surat keputusan ketua sekolah tinggi agama islam...

251
Page | 1 SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON Nomor: 0027 / BI.A-1 / 2014 Tentang PENETAPAN PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MAHASIWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan efektifitas dan efisiensi pada pelaksanaan kegiatan akademik dilingkungan Sekolah Tinggi Agama (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa pada STAI Bunga Bangsa Cirebon b. Bahwa penyusunan pedoman Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, perlu ditetapkan dengan Keputusan Ketua STAI Bunga Bangsa Cirebon Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1998, tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi 3. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 1987 tentang PTAIS 4. Keputusan Menteri Agama Nomer 53 tahun 1997, tentang penyelenggaraan Program Diloma I Pendidikan Agama Islam 5. Keputusan Menteri Agama Nomer 496 tahun 1996 tentang pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta 6. Surat Keputusan Dirjen Bimbaga Islam Depag RI Nomor: Dj.II/43/03 tanggal 4 April 2003 tentang pemberian status Terdaftar Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon 7. SK Ketua STAI Bunga Bangsa Cirebon tentang Pedoman Pelaksanaan Akademik STAI Bunga Bangsa Cirebon Memperhatikan : Rapat Pimpinan STAI Bunga Bangsa Cirebon

Upload: others

Post on 07-Sep-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 1

SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

Nomor: 0027 / BI.A-1 / 2014

Tentang PENETAPAN PEDOMAN

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MAHASIWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka peningkatan efektifitas dan efisiensi pada pelaksanaan kegiatan akademik dilingkungan Sekolah Tinggi Agama (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa pada STAI Bunga Bangsa Cirebon

b. Bahwa penyusunan pedoman Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, perlu ditetapkan dengan Keputusan Ketua STAI Bunga Bangsa Cirebon

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1998, tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999, tentang Pendidikan Tinggi

3. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 tahun 1987 tentang PTAIS

4. Keputusan Menteri Agama Nomer 53 tahun 1997, tentang penyelenggaraan Program Diloma I Pendidikan Agama Islam

5. Keputusan Menteri Agama Nomer 496 tahun 1996 tentang pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta

6. Surat Keputusan Dirjen Bimbaga Islam Depag RI Nomor: Dj.II/43/03 tanggal 4 April 2003 tentang pemberian status Terdaftar Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon

7. SK Ketua STAI Bunga Bangsa Cirebon tentang Pedoman Pelaksanaan Akademik STAI Bunga Bangsa Cirebon

Memperhatikan : Rapat Pimpinan STAI Bunga Bangsa Cirebon

Page 2: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 2

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

Pertama : Memberlakukan pedoman Pembinaan dan Pengembangan

Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon, sebagaimana terlampir dan merupakan satu kesatuan dari penetapan ini.

Kedua : Semua pelaksanaan kegiatan pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon mengacu kepada Pedoman pelaksanaan Kegiatan akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon

Ketiga : Unit/Sub. Unit yang terkait dalam pelaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon agar melaksanakannya tugas fungsi pada unit dan sub unit kerja dilingkungan kantor satuan kerja masing-masing

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dengan ketentuan bahwa segala sesuatu akan diubah dan ditinjau kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Cirebon Pada Tanggal : 9 Januari 2014

Ketua, Ttd. H. Oman Fathurohman, MA Tembusan disampaikan Kepada Yth: 1. Ketua Yayasan Pendidikan Bunga Bangsa Cirebon 2. Arsip

Page 3: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Pendidikan merupakan investasi kemanusiaan human investment yang menjadikan tumpuan harapan bagi masa depan suatu bangsa, oleh karena itu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Kerja sama yang baik dan saling menguntungkan di antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kualitas pendidikan yang baik sesuai dengan kebutuhan.

Maju mundurnya suatu pendidikan di suatu negara akan sangat tergantung kepada kepedulian pemerintah dan masyarakatnya terhadap pendidikan. untuk itu perlu kesadaran dari seluruh jajaran pemerintah maupun masyarakat untuk bersama-sama memajukan pendidikan.

Keberhasilan pendidikan dapat diukur dengan tinggi rendahnya kualitas mahasiswa dan lulusannya, dikarenakan mahasiswa sebagai sumber unsur lapisan intelektual dalam generasi muda memegang peranan penting sebagai penerus perjuangan generasi sebelumnya, hal ini dikarenakan antara lain harapan yang dicurahkan oleh masyarakat, kelompok ini jauh lebih besar dari kelompok lainnya dari perhatian dana dan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah untuk membina dan mengembangkan pribadinya, sedangkan jumlahnya relatif kecil. Maka hendaknya mahasiswa menjadi lapisan intelektual yang penuh cita-cita luhur, gemar belajar, mengabdi dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan dan keindahan. Hal tersebut sesuai dengan misi perguruan Tinggi yaitu dengan Tri Dharmanya yang mencakup; Pendidikan, Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat. Sehingga wajar kalau citra perataan kesempatan pendidikan formal, informal maupun non formal, hendaknya juga menjadi beban dan sasaran pengabdian mahasiswa sebagai motivator dan dinamisator rekan sebangsanya yang kurang beruntung.

Kehidupan bangsa yang sosialistis religius memerlukansentuhan-sentuhan tangan terdidik dalam bidang agama dan pembangunan. Kenyataan banyak membuktikan bahwa pendekatan keagamaan lebih cepat menark perhatian dan minat masyarakat pada umumnya terutama masyarakat yang kurang terdidik, rasa kebersamaan manusiawi lebih cepat terpadu antara pemberi informasi dan penyerap informasi, sehingga komunikasi dua arah dalam transfer pengetahuan yang menjadi lebih comunicative. Dalam situasi ini peranan mahasiswa yang mempunyai bekal pengetahuan agama dan

Page 4: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 4

kemasyarakatan sangat relevan sekali, sehingga perkembangan culture melalui pendekatan agamis lebih mudah terjembatani.

Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan/ pengembangan pendidikan tinggi di atas ditujukan pada peningkatan daya guna dan hasil guna dengan memberdayakan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki. Sehingga kebijakan-kebijakan di atas memiliki peran yang sangat strategis dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan tinggi, dikarenakan partisipasi pengelolaan/ pengembangan manajemen pendidikan tinggi terkait pula dengan pengembangan quality assurance pada setiap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Penyelenggaraan pendidikan bermutu merupakan bagian dari public acountability. Oleh karena itu pengembangan, pembinaan, manajemen pendidikan tinggi perlu ditingkatkan.

Pemikiran akademik demikian secara substantive melekat pada kebijakan penyelenggaraan pendidikan tinggi di lingkungan Departemen Agama termasuk Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Pengembangan, manajemen pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, pada dasarnya masih belum dapat memenuhi tuntutan kebutuhan yang diharapkan tidak terkecuali pada manajemen pembinaan dan pengembangan mahasiswa.

Prinsip-prinsip tersebut di atas, menjadi permulaan baik bagi integritas Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang tercermin dalam kejujuran, keterbukaan, dan kepedulian terhadap kepentingan publik penggunanya, baik ketika merumuskan dan mengembangkan visi, missi, tujuan dan sasaran, serta pada pelaksanaan program kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Hal tersebut berimplikasi pada tugas fungsi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang dalam melaksanakan pengawasan, pengendalian, pembinaan dan pemberdayaan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta. Sebagai perwujudan dari tanggung jawab dan kepedulian terhadap kepentingan publik penggunanya, maka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon menyusun Panduan Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

B. Landasan Penyusunan Panduan

Dalam kaitan dengan upaya pengembangan manajemen PTAIS di lingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten, berpijak pada

Page 5: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 5

lndasan kebijakan-kebijakan yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut: 1. UUD 1945 dan perubahannya; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60/ 1999, tentang Pendidikan Tinggi; 4. Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan RI Nomor

0457/0/1990. tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi;

5. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 146 Tahun 1991, tentang organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi Agama Islam.

6. Instruksi Menteri Agama RI Nomor 4 Tahun 1991, tentang Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi Agama Islam;

7. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 394 Tahun 2003, tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam

8. Keputusan Menetri Agama RI Nomor 486 Tahun 2003 tentang statuta IAIN Sunan Gunung Djati Bandung

9. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 155 Tahun 2004, tentang Koordinatorat Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta;

10. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 156 Tahun 2004, tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian dan Pembinaan Diploma, Sarjana, dan Pasca Sarjana Perguruan Tinggi Agama Islam;

11. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 33 Tahun 2004, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum PTAI;

12. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 Tahun 2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam;

13. Keputusan Menteri Negara Koperasi an Usaha Kecil Menengah RI, Nomor 104.1/Kep/M.KUKM/X2002. tentang petunjuk pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

14. Keputusan Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Nomor Dj.II/1 14/2005, tentang penetapan Standar Minimal Kompetensi Utama Lulusan Program Strata Satu Perguruan Tinggi Agama Islam.

15. Surat Keputusan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon Nomor ..... tentang pedoman pelaksanaan akademik di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Page 6: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 6

C. TUJUAN DAN SARAN 1. Tujuan

Sesuai dengan maksud disusunnaya panduan pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka tujuan yang dicapai: a. Meniapkan panduan bagi para pemegang kebijakan

pengembangan perguruan tinggi pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dalam rangka mengembangkan tri dharma perguruaan tinggi di lingkungannya agar sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

b. Memberikan rambu-rambu bagi para praktisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, di dalam memberikan pelayanan yang bersifat minimal bagi dan kepada masyarakat/mahasiswa dalam rangka pembinaan pengembangan mahasiswa.

c. Memberikan gambaran tentang indikator kinerja yang harus dibangun dalam rangka pembinaan pengembangan mahasiswa.Secara minimal kepada mahasiswa.

2. Sasaran

Yang menjadi sasaran Panduan Pengembangan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, ini adalah: a. Tersedianya prasarana dan sarana pendidikan bersifat minimal

dalam penyelenggaraan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, bagi masyarakat secara baik.

b. Terciptanya kondisi pelayananpendidikan minimal yang seragam pada seluruh jenjang dan program pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

c. Mencipakan situasi dan kondisi yang conducivedan harmonis bagi para pengelola Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, pada semua jenjang dan program pendidikan tinggi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

D. Ruang Lingkup

Dalam panduan pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan ini tidak dimuat secara detail hal-hal yang bersifat filosofis atau teoriti,akan tetapi langsung pada hal-hal yang bersifat teknis dan praktis.Hal ini dimaksudkan agar para pengelola dan

Page 7: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 7

mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dapat dengan mudah penyerap, memahami dfa melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang telah ditentukan.

Oleh sebab itu poin-poin penting yang merupakan ruang lingkup dari panduan ini antara lain terdiri atas: Bab I Bagian inimerupakan Pendahuluan. Bab II Membahas prinsip-prinsip Pembinaan dan Pengembangan

Mahasiswa. Bab III Membahas Pola Pembinaan dan Pengembangan

Mahasiswa. Bab IV Membahas Sistem Pelayanan Administrasi Kemahasiswaan. Bab V Membahas Model Pengembangan Organisasi

Kemahasiswaan. Bab VI Membhas Model Kegiatan Pengembangan dan Pembinaan

Mahasiswa. Bab VII Merupakan Penutup.

Disamping 7 poin di atas, sebagai bahan pengetahuan dalam panduan ini juga dimuat beberapa pengertian yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan tingg dan pengertian-pengertian lain yang dianggap penting untuk diketahui.

Ruang lingkup di atas diharapkan tidak terlalu bersifat teoritis, akan tetapi dapat dijadikan acuan dalam pemahaman isi panduan ini.

Page 8: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 8

BAB II KERANGKA DASAR

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA PTAIS

A. Rasionalisasi Seirama dengan pesatnya dinamika pembangunan dalam

menghadapi tantangan era globalisasi dan masa depan bangsa pada umumnya, maka faktor sumber daya manusia sangat menentukan dalam merintis segala perubahan dan pembaharuan masyarakat.

Generasi muda dilihat dari fungsi dan kedudukan meliputi tiga kelompok; (1) Pelajar yaitu pemuda yang menuntut pendidikan dan pengajaran di bangku sekolah secara formal (SD, SLTP, SMU), (2) Mahasiswa yaitu pemuda yang masih menuntut ilmu di Perguruan tinggi dan (3) Pemuda yaitu generasi muda yang tidak termasuk kelompok pelajar maupun mahasiswa.

Mahasiswa sebagai sumber unsur lapisan intelektual dalam generasi muda memegang peranan penting sebagai penerus perjuangan generasi sebelumnya, hal ini dikarenakan antara lain harapan yang dicurahkan oleh masyarakat, kelompok ini jauh lebih besar dari kelompok lainnya dari perhatian dana dan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah untuk membina dan mengembangkan pribadinya, sedangkan jumlahnya relatif kecil. Maka hendaknya mahasiswa menjadi lapisan intelektual yang penuh cita-cita luhur, gemar belajar, mengabdi dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan dan keindahan. Hal tersebut sesuai dengan missi Perguruan Tinggi yaitu Tri Dharmanya yang mencakup Pendidikan, Pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga wajar kalau citra perataan kesempatan pendidikan formal, informal, maupun non formal, hendaknya juga menjadi beban dan sasaran pengabdian mahasiswa sebagai motivator dan dinamisator rekan sebangsanya yangkurang beruntung.

Kehidupan bangsa yang sosialistis religius memerlukan sentuhan-sentuhan tangan terdidik dalam bidang agama dan pembangunan. Kenyataan banyak membuktikan bahwa pendekatan keagamaan lebih cepat menarik perhatian dan minat masyarakat pada umunya terutama masyarakat yang kurang terdidik, rasa kebersamaan manusiawi lebih cepat terpadu antar pemberi informasi dan penyerap informasi, sehingga komunikasi dua arah dalam transfer pengetahuan menjadi lebih komunikativ. Dalam situasi ini peranan mahasiswa yang mempunyai bekal pengetahuan agama dan

Page 9: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 9

kemasyarakatan sangat relevan sekali, sehingga perkembangan kultur melalui pendekatan agamis lebih mudah terjembatani.

Dengan demikian terlihat bahwa mahasiswa merupakan potensi vital dan strategis di dalam masyarakat, karena itu pembinaan dan pengembangan mahasiswa merupakan tugas nasional dan posisi pembinaannya merupakan bagian integral generasi muda Indonesia pada umunya.namun perlu diingat bahwa pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, harus diarahkan pada pembentukan mahasiswa Islam yang mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Keyakinan terhadap agama dan ketaqwaan kepada Allah SWT; 2. Kesediaan dan keterbukaan terhadap pembaharuan dan

perubahan; 3. Berorientasi terhadap masa depan; 4. Selalu berencana dalam setiap tindakan; 5. Menghargai efisiensi; 6. Penekanan pada harga diri dan menghargai orang lain; 7. Kesadaran terhadap demokrasi dan keadilan; 8. Tawakkal setelah adanya ikhtiar dan penuh perhitungan dalam

menghadapi kenyataan. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

selaku pembina dalam penunjang pembinaan dan pengembangan kegiatan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, memfokuskan pengabdian profesinya dalam bidang manajemen pengembangan sumber daya manusia, tidak dapat melepaskan diri dari tujuan-tujuan dan hakikat pembangunan nasional. Dengan anggapan bahwa pembangunan memerlukan kerja keras dan pengabdian dari segenap lapisan, karena itu usaha pembangunan menjadi tanggung jawab bersama dan memerlukan kerja sama dari semua pihak termasuk kegiatan pembinaan dan pengembangan Mahasiswa yang menjadi bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan tujuan bahwa mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon harus mampu untuk menempatkan posisinya sebagai penggerak dari tujuan kegiatan pembangunan masyarakat pada umumnya.

Atas dasar pemikiran di atas, maka disusunlah panduan pembinaan dan pengembangan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dengan tidak bermaksud mengurangi semangat otonomi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Page 10: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 10

B. Pengertian Pembinaan dan Pengembangan

Pembinaan dan pengembangan adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur, terarah serta bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian yangmeliputi pengembangan daya fikir, pembangunan kekuatan penalaran atau akal, penggugah rasa, daya cipta yangluas, yang memberikan kemampuan penerangan akal manusia ke cakrawala yanglebih luas, kemampuan hasta karya (keterampilan) warganya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Tindakan pembinaan dan pengembangan tersebut dapat berupa bimbingan, pemberian informasi, simulasi, persuasi, pengawasan dan hakekatnya adalah menciptakan suasana yang membantu mengembangkan bakat-bakat positif, dan sebaliknya membantu memberikan kemampuan untuk mengendalikan naluri-naluri yang rendah. Pada dasarnya pengertian tentang pembinaan dan pengembangan mahasiswa sebagai lembaga dan mahasiswa sebagai warganya tidaklah lepas dari perkembangan sub sistem pendidikan sebagai wahana pembinaan dari lembaga pendidikan secara keseluruhan.

C. Arah Kebijakan Pembinaan Pengembangan Mahasiswa

Kegiatan pembinaan pengembangan mahasiswa merupakan usaha pembangunan di bidang pendidikan yang didasarkan atas falsafah Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana terkandung dalam arah kebijakan GBHN 1999 dan PROPENAS 2000-2004, bahwa pmbangunan di bidang pendidikan, salah satunya diarahkan untuk “Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu menyeluruh melalui berbagai upaya proaktiv dan reaktiv oleh seluruh komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan posisinya”.

Pembinaan dan pengembangan mahasiswa dimaksudkan untuk memberikan bantuan, layanan dan dukungan bagi kelancaran mahasiswa dalam melaksanakan kewajibannya sebagai warga civitas akademika dengan Tri Dharma Perguruan Tingginya, dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, disamping itu juga diperuntukkan menjadi pusat memperkembangkan dan memperdalam ilmu pengetahuan agama dan kebudayaan serta kemasyarakatan agar dicapainya tujuan sebagai berikut: 1. Terbentuknya mahasiswa berkarakteristik aktiv, kreatif, inovativ,

dinamis dan produktiv serta berwawasan Islami; 2. Memfungsikan lembaga/ organisasi kemahasiswaan sebagai

wahana/ ajang pengembangan bakat dan minat yangsesuai dengan

Page 11: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 11

kaidah tri dharma PT-nya, untuk dijadikan sebagai pusat pengembangan pendidikan dan kebudayaan yang bernuansa Islami;

3. Menciptakan kondisi/ lingkungan kampus yang harmonis, serta Islamis.

Kegiatan pembinaan dan pengembangan mahasiswa merupakan bagian penting dan tidak terpisah dari sistem pendidikan nasional, posisinya sebagai salah satu dari pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mengandung nilai-nilai pembinaan sosial yang berdimensi agamis.

Sadar akan fungsi dan peranan pembinaan dan pengembangan mahasiswa maka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, merasa terpanggil dan menganggap perlu untuk memformulasikan kebijakan sasaran program pembinaan dan pengembangannya Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, diakrenakan segala potensi sumber daya yang dimilikinya dikondisikan sebagai wahana belajar dan mengabdi bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Sasaran program pembinaan dan pengembangan mahasiswa dimaksud akan menjadi bermakna, apabila seluruh civitas kampus dapat memahami dan mengamalkannya, karena di dalamnya terkandung norma-norma/ kaidah-kaidah yangbernuansa Islami, sehingga kegiatannya dapat dijadikan penunjang pengembangan pendidikan dan kebudayaan dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan demikian perlu dijunjung tinggi, difahami, dipelihara dan dijaga kautuhannya serta dapat dilaksanakan dalam perwujudan tindakan nyata sehari-hari oleh unsur pengelola, pelaksana dan mahasiswanya.

Dalam upaya mewujudkan cita-cita di atas, maka pembinaan pengembangan kegiatan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, kegiatannya diarahkan kepada upaya untuk: 1. Mengembangkan minat dan bakat mahasiswa dalam

melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tingginya; 2. Membina dan menumbuhkan apresiasi keilmuan dan kebudayaan

yang berdimensi agamis yng Islamis, bagi mahasiswa; 3. Menciptakan/ menumbuhkembangkan mahasiswa, sebagai

manusia pembangunan bangsa untuk: a) Memiliki/ menguasai IPTEK dan IMTAK b) Menguasai wahana/ ajang berbakti/ mengabdi c) Mengenal situasi dan kondisi masyarakat d) Ikut berperan aktif/ berpartisipasi dalam membina serta

mengembangkan program pembinaannya

Page 12: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 12

e) Ikut berpartisipasi dalam segala kegiatan sosial keagamaan pada masyarakat dan lingkungannya, guna kepentingan agama, nusa dan bangsa. Berdasarkan landasan dasar dan tujuan serta sasaran kegiatan

tersebut, maka pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon secara integral dalam suatukesatuan sistem pendidikan yang dilakukan di dalam kegiatan pembinaannya mengandung beberapa sasaran untuk menjadikan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon: 1. Berjiwa Pancasila. Mahasiswa sebagai warga negara Kesatuan

Republik Indonesia perlu dibina dan dikembangkan agar berjiwa pancasila ialah bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa danbersedia mempertahankan serta memelihara persatuan bangsa. Perasaan kemanusiaan harus dikembangkan agar kepekaan sosialnya menjadi tangguh dalam menghadapi tantangan-tantangan, persaingan-persaingan, pengaruh negatif dan menjauhkan sifat individualisme serta dapat tetap mempertahankan semangat kegotong-royongan.

2. Bersikap Ilmiah. Mahasiswa dikembangkan dan dibina dalam

kegiatan menuntut ilmu pengetahuan dalam rangka membentuk insan kamil/ cendekiawan atau sebagai manusia yang dapat membuat analisa yang tajam, cakap membuat sintesa dengan ciri-ciri ilmiah, cermat, jujur, tekun, disiplin dan objektif.

3. Sikap keahlian/ Profesionalisme. Mahasiswa dikembangkan dan

dibina dalam kegiatan latihan kemahiran sesuai dengan minat dan bakat serta relevan dengan jurusan dan kemampuan mereka untuk persiapan professi mereka kelak sebagai sumber tenaga pemikir (intelektual work) bagi pembangunan bangsa dan negara.

4. Kepemimpinan. Mahasiswa dibina dalam kegiatan-kegiatan berorganisasi danberkomunikasi sebagailatihan kerja sama kepemimpinan dan tanggung jawab dalam rangka pengkaderan generasi muda terpelajar yang diharapkan sebagai sumber-sumber calon pemimpin generasi penerus, cita-cita dan perjuangan bangsa yang akan memikul tanggung jawab masa depan bangsa dan negaranya.

5. Dedikasi dan kepeloporan dalam pembangunan. Mahasiswa

dibina dalam kegiatan-kegiatan nyata untuk mengamalkan dan mengabdikan ilmu pengetahuan serta keterampilan mereka bagi pembangunan negara dan bangsa.

6. Ketahanan Nasional. Mahasiswa dikembangkan kepribadiannya dengan menanamkan pengertian yang lebih merangsang jiwa

Page 13: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 13

mudanya tentang sejarah nasional/ kepahlawanan, agar menjadi potensi bangsa yang dinamis, kreatif dan patriotik.

D. Kerangka Dasar Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa

Kebijakan pembinaan mahasiswa perlu adanya prinsip-prinsip yang mendasar untuk melangkah kepada pelaksanaan sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan terarah kepada sasaran yang diharapkan di atas.

Prinsip-prinsip kebijakan tersebut terakumulasi dalam 8 P, adalah sebagai berikut: 1. Pembinaan dan Pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Selalu serasi dan selaras dengan keperluan pembangunan yang sedang berjalan dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam dan Pancasila;

2. Pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, memerlukan konsep yang bersifat fleksibel, dalam merumuskan dan merupakan suatu perpaduan antara visi dan misi dan dijiwai oleh agama dan Pancasila;

3. Pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, merupakan sebagian unsur terpenting dalam pembinaan generasi muda, adalah tugas dan kepentingan nasional karena itu tidak dapat dipisahkan dari usaha-usaha pembangunan baik yang bersifat regional mampu bersifat nasional dan dilakukan dengan cara pendekatan dalam rangka ketahanan nasional;

4. Pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, adalah salah satu usaha pembangunan manusia seutuhnya, maka aspek yang penting adalah pembangunan mental generasi muda/ mahasiswa, sehingga diharapkan untuk emnghasilkan sikap mental dalam nation and character building, disamping pembangunan di bidang lainnya, (ilmu pengetahuan dan tekhnologi, penelitian dan pengembangan rasa, cipta, dan karsanya);

5. Pembinaan dan Pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, selalu berorientasi pada peningkatan untuk mendukung lancarnya proses kegiatan belajar;

6. Pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, memerlukan perencanaan yang integral dan komprehensif tentang tata kerjanya, program kegiatan, dana fasilitas, kelembagaan, ketenagaan, metode yang digunakan sehingga diharapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal baik kualitas maupun kuantitas;

Page 14: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 14

7. Para pemimpin dan dosen/ pembinanya, bertindak sebagai pendidik harus bersifat Tut Wuri Handayani dengan tajam terutama untuk mendorong untuk berinisiatif, kreatif dan bergairah, sehingga dapat mendorong untuk lebih berprestasi dalam menempuh pendidikannya.

8. Pembinaan dan penegmbangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, diarahkan pada keserasian karakter dan lingkungannya.

Kerangka dasar pembinaan dan pengembangan tersebut di atas, dipertimbangkan untuk selaras dan serasi dengan kondisi situasi lingkungan mahasiswa, tetap berpegang dan selalu mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta sinergi dengan arah dan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi, dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Page 15: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 15

PEMBINAAN KEGIATAN

- WARGA ASRAMA

- PENDIDIKAN/ TK

KERANGKA DASAR PENGEMBANGAN

MAHASISWA

MASYARAKAT

EKSEKUTUF, NORMATIF

NON FORMAL PIMPINAN (LEADERSHIP)

VISSI/ MISSI PERENCANAAN STRATEGIS OPERASIONAL

MANAJEME

N KUALITAS

PERATURAN

ADMINISTR

ATIF

AKADEMIK

POLA PEMBINAAN/

KURIKULUM

DOKTRIN KODE ETIK/

TATAKRAMA

ORGANISASI

NORMATIF

STRUKTUR

SATUAN UNIT

PELAKSANAA

N KEGIATAN/

UPT

KOMUNIKASI

KARIR

KEKELUARGAAN

MOTIVASI

SUASANA

KONDUSIF

AKADEMIS,

ISLAMIS

PENDIDIKAN

LITBANG

PENGABDIAN

KEPADA

MASYARAKAT

PROGRAM

SUMBER DAYA 1. SDM

- PENGURUS YAYASAN - PEMBINA - PELAKSANA - PENGURUS ASRAMA - WARGA ASRAMA

2. FASILITAS - SARANA PRASARANA YAYASAN

- SARANA PRASARANA ASRAMA - SARANA PRASARANA PENDIDIKAN

INSTITUSI; YAYASAN/ PTS/ LPM

KOMUNIKASI

KARIR

KEKELUARGAAN

MOTIVASI

SUASANA KONDUSIF

AKADEMIS, ISLAMIS

KOMUNIKASI

KARIR

KEKELUARGAAN

MOTIVASI

SUASANA KONDUSIF

AKADEMIS, ISLAMIS Masukan Proses Proses

Keluaran

ORANG TUA

PESERTA

DIDIK/ WARGA

ASRAMA

SDM PARIPURNA

INSAN KAMIL

Masyarakat

Program Masukan Institusi

Page 16: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 16

BAB III POLA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

MAHASISWA PTAIS

A. Gambaran Umum Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon,

sebagai lembaga pemerintah berfungsi untuk membantu Direktorat Jenderal Pendidikan Agama/ Kelembagaan Agama Islam dalam pengawasan, pengendalian, pembinaan dan pemberdayaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang didalamnya termasuk menyediakan sarana pendidikan untuk memperluas kesempatan belajar bagi masyarakat dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang pancasilais, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani serta sosial, cerdas dan terampil, sehingga mampu membangun diri, keluarga dan bangsanya dengan harmonis. Meningkatkan partisipasi terhadap program pendidikan dan pelayanan sosial. Ikut berpartisipasi dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat untuk mencapai keadilan sosial, menuju masyarakat adil dan makmur.

Sejalan dengan itu, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, bertugas untuk merealisasikan programnya merasa perlu membantu meletakan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Dengan demikian, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, memiliki tanggung jawab moral untuk senantiasa menumbuhkembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni kepada masyarakat/ mahasiswa melalui pembinaan pendidikan kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, harus dilaksanakan secara institusional dan profesional.

Untuk mencapai kondisi ideal tersebut, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, berupaya menjabarkan kebijaksanaan pengembangannya dengan berpedoman pada tujuan pendidikan nasional, nilai ajaran Islam, budaya bangsa, kaidah, moral dan etika ilmu pengetahuan, kepentingan masyarakat, yang semuanya terakumulasi dalam visi dan misi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

B. Visi dan Misi

1) Visi Mewujudkan lembaga kemahasiswaan terpadu yang mampu menjawab tantangan perkembangan jaman dan membawa ke arah

Page 17: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 17

perubahan kondisi yang lebih baik, dengan menempatkan ilmu sebagai bgian yang lebih baik, dengan menempatkan ilmu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari arti kehidupan dan atau memanusiakan manusia

2) Misi

Menumbuhkan dinamisme intelektual dan praktikal bagi peserta didik/ mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dalam memerankan pengabdiannya kepada masyarakat.

Menunjang terwujudnya masyarakat sebagai khairul ummah yang memerankan fungsi khalifah dalam rangka memakmurkanbumi ini yang memiliki imtak dan menguasai Iptek.

Visi dan misi tersebut terakumulasi pada bentuk program kegiatan pembinaan mahasiswa, disamping itu juga visi dan misi merupakan pengejawantahan dari tri dharma Perguruan Tinggi “Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian” dengan harapan bahwa belajar, meneliti, dan mengabdi merupakan tugas yang mulia yang harus diemban oleh semua mahasiswa.

C. Program Pembinaan dan Pengembangan

Program pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, secara operasional, dilakukan dengan upaya optimalisasi sumber daya manusia melalui kiprah unit/ sub unit di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, berdasarkan pada enam kinerja pengembangan mahasiswa yang meliputi: Kelembagaan/organisasi kemahasiswaan, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian, Manajemen dan Sarana.

Upaya meningkatkan akselerasi pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, mempunyai segmen potensial untuk dikembangkan melalui crash program dengan mengacu pada rencana Induk Pengembangan (RIP) dan Statuta Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dalam jangka panjang.

Dalam konteks inilah, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, merumuskan kerangka dasar pengembangan pembinaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Implementasi pengembangan dilakukan secara bertahap dan terpadu serta disesuaikan dengan potensi sumber daya yang tersedia. Hal ini dilakukan sebagai upaya optimal dalam memanfaatkan sumber daya guna menumbuh kembangkan

Page 18: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 18

masyarakat ilmiah dan menciptakan suasana yang kondusif serta menunjang bagi tercapainya misi pengembangan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Salah satu tugas fungsi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dikondisikan untuk mengembangkan pendidikan dan sekaligus dikondisikan pula untuk mewujudkan lingkungan pendidikan dan kebudayaan (adanya mahasiswa, metode pembinaan, sarana pembinaan, dan tata krama) dengan demikian berfungsi sebagai pusat pengembangan kebudayaan yang meliputi: 1. Pengembangan logika:

Rajin belajar

Gemar membaca

Suka meneliti 2. Pengembangan Etika:

Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Bermoral Pancasila

Bersikap dan bertingkah laku yang baik (sopan santun) 3. Pengembangan Estetika:

Menghargai kesenian

Menikmati kesenian

Menciptakan kesenian 4. Pengembangan Praktika:

Menghargai pekerjaan tangan

Terampil dan cekatan

Penerapan tekhnologi D. Analisis

Analisis pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, berpijak dan merupakan pemecahan dari permasalahan dengan memperhatikan analisis dari faktor-faktor baik positif maupun negatif secara internal dan eksternal (kekuatan, peluang dan ancaman) 1. Kekuatan

a. Kesadaran dan kemauan para pembina/ pengasuh untuk mngembangkan diri yang didasari rasa religius yang tinggi untuk memberikan bimbingan dan motivasi

b. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, adalah mahasiswa yang pada umumnya datang atas dasar harapan dan dukungan orang tuanya/ keluarganya, agar mereka kelak dapat menjadi sarjana berpengetahuan yng luas

Page 19: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 19

serta bertanggung jawab terhadap kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat pada umumnya.

c. Latar belakang pendidikan mereka sebelummenjadi mahasiswa datang dari berbagai Sekolah lanjutan Tingkat Atas, pada umumnya mereka telah mendapat bekal pendidikan agama yangcukup untuk dikembangkan.

d. Dunia pendidikan semakin diperluas kewenangannya oleh pemerintah untuk menerima/ mengembangkan jumlah mahasiswa

e. Lokasi kampusuntuk kegiatan pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, berada di daerah masing-masing, sehingga hubungan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dengan kampus mudah dijangkau

f. Pada umumnya dukungan masyarakat sekitar lingkungan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, terasa simpatik karena mereka merasa ditunjang oleh input rohaniah dankebanggaan akan predikat kemuslimannya, serta dapat menghidupkan ekonomi masyarakat, hal ini terindikasi dengan meningkatnya jumlah perkembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dari tahun ke tahun.

2. Kelemahan

a. Kondisi ekonomi kurang stabil b. Kurangnya minat untuk belajar berkelompok c. Heterogenitas dalam sikappergaulan mereka, sehingga

pergaulan kelompok lebih menonjol dari pada pergaulan sesama mahasiswa. Hal semacam ini kemudian berkembang dalam berbagai kegiatan dan komunikasi seperti kurang intinya komunikasi antara mahasiswa dan tenaga pembina dan antar kelompoknya, serta kurangnya partisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan.

3. Peluang

a. Semakin berkembangnya pendidikan b. Suasana konduktif sebagai sikap pemerintah dan masyarakat

terhadap pendidikan c. Adanya harapan masyarakat/ orang tua mahasiswa terhadap

tempat tinggal mahasiswa yang layak huni d. Adanya peraturan (tata krama mahasiswa Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon) 4. Ancaman

a. Dampak negatif dari kemajuan teknologi dan globalisasi b. Lajunya perubahan sosial

Page 20: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 20

c. Ekonomimasyarakat yang masih serba terbatas E. Strategi dan Kunci Keberhasilan

1. Strategi

Strategi pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, mencakup untuk meningkatkan kekuatan dan menghilangkan kelemahan serta untuk memanfaatkan peluang yang terbuka dalam mengatasi tantangan yang dihadapi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. a. Strategi Stabilitas. Menunjukkan bahwa sumber daya yang ada

atau kekuatan diarahkan kepada pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, agar dapat mewujudkan kondisi dalam suatu posisi tertentu, khususnya kegiatan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan kegiatan, supaya berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

b. Strategi Eskalasi. Berorientasi kepada pembinaan dan pengembangan kegiatan skala operasional mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa organisasi yang tidak berkembang dan tidak dikembangkan akan mengalami kemunduran dan akhirnya akan menuju kepada kevakuman atau mati

c. Strategi Penciutan. Berorientasi kepada usaha pengurangan skala operasional kegiatan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, atas hal-hal yang memang sulit dipertahankan eksistensinya baik dari segi akademis, ekonomis, sosial budaya dan tekhnologi.

2. Kunci Keberhasilan Pemantapan strategi yang tepat dapat di identifikasi dari berbagai aspek yang disebut dengan kunci keberhasilan yang merupakan faktor penentu bagi keberhasilan tercapainya sasaran yang telah ditetapkan. Aspek-aspek tersebut bagi pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, adalah sebagai berikut: Organisasi, Tenaga, Metode Kegiatan, Keanggotaan, Manajemen dan Sarana Prasarana. a. Organisasi

Di dalam pengembangan organisasi kepengurusan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, diperlukan penataan wadah-wadah yang harus dilayani sebagai kebutuhan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam

Page 21: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 21

(STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka setiap suatu prinsip yang tetap harus di pegang yaitu, bahwa lembaga/organisasi dan kegiatan kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, adalah wahana penunjang pendidikan, yang mempunyai misi dan fungsi tertentu, yang pelaksanaannya ditugaskan/ diperkarakan kepada organisasi kemahasiswaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan para pembina. Jadi hakekatnya ketiga unsur tersebut merupakan pengemban yang dipercayakan oleh orang tua mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, masyarakat kepadanya.

Di dalam menyebarluaskan dan menjalankan amanat yang diembannya maka pengurus berusaha menuangkan ke dalam pola tata kerja dan organisasi sebagaimana tertuang pada PD/ PRT mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, disamping itu ia harus memperhatikan batasan-batasan yang telah ditentukan dan para pengurus harus memahami pula bahwa organisasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, hanya merupakan salah satu penunjang pendidikan lainnya.

Prinsip-prinsip yang harus ditetapkan pada penataan organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang mengatur kebutuhan-kebutuhannya adalah sebagai berikut: 1) Adanya tiga kebutuhan semua mahasiswa Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagai mahasiswa (studi dalam arti kata sempit, minat dan kesejahteraan), yang masing-masing harus diberi wadah yang serasi. Keanggotaan dalam ketiga wadah tersebut adalah: (a) Anggota passive, dalam arti semua mahasiswa diharuskan

menjadi anggota organisasinya dan dituntut patuh, taat terhadap kebijakan, namun pada kenyataannya tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang diprogramkan.

(b) Anggota aktif, dalam arti mahasiswa mempunyai hak suara dan bicara dalam menentukan langkah kegiatan/ program yang akan dilaksanakan oleh organisasinya dan dapat mengusulkan/ menyetujui kebijakan pengurus.

2) Pembinaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, merupakan tanggung jawab bersama antara pengurus organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, institusi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan

Page 22: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 22

yayasan selaku pembinanya. Maka dari itu menerapkan metode 3 berorganisasi, harus dibangun adanya komunikasi dan interaksi yang harmonis diantara pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, pengurus mahasiswa, dan pembinanya, serta hendaknya dijaga pula agar keorganisasian mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang merupakan bagian dari suatu sistem ke satu tujuan.

3) Wadah kegiatan sebagai unsur-unsur dalam sistem organisasi pembinaa mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dikategorikan pada tiga macam fungsi, yaitu sebagai berikut: (a) Melaksanakan paket kegiatan inti yang terakumulasi

dalam seksi/ seksi departemen kepengurusan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, seperti kegiatan: pendidikan, penelitian, pengabdian, kesejahteraan, kajian keilmuan/ kewanitaan dan sebagainya

(b) Membimbing, mendampingi, menasehati melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus mahasiswa

(c) Melaksanakan koordinasi integrasi dan sinkronisasi yang mengarah, mengkoordinasikan kegiatan yang dilaksanakan bersama oleh pengurus mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagai pembinanya. Terstrukturnya organisasi kepengurusan mahasiswa

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagaipenunjang kegiatan dalam sistem pembinaan dan pengembangan mahasiswa.

4) Terprogramkannya kegiatan-kegiatan antara mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, atau badan lain dalam mebina hubungan keluar dalam bentuk kegiatan dapat berupa: (a) Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan program

garapan/ atau yang dianggap menunjang program yang telah ditetapkan oleh pengurus.

(b) Kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku

(c) Ketenagaan/ tenaga pembina b. Tenaga Pembina

Tenaga pembina sangat menentukan keberhasilan pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi

Page 23: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 23

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, karenanya harus mendapat perhatian dan mempunyai kode etik/ tata krama tersendiri, hal ini tertuang pada sepuluh kinerja pengurus/ pembina mahasiswa dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata krama yang perlu dikembangkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sepuluh kinerja tersebut antara lain: 1) Mewakili orang tua dan pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dalam lingkungan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

2) Membina kepribadian dan budi pekerti 3) Membantu/ memotivasi pengembangan kecerdasan 4) Membantu/ memotivasi pengembangan keterampilan dalam

hal: (a) Mengetahui identitas anggota binaannya (b) Mengetahui perkembangan dan aktivitas anggota

binaannya (c) Mengetahui masalah anggota binaannya (d) Mengambil tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah

anggota binaannya 5) Memperhatikan kesehatan jasmani dan rohani anggota

binaannya 6) Membina suasana kekeluargaan, keamanan bagi anggota

binaannya 7) Mengadakan evaluasi penilaian atas prestasi anggota

binaannya 8) Memberikan penghargaan atas prestasi yang diraih anggota

binaannya 9) Memberikan laporan kepada orang tua/ instansi terkait lainnya

dan masyarakat pada umumnya. c. Metode Pembinaan

Sebelum melangkah kepada metode pembinaan yang hendak diterapkan dalam pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka terlebih dahulu dikemukakan bahwa penerapan suatu metode itu tidak lepas dari kondisi dan situasi dimana metode itu akan diterapkan, maka dengan demikian metode pembinaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, tentunya harus dikaitkan dengan kondisi dan situasi lingkungan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, di tempat ia berada. Namun demikian tentu ada prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan

Page 24: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 24

dalam metode pembinaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yaitu: 1) Menetapkan tujuan yang hendak dicapai:

(a) Menyiapkan bahan-bahan yang hendak disampaikan (b) Mempelajari kegiatan mahasiswa/ mahasiswi Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, pada saat itu dan harus mengetahui medan apa yang sedang dilakukan oleh mahasiswa/ mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(c) Memperhatikan sumber daya yang tersedia (d) Mempelajari pribadi dan kemampuan pembinaannya.

Untuk mencapai hasil yang lebih optimal dalam pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, secara kelembagaan dan mahasiswa sebagai konsumen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sangat bergantung dari faktor-faktor sumber daya yang tumbuh dari dirinya/ potensi mahasiswa itu sendiri maupun sumber daya lainnya.

2) Adanya motivasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Dalam hal ini perlu ditanamkan kepada mahasiswa, bahwa semua yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pengembangan mahasiswa adalah untuk meningkatkan dirinya di samping untuk kepentingan orang lain. Hasrat berinisiatif, kreativitas, gairah, berpartisipasi aktif yang baik harus dirancang oleh pembinaannya dengan ‘Tut Wuri Handayani’.

3) Berhasilnya suatu kegiatan tergantung kepada sejauh mana mereka ikut berpartisipasi secara aktif dan positif serta mampu menerapkan dan membiasaknnya dalam kehidupan sehari-hari.

4) Pembinaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, harus bersifat kontinue dengan mempertimbangkan masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

d. Materi dan Program Pembinaan 1) Materi Pembinaan

Dalam perumusan materi program pembinaan, harus benar-benar memperhatikan secara tajam dan selective sesuai dengan tujuan yayasan dan dengan memperhatikannyasebagai mahasiswa melihat dari sisi kepribadiannya sebagai manusia, pengembangan watak dan persatuan bangsa yang sesuai dengan tujuan tersebut.

Page 25: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 25

Dilihat dari fungsinya maka pembinaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagai mahasiswa dapat dilakukan, diarahkan terhadap aspek-aspek seperti dibawah ini: a) Pembinaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagai makhluk Tuhan. Pembinaan hidup beragama dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meliputi: (1) Pendalaman ajaran agama dan pengamalannya (2) Perluasan pengertian toleransi kehidupan beragama (3) Penerapan nilai-nilai agama dan pembangunan/

kemasyarakatan b) Pembinaan sebagai individu:

(1) Pembinaan fisik (2) Pembinaan minat dan bakat (3) Pembinaan pengetahuan/ penalaran dan keterampilan (4) Pembinaan kepribadian

c) Pembinaan sebagai makhluk sosial: (1) Pembinaan aspek sosial (2) Pembinaan aspek kebudayaan (3) Pembinaan aspek ekonomi

d) Pembinaan aspek ideologi, perjuangan dan ketahanan nasional: (1) Pembinaan kepemimpinan (2) Pembinaan kesejahteraan (3) Pembinaan aspek studi (4) Pembinaan aspek olah raga dan seni (5) Pembinaan aspek organisasi (6) Pembinaan aspek kesatuan dan persatuan/

kepeloporan e) Pembinaan kegiatan dalam bidang keagamaan dan

kemasyarakatan 2) Program Pembinaan

Mengingat keterbatasan dana, fasilitas serta kondisi dan situasi maka perlunya ada skala prioritas tertentu untuk program-program tersebut. Penentuan program jangka pendek, menengah dan jangka panjang atas prioritas yang akan dicapai. a) Prioritas program dalam sasaran jangka pendek:

(1) Mengatasi pengaruh-pengaruh yang menghambat terhadap proses kegiatan pembinaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Page 26: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 26

(2) Melengkapi struktur kepengurusan organisasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(3) Menyusun rencana kerja. Metode kegiatan, pengadaan sarana, tenaga pembina dan administrasi yang mantap

(4) Meningkatkan kesadaran di kalangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(5) Menyiapkan tenaga pembina (6) Menghidupkan kegiatan dari tiap unit/ seksi-seksi

b) Prioritas program dalam sasaran jangka menengah: (1) Mengembangkan kesadaran ketahanan nasional

kalangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(2) Memantapkan pembinaan unti-unti terkait dengan organisasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(3) Memantapkan sinkronisasi pembinaan semua bidang c) Prioritas program jangka panjang:

(1) Menunjang perkembangan dan perbaikan sistem pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang dicita-citakan

(2) Menunjang peningkatan partisipasi aktif terhadap institusi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yayasan dan organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dalam proses pembangunan

(3) Secara sistematis membina tenaga dari yang berbakat dan aktif sebagai wujud pengkaderan. (matrik kegiatan terlampir)

3) Evaluasi Pembinaan

Berhasilnya suatu program pembinaan tidak cukup dinilai dari hasil-hasil materil saja yang dicapai, tetapi harus dapat dilihat juga dari hasil pengembangan psikologis dengan dengan tercapainya pemilikan sikap-sikap tertentu dari proses pembinaan pengembangan yang terjadi. Karena itu, evaluasi perlu dilaksanakan berlangsung proses pembinaan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dimaksud. Dalam menyelenggarakan pembinaan penegambangan mahasiswa PTAIS perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

Page 27: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 27

a) Apakah program tersebut dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan?

b) Efisiensi penggunaan sumber daya dana yang ada c) Ada tidaknya dukungan dari pemerintah dan masyarakat d) Sampai berapa jauh dari menarik minat dan partisipasi

mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, atau luar mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

4) Dana

Sudah dimaklumi bahwa peranan dana dan fasilitas menentukan setiap penyelenggaraan kegiatan, semakin banyaknya dana dan fasilitas akan semakin baik pula hasil yang akan dicapai,namun pada kenyataannya, kemampuan yang ada pada yayasan/ institusi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan masyarakat/ mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagai penyedia dana dan fasilitas tersebut masih jauh dari memadai. Oleh karena itu, penggunaan dana dan fasilitas hendaknya selalu memperhatikan faktor esensi, efektivitas dan keterbukaan, disamping itu harus menggerakan serta memperhatikan potensi masyarakat. Sebab itu, hendaknya pada setiap tahun dapat dirumuskan perencanaan yang matang dan program-program yang disertai perencanaan dana fasilitas yang diperlukan.

Dalam hal tersebut hendaknya dapat diciptakan unit kegiatan yang dapat menjadikan sumber dana yang minimal dapat membantu kontinuitas unit-unit yang bersangkutan, walaupun dalam kenyataannya dana dan fasilitas itu penting namun demikian hendaknya ditanamkan bahwa mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagai sumber daya, tenaga dengan ilmu yang dimilikinya adalah modal utama yang harus dikembangkan.

5) Fasilitas Pembinaan

Fasilitas pembinaan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dalam rangka menunjang kebutuhan pribadinya, diarahkan kepada pemenuhan secarabertahap, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan pokok tempat tinggal yang layak, ruang belajar bersama, ruang perpustakaan dan buku-bukunya, serta fasilitas penunjang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, lebih aman dan nyaman, serta lebih memadai sesuai yang diharapkan olehnya.

Page 28: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 28

F. Pembinaan/ Bimbingan dan Penyuluhan

Peranan bimbingan dan penyuluhan bagi pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, adalah usaha untuk membantu para mahasiswanya yang membutuhkan untuk mengetahui kemampuan, bakat, minat, maupun kemungkinan untuk membantu mengatasi masalah pribadinya sebagai mahasiswa, mulai dari yang relatif ringan, misalnya masalah belajar sampai dengan masalah yang berat penanggulangannya dan yang mungkin memerlukan bantuan dari tenaga ahli. Sebagaimana diketahui bahwa kapasitas intelektual antara lain tergantung kepada stabilitas mental emosional.

Upaya mengikutsertakan para pembina mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagai konselor dan terlibatnya tenaga bimbingan dan penyluhan dari kampus dalam program bimbingan dan penyuluhan mahasiswa terhadap pembinaan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dari kampusnya, hal ini memungkinkan bagi para penyelenggara Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, pada umumnya untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang kondisi kampusnya.

Dalam implementasinya bimbingan dan penyuluhan terdapat tiga bentuk bimbingan yaitu: 1. Bimbingan pribadi (personal guidance); 2. Bimbingan pendidikan (education guidance); 3. Bimbingan pendidikan dan penyuluhan karier (education guidance

and carrier counseling). Dalam garis besarnya tujuan diadakan failitas bimbingan dan

penyuluhan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, adalah dimaksudkan untuk: 1. Membantu para mahasiswa untuk lebih menyesuaikan dirinya

dengan kehidupan lingkungan kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, agar dapat mencapai prestasi akademis dan minatnya

2. Membantu mahasiswa dalam kelancaran studinya 3. Membantu mahasiswa dalam memilih bidang keahlian yang sesuai

dengan kemampuan dan minatnya 4. Memupuk perkembangan kepribadian mahasiswa untuk menjadi

anggota masyarakat yang sesuai dengan yang diharapkan 5. Membantu mahasiswa ke arah kedewasaan 6. Membantu mahasiswa supaya menjadi individu yang lebih efektif

dan berguna bagi masyarakat.

Page 29: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 29

G. Pembinaan Kesejahteraan

Dengan program pembinaan kesejahteraan diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk meringankan beban, yang pada akhirnya dapat direfleksikan sebagai penunjang dalam proses belajar. Program ini mencakup: pertama, program pelayanan kebutuhan dasar. Kedua, program pelayanan kebutuhan pengembangan pribadinya. Ketiga, Program pembinaan sarana pnunjang mahasiswa. (program kegiatan tersebut terakumulasikan dalam matriks program kerja mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon)

Pokok-pokok pikiran pola pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang telah dirumuskan seperti di atas. Kita menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan tidak semudah apa yang direncanakan, sudah barang tentu hambatan dan rintangan mesti terjadi dalam suatu pencapaian tujuan. Walau demikian, pada hakekatnya lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dengan segala kelengkapannya merupakan kondisi lingkungan untuk membantu kelancaran studi bagi mahasiswanya, disamping lingkungan pendidikan lainnya, seperti lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarganya.

Setiap lingkungan pendidikan memiliki ciri-ciri tertentu yang berfungsi untuk mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang utuh menurut fungsinya masing-masing. Ke semua lingkungan pendidikan tersebut harus berfungsi dengan baik dan saling menunjang. Jika ternyata ada salah satu lingkungan pendidikan tidak lancar, maka akan mempengaruhi terhadap barometer pengukur keberhasilan pembinaan mahasiswa di dalam kampusnya dan sebaliknya jika pembinaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, tidak berhasil atau tidak terarah, maka akan besar pula pengaruhnya terhadap kestabilan generasi muda dalam masyarakat. Hal itu perlu kita cantumkan bahwa jika generasi muda ingin berkembang menjadi pribadi yangsempurna maka harus mengalami gemblengan secara baik oleh ketiga lingkungan pendidikan termasuk di dalamnya lingkungan kehidupan mahasiswanya.

Sebagai pembina/ pembimbing mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, hendaklah berusaha secara aktif untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat yang positif dari ketiga lingkungan tadi, halini penting mengingat bahwa kegiatan mahasiswa mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dengan segala kelengkapannya ikut bertanggung jawab terhadap pembentukan watak dan kepribadiannya terhadap hari esok yang lebih baik dikarenakan didalamnya mengandung makna

Page 30: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 30

yang harus melahirkan generasi tafaqquh Fiddien dan mampu yunziru Qaumahaum Iza Raja’u.

Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, bukan siswa sekolah kedinasan tetapi “ahlussufa” yang siang hari bergelimang di tengah-tengah pembangunan bangsa dan malam hari bergelimang menjadi pemikir-pemikir yang harus mencari cara untuk mengamalkan segenap amar illahi dan himbauan insani.

Page 31: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 31

BAB IV SISTEM ADMINISTRASI PELAYANAN KEGIATAN

KEMAHASISWAAN

A. Rasionalisasi Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999 tentang

pendidikan tinggi, Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) adalah unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah Rektor dan mempunyai tugas memberi pelayanan teknis dan administrative kepada seluruh unsur mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. 1. Biro ini mempunyai paling banyak 5 (lima) bagian, yaitu:

a. Bagian Akademik b. Bagian Perencanaan c. Bagian registrasi/ Statistik d. Bagian kerja sama e. Bagian kemahasiswaan

2. Bagian Kemahasiswaan dibagi pula atas 3 (tiga) sub bagian yaitu: a. Sub bagian penalaran b. Sub bagian minat c. Sub bagian kesejahteraan

Selama ini bidang kemahasiswaan masih kurang memperhatikan pentingnya aspek administrasi sebagai satu sarana penunjang keberhasilan program-program kemahasiswaan.

Kita sadari bahwa dari waktu ke waktu volume tugas di bidang kemahasiswaan selalu meningkat sejalan dengan makin meningkatnya isi program dan pertambahan populasi mahasiswa. Oleh karena itu administrasi kemahasiswaan perlu diatur sebaik-baiknya dan dimantapkan sehingga merupakan sarana penunjang pencapaian tujuan di bidang kemahasiswaan, yang berarti pula menunjang keberhasilan sistem pendidikan tinggi yang dilaksanakan.

B. Ruang Lingkup

Administrasi kemahasiswaan memberikan pelayanan bagi terselenggaranya seluruh kegiatan tekhnis dan administratif kemahasiswaan, yang mencakup mulai dari pengajuan rencana. Usulan program sampai dengan pelaksanaan dan pengawasan yang terdiri dari kegiatan penalaran, minat dan kesejahteraan.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan ini melibatkan bebagai unit dan unsur dalam organisasi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Secara operasional administrasi kemahasiswaan mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Pembagian tugas pada unit pelayanan kegiatan kemahasiswaan

Page 32: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 32

2. Pengorganisasian tata laksana kegiatan kemahasiswaan 3. Pelayanan dan pengaturan penggunaan sarana dan fasilitas

kemahasiswaan 4. pengaturan jadwal kegiatan kemahasiswaan 5. pengaturan dana, pencairan dana 6. pemantauan (monitoring) serta pemilikan terhadap penggunaan

sarana, fasilitas dan dana yang diperlukan bagi kegiatan pembinaan kemahasiswaan.

Jadi ruang lingkup administrasi kemahasiswaan seperti diuraikan di atas, dapat diartikan sebagai pengaturan, metode, uang, barang, ruang dan waktu.

C. Pengertian Umum

Administrasi kemahasiswaan yang dimaksud dalam panduan ini pada hakekatnya adalah administrasi keseluruhan proses dan kerja sama oleh berbagai unsur dalam membina mahasiswa pada aspek kehidupan dan kegiatannya diluar kegiatan kurikuler dengan menggunakan fasilitas serta peralatan yang ada pada perguruan tinggi, untuk mencapai tujuan perguruan tinggi dalam pembinaan kemahasiswaan.

D. Dasar, Azas dan Tujuan

1. Dasar

Pedoman administrasi kemahasiswaan ini disusun berdasarkan: a. Undang-undang no 2 Tahun 2003, tentang Perguruan Tinggi b. Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980 tentang pokok-pokok

Organisasi Universitas/ institut Negeri c. Keputusan-Keputusan Presiden Tahun 1982 tentang susunan

Organisasi Universitas/ institut Negeri d. Instruksi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No.

002/DJ/Inst/1979 tentang Pokok-Pokok Pelaksanaan Penataan Kembali Lembaga-Lembaga Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi

e. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 037/U/1979 tentang Bentuk Susunan lembaga/ Organisasi Kemahasiswaan di lingkungan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan kebudayaan

f. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0230/U/1980 tentang Pedoman umum Organisai dan Keanggotaan Badan koordinasi Kemahasiswaan Universitas/ instititut Negeri.

Page 33: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 33

g. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1983 tentang susuan Organisasi dan Tata Kerja Universitas/ Institut Negeri di Seluruh Indonesia

h. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0319/U/1983 mengenai kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Bidang Pendidikan Tinggi adalah Wawasan Almamater

i. Pola Pembinaan Kemahasiswaan yang ditetapkan oleh Direktorat Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 1984

2. Azas

Azas pokok yang dijadikan pegangan dalam membenahi administrasi kemahasiswaan adalah: a. Pendayagunaan semua sumber daya yang tersedia b. Terselenggaranya proses kegiatan pembinaan kemahasiswaan

sehingga tercapainya tujuan dari setiap kegiatan c. Mengusahakan dipatuhi semua ketentuan dan peraturan yang

berlaku d. Pemecahan masalah dengan pendekatan sistem untuk Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagai kesatuan dalam kerangka sistem pendidikan secara keseluruhan.

3. Tujuan

Tujuan administrasi kemahasiswaan ini adalah untuk memberikan pedoman umum kepada Perguruan Tinggi/ Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dalam melaksanakan pelayanan tekhnis dan administratif kepada satuan-satuan organisasi mahasiswa yang berperan dalam pengelolaan program kemahasiswaan, sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Pedoman Administrativ kemahasiswaan ini dapat dijadikan pangkal tolok bagi pembuatan Petunjuk pelaksanaan dan Petunjuk Teknis, administrasi kemahasiswaan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

E. Mekanisme dan Tata Kerja Administrasi Pelayanan

1. Tugas dan Fungsi

Bagian kemahasiswaan adalah satuan-satuan kerja yang berada di bawah naungan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), yang sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam PP. No. 60/1999, berfungsi sebagai satuan-satuan pemberi pelayanan tekhnis dan administrativ bagi kegiatan pembinaan kemahasiswaan.

Page 34: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 34

Pelayanan tekhnis dan administrativ oleh bagian administrativ kemahasiswaan ini diberikan kepada seluruh unsur Perguruan Tingginya, yaitu baik kepada para fungsionaris struktural maupun non struktural, kepada satuan-satuan kerja lainnya, maupun langsung kepada mahasiswa yang membutuhkannya. (lihat bagan 2.1)

Bagian kemahasiswaan tidak berfungsi sebagaiperencana program, wewenang perencanaan program kemahasiswaan berada di tangan Puket. III., dan khusus untuk program penalaran mahasiswa (dalam hal-hal tertentu) wewenang tersebut berada di tangan Pembantu Ketua I.

Bagian kemahasiswaan juga tidak berfungsi sebagaipengawas pelaksanaan program kegiatan kemahasiswaan karena wewenang pengawasan ini ada pada Pembantu Ketua III. Namun bagian kemahasiswaan bertugas untuk memantau dan mengawasi tata laksana pertanggung jawaban keuangan. Demikian juga bagian kemahasiswaan tidak berfungsi sebagai pelaksana kegiatan kemahasiswaan.

