kti opsi malang

49
KARYA TULIS ILMIAH PEMANFAATAN DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) SEBAGAI AROMATERAPI PENGUSIR LALAT Disusun untuk Mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kelompok Bidang Penelitian: SAINS DASAR Bidang Ilmu : Biologi OLEH MUHAMMAD HAMZAH FARRASAMULYA

Upload: fhyt-fhytria

Post on 19-Jan-2016

176 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

KTI SMAN 1 MALANG

TRANSCRIPT

Page 1: KTI OPSI MALANG

KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) SEBAGAI

AROMATERAPI PENGUSIR LALAT

Disusun untuk Mengikuti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Manajemen

Pendidikan Dasar dan Menengah

Kelompok Bidang Penelitian: SAINS DASARBidang Ilmu : Biologi

OLEH

MUHAMMAD HAMZAH FARRASAMULYA

DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MALANG

Jl. Tugu Utara no. 1 Malang 65111 Jawa Timur (0341) 366454 Fax. (0341) 329487

JULI 2013

Page 2: KTI OPSI MALANG

MAKALAH OPSI 2013

PEMANFAATAN DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) SEBAGAI

AROMATERAPI PENGUSIR LALAT

Kelompok Bidang Penelitian: SAINS DASAR

Bidang Ilmu : BIOLOGI

PenelitiNama Lengkap : Muhammad Hamzah FarrasamulyaNIS : 16003Kelas : XI AKSELERASI

PembimbingNama Lengkap : Dewi Endahsari,M.Pd NIP : 19660406 19890102 004 Bidang Studi yang diampu : Biologi

DINAS PENDIDIKAN KOTA MALANG

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MALANG

Jl. Tugu Utara no. 1 Malang 65111 Jawa Timur (0341) 366454 Fax. (0341) 329487

JULI 2013

Page 3: KTI OPSI MALANG

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : PEMANFAATAN DAUN PANDAN (Pandanus

amaryllifolius) SEBAGAI AROMATERAPI

PENGUSIR LALAT

Kelompok Bidang Penelitian : Sains Dasar

Bidang Ilmu : Biologi

2. Peneliti

NamaLengkap : Muhammad Hamzah Farrasamulya

NIS : 16003

Kelas : XI AKSELERASI

Asal Sekolah : SMA NEGERI 1 MALANG

Alamat Sekolah : Jalan Tugu Utara No. 1 Malang, Telepon/faks:

(0341)366454 / (0341) 329487

Menyatakan bahwa substansi ini, yang berjudul “Pemanfaatan Daun Pandan

(Pandanus amaryllifolius) sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat” belum pernah

disertakan dalam lomba apapun, dan dikerjakan dengan melibatkan peneliti sebanyak

1 orang, dan pembimbing sebanyak 1 orang, dengan rincian sebagai berikut:

PenelitiNama Lengkap : Muhammad Hamzah FarrasamulyaNIS : 16003Kelas : XI AKSELERASI

PembimbingNama Lengkap : Dewi Endahsari,M.Pd NIP : 19660406 19890102 004 Bidang Studi yang diampu : Biologi

Malang 19 Agustus 2013

Kepala Sekolah Peneliti

SMA Negeri 1 Malang

Drs. Supriyono , M.Si Muhammad Hamzah F

NIP. 19570803 198201 1 003 NIS. 16003

i

Page 4: KTI OPSI MALANG

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap : Muhammad Hamzah FarrasamulyaNIS : 16003Kelas : XI AKSELERASISekolah : SMA NEGERI 1 MALANGAlamat Sekolah : Jl Tugu Utara No. 1 MalangTelepon/faks sekolah : (0341) 366454 / (0341) 329487Alamat Rumah : Jl. Kapi Satabali III 16G no 26 Sawojajar 2 MalangTelepon/HP : 085649861758

menyatakan bahwa karya tulis ini, yang berjudul “Pemanfaatan Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat” adalah :

1) Sepenuhnya ditulis oleh peneliti sendiri,2) Dikerjakan di bawah bimbingan

Nama Lengkap pembimbing : Dewi Endahsari,M.Pd

NIP : 19660406 19890102 004 Bidang Studi yang diampu : Biologi

3) Orisinal karya peneliti sendiri, tanpa ada unsur plagiarisme baik dalam aspek substansi maupun penulisan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bila dikemudian hari ditemukan kekeliruan, maka kami bersedia menanggung semua risiko atas perbuatan yang kami lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Malang, 31 Juli 2013Pembimbing Penelitian, Yang membuat pernyataan,

Peneliti,

Dewi Endahsari, M.Pd Muhammad Hamzah FNIP. 19660406 19890102 004 NIS. 16003

Kepala SekolahSMA Negeri 1 Malang

Drs. Supriyono , M.Si NIP. 19570803 198201 1 003

ii

Page 5: KTI OPSI MALANG

ABSTRAK

Farrasamulya, Muhammad Hamzah. 2013. Pemanfaatan Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius) sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat. Karya Tulis Ilmiah. Pembimbing: Dewi Endahsari, M.Pd. SMA Negeri 1 Malang

Kata kunci : Aromaterapi, Daun Pandan, Lalat, Kepadatan penduduk yang terus meningkat dewasa ini menyebabkan terbentuknya

pemukiman padat penduduk yang kumuh dan kotor. Hal ini dapat menjadi sumber penyakit yang disebarkan oleh vektor seperti lalat. Masyarakat mengatasi problem lalat dengan menggunakan pengharum ruangan spray yang turut berkontribusi dalam proses penipisan dan pelubangan ozon. Selain itu, masyarakat juga belum mengetahui khasiat pandan (Pandanus amaryllifolius) yang dapat digunakan sebagai aromaterapi dan pengusir lalat. Pemanfaatan daun pandan sebagai aromaterapi pengusir lalat diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dari penggunaan pengharum ruangan spray karena sifatnya yang alami dan tidak berbahaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan daun pandan yang berfungsi sebagai aromaterapi pengusir lalat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode observasi, eksperimen dan dokumentasi.

