strategi promosi iklan shampo sunsilk versi...
TRANSCRIPT
STRATEGI PROMOSI
IKLAN SHAMPO SUNSILK VERSI KERUDUNG
DI KOMUNITAS MUSLIMAH
Skripsi
Diajukan sebagai tugas akhir dalam jenjang Strata Satu (S1)
pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi guna mencapai
gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)
Oleh:
Syarifah Raudlatul Jannah
NIM. 105051001876
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H./2009 M.
2
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul STRATEGI PROMOSI IKLAN SHAMPO SUNSILK
VERSI KERUDUNG DI KOMUNITAS MUSLIMAH telah diujikan dalam
sidang munaqosyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 09 September 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I) pada Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 15 September 2009
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. H. Arief Subhan. MA Faza Amri. S. Th. I
NIP. 19660110 199303 1 004 NIP. 19780703 200501 1 006
Anggota,
Penguji I Penguji II
Gun Gun Heryawan, M.Si Umi Musyarofah, MA
NIP. 19760812 200501 1005 NIP. 19710816 199703 2 002
Pembimbing,
Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag
NIP. 19580910 198703 2 001
3
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah penulis
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
penulis atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, September 2009
Syarifah Raudlatul Jannah
4
ABSTRAK
Syarifah Raudlatul Jannah
Strategi Promosi Iklan Shampo Sunsilk versi Kerudung
di Komunitas Muslimah
Dunia periklanan saat ini semakin bersaing dalam hal menemukan ide-ide
yang fresh sekaligus menyentuh bagi yang melihat iklan tersebut. Dari hal itulah,
iklan memiliki nilai jual yang tinggi, Perusahaan mengiklankan produknya dengan
ciri khas yang sesuai dengan fungsi produk tersebut. Bagi perusahaan, iklan harus
dapat menarik seseorang untuk diajak memilih produk yang diiklankannya.
Sehingga produk tersebut mendapatkan peminat yang banyak, dan menghasilkan
keuntungan.
Maka, dari hal tersebut pertanyaan yang muncul adalah bagaimana strategi
promosi yang dilakukan pihak perusahaan (PT. Unilever Tbk.) dalam memasarkan
produk Shampo Sunsilk versi Berkerudung?
Dalam proses periklanan ditemukan adanya strategi pemasaran produk
melalui 4P Bauran Pemasaran, yaitu: Product, Price, Place and Promotion.
Dengan mengangkat komunitas di masyarakat yang menggunakan jilbab belum
terwakilkan kebutuhannya akan perawatan rambut yang dimiliki, maka
perusahaan menampilkan terobosan baru bagi pengguna jilbab yang mengalami
masalah dalam perawatan rambutnya. Dengan menarik masalah ini menjadi ide
baru bagi dunia periklanan yang mengangkat image iklan shampo dengan
tampilan berkerudung bukan menampilkan rambut yang terurai panjang.
Penelitian ini, penulis mengambil teori Agenda Setting Media Massa dan
Promosi Periklanan. Tujuannya untuk mengetahui strategi perencanaan
Perusahaan dalam mempromosikan suatu produknya.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode Kualitatif dengan teknik deskriptif, memberikan gambaran
mengenai Iklan Shampo Sunsilk berkerudung dan strategi mempromosikannya.
Sumber data yang diperoleh melalui dokumentasi yang didapat di situs-situs
Unilever, Artikel-artikel dan buku-buku mengenai periklanan.
Berbagai jenis iklan yang hadir setiap menitnya dengan ide-ide yang
berbeda menjadikan para praktisi iklan dituntut untuk sekreatif mungkin agar
pesan yang akan disampaikan menjadi efektif. Mempromosikan suatu produk
melalui iklan di televisi merupakan jalan yang efektif dikarenakan televisi
merupakan media teknologi yang cepat dan efisien dalam menjangkau berbagai
audiens.
Dari uraian diatas diketahui bahwa kedudukan perkembangan teknologi
massa sangat dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Mempromosikan suatu produk
baru dengan mudah diketahui orang banyak dapat menggunakan periklanan,
dengan membuat strategi dan tahap-tahap yang dianggap penting untuk mencapai
target pemasaran.
KATA PENGANTAR
5
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan mengucap Alhamdulillãhirabbil’ãlamin, puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat yang telah diberikan
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya
hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai tugas terakhir dan prasyarat dalam meraih
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah mendapatkan dukungan
dan bantuan secara materiil maupun moril, serta bimbingan dari semua pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyatakan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
dan sebagai Pembimbing Akademik KPI A angkatan 2005, Drs. H. Mahmud
Jalal, MA selaku Pembantu Dekan II, Drs. Study Rizal L.K, MA selaku
Pembantu Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pembantu Dekan I sekaligus Ketua Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam dan Umi Musyarofah, MA selaku Sekretaris
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
3. Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag sebagai Pembimbing Skripsi, dengan kesabaran dan
kebijaksanaan serta keluasan wawasan keilmuan beliau yang diberikan kepada
penulis selama pembuatan skripsi ini.
4. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah mendidik dan
mengajarkan ilmu yang bermanfaat selama kuliah di Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam selama ini.
5. Ketua beserta Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan Utama
yang telah memberikan pelayanan dalam mencari referensi-referensi selama
kuliah dan dalam proses pembuatan Skripsi ini.
6. Mba Jesica dan Amelia selaku pihak Unilever yang membantu untuk
menyediakan bahan skripsi yang diperlukan.
6
7. Kedua Orangtuaku tercinta, Abah (Drs. Abdul Aziz Asmuni) dan Umi (Aisyah
Hamzah) yang telah bersabar, tak henti berdoa dan selalu memberikan
motivasi untuk keberhasilan anak selama hayat. Semoga Allah SWT,
senantiasa selalu melindungi beliau sepanjang hayat.
8. Kedua Adikku yang cantik dan ganteng, semoga kalian kelak menjadi insan
yang bertaqwa dan selalu menjadi kebanggaan abah umi.
9. Ilham Maulana S.Sos.I (Aa) yang selalu menemani dan memberikan semangat
selama penyelesaian skripsi ini.
10. Kepada saudara sepupuku, kak umay, kak uung, kak rini dan semua ncang
ncing yang memberikan dukungan moril dan doa hingga terselesaikan pula
penulisan skripsi ini.
11. Kepada teman-teman KPI A 2005, Paduan Suara VOC dan teman-teman KKS
Ciawi-Gadog, serta semua pihak (sahabat dan kawan-kawan) yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis selama masa studi dan
proses penulisan skripsi ini.
Hanya harapan dan do’a kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya, khususnya bagi penulis dan umumnya untuk ysng
membscs. Serta kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini
semoga selalu dimantapkan iman, islam dan ihsan dari Allah SWT. Amin Yã
Rabbal ‘ãlamin.
Jakarta, September 2009
DAFTAR ISI
7
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Metodologi Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
F. Sistematika Penulisan
BAB II KERANGKA TEORI
A. Strategi Promosi
1. Pengertian Strategi
2. Proses Strategi
3. Pengertian Promosi
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan promosi
5. Fungsi Strategi Promosi
B. Promosi melalui Iklan
1. Pengertian Iklan
2. Perkembangan Iklan di Indonesia
3. Fungsi dan Peran Iklan
4. Macam-macam Iklan
5. Proses Pembuatan Iklan
BAB III GAMBARAN UMUM PT. Unilever Indonesia Tbk.
A. Sejarah berdirinya PT. Unilever Indonesia Tbk.
8
B. Visi, Misi dan Tujuan Unilever
C. Perkembangan Shampo Sunsilk
BAB IV STRATEGI PROMOSI IKLAN SHAMPO SUNSILK VERSI
KERUDUNG DI KOMUNITAS MUSLIMAH
A. Konstruksi Realitas Sosial pada Iklan
B. Strategi Promosi yang dilakukan Unilever dalam Iklan
shampoo Sunsilk versi Kerudung
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
9
A. Latar Belakang Masalah
Televisi merupakan salah satu media elektronik dalam menyampaikan
sebuah pesan atau berita, media ini memiliki pengaruh terhadap audiensnya,
karena media televisi mampu menghadirkan gambar dan suara (audio-visual) yang
mudah dipahami dan dicerna sehingga audiens/pemirsa tidak perlu mereka-reka
atau berimajinasi.
Dalam hubungan penyampaian pesan atau penyiaran informasi, seorang
pakar dan peneliti televisi di Amerika Serikat seperti yang dikutip oleh Jalaluddin
Rahmat, bahwa “Televisi adalah agama masyarakat industri. Televisi menggeser
agama konvensional. Khutbahnya didengar dan disaksikan oleh jama’ah yang
lebih besar dari jama’ah manapun, rumah ibadatnya tersebar di seluruh pelosok
bumi, ritual-ritualnya diikuti dengan kehidmatan, dan boleh jadi lebih banyak
menggetarkan hati, juga mempengaruhi alam sadar manusia melebihi ibadat
agama-agama yang pernah ada.”1
Iklan bagian dari promotion mix yang kerap kali menggunakan saluran
komunikasi massa. Iklan memberikan informasi kepada khalayak mengenai suatu
produk atau jasa dengan cara persuasi. Dunia industri berkaitan erat dengan dunia
persaingan yakni persaingan terhadap nilai jual suatu produk yang dipasarkan.
Untuk memasarkan suatu produk diperlukan adanya periklanan. Menurut Kasali,
“Periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik
kesadaran atau menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau
mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.”2
1 Jalaluddin Rahmat, Islam Aktual, (Bandung: Mizan, 1992), Cet. ke-IV, h. 53 2 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep dan aplikasinya Di Indonesia, Cetakan
ke-empat, (Jakarta: Pustaka Umum Grafiti, 1995), h. 80
10
Perkembangan iklan menunjukkan adanya kemajuan dalam bentuk
perindustrian, baik berupa teknologi media massa cetak maupun elektronik. Iklan
merupakan suatu fenomena yang menarik dan berguna sebagai sarana dalam
membantu proses pemasaran (promosi) dan pemenuhan kebutuhan manusia. Iklan
dijadikan pilihan banyak orang untuk memilih apa yang diinginkan. Melalui iklan,
konsumen dapat memiliki alternatif dalam menentukan pilihan suatu produk atau
jasa sesuai kebutuhan. Iklan di Televisi merupakan media yang paling efektif
untuk menkonstruksi realitas sosial di tengah masyarakat. Menurut Richard
Bordie mengenai makna dan pengaruh televisi, bahwa “Televisi adalah media
evolusi yang paling efisien. Tayangan iklan dapat menjangkau ratusan juta orang
sekaligus.”3 Hanya dengan media audiovisual yakni televisi maka penyampaian
pesan menjadi lebih efisien baik secara biaya dan waktu.
Sifatnya persuasif (membujuk atau mengajak), dalam hal bisnis iklan
mengajak khalayak ramai agar tertarik dengan tawaran produk yang diiklankan.
Misalnya memberitahukan kelebihan dari penggunaan produk tersebut dalam
kebutuhan sehari-hari, hal itu dapat disampaikan melalui iklan yang cukup singkat
asalkan idenya tersampaikan dengan benar.
