persentase air minum

41
Pengenalan Mekanisme Pengadaan Air Minum Oleh : Nama : Alexander Tuahta Sihombing Nim : 117 016 016 Magister Teknik Sipil Manajemen Prasarana Publik 2012

Upload: lexander6073

Post on 24-Jul-2015

371 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Oleh : Nama Nim

: Alexander Tuahta Sihombing : 117 016 016

Magister Teknik Sipil Manajemen Prasarana Publik 2012

Pengertian & Karakteristik AirPengertian Air : Air adalah merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung Air Bersih menurut Permenkes RI No 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak Air Minum menurut Kepmenkes RI No 907/MENKES/SK/VII/2002 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung diminum.

Air baku adalah air yang digunakan sebagai

sumber/bahan baku dalam penyediaan Air bersih atau Air Minum Sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan Air bersih atau Air minum yaitu air hujan, air permukaan (air sungai, air danau/rawa), air tanah (air tanah dangkal, air tanah dalam, mata air) (Hartomo, 1994; JICA, 1974; Linsley, 1989; Martin D, 2001; Sutrisno, 2002).

Karakteristik air baku permukaan yang ada di Indonesiaa. Air pemukaan dengan tingkat kekeruhan tinggi. b. Air permukaan dengan tingkat kekeruhanc. d. e. f.

rendah sampai sedang Air permukaan dengan dengan tingkat kekeruhan yang bersifat sementara Air permukaan dengan kandungan warna yang sedang sampai tinggi Air permukaan dengan tingkat kesadahan tinggi Air permukaan dengan kekeruhan sangat rendah

a. Air pemukaan dengan tingkat kekeruhan tinggi. Air pemukaan ini telah mengalir pada permukaan tanah yang

rentan terhadap erosi atau ditutupi dengan vegetasi yang rendah kerapatannya. Biasanya hal ini terjadi pada air baku yang bersumber dari sungai. Karakteristik umum air sungai adalah terdapat kandungan partikel tersuspensi atau koloid. Sistem pengolahan dengan karekteristik air seperti ini dapat dilakukan dengan 2 alternatif. Alternatif 1 : Tingkat kekeruhan tinggi menyebabkan tingginya sedimen dalam air baku, maka akan lebih ekonomis jika sebelum koagulasi flokulasi dilakukan proses prasedimentasi. Berikut alternative pengolahannya : Screen (penyaringan benda padat), Aerasi (optional), Prasedimentasi, Koagulasi-Flokulasi, Sedimentasi, Filtrasi, Desinfeksi. Alternatif 2 : Alternative lain adalah dengan menggunakan saringan pasir lambat, dimana sebelum dilakukan penyaringan harus terlebih dahulu dilakukan pengendapan sampai kekeruhan mencapai 50 mg/lt SiO2.

b. Air permukaan dgn tingkat kekeruhan rendah sampai sedang Air ini pada umum mempunyai sifat stabil di danau atau

waduk yang mengandung sedikit gulma pengendapan yang cukup lama dengan waktu tinggal lebih dari seminggu. Karakteristik yang spesifik adalah kandungan oksigen rendah karena air danau relative tidak bergerak, sehingga kurang teraerasi. Aternatif sistem pengolahan pada jenis air ini adalah : Alternatif 1 :Screen, Aerasi, Koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi, Desinfeksi. Alternatif 2 : Digunakan sistem saringan pasir lambat, dimana sebelum dilakukan penyaringan harus terlebih dahulu dilakukan pengendapan sampai kekeruhan mencapai 50 mg/lt.