Hasil pertama penelitian ini berupa data destilasi daun pandan sebagai aromaterapi yang didapatkan menggunakan alat destilasi sederhana. Hasil kedua adalah data penerapan penggunaan aromaterapi pandan yang meliputi data waktu penggunaan dan volume cairan. Hasil ketiga adalah data uji efektivitas aromaterapi pandan sebagai pengusir lalat yang menunjukkan hasil aromaterapi pandan efektif untuk mengusir lalat karena lalat menjauhi sumber bau. Hasil keempat adalah data dari sosialisasi kepada masyarakat melalui program PKK berupa pertanyaan-pertanyaan. Penelitian ini memberikan manfaat dalam bidang ekonomi, estetika, biologi dan ekologi. Salah satu manfaat dari penelitian ini ialah turut berpartisipasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati dengan cara pelestarian pandan.

Kesimpulan dari peneltian ini adalah daun pandan dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi pengusir lalat.

iii

Page 6: KTI OPSI MALANG

ABSTRACT

Farrasamulya, Muhammad Hamzah. 2013. Utilization of Pandan (Pandanus amaryllifolius) Leaves as Flies Evictor Aromatherapy. Scientific Paper. Paper advised by : Dewi Endahsari, M.Pd. SMA Negeri 1 Malang

Keywords : Aromatherapy, Pandan Leaves, Flies The high population density rise nowadays causes the formation of dirty housing. This

case can be the source of health disease which can be spreaded by vectors like flies. People overcome this problem by using spray air freshener. Spray air freshener contributes in ozone depletion and perforation. Besides that, people still do not know peculiar properties of pandan plant which can be used as aromatherapy and to evict flies. “Utilization of Pandan (Pandanus amaryllifolius) Leaves as Flies Evictor Aromatherapy.” become needed in the hope of minimize the negative effect of spray air freshener use because of its natural and safe characteristic.

The aim of this research is to know the utilization pandan leaves as aromatherapy and to evict flies. The kind of research is qualitative descriptive research. This research uses observation, experiment, and documentation methods.

The First result of this research is distillation data of pandan leaves as aromatherapy which obtained using simple distillation equipment. The second result is data of application use test of pandan aromatherapy, including the use duration and substance volume. The third result is the data of effectiveness test of pandan aromatherapy. It The shows that pandan aromatherapy is effective to evict flies because flies avoid the scent source. The fourth result is the data of socialization to the people through PKK program in form of questions. This research gives advantage in economics, aesthetics, biology, and ecology field. One of the advantages is to participate in biodiversity conservation by getting pandan conservation.

The conclusion of this research is pandan leaves can be utilized as aromatherapy and to evicts flies

iv

Page 7: KTI OPSI MALANG

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah

mencurahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang

berjudul “Pemanfaatan Daun Pandan sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat” dengan baik,

meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.

Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moral dan material. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Drs. Supriyono, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Malang

2. Ibu Dewi Endahsari, M.Pd selaku pembina ekstrakurikuler KIR yang telah

bersedia memberikan bimbingan dan koreksinya.

3. Seluruh guru dan rekan SMA Negeri 1 Malang yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu yang telah banyak mendukung penulisan karya tulis ini

4. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan berbagai dukungan, baik

dukungan moral maupun material.

Sebagai sebuah karya tulis, kekurangtepatan dan kesalahan sangat mungkin dijumpai.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

pembaca agar karya tulis ini lebih bermanfaat bagi yang membutuhkan dan demi

kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat

bagi pembaca pada umumnya , dan bagi penulis sendiri pada khususnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, Agustus 2013

Penulis

v

Page 8: KTI OPSI MALANG

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................i

PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................................................................ii

ABSTRAK.................................................................................................................................iii

ABSTRACT...............................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR................................................................................................................v

DAFTAR ISI..............................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL...................................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2

C. HIPOTESIS......................................................................................................................2

D. TUJUAN PENELITIAN..................................................................................................2

E. MANFAAT PENELITIAN..............................................................................................2

F. BATASAN MASALAH..................................................................................................3

G. DEFINISI OPERASIONAL............................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................................................4

A. PANDAN WANGI..........................................................................................................4

B. LALAT BUAH................................................................................................................6

C. AROMATERAPI.............................................................................................................8

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................................9

A. JENIS PENELITIAN.......................................................................................................9

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN........................................................................9

C. VARIABEL PENELITIAN.............................................................................................9

D. DATA DAN SUMBER DATA.......................................................................................9

E. INSTRUMEN PENELITIAN..........................................................................................9

F. TEKNIK ANALISIS DATA.........................................................................................10

G. PROSEDUR PENELITIAN..........................................................................................10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................................13

A. HASIL PENELITIAN....................................................................................................13

B. PEMBAHASAN............................................................................................................15

vi

Page 9: KTI OPSI MALANG

C. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN..............................................18

BAB V PENUTUP....................................................................................................................19

A. KESIMPULAN..............................................................................................................19

B. SARAN..........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................................................21

vii

Page 10: KTI OPSI MALANG

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................................9

Tabel 3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Perangkat Uji Efektivitas..............................................12

Tabel 4.1 Hasil Pembuatan Aromaterapi Daun Pandan...........................................................13

Tabel 4.2 Hasil Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan..................................13

Tabel 4.3 Hasil Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai

Pengusir Lalat...........................................................................................................14

Tabel 4.4 Hasil Sosialisasi kepada Masyarakat mengenai Aromaterapi Pandan......................14

viii

Page 11: KTI OPSI MALANG

DAFTAR GAMBAR

Gb. 2.1.Tanaman Pandan............................................................................................................4

