studi sosiologis terhadap peran pelean ilu manetek …

33
i STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK SEBAGAI TANDA SOLIDARITAS WARGA JEMAAT HKBP CIKAMPEK Oleh, Ronaldo Immanuel Frederickson Napitupulu 712014099 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi guna memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol) Program Studi Teologi Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2019

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

i

STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK

SEBAGAI TANDA SOLIDARITAS WARGA JEMAAT HKBP CIKAMPEK

Oleh,

Ronaldo Immanuel Frederickson Napitupulu

712014099

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi guna memenuhi sebagian

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si Teol)

Program Studi Teologi

Fakultas Teologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2019

Page 2: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

ii

Page 3: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

iii

Page 4: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

iv

Page 5: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

v

Page 6: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

vi

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan

baik. Setelah melewati perjalanan selama masa perkuliahan yang membentuk

pemahaman penulis sampai saat ini dan penulisan tugas akhir mengenai solidaritas

jemaat di HKBP Cikampek melalui pelean ilu manetek ini, maka harapannya ialah

agar tulisan ini dapat menambah literatur bacaan mengenai pelean ilu manetek dalam

lingkup jemaat HKBP.

Saya juga ingin menyampaikan terima kasih kepada;

1. Tuhan Yesus Kristus sumber pengharapan dan kekuatan dalam setiap langkah saya,

yang walaupun saya sering salah, namun kasih dan pengampunanNya tetap terpancar

di setiap hari yang indah.

2. Teruntuk kedua orang tua saya yang telah bekerja keras sepanjang waktu, yang

tidak pernah lelah memberikan kasihnya kepada ketiga anaknya. Kepada Rachel dan

Roffel kedua adik saya yang juga pemberi motivasi yang luar biasa.

3. Pdt. Dr. Ebenhaizer Nuban Timo serta Pdt. Dr. Ramatulus Pilakoannu yang telah

menjadi dosen pembimbing saya sejak proposal sampai selesai, dengan sabar

memberikan bimbingan yang sangat membantu saya dalam proses penyelesaian tugas

akhir ini.

4. Seluruh jemaat HKBP Cikampek yang mengizinkan saya berpelayanan di sana dan

menjadi lokasi penelitian saya. Terkhusus kedua mentor saya Pdt. KRA Pasaribu dan

Pdt. JMF Aritonang yang telah memberikan banyak pengajaran kepada saya.

5. Pdt. Izak Lattu Ph, D yang telah menjadi orang tua saya dan wali studi selama saya

menjalankan perkuliahan di UKSW Fakultas Teologi sejak 2014.

6. Seluruh dosen Fakultas Teologi yang telah memberikan ilmu dan pengajarannya

kepada saya selama ini sehingga membantu saya dalam menyelesaikan studi saya.

7. Seluruh staff tata usaha yang telah dengan jerih lelah membantu administrasi saya

sejak awal perkuliahan.

Page 7: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

vii

8. Teman-teman angkatan 2014, yang telah menjadi rekan sejalan dalam suka

maupun duka selama ini.

9. Kakak, abang, dan semua sahabat saya selama di kampus, Rawamangun dan

Cikampek yang terus menyemangati saya selama ini. Khususnya Cpdt. Ivan

Napitupulu, Cpdt. Marthin Sirait, Cpdt. Endang Naibaho, Cpdt. Lawrence Nadapdap,

Cpdt. Billy Tobing, Cpdt. Karunia Ginting, Cpdt. Marten Silaban dan Cpdt. Ramos

Tambunan.

10. Kepada Nanas Family, Naposo Utan Kayu Kayu Manis.

Page 8: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

viii

Motto

“Hidup adalah pelajaran

tentang kerendahan hati”

Page 9: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

ix

Daftar Isi

Cover……………………………………………………………………….i

Lembar Pengesahan……………………………………………………….ii

Pernyataan Tidak Plagiat…………………………………………………iii

Pernyataan Persetujuan Akses……………………………………………iv

Pernyataan Persetujuan Publikasi………………………………………..v

Kata Pengantar…………………………………………………………….vi

Motto………………………………………………………………………..viii

Daftar Isi……………………………………………………………………ix

Abstrak……………………………………………………………………..x

Pendahuluan………………………………………………………………..1

Metode………………………………………………………………………6

Sosiologi Pedesaan atau Tradisional………………………………………7

Sosiologi Perkotaan atau Modern…………………………………………8

Fakta Sosial dan Solidaritas……………………………………………......9

Pembagian Kerja serta Solidaritas Mekanik dan Organik…………….11

Pembagian Kerja serta Solidaritas Mekanik dan Organik………………12

Gereja sebagai Persekutuan Sepenanggungan…………………………..13

Gambaran Jemaat Gereja HKBP Cikampek…………………………….13

Pelean ilu manetek di HKBP Cikampek…………………………………..16

Analisis Timbulnya Solidaritas……………………………………………21

Penutup dan Saran…………………………………………………………..23

Daftar Pustaka……………………………………………………………….24

Page 10: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

x

Abstrak

Penulis melihat bahwa terdapat hal yang sangat menarik dalam pelean ilu

manetek. Pendekatan solidaritas dengan menjalankan pelean ilu manetek dikatakan

baru hanya dijalankan di HKBP Cikampek saja. Nama persembahan ini tidak dapat

langsung diterjemahkan menjadi persembahan tetesan air mata dalam bahasa

Indonesia, namun memiliki nilai budaya yang lebih dari itu. Berbeda dengan

persembahan khusus lain yang sudah ditetapkan wajib melalui Almanak HKBP

kepada Gereja HKBP secara umum yang contohnya adalah persembahan untuk anak-

anak terlantar dan lain sebagainya, persembahan ini mempunyai perbedaan. Sebagai

pemberian tanda kedukaan yang dimaksudkan sebagai tanda solidaritas dan

sepenanggungan persembahan pelean ilu manetek diharapkan mampu menjadi

pengingat dan pengajar kepada jemaat mengenai arti pentingnya kesadaran

membangun persekutuan yang sepenanggungan. Melihat melalui kacamata teori

Emile Durkheim ketika revolusi industri yang melahirkan solidaritas mekanik dan

organik maka penulis mencoba meneliti memakai metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif kualitatif menghasilkan data berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari para narasumber dan pemahaman yang dapat

dicermati. Pengumpulan data berpusat pada dua sumber yakni hasil wawancara tidak

terstruktur yang lebih bersifat terbuka dan didukung dengan hasil observasi

partisipatif penulis. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pemikiran-pemikiran

Durkheim tentang fakta sosial yang bisa dicermati, menyadarkan penulis bahwa

kenyataan bukan hanya sebatas yang dapat dilihat tetapi juga menyangkut yang dari

luar sebatas penglihatan saja namun memiliki cakupan nilai yang begitu mendalam.

Solidaritas mekanis ternyata masih bisa ditemui di tengah hiruk-pikuk perkotaan

dalam hal ini di jemaat HKBP Cikampek yang modern sekalipun tanpa

mengesampingkan segala system di dalamnya.

Kata kunci: Solidaritas, HKBP, Pelean Ilu Manetek, Persembahan untuk

Keluarga Jemaat.

Page 11: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

1

Latar Belakang

Sudah menjadi hal umum ketika manusia memberikan sebuah pemberian kepada

pihak lain dengan berbagai alasan yang melandasinya. Pemberian tersebut dapat

berbentuk perbuatan atau tindakan maupun memberikan berupa barang dan lainnya.

Ada hal khusus mengenai kegiatan memberi ini, yakni pemberian yang dilakukan

dalam lingkungan keagamaan. Biasanya diterapkan dalam ruang lingkup tata cara

ibadah, disebut sebagai persembahan. Persembahan adalah sesuatu ungkapan jemaat

atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan dengan cara memberi sebagian

kepunyaannya kepada gereja. Contohnya memberi melalui kantong-kantong

persembahan. Jika dilihat dalam KBBI,1 persembahan diartikan sebagai hadiah;

pemberian kepada orang yang terhormat. Artinya persembahan biasanya diberikan

kepada orang lain yang dalam hal ini memiliki posisi lebih tinggi dari pada yang

memberikan. Atau bisa saja, persembahan diberikan kepada orang yang dianggap

berjasa kepadanya.

