studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2007/2008 Skripsi Oleh Marjuki NIM K 3203006 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vodiep

Post on 10-Dec-2016

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN

KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN

2007/2008

Skripsi

Oleh Marjuki

NIM K 3203006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 2: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN

KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN

2007/2008

Oleh

Marjuki NIM K 3203006

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 3: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si Drs. Margana, M.Sn NIP. 19650521 199003 1 003 NIP. 1960012 199103 1 001

Page 4: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Tanda Tangan Ketua : ..............................

Sekretaris : ...............................

Anggota I : ...............................

Anggota II : ..............................

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Marjuki. STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2007/2008. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Motif ukir yang diterapkan siswa, (2) Proses pembuatan karya ukir di SMK Kriya Sahid Sukoharjo, (3) Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa, (4) Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan flow model of analysis.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Motif ukir yang diterapkan oleh siswa kelas XI program kriya kayu SMK Kriya Sahid tahun ajaran 2007/2008 adalah motif gaya Surakarta , (2) Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI program kriya kayu SMK Kriya Sahid tahun ajaran 2007/2008 meliputi pembuatan desain, pembuatan mal yaitu proses pemindahan desain ke kertas doorslack yang akan ditempel pada papan kayu, Ngrawangi merupakan proses pembuangan bagian sela-sela batas gambar motif hingga berlubang, getaki merupakan memahat papan kayu sesuai pola gambar atau mengikuti garis gambar, mbukai merupakan proses pembentukan motif ukir secara global, Matut atau mangun adalah membentuk dan menghaluskan ukiran agar lebih halus dari bentuk yang masih global dan kasar menjadi halus, nyaweni adalah membuat bentuk variasi ukiran berbentuk daun, mbenangi adalah membentuk garis pada permukaan bentuk ukiran daun yang tumbuh dari pangkal dan berakhir pada ujung ikal atau daun, penyempurnaan yaitu meneliti setiap bagian ukiran dan finishing yaitu pewarnaan hasil ukir, (3) Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa antara lain tujuan pendidikan, alat pembelajaran dan lingkungan sekolah, (4) Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir ini terdapat pada pendidik dan peserta didik.

Page 6: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

”sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Surat Al Insyiroh : 6)

”Cinta karena Allah tidak akan pernah legam, tidak akan pernah hilang...Karena Allah akan

selalu menjagamu...CintaNya abadi...”

“Bersikaplah Qona’ah dengan apa yang dimiliki, selalu sabar, dan tetaplah

Istiqomah”

Page 7: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan : Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan terbaik dalam setiap langkahku.

Kakakku selalu memberi nasehat. Adikku yang manis.

Teman-teman angkatan ’03 Almamater.

Page 8: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-

Nya skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si yang telah memberikan izin untuk

penelitian.

3. Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta Bapak Drs. Amir Fuady, M.Hum, yang telah

memberikan izin untuk penelitian.

4. Ketua Jurusan Pendidikan Seni dan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Bapak Drs. Suparno, M.Pd.

5. Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Seni dan

Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta Bapak Drs. Tjahjo Prabowo, M.Sn.

6. Bapak Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak Drs. Margana, M.Sn, selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dalam penyusunan skripsi.

8. Bapak Drs. Sadoso Priyo, M.Pd, selaku Kepala SMK Kriya Sahid Sukoharjo

yang telah memberikan pelayanan yang baik saat penelitian berlangsung.

9. Bapak Na’im Mabruri, S.Pd, selaku Wakil Kepala SMK Kriya Sahid

Sukoharjo yang telah memberikan pelayanan yang baik saat penelitian

berlangsung.

Page 9: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

10. Bapak Resdi Harjanto, S.Pd, selaku guru mata pelajaran ukir yang telah

memberikan informasi dan pelayanan yang baik saat peneliltian berlangsung..

11. Semua guru dan staf karyawan di SMK Kriya Sahid Sukoharjo yang telah

memberikan pelayanan yang baik saat penelitian berlangsung.

12. Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan

baik yang berupa material maupun spiritual.

13. Teman-teman angkatan 2003 yang selalu bersama-sama saat kuliah.

14. Semua teman-teman yang penulis kenal baik di kampus maupun di luar

kampus dan berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih ada kekurangan, oleh

karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di

Indonesia.

Surakarta, Desember 2009

Penulis

Page 10: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN.................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN ABSTRAK....................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii

KATA PENGANTAR........................................................................................... viii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Manfaat penelitian .............................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 6

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6

1. Pendidikan ................................................................................... 6

2. Seni Ukir ..................................................................................... 7

B. Kerangka Berfikir .............................................................................. 32

BAB III METODODLOGI PENELITIAN ........................................................ 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 34

1. Tempat Penelitian ........................................................................ 34

2. Waktu Penelitian .......................................................................... 34

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .......................................................... 34

C. Sumber Data ....................................................................................... 34

Page 11: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

D. Teknik Cuplikan ................................................................................ 35

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36

F. Validitas Data ..................................................................................... 39

G. Analisis Data ...................................................................................... 39

H. Prosedur Penelitian ............................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 43

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................... 43

B. Motif Ukir Yang Diterapkan Oleh Siswa Kelas XI Sekolah

Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ..................................... 49

C. Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa Sekolah Menengah

Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ...................................................... 52

D. Faktor Pendukung Yang Mempengaruhi Dalam Proses

Pembuatan Karya Ukir Siswa ............................................................. 72

E. Faktor Penghambat Yang Mempengaruhi Dalam Proses

Pembuatan Karya Ukir Siswa ............................................................. 80

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 85

A. Simpulan ............................................................................................ 85

B. Implikasi ............................................................................................ 87

C. Saran ................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 89

LAMPIRAN ........................................................................................................ 91

Page 12: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Lomba Kompetensi Siswa ............................................................ 2

Tabel 2. Prestasi Yang Pernah Dicapai ............................................................... 45

Table 3. Jumlah Siswa di Program Teknologi dan Desain Kayu ...................... 47

Table 4. Peralatan yang Terdapat di Ruang Teori SMK Kriya Sahid

Sukoharjo ................................................................................................ 75

Table 5. Peralatan yang Terdapat di Bengkel Kayu SMK Kriya Sahid

Sukoharjo ................................................................................................ 76

Page 13: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pahat Penguku .................................................................................... 10

Gambar 2. Pahat Pengilap ................................................................................... 10

Gambar 3. Pahat Pengot....................................................................................... 11

Gambar 4. Pahat Kol ............................................................................................ 11

Gambar 5. Pahat Coret (Foto : Marjuki, 2008)................................................... 12

Gambar 6. Martil Ukir.......................................................................................... 12

Gambar 7. Batu Asah ........................................................................................... 13

Gambar 8. Sikat Ukir ........................................................................................... 13

Gambar 9. Gergaji ................................................................................................ 14

Gambar 10. Ketam................................................................................................ 14

Gambar 11. Martil ................................................................................................ 14

Gambar 12. Bor .................................................................................................... 15

Gambar 13. Meteran ............................................................................................. 15

Gambar 14. Siku ................................................................................................... 16

Gambar 15. Jangka ............................................................................................... 16

Gambar 16. Motif Garis Gelombang dan Lingkaran ......................................... 17

Gambar 17. Motif Ikal.......................................................................................... 17

Gambar 18. Motif Swastika ................................................................................. 18

Gambar 19. Motif Meander ................................................................................. 18

Gambar 20. Motif Guirlande ............................................................................... 18

Gambar 21. Motif Tumpal .................................................................................. 19

Gambar 22. Motif Daun ....................................................................................... 19

Gambar 23. Motif Bunga ..................................................................................... 19

Gambar 24. Motif Buah ....................................................................................... 20

Gambar 25. Motif Binatang ................................................................................. 20

Gambar 26. Motif Gaya Yogyakarta ................................................................... 21

Gambar 27. Motif Gaya Mataram ....................................................................... 22

Gambar 28. Motif Gaya Pajajaran ....................................................................... 22

Gambar 29. Motif Gaya Surakarta ...................................................................... 23

Gambar 30. Motif Gaya Majapahit ..................................................................... 24

Page 14: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Gambar 31. Motif Gaya Jepara............................................................................ 25

Gambar 32. Motif Gaya Cirebon ......................................................................... 25

Gambar 33. Motif Gaya Pekalongan ................................................................... 26

Gambar 34. Motif Gaya Madura ......................................................................... 27

Gambar 35. Motif Gaya Bali ............................................................................... 27

Gambar 36. Motif Gaya Kalimantan ................................................................... 28

Gambar 37. Motif Gaya Asmat ........................................................................... 28

Gambar 38. Ukiran Datar ..................................................................................... 29

Gambar 39. Ukiran Rendah ................................................................................. 30

Gambar 40. Ukiran Timbul .................................................................................. 30

Gambar 41. Ukiran Tembus/ Krawang ............................................................... 31

Gambar 42. Ukiran Bolak-balik .......................................................................... 31

Gambar 43. Ukiran Susun .................................................................................... 32

Gambar 44. Kerangka Berpikir............................................................................ 33

Gambar 45. Komponen-komponen Analisis data Model Alir ........................... 40

Gambar 46. Bagan Prosedur Penelitian .............................................................. 42

Gambar 47. Gambar SMK Kriya Sahid Tampak Dari Depan (Foto :

Marjuki, 2008) ................................................................................. 43

Gambar 48. Susunan Kepengurusan Program Teknologi dan Desain Kayu

(Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo) ............................. 48

Gambar 49. Denah Bengkel Kriya Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya

Sahid Sukoharjo (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid

Sukoharjo) ........................................................................................ 49

Gambar 50. Motif Ukir Gaya Surakarta A.......................................................... 51

Gambar 51. Motif Ukir Gaya Surakarta B .......................................................... 52

Gambar 52. Siswa Sedang Menggambar Motif (Foto : Marjuki, 2008) ........... 53

Gambar 53. Hasil Desain Siswa (Foto : Marjuki, 2008) .................................... 54

Gambar 54. Cara Penempelan Gambar Papan Kayu Papan Kayu ................... 54

Gambar 55. Siswa Sedang Menempelan Gambar Pada Papan Kayu (Foto :

Marjuki, 2008) ................................................................................. 55

Page 15: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Gambar 56. Hasil Papan Kayu Yang Telah Ditempel Gambar (Foto :

Marjuki, 2008) ................................................................................. 55

Gambar 57. Siswa Sedang Mengebor Papan (Foto : Marjuki, 2008) ............... 56

Gambar 58. Hasil Papan Yang Telah Dibor (Foto : Marjuki, 2008) ................ 56

Gambar 59. Siswa Sedang Menyecroll Papan Kayu (Foto : Marjuki, 2008).... 57

Gambar 60. Hasil Papan Yang Discroll (Foto : Marjuki, 2008) ....................... 58

Gambar 61. Proses Getaki.................................................................................... 58

Gambar 62. Siswa Sedang Mengukir Dalam Tahap Mbukai (Foto : Marjuki,

2008) ................................................................................................. 59

Gambar 63. Hasil Papan Yang Dibukai (Foto : Marjuki, 2008) ...................... 60

Gambar 64. Hasil Papan Yang Telah Dimangun (Foto : Marjuki, 2008) ........ 60

Gambar 65. Siswa Sedang Nyaweni (Foto : Marjuki, 2008) ............................. 61

Gambar 66. Hasil Papan Yang Sudah Dicaweni (Foto : Marjuki, 2008).......... 62

Gambar 67. Siswa Sedang Mbenangi (Foto : Marjuki, 2008) ........................... 62

Gambar 68. Hasil Papan Yang Sudah Dibenangi (Foto : Marjuki, 2008) ........ 63

Gambar 69. Hasil Papan Yang Telah Sempurna (Foto : Marjuki, 2008).......... 63

Gambar 70. Siswa Sedang Mengamplas Hasil Ukiran (Foto : Marjuki,

2008) ................................................................................................. 64

Gambar 71. Siswa Sedang Membersihkan Kotoran Pada Hasil Ukiran

Dengan Menggunakan Kuas (Foto : Marjuki, 2008)..................... 65

Gambar 72. Hasil Papan Ukiran Yang Siap Diwarna (Foto : Marjuki, 2008).. 65

Gambar 73. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukiran Dengan Memberikan

Wood Filler SH - 113 (Foto : Marjuki, 2008) ................................ 66

Gambar 74. Siswa Sedang Mengamplas Papan Ukir Yang Telah Diberi

Melamine Wood Filler SH - 113 (Foto : Marjuki, 2008) .............. 66

Gambar 75. Hasil Papan Yang Telah Dilapisi Melamine Wood Filler SH -

113 (Foto : Marjuki, 2008) .............................................................. 67

Gambar 76. Siswa Sedang Mewarna Papan Ukir (Foto : Marjuki, 2008) ........ 67

Gambar 77. Hasil Papan Yang Telah Diwarna Dengan Wood Stain WS 162

B (Foto : Marjuki, 2008) ................................................................. 68

Page 16: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Gambar 78. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukir Dengan Cara Menyemprot

Memakai Kompresor (Foto : Marjuki, 2008) ................................ 68

Gambar 79. Hasil Papan Ukir Yang Telah Dilapisi Melamine Sanding

Sealer MS – 123/124 (Foto : Marjuki, 2008) ................................. 69

Gambar 80. Siswa Sedang Mengamplas (Foto : Marjuki, 2008) ...................... 69

Gambar 81. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukir Dengan Cara Menyemprot

Papan Ukir (Foto : Marjuki, 2008) ................................................. 70

Gambar 82. Hasil Papan Yang Telah Dilapisi Melamine Sanding Sealer MS

– 123/124 (Foto : Marjuki, 2008) ................................................... 70

Gambar 83. Siswa Sedang Menyemprot Papan Ukiran (Foto : Marjuki,

2008) ................................................................................................. 71

Gambar 84. Hasil Ukiran Sri Hariyanto (Siswa SMK Kriya Sahid Sukoharjo

Kelas XI) (Foto : Marjuki, 2008) .................................................... 72

Gambar 85. Ruang Kelas SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI) (Foto :

Marjuki, 2008) ................................................................................. 75

Gambar 86. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid

Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) ................................................... 77

Gambar 87. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid

Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) ................................................... 77

Gambar 88. Ruang Pamer Tetap SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto :

Marjuki, 2008) ................................................................................. 78

Gambar 89. Beberapa Buku Yang Dimiliki SMK Kriya Sahid Sukoharjo

(Foto : Marjuki, 2008) ..................................................................... 79

Page 17: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................... 92

