studi tentang proses pembuatan karya ukir siswa kelas xi program
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN
KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN
2007/2008
Skripsi
Oleh Marjuki
NIM K 3203006
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN
KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN
2007/2008
Oleh
Marjuki NIM K 3203006
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si Drs. Margana, M.Sn NIP. 19650521 199003 1 003 NIP. 1960012 199103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Tanda Tangan Ketua : ..............................
Sekretaris : ...............................
Anggota I : ...............................
Anggota II : ..............................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Marjuki. STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2007/2008. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2009.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Motif ukir yang diterapkan siswa, (2) Proses pembuatan karya ukir di SMK Kriya Sahid Sukoharjo, (3) Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa, (4) Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan flow model of analysis.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Motif ukir yang diterapkan oleh siswa kelas XI program kriya kayu SMK Kriya Sahid tahun ajaran 2007/2008 adalah motif gaya Surakarta , (2) Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI program kriya kayu SMK Kriya Sahid tahun ajaran 2007/2008 meliputi pembuatan desain, pembuatan mal yaitu proses pemindahan desain ke kertas doorslack yang akan ditempel pada papan kayu, Ngrawangi merupakan proses pembuangan bagian sela-sela batas gambar motif hingga berlubang, getaki merupakan memahat papan kayu sesuai pola gambar atau mengikuti garis gambar, mbukai merupakan proses pembentukan motif ukir secara global, Matut atau mangun adalah membentuk dan menghaluskan ukiran agar lebih halus dari bentuk yang masih global dan kasar menjadi halus, nyaweni adalah membuat bentuk variasi ukiran berbentuk daun, mbenangi adalah membentuk garis pada permukaan bentuk ukiran daun yang tumbuh dari pangkal dan berakhir pada ujung ikal atau daun, penyempurnaan yaitu meneliti setiap bagian ukiran dan finishing yaitu pewarnaan hasil ukir, (3) Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa antara lain tujuan pendidikan, alat pembelajaran dan lingkungan sekolah, (4) Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir ini terdapat pada pendidik dan peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
”sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Surat Al Insyiroh : 6)
”Cinta karena Allah tidak akan pernah legam, tidak akan pernah hilang...Karena Allah akan
selalu menjagamu...CintaNya abadi...”
“Bersikaplah Qona’ah dengan apa yang dimiliki, selalu sabar, dan tetaplah
Istiqomah”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan : Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan terbaik dalam setiap langkahku.
Kakakku selalu memberi nasehat. Adikku yang manis.
Teman-teman angkatan ’03 Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan
yang timbul dapat teratasi. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, yaitu :
1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si yang telah memberikan izin untuk
penelitian.
3. Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta Bapak Drs. Amir Fuady, M.Hum, yang telah
memberikan izin untuk penelitian.
4. Ketua Jurusan Pendidikan Seni dan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Bapak Drs. Suparno, M.Pd.
5. Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Seni dan
Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta Bapak Drs. Tjahjo Prabowo, M.Sn.
6. Bapak Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
7. Bapak Drs. Margana, M.Sn, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dalam penyusunan skripsi.
8. Bapak Drs. Sadoso Priyo, M.Pd, selaku Kepala SMK Kriya Sahid Sukoharjo
yang telah memberikan pelayanan yang baik saat penelitian berlangsung.
9. Bapak Na’im Mabruri, S.Pd, selaku Wakil Kepala SMK Kriya Sahid
Sukoharjo yang telah memberikan pelayanan yang baik saat penelitian
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
10. Bapak Resdi Harjanto, S.Pd, selaku guru mata pelajaran ukir yang telah
memberikan informasi dan pelayanan yang baik saat peneliltian berlangsung..
11. Semua guru dan staf karyawan di SMK Kriya Sahid Sukoharjo yang telah
memberikan pelayanan yang baik saat penelitian berlangsung.
12. Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan
baik yang berupa material maupun spiritual.
13. Teman-teman angkatan 2003 yang selalu bersama-sama saat kuliah.
14. Semua teman-teman yang penulis kenal baik di kampus maupun di luar
kampus dan berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih ada kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia.
Surakarta, Desember 2009
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN.................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN ABSTRAK....................................................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR........................................................................................... viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat penelitian .............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 6
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6
1. Pendidikan ................................................................................... 6
2. Seni Ukir ..................................................................................... 7
B. Kerangka Berfikir .............................................................................. 32
BAB III METODODLOGI PENELITIAN ........................................................ 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 34
1. Tempat Penelitian ........................................................................ 34
2. Waktu Penelitian .......................................................................... 34
B. Bentuk dan Strategi Penelitian .......................................................... 34
C. Sumber Data ....................................................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
D. Teknik Cuplikan ................................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36
F. Validitas Data ..................................................................................... 39
G. Analisis Data ...................................................................................... 39
H. Prosedur Penelitian ............................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 43
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................... 43
B. Motif Ukir Yang Diterapkan Oleh Siswa Kelas XI Sekolah
Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ..................................... 49
C. Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ...................................................... 52
D. Faktor Pendukung Yang Mempengaruhi Dalam Proses
Pembuatan Karya Ukir Siswa ............................................................. 72
E. Faktor Penghambat Yang Mempengaruhi Dalam Proses
Pembuatan Karya Ukir Siswa ............................................................. 80
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 85
A. Simpulan ............................................................................................ 85
B. Implikasi ............................................................................................ 87
C. Saran ................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 89
LAMPIRAN ........................................................................................................ 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Lomba Kompetensi Siswa ............................................................ 2
Tabel 2. Prestasi Yang Pernah Dicapai ............................................................... 45
Table 3. Jumlah Siswa di Program Teknologi dan Desain Kayu ...................... 47
Table 4. Peralatan yang Terdapat di Ruang Teori SMK Kriya Sahid
Sukoharjo ................................................................................................ 75
Table 5. Peralatan yang Terdapat di Bengkel Kayu SMK Kriya Sahid
Sukoharjo ................................................................................................ 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pahat Penguku .................................................................................... 10
Gambar 2. Pahat Pengilap ................................................................................... 10
Gambar 3. Pahat Pengot....................................................................................... 11
Gambar 4. Pahat Kol ............................................................................................ 11
Gambar 5. Pahat Coret (Foto : Marjuki, 2008)................................................... 12
Gambar 6. Martil Ukir.......................................................................................... 12
Gambar 7. Batu Asah ........................................................................................... 13
Gambar 8. Sikat Ukir ........................................................................................... 13
Gambar 9. Gergaji ................................................................................................ 14
Gambar 10. Ketam................................................................................................ 14
Gambar 11. Martil ................................................................................................ 14
Gambar 12. Bor .................................................................................................... 15
Gambar 13. Meteran ............................................................................................. 15
Gambar 14. Siku ................................................................................................... 16
Gambar 15. Jangka ............................................................................................... 16
Gambar 16. Motif Garis Gelombang dan Lingkaran ......................................... 17
Gambar 17. Motif Ikal.......................................................................................... 17
Gambar 18. Motif Swastika ................................................................................. 18
Gambar 19. Motif Meander ................................................................................. 18
Gambar 20. Motif Guirlande ............................................................................... 18
Gambar 21. Motif Tumpal .................................................................................. 19
Gambar 22. Motif Daun ....................................................................................... 19
Gambar 23. Motif Bunga ..................................................................................... 19
Gambar 24. Motif Buah ....................................................................................... 20
Gambar 25. Motif Binatang ................................................................................. 20
Gambar 26. Motif Gaya Yogyakarta ................................................................... 21
Gambar 27. Motif Gaya Mataram ....................................................................... 22
Gambar 28. Motif Gaya Pajajaran ....................................................................... 22
Gambar 29. Motif Gaya Surakarta ...................................................................... 23
Gambar 30. Motif Gaya Majapahit ..................................................................... 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
Gambar 31. Motif Gaya Jepara............................................................................ 25
Gambar 32. Motif Gaya Cirebon ......................................................................... 25
Gambar 33. Motif Gaya Pekalongan ................................................................... 26
Gambar 34. Motif Gaya Madura ......................................................................... 27
Gambar 35. Motif Gaya Bali ............................................................................... 27
Gambar 36. Motif Gaya Kalimantan ................................................................... 28
Gambar 37. Motif Gaya Asmat ........................................................................... 28
Gambar 38. Ukiran Datar ..................................................................................... 29
Gambar 39. Ukiran Rendah ................................................................................. 30
Gambar 40. Ukiran Timbul .................................................................................. 30
Gambar 41. Ukiran Tembus/ Krawang ............................................................... 31
Gambar 42. Ukiran Bolak-balik .......................................................................... 31
Gambar 43. Ukiran Susun .................................................................................... 32
Gambar 44. Kerangka Berpikir............................................................................ 33
Gambar 45. Komponen-komponen Analisis data Model Alir ........................... 40
Gambar 46. Bagan Prosedur Penelitian .............................................................. 42
Gambar 47. Gambar SMK Kriya Sahid Tampak Dari Depan (Foto :
Marjuki, 2008) ................................................................................. 43
Gambar 48. Susunan Kepengurusan Program Teknologi dan Desain Kayu
(Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo) ............................. 48
Gambar 49. Denah Bengkel Kriya Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya
Sahid Sukoharjo (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid
Sukoharjo) ........................................................................................ 49
Gambar 50. Motif Ukir Gaya Surakarta A.......................................................... 51
Gambar 51. Motif Ukir Gaya Surakarta B .......................................................... 52
Gambar 52. Siswa Sedang Menggambar Motif (Foto : Marjuki, 2008) ........... 53
Gambar 53. Hasil Desain Siswa (Foto : Marjuki, 2008) .................................... 54
Gambar 54. Cara Penempelan Gambar Papan Kayu Papan Kayu ................... 54
Gambar 55. Siswa Sedang Menempelan Gambar Pada Papan Kayu (Foto :
Marjuki, 2008) ................................................................................. 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Gambar 56. Hasil Papan Kayu Yang Telah Ditempel Gambar (Foto :
Marjuki, 2008) ................................................................................. 55
Gambar 57. Siswa Sedang Mengebor Papan (Foto : Marjuki, 2008) ............... 56
Gambar 58. Hasil Papan Yang Telah Dibor (Foto : Marjuki, 2008) ................ 56
Gambar 59. Siswa Sedang Menyecroll Papan Kayu (Foto : Marjuki, 2008).... 57
Gambar 60. Hasil Papan Yang Discroll (Foto : Marjuki, 2008) ....................... 58
Gambar 61. Proses Getaki.................................................................................... 58
Gambar 62. Siswa Sedang Mengukir Dalam Tahap Mbukai (Foto : Marjuki,
2008) ................................................................................................. 59
Gambar 63. Hasil Papan Yang Dibukai (Foto : Marjuki, 2008) ...................... 60
Gambar 64. Hasil Papan Yang Telah Dimangun (Foto : Marjuki, 2008) ........ 60
Gambar 65. Siswa Sedang Nyaweni (Foto : Marjuki, 2008) ............................. 61
Gambar 66. Hasil Papan Yang Sudah Dicaweni (Foto : Marjuki, 2008).......... 62
Gambar 67. Siswa Sedang Mbenangi (Foto : Marjuki, 2008) ........................... 62
Gambar 68. Hasil Papan Yang Sudah Dibenangi (Foto : Marjuki, 2008) ........ 63
Gambar 69. Hasil Papan Yang Telah Sempurna (Foto : Marjuki, 2008).......... 63
Gambar 70. Siswa Sedang Mengamplas Hasil Ukiran (Foto : Marjuki,
2008) ................................................................................................. 64
Gambar 71. Siswa Sedang Membersihkan Kotoran Pada Hasil Ukiran
Dengan Menggunakan Kuas (Foto : Marjuki, 2008)..................... 65
Gambar 72. Hasil Papan Ukiran Yang Siap Diwarna (Foto : Marjuki, 2008).. 65
Gambar 73. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukiran Dengan Memberikan
Wood Filler SH - 113 (Foto : Marjuki, 2008) ................................ 66
Gambar 74. Siswa Sedang Mengamplas Papan Ukir Yang Telah Diberi
Melamine Wood Filler SH - 113 (Foto : Marjuki, 2008) .............. 66
Gambar 75. Hasil Papan Yang Telah Dilapisi Melamine Wood Filler SH -
113 (Foto : Marjuki, 2008) .............................................................. 67
Gambar 76. Siswa Sedang Mewarna Papan Ukir (Foto : Marjuki, 2008) ........ 67
Gambar 77. Hasil Papan Yang Telah Diwarna Dengan Wood Stain WS 162
B (Foto : Marjuki, 2008) ................................................................. 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Gambar 78. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukir Dengan Cara Menyemprot
Memakai Kompresor (Foto : Marjuki, 2008) ................................ 68
Gambar 79. Hasil Papan Ukir Yang Telah Dilapisi Melamine Sanding
Sealer MS – 123/124 (Foto : Marjuki, 2008) ................................. 69
Gambar 80. Siswa Sedang Mengamplas (Foto : Marjuki, 2008) ...................... 69
Gambar 81. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukir Dengan Cara Menyemprot
Papan Ukir (Foto : Marjuki, 2008) ................................................. 70
Gambar 82. Hasil Papan Yang Telah Dilapisi Melamine Sanding Sealer MS
– 123/124 (Foto : Marjuki, 2008) ................................................... 70
Gambar 83. Siswa Sedang Menyemprot Papan Ukiran (Foto : Marjuki,
2008) ................................................................................................. 71
Gambar 84. Hasil Ukiran Sri Hariyanto (Siswa SMK Kriya Sahid Sukoharjo
Kelas XI) (Foto : Marjuki, 2008) .................................................... 72
Gambar 85. Ruang Kelas SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI) (Foto :
Marjuki, 2008) ................................................................................. 75
Gambar 86. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid
Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) ................................................... 77
Gambar 87. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid
Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) ................................................... 77
Gambar 88. Ruang Pamer Tetap SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto :
Marjuki, 2008) ................................................................................. 78
Gambar 89. Beberapa Buku Yang Dimiliki SMK Kriya Sahid Sukoharjo
(Foto : Marjuki, 2008) ..................................................................... 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................... 92
2. Denah Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ..................... 92
3. Guru Sedang Menerangkan Pelajaran Teori Ukir ........................................ 93
4. Guru Sedang Memberi Contoh Cara Memindah Desain Yang Benar ........ 93
5. Siswa Sedang Membuat Desain Ukir ........................................................... 94
6. Keadaan Di Dalam Ruang Bengkel Kriya Kayu .......................................... 94
7. Bahan-Bahan Ukir Kayu................................................................................ 95
8. Beberapa Tatah Ukir dan Palu....................................................................... 95
9. Siswa Sedang Mengasah Tatah Ukir ............................................................ 96
10. Siswa Sedang Mengukir Kayu ...................................................................... 96
11. Peneliti Sedang Wawancara Dengan Bapak Naim Mabruri, S.Pd Selaku
Wakil Kepala Sekolah.................................................................................... 97
12. Peneliti Sedang Wawancara Dengan Bapak Resdi Harjanto, S.Pd Selaku
Guru Ukir ........................................................................................................ 97
13. Peneliti Sedang Wawancara Dengan Sri Hariyanto Selaku Siswa Kelas
XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo ................................................................... 98
14. Peneliti Sedang Wawancara Dengan 2 Siswa Kelas XI SMK Kriya
Sahid Sukoharjo Yang Nampak Santai ......................................................... 98
15. Hasil Ukir Siswa Kelas XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo ........................... 99
16. Hasil Ukir Siswa Kelas XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo ........................... 99
17. Contoh Hasil Keahlian Ukir Yang Dipadukan Dengan Barang
Fungsional Yang Berupa Alas Kitab Al Qur’an .......................................... 100
18. Contoh Hasil Keahlian Ukir Yang Dipadukan Dengan Barang
Fungsional Yang Berupa Bingkai Cermin.................................................... 100
19. Hasil Wawancara............................................................................................ 101
20. Surat Keterangan Wawancara ....................................................................... 112
21. Daftar Nama Siswa SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI Program
Teknologi dan Desain Kayu .......................................................................... 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
22. Daftar Nama Guru Pengampu Program Teknologi dan Desain Kayu
SMK Kriya Sahid Sukoharjo ........................................................................ 118
23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................................. 119
24. Modul Ukir ..................................................................................................... 121
25. Jadwal Mata Pelajaran ................................................................................... 129
26. Perijinan Skripsi ............................................................................................. 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri
manusia, mulai dari lahir sampai tua manusia mengalami proses pendidikan yang
didapatkan dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungannya. Pendidikan
bagaikan cahaya penerang yang berusaha menuntun manusia dalam menentukan
arah, tujuan, dan makna kehidupan ini. Manusia sangat membutuhkan pendidikan
melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi
dirinya lewat metode pengajaran atau dengan cara lain yang telah diakui oleh
masyarakat. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3 bahwa “Pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang” (Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah
Konstitusi, 2005 : 83). Meskipun demikian pihak swasta atau masyarakat juga
boleh ikut serta dalam membantu menyelenggarakan suatu pendidikan. Hal ini
dijelaskan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003
bab III pasal 4 ayat 6 bahwa “Pendidikan diselenggarakan dengan
memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan”.
