studi kasus asuhan keperawatan jiwa pada · pdf fileasuhan keperawatan jiwa pada sdr. b ......

54
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AYODYA RSJD SURAKARTA DI SUSUN OLEH : ANA FUJI RAHAYU NIM. P. 10005 PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: phungnguyet

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B

DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG AYODYA RSJD

SURAKARTA

DI SUSUN OLEH :

ANA FUJI RAHAYU

NIM. P. 10005

PROGRAM STUDI DIII KEPERWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B

DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG AYODYA RSJD

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

ANA FUJI RAHAYU

P. 10005

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ana Fuji Rahayu

Nim : P. 10005

Program Studi : DIII KEPERAWATAN

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B

DENGAN PERILAKU KEKERASAN DIRUANG

AYODYA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikmudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan

ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 8 Juni 2013

Yang Membuat Pernyataan

ANA FUJI RAHAYU

P. 10005

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Ana Fuji Rahayu

Nim : P. 10005

Program studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR.B DENGAN

PERILAKU KEKERASAN DI RUANG AYODYA RUMAH

SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi

DIII keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Jum’at / 07 Juni 2013

Pembimbing : Joko Kismanto, Skep., Ns (................................. )

NIK. 200670020

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,
Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR.B DENGAN

PERILAKU KEKERASAN DI RUMAH SAIKT JIWA DAERAH SURAKARTA”

Laporan Karya Tulis Ilmiah disusun dengan maksud untuk memenuhi Tugas

Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan program Studi Diploma III Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husasda Surakarta.

Di dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis merasa sedikit mengalami

hambatan dan kesulitan. Namun bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak maka

laporan Karya Tulis Ilmiah ini dapat penulis selesaikan, oleh karena itu

perkenankanlah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah

memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekertaris Ketua Program studi D III

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di

Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns, selaku Dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji I

yang telah membimbing dengan cermat, memberi masukan – masukan, inspirasi

serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

vi

4. Nurma Rahmawati S.Kep.,Ns, selaku penguji II yang telah memberikan masukan

- masukan, inspirasi serta memfasilitasi demi sempurnanya kasus ini.

5. Amalia Agustin S.Kep.,Ns, selaku penguji III yang telah memberikan masukan –

masukan, inspirasi serta memfasilitasi demi sempurnanya kasus ini.

6. Seluruh Dosen dan Karyawan beserta Staff Prodi D III Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta, atas bantuan dan bimbingan

selama penulis menempuh pendidikan keperawatan.

7. Ayah dan Ibu (Orang Tua) tercinta yang telah memberikan kepercayaan, kasih

sayang, kesabaran, nasihat dan dukungan dalam segala bentuknya serta atas

doanya selama ini yang tidak terbalas oleh apapun.

8. Sahabat dan teman-teman angkatan 2010 Program Studi D III Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

9. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan Karya Tulis Ilmiah

ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.

Surakarta, April 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................ 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................... 4

C. Manfaat Penulisan .................................................................. 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ........................................................................ 7

B. Pengkajian .............................................................................. 8

C. Rumusan Masalah .................................................................. 14

D. Intervensi ................................................................................ 15

E. Implementasi .......................................................................... 19

F. Evaluasi .................................................................................. 21

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ........................................................................... 23

B. Kesimpulan ............................................................................ 36

C. Saran ...................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Genogram ............................................................................. 9

Gambar 2.2 Pohon Masalah ..................................................................... 14

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Log Book

Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Stuart & Laraia (dalam Hidayati, 2012) Kesehatan adalah

keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa

penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Seseorang dikatakan sehat apabila

seluruh aspek dalam dirinya dalam keadaan tidak terganggu baik tubuh, psikis

maupun sosial. Fisiknya sehat, maka mental (jiwa) dan sosial pun sehat, jika

mentalnya terganggu atau sakit, maka fisik dan sosialnya pun akan sakit.

Kesehatan harus dilihat secara menyeluruh sehingga kesehatan jiwa merupakan

bagian dari kesehatan yang tidak dapat dipisahkan.

Kesehatan Jiwa menurut WHO (World Head Organitation) adalah

berbagai karakteristik positif yang menggambarkan keselarasan dan

keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadianya.

Kesehatan Jiwa menurut UU No.3 tahun 1966 adalah suatu kondisi yang

memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari

seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain (Direja,

2011).

Salah satu gangguan jiwa yang dimaksud adalah Skizofrenia. Skizofrenia

adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir

serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/emosi,

kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan

halusinasi (Direja, 2011). Menurut Sulistyowati (dalam Isnaeni, 2008) Prevalensi

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

2

Skizofrenia di Indonesia sendiri adalah tiga sampai lima perseribu penduduk. Bila

diperkirakan jumlah penduduk sebanyak 220 juta orang akan terdapat gangguan

jiwa dengan skizofrenia kurang lebih 660 ribu sampai satu juta orang. Hal ini

merupakan angka yang cukup besar serta perlu penanganan yang serius.

Sedangkan Skizofrenia Katatonik ditandai dengan gejala utama pada psikomotor

seperti stupor maupun gaduh gelisah katatonik (Direja, 2011)

Menurut WHO (World Head Organitation) ada satu dari empat orang di

dunia yang mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekita 450 juta

orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Masyarakat umum terdapat

0,2 – 0,8% penderita Skizofrenia dan dari 120 juta penduduk di Negara Indonesia

terdapat kira –kira 2.400.000 orang anak yang mengalami gangguan jiwa

(Maramis dalam Widiyatmoko, 2004).

Prevalensi gangguan jiwa tertinggi di Indonesia terdapat di provinsi

Daerah Khusus Ibu kota Jakarta 24,3%, diikuti Nanggroe Aceh Darussalam

18,5%, Sumatra Barat 17,7%, NTB 10,9%, Sumatra Selatan 9,2%, dan Jawa

Tengah 6,8% (Depkes RI, 2008). Berdasarkan Riset Kebutuhan Dasar (2007),

menunjukkan bahwa prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6%

dari jumlah penduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000

orang penduduk terdapat empat sampai lima orang menderita gangguan jiwa.

Berdasarkan dari data tersebut bahwa data pertahun di Indonesia yang mengalami

gangguan jiwa selalu meningkat.

Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan tidak normal baik yang

berhubungan dengan fisik maupun mental (Yosep, 2007). Keabnormalan tersebut

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

3

dibagi ke dalam dua golongan yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan Sakit Jiwa

(Psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting

diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah,

cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (cunvulsive), histeria, rasa lemah, dan

tidak mampu mencapai tujuan, takut pikiran-pikiran dan sebagainya (Damiyanti

2010).

Gangguan jiwa menurut UU No.3 tahun 1966 adalah adanya gangguan

pada fungsi kejiwaan. Fungsi kejiwaan adalah proses pikir, emosi, kemauan dan

perilaku psikomotorik termasuk bicara, dapat disimpulkan bahwa gangguan jiwa

adalah kondisi terganggunya fungsi, mental, emosi, pikiran, kemauan, perilaku

psikomotorik dan verbal yang menjelma dalam kelompok gejala klinis yang

disertai oleh penderitaan dan mengakibatkan terganggunya fungsi humanistic

individu (Dalami, 2010).

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik naik pada dirinya sendiri

maupun orang lain disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol

(Kusumawati dan Hartono, 2010). Kekerasan adalah kekuatan fisik yang

digunakan untuk menyerang atau merusak orang lain (Isaacs, 2004). Perilaku

kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang

dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri orang lain maupun

lingkungan (Stuart & Sundeen dalam Direja, 2011).

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Tanda dan gejala dari perilaku

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

4

kekerasan diantaranya adalah muka merah dan tegang, pandangan tajam,

mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan tangan, jalan mondar mandir,

bicara kasar, suara tinggi menjerit atau berteriak, mengancam secara verbal atau

fisik, melempar atau memukul benda/orang lain, merusak barang atau benda,

tidak mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan

(Damaiyanti, 2010).

