studi komparasi kebijakan bank syariah dalam...

121
STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM MENENTUKAN HAK OPSI ( JUAL BELI / HIBAH ) PADA AKAD IJARAH AL MUNTAHIYYA BIT-TAMLIK DI PERBANKAN SYARIAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaEkonomi Oleh: ANA ZHAHRINA NIM: 1113046000038 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018

Upload: ngotuyen

Post on 20-Jun-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH

DALAM MENENTUKAN HAK OPSI ( JUAL BELI / HIBAH )

PADA AKAD IJARAH AL – MUNTAHIYYA BIT-TAMLIK

DI PERBANKAN SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar SarjanaEkonomi

Oleh:

ANA ZHAHRINA

NIM: 1113046000038

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018

Page 2: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

i

Page 3: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawahini,

Nama : Ana Zhahrina

NIM : 1113046000038

Jurusan : Ekonomi Syariah

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif HidayatullahJakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

4. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa

izin pemilikkarya.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab ataskarya

ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 20 Mei 2018

Penulis

Ana Zhahrina

Page 4: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

iii

Page 5: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

iii

ABSTRAK

Ana Zhahrina. NIM 1113046000038.STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN

BANK SYARIAH DALAM MENENTUKAN HAK OPSI ( JUAL BELI /

HIBAH ) PADA AKAD IJARAH AL – MUNTAHIYYA BIT-TAMLIK DI

PERBANKAN SYARIAH. Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438 H/2017 M.

IX + 112halaman + 6 halaman lampiran.

Dalam permasalahan skripsi ini adalah bagaimana pertimbangan bank

syariah dalam menggunakan akad IMBT pada pembiayaan, kebijakan bank

syariah dalam mementukan hak opsi ( jual beli / hibah) , serta bagaimana dampak

dari kebijakan tersebut terhadap nasabah yang menggunakan akad IMBT pada

pembiayaan.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan jenis penelitian

deskriptif kualitatif. Dengan menggunakan metode komparasi serta menggunakan

wawancara, studi studi dokumentasi sebagai teknik pengumpulan datanya

Hasil kesimpulan dari penulisan skripsi ini adalah Pada Bank Syariah yang

dijadikan subjek penelitian, kebijakan pengalihan hak opsi didasari pada

kemampuan nasabah membayar, Pengalihan Hak Opsi hibah lebih

menguntungkan bagi pihak bank, sedangkan kebijakan pengalihan hak opsi jual

beli lebih menguntungkan bagi pihak nasabah. Dampak dari kebijakan IMBT

sendiri terhadap nasabah ialah ketika bank menyampaikan informasi yang akurat

terkait kebijakan tersebut pada awal, saat berlangsung, maupun ketika akan ber

akhirnya pembiayaan menggunakan akad IMBT maka kebijakan terseubt tidak

berdampak merugikan bagi nasabah. kebijakan yang ditetapkan atas pengalihan

hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah tidak merugikan bagi pihak

nasabah, sesuai dengan peraturan yag telah ditetapkan nasabah tidak akan

dikenakan double tax (pengenaan pajak ganda) atas pengalihan yang dilakukan

setelah berakhirnya masa sewa.

Page 6: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

iv

Kata kunci : Perbankan Syariah, Kebijakan Bank Syariah,, Ijarah Al Muntahiyya

Bit-Tamlik

Pembimbing 1 : Dr. M. Ali Hanafiah ,SH, MH

Pembimbing 2 : Ah. Azharuddin Lathif,M.Ag

DaftarPustaka : Tahun 1997 s.d. Tahun 2016

Page 7: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

v

Kata Pengantar

الر حيم حمن بسم هلال الر

Alhamdulillahi Rabbil „Alamin, segala puji syukur penulis panjatkan

hanya kepada Allah Subhanahu Wata‟ala atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam hanya

tercurah kepada baginda yang mulia Nabi besar Muhammad SAW.Atas

perjuangan beliaulah kita dapat saling kenal-mengenal menjalin tali ukhuwah

islamiyyah.

Selanjutnya, sehubungan dengan penyelesaian skripsi ini, secara pribadi

penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap civitas akademika

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta baik secara

kelembagaan maupun perorangan.

Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc.,M.Si

2. Ketua Prodi Ekonomi Syariah, Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si dan

Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah, Endra Kasni Laila,M.Si

3. Bapak Dr. M .Ali Hanafiah Selian, SH, MH Selaku Dosen Pembimbing 1,

yang telah membimbing penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan

dengan baik.

4. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag., MH. Selaku Dosen Pembimbing

2, yang telah membimbing penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan

dengan baik.

5. Para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,serta para pengurus perpustakaan

utama maupun perpustakaan Fakultas, Bapak Mufti dan Hamdan selaku

staf Bank BJB Syariah Ibu Kurniati selaku staf Bank DKI Syariah,dan

Bapak Rizky selaku Team Leader Muamalat Institute yang telah

meluangkan waktu dan memberikan data-data yang penulis butuhkan.

6. Orang tuaku tercinta Bapak Makmur Tarigan, SH dan Mamah Srywati Br.

Page 8: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

vi

Pinem atas do‟a restunya serta kasih sayang yang selalu dilimpahkan

sehingga saya dapat menyelsaikan skripsi ini .

7. Yang kusayangi Kakak Vita , Kakak Feby, Bang Syahrul, Kak Redy, Mas

Cahyo, Nadhif, dan Bilqis yang telah membantu memberikan motivasi

semangat, dukungan baik moril maupun materil serta kasih sayang yang

tiada henti selama proses pengerjaan skripsi ini.

8. Sahabat –Sahabatku Reka Ingartika, Anisa Vahira, Dara Andina yang

selalu menghiburku dan memberikan ku semangat dalam pengerjaan

skripsi ini.

9. Untuk teman-teman seperjuangan mahasiswa Muamalat Passing Out yang

sama-sama berjuang, terkhusus untuk ke 9 teman terspesialku yang sama

sama berjuang selama kurang lebih 4 tahun bersama yaitu Dara, Almas,

Aci, Keke, Nurul, Tata, Ikoh , Nina, Rahma yang selalu memberikan

semangat dan perhatiannya serta pihak-pihak terkait lainnya yang

mendukung penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah Subhanahu Wata‟ala jugalah penulis berdoa

semoga mereka mendapat balasan yang mulia. Dengan segala kelemahan dan

kelebihan yang ada semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap

langkah kita, Amiin Ya Rabbal-„Alamiin

Jakarta, 20 Mei 2018

Penulis

Ana Zhahrina

Page 9: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7

C. Batasan dan Rumusan Masalah Penelitian ..................................... 8

D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9

E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9

F. Review Studi Terdahulu ............................................................... 10

G. Kerangka Teori............................................................................. 18

H. Kerangka Konseptual ................................................................... 19

I. SistematikaPenulisan ................................................................... 20

BAB II LANDASAN TEORI

A. Ijarah ............................................................................................ 22

1. Pengertian Ijarah ................................................................ 22

2. Landasan Hukum Ijarah ..................................................... 23

3. Rukun dan Syarat Ijarah ..................................................... 25

4. Macam – Macam Ijarah ..................................................... 27

5. Hak dan Kewajiban Kedua Belah Pihak ............................. 28

6. Berakhirnya Akad Ijarah .................................................... 30

B. Ijarah Al Muntahiyya Bit-Tamlik ................................................. 31

Page 10: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

viii

1. Pengertian Ijarah Al Muntahiyya Bit-Tamlik ..................... 31

2. Landasan Hukum Ijarah Al Muntahiyya Bit-Tamlik .......... 35

3. Rukun dan Syarat Ijarah Al Muntahiyya Bit-Tamlik .......... 37

4. Manfaat dan Resiko Yang Harus Diantisipasi .................... 38

C. Pembiayaan Akad IMBT di Bank Syariah ................................... 39

1. Pembiayaan IMBT menurut UU No.10 tahun 1998 ........... 39

2. Pembiayaan IMBT menurut UU No.21 Tahun 2008.......... 39

3. Pembiayaan IMBT menurut Peraturan Bank

IndonesiaNomor: 7/46/PBI/2005 ........................................ 39

4. Pembiayaan IMBT menurut Surat Keputusan Direksi

BankIndonesia No.32/34/KEP/DIR 12 Maret 1998 .......... 41

5. Pembiaayan IMBT berdasarkan Fatwa DSN No. 27/DSN-

MUI/III/2002 ..................................................................... 41

6. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK)

No.59 ................................................................................. 42

7. Dalam tataran syariah ........................................................ 42

8. Dalam tataran hukum positif jual beli ............................... 42

9. Perjanjian IMBT ................................................................ 42

10. Perpajakan.......................................................................... 43

BAB III Metode Penelitian dan Impelementasi Akad IMBT di Perbankan

Syariah

A. Metode Penelitian......................................................................... 44

1. Pendekatan Penelitian ......................................................... 44

2. Jenis Penelitian ................................................................... 46

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 47

4. Narasumber ......................................................................... 48

5. Penentuan Lokasi Penelitian ............................................... 49

6. Batasan Penelitian ............................................................... 49

7. Teknik Penulisan ................................................................ 49

Page 11: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

ix

B. Implementasi Akad IMBT di Bank Syariah................................ 50

1. Pembiayaan Akad IMBT di Bank Syariah ........................ 50

2. Proses Pembiayaan Akad IMBT di Bank Syariah ............. 53

BAB IV Profil Lembaga & Kebijakan Pengalihan Hak Opsi Kepemilikan

Pada Akad IMBT

A. Profil Bank DKI Syariah ............................................................. 59

B. Profil Bank Muamalat Indonesia ................................................ 62

C. Profil Bank BJB Syariah ............................................................. 67

D. Komparasi Penggunaan Akad IMBT Pada Produk

Pembiayaan di Bank Syariah ...................................................... 75

E. Komparasi Kebijakan Pengalihan Hak Opsi

pada Akad IMBT......................................................................... 77

F. Dampak Dari Kebijakan Pengalihan Hak Opsi

Pada Akad IMBT Terhadap Nasabah .......................................101

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................103

B. Saran ..........................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................105

LAMPIRAN ......................................................................................................108

Page 12: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

Gambar 3.1 Skema Pembiayaan IMBT ............................................................. 53

Gambar 4.1 Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Jual Beli

di Bank DKI Syariah ...................................................................... 79

Gambar 4.2 Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Hibah

di Bank DKI Syariah ...................................................................... 80

Gambar 4.3 Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Jual Beli

di Bank Muamalat Indonesia ......................................................... 85

Gambar 4.4 Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Hibah

di Bank Muamalat Indonesia ......................................................... 87

Gambar 4.5 Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Jual Beli

di Bank BJB Syariah ...................................................................... 91

Gambar 4.6 Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Hibah

di Bank BJB Syariah ...................................................................... 93

Page 13: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

Tabel 1.1 Tabel Jumlah Pembiayaan Akad Ijarah ................................................. 3

Tabel 1.2 Ringkasan Penelitian Sebelumnya ....................................................... 10

Tabel 2.1 Perbedaan Ijarah Dengan Leasing ....................................................... 29

Tabel 3.1 Rasio Keuangan Bank DKI Syariah..................................................... 60

Tabel 3.2 Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia ........................................ 65

Tabel 3.3 Rasio Keuagan Bank BJB Syariah ....................................................... 70

Tabel 4.1 Komparasi Kebijakan Pengalihan Hak Opsi Pada Akad IMBT .......... 74

Page 14: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena bank syariah yang tengah populer dikalangan masyarakat

menawarkan alternatif lain selain bank konvensional yang telah jelas

diketahui menggunakan riba berbentuk bunga menjadi beralih menggunakan

sistem bagi hasil. Bank Syariah muncul karena adanya dorongan dari

kebutuhan masyarakat atas perbankan syariah. Pengharaman riba

memunculkan kebutuhan kepada alternatif produk dan pelayanan perbankan

yang sesuai dengan syariah islam. Bank syariah menawarkan alternatif

produk dan jasa perbankan tanpa mengandung riba.Bank syariah

menghimpun dana dari masyarakat dan disalurkan kepada masyarakat untuk

kegiatan yang dapat meningkatkan taraf hidup.

Berkembangnya bank syariah melahirkan undang-undang No. 21

tahun 2008, tentang perbankan syariah, yang bertujuan yaitu : Pertama,

untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak

dapat menerima konsep bunga. Kedua, dengan diterapkannya sistem

perbankan syariah yang berdampingan dengan sistem perbankan

konvensional, mobilisasi dana masyarakat dapat dilaksanakan lebih optimal

terutama dari segmen masyarakat yang selama ini belum dapat tersentuh

oleh sistem perbankan konvensional. Ketiga, peluang pembiayaan bagi

pengembangan usaha yang lebih berdasarkan syariah. Keempat, kebutuhan

akan produk-produk dan jasa perbankan yang memiliki keunggulan

yang unik dan berlandaskan nilai-nilai moral dan syariah.1 Sehubungan

dengan Undang-undang yang telah berlaku tersebut, Bank syariah semakin

meningkatkan pelayananan yang diberikan kepada masyarakat muslim di

1 Didik Hijrianto, “Pelaksanaan Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik Pada

Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram”, (Skripsi Universitas Diponogoro, 2010), h. 16.

Page 15: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

2

Indonesia yang membutuhkan jasa dan pelayanan Bank Syariah. Bank

syariah merupakan solusi bagi masyarakat Indonesia yang umumnya

beragama Islam yang menginginkan transaksi yang bebas dari riba, gharar,

dan maysir. Salah satu kelebihan yang dimiliki bank syariah selain terbebas

dari bunga adalah sistem yang dimiliki perbankan syariah yaitu

menggunakan sistem bagi hasil dan margin keuntungan. Sistem yang

dimiliki oleh bank syariah ini diyakini oleh para ulama sebagai solusi untuk

menghindari penerimaan dan pembayaran bunga (riba).2

Kegiatan usaha Bank Syariah yaitu menghimpun dana, penyalur

dana, melakukan pembiayaan, pinjaman, serta pendapatan dan jasa

banksyariah. Salah satu jasa perbankan syari‟ah yang ditawarkan adalah

jasa pembiayaan Ijarah, pembiayaan Ijarah ini mempunyai konsep yang

berbeda dengan konsep kredit pada bank konvesional. Pembiayaan Ijarah

merupakan pendorong bagi sektor usaha karena pembiayaan Ijarah

memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis pembiayaan syariah lainnya.

Kelebihan akad Ijarah adalah pada awal naabah memulai usahanya, nasabah

tidak perlu memiliki barang modal terlebih dahulu, melainkan dapat

melakukan penyewaan kepada bank syari‟ah, sehingga pengusaha tidak

dibebankan dengan kewajiban menyerahkan jaminan, maka dapat dikatakan

bahwa pembiayaan Ijarah lebih menarik dibandingkan jenis pembiayaan

lainnya seperti mudharabah.

Secara harfiah Ijarah berarti memberikan sesuatu dengan sewa,

dan secara teknis ia menyangkut penggunaan properti milik orang lain

berdasarkan ongkos sewa yang diminta. Konsekwensinya, suatu Ijarah

didasarkan pada perjanjian antara orang yang menyewakan dan penyewa

atas penggunaan aset tertentu. Orang yang menyewakan tetap sebagai

2 Fitria Sari Irawan, “Analisis Penerapan Transaksi Ijarah Muntahiyya BitTamlik

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No.27/DSN-MUI/III/2002 dan PSAK 107 serta PERATURAN

BAPEPAM- LK NO. PER- 04/BL/2007”, (Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010),

h. 17.

Page 16: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

3

pemilik aset dan penyewa menguasai serta menggunakan aset tersebut

dengan membayar uang sewa tertentu untuk suatu periode waktu

tertentu3.

Dalam pembiayaan Ijarah, objek transaksinya adalah jasa, baik

manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja, sehingga dengan

skema Ijarah, bank syariah dapat melayani nasabah yang membutuhkan

jasa. Walaupun pada umumnya pembiaayaan yang mendominasi untuk

digunakan oleh nasabah adalah pembiaayaan menggunakan akad x

murabahah sesuai dengan data statistik OJK, hingga 2016 jumlah

pembiaayaan dengan akad murabahah sudah mencapai5.053.764 juta,

jumlah yang besar dibandingkan dengan pembiayaan menggunakan akad

lainnya seperti mudharabah dan musyakarah.4

Sumber : Publikasi Tahunan OJK.5

3 Latifa m. Algaud, & mervy k. Lewis. Perbankan Syariah Prinsip, Dan Prospek, (Jakarta :

PT.Serambi Ilmu Semesta 2003), hal. 87.

4 Publikasi OJK Statistik Pembiayaan Bank Syariah tahun 2016.

5 Diakses dari http:/www.ojk.go.id/kanal/data-dan-statistik/StatistikPerbankanSyariah pada

4November 2017.

Tabel 1.1

Tabel Jumlah Pembiayaan Akad Ijarah

Page 17: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

4

Dari data diatas kita dapat melihat bahwa pembiayaan yang disalurkan

pada produk Ijarah semakin tahunnya mengalami peningkatan walau

sempat terjadi penurunan, hal ini dipengaruhi oleh minat nasabah terhadap

produk yang ditawarkan oleh Perbankan Syariah. Perbankan Syariah

menawarkan dua jenis produk pembiayaan Ijarah yaitu Ijarah dan Ijarah

Munthiyya Bit-Tamlik.

Sesuai dengan statistik pembiayaan bank syariah oleh OJK pada tahun

2012 pembiayaan menggunakan akad Ijarah cukup diminati dan

pembiayaan lalu pembiaayaan menggunakan akad Ijarah meningkat tiap

tahunnya walau sempat terjadinya penurunan pada tahun 2014. Hal ini

mendorong bank syariah untuk menggunakan akad IMBT sebagai alternatif

untuk pembiayaan selain menggunakan akad Murabahah. Perbedaan antara

Ijarah dan murabahah terletak pada objek transaksi yang diperjual belikan

yaitu dalam pembiayaan murabahah yang menjadi objek transaksi adalah

barang, seperti tanah, rumah, mobil, dan sebagainya. Sedangkan dalam

pembiayaan Ijarah, objek transaksinya adalah jasa, baik manfaat atas tenaga

kerja maupun manfaat atas tenaga kerja, sehingga dengan skema Ijarah

bank syariah dan lembaga keuangan syariah lainnya dapat melayani nasabah

yang membutuhkan jasa.

Pembiayaan Ijarah dengan akad sewa-menyewa di bank syari‟ah

merupakan akad yang sangat flkesibel dalam penerapannya sangat

meringankan dan memberi kemudahan bagi para nasabahnya., nasabah yang

memerlukan suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya baik

kebutuhan konsumtif atau produktif tetapi tidak harus memiliki barang

tersebut secara permanen.

Bentuk pembiayaan Ijarah merupakan salah satu teknik pembiayaan

ketika kebutuhan pembiayaan investor untuk membeli asset terpenuhi dan

investor hanya membayar sewa pemakaian tanpa harus mengeluarkan modal

yang cukup besar untuk membeli asset tersebut. Secara umum timbulnya

Page 18: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

5

Ijarah disebabkan oleh adanya kebutuhan akan barang atau manfaat barang

oleh nasabah yang tidak memiliki kemampuan keuangan. Transaksi Ijarah

dilandasi adanya perpindahan manfaat hak guna bukan perpindahan

kepemilikan. Pada saat ini telah berkembang pembiayaan bank syariah

dengan prinsip Ijarah tapi diakhiri dengan kepemilikan barang yang disebut

dengan Ijarah Muntahiyya Bit-tamlik (IMBT) Dengan pembiayaan IMBT,

seseorang yang memerlukan barang dapat menyewa kepada bank syariah

dan diakhir periode sewa dapat memiliki barang tersebut, perpindahan

kepemilikan barang dapat dengan jual beli atau dengan hibah.

Secara sederhana Ijarah Al-Muntahiyya Bit-Tamlik adalah

pengembangan dari akad Ijarah dengan terjadinya perpindahan kepemilikan

diakhir masa sewa. Dengan pembiayaan Ijarah Al-Muntahiyya Bit-Tamlik,

seseorang yang memerlukan suatu barang bisa menyewa kepada bank

syariah dan diakhir periode sewa dia bisa memiliki barang tersebut.atau

akad tersebut merupakan kombinasi antara akad sewa menyewa (Ijarah) dan

akad jual beli atau hibah di akhir masa sewa atauakad tersebut merupakan

kombinasi antara akad sewa menyewa (Ijarah) dan akad jual beli atau hibah

di akhir masa sewa.6

Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Ali Syukron pada tahun 2012,

Ijarah merupakan salah satu bentuk pembiayaan barang modal jangka

menengah dan panjang yang telah menjangkau berbagai objek seperti

apartemen, perkantoran, pertokoan, perumahan, telepon, mobil, komputer

dan bahkan bangunan dan peralatan pabrik. Namun pada kenyataannya

Bank syariah selama ini memfasilitasi kebutuhan pembiayaan jangka

menengah dan panjang dengan skim Murabahah (jual beli). Penggunaan

skim Murabahah dengan karakteristik harga jual tidak dapat berubah selama

6 Dzakkiyah Rusydatul Umam, Rachmi Sulistyarini, S.H. M.H, Siti Hamidah, S.H.M.M,

Analisis Yuridis Akad Ijarah Muntahiyya Bit-tamlik (IMBT) dalam Persepektif Hukum Islam dan

Kitab Undang- Undang Hukum Perdata, (Malang:Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya,

2012), h. 3.

Page 19: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

6

masa akad berimplikasi bank syariah harus menanggung rate of return risk

yang sangat tinggi. Selain itu, dengan pola perhitungan margin secara

proporsional, semakin panjang jangka waktu pembiayaan Murabahah

semakin besar pula margin loss opportunity bank syariah.

Untuk menjawab hal di atas, maka pembiayaan dengan skim al-Ijārah

al- Muntahiya bit al-Tamlik (IMBT) merupakan salah satu alternatif skim

syariah untuk memfasilitasi pembiayaan jangka panjang yang sesuai dengan

jenis usaha nasabah sekaligus mengamankan kepentingan bank. Dengan

skim IMBT, bank syariah dapat menetapkan harga sewa yang lebih fleksibel

dan kompetitif kepada nasabah, Namun sewa yang berlaku dalam akad

IMBT harus berdasarkan harga barang dan besarnya cicilan barang tersebut,

sehingga dapat diketahui berapaharga dijual diakhir masa menyewakan atau

apakah dapat langsung dihibahkan.7

Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Ali Syukron pada tahun 2012

pula, dalam hal pengalihan hak opsi kepada nasabah salah satu kebijakan

yang dilakukan oleh Bank Syariah dalam menentukan hak membayar sewa

relatif kecil dinilai dari kemampuan nasabah untuk membayar harga sewa.

Apabila sewa yang dibayar relatif kecil, maka kebijakan Bank Syariah pada

akhir masa sewa ialah pilihan untuk menjual barang dikarenakan

kemampuan finansial penyewa untuk membayar nilai sewa yang sudah

dibayarkan sampai akhir periode sewa belum mencukupi harga beli barang

tersebut dan margin laba yang ditetapkan oleh bank.

