astri proposal zahra

Upload: arifbil

Post on 20-Jul-2015

184 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika kita mengharapkan siswa memiliki kompetensi, maka yang memberikan pelajaran dan pendidikan pun haruslah orang yang berkompeten, professional dan bertanggung jawab. Oleh karena itu guru sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan murid juga harus selalu dinilai dan dievaluasi keberadaannya. Untuk menciptakan belajar yang aktif dan optimal, guru hendaknya memperhatikan didaktif asas-asas mengajar dimana guru harus menguasai berbagai macam teori untuk menciptakan kelas yang aktif dengan berbagai pendekatan agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan optimal, seperti yang tercantum dalam UU Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional pasal 3 : yaitu Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam kurikulum KTSP pendidikan Agama Islam siswa dituntut untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal pada khususnya siswa juga harus dapat memberikan apresiasi secara kognitif terhadap tujuan yang akan dicapai. Menurut Hilda Taba, Kurikulum pembelajaran Agama Islam adalah segala usaha yang dilakuakan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi sekolah maupun diluar sekolah. Hal ini dipandang sebagai pemenuhan disiplin etika sosial.1

Namun semua upaya pemerintah tersebut tidak akan membawa hasil tanpa peran serta guru, sebab tanggung jawab dalam pengembangan kelas yang efektif pada dasarnya merupakan tuntunan kebutuhan pribadi guru, tanggung jawab

mempertahankan dan mengembangkan profesinya tidak dapat dilakukan oleh lain kecuali oleh dirinya sendiri. Tuntutan yang lebih operasional bagi guru Agama Islam di SDN 22 Kubu adalah memberikan wawasan kepada siswa tentang nilai-nilai Agama islam, paling tidak pengetahuan dan pemahaman siswa yang telah disusun dalam kurikulum mata pelajaran agama Islam. Selain itu juga siswa dituntut untuk bisa melafadzkan adzan dan iqomah dengan baik, namun kenyataanya hampir kebanyakan siswa tidak bisa melafdzkan adzan dan iqomah. Dalam hal ini pendidik berperan aktif untuk menunjang keberhasilan anak didik agar bisa melafadzkan adzan dan iqomah secara benar dan keras, pada siswa kelas II SDN 22 Kubu kebanyakan belum dapat mendemontrasikan bahkan mempraktekkan adzan dan iqomah secara benar, sehingga tempat - tempat ibadah baik masjid maupun surau jarang sekali terdengar adzan atau iqomah yang dikumandangkan oleh anak-anak melainkan remaja atau orang tua yang berlombalomba saling menunjukkan yang terbaik. Hal seperti ini harusnya menjadi tanggung jawab Guru PAI di SD atau Ustadz di TPQ untuk meningkatkan kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah secara benar, bagi guru PAI di SDN 22 Kubu sebaiknya merubah cara penyampaian pembelajaran atau metode-metode yang cocok untuk masalah tersebut. Salah satu aspek kemampuan guru yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yaitu pemahaman terhadap psikologi siswa, karena dengan pemahaman psokologi dapat mengembangkan pembelajaran yang relevan dengan perkembangan siswa.

2

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah tersebut agar dapat mengetahui sejauh mana upaya peningkatan kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah melalui stategi reading aloud pada siswa kelas II SDN 22 Kubu Kecamatan Kubu kabupaten Kubu Raya.

B. FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana upaya peningkatan kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah melalui strategi reading aloud pada siswa kelas II SDN 22 Kubu Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya? 1. Bagaimanakah proses perencanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi reading aloud dapat meningkatkan kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah pada siswa kelas II SDN 22 Kubu ? 2. Apakah Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi reading aloud dapat meningkatkan kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah pada siswa kelas II SDN 22 Kubu? 3. Bagaimana kemampuan melafadkan adzan dan iqomah setelah diterapkannya strategi reading aloud pada siswa kelas II SDN 22 Kubu?