Dalam sejarah agama-agama Abraham (Yahudi, Kristen, Islam) persembahan

dapat diidentikan dengan kurban yang merupakan bentuk ungkapan tertentu dengan

pemberian umat ciptaan kepada Tuhannya, umat memberikan persembahan dalam

bentuk kurban bakaran. Ini juga merujuk kepada Perjanjian Lama di mana terdapat

penekanan mengenai persembahan keagamaan berbentuk korban yang dilakukan

sesuai beberapa kondisi.2 Secara tersendiri dalam agama Yahudi, ada upacara untuk

mempersembahkan sesuatu dalam hal ini hewan yang telah dipilih terlebih dahulu

kepada YHWH yakni sebutan Tuhan untuk umat Yahudi. Dalam agama Yahudi

setidaknya terdapat 3 jenis persembahan korban menurut tujuannya, yaitu korban

persembahan, korban keselamatan, dan korban untuk pengampunan dosa. Korban

persembahan ini dimaknai sebagai ungkapan syukur atas pemeliharaan Allah kepada

umatnya. Lalu korban keselamatan berhubungan untuk pengingat akan hubungan

perjanjian antara Allah dengan umat manusia, dan korban penghapusan dosa

dimaksudkan sebagai persembahan kepada Tuhan untuk penghapus dosa yang telah

1 KBBI diakses tanggal 8 November 2018 pukul 15.25 WIB

2 W.R.F Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014), 316

Page 12: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

2

dilakukan. Biasanya diberikan selama satu tahun satu kali.3 Itulah beberapa gambaran

mengenai korban yang telah dilakukan secara turun temurun berdasarkan Perjanjian

Lama.

Sedangkan umat Tuhan dalam Perjanjian Baru tidak lagi mempersembahkan

korban-korban bakaran hewan untuk penghapusan dosa dan lain sebagainya.

Melainkan menerapkan pemaknaan lain mengenai persembahan. Hal ini karena

pemahaman akan persembahan sudah diperbaharui pasca kehadiran Yesus. Ia

dimaknai telah menjadi korban persembahan kepada Allah, satu untuk selamanya,

sehingga umat-Nya tidak lagi harus memberikan berbagai korban bakaran seperti

yang biasa dilakukan sebelumnya. Umat Tuhan dalam Perjanjian Baru mulai

memberikan persembahan dalam bentuk materil teruntuk tujuan tertentu. Hal ini akan

terlihat dalam surat Paulus kepada jemaat di Galatia dan Korintus (Galatia 2:10, 2

Korintus 8:1-24). Di mana melalui ayat ini kita dapat melihat anjuran yang diberikan

oleh Rasul Paulus untuk jemaat di sana agar memberikan persembahan dalam bentuk

fisik atau materil dengan tujuan membantu orang-orang miskin serta sebagai

pengingat akan usaha yang telah dilakukan Paulus ketika memberitakan Injil kabar

sukacita. Ada pula anjuran-anjuran itu sebagai penekanan pembahasan Paulus

terhadap salah satu nas Keluaran 30:11-16 ketika korban pengingat pendamaian

Tuhan ditimpakan setara antara kaya dan miskin atau dalam kata lain orang kaya

memberi kurban sama dengan orang miskin yang harus dirumuskan kembali.4

Berkenaan dengan topik persembahan di atas kemudian dapat kita cermati

bagaimana pemberian persembahan merupakan kegiatan kolektif yang dekat dengan

rasa solidaritas sosial. Kegiatan kolektif ini sudah berjalan sejak dahulu. Secara turun-

temurun umat Tuhan melakukan dan mempelajari bagaimana ia sebagai seorang

pribadi di tengah kelompoknya mempunyai kewajiban dalam hal ini memberikan

persembahan sesuai ketentuan yang berlaku. Namun tentu kondisi sosial masyarakat

sangat mempengaruhi hal tersebut.

3 John Drane, Memahami Perjanjian Lama III, (Yayasan Persekutuan Pembaca Alkitab,2003),

102-103 4 Pdt. Dr. Ulreich Beyer, Memberi dengan Sukacita, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 3

Page 13: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

3

Menurut Durkheim solidaritas sosial memiliki dua macam, yakni solidaritas

mekanik dan solidaritas organik. Masyarakat tradisional atau pedesaan dan

masyarakat modern atau perkotaan masing-masing memiliki solidaritas sosial.

Masyarakat tradisional, di mana manusia hidup dengan cara yang hampir sama satu

dengan yang lain, solidaritas dicapai secara otomatis karena struktur masyarakat yang

masih sangat sederhana di mana rasa kekeluargaan atau kesadaran kolektif masih

sangat tinggi, ini disebut sebagai solidaritas mekanik. Sedangkan masyarakat modern

atau perkotaan memiliki kompleksitas tersendiri. Masyarakat dituntut untuk menjadi

individualis, dalam modernitas masyarakat memainkan peranan yang sangat berbeda

satu dengan yang lain. Tetapi menurut Durkheim masyarakat modern tetap terikat

solidaritas organik, yakni tetap saja setiap komponen-komponen memiliki

ketergantungan dengan yang lain walaupun tidak secara langsung karena kesadaran

kolektif, melainkan lebih hanya karena system yang berjalan di tengah struktur

sosial.5

Dewasa ini kemudian umat Tuhan dalam gereja juga mempraktikkan solidaritas

dengan memberikan persembahan secara fisik atau materil. Persembahan-

persembahan ini diberikan ketika ibadah umum maupun ibadah mingguan di rumah

jemaat (ibadah keluarga). Maksud dari persembahan ini adalah untuk menopang

pelaksanaan keberlangsungan pelayanan yang dilakukan sebuah gereja secara luas.

Salah satunya untuk masuk dalam kas pelayanan yang ditujukan untuk orang-orang

miskin ataupun jemaat yang membutuhkan dalam kata lain menopang pelayanan

bidang diakonia, koinonia dan marturia. HKBP sebagai sebuah persekutuan umat

Tuhan juga menerapkan persembahan dalam kegiatan peribadahannya. Kantong

persembahan ibadah umum Minggu ini dijalankan dalam liturgi tata ibadah dilakukan

dua kali yaitu sebelum khotbah dan sesudah khotbah. Pun juga dalam ibadah

keluarga, ibadah pendalaman Alkitab, dan ibadah-ibadah lain dalam satu minggu

pelayanan. Untuk ibadah umum sendiri biasanya diberikan kantong kepada jemaat

dan berjumlah 3 buah, di mana ini tergantung kepada keperluan dan sudah ada juga

5 Pip Jones, dkk., Pengantar Teori-Teori Sosial, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

2016), 84-86

Page 14: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

4

persembahan khusus sesuai Almanak HKBP. Ada jenis persembahan yang unik di

HKBP yang diberi nama pelean ilu manetek atau persembahan tangis yang menetes.

Sinode HKBP secara umum tidak mewajibkan persembahan ini, namun memberikan

otoritas kepada masing-masing huria dalam merumuskan keputusannya masing-

masing. Beberapa Huria menjalankan persembahan ini. Persembahan ini diberikan

khusus ketika ada anggota jemaat yang dirundung duka atau salah satu anggota

keluarganya meninggal. Melalui pengamatan awal penulis, persembahan ini sebagai

bukti sepenanggungan umat kepada salah satu jemaat yang sedang dirundung duka.

Pelean ilu manetek atau persembahan untuk keluarga yang anggota keluarganya

meninggal adalah persembahan khusus yang dilakukan hanya ketika ada kedukaan

atau salah satu jemaat Gereja yang meninggal dunia. Nama persembahan ini tidak

dapat langsung diterjemahkan menjadi persembahan tetesan air mata dalam bahasa

Indonesia, namun memiliki nilai budaya yang lebih dari itu yakni kebersamaan dan

sepenanggungan. Kantong persembahan khusus akan ditambahkan dengan warna

hitam, biasa disebut pelean na birong. Setelah firman Tuhan atau khotbah, kantong

persembahan dijalankan kepada seluruh jemaat yang hadir pada hari Minggu tersebut.

