strategi pengembangan usaha peternakan ayam … · gambar 5 struktur organisasi kelompok tani ......

77
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM KAMPUNG KELOMPOK TANI SEHATI DESA SIRNAGALIH KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR DHEA ADISTI PERMATASARI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: trankhue

Post on 19-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN

AYAM KAMPUNG KELOMPOK TANI SEHATI DESA

SIRNAGALIH KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

DHEA ADISTI PERMATASARI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang
Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK

CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi

Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati

Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dan tidak diterbitkan

dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

Dhea Adisti Permastasari

NIM H34090091

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

ABSTRAK

DHEA ADISTI PERMATASARI. Strategi Pengembangan Usaha Peternakan

Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati, Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh SUHARNO.

Ayam tergolong kedalam komoditi perunggasan yang saat ini tingkat

konsumsinya sebesar 16.3 % yang berasal dari unggas lokal (ditjennak,2012).

Salah satu jenis ayam buras yang banyak dibudidayakan adalah ayam kampung.

Kelompok Tani Sehati adalah salah satu kelompok yang membudidayakan ayam

kampung secara intensif. Kelompok Tani Sehati mengalami masalah pada aspek

manajemen sumber daya manusia, pemasaran dan budidaya sehingga

membutuhkan strategi pengembangan untuk keberlanjutan usaha peternakan ayam

kampungnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi

lingkungan internal dan eksternal kelompok tani sehati, menentukan alternatif

strategi pengembangan, dan menentukan prioritas strategi. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah matriks IFE (internal factor evaluation) dan EFE

(eksternal factor evaluation), matriks IE (internal-eksternal), matriks SWOT

(strengths-weaknesses-opportunities-treaths) matriks QSPM. Hasil analisis

menunjukkan bahwa kelompok tani sehati berada pada tahapan tumbuh dan

membangun dengan strategi intensif dan integratif. Hasil analisis SWOT

mengidentifikasi terdapat enam alternatif strategi pengembangan yang dapat

diterapkan. Strategi yang memiliki prioritas tinggi berdasarkan perhitungan matriks

QSPM adalah memperluas pemasaran ayam kampung ke pasar baru diluar pasar

yang selama ini dijangkau oleh kelompok.

Kata Kunci : Ayam Kampung, Kelompok Tani Sehati, Strategi Pengembangan

ABSTRACT

DHEA ADISTI PERMATASARI. Business Development Strategy of native

chicken poultry in Sehati Farmers Group Sirnagalih Village Tamansari sub district

Bogor Regency. Supervised by SUHARNO.

Chicken is one of the poultry comodities whose food consumption level

nowadays has reached 16,3 percent deriving from local poultry (Ditjennak, 2012).

One kinds of range chicken which is grown in poultry farm is native chicken.

Sehati farmers group is one of the farmer group which is grow native chicken

intensively. This farmers group has a problem in management, on-farm, and

marketing therefore needs a business development strategy to the continous of this

business. This research purposes are identifying internal and external business

environment condition from sehati farmer group, determining business

development strategy alternative, and priotizing strategies. There are some methods

in this research which are IFE (internal factor evaluation) and EFE (external factor

evaluation) matrix, IE (internal external) matrix, SWOT (strenghts, weaknesses,

opportunities, threaths) matrix, and at last QSPM. The result of the analysis

showed that sehati farmer group was in grow and build stage with intensive and

integrative strategy. The result of SWOT analysis identified that there were six

alternative of business development strategies which could be implemented. The

highest priotizing strategy based on the calculation of QSPM matrix was a strategy

to expanding market of native chicken to new market outside the current and

existing market.

Keywords : Business Development Strategy, Native Chicken, Sehati Farmers

Group

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN

AYAM KAMPUNG KELOMPOK TANI SEHATI DESA

SIRNAGALIH KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

DHEA ADISTI PERMATASARI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang
Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

Judul Skripsi

: : Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam

Kampung Kelompok Tani Sehati Desa Sirnagalih

Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

Nama : : Dhea Adisti Permatasari

NIM : : H34090091

Disetujui oleh

Dr. Ir. Suharno M, Adev

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS.

Ketua Departemen Agribisnis

Tanggal Lulus:

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi

Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati,

Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Penelitian ini

dilaksanakan selama dua bulan, dimulai dari bulan Maret hingga April

2013.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Suharno M,Adev

selaku dosen pembimbing, Ibu Dr. Ir Ratna Winandi, MS serta Ibu Eva

Yolynda A, SP MM sebagai dosen penguji atas segala masukan dan saran

untuk perbaikan skripsi ini. Terima kasih kepada pihak Kelompok Tani

Sehati yaitu Bapak Mahpudin, Ibu Hj. Tati, dan Bapak Epi selaku responden

yang telah memberikan waktu luangnya serta informasi untuk pengumpulan

data, serta Bapak Maksal selaku perwakilan Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Peternakan yang telah memberikan informasi dan data mengenai kelompok

ternak ayam kampung yang ada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari.

Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada keluarga tercinta,

Mamak, Bapak, Mas, dan Abang atas perhatian, doa, dan dukungan yang

tiada hentinya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini serta teman – teman

satu bimbingan dan sahabat-sahabat Agribisnis 46 atas dukungan dan

semangat yang diberikan.

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Juni 2013

Dhea Adisti Permatasari

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL 10xi DAFTAR GAMBAR 10xi PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 5 Tujuan Penelitian 8 Manfaat Penelitian 8 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 8

TINJAUAN PUSTAKA 8 Deskripsi Ayam Buras 8 Deskripsi Ayam Kampung 9

Manfaat ayam kampung 10 Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha 10

KERANGKA PEMIKIRAN 12 Kerangka Pemikiran Teoritis 12

Pengertian Strategi 12 Alternatif Strategi 13 Manajemen Strategis 14 Analisis Lingkungan 15

Kerangka Pemikiran Operasional 19 METODOLOGI PENELITIAN 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 21 Jenis dan Sumber Data 21 Metode Pemilihan Responden 21

Metode Analisis Data 21 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27

Kondisi Umum Wilayah Penelitian 28 Gambaran Umum Kelompok Tani Sehati 28

HASIL DAN PEMBAHASAN 31

Analisis Lingkungan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok

Tani Sehati 31 Lingkungan Internal 31 Lingkungan Eksternal 36

Tahap Masukan (Input Stage) 43

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) 43 Matriks EFE ( external factor evaluation) 44

Tahap pencocokan (Matching Stage) 46 Matriks IE ( Internal – Eksternal) 46

Matriks SWOT. 47 Tahap Keputusan (Decision Stage) 51

Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) 51

SIMPULAN DAN SARAN 52 DAFTAR PUSTAKA 54

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pdrb Sub Sektor Peternakan Tahun 2006-2010 Menurut Provinsi 1

Tabel 2 Populasi Ayam Buras 15 Provinsi Tahun 2007 S/D 2012a 2

Tabel 3 Data Jumlah Populasi Ayam Buras Di Kabupaten Bogor a 3

Tabel 4 Daftar Kelompok Yang Membudidayakan Ayam Burasa 4

Tabel 5 Kandungan Gizi Daging Ayam Burasa 4

Tabel 6 Penjualan Ayam Kampung Kelompok Tani Sehati Bulan Oktober

2012a 6

Tabel 7 Matriks IFEa 22

Tabel 8 Penilaian Pembobotan Matriks Ife 23

Tabel 9 Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan 24

Tabel 10 Matriks EFEa 24

Tabel 11 Matriks SWOTa 26

Tabel 12 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)a 27

Tabel 13 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Kelompok Tani Sehati 44

Tabel 14 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Kelompok Tani Sehati 45

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Jenis Ayam Ras Dan Bukan Ras 9

Gambar 2 Model Lima Kekuatan Persaingan Porter 18

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Ayam

Kampung Kelompok Sehati 20

Gambar 4 Matriks IE 25

Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani Sehati 29

Gambar 6 Matriks Internal Eksternal (IE) Kelompok Tani Sehati. 46

Gambar 7 Matriks SWOT 48

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rumusan Strategi Pengembangan Kelompok Tani Sehati 57

Lampiran 2 Rata-Rata Hasil Perhitungan Bobot Dan Rating Matriks IFE

Dan EFE 60

Lampiran 3 Matriks Qspm 61

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kinerja perekonomian suatu negara dapat dilihat salah satunya dari

Produk Domestik Bruto. Laju pertumbuhan PDB Nasional Indonesia pada

tahun 2011**) mengalami peningkatan. Berdasarkan perhitungan PDB atas

harga konstan, laju pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2011**) sekitar

6,46 % dan pada tahun 2010*) sebesar 6,20 % (Angka Sementara)

(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Kontribusi

Pertanian pada PDB atas dasar harga konstan (2009-2011**) memberikan

kontribusi terbesar kedua menurut Lapangan Usaha dari 9 sektor. Sektor –

sektor tersebut terdiri dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan

penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih,

sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, serta sektor jasa – jasa.