2. Denah Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ..................... 92

3. Guru Sedang Menerangkan Pelajaran Teori Ukir ........................................ 93

4. Guru Sedang Memberi Contoh Cara Memindah Desain Yang Benar ........ 93

5. Siswa Sedang Membuat Desain Ukir ........................................................... 94

6. Keadaan Di Dalam Ruang Bengkel Kriya Kayu .......................................... 94

7. Bahan-Bahan Ukir Kayu................................................................................ 95

8. Beberapa Tatah Ukir dan Palu....................................................................... 95

9. Siswa Sedang Mengasah Tatah Ukir ............................................................ 96

10. Siswa Sedang Mengukir Kayu ...................................................................... 96

11. Peneliti Sedang Wawancara Dengan Bapak Naim Mabruri, S.Pd Selaku

Wakil Kepala Sekolah.................................................................................... 97

12. Peneliti Sedang Wawancara Dengan Bapak Resdi Harjanto, S.Pd Selaku

Guru Ukir ........................................................................................................ 97

13. Peneliti Sedang Wawancara Dengan Sri Hariyanto Selaku Siswa Kelas

XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo ................................................................... 98

14. Peneliti Sedang Wawancara Dengan 2 Siswa Kelas XI SMK Kriya

Sahid Sukoharjo Yang Nampak Santai ......................................................... 98

15. Hasil Ukir Siswa Kelas XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo ........................... 99

16. Hasil Ukir Siswa Kelas XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo ........................... 99

17. Contoh Hasil Keahlian Ukir Yang Dipadukan Dengan Barang

Fungsional Yang Berupa Alas Kitab Al Qur’an .......................................... 100

18. Contoh Hasil Keahlian Ukir Yang Dipadukan Dengan Barang

Fungsional Yang Berupa Bingkai Cermin.................................................... 100

19. Hasil Wawancara............................................................................................ 101

20. Surat Keterangan Wawancara ....................................................................... 112

21. Daftar Nama Siswa SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI Program

Teknologi dan Desain Kayu .......................................................................... 117

Page 18: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

22. Daftar Nama Guru Pengampu Program Teknologi dan Desain Kayu

SMK Kriya Sahid Sukoharjo ........................................................................ 118

23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 119

24. Modul Ukir ..................................................................................................... 121

25. Jadwal Mata Pelajaran ................................................................................... 129

26. Perijinan Skripsi ............................................................................................. 130

Page 19: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri

manusia, mulai dari lahir sampai tua manusia mengalami proses pendidikan yang

didapatkan dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungannya. Pendidikan

bagaikan cahaya penerang yang berusaha menuntun manusia dalam menentukan

arah, tujuan, dan makna kehidupan ini. Manusia sangat membutuhkan pendidikan

melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi

dirinya lewat metode pengajaran atau dengan cara lain yang telah diakui oleh

masyarakat. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3 bahwa “Pemerintah mengusahakan

dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang” (Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah

Konstitusi, 2005 : 83). Meskipun demikian pihak swasta atau masyarakat juga

boleh ikut serta dalam membantu menyelenggarakan suatu pendidikan. Hal ini

dijelaskan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003

bab III pasal 4 ayat 6 bahwa “Pendidikan diselenggarakan dengan

memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam

penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”.

Dalam Peraturan Pemerintah no. 39 tahun 1992 pasal 4 ayat 1

menyebutkan bahwa

Peran serta masyarakat ini dapat berbentuk pendirian dan penyelenggaraan sistem pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah luar sekolah, pada semua jenis pendidikan kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang pendidikan di jalur pendidikan sekolah. (http://www.theceli.com/dokumen/produk/pp/1992/39-1992.htm)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara atau

sekelompok warga boleh mendirikan dan menyelenggarakan sistem pendidikan

1

Page 20: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

baik pada jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Dengan

diberikan hak kepada setiap warga negara untuk mendirikan dan

menyelenggarakan sistem pendidikan ini, maka banyak yayasan atau warga

negara yang mendirikan sekolah-sekolah swasta. Salah satu yayasan yang

mendirikan sekolah adalah Yayasan Sahid Jaya.

Yayasan Sahid Jaya ini mendirikan beberapa sekolah swasta. Salah

satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid yang terletak di

Sukoharjo. Sekolah swasta ini termasuk dalam bidang keahlian seni rupa dan

kerajinan yang memiliki tiga program keahlian. Tiga program keahlian itu antara

lain Teknologi dan Desain Kayu, Teknologi dan Desain Tekstil, dan Multimedia.

Meskipun sekolah swasta ini baru berdiri pada tanggal 8 Juli 2003, namun

sekolah ini telah mengukir banyak prestasi, terutama di bidang kriya kayu. Hal ini

dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1. Hasil Lomba Kompetensi Siswa

No Lomba Kompetensi Siswa Keterangan

1.

2. 3.

Bidang kriya kayu Bidang kriya kayu Bidang kriya kayu

Juara I tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2006 Juara I tingkat nasional tahun 2006 Juara I tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2007

Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa SMK Kriya

Sukoharjo telah memiliki prestasi yang cukup membanggakan. Meskipun

demikian perlu dikembangkan potensi yang telah mereka miliki. Menyangkut hal

tersebut telah dilakukan penelitian oleh mahasiswa Program Seni Rupa, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret , yaitu Budi Raharjo

(1994:46) yang berjudul pendidikan seni ukir sebagai media untuk

mengembangkan kreatifitas siswa Sekolah Menengah Seni Rupa jurusan seni

kriya dalam karya menyebutkan bahwa :

1. Proses belajar mengajar yang dapat mengembangkan kreatifitas adalah dalam hal ini mata pelajaran seni ukir cenderung ditekankan pada kreatifitas yang bersifat praktek ini sama saja dengan proses penciptaan. Proses penciptaan ini selain merupakan wujud dari

Page 21: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kreatifitas, dalam pembuatan karya ukir kayupun diperlukan juga adanya unsur kreatifitas.

2. Metode-metode yang selama ini dapat mengembangkan potensi kreatif siswa Seko lah Menengah Seni Rupa adalah : metode ceramah , metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode tugas (bisa juga menggunakan metode latihan). Dan tidak kalah pentingnya yaitu metode karya wisata, sebab dengan karya wisata ke suatu obyek yang ada kaitannya dengan seni ukir, siswa dapat mengadakan studi banding dengan karya, dan sekaligus dapat memacu dirinya untuk menggali potensi kreatifitasnya guna menciptakan karya-karya seni ukir yang lebih bermutu.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar

mengajar yang bersifat praktek dapat mengembangkan kreatifitas dan metode

karya wisata tidak kalah pentingnya dengan metode proses belajar mengajar yang

lain, sebab dapat mengadakan studi banding untuk memacu dirinya untuk

menggali potensi kreatifitasnya guna menciptakan karya-karya seni ukir yang

lebih bermutu.

Proses belajar mengajar yang baik dan benar akan mengembangkan

kreatifitas siswa. Demikian pula dengan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya

Sahid Sukoharjo perlu ditingkatkan potensi kreat ifitasnya, karena dengan adanya

unsur kreatifitas yang mereka miliki akan meningkatkan kualitas hidup manusia.

Dari beberapa progam keahlian yang dimiliki Sekolah Menengah

Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo terdapat Program Teknologi dan Desain Kayu.

Di dalam Program Teknologi dan Desain Kayu ini terdapat mata pelajaran ukir.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ukir semua siswa diberi materi dari

proses memilih bahan hingga proses finishing.

Untuk menciptakan dan menghasilkan ukiran yang baik para siswa harus

dibekali dengan pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya, terutama dalam

proses pembuatan karya. Dengan mengetahui proses pembuatan karya siswa

diharapkan mampu meningkatkan dan mengembangkan potensi yang ada di

dalam dirinya.

Agar karya ukir siswa dapat mengalami peningkatan dalam kualitasnya,

maka perlu adanya masukan dari pihak luar baik dari individu maupun instansi

yang memahami dan menguasai ukir. Sebagai usaha untuk menindaklanjuti

Page 22: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

penelit ian yang sebelumnya, maka peneliti ingin memperoleh gambaran tentang

motif yang diterapkan dan proses pembuatan karya ukir serta faktor pendukung

dan penghambat yang mempengaruhi proses pembuatan ukir siswa kelas XI

Program Teknologi dan Desain Kayu di Sekolah Menengah Kejuruan Sahid

Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.

B. Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Motif apa sajakah yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa kelas XI

Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya

Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008?

2. Bagaimanakah proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program

Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid

Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008?

3. Faktor pendukung apa sajakah yang mempengaruhi dalam proses pembuatan

karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah

Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008?

4. Faktor penghambat apa sajakah yang mempengaruhi dalam proses pembuatan

karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah

Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai

beberapa hal tentang karya ukir siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid

Sukoharjo, terutama yang berkaitan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui motif yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa.

2. Untuk mengetahui proses pembuatan karya ukir siswa.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses

pembuatan karya ukir siswa.

Page 23: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4. Untuk mengetahui faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses

pembuatan karya ukir siswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan,

khususnya untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan proses

pembuatan karya ukir.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan terutama

dalam memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih baik.

b. Bagi masyarakat, hasil penelit ian ini dapat dijadikan acuan atau masukan bagi

yang ingin belajar kriya ukir.

c. Bagi instansi pemerintah, hasil penelit ian ini dapat digunakan sebagai

masukan untuk membuat kebijakan tentang pendidikan terutama masalah

kriya ukir.

Page 24: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan

a. Pengertian

“Pendidikan adalah pengaruh, bantuan atau tuntunan yang diberikan oleh

orang yang bertanggungjawab kepada anak didik”(Soedomo Hadi, 2003:18).

Sedangkan Hasbullah (2005:5) mengatakan bahwa “Pendidikan adalah suatu

proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung

unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya”.

Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyebutkan

bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran, bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang diberikan oleh

orang yang bertanggungjawab kepada anak didik agar anak didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

b. Tujuan

Redjo Mudyoharjo (2002:323) mengatakan bahwa “Tujuan pendidikan

adalah untuk membentuk secara terus-menerus kesempurnaan lahir dan batin

anak agar anak dapat mengikuti perkembangan masyarakat yang selalu

mengalami perubahan atau kemajuan”.

6

Page 25: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Sedangkan dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan

bahwa ”…pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah

untuk membentuk kesempurnaan lahir dan batin anak agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab serta anak dapat mengikuti perkembangan

masyarakat yang selalu mengalami perubahan atau kemajuan.

2. Seni Ukir

a. Pengertian

“Ukir adalah cukilan berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang

indah, berelung-relung saling jalin-menjalin, berulang dan sambung-

menyambung sehingga mewujudkan suatu hiasan” (Soepratno, 1983:9).

Sedangkan Suyanto (1995:65) mengatakan bahwa “Ukir adalah elemen hias

yang membentuk cembung dan cekung dan merupakan suatu cara untuk

menambah indah suatu barang”.

Dari kedua pendapat tersebut diperjelas lagi oleh Syafi’i dan Tjetjep

Rohendi Rohidi (1987:6) bahwa “Seni ukir adalah hasil suatu gambaran yang

dibuat oleh manusia pada suatu permukaan yang dilaksanakan sedemikian rupa

dengan alat-alat tertentu, sehingga permukaan yang asal mulanya rata menjadi

tidak rata (kruwikan dan buledan)”.

Dari pendapat di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa ukir adalah cukilan

berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-relung

saling jalin-menjalin, berulang dan sambung-menyambung yang membentuk

cembung dan cekung dengan alat-alat tertentu yang dibuat oleh manusia untuk

menambah indah suatu barang.

Page 26: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan ukiran memegang peran yang sangat penting karena dengan

bahan yang baik akan diperoleh hasil yang baik pula. Hal ini sependapat

dengan Suyanto, dkk (1996 : 33) bahwa

Bahan merupakan faktor utama dalam proses pembuatan barang, terutama barang-barang fungsional/mebel. Persiapan bahan perlu diusahakan setepat-tepatnya, karena ketepatan pemilihan bahan kemudian didukung dengan desain dan pengerjaan yang baik akan mempengaruhi pada pencapaian hasil yang baik pula.

Untuk mendapatkan jenis kayu supaya ukiran yang dihasilkan sesuai

dengan keinginan pengukir, dibutuhkan suatu ketelitian dalam memilih.

Selain itu “Penggunaan kayu yang tidak tepat dengan jenis dan sifatnya

akan menyebabkan hasil ukiran tidak memuaskan” (Saiman Rais dkk,

1998:1). Suyanto (1995:36) berpendapat bahwa “Dalam pembuatan barang-

barang kerajinan ukir kayu pada umumnya menggunakan kualitas kayu

yang cukup baik, dalam arti tingkat kualitas, keuletan, kekerasan, maupun

warna kulit kayu”. Diperjelas lagi oleh (Soepratno, 1983:89) bahwa “Kayu

yang diukir maupun yang dibuat relief dan patung biasanya dipilih dari kayu

yang berserat lurus, halus, liat dan tidak mudah retak atau pecah, bahkan

kadang-kadang disukai yang berwarna gelap”.

Adapun jenis-jenis kayu yang biasa dipakai untuk pembuatan seni ukir

adalah:

a) Kayu Sonokeling

Kayu ini berwarna merah tua atau ungu dengan garis-garis gelap

hitam, berserat lurus dengan permukaan yang mengkilat dan licin. Daya

kembang susutnya besar, sehingga termasuk kayu yang mudah retak.

b) Kayu Jati

Kayu jati memiliki serat lurus dan daya kembang susutnya kecil.

Kayu ini termasuk yang mudah dikerjakan. Sifat kayu ini kuat menahan

beban dan tidak lekas lapuk.

Page 27: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c) Kayu Mahoni

Kayu mahoni memiliki warna coklat merah dengan daya kembang

susut sedang dan mudah dikerjakan. Kayu ini termasuk kayu yang tidak

awet dan mudah patah.

d) Kayu Jelatung

Warna kayu jelatung ini adalah putih kekuning-kuningan atau

putih. Kayu ini mempunyai serta lurus serta halus dan mempunyai

kekerasan yang sedang serta kembang susutnya rendah.

e) Kayu Cendana

Kayu cendana ini memiliki warna kuning belerang sampai coklat

tua dengan susunan serta lurus dan halus. Kayu ini memiliki daya

kembang susut yang sedang dan mudah dikerjakan untuk pembuatan

barang kerajinan.

f) Kayu Nangka

Kayu nangka ini memiliki warna kuning dan memiliki daya

kembang susut yang sedang.

