supervisi 2.docx
TRANSCRIPT
MAKALAH
PRINSIP-PRINSIP DASAR DAN FUNGSI MANAJEMEN
Disusun oleh:
Emmyatul Rahmawati 136676
Jhonson Martin H T 136736
Siti Hani Nurjanah 136862
Syarafina Awalia 136869
Utami Permata Hapsari 136884
Wulandari Oktora P 136895
Yusuf Wahyu Pratama 136903
KELAS III A
POLITEKNIK AKA BOGOR
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami, yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih banyak tentang “Prinsip-
prinsip Dasar dan Fungsi Manajemen”. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang dating dari diri penyusun maupun yang dating dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bogor, 10 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan globalisasi menuntut manusia untuk mengubah pola pikirnya.
Termasuk pola pikir manusia terhadap organisasi yang sedang dia kelola. Karena sejatinya
organisasi itu layaknya seperti makhluk hidup yang harus diatur agar dapat tetap
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jadi organisasi ini tidak bisa diperlakukan dengan
sembarang saja, diperlukan perlakuan khusus agar organisasi ini tetap maju dan berkembang.
Dikarenakan di dalam suatu organisasi ini tidak hanya terdiri dari seorang saja tetapi
merupakan kumpulan dari banyak kepala yang memiliki tujuan yang sama tetapi meiliki
karakter dan watak berbeda, dibutuhkan strategi khusus agar dari banyaknya manusia ini
tidak terjadi perpecahan dan organisasi ini terus berkembang. Salah satu strategi yang biasa
dipakai adalah manajemen. Yang sebenarnya prinsip-prinsip organisasi adalah manajemen
orang-orang yang terdapat didalam organisasi tersebut. Karena sumber daya manusia (SDM)
merupakan faktor yang paling penting dalam keberlangsungan hidup organisasinya. Manusia
adalah pendiri, perancang, pekerja, pengamat, penkritik serta pemecah suatu organisasi.
Oleh karena itu, perlu adanya pencerdasan tentang prinsip-prinsip dasar dan fungsi
manajemen secara umum. Karena prinsip dan fungsi ini merupakan ilmu dasar untuk
mengembangkan manajemen.
2. Tujuan
Mengetahui dan memahami tentang management
Mengetahui prinsip-prinsip dasar management
Mengetahui fungsi-fungsi management
3. Manfaat
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang management, serta
dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dapat dijadikan referensi oleh pembaca
Menjadi bekal awal untuk diterapkan dalam sistem management
4. Rumusan masalah
Bagaimana prinsip-prinsip dasar dari management?
Apa fungsi-fungsi managemet?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Manajemen
A. Pengertian Manajemen
Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno ménagement,
yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara terminologis para pakar
mendefinisikan manajemen secara beragam, diantaranya:
Mary Parker Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Defenisi tersebut menjelaskan bahwa para manajer mengatur
orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan agar mencapai tujuan
dari suatu organisasi. Menurut Stoner manajemen adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya manusia organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Gulick mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science)
yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi
kemanusiaan.
Schein memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurutnya manajemen
merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya
adalah para profesional membuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip umum, para
profesional mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja
tertentu, dan para profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.
Terry memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang
apa yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami
bagaimana mereka harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang
telah dilakukan.
Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi. Manajemen merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya disebut
manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer. Manajemen dibutuhkan setidaknya
untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.
B. Sejarah Manajemen
Ada banyak pendapat ahli mengenai sejarah manajemen. Sebagian ahli berpendapat
awal mula sejarah manajemen tidak mempunyai sejarah pra-modern, dan hanya merupakan
pertanda. Beberapa ahli yang lain mengemukakan bahwa sejak dulu telah terdeteksi tindakan
tindakan atau aktivitas yang mirip manajemen pada masa pra modern akhir.
Aktivitas manajemen yang paling tidak terdeteksi yaitu pada masa Piramida Mesir.
Pembangunan piramida tersebut dibutuhkan ratusan ribu orang dalam rentang waktu 20 tahun
lamanya. Untuk itu, akan sulit terealisasikan bila tidak adanya ilmu manajemen.Dalam
pembangunan piramida tersebut telah dilakukan perencanaan, pengorganisasian para pekerja
dan bahan baku, memimpin serta mengarahkan para pekerja, menegakkan pengendalian
untuk menjamin semuanya berjalan dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
a. Pemikiran Awal Manajemen
Terdapat 2 peristiwa yang cukup penting pada abad ke 20 mengenai pemikiran
awal manajemen.
Peristiwa pertama tahun 1776 saat Adam Smith memunculkan doktrin ekonomi
klasik "The Wealth of Nation yang dalam buku yang ia terbitkan mengemukakan
tentang keungulan ekonomis yang akan didapat oleh organisasi atas pembagian kerja.
Pembagian kerja atau division of labor ini oleh Adam Smith yaitu mengenai perincian
pekerjaan pekerjaan kepada tugas yang lebih spesifik serta berulang. Dengan meneliti
sebuah industri pabrik peniti sebagai penelitian, Adam Smith mengungkapkan bahwa
dengan 10 orang menjalankan tugas khusus perusahaan bisa memproduksi sekitar 48
ribu peniti dalam sehari, namun apabila tiap orang bekerja sendiri menyelesaikan pada
tiap tiap bagian dari pekerjaan, menghasilkan 10 peniti saja sehari sudah sangat bagus.