C. TUJUAN PENELITIAN Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini secara umum adalah untuk mendiskripsikan atau mengetahui dapat tidaknya strategi reading aloud dapat meningkatkan kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah pada siswa kelas II SDN 22 Kubu, sedangkan tujuan secara khusus adalah sebagai berikut :

3

1. Untuk

mengetahui

tentang

proses aloud

perencanaan dapat

pembelajaran

dengan

menggunakan

strategi

reading

meningkatkan

kemampuan

melafadzkan adzan dan iqomah pada siswa kelas II SDN 22 Kubu. 2. Untuk dapat mengetahui tentang proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi reading aloud dapat meningkatkan kemampuan

melafadzkan adzan dan iqomah pada siswa kelas II SDN 22 Kubu. 3. Untuk memper oleh informasi tentang proses penilaian dan hasil pembelajaran dengan menggunakan strategi Reading aloud dapat meningkatkan kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah pada siswa kelas II SDN 22 Kubu.

D. MANFAAT PENELITIAN Penulis berharap bahwa penelitian ini mampu memberikan sumbangan saran dan pemikiran, baik secara konseptual maupun praktis dalam meningkatkan kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah pada siswa kelas II SDN 22 Kubu adalah sebagai berikut : 1. Bagi siswa Dengan dilaksanakannya PTK ini diharapkan siswa dapat termotifasi untuk selalu melafadzkan atau mengumandangkan adzan dan iqomah pada saat waktu shalat tiba. 2. Bagi Guru Dengan dilaksanakannya PTK ini diharapkan guru dapat mencoba secara terus menerus melakukan perubahan untuk menggunakan strategi pembelajaran yang kreatif. 3. Bagi sekolah

4

Dengan dilaksanakannya PTK ini diharapkan sekolah dapat menciptakan siswa yang cakap dalam melafadzkan adzan dan iqomah.

E. HIPOTESA PENELITIAN Adapun hipotesa penelitian ini adalah jika strategi Reading Aloud digunakan dalam pembelajaran PAI maka kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah pada siswa kelas II SDN 22 Kubu dapat ditingkatkan.

5

BAB II KEMAMPUAN MELAFADKAN ADZAN DAN IQOMAH A. Pengertian Kemampuan Kemampuan merupakan suatu kesanggupan dari seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau suatu perbuatan. Menurut Yandianto (2001 : 338) dalam Kamus Bahasa Indonesia kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk dapat melihat serta dapat melakukannya secara lisan maupun tertulis. Menurut WJS Purwadarminta (1988:628), bahwa yang dimaksud dengan kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan dan kekuatan. Menurut Alwi Hasan (2001:707), kamus bahasa indinesia, kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan atau kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Berdasarkan dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan melafadzkana adzan dan iqomah yakni kesanggupan anak dalam melafadkan adzan dan iqomah dengan suara nyaring dan benar. Dimana anak tersebut bisa mengumandangkan adzan dan iqomah dengan bacaan, tajwid dan lafadz yang benar serta dikumandangkan dengan suara yang indah. Mengingat adzan merupakan panggilan atau seruan untuk sholat maka bila adzan dikumandangkan dengan suara yang indah, maka akan menarik perhatian umat muslim agar menunaikan ibadah sholat karna hatinya terketuk mendengar keindahan adzan tersebut. B. Adzan dan Iqomah 1. Adzan Secara bahasa, tidak ada perbedaan antara makna adzan dan iqamah, yaitu seruan atau panggilan. Adapun secara istilah, makna adzan dan iqamah berbeda, begitu juga berbeda lafaz-lafaznya. Secara istilah adzan bermakna seruan sebagai6

tanda masuknya waktu sholat dengan lafaz-lafaz yang khusus. Adapun iqamah adalah seruan untuk mendirikan sholat dengan lafaz-lafaz yang khusus, tidak sama dengan adzan. Adzan merupakan tanda masuknya waktu shalat, adzan dan iqomah hukumnya sunnah muakkad baik sholat fardu, dikerjakan berjamaah maupun sendiri (munfarid). Adzan dan iqomah disunatkan dengan suara yang keras kecuali dimesjid yang sudah dilakukan atau sedang dilakukan shalat berjamaah , dan adzan dan iqomah dikerjakan dengan berdiri dengan menghadap kiblat. Adzan disebut juga dengan Bang yakni seruan atau laungan yang dilakukan untuk memberitahu kepada orang-orang muslim bahawa sudah masuk waktu sholat . Adzan dilakukan di setiap tiba waktu sholat, yang boleh melakukan laungan adzan hanya orang lelaki saja, orang perempuan tidak boleh melaungkan seruan adzan. Kalimah-kalimah Seruan Adzan adalah :