Iklan shampo yang umumnya memperlihatkan rambut yang terurai dengan
indah (ideal) yang menjadi idaman setiap wanita. Kini hadir iklan shampo yang
tampil tanpa memperlihatkan rambut dengan menggunakan kerudung. Produk
Sunsilk tampil dengan packaging baru yang menawarkan produk untuk
kenyamanan beraktivitas pada individu yang berkerudung atau berjilbab,
3 Bordie. Richard, Virus Akal Budi, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2005),
h.204
11
walaupun bukan berarti adanya produk ini mengkhususkan sasarannya yang
berjilbab saja bahkan yang tidak berjilbab pun dapat memakainya.
Hadirnya Produk ini seolah-olah memberikan solusi baru bagi pengguna
jilbab dalam merawat rambut yang rentan dengan masalah kerontokan ataupun
ketidaknyamanan dalam memakai jilbab. Produk ini menawarkan jalan keluar
yang selama ini ditunggu para pengguna jilbab dalam mengatasi
permasalahannya. Dengan demikian, kerusakan rambut bukan lagi menjadi alasan
seseorang untuk tidak menggunakan jilbab. Manager Produk Sunsilk, Andrie
Darusman menyatakan alasan dimunculkannya produk tersebut dikatakan olehnya
bahwa “makin banyak wanita muslimah Indonesia yang memilih mengenakan
kerudung atau jilbab”4. Dengan Alasan yang demikian maka pihak produsen yang
memiliki orientasi kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat menganggap bahwa
perlu dimunculkan brand baru yang disesuaikan berdasarkan minat masyarakat.
Dengan tampilan iklan tersebut maka secara sederhana dapat saja
dipahami bahwa iklan itu hanya memasarkan produk yang kiranya tertuju kepada
target pemasaran yang belum diangkat permasalahnnya oleh pengiklan lain.
Dengan demikian penulis mencoba meneliti mengenai strategi promosi pada iklan
sunsilk berkerudung khususnya di kalangan Muslimah.
Banyak iklan yang sering diartikan berdasarkan maknanya tetapi ada pula
iklan yang hanya sekedar memberi informasi baru. Iklan Shampo Sunsilk ini
secara informasi memberitahukan telah adanya produk Sunsilk yang berbeda.
Inneke Koesherawati sebagai seorang model iklan sekaligus Duta Sunsilk
berkerudung dipilih karena alasan Inneke memang telah mengenakan jilbab.
4 www.google.com/sunsilk/ majalah.com edisi tanggal 1 oktober 2004, diakses pada
tanggal 29 mei 2009, 1:46.
12
Sementara itu, Senior Brand Manager Sunsilk, Umiyana Savitri, memaparkan
alasan memilih Inneke, "Kami ingin melangkah ke kehidupan perempuan yang
berkaitan dengan pengembangan prestasi dan potensi diri. Kami ingin
memberikan inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk terus memanfaatkan
potensi dirinya untuk berkarya serta meningkatkan kualitas hidup orang-orang di
sekitarnya,"5 paparnya.
Dari latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul ”Strategi
Promosi Iklan Shampo Sunsilk versi Kerudung di kalangan Muslimah”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Iklan sebagai salah satu bentuk sarana Televisi, yang dapat mencakup
khalayak ramai secara serentak. Dan dengan merujuk pada latar belakang
permasalahan yang telah dijabarkan di atas, penulis menetapkan batasan objek
penelitian ini adalah pada Strategi Promosi pada Iklan Shampo Sunsilk
berkerudung.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang ingin di teliti adalah:
1. Bagaimana Strategi Promosi yang dilakukan dalam memasarkan atau
mempromosikan produk Sunsilk versi kerudung yang berorientasi kepada
komunitas Muslimah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
5 www.google.com/showbizNews, indosiar.com pada selasa, 29 Maret 2005, diakses pada
tanggal 29 Mei 2009, 1:56.
13
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Strategi Promosi pada Iklan Shampo Sunsilk
Berkerudung.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Nilai Akademisi
Penelitian ini cukup bermanfaat dari segi intelektualitas dan pengetahuan
akademis dalam memperkaya dan menambah bahan kajian pustaka dalam studi
komunikasi khususnya dalam kajian periklanan. Sehingga dapat memberikan
kontribusi positif bagi pengembangan keilmuan Komunikasi. Serta dapat
menambah kelengkapan referensi sebagai pembanding studi-studi lainnya.
2. Nilai Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai wahana sumbang pemikiran dalam
memberikan tambahan informasi kepada mahasiswa, pelajar dan masyarakat luas
mengenai periklanan serta memberikan penilaian positif pada suatu iklan yang
kreatif dan terus berkembang.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif,
yakni penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat
dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik. Dengan
menggunakan teknik Analisis Deskriptif, yakni penelitian yang dimaksudkan
untuk mengeksplorasi dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau kenyataan
14
sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variable yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang diteliti.6
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah daerah yang akan dijadikan sarana penelitian,
yaitu Kantor Pusat PT. Unilever di Jl. Gatot Subroto Kav. 15. Sedangkan waktu
penelitian dilakukan pada bulan Maret- Juli 2009
3. Teknik Pengumpulan Data
1). Melakukan Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan subjek dan objek yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang akan diteliti,7 baik secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Dalam
penelitian ini, penulis melakukan observasi dengan mengunjungi
Kantor Pusat PT. Unilever di Jl. Gatot Subroto Kav. 15.
2). Melakukan Wawancara
Wawancara yakni metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab
antara dua orang atau lebih secara langsung.8 Pelaksanaannya bisa
dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai,
tetapi dapat juga tidak secara langsung seperti memberikan daftar
pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.9 Wawancara akan
membantu mengungkapkan apa yang berkaitan dengan penelitian yaitu
6 Syamsir Salam & Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Press,
2006), hal. 14 7 Husni Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, “Metodologi Penelitian Sosial”, cet. Ke-2
(Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 54. 8 Sutrisno Hadi, “ Metode Penelitian Research”, cet. Ke-2 (Jakarta: Adi Ofset, 1990), h.
193. 9 Drs. Jalaludin Rakhmat, M. SC., “Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh
Analisis Statistik”, h. 51.
15
dengan mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan penelitian
ini, yaitu Senior Brand Manager Sampo Sunsilk (Unilever).
3). Melakukan Dokumentasi
Dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data mengenai hal-hal
yang bersangkutan dengan penelitian melaui internet, arsip-arsip,
buku-buku dan sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian.
4. Analisis Data
Setelah data diperoleh, penulis melakukan klasifikasi dari temuan
yang didapat. Kemudian melakukan analisis dari hasil temuan dan teori
sehingga penulis dapat menyimpulkan penelitian ini berdasarkan hasil
analisis temuan yang telah dilakukan kemudian dideskriptifkan.
5. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku
”Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, UIN Press, Tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dari pengamatan yang peneliti lakukan pada Perpustakaan Utama UIN dan
Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi ada beberapa Skripsi yang
memiliki judul yang sama mengangkat Strategi Promosi, yakni:
1. ”Strategi Promosi PT. Talbia Bina Seksama dalam menarik minat
calon Jamaah Haji” oleh Syuhada, Jurusan Manajemen Dakwah, 2007.
Skripsinya membahas strategi promosi dengan menjelaskan perumusan
16
strategi promosi, implementasi strategi promosi, dan evaluasi strategi
promosi dengan menggunakan analisa SWOT.
2. ”Strategi Promosi Ibadah Umroh Ramadhan PT. Tunas Armindo
Wisata Depok” oleh Muhammad Fahmi, Jurusan Managemen Dakwah,
2008. Skripsinya menjelaskan strategi promosi dengan analisa SWOT.
Dari beberapa kemiripan judul yang sama tersebut belum ditemukan
Skripsi yang mengangkat mengenai Strategi Promosi Iklan, khususnya pada Iklan
Shampo Sunsilk Versi Kerudung.
F. Sistematika Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah maka penulis
membagi pembahasan dalam 5 (Lima) bab sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Menerangkan secara singkat mengenai Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan.
BAB II : KERANGKA TEORI
Pengertian Strategi, Proses Strategi, Pengertian Promosi, Faktor
yang mempengaruhi kegiatan promosi, dan Fungsi strategi
promosi.
Pengertian Iklan, Bauran Pemasaran (Marketing Mix),
Perkembangan Iklan di Indonesia, Fungsi dan Peran Iklan,
Macam-macam Iklan, dan Proses Pembuatan Iklan.
17
BAB III : SEKILAS TENTANG SHAMPO SUNSILK
Penulis membahas tentang Sejarah dan Profil perusahaan
Unilever, Visi, Misi dan Tujuan perusahaan, serta Perkembangan
Produk Sunsilk.
BAB IV : STRATEGI PROMOSI IKLAN SHAMPO SUNSILK VERSI
KERUDUNG DI KOMUNITAS MUSLIMAH
Penulis menguraikan Konstruksi Realitas Sosial yang ada di
Komunitas Muslimah dan melihat Strategi Promosi pihak
produsen pada produk yang diiklankan.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab terakhir ini penulis memberikan kesimpulan terhadap
hasil penelitian dan memberikan saran.
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Strategi Promosi
1. Pengertian Strategi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah seni atau
ilmu untuk menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan tertentu.10
Menurut Fuad Amsyari dalam bukunya yang berjudul “Strategi Perjuangan Umat
Islam Indonesia” mengatakan bahwa: Strategi dan taktik adalah metode untuk
10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199
18
memenangkan suatu persaingan. Persaingan ini berbentuk suatu pencampuran
fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia,
sedangkan dalam bidang militer strategi dan taktik adalah suatu cara atau teknik
menenangkan suatu persaingan antar kelompok-kelompok yang berbeda orientasi
hidupnya.11
Menurut Onong Uchjana Efendi mengatakan bahwa strategi pada
hakekatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan, akan
tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasional.12
Menurut Stainer dan Minner dalam bukunya “Manajemen Strategik”
menyatakan bahwa strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan
sasaran organisasi dalam mengingat kekuatan eksternal dan Internal, perumusan
kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan
tercapai.13
Maka dapat diambil kesimpulan oleh penulis bahwa, Strategi menjadi
factor penting dalam mensukseskan suatu program kegiatan tertentu dalam
memenuhi target yang diharapkan suatu perusahaan, sehingga strategi yang
dirancang dengan baik akan menghasilkan hasil yang baik pula.
2. Proses Strategi
11 Fuad Amsyari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, (Bandung: Mizan, 1990), h.4 12 Onong U. Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. RosdaKarya,
1992), h. 32 13 George Steiner dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga), h. 20
19
Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan :
1). Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan
tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektivitas,
menghasilkan strategi alternative, dan memilih strategi untuk dilaksanakan.14
Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan,
memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses
kegiatan.
Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi
kerangka kerja diantaranya:
a). Tahap input (masukan)
Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi
sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskaan strategi.
b). Tahap pencocokan
Proses yang dilakukan adalah memfokuskan untuk menghasilkan strategi
alternative yang layak dengan memadukan factor-faktor eksternal dan internal.15
c). Tahap keputusan
Tahap ini adalah tahap menggunakan suatu macam teknik, diperoleh dari
input sasaran dalam mengevaluasi strategi alternative yang telah diidentifikasikan
dalam tahap ke dua.16
14 Fred R. David, Managemen Strategi Konsep, h.15 15 Managemen Strategi Konsep, h.183 16 Managemen Strategi Konsep, h.198
20
Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan sesuai dengan
tujuan, artinya peran perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil yang
besar baik intern maupun eksteren.