Dalam Peraturan Pemerintah no. 39 tahun 1992 pasal 4 ayat 1
menyebutkan bahwa
Peran serta masyarakat ini dapat berbentuk pendirian dan penyelenggaraan sistem pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah luar sekolah, pada semua jenis pendidikan kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang pendidikan di jalur pendidikan sekolah. (http://www.theceli.com/dokumen/produk/pp/1992/39-1992.htm)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara atau
sekelompok warga boleh mendirikan dan menyelenggarakan sistem pendidikan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
baik pada jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Dengan
diberikan hak kepada setiap warga negara untuk mendirikan dan
menyelenggarakan sistem pendidikan ini, maka banyak yayasan atau warga
negara yang mendirikan sekolah-sekolah swasta. Salah satu yayasan yang
mendirikan sekolah adalah Yayasan Sahid Jaya.
Yayasan Sahid Jaya ini mendirikan beberapa sekolah swasta. Salah
satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid yang terletak di
Sukoharjo. Sekolah swasta ini termasuk dalam bidang keahlian seni rupa dan
kerajinan yang memiliki tiga program keahlian. Tiga program keahlian itu antara
lain Teknologi dan Desain Kayu, Teknologi dan Desain Tekstil, dan Multimedia.
Meskipun sekolah swasta ini baru berdiri pada tanggal 8 Juli 2003, namun
sekolah ini telah mengukir banyak prestasi, terutama di bidang kriya kayu. Hal ini
dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1. Hasil Lomba Kompetensi Siswa
No Lomba Kompetensi Siswa Keterangan
1.
2. 3.
Bidang kriya kayu Bidang kriya kayu Bidang kriya kayu
Juara I tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2006 Juara I tingkat nasional tahun 2006 Juara I tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2007
Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa SMK Kriya
Sukoharjo telah memiliki prestasi yang cukup membanggakan. Meskipun
demikian perlu dikembangkan potensi yang telah mereka miliki. Menyangkut hal
tersebut telah dilakukan penelitian oleh mahasiswa Program Seni Rupa, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret , yaitu Budi Raharjo
(1994:46) yang berjudul pendidikan seni ukir sebagai media untuk
mengembangkan kreatifitas siswa Sekolah Menengah Seni Rupa jurusan seni
kriya dalam karya menyebutkan bahwa :
1. Proses belajar mengajar yang dapat mengembangkan kreatifitas adalah dalam hal ini mata pelajaran seni ukir cenderung ditekankan pada kreatifitas yang bersifat praktek ini sama saja dengan proses penciptaan. Proses penciptaan ini selain merupakan wujud dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
kreatifitas, dalam pembuatan karya ukir kayupun diperlukan juga adanya unsur kreatifitas.
2. Metode-metode yang selama ini dapat mengembangkan potensi kreatif siswa Seko lah Menengah Seni Rupa adalah : metode ceramah , metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode tugas (bisa juga menggunakan metode latihan). Dan tidak kalah pentingnya yaitu metode karya wisata, sebab dengan karya wisata ke suatu obyek yang ada kaitannya dengan seni ukir, siswa dapat mengadakan studi banding dengan karya, dan sekaligus dapat memacu dirinya untuk menggali potensi kreatifitasnya guna menciptakan karya-karya seni ukir yang lebih bermutu.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar
mengajar yang bersifat praktek dapat mengembangkan kreatifitas dan metode
karya wisata tidak kalah pentingnya dengan metode proses belajar mengajar yang
lain, sebab dapat mengadakan studi banding untuk memacu dirinya untuk
menggali potensi kreatifitasnya guna menciptakan karya-karya seni ukir yang
lebih bermutu.
Proses belajar mengajar yang baik dan benar akan mengembangkan
kreatifitas siswa. Demikian pula dengan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya
Sahid Sukoharjo perlu ditingkatkan potensi kreat ifitasnya, karena dengan adanya
unsur kreatifitas yang mereka miliki akan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Dari beberapa progam keahlian yang dimiliki Sekolah Menengah
Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo terdapat Program Teknologi dan Desain Kayu.
Di dalam Program Teknologi dan Desain Kayu ini terdapat mata pelajaran ukir.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ukir semua siswa diberi materi dari
proses memilih bahan hingga proses finishing.
Untuk menciptakan dan menghasilkan ukiran yang baik para siswa harus
dibekali dengan pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya, terutama dalam
proses pembuatan karya. Dengan mengetahui proses pembuatan karya siswa
diharapkan mampu meningkatkan dan mengembangkan potensi yang ada di
dalam dirinya.
Agar karya ukir siswa dapat mengalami peningkatan dalam kualitasnya,
maka perlu adanya masukan dari pihak luar baik dari individu maupun instansi
yang memahami dan menguasai ukir. Sebagai usaha untuk menindaklanjuti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
penelit ian yang sebelumnya, maka peneliti ingin memperoleh gambaran tentang
motif yang diterapkan dan proses pembuatan karya ukir serta faktor pendukung
dan penghambat yang mempengaruhi proses pembuatan ukir siswa kelas XI
Program Teknologi dan Desain Kayu di Sekolah Menengah Kejuruan Sahid
Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Motif apa sajakah yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa kelas XI
Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya
Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008?
2. Bagaimanakah proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program
Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid
Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008?
3. Faktor pendukung apa sajakah yang mempengaruhi dalam proses pembuatan
karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah
Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008?
4. Faktor penghambat apa sajakah yang mempengaruhi dalam proses pembuatan
karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah
Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
beberapa hal tentang karya ukir siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid
Sukoharjo, terutama yang berkaitan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui motif yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan karya ukir siswa.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses
pembuatan karya ukir siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4. Untuk mengetahui faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses
pembuatan karya ukir siswa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan,
khususnya untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan proses
pembuatan karya ukir.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan terutama
dalam memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih baik.
b. Bagi masyarakat, hasil penelit ian ini dapat dijadikan acuan atau masukan bagi
yang ingin belajar kriya ukir.
c. Bagi instansi pemerintah, hasil penelit ian ini dapat digunakan sebagai
masukan untuk membuat kebijakan tentang pendidikan terutama masalah
kriya ukir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
a. Pengertian
“Pendidikan adalah pengaruh, bantuan atau tuntunan yang diberikan oleh
orang yang bertanggungjawab kepada anak didik”(Soedomo Hadi, 2003:18).
Sedangkan Hasbullah (2005:5) mengatakan bahwa “Pendidikan adalah suatu
proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung
unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya”.
Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyebutkan
bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran, bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang diberikan oleh
orang yang bertanggungjawab kepada anak didik agar anak didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
b. Tujuan
Redjo Mudyoharjo (2002:323) mengatakan bahwa “Tujuan pendidikan
adalah untuk membentuk secara terus-menerus kesempurnaan lahir dan batin
anak agar anak dapat mengikuti perkembangan masyarakat yang selalu
mengalami perubahan atau kemajuan”.
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Sedangkan dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan
bahwa ”…pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah
untuk membentuk kesempurnaan lahir dan batin anak agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab serta anak dapat mengikuti perkembangan
masyarakat yang selalu mengalami perubahan atau kemajuan.
2. Seni Ukir
a. Pengertian
“Ukir adalah cukilan berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang
indah, berelung-relung saling jalin-menjalin, berulang dan sambung-
menyambung sehingga mewujudkan suatu hiasan” (Soepratno, 1983:9).
Sedangkan Suyanto (1995:65) mengatakan bahwa “Ukir adalah elemen hias
yang membentuk cembung dan cekung dan merupakan suatu cara untuk
menambah indah suatu barang”.
Dari kedua pendapat tersebut diperjelas lagi oleh Syafi’i dan Tjetjep
Rohendi Rohidi (1987:6) bahwa “Seni ukir adalah hasil suatu gambaran yang
dibuat oleh manusia pada suatu permukaan yang dilaksanakan sedemikian rupa
dengan alat-alat tertentu, sehingga permukaan yang asal mulanya rata menjadi
tidak rata (kruwikan dan buledan)”.
Dari pendapat di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa ukir adalah cukilan
berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-relung
saling jalin-menjalin, berulang dan sambung-menyambung yang membentuk
cembung dan cekung dengan alat-alat tertentu yang dibuat oleh manusia untuk
menambah indah suatu barang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan ukiran memegang peran yang sangat penting karena dengan
bahan yang baik akan diperoleh hasil yang baik pula. Hal ini sependapat
dengan Suyanto, dkk (1996 : 33) bahwa
Bahan merupakan faktor utama dalam proses pembuatan barang, terutama barang-barang fungsional/mebel. Persiapan bahan perlu diusahakan setepat-tepatnya, karena ketepatan pemilihan bahan kemudian didukung dengan desain dan pengerjaan yang baik akan mempengaruhi pada pencapaian hasil yang baik pula.
Untuk mendapatkan jenis kayu supaya ukiran yang dihasilkan sesuai
dengan keinginan pengukir, dibutuhkan suatu ketelitian dalam memilih.
Selain itu “Penggunaan kayu yang tidak tepat dengan jenis dan sifatnya
akan menyebabkan hasil ukiran tidak memuaskan” (Saiman Rais dkk,
1998:1). Suyanto (1995:36) berpendapat bahwa “Dalam pembuatan barang-
barang kerajinan ukir kayu pada umumnya menggunakan kualitas kayu
yang cukup baik, dalam arti tingkat kualitas, keuletan, kekerasan, maupun
warna kulit kayu”. Diperjelas lagi oleh (Soepratno, 1983:89) bahwa “Kayu
yang diukir maupun yang dibuat relief dan patung biasanya dipilih dari kayu
yang berserat lurus, halus, liat dan tidak mudah retak atau pecah, bahkan
kadang-kadang disukai yang berwarna gelap”.
Adapun jenis-jenis kayu yang biasa dipakai untuk pembuatan seni ukir
adalah:
a) Kayu Sonokeling
Kayu ini berwarna merah tua atau ungu dengan garis-garis gelap
hitam, berserat lurus dengan permukaan yang mengkilat dan licin. Daya
kembang susutnya besar, sehingga termasuk kayu yang mudah retak.
b) Kayu Jati
Kayu jati memiliki serat lurus dan daya kembang susutnya kecil.
Kayu ini termasuk yang mudah dikerjakan. Sifat kayu ini kuat menahan
beban dan tidak lekas lapuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c) Kayu Mahoni
Kayu mahoni memiliki warna coklat merah dengan daya kembang
susut sedang dan mudah dikerjakan. Kayu ini termasuk kayu yang tidak
awet dan mudah patah.
d) Kayu Jelatung
Warna kayu jelatung ini adalah putih kekuning-kuningan atau
putih. Kayu ini mempunyai serta lurus serta halus dan mempunyai
kekerasan yang sedang serta kembang susutnya rendah.
e) Kayu Cendana
Kayu cendana ini memiliki warna kuning belerang sampai coklat
tua dengan susunan serta lurus dan halus. Kayu ini memiliki daya
kembang susut yang sedang dan mudah dikerjakan untuk pembuatan
barang kerajinan.
f) Kayu Nangka
Kayu nangka ini memiliki warna kuning dan memiliki daya
kembang susut yang sedang.