2 2 2 2 .2 . . Allahu Akbar Allahu Akbar. . . . .(2X) Asyhadu alla illahaillallah. . . . . (2X) Asyhadu anna Muhammadar rasulullah. . . .(2X) Haiyaalas solah . . . . (2X) Haiyaalal falah. . . . (2X) Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilahaillallah.7

Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.Aku menyaksikan bahawa Tiada Tuhanmelainkan Allah.Aku menyaksikan bahawa Muhammaditu pesuruh Allah.Marilah Sembahyang.Marilah kepada kejayaan.Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.Tiada Tuhan melainkan Allah. a. Sunat Di Waktu Menyeru/Melaungkan Adzan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Berwudhu' Menghadap ke arah Kiblat Berdiri sewaktu menyeru Adzan atau Qamat Dilakukan di tempat yang tinggi. Muadzin hendaklah menyaring dan mengeluarkan suaranya. Mengulang-ulang lafaz syahadata Muadzin menutup kedua telinganya dengan jari telunjuk ketika mengucapkan"Haiyaalas solah" sambil memalingkan muka kearah kanan, dan ketika mengucapkan"Haiyaalal falah"berpaling ke arah kiri. b. Menjawab seruan Adzan Jika kita mendengar seruan Adzan yang dilaungkan muadzin, hendaklah kita menyahut, mengikut atau menjawab apa yang diucapkan dalam Adzan yang diserukan oleh muadzin dengan perlahan-lahan, cuma pada bacaan:-"Haiyaalas solah"dan"Haiyaalal falah"maka kita ucapkan "Laa haulawala quwwata illa billa hil alyyil aadzim" artinya : "Tiada daya upaya dan kekuatanku kecuali dengan pertolongan Allah". Dan "Assolaatu khairun minan naum" maka kita ucapkan "Syadaqta wa barirta waanamina syaahidiin" artinya : " Benarlah dan mendapat kebaikanlah engkau dan aku adalah daripada yang menyaksikan". Dalam adzan shalat subuh, diantara kalimat Hayya alal falah dan Allahu Akbar yakni diantara kalimat ke 5 dan ke 6 ditambahkan kalimat Ash-shalaatu Khairum Minan Naum kemudian waktu menyerukan kalimat Hayya alash

8

shalaah disunatkan berpaling kekanan dan ketika menyerukan kalimat Hayya alal falah berpaling kekiri. Selesai muadzin mengumandangkan adzan, baik yang adzan maupun yang mendengarkan, disunatkan membaca doa 2. Iqamah Qamat disebut juga dengan Iqamah yakni ucapan atau bacaan yang dilakukan ketika sudah hampir melakukan serta memulakan sholat. Adapun bacaan Iqomah adalah sebagai berikut :

Allahu Akbar Allahu Akbar. Asyhadualla illahaillallah. Asyhadu annaMuhammadar rasulullah. Haiyaalassolah Haiyaalal falah. Qadqamatissolah Qadqamatis solah. AllahuAkbar Allahu Akbar. La ilahaillallah. Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.Aku menyaksikan bahawa TiadaTuhan melainkan Allah. Aku menyaksikan bahawa Muhammad itu pesuruh Allah.Marilah Sembahyang. Marilah kepada kejayaan. Sesungguhnya lfkoskd sudah hampir mengerjakan sembahyang.Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.Tiada Tuhan melainkan Allah.