Bahkan biasanya juga dijalankan dalam semua jam kebaktian yang ada. Jika ditelisik

sedikit terlebih dahulu, persembahan kepada orang meninggal juga diberikan untuk

orang-orang suci yang telah meninggal dilakukan sejak Gereja lama.6 Namun ketika

persembahan itu dijalankan dalam iklim HKBP hari ini dengan penekanan kepada

kalimat ilu manetek atau tangisan yang menetes, maka solidaritas jemaat juga

disentuh. Artinya siapapun jemaat yang meninggal tersebut, berbeda marga, boru,

siapapun almarhum adalah baik merupakan bere, ibebere, anggi, abang dan lain

sebagainya, apapun klasifikasi almarhum dalam adat tetap akan diberikan pelean

tersebut padahal suku Batak selayaknya suku-suku lain di Indonesia, sangat

menekankan nilai kekeluargaan yang berlandaskan family atau marga tertentu atau

dalam hal ini klasifikasi adat dalam tarombo (pohon silsilah yang berujung kepada Si

Raja Batak) masih sangat dihormati dan dipertimbangkan dalam pemberian sesuatu

6 Lothar Schreiner, Adat dan Injil. Perjumpaan Adat dengan Iman Kristen di Tanah Batak,

(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 196

Page 15: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

5

hal apa lagi dalam ritual kematian semacam ini, sangat menarik batas-batas ini tidak

terjadi di Pelean Ilu Manetek.

Pelean ilu manetek ini hanya dijalankan di HKBP Cikampek dan tidak dijalankan

di Gereja HKBP lain. Berbeda dengan persembahan khusus lain yang sudah

ditetapkan wajib melalui Almanak HKBP kepada Gereja HKBP secara umum

contohnya persembahan untuk anak-anak terlantar dan lain sebagainya, persembahan

ini tentu ada perbedaan. Sebagai pemberian tanda kedukaan yang dimaksudkan

sebagai tanda solidaritas dan sepenanggungan, nyatanya belum mampu berperan

signifikan melahirkan social action yang berkesinambungan dan berdampak terhadap

kegiatan-kegiatan jemaat lain setelah peribadahan Minggu umum. Pelean ilu manetek

yang diharapkan mampu menghasilkan solidaritas yang kuat di tengah masyarakat

atau malah hanya sebagai ritual Gereja biasa saja yang berjalan untuk membantu dana

keluarga yang sedang saudaranya meninggal dunia atau dilaksanakan sebatas karena

himbauan majelis dan pengurus Gereja, tanpa implikasi lain karena tentu tujuan dari

persembahan ini bukan utamanya membantu dana, karena HKBP Cikampek sudah

mempunyai dana diakonia yang diberikan yang sudah termasuk uang peti dan

ambulance bahkan sedang mempersiapkan pembelian lahan pemakaman milik

Gereja. Tetapi mempunyai tujuan utama lain yang penulis lihat yaitu sebagai perekat

solidaritas jemaat di kehidupan bergereja tidak sebatas peribadahan Minggu dan

lewat perjalanannya selama ini apakah pelean ilu manetek sudah berhasil mencapai

tujuan itu dengan mencoba memakai tolok ukur partisipasi jemaat di dalam

pelayanan-pelayanan Gereja selain pada ibadah minggu.

Isi dari kantong persembahan itu akan diberikan kepada keluarga jemaat yang

ditinggalkan. Uang persembahan yang diberikan itu di luar dari dana diakonia

kedukaan Gereja yang akan juga diberikan kepada keluarga jemaat yang ditinggalkan,

dana diakonia ini biasanya sudah dianggarkan sebelumnya. Bagi penulis dengan

demikian pelean ini cukup menarik untuk diteliti. Karena juga keunikan dari

persembahan ini yang di mana dalam Alkitab sendiri pun tidak secara signifikan dan

konkrit memberikan persembahan untuk umat yang berduka atau meninggal, maka

Page 16: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

6

penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai makna teologis persembahan ilu

manetek. Penelitian akan dilakukan di jemaat HKBP Cikampek Ressort Cikampek.

Metode Penilitian

Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Metode deskriptif kualitatif menghasilkan data berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari para narasumber dan pemahaman yang dapat dicermati.7 Pengumpulan

data berpusat pada dua sumber yakni hasil wawancara tidak terstruktur yang lebih

bersifat terbuka dan didukung dengan hasil observasi partisipatif penulis. Observasi

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang

tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan terhadap

objek di tempat terjadi atau dilaksanaakan peristiwa tersebut.8 Penelitian akan

dilakukan sekitar bulan Juni 2019 kepada jemaat dan majelis HKBP Cikampek

dengan menggunakan snowball sampling.

Sistematika Penulisan

Penulis membagi tulisan ini menjadi lima bagian. Bagian pertama berisi

pendahuluan. Kedua teori solidaritas, ketiga berisi hasil penilitian dengan

mendiskripsikan pemahaman jemaat mengenai persembahan pelean ilu manetek.

Bagian keempat akan membahas analisa dari pemahaman jemaat HKBP Cikampek

terhadap pelean ilu manetek. Kelima, bagian penutup yang berupa temuan-temuan

hasil penelitian dan pembahasan serta saran juga dapat berupa temuan-temuan dan

rekomendasi.

Sosiologi Pedesaan atau Tradisional

Perbedaan mencolok yang seringkali diberikan oleh orang kota kepada

masyarakat pedesaan adalah bahwa desa bersifat tentram. Sebuah sifat ketentraman

seperti yang dikatakan oleh Boeke: “Desa itu bukan tempat untuk bekerja, tetapi

7 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakaria, 1998), 3

8 S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 158

Page 17: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

7

tempat mencari ketentraman. Ketetraman yang pada hakekatnya yang berlandaskan

budaya ketimuran.”9 Walaupun dalam kenyataan umumnya malah masyarakat desa

dituntut hidup lebih bekerja keras. Kerja keraslah syarat utama agar dapat bertahan

hidup dalam masyarakat pedesaan khususnya di Indonesia. Sarana dan pra-sarana

yang belum selengkap di kota belum lagi pembangunan infrastruktur pendidikan yang

masih sangat jauh jika dibandingkan perkotaan. Masyarakat pedesaan dituntut lebih

memiliki Pendidikan yang berlandaskan adat istiadat yang berlaku. Di samping adat

istiadat antara warga desa dalam berbagai aktivitas-aktivitas sosial mereka juga

dibiasakan dengan gotong royong yang segaris lurus dalam lingkup tetangga, kerabat

maupun marga.10

Sosiologi Perkotaan atau Modern

Berbeda dengan tindakan-tindakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat

tradisional yang dari padanya social action mereka lebih bertumpu pada kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang telah dilakukan turun-temurun. Ada pun yang

terjadi pada masyarakat modern bagaimana social action mereka lebih banyak

bersifat pilihan. Oleh karena itu, salah satu ciri yang terpenting dalam masyarakat

modern yang coba kita pahami sebagai masyarakat yang hidup di perkotaan yakni

ialah kemampuan dan hak masyarakat untuk mengembangkan pilihan dan mengambil

tindakan berdasarkan pilihannya sendiri yang pada masyarakat tradisional masih tidak