2. Alat
Peralatan yang memadai akan mempermudah dalam pelaksanaan
pembuatan karya ukir. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto, dkk
(1996:37) bahwa “Untuk memproduksi suatu barang mebel harus didukung
dengan peralatan yang cukup memadai, sebab dengan peralatan tersebut
akan membantu kelancaran di dalam proses pengerjaannya”. Peralatan yang
digunakan untuk mengukir dapat digolongkan menjadi dua, yaitu peralatan
pokok dan peralatan bantu.
a. Peralatan Pokok
Peralatan pokok ukir kayu merupakan alat utama untuk mengerjakan
pekerjaan ukir kayu yang meliputi :
1) Pahat ukir kayu
Satu set pahat kayu berjumlah 30 atau 32 biji. Satu set tersebut
terdiri dari empat macam pahat ukir, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a) Pahat Penguku
Satu set pahat penguku berjumlah 20 biji. Tebal tipisnya pahat
ini kurang lebih 3 mm dan mempunyai panjang 23 atau 24 cm.
Lebar pahat penguku berturut dari yang paling kecil sampai
yang paling besar berukuran 1,5 mm; 2 mm; 3 mm; 4 mm; dan
seterusnya hingga 4 cm. sedangkan selisih lebar dari masing-
masing pahat penguku kurang lebih 1 mm, kecuali pahat yang
paling kecil dan yang kedua hanya berselisih 0,5 mm.
Pahat penguku ini berguna untuk mengukir garis-garis atau
bentuk-bentuk lengkung yang sesuai dengan bentuk aslinya.
Gambar 1. Pahat Penguku (Sumber : Soepratno, 1986:94)
b) Pahat Pengilap
Satu set pahat ini berjumlah 10 biji. Tebal pahat ini kurang
lebih 3 mm dan panjang 23 atau 24 cm. lebar pahat pengilap
yang paling kecil 1,5 mm, berturut-turut sampai yang paling
besar berukuran 4 cm. pahat ini berfungsi untuk memahat
bagian-bagian atau garis-garis yang rata dan datar.
Gambar 2. Pahat Pengilap (Sumber : Soepratno, 1986:94)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c) Pahat Pengot
pahat ini berjumlah satu atau dua saja. Pahat pengot berfungsi
untuk memahat atau membersihkan sudut-sudut dasar dari
suatu ukiran, apabila pahat pengilap sudah tidak bisa lagi
menjangkau bagian-bagian yang sudutnya lancip atau runcing.
Lebar pahat pengot ini kurang lebih 1 cm.
Gambar 3. Pahat Pengot (Sumber : Soepratno, 1986:94)
d) Pahat Kol
Lebar bagian ujung dari pahat kol ini kurang lebih 2 cm atau 3
cm. bentuk dari bagian ujung pahat ini melengkung, sedangkan
mata pahatnya cekung seperti pahat penguku. Pahat kol ini
berfungsi untuk membuat ukiran yang berbentuk cekung yang
dalam.
Gambar 4. Pahat Kol (Sumber : Soepratno, 1986:94)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
e) Pahat Coret
Pahat coret ini memiliki bentuk V. Fungsi pahat coret untuk
membuat pahatan/ukiran isian/hiasan.
Gambar 5. Pahat Coret (Foto : Marjuki, 2008)
2) Martil Ukir
Alat ini terbuat dari kayu yang keras dan kuat. Martil ukir ini
berfungsi sebagai alat untuk memukul pahat ukir.
Gambar 6. Martil Ukir (Sumber : Soepratno, 1986:94)
3) Batu Asah
Batu asah ini diperlukan untuk menajamkan kembali setiap pahat
yang menurun ketajamannya akibat sering digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Gambar 7. Batu Asah (Sumber : Soepratno, 1986:94)
4) Sikat Ukir
Sikat ukir diperlukan untuk membersihkan ukiran yang selesai
dipahat atau sedang dikerjakan dari kotoran tatal kecil-kecil
Gambar 8. Sikat Ukir (Sumber : Soepratno, 1986:94)
b. Peralatan Bantu
Peralatan bantu berfungsi sebagai pendukung penggunaan peralatan
pokok. Peralatan ini sangat diperlukan untuk membentuk kayu sesuai
desain yang diajukan. Adapun peralatan bantu terdiri atas:
1) Gergaji
Gergaj i memiliki dua fungsi, yaitu untuk memotong dan membelah.
Gergaj i untuk memotong memiliki mata gergaji yang sumbunya
membentuk sudut 900 terhadap ujung mata gergaji. Sedangkan
gergaji pembelah mempunyai mata gergaji yang sumbunya
membentuk sudut 450 terhadap ujung mata gergaji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gambar 9. Gergaji (Sumber : Soepratno, 1986:103)
2) Ketam
Ketam ini berfungsi sebagai penghalus permukaan kayu.
Gambar 10. Ketam (Sumber : Soepratno, 1986:103)
3) Pukul Besi atau Martil
Martil berguna untuk menancapkan paku.
Gambar 11. Martil (Sumber : Soepratno, 1986:94)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
4) Bor
Bor berfungsi untuk melubangi kayu bahan ukiran sesuai dengan
desain yang akan dibuat.
Gambar 12. Bor (Sumber : Soepratno, 1986:104)
5) Meteran
Meteran ini dipakai untuk mengukur sesuatu yang akan diukir.
Meteran ada dua macam yaitu meteran potong atau pita dan meteran
gulung.
Gambar 13. Meteran (Sumber : Soepratno, 1986:102)
6) Pengukur Sudut atau Siku
Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya sudut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 14. Siku (Sumber : Soepratno, 1986:104)
7) Jangka
Jangka berguna untuk membuat lingkaran pada kayu.
Gambar 15. Jangka (Sumber : Soepratno, 1986:102)
c. Motif Ukiran
Motif adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai
macam garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh
bentuk-bentuk stilasi dan benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri (Hery
Suherman, 2005:13). Bentuk-bentuk stilasi dan benda ini seperti bentuk stilasi
dari motif bunga, motif buah, motif binatang. Hal ini diperkuat lagi oleh
Saiman Rais dan Suhirman (1998:49) bahwa motif hias juga meliputi hasil
daya kreasi manusia yang berbentuk garis atau bermotif hias garis, tumbuh-
tumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan benda-benda mati.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif ukiran merupakan
desain hasil daya kreasi manusia yang berbentuk garis atau bermotif hias garis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan benda-benda mati yang
berbentuk stilasi dengan gaya dan ciri khas tersendiri.
Adapun jenis-jenis motif tersebut adalah:
1. Motif Geometris
Motif geometris ini berbentuk garis lurus, garis patah, garis sejajar, garis
lengkung dan lingkaran.
Contoh motif geometris:
a) Garis gelombang dan lingkaran
Gambar 16. Motif Garis Gelombang dan Lingkaran (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50)
b) Ikal
Gambar 17. Motif Ikal (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
c) Swastika
Gambar 18. Motif Swastika (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50)
d) Meander
Gambar 19. Motif Meander (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50)
e) Guirlande
Gambar 20. Motif Guirlande (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:51)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
f) Tumpal
Gambar 21. Motif Tumpal (Dokumentasi : Marjuki, 2009)
2. Motif Naturalis Motif naturalis ini berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Contoh motif naturalis:
a) Daun
Gambar 22. Motif Daun (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:51)
b) Bunga
Gambar 23. Motif Bunga (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:52)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c) Buah
Gambar 24. Motif Buah (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:52)
d) Binatang
Gambar 25. Motif Binatang (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:52)
d. Gaya Ukiran
Gaya merupakan sesuatu yang menjadi ciri khas dari sebuah karya.
Sedangkan motif gaya merupakan desain hasil daya kreasi manusia yang
berbentuk garis atau bermotif hias garis, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia,
khayalan dan benda-benda mati yang dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stilasi
yang memiliki ciri khas sendiri.
Di setiap daerah memiliki motif gaya yang berbeda-beda dan memiliki ciri
khas tersendiri sesuai dengan daerahnya. Adapun contoh gaya ukiran:
1. Motif gaya Yogyakarta
Motif gaya Yogyakarta mengambil gubahan sulur-sulur yang
berbentuk pilin tegar.
Ciri-ciri motif gaya Yogyakarta adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
· Bentuk pokok diambil dari gubahan sulur yang berbentuk pilin yang tegar dan bertangkai bulat.
· Daun berbentuk mengikal berlawanan, bulat yang mempunyai tepi membalik ke atas sebagian sehingga tampak timbul.
· Pecahan terdapat pada tangkai dan daun. · Angkup seringkali terdapat pada tangkai sulur yang searah
dengan tegarnya tangkai (Enget dkk, 2008:319).
Adapun contoh motif gaya Yogyakarta dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 26. Motif Gaya Yogyakarta (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:53)
2. Motif gaya Mataram
Menurut Enget dkk (2008:313) menyebutkan bahwa :
Ciri-ciri motif gaya Mataram adalah : · Bentuk pokok krawingan atau cekung, bagian muka dan atas
memakai ulir atau polos dan ada pula daun yang menelungkup.
· Daun motif Mataram ini sifatnya menyerupai daun alam (bentuk digubah).
· Benangannya mempunyai bentuk timbul dan cawen melingkar menuju ulir muka.
· Trubusan dari motif ini mempunyai bentuk sehelai daun kagok, bengkok tumbuh di bagian muka benangan dan berhenti di bawah ulir.
· Pecahan motif gaya Mataram ini bentuknya menyobek sehelai daun memakai irama berbelok-belok.
Adapun contoh motif gaya Mataram dapat dilihat di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gambar 27. Motif Gaya Mataram (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:53)
3. Motif gaya Pajajaran
Motif gaya Pejajaran berbentuk ukel dari daun pakis dan bentuknya
serba bulat.
Ciri-ciri motif gaya Pajajaran adalah : · Bentuk pokoknya : Cembung. Semua daun atau bunga besar
maupun kecil, dibuat cembung (bulat). · Angkup : Mempunyai beberapa angkup antara lain angkup
besar, angkup tanggung, angkup kecil. · Cula : melengkung menghadap ke depan. · Benangan: berbentuk timbul. · Pecahan : pecahan garis menjalar pada daun pokok dan
pecahan cawen terletak pada dauyn patran serta pecahan pada ukiran daun yang lain (Enget dkk, 2008:310).
Adapun contoh motif gaya Pajajaran dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 28. Motif Gaya Pajajaran (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:53)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
4. Motif gaya Surakarta
Motif gaya Surakarta mengambil gubahan ukel pakis yang sedang
menjalar dengan bebas, berbentuk cembung dan cekung, yang dilengkapi
dengan buah dan bunga.
Ciri-ciri motif gaya Surakarta adalah : · Bentuk pokok : berbentuk cembung dan cekung serta runcing
dan bulat. · Angkup : digubah dari daun pakis. · Benangan dan pecahan : membentuk garis yang pada ujung
melingkar (Enget dkk, 2008:318).
Adapun contoh motif gaya Surakarta dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 29. Motif Gaya Surakarta (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:54)
5. Motif gaya Majapahit
Motif gaya Majapahit berbentuk bulatan dan krawingan (cekung)
dan terdiri dari ujung ukel dan daun-daun waru maupun pakis.
Ciri-ciri motif gaya Majapahit adalah : · Bagian pokok: bentuk ukiran mnerupakan campuran cekung
dan cembung, · Angkup: mempunyai dua angkup, yang berbentuk cembung
dan cekung memakai ulir menelungkup pada sehelai daun pokok.
· Jambul: mempunyai jambul susun dan jambul satu. · Trubusan: berbentuk bulat atau cekung (krawing). · Benangan: memiliki benangan rangkap. Yang dipakai pada
daun yang besar dan benangan satu pada daun yang tanggung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
· Pecahan : membentuk garis yang pada ujung melingkar (Enget dkk, 2008:311).
Adapun contoh motif gaya Majapahit dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 30. Motif Gaya Majapahit (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:54)
6. Motif gaya Jepara
Pada umumnya bentuk ukiran daunya berbentuk segitiga dan
miring.
Ciri-ciri motif gaya Jepara adalah : · Pokok: Dari motif ini garis besarnya berbentuk prisma segi
tiga yang melingkar-lingkar dan dari penghabisan lingkaran berpecah-pecah menjadi beberapa helai daun, menuju ke lingkaran gagang atau pokok dan bercawenan seirama dengan ragam tersebut.
· Buah: berbentuk bulatan kecil-kecil bersusun seperti buah wuni.
· Pecahan: berbentuk sinar dari sehelai daun. · Lemahan: krawang atau tembus (Enget dkk, 2008:314).
Adapun contoh motif gaya Jepara dapat dilihat di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gambar 31. Motif Gaya Jepara
(Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:54)
7. Motif gaya Cirebon
Motif Gaya Cirebon ini memiliki 3 bagian yaitu ragam hias awan,
bukit batu karang dan motif tumbuh-tumbuhan.
Ciri-ciri motif gaya Cirebon adalah : · Bentuk pokok: berbentuk cembung bercampur cekung (bulat
dan krawing), merupakan komposisi besar kecil yang berbuah dan berbunga.
· Angkup: Menelungkup pada bagian daun pokok melingkari ragam pokok (Enget dkk, 2008:316).
Adapun contoh motif gaya Cirebon dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 32. Motif Gaya Cirebon (Sumber : Enget dkk, 2008:316)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
8. Motif gaya Pekalongan
Menurut Enget dkk (2008:317) menyebutkan bahwa:
Ciri-ciri motif gaya Pekalongan adalah : · Bentuk pokok : berbentuk cembung dan dan cekung. · Angkup : tumbuh melingkari ragam pokok dengan angkup
yang bersusun. · Benangan : berbentuk timbul menghubungkan ulir yang satu
dengan yang lain. · Pecahan : hanya terdapat pada lingkaran besar dan daun-
daun.
Adapun contoh motif gaya Pekalongan dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 33. Motif Gaya Pekalongan (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:55)
9. Motif gaya Madura
Menurut Enget dkk (2008:315) mengatakan bahwa :
Ciri-ciri motif gaya Madura adalah : · Bentuk pokok: mengubah patran yang diselingi dengan isian
bunga, buah, daunnya melengkung membentuk tanda tanya dan bentuk daunnya cekung (krawing).
· Pecahan: Tiga baris panjang pendek dari benangan menuju ujung daun motif.
· Benangan: Timbul dari pangkal daun menuju ke ulir daun tersebut.
Adapun contoh motif gaya Madura dapat dilihat di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 34. Motif Gaya Madura (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:55)
10. Motif gaya Bali
Menurut Enget dkk (2008:312) mengatakan bahwa :
Ciri-ciri motif gaya Bali adalah : · Bagian Pokok: Campuran cekung dan cembung. · Angkup: Sehelai daun yang menutup daun pokok dari
pangkal hingga sampai pada ujungnya dan pada ujung daun berulir.