2. Alat

Peralatan yang memadai akan mempermudah dalam pelaksanaan

pembuatan karya ukir. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto, dkk

(1996:37) bahwa “Untuk memproduksi suatu barang mebel harus didukung

dengan peralatan yang cukup memadai, sebab dengan peralatan tersebut

akan membantu kelancaran di dalam proses pengerjaannya”. Peralatan yang

digunakan untuk mengukir dapat digolongkan menjadi dua, yaitu peralatan

pokok dan peralatan bantu.

a. Peralatan Pokok

Peralatan pokok ukir kayu merupakan alat utama untuk mengerjakan

pekerjaan ukir kayu yang meliputi :

1) Pahat ukir kayu

Satu set pahat kayu berjumlah 30 atau 32 biji. Satu set tersebut

terdiri dari empat macam pahat ukir, yaitu :

Page 28: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

a) Pahat Penguku

Satu set pahat penguku berjumlah 20 biji. Tebal tipisnya pahat

ini kurang lebih 3 mm dan mempunyai panjang 23 atau 24 cm.

Lebar pahat penguku berturut dari yang paling kecil sampai

yang paling besar berukuran 1,5 mm; 2 mm; 3 mm; 4 mm; dan

seterusnya hingga 4 cm. sedangkan selisih lebar dari masing-

masing pahat penguku kurang lebih 1 mm, kecuali pahat yang

paling kecil dan yang kedua hanya berselisih 0,5 mm.

Pahat penguku ini berguna untuk mengukir garis-garis atau

bentuk-bentuk lengkung yang sesuai dengan bentuk aslinya.

Gambar 1. Pahat Penguku (Sumber : Soepratno, 1986:94)

b) Pahat Pengilap

Satu set pahat ini berjumlah 10 biji. Tebal pahat ini kurang

lebih 3 mm dan panjang 23 atau 24 cm. lebar pahat pengilap

yang paling kecil 1,5 mm, berturut-turut sampai yang paling

besar berukuran 4 cm. pahat ini berfungsi untuk memahat

bagian-bagian atau garis-garis yang rata dan datar.

Gambar 2. Pahat Pengilap (Sumber : Soepratno, 1986:94)

Page 29: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

c) Pahat Pengot

pahat ini berjumlah satu atau dua saja. Pahat pengot berfungsi

untuk memahat atau membersihkan sudut-sudut dasar dari

suatu ukiran, apabila pahat pengilap sudah tidak bisa lagi

menjangkau bagian-bagian yang sudutnya lancip atau runcing.

Lebar pahat pengot ini kurang lebih 1 cm.

Gambar 3. Pahat Pengot (Sumber : Soepratno, 1986:94)

d) Pahat Kol

Lebar bagian ujung dari pahat kol ini kurang lebih 2 cm atau 3

cm. bentuk dari bagian ujung pahat ini melengkung, sedangkan

mata pahatnya cekung seperti pahat penguku. Pahat kol ini

berfungsi untuk membuat ukiran yang berbentuk cekung yang

dalam.

Gambar 4. Pahat Kol (Sumber : Soepratno, 1986:94)

Page 30: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

e) Pahat Coret

Pahat coret ini memiliki bentuk V. Fungsi pahat coret untuk

membuat pahatan/ukiran isian/hiasan.

Gambar 5. Pahat Coret (Foto : Marjuki, 2008)

2) Martil Ukir

Alat ini terbuat dari kayu yang keras dan kuat. Martil ukir ini

berfungsi sebagai alat untuk memukul pahat ukir.

Gambar 6. Martil Ukir (Sumber : Soepratno, 1986:94)

3) Batu Asah

Batu asah ini diperlukan untuk menajamkan kembali setiap pahat

yang menurun ketajamannya akibat sering digunakan.

Page 31: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 7. Batu Asah (Sumber : Soepratno, 1986:94)

4) Sikat Ukir

Sikat ukir diperlukan untuk membersihkan ukiran yang selesai

dipahat atau sedang dikerjakan dari kotoran tatal kecil-kecil

Gambar 8. Sikat Ukir (Sumber : Soepratno, 1986:94)

b. Peralatan Bantu

Peralatan bantu berfungsi sebagai pendukung penggunaan peralatan

pokok. Peralatan ini sangat diperlukan untuk membentuk kayu sesuai

desain yang diajukan. Adapun peralatan bantu terdiri atas:

1) Gergaji

Gergaj i memiliki dua fungsi, yaitu untuk memotong dan membelah.

Gergaj i untuk memotong memiliki mata gergaji yang sumbunya

membentuk sudut 900 terhadap ujung mata gergaji. Sedangkan

gergaji pembelah mempunyai mata gergaji yang sumbunya

membentuk sudut 450 terhadap ujung mata gergaji.

Page 32: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Gambar 9. Gergaji (Sumber : Soepratno, 1986:103)

2) Ketam

Ketam ini berfungsi sebagai penghalus permukaan kayu.

Gambar 10. Ketam (Sumber : Soepratno, 1986:103)

3) Pukul Besi atau Martil

Martil berguna untuk menancapkan paku.

Gambar 11. Martil (Sumber : Soepratno, 1986:94)

Page 33: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Bor

Bor berfungsi untuk melubangi kayu bahan ukiran sesuai dengan

desain yang akan dibuat.

Gambar 12. Bor (Sumber : Soepratno, 1986:104)

5) Meteran

Meteran ini dipakai untuk mengukur sesuatu yang akan diukir.

Meteran ada dua macam yaitu meteran potong atau pita dan meteran

gulung.

Gambar 13. Meteran (Sumber : Soepratno, 1986:102)

6) Pengukur Sudut atau Siku

Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya sudut.

Page 34: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 14. Siku (Sumber : Soepratno, 1986:104)

7) Jangka

Jangka berguna untuk membuat lingkaran pada kayu.

Gambar 15. Jangka (Sumber : Soepratno, 1986:102)

c. Motif Ukiran

Motif adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai

macam garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh

bentuk-bentuk stilasi dan benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri (Hery

Suherman, 2005:13). Bentuk-bentuk stilasi dan benda ini seperti bentuk stilasi

dari motif bunga, motif buah, motif binatang. Hal ini diperkuat lagi oleh

Saiman Rais dan Suhirman (1998:49) bahwa motif hias juga meliputi hasil

daya kreasi manusia yang berbentuk garis atau bermotif hias garis, tumbuh-

tumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan benda-benda mati.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif ukiran merupakan

desain hasil daya kreasi manusia yang berbentuk garis atau bermotif hias garis,

Page 35: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan benda-benda mati yang

berbentuk stilasi dengan gaya dan ciri khas tersendiri.

Adapun jenis-jenis motif tersebut adalah:

1. Motif Geometris

Motif geometris ini berbentuk garis lurus, garis patah, garis sejajar, garis

lengkung dan lingkaran.

Contoh motif geometris:

a) Garis gelombang dan lingkaran

Gambar 16. Motif Garis Gelombang dan Lingkaran (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50)

b) Ikal

Gambar 17. Motif Ikal (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50)

Page 36: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c) Swastika

Gambar 18. Motif Swastika (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50)

d) Meander

Gambar 19. Motif Meander (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50)

e) Guirlande

Gambar 20. Motif Guirlande (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:51)

Page 37: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

f) Tumpal

Gambar 21. Motif Tumpal (Dokumentasi : Marjuki, 2009)

2. Motif Naturalis Motif naturalis ini berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan.

Contoh motif naturalis:

a) Daun

Gambar 22. Motif Daun (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:51)

b) Bunga

Gambar 23. Motif Bunga (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:52)

Page 38: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c) Buah

Gambar 24. Motif Buah (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:52)

d) Binatang

Gambar 25. Motif Binatang (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:52)

d. Gaya Ukiran

Gaya merupakan sesuatu yang menjadi ciri khas dari sebuah karya.

Sedangkan motif gaya merupakan desain hasil daya kreasi manusia yang

berbentuk garis atau bermotif hias garis, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia,

khayalan dan benda-benda mati yang dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stilasi

yang memiliki ciri khas sendiri.

Di setiap daerah memiliki motif gaya yang berbeda-beda dan memiliki ciri

khas tersendiri sesuai dengan daerahnya. Adapun contoh gaya ukiran:

1. Motif gaya Yogyakarta

Motif gaya Yogyakarta mengambil gubahan sulur-sulur yang

berbentuk pilin tegar.

Ciri-ciri motif gaya Yogyakarta adalah :

Page 39: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

· Bentuk pokok diambil dari gubahan sulur yang berbentuk pilin yang tegar dan bertangkai bulat.

· Daun berbentuk mengikal berlawanan, bulat yang mempunyai tepi membalik ke atas sebagian sehingga tampak timbul.

· Pecahan terdapat pada tangkai dan daun. · Angkup seringkali terdapat pada tangkai sulur yang searah

dengan tegarnya tangkai (Enget dkk, 2008:319).

Adapun contoh motif gaya Yogyakarta dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 26. Motif Gaya Yogyakarta (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:53)

2. Motif gaya Mataram

Menurut Enget dkk (2008:313) menyebutkan bahwa :

Ciri-ciri motif gaya Mataram adalah : · Bentuk pokok krawingan atau cekung, bagian muka dan atas

memakai ulir atau polos dan ada pula daun yang menelungkup.

· Daun motif Mataram ini sifatnya menyerupai daun alam (bentuk digubah).

· Benangannya mempunyai bentuk timbul dan cawen melingkar menuju ulir muka.

· Trubusan dari motif ini mempunyai bentuk sehelai daun kagok, bengkok tumbuh di bagian muka benangan dan berhenti di bawah ulir.

· Pecahan motif gaya Mataram ini bentuknya menyobek sehelai daun memakai irama berbelok-belok.

Adapun contoh motif gaya Mataram dapat dilihat di bawah ini.

Page 40: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Gambar 27. Motif Gaya Mataram (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:53)

3. Motif gaya Pajajaran

Motif gaya Pejajaran berbentuk ukel dari daun pakis dan bentuknya

serba bulat.

Ciri-ciri motif gaya Pajajaran adalah : · Bentuk pokoknya : Cembung. Semua daun atau bunga besar

maupun kecil, dibuat cembung (bulat). · Angkup : Mempunyai beberapa angkup antara lain angkup

besar, angkup tanggung, angkup kecil. · Cula : melengkung menghadap ke depan. · Benangan: berbentuk timbul. · Pecahan : pecahan garis menjalar pada daun pokok dan

pecahan cawen terletak pada dauyn patran serta pecahan pada ukiran daun yang lain (Enget dkk, 2008:310).

Adapun contoh motif gaya Pajajaran dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 28. Motif Gaya Pajajaran (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:53)

Page 41: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

4. Motif gaya Surakarta

Motif gaya Surakarta mengambil gubahan ukel pakis yang sedang

menjalar dengan bebas, berbentuk cembung dan cekung, yang dilengkapi

dengan buah dan bunga.

Ciri-ciri motif gaya Surakarta adalah : · Bentuk pokok : berbentuk cembung dan cekung serta runcing

dan bulat. · Angkup : digubah dari daun pakis. · Benangan dan pecahan : membentuk garis yang pada ujung

melingkar (Enget dkk, 2008:318).

Adapun contoh motif gaya Surakarta dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 29. Motif Gaya Surakarta (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:54)

5. Motif gaya Majapahit

Motif gaya Majapahit berbentuk bulatan dan krawingan (cekung)

dan terdiri dari ujung ukel dan daun-daun waru maupun pakis.

Ciri-ciri motif gaya Majapahit adalah : · Bagian pokok: bentuk ukiran mnerupakan campuran cekung

dan cembung, · Angkup: mempunyai dua angkup, yang berbentuk cembung

dan cekung memakai ulir menelungkup pada sehelai daun pokok.

· Jambul: mempunyai jambul susun dan jambul satu. · Trubusan: berbentuk bulat atau cekung (krawing). · Benangan: memiliki benangan rangkap. Yang dipakai pada

daun yang besar dan benangan satu pada daun yang tanggung.

Page 42: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

· Pecahan : membentuk garis yang pada ujung melingkar (Enget dkk, 2008:311).

Adapun contoh motif gaya Majapahit dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 30. Motif Gaya Majapahit (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:54)

6. Motif gaya Jepara

Pada umumnya bentuk ukiran daunya berbentuk segitiga dan

miring.

Ciri-ciri motif gaya Jepara adalah : · Pokok: Dari motif ini garis besarnya berbentuk prisma segi

tiga yang melingkar-lingkar dan dari penghabisan lingkaran berpecah-pecah menjadi beberapa helai daun, menuju ke lingkaran gagang atau pokok dan bercawenan seirama dengan ragam tersebut.

· Buah: berbentuk bulatan kecil-kecil bersusun seperti buah wuni.

· Pecahan: berbentuk sinar dari sehelai daun. · Lemahan: krawang atau tembus (Enget dkk, 2008:314).

Adapun contoh motif gaya Jepara dapat dilihat di bawah ini.

Page 43: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gambar 31. Motif Gaya Jepara

(Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:54)

7. Motif gaya Cirebon

Motif Gaya Cirebon ini memiliki 3 bagian yaitu ragam hias awan,

bukit batu karang dan motif tumbuh-tumbuhan.

Ciri-ciri motif gaya Cirebon adalah : · Bentuk pokok: berbentuk cembung bercampur cekung (bulat

dan krawing), merupakan komposisi besar kecil yang berbuah dan berbunga.

· Angkup: Menelungkup pada bagian daun pokok melingkari ragam pokok (Enget dkk, 2008:316).

Adapun contoh motif gaya Cirebon dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 32. Motif Gaya Cirebon (Sumber : Enget dkk, 2008:316)

Page 44: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

8. Motif gaya Pekalongan

Menurut Enget dkk (2008:317) menyebutkan bahwa:

Ciri-ciri motif gaya Pekalongan adalah : · Bentuk pokok : berbentuk cembung dan dan cekung. · Angkup : tumbuh melingkari ragam pokok dengan angkup

yang bersusun. · Benangan : berbentuk timbul menghubungkan ulir yang satu

dengan yang lain. · Pecahan : hanya terdapat pada lingkaran besar dan daun-

daun.

Adapun contoh motif gaya Pekalongan dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 33. Motif Gaya Pekalongan (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:55)

9. Motif gaya Madura

Menurut Enget dkk (2008:315) mengatakan bahwa :

Ciri-ciri motif gaya Madura adalah : · Bentuk pokok: mengubah patran yang diselingi dengan isian

bunga, buah, daunnya melengkung membentuk tanda tanya dan bentuk daunnya cekung (krawing).

· Pecahan: Tiga baris panjang pendek dari benangan menuju ujung daun motif.

· Benangan: Timbul dari pangkal daun menuju ke ulir daun tersebut.

Adapun contoh motif gaya Madura dapat dilihat di bawah ini.