Dalam sektor pertanian terdapat beberapa sub sektor, salah satunya adalah

sub sektor peternakan. PDB sub sektor peternakan di Indonesia terus

mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2011 (Direktorat

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012).

Salah satu provinsi yang memegang peranan penting dalam kontribusi

peternakan untuk PDB adalah Provinsi Jawa Barat. Menurut data dari

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2011, Total PDRB

sub sektor peternakan menurut harga konstan Provinsi Jawa Barat

menempati urutan kedua dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Total

PDRB subsektor peternakan di beberapa provinsi di Indonesia ditunjukkan

pada Tabel 1.

Tabel 1 PDRB Sub Sektor Peternakan Tahun 2006-2010 (Atas Dasar Harga

Konstan) Menurut Provinsi (Rp Milyar)a

Provinsi 2006 2007 2008 2009 2010b

Total

Jawa Timur 7 421 7 872 8 038 8 366 8 648 40 345

Jawa Barat 5 411 5 356 5 327 5 458 5 556 27 108

Jawa Tengah 3 603 4 034 4 156 4 409 4 665 20 867

Sumatera

Utara 2 378 2 503 2 616 2 731 2 852 13 080

Lampung 1 442 1 458 1 484 1 622 1 649 7 655

Aceh 1 326 1 342 1 427 1 447 1 499 7 041

NTT 1 213 1 243 1 277 1 310 1 356 6 399

Bali 1 128 1 145 1 164 1 320 1 437 6 194 a)

Sumber : Ditjennak 2011 (data diolah), b)

Angka sementara

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa total PDRB sub sektor

peternakan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2006 hingga 2010 adalah

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

2

sebesar 27 108 milyar rupiah. Besarnya total PDRB ini menempatkan

Provinsi Jawa Barat berada pada posisi kedua setelah Provinsi Jawa Timur.

Menurut jenisnya, ternak dikelompokkan menjadi ternak besar, yaitu

sapi potong, sapi perah, kerbau, kuda, ternak kecil yaitu kambing, domba,

babi, ternak unggas yaitu ayam buras, ayam ras peterlur, ayam ras pedaging,

itik dan aneka ternak yaitu kelinci, burung puyuh, dan merpati (Direktorat

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu komoditi

peternakan yang berkembang di Provinsi Jawa Barat adalah ternak unggas

yaitu komoditi ayam buras. Menurut data yang diperoleh dari direktorat

jenderal peternakan 2012, Provinsi Jawa Barat menempati posisi ketiga

dalam hal populasi ayam buras. Data yang akan dijelaskan pada Tabel 2.

Tabel 2 Populasi Ayam Buras 15 Provinsi Tahun 2007 S/D 2012a (ekor)

Provinsi 2007 2008 2009 2010 2011 2012b)

Total

Aceh 13297300 8904869 7999580 8486097 6010575 6311104 51009525

Sumatera

Utara 18668266 11349742 11417842 11929543 11963682 12113225 77442300

Sumatera

Barat 4529802 4638908 5873480 5130660 5023666 5241693 30438209

Riau 4487162 3466760 2819901 2545130 2848075 3704542 19871570

Sumatera

Selatan 11929000 7240000 7229810 6326820 6265183 7484095 46474908

Lampung 10309346 11234890 11590517 10554350 9341358 10319233 63349694

Jawa Barat 27789274 27761015 28028034 27394516 27396383 27304697 165673919

Jawa

Tengah 32730855 35824735 35636726 36908672 38296383 39485958 218883329

DI

Yogyakarta 3921178 3925958 3916636 3861676 4019960 4052139 23697547

Jawa Timur 40819911 23261021 23596465 24006814 29310251 29749905 170744367

Nusa

Tenggara

Timur

9842890 9936923 10064577 7986623 10528966 10579804 58939783

Kalimantan

Selatan 11383274 12643202 12911052 13702575 13651778 14245780 78537661

Sulawesi

Selatan 14336350 14487129 13047576 14765458 17833769 20586980 95057262

Sulawesi

Tenggara 7557231 8602823 9101089 10716956 9884728 10427989 56290816

Banten 9836217 10121412 9669410 9784326 10026124 10574553 60012042

a) Sumber : Ditjennak 2012 (data diolah), b) Angka Sementara

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa jumlah populasi ayam

buras di Provinsi Jawa Barat sebanyak 165 673 919 ekor. Total jumlah

populasi tersebut menempatkan Provinsi Jawa Barat berada pada posisi

ketiga setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tingginya angka populasi ini

menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra

pembudidayaan ayam buras di Indonesia.

Salah satu wilayah yang mengembangkan ayam buras di Provinsi

Jawa Barat adalah Kabupaten Bogor. Data dari Dinas Peternakan Jawa

Barat menunjukkan bahwa pada tahun 2010 hingga 2011, jumlah populasi

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

3

ayam buras di kabupaten Bogor mengalami peningkatan sebesar 8.97 %.

Kecamatan Tamansari merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten

Bogor yang masayarakatnya banyak membudidayakan ayam buras. Tabel 3

menunjukkan jumlah populasi ayam buras 14 dari 40 kecamatan yang ada di

Kabupaten Bogor.

Tabel 3 Data Jumlah Populasi Ayam Buras di 14 Kecamatan Wilayah

Kabupaten Bogor a

Kecamatan Ayam Buras (ekor)

Cisarua 188556

Nanggung 120554

Pamijahan 99654

Cibungbulang 79419

Tamansari 78737

Megamendung 78412

Cigombong 32175

Gunung Sindur 49341

Klapanunggal 11733

Ciomas 7882

Parung Panjang 30047

Tenjo 4220

Tajur Halang 3218

Ciawi 41342

Dramaga 13067 a)

Sumber : Buku Data Peternakan Tahun 2012 Kabupaten Bogor (data diolah)

Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa Kecamatan Tamansari

memiliki populasi ayam buras terbesar kelima di Kabupaten Bogor.

Kecamatan Tamansari memiliki 78 737 ekor ayam buras. Hal ini

menunjukkan bahwa Kecamatan Tamansari merupakan daerah yang banyak

membudidayakan ayam buras. Salah satu desa yang termasuk dalam

Kecamatan Tamansari adalah Desa Sirnagalih. Rata – rata masyarakat di

Kecamatan Tamansari pada umumnya dan Desa Sirnagalih pada khususnya

membudidayakan ayam kampung secara ekstensif yaitu dengan sistem

pemeliharaan umbaran dan jumlahnya sedikit. Di Desa tersebut terdapat

Kelompok Tani Sehati yang membudidayakan ayam buras jenis ayam

kampung dalam jumlah banyak. Tabel 4 menunjukkan data kelompok yang

membudidayakan ayam buras di Kabupaten Bogor.

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

4

Tabel 4 Daftar Kelompok yang Membudidayakan Ayam Buras di Wilayah

Kabupaten Bogora

Kecamatan Desa Nama Kelompok Jumlah Populasi (ekor)

Cigombong Ciburuy Motekar 389

Gunung Sindur Rawa Kalong Tani Maju 100

Cisarua Citeko Jembar Alam 200

Megamendung Sukakarya Bina Karya 400

TamanSari Sirnagalih Sehati 1500

Ciomas Parakan Sugih 34

Parung Panjang Parung Cemani Laras 200

Tenjo Tapos Suka Makmur 200

Tajur Halang Kallsuren Berkat Jaya 150

Ciawi Ciawi Tani Makmur 200

Dramaga Sinarsari Harapan Mulya 200

a

Sumber : Buku Data Peternakan Tahun 2012

Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa kelompok sehati

membudidayakan ayam buras terbesar di wilayah Kecamatan Tamansari.

Ayam buras yang dibudidayakan oleh kelompok ini adalah ayam buras jenis

ayam kampung.

