apresiasi estesis seni ukir
DESCRIPTION
Tugas mengapresiasi estetis seni ukir oleh siswa/siswi SMP Negero 177 JakartaTRANSCRIPT
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Karya : Ki Sungging Adi Luwih
Aliran : Neoklasikisme
Hal yang diapresiasi :
1) Deskripsi :
Ukiran adalah kerajinan utama dari kota Jepara. Ukiran dari kayu di Jepara ini untuk produksinya ada tempat-tempat yang lekat dengan para ahli pahat ukir Jepara sebagai centre of production yaitu di Desa Mulyoharjo untuk pusat kerjinan ukir dan patung Jepara. Yang dimaksud disini adalah ukiran yang berasal dari kayu yang bisa berasal dari kayu jati, mahoni, sengon dan lain-lain. Di kota Jepara hampir di seluruh kecamatan mempunyai mebel dan ukir kayu sesuai dengan keahliannya sendiri-sendiri. Hasil dari kerajinan ukir Jepara bisa bermacam-macam bentuk mulai dari motif patung, motif daun,relief dan lain-lain.
Menurut sejarah mengapa masyarakat Jepara mempunyai keahlian di pahat ukir kayu adalah konon pada jaman dulu kala ada seorang seniman hebat yang bernama Ki Sungging Adi Luwih. Dia tinggal di kerajaan.Kepiawaian Ki Sungging ini terkenal dan sang raja pun akhirnya mengetahuinya. Singkat cerita raja bermaksud memesan gambar untuk permaisurinya kepada Ki Sungging. Ki Sungging bisa menyelesaikan gambarnya dengan baik namun pada saat Ki Sungging hendak menambahkan cat hitam pada rambutnya,ada cat yang tercecer di gambar permaisuri tersebut bagian paha sehingga nampak seperti tahilalat.Kemudian
Apresiasi Estetis Seni Ukir
diserahkan kepada raja dan raja sangat kagum dengan hasil karyanya.Namun takdir berkata lain sang raja curiga kepada Ki Sungging difikir Ki Sungging pernah melihat permaisuri telanjang karena adanya gambar tahilalat pada pahanya. Akhirnya raja menghukum Ki sungging dengan membawa alat pahat disuruh membuat patung permaisuri di udara dengan naik layang-layang.
Ukiran patung permaisuri sudah setengah selesai tapi tiba-tiba datang angin kencang dan patung jatuh dan terbawa sampai Bali. Itulah sebabnya mengapa masyarakat Bali juga terkenal sebagai ahli membuat patung. Dan untuk alat pahat yang dipakai oleh ki Sungging jatuh di belakang gunung dan ditempat jatuhnya pahat inilah yang sekarang diakui sebagai Jepara tempat berkembangnya ukiran.
Terlepas dari cerita legenda maupun sejarahnya, seni ukir Jepara kini telah dapat berkembang dan bahkan merupakan salah satu bagian dari “nafas kehidupan dan denyut nadi perekonomian“ masyarakat Jepara. Guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia misalnya, dilakukan melalui pendidikan Sekolah Menengah Industri Kerajinan Negeri dan Akademi Teknologi Perkayuan dan pendidikan non formal melalui kursus-kursus dan latihan-latihan. Dengan penigkatan kualitas sumber daya manusia ini diharapkan bukan saja dapat memacu kualitas produk, tetapi juga memacu kemampuan para pengrajin dan pengusaha Jepara dalam pembaca peluang pasar dengan segala tentutannya.
Ukiran Jepara mempunyai ciri khas yang menunjukkan bahwa ukiran itu asli dari Jepara atau tidak. Salah satu ciri khas yang terkandung didalamnya adalah bentuk corak dan motif. Untuk motif sendiri bisa kita lihat dari: Daun Trubusan yang terdiri dari dua macam yaitu dilihat dari yang keluar dari tangkai relung dan yang keluar dari cabang atau ruasnya.