Adam Smith berkesimpulan bahwa suatu pembagian kerja bisa meningkatkan tingkat
produktifitas dengan :
Menghemat waktu
Menigkatkan keterampilan para pekerja
Menciptakan mesin serta penemuan yang lain yang bisa menghemat tenaga
kerja
Peristiwa yang ke-2 adalah terjadinya Revolusi Industri di Britania. Revolusi
industri ini ditandai dengan banyaknya penggunaan mesin yang mengantikan peran
manusia yang kemudian mengakibatkan perpindahan aktivitas produksi yang awalnya
dari rumah kerumah menuju tempat yang khusus untuk produksi yang kita kenal
sebagai "pabrik". Akibat kejadian ini membuat para manajer kala itu memerlukan
teori yang bisa membantu dalam meramalkan permintaan, kecukupan bahan baku,
memberikan tugas tugas untuk bawahan, mengarahkan aktivitas sehari hari dan yang
lainnya sehingga menyebabkan ilmu manajemen kemudian mulai dikembangkan oleh
ahli.
b. Sejarah Perkembangan Manajemen
Ahli Manajemen Daniel Wren, pekembangan ilmu manajemen terbagi menjadi
tiga fase, yaitu:
Era Manajemen Sains
Manajemen Sains atau manajemen ilmiah dipopulerkan oleh ahli
manajemen Frederick Winslow Taylor yang ditulis dalam bukunya yang
berjudul "Principles of Scientific Management" (1911). Taylor memaparkan
manajemen sains sebagai penggunaan metode yang ilmiah dalam menentukan
cara terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Dalam perkembangannya, manajemen juga didukung oleh berbagai
pemikiran pemikiran yang baru dari Henry Gantt dan Gilberth. Henry Gantt
mengemukakan ide bahwa seorang mandor seharusnya mampu untuk
memberikan pendidikan kepada para pekerja atau karyawan untuk lebih
bersifat rajin dan kooperatif. Kemudian dia mendesain sebuah grafik untuk
berupaya membantu manajememen yang bisa dipergunakan dalam merancang
serta mengontrol pekerjaan yang kemudian diberinama Gantt Chart. Sementara
itu, Lillian Gilbreth dan Frank yang merupakan pasangan suami istri
menciptakan alat yang bisa mencatat gerakan yang dalakukan oleh pekerja
serta lama waktu yang mereka habiskan dalam sgerakan tersebut. Alat ini
dipergunakan untuk mewujudkan sistem produksi yang efisien.
Era manajemen sains juga diramaikan oleh teori administratif, yaitu teori
tentang hal apa yang harus dilakukan oleh manajer serta bagaimana
membentuk sebuah praktek manajemen yang baik. Henry Fayol, seorang
industriawan yang berasal dari Prancis mengemukakan gagasan tentang Lima
fungsi manajemen yang utama. fungsi fungsi manajemen
menurut Henry Fayol tersebut antara lain :
1. Merancang
2. Mengorganisasi
3. Memerintah
4. Mengkoordinasikan
5. Mengendalikan
Gagasan fungsi manajemen menurut henry fayol ini kemudian
dipergunakan sebaagai kerangka kerja dalam buku ajar ilmu manajemen pada
tahun 1950 dan terus berkembang sampai saat ini.
Pada era ini, Max Weber, seorang ahli sosiologi asal Jerman
mengambarkan sebuah tipe ideal bagi organisasi yang disebut dengan
birokrasi. bentuk oraganisasi yang bercirikan dengan pembagian kerja, hirarki
yang didefinisikan secara jelas, peratran serta kettapan yang sangat rinci, dan
sejumlah hubungan impersonal. Namun begitu, Max Weber sadar bahwa
birokrasi yang ideal tidaklah ada dalam realita. Max Weber bermaksud
menggambarkan tipe organisasi itu dengan menjadikan landasan dalam
berteori mengenai bagaimana pekerjaan bisa dijalankan dalam kelompok yang
besar. Teori tersebut telah menjadi contoh bagi banyak organisasi besar pada
masa sekarang.
Pada tahun 1940 an, Patrick Blackett menelurkan ilmu tentang riset
operasi yang merupakan ilmu kombinasi dari mikroekonomi dan teori
statistika. Riset operasi ini lebih familiar dikenal dengan 'manajemen sains'
dengan mencoba pendekatan ilmiah dalam menyelesaikan masalah yang ada
pada manajemen khususnya dibidang operasi danllogistik. Tahun 1946, Peter
F Drucker menerbitkan buku mengenai manajemen terapan. "Concept of the
Corporation". Buku ini menugaskan penelitian mengenai organisasi.
Era Manusia Sosial
Pada akhir era manajemen sains ditandai dengan adanya madzab
perilaku dalam pemikiran tentang manajemen. mahzab ini tidak memperoleh
pengakuan luas hingga tahun 1930-an. yang menjadi katalis utama atas
kelahiran mahzab ini adalah studi penelitian yang dikenal dengan eksperimen
Hawthrone. Eksperimen ini dilaksanakan pada tahun 1920 an hingga 1930 an
yang bertempat di Pabrik Hawthrone yang dimiliki Western Electric Company.
Pada awalnya, kajian ini hanya bertujuan untuk mempelajari pengaruh
penerangan lampu terhadap produktifitas kerja. Dan hasil kajiannya
mengindikasikan insentif semisal jabatan, lama jam kerja, upah, periode
istirahat memiliki pengaruh yang sedikit terhadap output para pekerja
dibandingkan tekanan kelompok, rasa aman dan penerimaan kelompok. Peneliti
kemudian menyimpulkan bahwa norma sosial atau standar kelompok adalah
penentu yang utama perilaku kerja tiap individu.