Ayam buras tergolong kedalam komoditi perunggasan yang saat ini

tingkat konsumsinya sebesar 65 % dimana 16.3 % diantaranya berasal dari

unggas lokal (ditjennak,2012). Selain itu jumlah konsumsi ayam buras per

kapita per tahunnya terus meningkat. Jumlah konsumsi ayam buras pada

tahun 2009 sebesar 0.501 kg/kapita meningkat pada tahun 2010 menjadi

0.602 kg/kapita dan meningkat pula pada tahun 2011 menjadi 0.626

kg/kapita (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Hal

ini menunjukkan bahwa unggas banyak diminati oleh masyarakat sebagai

salah satu bahan pangan sumber protein yang dapat meningkat seiring

perkembangan waktu. Jumlah kandungan gizi dalam 100 gram daging ayam

buras dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Kandungan Gizi Daging Ayam Buras per 100 gram Daging yang

dapat Dimakana

Jenis Zat Jumlah Kandungan

Kalori (kal) 302

Protein (g) 18.2

Lemak (g) 25

Kalsium (mg) 14

Fosfor (mg) 200

Besi (mg) 1.5

Vitamin A (SI) 810

Vitamin B1 (mg) 0.08

Air (g) 55.9 a)

Sumber : Daftar Komposisi bahan makanan, Direktorat Gizi, depkes RI dalam Cahyono

2002

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

5

Walaupun permintaan ayam buras terus meningkat, jumlah produksi

atau populasi ayam buras dapat tergolong kecil jika dibandingkan dengan

jumlh produksi ayam ras pedaging. Menurut data Statistik Peternakan dan

Kesehatan Hewan (2012), jumlah populasi ayam buras masih jauh

dibandingkan dengan ayam ras. Jumlah populasi ayam buras sebesar 27 396

416 ekor pada tahun 2011. Jumlah ini hanya sebesar 4.6 % dari jumlah populasi

ayam ras pedaging yang jumlahnya mencapai 583 263 441 ekor pada tahun 2011.

Menurut Cahyono (2002), daging ayam buras merupakan sumber protein,

lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Menurut Cahyono (2002), ayam kampung sendiri memiliki kelebihan

dari sisi kemudahan cara pemeliharaannya dibandingkan dengan ayam ras

pedaging. Kelebihan ayam kampung ini terletak pada daya adaptasi yang

tinggi karena mampu menyesuaikan diri pada berbagai situasi. Selain itu,

bentuk badan ayam kampung memiliki susunan otot yang baik, jari kaki

yang tidak terlalu panjang tapi kuat dan ramping, dan daging yang lebih

padat dan lebih enak. Penyebaran ayam kampung juga merata dari dataran

rendah hingga dataran tinggi.

Pengembangan ayam kampung dewasa ini merupakan hal yang

potensial, karena saat ini preferensi konsumen mulai beralih dari produk

berlemak ke produk yang lebih organik. Selain itu, rasa daging ayam

kampung yang khas juga merupakan preferensi konsumen yang dapat

dijadikan peluang untuk menarik konsumen potensial. Saat ini, dengan

populasi ayam buras yang salah satu varietasnya adalah ayam kampung

yang cukup besar, wilayah Jawa Barat seharusnya memperoleh pendapatan

yang cukup tinggi.

Salah satu kelompok yang bergearak dalam usaha peternakan ayam

kampung adalah Kelompok Tani Sehati, Desa Sirnagalih, Kecamatan

Tamansari, Kabupaten Bogor. Kelompok ini membudidayakan ayam

kampung sejak awal tahun 2012 dengan modal utama berasal dari

pemerintah sebesar 150 juta rupiah. Menurut Muhammad (2008), strategi

pengembangan adalah strategi bersaing yang berusaha mengembangkan

atau membesarkan perusahaan sesuai dengan ukuran yang diinginkan, yaitu

bisa dengan meningkatkan volume penjualan, meningkatkan pangsa pasar,

meningkatkan laba yang diperoleh, menambah wilayah pemasaran yang

dijangkau,dan lain – lain. Maka Untuk mendukung dan menjaga

keberlangsungan Kelompok Tani Sehati dalam menjalankan usahanya, maka

diperlukan penyusunan rencana dan strategi usaha yang efektif untuk mencapai

sasaran bisnis yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan profit

kelompok tani.

Perumusan Masalah

Kelompok Tani Sehati merupakan yang membudidayakan ayam

kampung dengan menerapkan sistem pemeliharaan intensif. Kelompok Tani

Sehati memperoleh bantuan modal dari pemerintah melalui program SMD

(Sarjana Membangun Desa) sebesar 150 juta rupiah. Persyaratan yang

diberikan adalah ayam yang dibudidayakan harus ditempatkan dikandang

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

6

bersama. Oleh karena itu, investasi awal dimulai dari kandang, DOC, pakan,

obat-obatan, dan lain-lain merupakan milik bersama yang dikelola bersama.

Kelompok Tani Sehati terbentuk pada tahun 2012 dengan populasi

ayam kampung yang dipelihara sebanyak 1500 ekor. Menurut Bamualim,

Inounu dan Talib yang diacu dalam Dhakiyah (2012), Kelompok Tani Sehati

ini termasuk peternakan unggas bercorak komersial dengan skala kecil karena

jumlah kepemilikan ayam lebih dari 1000 ekor. Jumlah anggota kelompok

pada awal pembentukan adalah sejumlah 10 orang namun saat ini yang

bertahan adalah sebanyak 4 orang. Pengurangan jumlah anggota ini

dikarenakan anggota menjadikan usaha ternak ayam kampung sebagai

pekerjaan sampingan sehingga anggota lebih mengutamakan pekerjaan

utamanya di luar usaha ternak. Selain itu, terdapat 4 orang anggota yang

diberhentikan secara paksa karena merugikan kelompok dengan melakukan

pencurian pakan dan ayam kampung untuk memperoleh keuntungan sendiri.

Jadi hingga saat ini anggota yang bertahan adalah sebanyak empat orang. Pada siklus pertama, populasi awal sebesar 1500 ekor dan bertahan

1372 ekor untuk dijual. Ayam yang mati sebanyak 128 ekor dikarenakan

kanibalisme dan saling patuk. Hal ini dikarenakan ayam mengalami

kekurangan pakan dan jadwal pemberian pakan yang tidak teratur. Target

awal kelompok adalah ayam kampung yang diproduksi dapat terjual

seluruhnya. Target ini tercapai walaupun penjualan dilakukan secara bertahap

yaitu 20 ekor, 30 ekor, 40 ekor. Data penjualan ayam kampung kelompok tani

sehati dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Penjualan ayam kampung Kelompok Tani Sehati bulan Oktober

2012a

Tanggal Jumlah (Ekor) Kg Harga/kg Total Penerimaan

1 48 48 Rp25,000.00 Rp1,200,000.00

4 30 30 Rp25,000.00 Rp750,000.00

6 2 1 Rp30,000.00 Rp30,000.00

15 44 44 Rp25,000.00 Rp1,100,000.00

16 6 6.08 Rp25,000.00 Rp152,000.00

17 4 4 Rp25,000.00 Rp100,000.00

20 37 37 Rp25,000.00 Rp925,000.00

22 50 50 Rp25,000.00 Rp1,250,000.00

22 74 50 Rp26,000.00 Rp1,300,000.00

25 53 48.6 Rp25,000.00 Rp1,215,000.00

26 3 3.6 Rp25,000.00 Rp90,000.00

26 30 30 Rp25,000.00 Rp750,000.00

26 29 34.8 Rp25,000.00 Rp870,000.00

28 35 36.6 Rp25,000.00 Rp915,000.00

29 58 58 Rp25,000.00 Rp1,450,000.00

29 20 20 Rp29,000.00 Rp580,000.00

a sumber: Kelompok tani sehati, 2012

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

7

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa ayam yang terjual bertahap

dan tidak dalam jumlah yang besar. Kondisi ini menyebabkan penambahan

bobot pada ayam, menambah biaya pakan, biaya pemeliharaan, dan tidak

menutup kemungkinan untuk terjadi kematian pada ayam tersebut yang juga

akan mengurangi keuntungan yang diperoleh.