Karena itu untuk menutupi kekurangan tersebut apabila pihak

penyewa ingin memiliki barang tersebut, maka ia harus membeli barang

tersebut diakhir periode. Sedangkan pilihan untuk menghibahkan barang

diakhir masa sewa biasanya diambil bila kemampuan finansial penyewa

untuk membayar sewa relatif lebih besar sehingga kemampuan finansial

7 Adiwarman A. Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016), h. 165.

Page 20: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

7

penyewa untuk membayar nilai sewa yang sudah dibayarkan sampai akhir

periode sewa sudah mencukupi harga beli barang tersebut dan margin laba

yang ditetapkan oleh bank, maka pihak bank akan mengibahkan barang

tersebut kepada penyewa.8

Dengan adanya pengalihan hak opsi pada akad IMBT maka bank

syariah juga mempunyai kebijakan yang berbeda terhadap pengalihan hak

opsi tersebut, baik pada pengalihan hak opsi jual beli atau dengan

pengalihan hak opsi hibah. Dari latar belakang masalah diatas, penulis ingin

mengetahui lebih lanjut bagaimanakah Implementasi akad Ijarah

Muntahiyya Bit-Tamlik di Perbankan syariah serta Kebijakan bank syariah

dalam menentukan hak opsi (jual beli / hibah) di perbankan syariah yang

diketahui telah memiliki serta menggunakan akad Ijarah Al Muntahiyya Bit-

Tamlik untuk produk pembiayaan . Oleh karena hal itu, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul :

“Studi Komparasi Kebijakan Bank Syariah Dalam Menentukan Hak

Opsi (Jual Beli & Hibah) Pada Akad Ijarah Al Muntahiyya Bit- Tamlik di

Perbankan Syariah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diidentifikasi

masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah akad IMBT merupakan akad yang tepat untuk digunakan pada

pambiayaan di Bank Syariah ?

2. Bagaimana penerapan akad IMBT di bank syariah ?

3. Apakah dasar kebijakan bank syariah dalam menentukan hak opsi jual

beli / hibah pada akhir pembiayaan IMBT ?

4. Pengalihan hak opsi apakah yang lebih menguntungkan bagi pihak

8 Ali Syukron, S.E.I., M.A.Ek, “Implementasi Al-Ijarah Al- Muntahiyya Bit-Tamlik di

Perbankan Syariah,” Jurnal Ekonomi Islam.Vol.2 no.2 (2012): h. 7

Page 21: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

8

bank ?

5. Pengalihan hak opsi apakah yang lebih menguntungkan bagi pihak

nasabah ?

6. Bagaimanakah dampak pengalihan hak opsi terhadap nasabah?

C. Rumusan Masalah dan Batasan MasalahPenelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dalam penelitian dibatasi

hanya terkait mengenai :

1. Bank yang akan dijadikan subjek pada penelitian adalah Bank DKI

Syariah, Bank BJB Syariah,dan Bank Muamalat Indonesia Indonesia,

Bank yang dijadikan subjek penelitian merupakan bank yang telah

menggunakan akad IMBT pada produknya.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada IMBT murni. Dikarenakan hanya

pada IMBT murni saja terdapat hak opsi antara hibah atau jual beli

pada akhir pembiayaan IMBT di perbankansyariah. IMBT murni

bukan merupakan IMBT refinancing, dimana IMBT refinancing

adalah pembiayaan baru bagi nasabah yang belum melunasi

pembiayaan sebelumnya dengan menggunakan akad IMBT,

refinancing dapat mencakup dua keadaan yaitu pembiayaan yang

diberikan kepada calon nasabah yang telah memiliki asset

sepenuhnya, dan pembiayaan yang diberikan kepada calon nasabah

yang telah menerima pembiayaan yang belum dilunasinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan diangkat

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kebijakan yang dilakukan oleh Bank Syariah dalam

menentukan hak opsi jual beli dan hak opsi hibah pada akhir

pembiayaan IMBT?

2. Bagaimanakah perbandingan kebijakan yang dilakukan oleh ketiga

Bank Syariah yang dijadikan subjek penelitiam atas pengalihan hak

Page 22: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

9

opsi (jual beli/ hibah) pada pembiayaan IMBT ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis dasar dari kebijakan Bank Syariah dalam menentukan

hak opsi (jual beli / hibah) pada pembiayaan IMBT.

2. Menganalisis serta melakukan perbandingan terhadap kebijakan bank

syariah dalam penentuan hak opsi jual beli dan hak opsi hibah pada

akhir pembiayaan akad IMBT.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan dalam

bidang Perbankan Syariah, serta menjadi tambahan pengetahuan dan

referensi bagi pihak akademisi dalam mengkaji kebijakan – kebijakan

yang ditetapkan oleh Perbankan Syariah pada pembiayaan nya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi bagi

pihak terkait seperti Bank Syariah agar dapat menentukan kebijakan

yang paling tepat pada pembiayaannya, serta diharapkan dapat

memberikan manfaat dan sumber informasi bagi masyarakat apabila

ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kebijakan atas

pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah.

Page 23: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

10

F. Review Studi Terdahulu

Tabel 1.2

Ringkasan Penelitian Sebelumnya

No. JUDUL IDENTITAS KESIMPULAN PEMBEDA

1 Implementasi

Al-Ijarah Al-

Muntahiyya

Bit-Tamlik di

Perbankan

Syariah

ALI

SYUKRON,

S.E.I.,

M.A.Ek,

Jurnal

Ekonomi

danHukum

Islam,

Vol.2, No.2,

2012

Dibandingkan

dengan akad

mudharabah,

akad IMBT ini

lebih fleksibel

dan

kompetitifbagi

nasabah dalam

penetapan harga

sewa, walaupun

ada beberapa

risiko yang

mungkin terjadi

yang harus

diantisipasi

seperti risiko

default yaitu

nasabah tidak

membayar cicilan

dengan sengaja,

aset Ijarah rusak

sehingga

menyebabkan

biaya

Penelitian yang

dilakukan oleh Ali

Syukron merupakan

penelitian

pengimplementasia n

akad IMBT di Bank

Syariah dimana Akad

IMBT, Akad IMBT

dianggap lebih

fleksibel dan kompetitf

dibandingkan dengan

murabahah.

Sedangkanpenulis

melakukan penelitian

mengenai pilihan

nasabah dalam

pengalihan hak

opsisetelah

berakhirnya masa sewa

IMBT ditinjau dari

kebijakan yang

ditetapkan oleh bank

terhadap pengalihan

hak opsi.

Page 24: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

11

pemeliharaan

bertambah,

terutamabila

disebutkan dalam

kontrak bahwa

pemeliharaan

harus dilakukan

oleh si pemberi

sewa (muajjir),

dan nasabah

berhenti di

tengah kontrak

dan tidak mau

membeli asset

tersebut. Al-

Ijarah al-

Muntahiya bit al-

Tamlik (IMBT)

merupakan salah

satu alternatif

skim Syariah

untuk

memfasilitasi

pembiayaan

jangka menengah

dan jangka

panjang yang

sesuai dengan

jenis usaha

Page 25: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

12

nasabah sekaligus

mengamankan

kepentingan

bank.

2

Analisis

penerapan

transaksi

Ijarah

Muntahiyya

Bit-tamlik

berdasarkan

Fatwa DSN-

MUI

No.27/DSN-

MUI/III/200

2

dan

PSA K 107

serta

Peraturan

BAPEPAM

LK No.Per-

04/BL/2007

Fitria Sari

Irawan,

Skripsi

Universitas

Indonesia

Fakultas

Ekonomi,

2012

Penelitian ini

bertujuan

menjelaskan

penerapan

pembiayaan Ijarah

Muntahiyya-Bit

Tamlik pada PT

ALIF sebagai salah

satu lembaga

keuangan Syariah

(LKS) yang

memiliki produk

berdasarkan akad

IMBT.

Ketidaksesuaian

yang terjadi pada

penerapan

transaksi IMBT

berada pada

pengakuan beban

pemeliharaan

yang dilakukan

oleh penyewa

(musta‟jir)

Fitria melakukan

penelitian terhadap

transaksi IMBT di

PT ALIF

yang bukan

Lembaga

perbankan Syariah.

Lalu penelitian

mengacu kepada

Fatwa dan PSAK

sedangkan penulis

Sedangkan penulis

Melakukan penelitian

mengenai pilihan

nasabah dalam

pengalihan hak opsi

setelah berakhirnya

masa sewa pada akad

IMBT ditinjau dari

kebijakan yang

ditetapkan oleh bank

terhadap pengalihan

hak opsi.

Page 26: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

13

dimana

seharusnya beban

tersebut

merupakan

tanggung jawab

pemberi sewa.

3

Analisis

YuridisAkad

Ijarah

Muntahiyya

Bit-Tamlik

dalam

perspektif

hukum Islam

dan Kitab

Undang-

Undang

Hukum

perdata

Dzakkiyah

Rusydatul

Umam,

Rachmi

Sulistyarini

,S.H, M.A,

Siti Hamidah

S.H,M.M,

Jurnal

Fakultas

Hukum

Universitas

Brawijaya,

2014

Dalam perspektif

hukum islam akad

IMBT sudah sesuai

dengan asas – asas,

rukun, dan sebagian

syarat akad.Dalam

perspektif Kitab

Undang- Undang

Hukum Perdata,

perjanjian IMBT

merupakan

perjanjian tidak

bernama yang

timbul dari adanya

asas kebebasan

berkontrak, IMBT

sudah sesuai dengan

syarat dan unsur –

unsur perjanjian.

Akad IMBT

menghasilkan

Penelitian yang

dilakukan oleh

Dzakiyyah, dkk

mengacu kepada aspek

yuridis akad Ijarah

Muntahiyah Bit-tamlik

dalam perspektif hukum

islam dan Kitab

Undang-Undang

Hukum. Perdata

sedangkan penulis

menganalisisaspek

pertimbangan ekonomi

terhadap pilihan

pengalihan hak opsi

pajak pada akadIMBT

Page 27: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

14

Hukum Akibat Hak

dan Kewajib

4 Pelaksanaan

Akad

Pembiayaan

Ijarah

Muntahiyya

Bit-Tamlik

pada Bank

Muamalat

Indonesia

Indonesia

Cabang

Mataram

Didik

Hijrianto,

Skripsi

Universitas

Diponogoro

Semarang,

2010

Prosedur

pelaksanaan Ijarah

Muntahiyya Bit-

tamlik di Bank

Muamalat Indonesia

meliputi pengajuan

permohonan, analisa

pembiayaan,

persetujuan komite

pembiayaan (DPRP)

penandatanganan

pembiayaan,

pembayaran jarah

muntahiyyah bit-

tamlik, pada akhir

periode nasabah

diperbolehkan

memilih untuk

membeli atau

tidak barang yang

telah disewa.

Faktor – Faktor

yang

mempengaruhi

diberikannya

pembiayaan

Didik Hijirianto

melakukan penelitian

mengenai kesesuaian

dan faktor yang

berpengaruh terhadap

pelaksanaan

pembiayaan akad

Ijarah dimana penulis

meneliti pemilihan

hakopsi yang

dilakukanbai sisi

nasabah mau bank

dalam menetukan akad

yang dipilih setelah

berakhirnya masa sewa.

Page 28: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

15

IMBT

meliputi aspek

yuridis, aspek

keuangan, aspek

manajemen, aspek

Sosial Ekonomi,

dan AMDAL Sea

identifikasi

mitigasi resiko.

5 Perlakuan Pajak

Penghasilan atas

Kegiatan Ijarah

Muntahiyya

Bit-Tamlik

(Financial

Lease) pada

Perbankan

Syariah (STUDI

KASUS BANK

SYARIAH

MANDIRI)

Aprilya

Mirnawa,

Tafsir

Nurchamid.

Skripsi

Administrasi

Fiskal, Ilmu

Sosial dan

Ilmu Politik,

Universitas

Indonesia,

2013.

1. Dasar

pertimbangan

pemerintah

menyamakan

perlakuan

pajak

penghasilan

atas kegiatan

Ijarahpada

perbankan

syariah dengan

sewa guna

usaha pada

industri

leasing atas

dasar

kesepadanan

yaitu Mutatis

Mutandis,

dengan

Aprilyadan Tafsir

melakukan penelitian

mengacu kepada

perlakuan pajak

penghasilan atas

kegiatan Ijarah dan

Ijarah Muntahiyya Bit-

tamlik pada Bank syariah

mandiri dimana

perlakuan pajak

perbankan syariah

dipersamakan dengan

industri leasinglainnya.

Sedangkan penulis

melakukan penelitian

mengenai pilihan

nasabah dalam

pengalihan hak

opsi setelah

berakhirnya masa

Page 29: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

16

tujuannya agar

perlakuan

pajak

penghasilan

bersifat tax

neutrality,

dengan tidak

membedakan

perlakuan

pajak

penghasilan

dalam suatu

industri yang

sama dalam

hal ini industry

leasing,

sehingga pajak

tidak bersifat

distorsi

2. Ijarah

Muntahiyyah

Bit- Tamlik

dengan sewa

guna usaha

dengan Hak

opsi (Financial

Lease)

keduanya

memiliki

sewa pada akad

IMBT ditinjau dari

pertimbangan

ekonomi di 3 Bank

Syariah yang

memiliki akad

IMBT.

Page 30: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

17

kesamaan

dalam

mekanisme

maupun skema

yang

diterapkan

oleh

Perbankan

Syariah

maupun

industry

Leasing, yaitu

terdapat

perjanjian saat

akhir masa

berakhir

terdapat

perpindahan

kepemilikan

barang sewa

tersebut

menjadi milik

nasabah/lessee.

Penyamaan

kegiatan Ijarah

IMBT dengan

sewa guna

usaha sudah

sesuai.

Page 31: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

18

G. Kerangka Teori dan Konseptual

Kerangka pemikiran ini dibangun untuk mengetahui bagaimana

penerapan akad IMBT pada pembiaayaan di Bank syariah serta bagaimana

kebijakan bank syariah dalam menentukan pengalihan hak opsi pada

pembiayaan IMBT, IMBT merupakan akad sewa menyewa dengan

perpindahan kepemilikan diakhir masa sewa. Pengalihan hak opsi dapat

dilakukan dengan menggunakan akad jual beli atau akad hibah. Dimana

kebijakan bank tersebut kemungkinan besar didasari oleh kemampuan

membayar pihak nasabah.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

suatu keadaan berdasarkan fakta yang terjadi. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Studi Komparasi. Dimana peneliti akan

mengkomparasikan kebijakan atas pengalihan hak opsi pada pembiayaan

IMBT oleh Bank Syariah yang dijadikan objek penelitian serta menganalisis

dampak dari kebijakan tersebut terhadap nasabah.

Page 32: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

19

H. Kerangka Konsep

Pengajuan Pembiayaan IMBT oleh nasabah kepada

Bank Syariah

Pembiayaan IMBT kepada nasabah oleh

Bank Syariah

Percepatan pelunasan

pembiayaan

Berakhirnya masa sewa

pada pembiayaan

IMBT

Pengalihan Hak Opsi

menggunakan akad hibah

Akad yang dipilih untuk

pengalihan hak opsi

(jual beli atau hibah )

Kelebihan dan

Kekurangan Hak Opsi

Jual beli

Pengalihan Hak Opsi

Pembiayaan IMBT

menggunakan jual beli

Pengalihan Hak Opsi

menggunakan akad jual beli

Kelebihan dan

Kekurangan Hak Opsi

HIbah

Nasabah Bank Nasabah Bank

Page 33: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

20

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penuisan peneitian yang berjudul “Studi Komparasi

Kebijakan Bank Syariah Dalam Menentukan Hak Opsi (Jual Beli & Hibah)

Pada Akad Ijarah Al Muntahiyya Bit- Tamlik di Perbankan Syariah” adalah

sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada Bab pertama ini dijabarkan mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, review studi terdahulu, serta sistematika penulisan

sebagai alur dan koridor penulisan.

BAB II Teori Ijarah , Ijarah Al Muntahiyya Bit Tamlik, dan

Pembiayaan Ijarah Al Muntahiyya Bit Tamlik di Perbankan Syariah

Bab ini akan dibagi dalam beberapa sub-bab. Sub-bab pertama akan

membahas mengenai definisi Ijarah yang terdiri dari pengertian Ijarah,

dasar hukum Ijarah, Rukun dan Syarat Ijarah, dan Macam – macam Ijarah.

Pada sub- bab kedua akan dipaparkan mengenai Ijarah Al Muntahiyya Bit

Tamlik yang terdiri dari pengertian IMBT, dasar hukum IMBT, syarat-syarat

IMBT, rukun IMBT, Hak dan Kewaiban kedua belah pihak, Manfaat dan

Resiko yang harus diantisipasi, Pada sub- bab ketiga akan di jelaskan

mengenai pembiayaan Ijarah Al Muntahiyya Bit Tamlik di

PerbankanSyariah.

BAB III Metode Penelitian dan Implementasi Akad IMBT di

Perbankan Syariah

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode penelitian yang

digyunakan pada penelitian ini serta gambaran umum tentang

pengeimplementasian Akad Ijarah Al Muntahiyya Bit Tamlik di Bank

Page 34: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

21

Syariah yang dijadikan subjek oleh penulis.

BAB IV Hasil Penelitian dan Analisis

Dalam bab ini penulis menjelaskan hasil temuan data dan analisa

dalam kebijakan bank syariah dalam menentukan hak opsi pada Akad Ijarah

Al Muntahiyya Bit Tamlik di Bank Syariah yang dijadikan subjek oleh

penulis.Setelah menganalisis dasar dari bank menentukan kebijakan atas

pengalihan hak opsi pada akad IMBT, kemudian dari data tersebut

kebijakan yang telah ditetapkan atas pengalihan hak opsi akad IMBT atas

bank yang dijadikan subjek penelitian akan dikomparasikan serta dianalisis

dampaknya bagi nasabah.

BAB V Penutup

Dalam bab ini akan dipaparkan kesimpulan dan jawaban atas pokok

permasalahan yang telah diajukan serta memberikan saran mengenai

kebijakan yang dilakukan oleh bank syariah dalam menentukan hak opsi

jual beli / hibah pada akad Ijarah Al Muntahiyya Bit Tamlik.

Page 35: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sewa (Ijarah)

1. Pengertian Ijarah

Dalam pengertian akad – akad diperbankan syariah, akad Ijarah

lebih banyak dijelaskan oleh pendapat ahli-ahli ekonomi syariah di

Indonesia, antara lain berikut ini:

a. Menurut Sayyid Sabiq, Ijarah adalah suatu jenis akad untuk

mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Jadi, hakikatnya

Ijarah adalah penjualan manfaat.Dalam fiqh Islam brarti

memberikan sesuatu untuk disewakan. Ada dua jenis Ijarah

dalam hukum Islam , yaitu :9

1) Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu

memperkerjakan jasa seseorang dengan upah sebagai

imbalan jasa yang disewa. Pihak yang

memperkerjakan disebut musta‟jir, pihak pekerja

disebut ajir, upah yang dibayarkan disebut ujrah.

2) Ijarah yang berhubungan dengan sewa asset atau

propoerti , yaitu memindahkan hak untuk memakai

dari asset atau properti tertentu kepada orang lain

dengan imbalan biaya sewa. Bentuk Ijarah ini mirip

dengan leasing (sewa) di bisnis konvensional. Pihak

yang menyewa (lesse) disebut musta‟jir, pihak yang

menyewakan (lessor) disebut mu‟jir, sedangkan biaya

sewa disebut ujrah.

b. Menurut Muhammad Syafi‟I Antonio, al-Ijarah adalah

pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran

9Drs. Helmi Karim,M.A,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993, Cet.1),

h.303.

Page 36: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

23

upah sewa, tanpa diikiti dengan pemindahan kepemilikan

(ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.10

c. Menurut Adiwarman Karim, al-Ijarah adalah akad yang

mengatur pemanfaatan hak guna tanpa terjadi pemindahan

kepemilikan yang dilandasi dengan perpindahan manfaat bukan

perpindahan kepemilikan.11

d. Menurut Sutan Remy Sjahdeni, al-Ijarah dalam konteks

perbankan Islam adalah suatu lease contract di bawah mana

suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan

(equipment), sebuah bangunan atau barang-barang, seprti mesin-

mesin, pesawat terbang, dan lain-lain, kepada salah satu

nasabahnyaberdasarkan pembebanan biaya yang sudah

ditentukan secara pasti sebelumnya (fixed charge).12

Ijarah sering diserupakan dengan leasing dalam transaksi

konvensional,menyerupakan Ijarah dengan leasing tidak sepenuhnya

salah, tapi tidak sepenuhnya benar pula. Dari beberapa pendapat ahli

diatas dapat dipahami bahwa Akad Ijarah merupakan akad sewa

menyewa yang mengatur pemindahan hak guna tanpa melalui

pembayaran upah tanpa adanya perpindahan kepemilikan.

2. Landasan Hukum Ijarah

Ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah dalam

memenuhi kebutuhan hidup manusia. Adapun landasan hukum Ijarah

adalah sebagai berikut:

10

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Bagi Bankir & Praktisi Keuangan, (Jakarta:

Tazkiya Institute, 2009), h.181. 11

Adiwarman A. Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016), h.137 12

Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta : PT. Temprint, 1999) cet ke-1 h. 70.

Page 37: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

24

a. Firman Allah QS. al-Zukhruf [43]:32

“Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu?

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka

dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian

mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar

sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.

Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka

kumpulkan.

b. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]:233

“…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain,

tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

menurutyang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah

bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamukerjakan.

Page 38: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

25

c. Hadis riwayat „Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa‟id

al-Khudri, Nabi s.a.w.bersabda:

“Barang siapa mempekerjakan pekerjaan, beritahukanlah

upahnya”(HR. „Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abi

Sa‟idal-Khudri).

d. Ketentuan Perundang-undangan

Dasar hukum Ijarah di Indonesia diatu rdalam beberapa

ketentuan perundang-undangan dan Fatwa DSN:

1) Undang-undang No.10/1998 tentang Perbankan,

2) UU No.21/2008 tentang Perbankan Syariah

3) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

No.32/34/KEP/DIR 12 Maret 1998 tentang Bank Umum.

4) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional nomor No.09/DSN-

MUI/VI/2000tentang Pembiayaan Ijarah.

5) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional nomor 44/DSN-

MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa.

3. Rukun dan Syarat Ijarah

Ulama Mazhab Hanafi mengatakan bahwa rukun Ijarah hanya satu,

yaitu ijab dan qabul saja (ungkapan menyerahkan dan persetujuan

sewa menyewa).13

Jumhur Ulama mngemukakan bahwa Ijarah

mempunyai tiga rukun umum dan enam rukun khusus.14

Pertama

adalah sighat (ucapan) yaitu pernyataan niat dari dua pihak yang

berkontrak, baik secara verbal maupun secara tulisan. Pernyataan

tersebut berupa tawaran (ijab) dari pemilik asset dan penerimaan

(qabul) yang dinyatakan oleh penyewa. Kedua adalah pihak yang

berakad atau berkontrak yang terdiri dari pemberi sewa (lessor-

pemilik asset) serta penyewa (lessee-pihak yang mengambil manfaat

13

Dewan Sya‟riah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari‟ah

Nasional, (Jakarta : PT. Intermasa) Edisi ke-2. 14

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan, (Jakarta :

Tazkiya Institute, 1999), h. 156.