Berdasarkan laporan periode bulan april 2013, pasien yang dirawat diruang

Ayodya RSJD Surakarta di dapatkan dari 25 pasien yang mengalami gangguan

jiwa, 14 pasien mengalami gangguan halusinasi, 5 pasien mengalami isolasi

sosial dan 5 pasien mengalami perilaku kekerasan. Serta penulis tertarik untuk

menulis karya tulis ilmiah pada pasien dengan perilaku kekerasan pada klien

dengan inisial Sdr.B dimana pada saat itu klien tampak mondar-mandir, emosi,

marah, memukul meja, bicara terdengar keras (membentak) saat menceritakan

masalahnya dengan ibunya, kadang menyendiri dan banyak masalah pada Sdr. B

yang belum teratasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

mengangkat masalah ini dalam membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Studi

Kasus Asuhan Keperawatan Pada SDR. B dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang

Ayodya RSJD Surakarta”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pada Sdr. B dengan perilaku kekerasan di RSJD Surakarta.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

5

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Sdr. B dengan perilaku

kekerasan.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa pada Sdr. B dengan perilaku

kekerasan.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Sdr. B

dengan perilaku kekerasan.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Sdr. B dengan perilaku

kekerasan.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Sdr. B dengan perilaku

kekerasan.

C. Manfaat penulisan

1. Bagi penulis

a. Dapat mengerti dan menerapkan asuhan keperawatan jiwa pada klien.

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan asuhan

keperawatan.

c. Meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan.

2. Bagi Profesi

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan

asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan sehinga klien

mendapatkan penangan tepat dan optimal.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

6

3. Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

1) Sebagai bahan masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek

pelayanan keperawatan khususnya jiwa pada perilaku kekerasan.

2) Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku

kekerasan, sehingga klien mendapatkan penanganan yang cepat, tepat

dan optimal.

b. Bagi pendidikan

Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan kualitas

pendidikan keperawatan khususnya pada klien dengan perilaku kekerasan

dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

7

BAB II

LAPORAN KASUS

Bab II ini merupakan ringkasan asuhan keperawatan jiwa dengan

pengelolaan studi kasus pada Sdr. B dengan perilaku kekerasan di ruang

Ayodya RSJD Surakarta pada tanggal 22 April -24 April 2013. Asuhan

keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Identitas Klien

Hasil pengkajian tanggal 22 April – 24 April 2013 jam 11.00 WIB

pada kasus ini diperoleh dengan mengadakan pengkajian langsung,

pemeriksaan fisik, menelaah catatan perawat dari data pengkajian tersebut di

dapat hasil identitas klien bahwa klien bernama Sdr.B, tinggal di Losari

Sukoharjo, Ngalik, umur 18 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan SMP,

beragama islam, status belum menikah, tidak bekerja, dari IGD terus dibawa

ke bangsal Ayodya, diagnosa medis: f.20.0 Skizofrenia Katatonik, tanggal

masuk 28 februari 2013. Identitas penanggung jawab klien bernama Ny.R,

tinggal di Losari RT 2 RW 10 Sukoharjo Ngalik, umur 51 tahun pekerjaan

pegawai negeri sipil hubungan dengan klien adalah sebagai ibu.

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

8

B. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan

Data saat pengkajian tanggal 22 April 2013 didapatkan klien

mengatakan jengkel pada ibunya karena minta motor tidak dibelikan, klien

terlihat emosi, marah. Saat marah klien memukul meja dan bicara

terdengar keras (membentak) saat menceritakan masalahnya dengan

ibunya karena minta motor tidak dibelikan, pandangan tajam, mondar-

mandir, klien tampak menyendiri diRSJ dan jarang bersosialita dengan

orang lain. Klien sudah 2x ini dirawat di RSJ karena tidak mau minum

obat dan tidak rutin kontrol. Riwayat alasan masuk kurang lebih dua hari

yang lalu klien mengalami perubahan sikap bingung, mengamuk,

memukuli kakak, emosi marah, bicara dan tertawa sendiri tampak mondar-

mandir, bicara terdengar keras (membentak).

2. Faktor Predisposisi

Pengkajian di dapatkan faktor predisposisi klien mengalami

gangguan jiwa dua kali ini, pada saat ini klien dalam pengobatan tidak

berhasil karena tidak mau minum obat dan tidak rutin kontrol. Klien

sudah pernah mondok dua kali sejak satu tahun yang lalu. Keluarga belum

bisa menuruti keinginan klien untuk membelikan motor sehingga klien

merasa keluarganya tidak sayang dengan klien, klien mengatakan pernah

putus sekolah saat kelas satu SMK dan pernah di PHK dalam pekerjaanya.

Tidak ada penolakan dalam masyarakat dengan gangguan jiwa yang

dialami klien saat ini. Klien tidak pernah mengalami penganiyayaan fisik,

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

9

kekerasan dalam rumah tangga dan tidak pernah mengalami tindakan

kriminal.

3. Faktor Presipitasi

Fraktor presipitasi didapatkan klien mengatakan ditinggal pacarnya

karena merasa kalah bersaing maka klien meminta motor kepada ibunya

tapi tidak dibelikan sehingga klien marah. Menurut keluarga perilakunya

semakin jadi mengamuk, marah, emosi serta memukuli kakak.

4. Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik klien mencakup keadaan umum compos

mentis. Penilaian terhadap klien terlihat tegang dan gelisah, klien terlihat

mondar – mandir. Tanda – tanda vital klien meliputi tekanan darah klien

135/90 mmHg, suhu 360 C, respirasi 18x/menit, nadi 82x/menit, tinggi

badan 170 cm, berat badan 61 kg.Hasil pemeriksaan fisik klien tidak

mengalami asma, kejang, hipertensi.

5. Psikososial

a. Genogram

Klien Sdr.B 18 tahun

Perilaku kekerasan

Gambar 1. Genogram

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

10

Keterangan :

: laki-laki : pasien

: perempuan : tinggal 1 serumah

: meninggal : Garis Keturunan

Data hasil pengkajian di dapatkan klien anak ke dua dari dua

bersaudara klien tinggal bersama kakak dan kedua orang tuanya. Klien

seorang laki-laki berusia 18 tahun dan belum menikah. Klien

mengatakan komunikasi dalam keluarga lancar tidak ada hambatan, bila

ada masalah klien bercerita dengan keluarganya dan pengambil

keputusan adalah ayah klien karena sampai saat ini ayah klien adalah

sebagai kepala rumah tangga.

b. Konsep Diri

Hasil pengkajian pada konsep diri dalam gambaran diri, Sdr.B

mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya dan tidak mengalami

kecacatan. Identitas diri, klien adalah seorang laki-laki dan anak kedua

dari dua bersaudara. Peran diri, klien merasa belum bisa menjalankan

perannya sebagai anak laki-laki yaitu membantu kebutuhan ekonomi

orang tuanya. Ideal diri, klien ingin sembuh dan pulang ke rumah, di

rumah klien ingin bekerja. Harga diri, klien mengatakan malu bila

bertemu dengan tetangganya karena dirinya suka mengamuk di rumah

dan merasa dirinya tidak berguna lagi.

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

11

c. Hubungan Sosial

Berdasarkan pola hubungan sosial, klien mengatakan orang

yang berarti dalam hidupnya adalah ibu. Peran serta dalam kegiatan

bermasyarakat klien tidak pernah bersosialita dan tidak pernah

mengikuti kegiatan dimasyarakat seperti kerja bakti dan karang taruna.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien mengatakan

jarang bergaul dengan teman-temannya karena malu dengan keadaanya

yang pernah dirawat di RSJ.

d. Spiritual

Nilai dan keyakinan klien mengatakan beragama islam tetapi

ketika di tanya tentang pandangan dan keyakinan agamanya terhadap

gangguan jiwanya yang klien alami, klien bingung dan tidak mau

menjawab. Kegiatan ibadah klien selama di RSJ dan dirumah jarang

melakukan sholat 5 waktu.