2). Implementasi Strategi
Implementasi Strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung
strategi, yakni menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah,
menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan system informasi
yang masuk.17 Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam
strategi karena implementasi berarti memobilisasi untuk mengubah strategi yang
dirumuskan menjadi tindakan. Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan,
mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya yang mendukung
Implementasi yang sukses memerlukan dukungan disiplin, motivasi dan kerja
keras.
3). Evaluasi Strategi
Tahap akhir dalam sebuah strategi ialah evaluasi strategi. Tiga macam
aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah:
a). Meninjau factor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan factor-
faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman) yang menjadi dasar asumsi
pembuatan strategi. Adapun perubahan factor-faktor eksternal seperti tindakan
yang dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam
17 Managemen Strategi Konsep. h. 5
21
pencapaian tujuan begitu pula dengan factor internal yang diantaranya strategi
yang tidak efektif atau aktivitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk
pula bagi hasil yang akan dicapai.
b). Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan). Menyelidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi presentasi
individual dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah penyampaian sasaran
yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan
dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang
mengungkapkan apa yang telah terjadi.
c). Mengambil tindakan korelatif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
dengan rencana. Dalam mengambil tindakan korelatif tidak harus berarti bahwa
strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus
dirumuskan. Fred R. David mengatakan dalam bukunya “Manajemen Strategi
Konsep” bahwa ”….Tindakan Korelatif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak
sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang direncanakan maka
disitulah tindakan korelatif diperlukan.”18
Tindakan korelatif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk lebih
mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi, dan
meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal.
Segala kegiatan korelatif harus konsisten secara internal dan bertanggungjawab
secara sosial.
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan
jaminan keberhasilan dimasa depan. Evaluasi srtategi mungkin berupa tindakan
18 Managemen Strategi Konsep, h. 104
22
yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi
akan merugikan suatu hasil yang dicapai. Evaluasi strategi sangat penting untuk
memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Evaluasi strategi perlu untuk
organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial,
harus memicu tinjauan dan nilai-nilai yang merangsang kreatifitas.
3. Pengertian Promosi
Istilah promosi banyak diartikan sebagai upaya membujuk orang untuk
menerima produk, konsep dan gagasan.19 Perusahaan mengembangkan program
pemasarannya melalui penggunaan iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan
dan hubungan masyarakat, pengertian komponen-komponen, barang promosi,
akan disajikan sebagai berikut iklan (Advertising) bentuk presentasi dan promosi
gagasan, barang dan jasa non pribadi yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Terdapat beberapa pengertian Promosi menurut para ahli, antara lain:
Menurut Badu Swasta DH dan Irawan dalam bukunya “Manajemen
Pemasaran Modern” menyatakan bahwa promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau oraganisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.20
Menurut Philip Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran”
menyatakan bahwa promosi merupakan bagian kegiatan yang dilakukan oleh
19Boyd. Walker. Larreche., Manajemen pemasaran, (Jakarta: Erlangga, Edisi ke-2 Jilid 2, 2002), h. 65-66.
20 Badu Swasta DH dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1997), cet. Ke.2, h. 349
23
perusahaan untuk mengkomunikasikan produk dan meyakinkan konsumen agar
membelinya.21
Menurut Djaslim Saladi dalam bukunya yang berjudul “Unsur-unsur inti
Pemasaran” menyatakan bahwa promosi adalah suatu komunikasi informasi
penjual dan pembeli dan bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku
pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi
pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.22
Maka dapat penulis simpulkan bahwa promosi adalah suatu aktivitas yang
mengarah pada pengenalan suatu produk tertentu dengan sasaran masyarakat luas
serta dengan maksud dan tujuan untuk dapat diterima di kalangan masyarakat
sehingga masyarakat memilih dan menggunakannya, dan inilah salah satu
teknik/strategi suatu perusahan untuk mencapai visi misinya.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kegiatan Promosi
Dalam pelaksanaan kegiatan promosi perusahaan tidak dapat terlepas dari
beberapa factor yang mempengaruhi dalam menentukan kombinasi terbaik dari
variable-variabel bauran promosi. Factor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
promosi adalah:23
a. Dana yang tersedia
Besarnya biaya yang digunakan tiap jenis kegiatan promosi pada media
komunikasi berbeda-beda. Perusahaan harus menyesuaikan dengan dana yang
tersedia. Jumlah dana yang tersedia merupakan factor yang paling penting dalam
21 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 94 22 Djaslim Saladi, Unsur-unsur inti pemasaran dan Manajemen Pemasaran, (Bandung:
CV. Mondar Maju, 1997), h.21. 23William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 428
24
menentukan promosi. Perusahaan yang mempunyai dana untuk promosi cukup
besar akan lebih efektif dan efisien melakukan kegiatan promosinya,
dibandingkan dengan promosi yang dananya terbatas.
b. Sifat Pasar
Ada beberapa macam sifat pasar yang mempengaruhi tercapainya
pelaksanaan bauran promosi, yaitu:
1). Luas Pasar secara Geografis
Perusahaan yang mempunyai pasar lokal biasanya hanya mengadakan
penjualan pribadi atau perorangan sebagai sarana promosinya. Hal ini berbeda
dengan perusahaan yang memiliki pasar regional maupun internasional dimana
sering menggunakan iklan sebagai alat promosi utama.
2). Konsentrasi Pasar
Perusahaan melihat keseluruhan calon pembeli, dimana semakin sedikit
calon pembeli semakin efektif penjualan tatap muka dibandingkan dengan
periklanan. Bagi perusahaan yang hanya memusatkan penjualan pada 1 tipe
pembeli saja akan berbeda dengan perusahaan yang memusatkan penjualannya
pada beberapa kelompok pembeli.
c. Sifat Produk
Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan, biasanya dipengaruhi
oleh sifat produknya, apakah barang konsumsi, industri, atau jasa. Promosi yang
baik harus memperhatikan spesifikasi dari jenis dan sifat produk yang ditawarkan
untuk mencapai konsumen yang tepat.
d. Tahap dan Siklus kehidupan Barang dan Jasa
25
Kemungkinan produk untuk menghasilkan keuntungan akan selalu
berubah sepanjang waktu. Daur produk ini mempunyai tahap-tahap dimana
terkandung peluang-peluang dan juga persoalan khusus sehubungan dengan
strategi pemasaran serta keuntungan yang diharapkan. Maka dengan mengenal
tahap di mana produk atau kemana produk yang lebih baik dan lebih sesuai.
5. Fungsi Strategi Promosi
Fungsi Strategi Promosi menurut Larreche menyampaikan ciri-ciri produk
yang memuaskan kebutuhan untuk mendorong penjualan yang ada akhirnya
memberi konstribusi pada kinerja laba jangka panjang, pengembangan strategi
promosi yang efektif sangat tergantung pada seberapa baik perusahaan melakukan
tahap-tahap awal dalam proses manajemen pemasaran, khususnya yang
berhubungan dengan pemasaran perilaku pembeli, segmentasi pasar, analisa
persaingan, penetapan pasar sasaran dan penentuan sisi produk.24
Strategi promosi yang dijalankan harus memberikan kontribusi yang jelas
terhadap produk yang ditawarkan pada konsumen serta memuaskan barang mulai
dari jangka pendek hingga jangka panjang sesuai dengan proses promosi.
B. Promosi melalui Iklan
1. Pengertian Iklan
Pengertian Iklan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang
di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum.
24 Boyd Walker Larreche, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Erlangga Edisi ke 2 Jilid 2, 2000), h. 65-66
26
Atau berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik
pada barang dan jasa yang ditawarkan.25 Menurut Kamus Komunikasi, Iklan
adalah Pesan komunikasi yang disebarkan kepada khalayak untuk
memberitahukan sesuatu/menawarkan barang jasa dengan jalan menyewa media
massa.26
Adverstising is the structured and composed nonpersonal communication
of information, usually paid for and usually persuasive in nature, about product
(goods, services, and ideas) by identified sponsors through various media.27
(Periklanan adalah pemberian informasi secara Organisasi/Lembaga atau
non-individu, yang biasanya dibayar dan mempunyai nilai ajakan yang alami
mengenai sebuah produk (makanan, pelayanan dan ide-ide) dengan mengenalkan
melalui berbagai media.)
Beberapa ahli memaknai iklan dalam beberapa pengertian. Ada yang
mengartikan dalam sudut pandang komunikasi, cenderung menekankan sebagai
proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Dalam perspektif
iklan cenderung pada aspek penyampaian pesan yang kreatif dan persuasif yang
disampaikan melalui media khusus. Perspektif pemasaran lebih menekankan
pemaknaan iklan sebagai alat pemasaran, yaitu menjual produk. Sementara
perspektif psikologi lebih menekankan aspek persuasif pesan.
Beberapa definisi iklan sebagai berikut:
a). Iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk
atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi
pihak pembuat iklan.28
25 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 421
26 Onong U. Effendi, Kamus Komunikasi, (Bandung: CV. Mandar, 1999), h. 8 27William F. Arens, Contemporary Advertising, 9th Edition, North America, Mc Graw-Hill,
2004.
27
b). Iklan adalah pesan komunikasi pemasaran tentang sesuatu produk yang
disampaikan melalui sesuatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta
diajukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.29
c). Iklan adalah salah satu komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan
tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar
memperoleh sambutan baik. Iklan berusaha untuk memberikan informasi,
membujuk dan meyakinkan.30
d). Iklan diartikan bagi orang bisnis sebagai alat pemasaran yang penting yang
membantu mengkreasi kesadaran konsumen akan brand dan loyalitas serta
merangsang permintaan.31
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan proses
penyampaian gagasan atau ide suatu perusahaan tentang suatu produk melalui
komunikasi pemasaran (media) yang ditujukan kepada khalayak guna
mendapatkan tindakan langsung yang sifatnya membujuk dan meyakinkan untuk
memperoleh suatu keuntungan.
Pesan iklan menurut Alo Liliweri adalah ”Suatu materi yang dimiliki oleh
sumber untuk dibagikan kepada orang lain dalam sebuah gagasan yang
diterjemahkan dalam simbol-simbol untuk menyatakan maksud tertentu.”32
Bila dikaitkan dengan masalah pokok penelitian ini, iklan Shampo Sunsilk
berkerudung merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan PT.
28 Darmadi Durianto. Dkk, Inovasi pasar dengan iklan yang efektif, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 1
29 Dewan Periklanan Indonesia, Etika Pariwara Indonesia (tata krama & tata cara periklanan Indonesia), (Jakarta, 2006), hal. 21
30 Dendi Sudiana, Komunikasi Periklanan, (Bandung: Remaja Karya, 1989), hal.1 31 Idy Subandy Ibrahim, Kecerdasan Komunikasi, hal. 148 32 Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Periklanan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
1992), hal. 23
28
Unilever Indonesia Tbk. sebagai pemberi pesan, ditujukan kepada khalayak
melalui media televisi dengan tujuan menginformasikan keberadaan produk
dengan tujuan menanamkan brand awareness dibenak khalayak.
Untuk membuat citra pada sebuah produk yang diiklankan maka
digunakan simbol-simbol untuk membangun citra. Simbol-simbol yang dimaksud
adalah simbol-simbol yang menjadi acuan di masyarakat atau dengan kata lain
adalah simbol-simbol yang dimodernkan oleh masyarakat. Dalam iklan ini simbol
yang diangkat berupa simbol agama Islam yakni keyakinan dalam berkerudung.