c. Air permukaan dengan dengan tingkat kekeruhan yang bersifat sementara. Air yang mengalir diatas permukaan dengan vegetasi cukup rapat

dan curam akan menghasilkan air keruh saat musim hujan dan jernih saat tidak hujan. Saat hujan terjadi erosi sedimentasi akibat dari debit dan kecepatan air meningkat tajam. Tingkat kekeruhan yang tinggi hanya terjadi beberapa saat , 23 jam setelah hujan reda air kembali ke aliran dasar base flow dan air kembali jernih. Alternatif pengolahan airnya adalah : Alternatif 1 : Prasedimentasi, Koagulasi-flokulasi, Sedimentasi, filtrasi dan Desinfeksi. Alternatif 2 : Menggunakan sistem saringan pasir lambat, dimana sebelum dilakukan penyaringan harus terlebih dahulu dilakukan pengendapan. Alternatif 3 : Menggunakan sistem saringan pasir cepat, dimana saat terjadi kekeruhan tinggi IPA tidak operasional. Pelayanan air bersih memanfaatkan air reservoir yang memiliki daya tamping diatas 6-24 jam tergantung lamanya kekeruhan terjadi.

d. Air permukaan dengan kandungan warna yang sedang sampai tinggi. Air ini umumnya telah mengalir pada daerah dengan

tingkat humus tinggi atau gambut. Air gambut adalah air yang kandungan bahan organiknya tinggi, terutama asam humat dan asam fulvat. Pengolahan air dengan karakteristik seperti ini (mengandung koloid tinggi) hanya bisa diolah dengan sistem pengolahan Screen, Koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. Pada pengolahan ini akan dibutuhkan koagulan lebih banyak dan lebih baik jika dibubuhkan lumpur kaolin, bentonite atau lumpur setempat yang berguna untuk memperberat flock. Dapat juga dengan melakukan re-cycle lumpur dari bak sedimentasi.

e. Air permukaan dengan tingkat kesadahan tinggi. Kesadahan pada prinsipnya adalah terkontaminasinya air

oleh unsure kation seperti Ca, Mg, Na dan sebagainya. Air sadah tinggi mengalir pada daerah bebatuan kapur. Kesadahan dapat dikatakan tinggi dan mulai berakibat pada alat-alat masak adalah diatas 100 mg/l CaCO3. Kesadahan diatas 300 mg/l bila dokonsumsi secara terus menerus akan merusak ginjal manusia. Air dengan tingkat kesadahan tinggi dapat diolah dengan proses kapur soda yaitu dengan proses pemisahan Ca, Mg secara kimiawi (presipitasi) kemudian presipitat yang terbentuk diendapkan di bak pengendap. Setelah itu perlu ditambah CO2 untuk mengurangi kadar kapur berlebih.

f. Air permukaan dengan kekeruhan sangat rendah Air permukaan dengan kekeruhan sangat rendah dapat dijumpai

pada danau-danau yang masih belum tercemar atau air yang baru keluar dari mata air. Pengolahan dengan karakteristik air seperti ini dapat dilakukan langsung filtrasi dan desinfeksi tanpa harus melalui pengendapan dan koagulasi-flokulasi.

Standar kualitas air bersih yang ada di Indonesia saat ini menggunakan Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat Syarat dan Pengawasan Kualitas Air dan PP RI No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, sedangkan standar kualitas air minum menggunakan Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

Karakteristik AirKarakteristik Fisik Air A. Kekeruhan Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri. B. Temperatur Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi. C. Warna Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahanbahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawasenyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

D. Solid (Zat padat)

Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air. E. Bau dan rasa Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu Karakteristik Kimia Air A. pH Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.

B. DO (dissolved oxygent)

DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi. C. BOD (biological oxygent demand) BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air penerima. D. COD (chemical oxygent demand) COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.

E. Kesadahan

Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air. F. Senyawa-senyawa kimia yang beracun Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat ( 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.