Gb. 2.2 Lalat Buah......................................................................................................................7

Gb. 3.1 Alat destilasi sederhana................................................................................................10

Gb. 3.2 Tungku Aromaterapi dari Limbah Rumah Tangga......................................................11

Gb. 3.3 Perangkat Uji Efektivitas.............................................................................................12

Gb. 4.1 Hasil pembuatan Aromaterapi Daun Pandan...............................................................13

Gb. 4.2 Sosialisasi melalui program PKK................................................................................17

ix

Page 12: KTI OPSI MALANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, di Indonesia terutama di kota-

kota besar, terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk yang pesat. Peningkatan ini

memicu terciptanya kepadatan penduduk yang tinggi, hal ini dikarenakan dengan

semakin banyaknya penduduk, tentunya diperlukan tempat tinggal yang banyak pula,

sehingga terciptalah pemukiman padat penduduk.

Daerah padat penduduk yang kumuh dan kotor menyebabkan berbagai dampak

negatif baik bagi lingkungan maupun bagi manusia. Berkurangnya ruang terbuka hijau

di suatu daerah akibat digunakan untuk lahan pemukiman otomatis akan mengurangi

jumlah vegetasi yang ada di daerah tersebut. Dengan jumlah vegetasi yang sedikit, maka

terciptalah kondisi lingkungan yang tidak sehat karena banyaknya polusi dari aktivitas

manusia berupa karbon dioksida yang tidak terserap dan sedikitnya jumlah oksigen

yang ada. Hal ini tentunya menyebabkan keadaan sekitar pemukiman menjadi tidak

nyaman.

Masalah lain yang timbul adalah masalah kesehatan dan kebersihan (sanitasi)

lingkungan. Tingginya kepadatan penduduk yang didukung dengan sedikitnya ruang

terbuka hijau menyebabkan turunnya tingkat kebersihan dan kesehatan. Sebagai contoh,

dengan banyaknya penduduk, maka sampah yang dihasilkan juga semakin banyak, jika

sampah-sampah ini tidak dapat diatasi, maka sampah-sampah tersebut akan menjadi

sumber berkembang biaknya penyakit. Penyakit-penyakit seperti diare, muntah dan

keracunan adalah contoh penyakit yang terjadi akibat kurang bersihnya lingkungan.

Penyebaran penyakit dapat dilakukan oleh lalat yang berkembang biak di sampah-

sampah di dekat tempat tinggal manusia. Lalat senang tinggal di daerah yang kotor dan

kumuh, yaitu di pemukiman yang kepadatan penduduknya tinggi. Masyarakat

menggunakan pengharum ruangan berbentuk spray untuk mengatasi masalah kebersihan

dengan harapan dengan ruangan yang berbau harum, maka sampah dan lalat yang ada

disekitar mereka tidak akan menjadi masalah lagi. Penggunaan spray seperti itu tidak

berdampak signifikan untuk meningkatkan kebersihan, tindakan seperti itu justru

mengakibatkan pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan pengharum ruangan

berbentuk spray yang banyak beredar di masyarakat mengandung zat yang berbahaya

1

Page 13: KTI OPSI MALANG

bagi ozon, yakni CFC (Chlorofluoro Carbon). Sehingga, jika penggunaan dilanjutkan,

akan terjadi pemanasan global atau global warming.

Pandan wangi adalah salah satu tanaman yang banyak dijumpai di lingkungan

masyarakat. Tanaman ini mudah dibudidayakan dan memiliki bau khas harum yang

menenangkan, sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai aromaterapi.

Selama ini masyarakat biasa menggunakan pandan sebatas sebagai pengharum

dan pewarna makanan. Padahal didalam pandan menurut Nala (2003) meiliki

kandungan zat polifenol yang tidak disukai lalat. Hal ini menunjukkan bahwa pandan

berpotensi dimanfaatkan sebagai pengusir lalat alami.

Diharapkan masyarakat mulai menggunakan bahan alami seperti pandan untuk

mengusir lalat yang ada di sekitar mereka. Selain dapat mengusir lalat, pandan juga

dapat digunakan sebagai aromaterapi yang memiliki efek menenangkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berinisiatif untuk melaksanakan

sebuah penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius)

sebagai Aromaterapi Pengusir Lalat.”

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah pemanfaatan daun pandan sebagai aromaterapi pengusir lalat?

C. HIPOTESIS

1. Hipotesis 0

Daun pandan tidak dapat dimanafaatkan sebagai aromaterapi pengusir lalat.

2. Hipotesis alternatif

Daun Pandan dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi pengusir lalat

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan daun pandan sebagai

aromaterapi pengusir lalat.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan peneliti mengenai pemanfaatan daun pandan

sebagai aromaterapi yang juga berfungsi sebagai pengusir lalat.

2

Page 14: KTI OPSI MALANG

2. Bagi Pembaca

Sebagai tambahan informasi tentang pemanfaatan tanaman pandan dan cara

alternatif untuk mengusir lalat.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan pertimbangan untuk beralih menggunakan aromaterapi dan

pengusir lalat yang berbahan dasar zat alami demi menjaga kesehatan lingkungan

tempat tinggal.

F. BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, penulis membahas seputar:

1. Daun pandan yang digunakan dari spesies pandan wangi (Pandanus

amaryllifolius).

2. Jenis lalat yang dipercobakan adalah spesies lalat buah (Drosophila melanogaster)

3. Tungku aromaterapi yang digunakan adalah berjenis pemanas api

G. DEFINISI OPERASIONAL

1. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) adalah tumbuhan yang daunnya

berbentuk pita, berwarna hijau tua, agak kaku seperti daun nanas, baunya harum

dan biasa dipakai sebagai penyedap kue dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1991 : 722)

2. Lalat adalah serangga kecil yang dapat terbang, berwarna hitam, suka hinggap

pada barang yang busuk seperti bangkai dan kotoran serta dapat menyebarkan

penyakit. (Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991 : 555)

3. Aromaterapi Adalah zat cair dari bahan tanaman yang memiliki bau harum dan

memiliki sifat menenangkan tubuh, berupa minyak atsiri yang dalam penelitian ini

didapatkan dengan cara penyulingan atau destilasi.