6. Status Mental

Pengkajian Status mental, klien berpenampilan tidak rapi, kebersihan

cukup, memakai pakaian Rumah Sakit dan mandi 2x sehari, ketika diajak

bicara klien bicara dengan nada tinggi (membentak) saat menceritakan

masalahnya dengan ibunya karena minta motor tidak dibelikan, intonasi

jelas sesuai topik pembicaraan dan pembicaraan klien dapat dipahami.

Aktivitas motorik saat diajak bicara klien terlihat tegang, klien memukul

meja saat menceritakan masalahnya dengan ibunya karena minta motor

tidak dibelikan.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

12

Alam perasaan klien merasa putus asa karena minta motor baru tidak

dibelikan oleh ibunya. Afek klien stabil apabila diberi stimulus langsung

merespon. Saat dilakukan pengkajian klien kooperatif dan mau menjawab

pertanyaan yang diajukan. Persepsi klien tidak mengalami gangguan

halusinasi. Proses pikir saat bicara, pembicaraan klien terarah jelas tetapi

dengan nada tinggi (membentak) saat menceritakan masalahnya dengan

ibunya karena minta motor tidak dibelikan. Isi pikir klien mengatakan

pikirannya ingin selalu pulang dan ingin bertemu keluarganya. Tingkat

kesadaran klien sadar penuh klien dapat mengatakan saat ini klien berada

di RSJD Surakarta. Memori jangka panjang klien masih ingat ketika dulu

pernah sekolah SMK tetapi keluar waktu kelas satu. Memori jangka

pendek klien masih ingat yang membawa klien ke RSJ adalah ibu dan

kakaknya. Daya ingat saat ini klien mengatakan tadi bangun tidur jam

05.00 WIB. Tingkat konsentrasi klien mampu berkonsentrasi dengan

pertanyaan yang diberikan tanpa harus diulang kembali dan klien mampu

melakukan penambahan dan pengurangan dalam berhitung. Kemampuan

penilaian Sdr.B mampu mengambil keputusan yang sederhana setelah

diberi sedikit penjelasan dari perawat misalnya memilih cuci tangan

dahulu sebelum makan. Daya tilik, klien mengatakan bahwa klien sedang

mengalami gangguan jiwa.

7. Kebutuhan Persiapan Pulang

Kebutuhan persiapan pulang klien makan 3x sehari habis 1 porsi

makan dengan menu nasi sayur lauk dan kadang buah. Klien makan

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

13

dengan tangan kanannya setelah selesai makan klien mencuci tempat

makannya dan mengembalikan ditempatnya. Klien BAB 1x sehari, BAK

3-5 dalam sehari di kamar mandi dan dapat membersihkannya. Klien

mandi 2x sehari pagi dan sore, memakai sabun shampo dan juga gosok

gigi. Klien bisa berpakaian secara mandiri setiap pagi sesuai dengan baju

yang disiapkan Rumah Sakit. Klien mengatakan kurang lebih tidur 8 jam

dan bangun sekitar jam 05.00 WIB saat siang hari klien jarang tidur. Klien

minum obat secara teratur 2x1 sehari. Ketika klien sudah diijinkan pulang

maka perawatan lanjutan yang harus dilakukan klien untuk memelihara

kesehatan dianjurkan kontrol sebelum obat habis, dalam memelihara

kesehatan klien didukung dengan penggunaan obat. Aktivitas di dalam

rumah jika di rumah klien ingin membantu pekerjaan rumah seperti

merapikan rumah dan mencuci pakaian. Aktivitas di luar rumah klien

jarang keluar rumah karena malu dengan keadaanya yang mengalami

gangguan jiwa.

8. Mekanisme Koping

Hasil pengkajian mekanisme koping, pada Sdr.B yaitu mekanisme

koping maladaptif, dimana klien mengatakan jengkel kepada ibunya

karena minta motor tidak dibelikan dan bila klien sedang kesal klien

marah, emosi, mengamuk serta memukul.

9. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Klien mengatakan tidak ada masalah dengan kelompok usianya dan

lingkungannya, klien jarang bermain ke rumah temannya karena tidak

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

14

percaya diri dan tidak pernah mengikuti kegiatan dimasyarakat seperti

karang taruna dan kerja bakti. Klien mengatakan mempunyai masalah

dalam pendidikannya yaitu keluar sekolah waktu kelas satu SMK dan

pernah di PHK dalam pekerjaanya.

10. Aspek Medik

Klien mengatakan rutin minum obat dua kali sehari dan tidak ada

alergi obat ataupun makanan. Diagnosa Medik F20.0 Sizofrenia Katatonik

dan klien mendapat terapi NOP (Noprenia) 2x2 mg sehari, THP

(Trihexsilphenidil) 2x2 mg sehari dan CPZ (Chlorpromezine) 2x100 mg

sehari. Pasien dilakukan pemeriksaan laboiratorium tanggal 10 April 2013

dan di dapatkan hasil laboratorium kimia gula darah sewaktu 100 mg/dl dl

(normal < 130 mg/dl), SGOT 15 U/L (normal < 32 u/L), SGPT 24 U/L,

(normalnya < 31 u/L).

C. Daftar Perumusan Masalah

Berdasarkan data di atas dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu

perilaku kekerasan, diagnosa keperawatan tersebut didukung dengan data

subyektif klien mengatakan jengkel kepada ibunya karena minta motor tidak

dibelikan. Data obyektif klien tampak emosi, marah, memukul meja, mondar-

mandir, bicara terdengar keras (membentak) saat menceritakan masalahnya

dengan ibunya karena minta motor tidak dibelikan.

Berdasarkan masalah keperawatan tersebut, dapat digambarkan pohon

masalah sebagai berikut :

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

15

Resiko menciderai diri sendiri, orang lain (Akibat)

dan lingkungan

Perilaku kekerasan (Core Problem)

Harga diri rendah (Penyebab)

Gambar 2. Pohon Masalah

Dalam pohon masalah dijelaskan bahwa yang menjadi core problem

adalah perilaku kekerasan. Menurut Berkowitz & Harnawati (dalam Direja,

2011) Definisi perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan

untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis. Penulis

mendapatkan data perilaku kekerasan penyebabnya adalah Harga Diri Rendah,

dari masalah keperawatan prioritasnya yang diperoleh, dapat dibuat pohon

masalah sebagai berikut harga diri rendah sebagai penyebab, perilaku

kekerasan sebagai core problem dan resiko menciderai diri sendiri atau orang

lain sebagai akibat.

D. Intervensi

Berdasarkan hasil pengkajian, dirumuskan perencanaan keperawatan

pada Tujuan Umum: Klien tidak dapat melakukan tindakan kekerasan.

Tujuan Khusus pertama: membina hubungan saling percaya. Kriteria

hasil setelah 1x 15 menit pertemuan klien menunjukkan tanda-tanda percaya

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

16

kepada perawat, wajah cerah dan bersedia menceritakan perasaannya.

Intervensi klien bina hubungan saling percaya dengan memberi salam setiap

berinteraksi, perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat

berinteraksi, tanyakan dan nama panggilan kesukaan klien, tanyakan perasaan

klien dan masalah yang dihadapi klien, tunjukkan sikap empati, jujur dan

menepati janji setiap berinteraksi, dengarkan dengan penuh perhatian ekpresi

dan perasaan klien.

Tujuan Khusus ke dua : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku

kekerasan yang dilakukannya. Kriteria hasil setelah 1x 15 menit pertemuan

klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya. Intervensi

bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya, motivasi klien untuk

menceritakan penyebab rasa kesal/jengkel dan dengarkan tanpa menyela atau

memberi penilaian setiap ungkapan perasan klien.