Ukiran asli Jepara juga terlihat dari motif Jumbai atau ujung relung dimana daunnya seperti kipas yang sedang terbuka yang pada ujung daun tersebut meruncing. Dan juga ada buah tiga atau empat biji keluar dari pangkal daun. Selain itu,tangkai relungnya memutar dengan gaya memanjang dan menjalar membentuk cabang-cabang kecil yang mengisi ruang atau memperindah.
Ciri-ciri Khas diatas sudah cukup mewakili sebagai identitas ukiran Jepara. Bentuk motif ukiran tersebut ada juga yang oleh para ahli pahat disisipkan di berbagai alat rumah tangga seperti contoh di kursi atau meja yang diberikan ukiran khas Jepara,juga yang lain misal figura foto yang diberi khas Jepara dengan ukiran.
Peningkatan kualitas produk dan pengawasan mutu memang menjadi obsesi Jepara dalam memasuki pasar internasional, yang
Apresiasi Estetis Seni Ukir
bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan luar negri terhadap produk industri Jepara.
Jepara yang dikenal sebagai penghasil meubel terbesar di Indonesia pada tanggal 17 Juli 2010 telah memecahkan rekor Indonesia dalam kegiatan mengukir kayu secara bersama-sama dalam satu tempat yang menghadirkan 502 orang , sehingga MURI mencatatkan kabupaten ”Bumi Kartini” ini dalam buku rekornya yang ke 4391. Piagam atau sertifikat MURI tersebut di serahkan Kepala Museum Rekor Indonesia yang di wakili Ariyani Siregar (Deputy Manager) kepada Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo,MM di alon-alon Jepara bersamaan di gelarnya lomba mengukir dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Jepara.
Menurut Saya : Seni ukir yang dibuat Ki Sungging ini berasal dari lukisan yang dibuatnya. Seni ukir ini butuh waktu yang sangat lama untuk menyelesaikannya. Sampai saat ini ukiran ki sungging tersebut masih ada.
2) Ide : Menurut saya seni ukir yang dibuat oleh ki sungging tersebut sangat bagus. Jarang orang bisa membuat ukiran tersebut. Membuat ukiran ini butuh kesabaran dan ketelatenan yang baik.
3) Warna Coklat
4) Bahan dan Alat Kayu jati Alat pahat
5) Biografi Pembuat
Nama : Ki Sungging Adi Luwih
Tempat pembuatan : Jepara
Keberadaan Ki Sungging Adi Luwih serta di daerah persisnya belum diketahui. Ada yang mensinyalir berada di Pulau Bali atau melayang jauh bersama layang-layang yang terbang lepas. Keberadaanya bisa mungkin di kota tempat Kerajaan Majapahit waktu itu.
Sejarah tidak pernah menulis secara detail, cerita-cerita Ki Sungging Adi Luwih apakah sekedar legenda yang belum pasti kebenarannya, atau cuma cerita fiktif. Tapi menurut benda-benda sejarah yang telah ditemukan, telah menunjukkan bahwa ukiran hias motif Majapahit memang terbukti keberadaannya.
Ki Sungging Adi Luwih adalah ahli ukir pada zaman kerajaan Majapahit BrawijayaV. Bapaknya Raden Patah dengan Ibu Campa dari
Apresiasi Estetis Seni Ukir
negeri China. Saking ahlinya mengukir, Raja memerintah agar Ki Sungging Adi Luwih mengukir sebuah patung istri kedua Brawijaya. Dengan kemahiran yang luar biasa Ki sungging Adi Luwih berhasil membuat patung istri Prabu Brawijaya sangat persis sampai mendetail lekuk liuk dan anatomi tubuh sang Ratu yang paling pribadi.
Setelah sang Prabu Brawijaya V melihat hasil karya Ki Sungging Adi Luwih, Prabu Brawijaya marah sekali. Ki Sungging Adi Luwih dituduh yang bukan-bukan, istilah sekarang selingkuh, karena tahu sampai mendetail yang ada di tubuh istrinya yaitu tai lalat yang ada di tubuh istrinya yang paling pribadi. (ada cerita, itu tetesan tinta yang jatuh pada bagian tertentu).