3

Page 15: KTI OPSI MALANG

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PANDAN WANGI

1. Taksonomi

Sistematika taksonomi tanaman ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb. (Dewi,2009)

2. Karakteristik Umum

Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) atau biasa disebut pandan

saja adalah jenis tumbuhan monokotil dari famili Pandanaceae. Daunnya

merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia dan negara-negara

Asia Tenggara lainnya. Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan berbagai

nama antara lain: Pandan Rampe, Pandan Wangi (Jawa); Seuke Bangu, Pandan Jau,

Pandan Bebau, Pandan Rempai (Sumatera); Pondang, Pondan, Ponda, Pondago

(Sulawesi); Kelamoni, Haomoni, Kekermoni, Ormon Foni, Pondak, Pondaki,

Pudaka (Maluku); Pandan Arrum (Bali), Bonak (Nusa Tenggara). (Dewi, 2009)

Gb. 2.1.Tanaman Pandan

4

Page 16: KTI OPSI MALANG

Dewi (2009) mengatakan, Pandan wangi merupakan tumbuhan berupa

perdu dan rendah, tingginya sekitar dua meter. Batangnya menjalar, pada pangkal

keluar berupa akar. Daun berwarna hijau kekuningan, diujung daun berduri kecil,

kalau diremas daun ini berbau wangi. Tumbuhan ini mudah dijumpai di pekarangan

atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh. Daun tunggal, duduk, dengan

pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral.

Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang

sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun

permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau dan berbau wangi. Beberapa

varietas memiliki tepi daun yang bergerigi. (Dewi, 2009)

Dewi (2009) menambahkan, Pandan memiliki bunga majemuk, bentuk

bongkol, warnanya putih. Berakar gantung, dengan akar tinggal dan akar

gantungnya, tumbuh menjalar, hingga dalam waktu singkat akan merupakan

rumpun yang lebat. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas duduk

daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan

cabang. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm,

dinding buah berambut, warnanya jingga. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-

tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya.

3. Kandungan Kimia Pandan Wangi

Menurut Nala (2003), pandan wangi mengandung zat kimia : alkaloida,

saponin, flavonoida, tannin, polifenol dan zat warna.

4. Kegunaan Pandan Wangi

Khasiat pandan wangi terutama pada daunnya. Berdasarkan beberapa uji

preklinik diketahui bahwa daun pandan wangi memiliki khasiat sedatif – hipnotik.

Daun pandan wangi juga merupakan komponen cukup penting dalam tradisi boga

Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya sebagai pewangi makanan

karena aroma yang dihasilkannya.

Selain sebagai pengharum kue, daun pandan juga dipakai sebagai

sumberwarna hijau bagi makanan, sebagai komponen hiasan penyajian makanan,

dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan untuk

mengharumkan ruangan.

5

Page 17: KTI OPSI MALANG

Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan

baku pembuatan minyak wangi. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar,

melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi

harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. (Dewi,2009)

Selain itu Nala (2003) juga mengatakan, pandan dapat digunakan sebagai

obat lemah syaraf, rematik, pegal linu, gelisah, rambt rontok, menghitamkan

rambut dan ketombe. Selain itu juga dapat digunakan sebagi penambah nafsu

makan.

B. LALAT BUAH

Secara umum lalat didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai

serangga kecil yang dapat terbang, berwarna hitam, suka hinggap pada barang yang

busuk seperti bangkai dan kotoran serta dapat menyebarkan penyakit.

Lalat merupakan jenis serangga ordo Diptera yang sering di jumpai dalam

keseharian kita dan pada hampir semua jenis lingkungan. Di ekosistem lalat dapat

berperan dalam proses pembusukan, sebagai predator, parasit pada serangga, sebagai

polinator penyebab myasis dan dapat berperan sebagai vektor penyakit saluran

pencernaan seperti kolera, typhus, disentri (Yuriatni, 2011).

Insting lalat untuk mempertahankan kehidupannya dan daya tariknya terhadap

bau-bau yang busuk menuntun lalat untuk mencari tempat-tempat yang kotor untuk

mencari sesuatu yang dapat dimakannya. Tempat-tempat kotor yang disukai lalat

diantaranya adalah tempat-tempat pembuangan sampah, kotoran-kotoran yang berasal

dari saluran air yang meluap, tumpukan feses yang dibuang sembarangan, kakus dan

tempat-tempat kotor lainnya.(Suraini, 2011)

Sebagaimana yang dijelaskan Yuriatni (2011), lalat dapat menularkan penyakit

melalui bahan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bibit penyakit yang

menempel pada tubuh, kaki, tarsi dan proboscis. Penularan penyakit dapat juga terjadi

melalui semua bagian tubuh lalat seperti : bulu badan, bulu pada anggota gerak,

muntahan serta faecesnya

Lalat adalah salah satu jenis serangga yang hidup secara synanthropic (hidup

bersama- sma dengan manusia). Saat ini telah ditemukan lebih dari 10.000 spesies lalat.