Pelaksana kegiatan kemahasiswaan adalah lembaga-lembaga kemahasiswaan seperti Senat Mahasiswa (SEMA) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Unit-unit Kegiatan Mahasiswa (intra universitas), dan adakalanya panitia-panitia khusus yang dibentuk oleh fakultas/ jurusan atau oleh Ketua/Puket III. (misalnya untuk kegiatan penataran pembinaan kemahasiswaan).

Sebagaimana dapat difahami. Frekuwensi kegiatan kemahasiswaan maupun volume pemberian pelayanan teknis dan administrativ di berbagai perguruan Tinggi di seluruh Indonesia tidaklah mutlak sama, hal itu sangat bergantung pada kondisi serta kebutuhan setempat.

Namun demikian, sebagai penjabaran dari keputusan-keputusan Menteri Agama tentang pola Pembinaan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan Organisasi Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, khususnya yang berkaitan dengan tugas-tugas bagian Kemahasiswaan, secara umum dapat dieprkirakan bahwa aktivitas pelayanan tekhnis dan administrativ dalam bidang kemahasiswaan akan menyangkut hal-hal sebagai berikut: a. Menyusun rencana kerja untuk melaksanakan dan meningkatkan

pelayanan tekhnis dan administrativ; b. Menyimpan data organisasi dari lembaga kemahasiswaan dan

unit-unit kegiatan mahasiswa; c. Menyimpan data keuangan dari semua, unit/pelaksana kegiatan

mahasiswa;

Page 35: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 35

d. Menyajikan data analisis kemahasiswaan; e. Memberikan pelayanan tekhnis (prasarana, sarana, organisasi)

bagi para pelaksana kegiatan kemahasiswaan f. Memberikan pelayanan administrativ (surat-menyurat

kesekretariatan, administrasi keuangan, perizinan, dan lain-lain) bagi para pelaksana kegiatan kemahasiswaan;

g. Membuat/menyusun jadwal pelaksanaan program kegiatan kemahasiswaan;

h. Mencatat semua fasilitas, peralatan dan perlengkapan penunjang program kegiatan kemahasiswaan;

i. Mengatur dan mengawasi penggunaan perlengkapan kegiatan kemahasiswaan beserta peralatan penunjangnya;

j. Mengusahakan tersedianya perlengkapan dan peralatan penunjangnya;

k. Mengamati/ memiliki pemeliharaan pra sarana, sarana, peralatan dan perlengkapan, penunjang kegiatan kemahasiswaan;

l. Memberikan informasi umum tentang kemahasiswaan; m. Melaksanakan tata usaha pemberian berbagai macam bea

siswa, ikatan dinas, kredit mahasiswa, dan lain-lain bantuan keuangan kepada mahasiswa;

n. Menyalurkan permintaan-permintaan penggunaan/ pemanfaatan fasilitas kesejahteraan mahasiswa;

o. Mengurus dan menilik administrasi keuangan pendukung kegiatan kemahasiswaan, yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan, termasuk pengawasan terhadap pertanggung jawaban keuangan dari para pelaksana kegiatan kemahasiswaan;

p. Melaksanakan tata usaha perencanaan dan penganggaran program kemahasiswaan;

q. Menyiapkan laporan klegiatan bagian Kemahasiswaan; r. Mengurus/mengatur hal-hal yang bersifat kerumah tanggaan dan

ketatausahaan lainnya. 2. Pendekatan Sistem

Pembinaan mahasiswa sebagai salah satu subsistem pendidikan di perguruan tinggi akan dapat berjalan dengan baik dan lancar bila mendapatkan dukungan kerja sama yang serasi dan teratur dari semua pihak yang berkepentingan. Berbagaipihak dalam sistem pendidikan di perguruan tinggi turut serta berperan dalam proses pembinaan mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi baik melalui kegiatan kurikuler maupun melalui kegiatan co-kurikuler dengan ditunjang oleh masing-masing administrasinya.

Di bidang kegiatan co-kurikuler unsur-unsur yang ebrperan dalam keseluruhan proses pembinaan mahasiswa adalah para

Page 36: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 36

pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, para pimpinan jurusan, organisasi-organisasi kemahasiswaan (intra universiter), unit-unit fasilitas kemahasiswaan, satuan-satuan kerja pelayanan tekhnis dan administrativ, serta para mahasiswa sendiri.

Semua unsur yang berkepentingan, dengan fungsi mereka masing-masing berperan dalam suatu proses pembinaan mahasiswa melalui jalur administrasi kemahasiswaan. Dalam hal ini administrasi kemahasiswaan berfungsi sebagai saluran (chanel) tertib-laksana yang dimaksudkan sebagai mekanisme yang akan menjamin terciptanya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dari semua kegiatan pelaksanaan program, mulai dari perencanaan, persiapan pelaksanaan, sampai kepada pertanggung jawaban keuangan.

Bagan 3. memperlihatkan gambaran umum dari mereka yang turut berperan serta dalam kegiatan pembinaan kemahasiswaan. Bagan tersebut secara skematis memperlihatkan pula hubungan kerja dan/ atau komunikasi timbal balik antara pihak-pihak yang berkepentingan. Bagan 3, sengaja diperlihatkan dengan maksud agar kita dapat memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh atas semua unsur perguruan Tinggi (beserta fungsi mereka masing-masing sebagaimana ditetapkan dalam berbagai ketentuan dan peraturan yang ada) yang turut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan. Apabila ada suatu perguruan tinggi tidak terdapat badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK), maka fungsi BKK dapat langsung dipegang oleh Pembantu Rektor III.

3. Tata Kerja

Seperti yang disebutkan di muka, bagian kemahasiswaan yang berada di bawah struktur organisasi biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK), hanya dapat membawahi sebanyak-banyaknya 8 sub bagian. Oleh karena itu maka keseluruhan aktivitas pelayanan teknis dan administrativ yang dilakukan oleh bagian kemahasiswaan hendaknya dapat di wadahi dalam ketiga sub bagian tersebut.

Mengingat bahwa keputusan-keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1983 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Universitas/Institut di seluruh Indonesia telah menentukan nama-nama sub bagian yang berada di bawah bagian kemahasiswaan, yaitu Sub bagian Minat, sub Bagian Penalaran, Sub Bagian kesejahteraan, maka pembagian keseluruhan aktivitas/tugas hendaknya disesuaikan dengan bidang cakupan masing-masing sub bagian tersebut. Bagi tugas-tugas yang

Page 37: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 37

dirasakan kurang tepat untuk dimasukan ke dalam salah satu dari ketiga sub bagian tersebut (minat, penalaran ataukesejahteraan), dapat secara teoritis diidentifikasikan sebagai tugas di tingkat bagian kemahasiswaan, agar dapat diperoleh pemerataan keselarasan dalam pengaturan volume pekerjaan.

Dengan demikian maka pembagian tugas berikut ini dapat diambilsebagai pedoman. a) Tugas-tugas pada Tingkat Bagian

1) Memimpin dan mengkoordinasikan Sub Bagian 2) Menyusun rencana kerja bagian kemahasiswaan 3) Memadukan jadwal pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan 4) Menghimpun dan menyajikan data analisis baik mengenai

organisasi maupun mengenai kegiatan kemahasiswaan 5) Menginventarisasikan, melengkapi, mengawasi

pemeliharaan,s erta mengatur penggunaan semua sarana dan fasilitas pembinaan kemahasiswaan

6) Menyelenggarakan pusat informasi kemahasiswaan 7) Melayani ketatausahaan penyelenggaraan kegiatan

kemahasiswaan, termasuk proses perizinan 8) Membantu memantau dan membantu menilai pelaksanaan

kegiatan kemahasiswaan 9) Menghimpun dan menelaah peraturan-peraturan,s erta

membantu menyusun dan mempersiapkan peraturan-peraturan setempat yang berkaitan dengan administrasi pembinaan kemahasiswaan

10) Melaksanakan ketatausahaan perencanaan dan penganggaran program kemahasiswaan

11) Menyusun laporan bagian kemahasiswaan. b) Tugas-Tugas Sub Bagian

Sesuai dengan bidang cakupan masing-masing minat, nalar dan kesejahteraan: 1) Menyusun rencana kerja Sub bagian 2) Membuat/ menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan

kemahasiswaan 3) Menghimpun data organisasi dan data kegiatan

kemahasiswaan 4) Menyajikan data analisis pelaksanaan kegiatan

kemahasiswaan 5) Memberikan pelayanan teknis (prasarana, sarana, fasilitas)

dan administrativ (surat-menyurat, administrasi keuangan, perizinan dan lain-lain serupa itu) kepada para pelaksana kegiatan kemahasiswaan

Page 38: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 38

6) Membantu memantau dan membantu persiapan evaluasi pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan.

7) Membantu menyusun, memiliki dan mengawasi penyelesaian pertanggung jawaban keuangan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan

8) Melaksanakan tata usaha pemberian bea siswa, ikatan dinas, dan lain-lain bantuan keuangan bagi kepentingan studi mahasiswa. (hanya untuk Sub bagian Kesejahteraan)

9) Mencarikan/ menyalurkan dana bantuan bagi kegiatan kemahasiswaan

10) Menyiapkan laporan kegiatan Sub Bagian. 4. Kegiatan Administrasi Kemahasiswaan

Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan meliputi 3 (tiga) jenis kegiatan, yaitu:

a. Penalaran

1) Penataran 2) Diskusi 3) Riset Instruksional 4) Seminar 5) ISMS 6) Kegiatan inovatif Produktif 7) LDKM 8) LKM

b. Minat

1) Olah raga 2) Kesenian 3) Pecinta Alam 4) Fotografi 5) Pramuka 6) Pers Kampus 7) Menwa

c. Kesejahteraan

1) Beasiswa 2) Tunjangan Ikatan Dinas 3) Koperasi 4) Kerohanian 5) Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI) 6) Pembebanan SPP

Page 39: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 39

Bagan Para Pemeran serta dalam Sistem Pembinaan Kemahasiswaan

REKTOR Institut/ Universitas/ Ketua STAI

PR./ Pk. II PR.I/ Pk PR. Pk. III

Mahasiswa - Mahasiswa Uk. Olah Raga

HMJ

Poliklinik Konseling Uk. Kesenian

Gelanggang Mahasiswa UK. Studi

Kapetaria Toko Buku

Uk. Minat

Lapangan Olah Raga Menwa

Pramuka

Kopma

Pers. Mhs

Lain-Lain

Bagan : 3 Para Pemeran serta dalam Sistem Pembinaan Kemahasiswaan

- Perencanaan program

penalaran

Perencanaan Program

Pembinaan Mahasiswa

Koordinasi

Program

Penilik Kegiatan B A U

Bag. PRT/ Keu B A A K

Bag. Kemah B K K PR. III

Fak./ Prodi

Penyedia dana dan

perlengkapan

Pelayan Teknis

Administrativ

Koordinasi Kegiatan: 1. Minat 2. Kesejahteraan

Korodinasi

Kegiatan Penalaran

Unit-Unit Fasilitas Kemahasiswaan Pelaksana Kegiatan Kemahasiswaan

M A H A S I S W A

Page 40: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 40

5. Proses Pelaksanaan Kegiatan

Proses pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan pada umumnya melalui 2 jalur, yaitu jalur Jurusan dan jalur Unit-Unit Kegiatan Mahasiswa. Dalam pada itu perlu ditekankan di sini adanya “kebijaksanaan satu pintu”, yaitu kebijaksanaan yang menggariskan ketentuan bahwa: apabila kegiatan kemahasiswaan itu berkaitan dengan pihak-pihak di luar kampus perguruan tinggi, maka komunikasinya harus melalui satu pintu, ialah rektor.

Bagan 4 memperlihatkan rangkaian aktivitas dalam proses pengusulan program dan penganggaran kegiatan kemahasiswaan. Sedangkan bagan 5 menggambarkan rangkaian aktivitas proses pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan melalui 6 jalur sebagaimana dimaksud di atas. a. Rangkaian aktivitas dalam proses pengusulan program dan

penganggaran kegiatan Kemahasiswaan (Uraian bagan 4)

Bagan ini merupakan gambaran pola dasar tata kerja administrasi kemahasiswaan yang dapat dijadikan satu pedoman umum dalam melaksanakan tugas pengadministrasian proses pengusulan program kegiatan kemahasiswaan dari arah “bawah” menuju ke “atas”. Usulan kegiatan kemahasiswaan yang diadministrasikan melalui pola tata kerja ini adalah usulan kegiatan yang bersifat program, dan bukan usulan kegiatan yang dimaksudkan untuk dapat segera dilaksanakan.

Gagasan yang mendasari usulan itu dapat berasal dari mahasiswa individual, dari Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA) atau Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), atau dari Badan koordinasi Kemahasiswaan (BKK).

Bagi perguruan tinggi yang tidak memiliki BKK, fungsi BKK dpat dipegang langsung oleh PR. III. Dalam bagan ini juga diperlihatkan jalur yang ditempuh bila usulan program datang dari Unit Fasilitas Kemahasiswaan.

Page 41: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 41

Bagan 4 Bagan tata Kerja Pengenalan Program dan Penganggaran

Kegiatan Kemahasiswaan

MHS

UNIT KEG MHS

HMJ FAK. JUR

UKM

BIRO AKEM

Puket. III

Puket I SENAT PT

Bag. Kemah

Bag.

PRC

1 2 3 4 5 6 7 8 9

a. a. a. a. a. a. a.

b. b. b. b. b. b. b.

c. a.

b.

c.

c.

Urutan langkah administrativ sebagaimana dieprlihatkan dalam bagan adalah sebagai berikut: 1) Mahasiswa

Gagasan yang berasal dari mahasiswa individual (atau kelompok yang tidak terorganisasikan) disalurkan kepada unit-unit kegiatan mahasiswa (UKM) sesuai dengan bidang kompetensi masing-masing UKM (Minat, Penalaran, Kesejahteraan) a) Gagasan yang berasal dari mahasiswa individual tersebut

dapat pula disalurkan kepada Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sesuai dengan kepentingannya.

b) Gagasan yang berasal dari mahasiswa individual disalurkan kepada Unit Fasilitas Kemahasiswaan, sepanjang gagasan tersebut menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan oleh Unit Fasilitas Kemahasiswaan

2) Unit Kegiatan Mahasiswa

a) UKM menerima masukan gagasan dari mahasiswa, dan bersama dengan gagasannya sendiri kemudian diolah menjadi usulan program. Usulan program tersebut kemudian disampaikan secara terkoordinasi kepada BKK

b) Unit Fasilitas Kemahasiswaan menerima amsukan gagasan dari mahasiswa, dan bersama gagasannya sendiri lalu diolah menjadi usulan program. Usulan program ini sepanjang tercakup dalam wewenang bidang kemahasiswaan disampaikan langsung kepada BAAK

Page 42: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 42

3) HMJ

HMJ menerima masukan gagasan dari mahasiswa, dan bersama gagasannya sendiri kemudian diolah menjadi usulan program. Usul program ini selanjutnya setelah ditelaah sebelumnya, secara terkoordinasi disampaikan kepada Jurusan untuk disetujui.

4) Jurusan

a) Jurusan setelah menerima,menelaah, dan menyetujui usulan program dari HMJ

b) Meneruskannya secara terkoordinasi kepada BAAK. 5) Unit Kegiatan Mahasiswa

Setelah usulan program dari UKM diterima, ditelaah, dan disetujuinya maka bersama dengan usulan program dari BKK sendiri diserahkannya kepada BKK secara terkoordinasi.

6) Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

a) BAAK, Meneruskan usulan program kegiatan secara terkoordinasi kepada Puket. III. Untuk mendapatkan persetujuan

b) Bag. Kemah meneruskan usulan program yang telah disetujui oleh Puket III kepada Bagian Perencanaan untuk diadministrasikan dan diproses menurut ketentuan yang berlaku.

c) BAAK. Menyerahkan semua usulan program kegiatan kemahasiswaan yang telah tersusun dalam format-format tertentu secara terkoordinasi, kepada Tim perencanaan anggaran untuk disidangkan.

7) Pembantu Ketua III

1) Puket III, setelah menampung, memeriksa, meneliti dan menyetujui usulan-usulan program tersebut mengembalikan kepada BAAK untuk diproses lebih lanjut.

2) Usulan program yang menyangkut bidang penalaran mahasiswa oleh Puket III diteruskan kepada Puket I.

3) Mengikuti Sidang Senat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Untuk antara lain mempertahankan dan memperjuangkan usulan program yang telah disetujui dalam forum ferencanaan anggaran tersebut.

8) Pembantu Ketua I

1) Puket I meneruskan usulan program kegiatan penalaran mahasiswa yang telah diperiksa dan disetujuinya kepada BAAK untuk diproses dan diadministrasikan di bagian perencanaan

Page 43: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 43

2) Mengikuti sidang-sidang senat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon untuk antara lain mempertahankan dan memperjuangkan usulan program yang telah di setujui dalam forum perencanaan anggaran tersebut

b. Kegiatan melalui jalur unit Kegiatan Mahasiswa uraian penjelasan Bagan 5:

Bagan ini merupakan gambaran pola dasar tata kerja administrasi kemahasiswaan yang dapat dijadikan pedoman umum dalam melaksanakan tugas mengadministrasian proses pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan. Bagi perguruan tinggi yang tidak memiliki BKK, maka fungsi BKK dapat langsung dipegang oleh Puket. III. Urutan langkah administrasi sebagaimana diperlihatkan dalam bagan 5 adalah sebagai berikut:

Bagan Tata Kerja Pelaksanaan Program Kegiatan

Kemahasiswaan

Puket I Puket

III

BAAK Bag.

Kemah B A U Jur HMJ BKK

Unit Kegiatan Mahasis

wa

1 2 3 4 5 6 7 8

a. a. a. a. a. a. a. a.

b. b. b. b. b. b. b.

b.

c.

c.

c.

c. c.

d. d. d.

e.

f. Bagan 5: Tata Kerja Pelaksanaan Program Kegiatan

Kemahasiswaan Uraian Penjelasan: 1) Pembantu Ketua I

Menyerahkan program kegiatan penalaran mahasiswa yang dibuatnya kepada Puket. III untuk dilaksanakan.

2) Pembantu Ketua III

a) Menyerahkan rencana kegiatan kemahasiswaan, baik yang berupa rencana kegiatan yang dibuatnya sendiri

Page 44: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 44

maupun yang diterimanya dari sumber lain, kepada BAAK, untuk selanjutnya diteruskan kepada bagian kemahasiswaan

b) Setelah Puket III memeriksa serta menelaah laporan pelaksanaan kegiatan yang diterimanya, laporan tersebut kemudian diserahkan kepada BAAK/ Bag. Kemahasiswaan untuk diarsipkan, yang pada waktunya nanti akan dijadikan bahan bagi penyusunan laporan kegiatan kemahasiswaan.

3) BAAK/ Bag. Kemahasiswaan a) Bagian kemahasiswaan mengadministrasikan rencana

kegiatan tersebut b) Menyalurkan rencana kegiatan tersebut kepada BKK, bila

kegiatan kemahasiswaan tersebut tidak perlu dilaksanakan melalui Jurusan

c) Selanjutnya BAAK/ bag. Kemahasiswaan memberitahukan kepada pelaksana kegiatan (UKM atau HMJ) bahwa dana sudah tersedia dan peralatan/ perlengkapan penunjang sudah siap digunakan, maka pelaksanaan kegiatan sudah dapat dimulai

d) Dalam kesempatan ini diberitahukan pula kepada UKM bahwa segera setelah selesainya pelaksanaan kegiatan, pertanggung jawaban keuangan harus diserahkan kepada BAAK/ Bag. Kemahasiswaan disertai dengan bukti pengeluaran yang sah. Surat pemberitahuan tersebut tembusannya

e) Menyerahkan pertanggung jawaban keuangan kepada BAU atau unit kerja lainnya sesuai dengan sumber asal dana yang digunakan

f) Rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui Puket. III dijadikan dasar pembuatan dokumen oleh BAAK/ Bag. Kemahasiswaan untuk memintakan pencairan dana pelaksanaan kegiatan kepada Biro Administrasi Umum (BAU) atau kepada unit kerja lain (misalnya P3T) sesuai dengan peruntukkannya. Sedngkan laporan pelaksanaan kegiatan yang diterimanya, diteruskan kepada Puket III

4) B A U (atau unit kerja lain yang berkepentingan) Memeriksa dan menelaah permintaan pencairan dana; bila semua persyaratan telah terpenuhi dan dananya sudah dicairkan, memberikan informasi kepada BAAK/ Bag. Kemahasiswaan.

Page 45: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 45

5) Jurusan

a) Melayani kegiatan yang melalui jalur Jurusan b) Rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui

diajukan ke Puket III c) Memonitor kegiatan yang dilaksanakan oleh HMJ

6) HMJ a) Merencanakan pelaksanaan kegiatan b) Persiapan pelaksanaan program c) Pertanggung jawaban

7) BKK Mengundang para pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk menghadiri rapat koordinasi. a) Meneruskan program pelaksanaan kegiatan dengan

Puket III b) Rapat koordinasi dengan unit kegiatan c) Mendistribusikan program kepada UKM d) Monitoring kegiatan

8) UKM a) Sementara itu UKM melakukan persiapan awal untuk

melaksanakan kegiatan yang rencananya sedangdimintakan konfirmasi dari Puket III.

b) UKM kemudia menyusun rencana pelaksanaan kegiatan secara lebih terperinci, termasuk rencana anggarannya bila ada.

c) Rencana pelaksanaan kegiatan yang sudah disetujui oleh Puket III diserahkan kepada BAAK/ Bag. Kemahasiswaan untuk proses lebih lanjut.

d) Sambil menunggu persetujuan dari Puket III, atas rencana yang diajukan, UKM mengadakan konsultasi dengan BAAK/ bag. Kemahasiswaan untuk melanjutkan persiapan awal sambilmencari informasi sekiranya sudah ada persetujuan Puket III.

e) Setelah pelaksanaan kegiatan, LKM segera membuat pertanggung jawaban keuangan dan laporan pelaksanaan kegiatan

f) Pertanggung jawaban keuangan oleh UKM diserahkan langsung kepada bag. Kemahasiswaan/BAAK; sedangkan laporan pelaksanaan kegiatan diserahkannya kepada BKK.

c. Kegiatan Administrasi Kemahasiswaan untuk 3 (tiga) jenis Kegiatan Mahasiswa

Kegiatan administrasi kemahasiswaan untuk 3 (tiga) jenis kegiatan mahasiswa antara lain: 1) Administrasi kegiatan

Page 46: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 46

penalaran, 2) Administrasi kegiatan minat, 3) Prosedur Administrasi Pengajuan Beasiswa. 1) Prosedur Administrasi Kegiatan Penalaran

Puket I Puket

III BAAK Jur UKM Ket

1 2 3 4 5 6

a. a. a. a. a.

b. b. b. b.

c. c. c. c.

d. d. d. d.

e. e. e. e.

f. f. f. f. Bagan 6: Prosedur Administrasi Kegiatan Penalaran

Penjelasan: 1) Puket I

Rencana kegiatan seminar akademik untuk mahasiswa 2) Puket III

a) Surat pemberitahuan tentang rencana kegiatan seminar akademik mahasiswa

b) Meneruskan ke BAAK/ bagian Kemahasiswaan untuk diteruskan kepada Dekan

c) Menerima TPR untuk disetujui kemudian dikirimkan kembali ke BAAK

d) Didokumentasikan untuk proses e) Menerima daftar

3) BAAK a) Menerima daftar rencana kegiatan penalaran

mahasiswa untuk diteruskan ke Ketua b) Membuat surat untuk meneruskan perintah Puket III

untuk disetujui c) Menerima TOR yang sudah disetujui oleh Jurusan d) Mengirim ke Puket. III untuk disetujui e) Menerima TOR yang sudah disetujui dan mengurus

dana untuk pelaksanaan serta mencatat f) Memeriksa dan mencatat serta meneruskan ke Puket

III g) Mengarsipkan

4) Jurusan a) Menerima pemberitahuan tentang kegiatan seminar

akademik untuk mahasiswa b) Meneruskan pemberitahuan kepada mahasiswa c) Menerima TOR dari mahasiswa d) Memeriksa, menelaah dan menyetujui

Page 47: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 47

e) Memeriksa laporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan

5) U K M a) Menerima pemberitahuan tentang seminar akademik b) Membentuk panpel penyusunan proposal pelaksanaan

TOR c) Melaksanakan dengan dana yang telah disediakan d) Membuat laporan pelaksanaan dan pertanggung

jawaban keuangan e)

2) Administrasi Kegiatan Minat

Puket I Puket

III BAAK Jur UKM Ket

1 2 3 4 5 6

a. a. a. a. a.

b. b. b. b.

c. c. c. c.

d. d. d. d.

e. e. e. e.

f. f. f. f. Bagan 7: Prosedur Administrasi Kegiatan Minat

Penjelasan: 1) B A U

a) Menerima TOR dan menyediakan dana 2) PR. III

a) Pemberitahuan tentang kegiatan dan diteruskan ke BAAK b) Menerima dan menyetujui TOR selanjutnya untuk

dilaksanakan c) Menerima dan pertanggung jawaban diperiksa dan

disetujuinya. 3) B A A K

a) Menerima pemberitahuan tentang kegiatan dan meneruskannya ke BKK

b) Menerima dan mencatat TOR yang sudah disetujui oleh BKK dan mengirimkan kepada pimpinan

c) Menerima TOR yang sudah disetujui oleh Puket. III dan mengurus penyediaan dana

d) Pemberitahuan tentang kesiapan dana e) Menerima pertanggung jawaban kerja dan dicatat serta

meneruskannya kepada pimpinan f) Mengarsipkan.

Page 48: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 48

4) UKM a) Menerima undangan rapat koordinasi dan

mengkoordinasikan rapat koordinasi b) Perencanaan tentang rencana kegiatan TOR c) Menerima pemberitahuan tentang persetujuan

pelaksanaan dan dana yang telah tersedia d) Melaksanakan dan membuat laporan pertanggung

jawaban

3) Prosedur Administrasi Pengajuan Beasiswa

SUMBER

UNIV/ INS/

PTAIS BAAK

Fakultas

Mhs Instansi lain

Rek PR. III

Kemah

Bagan 8: Prosedur Administrasi Pengajuan Beasiswa

Proses Administrasi Pengajuan Beasiswa (1) Tawaran beasiswa (2) Ketua: Disposisi/ Instruksi ke Puket. III (3) Puket. III : Mendisposisikan/ ke bagian Kemahasiswaan via

BAAK (4) Bagian Kemahasiswaan : Informasi ke Jurusan via BAAK (5) Jurusan memberi informasi kepada mahasiswa (6) Mahasiswa yang berminat melengkapi syarat-syarat (7) Instansi-instansi yang dihubungi untuk memenuhi syarat-

syarat (8) Mahasiswa yang syaratnya sudah lengkap dan dapat

persetujuan dari Jurusan dilanjutkan ke bagian kemahasiswaan

(9) Bagian kemahasiswaan menjaring calon-calon dari Jurusan dan membuat usulnya ke Puket III

(10) Usulan yang disetujui diteruskan ke Ketua (11) Usulan yang disetujui diteruskan ke sumber (12) Sumber meneruskan surat keputusan ditunjukkan ke Ketua

1 2 3 4 5 6 7

8 9 10 11 12

13 14 15 16 17

18 19

21

20

Page 49: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 49

(13) Rektor mendisposisikan ke Puket. III (14) Puket III mendisposisikan ke bagian kemahasiswaan via

BAAK (15) Bagian kemahasiswaan memberi informasi ke mahasiswa

lewat Jurusan (16) Mahasiswa berdasarkan SK dari sumber mengambil surat

pengantar dari bagian kemahasiswaan (17) Bagian kemahasiswaan menyerahkan surat pengantar

kepada mahasiswa (18) Mahasiswa berdasarkan SK mengambil surat pengantar

dari bagian kemahasiswaan (19) Sumber atau bank/ institut menyerahkan uang kepada

mahasiswa (20) Mahasiswa menerima beasiswa

Page 50: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 50

BAB V MODEL PENGEMBANGAN

ORGANISASI KEMAHASISWAAN

A. Kerangka Dasar Pendidikan merupakan investasi kemanusiaan human investment

yang menjadi tumpuan harapan bagi masa depan suatu bangsa, oleh karena itu pendidikan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan orang tua. Kerjasama yang baik dan saling menguntungkan di antara ketiga komponen tersebut akan menghasilkan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.

Maju mundurnya pendidikan di suatu negara akan sangat tergantung kepada kepedulian pemerintah dan masyarakatnya terhadap pendidikan. untuk itu perlu kesadaran dari seluruh jajaran pemerintah maupun masyarakat untuk bersama-sama memajukan pendidikan.

Sejak diundangkannya Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, maka perlu dijabarkannya tentang cara-cara penyelenggaraaan perguruan Tinggi beserta unsur-unsur pendukungnya, tidak terkecuali pembinaan dan pengembangan organisasi kemahasiswaan dalam bentuk perangkat keras serta perangkat lunaknya. Tujuan upaya pengembangan/ pembenahan administrasi manajemen perguruan tinggi sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Sebagai center of excellent pengembangan ilmu pengetahuan agama Islam, Perguruan tinggi Islam diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tinggi, yakni menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan academis dan profesional yang mampu mengembangkan, menyebarluaskan dan menerapkan ilmu pengetahuan agama Islam untuk meningkatkan kecerdasan umum dan taraf kehidupan masyarakat.

Secara teknis keseluruhan proses pendidikan tinggi ditujukan guna membantu dan emmberi alat pada mahasiswa dalam menjawab tantangan masa kini dan masa depan, dan juga itu ditujukan untuk membantu mahasiswa dalam menentukan visinya tentang masyarakat yang baik menurut kaidah ilmiah.

Pemahaman lain pendidikan tinggi juga membentuk insan akademik maka seluruh proses berlangsung di perguruan tinggi, adalah proses pendidikan dalam rangka membentuk karakter building, maka mahasiswa posisinya sebagai bagian dari civitas akademika sangat mempengaruhi proses tersebut. Tidak hanya itu, mahasiswa juga ikut mendidik dirinya sendiri learning bay themselves, dengan tetap berpedoman pada nilai kebenaran ilmiah yang senantiasa

Page 51: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 51

melakukan kritik dan koreksi. Apabila itu dilakukan dengan kesadaran, maka rasa tanggung jawab sebagai insan untuk membentuk karakter akademiknya yaitu kebenaran, keadilan, kejujuran dan kemanusiaan akan terwujud. Kemerdekaan seperti inilah menjadi karakter perguruan tinggi seutuhnya.

Proses untuk menuju learning by themselves, tidak akan tercapai manakala mahasiswa tidak ditunjang dengan media atau alat/ wadah. Oleh karenanya mahasiswa memerlukan alat/ wadah untuk mencapai tujuan tersebut. Wadah yang dimaksud adalah organisasi kemahasiswan yang bertujuan untuk mengkoordinasikan dan mensistematiskan upaya-upaya mendidik diri sendiri, karena adanya dorongan kebutuhan dari mahasiswa sendiri untuk menjamin efektivitas dan efisiensi upaya-upaya untuk mendidik diri sendiri.

B. Tujuan Organisasi Kemahasiswaan

Tujuan organisasi kemahasiswaan adalah sebagai berikut: 1. Sebagai wadah aktivitas mahasiswa 2. Untuk ikut dan berperan serta dalam rangka mewujudkan dan

mengembangkan program tri dharma perguruan tinggi 3. Untuk ikut dan berperan serta dalammeningkatkan kulaitas iman,

ilmu dan amal shaleh mahasiswa 4. Untuk ikut dan berperan serta dalam menymbangkan karya dan

pikiran dalam penataan kehidupan berbangsa dan bernegara 5. Untuk memupuk dan membina persaudaraan di lingkungan civitas

akademika 6. Untuk ikut danberperan serta dalam rangka memperjuangkan hak-

hak mahasiswa dan kesejahteraan mahasiswa. C. Karakteristik Organisasi Kemahasiswaan STAI BBC

1. Islami, artinya menempatkan al-Qur’an dan Sunnah menjadi sumber nilai dalam menjalankan roda organisasi dan menjadikannya sebagai paradigma dalam merespons realitas sosial yang berkembang

2. Democratic, artinya sistem dan mekanisme yang diberlakukan dalam kehidupan organisasi untuk memiliki hak, wewenang, serta kewajiban yangseimbang dan proporsional sesuai peranannya.

3. Independent, artinya organisasi mempunyai wewenang penuh untuk melakukan aktivitas dan kehidupannya. Batas kewenangan terletak pada persinggungan antara tugas dan kewenangan institusi/ lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dimana organisasi kemahasiswaan ini berbeda. Oleh karenanya pola hubungan antar organisasi kemahasiswaan dengan lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga

Page 52: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 52

Bangsa Cirebon bukanlah merupakan pola hubungan super-ordinat-sub-ordinat atau subject-object, akan tetapi pola hubungan yang dilakukan dengan institusi lembaga Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon/lembaga lain menganut pola hubungan koordinasi kerjasama dalam suasana saling menghormati dan saling bertanggung jawab dengan dilandasi oleh aturan ataupun moral yang telah disepakati bersama. Dalam konteks ini, organisasi kemahasiswaan memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ ART).

D. Sifat Organisasi Kemahasiswaan

Dalam kapasitasnya organisasi kemahasiswaan paling tidak, harus memiliki sifat sesuai dengan tuntunan reformasi, diantaranya:

1. Kekeuargaan., artinya sistem dan mekanisme yang dikembangkan dalam pola hubungan internal antar elemen dan dalam organisasi kemahasiswaan maupun pola hubungan eksternal engan institusi lain di luar organisasi dilaksanakan dalam suasana dan semangat yang bersifat kekeluargaan.

2. Adil., artinya sistem dan mekanisme yang dijadikan dapat menjamin semua komponen kemahasiswaan dan mahasiswa profesional.

3. Aspiratif., artinya sistem yang berkembang menempatkan kenaikan dan maraknya partisipasi dari bawah sebagai target utama, sehingga akan terciptanya dinamisasi dunia kemahasiswaan yang kokoh di tingkat bawah. Sistem ini akan menjamin berlangsungnya sistem pembelajaran, pencerdasan, dan pemberdayaan seluruh elemen organisasi dis etiap lini.

4. Representative., sistem yang dipergunakan dalam mekanisme pengambilan keputusan tindakan badan kelengkapan organisasi benar-benar merupakan perwujudan atau refresentasi dari keinginan seluruh mahasiswa di tingkat masing-masing, artinya kebijakan dan sistem perwakilan yang digunakan mencakup seluruh unsur secara proporsional dan profesional.

5. Efisien dan efektif., dimaksudkan bahwa struktur, mekanisme, dan fungsi berbagai elemen yang dibentuk dalam organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Birokratisasi, dualisme dan overleaping nya peran antar badan kelengkapan tidak memungkinkan terjadi, badan kelengkapan-kelengkapan organisasi di tingkat unit aktivitas, tingkat jurusan, tingkat antar jurusan, dan tingkat fungsi serta wewenang sendiri-sendiri, akan tetapi terintegrasi secara utuh dalam satu kesatuan visi dan orientasi.setiap tingkat tidak mempunyai kewenangan mencampuri urusan orang lain secara langsung, pola hubungan yang tercipta merupakan pola hubungan organisasi. Pola ini menciptakan

Page 53: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 53

profesionalisme fungsi atau elemen kelengkapan dalam organisasi kemahasiswaan tanpa melupakan harmonisasi gerak dalam kesatuan visi dan orientasi organisasi.

6. Transparan., artinya sistem dan mekanisme yang direncanakan dan dijalankan melibatkan semua unsur/komponen lembaga/organisasi kemahasiswaan sehingga pada gilirannya dapat dipertanggung jawabkan secara terbuka, dalam artian mekanisme pengambilan keputusanpun harus bersifat terbuka dan dapat diketahui publik.

E. Kedudukan Organisasi Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon pada prinsipnya berada dalam satu kesatuan sistem Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, akan tetapi secara struktural tidak berada di bawah struktur Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, ia memiliki hak otonom penuh untuk melakukan kehidupan organisasinya yang diatur melalui Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) organisasi kemahasiswaan.

Pada kapasitasnya pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah penaggungjawab sistem Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon itu sendiri, hal ini menunjukan bahwa organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang masing-masing memiliki kewenangan penuh untuk menjalankan aktivitasnya, dikarenakan sifat organisasi kemahasiswaan sesuai dengan tujuannya learning by themselves, dalam artian belajar mendidik diri sendiri. Maka posisi organisasi kemahasiswaan tidak akan tercabut dari akar aktivitasnya, yang bercirikan intelektualitas, kemandirian, dan kebenaran ilmiah.

Page 54: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 54

F. Struktur, Susunan Kepengurusan, dan Mekanisme organisasi 1. Struktur Organisasi Kemahasiswaan

MAJELIS PERMUSYAWARAHAN MAHASISWA (MPM)

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA (DPM)

TINGKAT UNIV/ INST/ ST

BADAN EKSEKUTIF

MAHASISWA (BEM)

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA TINGKAT JUR/ RODI (HMJ/P)

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN/ PRODI (HMJ/P)

UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM)

L P M

M A H A S I S W A

Lembaga Pers Mahasiswa

Keterangan:

= Garis Instructif = Garis Konsultatif

= Garis coordinatif = Garis Aspiratif

Page 55: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 55

2. Susunan Kepengurusan Organisasi

a) MPM Kepengurusan MPM terdiri dari: (1) Pimpinan MPM (2) Anggota MPM

b) DPM (1) Pimpinan DPM

Ketua

Sekretaris (2) Komisi-Komisi DPM

Komisi A / Bidang Pengkajian Kebijakan

Komisi B / Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian

Komisi C / Bidang Administrasi Keuangan

Komisi D / Bidang Pengembangan Organisasi

Komisi E / Bidang Hubungan Masyarakat (Komisi disesuaikan dengan kebutuhan)

c) BEM (1) Unsur Pimpinan

(a) Ketua/ Presma (b) Sekretaris/ Sekretaris Jenderal (c) Bendahara

(2) Unsur Pelaksana Departemen/ Seksi-Seksi/ Bidang Garapan (a) Ketua (b) Sekretaris (c) Anggota (seksi-seksi/ Departemen dikembangkan sesuai kebutuhan, diatur dalam AD/ ART)

d) HMJ (1) Unsur Pimpinan

(a) Ketua/ Presma (b) Sekretaris/ Sekretaris Jenderal (c) Bendahara

(2) Unsur Pelaksana Departemen/ Seksi-Seksi/ Bidang Garapan (a) Ketua (b) Sekretaris (c) Anggota (seksi-seksi/ Departemen dikembangkan sesuai kebutuhan, diatur dalam AD/ ART)

Page 56: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 56

e) UKM (1) Unsur Pimpinan

(a) Ketua (b) Sekretaris (c) Bendahara

(2) Unsur Pelaksana Departemen/ Seksi-Seksi/ Bidang Garapan (a) Ketua (b) Sekretaris (c) Anggota (seksi-seksi/ Departemen dikembangkan sesuai kebutuhan, diatur dalam AD/ ART)

f) LPM Kepengurusan LPM terdiri dari: (1) Pimpinan LPM (2) Anggota LPM

3. Mekanisme Organisasi

a) Lembaga kemahasiswaan dan lembaga kelengkapan organisasi kemahasiswaan memiliki wilayah masing-masing sehingga hubungan antar lembaga lebih pada hubungan koordinasi, kecuali dengan sifatnya legislatif. Kegiatannya secara struktural dan internal organisasi lebih mengedepankan HMJ dan UKM sebagai pusat kegiatan, karena itu HMJ dan UKM harus mempunyai otonomi dalam membuat AD/ ART yang selaras dengan AD/ ART organisasi kemahasiswaan tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, berdasarkan hasil sidang umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM)

b) Secara umum mekanisme organisasi kemahasiswaan tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, mengedepankan sistem aspiratif. Mekanisme ini mempunyai arti bahwa sistem yang dianut dapat menempatkan aspirasi dari bawah bottom-up sebagai target utama, sehingga akan tercipta dinamisasi dunia kemahasiswaan yang kokoh di tingkat bawah. Sistem ini akan menjamin berlangsungnya proses pembelajaran, pencerdasan, dan pemberdayaan seluruh elemen organisasi.

c) Mekanisme program secara keseluruhan harus menjamin mekanisme bottom-up dari mahasiswa dan harus menghindari mekanisme top-down yang pada akhirnya akan menjebak organisasi pada situasi kepemimpinan yang otoriter. BEM bertanggung jawab menyusun pelaksanaan program-program yang bersifat rutinitas organisasi, program yang dibutuhkan mahasiswa secara keseluruhan dan hal-hal yang membutuhkan

Page 57: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 57

penyikapan cepat. Program yang dilaksanakan BEM dengan didasarkan kebutuhan seluruh mahasiswa tidak dibenarkan tumpang tindih dengan program kegiatan yang seharusnya menjadi wilayah kewenangan lembaga yang berbeda di bawahnya.

d) Mekanisme kontrol (1) Secara struktural organisasi kemahasiswaan tingkat Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, berfunmgsi sebagai kontrol lembaga organisasi di lingkungan organisasi kemahasiswaan tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang diperankan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) yang secara langsung berkoordinasi dengan Majelis Permusayawaratan Mahasiswa (MPM) sebagai lembaga tertinggi dalam organisasi kemahasiswaan. Fungsi ini akan efektif jika antara DPM dan BEM khususnya tidak mempunyai hubungan yang secara psikologis dapat mengganggu fungsi ini. Oleh karena itu DPM sebagai lembaga tinggi dan sekaligus legislatif pada organisasi kemahasiswaan tingkat Univ/ Ins/ ST, beranggotakan perwakilan dari seluruh HMJ yang dipilih secara pemilu distrik dan setengah dari UKM yang dipilih hasil musyawarah anggota.

(2) Kontrol BEM dilaksanakan oleh DPM dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Presiden Mahasiswa BEM harus disyahkan oleh MPM (b) Hak veto DPM terhadap program yang sedang dan akan

dilakukan BEM (c) Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja BEM

(RAPBBEM) dibahas oleh DPM (3) DPM tidak memiliki kewenangan untuk menjatuhkan posisi

BEM. Apabila DPM menilai bahwa BEM melanggar konstitusi, maka DPM memberikan memorandum/ peringatan dan jika masih terjadi pelanggaran, maka DPM berhak mengajukan sidang istimewa terhadap MPM dalam rangka pemberhentian presiden Mahasiswa. Selama sidang istimewa dilakukan BEM masih melaksanakan tugasnya sampai ada hasil sidang istimewa.

(4) DPM dipilih oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yaitu melalui pemilu distrik dan musyawarah anggota tingkat UKM. Untuk masa transisi keanggotaan DPM diatur sebagai berikut:

Page 58: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 58

(a) Yang dimaksud dengan pemilu distrik adalah lokal yang dilakukan di tingkatkan oleh HMJ, dan musyawarah yang dilakukan di tingkatkan UKM.

(b) Keanggotaan DPM dibahas dan diputuskan di MPM (c) Struktur DPM disyahkan oleh MPM

(5) Selain itu fungsi kontrol dapat dilakukan oleh lembaga pers mahasiswa (LPM). Dalam hal ini secara keseluruhan kontrol yang dijalankan oleh LPM mencakup semua lembaga kemahasiswaan maupun lembaga Univ/ Inst/ ST., hanya saja fungsi kontrol yang dijalankan LPM melalui bidang jurnalistik. Dalam posisi ini LPM dituntut berada dalam posisi netral dan tidak terpengaruh oleh kepentingan pribadi maupun kelompok, hal ini dimaksudkan agar LPM senantiasa dapat mengedepankan nilai-nilai idealisme mahasiswa yang murni.

G. Pola Penyelenggaraan Organisasi

Pola penyelenggaraan yang dimaksud adalah suatu sistem atau manajemen yang khusus mengatur tata laksana rumah tangga Organisasi Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta, baik yang menyangkut 1) keanggotaan, 2) kelembagaan, 3) alat kelengkapan, 4) hubungan antar lembaga. e. Keanggotaan

1) Anggota merupakan aset terbesar bagi sebuah organisasi 2) Kewajiban anggota 3) Hak anggota 4) Hilangnya keanggotaan

f. Kelembagaan 1) MPM

a) Keanggotaan MPM (1) Asal Keanggotaan

MPM beranggotakan perwakilan dari seluruh HMJ yang dipilih secara pemilu distrik dan setengah dari UKM yang dipilih dari hasil musyawarah anggota.

(2) Fungsi dan Peran Anggota (a) Setiap anggota MPM wajib menjalankan fungsi

sebagai wakil mahasiswa, yang amanah dan bertanggung jawab

(b) Setiap anggota MPM berasal dari anggota DPM dan UKM serta HMJ

(c) Setiap anggota MPM mempunyai hak bicara, hak memilih dan hak dipilih

(3) Hilangnya keanggotaan

Page 59: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 59

Setiap anggota MPM dapat hilang keanggotaannya apabila; (a) Meninggal dunia (b) Melanggar hukum, kode etik/ norma yang berlaku, dan

atau kena sanksi sebagai mahasiswa (c) Berakhir masa jabatan (d) Tidak lagi menjadi mahasiswa/ alumni

b) Tugas dan Wewenang MPM Majlis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) adalah lembaga pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi kemahasiswaan. MPM mempunyai tugas dan wewenang untuk: (1) Menetapkan dan mengesahkan AD/ART organisasi

kemahasiswaan (2) Menetapkan dan mengesahkan Garis-Garis Besar Haluan

Organisasi Kemahasiswaan (GBHOK) (3) Memilih dan menetapkan ketua MPM (4) Menetapkan anggota DPM (5) Melantik dan mengesahkan anggota DPM, Ketua,

Sekretaris dan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) (6) Meminta, menilai, mengevaluasi laporan

pertanggungjawaban DPM dan BEM c) Kelengkapan Lembaga MPM

(1) Sidang Umum (2) Sidang Istimewa

2) DPM a) Keanggotaan

(1) Asal Keanggotaan DPM beranggotakan perwakilan dari seluruh HMJ yang dipilih secara pemilu distrik dan setengah dari UKM yang dipilih hasil musyawarah anggota.

(2) Hak dan Kewajiban DPM (a) Setiap anggota DPM wajib menjalankan fungsi sebagai

wakil mahasiswa, yang amanah dan bertanggung jawab

(b) Setiap anggota DPM mempunyai hak bicara, hak memilih dan dipilih

(c) Setiap anggota DPM mempunyai hak inisiatif, hak angket, hak interpretasi, hak petisi dan hak budget

(3) Hilangnya Keanggotaan Setiap anggota MPM dapat hilang keanggotaannya apabila: (a) Meninggal dunia

Page 60: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 60

(b) Melanggar hukum, kode etik/ norma yang berlaku, dan atau kena sanksi sebagai mahasiswa

(c) Berakhir masa jabatan (d) Tidak lagi menjadi mahasiswa/ alumni

b) Tugas dan wewenang DPM (1) Bersama-sama BEM membuat peraturan tekhnis untuk

melaksanakan AD/ ART dan GBHO (2) Mengawasi BEM dalam melaksanakan GBHO dan

peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam sidang MPM (3) Menyerap, menampung, dan merumuskan aspirasi

mahasiswa untuk direkomendasikan kepada BEM c) Alat kelengkapan lembaga DPM

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya DPM mempunyai alat kelengkapan lembaga: (1) Sidang Pleno DPM (2) Rapat Pimpinan (3) Rapat Komisi (4) Rapat Koordinasi antara DPM dengan BEM (5) Rapat Koordinasi Komisi antara komisi DPM dengan

departemen-departemen BEM 3) BEM

a) Pembentukan BEM (1) Ketua BEM dipilih langsung oleh mahasiswa Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon melalui Pemilu Raya

(2) Mekanisme dan tata tertib pemilu di atur oleh Komisi Pemilu yang diangkat oleh DPM

b) Tugas dan Wewenang BEM (1) BEM adalah pelaksana AD/ART dan GBHO (2) Membuat peraturan teknis yang dianggap perlu dalam

mekanisme organisasi sebagai penjabaran AD/ ART dan GBHO

(3) BEM sebagai wakil mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, baik di dalam maupun ke luar kampus

(4) BEM berwenang untuk melantik dan mengesahkan pengurus HMJ dan UKM.

c) Kewajiban BEM (1) Wajib menjunjung tinggi dan melaksanakan AD/ ART dan

GBHO (2) Wajib melaksanakan segala ketetapan MPM (3) Wajib melaporkan hasil kerja secara tertulis kepada DPM

d) Kepengurusan BEM

Page 61: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 61

(1) BEM PTAIS, diketuai oleh seorang Ketua/ Presiden Mahasiswa

(2) Masa jabatan BEM PTAIS, adalah satu tahun, dan sesudahnya tidak dapat dipilih kembali

(3) Dalam melaksanakan kewajibannya mempunyai hak untuk melengkapi susunan personalia kepengurusannya, sesuai dengan kebutuhan organisasi

(4) Susunan personalia kepengurusan, diangkat dan diberhentikan oleh Ketua/ Presiden Mahasiswa, melalui proses dan mekanisme organisasi yang berlaku

e) Alat kelengkapan organisasi BEM Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya BEM mempunyai alat kelengkapan organisasi: (1) Rapat pengurus/ Pimpinan BEM (2) Rapat koordinasi antar organisasi mahasiswa

4) LPM

a) Tugas dan kewenangan LPM Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) adalah organisasi yang bergerak pada bidang minat dan bakat di bidang jurnalistik, yang sekaligus sebagai fungsi kontrol pada lembaga organisasi kemahasiswaan secara intern dan berfungsi juga kontrol pada lembaga civitas akademika secara ekstern organisasi dengan jalinan kerja sama profesi.

b) Sifat dan Kedudukan LPM (1) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) bersifat otonom dalam

mengatur organisasinya (2) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), bersifat independent

dan netral dalam menjalankan profesinya c) Keanggotaan, Kepengurusan LPM

(1) Keanggotaan LPM, berasal dari mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang telah mengikuti proses recruitment yang ketentuannya di atur oleh LPM

(2) Kepengurusan LPM, dipilih melalui musyawarah anggota yang ketentuannya di atur dalam AD/ ART LPM

(3) Susunan personalia kepengurusan LPM, dilengkapi oleh ketua terpilih disesuaikan dengan kebutuhan, dan prosesnya melalui mekanisme organisasi yang berlaku.

d) Hubungan LPM (1) Hubungan LPM dengan lembaga organisasi

kemahasiswaan pada PTAIS bersifat coordinative dalam menjalankan profesinya

Page 62: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 62

(2) Hubungan LPM dengan kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bersifat aspiratif dalam menjalankan profesinya.

5) HMJ

a) Tugas dan kewenangan HMJ Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) adalah organisasi kemahasiswaan di lingkungan perguruan tinggi yang mempunyai hak otonom dibentuk serta didirikan oleh mahasiswa pada masing-masing jurusan/ program studi.

b) Tempat dan kedudukan HMJ Tempat dan kedudukan HMJ berada pada tingkat Jurusan/ program studi di lingkungan perguruan tinggi

c) Keanggotaan HMJ Anggota HMJ adalah mahasiswa yang sah dan secara administrasi terdaftar sebagai mahasiswa pada jurusan/ Program studi pada perguruan tinggi yang bersangkutan

d) Kepengurusan HMJ (1) Penentuan kepengurusan HMJ merupakan hak otonom

HMJ, yang di atur dalam AD/ ART masing-masing HMJ (2) Ketua HMJ di pilih oleh anggota/ mahasiswa jurusan/

program studi, mekanisme pemilihannya di atur oleh masing-masing HMJ

(3) Ketua HMJ mempunyai hak dan kewenangan untuk melengkapi susunan personalia kepengurusan HMJ, disesuaikan dengan kebutuhan. dan prosesnya melalui mekanisme organisasi yang berlaku.

e) Alat kelengkapan organisasi (1) HMJ merupakan badan/ lembaga kelengkapan organisasi

kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dalam menjalankan organisasinya memiliki hak otonom tersendiri yang diatur dalam AD/ ART masing-masing HMJ

(2) HMJ memiliki hak untuk merumuskan kebijakannya pada jurusan masing-masing.

(3) Dalam melaksanakan program kegiatannya, HMJ memiliki hubungan instructive dan coordinative dengan badan/ lembaga kemahasiswaan pada tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon pada lingkungannya.

6) UKM

a) Tugas dan Kewenangan UKM Unti Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah organisasi kemahasiswaan di lingkungan Perguruan Tinggi yang

Page 63: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 63

mempunyai hak otonom untuk mengembangkan suatu kegiatan minat, bakat, kreasi, hobi dan profesi mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi yang bersangkutan

b) Tempat dan Kedudukan UKM Tempat dan kedudukan UKM berada pada tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan perguruan tinggi

c) Keanggotaan UKM Anggota UKM adalah mahasiswa yang sah dan secara administratif terdaftar sebagai mahasiswa pada jurusan/ program studi pada perguruan tinggi yang bersangkutan

d) Kepengurusan UKM (1) Penentuan kepengurusan UKM merupakan hak otonom

UKM, yang diatur dalam AD/ ART masing-masing UKM (2) Ketua UKM dipilih oleh anggota UKM, mekanisme

pemilihannya di atur oleh masing-masing UKM (3) Ketua UKM mempunyai hak dan kewenangan untuk

melengkapi mekanisme organisasi yang berlaku dan disesuaikan dengan kebutuhan dan prosesnya melalui mekanisme organisasi yang berlaku.

e) Keanggotaan UKM Keanggotaan UKM, berasal dari mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang telah mengikuti proses recruitment yang ketentuannya di atur oleh UKM

f) Alat Kelengkapan Organisasi (1) UKM merupakan badan/ lembaga kelengkapan organisasi

kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dalam menjalankan organisasinya memiliki otonomi tersendiri di atur dalam AD/ ART masing-masing UKM

(2) UKM memiliki hak untuk merumuskan kebijakannya pada masing-masing UKM

(3) Dalam melaksanakan program kegiatannya, UKM memiliki hubungan instruktif dan coordinative dengan badan/ lembaga kemahasiswaan pada tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dan jurusan pada lingkungannya.

g) Jenis dan bentuk UKM terdiri dari: (1) Kelompok minat (2) Kelompok bakat (3) Kelompok kreasi (4) Kelompok hobi

Page 64: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 64

(5) Kelompok profesi * Nama/ Kelompok UKM dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

g. Sarana Prasarana/ Kelengkapan Organisasi Kemahasiswaan

1) AD/ ART a) Anggaran Dasar meliputi:

(1) Muqadimah (2) Nama, dan Waktu (3) Tempat dan kedudukan (4) Asas dan Sifat (5) Tujuan dan Fungsi (6) Keanggotaan (7) Kedaulatan (8) Kelengkapan organisasi (9) Lambang, Bendera, dan Semboyan (10) Keuangan (11) Perubahan Anggaran Dasar (12) Pembubaran organisasi (13) Aturan peralihan (14) Penutup

b) Anggaran Rumah Tangga meliputi: (1) Keanggotaan (2) Kelembagaan

(a) MPM (b) DPM (c) BEM (d) LPM (e) HMJ (f) UKM (g) Pengelolaan Dana (h) Penutup

2) Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Secara garis besarnya GBHO meliputi: (a) Muqadimah (b) Fungsi (c) Landasan (d) Modal Dasar (kekuatan, kelemahan, tantangan, dan

peluang) (e) Strategi pengembangan (f) Program

(Contoh Format AD/ ART, dan GBHO organisasi Kemahasiswaan, terlampir)

Page 65: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 65

BAB VI MODEL KEGIATAN PEMBINAAN DAN

PENGEMBANGAN MAHASISWA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BUNGA BANGSA CIREBON

Sesuai dengan kebijakan perumusan materi program pembinaan mahasiswa, harus benar-benar memperhatikan secara tajam dan selektif sesuai dengan tujuan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dan dengan memperhatikan sebagai mahasiswa melihat dari sisi kepribadiannya sebagai manusia, pengembangan watak dan persatuan bangsa yang sesuai dengan tujuan tersebut.

Beberapa model kegiatan pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang disajikan pada uraian di bawah baru sebagian kecil dari sejumlah kebutuhan jenis, maupun bentuk/ model kegiatan pembinaan dan pengembangan mahasiswa, dengan harapan para pembina dan pengembang pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon untuk lebih dapat menggali dan melengkapinya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Konteks pembinaan ini sasarannya diperuntukkan pada mahasiswa baru. Kegiatan ini di kenal di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah orientasi studi yang dilaksanakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, Jurusan/Program Studi. Sedangkan kuliah ta’aruf di selenggarakan sepenuhnya oleh organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, Pengenalan Jurusan oleh Jurusan masing-masing.

A. Orientasi Studi dan Pengenalan Wawasan Lingkungan Kampus

1. Kerangka Dasar

Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan pendidikan sangat menentukkan. Pendidikan tinggi pada umumnya dilaksanakan di kampus, karena kampus berfungsi untuk meneruskan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi muda, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tugas dan tujuan pendidikan perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dikenal dengan nama “Wiyata Mandala”.

Wawasan Wiyata Mandala adalah suatu kebijaksanaan pemerintah yang menempatkan kampus sebagai lingkungan pendidikan yang di dalamnya terdapat masyarakat belajar

Page 66: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 66

mengajar. Hal ini berarti bahwa kampus berfungsi untuk mendidik, mengajar, dan melatih. Dengan demikian kampus hendaknya tidak digunakan untuk kegiatan-kegiatan di luar tujuan pendidikan.

Perlu disadari bahwa salah satu unsur pokok yang sangat diperlukan bagi kelangsungan pendidikan di kampus adalah situasi dan kondisi yang aman dan tentram di lingkungan kampus. Agar kondisi dapat tercipta setiap unsur kampus berarti harus lebih menyadari fungsi dan peranannya sebagai warga wiyata. Mahasiswa diharapkan juga dapat mendudukan dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya dalam menciptakan lingkungan kampus yang tertib dan ketahanan kampus yang tangguh. a. Tujuan

Berbekal pengetahuan wawasan wiyata mandala diharapkan mahasiswa dapat berperan aktif dalam meningkatkan fungsi kampus sebagai lingkungan pendidikan. aktivitas dan kampus sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah, saling asih, dan saling asuh yang dibimbing oleh unsur penyelenggara kampus yang dapat mendorong semangat dan minat belajar. Hal yang sangat penting bagi mahasiswa adalah dapat mendudukan dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya sebagai warga Wiyata.

b. Ruang Lingkup Dalam memahami wawasan Wiyata Mandala berturut-turut mahasiswa akan diajak untuk mengenal kampus dan fungsinya, mengetahui arti dan makna wawasan wiyata mandala. Kemudian mahasiswa dibimbing untuk memahami peran aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu mahasiswa diperkenalkan pula pada kondisi yang mendukung pelaksanaan wawasan wiyata mandala. Uraian ini dipertegas dengan perlunya ketahanan kampus dalam menunjang wawasan wiyata mandala.

