studi seni ukir warangka keris karya

Upload: riko-dwi

Post on 07-Jul-2015

1.035 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

BAB I Pendahulan A.Latar belakang Seni ukir adalah seni yang menggunakan bidang datar kemudian dibentuk bagian-bagian cekung dan bagian-bagian cembung yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini kemudian

berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan yang lain. Seiring dengan perkembangan jaman dan kreatifitas manusia berbagai cara untuk memperindah suatu benda yang salah satunya adalah dengan

memberikan ukiran pada warangka keris agar terlihat lebih indah. Sumenep adalah salah satu kabupaten diwilayah propinsi Jawa Timur dan berada di ujung timur Pulau Madura. Dalam catatan sejarah nama sumenep lebih dikenal dengan sebutan Songenep yang secara etimilogis mempunyai pengertian (1) Lembah bekas endapan yang tenang; (2) Lembah endapan yang sejuk dan rindang; dan atau, (3) Cekungan atau lembah tenang atau pelabuhan yang tenang. Dimana

disalah satu daerah dikabupaten Sumenep inilah seni ukir warangka keris dikembangkan sampai sekarang oleh sebagian besar masyarakat disana. Sejarah perkerisan di Sumenep pada hakekatnya tidak bisa dipisahkan dari sejarah Indonesia yang sejak jaman nenek moyang telah mengenal keris yang sampai sekarang1

tetap

dilestarikan

dan

dikembangkan oleh masyarakat Indonesia. Sumenep sendiri jaman dulu diperintah oleh seorang raja. Ada 35 raja yang telah memimpin kerajaan Sumenep.Dan, sekarang ini dipimpin oleh seorang bupati. Sampai sekarang ada 16 bupati yang telah memerintah kabupten Sumenep. Dewasa ini, Sumenep dikenal sebagai daerah pusat kerajinan warang keris yang terkonsentrasi di desa Palongan, Aeng Baja-Raja dan desa Aeng Tong-tong. tingkat Popularitas dan kerajinan warangka Produk keris ini

menjangkau

nasional

internasional.

kerajinan

warangka keris yang telah lama di kenal oleh masyarakat luas ini turut berperan dalam pengakuan dunia terhadap keris sebagai budaya Indonesia. Kehadiran Produk kerajinan warangka tersebut mendapat tanggapan yang positif dari para pecinta tosan aji Indonesia maupun luar negeri. Industri kerajin warangka keris ini merupakan industri yang bernilai sejarah turun temurun yang diwariskan oleh para leluhur di Sumenep, Selain memproduksi warangka keris di ketiga desa tersebut juga tetap memproduksi keris sebagai senjata tradisional Indonesia. Warangka atau sarung keris merupakan komponen keris yang memiliki fungsi tertentu khususnya dalam kehidupan masyarakat social masyarakat Jawa. Paling tidak lantaran bagian inilah, keris tampak lebih angker, indah, anggun, gagah dan sebagainya. Warangka atau sarung keris pada umumnya terbuat dari kayu Cendana,Timoho, Kemuning, Sono, Sawo dan Trembalo. Yang kemudian pada perkembangannya,

2

terjadi penambahan fungsi warangka sebagai cerminan status sosial bagi para penggunanya. Pada masa lalu keris masih berfungsi sebagai senjata dalam peperangan, symbol kekuatan maupun simbol kesaktian seseoarang. Penggunaan keris pernah menjadi tren pada zaman kerajaan. Hingga sekarang, daerah khusus seperti Yogyakarta, Surakarta, Madura serta daerah-daerah lain di Indonesia yang masih memiliki kesultanan dan memiliki adat serta budaya berpakian yang menggunakan keris sebagai pelengkapnya. Dewasa ini , keris di golongkan sebagai benda koleksi atau bahkan sebagai benda aksesoris dalam berbusana. Warangka atau sarung keris merupakan pelindung dan pengaman untuk menaruh mata bilah keris. Sebutan warangka biasa dipakai di pulau Jawa, Madura, dan beberapa tempat lain di Indonesia. Di beberapa daerah warangka sering disebut sarung keris. Warangka keris umumnya terbuat dari kayu, akan tetapi warangka keris dapat terbuat dari gading gajah, fosil geraham gajah, tanduk atau taring ikan duyung. Bahkan warangka keris ada yang terbuat dari fiberglass, tetapi jenis warangka ini tidak banyak diminati oleh masyarakat khususnya pecinta keris, sebab jika memakai warangka atau sarung keris dari fiberglass maka bilah keris akan mudah berkarat. Untuk menambah nilai pada warangka para pengrajin memberikan ornament pada bagian warangka, Seni ukir pada warangka keris membuat tampilan warangka

3

lebih indah dan menarik untuk dinikmati, seni ukir pada warangka keris sangat berbeda sekali dengan seni ukir yang terdapat pada seni ukir tempat tidur, lemari, dan sebagainya, sebab seni ukir pada warangka keris lebih rumit dalam proses pengerjaanya dan membutuhkan keterampilan khusus. Di Sumenep, tepatnya di desa Palongan kecamatan Bluto sebagian besar masyarakatnya adalah pengrajin keris dan warangka keris, selain bertani mereka menekuni pekerjaan sebagai pengrajin warangka keris untuk menambah pendapatan ekonomi agar kebutuhan sehari-sehari dapat terpenuhi. Dari sekian banyak pengrajin warangka keris yang ada di desa Palongan tentunya mereka mempunyai gaya ukiran dan motif ukiran yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Seni Ukir Warangka di Tangan Pengrajin Di antara sekian pengrajin warangka keris yang ada di desa Palongan kecamatan Bluto kabupaten Sumenep Asrum seorang mranggi atau pembuat warangka (sarung) keris berukir di desa tersebut yang meneruskan profesi kakeknya, walaupun tegolong mranggi muda namun karyanya dapat disejajarkan dengan warangka keris buatan mranggi yang lebih tua, oleh sebab kemahiran dan kepandainnya dalam membuat warangka keris dengan hasil yang bagus, maka warangka berukir hasil karyanya banyak di sukai oleh para pecinta keris, mengukir bukanlah

4

suatu pekerjaan yang mudah akan tetapi pekerjaan yang membutuhkan kerajinan dan ketekunan untuk menghasikan karya yang sangat bagus. Mengukir atau membuat warangka keris sudah menjadi pekerjaan tetap yang dia tekuni secara serius mulai tahun 1994 sampai sekarang, walaupun pada awalnya kurang tertarik untuk menjadi pengrajin warangka keris (mranggi). Pembutan warangka atau sarung keris walaupun tergolong seni plagiat terhadap hasil karya warangka terdahulu akan

tetapi Asrum terus berkarya dan membuat pola-pola baru tanpa menghilangkan pakem yang telah ada. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin canggih, seakan segala sesuatu diukur oleh mesin untuk memudahkan suatu pekerjaan, akan tetapi mengukir pada warangka keris tidak semudah yang

dibayangkan, maka mengukir warangka keris mau tidak mau harus dikerjakan dengan menggunakan cara manual, walau tidak dapat dipungkiri peralatan mesin dapat membantu dalam proses pengerjaan ukiran pada warangka keris. Dengan kata lain pengerjaan seni ukir waragka keris dikerjakan denga tangan sepenuhnya. Di Palongan Asrum bukanlah satu-satunya ahli seni ukir warangka keris, akan tetapi seni ukir warangka karyanya mempunyai gaya yang berbeda dari seni ukir hasil karya para pengrajin yang ada di Palongan. Oleh sebab itu secara tidak langsung terjadi kompetisi diantara para pengrajin untuk saling menonjolkan ide dan kreatifitas dalam berkarya.

5

Selain sebagai sumber penghasilan membuat warangka keris atau mengukir bagi Asrum merupakan kebanggaan tersendiri dapat

melestarikan budaya bangsa yang diakui dunia. Aktivitas pembuatan warangka yang dilakukan oleh Asrum Telah banyak dikenal oleh masyarakat pecinta tosan aji, Kehadiran produk kerajinan warangka keris karya Asrum didalam kehidupan pecinta tosan aji selain untuk memenuhi kebutuhan fisik juga untuk memenuhi kebutuhan estetik. Oleh sebab itu produk kerajinan warangka keris karya Asrum sangat berfariasi mulai dari warangka keris, sarung tumbak, sarung pedang, sarung kujang serta segala sesuatu yang berkaitan dengan benda tosan aji disesuaikan dengan permintaan. Ragam Seni Ukir Warangka Keris di Sumenep Keanekaragaman bahan baku, bahan bantu, dan bahan finishing sangat berpengaruh bahkan menentukan kualitas barang yang dihasilkan. Kualitas barangitu berkaitan langsung dengan nilai barang. Nilai barang dalam konteks ini adalah pemberian penghargaan secara financial atas suatu hasil karya seni yang didasarkan pada tingkat keberhasilan suatu produk. Keberhasilan itu diukur dari terpenuhinya tuntutan mutu proses, mutu produk, mutu estetik, mutu fungsi, dan mutu layanan sesuai dengan kreteria produk karya seni. Sampai sekarang, kegiatan penciptaan warangka tergolong industri seni tradisional itu, masih keris yang segi

menunjukan

6

kemanfaatannya yang besar di zaman tekhnologi yang serba canggih ini. Oleh sebab itu, aktifitas dan penciptaan produk seni warangka keris di Palongan Bluto Sumenep yang didukung oleh latar belakang historis, geografis, kondisis-kondisi social, ekonomi, budaya, seni dan agama justru makin menarik perhatian untuk dibahas secara seksama sehingga diperoleh berbagai penjelasan yang memadai atas masalah-masalah yang timbul. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberika serangkan jawaban atas diskusi-diskusi yang meragukan eksistensi dan

kelangsungan hidup seni-seni tradisional Indonesia ditengah gejolak perubahan dan perkambangan zaman yang berlangsung cepat. Perdagangan dan transaksi dalam upaya pengembangan karya kerajinan warangka keris dan komoditi sangat berarti. Pasar dan tingkat pemesanan dari para pecinta keris menjadi barometer geliat

perkembangan produk kerajinan warangka keris sebagai kerajinan local. Banyaknya transaksi dan pengembangan produk dapat dilihat disini, maju mundurnya dunia kerajinan dan bahkan prediksi masa depan sektor kerajinan warangka keris juga dapat diukur dari perkembangan pasar yang ada. Fungsi lain dari pasar bagi keberadaan seni ukir warangka adalah sebagai sarana promosi dan pengenalan hasil karya warangka keris kepada para pecinta tosan aji Indonesia dan luar negeri. Inovasi yang kurang dalam penciptaan warangka keris walau diakui sudah pakem yang harus dikuti dalam hal penciptaan warangka keris akan dapat memunculkan kebosanan produk. Keberadaan produk yang telah ada