Salah satu spesies lalat yang sering dijumpai di lingkungan sekitar adalah Drossopila

melanogaster. (Aini,2008)

6

Page 18: KTI OPSI MALANG

D. melanogaster ukuran tubuhnya kecil,mudah ditangani, praktis, siklus hidup

singkat yaitu hanya dua minggu, murah dan mudah dipelihara dalam jumlah besar

mudah berkembangbiak dengan jumlah anak banyak. Hal ini menyebabkan Drossopila

melanogaster Menjadi serangga yang sering digunakan dalam percobaan-percobaan

ilmiah. (Aini,2008)

Gb. 2.2 Lalat Buah

1. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda,

Kelas : Insecta,

Ordo : Diptera,

Famili : Drosophilidae

Genus : Drosophila

Spesies : Drossopila melanogaster (Aini,2008)

2. Morfologi dan Fisiologi

Aini (2008) menerangkan bahwa lalat buah ini memiliki sifat dimorfisme.

Tubuh lalat jantan lebih kecil dibandingkan betina dengan tanda-tanda secara

makroskopis adanya warna gelap pada ujung abdomen, Drosophila pada umumnya

ringan dan memiliki eksoskeleton atau integumen yang kuat. Jaringan otot dan

organ-organterdapat di dalamnya. Di seluruh permukaan tubuhnya, integumen

serangga memiliki berbagai syaraf penerima rangsang cahaya, tekanan, bunyi,

temperatur, angin dan bau.

Selain itu Aini (2008) juga menambahkan pada umumnya serangga

memiliki 3 bagian tubuh yaitu kepala, toraks dan abdomen. Kepala berfungsi

sebagai tempat dan alat masukan makanan dan rangsangan syaraf, serta untuk

memproses informasi (otak). Lalat memiliki tipe mulut spons pengisap. Toraks

yang terdiri atas tiga ruas memberikan tumpuan bagi tiga pasang kaki (sepasang

pada setiap ruas), dan jika terdapat sayap, dua pasang pada ruas kedua dan ketiga.

7

Page 19: KTI OPSI MALANG

Fungsi utama abdomen adalah untuk menampung saluran pencernaan dan alat

reproduksi.

3. Siklus Hidup

Ketika serangga ini ditetaskan dari telur, dihasilkan serangga yang tidak

memiliki wujud sama dengan serangga dewasa. Drosophila melanogaster tergolong

Holometabola, memiliki periode istirahat yaitu dalam fase pupa. Dalam

perkembangannya D. melanogaster mengalami metamorfosis sempurna yaitu

melalui fase telur, larva, pupa dan D. Melanogaster dewasa (Aini,2008).

4. Media Pembiakan

Drosophila melanogaster banyak ditemukan di buah lembut (soft fruits)

seperti anggur, pisang dan plum, terutama pada buah terlalu matang dan mulai

terjadi fermentasi. Lalat ini dapat berkembang di media fermentasi lainnya. Di

dalam laboratorium, Drosophila dapat dipelihara pada medium pendukung

pertumbuhan ragi (Aini,2008).

C. AROMATERAPI

Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan alternatif yang

menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap. Cairan tersebut dikenal

sebagai minyak esensial yang didalamnya terkandung minyak atsiri..

Minyak esensial berbeda susunan kimianya dari produk herbal lainnya karena

proses distilasi yang hanya memulihkan fitomolekul ringan.

Indonesia memiliki 49 jenis tumbuhan aromatik dari 22 jenis suku, 12 jenis di

antaranya digunakan secara empirik sebagai aromaterapi dengan efek menenangkan dan

menyegarkan tubuh. (Anonim, 2013)

1. Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan.

Minyak atsiri memiliki komponen volatil pada beberapa tumbuhan dengan

karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum,

kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat. (Muhtaridi, 2005)

Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup,

senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung merangsang

otak. (Muhtaridi, 2005)

8

Page 20: KTI OPSI MALANG

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode observasi,

eksperimen dan dokumentasi.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

No Waktu Tempat Kegiatan

1 Mei 2013 Laboratorium Biologi

SMA N 1 Malang

Destilasi aromaterapi pandan

2 Mei 2013 Laboratorium Biologi

SMA N 1 Malang

Uji penggunaan dan Uji Efektivitas

aromaterapi

3 Mei 2013 Jl. Kuntabhaswara

Malang

Sosialisasi penelitian dalam kegiatan

PKK

4 Juni 2013 SMA N 1 Malang Penulisan karya tulis

C. VARIABEL PENELITIAN

Variabel bebas : Pemanfaatan daun pandan

Variabel terikat : Aromaterapi pengusir lalat

Variabel kontrol : Jenis tanaman pandan, Jenis lalat, Jenis tungku aromaterapi

D. DATA DAN SUMBER DATA

Data penelitian berupa :

1. Hasil pembuatan aromaterapi daun pandan menggunakan alat destilasi sederhana.

2. Hasil uji penerapan penggunaan aromaterapi daun pandan menggunakan tungku

aromaterapi.

3. Hasil uji efektivitas penggunaan aromaterapi daun pandan sebagai pengusir lalat.

4. Hasil sosialisasi kepada masyarakat mengenai aromaterapi pandan.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian meliputi: perangkat destilasi sederhana, perangkat uji penerapan

penggunaan aromaterapi daun pandan, dan perangkat uji efektivitas penggunaan

aromaterapi daun pandan.

9

Page 21: KTI OPSI MALANG

F. TEKNIK ANALISIS DATA

Jenis data yang diambil adalah jenis data kualitatif, analisis data dilakukan dengan cara

mendeskripsikan dalam bentuk narasi.

G. PROSEDUR PENELITIAN

1. Destilasi Cairan Aromaterapi Daun Pandan

a. Alat dan Bahan

1) Teko listrik

2) Selang plastik diameter 1 cm

3) Botol minuman bekas

4) Gelas kaca

5) Selotip

6) Daun Pandan sebayak 15 helai

7) Air sebanyak 500 ml

8) Es batu

b. Cara Kerja

1) Merangkai alat dan bahan destilasi seperti pada gambar

Gb. 3.1 Alat destilasi sederhana

2) Merajang daun pandan dan mencampur dengan air

3) Memanaskan teko yang sudah diisi dengan campuran air dan rajangan daun

pandan

4) Melakukan pemanasan selama ± 1 jam

5) Menutup hasil destilasi yang didapat.