PROSES PENGOLAHAN AIR MINUMProses pengolahan air menjadi air bersih harus melalui beberapa tahapan-tahapan, yaitu : 1. Intake Beberapa lokasi intake pada sumber air yaitu intake sungai, intake danau dan waduk, dan intake air tanah. Jenis-jenis intake, yaitu intake tower, shore intake,intake crib, intake pipe atau conduit,infiltration gallery, sumur dangkal dan sumur dalam (Kawamura, 1991). 2. Aerasi Aerasi digunakan untuk menyisihkan gas yang terlarut di air permukaan atau untuk menambah oksigen ke air untuk mengubah substansi yang di permukaan menjadi suatu oksida. Dalam keadaan teroksidasi, besi dan mangan terlarut di air.

3. Koagulasi Pada proses koagulasi, koagulan dicampur dengan air baku selama beberapa saat hingga merata. Setelah pencampuran ini, akan terjadi destabilisasi koloid yang ada pada air baku. Koloid yang sudah kehilangan muatannya atau terdestabilisasi mengalami saling tarik menarik sehingga cenderung untuk membentuk gumpalan yang lebih besar. Faktor yang menentukan keberhasilan suatu proses koagulasi yaitu jenis koagulan yang digunakan, dosis pembubuhan koagulan, dan pengadukan dari bahan kimia (Martin D, 2001; Sutrisno, 2002). 4. Flokulasi Flok-flok kecil yang sudah terbentuk di koagulator diperbesar disini. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk flok yaitu kekeruhan pada air baku, tipe dari suspended solids, pH, alkalinitas, bahan koagulan yang dipakai, dan lamanya pengadukan (Sutrisno, 2002).

5. Sedimentasi Sedimentasi adalah pemisahan partikel secara gravitasi. Pengendapan kandungan zat padat di dalam air dapat digolongkan menjadi pengendapan diskrit (kelas 1), pengendapan flokulen (kelas 2), pengendapan zone, pengendapan kompresi/tertekan (Martin D, 2001; Peavy, 1985; Reynolds, 1977). Jenis bak pengendap adalah bak pengendap aliran batch dan bak pengendap dengan aliran kontinu. Uniformitas dan turbulensi aliran pada bidang pengendap sangat berpengaruh. 6. Filtrasi Proses filtrasi adalah mengalirkan air hasil sedimentasi atau air baku melalui media pasir. Proses yang terjadi selama penyaringan adalah pengayakan (straining), flokulasi antar butir, sedimentasi antar butir, dan proses biologis. Dilihat dari segi desain kecepatan, filtrasi dapat digolongkan menjadi saringan pasir cepat (filter bertekanan dan filter terbuka) dan saringan pasir lambat (Martin D, 2001). Setelah filter digunakan beberapa saat, filter akan mengalami penyumbatan. Untuk itu perlu pembersihan, yang dapat dilakukan dengan pencucian dengan udara dan pencucian dengan air (pencucian permukaan filter dengan penyemprotan dan pencucian dengan backwash).

7. Desinfeksi Desinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri patogen yang ada dalam air. Desinfektan air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:pemanasan, penyinaran antara lain dengan sinar UV, ion-ion logam antara lain dengan copper dan silver, asam atau basa, senyawa-senyawa kimia, dan chlorinasi (Sutrisno, 2002). 8. Reservoir Reservoir digunakan pada sistem distribusi untuk meratakan aliran, untuk mengatur tekanan, dan untuk keadaan darurat. Jenis pompa penyediaan air yang banyak digunakan adalah : jenis putar (pompa sentrifugal, pompa diffuser atau pompa turbin meliputi pompa turbin untuk sumur dan pompa submersibel untuk sumur dalam), pompa jenis langkah positif (pompa torak, pompa tangan, pompa khusus meliputi pompa vortex atau pompa kaskade, pompa gelembung udara atau air lift pump, pompa jet, dan pompa bilah). Efisiensi pompa umumnya antara 60 sampai 85% (Noerbambang, 2000).

Setelah melewati tahapan ini maka air ini sudah menjadi air yang bersih yang siap digunakan dan harus dimasak terlebih dahulu untuk kemudian dapat dijadikan Air Minum.