Ahli lainnya. Mary Parker Follet menerbitkan bukunya yang berjudul
"Creative Experience" - 1924 berisikan suatu filosofi bisnis yang lebih
mengutamakan integrasi sebagai suatu cara dalam mengurani konflik tanpa
dominasi ataupun kompromi. Follet berpendapat bahwa tugas pemimpin adalah
menentukan tujuan sasaran organisan serta mengintegrasikannya dengan tujuan
kelompok dan tujuan individu, organisasi harus berdasarkan pada etika
kelompok daripada individualisme, Jadi dengan demikian para manajer dan
karyawan harusnya menjadikan mereka sebagai mitra, bukan sebagai lawan.
Buku "The Functions of the Executive" yang diterbitkan pada tahun
1938 oleh Chester Barnard menggambarkan teori tentang organisasi dalam
upayanya merangsang orang lain untuk memeriksa sifat sistem koperasi.
Menelaah perbedaan antara motif pribadi dengan organisasi, Barnard kemudian
menjelaskan dikotomi "efektif - efisien". Efektivitas menurut Barnard saling
berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi merupakan sejauh mana
motif motif para individu bisa terpuaskan. Barnard memandang organisasi
formal sebagai suatu sistem yang terpadu yang menjadikan kerjasama, tujuan,
dan kominikasi sebagai elemen yang universal, sementara itu pada organisasi
yang bersifat informal, kekompakan, komuniasi serta pemeliharaan perasaan
harga diri sangat diutamakan. Barnard juga mengembankan teori "penerimaan
otoritas" yang berlandaskan pada gagasan ide bahwa atasan hanya mempunyai
wewenang jika bawahannya menerima otoritas.
Era Modern
Dalam Era modern manajemen ditandai dengan munculnya konsep
manajemen kwalitas total pada abad ke 20 yang kenalkan oleh ahli manajemen
W. Edwards Deming dan Joseph Juran.
Deming yang di Jepang dianggap sebagai bapak kontrol kualitas
mengemukakan bahwa mayoritas permasalahan dalam hal kualitas bukanlah
berasal dari kesalan para pekerja, tetapi pada sistemnya. Dia menekankan akan
pentingnya peningkatan kualitas dengan menyusun teori lima langkah reaksi
berantai. Apabila kualitas bisa ditingkatkan maka:
1. Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang,
kesalahan yang sedikit, minim terjadi penundaan serta pemanfaatan
yang jauh lebih baik atas waktu serta material
2. Produktifitas meningkat
3. Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan terhadap
kualitas serta penurunan harga
4. Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan
5. Jumlah pekerjaan bertambah.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Prinsip Dasar Manajemen
Prinsip merupakan sesuatu yang fundamental dari kebenaran yang bersifat umum dan
dijadikan sebagai pedoman untuk berpikir dan bertindak. Prinsip Manajemen adalah dasar
serta nilai yang menjadi intisari dari sebuah keberhasilan manajemen yang dijadikan acuan
pedoman didalam melaksanakan tugas memimpin sebuah usaha kerjasama untuk meraih
suatu keseimbangan didalam upaya pencapaian tujuan manajemen. Prinsip manajemen dalam
penggunaannya tidak mutlak, namun dapat disesuaikan dengan keadaan di lapangan,
meskipun tetap tidak meninggalkan tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Henry Fayol prinsip manajemen dibedakan menjadi 14 (empat belas). Berikut
ini adalah empat belas prinsip manajemen yaitu:
A. Pembagian Kerja (Division of Work)
Pembagian kerja kepada individu-individu dalam suatu manajemen berguna untuk
membangun sebuah pengalaman dan mengasah keahliannya menjadi lebih produktif. Setiap
orang dalam melaksanakan kegiatan harus sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.
Tujuannya adalah untuk mencapai efisiensi dan produktivitas. Misalnya di kelas ada
pembagian kerja seperti ketua, sekretaris, bendahara, dan sebagainya.
B. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
Wewenang dan tanggung jawab memiliki hubungan yang saling terkait.
Pertanggungjawaban akan timbul oleh adanya suatu kekuasaan atau wewenang.
Keduanya harus dalam kondisi yang seimbang dan tidak ada kekuasaan tanpa
tanggungjawab, dan begitupun sebaliknya. Misalnya seorang dosen memiliki tanggung
jawab dalam menyampaikan ilmunya, maka ia juga memiliki wewenang agar anak
didiknya mendengarkan apa yang ia sampaikan.
C. Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan suatu sikap menghormati, patuh dan taat terhadap peraturan-
peraturan yang berlaku serta sanggup melakukannya dan siap menerima sanksi apabila
menyalahi tugas dan wewenang yang diberikan. Disiplin berhubungan dengan wewenang.
Jika wewenang tidak bisa berjalan dengan semestinya, maka bisa jadi disiplin akan
hilang. Maka, pemegang wewenang setidaknya harus bisa menanamkan rasa disiplin
terhadap diri sendiri sehingga nantinya memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
sesuai dengan wewenang yang dimiliki.
D. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Agar tidak terjadi keragu-raguan dalam bekerja maka karyawan atau pegawai harus
menerima perintah dari satu orang atasan saja. Hal ini dimaksudkan agar terdapat
kesatuan perintah.
E. Kesatuan Pengarahan (Unity of Direction)
Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap kelompok kegiatan mempunyai sasaran yang
sama dan harus mempunyai satu pemimpin yang mengarahkan pada pencapaian tujuan.
Prinsip ini penting untuk kesatuan tindakan, koordinasi, dan kekuatan serta memfokuskan
usaha.
F. Pengendalian Kepentingan Pribadi terhadap Kepentingan Umum
(Subordination of Individual Interest to General Interest)
Dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan bersama setiap anggota harus
mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingannya sendiri. Prinsip ini
terjadi jika individu mempunyai kesadaran bahwa kepentingan pribadinya sebenarnya
bergantung pada keberhasilan atau tidaknya kepentingan organisasi.