10

Page 22: KTI OPSI MALANG

2. Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan

a. Alat dan Bahan

1) Gelas ukur

2) Tungku aromaterapi, disarankan menggunakan tungku aromaterapi dari

bahan limbah rumah tangga

Gb. 3.2 Tungku Aromaterapi dari Limbah Rumah Tangga

3) Stopwatch

4) Cairan aromaterapi pandan

b. Cara Kerja

1) Menakar volume hasil destilasi daun pandan sebanyak 10 ml.

2) Menuangkan hasil takaran kedalam tungku aromaterapi

3) Menyalakan pemanas tungku aromaterapi dan mulai menghitung waktu

menggunakan stopwatch

11

Page 23: KTI OPSI MALANG

3. Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai Pengusir Lalat

a. Alat dan Bahan

Tabel 3.2 Alat dan Bahan Pembuatan Perangkat Uji Efektivitas

No Perangkat yang digunakan Fungsi

1 Aquarium Tempat lalat

2 Kain putih Penutup sisi aquarium yang terbuka

3 Selotip Perekat kain ke aquarium

4 Selang plastik 0,5 mMengalirkan uap aromaterapi

kedalam aquarium

5 Pemanas spirtus Sebagai pemanas aromaterapi

6 Cawan porselin Wadah aromaterapi

7 Corong kaca Penangkap uap aromaterapi

8 Kaki tiga Tungku pemanas

9 Jenang pisang dan tape Umpan untuk lalat

10 20 ekor lalat Indikator efektivitas aromaterapi

b. Cara Kerja

1) Merangkai perangkat seperti pada gambar.

Gb. 3.3 Perangkat Uji Efektivitas

2) Meletakkan jenang pisang dan tape ke dalam aquarium

3) Memasukkan lalat ke dalam aquarium dan menutup aquarium menggunakan

kain putih.

4) Menyalakan pemanas spirtus dan mengamati hal yang terjadi.

12

Page 24: KTI OPSI MALANG

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Pembuatan Aromaterapi Daun Pandan.

Setelah dilakukan destilasi untuk mendapatkan aromaterapi pandan menggunakan

alat destilasi sederhana, didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Pembuatan Aromaterapi Daun Pandan

NoKarakteristi

kData Keterangan

1 Wujud Cair/encer

Gb. 4.1 Hasil pembuatan

Aromaterapi Daun Pandan

2 Warna Jernih / tidak berwarna

3 Bau Aroma pandan wangi

4 Volume 110 ml Dalam waktu 1 jam

2. Hasil Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan

Hasil uji penerapan penggunaan aromaterapi daun pandan menunjukkan data

sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan

13

NoPercobaan/

UlanganVolume

aromaterapi

Waktu yang diperlukan untuk bau pandan mulai

tercium

Waktu yang diperlukan untuk

menguapkan aromaterapi pandan

1 I 10 ml 3 menit 57 detik 45 menit 53 detik

2 II 10 ml 4 menit 5 detik 46 menit 10 detik

3 III 10 ml 4 menit 2 detik 45 menit 59 detik

RATA-RATA 4 menit 1 detik 46 menit

Page 25: KTI OPSI MALANG

3. Hasil Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai Pengusir

Lalat

Tabel 4.3 Hasil Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai

Pengusir Lalat

No Data

Keadaan

Sebelum dialiri

aromaterapi pandan

Seelah dialiri

aromaterapi pandan

1 Jumlah lalat Sebagian besar Semua

2 Perilaku lalatMendekati dan hinggap

pada makananMenjauhi makanan

3

Hasil setelah

dibiarkan selama 1

hari

Makanan penuh dengan

telur lalatTidak ada lalat

4. Hasil Sosialisasi kepada Masyarakat mengenai Aromaterapi Pandan

Tabel 4.4 Hasil Sosialisasi kepada Masyarakat mengenai Aromaterapi Pandan

Penanya Pertanyaan Jawaban

Ibu

Siswanto

Mengapa memilih

daun pandan sebagai

aromaterapi?

Pandan selama ini hanya diketahui

manfaatnya sebagai pengharum dan

pewarna makanan saja. Pandan juga dapat

digunakan sebagai aromaterapi sekaligus

sebagai pengusir lalat.

Ibu

Waluyo

Bagaimana cara

mendapatkan cairan

aromaterapi daun

pandan?

Cairan aromaterapi daun pandan

didapatkan dari proses penyulingan/

destilasi. Komponen alat destilasi

menggunakan alat-alat yang sederhana

seperti teko listrik, botol bekas, selang

plastik (sambil menunjukkan alat).

Ibu

Wahyudi

Mengapa

aromaterapi pandan

dapat mengusir

lalat?

Aromaterapi pandan mampu mengacaukan

sensor kimia lalat. Sehingga lalat tidak

dapat mencium bau makanan yang ada di

sekitarnya.

14

Page 26: KTI OPSI MALANG

Berdasarkan data hasil sosialisasi pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa masyarakat

belum banyak mengetahui manfaat pandan selain untuk makanan. Disamping itu,

masyarakat awam juga belum mengenal alat destilasi sederhana yang dapat dibuat

sendiri dan belum pernah mengetahui bahwa pandan dapat mengusir lalat.

B. PEMBAHASAN

1. Hasil Pembuatan Aromaterapi Daun Pandan.

a. Wujud

Wujud dari aromaterapi pandan adalah cair. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil destilasi menggunakan alat destilasi sederhana mempunyai wujud cair.