· Benangan: Berbentuk cekung melingkar di bagian muka ulir dan tidak berimpitan dengan garis-garis yang lain dan ujungnya berulir.
· Sunggar: Sehelai daun yang tumbuh membalik di muka berbentuk krawingan, yang pokoknya tumbuh dari ulir bagian benang.
Adapun contoh motif gaya Bali dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 35. Motif Gaya Bali (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:55)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
11. Motif gaya Kalimantan
Moh. Charis Jaelani (2004:45) menyebutkan bahwa :
“Ciri-cirinya : · Daun pokok merupakan stilasi dari tumbuh-tumbuhan
berduri. · Biasanya dipergunakan sebagai hiasan perisai panjang.”
Adapun contoh motif gaya Kalimantan dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 36. Motif Gaya Kalimantan (Sumber : Moh. Charis Jaelani, 2004:45)
12. Motif gaya Asmat
Moh. Charis Jaelani (2004:46) mengatakan bahwa : “Ciri-cirinya:
· Daun pokoknya merupakan stilasi dari manusia. · Motif asmat sering digunakan sebagai aneka ragam hiasan
dinding, misalnya perahu layar, jam dinding, topeng, dan lain sebagainya.
· Umumnya teknik dalam mengukir (memahat) yang digunakan adalah teknik “krausangan” dan rendahan, juga terkesan kasar.” Adapun contoh motif gaya Asmat dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 37. Motif Gaya Asmat (Sumber : Moh. Charis Jaelani, 2004:46)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
e. Jenis Ukiran
Dalam proses perwujudan ukir kayu ada berbagai macam cara atau teknik
serta alat yang digunakan, sehingga memungkinkan adanya berbagai macam
jenis ukiran yang masing-masing memiliki sifat dan karakter yang berlainan,
antara lain:
1. Ukiran Datar
Menurut Suyanto (1995:11) menyebutkan bahwa “Ukiran datar
adalah bentuk ukiran yang hanya dirancap atau digetah(Jawa) dan di pahat
miring(cawen), sehingga membentuk suatu garis”. Ukiran ini dibuat hanya
pada garis-garis gambar saja, sehingga bentuk ukiran tersebut masih nampak
datar. Dijelaskan lagi oleh Suyanto (1995:12) bahwa “Ukiran datar ini tidak
memerlukan pembentukan pada bagian motif atau polanya”.
Gambar 38. Ukiran Datar (Dokumentasi : Marjuki, 2009)
2. Ukiran Rendah
Ukiran rendah diperoleh akibat pengurangan kayu yang menjorok ke
dalam bidang, dengan cara memahat suatu bidang datar masuk ke dalam di
bawah permukaan bidang, hingga membuat cekung dan cembung atau datar.
Dijelaskan oleh Suyanto (1995:12) bahwa “Ukiran rendah merupakan
bentuk-bentuk ukiran berada di bawah permukaan bidang datar”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 39. Ukiran Rendah (Sumber : Suyanto, 1995:13)
3. Ukiran Timbul
Suyanto (1995:13) mengatakan bahwa “…ukiran timbul dalam
perwujudannya justru menonjol keluar dari permukaan bidang datar atau
menonjol dari bidang dasaran, menghilangkan bagian tepi ukiran, sehingga
ukiran kelihatan seperti menempel di atas permukaan suatu bidang datar”.
Gambar 40. Ukiran Timbul (Sumber : Suyanto, 1995:14)
4. Ukiran Tembus/ Krawang
Ukiran tembus adalah jenis ukiran yang pada bagian dasar
dihilangkan (dilubangi) sehingga tembus sesuai pada garis-garis batas
ornamen. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto (1995:14) bahwa “…jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
ukiran tembus semua bagian dasaran dihilangkan (dilubangi) atau tembus
sesuai pada garis-garis batas ornament”.
Gambar 41. Ukiran Tembus/ Krawang (Sumber : Suyanto, 1995:15)
5. Ukiran Bolak-balik
Pada ukiran bolak-balik ini memiliki dua permukaan atau dua sudut pandang yang berbeda yaitu dapat dilihat dari muka dan belakang.
Suyanto (1995:15) mengatakan bahwa “…pada prinsipnya bahwa jenis ukiran ini mempunyai dua permukaan atau dua arah pandang, yaitu dapat dipandang dari muka dan belakang yang dari masing-masing permukaan dapat diukir dengan bentuk ornamen atau gambar yang sama bahkan dapat juga berbeda”.
Gambar 42. Ukiran Bolak-balik (Sumber : Suyanto, 1995:16)
Tampak Depan Tampak Depan
Tampak Belakang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
6. Ukiran Susun
Suyanto (1995:15) mengatakan bahwa “Ukiran susun adalah suatu
bentuk ukiran yang terdiri dari beberapa lapisan atau susun”. Lapisan atau
susunan tersebut terdiri dari dua sampai lima yang saling menyusup atau
melilit pada bagian elemen ornamen yang satu ke ornamen yang lain dan
merupakan satu kesatuan yang utuh.
Gambar 43. Ukiran Susun (Sumber : Suyanto, 1995:17)
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada
masalah penelit ian yang digambarkan secara sistematik. Adapun kerangka
berpikir yang sesuai dengan masalah penelitian dapat digambarkan seperti bagan
di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 44. Kerangka Berpikir
Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan di SMK Kriya Sahid
salah satunya meliputi pembelajaran kriya ukir kayu, khususnya pada program
teknologi dan desain kayu. Dalam pembelajaran ini salah satunya mempelajari
tentang motif-motif ukir kayu. Beranekaragamnya motif ukir di Indonesia akan
memberikan gambaran atau desain sebagai acuan untuk membuat karya yang
baik.
Pembelajaran kriya ukir kayu ini secara langsung mempengaruhi proses
pembuatan hasil karya siswa, terutama pada karya ukir siswa. Karena di dalam
mata pelajaran kriya ukir tersebut, siswa diberi pengetahuan tentang seluk beluk
ukir. Adanya faktor penghambat juga mempengaruhi dalam proses pembuatan
karya ukir ini. Selain itu faktor pendukung yang meliputi sarana dan prasarana
juga mempengaruhi dalam pembuatan karya siswa ini. Karena dengan memiliki
sarana dan prasarana yang lengkap akan memperlancar proses pembuatan karya
siswa.
Pembelajaran Kriya Ukir Tahun Ajaran
2007/2008
Hasil Karya
Faktor Pendukung : Sarana dan
Prasarana
- Motif Ukir - Proses Pembuatan
Karya Ukir
Pendidikan SMK
Faktor Penghambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid
Sukoharjo yang terletak di jalan Veteran no 82 B Carikan, Jetis, Sukoharjo.
Penulis mengambil tempat tersebut, karena pertama di Sekolah Menengah
Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo merupakan satu-satunya sekolah yang memiliki
Program Teknologi dan Desain yang mencakup pelajaran kriya ukir yang terletak
di kota Sukoharjo. Kedua, Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo
telah memiliki banyak prestasi yang dicapai, terutama pada Lomba Kompetensi
Siswa (LKS) di bidang seni ukir.
2. Waktu Penelitian
Adapun pelaksanaan penelit ian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari
akhir bulan Maret sampai bulan Juni 2008.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. “Penelitian
deskriptif kualitatif merupakan pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan atau melukiskan obyek penelitian pada saat sekarang,
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya” (Hadari Nawawi,
1993:73). Sedangkan strategi yang digunakan adalah kasus tunggal terpancang
yakni berada di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo.
C. Sumber Data
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penelit i mengumpulkan data dari berbagai sumber data yang terdiri :
1. Informan
Informan yaitu orang yang diwawancarai yang dianggap mengetahui
tentang persoalan yang sedang diteliti, yakni terdiri dari :
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a. Wakil Kepala Sekolah SMK Kriya Sahid Sukoharjo yaitu Bapak Naim
Mabruri, S.Pd.
b. Guru pengampu mata pelajaran ukir yaitu Bapak Resdi Harjanto, S.Pd.
c. Sri Hariyanto dan Soleh Setiawan sebagai siswa yang terampil di bidang
mata pelajaran ukir serta Pipit Anggoro Seno sebagai siswa yang
membayar ketika mendapatkan tugas dari guru. Mereka merupakan siswa
kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu.
d. Informan lain yang dapat membantu mengumpulkan data, yaitu :
- Petugas Perpustakaan
- Staf Tata Usaha
2. Tempat dan peristiwa yang terjadi dalam pelaksanaan mata pelajaran ukir
kayu di SMK Kriya Sahid Sukoharjo yang meliputi ruang teori, ruang praktek
atau bengkel, ruang pamer, dan perpustakaan.
3. Arsip atau dokumen, seperti daftar siswa, foto-foto kegiatan dan hasil ukir
kayu siswa.
D. Teknik Cuplikan
“Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi
pemusatan/pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi” (HB.Sutopo,
2002 : 55). Adapun sumber data yang dijadikan sebagai cuplikan dalam penelitian
ini baik yang meliputi informan, tempat dan peristiwa maupun dokumen dipilih
berdasarkan pada tujuan (purposive sampling) yang dilakukan dengan mengambil
sumber data yang benar-benar sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Sehingga sumber data tersebut benar-benar mampu mengungkapkan dan
menjawab permasalahan yang sedang diteliti.
Selain itu peneliti juga menggunakan teknik cuplikan snowball sampling.
Hal ini dilakukan karena kurang pahamnya nara sumber yang sudah dipetakan
sebelumnya oleh peneliti. HB. Sutopo (2006: 47) mengungkapkan bahwa “ Orang
yang ditunjuk sebagai sampel di dalam penelit ian kualitatif bisa saja diganti sesuai
kebutuhan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan penelitiannya”. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
menggunakan dua teknik cuplikan ini saling melengkapi untuk mengungkap atau
mencari data yang dibutuhkan oleh peneliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh
penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelit ian ini. Untuk
mendapatkan data-data dalam penelitian di SMK Kriya Sahid Sukoharjo ini
menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Wawancara
“Wawancara adalah situasi peran antar individu bersemuka (face to face)
ketika pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada
seseorang yang diwawancarai” (Fred N. Kerlinger, 1985 : 770). “Sehingga dapat
mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain” (S. Nasution,
1988 : 73).
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelit ian ini adalah wawancara
mendalam, agar peneliti mengetahui apa yang tidak diketahuinya dalam penelitian
ini. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang mengarah
pada kedalaman informasi, guna menggali pandangan subyek yang ditelit i tentang
banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penelitian lebih
jauh. “Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks
yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan
mendalam” (H.B.Sutopo, 2002 : 59).
Adapun pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid
Sukoharjo yaitu Bapak Naim Mabruri, S.Pd.
b. Wawancara dengan guru mata pelajaran kriya ukir kayu yaitu Bapak Resdi
Harjanto, S.Pd.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Wawancara dengan siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu
Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo yaitu Sri Hariyanto,
Soleh Setiawan dan Pipit Anggoro Seno.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menyaring
data sebagai berikut :
a. Motif-motif yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa kelas XI
Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya
Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.
b. Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain
Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran
2007/2008.
c. Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir
siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah
Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.
d. Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir
siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah
Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.
2. Observasi
“Observasi merupakan metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematik mengenai tingkah laku dengan melihat
atau mengamati individu maupun kelompok secara langsung” (Ngalim Purwanto,
1988 :193). Jenis observasi yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan
data yang diperlukan yakni dengan cara observasi langsung. “Observasi langsung
dapat dilakukan dengan mengambil peran ataupun tidak berperan” (H.B.Sutopo,
2002 : 65).
Penulis pada penelitian ini memilih untuk berperan aktif dalam melakukan
observasi di lapangan. H.B.Sutopo (2002 : 67) berpendapat bahwa
Observasi berperan aktif ini merupakan cara khusus dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang memungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Dalam observasi ini penulis bisa melihat dan membantu guru dalam
pelaksanaan pembelajaran, sehingga penulis akan lebih mudah dalam
mengumpulkan data-data yang diperlukan.
Adapun pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Ruang kelas XI yang digunakan untuk pelaksanaan pelajaran teori kriya ukir.
b. Ruang bengkel yang digunakan untuk pelaksanaan pelajaran praktek kriya
ukir.
c. Gudang yang digunakan untuk menyimpan karya siswa.
d. Ruang work shop yang digunakan untuk menempatkan karya siswa yang
terseleksi.
Hal yang diobservasi dalam penelitian ini adalah :
a. Motif-motif yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa kelas XI
Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya
Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.
b. Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain
Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran
2007/2008.
c. Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir
siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah
Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.
d. Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir
siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah
Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008.
3. Dokumentasi
“Dokumentasi merupakan pemberian bukti-bukti dan keterangan-
keterangan (seperti gambar, guntingan koran dan bahan referensi”
(Poerwodarminto, 1984 :256).
Berdasarkan batasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa teknik
pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan suatu penyelidikan yang
ditujukan pada penguraian dan suatu keterangan melalui dokumen. Dokumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
tersebut berupa daftar siswa, foto kegiatan pembelajaran ukir, hasil karya ukir
siswa yang pernah mendapatkan juara maupun hasil karya ukir siswa yang
dijadikan dokumentasi.
F. Validitas Data
Usaha yang dilakukan untuk memperoleh kevaliditasan data dilakukan
dengan triangulasi sumber dan recheck. Triangulasi sumber dilakukan dengan
cara membandingkan data informasi terhadap berbagai sumber data berbeda
mengenai masalah yang sama. “Sedangkan recheck dilakukan dengan cara
meneliti ulang data informasi dari informan agar diperoleh perbaikan atau
kebenaran data terhadap informasi yang salah dan tidak lengkap dari hasil
informasi sebelumnya” (S. Nasution, 1988 : 115).
G. Analisis Data
“Analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan”
(S. Nasution, 1988 : 126). Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan
adalah model analisis mengalir yang biasa disebut dengan Flow Model of
Analysis. Dalam penelit ian ini peneliti akan membagi kegiatan analisis data
dalam tiga komponen analisis yang berlaku saling terjalin dengan baik.
Pengumpulan data dilakukan secara paralel atau bersambung sampai
pengumpulan data tersebut selesai.
Adapun tiga komponen analisis data di atas adalah reduksi data, display
(penyajian) data dan pengambilan atau penarikan simpulan atau verifikasi.