Page 45: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Gambar 34. Motif Gaya Madura (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:55)

10. Motif gaya Bali

Menurut Enget dkk (2008:312) mengatakan bahwa :

Ciri-ciri motif gaya Bali adalah : · Bagian Pokok: Campuran cekung dan cembung. · Angkup: Sehelai daun yang menutup daun pokok dari

pangkal hingga sampai pada ujungnya dan pada ujung daun berulir.

· Benangan: Berbentuk cekung melingkar di bagian muka ulir dan tidak berimpitan dengan garis-garis yang lain dan ujungnya berulir.

· Sunggar: Sehelai daun yang tumbuh membalik di muka berbentuk krawingan, yang pokoknya tumbuh dari ulir bagian benang.

Adapun contoh motif gaya Bali dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 35. Motif Gaya Bali (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:55)

Page 46: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

11. Motif gaya Kalimantan

Moh. Charis Jaelani (2004:45) menyebutkan bahwa :

“Ciri-cirinya : · Daun pokok merupakan stilasi dari tumbuh-tumbuhan

berduri. · Biasanya dipergunakan sebagai hiasan perisai panjang.”

Adapun contoh motif gaya Kalimantan dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 36. Motif Gaya Kalimantan (Sumber : Moh. Charis Jaelani, 2004:45)

12. Motif gaya Asmat

Moh. Charis Jaelani (2004:46) mengatakan bahwa : “Ciri-cirinya:

· Daun pokoknya merupakan stilasi dari manusia. · Motif asmat sering digunakan sebagai aneka ragam hiasan

dinding, misalnya perahu layar, jam dinding, topeng, dan lain sebagainya.

· Umumnya teknik dalam mengukir (memahat) yang digunakan adalah teknik “krausangan” dan rendahan, juga terkesan kasar.” Adapun contoh motif gaya Asmat dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 37. Motif Gaya Asmat (Sumber : Moh. Charis Jaelani, 2004:46)

Page 47: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

e. Jenis Ukiran

Dalam proses perwujudan ukir kayu ada berbagai macam cara atau teknik

serta alat yang digunakan, sehingga memungkinkan adanya berbagai macam

jenis ukiran yang masing-masing memiliki sifat dan karakter yang berlainan,

antara lain:

1. Ukiran Datar

Menurut Suyanto (1995:11) menyebutkan bahwa “Ukiran datar

adalah bentuk ukiran yang hanya dirancap atau digetah(Jawa) dan di pahat

miring(cawen), sehingga membentuk suatu garis”. Ukiran ini dibuat hanya

pada garis-garis gambar saja, sehingga bentuk ukiran tersebut masih nampak

datar. Dijelaskan lagi oleh Suyanto (1995:12) bahwa “Ukiran datar ini tidak

memerlukan pembentukan pada bagian motif atau polanya”.

Gambar 38. Ukiran Datar (Dokumentasi : Marjuki, 2009)

2. Ukiran Rendah

Ukiran rendah diperoleh akibat pengurangan kayu yang menjorok ke

dalam bidang, dengan cara memahat suatu bidang datar masuk ke dalam di

bawah permukaan bidang, hingga membuat cekung dan cembung atau datar.

Dijelaskan oleh Suyanto (1995:12) bahwa “Ukiran rendah merupakan

bentuk-bentuk ukiran berada di bawah permukaan bidang datar”.

Page 48: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 39. Ukiran Rendah (Sumber : Suyanto, 1995:13)

3. Ukiran Timbul

Suyanto (1995:13) mengatakan bahwa “…ukiran timbul dalam

perwujudannya justru menonjol keluar dari permukaan bidang datar atau

menonjol dari bidang dasaran, menghilangkan bagian tepi ukiran, sehingga

ukiran kelihatan seperti menempel di atas permukaan suatu bidang datar”.

Gambar 40. Ukiran Timbul (Sumber : Suyanto, 1995:14)

4. Ukiran Tembus/ Krawang

Ukiran tembus adalah jenis ukiran yang pada bagian dasar

dihilangkan (dilubangi) sehingga tembus sesuai pada garis-garis batas

ornamen. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto (1995:14) bahwa “…jenis

Page 49: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

ukiran tembus semua bagian dasaran dihilangkan (dilubangi) atau tembus

sesuai pada garis-garis batas ornament”.

Gambar 41. Ukiran Tembus/ Krawang (Sumber : Suyanto, 1995:15)

5. Ukiran Bolak-balik

Pada ukiran bolak-balik ini memiliki dua permukaan atau dua sudut pandang yang berbeda yaitu dapat dilihat dari muka dan belakang.

Suyanto (1995:15) mengatakan bahwa “…pada prinsipnya bahwa jenis ukiran ini mempunyai dua permukaan atau dua arah pandang, yaitu dapat dipandang dari muka dan belakang yang dari masing-masing permukaan dapat diukir dengan bentuk ornamen atau gambar yang sama bahkan dapat juga berbeda”.

Gambar 42. Ukiran Bolak-balik (Sumber : Suyanto, 1995:16)

Tampak Depan Tampak Depan

Tampak Belakang

Page 50: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

6. Ukiran Susun

Suyanto (1995:15) mengatakan bahwa “Ukiran susun adalah suatu

bentuk ukiran yang terdiri dari beberapa lapisan atau susun”. Lapisan atau

susunan tersebut terdiri dari dua sampai lima yang saling menyusup atau

melilit pada bagian elemen ornamen yang satu ke ornamen yang lain dan

merupakan satu kesatuan yang utuh.

Gambar 43. Ukiran Susun (Sumber : Suyanto, 1995:17)

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada

masalah penelit ian yang digambarkan secara sistematik. Adapun kerangka

berpikir yang sesuai dengan masalah penelitian dapat digambarkan seperti bagan

di bawah ini :

Page 51: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 44. Kerangka Berpikir

Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan di SMK Kriya Sahid

salah satunya meliputi pembelajaran kriya ukir kayu, khususnya pada program

teknologi dan desain kayu. Dalam pembelajaran ini salah satunya mempelajari

tentang motif-motif ukir kayu. Beranekaragamnya motif ukir di Indonesia akan

memberikan gambaran atau desain sebagai acuan untuk membuat karya yang

baik.

Pembelajaran kriya ukir kayu ini secara langsung mempengaruhi proses

pembuatan hasil karya siswa, terutama pada karya ukir siswa. Karena di dalam

mata pelajaran kriya ukir tersebut, siswa diberi pengetahuan tentang seluk beluk

ukir. Adanya faktor penghambat juga mempengaruhi dalam proses pembuatan

karya ukir ini. Selain itu faktor pendukung yang meliputi sarana dan prasarana

juga mempengaruhi dalam pembuatan karya siswa ini. Karena dengan memiliki

sarana dan prasarana yang lengkap akan memperlancar proses pembuatan karya

siswa.

Pembelajaran Kriya Ukir Tahun Ajaran

2007/2008

Hasil Karya

Faktor Pendukung : Sarana dan

Prasarana

- Motif Ukir - Proses Pembuatan

Karya Ukir

Pendidikan SMK

Faktor Penghambat

Page 52: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid

Sukoharjo yang terletak di jalan Veteran no 82 B Carikan, Jetis, Sukoharjo.

Penulis mengambil tempat tersebut, karena pertama di Sekolah Menengah

Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo merupakan satu-satunya sekolah yang memiliki

Program Teknologi dan Desain yang mencakup pelajaran kriya ukir yang terletak

di kota Sukoharjo. Kedua, Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo

telah memiliki banyak prestasi yang dicapai, terutama pada Lomba Kompetensi

Siswa (LKS) di bidang seni ukir.

2. Waktu Penelitian

Adapun pelaksanaan penelit ian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari

akhir bulan Maret sampai bulan Juni 2008.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. “Penelitian

deskriptif kualitatif merupakan pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan obyek penelitian pada saat sekarang,

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya” (Hadari Nawawi,

1993:73). Sedangkan strategi yang digunakan adalah kasus tunggal terpancang

yakni berada di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo.

C. Sumber Data

Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,

penelit i mengumpulkan data dari berbagai sumber data yang terdiri :

1. Informan

Informan yaitu orang yang diwawancarai yang dianggap mengetahui

tentang persoalan yang sedang diteliti, yakni terdiri dari :

34

Page 53: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. Wakil Kepala Sekolah SMK Kriya Sahid Sukoharjo yaitu Bapak Naim

Mabruri, S.Pd.

b. Guru pengampu mata pelajaran ukir yaitu Bapak Resdi Harjanto, S.Pd.

c. Sri Hariyanto dan Soleh Setiawan sebagai siswa yang terampil di bidang

mata pelajaran ukir serta Pipit Anggoro Seno sebagai siswa yang

membayar ketika mendapatkan tugas dari guru. Mereka merupakan siswa

kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu.

d. Informan lain yang dapat membantu mengumpulkan data, yaitu :

- Petugas Perpustakaan

- Staf Tata Usaha

2. Tempat dan peristiwa yang terjadi dalam pelaksanaan mata pelajaran ukir

kayu di SMK Kriya Sahid Sukoharjo yang meliputi ruang teori, ruang praktek

atau bengkel, ruang pamer, dan perpustakaan.

3. Arsip atau dokumen, seperti daftar siswa, foto-foto kegiatan dan hasil ukir

kayu siswa.

D. Teknik Cuplikan

“Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi

pemusatan/pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi” (HB.Sutopo,

2002 : 55). Adapun sumber data yang dijadikan sebagai cuplikan dalam penelitian

ini baik yang meliputi informan, tempat dan peristiwa maupun dokumen dipilih

berdasarkan pada tujuan (purposive sampling) yang dilakukan dengan mengambil

sumber data yang benar-benar sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Sehingga sumber data tersebut benar-benar mampu mengungkapkan dan

menjawab permasalahan yang sedang diteliti.

Selain itu peneliti juga menggunakan teknik cuplikan snowball sampling.

Hal ini dilakukan karena kurang pahamnya nara sumber yang sudah dipetakan

sebelumnya oleh peneliti. HB. Sutopo (2006: 47) mengungkapkan bahwa “ Orang

yang ditunjuk sebagai sampel di dalam penelit ian kualitatif bisa saja diganti sesuai

kebutuhan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan penelitiannya”. Dengan

Page 54: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

menggunakan dua teknik cuplikan ini saling melengkapi untuk mengungkap atau

mencari data yang dibutuhkan oleh peneliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh

penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelit ian ini. Untuk

mendapatkan data-data dalam penelitian di SMK Kriya Sahid Sukoharjo ini

menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Wawancara

“Wawancara adalah situasi peran antar individu bersemuka (face to face)

ketika pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk

mendapatkan jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada

seseorang yang diwawancarai” (Fred N. Kerlinger, 1985 : 770). “Sehingga dapat

mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain” (S. Nasution,

1988 : 73).

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelit ian ini adalah wawancara

mendalam, agar peneliti mengetahui apa yang tidak diketahuinya dalam penelitian

ini. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang mengarah

pada kedalaman informasi, guna menggali pandangan subyek yang ditelit i tentang

banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penelitian lebih

jauh. “Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks

yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan

mendalam” (H.B.Sutopo, 2002 : 59).

Adapun pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid

Sukoharjo yaitu Bapak Naim Mabruri, S.Pd.

b. Wawancara dengan guru mata pelajaran kriya ukir kayu yaitu Bapak Resdi

Harjanto, S.Pd.

Page 55: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

c. Wawancara dengan siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu

Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo yaitu Sri Hariyanto,

Soleh Setiawan dan Pipit Anggoro Seno.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menyaring

data sebagai berikut :

a. Motif-motif yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa kelas XI

Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya

Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.

b. Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain

Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran

2007/2008.

c. Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir

siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah

Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.

d. Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir

siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah

Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.

2. Observasi

“Observasi merupakan metode atau cara-cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematik mengenai tingkah laku dengan melihat

atau mengamati individu maupun kelompok secara langsung” (Ngalim Purwanto,

1988 :193). Jenis observasi yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan

data yang diperlukan yakni dengan cara observasi langsung. “Observasi langsung

dapat dilakukan dengan mengambil peran ataupun tidak berperan” (H.B.Sutopo,

2002 : 65).

Penulis pada penelitian ini memilih untuk berperan aktif dalam melakukan

observasi di lapangan. H.B.Sutopo (2002 : 67) berpendapat bahwa

Observasi berperan aktif ini merupakan cara khusus dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang memungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data.

Page 56: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dalam observasi ini penulis bisa melihat dan membantu guru dalam

pelaksanaan pembelajaran, sehingga penulis akan lebih mudah dalam

mengumpulkan data-data yang diperlukan.

Adapun pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Ruang kelas XI yang digunakan untuk pelaksanaan pelajaran teori kriya ukir.

b. Ruang bengkel yang digunakan untuk pelaksanaan pelajaran praktek kriya

ukir.

c. Gudang yang digunakan untuk menyimpan karya siswa.

d. Ruang work shop yang digunakan untuk menempatkan karya siswa yang

terseleksi.

Hal yang diobservasi dalam penelitian ini adalah :

a. Motif-motif yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa kelas XI

Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya

Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.

b. Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain

Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran

2007/2008.

c. Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir

siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah

Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.

d. Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir

siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah

Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.

3. Dokumentasi

“Dokumentasi merupakan pemberian bukti-bukti dan keterangan-

keterangan (seperti gambar, guntingan koran dan bahan referensi”

(Poerwodarminto, 1984 :256).

Berdasarkan batasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa teknik

pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan suatu penyelidikan yang

ditujukan pada penguraian dan suatu keterangan melalui dokumen. Dokumen

Page 57: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

tersebut berupa daftar siswa, foto kegiatan pembelajaran ukir, hasil karya ukir

siswa yang pernah mendapatkan juara maupun hasil karya ukir siswa yang

dijadikan dokumentasi.

F. Validitas Data

Usaha yang dilakukan untuk memperoleh kevaliditasan data dilakukan

dengan triangulasi sumber dan recheck. Triangulasi sumber dilakukan dengan

cara membandingkan data informasi terhadap berbagai sumber data berbeda

mengenai masalah yang sama. “Sedangkan recheck dilakukan dengan cara

meneliti ulang data informasi dari informan agar diperoleh perbaikan atau

kebenaran data terhadap informasi yang salah dan tidak lengkap dari hasil

informasi sebelumnya” (S. Nasution, 1988 : 115).

G. Analisis Data

“Analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan”

(S. Nasution, 1988 : 126). Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan

adalah model analisis mengalir yang biasa disebut dengan Flow Model of

Analysis. Dalam penelit ian ini peneliti akan membagi kegiatan analisis data

dalam tiga komponen analisis yang berlaku saling terjalin dengan baik.

Pengumpulan data dilakukan secara paralel atau bersambung sampai

pengumpulan data tersebut selesai.

