swot.docx

Upload: asri-agung-permana

Post on 05-Oct-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

A. LATAR BELAKANGSalah satu upaya pokok pembangunan kesehatan yaitu menjamin tersedianya upaya kesehatan, baik upaya kesehatan primer dan sekunder maupun upaya kesehatan tersier yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan pada upaya pencegahan (preventif), dan peningkatan kesehatan (promotif) bagi segenap warga negara Indonesia, tanpa mengabaikan upaya penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). (Depkes RI, 2009).Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan, yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Dalam surat keputusan Menkes RI No Tahun 1992 tentang pedoman organisasi rumah sakit umum menyebutkan bahwa tugas rumah sakit yaitu mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Charles, 2004).Peningkatan mutu pelayanan merupakan suatu indikator untuk keberhasilan rumah sakit, beberapa fungsi rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan diantaranya menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan nonmedik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pengembangan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta administratif umum keuangan Salah satu fungsi utama rumah sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan. Keberadaan perawat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit, dalam menjalankan tugasnya tersebut, seorang perawat dituntut untuk dapat melakukan asuhan keperawatan yang profesional sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku (Charles, 2004).Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan keperawatan yang dilaksakan di sarana pelayanan kesehatan itu sendiri. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional yang merupakan suatu pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Sebagaimana manajemen asuhan keperawatan (proses keperawatan), dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil (Nursalam, 2007).Salah satu lingkup keperawatan yang harus di miliki setiap Rumah Sakit adalah lingkup keperawatan bedah dimana Rumah Sakit dapat meberikan fasilitas rawat inap untuk perawatan komperhensif bedah. Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan kebutuhan pre, intra dan post operatif. Pelayanan yang ada di Rumah Sakit adalah pelayanan pengobatan baik yang bersifat bedah maupun non bedah (Tjandra, 2003).Perawat mempunyai peran dan fungsi yang komplek dan komprehensif dalam pelayanan yang ada di Rumah Sakit. Maka peran dan tingkah laku yang diharapkan dari seorang perawat antara lainsebagai pelaksana pelayanan perawatan, pendidik, pengelola dalam bidang pelayanan perawatan dan sebagai evaluator/peneliti.Tindakan pembedahan menjadi pengalaman menegangkan bagi sebagian pasien, hal ini dikarenakan kurang pengetahuan mengenai tindakan perawatan maupun tindakan medis yang akan dilakukan terhadapnya dan apa yang harus dilakukan sesudahnya, dalam hal ini peran perawat sebagai educator sangat diperlukan untuk bertanggung jawab dalam memberikan informasi seperti penkes dan atau penyuluhan terkait dengan berbagai fase yang akan dilewati oleh pasien baik selama berada dirumah sakit maupun ketika pasein hendak pulang kerumah (Carpenito, 1999). BLUD RS Sekarwangi Kabupaten Sukabumi merupakan rumah sakit pusat rujukan di Kabupaten Sukabumi yang melayani perawatan rawat jalan dan rawat inap, termasuk pelayanan rawat bagi pasien pre, intra, dan post operatif. Dimana, bangsal rawat inap bagi pasien di dipusatkan di ruang Ade Irma Suryani mencakup perawatan untuk kelas 1 dan 2 sedangkan Aisyah Bedah yang terdiri dari 4 ruangan mencakup perawatan kelas 3. Adapun kajian ini dilakukan di ruangan Aisyah bedah kamar 1. Ruang Aisyah Bedah sendiri memiliki kapasitas sebanyak 32 tempat tidur dan dibagi menjadi 4 ruangan yang masing-masing ruangan memiliki 8 bed. Tiap ruangan memiliki kamar mandi 2, 1 ruang nurse station, 1 depo farmasi dan 1 ruang pertemuan. Ruang Aisyah Bedah ini merupakan ruang perawatan pre dan post operatif kelas 3. Jumlah perawat diruang Aisyah berjumlah 16 orang yang terdiri dari Ketua Tim dan perawat asosiatif, serta terdapat 1 orang tenaga administrasi (Profil BLUD RS Sekarwangi, 2014).Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang komprehensif dan optimal mencakup 3 fungsi perawat yaitu fungsi independen, interdependen dan fungsi dependen yang merupakan fungsi perawat dalam mengaplikasikan proses keperawatan baik secara mandiri dan kolaboratif bersama tenaga kesehatan lain. (Sudarma, 2008). Kontribusi pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan, yang dilaksanakan di sarana kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan keperawatan yang dilaksakan di sarana pelayanan kesehatan itu sendiri. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi, dimana di dalam manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 2004). Sedangkan, manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Gillies, 1989).Perawat bukan hanya harus membekali dirinya dalam segi pengetahuan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan, tetapi perlu memiliki sikap terbuka dan komunikasi yang baik untuk membentuk hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Hubungan saling percaya tidak akan terbentuk begitu saja, sejak awal pasien masuk, perawat sebagai pengelola ruang perawatan yang selama 24 jam bersama pasien harus memulai hal tersebut. Salah satunya yaitu management ruangan dalam memodifikasi lingkungan, seperti memasang poster tentang pendidikan kesehatan, menata ruangan supaya rapih.Peran perawat dalam memberikan informasi kesehatan kepada pasien dan keluarga akan sangat bermanfaat apabila dilakukan dengan baik. Dari hasil pengkajian situasi terfokus di ruangan Aisyah Bedah BLUD RS Sekarwangi yang dilakukan pada tanggal 26 Februari - 1 Maret 2015, ruangan Aisyah Bedah belum optimal dalam menjalankan perannya dalam memberikan informasi kesehatan, dilihat dari media informasi kesehatan (leaflet) dan poster mengenai pendidikan kesehatan belum tersedia. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dirumuskanlah fenomena yang diangkat dalam manajemen keperawatan ruang Aisyah Bedah, yaitu belum optimalnya peran ruangan dalam melakukan modifikasi ruangan mengenai pemberian informasi kesehatan.