Penguraian ketiga komponen penting tersebut adalah sebagai berikut :
1. Reduksi Data
“Reduksi data adalah bagian dari proses yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan
mengatur data sedemikian rupa, sehingga kesimpulan penelit ian dapat dilakukan”
(H.B. Sutopo, 1996 : 83). Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dan
berlangsung sejak menetapkan pokok masalah, menyusun rumusan dan juga
teknik pengumpulan data yang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2. Penyajian Data
“Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang
memungkinkan kes impulan penelitian dapat dilakukan” (H.B. Sutopo, 1996 : 83).
Sajian data berupa kalimat panjang atau cerita gambar, kegiatan atau skema hasil
ukir di lokasi penelitian. Dengan penyajian data, pemahaman hal-hal yang terjadi
bahkan lebih dan memungkinkan untuk mengerjakan suatu analisis ataupun
tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut.
3. Penarikan Simpulan
Langkah penarikan simpulan dilakukan semenjak awal penelit i melakukan
pengumpulan data. Semenjak semula penelit i berusaha mencari makna data yang
dikumpulkan dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola tema
persamaan. Kesimpulan itu mula-mula kabur, sangat sensitif atau mudah berubah-
ubah masih diragukan. Tetapi bertambahnya data setiap saat, maka kesimpulan itu
makin mantap. Kesimpulan diverifikasi set iap saat, selama penelitian berlangsung.
Untuk memperjelas alur teknik penelitian model mengalir yang digunakan
dalam penelit ian ini, dapat digambarkan dengan bagan Mattew B. Milles dan A.
Michael Huberman (1992 : 18) sebagai berikut :
Masa Pengumpulan Data
----------------------------
REDUKSI DATA
----------------------------------------------------
Antisipasi Selama Pasca
PENYAJIAN DATA
------------------------------------ ANALISIS
Selama Pasca
PENARIKAN SIMPULAN
------------------------------------
Selama Pasca
Gambar 45. Komponen-komponen Analisis data Model Alir (Sumber : Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, 1992 : 18)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang
dilaksanakan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan
masalah. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Dalam kegiatan ini meliputi :
a. Memilih lokasi dan waktu penelitian
b. Menyusun proposal penelitian
c. Mengurus perijinan
d. Mempersiapkan peralatan penelitian.
2. Tahap Observasi Lapangan dan Analisis
Tahap observasi lapangan merupakan segala akt ifitas di lapangan untuk
mengetahui keadaan obyek yang sesungguhnya untuk mendapatkan data
selengkap mungkin. Sedangkan tahap analisis merupakan lanjutan dari tahap
observasi lapangan, yakni semua data yang masuk dianalisis guna mendapatkan
penyusunan laporan.
3. Tahap Penyusunan Laporan
Tahap penyusunan laporan ini meliputi :
a. Menyusun laporan penelitian
b. Melakukan konsultasi dan melakukan perbaikan
c. Menyusun laporan akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Uraian tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini :
Gambar 46. Bagan Prosedur Penelitian
Persiapan Pelaksanaan
Penulisan Proposal
Survey Lapangan
Penulisan Laporan
Mengurus Perijinan
Pelaksanaan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penarikan Simpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo yang berlokasi di Jl.
Veteran No. 82 Jetis, Sukoharjo merupakan salah satu lembaga pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan formal yang ada di kota Sukoharjo. Lokasi
penelit ian ini mudah untuk dicapai karena berada di tengah kota Sukoharjo.
Banyak bis maupun angkuta yang melewati lokasi penelitian tersebut.
Dari terminal Tirtonadi Solo naik minibus antara lain Wahyu Putra, Damar
Sasongko dan SKH Makmur berhenti di bundaran Proliman kota, kemudian naik
angkuta jalur 1 ke arah Sritex, turun di perempatan lampu merah Jetis. Berjalan
kaki sekitar 10 meter ke arah barat. Bila dari arah Wonogiri naik bis besar ke arah
Solo, yaitu Muncul, Ismo, Purwowidodo, Aneka Jaya dan Raya berhenti di
perempatan lampu merah Jetis lalu jalan kaki sekitar 10 meter ke arah barat. Dari
arah Serenan (Klaten) dapat naik angkudes ke arah kota Sukoharjo turun di depan
SMK Kriya Sahid. Di bawah ini merupakan gambar SMK Kriya Sahid Sukoharjo
yang tampak dari depan.
Gambar 47. Gambar SMK Kriya Sahid Tampak Dari Depan (Foto : Marjuki, 2008)
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
1. Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo
Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo didirikan pada
tanggal 8 Juli 2003 oleh pengusaha multi nasional yaitu bapak Prof. Dr. H.
Sukamdani Sahid Gitosarjono yang berasal dari Sukoharjo. Sekolahan ini
merupakan sekolah swasta dengan nomor SK 421.5/511 dan nomor induk sekolah
99.013 yang berada di Sukoharjo.
Dalam pendirian Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini
tidak sekaligus membuka tiga program, tetapi secara bertahap. Program pertama
yang dibuka adalah Program Teknologi dan Desain Kayu pada tahun 2003. Dalam
pembukaan sekolah dan program baru yang terdapat di tengah kota Sukoharjo ini
mendapat respon yang positif dari masyarakat. Di awal pembukaan program baru
ini Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo mampu memperoleh 43
siswa. Tahun 2005 SMK Kriya Sahid ini membuka program baru, yaitu Program
Teknologi dan Desain Tekstil. Dengan dibuka program baru ini semakin banyak
siswa yang mendaftar di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini.
Setelah dua tahun, sekolah inipun membuka program lagi. Program tersebut
adalah multimedia yang dibuka pada tahun 2007. Program Multimedia inipun
banyak diminati banyak siswa. Tahun 2008 Sekolah Menengah Kejuruan Kriya
Sahid Sukoharjo telah memiliki tiga program, yaitu Program Teknologi dan
Desain Kayu, Program Teknologi dan Desain Tekstil, dan Program Multimedia.
Dengan tujuan menjadikan SMK Kriya Sahid Sukoharjo sebagai SMK
unggulan yang kompetitif, inovatif dan produktif serta mencetak sumber daya
manusia yang unggul, berbudaya dan religius untuk ikut mengisi serta berperan
aktif dalam pembangunan bangsa sesuai dengan bidangnya, maka sekolah ini
telah mencetak banyak prestasi, baik prestasi dalam bidang kriya kayu maupun
dibidang tekstil. Prestasi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 2. Prestasi Yang Pernah Dicapai No Kegiatan Tahun Tingkat Prestasi
1 Lomba ukir sabun 2004 Karesidenan Surakarta
Juara III
2 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu
2006
Propinsi
Juara I
3 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu
2006
Nasional
Juara I
4 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu
2007
Propinsi
Juara I
5 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya tekstil
2007
Propinsi Juara Harapan I
6 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu
2007
Nasional Juara II
7 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu
2008
Propinsi
Juara II
8 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya tekstil
2008 Propinsi Juara III
Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Sekolah Menengah Kejuruan
Kriya Sahid Sukoharjo telah memiliki banyak prestasi yang dicapai yang meliputi
tingkat daerah dan tingkat nasional. Prestasi tersebut dicapai dalam waktu empat
tahun yaitu dari tahun 2004 sampai 2008.
2. Keadaan Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo
Guru dan siswa merupakan bagian utama dari proses belajar mengajar,
sedangkan keadaan fisik sekolah merupakan sarana pendukung yang penting
untuk melaksanakan proses belajar mengajar.
Guru diharapkan mampu menjadi pendorong dan pembimbing bagi siswa
dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, sedangkan kepala sekolah mempunyai
peran yang sangat penting untuk memberikan arahan kepada guru agar
pelaksanaan pendidikan tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai.
Dengan jumlah guru yang memadai dan kemampuan kompetensi yang cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
hendaknya mampu memperhatikan segala perilaku dan sikap siswa baik pada
waktu pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas maupun pada waktu istirahat.
Berdasarkan data yang dimiliki sekolah pendidikan guru rata-rata strata 1
baik yang mengajar di bidang teori maupun di bidang praktek. Jumlah guru yang
ada di sekolah ini terdapat 20 orang dengan perincian 14 orang guru laki-laki dan
6 orang guru perempuan.
Administrasi merupakan hal yang memiliki peran yang penting dalam
mendukung tercapainya tujuan sekolah. Untuk itu diperlukan tenaga yang
terampil dan memiliki kompetensi di bidangnya. Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo
ini memiliki 4 orang tenaga administrasi yang keseluruhannya adalah laki-laki,
sedangkan jumlah siswa yang terdaftar secara keseluruhan terdapat 164 siswa
yang menempati tiga program.
Sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Kriya Sahid Sukoharjo sudah
mencukupi kebutuhan untuk melangsungkan proses belajar mengajar. Adapun
fasilitas yang ada antara lain : 11 ruang teori, 1 laboratorium bahasa, 1
laboratorium komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang unit kesehatan sekolah
(UKS), 3 bengkel yaitu bengkel kayu dan bengkel tekstil, 1 ruang bimbingan
konseling (BK), 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha (TU), 1
ruang organisasi siswa intra sekolah (OSIS), 1 gudang, 1 ruang pamer, 1 kamar
kecil untuk guru dan 4 kamar kecil untuk siswa.
Selain itu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini telah
memiliki peralatan pembelajaran yang memadai. Tiap ruang kelas memiliki 25
meja tulis, 49 kursi, 1 meja dan 1 kursi untuk guru, 1 papam tulis, 1 jam dinding
dan gambar presiden dan wakil presiden. Ruang kelas untuk pelajaran teori ini
telah dilengkapi dengan LCD proyektor dan laptop. Denah SMK Kriya Sahid
Sukoharjo dapat dilihat pada lampiran.
Dengan sarana dan prasarana yang ada tersebut diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan di SMK Kriya Sahid Sukoharjo
sehingga lulusan yang dihasilkan mampu menjadi tenaga kerja yang terampil
untuk mengisi kebutuhan dunia usaha maupun dunia industri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3. Program Teknologi dan Desain Kayu
Program Teknologi dan Desain Kayu ini merupakan program yang
pertama kali dibuka ketika pendirian SMK Kriya Sahid Sukoharjo, yaitu pada
tahun 2003. Di awal pembukaan sekolah baru ini Program Teknologi dan Desain
Kayu memiliki 43 siswa yang terdiri atas 31 laki-laki dan 12 perempuan. Di tahun
2004 program ini memiliki 34 siswa, tahun 2005 program ini memiliki 14 siswa,
tahun 2006 program ini memiliki 13 siswa dan tahun 2007 program ini memiliki
13 siswa. Lihat tabel.
Tabel 3. Jumlah Siswa di Program Teknologi dan Desain Kayu No Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2 3 4 5
2003 2004 2005 2006 2007
31 20 10 13 13
12 14 4 - -
43 34 14 13 13
Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo
Program Teknologi dan Desain Kayu ini memiliki 13 kompetensi yang
harus dikuasai oleh setiap siswa, yaitu :
a. Menguasai nirmana
b. Menerapkan quality control produk kria kayu
c. Melaksanakan kerja bangku
d. Melaksanakan kerja semi masinal (fortabel)
e. Melaksanakan kerja ukir
f. Melaksanakan kerja raut
g. Melaksanakan kerja bubut
h. Melaksanakan kerja scrolling
i. Melaksanakan kerja mesin tetap/masinal (statsioner)
j. Melaksanakan kerja finishing kayu
k. Melaksanakan kerja pengeringan kayu
l. Menguasai gambar teknik
m. Menguasai gambar estetika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Di tahun ajaran 2007/2008 ketua Program Teknologi dan Desain Kayu ini
di pimpin oleh bapak Resdi Harjanto, S.Pd. Sedangkan unit produksi dan ketua
bengkel dijabat oleh bapak Wawan Darmawan, S.Pd. Bapak Sukasno, S. Pd
menjadi sekretaris Program Teknologi dan Desain Kayu dan bapak Purwanto, SE
sebagai bendaharanya.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua unit produksi, bapak Wawan
Darmawan, S.Pd dibantu oleh bapak Sri Nurcahyo, S. Pd, bapak Sukasno, S.Pd
dan bapak Purwanto, S.E. Susunan kepengurusan Program Teknologi dan Desain
Kayu dapat dilihat dalam bagan di bawah ini.
Gambar 48. Susunan Kepengurusan Program Teknologi dan Desain Kayu (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo)
4. Keadaan Bengkel Kriya Kayu
Bengkel kriya kayu merupakan tempat praktek bagi siswa untuk
melaksanakan pelajaran praktek kriya kayu. Bengkel kriya kayu ini terletak di
bagian selatan. Berdasarkan observasi bahwa bengkel kriya kayu ini cukup luas
yaitu dengan ukuran 8m x 20m. Bengkel kriya kayu ini memiliki 5 ruang, yaitu
ruang bengkel manual, ruang kerja bubut, ruang kerja masinal, gudang bahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
kayu dan tempat alat. Bengkel kriya kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo dapat
dilihat dalam denah di bawah ini :
Gambar 49. Denah Bengkel Kriya Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo)
B. Motif Ukir yang Diterapkan oleh Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo
Motif ukir merupakan desain hasil daya kreas i manusia yang berbentuk
garis atau bermotif hias garis, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan
benda-benda mati yang berbentuk stilasi dengan gaya dan ciri khas tersendiri.
Berdasarkan observasi langsung, motif yang diterapkan adalah motif gaya
Surakarta. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan guru pengampu yaitu
bapak Resdi Harjanto (2008) bahwa
Untuk kelas XI ini saya menerapkan motif gaya Surakarta untuk melestarikan kebudayaan daerah karena siswa hidup di daerah Surakarta, selain itu motif ini relatif lebih sederhana agar siswa tidak kesulitan dalam pengerjaannya. Namun bila membuat produk antik maka siswa harus menggunakan motif tempo dulu yang didominasi oleh motif kerajaan seperti Mataram dan Pajajaran. Namun untuk tahun ini yang diterapkan adalah motif gaya Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Dengan satu jenis motif gaya Surakarta ini dikembangkan menjadi dua
motif. Namun tiap motif tersebut memiliki ukuran desain dan corak yang berbeda.
Meskipun kedua motif tersebut nampak berbeda, namun masih memiliki ciri-ciri
yang sesuai. Resdi Harjanto (2009) mengatakan bahwa “Pada motif gaya
Surakarta dapat menggunakan stilasi tumbuhan lung-lungan.”