2. Model Penyelenggaraan Kegiatan a. Rasionalisasi

Dalam rangka mewujudkan visi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon sebagai perguruan tinggi yang memiliki keunggulan akademik yang kompetetif, profesional, demokratis, dan mandiri yang dilandasi nilai-nilai ke-Islaman, maka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon mengemban misinya untuk: 1] Menyiapkan tenaga ahli ke-Islaman yang memiliki keunggulan akademik, kemantapan akidah, berakhlaq mulia dan mandiri, serta mampu merespon dinamika perubahan masyarakat global. 2] Mentransformasikan ajaran Islam melalui ilmu, amal dan pengabdian dalam

Page 67: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 67

kehidupan beragama, bernegara, bermasyarakat dan berbangsa. 3] Mengsinergikan kajian ilmu-ilmu ke-islaman dengan ilmu terkait yang diarahkan bagi pengembangan ilmu dan pemberdayaan masyarakat yang Islami, 4] Membangun kultur akademik yang demokratis melalui pengembangan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (tri Dharma Perguruan Tinggi) melalui aspek keilmuwan, kemasyarakatan dan kebangsaan sesuai dengan tuntunan kebutuhan, masyarakat dan kebangsaan. Untuk pengembangan visi dan misi di atas diimplementasikan pada proses kegiatan akademik pendidikan mulai dari penerimaan mahasiswa baru sampai pada proses akhir pelaksanaan orientasi studi.

Untuk melaksanakan visi dan misi dimaksud, perlu dipersiapkan perangkat pendukungnya yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan orientasi studi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, baik dari segi sumber dayanya maupun pedoman/ petunjuk teknis pelaksanaannya.

b. Landasan

Perundang-undangan yang menjadi landasan dalam penyusunan pelaksanaan adalah sebagi berikut: 1. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60/ 1999, tentang Pendidikan

Tinggi 3. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 212 Tahun 1992,

tentang Pedoman Penyusunan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Agama RI

4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, jo Keputusan Menteri Pendidikan nasional RI Nomor 045/U/2002, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi

5. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 155 Tahun 2004, tentang Koordinatorat Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta

6. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 156 Tahun 2004, tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian, dan Pembinaan Diploma, Sarjana, dan Pasca Sarjana Perguruan Tinggi Agama Islam

Page 68: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 68

7. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 353 Tahun 2004, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum PTAI

8. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 387 Tahun 2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Program Studi pada Perguruan Tinggi Agama Islam

9. Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Nomor Dj.II/114/2005, tentang Penetapan Standar Minimal Kompetensi Utama Lulusan Program Strata Satu Perguruan Tinggi Agama Islam.

c. Pengertian dan Tujuan 1. Pengertian

Orientasi studi adalah upacara akademik yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dalam bentuk rapat Senat terbuka dan merupakan awal penyelenggaraan program pendidikan akademik (S1 dan S2) dan atau pendidikan profesional (D2 dan D3)

2. Tujuan Tujuan penyelenggaraan orientasi studi meliputi:

a) Memberikan bekal motivasi kepada mahasiswa baru yang telah sukses menyelesaikan program pendaftaran mahasiswa untuk mengikuti program pendidikan di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

b) Memberikan bekal ilmu pengetahuan dan wawasan tentang keberadaan PTAIS

c) Mempereratsilaturahmi antara jajaran pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dengan mahasiswa baru.

d. Status, Bentuk dan Sifat 1. Status

Orientasi studi merupakan bagian dari proses kegiatan akademik yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru yang telah menyelesaikan proses pendaftaran di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

2. Bentuk Dilaksanakan dalam bentuk rapat senat terbuka dan pembinaan dilaksanakan setahun sekali pada awal tahun akademik

3. Sifat Pelaksanaan orientasi studi bersifat melembaga, terpadu, dan profesional.

e. Mekanisme dan Proses Penyelenggaraan

Page 69: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 69

1. Persiapan a) Perumusan dan penyusunan rencana kegiatan b) Melakukan inventarisasi kebutuhan c) Penyusunan perangkat administrasi dan sistem

pelaksanaan d) Penugasan panitia e) Pengalokasian mahasiswa baru per Jurusan/ Program

Studi/ Konsentrasi 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan upacara orientasi studi dilaksanakan dalam bentuk rapat senat terbuka dengan agenda sebagai berikut: a) Sesi Pertama Rapat Senat Terbuka dengan Acara:

1) Pembukaan 2) Pembacaan ayat suci al-Qur’an 3) Lagu Indonesia Raya 4) Sambutan Rektor 5) Penyerahan mahasiswa baru kepada Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon 6) Do’a/ Penutup

b) Sesi Kedua Pelaksanaan Orientasi Studi dengan Materi: 1) Pada Tingkat Institut

(a) Strategi/ Program Pengembangan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Pengenalan program kegiatan bidang Akademik/ Kemah dan Perencanaan

Pengenalan program kegiatan bidang Administrasi Umum dan kerjasama PT

(b) Wawasan Wiyata Mandala 2) Sesi Ketiga lanjutan pada tingkat Jurusan / PPs

(a) Profil Jurusan / PPs (b) Pengenalan Sistem Pembelajaran (c) Sistem pelayanan mahasiswa pada Jurusan/

Program Studi/ Konsentrasi f. Evaluasi dan Laporan

Evaluasi dan laporan meliputi: 1. Evluasi penyelenggaraan orientasi studi 2. Pelaporan kegiatan orientasi studi

g. Penyelenggaraan

Orientasi studi diselengarakan secara terpadu oleh kepanitiaan dalam koordinasi Institut, Fakultas/PPs, Jurusan/ Program Studi yang selanjutnya disebut panitia Penyelenggara orientasi studi.

Page 70: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 70

1) Panitia Penyelenggara terdiri dari: a) Penanggung jawab umum adalah Rektor Univ/ Inst, Ketua

Sekolah Tinggi. b) Ketua Penyelenggara Pembantu Rektor Bidang Akademik

dan atau Kemahasiswaan, dibantu oleh Para Pembantu Rektor lainnya.

c) Koordinator Orientasi Studi adalah para Dekan d) Ketua Pelaksana adalah Kepala Biro A2KPSI, dibantu

oleh Wakil Ketua Kepala Biro AKU, Sekretaris, Bendahara dan dilengkapi dengan seksi-seksi disesuaikan dengan kebutuhan

2) Tugas Panitia Penyelenggara a) Penanggung jawab Umum bertanggung jawab terhadap

seluruh kebijakan penyelenggaraan orientasi Studi. b) Penyelenggaraan mempunyai tugas pokok dan fungsi

sebagai pemegang polusi kebijakan, pengarah dan perumus kebijakan yang menjadi acuan teknis pelaksanaan Orientasi Studi.

c) Koordinator orientasi Studi mempunyai tugas pokok untuk mengkordinasikan peserta orientasi studi.

d) Pelaksana mempunyai tugas pokok dan fungsi serta tanggung jawab secara teknis pada seluruh pelaksanaan orientasi Studi, dan seksi-seksi bertugas melakasanakan kegiatan teknis yang ditugaskan kepadanya.

h. Peserta 1) Kriteria Peserta

Peserta orientasi Studi adalah mahasiswa baru yang telah memenuhi ketentuan sebagai berikut: a) Telah menyelesaikan Pendafataran/ Registrasi. b) Memiliki Kartu Tanda Registrasi, yang dilengkapi dengan

nomor registrasi dan identitasi mahasiswa, Fakultas/ PPs/ Jurusan/ Prodi/ Konsettrasi.

2) Kewajiban Peserta

a) Peserta wajib hadir dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan

b) Menta’ati tata tertib orientasi studi c) Berpakaian rapih dan sopan, dengan mengenakan

pakaian warna baju putih dan ke bawah warna hitam. (1) Pria berdasi dan pakai peci hitam (2) Wanita berbusana muslim

i. Biaya 1) Biaya penyelenggaraan dibebankan kepada anggaran

PTAIS

Page 71: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 71

2) Alokasi penggunaan dana di atur melalui RAB.

3. Materi Wawasan Wiyata Mandala a. Rasional

Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan pendidikan sangat menentukan. Pendidikan tinggi pada umumnya dilaksanakan di kampus, karena kampus berfungsi untuk meneruskan nilai-nilai luhur bangsa kepada generasi muda, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tugas dan tujuan pendidikan perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dikenal dengan nama “Wiyata Mandala”.

Wawasan Wiyata Mandala adalah suatu kebijaksanaan pemerintah yang menempatkan kampus sebagai lingkungan pendidikan yang di dalamnya terdapat masyarakat belajar mengajar. Hal ini berarti bahwa kampus berfungsi untuk mendidik, mengajar, dan melatih. Dengan demikian kampus hendaknya tidak digunakan untuk kegiatan-kegiatan di luar tujuan pendidikan.

Perlu disadari bahwa salah satu unsur pokok yang sangat diperlukan bagi kelangsungan pendidikan di kampus adalah situasi dan kondisi yang aman dan tentram di lingkungan kampus. Agar kondisi dapat tercipta setiap unsur kampus berarti harus lebih menyadari fungsi dan peranannya sebagai warga wiyata.

b. Tujuan Berbekal pengetahuan wawasan wiyata mandala diharapkan

mahasiswa dapat berperan aktif dalam meningkatkan fungsi kampus sebagai lingkungan pendidikan. aktivitas dan kampus sebagai masyarakat belajar, tempat saling asah, saling asih, dan saling asuh yang dibimbing oleh unsur penyelenggara kampus yang dapat mendorong semangat dan minat belajar. Hal yang sangat penting bagi mahasiswa adalah dapat mendudukan dan menempatkan diri sesuai dengan fungsinya sebagai warga Wiyata.

c. Ruang Lingkup

Dalam memahami wawasan Wiyata Mandala berturut-turut mahasiswa akan diajak untuk mengenal kampus dan fungsinya, mengetahui arti dan makna wawasan wiyata mandala. Kemudian mahasiswa dibimbing untuk memahami peran aktif dalam proses belajar mengajar. Selain itu mahasiswa diperkenalkan pula pada kondisi yang mendukung pelaksanaan wawasan wiyata mandala. Uraian ini dipertegas dengan

Page 72: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 72

perlunya ketahanan kampus dalam menunjang wawasan wiyata mandala.

d. Pengertian

Secara harfiah kata “wawasan” mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan, atau tanggapan inderawi. Secara lebih luuas dapat diartikan suatu pandangan atau sikap mendalam terhadap hakikat. Selain menunjukkan kegiatan untuk mengetahui isi, juga melukiskan cara pandang, cara lihat, cara tinjau, atau cara tanggap inderawi. Kata “Wiyata mandala” terdiri dari dua bagian kata, yaitu “wiyata” dan “Mandala”. Kata “wiyata” mempunyai arti kuliah atau pendidikan, sedangkan kata “mandala” mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah, atau kawasan, jadi kata “Wiyata Mandala” diartikan sebagai suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/ pengajaran. Kampus merupakan wiyata mandala berarti bahwa kampus adalah lingkungan pendidikan.

Berdasarkan pokok pengertian tersebut, maka “wawasan Wiyata mandala” adalah cara pandang kalangan pendidikan pada umumnya dan perangkat atau warga kampus pada khususnya tentang keberadaan kampus sebagai pengemban tugas pendidikan di tengah lingkungan masyarakat yang membutuhkan pendidikan.

e. Makna Wawasan Wiyata Mandala

Berdasarkan pengertian bahwa wawasan wiyata mandala adalah suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan/ pengajaran, maka wawasan wiyata mandala mempunyai makna yang sangat dalam dan strategis sebagai lingkungan pendidikan. makna itu menuntut kampus untuk: 1) Memiliki sarana dan prasarana yang cukup dan baik 2) Memiliki tenaga edukatif berpribadi teladan, tampil serta

berpengalaman/ berwawasan luas 3) Terciptanya lingkungan aman, bersih, tertib, indah, sejuk,

dan segar 4) Tumbuhnya partisipasi, kerja sama dan dukungan

masyarakat sekitar 5) Adanya hubungan harmonis secara timbal balik antara orang

tua dengan para warga kampus 6) Terciptanya disiplin para warga kampus mentaati segala

peraturan dan tata tertib kampus 7) Adanya hubungan kekeluargaan para warga kampus yang

akrab dan harmonis

Page 73: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 73

8) Tumbuhnya semangat peserta didik untuk maju, bekerja keras, dan belajar keras. Apabila hal-hal tersebut terpenuhi dan terbina baik, maka

keberhasilan pendidikan akan terwujud dan menghasilkan tenaga kader pembangunan bangsa atau sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

f. Kampus Sebagai Lembaga Pendidikan

Kampus sebagai lembaga pendidikan mengandung suatu pengertian pokok bahwa kampus mempunyai tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan proses/ kegiatan pendidikan. kegiatan tersebut dilaksanakan secara terencana, tertib dan teratur sehingga usaha untuk menghasilkan tenaga-tenaga terdidik dan terampil yang senantiasa diperlukan bagi pelaksanaan pembangunan dapat terwujud.

Kampus sebagai pusat pendidikan, lahir dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Kampus sebagai lembaga pendidikan merupakan perangkat masyarakat. Pada sisi lain keberadaan kampus sebagai lembaga sosial yang terletak di tengah-tengah masyarakat, memungkinkan pula kampus menjadi lingkungan pendidikan dengan ciri khas masyarakat belajar didalamnya.

Tugas penyelenggara pendidikan memang tidak mungkin diserahkan sepenuhnya kepada lembaga pendidikan saja, karena pengalaman belajar pada dasarnya dapat diperoleh sepanjang hidup manusia, kapan dan dimanapun. Termasuk di lingkungan keluarga dan di masyarakat. Meskipun demikian, berdasarkan pokok pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kampus memang mempunyai peranan yang amat penting sebagai pengemban misi pendidikan.

Kampus sebagai lingkungan pendidikan akan terwujud dengan sebaik-baiknya apabila didukung dan dipenuhinya dengan sarana dan prasarana, administrasi pendidikan, ketahanan kampus, disiplin dan tata tertib kampus.

Kampus dan masyarakat atau pranata pendidikan dan pranata-pranata sosial yang lain harus saling menghargai dan menjalin hubungan yang harmonis karena diantaranya terdapat kaitan saling membutuhkan dan mempengaruhi.

g. Keadaan Fisik Kampus Fisik kampus yang memenuhi pernyataan bangunan sesuai

jenjang dan jenis pendidikan, peralatan yang lengkap dan cukup, dan letak yang strategis merupakan bagian penting untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar di kampus.

Page 74: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 74

Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan kampus sebagai masyarakat belajar, berbagai faktor perlu dikaji secara luas untuk mendukung terlaksananya masyarakat belajar dalam lingkungan kampus. Berbagai faktor yang perlu mendapatkan perhatian adalah: 1) Sarana dan Prasarana

(a) Ruang belajar (b) Ruang perpustakaan (c) Ruang laboratorium/ praktik (d) Ruang keterampilan (e) Ruang kesenian (f) Ruang/ fasilitas olah raga (g) Ruang kesehatan/ poliklinik (h) Ruang BP (i) Ruang pimpinan (j) Ruang administrasi (k) Ruang dosen (l) Ruang koperasi kampus/ warung kampus (m) Ruang kegiatan mahasiswa (n) Ruang kamar mandi dan kamar kecil (o) Pagar kampus

2) Halaman yang tertata indah, sejuk dan segar 3) Peta kampus dan peta kelas/ ruang kuliah/ ruang kuliah serta

peta mahasiswa 4) Dan sarana lainnya.

h. Fungsi Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

sebagai lembaga pendidikan tinggi dan merupakan pusat kegiatan belajar mengajar menjadi tumpuan dan harapan orang tua/ keluarga, masyarakat, pemerintah. Karena lembaga pendidikan memberikan pelayanan pendidikan, pengajaran, pelatihan yang bersifat pengetahuan tekhnologi, keterampilan pembetnukan sikap mental yang baik bagi mahasiswanya. Pada akhirnya lembaga pendidikan diharapkan berfungsi dan bertanggung jawab mendidik, membina mengembangkan dan mempersiapkan generasi muda bangsa yang berkualitas unggul, mandiri, mampu membangun dirinya dan membangun bangsanya pada masa mendatang.

Untuk mewujudkan dan mencapai tujuan pendidikan nasional, maka lembaga pendidikan seyogianya memenuhi kebutuhan yang diperlukan, seperti: 1) Pimpinan lembaga yang berkualitas 2) Tenaga pengajar yang berkualitas dan cukup

Page 75: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 75

3) Tenaga administrasi yang berkualitas dan cukup 4) Sarana dan prasarana yang memadai 5) Lingkungan yang aman, bersih, tertib, indah, serta diwarnai

suasana kekeluargaan yang tinggi 6) Proses belajar mengajar lancar 7) Letak geografis kampus jauh dari suasana keramaian/

lingkungan yang dapat mengganggu kelancaran 8) Hubungan antara warga kampus harmonis, penuh

keakraban, dan kekeluargaan 9) Peraturan dan tata tertib ditaati oleh semua pihak 10) Hubungan kerjasama yang baik antara stakeholders,

(pemerintah/ masyarakat/ orang tua mahasiswa dan sejenisnya)

11) Dukungan serta partisipasi lingkungan masyarakat sekitarnya

i. Peran Aktif Mahasiswa dalam PBM

Berbagai kegiatan mahasiswa di kampus yang berhubungan dengan proses belajar mengajar di kelas/ ruang kuliah antara lain adalah kegiatan di perpustakaan dan kegiatan di laboratorium. Namun demikian kegiatan kemahasiswaan juga sangat besar pengaruhnya untuk meningkatkan minat dan semangat belajar. Untuk itu peran aktif mahasiswa sangat diharapkan. 1) Persiapan belajar di kelas

Suasana kelas/ ruang kuliah yang rapih, indah, dan teratur dapat mendorong semangat dan minat para mahasiswa dalam belajar. Oleh karena itu agar tercipta suasana kelas/ ruang kuliuah yang menyenangkan para mahasiswa perlu membantu pengaturan kelas/ ruang kuliah masing-masing. Salah satu contoh yang dapat dilakukan mahasiswa untuk menciptakan suasana yang dapat mendorong semangat belajar adalah sebagai berikut: a) Ruang kelas/ ruang kuliah hendaknya bersih dan rapih,

suasana kursi dan meja ditata teratur. Demikian juga keadaan meja dan kursi dosen.

b) Papan tulis terletak di tempatnya, dilengkapi dengan kapur tulis dan penghapus papan tulis

c) Di dinding antara lain terpasang gambar presiden dan wakil presiden, lambang garuda, teks dan tata tertib, teks sumpah pemuda, teks wawasan wiyata mandala, dsb. Yang dianggap perlu.

Page 76: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 76

d) Gambar-gambar pahlawan nasional dan tokoh-tokoh pendidikan di atur sesuai dengan tata ruang di kelas/ ruang kuliah tersebut.

e) Hasil karya mahasiswa di kelas/ ruang kuliah tersebut diletakkan pada tempat yang tepat

f) Di sudut depan ruang kelas/ruang kuliah itu diletakkan tempat sampah dan seterusnya. Hal lain yang diperlukan untuk persiapan belajar adalah

kesiapan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, misalnya: a) Mengerjakan tugas-tugas yang ditugaskan oleh dosen b) Mengulang/ mempelajari bahan mata kuliah yang telah

dijelaskan sebelumnya c) Mempelajari terlebih dahulu bahan-bahan yang belum

dijelaskan dan mencatat hal-hal yang perlu ditanyakan kepada dosen

d) Menyiapkan alat tulis dan membawa buku catatan mata kuliah sesuai dengan jadwal kuliah.

e) Mengusahakan tidur secukupnya, agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara baik

f) Sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kampus Selain yang diuraikan di atas, ada hal lain yang sangat

penting yaitu tekad, semangat dan kemauan untuk mengikuti perkuliahan secara sungguh-sungguh.

2) Aktif berperan dalam proses belajar

Proses belajar mengajar di kelas/ ruang kuliah dapat berlangsung dalam berbagai cara. Antara lain melalui: a) Tatap muka b) Belajar (diskusi/ berkelompok) c) Mengerjakan tugas perorangan dan atau kelompok

Pada setiap acara tersebut peran aktif mahasiswa sangat diperlukan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai

Dibawah ini diberikan contoh peran aktif mahasiswa tentang cara belajar mengajar di kelas/ ruang kuliah. Tentu saja contoh ini dapat diperluas atau dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. a) Peran aktif mahasiswa dalam PBM secara tatap muka

(1) Mengikuti penjelasan-penjelasan dosen secara sungguh-sungguh

(2) Mencatat hal-hal yang dianggap penting (3) Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen

sesuai dengan pendapat yang dimiliki mahasiswa

Page 77: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 77

(4) Mengajukan pertanyaan apabila ada hal-hal yang belum dipahami

(5) Mengemukakan pendapat bila dianggap penting (6) Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya

b) Peran aktif mahasiswa dalam PBM secara berkelompok (1) Mempelajari dan memahami tugas yang diberikan

kepada kelompok (2) Mengembangkan bahan-bahan yang dapat

dimanfaatkan oleh kelompok dalam menyelesaikan tugas, misalnya buku-buku sumber

(3) Mendiskusikan tugas tersebut dengan kelompok (4) Aktif berperan dalam memberi pendapat dan menarik

kesimpulan (5) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh kelompok

serta turut bertanggung jawab akan hasil kerja kelompok

c) Peran aktif mahasiswa dalam PBM secara perorangan (1) Mempelajari dan memahami tugas yang diberikan (2) Memanfaatkan buku-buku sumber dari perpustakaan (3) Bertanya kepada dosen apabila ada hal yang belum

dipahami (4) Berusaha sungguh-sungguh menyelesaikan tugas

3) Aktif dalam Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan

Salah satu faktor pendukung keberhasilan proses belajar mengajar adalah kegiatan ekstra kurikuler yang berada di lingkungan intra maupun ekstra kampus. Kegiatan intra maupun ekstra kampus dilakukan di luar jam kuliah biasa, dapat pula dilakukan di kampus atau di luar kampus secara berkala atau sewaktu-waktu. Kegiatan ini untuk lebih memantapkan pembentukan kepribadian. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikuler dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.

Beberapa contoh kegiatan ekstra kurikuler yang dapat dilakukan oleh mahasiswa antara lain sebagai berikut: a) Membaca dan merangkum/ meresume buku-buku

perpustakaan yang menunjang dan berkaitan dengan mata kuliah

b) Mengadakan percobaan dan penelitian yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan ilmu lainnya yang berhubungan dengan mata kuliah, atau profesi jurusan/ program studi

Page 78: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 78

c) Mengadakan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah dan membuat karya tulis mengenai tempat-tempat tersebut

d) Mengunjungi rumah panti asuhan dan panti jompo e) Mengikuti siaran atau berita televisi/ radio atau koran yang

berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta merangkum inti siaran atau berita tersebut

f) Membuat clipping yang menunjang mata kuliah pokok g) Gemar berlatih kreatifitas, sesuai dengan bakat dan

minat, melalui UKM yang ada pada lembaga kemahasiswaan di dalam kampus maupun di luar kampus

4) Kondisi yang Mendukung Pelaksanaan Wawasan Wiyata Mandala a) Mentaati peraturan dan tata tertib kampus serta

kepemimpinan kepala kampus

Pada setiap bentuk kehidupan perlu ada peraturan dan tata tertib. Di kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi, mutlak adanya peraturan dan tat tertib. Tata tertib yang diberlakukan harus dipatuhi oleh semua warga kampus khususnya mahasiswa-mahasiswa/ peserta didik

Pimpinan dan unsur pembina PTAIS rektor Univ/ Ins/ Ketua ST sebagai pengendali dan penanggung jawab kebijakan pelaksanaan peraturan dan tata tertib kampus, dalam melaksanakan tugasnya dibantu pembantu (rektor univ/ Inst/ Ketua ST, para dosen, pimpinan organisasi kemahasiswaan serta tenaga administrasi kampus) meskipun pada hakekatnya peraturan dan tata tertib kampus itu ditujukan kepada peserta didik atau mahasiswa untuk menjalankan dan mematuhinya, namun dosen, orang tua mahasiswa dan masyarakat turut terkait untuk mendukung serta bertanggung jawab atas keterlaksanaan peraturan dan tata tertib tersebut.

Peserta didik sebagai seseorang yang berada di tengah-tengah masyarakat pendidikan, seyogianya mampu mengadaptasi dan turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan semua ketentuan, peraturan, tata tertib, tata krama yang berlaku di kampus, misalnya:

Hormat dan taat pada dosen

Mematuhi segala peraturan dan tata tertib

Memelihara kebersihan kelas/ ruang kuliah/ kebersihan halaman/ kebun, kamar mandi dan kamar kecil

Page 79: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 79

Memelihara keindahan

Memelihara keamanan

Memelihara hubungan kekeluargaan sesama mahasiswa

Memelihara hubungan baik dengan warga kampus b) Hormat dan taat kepada dosen

Hormat menghormati dalam kehidupan dunia pendidikan penting untuk diterapkan, dikembangkan dan dimantapkan melalui pembinaan kehidupan sehari-hari di kampus. Secara khusus para peserta didik ditekankan untuk menerapkan sikap hormat terhadap dosen.

Dosen adalah orang-orang yang dipercaya, dapat diteladani. Di kampus dosen bertugas mengajar, mendidik dan melatih, mentransfer pengetahuan, tekhnologi maupun keterampilan kepada peserta didik. Disamping hal tersebut dosen juga berfungsi sebagai orng tua di kampus.

Oleh karena itu dosen di manapun berada harus menjaga citra dan kehormatannya berdasarkan fungsi yang melekat pada dirinya. Caranya adalah setiap warga kampus harus saling menghormati dimanapun berada, mentaati tata tertib dan peraturan kampus.

c) Kerjasama antara Warga kampus, orang tua mahasiswa dan masyarakat

Pada dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dipandang sebagai suatu lembaga yang berdiri sendiri tanpa keterlibatan unsur-unsur penting lainnya. Jadi tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan tinggi di kampus tidak dapat diserahkan sepenuhnya hanya kepada pemerintah, atau hanya di tangan keluarga sendiri ataupun kepada masyarakat, tetapi harus menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama ketiga unsur tersebut.

Kerjasama antara warga kampus, orang tua mahasiswa dan masyarakat mutlak diperlukan dalam rangka pemantapan penyelenggaraan, pembinaan dan pengembangan wiyata mandala secara berdaya guna dan berhasil guna. hal tersebut merupakan indikasi terpeliharanya kelangsungan dan kelancaran proses belajar mengajar secara baik. Salah satu unsur dalam

Page 80: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 80

lingkup warga kampus yang tidak dapat diabaikan peranannya adalah mahasiswa. Mahasiswa sebagai peserta didik, objek sekaligus subjek pendidikan yang akan menyerap ilmu pengetahuan, tekhnologi dan keterampilan, akan menjadi ukuran keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sekaligus pencapaian tujuan pendidikan nasional.

5) Ketahanan kampus menunjang Wawasan Wiyata Mandala a) Pengertian ketahanan kampus

Ketahanan kampus adalah, suatu keadaan yang menunjukkan adanya kekuatan yang bersumber dari unsur-unsur kampus, yaitu kepala kampus, dosen, mahasiswa, tenaga tata usaha serta anggota masyarakat sekitar kampus. Dengan kata lain ketahanan kampus adalah suatu kondisi dinamis yang berisi kemampuan dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari dalam dan luar kampus, yang secara langsung atau tidak lngsung mengganggu proses belajar mengajar dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Suatu kampus yang mempunyai ketahanan kampus yang baik tidak akan mudah terpengaruh oleh perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Sebagai contoh kampus yang mempunyai ketahanan kampus sanggup mendidik mahasiswanya untuk tidak terjebak dalam perkelahian antar mahasiswa, mampu menghindari perbuatan narkotika, tidak membaca buku-buku porno dan lain sebagainya.

Contoh lain adalah jika ada gangguan dari luar terhadap terpeliharanya ketahanan kampus, maka pimpinan penyelenggara kmpus sebagai penanggung jawab ketahanan kampus segera mengambil tindakan. Jika gedung kampus tersebut di corat-coret, unsur kampus segera mengambil langkah, misalnya: 1) Melaporkan hal tersebut kepada unsur/ instansi terkait 2) Segera membersihkan coretan-coretan tersebut 3) Menggalakan tugas penjaga keamanan kampus

b) Memelihara dan Meningkatkan Ketahanan Kampus

Proses yang terjadi pada waktu mahasiswa belajar dan dosen mengajar disebut proses belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar tersebut berjalan dengan lancar, perlu diciptakan suatu keadaan yang aman,

Page 81: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 81

bersih, tertib, indah, dan penuh kekeluargaan. Untuk maksud tersebut menjadi kewajiban kita untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan ketahanan kampus. Usaha yang perlu dilakukan antara lain adalah belajar berdisiplin, mentaati tata tertib, hormat kepada orang tua, dosen, pimpinan kampus, belajar lebih giat, mengikuti upacara-upacara akademik, mengikuti perkuliahan secara tertib, melakukan hal-hal yang terpuji, dan sebagainya.

Jika kita secara sungguh-sungguh melaksanakan hal tersebut, mudah-mudahan keadaan yang diharapkan akan tercapai. Oleh karena itu, mahasiswa perlu menyadari bahwa ketahanan kampus perlu dipelihara dan ditingkatkan karena ketahanan kampus merupakan jaminan bagi kelancaran belajar mengajar mahasiswa, menunjang lingkungan belajar yang aman, tertib, disiplin, sehingga mahasiswa hendaknya ikut serta secara aktif mewujudkan ketahanan kampus dengan menggalang persatuan dan kesatuan.

Upaya lain misalnya menanamkan dan mengamalkan perbuatan yang baik dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat, misalnya ketaatan mahasiswa terhadap aturan dan tata tertib kampus, kepatuhan terhadap dosen dan orang tua, kedisiplinan mematuhi aturan lalu lintas, menjaga kebersihan lingkungan dan lain sebagainya.

c) Pengaruh lingkungan terhadap ketahanan kampus

Lokasi kampus dan lingkungan mempunyai hubungan yang erat serta saling mempengaruhi dengan ketahanan kampus. Pengaruh lingkungan kampus yang berada di kota besar akan berbeda dengan pengaruh lingkungan kampus yang terletak di desa. Hal yang perlu dijaga adalah pengaruh negatif yang mungkin akan mempengaruhi kampus, misalnya narkotika, obat berbahaya, minuman keras, dan sebagainya yang membawa pengaruh buruk pada ketahanan kampus. Oleh karena itu hendaknya diupayakan sedapat mungkin letak kampus tidak berdekatan dengan pusat keramaian misalnya pertokoan, tempat hiburan dan tempat-tempat yang keamanannya tidak terjamin. Selain itu hendaknya diperhatikan hal-hal yang dilakukan mahasiswa, yang disebabkan oleh keadaan-keadaan yang dapat mengganggu ketahanan kampus, antara lain: 1) Kampus yang dipergunakan untuk kegiatan yang tidak

ada hubungannya dengan pendidikan. misalnya

Page 82: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 82

tempat untuk menyelenggarakan pesta perkawinan. Keadaan ini dengan sendirinya akan mengganggu ketahanan kampus. Dalam hal ini para mahasiswa hendaknya dapat mengatasi permasalahan sebaik-baiknya. Pemusatan pemikiran dan peran serta merapikan kembali kampus, mudah-mudahan dapat mengurangi gangguan tersebut.

2) Suatu kampus yang digunakan oleh kampus lain. Apabila kedua kampus tersebut mempunyai kesanggupan yang sama dalam memelihara kerapian kampus, keadaan tersebut tidak terlalu mempengaruhi ketahanan kampus. Tetapi apabila kampus lain yang menggunakan kampus tersebut kurang memperhatikan kebersihan, kerapian, dan terpeliharanya alat-alat kampus tentu saja hal tersebut memberi pengaruh buruk untuk ketahanan kampus. Sebagai mahasiswa apabila dihadapkan hal-hal seperti itu, mahasiswa hendaknya turut membantu memelihara kebersihan, kerapian, dan kemanan kampus. Dengan demikian suasana kegiatan belajar mengajar tidak akan mengalami hambatan

3) Kampus mempunyai ruangan yang sedikit dan kotor. Untuk menghadapi kampus yang demikian mahasiswa harus berusaha keras untuk dapat menyesuaikan diri belajar di ruangan yang padat. Ruangan yang kotor hendaknya dapat di atasi mahasiswa dengan jalan turut serta membersihkannya.

4) Proses belajar mengajar yang terganggu. Dalam keadaan sakit seorang dosen terpaksa tidak akan masuk kampus untuk melaksanakan tugas mengajar. Kegiatan belajar mengajar dikampus itu menjadi terganggu. Kegiatan demikian ini menuntut mahasiswa untuk berinisiatif dan mampu menciptakan kegiatan yang positif. Misalnya belajar kelompok, diskusi, membaca buku di perpustakaan dan sebagainya. Tentu saja semua itu dilakukan setelah terlebih dahulu melaporkan keadaan ini kepada petugas kemanan kampus

5) Kampus yang kekurangan penerangan dan air. Menghadapi hal semacam ini para mahasiswa hendaknya bersikap hemat dalam menggunakan air dan penerangan

Page 83: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 83

6) Kampus yang halamannya sempit dan tidak berpagar. Para mahasiswa dapat berperan untuk dapat mengatasi hal semacam itu, misalnya dengan membawa tanaman untuk ditanam sebagai pagar kampus. Mengingat halamannya sempit, mahasiswa diminta kesadarannya untuk tidak seluruhnya bermain di halaman pada saat istirahat

7) Kampus yang terletak di tempat ramai, misalnya dis ekitar bioskop, pertokoan, dan lain-lain. Para mahasiswa hendaknya dapat mengendalikan diri agar tidak terpengaruh oleh keadaan yang sangat mengganggu ketahanan kampus. Mudah-mudahan peran serta mahasiswa dapat

menegakkan ketahanan kampus yang tangguh, sehingga wawasan wiyata mandala dapat diwujudkan.

6) Rekomendasi

Setelah mengikuti uraian pada bab-bab terdahulu, akhirnya dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut: a) Kampus merupakan lingkungan pendidikan. dalam

menciptakan wawasan wiyata mandala yang didalamnya terdapat ketahanan kampus yang tangguh, diperlukan kesadaran dari unsur-unsur kampus untuk dapat menempatkan dan menjalankan fungsinya sebagai warga wiyata

b) Fungsi kampus sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu bertanggung jawab mendidik, membina/ mengembangkan dan mempersiapkan generasi bangsa yang berkualitas

c) Kampus dan masyarakat hendaknya saling menghargai dan menjalin hubungan yang harmonis, karena diantaranya terdapat saling memerlukan dan saling mempengaruhi

d) Mempersiapkan kelengkapan kuliah sebelum masuk kelas/ ruang kuliah atau sebelum belajar, mempersiapkan diri, dalam mengikuti proses belajar mengajar, aktif berperan dalam kegiatan belajar, melaksanakan tugas-tugas dan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler secara baik merupakan peran aktif mahasiswa sebagai warga wiyata.

e) Mau dan mampu mentaati peraturan dan tata tertib kampus, menghormati kepemimpinan kampus, taat kepada dosen serta bekerja sama antar warga kampus, orang tua, mahasiswa dan masyarakat, merupakan

Page 84: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 84

kondisi yang mendukung terlaksananya wawasan wiyata mandala

f) Lingkungan memberi pengaruh yang besar pada ketahanan kampus. Sebab itu setiap unsur kampus hendaknya selalu waspada dalam menentukkan langkah agar tidak terjerumus kepada pengaruh lingkungan yang negatif. Sebab ketahanan kampus merupakan bagian yang penting dalam rangka wawasan wiyata mandala. Mudah-mudahan uraian singkat mengenai wawasan

wiyata mandala ini dapat menyadarkan semua unsur pendidikan tinggi, khususnya para mahasiswa, agar dapat berperan sesuai dengan fungsinya sebagai warga wiyata.

B. Kuliah Ta’aruf

1. Kerangka Dasar

Mahasiswa sebagai sumber unsur lapisan intelektual dalam generasi muda pada khususnya di lingkungan masyarakat pada umumnya memegang peranan penting sebagai penerus perjuangan generasi sebelumnya, hal ini dikarenakan anttara lain harapan yang dicurahkan oleh masyarakat, kelompok ini jauh lebih besar dibanding kelompok lainnya dari perhatian dana dan fasilitas yang telah diberikan oleh pemerintah untuk membina dan mengembangkan pribadinya, sedangkan jumlahnya relatif kecil. Posisi mahasiswa adalah sebagai sebuah entitas termasuk kelompok elite dalam struktur masyarakat, sesuai dengan nama dan posisinya mahasiswa mempunyai tanggung jawab besar dalam konteks perubahan sosial.

Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa dengan segala kekuatan dan potensi yang dimilikinya sudah barang tentu dituntut oleh lingkungannya untuk dapat mengabdikan dirinya pada proses perubahan, penguatan citra sebagai elemen kontrol sosial dalam perubahan sosial yang terjadi di lingkungan kehidupannya baik di kampus sebagai civitas akademik, mupun di lingkungan mereka tinggal sebagai lapisan masyarakat elite.

Maka hendaknya mahasiswa mutlak menjadi lapisan intelektual yang penuh cita-cita luhur, gemar belajar, mengabdi dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan dan keindahan. Hal tersebut sesuai dengan misi perguruan tinggi yaitu dengan tri dharmanya yang mencakup; pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Sehingga wajar kalau citra pemerataan kesempatan pendidikan formal, informal maupun non formal, hendaknya juga menjadi beban dan sasaran pengabdian

Page 85: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 85

mahasiswa sebagai motivator dan dinamisator pada rekan sebangsanya yang kurang beruntung.

Kehidupan bangsa yang sosialistis religius memerlukan sentuhan-sentuhan tangan terdidik dalam bidang agama dan pembangunan. Kenyataan banyak membuktikan bahwa pendekatan keagamaan lebih cepat menarik perhatian dan minat masyarakat pada umumnya terutama pada masyarakat yang kurang terdidik, rasa kebersamaan manusiawi lebih cepat terpadu antar pemberi informasi dan penyerap informasi, sehingga komunikasi dua arah dalam transfer pengetahuan menjadi lebih communicative. Dalam situasi ini peranan mahasiswa yang mempunyai bekal pengetahuan agama dan kemasyarakatan sangat relevan sekali, sehingga perkembangan kultur melalui pendekatan agamis lebih maju dan terjembatani.

Untuk mencapai ke arah itu, calon mahasiswa yang baru menginjak perguruan tinggi yang dalam kapasitasnya mereka perlu menyesuaikan kebijakan-kebiajakan, kode etik mahasiswa sebagai transisi dari status mereka sebagai pelajar pada SLTA, sudah barang tentu diperlukan orientasi pengenalan semacam kuliah ta’aruf seperti yang sudah berjalan dan diselenggarakan pada tiap tahun di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini antara lain: 1) Mewujudkan insan akademik yang pluralistic, kritis, humanis,

dan praktis 2) Menggali potensi mahasiswa dalam memasuki jenjang

pendidikan tinggi 3) Menjadikan mahasiswa yang mampu membaca/ menelaah/

mengkaji serta memecahkan masalah dalam realitas sosial 4) Memperluas wawasan organisasi/ kepemimpinan serta

manajemen berdasarkan komitmen logis-leadership 5) Membangun karakter mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang religius, progresif, konstruktif dan inovatif

6) Menciptakan ukhuwah Islamiyah antara calon mahasiswa dan civitas akademika di lingkungan kampus dan masyarakat sekitarnya.

3. Target Pencapaian

Target yang ingin dicapai dari kegiatan ini antara lain untuk: 1) Terwujudnya insan akademik yang pluralistik, kritis, humanis

dan praktis

Page 86: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 86

2) Tergalinya kualifikasi potensi minat dan bakat untuk pengembangan mahasiswa dalam memasuki jenjang pendidikan tinggi

3) Terwujudnya gaya dan budaya mahasiswa yang mampu membaca/ menelaah/ mengkaji serta memecahkan masalah dalam realitas sosial

4) Tersosialisasikannya wawasan organisasi/ kepemimpinan serta manajemen berdasarkan komitemen logis-leadership

5) Terwujudnya karakter mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang religius, progeresif, konstruktif dan inovatif

6) Terciptanya ukhuwah Islamiyah antara calon mahasiswa dan civitas akadmeika di lingkungan kampus dan masyarakat sekitarnya.

4. Organisasi Penyelenggara

Organisasi penyelenggara ini diprakarsai oleh mahasiswa yang terkoordinasi antara BEM, UKM dan HMJ a. Panitia

Susunan kepanitiaan terdiri dari: 1) Penanggung jawab adalah Ketua/ Presiden Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) 2) Panitia Pengarah (SC) terdiri dari unsur perwakilan MPM,

DPM, BEM, LPM, UKM dan HMJ 3) Panitia Pelaksana (OC) terdiri dari unsur perwakilan MPM,

DPM, BEM, LPM, UKM dan HMJ., yang dipilih melalui mekanisme rapat koordinasi yang diprakarsai oleh BEM

4) Susunan personalia pelaksana Ta’aruf dilengkapi dan ditunjuk oleh ketua terpilih dengan melalui mekanisme organisasi yang berlaku. Susunan serta banyaknya personalia disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.

Page 87: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 87

b. Nara Sumber

Dalam penyelenggaraannya Ta’aruf mahasiswa memerlukan nara sumber/ penceramah yang dapat melibatkan unsur-unsur civitas akademika, diantaranya: 1) Pimpinan Universitas/ Inst/ ST 2) Unsur organisasi kemahasiswaan MPM, DPM, BEM, LPM,

UKM dan HMJ 3) Tenaga ahli/ profesi yang berkaitan dengan materi Ta’aruf 4) Instansi terkait di pemerintahan

c. Materi Kegiatan Materi kegiatan penyelenggaraan Ta’aruf mahasiswa

meliputi: 1) Wawasan Kemahasiswaan

(a) Materi ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui sejarah pergerakan dan posisi mahasiswa sebagai wahana motivasi dalam sejarah perjuangan bangsa

(b) Target yang ingin di capai dari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat mengambil bagian dalam pengukiran sejarah perjuangan bangsa

2) Wawasan Ke-Islaman (a) Materi ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami

dienul Islam secara kaffah, berfungsi sebagai tolok ukur dalam kehidupan sehari-hari di dunia, maupun untuk di akhirat kelak

(b) Target yang ingin di capai dari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat mengamalkan dienul Islam secara kaffah.

3) Wawasan Ilmiah (a) Materi ini bertujuan agar mahasiswa dapat

mengutamakan nilai-nilai ilmiah melalui kreasi dan inovasinya mengembangkan dharma bhakti untuk nusa, bngsa dan agama, antara lain; mengutamakan nilai-nilai rasionalistic dan objektive ilmiah dengan cara-cara demokratis, membela keadilan dan kebenaran dengan segala konsekuensinya secara ilmiah, yang didasarkan atas rasa tanggung jawab pada diri sendiri, pada masyarakat, dan pada Allah SWT.

(b) Target yang ingin dicapai dari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat ambil bagian dalam menyumbangkan pikirannya dalam mengatasi perubahan sosial di lingkungan masyarakat.

Page 88: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 88

4) Wawasan Kebangsaan (a) Materi ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami

realitas kehidupan bangsa dan peranannya dalam konteks perjuangan bangsa yang dihadapkan dengan globalisasi

(b) Target yang ingin dicapai dari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikannya pada nilai-nilai budaya lokal sebagai penangkal dari berkembangnya budaya global yang negatif

5. Biaya Penyelenggaraan Biaya penyelenggaraan ini bersumber dari kontribusi

mahasiswa baru yang terkoordinasi, dengan menggunakan prinsip dari mahasiswa untuk mahasiswa, akuntabel, fleksibel, dan transparan, serta dapat dipertanggung jawabkan.

C. Penerapan Kode Etik/ Tata Krama Mahasiswa

1. Kode Etik

Kode etik mahasiswa adalah sebagai dasar dan arah etik untuk menjaga kualitas dan kepribadian serta kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Sasaran utamanya adalah mahasiswa yang sah dan secara administratif tercatat pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Kode etik mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon merupakan wahana pembinaan kepribadian, pengetahuan dan keterampilan dikembangkan dalam rangka: a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau mencipatkan ilmu pengetahuan agama Islam

b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama islam serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, bagi mahasiswa sebagai

bagian dari civitas akademika dan pengembangan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon diperlukan kode etik mahasiswa yang memadai.

2. Butir-Butir kode Etik Mahasiswa

Untuk memudahkan pelaksanaannya dalam penerapnnya maka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon memberikan rancangan kode etik mahasiswa Sekolah Tinggi

Page 89: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 89

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang dituangkan dalam butir-butir etik yang berwawasan ke-Islaman, keilmiahan dan kebangsaan. berikut ini: a. Wawasan Ke-Islaman

1) Meningkatkan kualitas keislaman dengan senantiasa menambah keluasan pemahaman, kedalaman pengkhayatan dan amaliah ajaran agama Islam, baik selaku pribadi maupun kelompok. Misalnya lewat beragam kegiatan taklim keagamaan, kegiatan peribadatan dan kegiatan kemasyarakatan

2) Mewarnai pergaulan, baik dalam kalangan civitas akademika atau di luarnya, dengan sifat Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim), saling menghormati, saling tenggang rasa dan banyak melakukan kebajikan, misalnya dengan meningkatkan kebersamaan, memperhatikan prinsip tata krama atau kesusilaan, tidak memaksakan kehendak dengan semena-mena dan senantiasa berbuat sesuatu yang memberikan manfaat pada orang lain.

3) Menjunjung tinggi terhadap tugas dan pekerjaan serta bersikap objektif terhadap prestasi kerja, dengan cara melaksanakan sikap amanah yaitu terpercaya dengan penuh kejujuran, tanggung jawab yang berdasarkan ukuran moral sosial dan keagamaan, menghargai tinggi prestasi orang lain, berkesediaan untuk memotivasi dirinya, menghindari rasa dengki dan sebagainya.

4) Menghargai tingginya kelebihan sumber daya manusia masing-masing dengan cara menerapkan sikap kompetetif yang sehat, dengan menghindari kecongkakan arrogance dan tinggi hati, sum’ah serta saling mendorong memanfaatkan sumber daya manusia tersebut sebesar-besarnya.

5) Menerapkan amar ma’ruf nahyi munkar secara objektif dengan tekhnik penyampaian yang arif, misalnya dalam bertingkah laku, bekerja, beribadah, belajar, berkegiatan, bertolong-menolong dan bermasyarakat dalam arti yang seluas-luasnya.

6) Menjaga citra diri sebagai manusia muslim, citra lembaga perguruan tinggi Islam sebagai lembaga pendidikan keislaman dan citra agama Islam pada umumnya dengan menjaga pergaulan antara lain pergaulan bebas, free sex, anarkis, kebrutalan, menjaga penampilan, menjaga kebersihan, dan ketertiban (cara hidup dan cara

Page 90: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 90

memanfaatkan fasilitas lingkungan) dan menjaga kewibawaan.

b. Wawasan Keilmiahan

1) Mengutamakan nilai-nilai ilmiah melalui kreasi dan inovasinya mengembangkan dharma bakti untuk nusa, bangsa dan agama, antara lain; mengutamakan nilai-nilai rasional dan objektif ilmiah dengan cara-cara demokratis, membela keadilan kebenaran dengan segala konsekuensinya secara ilmiah, yang didasarkan atas rasa tanggung jawab pada diri sendiri, pada masyarakat dan pada Allah SWT

2) Menanamkan rasa cinta almamater dalam setiap kegiatan kemahasiswaan, antara lain melalui kegiatan lembaga kemahasiswaan memebrikan seumbangan, pikiran dalam bentuk peran sosial terhadap kebijakan pemerintah dan pengembangan bangsa.

3) Membina suasana pergaulan yang harmonis dan layak di dalam kampus untuk mendukung proses pendidikan, seperti menghargai pendapat dosen, sesama mahasiswa ataupun pendapat orang lain, mematuhi aturan-aturan perkuliahan, peraturan penggunaan fasilitas kampus baik fasilitas administrasi maupun fasilitas fisik/ materi

4) Memelihara sikap persahabatan dan persaudaraan atas dasar hormat-menghormati dalam setiap pergaulan dalam kampus dan/ atau antar kampus yang dilakukan secara Ukhuwah Islamiyahs

c. Wawasan Kebangsaan

1) Meningkatkan kesadran terhadap nilai-nilai Pancasila dengan memahami, mengkhayati, mengamalkan nya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2) Membina kesadaran tentang keserasian hidup yang layak sebagai warga negara, tanpa diskriminasi rasa kesukuan, agama, kedudukan sosial dan pandangan politik.

3) Memiliki jiwa suka membantu dan menolong, orang lain, suka bermasyarakat, minimum di lingkungan tempat tinggalnya, suka bersilaturahmi dengan keluarga/ kerabat dan tetangganya, menengok keluarga/ kerabat dan tetangga yang sakit, bertaziah kepada keluarga/ kerabat dan tetangga yang meninggal dunia, ikut kerja bakti dan sebagainya.

4) Berpartisipasi dalam usaha-usaha untuk kemajuan dan pembangunan masyarakat, sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan mengutamakan sifat profesinya.

Page 91: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 91

5) Berpenampilan yang baik, menarik dan sopan dalam cara berpakaian, berdandan, berbicara dan bertingkah laku, secara cara keluarga/ kerabat dan tetangganya di kampus, di rumah, bertamu, bertamasya, berolahraga dan sebagainya.

6) Selalu berencana dalam setiap tindakan, dengan membiasakan kesadaran seperlunya memiliki wawasan kedepan, berkemajuan (dinamis) dan menjaga diri dalam bidang-bidang yang ditekuni (ilmuy keahlian, keterampilan, propesionalitas) dari kemadengan dan kebuntuan, misalnya dengan kesedihan menerima kritik, tanggapan terhadap temuan baru, memanfaatkan profesi cipta, rasa dan karsa yang dimiliki, bercita-cita besar, senantisa haus akan kemujuan tetapi terhindar dari sikap arogansi ilmiah yang sia-sia dan sebagainya. Kerena sifat dan tujuan tersebut, diperuntukan bagi

pengembangan mahasiswa sebagai bagian dari civitas academia dan pengembangan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, secara substantif menjadi tanggungjawab Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang dalam hal ini menjadi bidang garapan Pembantu Rektor III Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, namun atas kepedulian dan tanggungjawab yang melekat pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon terhadap pengawasan, pengendalian, pembinaan dan pemberdayaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dengan adanya rencana ini, pertama dapat mengembangkan sesuai dengan kodisi dan lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, kedua dengan adanya rencana ini, tidak berarti untuk menghilangkan semangat otonomi yang melekat pada tugas fungsi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

3. Tata-krama Mahasiswa Tata-krama bagi mahasiswa menjadi sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari, bahkan merupak tuntutan masyarakat. Dalam pergaulan sesama manusia, tata-krama merupakan kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan tertentu. Tata-krama yang berlaku di suatu tempat belum tentu berlaku dan dapat diterima di tempat lain. Peranan adat istiadat sangat besar pengaruhnya dalam tata-krama pergaulan.

Selain itu perkembangan ilmu dan teknologi yang di tandai dengan aneka ragam perubahan yang sangat cepat turut

Page 92: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 92

mempengaruhi norma-norma kehidupan. Apa yang dulu dianggap baik, mungkin menjadi kurang baik sesuai dengan irama perkembangan jaman. Kalau pada jaman pada revolusi fisik seorang pria yang berambut gondrong merupakan suatau kebanggaan. Di masa itu para pemuda tida sempat memangkas rambutnya karena titik perhatian dan kesempatan ditujukan kepada perjuangan mempertahankan tanah air tercinta. Namun di masa-masa sekarang kalau seoarang mahasiswa ke kampus dengan rambut gondrong tentu akan meninbulkan masalah. Ibu atau Bapak Dosen akan menyuruh mahasiswa tersebut untuk menggunting rambutnya.

Di atas telah dinyatakan bahwa peranan adat istiadat sangat besar pengaruhnya. Kita ambil contoh , cara duduk yang sopan di berbagai propinsi tidak sama. Demikian juga penilaian terhadap seseorang yang tidak menghabiskan makannya dengan menyisaklan sedikit tidak sama di berbagai tempat. Ada yang mengatakan hal tersebut sopan tetapi ada pula yang menganggap kuarang baik.

Pelaksanaan tata-krama perlu diperhatikan hal-hal berikut: a. Situasi dan kondisi setempat b. Faktor adat dan kebiasaan c. Perkembangan jaman.

Oleh karena itu, kita perlu hati-hati dalam memberikan penilaian apakah perbuatan itu sesuai denganm tata-krama atau dianggap tidak sopan. Selain tata-krama yang berlaku setempat, ada pula tata-krama ytang berlaku secara nasional misalnya: sikap kita saat lagu Indonesia Raya dikumandangkan.

Dalam buku ini akan diuraikan berturut-turut pengertian dan jenis-jenis tata-krama, pentingnya tata-krama dalam kehidupan sehari-hari dan penerapan tata-krama dalam berbagai lingjungan kehidupan. Selanjutnya diharapkan dapat menambah nalar mahasiswa mengfenai tata-krama dalam kehidupan sehari-hari. a. Pengertian

Tata-krama adalah kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antara manusia setempat dan berlaku dalam kurun waktu tertentu. Secara harfiah tata-krama terdiri atas dua kata yaitu tata dam krama. Tata berarti adat, atuaran, norma, peratuaran. Krama berarti sopan santun, kelakuan tinadakan atau perbuatan. Denagn demikian tata-krama berarati adat sopan santun, kebiasaan sopan santun atau soapan santun.

Selain itu ada sebutan lain untuk tata-krama yaitu etika atau etika dan telah menjadi bagian dalam hidup kita. Bahkan lebih

Page 93: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 93

dari itu tata-krama telah menjadi persyaratan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi tuntunan masyarakat di mana saja serta dalam kurun waktu kapan saja. Tata-krama yang pada mulanya berlaku setempat, lambat laun dapat merambat kelingkuangan yang lebih luas. Seirama dengan laju perkembangan waktu tataikkram tersebut diterima sebagai kesepakatan dan akhirnya menjadi tata-krama nasional. Contoh: 1) Menyatakan penghormatan kepada orang tua, misalnya

dengan melakukan sembah sungkem. Hal ini caranya berbeda disetiap tempat namun intinya sama yaitu penghormatan kepada orang tua.

2) Bersikap khidmat waktu mengikuti upacara bendera. 3) Mengheningkan cipta untuk mmenghormati dan mengenang

arwah pahlawan yang telah gugur sebagai palawan bangsa.

b. Jenis-jenis Tata-krama

Tata-krama telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Secara garis besar ada beberapa jenis tata-krama yang erat kaitannya falam kehidupan manusia sehari-hari yaitu: Tata-krama berbicara Tata-krama pergaulan Tata-krama penampilan 1) Tata-krama Berbicara

Dalam berbagai hubungan antar manusia diperlukan pembicaraa antarasesama manusia. Sopan santun berbicara berkaitan erat dengan: (a) Siapa yang diajak berbicara (b) Kalimat yang diperguanakan (c) Dimana pembicaraan itu dilakukan (d) Sikap berbicara (e) Tata cara berbicara

Jika berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang dihormati, maka dipergunakan lah bahasa yang sopan. Misalnya, “Bu, pak dosen mengirimkan formulir ini untuk diisi oleh ibu. Beliau mengharapkan agar formulir ini dapat diterimanya kembali besok pagi”, kata Tati kepada ibunya.

Selain itu perlu pula diperhatiakan di mana pembicaraan itu dilakukan. Bila kebetulan pada saat itu ibu sedang berbicara dengan tamu, sebaiknya tunda dulu penyampaian pembicaraan itu. Tunggulah sampai ibu selesai berbicara dengan tamunya. Atau kalau sangat terpaksa mintalah maaf

Page 94: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 94

terlebid dahulu kepada tamu dan ibu untuk meminta waktu sebentar. Sikap berbicara tertentu perlu diperhatikan.

Secara umum perlu diingat dalam berbicara dengan seseorang perlu menghindari sikap-sikap sebagai berikut: (a) Memotong pembicaraan orang. (b) Memborong pembicaraan. (c) Berbicara tanpa memandang yang diajak bicara. (d) Berbicara tak berkepanjangan tak tentu arah. (e) Acuh tak acuh terhadap pembicaraan teman bicara.

Bila ada beberapa orang disuatu ruangan sebaiknya dipergunakan bahasa yang dimengerti oarang banyak. Jangan sekali-kali mengguanakan bahasa daerah yang tidak dimengerti oleh orang lain yang kebetulan berada disitu dan berlainan bahasa daerahnya dengan anda. Hal ini yang patut dihindari yaitu berbicara sambil berbisikbisik di hadapan beberap orang yang berada ditempat itu.

Berbicara sendiri dengan teman saat Dosen sedang memberi penjelasan merupakan hal yang kurang sopan. Hal ini terjadi, misalnya Yudi dan Tono tidak menghargai penjelasan dari Dosennya. Bukanlah Dosen Tono dan Yudi sedang berusaha memberi penjelasan kepada mahasiswa di kelas/ruang kuliah itu. Dosen sedang bekerja keras. Sudah sepatutnya upaya dosen ini dihargai. .

2) Tata-krama pergaulan

Orang yang dapat menyesuaikan diri dalam pergaulan adalah orang yang dapat menyesuaikan diri dengan tata-krama yang berlaku. Biasanya oarang yang demikian akan ten tram hidupnya. Dalam etika pergaulan antar manusia perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Siapa yang dihadapi (b) Di mana pergaulan itu berlangsung (c) Bagaimana cara bersiakap Ikutilah peristiwa di bawah ini !

(a) Yati datang terlambat karena semalam ia tidur larut malam. Akibatnya Yati terlambat bangun, Yati langsung masuk kelas/ruang kuliah tanpa mengetuk pintu dan memberi salam kepada ibu dosen. Bagaimana pendapat Mu mengenai sikap Yati ini ? Jelaskan bagaimana seharusnya yati bersikap.

(b) Tono sedang asyik membaca buku. ketika ibunya memanggil, Tono berpura-pura tidak mendengar. Setelah dipanggil berulangkali akhirnya Tono datang dengan wajah yang keruh. Ternyata Ibunya minta tolong dibelikan minyak

Page 95: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 95

tanah ke warung. Tono meneriama tugas itu dengan rasa mendongkol. Sepanjang jalan Tono mengerutu dan menghentak-hentak kakinya. Jelaskan beberapa kekeliruan sikap Tono yang tidak sesuai dengan tata-krama pergaulan. Dari uraian diatas diharapkan anda dapat menarik

kesimpulan hal-hal yang diperlukan dalam etika pergaulan. Etika pergaulan sangat diperlukan dalam berbagai lingkungan kehidupan yaitu di lingkungan rumah, di lingku7ngan kampus dan di lingkingan masyarakat.

Agar terjadi hubungan yang selaras, serasi, sesuai dengan etika pergaulan seseorang perlu bersiakap antara lain: (1) Tidak acuh terhadap orang lain. (2) Mengetuk pintu bila akan memasuki suatu tempat. (3) Memberi salam bila berjumpa seseorang. (4) Mohon maaf bila terlambat. (5) Melakukan perintah dengan wajah yang jernih. (6) Dapat menempatkan diri. (7) Sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan. (8) Rendah hati, tidak ingin menang sendiri. (9) Siap memberi bantuan sesuai dengan batas kemampuan. (10) Mengucapakan terima kasih bila meneriam bantuan

dari orang lain. 3) Tata-krama penampilan

Kesan pertama bila kita berjumpa seseorang ialah melihat penampilan. Penampilan memberikan kesan yang langsung ke dalam penglihatan orang lain. Karena itu, penampilanperlu diperhatikan agar sedapat mungkin selaras dengan tata-krama yang berlaku.

