studi tentang pengembangan pembelajaran tahun …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf ·...

127
STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUARBIASA SE-KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh : TOTOK SUGIYANTO K4606056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hoanghanh

Post on 12-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

PENJASORKES PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

LUARBIASA SE-KOTA SURAKARTA

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

TOTOK SUGIYANTO

K4606056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

ii

STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

PENJASORKES PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

LUARBIASA SE-KOTA SURAKARTA

TAHUN 2010

Oleh:

TOTOK SUGIYANTO

K4606056

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I

Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes. NIP. 19490505 198503 1 001

Pembimbing II

Tri Winarti Rahayu, S.Pd, M.Or. NIP.19760129 200312 2 001

Page 4: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 29 Oktober 2010

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd.

Sekretaris : Singgih Hendarto, S.Pd, M.Pd.

Anggota I : Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes.

Anggota II : Tri Winarti Rahayu, S.Pd, M.Or.

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

v

ABSTRAK

Totok Sugiyanto. STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUARBIASA SE-KOTA SURAKARTA TAHUN 2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, September. 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengembangan

Pembelajaran Penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota

Surakarta Tahun 2010.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik

survey. Subyek penelitian ini adalah seluruh guru penjasorkes di Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta sejumlah 10 orang. Teknik

pengumpulan data menggunakan angket dan observasi. Teknik analisis data

menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan persentase untuk mengetahui

besarnya presentase jawaban pada setiap butir soal.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa secara

keseluruhan di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta Tahun

2010 dalam Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes sudah cukup baik, Hal ini

ditunjukkan dari masing-masing komponen : (1) Komponen Pedagogis di Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta tergolong cukup baik dengan

persentase 42%. Ini ditunjukkan pada masing-masing indikatornya (a) Indikator

berkaitan dengan tugas mengajar dengan prersentase 45%, (b) Akan tetapi

Indikator berkaitan dengan penyusunan silabus masih kurang baik dengan

persentase 37%, (c) Indikator berkaitan dengan penyusunan RPP tergolong baik

dengan persentase 40%, (d) berkaitan dengan pemahaman dan penyusunan

program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan

dengan penyusunan program tahunan tergolong cukup baik dengan persentase

65%. Hasil tersebut sesuai dengan observasi yang dilakukan dalam penelitian ini

dimana komponen pedagogis sudah berjalan dengan cukup baik. (2) Komponen

Kurikulum di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta tergolong

cukup baik dengan persentase 52%. Hal ini ditunjukkan pada masing-masing

indikator, (a) Indikator berkaitan dengan penerapan KTSP dengan persentase

Page 6: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

vi

57%, (b) Akan tetapi Indikator berkaitan dengan pelatihan dan pemantapan KTSP

tergolong kurang baik dengan presentase 47%, (c) Indikator berkaitan dengan

kesiapan mengajar dengan persentase 60%, (d) Indikator berkaitan dengan buku

pegangan dengan persentase 50%, (e) Indikator berkaitan dengan kendala

pembelajaran dengan persentase 87%, (f) Indikator berkaitan dengan metode

mengajar dengan persentase 50%. Hasil ini sesuai dengan observasi yang

dilakukan dalam penelitian ini dimana komponen Kurikulum sudah berjalan

dengan cukup baik. Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan

di lapangan. (3) Komponen Sarana Prasarana di Sekolah Menengah Pertama Luar

Biasa se-Kota Surakarta tergolong cukup baik dengan persentase 40%. Hal ini di

ditunjukkan pada masing-masing indikator, (a) Indikator penggunaan sarana dan

prasarana dengan persentase 36%, (b) Indikator berkaitan dengan pengaplikasian

sarana dan prasarana dengan persentase 60%. Hal ini juga diperkuat dengan hasil

observasi yang dilakukan di lapangan. (4) Komponen pengembangan

pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta

Komponen pengembangan pembelajaran Hal ini ditunjukkan pada Indikator

pengembangan pembelajaran dalam memodifikasi dan inovasi pembelajaran

penjasorkes dengan presentase 48%. Hasil tersebut sesuai dengan observasi yang

dilakukan dalam penelitian ini dimana komponen pengembangan pembelajaran

sudah berjalan dengan cukup baik. (5) Komponen kedisiplinan di Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta tergolong cukup baik dengan

presentase 60%.

Page 7: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

vii

MOTTO

� Setiap detik, Setiap menit pasti ada masalah, apapun yang terjadi

kita harus menghadapinya, selalu optimis dan jangan pernah

menyerah, semua itu ada jalan keluarnya.

� Sesuatu yang dihitung belum tentu bisa dihitung, sesuatu yang

tidak dihitung belum tentu bisa dihitung.

(Albert Enstein)

� Ketika senang janganlah terlalu berlebihan karena masih banyak

saudara-saudara kita yang dalam kesusahan, kesedihan, masalah,

musibah dsb, banyak instropeksi diri, selalu ingat dan dekatkanlah

diri kita kepadaNYA, dan semoga kita diberi kemudahan untuk

melakukan sesuatu yang bermanfaat.

� Seringkali kita menghargai sesuatu yang sukar diperoleh, tetapi

lebih mudah melupakan nikmat yang telah tersedia.

( Penulis)

Page 8: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibu tercinta…

2. Umi, Abbah, Bu Ida dan Ade” tersayang

3. Best freind forever : Tim Futsal The

Gaw Brother

4. Teman-teman Penjaskesrek angkatan

”2006”

5. Almamater

Page 9: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

ix

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini saya sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M. Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Drs. H. Sunardi, M Kes selaku Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan

dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes sebagai pembimbing I yang dengan sabar

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

5. Tri Winarti Rahayu, S.Pd, M.Or sebagai pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala Dinas KESBANG POL LINMAS, BAPPEDA dan DIS DIKPORA

Kota Surakartayang telah memberikan ijinnya.

7. Kepala Sekolah SMP LB Se-Kota Surakarta.

8. Bapak/ Ibu guru mata pelajaran Penjasorkes SMMP LB Se-Kota Surakarta

atas keikhlasannya membantu penelitian ini.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian.

Semoga semua amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Surakarta, Oktober 2010

Totok Sugiyanto

Page 10: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

x

DAFTAR ISI

JUDUL.......................................................................................................... i

PENGAJUAN................................................................................................ ii

PERSETUJUAN............................................................................................ iii

PENGESAHAN............................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN.......................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiv

BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah...................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah..................................................................... 7

D. Pumusan Masalah......................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian........................................................................ 8

BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 9

A. Tinjauan Pustaka............................................................................ 9

1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ............................. 9

2. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Adaptif ................. 11

3. Ruang Lingkup Peserta Penjasorkes Adaptif............................... 13

4. Prasarana dan Sarana Penjasorkes Adaptif .................................. 19

5. Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes .................................. 21

6. Proses Pembelajaran Penjasorkes Adaptif ................................... 29

7. Kurikulum Penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Luar

Biasa .......................................................................................... 29

B. Kerangka Berpikir.......................................................................... 41

Page 11: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

xi

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 43

1. Tempat Penelitian .................................................................. 43

2. Waktu Penelitian .................................................................... 43

B. Metode Penelitian ......................................................................... 43

C. Subjek Penelitian ........................................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 44

1. Jenis Data .............................................................................. 44

2. Alat Pengumpul Data ............................................................. 44

E. Teknik Analisis Data...................................................................... 45

1. Uji Validitas ........................................................................... 45

2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 46

3. Analisis Data ......................................................................... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN..................................................................... 49

A. Deskripsi Data .............................................................................. 49

1. Mencari Validitas ...................................................................... 49

2. Mencari Reliabilitas ................................................................... 49

3. Hasil Penelitian .......................................................................... 50

B. Pembahasan .................................................................................. 61

BAB V. SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 62

A. Simpulan ....................................................................................... 62

B. Implikasi ....................................................................................... 63

C. Saran ............................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 65

LAMPIRAN .................................................................................................. 67

Page 12: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes Semester

Ganjil untuk kelas VII, semester 1................................................... 34

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes Semester

Ganjil untuk kelas VIII, semester 1 .................................................. 37

Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes Semester

Ganjil untuk kelas IX, semester 1 ..................................................... 38

Tabel 4. Rage Katagori Reliabelitas ............................................................... 48

Tabel 5. Contoh Hasil Uji Validitas Butir Soal No 1...................................... 49

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 50

Tabel 7. Data Berkaitan dengan Pedagogis..................................................... 51

Tabel 8. Data Berkaitan dengan Tugas Mengajar ........................................... 51

Tabel 9. Data Berkaitan dengan Pemahaman dan Penyusunan Silabus ........... 52

Tabel 10. Data Berkaitan dengan Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran................................................................................... 52

Tabel 11. Data Berkaitan dengan Penyusunan Program Semester................... 53

Tabel 12. Data Berkaitan dengan Penyusunan Program Tahunan ................... 55

Tabel 13. Data Berkaitan dengan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan ....................................................................................... 54

Tabel 14. Data Berkaitan dengan Pemahaman dan Penerapan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan............................................................... 55

Tabel 15. Data Berkaitan dengan Pelatihan dan Kemantapan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan............................................................... 55

Tabel 16. Data Berkaitan dengan Kesiapan Mengajar .................................... 56

Tabel 17. Data Berkaitan dengan Buku Pegangan Mengajar........................... 56

Tabel 18. Data Berkaitan dengan Kendala dalam Pembelajaran ..................... 57

Tabel 19. Data Berkaitan dengan Metode Mengajar......................................... 57

Tabel 20. Data Berkaitan dengan Sarana dan Prasarana.................................... 58

Tabel 21. Data Berkaitan dengan Penggunaan Sarana dan Prasarana................ 58

Tabel 22. Data Berkaitan dengan Pengaplikasian Sarana dan Prasarana

Page 13: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

xiii

dalam Silabus, RPP, Program Semester, Program Tahunan............... 59

Tabel 23. Data Berkaitan dengan Pengembangan Pembelajaran dalam

Memodifikasi dan Inovasi Pembelajaran Penjasorkes..................... 60

Tabel 24. Data Berkaitan dengan Kedisiplinan Siswa...................................... 60

Page 14: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi–Kisi Instrumen Angket Penelitian ...................................... 67

Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Angket Try out ............................................. 69

Lampiran 3. Daftar Perhitungan Uji Validitas .............................................. 80

Lampiran 4. Daftar Tabel Value Of r Product Moment .................................. 88

Lampiran 5. Daftar Perhitungan Uji Reliabilitas ............................................ 89

Lampiran 6. Daftar Pertanyaan Angket Penelitian ......................................... 94

Lampiran 7. Jadwal Penelitian ....................................................................... 103

Lampiran 8. Data Hasil Penelitian ................................................................. 104

Lampiran 9. Dokumentasi ............................................................................ 110

Page 15: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia,

sehingga mampu mengembangkan dan merealisasikan gagasan dalam masyarakat

adil dan makmur. Pendidikan pada dasarnya diberikan kepada siapa saja, bukan

hanya individu yang normal tetapi juga untuk individu dengan berkebutuhan khusus.

Oleh karena itu pendidikan merupakan kebutuhan yang pokok bagi setiap individu

yang maju, sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 1

dan 2 menyatakan bahwa: “(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu, (2) Warga Negara yang memiliki kelainan

fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan

khusus”. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Dari penjelasan diatas, pendidikan merupakan wadah untuk membangun

potensi-potensi yang ada pada setiap diri peserta didik. Diperlukan tenaga pendidik

atau guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan disekolah. Sesuai dengan kebijakan

pemerintah dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 diatas,

pendidikan tidak hanya diberikan kepada anak yang normal saja, tetapi bagi anak

yang berkelainan atau anak berkebutuhan khusus juga layak untuk mendapatkan

Page 16: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

2

pendidikan yang sama. Dengan adanya pendidikan khusus atau inklusi, mereka dapat

mengembangkan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam proses

belajar mengajar bagi siswa anak dengan kebutuhan khusus membutuhkan tenaga

pengajar yang mempunyai latar belakang pendidikan luar biasa, yang mampu

menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga peserta didik merasa nyaman di

lingkungan sekolah dan mampu mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Oleh

karena itu, dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar merupakan pekerjaan yang

menyangkut beberapa aspek dan menuntut kesungguhan guru.

Sehubungan dengan pelaksanaan tersebut diatas, seorang guru membutuhkan

dasar pengetahuan yang baik mengenai Devolepmentally Appropriate Practice

(DAP), yaitu pengembangan pendekatan strategi belajar mengajar, menurut Mulyani

Sumantri & Johar Permana (2001 : 1) menyatakan bahwa pendekatan ini didasarkan

atas:

1. Pengetahuan yang jelas mengenai perkembangan anak baik fisiknya, kognisinya, sosial-emosional dan moralnya.

2. Perhatian yang kuat atas keunikan setiap peserta didik, baik dalam konteks latar belakang kehidupan keluarganya maupun kebiasaan budaya yang mengerti hidupnya

3. Suatu pengertian yang mendalam megenai bagaimana sesungguhnya peserta didik itu berpikir dan belajar.

Dengan pendekatan strategi belajar mengajar seorang guru harus membuat

program pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebelum seorang guru

menetapkan suatu program pengajaran, guru harus mempelajari dan menguasai GBPP

(Garis-garis Besar Program Pengajaran) terlebih dahulu untuk berbagai bidang studi

dalam kurikulum yang berlaku pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

Selanjutnya guru tersebut harus menetapkan sejumlah satuan bahasan (pokok

bahasan) yang dimuat dalam GBPP itu kedalam satuan-satuan pelajaran / rencana

pelaksanaan pembelajaran yang merupakan salah satu bentuk penyampain materi.

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum, karena

kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan

Page 17: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

3

pendidikan, baik pengelola maupun penyelenggara; khususnya guru dan kepala

sekolah. Kurikulum pada pendidikan luar biasa pada dasarnya sama dengan yang ada

pada pendidikan normal. Kurikulum pendidikan perlu didesantralisasikan terutama

dalam pengembangan silabus dan pelaksanaan yang disesuaikan dengan tuntutan

kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan

demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan

menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran.

Banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah karena sebagian besar kebijakan

yang berkaitan dengan implementasi Standar Pendidikan Nasional Pendidikan

dilaksanakan sekolah, maka sekolah harus menyusun Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) atau silabus dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian

standar isi dan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dengan pemendiknas no.

23 tahun 2006.

Penjasorkes merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani,

ketrampilan gerak, ketrampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, ketrampilan

sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Di dalam

intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia

yang berlangsung seumur hidup, peranan penjasorkes adalah sangat penting, yaitu

memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam pengalaman

belajar melalui aktivitas jasmani yang secara sistematik. Pembekalan pengalaman

belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus mementuk gaya hidup sehat dan aktif

sepanjang hayat.

Berkaitan dengan penjasorkes adaptif, individu dengan berkebutuhan khusus

akan memperoleh pembinaan melalui penjasorkes yang diberikan di sekolah.

Layanan tersebut diberikan secara elegan kepada mereka yang kurang beruntung dan

memiliki kekhususan sebab mereka juga merupakan anak-anak bangsa yang menjadi

harapan orang tua, masyarakat, bangsa dan negara mereka juga dapat tumbuh dan

berkembang menjadi dewasa yang mempunyai percaya diri dan harga diri yang tinggi

Page 18: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

4

dalam memimpin dan mengabdikan dirinya untuk pembangunan bangsa indonesia

pada masa yang akan datang.

Menurut Sri Widati & Murtadlo (2007: 03) menyatakan bahwa: ”Penjas

adaptif adalah suatu program individual yang berhubungan dengan pengembangan,

aktivitas jasmani, latihan, permainan, ritma, dan olahraga yang dirancang untuk

memenuhi pendidikan jasmani khusus sesuai kebutuhan individu”. Oleh karena itu,

guru penjasorkes sebaiknya membantu peserta didiknya agar tidak merasa rendah diri

dan terisolasi dari lingkunganya. Dalam pembelajaran penjasorkes anak berkebutuhan

khusus membutuhkan prasarana dan sarana yang sesuai dengan karekteristiknya.

Penyediaan prasaran dan sarana yang sesuai akan memudahkan peserta didik

mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

Prasarana dan sarana penjasorkes bagi peserta didik dengan berkebutuhan

khusus pada dasarnya sama dengan prasarana dan sarana penjasorkes peserta didik

normal. Agar pelaksanaan program pembelajaran penjasorkes bagi peserta didik

berkebutuhan khusus dapat berjalan dengan baik, maka prasarana dan sarana

penjasorkes bagi peserta didik kebutuhan khusus perlu dimodifikasi dan disesuaikan

dengan karakteristik peserta didik sehingga memudahkan peserta didik mengikuti

kegiatan penjasorkes disekolahanya.

Penjasorkes bagi individu dengan berkebutuhan khusus mempunyai tujuan

yang sama dengan penjasorkes untuk individu normal, yaitu mencakup tujuan untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, keterampilan gerak dan

intelektual. Dalam merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran

penjasorkes bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus memerlukan pemikiran,

ketelitian dan pengembangan pembelajaran yang baik. Program pembelajaran

penjasorkes akan berhasil apabila fokus kegiatan di tujukan pada perbaikan tingkat

kemampuan dan meminimalkan hambatan-hambatan yang dihadapi peserta didik.

Dalam proses pengembangan pembelajaran penjasorkes, guru penjasorkes diharapkan

mampu memberikan pengajaran yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan siswa

Page 19: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

5

anak berkebutuhan khusus yang memerlukan adaptasi dalam pendidikan jasmani

untuk keselamatan, kesenangan, kepuasan, dan partisipasi yang sukses.

Di kota surakarta terdapat 10 Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa baik

negeri maupun swasta, adapun ruang lingkupnya sebagai berikut :

1. Bagian A adalah sekolahan bagi penyandang Tuna Netra / kelainan pada

penglihatan.

2. Bagian B adalah sekolahan bagi penyandang Tuna Rungu Wicara / gangguan pada

pendengaran dan berbicara

3. Bagian C adalah sekolahan bagi Penyandang Tuna Grahita / gangguan intelegensi

4. Bagian D adalah sekolah bagi penyandang Tuna Daksa / gangguan bentuk atau

hambatan pada tulang, otot, atau sendi dalam fungsi normal.

5. Bagian E adalah sekolahan bagi penyandang Tuna Laras / gangguan pada tingkah

lakunya / nakal.