Sedangkan Enget dkk (2008 : 318) mengatakan bahwa
Pokok dasar motif Surakarta mirip motif campuran antara ragam hias Jepara dan Pekalongan yang berbentuk cembung dan cekung serta runcing dan bulat. Angkupnya digubah dari daun pakis yang berbentuk sesuai dengan angkup ragam hias Bali. Benangan dan pecahan membentuk garis yang pada ujung melingkar.
Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif gaya Surakarta
dapat menggunakan stilasi tumbuhan lung-lungan yang berbentuk cembung dan
cekung serta runcing dan bulat dengan angkup daun pakis yang digubah berbentuk
sesuai dengan angkup ragam hias Bali. Benangan dan pecahan membentuk garis
yang pada ujung melingkar.
Di bawah ini merupakan motif yang dibuat oleh siswa kelas XI Sekolah
Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo :
1. Motif Gaya Surakarta A
Motif gaya Surakarta A ini memiliki ukuran 20cm x 40cm. Motif ini
merupakan stilasi dari tumbuh-tumbuhan yang menjalar yaitu tumbuhan lung-
lungan. Desain motif ini simetris antara kanan dan kiri. Di tengah sebelah
bawah ada pot/tempat bunga sedangkan di atas ada bunga yang mekar. Daun
dan tangkainya menjalar ke kanan dan ke kiri yang teratur. Secara keseluruhan
motif ini nampak indah dan harmonis.
Motif gaya Surakarta ini memiliki makna simbolis yang terkandung di
dalamnya. Menurut Sri Padwinarsih (2002 : 51) “Sesuai dengan ciri orang
Solo makna dari motif ini ialah corak motif surakarta menggambarkan watak
dan kepribadian penciptanya yang dipengaruhi alam sekitarnya”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa corak motif
gaya Surakarta menggambarkan watak dan kepribadian penciptanya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dipengaruhi alam sekitarnya. Di bawah ini merupakan gambar motif ukir gaya
Surakarta A.
Gambar 50. Motif Ukir Gaya Surakarta A (Sumber : Soleh Setiawan, 2008)
2. Motif Gaya Surakarta B
Motif gaya surakarta B ini memiliki ukuran sebenarnya adalah 20cm x
100cm. Motif gaya surakarta B ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan
motif gaya surakarta A, namun yang membedakan antara kedua motif ini
adalah motif B memiliki bentuk yang lebih panjang. Meskipun lebih panjang
motif B ini tidak meninggalkan ciri khas motif gaya Surakarta.
Hasil seni biasanya merupakan pengaruh dari alam sekitar. Sedangkan
penduduk Surakarta seolah-olah terpengaruh oleh aliran sungai bengawan
solo. Hal ini ditegaskan oleh Enget dkk (2008 : 318) mengatakan bahwa
Hasil seni merupakan gaya pembawaan dan watak penciptaan karena pengaruh alam sekitar. Pada umumnya penduduk Surakarta gemar akan gerak irama yang bebas namun tetap memenuhi syarat komposisi. Seolah-olah ada keseragaman hidup masyarakat Surakarta dengan aliran bengawan solo.
Motif ini merupakan stilasi dari tumbuh-tumbuhan menjalar. Desain
motif gaya surakarta B ini kelihatan harmonis. Desain yang simetris antara
kanan dan kiri menambah keindahan motif gaya Surakarta ini. Di tengah
sebelah bawah ada pot/tempat bunga dan sebelah atas ada bunga yang mekar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tangkai dan daunnya menjalar ke kanan dan ke kiri. Secara keseluruhan motif
ini nampak harmonis dan berirama.
Muh. Charis Jaelani (2004 : 57) mengatakan bahwa
Corak motif Surakarta seolah-olah menggambarkan watak dan kepribadian sipenciptanya, di samping pengaruh yang ada di sekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta yang terkenal halus, lembut dan gemulai, sehingga ukiran daun pada motif inipun kelihatan indah dan harmonis.
Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa motif gaya
surakarta merupakan hasil seni yang dipengaruhi oleh watak dan kepribadian
si penciptanya dengan alam sekitar yang terkenal halus, lembut dan gemulai.
Gambar 51. Motif Ukir Gaya Surakarta B (Sumber : Ariyanto, 2008)
C. Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya
Sahid Sukoharjo
Sebagai mata pelajaran produktif, siswa dituntut untuk mampu menguasai
kompetensi ukir ini. Untuk mendukung penguasaan kompetensi tersebut maka
70% dari jam pelajaran digunakan untuk praktek dan 30% untuk teori. Hal ini
ditegaskan oleh Mabruri, Naim (2008) bahwa “Kami Membaginya dengan 70%
praktek dan 30% teori dengan pembelajaran mengikuti kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) yang telah kami buat di Sekolah….”
Proses pembuatan karya ukir merupakan hal yang sangat penting untuk
menguasai kompetensi ini, selain teori atau pengetahuan tentang ukir. Adapun
proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Pembuatan Desain
Berdasarkan observasi bahwa dalam pembuatan desain ini siswa
hanya mencontoh motif yang diberikan oleh guru. Guru memberikan dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
contoh motif ukir. Sedangkan siswa dibebaskan dalam memilih motif
tersebut. Hal ini ditegaskan lagi oleh guru pengampu mata pelajaran ukir
yaitu bapak Harjanto, Resdi (2008) bahwa “Untuk mengantisipasi lambat dan
terlalu cepatnya siswa dalam membuat motif maka saya menyediakan motif
untuk dicopi seluruh anak yang penting siswa sudah melatih dan membuat
motif.” Dengan hanya meniru desain dari guru ini diharapkan mampu selesai
secara bersamaan. Setelah siswa menggambar pada kertas karton maka
langkah selanjutnya adalah pemindahan desain ke kertas doorslack. Di bawah
ini merupakan gambar siswa sedang menggambar motif dan hasil desain
siswa.
Gambar 52. Siswa Sedang Menggambar Motif (Foto : Marjuki, 2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 53. Hasil Desain Siswa (Foto : Marjuki, 2008)
2. Penempelan gambar
Penempelan gambar merupakan proses penempelan desain pada kertas
doorslack yang ditempel pada papan kayu. Cara menempel kertas doorslack
ke papan kayu adalah :
a. Membersihkan papan kayu dari kotoran, debu dan minyak
b. Melumuri atau memberi lem pada papan kayu secara merata.
c. Menempelkan kertas doorslack pada papan dari satu sisi ke sisi yang lain.
d. Didiamkan hingga mengering.
Dalam penempelan gambar ini diperlukan ketelitian dan kesabaran agar tidak
terjadi lipatan-lipatan yang akan merusak gambar motif sesungguhnya.
Gambar 54. Cara Penempelan Gambar Papan Kayu (Sumber : Suyanto, 1995:52)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Ngrawangi
Ngrawangi merupakan proses pembuangan bagian sela-sela batas
gambar motif hingga berlubang. Proses ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a . Membuat lubang atau melubangi papan kayu pada bagian sela motif yang
akan dibuang. Dalam proses melubangi papan kayu ini menggunakan alat
bor mesin. Melubangi papan ini bertujuan agar mata scroll dapat masuk
ke dalam lubang papan. Di bawah ini merupakan gambar siswa sedang
mengebor papan yang akan discroll.
b. Menggergaji atau membuang bagian dasaran ukir dengan mesin scroll.
Cara menyecroll papan kayu adalah :
1) Memasukan mata scroll pada lubang papan kayu.
2) Memasangkan mata scroll pada tempatnya.
3) Menghidupkan mesin scroll.
4) Menggergaji bagian yang diinginkan.
Gambar 59. Siswa Sedang Menyecroll Papan Kayu (Foto : Marjuki, 2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Dengan membuang bagian dasaran motif ukir ini maka akan didapat
bentuk secara global dari motif tersebut dan motif ukiran tampak menonjol.
Proses penyecrollan papan kayu pada bagian motif dasaran ini mempercepat
proses pembuatan ukir siswa. Bila menggunakan pahat ukir akan
membutuhkan tenaga dan waktu yang lama. Di bawah ini merupakan contoh
hasil papan kayu yang telah discroll.
Gambar 60. Hasil Papan Yang Discroll (Foto : Marjuki, 2008)
4. Getaki
Getaki disebut juga dengan merancap. Merancap adalah memahat
papan kayu sesuai pola gambar atau mengikuti garis gambar sehingga akan
terjadi pemindahan gambar pada permukaan kayu.
Caranya adalah memahat sesuai dengan garis pola gambar. Untuk
garis lengkung menggunakan jenis pahat penguku, sedangkan untuk garis
yang lurus memakai pahat penyilat. Setelah memilih pahat yang tepat,
arahkan mata pahat sesuai dengan garis ukiran dan pukulah dengan palu ukir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
sehingga ada bekas pahat pada permukaan kayu. Di bawah ini merupakan
gambar siswa sedang getaki.
Gambar 61. Proses Getaki
(Sumber : Enget dkk, 2008)
5. Mbukai
Mbukai merupakan proses pembentukan motif ukir secara global,
misalnya untuk membentuk ukiran cembung atau cekung yang telah
ditentukan sesuai desain.
Cara mbukai adalah pembentukan bentuk cembung menggunakan
pahat penguku dalam posisi horisontal, pahat dipukul dan digerakan sedikit
demi sedikit sampai posisis pahat vertikal. Untuk Bagian yang tidak dapat
dijangkau dengan pahat penguku menggunakan pahat penyilat. Sedangkan
untuk pembentukan bentuk cekung menggunakan pahat penguku dengan
posisi miring dan membalik. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang
sedang melakukan proses mbukai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Gambar 62. Siswa Sedang Mengukir Dalam Tahap Mbukai (Foto : Marjuki, 2008)
Hasil ukiran pada tahap mbukai ini akan berupa ukiran secara global
yang belum nampak keindahannya. Pada tahap mbukai ini akan diperoleh
hasil seperti di bawah ini.
Gambar 63. Hasil Papan Yang Dibukai (Foto : Marjuki, 2008)
6. Matut/mangun
Matut atau mangun adalah membentuk dan menghaluskan ukiran agar
lebih halus dari bentuk yang masih global dan kasar menjadi halus. Dalam
proses mangun ini menggunakan pahat yang tajam agar bekas pahatan
menjadi halus dan rapi dari pahatan sebelumnya. Di bawah ini merupakan
hasil ukiran yang telah dimangun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Gambar 64. Hasil Papan Yang Telah Dimangun (Foto : Marjuki, 2008)
7. Cawen atau Nyaweni
Cawen adalah membuat bentuk atau variasi ukiran agar ukiran tampak
lebih hidup atau lebih indah yaitu dengan memberikan bentuk robekan pada
bagian tepi batas ukiran yang berbentuk daun. Cara membuat cawen ini
dengan menggunakan pahat penguku sesuai dengan ukuran yang dikehendaki,
yaitu dengan memahatkan secara tegak kemudian dipahat miring dengan
mengambil jarak sedikit demi sedikit hingga diperoleh hasil yang
dikehendaki. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang melakukan
proses nyaweni.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 65. Siswa Sedang Nyaweni (Foto : Marjuki, 2008)
Pada proses nyaweni ini akan diperoleh hasil ukiran yang nampak
indah. Di bawah ini merupakan hasil ukiran yang telah dicaweni.
Gambar 66. Hasil Papan Yang Sudah Dicaweni (Foto : Marjuki, 2008)
8. Mbenangi
Mbenangi adalah membentuk garis pada permukaan bentuk ukiran
daun yang tumbuh dari pangkal dan berakhir pada ujung ikal atau daun. Pahat
yang digunakan adalah pahat segitiga/ pahat coret. Pahat ini memiliki ujung
seperti segitiga. Cara membuat benangan ini adalah memahat garis dengan
posisi pahat agak miring. Pahat dipukul sedikit demi sedikit mengikuti arah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
atau garis yang sudah ditentukan. Di bawah ini gambar siswa yang sedang
mbenangi.
Gambar 67. Siswa Sedang Mbenangi (Foto : Marjuki, 2008)
Keunggulan dengan pahat ini dapat mempercepat pembuatan
benangan yang diinginkan. Dalam pembuatan benangan ini akan diperoleh
ukiran yang nampak lebih indah. Di bawah ini merupakan hasil ukiran yang
telah dibenangi.
Gambar 68. Hasil Papan Yang Sudah Dibenangi (Foto : Marjuki, 2008)
9. Penyempurnaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Dalam proses penyempurnaan ini harus diteliti setiap bagian ukiran
untuk menjaga kemungkinan ada bagian yang belum terselesaikan atau ada
bagian yang kurang baik hasilnya. Untuk bagian lengkung menggunakan
pahat penguku dan untuk bagian yang lurus menggunakan pahat penyilat. Di
bawah ini merupakan hasil ukiran yang sudah sempurna.
Gambar 69. Hasil Papan Yang Telah Sempurna (Foto : Marjuki, 2008)
10. Finishing
Proses finishing merupakan sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Mabruri, Naim (2008) bahwa “Kriya ukir
itu yang tak boleh ditinggalkan adalah finishing, sebaik apapun karyanya tapi
finishingnya tidak baik maka akan kelihatan tidak baik. Tapi bila finishingnya
bagus, pilihan warnanya tepat maka hasilnya akan bagus”.
Dalam proses finishing ini hasil ukiran yang telah sempurna diamplas
dengan kertas amplas nomor 240 untuk merapikan dan menghaluskan setiap
bagian ukiran. Di bawah ini merupakan gambar siswa sedang mengamplas
hasil ukiran.
Dalam mengamplas hasil ukiran ini diperlukan ketelit ian dan kehati-
hatian serta harus searah serat kayu agar diperoleh hasil yang baik. Setelah
halus permukaan ukir-ukiran di lap dengan kain atau dikuas untuk
menghilangkan kotoran dan sisa-sisa debu yang masih menempel. Di bawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
ini merupakan gambar siswa yang sedang membersihkan kotoran dengan
kuas.
Setelah papan ukiran dibersihkan dari kotoran dan debu maka papan
ukiran siap diwarna. Di bawah ini merupakan papan ukiran yang siap
diwarna.
Gambar 72. Hasil Papan Ukiran Yang Siap Diwarna (Foto : Marjuki, 2008)
Dalam proses Pewarnaan ini menggunakan melamin dengan warna
coklat tua agar didapat hasil ukiran yang memiliki warna antik atau tua.
Proses tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Penutupan pori-pori.
Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo penutupan pori-pori pada kayu
dilakukan dengan dilapisi melamine wood filler. Pemberian melamine
wood fi ller pada papan ini menggunakan kuas. Di bawah ini merupakan
proses pelapisan papan ukiran dengan melamin wood fi ller.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Gambar 73. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukiran Dengan Memberikan Wood Filler
(Foto : Marjuki, 2008)
Setelah papan dikuas maka papan dikeringkan kemudian diamplas
hingga permukaan atau serat kayu nampak lagi. Di bawah ini gambar
siswa sedang mengamplas papan yang telah dilapisi melamine wood filler.
Gambar 74. Siswa Sedang Mengamplas Papan Ukir Yang Telah Diberi Melamine Wood Filler (Foto : Marjuki, 2008)
Setelah papan ukiran diamplas maka akan diperoleh papan ukiran
seperti nampak pada gambar di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar 75. Hasil Papan Yang Telah Dilapisi Melamine Wood Filler (Foto : Marjuki, 2008)
b. Pewarnaan
Pemberian warna pada papan ukiran di SMK Kriya Sahid
Sukoharjo ini menggunakan melamine wood stain. Dalam melapisi papan
ukiran ini dengan cara dikuas. Untuk mendapatkan warna yang lebih tua
maka pewarnaan dapat dilakukan lebih dari 1 kali. Di bawah ini
merupakan gambar proses pewarnaan yang dilakukan oleh siswa.
Setelah papan ukir dikuas maka dikeringkan hingga diperoleh hasil
warna seperti pada gambar di bawah ini.
c. Pengkilapan
Pengkilapan pada papan ukir di SMK Kriya Sahid Sukoharjo
dilakukan dengan melapisi papan ukiran dengan melamine sanding sealer
dengan cara disemprot memakai compresor. Dalam proses pelapisan
melamine sanding sealer ini dilakukan 2 kali. Di bawah ini merupakan
gambar siswa yang sedang menyemprot papan ukiran.
Setelah disemprot maka papan dikeringkan. Di bawah ini
merupakan papan yang telah dilapisi melamine sanding sealer.
Setelah itu diamplas tipis-tipis dengan menggunakan amplas
ukuran 400. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang
mengamplas papan dengan amplas ukuran 400.
Setelah itu papan ukiran disemprot lagi dengan melamine sanding
sealer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Setelah papan ukir disemprot dengan melamine sanding sealer
maka langkah selanjutnya dikeringkan. Di bawah ini merupakan gambar
papan yang telah dilapisi melamine sanding sealer.
Penguncian Warna
Pengunci warna yang dipakai di SMK Kriya Sahid ini
menggunakan melamine lack dengan cara disemprot memakai compresor.
Melamine lack ini juga berfungsi agar warna yang ditimbulkan tidak
terlalu berkilau. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang
menyemprot papan ukir.
Setelah melapisi papan ukir dengan melamine lack maka langkah
selanjutnya adalah papan ukir dikeringkan. Proses pengeringan ini
merupakan proses terakhir dalam proses finishing. Di bawah ini
merupakan hasil papan ukir yang sudah jadi.
Dengan proses dan langkah-langkah mengukir yang tepat dan benar
diharapkan akan dihasilkan karya ukir yang baik dan mampu bersaing dengan
dunia usaha maupun dunia industri.
D. Faktor Pendukung yang Mempengaruhi dalam Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa
Dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Sekolah Menengah
Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008 ini terlaksana dengan
baik karena adanya faktor pendukung. Sedangkan faktor pendukung berkaitan
dengan komponen pendidikan. “Komponen pendidikan adalah semua hal yang
berkaitan dengan jalannya proses pendidikan. Jika salah satu komponen tidak ada,
proses pendidikan tidak akan bisa dilaksanakan”(Wiji Suwarno, 2005:33).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Adapun faktor pendukung dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas
XI Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tujuan Pendidikan
Menurut Wiji Suwarno (2006 : 33) bahwa “Tujuan pendidikan
menurut jenisnya terbagi dalam beberapa jenis, yaitu tujuan nasional,
institusional, kurikuler, dan instruksional”.
“Tujuan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai suatu
bangsa” (Wiji Suwarno, 2006 : 34). Sesuai dengan undang-undang no. 20
tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa ”…pendidikan nasional bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreat if mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab” (UU no. 20 tahun 2003 pasal 3).
“Tujuan institusional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai
suatu lembaga pendidikan” (Wiji Suwarno, 2006 : 34).
Tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini adalah untuk a. Menjadikan SMK Kriya Sahid Sukoharjo sebagai SMK
unggulan yang kompetitif, inovatif dan produktif dalam ikut mempersiapkan kader-kader pelestari budaya bangsa yang sekaligus sebagai kader-kader pembangunan daerah Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya khususnya serta bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya
b. Mencetak sumber daya manusia yang unggul, berbudaya dan religius untuk mengisi serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan bidangnya (SMK Kriya Sahid Sukoharjo, 2005).
“Tujuan kurikuler adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh
suatu mata pelajaran tertentu” (Wiji Suwarno, 2006 : 34). Adapun Tujuan
mata pelajaran ini agar peserta didik dapat :
a. Menganalisa gambar kerja ukir kayu b. Membuat pola dasar ukir kayu berdasar gambar kerja c. Memilih jenis kayu yang tepat untuk diukir d. Menyiapkan pekerjaan ukir kayu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
e. Membuat ukiran permukaan dengan ragam geometris secara manual pada bidang kayu
f. Membuat ukiran ragam hias dengan alat semi masinal (listrik) g. Membuat ukiran relief dan bidang cekung secara manual dan semi
masinal h. Membuat komponen barang ukir i. Merakit komponen barang ukir j. Menyetel barang ukir k. Menghaluskan pekerjaan ukir (SMK Kriya Sahid Sukoharjo, 2005).
“Tujuan instruksional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai
oleh suatu pokok atau sub-pokok bahasan tertentu” (Wiji Suwarno, 2006 : 34).
Tujuan dalam kompetensi ini agar peserta didik : a. Dapat mengetahui pengertian motif ukir. b. Dapat menerapkan motif ukir gaya Surakarta dalam mengukir
kayu dengan teknik cembung dan cekung. c. Dapat menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. d. Dapat membuat ukiran sesuai dengan alat dan bahan. e. Dapat mengerjakan tugas (ukir kayu motif gaya Surakarta)
yang dimulai dari perencanaan, proses, sampai terciptanya produk (ukir kayu) dengan penguasaan aspek perencanaan, proses, teknik dan ekonomi (Resdi Harjanto,2008:2).
Dengan melihat tujuan yang telah ditentukan tersebut dapat diambil
simpulan bahwa tujuan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya
Sahid Sukoharjo kelas XI program teknologi dan desain kayu khususnya di
mata pelajaran ukir ini mendukung terbentuknya siswa yang mampu
menguasai pengetahuan dan pembuatan karya ukir.
2. Alat Pembelajaran
Alat pembelajaran merupakan peralatan yang digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran. Alat pembelajaran ini antara lain :
a. Ruang Teori
Ruang teori ini digunakan untuk menyampaikan teori pelajaran. Di
SMK Kriya Sahid ini memiliki 11 ruang teori. Dari 11 ruang teori tersebut
satu diantaranya digunakan untuk siswa kelas XI Program Teknologi dan
Desain Kayu sebagai tempat belajar khususnya pelajaran teori. Di dalam
ruang teori tersebut dilengkapi berbagai peralatan yang dibutuhkan dalam
proses pembelajaran. Meja tulis siswa ada 25 buah yang dilengkapi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
49 kursi. Meja guru terdapat 1 buah dengan 1 buah kursi di dekatnya.
Ruang teori tersebut juga dilengkapi dengan papan tulis, tiang bendera,
gambar garuda, gambar presiden dan wakil presiden dan jam dinding. LCD
proyektor dan laptop juga terdapat di ruangan ini. Lihat tabel.
Tabel 4. Peralatan yang Terdapat di Ruang Teori SMK Kriya Sahid Sukoharjo
No Jenis Barang Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Meja siswa Meja guru Kursi siswa Kursi guru Papan tulis Tiang bendera Gambar garuda Gambar presiden dan wapres Jam dinding LCD Proyektor Laptop
25 1 49 1 1 1 1 2 1 1 1
Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo
Dengan peralatan yang lengkap dan memadai yang terdapat di dalam
ruang teori ini sangat mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang
efektif. Di bawah ini merupakan gambar ruang teori kelas XI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 85. Ruang Kelas SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI) (Foto : Marjuki, 2008)
b. Ruang Praktek
Ruang praktek ini digunakan untuk kegiatan pelajaran praktek.
Ruang praktek ini biasa disebut dengan bengkel. Di SMK Kriya Sahid ini
memiliki satu bengkel kriya kayu yang memiliki luas 160 meter2. Ruang
bengkel ini sudah cukup luas sebagai tempat praktek siswa. Ruang bengkel
ini dilengkapi dengan berbagai peralatan yang digunakan untuk praktek
siswa. Peralatan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 5. Peralatan yang Terdapat di Bengkel Kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo
No Jenis Barang Jumlah No Jenis Barang Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Almari Table Saw Kompresor Pahat Ukir Tradisional Palu Ukir Palu Besi Kecil Pahat Pelubang Pahat Kayu Sedang Palu Bulat J Palu Bulat H Batu Asah Gunung Pisau Raut Papan Tulis Kursi Siswa Tiang Bendera Hard Bosch Roll Meter Gunting Gergaji Potong Gergaj i Belah Gergaj i Scroll Sedang Mesin Gergaji Siku Kikir Gergaji Kikir Kayu Lurus Kikir Kayu Cembung Kikir Kayu Bulat Mortising Chisel Machine Benc Drilling Machine
1 1 1 20 15 2 18 21 18 18 10 36 1 24 2 1 15 18 15 15 2 3 18 10 10 10 2 1
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
Grinder Band Saw Srekel (Circular Saw) Ketam Tangan 7” Ketam Tangan 9” Ketam Tangan 14” Serutkombinasi 9” Tang Kakak Tua Tang Kombinasi Obeng - Obeng + Mesin Bubut Kayu Pisau Bubut Kayu Planner Makita N 1900 Router Makita N 3701 Spray Gun Meiji F 100 Kaca Mata Kerja Mesin Profil Masker Mesin Amplas Mesin Ketam Listrik Mesin Bor Tangan Pisau Bubut Kayu Mesin Bubut Kayu Penggaris Siku Scroll Saw Penggaris Baja 100 Cm Penggaris Baja 60
1 1 10 10 10 10 5 5 10 10 2 2 1 1 1 40 1 40 3 5 2 4 1 15 2 2 2
Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo
Dari daftar peralatan yang terdapat di bengkel kriya kayu ini
terdapat banyak peralatan ukir. Peralatan ukir ini sudah cukup lengkap
untuk siswa sekolah. Di bawah ini beberapa gambar peralatan yang berada
di bengkel kriya kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Gambar 86. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid Sukoharjo
(Foto : Marjuki, 2008)
c. Ruang Pamer
Ruang pamer digunakan untuk memamerkan hasil karya siswa.
Sesuai hasil pengamatan bahwa di ruang pamer ini tidak hanya karya yang
terbaik saja yang dipamerkan, namun karya yang kurang baikpun juga
dipamerkan. Resdi Harjanto (2008) mengatakan bahwa ”Kalau sudah
membuat produk yang sudah jadi semua produk dimasukkan ke ruang
pamer agar siswa, guru, atau orang lain tahu oo... produk bagus itu seperti
ini, oo... proses yang benar itu seperti ini hasilnya kaya gitu. Kita tidak
membedakan yang baik dan yang jelek”.
Gambar 87. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Dengan dipamerkan seluruh hasil karya siswa seperti ini siswa
akan terpacu dalam membuat karya ukir karena semua karya akan dilihat
oleh orang lain. Di bawah ini gambar ruang pamer tetap yang dimiliki
SMK Kriya Sahid Sukoharjo.
Gambar 88. Ruang Pamer Tetap SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008)
d. Buku
Buku merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mendukung
proses belajar mengajar. Sesuai pengamatan bahwa buku bacaan yang
dimiliki oleh perpustakaan SMK Kriya Sahid Sukoharjo terdapat 84 buah
buku. Buku tersebut meliputi buku teori tentang pengetahuan kayu,
peralatan pertukangan, peralatan ukir, motif-motif ukir, proses pembuatan
ukir, proses pembuatan karya fungsional seperti meja dan lemari. Selain
itu terdapat buku yang memuat tentang proses finishing yang baik. Dengan
memiliki buku referensi yang cukup banyak ini siswa bisa menggunakan
untuk mencari materi yang belum disampaikan oleh guru. Di bawah ini
gambar beberapa buku yang berada di dalam perpustakaan SMK Kriya
Sahid Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Gambar 89. Beberapa Buku Yang Dimiliki SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008)
3. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang terdapat di daerah
sekitar sekolah. Di daerah sekitar Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid
Sukoharjo ini banyak terdapat perusahaan maupun usaha kecil dan menengah
yang bergerak di bidang mebel. Seperti perusahaan CV Benefindo Prima
Putera, Medulla Perkasa Indonesia, Mebel Anugerah.
Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini dekat dengan
Serenan yaitu tempat central kerajinan mebel yang terdapat di kabupaten
klaten. Tempat ini berjarak kira-kira 3 kilometer dari sekolah. Dengan jarak
yang tidak jauh itu siswa bisa melaksanakan praktek kerja industri yang telah
menjadi mitra kerja SMK.
Dengan lokasi yang berdekatan dengan beberapa perusahaan mebel
dan central kerajinan mebel di Serenan akan membantu sekolah dalam
melaksanakan proses belajar mengajar.
E. Faktor Penghambat yang Mempengaruhi dalam Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Dalam proses pembuatan karya ukir s iswa Sekolah Menengah Kejuruan
Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008 ini tidak terlepas adanya faktor
penghambat. Faktor penghambat adalah sesuatu hal yang dapat menghambat
pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Faktor
penghambat tersebut terjadi pada :
1. Pendidik
Dalam suatu institusi pendidikan tidak terlepas dari adanya seorang pendidik.
...pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada pendidikan tinggi (Wiji Suwarno, 2005:38).