Dalam etika penampilan ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain: (1) Kesederhanaan, rapi, pantas dan bersahaja (2) Cara berpakaian yang disesuaikan dengan waktu dan

tempat Bacalah uraian peristiwa di bawah ini dan berilah

komentar! Dini akan menghadiri pesta perpisahan di kampusnya. Ia

ingin tampil berbeda dari penampilannya sehari-hari. Dini ingin agar rambutnya di sisir dengan gaya masa kini. Dini mohon kepada ibunya untuk pergi ke salon penata rambut.

Ibu Dini kurang setuju mengapa Dini harus bersusah-susah, penampilan Dini sudah cukup baik. Bukankah

Page 96: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 96

kesederhanaan akan memberi kesan bahwa Dini tetap kelihatan rapi dan pantas.

Yanti diajak ibunya untuk melayat tetangganya yang baru saja meninggal. Yanti segera berganti pakaian. Pita rambutnya yang berwarna merah mencolok dilepas oleh Yanti dan digantinya dengan jepit rmbut biasa. Iu Yanti nampak sangat bersahaja. Ia menggunakan gaun yang berwarna lembut dan sama seklai tidak memakai perhiasan, Yanti bertanya kepada ibunya mengapa Ibu melepas kalung dan giwang berliannya.

Tahukah anda apa kira-kira jawaban ibu atas pertanyaan anaknya?

c. Pentingnya Tata Krama dalam Kehidupan Sehari-hari

Peran tata krama sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, kadang keberhasilan seseorang turut dipengaruhi oleh nilai tambah dan tata krama orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Bangsa Indonesia menyadari bahwa setiap manusia di dunia harus berhubungan dengan sesama manusia. Hubungan dengan sesama manusia ini memerlukan saling menghargai dan hormat menghormati. Untuk dapat saling menghargai dan menghormati sesama manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan diperlukan upaya menempatkan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya.

Agar dapat menempatkan manusia sebagaimana mestinya perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan harga diri seseorang yaitu antara lain: 1) Menghindarkan perbuatan yang membuat orang lain

tersinggung 2) Menghindarkan perbuatan mengumpat/ menggunjingkan

orang lain 3) Memberikan penghargaan/ pujian atas hasil karya seseorang 4) Memanusiakan manusia

Kadang-kadang dalam pergaulan sehari-hari kita ingin membuat lelucon yang segar. Upaya seperti ini cukup baik, namun perlu diusahakan agar lelucon anda jangan sampai membuat orang lain merasa tersinggung.

Perhatikan lelucon di bawah ini: 1) Rini baru saja memenangkan perlombaan lompat jauh. Di

hadapan teman-temannya Yati memberi selamat kepada Rini sambil berkata, “Selamat ya Rin. Tak kuduga “putri semampai” alias semeter tak sampai seperti engkau ini mampu memenagkan perlombaan. Teman-teman Rini

Page 97: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 97

tertawa gembira. Rini ikut tertawa walaupun dengan perasaan jengkel. Bagaimana pendapat anda mengenai sikap Yati?

2) Tanpa diminta Tini menceritakan keburukan Sinta dihadapan Yanti, yanti hanya mendengarkan saja, ia tidak memberi komentar. Dalam hatinya Yanti berkata, “Mengapa engkau tidak menghargai dan menempatkan Sinta sebagai manusia, Tin? Tini masih terus mengumpat Sinta, apa yang akan kau lakukan jika engkau adalah Yanti?

3) Ayah sudah bersusah payah mengantri karcis untuk mengajak Ibu menonton film di salah satu bioskop yang terkenal. Ibu sangat berterima kasih atas perhatian ayahnya. Ibu dengan senang hati pergi ke Bioskop bersama ayah walaupun sebenarnya ia tidak begitu menyukai judul film yang akan di lihat. Berikan pendapat anda mngenai sikap ibu?

4) Dengan kasar Iwan memarahi yanto yang tidak sengaja memecahkan cangkir kesayangannya. Berbagai caci maki meluncur dari mulut iwan tanpa ada belas kasihan. Yanto merasa sedih sekali, namun ia tidak berdaya. Pantaskah perbuatan lawan, menurut pendapat anda? Jelaskan!

d. Penerapan tata krama di berbagai lingkungan kehidupan

Setelah memahami apa yang dimaksud dengan tata krama dan mengetahui jenis-jenis tata krama serta menyadari perlunya tata krama dalam kehidupan sehari-hari, apa tindak lanjut kita?

Sekedar memahami mengetahui tentang dan menyadari saja belum cukup untuk menciptakan hubungan yang harmonis dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang anda ketahui, pahami dan sadari, hal tersebut hendaknya di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di bawah ini tersaji beberapa contoh penerapan tata krama yang berlangsung di dalam berbagai lingkungan kehidupan yaitu di rumah, di kampus dan di masyarakat. 1) Penerapan Tata Krama di lingkungan Rumah

(a) Bacalah uraian di bawah ini dan buatlah himpunan sikap yang bertalian dengan tata krama

Bertamu dan Menerima Tamu Sore hari pak yamin menerima tamu yaitu bapakdan

ibu Ardi. Dalam percakapan yang mencerminkan betapa akrabnya hubungan kedua keluarga itu, tiba-tiba pak Ardi bersin. Segra pak Ardi memohon maaf kepada keluarga pak yaman. Bapak dan ibu Yaman menyambut

Page 98: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 98

permohonan maaf itu dengan ucapan, “tidak apa-apa, pak Ardi, mudah-mudahan bersinnya pak Ardi merupakan upaya untuk bertahan dari gangguan kesehatan”

Pak Ardi mengucapkan terima kasih dan meneruskan pembicaraannya, “bagaimana kabar anak sulung mu tanto. Apakah ia jadi melanjutkan pendidikan di AKABRI? Pak yaman memang sangat bangga pada putera sulungnya yang bernama Tanto. Mendengar pertanyaan pak Ardi, pak yaman langsung bercerita panjang lebar tentang putera kebanggaannya itu, pak Yaman lupa bahwa sebenarnya perlu sekali-sekali memberi kesempatan kepada pak Ardi untuk berbicara.

Pak Ardi cukup bijaksana, ia mendengarkan dengan penuh perhatian cerita pak Yaman. Berlainan halnya dengan ibu Ardi. Bu Ardi merasa jenuh mendengarkan cerita pak Yaman. Pak Ardi memberi isyarat kepada isterinya agar tetap berusaha menjadi pendengar yang baik. Karena asyiknya menceritakan keberhasilan Tanto, pak yaman lupa bahwa air yang disuguhkan oleh Yanti putra bungsunya sudah mulai dingin. Untunglah bu Yaman menyadari hal itu. Dengan ramah bu yaman mempersilahkan tamunya untuk minum.

Setelah pak Ardi dan isterinya mohon diri, Yanti menegur ayahnya, “Bapak tadi memborong pembicaraan, Yanti kasihan melihat kegelisahan bu Ardi mendengar cerita bapak”. Bu Ardi mengingatkan Yanti bahwa ia tidak boleh berkata demikian kepada bapaknya. Tidak pantas seorang anak berbicara seperti itu kepada orang tuanya. Yanti bingung mengapa ia disalahkan.

(b) Bantulah Yanti mengatasi kebingungannya kalau perlu coba didiskusikan dengan teman-teman se-kosan mu.

2) Penerapan Tata krama di lingkungan kampus

Bacalah uraian di bawah ini kemudian berikan pendapatmu

Situasi Belajar di Kelas/ ruang Kuliah

Pagi itu ibu dosen nani kelihatan berseri-seri wajahnya, setelah para mahasiswa memberi salam yang dibalas dengan hangat oleh ibu dosen nani, mulailah bu Dosen Nani menjelaskan tentang penerapan tata krama di lingkungan kampus. Para mahasiswa mendengarkan penjelasan ibu dosen Nani dengan penuh khidmat.

Page 99: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 99

Ketika ibu dosen nani akan memberi contoh tentang beberapa sikap yang berkaitan dengan tata krama, yudi memotong pembicaraan ibu Dosen nani. Santi memberi isyarat kepada Yudi bahwa perbuatannya itu tidak benar, Yudi masih belum menyadari kekeliruannya.

Dengan sabar ibu dosen nani menjelaskan bahwa apa yang dilakukan oleh Yudi bertentangan atau tidak sesuai dengan tata krama berbicara. Memotong pembicaraan seseorang adalah perbuatan yang tidak sopan. Tapi karena yudi belum mengerti, maka perbuatan yudi masih dapat dimaklumi.

Menyadari kekeliruannya Yudi segera minta maaf, Ibu Dosen Nani memuji perbuatan Yudi sambil berkata, “Bagus sekali Yudi, bila kamu tau sudah berbuat salah, minta maaflah segera. Ibu memaafkan kesalahan Mu karena orang yang sanggup dan mau memberi maaf adalah orang yang berjiwa besar. Ibu ingin nenjadi orang yang berjiwa besar,” kata ibu Dosen Nani sambil ter4senyum.

Pernyataan ibu Dosen Nani disambut dengan tepuk tangan oleh para mahaisswa. “Mengapa kita tidak boleh memotong pembicaraan orang lain, bu?” Sinta bertaanya. Ibu Dosen Nani mengenbalikan pertanyaan Sinta kepada para mahasiswa, untuk dijawab. Dapatkah anda memperkirakan apa saja jawaban yang diberikan oleh para mahasiswa?

3) Penetapan Tata-krama di lingkungan Masyarakat

Bacalah uraian di bawah ini, kemudia himpunlah perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan tata-krama pergaulan.

Perjalanan di Tempat Umum

Pada hari minggu Yudidan Yanto pergi ke pasar ikan. Letak pasar ikan itu cukup jauh Dari rumah mereka. Sebab itu Yudi dan Yanto memanfaatkan bis kota. Keadaan di bis kota hari ini sangat padat. Yudi dan Yanto berusaha memasuki bis itu dengan susah payah. Karen tak mungkin duduk, terpaksa Yudi dan Yanto berdiri berdesak-desakan dengan orang banyak di bis itu. Pada suatu halte di mana bis itu berhenti, banyak penumpang yang turun. Ada beberapa kursi yang kosong sebenarnya Yudidan Yanto dapat segera duduk di kursi itu, tapi Yudi mengurungkan niatnya sebab dihadapan Yudi dan Yanto ada seorang Ibu yang menggendong anaknya yang berumur kurang lebih satu tahun sedangkan di sebelahnya berdiri seorang nenek-nenek.

Page 100: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 100

Yudi tak sampai hati melihat kedua orang kaum itu. Dengan sikap yang perwaira Yudi dan Yanto mempersilahkan ibu dan anaknya serta nenek-nenek itu duduk. Alangkah gembira hati kedua orang yang telah menerima bantuan itu. Secara spontan mereka mengucapakan terima kasih yang id sambut Yudi dengan anggukan kepala. Yanto melayangka pandangannya ke bagia belakang bis itu. Ah, alangkah gembira hati, yanto melihat seorang anak muda yang dengan tenang duduk sambil mengantuk. Padahal disampingnya berdir seoarang kakek-kakek. Bagi Yanto, anak muda itu dinilainya telah telah menunjukan sikap manusia yang tidak bertata-krama. Alangkah tidak bermalunya ia yang mempunyai tulang yang kekar dengan enak duduk padahal ada kakek-kakek yang lebih pantas diberi kesempatan untuk duduk.

Takl lama kemudian bis it sudah berhenti dipasar ikan. Kembali Yudi dan Yanto melihat pemandangan yang tidak menyenangkan. Beberapa orang pedagang ikan secara berebutan berusaha membeli ikan. Nampak kepentiangan pribadi yang berlebihan telah mengalahkan pencerminan manusia yang bertata-krama.

e. Rekomendasi Setelah kita membaca contoh etika berbicara, etika pergaula

da etika penbampilan yang berlaku di lingkungan rumah, kampus, dan masyarakat ada beberapak hal yang patut di ingat yaitu antara lain: 1) Hubunngan anatar manusia dialandasi oleh rasa saling

menghormati, saling menghargai dan tenggang rasa. 2) Manusia adalah mahluk sosial, yang dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya harus berhubungan dengan manusia lain.

3) Untuk menciptakan hubungan yang selaras, serasi dan seimbang diperluka tata cara berhubungan yang diatur dalam tata-krama pergaulan.

4) Tata-krama merupakan perwujudan manusia yang mempunyai martabat dan derajat yang tinggi.

Akhirnya diharapkan agar mahasiswa dapat mengembangkan lebih lanjut apa yang sudah diperoleh dengan mempelajari tata-krama yan berlaku dilingkungan kehidupannya.

D. Pengembangan Kewirausahaan pada Perguruan Tinggi 1. Kerangka Dasar

Page 101: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 101

Mahasiswa sebagai insan akademis yang memiliki potensi intelektual dan kedudukannya sebagai generasi penerus bangsa mempunyai peran yang sangat strategis dalam perubaham masyarakat dan pembangaunan nasional. Karena keterdidiknya mereka yang diharapkan agar mampu menjadi pimpinan bangsa dan negara dimasa yang akan datang. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon diharapkan dapat memegang peranan penting dalam berbagai aspek pembangunan, yaitu pembangunan di bidang mental spiritual secara mikro, aspek sosial, politik, hukum, ekonomi, budaya secara makro yang menjadi salah satu tujuan pembangunan nasional.

Perubahan paradigama perguruan tinggi didorong oleh kenyataan dan tuntutan masyarakat sendiri. Pada dekade terakhir ini yang disebut oleh para negarawan alam reformasi tidak ketinggalan pula imbasnya terhadap perubahan paradigma perguruan tinggi yang sangat berarti yaitu dari lembaga perguruan tinggi sebagai lembaga pembelajaran High Learning Institut kepada paradigma sebagai universitas peneliti research University dan kemudian sebagai “entreupreuneurial University”. Perubahan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan perekonomian.

Perkembangan ekonomi telah muncul kebutuhan baru yaitu mengenal kompetisi kepakaran yang dimiliki oleh lulusan sebuah perguruan tinggi yang mempunyai keahlian dalam bidang informatika, biotekhnologi, kewirausahaan dan lain-lain.

Mengenai kewirausahaan talah lama diketahui bahwa wirausaha-wirausaha adalah pencipta lapangan kerja baru, dapat mendatangkan sumber penghasilan baru, sumber inovasi dan sumber pertumbuhan ekonomi. Penelitian mengenai peran wirausaha juga telah meyakinkan bahwa kemajuan suatu ekonomi daerah/ negara banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas wirausaha-wirausaha di daerah/ negara yang bersangkutan.

Kebutuhan baru emerging needs mengenal kewirausahaan itu telah di respon bersamaan dengan perubahan paradigma perguruan tinggi yaitu menuju paradigma “entreupreuneurial university” seperti misalnya telah diungkapkan oleh MIT entreupreuneurial Centre: “MIT scientist, enginers and managers believe thai is not enoguh merely to invent a new produk, concept or technology, the measure global commercualization and widespread acceptance of their innovation. This mission of the MIT entreupreuneurship centre is to train an develop manager who will make high tech venture successful, to that end, we offer

Page 102: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 102

wducational programs to inspire, train an coach new gyration of entreupreneurs of all part of MIT”1

Entreupreuneurial university telah bermunculan, mungkin juga di Indonesia, yang merupakan wadah yang dapat dihasilkan oleh wirausaha-wirausaha yang lebih handal dibandingkan dengan wirausaha-wirausaha generasi baru. Disamping hal tersebut munculnya program kawirausahaan karena adanya pengakuan dan penerimaan persepsi bahwa kewirausahaan adalah suatu proses yang dapat dipelajari dan diajarkan. Sifat-sifat kewirausahaan seperti kreatifitas, inovatif, kemampuan mengidentifikasi dan mewujudkan peluang dan lain-lain, yang dulu dianggap sifat-sifat bawaan, sekarang sifat-sifat tersebut sudah dapat diajarkan sehingga wirausaha dapat dihasilkan bukan dilahirkan.

Dalam konteks ini para pendidik malahan sering terlalu optimis, bahwa melalui pendidikan kewirausahaan wirausahawan yang lebih handal dibandingkan dengan wirausahawan biasa/ alami atau terdahulu. Mungkin pernyataan itu didasarkan pada asumsi bahwa yang mendapat pendidikan kewirausahaan memang memiliki bakat-bakat untuk menjadi wirausaha, sehingga pendidikan kewirausahaan berfungsi sebagai pembuka jalan bagi seseorang yang mempunyai bakat kewirausahaan, sementara itu seseorang yang juga mempunyai bakat-bakat kewirausahaan, tidak menjadi wirausahawan, karena tidak mengetahui bagaimana seluk beluknya menjadi wirausahawan dan tidak ada kelembagaan yang membimbingnya.

2. Kewirausahaan dan Wirausaha Tidak dianggap mudah dalam mendefinisikan kewirausahaan

dan wirausaha, sampai sekarang ini belum ada definisi yang memuaskan karena definisi tersebut cenderung bersifat personal. Dalam hal ini Wirasasmita (2002: 2) mendefinisikan menurut salah satu definisi (definisi kerja), pertama, bahwa wirausaha ialah seseorang yang mempunyai kemampuan menggali, mengidentifikasi, dapat memanfaatkan peluang, dan mewujudkannya menjadi usaha yang terorganisir dengan baik sehingga dapat menghasilkan keuntungan/ laba untuk jangka waktu panjang. Kemampuan tersebut didasari oleh sifat-sifat yang melekat pada wirausaha, yaitu antara lain yang terpenting: a) memiliki kreatif dan inovatif; b) memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan gagasan; c) Memiliki keammpuan memanfaatkan input-input dan ditunjang dengan keinginan bekerja keras untuk

1 Makalah orasi ilmiah, Prof DR H Yuyun Wirasasmita dalam rangka Wisuda PPs Magister manajemen

Sekolah tinggi manajemen “IMI” Jakarta, Tanggal 22 Oktober 2002 di Jakarta

Page 103: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 103

mengetahui sesuatu dan menggali ilmu pengetahuan/ tekhnologi yang berkaitan dengan usaha. Tidak ada pendapat yang sama tentang sifat-sifata tersebut, dikarenakan tidak semua wirausahawan memiliki keseluruhan sifat-sifat wirausaha tersebut, namun walaupun demikian ada kesamaan dalam satu hal bahwa sifat kreatif dan inovatif merupakan sifat umum yang mutlak adanya dan melekat pada jiwa wirausahawan.

Selanjutnya mengenai wirausaha itu sering dibedakan antara: Wirausaha rutin, wirausaha arbitrageurs, wirausaha evolutionary, dan wirausaha innovator. a) Wirausaha rutin; adalah wirausaha yang menghasilkan produk-

produk yang sama dengan yang telah ada, demikian juga mengenai proses pembuatan, pengelolaan dan lainnya. Tipe wirausaha ini telah banyak mengisi perekonomian

b) Wirausaha arbitrageurs; adalah tipe wirausaha yang memanfaatkan celah pasar

c) Wirausaha evolutionary; adalah wirausaha yang terus menerus meningkatkan kemampuannya secara bertahap

d) Wirausaha innovator; adlah wirausaha yang mengerjakan sesuatu yang baru, baik mengenai produk yang dihasilkan maupun prosesnya. Dalam konteks inilah wirausahawan-wirausahawan yang diharapkan dapat dihasilkan oleh perguruan tinggi.

3. Perguruan Tinggi Sebagai Lembaga Penghasil Wirausaha

Lembaga perguruan tinggi merupakan lembaga di mana para ahli/ ilmuwan dari berbagai kompetensi berkumpul dan berusaha untuk menghasilkan lulusannya yang kompeten dalam bidangnya, untuk mengadakan pengembangan ilmu melalui pendidikan dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat, baik sifatnya kurikuler/ terstruktur dalam kurikulum, maupun pembelajaran yang sifatnya co kurikuler yang dapat diselenggarakan sesuai dengan situasi dan kondisi kebutuhan pada lingkungan perguruan tingginya.

Yang menjadi persoalan di sini, pertama, apakah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang notabene lembaga pendidikan tinggi Islam, dapat dan mampukah menghasilkan wirausahawan-wirausahawan uslim?. nampaknya dalam hal ini apabila ditekuni dan dikembangkan secara serius oleh penyelenggara Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, hal ini tidak lagi merupakan masalah. Dengan melihat perkembangan terakhir khususnya di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sejak tahun 2002/2003, telah memposisikan mata kuliah kewirausahaan pada

Page 104: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 104

kurikulumnya, berlaku di beberapa fakultas dan jurusan/ program studi di lingkungannya, mengapa tidak dikembangkan di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Indikasi lain perkembangan program studi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dalam dua tahun terakhir ini ada beberapa PTS telah resmi membuka jurusan/ program studi Ekonomi Islam, sudah barang tentu di dalamnya menyangkut pengembangan kewirausahaan, dikarenakan kewirausahaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bidang ekonomi.

Kedua, statmen lain, mengemukakan, apakah lembaga pendidikan tinggi Islam dapat merupakan wadah/ media untuk menghasilkan wirausahawan-wirausahawan yang inovatif, sebagaimana yang diinginkan?, jawaban sepintas cenderung tidak memungkinkan, namun dalam konteks lain untuk menghadapi persoalan ini paling tidak, Yuyun (2002: 3) memberikan dua gambaran sebagai jawaban dan solusi: a. Bagi universitas/ Institut/ Sekolah Tinggi tardisional dimana ciri-

cirinya kegiatan utamanya hanya diisi dengan kegiatan belajar dan mengajar, mentransfer ilmu-ilmu yang telah ada kepada peserta didiknya, hal ini menurut beberapa pakar pendidikan tidak mungkin untuk menjadi wadah/ media pembentukan wirausahawan yaitu dalam rangka menghasilkan wirausahawan-wirausahawan yang inovatif

b. Agar perguruan tinggi dapat menjadi wadah/ media untuk menghasilkan wirausahawan-wirausahawan yang inovatif dan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, maka perguruan tinggi itu sendiri harus menjadi “enterupreneurial University”. Tentang “entreupreneurial University”. Dalam hal ini Yuyun mengutip pendapat Ropke dalam bukunya The entreuprenerial University-Philips Universities Mar burg, Jerman (1999), memberikan tiga konsep untuk perguruan tinggi yang ingin menghasilkan wirausahawan yang inovatif, diantaranya: Pertama, Universitas/ PT, sebagai organisasi menjadi entreupreneurial. Kedua, anggota Universitas/ PT, dosen, mahasiswa, karyawan harus memiliki jiwa kewirausahaan dari berbagai bidang yakni: a) memiliki korektif dan inovatif; b) memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan gagasan; c) Memiliki kemampuan memanfaatkan input-input dan ditunjang dengan keinginan kerja keras untuk mengetahui sesuatu dan menggali ilmu pengetahuan/ tekhnologi yang berkaitan dengan usaha.

Page 105: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 105

Ketiga, interaksi antara Universitas/ PT dengan lingkungannya dapat menjalin “Struktural Coup-link”. Dengan ciri-ciri Universitas/ PT yang telah menjadi entreupreneurial menurut Ropke diantaranya dapat melaksanakan: a) penyebaran ilmu kepada masyarakat ilmiah, b) mengajarkan ilmu baru kepada para mahasiswa (gagasan humboldt an University), dan c) dapat mengikuti interpretasi schumpeter menerapkan ilmu pengetahuan baru ke dalam bagian bisnis/ ekonomi. Selanjutnya Yuyun (2002: 4) memberikan solusi sekaligus dapat menjadi strategi untuk pengembangan kewirausahaan yang dapat diterapkan pada pengembangan Universitas/ PT di Indonesia, antara lain: 1) Mengadakan diskusi-diskusi, seminar-seminar tentang

kewirausahaan. Hal ini diharapkan dapat mendorong civitas akademika, khususnya pada mahasiswa untuk memiliki wawasan kewirausahaan sebagai karir.

2) Membentuk kelompok-kelompok dosen/ pembina mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu yang berminat dalam wirausaha. Untuk memperdalam ilmu kewirausahaan dan mendorong untuk mendapatkan kulaifikasi gelar akademik dalam kewirausahaan (Magister, doktor/ Ph.D dalam bidang kewirausahaan)

3) Menyelengarakan kuliah dalam bentuk stadium general di tingkat universitas/ Institut/ ST, atau di tingkat fakultas, dan Jurusan/ program Studi.

4) Universitas/ Institut/ ST, dapat mendorong/ memotivasi terhadap pembentukan kelompok minat kewirausahaan pada mahasiswa di tingkat Universitas/ institut/ ST, atau di fakultas/ jurusan/ Program Studi.

5) Universitas/ Institut/ ST, dapat memfasilitasi, mendorong/ memotivasi terhadap pembentukan/ pendirian lembaga inkubator wirausaha, baik pada kelompok, dosen dan karyawan, maupun mahasiswa

6) Universitas/ Institut/ ST, dapat memfasilitasi, mendorong/ memotivasi terhadap dosen-dosen (dosen kewirausahaan) untuk berwirausaha (part time entreupreneurial)

7) Universitas/ Institut/ ST, dapat memfasilitasi, mendorong/ memotivasi terhadap dosen-dosen (dosen kewirausahaan) untuk mengadakan penelitian terhadap pengembangan kewirausahaan pada PT.

8) Universitas/ Institut/ ST, dapat memasukkan materi pengembangan kewirausahaan pada kurikulum PT, yang bersangkutan

Page 106: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 106

9) Universitas/ Institut/ ST, dapat memotivasi dan memfasilitasi Diklat kewirausahaan baik untuk dosen, karyawan, maupun mahasiswanya.

4. Metode Pengajaran Kewirausahaan di Perguruan Tinggi

Walaupun sudah adanya pemahaman yang sama, bahwa perguruan tinggi sebagailembaga entreupreneurial university yang dapat mengembangkan kewirausahaan dan menghasilkan wirausahwan-wirausahawan akan tetapi mengenai silabus/ kurikulum dan metode perkuliahan untuk kewirausahaan, masih banyak di bahas dan terus dikembangkan.

Salah satu pendapat yang banyak dianut, diantara para pakar, bahwa perkuliahan kewirausahaan bukan semata-mata untuk memahami disiplin ilmu kewirausahaan itu sendiri, akan tetapi diterapkan pada jurusan-jurusan/ program studi di luar disiplin ilmu ekonomi, difungsikan sebagai wahana untuk memotivasi mahasiswa untuk memiliki jiwa kewirausahaan yaitu untuk: a) memiliki certif dan inovatif, b) memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan gagasan, c) memiliki kemampuan untuk memanfaatkan input-input dan ditunjang dengan keinginan bekerja keras untuk mengetahui sesuatu dan menggali ilmu pengetahuan/ tekhnologi yang berkaitan dengan usaha. Disamping itu agar para mahasiswa mau memilih kewirausahaan sebagai karir hidupnya sesuai dengan kompetensi/ keilmuan yang dimilikinya.

Karena sifat dan karakternya, mata kuliah kewirausahaan pada perguruan tinggi harus dirancang baik metode maupun cara perkuliahannya, sehingga seorang mahasiswa siap menjadi wirausahawan di bidang keahliannya. Dengan memiliki ciri kewirausahaan yang mendasar yaitu: a) memiliki kreatif dan inovatif, b) memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan gagasan, c) memiliki kemampuan untuk memanfaatkan input-input dan ditunjang dengan keahlian yang dikembangkan pada jurusan/ program studi. Karena itu tentang pemahaman, penguasaan metode-metode untuk mengembangkan kreatifitas merupakan dasar dari sleuruh perkuliahan kewirausahaan.

Dalam konteks ini sering dipersoalkan apakah kreatifitas dan inovasi dapat diajarkan? (creativity = Thinking New Think, Innovations = Doing Think). Ada yang berpendapat bahwa sifat kreatif adalah sifat bawaan, sehingga tidak dapat diajarkan kepada seseorang yang tidak mempunyai sifat bawaan tersebut. Akan tetapi kebanyakan pakar berpendapat bahwa pada dasarnya setiap orang adalah kreatif, artinya setiap orang dilahirkan membawa faktor lingkungan dan kesalahan cara berfikir.

Page 107: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 107

Faktor lingkungan yang diperkirakan telah merintangi kreatifitas adalah lingkungan keluarga (sikap orang tua terlalu protektif). Pendidikan (menitik beratkan kepada hafalan), organisasi (pimpinan yang bersifat otokratif). Kesalahan cara berfikir yang membelenggu kreatifitas antara lain: a. Selalu mencari jawaban bahwa ada satu-satunya jawaban yang

“benar”, sehingga tidak pernah memikirkan bahwa ada kemungkinan beberapa jawaban yang benar

b. Memfokuskan cara “berfikir logis” sangat penting dan merupakan bagian dari kreativitas, akn tetapi kreatifitas tidak selalu berkaitan dengan berfikir logis, hal yang demikian dapat menghambat kreatifitas.

c. Mentaati peraturan secara membabi buta, sehingga dapat mematikan prakarsa-prakarsa.

d. Spesialisasi yang berlebihan, sehingga tidak mengetahui aspek lain/ bidang lain, selain yang lain

e. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh dan lain-lain, sehingga tidak berani mengemukakan pendapat

f. Takut berbuat salah atau gagal, tidak menyadari bahwa kegagalan merupakan hal normal, dan cara yang bersifat alamiah untuk menemukan beberapa hal yang belum diketahui/ dikuasai

g. Rasa rendah diri, percaya bahwa dirinya tidak kreatif atau menyerah sebelum bertanding. Sifat-sifat sebagai pecundang/ orang selalu merasa kalah dalam berbagai hal, merupakan perintang utama untuk dapat kreatif. Dalam perkuliahan kewirausahaan harus dirancang,

sedemikian rupa agar para mahasiswa memahami arti penting kreatifitas, yaitu dengan menekankan bahwa: a. Kreativitas, harus dipandang sebagai suatu kebutuhan dalam

sebuah perusahaan/ lembaga organisasi untuk berkembang b. Mempunyai sikap toleransi terhadap kegagalan sebagai

landasan untuk kreatif c. Dalam setiap masalah ada unsur tantangan dan peluang untuk

kreatif d. Dengan menguasai dan dapat memperhatikan tekhnik

pengembangan kreatifitas, seseorang dapat lebih menjadi kreatif

e. Mungkin untuk menciptakan suatu organisasi yang dapat mendorong kreativitas.

Page 108: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 108

5. Rekomendasi

a. Perguruan tingi agama Islam swasta, memiliki potensi untuk menjadi wadah/ media penghasil wirausahawan-wirausahawan yang inovatif

b. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, PTAIS perlu menjadi entreupreneurial University, yaitu mampu menerapkan pengembangan ilmu dari hasil penelitian untk kemajuan ekonomi

c. Untuk mewujudkan entreupreneurial University yang dapat menghasilkan wirausahawan innovator, perlu didukung oleh dan dari pihak pimpinan PT dan seluruh civitas akademikanya

E. Pelatihan Kewirausahaan Mahasiswa

1. Kerangka Dasar Mahasiswa sebagai insan akademis yang mimiliki potensi

intelektual dan kedudknnya sebagai penerus bangsa mepunyaiperan yang sanga strategis dalam perubahan masyarakat dan pembangunan nasional.

Kehidupan bangsa Indonesia yang sosialistis, religius, sangat memerlukan sentuhan akademisdalam bidang agama. Realita membuktikan bahwa pendekata keagamaan lebiefektif dan menarik perhatian serta minat masyarakat. Dengan pendekatan keagamaan, rasa kebersaman lebih cepat terpadu antara pemberi dan penerima informasi, sehigga komunkas dua arah akanlebihmudah terserap dan terlaksana.

Dalam situasi demikian, sosok mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang memiliki bekal ilmu pengetahuan yang luas menjadi sangat urgen, sehingga pengembangan sumber daya manusia lewat pendekatan keagamaan akan lebih mudah untuk diwujudkan. Sinergi pula dengan arah pengembangan kewirausahaan mahasiswa yang bertujuan untuk: a) memiliki kreatif dan inovatif, b) memiliki keininan yang kuat untuk merealisasikan gagasan, c) memiliki kemampuan memanfaatkan input-input dan ditunjang dengan keahlian/ yang dikembangkan pada jurusan/ program studi.

Pelatihan kewirausahaan mahasiswa merupakan salah satu bentuk pembinaan mahasiswa dan generasi muda untukmelahirkan wirausahawan-wirausahawan yang inovatif.

2. Ruang Lingkup a. Arah Pelatihan

Pelatihan kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah salah satu alternatif bagi pengembangan sikap keterampilan untuk berwirausaha

Page 109: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 109

serta kesempatan mengembangkan kreativitas secara produktif. Oleh karena itu pelatihan kewirausahaan sebagai upaya dari pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon menjadi sangat penting, sehingga mampu mengarah kepada pemantapan posisi mahasiswa serta instituter dalam rangka memenuhi kesejahteraan mahasiswa, minat dan kegemaran mahasiswa (student interest) serta pengembangan penukilan dan penalaran mahasiswa (student ideas and reasoning). Dengan kata lain, arah pelatihan kewirausahaan mahasiswa harus mencapai tujuan yang terarah dan terpadu.

Disamping itu, pelatihan kewirausahaan mahasiswa harus mengarah kepada kematangan mahasiswa melalui jalur-jalur yang memberikan kesempatan yang optimal bagi berkembangnya kemampuan-kemampuan yang positif.

b. Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan kewirausahaan mahasiswa diharapkan dapat: 1) Memiliki certif dan inovatif 2) Memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan gagasan 3) Memiliki kemampuan memanfaatkan input-input dan

ditunjang dengan keahlian/ yang dikembangkan pada jurusan/ program studi

c. Sasaran Kegiatan

Kegiatan kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah merupakan perpaduan antara pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan keterampilan berwirausaha, sehingga kegiatan ini mencakup penyampaian pengetahuan, pembentukan sikap dan latihan/praktek kewirausahaan. Untuk kegiatan pelatihan kewirausahaan mahasiswa harus berisi belajar sambil berlatih. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan kewirausahaan mahasiswa sebaiknya berwujud penataran kewirausahaan, yaitu kegiatan yang merupakan arena pemberian bekal pengetahuan kewirausahaan, sikap kewirausahaan dan latihan berwirausaha serta menggugah potensi creativities.

Metode pembelajaran dalam pelatihan kewirausahaan ini adalah: 1) Diskusi 2) Berlatih dan berpegang peran 3) Tekhnik mengemukakan pendapat 4) Widya wisata ke tempat atau ke daerah yang dianggap perlu

Page 110: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 110

5) Pelatihan kewirausahaan yang berwujud kegiatan penataran di tingkat, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon maupun di tingkat jurusan/ program studi

3. Pola Pelaksanaan a. Peserta Pelatihan Kewirausahaan Mahasiswa PTAIS

Peserta pelatihan kewirausahaan mahasiswa diikuti oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang berminat dari masing-masing jurusan/ program studi, dengan ketentuan persyaratan sebagai berikut: 1) Mempunyai indeks prestasi (IP) akademik minimal 2,5 dan

maksimal semester III 2) Berstatus mahasiswa pada semester berjalan 3) Telah lulus ta’aruf/ terpadu dan minimal memiliki 10 SKK

Jumlah peserta pelatihan kewirausahaan mahasiswa dapat dibatasi pada setiap angkatannya sekitar 40 s.d 50 mahasiswa yang berminat, dengan ketentuan persyaratan sebagai berikut: (1) Mempunyai Indeks Prestasi (IP) Akademik minimal 2,5 dan

memiliki 20 SKK (2) Lebih diutamakan fungsionaris MPM/ DPM atau HMJ (3) Terdaftar sebagai mahasiswa pada semester berjalan (4) Membuat makalah.

b. Pembimbing/Pelatih Kewirausahaan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Pembimbing pelatihan kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah tenaga-tenaga pelatih, penceramah, dan panitia penyelenggara. Tenaga pembimbing bertugas untuk memberi bimbingan, tuntunan dan pengarahan agar pelatihan kewirausahaan mahasiswa dapat dilaksanakan dengan baik serta memenuhi target.

Tenaga-tenaga untuk pembimbing ini diambil dari berbagai kalangan menurut tingkat/ kualifikasi keahlian masing-masing. Pembimbing kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon ini diambil dari tenaga-tenaga: (1) Pimpinan Jurusan (2) Dosen pada Jurusan yang bersangkutan (3) Dosen tamu (4) Pimpinan lembaga kemahasiswaan (5) Mahasiswa yang mampu dan ditunjuk (6) Ilmuwan dan cendekiawan

Page 111: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 111

c. Kurikulum Pelatihan kewirausahaan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Materi pelatihan kewirausahaan mahasiswa meliputi: 1) Ekonomi Makro 2) Ekonomi Mikro 3) Psikologi Ekonomi/ Kewirausahaan 4) Kepemimpinan Organisasi kewirausahaan 5) Komunikasi sebagai modal berwirausaha 6) Aplikasi manajemen Kewirausahaan

(a) Manajemen SDM (b) Manajemen Keuangan (c) Manajemen produksi dan Operasi Perusahaan (d) Manajemen Pemasaran

d. Metode Pelatihan Pelatihan kewirausahaan merupakan proses kegiatan yang

terdiri dari pemberian materi latihan. Metode yang dapat dipergunakan dalam pelatihan kewirausahaan sangat bermacam-macam, dimana masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.

Metode-metode tersebut adalah: 1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode penyajian materi kepada peserta yang disampaikan dengan lisan dan merupakan suatu uraian lengkap. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: 1) Peserta berjumlah banyak 2) Waktu yang tersedia relatif banyak 3) Materi yang akan diberikan relatif banyak

2) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah suatu metode penyampaian

materi dengan tanya jawab tentang apa yang akan dibahas dalam forum itu. Metode ini dipakai: Untuk mengulangi materi yang telah diberikan Untuk merangsang peserta agar perhatiannya tercurah

pada masalah yang akan dibicarakan Untuk mengarahkan proses berfikir peserta Sebagai ulangan

Agar metode tanya jawab ini lebih efektif penggunaannya, hendaknya pertanyaan-pertanyaan diajukan secara merata, sebab penggunaan metode ini dalam sebuah PKM dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mengajukan atau mengusulkan suatu pertanyaan secara

Page 112: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 112

proporsional dan mantap, serta menjawab pertanyaan secara mantap pula. Karena tanya jawab senantiasa terjadi di dalam masyarakat yang akan mereka pimpin

3) Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu metode penyajian bahan

dengan jalan mendiskusikannya. Metode ini sebaiknya dipakai: (a) Untuk merangsang peserta agar mampu berfikir dan

menyalurkan pendapat serta ikut menyumbangkan pikiran dalam suatu masalah

(b) Untuk menimbulkan kemampuan dan kesanggupan dalam merumuskan pikirannya secara teratur agar mudah diterima oleh orang lain

(c) Untuk membiasakan peserta agar mampu mendengar pendapat orang lain dan mau bersikap terbuka dan toleransi

(d) Untuk mencapai keputusan atau pendapat bersama mengenai suatu masalah

(e) Waktu yang tersedia cukup Metode ini dalam suatu PKM dimaksudkan untuk

membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu berdiskusi dengan baik, agar mampu menjadi peserta dan pemimpin diskusi secara baik

4) Metode Pemberian tugas Metode pemberian tugas (resitasi) adalah suatu metode

penyajian materi dengan jalan memberi tugas khusus di luar jam kuliah kepada peserta. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Pengajar/ pelatih mengharapkan agar semua bahan yang

telah dibedakan dapat diterima peserta secara lebih baik (b) Untuk merangsang peserta agar lebih aktif dan rajin (c) Untuk mengaktifkan peserta mempelajari sendiri suatu

masalah (d) Materi/ bahan yang ditugaskan harus bersifat menarik,

mengundang untuk didalami, praktis dan bersifat ilmiah serta dapat diselesaikan oleh peserta.

5) Metode Demonstrasi dan Eksperimen Metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian

materi dengan jalan memberikan contoh atau mengarahkan peserta untuk mendemonstrasikan semua masalah besar kepada peserta lainnya. Sedangkan metode penyajian materi dengan jalan melibatkan peserta untuk bersama-

Page 113: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 113

sama mengadakan sesuatu. Kedua metode tersebut sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta (b) Untuk menghindari verbalisme (c) Untuk memudahkan berbagai jenis penjelasan masalah (d) Untuk membantu peserta dalam memahami dengan jelas

jalannya suatu proses penyajian bahan dengan penuh perhatian Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula

bahwa: Hendaknya diutamakan masalah-masalah yang praktis

dan penting Hendaknya ditekankan untk menambah pengertian yang

lebih jelas, emmpertajam kepekaan terhadap suatu masalah dan untuk menimbulkan keterampilan dalam bekerja

Hendaknya dijelaskan teoritisnya. Metode ini dalam sebuah pelatihan, dimaksudkan agar mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mendemonstrasikan masalah yang telah mereka kuasai materinya dan melakukan eksperimen terhadap masalah yang sedang diusahakan penyelesaiannya.

6) Metode Sosio-Drama dan Bermain Peranan Metode sosio-drama dan bermain peranan adalah

metode penyajian materi dengan jalan mendramakan atau memerankan cara bertingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Materi yang akan disajikan berupa menerangkan suatu

peristiwa yang didalamnya menyangkut orang banyak dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik untuk didramatiskan dari pada diceritakan, karena akan lebih jelas dan mudah dihayati.

(b) Materi yang disajikan untuk melatih peserta agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologi

(c) Materi yang akan disajikan untuk melatih peserta agar bergaul dan dapat memahami pemikiran orang lain Dalam menerapkan metode seperti ini ada juga beberapa

hal yang harus diperhatikan seperti: Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan dengan

jelas, khususnya tentang tingkah laku/ watak yang ingin ditanamkan.

Pameran dalam metode ini harus benar-benar disiapkan

Page 114: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 114

7) Metode Karya Wisata Metode karya wisata adalah suatu metode penyajian

materi dengan jalan mengajak peserta melihat obyek-obyek yang ada hubungan dengan bahan kuliah. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk memberi pengertian lebih jelas dengan alat peraga

secara langsung (b) Untuk membangkitkan penghargaan dan cerita terhadap

lingkungan (c) Untuk mendorong peserta mengenali lingkungan

Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula: Pemilihan obyek yang dikunjungi harus tepat guna Peserta harus dibutuhkan tentang tujuan karya wisata Metode semacam ini diterapkan dalam pelatihan

dimaksudkan untuk mengarahkan mahasiswa sebagai calon pemimpin dalam memahami masalah-masalah di luar kampus secara objectif

8) Metode Drill Metode drill adalah metode penyampaian materi dengan

jalan melatih peserta terhadap materi yang telah diberikan. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk melatih ulang materi yang sudah diberikan ataus

edang diberikan (b) Untuk emlatih keterampilan dalam berfikir secara tepat (c) Untuk memperkuat daya tanggap peserta terhadap

materi yang diberikan Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula:

Sebelum pelatihan dimulai agar kepada peserta diberikan pengertian-pengertian dasar materi yang dilatih

Usahakan waktu pelatihan dapat disingkat sehingga tidak membosankan

Pelatihan agar diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat menumbuhkan motivasi untuk berfikir

Metode ini di terapakan dalam pelatihan, dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai colon pemimpin melakssanakan ide-ide yang berkaitan dengan kepemimpinan.

9) Metode Sistem regu (Team teaching) Metode sistem regu adalah suatu metode penyajian

materi dengan jalan dua orang atau lebih dengan dari pihak pengajar/ pelatih yang mengadakankerja sama untuk melatih peserta. Metode ini seabaiknya dipakai apabila:

Page 115: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 115

(a) Jumlah peserta terlalu banyak,segingga pembagiantugas kepada peserta kurang merata dan pengkapan peserta kurang tajam.

(b) Untuk memberikan penjelasan dengan lebih mendalam.

(c) Faslitas memungkinkan. Dalam metode ini sebaiknya diperhatikan pula:

Setiap anggota hendaknya memiliki pengertian dan pandangan yang sama.

Agar setiap anggota tim mendapat tugas yang sesuai dengan keahliannya masing-masing.

10) Metode Problem Solving Metode Problem Solving adalah sutatu metode penyajian

materi dengan jalan melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling rumit. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk melatih peserta agar berfikir kritis dan analisis (b) Untukmelatih keberanian-keberanian dalam menghadapi

masalah-masalah Dalam menerpkan metode ini harus diperhatikan pula:

Masalah yang dipecahkan agar sesuai/ disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta.

Peserta agar dibekali terlebih dahulu dengan bahan-bahan tentang cara memecahkan masalah

Bimbingan pengajar/ pelatih harus kontinyu dan alat/ sarana yang menjadi penunjang harus lengkap. Metode ini dalam sebuah pelatihan mahasiswa,

dimaksudkan untukmembina mahasiswa sebagaicalon pemimpin agar mampu menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat.

11) Metode Kerja kelompok Metode kerja kelompok adalah suatu penuajian materi

dengan jalan menggunakan peserta sebagai obyek kerja sama dalam mempelajari, menhayati, dan mengamalkan maslah yang dibahas. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Alat bantu pendidikan cukup memadai (b) Tingkat kemampuan peserta tidak sama, karena itu

sebaiknya peserta dalam suatu kelompok kerja terdiri dari peserta yang pandai lebih besar jumlahnya dari mereka yang kurang pandai

Page 116: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 116

(c) Minat peserta tidak sama, sehingga sebaiknya peserta yang berminat hendakny alebih banyak dari peserta yng kurang berminat. Metode semacam ini dalam sebuah pelatihan mahasiswa

dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai seorang calon pemimpin agar mampu bekerja sama, memimpin dan menjadi anggota kelompok yang baik serta dapat menyelesaikan masalah-masalah kelompok.

Dari berbagai macam metode penyajian yang dapat dipergunakan dalam sebuah pelatihan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengajar/ pelatih sebelum menentukan dan memilih suatu metode yang akan dipergunakan, yaitu: metode hanyalah merupakan suatu pengantar atau alat saja bukan merupakan suatu tujuan, dan pada kenyataannya: Tidak ada metode yang seratus persen baik. Metode

yang kelihatannya paling efektif sekalipun masih ada kekurangannya

Metode yang sesuai dengan salah satu pengajar/ pelatih tidak selalu cocok dengan pengajar/ pelatih yang lainnya meskipun materi yang diberikan sama

Pemakaian suatu metode tidaklah dapat berlaku secara tetap dan tepat untuk selama-lamanya

Pemakaian metode hendaknya bervariasi. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam

menghadapi aneka ragam metode penyampaian materi, seorang pengajar/ pelatih tidak boleh terlalu fanatik terhdap pemakaian suatu metode dan sebaiknya seorang pengfajar/ pelatih bersikap dan bersedia mencoba dan menilai setiap metode yang ada untuk diterapkan.

4. Organisasi Tata Laksana

Untuk mengatur jalannya sebuah pelatihan agar sesuai dengan target, sasaran dan tujuan yang telah ditentukan, maka diperlukan adanya organisasi penyelenggara pelatihan kewirausahaan mahasiswa. Dalam pengorganisasian pelaksanaan pelatihan kewirausahaan mahasiswa dikenal dua macam fungsi, yaitu: fungsi pengarah yang dipegang oleh pimpinan pelatihan kewirausahaan mahasiswa dan fungsi penyelenggara yang dipegang oleh panitia pelaksana.

Beberapa hal mengenai organisasi dan tata laksana dibawah ini patut pula diperhatikan, yaitu:

Struktur Organisasi Pelaksana

Page 117: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 117

a) Pimpinan Pelatihan Kewirausahaan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Pimpinan pelatihan kewirausahaan mahasiswa bertugas untuk menggerakan dan menetapkan policy pelaksanaan termasuk pengisian materi pelatihan kewirausahaan mahasiswa.

Penyelenggara pelatihan kewirausahaan mahasiswa terdiri dari:

1) Panitia Pengarah, yang bertugas: (a) Menentukan instruktur dan penceramah (b) Menentukan materi acara (c) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh instruktur, penceramah, dan panitia pelaksana (d) Bertanggung jawab penuh atas pencapaian target dan

tujuan pelatihan kewirausahaan mahasiswa (e) Memberikan kegiatan-kegiatan bimbingan

2) Instruktur (SC) Instruktur bertugas sebagai berikut:

(a) Memimpin dan mengawasi jalannya sebuah pelatihan kewirausahaan mahasiswa selama pelatihan berlangsung

(b) Mengatur jalannya pelatihan kewirausahaan mahasiswa agar sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan panitia

(c) Menghidupkan suasana pelatihan kewirausahaan mahasiswa

(d) Mengawasi dan mengontrol secara terus menerus kegiatan dan perkembangan aktivitas peserta

(e) Mempersiapkan materi dan penceramah pengganti bila diperlukan

(f) Mempersiapkan tata tertib dan pembagian kelompok diskusi dan kelompok kerja

(g) Memberikan kegiatan-kegiatan bimbingan lainnya (h) Mengadakan evaluasi terhadap setiap peserta

3) Penceramah Penceramah bertugas sebagai berikut:

(a) Memberikan materi pelatihan kewirausahaan mahasiswa dengan baik dan benar

(b) Menghidupkan suasana, kelas/ ruang kuliah yang kondusif

(c) Menumbuhkan sikap kritis dan analitis serta menghilangkan sikap pemeo

(d) Memberikan informasi terakhir yang akan meluaskan untuk pandangan para peserta

Page 118: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 118

(e) Memberikan kegiatan bimbingan lainnya bila dipandang perlu

4) Panitia Pelaksana Pelatihan Kewirausahaan Mahasiswa Panitia pelaksana pelatihan kewirausahaan mahasiswa

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bertugas dalam bidang tekhnis penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan mahasiswa yang meliputi: (a) Menyiapkan fasilitas akomodasi, konsumsi, transportasi

dan sebagainya (b) Menyiapkan administrasi dan kesekretariatan (c) Mengupayakan kenyamanan dan keamanan selama

pelatihan berlangsung (d) Menyiapkan ruang sidang, penerangan dan peralatan

lainnya (e) Membuat dokumentasi dan publikasi (f) Melayani seluruh kebutuhan tekhnis penyelenggaraan

pelatihan kewirausahaan mahasiswa. 5) Organisasi Penyelenggara Pelatihan Kewirausahaan

Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sepenuhnya, diisi oleh unsur mahasiswa.

5. Waktu Penyelenggaraan

Waktu penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dapat dilaksanakan 4 hari (dengan pola 32 jam)

6. Piagam Pelatihan Kewirausahaan

Piagam pelatihan kewirausahaan mahasiswa diberikan kepada peserta yang telah menyelesaikan pelatihan dengan predikat lulus. Bentuk dan ukuran piagam diserahkan kepada masing-masing penyelenggara pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

7. Pembiayaan

Untuk suksesnya pelaksanaan pelatihan kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon mutlak diperlukan adanya sarana penunjang yang berupa pembiayaan dan fasilitas lainnya. Pelatihan kewirausahaan mahasiswa sebagai media pembinaan dan pengembangan minat dan bakat bagi mahasiswa calon pemimpin dan penerus generasi mendatang, perlu mendapatkan pembinaan yang tepat dari pemerintah. Sejalan dengan itu, maka sudah sewajarnya apabila pembiayaan pelaksanaan pelatihan kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dibebankan kepada anggaran perguruan tinggi untuk menjamin terlaksananya pelaksanaan suatu pelatihan kewirausahaan

Page 119: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 119

mahasiswa, maka rencana pelaksanaan pelatihan kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dibebankan kepada anggaran perguruan tinggi. Apabila ternyata pelaksanaan pelatihan kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon belum seluruhnya dapat dibiayai dengan anggaran yang tersedia, maka perlu adanya suatu usaha dalam bentuk lain, dalam rangka menggali dana atau pembiayaan dari sumber sebagai berikut, seperti misalnya: a. Instansi/ badan resmi dalam lingkungan Departemen Agama b. Dana-dana lain yang dikoordinasikan pada pemerintah c. Bantuan sukarela dari masyarakat d. Kontribusi mahasiswa

8. Evaluasi pelatihan Kewirausahaan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Evaluasi dalam pelatihan kewirausahaan mahasiswa dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti yang meyakinkan mengenai taraf keberhasilan masing-masing peserta dalam berpedoman pada target dan tujuan dari pelatihan kewirausahaan mahasiswa. Aspek-aspek yang dievaluasi tiap-tiap peserta adalah: a. Keaktifan, keterampilan, dan penampilan b. Penguasaan terhadap materi c. Akhlak

Proses evaluasi ini hendaknya dilakukan semenjak permulaan diselenggarakannya sebuah pelatihan kewirausahaan mahasiswa secara teratur dan terus menerus. Evaluasi ini dilakukan atau dikerjakan oleh instruktur dengan bekerjasama dengan panitia pelaksana. Hasil evaluasi dinyatakan lulus, tidak lulus dan lulus bersyarat. Pada setiap peserta yang lulus akan diberikan sertifikat.

9. Tindak Lanjut

Proses pelatihan kewirausahaan mahasiswa memerlukan pembinaan jangka panjang dengan suatu usaha yang teratur dan berencana. Pelatihan kewirausahaan mahasiswa sebagai forum pelatihan formal hanya bersifat menstimulir, karena hal-hal yang berhubungan dengan tindak lanjut dimaskudkan sebagai usaha dan kegiatan yang dilaksanakan para lulusan pelatihan kewirausahaan mahasiswa, dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: a. Kegiatan tindak lanjut yang bersifat organisatoris struktural

sebaiknya dilaksanakan oleh pimpinan organisasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dan pimpinan antara lain berupa:

Page 120: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 120

1) Pemberian tugas secara kelompok untuk mempelajari sebuah spesialisasi keilmuan tertentu

2) Pemberian tugas secara kelompok untuk mengadakan penelitian dan pengabdian masyarakat

3) Membuat kertas kerja/ prasaran maupun tulisan sebagai pelatihan mengemukakan pendapat atau ide kepada masyarakat

4) Menghidupkan dan mengembangkan “Dinamika Group” dengan pengarahan, ceramah, diskusi dan sebagainya.

b. Kegiatan tindak lanjut yang bersifat individual, antara lain dapat berupa: 1) Studi sendiri dengan mendalami dan mengembangkan

materi-materi ilmu yang diperoleh dalam pelatihan 2) Mempergunakan setiap kesempatan untukmeningkatkan diri

dalam kecakapan dan kemampuan berwirausaha 3) Aktif dalam kegiatan-kegiatan kewirausahaan, baik di

lingkungan kampus, maupun di lingkungan masyarakat.

10. Rekomendasi

a. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon sebagai bagian dari mahasiswa pada umumnya, merupakan potensi intelektual yang tinggi untuk dikembangkan. Untuk itu mahasiswa perlu di bina, dilatih, dan dikembangkan pada aspek kewirausahaan. Dengan pembinaan dan latihan yang intensif dan berkesinambungan serta tidak mengenal lelah, diharapkan suatu hari nanti mereka akan menjadi wirausaha yang berkualitas, berpandangan luas, dinamis, kreatif, terampil, berakhlaq mulia dan ahli serta tekun di bidangnya masing-masing.

b. Pembinaan dan pengembangan mahasiswa melalui pelatihan kewirausahaan, disamping diarahkan kepada pemantapan kreatifitas kemahasiswaan yang merupakan wadah pengkaderan para calon wirausahawan, juga diarahkan pada pemantapan dan pengembangan keammpuan keterampilan berwirausaha yang positif, sehingga dengan pelatihan kewirausahaan ini dapat dicapai tujuan jangka panjangnya, yaitu membentuk manusia-manusia yang memiliki certif, dan inovatif, memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan gagasan, memiliki kemampuan memanfaatkan input-input dan ditunjang dengan keahlian/ yang dikembangkan pada jurusan/ program studi.

c. Program pelatihan kewirausahaan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon ini meliputi

Page 121: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 121

penataran dan kegiatan sesudah pelatihan. Program pelatihan yang isinya mencakup penyampaian pengetahuan, pembentukan sikap dan karakter, serta praktek-praktek kewirausahaan

d. Adapun kegiatan sesudah pelatihan, adalah berupa penyaluran lulusan dan pengembangan kemampuan serta pelatihan kewirausahaan mahasiswa sesuai dengan minat dan bakat serta kecakapannya, disamping itu juga berusaha semaksimal mungkin memonitor kegiatan mereka dalam masyarakat.

e. Selanjutnya perlu diingat pula oleh semua pihak, bahwa pelatihan kewirausahaan ini adalah hanya merupakan wadah untuk pengkaderan mahasiswa sebagai calon wirausaha dan bukan merupakan jaminan bagi keberhasilan mereka untuk menjadi wirausahawan yang diharapkan

f. Pada akhirnya, yang terpenting dari semua itu ialah bahwa apapun usaha yang kita lakukan sebagai usaha pembinaan bagi para mahasiswa, kelanjutannya akan sangat tergantung pada usaha peningkatan kepribadian mahasiswa itu sendiri.

F. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa

1. Kerangka Dasar

Mahasiswa sebagai insan akademis yang memiliki potensi intelektual dan kedudukannya sebagai generasi penerus bangsa mempunyai peran yang sangat strategis dalam perubahan masyarakat dan pembangunan nasional. Karena keterdidikannya diharapkan mampu menjadi pimpinan bangsa dan negara yang akan datang. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon diharapkan dapat memegang peranan penting dalam salah satu aspek pembangunan yaitu, pembangunan mental spiritual yang menjadi salah satu tujuan pembangunan nasional.

Kehidupan bangsa Indonesia yang sosialistis, religius, sangat memerlukan sentuhan akademis dalam bidang agama. Realitas membuktikan bahwa pendekatan keagamaan lebih efektif dan menarik perhatian serta minat masyarakat. Dengan pendekatan agama, rasa kebersamaan lebih cepat terpadu antara pemberi dan penerima informasi, sehingga komunikasi dua arah akan lebih mudah terserap dan terlaksana.

Dalam situasi demikian, sosok mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang memiliki bekal ilmu pengetahuan yang luas menjadi sangat urgen, sehingga pengembangan pembangunan lewat pendekatan keagamaan akan lebih mudah untuk diwujudkan

Page 122: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 122

Pelatihan kepemimpinan mahasiswa merupakan salah satu bentuk pembinaan mahasiswa dan generasi muda sebagai usaha melahirkan pemimpin-pemimpin yang berwawasan keislaman, keilmuwan, serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil, makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 45.