Page 39: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

26

dari penggunaan asset). Dimana orang yang boleh melakukan kontrak

Ijarah adalah yang baligh dan berakal sehat, serta orang yang

berkompeten. Yaitu, orang-orang yang mempunyai kualifikasi dalam

menggunakan uang.15

Ketiga adalah objek kontrak yang terdiri dari

pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan asset, bukan asset

itu sendiri. Manfaat harus bisa dinilai dan memang dimungkinkan

untuk dilaksanakan dalam kontrak. Penyewaan mobil mogok atau

rusak permanen untuk dipakai sebagai kendaraan, jelas tidak

dibenarkan.

Rukun dan syarat Ijarah menurut fatwa DSN : 09/DSN-

MUI/IV/2000 yaitu,sebagai berikut :

a. Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua

belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau

dalam bentuk lain.

b. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi

jasa dan penyewa/pengguna jasa.

c. Obyek akad Ijarah adalah:

1) manfaat barang dan sewa;atau

2) manfaat jasa dan upah.

d. Ketentuan Obyek Ijarah menurut fatwa DSN : 09/DSN-

MUI/IV/2000 yaitu, sebagai berikut :

1) Obyek Ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang

dan/atau jasa.

2) Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat

dilaksanakan dalam kontrak.

3) Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan

(tidak diharamkan).

4) Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai

dengan syari‟ah.

15

Ibid., h.157.

Page 40: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

27

5) Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa

untuk menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan

mengakibatkan sengketa.

6) Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan

jelas,termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali

dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.

7) Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan

dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran

manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual

beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.

4. Macam-macam Ijarah

Berdasarkan objeknya Ijarah terdiri dari dua macam, yaitu :16

a. Ijarah dimana objeknya manfaat dari barang, seperti sewa

mobil, sewa rumah dan lain-lain. Apabila manfaat itu manfaat

yang dibolehkan syara‟ untuk dipergunakan, maka boleh

dijadikan objek sewa menyewa.

b. Ijarah dimana objeknya adalah manfaat dari tenaga seseorang.

Ijarah semacam ini dibolehkan apabila jenis pekerjaan itu jelas

seperti buruh bangunan, tukang jahit, tukang sepatu, supir taksi,

jasa guru dan lain-lain. Ijarah seperti ini ada yang bersifat

pribadi, seperti menggaji seorang pembantu rumah tangga. Ada

juga yang bersifat serikat, yaitu seseorang atau sekelompok yang

menjual jasanya untuk kepentingan orang banyak, seperti buruh

pabrik, tukang jahit dan lain-lain. Kedua bentuk Ijarah terhadap

pekerjaan ini menurut ulama fiqh hukumnya boleh.17

Pendapatan yang diterima dari transaksi Ijarah ini disebut ujrah,

yaitu imbalan yang diperjanjikan dan dibayar oleh pengguna

16

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta : Zikrul

Hakim, 2007) cet ke-3, h. 44. 17

M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2004) ed, ke-1, cet ke-2, h. 236.

Page 41: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

28

manfaat sebagai imbalan atas manfaat yang diterimanya. Dari

Abu Said, Rasulullah SAW bersabda, “ Bila kamu menyewa

seseorang pekerja harus memberitahu upahnya.” (HR.an-

Nasa‟i).18

5. Hak dan Kewajiban Kedua-belah Pihak

Pihak yang menyewakan wajib mempersiapkan barang yang

disewakan untuk dapat digunakan secara optimal oleh penyewa.

Seandainya mobil yang disewa tidak dapat digunakan karena ada

kerusakan, seperti aki lemah, maka yang menyewa wajib

menggantinya. Bila yang menyewakan tidak dapat memperbaikinya,

penyewa mempunyai pilihan untuk membatalkan akad atau memerima

manfaat yang rusak. Sebagian ulama berpendapat bila demikian

keadaannya dan pihak penyewa tidak membatalkan akad, harga sewa

harus dibayar penuh dan sebagian ulama lain berpendapat harga sewa

dapat dikurangkan terlebih dahulu dengan biaya untuk perbaikan

kerusakan19

. Penyewa wajib menggunakan barang yang disewakan

menurut syarat- syarat akad atau menurut kelaziman pengguna.

Penyewa juga wajib menjaga barang yang disewakan agar tetap utuh

karena Ijarah merupakan akad yang mengatur pemanfaatan hak guna

tanpa terjadi pemindahan kepemilikan, banyak orang yang

menyamakan Ijarah dengan leasing.20

Meskipun terdapat persamaan

antara Ijarah dan leasing, tetapi ada beberapa karakteristik yang

membedakannya yaitu:21

18

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim,

2007) cet ke-3, h. 45. 19

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari`ah. (Yogyakarta: Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), h.148. 20

Ibid, h.148.

21

Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), Cet 1, hlm.43

Page 42: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

29

Tabel2.1

Perbedaan Ijarah dengan Leasing

No. Keterangan Ijarah Leasing

1. Objek Manfaat barang atau

jasa

Manfaat barang

saja.

2. Metode Pembayaran a. Tergantung atau

tidak tergantung pada

kondisi barang / jasa

yang dijadikan objek

sewa.

Tidak tergantung

pada kondisi

barang yang

dijadikan objek

sewa.

3. Perpindahan Kepemilikan a. . Ijarah : Tidak ada

perpindahan

kepemilikan

b. IMBT : Janji untuk

menjual /

menghibahkan diakhir

masa sewa.

4. Jenis Leasing lainnya a. Lease Purchase

Tidak dibolehkan

karena akadnya gharar

yakni antara sewa dan

beli

b. Sale and Lease

Back

dibolehkan

a. Lease Purchase

Dibolehkan

b. Sale and Lease

Back

dibolehkan

Page 43: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

30

6. Berakhirnya Akad Ijarah

Para ulama fiqh menyatakan bahwa akad al-Ijarah akan berakhir

apabila:

a. Objek hilang atau musnah, seperti rumah terbakar atau baju

yang dijahitkan hilang.

b. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad al-Ijarah telah

berakhir. apabila yang disewakan itu rumah, maka rumah itu

dikembalikan kepada pemiliknya, dan apabila yang disewa itu

adalah jasa seseorang, maka ia berhak menerima upahnya.

Kedua hal ini disepakati oleh seluruh ulama fiqh22

Menurut ulama Hanafiyah, wafatnya salah seorang yang

berakad, karena akad al-Ijarah, menurut mereka, tidak boleh

diwariskan. Sedangkan menurut jumhur ulama, akad al- Ijarah tidak

batal dengan wafatnya salah seorang yang berakad, karena manfaat,

menurut mereka, boleh diwariskan dan al-Ijarah sama dengan jual

beli, yaitu mengikat kedua belah pihak yang berakad. Apabila ada

uzur dari salah satu pihak, seperti rumah yang disewakan disita negara

karena terkait utang yang banyak, maka akad al-Ijarah batal. Uzur-

uzur yang dapat membatalkan akad al-Ijarah itu, menurut ulama

Hanafiyah adalah salah satu pihak jatuh muflis, dan berpindah

tempatnya penyewa, misalnya, seseorang digaji untuk menggali

sumurdisuatu desa, sebelum sumur itu selesai, penduduk desa itu pindah

ke desa lain. Akan tetapi, menurut jumhur ulama, uzur yang boleh

membatalkan akad al-Ijarah itu hanyalah apabila objeknya

mengandung cacat atau manfaat yang dituju dalam akad itu hilang,

seperti kebakaran dan dilanda banjir.

22

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2006)

jilid 7, h. 663.

Page 44: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

31

B. Ijarah Al- Muntahiya Bit-Tamlik

1. Pengertian Ijarah Al- Muntahiya Bit-Tamlik

Dalam pengertian akad – akad diperbankan syariah, akad Ijarah Al-

Muntahiyya Bit - Tamlik lebih banyak dijelaskan oleh pendapat ahli-

ahli ekonomi syariah di Indonesia, antara lain berikut ini :

a. Adiwarman A. Karim : Al- Bai‟ wal Ijarah Muntahiyah Bittamlik

(IMBT) merupakan rangkaian dua buah akad, yakni akad al-Bai‟

dan akad Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT). Al Bai‟

merupakanakan jual beli, sedangkan IMBT merupakan kombinasi

antara sewa menyewa (Ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir

masa sewa.23

b. Ijarah wa Iqtina (Ijarah Muntahiyah Bittamlik) adalah akad sewa-

menyewa atas barang tertentu antara bank sebagai pemilik barang

(mu‟jir) dan nasabah selaku penyewa (musta‟jir) untuk suatu

jangka waktu dan dengan harapan yang disepakati. Pada akhir

masa sewa, bank memberikan opsi kepada nasabah untuk membeli

barang tersebut dengan harga yang disepakati pula.24

c. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008

tentang Perbankan Syariah, dalam penjelasan Pasal 19 huruf f,

akad Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik adalah akad penyediaan dana

dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu

barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi

pemindahan kepemilikan barang.

d. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 02 tahun

2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, berdasarkan

Pasal 279, yaitu : “dalam akad Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik” ,

suatu benda antara mu‟jir / pihak yang menyewakan dengan

musta‟jir / pihak penyewa diakhiri dengan pembelian ma‟jur /

23

Adiwarman A. Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016), h.149. 24

Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer ,(Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,2016), h.123.

Page 45: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

32

objek Ijarah oleh musta‟jir / pihak penyewa.25

e. Peraturan Bank Indonesia nomor : 9/19/PBI/2007 tentang

Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan

Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah,

dalam penjelasanPasal 3 adalah sebagai berikut : “Ijarah

Muntahiyah Bit Tamlik adalah transaksi sewa – menyewa antara

pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas

objek sewa yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik

objek sewa.”26

f. Pada buku Manajemen Pembiayaan Bank Syariah karangan

Muhammad dikatakan bahwa Al-bai‟ Wal Ijarah Muntahiya

Bittamlik (IMBT) merupakan rangkaian dua buah akad, yakni akad

Al-bai‟ dan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT). Al-Bai‟

merupakan akad jual beli, sedangkan IMBT merupakan kombinasi

antara sewa menyewa (Ijarah) dan jual beli atau hibah diakhir

masa sewa. Dalam Ijarah Muntahiya Bittamlik, pemindahan hak

milik barang terjadi dengan salah satu dari dua cara berikut27

:

1) Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang

yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa. Dalam

IMBT ini bank syariah menawarkan skim Ijarah with

promise to sell (dengan janji untuk menjual barang). Pada

skim ini, bank membeli terlebih dahulu objek pembiayaan

kepada pemasok (suplier) secara tunai. Bank kemudian

menyewakan objek tersebut kepada nasabah untuk jangka

waktu tertentu dengan menggunakan akad Ijarah. Pada

akhir masa sewa, nasabah akan diberikan opsi (pilihan)

25

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 02 Tahun 2008 tentang

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Penjelasan Pasal 3. 26

Peraturan Bank Indonesia nomor 9/19/PBI/2007, tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah

Dalam Kegiatan Penghimpun Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah,

Penjelasan Pasal 3. 27

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari‟ah, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), Cet.1, h.156.

Page 46: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

33

untuk membeli atau mengakhiri sewa begitu saja. Apabila

nasabah memilih untujk membeli objek dimaksud, bank

dapat menjualnya senilai harga buku ataupun nilai tertentu

sesuai perhitungan bank. Dengan demikian, harga objek

dimaksud dengan harga penjualan menjadi jauh lebih

rendah dibandingkan dengan harga pasar. Penentuan harga

bank sesuai dengan kebijakan bank. Namun, sebagai

acuan bank dapat menentukan harga sewa dengan

rumus28

;

HargaSewa = HBO – RV+ KYD , Dimana;

HBO = Harga Beli Objek

RV = Residuel Value (Nilai Sisa)

KYD = Keuntungan yang Diharapkan

2) Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan

barang yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa.

Pada skim ini bank membeli terlebih dahulu objek yang

diinginkan oleh nasabah dari suplier. Objek tersebut

kemudian di Ijarahkan kepada nasabah dengan

menggunakan skim IMBT. Pada akhir masa sewa, bank

akan menghibahkan barang dimaksud kepada nasabah

sehingga terjadi proses perpindahan kepemilikan dari bank

kepada nasabah. Pada skim ini, angsuran dipastikan telah

meliputi seluruh harga pokok barang dimaksud.

Pada pendapat lain Adiwarman Karim mengemukakan

IMBT juga dapat dibagi menjadi beberapa kategori menurut

skema akadnya , yaitu29

:

Al-Bai‟ wal Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT) merupakan

rangkaian dua buah akad, yakni akad Al Bai‟ akad Ijarah

Muntahiyah Bit Tamlik(IMBT). Al Bai‟merupakan akad jual

28

Adiwarman A. Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016), h.156. 29

Adiwarman A. Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016), h.156.

Page 47: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

34

beli, sedangkan IMBT merupakan kombinasi antara sewa

menyewa (Ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir masa sewa.

Dalam Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik, pemindahan hak milik

barang terjadi dengan salah satu dari dua cara berikut ini.

1) Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang

yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa.

2) Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan

barang yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa.

Pilihan untuk menjual barang di akhir sewa (alternatif 1)

biasanya diambil bila kemampuan finansial penyewa untuk

membayar sewa relatif kecil. Karena sewa yang dibayarkan

relatif kecil, akumulasi nilai sewa yang sudah dibayarkan

sampai akhir periode sewa belum mencukupi harga beli barang

tersebut dan margin laba yang ditetapkan oleh bank. Karena itu,

untuk menutupi kekurangan tersebut, bila pihak penyewa ingin

memiliki barang tersebut, ia harus membeli barang itu di akhir

periode.

Pilihan untuk menghibahkan barang di akhir masa sewa

(alternatif 2) biasanya diambil bila kemampuan finansial

penyewa untuk membayar sewa relatif lebih besar. Karena sewa

yang dibayarkan relatif besar, akumulasi sewa di akhir periode

sewa sudah mencukupi untuk menutup harga beli barang dan

margin laba yang ditetapkan oleh bank. Dengan demikian, bank

dapat menghibahkan barang tersebut di akhir masa periode sewa

kepada pihak penyewa.

Dari beberapa pengertian IMBT menurut para ahli diatas

di atas, dapat dipahami bahwa Ijarah Muntahiya Bittamlik

adalah akad kombinasi dari akad sewa menyewa dengan akad

jual beli atau hibah, dengan mengambil manfaat dari suatu

barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa yang

diikuti dengan pemindahan kepemilikan. Pada akhir masa sewa,

Page 48: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

35

bank akan menghibahkan barang atau menjual barang yang

dimaksud kepada nasabah sehingga terjadi proses perpindahan

kepemilikan dari bank kepada nasabah.

2. Landasan Hukum Ijarah Al Muntahiyya Bit Tamlik(IMBT)

a. Al Qur‟an Surat Al Baqarah (2) ayat 233

Artinya : " Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya

selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin

menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi

makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf.

Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar

kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan

karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun

berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih

(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan

permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika

kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada

dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut

yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah

bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.

Page 49: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

36

37

b. Al-Qur‟an Surat Az-Zukhruf ayat 32

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami

telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam

kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian

mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian

mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat

Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

c. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:

“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering”

(Riwayat Ibnu Majah).

d. Ketentuan Perundang-undangan

Dasar hukum Ijarah Al-Muntahiyah Bit Tamlik di Indonesia

diatur dalam beberapa ketentuan perundang-undangan dan

Fatwa DSN:

1) Undang-undang No.10/1998 tentang Perbankan,

2) UU No.21/2008 tentang Perbankan Syariah

3) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

No.32/34/KEP/DIR 12 Maret 1998 tentang Bank Umum.

4) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional nomor No.27/DSN-

MUI/III/2002 tentang Al- Ijarah Al-MuntahiyyaBit-

Tamlik.

5) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional nomor 90/DSN-

MUI/IV/2013 tentang Pengalihan Pembiayaan Murabahah

Page 50: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

37

Lembaga Keuangan Syariah.

6) Rukun dan Syarat Ijarah Muntahiyyah Bittamlik.

3. Rukun dan Syarat Ijarah A Muntahiyya Bit -Tamlik

Semua Rukun dan Syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (Fatwa

DSN nomor: 09/DSN-MUI/IV/2000) berlaku pula .dalam akad al-

Ijarah al-Muntahiyah bi al- Tamlik. Rukun dan syarat Ijarah menurut

fatwa DSN : 09/DSN- MUI/IV/2000 yaitu, sebagai berikut :

e. Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua

belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau

dalam bentuk lain.

f. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi

jasa dan penyewa/pengguna jasa.

g. Obyek akad Ijarah adalah :

1) manfaat barang dan sewa;atau

2) manfaat jasa dan upah

h. Ketentuan Obyek Ijarah menurut fatwa DSN : 09/DSN-

MUI/IV/2000 yaitu, sebagai berikut :

1) Obyek Ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang

dan/atau jasa.

2) Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat

dilaksanakan dalam kontrak.

3) Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan

(tidak diharamkan).

4) Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai

dengan syari‟ah.

5) Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa

untuk menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan

mengakibatkan sengketa.

6) Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas,

Page 51: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

38

termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan

spesifikasi atau identifikasi fisik.

7) Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan

dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran

manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual

beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.

4. Manfaat dan Resiko yang harus diantisipasi

Manfaat dan transaksi al-Ijarah untuk bank adalah keuntungan sewa

dan kembalinya uang pokok. Adapun risiko yang munkin terjadi

dalam al- Ijarah adalah sebagai berikut30

:

a. Default; nasabah tidak membayar cicilan dengan sengaja.

b. Rusak; aset Ijarah rusak sehingga menyebabkan biaya

pemeliharaan bertambah, terutama bila disebutkan dalam

kontrak bahwa pemeliharaan harus dilakukan oleh bank.

c. Berhenti; nasabah berhenti ditengah kontrak dan tidak dan tidak

mau membeli aset tersebut. Akibatnya, bank harus menghitung

kembali keuntungan dan mengembalikan sebagian kepada

nasabah.

Adapun manfaat dari transaksi al-Ijarah al muntahiyah bittamlik

yang diterima pihak nasabah adalah31

:

a. Nasabah dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan.

b. Nasabah dapat terbantu dalam menjalankan usahanya (sektor

produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang

diinginkannya (sektor konsumtif).

Adapun risiko yang mungkin dihadapi nasabah dalam al-Ijarah

30

Abdul Manan, Ekonomi Islam teori dan praktek, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima

Yasa, 1997), h.145. 31

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syari`ah. (Yogyakarta: Akademi

Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), h.19.

Page 52: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

39

al muntahiyah bittamlik ini adalah tidak berbeda dengan yang di alami

oleh bank. Karena nasabah kerap memiliki masalah dalam hidupnya.

Maka nasabah harus memanajemen keuangan yang ia miliki agar

tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

C. Pembiayaan Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik di Bank Syariah

Dalam sektor keuangan, pembiayaan menggunakan akad IMBT di

Bank Syariah telah diatur dalam perundang-undangan di Indonesia, salah

satunya ketentuan-ketentuan yang mengatur pembiayaan menggunakan

akad IMBT dalam dunia perbankan, yaitu32

:

1. Pembiayaan IMBT menurut UU No.10 tahun 1998

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah wajib dikembalikan

disertai imbalan (prinsip Ijarah) (pasal 1.12)

b. Prinsip syariah dalam pembiayaan barang modal dapat

dilakukan dengan pilihan pemindahan kepemilikan atas barang

yang disewa dari Bank oleh Nasabah (pasal 1.13).

2. Pembiayaan IMBT menurut UU No.21 tahun 2008

a. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk Ijarah atau sewa beli

dalam bentuk Ijarah muntahiya bittamlik. (pasal1.25)

b. menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau

tidak Bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad Ijarah

dan/atau sewa beli dalam bentuk Ijarah muntahiya bittamlik

atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.

(pasal 19 ayat 1 (f))

3. Pembiayaan IMBT menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor:

7/46/PBI/2005 kegiatan penyaluran dana dalam bentuk

pembiayaan berdasarkan Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT)

berlaku pula persyaratan sebagai berikut:

a. IMBT harus disepakati ketika akad Ijarah ditandatangani dan

32

Iswahjudi, Adiwarman A Karim, Pembiayaan Ijarah Muntahiyya BitTamlik,

Jakarta,2015

Page 53: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

40

kesepakatan tersebut wajib dituangkan dalam Ijarah yang

dimaksud.

b. Pelaksanaan Ijarah Muntahiya Bittamlik atau pengalihan

kepemilikan kepada penyewa hanya dapat dilakukan setelah

akad Ijarah dipenuhi.

c. Bank wajib mengalihkan kepemilikan barang sewa kepada

nasabah berdasarkan bai‟ / hibah pada akhir periode

perjanjiansewa.

d. Pengalihan kepemilikan barang sewa kepada penyewa

dituangkan dalam akad tersendiri setelah masa Ijarah selesai.

Selain itu ketentuan Ijarah berlaku pula pada akad IMBT

sebagai berikut:

1. Bank dapat membiayai pengadaan objek sewa berupa

barang yang telah dimiliki bank.

2. Objek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan

diidentifikasikan secara spesifik dan dinyatakan dengan

jelas termasuk pembayaran sewa dan jangka waktunya.

3. Bank wajib menyediakan barang sewa, menjamin

pemenuhan kualitas maupun kuantitas barang sewa serta

ketepatan waktu penyediaan barang sewa sesuai

kesepakatan.

4. Bank wajib menanggung biaya pemeliharaan barang/asset

sewa yang sifatnya materiil dan struktural sesuai

kesepakatan.

5. Bank dapat mewakilkan kepada nasabah untuk

mencarikan barang yang akan disewakan oleh nasabah.

6. Nasabah wajib membayar sewa secara tunai dan menjaga

keutuhan barang sewa, dan menanggung biaya

pemeliharaan barang sewa sesuai kesepakatan.

7. Nasabah tidak bertanggung jawab atas kerusakan barang

Page 54: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

41

sewa yang terjadi bukan karena pelanggaran perjanjian

atau kelalaian nasabah.

4. Pembiayaan IMBT menurut Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No.32/34/KEP/DIR 12 Maret 1998 tentang Bank Umum

Berdasarkan Prinsip Syariah

a. Bank wajib menerapkan prinsip syariah dalam menyalurkan

dana antara lain melalui transaksi jual beli berdasarkan

prinsip Ijarah (pasal28).

b. Fatwa Dewan Syariah NasionalNo.27/DSN-MUI/III/2002

c. Harus lakukan akad Ijarah dulu

d. Akad pemindahan kepemilikan (jual beli / hibah) hanya dapat

dilakukan setelah masa Ijarah selesai.