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa yang ada di kota surakarta antara lain :

1. Yayasan Kesejahteraan Anak-anak Buta / gangguan penglihatan (SMPLB / A

YKAB)

2. Yayasan Anak-anak Tuna Rungu Wicara / gangguan pendengaran dan berbicara

(SMPLB / B YAAT )

3. Yayasan Rehabilitasi Tuna Rungu Wicara / gangguan pendengaran dan berbicara (

SMPLB /B YRT RW )

4. Yayasan Setia Dharma (Tuna Grahita / gangguan intelegensi) SLTP LB / SMLB-C

5. Yayasan Pendidikan Sosial Luar Biasa (Tuna Grahita / gangguan intelegensi)

SMPLB / C - YP SMPLB

6. Yayasan Bhina Putra, SMPLB E (Cacat Tuna Laras / gangguan tingkah laku)

7. Yayasan Prayuna, SMPLB E (Cacat Tuna Laras / gangguan tingkah laku)

8. Panca Bukti Mulia / SMPLB C (Tuna Grahita / gangguan intelegensi)

9. SMPLB C G. YPPCG (Tuna Grahita/ gangguan intelegensi

10 SMPLB Negeri Surakarta Bagian B dan C ( Tuna Rungu Wicara dan Tuna

Grahita)

Page 20: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

6

Permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakakan di atas melatar

belakangi judul penelitian ”Studi Tentang Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes

Pada Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta Tahun 2010”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Belum semua guru penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota

Surakarta, berlatar belakang sarjana pendidikan jasmani.

2. Perlunya guru penjasorkes yang memahami karekteristik anak berkebutuhan

khusus.

3. Perlunya strategi dan model pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan bagi individu dengan kebutuhan khusus yang disesuaikan dengan

karakteristiknya.

4. Penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan bidang studi pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan pada Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota

Surakarta Tahun 2010, belum terlaksana secara menyeluruh.

5. Belum di ketahui bagaimana pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta,

dibutuhkannya prasarana dan sarana yang sesuai.

6. Belum diketahuinya pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan pada Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-kota Surakarta

Tahun 2010.

Page 21: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

7

C. Pembatasan Masalah

Banyak masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar tidak

menyimpang dan lebih terarah karena keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan

kemampuan, maka dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Pedagogis guru penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-

Kota Surakarta tahun 2010.

2. Penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan bidang studi penjasorkes pada

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta tahun 2010.

3. Prasarana dan sarana penjasorkes pada sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

se-Kota Surakarta tahun 2010.

4. Pegembangan pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama

Luar Biasa se-Kota Surakarta tahun 2010

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada dalam latar belakang diatas,

maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pedagogis guru penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Luar

Biasa se-Kota Surakarta tahun 2010?

2. Bagaimana penerapan kurikulum satuan pendidikan pada Sekolah Menengah

Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta tahun 2010?

3. Apakah prasarana dan sarana penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama

Luar Biasa se-Kota Surakarta tahun 2010 sudah sesuai?

4. Bagaimana pengembangan pembelajaran penjasorkes pada Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta tahun 2010?

Page 22: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

8

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraikan diatas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pedagogis guru penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota

Surakarta tahun 2010.

2. Penerapan kurikulum satuan pendidikan bidang studi penjasorkes pada Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta tahun 2010.

3. Prasarana dan sarana penjasorkes pada sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-

Kota Surakarta tahun 2010.

4. Pengembangan pembelajaran penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Luar

Biasa se-Kota Surakarta tahun 2010.

F. Manfaat Penelitian

Setelah hasil penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai

berikut:

1. Dapat dijadikan informasi, bahwa pendidikan jasmani sangat dibutuhkan anak,

khusus untuk pengembangan diri baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Dapat dijadikan masukan bagi guru penjasorkes pada sekolah Menengah Pertama

Luar Biasa se-kota Surakarta untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pengembangan

pembelajaran penjasorkes.

3. Memberikan informasi dan hasil penelitian kepada PEMKOT Surakarta agar

dijadikan bahan pertimbang guna meningkatkan mutu pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan.

4. Bagi peneliti dapat menambah penetahuan dan pengalaman dalam penelitian

ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

Page 23: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Menurut para ahli diantaranya Toho Cholik & Rusli Lutan (2001: 2)

menyatakan bpahwa: “Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu

proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui

gerakan fisik”.

Menurut Samsudin (2008:2) menyatakan bahwa: “Pendidikan jasmani

adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk

meningkatkan kebuagaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan

emosi”. Menurut Abdul Kadir Ateng (1989:1) menyatakan bahwa:

Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktivitas jasmani yang pada umumnya (meskipun tidak selalu) dilakukan dengan tempat yang cukup tinggi dan terutama gerakan-gerakan besar ketangkasan dan keterampilan, yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau berkualitas tinggi, agar dipeoleh manfaat bagi anak-anak didik.

Sedangkan menurut Toho Cholik & Rusli lutan menyatakan bahwa: “Pendidikan

jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk

mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik”.

Pendidikan jasmani adalah terjemahan dari physical education yang di

gunakan di Amerika. Makna dari pendidikan jasmani adalah pendidikan mengenai

fisik dan mental seseorang. Jadi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan

tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak

melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian pendidikan jasmani adalah

adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara

sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan

kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta

Page 24: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

10

nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan (Aip Syarifuddin & Muhadi, 1992:04).

Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari sistem pendidikan secara

keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diserahkan

pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan

aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui

aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani dapat diartikan suatu proses sosialisasi dan

transformasi nilai-nilai melalui aktivitas jasmani yang terseleksi, terencana,

terprogram, dan bertujuan.

Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah

apabila dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang

sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa baik pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis maupun dalam rangka

menyiapkan siswa scara fisiologis yang mengarah kepada usaha-usaha keras yang

sangat berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam

membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat besar

pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungan.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan yang dilakukan seumur

hidup. Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yaitu

memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara langsung dalam

berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan,

yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan

untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,

sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hidup.

Pendidikan jasmani tidak semata-mata mengembangkan ketrampilan

jasmani, tetapi masih banyak mereka yang tidak memahami bahwa pendidikan

jasmani juga mengembangkan ketrampilan sosial (social Skill), emosional dan

intelektual. Pendidikan jasmani lebih disoroti dari sisi kelemahan dan

kekuranganya dibandingkan dengan sisi-sisi positif dan keunggulannya.

Pemahaman dan penilaian yang demikian sudah barang tentu tidaklah benar. Bila

Page 25: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

11

dicermati, pengajaran yang baik dalam pendidikan jasmani lebih dari sekedar

mengembangkan ketrampilan berolahraga.

Pengajaran yang baik harus melibatkan aspek-aspek yang berhubungan

dengan apa yang sebenarnya dipelajari oleh siswa melalui partisipasinya, apakah

itu neuromuskuler, intelektual, emosional, dan bukan aktivitasnya olahraga

semata. Pendidikan jasmani yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada

hakikatnya adalah proses pendidikan dimana terjadi interaksi antara peserta didik

dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik

menuju pembentukan manusia seutuhnya.

2. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Adaptif

Anak luar biasa dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang

yang memiliki ciri-ciri penyimpang mental, fisik, emosi atau tingkah laku yang

membutuhkan modifikasi dan pelayanan khusus agar dapat berkembang secara

maksimal semua potensi yang dimilikinya. Anak luar biasa ini meliputi anak yang

gangguan fisik, gangguan mata, termasuk buta atau setengah buta gangguan pada

tulang, termasuk lumpuh karena gangguan otak, tuli, termasuk tuli total dan tuli

sebagian, gangguan pada alat bicara, epilepsi, gangguan emosi, dan gangguan

bawaan.

Perbedaan utama anak dengan kebutuhan khusus dan anak normal

terletak pada keadaan atau kondisi fisik termasuk alat-alat fisik yang tidak

lengkap, sehingga ia tidak dapat melakukan tugas dan fungsinya seperti yang

dilakukan anak normal. Ketidaklengkapan alat-alat tubuh tersebut menyebabkan

ia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar, sehingga tidak dapat

disamakan dengan anak-anak normal atau orang dewasa normal.

Arma Abdoellah (1996: 3) menyatakan bahwa:

Pendidikan jasmani disesuaikan ( Adapted physical education ) adalah pendidikan melalui program aktifitas jasmani tradisional yang dimodifikasi untuk memungkinkan individu dengan kelainan memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan.

Page 26: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

12

Aip Syarifuddin & Muhadi (1992: 4) menyatakan bahwa:

Pendidikan jasmani adaptif adalah suatu proses mendidik melalui aktifitas gerak untuk laju pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis dalam rangka pengoptimal-kan seluruh potensi: kemampuan dan keterbatasan anak, kecerdasan, kesegaran jasmani, sosial, kultural, emosional, dan rasa keindahan demi tercapainya tujuan pendidikan yaitu terbentknya manusia seutuhnya. Dari beberapa teori diatas jelas bahwa terdapat pendidikan yang di

tujukan kepada anak yang memiliki kebutuhan khusus sama dengan penjasorkes

untuk anak-anak normal yaitu mencakup tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan

dan perkembangan jasmani, ketrampilan gerak, sosial, dan intelektual. Disamping

itu, proses pendidikan itu penting untuk menanamkan nilai-nilai dan sikap positif

terhadap keterbatasan kemampuan baik dari segi fisik maupun mentalnya

sehingga mereka mampu bersosialisasi dengan lingkungan dan memiliki rasa

percaya diri dan harga diri.

Arma Abdoellah (1996: 4) menyatakan bahwa: Tujuan pendidikan jasmani bagi yang berkelainan adalah untuk membantu mereka mencapai pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang sepadan dengan potensi mereka melalui program aktifitas pendidikan jasmani biasa dan khusus yang dirancang dengan hati-hati. Menurut Aip Syarifuddin & Muhadi (1992: 4) menyatakan bahwa:

“Tujuan pendidikan jasmani adalah memperoleh peningkatan kemampuan dan

ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan, dan pembentukan watak untuk

menjadi manusia seutuhnya”.

Dari penjelasan di atas seorang guru penjasorkes sebaiknya membantu

peserta didiknya agar tidak mersa rendah diri dan terisolasi dari lingkungannya.

Kepada mereka peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan aktifitas

jasmani melalui berbagai macam olahraga dan permainan. Pemberian kesempatan

itu merupakan pengakuan bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama

dengan anak-anak normal. Melalui aktifitas pendidikan jasmani dan kesehatan

Page 27: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

13

adaptif yang mengandung unsur kegembiraan dan kesenangan, anak-anak dapat

memahami dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupanya.

3. Ruang Lingkup Peserta Penjasorkes Adaptif

Siapa saja yang termasuk peserta penjasorkes adaptif, perlu di

identifikasikan dan dikatagorikan sesuai dengan kekhususannya. Prinsip

pengajaran yang sesuai dengan karakteristiknya peserta didik juga berlaku dalam

penjasorkes adaptif. Adapun jenis-jenis kekhususannya peserta didik penjasorkes

adaptif sebagai berikut:

a. Tuna Netra

Kerusakan penglihatan dapat mempengaruhi berbagai penampilan anak.

Oleh sebab itu anak yang mengalami kerusakan penglihatan harus mendapat

perhatian dari guru penjasorkes, termasuk penggunaan metode pendekatan

spesifik sesuai karakteristiknya yang cukup unik itu.

Menurut Tien Supartinah (1995: 16) menyatakan bahwa: ”Anak tuna

netra tidak hanya anak yang mampu melihat sama sekali (buta), tetapi juga anak

yang yang hanya mampu melihat dalam keterbatasan (low vision)”.

Gangguan penglihatan atau kebutaan artinnya adalah adanya kerusakan

pada mata, sehingga tidak dapat melihat dan dampaknya merugikan terhadap

penampilan anak selama masa pendidikan. Terdapat istilah yang berbeda

mengenai kebutaan atau gangguan peglihatan. Namun secara umum, gangguan

penglihatan dapat dilihat dari ketajaman penglihatan berdasarkan “snellen chart”.

Seseorang yang memiliki penglihatan normal maupun membaca deretan huruf

tentu dari jarak 20 kaki. Kemampuan penglihatan seperti ini disebut penglihatan

20/20, semakin besar bilangan penyebut berarti semakin berkurang

penglihatannya.

Sebagai contoh seseorang memperoleh skor 20/70 (dari hasil tes snellen)

maka hasil ini dapat diartikan bahwa anak tersebut baru bisa membaca pada jarak

70 kaki (1 kaki= 30cm). Bagi orang yang buta legal skor yang paling baik 20/200,

Page 28: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

14

artinya dia harus berada pada jarak 20 kaki untuk membaca huruf, sedangkan

mata normal dapat membaca dari jarak 20 kaki.

Demikian beberapa contah klasifikasi penglihatan yang dapat diketahui

berdasarkan “Tes Snellen”. Paparan ini sekedar sebagai pengetahuan, sebab yang

paling penting bagi guru penjasorkes adalah bagaimana menyikapi dan

memperlakukan siswa penderita gangguan penlihatan agar dapat berpartisipasi

aktif dalam proses belajar penjasorkes sehingga pertumbuhan dan perkembangan

fisiknya berjalan dengan baik.

Gangguan penglihatan secara langsung memperendah mutu gerak dan

kemampuan perseptual motorik karena seseorang tidak mampu mempersepsi

rangsangan visual secara normal. Tugas guru pendidikan jasmani adaptif adalah

membangkitkan sikap positif dan motivasi siswa untuk tetap berpartisipasi secara

aktif sesuai dengan kemampuannya.

Oleh karena itu seseorang guru penjasorkes, seharusnya memiliki

kemampuan untuk melakukan komunikasi dan interaksi secara baik dengan siswa

yang mengalami gangguan penglihatan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah

guru penjasorkes memiliki sifat positif terhadap mereka yang tidak dapat

dikompensasikan.

Jenis olahraga yang cocok bagi penderita gangguan penglihatan adalah

olahraga yang dapat meningkatkan kekuatan daya tahan jantung paru. Hal ini

sesuai kebutuhan dan kebiasaan hidup sehari-hari yang memerlukan tingkat

kesegaran jasmani yang lebih baik dibandingkan dengan anak normal. Sebab

dalam tugas sehari-hari, mereka yang mengalami gangguan penglihatan

memerlukan usaha-usaha yang lebih banyak dan kompleks, serta mereka

memerlukan energi yang lebih besar pula. Oleh karena itu olahraga yang

disarankan adalah olahraga yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani,

misalnya lari ditempat, atau menempuh jarak tertentu melalui berbagai

penyesuaian alat bantu.

Page 29: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

15

b.Tuna Rungu

Gangguan pendengaran merupakan salah satu hambatan yang sangat

berarti untuk melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu

dampak gangguan pendengaran adalah sering terjadi salah paham sehingga

berpengaruh terhadap penyesuaian diri. Beltasar Tarigan (2000: 20) menyatakan

bahwa:

Ada dua katagori gangguan pendengaran yaitu: pertama disebut “tuli” dan yang kedua sulit mendengar, artinya seseorang bisa mendengar apabila suara kita keras. “Tuli” berarti ada kerusakan pada alat pendengaran yang cukup berat sehingga tidak dapat menerima informasi bahasa termasuk memprosesnya . Sedangkan “sulit mendengar” berati ada kerusakan pada alat pendengaran yang sifatnya bisa tetap dan tidak tetap, namun tidak sama dengan tuli.

Bagaimana proses terjadinya kerusakan pendengaran dengan cara

memberikan diagnosis, bukanlah tugas seorang guru penjasorkes, namun ciri-ciri

dan tanda-tandayang ditunjukan oleh anak yang mengarah kepada kelainan

pendengaran perlu mendapat perhatian sehingga kerusakan lebih parah dapat

dicegah dan menyuruh anak ke dokter THT ( Tenggorokan Hidung dan Telinga ).

Masalah dasar yang dihadapi oleh guru penjasorkes terhadap anak yang

mengalami gangguan pendengaran adalah bagaimana melakukan komunikasi

seefektif mungkin. Bila kemudian tidak lancar, maka program pembelajaran tidak

berjalan lancar.

Untuk Memperlancar komunikasi dengan siswa, para guru penjasorkes

dapat melakukan dengan cara memberikan isyarat-isyarat melalui tangan.

Disamping itu pula dilakukan dengan cara menempelkan materi pembelajaran

dipapan pengumuman, misalnya konsep melalui kualitas gerak, kesadaran tubuh

dan ruang, serta lebih baik lagi disertai lagi dengan gambar-gambar yang dapat

menarik perhatian.

Olahraga yang cocok untuk anak yang mengalami gangguan

pendengaran, kelihatannya hampir sama dengan ganguan penglihatan.

Karakteristik dan kebiasaan hidup mereka sehari-hari adalah lebih banyak duduk

Page 30: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

16

dan diam. Oleh sebab itu aktifitas lebih ditentukan pada aspek peningkatan

kebugaran jasmani.

c. Tuna wicara

Beltasar Tarigan (2000: 22) menyatakan bahwa:

Tidak mampu bicara atau sering disebut dengan “bisu” berarti tidak mampu melakukan komunikasi melalui kata-kata seperti, gagap, artikulasi tidak jelas ataupun suara tidak terdengar, seorang yang mengalami tuna wicara mengerti apa yang dibicarakan orang tetapi tidak mampu mengutarakan pikiranya secara verbal.

Berbicara merupakan perilaku untuk menyusun dan mengatur suara

melalui bahasa lisan. Seorang anak yangmengalami kesulitan dalam melakukan

komunikasi atau mengalami kesulitan dalam mengeluarkan dan mengatur

suaranya disebut tidak mampu berbicara atau berbahasa.

Untuk menghadapi anak yang mengalami gangguan berbicara, para guru

penjasorkes harus mampu mengkomunikasikan program dengan baik melalui

pendekatan yang sering dilakukan oleh anak-anak normal. Tingkat kesulitan

berkomunikasi lebih baik dibandingkan dengan anak yang mengalami gangguan

pendengaran.

Aktifitas jasmani yang cocok untuk anak yang mengalami gangguan

berbicara, dititik beratkan pada upaya-upaya peningkatan kebugaran jasmani dan

ketrampilan gerak dasar. Umumnya semua jenis olahraga dapat diberikan, dan

tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhannya.

Semua anak memiliki seperangkat kebutuhan, ketrampilan, dan

keterbatasan-keterbatsan dalam penjasorkes. Yang jelas, guru penjasorkes harus

mampu menerjemahkan informasi yang berkaitan dengan keunikan-keunikan

setiap anak kedalam pembelajaran yang berorientasi pada perbaikan dan

perkembangan fisik, mental, sosial, dan intelektual anak menuju masa depan yang

lebih cerah.

