studi tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah … · usaha meningkatkan dan memelihara kebugaran...

65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PESAT TIRTA LAWU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010 ` SKRIPSI OLEH JOKO RUSTANTO X.4608529 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: duongcong

Post on 21-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH

SEPAKBOLA PESAT TIRTA LAWU KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN 2010

`

SKRIPSI

OLEH

JOKO RUSTANTO

X.4608529

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH

SEPAKBOLA PESAT TIRTA LAWU KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN 2010

Oleh:

JOKO RUSTANTO

X.4608529

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2011

Page 3: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Pebruari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Agus Margono, M.Kes. Drs. H. Sunardi, M.Kes. NIP. 19580822 198403 1 002 NIP. 19581121 199003 1 004

Page 4: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 7 Pebruari 2011

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Agus Mukholid. M. Pd

Sekretaris : Drs. Waluyo. M. Or

Anggota I : Drs. H. Agus Margono. M. Kes

Anggota II : Drs. H. Sunardi. M. Kes

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Joko Rustanto. STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PESAT TIRTA LAWU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani

siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karangayar tahun 2010.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi kasus. Sumber

data dalam penelitian ini adalah siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat

Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 berjumlah 34 orang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dengan tes dan pengukuran kebugaran jasmani

dengan tes lari multitahap (multistage fitness test).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: tingkat kebugaran

jasmani siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010 memiliki kategori kebugaran jasmani yang cukup,

sebanyak 22 siswa dari 34 siswa Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten

Karanganyar, dengan pesentase 64,71 %.

v

Page 6: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

JOKO

Joko Rustanto

v Lebih baik berburu di lapangan, karena kesehatan tidak dapat dibeli,

daripada membayar dokter untuk selembar resep.

(John Dryden)

v Anda tidak akan menemukan waktu untuk apa pun. Jika anda

menginginkan waktu anda harus meluangkan.

(Charles Buxton)

Page 7: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kusunting skripsi ini untuk:

v Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan

v Istriku yang selalu memberi semangat dan memotivasi

v Teman-teman ku Angkatan ’08 FKIP JPOK UNS Surakarta

v Alamamater

Page 8: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat

bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu

dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan sebagai pembimbing I yang telah memberi pengarahan dan

bimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.

3. Drs. H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan sebagai sebagai pembimbing II telah memberikan saran dan

masukan dalam penyusunan skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK UNS Surakarta yang secara tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

5. Pembina dan Pelatih Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Karanganyar yang

telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di klub yang dipimpinya.

6. Siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Karanganyar

tahun 2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna.Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap

semogra skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 9: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL ................................…………………………………………………

PENGAJUAN ...............................………………………………………….

PERSETUJUAN .........................…………………………………………..

PENGESAHAN ..............................………………………………………..

ABSTRAK .................………………………………………………………

MOTTO .....................………………………………………………………

PERSEMBAHAN .............................……………………………………….

KATA PENGANTAR ..................................………………………………

DAFTAR ISI ......................................………………………………………

DAFTAR GAMBAR ...................................……………………………….

DAFTAR LAMPIRAN ...............................……………………………….

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………...

B. Identifikasi Masalah ..…………………………………………...

C. Pembatasan Masalah ...................……………………………..…

D. Perumusan Masalah ......………………………………………….

E. Tujuan Penelitian .....…………………………………………….

F. Manfaat Penelitian .....……………………………………………

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..

A. Tinjauan Pustaka ...…………………………………………….

1. Permainan Sepakbola…………………………………………

a. Pengertian Permainan Sepakbola…………………………

b. Kondisi Fisik dalam Permainan Sepakbola………………

2. Kebugaran Jasmani…………………………………………..

a. Pengertian Kebugaran Jasmani……………………………

b. Unsur-Unsur Kebugaran Jasmani…………………………

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani…

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

xii

xiii

1

1

5

5

5

6

6

7

7

7

7

9

11

11

12

21

Page 10: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Manfaat Kebugaran Jasmani………………………………

e. Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran

Jasmani……………………………………………………

3. Latihan Sarana untuk Meningkatkan Kebugaran Jasmani……

a. Latihan Fisik………………………………………………

b. Hal-Hal yang harus Diperhatikan dalam Latihan Fisik……

c. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan Fisik……………………….

d. Komponen-Komponen Latihan……………………………

e. Perubahan-Perubahan Tubuh Akibat Latihan……………..

4. Pengukuran Tingkat Kebugaran Jasmani…………………….

a. Cara Pengukuran Kebugaran Jasmani…………………….

b. Macam-Macam Tes Kebugaran Jasmani………………….

B. Penelitian yang Relevan…………………………………………

C. Kerangka Pemikiran .......……………………………………….

BAB III METODE PENELITIAN .............……………………………….

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..

B. Bentuk dan Strategi Penelitian………………………………….

C. Sumber Data…………………………………………………….

D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………

E. Teknik Analisis Data……………………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................………………………………

A. Deskripsi Data ...............………………………………………..

B. Mencari Reliabilitas…………………………………………….

C. Hasil Analisis Data………………………………………………

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........……….……….

A. Simpulan……………………………………………………….

B. Implikasi ....................…………………………………………

C. Saran .........................…………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA .............................…………………………………..

LAMPIRAN…………………………………………………………………

22

23

25

25

25

28

32

34

36

36

38

39

40

42

42

42

42

42

43

44

44

44

45

48

48

48

49

50

53

Page 11: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Unsur-Unsur Kebugaran Jasmani…………………………..

13

Page 12: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Norma Prosentase Lemak Tubuh…………………………….

Tabel 2. Ambang Denyut Jantung dalam Berbagai Tingkat Usia dan

Denyut Nadi Basal………………………………………….

Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Tes dan Re-Test Kebugaran Jasmani

Siswa Uisa 11 - 15 Tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta

Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010…………………

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Data…………………………………..

Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas…………………………………

Tabel 6. Rekapitulasi Klasifikasi Hasil Tes Kebugaran Jasmani

Siswa Usia 11 - 15 Tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta

Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010…………………

18

38

44

44

45

45

Page 13: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani………….

Lampiran 2. Tabel Prediksi Ambilan Konsumsi Oksigen Maksimal

dengan Tes Lari Multitahap…………………………….

Lampiran 3. Tabel Penilaian Tingkat Kesegaran Jasmani

Berdasarkan Konsumsi Oksigen Maksimal Siswa

Putra Usia 11-15 Tahun…………………………………

Lampiran 4. Formulir Catatan Lari Multitahap……………………….

Lampiran 5..Daftar nama Siswa Sekolah SepakBola Pesat Tirta

Lawu yang berusia 11 – 15 tahun pada tahun 2010…..

Lampiran 6. Data Hasil Test dan Re - Test Kebugaran Jasmani

Siswa SSB Pesat Tirta Lawu Karanganyar Tahun 2010

Lampiran 7. Data Hasil Tes Kebugaran Jasmani Siswa SSB Pesat

Tirta Lawu Karanganyar Tahun 2010 Berikut

Klasifikasinya…………………………………………..

Lampiran 8. Uji Reliabilitas dengan Anava…………………………..

Lampiran 9. Rekapitulasi Klasifikasi Tes Kebugaran Jasmani Siswa

SSB Pesat Tirta Lawu Karanganyar Tahun 2010……….

Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta………………………………………………..

Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian dari SSB Pesat Tirta

Lawu Kabupaten Karanganyar…………………………

Lampiran 12. Pengajuan judul Skripsi ………….…………………..

Lampiran 13. Validasi Proposal Skripsi……………………………..

Lampiran 14. Surat Ijin penyusunan Skripsi…………………………

Lampiran 15. Dokumentasi …………………………………………

54

56

58

59

60

61

62

65

66

67

68

69

70

71

72

Page 14: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang populer di dunia, dan

bahkan telah menjadi permainan Nasional bagi setiap Negara di Eropa. Di Indonesia, permainan sepakbola cukup memasyarakat dan berkembang pesat sampai di pelosok-pelosok desa. Bahkan sekarang ini permainan sepakbola dalam gedung atau dikenal dengan futsall muncul dimana-mana, baik di kota-kota besar maupun di perkotaan, bahkan di pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa, bermain sepakbola mudah dilakukan, cukup sederhana dan mendatangkan rasa senang dan kebugaran jasmani bagi pelakunya.

Munculnya klub-klub sepakbola atau Lembaga Pendidikan Sepakbola di berbagai daerah menunjukkan perkembangan sepakbola di Indonesia cukup pesat. Di Kabupaten Karanganyar telah muncul dan berkembang beberapa sekolah sepakbola yang cukup eksis, salah satunya Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu. Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar telah beberapa kali mengikuti pertandingan antara sekolah sepakbola, baik tingkat daerah maupun tingkat Karisidenan Surakarta. Dari berbagai pertandingan yang telah diikuti prestasinya kurang stabil. Terkadang mampu memenangkan pertandingan dengan skor yang telak, tetapi terkadang juga mengalami kekalahan. Prestasi yang naik turun dari Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar perlu ditelusuri faktor penyebabnya.

Seringkali kekalahan yang dialami para pemain Sekolah Sepakbola Pesat

Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar disebabkan kebugaran jasmaninya kurang

baik. Karena kebugaran jasmani yang kurang baik, sehingga para pemain Sekolah

Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar mudah lelah sehingga

seringkali kehilangan bola. Upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola

seharusnya memiliki fundasi kebugaran jasmani yang baik. Sudarno SP. (1992:

59) menyatakan, “Kapasitas aerobik maksimal merupakan faktor penting bagi

penampilan dalam olahraga yang memakan waktu, dan merupakan indikator bagi

kesegaran jasmani seseorang. Semakin besar kapasitas aerobik maksimal

seseorang semakin besar kemungkinan mencetak prestasi pada nomor-nomor yang

memerlukan ketahanan”.

Aktivitas olahraga termasuk bermain sepakbola dilakukan dalam waktu

yang cukup lama, sehingga dibutuhkan kebugaran jasmani yang baik, agar selama

Page 16: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

permainan penampilannya tetap fit dan tidak cepat lelah serta keterampilan yang

dimiliki tidak berkurang akibat kelelahan. Untuk melakukan tugas atau bermain

sepakbola sesuai dengan waktu yang dibutuhkan, maka kebugaran jasmani sangat

penting. Agar seorang pemain sepakbola memiliki penampilan yang baik selama

bermain, maka kebugaran jasmani harus dipersiapkan sebaik mungkin. Harsono

(1988: 201) menyatakan “Setiap atlet harus dipersiapkan fisiknya (termasuk daya

tahan aerobik) sebaik mungkin agar dalam pertandingan-pertandingan dia (1) tidak

kehabisan tenaga dan (2) tidak semakin menurun keterampilan yang disebabkan

karena semakin berkurangnya cadangan energi fisiknya”.

Memiliki kebugaran jasmani yang baik sangat penting dalam bermain sepakbola. Oleh karena itu, kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan keterampilan harus ditingkatkan. Dengan kebugaran jasmani yang baik, maka akan memiliki banyak manfaat, di antaranya mendukung penguasaan teknik, taktik dan mental. Sudjarwo (1993: 41-42) menyatakan:

Mempelajari teknik dalam cabang olaharga tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet memiliki kemampuan fisik yang menunjang gerakan teknik tersebut. Taktik yang telah direncanakan dalam pertandingan tidak akan terlaksana tanpa didukung kemampuan teknik yang memadai. Dan secara mental seorang atlet yang memiliki kemampuan teknik akan lebih mantap dan optimis dalam pertandingan.

Kebugaran jasmani yang baik memiliki keterkaitan dengan penguasaan

teknik, taktik dan mental. Seorang pemain sepakbola yang memiliki kebugaran

jasmani baik akan mudah dalam menguasai teknik dasar bermain sepakbola,

mampu menjalankan strategi permainan dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi

dan optimis dalam pertandingan. Untuk meningkatkan kebugaran jasmani para

pemain sepakbola, maka harus dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu.

Melatih dan mengembangkan unsur-unsur kebugaran jasmani para pemain

sepakbola merupakan langkah penting yang harus diberikan dalam pelatihan

sepakbola. Komponen-komponen kebugaran jasmani yang mendukung

keterampilan bermain sepakbola harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal

dengan bentuk latihan yang tepat. Timo Scheunemann (2005: 26) menyatakan,

“Pembinaan fisik pemain tidak boleh diabaikan karena andil stamina itu sendiri

begitu besar di dalam bermain sepakbola”.

