stroke non hemoragic
DESCRIPTION
strokeTRANSCRIPT
BAB I
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn.S
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 65 tahun
• Alamat : Jl. Balap sepeda III, Rawamangun
• Pendidikan terakhir : Sarjana
• Pekerjaan : Karyawan
• Status : Menikah
• Agama : Islam
• No RM : 312439
• Tanggal Masuk : 6 April 2014
• Tanggal Pemerikasaan : 8 April 2014
ANAMNESIS ( Auto anamnesis )
Keluhan Utama :
Lemah anggota gerak bagian kanan ± 2 hari
Riwayat Penyakit Sekarang
Lemah badan dirasakan sore pada saat ingin wudhu. Pasien mengaku masih dapat
menggerakkan tangan dan kakinya sedikit dan lemah. Keluhan tidak disertai baal atau
kesemutan pada tangan atau kaki. Riwayat terdapat trauma pada kepala disangkal. Riwayat
kejang atau demam disangkal. Riwayat penurunan berat badan disangkal. Mulut mencong ke
sebelah kanan , bicara tidak pelo namun agak terbata-bata. Pasien mengatakan bahwa keluhan
1
yang ia rasakan ini terjadi secara tiba-tiba. Pasien tidak merasakan mual, muntah, kejang dan
pusing. Penurunan penglihatan, dan gangguan menelan, gangguan penciuman dan
pendengaran juga disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit dahulu
Pasien mengaku menderita stroke pada tahun 1998 , anggota tubuh yang terkena
adalah bagian kanan. Riwayat hipertensi dan Diabetes melitus ± 15 tahun SMRS, hipertensi
dan diabetes terkontrol dengan berobat secara teratur ke puskesmas
Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung, hipertensi atau kencing manis tidak ada.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku belum berobat ke dokter untuk keluhan saat ini
Riwayat Psikososial
Pasien mengaku tidak pernah merokok ataupun mengkonsumsi alkohol.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Nadi : 90 x/menit, reguler, isi cukup, kuat
Pernapasan : 24 x/menit, reguler
Suhu : 37 OC
TD : 150/100 mmHG
BB :
TB :
Mata : anemis (-/-), ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+)
2
Hidung : Deviasi septum (-), Sekret (-/-)
Telinga : Normotia, Sekret (-/-)
Mulut
o Terlihat mencong kesebelah kanan
o Mukosa bibir lembab (+), sianosis (-),
o Lidah : asimetris – deviasi kekanan, tremor (-)
Torax :
Pulmo
o Inspeksi : simetris, retraksi (-/-)
o Palpasi : Vokal fremitus kanan dan kiri sama
o Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
o Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
o Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi : Ictus cordis teraba pada ics 5 midclavicula
o Perkusi : Batas jantung kanan pada ICS V linea parasternal dextra, batas jantung kiri
pada ICS V 2 jari lateral linea midclavicula sinistra
o Auskultasi : BJ I & II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung
Palpasi :
Nyeri tekan : Tidak ada
Hepar : Tidak teraba
3
Splen : Tidak teraba
Ballotement : - / -
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus : (+) normal
Ekstremitas :
Edema :
Akral hangat
Sianosis :
- RCT > 2 detik
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos mentis
Kuantitatif (GCS) : E4 V5 M6 = 15
Tingkah laku : Hipoaktif
Orientasi (tempat, waktu, orang, sekitar) : Baik
Jalan pikiran : Logik
Kecerdasan : Sulit di nilai
Daya ingat kejadian : Baik
Kemampuan bicara : Baik
Sikap tubuh : Baik
Cara berjalan : Tidak dilakukan
4
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
Nervus I (Olfaktorius) Dextra Sinistra
Daya pembau Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus II (Optikus) Dextra Sinistra
Daya penglihatan Normal Normal
Pengenalan warna Normal Normal