7

perlu disikapi dengan pengembangan desain produk kerajinan warangka berikutnya. Oleh karena itu diperlukan dokumentasi hasil karya untuk menjadi sumber pijakan penciptaan warangka keris berikutnya. Selain itu pendokumentasian dapat menyelamatkan kekayaan bangsa yang lahir dari tangan kreatif anak bangsa. Jika pendokumentasian dilakukan dengan baik diharpakan tangan-tangan asing tidak dengan mudah mengatasnamakan hak kepemilikan dengan pengakuan hak cipta. Inilah yang perlu dilindungi dan dikembangkan guna menjaga pengembangan kerajinan warangka keris di Palongan Sumenep khususnya dan Indonesia umumnya. Selain itu dengan menjadi perajin warangka keris dan menjadi sumber penghasilah diharapkan dapat menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Oleh karena seni ukir warangka merupakan suatu bentuk kerajinan yang perlu dilestarikan dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia pada umumnya sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang dulu. Yang pada hal ini, palongan adalah salah satu daerah di kabupaten Sumenep yang sebagian besar masyarakatnya adalah pengrajin seni ukir warangka, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul STUDI SENI UKIR WARANGKA KERIS KARYA ASRUM DESA PALONGAN KECAMATAN BLUTO KABUPATEN SUMENEP ANTARA TAHUN 2005 2011

8

B. Rumusan Masalah Palongan adalah perwujudan perkembangan seni ukir warangka di kabupaten Sumenep yang tetap di lestarikan dan di kembangkan sampai sekarang. Produk kerajinan seni ukir warang keris menjadi kekayaan daerah berupa hasil kreativitas masyarakatnya. Keris yang sudah di akui oleh dunia maka produk kerajinan warangka keris ikut menunjang kepentingan pasar perkerisan di Indonesia. Disisi lain, dengan

memproduksi kerajinan seni warangka kebutuhan perekonomian perajin dapat terpenuhi. Kemungkinan besar dari produk kerajinan yang telah ada selama ini bisa menciptakan motif dan gaya baru yang akan

menggairahkan pasar perkerisan di Indonesia demi pelestarian budaya bangsa yang telah lama ada hasil dari peradaban nenek moyang. Kondisi ini menarik untuk dianalisa dalam sebuah penelitian. Oleh sebab itu rumusan masalah yang dapat diangkat sebagai berikut.1. Bagaimanakah gaya dan Motif seni ukir warangka keris karya

Asrum antara tahun 2005-2011 ? 2. Demi kesejahteraan kehidupan siperajin, apakah dengan menjadi perajin warangka keris kebutuhan hidup sehari-hari dapat terpenuhi ? 3. Bagaimankah bentuk pemasaran seni warangka keris hasil karya Asrum ?

9

4. Bagaimanakah

hubungannya

dengan

pelestarian

budaya

Indonesia khususnya di Sumenep ?

C. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah Penelitiana. Ruang Lingkup Di antara sekian banyak Masyarakat di desa palongan kecamatan Bluto kabupaten Sumenep Asrum berprofesi sebagai pengrajin seni ukir warangka keris yang hasil karyanya banyak diminati oleh para pecinta keris, sebab seni ukir warangka karya Asrum lebih bagus serta memiliki gaya yang berbeda dari karya para perajin lain yang ada didesa Palongan. Pendekatan keilmuan : 1. .Sosiologi, Seni ukir warangka keris sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Palongan. 2. Seni rupa, karena seni ukir warangka keris berhubungan dengan: Kriya, cabang ilmu tangan seni yang yang menekankan dalam pada proses

keterampilan

tinggi

pengerjaannya untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni (prof. Dr. Timbul Haryono: 2002). Seni ukir pada warangka keris merupakan hasil karya seni kriya yang bukan hanya mengutamakan nilai fungsi dan guna akan tetapi juga mengandung nilai estetika.

10

Ornament, pola hias yang dibuat dengan digambar, dipahat, dan dicetak untuk mendukung meningkatnya kualitas dan nilai pada suatu benda karya seni, (Susanto, 2003). b. Pembatasan Masalah Penelitian ini memfokuskan pada seni ukir warangka keris hasil karya Asrum desa Palongan kecamatan Bluto kabupaten Sumenep antara 2005-2011 yang sebagian besar masyarakatnya adalah berprofesi sebagai pengrajin warangka.

D. Pertanyaan penelitian/Fokus penelitian Bagaimanakah gaya dan motif seni ukir warangka keris karya Asrum di desa Palongan Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep anatara tahun 2005 2011 ? Adakah pengaruh dari luar terhadap seni ukir warangka keris karya Asrum di desa Palongan Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep selama kuru waktu 2005 - 2011 ? E. Asumsi Keris merupakan warisan nenek moyang yang diakui oleh dunia yang harus lestarikan dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia agar keberadaannya tidak musnah begitu saja. Keris itu sendiri dikenal nenek moyang sejak berabad-abad tahun silam. Sedangkan warangka keris merupakan pengaman untuk menaruh bilah keris agar keris tidak mudah rusak, pada perkembangan selanjutnya para perajin warangka keris

11

memberikan ornament pada warangka dengan motif serta gaya-gaya tertentu agar tampilan lebih indah dan menarik untuk dinikmati. Maka dari itu, keris merupakan karya anak bangsa yang harus dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi muda sebagai warisan leluhur.

F. Tujuan Penelitian - Mengetahui hasil seni ukir warangka yang telah dibuat Asrum antara 2005-2011. - Mencari tahu tentang gaya dan motif seni ukir warangka keris karya Asrum di desa Palongan Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep antara tahun 2005-211. - Mengamati apakah ada pengaruh dari luar terhadap seni ukir warangka keris karya Asrum di desa Palongan Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep antara tahun 2005-2011. - Apakah ada pegaruh agama terhadap gaya dan motif seni ukir warangka keris karya Asrum di desa Palongan Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep antara tahun 2005-2011. G. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis

12

- Sebagai tambahan wawasan pengetahuan tentang seni ukir warangka keris terutama seni ukir warangka keris hasil karya Asrum antara tahun 2005-2011. - Dokumentasi seni ukir warangka keris hasil karya Asrum antara tahun 2005-2011. - Manfaat keilmuan melalui penelitian seni ukir warangka keris. Mengetahui motif dan gaya seni ukir warangka keris karya Asrum di desa palongan kecamatan Bluto kabupaten Sumenep antara tahun 2005-2011. - Sebagai bahan referensi para mahasiswa seni rupa Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dan masyarakat umumnya. b. Bagi orang lain - Penelitian ini bagi peneliti lain, dapat digunakan sebagai bahanpertimbangan untuk penelitian berikutnya. - Memberikan pengetahuan bagi para pembaca tentang seni ukir warangka keris. H. Metode Penelitian Dalam melaksanaka penelitian dilakukan beberapa metode

pendekatan untuk mendapatkan hasil yang akurat, adapun metode tersebut adalah sebagai berikut.

13

1.Metode Pendekatan a. Pendekatan Estetis Pemaknaan estetis sudah banyak peneliti yang mencoba

membatasi pandangan kata estetis tersebut. Para peneliti sering menyamakan istilah estetis dengan keindahan dalam filsafat keindahan. Ada juga yang menggunakan estetis dikomparasikan dengan estetika, tetap merupakan istilah mengenai keindahan atau unsur-unsur yang melibatkan keindahan. Pemaknaan estetis menjadi tidak terbatas, cakupannya luas. Penelitian ini membatasi pada aspek visual, material,atau aspek-aspek lain yang terambil dari sebuah sampel penelitian. Aspek-aspek tersebut terdapat pada kerajina seni ukir warangka keris karya Asrum desa

Palongan kecamatan Bluto kabupaten Sumenep antara tahun 2005-2011. b. Pendekatan Sosiologis Kata sosiologis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata, sosius yang berarti kawan atau masyarakat dan logos yang berarti ilmu pengetahuan atau pikiran. Dengan demikian sosiologi berarti ilmu pengetahuan bagaimana kita hidup berkawan, berteman, bermasyarakat, atau dengan kata lain sosiologi ialah ilmu tentang masyarakat atau ilmu yang mempelajari masyarakat manusia.

14

Pendekatan sosiologis disini mencakup kegiatan masyarakat yang saling beinteraksi diamana masyarakat atau pecinta tosan aji sebagai konsumen yang mempengaruhi terhadap penjualan warangka keris karya Asrum. Interaksi antara perajin dan konsumen dengan pelayanan yang baik dan memuaskan akan menarik banyak konsumen atau pecinta seni ukir warangka sehingga akan menghasilkan keuntungan. Dan pengenalan karya seni ukir warangka keris pada masyarakat di sumenep maupun luar kota bahkan luar negeri. Warangka berukir atau tidak berukir pasti di butuhkan oleh pecinta tosan aji untuk melindungi pusaka miliknya baik warangka yang telah rusak atau mengganti warangka yang telah ada dengan warangka baru agar tampilannya lebih indah. Warangka yang bagus akan banyak dicari oleh para pecinta tosan aji demi pemuasan batin, maka perajin dengan hasil karya bagus akan mendatangkan banyak pelanggan. Jadi masyarakat dengan perkembangannya mampu menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya karena memiliki kebutuhan yang sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. c. Pendekatan Ekonomi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, ekonomi adalah pengetahuan da penelitian mengenai asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasukan dan pamakaian barang serta kekayaan; penhematan, menjalankan usaha menurut ajaran ekonomi.