Page 17: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hal tersebut, maka mengetahui tingkat kebugaran jasmani

pemain sepakbola sangat penting. Latihan yang dilakukan secara rutin tanpa ada

evaluasi tidak dapat dijadikan kontrol terhadap tingkat kebugaran jasmaninya

apakah dalam kondisi baik atau kurang baik. Selama ini belum pernah dilakukan

tes dan pengukuran kebugaran jasmani para pemain sepakbola Pesat Tirta Lawu

Kabupaten Karanganyar. Belum pernah dilakukannya tes dan pengukuran

kebugaran jasmani para pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten

Karanganyar tersebut merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti. Salah satu

kendala belum pernah dilakukannya tes dan pengukuran kebugaran jasmani para

pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar karena belum

mengetahui cara melakukan tes dan pengukuran kebugaran jasmani yang baik dan

tepat. Tidak mengetahui cara melakukan tes dan pengukuran kebugaran jasmani

merupakan salah satu kendala, sehingga tingkat kebugaran jasmaninya tidak

diketahui. Tidak diketahuinya tingkat kebugaran jasmani tersebut, sehingga para

pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tidak

mengetahui apakah kebugaran jasmaninya sudah baik atau belum, bahkan belum

dapat mengukur apakah latihannya sudah cukup ataukah masih perlu ditingkatkan

lagi.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan, masih banyak dijumpai saat

latihan berlangsung yaitu, ada beberapa pemain sekolah sepakbola Pesat Tirta

Lawu Kabupaten Karanganyar setelah melakukan latihan masih bersemangat dan

mampu melakukan aktivitas selanjutnya, tetapi ada juga merasa lelah, sehingga

kurang mampu menjalankan aktivitas selanjutnya. Kondisi semacam ini perlu

ditelusuri faktor penyebabnya. Selain itu, masih banyak para pemain sekolah

sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar latihannya kurang maksimal.

Banyak diantara dari waktu latihan yang telah dijadwalkan tidak rutin masuk,

bahkan kalau masuk tidak maksimal dalam mengikuti latihan yang telah

diprogramkan pelatih. Selain permasalahan tersebut, dari latihan yang telah

dilaksanakan tidak pernah dilakukan kontrol terhadap ambang rangsang latihan.

Hal ini maksudnya, dalam pelaksanaan latihan tidak pernah dilakukan kontrol

denyut nadinya sebelum latihan dan sesudah latihan. Hal ini sangat penting untuk

Page 18: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengetahui apakah latihannya sudah mencukupi untuk meningkatkan kebugaran

jasmaninya ataukah belum.

Rasa lelah setelah melakukan latihan hendaknya perlu ditelusuri faktor

penyebabnya. Rasa lelah setelah melakukan latihan kebanyakan para pemain/

siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tidak

memahaminya. Hal ini karena, tingkat kebugaran jasmani tidak hanya dipengaruhi

oleh latihan saja. Selain latihan yang baik dan teratur, faktor pendukung lainnya

harus juga diperhatikan, misalnya makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup

merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani. Kegiatan

olahraga yang dilakukan dalam waktu cukup lama tentu dibutuhkan energi yang

cukup. Jika tidak diimbangi dengan gizi yang cukup, maka akan berpengaruh pada

tingkat kebugaran jasmaninya. Oleh karena itu, latihan secara baik dan teratur dan

faktor-faktor yang mendukung kebugaran jasmani harus diperhatikan.

Bagaimanakah dengan tingkat kebugaran jasmani para pemain sekolah sepakbola

Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar apakah dalam kondisi baik ataukah

tidak baik. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian dengan

judul, “Studi Tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa Sekolah Sepakbola Pesat

Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu

Kabupaten Karangayar tahun 2010 belum diketahui.

Page 19: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Para siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karangayar tahun

2010 belum mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani.

3. Para siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karangayar tahun

2010 belum mengetahui bagimana cara melakukan tes dan pengukuran tingkat

kebugaran jasmani.

4. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran kebugaran jasmani pada siswa

sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karangayar tahun 2010.

5. Tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu

Kabupaten Karangayar tahun 2010 belum teruji.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang diidentifikasi, maka perlu dibatasi agar tidak

menyimpang dari pokok permasalahan. Pembatasan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu

Kabupaten Karangayar tahun 2010”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Bagaimanakah tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah sepakbola Pesat

Tirta Lawu Kabupaten Karangayar tahun 2010?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan

untuk mengetahui:

Tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu

Kabupaten Karangayar tahun 2010.

Page 20: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting dilakukan dengan harapan memiliki manfaat antara

lain:

1. Bagi siswa sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karangayar tahun

2010 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat mengetahui tingkat

kebugaran jasmaninya.

2. Sebagai masukan kepada pelatih sekolah sepakbola Pesat Tirta Lawu

Kabupaten Karangayar cara melakukan tes kebugaran jasmani yang baik dan

tepat.

3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang

penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

Page 21: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Sepakbola

a. Pengertian Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang hampir seluruh

permainannya menggunakan kaki, dan kadangkala menggunakan dada dan kepala.

Bagi penjaga gawang bebas menggunakan seluruh anggota badannya untuk

memainkan bola. Sepakbola adalah olahraga beregu yang dimainkan oleh dua

regu yang saling berhadapan dalam satu lapangan. Tujuan dari masing-masing

kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke gawang lawannya

sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk melindungi

atau menjaga agar gawangnya tidak kemasukkan bola. Seperti dikemukakan Jef

Sneyers (1988: 3) bahwa, “Prinsip dalam sepak bola sederhana sekali yaitu

membuat gol dan mencegah jangan sampai lawan berbuat sama terhadap gawang

sendiri”.

Untuk mencapai kemenangan dalam permainan sepakbola, maka suatu tim

sepakbola harus memiliki kerjasama tim yang kompak. Seperti dikemukakan

Soedjono (1985: 16) bahwa, “Apa yang dilakukan pemain-pemain secara

perorangan harus bermanfaat bagi kesebelasannya. Kesebelasan tanpa koordinasi

atau kerjasama dalam satu regu, maka penampilan yang sempurna dari setiap

pemain hanya akan mempunyai arti kecil”. Hal senada dikemukakan Remmy

Muchtar (1992: 56) bahwa:

Permainan sepakbola adalah permainan beregu. Sebelas orang pemain mempunyai tujuan yang sama, yakni memenangkan pertandingan. Keterampilan individu baru akan besar manfaatnya jika digunakan untuk kepentingan tim. Dalam sepakbola, seorang pemain tidak ada artinya walaupun memiliki kemampuan yang baik, jika tidak dapat menjalin kerjasama dengan teman seregunya.

Page 22: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan pengertian permainan sepakbola yang dikemukakan oleh dua

ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, sepakbola merupakan olahraga beregu

yang menuntut kualitas teknik dan taktik serta kerjasama yang kompak dalam satu

tim untuk memperoleh kemenangan. Sebaik apapun teknik dan taktik yang

dimiliki suatu tim, tanpa kerjasama yang kompak akan sulit memenangkan suatu

pertandingan. Oleh karena itu, sebagai dasar agar terampil bermain sepakbola,

maka harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Menurut Soekatamsi

(1995: 16) teknik dasar bermain sepakbola dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Teknik tanpa bola yaitu: teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya bertujuan mengembangkan kemampuan fisik untuk mencapai kesegaran jasmani (physical fitness) agar dapat bermain sepakbola dengan sebaik-baiknya. Teknik tanpa bola terdiri: lari cepat dan merubah arah, melompat dan meloncat, gerak tipu tanpa bola yaitu gerakan tipu dengan badan dan, gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang.

2) Teknik dengan bola yaitu: cara-cara memainkan bola, yang akan digunakan untuk mendukung keterampilan teknik bermain sepakbola. Unsur-unsur teknik dengan bola meliputi: (1) Mengenal bola. (2) Menendang bola. (3) Menerima bola:

(a) Menghentikan bola (b) Mengontrol bola

(4) Menggiringbola. (5) Menyundul bola. (6) Melempar bola. (7) Gerak tipu dengan bola (8) Merampas atau merebut bola. (9) Teknik-teknik khusus penjaga gawang.

Unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola pada prinsipnya

memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua

teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam

permainan menurut kebutuhannya. Banyak manfaat yang diperoleh, jika seorang

pemain sepakbola menguasai teknik dasar bermain sepakbola, baik secara individu

maupun kolektif. Josef Sneyers (1990: 24) menyatakan, “Dilihat dari segi taktis,

mutu permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar”.

Menurut Remmy Muchtar (1992:27) bahwa, “Untuk dapat bermain sepakbola

Page 23: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik

yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik”.

Menurut A. Sarumpaet, Zulfar Djazet, Parno dan Imam Sadikun (1992: 47) bahwa,

“Dalam usaha meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi maka masalah

teknik merupakan salah satu persyaratan yang menentukan”.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut menunjukkan bahwa, hal yang

mendasar dan harus dikuasai agar dapat bermain sepakbola dengan baik yaitu

menguasai teknik dasar bermain sepakbola. Dengan menguasai teknik dasar

bermain sepakbola akan dapat mendukung penampilannya dalam bermain

sepakbola baik secara individu maupun tim. Semakin baik seorang pemain

menguasai teknik dasar bermain sepakbola, maka ia akan memiliki keterampilan

teknik bermain sepakbola. Selain itu, penguasaan teknik seorang pemain akan

mempengaruhi penerapan taktik dan strategi permainan, sehingga hal ini akan

dapat mempengaruhi kualitas tim, bahkan dapat mempengaruhi menang atau

kalahnya suatu tim. Oleh karena itu, melatih teknik dasar bermain sepakbola

adalah langkah awal yang harus dilakukan seorang pemain sepakbola. Upaya

menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola harus didukung kondisi

fisik yang baik. Seperti dikemukakan Sudjarwo (1993: 41) bahwa, “Mempelajari

teknik dalam cabang olaharga tertentu tidak mungkin dilakukan sebelum atlet

memiliki kemampuan fisik yang menunjang gerakan teknik tersebut”.

b. Kondisi Fisik dalam Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan cabang olahraga permainan yang menuntut skill

yang baik. Setiap pemain sepakbola harus menguasai macam-macam teknik dasar

bermain sepakbola dan harus memperagakannya dalam permainan. Dalam

pelaksanaan permainan sepakbola, pemain selalu dituntut bergerak sambil

memainkan teknik dasar bermain sepakbola dalam waktu yang cukup lama (90

menit). Untuk melakukan hal tersebut, maka setiap pemain sepakbola harus

memiliki kemampuan fisik yang prima. Sadoso Sumosardjuno (1986: 274-275)

menyatakan:

Page 24: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kondisi fisik pemain sepakbola harus betul-betul prima. Sepakbola merupakan olahraga yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama dan dalam gerakan yang cepat. Oleh karena itu, sepakbola memerlukan pemantapan kondisi lokomotor, untuk mendapatkan ketahanan otot. Juga pula, bahkan sangat perlu pemantapan ketahanan jantung dan pernapasan (circularespiratory endurance), kelenturan dan relaksasi yang dinamis.

Kondisi fisik yang prima sangat dibutuhkan dalam permainan sepakbola.

Oleh karena itu perlu dilakukan latihan kondisi fisik yang baik dan teratur.

Sedangkan dalam latihan kondisi fisik sepakbola mencakup aspek kondisi fisik

secara umum dan latihan kondisi fisik secara khusus yang berkaitan dengan

permainan sepakbola. Menurut Ozolin (1971) yang dikutip Bompa (1990: 52)

bahwa, pada setiap pengaturan program latihan persiapan fisik dikembangkan

secara bertahap sebagai berikut: “Pada tahap yang pertama akan mencakup

persiapan fisik umum, selanjutnya diikuti oleh suatu tahap persiapan fisik khusus

asalkan sebagai dasar untuk membangun tingkat kemampuan biomotor yang

tinggi”. Sedangkan Nossek (1982) yang dikutip Remmy Muchtar (1992: 82)

menyatakan bahwa latihan kondisi fisik dalam permainan sepakbola dibedakan

menjadi dua yaitu:

1) Kondisi fisik umum (general physical condition) yakni kondisi fisik hasil latihan yang belum ada kaitannya secara khusus dengan cabang olahraga tertentu.

