studi realitas tentang kompetensi...

15
Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011 145 STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Oleh : Saepul Anwar Kompetensi itu merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dari eksistensi guru dalam melaksanakan profesinya sebagai guru, karena pekerjaan guru itu tidak gampang dan tidak sembarang dikerjakan. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan kepada kompetensi kepribadian guru PAI SMA yang mana kompetensi kepribadian itu ialah karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlakul karimah. Kata Kunci : Guru, Guru PAI, Kompentensi Guru, Kompentensi Guru PAI, Kompetensi Kepribadian A. LATAR BELAKANG MASALAH Profesi guru pada saat ini masih banyak diperbincangkan orang, atau masih saja diperbincangkan orang, baik di kalangan para pakar pendidikan maupun di luar pakar pendidikan. Bahkan selama dasawarsa terakhir ini hampir setiap hari, media massa khususnya media massa cetak baik harian maupun mingguan memuat berita tentang guru. Ironisnya berita-berita tersebut banyak yang cenderung melecehkan profesi guru, baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum sampai kepada hal- hal yang sifatnya sangat pribadi, sedangkan dari pihak guru sendiri nyaris tak mampu membela diri (Usman, 2011:1). Masyarakat, orang tua murid, bahkan murid sekalipun terkadang banyak yang mencemoohkan guru, mulai dari penampilan, cara berbicara, kedisiplinan, bahkan perilakunya sebagai guru. Karena kesalahan sekecil apapun yang dilakukan oleh seorang guru akan mengundang reaksi yang begitu hebat di masyarakat. Dari kenyataan ini sekalipun pahit bagi guru, sudah saatnya kompetensi profesi guru itu harus ditingkatkan. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 8 bahwa: “seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani, dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. “Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi” (UU No. 14 Tahun 2005). Kompetensi itu merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dari eksistensi guru dalam melaksanakan profesinya sebagai guru, karena pekerjaan guru itu tidak gampang dan tidak sembarang dikerjakan. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan kepada kompetensi kepribadian, yang mana kompetensi kepribadian

Upload: vokhue

Post on 05-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011 145

STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURUPENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH MENENGAH ATAS

DI KABUPATEN BANDUNG BARATOleh : Saepul Anwar

Kompetensi itu merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dari eksistensiguru dalam melaksanakan profesinya sebagai guru, karena pekerjaan guru itu tidakgampang dan tidak sembarang dikerjakan. Dalam penelitian ini penulismemfokuskan kepada kompetensi kepribadian guru PAI SMA yang manakompetensi kepribadian itu ialah karakteristik pribadi yang harus dimiliki olehseorang guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,serta menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlakul karimah.

Kata Kunci : Guru, Guru PAI, Kompentensi Guru, Kompentensi Guru PAI,Kompetensi Kepribadian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Profesi guru pada saat ini masih banyak diperbincangkan orang, atau masihsaja diperbincangkan orang, baik di kalangan para pakar pendidikan maupun di luarpakar pendidikan. Bahkan selama dasawarsa terakhir ini hampir setiap hari, mediamassa khususnya media massa cetak baik harian maupun mingguan memuat beritatentang guru. Ironisnya berita-berita tersebut banyak yang cenderung melecehkanprofesi guru, baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum sampai kepada hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, sedangkan dari pihak guru sendiri nyaris takmampu membela diri (Usman, 2011:1). Masyarakat, orang tua murid, bahkan muridsekalipun terkadang banyak yang mencemoohkan guru, mulai dari penampilan, caraberbicara, kedisiplinan, bahkan perilakunya sebagai guru. Karena kesalahan sekecilapapun yang dilakukan oleh seorang guru akan mengundang reaksi yang begituhebat di masyarakat. Dari kenyataan ini sekalipun pahit bagi guru, sudah saatnyakompetensi profesi guru itu harus ditingkatkan. Sebagaimana dijelaskan dalamUndang-Undang No. 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 8 bahwa:“seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,sehat jasmani, dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuanpendidikan nasional”.

“Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 meliputikompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensiprofesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi” (UU No. 14 Tahun 2005).

Kompetensi itu merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan darieksistensi guru dalam melaksanakan profesinya sebagai guru, karena pekerjaan guruitu tidak gampang dan tidak sembarang dikerjakan. Dalam penelitian ini penulismemfokuskan kepada kompetensi kepribadian, yang mana kompetensi kepribadian

Page 2: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Saepul Anwar Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI

146 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011

itu ialah karakteristik pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai individuyang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi pesertadidik, dan berakhlakul karimah.