Konstruksi iklan atas realitas sosial kadang mampu menghadirkan dunia
kesadaran jauh sebelum manusia memahami eksistensi materi dari apa yang
disadari itu sendiri. Hal ini dilakukan melalui trial and error (usaha dan resiko)
terhadap peluang pasar, yang dilakukan oleh media iklan televisi sebagai bagian
yang sangat penting dari kekuatan iklan pada umumnya.
“Awareness one of the prime objectives of any advertising message is to
create immediate awareness in some audience composed of prospective
consumers, one hopes unless the ad makes enough impact to pull the audience
into the message, it has lost it’s chance to communicate.”33
(Kesadaran (awareness) merupakan salah satu tujuan utama dari pesan
iklan yaitu segera membentuk kesadaran kelompok pemirsa yang terdiri dari para
calon atau konsumen. Suatu iklan kehilangan kesempatan berkomunikasi, kecuali
iklan tersebut cukup berpengaruh untuk menarik pemirsa kepada pesan yang
terkandung.)
Iklan memang tidak berusaha meningkatkan kualitas individu atau
masyarakat, karena iklan hanya menonjolkan nilai-nilai material. Meskipun
pengaruhnya tidak kalah dari institusi-institusi lainnya, iklan tidak punya tujuan
maupun tanggung jawab sosial. Di sinilah iklan sering dikritik. Disamping itu,
33 Sw. Dunn and A.M. Barban, Advertising: It’s Role in Modern Making, Fifth Edition, (USA: The Druden Press Holt, Winston Saunders College Publishing, 1982), h. 305
29
iklan juga tidak selamanya peduli terhadap soal benar atau salah. Iklan hanya
berurusan dengan soal bagaimana mempengaruhi nilai-nilai perilaku orang-orang
sebagai konsumen, serta mendorong mereka untuk melakukan konsumsi.34
Agar sebuah iklan komersil memiliki kemampuan mengkonstruksi gender
atau kelas sosial di masyarakat, maka lebih dulu produk itu dikonstruksi sebagai
barang yang mampu memberi konstribusi pembentukan kelas eksklusif di
masyarakat. Karena itulah produk komersial tertentu harus dikonstruksi sebagai
bagian dari kelas atas atau kelas eksklusif. Selain karena televisi memiliki
kemampuan optimal untuk secara luas dan akurat mengkonstruksi image
masyarakat, televisi juga menjadi bagian dari masyarakat eksklusif, modern,
urbanis dan cosmopolitan.
Sebagai media informasi, iklan menempatkan diri sebagai bagian penting
dalam rantai kegiatan ekonomi kapitalis. Karenanya iklan selalu dilihat sebagai
bagian dari media kapitalis, dalam artian iklan tidak dapat dipisahkan dari
rangkaian kegiatan perusahaan yang tidak lain adalah milik kapitalis. Demikian
pula kehadiran iklan semata-mata untuk menyampaikan pesan kapitalis, yang
memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan produktivitas.
2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Iklan merupakan salah satu bentuk dari aktivitas-aktivitas promosi dalam
bauran pemasaran (Marketing Mix). Dalam Marketing Mix terdapat 4P komponen
34 Rivers, L. William – Jay W. Jensen, “Media Massa dan Masyarakat Modern”, (Jakarta: PT. Prenada Media, 2004), Cet. Ke-2, h. 339-340
30
penting yang saling berkaitan diantaranya: Product, Price, Place (Disribution)
dan Promotion.
4 unsur yang terdapat pada bauran pemasaran (Marketing Mix) yang
diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut:
1). Strategi Produk
Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ia meliputi benda fisik, jasa, orang,
tempat, organisasi dan gagasan.35
Produk digolongkan berdasarkan daya tahan/kemampuan wujudnya
menjadi 3, yakni:
a). Barang tidak tahan lama yaitu barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi dengan satu/beberapa kali pemakaian. Contohnya: makanan,
minuman, dan lain-lain.
b). Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya digunakan
untuk waktu yang lama. Contohnya: Pakaian, barang-barang Elektronik,
dll.
c). Jasa adalah kegiatan manfaat atau kepuasan yang ditawarkan pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilihan sesuatu untuk
dijual. Contohnya: Pangkas rambut, layanan perbankan, dll.
2). Strategi Harga
35 Philip Kotler, Dasar-dasar pemasaran, jilid 1 edisi ke-3, (Jakarta: CV Intermedia, 1987), h. 432.
31
Menurut Wiliam J. Stanton, harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan
untuk memperoleh beberapa kombinasi secara produk dan pelayanan yang
menyertainya. Suatu tingkat harga dapat memberikan pengaruh tidak
sedikit baik didalam perekonomian maupun didalam perusahaan.36
Dalam perekonomian, harga pasar dari sebuah barang dapat
mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga dan laba atas pembayaran
factor-faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dll. Sedangkan dalam
perusahaan, harga memberikan hasil maksimal dengan menciptakan
sejumlah pendapatan dan keuntungan bersih, dan harga dapat
mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan mempengaruhi market
sharenya.
3). Strategi Distribusi
Menurut The American Marketing Association, distribusi adalah suatu
struktur unit organisasi dalam perusahaan yang terdiri atas agen, dealer,
pedagang besar dan pengecer melalui sebuah komoditi produksi/jasa yang
dipasarkan.
4). Strategi Promosi
Bilson Simamora menyatakan bahwa, promosi adalah kegiatan-kegiatan
untuk mengkomunikasikan kelebihan-kelebihan produk dan membujuk
konsumen untuk membelinya. Selain itu, promosi juga dapat dikemukakan
sebagai alat untuk menanamkan, mempertahankan nilai-nilai yang baru
36 Marius P. Angipora SE., Dasar-dasar pemasaran, Edisi Revisi, cet. Ke-2, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h. 269.
32
bagi perusahaan, dengan memperkenalkan fasilitas, kemudahan atau
keuntungan yang diperoleh konsumen dari perusahaan.
Promosi atau kata lain pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana
perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara
mereka dengan pelanggannya.37 Kegiatan pemasaran ini berhubungan dengan
kesadaran merek (Brand awareness) atau citra merek (Brand Image), apabila
konsumen dapat dengan mudah mengingat suatu merek tertentu maka dapat
mencerminkan tingkat kesadaran konsumen yang tinggi atau rendah akan
kehadiran suatu produk. Disamping itu harus pula didorong dengan pengenalan
fungsi dan manfaat yang terdapat dari produk tersebut, sejauhmana produk
tersebut dibutuhkan masyarakat.
Menurut Fredyy Rangkuti, nilai pemasaran dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:
a). Merk/Brand
b). Pelayanan/Services
c). Proses
Melakukan aktivitas memasarkan produk selain dengan mengenalkan
merek, diperlukan juga display, yakni dengan menampilkan produk tersebut
secara langsung kepada masyarakat dan dapat memberikan sampel produk gratis
sebagai pembuktian awal dari produk tersebut.
37 Terence A. Shimp, Periklanan Promosi, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 4.
33
3. Perkembangan Iklan di Indonesia
Iklan telah merambah nyaris di setiap sisi kehidupan masyarakat baik di
kota maupun di desa. Mulai dari produk yang digunakan di rumah, busana yang
dipakai, program hiburan yang disaksikan di televisi, informasi yang dilihat di
koran, semuanya tak lepas dari iklan. Iklan menjelma menjadi salah satu industri
yang menyedot belanja cukup besar di negeri ini.
Dalam lima tahun terakhir ini pertumbuhan iklan di Indonesia tercatat
sangat mengesankan. Menurut data dari Nielsen Media Research, perusahaan riset
dan analisis media Internasional, total belanja iklan nasional pada tahun 2004
mencapai angka Rp. 22,21 triliun. Jumlah ini meningkat dari tahun ke tahun.
Belanja iklan pada tahun 2001 sebesar Rp. 9,795 triliun, tahun 2002 naik menjadi
sebesar Rp. 13, 298 triliun, dan tahun 2003 naik lagi mencapai angka Rp. 19,093
triliun. Pada tahun 2006 diperkirakan anggaran periklanan Indonesisa berada pada
urutan ke-13 di dunia, dengan pencapaian angka 3,26 miliar dolar AS. Di Asia,
Indonesia mendapat urutan ke-4 setelah Jepang, Cina dan Korea Selatan.38
Berawal dari munculnya beberapa Stasiun Televisi Swasta seperti RCTI, TPI,
SCTV, Anteve, dan Indosiar, yang mempengaruhi perkembangan iklan di
Indonesia. Iklan melalui media Televisi dianggap lebih efisien dibandingkan
melalui media lain, dikarenakan Televisi mencakup media Audio-Visual.
Sempat muncul kekhawatiran di kalangan media cetak terhadap dominasi
televisi dan berkurangnya pangsa pasar iklan di media cetak karena tersedot oleh
televisi. Ini ditambah dengan rendahnya minat baca yang menyebabkan orang
38 Idi Subandy Ibrahim, Kecerdasan Komunikasi, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 152
34
lebih suka nongkrong di depan pesawat televisi, sehingga para pengiklan lebih
memilih televisi sebagai media yang efektif untuk beriklan. Kekhawatiran ini
memang ada benarnya apabila kita melihat angka-angka belanja iklan dari tahun
ke tahun untuk masing-masing media. Pada tahun 2004, misalnya, terbukti televisi
menempati posisi teratas, dengan pangsa sebesar 69%, disusul surat kabar sebesar
26% sedangkan majalah dan tabloid sebesar 5%. Namun, kekhawatiran itu tidak
bisa menggantikan media cetak dalam hal kelengkapan informasi yang
disajikannya. Media cetak umumnya masih tetap didominasi oleh kelompok-
kelompok media besar, antara lain kelompok Kompas Gramedia, Jawa Pos,
Pikiran Rakyat dan Suara Merdeka. Keempat konglomerat media cetak di
Indonesia ini dengan publik pembacanya yang cenderung setia menjadi kekuatan
penyerapan pangsa pasar iklan nasional.39
4. Fungsi dan Peran Iklan
Iklan memiliki fungsi dan peran sebagai berikut: 40
a. Sumber informasi
Iklan dapat membantu masyarakat untuk memilih alternatif produk/jasa yang
lebih baik dan sesuai kebutuhan.
b. Kegiatan ekonomi
Periklanan mendorong pertumbuhan perekonomian karenea produsen terus
didorong untuk tetap memproduksi dan memperdagangkan produk dalam
melengkapi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.
c. Pembagi beban biaya
Periklanan membantu terciptanya skala ekonomi yang besar bagi setiap
produk, sehingga menurunkan biaya produksi dan distribusi per unit atas
produk tersebut dan pada gilirannya memurahkan harga jualnya kepada
masyarakat.
d. Sumber dana media
39 Idi Subandy Ibrahim, Kecerdasan Komunikasi, h. 153 40 Endah Muwarni, Dasar-dasar Periklanan, (Jakarta: Wacana Jurnal Ilmu Komunikasi
UPDM (Beragama), 2005).
35
Iklan merupakan salah satu sumber dana media yang menunjang media untuk
tetap eksis.
e. Identitas perusahaan
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan mengetahui identitas produsen.
f. Sarana kontrol
Melalui kegiatan periklanan, masyarakat dapat membedakan produk-produk
sah dengan tiruan.