9

Jika kita sholat berjemaah, maka yang membacakan Iqamah itu cuma seorang saja contohnya muadzin, tidak perlu lagi kita Iqamah. Bagaimanapun untuk beroleh pahala hendaklah kita menyahut, mengikut atau menjawab apa yang diucapkan dalam Iqomah yang dibacakan oleh muadzin dengan perlahan-lahan, cuma pada bacaan: "Haiyaalas solah Haiyaalal falah" maka kita ucapkan "Laa haulawala quwwatailla billa hil alyyil aadzim" artinya "Tiada daya upaya dan kekuatan ku kecuali dengan pertolongan Allah". "Qadqamatis solah Qadqamatis solah" maka kita ucapkan "Aqaamahallahu wa adaamahaa" artinya " Semoga Allah menjadikan Sholat ini berdiri terus dan kekal" Selepas habis adzan dan iqamah, kita di sunatkan membaca doa selepas adzan sebagai mendoakan selamat sejahtera atas junjungan kami Muhammad dan keluarganya dan sahabat-sahabat baginda. Lafazh iqomah itu sama denga adzan, hanya adzan diucapkan masing-masing dua kali sedangkan iqomah cukup diucapkan satu kali saja. Dan diantara kalimat ke 5 dan ke 6 ditambah kalimat Qad qaamatish Shalaah dua kali. Iqomah sunat disunahkan diucapkan agak cepat dan dilakukan dengan suara agak rendah dari pada adzan.Adapun doa setelah adzan dan iqomah adalah :

10

Artinya: Ya Allah, wahai Tuhan yang telah menyariatkan seruan adzan dan sembahyang yang akan didirikan. Kurniakanlah kedudukan yang tinggi kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kehormatan, sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji. Ya Allah ampinilah aku serta ibibapaku dan kurniakanlah rahmad kepada keduanya sebagaimana kedua mereka memelihara akan daku, dan selamat sejahtera atas junjungan kita Muhammad dan keluarganya dan sahabat-sahabat baginda. C. Pengertian Strategi a. Konsep Strategi pembelajaran secara umum Dalam setiap melakukan tindakan apapun pasti dibutuhkan strategi baik itu dalam pelaksanaan peran ataupun hasrat keingin tahuan apalagi dalam menentukan kesuksesan belajar siswa. Menurut Dra Masitoh (2009) Strategi dalam arti sempit yaitu Metoda sedangkan dalam arti luas suatu cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan dan pembelajaran termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Lain halnya dengan Oemar hamlik (1994) strategi pembelajaran dalam pendekatannya terbagi dalam 4 aspek pembelajaran yakni penerimaan, penemuan,penguasaan dan terpadu. Fahrul Razi (2011) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah langkah-langlah atau pola umum untuk mencapai kesuksesan dan menciptakan pembelajaran yang aktif di kelas. Dari para pakar di atas strategi pembelajaran aktif merupakan suatu langkah dimana seorang guru menciptakan Susana kelas yang awalnya membosankan menjadi kelas yang aktif dalam membahas pelajaran dan mentuntaskan pembahasan dalam pembelajaran.11

1) Faktor-faktor yang diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran Tidak semua strategi pemebelajaran cocok dalam pelaksanaan pembelajaran Baca tulis alquran tetapi ada juga beberapa strategi yang biasa dipakai dan cocok dalam pembahasan baca tulis alquran, yang harus dilakukan dalam penentuan strategi pembelajaran. Ketika seorang guru akan memilih strategi pembelajaran agar pembelajarn efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan yang optimal maka perlu diperhatikan variable yakni tujuan, bahan yang diajar, siswa, media dan sumber belajar. pemilihan strategi pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari pertimbangan unsur-unsur lain dalam system pembelajaran. 2) Jenis-jenis strategi Pembelajaran Ada banyak macam dan jenis didalam strategi pembelajaran aktif sehinga dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang dikatakan Bloom dkk meliputi tiga ranah yakni : Pengetahuan (kognitif), Keterampilan ( Psikomotor), dan sikap (Afektif). Dari tiga ranah inilah banyak terbagi strategi-strategi yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran namun penulis tidak dapat menyebutkannya satu persatu sehingga memilih strategi Reading Aloud dalam meningkatkan kemampuan melafadkan Adzan dan Iqomah Pada siswa Kelas II SDN 22 Kubu b. Pengertian Strategi Reading Aloud Strategi Reading Aloud (Membaca Keras) adalah strategi yang digunakan dalam membantu siswa untuk berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi.