2) Kondisi fisik khusus (specific physical condition) yakni kondisi fisik hasil latihan yang ditujukan untuk mencapai kondisi fisik tertinggi sesuai dengan tuntutan cabang olahraga tertentu.

Kondisi fisik yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola mencakup

kondisi fisik secara umum dan kondisi fisik secara khusus yang berkaitan dengan

permainan sepakbola. Kondisi fisik umum merupakan merupakan bentuk fisik

yang bersifat umum atau dasar yang belum dikaitkan dengan teknik suatu cabang

olahraga. Komponen-komponen kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan, daya

tahan, power, kelincahan, keseimbangan, kelentukan, kecepatan reaksi dilatih

berdasarkan metode latihan yang tepat sesuai dengan komponen kondisi fisik apa

yang dikembangkan. Sedangkan kondisi fisik secara khusus merupakan

kemampuan kondisi fisik yang telah dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu,

Page 25: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam hal ini permainan sepakbola, seperti latihan dribbling dengan kecepatan

tinggi. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan dan penguasaan

dribbling atau menggiring bola. Contoh lain latihan kelincahan atau kelentukan

dengan dribbling melewati pancang dan lain sebagainya.

2. Kebugaran Jasmani

a. Pengertian Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani atau kesegaran jasmani pada hakikatnya merupakan hal

yang rumit dan kompleks, sehingga untuk memberikan batasan kesegaran jasmani

dengan tepat tidaklah mudah. Banyak ahli mendefinisikan kesegaran jasmani

sesuai dengan tinjauan masing-masing. Namun demikian beberapa pengertian

kesegaran jasmani dari para ahli perlu dikemukakan. Sudarno SP. (1992: 9)

berpendapat, “Kesegaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang

untuk melakukan kerja tertentu dengan hasil baik/memuaskan tanpa kelelahan

yang berarti”. Iskandar Z. Sapoetra dkk., (1999: 3) menyatakan, “Kesegaran

jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan

sehari-hari dengan giat dan waspada tanpa mengalami kelelahan yang berarti, serta

masih memiliki cadangan energi untuk mengisi waktu luang dan menghadapi hal-

hal yang darurat yang tidak diduga sebelumnya (emergency)”. Sementara Marta

Dinata (2003: 16) ahli senam aerobik menyatakan, “Kesegaran jasmani adalah

kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami

kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melaksanakan

kegiatan itu”. Hal senada dikemukakan Djoko Pekik Irianto (2004: 2) bahwa,

“Kebugaran fisik (physical fitness) yakni kemampuan seseorang melakukan kerja

sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih

dapat menikmati waktu luangnya”.

Berdasarkan pengertian kesegaran jasmani yang dikemukakan oleh

keempat ahli tersebut dapat disimpulkan, kesegaran jasmani adalah kemampuan

tubuh untuk melakukan tugas sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan

kelelahan yang berarti, dalam arti masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup

Page 26: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk kegiatan selanjutnya. Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilihat dari

kemampuannya melakukan aktivitas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

b. Unsur-Unsur Kesegaran Jasmani

Baik tidaknya kesegaran jasmani yang dimiliki seseorang tergantung dari

baik dan tidaknya dari unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pada dasarnya unsur-

unsur kesegaran jasmani merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat

dipisah-pisahkan. Unsur kesegaran jasmani dapat ditinjau dari dua aspek yaitu

aspek kesehatan fisik (health related fitness) dan dari aspek keterampilan (skill

related fitness). Iskandar Z. Sapoetra dkk. (1999: 4) menyatakan, “(1) Kesegaran

jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi : (a) daya tahan jantung

paru (kardiorespirasi), (d) kekuatan otot, (c) daya tahan, (d) felksibilitas, dan (e)

komposisi tubuh. (2) Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan

meliptui : (a) kecepatan, (b) power, (c) keseimbangan, (d) kelincahan, (e)

koordinasi dan (f) kecepatan reaksi”. Menurut Mulyono B. (2009: 54-56)

menyatakan komponen kesegaran jasmani dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1) Komponen khusus kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan meliputi: kesegaran kardiovaskuler, kekuatan, dan daya tahan otot, kelenturan punggung bagian bawah dan komposisi tubuh.

2) Komponen khusus kesegaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan meliputi: kelincahan, keseimbangan, koordinasi, power, waktu reaksi dan kecepatan.

Hal senada dikemukakan Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 155) bahwa,

“Tipe kebugaran jasmani terdiri atas (1) kebugaran yang berhubungan dengan

kesehatan dan (2) kebugaran yang berkaitan dengan performa”. Secara skematis

unsur-unsur kesegaran jasmani digambarkan sebagai berikut:

Unsur-unsur Kebugaran Jasmani

Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan

· Kapasitas aerobik · Kekuatan otot · Daya tahan otot · Fleksibilitas · Komposisi tubuh

Kebugaran yang berkaitan dengan performa

· Agilitas · Keseimbangan · Koordinasi · Kecepatan · Power

Page 27: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Unsur-unsur Kesegaran Jasmani (Rusli Lutan dan Adang Suherman, 2000: 155)

Berdasarkan pendapat tersebut diketahui, unsur kesegaran jasmani

dikelompokkan menjadi dua yaitu: kesegaran jasmani yang berhubungan dengan

kesehatan dan kesegaran jasmani yang berhubugan dengan keterampilan.

Kesegaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh berfungsinya kerja

komponen-komponen yang ada. Unsur-unsur kesegaran jasmani tidak dapat

dipisahkan baik dalam peningkatan maupun pemeliharaannya. Untuk lebih

jelasnya unsur-unsur kesegaran jasmani dapat diuraikan secara singkat sebagai

berikut:

1) Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Kesehatan

Kesehatan merupakan unsur dasar bagi kehidupan manusia. Dalam

menjalankan aktivitas fisik sehari-hari kesehatan merupakan syarat mutlak yang

harus dimiliki oleh seseorang. Derajat kesegaran jasmani yang baik dapat dicapai,

jika tubuh seseorang terbebas dari gangguan kesehatan. Tubuh dikatakan sehat

apabila proses fisiologis dan organ jasmani berfungsi secara normal tanpa ada

gangguan. Y.S. Santoso Giriwijoyo dalam Seri Bahan Kuliah Olahraga FPOK

IKIP Bandung (1992: 49) menyatakan, “Jasmani dikatakan sehat bila seluruh

proses fisiologis atau seluruh fungsi organ pada jasmani dalam keadaan normal”.

Kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan pada dasarnya meliputi

aspek-aspek fungsi fisiologis. Berfungsinya aspek fisiologis secara baik dan

normal akan menunjukkan derajat kesehatan yang optimal. Kesegaran jasmani

yang berhubungan dengan kesehatan dapat ditingkatkan dan atau dipertahankan

melalui latihan aktivitas jasmani yang teratur dan didasarkan prinsip-prinsip

Page 28: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

latihan yang benar. Wahjoedi (2000: 59) menyatakan, “Komponen kesegaran

jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi: daya tahan jantung paru,

daya tahan otot, kekuatan otot, kelentukan dan komposisi tubuh”.

a) Daya Tahan Jantung Paru (Kardiorespirasi)

Daya tahan paru jantung (kardiorespirasi) merupakan unsur pokok dari kondisi fisik seseorang. Daya tahan kardiorespirasi dapat pula disebut daya tahan kardiovaskuler, tenaga aerobik maksimal, aerobik power atau kapasitas aerobik. M. Sajoto (1995: 8) menyatakan, “Daya tahan kardiovaskuler atau daya tahan jantung paru-paru adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darah secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama”. Menurut Wahjoedi (2000: 59) bahwa, “Daya tahan jantung paru adalah kapasitas sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanap mengalami kelelahan yang berarti”. Sedangkan Mulyono B. (2001: 55) berpendapat, “Kesegaran kardiovaskuler adalah kemampuan untuk melatih seluruh tubuh dalam waktu agak panjang tanpa merasa lelah”.

Daya tahan paru jantung ini menyangkut efisiensi kemampuan kerja sistem

jantung, pernapasan dan peredaran darah dalam mensuplai energi ke dalam otot

untuk melakukan kerja secara kontinyu. Dengan kata lain, daya tahan paru jantung

adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru,

dan peredaran darah secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara

terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas relatif

tinggi dalam waktu yang cukup lama.

Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari jika beban pekerjaannya relatif

rendah, pada umumnya seseorang akan mampu mengatasinya tanpa kekurangan

energi. Tetapi, apabila beban pekerjaannya lebih berat dan menuntut adanya usaha

terus menerus dalam waktu yang relatif lama, belum tentu seseorang dapat

mengatasinya. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari mutlak diperlukan suplai

energi dan oksigen ke otot-otot yang aktif. Tanpa adanya suplai energi dan oksigen

yang cukup maka orang tidak akan dapat melakukan aktivitas dengan baik. Dalam

hal inilah daya tahan paru jantung berperanan penting untuk mendukung aktivitas

yang dilakukan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 19) menyatakan, “Dalam

Page 29: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjalankan aktivitas, peredaran darah kita harus dapat mensuplai oksigen yang

cukup kepada otot-otot agar dapat menjalankan fungsinya. Semakin baik

ketahanan jantung dan peredaran darah kita, otot-otot semakin dapat bertahan lebih

lama menjalankan fungsinya”.

Dalam menjalankan aktivitas yang relatif berat dalam waktu yang relatif

lama, menuntut adanya kemampuan menyalurkan oksigen ke dalam otot yang

aktif. Dalam hal ini mutlak diperlukan daya tahan paru jantung yang tinggi. Daya

tahan paru jantung merupakan unsur penting dalam aktivitas fisik manusia

terutama dalam menyelesaikan tugasnya sehari-hari. Daya tahan paru jantung yang

tinggi memungkinkan seseorang melakukan aktivitas fisiknya dengan penampilan

yang baik, sehingga akan meningkatkan prestasi menjadi lebih baik.

b) Daya Tahan Otot

Daya tahan merupakan kapasitas melakukan kerja secara terus-menerus

dalam waktu yang relatif lama. Daya tahan otot merupakan kemampuan seseorang

mempergunakan otot-nya untuk berkontraksi secara berulang-ulang dan terus

menerus dengan beban tertentu dalam waktu yang relatif lama.

Daya tahan otot sangat erat hubungannya dengan kekuatan otot. Iskandar Z.

Adisapoetra, dkk. (1999: 6) menyatakan, “Pada dasarnya daya tahan otot

merupakan rentangan antara daya tahan dan kekuatan otot”. Dengan demikian

daya tahan otot merupakan gabungan atau perpaduan antara kekuatan otot dan

daya tahan secara umum. Daya tahan otot sangat diperlukan untuk melakukan

aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, daya tahan otot perlu dimiliki dan

ditingkatkan. Untuk memiliki daya tahan otot yang baik harus melakukan latihan

berbeban dengan beban ringan, tetapi dilakukan dengan pengulangan yang banyak.

c) Kekuatan Otot

Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang dibutuhkan setiap

aktivitas fisik. Kekuatan otot merupakan unsur kondisi fisik yang sangat penting

dalam meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Berkaitan dengan kekuatan,

Sudjarwo (1993: 25) menyatakan, “Kekuatan adalah kemampuan otot-otot atau

Page 30: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok otot untuk mengatasi suatu beban atau tahanan dalam menjalankan

aktivitas". Menurut Andi Suhendro (1999: 4.3) bahwa, “Kekuatan adalah

kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengerahkan tenaga maksimal

dalam menahan beban tertentu dalam suatu aktivitas dengan waktu terbatas”.

Kekuatan otot berperanan penting untuk penampilan fisik seseorang. Pada

saat menjalani aktivitas sehari-hari seseorang selalu menghadapi beban tertentu.