Medan penglihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fundus okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Retina Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Arteri/vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus III (Okulomotorius) Dextra Sinistra
Ptosis - -
5
Gerak mata ke :
Medial + +
Atas + +
Bawah + +
Ukuran pupil 2 mm 2 mm
Bentuk pupil Isokor Isokor
Refleks cahaya langsung + +
Refleks cahaya konsensuil + +
Refleks akomodatif Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Strabismus divergen Negatif Negatif
Diplopia Negatif Negatif
Nervus IV (Trokhlearis) Dextra Sinistra
Gerak mata ke lateral bawah + +
Strasbismus konvergen - -
Diplopia - -
Nervus VI (Abdusen) Dextra Sinistra
Gerak mata ke lateral + +
Strasbismus konvergen - -
Diplopia - -
6
Nervus V (Trigeminus) Dextra Sinistra
Menggigit + +
Membuka mulut + +
Sensibilitas muka :
Atas + +
Tengah + +
Bawah + +
Refleks kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks bersin Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks maseter Baik Baik
Trismus - -
Nervus VII (Fasialis) Dextra Sinistra
Mengerutkan dahi + +
Bersiul + +
Mengedip + +
Meringis + +
Menutup mata + +
7
Menggembungkan pipi + +
Lakrimasi
Daya kecap 2/3 anterior Tidak dilakukan
R. Visuopalpebra Tidak dilakukan
Reflex glabella Tidak dilakukan
Nervus VIII (akustikus) Dextra Sinistra
mendengar suara berbisik + +
mendengar detik arloji + +
tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan
tes Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus IX (Glosofaringeus) Dextra Sinistra
arkus farings Tidak ada deviasi Tidak ada deviasi
daya kecap lidah 1/3
belakangTidak dilakukan Tidak dilakukan
reflek muntah Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sengau Tidak dilakukan Tidak dilakukan
8
Tersedak Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nervus X (Vagus) Dextra Sinistra
Arkus faringsTidak ada
deviasiTidak ada deviasi
Nadi Reguler Reguler
Bersuara Pelo +
Menelan + +
Nervus XI (Aksesorius) Dextra Sinistra
Memalingkan kepala + +
Sikap bahu - +
Mengangkat bahu - +
Trofi otot bahu Eutrofi Eutrofi
9
Nervus XII (Hipoglosus) Dextra Sinistra
sikap lidah Deviasi ke kanan
Artikulasi Tidak terganggu
tremor lidah - -
menjulurkan lidah + +
kekuatan lidah + +
atrofi otot lidah - -
fasikulasi lidah - -
MOTORIK
Kekuatan Otot 1 5
1 5
Tonus : Normal Normal
Normal Normal
Atropi : - -
- -
Klonus
Kaki : -/-
Patella : -/-
Sensorik
Nyeri : Ektremitas Atas : Normal
Ekstremitas Bawah : Normal
Raba : Ektremitas Atas : Normal
10
Ekstremitas Bawah : Normal
Suhu :
Fungsi Vegetatif
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Keringat : Baik
Fungsi luhur
MMSE : Tidak dilakukan
Reflek Fisiologis Refleks Patologis
Reflek bisep : +/+ Babinski : -/-
Reflek trisep : +/+ Chaddock : -/-
Reflek brachioradialis : +/+ Oppenheim : -/-
Reflek patella : +/+ Gordon : -/-
Reflek Achilles : +/+
Skor Pasien berdasarkan rumus Siriraj Score
(2,5 x kesadaran)+(2xmuntah)+(2xsakit kepala)+(0,1xtekanan darah diastole)-(3xatheroma)-
12
(2,5x0)+(2x0)+(2x0)+(0,1x100)-(3x0)-12= -2
RESUME PASIEN
Pasien 79 tahun datang ke RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan lemah anggota gerak
sebelah kanan sejak dua hari SMRS. Lemah badan dirasakan sore setelah bangun tidur.
Mulut mencong ke sebelah kanan, bicara pelo. Pasien mengatakan bahwa keluhan yang ia
rasakan ini terjadi secara tiba-tiba.
Riwayat hipertensi ± 5 tahun SMRS, hipertensi terkontrol dengan berobat secara
teratur ke dokter.