12

c. Ciri-ciri Pembelajaran Reading Aloud 1). Menarik dan menyenangkan, 2). Pembelajaran kolaboratif (dan juga bisa

individual), 3). Menuntut konsentrasi peserta didik, 4). Menuntut kemampuan dalam mendengarkan, dan 5). Peserta didik mengungkapkan kembali isi pesan dari yang disampaikan/dibacakan secara keras d. Tujuan Pembelajaran Reading Aloud 1. Meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam belajar melalui kegiatan mendengarkan 2. Menggugah siswa untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang didengar 3. Melatih keberanian berbicara peserta didik 4. Melatih tanggung jawab dan kedisiplinan peserta didik

13

BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Dalam upaya memecahkan masalah dalam penelitian ini, maka diperlukan metode atau suatu rancangan penelitian yang tepat. Ini dimaksudkan agar kegiatan yang dilakukan lebih jelas, terarah, serta mudah difahami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Susilo (2007:16) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktek dan proses dalam pembelajaran. Pendapat lain dikemukakan oleh Zainal Aqib (2007:12) yang menyatakan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi didalam sebuah kelas. Dengan demikian PTK adalah tindakan yang dilakuakn guru dalam proses pembelajaran untuk melakukan upaya perbaikan terhadap refleksi yang telah dilakukan sebelumnyamengenai masalah yang muncul dalam proses pembelajaran. Secara umum PTK ini dilaksanakan selama 3 Bulan dengan 2 Siklus yang pada setiap siklusnya aktivitas penelitian dilakukan melalui prosedur PTK, yakni berupa kegiatan a) Perencanaan Tindakan, b) Pelaksanaan Tindakan, c)

Pengamatan/Observasi, dan d) Refleksi. 1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas a. Tahap Perencanaan Tindakan Langkah awal kegiatan perencanaan diawali dengan menganalisis komponen dan isi butir pembelajaran sebagaimana tertuang dalam kurikulum (analisis pengembangan materi), menetapkan materi pembelajaran, menelaah14

buku paket Pendidikan Agama Islam yang ada, mengembangkan silabus , menyusun RPP, Mengkaji langkah-langkah Strategi Reading Aloud, membuat instrument pengumpulan data ( misalnya Observasi, wawancara, angket dan sebagainya), instrument tes ulangan harian b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Dalam langkah pelaksasnaan tindakan ini akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh Bapak . Robiansyah (Guru PAI yang mengajar di SDN. 22 Kecamatan Kubu sudah dikenal anak. ) dalam pelaksanaan tindakan penulis memposisikan diri sebagai peneliti. Oleh karena itu peneliti melakukan pengamatan secara cermat terhadap pelaksanaan proses tindakan dan fenomenafenomena lain yang terjadi di kelas. Setiap akhir kegiatan penulis akan berdiskusi dengan guru yang mengajar. Secara khusus kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan siklusnya akan dikemukakan secara rinci dalam laporan penelitian nantinya. c. Tahap Pengamatan Tindakan Observasi merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk merekam segala pristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan menggunakan alat bantu atau tidak. Perekaman data dilakukan oleh penulis (sebagai peniliti) pada setiap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi .

pengamatan dilakukan terhadap (1) Kegiatan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (2) kegiatan siswa dalam berinteraksi dengan guru, berinteraksi dengan siswa dan interaksi siswa dengan sumber belajarnya.

15

d.

TahapRefleksi Data yang direkam dari hasil observasi diolah dan dianalisis untuk menentukan langkah selanjutnya. Pada saat selesai sesi pembelajaran dilakukan refleksi dari hasil refleksi sebagai tindak lanjut sesi atau siklus pembelajaran. Berikutnya. Analisis data menggunakan tehnik statiostik deskriftif yang disajikan berupa tabel-tabel persentase tentang keberhasilan dan ketidak berhasilan tindakan yang dicapai oleh siswa. Setelah siklus pertama dilakukan dan dari kegiatan pengamatan serta penilaian diperoleh data yang menunjukkan data adanya keharusan untuk mengulang kembali, maka perencanaan berikutnya dibuat kembali dan menjadi siklus kedua dengan melakukan perbaikan atas siklus pertama dan seterusnya. PTK ini akan berhasil jika : Hasil skala pada siklus penelitian ini menunjukkan rata-rata KKM nya 65