Setiap guru memiliki ciri-ciri kepribadian, ciri-ciri inilah yang membedakankepribadian guru yang satu dengan guru yang lainnya. Setiap perkataan, tindakan,perbuatan dan tingkah laku yang positif akan meningkatkan citra diri dankepribadian seseorang. Kepribadian memang suatu yang abstrak yang hanya dapatdilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara bergaul, cara berpakain, dan dalammenghadapi setiap persoalan. Seperti yang dikemukakan Daradjat (Sagala,2009:33) bahwa:

‘Kepribadian disebut sebagai suatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanyadapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika menghadapi suatupersoalan, atau melalui atsarnya saja. Kepribadian mencakup semua unsur baik fisikmaupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah lakuseseorang merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Apabila nilai kepribadianseseorang naik, maka akan naik pula kewibawaan orang tersebut. Tentu dasarnyaadalah ilmu pengetahuan dan moral yang dimilikinya. Kepribadian akan turutmenentukan apakah para guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik atausebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya’.

Dewasa ini, nama baik guru sedang berada pada posisi yang tidakmenguntungkan, terperosok, jatuh karena berbagai sebab. Berbagai kasus telahterjadi karena kepribadian guru yang kurang mantap, kurang stabil, dan kurangdewasa. Sering kita dengar dalam berita-berita baik di media elektronik maupunmedia cetak seorang guru melakukan tindakan-tindakan yang tidak profesional,tidak terpuji yang merusak citra dan martabat guru, dan parahnya lagi ketikatindakan-tindakan itu dilakukan oleh seorang guru agama Islam. Misalnya: adanyaoknum guru yang mencabuli muridnya, adanya oknum guru yang terlibat pencurian,penipuan, dan lain sebagainya. Banyak peserta didik yang terlibat vcd forno,narkoba, merokok, rambut gondrong, bolos, tidak mengerjakan tugas, berkelahi,ribut di kelas, melawan kepada guru, semua itu dapat menghambat jalannya prosespembelajaran. Sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh Mulyasa(2008:119) terhadap siswa SMA dan SMK Jakarta Utara:

“Mereka mengungkapkan beberapa harapan dari guru dan beberapa kelemahan darigururnya yang mereka rasa sebagai penghambat belajar. mereka berharap bahwa gurudapat menjadi teladan bagi peserta didik baik dalam pergaulan di sekolah maupun dimasyarakat. Beberapa sikap guru yang kurang disukai mereka antara laia: guru yangsombong (tidak suka menegur atau tidak mau menegur kalau ketemu di luar kelas),guru yang suka merokok, memakai baju tidak rapih, sering datang kesiangan, danmasih banyak ungkapan lain yang mengungkapkan kekurang sukaan mereka terhadapgurunya”.

Page 3: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011 147

Oleh karena itu, guru harus berusaha untuk tampil menyenangkan pesertadidik, agar dapat mendorong mereka untuk belajar. Karena pribadi dan apa yangdilakukan oleh guru akan menjadi sorotan peserta didik serta orang disekitarnyayang menganggap dan mengakuinya sebagai guru.

Pada realitasnya, saat ini dunia pendidikan dihadapkan pada persoalanprofesionalitas guru. Beberapa problem profesionalitas guru terbentang mulai darikenyataan bahwasanya tidak sedikit guru yang mengajar bidang studi bukan padavaksnya (tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang diterima di bangku kuliah).Penyimpangan profesionalitas menjadi suatu problem besar karena menyangkutpendidikan yang notabene merupakan wahana pembentuk pribadi dari generasikegenaerasi yang akan memikul beban dan tanggungjawab sebagai khalifah fil ardl(Farida, 2007:216).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dikaji lebih lanjut bagaimanasebenarnya kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam (PAI) terhadapprofesinya. Penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana sebenarnya kompetensikepribadian guru Pendidikan Agama Islam khususnya Guru PAI Sekolah MenengahAtas (SMA) di Kabupaten Bandung Barat.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, fokus masalah yang akan dikaji dalampenelitian ini adalah seputar Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan AgamaIslam Pada Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bandung Barat.

Supaya penelitian ini lebih terarah dalam operasionalisasinya maka rumusanmasalah tersebut dijabarkan menjadi beberapa submasalah, yaitu:1. Bagaimana tingkat kemampuan integritas guru Pendidikan Agama Islam SMA di

Kabupaten Bandung Barat?2. Bagaimana kemampuan interpersonal yang dimiliki guru Pendidikan Agama

Islam SMA di Kabupaten Bandung Barat?3. Bagaimana kemampuan kepemimpinan guru Pendidikan Agama Islam SMA di

Kabupaten Bandung Barat?4. Bagaimana kemampuan guru Pendidikan Agama Islam SMA di Kabupaten

Bandung Barat dalam menjaga kestabilan emosi?5. Bagaimana kemampuan guru Pendidikan Agama Islam SMA di Kabupaten

Bandung Barat dalam bersikap terbuka?

C. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperolehgambaran mengenai Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Pada

Page 4: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Saepul Anwar Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI

148 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011

Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bandung Barat. Adapun tujuan khususpenelitian ini antara lain:1. Untuk mengetahui kemampuan integritas yang dimiliki guru Pendidikan

Agama Islam Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bandung Barat.2. Untuk mengetahui kemampuan interpersonal yang dimiliki guru Pendidikan

Agama Islam Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bandung Barat.3. Untuk mengetahui sikap kepemimpinan guru Pendidikan Agama Islam Sekolah

Menengah Atas di Kabupaten Bandung Barat.4. Untuk mengetahui kestabilan sikap guru Pendidikan Agama Islam Sekolah

Menengah Atas di Kabupaten Bandung Barat.5. Untuk mengetahui kemampuan guru Pendidikan Agama Islam Sekolah

Menengah Atas di Kabupaten Bandung Barat dalam bersikap terbuka

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bersifatteoritik dan praktik sebagai berikut:1. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis

dalam hal pengembangan profesionalisme guru melalui kompetensi kepribadianguru.

2. Secara praktik, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pemikiranberbagai pihak yang berkepentingan dalam upaya meningkatkanprofesionalisme Guru dalam hal ini kompetensi kepribadian guru PAI SMU.

E. METODE PENELITIAN

Penelitian ini diorientasikan untuk mengkaji tentang "Studi Realitas tentangKompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas diKabupaten Bandung Barat".

Rumusan masalah yang akan diteliti memerlukan pengamatan danpenelitian secara mendalam, oleh karena itu pendekatan yang digunakan dalampenelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitianyang datanya dinyatakan dalam bentuk bilangan untuk mendeskripsikan suatu objekpenelitian atau variabel di mana bilangan tersebut menjadi bagian dari pengukuran.

Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk mencatat dan menganalisis datahasil penelitian secara eksak dan menganalisis datanya menggunakan perhitunganstatistik sehingga diketahui tingkat keterhubungan tiap-tiap variabel yang ada dalampenelitian.

Menurut Sukmadinata (2010, hal. 53) ada beberapa metode yang dapatdimasukkan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitumetode: deskriptif, survai, ekspos fakto, komparatif, korelasional dan penelitian

Page 5: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011 149

tindakan. Sehubungan dengan penelitian ini, metode yang digunakan adalah metodedeskriptif.

Metode deskriptif dengan pendekatan naturalistik dalam penelitian ini,digunakan untuk mengkaji hal-hal yang sedang berlangsung, khususnya seputarkondisi empirik kompetensi kepribadian guru PAI Sekolah Menengah Atas diKabupaten Bandung. Nasution (2002:67) menyatakan bahwa “pendekatan ini untukmengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,berusaha untuk memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya”.Dalam penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikanseperti yang ditemui dalam penelitian eksperimen.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif denganmenggunakan statistik nonparametris, hal ini merujuk kepada pendapat Sugiyono(2011, hal. 150) yang menyatakan bahwa “statistik nonparametrik digunakan untukmenganalisa data yang berbentuk ordinal dan nominal”.

Prosedur analisis data secara statistik yang akan digunakan adalah analisisparsial. Analisis ini dimaksudkan untuk menghitung masing-masing komponensecara terpisah. Untuk lebih rincinya prosedur analisis statistik tersebut adalah:1. Memeriksa jawaban angket dan menghitung jumlah skornya. Cara pemberian

skor pada butir-butir pernyataan dalam instrumen kompetensi kepribadian gurubergerak dari 1 sampai 5. Untuk butir pernyataan yang favorable jawaban SSdiberi skor 5, S diberi skor 4, N diberi skor 3, TS diberi skor 2, STS diberi skor1. Sedangakan untuk butir pernyataan yang unfavorable, jawaban SS diberiskor 1, S diberi skor 2, N diberi skor 3, TS diberi skor 4, STS diberi skor 5.

2. Menghitung rata-rata per item soal perindikaor sesuai dengan perolehan datahasil jawaban responden.

3. Menghitung rata-rata skor perindikator dengan menjumlahkan rata-rata per itemdan membaginya dengan jumlah item perindikator.