Gambar Alur Proses Pengolahan Air Minum

Pemeriksaan Mutu Air1. Jar Test Jar test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis optimal dari koagulan (biasanya tawas/alum) yang digunakan pada proses pengolahan air bersih. 2. Comperator Test untuk membandingkan warna airA. Comperator pH B. Comperator Klor

3. Turbidity Turbidity merupakan alat untuk mengukur tingkat kekeruhan air. 4. Analisa Kesadahan Kesadahan adalah air yang mengandung garam-garam mineral seperti garam kalsium dan magnesium. Analisa Alkalinitas Alkalinity adalah kapasitas air untuk menentukan asam tanpa penurunan nilai pH larutan

PIPA AIR MINUM Seperti yang kita ketahui bersama bahwa untuk

mengalirkan air dari mulai air baku hingga sampai ke pelanggan sebuah perusahaan air minum dapat dipastikan menggunakan saluran air tertutup atau biasa dinamakan dengan pipa. Hal tersebut karena air yang mengalir di dalamnya selain akan dikonsumsi oleh manusia sehingga harus dijaga kualitasnya sehingga memenuhi syarat-syarat air minum juga harus dijaga kuantitasnya karena air tersebut sudah bernilai ekonomi setelah dilakukan pengolahan.

Ada beberapa macam pipa jika dilihat dari fungsinya, yaitu 1. Pipa Air Baku

Dari sumber air baku menuju ke bangunan pengolahan, air perlu ditangkap atau disedot menggunakan pompa intake. Sehingga diperlukan jaringan pipa untuk membawa air baku tersebut. Warna pipa air baku in biasanya diwarnai dengan warna hijau sebagai tanda bahwa air yang lewat belum diolah. Rangkaian jaringan pipa itu terdiri dari : - Pipa Intake Pipa dari sumber air baku ke pompa sentrifugal dilengkapi strainer pada bagian bawah pipa. Apabila menggunakan pompa submersible tidak diperlukan strainer. Terletak di dalam bangunan intake. Dilengkapi dengan valve dan pressure gauge.

2. Pipa Instalasi Bangunan IPA. Pipa bagian dalam ini yang menghubungkan antara satu bagian bangunan ke bangunan lainnya. Bahan pipa dibuat dari baja yang dipabrikasi sedemikian rupa sesuia dengan desain bangunan IPA. Jenis pipa instalasi ini antara lain : - Pipa sludge (lumpur). Pipa ini untuk membuang limbah atau floc hasil dari flokulasi dan koagulasi. Biasanya terdapat di flokulator dan di clarifier. Warna pipa ini adalah hijau. - Pipa back wash. Fungsi pipa back wash untuk mengalirkan air yang digunakan untuk melakukan pembersihan pada media filter yang ada. Air ini merupakan air yang dikembalikan menggunakan pompa yang bertekanan. Pipa ini diberi warna biru karena air telah melewati proses pengolahan dan sudah bersih.

- Pipa Air Scouring. Pipa ini digunakan untuk menyalurkan udara yang dihasilkan oleh blower sebagai bagian dari proses pembersihan media filter yang ada. Biasanya pipa ini dibuat dari stainless steell dan tentunya tidak perlu dilakukan pengecatan. Pada bagian bawah filter media juga ditemukan pipa lateral untuk penempatan dari nozzle filter media yang merupakan rangkaian dari pipa air scouring. Biasanya terbuat dari PVC. Pipa ini tertutup oleh beton dan yang kelihatan hanya bagian kepala nozzlenya saja kemudian ditutup dengan filter media. - Pipa Dozing. Media pipa inilah yang digunakan untuk membawa bahan kimia yang telah dicampur dan diaduk di bak pencampuran bahan kimia dan didorong dengan pompa dozing. Pipa ini biasanya dari bahan PVC. - Pipa Service. Pencampuran bahan kimia dibutuhkan air bersih, pipa inilah yang menyalurkan air yang berasal dari clearwell. Selain untuk pencampuran bahan kimia, air ini digunakan untuk pembersihan, toilet atau lainnya. Sebaiknya pipa layanan ini juga dilengkapi dengan meter air supaya bisa dideteksi berapa banyak air yang keluar. - Pipa Distribusi. Setelah melewati seluruh proses pengolahan dan diberi desinfektan maka air siap dikirim dengan ditekan oleh pompa distribusi. Warna pipa ini tentu dengan warna biru. Kelengkapan pipa ini selain dengan valve juga dipasang pressure gauge (alat pengukur tekanan). Batas pipa ini hingga valve terakhir sebelum pipa transmisi.