Aspek Aktivitas siwa

Pencapaian Cara Mengukur Siklus I dalam 20 % Diamati pada saat pembelajaran lembar peneliti berlangsung oleh dari

mengajukan pertanyaan

pengamatan dihitung

jumlah siswa Ketepatan langkah-langkah 50 % Melakukan dengan observasi menggunakan

Strategi pembelajaran Reading Aloud bagi guru Interaksi antar siswa dan guru 25 %

format observasi Diamati ketika siswa

16

melafadkan Iqomah

Adzan

dan

dengan

Strategi

Reading Aloud Ketuntasan hasil Belajar 55 % Dihitung dari nilai rata-rata evaluasi akhir (Siswa sudah mencapai nilai baik.)

B. Tempat dan Watu Penelitin Penelitian ini mengambil lokasi di SDN. 22 Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu raya ini dipilih sebagai tempat penelitian mengingat disinilah permasalah ditemukan, tersedianya sumber data yang berhubungan dengan penelitian ini. Disamping itu, alasan penulis mengambil lokasi tersebut sebagai berikut: 1. SDN. 22 Kecamatan Kubu merupakan Sekolah tempat peneliti bekerja, sehingga diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi sekolah tempat peneliti bekerja. 2. SDN. 22 Kecamatan Kubu mudah terjangkau secara geografis oleh peneliti,

karena lokasinya tidak jauh dari tempat peneliti tinggal. C. Populasi dan Sampel 1) Populasi Menurut Hadari Nawawi (1995:141), bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhantumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam penelitian.

17

Menurut Sujana (1992:106), bahwa populasi adalah semua totalisasi nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek atau subjek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Berdasarkan pengertian diatas, bahwa populasi merupakan objek penelitisn sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu. Berdasarkan pengertian ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SDN 22 Kubu yang laki-laki dan yang beragama Islam berjumlah 18 orang. 2) Sampel Menurut Sujana (1992:125), bahwa yang diambil populasi disebut sampel. Menurut Hadari Nawawi (1991:125), bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan sebagai sumber data yang sesungguhnya dalam suatu penelitian. Mengingat populasi hanya berjumlah 18 orang, maka seluruhnya dijadikan sampel dalam penelitian ini. D. Tehnik dan Alat Pengumpulan Data Dalam setiap penelitian diperlukan kemampuan memilih tehnik yang tepat dan sesuai dengan bentuk dan jenis penelitian yang dilakukan khususnya dalam rangka megumpulkan data. Didalam statistik dikenal dengan cara pengumpulan data yaitu sensus dan sampling. Menurut J.Supranto, metode ramalan kuantitatif (1993:18-19) sesnsus ialah cara pengumpulan data kalau seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu. Dari pendapat diatas, tehnik pengumpulan data dilakuakn dengan cara sensus, karena jimlah populasi yang diteliti 18 orang, maka keseluruhan siswa kelas II SDN 22 Kubu dikumpulkan datanya sebenar-benarnya tentang kemampuan melafadzkan18

adzan dan iqomah dengan strategi reading aload. Untuk memperoleh data dari populasi yang diselidiki, maka ditentukan alat-alat yang diperlukan untuk memperoleh keterangan dari populasi tersebut. J Supranto, metode ramalan kuantitatif (1993:19), mengatakan bahwa untuk memperoleh keterangan dari elemen antara lain : 1. Daftar pertanyaan 2. Wawancara 3. Observasi langsung 4. Melalui tes 5. Melalui telpon dll. Menurut Ibnu Hajar (1996:169), dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif pendidikan, menjelaskan bahwa Ada beberapa cara atau tehnik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif yang secara garis besarnya apat dibedakan menjadi lima anatalain tes, angket, wawancara terstandar, observasi, dan pengukuran unobtrusive. Dari kedua pendapat para ahli diatas, maka peneliti mengguanakan tes dalam pengumpulan data. 1. Tes Menurut Djumari Mardapi (2004:71) penyusunan tes hasil belajar, menjelaskan bahwa tes merupakan sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan, dengan tujuan untuk mengukur tingkat seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang dikenai tes.19