Tujuan Khusus ke tiga : Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda

perilaku kekerasan. Kriteria hasil setelah 1x 15 menit pertemuan klien

menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan, perasaan marah,

jengkel, bicara keras, emosi wajah tegang. Intervensi bantu klien

mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya, motivasi

klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat terjadi

kekerasan, motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat

perilaku kekerasan terjadi.

Tujuan Khusus ke empat : Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku

kekerasan yang pernah dilakukannya. Kriteria hasil setelah 1x 15 menit

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

17

pertemuan klien menjelaskan jenis-jenis ekpresi kemarahan yang selama ini

pernah dilakukannya, perasaannya saat melakukan perilaku kekerasan.

Intervensi diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama

ini, motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini

pernah dilakukannya, motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah

tindak kekerasan tersebut terjadi.

Tujuan Khusus ke lima : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku

kekerasan. Kriteria hasil setelah 1x 15 menit pertemuan klien menjelaskan

akibat tindak kekerasan yang dilakukannya, diri sendiri dapat dijauhi teman

dan luka, orang lain dapat luka, tersinggung, ketakutan, lingkungan

benda/barang dapat rusak. Intervensi diskusikan dengan klien (kerugian) cara

yang dilakukan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Tujuan Khusus ke enam : Klien dapat mengidentifikasi cara konstuktif

dalam mengungkapkan kemarahan. Kriteria hasil setelah 2x 15 menit

pertemuan klien menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah.

Intervensi diskusikan dengan klien apakah mau mempelajari cara

mengungkapkan marah yang sehat, jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk

mengungkapkan marah, selain perilaku kekerasan yang diketahui klien,

jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah, cara fisik seperti nafas

dalam dan pukul bantal, cara verbal seperti mengungkapkan perasaan, sosial

seperti berkenalan dengan orang lain dan spiritual seperti sembahyang dan doa

sesuai keyakinan agamanya masing-masing.

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

18

Tujuan Khusus ke tujuh : Klien dapat mendemonstrasikan cara

mengontrol perilaku kekerasan. Kriteria hasil setelah 2x 15 menit pertemuan

klien mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan, fisik tarik nafas

dalam dan memukul bantal, verbal mengungkapkan perasaan jengkel pada

orang lain tanpa menyakiti, spiritual berdoa sembahyang sesuai agamanya.

Intervensi diskusikan cara yang mungkin dipilih dan dianjurkan klien memiluh

cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan, latih klien

mempraktikan cara yang dipilih, jelaskan manfaat tersebut, anjurkan klien

menirukan cara yang sudah di lakukan, beri reinforcement pada klien perbaiki

cara yang belum sempurna, anjurkan klien menggunakan cara yang sudah

dilatih saat marah/jengkel.

Tujuan Khusus ke delapan : Klien mendapat dukungan keluarga untuk

mengontrol perilaku kekerasan. Kriteria hasil setelah 3x 15 menit pertemuan

keluarga menjelaskan cara merawat klien dengan penyakit perilaku kekerasan,

mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien.diskusikan pentingnya peran

serta keluarga sebagai pendukung kjlien untuk mengetahui perilaku kekerasan.

Intervensi jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien

perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga, praktekkan cara

klien ( menangani perilaku kekerasan ), beri pujian kepada keluarga setelah

dipraktekkan, tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang telah

dilatihkan.

Tujuan Khusus ke sembilan : Klien minum obat sesuai program yang

telah ditetapkan. Kriteria hasil setelah 1x 15 menit pertemuan klien

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

19

menjelaskan manfaat minum obat, keinginan tidak minum obat, nama obat

bentuk obat dan warna obat, dosis yang diberikan, efek yang dirasakan klien.

Intervensi jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika

tidak menggunakan obat, jelaskan kepada klien: jenis obat (nama, warna dan

bentuk obat), dosis yang tepat untuk klien, waktu pemakaian, efek yang

dirasakan klien, anjurkan klien: minta dan menggunakan obat tepat wakt, lapor

ke perawat atau dokter jika mengalmi efek yang tidak biasa, beri pujian

terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.

E. Implementasi

Implementasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan dilaksanakan 3

hari pada tanggal 22-24 april 2013. Pada tanggal 22 april 2013 jam 11.00 WIB

dengan SP 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya (BHSP),

mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan,

mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dilakukan,

mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan yang dilakukan, mengajarkan cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik satu yaitu tarik nafas dalam.

Implementasinya : penulis membina hubungan saling percaya, menjelaskan

tujuan berinteraksi, menyampaikan kontrak (topik, waktu, tempat),

memberikan kesempatan kepada klien mengungkapkan perasaannya,

mengidentifikasikan penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang

dirasakan dan perilaku kekerasan yang sudah dilakukan (akibat perilaku

kekerasan yang dilakukan), mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

20

dengan teknik nafas dalam dan memberi kesempatan kepada klien untuk

mempraktekkannya, memberi reinforcement positif kepada klien jika sudah

bisa mempraktekanya sendiri, menganjurkan klien untuk memasukkanya

kedalam jadwal harian.

Pada tanggal 23 april 2013 pukul 09.00 WIB dengan SP 2 : mengajarkan

mengontrol perilaku kekerasan dengan pukul bantal. Implementasinya : penulis

memberikan salam terapeutik, menanyakan perasaan pasien, memvalidasi SP 1

(mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 : nafas dalam),

mengajarkan dan melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik

2 : pukul bantal, memberikan kesempatan pasien untuk mempraktekkan cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan pukul bantal, memberi pujian positif

kepada pasien jika sudah bisa mempraktekkannya sendiri, menganjurkan klien

untuk memasukkannya kedalam jadwal harian.

Pada tanggal 24 April 2013 09.00 WIB dengan SP 3 mengajarkan

mengontrol perilaku kekerasan secara verbal atau bicara baik-baik.

Implementasinya : penulis memberikan salam terapeutik, menanyakan

perasaan pasien, memvalidasi SP 1 (nafas dalam) dan SP 2 (pukul bantal),

mengajarkan dan melatih cara mengontrol perilaku kekerasan yang ke-3 yaitu

dengan cara verbal (bicara baik-baik), memberikan kesempatan pasien untuk

mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal,

mengajurkan pasien untuk memasukkan kedalam jadwal harian.

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

21

F. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan implementasi di dapatkan evaluasi, Strategi

pelaksanaan satu, implementasi pada hari senin tanggal 22 April 2013 pada jam

11.00 WIB membina hubungan saling percaya seperti salam terapeutik,

memberi salam setiap berinteraksi, memperkenalkan nama, nama panggilan

perawat dan tujuan perawat berinteraksi, menanyakan dan nama panggilan

kesukaan klien, menanyakan perasaan klien seperti mengidentifikasi penyebab

perilaku kekerasan, mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan,

mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan, mengidentifikasi akibat

perilaku kekerasan, menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan,

membantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol perilaku kekerasan,

menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian, memberikan

reinforcement atas keberhasilan klien. Evaluasi dari subyektifnya klien

memperkenalkan diri nama dan alamat rumah, klien mengatakan jengkel

kepada Ibunya ingin mengamuk dan memukul, klien mau diajari cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan cara yang sehat. Obyektifnya pasien

kooperatif, kontak mata ada, nada suara tinggi, pandangan tajam, klien mau

berjabat tangan, pasien mau menyebutkan atau mengidentifikasi penyebab

marah, tanda dan gejala yang dirasakan, pasien mau diajari cara mengontrol

perilaku kekerasan dengan nafas dalam, pasien tampak bisa mempraktekkan

cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara nafas dalam secara mandiri.

Analisa klien mampu melakukan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan

tarik nafas dalam. Perencanaan strategi pelaksanaan satu evaluasi strategi

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

22

pelaksanaan satu (tarik nafas dalam) dan lanjut strategi pelaksanaan dua (pukul

bantal).