5. Pembiayaan IMBT berdasarkan Fatwa DSN No. 27/DSN-

MUI/III/2002 tentang pembiayaan Al Ijarah Muntahiya Bittamlik,

tanggal 28 Maret 2002 adalah sebagai berikut, Ketentuan umum

yang berlaku dalam akad Ijarah Al Muntahiyyah Bittamlik

adalah:

a. Perjanjian untuk melakukan akad Ijarah Muntahiya Bittamlik

harus disepakati ketika akad Ijarah ditandatangani.

b. Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad.

c. Syarat-syarat ketentuan yang berlaku tentang Ijarah Muntahiya

Bittamlik:

d. Pihak yang melakukan Ijarah Muntahiya Bittamlik harus

melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu, akad pemindahan

kepemilikan baik dengan jual beli atau pemberian hanya dapat

dilakukan setelah masa Ijarah selesai. Janji pemindahan

kepemilikan yang disepakati diawal akad Ijarah adalah wa‟d,

yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin

dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan

yang dilakukan setelah masa Ijarah selesai.

Page 55: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

42

6. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No.59

a. Objek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik objek sewa pada

saat terjadinya perpindahan hak milik objek sewa.

b. Perpindahan hak milik objek sewa diakui jika seluruh

pembayaran sewa telah diselesaikan dan penyewa

membeli/menerima hibah dari pemilik objek sewa.

7. Dalam tataran syariah

a. Bank adalah pemilik aset selama masa sewa;

b. Bank tetap menjadi pemilik aset setelah masa sewa berakhir,

jika Nasabah tidak bersedia membuat akad pemindahan

kepemilikan (dengan jual beli/hibah);

c. Nasabah menjadi pemilik aset setelah akad pemindahan

kepemilikan dilakukan.

d. Akad pemindahan kepemilikan ditanda tangani sesudah masa

sewa berakhir.

8. Dalam tataran hukum positif jual beli

Sama seperti dalam financial lease, Nasabah membeli aset dari suplier

dengan dana pembiayaan dari Bank dan aset langsung dicatatkan atas

nama Nasabah (BPKB atau sertipikat tanah langsung atas nama

Nasabah);aset kemudian dikonstruksikan sebagai milik Bank (karena

dibeli dengan uang Bank) dan Bank menyewakannya kepada

Nasabah.

9. Perjanjian IMBT

a. Prinsip syariah melarang 2 akad dalam 1 perjanjian. Dengan

demikian, berbeda dengan perjanjian leasing, tidak

diperkenankan mengatur akad Ijarah dan akad jual beli/hibah

dalam 1 perjanjian. Namun tidak ada larangan untuk mengatur 1

akad dan 1 wa‟ad dalam 1perjanjian.

b. Dengan demikian di Perjanjian IMBT akadnya adalah Ijarah

dengan wa‟ad jual beli/hibah yang akan ditanda tangani setelah

Ijarah berakhir (jika Nasabah menghendakinya). Oleh karena itu

Page 56: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

43

perlu dilampirkan konsep perjanjian jual beli/hibah.

c. juga dilampirkan konsep kuasa kepada Bank untuk menjual aset

jika pada akhir masa Ijarah, Nasabah tidak ingin memiliki aset.

Kuasa jual diperlukan karena aset sejak masa Ijarah sudah

dicatatkan atas nama Nasabah. Konsep kuasa jual

ditandatangani setelah masa ijarah berakhir.

10. Perpajakan

a. Nasabah langsung membeli barang modal dari suplier dalam hal

barang modal bukan tanah/ bangunan, Nasabah membayar Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) kepada suplier, yang menjadi WAPU

(wajib pungut), yang menyetorkan PPN tersebut ke negara

(kantor pajak); dalam hal barang modal berupa tanah/ bangunan,

Nasabah membayar Bea Balik Nama ke Pejabat Pembuat Akta

Tanah (PPAT) yang wajib menyetorkannya ke negara (kantor

pajak) dan penjual tanah/bangunan membayar Pajak

Penghasilan final 5% ke negara (kantor pajak)

b. Ujroh yang dibayarkan oleh Nasabah kepada Bank tidak kena

withholding tax pasal 23 UU PPh

c. Bank Syariah, sebagaimana Bank Konvensional, hanya

membayar pajak atas segala keuntungan yang diterimanya

berdasarkan tarif progresif secara bulanan (PPh pasal 25) dan

tahunan (PPh pasal 29)

d. Bank Syariah, sebagaimana Bank Konvensional, hanya

membayar pajak atas segala keuntungan yang diterimanya

berdasarkan tarif progresif secara bulanan (PPh pasal 25) dan

tahunan (PPh pasal 29).

Page 57: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

44

BAB III

METODE PENELITIAN & IMPLEMENTASI AKAD IMBT

DIPERBANKAN SYARIAH

A. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu

termasuk jenis penelitian melalui pendekatan kualitatif. Peneliti

menggunakan pendekatan kualitatif karena permasalahan penelitian

perlu untuk diteliti lebih dalam. Peneliti ingin menggambarkan serta

menjelaskan secara mendalam mengenai kebijakan Bank Syariah

dalam menentukan pengalihan hak opsi pada pembiayaan IMBT pada

Perbankan Syariah ( Studi Komparasi pada Bank BJB Syariah, Bank

Muamalat Indonesia, Bank DKI Syariah ). Peneliti menggunakan

pendekatan kualitatif untuk mengembangkan suatu teori yang dapat

mendukung penelitian ini. Selain itu, peneiti memilih untuk

menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan penafsiran

pendekatan kualitatif oleh Creswell, yaitu :33

a. Pendekatan kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil

penelitian atau produk penelitian. Bagi peneliti, suatu proses

lebih penting daripada hasil penelitian. Peneliti mengemukakan

hal tersebut didasarkan pada saat peneliti melakukan penelitian

banyak mendapat banyak pelajaran dan pengetahuan lebih yang

dialami dari prosesnya bukan sekedar mendapatkan hasil dari

penelitian saja.

b. Pendekatan kualitatif sangat tertarik pada fenomena atau gejala

sosial. Bagi peneliti, kebijakan bank syariah dalam menentukan

pengalihan hak opsi antara jual beli atau hibah pada pembiayaan

33

J.W. Cresswell, Research design : Pendekatan kualitatif, kuantitatif , dan mixed,

(Yogyakarta : Pt. Pustaka Pelajar, 2010), Hal.143-145

Page 58: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

45

IMBT di perbankan syariah menarik untuk dibahas. Peneliti

tertarik untuk mengetahui bagaimana kebijakan bank syariah

dalam menentukan hak opsi (jual beli atau hibah) pada

pembiayaan IMBT serta kesesuaian implementasi akad IMBT di

Bank Syariah pada pembiayaannya.

c. Peneliti merupakan alat utama untuk memperoleh pengumpulan

dan analisi data, dimana data tersebut diperoleh dari wawancara

dan bukan merupakan data dari kuesioner atau olah data

statistik. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena

pada penelitian ini peneliti memiliki peran yang sangat penting

dalam penyelesaian penelitian ini. Peneliti memiliki tanggung

jawab besar terhadap proses maupun hasilnya.

d. Pendekatan kualitatif melibatkan lapangan, sehingga peneliti

terjun secara langsung ke individu atau instansi untuk

melakukan observasi. Peneliti langsung ke lapangan untuk

melakukan observasi, peneliti akan lebih memahami

permasalahan yang sebenarnya terjadi. Selain itu pada saat

proses penelitian, peneliti bisa menempatkan diri sebagai pihak

– pihak yang terkait, yaitu perbankan syariah yang menawarkan

produk pembiayaan IMBT, khususnya pada Bank BJB Syariah,

Bank Muamalat Indonesia, dan Bank DKI Syariah.

e. Pendekatan kualitatif menggambarkan bahwa peneliti tertarik

dengan proses, pengalaman dan memperoleh manfaat dari

wawancara dan bukti. Peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif dikarenakan peneliti harus terjun langsung kelapangan

pada proses penelitian dengan menggunakan menggunakan

pendekatan kualitatif. Pada saat terjun langsung ke lapangan

peneliti akan banyak mendapat pelajaran serta tantangan baru

yaitu harus tahu bagaimana bersikap dan menempatkan diri pada

saat melakukan wawancara dengan narasumber hal itu

diharuskan agar narasumber tertarik, tidak tersinggung, serta

Page 59: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

46

merasa nyaman dengan tema yang ditanyakan pada saat

wawancara.

f. Proses dari pendekatan kualitatif bersifat induksi, sehingga

peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesa, teori dan

kenyataan. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, agar

dapat membuat sebuah jawaban dari dasar kebijakan bank

syariah dalam menentukan pengalihan hak opsi (jual beli atau

hibah) pada pambiayaan IMBT dari hasil wawancara yang

dilakukan saat terjun langsung kelapangan bukan hanya dari

studi buku - buku, artikel, atau data-data pendukung lainnya

yang didapatkan secara tidak langsung.

2. Jenis Penelitian

Peneliti dalam penelitiannya menggunakan jenis penelitian yang

berdasarkan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan dimensi waktu.

a. Jenis penelitian berdasarkan tujuan penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Menurut

Nazir, metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu

pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Peneliti dalam penelitiannya mendeskriptifkan dan

menggambarkan kebijakan Bank Syariah yang dijadikan subjek

penelitian ats pengalihan hak opsi pada pembiayaan IMBT serta

menkomparasikan kebijakan tersebut.

b. Jenis penelitian berdasarkan manfaat penelitian

Berdasarkan manfaatnya penelitian ini merupakan penelitian

murni. Penelitian dasar atau penelitian murni adalah “pencarian

terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan

terhadap hasil suatu aktivitas”.34

34

Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta ; Ghalia Indonesia, hal 44.

Page 60: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

47

Peneliti dalam melakukan penelitiannya menggunakan

penelitian murni tujuan unuk mengembangkan teori mengenai

kebijakan bank syariah dalam menentukan pengalihan hak opsi

pada pembiayaan IMBT. Penelitian murni digunakan pada

lingkungan akademik dan penelitian ini digunakan untuk tujuan

akademis untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan murni.

c. Berdasarkan dimensi waktu

Penelitian ini dilakukan secara cross sectional, yaitu penelitian

dilakukan dalam satu waktu tertentu, pada saat melaksanakan

praktek dilapangan dalam mencari informasi mengenai

kebijakan bank syariah atas pengalihan hak opsi pada

pembiayaan IMBT.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian dengan dimensi

waktu cross sectional hanya dilakukan dalam satu waktu saja, akan

tetapi pada prakteknya penelitian ini berlangsung selama kurang lebih

satu tahun untuk menyelesaikan penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Terkait dengan pengumpulan data sebagai

kelengkapan penulisan skripsi ini, peneliti memperoleh informasi

dengan menggunakan beberapa sumber data, yaitu :

a. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mencari data yang pernah

ditulis peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan masalah

yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan untuk penelitian di

perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan oleh

seorang peneliti. Ada kalanya, perumusan masalah dan

pengambilan keputusan dapat dikerjakan bersamaan.35

35Nazir Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta ; Ghalia Indonesia, hal 47.

Page 61: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

48

b. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan wawancara mendalam dengan

menggunakan pedoman wawancara dengan beberapa informan

yang terkait. Metode wawancara adalah sebuah cara yang dapat

dipergunakan seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu,

dengan berusaha mendapatkan keterangan dan informasi atau

pendirian secara lisan dari seorang responden. Dalam penelitian

ini, wawancara dengan informan dilakukan secara langsung

(bertatap muka) dan menggunakan alat perekam. Pedoman

wawancara berupa daftar pertanyaan terbuka yang tidak

membatasi jawaban dari informan sehingga informan dapat

memberikan jawaban sesuai dengan pendapat mereka.

Wawancara ini menggunakan pedoman wawancara yang

memuat hal – hal yang ingin diketahui dan dapat dikembangkan

untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh. Data yang

diperoleh dari hasil wawancara merupakan data primer yang

akan diolah sesuai kebutuhan penelitian. Data tersebut akan

dinyatakan dalam bentuk tulisan deskripitif yang

menggambarkan mengaai kebijakan bank syariah dalam

menentukan pengalihan hak opsi pada pembiayaan IMBT.

4. Narasumber / Informan

Pemilihan informan pada penelitian difokuskan pada masalah

yang diteliti. Oleh karena hal tersebut wawancara yang dilakukan

kepada beberapa informan harus memiliki beberapa kriteria yang

mengacu pada apa yang telah ditetapkan oleh Neuman dalam bukunya

yaitu :

a. The informan is totally familiar with the culture and is in

position witness significant make a good informant.

b. The individual is currently involved in the field.

c. The person can speed time with the researcher.

Page 62: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

49

d. Non analitic individuals make better informants. A non analytic

informant is familiar with and use native folk theory a pragmatic

common sense.36

Berdasarkan kriteria tersebut diatas dan mengacu pada judul

penelitian ini, maka wawancara dilakukan kepada pihak – pihak yang

terkait dengan permasalahan penelitian. Adapun narasumber informan

yang peneliti wawancara adalah :

1) Hamdan & Arif, Legal & Financial Support Bank BJBSyariah.

2) Kurniati Budiasih, Bagian Pembiayaan Bank DKI Syariah.

3) Ahmad Nuryadi & Rizky Yusif, Sharia Compliance Bank

Muamalat & Research Development Team Leader Muamalat

Institute.

5. Penetuan Lokasi Penelitian

Dalam proses penelitian ini, peneliti menggunakan lokasi

penelitian di Bank BJB Syariah Cabang Dr. Supomo, Muamalat

Institute Cabang Tanjung Duren, Bank Dki Syariah Cabang Kebon

Kacang.

6. Batasan Penelitian

Penelitian ini terbatas hanya pada kebijakan bank syariah atas

pengalihan hak opsi (jual beli / hibah) pada IMBT murni. Pembatasan

penelitian ini dilakukan untuk mempersempit dan memfokuskan

wilayah penelitian.

7. Teknik penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan

Skripsi yang disusun oleh Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017.

36

W.L Neuman , Social Research Methods : qualitative and quantitative approaches, 5th

edition, (boston : Allyn and Bacon) hal 394-395.

Page 63: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

50

B. Implementasi Akad Ijarah Al-Muntahiyya Bit-Tamlik di Perbankan

Syariah

1. Pembiayaan Akad Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik di Bank Syariah

Pembiayaan merupakan salah satu fungsi bank syariah, dimana bank

syariah menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

dana tersebut. Pembiayaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu

pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif. Pembiayaan

konsumtif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam

arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi,

perdagangan, maupun investasi. Menurut keperluannya, pembiayaan

produktif dapat dibagi menjadi 2, yaitu: (1) Pembiayaan modal kerja,

yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a). Peningkatan

produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun

secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi,

dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of

place dari suatu barang; dan (2) Pembiayaan investasi, yaitu untuk

memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta

fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

Sedangkan pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis

digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Pembiayaan konsumtif

diperlukan oleh pengguna dana untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok

atau dasar) dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah

kebutuhan pokok, baik berupa barang, seperti37

makanan, minuman,

pakaian, dan tempat tinggal maupun berupa jasa, seperti pendidikan

dasar dan pengobatan. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan

tambahan, yang secara kuantitatif maupun kualitatif lebih tinggi atau

37

Sutan Remy sjahdeini. Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia, (Jakarta : Pustak Grapiti, 2005), hal. 70.

Page 64: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

51

lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa barang, seperti

makanan dan minuman, pakaian/perhiasan, bangunan rumah,

kendaraan dan sebagainya, maupun berupa jasa, seperti pendidikan,

pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan, dan sebagainya.38

Dalam

menyalurkan pembiayaan bank syariah dapat menggunakan

menggunakan akad mudharabah, musyarakah, murabahah, dan

Ijarah muntahiyyabit-tamlik.

Pembiayaan Ijarah dan leasing tidak lain adalah kegiatan

leasing yang dikenal dalam sistem keuangan yang tradisional.

Dalam transaksi Ijarah, bank menyewakan suatu aset yang

sebelumnya telah dibeli oleh bank kepada nasabahnya untuk

jangka waktu tertentu dengan jumlah sewa yang telah disepakati

dimuka. Dalam pelaksanaaannya, bank dapat membeli barang dari

pemasok barang dengan pemberian fasilitas bai‟salam kepada

pemasok barang.

Pada perjanjian Ijarah, seperti halnya pada leasing yang

diberikan oleh lembaga pembiayaan tradisional, pada akhir

perjanjian Ijarah barang yang disewa itu kembali pada pihak yang

menyewakan barang, yaiitu bank. Pada perjanjian Ijarah sepanjang

masa perjanjian Ijarah tersebut kepemilikan atas barang tetap

berada pada bank. Setelah barang kembali pada akhirmasa Ijarah,

bank dapat menyewakannya kembali kepada pihak lain yang

berminat atau menjual barang tersebut dengan memperoleh harga

atas penjualan barang bekas tersebut.

Pembiayaan Ijarah dan Ijarah mumtahiyah bittamlik (IMBT)

memiliki persamaan perlakuan dengan pembiayaan murabahah.

Kesamaan keduanya adlah bahwa pembiayaan tersebut termasuk

dalam kategori natural certainty contract, dan pada dasarnya

adalah kontrak jual beli. Perbedaan kedua jenis pembiayaan ini

38

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik , (Jakarta : Gema

Insani) h. 168.

Page 65: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

52

(Ijarah/IMBT dengan murabahah) hanyalah objek transaksi yang

diperjual belikan tersebut. Dalam pembiayaan murabahah, yang

menjadi objek transaksi adalah barang, misalnya rumah, mobil dan

sebagainya. Sedangkan yang menjadim objek transaksi Ijarah

adalah jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga

kerja.

Pada pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik di perbankan

syariah , akad tersebut dapat dijadikan pembiayaan produktif dan

juga pembiayaan konsumtif. Nasabah yang ingin melakukan

pembiayaan menggunakan akad IMBT terlebih dahulu harus

mengikuti prosedur untuk pelaksanaan pembiaayaan yang telah

ditetapkan oleh Bank Syariah serta melengkapi dokumen –

dokumen yang diperlukan untuk melakukan pembiayaan dengan

menggunakan akad IMBT. Persyaratan serta proses proses yang

ada pada pembiayaan merupakan prosedur pelaksanaan yang

ditujukan untuk mengenali calon nasabah yang akan melakukan

pembiayaan beritikad baik dan layak untuk menerima pembiayaan

dari bank syariah.

Itikad baik dalam diri nasabah bank dapat dinilai dengan

menggunakan prinsip kehati – hatian Bank yaitu, 5C (Character,

Capacity, Capital, Collateral, dan, Condition) serta 7P (Personality,

Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability, Protection).

Dalam hal ini pihak bank syariah akan mengumpulkan keterangan

dan meminta pendapat dari rekan-rekan nasabah mengenai

reputasi, kebiasaan, pribadi dan lainya serta dari dokumen –

dokumen yang telah diberikan nasabah kepada bank. Setelah

mengetahui kelayakan usaha calon nasabah, pihak bank

menganalisa aspek yuridis, keuangan, aspek manajemen, aspek

teknis dan produksi, aspek pemasaran, aspek jaminan, aspek sosial

ekonomi, dan AMDAL dan identifikasi mitigasi risiko. Penilaian

ini berdasarkan kebijakan serta kriteria Bank Syariah yang akan

Page 66: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

53

memberikan pembiayaan yang dilakukan oleh Analis serta Komite

Syariah.

2. Proses Pembiayaan IMBT di BankSyariah

Adapun proses pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah dalam

pembiayaan menggunakan Akad IMBT ialah 39

:

Gambar 3.1

Skema Pembiayaan IMBT

a. Calon nasabah datang ke bank syariah dengan membawa

surat permohonan untuk pembiayaan Ijarah. Dalam surat

permohonan tersebut nasabah menyampaikan kepada bank

syariah untuk melakukan pembiayaan menggunakan akad

IMBT diawali dengan Ijarah terlebih dahulu. Calon nasabah

menyampaikan maksud serta tujuannya untuk menyewa

barang / alat produksi / mesin / kendaraan yang dibutuhkan

dalam usaha bisnisnya atau rumah tempat tinggal untuk

disewa terlebih dahulu, serta menyampaikan sumber dana

untuk membayar sewa tersebut. Selain surat permohonan

39

Wawancara dengan Hamdan dan Putra selaku Legal dan Account Officer pada PT. Bank

BJB Syariah Cabang Supomo pada tanggal 13 Juni 2017.

Page 67: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

54

Ijarah nasabah juga menyertakan data-data perusahaan atau

data-data calon nasabah sesuai prosedur yang dibutuhkan

oleh bank dan sesuai dengan kebijakan bank,diantaranya:

1) Surat permohonan pembiayaan dari (calon) nasabah

2) Foto copy KTP pemohon dan Suami/Istri

3) Foto copy Kartu Keluarga

4) Foto copy Akta Nikah/Cerai/Pisah Harta.

5) Foto copy dokumen agunan pembiayaan, yaitu SHM/

SHGB/ SHPTU/ SHP Strata title di atas SHGB/ SHM

6) Foto copy NPWP (Pembiayaan diatas Rp. 50 juta)

7) Foto copy rekening koran atau tabungan selama 3 bulan

terakhir.

8) Nasabah wajib melampirkan informasi barang/ mesin/

peralatan/ rumah tempat tinggal juga yaitu, jumlah objek

sewa, tipe objek sewa, warna dan ukuran objek sewa, serta

penjual/ supplier yang menjual objek sewa tersebut.

b. Data supplier adalah informasi tentang nama, alamat, nomor

telepon, fax, serta e-mail yang dimiliki supplier. Kontak yang

berhubungan dengan nasabah dan keterangan lain yang

menyatakan status supplier.

c. Analis kelayakan pembiayaan di bank syariah akan

menganalisa kelayakan bisnis nasabah, historis usaha

nasabah. Demikian pula halnya dengan account officer

diwajibkan untuk menganalisa kelayakan usaha supplier yang

diajukan oleh nasabah. Apabaila nasabah tidak mempunyai

calon supplier, maka account officer berhak untuk

mencarikan supplier yang telah berkerjasama dengan bank

syariah maupun supplier baru. Pada tahapan ini Account

officer akan bertanya pada supplier apakah barang yang

dijadikan objek sewa sudah ready stock atau harus dipesan

terlebih dahulu.

Page 68: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

55

d. Bagian Legal di bank syariah akan mengadakan pengecekan

kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam bidang hukum,

dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh nasabah, bila bank

meminta adanya jaminan pada pembiayaan. Bagian

administrasi pembiayaan juga akan melakukan BI checking

atas nasabah dan BI checking atas supplier. Hasil

pemeriksaan (checking) akan disampaikan kepada kepala

cabang atau komite pembiayaan untuk memperoleh

persetujuan atas pengajuan pembiayaan oleh calon nasabah.

e. Bila permohonan calon nasabah dianggap tidak layak atau

suppliernya diragukan untuk diberikan pembiayaan, maka

permohonan pembiayaan dapat dianggap tidak layak untuk

mendapat fasilitas pembiayaan Ijarah. Maka seluruh

dokumen harus dikembalikan kepada nasabah, dan account

officer menyampaikan penolakan untuk melakukan

pembiayaan Ijarah kepada calon nasabah. Bila permohonan

calon nasabah dan supplier dianggap layak dan memenuhi

kriteria untuk diberikan pembiayaan, komite atau kepala

cabang akan memberikan persetujuan untuk memberikan

pembiayaan, disertai dengan kejelasan beberapa hal berikut, :

1) Harga beli barang/ mesin/ kendaraan/ rumah tinggal

dari supplier

2) Harga sewa barang/mesin/kendaraan pada nasabah

3) Jangka waktu penyewaan barang

4) Besarnya jaminan yang diberikan untuk menyewa

5) Persetujuan penunjukan supplier/penjual barang

6) Persetujuan untuk peindahan kepemilikan di akhir masa

sewa

7) Besarnya harga beli pada akhir priode sewa, apabila

menggunakan opsi pemindahan kepemilikan jual beli

8) Jaminan bila diperlukan dan Persyaratan lain yang

Page 69: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

56

harus dipenuhi oleh supplier dari bank syariah.