4. Menghitung rata-rata tiap komponen berdasarkan indikatornya.5. Menginterpretasikan tinggi rendahnya rata-rata tiap item, tiap indikator, dan

tiap variabel ke dalam kategorisasi lima skala normal menurut penghitunganAzwar (2010:108), yaitu:- Antara 1 < X < 2 Sangat Rendah- Antara 2 < X < 2,7 Rendah- Antara 2,7 < X < 3,3 Sedang- Antara 3,3 < X < 4 Tinggi- Antara 4 < X < 5 Sangat Tinggi

F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN1. Kemampuan Integritas Guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten

Bandung Barat

Page 6: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Saepul Anwar Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI

150 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011

Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, bisa terlihat pada tabelberikut:

Tabel 1Komponen Integritas

No. Indikator Rata-rata Interpretasi1 Menjunjung tinggi kode etik guru 4,0 Tinggi2 Dapat bersikap jujur pada diri sendiri

dan orang lain3,5 Tinggi

3 Memiliki akhlak mulia 3,2 Sedang4 Bertindak sesuai dengan norma 3,6 Tinggi

Rata-rata 3,6 Tinggi

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat kemampuan integritas guruPendidikan Agama Islam SMA di Kabupaten Bandung Barat adalah positif atautergolong kategori baik. Gambaran kompetensi guru pada komponen integritasindikator 1.1 “Menjunjung tinggi kode etik guru” berada pada kategori tinggidengan nilai rata-rata 4,0. Pada indikator 1.2 “dapat bersikap jujur pada dirisendiri maupun orang lain” menunjukkan nilai rata-rata 3,5 yang tergolongdalam kulaifikasi tinggi. Pada indikator 1.3 “memiliki akhlak mulia”menunjukkan nilai rata-rata 3,2 termasuk dalam kategori sedang. Pada indikator1.4 “bertindak sesuai dengan norma” menunjukkan nilai rata-rata 3,6 yangtergolong pada kualifikasi tinggi.

Dengan demikian hasil pembahasan yang dilakukan terhadapkomponen “integritas” berdasarkan setiap indikatornya dapat dikatakan bahwapada kompetensi “integritas” ini sebagian besar guru Pendidikan Agama Islamsudah kompeten dengan nilai rata-rata 3,6 yang berada pada interval 3,3 < X <4 dengan kualifikasi tinggi. Artinya secara umum Guru PAI SMA di KabupatenBandung Barat menjunjung tinggi kode etik guru, dapat bersikap jujur pada dirisendiri maupun orang lain, memiliki akhlak mulia, dan bertindak sesuai dengannorma yang berlaku.

Pernyataan di atas diperkuat berdasarkan hasil wawancara terhadapKepala Sekolah, Guru, dan para siswa yang menunjukkan bahwa tingkatkemampuan integritas guru Pendidikan Agama Islam sudah kompeten. Hasilwawancara secara umum menunjukkan bahwa :a. Guru Pendidikan Agama Islam menjunjung tinggi kode etik guru, hal ini

terlihat guru Pendidikan Agama Islam mau menerima saran dari temansejawatnya, menanggapi siswa yang sulit diatur, memahami dan senantiasamenerapkan kode etik guru.

b. Guru Pendidikan Agama Islam dapat bersikap jujur baik terhadap dirinyasendiri maupun terhadap orang lain.

Page 7: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011 151

c. Sebagian besar guru Pendidikan Agama Islam memiliki akhlak yang mulia.Dalam keseharian menurut para siswa guru PAI menampilkan pribadi yangpatut menjadi contoh.

d. Pada umumnya guru Pendidikan Agama Islam bertindak sesuai dengannorma. Hal ini bisa terlihat mereka senantiasa mentaati peraturan sekolah.

2. Kemampuan Interpersonal Guru Pendidikan Agama Islam diKabupaten Bandung Barat

Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, bisa terlihat pada tabelberikut:

Tabel 2Komponen Kemampuan Interpersonal

No. Indikator Rata-rata Interpretasi1 Mampu berkomunikasi secara efektif 4,3 Sangat tinggi2 Dapat bekerjasama 3,4 Tinggi3 Bersahabat 3,7 Tinggi

Rata-rata 3,8 Tinggi

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama IslamSMA di Kabupaten Bandung Barat dalam kemampuan interpersonalnya adalahpositif atau tergolong kategori baik. Gambaran kompetensi guru padakomponen “kemampuan interpersonal” indikator 2.1 “mampu berkomunikasisecara efektif” berada dalam kategori kompeten. Dengan nilai rata-rata 4,3,dimana nilai tersebut termasuk kedalam kategori sangat tinggi karena beradapada interval 4 < X < 5. Pada indikator 2.2 “dapat bekerjasama” profil guruPendidikan Agama Islam terlihat pada tabel 2 bahwa indikator dapatbekerjasama berada dalam kategori positif atau baik dengan nilai rata-rata 3,4.Adapun pada indikator 2.3 “bersahabat” nilai rata-ratanya adalah 3,7, inimenunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam berada dalam kategoripositif/baik.

Hasil pembahasan yang dilakukan terhadap komponen “kemampuaninterpersonal” berdasarkan pada setiap indikatornya dapat diketahu nilai rata-rata untuk indikator kemampuan interpersonal adalah 3,8 yang tergolong padakualifikasi tinggi, dapat dikatakan bahwa pada kompetensi kemampuaninterpersonal sebagian besar guru Pendidikan Agama Islam di KabupatenBandung Barat sudah kompeten.