dimungkinkan untuk menerobos sekat-sekat sosial pedesaan dan adat istiadat yang

sudah tercipta. Dalam masyarakat yang lebih modern bahkan pilihan-pilihan lebih

terbuka lebar dan luas.11

Kota sebagai tempat transit berbagai aktivitas berbagai masyarakat dari

berbagai wilayah selalu lekat dengan perkembangan. Karena arus perkembangan

industri dan perdagangan yang berjalan dalam wilayah tersebut. Akhirnya konflik

kepentingan tentu sulit untuk dihindarkan. Masyarakat atau warga kota seringkali

9 Sajogyo Pudjiwati, Sosiologi Pedesaan Jilid 1, (Yogyakarta: UGM Press, 2005), 25

10 Sajogyo Pudjiwati, Sosiologi Pedesaan Jilid 1, (Yogyakarta: UGM Press, 2005), 28

11 Dr. Adon Jamaludin, M.Ag, Sosiologi Perkotaan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 72

Page 18: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

8

mengalami segregasi dalam arti konsentrasi tipe kelompok orang atau kegiatan

tertentu di wilayah tertentu. Bagaimana masyarakat kota yang beragam mampu

tersentralisasi kegiatannya di sebuah daerah atau wilayah tertentu. Kecendrungan ini

mengakibatkan individu-individu berada dalam sebuah sistem yang memacu diri

untuk bersikap individualis di tengah kelompok. Berbeda dengan yang tradisional

yang lebih konservatif yang pada umumnya mempunyai peraturan yang biasanya

tidak tertulis namun masyarakat yang ada secara sistem mendukung mampu

melakukannya sejalan dengan menjadi sebuah adat istiadat yang menumbuhkan

solidaritas yang kuat dan besar. Mereka beraktivitas di sebuah tempat tetapi iklim

adat istiadat masih terjaga bagaimana pun kondisinya.

Jenis pekerjaan di perkotaan yang urban pasti juga lebih banyak. Setiap jenis

pekerjaan membentuk kelompoknya masing-masing. Jika diklasifikasikan dari

pekerjaan yang dianggap paling umum di mana jam kerjanya sudah diatur sedemikian

rupa setiap harinya sampai kepada jenis pekerjaan yang jam kerjanya tidak dapat

dipastikan berapa lama. Hal-hal tersebut di atas tentu mempengaruhi kondisi

sosiologis individu dan kelompok di dalamnya.

Fakta Sosial dan Solidaritas

Di mata Durkheim, Sosiologi harus mampu secara empiris menjadi ilmu

pengetahuan yang beridiri sendiri. Untuk memisahkan Sosiologi dari pengaruh ilmu

lain khususnya filsafat maka Durkheim mencoba membangun sebuah konsep

bernama fakta sosial (social facts). Fakta sosial bukan suatu yang mengawang atau

bukan sekedar sebuah kegiatan introspeksi, melainkan lewat penyusunan data secara

riil dan bukan spekulatif, untuk melihat adanya realitas sosial di samping kenyataan

individu.12

Fakta sosial mencoba menggambarkan bahwa sebuah nilai, norma,

kesepakatan dan budaya dalam kenyataannya sangat mempengaruhi kepercayaan

serta tindakan individu dalam masyarakat atau juga dapat disebut bahwa sebuah

tidakan individu sebenarnya akan selalu dipengaruhi masyarakat.

12

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), 14

Page 19: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

9

Menurut Durkheim fakta sosial dapat dibagi menjadi dua penekanan, pertama

yakni dalam bentuk material, barang sesuatu yang dapat diobservasi, ditangkap dan

disimak secara nyata. Contoh: norma hukum dan arsitektur. Kedua yakni dalam

bentuk non-material yakni adalah sebuah barang yang dianggap nyata, itu hanya

muncul dalam kesadaran manusia. Contoh: opini, egoisme dan altruisme.13

Bentuk

material adalah fakta sosial yang nyata dapat dipahami, contohnya norma hukum

yang disusun secara kesepakatan terdapat pada dunia nyata (External World) yang

berpengaruh ke dalam kehidupan individu maupun kelompok, dan begitu pula

arsitektur yang jelas rancangan manusia. Sedangkan non-material lebih bersifat fakta

sosial yang dianggap nyata (External) lebih kepada contohnya opini, egoisme dan

altruism yang juga berpengaruh terhadap individu dan masyarakat. Sebuah

masyarakat adalah sebagai suatu kesatuan dari fakta-fakta sosial.14

Olehnya maka

dapat memungkinkan masyarakat untuk mempunyai kesadaran kolektif yang

kemudian menumbuhkan nilai-nilai solidaritas di tengah realitas.

Banyak definisi yang dapat diartikan sebagai solidaritas. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) /so·li·da·ri·tas/ diartian sebagai sifat atau perasaan

solider; sifat satu rasa (senasib dan sebagainya); perasaan setiakawan.15

Solidarity

dalam bahasa inggris juga dapat diterjemahkan sebagai rasa sadar atas kepentingan

bersama, yang menghasilkan tumbuhnya rasa persatuan di dalam kelompok. Hal

tersebut dapat dikatakan juga sebagai ikatan dalam masyarakat yang saling mengait

antar anggota. Agar bisa melakukan sebuah tindakan bersama, individu-individu

dalam kelompok ini harus memiliki sebuah nilai yang mampu mempersatukan yakni

nilai kebersamaan, kekerabatan ataupun kekeluargaan. Sebuah keberanian untuk

bertindak dan hidup bersama-sama.16

Tentunya lingkungan sosial individu dalam

kelompok ini mempengaruhi bagaimana mereka bersolidaritas satu dengan yang lain.

pembagian pekerjaan, budaya, bahkan sampai tempat mereka tinggal. Di antara

13

George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), 15

14 Wardi Bachtiar, Douglas Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana, 2011), 23

15 KBBI diakses pada tanggal 23 Mei 2019 pukul 19:25

16 Anthony Giddens, dkk, Sosiologi: Sejarah dan Berbagai Pemikirannya, (Yogyakarta: Kreasi

Wacana, 2004), 357

Page 20: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

10

masyarakat pedesaan dan perkotaan yang lebih urban masing-masing juga memiliki

perbedaan.

Pembagian Kerja serta Solidaritas Mekanik dan Organik

Emile Durkheim lahir pada tahun 1858 di Epinal dekat Strasbourg, daerah

Timur Laut Perancis dari sebuah keluarga Yahudi. Durkheim sebenarnya diarahkan

untuk menjadi rabbi sebagaimana ayah dan kakeknya. Setelah berpindah

kependidikan umum pada 1987 beliau memasuki semacam sekolah tingkat atas yang

kemudian menciptakan lingkungan intelektual yang dinamis.17

Pemikiran Durkheim

tentang pembagian kerja didasari pada gejala sosial yang terjadi pada masa Revolusi

Industri di Inggris, ia mengamati perubahan sosial dari masyarakat primitif

(tradisional) menuju masyarakat modern. Aspek yang diamati Durkheim adalah pada

pembagian kerja dalam kedua tipe masyarakat tersebut.18

Durkheim mengamati

bahwa peningkatan sistem pembagian kerja tersebut berimplikasi pada perubahan tipe

solidaritas sosialnya. Kedua tipe solidaritas sosial ini memiliki beberapa ciri

sebagaimana dijelaskan Durkheim bahwa solidaritas mekanik, di mana anggota

masyarakat dengan tingkat pembagian kerja yang rendah, masih terikat satu sama lain

atas dasar kesamaan emosional dan kepercayaan dan sebuah perbedaan merupakan

sesuatu yang perlu dihindari. Sebaliknya pada masyarakat dengan tingkat pembagian

kerja yang tinggi atau solidaritas organik, sangat memungkinkan hal-hal yang

membuat perbedaan terjadi, dan masyarakat disatukan oleh saling ketergantungan

fungsional.19

Solidaritas mekanik yang biasanya timbul pada masyarakat tradisional sangat

bergantung pada setiap individu-individu, yang mempunyai beberapa sifat yang sama

dan menganut kepercayaan dan pola norma yang sama pula. Bersama-sama dalam

banyak kesamaan. Solidaritas mekanik bergantung kepada kesadaran kolektif

17

Anthony Giddens, dkk, Sosiologi: Sejarah dan Berbagai Pemikirannya, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004), 43

18 Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial (Edisi Revisi), (Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada), 50 19

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial (Edisi Revisi), (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada), 51