Oleh karena itu, pada siklus kedua Kelompok Tani Sehati

menginginkan penjualan ayam kampung yang tidak bertahap agar

penerimaan lebih terlihat dan menghindari penambahan biaya pakan yang

cukup besar. Selain itu, kelompok juga menginginkan memiliki pelanggan

tetap yang membeli dalam jumlah besar sehingga ayam dapat terjual dalam

jumlah yang banyak. Namun, dalam pelaksanaannya pada siklus kedua ini

ayam kampung yang dipelihara sebesar 1500 ekor dan semuanya tidak dapat

diproduksi karena mengalami kematian. Dan saat ini kelompok sedang

melangsungkan siklus ketiga dengan jumlah populasi ayam kampung

sebesar 1000 ekor. Untuk siklus ketiga ini, kelompok telah memperbaiki

sistem budidayanya dengan cara menambah informasi cara budidaya

melalui diskusi dengan pihak SMD serta mencatat atau merencanakan

jumlah pakan yang akan diberikan. Berdasarkan informasi dari pihak

Kelompok Tani Sehati, pada siklus ketiga ini ayam kampung yang

dipeliharan tidak lagi mengalami kanibalisme sehingga tingkat kematian

ayam tidak terlalu besar. Dari 1000 ekor yang dipelihara, hingga hari ke 30

ayam yang mati sebanyak 25 ekor saja. Kematian ayam ini pada saat DOC

yang dikarenakan tergencet atau terinjak ayam yang lain. Namun ini hanya

terjadi pada hari pertama hingga hari ke-14. Oleh karena itu, siklus ketiga

ini diharapkan mampu mencapai target yang diinginkan sehingga dapat

menyejahterakan setiap anggota kelompok. Adanya permasalahan –

permasalahan dari aspek manajemen sumber daya manusia, pemasaran dan

kegiatan budidaya tersebut menjadikan formulasi strategi pengembangan

usaha peternakan Kelompok Tani Sehati penting untuk dilakukan.

Formulasi strategi pengembangan perlu mempertimbangkan dan

megidentifikasi kondisi lingkungan internal dan eksternalnya. Hasil

identifikasi tersebut akan menentukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman yang akan berguna untuk merumuskan strategi bagi Kelompok

Tani Sehati.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yang akan dibahas, yaitu:

1. Apa saja faktor – faktor lingkungan internal dan eksternal yang

harus diperhatikan Kelompok Tani Sehati dalam menyusun

strategi pengembangan usaha?

2. Bagaimana rumusan alternatif strategi yang dapat dijadikan

pertimbangan untuk mengembangkan usaha peternakan ayam

kampung Kelompok Tani Sehati?

3. Apa prioritas strategi pengembangan usaha yang tepat dan dapat

diterapkan oleh pihak Kelompok Tani Sehati sesuai dengan kondisi

lingkungan usaha?

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

8

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disampaikan, maka

tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor – faktor lingkungan

internal dan eksternal apa saja yang harus diperhatikan Kelompok

Tani Sehati dalam menyusun strategi pengembangan usaha. 2. Merumuskan alternatif strategi yang dapat dijadikan pertimbangan

untuk pengembangan usaha peternakan ayam kampung Kelompok

Tani Sehati.

3. Menentukan dan memutuskan prioritas strategi pengembangan usaha

yang tepat dan dapat diterapkan oleh pihak Kelompok Tani Sehati

sesuai dengan kondisi usaha.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka manfaat

dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Dapat dijadikan bahan pertimbangan pihak Kelompok Tani Sehati

untuk pengambilan keputusan dalam kegiatan pengembangan yang

akan dilakukan.

2. Dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam mengkaji suatu

permasalahan bagi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan suatu

informasi yang berguna bagi banyak pihak.

3. Dapat dijadikan bahan referensi bagi para pembaca lain untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup usaha ayam buras yang

dilakukan oleh Kelompok Ternak Sehati di Desa Sirnagalih, Kecamatan

Tamansari, Kabupaten Bogor. Ruang lingkup pembahasan pada penelitian

ini dibatasi pada analisis lingkungan internal dan eksternal Kelompok Tani

Sehati. Penelitian difokuskan pada perumusan alternatif strategi dan tidak

termasuk dalam tahap implementasi dan evaluasi strategi pemasarannya.

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Ayam Buras

Ayam buras atau ayam bukan ras selama ini dikenal masyarakat

sebagai ayam pedaging karena sebagian besar masyarakat mengkonsumsi

ayam buras dalam bentuk daging dibandingkan dalam bentuk telur. Menurut

Suharno (2002), ayam buras adalah semua jenis ayam yang bukan ayam ras,

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

9

seperti ayam kampung, ayam pedu, ayam hias, ayam hutan, dan ayam

pelung. Namun saat ini umumnya ayam buras sering diterjemahkan sebagai

ayam kampung. Gambar 1 dibawah ini menjelaskan jenis – jenis ayam buras

yang ditulis secara skematis.

Gambar 1 Skema jenis ayam ras dan bukan ras

Sumber : Bambang Cahyono 2002

Deskripsi Ayam Kampung

Ayam kampung berukuran kecil dengan bentuk agak ramping dan

mempunyai berat badan mencapai 1,4 kg saat umur 4 bulan. Selain itu ayam

kampung juga mampu memproduksi telur mencapai 135 butir / tahun

(Cahyono, 2002). Warna bulu yang dimiliki ayam kampung ini bervariasi

yaitu putih, hitam, cokelat, kuning, kemerahan, atau kombinasi dari warna –

warna tersebut. Jenis Ayam ini dapat dibedakan dengan mudah dari ayam

ras karena bentuk tubuhnya yang lebih kecil dan warna bulunya yang

beranekaragam serta gerakannya juga lebih lincah.

Cahyono (2002) juga mengatakan bahwa terdapat perbedaan ayam

kampung jantan dan ayam kampung betina. Ayam jantan memiliki pial yang

berukuran sedang dan berwarna merah serta memiliki jengger yang berdiri

tegak dan besar. Sedangkan ayam betina memiliki pial (gelambir) sangat

kecil dan berwarna merah cerah, kemudian jengger ayam betina berukuran

lebih kecil dari ayam jantan namun lebih tebal, tegak, dan berwarna merah

cerah. Untuk keseluruhan ayam kampung, kulit yang dimiliki berwarna

kuning pucat dengan wajah yang merah serta kaki yang panjang dan kuat.

Di Indonesia, ayam kampung tersebar hingga pelosok negeri.

Masyakarat lebih mengenal ayam kampung inni dengan fungsi yang

dwiguna. Hal ini dikarenakan masyarakat dapat mengkonsumsi daging dan

telur dari ayam kampung tersebut.

Ayam Ras Tipe Pedaging

Ayam Buras

Keluarga Ayam

Ayam Hias

Ayam Kampung

Ayam Nunukan

Ayam Kedu

Ayam Pelung

Tipe Penghibur

Tipe Dwiguna

Tipe Dwiguna

Tipe Dwiguna

Tipe Dwiguna

Tipe Petelur

Tipe Dwiguna

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

10

Manfaat ayam kampung

Manfaat ayam kampung dapat dikatakan sama dengan manfaat ayam

buras. Hal ini dikarenakan ayam kampung termasuk golongan dari ayam

buras. Ayam kampung memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat

dibandingkan ayam ras serta daging yang lebih padat dan enak. Oleh karena

itu ayam kampung memiliki peran penting dalam menyediakan protein

hewani yang dibutuhkan oleh manusia. Daging ayam kampung dapat

dikonsumsi oleh seluruh masyarakat sebagai makanan yang bergizi dan cita

rasa yang lezat.

Manfaat ayam kampung juga tidak hanya dilihat dari nilai gizi dan

kandungannya saja tetapi juga dapat dilihat dari keuntungan

pemeliharaannya. Menurut Cahyono (2002), keuntungan yang dapat

diperoleh dari peternakan ayam kampung adalah pemeliharaannya yang

tidak memerlukan teknologi tinggi namun tetap memerlukan pemeliharaan

intensif, tidak memerlukan lahan yang terlalu luas, dapat menghemat tenaga

kerja dengan kapasitas 1 orang/2000 ekor ayam, dan harga jualnya juga

lebih tinggi dibandingkan ayam ras. Kemudian manfaat secara umum

jika dilihat dari sektor peternakan, manfaat adanya pemeliharaan atau

peternakan ayam kampung ini dapat meningkatkan pendapatan sektor dari

sektor peternakan serta membuka lapangan pekerjaan bagi keluarga maupun

luar keluarga.

Penelitian Mengenai Strategi Pengembangan Usaha

Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan bagi penelitian ini adalah

penelitian mengenai strategi pengembangan komoditi agribisnis dan

komoditi non agribisnis. Acuan yang diambil dari beberapa penelitian yang

telah dilakukan ini difokuskan pada alat analisis yang digunakan untuk

menghasilkan atau merumuskan strategi pengembangan.

Penelitian yang dijadikan acuan adalah penelitian Kasim et al yang

dipublikasikan dalam Jurnal Agribisnis volume X(3) (2011) yang berjudul

strategi pengembangan sapi perah di Kabupaten Enrenkang, penelitian yang

dilakukan Wijayanti (2009) dengan judul strategi pengembangan usaha

sayuran organik (studi kasus:kelompok tani putera alam desa sukagalih,

Kecamatan megamendung, kabuaten bogor), dan penelitian yang dilakukan

oleh Yamesa (2010) tentang strategi pengembangan usaha peternakan ayam

ras petelur pada perusahaan AAPS kecamatan guguak, kabupaten 50 kota,

Sumatera barat.