Implementasi pada hari selasa tanggal 23 April 2013 jam 11.00 WIB,

dengan diagnosa perilaku kekerasan, strategi pelaksanaan dua, implementasi

salam terapeutik, mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien, melatih cara

mengontol perilaku kekerasan denga cara fisik II yaitu pukul bantal,

menganjurkan klien memasukkan ke dalam kegiatan harian, memberikan

reinforcement positif atas keberhasilan klien. Evaluasi dari subyeknya klien

mengatakan perasaanya hari ini senang, klien masih ingat cara mengontrol

perilaku kekerasan SP 1 dengan cara tarik nafas dalam, klien mau diajari cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan pukul bantal. Obyektifnya klien

kooperatif, klien tampak rileks dan tenang, klien masih ingat cara mengontrol

perilaku kekerasan SP 1 dengan cara tarik nafas dalam, klien mampu

mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan SP 2 dengan cara pukul

bantal. Analisa klien mampu melakukan cara fisik II mengontrol rasa marah

dengan pukul bantal secara mandiri dan masalah teratasi. Perencanaan evaluasi

cara mengontrol perilaku kekerasan SP 1 (tarik nafas dalam), SP 2 (pukul

bantal) dan lanjut strategi pelaksanaan tiga mengungkapkan marah secara

verbal.

Implementasi pada hari rabu tanggal 24 April 2013 jam 11.00 WIB,

dengan diagnosa perilaku kekerasan, strategi pelaksanaan tiga, implementasi

salam terapeutik, mengobservasi kemampuan klien mengontrol perilaku

kekerasan dengan cara verbal, mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

23

memberikan pujian terhadap kegiatan pasien. Evaluasi sebyektif klien

mengatakan perasaannya senang, klien masih ingat cara mengontrol perilaku

kekerasan SP 1 (tarik nafas dalam), SP 2 (pukul bantal), klien mengatakan

apabila ingin marah mengontrolnya memilih dengan pukul bantal, klien mau

dan bersedia diajari cara mengontrol perilaku kekerasan dengan SP 3 cara

verbal (bicara baik-baik). Obyektif klien kooperatif, klien tampak rileks dan

tenang, klien masih ingat SP 1 (tarik nafas dalam) SP 2 (pukul bantal), klien

mampu mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara

verbal. Analisa klien mampu mempraktekkan cara mengontrol perilaku

kekerasan dengan cara verbal yaitu bicara secara baik-baik. Perencanaan

evaluasi SP 1 (tarik nafas dalam) SP 2 (pukul bantal) SP 3 (verbal atau bicara

baik-baik) dan memasukkan ke dalam jadwal harian.

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

24

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab pembahasan penulis akan membahas mengenai kesenjangan

yang terdapat pada konsep dasar (teori) dan studi kasus pada Sdr.B dengan

perilaku kekerasan di ruang Ayodya Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta, pada

tanggal 22-23 April 2013 yang dimulai dengan membahas pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi serta pada

bagian akhir dari penulisan laporan studi kasus ini, penulis akan memberikan

kesimpulan dan saran, yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan

asuhan keperawatan pada pasien, khususnya pada pasien dengan perilaku

kekerasan.

Perilaku Kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Perilaku Kekerasan

dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan

lingkungan. Perilaku Kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stresor

yang dihadapi oleh seseorang, respon ini dapat meninmbulkan kerugian baik

pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan (Keliat, 2007).

Tanda Gejala dari Perilaku Kekerasan adalah muka merah atau tegang,

mata melotot atau pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah

merah atau tegang, postur tubuh kaku, mengatupkan rahang dengan kuat,

mengepalkan tangan, jalan mondar-mandir (Yosep, 2010).

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

25

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan

kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data

biologis, psikologis, dan spiritual (Nurjannah, 2005).

Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa

faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber

koping dan kumpulan koping yang dimiliki klien. Cara pengkajian berfokus

pada 5 (lima) dimensi yaitu fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual

(Stuart dan Sundeen dalam Nurjannah, 2005). Kasus Sdr. B termasuk dari 5

dimensi yaitu dimensi fisik. Menurut teori perilaku kekerasan adalah suatu

bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik

maupun psikologis. Perilaku tersebut dapat melukai diri sendiri, orang lain

dan lingkungan (Keliat, 2007). Dalam pengkajian pasien, penulis melakukan

pengkajian meliputi : identitas klien, identitas penanggung jawab, pola

fungsional gordon, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan terapi

medis. Data yang penulis kumpulkan sudah mencakup data pengkajian jiwa

dalam teori tersebut karena penilaian terhadap stressor, faktor predisposisi,

faktor presipitasi, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien

sudah terkaji dalam pola koping toleransi stress didalam pola fungsional

gordon.

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode auto anamnese

terhadap klien dan perawat yang merawatnya, observasi langsung terhadap

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

26

penampilan dan perilaku klien. Menurut Waber dan Kelley (dalam Nanda,

2012) Pengkajian individu terdiri atas riwayat kesehatan (data subjektif) dan

pemeriksaan fisik (data objektif). Adapun data yang diperoleh setelah

melakukan pengkajian pada klien Sdr. B yang berupa data subjektif antara

lain bingung, mengamuk, memukuli kakak, emosi marah, bicara dan tertawa

sendiri alasan klien jengkel pada Ibunya dan data objektifnya adalah mondar

mandir, bicara terdengar keras (membentak), pandangan tajam.

Faktor presipitasi menurut Direja (2011), adalah seseorang akan marah

jika dirinya merasa terancam, baik berupa injuri secara fisik, psikis, atau

ancaman konsep diri. Sedangkan faktor presipitasi dalam kasus klien adalah

klien mengatakan ditinggal pacarnya karena merasa kalah bersaing maka

klien meminta motor kepada ibunya tapi tidak dibelikan sehingga klien

marah. Klien mempunyai masa lalu yang tidak menyenangkan adalah putus

sekolah waktu kelas satu SMK dan di PHK dalam pekerjaanya.

Faktor Predisposisi adalah berbagai faktor yang menunjang terjadinya

perubahan dalam konsep diri seseorang (Stuart, 2006). Sedangkan faktor

perdisposisi klien pernah mengalami gangguan jiwa dua kali sejak satu tahun

yang lalu, pada saat ini klien dalam pengobatan tidak berhasil karena tidak

mau minum obat dan tidak rutin kontrol. Keluarga belum bisa menuruti

keinginan klien untuk membelikan motor sehingga klien merasa keluarganya

tidak sayang dengan klien, klien mengatakan pernah putus sekolah saat kelas

satu SMK dan pernah di PHK dalam pekerjaanya. Tidak ada penolakan dalam

masyarakat dengan gangguan jiwa yang dialami klien saat ini. Klien tidak

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

27

pernah mengalami penganiyayaan fisik, kekerasan dalam rumah tangga dan

tidak pernah mengalami tindakan kriminal.

Kepatuhan dalam pengobatan dapat diartikan sebagai perilaku klien

yang mentaati semua nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan

tenaga medis, seperti dokter dan apoteker. Mengenai segala sesuatu yang

harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan, salah satunya adalah

kepatuhan dalam minum obat. Hal ini merupakan syarat utama tercapainya

keberhasilan pengobatan yang dilakukan (Sugiyarti, 2012). Menurut teori

(Direja, 2011) sesorang mengalami kekambuhan adalah ketidakmampuan

mengendalikan dorongan marah, stimulus lingkungan, konflik interpersonal,

status mental, putus obat, penyalahgunaan narkoba atau alkohol,

ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuannya

dalam menempatkan diri sebagai orang yang dewasa. Sedangkan pada kasus

Sdr.B mengalami putus obat sehingga klien mengalami kekambuhan. Peran

keluarga disini tidak terlaksana dengan baik.