Akhirnya Ki Sungging Adi Luwih di rekayasa oleh Raja Prabu Brawijaya untuk di singkirkan dengan cara halus. Ki Sungging Adi Luwih diperintah membuat ukiran patung di udara,dan naik di atas layang-layang yang sedang terbang melayang. Setelah pengukiran patung diudara hampir selesai, benang laying-layang di putus sang Raja, maka Ki Sungging Adiluwih lepas dan terbang entah kemana.Alkisah jatuh bersama gandennya di pulau Bali, maka orang orang Bali akhirnya pandai membuat patung. Cerita legenda ukir anak cucu.Kembali ke sejarah Ki Badar Duwung yang bisa di buktikan kebenarannya ada di Jepara. Sedangkan ganden Ki Badar Duwung masih ada juga di Jepara. Dan team sudah tahu keberadaanya ada di sekitar makam.
6) Kesimpulan akhir :
Setelah saya menilai ukiran dari ki sungging tersebut, ukiran itu sangat bernilai harganya. Jarang orang bisa membuat ukiran tersebut. Ukiran tersebut sangat rumit, butuh kesabaran untuk membuatnya. Nama : Daffa Dinan Insani El-Fath Kelas : IX-1 No. absen : 4
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Karya : warga Desa Mas, Bali
Aliran : Realisme
Hal yang diapresiasi ;
Deskirpsi dan Biografi
1) Deskripsi dan Biografi
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Desa Mas adalah sebuah desa seni dengan fokus seni ukir patung
kayu. Desa Mas, Kecamatan ubud, kabupaten gianyar, terletak kurang
lebih 15 km kearah timur dari Denpasar menuju jalan kedaerah Bali
bagian timur. Titik awal gerbang masuk ke desa Mas adalah persimpangan
jalan Sakah, tempat patung bayi yang monumental.
Hasil seni kerajinan patung kayu di desa ini memiliki dimensi-
dimensi yang luas dan beragam seperti patung untuk persembahan
(patung-patung arca yang melalui upakara/upacara sakralisasi dapat di
stanakan sebagai simbul tentang arca yang sakral), dimensi representasi
kehidupan sosial masyarakat Bali sehari-hari (petani, nelayan, pengerajin,
pedagang, dll), dimensi-dimensi abstrak sebagai wujud imaginasi seniman
yang tanggap akan hakikat, dinamika dan filosofi kehidupan.
2) Ide dan Warna
Desa ini memiliki style khas dalam seni ukir patung kayu yang
mengedepankan sinergi ciri humanisme dan naturalisme. Keterkenalan
desa ini sebagai desa seni tidak lepas dari kebesaran nama beberapa
maistro yang lahir, dibesarkan, menemukan jatidiri dan memiliki bakat
dalam berkarya seni ukir patung kayu. Warna yang digunakan dalam seni
ukir ini adalah cokelat keemasan.
3) Bahan dan Alat
Bahan-bahan seni patung kayu ini ada yang berasal dari pulau Bali
sendiri dan ada yang didatangkan dari luar pulau seperti kayu cendana,
eboni, dan mahoni. Dimensi yang memperoleh bobot yang besar dan
meluas adalah untuk kepentingan cendera mata dan komoditi
perdagangan.
Nama : Griselda
Kelas : IX-1
No. absen : 9
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Karya : Seni Ukir
Aliran :
Hal yang diapresiasi ;
1) Deskripsi : Bali sudah didiami manusia sejak zaman purbakala. Bukti-
bukti sejarah masa lampau itu antara lain berupa situs-situs megalit dalam berbagai bentuk dan ukuran yang dapat disaksikan baik di museum maupun di alam terbuka.