9) Berdasarkan persetujuan komite, kepala cabang,

account officer akan surat persetujuan permohonan

pembiayaan Ijarah kepada nasabah. Surat yang berisi

mengenai bank menyetujui permintaan nasabah untuk

membelikan barang. Dalam surat persetujuan

permohonan pembiayaan Ijarah perlu dinyatakan:

(a) spesifikasi barang yang akan disewa

(b) harga beli bank pada supplier

(c) biaya sewa

(d) jangka waktu sewa

(e) harga jual bank pada nasabah di akhir periode, jika

menggunakan opsi jual beli pada pemindahan

kepemilikan besarnya nilai jaminan untuk

menyewa, jaminan sebagai tanda keseriusan

nasabah untuk menyewa barang/peralatan

tersebut dari bank serta pemindahan kepemilikan

di akhir priode penyewaan.

f. Setelah menerima surat persetujuan permohonan pembiayaan

Ijarah dari bank, nasabah menyatakan persetujuannya atas

seluruh persyaratan yang diajukan bank termasuk melengkapi

seluruh dokumen yang diminta oleh bank dan memberikan

jaminan.

g. Nasabah memberikan jaminan dan bank memberikan Tanda

Terima Jaminan Sewa (TTJS) yang akan di tanda tangani

oleh nasabah sebagai bentuk persetujuan. setelah menerima

tanda terima jaminan sewa bagian administrasi pembiayaan

dapat mengeluarkan Surat Pemesanan Barang pada Supplier

(SPBPS) atau Purchase Order. Supplier menerima purchase

order atau SPBPS dari bagian administrasi dan menyatakan

barang tersedia serta siap untuk dikirimkan kepada nasabah.

Page 70: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

57

Bila bank telah menerima konfirmasi bahwa barang telah

tersedia dan siap untuk dikirmkan ke nasabah, bagian

administrasi pembayaran sudah dapat mempersiapkan akad

Ijarah, dimana bank syariah dan nasabah melakukan

perjanjian secara tertulis antara bank dan nasabah untuk

menyewakan barang objek Ijarah dalam jangka waktu

tertentu dan diakhir periode sewa nasabah akan melakukan

pemindahan kepemilikan terhadap

h. Selanjutnya antara bank dan supplier akan dilangsungkan

akad murabahah untuk jual beli barang/mesin/kendaraan

yang akan disewakan kepada nasabah. Pada saat ini terhadap

objek sewa tersebut dapat sekaligus dilakukan pengikatan

jaminan (bila perlu) yaitu jaminan yang lazim digunakan

seperti tanah, rumah, deposito, ataupun barang/mesin itu

sendiri, setelah akad murabahah antara bank dengan supplier,

otomatis proses pembelian barang telah terlaksana dan

barang menjadi milik bank.

i. Supplier mengeluarkan Surat Permohonan Realisasi

Murabahah (SPRM) kepada bank yang meminta pelunasan

harga beli barang. Dalam SPRM dirinci harga jual, uang

muka, sisa yang belum dilunasi agar dapat dibayarkan oleh

bank kepada supplier.

j. Bagian administrasi pembayaran dapat melakukan instruksi

pembayaran sejumlah harga beli barang langsung pada

rekening supplier atau melakukan cek atau instrumen lainnya

sesuai pernyataan supplier dalam Surat Permohonan

Realisasi Murabahah. Setelah menerima pembayaran supplier

akan menyerahkan Tanda Terima Uang Oleh Supplier

(TTUOS) dan mengirimkan barang pada nasabah dengan

melampirkan Surat Pengiriman Barang Pada Nasabah

(SPBPN). SPBPN sekurang-kurangnya rangkap 3 (tiga)

Page 71: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

58

yaitu:

1) Satu untuk supplier

2) Satu untuk nasabah

3) Satu wajib disimpan pada bank

k. Setelah barang diterima oleh nasabah, maka nasabah wajib

untuk menyerahkan pada bank Tanda Terima Barang Oleh

Nasabah (TTBON). TTBON sekurang-kurangnya rangkap 2

(dua) yaitu:

1) Satu untuk supplier

2) satu wajib disampaikan pada bank

l. Setelah nasabah menerima barang sewa yang sesuai dengan

spesifikasi yang diminta, selanjutnya nasabah mulai

melakukan pembayaran sewa sesuai dengan ketentuan pada

akad Ijarah.

m. Pada akhir periode masa sewa tersebut nasabah membeli

barang tersebut sesuai harga yang telah disepakati di akad

Ijarah atau pihak bank menghibahkan objek sewa tersebut

setelah nasabah melunasi sewa. Bagian pembiayaan akan

menerima pembayaran dari nasabah dan melakukan

pemindahan kepemilikan atas barang tersebut melalui akad

jual beli atau hibah.

n. Apabila saat berjalannya sewa nasabah tidak mampu membayar,

atau pembiayaan macet pada saat berjalannya sewa maka pihak

bank akan melakukan rescheduling, restructuring, atau

refinancing. Jika pihak nasabah tidak dapat melanjutkan

pembayaran sewa makan pihak bank akan melelang jaminan

atau dengan asuransi yang telah dibayarkan nasabah.

Page 72: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

59

BAB IV

PROFIL LEMBAGA &KOMPARASI KEBIJAKAN PENGALIHAN HAK

OPSI KEPEMILIKAN PADA AKAD IJARAH AL- MUNTAHIYYA BIT-

TAMLIK

A. Profil Bank DKI Syariah

Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT.

Bank DKI berdasarkan Surat Izin Bank Indonesia No.6/371/DPbS tanggal 8

Maret 2004, diresmikan operasional usahanya pada tanggal 16 Maret 2004

oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. H. Sutiyoso bertempat di Gedung Cabang

Syariah Wahid Hasyim Jl. KH. Wahid Hasyim no, 153, JakartaPusat.40

Modal awal Bank DKI Syariah diperoleh dari Bank DKI Kantor Pusat

sebesar Rp. 2 miliar. Kedudukan Bank DKI Syariah merupakan unit usaha

dari Bank DKI. Bank DKI dimiliki oleh Pemda DKI Jakarta dengan

kepemilikan saham 99.81% dan PD Pasar Jaya 0.19%. Sampai dengan akhir

tahun 2016 Bank DKI Syariah berhasil mencapai aset sebesar Rp.40,567

milyar dengan Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun sebesar

Rp.28,452 milyar dan penyaluran pembiayaan sebesar Rp.24,000 milyar dan

mampu menghasilkan laba sebesar Rp.163 milyar.41

Produk dan Jasa Bank DKI Syariah terdiri dari; produk penghimpunan dana,

produk pembiayaan, dan produk jasa. Produk penghimpunan dana terdiri

dari giro wadiah, deposito mudharabah, tabungan iB simpeda dengan

prinsip mudharabah, tabungan iB simpeda syariah dengan prinsip wadiah,

dan tabungan Taharoh (haji dan umrah) dengan prinsip mudharabah dan

wadi‟ah, serta Wakaf uang yang terdiri dari wakaf uang abadi dan wakaf

uang berjangka. Sementara produk pembiayaan terdiri dari; Kpr iB

(murabahah, Ijarah muntahiyya bittamlik), pembiayaan iB Investasi (skim

murabahah, Ijarah muntahiya bittamlik, Ijarah, istishna, dan salam),

pembiayaan modal kerja (skim mudharabah, murabahah, salam, dan

istishna), pembiayaan iB mikro syariah, pembiayaan iB beragunan tunai,

40

Company profile Bank DKI Syariah. 41

Diolah dari Informasi Bank DKI Segmen Unit Syariah Per Desember 2016.

Page 73: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

60

serta Gadai Emas iB. Sedangkan produk jasa yang saat ini telah dilakukan

adalah Kiriman uang, Pembayaran Air Minum (PAM), RTGS, Kliring,

Inkaso dsb.42

Kondisi kinerja keuangan Bank DKI Syariah hingga Desember 2007

dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut43

:

Tabel 3.1

Rasio Keuangan Bank DKI Syariah

No. Rasio Keuangan 2016 2015 2014 2013

1. ROA 2,29% 0,89% 2,10% 3,15%

2. NIM 6,78% 6,61% 6,56% 7,32%

3. FDR 87,41% 91,14% 92,57% 95,20%

4. NPF 2,92% 4,23% 4,38% 1,47%

5. BOPO 75,14% 90,99% 84,26% 74,99%

1. ROA (Return On Asset)

Return On Asset (ROA) secara umum daribulan Desember 2013 –

Desember 2016, mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013, rata- rata

ROA sebesar 3,15%. Kemudian pada tahun 2014, rata-rata ROA turun

menjadi 2,10% yang menunjukkan bahwa pada tahun 2014 tingkat

keuntungan yang dihasilkan lebih sedikit dibanding tahun 2013. Pada

tahun 2015 rata-rata ROA kembali mengalami penurunan menjadi

0,89%. Hal ini menunjukkan kinerja bank menurun dibandingkan

pada tahun sebelumnya sehingga keuntungan yang diterima bank lebih

sedikit dari tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2016 rata-rata

ROA mengalami peningkatan dibanding tahun 2015yaitu sebesar

2,29%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2016 tingkat

42

Company profile Bank DKI Syariah Tahun 2016. 43

Diolah dari Informasi Bank DKI Segmen Unit Syariah Per Desember 2013, 2014,2015

dan 2016.

Page 74: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

61

profitabilitas dalam bank tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun

2015. Hal ini disebabkan pada tahun 2016 kinerja bank lebih baik

serta peningkatan aktiva produktif dapat diimbangi oleh peningkatan

laba. Walaupun terjadi fluktuasi terhadap rasio ROA, rasio ROA

tersebut masih diatas nilai minimum dari ketentuan Bank Indonesia

yaitu > 1,22%.

2. Rasio NIM (Net Income Margin)

NIM (Net Income Margin) secara umum dari bulan Desember 2013

sampai Desember 2016 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013, rata-

rata NIM sebesar 7,32%. Kemudian pada tahun 2014, rata-rata NIM

turun menjadi 6,56% yang berarti pada tahun 2014 pengendalian biaya

kurang baik dibandingkan pada tahun 2013. Pada tahun 2015 rata-rata

NIM naik menjadi 6,61%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2015

manajemen berhasil menggerakkan aktiva produktif, seiring dengan

bertambahnya modal. Pada tahun 2016 rata-rata NIM kembali

meningkat menjadi 6,78%, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

aktiva produktif dapat diikuti oleh peningkatan laba yang signifikan

sehingga dapat terjadinya peningkatan kembali rasio NIM pada tahun

2016.

3. FDR (Financing to Deposit Ratio)

Financing to Deposit Ratio (FDR) secara umum dari Desember 2013

sampai dengan Desember 2016 mengalami penurunan yang signifikan

dan rasio FDR berada < 100%. Pada tahun 2013, rata-rata FDR

sebesar 95,20%. Kemudian pada tahun 2014 turun menjadi 92,57%..

Pada tahun 2015 rata-rata FDR turun menjadi 91,14%, dan turun

kembali pada tahun 2016 menjadi 87,41%, hal ini menunjukkan

bahwa Bank DKI Syaiah dapat mengefisiensikan DPK yang diterima

untuk penyaluran pembiayaan dalam arti kata lain DPK yang diterima

dapat diimbangi dengan penyaluran pembiayaan.

4. NPF (Non Performing Financing)

NPF (Non Performing Financing) atau jumlah pembiayaan

Page 75: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

62

bermasalah Bank DKI Syariah juga mengalami fluktuasi. Pada tahun

2013 dan 2014 masing- masing 1,47 % dan 4,38%. Pada Tahun 2014

NPF mengalami peningkatan dari tahun 2013 dikarenakan oleh dana

yang dikeluarkan oleh Bank Muamalat Indonesia untuk pembiayaan

tidak diimbangi dengan pengembalian dana pembiaayan oleh para

debitur. Sementara pada tahun 2015, NPF bank DKI Syariah

mengalami kenaikan sebesar 4,23 %, dan turun kembali pada posisi

2,92% di tahun 2016.

5. Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Rasio BOPO secara umum dari Desember 2013 sampai Desember

2016 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 , rata-rata BOPO sebesar

74,99%, kemudian rata–rata BOPO meningkat pada tahun 2014

menjadi 84,26%. Hal ini disebabkan oleh kurang efeisiennya Bank

Muamalat Indonesia dalam pengendalian biaya – biaya yang dapat

disebabkan oleh penambahan tenaga kerja dan meningkatnya biaya

administrasi dan umum. Kemudian pada tahun 2015 dan 2016

terjadinya penurunan rata-rata BOPO yaitu dari 90,99% menjadi

75,14, yang berarti pada tahun 2015 dan 2016 tingkat efisiensi

pengendalian biaya – biaya Bank DKI Syariah meningkat dibanding

tahun sebelumnya. Walaupun terjadi fluktuasi terhadap rasio BOPO

tersebut masih berada dibawah nilai maksimum ketentuan Bank

Indonesia yaitu sebesar 93,5%.

B. Profil Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia merupakan merupakan bank syariah

pertama di Indonesia yang berdiri pada 1 November 1991 atau 24 Rabi‟us

Tsani 1412. Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi pada 1 Mei 1992

atau 27 Syawal 1412 H dan menjadi pelopor bisnis keuangan syariah

lainnya.44

44

Company profile Bank Muamalat Tahun 2016.

Page 76: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

63

Pendirian Bank Muamalat Indonesia Indonesia digagas oleh

Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia

(ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari

Pemerintah Republik Indonesia.

Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412 H,

Bank Muamalat Indonesia Indonesia terus berinovasi dan mengeluarkan

produk- produk keuangan syariah seperti Asuransi Syariah (Asuransi

Takaful), Dana Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK

Muamalat) dan multifinance syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance) yang

seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia. Selain itu produk Bank yaitu

Shar-e yang diluncurkan pada tahun2004 juga merupakan tabungan

instan pertama di Indonesia. Produk Shar-e Gold Debit Visa yang

diluncurkan pada tahun 2011 tersebut mendapatkan penghargaan dari

Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Kartu Debit Syariah dengan

teknologi chip pertama di Indonesia serta layanan e-channel seperti

internet banking, mobile banking, ATM, dan cash management. Seluruh

produk-produk tersebut menjadi pionir produk syariah di Indonesia dan

menjadi tonggak sejarah penting di industri perbankan syariah.

Pada tahun 2009, Bank mendapatkan izin untuk membuka kantor

cabang di Kuala Lumpur, Malaysia dan menjadi bank pertama di

Indonesia serta satu-satunya yang mewujudkan ekspansi bisnis di

Malaysia. Hingga saat ini, Bank telah memiliki 363 kantor layanan

termasuk 1 (satu) kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga

didukung oleh jaringan layanan yang luas berupa 1.337 unit ATM

Muamalat, 120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima, 103 Mobil

Kas Keliling (mobile branch) serta lebih dari 11.000 jaringan ATM di

Malaysia melalui Malaysia Electronic Payment (MEPS).

Menginjak usianya yang ke-20 pada tahun 2012, Bank Muamalat

Indonesia Indonesia melakukan rebranding pada logo Bank untuk

semakin meningkatkan awareness terhadap image sebagai Bank syariah

Islami, Modern dan Profesional. Bank pun terus mewujudkan berbagai

Page 77: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

64

pencapaian serta prestasi yang diakui baik secara nasional maupun

internasional. Hingga saat ini, Bank beroperasi bersama beberapa entitas

anaknya dalam memberikan layanan terbaik yaitu Al-Ijarah Indonesia

Finance (ALIF) yang memberikan layanan pembiayaan syariah, (DPLK

Muamalat) yang memberikan layanan dana pensiun melalui Dana

Pensiun Lembaga Keuangan, dan Baitulmaal Muamalat yang

memberikan layanan untuk menyalurkan dana Zakat, Infak dan Sedekah

(ZIS).45

Bank Muamalat Indonesia memiliki layanan pengimpunan dana,

penyaluran dana, serta layanan jasa. Produk penghimpunan dana yang

disediakan oleh Bank Muamalat Indonesia adalah Tabungan yang terdiri

dari Tabungan IB Muamalat Haji dan Umrah, Tabungan IB Muamalat,

Tabungan IB Muamalat Dollar, dan Tabunganku. Giro yang terdiri Giro

IB Muamalat Attijary dan Giro IB Muamalat Ultima, Deposito yang

terdiri Deposito IB Mundharabah Muamalat.

Produk Pembiayaan dana yang disediakan oleh Bank Muamalat

Indonesia adalah KPR IB Muamalat yaitu KPR Muamalat iB adalah produk

pembiayaan yang akan membantu Anda untuk memiliki rumah tinggal,

rumah susun, apartemen dan condotel termasuk renovasi dan pembangunan

serta pengalihan (take- over) KPR dari bank lain dengan Dua pilihan akad

yaitu akad murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama

sewa, Pembiayaan IB Muamalat Pensiun yaitu produk pembiayaan yang

membantu anda untuk memenuhi kebutuhan di hari tua dengan sederet

keuntungan dan memenuhi prinsip syariah yang menenangkan. Produk ini

memfasilitasi pensiunan untuk kepemilikandan renovasi rumah tinggal,

pembelian kendaraan, biaya pendidikan anak, biaya pernikahan anak dan

umroh. Termasuk take over pembiayaan pensiun dari bank lain. Dua pilihan

yaitu akad murabahah (jual-beli) atau Ijarah multijasa, serta Pembiayaan IB

Muamalat Multiguna yaitu produk pembiayaan yang membantu anda untuk

45

Company profile Bank Muamalat Tahun 2016.

Page 78: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

65

memenuhi kebutuhan barang jasa konsumtif seperti bahan bangunan untuk

renovasi rumah, kepemilikan sepeda motor, biaya pendidikan, biaya

pernikahan dan perlengkapan rumah.

Bank Muamalat Indonesia juga menyediakan Layanan Kartu Share-E

Debit yang dapat digunakan nasabah untuk melakukan transaksi di ATM

dan toko/merchant di dalam negeri dan dapat digunakan untuk melakukan

berbagai transaksi di ATM Bank Muamalat Indonesia dan ATM Bersama.

Selain itu, transaksi pembayaran belanja dapat dilakukan diseluruh

toko/merchant yang berlogo Prima di dalam negeri.

Kondisi kinerja keuangan Bank Muamalat Indonesia hingga Desember 2016

dapat digambarkan sebagai berikut46

:

Tabel 3.2

Rasio Keuangan Bank Muamalat Indonesia

Rasio Keuangan 2016 2015 2014 2013

ROA 0,22% 0,20% 0,17% 0,50%

NIM 3,21% 4,09% 3,36% 4,64%

FDR 95,13% 90,30% 84,14% 99,90%

NPF 1,40% 4,20% 4,85% 1,56%

BOPO 93,50% 97,76% 97,36% 97,33%

1. ROA (Return On Asset)

Return On Asset (ROA) secara umum dari bulan Desember 2013 –

Desember 2016, mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013, rata-rata

ROA sebesar 0,50%. Kemudian pada tahun 2014, rata-rata ROA turun

menjadi 0,17% yang menunjukkan bahwa pada tahun 2014 tingkat

keuntungan yang dihasilkan lebih sedikit dibanding tahun 2013. Pada

tahun 2015 rata-rata ROA kembali naik menjadi 0,20%. Hal ini

46

Diolah dari Informasi Annual Report Bank Muamalat Per Desember 2013, 2014, 2015,

dan 2016.

Page 79: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

66

menunjukkan kinerja bank yang lebih baik dibandingpada

sebelumnya. Kemudian pada tahun 2016 rata-rata ROA mengalami

peningkatan kembali dibanding tahun 2015 yaitu sebesar 0,22%. Hal

ini menunjukkan bahwa pada tahun 2016 tingkat profitabilitas dalam

bank tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun 2015. Hal ini

disebabkan pada tahun 2016 kinerja bank lebih baik serta peningkatan

aktiva produktif dapat dimbangi oleh peningkatan laba. Namun sangat

disayangkan, rasio ROA tersebut masih dibawah nilai minimum dari

ketentuan Bank Indonesia yaitu > 1,22%.

2. Rasio NIM (Net Income Margin)

NIM (Net Income Margin) secara umum dari bulan Desember 2013

sampai Desember 2016 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013, rata-

rata NIM sebesar 4,64%. Kemudian pada tahun 2014, rata-rata NIM

turun menjadi 3,36% yang berarti pada tahun 2014 pengendalian biaya

kurang baik dibandingkan pada tahun 2013. Pada tahun 2015 rata-rata

NIM naik menjadi 4,09%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2015

manajemen berhasil menggerakkan aktiva produktif, seiring dengan

bertambahnya modal. Pada tahun 2016 rata-rata NIM kembali

menurun menjadi 3,21%, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

aktiva produktif yang tidak diikuti oleh peningkatan laba yang

signifikan.

3. FDR (Financing to Deposit Ratio)

Financing to Deposit Ratio (FDR) secara umum dari Desember 2013

sampai Desember 2016 selalu mengalami fluktuasi dan rasio FDR

berada < 100%. Pada tahun 2013, rata-rata FDR sebesar 99,99%.

Kemudian pada tahun 2014 turun menjadi 84,14%. Hal ini disebabkan

pada tahun 2014 peningkatan DPK tidak disertai oleh peningkatan

penyaluran pembiaayan. Pada tahun 2015 rata-rata FDR naik menjadi

90,30%, hal ini dikarenakan Bank Muamalat Indonesia sudah

mengimbangi kembali DPK yang diterima dengan pembiayaan yang

disalurkan. Kemudian pada tahun 2016 rata-rata FDR meningkat

Page 80: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

67

kembali menjadi 95,13%, hal ini menunjukkan bahwa Bank Muamalat

Indonesia dapat mengefisiensikan DPK yang diterima untuk

penyaluran pembiayaan.

4. Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Rasio BOPO secara umum dari Desember 2013 sampai Desember

2016 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013, rata-rata BOPO sebesar

93,86%, kemudian rata – rata BOPO meningkat pada tahun 2014

menjadi 97,33%. Hal ini disebabkan oleh kurang efeisien nya Bank

Muamalat Indonesia dalam pengendalian biaya – biaya yang dapat

disebabkan oleh penambahan tenaga kerja dan meningkatnya biaya

administrasi dan umum. Kemudian pada tahun 2015 dan 2016 kembali

terjadinya peningkatan rata-rata BOPO yaitu dari 97,36% menjadi

97,76 , yang berarti pada tahun 2015 dan 2016 tingkat efisiensi

pengendalian biaya – biaya Bank Muamalat Indonesia kembali

menurun dibanding tahun sebelumnya. Sangat disayangkan rasio

tersebut berada diatas nilai maksimum ketentuan Bank Indonesia yaitu

sebesar 93,5%.