Page 8: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Saepul Anwar Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI

152 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011

Hasil wawancara terhadap Kepala Sekolah, Guru, dan para siswamenunjukkan bahwa tingkat kemampuan interpersonal guru Pendidikan AgamaIslam di Kabupaten Bandung Barat secara umum menunjukkan bahwa :a. Pada umumnya guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Barat

mampu berkomunikasi secara efektif. Hal ini terlihat ketika guru PendidikanAgama Islam berkomunikasi dengan orang lain mereka suka menatap lawanbicaranya.

b. Guru Pendidikan Agama Islam dapat bekerjasama, contohnya ketika dimintapertolongan yang bukan merupakan tugas pokok seorang guru PendidikanAgama Islam, mereka mau bekerjasama.

c. Guru Pendidikan Agama Islam memiliki sikap bersahabat, merekasenantiasa meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluhan darisiswanya yang sedang mempunyai masalah sehingga siswanya pun tidakmerasa segan terhadap guru Pendidikan Agama Islam.

Kepribadian guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki kemampuaninterpersonal akan menampilkan pribadi yang mampu berkomunikasi secaraefektif, dapat bekerjasama, dan bersahabat.

3. Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten BandungBarat

Untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga, bisa terlihat pada tabelberikut:

Tabel 3Komponen Kepemimpinan

No. Indikator Rata-rata Interpretasi1 Memiliki kredibilitas 3,8 Tinggi2 Disiplin 4,6 Sangat tinggi3 Dapat menjadi motivator 4,3 Sangat tinggi4 Dapat bersikap adil 3,7 Tinggi5 Memiliki etos kerja yang tinggi 3,4 Tinggi6 Dapat menjadi contoh/teladan 4,1 Sangat Tinggi7 Dapat mengelola/memanajemen

kelas3,7 Tinggi

8 Tegas 3,7 TinggiRata-rata 3,9 Tinggi

Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama IslamSMA di Kabupaten Bandung Barat dalam kemampuan kepemimpinannya baik.Data menunjukkan bahwa pada komponen “kepemimpinan” indikator 3.1

Page 9: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011 153

“memiliki kredibilitas” berada pada kategori tinggi, artinya guru PendidikanAgama Islam memiliki kredibilitas yang tinggi dengan nilai rata-rata 3,8. Padaindikator 3.2. “disiplin” mempunyai nilai rata-rata 4,6 yang menunjukkankategori sangat tinggi, artinya guru Pendidikan Agama Islam memiliki budayadisiplin tinggi. Pada indikator 3.3 “dapat menjadi motivator” menunjukkanbahwa guru Pendidikan Agama Islam sudah dapat menjadi motivator terutamabagi para siswanya. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata 4,3 di mana rata-ratatersebut berada dalam kualifikasi sangat tinggi. Pada indikator 3.4 “dapatbersikap adil” terlihat dalam tabel tiga yang menunjukkan indikator bersikapadil mempunyai rata-rata 3,7 dengan kualifikasi tinggi, artinya guru PendidikanAgama Islam SMA di Kabupaten Bandung Barat mampu menunjukkan sikanadil dalam prilaku kesehariaan mereka.

Pada indikator 3.5 ”memiliki etos kerja yang tinggi, dalam tabel 3terlihat bahwa rata-rata untuk indikator 'memiliki etos kerja' sebesar 3,4 yangmempunyai kualifikasi tinggi. Ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan AgamaIslam di Kabupaten Bandung Barat memiliki etos kerja yang tinggi. Selanjutnyaindikator 3.6 “dapat menjadi contoh/teladan” dalam tabel 4.5 terlihat bahwaindikator dapat menjadi teladan/contoh mempunyai rata-rata 4,1 dengankualifikasi sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa dalam menjadicontoh/teladan, guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Baratberada dalam kategori positif/baik. Selanjutnya indikator 3.7 “dapatmengelola/memanajemen kelas” dalam tabel 4.5 terlihat bahwa indikator 'dapatmengelola/memanajemen kelas' mempunyai rata-rata 3,7 dengan kualifikasitinggi. Ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam SMA diKabupaten Bandung Barat mampu mengelola kelas dengan baik. Adapunindikator 3.8 “tegas” dalam tabel 4.5 terlihat bahwa indikator 'tegas'mempunyai rata-rata 3,7 dengan kualifikasi tinggi. Ini menunjukkan bahwaguru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Barat mampumenunjukkan ketegasan dalam bersikap.

Hasil pembahasan yang dilakukan terhadap komponen“kepemimpinan” berdasarkan setiap indikatornya dapat dikatakan bahwapada kompetensi kepemimpinan sebagian besar guru Pendidikan Agama Islamdi Kabupaten Bandung Barat sangat baik.

