askep stroke non hemoragik.doc

81
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. B DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE NON HEMORAGIC DI BANGSAL SERUNI RSUD ULIN BANJARMASIN TANGGAL 16 OKTOBER 2015 Disusun oleh : Dion Anugrah (113063J115020) Rahmat Zainuddin (113063J115066) Dewi Eka Sinta (113063J115018) Dina Rahelana (113063J115019) Nurul Juliani (113063J115062) Oktavia Iriansi (113063J115063) Winni Febriari (113063J1150) i

Upload: winni-febriari

Post on 02-Dec-2015

161 views

Category:

Documents


89 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. B

DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE NON HEMORAGIC

DI BANGSAL SERUNI RSUD ULIN BANJARMASIN

TANGGAL 16 OKTOBER 2015

Disusun oleh :

Dion Anugrah (113063J115020)

Rahmat Zainuddin (113063J115066)

Dewi Eka Sinta (113063J115018)

Dina Rahelana (113063J115019)

Nurul Juliani (113063J115062)

Oktavia Iriansi (113063J115063)

Winni Febriari (113063J1150)

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN

BANJARMASIN

2015

i

Page 2: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

PRA KATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan rahmatnya tim penulis telah berhasil menyusun dan menyelesaikan

ASKEP ini dengan baik. ASKEP ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas

profesi ners yang diberikan untuk praktek RS stase KMB.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada

Pembimbing Lahan RS Bpk. Karani,S.Kep,Ners dan Pembimbing Akademik Ibu

Septi Machelia.C.N.S,S.Kep,Ners yang sudah memberikan arahan dalam

menyusun laporan ini, serta semua pihak yang telah membantu tim penulis dalam

proses pembuatan tugas ini.

Akhirnya, harapan tim penulis semoga Asuhan Keperawatan Kepada Pasien

dengan Stroke Non Hemoragik ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari

ASKEP ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik

dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan ASKEP ini.

Banjarmasin, 28 Oktober 2015

Tim Penulis

i

Page 3: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

DAFTAR ISI

PRA KATA...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I LAPORAN PENDAHULUAN....................................................................1

1.1 Definisi......................................................................................................1

1.2 Etiologi......................................................................................................1

1.3 Anatomi dan Fisiologi...............................................................................4

1.4 Patofisiologi...............................................................................................6

1.6 Patoflow.....................................................................................................8

1.6 Manifestasi Klinis....................................................................................10

1.7 Pemeriksaan Diagnosis............................................................................11

1.8 Terapi.......................................................................................................12

1.9 Komplikasi..............................................................................................14

1.10 Prognosis.................................................................................................14

1.11 Pencegahan..............................................................................................15

BAB II ASKEP TEORI.........................................................................................16

2.1 Data Dasar Pengkajian............................................................................16

2.2 Diagnosa, Tujuan, Perencanaan/ Intervensi serta Rasional.....................22

BAB III ASKEP PADA KLIEN............................................................................31

3.1 Pengkajian Data Dasar............................................................................31

3.2 Analisis Data Dan Diagnosa....................................................................42

3.3 Perencanaan/ Intervensi...........................................................................47

3.4 Implementasi Dan Evaluasi.....................................................................56

DAFTAR ISTILAH...............................................................................................60

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................63

ii

Page 4: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi

Menurut WHO ( 1986 ), Stroke adalah gangguan peredaran darah ke otak

atau disebut cerebro vascular accident (VCA) atau, stroke adalah tanda-tanda

klinis yang berkembang cepat akibat fungsi vocal (global), dengan gejala-

gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih ataupun menyebabkan

kematian, tanpa adanya penyebab lain yang ada selain vaskuler.

Menurut Feigin, 2006 Stroke atau sering disebut juga dengan

”cerebrovasculer accident” adalah gejala kelainan neurologi akibat dari

penyakit pembuluh darah otak. Stroke adalah penyakit otak yang paling

destruktif dengan konsekuensi berat, termasuk beban psikologis, fisik, dan

keuangan yang besar pada pasien, keluarga, dan masyarakat.

Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA

(Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan

oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak

(dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala

atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67).

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang

diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah

kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C.

Suzanne, 2002, hal 2131).

1.2 Etiologi

1. Penyebab-penyebabnya antara lain:

a. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )

Trombus yang lepas dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih

distal disebut embolus.

b. Embolisme cerebral ( bekuan darah atau material lain )

Emboli merupakan 5-15 % dari penyebab stroke. Dari penelitian

epidemiologi didapatkan bahwa sekitar 50 % dari semua serangan

1

Page 5: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

iskemik otak, apakah yang permanen atau yang transien, diakibatkan oleh

komplikasi trombotik atau embolik dari ateroma, yang merupakan

kelainan dari arteri ukuran besar atau sedang, dan sekitar 25 %

disebabkan oleh penyakit pembuluh darah kecil di intyrakranial dan 20 %

oleh emboli jantung. Emboli dapat terbentuk dari gumpalan darah,

kolesterol, lemak, fibrin trombosit, udara ,tumor, metastase, bakteri,

benda asing. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang

yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di

dalam sebuah arteri.

c. Hemorargik cerebral (Pecahnya pembuluh darah serebral dengan

perlahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak).

Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak , menyebabkan

kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi baik sementara atau

permanen.

d. Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)

Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya

aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan.

Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan

menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah

yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau

irama jantung yang abnormal.

2

Page 6: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

2. Penyebab lain terjadinya stroke non hemoragik adalah :

a. Aterosklerosis, Terbentuknya aterosklerosis berawal dari endapan

ateroma (endapan lemak) yang kadarnya berlebihan dalam pembuluh

darah. Selain dari endapan lemak, aterosklerosis ini juga mungkin

karena arteriosklerosis, yaitu penebalan dinding arteri (tunika intima)

karena timbunan kalsium yang kemudian mengakibatkan bertambahnya

diameter pembuluh darah dengan atau tanpa mengecilnya pembuluh

darah.

b. Infeksi, Peradangan juga menyebabkan menyempitnya pembuluh darah,

terutama yang menuju ke otak.

c. Obat-obatan, Ada beberapa jenis obat-obatan yang justru dapat

menyebabkan stroke seperti: amfetamin dan kokain dengan jalan

mempersempit lumen pembuluh darah ke otak.

d. Hipotensi, Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan

berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan

seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika hipotensi ini sangat parah dan

menahun.

3. Ada beberapa faktor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu ;

a. Hipertensi

b. Aneurisma pembuluh darah cerebral

c. Kelainan jantung / penyakit jantung,

d. Diabetes mellitus (DM),

e. Usia lanjut,

f. Polocitemia,

g. Peningkatan kolesterol (lipid total),

h. Obesitas,

i. Perokok,

j. kurang aktivitas fisik,

3

Page 7: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

1.3 Anatomi dan Fisiologi

1. Otak

Otak merupakan pusat kendali fungsi tubuh yang rumit dengan sekitar

100 millar sel saraf , walaupun berat total otak hanya sekitar 2,5 % dari

berat tubuh, 70 % oksigen dan nutrisi yang diperlukan tubuh ternyata

digunakan oleh otak. Berbeda dengan otak dan jaringan lainya. Otak tidak

mampu menyimpan nutrisi agar bisa berfungsi, otak tergantung dari

pasokan aliran darah, yang secara kontinyu membawa oksigen dan nutrisi.

Pada dasarnya otak terdiri dari tiga bagian besar dengan fungsi tertentu

yaitu:

a. Otak besar, Otak besar yaitu bagian utama otak yang berkaitan dengan

fungsi intelektual yang lebih tinggi, yaitu fungsi bicara, integritas

informasi sensori ( rasa ) dan kontrol gerakan yang halus. Pada otak besar

ditemukan beberapa lobus yaitu, lobus frontalis, lobus parientalis, lobus

temporalis, dan lobus oksipitalis.

b. Otak kecil, Terletak dibawah

otak besar berfungsi untuk

koordinasi gerakan dan

keseimbangan.

c. Batang otak, Berhubungan

dengan tulang belakang,

mengendalikan berbagai fungsi

tubuh termasuk koordinasi

gerakan mata, menjaga

keseimbangan, serta mengatur

pernafasan dan tekanan darah. Batang otak terdiri dari, otak tengah, pons

dan medula oblongata.

2. Saraf kepala dibagi dua belas yaitu:

a. Nervus olvaktorius, Saraf pembau yang keluar dari otak dibawa oleh dahi,

membawa rangsangan aroma (bau-bauan) dari rongga hidung ke otak.