Page 21: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

11

(collective consciousness) setiap anggotanya. Kesadaran kolektif ini juga terkait

dengan kehidupan psikologis individu dan juga kehidupan pskilogis seluruh

masyarakat. Istilah tersebut bukan sekedar pembagian kata “kolektif” dan

“kesadaran” melainkan kesadaran sosial secara total tanpa mengesampingkan

kehidupan psikologis seluruh masyarakat.20

Oleh karena hal tersebut maka sifat

individualitas tidak berkembang, individualitas ini terus-menerus akan dilumpuhkan

oleh tekanan yang besar sekali untuk sebuah kenyamanan masyarakat bahkan untuk

mencapai hal tersebut dapat memakai tindakan represif hukum adat. Hukuman

diberlakukan kepada anggota masyarakat yang melanggar nilai-nilai moral. Sanksi itu

adalah bentuk nyata dari kesadaran kolektif (collective consciousness) masyarakat

terhadap tindakan individu. Fungsi dari sanksi ialah menjaga semangat kesadaran

bersama.21

Solidaritas organik berbeda dengan solidaritas mekanik, solidaritas

organik muncul karena pembagian kerja yang bertambah besar. Solidaritas ini

didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi pada anggotanya yang

besar pula.22

Pembagian kerja di masyarakat yang lebih modern pasti juga lebih

banyak. Dalam masyarakat yang lebih modern pilihan-pilihan lebih terbuka lebar dan

luas.23

Jika diklasifikasikan dari pekerjaan yang dianggap paling umum di mana jam

kerjanya sudah diatur sedemikian rupa setiap harinya sampai kepada jenis pekerjaan

yang jam kerjanya tidak dapat dipastikan berapa lama.

Gereja sebagai Persekutuan Sepenanggungan

Memandang Gereja sebagai sebuah persekutuan yang sepenanggungan juga

penting untuk menyelesaikan bagian kedua ini. Gereja sebagai persekutuan adalah

ketika kita dapat melihat Gereja bukan lagi sebatas sebagai sebuah institusi saja

melainkan suatu persaudaraan yang erat dan itu merupakan pengertian yang biblis.

Pada awal sekali juga murid-murid mula-mula sendiri membiasakan diri dengan

20

Emile Durkheim, The Devision Of Labour in Society (Paris: Alcan, 1983), 24 21

Emile Durkheim, The Devision Of Labour in Society (Paris: Alcan, 1983), 28 22

Ramadhani Setiawan, “Solidaritas Mekanik ke Solidaritas Organik”, http://riset.umrah.ac.id, diakses 23 Mei 2019 pukul 20:00

23 Dr. Adon Jamaludin, M.Ag, Sosiologi Perkotaan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 72

Page 22: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

12

sebuah persekutuan. Avery Dulls menyebutkan, bahwa model Gereja sebagai

persekutuan murid-murid pertama sekali mengedepankan yang dapat disebut

mengenai sepenanggungan. Sejak abad keempat, sebagian murid-murid menjauh dari

hiruk-pikuk masyarakat bersama memilih padang gurun sebagai gambaran agar lebih

saling menghayati kehidupan persekutuan satu dengan yang lain.24

Dewasa ini Gereja yang berdiri di tengah lingkungan sosial juga dituntut

untuk dapat menghidupi semangat awal yang juga sempat dilakukan pada kekristenan

mula-mula. Banyak dari jemaat mula-mula yang mati syahid termasuk dua belas

murid pilihan Yesus. Di tengah aniaya yang terjadi, persekutuan tetap berkembang

relatif cepat. Gereja yang teraniaya bukan terpecah melainkan tetap berusaha

mengembangkan aspek penginjilan ataupun pelayanan.25

Hal tersebut dapat menjadi

alasan bagi kita sekarang untuk menghayati bagaimana konteks sepenanggungan

tidak berbicara mengenai hal-hal ringan saja, bahkan mampu berkenaan dengan hidup

yang lebih luas dan mendalam.

Jika ditarik langsung dengan apa yang dituliskan Perjanjian Baru mengenai

cara hidup jemaat yang pertama dalam Kisah Para Rasul 2:41-45, juga terdapat

gambaran persatuan persekutuan yang kokoh sampai ke tahap apa yang dimiliki

mereka adalah milik bersama, ada yang menjual harta miliknya untuk dibagikan pada

yang memerlukan, memecahkan roti secara bergilir di masing-masing rumah.

Sepenanggungan dalam persekutuan ini membuahkan banyak orang melihat dan

akhirnya bersukacita atas mereka.26

Sehingga dengan demikian dapat dikatakan

bahwa gereja yang merupakan persekutuan, bukan sebatas hubungan Allah dengan

gereja saja sebagai institusi melainkan juga mengenai hubungan para anggota yang

berada di dalamnya.

24

Avery Dulls, Model-Model Gereja, (Ende: Nusa Indah 1990), 187 25

David Hasselgrave, Kontekstualisasi: Makna, Metode dan Model, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 31

26 Gambaran langsung penulis dari apa yang tertulis di Alkitab TB LAI dalam Kis2:411-45

dengan judul perikop “Cara Hidup Jemaat yang Pertama”.

Page 23: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

13

Gambaran Jemaat Gereja HKBP Cikampek

Dalam melakukan penelitian, penulis langsung melakukan observasi di tempat

penelitian kurang lebih 4 bulan yang kebetulan saat penulis melakukan praktek akhir

lapangan fakultas Teologi UKSW, dalam rangka memperkuat observasi penulis itu

maka penulis terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian dan

wawancara bulan July 2019. Selama penelitian berjalan perlu diketahui sebagai

informasi, peningkatan jumlah jemaat HKBP Cikampek sedang pesat. Menurut

penuturan Pdt. JMF Aritonang, S.Th selaku pendeta fungsional hampir setiap minggu

ada jemaat baru yang mendaftar ke dalam jemaat HKBP Cikampek. Sehingga data

terakhir yang didapat jumlah Kepala Keluarga di HKBP Cikampek yang terdaftar

sudah sampai 1400 KK. Jam ibadah minggu 3 kali, ditambah 1 kali di pospel

Pancawati total 4 kali jam ibadah.

HKBP Cikampek adalah Gereja Ressort HKBP yang berdiri di Jl. Kamojing

No.1 Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Sudah memiliki 1 Pospel terpadu yang siap

menjadi persiapan gereja, yakni pospel di Pancawati yang sudah menjalankan ibadah

umum 1 kali ibadah hari minggu. Di setiap sektor juga memiliki pospel-pospel kecil

yang biasanya digunakan untuk pengajaran Sekolah Minggu. Gereja ini awalnya

didirikan oleh para pendatang dari luar daerah yang bersuku Batak yang sedang

bekerja untuk PT. Kellog Corporation tahun 1976, dengan semangat awal “perlunya

wadah persekutuan orang-orang Batak di Cikampek”.27

Pencampuran antara jemaat

asli Cikampek dengan para pendatang dari Bona Pasogit28

berlangsung mencair dan

baik.29

Sehingga walaupun pendiri awal gereja adalah para pekerja pendatang namun

yang sudah lebih lama tinggal di sekitaran Cikampek akhirnya ikut turut serta

melayani di HKBP Cikampek sampai sekarang. Hingga saat ini peleburan itu terjadi

di tengah HKBP Cikampek.

Cikampek adalah daerah transit yang sangat strategis. Berada di antara

Karawang dan Purwakarta. Jalan lintas menuju Jakarta juga harus melewati

27

Buku Sejarah HKBP Cikampek 28

Bona Pasogit, dari Bahasa batak “asal-usul” yang kemudian juga memiliki makna tempat kampung halaman di tanah Batak

29 Bpk.Boby Pardede, wawancara tanggal 13 July 2019 di Cikampek

Page 24: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

14

Cikampek. Oleh karena itu pula roda ekonomi yang berjalan di tempat ini cukup

pesat karena seringnya dilewati berbagai aktivitas ekonomi. Sebagai daerah untuk

persiapan kota, sarana dan pra sarana di Cikampek sudah memadai. Pekerjaan

penduduk Cikampek juga beraneka ragam. Sehingga begitu juga dengan pekerjaan

jemaat HKBP Cikampek. Kebanyakan bekerja sebagai marpasar.30

Walau

kebanyakan, jumlah mereka tidak begitu dominan di tengah jemaat yang lain, dari

narasumber yang penulis sambangi saja setidaknya terdapat guru, pekerja karyawan

swasta, pendiri koperasi, pengusaha online-shop, pegawai bank, sampai pekerja

pabrik. Hal tersebut mencerminkan heterogennya Cikampek di tengah kota Industri

Karawang dan persiapan kota yang menjadi salah satu tempat transit yang penting di

pulau Jawa.