Hasil wawancara baik terhadap kepala sekolah, guru, maupun siswamenunjukkan bahwa tingkat kompetensi kepemimpinan guru PendidikanAgama Islam di Kabupaten Bandung Barat sesuai gambaran di atas. Hasilwawancara secara umum menunjukkan bahwa:a. Sebagian besar guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Barat

sudah kompeten dalam sikap memiliki kredibilitas. Hal ini terlihat ketikaguru Pendidikan Agama Islam datang terlambat ke sekolah, merekamempunyai alasan yang kuat dan masuk akal untuk dipertanggungjawabkan.

Page 10: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Saepul Anwar Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI

154 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011

b. Pada umumnya guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Baratberdisiplin tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan tidak melanggar kode etikguru, dan selalu berusaha untuk datang tepat waktu.

c. Guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Barat bisa menjadimotivator dalam kebaikan, tertutama bagi para siswanya.

d. Guru Pendidikan Agama Islam dapat bersikap adil. Hal ini bisa terlihatbahwa guru Pendidikan Agama Islam tidak pernah membedakan siswa yangberprestasi dengan siswa yang lainnya. Artinya mereka mampumemperlakukan siswa secara adil.

e. Guru Pendidikan Agama Islam memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ituterlihat dari keaktifan mereka dalam setiap kegiatan yang diadakan sekolah,baik berupa kegiatan keagamaan maupun kegiatan lainnya.

f. Guru Pendidikan Agama Islam dapat menjadi contoh/teladan, misalnyadalam hal penampilan, perkataan, sikap dan lain sebagainya.

g. Guru Pendidikan Agama Islam mampu mengelola kelas dengan baik. Hal initerlihat ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, guruPendidikan Agama Islam memberikan pembelajarang dengan cara yangefektif dan menyenangkan.

h. Guru Pendidikan Agama Islam bersikap tegas dalam hal pemberian nilai.Ketika ada siswa yang nilainya kurang, guru Pendidikan Agama Islammemberikan remedial untuk menambah nilai siswa tersebut.

Pribadi guru Pendidikan Agama Islam yang mempunyai kemampuankepemimpinan akan menampilkan pribadi seorang guru Pendidikan AgamaIslam yang memiliki kredibilitas, disiplin, dapat menjadi motivator, bersikapadil, memiliki etos kerja yang tinggi, dapat menjadi contoh/teladan, dapatmengelola/memanajemen kelas, dan dapat bersikap tegas.

4. Kestabilan Emosi guru Pendidikan Agama Islam di KabupatenBandung Barat

Untuk menjawab pertanyaan penelitian keempat, bisa terlihat pada tabelberikut:

Tabel 4Komponen Kestabilan Emosi

No. Indikator Rata-rata Interpretasi1 Dapat memahami emosi diri dan orang

lain3,8 Tinggi

2 Dapat menanggapi peristiwa danpermasalahan di sekitarnya

3,9 Tinggi

3 Mampu mengelola emosi-emosi yang 3, 7 Tinggi

Page 11: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011 155

dirasakannyaRata-rata 3,8 Tinggi

Tabel di atas menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam SMAdi Kabupaten Bandung Barat dalam kestabilan emosi adalah positif atautergolong kategori baik. Gambaran kompetensi guru pada komponen“kestabilan emosi” indikator 4.1 “dapat memahami emosi diri dan orang lain”berada dalam kategori baik. Dengan nilai rata-rata 3,8, dimana nilai tersebuttermasuk kedalam kategori tinggi karena berada pada interval 3,3 < X < 4. Padaindikator 4.2 “dapat menanggapi secara objektif peristiwa dan permasalahandisekitarnya” profil guru Pendidikan Agama Islam terlihat pada tabel 4.6 bahwaindikator dapat bekerjasama berada dalam kategori positif atau baik dengannilai rata-rata 3,9. Adapun pada indikator 4.3 “mampu mengelola emosi-emosiyang dirasakannya” nilai rata-ratanya adalah 3,7, ini menunjukkan bahwa guruPendidikan Agama Islam berada dalam kategori positif/baik.

Hasil pembahasan yang dilakukan terhadap komponen “kestabilanemosi” berdasarkan pada setiap indikatornya dapat diketahui nilai rata-ratauntuk indikator kestabilan emosi adalah 3,8 yang tergolong pada kualifikasitinggi, dapat dikatakan bahwa pada kompetensi kestabilan emosi sebagian besarguru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Barat sudah baik ataucenderung ke arah positif.