B. Tujuan1. Tujuan UmumTercapainya peran ruangan Aisyah Bedah BLUD RS Sekarwangi Kabupaten Sukabumi secara optimal dalam melakukan management ruangan mengenai modifikasi ruangan.2. Tujuan Khususa) Melanjutkan planning of action (POA) sesuai dengan masalah yang didapat.b) Melakukan implementasi manajemen sesuai dengan POA yang telah disusun.c) Melakukan evaluasi manajemen, penerapan peran ruangan Aisyah Bedah dalam management ruangan mengenai modifikasi ruangan.

B. Data Kajian Analisa SwotSetelah dilakukannya kajian situasi dengan menggunakan kajian analisa swot pada tanggal 26 Februari - 1 Maret 2015, didapatkan hasil kajian yang tercantum pada data di bawah ini :a. Strengths (kekuatan)1) Kepala Ruangan dengan pendidikan terakhir S,Kep., Ners.2) Ruangan terbentuk menjadi 2 bagian kegiatan keperawatan.3) Terdapat ruangan khusus pertemuan.

b. Weakness (kelemahan)1) Ruang Kepala Ruangan bersatu dengan ruangan khusus pertemuan.2) Belum terdapatnya porster tentang pendidikan kesehatan, misalkan pola nutrisi, resiko infeksi, perawatan luka.3) Belum adanya nama disetiap kamar4) Belum adanya petunjuk menuju ruangan5) Belum terealisasinya poster peringatan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar serta penataan alas kaki diluar ruangan yang masih berantakan.6) Belum terdapatnya sumber informasi berupa leaflet-leaflet tentang kesehatan disetiap ruangan.7) Terbatasnya SDM di ruangan asyah bedah membuat kegiatan keperawatan belum dapat dilakukan dengan optimal8) Nurse Station digunakan oleh 2 ruangan9) Belum optimalnya kegiatan pendidikan kesehatan ketika dirawat dan saat akan pulang.

c. Opportunities (peluang)1) Perawat diruangan bisa memanfaatkan jasa homecare diluar kerjaan mereka sebagai karyawan rumah sakit dalam pemulihan pasien dengan penyakit ganggren.2) Waktu kerja diruangan dapat kondisif bila jadwal diruang operasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

d. Threats (ancaman)1) Terpaparnya resiko tinggi infeksi nosokomial bagi pasien maupun perawat.2) SDM yang tidak sesuai dengan kebutuhan diruangan akan membuat perawat beban kerja perawat diruangan bertambah.3) Tuntutan pelayanan kesehatan masyarakat makin dinamis dan variatif yang tidak diimbangi oleh peningkatan kinerja yang baik serta mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit akan berdampak pada pelayanan kurang maksimalnya kinerja.4)

b) Tabel Analisa Swot Program Promosi Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota SukabumiIndikatorDataScore(1 4)

S(strength)Kekuatan1. Kepala Ruangan dengan pendidikan terakhir S,Kep., Ners.2. Ruangan terbentuk menjadi 2 bagian zona keperawatan.3. Terdapat ruangan khusus pertemuan.

Nilai = : 4

W(weakness)Kelemahan1. Ruang Kepala Ruangan bersatu dengan ruangan khusus pertemuan.2. Belum terdapatnya porster tentang pendidikan kesehatan, misalkan pola nutrisi, resiko infeksi, perawatan luka.3. Belum adanya nama disetiap kamar4. Belum adanya petunjuk menuju ruangan5. Terbatasnya SDM di ruangan asyah bedah membuat kegiatan keperawatan belum dapat dilakukan dengan optimal6. Nurse Station digunakan oleh 2 ruangan7. Belum optimalnya kegiatan pendidikan kesehatan ketika dirawat dan saat akan pulang.

Nilai = : 4

O(opportunities)Peluang1.

Nilai = : 4

T(threats)Ancaman1. Terpaparnya resiko tinggi infeksi nosokomial bagi pasien maupun perawat.

Nilai = : 4

Faktor internal

Faktor eksternal S (strengths)Kekuatan

1. Kepala Ruangan dengan pendidikan terakhir S,Kep., Ners.2. Ruangan terbentuk menjadi 2 bagian zona keperawatan.3. Terdapat ruangan khusus pertemuan.W (weakness)Kelemahan

1. Ruang Kepala Ruangan bersatu dengan ruangan khusus pertemuan.2. Belum terdapatnya porster tentang pendidikan kesehatan, misalkan pola nutrisi, resiko infeksi, perawatan luka.3. Belum adanya nama disetiap kamar4. Belum adanya petunjuk menuju ruangan5. Terbatasnya SDM di ruangan asyah bedah membuat kegiatan keperawatan belum dapat dilakukan dengan optimal6. Nurse Station digunakan oleh 2 ruangan7. Belum optimalnya kegiatan pendidikan kesehatan ketika dirawat dan saat akan pulang

O (opportunities)Peluang

1. ......................SO Strategi

1. WO Strategi

1.

T (threats)Ancaman

1. Terpaparnya resiko tinggi infeksi nosokomial bagi pasien maupun perawat.ST Strategi

1. WT Strategi

1.