4

Page 8: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

b. Nervus optikus, Mensarafi bola mata, membawa rangsangan penglihatan

ke otak.

c. Nervus okulomotoris, Bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital (otot

pengerak bola mata), menghantarkan serabut-serabut saraf para simpati

untuk melayani otot siliaris dan otot iris.

d. Nervus troklearis, Bersifat motoris, mensarafi otot- otot orbital. Saraf

pemutar mata yang pusatnya terletak dibelakang pusat saraf penggerak

mata.

e. Nervus trigeminus, Bersifat majemuk (sensoris motoris) saraf ini

mempunyai tiga buah cabang, fungsinya sebagai saraf kembar tiga, saraf

ini merupakan saraf otak besar. Sarafnya yaitu:

1). Nervus oltamikus: sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagian

depan kelopak mata atas, selaput lendir kelopak mata dan bola mata.

2). Nervus maksilaris: sifatnya sensoris, mensarafi gigi atas, bibir atas,

palatum, batang hidung, ronga hidung dan sinus maksilaris.

3). Nervus mandibula: sifatnya majemuk ( sensori dan motoris )

mensarafi otot-otot pengunyah. Serabut-serabut sensorisnya

mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal dan dagu.

f. Nervus abdusen, Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya

sebagai saraf penggoyang sisi mata.

g. Nervus fasialis, Sifatnya majemuk (sensori dan motori) serabut-serabut

motorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir ronga mulut. Di

dalam saraf ini terdapat serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis)

untuk wajah dan kulit kepala fungsinya sebagai mimik wajah untuk

menghantarkan rasa pengecap.

h. Nervus auditoris, Sifatnya sensori, mensarafi alat pendengar, membawa

rangsangan dari pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya sebagai

saraf pendengar.

i. Nervus glosofaringeus, Sifatnya majemuk (sensori dan motoris) mensarafi

faring, tonsil dan lidah, saraf ini dapat membawa rangsangan cita rasa ke

otak.

5

Page 9: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

j. Nervus vagus, Sifatnya majemuk ( sensoris dan motoris) mengandung

saraf-saraf motorik, sensorik dan para simpatis faring, laring, paru-paru,

esofagus, gaster intestinum minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam

abdomen. fungsinya sebagai saraf perasa.

k. Nervus asesorius, Saraf ini mensarafi muskulus sternokleidomastoid dan

muskulus trapezium, fungsinya sebagai saraf tambahan.

l. Nervus hipoglosus, Saraf ini mensarafi otot-otot lidah, fungsinya sebagai

saraf lidah. Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung.

1.4 Patofisiologi

Infark ischemic cerebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan

arteriosklerosis. Aterosklerosis dapat menimbulkan bermacam-macam

manifestasi klinis dengan cara:

1. Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan insufisiensi

aliran darah.

2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan

perdarahan aterm.

3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.

4. Menyebabkan aneurisma yaitu lemahnya dinding pembuluh darah atau

menjadi lebih tipis sehingga dapat dengan mudah robek.

Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak:

a. Keadaan pembuluh darah.

b. Keadan darah : viskositas darah meningkat, hematokrit meningkat, aliran

darah ke otak menjadi lebih lambat, anemia berat, oksigenasi ke otak

menjadi menurun.

c. Tekanan darah sistemik memegang peranan perfusi otak. Otoregulasi

otak yaitu kemampuan intrinsik pembuluh darah otak untuk mengatur

agar pembuluh darah otak tetap konstan walaupun ada perubahan tekanan

perfusi otak.

d. Kelainan jantung menyebabkan menurunnya curah jantung dan karena

lepasnya embolus sehingga menimbulkan iskhemia otak. Suplai darah ke

otak dapat berubah pada gangguan fokal (thrombus, emboli, perdarahan

6

Page 10: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan umum

(Hypoksiakarena gangguan paru dan jantung). Arterosklerosis

sering/cenderung sebagai faktor penting terhadap otak. Thrombus dapat

berasal dari flak arterosklerotikatau darah dapat beku pada area yang

stenosis, dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi

pada pembuluh darah serebral oleh embolusmenyebabkan oedema dan

nekrosis diikuti thrombosis dan hipertensi pembuluh darah. Perdarahan

intraserebral yang sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan

dari keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Anoksia serebral dapat

reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit. Perubahan irreversible dapat

anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena

gangguan yang bervariasi, salah satunya cardiac arrest.

7

Page 11: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

1.6 Patoflow

8

Faktor-faktor penyebab / pencetus Stroke Non Hemoragik

Terganggunya Kerja Jantung

Suplai darah dari ventrikel kiri

Jantung memompa darah ke seluruh tubuh/sistemik

Arteroklerosis

Iskemia

Suplai darah ke serebral menurun

Trombosis Emboli

TIA

NDx: Perubahan Perfusi Jaringan

NDx: Perubahan Perfusi Jaringan

Hipoxia Jar. Otak

Kerusakan Otak

IreversibelReversibel

Menurunnya Kesadaran Edema Jar. Otak

Page 12: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

9

Koma

NDx: Kerusakan Menelan

NDx: Kerusakan Menelan

Defisit Jar. Otak

ParalisisHemaparasis

NDx: Gangguan Harga diri

NDx: Gangguan Harga diri

NDx: Kurang Perawatan diriNDx: Kurang Perawatan diri

NDx: Kerusakan Mobilitas FisikNDx: Kerusakan Mobilitas Fisik

NDx: Kurang Perawatan diriNDx: Kurang Perawatan diri

Afasia

NDx: Gangguan Menelan

NDx: Gangguan Menelan

Bed Rest

Dekubitus

Inkontinensia Uri

Pneumonia

Page 13: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

1.6 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala bervariasi, tergantung pada arteri yang diserang (dan, akibatnya,

bagian otak yang disuplainya), keparahan kerusakan, dan perluasan sirkulasi

kolateral yang berkembang untuk membantu otak mengimbangi suplai darah yang

berkurang.

1. Stroke hemisfer kiri: gejala di sisi tubuh sebelah kanan

2. Stroke hemisfer kanan : gejala di sisi tubuh sebelah kiri

3. Stroke yang menyebabkan kerusakan saraf kranial : tanda disfungsi saraf kranial

disisi yang sama dengan terjadinya hemoragi

4. Gejala biasanya diklasifikasikan menurut arteri yang diserang :

a. Arteri serebral tengah : afasia, disfasia, potongan bidang visual dan

hemiparesis disisi yang diserang (lebih parah diwajah dan lengan daripada di

kaki)

b. Arteri karotid : lemah, paralisis, mati rasa, perubahan sensorik, dan

gangguan visual disisi yang diserang ; perubahan tingkat kesadaran ; bunyi

abnormal ; sakit kepala; afasia dan ptosis.

c. Arteri vertebrobasilar : lemah disisi yang diserang, mati rasa disekitar bibir

dan mulut, potongan bidang visual, diplopia, koordinasi buruk, disfagia,

bicara mencerca, pusing, amnesia dan ataksia.

d. Arteri serebral anterior : konfusi, lemah dan mati rasa (terutama dikaki)

disisi yang diserang, inkontinensi, hilang koordinasi, gangguan fungsi

motorik dan sensorik, dan perubahan kepribadian.

e. Arteri serebral posterior : potongan bidang visual, gangguan sensorik,

disleksia, koma, dan kebutaan kortikal.

5. Gejala juga diklasifikasikan sebagai premonitorik, tergeneralisasi, atau fokal

6. Premonitorik (jarang) :mengantuk, pusing, sakit kepala, dan konfusi mental.

7. Tergeneralisasi : sakit kepala,muntah,gangguan mental, sawan,koma,rigiditas

nukal,demam, dan disorientasi.

8. Fokal (misalnya perubahan sensorik dan refleks): merefleksikan tempat

hemoragi atau inarksi dan bisa memburuk.

10

Page 14: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Tanda dan gejala lain dari stroke adalah (Baughman, C Diane.dkk,2000):

1. Kehilangan motorik.

Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah

satu sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu sisi) dan disfagia.

2. Kehilangan komunikasi Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria

(kesulitan berbicara) atau afasia (kehilangan berbicara).

3. Gangguan persepsi

Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau kehilangan

penglihatan perifer dan diplopia, gangguan hubungan visual, spesial dan

kehilangan sensori.

4. Kerusakan fungsi kognitif, parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).

5. Disfungsi kandung kemih, meliputi : inkontinensia urinarius transier,

inkontinensia urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari

kerusakan otak bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasi yang berlanjut

(dapat mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).

Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang

terkena:

a. Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah.

b. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi,

gangguan penglihatan.

c. Pengaruh terhadap komunikasi: bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.

d. Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa

1.7 Pemeriksaan Diagnosis

1. Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah :

a. laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit,

kolesterol, dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.

b. Computed tomography (CT) scan kepala untuk mengetahui lokasi dan

luasnya perdarahan atau infark. Menunjukkan adanya stroke hemoragis

11

Page 15: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

dengan segera tetapi bisa jadi tidak mnenunjukkan adanya infarksi trombotik

selama 48-72 jam.

c. MRI( magnetic resonance imaging ), untuk mengetahui adanya edema,

infark, hematom dan bergesernya struktur otak, bisa membantu

mengidentifikasi area yang mengalami iskemia atau infarksi dan

pembengkakan serebral. MRI menunjukan daerah yang mengalami infark,

hemoragik.

d. Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai

pembuluh darah yang terganggu

2. Pemeriksaan penunjang :

a. Oftalmoskopi bisa menunjukkan tanda hipertensi dan perubahan

aterosklerotik dalam arteri retina.

b. Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark

c. Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan

atau obstruksi arteri

d. Fungsi Lumbal

1) menunjukan adanya tekanan normal

2) tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya

perdarahan

e. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik

f. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena

g. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

(DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)

1.8 Terapi

Pemilihan intervensi fisioterapi harus disesuaikan dengan kondisi pasien.

Dimana dalam metode pendekatan fisioterapi itu harus banyak variasinya agar

pasien tidak bosan dalam melakukan rehabilitasi. Ada yang berpendapat bahwa

pendekatan fisioterapi pada pasien stroke itu tidak menggunakan satu metode saja

melainkan dengan penggabungan yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan

12

Page 16: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

kondisi dan kemampuan pasien agar memperoleh hasil yang maksimal.

Pendekatan yang dilakukan fisioterapi antara lain adalah terapi latihan, yang terdiri

dari latihan perbaikan postur, latihan weight bearing, latihan keseimbangan dan

koordinasi, dan latihan aktifitas fungsional.

1. Latihan dengan mekanisme reflek postur

Gangguan tonus otot (spastisitas) secara postural pada pasien stroke, dapat

mengakibatkan gangguan gerak. Melalui latihan dengan mekanisme reflek

postur mendekati status normal, maka seseorang akan lebih mudah untuk

melakukan gerakan volunter dan mengontrol spastisitas otot secara postural.

Konsep dalam melakukan latihan ini adalah mengembangkan kemampuan

untuk mencegah spastisitas dengan menghambat gerakan yang abnormal dan

mengembangkan kontrol gerakan. Dalam upaya melakukan penghambatan

maka perlu adanya penguasaan teknik pemegangan (Key Point of Control)

2. Latihan weight bearing

Bertujuan untuk mengontrol tonus pada ekstrimitas dalam keadaan spastis.

Melalui latihan ini diharapkan mampu merangsang kembali fungsi pada

persendian untuk menyangga (Rahayu, 1992 ).

3. Latihan keseimbangan dan koordinasi

Latihan keseimbangan dan koordinasi pada pasien stroke stadium recovery

sebaiknya dilakukan dengan gerakan aktif dari pasien. Latihan aktif dapat

melatih keseimbangan dan koordinasi untuk membantu pengembalian fungsi

normal serta melalui latihan perbaikan koordinasi dapat meningkatkan stabilitas

postur atau kemampuan mempertahankan tonus ke arah normal (Pudjiastuti,

2003).

Latihan keseimbangan dan koordinasi pada pasien stroke non haemoragik

stadium recovery dapat dilakukan secara bertahap dengan peningkatan tingkat

kesulitan dan penambahan banyaknya repetisi. 

4. Latihan aktifitas fungsional

Pada pasien stroke non haemoragik stadium recovery pasien terjadi gerak

anggota tubuh yang lesi dengan total gerak sinergis sehingga dapat membatasi

13

Page 17: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

dalam gerak untuk aktifitas fungsional dan membentuk pola abnormal. Latihan

aktifitas fungsional dimaksudkan untuk melatih pasien agar dapat kembali

melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri tanpa menggantungkan penuh

kepada orang lain. 

Terapi suportif awal :

1. Seringkali kajilah status neurologis pasien untuk menentukan deficit.

2. Pantaulah tekanan darah, berih labelatol ( trandate ) untuk hipertensi.

3. Jaga kepatenan jalan napas dan status oksigenasi.

4. Pantau kadar glukosa darah

5. Jika pasien mengalami sakit kepala beri analgesic.

1.9 Komplikasi

Komplikasi pada stroke non hemoragik adalah:

1. Berhubungan dengan imobilisasi: infeksi pernafasan, nyeri pada daerah

tertekan, konstipasi.

2. Berhubungan dengan paralise: nyeri punggung, dislokasi sendi, deformitas,

terjatuh.

3. Berhubungan dengan kerusakan otak: epilepsy, sakit kepala.

4. Hidrosefalus

1.10 Prognosis

Prognosis stroke sulit dipastikan karena ada yang sembuh dan dapat beraktifitas

semula namun ada yang cacat bahkan ada juga yang meninggal. Prognosis stroke

ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : lokasi dan luas area lesi, umur, tipe

stroke, cepat lambatnya penanganan serta kerjasama tim medis dengan pasien dan

keluarga.

Cacat mempengaruhi 75% dari penderita stroke yang cukup untuk menurunkan

kelayakan kerja mereka. Stroke dapat mempengaruhi pasien secara fisik, mental,

emosional, atau kombinasi dari ketiganya. Hasil stroke sangat bervariasi

tergantung pada ukuran dan lokasi lesi. Disfungsi sesuai dengan daerah di otak

14

Page 18: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

yang telah rusak. Beberapa cacat fisik yang dapat hasil dari stroke termasuk

kelemahan otot, kesemutan, luka tekanan, pneumonia, inkontinensia, apraxia

(ketidakmampuan untuk melakukan gerakan-gerakan belajar), kesulitan

melakukan kegiatan sehari-hari, kehilangan nafsu makan, kehilangan bicara,

kehilangan penglihatan, dan rasa sakit. Jika stroke cukup parah, atau di lokasi

tertentu seperti bagian dari koma, batang otak atau kematian itu dapat terjadi.

1.11 Pencegahan

1. Cara mencegah stroke tidak sulit jika Anda mengambil tindakan pencegahan

tertentu. Menurut asosiasi stroke nasional, pasien disarankan untuk mengetahui

berikut:

a. Berhenti merokok

b. Minum alcohol

c. Makan diet rendah lemak adalah sama pentingnya.

d. Biarkan dokter Anda mengecek untuk itu termasuk risiko stroke.

e. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk mengontrol diabetes.

f. Membuat latihan merupakan bagian integral dari rutinitas harian Anda.

g. Pergilah untuk memeriksa kolesterol.

h. Fokus pada diet rendah garam.

i. Cari gejala stroke dan terburu-buru untuk perhatian medis segera. Gejala

termasuk penglihatan kabur, sakit kepala hebat, pusing, kelemahan dari

wajah atau bahkan batas. Anda harus ingat bahwa tekanan darah tinggi

adalah penyebab utama stroke.

2. Berikut adalah langkah-langkah tertentu untuk mencegah stroke:

a. Anda harus mengontrol tekanan darah Anda.

b. Merokok secara langsung terkait dengan risiko stroke.

c. berolahraga secara teratur senam ringan perlu membuat jantung lebih kuat

dan meningkatkan sirkulasi.

d. Fokus pada diet yang sehat.

e. Anda harus mengontrol diabetes Anda.

15

Page 19: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

BAB II ASKEP TEORI

2.1 Data Dasar Pengkajian

1. Adapun hal yang perlu di kaji pada klien dengan penyakit SNH yaitu :

a. Identitas diri klien

1) Pasien (diisi lengkap) : Nama, Tempat/Tgl. Lahir, Umur, Jenis Kelamin,

Alamat, Status Perkawinan, Agama, Suku Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan,

Lama bekerja, Tgl Masuk RS.