Hasil wawancara terhadap Kepala Sekolah, Guru, dan para siswamenunjukkan bahwa tingkat kestabilan emosi guru Pendidikan Agama Islam diKabupaten Bandung Barat sangat baik. Hasil wawancara secara umummenunjukkan bahwa :a. Pada umumnya guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Barat

mampu mengendalika emosi diri dan mampu memahami gejolak emosiorang lain. Hal ini terlihat guru Pendidikan Agama Islam tidak pernahterlihat murung tanpa alasan tertentu, perasaannya tidak mudah tersinggung,selalu menghargai pendapat orang lain.

b. Guru Pendidikan Agama Islam dapat bekerjasama, contohnya ketikaberbeda pendapat atau berbeda pemikiran dengan orang lain, guruPendidikan Agama Islam tidak mempermasalahkannya tetapi menerimanya.

c. Ketika ada suatu rencana yang tidak berjalan sebagaima mestinya guruPendidikan Agama Islam tidak frustasi atau putus asa dalammenanggapinya.

Kepribadian guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki kestabilanemosi akan menampilkan pribadi yang mampu memahami emosi diri dan oranglain, dapat menanggapi secara objektif peristiwa dan permasalahan disekitarnya, dan mampu mengelola emosi-emosi yang dirasakannya.

Page 12: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Saepul Anwar Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI

156 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011

5. Keterbukaan Guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten BandungBarat

Untuk menjawab pertanyaan penelitian kelima, bisa terlihat pada tabelberikut:

Tabel 5Komponen Keterbukaan

No. Indikator Rata-rata Interpretasi1 Inovatif 4,2 Tinggi2 Kreatif 4,4 Sangat tinggi3 Mau menerima saran dan kritik 3,2 Sedang4 Memiliki rasa ingin tahu 4,2 Sangat tinggi

Rata-rata 4,0 Tinggi

Tabel di atas menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam SMAdi Kabupaten Bandung Barat dalam tingkat keterbukaan guru PendidikanAgama Islam SMA di Kabupaten Bandung Barat adalah positif atau tergolongkategori baik. Gambaran kompetensi guru pada komponen keterbukaanindikator 5.1 “inovatif” berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwakompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam inovasi beradapada kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata 4,2 yang berada pada interval4 < X < 5. Pada indikator 5.2 “kreatif”, dalam tabel 4.7 menunjukkan bahwasikap kreatif berada pada interval 4 < X < 5 dengan nilai rata-rata 4,4 yangtergolong dalam kualifikasi sangat tinggi. Artinya sikap kreatif yang dimilikiguru Pendidikan Agama Islam berada pada kategori tinggi. Pada indikator 5.3“mau menerima saran dan kritik”, dalam tabel 4.7 menunjukkan bahwasebagian besar guru PAI mau menerima saran dan kritik dari siapa pun. Padaindikator 5.4 “memiliki rasa ingin tahu”, dalam tabel 4.7 menunjukkan bahwaindikator memiliki rasa ingin tahu berada pada interval 4 < X < 5 dengan nilairata-rata 4,2 yang tergolong pada kualifikasi sangat tinggi, artinya guruPendidikan Agama Islam dalam memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.

Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan terhadap komponen“keterbukaan” berdasarkan setiap indikatornya dapat dikatakan bahwa padakompetensi “keterbukaan”, pada umumnya guru Pendidikan Agama Islamsudah tinggi dengan nilai rata-rata 4,0 yang berada pada interval 3,3 < X < 4.

Hasil wawancara terhadap Kepala Sekolah, Guru, dan para siswamenunjukkan bahwa tingkat keterbukaan guru Pendidikan Agama Islam diKabupaten Bandung Barat sudah tinggi. Hasil wawancara secara umummenunjukkan bahwa :

Page 13: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011 157

a. Guru Pendidikan Agama Islam senantiasa membaca buku-buku terbaru yangberkaitan dengan pelajaran dan mengganti metode pembelajaran dalammenyampaikan materi.

b. Guru Pendidikan Agama Islam kreatif dalam menyampaikan materi..c. Sebagian guru Pendidikan Agama Islam mau menerima saran dan kritik dari

orang lain. Contohnya ketika ada orang tua yang komplain terhadap hasilbelajar siswanya, guru Pendidikan Agama Islam mau menerima komplaintersebut.

d. Pada umumnya guru Pendidikan Agama Islam memiliki rasa ingin tahu. Inibisa terlihat dalam perkembangan teknologi mereka tidak ketinggalanzaman. Terutama dalam hal pemakaian komputer ketika kegiatan belajarmengajar.

Kepribadian guru Pendidikan Agama Islam yang memiliki keterbukaanakan menampilkan pribadi yang inovatif, kreatif, mau menerima saran dankritik, dan memiliki rasa ingin tahu.

Berdasarkan pembahasan dari setiap pertanyaan di atas dapat diketahuibahwa kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam di KabupatenBandung Barat sudah kompeten.