Kasim et al (2011), Wijayanti (2009), dan Yamesa (2010)

merumuskan strategi pengembangan melalui tiga tahap, yaitu tahap

masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Pada tahap input,

Kasim et al (2011), Wijayanti (2009), dan Yamesa (2010) menggunakan

matriks IFE dan EFE. Sebelumnya diidentifikasi terlebih dahulu faktor –

faktor kunci seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

diidentifikasi dari lingkungan internal dan eksternal. Pada penelitian yang

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

11

dilakukan Kasim et al (2011), hasil analisis faktor internal usaha

pengembangan sapi perah menggunakan IFE diperoleh skor 3.11 yang

menunjukkan bahwa pengembangan usaha sapi perah berada pada posisi

kuat dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan EFE diperoleh skor

3.01 yang menunjukkan usaha sapi perah berada pada posisi kuat.

Sedangkan total skor matriks IFE sebesar 2.320 pada penelitian Wijayanti

(2009) menunjukkan bahwa usaha sayuran organik kelompok tani putra

alam berada pada posisi rata – rata dan total skor pada matriks EFE sebesar

3.382 menunjukkan bahwa posisi usaha sayuran organik berada pada posisi

kuat. Penelitian yang dilakukan oleh Yamesa pada tahun 2010 juga

menggunakan matriks IFE dan EFE dengan total skor IFE sebesar 2.608

yang menunjukkan posisi perusahaan AAPS adalah rata – rata dan total skor

EFE sebesar 3.396 yang menunjukkan perusahaan AAPS berada pada posisi

kuat.

Tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan (Kasim et al 2011). Pada

tahap ini, alat analisis yang digunakan oleh Kasim et al (2011) adalah

matriks IE, SWOT, SPACE, dan matriks grand strategi. Sementara

Wijayanti (2009) dan Yamesa (2010) menggunakan matriks IE dan SWOT.

Pada penelitian Kasim et al (2011) posisi strategis usaha sapi perah pada

matriks IE berada pada sel I. Posisi ini menggambarkan pengembangan

usaha sapi perah dalam kondisi Growth yang merupakan pertumbuhan itu

sendiri atau upaya difersifikasi. Sementara posisi strategis pada matriks IE

mengenai usaha yang dijadikan tempat penelitian oleh Wijayanti (2009) dan

Yamesa (2010) adalah pada sel II. Baik itu sel I atau sel II, strategi yang

cocok diterapkan adalah strategi integrasi dan intensif karena posisi strategis

usaha berada pada kondisi strategi yang tumbuh dan membangun. Pada

tahap pencocokan, strategi yang diidentifikasi dari matriks IE

dikembangkan lebih lanjut lagi menggunakan matriks SWOT sehingga

diperoleh alternative – alternative strategi untuk kemudian diprioritaskan

menggunakan matriks QSPM. Terdapat 8 alternatif strategi yang dihasilkan

menggunakan matriks SWOT untuk mengembangkan usaha sapi perah

(Kasim et al, 2011), 7 alternaif strategi untuk pengembangan sayuran

organik (Wijayanti, 2009) , dan 4 strategi untuk mengembangkan ayam ras

petelur pada perusahaan AAPS (Yamesa, 2010).

Selanjutnya, tahapan yang digunakan pada penelitian ini adalah tahap

keputusan dengan pemrioritasan strategi menggunakan matriks QSPM

(Kasim et al, 2011). Pada penelitian Kasim et al (2011), strategi yang dipilih

berdasarkan prioritas tertinggi adalah meningkatkan populasi sapi perah

dengan total atraktif skor sebesar 1.785. Sedangkan prioritas strategi untuk

mengembangkan sayuran organik adalah memperkuat dan mempertahankan

pasar yang sudah ada dengan total atraktis skor sebesar 6.327 (Wijayani,

2009). Sementara penelitian yang dilakukan Yamesa pada tahun 2010,

menyebutkan bahwa strategi yang diprioritaskan untuk mengembangkan

usaha ayam ras petelur pada perusahaan AAPS adalah peningkatan

kapasitas produksi dengan total atraktif skor sebesar 6.194.

Adanya penelitian – penelitian terdahulu ini bermanfaat untuk

menjadi acuan bagi penelitian yang akan dilakukan mengenai strategi

pengembangan usaha peternakan ayam kampung pada Kelompok Tani

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

12

Sehati. Penelitian yang akan dilakukan bermanfaat untuk melengkapi

penelitian sebelumnya dengan komoditi, tempat dan kondisi yang berbeda

tentang rumusan strategi pengembangan. Perumusan strategi pengembangan

pada penelitian yang akan dilakukan memiliki tiga tahap yaitu tahap input

berupa evaluasi faktor internal dan eksternal, kemudian tahap pencocokan

menggunakan matriks IE dan SWOT dan yang ketiga adalah tahap

pengambilan keputusan untuk pemrioritaskan strategi apa yang cocok untuk

diterapkan bagi Kelompok Tani Sehati, Desa Sirnagalih, Kecamatan

Tamansari.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis ini merupakan rangkaian teori yang dapat

digunakan dan dijadikan acuan selama penelitian ini dilakukan. Hal ini

dimaksudkan agar penelitian tetap terarah sesuai dengan tujuan semula yaitu

menyusun strategi pengembangan.

Pengertian Strategi Pengertian strategi menurut David (2009) adalah sarana bersama

tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Menurut Lesser Robert Bittel

diacu dalam Alma (2011), definisi strategi adalah suatu rencana yang

fundamental untuk mencapai tujuan perusahaan. Sementara Kenneth R

Andrews yang diacu dalam Alma (2011) juga menyatakan bahwa strategi

perusahaan merupakan pola keputusan yang akan berkaitan dengan tujuan

dan sasaran untuk mempengaruhi kebijakan serta merinci jangkauan bisnis

yang akan dikejar oleh perusahaan.

David (2009) menyatakan bahwa strategi bisnis mencakup kegiatan

penetrasi pasar, diversifikasi, pengembangan produk, ekspansi geografis,

akuisisi, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan. Strategi membutuhkan

aksi atau keputusan manajemen yang juga harus disesuaikan dengan

sumbedaya yang dimiliki oleh suatu entitas usaha. Adanya keputusan –

keputusan strategi ini akan memberikan efek pada entitas usaha sehingga

membutuhkan banyak pertimbangan. Pertimbangan – pertimbangan tersebut

adalah faktor – faktor yang berasal dari dalam maupun dari luar yang

dihadapi entitas usaha tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan

mengalokasikan sumberdaya yang ada dengan tepat dan mempertimbangkan

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman sehingga tujuan jangka

panjang dapat tercapai dan dapat memenangkan kompetisi.

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

13

Alternatif Strategi

Menurut David (2009) terdapat beberapa strategi yang dapat

dijalankan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Strategi – strategi tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Strategi Integrasi

Strategi integrasi teridri dari integrasi ke depan, ke belakang, dan

horizontal yang secara kolektif sering disebut sebagai integrasi

vertical. Strategi integrasi ini memungkinkan suatu perusahaan

atau organisasi mengontrol atau memperoleh kendali atas

distributor, pemasok, atau pesaing.

a. Strategi Integrasi ke depan, yaitu strategi yang berkaitan

dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau kendali

yang lebih besar atas distributor atau ritel.

b. Strategi Integrasi ke belakang, yaitu strategi yang

mengupayakan kepemilikan atau kendali lebih besar atas

pemasok perusahaan.

c. Strategi Integrasi Horizontal, yaitu strategi yang

mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar

atas pesaing.

2. Strategi Intensif

Strategi Intensif berkaitan dengan upaya – upaya intensif

organisasi untuk memperbaiki posisi kompetitif dengan produk

yang ada saat ini.

a. Strategi Penetrasi Pasar adalah strategi yang mengusahakan

peningkatan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang ada di

pasar saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih baik.

b. Strategi Pengembangan Pasar meliputi pengenalan produk

atau jasa yang ada saat ini ke wilayah geografis yang baru.

c. Strategi Pengembangan Produk adalah strategi yang

mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara

memperbaiki atau memodifikasi prodduk atau jasa yang ada

saat ini.