Adapun tiga komponen analisis data di atas adalah reduksi data, display

(penyajian) data dan pengambilan atau penarikan simpulan atau verifikasi.

Penguraian ketiga komponen penting tersebut adalah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

“Reduksi data adalah bagian dari proses yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan

mengatur data sedemikian rupa, sehingga kesimpulan penelit ian dapat dilakukan”

(H.B. Sutopo, 1996 : 83). Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dan

berlangsung sejak menetapkan pokok masalah, menyusun rumusan dan juga

teknik pengumpulan data yang digunakan.

Page 58: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Penyajian Data

“Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang

memungkinkan kes impulan penelitian dapat dilakukan” (H.B. Sutopo, 1996 : 83).

Sajian data berupa kalimat panjang atau cerita gambar, kegiatan atau skema hasil

ukir di lokasi penelitian. Dengan penyajian data, pemahaman hal-hal yang terjadi

bahkan lebih dan memungkinkan untuk mengerjakan suatu analisis ataupun

tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut.

3. Penarikan Simpulan

Langkah penarikan simpulan dilakukan semenjak awal penelit i melakukan

pengumpulan data. Semenjak semula penelit i berusaha mencari makna data yang

dikumpulkan dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola tema

persamaan. Kesimpulan itu mula-mula kabur, sangat sensitif atau mudah berubah-

ubah masih diragukan. Tetapi bertambahnya data setiap saat, maka kesimpulan itu

makin mantap. Kesimpulan diverifikasi set iap saat, selama penelitian berlangsung.

Untuk memperjelas alur teknik penelitian model mengalir yang digunakan

dalam penelit ian ini, dapat digambarkan dengan bagan Mattew B. Milles dan A.

Michael Huberman (1992 : 18) sebagai berikut :

Masa Pengumpulan Data

----------------------------

REDUKSI DATA

----------------------------------------------------

Antisipasi Selama Pasca

PENYAJIAN DATA

------------------------------------ ANALISIS

Selama Pasca

PENARIKAN SIMPULAN

------------------------------------

Selama Pasca

Gambar 45. Komponen-komponen Analisis data Model Alir (Sumber : Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, 1992 : 18)

Page 59: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang

dilaksanakan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan

masalah. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dalam kegiatan ini meliputi :

a. Memilih lokasi dan waktu penelitian

b. Menyusun proposal penelitian

c. Mengurus perijinan

d. Mempersiapkan peralatan penelitian.

2. Tahap Observasi Lapangan dan Analisis

Tahap observasi lapangan merupakan segala akt ifitas di lapangan untuk

mengetahui keadaan obyek yang sesungguhnya untuk mendapatkan data

selengkap mungkin. Sedangkan tahap analisis merupakan lanjutan dari tahap

observasi lapangan, yakni semua data yang masuk dianalisis guna mendapatkan

penyusunan laporan.

3. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap penyusunan laporan ini meliputi :

a. Menyusun laporan penelitian

b. Melakukan konsultasi dan melakukan perbaikan

c. Menyusun laporan akhir.

Page 60: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Uraian tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Gambar 46. Bagan Prosedur Penelitian

Persiapan Pelaksanaan

Penulisan Proposal

Survey Lapangan

Penulisan Laporan

Mengurus Perijinan

Pelaksanaan

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penarikan Simpulan

Page 61: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo yang berlokasi di Jl.

Veteran No. 82 Jetis, Sukoharjo merupakan salah satu lembaga pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan formal yang ada di kota Sukoharjo. Lokasi

penelit ian ini mudah untuk dicapai karena berada di tengah kota Sukoharjo.

Banyak bis maupun angkuta yang melewati lokasi penelitian tersebut.

Dari terminal Tirtonadi Solo naik minibus antara lain Wahyu Putra, Damar

Sasongko dan SKH Makmur berhenti di bundaran Proliman kota, kemudian naik

angkuta jalur 1 ke arah Sritex, turun di perempatan lampu merah Jetis. Berjalan

kaki sekitar 10 meter ke arah barat. Bila dari arah Wonogiri naik bis besar ke arah

Solo, yaitu Muncul, Ismo, Purwowidodo, Aneka Jaya dan Raya berhenti di

perempatan lampu merah Jetis lalu jalan kaki sekitar 10 meter ke arah barat. Dari

arah Serenan (Klaten) dapat naik angkudes ke arah kota Sukoharjo turun di depan

SMK Kriya Sahid. Di bawah ini merupakan gambar SMK Kriya Sahid Sukoharjo

yang tampak dari depan.

Gambar 47. Gambar SMK Kriya Sahid Tampak Dari Depan (Foto : Marjuki, 2008)

43

Page 62: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1. Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo

Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo didirikan pada

tanggal 8 Juli 2003 oleh pengusaha multi nasional yaitu bapak Prof. Dr. H.

Sukamdani Sahid Gitosarjono yang berasal dari Sukoharjo. Sekolahan ini

merupakan sekolah swasta dengan nomor SK 421.5/511 dan nomor induk sekolah

99.013 yang berada di Sukoharjo.

Dalam pendirian Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini

tidak sekaligus membuka tiga program, tetapi secara bertahap. Program pertama

yang dibuka adalah Program Teknologi dan Desain Kayu pada tahun 2003. Dalam

pembukaan sekolah dan program baru yang terdapat di tengah kota Sukoharjo ini

mendapat respon yang positif dari masyarakat. Di awal pembukaan program baru

ini Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo mampu memperoleh 43

siswa. Tahun 2005 SMK Kriya Sahid ini membuka program baru, yaitu Program

Teknologi dan Desain Tekstil. Dengan dibuka program baru ini semakin banyak

siswa yang mendaftar di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini.

Setelah dua tahun, sekolah inipun membuka program lagi. Program tersebut

adalah multimedia yang dibuka pada tahun 2007. Program Multimedia inipun

banyak diminati banyak siswa. Tahun 2008 Sekolah Menengah Kejuruan Kriya

Sahid Sukoharjo telah memiliki tiga program, yaitu Program Teknologi dan

Desain Kayu, Program Teknologi dan Desain Tekstil, dan Program Multimedia.

Dengan tujuan menjadikan SMK Kriya Sahid Sukoharjo sebagai SMK

unggulan yang kompetitif, inovatif dan produktif serta mencetak sumber daya

manusia yang unggul, berbudaya dan religius untuk ikut mengisi serta berperan

aktif dalam pembangunan bangsa sesuai dengan bidangnya, maka sekolah ini

telah mencetak banyak prestasi, baik prestasi dalam bidang kriya kayu maupun

dibidang tekstil. Prestasi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

Page 63: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 2. Prestasi Yang Pernah Dicapai No Kegiatan Tahun Tingkat Prestasi

1 Lomba ukir sabun 2004 Karesidenan Surakarta

Juara III

2 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu

2006

Propinsi

Juara I

3 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu

2006

Nasional

Juara I

4 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu

2007

Propinsi

Juara I

5 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya tekstil

2007

Propinsi Juara Harapan I

6 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu

2007

Nasional Juara II

7 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu

2008

Propinsi

Juara II

8 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya tekstil

2008 Propinsi Juara III

Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Sekolah Menengah Kejuruan

Kriya Sahid Sukoharjo telah memiliki banyak prestasi yang dicapai yang meliputi

tingkat daerah dan tingkat nasional. Prestasi tersebut dicapai dalam waktu empat

tahun yaitu dari tahun 2004 sampai 2008.

2. Keadaan Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo

Guru dan siswa merupakan bagian utama dari proses belajar mengajar,

sedangkan keadaan fisik sekolah merupakan sarana pendukung yang penting

untuk melaksanakan proses belajar mengajar.

Guru diharapkan mampu menjadi pendorong dan pembimbing bagi siswa

dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, sedangkan kepala sekolah mempunyai

peran yang sangat penting untuk memberikan arahan kepada guru agar

pelaksanaan pendidikan tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai.

Dengan jumlah guru yang memadai dan kemampuan kompetensi yang cukup

Page 64: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

hendaknya mampu memperhatikan segala perilaku dan sikap siswa baik pada

waktu pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas maupun pada waktu istirahat.

Berdasarkan data yang dimiliki sekolah pendidikan guru rata-rata strata 1

baik yang mengajar di bidang teori maupun di bidang praktek. Jumlah guru yang

ada di sekolah ini terdapat 20 orang dengan perincian 14 orang guru laki-laki dan

6 orang guru perempuan.

Administrasi merupakan hal yang memiliki peran yang penting dalam

mendukung tercapainya tujuan sekolah. Untuk itu diperlukan tenaga yang

terampil dan memiliki kompetensi di bidangnya. Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo

ini memiliki 4 orang tenaga administrasi yang keseluruhannya adalah laki-laki,

sedangkan jumlah siswa yang terdaftar secara keseluruhan terdapat 164 siswa

yang menempati tiga program.

Sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Kriya Sahid Sukoharjo sudah

mencukupi kebutuhan untuk melangsungkan proses belajar mengajar. Adapun

fasilitas yang ada antara lain : 11 ruang teori, 1 laboratorium bahasa, 1

laboratorium komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang unit kesehatan sekolah

(UKS), 3 bengkel yaitu bengkel kayu dan bengkel tekstil, 1 ruang bimbingan

konseling (BK), 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha (TU), 1

ruang organisasi siswa intra sekolah (OSIS), 1 gudang, 1 ruang pamer, 1 kamar

kecil untuk guru dan 4 kamar kecil untuk siswa.

Selain itu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini telah

memiliki peralatan pembelajaran yang memadai. Tiap ruang kelas memiliki 25

meja tulis, 49 kursi, 1 meja dan 1 kursi untuk guru, 1 papam tulis, 1 jam dinding

dan gambar presiden dan wakil presiden. Ruang kelas untuk pelajaran teori ini

telah dilengkapi dengan LCD proyektor dan laptop. Denah SMK Kriya Sahid

Sukoharjo dapat dilihat pada lampiran.

Dengan sarana dan prasarana yang ada tersebut diharapkan mampu

meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan di SMK Kriya Sahid Sukoharjo

sehingga lulusan yang dihasilkan mampu menjadi tenaga kerja yang terampil

untuk mengisi kebutuhan dunia usaha maupun dunia industri.

Page 65: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Program Teknologi dan Desain Kayu

Program Teknologi dan Desain Kayu ini merupakan program yang

pertama kali dibuka ketika pendirian SMK Kriya Sahid Sukoharjo, yaitu pada

tahun 2003. Di awal pembukaan sekolah baru ini Program Teknologi dan Desain

Kayu memiliki 43 siswa yang terdiri atas 31 laki-laki dan 12 perempuan. Di tahun

2004 program ini memiliki 34 siswa, tahun 2005 program ini memiliki 14 siswa,

tahun 2006 program ini memiliki 13 siswa dan tahun 2007 program ini memiliki

13 siswa. Lihat tabel.

Tabel 3. Jumlah Siswa di Program Teknologi dan Desain Kayu No Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5

2003 2004 2005 2006 2007

31 20 10 13 13

12 14 4 - -

43 34 14 13 13

Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo

Program Teknologi dan Desain Kayu ini memiliki 13 kompetensi yang

harus dikuasai oleh setiap siswa, yaitu :

a. Menguasai nirmana

b. Menerapkan quality control produk kria kayu

c. Melaksanakan kerja bangku

d. Melaksanakan kerja semi masinal (fortabel)

e. Melaksanakan kerja ukir

f. Melaksanakan kerja raut

g. Melaksanakan kerja bubut

h. Melaksanakan kerja scrolling

i. Melaksanakan kerja mesin tetap/masinal (statsioner)

j. Melaksanakan kerja finishing kayu

k. Melaksanakan kerja pengeringan kayu

l. Menguasai gambar teknik

m. Menguasai gambar estetika

Page 66: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Di tahun ajaran 2007/2008 ketua Program Teknologi dan Desain Kayu ini

di pimpin oleh bapak Resdi Harjanto, S.Pd. Sedangkan unit produksi dan ketua

bengkel dijabat oleh bapak Wawan Darmawan, S.Pd. Bapak Sukasno, S. Pd

menjadi sekretaris Program Teknologi dan Desain Kayu dan bapak Purwanto, SE

sebagai bendaharanya.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua unit produksi, bapak Wawan

Darmawan, S.Pd dibantu oleh bapak Sri Nurcahyo, S. Pd, bapak Sukasno, S.Pd

dan bapak Purwanto, S.E. Susunan kepengurusan Program Teknologi dan Desain

Kayu dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.

Gambar 48. Susunan Kepengurusan Program Teknologi dan Desain Kayu (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo)

4. Keadaan Bengkel Kriya Kayu

Bengkel kriya kayu merupakan tempat praktek bagi siswa untuk

melaksanakan pelajaran praktek kriya kayu. Bengkel kriya kayu ini terletak di

bagian selatan. Berdasarkan observasi bahwa bengkel kriya kayu ini cukup luas

yaitu dengan ukuran 8m x 20m. Bengkel kriya kayu ini memiliki 5 ruang, yaitu

ruang bengkel manual, ruang kerja bubut, ruang kerja masinal, gudang bahan

Page 67: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kayu dan tempat alat. Bengkel kriya kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo dapat

dilihat dalam denah di bawah ini :

Gambar 49. Denah Bengkel Kriya Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo)

B. Motif Ukir yang Diterapkan oleh Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo

Motif ukir merupakan desain hasil daya kreas i manusia yang berbentuk

garis atau bermotif hias garis, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan

benda-benda mati yang berbentuk stilasi dengan gaya dan ciri khas tersendiri.

Berdasarkan observasi langsung, motif yang diterapkan adalah motif gaya

Surakarta. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan guru pengampu yaitu

bapak Resdi Harjanto (2008) bahwa

Untuk kelas XI ini saya menerapkan motif gaya Surakarta untuk melestarikan kebudayaan daerah karena siswa hidup di daerah Surakarta, selain itu motif ini relatif lebih sederhana agar siswa tidak kesulitan dalam pengerjaannya. Namun bila membuat produk antik maka siswa harus menggunakan motif tempo dulu yang didominasi oleh motif kerajaan seperti Mataram dan Pajajaran. Namun untuk tahun ini yang diterapkan adalah motif gaya Surakarta.

Page 68: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Dengan satu jenis motif gaya Surakarta ini dikembangkan menjadi dua

motif. Namun tiap motif tersebut memiliki ukuran desain dan corak yang berbeda.

Meskipun kedua motif tersebut nampak berbeda, namun masih memiliki ciri-ciri

yang sesuai. Resdi Harjanto (2009) mengatakan bahwa “Pada motif gaya

Surakarta dapat menggunakan stilasi tumbuhan lung-lungan.”