2. Ruang Lingkup a. Arah Pelatihan

Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa (PKM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah salah satu alternatif bagi pengembangan sikap kepemimpinan dan keterampilan memimpin serta kesempatan mengembangkan kreatifitas secara produktif. Oleh karena itu, pelatihan kepemimpinan sebagai upaya dari pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon menjadi sangat penting, sehingga mampu mengarah kepada pemantapan lembaga kemahasiswaan serta institusi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dalam rangka memenuhi kesejahteraan mahasiswa, minat dan kegemaran mahasiswa (student interest) serta pengembangan pemikiran dan penalaran mahasiswa (student ideas and reasoning). Dengan perkataan lain, arah pelatihan kepemimpinan mahasiswa harus mencapai tujuan yang terarah dan terpadu

Disamping itu, pelatihan kepemimpinan mahasiswa harus mengarah kepada kematangan mahasiswa melalui jalur-jalur yang memberikan kesempatan yang optimal bagi berkembangnya kemampuan-kemampuan yang positif. Jadi pelatihan kepemimpinan mahasiswa di harapkan dapat: 1) Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

dalam rangka menggairahkan hidup beragama serta bernegara, dan menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila

2) Membedakan kemampuan pengetahuan dan sikap kepemimpinan serta keterampilan memimpin

3) Memperluas cakrawala pemikiran untuk menumbuhkan sikap dinamis, kreatif, kritis, dan inovatif serta kemampuan untuk memilih alternatif terbaik.

4) Menumbuhkan kesadaran serta tanggung jawab terhadap lingkungan dan mendorong agar memiliki motivasi yang kuat untuk berpartisipasi dalam pembangunan

5) Mengembangkan kemampuan mengevaluasi proses dan hasil kerja atas pertimbangan ideologi politik, ekonomi, sosial, dan akhlak kariemah.

Page 123: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 123

b. Tujuan Pelatihan

Tujuan pelatihan kepemimpinan mahasiswa dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1) Tujuan Umum

Secara umum pelatihan kepemimpinan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bertujuan akan terbinanya mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon menjadimuslim yang taat beragama, berjiwa pancasila, bersikap ilmiah, memiliki keahlian atau profesionalisme, berjiwa kepemimpinan dan berdedikasi tinggi terhadap negara, dan bangsa.

2) Tujuan Khusus Tujuan pelatihan kepemimpinan mahasiswa secara

khusus adalah: (a) Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab sebagai

mahasiswa muslim (b) Meningkatkan kemampuan, kesiapan, dan kesanggupan

untuk menjadi pemimpin (c) Meningkatkan kemampuan ilmiah dan minat terhadap

ilmu pengetahuan (science) yang memungkinkan dirinya menjadi anggota masyarakat yang produktif, kreatif, dan konstruktif

(d) Mengembangkan sikap ilmiah, cakrawala pandangan dan keyakinan terhadap kebenaran

Secara lebih khusus lagi, tujuan pelatihan kepemimpinan mahasiswa dikelompokkan sesuai dengan tingkat pelatihan kepemimpinan mahasiswa PTAIS sebagai berikut: (a) Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa tingkat Dasar, bertujuan

untuk: (1) Memiliki bekal pengetahuan kepemimpinan dasar (2) Memberikan wawasan, keterampilan memimpin di

kalangan mahasiswa (3) Menumbuhkembangkan potensi kepemimpinan di

kalangan mahasiswa agar mempunyai profesionalisme dibidangnya masing-masing

(4) Menumbuhkan sikap kritis di kalangan mahasiswa (b) Pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat Menengah,

bertujuan untuk: (1) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran sebagai

mahasiswa muslim (2) Memantapkan pemahaman terhadap eksistensi

pembangunan nasional

Page 124: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 124

(3) Memperluas pemahaman bahwa dirinya mempunyai potensi yang dapat disumbangkan dalam proses pembangunan

(4) Mempunyai peran dalammengaktualisasikan pengetahuan dan wawasan yangdimilikinya terhdapa pembangunan

(5) Sebagai persiapan menerima tongkat estafeta kepemimpinan nasional

(c) Pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat nasional, bertujuan untuk: (1) Terbentuknya mahasiswa yangmampu menganalisa

permasalahan umat dan bangsa (2) Mampu mengaktualisasikan potensi dirinya untuk

kepentingan pembangunan bangsa (3) Mempu memberikan jawaban terhadap tantangan yang

bersifat regional maupun nasional (4) Menciptakan mahasiswa yang mampu berfikir (5) Logis, kritis, inovatif, demokratis, yangberwawasan ke-

Islaman dan ke-Indonesiaan 3. Sasaran Kegiatan

1) Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Kegiatan pelatihan kepemimpinan mahasiswa Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah merupakan perpaduan antara pengetahuan kepemimpinan, sikap kepemimpinan dan keterampilan memimpin,

2) Jenjang Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Dalam rangka menghasilkan calon pemimpin yang berkualitas, maka diperlukan peembinaan dan pelatihan yang berkesinambungan baik materi maupun waktunya. Oleh karena itu pembinaan dan pelatihan nya dilakukkan secara berjenjang sebagaimana berikit : (1) Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Dasar

Kegiatan ini adalah pelatihan kepemimpinan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon (PKM) Tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Yang memberi bekal kepemimpinan di tingkat dasar. Pelatihan ini diarahkan untuuk meningkatkan kesadaran status, fungsi dan peranan mahasiswa serta berbagai persyaratan yang harus di punyai oleh mereka dalam menunjang status, peranan dan fungsi. Pelatihan tingkat ini juga ditekankan bahwa mahasiswa merupakan bagian dari suatu masyarakat dalam suatu bangsa yang

Page 125: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 125

sedang membangun. Sebagai kelompok terdidik dari generasinya, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dituntut tampil dalam proses pembinaan negara, agama maupun bangsa. Untuk ini perlu adanya transformasi idea dalam realita. Pelatihan tingkat ini ditekankan lebih banyak kepada penguasaan teori kepemimpinan.

Sasaran pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat dasar memberi bekal pengetahuan kepemimpinan dan atau kegiatan kepemimpinan yang lain. Memiliki motivasi untuk menumbuhkan potensi

kepemimpinan di kalangan mahasiswa Memiliki kemampuan mengelola pelatihan secara baik

dan benar Memiliki sikap kepemimpinan yang berwibawa Islami

(2) Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah Kegiatan ini adalah pelatihan kepemimpinan tingkat

Institut yang memberi bekal lebih lanjut tentang kemampuan memimpin, sikap kepemimpinan dan keterampilan memimpin. Dalam pelatihan kepemimpinan tingkat institut ini diarahkan untuk meningkatkan cakrawala pandangan yang lebih luas tentang dunia kemahasiswaan dalam konteks pembinaan negara, bangsa dan agama. Di samping itu, pelatihan ini diarahkan pula untuk menggugah munculnya gagasan-gagasan baru tentang pembinaan kemahasiswaan dengan hubungannya dengan tri dharma perguruan tinggi. Para peserta pelatihan kepemimpinan tingkat menengah ini diharapkan akan dapat mengungkapkan gagasan-gagasan baru tentang pembinaan mahasiswa dalam konteks pembangunan nasional.

Sasaran pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat menengah adalah: Memiliki kemampuan untuk memimpin, mengelola serta

mengembangkan kepemimpinan yang berdaya guna dan berhasil guna

Memiliki wawasan yang lebih luas tentang dunia kepemimpinan

Memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap problem keumatan

Menyadari fungsi dan perannya dalam pembanguann nasional

Mampu berfikir kritis, analisis dan antisipatif

Page 126: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 126

(3) Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional Kegiatan ini adalah pelatihan kepemimpinan mahasiswa

tingkat nasional, yang diikuti oleh para peserta dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon seluruh Indonesia. PKM tingkat ini merupakan arena pengembangan serta keterampilan memimpin dan kemampuan yang secara khas harus dimiliki seorang kader pemimpin bangsa. Sasaran pelatihan kepemimpinan tingkat nasional adalah: Memiliki bekal kepemimpinan yang aplikatif dan mampu

mengaktualisasikannya dalam masyarakat Memiliki motivasi yang tinggi dalam memproyeksikan

masa depan bangsa dan negara yang lebih integral Memiliki keahlian yang profesional dalam menyelesaikan

persoalan keumatan dan kebangsaan Memiliki kepribadian/sikap kepemimpinan yang matang

berdasarkan nilai-nilai ke- Islaman ke- Indonesiaan 4. Pola Pelaksanaan

a. Peserta Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Peserta PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dapat dibedakan atas: 1) Peserta Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar

Peserta PKM tingkat dasar ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang berminat dari masing-masing fakultas/ kampus tinggi/ Prodi, dengan ketentuan persyaratan sebagai berikut: (a) Mempunyai Indeks Prestasi (IP) minimal 2,5 dan

maksimal semester III (b) Berstatus mahasiswa pada semester berjalan (c) Telah lulus ta’aruf dan minimal memiliki 10 SKK

2) Peserta Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah

Peserta PKM tingkat menengah ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dengan jumlah 40 s.d 50 mahasiswa yang berminat, dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Telah lulus PKM tingkat dasar (b) Mempunyai IP akademik minimal 2,5 dan memiliki 20

SKK (c) Lebih diutamakan fungsionaris MPM/ DPM atau HMJ (d) Terdaftar sebagai mahasiswa pada semester berjalan (e) Membuat makalah

Page 127: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 127

3) Peserta Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional

Peserta PKM tingkat nasional terdiri dari mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang ditunjuk oleh pimpinan Perguruan Tingginya. Jumlah peserta antara 30 sampai 40 orang, dengan ketentuan persyaratan sebagai berikut: (a) Telah Lulus PKM tingkat menengah (b) Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan dalam kampus maupun

di dalam masyarakat. Diutamakan fungsionaris organisasi kemahasiswaan

(c) Memiliki IP akademik minimal 2,5 dan memiliki sekurang-kurangnya 30 SKK

(d) Membuat makalah dan mempresentasikannya (e) Mendapat rekomendasi dari pimpinan Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon b. Pembimbing/ Pelatih PKM Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Bunga Bangsa Cirebon Pembimbing pelatihan kepemimpinan mahasiswa Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah tenaga-tenaga pelatih, penceramah dan panitia penyelenggara. Tenaga pembimbing bertugas untuk memberi bimbingan, tuntunan dan pengarahan agar PKM dapat dilaksanakan dengan baik serta memenuhi target

Tenaga-tenaga untuk pembimbing ini diambil dari berbagai kalangan menurut tingkatannya masing-masing dengan urutan perincian sebagai berikut: 1) Pembimbing PKM tingkat Dasar

(a) Pimpinan Jurusan (b) Dosen pada Jurusan yang bersangkutan (c) Dosen tamu (d) Pimpinan lembaga kemahasiswaan (e) Mahasiswa yang mampu dan ditunjuk oleh pimpinan

lembaga/ organisasi yang bersangkutan 2) Pembimbing PKM tingkat Menengah

(a) Pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(b) Dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(c) Dosen tamu (d) Pimpinan organisasi kemahasiswaan (e) Mahasiswa yang mampu dan ditunjuk (f) Pembimbing PKM tingkat nasional

Page 128: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 128

3) Pembimbing PKM tingkat Nasional ini diambil dari tenaga-tenaga: (a) Dirjen Pendidikan Agama Departemen Agama RI Pusat (b) Pimpinan Kopertais (c) Pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga

Bangsa Cirebon (d) Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga

Bangsa Cirebon c. Kurikulum Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon 1) Materi PKM tingkat Dasar meliputi:

(1) Politik dan Kebangsaan (2) Psikologi (3) Kepemimpinan (4) Komunikasi (5) Keislaman (6) Sosial-budaya (7) Kemahasiswaan (8) Keorganisasian (9) keterampilan

2) Materi PKM tingkat Menengah meliputi: (1) Politik dan Kebangsaan (2) Psikologi (3) Kepemimpinan (4) Komunikasi (5) Keislaman (6) Sosial-budaya (7) Kemahasiswaan (8) Manajemen (9) Ideologi

3) Materi PKM tingkat Nasional meliputi: (1) Politik dan Kebangsaan (2) Kepemimpinan (3) Komunikasi (4) Agama-agama (5) Sosial-budaya (6) Kemahasiswaan (7) Manajemen organisasi/ Perkantoran

Page 129: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 129

d. Silabus Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa

1) Materi Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Politik dan Kebangsaan

Pengetahuan Ilmu politik dan kebangsaan

Dasar-dasar/ Landasan politik dan kebangsaan

Fungsi berpolitik dan bernegara

Sumber-sumber penggalian politik bangsa dari tahun 1945 sampai sekarang

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui: Politik dan seluk

beluknya Sejarah dan

perkembangan politik dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara

2. Psikologi Pengertian psikologi dan jenis-jenis/ tingkatannya

Manfaat mempelajari psikologi

Strategi pengenalan diri sendiri dan lingkungan

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui: Pengertian dan jenis-

jenis psikologi Pemanfaatannya

sebagai faktor penting dalam kepemimpinan

Agar peserta mampu mengenal dirinya sendiri dan orang lain

3. Kepemimpinan

Pengertian dan bentuk kepemimpinan

Fungsi dan tugas pemimpin

Kepemimpinan dan pengembangan umat

Kepemimpinan Rasulullah SAW

Agar peserta mampu memahami arti dasar dan bentuk-bentuk kepemimpinan

Agar peserta memahami masalah pokok kepemimpinan

Agar peserta mengetahui prinsip-prinsip kepemimpinan Rasulullah sebagai acuan dasar kepemimpinan Islam

4. Komunikasi

Pengertian sistem dan teknik komunikasi dalam jurnalistik

Tujuan dan manfaat komunikasi

Unsur-unsur komunikasi Masyarakat sebagai

sasaran komunikasi

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui; pengertia komunikasi dan aspek-aspeknya yang harus dimiliki

Agar peserta dapat berkomunikasi dengan berbagai kelompok dalam masyarakat

Page 130: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 130

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

5 Keislaman

Islam sebagai sistem nilai

Wahyu sebagai kebenaran mutlak

Studi kepemimpinan Islam di Indonesia

Agar peserta mampu memahami Islam secara universal

Agar peserta mampu memahami/ mengetahui kepemimpinan Islam di Indonesia

6. Kemahasiswaan

Peran dan fungsi mahasiswa

Sejarah dan dinamika mahasiswa

Agar peserta mampu memahami mengetahui keberadaan dan dinamika mahasiswa

7. Keorganisasian

Pengertian dan prinsip-prinsip keorganisasian

Keberadaan organisasi kemahasiswaan intra kampus

Unsur-unsur organisasi

Agar peserta mampu memahami prinsip dasar keorganisasian dan kepentingannya dalam masyarakat

Agar peserta mampu memahami prinsip-prinsip dasar keorganisasian mahasiswa dan kepentingannya bagi mahasiswa

Agar peserta mengetahui unsur-unsur organisasi

8. Achievement Motivation (AMT)

Pengertian AMT Sejarah munculnya AMT Tekhnik Motivasi diri

Agar peserta mampu memahami:

Pengertian AMT Sejarah AMT Tekhnik-tekhnik yang

ideal dalam memotivasi diri

Agar peserta mampu memahami kondisi dirinya sebagai acuan memotivasi untuk keberhasilan/ sukses

9. Keterampilan Dasar Kepemimpinan

Pengertian Sidang dan macam-macamnya

Pengenalan arena persidangan

Manfaat teori-teori persidangan

Agar peserta mampu memahami tata cara persidangan sebagai faktor penting dalam kepemimpinan

Page 131: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 131

2) Materi Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Politik dan Kebangsaan

Demokrasi politik di Indonesia

Partisipasi mahasiswa Islam dalam Pengembangan politik bangsa

Agar peserta mampu memahami pola demokrasi di Indonesia

Agar peserta dapat berpartisipasi dalam bidang pengembangan politik

2. Psikologi Watak dan kepribadian Psikologi dalam

kepemimpinan

Agar peserta mampu memahami dan mengembangkan watak kepribadiannya sendiri sebagai seorang pemimpin

3. Kepemimpinan

Tipologi kepemimpinan nasional

Sosok ideal kepemimpinan masa depan

Agar peserta memahami dan dapat membandingkan tipe-tipe pemimpin yang satu dengan yang lainnya

Agar peserta memperoleh gambaran mengenai sosok ideal pemimpin Islam masa depan

4. Komunikasi Psikologi masa Prinsip-prinsip human

relationship

Agar peserta mampu memahami karakteristik suatu kelompok atau masa sebagi bahan dalam proses kepemimpinan

Agar peserta dapat memahami prinsip-prinsip dasar dari human relationship

5. Keislaman Islam dan Perubahan Sosial

Islam idealis dan Islam Historis

Agar peserta mampu memahami sekaligus menyadari, bahwa nilai-nilai keislaman itu bersifat universal dan abadi

6. Keorganisasian

Apliaksi manajemen dalam pengembangan organisasi

Agar peserta mampu dan mengetahui dasar-dasar manajemen

Agar mahasiswa

Page 132: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 132

mampu mengelola serta mengembangkan organisasi dengan baik

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

7. Kemahasiswaan

Mahasiswa sebagai inti kekuatan masyarakat

Gerakan-gerakan mahasiswa kontemporer

Agar peserta mampu menyadari perannya sebagai calon pemimpin di masa datang

Agar mahasiswa mampu menempatkan dirinya sebagai intelektual-religius secara tepat dan benar di tengah-tengah masyarakat

8. Ideologi Islam dan ideologi-ideologi dunia

Sejarah perkembangan ideologi

Kritik Islam terhadap liberalisme, kapitalisme, dan sosialisme

Agar peserta mampu memahami mengetahui sejarah perkembangan ideologi terapan seperti liberalisme, kapitalisme dan sosialisme sebagai bahan kajian keilmuan an sich

9. Sosial-Budaya

IPTEK dan Transformasi Sosial budaya

Peran cendekiawan muslim dalam pengembangan IPTEK

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui pengaruh perkembangan IPTEK terhadap perubahan sosial

Agar peserta menyadari peran kaum cendekiawan muslim dalam pengembangan IPTEK

10. Strategi dan taktik

Aplikasi strategi dalam mencapai tujuan

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui strategi dan taktik dalam mengantisipasi problematika umat

Page 133: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 133

3) Materi Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Politik dan Kebangsaan Inonesia

Pancasila dalam persfektif ideologi dunia

Kebijakan pemerintah dalam pembinaan sistem politik di Indonesia

Agar peserta mampu secara ilmiah membandingkan pancasila dengan ideologi lainnya

Agar peserta dapat berpartisipasi dalam bidang pembinaan politik nasional

Politik international

Politik Indonesia dalam kontelasi global

Peran Indonesia dalam percaturan politik international

Agar peserta mampu memahami keterlibatan bangsa Indonesia dalam percaturan politik international, serta menganalisa secara strategis perannya yang lebih baik di masa mendatang

2. Kepemimpinan

Mencari pola kepemimpinan yangberwawasan keislaman dan keindonesiaan

Agar peserta memahami proyeksi/ mencari format pemimpin yang ideal dan memiliki wawasan tentang akar-akar primordialisme

Agar peserta dapat menganalisa potensi/ kekuatan dan kelemahan umat Islam di bidang kepemimpinan serta berusaha mencari alternatif jawabannya

3 Agama Agama dan perubahan sosial; sebuah tinjauan terhadap peran agama di masa datang

Islam dalam konteks kekinian dan masa depan; sebuah proyeksi

Agar peserta memahami peran dan fungsi agama pada jaman modern

Agar peserta mampu mencari alternatif terhadap bentuk kebragamaan yang lebih sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia

4. Sosial-Budaya

Rekayasa budaya dalam perkembangan masyarakat yang majemuk

Konsep demokrasi yang sesuai dengan sistem perekonomian Indonesia

Agar peserta mampu memberikan alternatif terhadap persoalan kemasyarakatan di Indonesia yang majemuk

Agar mahasiswa dapat mencari format demokrasi ekonomi yangsesuai dengan sistem ekonomi nasional.

Memformulasikan bentuk

Page 134: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 134

Strategi pengembangan ekonomi nasional

dan strategi yangefektif dalam peningkatan perekonomian nasional

Memproyeksikan salah satu strategi pengembangan IPTEK dalam rangka mengantisipasi perkembangan jaman

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

5. Kemahasiswaan

Peran mahasiswa dulu, kini, dan akan datang

Format gerakan

Agar peserta mampu menyadari perannya sebagai kelompok elite yang keberadaannya sangat menentukan perjalanan sejarah bangsa

Agar mahasiswa mampu dan dapat memberikan gambaran format gerakan kemahasiswaan yang lebih tepat (proporsional) dalam era pembangunan bangsa

6. Manajemen Strategi dan taktik pengembangan organisasi yang lebih profesional

Agar peserta dapat mencari tekhnik (metode) pengembangan organisasi ke arah yang lebih profesional

7. Komunikasi Tekhnik-tekhnik komunikasi yangefektif dalam pengembangan organisasi

Agar peserta dapat mencari mengetahui macam-macam/ jenis komunikasi yang efektif dalam pengembangan organisasi

Agar peserta mampu menerapkan macam-macam/ jenis komunikasi yang efektif dalam pngembangan organisasi.

e. Metode Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa

PKM merupakan proses kegiatan yang terdiri dari pemberian materi latihan. Metode yang dipergunakan dalm PKM sangat bermacam-macam, dimana masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Metode-metode tersebut adalah: 1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode penyajian materi kepada peserta yang disampaikan dengan lisan dan

Page 135: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 135

merupakan suatu uraian lengkap. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: 2) Peserta berjumlah banyak 3) Waktu yang tersedia relatif banyak 4) Materi yang akan diberikan relatif banyak

2) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah suatu metode penyampaian

materi dengan tanya jawab tentang apa yang akan dibahas dalam forum itu. Metode ini dipakai: Untuk mengulangi materi yang telah diberikan Untuk merangsang peserta agar perhatiannya tercurah

pada masalah yang akan dibicarakan Untuk mengarahkan proses berfikir peserta Sebagai ulangan

Agar metode tanya jawab ini lebih efektif penggunaannya, hendaknya pertanyaan-pertanyaan diajukan secara merata, sebab penggunaan metode ini dalam sebuah PKM dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mengajukan atau mengusulkan suatu pertanyaan secara proporsional dan mantap, serta menjawab pertanyaan secara mantap pula. Karena tanya jawab senantiasa terjadi di dalam masyarakat yang akan mereka pimpin

3) Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu metode penyajian bahan

dengan jalan mendiskusikannya. Metode ini sebaiknya dipakai: (a) Untuk merangsang peserta agar mampu berfikir dan

menyalurkan pendapat serta ikut menyumbangkan pikiran dalam suatu masalah

(b) Untuk menimbulkan kemampuan dan kesanggupan dalam merumuskan pikirannya secara teratur agar mudah diterima oleh orang lain

(c) Untuk membiasakan peserta agar mampu mendengar pendapat orang lain dan mau bersikap terbuka dan toleransi

(d) Untuk mencapai keputusan atau pendapat bersama mengenai suatu masalah

(e) Waktu yang tersedia cukup Metode ini dalam suatu PKM dimaksudkan untuk

membina mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu berdiskusi dengan baik, agar mampu menjadi peserta dan pemimpin diskusi secara baik

Page 136: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 136

4) Metode Pemberian tugas Metode pemberian tugas (resitasi) adalah suatu metode

penyajian materi dengan jalan memberi tugas khusus di luar jam kuliah kepada peserta. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Pengajar/ pelatih mengharapkan agar semua bahan yang

telah dibedakan dapat diterima peserta secara lebih baik (b) Untuk merangsang peserta agar lebih aktif dan rajin (c) Untuk mengaktifkan peserta mempelajari sendiri suatu

masalah (d) Materi/ bahan yang ditugaskan harus bersifat menarik,

mengundang untuk didalami, praktis dan bersifat ilmiah serta dapat diselesaikan oleh peserta.

5) Metode Demonstrasi dan Eksperimen Metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian

materi dengan jalan memberikan contoh atau mengarahkan peserta untuk mendemonstrasikan semua masalah besar kepada peserta lainnya. Sedangkan metode penyajian materi dengan jalan melibatkan peserta untuk bersama-sama mengadakan sesuatu. Kedua metode tersebut sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta (b) Untuk menghindari verbalisme (c) Untuk memudahkan berbagai jenis penjelasan masalah (d) Untuk membantu peserta dalam memahami dengan jelas

jalannya suatu proses penyajian bahan dengan penuh perhatian

Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula bahwa: Hendaknya diutamakan masalah-masalah yang praktis

dan penting Hendaknya ditekankan untk menambah pengertian yang

lebih jelas, emmpertajam kepekaan terhadap suatu masalah dan untuk menimbulkan keterampilan dalam bekerja

Hendaknya dijelaskan teoritisnya. Metode ini dalam sebuah pelatihan, dimaksudkan agar mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mendemonstrasikan masalah yang telah mereka kuasai materinya dan melakukan eksperimen terhadap masalah yang sedang diusahakan penyelesaiannya.

6) Metode Sosio-Drama dan Bermain Peranan

Page 137: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 137

Metode sosio-drama dan bermain peranan adalah metode penyajian materi dengan jalan mendramakan atau memerankan cara bertingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Materi yang akan disajikan berupa menerangkan suatu

peristiwa yang didalamnya menyangkut orang banyak dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik untuk didramatiskan dari pada diceritakan, karena akan lebih jelas dan mudah dihayati.

(b) Materi yang disajikan untuk melatih peserta agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologi

(c) Materi yang akan disajikan untuk melatih peserta agar bergaul dan dapat memahami pemikiran orang lain Dalam menerapkan metode seperti ini ada juga beberapa

hal yang harus diperhatikan seperti: Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan dengan

jelas, khususnya tentang tingkah laku/ watak yang ingin ditanamkan.

Pameran dalam metode ini harus benar-benar disiapkan 7) Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan mengajak peserta melihat obyek-obyek yang ada hubungan dengan bahan kuliah. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk memberi pengertian lebih jelas dengan alat peraga

secara langsung (b) Untuk membangkitkan penghargaan dan cerita terhadap

lingkungan (c) Untuk mendorong peserta mengenali lingkungan Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula: Pemilihan obyek yang dikunjungi harus tepat guna Peserta harus dibutuhkan tentang tujuan karya wisata Metode semacam ini diterapkan dalam pelatihan

dimaksudkan untuk mengarahkan mahasiswa sebagai calon pemimpin dalam memahami masalah-masalah di luar kampus secara objectif

8) Metode Drill Metode drill adalah metode penyampaian materi dengan

jalan melatih peserta terhadap materi yang telah diberikan. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk melatih ulang materi yang sudah diberikan ataus

edang diberikan

Page 138: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 138

(b) Untuk emlatih keterampilan dalam berfikir secara tepat (c) Untuk memperkuat daya tanggap peserta terhadap

materi yang diberikan Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula:

Sebelum pelatihan dimulai agar kepada peserta diberikan pengertian-pengertian dasar materi yang dilatih

Usahakan waktu pelatihan dapat disingkat sehingga tidak membosankan

Pelatihan agar diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat menumbuhkan motivasi untuk berfikir

Metode ini di terapakan dalam pelatihan, dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai colon pemimpin melakssanakan ide-ide yang berkaitan dengan kepemimpinan.

9) Metode Sistem regu (Team teaching) Metode sistem regu adalah suatu metode penyajian

materi dengan jalan dua orang atau lebih dengan dari pihak pengajar/ pelatih yang mengadakankerja sama untuk melatih peserta. Metode ini seabaiknya dipakai apabila: (a) Jumlah peserta terlalu banyak,segingga pembagiantugas

kepada peserta kurang merata dan pengkapan peserta kurang tajam.

(b) Untuk memberikan penjelasan dengan lebih mendalam. (c) Faslitas memungkinkan.

Dalam metode ini sebaiknya diperhatikan pula: Setiap anggota hendaknya memiliki pengertian dan

pandangan yang sama. Agar setiap anggota tim mendapat tugas yang sesuai

dengan keahliannya masing-masing. 10) Metode Problem Solving

Metode Problem Solving adalah sutatu metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling rumit. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Untuk melatih peserta agar berfikir kritis dan analisis (b) Untukmelatih keberanian-keberanian dalam menghadapi

masalah-masalah Dalam menerpkan metode ini harus diperhatikan pula:

Masalah yang dipecahkan agar sesuai/ disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta.

Peserta agar dibekali terlebih dahulu dengan bahan-bahan tentang cara memecahkan masalah

Page 139: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 139

Bimbingan pengajar/ pelatih harus kontinyu dan alat/ sarana yang menjadi penunjang harus lengkap. Metode ini dalam sebuah pelatihan mahasiswa,

dimaksudkan untukmembina mahasiswa sebagaicalon pemimpin agar mampu menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat.

11) Metode Kerja kelompok Metode kerja kelompok adalah suatu penuajian materi

dengan jalan menggunakan peserta sebagai obyek kerja sama dalam mempelajari, menhayati, dan mengamalkan maslah yang dibahas. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Alat bantu pendidikan cukup memadai (b) Tingkat kemampuan peserta tidak sama, karena itu

sebaiknya peserta dalam suatu kelompok kerja terdiri dari peserta yang pandai lebih besar jumlahnya dari mereka yang kurang pandai

(c) Minat peserta tidak sama, sehingga sebaiknya peserta yang berminat hendakny alebih banyak dari peserta yng kurang berminat. Metode semacam ini dalam sebuah pelatihan mahasiswa

dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai seorang calon pemimpin agar mampu bekerja sama, memimpin dan menjadi anggota kelompok yang baik serta dapat menyelesaikan masalah-masalah kelompok.

Dari berbagai macam metode penyajian yang dapat dipergunakan dalam sebuah pelatihan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengajar/ pelatih sebelum menentukan dan memilih suatu metode yang akan dipergunakan, yaitu: metode hanyalah merupakan suatu pengantar atau alat saja bukan merupakan suatu tujuan, dan pada kenyataannya: Tidak ada metode yang seratus persen baik. Metode

yang kelihatannya paling efektif sekalipun masih ada kekurangannya

Metode yang sesuai dengan salah satu pengajar/ pelatih tidak selalu cocok dengan pengajar/ pelatih yang lainnya meskipun materi yang diberikan sama

Pemakaian suatu metode tidaklah dapat berlaku secara tetap dan tepat untuk selama-lamanya

Pemakaian metode hendaknya bervariasi. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam

menghadapi aneka ragam metode penyampaian materi,

Page 140: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 140

seorang pengajar/ pelatih tidak boleh terlalu fanatik terhdap pemakaian suatu metode dan sebaiknya seorang pengfajar/ pelatih bersikap dan bersedia mencoba dan menilai setiap metode yang ada untuk diterapkan.

5. Organisasi Tata Laksana

Untuk mengatur jalannya sebuah pelatihan agar sesuai dengan target, sasaran dan tujuan yang telah ditentukan, maka diperlukan adanya organisasi penyelenggara pelatihan kepemimpinan mahasiswa. Dalam pengorganisasian pelaksanaan pelatihan kepemimpinan mahasiswa dikenal dua macam fungsi, yaitu: fungsi pengarah yang dipegang oleh pimpinan pelatihan PKM dan fungsi penyelenggara yang dipegang oleh panitia pelaksana.

Beberapa hal mengenai organisasi dan tata laksana dibawah ini patut pula diperhatikan, yaitu:

Struktur Organisasi Pelaksana a. Pimpinan PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga

Bangsa Cirebon b. Pimpinan PKM bertugas untuk menggerakan dan menetapkan

policy pelaksanaan termasuk pengisian materi pelatihan kepemimpinan mahasiswa. Pimpinan PKM harus terdiri dari: 1) Panitia Pengarah, yang bertugas:

(b) Menentukan instruktur dan penceramah (c) Menentukan materi acara (d) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh instruktur, penceramah, dan panitia pelaksana (e) Bertanggung jawab penuh atas pencapaian target dan

tujuan pelatihan kepemimpinan mahasiswa (f) Memberikan kegiatan-kegiatan bimbingan

2) Instruktur Instruktur bertugas sebagai berikut:

(a) Memimpin dan mengawasi jalannya sebuah PKM selama pelatihan berlangsung

(b) Mengatur jalannya PKM agar sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan panitia

(c) Menghidupkan suasana PKM (d) Mengawasi dan mengontrol secara terus menerus

kegiatan dan perkembangan aktivitas peserta (e) Mempersiapkan materi dan penceramah pengganti bila

diperlukan (f) Mempersiapkan tata tertib dan pembagian kelompok

diskusi dan kelompok kerja (g) Memberikan kegiatan-kegiatan bimbingan lainnya (h) Mengadakan evaluasi terhadap setiap peserta

Page 141: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 141

3) Penceramah Penceramah bertugas sebagai berikut:

(a) Memberikan materi pelatihan kewirausahaan mahasiswa dengan baik dan benar

(b) Menghidupkan suasana, kelas/ ruang kuliah yang kondusif

(c) Menumbuhkan sikap kritis dan analitis serta menghilangkan sikap pemeo

(d) Memberikan informasi terakhir yang akan meluaskan untuk pandangan para peserta

(e) Memberikan kegiatan bimbingan lainnya bila dipandang perlu

4) Panitia Pelaksana PKM Panitia pelaksana pelatihan kewirausahaan mahasiswa

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bertugas dalam bidang tekhnis penyelenggaraan PKM yang meliputi: (a) Menyiapkan fasilitas akomodasi, konsumsi, transportasi

dan sebagainya (b) Menyiapkan administrasi dan kesekretariatan (c) Mengupayakan kenyamanan dan keamanan selama

pelatihan berlangsung (d) Menyiapkan ruang sidang, penerangan dan peralatan

lainnya (e) Membuat dokumentasi dan publikasi (f) Melayani seluruh kebutuhan tekhnis penyelenggaraan

pelatihan kewirausahaan mahasiswa. 5) Organisasi Penyelenggara PKM Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Bunga Bangsa Cirebon (a) PKM Tingkat Dasar

PKM tingkat dasar diselenggarakan oleh pimpinan fkultas bersama-sama dengan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Tiap Jurusan dapat merencanakan sendiri beberapa kali setiap tahun PKM tingkat dasar akan diselenggarakan

(b) PKM Tingkat Menengah PKM tingkat menengah diselenggarakan oleh pimpinan

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bersama-sama dengan organisasi kemahasiswaan, tiap Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dapat merencanakan sendiri berapa kali PKM tingkat menengah dilaksanakan tiap tahun

Page 142: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 142

(c) PKM Tingkat Nasional PKM tingkat nasional diselenggarakan oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Agama bersama-sama dengan Kopertais dan Pimpinan PTAIS tertentu yang ditunjuk.

6. Waktu Penyelenggaraan PKM

Waktu penyelenggaraan PKM tingkat dasar adalah 4 hari (32 jam). Sedangkan waktu penyelenggaraan PKM tingkat menengha 6 hari (48 jam) dan waktu penyelenggaraan PKM tingkat nasional adalah 8 hari (80 jam)

7. Piagam PKM Piagam PKM diberikan kepada peserta yang telah

menyelesaikan pelatihan dengan predikat lulus. Sedangkan yang berhak untuk emnanda tangani adalah: a. Piagam PKM tingkat dasar ditanda-tangani oleh Ketua Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bersama-sama dengan pimpinan organisasi kemahasiswaan

b. Piagam PKM tingkat menengah di tanda-tangani oleh Rektor/ Pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bersama-sama dengan pimpinan organisasi kemahasiswaan

c. Piagam PKM tingkat nasional ditanda-tangani oleh Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam bersama-sama dengan Ketua Pelaksana pimpinan proyek

Bentuk dan ukuran piagam diserahkan kepada masing-masing fakultas/ kampus tinggi untuk tingkat dasar, pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Untuk tingkat menengah, dan pada direktur Perguruan Tinggi Agama Islam untuk tingkat nasional.

8. Pembiayaan PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Untuk suksesnya pelaksanaan PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon mutlak diperlukan adanya sarana penunjang yang berupa pembiayaan dan fasilitas lainnya. Pelatihan kewirausahaan mahasiswa sebagai media pembinaan dan pengembangan minat dan bakat bagi mahasiswa calon pemimpin dan penerus generasi mendatang, perlu mendapatkan pembinaan yang tepat dari pemerintah. Sejalan dengan itu, maka sudah sewajarnya apabila pembiayaan pelaksanaan PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dibebankan kepada anggaran perguruan tinggi untuk menjamin terlaksananya pelaksanaan suatu PKM, maka rencana pelaksanaan PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dibebankan kepada anggaran Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

Page 143: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 143

Bunga Bangsa Cirebon. Apabila ternyata pelaksanaan PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon belum seluruhnya dapat dibiayai dengan anggaran yang tersedia, maka perlu adanya suatu usaha dalam bentuk lain, dalam rangka menggali dana atau pembiayaan dari sumber sebagai berikut, seperti misalnya: b. Instansi/ badan resmi dalam lingkungan Departemen Agama c. Dana-dana lain yang dikoordinasikan pada pemerintah d. Bantuan sukarela dari masyarakat e. Kontribusi mahasiswa

9 Evaluasi pelatihan Kewirausahaan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Evaluasi dalam PKM dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti yang meyakinkan mengenai taraf keberhasilan masing-masing peserta dalam berpedoman pada target dan tujuan dari pelatihan kewirausahaan mahasiswa. Aspek-aspek yang dievaluasi tiap-tiap peserta adalah: d. Keaktifan, keterampilan, dan penampilan e. Penguasaan terhadap materi f. Akhlak

Proses evaluasi ini hendaknya dilakukan semenjak permulaan diselenggarakannya sebuah pelatihan kewirausahaan mahasiswa secara teratur dan terus menerus. Evaluasi ini dilakukan atau dikerjakan oleh instruktur dengan bekerjasama dengan panitia pelaksana. Hasil evaluasi dinyatakan lulus, tidak lulus dan lulus bersyarat. Pada setiap peserta yang lulus akan diberikan sertifikat.

10 Tindak Lanjut

a. Tindak Lanjut Secara Umum Proses pelatihan kewirausahaan mahasiswa memerlukan

pembinaan jangka panjang dengan suatu usaha yang teratur dan berencana. Pelatihan kewirausahaan mahasiswa sebagai forum pelatihan formal hanya bersifat menstimulir, karena hal-hal yang berhubungan dengan tindak lanjut dimaskudkan sebagai usaha dan kegiatan yang dilaksanakan para lulusan pelatihan kewirausahaan mahasiswa, dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

Kegiatan tindak lanjut yang bersifat organisatoris struktural sebaiknya dilaksanakan oleh pimpinan organisasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dan pimpinan antara lain berupa: 1) Pemberian tugas secara kelompok untuk mempelajari

sebuah spesialisasi keilmuan tertentu

Page 144: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 144

2) Pemberian tugas secara kelompok untuk mengadakan penelitian dan pengabdian masyarakat

3) Membuat kertas kerja/prasaran maupun tulisan sebagai pelatihan mengemukakan pendapat atau ide kepada masyarakat

4) Menghidupkan dan mengembangkan “Dinamika Group” dengan pengarahan, ceramah, diskusi dan sebagainya.

b. Kegiatan tindak Lanjut yngbersifat individual, antara lain dapat berupa: 1) Studi sendiri dengan mendalami dan mengembangkan

materi-materi ilmu yang diperoleh dalam pelatihan 2) Mempergunakan setiap kesempatan untukmeningkatkan diri

dalam kecakapan dan kemampuan berwirausaha 3) Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi, baik intern/ ekstern

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. 11 Rekomendasi

b. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon sebagai bagian dari mahasiswa pada umumnya, merupakan potensi intelektual yang tinggi untuk dikembangkan. Untuk itu mahasiswa perlu di bina, dilatih, dan dikembangkan pada aspek kewirausahaan. Dengan pembinaan dan latihan yang intensif dan berkesinambungan serta tidak mengenal lelah, diharapkan suatu hari nanti mereka akan menjadi wirausaha yang berkualitas, berpandangan luas, dinamis, kreatif, terampil, berakhlaq mulia dan ahli serta tekun di bidangnya masing-masing.

c. Pembinaan dan pengembangan mahasiswa melalui PKM, disamping diarahkan kepada pemantapan kreatifitas kemahasiswaan yang merupakan wadah pengkaderan para calon wirausahawan, juga diarahkan pada pemantapan dan pengembangan keammpuan keterampilan berwirausaha yang positif, sehingga dengan PKM ini dapat dicapai tujuan jangka panjangnya, yaitu membentuk manusia-manusia yang memiliki certif, dan inovatif, memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan gagasan, memiliki kemampuan memanfaatkan input-input dan ditunjang dengan keahlian/ yang dikembangkan pada jurusan/ program studi.

d. Program PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon ini meliputi penataran dan kegiatan sesudah pelatihan. Program pelatihan yang isinya mencakup penyampaian pengetahuan, pembentukan sikap dan karakter, serta praktek-praktek kewirausahaan

Page 145: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 145

e. Adapun kegiatan sesudah pelatihan, adalah berupa penyaluran lulusan dan pengembangan kemampuan serta pelatihan kewirausahaan mahasiswa sesuai dengan minat dan bakat serta kecakapannya, disamping itu juga berusaha semaksimal mungkin memonitor kegiatan mereka dalam masyarakat.

f. Selanjutnya perlu diingat pula oleh semua pihak, bahwa PKM ini adalah hanya merupakan wadah untuk pengkaderan mahasiswa sebagai calon wirausaha dan bukan merupakan jaminan bagi keberhasilan mereka untuk menjadi wirausahawan yang diharapkan

g. Pada akhirnya, yang terpenting dari semua itu ialah bahwa apapun usaha yang kita lakukan sebagai usaha pembinaan bagi para mahasiswa, kelanjutannya akan sangat tergantung pada usaha peningkatan kepribadian mahasiswa itu sendiri.

G. Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa (PMPM)

1. Kerangka Dasar

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah lembaga pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dalam hal ini Departemen Agama tersusun atas keseluruhan dan kesatuan ilmu pengetahuan agama Islam. tugas pokok Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon secara ilmiah melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di bidang ilmu pengetahuan agama Islam sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Sasaran pokok pembinaan penelitian dan pengembangan ilmiah di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon pada dasarnya adalah pengembangan motivasi dan kualits sumber daya manusia di bidang pembinaan mahasiswa, diantaranya adalah usaha untuk menumbuhkembangkan minat dalam melakukan penelitian dan pengembangan ilmiah, pembinaan dan pengembangan sarana dan lembaga penelitian di tingkat mahasiswa, serta peningkatan iklim dan frekwensi penerbitan mahasiswa. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut hingga saat ini masih dijumpai hambatan-hambatan yang perlu segera ditanggulangi. Diantara hambatan tersebut adalah masih kurangnya kualitas manajemen penerbitan mahasiswa.

Sebagai wahana dari penyaluran minat dan bakat mahasiswa di bidang jurnalistik, penerbitan mahasiswa diharapkan dapat

Page 146: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 146

menjadi media yang baik bagi berlangsungnya proses edukatif, komunikasi, dan kontrol sosial kehidupan kmpus. Dengan demikian makna penting penerbitan mahasiswa akan dapat terlihat mana kala penerbitan mahasiswa tersebut dapat menjalankan fungsinya sebagai salah satu sarana pencapaian pendidikan.

Penerbitan mahasiswa pada kegiatannya memang memiliki peran penting dan strategis dalam rangka mentransformasikan amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana dalam proses pembinaannya nanti dapat berkembang dan berperan optimal dalam meningkatkan kapasitas intelektual, kepedulian sosial, idealisme dan meningkatkan kapasitas intelektual, kepedulian sosial, idealisme dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan mahasiswa sehari-hari.

Salah satu sarana untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut adalah pelatihan dan pendidikan di bidang pengelolaan manajemen penerbitan mahasiswa yang terencana, terpadu dan berkesinambungan, agar penerbitan mahasiswa tersebut dapat lebih berfungsi sebagai wahana pengembangan minat dan bakat serta meningkatkan kemampuan intelektual mahasiswa itu sendiri. Untuk mendukung pencapaian di atas maka diperlukan sebuah pola/ model bagi pelaksanaan dan mekanisme pelatihan manajemen penerbitan di lingkungan kampus mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

2. Ruang Lingkup Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa a. Arah Pelatihan

Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah salah satu alternatif bagi pengembangan sikap kepemimpinan dan keterampilan memimpin serta kesempatan mengembangkan kreatifitas secara produktif. Oleh karena itu, pelatihan kepemimpinan sebagai upaya dari pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon menjadi sangat penting, sehingga mampu mengarah kepada pemantapan lembaga kemahasiswaan serta institusi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dalam rangka memenuhi kesejahteraan mahasiswa, minat dan kegemaran mahasiswa (student interest) serta pengembangan pemikiran dan penalaran mahasiswa (student ideas and reasoning). Dengan perkataan lain, arah pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa harus mencapai tujuan yang terarah dan terpadu, dengan memanfaatkan sarana yang ada di kampus masing-masing.

Page 147: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 147

Disamping itu, pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa harus mengarah kepada kematangan jiwa profesionalisme mahasiswa di bidang jurnalistik, baik melalui jalur-jalur yang memberikan kesempatan yang optimal bagi berkembangnya kemampuan-kemampuan yang positif di dalam maupun di luar kampus. Karena posisinya sebagai mahasiswa muslim, maka lingkup pelatihan yang dikembangkan dengan diharapkan dapat: 1) Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

dalam rangka menggairahkan hidup beragama serta bernegara, dan menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila

2) Membedakan kemampuan pengetahuan dan sikap kepemimpinan serta keterampilan memimpin

3) Memperluas cakrawala pemikiran untuk: (a) Menumbuhkan sikap dinamis, kreatif, kritis, dan inovatif

serta kemampuan untuk memilih alternatif terbaik. (b) Menumbuhkan kesadaran serta tanggung jawab terhadap

lingkungan dan mendorong agar memiliki motivasi yang kuat untuk berpartisipasi dalam pembangunan

(c) Mengembangkan kemampuan menulis dan mengevaluasi kondisi kekinian secara maksimal atas dasar pertimbangan sosial, ekonomi, poltiik, akhlakul kariemah dan Ukhuwah Islamiyah.

b. Tujuan Pelatihan

Tujuan Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1) Tujuan Umum

Secara umum pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bertujuan untuk membina mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon menjadi muslim yang taat beragama, berjiwa pancasila, bersikap ilmiah, memiliki keahlian atau profesionalisme di bidang jurnalistik, dan berdedikasi tinggi terhadap agama, negara, dan bangsa.

2) Tujuan Khusus Tujuan pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa

secara khusus adalah: (a) Kesadaran dan tanggung jawab sebagai mahasiswa

muslim (b) Meningkatkan kemampuan, kesiapan, dan kesanggupan

untuk menjadi pemimpin (c) Meningkatkan kemampuan, kesiapan dan kesigapan

untuk menjadi seorang mahasiswa muslim yang tangguh.

Page 148: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 148

(d) Meningkatkan kemampuan menulis ilmiah terhadap ilmu pengetahuan secara umum, yang memungkinkan dirinya sebagai calon jurnalis muslim untuk melakukan kontrol sosial terhadap kondisi objektif masyarakat.

(e) Mengembangkan sikap ilmiah, menambah cakrawala pandangan dan keyakinan terhadap kebenaran Dari dua tujuan di atas, maka yang ingin dikembangkan

sebagai pola baku dalam pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon ini adalah mengembangkan pola pelatihan manajemen penerbitan sesuai jenjang dan tujuannya masing-masing berdasarkan pada pola ini. adapun jenjangnya di atur sebagai brikut:

1) Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa tingkat Dasar, bertujuan untuk: (a) Memiliki bekal pengetahuan tentang dasar-dasar

jurnalistik (b) Memberikan wawasan, keterampilan dan kemampuan

mengelola penerbitan mahasiswa (c) Menumbuhkembangkan potensi jurnalistik di kalangan

mahasiswa agar mempunyai profesionalisme dibidangnya masing-masing

(d) Menumbuhkan sikap kritis yang ilmiah di kalangan mahasiswa

2) Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa tingkat Menengah, bertujuan untuk: (a) Meningkatkan dan mengembangkan pemahaman serta

wawasan mahasiswa mengenai dunia jurnalistik (b) Memantapkan pemahaman terhadap eksistensi

pembangunan nasional melalui dunia tulis (c) Memperluas pemahaman bahwa dirinya mempunyai

potensi yang dapat disumbangkan dalam proses pembangunan

(d) Mempunyai peran dalam mengaktualisasikan pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya terhdapa pembangunan

(e) Sebagai persiapan menerima tongkat estafeta jurnalis nasional

3) Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Tingkat Nasional, bertujuan untuk: (a) Terbentuknya mahasiswa yang mampu menganalisa

permasalahan umat dan bangsa

Page 149: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 149

(b) Mampu mengaktualisasikan potensi dirinya untuk kepentingan pembangunan bangsa

(c) Mempu memberikan jawaban terhadap tantangan yang bersifat regional maupun nasional

(d) Menciptakan mahasiswa yang mampu berfikir (e) Logis, kritis, inovatif, demokratis, melalui bahasa

tulisan, yang berwawasan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan

c. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan Manajemen penerbitan mahasiswa meliputi: 1) Kegiatan Manajemen Penerbitan Mahasiswa

Kegiatan manajemen penerbitan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah merupakan perpaduan antara pengetahuan jurnalistik, sikap seseorang jurnalis dan keterampilan memimpin sehingga kegiatan ini mencakup penyampaian pengetahuan, pembentukan sikap dan latihan/praktek jurnalis. Untuk kegiatan pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa harus berisi muatan belajar sambil berlatih. Oleh karena itu kegiatan pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa sebaiknya berwujud penataran jurnalistik, yaitu kegiatan yang merupakan arena pemberian bekal pengetahuan jurnalistik, sikap seorang jurnalis dan latihan memimpin dan menggugah potensi kreatif. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pelatihan jurnalis ini adalah: (a) Diskusi (b) Berlatih dan berpegang peran sebagai seorang reporter (c) Tekhnikmengemukakan pendapat (d) Widyawisata ke tempat atau ke daerah yang dianggap

perlu (e) Pelatihan jurnalistik yang berwujud kegiatan penataran di

tingkat Univ/ Inst/ Fak/ ST, maupun tingkat nasional 2) Jenjang Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon Dalam rangka menghasilkan calon pemimpin yang

berkualitas, maka diperlukan peembinaan dan pelatihan yang berkesinambungan baik materi maupun waktunya. Oleh karena itu pembinaan dan pelatihan nya dilakukkan secara berjenjang sebagaimana berikut : (a) Pelatihan Manajemen Penerbitan Tingkat Dasar

Kegiatan ini adalah pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga

Page 150: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 150

Bangsa Cirebon tingkat fakultas atau sekolah tinggi yang memberi bekal jurnalis tingkat dasar. Pelatihan ini diarahkan untuk meningkatkan kesadaran status, fungsi dan peranan mahasiswa serta berbagai persyaratan yang harus di punyai oleh mereka dalam menunjang status, peranan dan fungsi. Pelatihan tingkat ini juga ditekankan bahwa mahasiswa merupakan bagian dari suatu masyarakat dalam suatu bangsa yngs edang membangun. Sebagai kelompok terdidik dari generasinya, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dituntut tampil dalam proses pembinaan negara, agama maupun bangsa. Untuk ini perlu adanya transformasi idea dalam realita. Pelatihan tingkat ini ditekankan lebih banyak kepada penguasaan teori kepemimpinan.

Sasaran Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa tingkat dasar adalah: (1) Memberi bekal pengetahuan jurnalistik dan atau

kegiatan jurnalis yang lain (2) Memiliki motivasi untuk menumbuhkan potensi

jurnalistik di kalangan mahasiswa (3) Memiliki kemampuan mengelola pelatihan secara baik

dan benar (4) Memiliki sikap seorang jurnalis yang berjiwa Islami

(b) Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Tingkat Menengah

Kegiatan ini adalah pelatihan jurnalistik tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang memberi bekal lebih lanjut tentang kemampuan memimpin, sikap kepemimpinan dan keterampilan memimpin. Dalam pelatihan kepemimpinan tingkat institut ini diarahkan untuk meningkatkan cakrawala pandangan yang lebih luas tentang dunia kemahasiswaan dalam konteks pembinaan negara, bangsa dan agama. Di samping itu, pelatihan ini diarahkan pula untuk menggugah munculnya gagasan-gagasan baru tentang pembinaan kemahasiswaan dengan hubungannya dengan tri dharma perguruan tinggi. Para peserta pelatihan kepemimpinan tingkat menengah ini diharapkan akan dapat mengungkapkan gagasan-gagasan baru tentang pembinaan mahasiswa dalam konteks pembangunan nasional.

Page 151: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 151

Sasaran Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Tingkat Menengah adalah: (1) Memiliki kemampuan untuk memimpin, mengelola

serta mengembangkan jurnalistik yang berdaya guna dan berhasil guna

(2) Memiliki wawasan yang lebih luas tentang dunia jurnalistik

(3) Memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap problem keumatan

(4) Menyadari fungsi dan perannya dalam pembanguann nasional

(5) Mampu berfikir kritis, analisis dan antisipatif (c) Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional

Kegiatan ini adalah pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa tingkat nasional, yang diikuti oleh para peserta dari PTAIS seluruh Indonesia. Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa tingkat ini merupakan arena pengembangan serta keterampilan memimpin dan kemampuan yang secara khas harus dimiliki seorang kader jurnalis bangsa. Sasaran pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa tingkat nasional adalah: (1) Memiliki bekal kejurnalistikan yang aplikatif dan

mampu mengaktualisasikannya dalam masyarakat (2) Memiliki motivasi yang tinggi dalam memproyeksikan

masa depan bangsa dan negara yang lebih integral (3) Memiliki keahlian yang profesional dalam

menyelesaikan persoalan keumatan dan kebangsaan (4) Memiliki kepribadian/ sikap kepemimpinan yang

matang berdasarkan nilai-nilai ke- Islaman 3. Pola Pelaksanaan Kegiatan

a. Peserta Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Peserta pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dapat dibedakan atas: 1) Peserta Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa

Tingkat Dasar Peserta Pelatihan manajemen penerbitan tingkat dasar

ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dengan jumlah 40 s.d 50 mahasiswa yang berasal dari masing-masing Jurusan/Program Studi, dengan ketentuan persyaratan sebagai berikut:

Page 152: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 152

(a) Mempunyai Indeks Prestasi (IP) minimal 2,5 dan maksimal semester III

(b) Berstatus mahasiswa pada semester berjalan (c) Telah lulus ta’aruf dan minimal memiliki 10 SKK

2) Peserta Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah

Peserta Pelatihan Manajemen Penerbitan mahasiswa tingkat menengah ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dengan jumlah 40 s.d 50 mahasiswa yang berminat, dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Telah lulus Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa

tingkat dasar (b) Mempunyai IP akademik minimal 2,5 dan memiliki 20

SKK (c) Lebih diutamakan fungsionaris MPM/ DPM atau HMJ (d) Terdaftar sebagai mahasiswa pada semester berjalan (e) Membuat makalah

3) Peserta Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional

Peserta Pelatihan Penerbitan Mahasiswa tingkat nasional terdiri dari mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang ditunjuk oleh pimpinan Perguruan Tingginya. Jumlah peserta antara 30 sampai 40 orang, dengan ketentuan persyaratan sebagai berikut: (a) Telah Lulus Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa

tingkat menengah (b) Aktif mengikuti kegiatan-kegiatan dalam kampus maupun

di dalam masyarakat. (c) Diutamakan fungsionaris organisasi kemahasiswaan (d) Memiliki IP akademik minimal 2,5 dan memiliki sekurang-

kurangnya 30 SKK (e) Membuat makalah dan mempresentasikannya (f) Mendapat rekomendasi dari pimpinan Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon b. Pembimbing Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Pembimbing pelatihan manajemen penerbitan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah tenaga-tenaga pelatih, penceramah instruktur dan panitia penyelenggara. Tenaga pembimbing bertugas untuk memberi bimbingan, tuntunan dan pengarahan agar Pelatihan

Page 153: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 153

Manajemen Penerbitan Mahasiswa dapat dilaksanakan dengan baik serta memenuhi target

Tenaga-tenaga untuk pembimbing ini diambil dari berbagai kalangan menurut tingkatannya masing-masing dengan urutan perincian sebagai berikut: 1) Pembimbing Pelatihan Manajemen Penerbitan tingkat Dasar

(a) Pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(b) Dosen pada Jurusan yang bersangkutan (c) Dosen tamu (d) Pimpinan lembaga kemahasiswaan (e) Mahasiswa yang mampu dan ditunjuk oleh pimpinan

lembaga/ organisasi yang bersangkutan 2) Pembimbing Pelatihan Manajemen Penerbitan tingkat Menengah

(a) Pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(b) Dosen di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

(c) Dosen tamu (d) Pimpinan organisasi kemahasiswaan (e) Mahasiswa yang mampu dan ditunjuk (f) Pembimbing PKM tingkat nasional

3) Pembimbing Pelatihan Penerbitan Mahasiswa tingkat Nasional ini diambil dari tenaga-tenaga: (a) Pimpinan Kopertais (b) Pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga

Bangsa Cirebon (c) Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga

Bangsa Cirebon (d) Ilmuwan dan Cendekiawan

c. Materi Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

1) Materi Pelatihan Penerbitan Mahasiswa tingkat Dasar meliputi: (a) Politik dan Kebangsaan (b) Psikologi (c) Wawasan Jurnalistik (d) Komunikasi (e) Keislaman (f) Kemahasiswaan (g) Keterampilan dasar jurnalistik

Page 154: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 154

2) Materi Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa tingkat Menengah meliputi: (a) Politik dan Kebangsaan (b) Psikologi (c) Wawasan Jurnalistik (d) Komunikasi (e) Keislaman (f) Ideologi (g) Sosial Budaya (h) Strategi dan Taktik (Analisis SWOT) (i) Keterampilan Jurnalistik

3) Materi Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa tingkat Nasional meliputi: (a) Politik dan Kebangsaan (b) Kepemimpinan (c) Komunikasi (d) Agama-agama (e) Sosial-budaya (f) Kemahasiswaan (g) Manajemen organisasi/ Perkantoran

d. Silabus Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa

1) Materi Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Tingkat Dasar

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Politik dan Kebangsaan

Pengetahuan Ilmu politik dan kebangsaan

Dasar-dasar/ Landasan politik dan kebangsaan

Fungsi berpolitik dan bernegara

Sumber-sumber penggalian politik bangsa dari tahun 1945 sampai sekarang

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui: Politik dan seluk beluknya Sejarah dan

perkembangan politik dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara

2. Psikologi Pengertian psikologi dan jenis-jenis/ tingkatannya

Manfaat mempelajari psikologi

Strategi pengenalan diri sendiri dan lingkungan

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui: Pengertian dan jenis-jenis

psikologi Pemanfaatannya sebagai

faktor penting dalam kepemimpinan

Agar peserta mampu mengenal dirinya sendiri dan orang lain

Page 155: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 155

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

3. Wawasan Jurnalistik

Pers dan Dakwah islam

Fungsi dan tugas pers kampus dan dakwah Islamiyah

Peran strategis penerbitan mahasiswa

Pers mahasiswa dalam perspektif sejarah

Pers mahasiswa dan perubahan sosial

Agar peserta mampu memahami peran pers dalam pengembangan dakwah Islam

Agar peserta mengetahui dan memahami sejarah pers mahasiswa

Agar peserta mengetahui prinsip-prinsip jurnalistik dalam mengantisipasi perubahan sosial

4. Komunikasi Pengertian sistem dan teknik komunikasi dalam jurnalistik

Tujuan dan manfaat komunikasi

Unsur-unsur komunikasi

Masyarakat sebagai sasaran komunikasi

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui; pengertia komunikasi dan aspek-aspeknya yang harus dimiliki

Agar peserta dapat berkomunikasi dengan berbagai kelompok dalam masyarakat

5 Keislaman Islam sebagai sistem nilai

Wahyu sebagai kebenaran mutlak

Studi kepemimpinan Islam di Indonesia

Agar peserta mampu memahami Islam secara universal

Agar peserta mampu memahami/ mengetahui kepemimpinan Islam di Indonesia

6. Kemahasiswaan

Peran dan fungsi mahasiswa

Sejarah dan dinamika mahasiswa

Agar peserta mampu memahami mengetahui keberadaan dan dinamika mahasiswa

7. Keterampilan dasar Jurnalistik

Pengantar ke dunia jurnalistik

Dasar-dasar penulisan

Tekhnik wawancara Tekhnik penulisan

berita Bahasa Indonesia

jurnalistik Penulisan artikel

ilmiah populer Penulisan resensi Photo jurnalistik Praktikum

Agar peserta mampu memahami hakikat dunia jurnalistik dan seluk beluknya

Agar peserta mampu memahami materi mengenai dasar-dasar menulis dalam jurnalistik

Agar peserta mampu memahami tekhnik wawancara, penulisan berita, serta jenis-jenis berita

Agar peserta mampu mengerti tentang: manfaat bahasa Indonesia dalam jurnalistik, penulisan ilmiah populer, artikel, maupun

Page 156: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 156

resensi Agar peserta mampu

memahami hakikat photografi dalam dunia jurnalistik

2) Materi Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Tingkat Menengah

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Politik dan Kebangsaan

Demokrasi politik di Indonesia

Partisipasi mahasiswa Islam dalam Pengembangan politik bangsa

Agar peserta mampu memahami pola demokrasi di Indonesia

Agar peserta dapat berpartisipasi dalam bidang pengembangan politik

2. Psikologi Watak dan kepribadian

Psikologi dalam jurnalistik

Agar peserta mampu memahami dan mengembangkan watak kepribadiannya sendiri sebagai seorang jurnalis

3. Wawasan Jurnalistik

Kedudukan pers mahasiswa dalam pers umum

Kebijakan pemerintah dalam pengembangan pers kampus

Kode etik jurnalistik dan undang-undang pokok pers

Agar peserta memahami dan dapat mengetahui kedudukan pers mahasiswa dalam pers umum

Agar peserta memperoleh gambaran mengenai kebijakan pemerintah terhadap pers kampus dan kode etiknya

4. Komunikasi Psikologi masa Prinsip-prinsip human

relationship

Agar peserta mampu memahami karakteristik suatu kelompok atau masa sebagi bahan dalam proses kepemimpinan

Agar peserta dapat memahami prinsip-prinsip dasar dari human relationship

5. Keislaman Islam dan Perubahan Sosial

Islam idealis dan Islam Historis

Agar peserta mampu memahami sekaligus menyadari, bahwa nilai-nilai keislaman itu bersifat universal dan abadi

6. Ideologi Islam dan ideologi-ideologi dunia

Sejarah perkembangan ideologi

Kritik Islam terhadap liberalisme, kapitalisme, dan

Agar peserta mampu memahami mengetahui sejarah perkembangan ideologi terapan seperti liberalisme, kapitalisme dan sosialisme sebagai bahan kajian keilmuan an sich

Page 157: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 157

sosialisme

7. Sosial-Budaya

IPTEK dan Transformasi Sosial budaya

Peran cendekiawan muslim dalam pengembangan IPTEK

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui pengaruh perkembangan IPTEK terhadap perubahan sosial

Agar peserta menyadari peran kaum cendekiawan muslim dalam pengembangan IPTEK

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

8. Strategi dan taktik

Aplikasi strategi dalam mencapai tujuan

Agar peserta mampu memahami dan mengetahui strategi dan taktik dalam mengantisipasi problematika umat

9. Keterampilan Jurnalistik

Penulisan Kolom Dan Tajuk

Investigation News Penulisan Artikel

Keagamaan Manajemen

Reaksional dan Usaha

Desain Grafis Editing dan Rewriting Praktikum

Agar peserta memahami dan mengetahui tekhnik-tekhnik nvestigation News, Penulisan kolom, tajuk, dan artikel keagamaan

Agar peserta mampu mengetahui urgensi, dan seluk beluk manajemen reaksional, aspek-aspek estetika dari desain grafis dan tata letak, dan tekhnik-tekhnik editing dan rewriting.