2) Penanggung Jawab (diisi lengkap) : Sumber informasi, Keluarga terdekat

yang dapat dihubungi, Pendidikan, Pekerjaan, Alamat.

b. Status kesehatan saat ini

1) Alasan Kunjungan/Keluhan Utama,

2) Faktor Pencetus,

3) Lamanya keluhan,

4) Timbulnya Keluhan,

5) Faktor yang memperberat,

6) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya,

7) Diagnosa Medik.

c. Riwayat kesehatan yang lalu

1) Penyakit yang pernah dialami,

2) Alergi,

3) Imunisasi,

4) Kebiasaan,

5) Obat – obatan,

6) Pola Nurtisi,

7) Pola Eliminasi,

8) Pola tidur dan istirahat,

9) Pola Aktifitas dan Latihan,

16

Page 20: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

10) Pola bekerja.

d. Riwayat keluarga dalam bentuk Genogram

e. Riwayat lingkungan

f. Aspek psikososial

1) Pola piker dan persepsi

2) Persepsi diri

3) Suasana hati

4) Hubungan/ komunikasi

5) Kehidupan berkeluarga

6) Pertahanan koping

7) System nilai – kepercayaan

8) Tingkat perkembangan

g. Pengkajian fisik

1) Tanda-tanda vital saat pasien masuk rumah sakit

2) pemeriksaan persistem

a) sistem persepsi & sensori (pemeriksaan 5 indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, pengecap, perasa),

b) Sistem persarafan (bagaimana tingkat kesadaran, GCS, reflek bicara,

pupil, orientasi waktu & tempat),

c) Sistem pernafasan (Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan

nafas),

d) Sistem kardiovaskuler (nilai TD, nadi dari irama, kualitas dan

frekuensi),

e) Sistem gastrointestinal (nilai kemampuan menelan, nafsu

makan/minum, peritaltik, eliminasi),

f) Sistem integument (nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien),

g) Sistem reproduksi,

h) Sistem perkemihan (nilai frekunsi BAK, volume BAK) .

2. Pengkajian Primer

a. Airway

17

Page 21: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret

akibat kelemahan reflek batuk

b. Breathing

Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan

yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi

c. Circulation

TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,

takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan

membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut

3. Pengkaian Sekunder

a. Aktivitas dan istirahat

Data Subjektif:

- Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau

paralysis.

- Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )

Data objektif:

- Perubahan tingkat kesadaran

- Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ),

kelemahan umum.

- Gangguan penglihatan

b. Sirkulasi

Data Subjektif:

- Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal

jantung , endokarditis bacterial ), polisitemia.

Data objektif:

- Hipertensi arterial

- Disritmia, perubahan EKG

- Pulsasi : kemungkinan bervariasi

- Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal

c. Integritas ego

18

Page 22: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Data Subjektif:

- Perasaan tidak berdaya, hilang harapan

Data objektif:

- Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan

- Kesulitan berekspresi diri

d. Eliminasi

Data Subjektif:

- Inkontinensia, anuria

- distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara

usus( ileus paralitik )

e. Makan/ minum

Data Subjektif:

- Nafsu makan hilang, nausea / vomitus menandakan adanya PTIK,

kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia, riwayat DM,

Peningkatan lemak dalam darah

Data objektif:

- Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring ).

Obesitas ( faktor resiko )

f.Sensori neural

Data Subjektif:

- Pusing / syncope ( sebelum CVA/ sementara selama TIA )

- Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub

arachnoid.

- Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti

lumpuh/mati

- Penglihatan berkurang

- Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan

pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )

- Gangguan rasa pengecapan dan penciuman

Data objektif:

19

Page 23: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

- Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan

tingkah laku (seperti: letergi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi

kognitif

- Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis

stroke, genggaman tangan tidak imbang, berkurangnya reflek tendon

dalam ( kontralateral )

- Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )

- Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan

ekspresif/ kesulitan berkata kata, reseptif / kesulitan berkata kata

komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.

- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli

taktil

- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik

- Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi

ipsi lateral.

g. Nyeri / kenyamanan

Data Subjektif:

- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya

Data objektif:

- Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial

h. Respirasi

Data Subjektif:

- Perokok ( faktor resiko )

i.keamanan

Data objektif:

- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan

- Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang

kewasadaan terhadap bagian tubuh yang sakit

- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah

dikenali

20

Page 24: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

- Gangguan merespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu

tubuh

- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan,

berkurang kesadaran diri

j. Interaksi Sosial

Data Objektif :

- Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi.

k. Pengajaran / pembelajaran

Data Subjektif :

- Riwayat hipertensi keluarga, stroke

- Penggunaan kontrasepsi oral

l. Pertimbangan rencana pulang

- Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi

- Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan ,

perawatan diri dan pekerjaan rumah.

21

Page 25: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

2.2 Diagnosa, Tujuan, Perencanaan/ Intervensi serta Rasional

1. Diagnosa : Perubahan perfusi jaringan, serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah : gangguan oklusif, hemoragi,

vasospasme serebral, edema serebral.

Tujuan : Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik, fungsi kognitif dan motorik/sensori.

Mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil dan tak ada tanda-tanda peningkatan TIK.

Menunjukan tidak adanya kelanjutan deteriorasi/kekambuhan defisit.

Perencanaan/intervensi Rasional

Mandiri1. Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan

keadaan/penyebab khusus selama koma/penurunan perfusi serebral dan potensial terjadi peningkatan TIK.

2. Pantau/catat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan dengan keadaan normalnya/standar.

3. Pantau tanda-tanda vital, seperti catat :Adanya hipertensi/hipotensi, bandingkan tekanan darah yang terbaca pada kedua lengan.

Frekuensi dan irama jantung : auskultasi adnaya mur-mur.

- Mempengaruhi penetapan intervensi. Kerusakan/kemunduran tanda/gejala neorologis atau kegagalan memperbaikinya setelah fase awal memerlukan tindakan pembedahan daan/atau pasien harus dipindahkan ke ruang perawatan kritis untuk melakukan pematangan terhadap peningkatan TIK.

- Mengetahui kecenderungan tingakat kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan mengetahui lokasi, luas dan kemajuan kerusakan SSP. Dapat menunjukan TIA yang merupakan tanda terjadi thrombosis CVS baru.

- Variasi mungkin terjadi oleh karena tekanan serebral pada daerah vasomotor otak. Hipertensi/hipotensi postural dapat menjadi faktor pencetus. Hipotensi dapat terjadi karena syok. Penningkatan TIK dapat terjadi karena edema adanya faktor pembekuan darah. Tersumbatnya arteri subklavia dapat dinyatakan dengan adanya perbedaan tekanan pada ke dua lengan.

Page 26: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Catat pola dan irama dari pernapasan, seperti adanya periode apnea setelah pernapasan hiperpentilas, pernapasan cheyne-strokes.

4. Evaluasi pupil catat ukuran, bentuk, kesamaan dan reaksi terhadap cahaya.

5. Catat perubahan dalam penglihatan, seperti adanya kebutaan, gangguan lapang pandang/kedalaman persepsi.

6. Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi, seperti fungsi bicara jika pasien sadar.

7. Letakan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi anatomis/netral.

8. Pertahankan keadaan tirah baring ; ciptakan lingkungan yang tenang; batasi pengunjung/aktivvitas pasien sesuai indikasi. Berikan istirahat secara periodic antara aktivitas perawatan, batasi lamanya setiap prosedur.

9. Cegah terjadinya mengejan saat defekasi, dan pernapasan yang memaksa (batuk terus-menerus).

- Perubahan terutama adanya bradikardia dapat terjadi sebagai akibat adanya kerusakan otak. Distrimia dan mur-mur mungkin mencerminkan adanya penyakit jantung yang mungkin telah menjadi pencetus CSV.

- Ketidakteraturan pernapasan dapt memberikan gambaran lokasi kerusakan serebral/peningkatan TIK dan kebutuhan untuk intervensi selanjutnya termasuk kemungkinan perlunya dukungan terhadap pernapasan.

- Reaksi pupil diatur oleh saraf kranial okulomotor dan berguna dalam menentukan apakah batang otak tersebut masih baik. Ukuran dan kesamaan pupil ditentukan oleh keseimbangan antara persarafan simpatis dan parasimpatis yang mempersarafinya. Respon terhadap refleks cahaya mengkombinasikan fungsi dari saraf kranial optikus dan saraf kranial okulomotor.

- Gangguan penglihatan yang spesifik mencerminkan daerah otak yang terkena, mengindikasikan keamanan yang harus mendapat perhatian dan mempengaruhi intervensi yang akan dilakukan.

- Perubahan dalam isi kognitif dan bicara merupakan indikator dari lokasi/derajat gangguan serebral dan mungkin mengindikasikan penurunana/peningkatan TIK.

- Menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan meningkatkan sirkulasi/perfusi serebral.

- Aktivitas/stimulasi yang kontinu dapat meningkatkan TIK istirahat total dan ketenangan mungkin diperlukan untuk pencegahan terhadap pendarahan dalam kasus stroke hemoragik/pendarahan lainnya.