Sedangkan menurut Ibnu Hajar (1996:172), Dasar-dasar metodologi pendidikan kuantitatif untuk pendidikan mengatakan bahwa tes adalah alat ukur yang berupa serangkaian praktek yang diajukan kepaada subjek. Adapun tujuan pengguanaan tes harus sesuai dengan konteksnya, salah satu adalah evaluasi yang dilakukan berdasarkan asumsi bahwamanusia mempunyai perbedaan alam hal kemampuan kepribadian dan prilaku, perbedaab itu dapat diukur dengan cara-cara tertentu. Dari kedua pendapat ahli diatas, maka peneliti berkesimpulan bahwa tes adalah alat untuk mengukur dengan serangkaian praktek yang dilakukan oleh peneliti untuk mengungkap perbedaan kemampuan aspek-aspek tertentu. Adapun fenomena yang akan dibuat dalam tes adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam melafadzkan adzan dan iqomah dengan mengguanakan metode reading aloud. 2. Observasi Menurut Joko Subagyo (2004:63) observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejalagejala psikis untuk kemudian dilakuakn pencatatan. Pernyataan diatas senada dengan Drs. S.Margono (2000:158-159) yang menyatakan bahwa observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya pristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidik,disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu pristiwa yang akan diselidiki, misalnya pristiwa tersebut diamati lewat film, rangkaian slide atau rangkaian foto.20

Dalam penlitian ini, peneliti ikut ambil bagian dalam situasi yang diteliti dan sebagai orang yang terlibat secara aktif dalam pelaksanaan tindakan. Observasi langsung ini dilakukan dalam rangka melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam melafadzkan adzan dan iqomah dengan menggunakan strategi reading aload. 3. Teknik Pengukuran Data Menurut Hadari Nawawi (1995:95) tehnik pegumpulan data adalah cara mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek tertentu dibandingkan dengan norma tertentu pula sebagai satuan ukur yang relevan. Sehubungan dengan pendapat diatas, maka tehnik pengukuran data dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa kelas II dalam melafadzkan adzan dan iqomah dengan menggunakanstrat egi reding aload.Hasil tes dapat diketahui dengan adanya pemberian nilai oleh peneliti melalui tes perbuatan. Adapun aspek yang diukur adalah kemampuan siswa melafadzkan adzan dan iqomah dengan menggunalan strategi reading aload. Sehubungan dengan tehnik pengumpulan data, maka alat yang digunakan untuk pengumpulan data sebagai berikut : 1. Bentuk tes Untuk menentukan kemampuan melafadzkan adzan dan iqomah dengan mengguanakan strategi reading aload. Menurut Djemari Mardafi (2004:77-78), penyusunan tes hasilbelajar tes unjuk kerja (performans) mengacu kepada suatu standar yang ingin dicapai atau21

yang ditetapkan sebagai batas minimum yang harus bisa dilakukan siswa. Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti memilih tes unjuk kerja (performans) dengan melakuakn tes mengumandangkan adzan dan iqomah dengan menggunakan strategi reading aload dan siswa menunggu giliran masing-masing. 2. Blangko atau From Penilaian Merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang bersumber dari siswa kelas II SDN 22 Kubu kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya. Blanko atau From Penilaian tersebut telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti yang berkaitan dengan siswa dalam melafadzkan adzan dan iqomah melalui strategi reading aload. E. Tahnik Analisis Data Setelah data diperoleh dari lapangan mengenai hasil atau penilaian yang telah dilakukan peneliti tentang kemampuan siswa kelas II SDN 22 Kubu Kecamatan Kubu melafadzkan adzan dan iqomah melalui strategi reading aload. Maka data tersebut ditabulasikan dan diklasifikasikan menurut jenisnya, dianalisis dengan mengunakan kualitatif yaitu persentase. Semua data yang diperoleh dianalisis melalui beberapa proses yakni mereduksi data, penyajian data dan melakukan penerikan kesimpulan. Proses analisis data dilakukan sejak awal hingga akhir tindakan diberikan. Anaisis data dilakukan melalui kegiatan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu observasi (pengamatan), catatan kegiatan pembelajaran, dan Tes.