3. Strategi Diversifikasi

Dalam David (2004) menyebutkan bahwa terdapat tiga tipe strategi

diversifikasi yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal, dan

konglomerat.

a. Diversifikasi Konsentrik, yaitu dengan menambah produk

atau jasa baru tetapi berkaitan secara luas.

b. Diversifikasi Horizontal, yaitu menambah produk atau jasa

baru yang tidak berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada.

c. Diversifikasi Konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa

baru di pasar yang berbeda.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

14

4. Strategi Defensif

a. Penciutan, terjadi manakala suatu organisasi melakukan

pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset

membalik penjualan dan laba yang menurun.

b. Divestasi, yaitu organisasi menjual satu divisi atau bagiannya

guna mendapatkan modal untuk akuisisi atau investasi lebih

lanjut.

c. Likuidasi, adalah tindakan menjual seluruh asset perusahaan

secara terpisah untuk setiap nilai riilnya.

Manajemen Strategis Menurut David (2006), manajemen strategis dapat didefinisikan

sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan

mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat

mencapai tujuannya. Selain itu, manajemen strategis adalah satu set

keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi

rencana yang dirancanng untuk meraih tujuan suatu perusahaan (Pearce and

Robinson, 2008).

Dirgantoro (2001) mengatakan bahwa manajemen strategis adalah

suatu proses kesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan

dapat match dengan lingkungannya, atau dengan kata lain, organisasi secara

keseluruhan dapat selalu responsive dengan perubahan dalam lingkungan

baik itu internal maupun internal. Dirgantoro (2001) juga mengatakan

bahwa usaha untuk mengembangkan kekuatan yang ada di organisasi untuk

menggunakan atau menangkap peluang bisnis yang muncul guna mencapai

tujuan perusahaa yan tealh ditetapkan sesuai misi yang telah ditentukan juga

termasuk kedalam kegiatan manajamen strategis.

Adanya definisi – definisi diatas dapat ditarik kesamaan – kesamaan

yaitu adanya pencapaian tujuan, mengantisipasi perubahan lingkungan, dan

perumusan dan pengimplemenatasian strategi. Manfaat yang diperoleh dari

perilaku manajemen strategis menurut Pearce and Robinson (2008) adalah

meningkatkan kesejahteraan perusahaan atau organisasi. Manajemen

strategis ini bertujuan untuk mengeksploitasi, menciptakan peluang baru

yang berbeda untuk masa mendatang dengan menyediakan sasaran serta

arah yang jelas bagi masa depan organisasi sehingga organisasi yang

mengembangkan sistem manajemen strategis mempunyai kemungkinan

tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem

manajemen strategis (David, 2006).

Proses manajemen strategis menurut David (2009) terdiri dari tiga

tahap, yaitu perumusan strategi, penerapan atau implementasi strategi, dan

evaluasi strategi. Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan

misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal, identifikasi kekuatan dan

kelemahan organisasi, pencarian strategi – strategi alternatif dan pemilihan

strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Penerapan strategi mengharuskan

perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan,

memotivasi karyawan, dan mengalokasi sumberdaya sehingga strategi yang

telah diformulasikan dapat dijalankan. Semenetara evaluasi atau penilaian

strategi merupakan tahap terakhir dari dalam manajemen strategis. David

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

15

(2006) mengatakan bahwa ada tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi

yaitu meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar

strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan korektif.

Dalam penelitian strategi pengembangan usaha peternakan ayam

kampung Kelompok Tani Sehati ini, difokuskan pada tahap perumusan

strategi yang mengikuti kerangka perumusan tiga tahap menurut David

(2009). Tahapan tersebut adalah tahap masukan atau tahap input yang berisi

informasi input dasar yang dibutuhkan untuk menyusun strategi. Alat

analisis yang dapat digunakan pada tahap ini adalah Matriks Evaluasi Faktor

Internal (IFE), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), dan Matriks Profil

Kompetitif (CPM). Kemudian tahap pencocokan yang berfokus pada

penciptaan strategi alternative yang logis dengan memperhatikan faktor

internal dan eksternal utama. Alat analisis yang dapat digunakan pada tahap

ini adalah Matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (SWOT), Matriks

posisi strategis dan evaluasi tindakan (SPACE), matriks Boston Consulting

Group (BCG), matriks internal-eksternal (IE), dan matriks strategi besar

(Grand Strategi Matrix). Tahap yang terakhir yaitu tahap keputusan yang

melibatkan satu alat analisis yaitu matriks perencanaan strategis Kuantitatif

(QSPM).

Analisis Lingkungan

Lingkungan merupakan kekuatan yang ada disekitar tempat

perusahaan beroperasi yang terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan

eksternal.

Lingkungan Internal

Menurut David (2009), identifikasi atau analisis lingkungan internal

perusahaan akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Lingkungan internal yang dapat didentifikasi adalah pemasaran, keuangan,

produksi dan operasi, dan sumber daya manusia. Hunger and whelen dalam

Yenni (2007) menyatakan bahwa disebut kekuatan apabila perusahaan

memiliki faktor lingkungan internal (manajemen, pemasaran, keuangan,

produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi

manajemen) yang lebih kuat dan berbeda daripada pesaingnya. Hal ini akan

menandakan bahwa perusahaan memiliki keunggulan yang tidak dimiliki

oleh perusahaan lain dan dengan kekuatan ini, perusahaan dapat

mengembangkan kegiatan operasionalnya. Sedangkan disebut kelemahan

apabila faktor lingkungan internal (manajemen, pemasaran, keuangan,

produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi

manajemen) yang dimiliki oleh perusahaan tidak lebih baik dibandingkan

perusahaan lain. Hal ini menandakan bahwa pesaing dapat mengerjakan hal

tersebut dengan lebih baik sehingga menjadi kelemahan bagi perusahaan.

1. Manajemen

Menurut David (2006), fungsi manajemen terdiri dari lima bagian

yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi,

pengelolaan staf, dan pengendalian. Perencanaan berkaitan

dengan semua aktivitas yang terkait dengan masa depan seperti

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

16

kegiatan peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi dan

pengembangan kebijakan. Pengorganisasian berkaitan dengan

semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur pekerjaan

dan hubungan otoritas. Sementara pemberian motivasi melibatkan

usaha yang diarahkan untuk membentuk perilaku manusia.

Pengelolaan staf dipsatkan pada manajemen sumber daya manusia

yang berkaitan dengan tingkat upah, perekrutan, fasilitas kerja

dan lain – lain. Aktivitas kelima dalam aspek manajemen adalah

pengendalian atau kontrol. Kegiatan ini mengacu pada semua

aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa

hasil aktual sama dengan hasil yang diharapkan.

2. Pemasaran

Dalam David (2006), pemasaran dapat digambarkan sebagai

proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan

jasa. Menurut Kotler (2005), terdapat empat macam bauran

pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi.

3. Keuangan / Akutansi

Dalam David (2006), dinyatakan bahwa keuangan seringkali

dianggap sebagai suatu ukuran terbaik untuk posisi kompetitif dan

daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Keuangan berkaitan

dengan dana yang dibutuhkan dalam operasional perusahaan.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah kemampuan

perusahaan menghasilkan modal jangka pendek dan jangka

panjang, pengelola keuangan, struktur modal kerja, pemantauan

penyebab inefisiensi dan sistem akunting yang andal.

4. Produksi dan Operasi

Fungsi produksi / operasi dari suatu bisnis adalah mengubah input

menjadi barang dan jasa (David, 2006). Hal – hal yang perlu

diperhatikan pada aspek ini adalah proses produksi, kapasitas

produksi, persedian, tenaga kerja, dan kualitas yang ditujkan agar

barang atau jasa yang dihasilkan berkualitas tinggi.

5. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (litbang) berkiatan dengan kegiatan

pengembangan karena dianggap akan mampu menghasilkan

produk atau jasa yang memiliki keunggulan kompetitif. Oleh

karena itu, tujuan diadakanannya litbang adalah untuk

menghasilkan suatu modifikasi atau pengembangan dari produk

atau jasa untuk memberikan keunggulan kompetitif pada usaha.

6. Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen yang efektif memanfaatkan

hardware, software, model analisis, dan database komputer

(David, 2006).

Lingkungan Eksternal Analisis terhadap lingkungan eksternal akan menigidentifikasi

peluang dan ancaman dari luar perusahaan. Menurut David (2009),

mengidentifikasi peluang dan ancaman membuat suatu organisasi atau

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

17

perusahaan mempunyai misi yang jelas dan mampu merancnang strategi

untuk mencapai tujuan jangka panjang dan melaksanakan kebijakan untuk

tujuan tahunan atau jangka pendek. Menurut David, mengidentifikasi

lingkungan eksternal terdiri dari lima faktor, yaitu:

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah

daya beli masyarakat yang akan mempengaruhi kegiatanan

pemasaran yang dilakukan. Daya beli masayarakat ini akan

dipengaruhi oleh jumlah pendapatan, inflasi, harga produk, dan

lain – lain.