Page 27: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

10. Kaji ragiditas nukal, kedutan, kegelisahan yang meningkat, peka rangssang dan serangan kejang.

Kolaborasi :11. Berikan oksigen sesuai indikasi.12. Berikan obat sesuai indikasi :

antikoagulasi, seperti natrium warfarin (coumadin), heparin.

Antifibrolatik, seperti asam aminokaproid (amicar).

Antihipertensi

Vasodilatasi perifer, seperti siklandelat, papaverin, isoksupresin.Steroid, deksametason.

Fenitoin, fenobarbital.

Pelunak feses.

- Maneuver valsalva dapat meningkatkan TIK dan memperbesar resiko terjadinya pendarahan

- Merupakan indikasi adanya iritasi maningeal. Kejang dapt mencerminkan adanya peningkatan TIK/trauma serebral yang memerlukan perhatian dan intervensi selanjutnya.

- Menurunkan hipoksia yang dapat menyebabkan vasodilatasi serebral dan tekanan meningkat / terbentuknya edema.

- Dapat digunakan untuk meningkatkan/ memperbaiki aliran darah serebral dan selanjutnya dapat mencegah pembekuan saat embolus/trombus merupakan faktor masalahnya. Merupakan kontraindikasi pada pasien dengan hipertensi sebagai akibat dari peningkatan resiko perdarahan.

- Pengunaan dengan hati-hati dalam perdarahan untuk mencegah lisis bekuan yang terbentuk dan perdarahan berulang yang serupa.

- Hipertensi lama/ kronis memerlukan penanganan yang hati-hati, sebab penenganan yang berlebihan meningkatkan resiko terjadinya perluasan kerusakan jaringan. Hipertensi sementara seringkali terjadi selama fase stroke akut dan penangulangannya seringkali tanpa intervensi terapeutik.

- Digunakan untuk memperbaiki sirkulasi kolateral atau menurunkan vasospasme.

- Pengunaannya kontrolversial dalam mengendalikan edema serebral.

- Dapat digunakan untuk mengontrol kejang dan / atau

Page 28: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

13. Persiapan untuk pembedahan, endarterektomi, bypass mikrovaskuler.

14. Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi, seperti masa protrombin, kadar dilantin.

untuk aktivitas sedatif. Catatan : Fenobarbital memperkuat kerja dari anti epilepsi.

- Mencegah proses mengejan selama defekasi dan yang berhubungan dengan peningkatan TIK.

- Mungkin bermanfaat untuk mengatasi situasi.

- Memberikan informasi tentang keefektifan pengobatan/ kadar terapeutik.

2. Diagnosa : Kerusakan mobilitas fisik, berhubungan dengan Keterlibatan neuromuskuler : Kelemahan, parestesia, Paralisis

hipotonik (awal), Paralisis spastis.

Tujuan : Mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang dibuktikan oleh takadanya kontraktur, footdrop.

Mempertahankan/ meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena atau kompensasi.

Mendemonstrasikan teknik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.

Mempertahankan integritas kulit.

Perencanaan/intervensi Rasional

Page 29: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Mandiri1. Kaji kemampuan secara fungsional/ luasnya kerusakan awal

dan dengan cara yang teratur.

2. Ubah posisi minimal setiap 3 jam (Terlentang,miring) dan sebagainya dan jika memungkinkan bisa lebih sering jika diletakkan dalam posisi bagian yang terganggu.

3. Letakkan pada posisi terlengkuk satu kali atau dua kali sehari jika pasien dapat mentoleransinya.

4. Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstermitas saat masuk. Anjurka melakukan latihan seperti latihan quadrisep/gluteal, meremas bola karet, melebarkan jari-jari dan kaki/telapak.

5. Sokong ekstermitas dalam posisi fungsionalnya, gunakan papan kaki (footboard) selama periode paralisis flaksid, pertahankan posisi kepala netral.

6. Gunakan penyangga lengan ketika pasien berada dalam posisi tegak, sesuai indikasi.

7. Evaluasi penggunaan dari kebutuhan alat bantu untuk pengaturan posisi atau alat pembalut selama periode paralisis spastik.

8. Tempatkan bantal dibawah aksila untuk melakukan abduksi

- Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dan dapat memberikan informasi mengenai pemulihan. Bantu dalam pemilihan terhadap intervensi, sebab teknik yang berbeda digunakan untuk paralisis spastik dengan flaksid.

- Menurunkan resiko terjadinya trauma/iskemia jaringan. Daerh yang terkena mengalami perburukan/sirkulasi yang lebih jelek dan menurunkan sensasi dan lebih besar menimbulkan kerusakan pada kulit/dekubitus.

- Membantu mempertahankan ekstensi pinggul funngsional; tetapi kemungkinan akan meningkatkan ansietas terutama mengenai kemampuan pasien untuk bernapas.

- Meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur. Menurunkan resiko terjadinya hiperkalsiuria dan osteoporosis jika masalah utamanya adalah perdarahan. Catatan; stimulasi yang berlebihan dapat menjadi pencetus adanya perdarahan berulang.

- Mencegah kontrakur/footdrop dan memfasilitasi kegunaannya jika berfungsi kembali. Paralisis flaksid dapat mengganggu kemampuannya untuk menyangga kepala, dilain pihak paralisis spastik dapat mengarah pada deviasi kepala kesalah satu sisi.

- Selama paralisis flaksid, penggunaan penyangga dapat menurunkan resiko terjadinya subluksasio lengan dan “sindrom bahu-lengan”.

- Kontraktur fleksi dapat terjadi akibat dari otot fleksor lebih kuat dibandingkan dengan otot ekstensor.

Page 30: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

pada tangan.9. Tinggikan tangan dan kepala

10. Tempatkan “hand roll” keras pada telapak tangan dengan jari-jari dan ibu jari saling berhadapan.

11. Posisikan lutut dan panggul dalam posisi ekstensi.12. Pertahankan kaki dalam posisi netral dengan

gulungan/bantalan trokanter.13. Gunakan papan kaki secara berganti, jika memungkinkan.

14. Bantu untuk mengembangkan keseimbangan duduk (seperti meninggikan bagian kepala tempat tidur)

15. Observasi daerah yang terkena termasuk warna, edema, atau tanda lain dari gangguan sirkulasi.

16. Inspeksi kulit terutama pada daerah-daerah yang menonjol secara teratur.

17. Bangunkan dari kursi sesegera mungkin setelah tanda-tanda vital stabil kecuali pada hemoragik serebral.

18. Alasi kursi duduk dengan busa atau balon air dan bantu pasien untuk memindahkan berat badan dengan interval yang teratur.

- Mencegah adduksi bahu dan fleksi siku

- Meningkatkan aliran balik vena dan membantu mencegah terbentuknya edema.

- Alas/dasar yang keras menurunkan stimulasi fleksi jari-jari, mempertahankan jari-jari dan ibu jari pada posisi normal (posisi anatomis).

- Mempertahankan posisi fungsional.- Mencegah rotasi eksternal pada pinggul.

- Penggunaan yang kontinu (setelah perubahan dari paralisis flaksid ke spastik) dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan pada sendi peluru kaki, meningkatkan spastisitas, dan secara nyata meningkatkan fleksi plantar.

- Membantu dalam melatih kembali jaras saraf, meningkatkan respons propioseptik dan motorik.

- Jaringan yang mengalami edema lebih mudah mengalami trauma dan penyembuhannya lambat.

- Titik-titik tekanan pada daerah yang menonjol paling beresiko untuk terjadinya penurunan perfusi/iskemia. Stimulasi sirkulasi dan memberikan bantalan membantu mencegah kerusakan kulit dan berkembangnya dekubitus.

- Membantu menstabilkan tekanan darah (tonus vasomotor terjaga), meningkatkan keseimbangan ekstrenitas dalam posisi normal dan pengosongan kantung kemih /ginjal menurunkan resiko terjadinya batu kandung kemih dan infeksi karena urine yang statis.

- Mencegah/menurunkan tekanan koksigeal/kerusakan kulit.

Page 31: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

19. Susun tujuan dengan pasien/orang terdekat untuk berpartisipasi dalam aktivitas/latihan dan mengubah posisi.

20. Anjurkan pasien untuk membantu pergerakan dan latihan dengan menggunakan eksternitas yang tidak sakit untuk menyokong/menggerakkan daerah tubuh yang mengalami kelelahan.