11
Pemeriksaan fisik :
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Nadi : 90 x/menit, reguler, isi cukup, ekual
Pernapasan : 24 x/menit, reguler
Suhu : 37 0C
TD : 150 / 100 mmHg
Status neurologis :
- N.XII didapatkan deviasi lidah ke kanan
- Kekuatan otot pada ekstremitas dextra lebih lemah dibandingkan dengan ekstremitas
sinistra
DIAGNOSA
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : hemiparese sinistra, hipertensi
Diagnosis Etiologi : susp. Stroke non hemoragik ec Hipertensi
Diagnosis topis : hemisfer dextra
Diagnosis Faktor Risiko : Hipertensi dan Diabetes Melitus
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa Klinis : hemiparese sinistra, hipertensi
Diagnosa Etiologi : susp. Stroke hemoragik ec Hipertensi
Diagnosa Topis : hemisfer dextra
12
Diagnosa Faktor Resiko : Hipertensi dan Diabetes Melitus
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi rutin
CT-Scan
Foto thorax
PENATALAKSANAAN
Tindakan awal
o ABC (pemberian oksigen 1-2 L/menit)
o Bed rest dengan kepala 15-30O
o Pemasangan infus RL
o Diet rendah garam dan rendah lemak
Medikamentosa
o IUFD RL + mecobalamine ampul
o Captopril 2 x 12,5 mg
o Citicoline 2 x 500 mg IV
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanantionam : Dubia ad bonam
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Secara bahasa kata stroke berasala dari bahasa Inggris yakni “to strike” yang artinya
iaalah pukulan. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsional otak yang
terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang
berlangsung selama lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan
oleh gangguan peredaran otak.
EPIDEMIOLOGI
Penelitian menunjukkan angka kejadian kasus stroke hemoragik 8% - 18% sementara
kasus stroke iskemik/non hemoragik sebanyak 82% - 92 %. Tetapi tingkat mortalitas pada stroke
hemoragik lebih tinggi daripada stroke iskemik
Berdasarkan data WHO tahun 2010, setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia
mengalami stroke. Sekitar 5 juta mengalami kematian dan 5 juta menderita kecacatan permanen.
Penyakit stroke menjadi penyakit utama yang menyebabkan kecacatan di usia dewasa dan
menduduki urutan ketiga sebagai penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak setelah
penyakit jantung koroner dan kanker di Negara-negara berkembang. Di Amerika terdapat
795.000 jiwa penderita stroke dengan jumlah penderita yang baru sebanyak 610.000 orang
dan penderita yang lama sebanyak 185.000 orang (American Stroke Association). Di
Amerika Serikat stroke merupakan penyebab kematian no 4 dan penyebab utama terjadinya
disabilitas/kecacatan
Di kawasan Asia tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke (WHO,2010).
Pada tahun 2020 diperkirakan 7.6 juta orang akan meninggal dikarenakan penyakit
stroke ini (Misbach, 2010). Berdasarkan hasil Laporan Riskesdas Indonesia tahun 2007 terkait
14
penyakit stroke di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia sebesar 6% atau
8,3 per 1000 (Riskesdas, 2007)
FAKTOR RESIKO
Faktor resiko pada penyakit stroke dibagi dua, yakni faktor resiko yang dapat diubah
(modifiable) dan faktor resiko yang tidak dapat diubah (non modifiable).
1. Faktor resiko yang dapat diubah
- Merokok
- Minuman beralkohol
- Kurangnya aktifitas fisik
Kurangnya aktifitas fisik secara terus-menerus akan memicu timbulnya
kegemukan. Kegemukan akan beresikomenjadi obesitas dan tingginya kadar
kolestrol pada tubuh yang akan memicu timbulnya aterosklerotik pada pembuluh
darah otak dan mengakibatkan stroke.
- Hipertensi
Pada hipertensi terdapat gangguan pompa darah yang besar dan mendorong
dengan tekanan yang kuat sementara pembuluh darah otak merupakan pembuluh
darah kecil yang jika mendapat tekanan besar akan rentan untuk pecah. Pada
dasarnya terdapat mekanisme kompensasi jika tekanan darah terlalu tinggi tetapi
jika terjadi dalam waktu yang lama/kronis maka pembuluh darah akan pecah dan
terjadilah stroke akibat hipertensi.
- Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang sering dijumpai bersama-sama
penyakit serebrovaskular, dan merupakan faktor resiko stroke meskipun kurang
kuat dibandingkan hipertensi. Sebagai faktor resiko stroke, diabetes melitus
berperan melalui proses aterosklerosis pembuluh darah otak. Proses aterosklerosis
pembuluh darah otak pada diabetes mellitus melalui kelainan lipid yang multiple.
Pada diabetes mellitus terjadi :
1. Peningkatan konsentrasi faktor von willibrand (glikoprotein) dalam plasma yang
mungkin berperan dalam penyakit vascular.