Tabel 6Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam

No. Kompetensi Rata-rata Interpretasi1 Integritas 3,6 Tinggi2 Kemampuan interpersonal 3,8 Tinggi3 Kepemimpinan 3,9 Tinggi4 Kestabilan emosi 3,8 Tinggi5 Keterbukaan 4,0 Tinggi

Rata-rata 3,8 Tinggi

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kompetensi kepribadian guruPendidikan Agama Islam memiliki nilai rata-rata 3,8. Rata-rata tersebut berada padainterval 3,3< X < 4 yang berada dalam kategori tinggi. Artinya bahwa kompetensikepribadian guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Baratmenunjukkan kecenderungna ke arah yang positif.

G. PENUTUPPenelitian yang dilakukan terhadap guru Pendidikan Agama Islam pada

Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bandung Barat menghasilkan kesimpulansebagai berikut: (1) Kemampuan integritas guru Pendidikan Agama Islam diKabupaten Bandung Barat menunjukkan bahwa kemampuan integritas guru sudahkompeten dengan nilai rata-rata 3,6 yang termasuk pada kualifikasi tinggi. (2)

Page 14: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Saepul Anwar Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI

158 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011

Kemampuan interpersonal guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten BandungBarat menunjukkan bahwa kompetensi kemampuan interpersonal guru sudahkompeten dengan nilai rata-rata 3,8 yang termasuk pada kualifikasi tinggi. (3)Tingkat kepemimpinan guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Baratmenunjukkan bahwa kompetensi kepribadian dalam kepemimpinan sudah kompetendengan nilai rata-rata 3,9 yang termasuk pada kualifikasi tinggi. (4) Kestabilanemosi guru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Barat menunjukkanbahwa kompetensi kepribadian guru dalam kestabilan emosi sudah kompetendengan nilai rata-rata 3,8 yang termasuk pada kualifikasi tinggi. (5) Keterbukaanguru Pendidikan Agama Islam di Kabupaten Bandung Barat menunjukkan bahwakompetensi kepribadian guru dalam sikap terbuka sudah kompeten dengan nilai rata-rata 4,0 yang termasuk pada kualifikasi sangat tinggi.

Rekomendasi dari penelitian ini adalah : (1) Pengembangan kompetensikepribadian guru harus terus ditingkatkan dan dilakukan secara terus menerus baikmelalui diklat, lanjutan pendidikan formal, dan bimbingan teman sejawat; (2)Suvervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai bagian dari tugas pokokmembina guru, belum menyentuh secara langsung pengembangan kompetensikepribadian, oleh karenanya diharapkan bahwa suvervisi yang dilakukan menyentuhaspek pembinaan dan pengembangan kompetensi kepribadian guru; (3) DinasPendidikan Kabupaten Bandung Barat diharapkan mampu memberikan urutanprioritas dalam pengembangan kompetensi kepribadian guru PAI.

H. DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2010). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.Farida, A. (2007). Sikap Profesional Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Provinsi

Bengkulu. In Kompetensi Guru Madrasah. Jakarta: Balai Penelitian danPengembangan Agama.

Furchan, Arief, (2005). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Kunandar. (2009). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: RajawaliPers.

Majid, A., & Andayani, D. (2006). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Pranada Media Group.Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja

RosdaKarya.

Page 15: STUDI REALITAS TENTANG KOMPETENSI …jurnal.upi.edu/...TENTANG_KOMPETENSI_KEPRIBADIAN_GURU_PAI_… · Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar Jurnal Pendidikan Agama

Studi Realitas tentang Kompetensi Guru PAI Saepul Anwar

Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim Vol. 9 No. 2 - 2011 159

_________.(2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Nasution, S., (2002). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.Nurdin, M. (2008). Kiat Menjadi Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Group.Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan Pendidikan Agama di Sekolah. (n.d.).Peraturan Pemerintah. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional PendidikanRamayulis. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.Sagala, S. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.Saondi, O., & Suherman, A. (2010). Etika profesi Keguruan. Bandung: Refika

Aditama.Saudagar, F., & Idrus, A. (2009). Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: GP

Press.Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.Syahidin. (2005). Aplikasi Metode Pendidikan Qurani Dalam Pembelajaran Agama

di Sekolah. Tasikmalaya: Pondok Pesantren Suryalaya Tasikmalaya.Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.Tim Asa Mandiri. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Asa Mandiri.Tim Fokus Media. (2010). Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Bandung: Fokus Media.Uhbiyanti, Nur. (1997). Ilmu Pendidikan Islam (IPI) 1. Bandung : Pustaka Setia.Tohirin. (2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta:

Grafindo Persada.Usman, U. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Wijayanti, R. (2009). Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru. Tesis Program

Pasca Sarjana UNY