Menurut Idy Subandy Ibrahim dalam bukunya ”Kecerdasan Komunikasi”.
Fungsi iklan dapat dibagi 2 secara garis besar, yakni: fungsi nyata dan fungsi
tersembunyi. Secara nyata iklan berfungsi sebagai pemberi informasi keberadaan
produk kepada publik, menarik perhatian para konsumen terhadap produk,
memotivasi konsumen untuk bertindak atau melakukan sesuatu, menstimuli pasar,
mendukung komunitas bisnis, dan membangun serta memelihara hubungan yang
abadi antara konsumen dan perusahaan.
Sedangkan fungsi tersembunyi dari iklan adalah membujuk konsumen
untuk membeli sebuah produk sekalipun mereka tidak membutuhkan produk itu
(persuasi), berupaya mempengaruhi konsumen untuk bertindak sesuai dengan
keinginan pengiklan, iklan dianggap bertanggung jawab dalam membentuk
budaya masyarakat yang cenderung suka berbelanja, produk iklan tertentu secara
sengaja dirancang untuk membentuk standar perilaku dan gaya hidup yang
menjadi trend di masyarakat, iklan dengan kreasi yang menarik dan sekaligus
menghibur masyarakat dengan bujuk rayu komoditas, serta memuat pesan-pesan
yang prinsipal yang dirancang untuk mempengaruhi selera konsumen.41
5. Macam-macam Iklan
41 Idy Subandy Ibrahim, Kecerdasan Komunikasi, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2007), hal. 131
36
Secara khusus, iklan dibagi dalam kategori jenis media yang dipakai,
yaitu:
a. Iklan pada media cetak, yaitu iklan yang dibuat dan dipasangkan dengan
menggunakan teknik cetak, baik cetak dengan teknologi sederhana
maupun teknologi tinggi, diantaranya: iklan baris, iklan kolom, iklan
advertorial dan iklan display.42
b. Iklan pada media Elektronik, yaitu iklan yang menggunakan media
berbasis perangkat elektronik. Iklan elektronik dapat dibagi dalam 4 jenis,
yaitu: iklan radio, iklan televisi, iklan film, dan iklan yang dipasang dalam
media jaringan atau internet.43
Menurut Bittner (1986), ada dua jenis iklan yaitu:
1). Iklan standar, adalah iklan yang ditata secara khusus untuk
keperluan memperkenalkan barang, jasa, pelayanan untuk
konsumen melalui media periklanan. Tujuan dalam iklan ini untuk
merangsang motif dan minat para pembeli serta untuk
mendapatkan keuntungan secara ekonomi. Atau dengan kata lain
iklan ini dapat disebut dengan iklan komersil.
2). Dan Iklan layanan masyarakat, adalah iklan yang bersifat non-profit
dan bersifat sosial. Keuntungan iklan ini adalah berusaha
mendapatkan atau membentuk citra baik ditengah masyarakat.
Umumnya iklan layanan masyarakat bertujuan memberikan
informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat
42 Rendra Widyatama, Pengantar Periklanan, Cet ke-1, (Jakarta: Buana Pustaka Indonesia, 2005), h. 79.
43 Rendra, Pengantar Periklanan, h. 87
37
dalam rangka pelayanan dengan mengajak masyarakat untuk
berpartisipasi, bersikap positif terhadap pesan yang disampaikan.
Jadi, yang membedakan dari kedua jenis iklan tersebut adalah pada tujuan
keuntungan yang akan diraih dan diharapkan.
Sedangkan menurut Alo Liliweri (1992) juga membaginya dalam dua
kelompok besar, yaitu: 44
1. Iklan Komersial dan Non-Komersial
Iklan Komersial adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye
pemasaran suatu produk atau jasa yang dimuat atau disiarkan melalui media audio
(radio) atau audiovisual (televisi). Iklan non-Komersial memiliki jenis yang
banyak, termaksud iklan undangan tender, orang hilang, lowongan kerja, duka
cita, mencari istri-suami, dan sebagainya. Iklan non komersil merupakan bagian
dari kampanye Sosial Marketing yang bertujuan ”menjual gagasan” atau ide untuk
kepentingan atau pelayanan masyarakat (public service), disebut Iklan Layanan
Masyarakat. (ILM) atau Public Service Advertising (PSA).
2. Iklan Corporate
Iklan Corporate adalah iklan yang bertujuan membangun citra (image)
suatu perusahaan yang pada akhirnya tentu diharapkan juga membangun citra
positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
6. Proses Pembuatan Iklan
Sebuah perusahaan yang ingin membuat iklan tidak semuanya
memproduksi iklan sendiri untuk memasarkan produknya. Ada beberapa tahap
44 Agus S. Madjadikara, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 17-18.
38
yang dilakukan sebuah perusahaan jika mereka ingin memasarkan melalui media
televisi:
1. Tahap memilih Production House
Persetujuan klien dalam membuat iklan tidak hanya menyangkut
konsep kreatifnya, tetapi juga biaya pembuatannya, klien harus menyetujui
script atau storyboard yang merupakan konsep kreatif sebuah iklan.
2. Tahap Pre-Production
Konsep yang sudah disetujui kemudian harus didiskusikan dalam
pertemuan Production House, terutama dengan sutradara. Pertemuan ini
disebut Pre-Production Meeting.
3. Tahap Production
Ini adalah tahap dimana iklan dibuat.
4. Tahap Post Production
Pada tahap ini iklan diedit untuk penyempurnaan.
5. Tahap Finishing
Pada tahap ini dibuat master atau boardcast copy dalam pita digital
rekaman Sp untuk disiarkan di stasiun-stasiun televisi.
Iklan televisi biasanya menampilkan simbol-simbol sesuai konteks dan
sasaran, dan minim dalam penggunaan kata-kata. Hal ini dikarenakan iklan yang
tampil dengan durasi terbatas.
39
BAB III
GAMBARAN UMUM
PT. Unilever Indonesia Tbk.
A. 1. Sejarah Berdirinya Unilever
Unilever berdiri sendiri secara resmi pada tanggal 1 Januari 1930 yang
merupakan paduan antara ”Margarin Union” dari Belanda dengan ”Lever Brothers” dari
Inggris. Perseroan didirikan dengan nama Lever’s Zeefabrieken N.V (LZF) pada tanggal 5
Desember 1933 dan mulai beroperasi sebagai produsen sabun pada bulan Oktober 1934
di sebuah pabrik yang terletak di jalan Tubagus Angke, Jakarta. Pembuatan lemak-lemak
makanan dan minyak goreng dimulai pada tahun 1936 ditempat yang sama. Untuk
maksud ini maka didirikannya sebuah perusahaan tersendiri yang bernama Fabrieken
(N.I) N.V. (”VBF”).
40
Pada bulan November 1941 diputuskan untuk mengadakan diversifikasi di
bidang pasta gigi dan kosmetika lainnya dengan jalan membeli fasilitas produksi yang
telah berjalan di Surabaya, yaitu Maacshappij Fer Exploitatie Der Colifabrieken N.V
(”Colibri”). Setelah Perang Dunia II, pengawasan Unilever terhadap perseroan untuk
sementara waktu dihentikan hingga bulan maret 1946, kemudian pabrik serta peralatan
diperbaiki dan diperbaharui dengan bantuan induk perusahaan Unilever, dan sejak itu
fasilitas-fasilitas produksi diperluas.
Pada tahun 1948, dilakukan pembelian Naamzole Unnotschap ”Oliefabriek
Archa” (”Archa”) yang menjalankan pabrik minyak di Jakarta untuk menjamin
persediaan minyak murni secara kontinyu bagi pembuatan sabun, lemak-lemak
makanan dan minyak goreng. Dalam tahun 1964, kegiatan perseroan di Jakarta dan
Surabaya secara penuh ditempatkan dibawah pengawasan pemerintah Indonesia. Pada
tahun 1967, perseroan dikembalikan kepada Unilever berdasarkan keputusan Presidium
Kabinet Ampera, dan perjanjian antara Unilever dengan Departemen Dasar, Ringan
Tenaga.
Tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT. Unilever
Indonesia Tbk. (Perseroan Terbatas Unilever Indonesia Terbuka) dengan akta No. 171
yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi. Perusahaan perseroan yang dengan saham
terbuka mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam)
No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para
pemegang saham menyepakati adanya pemecahan saham, dengan mengurangi nilai
nominal saham dari Rp.100 per saham menjadi Rp.10 per saham. Perubahan ini dibuat
41
di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.
tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533HT.01.04-TH.2003. Perusahaan
bergerak dalam bidang produksi sabun, detergen, margarin, minyak sayur dan makanan
yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk
kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal
13 Juni 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris
Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai
distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh
Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik
Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000. perusahaan memulai
operasi komersialnya pada tahun 1933. Kantor pusat perusahaan terletak di Jakarta dan
pabriknya terletak di Cakarang dan Surabaya.45
Produk-produk perseroan dijual di seluruh Nusantara melalui jaringan yang
terdiri lebih dari 300 distributor dan stokist yang independen. Dalam tahun 1980,
penjualan perseroan mencapai Rp. 156,2 milyar setelah dipotong laba berjumlah Rp.
18,8 milyar. Perseroan dewasa ini mempekerjakan lebih dari 3.500 karyawan. Perseroan
adalah anggota dari kelompok perusahaan Unilever yang menyediakan produk barang
dan jasa dalam rangkaian yang luas di 75 negara di seluruh dunia.
Perjalanan sejarah PT. Unilever Indonesia Tbk. tersebut akan penulis uraikan
secara garis besar menjadi empat periode utama, yaitu:
45 Profil Perusahaan Unilever diakses dari www. Unilever Indonesia. Tbk/www.unilever.co.id/Profil Perusahaan, diakses pada tanggal 18 Juli 2009, 18:23.
42
1. Periode pertama ini dimulai pada tahun 1930, tahun awal perusahaan berdiri
hingga tahun 1942 saat terjadinya Perang Dunia II saat penduduk Hindia Belanda
dan Jepang menghentikan kegiatan normalnya.
2. Periode kedua mulai pada tahun 1945 yang merupakan masa rekonstruksi dan
pembangunan kembali pasca Perang Dunia II. Tetapi semua berakhir pada tahun
1957 saat pemerintah Indonesia memaksa semua warga Belanda untuk
meninggalkan Indonesia.
3. Periode ketiga dari tahun 1957 hingga 1967 dimana situasi ekonomi dan politik
Indonesia sedang dalam masa yang sulit. Pada saat itu, perusahaan berada
dalam keadaan finansial yang sangat parah sehingga masa depan Unilever di
Indonesia memerlukan peninjauan kembali.
4. Periode keempat terhitung sejak akhir periode 1967 hingga saat ini.
PT. Unilever Indonesia Tbk. merupakan bagian dari kelompok Unilever, salah
satu perusahaan terbesar di dunia yang bergerak pada bidang produk kebutuhan sehari-
hari. Unilever merupakan usaha gabungan Inggris dan Belanda, mempunyai kantor pusat
yang berkedudukan di London dan Rotterdam, memiliki tenaga kerja sekitar 300.000
orang serta beroperasi di sekitar 75 negara. Produk utamanya adalah detergen, pangan
dan kosmetika. Dalam skala dunia, merek-merek yang dihasilkan lebih dikenal oleh para
konsumennya daripada nama Unilever itu sendiri.
2. Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, Unilever mengadakan perjanjian dengan PT.