7. Upah Pegawai (Remunerasi)
Prinsip manajemen ini menurut Henry Fayol adalah pembayaran upah serta cara
pembayaran yang adil serta memberi kepuasan yang maksimal untuk pegawai. Dengan
menggunakan sistem upah atau gaji yang memuaskan nantinya bisa merangsang pegawai
untuk bisa bekerja lebih rajin lagi.
8. Pemusatan (Centralization)
Prinsip ini harus bisa menunjukkan hingga batas mana kewenangan itu dipusatkan
ataupun dibagi pada suatu organisasi. Pemusatan kewenangan bisa menimbulkan
pemusatan tanggung jawan pada sebuah aktivitas. Tanggung jawab yang terakhir dan
terbesar berada pada orang yang memegang kewenangan tertinggi atau pucuk pimpinan
manajer. Prinsip pemusatan bukan berarti ada kekuasaan untuk mempergunakan
kewenangan, tapi untuk menghindari adanya simpang siur kewenangan dan tanggung
jawab.
9. Rangkaian Perintah (Chain of Command)
Rantai berskala ini merupakan suatu garis wewenang dan rantai pengawasan dari
tingkat yang paling tinggi sampai pada tingkat yang paling bawah dalam menjalankan
tugas masing-masing.
10. Ketertiban (Order)
Prinsip ini merupakan sesuatu kegiatan yang harus dilakukan sesuai dengan aturan
yang berlaku, baik dalam mengatur manusia maupun benda. Pada suatu organisasi
ataupun perusahaan dalam menempatkan pegawainya harus sesuai dengan tempatnya
masing-masing. Seperti peribahasa “The right man in the right place”.
11. Keadilan (Equity)
Keadilan di sini artinya memberikan sesuatu kepada orang lain sesuai dengan haknya
masing-masing. Dengan adanya keadilan maka akan tercapai kepuasan.
12. Kestabilan Masa Kerja Pegawai (Stability of Tenur of Personel)
Kestabilan masa kerja pegawai sangat diperlukan. Pergantian pegawai yang terlalu
sering akan memberikan dampak yang kurang baik bagi perusahaan, karena perusahaan
akan membutuhkan waktu lagi untuk mengajari pegawai baru.
13. Inisiatif (Inisiative)
Inisiatif merupakan prinsip manajemen yang menyatakan seseorang kepala harus
pintar dalam memberikan inisiatif. Inisiatif muncul dari dalam diri seorang yang
mempergunakan daya pikir. Inisiatif memunculkan kehendak untuk mewujudkann
sesuatu yang bernilai guna bagi penyelesaian pekerjaan dengan cara yang sebaik baiknya.
14. Semangat Kesatuan (Esprit de Corps)
Setiap anggota dalam suatu organisasi hendaknya tertanam rasa kesetiaan pada
kelompoknya. Hal ini penting dalam rangka menumbuhkan semangat kerja sama
antarkelompok untuk mencapai tujuan bersama.
A. FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan di dalam manajemen
berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan tertentu dalam
pelaksanaannya. Maksudnya adalah serangkaian tahap kegiatan mulai awal melakukan
kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan atau pekerjaan. Pembagian
fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, di antaranya yaitu :
1. Henry Fayol
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi
manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing) , pelaksanaan (actuating), dan
pengawasan (controlling).
1. Perencanaan (Planning)
a) Pengertian Perencanaan
Perencanaan merupakan proses dasar manajemen dalam menentukan langkah-langkah
untuk mencapai tujuan tertentu.
b) Proses Perencanaan
Proses perencanaan berisi langkah-langkah:
1) Menentukan tujuan perencanaan;
2) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan;
3) Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang;
4) Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan; dan
5) Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya.
c) Elemen Perencanaan
Perencanaan terdiri atas dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan
rencana (plan).
1) Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh
organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen
membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
2) Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan.
Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan
penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan,
dan frekuensi penggunaanya.
d) Unsur-unsur Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik harus menjawab enam pertanyaan yang
tercakup dalam unsur-unsur perencanaan yaitu:
1) Tindakan apa yang harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala sesuatu yang
akan dilakukan;
2) Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu merumuskan faktor-
faktor penyebab dalam melakukan tindakan;
3) Tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan tempat atau lokasi;
4) Kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan waktu pelaksanaan tindakan;
5) Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu menentukan
pelaku yang akan melakukan tindakan; dan
6) Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu menentukan
metode pelaksanaan tindakan.
e) Klasifikasi perencanaan
Rencana-rencana dapat diklasifikasikan menjadi:
1) rencana pengembangan. Rencana-rencana tersebut menunjukkan arah
(secara grafis) tujuan dari lembaga atau perusahaan;
2) rencana laba. Jenis rencana ini biasanya difokuskan kepada laba per
produk atau sekelompok produk yang diarahkan oleh manajer. Maka seluruh
rencana berusaha menekan pengeluaran supaya dapat mencapai laba secara
maksimal;
3) rencana pemakai. Rencana tersebut dapat menjawab pertanyaan sekitar
cara memasarkan suatu produk tertentu atau memasuki pasaran dengan cara yang
lebih baik; dan
4) rencana anggota-anggota manajemen. Rencana yang dirumuskan untuk menarik,
mengembangkan, dan mempertahankan anggota-anggota manajemen menjadi
lebih unggul (Terry, 1993: 60).