Page 31: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

17

d. Tuna Grahita

Mohammad Amin (1995: 34) menyatakan bahwa: “Anak tuna grahita

adalah anak yang mengalami hambatan dalam fungsi kecerdasan, sosial, emosi,

kepribadian, dan fungsi mental lain sehingga anak tidak dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungannya”

Tjutju Sutjihati Soemantri (1996: 38) menyatakan bahwa: “Anak tuna

grahita merupakan kondisi anak yang kecerdasannya dibawah rata-rata, yang

ditandai keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial”.

Munzayanah (2000: 13) menyatakan bahwa: “Anak tuna grahita adalah anak yang

mengalami hambatan dalam bidang intelektual serta seluruh kepribadiannya,

sehingga mereka tidak mampu hidup dengan kekuatan sendiri didalam

masyarakat”.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa anak tuna grahita

adalah kondisi anak yang abnormal dimana mereka memiliki ketidakmampuan

atau hambatan fungsi intelektual, sosial, emosional, dan kepribadiannya, sehingga

mereka mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan

sekitarnya.

Ada 2 faktor dominan yang dianggap sebagai penyebab keterbelakangan

mental. Katagori yang pertama adalah kerusakan otak dan katagori kedua adalah

keluarga dan budaya. Kerusakan otak yang mengacu pada keterbelakangan mental

disebabkan kecelakaan atau bisa juga mengalami kerusakan sebelumnya, selama

atau setelah kelahiran. Sedangkan katagori keluarga dan budaya disebabkan oleh

kingkungan genetik.

Siswa keterbelakangan mental ini tidak bisa memadukan informasi

seperti rata-rata yang dapat dilakukan siswa normal pada umumnya. Oleh karena

itu guru penjasorkes harus memberikan materi pembelajaran secara bagian dan

disederhanakan. Waktu partisipasi dalam suatu aktifitas lebih lama, instruksi

harus sering diulang-ulang, dengan menggunakan kalimat pendek. Apabila

berhasil dalam suatu ketrampilan, berikan pujian atas usaha yang dia lakukan.

Dalam memantapkan persepsi tentang suatu teknik atau aktifitas, lakukan

demonstrasi sehingga para siswa dapat melihat secara jelas, teknik yang benar dan

Page 32: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

18

melakukannya dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang mengalami

keterbelakangan mental yang ringan dan sedang, tetap dapat mengikuti aktifitas

penjasorkes. Sehingga seorang guru penjasorkes harus hati-hati terhadap

perubahan-perubahan tingkah laku, yang sering berubah secara cepat dan dapat

mengganggu kenyamanan siswa lainnya.

Olahraga yang cocok bagi mereka adalah olahraga yang lebih banyak

ditekankan pada permainan yang dapat menimbulkan kesenangan dan perkecil

aktifitas yang bersifat kompetisi.

e. Tuna Daksa

Tuna Daksa berarti suatu keadaan rusak atau terganggu sebagian akibat

gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, atau sendi dalam fungsinya

yang normal. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan, atau dapat

juga disebabkan oleh pembawaan sejak lahir. (White House Conference, 1931).

Gangguan fisik dapat terjadi akibat kecelakaan, adanya penyakit tertentu,

gangguan selama dalam kandungan,atau gangguan pada saat lahir dan setelah

lahir. Secara umum, anak yang memiliki gangguan fisik dapat dilibatkan dalam

aktifitas penjasorkes, namun perlu dilakukan penyesuaian baik jenis maupun

intensitasnya yang termasuk juga peralatan yang digunakan harus disesuaikan

Sekarang ini kita melihat banyak anak-anak atau orang dewasa kurang

sempurna yang berprestasi dalam bidang olahraga. Organisasi yang membina

olahraga bagi orang yang kurang sempurna disebut BPOC (Badan Pembinaan

Orang Cacat) dan anggotanya dalam KONI adalah mewakili badan fungsional.

e. Tuna Laras

Tjutju Sutjihati Soemantri (1996:115) menyatakan bahwa: “Anak tuna

laras juga sering disebut anak tuna sosial, karena tingkah laku anak ini

menunjukan penentangan terhadap norma-norma sosial masyarakat yang

berwujud seperti mencuri, menganggu, menyakiti orang lain.

Berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan, dapat digambarkan bahwa

ganguan emosional berkaitan dengan ketidakmampuan menjalin komunikasi dan

Page 33: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

19

menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak dapat diterima oleh masyarakat.

Gangguan emosional sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan keberhasilan

pendidikan jasmani. Oleh karena, itu guru penjasorkes harus sabar dalam

menghadapi perilaku-perilaku yang diperlihatkan.

Aktifitas yang berorientasi pada peningkatan kebugaran jasmani, selain

itu bentuk-bentuk olahraga yang dapat mempengaruhi ketrampilan gerak dasar

dan pembentukan sikap, perlu dilatih secara terus-menerus. Ada kecenderungan

bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa yang mengalami gangguan emosional

lebih tinggi dengan anak normal. Mencari prestasi tinggi bukan hal yang mustahil,

penderita gangguan emosional, kadang-kadang menekuni olahraga prestatif, dapat

merupakan salah satu cara untuk melampiaskan kelemahannya yang berlebihan,

namun pada sisi lain harus berhati-hati dan selalu dalam pengawasan sehinggaa

tidak menimbulkan bahaya, baik bagi diri-sendiri maupun orang lain.

4. Prasarana dan Sarana Penjasorkes Adaptif

a. Prasarana Penjasorkes

Kelangsungan proses belajar mengajar penjasorkes tidak lepas dari

prasarana yang baik dan memadai. Prasarana yang memadai baik berkualitas dan

kuantitasnya mempengaruhi proses pembelajaran penjasorkes sehingga berjalan

dengan baik.

Ratal Wirjosantoso (1984: 112) menyatakan bahwa: “Prasarana atau

fasilitas olahraga adalah suatu bentuk yang tetap maupun permanen, baik untuk

ruangan-ruangan di dalam (indoor) maupun ruangan di luar (outdoor), misalnya

gymnasium, kolam renang, lapangan-lapangan permainan dan sebagainya”.

Mulyadi dkk. (1992: 113) menyatakan bahwa: “secara etimologi atau arti

kata prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam

pendidikan misalnya lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapang olahraga, uang

dan sebagainya”.

Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 893) menyatakan

bahwa: “prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

Page 34: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

20

terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan lain

sebagainya)”.

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa,

prasarana merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan olahraga

dan sebagai faktor utama terselenggaranya kegiatan olahraga yang sifatnya

permanen seperti gedung, lapangan, kolam renang, aula, dan lain sebagainya.

Prasarana tidak dapat dipindah-pindahkan dari suatu tempat ketempat lain.

Tersedianya prasarana yang baik dan ideal maka kegiatan penjasorkes dapat

berjalan dengan baik.

b. Sarana Penjasorkes

Sarana pendidikan jasmani merupakan terjemahan dari “ Facilities “,

sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan

olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu :

1. Peralatan (apparatus)

Peralatan adalah sesuatu yang digunakan, sebagai contoh : palang tunggal, gelang-

gelang, dan lain-lain.

2. Perlengkapan (device), terdiri dari : pertama, sesuatu yang melengkapi

kebutuhan prasarana, misalnya; net, bendera untuk tanda, garis batas dan lain-lain.

Kedua, sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki,

misalnya; bola, raket, pemukul dan lain-lain.

Depdiknas Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 999) menyatakan

bahwa: “Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai

maksud dan tujuan”.

Berdasarkan pendapat diatas sarana penjasorkes merupakan

perlengkapan-perlengkapan yang mendukung kegiatan pembelajaran penjasorkes

yang sifatnya dinamis dapat berpindah-pindah tempat dari satu tempat ke tempat

lainnya. Sarana penjasorkes merupakan media atau alat peraga dalam penjasorkes.

Tersedianya sarana yang ideal dan sesuai dengan peserta didik, maka proses

pembelajaran akan berjalan secara baik.

Page 35: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

21

c. Prasarana dan Sarana Penjasorkes Adaptif

Beltasar Tarigan (2000: 63) menyatan bahwa: “secara umum, peralatan

yang digunakan dalam pelaksanaan program pendidikan jasmani, perlu

dimodifikasi, bahkan dibutuhkan peralatan khusus”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, prasarana dan sarana

penjasorkes bagi anak berkebutuhan khusus pada dasarnya sama dengan

penjasorkes bagi anak normal. Agar pelaksanaan program pengembangan

penjasorkes dapat berjalan dengan baik, maka prasarana dan sarana penjasorkes

perlu dimodifikasi dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sehingga

dapat memudahkan peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolahnya.

5. Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes

Pengembangan Pembelajaran adalah usaha seorang guru dalam

memberikan pembelajaran terhadap siswanya dengan inovasi dan modifikasi

pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan. Proses pembelajaran dilakukan dengan sistematis,

dengan sistem pembelajaran yang sistematis maka akan menyebabkan mekanisme

susunan syaraf bertambah baik. Adapun strategi pengelolaan dan pengembangan

pembelajaran penjasorkes adaptif dapat dilakukan melalui usaha-usaha sebagai

berikut:

a. Modifikasi Pembelajaran penjasorkes.

Penyelenggaraan program penjasorkes hendaknya mencerminkan

karakteristik program penjasorkes iti sendiri yaitu, Developmentally Appropriate

Practice (DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan

perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.

Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan

dan karakteristik anak didik yang sedang belajar. Beberapa aspek analisis

Page 36: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

22

modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang; tujuan, karakteristik

materi, kondisi lingkungan, dan evaluasinya.

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para siswa berkebutuhan khusus

dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, para guru

sebaiknya melakukan modifikasi dan penyesuaian-penyesuaian terutama

mengenai sifat-sifat (perilaku) yang berkaitan dengan suasana dan kondisi yang

dihadapi dalam pembelajaran.

Guru penjas yang kreatif dan sensitif harus menyadari kapasitas dan

keterbatasan anak-anak penyandang cacat, yang kemungkinan tidak dapat

berpartisipasi secara penuh dalam aktivitas pendidikan jasmani. Tanpa adanya

adaptasi dan modifikasi agar tercapai kepuasan atau kesenangan dalam partisipasi

pendidikan jasmani, maka tujuan pendidikan jasmani tidak berjalan efektif dan

efisien.

Jenis dan taraf modifikasi yang dapat dilakukan dapat bervariasi dan

disesuaikan dengan kebutuhan dan keterbatasan yang dimiliki anak berkebutuhan

khusus. Sebagai dampak penyesuaian tersebut akan terjadi berbagai variasi yang

menambah semarak suasana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan adaptif.

Kelihatanya masalah ini erat hubungannya dengan metode yang telah

bahas sebelumnya, namun teknik-teknik yang dapat digunakan dalam

pembelajaran sering tidak diperhatikan guru pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan. Apabila seorang guru telah melaksanakan teknik-teknik penguraian

pembelajaran, maka sangat bermanfaat dalam meningatkan kualitas pembelajaran.

Faktor-faktor yang perlu dimodifikasi dan disesuaikan para guru dalam

meningkatkan komunikasi dengan siswa adalah sebagai berikut:

1. penggunaan bahasa

2. membuat konsep yang kongkret

3. membuat urutan tugas

4. ketersediaan waktu belajar

5. pendekatan “multisensori”

Page 37: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

23

b. Modifikasi Lingkungan belajar

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan bagi siswa yang memungkinkan mengalami kesulitan belajar, tidak

mampu berkonsentrasi dalam waktu lama, atau mengalami keterbelakangan

mental, maka suasana dan lingkungan belajar perlu diubah sehingga kebutuhan-

kebutuhan anak dapat dipenuhi secara baik untuk memperoleh hasil yang

maksimal. Beberapa teknik memodifikasi lingkungan belajar siswa sehingga

tercipta suasana belajar yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan siwa adalah

sebagai berikut:

1) modifikasi fasilitas dan peralatan

2) memanfaatkan ruangan secara maksimal

3) menghindarkan gangguan dan pemusatan konsentrasi

4) melaksanakan pengajaran individual

c. Modifikasi Aktifitas Belajar

Pada umumnya setiap aktifitas fisik dapat dimodifikasi, namun perlu

diingatkan bahwa tujuan modifikasi adalah menciptakan suasana pembelajaran

yang kondusif sehingga anak-anak dengan kebutuhan khusus berpartisipasi secara

aktif. Modifikasi-modifikasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan adaptif perlu dilakukan dengan mempertimbangkan partisipasi aktif

dan pengalaman belajaran siswa.

Teknik memodifikasi aktifitas belajar adalah sebagai berikut:

a) pengaturan posisi dan waktu berpartisipasi

b) modifikasi peralatan dan peraturan

d. Pemilihan Program Pembelajaran

Program pembelajaran merupakan gambaran tentang apa yang akan

dikerjakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Pengajaran pendidikan jasmani seharusnya menempatkan siswa sebagai pusat

kegiatan mengingat kegiatan tersebut melibatkan potensi anak secara fisik, mental

dan emosional.

Page 38: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

24

Menurut Sri Widati & Murtalado (2007: 209) menyatakan bahwa:

Untuk meningkatkan keefektifan pendidikan jasmani perlu penerapan: a) model pengajaran reflektif, b) olahraga sekolah sebagai kegiatan suplemen pendidikan jasmani, c) pendidikan jasmani secara menyeluruh (multilateral) yang dimodifikasi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Pengajaran reflektif mengharapkan agar guru penjas secara kreatif

mampu menggunakan berbagai ketrampilan mengajar yang berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan pembelajaran khusus, mampu memanfaatkan

lingkungan yang ada secara optimal sehingga dapat menimbulkan situasi yang

kondisi dimana anak untuk terangsang untuk belajar.

Menurut Rusli Lutan, (1988: 322) menyatakan bahwa:

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar motorik: 1) Kondisi internal mencakup karakteristik yang melekat pada individu seperti tipe tubuh, motivasi atau atribut lainnya pada diri siswa, 2) Kondisi eksternal mencakup faktor-faktor dari luar individu yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap penampilan gerak seseorang yaitu lingkungan pengajaran dan lingkungan sosial budaya. Agar program pembelajaran dapat memenuhi kebutuhan setiap individu,

guru penjasorkes sebaiknya memperhatikan beberapa faktor yang meliputi:

pemahaman terhadap individu, kebutuhan-kebutuhan individu, keterbatasan-

keterbatasan individu dan kemampuan individu serta pengembangan strategi yang

tepat, sangat menentukan dalam mencapai tujuan.

Dalam suatu kelas, seluruh siswa dapat dilibatkan secara keseluruhan,

namun tingkat kebutuhan, kualitas latihan, intensitas latihan, bahasa yang

digunakan serta kinerja yang diharapkan dari setiap siswa berbeda.

Kita mengenal berbagai gaya mengajar, teknik-teknik, dan metode

pengajaran materi dalam proses pembelajaran. Biasanya setiap guru memiliki

kecenderungan untuk mengembangkan suatu gaya yang berkaitan dengan setiap

pribadinya. Akan tetapi perlu dipahami bahwa seorang guru penjasorkes

sebaiknya mampu menggunakan berbagai metode dalam proses pembelajaran.

Yang dimaksud metode pembelajaran adalah cara-cara mengajar yang

dilakukan oleh guru dalam menyajikan materi dan tugas-tugas belajar secara

Page 39: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

25

sistematis sehingga siswa dapat menyerap dan menguasai isi pembelajaran dengan

mudah. Oleh karena itu pemilihan materi yang tepat sangat berkaitan dengan

materi dan tujuan pembelajaran.

Sedangkan strategi pembelajaran adalah suatu kerangka instruksional

yang diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa memperoleh

kesempatan melakukan pengalaman belajar secara maksimal.

Strategi pembelajaran yang digunakan dapat merubah dari sesuatu

kegiatan kepada kegiatan berikutnya, dari seorang siswa kesiswa lainya. Karena

keanekaragaman dan tingkat jenis kebutuhan siswa, maka guru penjasorkes harus

memiliki strategi kehgiatan pembelajaran dapat berlangsung secara dinamis.

Berkaitan dengan materi pembelajaran harus direncanakan dengan

sebaik-baiknya termasuk susunan dan rangkanya yang didesain secara sistematis,

yaitu mulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang

kompleks dan yang ringan ke yang berat. Hal ini berarti bahan dan pemberian

materi pembelajaran diusahakan secara bertahap, semakin lama semakin

meningkat.

Pengetahuan mengenai hasil yang telah dicapai siswa dalam pelaksanaan

tugas sangat penting dalam upaya menegaskan tujuan yang telah digariskan.

Informasi mengenai hasil atau penampilan siswa dalam setiap tugas yang

diberikan, sangat berguna dalam mengambil keputusan dalam upaya mengubah

strategi dan lingkungan belajar yang efektif dan efisien.

Penyampaian informasi umpan balik dan hasil evaluasi dapat

disampaikan dengan berbagai strategi misalnya melalui pengajaran interaktif yaitu

proses pembelajaran dengan respon yang dilakukan siswa dengan belajar secara

bersama-sama dengan temannya. Strategi itu berguna untuk memberikan

tanggunag jawab pengajar kepada siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator.

e. Metode Pembelajaran

Beltasar Tarigan (2000: 42) menyatakan bahwa: “Untuk membantu para

guru mengembangkan strategi pembelajaran, ada tiga metode yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran penjas bagi siswa-siswa dengan kebutuhan

Page 40: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

26

khusus, yaitu: 1) metode bagian, 2) metode keseluruhan, dan 3) metode

gabungan”.

Selain tiga metode yang terdapat diatas, ada juga metode yang sering

digunakan dalam proses pembelajaran penjasorkes, yaitu metode dengan

penyampaian penjelasan dan peragaan. Adapun penjelasan dari metode-metode

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Metode Bagian dan Keseluruhan

Dalam metode bagian, tugas-tugas gerak dipelajari dan dilatih bagian

demi bagian. Biasanya metode ini diterapkan apabila struktur gerak cukup

kompleks sehingga diharapkan dengan mempelajari bagian demi bagian akan

memberikan hasil yang optimal.

Misalnya untuk menguasai suatu gerak yang rumit dan kompleks dalam

olahraga senam, dapat dilakukan dengan pendekatan bagian dan parsial. Contoh

lain dalam pembelajaran ketrampilan menggiring, menembak dan mengoper

dalam bola basket, dilakukan pendekatan bagian perbagian sebelum diberikan

pengalaman permainan basket secara utuh. Artinya setelah siswa mempelajari dan

menguasai bagian-bagian dari suatu aktifitas gerak dalam olahraga permaianan,

maka selanjutnya bagian-bagian tersebut digolongkan kembali menjadi aktifitas

yang lengkap dan menyeluruh.