Anugerah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT. Anugrah Lever
(PT. AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan
43
kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan
merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT. AL.
Pada tanggal 3 Juli 2002, Unilever mengadakan perjanjian dengan Texchem
Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT. Technopia Lever yang
bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan
merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources
Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Ptc. Ltd,
yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual
sahamnya di PT. Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003,
Unilever menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengambil
alih saham PT. Knorr Indonesia (PT. KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak
terkait). Pengambilalihan ini berlaku pada saat penandatanganan perjanjian jual beli
saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited yakni tanggal 21
Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT. KI.
Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan
metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan
perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT. KI
tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan
persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang suratnya No.
740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT. Unilever Indonesia Tbk. telah menandatangani perjanjian
bersyarat dengan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (Ultra)
sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan
44
merk ”Buavita” dan ”Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan
Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.46
3. Kronologi Unilever
1920 – 1930 : Import oleh Van Den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 : Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 : Produksi margarin dan minyak oleh pabrik van den Bergh NV – Angke,
Jakarta
1941 : Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942 – 1946 : Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965 – 1966 : Di bawah kendali pemerintah
1967 : Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang
penanaman modal asing.
1981 : Go Public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 : Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 : Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya
46 Profil Perusahaan Unilever diakses dari www. Unilever Indonesia. Tbk/www.Unilever.co.id/Profil Perusahaan, diakses pada tanggal 18 Juni 2009, 18:23.
45
1990 : Terjun di bisnis teh
1992 : Membuka pabrik es krim
1995 : Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-1998 : Penggabungan instalasi produksi-Cikarang, Rungkut
1999 : Deterjen Cair NSD-Cikarang
2000 : Terjun ke bisnis kecap
2001 : Membuka pabrik teh-Cikarang
2002 : Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 : Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 : Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 : Membuka pabrik shampo cair-Cikarang
2008 : Terjun ke bisnis minuman sari buah
Sistem pemasaran produk-produk PT. Unilever Indonesia Tbk. Secara garis besar
dibagi dalam tiga kategori, yang dibawahi oleh tiga buah divisi yang bertanggung jawab
dalam produksi dan pemasaran, yakni:
1. Divisi Detergen
Divisi detergen bertanggung jawab terhadap pemasaran produk pembersih
tubuh, pakaian dan peralatan dapur. Merk-merk yang diproduksi dan dibawahi oleh
divisi ini antara lain:
46
Sunlight : Sabun cuci cair dan batangan pembersih peralatan masak dan
dapur.
Rinso : Detergen bubuk untuk mencuci pakaian.
Super Busa : Detergen Cream untuk memcuci pakaian.
Vim : Sabun bubuk untuk mencuci peralatan dapur.
Lux : Sabun mandi batangan dan cair.
Comfort : Cairan pelembut dan pewangi pakaian.
2. Divisi Foods
Divisi ini bertanggung jawab terhadap pemasaran produk makanan, merk-merk
yang diproduksi dalam divisi ini antara lain adalah:
Blue Band : Margarin yang bahannya antara lain terbuat dari minyak dan
tumbuh-tumbuhan (kelapa sawit/kopra) yang biasa digunakan
sebagai campuran pembuatan roti dan kue.
Royco : Bumbu penyedap masakan dan sop instant.
Sariwangi : Teh celup dalam kantung.
Lipton Ice Tea : Minuman ringan beraroma teh rasa lemon.
Walls : Ice Cream dalam berbagai varian.
3. Divisi personal Produk
Divisi ini disebut juga dengan divisi kosmetika yang bertanggung jawab terhadap
pemasaran produk yang terbagi dalam empat kategori group, yaitu: produk untuk
47
perawatan rambut (hair group), produk untuk perawatan gigi dan mulut (oral health
group), produk perawatan kulit (skin care group), dan produk pengharum tubuh
(Deodorant group). Merk-merk dagang dari group tersebut diantaranya adalah:
Sunsilk : Shampo perawatan rambut
Dimension : Shampo pemeliharaan rambut
Lifeboy : Shampo pelindung rambut
Pepsodent : Pasta pembersih gigi
Dove : Sabun dan shampo perawatan kulit
Rexona Roll : Deodorant untuk ketiak
B. Visi, Misi dan Tujuan Unilever
Visi Perusahaan Unilever adalah memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan
dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para
pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
Vitalitas adalah inti semua kegiatan, vitalitas terdapat di dalam produk, karyawan dan
nilai-nilai. Vitalitas mempunyai arti yang berbeda bagi masing-masing orang. Ada yang
menganggapnya sebagai energy, yang lain menganggapnya lebih luas lagi sebagai
kondisi badan dan pikiran yang sehat-merasakan hidup yang berarti.
Bagaimanapun juga mereka mendefinisikannya, jutaan orang di seluruh dunia
menggunakan produk Unilever setiap hari untuk meningkatkan vitalitas kehidupan
mereka baik dengan merasa yakin pada diri mereka karena memiliki rambut yang
48
berkilau dan senyum yang cemerlang, mempunyai rumah yang tetap segar dan bersih
atau dengan menikmati secangkir teh yang nikmat, makanan yang memuaskan dan
makanan kecil yang menyehatkan.
Sejak abad 19 ketika Willliam Hesketh Lever menyatakan bahwa misi
perusahaan adalah “menciptakan tempat tinggal bersama yang bersih, mengurangi
beban kerja untuk wanita, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan daya tarik
pribadi, hidup lebih menyenangkan dan berarti bagi mereka yang menggunakan produk-
produk Unilever”, vitalitas telah menjadi jantung usaha perusahan perseroan terbatas
ini. Vitalis dapat pula diartikan sebagai pertahanan nilai-nilai apa yang membuat
Unilever berbeda, dan bagaimana Unilever memberi sumbangsih kepada masyarakat.
Vitalitas merupakan ikatan bersama yang menghubungkan produk-produk Unilever dan
merupakan inti perusahaan yang tidak ada duanya untuk beroperasi di seluruh dunia
Dengan Misi vitalitas, mengharuskan Unilever untuk menumbuhkan usaha
dalam menangani masalah-masalah kesehatan dan gizi. Perusahaan memusatkan
perhatian pada sejumlah prioritas yang mencakup gizi anak dan keluarga, kesehatan
jantung dan pengendalian berat badan. Menambah vitalis hidup memerlukan standar
tertinggi perilaku terhadap setiap orang yang berhubungan dengan perusahaan,
masyarakat dan lingkungan yang terpengaruh oleh perusahaan.
Permintaan yang terus meningkat akan lebih banyak vitalitas hidup yang
memberikan kesempatan besar untuk tumbuh. Cara Unilever bekerja dan produk-
produk yang dikembangkan dibentuk oleh kesenderungan pelanggan, bersama-sama
dengan kebutuhan untuk membantu meningkatkan standar kesehatan dan hygiene baik
di Negara-negara berkembang maupun maju di seluruh dunia.
49
Tujuan dari unilever adalah menambah vitalitas dalam kehidupan. Unilever
memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawaatan pribadi sehari-hari dengan
produk-produk yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik
dan lebih menikmati hidup. Akar unilever yang kokoh dalam budaya dan pasar lokal di
dunia memberi unilever hubungan yang erat dengan konsumen dan merupakan
landasan pertumbuhan unilever dimasa depan. Unilever akan menyertakan kekayaan
pengetahuan dan kemahiran internasional dalam melayani konsumen local, sehingga
menjadikan Perusahaan Persero multi-nasional yang benar-benar multi-lokal.
Kebersihan jangka panjang menuntut komitmen menyeluruh terhadap standar kinerja
dan produktivitas yang sangat tinggi, terhadap kerja sama yang efektif dan kesediaan
untuk menyerap gagasan baru serta keinginan untuk belajar secara terus menerus.
Unilever yakin bahwa keberhasilan memerlukan waktu perilaku korporasi yang
berstandar tinggi terhadap setiap pihak yang bekerja, komunitas yang tersentuh, dan
lingkungan yang memberikan dampak. Inilah jalan yang Unilever tempuh untuk
mencapai pertumbuhan yang langsung dan menguntungkan, untuk menciptakan nilai
jangka panjang yang berharga bagi para pemegang saham, karyawan dan mitra usaha
perusahaan.
Keunggulan unilever47
1. Sabun mandi dengan pasar masal pertama yang diluncurkan pada tahun 1924 2. Jumlah penjualan sebesar 1 miliar euro pada tahun 2005 3. Dijual di lebih dari 100 negara 4. Menjadi pemimpin pasar di Negara-negara termasuk Arab, Brasil, India, Thailand
dan Afrika Selatan 5. Lux hair merupakan pemimpin pasar di Jepang
47 Profil Perusahaan Unilever diakses dari www. Unilever Indonesia. Tbk/www.Unilever.co.id/Profil Perusahaan, diakses pada tanggal 18 Juni 2009, 18:23.
50
C. Perkembangan produk Sunsilk
Selama lebih dari 70 tahun, PT. Unilever telah menyediakan pelayanan dan
produk-produk berkualitas kepada konsumen. Beberapa merk dari Unilever telah
menjadi merk terpopuler di Indonesia, diantaranya adalah merek shampo Sunsilk yang
diluncurkan pertama kali pada tahun 1954, dan merupakan salah satu merk tertua di
Indonesia sehingga tidak menutup kemungkinan merk ini sudah dikenal baik oleh
masyarakat.
Dalam perkembangannya, sunsilk telah mengalami beberapa kali perubahan
desain kemasan, ini dikarenakan untuk menjawab tantangan dari para pengguna
(konsumen) akan sesuatu yang baru. Perkembangan produk Sunsilk sendiri sangatlah
pesat. Terbukti dengan berbagai jenis (varian) yang diantaranya adalah:
1. Sunsilk Urang aring, yang berguna untuk menghitamkan rambut.
2. Sunsilk Lime Nutrient, yang berguna untuk menghilangkan ketombe dan
melembabkan kulit kepala.
3. Sunsilk Gingseng Telur, yang berguna untuk mengurangi kerontokan rambut.
4. Sunsilk Telur dan Madu, yang berguna untuk merawat rambut kering dan rusak.
5. Sunsilk Extra Mild with Fruitamin, yang berguna sebagai formula pelembut dan
perawatan rambut.
6. Sunsilk Jeruk Nipis dan Rumput Laut, yang berguna sebagai formula anti
Ketombe.
7. Sunsilk Apple Assence, yang berguna untuk menjadikan rambut lebih tebal,
mengembangkan dan lembut (khusus untuk rambut berminyak dan ujung
rambut yang kering).
Dan terobosan shampoo Sunsilk lainnya:
51
8. Sunsilk Anti-dandruff : Shampoo.
9. Sunsilk Black Shine : Shampoo & Leave-on
10. Sunsilk Clean & Fresh : Shampoo
11. Sunsilk Hair Fall Solution : Shampoo, Conditioner, Treatment
12. Sunsilk Soft & Smooth : Shampoo, Conditioner
13. Sunsilk Damage Treatment : Shampoo, Nourishing Conditioner, Leave-on,
Intensive Treatment
14. Sunsilk Bouncy Curl : Shampoo, Nourishing Conditioner, Curl Defending Mousse
15. Sunsilk Straight & Sleek : Shampoo, Nourishing Conditioner, Leave-on,
Texturizing Wax
52
BAB IV
STRATEGI PROMOSI IKLAN SHAMPO SUNSILK VERSI KERUDUNG
DI KOMUNITAS MUSLIMAH
C. Konstruksi Realitas pada Iklan
Upaya untuk menggambarkan atau menceritakan suatu peristiwa atau
keadaan atau apapun juga merupakan bentuk dari pengkonstruksian realitas.