Sedangkan Enget dkk (2008 : 318) mengatakan bahwa

Pokok dasar motif Surakarta mirip motif campuran antara ragam hias Jepara dan Pekalongan yang berbentuk cembung dan cekung serta runcing dan bulat. Angkupnya digubah dari daun pakis yang berbentuk sesuai dengan angkup ragam hias Bali. Benangan dan pecahan membentuk garis yang pada ujung melingkar.

Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif gaya Surakarta

dapat menggunakan stilasi tumbuhan lung-lungan yang berbentuk cembung dan

cekung serta runcing dan bulat dengan angkup daun pakis yang digubah berbentuk

sesuai dengan angkup ragam hias Bali. Benangan dan pecahan membentuk garis

yang pada ujung melingkar.

Di bawah ini merupakan motif yang dibuat oleh siswa kelas XI Sekolah

Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo :

1. Motif Gaya Surakarta A

Motif gaya Surakarta A ini memiliki ukuran 20cm x 40cm. Motif ini

merupakan stilasi dari tumbuh-tumbuhan yang menjalar yaitu tumbuhan lung-

lungan. Desain motif ini simetris antara kanan dan kiri. Di tengah sebelah

bawah ada pot/tempat bunga sedangkan di atas ada bunga yang mekar. Daun

dan tangkainya menjalar ke kanan dan ke kiri yang teratur. Secara keseluruhan

motif ini nampak indah dan harmonis.

Motif gaya Surakarta ini memiliki makna simbolis yang terkandung di

dalamnya. Menurut Sri Padwinarsih (2002 : 51) “Sesuai dengan ciri orang

Solo makna dari motif ini ialah corak motif surakarta menggambarkan watak

dan kepribadian penciptanya yang dipengaruhi alam sekitarnya”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa corak motif

gaya Surakarta menggambarkan watak dan kepribadian penciptanya yang

Page 69: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dipengaruhi alam sekitarnya. Di bawah ini merupakan gambar motif ukir gaya

Surakarta A.

Gambar 50. Motif Ukir Gaya Surakarta A (Sumber : Soleh Setiawan, 2008)

2. Motif Gaya Surakarta B

Motif gaya surakarta B ini memiliki ukuran sebenarnya adalah 20cm x

100cm. Motif gaya surakarta B ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan

motif gaya surakarta A, namun yang membedakan antara kedua motif ini

adalah motif B memiliki bentuk yang lebih panjang. Meskipun lebih panjang

motif B ini tidak meninggalkan ciri khas motif gaya Surakarta.

Hasil seni biasanya merupakan pengaruh dari alam sekitar. Sedangkan

penduduk Surakarta seolah-olah terpengaruh oleh aliran sungai bengawan

solo. Hal ini ditegaskan oleh Enget dkk (2008 : 318) mengatakan bahwa

Hasil seni merupakan gaya pembawaan dan watak penciptaan karena pengaruh alam sekitar. Pada umumnya penduduk Surakarta gemar akan gerak irama yang bebas namun tetap memenuhi syarat komposisi. Seolah-olah ada keseragaman hidup masyarakat Surakarta dengan aliran bengawan solo.

Motif ini merupakan stilasi dari tumbuh-tumbuhan menjalar. Desain

motif gaya surakarta B ini kelihatan harmonis. Desain yang simetris antara

kanan dan kiri menambah keindahan motif gaya Surakarta ini. Di tengah

sebelah bawah ada pot/tempat bunga dan sebelah atas ada bunga yang mekar.

Page 70: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tangkai dan daunnya menjalar ke kanan dan ke kiri. Secara keseluruhan motif

ini nampak harmonis dan berirama.

Muh. Charis Jaelani (2004 : 57) mengatakan bahwa

Corak motif Surakarta seolah-olah menggambarkan watak dan kepribadian sipenciptanya, di samping pengaruh yang ada di sekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta yang terkenal halus, lembut dan gemulai, sehingga ukiran daun pada motif inipun kelihatan indah dan harmonis.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa motif gaya

surakarta merupakan hasil seni yang dipengaruhi oleh watak dan kepribadian

si penciptanya dengan alam sekitar yang terkenal halus, lembut dan gemulai.

Gambar 51. Motif Ukir Gaya Surakarta B (Sumber : Ariyanto, 2008)

C. Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya

Sahid Sukoharjo

Sebagai mata pelajaran produktif, siswa dituntut untuk mampu menguasai

kompetensi ukir ini. Untuk mendukung penguasaan kompetensi tersebut maka

70% dari jam pelajaran digunakan untuk praktek dan 30% untuk teori. Hal ini

ditegaskan oleh Mabruri, Naim (2008) bahwa “Kami Membaginya dengan 70%

praktek dan 30% teori dengan pembelajaran mengikuti kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) yang telah kami buat di Sekolah….”

Proses pembuatan karya ukir merupakan hal yang sangat penting untuk

menguasai kompetensi ini, selain teori atau pengetahuan tentang ukir. Adapun

proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pembuatan Desain

Berdasarkan observasi bahwa dalam pembuatan desain ini siswa

hanya mencontoh motif yang diberikan oleh guru. Guru memberikan dua

Page 71: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

contoh motif ukir. Sedangkan siswa dibebaskan dalam memilih motif

tersebut. Hal ini ditegaskan lagi oleh guru pengampu mata pelajaran ukir

yaitu bapak Harjanto, Resdi (2008) bahwa “Untuk mengantisipasi lambat dan

terlalu cepatnya siswa dalam membuat motif maka saya menyediakan motif

untuk dicopi seluruh anak yang penting siswa sudah melatih dan membuat

motif.” Dengan hanya meniru desain dari guru ini diharapkan mampu selesai

secara bersamaan. Setelah siswa menggambar pada kertas karton maka

langkah selanjutnya adalah pemindahan desain ke kertas doorslack. Di bawah

ini merupakan gambar siswa sedang menggambar motif dan hasil desain

siswa.

Gambar 52. Siswa Sedang Menggambar Motif (Foto : Marjuki, 2008)

Page 72: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Gambar 53. Hasil Desain Siswa (Foto : Marjuki, 2008)

2. Penempelan gambar

Penempelan gambar merupakan proses penempelan desain pada kertas

doorslack yang ditempel pada papan kayu. Cara menempel kertas doorslack

ke papan kayu adalah :

a. Membersihkan papan kayu dari kotoran, debu dan minyak

b. Melumuri atau memberi lem pada papan kayu secara merata.

c. Menempelkan kertas doorslack pada papan dari satu sisi ke sisi yang lain.

d. Didiamkan hingga mengering.

Dalam penempelan gambar ini diperlukan ketelitian dan kesabaran agar tidak

terjadi lipatan-lipatan yang akan merusak gambar motif sesungguhnya.

Gambar 54. Cara Penempelan Gambar Papan Kayu (Sumber : Suyanto, 1995:52)

Page 73: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

3. Ngrawangi

Ngrawangi merupakan proses pembuangan bagian sela-sela batas

gambar motif hingga berlubang. Proses ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a . Membuat lubang atau melubangi papan kayu pada bagian sela motif yang

akan dibuang. Dalam proses melubangi papan kayu ini menggunakan alat

bor mesin. Melubangi papan ini bertujuan agar mata scroll dapat masuk

ke dalam lubang papan. Di bawah ini merupakan gambar siswa sedang

mengebor papan yang akan discroll.

b. Menggergaji atau membuang bagian dasaran ukir dengan mesin scroll.

Cara menyecroll papan kayu adalah :

1) Memasukan mata scroll pada lubang papan kayu.

2) Memasangkan mata scroll pada tempatnya.

3) Menghidupkan mesin scroll.

4) Menggergaji bagian yang diinginkan.

Gambar 59. Siswa Sedang Menyecroll Papan Kayu (Foto : Marjuki, 2008)

Page 74: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Dengan membuang bagian dasaran motif ukir ini maka akan didapat

bentuk secara global dari motif tersebut dan motif ukiran tampak menonjol.

Proses penyecrollan papan kayu pada bagian motif dasaran ini mempercepat

proses pembuatan ukir siswa. Bila menggunakan pahat ukir akan

membutuhkan tenaga dan waktu yang lama. Di bawah ini merupakan contoh

hasil papan kayu yang telah discroll.

Gambar 60. Hasil Papan Yang Discroll (Foto : Marjuki, 2008)

4. Getaki

Getaki disebut juga dengan merancap. Merancap adalah memahat

papan kayu sesuai pola gambar atau mengikuti garis gambar sehingga akan

terjadi pemindahan gambar pada permukaan kayu.

Caranya adalah memahat sesuai dengan garis pola gambar. Untuk

garis lengkung menggunakan jenis pahat penguku, sedangkan untuk garis

yang lurus memakai pahat penyilat. Setelah memilih pahat yang tepat,

arahkan mata pahat sesuai dengan garis ukiran dan pukulah dengan palu ukir

Page 75: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sehingga ada bekas pahat pada permukaan kayu. Di bawah ini merupakan

gambar siswa sedang getaki.

Gambar 61. Proses Getaki

(Sumber : Enget dkk, 2008)

5. Mbukai

Mbukai merupakan proses pembentukan motif ukir secara global,

misalnya untuk membentuk ukiran cembung atau cekung yang telah

ditentukan sesuai desain.

Cara mbukai adalah pembentukan bentuk cembung menggunakan

pahat penguku dalam posisi horisontal, pahat dipukul dan digerakan sedikit

demi sedikit sampai posisis pahat vertikal. Untuk Bagian yang tidak dapat

dijangkau dengan pahat penguku menggunakan pahat penyilat. Sedangkan

untuk pembentukan bentuk cekung menggunakan pahat penguku dengan

posisi miring dan membalik. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang

sedang melakukan proses mbukai.

Page 76: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 62. Siswa Sedang Mengukir Dalam Tahap Mbukai (Foto : Marjuki, 2008)

Hasil ukiran pada tahap mbukai ini akan berupa ukiran secara global

yang belum nampak keindahannya. Pada tahap mbukai ini akan diperoleh

hasil seperti di bawah ini.

Gambar 63. Hasil Papan Yang Dibukai (Foto : Marjuki, 2008)

6. Matut/mangun

Matut atau mangun adalah membentuk dan menghaluskan ukiran agar

lebih halus dari bentuk yang masih global dan kasar menjadi halus. Dalam

proses mangun ini menggunakan pahat yang tajam agar bekas pahatan

menjadi halus dan rapi dari pahatan sebelumnya. Di bawah ini merupakan

hasil ukiran yang telah dimangun.

Page 77: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Gambar 64. Hasil Papan Yang Telah Dimangun (Foto : Marjuki, 2008)

7. Cawen atau Nyaweni

Cawen adalah membuat bentuk atau variasi ukiran agar ukiran tampak

lebih hidup atau lebih indah yaitu dengan memberikan bentuk robekan pada

bagian tepi batas ukiran yang berbentuk daun. Cara membuat cawen ini

dengan menggunakan pahat penguku sesuai dengan ukuran yang dikehendaki,

yaitu dengan memahatkan secara tegak kemudian dipahat miring dengan

mengambil jarak sedikit demi sedikit hingga diperoleh hasil yang

dikehendaki. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang melakukan

proses nyaweni.

Page 78: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar 65. Siswa Sedang Nyaweni (Foto : Marjuki, 2008)

Pada proses nyaweni ini akan diperoleh hasil ukiran yang nampak

indah. Di bawah ini merupakan hasil ukiran yang telah dicaweni.

Gambar 66. Hasil Papan Yang Sudah Dicaweni (Foto : Marjuki, 2008)

8. Mbenangi

Mbenangi adalah membentuk garis pada permukaan bentuk ukiran

daun yang tumbuh dari pangkal dan berakhir pada ujung ikal atau daun. Pahat

yang digunakan adalah pahat segitiga/ pahat coret. Pahat ini memiliki ujung

seperti segitiga. Cara membuat benangan ini adalah memahat garis dengan

posisi pahat agak miring. Pahat dipukul sedikit demi sedikit mengikuti arah

Page 79: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

atau garis yang sudah ditentukan. Di bawah ini gambar siswa yang sedang

mbenangi.

Gambar 67. Siswa Sedang Mbenangi (Foto : Marjuki, 2008)

Keunggulan dengan pahat ini dapat mempercepat pembuatan

benangan yang diinginkan. Dalam pembuatan benangan ini akan diperoleh

ukiran yang nampak lebih indah. Di bawah ini merupakan hasil ukiran yang

telah dibenangi.

Gambar 68. Hasil Papan Yang Sudah Dibenangi (Foto : Marjuki, 2008)

9. Penyempurnaan

Page 80: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Dalam proses penyempurnaan ini harus diteliti setiap bagian ukiran

untuk menjaga kemungkinan ada bagian yang belum terselesaikan atau ada

bagian yang kurang baik hasilnya. Untuk bagian lengkung menggunakan

pahat penguku dan untuk bagian yang lurus menggunakan pahat penyilat. Di

bawah ini merupakan hasil ukiran yang sudah sempurna.

Gambar 69. Hasil Papan Yang Telah Sempurna (Foto : Marjuki, 2008)

10. Finishing

Proses finishing merupakan sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Mabruri, Naim (2008) bahwa “Kriya ukir

itu yang tak boleh ditinggalkan adalah finishing, sebaik apapun karyanya tapi

finishingnya tidak baik maka akan kelihatan tidak baik. Tapi bila finishingnya

bagus, pilihan warnanya tepat maka hasilnya akan bagus”.

Dalam proses finishing ini hasil ukiran yang telah sempurna diamplas

dengan kertas amplas nomor 240 untuk merapikan dan menghaluskan setiap

bagian ukiran. Di bawah ini merupakan gambar siswa sedang mengamplas

hasil ukiran.

Dalam mengamplas hasil ukiran ini diperlukan ketelit ian dan kehati-

hatian serta harus searah serat kayu agar diperoleh hasil yang baik. Setelah

halus permukaan ukir-ukiran di lap dengan kain atau dikuas untuk

menghilangkan kotoran dan sisa-sisa debu yang masih menempel. Di bawah

Page 81: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

ini merupakan gambar siswa yang sedang membersihkan kotoran dengan

kuas.

Setelah papan ukiran dibersihkan dari kotoran dan debu maka papan

ukiran siap diwarna. Di bawah ini merupakan papan ukiran yang siap

diwarna.

Gambar 72. Hasil Papan Ukiran Yang Siap Diwarna (Foto : Marjuki, 2008)

Dalam proses Pewarnaan ini menggunakan melamin dengan warna

coklat tua agar didapat hasil ukiran yang memiliki warna antik atau tua.

Proses tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Penutupan pori-pori.

Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo penutupan pori-pori pada kayu

dilakukan dengan dilapisi melamine wood filler. Pemberian melamine

wood fi ller pada papan ini menggunakan kuas. Di bawah ini merupakan

proses pelapisan papan ukiran dengan melamin wood fi ller.

Page 82: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Gambar 73. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukiran Dengan Memberikan Wood Filler

(Foto : Marjuki, 2008)

Setelah papan dikuas maka papan dikeringkan kemudian diamplas

hingga permukaan atau serat kayu nampak lagi. Di bawah ini gambar

siswa sedang mengamplas papan yang telah dilapisi melamine wood filler.

Gambar 74. Siswa Sedang Mengamplas Papan Ukir Yang Telah Diberi Melamine Wood Filler (Foto : Marjuki, 2008)

Setelah papan ukiran diamplas maka akan diperoleh papan ukiran

seperti nampak pada gambar di bawah ini.

Page 83: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gambar 75. Hasil Papan Yang Telah Dilapisi Melamine Wood Filler (Foto : Marjuki, 2008)

b. Pewarnaan

Pemberian warna pada papan ukiran di SMK Kriya Sahid

Sukoharjo ini menggunakan melamine wood stain. Dalam melapisi papan

ukiran ini dengan cara dikuas. Untuk mendapatkan warna yang lebih tua

maka pewarnaan dapat dilakukan lebih dari 1 kali. Di bawah ini

merupakan gambar proses pewarnaan yang dilakukan oleh siswa.

Setelah papan ukir dikuas maka dikeringkan hingga diperoleh hasil

warna seperti pada gambar di bawah ini.

c. Pengkilapan

Pengkilapan pada papan ukir di SMK Kriya Sahid Sukoharjo

dilakukan dengan melapisi papan ukiran dengan melamine sanding sealer

dengan cara disemprot memakai compresor. Dalam proses pelapisan

melamine sanding sealer ini dilakukan 2 kali. Di bawah ini merupakan

gambar siswa yang sedang menyemprot papan ukiran.

Setelah disemprot maka papan dikeringkan. Di bawah ini

merupakan papan yang telah dilapisi melamine sanding sealer.

Setelah itu diamplas tipis-tipis dengan menggunakan amplas

ukuran 400. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang

mengamplas papan dengan amplas ukuran 400.

Setelah itu papan ukiran disemprot lagi dengan melamine sanding

sealer.

Page 84: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Setelah papan ukir disemprot dengan melamine sanding sealer

maka langkah selanjutnya dikeringkan. Di bawah ini merupakan gambar

papan yang telah dilapisi melamine sanding sealer.

Penguncian Warna

Pengunci warna yang dipakai di SMK Kriya Sahid ini

menggunakan melamine lack dengan cara disemprot memakai compresor.

Melamine lack ini juga berfungsi agar warna yang ditimbulkan tidak

terlalu berkilau. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang

menyemprot papan ukir.

Setelah melapisi papan ukir dengan melamine lack maka langkah

selanjutnya adalah papan ukir dikeringkan. Proses pengeringan ini

merupakan proses terakhir dalam proses finishing. Di bawah ini

merupakan hasil papan ukir yang sudah jadi.

Dengan proses dan langkah-langkah mengukir yang tepat dan benar

diharapkan akan dihasilkan karya ukir yang baik dan mampu bersaing dengan

dunia usaha maupun dunia industri.

D. Faktor Pendukung yang Mempengaruhi dalam Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa

Dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Sekolah Menengah

Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008 ini terlaksana dengan

baik karena adanya faktor pendukung. Sedangkan faktor pendukung berkaitan

dengan komponen pendidikan. “Komponen pendidikan adalah semua hal yang

berkaitan dengan jalannya proses pendidikan. Jika salah satu komponen tidak ada,

proses pendidikan tidak akan bisa dilaksanakan”(Wiji Suwarno, 2005:33).

Page 85: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Adapun faktor pendukung dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas

XI Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Tujuan Pendidikan

Menurut Wiji Suwarno (2006 : 33) bahwa “Tujuan pendidikan

menurut jenisnya terbagi dalam beberapa jenis, yaitu tujuan nasional,

institusional, kurikuler, dan instruksional”.

“Tujuan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai suatu

bangsa” (Wiji Suwarno, 2006 : 34). Sesuai dengan undang-undang no. 20

tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa ”…pendidikan nasional bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreat if mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab” (UU no. 20 tahun 2003 pasal 3).

“Tujuan institusional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai

suatu lembaga pendidikan” (Wiji Suwarno, 2006 : 34).

Tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini adalah untuk a. Menjadikan SMK Kriya Sahid Sukoharjo sebagai SMK

unggulan yang kompetitif, inovatif dan produktif dalam ikut mempersiapkan kader-kader pelestari budaya bangsa yang sekaligus sebagai kader-kader pembangunan daerah Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya khususnya serta bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya

b. Mencetak sumber daya manusia yang unggul, berbudaya dan religius untuk mengisi serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan bidangnya (SMK Kriya Sahid Sukoharjo, 2005).

“Tujuan kurikuler adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh

suatu mata pelajaran tertentu” (Wiji Suwarno, 2006 : 34). Adapun Tujuan

mata pelajaran ini agar peserta didik dapat :

a. Menganalisa gambar kerja ukir kayu b. Membuat pola dasar ukir kayu berdasar gambar kerja c. Memilih jenis kayu yang tepat untuk diukir d. Menyiapkan pekerjaan ukir kayu

Page 86: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

e. Membuat ukiran permukaan dengan ragam geometris secara manual pada bidang kayu

f. Membuat ukiran ragam hias dengan alat semi masinal (listrik) g. Membuat ukiran relief dan bidang cekung secara manual dan semi

masinal h. Membuat komponen barang ukir i. Merakit komponen barang ukir j. Menyetel barang ukir k. Menghaluskan pekerjaan ukir (SMK Kriya Sahid Sukoharjo, 2005).

“Tujuan instruksional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai

oleh suatu pokok atau sub-pokok bahasan tertentu” (Wiji Suwarno, 2006 : 34).

Tujuan dalam kompetensi ini agar peserta didik : a. Dapat mengetahui pengertian motif ukir. b. Dapat menerapkan motif ukir gaya Surakarta dalam mengukir

kayu dengan teknik cembung dan cekung. c. Dapat menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. d. Dapat membuat ukiran sesuai dengan alat dan bahan. e. Dapat mengerjakan tugas (ukir kayu motif gaya Surakarta)

yang dimulai dari perencanaan, proses, sampai terciptanya produk (ukir kayu) dengan penguasaan aspek perencanaan, proses, teknik dan ekonomi (Resdi Harjanto,2008:2).

Dengan melihat tujuan yang telah ditentukan tersebut dapat diambil

simpulan bahwa tujuan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya

Sahid Sukoharjo kelas XI program teknologi dan desain kayu khususnya di

mata pelajaran ukir ini mendukung terbentuknya siswa yang mampu

menguasai pengetahuan dan pembuatan karya ukir.

2. Alat Pembelajaran

Alat pembelajaran merupakan peralatan yang digunakan untuk

mendukung proses pembelajaran. Alat pembelajaran ini antara lain :

a. Ruang Teori

Ruang teori ini digunakan untuk menyampaikan teori pelajaran. Di

SMK Kriya Sahid ini memiliki 11 ruang teori. Dari 11 ruang teori tersebut

satu diantaranya digunakan untuk siswa kelas XI Program Teknologi dan

Desain Kayu sebagai tempat belajar khususnya pelajaran teori. Di dalam

ruang teori tersebut dilengkapi berbagai peralatan yang dibutuhkan dalam

proses pembelajaran. Meja tulis siswa ada 25 buah yang dilengkapi dengan

Page 87: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

49 kursi. Meja guru terdapat 1 buah dengan 1 buah kursi di dekatnya.

Ruang teori tersebut juga dilengkapi dengan papan tulis, tiang bendera,

gambar garuda, gambar presiden dan wakil presiden dan jam dinding. LCD

proyektor dan laptop juga terdapat di ruangan ini. Lihat tabel.

Tabel 4. Peralatan yang Terdapat di Ruang Teori SMK Kriya Sahid Sukoharjo

No Jenis Barang Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Meja siswa Meja guru Kursi siswa Kursi guru Papan tulis Tiang bendera Gambar garuda Gambar presiden dan wapres Jam dinding LCD Proyektor Laptop

25 1 49 1 1 1 1 2 1 1 1

Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo

Dengan peralatan yang lengkap dan memadai yang terdapat di dalam

ruang teori ini sangat mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang

efektif. Di bawah ini merupakan gambar ruang teori kelas XI.

Page 88: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Gambar 85. Ruang Kelas SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI) (Foto : Marjuki, 2008)

b. Ruang Praktek

Ruang praktek ini digunakan untuk kegiatan pelajaran praktek.

Ruang praktek ini biasa disebut dengan bengkel. Di SMK Kriya Sahid ini

memiliki satu bengkel kriya kayu yang memiliki luas 160 meter2. Ruang

bengkel ini sudah cukup luas sebagai tempat praktek siswa. Ruang bengkel

ini dilengkapi dengan berbagai peralatan yang digunakan untuk praktek

siswa. Peralatan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 5. Peralatan yang Terdapat di Bengkel Kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo

No Jenis Barang Jumlah No Jenis Barang Jumlah

Page 89: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Almari Table Saw Kompresor Pahat Ukir Tradisional Palu Ukir Palu Besi Kecil Pahat Pelubang Pahat Kayu Sedang Palu Bulat J Palu Bulat H Batu Asah Gunung Pisau Raut Papan Tulis Kursi Siswa Tiang Bendera Hard Bosch Roll Meter Gunting Gergaji Potong Gergaj i Belah Gergaj i Scroll Sedang Mesin Gergaji Siku Kikir Gergaji Kikir Kayu Lurus Kikir Kayu Cembung Kikir Kayu Bulat Mortising Chisel Machine Benc Drilling Machine

1 1 1 20 15 2 18 21 18 18 10 36 1 24 2 1 15 18 15 15 2 3 18 10 10 10 2 1

29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55

Grinder Band Saw Srekel (Circular Saw) Ketam Tangan 7” Ketam Tangan 9” Ketam Tangan 14” Serutkombinasi 9” Tang Kakak Tua Tang Kombinasi Obeng - Obeng + Mesin Bubut Kayu Pisau Bubut Kayu Planner Makita N 1900 Router Makita N 3701 Spray Gun Meiji F 100 Kaca Mata Kerja Mesin Profil Masker Mesin Amplas Mesin Ketam Listrik Mesin Bor Tangan Pisau Bubut Kayu Mesin Bubut Kayu Penggaris Siku Scroll Saw Penggaris Baja 100 Cm Penggaris Baja 60

1 1 10 10 10 10 5 5 10 10 2 2 1 1 1 40 1 40 3 5 2 4 1 15 2 2 2

Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo

Dari daftar peralatan yang terdapat di bengkel kriya kayu ini

terdapat banyak peralatan ukir. Peralatan ukir ini sudah cukup lengkap

untuk siswa sekolah. Di bawah ini beberapa gambar peralatan yang berada

di bengkel kriya kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo.

Page 90: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Gambar 86. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid Sukoharjo

(Foto : Marjuki, 2008)

c. Ruang Pamer

Ruang pamer digunakan untuk memamerkan hasil karya siswa.

Sesuai hasil pengamatan bahwa di ruang pamer ini tidak hanya karya yang

terbaik saja yang dipamerkan, namun karya yang kurang baikpun juga

dipamerkan. Resdi Harjanto (2008) mengatakan bahwa ”Kalau sudah

membuat produk yang sudah jadi semua produk dimasukkan ke ruang

pamer agar siswa, guru, atau orang lain tahu oo... produk bagus itu seperti

ini, oo... proses yang benar itu seperti ini hasilnya kaya gitu. Kita tidak

membedakan yang baik dan yang jelek”.

Gambar 87. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008)

Page 91: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Dengan dipamerkan seluruh hasil karya siswa seperti ini siswa

akan terpacu dalam membuat karya ukir karena semua karya akan dilihat

oleh orang lain. Di bawah ini gambar ruang pamer tetap yang dimiliki

SMK Kriya Sahid Sukoharjo.

Gambar 88. Ruang Pamer Tetap SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008)

d. Buku

Buku merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mendukung

proses belajar mengajar. Sesuai pengamatan bahwa buku bacaan yang

dimiliki oleh perpustakaan SMK Kriya Sahid Sukoharjo terdapat 84 buah

buku. Buku tersebut meliputi buku teori tentang pengetahuan kayu,

peralatan pertukangan, peralatan ukir, motif-motif ukir, proses pembuatan

ukir, proses pembuatan karya fungsional seperti meja dan lemari. Selain

itu terdapat buku yang memuat tentang proses finishing yang baik. Dengan

memiliki buku referensi yang cukup banyak ini siswa bisa menggunakan

untuk mencari materi yang belum disampaikan oleh guru. Di bawah ini

gambar beberapa buku yang berada di dalam perpustakaan SMK Kriya

Sahid Sukoharjo.

Page 92: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Gambar 89. Beberapa Buku Yang Dimiliki SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008)

3. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang terdapat di daerah

sekitar sekolah. Di daerah sekitar Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid

Sukoharjo ini banyak terdapat perusahaan maupun usaha kecil dan menengah

yang bergerak di bidang mebel. Seperti perusahaan CV Benefindo Prima

Putera, Medulla Perkasa Indonesia, Mebel Anugerah.

Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini dekat dengan

Serenan yaitu tempat central kerajinan mebel yang terdapat di kabupaten

klaten. Tempat ini berjarak kira-kira 3 kilometer dari sekolah. Dengan jarak

yang tidak jauh itu siswa bisa melaksanakan praktek kerja industri yang telah

menjadi mitra kerja SMK.

Dengan lokasi yang berdekatan dengan beberapa perusahaan mebel

dan central kerajinan mebel di Serenan akan membantu sekolah dalam

melaksanakan proses belajar mengajar.

E. Faktor Penghambat yang Mempengaruhi dalam Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa

Page 93: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Dalam proses pembuatan karya ukir s iswa Sekolah Menengah Kejuruan

Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008 ini tidak terlepas adanya faktor

penghambat. Faktor penghambat adalah sesuatu hal yang dapat menghambat

pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Faktor

penghambat tersebut terjadi pada :

1. Pendidik

Dalam suatu institusi pendidikan tidak terlepas dari adanya seorang pendidik.

...pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada pendidikan tinggi (Wiji Suwarno, 2005:38).

Sesuai pengertian di atas seorang guru harus mampu merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus mampu

membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di Sekolah

Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini guru pamong mata pelajaran

ukir belum menguasai cara pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dengan benar. Hal ini terbukti dalam indikator pencapaian komponen

yaitu:

· Mampu menjelaskan pengertian seni ukir

· Mampu menjelaskan ornamen – ornamen seni ukir

· Mampu menjelaskan jenis-jenis motif ukir

· Mampu menjelaskan motif ukir gaya Surakarta (RPP, 2008:1)

Dalam indikator tersebut tidak disebutkan siswa mampu membuat

karya ukir gaya Surakarta. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah membuat

motif ukir gaya Surakarta. Adapun salah satu prinsip dalam pembuatan

silabus adalah “Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara

kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar,

sumber belajar, dan sistem penilaian” (Bambang Soehendro, 2006:19).

Selain itu adanya 2 alokasi waktu yang berbeda, yaitu 7 X 45 menit

dan 6 X 45 menit. Hal ini membuat kerancuan dalam rencana pelaksanaan

Page 94: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

pembelajaran (RPP) itu sendiri. Dengan melihat 2 alokasi yang berbeda

tersebut membuktikan bahwa guru belum memiliki rencana waktu yang jelas.

Achmad MK (2009) menjelaskan bahwa

Alokasi waktu sebenarnya telah ditetapkan dalam GBPP, tetapi hal itu belum dalam bentuk alokasi waktu satu semester atau satu tahun ajaran. Selanjutnya guru dituntut untuk memahami betul luas sempitnya, sederhana-kompleksnya dan mudah sulitnya bahan atau materi yang harus dipelajari peserta didik.... Guru dituntut untuk melihat tuntutan penyajian bahan-bahan pelajaran itu dalam kaitannya dengan waktu yang tersedia.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru dituntut

untuk memahami luas sempitnya, sederhana kompleksnya dan mudah

sulitnya bahan atau materi yang harus dipelajari peserta didik sehingga guru

mampu mengalokasikan waktu pembelajaran sesuai dengan waktu yang

tersedia.

Dari temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa guru belum

menguasai dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan benar. Hal ini akan mengakibatkan tidak tercapainya semua tujuan

instruksional.

Dalam observasi yang dilakukan peneliti bahwa peserta didik tidak

mampu menyelesaikan tugas pembuatan karya ukir motif gaya Surakarta

sebelum tes semester. Mereka menyelesaikan tugas pembuatan karya ukir

motif gaya Surakarta setelah tes semester meskipun tidak ada jadwal mata

pelajaran ukir.

2. Peserta Didik

Peserta didik yang memiliki sifat dan tingkah laku yang berbeda-beda

antara satu dengan yang lain merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan.

Ada beberapa permasalahan pada peserta didik, yaitu :

a. Motivasi

”Motivasi merupakan dorongan psikologis yang mengarahkan

seseorang ke arah suatu tujuan” (www.id.wikipedia.org/wiki/Motivasi).

Dengan memiliki motivasi yang tinggi maka seseorang akan mengerjakan

Page 95: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

suatu kegiatan dengan sungguh-sungguh. Motivasi ini harus dimiliki oleh

setiap siswa. Bila motivasi siswa berkurang maka untuk mengerjakan tugas

dari guru akan diabaikan. Begitu pula dengan tugas mata pelajaran ukir kayu.

Bahkan sesuai pengamatan banyak siswa yang berani membayar kepada

teman lain yang dianggap lebih pandai untuk mengerjakan tugas tersebut. Hal

ini didukung hasil wawancara dengan Sri Hariyanto (2008) bahwa

Teman – teman sering menyuruh saya untuk mengerjakan tugas mereka, dan merekapun membayar saya. Sebagai contoh untuk melubangi papan kayu ini mereka membayar saya Rp 100,00 per lubang ini belum tugas yang lain, maksudnya ketika proses pengerjaan atau finishing mereka biasanya juga menyuruh saya.

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ada siswa berani

membayar kepada teman yang lain. Keberanian siswa membayar teman

untuk mengerjakan tugas ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, yaitu

apabila guru meninggalkan ruang bengkel. Dijelaskan oleh Sri Hariyanto

(2008) bahwa “Ketika guru datang maka si pemilik tugas atau teman yang

menyuruh saya itu berpura-pura mengerjakan tugas sendiri. Namun bila guru

pergi merekapun nyantai lagi alias tugas tadi diberikan lagi ke saya”.

Menurut pengakuan salah satu siswa yang membayar mengatakan

bahwa “…yang penting hasil karya bagus dan dapat nilai yang memuaskan,

daripada saya yang mengerjakan nanti hasilnya belum tentu sebagus ini

lagian saya juga tidak mau repot”( Pipit Anggoro Seno, 2008).

Dari pengamatan dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

ada sebagian siswa kurang termotivasi untuk mengerjakan tugasnya sendiri.

Mereka mencari jalan pintas dan tidak memikirkan dampaknya dikemudian

hari. Mereka lebih menyukai nilai yang bagus meskipun bukan hasil

karyanya sendiri.

b. Kecerdasan

”Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan akal budi

(spt kepandaian, ketajaman pikiran)” (www.murniramli.wordpress.com).

Page 96: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tingkat kecerdasan yang berbeda-beda mempengaruhi dalam menanggapi

tugas yang diberikan oleh guru. Ada siswa yang mudah memahami tugas

yang diberikan oleh guru. Namun tidak sedikit siswa yang sulit untuk

memahaminya. Akibatnya siswa yang belum paham sering menunggu siswa

yang sudah paham dalam mengerjakan tugas. Sri Hariyanto (2008)

mengungkapkan bahwa

Banyak dari teman - teman saling menunggu dalam mengerjakan tugas ukir ini karena kekurangpahaman dalam membuat ukir. Padahal sudah diterangkan oleh pak guru di depan kelas dan sudah dipraktikkan, namun mereka lebih suka nunggu siswa lain yang dianggap lebih terampil darinya. Setelah siswa yang terampil tadi dah mengerjakan tugas hampir separoh maka siswa yang lain sering mencontohnya. Hal ini dilakukan setiap ada tugas dari guru.

Ditegaskan lagi oleh Resdi Harjanto, S.Pd (2008) bahwa “Ada

beberapa siswa yang tingkat kecerdasanya rendah, sehingga saya sering

mengulang untuk menerangkan suatu materi”.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa di SMK Kriya

Sahid Sukoharjo memiliki beberapa siswa yang t ingkat kecerdasannya

rendah. Mereka mengerjakan tugas dari guru setelah melihat hasil karya

teman yang lain.

c. Kedisiplinan

“Kedisiplinan adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang

seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu”

(www.opensubscriber.com/message/[email protected]/9008275.ht

ml). Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo ini ada beberapa siswa kurang disiplin

dalam mengerjakan tugas dari guru. Biasanya waktu untuk mengerjakan

suatu tugas sudah ditentukan oleh guru. Sebagai contoh untuk mengemal

papan ukir diberi waktu 40x2jam. Tapi siswa sering menunda-nunda waktu.

Sesuai pengamatan ketika waktu pelajaran sudah dimulai banyak siswa yang

keluar dari ruang bengkel dengan berbagai alasan, ada yang ke kamar kecil

Page 97: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

dan adapula yang beralasan ke perpustakaan untuk pinjam buku. Hal ini lebih

parah lagi bila guru tidak menunggui mereka, mereka banyak yang keluar

ruangan.

Resdi Harjanto, S.Pd (2008) menyatakan bahwa “Saya sampai kesel

sing ngandani kepada siswa-siswa yang kurang disiplin ini, saya sudah

memberi waktu yang sangat luas tapi mereka sering menyepelekannya.

Ketika saya nasihati mereka malah mengutarakan banyak alasan, karena

inilah itulah….”

Demikian pula dengan waktu istirahat, ketika waktu istirahat sudah

selesai banyak siswa masih berada di kantin. Mereka malah asyik makan dan

minum tanpa mempedulikan suara bel. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara dengan Resdi Harjanto, S.Pd (2008) bahwa

Saya pernah mengunci pintu bengkel itu karena sudah waktunya masuk, banyak siswa yang masih berada di kantin. Pintu itu saya kunci sampai 1 jam lamanya. Mereka ketuk pintu hingga berkali-kali tapi saya biarkan saja. Ini untuk pembelajaran bagi mereka agar tidak menyia-nyiakan waktu.

Dari hasil pengamatan dan wawancara di atas dapat disimpulkan

bahwa masih banyak siswa memiliki sikap kurang disiplin. Mereka suka

menunda-nunda tugas yang diberikan oleh guru.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dan dianalis, maka dapat

dirumuskan beberapa simpulan dalam menjawab permasalahan penelit ian.

Adapun simpulan tersebut adalah :

1. Motif ukir yang diterapkan oleh siswa kelas XI program kriya kayu tahun

ajaran 2007/2008 adalah motif gaya Surakarta. Mereka menerapkan motif

gaya Surakarta untuk melestarikan kebudayaan daerah karena siswa hidup di

Page 98: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

daerah Surakarta. Motif gaya Surakara ini merupakan stilas i dari tumbuhan

menjalar. Dari motif gaya Surakarta ini digubah menjadi dua jenis motif yang

berbeda, namun masih memiliki ciri khas motif gaya Surakarta.

2. Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI program kriya kayu tahun ajaran

2007/2008 meliputi pembuatan desain yaitu merancang motif yang akan

diterapkan, pembuatan mal yaitu proses pemindahan desain ke kertas

doorslack yang akan ditempel pada papan kayu, Ngrawangi merupakan

proses pembuangan bagian sela-sela batas gambar motif hingga berlubang,

getaki merupakan memahat papan kayu sesuai pola gambar atau mengikuti

garis gambar sehingga akan terjadi pemindahan gambar pada permukaan

kayu, mbukai merupakan proses pembentukan motif ukir secara global, Matut

atau mangun adalah membentuk dan menghaluskan ukiran agar lebih halus

dari bentuk yang masih global dan kasar menjadi halus, nyaweni adalah

membuat bentuk atau variasi ukiran agar ukiran tampak lebih hidup atau lebih

indah yaitu dengan memberikan bentuk robekan pada bagian tepi batas ukiran

yang berbentuk daun, mbenangi adalah membentuk garis pada permukaan

bentuk ukiran daun yang tumbuh dari pangkal dan berakhir pada ujung ikal

atau daun, penyempurnaan yaitu meneliti setiap bagian ukiran untuk menjaga

kemungkinan ada bagian yang belum terselesaikan atau ada bagian yang

kurang baik hasilnya dan finishing yaitu pengamplasan dan pewarnaan hasil

ukir.

3. Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir

siswa antara lain :

a. Tujuan pendidikan yaitu terbentuknya siswa yang mampu menguasai

pengetahuan dan pembuatan karya ukir dari perencanaan, proses, teknik

dan nilai ekonomi atau harga dari karya ukir tersebut.

b. Alat pembelajaran yang terdiri dari ruang teori, ruang praktek, ruang

praktek dan buku-buku yang memadai.

c. Lingkungan sekolah yang berada di lokasi yang berdekatan dengan

beberapa perusahaan mebel dan central kerajinan mebel di Serenan akan

membantu sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar

85

Page 99: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

4. Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir

ini terjadi pada :

a. Pendidik

Seorang Pendidik harus mampu merencanakan dan melaksanakan

proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus mampu membuat

silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di Sekolah

Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini guru pamong mata

pelajaran ukir belum menguasai cara pembuatan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dengan benar.

b. Peserta Didik.

Peserta didik ini memiliki sifat dan tingkah laku yang berbeda-

beda, yaitu :

1) Motivasi merupakan dorongan psikologis yang mengarahkan

seseorang ke arah suatu tujuan. Dengan memiliki motivasi yang tinggi

maka siswa akan mengerjakan suatu kegiatan dengan sungguh-

sungguh. Namun ada sebagian siswa kurang termotivasi untuk

mengerjakan tugasnya sendiri. Mereka mencari jalan pintas dan tidak

memikirkan dampaknya dikemudian hari. Mereka lebih menyukai nilai

yang bagus meskipun bukan hasil karyanya sendiri.

2) Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan akal budi (spt

kepandaian, ketajaman pikiran). Dengan tingkat kecerdasan yang

berbeda-beda yang dimiliki siswa ini mempengaruhi dalam

menanggapi tugas yang diberikan oleh guru. Di SMK Kriya Sahid

Sukoharjo memiliki beberapa siswa yang tingkat kecerdasannya

rendah. Mereka mengerjakan tugas dari guru setelah melihat hasil

karya teman yang lain.

3) Kedisiplinan adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang

seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu.

Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo ini ada beberapa siswa kurang disiplin

dalam mengerjakan tugas dari guru. Mereka suka menunda-nunda

tugas yang diberikan oleh guru.

Page 100: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

B. Implikasi

Dari hasil penelitian, motivasi dan tingkat kedisiplinan yang tinggi dapat

mengurangi hambatan yang mempengaruhi dalam pelaksanaan proses pembuatan

karya ukir siswa. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan perlunya

memperhatikan motivasi, kecerdasan dan kedisiplinan, sehingga dapat

mengurangi hambatan dalam proses pembuatan karya ukir siswa. Manfaat

penelit ian ini yaitu telah diketahui jenis motif ukir yang diterapkan, proses

pembuatan ukir, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan

proses pembuatan karya ukir siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

acuan untuk pelaksanaan pelajaran ukir di SMK Kriya Sahid Sukoharjo.

C. Saran

1. Kepada Kepala Sekolah

Hendaknya kepala sekolah selalu memonitoring atau mengawasi proses

belajar mengajar terutama pelajaran ukir ini. Selain itu hendaknya kepala sekolah

mengadakan team teaching, yaitu satu pelajaran dilaksanakan oleh dua guru

terutama pelajaran praktek. Dengan adanya dua guru ini diharapkan kegiatan

belajar mengajar akan berjalan lebih efektif karena adany,a pembimbingan dua

guru terhadap tugas yang diberikan kepada siswa. Selain itu adanya pengawasan

yang lebih ketat terutama siswa yang selalu membayar ketika praktek akan terus

terpantau.

2. Kepada Guru

Hendaknya guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan tugas

terutama tugas praktek agar dapat mengurangi kecurangan yang dilakukan siswa.

Seperti siswa membayar kepada siswa yang lain yang dianggap lebih terampil

untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

Hendaknya guru membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dengan benar agar tujuan instruksional dapat tercapai.

Page 101: studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

3. Kepada Siswa

Siswa diharapkan untuk meningkatkan motivasi diri dalam kegiatan

belajar agar tetap stabil dan tetap semangat dalam belajar sehingga tujuan yang

hendak dicapai dapat berhasil. Selain itu siswa diharapkan untuk meningkatkan

sikap disiplin diri agar tujuan yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan

tepat waktu.