Mekanisme koping adaptif klien bercerita tentang perasaannya pada

perawat, mengatakan jika ada masalah bercerita dengan keluarganya.

Sedangkan mekanisme koping maladaptif klien mengatakan jengkel kepada

ibunya karena minta motor tidak dibelikan dan bila klien sedang kesal klien

ingin mengamuk dan memukul. Tetapi yang sering digunakan klien adalah

koping maladaptif karena klien mengamuk dan memukul. Stressor yang

terjadi 1 tahun terakhir stress adalah klien minta motor kepada ibunya tetapi

tidak dibelikan. Sekarang klien mengalami gangguan jiwa Sdr. B tampak

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

28

emosi, marah, memukul meja, mata melotot, mondar-mandir, bicara terdengar

keras (membentak), klien tampak menyendiri dan jarang bersosialita dengan

orang lain, klien malu bila bertemu dengan tetangganya karena dirinya suka

mengamuk di rumah dan merasa dirinya tidak berguna lagi.

Tanda gejala yang muncul pada perilaku kekerasan biasanya adalah

muka merah dan tegang, mata melotot atau pandangan tajam, mengatupkan

rahang denga kuat, mengepalkan tangan dengan kuat, jalan modar mandir,

bicara kasar, suara tinggi, menjerit atau berteriak, mengancam secara verbal

atau fisik, melempar atau memukul benda/orang lain, merusak barang atau

benda, tidak memiliki kemampuan mencegah/mengendalikan perilaku

kekerasan (Keliat, 2009). Ada beberapa tanda gejala resiko perilaku

kekerasan pada Sdr. B adalah mata melotot dan bicara keras (membentak).

Bila dibandingkan dengan teori diatas ada beberapa tanda dan gejala perilaku

kekerasan pada Sdr. B yang sesuai dengan teori.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah diagnosis yang dibuat oleh perawat

profesional yang menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukkan

masalah kesehatan yang dirasakan klien dimana perawat berdasarkan

pendidikan dan pengalaman mampu menolong klien (Ali Z, 2002). Schultz

dan videbeck (dalam Nurjannah, 2005) menyatakan bahwa diagnosa

keperawatan berbeda dari diagnosa psikiatrik medis dimana diagnosa

keperawatan adalah respon klien terhadap masalah medis atau bagaimana

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

29

masalah mempengaruhi fungsi klien sehari-hari yang merupakan perhatian

utama diagnosa keperawatan.

Pernyataan diagnosa terdiri dari masalah atau respon klien dan satu atau

lebih faktor yang behubungan atau berkonstribusi pasda masalah atau respon

klien. Tanda dan gejala atau batasan karakteristik adalah pengkajian subjektif

dan objektif yang mendukung diagnosa keperawatan, ini biasanya ditulis

sebagai bagian dari pernyataan diagnosis. Bagian kedua dari statemen

diagnosa ditulis untuk mengkomunikasikan perawat mengenai faktor yang

berhubungan atau berkontribusi untuk etiologinya (Schultz dan videbeck

dalam Intansari Nurjannah, 2005).

Menurut Kusumawati dan Hartono (dalam Direja, 2011), pohon

masalah pada perilaku kekerasan (core problem) dapat mengakibatkan

seseorang beresiko melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara

fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan

gaduh gelisah yang tidak terkontrol.. Hal ini dapat terjadi karena beberapa

penyebab yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah, gangguan

pemeliharaan kesehatan, ketidakmampuan keluarga merawat klien di rumah.

Data yang diperoleh dari Sdr. B yaitu perilaku kekerasan yang

disebabkan oleh harga diri rendah yang didukung oleh data subyektif, klien

mengatakan malu bila bertemu dengan tetangganya dengan keadaannya

karena dia sering mengamuk-amuk di rumah dan merasa dirinya tidak

berguna lagi, klien mengatakan jarang bergaul dengan teman-temannya

karena malu dengan keadaanya yang pernah dirawat diRSJ, klien mengatakan

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

30

belum bisa menjalankan perannya sebagai anak laki-laki yaitu membantu

kebutuhan ekonomi orang tuanya. Data obyektif: klien menunduk, kontak

mata kurang saat menceritakan masalahnya yang berkaitan dengan

kondisinya sekarang ini dan hubungannya dengan teman-temannya serta

tetangganya. Kemudian dapat beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan yang didukung data subyektif pasien mengatakan kesal kepada

ibunya kemudian pasien mengamuk dan memukul meja, data obyektif pasien

tampak kesal, emosi, marah, bicara keras (membentak) saat menceritakan

masalanya dengan ibunya karena minta motor tidak dibelikan.

Berdasarkan data yang diperoleh tersebut penulis menyimpulkan bahwa

pohon masalah yang terjadi pada Sdr. B sama dengan teori yang dituliskan

yaitu penyebab dari perilaku kekerasan (core problem) adalah harga diri

rendah sehingga dapat beresiko perilaku menciderai diri sendiri, orang lain

dan lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan keadaan pasien yang kurang

mengerti akan menjaga hubungan keluarga terutama dengan ibunya dan

menyebabkan perilaku kekerasan pada Sdr. B dapat muncul ketika dirinya

sedang marah.

Klien mendapat terapi obat yaitu NOP (Noprenia) 2x2 mg sehari, THP

(Trihexsilphenidil) 2x2 mg sehari dan CPZ (Chlorpromezine) 2x100 mg

sehari. Menurut ISO atau Informasi Spisialite Obat (2010-2011) noprenia

merupakan golongan psikofarmaka yang digunakan sebagai terapi gangguan

skizofrenia akut dan kronik, halusinasi, afek tumpul, menarik diri sediaan

obat 2 mg, 0,5 mg, 3 mg. Chlorpromezine adalah golongan anti psikotik yang

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

31

mengurangi hiperaktif agresif atau obat penenang dan agitasi dengan sediaan

tablet 25 mg, 50 mg, 100 mg, injeksi 25 mg per ml. Trihexsilphenidil untuk

obat anti parkinson dengan sediaan tablet 2 mg, 5 mg, injeksi 25 mg per ml

(ISO, 2011)

3. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan ditulis atau dibuat setelah diagnosa keperawatan,

rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai

tiap tujuan khusus, perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan,

tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan

analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat

diatasi (Ali, 2002).

Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Sdr.B penulis rencanakan

berdasarkan pada teori keperawatan jiwa, dimana tujuan umumnya dalah

klien tidak dapat melakukan tindakan kekerasan, dan ada sembilan tujuan

khusus yaitu tujuan khusus pertama adalah bina hubungan saling percaya

dengan klien, rasionalnya hubungan saling percaya merupakan landasan

utama untuk hubungan selanjutnya. Tujuan khusus ke dua yaitu

mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, rasionalnya beri kesempatan

untuk mengungkapkan perasaan klien, dapat membantu stres, dan dapat

penyebab perasaan jengkel atau marah dapat diketahui. Tujuan khusus ke tiga

adalah mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan, rasionalnya untuk

mengetahui tanda-tanda klien jengkel dan mengetahui hal yang dialami dan

Page 43: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

32

dirasa saat jengkel. Tujuan khusus ke empat yaitu mengeidentifikasi jenis

perilaku kekerasan, rasionalnya untuk mengetahui perilaku kekerasan yang

bisa dilakukan. Tujuan khusus ke lima yaitu mengidentifikasi akibat dari

perilaku kekerasan, rasionalnya untuk menilai perilaku kekerasan yang

dilakukannya. Tujuan khusus ke enam yaitu mengidentifikasi cara konstruktif

yang dilakukan klien ketika marah muncul, rasionalnya untuk membantu

klien menemukan cara yang baik untuk mengurangi kejengkelannya. Tujuan

khusus ke tujuh yaitu ajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan,

rasionalnya agar klien mengetahui cara marah yang konstruktif. Tujuan

khusus kedelapan adalah ajarkan kepada keluarga cara merawat klien dengan

perilaku kekerasan, rasionalnya untuk meningkatkan pengetahuan keluarga

tentang merawat klien sehingga keluarga terlibat dalam perawatan klien.