2. Perubahan produksi prostasiklin mencerminkan kerusakan dinding pembuluh darah
yang terjadi akibat peningkatan fungsi trombosit dengan akibat mikrotrombus.
15
3. Aktivitas plasminogen akan menurun. Penurunan aktivas plasminogen dalam
pembuluh darah akan merangsang terjadinya thrombus.
- Hiperlipidemia
Abnormalitas serum lipid (trigliserida, kolesterol, LDL) merupakan faktor risiko
penyakit jantung koroner daripada penyakit serebrovaskuler. Ada penelitian yang
membuktikan bahwa pada populasi muda tidak terbukti adanya hubungan antara
stroke dan peningkatan kolesterol. Hal ini dijelaskan dengan kenyataan bahwa
tidak semua stroke berhubungan dengan atherosclerosis.
- Fibrilasi Atrium
2. Faktor resiko yang tidak dapat diubah
- Usia tua
Usia tua lebih beresiko menderita stroke daripada yang berusia muda terutama pada
usia di atas 50 tahun.
- Jenis Kelamin
Laki-laki lebih beresiko terkena stroke dibandingkan wanita hanya saja
perbandingannya hamper sama.
- Genetik
Orang yang memiliki genetik kelainan pembuluh darah sejak lahir juga beresiko
terkena stroke seperti pada Arteri Venosus Malformation.
KLASIFIKASI
Stroke pada umunya dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. STROKE HEMORAGIK
Dibagi lagi menjadi dua,yakni :
Perdarahan Intraserebral :
Perdarahan intraserebral biasanya terjadi ketika terjadi hipertensi kronis
sehingga melemahkan arteri pada otak hingga merusak endotel pembuluh darah pada
otak yang umumnya berukuran kecil dan akibatnya menjadi pecah.. Arteri yang sering
pecah ialah arteria lentikulostriata di wilayah kapsula interna. Dinding arteri yang
pecah selalu menunjukkan tanda-tanda, bahwa disitu terdapat aneurisma kecil-kecil
yang dikenal sebagai aneurisma Charcot Bouchard. Aneurisma tersebut timbul pada
orang-orang dengan hipertensi kronik, sebagai hasil proses degenerative pada otot dan
16
unsur elastic dinding arteri. Karena perubahan degenerative itu ditambah dengan
beban yang tekanan darah yang tinggi, maka timbulah beberapa pengelembungan
kecil setempat yang dinamakan aneurisma Charcot Bouchard. Banyaknya darah yang
keluar akibatnya dapat menambah kapasitas ruang di otak sehingga mengakibatkan
jaringan otak tertekan dan jika diperiksa terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan
intracranial.
Selain itu penggunakan kokain atau amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi dan perdarahan . Pada beberapa orang tua, sebuah protein abnormal yang
disebut amiloid terakumulasi di arteri otak. Akumulasi ini (disebut angiopati amiloid)
yang dapat melemahkan arteri dan dapat menyebabkan perdarahan.
Perdarahan Subarakhnoid
Perdarahan subarachnoid biasanya terjadi karena cedera kepala. Namun
perdarahan pada cedera kepala biasanya bukanlah penyebab terjadinya stroke.
Perdarahan subarachnoid yang menyebabkan stroke biasanya terjadi karena dua hal
yakni :
- Aneurisma
a. Aneurisma Barry/sekunder : Biasanya terjadi akibat trauma,cedera karena
hipertensi. Lokasi yang paling sering terkena stroke adalah arteri komunikans
anterior.
b. Aneurisma Fusiform : Biasanya terjadi karena hipertensi dan aterosklerosis.
Lokasi yang paling sering terjadi di arteri serebri media dan arteri basilaris.
c. Aneurisma Mikotik : Terjadi pada arteri kecil di otakyang disebabkan oleh
karena infeksi yakni endokarditis.
Aneurisma yang terjadi pada perdarahan subarachnoid biasanya disebabkan
oleh bawaan atau dapat juga berkembang di kemudian hari di mana terdapat
tekanan darah tinggi yang dapat melemahkan arteri sehingga rentan untuk
pecah.