Cairan ini didapatkan dari proses pengembunan dari campuran air dan rajangan

daun pandan. Uap panas yang dihasilkan dilewatkan melalui selang ke dalam botol

pendinginan, sehingga uap panas tersebut mendingin dan menjadi cair. Dengan

demikian aromaterapi yang dihasilkan dari proses destilasi terlarut dalam uap air

yang mengembun. Hal ini didukung oleh pernyataan Sarifudin (2010) bahwa

dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini

kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.

b. Warna

Warna cairan aromaterapi jernih dan tidak berwarna. Hal ini menunjukkan

bahwa hasil destilasi menggunakan alat destilasi sederhana menghasilkan cairan

yang tidak berwarna. Zat aromaterapi yang dihasilkan dari proses destilasi terlarut

dalam uap air yang mengembun sehingga warnanya seperti warna air.

c. Bau

Bau dari aromaterapi adalah sama dengan bau asli dari daun pandan. Hal

ini menunjukan bahwa hasil destilasi menghasilkan cairan yang memiliki bau yang

sama dengan bahan pembuatannya. Zat bau harum pandan yang didapat memlalui

proses destilasi ikut terbawa oleh uap air panas yang mengembun setelah masuk

gelas pendinginan.

d. Volume

Data volume yang didapatkan selama 1 jam adalah 110 ml. Jumlah cairan

yang didapatkan ini bergantung dari beberapa faktor, diantaranya jumlah energi

yang diberikan untuk memanaskan bahan. Dalam hal ini yang dikontrol adalah

lama pemanasan. Jika pemanasan diberikan secara terus menerus, maka energi

15

Page 27: KTI OPSI MALANG

yang diberikan juga semakin banyak. Sehingga aromaterapi yang dihasilkan juga

semakin banyak, begitu pula sebaliknya.

Selain itu, volume air yang dicampur dengan rajangan daun pandan dan

jumlah daun pandan yang digunakan juga mempengaruhi volume aromaterapi

yang dihasilkan, jumlah air dan rajangan pandan yang banyak tentu saja akan

menghasilkan aromaterapi yang banyak pula.

2. Hasil Uji Penerapan Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan

Dari tiga kali uji penerapan penggunaan aromaterapi daun pandan, didapatkan

hasil yang hampir sama. Aromaterapi pandan mulai tercium baunya setelah kurang

lebih 4 menit setelah tungku dinyalakan. Hal ini menunjukkan bahwa aromaterapi

pandan memiliki sifat yang mudah menguap.

Selain itu, dari percobaan yang sama, waktu yang diperlukan untuk

menghabiskan 10 ml aromaterapi pandan kurang lebih 46 menit. Dengan volume

aromaterapi yang relatif sedikit, dapat digunakan untuk waktu yang relatif lama.

Sehingga aromaterapi pandan merupakan aromaterapi yang efisien.

3. Hasil Uji Efektivitas Penggunaan Aromaterapi Daun Pandan sebagai Pengusir

Lalat

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah aromaterapi daun pandan

dapat digunakan untuk mengusir lalat. Perangkat didesain sedemikian rupa untuk

memudahkan mengamati sikap lalat baik sebelum maupun sesudah diberikan

aromaterapi.

Umpan yang digunakan adalah berbahan dasar jenang makanan terutama

buah-buahan, dalam hal ini yang digunakan adalah jenang pisang dan tape. Pisang

dan tape dipilih karena lalat suka dengan bau pisang dan tape. Diharapkan setelah

jenang dimasukkan, lalat mau mendekati jenang tersebut. Kemudian jenang

diletakkan didekat selang. Kemampuan aromaterapi daun pandan untuk mengusir

lalat akan terbukti apabila setelah dialirkan ke dalam perangkat, lalat pergi menjauhi

jenang.

Hasil penelitian diketahui bahwa sebelum dialiri aromaterapi, jenang di

kerubungi dan dihinggapi sebagian besar lalat. Hal ini menunjukkan bahwa lalat

memang senang dengan jenang tersebut. Kemudian setelah dialiri aromaterapi,

semua lalat terbang menjauhi jenang yang berdekatan dengan selang. Hal ini

16

Page 28: KTI OPSI MALANG

dikarenakan reseptor kimia atau kemoreseptor yang dimiliki oleh lalat terganggu

oleh bau pandan. Lalat akan pergi menjauhi sumber bau tersebut.

4. Hasil Sosialisasi kepada Masyarakat

Gb. 4.2 Sosialisasi melalui program PKK

Masyarakat belum mengetahui seluk beluk aromaterapi pandan sebab belum

pernah ada peneliti lain yang membuatnya dengan cara yang sederhana dan

menyosialisasikan kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan pelaksanaan sosialisasi

penting dilakukan untuk menyampaikan sesuatu yang baru agar bermanfaat bagi

masyarakat. Dengan demikian hasil suatu penelitian dapat dimanfaatkan dan tidak

sekedar penelitian saja.

5. Manfaat

a. pemanfaatan pandan sebagai aromaterapi memberikan manfaat ekonomis berupa

nilai tambah bagi pandan.

b. Secara biologis peningkatan nilai tambah pandan membuat pandan lebih

dilestarikan sehingga ikut mendukung pelestarian plasma nutfah.

c. Kandungan zat dalam pandan dapat menimbulkan efek tenang bagi orang yang

menghirupnya, hal ini merupakan manfaat dilihat dari segi psikologis.

d. Dari segi ekologis aromaterapi daun pandan memberikan banyak manfaat

diantaranya :

1) Pemanfaatan pandan sebagai aromaterapi alami dapat meminimalisir

penggunaan pengharum ruangan spray yang berdampak buruk bagi

lingkungan

2) Setelah masyarakat tahu mengenai kelebihan dari tanaman pandan, maka

diharapkan masyarakat menjadi tertarik menanam pandan, jika hal ini

terjadi, dimungkinkan jumlah O2 bertambah karena banyaknya tanaman

pandan yang ditanam.