3. Pipa Transmisi. Pipa transmisi merupakan pipa utama atau pipa induk yang membawa air bersih sebelum didistribusikan pada suatu daerah. Pipa ini biasanya berada di dalam tanah, ada pula yang muncul di permukaan tanah dan diberi warna biru. Pipa biasanya terbuat dari pipa baja yang dilapis dengan semen pada bagian dalam atau pipa DCIP dengan diameter dari berbagai macam ukuran, biasanya yang terkecil pipa DN 300. Kelengkapan atau asesoris pipa biasanya tidak terlalu banyak seperti valve standar dan air valve (apabila mencapai level tertentu dan lebih tinggi dari level rata-rata pipa) biasanya di jembatan pipa yang melintas sebuah sungai. 4. Pipa Distribusi Utama. Pipa ini melayani sejumlah wilayah tertentu setelah pipa transmisi, di beberapa tempat dinamakan District Meter Zone (DMZ). Pipa ini dilengkapi valve dan meter DMZ (District Meter Zone), untuk memantau volume air yang lewat. Bahan pipa lebih beragam jenisnya, mulai dari pipa DCIP, GIV (sudah jarang dipakai), pipa PE, PVC, dll.

5. Pipa Distribusi. Pipa ini melayani sebagian wilayah yang lebih kecil atau biasa disebut Sub DMZ. Dilengkapi juga dengan meter Sub DMZ. Pipa inilah yang masuk ke lingkungan suatu wilayah. 6. Pipa Tersier. Pipa ini yang melayani hingga ke jaringan pipa pelanggan. Pada beberapa tempat disebut dengan pipa dinas. Batasnya antara ambur hingga ke meter pelanggan. Besar pipa sangat tergantung dari debit yang dibutuhkan oleh pelanggan dan besar meter pelanggan. Bahan pipa terbuat dari GIV (sudah jarang dipakai), PVC dan yang banyak dipakai sekarang adalah pipa PE (Poly Ethilene). Asesoris yang ada adalah standar valve, kran, check valve (optional), lockable valve dan meter pelanggan.

Pipa sebagai media bisa mengalirkan air karena adanya tekanan yang diakibatkan oleh gravitasi atau pompa. Dalam perjalanan dari IPA hingga ke pelanggan yang tentunya sangat banyak maka tentu perlu manajemen atau pengaturan pipa yang ada. Dimulai dari jenis atau bahan pipa, dimensi pipa dan yang tidak kalah penting adalah jenis jaringan pipa.

Pipa intake

Pipa Air Scouring

Pipa Lateral Filter

Pipa Transmisi

Jenis jaringan pipa air minum.1. Jaringan pipa bercabang. Tipe jaringan ini biasanya lebih efisien jika digunakan pada daerah yang mempunyai kepadatan rendah. Di daerah pedesaan atau daerah yang belum banyak penduduk umumnya jaringan hanya dibuat satu jalur dengan beberapa cabang. Jenis jaringan ini rentan mengalami gangguan aliran air. Apabila ada ruas pipa yang harus diperbaiki atau diganti maka jaringan yang terkait dengan ruas pipa tersebut otomatis harus mengalami gangguan aliran atau mati air. Selama jaringan terus belum diperbaiki maka selama itulah wilayah tersebut tidak mendapat aliran air.