f) Tipe-tipe Perencanaan
Tipe-tipe perencanaan terinci sebagai berikut:
1) perencanaan jangka panjang (Short Range Plans), jangka waktu 5
tahun atau lebih;
2) perencanaan jangka pendek (Long Range Plans), jangka waktu 1 s/d 2
tahun;
3) perencanaan strategi, yaitu kebutuhan jangka panjang dan menentukan
komprehensif yang telah diarahkan;
4) perencanaan operasional, kebutuhan apa saja yang harus dilakukan
untuk mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi
tersebut;
5) perencanaan tetap, digunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang
kali (terus-menerus);
6) perencanaan sekali pakai, digunakan hanya sekali untuk situasi yang unik.
g) Dasar-dasar Perencanaan yang Baik
Dasar-dasar perencanaan yang baik meliputi:
1) forecasting, proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang;
2) penggunaan skenario, meliputi penentuan beberapa alternatif skenario masa yang
akan datang atau peristiwa yang mungkin terjadi;
3) benchmarking, perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik
suatu arus kinerja dan menentukan kemungkinan tindakan yang dilakukan untuk
masa yang akan datang;
4) partisipan dan keterlibatan, perencanaan semua orang yang mungkin akan
mempengaruhi hasil dari perencanaan dan atau akan membantu
mengimplementasikan perencanaan-perencanaan tersebut; dan
5) penggunaan staf perencana, bertanggung jawab dalam mengarahkan dan
mengkoordinasi sistem perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan atau
untuk salah satu komponen perencanaan yang utama.
h) Tujuan Perencanaan
1) untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan
non-manajerial;
2) untuk mengurangi ketidakpastian;
3) untuk meminimalisasi pemborosan; dan
4) untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi
selanjutnya.
i) Sifat Rencana yang Baik
Rencana dikatakan baik jika memiliki sifat sifat-sifat sebagai berikut:
1) pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas;
2) fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan
yang sebenarnya;
3) stabilitas, setiap rencana tidak setiap kali mengalami perubahan,
sehingga harus dijaga stabilitasnya;
4) ada dalam pertimbangan; dan
5) meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, meliputi fungsi-fungsi
yang ada dalam organisasi.
2. Pengorganisasian (Organizing)
a) Pengertian Pengorganisasian
Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti
alat, yaitu proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan
dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer. Pengorganisasian
dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang
diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
b) Ciri-ciri Organisasi
Ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut:
1) mempunyai tujuan dan sasaran;
2) mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati;
3) adanya kerjasama dari sekelompok orang; dan
4) mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.
c) Komponen-komponen Organisasi
Ada empat komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata
“WERE” (Work, Employees, Relationship dan Environment).
1) Work (pekerjaan) adalah fungsi yang harus dilaksanakan berasal dari sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan.
2) Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap orang yang ditugaskan untuk
melaksanakan bagian tertentu dari seluruh pekerjaan.
3) Relationship (hubungan) merupakan hal penting di dalam organisasi. Hubungan
antara pegawai dengan pekerjaannya, interaksi antara satu pegawai dengan
pegawai lainnya dan unit kerja lainnya dan unit kerja pegawai dengan unit kerja
lainnya merupakan hal-hal yang peka.
4) Environment (lingkungan) adalah komponen terakhir yang mencakup sarana fisik
dan sasaran umum di dalam lingkungan dimana para pegawai melaksanakan
tugas-tugas mereka, lokasi, mesin, alat tulis kantor, dan sikap mental yang
merupakan faktor-faktor yang membentuk lingkungan.
d) Tujuan organisasi
Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi
yang tidak terdapat sekarang, tetapi dimaksudkan untuk dicapai pada waktu
yang akan dating melalui kegiatan-kegiatan organisasi.
e) Prinsip-prinsip organisasi
Williams (1965: 85) mengemukakan pendapat bahwa prinsip-prinsip
organisasi meliputi :
1) prinsip bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas ;
2) prinsip skala hirarki;
3) prinsip kesatuan perintah;
4) prinsip pendelegasian wewenang;
5) prinsip pertanggungjawaban;
6) prinsip pembagian pekerjaan;
7) prinsip rentang pengendalian;
8) prinsip fungsional;
9) prinsip pemisahan;
10) prinsip keseimbangan;
11) prinsip fleksibilitas; dan
12) prinsip kepemimpinan
f) Manfaat pengorganisasian
Pengorganisasian bermanfaat sebagai berikut:
1) dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain;
2) setiap anggota dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggungjawab;
3) setiap anggota organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung
jawab masing-masing sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi;
4) dapat dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas,
sehingga setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang;
dan
5) akan tercipta pola hubungan yang baik antar anggota organisasi,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan dengan mudah.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa, hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan bersama. Untuk menggerakkan orang-orang
agar mau bekerja dibutuhkan kepemimpinan. Banyak orang yang
menganggap bahwa tugas penggerak adalah fungsi yang paling penting,
karena untuk menggerakkan orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Seorang
pemimpin harus mampu memotivasi dan membimbing karyawan yang
memiliki karakter berbeda-beda.
Secara umum, ada tiga bentuk kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis,
dan bebas.
a. Pemimpin oriter, yaitu pemimpin yang mengambil keputusan tanpa melibatkan
pihak lain (membuat keputusan sendiri).
b. Pemimpin demokratis, yaitu pemimpin yang mengambil keputusannya melibatkan
peran bawahan.
c. Pemimpin bebas,yaitu pemimpin yang menyerahkan proses
pengambilan keputusan kepada bawahan.