2. Faktor Pemerintah, dan Hukum

Faktor ini mempengaruhi pemasaran dari sisi hukum, kebijakan –

kebijakan pemerintah seperti subsisi dan undang – undang. Faktor

ini jelas pengaruhnya terhadap suatu organisasi atau perusahaan

dalam menjalankan usahanya.

3. Faktor Teknologi

Kemajuan atau peningkatan teknologi akan mempengaruhi banyak

pihak seperti produk, pemasaran, pemasok, distributor, pesaing,

konsumen, dan posisi kompetitif suatu perusahaan. Terciptanya

pasar baru dan pengembangan produk baru sebagai akibat adanya

peningkatan teknologi ini akan memberikan dampak pada posisi

kompetitif perusahaan. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi

baru akan menempatkan suatu perusahaan memiliki kekuatan

kompetitif yang lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.

Individu yang terlibat dalam kegiatan memasarkan harus tanggap

terhadap perubahan teknologi agar dapat mengetahui kebutuhan

dan keinginan konsumen serta dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen tersebut dengan baik.

4. Faktor Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan

Faktor sosial, budaya, demografis dan lingkungan ini berkaitan

dengan jumlah populasi, tingkat pendidikan, umur, dan

karakteristik masing – masing orang serta tata nilai atau norma

yang dianut oleh penduduk di lingkungan sekitar tempat usaha.

5. Faktor Kompetitif

Menganalisa faktor kompetitif in dapat dilakukan menggunakan

model lima kekuatan bersaing Porter. Lima kekuatan tersebut

adalah persaingan antarperusahaan saingan, potensi pengembangan

produk pengganti, daya tawar pemasok, potensi masuknya pesaing

baru, dan daya tawar pembeli. Model lima kekuatan bersaing

Porter dijelaskan oleh Gambar 2.

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

18

Gambar 2 Model Lima Kekuatan Persaingan Porter

Sumber : Manajemen Strategis, David (2009)

a. Persaingan antar perusahaan saingan

Menurut David (2009), kekuatan persaingan antar

perusahaan saingan merupaka yang paling hebat dari

kekuatan lainnya. Suatu perusahaan akan berhasil

menjalankan strateginya apabila telah memiliki

keunggulan kompetitif dari pesaingnya. Faktor yang

mempengaruhi kekuatan ini adalah jumlah pesaing yang

banyak, pertumbuhan industri yang lamban, biaya

penyimpanan tinggi, hambatan pengunduran diri yang

tinggi, dan perbedaan strategi yang diterapkan.

b. Potensi Pengembangan Produk Pengganti

Menurut Porter (1980), produk pengganti membutuhkan

perhatian adalah produk yang mempunyai harga atau

kualitas yang lebih bagus daripada produk industri, atau

produk yang memiliki kualitas yang sama namun memiliki

harga yang lebih rendah.

c. Daya tawar Pemasok

Mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan

mutu produk adalah kekuatan pemasok untuk

mempengaruhi industri. Hal ini akan berpengaruh

terhadap kemampulabaan industri yang tidak dapat

mengimbangi kenaikan harganya. Pemasok bagi industri

sangat erat kaitannya dengan bahan baku yang digunakan,

jasa, dan tenaga kerja bagi industri.

Potensi

Pengembangan

Produk Pengganti

Daya tawar

pemasok

Persaingan antar

perusahaan saingan

Daya Tawar

Pembeli

Potensi masuknya

pesaing baru

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

19

d. Potensi Masuknya pesaing baru

Pendatang baru yang masuk ke dalam industri akan

meningkatkan persaingan. Kekuatan ini dipengaruhi oleh

rintangan masuk pesaing baru ke dalam industry. Enam

sumber rintangan masuk bagi pesaing baru ini adalah

skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal,

biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi, dan

biaya tak menguntungkan terepas dari dari skala.

e. Daya Tawar Pembeli

Menurut Porter (1980), pembeli menekan dengan cara

menginginkan harga yang lebih murah namun dengan

kualitas dan pelayanan yang lebih baik. Pembeli akan

menjadi kuat apabila kelompok pembeli terpusat atau

membeli dalam jumlah yang besar, produk yang dibeli

dari industri merupakan biaya yang cukup besar, produk

industri sandar atau tidak terdiferensiasi, pembeli

menghadapi biaya peralihan yang kecil, pembeli mendapat

laba kecil, pembeli mempunyai informasi yang lengkap,

dan pembeli mengancam untuk melakukan integrasi balik.

Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka pemikiran operasional merupakan urutan langkah –

langkah yang akan dilakukan selama penelitian berdasarkan teori. Menurut

David (2009), tahap perumusan strategi ada tiga yaitu tahap input, tahap

pencocokan, dan tahap keputusan. Sebelum memasuki tahap input, perlu

diketahui terebih dahulu gammbaran organisasi secara umum, sehingga

dapat mengetahui visi dan misi organisasi. Dari identifikasi gambaran

umum tersebut, barulah memasuki tahap-tahap perumusan strategi tersebut.

Kerangka pemikiran operasional ini juga membantu menemukan dan

menentukan data – data apa saja yang akan digunakan serta diolah selama

penelitian. Data – data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan

kuesioner yang diberikan selama penelitian dilakukan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara dengan pihak

Kelompok Tani Sehati untuk mengidentifikasikan lingkungan internal dan

eksternal yang dihadapi. Kemudian melakukan analisis lingkungan internal

dan eksternal perusahaan untuk memperoleh faktor- faktor kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan, kemudian

melakukan wawancara kembali kepada Kelompok Tani Sehati untuk

penentuan bobotan dan peringkat. Hasil pembobotan dan pemeringkatan ini

akan dimasukkan ke Matriks IFE dan EFE. Hasil dari Matriks IFE dan EFE

akan menjadi input untuk Matriks IE. Hasil penentuan posisi kelompok pada

Matriks IE akan menjadi dasar dalam perumusan strategi menggunakan

Matrisk SWOT. Maka selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

20

alternatif strategi pengembangan untuk diterapkan oleh kelompok

menggunakan Matriks SWOT.

Kemudian setelah mendapatkan alternatif beberapa startegi,

dilakukan wawancara kembali dengan pihak Kelompok Tani Sehati untuk

memutuskan alternatif prioritas strategi yang tepat bagi kelompok. Tahap

keputusan ini menggunakan alat analisis matirks QSPM. Oleh karena itu,

kerangka pemikiran operasional jika digambarkan dalam bentuk skema akan

dijelaskan oleh Gambar 3.

Gambar 3 Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pengembangan Ayam

Kampung Kelompok Sehati

Penentuan Posisi Strategis Perusahaan (Matriks IE)

Perumusan Alternatif Strategi (Matriks SWOT)

Pemrioritasan Alternatif Strategi (Matriks QSPM)

Rekomendasi Strategi Pengembangan

Usaha Peternakan Ayam Kampung

Kelopok Tani Sehati

Matriks IFE Matriks EFE

Kelompok Tani Sehati mengalami permasalahan dari aspek

manajemen sumber daya manusia, pemasaran dan kegiatan

budidaya

Strategi Pengembangan untuk keberlanjutan Usaha

Analisis Faktor Internal (tahap input)

Manajemen

• Pemasaran

• Keuangan/akuntansi

• Produksi/operasi

• Penelitian dan Pengembangan

• Sistem Informasi Manajemen

Analisis Faktor Eksternal (tahap

input)

Ekonomi

• Sosial, budaya, demografi, dan

lingkungan

• Politik, hukum, dan pemerintah

• Teknologi

Visi dan Misi Kelompok Tani Sehati

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

21

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian tentang strategi pengembangan dilakukan pada

kelompok Tani Sehati di Desa Sirnagalih, Kecamatan Tamansari,

Kabupaten Bogor. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa Kelompok Tani Sehati membudidayakan ayam

kampung dengan pemeliharaan intensif dan dalam jumlah besar

dibandingkan masyarakat lainnya.

Jenis dan Sumber Data

Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer

bersumber langsung dari dua orang responden yaitu ketua Kelompok Tani

Sehati dan satu orang anggota Kelompok Tani Sehati. Data primer

diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam

bentuk kuisioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder

dikumpulkan dari instansi terkait seperti Direktorat Jendral Peternakan

Departemen Pertanian, Biro Pusat Statistik, dan data monografi desa yang

menjadi lokasi penelitian. Selain itu juga didapatkan dari beberapa literatur,

baik dari website internet maupun literatur di Perpustakaan Institut

Pertanian Bogor, yang berupa hasil- hasil penelitian yang pernah dilakukan

berkaitan dengan penelitian ini.