5. NPF (Non Performing Financing)

NPF (Non Performing Financing) atau jumlah pembiayaan

bermasalah Bank Muamalat Indonesia juga mengalami fluktuasi. Pada

tahun 2013 dan 2014 masing- masing 1,56 % dan 4,85%. Pada Tahun

2014 NPF mengalami peningkatan dari tahun 2013 dikarenakan oleh

dana yang dikeluarkan oleh Bank Muamalat Indonesia untuk

pembiayaan tidak diimbangi dengan pengembalian dana pembiaayan

oleh para debitur. Sementara pada tahun 2015, NPF Bank Muamalat

Indonesia mengalami penurunan sebesar 4,20 %, dan turun kembali

pada posisi 1,40% di tahun 2016.

C. Profil Bank BJB Syariah

Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit

Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten

Page 81: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

68

Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk

menggunakan jasa perbankan syariah pada saat itu. Setelah 10 (sepuluh)

tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah, manajemen PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. berpandangan bahwa

untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta mendukung program

Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share perbankan syariah,

maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. diputuskan untuk

menjadikan Divisi/Unit Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah.

Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal

15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan Akta Pendirian

Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat

pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor

AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.

Pada saat pendirian bank bjb syariah memiliki modal disetor sebesar

Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan saham bank bjb

syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten

Tbk. dan PT Global Banten Development, dengan komposisi PT Bank

Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. sebesar

Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh lima milyar rupiah) dan

PT Banten Global Development sebesar Rp.5.000.000.000 (lima milyar

rupiah).

Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya, setelah

diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor 12/629/DPbS

tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu dilaksanakan cut off dari

Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. yang menjadi cikal bakal bank bjb syariah.

Kemudian, pada tanggal 21 juni 2011, berdasarkan akta No 10

tentang penambahan modal disetor yang dibuat oleh Notaris Popy Kuntari

Page 82: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

69

Sutresna dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia nomor AHU-AH.01.10-23713 Tahun 2011 tanggal 25 Juli

2011, PT Banten Global Development menambahkan modal disetor sebesar

Rp. 7.000.000.000 (tujuh milyar rupiah), sehingga saham total seluruhnya

menjadi Rp. 507.000.000.000 (lima ratus tujuh milyar rupiah), dengan

komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.

sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus Sembilan puluh lima milyar

rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp.12.000.000.000

(dua belas milyar rupiah).

Pada tanggal 31 Juli 2012, berdasarkan akta nomor 27 perihal

Pelaksanaan Putusan RUPS Lainnya Tahun 2012, PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk dan PT Banten Global Development

menambahkan model disetor sehingga total modal PT Bank Jabar Banten

Syariah menjadi sebesar Rp 609.000.000.000,- (enam ratus sembilan milyar

rupiah), dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten,Tbk sebesar Rp 595.000.000.000,- (lima ratus sembilan puluh lima

milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar Rp

14.000.000.000,- (empat belas milyar rupiah).47

Produk dan Jasa Bank BJB Syariah terdiri dari; produk penghimpunan

dana, produk pembiayaan, dan produk jasa. Produk penghimpunan dana

terdiri dari giro iB maslahah dengan prinsip wadiah yadh dhamanah,

deposito iB maslahah dengan prinsip mudharabah mutlaqah, tabungan iB

maslahah Tabungan iB maslahah merupakan produk simpanan yang

menggunakan prinsip wadiah yadh dhamanah dan mudharabah mutlaqah ,

dan tabungan iB Haji maslahah, serta simpel iB (simpanan pelajar) denga

prinsip mudharabah mutlaqah. Sementara produk pembiayaan terdiri

pembiayaan produktif dan konsumtif. Pembiayaan produktif teridiri dari

pembiayaan modal kerja dan investasi. Sementara pembiayaan konsumtif

terdiri dari Dana talangan haji iB maslahah, pembiayaan kepemilikan

kendaraan bermotor iB maslahah, pembiayaan pemilikan rumah iB

47

Company profile Bank BJB Syariah.

Page 83: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

70

maslahah, pembiayaan serbaguna iB maslahah, mitra emas iB maslahah dan,

pembiayaan kepemilikan iB maslahah. Sedangkan produk jasa yang saat ini

telah dilakukan adalah Kiriman uang, Layanan jemput maslahah, Layanan

PPOB , RTGS, Kliring, Inkaso dsb.48

Kondisi kinerja keuangan Bank BJB Syariah hingga Desember 2016 dapat

digambarkan sebagai berikut49

:

Tabel 3.3

Rasio Keuagan Bank BJB Syariah

Rasio Keuangan 2016 2015 2014 2013

ROA -8,19% 0,25 0,72% 0,91%

NIM 5,16% 5,68 4,88% 6,65%

FDR 98,73% 104,75% 84,02% 97,40%

NPF 17,93% 6,93% 5,84% 1,16%

BOPO 122,74% 98,78% 91,01% 85,76%

1. ROA (Return On Asset)

Return On Asset (ROA) secara umum dari bulan Desember 2013–

Desember 2016, mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 ROA

sebesar 0,91% mengalami penurunan di tahun 2014, yaitu rata-rata

ROA sebesar 0,72% dan pada tahun 2015 rata-rata ROA mengalami

penurunan kembali menjadi 0,25%. Hal ini menunjukkan kinerja

bank menurun dibandingkan pada tahun sebelumnya sehingga

keuntungan yang diterima bank lebih sedikit dari tahun sebelumnya.

Kemudian pada tahun 2016 rata-rata ROA mengalami penurunan

kembali dibanding tahun 2015 yaitu sebesar -8,19 %. Hal ini

menunjukkan bahwa pada tahun 2016 tingkat profitabilitas dalam

48

Company profile Bank BJB Syariah Tahun 2016. 49

Diolah dari Informasi Annual Report BJB Segmen Unit Syariah Per Desember 2013,

2014,2015 dan 2016 .

Page 84: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

71

bank tersebut semakin menurun dibandingkan tahun 2015. Hal ini

disebabkan pada tahun 2016 kinerja bank semakin menurun

dikarenakan aktiva produktif tidak dapat dimbangi oleh peningkatan

laba. Sangat disayangkan terjadi penurunan terhadap rasio ROA,

sehingga rasio ROA tersebut berada dibawah nilai minimum dari

ketentuan Bank Indonesia yaitu > 1,22%.

2. Rasio NIM (Net Income Margin)

NIM (Net Income Margin) secara umum dari bulan Desember 2013

sampai Desember 2016 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013, rata-

rata NIM sebesar 6,65%. Kemudian pada tahun 2014, rata-rata NIM

turun menjadi 4,88% yang berarti pada tahun 2014 pengendalian biaya

kurang baik dibandingkan pada tahun 2013. Pada tahun 2015 rata-rata

NIM naik menjadi 5,86%. Hal ini berarti bahwa pada tahun 2015

manajemen berhasil menggerakkan aktiva produktif, seiring dengan

bertambahnya modal. Pada tahun 2016 rata-rata NIM kembali

menurun menjadi 5,16%, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

aktiva produktif yang tidak diikuti oleh peningkatan laba yang

signifikan.

3. FDR (Financing to Deposit Ratio)

Financing to Deposit Ratio (FDR) secara umum dari Desember 2013

sampai dengan Desember 2016 mengalami fluktuasi dan rasio FDR.

Pada tahun 2013 97,40 mengalami penurunan di tahun 2014,yaitu

rata-rata FDR menjadi sebesar 84,02%. Hal tersebut menunjukkan

bawa jumlah DPK yang diterima dapat diimbangi dengan jumlah

pembiayaan yang disalurkan. Kemudian pada tahun 2015 meningkat

menjadi 104,75 % hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah DPK

yang diterima tidak diimbangi oleh penyaluran yang diberikan untuk

pembiayaan.. Pada tahun 2016 rata-rata FDR turun menjadi 98,73

hal ini menunjukkan bahwa ditahun selanjutnya Bank BJB Syariah

sudah kembali dapat mengefisiensikan DPK yang diterima untuk

penyaluran pembiayaan dalam arti kata lain DPK yang diterima

Page 85: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

72

sudah mulai dapat diimbangi dengan penyaluran pembiayaan..

4. Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Rasio BOPO secara umum dari Desember 2014 sampai Desember

2016 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2013 Rasio BOPO sebesar

85,76% kemudian meningkat pada tahun 2014 ,yaitu rata-rata BOPO

sebesar 91,01%, kemudian rata – rata BOPO meningkat kembali

pada tahun 2015 menjadi 98,78%. Hal ini disebabkan oleh kurang

efeisiennya Bank BJB Syariah dalam pengendalian biaya – biaya

yang dapat disebabkan oleh penambahan tenaga kerja dan

meningkatnya biaya administrasi dan umum. Kemudian pada tahun

2015 dan 2016 terjadinya kenaikan kembali rata-rata BOPO yaitu

dari 98,78% menjadi 122,74%, yang berarti pada tahun 2015 dan

2016 meningkatnya biaya beban operasional Bank BJB Syariah

sehingga menimbulkan terjadinya peningkatan pula pada rasio BOPO

ditahun 2016.Sangat disayangkan meningkatnya beban operasional

berpengaruh terhadap rasio BOPO tersebut sehinga rasio BOPO

berada diatas nilai maksimum ketentuan Bank Indonesia yaitu

sebesar 93,5%.

5. NPF (Non Performing Financing)

NPF (Non Performing Financing) atau jumlah pembiayaan

bermasalah Bank BJB Syariah juga mengalami fluktuasi. Pada tahun

2013 jumlah rasio NPF sebesar 1,16% kemudian meningkat pada

tahun 2014 dan 2015 masing-masing sebesar 5,84 % dan 6,93%.

Pada Tahun 2015 NPF mengalami peningkatan dari tahun 2014

dikarenakan oleh dana yang dikeluarkan oleh Bank BJB Syariah

untuk pembiayaan tidak diimbangi dengan pengembalian dana

pembiaayan oleh para debitur. Sementara pada tahun 2016, NPF

bank DKI Syariah mengalami kenaikan kembali sebesar 17,93 yang

disebabkan oleh penyaluran dana untuk pembiayaan tidak diimbangi

pengembalian dana oleh para debitur atau terjadinya kenaikan jumlah

kredit macet oleh para nasabah yang melakukan pembiayaan.

Page 86: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

73

D. Komparasi Penggunaan Akad IMBT Pada Produk Pembiayaan di

Bank Syariah

Pada umumnya bank syariah memiliki beragam akad yang dapat

ditawarkan kepada nasabah untuk melakukan penyaluran pembiayaan.

Penyaluran pembiayaan dapat dilakukan dengan menggunakan akad

murabahah, mudharabah, musyarakah, Ijarah, serta Ijarah al –muntahiiya

bit tamlik. Pada saat nasabah ingin mengajukan pembiayaan nasabah dapat

memilih akad yang sesuai dengan kebutuhannya. Apabila nasabah ingin

menyewa sebuah barang terlebih dahulu, namun pada akhir masa sewa

nasabah ingin memiliki barang tersebut maka akad IMBT menjadi pilihan

yang tepat untuk nasabah pada saat akan mengajukan pembiayaan.

Secara teoritik akad IMBT dapat digunakan baik untuk pembiayaan

produktif maupun pembiayaan konsumtif, selama barang yang dijadikan

objek sewa pada pembiayaan tersebut dengan menggunakan akad IMBT

tergolong barang yang halal, tidak bertentangan dengan prinsip syariah,

serta manfaat pada barang tersebut dapat dinilai. Barang yang dijadikan

objek sewa pada akad IMBT dapat berupa alat berat, mesin, rumah tinggal,

dll. Sesuai dengan Fatwa DSN 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan

Ijarah objek Ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau

jasa.Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan

dalam kontrak barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak

diharamkan). Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai

dengan syari'ah. Selama barang yang akan dijadikan objek sewa sesuai dan

tidak melanggar prinsip syariah maka Bank Syariah dapat menggunakan

akad IMBT pada pembiayaannya.

Menurut data diatas dapat disimpulkan bahwa, Bank syariah yang

telah dijadikan objek peneliian dalam penelitian ini memiliki perbedaan

dalam menggunakan akad IMBT terhadap produk pembiayaannya.

Dikarenakan oleh pertimbangan tersendiri terhadap penentuan penggunaan

akad IMBT pada produknya.

Page 87: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

74

Tabel 4.1

Pembiayaan dengan Akad IMBT

NO. Bank

Syariah Pembiayaan dengan Akad IMBT

Bank

Muamalat

Indonesia

Pembiayaan Investasi yaitu pembiayaan yang dapat

digunakan untuk pembelian atau penyewaan tempat

usaha, peralatan investasi (mesin, kendaraan, alat

berat, dll), dan pembangunan.

Bank BJB

Syariah

KPR yaitu pembiayaan yang diberikan kepada

perorangan untuk membeli, membangun dan atau

renovasi (termasuk ruko, rukan, apartemen dan

sejenisnya dan Pembiayaan Multiguna, yaitu

pembiayaan yang diberikan Bank kepadaNasabah

untuk tujuan membiayai kebutuhan nasabah dalam

rangka memperoleh benda/barang seperti kendaraan

bermotor, mobil, tanah dan/atau bangunan, dan logam

mulia.

Bank DKI

Syariah

KPR yaitu pembiayaan kepemilikan rumah

diperuntukkan bagi para pegawai PNS,

BUMN/BUMD, Swasta, Wirausaha maupun

Professional dengan jangka waktu maksimal 15 tahun

dan Pembiayaan Investasi yaitu pembiayaan Investasi

untuk keperluan menyewa, membangun gedung,

memiliki kendaraan dll, dengan mengangsur dimana

diakhir periode angsuran nasabah dapat memiliki

aktiva tersebut atau hanya sewa saja.

Page 88: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

75

Bank Muamalat Indonesia menggunakan akad IMBT pada produk

pembiayaanya sejak tahun 2002. Pada Bank Muamalat Indonesia,

pembiayaan investasi dikhususkan kepada nasabah yang ingin melakukan

pembelian atau penyewaan tempat usaha, peralatan investasi (mesin,

kendaraan, alat berat, dll) sehingga akad IMBT tepat digunakan untuk

pembiayaan investasi ini, nasabah dapat melakukan pembelian atau sewa

saja. Pertimbangan Bank Muamalat Indonesia tidak menggunakan akad

IMBT pada produk KPRnya dikarenakan produk KPR didominasi oleh akad

murabahah sehingga belum dimungkinkannya pembiayaan KPR dengan

menggunakan akad IMBT, hal ini juga dilakukan untuk meminimalisir

risiko mengingat pada akad IMBT nasabah bisa saja tidak melakukan

perpindahan kepemillikan terhadap barang tersebut diakhir tersebut, tidak

seperti akad murabahah dimana kepemilikan rumah tersebut langsung

menjadi milik nasabah.50

Selanjutnya pada Bank DKI Syariah, Bank DKI Syariah

menggunakan akad IMBT pada produknya pembiayaannya sejak tahun

2004. Akad IMBT digunakan untuk pembiayaan KPR dikarenakan oleh

pertimbangan bank dimana rumah dapat dijadikan objek sewa pada akad

IMBT, serta pada akad IMBT harga sewa dapat dinaikkan sesuai dengan

kesepakatan kedua belah pihak, sehingga hal ini dapat menguntungkan bank

ketika terjadinya penurunan ekonomi atau terjadi sesuatu yang

menyebabkan terjadinya overhead cost terhadap barang sewa tersebut.

Walau akad murabahah tetap mendominasi pada pembiayaan KPR, namun

Bank DKI syariah tetap menggunakan akad IMBT pada produk KPR nya.

Lalu pertimbangan bank syariah menggunakan akad IMBT untuk

pembiayaan investasi dikarenakan oleh pembiayaan investasi dikhususkan

kepada nasabah yang memiliki atau menyewa saja alat berat, mesin,

bangunan, atau kendaraan bermotor, sehingga akad IMBT sangat tepat

50

Wawancara dengan Ahmad Nuryadi & Rizky Yusif, Sharia Compliance Bank

Muamalat & Research Development Team Leader Muamalat Institute.

Page 89: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

76

untuk digunakan pada produk pembiayaan ini.51

Bank BJB Syariah menggunakan akad IMBT pada produk

pembiayannya sejak tahun 2010. Bank BJB Syariah menggunakan akad

IMBT sebagai salah satu pilihan pada produk pembiayaan KPR dan

Pembiayaan multiguna. Akad IMBT digunakan pada KPR dikarenakan

pembiayaan ini dikhususkan kepada nasabah perorangan untuk membeli,

membangun dan atau renovasi (termasuk ruko, rukan, apartemen dan

sejenisnya) sehingga akad IMBT tepat untuk dijadikan alternatif untuk

pembiayaan KPR selain menggunakan akad murabaha, perbedaannya

adalah jika menggunakan akad IMBT nasabah akan terlebih dahulu

melakukan sewa terhadap rumah tersebut, lalu melakukan perpindahan

kepemilikan pada akhir masa sewa tersebut. Namun sangat disayangkan,

Bank BJB Syariah hingga kurun waktu 2010 – 2017 belum pernah

melakukan pembiayaan KPR dengan menggunakan akad IMBT.

Selanjutnya, pertimbangan bank syariah menggunakan akad IMBT sebagai

salah satu alternatif akad pada produk pembiayaan multiguna dikarenakan

oleh pembiayaan multiguna dikhusukan kepada nasabah yang ingin

memperoleh benda/barang seperti kendaraan bermotor, mobil, tanah

dan/atau bangunan, dan logam mulia sehingga benda/barang tersebut dapat

dijadikan objek sewa dengan menggunakan akad IMBT, akan tetapi

sebelum nasabah dapat memperoleh barang tersebut nasabah harus terlebih

dahulu menyewa lalu pada akhir masa sewa melakukan perpindahan

kepemilikan terhadap benda/barang tersebut. Namun sangat disayangkan

hingga kurun waktu 7 tahun sejak bank BJB Syariah menggunakan akad

tersebut terhitung hanya satu nasabah yang melakukan pembiayaan

multiguna (alat berat) dengan menggunakan akad IMBT.52

51Wawancara dengan dengan Kurniati Budiasih, Pembiayaan Bank DKI Syariah.

52

Wawancara dengan Hamdan & Arif, Legal & Financial Support Bank BJBSyariah.

Page 90: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

77

E. Komparasi Kebijakan Pengalihan Hak Opsi Pada AkadIMBT

Al-Ijārah al-Muntahiya bit Al-Tamlik adalah perpaduan antara

kontrak jual beli dan sewa, lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan

kepemilikan barang di tangan si penyewa.53

Fatwa Dewan Syariah Nasional

tentang Al-IjarahAl-Muntahiyah bit Al- tamlik sebagaimana tertuang dalam

fatwanya Nomor: 27/DSN- MUI/III/2002 mendefinisikan akad ini adalah

akad penyediaan dan dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat

dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi

pemindahan kepemilikan barang kepada pihak penyewa. Pilihan untuk

menjual barang diakhir masa sewa biasanya diambil apabila kemampuan

finansial penyewa untuk membayar sewa relatif kecil. Karena sewa yang

dibayar relatif kecil, akumulasi nilai sewa yang sudah dibayarkan sampai

akhir periode sewa belum mencukupi harga beli barang tersebut dan margin

laba yang ditetapkan oleh bank. Karena itu untuk menutupi kekurangan

tersebut apabila pihak penyewa ingin memiliki barang tersebut, maka ia

harus membeli barang tersebut diakhir periode. Sedangkan pilihan untuk

menghibahkan barang diakhir masa sewa biasanya diambil bila kemampuan

finansial penyewa untuk membayar sewa relatif lebih besar. Karena sewa

yang dibayarkan relatif besar jumlahnya, edangkan akumulasi sewa diakhir

periode sewa sudah mencukupi untuk menutup harga beli barang dan

margin laba yang telah ditetapkan oleh bank. Dengan demikian penyewa

dapat menghibahkan barang tersebut diakhir masa periode sewa kepada

pihak penyewa.54

53

MuhammadSyafi‟iAntonio,BankSyariahDariTeorikePraktek,(Jakarta:Gema

Insani,2001),117.

54 Didik Hijrianto, “Pelaksanaan Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiyah Bittamlik Pada

Bank Muamalat Indonesia Cabang Mataram”, Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan

Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2010.

Page 91: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

78

1. Kebijakan atas pengalihan hak opsi akad IMBT di Bank DKI

Syariah

Dari data yang telah didapat, setiap bank yang dijadikan objek

penelitian memiliki kebijakan yang berbeda atas pengalihan

kepemilikan, baik kepemilikan melalui hak opsi jual beli atau melalui

hak opsi hibah. Kebijakan atas pengalihan hak opsi pada akad IMBT

(jual beli / hibah) di Bank DKI Syariah didasari olehbagaimana cara

nasabah melakukan pembayaran pada saat berlangsungnya

pembiayaan. Nasabah diberikan hak opsi jual beli ketika nasabah

melakukan pelunasan dipercepat pada saat berlangsungnya masa

sewa. Pada saat pelunasan dipercepat nasabah hanya membayar harga

pokok dari barang tersebut, dan dua kali masa biaya sewa serta

margin. Sedangkan Bank DKI Syariah memberikan nasabah hak opsi

hibah yaitu ketika nasabah melakukan pembayaran sewa secara

periodik berikut margin sampai dengan akhir masa sewa, ketika

jumlah uang sewa yang dibayarkan sudah mencukupi harga pokok

beserta margin yang telah ditentukan oleh bank syariah pada awal

akad maka pada akhir sewa tersebut bank syariah akan melakukan

perpindahan kepemilihan dengan opsi hibah. Didalam perjanjian

IMBT terkait pengalilhan hak kepemilikan selama nasabah belum

melunasi uang sewa objek IMBT adalah milik bank, surat-surat yang

terkait bukti kepemilikan objek tersebut juga disimpan oleh pihak

bank. Dalam perjanjian IMBT juga dinyatakan bahwa objek sewa

akan dihibahkan pada akhir masa sewa setelah menyelsaikan

kewajibannya, Jika nasabah mengakhiri sewa sebelum masa sewa

berakhir, maka akan dilakukan jual beli terhadap objek tersebut

dengan besaran menurut bank.

Page 92: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

79

Gambar 4.1

Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Jual Beli di

Bank DKI Syariah

Keterangan :

a) Nasabah melakukan indentifikasi serta memilih barang yang

ingin dibeli dari supplier.

b) Nasabah melakukan pengajuan IMBT ke Bank Syariah.

c) Setelah Bank Syariah menyetujui pengajuan pembiayaan

nasabah, Bank Syariah melakukan jual beli dengan supplier

dengan spesifikasi barang yang telah disebutkan oleh nasabah.

d) Bank Syariah mulai melakukan sewa menyewa / Ijarah dengan

nasabah, dimana nasabah melakukan pembayaran sewa secara

periodik.

e) Pada saat berlangsungnya masa sewa, Nasabah ingin melakukan

pelunasan dipercepat.

f) Nasabah melunasi dengan membayar sisa harga pokok

pembelian + 2 kali harga sewa dan margin.

g) Bank syariah melakukan perpindahan hak kepemilikan dengan

memberikan hak opsi jual beli kepada nasabah yang telah

melakukan pelunasan dipercepat.