Prosedur pelaksanaan metode keseluruhan adalah melatih seluruh tugas

gerak yang diinstruksikan oleh seorang guru dengan frekuensi pengulangan yang

disesuaikan dengan kebutuhan, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

berdasarkan kriteria-kreteria tertentu.

2) Kombinasi Bagian-Keseluruhan

Memodifikasi metode dengan cara mengubahnya menjadi kombinasi

keseluruhan-bagian-keseluruhan, umumnya memberikan kemudahan dan

keuntungan bagi siswa dengan kebutuhan khusus.

Semakin mudah langkah-langkah pembelajaran yang ditetapkan pada

anak-anak dengan kebutuhan khusus, semakin besar peluangnya untuk menguasai

Page 41: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

27

tugas-tugas gerak yang diajarkan. Kecepatan laju instruksi dan jumlah

pengulangan yang diberikan dalam proses pembelajaran, berbanding terbalik

antara satu dengan yang lainnya terhadap kemajuan dan keberhasilan yang dicapai

siswa dengan kebutuhan khusus.

Hal ini semakin lambat penyampaian instruksi yang dilakukan guru, dan

semkin banyak frekuensi pengulangan oleh siswa, maka semakin baik kemajuan

yang dicapai oleh siswa dengan kebutuhan khusus.

3) Penyampaian Penjelasan dan Peragaan

Metode ini sering dipergunakan dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan. Namun faktor penting dalam penerapanya adalah

penekanan pada kombinasi (baik secara verbal, tertulis, maupun manual) yang

dilanjutkan dengan peragaan atau demonstrasi tugas gerak sebenarnya.

Sebagai contoh guru penjasorkes dapat menguraikan dan menjelaskan

konsep servis bawah dalam permainan bola voli, (dapat dilakukan secara lisan

atau tertulis). Untuk memperkuat pemahaman siswa tentang konsep servis

tersebut, maka guru melakukan demonstrasi atau peragaan teknik gerakan servis

bawah. Peragaan dapat juga dilakukan oleh siswa lainnya yang diperkirakan dapat

memberikan contoh gerakan teknik servis yang lebih baik.

Disamping itu, guru dapat membuat variasi dengan cara memberikan

penjelasan-penjelasan seperlunya selama melakukan demonstrasi sehingga para

siswa lebih mudah memahami dan menguasai tugas gerak yang diajarkan

f. Sumber Daya Manusia

Suatu program yang bermutu dalam pendidikan jasmani dan olahraga

adaptif bergantung sampai batas signifikansi pada ketersediaan sumber daya yang

bermutu dan kemampuan personil yang terlibat untuk beraksi secara efektif

sebagai anggota satu kelompok. Orang-orang dibutuhkan untuk mengkoordinir

dan menyelenggarakan pelayanan, memenuhi fungsi teknis dan advokasi, dan

memberikan pengajaran. Banyak fungsi ini dijalankan dalam komite-komite

penting. Untuk memberikan pelayanan yang bermutu tinggi untuk pendidikan

Page 42: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

28

jasmani dan olahraga adaptif, guru harus bekerjasama dengan beragam komite

IEP (Individualized Education Program) dan sekolahan.

Pendidikan memiliki peran dan pengaruh positif terhadap segala bidang

kehidupan dan perkembangan manusia dengan berbagai aspek kepribadiannya.

Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam

perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok, dan kehidupan

individu. Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap

kemajuan suatu bangsa, dan merupakan wahana dalam meneterjemahkan pesan-

pesan konstitusi, serta sarana dalam membangun watak bangsa (National

character building). Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan

yang cerdas pula, dan secara progresif akan membentuk kemandirian, dan

kreativitas. Pendidikan yang dapat mengembangkan potensi masyarakat, mampu

menumbuhkan kemauan, serta membangkitkan nafsu generasi bangsa untuk

menggali berbagai potensi, dan mengembangkannya secara optimal bagi

kepentingan pembangunan masyarakat secara utuh dan menyeluruh. Pendidikan

demikianlah yang mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas

serta memiliki visi, transparasi, dan pandangan jauh ke depan yang tidak hanya

mementingkan diri dan kelompoknya, tetapi senantiasa mengedepankan

kepentingan bangsa dan negara dalam aspek kehidupan.

Untuk meningkatkan kualitas SDM maka diperlukan tenaga pendidikan

atau guru yang mampu menciptakan pembelajaran yang berkualitas untuk

mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Semua orang yakin bahwa guru

memiliki peran andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran

disekolah. Guru sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru juga harus berpacu dalam

pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik,

agar dapat mengembangkan potensinya secara maksimal.

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, Guru penjasorkes di

harapkan untuk bisa menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan,

agar peserta didik antusias untuk mengikutinya.

Page 43: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

29

6. Proses Pembelajaran Penjasorkes Adaptif

Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi

kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan

yang telah dirumuskan. Dipandang dari sudut kepentingannya, belajar bukannya

upaya guru dalam menyampaikan bahan ajar, akan tetapi bagaimana siswa dapat

mempelajari bahan sesuai tujuan. Menurut Sri widati & Murtadlo (2007: 211)

menyatakan bahwa: “Proses belajar mengajar (PBM) adalah suatu ketrampilan

yang mencakup ketrampilan proses mengajar yang dilaksanakan oleh guru, dan

ketrampilan proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa sesuai model

pembelajaran”.

Selama proses pembelajaran penjas melalui gerak, guru harus berusaha

memunculkan perasaan gembira dan senang siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran penjas. Selanjutnya siswa menghayati dengan gembira, senang, dan

merasakan manfaat gerak, serta motivasi belajar tumbuh semakin meningkat

secara berkesinambungan, dengan demikian belajar gerak mengacu pada tujuan

jangka panjang. Tujuan jangka panjang tersebut memfokuskan kepada tumbuh

kembangnya motivasi belajar siswa secara berkelanjutan, dilaksanakan melalui

penghayatan agar siswa dapat memetik hikmah dan manfaat dari belajar gerak.

Tujuan ini akan dapat dicapai bila pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah

luar biasa dilaksanakan dengan efektif. Pembelajaran efektif yang dimaksudkan

bahwa semua siswa mengikuti pembelajaran dengan perasaan tertarik, senang, dan

gembira mengikuti pembelajaran tersebut. Disamping itu segala tugas gerak yang

diberikan kepada mereka dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan dan

dilakukan dengan motivasiyang tinggi.

7. Kurikulum Penjasorkes pada Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata curir artinya

pelari. kata curee artinya tempat berpacu. Kurikulum diartikan jarak yang

Page 44: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

30

ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu kurikulum diartikan sejumlah

pelajaran yang harus oleh ditempuh siswa/murid untuk mencapai ijazah. Rumusan

kurikulum tersebut mengandung makna bahwa isi kuriukulum tidak lain adalah

sejumlah mata pelajaran (subyek matter) yang harus dikuasai oleh siswa, agar

siwa memperoleh ijazah. Itulah sebabnya kurikulum sering dipandang sebagai

rencana pengajaran untuk siswa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah

kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat,

dan karakteristik peserta didik.

Kurikulum yang semula dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran,

kemudian beralih makna menjadi semua kegiatan dan semua pengalaman belajar

yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai

tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu

didesantralisasikan dalam pengembangan silabus dan pelaksanaannya yang sesuai

dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, kondisi sekolah atau daerah.

Dengan demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk

merancang dan menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan penilaian

hasil pembelajaran.

Untuk itu, banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh daerah karena

sebagian besar kebijakan yang berkaitan dengan implementasi Standar Nasional

Pendidikan dilaksanakan oleh sekolah atau daerah. Sekolah harus menyusun

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau silabusnya dengan cara

melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi dan Standar Kompetensi

Lulusan yang ditetapkan dengan pemdiknas No.23 tahun 2006. Didalam

pereraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

dijelaskan:

1 Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang

sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran

membaca dan menulis, kecakapan berhitung serta kemampuan

berkomunikasi (pasal 6 ayat 6)

Page 45: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

31

2 Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,

mengembangkan kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah

supervisi dinas pendidikan kabupaten/kota yang bertanggungjawab

teerhadap pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, serta

departemen yang menangani urusan pemerintahan dibidang agama

untuk MI, MTs, MA, danMKA (pasal 17 ayat 2)

3 Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar (pasal 20)

Berdasarkan ketentuan di atas, daerah atau sekolah memiliki ruang gerak

yang seluas-luasnya untuk melakukan modifikasi dan mengembangkan variasi-

variasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan keadaan, potensi, dan

kebutuhan daerah, serta kondisi siswa. Untuk keperluan di atas, perlu adanya

panduan pengembangan silabus untuk setiap mata pelajaran, agar daerah atau

sekolah tidak mengalami kesulitan.

b. Mata Pelajaran Penjasorkes

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral

dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan mengembangkan aspek kebugaran

jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan sosial,

penalaran, stabilitas emosional, tindakan normal, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan yang bersih melalui aktifitas pendidikan jasmani, olahraga

dan kesehatan terpilih yang direncanakan sesuai sistematis dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan Nasional.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia berlangsung seumur

hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan disekolah

memiliki peranan sangat penting yaitu memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas

jasmani, olahraga kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.

Page 46: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

32

Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik

dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup yang

sehat dan bugar sepanjang hayat.

Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan

tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan, karena gerak sebagai aktifitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk

mengenal dunia dan secara alami berkembang searah dengan perkembangan

zaman.

Selama ini terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu.

Pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan

ini telah membawa akibat terabaikanya aspek-aspek moral, aklak, budi pekerti,

seni, psikomotor, life skill. Dengan diterbitkan Undang-undang Nomor 20 tahun

2003 tentang sistem pendidikan Nasional dan peraturan Pemerintah Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan Peluang

untuk menyempurnakan kurikulum yang komperhensif dalam rangkai mencapai

tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media untuk

mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan fisik, ketrampilan motorik,

pengethuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-

spiritual-sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untung

merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang

seimbang.

c. Tujuan Mata Pelajaran Penjasorkes.

Mata pelajaran penjasorkes bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan ketrampilan pengelolan diri dalam upaya pengembangan dan

pemeliharaan jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani

dan olahraga yang terpilih.

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.

3. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dan gerak dasar.

Page 47: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

33

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai

yang terkandung di dalam pendidikan jasmanni olahraga dan kesehatan.

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,

percaya diri dan demokratis.

6. Mengembangkan ketrampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang

lain dan

7. Memahami konsep aktifitas jasmani dan olahraga dilingkungan yang bersih

sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna pola

hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

d. Ruang Lingkup Penjasorkes

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan (Penjasorkes) untuk jenjang SMP / MTs sesuai Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) tahun 2006 sebagai berikut:

1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.

Eksplorasi gerak, ketrampilan lokomotor non-lokomotor, manipulatif,

atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli,

tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, beladiri, serta aktivitas

lainnya.

2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen

kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa

alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas

lainnya.

4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam

aerobik serta aktivitas lainnya.

5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, ketrampilan

gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan

lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.

Page 48: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

34

7. Kesehatan meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan

sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar

tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan

minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatyr waktu

istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.

Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit

masuk kedalam semua aspek.

e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Dasar dan Kompetensi Dasar bagi pendidikan luar

biasa di sesuaikan dengan kondisi anak berkebutuhan khusus, Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

harus dipelajari, dikembangkan, dilatihkan dan dimahirkan kepada peserta didik

disetiap kelas dan jenjang Sekolah Menengah Pertama luar biasa.Pembelajaran

penjasorkes dikemas dalam bentuk yang sesuai dengan kekhususan peserta didik.

Contoh : Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Semester Ganjil

1) Kelas VII, Semester 1

Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes Semester Ganjil

untuk kelas VII, Semester 1

Sandar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mempratikkan berbagai teknik

dasar permainan dan olahraga,

dan nilai-nilai yang terkandung

didalamnya.

1.1 Mempratikkan variasi dan kombinasi

teknik dasr salah satu permainan dan

olahraga beregu bola besar lanjutan

dengan koordinasi yang baik, serta nilai

kerjasama yang, toleransi, percaya diri,

keberanian, menghargai lawan, bersedia

berbagi tempat dan peralatan**)

1.2 Mempratikkan variasi dan kombinasi

teknik dasar dan salah satu permainan

dan olahraga beregu bola kecil lanjutan

dengan koordinasi yang baik, serta nilai

Page 49: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

35

kerjasama, toleransi, percaya diri,

keberanian, menghargai lawan, bersedia

berbagi tempat dan peralatan**)

1.3 Mempratikkan variasi dan kombinasi

teknik dasar atletik serta nilai

kerjasama yang, toleransi, percaya diri,

keberanian, keselamatan diri dan orang

lain, bersedia berbagi tempat dan

peralatan**)

2. Mempraktikkan latihan

kebugaran jasmani, dan nilai-

nilai yang terkandung di

dalamnya.

2.1 Mempraktikkan jenis latihan kekuatan

dan daya tahan otot serta nilai disiplin

dan tanggung jawab.

2.2 Mempraktikkan latihan daya tahan

jantung dan paru-paru, serta nilai

disiplin dan tanggung jawab.

3. Mempraktikkan senam dasar

dengan teknik dan nilai-nilai

yang terkandung didalamnya.

3.1 Mempraktikkan senam dasar dan

bentuk latihan keseimbangan bertumpu

pada kaki, serta nilai disiplin,

keberanian dan tanggung jawab.

3.2 Mempraktikkan senam dasar dan

bentuk latihan keseimbangan bertumpu

selain kaki, serta nilai disiplin,

keberanian dan tanggung jawab

4. Mempraktikkan senam irama

tanpa alat, dan nilai-mnilai

terkandung didalamnya.

4.1 Mempraktikkan teknik dasar senam

irama tanpa alat, gerakan lankah kaki

mengikuti irama, serta nilai disiplin,

estetika, toleransi dan keluwesan.

4.2 Mempraktikkan teknik dasar senam

Page 50: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

36

irama tanpa alat, gerak mengayun satu

lenganmengikuti irama, serta nilai

kedisiplinan, estetika, toleransi dan

keluwesan.

5. Mempraktikkan teknik dasar

renang gaya dada, dan nilai-nilai

yang terkandung didalamnya*)

5.1 Mempraktikkan teknik dasar gerakan

kakirenang gaya dada, serta nilai

disiplin, keberanian dan kebersihan

5.2 Mempraktikkan teknik dasar gerakan

lengan gaya dada pernafasan serta nilai

disiplin, keberanian dan kebersihan

6. Mempraktikkan perkemahan dan

dasar-dasar penyelamatan di

lingkungan sekolah, dan nilai-

nilai yang terkandung

didalamnya***)

6.1 Mempraktikkan pemilihan tempat yang

tepat untuk mendirikan tenda

perkemahan, mempraktikkan teknik

dasar pemasangan tenda untuk

perkemahan di lingkungan sekolah

secara beregu, serta nilai-nilai

kerjasama, tanggung jawab, dan

tenggang rasa

6.2 Mempraktikkan penyelamatan dan P3K

terhadap jenis lingkungan, serta nilai

kerjasama, tanggung jawab dan

tenggang rasa

7. Menerapkan budaya hidup sehat 7.1 Memahami pola makan sehat

7.2 Memahami perlunya keseimbangan gizi

Page 51: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

37

2) Kelas VIII, Semester 1

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes Semester Ganjil

untuk kelas VIII, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mempratikkan berbagai teknik

dasar permainan dan olahraga,

dan nilai-nilai yang terkandung

didalamnya.

1.1 Mempraktikkan teknik dasar salah satu

permainan olahraga beregu bola besar

lanjutan dengan koordinasi yang baik

serta niali kerjasama, toleransi, percaya

diri, keberanian, menghargai lawan,

bersedia berbagi tempat dan peralatan**)

1.2 Mempraktikkan teknik dasar salah satu

permainan dan olahraga bola kecil

lanjutan dengan koordinasi yang baik

serta nilai kerjasama, toleransi, percaya

diri, keberanian, menghargai lawan,

bersedia berbagi tempat dan peralatan**)

1.3 Mempraktikkan teknik dasar salah satu

permainan olahraga atletik lanjutan

dengan koordinasi yang baik serta nilai

kerjasama, toleransi, percaya diri,

keberanian, menghargai lawan, bersedia

berbagi tempat dan peralatan**)

2. Mempraktikkan teknik dasar

senam lantai dan nilai-nilai yang

terkandung didalamnya

2.1 Mempraktikkan teknik dasar senam lantai

meroda berdasarkan konsep yang serta

nilai kedisiplinan, keberanian dan

tanggung jawab

2.2 Mempraktikkan teknik dasar senam lantai

guling lenting serta nilai kedisiplinan,

keberanian dan tanggung jawab

Page 52: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

38

3. Mempraktikkan senam irama

dengan alat dan nilai-nilai

terkandung didalamnya

3.1 Mempraktikkan teknik dasar senam

irama menggunakan tongkat atau simpai

dengan gerakan mengayun dan memutar

ke berbagai arah serta nilai disiplin,

toleransi dan estetika

3.2 Mempraktikkan kombinasi gerakan

mengayun/memutar ke berbagai arah

dengan gerakan melangkah serta nilai

disiplin, toleransi, keluwesan gerak, dan

estetika

4. Mempraktikkan teknik dasar

renang gaya bebas dan nilai-

nilai yang terkandung

didalamnya

4.1 Mempraktikkan teknik dasar gerakan

kaki renang gaya bebas serta nilai

disiplin, keberanian dan dan kebersihan

4.2 Mempraktikkan teknik dasar gerakan

lengan renang gaya bebas serta nilai

disiplin, keberanian dan kebersihan

4.3 Mempraktikkan teknik dasar pernafasan

renang gaya bebas serta nilai disiplin,

keberanian dan kebersihan

5. Menerapkan budaya hidup sehat 5.1 Mengenal bahaya seks bebas

5.2 Menolak budaya seks bebas

3) Kelas IX, Semester 1

Tabel 3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes Semester Ganjil

untuk kelas IX, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Mempratikkan berbagai teknik

dasar permainan dan olahraga,

dan nilai-nilai yang terkandung

didalamnya.