15

Para ahli ekonomi mengnalisis modernisasi berdasarkan modelmodel pertumbuhan ekonomi, standart hidup, pendapatan perkapita dan pertumbuhan industri. Para ahli sejarah mendefinisikan modernisasi mengarah pada perspektif evolusioner yang mencakup transisi multilinier masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang lebih maju. Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian pasar ini terlihat dari kemajuan akan adanya periklanan, majalah, televisi, komputer, dan kecepatan internet yang memiliki kecepatann mengakses kebeberapa penjuru dunia. Maju mundurnya persaingan pasar di Indnesia berdasarkan pada keadaan-keadaan riel seperti krisis moneter, nilai mata uang, dan sistem yang dijalankan. Perkembangan dari seni ukir warangka keris karya Asrum tidak lepas dari sistem perekonomian yang ada di Indonesia. Pada dasarnya besar kecil, banyak sedikitya pengeluaran ditentukan oleh harga dan tingkat penjualan. Ekonomis baik dari segi barang, harga hingga kualitas hasil karya. Jadi sebuah pasar berkembang sesuai dengan

perkembangan ekonomi suatu negara, kemajuan teknologi, dan besarnya minat konsumen (kualitas, kuantitas dan pelayanan). 2. Populasi dan Sampel a. Populasi Dalam kamus riset dijelaskan oleh komarudin yang dimaksud dengan populasi adalah :16

Semua individu yang menjadi pengambilan sampel. Pada kenyataannya populasi itu adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat tertentu yang barkaitan dengan masalah penelitian. Kasus-kasus dapat berupa orang, barang, binatanng, hal atau peristiwa. Sekiranya populasi itu terlalu banyak jumlahnya, maka biasanya diadakan sampling.1 Pada penelitian ini yang diambil adalah karajinan seni ukir warangka keris karya Asrum desa Palongan kecamatan Bluto kabupaten Sumenep. b. Sampel/Sampling Sampling atau sample berarti contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian, tujuan penentuan sample ialah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi, suatu reduksi terhadap jumlah objek penelitian. Tujuan lainnya dari penentuan sample ialah untuk mengemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari populasi dan unutk menarik generalisasi dari hasil penyelidikan.2 Dalam penelitian ini sample yang digunakan adalah purposive sampling, karena data yang diambil adalah berdasarkan populasi yaitu karya seni ukir warangka keris karya Asrum antara tahun 2005-2011. Sehingga, pada sample yang digunakan dalam penelitian ini hanya tertuju pada seni ukir warangka keris hasil karya Asrum antara tahun 2005-2011. 3. Metode Pengumpulan Data Beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :Komarudin, Kamus Risert (Bandung: Angkasa, 1984),dalam mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 2004). P.53.2 1

Mardalis, Metode Pendekatan Suatu proposal (Jakarta: Bumi Aksara,2004).

17

a. Metode Observasi Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil pembuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.3 Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada responden yang dituju, untuk memperoleh atau informasi yang di butuhkan. b. Metode Wawancara / Interview Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatka keterangan-keterangan lisan melalui bercakapcakap dan dan berhadapan muka dengan orang yang dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Wawancara yang dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh data yang tidak tercapai hanya dengan pengmatan, karena banyaknya responden sebagai objek yang terlibat dalam pengumpulan data penelitian tersebut. Sehingga dapat dicapai baik secara lisan maupun tulisan yang tidak dapat diperoleh langsung dilokasi yang ada. c. Metode Dokumentasi

3

Ibid., p.63

18

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prsasti,notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini, bertujuan untuk mempermudah data atau mencatat variabel yang sudah ditentukan dan melengkapinya agar mendapat bukti yang nyata seperti foto-foto hasil karya seni ukir warangka karya Asrum antara tahun 2005-2011. 4.Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam memperoleh data

adalah pendekatan kualitatif sehingga akan menghasilkan data deskriptif baik berupa data lisan maupu tulisan. Data deskriptif adalah untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi mengenai kendala-kendala saat ini, dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang ada.4 Dalam penelitian yang dilaksanakan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Saifuddin Azwar sebagai berikut. Pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunak logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa pendekatann kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hipotesis melainkan usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berpikir formal argumentatif.4

Mardalis, Op. Cit., p.26.

19

Analisis yang dilakukan yaitu dengan mengeksplanasi data secara sistematis terhadap hasil karajinan seni ukir warangka keris karya Asrum antara tahun 2005-2011 yang menjadi obyek penelitian. Sehingga akan diketahui gaya dan motif dari seni ukir warangka keris karya Asrum antara 2005-2011. Analisis lebih lanjut melihat gaya dan motif baru seni ukir warangka keris karya Asrum.5

5

Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2004). P.5.

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUALA.Kajian Pustaka Landasan teori, dalam melaksanakan penelitian merupakan hal yang sangat penting. Sebab dedngan landasan teori penulis mempunyai pedoman untuk mengadakan penelitian serta digunakan untuk

menjabarkan masalah-masalah yang sesuai dengan obyek Agar hasil penelitian sesuai dengan keinginan,

penelitian. peneliti

maka

menggunakan buku-buku, catalog, majalah, artikel-artikel di internet dan media-media lain yang menunjang penelitian. Pembahasan yang menyangkut aktivitas hidup dan perniagaan masa lampau di sumenep cukup banyak. Namun, sumber tulisan yang membahas tentang seni kerajinan ukir warangka keris di daerah itu sangat sedikit dan parsial. Referensi yang ada, pada umumnya pada umumnya merupakan karya tulis dalam bentuk uraian singkat, penampilannya terpisah-pisah atau sepotong-potong, dan belum dirangkai sebagai suatu keutuhan pembahasan dalam konstruksi historis. Dengan demikian, penjelasan-penjelasan mengenai seni ukir warangka keris di Sumenep itu merupakan bagian kecil dari kerangka pemikiran yang luas, atau

21

merupakan integral pembahasan umum yang menyangkut substansi sosial-politik, sosial-ekonomi, atau sosio-kultural. Pembuatan kerajinan seni ukir warangkan keris ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Sumenep yang tetap dilestarikan dan

dikembangkan sampai sekarang sebagai sumber penghidupan dan sumber penghasilan bagi perekonomian mereka sehari-hari demi meraih masa depan yang lebih baik. Seperti yang dilakukan oleh Asrum warga desa Palongan Bluto Sumenep seorang ahli warangka keris yang sering disebut dengan mranggi. Karya-karyanya sudah banyak dikenal oleh para pecinta tosan aji Indonesia dan luar negeri, berbagai jenis warangka yang dia kerjakan mualai dari warangka keris, tumbak, pedang, kujang,dan sebagainya sesuai dengan permintaan para pemesan yang kemudian mengenai ornamen atau ukiran dikembangkan oleh Asrum. Seni Ukir Menurut Soepratno,B.A. didalam bukunya Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa diterangkan bahwa ukir kayu adalah cukilan berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-elung saling-jalin menjalin, berulang dan sambung-menyambung sehingga mewujudkan suatu hiasan. Dalam keterangan lain disebutkan bahwa Seni ukir adalah seni yang menggunakan bidang datar kemudian dibentuk bagian-bagian cekung dan bagian-bagian cembung yang menyusun suatu gambar yang

22

indah. Pengertian ini kemudian berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan yang lain. Buku ornament dengan judul Ornamentik Indonesia karangan (Y.Sudarjo 1990:1) buku ini menyebutkan arti dari ornament menghias atau membuat indah yaitu : Ornament menurut asal katanya Ornament berasal dari Ornare (bahasa latin) yang berarti menghias atau membuat indah. Dalam arti yang khusus ornament adalah bentuk karya seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat pada sesuatu benda agar benda tersebut bertambah indah. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa warangka karya Asrum serta ornament atau ragam hias yang diterapkan pada warangka adalah termasuk seni ukir, bertujuan dengan di berikannya ornament atau ragam hias pada warangka keris adalah untuk membuat tampilan warangka keris lebih indah. Oleh karena seni ukir termasuk seni kerajinan dan kriya, berikut ulasan tentang kerajinan dan kriya. Berkaitan dengan arti dari seni kriya Gustami juga mengatakan bahwa: Seni kriya dalam bahasan seni ialah suatu karya seni yang unik dan karakteristik yang didalamnya mengandung muatan nilai-nilai yang mantap dan mendalam menyangkut nilai estetik, simbolik, filosofis dan fungsionalnya. Oleh karena didalam perwujudannya didukung crafman

23

ship tinggi, akibatnya kehadiran seni kriya termasuk dalam kelompok seni adiluhung. Dari pernyataan tersebut dapat simpulkan bahwa Kerajinan seni ukir warangka keris karya Asrum di Desa Palongan kec.Bluto Kabupaten Sumenep, Jawa Timur merupakan seni kriya. Karena Kerajinan seni ukir warangka keris dibuat dengan ketrampilan tangan oleh seorang ahli atau mranggi yang berwujud tiga dimensi. Kerajinan seni ukir warangka keris juga mempunyai nilai estetika. Kerajinan adalah salah satu jenis produk yang memiliki nilai seni dan karakteristik tersendiri, merupakan keunikan yang membedakan dengan produk yang lain. Pengertian kerajinan menurut M. Soehaji adalah craft yang dalam bahasa latin kuno adalah texon dalam bahasa yunani berarti kemampuan untuk memproduksi suatu hasil yang belum diketahui terlebih dahulu dengan bantuan pembuatan yang benar-benar terkehendaki

terarah.6 Seni kerajinan menurut kata harfiahnya adalah dari sifat rajin manusia. Namun harus disadari bahwa titik berat dari pada penghasilan atau pembuatan seni kerajinan, bukanlah dari sifat rajin itu (sebagai lawan dari pada sifat malas) tetapi lahir sifat terampil atau keprigalan tangan kita. Keteranpilan ini didapat dari penagalaman dengan tekun bekerja saja yang dapat meningkatakan caraatau teknik penggarapan serta memperdalam hasil kualitas kerja seseorang yang akhirnya memiliki keahlian bahkan kemahiran dalam potensi sesuatu.76

M. Soehaji, Seni dan Kerajinan, dari Principle of Art and Craft by Collyng wood, (Yogyakarta: STSRI ASRI, 1981),p,1. 7 Kusnadi, Peran Seni Kerajina (Tradisional dan Baru) dalam pembangunan, Majalah seni,XVII (Oktober 1983),p.2.