4. Pengawasan (Controlling)
a) Pengertian Pengawasan
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan
alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
b) Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan dilakukan untuk mengantisipasi kegagalan,
mengoreksi kegagalan, dan memberikan solusi untuk mengatasi kegagalan
tersebut.
c) Tahap-tahap Pengawasan
Agar tujuan fungsi pengawasan dapat tercapai, maka berikut ini langkah-
langkah yang dapat dilakukan dalam proses pengawasan. Tahap-tahap
pengawasan terdiri atas:
1. Penetapan Standar dan Metode Penilaian Kerja
Menetapkan standar atau patokan yang jelas dalam suatu kegiatan akan
memudahkan manajemen dalam melakukan pengawasan. Selain itu,
menetapkan standar yang jelas dapat digunakan untuk menilai berhasil
atau tidaknya suatu perencanaan. Misalnya dalam suatu kepanitiaan,
ketua panitia menetapkan standar untuk seksi acara, seperti:
a) menyusun susunan acara,
b) menentukan dan menghubungi pembicara,
c) mengatur jalannya acara, dan
d) menyiapkan format acara.
2. Penilaian Kerja
Seorang manajer dapat menilai kinerja bawahannya berdasarkan standar
yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja merupakan sebuah proses yang
berkelanjutan dan terus menerus. Namun bukan berarti seorang manajer
mengawasi kinerja bawahannya setiap hari. Hanya pada hal-hal penting
saja manajer melakukan pengawasan.
3. Membandingkan Kinerja dengan Standar
Langkah selanjutnya dalam pengawasan adalah membandingkan antara
kinerja dengan standar. Setelah manajer mengawasi kinerja
bawahannya, maka untuk menilai apakah kinerjanya sesuai atau tidak
dengan yang diharapkan maka manajer dapat membandingkannya
dengan standar yang telah ditetapkan. Secara garis besar, ada tiga
kemungkinan hasil kinerja dengan standar, seperti berikut ini:
a) Kinerja lebih besar dari standar berarti kondisi perusahaan mencapai kinerja
yang terbaik karena berada di atas standar.
b) Kinerja sama dengan standar berarti kondisi perusahaan
mencapai kinerja terbaik, namun pada tingkat yang paling minimum.
c) Kinerja lebih kecil dari standar berarti kondisi perusahaan mencapai kinerja
yang buruk karena kinerja di bawah standar.
4. Melakukan Tindakan Koreksi Jika terdapat Masalah
Setelah membandingkan kinerja dengan standar yang bisa ditetapkan,
maka manajer dapat memberikan penilaian atas kinerja tersebut.
Apabila kinerja baik maka tujuan tercapai, namun ketika terjadi
masalah (kinerja buruk), manajer harus mengoreksi masalah tersebut.
Pengendalian ini perlu untuk dilakukan agar perusahaan dapat
memastikan bahwa apa yang sedang dilakukan oleh perusahaan benar
benar diarahkan pada pencapaian tujuan.
Langkah-langkah pengawasan di atas jika digambarkan dalam bentuk
skema seperti berikut ini.
d) Tipe-tipe Pengawasan
1) Feedforward Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah
dan penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan koreksi
sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan.
2) Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu dari suatu
prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu kegiatan dilanjutkan atau
untuk menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.
3) Feedback Control mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan.
2. George Terry.
Berikut ini adalah Empat fungsi manajemen menurut George Terry:
a. Perencanaan (Planning).
Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan
langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi
kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai
tujuan.
b. Pengorganisasian (Organization).
Pengorganisasian (Organization) sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan
menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah
direncanakan.
c. Penggerakan (Actuating) .
Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai
dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada
dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana
dan bisa mencapai tujuan.
d. Pengawasan (Controlling).
Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini
sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam
organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari
rencana.
3. Lyndall F. Urwick (1974)
Fungsi Manajemen menurut Lyndall F. Urwick terdiri dari :
a. Staffing (Penyusunan).
Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau
hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
b. Planning (Perencanaan).
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang
sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan
yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam
pertanyaan berikut :
1) Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2) Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3) Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4) Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5) Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6) Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
c. Organizing (Pengorganisasian).
Organizing atau pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah
sasaran.
d. Controlling (Pengawasan).
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu
fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud
dengan tujuan yang telah digariskan semula.
e. Directing (Pengarahan).
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-
benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
f. Coordinating (Kordinasi).
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
4. Harold Koentz.
Fungsi-fungsi manajemen menurut Harold Koentz , terdiri dari :
a. Planning (Perencanaan).
Perencanaan merupakan aktivitas untuk memilih dan menghubungkan fakta serta
aktivitas membuat rencana mengenai kegiatan-kegitan apa yang akan dilakukan dimasa
depan. Adapun beberapa aktivitas perencanaan adalah peramalan, pengembangan tujuan-
tujuan, pengembangan strategi-strategi, pemprograman, penjadwalan, penganggaran,
pengembangan kebijakan-kebijakan, dan pengembangan prosedur-prosedur.
b. Organizing (Pengorganisasian).
Pengorganisasian adalah usaha yang dilakukan untuk menciptakan hubungan kerja
antar personal dalam organisasi dengan cara mengelompokan orang-orang beserta penetapan
tugas-tugas, fungsi-fungsi, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing agar tercapainya
tujuan bersama melalui aktivitas-aktivitas yang berdaya dan berhasil guna karena dilakukan
secara efektif dan efisien.
c. Staffing (Penyusunan).
Penyusunan kepegawaian pada suatu organisasi dari awal masa penerimaan, seleksi,
orientasi, pelatihan dan pengembangan karir hingga menggerakan pegawai agar setiap tenaga
kerja yang ada memberikan dan melaksanakan suatu kegiatan yang menguntungkan
organisasi.
d. Directing (Pengarahan).