Kolaborasi21. Berikan tempat tidur dengan matras bulat (seperti egg crate

mattress), tempat tidur air,alat flotasi, atau tempat tidur khusus (seperti tempat tidur kinetik) sesuai indikasi.

22. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi secara aktif, latihan resistif, dan ambulasi pasien.

23. Bantulah dengan stimulasi elektrik, seperti TENS sesuai indikasi.

24. Berikan obat relaksan otot, antispasmodik sesaui indikasi, seperti baklofen, dantrolen.

- Meningkatkan harapan terhadap perkembangan/peningkatan dan memberikan perasaan kontrol/kemandirian.

- Dapat berespons dengan baik jika daerah yang sakit tidak menjadi lebih terganggu dan memerlukan dorongan serta latihan aktif untuk “menyatukan kembali” sebagai bagian dari tubuhnya sendiri.

- Meningkatkan distribusi merata berat badan yang menurunkan tekanan pada tulang-tulang tertentu dan membantu untuk mencegah kerusakan kulit/terbentuknya dekubitus. Tempat tidur khusus membantu dengan letak pasien obesitas (kegemukan), meningkatkan sirkulasi dan menurunkan terjadinya vena stastis untuk menurunkan resiko terhadap cedera pada jaringan dan komplikasi seperti pneomonia ortostatis.

- Program yang khusus dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang berarti/ menjaga kekurangan tersebut dalam keseimbangan, kordinasi, dan kekuatan.

- Dapat membantu memulihkan kekuatan otot dan meningkatkan kontrol otot volunter.

- Mungkin diperlukan untuk menghilangkan spastisitas pada ekstremitas yang terganggu.

3. Diagnosa : Kerusakan menelan, resiko tinggi terhadap kerusakan neuromuskuler/perseptual.

Tujuan : Mendemonstrasikan metode makan tepat untuk situasi individual dengan aspirasi tercegah.

Mempertahankan berat badan yang diinginkan.

Page 32: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Perencanaan/intervensi Rasional

Mandiri :1. Tinjau ulang patologi/ kemampuan menelan pasien secara

individual, catat luasnya paralisis fasial, gangguan lidah, kemampuan untuk melindungi jalan napas. Timbang BB sesuai kebutuhan.

2. Tingkatkan upaya untuk dapat melakukan proses menelan yang efektif, seperti :

3. Bantu pasien dengan mengontrol kepala.4. Letakan pasien pada posisi duduk/tegak selama dan setelah

makan.5. Stimulasi bibir untuk menutup dan membuka mulut secara

manual dengan menekan ringan di atas bibir/dibawah dagu jika di butuhkan.

6. Letakan makanan pada daerah mulut yang tidak terganggu.7. Sentuh bagian pipih bagian dalam dengan spatel

lidah/tempatkan es untuk mengetahui kelemahan lidah.8. Berikan makan dengan perlahan pada lingkungan yang

tenang.9. Mulai untuk memberikan makanan per oral setengah cair,

makanan lunak ketika pasien dapat menelan air. Pilih/bantu pasien untuk memilih makanan yang kecil/tidak perlu mengunyah dan mudah di telan, contoh : telur, agar-agar, makanan kecil yang lunak lainnya.

10. Anjurkan pasien menggunakan sedotan untuk meminum cairan.

11. Anjurkan orang terdekat untuk membawa makanan kesukaan pasien.

- Intervensi nutrisi/pilihan rute makanan di tentukan oleh faktor-faktor ini

- Menetralkan hiperekstensi, membantu mencegah aspirasi dan meningkatkan kemampuan untuk menelan.

- Menggunakan gravitasi untuk memudahkan proses menelan dan menurunkan risiko terjadinya aspirasi.

- Membantu dalam melatih kembali sensori dan meningkatkan kontrol muskuler.

- Memberikan stimulasi sensori (termasuk rasa kecap) yang dapat mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan.

- Dapat meningkatkan gerakan dan kontrol lidah (pentingnya untuk menelan) dan menghambat jatuhnya lidah.

- Pasien dapat berkosentrasi pada mekanisme makan tanpa adanaya distraksi/gangguan dari luar.

- Makanan lunak/cairan kental lebih mudah untuk mengendalikannya di dalam mulut, menurunkan resiko terjadinya aspirasi.

- Menguatkan otot fasial dan otot menelan dan menurunkan resiko terjadinya tersedak.

- Menstimulasi upaya makan dan meningkatkan menelan/masukkan.

- Jika usaha menelan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan cairan dan makanan, harus dicarikan metode alternatif untuk makan.

- Dapat meningkatkan pelepasan endorfin dalam otak yang

Page 33: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

12. Pertahanakan masukan dan keluaran dengan akurat, catat jumlah kalori yang masuk.

13. Anjurkan untuk berpartisipasi dalam program latihan atau kegiatan

Kolaborasi:14. Berikan cairan melalui IV dan/atau makanan melalui

selang.

meningkatkan perasaan senang dan meningkatkan nafsu makan.

- Mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan juga makanan jika pasien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut.

Page 34: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. B

DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE NON HEMORAGIC

DI BANGSAL SERUNI RSUD ULIN BANJARMASIN

TANGGAL 16 OKTOBER 2015

A. Riwayat Keperawatan

Unit/ Instansi Rumah Sakit : IRNA Rawat Inap Bangsal Saraf

Ruang/ Kamar : Seruni/ III-5

Tanggalpengkajian: 16 Oktober 2015

1.       Identitas

a. Klien

Nama Lengkap ( Inisial) : Tn. B

Umur : 50 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Sudah Menikah

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Buruh

Suku Bangsa : Banjar

Alamat : Jl. xxx

Tanggal Masuk : 14 Oktober 2015

No. Register : 11601xx

Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic + cardiomegali

b. Penanggung jawab

Nama : Ny. I

Umur :

Hub. Dgn Pasien : Istri

Pekerjaan : PNS Guru

Alamat : Jl. xxx

Page 35: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

II. Keluhan Utama

Klien mengatakan “ kaki tangan sebelah kiri susah bergerak sejak 2 hari yang lalu.”

III. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang :

Keluarga klien mengatakan pagi hari pada tanggal 14 oktober 2015 klien ada

terjatuh ketika turun dari tempat tidur dan badan sebelah kiri tidak dapat

digerakkan, kepala pusing dan sesak nafas. Klien kemudian segera dilarikan ke

RS XX oleh keluarga.

± 2 hari sebelum masuk R.S px mengeluh sakit kepala berdenyut-denyut dan

demam. naik turun tanpa pemberian obat.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu :

Klien mengatakan “ ± 3 tahun yang lalu pernah masuk Rumah Sakit dengan

penyakit jantung. Klien juga memiliki riwayat hipertensi (+)”

c. Riwayat Penyakit Keluarga :

Klien mengatakan ”tidak ada riwayat penyakit jantung turunan sebelumnya,

tetapi dari ibu memang ada riwayat hipertensi”

IV. Keadaan Umum

a. Kesadaran

1. Kulitatif : Kesadaran Composmentis

2. Kuantitatif : E4M5V6

b. Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : 150/90mmHg, posisi headup, MAP : 110

Kesimpulan MAP tidak normal

c. Nadi : 97x/menit, irama ireguler

d. Suhu : 36,6/ axilla

e. Pernafasan : 25x/menit, irama normal, jenis pernapasan dada

f. Pengukuran : TB. 169 cm, BB : 74 kg, BBI : 69kg

V. Pengkajian Pola Kesehatan

a. Kajian Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan

1. Keadan sebelum sakit :

Page 36: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Keluarga kx mengatakan ”kx sebelum sakit tidak pernah berolahraga sama

sekali, dan kx tidak pernah secara rutin memeriksakan tekanan darahnya

selama tidak ada keluhan, dan kx juga tidak mempunyai pantangan makan”

2. Keadaan saat ini :

Keluarga klien mengatakan bahwa klien hanya sakit jantung, keluarga kx tidak

mengetahui bahwa kx mengalami komplikasi stroke.

Masalah : Kurang Pengetahuan

b. Kajian Pola Nutrisi Metabolik

1. Keadaan sebelum sakit :

Klien mengatakan ” kx makan 3 atau lebih perhari dan habis satu porsi dengan

menu nasi lauk pauk dan sayur dan kadang diselingi cemilan. kx tidak

memiliki pantangan. Klien suka makan makanan berlemak dan yang asin-asin”

2. Keadaan saat ini :

Klien makan dengan menu diet yang disediakan. Kx mengatakan “kx masih

bisa makan walaupun kesulitan menelan dan kadang tersedak. Minum 800cc

perhari, infus Rl 20 tpm”.