Untuk dapat mengatasi beban yang dihadapi, mutlak diperlukan kekuatan otot

yang memadai. Kekuatan otot juga mempengaruhi berfungsinya komponen-

komponen fisik yang lain seperti daya tahan, daya ledak, kecepatan dan

kelincahan. Untuk menunjang aktivitas fisik sehari-hari, kekuatan otot yang

dimiliki harus dikembangkan. Pengembangan kekuatan otot terutama pada usia

anak-anak dan remaja sebaiknya bersifat menyeluruh yang melibatkan semua otot-

otot tubuh.

d) Kelentukan

Kelentukan merupakan keleluasan gerak pada persendian tubuh saat

melakukan aktivitas atau berolahraga. Kelentukan atau fleksibilitas merupakan

persyaratan yang diperlukan secara otomatis bagi berlangsungnya gerak dalam

kehidupan sehari-hari. Russel R. Pate dkk., (1993: 301) menyatakan, “Kelenturan

adalah batas rentang gerak maksimal yang mungkin pada sendi atau rangakian

sendi”. Menurut Andi Suhendro (1999: 4.41) bahwa, “Kelentukan (fleksibilitas)

adalah kemampuan suatu persendian beserta otot-otot di sekitarnya melakukan

gerakan secara maksimal tanpa menimbulkan gangguan pada bagian-bagian

tersebut”.

Dalam melakukan aktivitas atau berolahraga, kelentukan biasanya mengacu

pada ruang gerak sendi atau sendi-sendi tubuh. Lentuk tidaknya seseorang

ditentukan oleh luas sempitnya ruang gerak sendi-sendinya. Dengan demikian,

kelentukan merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak

sendi. Kecuali ruang gerak sendi, kelentukan juga ditentukan oleh elastis tidaknya

otot-otot, tendo dan ligamen. Dengan demikian orang yang fleksibel adalah orang

Page 31: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang memiliki ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan mempunyai otot

yang elastis.

e) Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh (body composition) berkaitan dengan jumlah lemak tubuh

pada diri seseorang. Berkaitan dengan komposisi tubuh Iskandar Z. Adisapoetra,

dkk. (1999: 6) menyatakan, "Komposisi tubuh adalah susunan tubuh yang

digambarkan sebagai dua komponen yaitu lemak tubuh dan massa tanpa lemak".

Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 4) bahwa, “Komposisi tubuh adalah

perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan berat tubuh tanpa lemak yang

dinyatakan dalam persentase lemak tubuh”.

Berdasarkan perbandingan antara berat tubuh dengan lemak dan berat tubuh

dengan tanpa lemak. Berat badan tanpa lemak terdiri dari masa otot, tulang dan

organ-organ tubuh. Wahjoedi (2000: 60) menyatakan, “Besarnya masa otot yaitu

40-50%, tulang 16-18% dan organ-organ tubuh 29-39%”. Sedangkan berat lemak

dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Depdikbud. (1994: 15)

menjelaskan, “Prosentase lemak tubuh tergantung pada jenis kelamin, usia,

keturunan dan aktivitas seseorang”. Berikut ini disajikan tabel prosentase lemak

berdasarkan usia dan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 1. Norma Prosentase Lemak Tubuh

Pria Wanita Usia Prosentase Lemak

Tubuh Prosentase Lemak

Tubuh s.d – 30

tahun 9 – 15% 14 – 21%

30 – 50 tahun

11 – 17% 15 – 23%

50 – 70 tahun

12 – 19% 16 – 26%

(Sumber: Depdikbud: 1994: 15)

2) Kesegaran Jasmani yang Berhubungan dengan Keterampilan

Page 32: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kesusksesan atau berprestasi yang tinggi dalam olahraga diperlukan lebih

dari sekedar suatu tingkat optimal kesegaran jasmani yang berkaitan dengan

kesehatan, tetapi perlu dukungan dari kesegaran jasmani yang berhubungan

dengan keterampilan. Kesegaran jasmani yang berhubungan keterampilan ini

sangat bergantung keadaan dan berfungsinya kondisi fisik. Kesegaran ini

merupakan gabungan dari berbagai faktor kondisi fisik seperti, kecepatan, daya

ledak (power), keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan kecepatan reaksi. Unsur-

unsur kesegaran jasmnai yang berhubungan dengan keterampilan diuraikan

sebagai berikut:

a) Kecepatan

Kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seseorang

olahragawan untuk bereaksi secara cepat bila diransang dan untuk menampilkan

atau melakukan gerakan secepat mungkin. Berkaitan dengan kecepatan Andi

Suhendro (1999: 4.20) menyatakan, “Kecepatan adalah kemampuan seseorang

untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Jadi,

kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan

berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya.

Kecepatan dapat pula didefinisikan sebagai laju gerak yang berlaku untuk

tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian tubuh. Seseorang yang memiliki

kecepatan maka tingkat mobilitas dalam kerjanya akan lebih baik. Bagi anak usia

sekolah kecepatan yang dimiliki juga memegang peranan penting untuk

melakukan aktivitas belajar, bermain baik di sekolah maupun dirumah. Anak pada

dasarnya adalah individu yang cukup dinamis. Untuk mempertahankan tingkat

mobilitasnya, anak memerlukan kecepatan gerak yang baik.

b) Power

Power disebut juga kekuatan eksplosif yaitu menyangkut kekuatan dan

kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran

kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat mungkin. Power

Page 33: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merupakan perpaduan dari dua unsur utama yaitu kekuatan dan kecepatan.

Kualitas power akan tercermin dari unsur kekuatan dan kecepatan yang dalam

pelaksanaannya dilakukan dalam waktu yang singkat. KONI (1993: 26)

menjelaskan, “Power adalah kemampuan otot untuk menggerahkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Menurut Imam Hidayat (2003: 280)

bahwa, “Daya ledak.power ialah besarnya kekuatan yang dikerahkan dengan

kecepatan”.

c) Keseimbangan

Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan sistem

neuromuscular dalam kondisi statis atau mengontrol sistem neuromuscular

tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi bergerak. Berkaitan

dengan keseimbangan Suharno HP. (1993: 66) menyatakan, “Keseimbangan

adalah kemampuan atlet untuk mempertahankan keseimbangan badan berbagai

keadaan tetap seimbang”. Menurut M. Sajoto (1995: 9) bahwa, “Keseimbangan

(balance) merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf

otot”.

Keseimbangan merupakan kemampuan seseorang mengendalikan organ-

organ syaraf otot selama melakukan gerakan-gerakan cepat, baik dalam keadaan

statis maupun dinamis. Keseimbangan juga dapat diartikan kemampuan

mempertahankan sikap tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan.

Keseimbangan yang dimiliki oleh seseorang tergantung pada kemampuan integrasi

antara kerja indra penglihatan, kanalis, semi sirkularis pada telinga dan receptor

otot.

d) Kelincahan

Kelincahan merupakan komponen yang sangat penting dalam penampilan seseorang. Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di arena tertentu. Menurut Iskandar Z. Adisapoetra, dkk. (1999: 6) bahwa, "Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya". Seseorang yang memiliki kemampuan merubah arah dari satu posisi tertentu ke posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan dengan koordinasi yang baik, berarti memiliki kelincahan

Page 34: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang cukup tinggi. Kelincahan tidak hanya diperlukan dalam olahraga tetapi juga situasi kerja dan kegiatan rekreasi.

e) Koordinasi

Koordinasi merupakan suatu kemampuan biomotorik yang sangat

kompleks. Karakteristik koordinasi sangat unik. Koordinasi memainkan peranan

yang khusus terhadap mobilitas fisik. Koordinasi bukan merupakan kemampuan

fisik tunggal, akan tetapi tersusun dari dan saling berinteraksi dengan kualitas-

kualitas fisik yang lain. Bompa dalam Harsono (1988: 219) menyatakan

“Koordinasi sangat erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan

fleksibilitas. Menurut M. Sajoto (1995: 9) bahwa, “Kordinasi adalah kemampuan

seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam

pola gerakan tunggal secara efektif”.

Koordinasi merupakan kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-

macam gerakan tunggal secara efektif. Koordinasi menyatakan hubungan yang

harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan

koordinasi merupakan unsur dasar yang baik dalam menyelesaikan tugas dalam

kehidupan sehari-hari.

e) Waktu Reaksi

Waktu reaksi adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menanggapi

rangsangan yang diterima oleh indera. Semua informasi yang diterima indera baik

dari dalam atau dari luar disebut rangsang. Indera akan mengubah informasi

tersebut menjadi impuls saraf dengan bahasa yang dipahami oleh otak. Berkaitan

dengan waktu reaksi Ismaryati (2006: 72) menyatakan, “Waktu reaksi adalah

periode antara diterimanya rangsang (stimuli) dengan permulaan munculnya

jawaban (respon)”. Sedangkan Mulyono B. (2009: 57) berpendapat, “Waktu reaksi

adalah lamanya waktu antara perangsangan dan respon”. Secara umum, waktu

reaksi dikenal sebagai latensi respons (respone latency) yaitu waktu yang berlalu

diantara pemberian stimulus dan munculnya respon. Dengan kata lain, waktu

reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk suatu respon yang tampak (overt)

Page 35: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk memulainya. Waktu reaksi menggambarkan kecepatan seseorang untuk

dapat merasa dan memberi respon terhadap lingkungan, yaitu waktu reaksi yang

pendek dapat disamakan dengan suatu kecepatan reaksi yang tinggi.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Menurut Junusul Hairy (1989: 56) bahwa, “Kebugaran jasmani bergantung

pada dua faktor dasar, yaitu kebugaran organik dan kebugaran dinamik. Kedua

faktor tersebut sangat penting di dalam kebugaran jasmani secara keseluruhan, dan

interaksi di antara keduanya menentukan tingkat kebugaran jasmani seseorang”

Kebugaran organik adalah kekhususan yang dimiliki seseorang yang

bersifat keturunan, yang diwarisi dari orang tuanya, dipengaruhi oleh umur, dan

mungkin keadaan sakit yang menetap atau kecelakaan. Keadaan yang

berhubungan dengan organisme ini sifatnya statis, dan sulit bahkan tidakmungkin

untuk diubah mislanya: tinggi badan, panjang lengan, bentuk tubuh secara

keseluruhan, atau cacat tubuh yang dibawa sejak lahir maupun karena sakit yang

menahun. Tingkat kebugaran organik menentukan potensi kebugaran jasmani

keseluruhan.

Kebugaran dinamik, istilah ini biasanya digunakan untuk hal-hal yang

mengarah kepada kesiapan dan kapasitas tubuh untuk bergerak dan bertindak

dalam tingkatan tertentu sesuai dengan situasi yang dihadapi. Banyak variabel

yang terkait dengan kebugaran dinamik ini di antaranya adalah jantung, paru dan

otot. Kebugaran dinamik ini dapat dikembangkan atau ditingkatkan dengan

melakukan latihan.

Pada dasarnya kebugaran jasmani tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi

oleh banyak faktor. Dangsina Moeleok dan Arjatmo Tjokronegoro (1984: 1-4)

menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani yaitu: “ (1)

keturunan (genetik), (2) usia, (3) jenis kelamin, (4) aktivitas fisik”. Menurut

Sarwono, Ismaryati dan M. Mariyanto (2000: 10) bahwa:

Kebugaran jasmani tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor: (1) kesehatan perorangan, (2) diet makanan, (3) pemeliharaan gigi, (4) latihan, (5) jenis pekerjaan, (6) permainan dan rekreasi, (7) istirahat dan tidur, (8) penghindaran dari penyakit, (9) intelektual (10) emosi dan sosial,

Page 36: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(11) umur dan jenis kelamin, (12) kedewasaan, dan (13) daya tahan terhadap penyakit”.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jamsani tersebut penting

untuk diperhatikan dalam usaha menjaga dan memelihara kebugaran jasmani

seseorang. Faktor-faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan

untuk mencapai kebugaran jasmani secara total.

d. Manfaat Kesegaran Jasmani

Kebugaran jasmani mutlak dibutuhkan bagi setiap orang. Kebugaran jasmani

merupakan unsur dasar yang harus dimiliki siswa dalam menjalankan aktivitasnya

sehari-hari. Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik, dapat

melakukan tugasnya sehari-hari dengan baik pula, sebaliknya siswa yang memiliki

kebugaran jasmani yang kurang baik, maka ia tidak dapat melakukan tugasnya

dengan baik pula. Santoso Giriwijoyo (1991: 63) menyatakan, “Dihubungkan

dengan kegiatan studi yang cukup berat dan pencapaian prestasi akademis yang

memerlukan dukungan kemampuan kerja fisik, maka rendahnya kapasitas kerja

fisik dapat menjadi penghambat untuk mencapai sukses. Disinilah antara lain

sumbangan olahraga bagi para siswa atau mahasiswa yaitu untuk meningkatkan

kemampuan kerja fisiknya”. Pendapat lain dikemukakan Mulyono Biyakto

Atmojo. (1997: 64) bahwa, “Berdasarkan fungsinya, physical fitness ternyata

merupakan kebutuhan bagi pelajar, yang berarti menjadi masalah sekolah dan para

pendidiknya, khususnya guru olahraga”.