Peninggalan kebudayaan ukiran bali itu merupakan hasil kreasi seni pahat para nenek moyang, terdiri dari arca-arca batu berbentuk manusia, binatang, menhir, dolmen, punden berundak, kubur batu, lumpang batu dan sebagainya yang berukuran kecil sampai raksasa. Bukti-bukti peradapan pada masa 2500-1000 tahun sebelum Masehi itu tidak hanya mengesankan bagi wisatawan asing maupun domestic, tetapi juga bagi para ahli yang acapkali dating melakukan penelitian ilmiah.
Dalam terbuka, situs-situs megalit itu sebagian besar terdapat di Pulau Bali Keberadaan benda-benda megalit itu telah melahirkan berbagai legenda dan mitos di kalangan masyarakat Bali.
2) Ide : Menurut saya seni ukir yang dibuat oleh I Wayan Pasek sangat bagus dan berkesan elegan.
3) Warna Emas
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Marun4) Bahan dan Alat Kayu Jati Alat Pahat5) Biografi Pembuat : -
6) Kesimpulan akhir : -
Nama : Lila Utamiya
Kelas : IX-1
No. absen : 14
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Karya : Drs. I Wayan Suardana, M.Sn
Aliran : Realisme
Hal yang diapresiasi ;
1) Deskripsi :
Seni kerajinan berkembang dan dilakukan melalui tradisi sosial suatu masyarakat yang berfungsi untuk menopang dan mempertahankan kolektivitas sosial. Seni kerajinan merupakan bagian penting dalam sistem perekonomian masyarakat Sukawati. Peran tersebut menjadikan seni kerajinan itu, memiliki posisi yang unik dalam membentuk identitas masyarakat. Hal ini dapat dilihat melalui sudut pandang perajin yang bersangkutan sebagai penghasil karya seni tersebut, eksistensi seni kearajinan yang terdiri dari beberapa unit usaha baik yang bersifat kelompok maupun perseorangan bergerak dalam jenis usaha yang sama dan jenis produk yang sama pula. Dalam prosesnya dilandasi sifat gotong-royong, tenggang rasa, solidaritas dan loyalitas dalam menjunjung tinggi kehidupan berkelompok. Sifat-sifat ini sangat mewarnai iklim kerja para perajin di Silakarang yang terdiri dari kelompok-kelompok usaha.
Sebagai produk sebuah komunitas seni kerajinan ukir batu padas, dalam proses produksinya melibatkan banyak pihak dan orang lain, sehingga suatu karya seni karajinan tidak lepas dari keterlibatan person, proses dan produk. Sebab itu jika dari proses atau aktivitas perajin dalam bentuk kolektif, maka aktivitas kesenian ini, berfungsi sebagai pengikat solidaritas masyarakat.
Meninjau fungsi sosial seni kerajinan Silakarang dalam situasi umum, dapat dicermati dari aspek produk. Diketahui
Apresiasi Estetis Seni Ukir
bahwa karya-karya yang dihasilkan oleh perajin seni ukir batu padas Sukawati adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat, berupa produk fungsional seperti, tempat pas bunga, tempat lilin, maupun produk non fungsional yang sifat libih pada dekorasi seperti gebogan. Gebogan merupakan seni ukir yang terinspirasi dari bentuk sesajen Bali, yang tersusun dari berbagai jenis buah-buahan, pada bagian puncaknya dihias dengan topeng dalam wujud laki dan perempuan dan ornamen yang terbuat dari janur.
Karya-karya tersebut di atas, digunakan dalam situasi umum atau keperluan sehari-hari seperti pesta pada acara perkawinan, upacara potong gigi, dan acara formal seperti ulang tahun suatu organisasi. Dengan demikian karya-karya yang dihasilkan perajin sentra Sukawati ini jelas peranannya untuk mengemban fungsi sosial. Dengan kecendrungan sebagaimana tersebut pada point ke dua pendapat Feldman tentang ciri seni yang memiliki fungsi sosial, bahwa karya-karya tersebut digunakan untuk dapat dilihat dalam situasi umum di kehidupan sehari-hari atau untuk keperluan tertentu.