3) Materi Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Nasional

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Politik dan Kebangsaan Inonesia

Pancasila dalam persfektif ideologi dunia

Kebijakan pemerintah dalam pembinaan sistem politik di Indonesia

Agar peserta mampu secara ilmiah membandingkan pancasila dengan ideologi lainnya

Agar peserta dapat berpartisipasi dalam bidang pembinaan politik nasional

Page 158: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 158

Politik international

Politik Indonesia dalam kontelasi global

Peran Indonesia dalam percaturan politik international

Agar peserta mampu memahami keterlibatan bangsa Indonesia dalam percaturan politik international, serta menganalisa secara strategis perannya yang lebih baik di masa mendatang

2. Wawasan Jurnalistik

Proyeksi pembangunan pers nasional, menyangkut tata hukum, peran dan visi pers nasional dalam hubungannya dengan kebijakan pembangunan pers nasional

visi orientasi pers Islam

Dinamika penerbitan mahasiswa

Agar peserta memahami proyeksi pembangunan pers nasional

Agar peserta memiliki wawasan tentang akar-akar primordialisme

No Materi Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

3 Agama Agama dan perubahan sosial; sebuah tinjauan terhadap peran agama di masa datang

Islam dalam konteks kekinian dan masa depan; sebuah proyeksi

Agar peserta memahami peran dan fungsi agama pada jaman modern

Agar peserta mampu mencari alternatif terhadap bentuk kebragamaan yang lebih sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia

Memformulasikan bentuk dan strategi yang efektif dalam peningkatan perekonomian nasional

Memproyeksikan salah satu strategi pengembangan IPTEK dalam rangka mengantisipasi perkembangan jaman

4. Komunikasi Sosiologi Komunikasi Psikologi komunikasi

Agar peserta dapat mencari tekhnik (metode) pengembangan sosiologi komunikasi dan psikologi komunikasi yang efektif

5. Pengembangan Praktis

Manajemen reaksional dan manajemen usaha

Tekhnik Pelaporan Artistik desain grafis

Agar peserta mampu menyadari pentingnya keterampilan manajemen reaksional dan usaha

Agar peserta memiliki keterampilan mengenai tekhnik pelaporan dan artistik desain grafis

Page 159: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 159

4. Metode Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa merupakan proses kegiatan yang terdiri dari pemberian materi latihan. Metode yang dipergunakan dalam PMPM sangat bermacam-macam, dimana masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Metode-metode tersebut adalah: a) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah suatu metode penyajian materi kepada peserta yang disampaikan dengan lisan dan merupakan suatu uraian lengkap. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: 1) Peserta berjumlah banyak 2) Waktu yang tersedia relatif banyak 3) Materi yang akan diberikan relatif banyak

b) Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah suatu metode penyampaian

materi dengan tanya jawab tentang apa yang akan dibahas dalam forum itu. Metode ini dipakai: 1) Untuk mengulangi materi yang telah diberikan 2) Untuk merangsang peserta agar perhatiannya tercurah pada

masalah yang akan dibicarakan 3) Untuk mengarahkan proses berfikir peserta 4) Sebagai ulangan

Agar metode tanya jawab ini lebih efektif penggunaannya, hendaknya pertanyaan-pertanyaan diajukan secara merata, sebab penggunaan metode ini dalam sebuah PMPM dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai calon jurnalis agar mampu mengajukan atau mengusulkan suatu pertanyaan secara proporsional dan mantap, serta menjawab pertanyaan secara mantap pula. Karena tanya jawab senantiasa terjadi di dalam masyarakat yang akan mereka pimpin

c) Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu metode penyajian bahan

dengan jalan mendiskusikannya. Metode ini sebaiknya dipakai: 1) Untuk merangsang peserta agar mampu berfikir dan

menyalurkan pendapat serta ikut menyumbangkan pikiran dalam suatu masalah

2) Untuk menimbulkan kemampuan dan kesanggupan dalam merumuskan pikirannya secara teratur agar mudah diterima oleh orang lain

3) Untuk membiasakan peserta agar mampu mendengar pendapat orang lain dan mau bersikap terbuka dan toleransi

Page 160: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 160

4) Untuk mencapai keputusan atau pendapat bersama mengenai suatu masalah

5) Waktu yang tersedia cukup Metode ini dalam suatu PMPM dimaksudkan untuk membina

mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu berdiskusi dengan baik, agar mampu menjadi peserta dan pemimpin diskusi secara baik

d) Metode Pemberian tugas Metode pemberian tugas (resitasi) adalah suatu metode

penyajian materi dengan jalan memberi tugas khusus di luar jam kuliah kepada peserta. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (a) Pengajar/ pelatih mengharapkan agar semua bahan yang

telah dibedakan dapat diterima peserta secara lebih baik (b) Untuk merangsang peserta agar lebih aktif dan rajin (c) Untuk mengaktifkan peserta mempelajari sendiri suatu

masalah (d) Materi/ bahan yang ditugaskan harus bersifat menarik,

mengundang untuk didalami, praktis dan bersifat ilmiah serta dapat diselesaikan oleh peserta.

e) Metode Demonstrasi dan Eksperimen Metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian materi

dengan jalan memberikan contoh atau mengarahkan peserta untuk mendemonstrasikan semua masalah besar kepada peserta lainnya. Sedangkan metode penyajian materi dengan jalan melibatkan peserta untuk bersama-sama mengadakan sesuatu. Kedua metode tersebut sebaiknya dipakai apabila: 1) Untuk memberikan keterampilan tertentu kepada peserta 2) Untuk menghindari verbalisme 3) Untuk memudahkan berbagai jenis penjelasan masalah 4) Untuk membantu peserta dalam memahami dengan jelas

jalannya suatu proses penyajian bahan dengan penuh perhatian Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula bahwa:

Hendaknya diutamakan masalah-masalah yang praktis dan penting

Hendaknya ditekankan untk menambah pengertian yang lebih jelas, emmpertajam kepekaan terhadap suatu masalah dan untuk menimbulkan keterampilan dalam bekerja

Hendaknya dijelaskan teoritisnya. Metode ini dalam sebuah pelatihan, dimaksudkan agar mahasiswa sebagai calon pemimpin agar mampu mendemonstrasikan masalah yang telah mereka kuasai materinya dan melakukan eksperimen

Page 161: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 161

terhadap masalah yang sedang diusahakan penyelesaiannya.

f) Metode Sosio-Drama dan Bermain Peranan Metode sosio-drama dan bermain peranan adalah metode

penyajian materi dengan jalan mendramakan atau memerankan cara bertingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (1) Materi yang akan disajikan berupa menerangkan suatu

peristiwa yang didalamnya menyangkut orang banyak dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik untuk didramatiskan dari pada diceritakan, karena akan lebih jelas dan mudah dihayati.

(2) Materi yang disajikan untuk melatih peserta agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat sosial psikologi

(3) Materi yang akan disajikan untuk melatih peserta agar bergaul dan dapat memahami pemikiran orang lain Dalam menerapkan metode seperti ini ada juga beberapa

hal yang harus diperhatikan seperti: (1) Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan dengan jelas,

khususnya tentang tingkah laku/ watak yang ingin ditanamkan.

(2) Pameran dalam metode ini harus benar-benar disiapkan g) Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode penyajian materi dengan jalan mengajak peserta melihat obyek-obyek yang ada hubungan dengan bahan kuliah. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila:

(1) Untuk memberi pengertian lebih jelas dengan alat peraga secara langsung

(2) Untuk membangkitkan penghargaan dan cerita terhadap lingkungan

(3) Untuk mendorong peserta mengenali lingkungan Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula:

(1) Pemilihan obyek yang dikunjungi harus tepat guna (2) Peserta harus dibutuhkan tentang tujuan karya wisata (3) Metode semacam ini diterapkan dalam pelatihan

dimaksudkan untuk mengarahkan mahasiswa sebagai calon pemimpin dalam memahami masalah-masalah di luar kampus secara objectif

h) Metode Drill

Page 162: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 162

Metode drill adalah metode penyampaian materi dengan jalan melatih peserta terhadap materi yang telah diberikan. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila:

(1) Untuk melatih ulang materi yang sudah diberikan ataus edang diberikan

(2) Untuk melatih keterampilan dalam berfikir secara tepat (3) Untuk memperkuat daya tanggap peserta terhadap materi

yang diberikan Dalam menerapkan metode ini harus diperhatikan pula:

(1) Sebelum pelatihan dimulai agar kepada peserta diberikan pengertian-pengertian dasar materi yang dilatih

(2) Usahakan waktu pelatihan dapat disingkat sehingga tidak membosankan

(3) Pelatihan agar diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat menumbuhkan motivasi untuk berfikir

(4) Metode ini di terapakan dalam pelatihan, dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai colon pemimpin melakssanakan ide-ide yang berkaitan dengan kepemimpinan.

i) Metode Sistem regu (Team teaching) Metode sistem regu adalah suatu metode penyajian materi

dengan jalan dua orang atau lebih dengan dari pihak pengajar/ pelatih yang mengadakankerja sama untuk melatih peserta. Metode ini seabaiknya dipakai apabila: (a) Jumlah peserta terlalu banyak,segingga pembagiantugas

kepada peserta kurang merata dan pengkapan peserta kurang tajam.

(b) Untuk memberikan penjelasan dengan lebih mendalam. (c) Faslitas memungkinkan.

Dalam metode ini sebaiknya diperhatikan pula: Setiap anggota hendaknya memiliki pengertian dan

pandangan yang sama. Agar setiap anggota tim mendapat tugas yang sesuai dengan

keahliannya masing-masing. j) Metode Problem Solving

Metode Problem Solving adalah sutatu metode penyajian materi dengan jalan melatih peserta untuk memecahkan masalah-masalah yang paling rumit. Metode ini sebaiknya dipakai apabila: (1) Untuk melatih peserta agar berfikir kritis dan analisis (2) Untukmelatih keberanian-keberanian dalam menghadapi

masalah-masalah Dalam menerpkan metode ini harus diperhatikan pula:

Page 163: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 163

Masalah yang dipecahkan agar sesuai/ disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta.

Peserta agar dibekali terlebih dahulu dengan bahan-bahan tentang cara memecahkan masalah

Bimbingan pengajar/ pelatih harus kontinyu dan alat/ sarana yang menjadi penunjang harus lengkap. Metode ini dalam sebuah pelatihan mahasiswa, dimaksudkan

untukmembina mahasiswa sebagaicalon pemimpin agar mampu menemukan dan menyelesaikan masalah-masalah dalam masyarakat.

k) Metode Kerja kelompok Metode kerja kelompok adalah suatu penuajian materi

dengan jalan menggunakan peserta sebagai obyek kerja sama dalam mempelajari, menhayati, dan mengamalkan maslah yang dibahas. Metode semacam ini sebaiknya dipakai apabila: (1) Alat bantu pendidikan cukup memadai (2) Tingkat kemampuan peserta tidak sama, karena itu

sebaiknya peserta dalam suatu kelompok kerja terdiri dari peserta yang pandai lebih besar jumlahnya dari mereka yang kurang pandai

(3) Minat peserta tidak sama, sehingga sebaiknya peserta yang berminat hendakny alebih banyak dari peserta yng kurang berminat. Metode semacam ini dalam sebuah pelatihan mahasiswa

dimaksudkan untuk membina mahasiswa sebagai seorang calon pemimpin agar mampu bekerja sama, memimpin dan menjadi anggota kelompok yang baik serta dapat menyelesaikan masalah-masalah kelompok.

Dari berbagai macam metode penyajian yang dapat dipergunakan dalam sebuah pelatihan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para pengajar/ pelatih sebelum menentukan dan memilih suatu metode yang akan dipergunakan, yaitu: metode hanyalah merupakan suatu pengantar atau alat saja bukan merupakan suatu tujuan, dan pada kenyataannya: (a) Tidak ada metode yang seratus persen baik. Metode yang

kelihatannya paling efektif sekalipun masih ada kekurangannya

(b) Metode yang sesuai dengan salah satu pengajar/ pelatih tidak selalu cocok dengan pengajar/ pelatih yang lainnya meskipun materi yang diberikan sama

(c) Pemakaian suatu metode tidaklah dapat berlaku secara tetap dan tepat untuk selama-lamanya

Page 164: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 164

(d) Pemakaian metode hendaknya bervariasi. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dalam

menghadapi aneka ragam metode penyampaian materi, seorang pengajar/ pelatih tidak boleh terlalu fanatik terhdap pemakaian suatu metode dan sebaiknya seorang pengfajar/ pelatih bersikap dan bersedia mencoba dan menilai setiap metode yang ada untuk diterapkan.

5. Organisasi Tata Laksana

Untuk mengatur jalannya sebuah pelatihan agar sesuai dengan target, sasaran dan tujuan yang telah ditentukan, maka diperlukan adanya organisasi penyelenggara pelatihan kepemimpinan mahasiswa. Dalam pengorganisasian pelaksanaan pelatihan Manajemen Penerbitan Mahasiswa (PMPM) dikenal dua macam fungsi, yaitu: fungsi pengarah yang dipegang oleh pimpinan PMPM dan fungsi penyelenggara yang dipegang oleh panitia pelaksana.

Beberapa hal mengenai organisasi dan tata laksana dibawah ini patut pula diperhatikan, yaitu:

Struktur Organisasi Pelaksana a) Pimpinan PMPM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga

Bangsa Cirebon b) Pimpinan PMPM bertugas untuk menggerakan dan menetapkan

policy pelaksanaan termasuk pengisian materi pelatihan kepemimpinan mahasiswa. Pimpinan PMPM harus terdiri dari: 1) Panitia Pengarah, yang bertugas:

(a) Menentukan instruktur dan penceramah (b) Menentukan materi acara (c) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh instruktur, penceramah, dan panitia pelaksana (d) Bertanggung jawab penuh atas pencapaian target dan

tujuan PMPM (e) Memberikan kegiatan-kegiatan bimbingan

2) Instruktur Instruktur bertugas sebagai berikut:

(a) Memimpin dan mengawasi jalannya sebuah PMPM selama pelatihan berlangsung

(b) Mengatur jalannya PMPM agar sesuai dengan rencana dan target yang telah ditetapkan panitia

(c) Menghidupkan suasana PMPM (d) Mengawasi dan mengontrol secara terus menerus

kegiatan dan perkembangan aktivitas peserta (e) Mempersiapkan materi dan penceramah pengganti bila

diperlukan

Page 165: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 165

(f) Mempersiapkan tata tertib dan pembagian kelompok diskusi dan kelompok kerja

(g) Memberikan kegiatan-kegiatan bimbingan lainnya (h) Mengadakan evaluasi terhadap setiap peserta

3) Penceramah Penceramah bertugas sebagai berikut:

(f) Memberikan materi pelatihan kewirausahaan mahasiswa dengan baik dan benar

(g) Menghidupkan suasana, kelas/ ruang kuliah yang kondusif

(h) Menumbuhkan sikap kritis dan analitis serta menghilangkan sikap pemeo

(i) Memberikan informasi terakhir yang akan meluaskan untuk pandangan para peserta

(j) Memberikan kegiatan bimbingan lainnya bila dipandang perlu

4) Panitia Pelaksana PMPM Panitia pelaksana pelatihan kewirausahaan mahasiswa

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bertugas dalam bidang tekhnis penyelenggaraan PMPM yang meliputi: (a) Menyiapkan fasilitas akomodasi, konsumsi, transportasi

dan sebagainya (b) Menyiapkan administrasi dan kesekretariatan (c) Mengupayakan kenyamanan dan keamanan selama

pelatihan berlangsung (d) Menyiapkan ruang sidang, penerangan dan peralatan

lainnya (e) Membuat dokumentasi dan publikasi (f) Melayani seluruh kebutuhan tekhnis penyelenggaraan

pelatihan kewirausahaan mahasiswa. 5) Organisasi Penyelenggara PMPM Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon (a) PMPM Tingkat Dasar

PKM tingkat dasar diselenggarakan oleh pimpinan fkultas bersama-sama dengan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Tiap Jurusan dapat merencanakan sendiri beberapa kali setiap tahun PMPM tingkat dasar akan diselenggarakan

(b) PMPM Tingkat Menengah PMPM tingkat menengah diselenggarakan oleh

pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bersama-sama dengan organisasi

Page 166: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 166

kemahasiswaan, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dapat merencanakan sendiri berapa kali PMPM tingkat menengah dilaksanakan tiap tahun

(c) PMPM Tingkat Nasional PKM tingkat nasional diselenggarakan oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Agama bersama-sama dengan Kopertais dan Pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon tertentu yang ditunjuk.

6. Waktu Penyelenggaraan Waktu penyelenggaraan PMPM tingkat dasar adalah 4

hari (32 jam). Sedangkan waktu penyelenggaraan PMPM tingkat menengah 6 hari (48 jam) dan waktu penyelenggaraan PKM tingkat nasional adalah 8 hari (80 jam)

7. Piagam PKM

Piagam PMPM diberikan kepada peserta yang telah menyelesaikan pelatihan dengan predikat lulus. Sedangkan yang berhak untuk emnanda tangani adalah: (a) Piagam PMPM tingkat dasar ditanda-tangani oleh oleh

Ketua Jurusan / kampus tinggi bersama-sama dengan pimpinan organisasi kemahasiswaan

(b) Piagam PMPM tingkat menengah di tanda-tangani oleh Rektor/ Pimpinan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bersama-sama dengan pimpinan organisasi kemahasiswaan

(c) Piagam PMPM tingkat nasional ditanda-tangani oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bersama-sama dengan Ketua Pelaksana pimpinan proyek

Bentuk dan ukuran piagam diserahkan kepada masing-masing fakultas/ kampus tinggi untuk tingkat dasar, pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Untuk tingkat menengah, dan pada direktur Perguruan Tinggi Agama Islam untuk tingkat nasional.

8. Pembiayaan PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Untuk suksesnya pelaksanaan PMPM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon mutlak diperlukan adanya sarana penunjang yang berupa pembiayaan dan fasilitas lainnya. PMPM sebagai media pembinaan dan pengembangan minat dan bakat bagi mahasiswa calon pemimpin dan penerus generasi

Page 167: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 167

mendatang, perlu mendapatkan pembinaan yang tepat dari pemerintah. Sejalan dengan itu, maka sudah sewajarnya apabila pembiayaan pelaksanaan PMPM PTAIS dibebankan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka rencana pelaksanaan PMPM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon tingkat dasar dan menengah dibebankan kepada anggaran Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Sedangkan PMPM tingkat nasional harus dimasukan dalam anggaran pusat. Apabila ternyata pelaksanaan PMPM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon belum seluruhnya dapat dibiayai dengan anggaran yang tersedia, maka perlu adanya suatu usaha dalam bentuk lain, dalam rangka menggali dana atau pembiayaan dari sumber sebagai berikut, seperti misalnya: a. Instansi/ badan resmi dalam lingkungan Departemen

Agama b. Dana-dana lain yang dikoordinasikan pada pemerintah c. Bantuan sukarela dari masyarakat d. Kontribusi mahasiswa

9 Evaluasi pelatihan Kewirausahaan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Evaluasi dalam PKM dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti yang meyakinkan mengenai taraf keberhasilan masing-masing peserta dalam berpedoman pada target dan tujuan dari pelatihan kewirausahaan mahasiswa. Aspek-aspek yang dievaluasi tiap-tiap peserta adalah: 1) Keaktifan, keterampilan, dan penampilan 2) Penguasaan terhadap materi 3) Akhlak

Proses evaluasi ini hendaknya dilakukan semenjak permulaan diselenggarakannya sebuah pelatihan kewirausahaan mahasiswa secara teratur dan terus menerus. Evaluasi ini dilakukan atau dikerjakan oleh instruktur dengan bekerjasama dengan panitia pelaksana. Hasil evaluasi dinyatakan lulus, tidak lulus dan lulus bersyarat. Pada setiap peserta yang lulus akan diberikan sertifikat.

10 Tindak Lanjut

a. Tindak Lanjut Secara Umum Proses PMPM memerlukan pembinaan jangka

panjang dengan suatu usaha yang teratur dan berencana. Pelatihan kewirausahaan mahasiswa sebagai

Page 168: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 168

forum pelatihan formal hanya bersifat menstimulir, karena hal-hal yang berhubungan dengan tindak lanjut dimaskudkan sebagai usaha dan kegiatan yang dilaksanakan para lulusan pelatihan kewirausahaan mahasiswa, dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

b. Kegiatan tindak lanjut yang bersifat organisatoris struktural sebaiknya dilaksanakan oleh pimpinan organisasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dan pimpinan antara lain berupa: 1) Pemberian tugas secara kelompok untuk mempelajari

sebuah spesialisasi keilmuan tertentu 2) Pemberian tugas secara kelompok untuk mengadakan

penelitian dan pengabdian masyarakat 3) Membuat kertas kerja/ prasaran maupun tulisan

sebagai pelatihan mengemukakan pendapat atau ide kepada masyarakat

4) Menghidupkan dan mengembangkan “Dinamika Group” dengan pengarahan, ceramah, diskusi dan sebagainya.

c. Kegiatan tindak Lanjut yngbersifat individual, antara lain dapat berupa: 1 Studi sendiri dengan mendalami dan mengembangkan

materi-materi ilmu yang diperoleh dalam pelatihan 2 Mempergunakan setiap kesempatan

untukmeningkatkan diri dalam kecakapan dan kemampuan berwirausaha

3 Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi, baik intern/ ekstern Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

11 Rekomendasi

a. Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon sebagai bagian dari mahasiswa pada umumnya, merupakan potensi intelektual yang tinggi untuk dikembangkan. Untuk itu mahasiswa perlu di bina, dilatih, dan dikembangkan pada aspek kewirausahaan. Dengan pembinaan dan latihan yang intensif dan berkesinambungan serta tidak mengenal lelah, diharapkan suatu hari nanti mereka akan menjadi wirausaha yang berkualitas, berpandangan luas, dinamis, kreatif, terampil,

Page 169: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 169

berakhlaq mulia dan ahli serta tekun di bidangnya masing-masing.

b. Pembinaan dan pengembangan mahasiswa melalui PKM, disamping diarahkan kepada pemantapan kreatifitas kemahasiswaan yang merupakan wadah pengkaderan para calon wirausahawan, juga diarahkan pada pemantapan dan pengembangan keammpuan keterampilan berwirausaha yang positif, sehingga dengan PKM ini dapat dicapai tujuan jangka panjangnya, yaitu membentuk manusia-manusia yang memiliki certif, dan inovatif, memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan gagasan, memiliki kemampuan memanfaatkan input-input dan ditunjang dengan keahlian/ yang dikembangkan pada jurusan/ program studi.

c. Program PKM Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon ini meliputi penataran dan kegiatan sesudah pelatihan. Program pelatihan yang isinya mencakup penyampaian pengetahuan, pembentukan sikap dan karakter, serta praktek-praktek kewirausahaan

d. Adapun kegiatan sesudah pelatihan, adalah berupa penyaluran lulusan dan pengembangan kemampuan serta pelatihan kewirausahaan mahasiswa sesuai dengan minat dan bakat serta kecakapannya, disamping itu juga berusaha semaksimal mungkin memonitor kegiatan mereka dalam masyarakat.

e. Selanjutnya perlu diingat pula oleh semua pihak, bahwa PKM ini adalah hanya merupakan wadah untuk pengkaderan mahasiswa sebagai calon wirausaha dan bukan merupakan jaminan bagi keberhasilan mereka untuk menjadi wirausahawan yang diharapkan

f. Pada akhirnya, yang terpenting dari semua itu ialah bahwa apapun usaha yang kita lakukan sebagai usaha pembinaan bagi para mahasiswa, kelanjutannya akan sangat tergantung pada usaha peningkatan kepribadian mahasiswa itu sendiri.

Page 170: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 170

H. Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa melalui KOPMA 1) Kerangka Dasar

Sebagai gerakan dan wadah bagi kegiatan ekonomi masyarakat, koperasi menjadi sangat penting dan amat diperlukan untuk turut serta merealisasikan cita-cita kehidupan bangsa, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Koperasi diharapkan tidak saja mewujudkan menjadi wadah perekonomian masyarakat untuk mengatasi kemiskinan, tetapi juga mempu menopang tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat bangsa secara keseluruhan ke arah yang lebih baik dan lebih merata.

Dalam aplikasinya, kegiatan berkoperasi tidak saja harus tumbuh di masyarakat luas, tetapi juga diharapkan tumbuh di kalangan yang lebih khusus seperti mahasiswa. Dalam lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, keberadaan koperasi mahasiswa sejauh ini mengalami yang menggambarkan, walaupun belum merata. Hal ini dapat dilihat dari berdirinya beberapa Koperasi Mahasiswa (KOPMA) di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon sebagai salah satu sarana untuk kesejahteraan mahasiswa. Meskipun bentuk pengelolaan satu Koperasi Mahasiswa dengan Koperasi Mahasiswa lainnya masih terdapat beberapa perbedaan. Yang mengisyaratkan masih lemahnya sistem manajerial pengelolaan Koperasi Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, tetapi semangat yang mendasari berdirinya Koperasi Mahasiswa tersebut jelas harus didukung dengan upaya-upaya yang konkrit dan terpadu seperti arah yang jelas dan berwawasan, dan pelatihan-pelatihan yang mengarah kepada perkembangan sistem pengelolaan Koperasi Mahasiswa yang lebih baik.

Dalam rangka itulah, maka materi dalam panduan ini disusun dengan judul “Penyelenggaraan Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon” mempunyai arah dan tujuan untuk memantapkan pertumbuhan Koperasi Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon diharapkan dapat : a. Memberikan gambaran tentang sistem penyelenggaraan

Koperasi Mahasiswa baik dari segi organisasi, manajemen, kaderisasi, usaha dan permodalan.

b. Sebagai acuan pola pengembangan dalam tata kehidupan Koperasi Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Page 171: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 171

c. Menumbuhkan jiwa enterpreneurships dalam mengembangkan Koperasi Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Dari arah tujuan di atas, maka Kerangka Dasar Pola

Pengembangan KOPMA diharapkan mampu memberikan wawasan pengembangan opersionalnya berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Untuk itu, Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon juga diharapkan: a. Mampu merumuskan tujuan dalam jangka tertentu untuk

menjadi KOPMA yang berswadaya; yaitu koperasi yang mampu dan berwenang memutuskan sendiri semua kegiatan organisasi, manajemen dan usaha koperasi.

b. Mampu mengkoordinasikan permasalahan internal kampus dalam hubungannya dengan kelancaran bidang usaha. Untuk itu koordinasi antara kebijakan pemerintah (Depag RI dan Departemen Koperasi) dengan kondisi kampus dan di bawah tanggungjawab Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon perlu terus ditingkatkan.

c. Mampu mengorientasikan seluruh kader dan anggota Koperasi dalam satu pola pembinaan terpadu sumber daya anggota yang diorientasikan pada pola pendidikan dan pelatihan yang berhasil guna. Hal ini perlu dilakukan peningkatan anggota KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon harus mempunyai yang baik serta mampu mengaplikasikannya pada tataran realitas. Materi Penyelenggaraan Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon ini, mengacu kepada Pola Pembinaan operasional Koperasi mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Materi Agama Islam, Nomor 7 tahun 1986, tentang pola dasar Koperasi Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam.

Secara umum sistem pembinaan koperasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dapat dilakukan melalui dua jalur pembinaan yaitu : a. Pembinaan dari Departemen Agama dan Departemen Koperasi

Pembinaan dari Departemen Agama tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Agama RI nomor 7 tahun 1986 tentang Pola Dasar Pembentukan dan Pedoman Pembinaan Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

b. Pembinaan yang dilakukan oleh KOPMA itu sendiri terhadap unit-unit dan anggota-anggotanya dengan membuat petunjuk

Page 172: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 172

pelaksanaan koperasi secara operasional baik pada aspek usaha maupunh organisasi kelembagaan.

2) Pengertian Koperasi Mahasiswa

Dalam undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-poko Perkoperasian pada pasal 3 dinyatakan, bahwa Koperasi Indonesia adalah organisasi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum Koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas-asas kekeluargaan dan gotong royong.

Berdasarkan pengertian di atas, maka Koperasi Mahasiswa di kalangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon adalah suatu organisasi ekonomi mahasiswa yang pembentukannya diprakarsai oleh Mahasiswa dari Mahasiswa dan untuk Mahasiswa yang berada dalam lingkungan satu kesatuan organisasi/institusi Perguruan Tinggi, yang melakukan usaha-usaha ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan mahasiswa. (Tata cara Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian, dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi diatur dengan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, No.104.1/Kep/M.KUM/X/2002), terlampir.

3) Landasan, Tujuan, Fungsi dan Peran a. Landasan

Menunjuk kepada Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 Tahun 1992, maka koperasi Mahasiswa berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 serta nerdasar atas asas kekeluargaan. Dan keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, No. 104.1/Kep/M.KUM/X/2002,tentang Petunjuk Teknis Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian, dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

b. Tujuan

Sebagai wadah kegiatan penunjang kesejahteraan mahasiswa, Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon bertujuan : (1) Membina dan mengembangkan prakarsa dan jiwa gotong

royong di lingkungan mahasiswa untuk melakukan usaha-usaha kolektif dalam menanggulangi kesulitan dan untuk memajukan kesejahteraan anggota dalam rangka studi berdasarkan Ukhuwah Islamiyah.

(2) Menyerap dan menghayati pengalaman berkoperasi, sebagai bekal agar mereka selalu siap dan mampu mendirikan, membina dan mengembangkan usaha-usaha Perkoperasian dalam lingkungan masyarakat.

Page 173: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 173

(3) Membentuk kader-kader koperasi yang diharapkan dapat membantu dan mengembangkan koperasi dalam masyarakat.

(4) Membantu meningkatkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama Dharma Pengabdian Pada Masyarakat.

c. Fungsi dan Peran

Koperasi Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon diharapkan juga berfungsi sebagai wahana pendidikan. oleh karena itu, fungsi dan peran koperasi Mahasiswa PTAIS adalah sebagai (1) Alat penunjang guna mencapai keberhasilan studi. (2) Sarana latihan praktis untuk pengembangan rasa tanggung

jawab, disiplin, kesetia kawanan dan jiwa demokratis serta gotong royong.

(3) Wahana pengkaderan koperasi di kalangan Generasi Muda. 4) Pola Dasar Penyelenggaraan Koperasi Mahasiswa

Pola penyelenggaraan yang dimaksud adalah suatu sistem atau menajemen yang khusus mengatur tata laksana rumah tangga Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, baik yang menyangkut Keanggotaan, Organisasi, Keusahaan, maupun Permodalan, dengan tujuan agar KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon benar-benar menerapkan prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah-kaidah usaha ekonomi. Dengan demikian KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon akan merupakan organisasi yang mantap, demokratis, otonomi, partisipativ, dan berwatak sosial. a. Keanggotaan

Keberadaan Anggota merupakan asset terbesar bagi sebuah Koperasi termasuk KOPMA sebab koperasi adalah kumpulan orang-orang bukan kumpulan modal. Karena itu keberdayaan koperasi mahasiswa sepenuhnya akan ditopang oleh keberadaan anggotanya. Semakin tinggi kualitas sumber daya anggota KOPMA maka KOPMA akan semakin berkembang dan berhasil guna. Dengan katalain KOPMA akan menjadi baik mana kala didukung oleh kualitas anggota yang baik.

Berdasarkan hal tersebut, akan sangat tepat bila penerimaan anggota didasarkan pada kemampuan KOPMA dalam membina anggotanya. Jumlah anggota yang besar tidak mungkin dapat dijadikan ukuran untuk pengembangan KOPMA. Akan tetapi meskipun jumlah anggota sedikit bila kualitas

Page 174: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 174

anggotanya tinggi maka koperasi akan mencapai kemajuan yang berarti, terutama menghadapi era kompetitif saat ini.

Oleh karena itu, Koperasi Mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon akan sangat dan strategis untuk berorientsi pada peningkatan dan Pembinaan Sumber Daya Anggota, sehingga para anggota mempu memanfaatkan seluruh peluang yang ada dan estafet perjuangan Perkoperasian di Indonesia pada umumnya dapat berkesinambungan. Dengan demikian, kemajuan pencapaian hasilnya akan lebih dapat untuk dipertanggungjawabkan. 1) Keanggotaan KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Bunga Bangsa Cirebon

a. Yang dapat menjadi anggota KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon; adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang mampu melakukan perbuatan hukum sesuai dengan ketentuan UU dan AD/ART, KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

b. Di samping itu, KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dapat juga memiliki anggota istimewa yang hak dan kewajibannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga masing-masing. Anggota Istimewa adalah para anggota KOPMA Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang telah menyelesaikan kuliah. Hal ini diterapkan, mengingat kepentingan KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon akan kesinambungan informasi, pengawasan dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan dan pengembangan KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. (a) Sistem Keanggotaan

Merujuk kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian khususnya point Prinsip Koperasi, maka sistem keanggotaan untuk KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon se-Indonesia adalah suka rela dan terbuka. Penjelasan : Dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992, Bab III

Bagian kedua tentang Prinsip-prinsip Koperasi No. 1 point: “Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka”.

Page 175: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 175

Maka kesukarelaan adalah bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. Juga mengandung arti makna bahwa seorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalan Anggaran Dasar Koperasi.

Sedangkan sifat terbuka memiliki makna bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. Dengan demikian, Keanggotaan KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon juga harus berdasar pada Suka rela bukan otomatis. Sebab masalah keanggotaan koperasi berhubungan dengan prinsip-prinsip Koperasi yang apabila dilepaskan maka telah menghilangkan sendi-sendi yang mengatur kehidupan KOPMA PTAIS.

b. Organisasi (Perangkat Organisasi)

Perangkat organisasi KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon merupakan sarana untuk mencapai tujuan dari Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Perangkat Organisasi KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 dan lampiran-Keputusan Menteri Agama RI No. 7 Tahun 1986 tentang Pola Dasar Pembentukan Koperasi Mahasiswa antara lain terdiri dari Rapat Anggota Pengurus Badan Pemeriksa, Pengawas dan Dewan Penasehat. Di samping itu, berdasarkan pada pengalaman pengelolaan Koperasi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, satu aspek lagi yang perlu dimasukan dalam perangkat organisasi KOPMA ialah Manajemen. Disamping itu mutlak dibutuhkan strategi yang efektif dan efisien dalam pemilihan struktur dari masing-masing perangkat tersebut, terutama yang berhubungan dengan Pengurus dan Pengawas. Dan dalam hubungannya hubungan koordinatif dengan organisasi kemahasiswaan yang ada. 1) Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Rapat anggota berwenang untuk : a. Memilih, mengangkat, memberhentikan serta

mengesahkan pengurus dan pengawas.

Page 176: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 176

b. Mengadakan penilaian, menerima serta mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas

c. Menerima dan mengesahkan Neraca dan atau laporan Laba Rugi dan Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU).

d. Mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana Anggota dan Belanja Koperasi (PAPBK)

e. Mengesahkan garis-garis Besar Haluan KOPMA f. Secara khusus dapat mengubah Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga. Rapat anggota dilaksanakan oleh setiap KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon sekurang-kurangnya satu tahun sekali pada tiap-tiap tahun buka berjalan.

2) Pengurus Pengurus merupakan Pemegang Kuasa Rapat Anggota dan Penanggung jawab KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dalam mencapai tujuan pada KOPMA itu sendiri. Adapun tugas pengurus adalah: (a) Mengelola koperasi dan usaha (b) Mengajukan rancangan/ rencana kerja serta rancangan/

rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi (c) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas (d) Menyelenggarakan pembukuan dan menginventasrisasi

secara tertib (e) Memelihara buku daftar anggota dan pengurus Disamping tugas-tugas di atas, setiap pengurus KOPMA juga dapat dikenakan sangsi, baiks ecara instituer berupa sangsi akademis apabila melakukan perbuatan yang melanggar prinsip-prinsip berkoperasi, maupun secara hukum berupa tuntutan perdata apabila memang suatu/ seseorang pengurus melakukan perbuatan yang bertentangan dengan aturan-aturan berkoperasi. Untuk mempermudah dan mempercepat realisasi tugas dan mencapai tujuan tersebut, dengan tetap mengacu pada konstitusi yang ada, maka perlu ditentukan dan diteapkan sistem, struktur, dan tata kerja yang efektif dan efisien dalam mengatur tentang pengurus KOPMA Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yaitu: (b) Sistem Kepengurusan

Pengurus koperasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dipilih dari anggota mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga

Page 177: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 177

Bangsa Cirebon dalam rapat anggota dengan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam AD/ ART.

(c) Struktur Pengurus Struktur pengurus KOPMA Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada dan meliputi: (1) Ketua Umum (2) Bidang administrasi dan tata laksana rumah tangga (3) Bidang pengembangan sumber daya anggota (4) Bidang usaha (5) Biang keuangan

(d) Tata Kerja Pengurus (1) Ketua Umum Bertugas memimpin dan mengkoordinasikan seluruh

kegiatan, pemimpin rapat pengurus dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban kehadapan rapat anggota

Berfungsi sebagai pimpinan umum dan bertanggung jawab terhadap jalannya roda organisasi baik ke dalam maupun keluar

Berwenang menetapkan kebijaksanaan serta melakukan perbuatan hukum unuk dan atas nama KOPMA, menanda-tangani surat menyurat, surat berharga/ perjanjian-perjanjian atau mensubstitusikan kepada pihak lainnya melalui surat kuasa.

(2) Bidang Administrasi dan Umum Bertugas untuk mengkoordinir dan mengawasi

pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan kesekretariatan, pendayagunaan dan pengembangan karyawan, humas, penyusunan laporan kegiatan organisasi dan usaha sebagai data informasi bagi penetapan kebijaksanaan pengurus

Berfungsi sebagai mekanisme sentral jalannya roda organisasi baik kedalam maupun keluar

Membuat laporan kegiatan bidangnya baik bulanan, triwulan, semesteran maupun tahunan

Bertanggungjawab kepada ketua umum dan atau rapat pengurus

Bertanggung jawab kepada Ketua dan atau Rapat Pengurus

(3) Bidang Usaha

Page 178: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 178

Bertugas untuk mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan dan pengembangan kegiatan usaha

Membuat laporan bidangnya secara bulanan, triwulan, semesteran maupun tahunan

Bertanggung jawab kepada Ketua Umum dan atau Rapat Pengurus

(4) Bidang Keuangan Bertugas untuk mengkoordinir dan mengawasi hal

yang berkaitan dengan permasalahan keuangan Berfungsi sebagai pengawas sumber dana dan

penggunaan dana serta harta kekayaan Membuat laporan keuangan baik bulanan, triwulan,

semesteran maupun tahunan Bertanggung jawab kepada Ketua Umum dan atau

Rapat Pengurus 3) Pengawas

Pengawas merupakan internal control/ auditor dalam kelembagaan koperasi yang statusnya sejajar dengan pengurus dan bertanggung jawab kepada Rapat Anggota sesuai dengan AD/ ART.

4) Badan Penasehat

Mengingat bahwa koperasi mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon berada dalam lingkungan/ kegiatan lembaga pendidikan tinggi agama Islam, maka perlu adanya badan penasehat yang tugas dan fungsinya ditentukan dalam AD/ ART atau diimplementasikan dalam tata kerja pengurus.

5) Manajemen

Dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya, pengurus dapat mengangkat seorang manajer sesuai kebutuhan., yang bertugas antara lain mendampingi dan mengelola usaha termasuk di dalamnya aspek keuangan dan sumber daya manusia sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen professional. Manajer diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus atas sepengetahuan Rektor/ Pimpinan Perguruan Tinggi.

c. Permodalan

Pada dasarnya koperasi mahasiswa merupakan kumpulan dari orang-orang, namun bukan berarti tidak mementingkan aspek permodalan. Permodalan merupakan bagian dari seluruh mekanisme organisasi dan usaha KOPMA. Aspek permodalan (keuangan) ini meliputi sumber modal, pemanfaatan modal dalam hal investasi dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan,

Page 179: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 179

pengendalian serta pengawasan guna efektivitas dan efisiensi permodalan. 2) Sumber Modal

Sumber modal bagi KOPMA terdiri dari sumber dana intern dan sumber dana ekstern. (a) Sumber Dana Intern meliputi:

(1) Simpanan Pokok Anggota (2) Simpanan Wajib Anggota (3) Simpanan Sukarela yang berasal dari anggota

(b) Sumber Dana Ekstern meliputi: (1) Pemanfaatan kredit Bank (2) Pemanfaatan pinjaman lunak dari BUMN (3) Modal penyertaan dan modal dari donatur dalam

usaha-usaha yang efektif 3) Pengendalian Modal

Dalam hal pengendalian permodalan/ keuangan selayaknya KOPMA sebagai lembaga usaha menggunakan sistem akuntansi yang berlaku di Indonesia. Namun, bila modal koperasi yang berasal dari luar ternyata kurang efektif, ataukurang membantu dalam peningkatan kegiatan koperasi maka perlu lebih mengusahakan peningkatan sumber dana Intern dan mengurangi ketergantungan dari modal ekstern.

d. Usaha

Dalam hal pengelolaan usaha, KOPMA hendaknya menggunakan sistem manajemen yang fleksibel dan jelas, artinya bahwa aturan yang ada di dalamnya mampu menggambarkan hubungan pengelolaan dalam berbagai hal pelaksanaan kebijakan. Pengelolaan usaha KOPMA meliputi: 1) Aspek Internal

(b) Aturan hubungan pengelola (c) Sistem administrasi usaha yang cepat dan tepat (d) Sistem perputaran produk yang lancar (e) Penentuan harga jual yang akurat (f) Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai (g) Penentuan tenaga kerja yang optimal

2) Aspek Eksternal

(a) Penentuan pasar potensial (b) Penentuan pesaing (c) Menjalin hubungan kemitraan (d) Mencari data informasi yang akurat

9. Rekomendasi a. Materi ini dimaskudkan sebagai bagian dari proses pembinaan

Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

Page 180: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 180

Bunga Bangsa Cirebon meskipun isi dan kandungan pola umum ini pada dasarnya tidak berbeda dengan prinsip-prinsip perkoperasian pada umumnya

b. Materi ini diharapkan mampu menanggulangi miskinnya sumber daya di bidang perkoperasian, terutama untuk tingkat kepengurusan KOPMA di Lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

c. Sebagaimana sifat dari panduan sebagai upaya pengembangan dari materi ini juga sepenuhnya diserahkan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon setempat. Untuk itu, sejauh tidak merubah prinsip-prinsip dasar perkoperasian yang lebih mementingkas aspek musyawarah para anggotanya melalu Rapat Anggota Tahunan (RAT), maka perubahan ataupun penambahan dan pengembangan panduan ini jika dianggap perlu disesuaikan dengan kondisi obyektif Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

I. Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa Melalui Gerakan

Pramuka 1. Kerangka Dasar

Gerakan Pramuka adalah Organisasi Gerakan Kepanduan Praja Muda karana yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama. Gerakan Pramuka merupakan organisasi gerakan pendidikan akum muda yang didukung oleh orang dewasa melalui kepramukaan oleh dan untuk kaum muda dengan kemitraan orang dewasa. Dalam kapasitasnya Gerakan Pramuka merupakan organisasi non pemerintah dan non politik yangikut dalam membantu masyarakat dalam melaksanakan pembangunan dibidang pendidikan, khususnya pendidikan luar sekolah dan luar keluarga. Sebagai salah satu gerakan pendidikan yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagikaum muda/ generasi muda, dimaksudkan guna menumbuhkembangkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab dan mampu mengisi kemerdekaan nasional. Pendidikan kepramukaan di lingkungan pendidikan diselenggarakan di Gugus Depan dan Satuan Karya, berdasarkan prinsip-prinsip Dasar Kepramukaan dan Metodik Kepramukaan (PDKMK), sistem among serta prinsip silih asah, silih asih, dan silih asuh.

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah dan diluar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan prinsip dasar kepramukaan serta sistem among yang pelaksanaannya

Page 181: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 181

disesuaikan dengn keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia. Sasarannya adalah untuk mempersiapkan kader bangsa yang: a) Memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila, b) Berdisiplin yaitu berfikir, bersikap dan bertingkah laku tertib, c) sehat dan kuat mental, moral serta fisiknya, d) memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dijiwai nilai-nilai kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa, dan e) Berkemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian, berfikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-tugas.

Eksistensi Gerakan Pramuka pada perguruan tinggi, bila kita lacak keberadaannya mulai muncul sejak tahun 1972 setelah pengesahan pramuka Pandega untuk diteliti, yang dilanjutkan dengan studi kelayakan. Namun secara resmi dua lembaga kepramukaan itu (Penegak dan Pandega) eksis di Perguruan tinggi baru ada setelah diterbitkannya keputusan bersama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 021 tahun 1981 dengan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud, Nomor 047/ DJ/ KEP/ 1981, tanggal 11 Pebruari 1981, tentang kerja sama dalam usaha pembinaan dan pengembangan pendidikan kepramukaan di gugus depan yang berpangkalan di kampus-kampus perguruan tinggi.

Menindak lanjuti keputusan bersama tersebut di atas, maka secara berurutan: pertama: dikeluarkannya Surat Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 053 Tahun 1987 tanggal 27 Mei 1987, tentang pengendalian Gugus Depan Pramuka yang berada di Pangkalan Kampus Perguruan Tinggi; Kedua, Surat Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 086 tahun 1987 tanggal 16 Juli 1987, tentang petunjuk pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Gugus Depan Pramuka yang berada di Pangkalan kampus Perguruan Tinggi, sebagai penjelasan SK Kwarnas No. 054 tahun 1982 pada permasalahan yang sama.

Substansi dari beberapa regulasi di atas, diarahkan pada sasaran: pertama, persemaian pembina, mengupayakan Gugus Depan lengkap. Program terpadu antara kepentingan akademik dan kwartir Gerakan Pramuka. Kedua, memfokuskan aspek akademik dan aspek kepramukaan. Aspek akademik adalah mesujudkan harapan ideal postur seorang mahasiswa yang layak tampil di tengah-tengah perhelatan ilmiah kampus. Sedangkan aspek kepramukaan mewujudkan pramuka di Perguruan tinggi yang benar-benar proporsional serta diharapkan mampu mengangkat dan mempertahankan citra terbaik anggota pramuka yang berstatus mahasiswa.

Page 182: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 182

Berdasarkan pemikiran akademik di atas, maka Gerakan Pramuka dipandang relevan keberadaannya pada Perguruan Tinggi yang mengemban misi pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat). Dengan demikian Gerakan Pramuka pada pangkalan kampus perguruan tinggi perlu di respon positif dan dikembangkan keberadaannya.

2. Pengertian Gerakan Pramuka

Secara bahasa kata Gerakan Pramuka terdiri dari dua kalimat yaitu: kata Gerakan, merupakan kata kerja awalan kata gerakan dan akhiran kan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia: pertama, kata “gerak” artinya peralihan tempat (tidak berhenti, lawan diam). Sedangkan kata gerakan, mengandung dua pengertian: 1) Perbuatan bergerak; hal bergerak, dan 2) Usaha dalam lapangan politik, kemasyarakatan dan sebagainya dengan mendirikan perkumpulan dan sebagainya. Kedua, kata Pramuka merupakan singkatan dari “Praja Muda Karana” bahasa sangsakerta Praja adalah rakyat, Muda adalah pemuda, dan Karana dapat diartikan pamrih.

Gerakan Pramuka secara harfiah dapat diartikan sebagai anggota gerakan pemuda yang bermaksud mendidik dan membina kaum muda supaya menjadi manusia utama (jujur, berani, dan suka tolong menolong, sesuai dengan cita-cita lord Boden Powel 1857 – 1941).

Gerakan Pramuka adalah organisasi Gerakan kepanduan praja Muda Karana yang keanggotaannya bersifat suka rela, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama. Gerakan Pramuka merupakan organisasi gerakan pendidikan kaum muda yang di dukung oleh orang dewasa melalui kepramukaan oleh dan untuk kaum muda dengan kemitraan orang dewasa. Dan Gerakan Pramuka merupakan organisasi non pemerintah dan non politik yang ikut serta membantu masyarakat dalam melaksanakan pembangunan di bidang pendidikan khususnya pendidikan di luar sekolah dan diluar keluarga.

3. Landasan Hukum Gerakan Pramuka

Gerakan pramuka yang diselenggarakan pada tingkat Perguruan Tinggi mengacu pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku: a. Keputusan Presiden nomor 2381 tahun 1961, tentang Gerakan

Pramuka; b. Surat Menteri Kehakiman RI, Nomor 44 SM/ K/ Vi/ 73, tanggal

30 Juli 1973, perihal Status Hukum Gerakan Pramuka;

Page 183: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 183

c. Keputusan Presiden Nomor 104 tahun 2004; jo. Nomor 34 tahun 1999, tentang Pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;

d. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 086 tahun 2005, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;

e. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 080 tahun 1999, tentang Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.

4. Tujuan dan Tugas Pokok Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan: a. Membentuk sikap kader bangsa dan sekaligus kader

pembangunan yang beriman dan bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

b. Membentuk sikap dan perilaku yang positif, mengusai keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial intelektual dan fisik sehingga menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Secara operasional tugas pokok Gerakan Pramuka

sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga pasal 4, adalah sebagai berikut: Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan di lingkungan luar sekolah yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan: a. Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan

yang beriman dan bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

b. Membentuk sikap perilaku positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan masyarakat bangsa dan negara.

5. Sasaran Gerakan Pramuka

Sasaran Gerakan Pramuka adalah mempersiapkan kader bangsa yang: a. Memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa pancasila b. Berdisiplin yaitu, berfikir, bersikap dan bertingkah laku tertib

Page 184: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 184

c. Sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya d. Memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dijiwai nilai-nilai

kejuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa e. Berkemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian,

berfikir kreatif, inovatif, dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-tugas.

6. Fungsi Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda, menerapkan prinsip dasar kepramukaan serta sistem among yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.

7. Misi Gerakan Pramuka Kaum muda sebagai potensi bangsa dalam kelangsungan

bangsa dan negara mempunyai kewajiban melanjutkan Adicita Rakyat Indonesia melalui kemitraan pendidikan dengan orang dewasa. Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaharuan Gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan sasaran: a. Meningkatkan sumber daya kaum muda b. Mewujudkan masyarakat madani c. Melestarikan keutuhan:

1) Negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal Ika

2) Ideologi Pancasila 3) Kehidupan Rakyat yang Rukun Damai 4) Lingkungan Hidup di bumi Nusantara

8. Strategi Pembinaan Gerakan Pramuka Strategi adalah upaya sadar yang dilakukan Gerakan Pramuka,

sebagaimana tertuang dalam Anggaran Dasar pasal 8, bahwa: a. Gerakan Pramuka dalam mencapai tujuannya melakukan

usaha: 1) Menanamkan dan menumbuhkan budi pekerti luhur dengan

cara memantapkan mental, moral, fisik, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman melalui kegiatan:

Page 185: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 185

(a) Keagamaan, untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa., menurut agamanya masing-masing

(b) Kerukunan hidup antar umat segama dan antara pemeluk agama yang satu dnegan yang lainnya

(c) Penghayatan dan pengamalan pancasila untuk memantapkan jiwa pancasila dan mempertebal kesadaran sebagai warga negara yangbertanggung jawab terhadap kehidupan dan masa depan bangsa dan negara

(d) Kepedulian terhadap sesama hidup dan alam seisinya (e) Pembinaan dan pengembangan minat terhadap kemajuan

tekhnologi dengan keimanan dan ketaqwaan 2) Memupuk dan mengembangkan rasa cinta dan setia kepada

tanah air dan bangsa 3) Memupuk dan mengembangkan kesatuan dan kebangsaan 4) Memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan

persahabatan baik nasional maupun international 5) Menumbuhkembangkan pada para anggota rasa percaya diri,

sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif, rasa tanggung jawab dan disiplin

6) Menumbuhkembangkan jiwa sikap kewirausahaan 7) Menumbuhkembangkan kepemimpinan 8) Membina dan melatih jasmani, panca indera, daya fikir,

penelitian, kemandirian dan sikap otonom, keterampilan dan hasta karya.

b. Kegiatan-kegiatan tersebut pada pasal 8 ayat (1) dilaksanakan dengan cara:

1) Kepramukaan adalah proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan yang sasaran akhirnya pada pembentukan watak.

2) Menyelenggarakan dan berpartisipasi dalam pertemuan dan perkemahan baiklokal, nasional, maupun international untuk memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan perdamaian.

3) Menyelenggarakan bakti masyarakat dan ekspedisi 4) Mengadakan kemitraan, kerjasama dengan organisasi

kepemudaan lain, untuk memupuk dan mengembangkan semangat kepeloporan dan pengabdian kepada masyarakat, baik lokal, nasional maupun international

Page 186: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 186

5) Mengadakan kerjasama baik dengan instansi pemerintah maupun swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional

6) Memasyarakatkan Gerakan Pramuka khususnya di kalangan pemuda

7) Menyediakan sarana/ prasarana pendidikan, pelatihan, dan kegiatan

8) Mengadakan usaha-usaha lain yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka dan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundnag-undangan yang berlaku.

9. Pola Umum Pembinaan dan Pengembangan Gerakan Pramuka

Pola adalah acuan yang dilakukan dalam mengembnagkan misi, tugas dan strategi Gerakan Pramuka dalam pembinaan dan pengembangannya, yang melingkupi: prinsip dasar, metode, kode kehormatan, motto dan kiasan dasar kepramukaan. a. Prinsip Dasar Kepramukaan, metode, Motto dan Kiasan

Dasar Kepramukaan

Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan merupakan: (1) Ciri khas yang membedakan kepramukaan dari pendidikan lain, (2) dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan, dan (3) dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi, dan kondisi masyarakat. 1) Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:

a) Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan

alam semesta c) Peduli terhadap diri pribadinya d) Taat kepada kode kehormatan pramuka

Prinsip dasar Kepramukaan berfungsi: a) Norma hidup seorang anggota pramuka b) Landasan kode etik Gerakan Pramuka c) Landasan sistem nilai Gerakan Pramuka d) Pedoman arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan

Pramuka e) Landasan gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka mencapai

sasaran dan tujuannya 2) Metode Kepramukaan

Metode kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui:

a) Pengamalan kode kehormatan Gerakan Pramuka b) Belajar sambil melakukan c) Sistem kelompok

Page 187: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 187

d) Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik

e) Kegiatan di alam terbuka f) Sistem tanda kecakapan g) Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri h) Sistem among

3) Kode Kehormatan

Kode kehormatan Gerakan Pramuka terdiri atas janji yang disebut satrya dan ketentuan moral yang disebut dharma, merupakan: (a) Satu unsur dari metode kepramukaan dan alat pelaksana prinsip dasar kepramukaan, (b) Kode etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat sehari-hari yang diterimanya dengan sukarela serta ditaati demi kehormatan dirinya. Kode kehormatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan rohani serta jasmaninya, yaitu: a) Kode kehormatan pramuka siaga terdiri atas Dwisatya dan

Dwidharma b) Kode kehormatan pramuka penggalang terdiri atas Trisatya

penggalang dan Dasadharma c) Kode kehormatan pramuka penegak dan pandega terdiri

atas Trisatya pramuka Penegak dan Pandega dan Dasadharma

d) Kode kehormatan pramuka Anggota Dewasa terdiri atas Trisatya pramuka Anggota Dewasa dan Dasadharma.