17

Page 29: KTI OPSI MALANG

3) Penanaman pandan di lingkup yang sempit akan menciptakan iklim mikro

yang baik, jika tercipta banyak iklim mikro yang baik, maka akan tercipta

iklim makro yang baik. Hal ini menyebabkan terjadinya kondisi lingkungan

yang sehat dan nyaman.

C. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

1. Kelebihan

a. Pemanfaatan pandan sebagai aromaterapi menggunakan bahan yang alami dan

tidak mengandung bahan berbahaya sehingga ramah lingkungan

b. Pandan dipilih karena banyak dijumpai di masyarakat, harganya murah, mudah

dibudidayakan dan bau harumnya yang khas cocok digunakan disekitar

masyarakat.

c. Proses destilasi aromaterapi menggunakan perangkat destilasi sederhana yang

bahan-bahannya dapat dijumpai dengan mudah disekitar masyarakat sehingga

tidak memerlukan biaya produksi yang besar.

d. Penerapan penggunaan aromaterapi daun pandan dapat digunakan pada waktu

yang relatif lama meski volume aromaterapi yang digunakan relatif sedikit.

e. Aromaterapi pandan yang digunakan terbukti efektif dalam mengusir lalat

karena mengandung zat yang tidak disukai oleh lalat.

f. Aromaterapi pandan menyebabkan orang yang menghirunya menjadi tenang

karena kandungan zat penenang didalamnya.

2. Keterbatasan

a. Hasil cairan yang diperoleh dari perangkat destilasi sederhana tidak semaksimal

hasil cairan yang diperoleh dari perangkat destilasi laboratorium.

b. Efisiensi dalam hal waktu untuk aromaterapi hasil destilasi sederhana lebih

rendah daripada efisiensi aromaterapi kimia yang diproduksi pabrik.

c. Efektivitas dalam hal kemampuan mengusir lalat untuk aromaterapi hasil

destilasi lebih rendah daripada pengharum ruangan spray yang diproduksi

pabrik.

18

Page 30: KTI OPSI MALANG

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Daun pandan dapat dimanfaatkan sebagai aromaterapi pengusir lalat

B. SARAN

1. Sebaiknya penelitian ini mendapat dukungan dari instansi yang terkait atau

pemerintah agar dapat disosialisasikan ke masyarakat melalui kegiatan-kegiatan

kemasyarakatan seperti PKK, Karang Taruna, OSIS dan sebagainya demi

menambah nilai guna bagi penelitian ini.

2. Sebaiknya penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut agar menghasilkan karya

yang lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi masyarakat.

19

Page 31: KTI OPSI MALANG

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nur. 2008. Kajian Awal Kebutuhan Nutrisi Drosophila melanogaster. Laporan Penelitian. Departemen Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/9955/2008nai.pdf?sequence=2 Diakses pada tanggal 10 juni 2013

Anonim. 2013. Aromaterapi. http://id.wikipedia.org/wiki/Aromaterapi. Diakses pada tanggal 15 juni 2013.

Dewi, Eni Weni Asworo. 2009. Pengaruh Ekstrak Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) 6 Mg/Grbb Terhadap Waktu Induksi Tidur Dan Lama Waktu Tidur Mencit Balb/C Yang Diinduksi Thiopental 0,546 Mg/20mgbb. Laporan Penelitian. Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro Semaranghttp://eprints.undip.ac.id/8067/1/Ery_Weni_Asmoro.pdf. Diakses pada tanggal 11 juni 2013

Muchtaridi. 2005. Penelitian Pengembangan Minyak Atsiri sebagai Aromaterapi dan Potensinya Sebagai Produk Sediaan farmasi. Laporan Penelitian. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/06/jur_tekn_dan_ind_pertanian_2008.pdf. Diakses pada tanggal 9 juni 2013

Nala, Abu. 2003. Manfaat Apotik Hidup.Temanggung : Bina KaryaSarifudin, Asep. 2010. Alat Destilasi Sederhana Sebagai Wahana Pemanfaatan Barang

Bekas Dan Media Edukasi Bagi Siswa Sma Untuk Berwirausaha Di Bidang Pertanian. Laporan penelitian. Bogor Agricultural University

Suraini. 2011. Jenis - Jenis Lalat (Diptera) Dan Bakteri Enterobacteriaceae Yang Terdapat Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (Tpa) Kota Padang. Laporan Penelitian. http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/JENIS-JENIS-LALAT-DIPTERA-DAN-BAKTERI-ENTEROBACTERIACEAE-YANG-TERDAPAT-DI-TEMPAT-PEMBUANGAN-AKHIR-SAMPAH-TPA-KOTA-PADANG.pdf

Yuriatni. 2011. Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha: Diptera) Dan Parasit Usus Yang Dibawanya Di Kabupaten Dan Kota Solok Sumatera Barat. Laporan Penelitian. http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/KEANEKARAGAMAN-LALAT-Cyclorrapha-Diptera-DAN-PARASIT-USUS-YANG-DIBAWANYA-DI-KABUPATEN-DAN-KOTA-SOLOK-SUMATERA-BARAT1.pdf

20

Page 32: KTI OPSI MALANG

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : MUHAMMAD HAMZAH FARRASAMULYA

Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 6 Juni 1998

Jenis Kelamin : Laki-laki

Kelas : XI Akselerasi

Nama Sekolah : SMAN 1 Malang

Alamat Sekolah : Jl. Tugu Utara nomor 1 Malang

Telepon Sekolah : 0341- 366454

Nama Ayah : Drs. Hari Mulyono, MT.

Pekerjaan : PNS

Nama Ibu : Solichatin, S.ST.

Pekerjaan : Swasta

Alamat Rumah : Jl. Kapi Satabali III 16G/26 Sawojajar II Malang

Telepon / HP : 085649861758

Karya yang pernah ditulis : Topi Magnet Neodymium sebagai Alternatif bagi Orang

yang Beraktivitas Tinggi

21