Solidaritas dalam Jemaat HKBP Cikampek

Solidaritas sepertinya berjalan baik jika ditelisik secara umum, tetapi pada

beberapa kasus justru terlihat beberapa gesekan yang terjadi di beberapa

kesempatan.31

Jika melihat dengan pengamatan dari bawah yakni solidaritas

keseharian kepada pengamatan di atas yakni solidaritas umum jemaat terjadi

beberapa perbedaan. Dalam kehidupan berjamaat gereja sebagai ikatan persekutuan

solidaritas sangat penting, gereja adalah symbol perpanjangan tangan Tuhan kepada

umat-Nya.32

Sehingga gereja mempunyai andil untuk mengingatkan dan mengajarkan

pentingnya rasa sepenanggungan di tengah jemaat, persembahan ini berhasil untuk

minimal menyadarkan dan mengingatkan jemaat.33

Walaupun landasannya seringkali

karena hubungan timbal-balik saja ketika memberikan persembahan tersebut.34

Gesekan sering terjadi di tengah jemaat, bahkan sampai berujung perpecahan

internal. Contohnya di kategorial Ina (Kaum Perempuan) ketika ada gesekan dalam

kelompok paduan suara, langsung membuat kelompok paduan suara baru yakni PS.

30

Marpasar, koperasi bank berjalan, kegiatan simpan pinjam 31

Bpk.Boby Pardede, wawancara tanggal 13 July 2019 di Cikampek 32

Ibu. Merry Tambunan, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek 33

St. Ny. SIhombing, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek 34

Ibu. Merry Tambunan, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek

Page 25: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

15

Sola Gratia. PS. Sola Gratia juga mengalami masalah antara anggotanya,

penyelesaiannya ialah ada anggota yang keluar dan membuat PS. Maranatha.35

Sehingga solidaritas kesehariannya sangat ditentukan dengan kesadaran setiap

individu tentang perannya masing-masing dalam lingkungan bergereja.

Masih ada beberapa contoh solidaritas keseharian yang sulit timbul dan

memerlukan sebuah symbol dan peran gereja dalam mengatasinya, salah satunya

kategorial Naposo (Pemuda) yang kebetulan terbagi dengan 3 profesi dominan yakni

karyawan koperasi yang kepala koperasinya juga anggota naposo, karyawan kantor

dan mahasiswa. Tentu dapat dilihat kelompok-kelompok yang muncul juga sebagian

besar didasari dari profesi tersebut. Ale-ale (sahabat sepermainan) terbagi

berdasarkan hal tersebut di atas.36

Gesekan konflik membutuhkan symbol umum

yang menyatukan, dalam hal ini ketika diadakan sebuah acara pekan budaya yang

dilaksanakan gereja mereka berbaur bersama dalam hegemoni tanpa sekat yang

tadinya timbul karena sebuah masalah.

Pelean ilu manetek diharapkan menjadi salah satu lokomotif yang menarik

anggota-anggota jemaat kepada satu tujuan yakin persatuan dan sepenanggungan

jemaat.37

Dalam keseharian banyak sekali gesekan bahkan sejak awal berdirinya

HKBP Cikampek yang sudah memakan cukup banyak perpecahan dalam jemaat,

dibutuhkan sebuah mekanisme umum yang kembali merekatkan dan berfungsi

mengajarkan jemaat sebagai symbol solidaritas.

Pelean ilu manetek di HKBP Cikampek

Saran untuk menjalankan persembahan pelean ilu manetek dibicarakan dalam

sermon parhalado (majelis jemaat) atas saran Pdt. KRA Pasaribu, S.Th pada

sekitaran tahun 2013.38

Pertama kali dijalankan karena melihat ada keluarga jemaat

yang sedang berduka karena saudaranya meninggal, namun kondisi ekonomi keluarga

35

St. Ny. SIhombing, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek 36

St. Simbolon, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek 37

St. Ny. SIhombing, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek 38

St. Ny. SIhombing, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek

Page 26: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

16

tersebut dinilai perlu bantuan tambahan di luar dana diakonia sosial yang ada.39

Atas

dasar keprihatinan tersebut maka seluruh penatua yang hadir dalam sermon tersebut

setuju untuk menambahkan kantong persembahan pada setiap jam ibadah minggu

yang akan datang. Pendapatan pelean ilu manetek sekitar Rp. 4.000.000 - Rp.

6.000.000 tidak pernah menentu dan pasti.40

Hasilnya dianggap cukup baik sehingga

dijalankan sampai hari ini. Pemilihan frasa ilu manetek yang berakar dari budaya

Batak karena menimbang ada makna budaya yang sudah mengandung nilai-nilai injil

di dalamnya yakni makna persekutuan, persatuan dan sepenanggungan di dalamnya

sehingga dapat dimasukkan ke dalam liturgi.41

Pemilihan pelean ilu manetek juga

melihat karena begitu dekatnya makna ilu manetek dengan kondisi psikologis suku

Batak yang melambangkan rasa sepenanggungan.42

Pelean ilu manetek adalah produk budaya. Masuknya pelean ilu manetek ke

dalam liturgi gereja merupakan hal yang menarik karena tidak semua gereja HKBP

melakukan persembahan ini.43

HKBP yang notabene merupakan gereja kesukuan

tentu iklim jemaat sangat kental dengan sifat-sifat dan nilai-nilai dari suku Batak

yang sedikit mirip seperti suku lainnya di Indonesia memiliki sifat kekeluargaan atau

kekerabatan yang kental. Ada permasalahan yang penulis cermati bagaimana

solidaritas suku Batak khususnya dalam menghadapi seseorang yang meninggal ini

memiliki penekanan. Biasanya pemberian dukacita sangat hanya terikat dengan

kelompok marga tertentu. Dalam konteks sosial budaya tersebut, yang mengatur

hubungan antar manusia biasa disebut dengan Dalihan na Tolu. Sejak lama memang

perpaduan antara gereja HKBP dan budaya Batak sudah berjalan dengan baik.

Bagaimana HKBP menciptakan keadaan di mana kepercayaan Kristen dan adat

berdiri berdampingan dan saling melengkapi.44

39

St. Simbolon, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek 40

St. Ny. SIhombing, wawancara tanggal 12 July 2019 di CIkampek 41

Penuturan pendeta pimpinan jemaat Pdt. KRA Pasaribu, S.th ketika menerangkan landasan awal pelean ilu manetek di HKBP Cikampek