- Arteri Venosus Malformation (AVM)
Dalam keadaan normal pembuluh darah vena yang berasal dari otak mengandung
sedikit oksigen dan dibawa kembali ke jantung. Pada kasus AVM terjadi
pembelokan jalur dari arteri langsung menuju ke vena tanpa melalui kapiler. Lalu
aliran darah masuk ke pembuluh darah vena dan terjadi peningkatan tekanan yang
mengakibatkan rupturnya vena dan terjadilah perdarahan. Jika darah keluar dan
17
menekan korteks maka akan menimbulkan gejala nyeri kepala hebat seperti
disambar petir (thunderclap headache).
2. STROKE NON HEMORAGIK
Terdapat beberapa jenis stroke hemoragik, yakni
- Akibat Aterotrombosis
Stroke akibat aterotrombosis tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Biasanya
proses ini memakan waktu yangcukup lama dan diawalidengan berbagai proses
yang lainnya. Faktor resiko terjadinya aterotrombosis ini adalah orang yang
cenderung kegemukan dan memiliki kadar kolestrol yang tinggi terutama
LDL.Proses ini diawali dengan adanya akumulasi lipid pada endotel arteri.
Akumulasi ini memicu terjadinya berbagai proses inflamasi pada endotel arteri
yakni awalnya monosit menempel pada endotel dan berpenetrasi lebih dalam ke
tunika intima pada endotel melaksanakan fungsinya sebagai makrofag untuk
memfagositosis akumulasi lipid tersebut. Hasil fagositosis tersebut membentuk sel
busa atau ‘’foam cell’’ . Perubahan ini memicu sitokin dan faktor-faktor lain
hingga memperbesar plak pada arteri tersebut. Plak terus membesar hingga
menyebabkan rupture pada arteri dan terjadilah pengaktifan platelet dan jalur
koagulasi hingga menyebabkan thrombus. Trombus ini jika terus membesar akan
menghambat aliran darah pada arteri otak dan menyebabkan stroke iskemik.
Keadaan iskemik mengakibatkan kurangnya suplai oksigen ke otak hingga ATP
yang dihasilkan pun menurun. Metabolisme yang mendominasi ialah metabolism
anaerob yang menghasilkan peningkatan asam laktat. Asam laktat ini
mencetuskan pembebasan Fe2+ yang juga memicu pembebasan beberapa
komponen radikal bebas sehingga terjadi kerusakan pada sel-sel neuron otak.
Selain itu berkurangnya ATP pada sel neuron akan memicu terbukanya kanal Ca2+
yang juga memicudatangnya radikalbebas dan semakinmemperberat kerusakan
pada sel-sel neuron otak.
- Pada Siklus Karotis
Siklus Karotis dimulai dari aliran darah yang berasal dari Arteri
Brachiocephalica dan naik lagimenjadi arteri carotis communis hingga ujungnya
pada arteri carotis eksterna. Lalu sebelum lekukan arteri carotis eksterna
18
pembuluh darah ini sedikit membelok ke atas dan dinamakan arteri carotis interna.
Arteri ini lalu berjalan di antara os temporal sehingga dinamakan arteri carotis
interna dalam canalis caroticus os temporal dan berjalan lagi ke atas dengan nama
arteri carotis interna dalam sinus cavernosus dan bercabang menjadi arteri
opthalmica,arteri cerebralis anterior dan arteri cerebralis media. Jika terjadinya
iskemik pada daerah-daerah di pembuluh darah yang telah disebutkan maka akan
menyebabkan tanda dan gejala yang bergantung pada area nya :
1. Gejala dan tanda pada oklusi arteri cerebri media mengakibatkan hemiparesis.
2. Gejala dan tanda pada penyempitan yang terjadi dari arteri carotis interna
mencapai retina melalui arteri opthalmica maka akan menyebabkan kebutaan
parsial atau total pada sisi yang sama.
- Pada Siklus Vertebrobasiler
Perjalanan arteri ini berasal dari arteri subclavia naik ke dalam leher melalui
foramen processus tranversus vertebrae cervical bagian atas, Arteri ini masuk ke
cranium melalui foramen magnum dan berjalandi medulla oblongata,pons lalu
menyatu dan membentuk arteri basilaris. Dan cabang-cabang arteri lain dapat
dilihat pada gambar di atas. Adapun jika terjadi sumbatan pada daerah-
daerahtersebut,maka tanda dan gejala yang terjadi adalah :
19
1. Vertigo,nistagmus,mual,muntah : Hal ini dikarenakan terjadinya sumbatan
pada arteri di antara pinggir bawah pons dan medulla oblongata yang
merupakan jaras dari saraf vestibulocochlearis.