Page 93: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

80

Berdasarkan PSAK No.107 disebutkan bahwa pada penjualan

objek Ijarah sebelum berakhirnya masa sewa, sebesar sisa cicilan

sewa atau jumlah yang disepakati, maka selisih antara harga jual dan

jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

Dalam hal ini bank sebagai pemilik objek sewa mengakui keuntungan

atau kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih antara harga jual

dan nilai bersih objek sewa.55

Sesuai dengan kebijakan bank BJB

syariah pengalihan kepemilikan dilakukan dengan akad jual apabila

nasabah melakukan pelunasan sebelum berakhirnya masa sewa,

jumlah yang disepakati adalah sisa harga pokok objek sewa beserta

dua kali margin.

Gambar 4.2

Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Hibah di Bank

DKI Syariah

Keterangan :

a) Nasabah melakukan indentifikasi serta memilih barang yang

ingin dibeli dari supplier.

b) Nasabah melakukan pengajuan IMBT ke Bank Syariah.

55

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.107 Akuntansi Ijarah

Page 94: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

81

c) Setelah Bank Syariah menyetujui pengajuan pembiayaan

nasabah, Bank Syariah melakukan jual beli dengan supplier

dengan spesifikasi barang yang telah disebutkan oleh nasabah.

d) Bank Syariah mulai melakukan sewa menyewa / Ijarah denngan

nasabah, dimana nasabah melakukan pembayaran sewa/Ijarah

secara periodik.

e) Nasabah melakukan pembayaran sewa/Ijarah kepada Bank

Syariah hingga akhir masasewa.

f) Bank syariah melakukan perpindahan hak kepemilikan dengan

memberikan opsi hibah kepada nasabah yang telah melakukan

pembayaran sewa hingga akhir masa sewa, karena jumlah

sewa/Ijarah yang dibayarkan sudah mencukupi harga pokok

beserta margin.

Berdasarkan PSAK No.107 disebutkan bahwa pada akhir masa

sewa, setelah bulan terakhir pada masa sewa bank melakukan

pelepasan aset Ijarah dengan menghadiahkan atau menghibahkan aset

Ijarah tersebut kepada nasabah.56

Sesuai dengan kebijakan bank DKI

syariah pengalihan kepemilikan dilakukan dengan akad hibah apabila

nasabah telah melakukan pembayaran hingga akhir masa sewa, dan

pembayaran sewa yang dilakukan telah mencukupi harga yang telah

ditentukan oleh bank. Berikut akan disimulasikan perhitungan

transaksi akad IMBT di bank DKI Syariah

Teknis Perhitungan Transaksi IMBT bagi Bank DKI Syariah

Teknis Perhitungan Transaksi IMBT di Bank DKI Syariah diawali

dengan melakukan akad Ijarah terlebih dahulu. Ketentuan untuk

transaksi Ijarah diatur dalam PSAK no.107 yang berlaku untuk

penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Standar ini memuat

tentang mekanisme transaksi dan ketentuan mengenai pengakuan dan

56

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.107 Akuntansi Ijarah

Page 95: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

82

pengukuran transaksi yang terdapat dalam skema Ijarah baik untuk

pemberi sewa maupun penyewa.

Pembahasan teknis perhitungan transaksi Ijarah akan mengacu pada

contoh kasus berikut.

Nasabah Bank DKI Syariah membutuhkan sebuah rumah tinggal.

Pada bulan Agustus 2015, Nasabah tersebut mengajukan permohonan

KPR menggunakan akad Ijarah kepada Bank DKI Syariah. Adapun

informasi mengenai rincian pengajuan pembiayaan tersebut adalah

sebagai berikut.

Biaya perolehan barang : Rp 500.000.000

Umur ekonomis barang : 10 tahun (120 bulan)

Masa Sewa : 120 bulan

Nilai sisa umur ekonomis : 0

Pendapatan Fee Ijarah : 20%

Uang Muka Sewa : Rp 75.000.000

Biaya Administrasi : Rp 6.375.600

Sewa per bulan : Rp 4.250.400

Waktu Pengalihan Kepemilikan : setelah bulan ke-120

a. Perhitungan penyusutan dan pendapatan fee Ijarah

Disimulasikan Bank BJB Syariah inign memperoleh keuntungan 15%

dari modal penyewaan (beban penyusutan).

Penyusutan per bulan = Harga Perolehan – Nilai sisa : Jumlah bulan

umur ekonomis

= Rp 425.000.000 – 0 : 120

= Rp 3.542.000

Pendapatan fee Ijarah Per bulan = modal penyewaan + n% modal

penyewaan.

Perhitungan sewa per bulan = Rp 3.542.000 + ( 20% x 3.542.000 )

= Rp 3.542.000 + 708.400

= Rp 4.250.400

Total pendapatan IMBT selama masa sewa = Rp 120 x 4.250.400

Page 96: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

83

= Rp 510.048.000

b. Perhitungan Biaya administrasi Ijarah

Biaya administrasi dapat diterapkan dengan menggunakan presentase

tertentu dari modal yang digunakan untuk persewaan. Pada contoh

kasus diatas Bank DKI Syariah menggunakan kebijakan 1% dari

model persewaan. Maka biaya administrasi adalah sebagai berikut.

Biaya administrasi Ijarah = n % x modal persewaan per bulan

x jumlah bulan

= 1% x (3.542.000 x 120)

= 1.5% x 425.040.000

= Rp 6.375.600

Perpindahan Aset Ijarah dilakukan Melalui Jual – Beli sebelum

berakhirnya masa sewa. Berdasarkan PSAK 107, disebutkan bahwa

pada penjualan objek Ijarah sebelum berakhirnya masa sewa, sebesar

sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati, maka selisih antara

harga jual dan jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai keuntungan

dan kerugian.

Nasabah ingin melakukan pelunasan pada sewa bulan ke-84, maka

transaksi penjualan aset Ijarah tersebut adalah sebagai berikut.

Harga jual aset Ijarah = Sisa cicilan sewa + 2 kali keuntungan

= (36 x 3.542.000) + ( 2 x 708.400 )

= Rp 127.512.000 + 1.416.800

= Rp 128.928.800

Jadi Bank DKI Syariah akan menjual aset Ijarah setelah pembayaran

sewa pada bulan ke – 84 sejumlah Rp 128.928.800 kepada nasabah.

Menurut Ibu Kurniati Budi Asih selaku bagian pembiayaan

dari Bank DKI Syariah, antara pengalihan hak opsi dengan hibah atau

jual beli, yang lebih menguntungkan dari sisi bank adalah perpindahan

kepemilikan dengan menggunakan hak opsi hibah. Pada opsi hibah

bank syariah telah menerima pembayaran sewa full beserta margin

dari nasabah sedangkan pada opsi jual beli bank hanya tidak

Page 97: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

84

menerima margin secara full melainkan hanya dua kali margin ketika

akan dilakukan pelunasan dipercepat oleh nasabah. Pada pada

pembiayaan menggunakan akad IMBT di Bank DKI Syariah ketika

nasabah tidak dapat membayar atau terjadinya pembiayaan macet saat

berlangsungnya masa sewa, Sisa dari jumlah sewa akan di bayar

melalui dana claim dari pihak asuransi yag telah dibayarkan nasabah

pada saat awal akad Ijarah, apabila asuransi belum cukup untuk

membayar sisa uang sewa makan Bank DKI Syariah akan melelang

jaminan yang dijaminkan oleh nasabah.

2. Kebijakan Pengalihan Hak Opsi Akad IMBT di Bank Muamalat

Indonesia

Kebijakan atas pengalihan hak opsi pada akad IMBT (jual beli /

hibah) di Bank Muamalat Indonesia didasari oleh bagaimana cara

nasabah melakukan pembayaran pada saat berlangsungnya

pembiayaan. Kebijakan Bank Muamalat Indonesia memberikan hak

opsi jual beli didasari hanya sebatas untuk memenuhi legal formal,

yaitu pada saat akhir masa sewa, perpindahan kepemilikan akan

disebutkan sisa pembayarannya sewanya sehingga menjadi jual beli.

Sedangkan Bank Muamalat Indonesia memberikan nasabah hak opsi

hibah yaitu apabila bank telah mendapatkan keuntungan selama masa

sewa, atau semua sewa yang dibayarkan telah diakui oleh bank

sebagai keuntungan. Hal tersebut dikarenakan oleh pada saat

berlangsungnya sewa, Bank Muamalat Indonesia belum mengakui

margin uang sewa tersebut secara langsung sebagai keuntungan,

karena keuntungan uang sewa tersebut sebagian diperuntukkan bagi

dana maintenance objek sewa tersebut, karena jika terjadi kerusakan

pada objek sewa tersebut pihak bank yang harus menanggung biaya

tersebut. Didalam perjanjian IMBT terkait pengalilhan hak

kepemilikan selama nasabah belum melunasi uang sewa objek IMBT

adalah milik bank, surat-surat yang terkait bukti kepemilikan objek

Page 98: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

85

tersebut juga disimpan oleh pihak bank. Dalam perjanjian IMBT juga

dinyatakan bahwa objek sewa akan dihibahkan pada akhir masa sewa

setelah menyelsaikan kewajibannya, Jika nasabah mengakhiri sewa

sebelum masa sewa berakhir, maka akan dilakukan jual beli terhadap

objek tersebut dengan besaran menurut bank. Didalam perjanjian

IMBT terkait pengalilhan hak kepemilikan selama nasabah belum

melunasi uang sewa objek IMBT adalah milik bank, surat-surat yang

terkait bukti kepemilikan objek tersebut juga disimpan oleh pihak

bank. Dalam perjanjian IMBT juga dinyatakan bahwa objek sewa

akan dihibahkan pada akhir masa sewa setelah menyelsaikan

kewajibannya dan pihak bank sudah mengakui segala keuntungan atas

penyewaan objek sewa tersebut. Dilakukan perpindahan kepemilikan

menggunakan akad jual beli sebagai formalitas dengan besaran yang

akan ditentukan pihak bank.

Gambar 4.3

Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Jual Beli di

Bank Muamalat Indonesia

Keterangan :

a) Nasabah melakukan indentifikasi serta memilih barang yang

ingin dibeli dari supplier.

Page 99: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

86

b) Nasabah melakukan pengajuan IMBT ke Bank Syariah.

c) Setelah Bank Syariah menyetujui pengajuan pembiayaan

nasabah, Bank Syariah melakukan jual beli dengan supplier

dengan spesifikasi barang yang telah disebutkan oleh nasabah.

Apabila nasabah tidak memiliki calon supplier maka pihak bank

berhak untuk menentukan calon supplier.

d) Bank Syariah mulai melakukan sewa menyewa / Ijarah denngan

nasabah, dimana nasabah melakukan pembayaran sewa/Ijarah

secara periodik.

e) Nasabah mengembalikan barang yang disewa pada akhir masa

sewa atau melakukan perpindahan kepemilikan terhadap objek

sewa tersebut.

f) Nasabah melakukan perpindahan kepemilikan dengan opsi jual

beli, dimana jumlah sisa uang sewa yang disebutkan pada saat

terjadinya jual beli dengan pihak bank dilakukan untuk

memenuhi legal formal saja.

Berdasarkan PSAK No.107 disebutkan bahwa pada penjualan

objek Ijarah setelah berakhirnya masa sewa, maka selisih antara harga

jual dan jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai keuntungan atau

kerugian. Dalam hal ini bank sebagai pemilik objek sewa mengakui

keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih

antara harga jual dan nilai bersih objek sewa.57

Sesuai dengan

kebijakan Bank Muamalat Indonesia pengalihan kepemilikan

dilakukan dengan akad jual sebagai bentuk dari formalitas setelah

berakhirnya masa sewa maka Bank Muamalat Indonesia akan menjual

objek tersebut dengan jumlah yang dientukan oleh bank dan

disepakati oleh nasabah.

57

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.107 Akuntansi Ijarah

Page 100: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

87

Gambar 4.4

Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Hibah di Bank

Muamalat Indonesia

Keterangan :

a) Nasabah melakukan indentifikasi serta memilih barang yang

ingin dibeli dari supplier.

b) Nasabah melakukan pengajuan IMBT ke BankSyariah.

c) Setelah Bank Syariah menyetujui pengajuan pembiayaan

nasabah, Bank Syariah melakukan jual beli dengan supplier

dengan spesifikasi barang yang telah disebutkan oleh nasabah.

Apabila nasabah tidak memiliki calon supplier maka pihak bank

berhak untuk menentukan calon supplier.

d) Bank Syariah mulai melakukan sewa menyewa / Ijarah dengan

nasabah, dimana nasabah melakukan pembayaran sewa/Ijarah

secara periodik.

e) Nasabah mengembalikan barang yang disewa pada akhir masa

sewa atau melakukan perpindahan kepemilikan terhadap objek

sewa tersebut.

f) Nasabah melakukan perpindahan kepemilikan dengan opsi

hibah. Opsi hibah diberikan apabila Margin yang didapat pada

Page 101: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

88

saat berlangsungnya sewa sudah dapat diakui seluruhnya

sebagai keuntungan bagi bank.

Berdasarkan PSAK No.107 disebutkan bahwa pada akhir masa

sewa, setelah bulan terakhir pada masa sewa bank melakukan

pelepasan aset Ijarah dengan menghadiahkan atau menghibahkan aset

Ijarah tersebut kepada nasabah.58

Sesuai dengan kebijakan Bank

Muamalat Indonesia pengalihan kepemilikan dilakukan dengan akad

hibah apabila nasabah telah melakukan pembayaran hingga akhir

masa sewa, pembayaran sewa yang dilakukan telah mencukupi harga

yang telah ditentukan oleh bank, dan bank telah mengakui segala

keuntungan yang didapatkan dari pembiayaan tersebut.

Teknis Perhitungan Transaksi IMBT bagi Bank Muamalat

Indonesia

Teknis Perhitungan Transaksi IMBT di Bank Muamalat Indonesia

diawali dengan melakukan akad Ijarah terlebih dahulu. Ketentuan

untuk transaksi Ijarah diatur dalam PSAK no.107 yang berlaku untuk

penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Standar ini memuat

tentang mekanisme transaksi dan ketentuan mengenai pengakuan dan

pengukuran transaksi yang terdapat dalam skema Ijarah baik untuk

pemberi sewa maupun penyewa.

Pembahasan teknis perhitungan transaksi Ijarah akan mengacu pada

contoh kasus berikut.

Nasabah Bank Muamalat Indonesia membutuhkan sebuah mesin

untuk produksinya. Pada bulan Januari 2013, Nasabah tersebut

mengajukan permohonan Ijarah kepada Bank Muamalat Indonesia.

Adapun informasi mengenai rincian pengajuan pembiayaan tersebut

adalah sebagai berikut.

Biaya perolehan barang : Rp 150.000.000

58

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.107 Akuntansi Ijarah

Page 102: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

89

Umur ekonomis barang : 5 tahun (60 bulan)

Masa Sewa : 24 bulan

Nilai sisa umur ekonomis : 0

Pendapatan Fee Ijarah : 20%

Uang Muka Sewa : Rp 30.000.000

Sewa per bulan : Rp 6.000.000

Biaya Administrasi : Rp 1.800.000

Waktu Pengalihan Kepemilikan : setelah bulan ke-24

a. Perhitungan penyusutan dan pendapatan fee Ijarah

Di simulasikan Bank BJB Syariah inign memperoleh keuntungan 15%

dari modal penyewaan (beban penyusutan).

Penyusutan per bulan = Harga Perolehan – Nilai sisa : Jumlah

bulan umur ekonomis

= Rp 120.000.000 – 0 : 24

= Rp 6.250.000

Pendapatan fee Ijarah Per bulan = modal penyewaan + n% modal

penyewaan

Perhitungan sewa per bulan = Rp 5.000.000 + ( 20% x 5.000.000)

= Rp 5.000.000 + 1.000.000

= Rp 6.000.0000

Total pendapatan IMBT selama masa sewa = Rp 24 x 6.000.000

= Rp 144.000.000

b. Perhitungan Biaya administrasi Ijarah

Biaya administrasi dapat diterapkan dengan menggunakan presentase

tertentu dari modal yang digunakan untuk persewaan. Pada contoh

kasus diatas Bank Muamalat Indonesia menggunakan kebijakan 1.5%

dari model persewaan. Maka biaya administrasi adalah sebagai

berikut.

Biaya administrasi Ijarah = n % x modal persewaan per

bulan x jumlah bulan

Page 103: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

90

= 1.5% x 5.000.0000 x 24

= 1.5% x

= Rp 1.800.000

Perpindahan Aset Ijarah dilakukan Melalui Jual – Beli setelah

berakhirnya masa sewa Setelah bulan ke – 24, Bank Muamalat

Indonesia melakukan pelepasan melalui penjualan objek setelah

berakhirnya masa sewa. Berdasarkan PSAK 107, disebutkan bahwa

pada penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga

jual dan jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai keuntungan atau

kerugian. Setelah berakhirnya masa sewa, Bank Muamalat Indonesia

menjual mesin yang menjadi aset Ijarah senilai Rp 1.000.000 , namun

pada praktiknya jumlah tersebut hanya sebatas formalitas bagi bank

Muamalat Indonesia pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan

atas aset Ijarah tersebut.

Menurut Bapak Rizky Yusuf selaku Team Leader and

Researcher Development dari Muamalat Institute, antara pengalihan

hak opsi dengan hibah atau jual beli dari sisi keuntungan yaitu

menggunakan opsi hibah, karena pada opsi jual beli pada akhir masa

sewa pihak bank harus membayar pajak untuk harga jual beli dari

objek sewa tersebut , serta pada opsi jual beli keuntungan dari sewa

tersebut tidak sepenuhnya menjadi keuntungan untuk pihak bank

karena pada saat sewa berlangsung objek sewa mengalami kerusakan

atau objek sewa memerlukan maintenance sehingga keuntungan yang

didapat harus digunakan sehingga tidak dapat diakui sebagai

keuntungan.

Apabila pada saat pembiayaan berlangsung nasabah mengalami

pembiayaan macet maka akan diadakannya rescheduling,

restructuring, atau refinancing. Namun apabila nasabah tetap tidak

dapat melanjutkan pembiayaan maka nasabah dianggap wanprestasi

dan akan dihentikan.

Page 104: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

91

3. Kebijakan Pengalihan Hak Opsi Akad IMBT di Bank BJB

Syariah

Kebijakan atas pengalihan hak opsi pada akad IMBT (jual beli /

hibah) di Bank BJB Syariah didasari oleh kemampuan nasabah dalam

membayar. Nasabah diberikan hak opsi jual beli ketika kemampuan

nasabah membayar relatif kecil sehingga pada saat masa sewa

berakhir jumlah uang sewa yang dibayarkan belum cukup untuk

dilakukan perpindahan kepemilikan apabila nasabah ingin memiliki

barang tersebut maka nasabah harus membeli sisa dari kekurangan

tersebut sehingga bisa dilakukannya perpindahan kepemilikan antara

bank dengan nasabah. Sedangkan Bank BJB Syariah memberikan

nasabah hak opsi hibah yaitu ketika kemampuan nasabah membayar

sewa relatif lebih besar sehingga pada saat berakhinya masa sewa

jumlah sewa yang dibayarkan sudah cukup untuk dilakukannya

perpindahan kepemilikan. Akan tetapi pada praktiknya di Bank BJB

Syariah dilakukannya perjanjian tidak tertulis antara bank dengan

nasabah, bahwa pada saat akhir masa sewa nasabah akan melakukan

perpindahan kepemelikan pada barang tersebut, baik dengan akad jual

beli atau hibah.

Gambar 4.5

Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Jual Beli di

Bank BJB Syariah

Page 105: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

92

Keterangan:

a) Nasabah melakukan identifikasi serta memilih barang yang

ingin dibeli dari supplier.

b) Nasabah melakukan pengajuan IMBT ke Bank BJB Syariah.

c) Setelah Bank BJB Syariah menyetujui pengajuan pembiayaan

nasabah, Bank BJB Syariah melakukan jual beli dengan supplier

dengan spesifikasi barang yang telah disebutkan oleh nasabah.

Apabila nasabah tidak memiliki calon supplier maka pihak bank

berhak untuk menentukan calon supplier.

d) Bank BJB Syariah mulai melakukan sewa menyewa / Ijarah

denngan nasabah, dimana nasabah melakukan pembayaran

sewa/Ijarah secara periodik.

e) Nasabah mengembalikan barang yang disewa pada akhir masa

sewa atau melakukan perpindahan kepemilikan terhadap objek

sewa tersebut.

f) Nasabah melakukan perpindahan kepemilikan dengan opsi jual

beli, dimana jumlah sisa uang sewa yang disebutkan pada saat

terjadinya jual beli dengan pihak bank dilakukan untuk

memenuhi legal formal saja.

Berdasarkan PSAK No.107 disebutkan bahwa pada penjualan

objek Ijarah setelah berakhirnya masa sewa, maka selisih antara harga

jual dan jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai keuntungan atau

kerugian. Dalam hal ini bank sebagai pemilik objek sewa mengakui

keuntungan atau kerugian atas penjualan tersebut sebesar selisih

antara harga jual dan nilai bersih objek sewa.59

Sesuai dengan

kebijakan Bank BJB Syariah pengalihan kepemilikan dilakukan

dengan akad jual setelah berakhirnya masa sewa maka Bank BJB

Syariah akan menjual objek tersebut dengan jumlah yang ditentukan

oleh bank dan disepakati oleh nasabah sebesar kekurangan dari jumlah

59

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.107 Akuntansi Ijarah

Page 106: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

93

masa sewa yang telah dibayarkan.

Gambar 4.6

Skema Pengalihan Hak Opsi Menggunakan Akad Hibah di Bank

BJB Syariah

Keterangan :

a) Nasabah melakukan identifikasi serta memilih barang yang

ingin dibeli dari supplier.

b) Nasabah melakukan pengajuan IMBT ke Bank BJB Syariah.

c) Setelah Bank BJB Syariah menyetujui pengajuan pembiayaan

nasabah, Bank BJB Syariah melakukan jual beli dengan supplier

dengan spesifikasi barang yang telah disebutkan oleh nasabah.

Apabila nasabah tidak memiliki calon supplier maka pihak bank

berhak untuk menentukan calon supplier.

d) Bank BJB Syariah mulai melakukan sewa menyewa / Ijarah

denngan nasabah, dimana nasabah melakukan pembayaran

sewa/Ijarah secara periodik.

e) Nasabah mengembalikan barang yang disewa pada akhir masa

sewa atau melakukan perpindahan kepemilikan terhadap objek

sewa tersebut.

f) Nasabah melakukan perpindahan kepemilikan dengan opsi jual

Page 107: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

94

beli, dimana jumlah sisa uang sewa yang disebutkan pada saat

terjadinya jual beli dengan pihak bank dilakukan untuk

memenuhi legal formal saja.