Sesuai pengertian di atas seorang guru harus mampu merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus mampu
membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di Sekolah
Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini guru pamong mata pelajaran
ukir belum menguasai cara pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan benar. Hal ini terbukti dalam indikator pencapaian komponen
yaitu:
· Mampu menjelaskan pengertian seni ukir
· Mampu menjelaskan ornamen – ornamen seni ukir
· Mampu menjelaskan jenis-jenis motif ukir
· Mampu menjelaskan motif ukir gaya Surakarta (RPP, 2008:1)
Dalam indikator tersebut tidak disebutkan siswa mampu membuat
karya ukir gaya Surakarta. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah membuat
motif ukir gaya Surakarta. Adapun salah satu prinsip dalam pembuatan
silabus adalah “Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian” (Bambang Soehendro, 2006:19).
Selain itu adanya 2 alokasi waktu yang berbeda, yaitu 7 X 45 menit
dan 6 X 45 menit. Hal ini membuat kerancuan dalam rencana pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
pembelajaran (RPP) itu sendiri. Dengan melihat 2 alokasi yang berbeda
tersebut membuktikan bahwa guru belum memiliki rencana waktu yang jelas.
Achmad MK (2009) menjelaskan bahwa
Alokasi waktu sebenarnya telah ditetapkan dalam GBPP, tetapi hal itu belum dalam bentuk alokasi waktu satu semester atau satu tahun ajaran. Selanjutnya guru dituntut untuk memahami betul luas sempitnya, sederhana-kompleksnya dan mudah sulitnya bahan atau materi yang harus dipelajari peserta didik.... Guru dituntut untuk melihat tuntutan penyajian bahan-bahan pelajaran itu dalam kaitannya dengan waktu yang tersedia.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru dituntut
untuk memahami luas sempitnya, sederhana kompleksnya dan mudah
sulitnya bahan atau materi yang harus dipelajari peserta didik sehingga guru
mampu mengalokasikan waktu pembelajaran sesuai dengan waktu yang
tersedia.
Dari temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa guru belum
menguasai dalam pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan benar. Hal ini akan mengakibatkan tidak tercapainya semua tujuan
instruksional.
Dalam observasi yang dilakukan peneliti bahwa peserta didik tidak
mampu menyelesaikan tugas pembuatan karya ukir motif gaya Surakarta
sebelum tes semester. Mereka menyelesaikan tugas pembuatan karya ukir
motif gaya Surakarta setelah tes semester meskipun tidak ada jadwal mata
pelajaran ukir.
2. Peserta Didik
Peserta didik yang memiliki sifat dan tingkah laku yang berbeda-beda
antara satu dengan yang lain merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan.
Ada beberapa permasalahan pada peserta didik, yaitu :
a. Motivasi
”Motivasi merupakan dorongan psikologis yang mengarahkan
seseorang ke arah suatu tujuan” (www.id.wikipedia.org/wiki/Motivasi).
Dengan memiliki motivasi yang tinggi maka seseorang akan mengerjakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
suatu kegiatan dengan sungguh-sungguh. Motivasi ini harus dimiliki oleh
setiap siswa. Bila motivasi siswa berkurang maka untuk mengerjakan tugas
dari guru akan diabaikan. Begitu pula dengan tugas mata pelajaran ukir kayu.
Bahkan sesuai pengamatan banyak siswa yang berani membayar kepada
teman lain yang dianggap lebih pandai untuk mengerjakan tugas tersebut. Hal
ini didukung hasil wawancara dengan Sri Hariyanto (2008) bahwa
Teman – teman sering menyuruh saya untuk mengerjakan tugas mereka, dan merekapun membayar saya. Sebagai contoh untuk melubangi papan kayu ini mereka membayar saya Rp 100,00 per lubang ini belum tugas yang lain, maksudnya ketika proses pengerjaan atau finishing mereka biasanya juga menyuruh saya.
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa ada siswa berani
membayar kepada teman yang lain. Keberanian siswa membayar teman
untuk mengerjakan tugas ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, yaitu
apabila guru meninggalkan ruang bengkel. Dijelaskan oleh Sri Hariyanto
(2008) bahwa “Ketika guru datang maka si pemilik tugas atau teman yang
menyuruh saya itu berpura-pura mengerjakan tugas sendiri. Namun bila guru
pergi merekapun nyantai lagi alias tugas tadi diberikan lagi ke saya”.
Menurut pengakuan salah satu siswa yang membayar mengatakan
bahwa “…yang penting hasil karya bagus dan dapat nilai yang memuaskan,
daripada saya yang mengerjakan nanti hasilnya belum tentu sebagus ini
lagian saya juga tidak mau repot”( Pipit Anggoro Seno, 2008).
Dari pengamatan dan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
ada sebagian siswa kurang termotivasi untuk mengerjakan tugasnya sendiri.
Mereka mencari jalan pintas dan tidak memikirkan dampaknya dikemudian
hari. Mereka lebih menyukai nilai yang bagus meskipun bukan hasil
karyanya sendiri.
b. Kecerdasan
”Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan akal budi
(spt kepandaian, ketajaman pikiran)” (www.murniramli.wordpress.com).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tingkat kecerdasan yang berbeda-beda mempengaruhi dalam menanggapi
tugas yang diberikan oleh guru. Ada siswa yang mudah memahami tugas
yang diberikan oleh guru. Namun tidak sedikit siswa yang sulit untuk
memahaminya. Akibatnya siswa yang belum paham sering menunggu siswa
yang sudah paham dalam mengerjakan tugas. Sri Hariyanto (2008)
mengungkapkan bahwa
Banyak dari teman - teman saling menunggu dalam mengerjakan tugas ukir ini karena kekurangpahaman dalam membuat ukir. Padahal sudah diterangkan oleh pak guru di depan kelas dan sudah dipraktikkan, namun mereka lebih suka nunggu siswa lain yang dianggap lebih terampil darinya. Setelah siswa yang terampil tadi dah mengerjakan tugas hampir separoh maka siswa yang lain sering mencontohnya. Hal ini dilakukan setiap ada tugas dari guru.
Ditegaskan lagi oleh Resdi Harjanto, S.Pd (2008) bahwa “Ada
beberapa siswa yang tingkat kecerdasanya rendah, sehingga saya sering
mengulang untuk menerangkan suatu materi”.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa di SMK Kriya
Sahid Sukoharjo memiliki beberapa siswa yang t ingkat kecerdasannya
rendah. Mereka mengerjakan tugas dari guru setelah melihat hasil karya
teman yang lain.
c. Kedisiplinan
“Kedisiplinan adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang
seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu”
(www.opensubscriber.com/message/[email protected]/9008275.ht
ml). Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo ini ada beberapa siswa kurang disiplin
dalam mengerjakan tugas dari guru. Biasanya waktu untuk mengerjakan
suatu tugas sudah ditentukan oleh guru. Sebagai contoh untuk mengemal
papan ukir diberi waktu 40x2jam. Tapi siswa sering menunda-nunda waktu.
Sesuai pengamatan ketika waktu pelajaran sudah dimulai banyak siswa yang
keluar dari ruang bengkel dengan berbagai alasan, ada yang ke kamar kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
dan adapula yang beralasan ke perpustakaan untuk pinjam buku. Hal ini lebih
parah lagi bila guru tidak menunggui mereka, mereka banyak yang keluar
ruangan.
Resdi Harjanto, S.Pd (2008) menyatakan bahwa “Saya sampai kesel
sing ngandani kepada siswa-siswa yang kurang disiplin ini, saya sudah
memberi waktu yang sangat luas tapi mereka sering menyepelekannya.
Ketika saya nasihati mereka malah mengutarakan banyak alasan, karena
inilah itulah….”
Demikian pula dengan waktu istirahat, ketika waktu istirahat sudah
selesai banyak siswa masih berada di kantin. Mereka malah asyik makan dan
minum tanpa mempedulikan suara bel. Hal ini didukung dengan hasil
wawancara dengan Resdi Harjanto, S.Pd (2008) bahwa
Saya pernah mengunci pintu bengkel itu karena sudah waktunya masuk, banyak siswa yang masih berada di kantin. Pintu itu saya kunci sampai 1 jam lamanya. Mereka ketuk pintu hingga berkali-kali tapi saya biarkan saja. Ini untuk pembelajaran bagi mereka agar tidak menyia-nyiakan waktu.
Dari hasil pengamatan dan wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa masih banyak siswa memiliki sikap kurang disiplin. Mereka suka
menunda-nunda tugas yang diberikan oleh guru.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dan dianalis, maka dapat
dirumuskan beberapa simpulan dalam menjawab permasalahan penelit ian.
Adapun simpulan tersebut adalah :
1. Motif ukir yang diterapkan oleh siswa kelas XI program kriya kayu tahun
ajaran 2007/2008 adalah motif gaya Surakarta. Mereka menerapkan motif
gaya Surakarta untuk melestarikan kebudayaan daerah karena siswa hidup di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
daerah Surakarta. Motif gaya Surakara ini merupakan stilas i dari tumbuhan
menjalar. Dari motif gaya Surakarta ini digubah menjadi dua jenis motif yang
berbeda, namun masih memiliki ciri khas motif gaya Surakarta.
2. Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI program kriya kayu tahun ajaran
2007/2008 meliputi pembuatan desain yaitu merancang motif yang akan
diterapkan, pembuatan mal yaitu proses pemindahan desain ke kertas
doorslack yang akan ditempel pada papan kayu, Ngrawangi merupakan
proses pembuangan bagian sela-sela batas gambar motif hingga berlubang,
getaki merupakan memahat papan kayu sesuai pola gambar atau mengikuti
garis gambar sehingga akan terjadi pemindahan gambar pada permukaan
kayu, mbukai merupakan proses pembentukan motif ukir secara global, Matut
atau mangun adalah membentuk dan menghaluskan ukiran agar lebih halus
dari bentuk yang masih global dan kasar menjadi halus, nyaweni adalah
membuat bentuk atau variasi ukiran agar ukiran tampak lebih hidup atau lebih
indah yaitu dengan memberikan bentuk robekan pada bagian tepi batas ukiran
yang berbentuk daun, mbenangi adalah membentuk garis pada permukaan
bentuk ukiran daun yang tumbuh dari pangkal dan berakhir pada ujung ikal
atau daun, penyempurnaan yaitu meneliti setiap bagian ukiran untuk menjaga
kemungkinan ada bagian yang belum terselesaikan atau ada bagian yang
kurang baik hasilnya dan finishing yaitu pengamplasan dan pewarnaan hasil
ukir.
3. Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir
siswa antara lain :
a. Tujuan pendidikan yaitu terbentuknya siswa yang mampu menguasai
pengetahuan dan pembuatan karya ukir dari perencanaan, proses, teknik
dan nilai ekonomi atau harga dari karya ukir tersebut.
b. Alat pembelajaran yang terdiri dari ruang teori, ruang praktek, ruang
praktek dan buku-buku yang memadai.
c. Lingkungan sekolah yang berada di lokasi yang berdekatan dengan
beberapa perusahaan mebel dan central kerajinan mebel di Serenan akan
membantu sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
4. Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir
ini terjadi pada :
a. Pendidik
Seorang Pendidik harus mampu merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus mampu membuat
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di Sekolah
Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini guru pamong mata
pelajaran ukir belum menguasai cara pembuatan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan benar.
b. Peserta Didik.
Peserta didik ini memiliki sifat dan tingkah laku yang berbeda-
beda, yaitu :
1) Motivasi merupakan dorongan psikologis yang mengarahkan
seseorang ke arah suatu tujuan. Dengan memiliki motivasi yang tinggi
maka siswa akan mengerjakan suatu kegiatan dengan sungguh-
sungguh. Namun ada sebagian siswa kurang termotivasi untuk
mengerjakan tugasnya sendiri. Mereka mencari jalan pintas dan tidak
memikirkan dampaknya dikemudian hari. Mereka lebih menyukai nilai
yang bagus meskipun bukan hasil karyanya sendiri.
2) Kecerdasan merupakan kesempurnaan perkembangan akal budi (spt
kepandaian, ketajaman pikiran). Dengan tingkat kecerdasan yang
berbeda-beda yang dimiliki siswa ini mempengaruhi dalam
menanggapi tugas yang diberikan oleh guru. Di SMK Kriya Sahid
Sukoharjo memiliki beberapa siswa yang tingkat kecerdasannya
rendah. Mereka mengerjakan tugas dari guru setelah melihat hasil
karya teman yang lain.
3) Kedisiplinan adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang
seharusnya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu.
Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo ini ada beberapa siswa kurang disiplin
dalam mengerjakan tugas dari guru. Mereka suka menunda-nunda
tugas yang diberikan oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
B. Implikasi
Dari hasil penelitian, motivasi dan tingkat kedisiplinan yang tinggi dapat
mengurangi hambatan yang mempengaruhi dalam pelaksanaan proses pembuatan
karya ukir siswa. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan perlunya
memperhatikan motivasi, kecerdasan dan kedisiplinan, sehingga dapat
mengurangi hambatan dalam proses pembuatan karya ukir siswa. Manfaat
penelit ian ini yaitu telah diketahui jenis motif ukir yang diterapkan, proses
pembuatan ukir, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
proses pembuatan karya ukir siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan untuk pelaksanaan pelajaran ukir di SMK Kriya Sahid Sukoharjo.
C. Saran
1. Kepada Kepala Sekolah
Hendaknya kepala sekolah selalu memonitoring atau mengawasi proses
belajar mengajar terutama pelajaran ukir ini. Selain itu hendaknya kepala sekolah
mengadakan team teaching, yaitu satu pelajaran dilaksanakan oleh dua guru
terutama pelajaran praktek. Dengan adanya dua guru ini diharapkan kegiatan
belajar mengajar akan berjalan lebih efektif karena adany,a pembimbingan dua
guru terhadap tugas yang diberikan kepada siswa. Selain itu adanya pengawasan
yang lebih ketat terutama siswa yang selalu membayar ketika praktek akan terus
terpantau.
2. Kepada Guru
Hendaknya guru mengawasi siswa yang sedang mengerjakan tugas
terutama tugas praktek agar dapat mengurangi kecurangan yang dilakukan siswa.
Seperti siswa membayar kepada siswa yang lain yang dianggap lebih terampil
untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Hendaknya guru membuat silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan benar agar tujuan instruksional dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
3. Kepada Siswa
Siswa diharapkan untuk meningkatkan motivasi diri dalam kegiatan
belajar agar tetap stabil dan tetap semangat dalam belajar sehingga tujuan yang
hendak dicapai dapat berhasil. Selain itu siswa diharapkan untuk meningkatkan
sikap disiplin diri agar tujuan yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan
tepat waktu.