1.1 mempraktikkan variasi dan kombinasi

teknik dasar salah satu permainan dan

olahraga beregu bola besar lanjutan

dengan konsisten serta nilai kerjasama,

Page 53: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

39

toleransi, percaya diri, keberanian,

menghargai lawan, bersedia berbagi

tempat dan peralatan**)

1.2 mempraktikkan variasi dan kombinasi

teknik dasar salah satu permainan dan

olahraga beregu bola kecil lanjutan

dengan konsisten serta nilai kerjasama,

toleransi, percaya diri, keberanian,

menghargai lawan, bersedia berbagi

tempat dan peralatan**)

1.3 Mempratikkan berbagai teknik dasar

atletik lanjutan serta nilai toleransi,

percaya diri, keberanian, menjaga

keselamatan diri dan orang lain bersedia

berbagi tempat dan peralatan**)

2. Mempraktikkan jenis latihan

beban dengan alat sederhana

untuk meningkatkan kebugaran

jasmani serta nilai-nilai yang

terkandung didalamnya

2.1 Mengidentifikasi jenis-jenis latihan

sesuai dengan kebutuhan

2.2 Mempraktikkan latihan kekuatan

kecepatan, daya tahan, dan kelentukan

untuk kebugaran jasmani sesuai

kebutuhan dengan menggunakan alat

sederhana serta nilai semangat, tanggung

jawab, disiplin dan percaya diri

3. Mempraktikkan rangkaian gerak

senam lantai dengan gerakan

yang benar serta nilai-nilai yang

terkandung didalamnya

3.1 Mempraktikkan rangkaian senam lantai

tanpa alat serta nilai percaya diri,

kerjasama, disiplin, keberanian dan

keselamatan

3.2 Mempraktikkan beberapa rangkaian

senam lantai serta nilai keberanian,

kedisiplinan, keluwesan ddan estetika

Page 54: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

40

4. Mempraktikkan senam irama

tanpa alat dan dengan alat serta

nilai-nilai yang terkandung

didalamnya

4.1 Mempraktikkan rangkaian aktivitas

ritmik tanpa alat dengan koordinasi

gerakan yang baik serta nilai disiplin,

toleransi, keluwesan, dan estetika

4.2 Mempraktikkan rangkaian aktivitas

ritmik berirama menggunakan alat

dengan koordinasi gerak serta nilai

disiplin, toleransi, keluwesan dan estetika

5. Mempraktikkan dasar-dasar

renang gaya punggun dan nilai-

nilai yang terkandung

didalamnya*)

5.1 Mempraktikkkan teknik dasar gerakan

kaki renang gaya punggung serta nilai

disiplin, keberanian dan kebersihan

5.2 Mempraktikkan teknik dasar gerakan

lengan gaya punggung serta nilai disiplin,

keberanian dan kebersihan

5.3 Mempraktikkan teknik dasar pernafasan

renang gaya punggung serta nilai disiplin,

keberanian dan kebersihan

6. Mempraktikkan dasar-dasar

penjelajah di alam bebas dan

nilai-nilai yang terkandung

didalamnya

6.1 mempraktikkan rencana kegiatan

penjelajahan

6.2 Mempraktikkkan berbagai keterampilan

untuk memecahkan masalah yang

ditemukan dalam aktivitas penjelajahan

di alam bebas serta nilai kerjasama,

disiplin, keselamatan, kebersihan dan

etika

7. Menerapkan budaya hidup sehat 7.1 Memahami berbagai bahaya kebakaran

7.2 Memahami cara menghindari kebakaran

Keterangan:

1. *) Diajarkansebagai kegiatan pilihan, disesuaikan dengan situasi dan

kondisi sekolahan.

Page 55: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

41

2. **) Materi pilihan, disesuaikan dengan fasilitas dan peralatan yang

tersedia.

3. ***) Diajarkan sebagai kegiatan yang dapat dilakukan dalam semester 1

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah suatu proses

pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

kebuagaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan

perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Penjasorkes

yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai

pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Pembekalan pengalaman belajar itu

diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Dalam pembelajaran penjasorkes bagi anak berkebutuhan khusus

membutuhkan program, materi atau bahan ajar yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik berdasarkan ketunaannya. Dalam menentukan program

dan materi ajar, menuntut guru penjasorkes harus tahu dan paham dengan

program dan materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didiknya. Untuk

menentukan program dan materi ajar diperlukan suatu acuan dalam

menentukannya. Acuan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan

komponen penting dalam pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan

pendidikan, baik pengelola maupun penyelenggara; khususnya guru dan kepala

sekolah. Maka kurikulum pendidikan perlu didesantralisasikan terutama dalam

pengembangan silabus dan pelaksanaan yang disesuaikan dengan tuntutan

kebutuhan siswa, keadaan sekolah dan kondisi sekolah atau daerah. Dengan

demikian, sekolah atau daerah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan

menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran.

Dalam pembelajaran penjarorkes ketersediaan prasaran dan sarana yang memadai

Page 56: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

42

sangat menunjang keberhasilan dan memudahkan peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran yang maksimal.

Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran ditentukan oleh jelas tidaknya

tujuan yang hendak dicapai seseorang atau lembaga yang melakukan serangkaian

program kegiatan. Diperlukan pengembangan pembelajaran yang bertujuan untuk

mempermudah peserta didik berkebutuhan khusus dapat menyesuaikan diri dan

mengembangkan kemampuan gerak dalam aktivitas jasmani. Dengan adanya

pengembangan pembelajaran, peserta didik berkebutuhan khusus dapat

membantu kekurangannya di dalam ranah kognif, afektif, dan psikomotornya.

Page 57: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tampat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-

Kota surakarta.

2. Waktu penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan september 2010

B. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan teknik survey.

Menurut Sugiyanto ( 1995 : 52 ) “ Survey adalah penelitian yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan data yang relative terbatas dari sejumlah kasus yang

jumlahnya relative banyak”

C. Subyek Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian populasi sehingga seluruh guru

penjasorkes Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta yang

berjumlah 10 orang dari 10 Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota

surakarta sebagai subyek penelitian.

Page 58: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

44

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh langsung dari responden berupa

informasi yang diberikan dalam pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam

angket.

2. Alat Pengumpulan Data

1. Angket

Menurut Anwar Sutoyo (2009: 167) menyatakan bahwa: “Angket atau

kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan tertulis tentang data faktual

atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau

kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden”.

Dan menurut Sanapiah Faisal (1981: 09) Menyatakan bahwa: “Alat

pengumpulan data (angket) berfungsi mewakili peneliti untuk menanyakan dan

merekam jawaban responden, sehubungan dengan informasi atau keterangan yang

hendak dikumpulkannya”.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan angket ini adalah

dengan menentukan indikator-indikator variabel yaitu terdiri dari aspek

psikologis, pedagogis, sarana dan prasarana, kebijakan-kebijakan, Kedisiplinan

siswa. Kemudian membuat butir-butir pertanyaan instrumen selanjutnya diuji

cobakan pada guru penjasorkes Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa.

2. Langkah-langkah membuat angket sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan angket

Dengan menentukan tujuan angket terlebih dahulu akan memberikan arahan

dalam penelitian ini, serta mendapatkan item-item pertanyaan sesuai dengan

komponen yang ada pada angket. Tujuan angket dalam penelitian ini adalah

untuk memperoleh data tentang Pengembangan Pembeljaran Penjasorkes Pada

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Se-Kota Surakarta Tahun 2010.

2) Menyusun matrik / spesifik data atau menyusun indikator

Page 59: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

45

Hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan permasalahan yang dituangkan dalam

angket termasuk batasan konsep yang akan diteliti.

3) Menyusun kisi-kisi angket

Penyusunan kisi-kisi angket dengan tujuan agar dalam penyusunan butir-butir

item angket dapat menyebar pada seluruh variabel maupun indikator yang telah

ditetapkan.

4) Merumuskan item angket

Pada saat merumuskan item angket yang menggunakan kata-kata yang

menunjukkan tindakan sesuai dengan alternatif jawaban.

5) Menentukan skala nilai setiap alternatif jawaban

Skala nilai untuk alternatif jawaban dengan menggunakan skala nilai 4 untuk

kategori baik, nilai 3 untuk kategori cukup baik, nilai 2 untuk kategori kurang

baik dan nilai 1 untuk kategori tidak baik.

6) Uji coba angket ( Try Out )

Uji coba ( try out ) angket dilaksanakan untuk mengetahui kelemahan angket

yang dibuat dengan tingkat kesulitan yang ada serta mengetahui validitas dan

reliabilitas.

7) Revisi angket

Dasar dari revisi angket adalah hasil daripada try out yang telah dilaksanakan.

Revisi angket dilaksanakan dengan cara menghitung item pertanyaan yang

tidak valid tersebut didrop selama ada instrumen yang mewakili.

8) Memperbanyak angket

Setelah item yang tidak valid tersebut dihilangkan atau di revisi, maka langkah

selanjutnya adalah memperbanyak angket sesuai dengan jumlah yang

dibutuhkan.

3. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas

Data dianalisis secara kuantitatif dengan bantuan analisis statistik

deskriptif . Instrumen diujicobakan (try out) untuk keperluan validitas instrumen

Page 60: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

46

itu sendiri. Setelah didapatkan instrumen yang valid, baru digunakan untuk

memperoleh data langsung di lapangan atau subyek penelitian.

Metode analisis data yang dipergunakan untuk menguji validitas tiap

butir soal menggunakan korelasi dari product moment person (Suharsimi

Arikunto, 2000: 72).

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing

butir dengan skor total, menggunakan rumus Product moment person sebagai

berikut:

( Suharsimi Arikunto, 2000:72)

di mana :

rxy = Koefisien kolerasi X dan Y

X = Nilai masing-masing item

Y = Nilai total

ΣXY = Jumlah perkalian

ΣX2 = Jumlah kuadrat X

ΣY2 = Jumlah kuadrat Y

N = Jumlah subyek

Dari hasil perhitungan rhitung dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf

signifikansi 5% jika rhitung > rtabel maka butir tersebut valid. Sebaliknya jika rhitung <

rtabel maka butir soal tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Metode analisis data yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam

penilitian dilakukan dengan formula belah dua dengan panjang sama

Pengujian Reliabilitas instrument dengan panjang sama digunakan

formula belah dua Spearman Brown. Skor dijumlah menjadi dua, yaitu belah

Page 61: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

47

ganjil dan genap kemudian dihitung dengan menggunakan rumus product moment

person sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2000:72)

Keterangan :

rxy = Korelasi antara X dan Y

X = Belahan ganjil

Y = Belahan genap

N = Jumlah ampel

Σ = Jumlah

Hasil penghitungan koefisien korelasi kemudian dimasukkan kedalam

fornula reliabilitas dari Spearman Brown sebagai berikut:

Keterangan :

r11 = Koefisien kolerasi

rxy = Koefisien kolerasi

Page 62: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

48

Untuk mengetahui katagori koefisien reliabilitas test tersebut

menggunakan pedoman tabel koefisien reliabilitas dari standart B.N & Wuilson.

R (1993: 11), yaitu:

Tabel 4. Range Katagori Reliabilitas.

Katagori Reliabelitas

Excellent

Very Good

Accepteble

Poor

Quisonable

0,95-0,99

0,90-0,94

0,80-0,89

0,70-0,79

0,60-0,69

3. Analisis

Data

Teknik analisis data diperlukan untuk mendeskripsikan hasil penelitian

tentang pengembangan pembelajaran penjasokes Sekolah Menengah Pertama

Luar Biasa se-Kota Surakarta, maka teknik analisis data yang dipakai adalah

teknik presente, menurut (Suryatna, 1979 : 29), bahwa: “bila suatu penelitian

bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau menemukan sebagai mana adanya

tentang suatu obyek yang diteliti, maka teknik anaisis data akan dilakukan dengan

perhitungan prosentase (%)”

Data yang diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan dan

pertanyaan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengecek

kelengkapan data

2. Menstabulasi

kan masing-masing item

3. Menghitung

prosentase jawaban dengan formula sebagai berikut:

Page 63: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

49

Keterangan:

P =Presentase jawaban

F =Frekuensi

N =Jumlah sample

Page 64: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap

responden yang telah ditentukan. Data yang diperoleh dari hasil jawaban

Quesioner guru-guru Penjasorkes SMP Luar Biasa Se-Kota Surakarta tahun 2010.

Namun sebelum alat ukur diajukan dan dijawab responden penelitian, alat ukur

diujicobakan (try out). Try out dimaksudkan untuk mengetahui alat ukur yang

digunakan valid atau tidak sebagai alat ukur penelitian. Adapun hasil uji validitas

sebagai berikut:

1. Mencari Validitas

Untuk mengetahui valid atau tidaknya angket dilakukan uji validitas.

Hasil uji validitas data dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 5. Contoh Hasil Uji Validitas Butir Soal No 1

Bentuk Tes Hasil Perhitungan r tabel 5% Kategori

Quesioner 0,81226 0,632 Valid

Berdasarkan perhitungan validitas diperoleh r hitung 0,81226 dengan N =

31 dan pada taraf signifikansi 5%, harga r tabel 0,632. Ternyata hasil r hitung

0,81226 >0,632 r tabel hal ini menunjukkan bahwa butir soal nomor satu valid.

2. Mencari Reliabilitas

Dalam perhitungan Quesioner (angket) selain mencari validitas juga

reliabilitas, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keajegan dari Quesioner

Page 65: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

50

tersebut sebagai alat dalam penelitian. Adapun hasil uji reliabilitas data dalam

penelitian sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas

Hasil tes Reliabilitas kategori

Quesioner 0,976 Very Good

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini

diperoleh nilai 0,976 hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat reliabilitasnya

Very Good.

3. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh melalui angket disajikan dalam bentuk

tabel yang berisi frekuensi dan prosentase dari setiap butir instrumen serta

dilengkapi dengan uraian deskriptif. Dalam penyajian data tersebut, meskipun

data setiap butir diusahakan ditampilkan secara berurutan berdasarkan jenis

instrumen lain. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan kontekstual

dalam uraian deskriptif. Dalam masing-masing kawasan tersebut masih dipilih

lagi berdasarkan 5 komponen utama (1) Pedagogis. (2) Kurikulum. (3) Sarana dan

Prasaran. (4) Kebijakan Sekolah. (5) Kedisiplinan Siswa. Dalam setiap pertanyaan

dibagi atas 4 pilihan jawaban yaitu jawaban A atau nilai 4 ( baik), jawaban B atau

nilai 2 (Cukup) dan jawaban C atau nilai 2 (Kurang), jawaban D atau nilai 1

(Kurang sekali). Data disajikan dalam bentuk tabel yang berisi frekuensi dan

persentase dari setiap butir instrumen serta dilengkapi dan uraian deskriptif .

a. Komponen Pedagogis

Komponen masukan yang diamati dalam Pedagogis dalam pembelajaran

penjasorkes di Sekolah Mengah Luar Biasa se-Kota Surakarta ada 14 butir soal

Page 66: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

51

yang diajukan kepada responden sebanyak 10 guru Pendidikan Jasmani Olahraga

dan Kesehatan Sekolah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Data Berkaitan dengan Pedagogis

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 46 59 33 2 140

% 33% 42% 24% 1% 100 %

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal Pedagogis

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Menengah Atas Negeri se-

Kabupaten Karanganyar dari butir soal yang diajukan kepada 24 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 46 atau 33 %, jawaban indikator

b (nilai 3) sebanyak 59 atau 42%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 33 atau 24%, dan

jawaban indikator d (nilai 1) sebanyak 2 atau 1 %.

Komponen Pedagogis tersebut masih dibagi menjadi 5 indikator :

1) Berkaitan dengan Tugas Mengajar

Indikator ini terdapat 2 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 8. Data Berkaitan dengan Tugas Mengajar

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 8 9 3 0 20

% 40% 45 % 15 % 0 % 100 %

Dari data tersebut bahwa butir soal yang menyangkut dengan penyusunan

Silabus dan RPP ( soal no 1, 2, ) yang di isi oleh 10 responden hasilnya, jawaban a

(nilai 4) sebanyak 8 atau 40%, jawaban b (nilai 3) sebanyak 9 atau 45%, jawaban

c (nilai 2) sebanyak 3 atau 15% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.

Page 67: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

52

2) Berkaitan dengan Pemahaman dan Penyusunan Silabus

Indikator ini terdapat 4 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 9. Data Berkaitan dengan Pemahaman dan Penyusunan Silabus

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 10 9 11 0 30

% 33 % 30 % 37 % 0% 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa dari butir soal yang berkaitan

dengan Pemahaman dan Penyusunan Silabus (3, 4, 5) yang di isi oleh 10

responden hasilnya, jawaban a (nilai 4) sebanyak 10 atau 33%, jawaban b (nilai 3)

sebanyak 9 atau 30%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 11 atau 37% dan jawaban d

(nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.

3) Berkaitan dengan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Indikator ini terdapat 2 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 10. Data Berkaitan dengan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 12 12 6 0 30

% 40 % 40 % 20 % 0 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

Penyusunan dan Keyakinan Penerapan program Tahunan (6, 7, 8) yang di isi oleh

10 responden hasilnya, jawaban a (nilai 4) sebanyak 12 atau 40%, jawaban b (nilai

Page 68: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

53

3) sebanyak 12 atau 40%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 6 atau 20% dan jawaban d

(nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.

4) Berkaitan dengan Penyusunan Program Semester

Indikator ini terdapat 4 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 11. Data Berkaitan dengan Penyusunan Program Semester

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 12 16 10 2 40

% 30 % 40 % 25 % 5 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

Penyusunan dan Keyakinan Penerapan program Tahunan (9, 10, 11, 12) yang di

isi oleh 10 responden hasilnya, jawaban a (nilai 4) sebanyak 12 atau 30%,

jawaban b (nilai 3) sebanyak 16 atau 40%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 10 atau

25% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 2 atau 5%.

5) Berkaitan dengan Penyusunan Program Tahunan

Indikator ini terdapat 2 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Data Berkaitan dengan Penyusunan Program Tahunan

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 4 13 3 0 20

% 20 % 60 % 15 % 0 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

Penyusunan dan Keyakinan Penerapan program Tahunan (13, 14 ) yang di isi oleh

Page 69: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

54

10 responden hasilnya, jawaban a (nilai 4) sebanyak 4 atau 20%, jawaban b (nilai

3) sebanyak 13 atau 60%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 3atau 15% dan jawaban d

(nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.

b. Komponen Kurikulum

Komponen masukan yang diamati dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan di Sekolah Menengah Luar Biasa Se-Kota Surakarta ada 14

butir soal yang diajukan kepada responden sebanyak 10 guru Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan Sekolah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 13. Data Berkaitan dengan Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan.

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 29 73 30 8 140

% 21 % 52 % 21 % 6 % 100 %

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal yang

berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa Se-Kota Surakarta dari 14 butir soal yang diajukan

kepada 10 responden yang menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 29

atau 21 %, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 73 atau 52%, jawaban c (nilai 2)

sebanyak 30 atau 21%, dan jawaban indikator d (nilai 1) sebanyak 8 atau 6 %.