Seperti halnya seseorang menceritakan dirinya kepada orang lain mengenai
pengalaman ataupun keadaan emosional pada dasarnya ia telah mengkonstruksi
realitas dirinya sendiri.48
Pada mulanya iklan televisi merupakan sub-kajian studi masyarakat dan
komunikasi massa, kemudian bersentuhan dengan studi media massa dan
sosiologi media serta konstruksi sosial. Saat ini iklan memasuki era iklan televisi,
pesan-pesan iklan menjadi semakin hidup, bergairah, dan memenuhi sasaran
secara lebih efektif bila dibandingkan dengan iklan melalui medium lainnya.
Sebagaimana diketahui, bahwa iklan televisi bagian dari wacana publik
dalam ruang sosiologis yang telah menghidupkan diskusi-diskusi tanpa henti di
kalangan anggota masyarakat. Sekilas wacana iklan ini menunjukkan adanya
48 Agus Sudibyo, Kabar-kabar kebencian, (Institut Studi Arus Informasi (ISAI) cetakan pertama, 2001), hal. 65
53
kekuatan media (khususnya televisi) dalam mengkonstruksi realitas sosial di
masyarakat. Dan untuk membangkitkan citra produk yang diiklankan, maka
digunakan simbol-simbol untuk membangun citra, makna serta kesadaran
terhadap sebuah realitas sosial. simbol-simbol yang dimaksud adalah simbol-
simbol yang dimodernkan oleh masyarakat.
Dalam media televisi, konstruksi iklan televisi merupakan realitas sosial
menempatkan individu sebagai subjek sekaligus objek dalam konstruksi sosial,
yang senantiasa melakukan konstruksi sekaligus mendekonstruksi iklan televisi.
Konstruksi iklan televisi atas realitas diciptakan oleh pemilik produk (kapitalis),
copywriter dan visualiser. Materi konstruksi iklan televisi, kemudian disiarkan
oleh televisi, sehingga kekuatan media televisi ikut membangun konstruksi sosial
melalui pencitraan dan pemberian makna lebih terhadap materi iklan televisi.
Dengan demikian terjadi penggandaan kekuatan konstruksi sosial. Citra dan
makna yang diciptakan oleh copywriter dan visualiser diperkuat lagi oleh
kekuatan audio-visual media elektronik televisi yang sampai saat ini menjadi
media legitimasi simbol budaya modern di masyarakat.
Dengan realitas sosial iklan televisi, penciptaan realitas yang dilakukan
bersama-sama antara pencipta iklan dan media televisi. Dengan kata lain individu
tidak sendirian menciptakan realitas, namun penciptaan itu dibantu oleh kekuatan
media, bahkan tanpa media televisi sekalipun realitas itu tidak ada. Dengan
demikian, realitas iklan televisi hanya ada dalam media televisi, baru kemudian
menjadi proses decoding dan recoding oleh pemirsa saat dan setelah ia menonton
54
televisi. Proses ini berlangsung di dalam kognisi pemirsa dan membentuk theatre
of mind di dalam pikiran mereka.49
Iklan shampoo versi kerudung yang diproduksi oleh PT. Unilever
Indonesia Tbk. telah tersebar luas sejak tahun 2004. Penampilan perdana
ditayangkan pada saat Bulan Ramadhan dengan alasan produk tersebut
memberikan jalan keluar bagi pemakai jilbab yang mengalami masalah pada
perawatan rambutnya.50
Keunggulan produk atau mutu adalah hal yang paling utama dilihat oleh
para konsumen. Manfaat yang akan diperoleh merupakan pertimbangan para
konsumen untuk tetap menggunakan produk tersebut. Karena nilai kepuasan
tergantung dari hasil yang diperoleh para konsumen.51
Pembentukan Realitas pada iklan shampoo dengan mengangkat masalah
Komunitas Muslimah yang memiliki masalah rambut merupakan hal yang baru
diangkat pada pihak kapitalis ke dalam bisnis.
D. Strategi Promosi Sunsilk dalam Iklan versi Kerudung
Ilustrasi gambar pada iklan shampo sunsilk berkerudung.
49 Burhan Bungin, Imaji Media Massa, Cet. Ke-1, (Yogyakarta: PT. Jendela, 2001), h. 39-42
50 Wawancara Pribadi, pada tanggal 17 Maret 2009 51 Wawancara Pribadi, pada tanggal 16 November 2009.
55
Ilustrasi gambar pada iklan shampo sunsilk berkerudung.
Dalam pembuatan iklan membutuhkan beberapa elemen pendukung. Iklan
shampoo Sunsilk ini memiliki beberapa elemen-elemen dasar yang satu sama lain
saling mendukung, yaitu:
1. Warna
Penggunaan warna dalam iklan ini didominasi oleh intensitas cahaya yang
terang sebagai background, dan warna hijau sesuai dengan warna kemasan
Sunsilk yang bertujuan menimbulkan kesan sejuk.
2. Slogan
Slogan iklan ini adalah “Besih, Segar Berkerudung” ini merupakan letak
kekuatan iklan Sunsilk versi jilbab ini yang secara tegas menyatakan
bahwa produk ini istimewa untuk kaum wanita pengguna jilbab/kerudung.
3. Tata letak (Lay-Out)
Tata letak iklan ini cukup tepat dan menarik dengan penampilan suasana
swalayan yang natural, dan penekanan inti pesan pada akhir penayangan
yang tidak terkesan memaksakan nilai jual iklan ini.
4. Audio
56
Audio atau musikalitas yang terdapat pada iklan ini tidak terlalu mencolok,
tetapi cukup mewakili suasana yang ditampilkan dalam visualisasi iklan.
5. Ilustrasi
Ilustrasi iklan yang dapat dikatakan sederhana tetapi menarik dan tidak
sulit untuk mengetahui maksud yang ingin ditimbulkan dari penayangan
iklan tersebut.
Secara keseluruhan, penulis menilai tampilan iklan ini dapat dikatakan
menarik karena menampilkan adegan kegiatan sehari-hari kaum wanita secara
natural dan ditunjang dengan tata artistic yang minimalis tetapi efektif dalam
menimbulkan kesan yang kuat dalam penyampaiannya, serta memiliki selling
point yang tidak dimiliki oleh iklan produk shampoo sejenis lainnya.
Visi misi dari iklan tersebut merupakan bentuk dari upaya pihak produsen
memikat perhatian komunitas Muslimah untuk mencoba produk yang
menawarkan jalan keluar yang memiliki masalah perawatan rambut tertutup,
setidaknya konsumen memperoleh kesan pertama yang memuaskan dan
memutuskan untuk memilih produk tersebut seterusnya.
Ada 4 unsur yang terdapat pada bauran pemasaran (Marketing Mix) yang
diterapkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. adalah sebagai berikut:
1. Strategi Produk
Unilever menghadirkan produk yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari,
seperti: sabun, shampoo, kecap, dll. Produk tersebut dirancang sebaik
mungkin dengan merek, variasi warna, design, kemasan dan atribut
lainnya. Dengan maksud memperoleh perhatian dari para konsumen.
2. Strategi Harga
57
Berbagai jenis produk Unilever yang telah dipasarkan menawarkan produk
dengan harga yang mudah terjangkau masyarakat luas. Masa promosi,
Sunsilk menawarkan tambahan extra 50% dalam setiap saset sunsilk.
3. Strategi Distribusi
Alur Distribusi merupakan proses tersebarnya sebuah produk ke
masyarakat luas sehingga memperoleh hasil yang maksimal.
Sistem saluran distribusi
Sumber: PT. Unilever Tbk.
4. Strategi Promosi
Menurut Philip Kotler, promosi atau komunikasi pemasaran terdiri atas 4
sarana atau alat yang penting yakni: Periklanan (Advertising), Promosi
Penjualan (Sales Promotion), Publisitas (Publicity), dan penjualan pribadi
(Personal Selling).
Unilever melakukan promosi yang lebih dominan melalui Advertising,
Promosi penjualan melalui event-event yang ada dan mengadakan
PT. UNILEVER INDONESIA TBK.
DISTRIBUTOR
SALESMAN
SUPERMARKET TOKO TRADISIONAL
KONSUMEN KONSUMEN
SPG
58
seminar-seminar kecil mengenai keunggulan produk tersebut serta
penjualan pribadi yang banyak tersedia di warung atau toko terdekat.
Dengan cara promosi ini produk-produk unilever lebih dikenal masyarakat
luas, sehingga sedikit sekali kemungkinan masyarakat tidak mengenal
produk yang dipasarkan Unilever.
Dari 4 bauran yang diterapkan tersebut dibantu pula dengan beberapa nilai
utama yang menggambarkan produk Unilever berbeda dengan produk lainnya,
yakni:
1. Kemasan yang mewah
Dengan menampilkan produk yang tampak eksklusif dengan warna dan
design yang unik, sehingga tampil mewah menjadikan produknya berbeda
dengan yang lain. Unilever selain mengembangkan berbagai produk juga
mengembangkan kemasan-kemasan yang menarik, produk Sunsilk yang
awalnya tampil dengan Botol kaca sampai dengan botol plastic.
2. Promosi yang gencar
Efektifitas dari dikenalnya produk dikarenakan promosi yang dilakukkan
secara terus menerus. PT. Unilever secara gencar menayangkan berbagai
produk melalui iklan di media Elektronik maupun cetak, sehingga
masyarakat luas dengan mudah mengingat produk tersebut.
3. Mutu
59
Mutu adalah nilai utama dari sebuah produk, keunggulan produk harus
diketahui oleh konsumen sehingga konsumen dapat membedakan produk
tersebut dengan produk lainnya.52
Nilai utama yang dimiliki produk Sunsilk inilah yang digunakan Unilever
dalam menarik perhatian public guna memperoleh hasil yang optimal.
Dengan demikian, upaya pihak produsen memperoleh hasil optimal dari
komunitas Muslimah bukanlah hal yang diutamakan, karena produk ini pun bisa
dipakai semua kalangan.
52 Wawancara pribadi, pada tanggal 19 November 2009.
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan yang sangat tajam terjadi
baik di pasar domestik maupun di pasar internasional/global. Agar perusahaan
dapat berkembang dan paling tidak, bisa bertahan hidup, perusahaan tersebut
harus mampu menghasilkan produk barang dan jasa dengan mutu yang lebih baik,
harganya lebih murah, promosi lebih efektif, penyerahan barang ke konsumen
lebih cepat, dan dengan pelayanan yang lebih baik, hal itu merupakan bentuk dari
strategi perusahaan untuk tetap bertahan dalam dunia bisnis yang ketat.
Promosi adalah hal yang paling berpengaruh dalam pengembangan
penjualan produk pada saat ini. Jika promosi yang dilakukan baik dan dapat
mengenai sasaran maka perusahaan tersebut bisa dipercaya oleh konsumen karena
memiliki produk yang disukai oleh konsumen. Namun jika yang terjadi adalah
yang sebaliknya maka produk tersebut bisa jadi tidak akan laku dipasar lokal,
interlokal atau global. Untuk itu promosi sangat penting dilakukan agar produk
yang sudah dibuat oleh perusahaan dapat lebih dahulu dikenal oleh masyarakat.