2. Jaringan pipa terhubung. Jenis jaringan ini biasa juga disebut loop. Type jaringan seperti ini akan terhubung satu sama lain, terutama pada pipa distribusinya. Hal ini akan sangat menguntungkan pada daerah yang padat penduduknya atau perkotaan dimana elevasi tanahnya relatif sama. Pada gambar jelas terlihat ada tiga pipa distribusi utama yang saling terhubung satu sama lain dan juga terhubung dengan pipa transmisi. Daerah layanan akan lebih aman, apabila ada salah satu ruas yang mengalami gangguan, hal ini tidak mengakibatkan daerah layanan pipa tersebut mengalami gangguan aliran air.Dari kedua type jaringan tersebut tentu akan lebih mudah perencanaannya pada type bercabang dibanding dengan type loop. Kedua gambar diatas merupakan contoh yang sangat sederhana. Dengan permasalahan yang sangat kompleks perencanaan desain bisa dibantu dengan komputer lewat program-program yang sudah ada.

STUDI KELAYAKAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM Fungsi studi kelayakan dalam bisnis air minum adalah

untuk melihat berapa besar investasi yang harus ditanamkan dan sejauh mana invetasi tersebut mendatangkan keuntungan. Studi kelayakan dalam bidang air bersih ini biasanya juga merupakan bagian dari master plan suatu pengembangan daerah atau kota. Studi kelayakan ini menghasilkan 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama proyek tersebut layak untuk ditindak lanjuti, kemungkinan kedua tidak layak untuk diteruskan sehingga proyek tersebut gagal atau ditunda dengan terlebih dahulu memperbaiki hal-hal yang dianggap tidak layak tersebut.

Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dan dibahas dalam studi kelayakan antara lain :1. Periode perencanaan. Jangka waktu 10-20 tahun menjadi pedoman dalam membuat suatu perencanaan sebuah system penyediaan air minum termasuk dalam adalah kapasitas bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA). Pembangunan suatu unit IPA harus dilakukan secara bertahap. Hal ini untuk menghindari adanya pemborosan, disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan air minum. Jangka waktu pembangunan dituangkan dalam satu bentuk master plan. 2. Daerah aliran air minum. Dalam perencanaan system penyediaan air minum harus dibatasi wilayah yang masuk dalam sistem perencanaan tersebut. Tentunya dengan memperhatikan berapa besar air yang diterima oleh pelanggan, termasuk potensi pengembangan atau perluasan wilayah di masa yang akan datang, termasuk penambahan jumlah satuan sambungan rumah (SR) di wilayah tersebut dan sekitarnya.

3. Pertambahan jumlah penduduk pada masa datang. Banyak model-model atau perumusan dalam ilmu statistic untuk memprediksi jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Salah satu contoh perumusan dengan metode aritmatik. Pn = Po ( 1 + r n ) Dimana: Pn = Jumlah penduduk tahun n Po = Jumlah penduduk tahun awal R = Angka pertumbuhan penduduk N = Jangka waktu dalam tahun

4. Kebutuhan air minum maximum per penduduk Dalam setiap daerah mempunyai pola kebutuhan air yang tidak sama. Para ahli harus melakukan estimasi dan menentukan berapa kebutuhan air maximum per orang dalam wilayah rencana. Dalam suatu sistem yang baru maka data diambil berdasar estimasi yang akurat dari pembagian komunitas yang mempunyai latar belakang, karakteristik dan trend yang sama dalam pertumbuhannya. 5.Pemilihan sumber air baku. Sumber air bisa berasal darimana saja, bisa air permukaan atau air bawah tanah. Untuk air bawah tanah biasanya hanya untuk kapasitas kecil.