Komponen pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tersebut

masih dibagi menjadi 6 indikator:

1) Berkaitan dengan Pemahaman dan Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Indikator ini terdapat 3 butir soal, adapun hasil penelitian

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Page 70: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

55

Tabel 14. Data Berkaitan dengan Pemahaman dan Penerapan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan.

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 9 17 4 0 30

% 30 % 57 % 13 % 0 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (15, 16, 17) yang di isi oleh 10

responden hasilnya, jawaban a (nilai 4) sebanyak 9 atau 30%, jawaban b (nilai 3)

sebanyak 17 atau 57%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 4 atau 13% dan jawaban d

(nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.

2) Berkaitan dengan Pelatihan dan Kemantapan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan

Indikator ini terdapat 4 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 15. Data Berkaitan dengan Pelatihan dan Kemantapan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 4 9 19 8 40

% 10 % 23 % 47 % 20 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

pelatihan dan kemantapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( 18, 19, 20, 21

) yang di isi oleh 10 responden hasilnya, jawaban a (nilai 4) sebanyak 4 atau 10%,

jawaban b (nilai 3) sebanyak 9 atau 23%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 19 atau

47% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 8 atau 20%.

Page 71: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

56

3) Berkaitan dengan Kesiapan Mengajar

Indikator ini terdapat 1 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 16. Data Berkaitan dengan Kesiapan Mengajar

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 3 6 1 0 10

% 30 % 60 % 10 % 0 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

Pelaksanaan Pembelajaran Inovatif (22) yang di isi oleh 10 responden hasilnya,

jawaban a (nilai 4) sebanyak 3 atau 30%, jawaban b (nilai 3) sebanyak 6 atau

60%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 1 atau 10% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 0

atau 0%.

4) Berkaitan dengan Buku Pegangan Mengajar

Indikator ini terdapat 1 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 17. Data Berkaitan dengan Buku Pegangan Mengajar

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 2 5 3 0 10

% 20 % 50 % 30 % 0 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

buku pegangan mengajar (30) yang di isi oleh 10 responden hasilnya, jawaban a

(nilai 4) sebanyak 2 atau 20%, jawaban b (nilai 3) sebanyak 5 atau 50%, jawaban

c (nilai 2) sebanyak 3 atau 3% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.

Page 72: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

57

5) Berkaitan dengan Kendala dalam Pembelajaran

Indikator ini terdapat 3 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 18. Data Berkaitan dengan Kendala dalam Pembelajaran

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 4 26 0 0 30

% 13 % 87 % 0 % 0 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

Kendala dalam Pembelajaran ( 31, 32, 33) yang di isi oleh 10 responden hasilnya,

jawaban a (nilai 4) sebanyak 4 atau 13%, jawaban b (nilai 3) sebanyak 26 atau

87%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 0 atau 0% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 0

atau 0%.

6) Berkaitan dengan Metode Mengajar

Indikator ini terdapat 2 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 19. Data Berkaitan dengan Metode Mengajar

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 7 10 3 0 20

% 35 % 50 % 15 % 0 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

Metode Mengajar (34, 35) yang di isi oleh 10 responden hasilnya, jawaban a (nilai

4) sebanyak 7 atau 35%, jawaban b (nilai 3) sebanyak 10 atau 50%, jawaban c

(nilai 2) sebanyak 3 atau 15% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.

Page 73: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

58

c. Komponen Sarana dan Prasarana

Komponen masukan yang diamati adalah Sarana dan Prasarana Olahraga

di Sekolah Menengah Pertama se-Kota Surakarta ada 7 butir soal yang diajukan

kepada responden sebanyak 10 guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Sekolah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 20. Data Berkaitan dengan Sarana dan Prasarana

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 21 28 21 0 70

% 30 % 40 % 30 % 0 % 100 %

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal yang

berkaitan dengan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota surakarta dari 7 butir

soal yang diajukan kepada 10 responden yang menjawab indikator jawaban a

(nilai 4) sebanyak 33 atau 23 %, jawaban indikator b (nilai 3) sebanyak 81 atau

56%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 29 atau 20 %, dan jawaban indikator d (nilai 1)

sebanyak 1 atau 1 %.

Komponen Sarana dan Prasarana tersebut masih dibagi menjadi 2

indikator :

1) Berkaitan dengan Penggunaan Sarana dan Prasarana

Indikator ini terdapat 2 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 21. Data Berkaitan dengan Penggunaan Sarana dan Prasarana

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 18 16 16 0 50

% 36 % 32 % 32 % 0 % 100 %

Page 74: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

59

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

penggunaan Sarana dan Prasarana (23, 24, 25, 26, 27) yang di isi oleh 10

responden hasilnya, jawaban a (nilai 4) sebanyak 18 atau 36%, jawaban b (nilai 3)

sebanyak 16 atau 32%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 16 atau 32% dan jawaban d

(nilai 1) sebanyak 0 atau 0%.

2) Berkaitan dengan Pengaplikasian Saran dan Prasarana dalam Silabus, RPP,

Program Semester, Program Tahunan

Indikator ini terdapat 2 butir soal, adapun hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 22. Data Berkaitan dengan Pengaplikasian Sarana dan Prasarana dalam

Silabus, RPP, Program Semester, Program Tahunan

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 3 12 5 0 20

% 15 % 60 % 25 % 0 % 100 %

Dari data tersebut menunjukkan bahwa butir soal yang berkaitan dengan

Pengaplikasian Saran dan Prasarana dalam Silabus, RPP, Program Semester,

Program Tahunan (28, 29) yang di isi oleh 10 responden hasilnya, jawaban a (nilai

4) sebanyak 3 atau 15%, jawaban b (nilai 3) sebanyak 12 atau 60%, jawaban c

(nilai 2) sebanyak 5 atau 25% dan jawaban d (nilai 1) sebanyak 0 atau 0%

d. Komponen Pengembangan Pembelajaran

Komponen masukan yang diamati adalah Kebijakan sekolah dalam

Mengembangkan Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama se-

Kota Surakarta ada 4 butir soal yang diajukan kepada responden sebanyak 10 guru

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Page 75: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

60

Tabel 23. Data Berkaitan dengan Pengembangan Pembelajaran dalam

Memodifikasi dan Inovasi Pembelajaran Penjasorkes

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 10 19 7 4 40

% 25 % 48 % 17 % 10 % 100 %

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal yang

berkaitan dengan Kebijakan sekolah dalam Mengembangkan Pembelajaran

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Menengah Pertama Luar

Biasa se-Kota surakarta dari 4 butir soal yang diajukan kepada 10 responden yang

menjawab indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 10 atau 25 %, jawaban indikator

b (nilai 3) sebanyak 19 atau 48%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 7 atau 17%, dan

jawaban indikator d (nilai 1) sebanyak 4 atau 10 %.

e. Komponen Kedisiplinan

Komponen masukan yang diamati adalah Kedisiplinan siswa di Sekolah

Menengah Pertama se-Kota Surakarta ada 1 butir soal yang diajukan kepada

responden sebanyak 10 guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Sekolah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 24. Data Berkaitan dengan Kedisiplinan Siswa

Rentang Nilai F dan %

4 3 2 1 Jumlah

F 2 6 2 0 10

% 20 % 60 % 20 % 0 % 100 %

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, pada butir soal yang berkaitan

dengan Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota

surakarta dari 1 butir soal yang diajukan kepada 10 responden yang menjawab

Page 76: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

61

indikator jawaban a (nilai 4) sebanyak 2 atau 20 %, jawaban indikator b (nilai 3)

sebanyak 6 atau 60%, jawaban c (nilai 2) sebanyak 2 atau 20%, dan jawaban

indikator d (nilai 1) sebanyak 0 atau 0 %.

B. Pembahasan

Komponen masukan yang menyangkut Pedagogis, Kurikulum, Sarana

dan Prasarana, Kebijakan Sekolah, dan Kedisiplinan Siswa sangat berpengaruh

dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran Penjasorkes di Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta Tahun 2010, secara keseluruhan

menunjukkan persentase sebagai berikut :

1. Komponen pedagogis di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota

Surakarta tergolong cukup baik dengan jumlah 59 atau persentase 42% pada

jawaban b (nilai 3). Tetapi dalam indikator mengenai penyusunan Silabus

masih kurang dengan jumlah 11 atau prosentase 37%

2. Komponen Kurikulum KTSP di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-

Kota Surakarta tergolong cukup baik dengan jumlah 73 atau persentase 52%

pada jawaban b (nilai 3). Tetapi dalam indikator mengenai pelatihan dan

kemantapan KTSP masih kurang dengan jumlah 19 atau persentase 47% pada

jawaban c (nilai 2).

3. Komponen Sarana dan Prasarana di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa

se-Kota Surakarta tergolong cukup baik dengan jumlah 28 atau persentase

40% pada jawaban b (nilai 3)

4. Komponen Kebijakan Sekolah dalam mengembangkan Pembelajaran

Penjasorkes di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta

tergolong cukup baik dengan jumlah 19 atau persentase 4% pada jawaban b

(nilai 3)

5. Komponen Kedisiplinan Siswa di Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa se-

Kota Surakarta tergolong cukup baik dengan jumlah 6 atau persentase 60%

pada jawaban b (nilai 3)

Page 77: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

62

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang

telah diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik suatu simpulan dari 5

komponen utama sebagai berikut:

1. Dari komponen Pedagogis, dilihat secara keseluruhan berkaitan dengan tugas

mengajar, penyusunan RPP, penyusunan silabus, penyusunan program

semester, dan penyusunan program tahunan. SMPLB se-Kota surakarta tahun

2010 berjalan cukup baik dengan prosentase 42%.

2. Dari komponen Kurikulum, dilihat secara keseluruhan berkaitan dengan

penerapan KTSP, pelatihan dan kemantapan KTSP, kesiapan mengajar, buku

pegangan, kesiapan mengajar, kendala dalam pembelajaran, dan metode

mengaja. Di SMPLB se-Kota Surakarta Sudah terlaksana cukup baik dengan

prosentase 52%.

3. Dari komponen Sarana dan Prasarana, di lihat secara keseluruhan cukup

memadai dengan prosentase 40%, sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan lancar, selain itu pengembangan pembelajaran penjasorkes di

SMPLB se-Kota Surakarta dapat berjalan dengan baik yang di dukung sarana

prasarana yang cukup memadai.

4. Dari komponen Pengembangan Pembelajaran, dilihat secara keseluruhan

SMPLB se-Kota Surakarta sudah cukup baik dalam mengembangkan

pembelajaran penjasorkes dengan prosentase 48%

5. Dari komponen Kedisiplinan Siswa dengan prosentase 60%, SMPLB se-Kota

Surakarta berusaha untuk mendidik peserta didiknya untuk disiplin, meskipun

penuh dengan keterbatasan.

Page 78: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

63

B. Implikasi

Pendidikan berkualitas bisa dicapai dengan cara meningkatkan kualitas

tenaga pendidiknya, yaitu dengan sosialisasi pemahaman model pembelajaran.

Sosialisasi tersebut hendaknya menjadi agenda utama pemerintah untuk

mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Banyaknya kendala dalam

pelaksanaan pembelajaran hendaknya menjadi pelajaran tentang pentingnya

proses guna mencapai hasil yang maksimal. Dalam hal pengembangan

pembelajaran penjasorkes adaptif diperlukan pemikiran yang ekstra, dukungan

dan peran dari pemerintah dalam mengimplementasikan pedidikan jasmani pada

peserta didik yang berkebutuhan khusus. Secara mendasar pendidikan jasmani

adaptif adalah sama dengan pendidikan jasmani biasa. Pendidikan jasmani adaptif

merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan

dirancang untuk memenuhi, mengetahui, dan memecahkan masalah dalam ranah

psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan

sensormotorik dan keterbatasan dalam kemampuan belajar.

Penjasorkes pada hakekatnya bukan sekedar untuk kepentingan siswa

tertentu, tetapi merupakan kebutuhan siswa. Pada umumnya siswa sekolah senang

melakukan gerak dan berolahraga. Kesenangan tersebut perlu dibina dengan

penambahan prasarana dan sarana atau alat yang menunjang proses pembelajaran,

sehingga akan muncul berbagai pola gerak yang menunjang kegiatan penjasorkes.

Tentu saja pembinaan ini harus terpacu kepada model pembelajaran sesuai, Dari

hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai motivasi bagi instansi pendidikan

khususnya guru penjasorkes untuk dapat mengembangakan pembelajaran

penjasorkes yang lebih baik dan bermanfaat sehingga memperlancar proses

pembelajaran penjasorkes yang pada akhirnya tujuan pendidikan dapat tercapai.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka saran yang dapat

dikemukakan antara lain :

Page 79: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

64

1. Para guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Menengah

Pertama Luar Biasa se-Kota Surakarta, diharapkan selalu berinisiatif dalam

mengembangkan pembelajaran agar peserta didik antusias untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran penjasorkes.

2. Diharapkan adanya perkumpulan MGMP untuk mengatasi permasalahan-

permasalahan dalam pembelajaran penjasorkes adaptif yang dapat dibahas dan

dipecahkan, serta mencari solusi terbaik secara bersama, sehingga kedepannya

nanti kualitas pendidikan khususnya di SMPLB se-Kota Surakarta menjadi

lebik baik.

3. Hasil penelitian ini merupakan gambaran secara umum kondisi pembelajaran

Penjasorkes di SMPLB se-Kota Surakarta, sehingga diperlukan penelitian

yang lain untuk mencari pemecahan dari berbagai permasalahan yang telah

diuraikan di atas.

Page 80: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

65

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ateng. 1989. Pengantar Asas-asas Dan Landasan Pendidikan

Jasmani Olahraga Dan Rekreasi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Aip Syarifuddin & Muhadi. 1992. Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Bandung:

Depdikbud Dirjen Dikti.

Anwar Sutoyo. 2009. Pemahaman Individu. Semarang : CV Widya Karya.

Arma Abdoelah. 1996. Penjas Adaptif. Jakarta: Depdikbud. Direktorat jendral

Pendidikan Tinggi.

Beltasar Tarigan. 2000. Penjaskes Adaptif. Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jendral

Pendidikan Dasar dan Menengah bagian proyek penataran guru SLTP

setara D-III

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : balai Pustaka

Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan . Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta

UNS Press.

Mohammad Amin. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mulyadi dkk. 1992. Administrasi Pendidikan. Surakarta: UNS Press

Mulyani Sumantri & Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Dirjen

Dikti. Press.

Munzayanah. 2000. Tuna Grahita. Surakarta: UNS Press

Rusli Lutan. 1988. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Dirjen Dikti Proyek

Pendidikan Tenaga Akademik.

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan

SMA/MA. Jakarta : Litera Prenada Media Group.

Page 81: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

66

Sanapiah Faisal. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya : Usaha

Nasional

Sri Widati & Murtadlo. 2007. Penjas Adaptif. Jakarta: Depdikbud. Direktorat

jendral Pendidikan Tinggi.

B N & Wuilson. 1993. Assesing Sport Skill Champaign. Human Kinetics

Publisher.

Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta : UNS Press.

Suharsimi Arikunto. 2000. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek.

Jakarta: PT Bina Aksara.

Suryatna. 1979. Teknik Evaluasi. Bandung : Angkasa Bandung.

Tien Supartinah. 1995. Psikologi Anak Luar Biasa. Surakarta : UNS Press

Tjutju Sutjihati Soemantri. 1996. Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Toho cholik, Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung,

CV Maulana.

Page 82: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

67

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian.

Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian

Komponen Utama Indikator Nnomor soal

1. Pedagogis • Tugas pengajar.

• Penyusunan Silabus.

• Penyusunan Rencana program

pembelajaran.

• Penyusunan Program semesteran.

• Penyusunan Program Tahunan.

1,2

3,4,5

6,7,8

9,10,11,12

13,14

2. Kurikulum • Berkaitan dengan Penerapan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan.

• Pelatihan-pelatihan yang mendukung

KTSP dan keyakinan penerapan KTSP.

• Kesiapan guru dalam mengajar.

• Berkaitan dengan buku pegangan

pengajaran.

• Berkaitan dengan kendala dalam

pembelajaran.

• Berkaitan dengan metode mengajar

15,16,17,

18, 19,20,21

22

30

31,32,33

34,35

3. Sarana dan

Prasarana

• Berkaitan dengan keadaan dan

penggunaan sarana dan prasarana

pendukung proses pembelajaran.

• Berkaitan dengan keadaan sarana dalam

hubungannya dengan penyusunan

Silabus, RPP, Promes, Prota.

23,24,25,26,27

28,29

4. Pengembangan

Pembelajaran

• Pengembangan dalam memodifikasi

dan inovasi pembelajaran penjasorkes

36,37,38, 39

5. Kedisiplinan • Kedisiplinan siswa 40

Page 83: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

68

Surakarta, 2 Agustus 2010

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu Guru Bidang Studi Penjasorkes

Di tempat

Surat Permohonan

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

Dengan hormat

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : TOTOK SUGIYANTO

Nim : K4606056

Program/semester : Penjaskesrek/ IX

Jurusan/Fakultas : POK/KIP

Kampus : Universitas Sebelas Maret

Alamat Rumah : Soko Brangkal Karanganom Klaten

Dengan ini saya bermaksud mengadakan penitian dalam rangka penulisan skripsi dengan judul “STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PENJASORKES PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA SE-KOTA SUTAKARTA TAHUN 2010”. Untuk itu saya mohon dengan sangat hormat Bapak/Ibu mengisi angket penelitian. Angket penelitian terlampir. Adapun jawaban Bapak/Ibu dijamin Kerahasiaannya.

Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Hormat saya,

TOTOK SUGIYANTO K4606056

Page 84: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

69

Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Angket Try Out

Try Out Angket Tentang Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes Pada Sekolah

Menengah Pertama Luar Biasa tahun 2010

A. Petunjuk

1) Baca dengan teliti setiap item sebelum saudara menjawab

2) Identitas serta rahasia Bapak/ Ibu/ saudara dijamin penulis

3) Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a, b, c, d) yang saudara

anggap tepat

4) Penilaian setiap jawaban memiliki nilai masing-masing berikut :

• Jawaban a nilainya 4

• Jawaban b nilainya 3

• Jawaban c nilainya 2 dan

• Jawaban d nilainya 1

B. Identitas Responden

1. Nama :.......................................................................

2. Nama sekolahan :.......................................................................

3. Pendidikan terakhir :.......................................................................

4. Prog / Jurusan :.......................................................................

Soal Angket Try Out

1. Apakah Bapak/Ibu sebagai guru penjasorkes paham, dengan tugas bapak

sebagai guru penjasorkes bagi siswa berkebutuhan khusus?

a. Paham c. Kurang paham

b. Cukup paham d. Tidak paham

Page 85: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

70

2.Apakah bapak/ibu guru sudah sesuai menjalankan tugas sebagai guru

penjasorkes bagi siswa berkebutuhan khusus?

a.Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

3. Apakah Bapak/Ibu Paham tentang penyusunan silabus penjasorkes?

a. Paham c. Kurang paham

b. Cukup paham d. Tidak paham

4. Apakah Bapak/Ibu sering membuat silabus sebelum proses pembelajaran?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

5. Apakah Penyusunan Silabus sudah sesuai dengan keadaan dan kemampuan dari

sekolah?

a. sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

6. Apakah Bapak/Ibu juga paham pembuatan Rencana Program Pembelajaran?

a. Paham c. Kurang paham

b. Cukup paham d. Tidak paham

7. Apakah Bapak/Ibu sering membuat Rencana Program Pembelajaran?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

Page 86: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

71

8. Bagaimana Pelaksanaan RPP yang telah dibuat dalam pembelajaran

penjasorkes?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup Baik d. Tidak baik

9. Apakah Bapak/Ibu sering membuat Program Semester?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Apakah Bapak/Ibu sudah memahami pembuatan program semester?

a.Paham c. Kurang paham

b. cukup paham d. Tidak paham

11. Apakah Program Semester yang telah dibuat sesuai dengan kemampuan

sekolah?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

12. Apakah Bapak/Ibu sering bekerja sama dengan sekolahan lain dalam

merencanakan Program Semester?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

13. Apakah Bapak/Ibu sering membuat Program Tahunan?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 87: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

72

14. Bagaimana Bapak/Ibu Menyusun Program Tahunan Penjarorkes?

a. baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

15. Bagaimana pelaksanaan praktek penjasorkes yang sesuai dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

16. Apakah Bapak/Ibu sudah siap dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Penjasorkes?

a. Siap c. Kurang siap

b. Cukup siap d. Tidak siap

17. Apakah Bapak/Ibu sudah memahami Standar Isi Penjasorkes yang sesuai

KTSP?

a. Paham c. Kurang Paham

b. Cukup paham d. Tidak paham

18. Bagaimana tanggapan siswa dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan?

a. Baik c. Kurang Baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

Apa kendala yang dihadai siswa dalam pelaksanaan KTSP?

Jawab :…………………………………………………………………………

………………………………………………………………………….

Page 88: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

73

19. Apakah di sekolahan Bapak/Ibu sering diadakan pelatihan penyusunan KTSP?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Apakah Bapak/Ibu sering mengikuti pelatihan menyusun KTSP?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

21. Apakah Bapak/Ibu sering mengikuti pelatihan atau pembekalan pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan adaptif di luar sekolah?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Berapa kali dan apa nama lembaga pembekalan khusus yang pernah Bapak/Ibu

ikuti/

Jawab :…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………..

22. Apakah Bapak/Ibu sering mengadakan pertemuan dengan sesama guru

penjasorkes untuk mencari permasalahan tentang KTSP?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

23. Apakah Bapak/Ibu yakin, bahwa penerapan KTSP ini dapat meningkatkan

hasil pembelajaran penjasorkes?

a. Yakin c. Kurang yakin

b. Cukup yakin d. Tidak yakin

Page 89: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

74

24. Bagaimana persiapan Bapak/Ibu guru sebelum mengajar mata pelajaran

penjasorkes?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

25.Apakah prasarana dan sarana penjasorkes di sekolah sudah dapat mendukung

pelaksanaan penjasorkes?

a. Mendukung c. Kurang mendukung

b. Cukup mendukung d. Tidak mendukung

26. Apakah Prasarana dan sarana penjasorkes di sekolah sudah sesuai dengan

keadaan siswa?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

27. Apakah pelaksanaan pembelajaran penjasorkes dilihat dari keadaan alat dan

prasarana sudah sesuai?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

28. Apakah prasarana dan sarana yang ada, berpengaruh terhadap pelaksanaan

pembelajaran penjasorkes?

a. Ya, sangat berpengaruh c. Kurang berpengaruh

b. Cukup berpengaruh d. Yidak berpengaruh

29. Apakah dalam mengajar Bapak/Ibu sering menggunakan sarana/alat, Pada saat

pembelajaran?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

Page 90: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

75

b. Sering d. Tidak pernah

30. Apakah penyusunan perangkat pengajaran ( Silabus, Program Semester,

Program Tahunan, RPP ) dilakukan menyesuaikan sarana yang ada?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

31. Apakah Bapak/Ibu sering mengalami kesulitan dalam menyusun silabus, RPP,

Program Semester, Program Tahunan yang sesuai dengan sarana yang

dimiliki?

a. Tidak Pernah c. Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

Solusi apa yang dilakukan Bapak/Ibu bila mengalami kesulitan tersebut?

Jawab :………………………………………………………………….

…………………………………………………………………..

32. Apakah dalam menentukan materi Bapak/Ibu sering menggunakan buku

panduan penjasorkes?

a. Sangat sering c. Kadana-kadang

b.Sering d. Tidak pernah

33. Apakah Bapak/Ibu sering memakai buku pegangan untuk mengajar

penjasorkes?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

34. Apakah buku pegangan yang digunakan sudah sesuai dengan keadaan siswa?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

Page 91: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

76

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

Buku apa yang Bapak/Ibu gunakan dalam proses belajar mengajar/

Jawab :………………………………………………………………………

. ………………………………………………………………………

35. Apakah Bapak/Ibu sering mengalami kesulitan dalam menentukan materi

pembelajaran?

a. Tidak Pernah c. . Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

36. Apakah Bapak/Ibu guru sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi

dengan siswa dalam pembelajaran penjasorkes?

a. Tidak Pernah c. . Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

Kesulitan apa yang Bapak/Ibu alami dalam berinteraksi dengan siswa/

Jawab : …………………………………………………………………….

……………………………………………………………………..

37. Apakah Bapak/Ibu sering menghadapi kendala dalam penyampaian materi

pelajaran penjasorkes kepada siswa?

a. Tidak Pernah c. . Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

Apa saja kesulitan atau kendala yang pernah dihadapi oleh Bapak/Ibu guru/?

Jawab :……………………………………………………………………...

……………………………………………………………………....

Page 92: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

77

38. Apakah Bapak/Ibu sering mengalami kesulitan dalam penggunaan metode

mengajar penjasorkes yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan?

a. Tidak Pernah c. . Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

39. Apakah Bapak/Ibu sering menggunakan teknik mengajar yang sama?

a.Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

40. Apakah metode mengajar Bp/Ibu sering memberikan perbedaan perlakuan

berdasarkan karakteristi siswa?

a. Ya,sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

41. Bagaimana usaha dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga pada umumnya siswa dapat merasa senang?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup Baik d. Tidak baik

42. Apakah Bapak/Ibu sering mengembangkan pembelajaran penjasorkes dengan

memodifikasi pembelajaran, baik dari segi sarana prasarana maupun materi-

materi yang akan diajarkan?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 93: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

78

43. Apakah peserta didik tertarik dengan pembelajaran penjasorkes yang sudah

dimodifikasi sesuai dengan karekteristik siswa?

.a. Sangat tertarik c. Kurang tertarik

b. Tertarik d. Tidak tertarik

44. Apakah Bapak/Ibu yakin dengan memodifikasi pembelajaran dapat

meningkatkan pembelajaran penjasorkes/

a. Ya, sangat yakin c. Kurang yakin

b. Yakin d. Tidak yakin

45. Apakah Bapak/Ibu sering mengalami kendala dalam mengembangkan

pembelajaran tersebut?

a. Tidak Pernah c. . Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

46. Apakah di sekolahan Bapak/Ibu sering mengadakan pertemuan dengan sesama

guru penjasokes untuk mencari pengembangan dan inovasi pembelajaran

penjasorkes?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

47. Apakah di sekolahan Bapak/Ibu sering diadakan pelatihan tentang inovasi

pembelajaran?

a. Sangat seing c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 94: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

79

48. Bagaimana tata tertib (secara tertulis) tentang kedisiplinan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes ( misalnya tertib waktu, pakaian )?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

49. Apakah tata siswa terpasang jelas disetiap kelas?

a. Sangat jelas c. Kurang jelas.

b. jelas d. Tidak jelas

50. Bagaimana tindakan atau sangsi yang diberikan kepada siswa yang tidak

disiplin?

a. Tegas c. Kurang tegas

b. Cukup tegas d. Tidak tegas

Page 95: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

80

Lampiran 3. Daftar Perhitungan Uji Validitas

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 1 Marsanto, S.Pd 4 2 3 3 3 4 3 2 Rohmaji 3 4 2 2 2 3 2 3 Purwanto, S.Pd 4 4 4 4 4 4 3 4 Wardiyono 4 4 4 4 4 4 3 5 Sujianto, S.Pd 4 4 4 4 3 4 3 6 Suratmin, S.Pd 4 4 4 3 3 4 3 7 Tawar, S.Pd 4 4 4 4 4 4 4 8 Kristianadi 2 2 2 2 2 2 2 9 Wardoyo, S.Pd 4 4 3 3 3 4 3 10 Bejo Sukardi 4 3 2 2 2 4 2 ∑ X 37 35 32 31 30 37 28

(∑ X)2 1369 1225 1024 961 900 1369 784

∑ X2 141 129 110 103 96 141 82 ∑ XY 5714 5421 5026 4855 4685 5714 4350

N 10 10 10 10 10 10 10 r hitung 0,81226 0,68639 0,88957 0,8395 0,80434 0,81226 0,82298 r tabel 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Skor Atas 1344 1430 2004 1802 1610 1344 1276 41 65 76 69 60 41 36 66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 2737816 4340440 5074976 4607544 4006560 2737816 2403936 Skor Bawah 1654,63 2083,37 2252,77 2146,52 2001,64 1654,63 1550,46

Page 96: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

81

8 9 10 11 12 13 14 15 16 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 4 28 27 32 35 31 28 30 30 35

784 729 1024 1225 961 784 900 900 1225

84 79 108 129 99 84 96 96 125 4351 4234 5008 5464 4783 4390 4703 4691 5366 10 10 10 10 10 10 10 10 10

0,66502 0,80466 0,94324 0,89278 0,77753 0,8667 0,89427 0,83432 0,68109 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

1286 1624 1824 1860 1082 1676 1790 1670 880 56 61 56 65 29 56 60 60 25

66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 3739456 4073336 3739456 4340440 1936504 3739456 4006560 4006560 1669400 1933,77 2018,25 1933,77 2083,37 1391,58 1933,77 2001,64 2001,64 1292,05

Page 97: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

82

17 18 19 20 21 22 23 24 25 2 3 2 2 2 1 4 3 2 2 3 2 2 2 2 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 4 2 4 3 4 29 30 26 26 29 20 37 33 30

841 900 676 676 841 400 1369 1089 900

91 94 72 70 89 44 139 113 96 4563 4642 4011 4032 4498 3128 5602 5112 4660 10 10 10 10 10 10 10 10 10

0,88422 0,72201 0,52622 0,87839 0,68993 0,6853 0,18916 0,81952 0,67944 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 Valid Valid Drop Valid Valid Valid Drop Valid Valid

1898 1180 902 1112 1248 1120 224 1356 1360 69 40 44 24 49 40 21 41 60

66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 4607544 2671040 2938144 1602624 3272024 2671040 1402296 2737816 4006560 2146,52 1634,33 1714,1 1265,95 1808,87 1634,33 1184,19 1654,63 2001,64

Page 98: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

83

26 27 28 29 30 31 32 33 34 2 2 4 2 4 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 1 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 32 30 38 31 34 32 29 27 27

1024 900 1444 961 1156 1024 841 729 729

110 96 148 101 120 108 87 79 79 5015 4703 5830 4799 5258 5008 4491 4155 4195 10 10 10 10 10 10 10 10 10

0,84074 0,89427 0,64239 0,68662 0,76308 0,94324 0,84652 0,41323 0,61142 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Drop

1894 1790 996 1242 1308 1824 1178 834 1234 76 60 36 49 44 56 29 61 61

66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 5074976 4006560 2403936 3272024 2938144 3739456 1936504 4073336 4073336 2252,77 2001,64 1550,46 1808,87 1714,1 1933,77 1391,58 2018,25 2018,25

Page 99: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

84

35 36 37 38 39 40 41 42 43 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 29 29 34 28 28 30 32 31 32

841 841 1156 784 784 900 1024 961 1024

85 89 118 86 82 98 108 103 106 4408 4520 5225 4407 4269 4721 4968 4835 4936 10 10 10 10 10 10 10 10 10

0,4489 0,81155 0,77254 0,81944 0,30056 0,85234 0,73639 0,74632 0,71205 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 Drop Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid Valid

348 1468 978 1846 466 1970 1424 1602 1104 9 49 24 76 36 80 56 69 36

66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 600984 3272024 1602624 5074976 2403936 5342080 3739456 4607544 2403936 775,232 1808,87 1265,95 2252,77 1550,46 2311,29 1933,77 2146,52 1550,46

Page 100: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

85

44 45 46 47 48 49 50 ∑ Y ∑ Y2 3 2 1 1 3 3 3 134 17956 2 2 1 1 4 1 2 116 13456 3 3 2 2 4 3 3 159 25281 3 3 2 3 4 3 4 176 30976 3 2 2 2 4 3 4 170 28900 3 2 3 3 4 4 4 171 29241 3 4 2 3 2 4 4 184 33856 2 2 1 1 2 3 2 101 10201 3 2 3 3 3 3 3 156 24336 3 3 3 2 3 3 3 141 19881 28 25 20 21 33 30 32 1508 234084

784 625 400 441 1089 900 1024 2274064

80 67 46 51 115 96 108 4307 3860 3133 3352 5031 4647 5008 10 10 10 10 10 10 10

0,81847 0,51919 0,58452 0,86279 0,27053 0,6145 0,94324 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 Valid Drop Drop Valid Drop Drop Valid

846 900 1170 1852 546 1230 1824 16 45 60 69 61 60 56

66776 66776 66776 66776 66776 66776 66776 1068416 3004920 4006560 4607544 4073336 4006560 3739456 1033,64 1733,47 2001,64 2146,52 2018,25 2001,64 1933,77

Page 101: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

86

Contoh Perhitungan Uji Validitas Butir Soal No. 1

Untuk mengetahui butir tersebut dikatakan valid atau tidak, digunakan rumus

korelasi product moment sebagai berikut :

Butir soal dikatakan valid bila rhitung > rtabel , untuk jumlah responden 31 dengan

taraf signifikansi 5% diperoleh harga rtabel = 0,632

Dari tabel uji validitas try out angket diperoleh harga-harga sebagai berikut :

N = 10 ∑ Y = 1508

∑ X = 37 ∑ XY = 5714

∑ X2 = 141 ∑ Y2 = 234084

Harga-harga tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment

sebagai berikut :

10.5714 - (37).(1508) .

√{(10.141)-(37)2}.{(10. 234084)-(1508)2}

Page 102: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

87

57140-55796

{1410-1369}.{2340840-2274064}

1344

41.66776

1334

2737816

1344

1654,63

0,81226

rhitung > rtabel atau 0,81226 > 0,632 maka dapat dikatakan bahwa butir soal no 1

valid atau dapat digunakan.

Untuk butir soal yang lain dengan cara yang sama akan didapatkan seperti pada

tabel tersebut.

Page 103: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

88

Lampiran 4. Daftar Tabel Values Of r product moment

The Level of Significant The Level of Significant

N 5 % 1 %

N 5 % 1 %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 45 46

1.000 0.999 0.997 0.950 0.878 0.811 0.754 0.707 0.666 0.632 0.602 0.576 0.553 0.532 0.514 0.497 0.482 0.468 0.456 0.444 0.433 0.432 0.413 0.404 0.396 0.388 0.381 0.374 0.367 0.361 0.355 0.349 0.344 0.339 0.334 0.329

1.000 0.997 0.995 0.992 0.959 0.917 0.874 0.834 0.798 0.765 0.735 0.708 0.684 0.661 0.641 0.623 0.606 0.590 0.575 0.561 0.549 0.537 0.526 0.515 0.505 0.496 0.487 0.478 0.470 0.463 0.456 0.449 0.442 0.4366 0.430 0.424

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

0.325 0.320 0.316 0.312 0.308 0.304 0.301 0.297 0.294 0.291 0.288 0.284 0.281 0.279 0.266 0.254 0.244 0.235 0.227 0.220 0.213 0.207 0.202 0.195 0.176 0.159 0.148 0.138 0.113 0.098 0.088 0.080 0.074 0.070 0.065 0.062

0.418 0.413 0.408 0.403 0.398 0.393 0.389 0.384 0.380 0.376 0.372 0.368 0.364 0.361 0.345 0.330 0.317 0.306 0.296 0.286 0.278 0.267 0.263 0.256 0.230 0.210 0.194 0.181 0.148 0.128 0.115 0.105 0.097 0.091 0.086 0.081

Source : from E.S Pearson and H.O. Hartley, eds., Biometrika Tables for Statiscians, vol. 1,3d ed., table 12, Cambridge university Press, New York, 1966. reproduced by permission of the editors and trustees of Biometrika.

Page 104: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

89

Lampiran 5. Daftar Perhitungan Uji Reliabilitas

Nomor Butir Soal No Nama

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Marsanto, S.Pd 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 Rohmaji 3 4 2 2 2 3 2 2 1 2 3 Purwanto, S.Pd 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 Wardiyono 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 5 Sujianto, S.Pd 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 6 Suratmin, S.Pd 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 7 Tawar, S.Pd 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 8 Kristianadi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 9 Wardoyo, S.Pd 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 10 Bejo Sukardi 4 3 2 2 2 4 2 2 2 3 ∑ X 37 35 32 31 30 37 28 28 27 32

Nomor Butir Soal

11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 24 25 26 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 2 2 4 2 3 4 4 35 31 28 30 30 35 29 30 26 29 20 33 30 32

Page 105: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

90

Nomor Butir Soal

27 28 29 30 31 32 36 37 38 40 41 42 43 44 2 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 30 38 31 34 32 29 29 34 28 30 32 31 32 28

Nomar soal

47 50 Total X Y X2 Y2 XY

1 3 109 51 58 2601 3364 2958 ATAS 12897

1 2 94 42 52 1764 2704 2184 1 14661

2 3 130 63 67 3969 4489 4221 2 11909

3 4 145 70 75 4900 5625 5250 3 174597849

2 4 142 69 73 4761 5329 5037 BAWAH 13213,5479

3 4 137 67 70 4489 4900 4690 0,97604368

3 4 154 75 79 5625 6241 5925

1 2 78 37 41 1369 1681 1517

3 3 125 62 63 3844 3969 3906

2 3 112 51 61 2601 3721 3111

21 32 1226 587 639 35923 42023 38799

344569 408321

Page 106: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

91

Perhitungan Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui suatu instrumen dikatakan reliabel, terlebih dahulu kita hitung

dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

Dari tabel uji reliabilitas angket diperoleh harga-harga sebagai berikut :

N = 10 ∑ Y = 693

∑ X = 587 ∑ XY = 38799

∑ X2 = 35923 ∑ Y2 = 42023

Harga-harga tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment

sebagai berikut :

10.38799 – (578).(693) .