Fungsi directing atau sering dikenal dengan leading adalah satu kegiatan yang
berhubungan dengan pemberian perintah dan saran agar para bawahan dapat mengerjakan
tugas yang dikehendaki manajer. Kegiatannya meliputi mengambil keputusan, mengadakan
komunikasi antara manajer dan bawahan agar ada rasa saling pengertian, memberikan
semangat, motivasi ataupun dorongan kepada bawahan dalam melaksanakan tugasnya,
memilih orang-oramg yang mempunyai kemampuan untuk bergabung dalam kelompoknya,
dan memperbaiki pengetahuan serta sikap bawahan agar terampil dalam mengerjakan
pekerjaan.
e. Controlling (Pengawasan).
Melalui aktivitas pengendalian, manajer harus mengevaluasi dan menilai pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan bawahannya untuk mengetahui apakah pekerjaan dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak. Pengendalian tidaklah bermaksud untuk
mencari kesalahan bawahan. Namun pengendalian dilakukan bertujuan untuk mencari
penyimpangan yang terjadi sehingga dapat dilakukan perbaikan kearah yang lebih baik.
5. James A. F. Stoner.
Fungsi-fungsi manajemen menurut James A. F. Stoner dalam buku "Manajemen" dari Jilid 1
terbitan bahasa Indonesia, terdiri dari :
a. Perencanaan (Planning)
Menunjukan bahwa para manajer memikirkan tujuan dan kegiatannya sebelum
melaksanakannya. Kegiatan mereka biasanya berdasar suatu cara, rencana, atau logika, bukan
asal tebak saja.
b. Pengorganisasian (Organization)
Berarti para manajer itu mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya bahan
yang dimiliki organisasi. Sejauh mana efektifnya suatu organisasi tergantung pada
kemampuannya untuk mengerahkan sumber daya yang ada dalam mencapai tujuannya. Tentu
saja, dengan makin terpadu dan makin terarahnya pekerjaan akan menghasilkan makin
efektifnya organisasi. Mendapatkan koordinasi yang sedemikian itu adalah salah satu tugas
manajer.
c. Memimpin (To Lead)
Menunjukan bagaimana para manajer mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya,
menggunakan orang lain untuk melaksanakan tugas tertentu, Dengan menciptakan suasana
tepat, mereka membantu bawahannya bekerja sebaik mungkin.
d. Pengendalian (Controlling)
Berarti para manajer berusaha untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam
arah tujuan. Apabila salah satu bagian dari organisasi menuju arah yang salah, para manajer
berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkannya kembali ke tujuan yang
benar.
6. Luther Gullick.
Fungsi - fungsi Manajemen menurut Luther Gullick, terdiri dari:
a. Planning (Perencanaan).
Perencanaan dasarnya merupakan tindakan memilih dan menetapkan segala aktifitas
dan sumber daya yang akan dilaksanakan dan digunakan dimasa yang akan datang untuk
mencapai tujuan tertentu. Perencanaan mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang
akan dilakukan dimasa depan, bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan
untuk melaksanakan aktivitas tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal.
b. Organizing (Pengorganisasian).
Pengorganisasian sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta
mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam
organisasi dan mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan.
c. Staffing (Penyusunan).
Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang tidak
kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan dari fungsi ini lebih
difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncakan
dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Aktifitas
yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan, memilih, mengangkat, membina,
membimbing sumber daya manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni
pembinaan sumber daya manusia.
d. Directing (Pengarahan).
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terdapat
para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas
dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang telah diangkat dan dipercayakan
melaksanakan tugas dibidangnya masing-masing tidak menyimpang dari garis program yang
telah ditentukan.
e. Coordinating (Koordinasi).
Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi
kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu
dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
Koordinasi ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama
menuju ke satu arah yang telah ditentukan.
f. Reporting (Pelaporan).
Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan pemberian
informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan dan
kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat vertikal, tetapi dapat juga bersifat horizontal.
Pentingnya pelaporan terlihat dalam kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen,
yang merupakan hal penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
Fungsi ini umumnya lebih banyak ditangani oleh bagian ketatusahaan. Hasil catatan ini akan
digunakan manajer untuk membuat laporan tentang apa telah, sedang dan akan dilakukan
dalam upaya pencapaian tujuan. Fungsi recording and reporting ini akan berhasil jika tata
kearsipan dapat dikelola secara efektif dan efesien.
g. Budgeting (Pembuatan Anggaran).
Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian organisasi melalui
perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu anggaran, baik APBN maupun APBD,
menunjukkan dua hal: pertama sebagai satu pernyataan fiskal dan kedua sebagai suatu
mekanisme.
h. Controlling (Pengawasan).
Proses pengawasan mencatat perkembangan kearah tujuan dan memungkinkan
manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil
tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi,
implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan
lebih baik.
7. Robbins dan Coulter (1999).
Robbins dan Coulter menyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan.
a. Perencanaan
Mencakup pendefinisian tujuan, penetapan strategi, dan mengembangkan rencana
untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
b. Pengorganisasian
Menentukan tugas apa saja yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan, bagaimana
tugas-tugas dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan pada tingkat mana keputusan
harus dibuat.
c. Kepemimpinan
Meliputi kegiatan-kegiatan memotivasi bawahan, mengarahkan, menyeleksi saluran
komunikasi yang paling efektif, dan memecahkan konflik.
d. Pengawasan
Meliputi pemantauan kegiatan-kegiatan untuk memastikan bahwa semua orang
mencapai apa yang telah direncanakan dan mengkoreksi penyimpangan- penyimpangan yang
ada.
8. Prof. Oei Liang Lee.
Fungsi-fungsi manajemen menurut Profesor Oei Liang Lee terdiri dari lima macam fungsi
yaitu, planning, organizing, directing, coordinating dan controlling. Lebih rinci dijelaskan
sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan).