22

1. Pengumpulan Data Pengumpulan data ialah kegiatan dimana peneliti mencari data-data yang dibutuhkan untuk penelitian. Data-data yang diperoleh baik observasi maupun tes segera peneliti analisis. 2. Reduksi Data Miles dan Huberman dalam Sugiono (2007:91) mengemukakan bahwa mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-halyang penting, dicari pila dan temanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan dataselanjutnya dan mencari bila diperluikan. Dari data yang telah direduksi tersebut akan memberikan gambaran kepada peneliti tentang hasil peneliti. Selain itu selain melakukan reduksi data akan mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh jika diperlukan. 3. Penyajian Data Miles dan Huberman dalam Sugiono (2007:95) mengemukakan bahea dalam penyajian data yang paling sering digunakan adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang telah difahami tersebut. Dalam tahap penyajian data, peneliti memaparkan gambaran mengenai situasi, kondisi dan semua seluk beluk tentang hasil belajar mengajar dikelas, yaitu dengan membuat perencanaan, mengamati pelaksanaan tindakan dan mengamati setiap tindakan yang dilakukan. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman dari23

setiap kegiatan yang telah dilakukan dan kemudian adalah merencanakan merencanakan kegiatan selanjutnya agar menjadi lebih baik yaitu dengan melakukan kegiatan kedua dan kegiatan selanjutnya. 4. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan Dari hasil sajian data yang lengkap, maka dilakukan verifikasi dan penarikan kesimpulan. Menurut Miles dan Huberman alam sugiono (2007:99) kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Jika kesimpulan belum kredibel, maka dilakukan verifikasi, kegiatan verifikasi data ini dilakakukan melalui kegiatan trigulasi data dan member chack. Menurut Wiliam Wiersama dalam Sugiono (2007:125) trigulasi dalam pengujian erberbagai cara dan berbagai waktu. Sedangkan member chack adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti dari pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiono:129). Mengingat penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, maka tahap analisis data dilakukan secara partisifasi dan kolaborasi antara peeneliti dan guru PAI. Pada tahap selanjutnya, data diperoleh pada peneliti berbentuk data kuantitatif yang kemudian dijelaskan dengan cara kualitatif. Tehnik analisis data tersebut berbentuk statistik deskriptif.

24

Sedangkan untuk menentukan kategori sangat baik, baik, sedang atau rendah, dan sangat rendah setiap aspek dari indikator dengan standar penilaian untuk siswa dalam pembelajaran yang digunakan pada siswa SDN 22 Kubu Kecamatan Kubu sebagai berikut : Tabel 1 Bobot Penilaian No. 1 2 3 4 5 Nilai bobot Bobot 86-100 Bobot 71-85 Bobot 56-70 Bobot 41-55 Bobot 0-40 Kategori Sangat baik (A) Baik (B) Sedang (C) Rendanh (K) Sangat rendah (SK)

(sumber pedoman nilai siswa Kelas II pada SDN 22 Kubu)

25

Daftar Pustaka 1. Adjad Rokadjad dan Hermadi D. (1980). Pengantar Ke arah Pemakaman Perubahan Belajar. Jurusan PPB. IKIP Bandung. 2. A. Kosasih Djahri (1986). Teori dan Keterampilan Belajar Lab. IKIP Bandung. 3. Moh. Surya (1979). Psikologi pendidikan Bimbingan Publikasi Jurusan PPB FIF IKIP Bandung. 4. N.A Ametembun (1974) Management Kelas ( Penuntun bagi para Guru dan Calon Guru ). Bandung. 5. UU Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 6. Rahmad Hidayat, S.Ag.( 2006 ) PT. Sarana Panca karya Nusa.Bandung. 7. Drs.Maksum (2003 ) PT. Tiga Seramgkai Pustaka mandiri.Solo. 8. Ibnu Hajar, (1996)Dasar-DAsar Metodelogi Pendidikan Kuantitatif Untuk Pendidikan, Jakarta,PT>Raja Grafindo Persada 9. J.Supranto, (1993). Metode Ramalan Kuantitatif, Jakarta: Renika Putra. 10. Hadari Nawawi (1991), Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajahmada University Press

26

27