4) Motto Gerakan Pramuka

a) Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu proses pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berrarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan

b) Motto Gerakan Pramuka adalah: “Satyaku kudarmakan, Darmaku kubaktikan”

c) Motto Gerakan Pramuka merupakan motto tetap tunggal bagi Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses pendidikan, disosialisasikan baik dalam maupun di luar Gerakan Pramuka

5) Kiasan Dasar Kepramukaan a) Kiasan dasar kepramukaan adalah: Penyelenggaraan

kepramukaan dengan menggunakan kiasan dasar bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya bangsa.

b) Kiasan dasar merupakan metode kepramukaan:

Page 188: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 188

(1) Penggunaannya sebagai salah satu unsur terpadu dalam kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi peserta didik, sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan...”

(2) Disusun atau dirancang untukmencapai tujuan dan sasaran pendidikan dalam kepramukaan untuk tiap golongan peserta didik serta merupakan proses metode kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan peserta didik tetapi memperkaya pengalaman. (ART/ 2004/ pasal 30)

b. Organisasi Gerakan Pramuka 1. Kepengurusan Organisasi Gerakan Pramuka

Kepengurusan dalam Gerakan Pramuka terdiri dari: a) Ditingkat gugus depan dipimpin oleh pembina gugus depan b) Gugus depan yang berada di satu wilayah desa/ kelurahan

dapat dikoordinasikan oleh koordinator desa/ kelurahan yang dipilih oleh para pembina gugus depan di wilayah yang bersangkutan

c) Ditingkat ranting Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Ranting

d) Ditingkat cabang Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Cabang

e) Ditingkat daerah Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Daerah

f) Ditingkat pusat Gerakan Pramuka dipimpin secara kolektif oleh pengurus Kwartir Nasional

Page 189: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 189

2. Jenjang Organisasi Gerakan Pramuka

MABI GUGUS DEPAN

SAKA MABIS

BIN BAN BIM

MABI KWARAN PNSAKA MABIS

DEWAN KERJA RANTING

BIN BAN BIM

MABI KWARCAB PINSAKA MABIS

LEMDIKACAB DKC

BIN BAN BIM

MABI KWARDA PINSAKA MABIS

LEMDIKADA DKD

BIN BAN BIM

MABI KWARNAS PINSAKA MABIS

LEMDIKANAS DKN Keterangan: MABI : Majlis Pembimbing MABIS : Majlis Pembina Satuan Kerja KWARAN : Kwartir Ranting KWARCAB : Kwartir Cabang KWARDA : Kwartir Daerah KWARNAS : Kwartir Nasional PINSAKA : Pimpinan Satuan Karya BIN : Pembinaan

Page 190: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 190

BAN : Bantuan BIM : Bimbingan LEMDIKACAB : Lembaga Pendidikan Cabang LEMDIKADA : Lembaga Pendidikan Daerah LEMDIKANAS : Lembaga Pendidikan Nasional DKC : Dewan Kerja Cabang DKD : Dewan Kerja Daerah DKN : Dewan Kerja Nasional a) Gugus Depan

Gugus depan pramuka disingkat (Gudep), adalah organisasi kepramukaan: (1) Ditingkat gugus depan pramuka dipimpin oleh pembina

gugus depan (2) Kedudukannya berada di satu wilayah desa atau

kelurahan dapat dikoordinasikan oleh koordinator desa/ kelurahan yang dipilih oleh para pembina gugus depan di wilayah yang bersangkutan

(3) Secara operasional kepramukaan diselenggarakan di gugus depan dan satuan karya

(4) Gugus depan lengkap merupakan pangkalan keanggotaan bagi peserta didik dan anggota dewasa serta wadah pembinaan bagi peserta didik yang terdiir atas: (a) Perindukan siaga (b) Pasukan Penggalang (c) Ambalan Penegak (d) Racana Pandega

(5) Anggota putera dan puteri dihimpun dalam gugus depan yang terpisah, masing-masing merupakan gugus depan yang berdiri sendiri

(6) Anggota gerakan pramuka yang menyandang cacat dapat dihimpun dalam gugs depan tersendiri atau dapat diintegrasikan ke dalam gugus depan biasa.

(7) Secara operasional gugus depan pramuka dikelola oleh pembina gugus depan, dibantu oleh pembina satuan dan pembantu pembina satuan

(8) Pembina gugus depan dipilih dalam Musyawarah Gugus depan berasal dari para pembina pramuka gugus depan yang ada dalam gugus depan yang bersangkutan

(9) Tugas dan tanggung jawabnya pembina gugus depan: (a) Mengelola gugus depan selama masa bakti gugus

depan

Page 191: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 191

(b) Melaksanakan ketetapan kwartir cabang, ranting, dalam pelaksanaan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, keputusan musyawarah gugus depan, dan ketentuan lain yang berlaku.

(c) Meningkatkan jumlah dan mutu anggota Gerakan Pramuka

(d) Membina dan mengembangkan organisasi, perlengkapan dan keuangan gugus depan

(e) Menyelenggarakan pendidikan kepramukaan di dalam gugus depannya

(f) Mengkoordinasikan pembinaan satuan dan bekerja sama dengan majlis pembimbing Gugus depan dan orang tua peserta didik/ anggota

(g) Bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat di lingkungannya, dengan bantuan majlis pembimbing gugus depan

(h) Menyampaikan laporan tahunan kepada koordinator desa/ kelurahan kwartir ranting, dan menyampaikan tembusannya kepada Kwartir Cabang tentang perkembangan gugus depannya.

(i) Menyampaikan pertanggung jawaban gugus depan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam melaksanakan tugasnya, pembina Gudep bertanggung jawab kepada Musyawarah Gugus depan.

b) Satuan Karya

Satuan Karya Pramuka disingkat (saka), adalah wadah pendidikan menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang kejuruan, serta memotivasi untuk melaksanakan kegiatan nyata dan produktif sehingga dapat memberi bekal bagi kehidupannya, serta bekal pemuda Indonesia dan tuntunan perkmbangan pembangunan dalam rangka peningkatan ketahanan nasional.

Secara substansial Satuan Karya (Saka), adalah: (1) Merupakan wadah pembinaan untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam bidang tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia.

(2) Secara operasional kegiatan Satuan Karya Pramuka untuk: menghasilkan pengalaman, tambahan pengetahuan dan tekhnologi, keterampilan dan

Page 192: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 192

kecakapan yang kelak menjadi bekal hidup para anggota muda Pramuka

(3) Setiap Satuan Karya mengkhususkan diri pada pengabdian di bidang tertentu berdasarkan spesialisasi atau keterampilan khusus

(4) Anggota Satuan Karya adalah Pramuka Penegak dan Pandega putera dan puteri dari gugus depan di wilayah ranting yang bersangkutan tanpa melepaskan diri dari keanggotaan gugus depannya.

(5) Satuan karya dibina oleh Kwartir Ranting/ Cabang (6) Anggota satuan Karya wajib meneruskan pengetahuan

dan kemampuannya kepada anggota lain di gugus depannya.

c) Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega putera

dan puteri yang bersifat kolektif, berkedudukan sebagai badan kelengkapan kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan membantu kwartir untuk mengelola pramuka penegak dan pramuka pandega pada gugus depannya.

d) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka

(1) Lembaga pendidikan kader Gerakan Pramuka merupakan wadah pembinaan Anggota dewasa

(2) Lembaga pendidikan kader Gerakan Pramuka berada di tingkat Cabang, daerah, dan nasional

e) Bimbingan

(1) Kwartir Nasional diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materil dan finansial oleh majlis pembimbing nasional yang diketuai oleh Presiden dengan beranggotakan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka

(2) Kwartir daerah diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materil dan finansial oleh majlis pembimbing Daerah yang diketuai oleh gubernur dengan beranggotakan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka

(3) Kwartir Cabang diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materil dan finansial oleh Majlis Pembimbing Cabang yang diketuai oleh Bupati/ Walikota dengan beranggotakan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka

(4) Kwartir Ranting diberi bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris, materil dan finansial oleh Majlis Pembimbing Ranting yang diketuai oleh Camat/

Page 193: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 193

Kepala Distrik dengan beranggotakan tokoh masyarakat yang memiliki perhatian kepada Gerakan Pramuka

f) Pemeriksa Keuangan

(1) Badan Pemeriksa keuangan Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggung jawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka.

(2) Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka berfungsi mengawasi dan memeriksa keuangan Kwartir

(3) Keanggotaan: (a) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Gerakan

Pramuka berjumlah minimal 3 orang ditambah seorang star yang memiliki kompetensi dalam bidang keuangan

(b) Badan Pemeriksa Keuangan dibantu oleh akuntan publik

d. Musyawarah Gerakan Pramuka

Di dalam Gerakan Pramuka kekuasaan tertinggi dipegang oleh Musyawarah: 1) Musyawarah Nasional dan Musyawarah nasional Luar Biasa

a) Musyawarah nasional, diadakan lima tahun sekali b) Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,

maka di antara dua waktu dapat diadakan musyawarah nasional luar biasa

c) Peserta musyawarah nasional adalah utusan pusat dan utusan daerah: (1) Utusan pusat berjumlah delapan orang yang diberi

kuasa oleh Kwartir nasional. Seorang diantaranya adalah ketua dewan Kerja Nasional dan dua orang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing nasional

(2) Utusan Daerah berjumlah delapan orang yang diberi kuasa oleh Kwartir daerah. Seorang diantaranya adalah ketua Dewan Kerja Daerah dan dua orang diberi kuasa oleh Majlis Pembimbing Daerah

(3) Perutusan pusat dan daerah harus berusaha supaya pengutusan terdiri atas putera dan puteri

(4) Perutusan pusat dan daerah harus masing-masing mempunyai hak satu suara.

d) Acara pokok musyawarah nasional: (1) Penyampaian pertanggung jawaban kwartir Nasional

selama masa bhakti termasuk pertanggung jawaban keuangan

Page 194: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 194

(2) Penetapan rencana strategi Gerakan Pramuka untuk masa bakti berikutnya

(3) Penetapan kepengurusan Kwartir Nasional untuk masa bakti berikutnya

(4) Penetapan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka e) Acara Musyawarah Nasional Luar Biasa lainnya dapat

diagendakan jika dipandang perlu f) Acara pertanggung jawaban Kwrtir nasional termasuk

pertanggung jawaban keuangan harus diselesaikan sebelum acara yang lain

g) Acara pertanggung jawaban keuangan Kwartir Nasional selama masa baktinya yang dibuat oleh Kwartir Nasional dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum diajukan kepada musyawarah nasional, harus diteliti dan disyahkan oleh badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka

h) Pimpinan Musyawarah nasional Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh musyawarah tersebut,s erta terdiri dari unsur pusat dan daerah

i) Cara musyawarah, dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut: (a) Keputusan Musyawarah diusahakan agar dapat tercapai

atas dasar musyawarah untuk mufakat (b) Jika tidak dicapai mufakat:

(1) Mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara

(2) Keputusan adalah syah apabila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir

(c) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut:

(d) Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

(e) Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

2) Musyawarah Daerah dan Musyawarah daerah Luar Biasa

a) Musyawarah daerah, diadakan lima tahun sekali b) Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,

maka di antara dua waktu dapat diadakan musyawarah daerah luar biasa

Page 195: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 195

c) Peserta musyawarah daerah adalah utusan daerah dan utusan cabang: (1) Utusan daerah berjumlah enam orang yang diberi kuasa

oleh Kwartir daerah. Seorang diantaranya adalah ketua dewan Kerja daerah dan seorang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing daerah

(2) Utusan cabang berjumlah enam orang yang diberi kuasa oleh Kwartir cabang. Seorang diantaranya adalah ketua Dewan Kerja Cabang dan dua orang diberi kuasa oleh Majlis Pembimbing Cabang

(3) Perutusan daerah dan cabang harus berusaha supaya pengutusan terdiri atas putera dan puteri

(4) Perutusan daerah dan cabang harus masing-masing mempunyai hak satu suara.

d) Acara pokok musyawarah daerah: (1) Penyampaian pertanggung jawaban kwartir Daerah

selama masa bhakti termasuk pertanggung jawaban keuangan

(2) Penetapan rencana kerja Kwartir Daerah Gerakan Pramuka untuk masa bakti berikutnya

(3) Menetapkan kepengurusan Kwartir Derah untuk masa bakti berikutnya

e) Acara Musyawarah Daerah Luar Biasa lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu

f) Acara pertanggung jawaban Kwrtir daerah termasuk pertanggung jawaban keuangan harus diselesaikan sebelum acara yang lain

g) Acara pertanggung jawaban keuangan Kwartir daerah selama masa baktinya yang dibuat oleh Kwartir daerah dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum diajukan kepada musyawarah daerah, harus diteliti dan disyahkan oleh badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka daerah

h) Pimpinan Musyawarah daerah Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh musyawarah tersebut,serta terdiri dari unsur daerah dan cabang

i) Cara musyawarah, dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut: (1) Keputusan Musyawarah diusahakan agar dapat tercapai

atas dasar musyawarah untuk mufakat (2) Jika tidak dicapai mufakat:

(a) Mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara

Page 196: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 196

(b) Keputusan adalah syah apabila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir

(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut:

(4) Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

(5) Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

3) Musyawarah Cabang dan Musyawarah Cabang Luar Biasa

a) Musyawarah Cabang, diadakan lima tahun sekali b) Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,

maka di antara dua waktu dapat diadakan musyawarah Cabang luar biasa

c) Peserta musyawarah Cabang adalah utusan Cabang dan utusan Ranting: (1) Utusan Cabang berjumlah lima orang yang diberi kuasa

oleh Kwartir Cabang. Seorang diantaranya adalah ketua dewan Kerja Cabang dan seorang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Cabang

(2) Utusan ranting berjumlah lima orang yang diberi kuasa oleh Kwartir ranting. Seorang diantaranya adalah ketua Dewan Kerja ranting dan dua orang diberi kuasa oleh Majlis Pembimbing Ranting

(3) Perutusan cabang dan ranting harus berusaha supaya pengutusan terdiri atas putera dan puteri

(4) Perutusan cabang dan ranting harus masing-masing mempunyai hak satu suara.

d) Acara pokok musyawarah cabang: (1) Pertanggung jawaban kwartir Cabang selama masa

bhakti termasuk pertanggung jawaban keuangan (2) Menetapkan rencana kerja Kwartir Cabang Gerakan

Pramuka untuk masa bakti berikutnya (3) Menetapkan kepengurusan Kwartir Cabang untuk masa

bakti berikutnya e) Acara Musyawarah Cabang Luar Biasa lainnya dapat

diagendakan jika dipandang perlu f) Acara pertanggung jawaban Kwartir cabang termasuk

pertanggung jawaban keuangan harus diselesaikan sebelum acara yang lain

g) Acara pertanggung jawaban keuangan Kwartir cabang selama masa baktinya yang dibuat oleh Kwartir cabang

Page 197: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 197

dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum diajukan kepada musyawarah cabang, harus diteliti dan disyahkan oleh badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka cabang.

h) Pimpinan Musyawarah cabang Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh musyawarah tersebut, serta terdiri dari unsur cabang dan ranting

i) Cara musyawarah, dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut: (1) Keputusan Musyawarah diusahakan agar dapat tercapai

atas dasar musyawarah untuk mufakat (2) Jika tidak dicapai mufakat:

(a) Mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara

(b) Keputusan adalah syah apabila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir

(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut: (a) Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu,

pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

(b) Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

4) Musyawarah Ranting dan Musyawarah Ranting Luar Biasa

a) Musyawarah Ranting, diadakan tiga tahun sekali b) Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak,

maka di antara dua waktu dapat diadakan musyawarah Ranting luar biasa

c) Peserta musyawarah Ranting adalah utusan Ranting dan utusan Gugus Depan: (1) Utusan Ranting berjumlah Empat orang yang diberi

kuasa oleh Kwartir Ranting. Seorang diantaranya adalah ketua dewan Kerja Ranting dan seorang diberi kuasa oleh Majelis Pembimbing Ranting

(2) Utusan Gugus Depan berjumlah Empat orang yang diberi kuasa oleh Pembimbing Gugus Depan. Seorang diantaranya adalah ketua Dewan Satuan gugus Depan dan dua orang diberi kuasa oleh Majlis Pembimbing Gugus Depan

(3) Perutusan Ranting dan Gugus Depan harus berusaha supaya pengutusan terdiri atas putera dan puteri

Page 198: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 198

(4) Perutusan Ranting dan Gugus Depan harus masing-masing mempunyai hak satu suara.

d) Acara pokok musyawarah ranting: (1) Pertanggung jawaban kwartir Ranting selama masa

bhakti termasuk pertanggung jawaban keuangan (2) Menetapkan rencana kerja Kwartir Ranting Gerakan

Pramuka untuk masa bakti berikutnya (3) Menetapkan kepengurusan Kwartir Ranting untuk masa

bakti berikutnya e) Acara Musyawarah Ranting Luar Biasa lainnya dapat

diagendakan jika dipandang perlu f) Acara pertanggung jawaban Kwartir ranting termasuk

pertanggung jawaban keuangan harus diselesaikan sebelum acara yang lain

g) Acara pertanggung jawaban keuangan Kwartir ranting selama masa baktinya yang dibuat oleh Kwartir ranting dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum diajukan kepada musyawarah ranting, harus diteliti dan disyahkan oleh badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka ranting.

h) Pimpinan Musyawarah Ranting Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh musyawarah tersebut, serta terdiri dari unsur ranting dan gugus depan

i) Cara musyawarah, dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut: (1) Keputusan Musyawarah diusahakan agar dapat tercapai

atas dasar musyawarah untuk mufakat (2) Jika tidak dicapai mufakat:

(a) Mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara

(b) Keputusan adalah syah apabila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir

(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut: (a) Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu,

pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

(b) Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

5) Musyawarah Gugus Depan dan Musyawarah gugus depan Luar biasa a) Musyawarah Gugus Depan diadakan tiga tahun sekali

Page 199: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 199

b) Jika ada hal-hal yang luar biasa dan bersifat mendesak, maka di antara dua waktu dapat diadakan musyawarah Gugus Depan luar biasa

c) Peserta musyawarah gugus depan dan musyawarah gugus depan luar biasa terdiri atas para Pembina Pramuka, para pembantu pembina pramuka, perwakilan Dewan Ambalan, dan perwakilan Dewan racana, dan perwakilan majlis Pembimbing gugus depan. Pada musyawarah Gugus depan dan musyawarah gugus depan luar biasa setiap peserta yang hadir berhak satu suara.

d) Acara pokok musyawarah gugus depan: (a) Pertanggung jawaban Pembina Gugus depan selama

masa bhakti termasuk pertanggung jawaban keuangan (b) Menetapkan rencana kerja Gugus depan Gerakan

Pramuka untuk masa bakti berikutnya (c) Memilih Pembina Gugus depan untuk masa bakti

berikutnya e) Acara Musyawarah Gugus depan Luar Biasa lainnya dapat

diagendakan jika dipandang perlu f) Acara pertanggung jawaban gugus depan termasuk

pertanggung jawaban keuangan harus diselesaikan sebelum acara yang lain

g) Pertanggung jawaban keuangan gugus depan selama masa baktinya yang dibuat oleh Gugus depan dengan bantuan seorang ahli administrasi keuangan, sebelum diajukan kepada musyawarah gugus depan, harus diteliti dan disyahkan oleh badan Pemeriksa Keuangan Gerakan Pramuka Gugus depan.

h) Pimpinan Musyawarah Gugus depan dan Musyawarah gugus depan Luar Biasa, dipimpin oleh suatu presidium yang dipilih oleh musyawarah gugus depan.

i) Cara musyawarah Gugus depan dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut: (1) Keputusan Musyawarah diusahakan agar dapat tercapai

atas dasar musyawarah untuk mufakat (2) Jika tidak dicapai mufakat:

(a) Mengambil keputusan dengan cara pemungutan suara

(b) Keputusan adalah syah apabila memperoleh lebih dari seperdua jumlah suara yang hadir

(3) Pemungutan suara dilaksanakan secara lisan, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut:

Page 200: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 200

(a) Jika pimpinan musyawarah menganggap perlu, pemungutan suara dapat dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

(b) Pemungutan suara tentang hal-hal yang menyangkut pribadi seseorang harus dilaksanakan secara tertulis dan rahasia

e. Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putra dan Putri (Musppanitera)

1) Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putra dan Putri (Musppanitera) diselenggarakan sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pramuka pandega khususnya dalam pembinaan Pramuka Pandega. (a) Pelaksanaan dan Hasil Musppanitera (b) Diselenggarakan sebelum Musyawarah Kwartirnya (c) Hasil Musppanitera nasional merupakan bagian dan

rencana strategi Kwartir nasional Gerakan Pramuka 2) Peserta Musppanitera terdiri atas:

(a) Dewan karya yang bersangkutan (b) Utusan Dewan Ambalan dan dewan Racana untuk tingkat

Ranting atau utusan dewan kerja di bawahnya untuk tingkat yang lain

(c) Andalan sebagai penasehat (d) Dewan kerja di atasnya sebagai nara sumber, kecuali

Musppanitera nasional 3) Acara pokok Musppanitera terdiri atas:

(a) Laporan pertanggung ajwaban atas kebijakan yang dibuat oleh Dewan Kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan rencana kerja

(b) Evaluasi kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka pandega di Wilayah kerjanya selama masa bakti

(c) Memberi masukan untuk kebijakan Kwartir dalam pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

(d) Memilih calon anggota Dewan Kerja masa bakti berikutnya.

Acara Musppanitera yanglainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu.

4) Cara pengambilan keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega: (a) Keputusan musyawarah pramuka penegak dan Pramuka

Pandega Putra Putri diusahakan agar dapat dicapai atas dasar musyawarah untukmufakat

Page 201: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 201

(b) Apabila keputusan tidak tercapai melalui musyawarah maka keputusan diperoleh melalui pengambilan suara terbanyak.

f. Keanggotaan Gerakan Pramuka

Anggota Gerakan Pramuka terdiri dari anggota biasa dan anggota kehormatan. 1) Anggota biasa, terdiri dari:

a) Anggota Muda meliputi: (1) Pramuka Siaga (2) Penggalang (3) Penegak (4) Pandega

b) Anggota Dewasa meliputi: (1) Pembina Pramuka (2) Pelatih (3) Pembina Pramuka (4) Pembina Profesional (5) Pamong saka dan Instruktur Saka (6) Andalan (7) Anggota Majlis Pembimbing

c) Anggota Kehormatan, terdiri: (1) Pandu Pramuka Purna Bakti (2) Orang-orang yang berjasa kepada Gerakan Pramuka (3) Orang-orang yang bersimpati kepada Gerakan Pramuka (4) Warga negara asing dapat bergabung dalam suatu

gugus depan. 2) Anggota Muda Gerakan Pramuka sebagai target kepramukaan

terdiri dari para pramuka yang digolongkan menjadi: (a) Pramuka Siaga, dengan menggunakan (Kode S) Berusia 7

tahun s.d 10 tahun yang dihimpun dalam satuan Pramuka Siaga yang disebut “PERINDUKAN SIAGA”

(b) Pramuka penggalang, dengan menggunakan (Kode G) Berusia 11 tahun s.d 15 tahun yang dihimpun dalam Satuan Pramuka Penggalang, yang disebut “PAUKAN PENGGALANG”

(c) Pramuka Penegak, dengan menggunakan (Kode T) Berusia

16 tahun s.d 20 tahun yang dihimpun dalam satuan pramuka Penegak yang disebut “AMBALAN PENEGAK”

(d) Pramuka Pandega, dengan menggunakan (Kode D) Berusia

21 tahun s.d 25 tahun yang dihimpun dalam Satuan Pramuka Pandega yang disebut “RACANA PANDEGA”

“Anggota Muda yang menyandang cacat disebut Pramuka Luar Biasa”

Page 202: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 202

Anggota dewasa Gerakan Pramuka terdiri dari orang dewasa berstatus: (4) Pembinaan pramuka: Langsung melaksanakan pembinaan

anggota muda (5) Pelatih Pembina Pramuka: Langsung melaksanakan

pembinaan anggota dewasa (6) Pembina profesional: Akademisi/ Tenaga Ahli yang bekerja

dalam jabatan Gerakan Pramuka karena keahliannya yang dibutuhkan Gerakan Pramuka

(7) Pamong Saka dan Instruktur Saka: langsung melaksanakan pembinaan anggota Saka

(8) Pimpinan Saka: Pelaksana Bimbingan Saka (9) Andalan: Anggota Kepengurusan Kwartir yang dipilih oleh

Musyawarah Gerakan Pramuka untuk suatu masa bakti (10) Anggota Majlis Pembimbing: Pemberi bimbingan dan

dukungan moril, organisasi, mateil, dan finansial kepada Kwartir, Gugus depan dan Saka Setiap anggota Gerakan Pramuka yang telah dilantik,

emmpunyai hak dan kewajiban: b) Berhak mendapatkan Kartu tanda Anggota (KTA) c) Berhak mengenakan seragam Pramuka d) Brkewajiban untuk melaksanakan kode kehormatan dan

mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku di lingkungan Gerakan Pramuka

e) Berkewajiban membayar iuran anggota g. Sumber Biaya Gerakan Pramuka

Sumber biaya Gerakan Pramuka dapat diperoleh dari: a) Iuran anggota b) Bantuan Majlis Pembimbing c) Sumbangan masyarakat yang tidak mengikat d) Sumber lain yang tidak bertentangan baik dengan peraturan

perundangan-undangan yang berlaku maupun dengan Kode Kehormatan Pramuka

e) Usaha dana, badan usaha/ Koperasi yang dimiliki Gerakan Pramuka.

10. Pola Pembinaan dan Pengembangan Gerakan Pramuka pada Perguruan Tinggi Islam 1) Rasional

Pembinaan Pengembangan Gerakan Pramuka di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam merupakan implementasi tujuan pendidikan nasional, dalam rangka menumbuhkan manusia pembanguann yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan agama,

Page 203: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 203

bangsa dan negara, termasuk di dalamnya menghasilkan sarjana yang mengabdikan dirinya sebagai pembina Pramuka Indonesia.

Melalui Gerakan Pramuka, mahasiswa dapat pula merealisasikan Tri Dharma perguruan tinggi untuk kepentingan agama, bangsa dan negara. Dalam konteks tri darma Perguruan Tinggi diperlukan adanya usaha untuk mengembangkan minat dan bakat mahasiswa sebagai bagian dari kegiatan ekstra kurikuler mahasiswa yang dikelola oleh mahasiswa itu sendiri.

Untuk merealisasikan pokok-pokok pikiran di atas, diperlukan adanya suatu pola atau pedoman pembinaan dan pngembangan gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di Perguruan Tinggi Agama Islam.

2) Dasar Pembinaan dan Pengembangan

Dasar pembinaan dan pengembangan Gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di Perguruan Tinggi Agama Islam. 1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan nasional 2) Peraturan Pemerintah Nomor 60/ 1999, tentang Pendidikan

Tinggi 3) Keputusan Menteri Agama RI Nomor 164 Tahun 1991,

tentang Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan tinggi Agama Islam

4) Instruksi Menteri Agama RI Nomor 4 Tahun 1991, tentang pelaksanaan KMA Nomor 146 tahun 1991, tentang organisasi kemahasiswaan di Perguruan tinggi Islam

5) Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor o86 tahun 1987, tentang pelaksanaan Pengembangan Gugus Depan yang ebrpangkalan di Perguruan tinggi

6) Keputusan Bersama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 021 tahun 1981 dengan direktur Jenderal Pendidikan tinggi Depdikbud Nomor 047/ DJ/ KEP/ 1981, tanggal 11 Februari 1981, tenatang Kerja sama dalam usaha Pembinaan dan pengembangan pendidikan kepramukaan di Gugus Depan yang berpangkalan di kampus-kampus Perguruan Tinggi

7) Keputusan bersama Menteri Agama RI Nomor 4 tahun 1990 dan Kwartir nasional Gerakan Pramuka nomor 003 tahun 1990 tanggal 11 Februari 1981, tentang Kerja sama Pembinaan Kegiatan

Page 204: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 204

8) Keputusan bersama Menteri Agama RI Nomor 4 tahun 1990 dan Kwartir nasional Gerakan Pramuka nomor 003 tahun 1990 tanggal 11 Februari 1981, tentang Kerja sama

9) SKB Menteri Agama RI dan Kwartir Nasional Keputusan bersama Menteri Agama RI Nomor 4 tahun 1990 dan Kwartir nasional Gerakan Pramuka nomor 003 tahun 1990 tanggal 11 Februari 1981, tentang Kerja sama Pembinaan Kegiatan Nomor 4 tahun 1990/ Nomor 003/ 1990 tentang Kerjasama Departemen Agama RI dengan Kwartir Nasional dan No 35 tahun 1991/ No 023 tahun 1991 tentang pedoman pelaksanaan keputusan bersama menteri agama dan ketua Kwarnas Gerakan Pramuka

10) Keputusan pertemuan konsultasi pembantu Rektor III IAIN dan Wakil-wakil Kopertais se Indonesia tanggal 28 September s.d 1 Oktober 1991 di Ciawi Bogor tentang pola Pembinaan Pramuka PTAI

11) Petunjuk pelaksanaan pembinaan dan Pengembangan gugus Depan Gerakan Pramuka di PTAI tahun 1992

3) Tujuan dan Sasaran a) Tujuan

Tujuan pembinaan dan Pengembangan Gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di Perguruan tinggi Agama Islam, adalah: 1. Meningkatkan peranan fungsi Gerakan Pramuka yang

ebrpangkalan di Perguruan Tinggi Agama Islam 2. Meningkatkan pelaksanaan dan pengamalan Tri Dharma

Perguruan Tinggi di Lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon melalui Gerakan Pramuka

3. Meningkatkan kader Gerakan Pramuka dan kader pembangunan yang berwatak kesatria dan berbudi luhur serta kuat mental dan tinggi rasa keberagamaannya

4. Meningkatkan kualitas, kuantitas dan aktivitas Penegak dan pandega di Gugus depan Gerakan Pramuka Perguruan Tinggi di Lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

5. Meningkatkan kualitas pembina di gugus depan Gerakan Pramuka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

b) Sasaran

Sasaran pembinaan dan pengembangan gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di Sekolah Tinggi

Page 205: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 205

Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, agar mahasiswa dapat: 2. Mengembangkan dan meningkatkan pengalaman ajaran

Islam dalam setiap kegiatan Gerakan Pramuka 3. Mempunyai bekal pengetahuan, kecakapan, keterampilan

sikap dan kepribadian yang luhur serta mental yang kuat 4. Menjadi kader dan pemimpin Gerakan Pramuka yang

Islami 5. Mampu menjadi pembina mahir dan pelatih pembina

pramuka 6. Bagi Pembina pramuka diharapkan mampu menjadi

pembinaan yang berkualitas dan mampu mengarahkan pramuka/ mahasiswa menjadi manusia pembanguann yang berwawasan Islam

4) Kelengkapan Organisasi

1) Majlis Pembimbing Gugus depan (Mabigus) terdiri dari: (a) Ketua Mabigus dijabat oleh Ketua Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon (b) Beberapa wakil ketua (c) Ketua Mabigus harian dijabat oleh Purek III/ Wakil Ketua III

Sekolah Tinggi atau Pudek III (d) Seorang sekretaris (e) Beberapa anggota Mabigus terdiri dari unsur pimpinan

institut, fakultas, sekolah tinggi dan tokoh masyarakat di lingkungan sert pembina Gudep secara ex officio

2) Pembina Pramuka terdiri dari: (d) Pembina gugus depan (Putra dan Putri) (e) Pembina pandega (Putera dan Putri) (f) Pembina Penegak (Putera dan Putri) (g) Pembantu pembina Pandega (Putera dan Putri) (h) Pembantu Pembina Penegak (Putera dan Putri) Jika telah memiliki (sedapat mungkin memiliki) Penggalang dan Siaga, maka perlu diangkat pembina atau pembantunya (Putera dan Putri) sesuai dengan satuannya masing-masing.

3) Dewan Ambalan Penegak dan Dewan Racana Pandega Dewan Ambalan Penegak disingkat Dewan Penegak baik putra maupun putri dengan susunan pengurus sebagai berikut: (e) Seorang Ketua (f) Seorang Wakil Ketua (g) Seorang sekretaris (h) Seorang bendahara (i) Seorang Pemangku Adat

Page 206: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 206

4) Dewan racana Pandega disingkat dengan Pandega baik bagi putra maupun putri dengan susunan pengurus sebagai berikut: (a) Seorang Ketua (b) Seorang Wakil Ketua (c) Seorang sekretaris (d) Seorang bendahara (e) Seorang Pemangku Adat Bila perlu Ambalan penegak dapat membentuk Sangga-sangga (regu), dan Racana Pandega boleh membentuk Reka-Reka ( regu). Jika memungkinkan baik Dewan Penegak maupun Dewan pandega dapat membentuk Dewan Kehormatan yang anggotanya telah dialntik menjadi Penegak dan Pandega.

5) Dewan Kehormatan bersidang untuk membahas: (a) Peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka

Penegak dan pandega (sesuai satuannya) (b) Pelantikan, penghargaan atas prestasi/ jasanya dan

pelanggaran terhadap kode kehormatan 6) Kelompok Kerja (POKJA)

(a) Kelompok Kerja dibentuk untuk menangani dan melaksanakan tugas/ program kerja yang berkesinambungan untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan minat dan bakat yang sama dari anggota yang terdiri dari Pramuka penegak dan pandega, pembina, pelatih dan orang-orang yang ahli dalam program tersebut

(b) Kelompok kerja ini bertanggung jawab terhadap Gudep (c) Kelompok kerja yang dapat dibentuk antara lain: (d) Kelompok kerja Penalaran dan Keilmuwan (e) Kelompok Kerja Pembinaan Desa (f) Kelompok Kerja Kesejahteraan (g) Kelompok Kerja Penelitian

7) Kepengurusan Mabigus a) Pengurus Mabigus disusun oleh Ka Mabigus bersama-

sama dengan pembina gugus depan b) Kepengurusan Mabigus berlaku selama yang

ebrsangkutan menjabat jabatan fungsionalnya 8) Pembina Gugus Depan

a) Pembina Gugus depan dipilih oleh musywarah Gugus depan

b) Pembina satuan dan pembantu pembina satuan disusun oleh pembina gugus depan

Page 207: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 207

c) Pengurus Dewan Penegak dan Dewan Pandega, disusun oleh formatur masing-masing yang ditunjuk oleh musyawarah Gudep

d) Pembinaan dan pengembangan Gugus depan Gerakan Pramuka di lingkungan PTAI dilakukan oleh Kwartir cabang di bawah pembinaan dan pengembangan Kwartir Daerah masing-masing.

5) Tata Kerja

a) Kegiatan Gugus depan di dalam dan di luar kampus di atur oleh pembina gugus depan dengan izin Mabigus

b) Kegiatan gugus depan ke luar kampus dan atau antar gugus depan izin Kwartir

c) Ambalan penegak dan Racana Pandega dalam melaksanakan kegiatannya bertanggung jawab kepada pembinanya masing-masing.

d) Pembinaan Pembinaan Gugus depan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dilaksanakan dalam wadah: (1) Dewan Ambalan Penegak di Gugus depan (2) Dewan racana Pandega di gugus depan (3) Dewan Kerja di Kwartir-Kwartir (4) Satuan karya di kwartir-kwartir (5) Kelompok kerja di gugus depan (6) Sangga kerja di gugus depan (7) Kursus dan Pelatihan (8) Pertemuan Penegak dan Pandega

e) Musyawarah (1) Musyawarah Gugus depan (MUGUS) wajib

diselenggarakan oleh Gugus depan satu tahun sekali dengan acara: (a) Laporan Pertanggung jawaban kegiatan Administrasi

Keuangan dan selama masa bakti 1 (satu) tahun periode dan kepengurusan Pembina Gugus depan.

(b) Menyusun dan menetapkan program/ rencana kerja gugus depan Gerakan Pramuka untuk masa bakti kepengurusan 1 (satu) tahun

(c) Memilih Pembina Gugus Depan untuk masa bakti berikutnya.

(2) Keputusan musyawarah gugus depan dilaporkan kepada Mabigus dan Kwartir Cabang

f) Pelantikan/ Pengukuhan 1. Pengukuhan Ketua Mabigus oleh Ketua Mabicab

Page 208: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 208

2. Pelantikan anggota Mabigus oleh Ketua Mabigus yang dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Kwartir cabang

3. Pelantikan pembina Gugus depan, pembina dan pembantu pembina Satuan oleh Ketua Mabigus yang dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Cabang

4. Pelantikan Dewan Penegak dan Dewan Pandega oleh Pembina Gugus depan, berdasarkan Keputusan Gugus depan.

6) Kegiatan 1) Pola Pembinaan

(a) Bagi Anggota Ambalan Penegak (1) Tamu Penegak (2) Calon Penegak (minimal 3 bulan) (3) Penegak Bantara (minimal 1 tahun) (4) Penegak Laksana

(b) Bagi Anggota Racana Pandega (11) Tamu Pandega (12) Calon Pandega (minimal 6 bulan) (13) Pandega

2) Sistem Pembinaan

Pembinaan menggunakan sistem Among, yaitu: a) Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi teladan) b) Ing Madyo mangun Karso (di tengah memberi kemauan) c) Tut Wuri Handayani (di belakang memberi daya/

dorongan) Dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar, metodik pendidikan kepramukaan (PDMK) yaitu: a) Prinsip Kesukarelaan b) Prinsip Kode Kehormatan c) Prinsip Sistem Beregu d) Prinsip Tanda Kecakapan e) Prinsip Satuan Terpisah f) Prinsip Penyesuaian dengan perkembangan Jasmani dan

Rohani Anak dan Pemuda g) Prinsip Kaitan yang Menarik dan Mengandung Pendidikan h) Prinsip Keprasahajaan Hidup i) Prinsip Swadaya

3) Arah Proses Pembinaan Kegiatan a) Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dijiwai

oleh semangat Islam dalam setiap aktivitas kepramukaan. b) Menitik beratkan pada aktivitas tinggi yang dijiwai oleh

semangat Islam dalam setiap aktivitas penelitian, pengabdian masyarakat dan pengajaran.

Page 209: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 209

c) Khususnya dalam bidang agama Islam d) Menyiapkan calon pembina dan pembina Pramuka serta

menjadi penegak dan pandega PTAI sebagai kader pelaksana Pembinaan Kegamaan.

4) Bentuk Pembinaan Kegiatan

Untuk mencapai tujuan dan sasaram tersebut di atas, maka kegiatan gugus depan pramuka PTAI adalah: a) Bagi Penegak dan pandega, kegiatan berorientasi

kepada Tribina 1) Bina Diri, adalah usaha untuk emngembangkan diri

peserta baik jasmani maupun rohani agar mampu menjadi pemimpin yang mandiri dan percaya diri serta mampu memimpin untuk dirinya, untuk: (a) Pelatihan:

(1) Kader Dakwah (2) Kepemimpinan (3) Search and Rescue (SAR) (4) Metode cepat dapat membaca al-Qur’an

(b) Kursus: (1) Mahir Pramuka tingkat dasar (KMD) (2) Mahir Pramuka tingkat lanjutan (KML) (3) Kursus Pelatih Dasar (KPD) (4) Kursus Pelatih Lanjutan (KPL) (5) Kursus Keterampilan

(c) Partisipasi: (1) Jambore (2) Raimuna (3) Jota, dll

(d) Pertemuan: (1) Seminar, diskusi, dll (2) Latihan gabungan

(e) Pencapaian TKU dan TKK 2) Bina Satuan, Pencapaian TKU dan TKK; adalah

usaha untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman melalui giat bakti pada satuannya, yang membentuk: (a) Menjadi Pengurus dewan Penegak/ dewan Pandega (b) Menjadi Pengurus dewan kerja (c) Menjadi pembantu pembina di bawahnya (d) Menjadi instruktur muda

3) Bina Masyarakat, adalah usaha untuk melatih dirinya menjadi pimpinan masyarakat dengan terintegrasi

Page 210: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 210

kepada masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang berbentuk: (a) Bakti Masyarakat

(1) Perkemahan Wirakarya (2) Kemah Kerja Nyata Pramuka (3) Pembinaan Desa

(b) Penyuluhan/ Penerangan kepada masyarakat tentang: (1) Kesehatan dan lingkungan hidup (2) Hukum Islam (3) Ajaran Islam

(c) Penelitian (d) Pemberantasan Buta Aksara

b) Bagi orang dewasa (1) Pelatihan dan Kursus:

(a) Mahir Pramuka Tingkat Dasar (KMD) (b) Mahir Pramuka Tingkat Lanjutan (KML) (c) Kursus Pelatih Dasar (KPD) (d) Kursus Pelatih Lanjutan (KPL)

(2) Pertemuan Pembina: (a) Karang Pamitran (b) Pitaran Pelatih (c) Seminar, Lokakarya, dll.

5) Matrik Program Tahunan Pembinaan Kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega

NO Kegiatan Bulan

Jml Ket

1 2 3 4 5

A. Penerimaan dan Pembinaan Anggota

1. Penerimaan

2. Pembinaan

a. Penegak

1) Tamu Penegak

2) Calon Penegak

3) Penegak Bantara

4) Penegak Laksana

b. Pandega

1) Tamu Pandega

2) Calon Pandega

3) Pandega

B. Program Tribina (bagi Penegak dan Pandega)

1. Bina Diri

a. Pelatihan

1) Kader Dakwah

Page 211: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 211

2) Kepemimpinan

3) S A R

4) Metode Cepat Membaca al-Qur’an

b. Kursus

1) Mahir Pramuka Tingkat Dasar (KMD)

2) Mahir Pramuka Tingkat Lanjutan (KML)

3) Kursus Pelatih Dasar (KMD)

4) Kursus Pelatih Lanjutan (KML)

c. Partisipasi

1) Jambore

2) Raimuna

3) Jota, dll

d. Pertemuan

1) Seminar

2) Diskusi, dll

3) Latihan Gabungan

2. Bina Satuan

a. Pencapaian TKU

1) Menjadi Pengurus dewan penegak/ dewan pandega

2) Menjadi Pengurus dewan Kerja

3) Menjadi Pembantu Pembina di bawahnya

b. Pencapaian TKK

1) Menjadi Instruktur muda

2) Ambil bagian dalam sangga kerja dan kelompok kerja

3. Bina Masyarakat

1) Perkemahan Wirakarya

2) Kemah Kerja Nyata Pramuka

3) Pembinaan Desa

b. Penyuluhan/ Penerangan kepada Masyarakat

1) Kesehatan

2) Hukum Islam

3) Ajaran Islam

4) Penelitian Aksi

5) Pemberantasan Buta Aksara al-Qur’an

C. Program Pembinaan

Page 212: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 212

(Bagi Pembina/ Anggota Dewasa)

1) Kursus pembina Pramuka Mahir (KMD)

2) Kursus Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KML)

3) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar

4) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan

2. Pertemuan Pembina

1) Karang Pamitran

2) Pitaran Pelatih

3) Semiloka dll

5) Rekomendasi Pembinaan Gerakan Pramuka di

Lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon

Berdasar pada tujuan, sasaaran, arah proses pembinaan serta bentuk kegiatan pengembangan Gerakan Pramuka di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka tidak ada alasan bagi PTAIS untuk tidak dapat mengembangkan Gerakan Pramuka di pangkalan kampus Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta, dikarenakan:

Pertama, misi perguruan tinggi yaitu untuk mengembangkan Tri Dharmanya yang mencakup; pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara operasional Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon memberikan bantuan, layanan dan dukungan bagi kelancaran mahasiswa dalam melaksanakan kewajibannya sebagai warga civitas Akademika dengan Tri dharma Perguruan Tingginya, dalam bentuk penyediaan sasaran dan prasarana pendidikan, disamping itu juga mahasiswa diperuntukkan menjadi pusat memperkembangkan dan memperdalam ilmu pengetahuan agama dan kebudayaan serta kemasyarakatan agar dicapainya tujuans ebagai berikut: a) Terbentuknya mahasiswa berkarakteristik aktif, kreatif, dan inovatif, dinamis dan produktif serta berwawasan Islami, b) memfungsikan mahasiswa sebagai wahana/ ajang pengembangan bakat dan minat yang sesuai dengan kaidah Tri Dharma PT, dan mahasiswa untuk dijadikan sebagai pusat pengembangan pendidikan dan kebudayaan yang ernuansa Islami, dan menciptakan kondisi/ lignkungan yang harmonis,s

Page 213: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 213

erta Islamis. Maka pembinaan dan pengembangan mahasiswa merupakan bagian penting dan tidak terpisah dari sistem pendidikan nasional, sebagai salah satu dari Dharma Bhaktinya, mengandung nilai-nilai pembinaan sosial yang ebrdimensi agamis.

Kedua, Pembinaan dan pengembangan gugus depan Gerakan Pramuka yang berpangkalan di Perguruan Tinggi Agama Islam, bertujuan untuk: a) Meningkatkan peranan fungsi Gerakan Pramuka yang berpangkalan di Perguruan Tinggi Agama Islam, b) meningkatkan pelaksanaan dan pengamalan Tri dharma Perguruan Tinggi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon melalui Gerakan Pramuka, c) Meningkatkan kader Gerakan Pramuka dan kader pembangunan yang ebrwatak kesatria dan berbudi luhur serta kuat mental dan tinggi rasa keberagamaannya, d) Meningkatkan kualitas, kuantitas dan aktivitas penegak dan Pandega di gugus depan Gerakan Pramuka Perguruan tinggi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, e) Meningkatkan kualitas pembina di Gugus depan Gerakan Pramuka perguruan tinggi di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Sasaran pembinaan dan pengembangannya diarahkan pada: a) Mengembangkan dan meningkatkan pengalaman ajaran Islam dalam setiap kegiatan Gerakan Pramuka, b) Mempunyai bekal pengetahuan, kecakapan, keterampilan sikap dan kepribadian yang luhur serta mental yang kuat, c) Menjadi kader dan pemimpin gerakan Pramuka yang Islami, d) Mampu menjadi pembina mahir dan pelatih pembina Pramuka, dan e) Bagi Pembina Pramuka diharapkan mampu menjadi pembina yang berkualitas dan mampu mengarahkan pramuka/ mahasiswa menjadi manusia pembangunan yang berwawasan Islam. sedangkan arah proses pembinaan kegiatan: a) Melaksanakan tri dharma Perguruan Tinggi yang dijiwai oleh semangat Islam dalam setiap aktivitas kepramukaan, b) menitikberatkan pada aktivitas tinggi yang dijiwai oleh semangat Islam dalam setiap aktivitas penelitian, pengabdian masyarakat dan pengajaran, c) Khususnya dalam bidang agama Islam, d) Menyiapkan calon pembina dan pembina pramuka serta menjadikan penegak dan pandega Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon sebagai kader pelaksana pembinaan keagamaan.

Dari kedua model pembinaan dan pengembangan mahasiswa tersebut di atas, terdapat beberapa persamaan yang substansinya menitik beratkan kepada:

Page 214: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 214

1) Pengembangan minat dan bakat mahasiswa/warga dalam melaksanakan tugas Tri dharma PT.

2) Membina dan menumbuhkan apresiasi keilmuwan dan kebudayaan yang berdimensi agamis yang Islamis

3) Peningkatan kulaitas mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang dijiwai oleh semangat Islam untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan, keterampilan sikap dan kepribadian yang luhur serta mental yang kuat.

4) Pembangunan mental generasi muda/ mahasiswa, sehingga diharapkan untuk menghasilkan sikap menatal dalam nation and character building, disamping pembangunan di bidang lainnya, (Ilmu pengetahuan dan tekhnologi, penelitian dan pengembangan rasa, cipta, dan karsanya) Karena itu pembinaan dan pengembangan kegiatan ke-

Pramukaan pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon tidak dapat dipisahkan dari usaha-usaha pembangunan baik yang ebrsifat regional maupun bersifat nasional dan dilakukan dengan cara pendekatan dalam rangka ketahanan nasional.

J. Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa Melalui Resimen

Mahasiswa 1. Latar Belakang Terbentuknya Resimen Mahasiswa

Resimen Mahasiswa adalah merupakan suatu organisasi yang berada di lingkungan Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Resimen Mahasiswa Mahawarman Jawa Barat ini merupakan pencetus Menwa Indonesia. Sejarah awalnya yaitu Corps Pelajar Mahasiswa 45, pada waktu itu yang bertindak sebagai komandannya yaitu Lektor Kosasih, beliau adalah Pangdam IV Siliwangi. Pada tanggal 13 Juni 1959 lahirlah Walawa yang komandannya masih tetap Letkol Kosasih yang pada waktu itu di Jawa Barat tengah terjadi pemberontakan DI/ TII.

Pada bulan Desember 1949 perang kemerdekaan yang telah mengorbankan jiwa raga dan penderitaan rakyat telah berakhir dan NKRI sebagai kedaulatan hasil dari keputusan KMB di Den Haag. Para pemuda pelajar dan mahasiswa yang telah ikut berjuang dalam perang kemerdekaan itu diberikan pilihan akan tetap menjadi prajurit TNI atau melanjutkan studi.

Peran Resimen Mahasiswa terus berlanjut dalam bidang Hankamneg sekalipun tantangan juga semakin besar, terutama dalam penumpasan sisa-sisa G.30 S/ PKI, dilanjutkan dengan

Page 215: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 215

menjadi bagian dari pasukan Garuda yang dikirim ke Timur Tengah, Operasi Teritorial di Timor Timur dan sebagainya.

Surat keputusan Nomor 40/2/V/1959 yang bertindak sebagai komandannya yaitu Kapten Ojik Suroso. Pada tanggal 19 Desember 1961 ikut bergabung dalam pembebasan Irian Barat dengan Tri Kora maka keluarlah Instruksi Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) pada tanggal 19 Januari 1962 yang tujuannya untuk membentuk Korp Sukarelawan. Kemudian dibentuk pula Badan Pembentukan persiapan Resimen Mahasiswa Siliwangi yaitu Kodam VI dengan anggotanya: a. Prof. Surya Sumantri Rektor UNPAD sebagai Koordinator b. Dr. Isrin Nurdin Pembantu Rektor ITB sebagai wakil Koordinator c. Kusdarminta Pembantu Rektor UNPAR sebagai wakil

Koordinator II Mayor M. Suherman sebagai sekretarisnya. Pada tanggal 20 Mei 1962 anggota Wala 59 mengikuti kursus

refreshing menembak di Rindam Siliwangi selama 14 hari dan dinamakan Pasopati. Dan anggota Pasopati menjadi anggota organik Siliwangi.

Pada tanggal 26 Januari 1963, keluar surat keputusan bersama Men PTIP Nomor M/A/1963 yang isinya tentang pengetahuan Metafisika dan Pengetahuan Bela Negara.

Pada tanggal 12 Juni 1964 Jenderal AH. Nasution pada waktu itu sebagai Menhamkan mengeluarkan surat No. M/B/VI/1964 tentang pengesahan Resimen Mahasiswa, yang tempatnya di Jawa Barat.

Pada tanggal 13 Juni 1964 di adakan upacara parade atau deville di lapangan Diponegoro/ Gedung sate dan sekarang di sebut Gasibu. Pada waktu itu pula nama Resimen Mahasiswa Mahawarman yang berada di Jawa Barat di sahkan oleh Menhamkan. Dan Mahawarman merupakan Resimen Mahasiswa yang pertama yang ada di seluruh Indonesia dan sekarang di seluruh Indonesia dan Perguruan Tinggi seluruh Indonesia ada Resimen Mahasiswanya, dan sejarah awalnya berada di Jawa Barat.

Di lingkungan Perguruan Tinggi tahun 1969 dikeluarkan keputusan untuk wajib latih bagi mahasiswa (WALAWA) dan wajib militer bagi mahasiswa (WAMIL) berdasarkan Skep Menhamkan No. Skep/B/32/1968 tentang rencana realisasi Walawa dan Wamil. Dilanjutkan dengan operasionalnya dengan SKB Dirjen Pendidikan Tinggi dan Kas Skodik Walawa No. 2 Tahun 1968 Kep. 002/SKWPW/1968 program ini kemudian diganti dengan pendidikan Kewiraan dan Pada tahun 1973 (SKB Menhamkam/

Page 216: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 216

Pangab No. 0228/U/1973 dan Kep. 21/B/1973 tanggal 3 Desember 1973.

Pada tahun 2000 dikeluarkan lagi SKB tiga menteri yaitu Menhan, Mendiknas, Mendagri dan Otonomi daerah No. KB/14/X/2000, 6/U/KB/2000, 39 A tahun 2000 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa Indonesia.

2. Tujuan

a. Sebagai wadah penyalur potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara

b. Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki sikap disiplin, pengetahuan, fisik dan mental agar mampu melaksanakan tugas bela negara serta menanamkan dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional

c. Untuk membantu meingkatkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama pengabdian masyarakat

d. Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam rangka Sishankamrata

3. Landasan Hukum a. Landasan Idiil

1) Pancasila 2) Sumpah Pemuda 3) Jiwa semangat dan nilai-nilai ‘45 4) Tri dharma Perguruan Tinggi 5) Kode etik Resimen Mahasiswa “Panca Dharma Satya

Resimen Mahasiswa Indonesia” 6) Tekad dan pendirian Resimen Mahasiswa

b. Landasan Konstitusional

1) Undang-undang Dasar 1945 2) Undang-undang nomor 29 tahun 1954 tentang Pertahanan

Negara dan Diganti dengan Nomor 20 tahun 1982 tentang Pokok-pokok keamanan Negara

3) Undang-undang Nomor 1 tahun 1988 tentang Perubahan UU Nomor 20 tahun 1982

4) Undang-undang nomor 74 tahun 1957 tentang keadaan Bahaya

5) Undang-undang Nomor 7 tahun 1967 tentang Veteran Pejuang

6) Undang-undang Nomor 14 tahun 1962 tentang pemanggilan dan pengarahan warga negara untuk kepentingan keamanan dan pertahanan (mobilisasi umum)

c. Landasan Strukturil

1) Peraturan Pemerintah nomor 63 tahun 1954 tentang Banmil

Page 217: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 217

2) PEPERPU Nomor 22 tahun 1968 tentang panggilan Membantu alat negara

3) PEPERPU nomor 038 tahun 1959 tentang Wamil Darurat 4) PP Nomor 22 tahun 1963 tentang Cadnas 5) SK Menkamnas Nomor MI/B/00307/61 tentang Latihan

ketangkasan di Kalangan Mahasiswa Perguruan Tinggi. 6) SKB Wampa Urusan Hankam dan Men PTIP No.

M/A/19/1963 tanggal 24 Januari 1963 tentang Mata Pelajaran Pertahanan Negara di Kurikulum Perguruan Tinggi

7) SKB Wampa Urusan Hankam dan Men PTIP Nomor M/20/1963 tentang Walawa dan Pembentukan Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi

8) Instruksi Menkohankam/ Kasad dan Men PTIP Nomor AB/3046/1964 tanggal 21 April 1964 tentang Pembentukan Resimen Mahasiswa

9) SKB Menhankam Pangab, Mendikbud dan Mendagri Nomor Kep/02/1978 Nomor 0342/U/1978 dan Nomor 17 A tahun 1978 tentang Juklak Organisasi Resimen Mahasiswa.

10) SKB Menhankam, Mendikbud dan Mendagri Nomor Kep/11/XII/1994 Nomor: 0342/U/1994 dan Nomor : 149 tahun 1994 tentang pembinaan dan penggunaan Menwa dalam bela negara

11) SKB Menhankam, Mendiknas, Mendagri dan Otonomi Daerah Nomor: KB/14/M/X/2000, 6/U/KB/2000, 39 A tahun 2000 tentang Pembinaan dan Pemberdayaan Resimen Mahasiswa Indonesia

4. Peranan Resimen Mahasiswa

Peranan Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi adalah merupakan stabilisator dan dinamisator kampus, dengan menjunjung tinggi Tri dharma perguruan Tinggi (Pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) dan memegang teguh Kode Etik Resimen Mahasiswa “Panca Dharma Satya Resimen Mahasiswa Indonesia” adalah sebagai berikut: o Kami adalah mahasiswa warga negara kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila o Kami adalah mahasiswa yang sadar akan tanggung jawab serta

kehormatan akan pembelaan negara dan tidak kenal menyerah o Kami putera Indonesia yang erjiwa kesatria dan bertaqwa

kepada tuhan yang Maha Esa serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.

o Kami adalah mahasiswa yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan yang serba ilmiah dan sadar akan hari depan bangsa dan negara

Page 218: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 218

o Kami adalah mahasiswa yang memegang teguh disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan Resimen Mahasiswa tidak hanya memiliki kewajiban sebagai

mahasiswa tapi juga kewajiban berbakti pada negara dan pada masyarakat,s eorang Resimen Mahasiswa bukan untuk ditakuti, tapi untuk disegani sesuai dengan tekad dan pendirian Resimen Mahasiswa, adalah sebagai berikut: Bahwa kami setia kepada Pancasila dan UUD 45 serta bertekad

mempertahankannya dengan tidak kenal menyerah Bahwa kami wajib turut membina kesatuan bangsa Bahwa kami menjunjung tinggi dan ikut serta membina dan

mengamalkan nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia Bahwa kami wajib senantiasa mengamalkan Tri Dharma

Perguruan Tinggi untuk kesejahteraan Bangsa dan Negara Bahwa kami wajib patuh dan taat melaksanakan tata tertib

Resimen Mahasiswa Indonesia Resimen Mahasiswa dalam melaksanakan peran

pengabdiannya kepada masyarakat baik masyarakat kampus maupun luar kampus yang bekerjasama dengan Instansi terkait.

5. Keanggotaan

Anggota merupakan aset terbesar bagi sebuah organisasi. Keanggotaan Resimen Mahasiswa terdiri dari mahasiswa-mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk menjadi anggota Resimen Mahasiswa. Anggota Resimen Mahasiswa tidak hanya memiliki kemampuan ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki ilmu keprajuritan. a. Syarat untuk menjadi anggota Resimen Mahasiswa tidak terlalu

sulit diantaranya: 1) Warga negara Indonesia, terdaftar sebagai Mahasiswa pada

Perguruan Tinggi Indonesia 2) Berkelakuan baik, berbadan sehat, bersifat suka rela, siap

menjalani latihan, dan lain sebagainya. 3) Dalam Resimen Mahasiswa anggotanya terdiri dari: Anggota

remaja, Muda, Madya, dan Pratama. Masing-masing angkatan dipimpin oleh seorang komandan Peleton (Danton)

Anggota Resimen Mahasiswa yang dinyatakan lulus pendidikan dasar, dikembalikan ke perguruan tinggi asal untuk menjadi anggota satuan Resimen Mahasiswa

b. Keanggotaan Resimen Mahasiswa di Perguruan Tinggi berakhir apabila: 1) Menyelesaikan pendidikannya di Perguruan Tinggi yang

bersangkutan

Page 219: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 219

2) Diberhentikan sebagai mahasiswa perguruan tinggi 3) Mengundurkan diri sebagai anggota Resimen Mahasiswa 4) Diberhentikan dengan hormat sebagai anggota Resimen

Mahasiswa 5) Diberhentikan dengan tidak hormat sebagai anggota Resimen

Mahasiswa 6) Meninggal dunia.