Menurut Saya : Ukiran ini terkesan sangat realistis, banyak mengandung nilai moral dan kebudayaan.
2) Ide :
Memenuhi kebutuhan konsumen dan masyarakat.
Menurut Saya : Sangat cocok dijadikan sebagai hiasan rumah.
3) Warna : Coklat Muda Coklat Tua
4) Bahan dan Alat Penguku Penyilat Kol Coret Dal kol
5) Biografi Pembuat
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Nama : Drs. I Wayan Suardana, M.SnJenis Kelamin : Laki-Laki Agama : Hindu
Alamat: Jl.Laks.Adisucipto KM.8,5 gang : Kantil No. 1 Kalongan Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta
Keahlian: Penciptaan Seni:
1. Seni Grafis
Riwayat Pendidikan:
No Jenjang Bidang Asal SekolahTahun Lulus
1 SD Sukawati,Gianyar, Bali
1974
2 ST.Negeri Sn.Ukir Sukawati, Gianyar, Bali
1977
3 SMSR Sn.Lukis Denpasar 19814 S-1 Seni Grafis ISI Yogyakarta 19885 S-2 Seni Murni ITB Bandung 2001
6 S-3Pengkajian Seni
ISI YogyaProses Studi
Unit KerjaJurusan: Pendidikan Seni Rupa Golongan: IV/C Jabatan: Lektor Kepala
Bidang Pendidikan
No Mata KuliahSemester
Tahun
Apresiasi Estetis Seni Ukir
1 Seni Grafis I III 20052 Seni Grafis II IV 20063 Seni Grafis III VI 20064 Kerajinan Kulit III VI 20075 Pengajaran Mikro VI 20066 Apresiasi Seni 2 20087 Seni Grafis IV 7 2009
NoNama Mahasiswa
NIMSK Pembimbing
1 Agus Sutarto992624019
122 Tahun 2003
2Iin Noorkhosidah
99264028122 Tahun 2003
3 Widiyana992624030
122 Tahun 2003
No Judul PenerbitTahun
1Kriya Kulit, Tatah Sungging
Abata Press
2008
2 Ilustrasi I FBS 20073 Cetak Sablon FBS 2006
Mengajar Bimbingan Skripsi Menulis Buku/Diktat/Hand Out
Bidang Penelitian
NoTahu
nJudul
1 2004 Kajian Bahasa Rupa Topeng Bali Klasik2 2005 Lomba Logo Bali Jazz Festifal Internasional3 2005 Prosesi Pameran Pameran DAM IV4 2005 Pendidikan Desain Logo Taman Pintar, Lomba Logo5 2005 Tri Tunggal, Pameran Seni Rupa Bolak-balik di Tembi6 2005 LOGO FSPL, Lomba Cipta Logo FSPI7 2008 Struktur Rupa Topeng Bali Klasik, Jurnal IMAJI Vol 48 2005 PosterPenciptaan Desain Light On Bebas Tanpa Narkoba
9 2006Metode Pembelajaran Penelitian dan Penelian Seni Rupa dari Aspek Cara Wimba, Jurnal Ilmiah Seni Rupa ISI Denpasar
10 2006 Eksistensi Alumni Prodi Pendidikan Seni Rupa UNY
11 2006Logo Semen Gresik, Dilombakan dalam cipta logo 50 tahun Semen Gresik
12 2006 Logo Semarang, Cipta Logo Semarang dengan slogan The
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Beauty Of Asia13 2007 Reinkarnasi, Pameran Nasional Seni Rupa Nusantara14 2008 Kriya Kulit, Tatah Sungging
15 2007Pengembangan Metode Analisis Bentuk dalam Pengajaran Seni Lukis di Jurusan Seni Rupa FBS
Bidang Pengabdian
NoTahun
Jabatan Nama Kegiatan
1 2005 Ketua Penyuluhan Keterampilan Batik Tulis
2 2006 KetuaPelatihan Sablon Di Kaliwaru Ngawen Wonosari Gunungkidul
Kesimpulan akhir :
Menurut saya seni ukir yang dibuat oleh belian sangat menabjubkan siapa sangka manusia sepintar beliau dapat membuat seni kukiran yang terkesan masa lampau, dan kuno. Intinya karya ini sangat bagus.