2. Hemianopsia
3. Hilangnya refleks muntah,disfagia,suara serak karena adanya sumbatan pada
pembuluh darah yang memperdarahi nervus 9 dan 10
MANIFESTASI KLINIS
Stroke Hemoragik Stroke Non Hemoragik
- Biasanya timbul serangan saat
aktivitas
- Terdapat tanda-tanda
peningkatan intracranial
mual,muntah,sakit
kepala,kaku kuduk
- Adanya sakit kepala yang
hebat dan tiba-tiba pada
perdarahan subarachnoid
“Thunderclap Headache”
- Fotofobia
- Biasanya timbul serangan saat
istirahat
- Tidak terlihat tanda-tanda
peningkatan intracranial
- Biasanya terjadi hemiparesis
pada beberapa ekstremitas
tubuh
- Ada gangguan penglihatan
berupa kebutaan
- Afasia
DIAGNOSIS
Membedakan stroke hemoragik dan stroke non hemoragik menggunakan Sistem
Skoring, yakni :
1. Skor Siriraj
a. Kesadaran
b. Muntah selama 2 jam onset
c. Nyeri kepala 2 jam onset
d. Riwayat Diabetik,Angina
e. Tekanan Darah Diastolik
f. Algoritma Gajah Mada
Siriraj Stroke Score (SSS) = 2.5a+2b +2c +0.1e – 3d – 12
20
Kesimpulan Infark <-1
Hemoragik > 1
Perlu CT Scan 0-1
2. Algoritma Gajah Mada
Dasar 3 gejala :
Penurunan kesadaran
Nyeri kepala
Refleks babinski
Terdapat ketiganya atau 2 dari 3 Perdarahan Intra Serebral
+-- -+- Perdarahan Intra Serebral
--+ --- Infark
Skor Siriraj dan Alogaritma Gajah Mada dapat membantu membedakan antara stroke
hemoragik dan non hemoragik namun ada beberapa pemeriksaan lain yang lebih memenuhi
standar dalam menegakkan diagnosis stroke, yakni :
1. CT Scan
Pemeriksaan computed tomography (CT) non contras adalah pilihan utama karena
sensitivitas tinggi dan mampu menentukan lokasi perdarahan lebih akurat;
sensitivitasnya mendekati 100% jika dilakukan dalam 12 jam pertama setelah
serangan, maka akan turun 50% pada 1 minggu setelah serangan. Dengan demikian,
pemeriksaan CT scan harus dilakukan sesegera mungkin. Dibandingkan dengan
magnetic resonance imaging (MRI), CT scan unggul karena biayanya lebih murah,
aksesnya lebih mudah dan interpretasinya lebih muda.
2. Pungsi Lumbal
Jika hasil pemeriksaan CT scan kepala negatif, langkah diagnostik selanjutnya adalah
pungsi lumbal. Pemeriksaan pungsi lumbal sangat penting untuk menyingkirkan
diagnosis banding. Beberapa temuan pungsi lumbal yang mendukung diagnosis
perdarahan subaraknoid adalah adanya eritrosit, Jumlah eritrosit meningkat, bahkan
perdarahan kecil kurang dari 0,3 mL akan menyebabkan nilai sekitar 10.000 sel/mL
3. CT Angiografi
Teknik ini digunakan untuk mendeteksi abnormalitas pembuluh-pembuluh darah,
deteksi dan lokalisasi lesi desak ruang seperti tumor,hematoma atau abses atau untuk
21
menetukan pola vascular suatu tumor agar membantu menegakkan diagnosis
patologinya.
TATALAKSANA
Sebelum menangani keadaan yang menyebabkan stroke sebaiknya dilakukan
tatalaksana awal dan penanganan umum yang sangat diperlukan untuk mencegah
terjadinya kematian dan menstabilkan keadaan umum penderita.