Berdasarkan PSAK No.107 disebutkan bahwa pada akhir masa

sewa, setelah bulan terakhir pada masa sewa bank melakukan

pelepasan aset Ijarah dengan menghadiahkan atau menghibahkan aset

Ijarah tersebut kepada nasabah.60

Sesuai dengan kebijakan Bank BJB

Syariah pengalihan kepemilikan dilakukan dengan akad hibah apabila

nasabah telah melakukan pembayaran hingga akhir masa sewa.

Teknis Perhitungan Transaksi IMBT bagi Bank BJB Syariah

Teknis Perhitungan Transaksi IMBT di Bank BJB Syariah diawali

dengan melakukan akad Ijarah terlebih dahulu. Ketentuan untuk

transaksi Ijarah diatur dalam PSAK no.107 yang berlaku untuk

penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Standar ini memuat

tentang mekanisme transaksi dan ketentuan mengenai pengakuan dan

pengukuran transaksi yang terdapat dalam skema Ijarah baik untuk

pemberi sewa maupun penyewa.

Pembahasan teknis perhitungan transaksi Ijarah akan mengacu pada

contoh kasus berikut.

Nasabah Bank BJB Syariah membutuhkan sebuah kapal untuk

keperluan pengiriman perusahaannya. Pada bulan Juli 2010, Nasabah

tersebut mengajukan permohonan Ijarah kepada Bank Syariah.

Adapun informasi mengenai rincian pengajuan pembiayaan tersebut

adalah sebagai berikut.

Biaya perolehan barang : Rp 2.500.000.000

Umur ekonomis barang : 15 tahun (180 bulan)

Masa Sewa : 60 bulan

Nilai sisa umur ekonomis : 0

60

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.107 Akuntansi Ijarah

Page 108: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

95

Pendapatan Fee Ijarah : 15%

Uang Muka Sewa : Rp. 500.000.000

Sewa per bulan : Rp 33.333.333

Biaya Administrasi : Rp 19.999.999

Waktu Pengalihan Kepemilikan : setelah bulan ke-60

a. Perhitungan penyusutan dan pendapatan fee Ijarah

Disimulasikan Bank BJB Syariah inign memperoleh keuntungan 15%

dari modal penyewaan (beban penyusutan).

Penyusutan per bulan = Harga Perolehan – Nilai sisa :

Jumlah bulan umur ekonomis

= Rp 2.000.000.000 – 0 : 60

= Rp 33.333.333

Pendapatan fee Ijarah Per bulan = modal penyewaan + n% modal

penyewaan

Perhitungan sewa per bulan = Rp 33.333.333 + ( 15% x

33.333.333 )

= Rp 33.333.333 + 5.000.000

= Rp 38.333.333

Total pendapatan IMBT selama masa sewa = Rp 60 x 38.333.333

= Rp 2.299.999.980

b. Perhitungan Biaya administrasi Ijarah

Biaya administrasi dapat diterapkan dengan menggunakan presentase

tertentu dari modal yang digunakan untuk persewaan. Pada contoh

kasus diatas Bank BJB Syariah menggunakan kebijakan 1% dari

model persewaan. Maka biaya administrasi adalah sebagai berikut.

Biaya administrasi Ijarah = n % x modal persewaan per

bulan x jumlah bulan

= 1% x 33.333.333 x 60

= 1% x 1.999.999.980

= Rp 19.999.999

Page 109: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

96

Perpindahan Aset Ijarah dilakukan Melalui Hibah setelah bulan ke –

60, Bank BJB Syariah melakukan pelepasan asset Ijarah kepada

nasabah tersebut dengan menghadiahkan aset Ijarah tersebut kepada

nasabah. Sehingga pada perpindahan aset tersebut, jumlah tercatat

objek Ijarah diakui sebagai beban.

Menurut Bapak Hamdan dan Putra selaku legal serta

Account Officer dari Bank BJB Syariah, antara pengalihan hak

opsi dengan hibah atau jual beli dari sisi keuntungan yaitu sama

saja, akan tetapi pada opsi hibah kemungkinan resiko nasabah

untuk terjadinya pembiayaan macet relatif kecil dikarenakan

kemampuan nasabah membayar sewa yang cukup besar dan

keyakinan bank bahwa nasabah akan melakukan perpindahan

kepemilikan juga lebih besar pada opsi hibah. Apabila pada saat

pembiayaan berlangsung nasabah mengalami pembiayaan macet

maka akan diadakannya rescheduling, restructuring, atau

refinancing. Namun apabila nasabah tetap tidak dapat melanjutkan

pembiayaan bank akan menjual barang yang dijadikan objek sewa

karena barang tersebut masih kepemilikan bank. Dalam perjanjian

IMBT juga dinyatakan bahwa objek sewa akan dihibahkan pada

akhir masa sewa setelah menyelsaikan kewajibannya, Jika nasabah

masa sewa sudah berakhir namun jumlah yang sewa yang

dibayarkan oleh nasabah belum mencukupi harga pokok dan

margin dari objek tersebut, maka akan dilakukan jual beli terhadap

objek tersebut dengan besaran menurut bank.

Page 110: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

97

4. Komparasi Kebijakan Pengalihan Hak Opsi Akad IMBT

Tabel 4.1

Komparasi Kebijakan Pengalihan Hak Opsi Pada Akad IMBT

No. Bank

Syariah

Kebijakan Pengalihan

Hak Opsi dengan Akad

Jual Beli

Kebijakan Pengalihan

Hak Opsi dengan

Akad Hibah

1.

Bank

DKI

Syariah

Nasabah diberikan hak

opsi jual beli ketika

nasabah melakukan

pelunasan dipercepat

pada saat

berlangsungnya masa

sewa. Pada saat

pelunasan dipercepat

nasabah hanya

membayar harga pokok

dari barang tersebut,

dan dua kali masa

biaya sewa

sertamargin.

Bank DKI Syariah

memberikan nasabah

hak opsi hibah yaitu

ketika nasabah

melakukan

pembayaran sewa

secara periodik

berikut margin

sampai dengan akhir

masa sewa, ketika

jumlah uang sewa

yang dibayarkan

sudah mencukupi

harga pokok beserta

margin yang telah

ditentukan oleh bank

syariah pada awal

akad maka pada akhir

sewa tersebut bank

syariah akan

melakukan

perpindahan

Page 111: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

98

kepemilikan dengan

opsi hibah

2.

Bank

BJB

Syariah

Nasabah diberikan hak

opsi jual beli ketika

kemampuan nasabah

membayar relatif kecil

sehingga pada saat

masa sewa berakhir

jumlah uang sewa yang

dibayarkan belum

cukup untuk dilakukan

perpindahan

kepemilikan apabila

nasabah ingin memiliki

barang tersebut

maka nasabah harus

membeli sisa dari

kekurangan tersebut

sehingga bisa

dilakukannya

perpindahan

kepemilikan antara

bankdengan nasabah.

Nasabah diberikan

hak opsi hibah yaitu

ketika kemampuan

asabah membayar

sewa relatif

lebih besar sehingga

pada saat berakhinya

masa sewa jumlah

sewa yang dibayarkan

sudah cukup untuk

dilakukannya

perpindahan

kepemilikan. Akan

tetapi pada praktiknya

di Bank BJB Syariah

dilakukannya

perjanjian tidak

tertulis antara bank

dengan nasabah,

bahwa pada saat akhir

masa sewa nasabah

akan melakukan

perpindahan

kepemelikan pada

barang tersebut, baik

dengan akad jual beli

atau hibah.

Page 112: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

99

3.

Bank

Muamalat

Indonesia

Kebijakan Bank

Muamalat Indonesia

memberikan hak opsi

jual beli didasari hanya

sebatas untuk

memenuhi legal

formal, yaitu pada saat

akhir masa sewa,

perpindahan

kepemilikanakan

disebutkan sisa

pembayarannya sewa

nya sehingga menjadi

jual beli. Sedangkan

Bank Muamalat

Indonesia memberikan

nasabah hak opsi hibah

yaitu apabila bank

telah mendapatkan

keuntungan selama

masa sewa, atau semua

sewa yang dibayarkan

telah diakui oleh bank

sebagai keuntungan.

Hal tersebut

dikarenakan oleh pada

saat berlangsungnya

sewa, Bank Muamalat

Indonesia belum

mengakui margin uang

Bank Muamalat

Indonesia

memberikan nasabah

hak opsi hibah yaitu

apabila bank telah

mendapatkan

keuntungan selama

masa sewa, atau

semua sewa yang

dibayarkan telah

diakui oleh bank

sebagai keuntungan.

Hal tersebut

dikarenakan oleh

pada saat

berlangsungnya sewa,

Bank Muamalat

Indonesia belum

mengakui margin

uang sewa tersebut

secara langsung

sebagai

keuntungan,karena

keuntungan uang

sewa tersebut

sebagian

diperuntukkan bagi

dana maintenance

objek sewa tersebut,

karena jika terjadi

Page 113: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

100

sewa tersebut secara

langsung sebagai

keuntungan, karena

keuntungan uang sewa

tersebut sebagian

diperuntukkan bagi

dana maintenance

objek sewa tersebut,

karena jika terjadi

kerusakan pada

objek sewa tersebut

pihak bank yang

harus menanggung

biaya tersebut.

kerusakan pada objek

sewa tersebut pihak

bank yang harus

menanggung

biayatersebut.

Dari tabel diatas dapat dapat dikatakan bahwa, ketiga kebijakan

yang ditentukan oleh ketiga bank yang dijadikan objek sewa dari sisi

bank maka kebijakan yang menguntungkan bagi pihak bank adalah

pengalihan kepemilikan menggunakan akad hibah, IMBT dengan

hibah ini adalah kondisi dimana bank menyewakan manfaat sewa atas

asset yang bukan miliknya kepada pihak lain, dan diakhiri dengan

perpindahan kepemilikan secara hibah di akhir masa sewa karena pada

pengalihan kepemilikan menggunakan akad hibah bank telah

menerima seluruh keuntungan atas sewa tersebut dari nasabah, baik

kebijakan yang ditetapkan oleh Bank BJB Syariah, Bank Muamalat

Indonesia, dan Bank DKI Syariah sama-sama menguntungkan bagi

pihak bank. Sedangkan diambil dari sisi nasabah maka kebijakan yang

lebih menguntungkan bagi nasabah adalah kebijakan pengalihan akad

jual beli oleh Bank DKI Syariah, dimana ketika terjadi pelunasan

dipercepat pihak nasabah tidak perlu melunasi seluruh keuntungan

yang telah ditetapkan pihak bank, melainkan hanya dua kali margin

Page 114: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

101

yang ditetapkan beserta sisa dari harga pokok dibandingkan dengan

kebijakan jual beli oleh Bank BJB Syariah atau Bank Muamalat

Indonesia Syariah, Kebijakan pengalihan kepemilikan dengan akad

jual beli oleh Bank DKI Syariah lebih menguntungkan bagi

pihaknasabah.

F. . Dampak Dari Kebijakan Pengalihan Hak Opsi Pada Akad IMBT

Terhadap Nasabah Di Bank Syariah

Pada dasarnya kebijakan yang ditetapkan oleh bank syariah haruslah

menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kebijakan yang ditetapkan dalam

pegalihan hak opsi pada akad IMBT berdasarkan kemampuan nasabah

dalammelakukan pembayaran, sehingga kebijakan ini tidak merugikan bagi

pihak nasabah. Pada Akad IMBT kebijakan yang ditetapkan oleh Bank

Syariah sebelum terjadinya perpindahan kepemilikan adalah bank tetap

sebagai pemilik asset atas objek sewa, dan nasabah tetap sebagai penyewa

sampai jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, dan

akan diakhiri dengan hibah atau jual beli. Kebijakan tersebut

menguntungkan bagi nasabah dimana ketika bank tetap sebagai pemilik

asset maka kerusakan yang terjadi atas barang sewa tersebut masih menjadi

tanggungan bagi pihak bank sebagai pihak pemberi sewa.

Kebijakan bank selanjutnya terkait pengalihan akad IMBT yaitu

sebelum terjadinya perpindahan kepemilikan maka jumlah uang sewa yang

dibayarkan oleh nasabah tetap namun dapat berubah tergantung adanya

kesepakatan antara kedua belah pihak. Pada 3 Bank Syariah yang dijadikan

subjek penelitian, salah satu Bank Syariah yaitu Bank DKI Syariah

menetapkan kebijakan terkait perubahan uang sewa pada Akad IMBT,

Namun perubahan atas uang sewa tersebut biasanya diinfokan secara resmi

oleh pihak bank dan sesuai dengan persetujuan nasabah. Terkait dengan

kebijakan ini pihak bank menyatakan karena akad IMBT adalah akad sewa

menyewa maka pengaturan mengenai jumlah uang sewa lebih fleksibel.

Kebijakan ini dapat merugikan nasabah apabila pihak bank merubah uang

Page 115: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

102

sewa diluar persetujuan nasabah atau tidak memberikan informasi yang

jelas terkait perubahan uang sewa. Apabila perubahan diinformasikan

secara jelas dan sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dengan

nasabah, maka kebijakan ini juga tidak merugikan bagi nasabah.

Selanjutnya pengenaan pajak atas pengalihan hak opsi pada akad

IMBT, baik menggunakan hak opsi jual beli atau menggunakan hak opsi

hibah hanya dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan Peraturan Menteri

KeuanganRepublik Indonesia NOMOR : 137/PMK.03/2011 Tentang

Pengenaan Pajak Penghasilan Untuk Kegiatan Usaha Perbankan Syariah,

yaitu pajak pada pembiayaan menggunakan akad IMBT dipersamakan

dengan sewa guna usaha dengan hak opsi ( financial lease ) pada bank

konvensional dimana pajak yang dikenakan hanya Pajak Penghasilan atas

pembiayaan menggunakan akad IMBT tersebut. Transaksi pengalihan harta

dari pihak ketiga yang dilakukan untuk memenuhi Prinsip Syariah dalam

rangka kegiatan pembiayaan oleh Bank Syariah tidak termasuk dalam

pengertian pengalihan harta sebagaimana yang disebutkan dalam Undang-

Undang Pajak Pengha silan. Dalam hal terjadi pengalihan hak kepemilikan

maka pengalihan tersebut dianggap pengalihan harta langsung dari pihak

ketiga kepada Nasabah, yang dikenai Pajak Penghasilan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan. Sehingga kebijakan

yang ditetapkan atas pengalihan hak opsi baik menggunakan akad jual beli

atau hibah tidak merugikan bagi pihak nasabah, sesuai dengan peraturan

yag telah ditetapkan nasabah tidak akan dikenakan double tax (pengenaan

pajak ganda) atas pengalihan yang dilakukan setelah berakhirnya masa

sewa.

Page 116: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

103

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pertimbangan bank untuk menggunakan akad IMBT pada produk

pembiayaan di bank syariah, merupakan alternatif bagi nasabah dalam

melakukan pembiaayan selain menggunakan akad murabahah, akad

IMBT dapat digunakan baik untuk pembiayaan produktif maupun

pembiayaan konsumtif, selama barang yang dijadikan objek sewa

pada pembiayaan tersebut dengan menggunakan akad IMBT

tergolong barang yang halal, tidak bertentangan dengan prinsip

syariah, serta manfaat pada barang tersebut dapat dinilai.

Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan

syari'ah, Selama barang yang akan dijadikan objek sewa sesuai dan

tidak melanggar prinsip syariah maka Bank Syariah dapat

menggunakan akad IMBT pada pembiayaannya.

2. Pada Ketiga Bank Syariah yang dijadikan subjek penelitian, kebijakan

pengalihan hak opsi didasari pada kemampuan nasabah membayar,

kebijakan tersebut tidak merugikan nasabah selama pihak bank

memberikan informasi yang jelas berkaitan kebijakan tersebut

maupunsaat terjadi perubahan pada kebijakan tersebut. Pada

pengalihan Hak opsi menggunakan akad hibah, bank menerima

keuntungan lebih besar, dikarenakan pada opsi hibah bank telah

mengakui keuntungan yang diterima sampai dengan akhir sewa.,

IMBT denganhibah ini adalah kondisi dimana bank menyewakan

manfaat sewa atas asset yang bukan miliknya kepada pihak lain, dan

diakhiri dengan perpindahan kepemilikan secara hibah di akhir masa

sewa karena pada pengalihan kepemilikan menggunakan akad hibah

bank telah menerima seluruh keuntungan atas sewa tersebut dari

nasabah. Kebijakan yang lebih menguntungkan bagi nasabah adalah

kebijakan atas pengalihan akad dengan opsi jual beli oleh Bank DKI

Page 117: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

104

Syariah, dimana ketika terjadi pelunasan dipercepat pihak nasabah

tidak perlu melunasi seluruh keuntungan yang telah ditetapkan pihak

bank, melainkan hanya dua kali margin yang ditetapkan beserta sisa

dari harga pokok dibandingkan dengan kebijakan jual beli oleh Bank

BJB Syariah atau Bank Muamalat Indonesia.

3. Dampak dari kebijakan IMBT sendiri terhadap nasabah ialah ketika

bank menyampaikan informasi yang akurat terkait kebijakan tersebut

pada awal, saat berlangsung, maupun ketika akan berakhirnya

pembiayaan menggunakan akad IMBT maka kebijakan terseubt tidak

berdampak merugikan bagi nasabah. Serta pada kebijakan pengalihan

hak opsi pada akad IMBT kebijakan yang ditetapkan atas pengalihan

hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah tidak merugikan

bagi pihak nasabah, sesuai dengan peraturan yag telah ditetapkan

nasabah tidak akan dikenakan double tax (pengenaan pajak ganda)

atas pengalihan yang dilakukan setelah berakhirnya masa sewa.

Page 118: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

105

DAFTAR PUSTAKA

_____. “Publikasi OJK Statistik Pembiayaan Bank Syariah tahun 2016,” artikel

diakses tanggal 4November 2017dari http:/www.ojk.go.id/kanal/data-dan-

statistik/StatistikPerbankanSyariah

Algaud, L. M dan Lewis, M. K. “Perbankan Syariah Prinsip, Dan Prospek.”,

Jakarta, PT.Serambi Ilmu Semesta, 2003.

Ali, Zainuddin,”Hukum Perbankan Syariah” ,Jakarta : Sinar Grafika, 2008,

Cet 1, hlm.43

Antonio, M. S. “Bank Syariah Bagi Bankir & Praktisi Keuangan”, Jakarta,

Tazkiya Institute, 2009.

Antonio, M. S. “BankSyariahDariTeorikePraktek”, Jakarta, Gema Insani, 2001.

Antonio, M. S. “Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan”, Jakarta,

Tazkiya Institute, 1999.

Cresswell, J.W. ,” Research design : Pendekatan kualitatif, kuantitatif , dan

mixed”, Yogyakarta : Pt. Pustaka Pelajar, 2010. Ha;.143-145

Daeng Naja, H.R. ,“Akad Bank Syariah”, hal.49.

Dahlan, A. A. “Ensiklopedi hukum Islam”, Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve, 2006.

Dewan Sya‟riah Nasional Majelis Ulama Indonesia.“Himpunan Fatwa Dewan

Syari‟ah Nasional”. Edisi ke-2, Jakarta, PT. Intermasa.

Hasan, M. A. “Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam”, Jakarta, PT. Raja

Page 119: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

106

Grafindo Persada, 2004.

Hijrianto, Didik. “Pelaksanaan Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik

Pada Bank Muamalat Indonesia Indonesia Cabang Mataram”, Skripsi,

Universitas Diponogoro, 2010.

Informasi Annual Report BJB Segmen Unit Syariah Per Desember 2013,

2014,2015 dan 2016.

Informasi Bank DKI Segmen Unit Syariah Per Desember 2013, 2014,2015 dan

2016.

Informasi Bank DKI Segmen Unit Syariah Per Desember 2016.

Irawan, F. S. “Analisis Penerapan Transaksi Ijarah Muntahiyya BitTamlik

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No.27/DSN-MUI/III/2002 dan PSAK 107

serta PERATURAN BAPEPAM- LK NO. PER- 04/BL/2007”, Skripsi

Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2010.

Iswahyudi & Karim, A. A. “Pembiayaan Ijarah Muntahiyya BitTamlik”, Jakarta,

2005.

Karim, A. A. “Bank Islam”, Jakarta, PT Raja Grafindo, 2016.

Manan, A. “Ekonomi Islam teori dan praktek”, Yogyakarta, PT. Dana Bhakti

Prima Yasa, 1997.

Mohammad, Nazir“Metode Penelitian”, Jakarta ; Ghalia Indonesia, hal 47

Muhammad. “Manajemen Pembiayaan Bank Syari‟ah”, Yogyakarta, Unit

Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005.

Page 120: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

107

Mustofa, I. “Fiqih Muamalah Kontemporer”, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,

2016.

Neuman ,W.L.,” Social Research Methods : qualitative and quantitative

approaches, 5th edition, (boston : Allyn and Bacon)”, hal 394-395.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.107 Akuntansi Ijarah.

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia nomor 02 Tahun 2008 tentang

Kompilasi Hukum Ekonomi yariah, Penjelasan Pasal 3.

Peraturan Bank Indonesia nomor 9/19/PBI/2007, tentang Pelaksanaan Prinsip

Syariah Dalam Kegiatan Penghimpun Dana Dan Penyaluran Dana Serta

Pelayanan Jasa Bank Syariah, Penjelasan Pasal 3.

Sjahdeini, S. R. “Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia”, Jakarta, PT. Temprint, 1999.

Sjahdeini, S. R. “Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum

Perbankan Indonesia”, Jakarta, Pustak Grapiti, 2005.

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.107 Akuntansi Ijarah.

Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta

EKONISIA,Cetakan keempat, 2015.

Syukron, A. “Implementasi Al-Ijarah Al- Muntahiyya Bit-Tamlik di Perbankan

Syariah”, Jurnal Ekonomi Islam, 2012.

Umam, R. D., Sulistyarini, R. & Hamidah, S. “Analisis Yuridis Akad Ijarah

Muntahiyya Bit-tamlik (IMBT) dalam Persepektif Hukum Islam dan Kitab

Page 121: STUDI KOMPARASI KEBIJAKAN BANK SYARIAH DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40407/1/ANA ZHAHRINA-FEB.pdf · hak opsi baik menggunakan akad jual beli atau hibah

108

Undang- Undang Hukum Perdata”, Malang, Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya, 2012.

Usman, Rahmadi. “Aspek-Aspek Hukum Perbankan Islam Di

Indonesia”.Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2002.

Wawancara dengan Ahmad Nuryadi & Rizky Yusif, Sharia Compliance Bank

Muamalat Indonesia& Research Development Team Leader Muamalat

Institute.

Wawancara dengan dengan Kurniati Budiasih, Pembiayaan Bank DKI Syariah.

Wawancara dengan Hamdan & Arif, Legal & Financial Support Bank

BJBSyariah.

Wawancara dengan Hamdan dan Putra selaku Legal dan Account Officer pada

PT. Bank BJB Syariah Cabang Supomo pada tanggal 13 Juni 2017.

Zulkifli, S. “Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, Jakarta, Zikrul

Hakim, 2007.

.