Masalah : -

c. Pola Eliminasi

1. Keadaan sebelum sakit :

Klien mengatakan ”sebelum sakit BAB 1x perhari lunak dan BAK 4x perhari

jernih”

2. Keadaan sesudah sakit :

Klien mengatakan ” BAB 1x/dua hari dan BAK 100cc per24jam ”

Masalah : -

d. Keadaan Pola Aktivitas dan Latihan

1. Keadaan sebelum sakit :

Page 37: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Klien mengatakan ” kx bekerja sebagai buruh. Kx merasa cepat lelah saat

melakukan aktivitas yang berat”

1. Keadaan sesudah sakit :

Kx hanya melakukan aktivitas ditempat tidur. Adl dibantu sebenuhnya oleh

keluarganya”

Masalah : Intoleransi Aktivitas

e. Pola Tidur dan Istirahat

1. Keadaan sebelum sakit :

Klien mengatakan ” kx biasanya tidur 7-8 jam/hari. Kx jarang tidur siang.

Ketika lelah saat melakukan pekerjaan berat kx langsung beristirahat.”

1. Keadaan sesudah sakit :

Kx tidur malam ± 5 jam namun sering terbangun. Tidur siang ± 3 jam.

Masalah : Gangguan Pola Tidur

IV. Pemeriksaan Fisik

Kepala

Kulit kepala bersih, rambut bersih, distribusi rambut tidak merata, kepala tidak ada

tampak benjolan, tiada lesi. Tidak teraba massa dikepala, tidak ada nyeri tekan.

Mata

Mata simetris kiri kanan, sklera tidak ikterus, konjungtiva anemis, lensa tidak

keruh, kelopak mata tidak ada edema, pupil isokor, refleks pupil (+) tidak ada sekret

atau kotoran yang menonjol, tidak ada pendarahan.

Hidung

Simetris kiri kanan, bersih, tidak ada mukus/sekret, tidak ada pembesaran masa,

polip (-) tidak ada pernapas cuping hidung.

Bibir dan Mulut

Mulut simetris kiri kanan, bibir agak kering, gusi tidak ada peradangan, mulut

bersih tidak ada sariawan.

Page 38: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Telinga

Simetris kiri kanan, bersih, peradangan dan pendarahan, tidak ada cairan yang

keluar, px tidak menggunakan alat bantu dengar.

Leher

Simetris kiri kanan, tampak bersih, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak ada

pembesaran kelenjar tiroid.

Dada

I : simetris kiri kanan, bersih, tidak ada retraksi dada, tidak ada menggunakan alat

bantu nafas, pergerakan rongga dada normal

P : taktil premitus normal, tidak ada nyeri tekan

P : sonor

A : Ronchi basah (+)

Jantung

I :

P : Teraba ikturs kordis teraba 4 cm di kiri midclavikula

P : pembesaran jantung

A : S3 gallop

Abdomen

Simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak ada memar, asites (-), bising usus (+) 18 detik

sekali, tidak adda pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan kekakuan dan masa

Genitalia dan anus

Tidak ada lesi dan tidak ada hemoroid

Ekstremitas

Kekuatan otot :

Pemeriksaan saraf kranial

NI

Dapat membedakan bau parfum dan minyak angin

NII

5555 1111

5555 1111

Page 39: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Dapat membaca tulisan dengan jarak 30 cm

NIII

Mata kx dapat mengikuti pergerakan tangan perawat, reaksi pupil positif

NIV

Pergerakan mata positif

NV

Wajah bereaksi pada benda tumpul (kapas)

NVI

Abduksi mata (+)

NVII

Kx dapat mengerutkan dahi, senyum(-) kx dapat membedakan rasa asin dan manis

NVIII

Fungsi Pendengaran (+)

NIX

Kesulitan menelan

NX

refleks tersedak (+)

NXI

Pergerakan leher normal, dapat melawan tahanan

NXII

Defiasi lidah kekiri

Page 40: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

V. Analisis Data

DATA ETIOLOGI

MASALAH

KEPERAWATAN

DS : klien mengeluhan “nafas

masih sesak”

DO :

- Klien tampak batuk-batuk

- Resp. 25x/menit

- Pulse.97x/menit, irreguler

- BP 150/90 mmHg

- CRT ≤ 3 detik

- EKG : Sinus Tachicardy

- Oliguria (+) 50cc

- Rochi basah (+)

- Hasil MAP : tidak normal 110

(70-100)

Faktor pencetus

Terganggunya Kerja Jantung

Arteroklerosis

Penurunan suplai darah ke

miokard

Iskemia miokard

Nekrosis/Infark Miokard

Penurunan Kontraktilitas Miokard

Penurunan curah jantung

Penurunan Curah

Jantung

DS : Klien mengatakan ”dulu

bisa bekerja sendiri, sekarang

aktivitas sehari-hari sudah

dibatasi dan diberikan bantuan

penuh oleh keluarga”

DO :

- Klien tampak berbaring

kategori III (dibantu

sepenuhnya)

- Hemiparalisi sinistra

Faktor pencetus

Terganggunya Kerja Jantung

Arteroklerosis

Penurunan Suplai darah ke serebral

Hambatan mobilitas

fisik

Page 41: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

- Kekuatan motorik Hipoxia Jar. Ota

Hemaparisis

Gangguan pola tidur

DS : Keluarga pasien

mengatakan “kx masih bisa

makan walaupun kesulitan

menelan dan kadang tersedak.

DO :

-pasien tampak batuk ketika

makan

-pasien hanya mampu

memasukkan ¼ sendok bubur

kedalam mulut

-pasien tampak mengunyah

berulang

Faktor pencetus

Terganggunya Kerja Jantung

Arteroklerosis

Penurunan Suplai darah ke serebral

Hipoxia Jar. Otak

Kerusakan otak

Gangguan menelan

DS: keluarga pasien

mengatakan pasien sering

bangun malam hari setelah itu

tidak bisa tidur lagi.

Faktor pencetus

Terganggunya Kerja Jantung

Gangguan pola tidur

5555 1111

5555 1111

Page 42: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

DO :

- pasien tampak lemas

- Mata cekung

- Pasien tampak sering

menguap

- Tidak konsentrasi ketika

ditanya

Arteroklerosis

Penurunan Suplai darah ke serebral

Hipoxia Jar. Ota

Kerusakan otak

Edema Jar. Otak

Defisit Jar. Otak

Hemaparisis

Page 43: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

DS : sebelum sakit tidak pernah

berolahraga sama sekali, dan

tidak pernah memeriksakan

rutin kesehatan,dan tidak punya

pantangan makan, Keluarga

klien mengatakan pula bahwa

klien hanya sakit jantung,

keluarga klien tidak

pernah mengetahui bahwa klien

mengalami stroke.

DO :

- Keluarga pasien tampak

bingung saat ditanyakan

tentang penyakit pasien

sekarang.

Kurang pengetahuan

Page 44: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Nama/ Umur : Tn. B (50 thn)

Kamar : III-5

Dokter : Dr. O

Hari/ Tanggal : 16 Oktober 2015

Diagnosa Keperawatan I : Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung ditandai dengan pasien, klien mengeluhan “nafas masih sesak”, Resp. 25x/menit.

Hasil yang diharapkan

Intervensi Keperawatan

Rasional Implementasi Evaluasi

Diharapkan selama 1x24jam dilakukan tindakan keperawatan curah jantung adekuat dengan kriteria hasil :klien tidak tampak lemah, klien tidak mengeluhan nafas sesak, Resp normal klien tampak tidak tampak batuk-batuk.

1. Observasi tanda-tanda vital

2. Anjurkan pasien untuk tirah baring

3. Batasi natrium dan air

4. Berikan terapi oksigen

1. Untuk mengetahui tanda-tanda perubahan klinis

2. Mengurangi beban jantung

3. Mencegah peningkatan beban jantung

4. Untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi yang adekuat

Pukul 18.00 WITA1. BP:140/80 Temp.