√ {(10.35923)-(587)2}.{(10.42023)-(639)2}

387990-375093 .

√{ 359230-344569}.{420230-408321}

12897 .

√14661 . 11909

12897 .

√174597849

Page 107: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

92

12897 .

13213,5479

0,976

Dari hasil tersebut kemudian dihitung nilai reliabilitas dengan rumus Spearman

Brown (Ganjil-Genap) sebagai berikut :

2 x 0,976

1 + 0,976

0,987

Maka dapat dikatakan bahwa instrumen mempunyai nilai reliabel Very Good dan

dapat digunakan untuk penelitian.

Page 108: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

93

Surakarta, 22 September 2010

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu Guru Bidang Studi Penjasorkes

Di tempat

Surat Permohonan

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

Dengan hormat

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : TOTOK SUGIYANTO

Nim : K4606056

Program/semester : Penjaskesrek/ IX

Jurusan/Fakultas : POK/KIP

Kampus : Universitas Sebelas Maret

Alamat Rumah : Soko Brangkal Karanganom Klaten

Dengan ini saya bermaksud mengadakan penitian dalam rangka penulisan skripsi dengan judul “STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PENJASORKES PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA SE-KOTA SUTAKARTA TAHUN 2010”. Untuk itu saya mohon dengan sangat hormat Bapak/Ibu mengisi angket penelitian. Angket penelitian terlampir. Adapun jawaban Bapak/Ibu dijamin Kerahasiaannya.

Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh

Hormat saya,

TOTOK SUGIYANTO K4606056

Page 109: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

94

Lampiran 6. Daftar Pertanyaan Angket Penelitian

Angket Penelitian Tentang Pengembangan Pembelajaran Penjasorkes Pada

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tahun 2010

A. Petunjuk

1) Baca dengan teliti setiap item sebelum saudara menjawab

2) Identitas serta rahasia Bapak/ Ibu/ saudara dijamin penulis

3) Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a, b, c, d) yang saudara

anggap tepat

4) Penilaian setiap jawaban memiliki nilai masing-masing berikut :

• Jawaban a nilainya 4

• Jawaban b nilainya 3

• Jawaban c nilainya 2 dan

• Jawaban d nilainya 1

B. Identitas Responden

5. Nama :.......................................................................

6. Nama sekolahan :.......................................................................

7. Pendidikan terakhir :.......................................................................

8. Prog / Jurusan :.......................................................................

C. Soal Angket Penelitian

1. Apakah Bapak/Ibu sebagai guru penjasorkes paham, dengan tugas bapak

sebagai guru penjasorkes bagi siswa berkebutuhan khusus?

a. Paham c. Kurang paham

b. Cukup paham d. Tidak paham

Page 110: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

95

2.Apakah bapak/ibu guru sudah sesuai menjalankan tugas sebagai guru

penjasorkes bagi siswa berkebutuhan khusus?

a.Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

3. Apakah Bapak/Ibu Paham tentang penyusunan silabus penjasorkes?

a. Paham c. Kurang paham

b. Cukup paham d. Tidak paham

4. Apakah Bapak/Ibu sering membuat silabus sebelum proses pembelajaran?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

5. Apakah Penyusunan Silabus sudah sesuai dengan keadaan dan kemampuan dari

sekolah?

a. sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

6. Apakah Bapak/Ibu juga paham pembuatan Rencana Program Pembelajaran?

a. Paham c. Kurang paham

b. Cukup paham d. Tidak paham

7. Apakah Bapak/Ibu sering membuat Rencana Program Pembelajaran?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

Page 111: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

96

8.Bagaimana Pelaksanaan RPP yang telah dibuat dalam pembelajaran

penjasorkes?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup Baik d. Tidak baik

9. Apakah Bapak/Ibu sering membuat Program Semester?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Apakah Bapak/Ibu sudah memahami pembuatan program semester?

a.Paham c. Kurang paham

b. cukup paham d. Tidak paham

11. Apakah Program Semester yang telah dibuat sesuai dengan kemampuan

sekolah?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

12. Apakah Bapak/Ibu sering bekerja sama dengan sekolahan lain dalam

merencanakan Program Semester?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

13. Apakah Bapak/Ibu sering membuat Program Tahunan?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 112: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

97

14. Bagaimana Bapak/Ibu Menyusun Program Tahunan Penjarorkes/

a. baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

15. Bagaimana pelaksanaan praktek penjasorkes yang sesuai dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

16. Apakah Bapak/Ibu sudah siap dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan Penjasorkes?

a. Siap c. Kurang siap

b. Cukup siap d. Tidak siap

17. Apakah Bapak/Ibu sudah memahami Standar Isi Penjasorkes yang sesuai

KTSP?

a. Paham c. Kurang Paham

b. Cukup paham d. Tidak paham

18. Bagaimana tanggapan siswa dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan?

a. Baik c. Kurang Baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

Apa kendala yang dihadai siswa dalam pelaksanaan KTSP?

Jawab :…………………………………………………………………………

.........................................................................................................……

Page 113: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

98

19. Apakah Bapak/Ibu sering mengikuti pelatihan menyusun KTSP?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Apakah Bapak/Ibu sering mengikuti pelatihan atau pembekalan pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan adaptif di luar sekolah?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Berapa kali dan apa nama lembaga pembekalan khusus yang pernah Bapak/Ibu

ikuti?

Jawab :…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………..

21. Apakah Bapak/Ibu sering mengadakan pertemuan dengan sesama guru

penjasorkes untuk mencari permasalahan tentang KTSP?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

22. Bagaimana persiapan Bapak/Ibu guru sebelum mengajar mata pelajaran

penjasorkes?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup baik d. Tidak baik

23.Apakah prasarana dan sarana penjasorkes di sekolah sudah dapat mendukung

pelaksanaan penjasorkes?

a. Mendukung c. Kurang mendukung

b. Cukup mendukung d. Tidak mendukung

Page 114: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

99

24. Apakah Prasarana dan sarana penjasorkes di sekolah sudah sesuai dengan

keadaan siswa?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

25. Apakah pelaksanaan pembelajaran penjasorkes dilihat dari keadaan alat dan

prasarana sudah sesuai?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

26. Apakah prasarana dan sarana yang ada, berpengaruh terhadap pelaksanaan

pembelajaran penjasorkes?

a. Ya, sangat berpengaruh c. Kurang berpengaruh

b. Cukup berpengaruh d. Yidak berpengaruh

27. Apakah dalam mengajar Bapak/Ibu sering menggunakan sarana/alat, Pada saat

pembelajaran?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

28. Apakah penyusunan perangkat pengajaran ( Silabus, Program Semester,

Program Tahunan, RPP ) dilakukan menyesuaikan sarana yang ada?

a. Sesuai c. Kurang sesuai

b. Cukup sesuai d. Tidak sesuai

Page 115: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

100

29. Apakah Bapak/Ibu sering mengalami kesulitan dalam menyusun silabus, RPP,

Program Semester, Program Tahunan yang sesuai dengan sarana yang

dimiliki?

a. Tidak Pernah c. . Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

Solusi apa yang dilakukan Bapak/Ibu bila mengalami kesulitan tersebut?

Jawab :………………………………………………………………….

.................................................................................................................

30. Apakah dalam menentukan materi Bapak/Ibu sering menggunakan buku

panduan penjasorkes?

a. Sangat sering c. Kadana-kadang

b.Sering d. Tidak pernah

31. Apakah Bapak/Ibu guru sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi

dengan siswa dalam pembelajaran penjasorkes?

a. Tidak Pernah c. . Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

Kesulitan apa yang Bapak/Ibu alami dalam berinteraksi dengan siswa/

Jawab : …………………………………………………………………….

……………………………………………………………………..

32. Apakah Bapak/Ibu sering menghadapi kendala dalam penyampaian materi

pelajaran penjasorkes kepada siswa?

a. Tidak Pernah c. . Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

Page 116: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

101

Apa saja kesulitan atau kendala yang pernah dihadapi oleh Bapak/Ibu guru/?

Jawab :……………………………………………………………………...

……………………………………………………………………....

33. Apakah Bapak/Ibu sering mengalami kesulitan dalam penggunaan metode

mengajar penjasorkes yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan?

a. Tidak Pernah c. . Sering

b. Kadang-kadang d. Sangat sering

34. Apakah metode mengajar Bp/Ibu sering memberikan perbedaan perlakuan

berdasarkan karakteristi siswa?

a. Ya,sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

35. Bagaimana usaha dalam menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga pada umumnya siswa dapat merasa senang?

a. Baik c. Kurang baik

b. Cukup Baik d. Tidak baik

36. Apakah Bapak/Ibu sering mengembangkan pembelajaran penjasorkes dengan

memodifikasi pembelajaran, baik dari segi sarana prasarana maupun materi-

materi yang akan diajarkan?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 117: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

102

37. Apakah peserta didik tertarik dengan pembelajaran penjasorkes yang sudah

dimodifikasi sesuai dengan karekteristik siswa?

a. Sangat tertarik c. Kurang tertarik

b. Tertarik d. Tidak tertarik

38. Apakah Bapak/Ibu yakin dengan memodifikasi pembelajaran dapat

meningkatkan pembelajaran penjasorkes/

a. Ya, sangat yakin c. Kurang yakin

b. Yakin d. Tidak yakin

39. Apakah di sekolahan Bapak/Ibu sering diadakan pelatihan tentang inovasi

pembelajaran?

a. Sangat seing c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

40. Adakah tindakan atau sangsi yang diberikan kepada siswa yang tidak disiplin?

Kalau ada apakah dilaksanakan dengan.....

a. Tegas c. Kurang tegas

b. Cukup tegas d. Tidak tegas

Page 118: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

103

Tabel 7. Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian

Hari / Tgl/Waktu Nama Sekolahan Alamat Sekolahan Kecamatan

Selasa, 21-09-2010 SMPLB C YSSD Jl. Mr. Sartono No. 32 Bibis Baru Jebres

Jam 08.00 WIB SMPLB E Bina Putra Jl. Bibis Baru No. 3 Cengklik Jebres

SMPLB E Prayuna Nayu Utara RT 01 Banjarsari

Rabau, 22-09-2010 SMPLB C G. YPPCG Badran RT2/ XI Mojosongo Mojosongo

Jam 08.00 WIB SMPLB C Panca Bakti Mulia Jl. Sumbing VI No. 65 Mojosongo Mojosongo

SMPLB A YKAB Jl. HOS. Ckroaminoto No. 04 Jebres

Kamis, 23-09-2010 SMPLB Negeri Jl. Cocak X sidorejo Banjarsari

Jam 08.00 WIB SMPLB C YPSLB Jl. A. Yani No. 374 A Kreten Laweyan

Jumat, 24-09-2010 SMPLB YRTRW Gumunggung RT 01/II Banjarsari

Jam 08.00 WIB SMPLB B YAAT Jl. Wisanggeni Serengan

Page 119: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

104

Lampiran 8. Data Hasil Penelitian

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 Adam zuraidi S.Pd 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3

2 Cipto sri Harjono S.Pd 3 3 4 3 2 4 3 2 3 4 2 1 3 3 2

3 Setyawan Uma S.Pd 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3

4 Wijianto 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3

5 Ariyanto Yuli K 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4

6 Tri Sayekti S.Pd 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3

7 Sutandi S.Pd 4 2 2 2 4 3 2 3 2 3 4 2 2 3 3

8 Johar Rochayati S.Pd 4 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3 2 4 3 3

9 Wardoyo 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4

10 Danang Sulestyawan 3 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3

(nilai 4) 5 3 3 2 5 5 4 3 3 5 4 0 1 3 2

(nilai 3) 5 4 4 3 2 4 3 5 4 5 5 2 6 7 7

(nilai 2) 0 3 3 5 3 1 3 2 3 0 1 6 3 0 1

(nilai 1) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4

2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3

3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3

4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3

4 3 4 2 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4

3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 1 2 1 3 2 2 2 4 2 3 2 2 4 3 4 2 3

3 2 2 3 1 2 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3

4 4 4 1 2 2 4 2 2 2 4 4 4 2 3 4 4 3 2 4

4 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4

5 2 3 0 1 0 3 2 2 2 8 4 2 1 2 2 1 1 3 4

4 6 5 3 1 0 6 2 4 4 2 4 7 5 5 8 9 9 4 6

1 2 2 4 6 7 1 6 4 4 0 2 1 4 3 0 0 0 3 0

0 0 0 3 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Page 120: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

105

36 37 38 39 40

3 4 3 3 4

3 4 4 1 2

2 3 2 2 2

3 3 3 2 3

4 4 4 1 4

2 3 2 1 3

3 3 3 1 3

3 4 4 3 3

4 4 3 2 3

3 3 3 3 3

2 5 3 0 2 108 0,27 27%

6 5 5 3 6 185 0,4625 46%

2 0 2 3 2 93 0,2325 24%

0 0 0 4 0 14 0,035 3%

400

Komponen 1. Pedagogis

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

a 5 3 3 2 5 5 4 3 3 5 4 0 1 3 46 0,329 33%

b 5 4 4 3 2 4 3 5 4 5 5 2 6 7 59 0,421 42%

c 0 3 3 5 3 1 3 2 3 0 1 6 3 0 33 0,236 24%

d 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0,014 1%

140

a. Tugas mengajar

1 2

a 5 3 8 0,4 40%

b 5 4 9 0,45 45%

c 0 3 3 0,15 15%

d 0 0 0 0 0%

20

Page 121: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

106

b. Penyusunan silabus

3 4 5

a 3 2 5 10 0,333 33%

b 4 3 2 9 0,3 30%

c 3 5 3 11 0,367 37%

d 0 0 0 0 0 0%

30

c.Penyusunan RPP 6 7 8 a 5 4 3 12 0,4 40% b 4 3 5 12 0,4 40% c 1 3 2 6 0,2 20% d 0 0 0 0 0 0% 30

d. Penyusuan progran Smester 9 10 11 12 a 3 5 4 0 12 0,3 30% b 4 5 5 2 16 0,4 40% c 3 0 1 6 10 0,25 25% d 0 0 0 2 2 0,05 5% 40

e.penyusunan program tahunan 13 14 a 1 3 4 0,2 20% b 6 7 13 0,65 65% c 3 0 3 0,15 15% d 0 0 0 0 0% 20

Page 122: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

107

Komponaen 2 Kurikulum

15 16 17 18 19 20 21 22 30 31 32 33 34 35 a 2 5 2 3 0 1 0 3 2 2 1 1 3 4 29 0,21 21% b 7 4 6 5 3 1 0 6 5 8 9 9 4 6 73 0,52 52% c 1 1 2 2 4 6 7 1 3 0 0 0 3 0 30 0,21 21% d 0 0 0 0 3 2 3 0 0 0 0 0 0 0 8 0,06 6% 140

a.Penerapan KTSP 15 16 17 a 2 5 2 9 0,3 30% b 7 4 6 17 0,5667 57% c 1 1 2 4 0,1333 13% d 0 0 0 0 0 0%

30

b.Pelatihan dan kemantapan KTSP 18 19 20 21 a 3 0 1 0 4 0,1 10% b 5 3 1 0 9 0,225 23% c 2 4 6 7 19 0,475 47% d 0 3 2 3 8 0,2 20%

40

c. Kesiapan Mengajar 22 a 3 3 0,3 30% b 6 6 0,6 60% c 1 1 0,1 10% d 0 0 0 0% 10

Page 123: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

108

d. Berkaitan Buku pegangan 30 a 2 2 0,2 20% b 5 5 0,5 50% c 3 3 0,3 30% d 0 0 0 0%

10

e. Kendala Dalam Pembelajaran 31 32 33 a 2 1 1 4 0,1333 13% b 8 9 9 26 0,8667 87% c 0 0 0 0 0 0% d 0 0 0 0 0 0%

30

f. Berkaitan dengan Metode mengajar 34 35 a 3 4 7 0,35 35% b 4 6 10 0,5 50% c 3 0 3 0,15 15% d 0 0 0 0 0% 20

Komponen 3 Sarana dan Prasarana

23 24 25 26 27 28 29

a 2 2 2 8 4 2 1 21 0,3 30% b 2 4 4 2 4 7 5 28 0,4 40% c 6 4 4 0 2 1 4 21 0,3 30% d 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0% 70

Page 124: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

109

a. Penggunaan sarana dan prasaran

23 24 25 26 27

a 2 2 2 8 4 18 0,36 36%

b 2 4 4 2 4 16 0,32 32%

c 6 4 4 0 2 16 0,32 32%

d 0 0 0 0 0 0 0 0%

50

b. Berkaitan dengan sarana prasarana dalam RPP 28 29 a 2 1 3 0,15 15% b 7 5 12 0,6 60% c 1 4 5 0,25 25% d 0 0 0 0 0% 20

komponen 4 Pengembangan Pembelajaran

36 37 38 39

a 2 5 3 0 10 0,25 25% b 6 5 5 3 19 0,475 48% c 2 0 2 3 7 0,175 17% d 0 0 0 4 4 0,1 10%

40

komponen 5 kedisiplinan siswa 40

a 2 2 0,2 20% b 6 6 0,6 60% c 2 2 0,2 20% d 0 0 0 0%

10

Page 125: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

110

Lampiran 9. Dokumentasi

Pengisian Angket oleh Responden

Pengisian Angket oleh Responden

Page 126: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

111

Pengisian Angket oleh Responden

Pembelajaran Lompat Jauh

Page 127: STUDI TENTANG PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TAHUN …eprints.uns.ac.id/6410/1/176731702201110051.pdf · program semester cukup baik dengan persentase 40%, (e) Indikator berkaitan dengan

112

Kegiatan Olahraga Badminton

Sarana Olahraga Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa