisi. Apotek

Zahra sebagai salah satu tempat penyaluran barang-barang farmasi kepada

masyarakat yang tidak lepas dari pengawasan pemerintah. Oleh sebab itu, apotek

wajib untuk melaporkan penggunaan sediaan farmasi tertentu kepada instansi

yang berwenang .

Bangunan Apotek Zahra terdiri dari ruang tunggu, meja etalase, ruang

penyimpanan obat, ruang peracikan dan penyerahan obat, tempat pencucian obat,

kamar mandi dan toilet. Bangunan apotek juga dilengkapi dengan : sumber air

yang memenuhi syarat kesehatan, penerangan yang baik, Ventilasi dan sistem

sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis, Papan nama yang memuat nama

apotek, nama APA, nomor SIA, alamat apotek, serta nomor telepon apotek.

Apotek Zahra merupakan salah satu Apotek yang bertempat dilokasi yang

sangat strategis karena terletak dikawasan pemukiman padat serta dekat dengan

pusat pertokoan dan sangat mudah dijangkau. Apotek Zahra senantiasa berusaha

memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat. Hal tersebut menuntut

keterampilan dan pengalaman seluruh karyawan maupun pengelola apotek.

Meskipun tujuannya memberikan pelayanan sebaik mungkin, namun tidak berarti

setiap pelayanan obat dilayani secara bebas terutama obat keras tanpa resep yang

penggunaannya dapat disalah gunakan.

Perencanaan atau pemesanan obat di Apotek Zahra dilakukan dengan

mempertimbangkan obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter, obat-obat yang

sering dicari oleh konsumen, memperhatikan diskon dan juga bonus yang

ditawarkan oleh PBF. Untuk pengadaan barang dilakukan dengan menggunakan

surat pemesanan ke PBF resmi melalui sales dari PBF maupun memesan dengan

menggunakan handphone (SMS).

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 82

Page 90: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Penerimaan barang merupakan suatu kegiatan dalam menerima obat-

obatan yang diserahkan dari PBF ke apotek. Penerimaan obat ini bertujuan agar

obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan surat pesanan obat yang

diajukan oleh Apotek ke PBF. Penerimaan barang dilakukan oleh AA yang

memiliki Surat Izin Kerja (SIK). Pada waktu barang datang dilakukan pengecekan

meliputi jumlah barang, jenis, nomor batch serta tanggal kadaluarsa. Apabila

sesuai antara faktur dengan barang yang diterima kemudian ditanda tangani oleh

AA yang menerima disrtai nama terang, SIK, cap apotek, dan tanggal penerimaan.

Ambil kopian faktur pada lembar terakhir dan menyimpannya untuk data

apotek. Setelah semua sudah dikerjakan dan sudah sesuai selanjutnya menginput

faktur PBF ke dalam computer.

Obat-obat yang mempunyai waktu kadaluarsa dalam pemberian biasanya

dilakukan perjanjian mengenai pengambilan obat kepada PBF yang bersangkutan

dengan batas waktu menurut perjanjian, biasanya satu sampai tiga bulan sebelum

ED (Expired Date) obat dengan ED yang hampir mendekati batas yang ditentukan

dikelompokkan tersendiri dan biasanya dikembalikan atau ditukar dengan obat

yang ED masih lama, namun ada beberapa barang telah ED yang tidak dapat

dikembalikan dan biasanya mendapat perhatian untuk dijual terlebih dahulu jika

telah mendekati waktu kadaluarsa.

Pencatatan. Faktur-faktur dari PBF dicatat di buku pembelian tempo

kemudian akan didata dalam komputer dan dimasukkan data file-file PBF

tersendiri. Faktur-faktur tersebut kemudian diserahkan kembali ke bagian

administrasi untuk dibendel untuk menunggu jatuh waktu inkaso. Sistem

pembayaran ke PBF di Apotek Zahra dilakukan dengan cara tempo (dalam jangka

waktu tertentu).

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan

yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun

kimia dan mutunya tetap terjamin. Tujuan penyimpanan obat adalah agar obat

yang tersedia di apotek mutunya dapat dipertahankan. Barang/obat yang datang

diterima, diperiksa dan setelah cocok dangan faktur dan Surat Pesanan asli

kemudian barang tersebut disimpan di gudang apotek.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 83

Page 91: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

Proses penyimpanan barang/obat di Apotek Zahra meliputi penyimpanan

barang di gudang, penyimpanan barang di ruang peracikan, penyimpanan barang

diruang penjualan obat bebas (HV).

Penyimpanan barang di gudang. Kegiatan penyimpanan dilakukan oleh

petugas yaitu barang datang diteliti mengenai keadaan fisik, jumlah yang tertera di

Surat Pesanan dan Faktur kemudian barang dicatat dan disimpan berdasarkan

bentuk sediaan menurut abjad serta golongan obat.

Sistem penyimpanan barang/obat di Apotek Zahra baik dirak stock

maupun di etalase disusun berdasarkan Alphabet, bentuk sediaan dan jenis obat

sehingga mempermudah dalam pengambilan maupun pengecekan barang. Untuk

obat yang perlu disimpan dalam suhu rendah seperti suppositoria, disimpan

didalam lemari pendingin agar stabilitas sediaan dapat terjaga.

Untuk memperlancar kegiatannya Apotek Zahra mengadakan pengaturan

ruangan yang tepat serta ditunjang dengan adanya system pembagian waktu kerja,

sehingga dapat diusahakan pelayanan yang optimal kepada masyarakat yang ingin

berobat .

Pelaksanaan praktek kerja lapangan di apotek telah memberikan ilmu

pengetahuan dan pengalaman terhadap mahasiswa khususnya dalam pelayanan

obat seperti peracikan, selain itu juga melatih mahasiswa tentang bagaimana

melayani pasien dengan baik dan juga cara memberikan informasi.

Mengenai obat kepada pasien .dengan pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan di apotek ini dapat mempersiapkan para calon Asisten Apoteker dalam

menghadapi dunia kerja sehingga mereka siap melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya ditengah-tengah masyarakat.

Selama kami melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) di

Apotek Zahra dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : Kelompok pertama, masuk dari

jam 07.00 – 11.30 WIB. Kelompok kedua, masuk dari jam 11.30 – 16.00 WIB.

Dan kelompok ketiga, masuk dari jam 16.00 – 20.30 WIB.

Pelayanan obat di Apotek Zahra merupakan proses kegiatan yang meliputi

aspek teknis dan nonteknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep

dokter, pelayanan obat non resep (swamedikasi) sampai menyerahkan obat kepada

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 84

Page 92: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

pasien. Pelayanan obat bertujuan agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep

dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya.

Prosedur Pelayanan Obat Non Resep (Swamedikasi) yaitu Menanyakan

obat yang akan dibeli kepada pasien, jika pasien menginginkan obat racikan maka

harus menanyakan keluhan dari pasien lalu meracik obat yang tepat. Sebelum

kami meracik obat, harus menanyakan kepada Apoteker ataupun asisten apoteker,

karena kami belum memiliki kewenangan untuk meracik obat. Mengecek harga

obat di komputer dan memberitahukan kepada pasien sehingga terjadi

kesepakatan pembelian, Mengambil obat yang dibeli, Menyerahkan obat kepada

pasien Dan melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Menginput di

komputer.

Pelayanan di Ruang Etalase. Pelayanan di ruang etalase meliputi penjualan

obat bebas, penjualan alat kesehatan, penjualan alat konstrasepsi dan penjualan

kosmetikaa. Prosedur Penjualan Obat Bebas (HV) yaitu : Menanyakan Obat yang

akan dibeli pasien, Mengecek harga di komputer, Dan memberitahukan kepada

pasien, Mengambil obat yang dibeli, Menyerahkan obat kepada pasien, Dan

memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Menginput obat HV di

komputer.

Selagi menunggu konsumen datang, selanjutnya mengecek ketersediaan

barang yang berada di etalase apabila ada barang yang pesediaannya sedikit, maka

melakukan mutasi barang dari gudang dan melengkapi barang yang sekiranya

kurang dari jumlah yang sudah ditentukan dengan menggunakan kartu mutasi

serta menatanya dengan rapi di etalase.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 85

Page 93: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

BAB VI

PENUTUP

5

6

6.1 KESIMPULAN

Dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Apotek Zahra maka dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa mampu :

1. Memahami dan berperan dalam organisasi farmasi di apotek.

2. Memahami dan mampu berinteraksi dengan tim kerja di apotek.

3. Memahami aspek-aspek pelayanan dan administrasi farmasi di apotek.

4. Memahami dan berperan dalam administrasi management farmasi di

apotek.

5. Memahami dan berperan dalam sistem pengadaan atau inventori,

penyimpanan, distribusi dan penyerahan perbekalan farmasi di apotek.

6. Memahami dan berperan dalam pelayanan ilmu resep di apotek.

7. Memahami dan berperan dalam farmakologi dan farmakoterapi di apotek.

8. Memahami dan berperan dalam penyampaian pelayan informasi obat

(PIO/KIE) pada pasien.

9. Mahasiswa dapat memperoleh ilmu dari tempat PKL dalam bidang

farmasi yaitu farmasetika, farmakologi dan manajemen farmasi.

6.2 SARAN

1. Perlu diadakan peningkatan pelayanan obat kepada masyarakat dan pihak

yang membutuhkan terutama pelayanan mengenai informasi obat baik

dengan resep maupun tanpa resep

2. Kerja sama antara Apotek Zahra dengan Politeknik Harapan Bersama

Tegal agar terus dikembangkan serta dipertahankan untuk tahun-tahun

selanjutnya.

3. Lebih dikomplitkan lagi dari obat-obatan yang sering dipesan konsumen,

sementara dari Apotek Zahra belum menyediakannya

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 86

Page 94: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

4. Keramahan terhadap konsumen perlu ditingkatkan, agar konsumen

merasa nyaman saat berada di apotek.

DAFTAR PUSTAKA

Anief Moh, 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM Press.

Anonim, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.

679/MENKES/SK/X/2003, tentang Izin Kerja Asisten Apoteker. Jakarta :

Menkes RI.

Anonim, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,No.

1332/MENKES/SK/X/2002,tentang. Ketentuan dan Tata Cara Pemberian

Izin Apotek. Jakarta : Menkes RI

ISFI, 2003, Standar Kompetensi Farmasi Indonesia : Jakarta

Hadiwidjojo Suryadi, 1992. Pengelolaan Apotek. Bandung : Ikatan

Sarjana Farmasi.

Soekanto,S ,1990. Aspek Hukum Apotek dan Apoteker. Bandung :

Mandar Maju.

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC : Jakarta.

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 87

Page 95: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

KERTAS PUYER

ETIKET

FAKTUR BARANG MASUK

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 88

Page 96: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

FAKTUR PAJAK

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 89

Page 97: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

FAKTUR PENJUALAN

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 90

Page 98: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

PLASTIK KLIP

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 91

Page 99: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

SURAT PESANAN ( SP )

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 92

Page 100: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

KWITANSI PENJUALAN

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 93

Page 101: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 94

Page 102: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

RESEP

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 95

Page 103: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 96

Page 104: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 97

Page 105: Laporan Pkl apotek Zahra poltek tegal Rev

BUKTI PELUNASAN FAKTUR ( BPF )

PKL APOTIK ”ZAHRA ADIWERNA” 98