Perencanaan ditetapkan sekarang dan dilaksanakan serta digunakan untuk waktu yang
akan datang. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan menurut Oei Liang Lee yaitu :
1) Menetapkan tujuan;
2) Menyusun anggapan-anggapan (premising).
3) Menentukan berbagai alternatif tindakan.
4) Mengadakan penilaian terhadap alternatif-alternatif tindakan yang sudah dipilih.
5) Mengambil keputusan, dan
6) Menyusun rencana pendukung
b. Organizing (Pengorganisasian).
Ditinjau dari segi prosesnya, pengorganisasian merupakan usaha untuk menyusun
komponen-komponen pokok sedemikian rupa, sehingga dapat dipakai sebagai sarana untuk
mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian sebagai proses menciptakan hubungan antara
berbagai fungsi, personalia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat
bermanfaat serta terarah pada suatu tujuan.
c. Directing (Pengarahan).
Pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang
mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara
efektif serta efisien untuk mencapai tujuan. Pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus
berpegang pada beberapa prinsip, yaitu prinsip mengarah kepada tujuan, prinsip
keharmonisan dengan tujuan dan prinsip kesatuan komando.
d. Coordinating (Pengkoordinasian).
Koordinasi perlu diadakan agar terdapat suatu keadaan yang harmonis sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai. Koordinasi antar bagian dan individu didalam organisasi
akan dapat tercapai bilamana diikuti dengan tiga prinsip, yaitu prinsip kontak langsung,
prinsip penekanan pada pentingnya koordinasi dan hubungan timbal balik diantara faktor-
faktor yang ada.
e. Controlling (Pengawasan).
Pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan apa
yang telah direncanakan. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengadakan
pengawasan adalah menciptakan standard, membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan
standard dan melakukan tindakan koreksi.
9. Harold Koontz dan Cyril O’Donnell
Lima macam fungsi manajemen menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnell, terdiri dari :
a. Planning (Perencanaan).
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan
dimasa yang akan datang dan penentuan starategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
target dan tujuan organisasi.
b. Organizing (Pengorganisasian).
Proses yang menyangkut bagaimana starategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja secara
efektif.
c. Staffing (Penyusunan).
Merupakan suatu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu
organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar
setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
d. Directing (Pengarahan).
Proses pelaksanaan program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasinya.
e. Controlling (Pengendalian dan pengawasan).
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.
10. Herie Gunawan.
Kesimpulan fungsi-fungsi manajemen menurut Harie Gunawan adalah :
a. Perencanaan (Planning).
1) Merupakan kegiatan menentukan arah dan tujuan organisasi dan memilih serangkaian
aksi dari beberapa alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tersebut.
2) Menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana, kapan dan siapa yang melakukan.
b. Pengorganisasian (Organizing).
1) Menentukan bagaimana aktivitas dan sumber daya dikelompokkan.
2) Menentukan komposisi tim kerja dan aktivitas koordinasi termasuk didalamnya
pembagian pekerjaan.
c. Penggerakan (Actuating).
Proses penggerakan sebagai implementasi dari perencanaan, termasuk didalamnya
adalah menggerakkan anggota untuk aktif berpartisipasi, memotivasi anggota organisasi dan
menjalin komunikasi yang efektif dalam organisasi.
d. Pengawasan (Controlling).
1) Memonitor kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan.
2) Proses membandingkan hasil dan harapan, dan melakukan perubahan-perubahan yang
tepat.
e. Penyusunan Pegawai (Staffing).
Meliputi proses-proses rekruitasi, seleksi, pemberian tugas, pelatihan, pengembangan,
evaluasi dan pemberian kompensasi kepada staff/sumber daya manusia.
f. Kepemimpinan (Leading).
1) Serangkaian proses yang digunakan untuk membuat semua personel organisasi bekerja
sama untuk meningkatkan keuntungan.
2) Memotivasi dan berkomunikasi dengan SDM (Sumber Daya Manusia) organisasi untuk
memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.
Henry Fayol George Terry Lyndall F. Urwick Harold KoentzPerencanaan (Planning)
Perencanaan (Planning)
Staffing (Penyusunan)
Planning (Perencanaan)
Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (Organization)
Planning (Perencanaan)
Organizing (Pengorganisasian)
Pelaksanaan (Actuating)
Penggerakan (Actuating)
Organizing (Pengorganisasian)
Staffing (Penyusunan)
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan (Controlling)
Controlling (Pengawasan)
Directing (Pengarahan)
Directing (Pengarahan)
Controlling (Pengawasan)
Coordinating (Kordinasi)
James A. F. Stoner Luther Gullick Robbins dan Coulter Prof. Oei Liang Lee
Planning (Perencanaan)
Planning (Perencanaan) Perencanaan Planning
(Perencanaan)Organizing
(Pengorganisasian)Organizing
(Pengorganisasian) Pengorganisasian Organizing (Pengorganisasian)
Memimpin (To Lead)
Staffing (Penyusunan) Kepemimpinan Directing
(Pengarahan)Pengendalian (Controlling)
Directing (Pengarahan) Pengawasan Coordinating
(Kordinasi)
Coordinating (Kordinasi) Controlling
(Pengawasan)
Reporting (Pelaporan)
Budgeting
(Pembuatan Anggaran)
Controlling (Pengawasan)
Harold Koontz dan Cyril O’Donnell Herie Gunawan
Planning (Perencanaan) Perencanaan (Planning)
Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian (Organizing)
Staffing (Penyusunan) Penggerakan (Actuating)
Directing (Pengarahan) Pengawasan (Controlling)
Controlling (Pengawasan) Penyusunan Pegawai (Staffing)
Kepemimpinan (Leading)