- Elevasi Kepala 30 derajat Hal ini dilakukan untuk meminimalkan gravitasi,
mencegah aspirasi dan meningkatkan aliran balik vena,menurunkan
ICP ,meminimalkan edem otak, memudahkan proses menelan, memudahkan
stimulasi sensori dan sosial
1. Penanganan Umum
Penanganan ABC dan Tanda Vital
Airway : Bebaskan jalan napas
Nilai kesadaran “Apa kabar”
Tahu mental, “Speech”, Kontrol “Airway”
Evaluasi trauma (Battle sign)
Bila ada gangguan jalan nafas : Chin Lift Technique
Sedot lendir
Pasang pipa oro/nasofaring atau intubasi
Breathing : Bantuan Nafas
Beri oksigen tambahan 2-4 L/menit
Pulse Oxymetri. Target Pa O2 = 80 – 100 mmHg dan Pa Co2 = 28 – 35
mmHg. Saturasi > 95% (Co2)
Elevasi kepala 300
Circulation : Perbaiki Sirkulasi
Komponen :Nadi, HR, Tensi 2 lengan, (periksa tiap 15 m)
Pasang “IV line” cairan isotonik.
Hindari pemberian glukosa
22
Intravena Fluid Drip : NaCl,Asetat,RL,Ringer Asetat
Posisi netral, elevasi kepala 20-30 derajat atau lateral dekubitus kiri.
Hindari pemberian makanan/minuman per oral. Harus tes menelan dulu.
Diet : Kalori 30 kal/kgBB/hari
2. Penanganan untuk Stroke
Stroke Hemoragik:
• SAB: intervensi Neurosurgery, Nimodipin 5x60 mg oral
• Perdarahan intraserebral: Berhati-hatilah pada tekanan intrakranial agar tidak
meningkat
Stroke Non Hemoragik :
• Untuk melepas sumbatan (Antiplatelet Agregasi): Aspilet 70-320 mg 1x1
3. Penanganan Khusus
- Pemberian Manitol 20% : Jika ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial
(+) dengan diguyur.
(I) 15 menit pertama diberikan 200 cc
(II) 8 jam kemudian 150 cc selama 15 menit
(III) 8 jam kemudian 150 cc selama 15 menit
Maksimal pemberian manitol selama5 hari. Jangan lupa pasang kateter
dauer .
- Terapi Antihipertensi : Jika MAP >130
- Terapi Antikoagulan (untuk Kardioemboli) Simarc,Warfarin
- Terapi Hipoglikemia : Berikan Dekstrose 40%
- Terapi pada Hiperglikemia : Berikan insulin
Skala Luncur Insulin
Gula Darah Dosis Insulin Subkutan (Unit)
150-200 2
201-250 4
251-300 6
23
301-350 8
351-400 10
- Neuroprotector Untuk lindungi daerah penumbra
Piracetam : Mensuplai oksigen dan nutrisi untuk masuk ke sel agar tetap hidup.
Jika terjadi deficit neurologis berikan 80 mg
Citicolin : Pengaruhi membrane sel agar tetap kuat dan tidak mudah pecah :
Infark : 2x1 gr
Perdarahan Intraserebral : 2x500 mg/ 3x250 mg
PROGNOSIS
1. Sekitar 50% penderita yang mengalami kesembuhan dapat kembali menjalankan
fungsi normalnya.
2. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan mental dan tidak mampu
bergerak, berbicara atau makan secara normal.
3. Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.
4. Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan
gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung.
5. Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap,
meskipun beberapa mengalami perbaikan.
PENCEGAHAN
1. Orang yang belum terkena stroke
- Hindari Faktor Resiko
- Periksakan tekanan darah,gula darah dan kolestrol
- Tingkatkan aktivitas fisik
2. Orang yang beresiko terkena stroke
- Jika ada Hipertensi maka konsumsilah obat-obatan anti hipertensi
- Jika ada Diabetes Mellitus maka control gula darah dan konsumsi obat-obatan
untuk penanganan diabetes mellitus
24
- Jika ada kolestrol tinggi maka atur pola diet dan konsumsi obat-obatan untuk atasi
kolestrol tersebut
- Jika memiliki kebiasaan merokok sebaiknya dihentikan
3. Orang yang sudah terkena stroke
- Lakukan tindakan setepat dan secepat mungkin untuk tangani stroke
- Hindari faktor pencetus
Konsumsi obat-obatan secara rutin dan teratur.
25