Tujuan khusus ke sembilan adalah anjurkan pada klien menggunakan obat

yang benar, rasionalnya agar klien dan keluarga dapat mengetahui nama,

jenis, efek samping, dan fungsi obat yang diminum klien, serta meningkatkan

kesadaran klien untuk minum obat (Damaiyanti, 2012).

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi dan evaluasi keperawatan pada Sdr. B dilakukan selama

tiga hari pada tanggal 22 - 24 April 2013 di bangsal Ayodya, Rumah Sakit

Jiwa Surakarta. Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendy

dalam Nurjannah, 2005). Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari

Page 44: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

33

tindakan mandiri (independent), saling ketergantungan/kolaborasi

(interdependent), dan tindakan rujukan/ketergantungan (dependent).

Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi perilaku

kekerasan pada Sdr. B yaitu membina hubungan saling percaya dan

melakukan pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk, faktor

predisposisi, faktor presipitasi, pemeriksaan fisik, status mental, masalah

psikososial dan lingkungan, mekanisme koping dan tingkat pengetahuan

pasien. Respon klien adalah menjawab salam, menyatakan nama klien dan

nama panggilannya. Klien mengatakan masalah yang sedang dihadapi yaitu

klien mengatakan jengkel dengan ibunya, karena minta motor tidak dibelikan.

Selama wawancara klien mau menjawab semua pertanyaan yang diberikan

penulis.

Impementasi keperawatan untuk diagnosa keperawatan perilaku

kekerasan dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013, pukul 11.00 WIB.

Penulis melakukan SP 1 perilaku kekerasan yaitu mengidentifikasi penyebab,

tanda dan gejala, serta akibat perilaku kekerasan, dan mengontrol perilaku

kekerasan dengan cara fisik 1 nafas dalam (agar pasien lebih rileks dan

tenang) (Direja, 2011). Implementasinya, penulis membina hubungan saling

percaya, menjelaskan tujuan berinteraksi, menyampaikan kontrak (topik,

waktu, tempat), memberikan kesempatan kepada klien mengungkapkan

perasaannya, mengidentifikasikan penyebab perasaan marah, tanda dan gejala

yang dirasakan,dan perilaku kekerasan yang sudah dilakukan (akibat perilaku

kekerasan yang dilakukan), mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan

Page 45: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

34

dengan teknik nafas dalam, memberi kesempatan kepada pasien untuk

mempraktekkannya cara yang dianjurkan, memberi pujian positif kepada

klien jika sudah bisa mempraktekanya sendiri, menganjurkan klien untuk

memasukkanya kedalam jadwal harian. Respon klien : klien mengatakan mau

berinteraksi dengan perawat, klien mengatakan perasaannya kurang baik,

klien mengatakan yang menyebabkan klien marah adalah jengkel dengan

ibunya karena minta motor tidak dibelikan, marah, emosi, pandangan tajam

dan nada bicara tinggi (membentak), klien mengatakan perilaku yang sudah

dilakukan adalah memukul kakaknya, klien mengatakan mau diajari cara

mengontrol marah dengan teknik nafas dalam, klien mengatakan sudah bisa

mempraktekkannya sendiri, klien mengatakan sudah dimasukkan kedalam

jadwal harian.

Implementasi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 23 April 2013

pukul 09.00 WIB. Penulis melakukan SP 2 yaitu mengajarkan cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan cara pukul bantal (Direja, 2011).

Implementasinya, penulis memberikan salam terapeutik, menanyakan

perasaan pasien, memvalidasi SP 1 (mengontrol perilaku kekerasan dengan

cara fisik 1 : nafas dalam), mengajarkan dan melatih cara mengontrol perilaku

kekerasan dengan cara fisik 2 : pukul bantal, memberikan kesempatan pasien

untuk mempraktekan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan pukul

bantal, memberi reinforcement positif kepada pasien jika sudah bisa

mempraktekkannya sendiri, menganjurkan klien untuk memasukkanya

kedalam jadwal harian. Respon klien : klien menjawab salam, klien

Page 46: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

35

mengatakan perasaanya senang, klien mengatakan masih ingat dengan SP 1

mengontrol perilaku kekerasan yaitu nafas dalam dan klien langsung

mempraktekannya, klien mengatakan mau diajari dengan SP 2 : pukul bantal,

klien mempraktekannya sendiri, klien mengatakan sudah dimasukkan

kedalam jadwal harian.

Implementasi yang ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 April 2013

pukul 09.00 WIB. Penulis melakukan SP 3 yaitu mengajarkan cara

mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal ( menolak dengan baik

atau meminta dengan baik) (Direja, 2011). Implementasinya, penulis

memberikan salam terapeutik, menanyakan perasaan pasien, memvalidasi SP

1 (nafas dalam) dan SP 2 (pukul bantal), mengajarkan dan melatih cara

mengontrol perilaku kekerasan yang ke-3 yaitu dengan cara verbal,

memberikan kesempatan pasien untuk mempraktekkan cara mengontrol

perilaku kekerasan dengan cara verbal, menganjurkan pasien untuk

memasukkan kedalam jadwal harian. Implementasi yang ketiga respon klien :

klien menjawab salam, klien mengatakan perasaanya senang, klien

mengatakan masih ingat dengan SP 1 ( napas dalam) dan SP 2 ( pukul bantal)

untuk mengontrol perilaku kekerasan dan klien langsung mempraktekannya,

klien mengatakan mau diajari SP 3 ( verbal), klien mempraktekannya

mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal (menolak dengan baik atau

meminta dengan baik).

Page 47: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

36

5. Evaluasi

Evaluasi adalah mengevaluasi perkembangan klien dalam mencapai

hasil yang diharapakan asuhan keperawatan adalah proses dinamik yang

melibatkan perubahan dalam status kesehatan klien sepanjang waktu, pemicu

kebutuhan terhadap data baru, berbagai diagnosa keperawatan, dan

modifikasi rencana asuhan sesuai dengan kondisi klien (Damaiyanti &

Iskandar, 2012).

Hasil evaluasi yang didapat dari Sdr. B adalah data subyektif dan

obyektif antara lain: pasien mengatakan mengamuk dan kesal kepada ibunya

karena minta motor tidak dibelikan, pasien tampak mau berjabat tangan dan

membina hubungan saling percaya pada perawat, pasien tampak mau

menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, pasien menjawab

semua pertanyaan, ada kontak mata, pasien mau menyebutkan perilaku

kekerasan yang dilakukan, pasien mengatakan mau untuk diajari cara

mengontrol marah dengan cara pukul bantal dan pasien tampak mau

mempraktekannya. Kemudian dilakukan perencanaan untuk pasien antara lain

pasien diminta untuk memberitahukan kepada perawat atau keluarga ketika

sedang marah, sedangkan perencanaan untuk penulis adalah mempertahankan

tujuan khusus pertama membina hubungan saling percaya , tujuan khusus ke

dua mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya, tujuan

khusus ke tiga mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan , tujuan

khusus ke empat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukannya , tujuan khusus kelima mengidentifikasi akibat perilaku

Page 48: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

37

kekerasan, tujuan khusus ke enam mengidentifikasi cara konstuktif dalam

mengungkapkan kemarahan, tujuan ke tujuh mendemonstrasikan cara

mengontrol perilaku kekerasan, dan kemudian melanjutkan strategi

pelaksanaan yang selanjutnya yaitu mengontrol marah dengan cara verbal,

spiritual (do’a) dan minum obat secara teratur. Memotivasi pasien untuk

mempraktekan cara mengontrol marah dengan pukul bantal. Penulis

mendelagasikan kepada perawat ruangan untuk memvalidasi cara yang telah

diajarkan kepada pasien.