42 Ibu. Sondang Pasaribu, wawancara tanggal 13 July 2019 di Cikampek

43 Penuturan pendeta pimpinan jemaat Pdt. KRA Pasaribu, S.th ketika menerangkan landasan

awal pelean ilu manetek di HKBP Cikampek 44

Ibu. Merry Tambunan, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek

Page 27: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

17

Masyarakat semua lapisan tentu pernah melakukan ini, kaya, miskin, tua,

muda, tinggal di kota, tinggal di desa dan lain sebagainya. Jika kita Tarik garis lurus

bagaimana kondisi sosial masyarakat mempengaruhi hal ini, Semua keluarga yang

sedang berduka diberikan persembahan ini, tetapi dikecualikan jemaat yang sedang

bermasalah. Salah satu contoh kasus yang baru terjadi saat ini sekitar bulan Mei

2019, di mana persembahan ini sudah dijalankan terkumpul sekitar 4 juta sekian,

tetapi dibatalkan dana tersebut dialihkan ke dana simpan gereja, karena diduga keras

keluarga yang berduka sudah memalsukan atau menutupi penyebab jemaat tersebut

meninggal. Karena peraturan HKBP sudah menuliskan mengenai hal tersebut maka

jemaat tersebut tidak dapat sementara dilayani oleh Gereja tetapi dilakukan

pengembalaan. Serta segala pemberian dana duka tidak dapat mengatas namakan

gereja melainkan hanya individu saja.45

Ternyata hal tersebut berimplikasi langsung

dengan penilaian keluarga tersebut dengan mengatakan Gereja tidak adil dalam

melakukan pelayanan dukanya.46

Proses Pelean Ilu Manetek HKBP Cikampek

Saat kabar ada jemaat yang meninggal maka keluarga yang sedang berduka

biasanya akan segera menginfokan kepada sintua sektor setempat tentang kabar

tersebut. Walaupun dalam beberapa kesempatan sintua mencari tahu atau pun diberi

tahu jemaat yang lain.47

Setelah konfirmasi kabar tersebut benar, maka sintua akan

membawanya dalam rapat penatua atau sermon parhalado. Tetapi kabar tersebut

sebelumnya harus segera didapat pendeta agar ibadah kedukaan dan ibadah

penguburan dapat dipersiapkan. Keluarga yang sedang berduka karena keluarganya

meninggal itu nama Almarhum dituliskan ke dalam warta jemaat. Dalam pembacaan

warta jemaat tersebut maka akan dituliskan nama jemaat yang menerima pelean ilu

manetek minggu ini, dan dibacakan ketika liturgi. Dengan susunan redaksional: “Na

di ari (…) nungga marujung ngolu (amanta/inanta… nama) tutup umur (..) taon. Na

45

St. Ny. SIhombing, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek 46

St. Simbolon, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek 47

St. Ny. SIhombing, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek

Page 28: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

18

sian (tinggal di mana). Jala nungga tu udean na di ari …(tanggal penguburan).

Tatangianghon ma asa tumibu tarapul rohani keluarga, jala papunggu pelean ilu

manetek do hita songon dalanta laho mangurupi keluarga nasida.”48

Dalam

pembacaan warta jemaat tersebut sintua dapat menambahkan beberapa pesan ketika

menyampaikannya.

Setelah dalam semua jam ibadah dijalankan maka dana yang terkumpul akan

dijumlahkan dan akan segera diberikan kepada keluarga yang sedang berduka.

Pemberiannya lebih sering ketika ibadah penghiburan bukan ibadah-ibadah sebelum

penguburan. Jika jemaat tersebut dikuburkan di Bona Pasogit, maka ditunggu sampai

keluarga tersebut datang kembali ke Cikampek. Proses pemberian dana ini tidak

berjalan dengan biasa saja. Namun, pemberiannya dilakukan setelah ibadah

penghiburan, kemudian kata-kata penguatan yang diberikan kelompok-kelompok

yang hadir dalam ibadah penghiburan. Saat perwakilan gereja selesai memberikan

kalimat duka para perwakilan akan berdiri kemudian memberikan amplop yang berisi

dana diakonia beserta dana pelean ilu manetek sebagai tanda sepenanggungan jemaat.

Penerima Dana Pelean Ilu Manetek

Data di atas pertanggal Desember 2018 sampai akhir Juni 2019. Jumlah dana

yang didapat tidak dapat diberikan database-nya, tetapi lewat penuturan penatua

selama ini dana pelean ilu manetek cenderung stabil selalu di angka antara

Rp.4.000.000-Rp.5.000.000 setiap persembahan ini dijalankan.49

48

Susunan redaksional dalam warta jemaat gereja HKBP Cikampek 49

St. Ny. SIhombing, wawancara tanggal 12 July 2019 di Cikampek

Page 29: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

19

Pendapat tentang Pelean Ilu Manetek

Menurut pendeta, dalam hal ini pendeta pertama yang menyarankan pelean ilu

manetek di HKBP Cikampek Pdt. KRA Pasaribu S,Th, pelean ilu manetek adalah

bentuk cerminan gambaran jemaat mula-mula ketika dalam pelayanan Paulus di mana

terdapat rasa kebersamaan bahkan kepemilikan bersama di antara jemaat. Termasuk

pengumpulan uang untuk membantu jemaat yang kekurangan di Yerusalem. Jika

ditarik dalam masa Yesus terdapat juga sikap Yesus terhadap orang-orang yang

kesusahan dengan penekanan “Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan”. Sehingga

sebenarnya nilai-nilai tersebut sudah terkandung dalam budaya pelean ilu manetek

sebelum injil datang ke tanah Batak, ini menjadi tidak terdapat masalah ketika

dimasukkan ke dalam liturgi. Dijalankan persembahan ini menjadi baik agar jemaat

kembali menghidupi apa yang sudah dihidupi sejak jemaat mula-mula sembari

menjalankan solidaritas dalam konteksnya masing-masing.

Menurut penatua, pelean ilu manetek adalah bentuk solidaritas di tengah

jemaat. Awalnya dijalankan karena melihat bahwa keluarga yang berduka katika

saudaranya meninggal dalam kondisi kekurangan ekonomi. Maka, dalam sermon

parhalado atau rapat penatua ingin dibahas tetapi ternyata Pendeta Ressort sendiri

yang menyarankan tentang persembahan ini lebih dahulu di tengah forum. Penatua

melihat ini merupakan jalan keluar yang baik untuk membantu jemaat dan menjadi

program tetap yang berlanjut ke depannya. Saat ada produk budaya yang dapat

menjadi wadah yang dikedepankan dalam menolong sesama jemaat, tentu merupakan

sebuah berkat dalam gereja. Walaupun dalam perjalanannya mengalami pasang-surut.

Tetapi persembahan ini sudah menjadi bagian penting dalam jemaat. Bertujuan untuk

mengajarkan, mengingatkan dan kembali menyadarkan jemaat arti pentingnya

kebersamaan, solidaritas dan terlebih tolong-menolong sesama jemaat.50

Bahkan saat

ini banyak saran dari jemaat agar pelean ilu manetek tidak dijalankan hanya saat ada

yang kedukaan meninggal, namun juga saat kedukaan lain misalnya karena

kecelakaan, sakit, atau tertimpa musibah. Walaupun dana diakonia sosial juga ada

dalam kedukaan tersebut tetapi banyak saran agar pelean ilu manetek juga dijalankan.

50

St. Ny. SIhombing, wawancara tanggal 12 July 2019 di CIkampek

Page 30: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

20

Menurut warga jemaat yang menerima pelean ilu manetek, pertama sekali

memberikan rasa syukur karena gereja dapat hadir dalam kedukacitaan jemaat secara

konkrit.51

Melalui dana pelean ilu manetek itu keluarga yang berduka dapat

merasakan bagaimana seluruh jemaat juga ternyata merasakan apa yang keluarga itu

sedang rasakan, membantu uang material banyak menolong dalam membantu saat

pengeluaran. Gereja menjadi berjasa yang artinya dana persembahan tersebut diingat

dalam jangka waktu yang panjang. Gereja ternyata dapat turut terlibat bukan

menopang secara iman saja melainkan juga secara material di saat duka gereja tetap

hadir memberikan bantuan.