Berdasarkan pendapat tersebut diketahui bahwa, kebugaran jasmani

memiliki manfaat yang besar. Dengan kebugaran jasmani siswa akan mampu

melaksanakan tugas dalam belajar tanpa ada kelelahan yang berarti dan masih

mampu melakukan aktivitas lainnya. Selain itu, dengan tubuh yang bugar siswa

mampu berfikir secara jernih, penuh kreativitas dan memiliki semangat yang tinggi

untuk menyelesaikan segala tugas studinya, sehingga dapat mendukung

pencapaian prestasi belajarnya lebih optimal.

e. Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani

Page 37: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kebugaran jasmani merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap

orang. Kualitas kebugaran jasmani yang dimiliki seseorang akan sangat

berpengaruh terhadap penampilan geraknya dan produktivitas kerjanya. Upaya

menjaga kebugaran jasmani adalah melakukan kegiatan olahraga secara teratur.

Djoko Pekik Irianto (2004: 8) menyatakan, “Berolahraga adalah salah satu

alternatif paling efektif dan aman untuk memperoleh kebugaran. Berolahraga

secara teratur mempunyai multi manfaat antara lain manfaat fisik (meningkatakan

komponen kebugaran), manfaat psikis (lebih tahan terhadap stress, lebih mampu

berkonsentrasi) dan manfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana

berinteraksi)”.

Kegiatan olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani

yaitu dengan memberikan pembenan pada jantung dan paru. Hal ini karena, tingkat

kebugaran jasmani seseoragn akan tercermin dari kemampuan kerja jantung dan

paru-paru. Jika kerja jantung dan paru-paru baik maka akan diperoleh tingkat

kebugaran jasmani yang baik pula. Cooper yang dikutip Sudarno SP. (1992: 64)

menyatakan, "Untuk membina kesegaran jasmani, kita harus memberi beban

kepada sistem kardiorespirasi. Latihan yang kita lakukan harus memberi beban

kepada sistem jantung dan paru". Latihan yang sangat efektif untuk memberikan

beban jantung dan paru adalah latihan aerobik. Latihan aerobik merupakan bentuk

latihan yang memberi beban kepada sistem jantung dan paru, sehingga kapasitas

jantung dan paru akan menjadi lebih baik. Marta Dinata (2003: 10) berpendapat:

Bentuk latihan aerobik dilakukan dengan intensitas rendah, sehingga dapat menimbulkan efisiensi kerja dari organ-organ tubuh, yaitu jantung dan paru-paru, serta sistem pernafasan. Dengan meningkatkan kapasitas aerobik maka cadangan tenaga menjadi lebih besar sehingga tubuh lebih mampu mempertahan kondisi fisik pada suatu aktivitas. Hal ini disebabkan pada latihan aerobik, sistem pamasukan oksigen berlangsung terus menerus dan seimbang dengan kebutuhan pembetukan energi. Hal terpenting dan harus diperhatikan dalam latihan kebugaran jasmani

adalah adanya tekanan terhadap jantung dan paru-paru untuk bekerja dalam waktu

yang relatif lama pada suasana aerobik. Bentuk dan jenis olahraga yang efektif

untuk memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani, di antaranya jogging,

sepeda santai, dan jalan santai. Di samping melakukan jenis olahraga tersebut

Page 38: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dapat pula dengan melakukan olahraga seperti sepakbola, bolabasket, renang,

tenis, bulutangkis dan lain sebagainya.

Latihan aerobik yang dilakukan dengan intensitas rendah dalam waktu

relatif lama dapat mendorong kerja jantung, peredaran darah dan paru-paru,

sehingga dapat merangsang kemampuan kerja jantung, peredaran darah dan paru-

paru ke arah yang lebih baik. Latihan aerobik yang dilakukan secara baik dan

teratur akan memberikan perubahan-perubahan secara fisiologis. Latihan yang

dilakukan secara teratur dan sistematis dapat meningkatkan kapasitas total paru-

paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan yang

diberikan terhadap tubuh. Dengan demikian latihan olahraga yang dilakukan

secara teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani, sehingga penampilannya

akan kelihatan selalu bugar.

3. Latihan Sarana untuk Meningkatkan Kebugaran Jasmani

a. Latihan Fisik

Kondisi fisik yang baik merupakan faktor yang mendasar untuk

mengembangkan faktor lainnya, sehingga akan mendukung kebugaran jasmani

atau pencapaian prestasi olahraga yang optimal. Latihan fisik merupakan latihan

yang menekankan pada komponen kondisi fisik tertentu guna mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Andi Suhendro (1999: 4.1) menyatakan, “Kondisi fisik

merupakan salah satu syarat penting dalam meningkatkan prestasi seorang atlet,

dan bahkan sebagai keperluan yang sangat mendasar untuk meraih prestasi

olahraga”.

Latihan fisik pada prinsipnya memberikan beban fisik pada tubuh secara

teratur, sistematik, berkesinambugan sedemikian rupa sehingga dapat

meningkatkan kemampuan di dalam melakukan kerja. Latihan fisik yang teratur,

sistematik dan berkesinambungan yang dituangkan dalam suatu program latihan

Page 39: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata. Berkaitan dengan latihan fisik

Harsono (1988: 153) menyatakan “Latihan fisik merupakan usaha untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional sistem tubuh

sehingga mencapai prestasi yang lebih baik”. Menurut Andi Suhendro (1999:3.5)

“Latihan fisik adalah latihan yang ditujukan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kondisi seseorang. Latihan ini mencakup semua komponen kondisi

fisik antara lain kekuatan otot, daya tahan kardiovaskuler, daya tahan otot,

kelincahan, kecepatan, power, stamina, kelentukan dan lain-lain”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, latihan fisik merupakan

salah satu unsur latihan olahraga secara menyeluruh, yaitu untuk meningkatkan

prestasi olahraga serta untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Dalam pelaksanaan

latihan fisik dapat ditekankan pada salah satu komponen kondisi fisik tertentu

misalnya, daya tahan kardiovaskuler, maka latihan fisik harus ditekankan pada

peningkatan unsur-unsur kondisi fisik daya tahan kardiovaskuler. Latihan yang

dilakukan harus bersifat spesifik sesuai dengan karakteristik komponen kondisi

fisik yang dikembangkan.

b. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Latihan Fisik

Cara yang paling efektif untuk memelihara dan meningkatkan kebugaran jasmani melalui latihan fisik atau olahraga secara teratur. Peningkatan derajat kesehatan fisik manusia dapat dicapai melalui proses latihan olahraga, secara sistematis dan terprogram dengan baik. Tujuan latihan fisik menurut Harsono (1988:153) yaitu "Untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional sistem tubuh sehingga mencapai prestasi yang lebih baik".

Secara umum tujuan dari latihan kondisi fisik yaitu, untuk meningkatkan

kesegaran jasmani dan kemampuan ergosistem tubuh dalam melakukan kerja fisik.

Latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani bersifat aerobik. Menurut Cooper

yang dikutip Sudarno SP. (1992: 64) bahwa, "Untuk membina kesegaran jasmani,

kita harus memberi beban kepada sistem kardiorespirasi. Latihan yang kita

lakukan harus memberi beban kepada sistem jantung dan paru". Latihan untuk

meningkatkan kesegaran jasmani terutama ditujukan pada sistem kardiorespirasi

dengan melakukan aktivitas fisik dalam waktu yang relatif lama.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, salah satu ciri latihan untuk

meningkatkan daya tahan kardiovaskuler yaitu memberi pembebanan pada jantung

Page 40: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan paru-paru. Bentuk latihan yang baik dan efektif untuk memelihara dan

meningkatkan daya tahan karduiovaskuler adalah dengan latihan aerobik. Latihan

aerobik merupakan bentuk latihan yang memberi beban kepada sistem jantung dan

paru, sehingga kapasitas jantung dan paru akan menjadi lebih baik. Menurut Rusli

Lutan & Adang Suherman (2000: 157) bahwa, "Istilah aerobik digunakan

sehubungan dengan pemahaman tentang kerja yang memerlukan oksigen,

penyalurannya bersama sistem peredaran darah ke seluruh sel tubuh dan

pemanfaatannya". Pendapat lain dikemukakan Marta Dinata (2003: 10) bahwa:

Bentuk latihan aerobik dilakukan dengan intensitas rendah, sehingga dapat menimbulkan efisiensi kerja dari organ-organ tubuh, yaitu jantung dan paru-paru, serta sistem pernafasan. Dengan meningkatkan kapasitas aerobik maka cadangan tenaga menjadi lebih besar sehingga tubuh lebih mampu mempertahan kondisi fisik pada suatu aktivitas. Hal ini disebabkan pada latihan aerobik, sistem pamasukan oksigen berlangsung terus menerus dan seimbang dengan kebutuhan pembetukan energi. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, upaya meningkatkan

kebugaran jasmani adalah dengan latihan yang menekankan kerja jantung dan

paru-paru dalam waktu yang relatif lama pada suasana aerobik. Latihan aerobik

yang dilakukan dengan intensitas rendah dalam waktu relatif lama dapat

mendorong kerja jantung, peredaran darah dan paru-paru, sehingga dapat

merangsang kemampuan kerja jantung, peredaran darah dan paru-paru ke arah

yang lebih baik. Latihan aerobik yang dilakukan secara baik dan teratur akan

memberikan perubahan-perubahan secara fisiologis. Latihan yang dilakukan

secara teratur dan sistematis dapat meningkatkan kapasitas total paru-paru dan

volume jantung. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan yang diberikan

terhadap tubuh. Bentuk dan jenis olahraga yang efektif untuk memelihara dan

meningkatkan kebugaran jasmani, di antaranya jogging, sepeda santai, dan jalan

santai atau olahraga lainnya yang dilakukan dalam waktu relatif lama.

Prinsip dasar latihan olahraga untuk meningkatkan dan memelihara daya

tahan aerobik, yaitu ditujukan pada peningkatan efisiensi sistem kerja paru-

jantung. Seperti dikemukakan A. Hamidsyah Noer (1996: 62) bahwa, “Latihan-

latihan daya tahan akan meningkatkan kekuatan dan kemampuan jantung,

Page 41: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peredaran darah dan paru-paru beserta sistem pernapasan (cardiorespiratory atau

cardiovaskuler)”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri latihan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani yaitu latihan yang memberi pembebanan pada jantung,

peredaran darah, paru-paru dan pernapasan. Latihan olahraga yang efektif untuk

memberi pembebanan pada jantung, perearan darah, paru-paru dan pernapasan

adalah latihan yang bersifat aerobik. Latihan aerobik merupakan latihan yang

dilakukan dengan intensitas relatif rendah dalam waktu yang relatif lama. Untuk

meningkatkan kabugaran jasmani, maka seorang pelatih harus memahami ciri-ciri

latihan yang tepat. Menurut Suharno HP. (1993: 45) ciri-ciri umum latihan daya

kebugaran jasmani antara lain:

1) Bentuk lari jarak jauh (gerak cyclik) dan bentuk gerakan acyclik yang terus menerus dalam waktu tertentu, minimal 30 menit/20 menit.

2) Ada stres terhadap jantung, paru-paru otot dan pusat syaraf yang bersifat lama. Khusus untuk meningkatkan daya tahan anaerobik perlu dilatih gerakan tanpa mengambil napas, sehingga cadangan zat kimia dalam otot (ATP dan alkali reserve meningkat).

3) Metode yang dipergunakan constan training, cross country, fartlek, interval training, circuit traing.

Berdasarkan ciri-ciri latihan kebugaran jasmani di atas menunjukkan bahwa,

prinsip latihan kebugaran jasmani yaitu, dilakukan dalam waktu yang relatif lama,

intensitas latihan rendah, memberikan tekanan atau stress pada jantung, paru-paru,

otot dan pusat syaraf. Bentuk-bentuk latihan untuk memberi tekanan terhadap

jantung, paru-paru, otot di antaranya lari jarah jauh, couscantry, fartlek, interval

training, circuit traing.

c. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan Fisik

Prestasi dalam olahraga dapat dicapai melalui latihan secara intensif.

Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar.

Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam

latihan yang terorganisir dengan baik (Nosseck, 1982: 14). Agar tujuan latihan

dapat dicapai secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang

Page 42: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baik dan tepat Hal ini sesuai dengan tujuan prinsip latihan yang dikemukakan

Sudjarwo (1993: 21-23) bahwa, “Tujuan prinsip latihan yaitu agar pemberian dosis

latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet. Sedangkan

prinsip-prinsip latihan di antaranya: (1) Prinsip individu, (2) Prinsip penambahan

beban, (3) Prinsip interval, (4) Prinsip penekanan beban (stress), (5) Prinsip

makanan baik dan, (6) Prinsip latihan sepanjang tahun”.

Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam

latihan. Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan

tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip

latihan dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip Individu

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan

didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara atlet

yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta

prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan

dalam pelaksanaan latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) menyatakan,

"Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang

sama, tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama". Menurut

Andi Suhendro (1999: 3.15) bahwa, “Prinsip individual merupakan salah satu

syarat dalam melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini harus diterapkan

kepada setiap atlet, sekali atlet tersebut memiliki prestasi yang sama. Konsep

latihan ini harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki setiap individu agar

tujuan latihan dapat tercapai”.

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang diterapkan

direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi setiap atlet.

Sudjarwo (1993: 21) menyatakan, “Pemberian beban latihan harus selalu

mengingat kemampuan dan kondisi masing-masing atlet. Faktor-faktor individu

yang harus mendapat perhatian misalnya tingkat ketangkasan atlet, umur atau

lamanya berlatih, kesehatan dan kesegaran jasmani serta psychologis”.

Page 43: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Prinsip Penambahan Beban (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami seorang pelatih dan atlet. Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk memperoleh peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat meningkat jika mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat, yaitu di atas dari beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (1999: 3.7) menyatakan, “Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam latihan mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk. (1992: 95) berpendapat:

Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu ringan, artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lama pun atlet berlatih, betapa sering pun dia berlatih atau sampai bagaimana lelah pun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, prinsip beban

lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh.

Pembebanan latihan yang lebih berat dari sebelumnya akan merangsang tubuh

untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan

meningkat. Kemampuan tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk

mencapai prestasi yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban latihan harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang terlalu berat tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya yaitu kemunduran kemampuan kondisi fisik atau dapat mengakibatkan atlet menjadi sakit.

3) Prinsip Interval

Interval atau istirahat merupakan bagian penting dalam latihan. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan dengan prinsip interval

Sudjarwo (1993: 22) menyatakan, “Latihan secara interval adalah merupakan

serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu(interval). Faktor istirahat

(interval haruslah diperhatikan setelah jasmani melakukan kerja berat akibat

latihan.”

Page 44: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Istirahat atau interval merupakan factor yang harus diperhatikan dalam

latihan. Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat. Dengan istirahat akan

memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk melakukan latihan berikutnya

kondisinya akan lebih baik.

4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)

Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan

tekanan yang berat atau bahkan dapat dikatakan membuat atalet stress. Penekanan

beban latihan harus sampai menimbulkan kelelahan secara sungguh-sungguh, baik

kelelahan local maupun kelelahan total jasmani dan rokhani atlet. Dengan waktu

tertentu serta beban latihan dengan intensitas maksimal akan berakibat timbulnya

kelelahan local yaitu otot-otot tertentu atau pun fungsi organisme. Kelelahan total

disebabkan adanay beban latihan dengan volume yang besar, serta intensitasnya

maksimal dengan waktu yang cukup lama. Prinsip penekanan beban (stress)

diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, penggemblengan mental

yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan-pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik

Makanan yang sehat dan baik sangat penting bagi seorang atlet. Makanan

yang dikonsumsi atlet harus sesuai dengan tenaga yang diperlukan dalam latihan.

Untuk menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi seorang atlet harus

bekerjasama dengan ahli gizi. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Untuk seorang

atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin

serta meniral lainnya”. Pentingnya peranan makanan yang baik untuk seorang

atlet, maka harus diperhatikan agar kondisi atlet tetap terjaga, sehingga akan

mendukung pencapaian prestasi yang maksimal.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Page 45: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pencapaian prestasi yang tinggi dibutuhkan latihan yang teratur dan terprogram. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Kembali kepada sistematis dari latihan yang diberikan secara teratur dan ajeg serta dilaksanakan sepanjang tahun tanpa berseling. Hal ini bukan berarti tidak ada istirahat sama sekali, ingat akan prinsip interval”.

Sistematis suatu latihan sepanjang tahun akan diketahui melalui periode-

periode latihan. Oleh karena itu, latihan sepanjang tahun harus dijabarkan dalam

periode-periode latihan. Melalui penjabaran dalam periode-periode latihan, maka

tujuan kan lebih fokus, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai.

d. Komponen-Komponen Latihan

Aktivitas fisik yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap kondisi fisiologis, anatomis, biokimia dan psikologis. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serta frekuensi penampilan (densitas). Menurut Depdiknas. (2000: 105) bahwa, “Dalam proses latihan yang efisien dan efektifitas dipengaruhi: (1) volume latihan, (2) intensitas latihan, (3) densitas latihan dan (4) kompleksitas latihan”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan akan mencapai hasil yang efektif dan waktunya lebih efisien jika komponen-komponen latihan diperhatikan dengan baik dan benar. Komponen-komponen latihan meliputi volume latihan, intensitas latihan, densitas latihan dan kompleksitas latihan. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :

1) Volume Latihan

Volume latihan merupakan syarat yang sangat penting untuk mencapai kemampuan fisik yang yang lebih baik. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.17) bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan Depdiknas (2000: 106) menyatakan, “Unsur-unsur latihan meliputi: (1) waktu atau lama latihan, (2) jarak tempuh atau berat beban yang diangkut setiap waktu dan (3) jumlah ulangan latihan atau unsur teknik yang dilakukan dalam waktu tertentu”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, volume latihan mencerminkan kuantitas atau banyaknya latihan yang dilakukan pada saat latihan. Untuk meningkatkan kemampuan fisik, maka volume latihan harus ditingkatkan secara berangsur-angsur (progresif). Peningkatan beban latihan harus disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai. Hal ini karena, semakin tinggi kemampuan seseorang makin besar volume latihannya, karena terdapat korelasi antara volume latihan dan prestasi.

Page 46: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan komponen kualitas latihan yang mengacu

pada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu tertentu. Semakin

banyak kerja yang dilakukan, semakin tinggi intensitasnya. Suharno HP. (1993:

31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau

tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan

maupun pertandingan”.

Intensitas latihan tercermin dari kuatnya stimuli (rangsangan) syaraf dalam

latihan. Kuatnya ranbgsangan tergantung dari beban, kecepatan gerakan dan

variasi interval atau istirahat antar ulangan. Antara intensitas latihan dan volume

latihan sulit untuk dipisahkan, karena latihan selalu mengkaitkan antara kuantitas

dan kualitas latihan. Untuk mencapai hasil latihan yang baik, maka intensitas

latihan yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas

suatu latihan yang tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang

ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas

latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cidera.

3) Densitas Latihan

Densitas merupakan frekuensi (kekerapan) dalam melakukan serangkaian

stimuli (rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan.

Dalam hal ini Andi Suhendro (1999: 3.24) menyatakan, “Density merupakan

ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”.

Densitas menunjukkan hubungan yang dicerminkan dalam waktu antara

aktifitas dan pemulihan (recovery) dalam latihan. Ketepatan densitas dinilai

berdasarkan perimbangan antara aktivitas dan pemulihan. Perimbangan ini

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Lama waktu istirahat

atau interval antar aktivitas tergantung pada berbagai faktor antar alain: intensitas

latihan, status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang

ditingkatkan. Berkaitan dengan densitas latihan Depdiknas (2000: 107)

berpendapat:

Page 47: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Kompleksitas Latihan

Kompleksitas dikaitan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan

dalam latihan. Hal ini sesuai pendapat Depdiknas (2000: 108) bahwa,

“Kompleksitas latihan menunjukkann tingkat keragaman unsur yang dilakukan

dalam latihan”. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi,

dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan. Keterampilan

teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan permasalahan dan

akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot, khususnya selama

tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu gambaran

kelompok individual terhadap keterampilan yang kompleks, dapat membedakan

dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang baik dan yang jelek. Seperti

dikemukakan Astrand dan Rodahl dalam Bompa (1983: 28) “Semakin sulit bentuk

latihan semakin besar juga perbedaan individual serta efisiensi mekanismenya”.

e. Perubahan-Perubahan Tubuh Akibat Latihan Fisik

Aktivitas jasmani yang dilakukan secara teratur menimbulkan aneka

perubahan pada tubuh seseorang. Latihan fisik yang dilakukan secara sistematis,

teratur dan kontinyu serta diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat

akan menyebabkan perubahan-perubahan tubuh yang mengarah pada peningkatan

kemampuan tubuh untuk melaksanakan kerja yang lebih berat. Menurut Mucshin

Doewes dkk, (1994: 47-49) efek latihan dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:

“(1) Efek langsung, (2) Efek tidak langsung dan (3) Efek berkelanjutan”. Berkaitan

dengan pengaruh daya tahan aerobik, Junusul Hairy (1989: 208-211) menyatakan,

“beberapa perubahan yang terjadi setelah melakukan latihan daya tahan aerobik

yaitu (1) Perubahan kardiorespiratori, (2) Peningkatan daya tahan otot dan, (3)

Perubahan bahan-bahan kimia dalam jaringan”. Untuk lebih jelasnya diuraikan

secara singkat sebagai berikut :

1) Perubahan Kardiorespiratori

Perubahan kardiorespiratori yang disebabkan oleh latihan daya tahan aerobik, juga termasuk sistem transport oksigen. Sistem transport oksigen melibatkan juga sistem sirkulatori, respiratori dan jaringan, mereka bekerja

Page 48: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bersama-sama untuk satu tujuan yaitu, melepaskan atau menyampaikan oksigen ke otot yang sedang bekerja. Karena dengan latihan daya tahan aerobik dapat meningkatkan respon jantung terhadap kegiatan dan juga dapat diharapkan, bahwa organ-organ yang terlatih dapat bekerja lebih efisien pada semua pekerjaan.

Pembuluh darah kapiler pada otot bertambah banyak, sehingga

memungkinkan difusi oksigen di dalam otot dapat lebih mudah, akibatnya

mempunyai kemampuan untuk mengangkut dan mempergunakan rata-rata oksigen

lebih besar daripada orang yang tidak terlatih. Karena itu dapat mengkonsumsi

oksigen lebih banyak per-unit massa otot, dan dapat bekerja lebih tahan lama.

2) Peningkatan Daya Tahan Otot

Daya tahan otot adalah berhubungan dengan kemampuan sekelompok otot

dalam mempertahankan suatu usaha dalam waktu yang lama tanpa mengurangi

unjuk kerja. Kemampuan relatif untuk mensuplai oksigen selama kontraksi otot

berlangsung, kapasitas aerobik (konsumsi oksigen maksimal).

Kapasitas aerobik maksimal merupakan suatu indikator yang terbaik dari

daya tahan seseorang. Kapasitas aerobik yang tinggi hanya dapat dicapai dengan

melakukan dengan melakukan latihan daya tahan secara reguler. Hal ini

disebabkan oleh terjadinya perubahan pada mitochondria terutama peningkatan

kapasitas respiratori.

Mitochondria terutama terlibat dalam pemakaian oksigen untuk produksi

ATP, sedangkan oksigen yang ada pada mitochondria berasal dari sel otot yang

diangkut oleh mioglobin. Fungsi mioglobin adalah menyimpan dan mengangkut

oksigen dari sel otot ke mitochondria.

3) Perubahan Bahan-Bahan Kimia dalam Jaringan

Perubahan bahan-bahan kimia dalam jaringan akibat latihan daya tahan

aerobik, menurut Junusul Hairy (1989: 209-211) meliputi:

Terdapat tiga kelompok besar sistem aerobik yang terdapat di dalam otot rangka atlet, yang disebabkan oleh latihan daya tahan yaitu: 1) Meningkatnya kandungan mioglobin 2) Meningkatnya oksidadi karbohidrat :

Page 49: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Meningkatnya jumlah, ukuran dan daerah permukaan membran mitochondria.

b) Meningkatnya tingkat kegiatan atau konsentrasi enzim yang terlibat di dalam daur krebs dan sistem transport elektron.

c) Peningkatan penyimpanan glikogen dalam otot. 3) Meningkatnya oksidasi lemak meliputi:

a) Meningkatnya penyimpanan trigliserida di dalam intramuskular, yang disimpan dalam bentuk lemak.

b) Meningkatnya pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan lemak, sehingga tersedianya lemak sebagai bahan bakar meningkat.

c) Meningkatnya kegiatan enzim yang terlibat di dalam aktivitas transport, dan pemecahan asam lemak.