36,6 Pulse :97x/menit Resp.25x/menit

2. Menganjurkan pasien untuk tirah baring dengan posisi head-up

3. Menganjurkan pasien untuk membatasi minum air - Memberikan IV RL asnet

4. Memberikan O2 – 3L/menit

Pukul. 21.00 WITAS : klien mengeluhan “nafas masih sesak”,O : klien tampak lemah, Resp. 25x/menit, klien tampak batuk-batuk.A : Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantungP : Observasi tanda-

tanda vital Anjurkan pasien

untuk tirah baring Batasi natrium dan

air Berikan terapi

Page 45: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

oksigen

Nama/ Umur : Tn. B (50 thn)

Kamar : III-5

Dokter : Dr. O

Hari/ Tanggal : 16 Oktober 2015

- Diagnosa Keperawatan II : Hambatan mobilitas b/d gangguan neuromuskular ditandai dengan Klien tampak berbaring kategori

III (dibantu sepenuhnya), hemiparalisi sinistra, kekuatan motorik

Hasil yang diharapkan Intervensi Keperawatan Rasional Implementasi Evaluasi Diharapkan selama 1x24jam dilakukan tindakan keperawatan klien dapat melakukan aktivitasnya dengan kriteria hasil:

1. Monitor TTV sebelum melakukan tidakan ROM

2. ubah posisi klien

1.Mengetahui kondisi Perkembangan kx

2. Menurunkan resiko

1. Monitor TTV : Bp :150/90mmHg, Resp.25x/menit, pulse. 97x/menit, temp.36,6 C

2. Mengubah posisi klien

5555 1111

5555 1111

Page 46: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

TTV dalam batas normal,mampu melakukan ADL secara mandiri

minimal tiap 2 jam

3. lakukan gerakan pasif pada ekstremitas kx yang sakit

4. Anjarkan keluarga dank x begaimana cara mengubah posisi

5.

terjadinya Iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan

3. Otot valunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan

4. Untuk memandirikan keluarga dan paham akan kebutuhan klien

terlentang/miring kiri kanan

3.Melakukan gerak pasif pada Ektremitas yang sakit :

- Menaikkan dan menurunkan lengan dengan siku tetap lurus

- Menggerakkan lengan dan tungkai mendekat (abduksi) menjauhi (aduksi) sumbu tubuh

- Menekukkan (fleksi) dan meluruskan (ekstensi) siku,lutut serta pergelangan tangan

- Menaikkan dan menurunkan tungkai dengan lutut tetap lurus

4.mengajarkan Keluarga dan px bagaimana cara mengubah posisi

Page 47: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Nama/ Umur : Tn. B (50 thn)

Kamar : III-5

Dokter : Dr. O

Hari/ Tanggal : 16 Oktober 2015

Diagnosa Keperawatan III : Gangguan pola tidur berhubungan dengan kegelisahan dan sering bangun malam ditandai dengan keluarga pasien mengatakan pasien sering bangun malam hari setelah itu tidak bisa tidur lagi, nafasnya masih sesak, gelisah dan tampak lemas, BP. 140/90mmHg

Hasil yang diharapkan Intervensi Keperawatan

Rasional Implementasi Evaluasi

Diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan

a. Pantau keadaan umum pasien dan TTV

1. Untuk mengetahui tanda-tanda perubahan klinis

2. Untuk

Pukul18.00 WITA1. Memantau TTV

BP:140/90Pulse : 97x/menit

Pukul 21.00 WITA S : “klien mengatakan masih susah tidur”O :

Page 48: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

pasien dapat istirahat tidur malam optimal dengan kritera hasil : Melaporkan tidur

malam sudah nyenyak

Tidak menunjukan perilaku gelisah.

b. Kaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas, gangguan eliminasi gangguan transportasi, lingkungan yang asing.

c. ciptakan suasana nyaman dan posisi tidur pasien yang nyaman

mengidentifikasi penyebab aktual dari gangguan tidur.

3. Untuk membantu relaksasi saat tidur.

Temp : 36,6Resp :25x/menit

2. Menanyakan kepada pasien penyebab kurang tidur

3. Memberikan posisi nyaman untuk pasien tidur, meminta keluarga untuk tidak membuat keributan selama pasien istirahat

Pasien tampak masih terjaga, mengeluh nafasnya masih sesak,gelisah dan tampak lemas, BP. mmHg.A : Gangguan pola tidur berhubungan dengan kegelisahan dan sering bangun malamP : - pantau keadaan umum

pasien dan TTV- Kaji faktor yang

menyebabkan gangguan tidur (nyeri, takut, stress, ansietas, imobilitas, gangguan eliminasi gangguan transportasi, lingkungan yang asing.

- ciptakan suasana nyaman dan posisi tidur pasien yang nyaman

I : Memantau TTVBP:140/90Pulse : 95x/menit

Page 49: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Temp : 36,4Resp :25x/menit

- Menanyakan kepada pasien penyebab kurang tidur

- Memberikan posisi nyaman untuk pasien tidur, meminta keluarga untuk tidak membuat keributan selama pasien istirahat

E : masalah masih, lanjutkan intervensi 1,2 dan 3

Page 50: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

VI. MEDIKASI

Nama obat, frekuensi pemberian, dosis, cara

pemberian

Indikasi Kontra indikasi

efeksamping Cara kerja obat Kosiderasi perawat

Ceftriaxon 2 x 1gr, injeksi intravena

Infeksi-infeksi berat dan disebabkan oleh bakteri garam pasif maupun garam negatif yang resisten atau kabel terhadap anti biotika

Hipersensitif terhadap ceftriaxone atau sefalospoin lainya

Diare, mual muntah, stomatis, glostis

Ceftiaxon efektif terhadap mikroorganisme garam positif dan garam negatif.

12 benar pemberian obat

Page 51: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

Ranitidin 2 x 1 ampul, injeksi intravena

Pengobatan jangka pendek lukak usus 12 jari

Bagi pasien yang alergi terhadap ranitidin

Sakit kepala, konstipasi

Menghambat respon H2 yang menghambat sekresi asam lambung

12 benar pemberian obat pada pasien

Antrain 3 x 1 ampul, injeksi intravena

Dapat meringankan rasa sakit, terutama nyeri kolik dan sakit setelah oprasi

Penderita hipersensitif terhadap metamizole Na, wanita hamil dan menyusui, penderita dengan tekanan darah.

Reaksi pada kulit biasanya kemerahan

Menghambat transmisi rasa sakit kesusunan saraf pusat dan perifer

12 benar pemberian obat

Alinamin F 50 mg, pemberian secara IV

Pencegahan dan pengobatan kekurangan vitamin B 1 dab B2

Membantu proses metabolisme dalam tubuh

12 benar obat

Citicoline 3 x 250 mg, injeksi intravena,

Kehilangan kesadaran

Hipersensivitas terhadap

syok 12 benar pemberian obat

Page 52: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

akibat trauma serebral atau kecelakaan lalu lintas dan oprasi otak

citicolin

Page 53: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc
Page 54: ASKEP STROKE NON HEMORAGIK.doc

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marilynn. E, dkk. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.

Penerbit buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Novak, Patricia D. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland Cetakan I. Buku

Kedokteran EGC: Jakarta.

Akperppnisolo. 2008, Sistem Persarafan Stroke Non Hemoragik. Blogspot.

Dalam http://www.akperppni.ac.id/sistem-persarafan/stroke-non-hemoragik. Diakses

pada 05 Mei 2011 pukul 20:00 WITA.

Anonim. 2000, Manifestasi Klinik Stroke Non Hemoragik. Blogspot. Dalam

http://www.infofisioterapi.com/manisfestasi-klinik-stroke.html. Diakses pada 05 Mei

2011 20:43 wita.

Anonim. 2000, Konsep Dasar Stroke Non Hemoragik . Adobe Acrobat

Dokument. Dalam http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-

garniscint-5431-2-babii.pdf. Diakses pada 05 Mei 2011 Pukul 19:22 WITA.

Boy. 2008, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Stroke. Blogspot.

Bengkulu. Dalam http://mhs.blog.ui.ac.id/fer50/2008/09/17/asuhan-keperawatan-

pada-klien-dengan-stroke/. Diakses pada 05 Mei 2011 pukul 20:01 WITA.

Hidayat. 2009, Stroke Non Hemoragik. Wordpress. Dalam

http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/23/askep-stroke-non-hemoragik/. Diakses

pada 05 Mei 2011 20:17 WITA.

Indeks . 2011, Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Cetakan I.

www.indeks-penerbit.com. Jakarta Barat. Diakses pada 05 Mei 2011 pukul 21:00.

Fariyansyah, Nurhadi Febrian. 2009, Patofisiologi Dan Diagnosis Stroke.

Blogspot. Dalam http://kedokteran-febrian.blogspot.com/2009/02/patofisiologi-dan-

diagnosis-stroke.html. Diakses pada 06 Mei 2011 pukul 11: 05 WITA.

Wikipedia. 2000, Stroke. Wikipedia. Dalam

http://en.wikipedia.org/wiki/Stroke. Diakses pada 05 Mei 2011 pukul 20:15 WITA.