6. Dimensi bangunan Instalasi Pengolahan Air Minum. Kebutuhan air pada masa yang akan datang pada suatu area layanan harus dimasukan sebagai dasar salah satu ketentuan dalam menghitung ukuran dimensi bangunan IPA dan luas lahan IPA. Ketentuan tambahan tersebut akan berdampak pada kemampuan supply air dan effektivitas biaya pada penyediaan air dari satu plant besar dibanding dengan 2 atau 3 plant ukuran sedang atau kecil pada lokasi dan elevasi yang berbeda. Sebagai dasar perhitungan dalam menghitung luas lahan sebuah plant konvensional menggunakan rumus : A Q0,6 Dimana : A = dalam hektar Q = kapasitas debit air dalam mgd (1 m3/dt = 22,8 mgd)

7. Ketersediaan lahan bangunan IPA. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan sebuah IPA antara lain : - jarak bangunan dengan Intake - tata letak unit-unit bangunan IPA - dampak IPA terhadap lingkungan - metode pendistribusian air ( gravitasi atau menggunakan pompa) - kondisi geografi (kontur) lahan - informasi yang tersedia tentang study bahan - ketersediaan tenaga listrik - akses jalan menuju jalur utama - sejarah masa lalu, apakah pernah terjadi bencana seperti banjir atau gempa bumi - biaya konstruksi - biaya pemeliharaan - situasi dan kondisi keamanan sekitar bangunan - kesiapan lahan apabila ada pengembangan bangunan pada masa yang akan datang.

8. Data curah hujan. Curah hujan menjadi sangat penting karena dengan data yang ada kita dapat memprediksikan berapa jumlah debit air yang bisa terbarukan dengan adanya siklus ini. Daerah yang mempunyai curah hujan yang tinggi tentunya akan lebih diuntungkan dengan daerah yang curah hujannya rendah. 9. Daerah tangkapan air (catchment area) Luasnya daerah tangkapan air juga sangat diperlukan untuk menampung debit air hujan yang turun pada suatu daerah. Daerah yang sudah rusak kondisi alamnya akan sulit untuk menampung curah hujan karena akan terus turun dan terbuang ke air laut, sedangkan daerah yang masih bagus akan meneruskan air ke dalam tanah dan merupakan cadangan sumber air baku yang baik.

10. Analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) Dalam prosesnya IPA banyak menggunakan bahan kimia dimana selain bau juga harus dipikirkan bagaimana dengan limbah kimia yang dihasilkan sehingga tidak mengganggu ekosistem lingkungan yang ada. Bangunan IPA juga menggunakan banyak mesin-mesin seperti pompa, genset yang menimbulkan kebisingan yang sangat mengganggu bagi masyarakat disekitar bangunan. 11. Ketersediaan dana. Disebutkan diatas bahwa investasi sebuah sistem penyedian air minum sangatlah besar. Studi kelayakan merupakan salah satu syarat yang digunakan untuk memperoleh dana tersebut baik dari investor , APBN, APBD maupun pihak kreditor atau bank. Dalam proposal pendanaan tersebut tercantum besarnya dana investasi, sumber pendanaan, periode pengembalian modal investasi, besarnya tarif air minum berdasar golongan, biaya konstruksi, produksi, operasional, maintenance, dlsb

Data-data yang dibutuhkan dalam studi kelayakan diambil

dari hasil survey lapangan seperti sistem penyediaan air minum existing (pipa, pompa, bangunan IPA, reservoir) sumber air baku, daya beli masyarakat, harga material bahan bangunan, daerah industry, daerah perumahan dan lain-lain. Ada juga data yang diambil dari instansi terkait seperti data curah hujan diambil dari BMG daerah, data jumlah penduduk, kondisi social ekonomi, master plan RTRW/RTRK bisa didapat dari pemerintah daerah setempat. Pemilik pekerjaan (owner) dari pekerjaan studi kelayakan sistem perencanaan air bersih suatu daerah biasanya Pemerintah Daerah setempat, tetapi bisa juga dari investor yang akan menaruh dananya dalam proyek tersebut dengan biaya sendiri.