24

Keunikan yang terdapat dalam produk kerajin adalahh hasil dari tangan-tangan terampil sehingga sering disebut dengan produk hand made. Produk kerajinan sebagian basar hasil dari kerja tangan dan jika menggunakan mesin masih bersifat manual.Demikian diungkapkan lebih lanjut oleh M. Soehaji bahwa yang menjadi ciri khas kerajinan adalah dihasilkan produk tersebut dengan alat-alat sederhanan (manual skill). Produk tersebut meliputi berbagai perabot kebutuhan sehari-hari yang terbauat dari kayu, besi, porsellin, gading, batu-batuann dan sebagainya yang memungkinkan untuk diolah. Kerajinan banyak dikembangkan oleh masyarakat kecil sehingga kerajinan banyak berkembang diarea home industry atau industry rumah tangga. Hal ini menyebabkan definisi khusus yang membedakan kerajinan dengan produk-produk yang telah dihasilkan oleh industry besar. Dalam tulisan Soeri Soeroto menjelaska bahwa kerjinan adalah usaha produktif di sector non pertanian baik merupakan merpakan mata pencahariann utama atau sampingan, karena ituu adalah usaha ekonomi dilihat dari besarnya cara dan kegiatan, maka usaha kerajinan masih belum memasuki tingkat pabrik dan baru tingkat kerajin rumah tangga dan industry. Dalam Ensklopedia Indonesia menekankan kerajinan pada unsur nilai seni yang dimiliki oleh suatu barang. Disebutka bahwa kerajinan adalah seejenis kesenian yang menhasilkan berbagai perabot, barang-barang hiasan atau barang-barang anggun yang masingmasing bermutu kesenian.88

T.S.G. Mulia dan Hiding K.A.H. , Ensklopedia Indonesia (Bandung: Van Hoeves Gravenhage, 1980), p. 779.

25

Pengertian

kerajinan

dipadankan

dengan

istilah

craft

atau

handicraft dalam Encyclopedia of the Art menjelaskan bahwa Handicraft is productive creative work done by hand, with the aid of simple tools and machines Kerajinan adalah karya yang kreatif dan produktif yang dikerjakan tangan, dengan bantuan alat-alat sederahana dan mesin. The new oxford thesaurus of English, menyatakan bahwa handicraft, terdiri atas dua susunan kata, yaitu handy dan craft. Jika diberika pengertian, handy memilki pengertian sebagai berikut; (1) Convenint too handle or use; (2) Useful ready to hand; Convenint. Practical, easy-to-use, well-desighned, user-friendly; skilled,dexterous, deft, nimble-figered, adroit, practical, able, adept, proficient.capable; masterly, gifted, talented, exper, clever with ones hands good with ones hands.9 (1) Menyenangkan untuk menggunakkan tangan; (2) Bermanfaat untuk tangan; menyenangkan, praktis, mudah untuk menggunakan, dirancang dengan baik, mudah dioperasikan, beorentasi pemakai,sangat menolong, fungsional, dapat diperbaiki, bermanfaat; (3) Mahir, trmpil, tangkas atau pantas, cepat, cepat ditunjuk, cakap, praktis, mampu, ahli, pandai; mengagumkan, dikaruniai; berbakat; pandai dengan tangan seseorang, baik deengan tangan seseoarang. )

9

The New Oxford Thesaurus of English. (USA: Oxford University prees, 2000), P. 236.

26

The oxford Dicionary of English, menyatakan bahwa craft adalah: (1) An activity skill in making things by hand,work or objects made by hand, a skilled acivity or profession, skill in carrying out ones work, skill used in deceiving others, the members of a skilled; (2) Exercise skill in making (something).10 (1) Suatu aktivitas yang menyertakan keterapilan didalamnya membuat hal dengan tangan, pekerjaan atau objek dibuat dengan tangan, suatu profesi atau aktivitas terampil, keterampilan didalam menyelasaikan pekerjaan seseorang, keterampilan menggunakan orang lain, suatu anggota terampil; (2) Berlatih keterampilan didalam membuat sesuatu. Dalam The new oxford Thesaurus of English, memberikan

penbertian terhadap craft,sebagaiberikut: (1)Skill; Skilfulness, facility, ability, competence, art, technique, aptitude, talent, flair, gift, genius, cleverness, knack; artistry, mastery, dexterity, dexterousness, craftsmanship, workmanship, exepertness, exepertise, proficiency,adroitnes, deftness, ingeuinity, virtuosity; (2) Activity; pursuit, occpotion, work, line, of work, proffesion, job, business, line of business, trade, employment, position, post, situation, career, mtier, vocation, calling, skill, field; (3) Cunning, craftness, guile, wellness, artfulness, deviousness, slyness, trickery, trickness, duplicity, dishonesty, cheating, deceitfulness, deceit, deception, sharp practice, chicanery, intrigue, scheming, strategy, subterfuge, schemes, stratagems, tactics, manovers, tricks, ruces,11 (1)Keterampilan; kamahiran, fasilitas, kemampuan atau wewenang, seni, teknik, keserasian, bakat, hadiah, genius, kepinteran, ketangkasan; kesenimanan penguasaan ketrampilan, tangkas/pantas, kerajinan tangan, pengerjaan, kemahiran, keahlian, kecakapan, keamahiran, ketrampilan, kecerdikan, keahlian dalam teknik; (2) Aktivitas; Pengejaran, jabatan; pendudukan, pekerjaan, garis, tenteng pekerjaan, profesi, pekerjaan,10

The New Oxford Thesaurus of English. (USA: Oxford University prees, 2000), P. 239. 11 The New Oxford Thesaurus of English. Op. Cit., P.236.

27

bisnis, jalur usaha, perdagangan, ketenaga-kerjaan, posisi, situasi, karier, pekerjaan, atau profesi, lapangan kerja, pemanggilan, ketrampilan, bidang; (3) Akal cerdik akan, kecerdikan, terpencil, licik, tipu daya, muslihat; Penyalinan, ketidak jujuran, menipu, kecurangan, penipuan, praktek penipuan, intrik, rencana, strategi, dalih, rencana, tipu daya, taktik, maneuver, muslihat, tipuan. Berdasarkan pada arti tersbut, handicraft dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a. Kemampuan yang dimiliki seseorang dengan menggunakan keterampilan tangan untuk mrnciptakan sesuatu.b. Karya yang dihasilkan bersifat akrab dan mudah digunakan,

fungsional, mempunyai penampilan yang menarik dan indah.c. Memiliki ciri keterampilan, kemampuan, berbakat, dan lebih

menekankan skill yang dimiliki dalam pembuatannya. d. Dapat pula diartikan sebagai kecerdasan, strategi, trik, taktik, trik, garis bisnis, fasilitas, teknik dan seni. Kerajinan beragam mediumnya, salah satu medium yang tidak asing bagi masyarakat adalah kayu. Pengerian kayu menurut Soeyanto Besar. M. Fx yaitu bahan yang kita dapat dari tumbuh-tumbuhan dalam alam, termasuk vegetasi hutan.Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud disini adalah pohon-pohonan (trees)12

12

Soeyanto Besar. M. Fx, Pengantar Perkayuan (Yogyakarta: Kanisius, 1974), p. 9.

28

Dalam Ensklopedi Nasional Indonesisa disebutkan bahwa kayu suatu bahan keras berserat yang terletak di antara kulit dan hati pohon, ahli biologi menyebutkan xilem (xylem) 13 Pengertian kayu di dalam Ensklopedi umum di uraikan sebagai berikut. Botani, bagian atang perdu dan pohon dibuat oleh cambium. Meskipun di desak oleh bahan-bahan lain (alamiah dan sintesis), kayu tetap digunakan untuk bahan-bahan bangunan,ala rumah tangga, dan pembuat kertas14. Sejak dari dulu kayu di manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari mulai dari kayu bakar hingga perabot rumah tangga bahkan saat ini menjadi bahan kerajinan yang sangat digemari masyarakat. Di jelaskan J.B. Janto bahwa : Kayu adalah bahan yang sangat penting untuk membangun atau perabot rumah sebab kayu mudah dikerjakan dan mempunyai berat jenis yang lebih ringan dari bahan-bahan yang lain, kecuali itu kayu mempunyai sifat-sifat yang baik. Misalnya kenyal dan kuat, dapat memikul beban atau bahan yang berat, kayu ada yang dapat digunakan untuk bahan kertas, pensil, korek api dan barang-barang karajinan.15 Produk kerajinan kayu berkembang pesat di Indonesia. Kawasan Indonesia yang termasuk kawasan tropis membuat berbagai macam tumbuhan termasuk golongan keras (tanaman perdu) tumbuh subur di Indonesia. Dari segi bahan dapat dikatakan sangat melimpah, sehingga mengenai bahan dasar kerajinan tidak kesulitan. Keuntungan seperti ini dirasakan berbagai pihak seperti pengusaha kayu lapis, permebelan13

Tim Penyusun, Ensklopedi Nasional Indonesia (Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1990), P. 234. 14 A.G. Pringgodigdo, Enskolopedi Umum (Jakarta: Kanisius,1977), p.538. 15 J.B. Pengetahuan Sifat-Sifat Kayu (Yogyakarta: Kanisius 1979), p.7.

29

sampai industry kerajinan. Hutan Indonesia yang masih subur adakah potensi alam yang bisa digunakan secara bijak untuk kesejahteraan masyarakat luas. Adanya penyimpangan memang diakui tidak sedikit oleh karena itu pengwasan terpadu dan kerja sama berbgai pihak perlu ditingkatkan guna menjaga kelestarian hutan sebagai paru-paru bumi dan kesejahteraan masyarakat. Tijauan Desain Seni ukir sangat erat kaitannya dengan desain, maka untuk membentuk seni ukir yang indah maka dibutuhkan desain yang indah pula untuk mendukung hasil akhir yang baik dari ukiran tersebut. Secara etimologis kata desain berasal dari kata designo (itali) yang berarti gambar. Kata ini diberi arti baru dalam bahasa Ingris pada abad ke 17 yang digunakan untuk membentuk school of design pada tahun 1836. Makna baru tersebut dalam prektek sering kali samakna dengan kata craft. Pada abad ke 19 kata desain diberi bobot sebagai art dan craft yaitu paduan antara seni dan keteramilan. Perkembangan istilah desain tidak hanya terjadi pada dunia seni rupa, tetapi hampir semua bidang keilmuan, misalnya bidang keteknikan munculnya engineering design (rancangan rekayasa), arsitektur dengan building design. Dalam dunia seni rupa di Indonesia kata desain sering kali dipadankan dengan reka bentuk, reka rupa, perupaan, anggitan, rancangan, rancang bangun, gagas rekayasa, perancangan, kerangka,30

sketsa ide, gambar, busana, hasil keterampilan,karya kerajinan, kriya, teknik presentasi, penggayaan, komoniksi rupa, susunan rupa, tata rupa, tata warna, ukiran, motif, ornament, grafis, dekorasi (tata benda) atau menata, mengkomposisi, merancang, merencana, menghias, memadu, menyusun, mencipta, berkreasi, menghayal, merenuung, menggambar meniru gambar, menjiblak gambar, melukiskan, menginstalasi, menyajikan karya (tata kerja),dan lain-lain.16 Perkembangan istilah desain di Indonesia semakin dirasakan seiring dengan program pemerintah mengadakan percepatan dalam

bidang IPTEK. Istilah desain menekankan bobot keteknikan seperti teknik mesin, teknik elektro, teknik industry, teknik arsitektur, teknik kimia, teknik fisika, tetapi istilah desain dala formolasi program studi dilingkunga perguruuan tinggi tetap berada dibawah naungan ilmu seni seperti jurusan desain komonikasi visual yang mengganti jurusan propagandadan reklame dan desain interior yang menggantikan nama seni dekorasi, Di Fakultas Seni Rupa dan Desain. Munculnya pelbagai perguruan tinggi yang membuka jurusan desain di karenakan kesadaran masyarakat akan peluang dan pentingnya profesi ini yang semakin meningkat, terutama di kalangan industry dan biro konsultan yag semakin tinggi. Seiring dengan itu bermunculan pakar dan ahli desain dari pelbagai disiplin ilmu. Diungkapkan oleh Bruce Nussbaum, 1997 bahwa desain adalah wahana pembantu untuk melaksakan inovasi pada pelbagai kegiatan industry dan bisnis. Di jelaskan lebih jauh mengenai desain sebagai usaha inovasi untuk masa depan. Oleh Ideo dijelaskan bahwa desain adalah suatu tindakan yang16

Agus Sachari dan Yan Yan Sunarya, Op. cit., p. 2.

31

memberikan jaminan inovasi pruduk di masa depan. Sedangkan Widagdo mengungkapkan bahwa desain adalah salah satu manfestasi kebudayaan yang berwujud dan merupakan produk nilai-nilai untuk kurun waktu tertentu. Perkembangan ilmu desain yang memenuhi hampir semua disiplin Ilmu, menurut bidang masing-masing untuk bekerja keras dalam meningkatkan profesionalitas dan hasil karya. Ilmu seni rupa juga melahirkan karya dan tokoh-tokohnya. Pendekatan desain dalam penciptaan produk diungkapkan oleh Murtihadi Gunanto bahwa desain adalah suatu konsep pemikiran untuk menciptakan sesutu melalui

perencanaan sampai terwujudnya barang jadi, atau desain adalah suatu rencana yang terdiri dari beberapa unsur untuk mewujudkan suatu hasil karya yang nyata.17 Desain adalah pengorganisasian atau penyusunann elemenelemen visual seperti garis, warna, ruang, tekstur, tone, bentuk, cahaya dan lain-lainnya elemen seni rupa itu sedemikian rupa sehingga menjadi kesatuan organic harmonis antara bagian-bagian dengan

keseluruhannya.18 Unsur-unsur desain adalah garis, bentuk, ukuran, tekstur, nilai dan warna.17

Murtihardi Gunanto, Dasar-Dasar Desain (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982), p. 15. 18 Fajar Sidik dan Aming Prayitno Desain Elementer (Diktat Jurusan Seni Lukis STRSI ASRI), p. 3.

32

a). Garis Garis adalah suatu goresan atau batas limit dari suatu benda, massa, ruang, wasrna dan lain-lainnya. Garis mempunyai dimensi, memanjang, mempunyai arah dan sifat seperti pendek, panjang,vertical, horizontal,lurus, melengkung dan seterusnya19. Definisi garis diungkap lebih sederhan oleh Wicius Wong yaitu jika sebuah titik bergerak, jalan yang dilaluinya membentuk garis. Garis mempunyai penjang tanpa lebar, mempunyai kedudukan dan arah, kedua ujunya merupakan titik. Garis merupakan sisi sebuah bidang.20 b). Dimensi Hue Hue adalah rona warna atau corak warna yaitu karakteristik atau cirri khas yang digunakan utuk membedakan warana yang satu denag warna yang lain. Hue didalamnya menyangkut klarifikasi warna, nama warana dan jenis warna. Warna Hue mdiklarifikasiakan menjadi 5 yaitu : 1). Warna Primer Merupakan warna pokok yang tidak dapat dibentuk oleh warna lain, tetapi dapat membentuk warna lain, Warna primer berupa merah, kuning . biru.

19 20

Fajar Sidik dan Aming Prayitno, Op. Cit., p. 3. Wicius Wong , Beberapa Asas Merancang Dwi Matra (Bandung: ITB, 1986), p. 3.

33

2). Warna sekunder Merupakan pencmpuran warna-warna primer berupa warna jingga, hijau, orange. 3). Warna Intermediate Merupakan warna perantara seperti kuning kehijauan, biru keunguan, merah kekuningan, dan lain-lain. 4). WranaTertier Merupakan pencampuran warna-warna sekunder 5). Warna Kuarter Merupakan percampura warana tartier. Warna Hue dibedakan dalam 2 jenis yaitu :a. Warna panas meliputi merah, merah orange, orange, kuning

orange, kuning. b. Warna dingin meliputi biru, biru ungu, ungu hijau, hijau. 2). Dimensi Value Value adalah dimensi mengenai terang gelap atau tua muda warna. Value dapat juga disebut tone atau nuansa. Value merupakan nilai gelap terangnya untuk memperoleh kedalamam karena pengaruh cahaya. Value juga disebut suatu gejela cahaya yang menyebabkan

34

perbedaan pancaran suatu obyek. Tingkatan dari pigmen warna menhasilakan warna putih , abu-abu sedangkan abu-abu gelap hingga hitam sehingga disebut skala value. 3). Dimensi Intensity Intensity adalah cerah suramnya warna. Dalam intesitas warna

dikenal dengan warna murni dan warna kotor. Warna murni adalah yang intensitasnya tertinggi, yang merupaka warna tercerah adalah warna-warna pelangi. Warna kotor adalah warna kusam. c). Ruang Ruang adalah bentuk dua atau tiga dimensional, bidang atau perluasan positif yang dibatasi oleh limit, bentuk dari ruang adalah bulat, persegi, runcing, sempit, lebar, datar, kubus dan lain-lain.21 d). Tekstur Adalah nilai raba pada permukaan benda baik itu nyata atau semu. Tekstur nyata yaitu apabila diraba secara fisik (nyata) benda itu benarbenar bisa diraba contohnya ampelas, gergaji, kayudan lain-lainnya. Sedangkan tekstur semu adalah tekstur y ang mempunyai nilai raba fisik halus atau tapi berkesan nyata, hal ini disebabkan adanya efek dekoratif dari susunan garis, pola warna tone gelap terang, tekstur dibagi 3 yaitu, tekstur kasar, sedang, halus.

21

Fajar Sidik dan Aming Prayitno, Op. Cit., p. 5.

35

e). Ukuran Ukuran adalah hubungan antara satu benda dengan benda lain disekitarnya. Termasuk manusia. f). Bentuk Bentuk menurut W.J.S. Purwadarminta adalah bangun wujud, rupa.22 Bentuk sebagai aspek visual dalam seni rupa diungkapkan oleh Soedarso Sp. Bahwa bentuk adalah aspek visual dan wujud suatu hasil seni tidak lain adalah bentuknya yang terlihat itu, kalau terlihat bentuk maka terlihatlah wujudnya demikian pula bila terlihat dua aspek atau lebih bagian-bagian yang tergantung menjadi satu membentuk hasil seni tentu saja yang dimaksud adalah wujud yang khas, wujud dalam beberapa hal yang mempengaruhi kita. Diungkapkan lebih rinci mengenai bentuk oleh Wicius Wong bahwa bentuk merupakan raut yang memiliki ukuran, warna, dan barik tertentu (tekstur). Macam-macam bentuk dapat berupa titik, garis, bidang, gempal. Warangka Keris Warangka keris seperti kita ketahui adalah untuk menaruh atau untuk melindungi mata bilah keris, tombak atau yang lainnya, seperti dijelaskan didalam Ensklopedi Keris bahwa Warangka adalah semacam pelindung, sarung atau pengaman untuk menaruh mata bilah keris,

22

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka 1985), P. 121.

36

tombak atau senjata yang lainnya. Sebutan warangka keris biasa dipakai di Pulau Jawa, Madura dan beberapa tempat lain di Indonesia. Dio daerah lain warangka keris lebih sering disebut dengan sarung keris. Warangka dan perabot keris yang lain antara yang satu dengan yang lain saling membutuhkan artinya keris tanpa warangka tidak dapat disebut sebagai keris dalam pengertian yang utuh, sebaliknya warangka saja tanpa bilah bukanlah keris. Di pulau Jawa serta daerah lain yang terpengaruh oleh budaya Jawa secara umum terdapat empat bentuk warangka keris seperti dijelaskan di dalam Keris Jawa Antara Nalar dan Mistik bahwa terdapat empat macam bentuk warangka yang pokok, yaitu sandhang walikat, penaggalan, ladrang atau brangah dan gayaman. Dari keempat warangka itu sandhang walikat diperkirakan sebagai bentuk warangka yang paling tua. Setelah itu muncul bentuk warangka penanggalan. Sebagia peningkatan bentuk warangka bentuk penaggalan, diciptakan warangka bentuk ladrang atau branggah ya ng lebih gagah dan tampan. Kemudian terjadi lagi penyederhanaan bentuk menjadi gayaman. Yang pada perkembangan zaman warangka bentuk penanggalan tidak lagi dipakai oleh orang kecuali untuk keris panjang dari Minangkabau. Walaupun bentuk dasar warangka pada umumnya hampir sama di berbagai daerah, karena budaya setempat, hampir setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Kerajaan dan kekuasan yang peranah ada di suatau daerah memberi pengaruh terhadap perkembangan bentuk warangka di daerah itu. Itulah sebabnya di Indonesia dikenal banyak berbagai bentuk37

warangka, misalnya gaya Surakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Madura,bali dan yang lain. Ini semua juga berpengaruh terhadap bentuk dari

pegangan atau hulu keris. Di dalam Ensklopedi Keris disebutkan perabot atau kelengkapan keris dapat dibagi atas tiga bagian utama, yakni hulu atau pegangan, atau ukiran, atau deder, atau danganan. Orang belanda mengatakan greep; Orang Inggris bilang hilt. Bagian yangkedua adalah sarungkeris atau warangka, dan yang ketiga penutup bilah atau gandar. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa warangka keris itu terdiri dari tiga komponen antara lain pegangan, warangka atau sarung, dan gandar. Buku Antropologi dengan judul Antropologi Budaya karya Roger M. Keesing, (1999:2). Menerangkan bahwa : Antropologi berarti kajian manusia, bahwa antropologi mencakup para spesialis dalam biologi manusia-dalam evolusi,ras, prilaku primat dan budaya, sebagaian meerupakan putaran sejarah akademis yang aneh. Berkaitan denagan manusia dan penciptaan karya serta adat

istiadatnya menurut Tylor 1871 dalam keesing (1999:68) menjelaskan bahwa: Keseluruhan kompleks yang melputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, kesulitan hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebisaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Menghasilkan budaya dalam pembuatan karya seni, pertunjukan dan ritual upacara untuk kepentingan kesejahteraan dan ketentraman.38

Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa buku ini ada hubungannya dengan seni ukir warangka keris karya Asrum dimana dengan pembuatan karya seni tersebut dapat menjalin hubungan harmonis antara sesama manusia sebagai anggota masyarakat yang didalamnya terdapat budaya-budaya hasil dari peradapan masyarakat itu sendiri serta karya seni yang di hasilkan digunakan sebagai media untuk melengkapi adat istiadat mereka atau untuk melengkapi acara-acara ritual demi kepentingan kesejahteraan dan ketentraman kehidupan masyarakat. Buku estetika dengan judul Estetika Makna, Simbol dan Daya). Karya Agus Sachari, 2002 JOnh Hosper (dalam Agus Sachari 2002:3) mengatakan bahwa : Estetika merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan karya seni.

39

B. Kerangka Konseptual

Bagan 2.1.

Pemaknaan Seni Ukir Warangka Keris

Seni ukir Warangka Keris

Seni UkirWarangka Keris Khas Asrum

Kajian Pustaka Proses Penciptaan Estetis

Kajian Lapangan

Karakteristik Gaya dan Motif Seni Ukir Warangka Keris

Kesimpulan

40

Penjelasan bagan 2.1 Pemaknaan seni ukir warangka keris dijelaskan melalui alur yaitu seni ukir warangka keris Palongan dan seni ukir warangka keris khas Asrum. Untuk memperoleh data seni ukir warangka keris palongan bluto sumenep dengan melihat dan mempelajari kajian pustaka. Untuk memperoleh data seni ukir warangka keris khas Asrum dengan melihat dan mempelajari langsung kelapangan. Dari hasil kajian pustaka dan kajian lapangan diperoleh hasil temuan yakni proses penciptaan estetis berupa karakteristik, gaya dan motif ornament seni ukir warangka keris karya Asrum. Dari penjelasan diatas dapat diperoleh kesimpulan untuk penelitian ini. Dalam kajian pustaka, kita menggunakan penelitian-penelitian lain atau buku-buku lain yang mendukung penelitian ini. 1.Pengertian kajian Menurut Kamus Basar Bahasa Indonesia Edisi ke 3,2005 kajian ialah 1.1.1.2.

Mengkaji, mempelajari Memeriksa; menyelidiki memikirkan (mempertimbangkan dan

sebagainya). Menguji menelaah mengkaji; belajar baik buruk perkara.

41

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kajian adalah mempelajari sesuatu. Dikatakan oleh Burhan Nurgiyantoro (2007:30) tentang pengertian kajian bahwa : Istilah kajian atau pengkajian yang dipergunakan dalam penulisan ini menyarankan pada pengertian penelaah, penyelidikan. Ia merupakan pembedaan dari pembuatan mengkaji, menelaah, atau menyelidiki (meneliti). Pengkajian terhadap karya fiksi berarti penelaah, menyelidiki (meneliti).

Dari penelitian seni ukir warangka keris karya Asrum penulis ingin mengetahui atau meneliti seni ukir warangka karya Asrum desa Palongan Bluto Sumenep antara tahun 2005 sampai 2011 berdasarkan gaya dan motif seni ukir warangka keris. 2. Pengertian Seni Ukir Dijelaskan oleh Soepratno,B.A. didalam bukunya Ornamen Ukir Kayu Tradisional Jawa diterangkan bahwa ukir kayu adalah cukilan berupa ornament atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-elung saling-jalin menjalin, berulang dan sambung-menyambung sehingga mewujudkan suatu hiasan. Dalam keterangan lain disebutkan bahwa Seni ukir adalah seni yang menggunakan bidang datar kemudian dibentuk bagian-bagian42

cekung dan bagian-bagian cembung yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini kemudian berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan yang lain. Pengertian ini kemudian berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan yang lain. Berdasarkan pernyataan tersebut bahwa seni ukir merupakan cukilan berupa ornament atau ragam hias untuk membentuk gambar pada kayu, batu, dan sebagainya sehingga terbentuk suatu yang indah. 3. Pengertian Warangka Dijelaskan didalam Ensklopedi Keris bahwa Warangka adalah semacam pelindung, sarung atau pengaman untuk menaruh mata bilah keris, tombak atau senjata yang lainnya. Sebutan warangka keris biasa dipakai di Pulau Jawa, Madura dan beberapa tempat lain di Indonesia. Di daerah lain warangka keris lebih sering disebut dengan sarung keris. Dialam kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga disebutkan bahwa warangka adalah sarung keris yang terbuat dari kayu (ada yang bersalut logam) atau terbuat dari logam. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa warangka adalah sarung atau pelindung untuk menaruh mata bilah keris, tombak, dan sebagainya terbuat dari kayu atau logam.

43

Sedangkan pengertian keris sendiri dalam kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga adalah senjata tajam bersarung, berujung tajam, dan bermata dua (bilahnya ada yang lurus, ada yang berkeluk-keluk).

4. Pengertian Karakteristik Karakteristik disini menjelaskan lebih dalam tentang estetika dari Kerajinan seni ukir warangka keris karya Asrum desa Palongan kecamatan Bluto kabupaten Sumenep. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua. Pengertian Karakteristik adalah: 4.1. 4.2. Ciri-ciri khusus Mempunyai sifat khas sesuai dengan perwujudan tertentu Karakter adalah sifat-ifat kejiwaan akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat, watak. Karakter adalah tanda tanda khusus yang membedakan yang satu dengan yang lain; bentuk, gaya. Kerajinan seni ukir warangka keris karya Asrum Di Desa Palongan kec. Bluto, Kabupaten Sumenep, mempunyai karakter tersendiri bila dibandingkan dengan karya pengrajin (mranggi) lain di desa Palongan karena gaya dan motif ukiran hasil karya Asrum berbeda

44

dengan hasil karya pengrajin (mranggi) seni ukir warangka keris lain di daerahnya. 5. Pengertian Gaya Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi ke 3:2005 di sebutkan Gaya adalah 1 n sikap; gerakan: 2 n irama dan lagu (dalm nyanyian, music, dsb); 3 n ragam (cara rupa, bentuk, dsb) yang khusus (mengenai tulisan, karangan, pemakaian bahasa,banguna rumah, dsb); 4 n cara melakukan gerakan diolahraga (renang, lompat, dsb); 5 n lagak lagu; tingkah laku; 6 n sikap yang elok; gerak gerik yang bagus; Dari pegertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa gaya dalam seni ukir warangka keris karya Asrum adalah rupa atau bentuk dari seni ukir yang di terapkan pada warangka keris, tombak, pedang, dan sebagainya yang barkaitan dengan tosan aji. 6. Pengertian motif Dalamkamus besar bahasa Indonesia kamus terbaru Gita Media Prees di sebutkan motif adalah corak, pola; alasan seseorang melakukan sesuatu. Dari sini dapat di ambil pengetian bahwa motif dalam seni ukir warangka keris karya Asrum adalah corak dan pola seni ukir pada warangka keris.

45

BAB III METODE PENELITIAN

Dikatakan oleh Iqbal Hasan (2002:20) pengertian metode penelitian adalah : Metode penelitian berasal dari bahasa yunani, yaitu metodhos yang artinya cara atau jalan, logos yang berarti ilmu, sedangkan penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu atau masalah denagn perlakuan tertentu (seperti memeriksa, mengusut, menelaah, dan mempelajari secara cermat dan sungguh-sungguh) sehingga diperoleh sesuatu (seperti kebenaran, memperoleh jawaban, mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagainya).

46

Maka dari ulasan diatas dapat dipahami bahwa metode penelitian adalah ilmu yang membicarakan tata cara atau jalan sehubungan dengan penlitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah sistematis. Pemanfaatan metode dari penelitian seni ukir warangka keris karaya Asrum desa palongan kecamatan Bluto kabupaten Sumenep berisi tentang cara-cara atau jalan sehubungan dengan penelitian untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena penulis menggunakan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan prilaku individu dan sekelompok orang.

Pendekatan penelitian Data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara krits dengan teori yang relevan dan informasi yang akurat yang diperoleh dari lapangan. Kaitannya dengan teori yang mendasari terhadap penelitian ini Lexy J. Moleong (2006:28) menagatakan: Grounded theory merupakan proses bertahap yang cukup rumit, penelitian mulai dengan memunculkan pertanyaan generative yang membantu penelitian namua tidak dimaksudkan untuk tetap statis atau

47

menjadi dinamis. Sewaktu peneliti mengumpukan data, konsep teoritis inti diidentifikasikan. Kemungkinan kaitan dikembangkan antara konsep inti teori dengan data. Tahap awal ini cendrung terbuka dan waktunya bisa berbulan-bulan. Kemudian peneliti memasuki verifikasi dan ikhtisar. Usahanya cendrung berkembang secara perlahan menapaki kategori inti yang menjadi pusat. Dalam melakukan penelitian seni ukir warangka keris karya Asrum peneliti menggunakan beberapa pendekatan dengan bebagai disiplin ilmu diantaranya : 1. Pendekatan Antropologi Roger M. Keesing (1999:2) mengartikan antropologi adalah : Antropologi berarti kajian manusia, bahwa antropologi mencakup para spesialis dalam biologi manusia pada evolusi, ras, prilaku primat, dan budaya, sebagian merupakan putaran sejarah akademis yang aneh.

Sedangkan M. Taylor (dalam Roger keesing 1999:68) menjelaskan tentang manusia dan penciptaan karya serta adat istiadatnya sebagai berikut : Suatu keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesulitan hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat menghasilkan budaya dalam pembuatan karya seni, pertunjukan dan ritual upacara untuk kepentingan kesejahteraan dan ketentraman.

Dari teori tersebut dijelaskan, bahwa susatu keseluruhan kompleks yang meliputi salah satunya adalah budaya dalam

48

pembuatan karya seni. Begitu juga dengan seni ukir warangka keris karya Asrum merupakan suatau budaya masyarakat Palongan, Bluto, Sumenep dalam pembuatan karya seni dan pelestarian terhadap budaya bangsa Inddonesia yang telah ada sejak dulu. Menurut Kroeber dan Kluckhohn (dalam keesing 1999:68) menjelaskan bahwa : perwujudannya dalam benda-benda budaya. Pola eksplisit dan implicit, tentang dan untuk prilaku yang dipelajari dan diwariskan melalui symbol-simbol, yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk

Tosan aji dan seni uir warangka keris karya Asrum merupakan bentuk warisan tradisi dari nenek moyang kepada generasi penerus dalam bentuk seni ukir warangka keris

mempunyai nilai estetis, symbol, filosofi yang terdapat pada ornament atau seni uir warangka keris karya Asrum. 2. Pendekatan Seni Rupa Menurut Sudarmaji (1979:7) pengertian Seni Rupa adalah : Seni Rupa adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan media garis,warna, bidang, tekstur, volume, dan ruang. a. Unsur-unsur garis terdiri dari : 1). Unsur Garis

49

Dharsono sony Kartika (2004:40) mengatakatan tentang kaitan Seni Rupa dan unsur garis sebagai berikut : Garis merupakan dua titik yang dihubungkan. Pada duania seni rupa sering kali kehadiran gari bukan hanya saja sebagai garis kadang sebagai symbol emosi yang di ungkapkan lewat garis, atau tepat disebut goresan. Goresan atau gari yang dibuat oleh seorang seniman akan memberikan kesan psikologis yang berbeda peda setiap garis yang dihadirkan. Sehingga dari kesan yang berbeda maka garis mempuyai karakter yang berbeda pada setiap goresan yang lahir dari seniman. Dalam seni ukir warangka keris karya Asrum terdapat garisgaris yang membentuk seni ukir atau ornament yang indah. Dari garis yang di hadirkan sehingga membentuk karakter seni ukir karya Asrum 2). Unsur Bangun Dharsono Sony Kartika (2004:42) mengatakan tentang kaitan Seni Rupa dan unsur bangun sebagai berikut : Bangun adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kountur (garis), dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda, atau oleh gelap terang pada arsiran atau oleh karena adanya tekstur. Di dalam pengolahan objek akan terjadi perubahan wujud tersebut antara lain; stilasi, distorsi, transformasi, dan disformasi. a). Stilasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan cara menggayakan objek dan atau benda yang di gambar, yaitu menggayakan setiap koutur pada objek atau benda tersebut. Contoh; karya seni yang banyak menggunakan stilasi yaitu penggambaran ornament.50

b). Distorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan cara menyengtkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang di gambar. c). Trnsformasi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara memindahkan wujud atau figur dari objek lain ke objek yang digambar. Disformasi merupakan penggambaeran bentuk yang menekan pada interpretasi karakter, dengan cara mengubah bentuk objek tersebut dengan hanya sebagian yang di anggap mewakili.

d).

Pada seni ukir warangka keris karya asrum terdapat bentuk symbol, filosofi dan ornament yang distilasi dan didistorsikan misalnya pada ukiran putri kinurung, ukiran lambing kraton sumenep dan lain-lain. 3). Unsur Tekstur Kaitannya dengan seni rupa Dharsono Sony Kartika (2004:47) mengatakan tentang pengertian sebagai berikut : Unsur tekstur adalah unsure seni rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan yang sengaja dibuat, dan dihadiran dalama susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada seni rupa secara nyata atau semu. Tekstur meerupakan tekstur yang sengaja dibuat atau hasil penemuan; kertas, logam, kaca, plastic, dan sebagainya. Sedangkan istila tekstur alami merupakan wujud rasa unsure tekstur

51

permukaan bahan yang sudah ada secara alami, tanpa campur tangan manusia; batu, pasir, kayu, rumput, dan lain sebagainya. Dalam bentuk seni ukir warangka keris karya Asrum bertekstur alami, dengan permukaan kayu yang sudah

diampelas menjadi permukaan warangka bertekstur halus. 4). Unsur Warna Menurut Dharsono Soni Kartika (2004:49) kaitan seni rupa dan unsur warna adalah : Warna sebagai salah satu elamem atau medium seni rupa, merupakan unsur susun yang sangat penting,baik dibidang seni murni maupun seni terapan . Demikian eratnya hubungan warna dengan kehiduoan manusia, maka warna mempunyai peranan sangat penting yaitu warna sebagai warna, warna sebagai representasi alam, warna sebagai lambing atau symbol,warna sebagai symbol ekspresi. a). Warna sebagai warna; Kehadiran warna tersebut hanya sebagai tanda pada suatau benda atau barang, atau hanya untuk membedakan cirri benda satu dengan benda yang lain tanpa maksud tertentu dan tidak memberikan representasi apapun. b). Warna sebagai represensi alam; Kehadiran warna merupakan penggambaran sifat objek secara nyata,atau penggambaran dari suatu objek alam sesuai dengan apa yang dilihat. c). Warnan sebagai tanda/lambing/symbol; Disini kehadiran warna merupakan tradisi atau pola umum.Kehadiran warna banyak digarap oleh seni ttradisi atau pola umum. Kehadiran warna disini banyak untuk memberikanwarna pada wayang, batik tradisional dan tata rupa lain yang punya citra tradisi. Demikian juga merupakan lamban tertentu yang dipakai di dalam karya seni yang menggunakan pola tertentu seperti pada; logo, badge, batik, wayang, dan busana tradisi misalnya warna merah dapat berarti penggambaran rasa marah, gairah cinta, yang membara, bahaya,

52

berani, dan lain-lain. Warna putih berarti suci, tak berdosa, alim, setia, dan lain-lain. Warna kunin berarti kecewa, pengecut, sakit hati, duka, misteri, prihatin, dan seterusnya. Warna biru melambangkan kecerahan, keagungan, keriangan, dan lain-laiin. Warna hijau melambangkan kesuburan, kaedamaian, kerukunan, dan kesejukan. Warna hitam adalah lambing kematian, frustasi, kegelapan, tak puas diri, dan sebagainya. Pemukaan kayu pada seni ukir warangka keris karya Asrum terdapat warna, dimana untuk memberi warna pada seni ukir yang mempunyai lambang atau symbol tertentu dalam pemnggambaran yang distilasi melalui senu ukir. b. Seni Kriya Seni kriya termasuk cabang seni rupa. Agus Sachari (2007. 10) mengatakan: Seni Rupa di bagi menjadi beberappa cabang seni yaitu: Seni lukis, Seni Patung, Seni Grafis, Seni Kramik, Seni Kriya (Kriya Seni). a). Seni Lukis adalah salah satu lingkup seni rupa berwujud dimensi. Karya seni lukis yang sering dibaut juga adalah lukisan, umumnya dibuat di atas kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya. b). Seni Grafis adalah cabang seni rupa murni yang berwujud dua dimensi dan dikerjakan melalui teknik cetak. c). Seni Patung adalah cabang seni rupa yang berwujud tiga dimensi (tidak datar) d). Seni Keramik adalah cabang seni berwujud tiga dimensi denga bahan utam lempung, kaolin atau jenis tanah lainnya yang di bakar (dalam tungku). e). Seni Kriya adalah cabang seni rupa berwujud tiga dimensi yang dapat dibuat dengan aneka bahan, dalam seni kriya, disamping

53

menggunakan bahan-bahan yang kerap dipakai dalam seni patung dan seni keramik, juga banya digunakan bahan-bahan lainnya, seperti tekstil, benang, pewter, kulit, bambu, dan sebagainya. Ada pula karaya seni kriya yang memiliki funsi praktis, seprti benda hias, pot, senjata tradisi, alat music, dan sebagainya, anmun tetap dibuat oleh keterampilan tangan yang tinggi (bukan produksi). Seni ukir warangka keris karya Asrum Palongan, Bluto Sumenep termasuk seni kriya, karena pembuatan seni ukir warangka keris tersebut dibuat dengan ketrampilan tangan bukan produksi. Berkaitan dengan pengertian seni kriya Gustami dalam

http//morinmorefun.wordpress.com mengatakan. Seni kriya dalam bahasa seni adalah suatu karya seni yang unik yang karakteristik yang didalamnya mengandung muatan nilai-nilai yang mantap dan mendalam menyangkkut nilai estetik, simbolik, filosofis, dan fungsionalnya. Oleh karena itu didalam pewujudannya didukung craftsmanship tinggi akibatnya kehadiran seni kriya termasuk dalam karya seni adi luhung.

Dari penyatan diatas dapat disimpulkan bahwa seni ukir warangka keris karay Asrum termasuk seni kriya, karena seni ukir warangka keris dibuat dengan keterampilan tangan. Seni ukir warangka keris juga mempunyai nilai estetis, simbolik dan fungsionalnhya. Sehingga dapat digunakan untuk kepentingan ritual. Proses pembuatan seni ukir warangka keris dilakukan dengan penuh konsentrasi dan ketelatenan untuk mendapatkan hasil yang baik dan sempurna. c. Ornamen

54

Di katakan oleh Y. Sudarjo (1990,2,24-44) pengertian ornament adalah : Ornamen arti ornament, menurut asal katanya, Ornamen berasal dari ornare (bahsa latin) yang berarti menghias atau membuat indah. Dalam artiyang khusus, Ornamen adalah bentuk karya seni yang ditambahkan atau sengaja pada suatu benda agar benda tersebut bertambah indah. Dengan penambahan ornament pada suatau benda, disamping bertambah indah juga akan meningkatkan penghargaan dalam spiritual maupun material.Dalam bidang ritual dan mistik, penggunaan ornament dapat menambahkan nilai-nilai simbolik.