B. Simpulan

Pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara (allow

anamnesa) dan (autoanamnesa) mengobservasi klien yaitu dari segi

penampilan, pembicaran, perilaku klien, kemudian ditambah dengan menelaah

catatan medik dan catatan keperawatan.

1. Pengkajian penulis mengkaji data dari tanggal klien masuk RSJD, identitas

klien, penanggung jawab alasan masuk, faktor predisposisi, faktor

prestisipitasi, pemeriksaan fisik keluhan fisik, psikososial, (genogram dan

analisa genogram) konsep diri, hubungan sosial, spiritual status mental,

kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan

lingkungan, pengetahuan klien, aspek penunjang dan meliputi data subyektif

dan data obyektif. Data yang berfokus pengkajian pada kasus adalah pola

koping toleransi stress bahwa klien mengatakan jengkel pada ibunya karena

minta motor tidak dibelikan sehingga klien emosi, marah, memukul meja,

Page 49: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

38

bicara terdengar keras (membentak), mata melotot, mondar-mandir, klien

tampak menyendiri diRSJ dan jarang bersosialita dengan orang lain.

2. Dalam diagnosa keperawatan pada pohon masalah yang menjadi core

problem adalah perilaku kekerasan. Data yang diperoleh dari Sdr. B sesuai

dengan teori yang ada diatas yaitu yang menjadi core problem adalah

perilaku kekerasan yang didukung dengan data subyektif: pasien

mengatakan kesal kepada ibunya karena minta motor tidak dibelikan, pasien

mengatakan jika dirinya marah maka dia mengamuk dan memukul dan data

obyektif: pasien tampak kesal, pandangan tajam, mondar-mandir, suara

dengan nada tinggi.

3. Intervensi yang dilakukan yaitu sesuai SOP (Standart Operasional

Prosedur) yang telah ditetapkan ada sembilan tujuan khusus, tetapi yang

dapat terselesaikan penulis hanya tujuan khusus pertama membina

hubungan saling percaya , tujuan khusus ke dua mengidentifikasi penyebab

perilaku kekerasan yang dilakukannya, tujuan khusus ke tiga

mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan , tujuan khusus ke empat

mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya, tujuan

khusus ke lima mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, tujuan khusus ke

enam mengidentifikasi cara konstuktif dalam mengungkapkan kemarahan,

tujuan ke tujuh mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan,

sampai tujuan khusus ke tujuh: pasien dapat mengontrol marah agar tidak

ada perilaku kekerasan yang muncul. Tujuan khususnya yaitu pasien dapat

membina hubungan saling percaya, pasien dapat menyebutkan penyebab

Page 50: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

39

perilaku kekerasan, pasien dapat mengidentifikasi tanda – tanda perilaku

kekerasan, pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukan, pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan, pasien

dapat mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan, pasien bersedia

minum obat sesuai program yang dianjurkan, pasien memasukkan cara

mengontrol perilaku kekerasan ke dalam jadwal harian.

4. Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi perilaku kekerasan

pada Sdr. B dengan SP 1 yaitu membina hubungan saling percaya dan

melakukan pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk, faktor

predisposisi, pemeriksaan fisik, status mental, masalah psikososial dan

lingkungan, mekanisme koping dan tingkat pengetahuan pasien dan

mengajarkan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik I tarik nafas

dalam. SP 2 : mengevaluasi mengontrol perilaku kekerasan dengan cara

fisik satu yaitu tarik nafas dalam dan mengajarkan mengontrol perilaku

kekerasan dengan pukul bantal. SP 3 : mengevaluasi mengontrol perilaku

kekerasan dengan pukul bantal, mengajarkan mengontrol perilaku kekerasan

secara verbal atau bicara baik-baik dan menganjurkan klien untuk

memasukan semua kegiatan ke dalam jadwal buku harian. Melakukan

proses keperawatan dari tujuan khusus pertama sampai tujuan khusus

ketujuh yaitu mengidentifikasi terhadap pasien tentang penyebab terjadinya

marah, mengidentifikasi tanda-tanda saat marah, mengidentifikasi akibat

dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara mengontrol marah yang benar

yaitu teknik pukul bantal sebagai cara yang dipilih pasien.

Page 51: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

40

5. Evaluasi yang didapat dari Sdr. B adalah data subyektif dan obyektif antara

lain: pasien mengatakan kesal dan marah kepada ibunya karena minta motor

tidak dibelikan kemudian mengamuk dan memukul, pasien mau berjabat

tangan dan membina hubungan saling percaya pada perawat, pasien tampak

mau menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya muncul, pasien

menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, pasien mau menyebutkan

perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien mengatakan mau untuk diajari

cara mengontrol marah dengan cara pukul bantal dan pasien tampak mau

mempraktekannya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran yang

diharapkan bermanfaat, sebagai berikut:

1. Bagi Pendidikan

Institusi pandidikan di harapkan pembimbing memberikan bimbingan

kepada mahasiswa secara optimal, terutama dalam pendidikan Ilmu

Keperawatan Jiwa kepada penulis, sehingga penulis dapat mengaplikasikan

di lahan klinik secara maksimal.

2. Bagi Keluarga

Keluarga diharapkan memberikan motivasi kepada klien dan kontrolkan

secara rutin dan untuk melakukan kunjungan satu minggu sekali agar pasien

cepat sembuh.

Page 52: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

41

3. Bagi Perawat

Perawat diharapkan memberikan pelayanan yang tepat dan selalu

meningkatkan komunikasi terapeutik kepada pasien sehingga pasien dapat

membina hubungan saling percaya dengan perawat dan lebih sabar dalam

memberikan pelayanan guna peningkatan penyembuhan pasien.

Page 53: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

DAFTAR PUSTAKA

Ali Z, 2002. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Penerbit Airlangga University

Press.

Dalami Ermawati, 2010. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :

Penerbit CV. Trans Info Media.

Damaiyanti & Iskandar, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung. Penerbit

Buku PT. Refika Aditama.

Damaiyanti Mukhripah, 2010. Komunikasi Terapeutik Dalam Praktik

Keperawatan. Bandung. Penerbit Buku PT. Refika Aditama.

Direja, Ade Herman Surya, 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.

Yogyakarta. Penerbit Buku Nuha Medika.

Hidayati, Eni, 2012. Pengaruh Terapi Kelompok Suportif Terhadap Kemampuan

Terhadap Kemampuan Perilaku Kekerasan,

http://e.journal.unimus.ac.id.pdf diakses pada tanggal 25 April 2013.

Isaacs, Ann. 2004. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik, edisi 3. Jakarta.

Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Isnaeni, 2008. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dalam Terhadap Tingkat Emosi

Klien Perilaku Kekerasan,

http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/v

iew/68 diakses pada tanggal 2 Mei 2013.

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2009. Informasi Spesialite Obat (ISO)

Indonesia. Jakarta. Penerbit PT ISFI

Kelliat Budi A & Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Nanda. 2012. Definisi Dan Klasifikasi. Penerbit Buku: Prima Medika. Jakarta.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, volume 1, edisi 4.

EGC: Jakarta.

Page 54: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA  · PDF fileASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA SDR. B ... Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien ... keperawatan ini dimulai dari pengkajian,

Nurjannah, Intansari. 2005. Aplikasi Proses Keperawatan. Yogyakarta : Penerbit

Buku MocoMedika.

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta. Penerbit Buku

Kedokteran: EGC.

Sugiyarti, 2012. Studi Kasus Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Perilaku

Kekerasan,

http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=01-

gdl-sugiartip0-220 diakses pada tanggal 29 April 2013.

Widiyatmoko, Wahyu Tri, 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Perilaku

Kekerasan, http://e.journal.ums.ac.id.pdf diakses pada tanggal 26 April

2013.

Yosep, Iyus. 2010. Buku Keperawatan Jiwa. Bandung. Penerbit Buku PT Refika

Aditama.