Analisis Timbulnya Solidaritas Mekanik dalam Jemaat di Tengah Perkotaan

Solidaritas mekanik yang biasanya timbul pada masyarakat tradisional

rupanya sedikit banyak masih dihidupi oleh jemaat. Kehidupan bergereja masih

sangat bergantung pada setiap individu-individu, yang mempunyai beberapa sifat

yang sama dan menganut kepercayaan dan pola norma yang sama pula. Bersama-

sama dalam banyak kesamaan. Solidaritas mekanik bergantung kepada kesadaran

kolektif (collective consciousness) setiap anggotanya. Kesadaran kolektif ini juga

terkait dengan kehidupan psikologis individu dan juga kehidupan pskilogis seluruh

masyarakat. Istilah tersebut bukan sekedar pembagian kata “kolektif” dan

“kesadaran” melainkan kesadaran sosial secara total tanpa mengesampingkan

kehidupan psikologis seluruh masyarakat.52

Oleh karena hal tersebut di atas maka sifat individualitas tidak berkembang,

individualitas ini terus-menerus akan dilumpuhkan oleh tekanan yang besar sekali

untuk sebuah kenyamanan bersama, bahkan untuk mencapai hal tersebut dapat

memakai tindakan represif hukum adat atau sebuah peraturan dalam hal ini aturan-

peraturan HKBP dalam kasus pembatalan dana pelean ilu manetek. Hukuman

diberlakukan kepada anggota masyarakat yang melanggar nilai-nilai moral. Sanksi itu

adalah bentuk nyata dari kesadaran kolektif (collective consciousness) masyarakat

51

Ibu. Sondang Pasaribu, wawancara tanggal 13 July 2019 di Cikampek 52

Emile Durkheim, The Devision Of Labour in Society (Paris: Alcan, 1983), 24

Page 31: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

21

terhadap tindakan individu. Fungsi dari sanksi ialah menjaga semangat kesadaran

bersama.53

Solidaritas organik yang dikatakan Durkheim di mana solidaritas timbul lebih

terhadap kebutuhan fungsional antar anggota yang memiliki system kerja yang besar

rupanya tidak begitu muncul dalam jemaat HKBP Cikampek. Solidaritas keseharian

yang lahir lebih kepada bagaimana dibutuhkan sebuah symbol yang merekatkan yang

sudah ada, yang dianggap sudah disetujui bersama. Keterikatan kesamaan suku dan

tempat tinggal mempengaruhi bagaimana cara jemaat hidup. Solidaritas muncul lebih

karena kesamaan dan bukan perbedaan.

Profesi jemaat memang beragam begitu pula dengan pemahaman dan

pemikirannya yang memiliki kacamata berbeda-beda. Tetapi ketika duduk dalam

sebuah wadah yang bernama gereja maka yang dilihat adalah iman dan adat-

istiadatnya. Salah satu wadahnya ialah persembahan duka ini. Persembahan

merupakan salah satu jenis kegiatan yang telah dilakukan sejak dahulu ketika sudah

terjadi perkumpulan sosial. Polanya bisa juga disebut sebagai pemberian(kegiatan

saling memberi). Seorang yang telah menerima sesuatu pemberian ingin juga

membalasnya. Pemberian timbal balik merupakan suatu fenomena sosio-budaya yang

mendasar di dunia ini dan daya tariknya besar dalam masyarakat manapun.54

Timbal-

balik rupanya adalah motivasi yang dapat dilihat ketika memberikan persembahan ilu

manetek. Dengan ini alasan formalitas dapat dikesampingkan. Sebuah komunitas

yang mengaku hidup dalam naungan gereja yang kudus memang sudah sepantasnya

mengedepankan nilai-nilai pengajaran (pemuridan) tentang solidaritas kepada

jemaatnya, yang memang sudah dijalankan sejak jemaat mula-mula.

Soerjono Soekanto (2004: 149) menjelaskan bahwa istilah community dapat

diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, seperti warga sebuah desa, kota, suku

atau bangsa. Apabila anggota suatu kelompok besar maupun kecil, hidup bersama

sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi

kepentingan hidup yang utama, kelompok itu disebut masyarakat setempat. Ciri

53

Emile Durkheim, The Devision Of Labour in Society (Paris: Alcan, 1983), 28 54

Pdt. Dr. Ulreich Beyer, Memberi dengan Sukacita, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 44

Page 32: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

22

utama masyarakat setempat ini adalah adanya social relationship antara anggota

kelompoknya.55

Sehingga ikatan relasi itu yang mengikat masyarakat secara tidak

langsung untuk merasa saling membutuhkan yang akhirnya juga dapat bersolidaritas

satu dengan yang lain.

Penutup dan Saran

Berdasarkan segala pemaparan yang sudah disampaikan di atas, penulis

sampai pada penutup bahwa secara historis ikatan solidaritas suku Batak masih

sangat berpengaruh sampai saat ini. Jejak-jejaknya masih dapat kita lihat di

lingkungan jemaat. Sudah sejak dahulu perpaduan antara gereja HKBP dan budaya

Batak sudah berjalan dengan baik. Bagaimana HKBP menciptakan keadaan di mana

kepercayaan Kristen dan adat berdiri berdampingan dan saling melengkapi satu

dengan yang lainnya. Gereja sebagai persekutuan sepenanggungan juga harus

menjalankan perannya di tengah jemaat dan masyarakat yang mempunyai tugas

menyadarkan, mengajarkan dan mengingatkan jemaat akan kehidupan bergereja yang

baik. Lebih dari semua itu pelean ilu manetek adalah salah satu lokomotif yang baik

yang sekaligus menjadi symbol persatuan dan sepenanggungan yang mengarahkan

gerbong-gerbongnya menuju pemahaman akan pentingnya solidaritas di tengah

kehidupan bergereja.

Pemikiran-pemikiran Durkheim tentang fakta sosial yang bisa dicermati,

menyadarkan penulis bahwa kenyataan bukan hanya sebatas yang dapat dilihat tetapi

juga menyangkut yang dari luar sebatas penglihatan saja namun memiliki cakupan

nilai yang begitu mendalam. Solidaritas mekanis ternyata masih bisa ditemui di

tengah hiruk-pikuk perkotaan yang modern sekalipun tanpa mengesampingkan segala

system di dalamnya. Saran penulis agar pelean ilu manetek tetap dijalankan sebagai

salah satu tanda usaha gereja berperan di tengah masyarakat yang begitu heterogen

seraya memberitahu ternyata ada budaya yang sebelum HKBP dan injil masuk ke

tanah Batak sudah memiliki nilai-nilai injil di dalamnya tentang persekutuan dan

solidaritas yang ada baiknya terus dipelihara dan dijaga bersama.

55

Dr. Adon Jamaludin, M.Ag, Sosiologi Perkotaan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 7

Page 33: STUDI SOSIOLOGIS TERHADAP PERAN PELEAN ILU MANETEK …

23

Daftar Pustaka

Bachtiar, Wardi dan Douglas Goodman. Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana,

2011)

Beyer, Ulreich. Memberi dengan Sukacita, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008)

Browning, W.R.F. Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2014)

Drane, John. Memahami Perjanjian Lama III, (Yayasan Persekutuan Pembaca

Alkitab, 2003)

Dulls, Avery. Model-Model Gereja, (Ende: Nusa Indah 1990)

Durkheim, Emile. The Devision Of Labour in Society (Paris: Alcan, 1983)

Giddens, Anthonty. Sosiologi: Sejarah dan Berbagai Pemikirannya, (Yogyakarta:

Kreasi Wacana, 2004)

Hasselgrave, David. Kontekstualisasi: Makna, Metode dan Model, (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2009)

Jamaludin, Adon. Sosiologi Perkotaan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015)

Jones, Pep, Liza Bradburry dan Le Boutiller. Pengantar Teori-Teori Sosial, (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016)

Margono, S. Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997)

Martono, Nanang. Sosiologi Perubahan Sosial (Edisi Revisi), (Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada)

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakaria,

1998)

Pudjiwati, Sajogyo. Sosiologi Pedesaan Jilid 1, (Yogyakarta: UGM Press, 2005)

Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2012)

Schreiner, Lothar. Adat dan Injil. Perjumpaan Adat dengan Iman Kristen di Tanah

Batak, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003)

Situs Internet

KBBI diakses tanggal 8 November 2018 pukul 15.25 WIB

KBBI diakses pada tanggal 23 Mei 2019 pukul 19:25

Ramadhani Setiawan, “Solidaritas Mekanik ke Solidaritas Organik”,

http://riset.umrah.ac.id, diakses 23 Mei 2019 pukul 20:00