1). Bentuk-bentuk ornament antara lain : a). Motif Geometris Motif ini diambil dari bentuk dasar yang dibguat dengan alatalat ukur, ataua dengan tingkat diambil dari bentuk-bentuk ilmu ukur. Misalnya: lingkaran, segi empat, segi enam, segi delapan dan sebagainya. b). Motif Manusia Bentuk motif ini dapat berupa manusia secara utuhdapat pula hanya sebagian dari bentuk manusia yang dianggap penting atau mempunyai makna yang dalam. c). Motif Binatang Motif ini sebagian besar merupakan lambing atau symbol. Binatang ini diambil sebbagian motif yang terdapat di Indonesia dan mancanegara. Misalnya: singa , burung, gajah, garuda, kuda, dan lain-lain. d). Motif Tanaman Motif ini banyak mengambil motif bunga seperti bunga tertai, padma, melati, dan lain-lain. Bunga ini digambarkan dengan daun bunga yang lebar, acapkali dilukiskan dengan bunga kuncup dengan bagian tepi daunnya banyak gelombang.

55

e). Motif Alam Motif ini mengambil beberapa bentuk alam yang mempunyai makna dalam kepercayaan masyarakat.

Pada seni ukir waranhgka keris karya Asrum terdapat unsur ornament pada warangka keris yang ada bagian-bagian tertentu misalnya pada bagian tengah warangka dan bagian yang lain dengan

menggunakan motif-motif binatang, manusia, bunga tanaman dan lain-lain yang distilasi sehingga menjadi suatu ornament yang sangat indah. 3. Pendekatan Estetika Estetika adalah cabang filsafat yag berkaitan dengan proses penciptaan karya estetis. Berkaitan dengan estetik, menurut George Santayana (dalam Dharsono (sony Kartika) :2007:9). Berpendapat bahwa : Estetik berhubungan dengan pencerpan dari nilai-nilai. Dalam bukunya The Sence of Beauty beliau memberikan batasan keindahan sebagai nilai yang positif , intrinsic dan diobjektifkan (yakni dianggap sebagai kualita yang ada pada suatu benda). Berkaitan dengan konsep filsafat Jawa menurut John Houseper (dalam Agus Sachari 2002:3) mengatakan: Konsep estetika jawa selalu bermakna filosofis, hal itu terungkap pada falsafah yang menyertai berbgai benda yang dibuat

56

oleh orang Jawa. Begitu juga dengan seni ukir warangka keris karya Asrum yang mempunyai makna-makana tertentu. Berkaitan dengan makna estetik menurut Susane K. Langer ( dalam Aggus Sachari 2002:9) mengatakan : Simbol estetik bukanlah suatu sistem simbolik, melainkan kesatuan symbol, kurang tepat apabila estetik dianggap suatu jenis simbolisme. Kalaupun dalam suatu karya seni atau desain terdapat bebrapa symbol ittu memplunyai maknanya mesing-masing, tanpa menjadi unsure-unusur tunggal dari keutuhan makna karya estetik itu, karena makn itu tidak bersisfat structural.

A. DATA DAN SUMBER DATA 1. Data Menurut Iqbal Hasan (2002:82) pengertian data adalah : Data adalah bentuk jamak dari datum, data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat tentan g Sesutu yang diketahui atau dianggap atau anggapan. Atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, symbol, kode, dan lain-lain.

Berkaitan

dengan pengertian data Arikunto Suharsimi

(2006:118) mengatakan : Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Dalam penelitian ini menggunka data-data yang berupa keterangan-keterangan, fakta yang digambarkan lewat symbol-

57

simbol seni ukir warangka keris karya Asrum. Fakta yang digambarkan lewat symbol-simbol dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, Secara umum menurut Hermawan Wasito dalam buku metode penelitian dan apalikasinya (2002: 10) menyatakan : Penelitian adalah ussaha untuk memperoleh fakta atau prinsip. Cara mengumpullkan dan menganalisis data atau informasi yang dilaksanakan dengan teliti, jelas dan sistematis serta dapat dipertanggung jawabkan.

Didalam suatu penelitian yang dilakukan secara ilmian, metode mempunyai peranan paling penting, yaitu : untuk menentukan menentukkan analilsis data. cara yang tepaat, penelitian, demikian bisa relevadan objektif, data baik dan

rancangan Dengan hasil

pengumpulan penelitian

terebut

akamn

memperoleh

yang

dipertanggung

jawabkan

kebenarannya. Untuk itu penguasaan metode merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian. Metode yang dirumuskan sekaligus akan menentukan kualitas dan hasil yang akamn dicapai dalam penelitian tersebut. Sehinngga akan diperoleh hasil

penelitian yangbenar dan menarik serta kesimpuolan yang tepat dan dapat digunakan sebagai amasukan peneliti lebih lanjut. Munurut Masri Singaribun dan Sofyan Efendi dalam buku Metodologi Survey (1989:12) mengtakan bahwa :58

Penelitian merupakan suatu proses yang panjang. Ia berwal pada minat untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi ide gagasan, teori, konseptual, pemilihan metode yang sesuai dan seterusnya. Hasil akhirnya, pada gilirannya, melahirkan gagasan dan teori baru pula sehingga merupakan suatu proses yang tiada hentinya.

2. Sumber Data Menurut Lofland (dalam sumber data adalah : Sumber data utam dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seprti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini, jenis katanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, statistik. moeleong 2006:157) pengertian

Sumber data diperoleh melalui :

1. Sumber data diambil melalui: Wawancara, Buku-buku literature,

Katalog (brosur), majalah, artikel di internet. 2. Sumber data yang lain : a). Peranan peneliti sebagai pengamat

59

Pengamatan

berperan

serta

pada

dasarnya

berarti

mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara cermat, mungkin pada yang sekecil-kecilnya sekalipun. Berkaitang dengan peneliti sebagai pengamat Bogda (dalam Moeleong 2006:164) mengatakan : Mendefinisikan secara tepat pengamatan berperan serta sebagai penelitian bercirikan social yang memekan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan. Dalam penelitian seni ukir warangka keris karya Asrum peneliti turut berpartisipasi dalam pembuatan seni ukir warangka keris serta menyaksikan secara langsung proses pembuatan seni ukir warangka keris yang dilakukan oleh Asrum.

2). Para Informan Informan adalah orang atau para ahli (nara sumber) yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dalam mecari informasi, nara sumber merupaka sumber informasi yang hidup. Karena umumnya adalah orang-orang yang mempunyai kreteria tertentu dan mempunyai pengaruh positif dalam bidang ilmu tertentu,. Kreteria nara sumber adalah sebagai berikut :

60

a) Para professional yaitu orang-orang yang mempunyai

profesi

atau terlibat secara langsung dengan kegiatan yang menjadi interest peneliti. - Pengrajin Warangka b) Para ahli Zaenal Arifin (2008:45) mengtakan : Para ahli yaitu orang-orang yang mempunyai keahlian dibidang tertentu seperti; dosen, para peneliti, manajur perusahaan, supervisor, dan sebaginya. Mereka mempunyai wewenang dalam memberikan data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak diteliti oleh para peneliti.

Sebagai

sumber

informasi

pada

penelitian

seni

ukir

warangka keris karya Asrum palongan, Bluto, Sumenep antara lain : Para ahli sastra untuk mengetahui filosofi symbol warna untuk melengkapi data dalam penelitian ini. B. Teknik Pengumpulan Data Menurut Iqbal Hasan (2002:83) pengertian pengumpulan data adalah : Teknik pengumpulan data adalah pencatatan peristiwaperistiwa atau hal-hal atau keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.

61

Pengumpullan data dilakukan dengan : 1). Wawancara Menurut Iqbal Hasan (2002:85) wawancara adalah : Wawancara adala teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban-jawban responden dicatat atau direkam. Menurut Esterbrg (2002;317) wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab,sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam sutu topic tertentu.

Susan Stainback (1988:318) mengemukakan bahwa : Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipandalam mengiterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak isa ditemukan melalui observasi. Wawancara dilakukan secara terbuka dan subyaek penelitian

mengetahui bahwa dirinya sedang diwawancara. Penglompokkan objek wawancara sama denga objek pengamatan. Dan wawancara juga

melengkapi hasil dari pengamatan. Wawancara dilakuka langsung pada Asrum sebagai pengrajin seni ukir warangka keris di desa Palongan, Bluto, Sumenep. Wawancara dilakukan dengan efektif, artinya dengan waktu yang singkat dapat diperoleh iformasi sebanyak-banyaknya.

a. Pemahat atau Pengukir

62

b. Para Ahli Para ahli yaitu orang-orang yang mempunyai keahlian dibidang tertentu seperti; dosen, para peneliti, manajur perusahaan, supervisor, dan sebaginya. Mereka mempunyai wewenang dalam memberikan data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak diteliti oleh para peneliti.

3. Observasi Observasi adalah pemilihan , pengubahan, pencatatan dan pengkodean serangkain perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme itu, sesuai dangan tujuan empiris. Menurut Sugiyono dalam bukunya Metodologi Penelitian Pendidikan (2006:2030) mengatakan : Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bilan dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomonikasa dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi pada objekobjek alam yang lain. Observasi adalah cara pengumpulan data dengan tujuan melihat langsung kelapangan terhadap objek yang diteliti melalui alat indera. Observasi dapat dilakukan secara tertutup atau terbuka. Untuk itu penelitian ini dilakukan secara terbuka yaitu: pengamatan yang dipakai oleh subjek. Sedangkan data yang diambil

63

dan didapat dari hasil pengamatan tersebut adalan pengamatan ditempat proses pembutan seni ukir warangka keris dan pengamatan secara umum tentang proses pembuatan seni ukir warangka keris hasil karya Asrum desa Palongan Kecamatan Bluto kabupaten Sumenep. Dengan metode observasi, penulis mengambil data dengan terjun langsung ketempat pengrajin, mengamati kegiatan pengrajin di desa Palongan, Bluto, Sumenep yang diawali dengan penyiapan bahan baku, sket, gergaji, bentuk, ukir, dan finishing. a. Peneliti ikut membuat pengerjaan seni ukir warangka keris. b. Peneliti ikut C. Teknik Analisis Data Berkaitan dengan teknik analisis data pengertian analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Lexy J. Moeleong 2006:248) adalah : Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajri memtuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. data, yang pola, dan

Lebihlanjut Menurut Bogdan dan Nasution (dalam Sugiyono (2006:334)) bahwa :

64

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan di dokumentasi denga cara mengorganisai data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa dan membuat kesmpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Data penelitian menggunakan responden dalam bentuk dialog dengan para ahli.

65

66