Selain perubahan-perubahan yang terjadi seperti yang telah diuraikan di

atas, latihan daya tahan aerobik juga dapat merubah hal-hal penting lainnya seperti perubahan pada komposisi tubuh, perubahan pada tekanan darah, perubahan pada penyesuaian terhadap panas, perubahan pada jarigan ikat dan perubahan pada otot dan serabut-serabut otot (Junusul Hairy, 1989: 210-211)

Pengaruh yang ditimbulkan dari latihan daya tahan aerobik mempunyai

pengaruh baik terhadap kesegaran jasmani. Perubahan-perubahan dari latihan daya

tahan aerobik meliputi perubahan kardiorespiratori, daya tahan otot dan

perubahan bahan-bahan kimia dalam jaringan. Untuk memperoleh kesegaran

jasmani yang baik, maka harus melakukan latihan aerobik secara baik dan teratur

4. Pengukuran Tingkat Kebugaran Jasmani

a. Cara Pengukuran Kebugaran Jasmani

Banyak ahli telah berhasil mengembangkan metode yang cukup cermat

untuk mengukur kemampuan aerobik (daya tahan jantung, peredaran darah dan

pernafasan ditinjau dari kesehatan) yang membutuhkan peralatan yang rumit dan

keahlian khusus. Bagi kita orang awam tentunya tidak memahami cara

menggunakan alat-alat tersebut untuk mengikuti perkembangan jasmani dalam

rangka pembinaan dan pemeliharaan.

Dalam hal ini ada cara penilaian yang sangat sederhana dan dapat

dilakukan setiap orang yaitu dengan jalan mengukur denyut jantung atau denyut

nadi. Frekuensi denyut jantung (denyutan/menit) selama dan setelah melakukan

latihan dan begitu pula pada waktu istirahat penuh (nadi basal), tidak saja dapat

Page 50: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memberi gambaran tentang kesegaran seseorangsecara umum, akan tetapi juga

tentang beban kerja yang selaras dengan kemampuannya. Rusli Lutan dan Andang

Suherman (2000: 158) menyatakan:

Fitness aerobik diukur berdasarkan kemampuan jantung untuk memompa darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh, dan kemampuan untuk menyesuaikan ke proses pemulihan dari aktivitas jasmani. Fitness aerobik diukur berdasarkan kemampuan maksimum penyerapan oksigen, yang disebut dalam istilah VO2 maks. Yang menggambarkan seberapa efisien tubuh memanfaatkan oksigen selama aktivitas jasmani berlangsung dari derajat sedang hingga yang lebih berat.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, untuk mengukur daya tahan

kardiovaskuler dapat diketahui berdasarkan kemampuan jantung memompa darah

ke seluruh tubuh dan kemampuan penyesuaian pemulihan dari kegiatan atau

aktivitas. Pada umumnya terdapat kecenderungan bahwa, seseorang dengan denyut

nadi basal yang rendah, relatif lebih segar daripada mereka dengan denyut nadinya

tinggi. Ini menunjukkan bahwa, kemampuan jantung untuk mengalirkan darah ke

seluruh tubuh melalui denyutan yang lebih sedikit dalam satu menit, oleh

karenanya daya pompanya begitu besar. Dikatakan secara fisiologis bahwa, daya

kerja jantung yang demikian sangat efisien. Frekuensi denyut nadi semenit, baik

yang basal maupun setelah melakukan latihan relatif lebih rendah dan gejala ini

terjadi berkat kebugaran jasmani yang makin meningkat.

Biasanya kerja fisik menyebabkan denyut nadi seseorang meningkat dan

ada kalanya dapat terus menanjak melebihi 200 denyutan setiap menit. Dalam hal

ini seseorang melakukan latihan fisik berkelanjutan tanpa istirahat, maka pada

suatu saat dapat berada dalam keadaan mantap (steady state). Ini berarti, frekuensi

nadinya semenit dapat bertambah 60% dari perbedaan antara nadi basal dan nadi

maksumum menurut usianya. Marta Dinata (2003: 29) memberikan contoh sebagai

berikut: misalnya, seseorang berusia 25 tahun dengan nadi basal 60 per menit dan

nadi maksimum menurut usianya rata-rata 200 per menit, maka nadinya sewaktu

bekerja dalam keadaan mantap, seyogyanya berada sekitar 60 + 60% (200-60) =

60 + 48 = 144 denyutan per menit. Derajat 60% dinamakan “ambang denyut

jantung” perlu dipertahankan selama melakukan kegiatan fisik yang mantap.

Page 51: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berikut ini disajikan tabel ambang denyut jantung dalam berbagai tingkat

usia dan denyut nadi basal menurut Marta Dinata (2003: 29) sebagai berikut:

Tabel 2. Ambang Denyut Jantung dalam Berbagai Tingkat Usia dan Denyut Nadi

Basal Usia Denyut jantung waktu kerja fisik (denyutan per menit)

60 65 70 75 80 85 90 25 144 146 148 150 152 154 156 30 140 142 144 146 148 150 152 35 137 139 141 146 148 150 152 40 133 135 137 139 141 143 145 45 130 132 134 136 138 140 142 50 127 129 131 133 135 137 139 55 123 125 127 129 131 133 135 60 119 121 123 125 127 129 131 65 116 118 120 122 124 126 128

Ambang denyut jantung dalam melakukan kerja fisik yang mantap dan berkelanjutan (Marta Dinata, 2003:29)

b. Macam-Macam Tes Kebugaran Jasmani

Latihan secara baik dan teratur merupakan langkah yang tepat untuk

memelihara tingkat kebugaran jasmani. Dalam pelaksanaan latihan hendaknya

dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana hasil latihan yang telah

dilaksanakan. Evaluasi ini sangat penting, sehingga akan diketahui apakah tingkat

kebugaran jasmaniya dalam keadaan baik atau belum. Untuk mengetahui tingkat

kebugaran jasmani dapat dilakukan secara sederhana dan dapat melalui

laboratorium. Menurut Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi tahun (1996: 65-

105) mengelompokkan macam-macam tes kesegaran jasmani yaitu:

1) Tes daya tahan jantung dan paru terdiri dari: (a) Tes jalan cepat 4.800 meter (b) Tes lari 2,4 meter (c) Tes naik turn bangku (d) Step tes Indonesia

2) Pengukuran VO2 Max terdiri dari: (a) Metode Balke lari 15 menit (b) Dengan ergocycloe (c) Dngan treadmill.

Page 52: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pendapat lain dikemukakan M. Furqon H. (2003: 57) bahwa, “Bentuk tes

untuk mengukur atau menilai kesegaran aerobik dengan lari multitahap (multistage

fitness test). Sedangkan Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 159)

berpendapat, “Bentuk tes yang paling praktis untuk mengukur kapasitas aerobik

menggunakan tes lari 12 menit rancangan dari Cooper”.

Dari macam-macam tes kebugaran jasmani tersebut, masing-masing

memiliki karakteristik dan aturan sendiri-sendiri. Dari hasil tes yang telah

dilaksanakan, kemudian dikonsultasikan sesuai norma dari masing-masing bentuk

tes tersebut, sehingga akan dikatahui pada kondisi yang bagaimana kebugaran

jasmani seseorang.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang

dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan

khususnya yang terkait dengan kebugaran jasmani dengan hasil yang masih

bervariasi atau beragam. Berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan sebagai

berikut:

1. Penelitian Dwi Nugroho dengan judul, “Studi Tentang Daya Tahan

Kardiovaskuler Pada Anggota Fitness Center Primadona Di Banjarnegara

Tahun 2006 ”. Dari penelitian ini diperoleh simpulan yaitu: Daya tahan

kardiovaskuler anggota fitness center Primadona Banjarnegara tahun 2006

yang memiliki kategori sangat baik 1 orang (3.125%), yang memiliki kategori

baik 9 orang (28.125%), yang memiliki kategori sedang 19 orang (59.375%)

dan yang memiliki kategori buruk 3 orang (9.375%).

2. Penelitian Catur Priambodo dengan judul, “Studi Tentang Status Kesegaran

Jasmani dan Status Gizi Pada Siswa Putra Kelas IV dan V Sekolah Dasar

Ta’mirul Islam Surakarta Tahun 2005/2006 ”. Dari penelitian ini diperoleh

simpulan yaitu: (1) Status kesegaran jasmani siswa putra kelas IV dan V

Sekolah Dasar Ta’mirul Islam Surakarta tahun pelajaran 2005/2006 rata-rata

adalah kurang. (2) Status gizi siswa putra kelas IV Sekolah Dasar Ta’mirul

Page 53: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Islam Surakarta tahun pelajaran 2005/2006 rata-rata adalah kurang. Sedangkan

status gizin siswa putra kelas V Sekolah Dasar Ta’mirul Islam Surakarta tahun

pelajaran 2005/2006 rata-rata normal.

C. Kerangka Pemikiran

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang muntuk kualitas kebugaran

jasmani yang baik. Karena dalam permainan sepakbola setiap pemain dituntut

selalu bergerak dengan memainkan teknik dasar dalam waktu yang lama. Dengan

kesegaran jasmani yang dimilikinya, maka seorang pemain sepakbola dapat

melaksanakan tugas dengan baik tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan

masih memiliki cadangan energi untuk aktivitas selanjutnya.

Tingkat kebugaran jasmani pada umumnya ditampilkan dengan unjuk kerja

fisik yang baik. Orang yang memiliki kondisi fisik yang baik berarti

mencerminkan tingkat kebugaran jasmaninya baik pula. Olahraga secara teratur

atau melakukan aktivitas fisik secara ajeg merupakan usaha untuk menjaga dan

memelihara kebugaran jasmani. Salah satu upaya untuk menjaga dan

meningkatkan kebugaran jasmani pemain sepakbola dengan melakukan latihan

fisik secara sistematis dan kontinyu.

Latihan fisik merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan

kebugaran jasmani. Dalam melakukan latihan fisik harus memberi pembebanan

pada kerja jantung, paru-paru, peredaran darah dan sistem pernapasan. Latihan

untuk meningkatkan kebugaran jasmani harus dilakukan dalam intensitas sedang

yang dilakukan dalam waktu relatif lama.

Banyak manfaat yang diperoleh dari latihan kebugaran jasmani. Dengan

latihan fisik secara teratur, maka akan terjadi beberapa perubahan setelah

melakukan latihan kebugaran jasmani yaitu: perubahan kardiorespiratori,

peningkatan daya tahan otot dan, perubahan bahan-bahan kimia dalam jaringan.

Bentuk-bentuk latihan yang efektif untuk meningkatkan kebugaran jasmani seperti

jalan, jogging, bersepeda atau olahraga lainnya yang membutuhkan waktu relatif

lama. Dengan latihan yang dilakukan secara baik dan teratur akan meningkatkan

Page 54: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kualitas kerja jantung dan paru-paru, sehingga akan diperoleh kebugaran jasmani

yang baik.

Dalam pelaksanaan latihan kebugaran jasmani hendaknya selalu diadakan

evaluasi. Evaluasi sangat penting, hal ini untuk mengetahui apakah ingkat

kebugaran jasmaninya dalam kondisi sudah baik atau belum. Tanpa adanya

evaluasi, maka tidak diketahui hasil dari latihan. Jika dari evaluasi diketahui

kebugaran jasmaninya buruk, maka harus ditingkatkan, jika dalam kondisi baik,

maka harus dipertahankan.

Banyak macam cara untuk mengukur kebugaran jasmani, baik dengan cara

yang sederhana atau melalui laboratorium. Bentuk tes kebugaran jasmani yang

sederhana di antaranya, naik turun bangku, tes dalam bentuk jalan atau lari. Dari

macam-macam bentuk tes kebugaran jasmani yang sederhana tersebut dapat

memberikan penaksiran terhadap kualitas kerja jantung, paru-paru, peredaran

darah dan pernapasan yang mendekati tes laboratorium. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaan latihan kebugaran jasmani harus selalu dilakukan kontrol, agar

diketahui tingkat kebugaran jasmaninya.