6. Sistem Pembinaan Satuan

Resimen Mahasiswa memiliki banyak pembinaan yang sering dilakukan yaitu dengan mengadakan pembinaan yang dilakukan oleh pembina satuan Resimen Mahasiswa yang berada di perguruan tinggi, pembinaan rakyat terlatih, pelaksanaan pembinaan di daerah dilakukan oleh Pangdam, Danrem, dan Dandim selaku penyelenggara tugas dan fungsi Departemen Pertahanan dan Keamanan.

Pembinaan satuan dalam hubungan dengan kegiatan perguruan tinggi, menjadi tanggung jawab Menteri Pendidikan, pembinaan satuan selaku Unit Kegiatan Mahasiswa khusus di Perguruan Tinggi menjadi tanggung jawab pimpinan Perguruan Tinggi.

Pembinaan satuan tekhnis administrasi dalam rangka pelaksanaan Linmas serta pelaksanaan fungsi penertiban umum dan perlindungan rakyat menjadi tanggung jawab Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. Pembinaan sebagaimana tersebut di atas dimaksud adalah pendidikan dan pelatihan, pelaksana ketentuan mengenai hak dan kewajiban, penegakan peraturan disiplin dan ketentuan mengenai pakaian seragam serta atribut.

Sistem pembinaan satuan yang diadakan satuan dalam Resimen Mahasiswa dilaksanakan oleh pimpinan tertinggi satuan (komandan) yaitu dengan mengadakan Rapat Anggota, Latihan Penyelenggaraan bersama, mengadakan kerja sama dengan pihak tertentu, mengadakan kerja sama dengan satuan lain, dan diadakan pembinaan oleh alumni.

7. Struktur Organisasi dan Tata Kerja a. Struktur/ Susunan Organisasi Resimen Mahasiswa untuk di

Tingkat Satuan

1) Kepala Markas Distrik (Kamstrik) yaitu Rektor, Direktur, Ketua

2) Kepala staf Markas Distrik (Kasmatrik) Purek III Univ/ Inst/ Puket III ST/ Pudir III/ Akademi

3) Komandan 4) Wakil Komandan 5) Kepala Urusan/ Kaur

Page 220: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 220

6) Detasemen dan Sekretariat 7) Anggota

b. Organisasi Resimen Mahasiswa terdiri atas:

1) Komandan Resimen Mahasiswa (Danmenwa) 2) Wakil Komandan Resimen Mahasiswa (Wadanmenwa) 3) Staf Komando Resimen Mahasiswa (Skomenwa) 4) Unsur pelayanan, terdiri atas Detasemen Markas dan

Sekretariat 5) Satuan Resimen Mahasiswa dan urusan-urusan 6) Anggota Resimen Mahasiswa

8. Tata Kerja Organisasi Resimen Mahasiswa a. Tata Kerja Organisasi Tingkat Resimen Mahasiswa

1) Komandan Resimen Mahasiswa (Danmenwa) mempunyai tugas dan fungsi: a) Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian

kegiatan Menwa dengan wewenang Komando sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Menwa

b) Menjabarkan kebijakan dan penggunaan Menwa sesuai kebijakan dan pengarahan Pangdam atau Danrem, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dan Pimpinan Perguruan Tinggi.

c) Memimpin dan mengadakan koordinasi untuk menjamin terlaksananya segenap tugas dan fungsi Menwa

d) Mempertanggungjawabkan tugas kewajiban dan wewenang Komando kepada Pangdam atau Danrem

2) Wakil Komandan Resimen Mahasiswa (Wadanmenwa) mempunyai tugas dan fungsi:

a) Memimpin pelaksanaan pembinaan Menwa sehari-hari sesuai kebijaksanaan Danmenwa

b) Mewakili Danmenwa apabila Danmenwa berhalangan c) Mengawasi dan mengembangkan pelaksanaan peraturan

dan tata kerja di lingkungan Menwa d) Membantu Danmenwa dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi Menwa e) Mengajukan pertimbangan dan saran sesuai bidang

tuagsnya f) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada

Danmenwa. 3) Staf Komando Resimen Mahasiswa (Skomenwa)

mempunyai tugas dan fungsi:

a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan Skomenwa dalam merumuskan rencana, keputusan dan/ surat perintah

Page 221: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 221

b) Membantu penyiapan dukungan dalam melaksanakan tugas dan pembinaan Menwa.

c) Mengajukan pertimbangan dan saran kepad Danmenwa d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

kewajiban kepada Danmenwa 4) Unsur Pelayanan, yang terdiri atas Detasemen Markas dan

Sekretariat mempunyai tugas dan fungsi:

a) Mengakomodasikan seluruh inventaris dan kegiatan Skomenwa

b) Membantu penyiapan dukungan dalam melaksanakan tugas dan pembinaan Menwa.

c) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Danmenwa d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

kewajiban kepada Danmenwa e) Satuan Resimen Mahasiswa dan urusan-urusan

mempunyai tugas dan fungsi: f) Sebagai pelaksana di tiap-tiap satuan Resimen Mahasiswa g) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang berada di tingkat

satuan h) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada pimpinan

perguruan tinggi, Kasmenwa dan Danmenwa i) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Danmenwa

melalui Kasmenwa j) Bertanggungjawab kepada pimpinan perguruan tinggi dan

Danmenwa 5) Anggota Resimen Mahasiswa mempunyai tugas dan

fungsi:

a) Melaksanakan kegiatan satuan Resimen Mahasiswa masing-masing

b) Mengajukan pertimbangan dan saran melalui Danton masing-masing

c) Bertanggung jawab kepada Dansatmenwa amsing-masing satuan-satuan.

b) Tata Kerja Organisasi Resimen Mahasiswa untuk Tingkat Satuan

1) Kepala Markas Distrik (Kamstrik) yaitu Rektor, Direktur, Ketua mempunyai tugas dan fungsi:

(a) Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian kegiatan Menwa dengan wewenang komando sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Menwa

(b) Memberikan arahan kepada anggota Resimen Mahasiswa yang berada di perguruan tinggi yang dipimpinnya

Page 222: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 222

(c) Memimpin dan mengadakan koordinasi untuk menjamin terlaksananya segenap tugas dan fungsi Menwa

(d) Mempertanggungjawabkan tugas kewajiban dan wewenang Komando kepada Pangdam atau Danrem.

2) Kepala Staf Masrkas Distrik (Kasmatrik) yaitu Purek III,

Pembantu Ketua III dan Pudir III mempunyai tugas dan fungsi: (a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan satuan Resimen

Mahasiswa (b) Membantu penyiapan dukungan dalam melaksanakan

tugas dan pembinaan Menwa (c) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Kamatrik (d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

kewajiban kepada Kamatrik 3) Komandan Satuan mempunyai tugas dan fungsi

Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian kegiatan satuan menwa sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Menwa (a) Menjabarkan kebijakan dan penggunaan satuan Menwa

sesuai kebijakan perguruan tinggi (b) Memimpin dan mengadakan koordinasi untuk menjamin

terlaksananya segenap tugas dan fungsi Menwa (c) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

kewajiban satuan Menwa dalam hubungan dengan kegiatan di luar perguruan tinggi, kepada Danmenwa

(d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kewajiban satuan Menwa dalam hubungan dengan kegiatan di perguruan tinggi (Kamatrik)

4) Wakil Komandan Satuan mempunyai tugas dan fungsi:

(a) Bertanggung jawab terhadap kinerja staf dan anggota (b) Sebagai pengambil kebijakan khusus setelah komandan (c) Merekomendasikan staf dan kegiatan (d) Bertanggung jawab kepada komandan

5) Kepala Urusan (Kaur) mempunyai tugas dan fungsi: (a) Sebagai pelaksana kegiatan di tiap-tiap satuan Resimen

Mahasiswa sesuai dengan program dan tugas pokok amsing-masing.

(b) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang menjadi tugas pokok Kaur

(c) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Komandan Satuan

(d) Bertanggung jawab kepada Wakil Komandan Satuan

Page 223: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 223

6) Detasemen Markas dan Sekretariat, mempunyai tugas dan fungsi: (a) Mengkoordinasikan seluruh inventaris dan kegiatan

Satuan (b) Membantu penyiapan dukungan dalam melaksanakan

tugas dan pembinaan Menwa (c) Mengajukan pertimbangan dan saran kepada Komandan

Satuan masing-masing (d) Menulis agenda kegiatan komandan (e) Mengagendakan program kerja (f) Pengurusan administrasi dan dokumntasi IP (g) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan

kewajiban kepada wakil komandan Satuan 7) Anggota mempunyai Tugas dan Kewajiban:

(a) Mengikuti kegiatan Menwa (b) Mengikuti pelatihan (c) Menggunakan seragam Menwa secara benar (d) Menggunakan fasilitas Menwa dalam memperlancar

pelaksanaan kegiatan Menwa (e) Menjunjung tinggi peraturan disiplin Menwa (f) Mematuhi peraturan atau ketentuan yang berlaku baik di

lingkungan Menwa atau perguruan tinggi masing-masing maupun masyarakat umum

(g) Menjaga keutuhan Korps Menwa (h) Menjaga nama baik atau kehormatan Menwa, perguruan

tinggi, bangsa dan negara (i) Turut membina persatuan dan kesatuan bangsa

Indonesia (j) Melaksanakan panca Dharma Satya Resimen Mahasiswa

c. Program Pembinaan dan Pengembangan Resimen Mahasiswa

Program kerja ini merupakan rangkaian satu tahun ke depan, mencakup kegiatan yang harus dilaksanakan serta kerja sama dengan pihak terkait. Adapun program kerja yang dilaksanakan dalam kegiatan Resimen Mahasiswa yang menjadi program utama dalam tiap-tiap satuan adalah sebagai berikut: 1) Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) 2) Kursus Dinas Staf 3) Kursus Kader Pimpinan 4) Kursus Pelatih 5) Latihan Penyegaran Anggota

Page 224: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 224

6) Latihan Gabungan 7) Kursus Mahir Menembak 8) Bimbingan Mental Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: a) Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar)

(a) Tujuan Diklatsar (1) Merencanakan, mempersiapkan serta menyusun

seluruh potensi kekuatan mahasiswa calon anggota resimen mahasiswa Mahawarman guna memenuhi persyaratan dasar untuk menjadi peserta Diklatsar Menwa Mahawarman Jawa Barat

(2) Menambah personil anggota Menwa guna mengikutsertakan mahasiswa dalam bela negara

(3) Mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi calon anggota Menwa sebagai bagian dari sistem Hankamrata yang wajib ikut serta dalam bidang pertahanan Sipil, bidang perlindungan masyarakat (linmas), Keamanan Rakyat (Kamra) dan Perlawanan Rakyat (Wanra)

(4) Membantu terselenggaranya program Hankamnas di lingkungan perguruan Tinggi

(b) Sasaran Diklatsar (1) Memahami dn mengerti tentang organisasi Resimen

Mahasiswa (2) Memiliki kemampuan di bidang olah keprajuritan, agar

dapat melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya (3) Membentuk mental dan fisik yang kuat serta

menanamkan jiwa korsa (4) Menanamkan sikap disiplin yang tinggi

b) Materi (1) Pengetahuan Hankamneg (2) Pengetahuan Taktik dan Tekhnik (3) Pendidikan Jasmani militer (4) Pengetahuan tentang Linmas

c) Kurikulum/ Syllabus Pendidikan dan Latihan Dasar No

Materi

Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Pengetahuan Hankamneg

Pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN)

Pengetahuan Menwa

Pengetahuan Kamtibmas/ dasar-dasar pengamanan

Mengetahui pentingnya bela negara

Mengetahui organisasi Resimen Mahasiswa

Mengetahui

Page 225: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 225

pentingnya dasar-dasar Kamtibmas

2. Pengetahuan Taktik dan Tekhnik

Pengenalan senjata ringan/ menembak

Dasar-dasar bertempur perorangan/ kelompok

Navigasi darat

Ilmu medan peta kompas (IMPK)

Medan tangkas

Mengetahui/ memahami dan mengenal dasar-dasar bertempur

Mengenal senjata

Membaca kompas dan bernavigasi

3. Pendidikan jasmani Militer

Senam militer

Renang militer

Beladiri militer

Mengetaahui/memahami dan mengenal dasar-dasar - Senam Militer - Renang Militer - Berlari Militer

Tangkas melakukannya

4. Pengetahuan tentang Linmas

Pengatahuan dasar Linmas

Pengorganisasian Linmas

Keterampilan dasar Linmas

Pengawasan/Pengintaian dini

Mengetahui/mamahami dan mengenal - Dasar-dasar Linmas - Cara Penyelamatan - Dasar pertolongan

pada kecelakaan

d) Metode Latihan

(1) Teori/ Ceramah (2) Drill (3) Dokumentasi (4) Praktek Lapangan

e) Peserta Peserta latihan pembekalan Diklatsar Menwa dan Manajemen Kepemimpinan Militer adalah mahasiswa yang statusnya aktif dan tercatat sebagai mahasiswa. (1) Syarat Peserta

(a) Warga Negara Republik Indonesia (b) Tercatat sebagai mahasiswa (c) Berkelakuan baik yang dinyatakan dari Kepolisian (d) Keterangan sehat dari dokter (e) Berbadan sehat dan tidak cacat (f) Bersifat suka rela (g) Lulus test saringan

(2) Tata Tertib/ Kewajiban Peserta (a) Setiap peserta/ siswa wajib memelihara/ merawat

dan menjaga alat-alat perlengkapan yang diterima sebagai pinjaman dari staf kolat

(b) Mengikuti seluruh kegiatan pendidikan dengan penuh tanggung jawab

Page 226: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 226

(c) Disiplin (d) Setiap peserta/ siswa tidak dibenarkan membawa

senjata tajam, amunisi barang-barang berharga seperti kalung, cincin, anting, jam tangan, dan hand phone.

(e) Setiap peserta/ siswa yang melanggar disiplin, akan diambil tindakan berupa: - Peringatan : Lisan dan atau tulisan - Hukuman : Push Up, Sit Up dan Berbaring - Dikeluarkan dari pendidikan

f) Pelatih

Anggota yang aktif dan mendapat surat perintah dari komandan dan jabatan di lapangan disesuaikan dengan tingkatan dan kedudukan staf atau jabatan dalam struktur organisasi (1) Syarat Pelatih

(a) Tercatat sebagai anggota aktif (b) Mendapat surat perintah dari komandan (c) Berkelakuan baik (d) Siap melatih dan bersifat sukarela

(2) Tugas dan Kewajiban Pelatih (a) Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

masing-masing sesuai dengan petunjuk dan wewenangnya

(b) Menyiapkan rencana sebelum melaksanakan tugas sesuai

(c) engan tugas dan fungsinya masing-masing (d) Mengadakan koordinasi dengan staf kolat yang

lain (e) Apabila dalam melaksanakan tugas mendapat

kesulitan, segera menghadap komandan latihan untuk mendapat petunjuk

(f) Tidak menghukum/ memberikan saksi pada peserta/ siswa yang mengarah pada kekerasan

(g) Yang berhak memberikan sanksi pada siswa ketika materi berlangsung adalah:

(h) Gumil/ Pemateri (i) Provost Sanksi yang diberikan berupa: (a) Peringatan lisan atau tulisan (b) Hukuman push up, sit up dan bending (c) Tidak meninggalkan tempat pendidikan tanpa seizin

komandan/ wakil komandan latihan

Page 227: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 227

(d) Dilarang merokok di depan peserta/ siswa (e) Menghadapi siswa dengan berpakaian seragam

lengkap g) Penyelenggara

(1) Pra pendidikan dan latihan dasar (Pradiklatsar) dilaksanakan oleh satuan masing-masing

(2) Pendidikan dan latihan dasar (Diklatsar), dilaksanakan oleh staf Komando Resimen Mahawarman (Skomenwa) bertempat di Depo Pendidikan TNI

(3) Latihan Pemantapan (Latap) dilaksanakan oleh satuan masing-masing

h) Waktu/ Jadwal Kegiatan

Waktu dan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kegiatan dan waktu pendidikan, dengan tidak mengganggu aktivitas perkuliahan dan atau kegiatan akademik pada kampus masing-masing.

i) Sumber Biaya Kegiatan

Sumber biaya kegiatan didapat dari: (1) Perguruan tinggi amsing-masing (2) Anggaran Satuan (3) Subsidi Skomenwa (4) Kontribusi peserta/ siswa

d. Kursus Dinas Staf a) Tujuan

(1) Meningkatkan mutu personil bagi anggota resimen mahasiswa dalam rangka mengikutsertakan mahasiswa dalam pembelaan negara

(2) Mempersiapkan personil yang terampil dalam menjalankan tugas sebagai pejabat/ staf yang baik dan dalam rangka menunjang tugas pokok resimen Mahawarman yang merupakan bagian dari sistem Hankamrata, yang wajib ikut serta aktif di bidang Linmas, Kamra, dan Wanra

(3) Membentuk kepribadian anggota Resimen Mahawarman yang berpegang teguh pada panca Dharma Satya dan memiliki kecakapan dalam jabatan sebagai kader pemimpin

b) Sasaran (1) Memahami dan mengerti tentang fungsi dan peran

Resimen Mahasiswa (2) Memiliki dan mengetahui tentang prosedur hubungan

komando staf

Page 228: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 228

(3) Memiliki dan mengetahui tentang tugas dan fungsi staf di jajaran TNI pada umumnya dan Menwa pada khususnya

(4) Memiliki kecakapan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas staf di satuan Resimen Mahasiswa

(5) Memiliki keterampilan dalam menentukan tindakan-tindakan staf.

c) Materi

(1) Dinas Staf (2) Minu Hankam (3) Binlatsar (4) Pengetahuan Teritorial (5) Gladi Posko (6) Kewajiban Menwa

d) Kurikulum/ Syllabus No

Materi

Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Dinas Staf (a) Dasar Organisasi Dan Tata Kerja Staf

(b) Staf I/ Intelijen (c) Staf II/ Operasi (d) Staf III/ Personalia (e) Staf IV/ Logistik (f) Staf V/ Teritorial

(g) Agar memiliki pengetahuan tentang dasar organisasi dan kerja staf

(h) Agar mengetahui fungsi umum (Staf I, II, III, IV, dan V)

(i) Agar mengetahui fungsi umum orgnik dan mengklasifikasikannya

2. Minu Hankam

(j) Bentuk surat (k) Arsip (l) Agenda (m) Cara membuat

laporan

(n) Agar mengetahui dan mampu membuat surat-surat yang berlaku di Hankam

(o) Mengetahui cara pengarsipan

(p) Mengetahui cara pembuatan laporan dalam pendidikan

(q) Mampu mengaplikasikannya

3. Binlatsar (r) Program Diklat (s) Pembuatan

Naskah Gladi

(t) Agar mengetahui tata cara penyusunan program diklat dan gladi

(u) Agar mampu mengaplikasikannya dalam pembuatan naskah gladi

4. Pengetahuan

(v) Binter (w) Opster

(x) Agar mengetahui tekhnik dan cara pembinaan

Page 229: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 229

Teritorial teritorial (y) Menguasai tekhnik dan

macam operasi teritorial dalam pembinaan hubungan dengan lingkungan masyarakat

5. Gladi Posko

(z) (aa) Memahami/ menguasai tekhnik komando dan staf sebagai suatu tim dalam markas

6. Kewajiban Menwa

(bb) (cc) agar memperoleh pengertian yang mendalam tentang Menwa dengan dasarnya Panca Dharma Satya Resimen Mahasiswa

e) Metode Latihan

(1) Ceramah (2) Tanya Jawab (3) Diskusi (4) Drill (5) Pemberian Tugas (6) Kerja Kelompok

f) Peserta

Peserta adalah anggota aktif yang memiliki loyalitas terhadap Resimen Mahasiswa dan mendapat rekomendasi dari Komandan Satuan (1) Syarat Peserta

a. Anggota Resimen Mahasiswa b. Foto copy KTA dan Sertifikat Diklatsar c. Surat perintah dari Komandan Satuan d. Keterangan sehat dari dokter e. Lulus test saringan

(2) Tata Tertib/ Kewajiban Peserta a. Setiap peserta/ siswa wajib memelihara/ merawat

dan menjaga alat-alat perlengkapan yang diterima sebagai pinjaman dari staf kolat

b. Mengikuti seluruh kegiatan pendidikan dengan penuh tanggung jawab dan Disiplin

c. Setiap peserta/ siswa tidak dibenarkan membawa senjata tajam, amunisi barang-barang berharga seperti kalung, cincin, anting, jam tangan, dan hand phone.

d. Dilarang merokok selama pendidikan

Page 230: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 230

e. Setiap peserta/ siswa yang melanggar disiplin, akan diambil tindakan berupa: (1) Peringatan : Lisan dan atau tulisan (2) Hukuman : Push Up, Sit Up dan Berbaring (3) Dikeluarkan dari pendidikan

g) Pelatih Anggota yang aktif dan mendapat surat perintah dari komandan dan jabatan di lapangan disesuaikan dengan tingkatan dan kedudukan staf atau jabatan dalam struktur organisasi (1) Syarat Pelatih

(a) Tercatat sebagai anggota aktif (b) Mendapat surat perintah dari komandan (c) Berkelakuan baik (d) Siap melatih dan bersifat sukarela

(2) Tugas dan Kewajiban Pelatih (a) Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

masing-masing sesuai dengan petunjuk dan wewenangnya

(b) Menyiapkan rencana sebelum melaksanakan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing

(c) Mengadakan koordinasi dengan staf kolat yang lain (d) Apabila dalam melaksanakan tugas mendapat

kesulitan, segera menghadap komandan latihan untuk mendapat petunjuk

(e) Tidak menghukum/ memberikan saksi pada peserta/ siswa yang mengarah pada kekerasan

(f) Yang berhak memberikan sanksi pada siswa ketika materi berlangsung adalah:

Gumil/ Pemateri Provost

Sanksi yang diberikan berupa: Peringatan lisan atau tulisan Hukuman push up, sit up dan bending Tidak meninggalkan tempat pendidikan tanpa seizin komandan/ wakil komandan latihan

Dilarang merokok di depan peserta/ siswa Menghadapi siswa dengan berpakaian seragam lengkap

Page 231: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 231

h) Penyelenggara

(1) Staf Komando Resimen Mahasiswa (Skomenwa) atau dilaksanakan oleh Satuan masing-masing

(2) Satuan yang diberi wewenang untuk melaksanakan pendidikan Dinas Staf

i) Waktu/ Jadwal Kegiatan Waktu dan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kegiatan dan waktu pendidikan, dengan tidak mengganggu aktivitas perkuliahan dan atau kegiatan akademik pada kampus masing-masing.

j) Sumber Biaya Kegiatan

Sumber biaya kegiatan didapat dari: (1) Perguruan tinggi amsing-masing (2) Anggaran Satuan (3) Subsidi Skomenwa (4) Kontribusi peserta/ siswa

k) Kursus Kader Pelaksana 1) Tujuan

(1) Meningkatkan mutu personil bagi anggota Resimen Mahasiswa dalam rangka mengikutsertakan mahasiswa dalam pembelaan negara

(2) Mempersiapkan personil yang terampil dalam menjalankan tugas sebagai pejabat/ staf yang baik dan dalam rangka menunjang tugas pokok Resimen Mahsiswa Mahawarmanyang merupakan bagian dari sistem Hankamrata yang wajib ikut serta aktif di bidang Linmas, Kamra dan Wanra

(3) Membentuk kepribadian anggota Resimen Mahawarman yang berpegang teguh pada Panca Dharma Satya dan memiliki kecakapan dalam jabatan sebagai kader pemimpin

2) Sasaran

(1) Memahami dan mengerti tentang fungsi dan peran Resimen Mahasiswa sebagai pelaksana dalam pembelaan negara

(2) Memahami dan mengerti tentang prosedur hubungan komando dan staf

(3) Memahami dan mengetahui tentang tugas dan fungsi staf di jajaran TNI pada umumnya dan Menwa pada khususnya

(4) Memiliki kecakapan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas staf di Satuan Resimen Mahasiswa

Page 232: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 232

(5) Memiliki keterampilan dalam menentukan tindakan-tindakan staf

3) Materi

(1) Minu Hankam (2) Binlatsar (3) Pengetahuan teritorial (4) Gladi posko (5) Kewajiban Menwa (6) Pengetahuan Hankamneg (7) Pengetahuan Taktik dan Tekhnik (8) Pengetahuan Linmas

4) Kurikulum/ Syllabus No

Materi

Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Minu Hankam

(a) Bentuk surat (b) Arsip (c) Agenda (d) Cara membuat

laporan

(e) Agar mengetahui dan mampu membuat surat-surat yang berlaku di Hankam

(f) Mengetahui cara pengarsipan

(g) Mengetahui cara pembuatan laporan dalam pendidikan

(h) Mampu mengaplikasikannya

2. Binlatsar (i) Program Diklat (j) Pembuatan Naskah

Gladi

(k) Agar mengetahui tata cara penyusunan program diklat dan gladi

(l) Agar mampu mengaplikasikannya dalam pembuatan naskah gladi

3. Pengetahuan Teritorial

(m) Binter (n) Opster

(o) Agar mengetahui tekhnik dan cara pembinaan teritorial

(p) Menguasai tekhnik dan macam operasi teritorial dalam pembinaan hubungan dengan lingkungan masyarakat

4. Pengetahuan Hankamneg

(q) Pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN)

(r) Pengetahuan Menwa (s) Pengetahuan

Kamtibmas/ dasar-dasar pengamanan

(t) Mengetahui pentingnya bela negara

(u) Mengetahui organisasi Resimen Mahasiswa

(v) Mengetahui pentingnya dasar-dasar Kamtibmas

5. Pengetahu (w) Pengenalan senjata (bb) Mengetahui/

Page 233: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 233

an Taktik dan Tekhnik

ringan/ menembak (x) Dasar-dasar

bertempur perorangan/ kelompok

(y) Navigasi darat (z) Ilmu medan peta

kompas (IMPK) (aa) Medan tangkas

memahami dan mengenal dasar-dasar bertempur

(cc) Mengenal senjata (dd) Membaca kompas dan

bernavigasi

6. Pengetahuan tentang Linmas

(ee) Pengatahuan dasar Linmas

(ff) Pengorganisasian Linmas

(gg) Keterampilan dasar Linmas

(hh) Pengawasan/Pengintaian dini

(ii) Evaluasi penyingkiran

(jj) Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

(kk) Caraka (ll) SAR (mm) Pioner

(nn) Mengetahui/mamahami dan mengenal dasar-dasar Linams

(oo) Cara penyelamatan (pp) Dasar-dasar

pertolongan P 3 K (qq) Pengawasan dan

pengintaian dini terhadap keadaan di lingkungan

7. Kewajiban Menwa

(rr) (ss) agar memperoleh pengertian yang mendalam tentang Menwa dengan dasarnya Panca Dharma Satya Resimen Mahasiswa

8. Gladi Posko

(tt) (uu) Memahami/ menguasai tekhnik komando dan staf sebagai suatu tim dalam markas

5) Metode Latihan

(1) Ceramah (2) Tanya Jawab (3) Diskusi (4) Drill (5) Pemberian Tugas (6) Kerja Kelompok

6) Peserta

Peserta adalah anggota aktif yang memiliki loyalitas terhadap Resimen Mahasiswa dan mendapat rekomendasi dari Komandan Satuan (1) Syarat Peserta

a. Anggota Resimen Mahasiswa

Page 234: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 234

b. Foto copy KTA dan Sertifikat Diklatsar dan Diklat Dinas Staf

c. Surat perintah dari Komandan Satuan d. Keterangan sehat dari dokter e. Lulus test saringan

(2) Tata Tertib/ Kewajiban Peserta Setiap peserta/ siswa wajib memelihara/ merawat dan menjaga alat-alat perlengkapan yang diterima sebagai pinjaman dari staf kolat

Mengikuti seluruh kegiatan pendidikan dengan penuh tanggung jawab dan Disiplin

Setiap peserta/ siswa tidak dibenarkan membawa senjata tajam, amunisi barang-barang berharga seperti kalung, cincin, anting, jam tangan, dan hand phone.

Dilarang merokok selama pendidikan Setiap peserta/ siswa yang melanggar disiplin, akan diambil tindakan berupa:

Peringatan : Lisan dan atau tulisan Hukuman : Push Up, Sit Up dan Berbaring Dikeluarkan dari pendidikan

7) Pelatih Anggota yang aktif dan mendapat surat perintah dari komandan dan jabatan di lapangan disesuaikan dengan tingkatan dan kedudukan staf atau jabatan dalam struktur organisasi (1) Syarat Pelatih

(a) Tercatat sebagai anggota aktif (b) Mendapat surat perintah dari komandan (c) Berkelakuan baik (d) Siap melatih dan bersifat sukarela

(2) Tugas dan Kewajiban Pelatih (a) Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

masing-masing sesuai dengan petunjuk dan wewenangnya

(b) Menyiapkan rencana sebelum melaksanakan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing

(c) Mengadakan koordinasi dengan staf kolat yang lain

(d) Apabila dalam melaksanakan tugas mendapat kesulitan, segera menghadap komandan latihan untuk mendapat petunjuk

Page 235: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 235

(e) Tidak menghukum/ memberikan saksi pada peserta/ siswa yang mengarah pada kekerasan

(f) Yang berhak memberikan sanksi pada siswa ketika materi berlangsung adalah:

Gumil/ Pemateri Provost

Sanksi yang diberikan berupa: Peringatan lisan atau tulisan Hukuman push up, sit up dan bending Tidak meninggalkan tempat pendidikan tanpa seizin komandan/ wakil komandan latihan

Dilarang merokok di depan peserta/ siswa Menghadapi siswa dengan berpakaian seragam lengkap

8) Penyelenggara

(1) Staf Komando Resimen Mahasiswa (Skomenwa) atau dilaksanakan oleh Satuan masing-masing

(2) Satuan yang diberi wewenang untuk melaksanakan pendidikan Dinas Staf

9) Waktu/ Jadwal Kegiatan

Waktu dan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kegiatan dan waktu pendidikan, dengan tidak mengganggu aktivitas perkuliahan dan atau kegiatan akademik pada kampus masing-masing.

10) Sumber Biaya Kegiatan Sumber biaya kegiatan didapat dari: (1) Perguruan tinggi amsing-masing (2) Anggaran Satuan (3) Subsidi Skomenwa (4) Kontribusi peserta/ siswa

l) Kursus Kader Pimpinan a) Tujuan

(1) Meningkatkan mutu personil bagi anggota Resimen Mahasiswa dalam rangka mengikutsertakan mahasiswa dalam pembelaan negara

(2) Mempersiapkan personil yang terampil dalam menjalankan tugas sebagai pejabat/ staf yang baik dan dalam rangka menunjang tugas pokok Resimen Mahsiswa Mahawarman yang merupakan bagian dari sistem Hankamrata yang wajib ikut serta aktif di bidang Linmas, Kamra dan Wanra

Page 236: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 236

(3) Membentuk kepribadian anggota Resimen Mahawarman yang berpegang teguh pada Panca Dharma Satya dan memiliki kecakapan dalam jabatan sebagai kader pemimpin

b) Sasaran

a) Memahami dan mengerti tentang fungsi dan peran Resimen Mahasiswa sebagai pelaksana dalam pembelaan negara

b) Memahami dan mengerti tentang prosedur hubungan komando dan staf

c) Memahami dan mengetahui tentang tugas dan fungsi staf di jajaran TNI pada umumnya dan Menwa pada khususnya

d) Memiliki kecakapan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas staf di Satuan Resimen Mahasiswa

e) Memiliki keterampilan dalam menentukan tindakan-tindakan staf

c) Materi

a) Minu Hankam/ Menwa b) Binlatsar c) Kepemimpinan Militer/ Menwa d) Pembinaan Kemahasiswaan e) Mekanisme Kerja Staf Menwa f) Etika Menwa g) Gladi posko

d) Kurikulum/ Syllabus No

Materi

Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

1. Minu Hankam

a) Bentuk surat b) Arsip c) Agenda d) Cara membuat

laporan

e) Agar mengetahui dan mampu membuat surat-surat yang berlaku di Hankam

f) Mengetahui cara pengarsipan

g) Mengetahui cara pembuatan laporan dalam pendidikan

h) Mampu mengaplikasikannya

2. Binlatsar i) Program Diklat j) Pembuatan

Naskah Gladi

k) Agar mengetahui tata cara penyusunan program diklat dan gladi

l) Agar mampu mengaplikasikannya dalam pembuatan naskah gladi

3. Kepemimpinan Militer/ Menwa

m) n) agar mengetahui kedudukan peran serta Menwa dalam pembanguann dan dalam

Page 237: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 237

satuan

4. Kewajiban Menwa

o) p) agar memperoleh pengertian yang mendalam tentang Menwa dengan dasarnya Panca Dharma Satya Resimen Mahasiswa

5. Pembinaan Kemahasiswaan

q) r) agar memiliki pengertian pembinaan mahasiswa sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam kehidupan Menwa

6. Mekanisme Kerja Staf Menwa

s) t) agar mengetahui mekanisme dari Skomen sehingga dapat memanfaatkan sesuai fungsi satuan

7. Etika Menwa

u) v) agar memiliki sikap pribadi yang menjadikan panutan bagi yang lainnya

8. Gladi Posko

w) x) Memahami/ menguasai tekhnik komando dan staf sebagai suatu tim dalam markas

e) Metode Latihan

a) Ceramah b) Tanya Jawab c) Diskusi d) Drill e) Pemberian Tugas f) Kerja Kelompok

f) Peserta Peserta adalah anggota aktif yang memiliki loyalitas terhadap Resimen Mahasiswa dan mendapat rekomendasi dari Komandan Satuan a) Syarat Peserta

a. Anggota Resimen Mahasiswa b. Foto copy KTA dan Sertifikat Diklatsar dan Diklat

Dinas Staf c. Surat perintah dari Komandan Satuan d. Keterangan sehat dari dokter e. Lulus test saringan

b) Tata Tertib/ Kewajiban Peserta a. Setiap peserta/ siswa wajib memelihara/ merawat

dan menjaga alat-alat perlengkapan yang diterima sebagai pinjaman dari staf kolat

b. Mengikuti seluruh kegiatan pendidikan dengan penuh tanggung jawab dan Disiplin

Page 238: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 238

c. Setiap peserta/ siswa tidak dibenarkan membawa senjata tajam, amunisi barang-barang berharga seperti kalung, cincin, anting, jam tangan, dan hand phone.

d. Dilarang merokok selama pendidikan e. Setiap peserta/ siswa yang melanggar disiplin, akan

diambil tindakan berupa: Peringatan : Lisan dan atau tulisan Hukuman : Push Up, Sit Up dan Berbaring Dikeluarkan dari pendidikan

g) Pelatih

Anggota yang aktif dan mendapat surat perintah dari komandan dan jabatan di lapangan disesuaikan dengan tingkatan dan kedudukan staf atau jabatan dalam struktur organisasi (1) Syarat Pelatih

Tercatat sebagai anggota aktif Mendapat surat perintah dari komandan Berkelakuan baik Siap melatih dan bersifat sukarela

(2) Tugas dan Kewajiban Pelatih Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

masing-masing sesuai dengan petunjuk dan wewenangnya

Menyiapkan rencana sebelum melaksanakan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing

Mengadakan koordinasi dengan staf kolat yang lain Apabila dalam melaksanakan tugas mendapat

kesulitan, segera menghadap komandan latihan untuk mendapat petunjuk

Tidak menghukum/ memberikan saksi pada peserta/ siswa yang mengarah pada kekerasan

Yang berhak memberikan sanksi pada siswa ketika materi berlangsung adalah:

Gumil/ Pemateri Provost Sanksi yang diberikan berupa: Peringatan lisan atau tulisan Hukuman push up, sit up dan bending Tidak meninggalkan tempat pendidikan tanpa seizin

komandan/ wakil komandan latihan Dilarang merokok di depan peserta/ siswa

Page 239: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 239

Menghadapi siswa dengan berpakaian seragam lengkap

h) Penyelenggara

(1) Staf Komando Resimen Mahasiswa (Skomenwa) atau dilaksanakan oleh Satuan masing-masing

(2) Satuan yang diberi wewenang untuk melaksanakan pendidikan Dinas Staf

i) Waktu/ Jadwal Kegiatan

Waktu dan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kegiatan dan waktu pendidikan, dengan tidak mengganggu aktivitas perkuliahan dan atau kegiatan akademik pada kampus masing-masing.

j) Sumber Biaya Kegiatan

Sumber biaya kegiatan didapat dari: (1) Perguruan tinggi amsing-masing (2) Anggaran Satuan (3) Subsidi Skomenwa (4) Kontribusi peserta/ siswa

m) Kursus Pelatihan (Susplat) Tujuan

(1) Merencanakan, mempersiapkan serta menyusun seluruh potensi kekuatan anggota Resimen Mahasiswa Mahawarman guna memenuhi persyaratan dasar untuk menjati pelatih Menwa Mahawarman Jawa Barat

(2) Mempersiapkan anggota Menwa sebagai bagian dari sistem Hankamrata yang wajib ikut serta dalam bidang Pertahanan Sipil (Hansip), bidang perlindungan masyarakat (Linmas), keamanan rakyat (Kamra), dan perlawanan rakyat (Wanra)

(3) Membantu terselenggaranya program Hankamnas di lingkungan Perguruan Tinggi

Sasaran

(1) Memahami dan mengerti tentang peran organisasi Resimen Mahasiswa sebagai pelaksana dalam pembelaan negara

(2) Memiliki kemampuan sebagai pelatih, agar dapat melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya

(3) Membentuk mental dan fisik yang kuat, serta menanamkan jiwa korsa

(4) Menanamkan sikap disiplin yang tinggi. Materi

(1) Pengetahuan Hankamneg

Page 240: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 240

(2) Pengetahuan Taktik dan Tekhnik (3) Pendidikan Jasmani Militer (4) Pengetahuan tentang Linmas Kurikulum/ Syllabus

No

Materi

Sub Materi Tujuan

1 2 3 4

Pengetahuan Hankamneg

Pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN)

Pengetahuan Menwa Pengetahuan Kamtibmas/ dasar-dasar pengamanan

Mengetahui pentingnya bela negara

Mengetahui organisasi Resimen Mahasiswa

Mengetahui pentingnya dasar-dasar Kamtibmas

Pengetahuan Taktik dan Tekhnik

Pengenalan senjata ringan/ menembak

Dasar-dasar bertempur perorangan/ kelompok

Navigasi darat Ilmu medan peta kompas (IMPK)

Medan tangkas

Mengetahui/ memahami dan mengenal dasar-dasar bertempur

Mengenal senjata Membaca kompas dan bernavigasi

Pendidikan jasmani Militer

Senam militer Renang militer Beladiri militer

Mengetaahui/memahami dan mengenal dasar-dasar - Senam Militer - Renang Militer - Berlari Militer

Tangkas melakukannya

Pengetahuan tentang Linmas

Pengatahuan dasar Linmas

Pengorganisasian Linmas

Keterampilan dasar Linmas

Pengawasan/Pengintaian dini

Evaluasi penyingkiran Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

Caraka SAR Pioner

Mengetahui/mamahami dan mengenal dasar-dasar Linams

Cara penyelamatan Dasar-dasar pertolongan P 3 K

Pengawasan dan pengintaian dini terhadap keadaan di lingkungan

Metode Latihan

(1) Teori/ Ceramah (2) Tanya Jawab (3) Diskusi (4) Drill (5) Dokumentasi (6) Praktek Lapangan

Page 241: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 241

Peserta

Peserta adalah anggota aktif yang memiliki loyalitas terhadap Resimen Mahasiswa dan mendapat rekomendasi dari Komandan Satuan (1) Syarat Peserta

a. Anggota Resimen Mahasiswa b. Foto copy KTA dan Sertifikat Diklatsar c. Surat perintah dari Komandan Satuan d. Keterangan sehat dari dokter e. Lulus test saringan

(2) Tata Tertib/ Kewajiban Peserta 1. Setiap peserta/ siswa wajib memelihara/ merawat

dan menjaga alat-alat perlengkapan yang diterima sebagai pinjaman dari staf kolat

2. Mengikuti seluruh kegiatan pendidikan dengan penuh tanggung jawab dan Disiplin

3. Setiap peserta/ siswa tidak dibenarkan membawa senjata tajam, amunisi barang-barang berharga seperti kalung, cincin, anting, jam tangan, dan hand phone.

4. Dilarang merokok selama pendidikan 5. Setiap peserta/ siswa yang melanggar disiplin, akan

diambil tindakan berupa: Peringatan : Lisan dan atau tulisan Hukuman : Push Up, Sit Up dan Berbaring Dikeluarkan dari pendidikan

Pelatih

Anggota yang aktif dan mendapat surat perintah dari komandan dan jabatan di lapangan disesuaikan dengan tingkatan dan kedudukan staf atau jabatan dalam struktur organisasi (1) Syarat Pelatih

Tercatat sebagai anggota aktif Mendapat surat perintah dari komandan Berkelakuan baik Siap melatih dan bersifat sukarela

(2) Tugas dan Kewajiban Pelatih Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan petunjuk dan wewenangnya

Menyiapkan rencana sebelum melaksanakan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing

Mengadakan koordinasi dengan staf kolat yang lain

Page 242: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 242

Apabila dalam melaksanakan tugas mendapat kesulitan, segera menghadap komandan latihan untuk mendapat petunjuk

Tidak menghukum/ memberikan saksi pada peserta/ siswa yang mengarah pada kekerasan

Yang berhak memberikan sanksi pada siswa ketika materi berlangsung adalah: Gumil/ Pemateri Provost Sanksi yang diberikan berupa: Peringatan lisan atau tulisan Hukuman push up, sit up dan bending Tidak meninggalkan tempat pendidikan tanpa

seizin komandan/ wakil komandan latihan Dilarang merokok di depan peserta/ siswa Menghadapi siswa dengan berpakaian seragam

lengkap Penyelenggara

(1) Staf Komando Resimen Mahasiswa (Skomenwa) atau dilaksanakan oleh Satuan masing-masing

(2) Satuan yang diberi wewenang untuk melaksanakan pendidikan Dinas Staf

Waktu/ Jadwal Kegiatan

Waktu dan jadwal kegiatan disesuaikan dengan kegiatan dan waktu pendidikan, dengan tidak mengganggu aktivitas perkuliahan dan atau kegiatan akademik pada kampus masing-masing.

Sumber Biaya Kegiatan

Sumber biaya kegiatan didapat dari: (1) Perguruan tinggi amsing-masing (2) Anggaran Satuan (3) Subsidi Skomenwa (4) Kontribusi peserta/ siswa

n. Latihan Penyegaran Anggota

Latihan penyegaran anggota merupakan salah satu program tambahan yang dilaksanakan oleh satuan masing-masing dan merupakan program intern tidak mengikutsertakan dari satuan lain. Sedangkan tujuan dari latihan penyegaran anggota adalah sebagai berikut: Untuk lebih mengakrabkan antara Komandan dan anggota

(pimpinan dan bawahan) Untuk meningkatkan loyalitas anggota sesama satuan

Page 243: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 243

Agar terciptanya hubungan yangerat antara pimpinan dan anggota

o. Latihan Gabungan

Latihan gabungan ini merupakan salah satu program intern satuan untuk lebih mengakrabkan antara satuan tersebut dengan satuan yang lainnya. Juga merupakan program yang bisa dilakukan oleh Batalion Gabungan

p. Kursus Mahir Menembak

Kursus ini merupakan salah satu program intern satuan untuk lebih memperdalam cara-cara dan dasar-dasar pengetahuan senjata, cara menggunakan senjata, biasanya tidak melibatkan satuan lain

Bimbingan Mental Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan intern yang bertujuan untuk mengetahui kondisi dan keberadaan kesehatan mental anggota satuan amsing-masing dan materinya disesuaikan dengan keadaan anggota satuan tersebut.

Rekomendasi Berdasar pada tujuan, sasaran, arah proses pembinaan serta bentuk kegiatan pengembangan Resimen Mahawarman di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, maka tidak ada alasan bagi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon untuk tidak dapat mengembangkan Resimen Mahawarman di kampus Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta, dikarenakan: Pertama, Misi perguruan tinggi yaitu untuk mengembangkan Tri Dharmanya yang mencakup; Pendidikan, Pengajaran, Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara operasional Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon memberikan bantuan, layanan dan dukungan bagi kelancaran mahasiswa dalam melaksanakan kewajibannya sebagai warga Civitas Akademika dengan Tri Dharma Perguruan Tingginya, dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk didalamnya lembaga/ organisasi kemahasiswaan diperuntukkan menjadi pusat memperkembangkan dan memperdalam ilmu pengetahuan agama dan kebudayaan serta kemasyarakatan agar dicapainya tujuan sebagai berikut: 1. Terbentuknya mahasiswa berkarakteristik aktif, kreatif,

inovatif, dinamis dan produktif serta berwawasan Islami

Page 244: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 244

2. Memfungsikan lembaga/ organisasi kemahasiswaan sebagai wahana/ ajang pengembangan bakat dan minat yang sesuai dengan kaidah tri dharma perguruan tingginya dan mahasiswa untuk dijadikan sebagai pusat pengembangan pendidikan dan kebudayaan yang bernuansa Islami, dan menciptakan kondisi/ lingkungan yang harmonis, serta Islamis. Maka pembinaan dan pengembangan mahasiswa merupakan bagian penting dan tidak terpisah dari sistem pendidikan nasional, sebagai salah satu dari dharma baktinya, mengandung nilai-nilai pembinaan sosial yang berdimensi agamis.

Kedua, Pembinaan dan pengembangan Resimen Mahawarman di Perguruan Tinggi diperuntukkan: o Sebagai wadah penyalur potensi mahasiswa dalam

rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara

o Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki sikap disiplin, pengetahuan, pisik, dan mental agar mampu melaksanakan tugas bela negara serta menanamkan dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional

o Untuk membantu meningkatkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama pengabdian pada masyarakat]

o Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam Sishankamrata

Dari kedua model pembinaan dan pengembangan mahasiswa tersebut di atas, terdapat beberapa persamaan yang substansinya menitikberatkan kepada: 1) Pengembangan minat dan bakat mahasiswa/ warga

dalam melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2) Mempersiapkan mahasiswa yang memiliki sikap disiplin,

pengetahuan, fisik dan mental agar mampu melaksanakan tugas bela negara serta menanamkan dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional

3) Untuk membantu meningkatkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama pengabdian pada masyarakat

4) Pengembangan mental generasi muda/ mahasiswa, sehingga diharapkan untuk menghasilkan sikap mental dalam nation and charracter building, disamping pembangunan di bidang lainnya (ilmu pengetahuan dan tekhnologi, penelitian dan pengembangan rasa, cipta, dan karsanya)

Page 245: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 245

5) Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam rangka Sishankamrata

Karena itu pembinaan dan pengembangan kegiatan Menwa pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon tidak dapat dipisahkan dari usaha-usaha pembangunan pendidikan, baik bersifat regional maupun bersifat nasional dan dilakukan dengan cara pendekatan dalam rangka ketahanan nasional.

Page 246: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 246

BAB VII PENUTUP

Panduan ini disusun oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

Bunga Bangsa Cirebon, Pertama berdasarkan kepentingan dalam rangka pengawasan, pengendalian, pembinaan, dan pemberdayaan (WASDALBIN) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, Kedua disusun dalam rangka mengantisipasi beberapa persoalan yang muncul khususnya dalam pemberdayaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan yang Ketiga dikaitkan pula dengan kepentingan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon yang seringkali membutuhkan layanan informasi/ regulasi dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dengan tanpa mengurangi semangat otonomi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Buku panduan pembinaan dan pengembangan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Kopertais Wilayah II Jawa Barat dan Banten in, merupakan rambu-rambu yang bersifat umum bagi proses dan mekanisme penyelenggaraan Pembinaan dan pengembangan mahasiswa pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Isi dan substansi buku panduan in meliputi 4 (empat) aspek untuk dimaknai sebagai kepedulian Kopertais terhadap pengembangan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, 4 aspek tersebut antara lain:

Pertama bahwa pembinaan dan pengembangan adalah juga pemberdayaan, yang merupakan wujud dari komitmen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon dalam rangka mngembangkan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan yang mengacu pada tugas pokok dan fungsi WASDALBIN yang substansinya mengarah pada: 1. Reaktualisasi, sebagai kehendak penguatan potensi-potensi yang

dimiliki untuk dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan baru.

2. Reorientasi, menunjuk pada penafsiran dan pengarahan pengalaman terhadap perubahan sebagai upaya pembentukan sistem pengetahuan baru

3. Restrukturisasi, menunjukkan pada perubahan-perubahan formasi dalam bentuk peran dan interaksi sosial baru

Page 247: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 247

4. Reorganisasi, sebagai bentuk perubahan peran dan fungsi sosial dalam makna yang luas dan modern

Pada tataran praktis pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan dimknai sebagai serangkaian upaya dan kegiatan yang difokuskan pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon: 1. Penguatan potensi yang telah dimiliki Sekolah Tinggi Agama Islam

(STAI) Bunga Bangsa Cirebon 2. Pengembangan atas dasar tuntutan dan kebutuhan baru 3. Perubahan dan pembentukkan sistem makna dan sistem

pengetahuan baru 4. Perubahan formasi peran dan interaksi baru.

Tujuan dari pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan diarahkan kepada 6 hal, antara lain: 1. Menetapkan pengembangan strategi dan perencanaan 2. Pencapaian Tujuan 3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia 4. Meningkatkan kinerja 5. Meningkatkan kapasitas dan kualitas peran 6. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan

Pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan yang berintikan pada usaha perbaikan, perubahan, peningkatan dan penambahan, substansinya memiliki sasaran dan target yang jelas. Sasaran pemberdayaan , memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Spesifik (Specific) 2. Dapat diukur (measurable) 3. Dapat dicapai (achievable) 4. Jelas penentuan batas waktunya (limited) 5. Adanya pengawasan bersama

Dalam lingkup orde/ jaman, pembinaan, pengembangan, dan pemberdayaan lembaga/ organisasi kemahasiswaan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, menyangkut tiga masa yakni menjangkau masa yang telah lalu, berpijak pada masa sekarang, serta memproyeksikan kepada masa depan. Dalam arti pemberdayaan dimaksudkan tak semata-mata hanya mengukur fungsi dan manfaat hari in, melainkan fungsi dan manfaat itu harus memperhatikan spirit dan nilai-nilai yang bersifat histories dan menggali kemungkinan-kemungkinan yang menjangkau masa yang akan datang

Kedua, pembinaan dan pengembangan mahasiswa merupakan unsur pelayan di lingkungan perguruan tinggi yang dikoordinasikan, oleh Pembantu Ketua III. Secara tekhnis pembinaan dan

Page 248: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 248

pengembangan mahasiswa, mengendalikan organisasi, administrasi sumber daya yang diperlukan. Relevan dengan makna yang terkandung pada buku panduan in adalah tata kerja organisasi pembinaan dan pengembangan mahasiswa, yang memberikan kejelasan tentang: apa yang dikerjakan, oleh siapa dan hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan mahasiswa. Tata kerja yang dikemukakan disini adalah suatu pola umum organisasi kemahsiswaan, yang dapat dijadikan panduan untuk menetapkan tata kerja yng sebenarnya pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon.

Panduan ini disusun dengan membayangkan suatu alternatif keadaan dimana ditetapkan bahwa: 1. Sumber daya tenaga pembina mahasiswa berada di Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan bertugas sekaligus sebagai tenaga pengajar, peneliti dan tenaga tekhnis lainnya. a) Pembinaan dan pengembangan mahasiswa dapat sekaligus

dilaksanakan oleh fakultas/ jurusan/ prodi, dengan kecendrungan utama;

b) Pembinaan dan pengembangan mahasiswa yang bersifat monodisiplin berpusat di fakultas yang bersangkutan

c) Pembinaan dan pengembangan mahasiswa yang bersifat antar disiplin berpusat di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, pada bagian akademik

d) Keberadaan tenaga pembinaan dan pengembangan mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, pada bagian akademik untuk melaksanakan pembinaan dan pengembangan mahasiswa adalah keberadaan yang bersifat sementara, sehubungan dengan kebutuhan melaksanakan sesuatu proyek pembinaan dan pengembangan mahasiswa

e) Pembinaan tenaga pembinaan dan pengembangan mahasiswa dapat dilaksanakan di tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, yang dilaksanakan secara terpadu, dan bisa juga pembinaan dilaksanakan pada fakultas masing-masing secara mandiri, dikarenakan sifat pembinaannya relatif tetap dan continue, sedangkan pembinaan di tingkat Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, pembinaan bersifat insidental, sesuai dengan kegiatan yang sedan diadakan.

2. Sumber daya kelengkapan/ organisasi kemahasiswaan, yang dapat dan mungkin dikembangkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, mengacu pada kepentingan

Page 249: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 249

pengembangan mahasiswa berdasarkan landasan dasar dan tujuan sasaran kegiatan tersebut, maka pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon secara integral dalam suatu kesatuan sistem pendidikan yang dilakukan di dalam kegiatan pembinaannya mengandung beberapa sasaran untuk menjadikan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon; a) Berjiwa Pancasila, mahasiswa sebagai warga negara

Kesatuan Republik Indonesia perlu dibina dan dikembangkan agar berjiwa pancasila ialah bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bersedia mempertahankan serta memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Perasaan kemanusiaan harus dikembangkan agar kepekaan sosialnya menjadi tangguh dalam menghadapi tantangan-tantangan, persaingan-persaingan, pengaruh negatif dan menjauhkan sifat individualisme serta dapat tetap mempertahankan semangat kegotong-royongan.

b) Bersikap ilmiah, mahasiswa dikembangkan dan dibina dalam

kegiatan menuntut ilmu pengetahuan dalam rangka membentuk insan kamil/cendekiawan atau sebagai manusia yang dapat membuat analisa yang tajam, cakap membuat sintesa dengan ciri-ciri ilmiah cermat, jujur, tekun, disiplin dan objective.

c) Sikap keahlian/ Profesionalisme, mahasiswa dikembangkan dan dibina dalam kegiatan latihan kemahiran sesuai dengan minat dan bakat serta relevan dengan jurusan dan kemampuan mereka untuk persiapan profesi mereka kelak sebagai sumber tenaga pemikir (intelektual work) bagi pembangunan bangsa dan negara

d) Kepemimpinan, mahasiswa dibina dalam kegiatan-kegiatan

berorganisasi dan berkomunikasi sebgai latihan kerja sama kepemimpinan dan tanggung jawab dalam rangka pengkaderan generasi muda terpelajar yang diharapkan sebagai sumber-sumber calon pemimpin generasi penerus, cita-cita dan perjuangan bangsa yang akan memikul tanggung jawab masa depan negara dan bangsa

e) Dedikasi dan Kepeloporan dalam Pembangunan, mahasiswa

dibina dalam kegiatan-kegiatan nyata untuk mengamalkan dan mengabdikan ilmu pengetahuan serta keterampilan mereka bagi pembangunan negara dan bangsa

f) Ketahanan Nasional, mahasiswa dikembangkan

kepribadiannya dengan menanamkan pengertian yang lebih merangsang jiwa mudanya tentang sejarah nasional/ kepahlawanan, agar menjadi potensi bangsa yang dinamis, kreatif dan patriotik.

Page 250: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 250

3. Bentuk dan jenis kegiatan pembinaan dan pengembangan mahasiswa meliputi substansi pembahasan pada buku panduan ini adalah pembinaan dan pengembangan mahasiswa melalui kegiatan penalaran, minat dan bakat dan kesejahteraan mahasiswa.

Ketiga, secara kelembagaan pmbinaan dan pengembangan mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon merupakan sebagai komitmen perwujudan dari Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999, tentang Perguruan Tinggi. Pada pasal 111 ayat (1) mengisyaratkan bahwa: “untuk melaksanakan peningkatan kepemimpinan, penalaran, minat dan kesejahteraan mahasiswa dalam kehidupan kemahasiswaan pada perguruan tinggi dibentuk organisasi kemahasiswaan, (2) organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan dari, oleh dan untuk mahasiswa”

Keempat, inovasi pengembangan pmbinaan kegiatan mahasiswa pada umumnya diperlukan dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi perguruan tinggi, yakni mengedepankan asas efisiensi dan efektif. Dalam konteks ini dimaksudkan pengembangn struktur organisasi/ lembaga kemahasiswaan hal ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, setelah memperhatikan dan lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon selama ini. ada beberapa alasan yang dapat memungkinkan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon melakukan inovasi pembinaan dan pengembangan mahasiswa; pertama, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon mempunyai kewenangan membuat statuta tersendiri, kedua, PP. 60 mengisyaratkan bahwa lembaga pembinan dan pengembangan mahasiswa dibentuk oleh Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, melalui mekanisme yang berlaku, serta tertuang pada statuta Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon, dan ketiga, manfaat dari inovasi tersebut dimaksudkan untuk efisiensi sumber daya, baik tenaga, dana, maupun sarana pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon. Namun dalam hal ini, tidak meninggalkan, akan tetapi harus mengedepankan asas kualitas.

Keempat aspek tersebut di atas, merupakan suatu pilihan keadaan yang lain dengan sendirinya akan menghasilkan suatu Tata Kerja yang agak berbeda dari tata kerja yang dikemukakan dalam buku Panduan ini. tetapi perbedaan tersebut tidak menyimpang dari pola umum tata kerja yang dikemukakan di sini; apa yang dikerjakan oleh siapa; serta hubungan antara pihak-pihak yang terlibat di dalam penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan mahasiswa di

Page 251: SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM …spmi.bungabangsacirebon.ac.id/wp-content/uploads/2017/10/... · 2017. 10. 19. · pendelegasian wewenang penetapan Status Perguruan

Page | 251

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon sebagai satu sistem.

Dikarenakan buku panduan ini bersifat rambu-rambu umum, maka hal-hal tekhnis yang belum di muat/ diatur dalam buku panduan ini, agar di atur pada ketentuan tersendiri dalam bentuk petunjuk lebih tekhnis oleh perguruan tinggi masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan serta tidak bertentangan dengan ketentuan dalam peraturan yang berlaku. Apabila ada regulasi/ketentuan dan peraturan yang baru dari instansi terkait dalam hal ini Departemen Agama, maka buku panduan ini akan disesuaikan.

Sebagai usaha manusiawi, panduan ini tetap menyisakan peluang akan terjadinya kekurangan dan ketidaklengkapan. Sehingga saran dan masukkan yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan untuk upaya perbaikan, penyempurnaan dan pengembangan ke depan.

Besar harapan kami, dengan hadirnya buku panduan ini, dapat memberikan manfaat bagi pembinaan dan pengembangan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Bunga Bangsa Cirebon pada khususnya dan dapat menunjang terhadap akselerasi pengembangan kelembagaan pada umumnya.

Ditetapkan di : Cirebon Pada Tanggal : Januari 2014

Ketua STAI BBC, Ttd. H. Oman Fathurohman, MA