61
Iklan shampo Sunsilk Clean & Fresh ini menarik perhatian khalayak
dikarena ikon shampo yang seharusnya menampilkan keindahan rambut sang
model, kini tampil dengan kerudung, dengan tema “Bersih, Segar berkerudung”.
Hal ini, menggugurkan persepsi bahwa iklan shampo tidak harus tampil dengan
menunjukkan keindahan rambut saja. Iklan ini telah membuktikan bahwa iklan
shampo tanpa menampilkan rambut pun tetap digunakan atau dipercayai
konsumen dalam merawat rambut. Hasil kreatif ini yang menjadikan produk
tersebut dapat dengan mudah diingat oleh para konsumen Sunsilk.
PT. Unilever Tbk. selaku produsen dari shampoo Sunsilk memiliki strategi
promosi yang hampir sama dengan strategi promosi produk lainnya, yakni melalui
iklan baik di media elektronik dan cetak, serta membuat event-event promo di
tempat-tempat tertentu yang dapat menarik para konsumen. Khususnya pada
produk shampoo versi jilbab ini, para konsumen masih mempercayai keunggulan
produk dan terbukti produk tersebut masih laku dipasaran, walau tak dapat
dipungkiri juga pengguna shampoo tersebut bukan hanya dari kalangan berjilbab.
B. Saran
Untuk para produsen, melihat banyaknya produk shampo yang diiklankan
di televisi, maka tidak ada salahnya jika produk shampo ini tetap ditayangkan
tanpa harus menunggu waktu bulan Ramadhan. Sehingga para konsumen shampo
lebih memiliki perhatian terhadap produk dan menimbulkan efek yang
dikehendaki. Untuk para konsumen, sebaiknya lebih selektif dengan berbagai
tawaran iklan yang terkadang memiliki pesan palsu.
62
Saran untuk peneliti, skripsi ini tentunya tidak lepas dari berbagai
kesalahan dan kekurangan. Apabila anda kebetulan mengangkat tema yang sama
seperti skripsi ini, alangkah baiknya bila anda lebih kritis terhadap materi dan
mengembangkan apa yang sudah terdapat disini.
DAFTAR PUSTAKA
Amsyari, Fuad, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, Mizan, Bandung, 1990.
Angipora, Marius P., Dasar-dasar Pemasaran, Edisi Revisi, Cet. Ke-2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Arens, William F., Contemporary Advertising, 9th Edition, North America, Mc
Graw-Hill, 2004. Bordie, Richard, Virus Akal Budi, Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta, 2005.
Bungin, Burhan, Imaji Media Massa, Cet. Ke-1, PT. Jendela, Yogyakarta, 2001. David, Fred. R., Manajemen Strategi Konsep. Departemen Pendidikan & Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 1997. Dewan Periklanan Indonesia, Etika Pariwara Indonesia (tata krama & tata cara
periklanan Indonesia), Jakarta, 2006. Dunn and A.M. Barban, Sw., Advertising: It’s Role in Modern Making, Fifth
Edition, USA, The Druden Press Holt, Winston Saunders College Publishing, 1982.
Durianto, Darmadi, Dkk, Inovasi pasar dengan iklan yang efektif, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
63
Efendi, Onong Uchana, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek, PT. RosdaKarya, Bandung, 1992.
Efendi, Onong Uchana, Kamus Komunikasi, Bandung, Mandar, 1999. Hadi, Sutrisno, “Metode Penelitian Research”, cet. Ke-2, Jakarta, Adi Ofset, 1990.
Ibrahim, Idy Subandy, Kecerdasan Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media, Jakarta, 2007.
Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan: Konsep dan aplikasinya Di Indonesia, Cetakan
ke-empat, Pustaka Umum Grafiti, 1995.
Kotler, Philip, Dasar-dasar pemasaran, Jilid 1, Edisi Ke-3, CV. Intermedia, Jakarta, 1987.
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 1993. Larreche, Boyd Walker, Manajemen Pemasaran, Edisi Ke-2, Jilid 2, Erlangga,
Jakarta, 2002. Liliweri, Alo, Dasar-dasar Komunikasi Periklanan, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti,
1992. Madjadikara, Agus S., Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2004. Muwarni, Endah, Dasar-dasar Periklanan, Wacana Jurnal Ilmu Komunikasi UPDM
(Beragama), Jakarta, 2005.
Rakhmat, Jalaluddin, Islam Aktual, cet. Ke-IV, Bandung, Mizan, 1992. Rakhmat, Jalaludin, “Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis
Statistik”.
Rangkuti, Freddy, Creating Effective Marketing (Taktik membuat rencana pemasaran
berdasarkan Custemer Value & Analisis kasus), PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003.
Saladi, Djaslim, Unsur-unsur inti Pemasaran & Manajemen Pemasaran, CV. Mondar
Maju, Bandung, 1997.
64
Salam, Syamsir & Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, UIN Press, Jakarta, 2006.
Shimp, Terence. A, Periklanan Promosi, Erlangga, Jakarta, 2003.
Stanton, William J., Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 1991. Steiner, George & John Minner, Manajemen Strategik, Erlangga, Jakarta. Sudiana, Dendi, Komunikasi Periklanan, Remaja Karya, Bandung, 1989. Sudibyo, Agus, Kabar-kabar Kebencian, Cet. Pertama, Institut Studi Arus
Informasi (ISAI), 2001. Swasta DH., Badu Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Cet. Ke-2, Liberty,
Yogyakarta. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan & Pengenbangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1991. Usman, Husni dan Purnomo Setiadi Akbar, “Metodologi Penelitian Sosial”, cet.
Ke-2, Jakarta, Bumi Aksara, 1998. Widyatama, Rendra, Pengantar Periklanan, Cet ke-1, Jakarta, Buana Pustaka
Indonesia, 2005. William – Jay W. Jensen, Rivers, L., “Media Massa dan Masyarakat Modern”, Cet.
Ke-2, Jakarta, PT. Prenada Media, 2004. Internet www.google.com/sunsilk/ majalah.com edisi tanggal 1 oktober 2004, diakses
pada tanggal 29 mei 2009. www.google.com/showbizNews, indosiar.com pada selasa, 29 Maret 2005,
diakses pada tanggal 29 Mei 2009. www. Unilever Indonesia. Tbk/www.unilever.co.id/Profil Perusahaan diakses
pada tanggal 18 Juni 2009.
65
Wawancara
Wawancara Pribadi secara Email dengan pihak Unilever, pada tanggal 17 Maret dan 19
November 2009.
Berikut jawaban dari Ibu Christopher Song Oey, Senior Brand Manager Sunsilk atas
pertanyaan yang diajukan sdri. Syarifah R. Jannah tertanggal 17 Maret 2009 dan 19
November 2009.
Produk Sunsilk Berkerudung
1. Apa yang menjadi latar belakang pembuatan Iklan Shampoo Sunsilk
berkerudung? Jelaskan!
A: Hadirnya iklan shampo sunsilk yang bertemakan ”Bersih, Segar berkerudung”
ini dimaksudkan untuk meningkatkan awareness terhadap produk Sunsilk Clean
& Fresh (yang lebih dikenal di masyarakat sebagai sunsilk versi jilbab), kami
memunculkan ini karena Unilever yang memiliki visi misi memberikan produk
yang terbaik untuk konsumen berusaha menghadirkan produk sesuai kebutuhan
masyarakat.
2. Mengapa mengambil model iklan (Inneke Koesherawaty) yang telah berjilbab
bukan menggunakan ikon (model) yang belum berjilbab?
66
A: Berhubung komunikasinya adalah shampo untuk perempuan berjilbab, maka
dipilih model iklan yang telah memakai jilbab. Sekaligus memberikan inspirasi
bagi yang berjilbab untuk tetap berjilbab.
3. Apa visi dan misi dari iklan tersebut? jelaskan!
A: Untuk meningkatkan awareness dan penjualan Sunsilk Clean & Fresh.
4. Kapan produk ini diluncurkan pertama kali?
A: Launching iklan shampo Sunsilk Clean & Fresh pertama kali di televisi pada
bulan Ramadhan tahun 2004.
5. Dari pihak pembuat iklan, pesan apa yang ingin disampaikan kepada audiens
melalui iklan tersebut? Dikarenakan audiens yang sifatnya heterogen.
A: Pesan yang ingin disampaikan adalah rambut tetap butuh perawatan supaya
bersih dan indah walau tertutup oleh jilbab.
6. Sampai saat ini, produk itu mempunyai pengaruh bagi para memakai jilbab di
Indonesia?
A: Ya.
7. dan mengapa iklan tersebut ditayangkan pada bulan Ramadhan?
A: Penayangan pertama kali pada bulan Ramadhan saat itu dikarenakan pemakai
jilbab bertambah selam bulan Ramadhan sehingga merupakan bulan yang tepat
untuk meningkatkan awareness produk Sunsilk Clean & Fresh melalui iklan.
8. Apakah anda membenarkan adanya kelompok yang memakai jilbab?
A: Ya.
67
9. Apakah anda membenarkan memakai jilbab itu baik?
A: Ya, menurut salah satu agama yang diakui di Indonesia.
10. Apakah anda membenarkan bahwa keindahan itu baik untuk orang berjilbab?
A: Ya.
11. Apakah anda membenarkan bahwa agama memerintahkan kita untuk bersih
dan terlihat indah?
A: Ya.
12. Karena ini adalah proses marketing, bahwa semakin banyak permintaan maka
semakin banyak pensuplaian, dengan demikian berarti anda mengharapkan
banyak orang memakai jilbab!
A: Ya.
13. Bagaimana Strategi promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia Tbk. dalam
memasarkan produk Shampo Sunsilk Berkerudung?Jelaskan!
A: Dalam PT Unilever Indonesia Tbk, promosi yang paling banyak dilakukan
adalah melalui media elektronik. Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi
yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi
juga melalui media cetak, sponsorship, mengadakan event-event yang
memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent,
Shampo Pantene, dll. Karena jika promosi yang dilakukan hanya melalui media
elektronik maka PT. Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntungan yang
optimal. Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan
sosial yang beragam. Jika perusahaan tidak bisa menyentuh hati masyarakat
semua kalangan maka perusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari
68
iklan yang ditawarkan oleh perusahaan juga harus bisa dipahami oleh berbagai
kalangan, karena iklan adalah salah satu cara promosi yang bisa dilakukan oleh
perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal.
14. Lalu, apa yang menjadi nilai utama dari produk Sunsilk dalam memikat para
konsumen?
A: Kami menghadirkan produk baru biasanya mempunyai nilai-nilai sendiri atau
produk tersebut pastinya memiliki keunggulan tertentu sehingga pantas
dipasarkan. Keunggulan produk biasanya menjadi pertimbangan beberapa
konsumen untuk memilih produk, Keunggulan produk yang biasa ditampilkan
adalah manfaat dan hasil dari penggunaan produk tersebut (Mutu). Hal inilah
yang menjadikan nilai utama pada suatu produk tertentu. Hasil yang akan
diperoleh konsumen harus sesuai dengan apa yang diharapkannya. Sehingga
para konsumen tidak kecewa dan mencoba produk lain.
Demikian pertanyaan yang akan saya ajukan dalam proses penelitian skripsi saya dan
Terimakasih.