Page 55: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepakbola SSB Pesat Tirta Lawu

Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan dua kali pengambilan data

yaitu tes dan re-test dan dilaksanakan pada bulan Sepetember 2010.

B. Bentuk dan Startegi Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian, maka bentuk dan strategi penelitian ini

adalah metode deskriptif dengan studi kasus. Sugiyanto (1995: 53) menyatakan,

“Studi kasus pada dasarnya merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif

atau secara mendalam tentang suatu kasus. Kasus ini bisa mengenai individu,

sekumpulan keluarga, suatu perkumpulan olahraga, sekolah atau kelompok-

kelompok lain yang memiliki cakupan yang relatif kecil”. Dalam hal ini ingin

mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa Sekolah Sepakbola Pesat Lawu

Kabupaten Karanganyar tahun 2010.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa usia 11-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 berjumlah 34

orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan pengukuran. Untuk

mendapatkan data dari variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan tes lari

multitahap (multistage fitness test) dari M. Furqon H. (2003: 57). Petunjuk

pelaksanaan tes terlampir.

Page 56: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan statistik deskriptif. Adapun analisis data yang dilakukan yaitu dengan mengadakan pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmnai. Langkah-langkah analisis yang dilakukan meliputi:

1. Uji Reliabilitas

Untuk mencari reliabilita, dalam penelitian dilakukan dengan uji reliabilitas

intraklas dengan rumus sebagai berikut:

MSA - MSW R =

MSA

Keterangan:

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Mengklasifikasikan Tingkat Kebugaran Jasmani

Langkah-langkah untuk mengklasifikasikan tingkat kebugaran jasmani

sebagai berikut:

1. Melakukan tes kebugaran jasmani dengan multistage fitness test.

2. Dari hasil tes kebugaran jasmani hasilnya dikonsultasikan dengan norma

penilaian kebugaran jasmani.

3. Dari hasil yang telah dicapai, kemudian dikelompokkan berdasarkan

kategorinya yaitu: baik sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali.

4. Mencari prosentase dari masing-masing kategori tingkat kebugaran jasmani.

Page 57: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Hasil penelitian yang disajikan yaitu hasil dari analisis yang telah dilakukan

terhadap data dari variabel penelitian. Data dari variabel yang diambil dalam

penelitian yaitu tingkat kebugaran jasmani siswa usia 11-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 dengan

multistage fitness test. Deskripsi data penelitian disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Tes dan Re-Test Kebugaran Jasmani Siswa Usia 11-

15 Tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

Variabel Tes N Mean SD Nilai

Tertinggi Nilai

Terendah Kebugaran

jasmani

Tes 34 37.79 4.36 46.8 26.8

Re-test 34 37.86 4.27 47.1 27.6

B. Mencari Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam

penelitian, dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas data kebugaran jasmani

siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010 sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Data

Variabel Reliabilitas Kategori

Kebugaran jasmani 0.974 Tinggi sekali

Page 58: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk mengkategorikan hasil uji reliabilitas tersebut menggunakan pedoman

tabel koefisien korelasi dari Book Walter yang dikutip Mulyono B. (1992: 22)

sebagai berikut:

Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilita

Tinggi Sekali 0,90 – 1,00

Tinggi 0,80 – 0,89

Cukup 0,60 – 0,79

Kurang 0,40 – 0,59

Tidak Signifikan 0,00 – 0,39

C. Hasil Analisis Data

1. Pengklasifikasian Kebugaran Jasmani

Hasil rekapitulasi pengklasifikasian hasil tes kebugaran jasmani siswa usia

11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun

2010 disajikan dalam bentuk tabel sebaghai berikut:

Tabel 6. Rekapitulasi Klasifikasi Hasil Tes Kebugaran Jasmani Siswa Usia 11-15 Tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Kartanganyar Tahun 2010

o Klasifikasi Jumlah Persentas

e Baik Sekali (BS) 0 0.00% Baik (B) 9 26.47% Sedang (S) 22 64.71% Kurang (K) 3 8.82% Kurang Sekali (KS) 0 0.00% Jumlah 34 100.00%

Untuk lebih jelasnya klasifikasi hasil tes kebugaran jasmani siswa usia 11-

15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun

2010 disajikan grafik sebagai berikut:

Page 59: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0

9

22

3

00

5

10

15

20

25

Nilai

Baiksekali

Baik Sedang Kurang Kurangsekali

Kategori

Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani

Gambar 2. Grafik Klasifikasi Tingkat Kebugaran Jasmani

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, tingkat kebugaran

jasmani siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010 yang memiliki kategori baik sekali tidak ada (0), yang

memiliki kategori baik sebanyak 9 orang, yang memiliki kategori sedang

sebanyak 22 orang, yang memiliki kategori kurang sebanyak 3 orang dan yang

memiliki kategori kurang tidak ada (0).

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa, sebagian besar tingkat

kebugaran jasmani siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu

Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 memiliki kategori sedang.

2. Persentase Tingkat Kebugaran Jasmani

Hasil persentase tingkat kebugaran jasmani siswa usia 11-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 disajikan

dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Page 60: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

0%

26.47%

64.71%

8.82%

0%0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Nilai

Baiksekali

Baik Sedang Kurang Kurangsekali

Kategori

Persentase Tingkat Kebugaran Jasmani

Gambar 3. Grafik Persentase Tingkat Kebugaran Jasmani

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, siswa usia 11-15 tahun

Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 yang

memiliki kategori baik sekali tidak ada (0%), yang memiliki kategori baik

sebanyak 26.47%, yang memiliki kategori sedang sebanyak 64.71%, yang

memiliki kategori kurang sebanyak 8.82% dan yang memiliki kategori kurang

sekali tidak ada (0%).

Berdasarkan data hasil persentase tingkat kebugaran jasmani menunjukkan

bahwa, siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010 tingkat klebugaran jasmaninya belum baik. Tingkat

kebugaran jasmani yang belum baik, maka harus diperhatikan oleh pelatih,

sehingga dalam pelaksanaan latihan harus lebih ditingkatkan.

Page 61: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian

diperoleh simpulan sebagai berikut:

Tingkat kebugaran jasmani siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola

Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 memiliki kategori

kebugaran jasmani yang cukup, sebanyak 22 siswa dari 34 siswa Sekolah

Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar, dengan pesentase 64,71 %.

B. Implikasi

Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas, jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

simpulan yang telah diambil, implikasi yang ditimbulkan dari penelitian ini yaitu:

tingkat kebuigaran jasmani siswa usia 11-15 tahun Sekolah Sepakbola Pesat Tirta

Lawu Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 yang dalam kategori sedang dan

kurang lebih ditingkatkan lagi dengan latihan yang lebih intensif. Sedangkan bagi

siswa yang memiliki kategori baik tetap dipertahankan dan ditingkatkan.

Berdasarkan hal tersebut menimbulkan adanya implikasi sebagi berikut:

1. Tingkat kebugaran jasmani yang kurang akan berdampak pada kesehatan atau

stamina siswa yaitu, akan cepat lelah setelah melakukan aktivitas atau

berolahraga, lesu mudah mengantuk setelah melakukan aktivitas sehingga akan

berpengaruh pada kinerjanya.

2. Kebugaran jasmani harus selalu dijaga dan ditingkatkan melalui kegiatan

olahraga secara teratur agar penampilannya selalu sehat dan bugar.

C. Saran

Page 62: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka kepada Pelatih Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten

Karanganyar disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Tingkat kebugaran jasmani siswa Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu

Kabupaten Karanganyar harus ditingkatkan melalui latihan yang tepat dan

dilakukan secara sistematis dan kontinyu.

2. Hendaknya dalam latihan dilakukan kontrol dari latihan yang dilaksanakan

agar diketahui ambang rangsang latihan telah tercapai atau belum.

3. Pelatih hendaknya mengembangkan pengetahuan dan wawasan tentang tata

cara melakukan tes dan pengukuran tingkat kebugaran jasmani.

4. Hendaknya perlu dilakukan evaluasi atau penilaian tingkat kebugaran jasmani

siswa Sekolah Sepakbola Pesat Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar secara

periodik, sehingga dapat dijadikan kontrol sejauh mana latihan yang telah

dicapai.

Page 63: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

A. Hamidsyah Noer. 1996. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Surakarta: UNS Press. Andi Suhendro. 1999. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. A. Sarumpaet dkk. 1992. Permainan Besar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Bompa, O. Tudor. 1990. Periodization Theory and Methodology of Training.

Kendall / Hant: Departement of Physical Education York University. Toronto. Ontario. Canada.

Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro. 1984. Kesehatan dan Olahraga.

Jakata: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Depdikbud. 1994. Ketahuilah Tingkat Kebugaran Jasmani Anda. Jakarta: Pusat

Kebugaran Jasmani dan Rekreasi Depdiknas. 2002. Seleksi dan Penelusuran Minat dan Bakat Olahraga. Jakarta:

Direktorat Olahraga Pelajar dan Mahasiswa. Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Imam Hidayat. 2003. Biomekanika. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas

Pendidikan Indonesia. Iskandar Z. Saputra dkk. 1999. Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran

Jasmani. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Pengembangan Iptek Olahraga. Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga.

Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga

Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT UNS Press.

Jef Sneyer. 1988. Sepakbola dan Strategi Bermain. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra.

Joseph Sneyers. 1990. Sepakbola Remaja Petunjuk dan Latihan Bagi Kesebelasan Remaja. Alih Bahasa. Haryanto. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra.

Junusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti.

Page 64: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KONI. 1993. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta: KONI Pusat.

Marta Dinata. 2003. Senam Aerobik dan Peningkatan Kesegaran Jasmani.

Lampung: Cerdas Jaya. M. Furqon H. 2003. Teknik Pemanduan Bakat. Surakarta: PUSLITBANG-OR

UNS. M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: IKIP

Semarang Press. Mucshin Doewes, Soedarwo & Slamet Suherman. 1994. Gizi Olahraga. Surakarta:

UNS Press. Mulyono B. 1997. Tes dan Pengukuran Dalam Olahraga. Surakarta: UNS Press. 2001. Tes dan Pengukuran dlam Pendidikan Jasmani/Olahraga.

Surakarta: JPOK FKIP UNS. 2009. Tes dan Pengukuran dlam Pendidikan Jasmani/Olahraga.

Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT UNS Press.

Nosseck. 1982. General Theory of Training. Lagos: Pan African Press. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekerasi 1996. Ketahuilah Tingkat Kesegaran

Jasmani Anda. Jakarta: Depdikbud. Remmy Muchtar. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Jakarta: Depdikbud.

Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Russell Pate, R; Clanaghan, Bruce Mc & Rotella, Robert. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Rusli Lutan dkk. 1992. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK/IKIP Bandung.

Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Pengukuran Evaluasi Penjaskes. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderak Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Sadoso Sumosardjuno. 1986. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta: PT. Gramedia.

Page 65: STUDI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH … · Usaha Meningkatkan dan Memelihara Kebugaran Jasmani ... Upaya meningkatkan keterampilan ... Melatih dan mengembangkan unsur-unsur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga.

Jakarta : PT. Gramedia. Santoso Giriwijoyo Y.S. 1991. Kesehatan, Kebugaran Jasmani dan Olahraga

dalam Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB. Sarwono, Ismaryati dan M. Mariyanto. 2000. “Kebugaran Jasmani Mahasiswa

Hubungannya dengan Indeks Massa Tubuh dan Kadar Hemoglobin (Studi Pada Jurusan POK FKIP UNS)”. Penelitian Kelompok. Jurnal Penelitian Paedagogia. Surakarta: FKIP UNS.

Soedjono. 1985. Sepakbola Taktik dan Kerjasama. Yogyakarta: Kedaulatan

Rakyat.

Soekatamsi. 1995. Teori dan Parktek Sepakbola I. Surakarta: UNS Press.

Sudarno SP. 1992. Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta: Depdikbud.

Dirjendikti. Proyek Pengembangan Tenaga Kependidikan. Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakrata: Press. Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Timo Scheunemann. 2005. Dasar Sepakbola Modern. Alih Bahasa. Marcel Lombe dan J. Chrys Wardjoko. Malang: DIOMA.

Wahjoedi. 2000. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta : UNS Press.