Nama : Rafly Safadanu Aprilian
Kelas : IX-1
No. absen : 22
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Karya : Seni Ukir
Aliran : Klasikisme
Hal yang diapresiasi :
1) Deskripsi : Seni Ukir pada cangkang telur yang dibuat oleh Hendri berawal dari ide temannya. Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan satu cangkang yang diukir butuh 3 hari atau bahkan sampai 15 hari, tergantung tingkat kesulitannya. Jadi butuh ketelatenan khusus untuk membuat ukiran dari cangkang telur seperti ini. Harga jualnya pun sangat tinggi.
2) Ide : Menurut saya seni ukir cangkang telur ini sangatlah unik. Karna tidak semua orang dapat melakukan hal tersebut. Butuh ketelatenan dan kesabaran untuk dapat mengukir cangkang telur tersebut.
3) Warna Putih Krem Hitam
4) Bahan dan Alat Cangkang telur angsa yang sudah tidak ada isinya Bor kecil ( khusus untuk mengukir telur )
5) Biografi Pembuat
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Nama : Hendri SafarnoUmur : 27 TahunPendidikan terakhir : SMKTempat pembuatan : Jorong Koto Tengah, Kenagarian Lubuak
BatingkokMembuat ukiran : Sejak tahun 2008Motif Ukiran : Telah membuat 20 motif ukiran
Kesimpulan akhir :
Setelah saya mengetahui cara pembuatan ukiran cangkang telur, saya menjadi tahu bahwa sesulit apapun hal yang kita kerjakan selalu dapat kita selesaikan bila bersungguh-sungguh. Mengukir diatas cangkang telur yang hanya setebal membutuhkan kesabaran, ketelatenan, sungguh-sungguh saat melakukannnya dan yang sangat diperlukan adalah percaya diri. Adapun beberapa peraturan saat ingin membuat ukiran diatas cangkang telur kita tidak diperbolehkan mengangkat sesuatu yang berat 3-5 jam sebelum mengerjakan ukiran tersebut. Sesuai dengan tingkat kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama, harga yang ditawarkan pun tidak murah. Bahkan harga yang ditawarkan bisa sampai berpuluhu-puluh juta.
Nama : Rani Permata Sari
Kelas : IX-1
No. absen :
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Apresiasi Estetis Seni Ukir
Karya : Eko Kimianto
Aliran : Thuluth
Hal yang diapresiasi :
1) Deskripsi : -Kaligrafi Bismillah -Teknik pahat = tatah ukir
-Ukuran 40 x 60 cm
2) Ide :
Setiap tindakan yang akan kita lakukan haruslah mengatasnamakan Allah, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Segalanya.
4) Warna Coklat
5) Bahan dan Alat Kayu Jati Alat Ukir
6) Biografi Pembuat
-Nama = Eko Kimianto
Apresiasi Estetis Seni Ukir
-Jenis kelamin = laki-laki
-Alamat = Kendal Asri 1 Langenharjo, Kendal, Jawa Tengah, Indonesia
-Pendidikan = IKIP Semarang (sekarang UNNES)
-Pekerjaan = PNS
Kesimpulan akhir :
Tema tulisan yang dituangkan dalam bentuk tersebut adalah Bismillaahirrohmaanirrohiim. Judul tersebut untuk mempertegas setiap kaum muslim dalam memulai setiap tindakan haruslah mengucapkan Basmallah terlebih dahulu. Maksud karya ini adalah untuk mengingatkan kembali manusia kepada Khaliknya, yang telah menciptakan segala yang ada di alam semesta ini.
Nama : Rima Dara Ninggar
Kelas : IX-1
No. absen : 28