Metode Pemilihan Responden

Pemilihan responden untuk mengisi kuesioner dilakukan secara

sengaja (purposive). Kuesioner yang diberikan berkaitan dengan kondisi

internal dan eksternal kelompok, baik itu kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman bagi Kelompok Tani Sehati. Jumlah responden sebanyak dua

orang diambil dengan pertimbangan responden yang diberikan kuesioner

dianggap mampu dan mengetahui secara keseluruhan kondisi kelompok tani

sehati. Selain itu, responden juga memiliki pengaruh besar terhadap

pengambilan keputusan atau penentu kebijakan yang berkaitan dengan

aktivitas operasional kelompok sehati.

Metode Analisis Data

Data primer dan sekunder yang telah terkumpul tersebut akan dihitung

menggunakan computer (software Microsoft Excel) dan kalkulator untuk

kemudian dimasukkan ke dalam tabel, gambar, dan uraian. Menurut David

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

22

(2009), teknik perumusan strategi dapat diintegrasikan dalam kerangka

pengambilan keputusan tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan

tahap keputusan. Pada penelitian tentang perumusan strategi pengembangan

yang akan dilakukan, tahap perumusan mengikuti teknik perumusan strategi

tersebut. Pada Tahap input akan digunakan matriks evaluasi faktor internal

(IFE) dan matriks evaluasi faktor eksternal (EFE). Tahap selanjutnya yaitu

tahap penyocokona menggunakan matriks internal eksternal (IE) dan

matriks keuatan kelemahan peluang dan ancaman (SWOT). Tahap

keputusan adalah tahap yang ketiga dan menggunakan matriks perencanaan

strategis kuantitatif (QSPM).

Tahap Input

Tahap input digunakan untuk menghasilkan informasi sebagai input

dasar untuk tahap pencocokan yaitu matriks IE dan SWOT. Tahapan ini

akan menghasilkan apa saja kekuatan dan kelemahan dari matriks evaluasi

faktor internal (IFE) serta peluang dan ancaman suatu usaha dari matriks

evaluasi faktor eksternal (EFE).

Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) merangkum faktor – faktor

dari dalam lingkungan usahanya.

Tabel 7 Matriks IFEa

Faktor Kunci Internal Bobot Peringkat Skor (Bobot xPeringkat)

Kekuatan :

Kelemahan :

Total aSumber : Manajemen Strategis, David (2009)

Adapun langkah – langkah untuk membuat matriks IFE menurut

David (2009) adalah :

1. Membuat daftar faktor internal utama yang telah diidentifikasi

sebelumnya.

2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor internal.

Pemberian bobot matriks IFE menggunakan metode “paired

comparison” dengan skala untuk penentuan bobot setiap faktor

adalah 1, 2, dan 3 dimana

1 = jika horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = jika horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bentuk penilaian pembobotan masing – masing faktor internal

akan ditunjukkan oleh Tabel 8.

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

23

Tabel 8 Penilaian Pembobotan Matriks IFE

Faktor Internal A B C … Total

A

B

C

Total

Bobot setiap faktor internal diperoleh melalui rumus berikut ini ;

Keterangan :

ai = bobot faktor ke-i

Xi = nilai faktor ke-i

i= 1,2,3…n

n= jumlah faktor yang didentifikasi

3. Memberi peringkat atau rating masing – masing faktor internal

dengan nilai 1 sampai 4. Nilai 1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 =

kuat, 4 = sangat kuat. Dengan catatan, kekuatan harus mendapat

nilai 3 dan 4 sementara nilai 1 dan 2 untuk kelemahan.

4. Mengalikan bobot dengan peringkat untuk menghasilkan skor

bobot masing – masing faktor internal.

5. Menjumlahkan skor bobot masing – masing faktor untuk

memperoleh skor bobot total..

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) merangkum faktor – faktor

eksternal yaitu ekonomi, sosial, demografis, lingkungan, teknologi politik,

dan kompetitif. Adapun langkah – langkah untuk membuat matriks evaluasi

faktor eksternal (EFE) menurut David (2009) adalah :

1. Membuat daftar faktor eksternal utama berupa peluang dan

ancaman yang telah diidentifikasi sebelumnya.

2. Memberi bobot pada masing – masing faktor utama. Pemberian

bobot menggunakan metode “paired comparison” dengan skala

untuk penentuan bobot setiap faktor adalah 1, 2, dan 3 dimana

1 = jika horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = jika horizontal sama penting daripada indikator vertikal

3 = jika horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Tabel 9 akan menunjukkan bentuk penilaian pembobotan masing –

masing faktor eksternal.

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

24

Tabel 9 Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan

Faktor

Eksternal A B C … Total

A

B

C

Total

Bobot setiap faktor eksternal diperoleh melalui rumus berikut ini :

Keterangan :

ai = bobot faktor ke-i

Xi = nilai faktor ke-i

i= 1,2,3…n

n= jumlah faktor yang didentifikasi

3. Memberikan peringkat atau rating dari setiap faktor eksternal

dengan nilai 1 hingga 4 dengan nilai 1 = respon dibawah rata –

rata, 2 = respon rata rata, 3 = respon diatas rata – rata, dan 4 =

respon sangat bagus.

4. Mengalikan bobot dengan rating atau peringkat untuk memperoleh

skor bobot.

5. Jumlahkan skor rata – rata setiap faktor untuk memperoleh skor

bobot total.

Menurut David, skor bobot total tertinggi adalah 4,0 yang

mengindikasikan bahwa perusahaan mampu merespon dengan baik peluang

dan acaman yang ada. Sedangkang skor terendah adalah 1,0 yang

mengindikasikan strategi perusaaan tidak mampu memanfaatkan peluang

dan menghindari ancaman yang ada. Matriks EFE ditunjukkan oleh Tabel

10.

Tabel 10 Matriks EFEa

Faktor Kunci Eksternal Bobot Peringkat Skor (Bobot xPeringkat)

Peluang :

Ancaman :

Total aSumber : Manajemen strategis, David (2009)

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

25

Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan ini menggunakan matriks IE dan Matriks SWOT.

Hasil yang diperoleh dari Maktriks IFE dan EFE dimasukkan ke dalam

matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Menurut david (2009),

matriks IE mempunyai dua dimensi kunci yaitu skor bobot IFE total pada

sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Skor tersebut dibagi

kedalam tiga tingkatan. Menurut David (2009), sumbu x yang menyatakan

skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang

lemah; skor 2,0 sampai 2,99 menunjukkan posisi internal yang sedang; dan

skor 3,0 sampai 4,0 adalah skor kuat. Sementara pada sumbu y yang

menyatakan skor bobot EFE dari 1,0 sampai 1,99 dipandang rendah; skor

dari interval 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan skor pada interval 3,0

sampai 4,0 dianggap tinggi.

Matriks IE mempunyai Sembilan sel yang dapat dibagi menjadi tiga

bagian besar. Masing – masing bagian memiliki implikasi strategi yang

berbeda-beda (David 2009). Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Matriks IE

Sumber : Manajemen Strategis, David (2009)

Menurut David (2009), sel I, II, dan IV digambarkan sebagai tumbuh

dan membangun (grow and build). Strategi yang cocok digunakan pada

posisi ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan produk,

dan pengembangan pasar), atau strategi yang integratif (integrasi ke depan,

ke belakang, dan horizontal). Sementara sel III,V atau VII digambarkan

sebagai menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Strategi yang

cocok untuk digunakan pada posisi ini adlah strategi penetrasi pasar dan

pengembangan produk. Sementara sel VI, VII, atau IX adalah panen atau

divestasi (harvest or divest).

Total Nilai IFE yang Dibobot

Total

Nilai

EFE

yang

Dibobot

Kuat

3,0-4,0

Rata-Rata

2,0-2,99

Lemah

1,0-1,99

Tinggi

3,0-4,0

I II III

Sedang

2,0-2,99

IV V VI

Rendah

1,0-1,99

VII VIII IX

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

26

Setelah memperoleh hasil dari pemetaan matriks IE, tahap

selanjutnya adalah menggunakan matriks SWOT (Strengths-Weasknesses-

Opportunities-Threats). Menurut David (2009), matriks SWOT adalah alat

pencocokan yang penting yang menghasilkan empat jenis strategi, yaitu :

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities), yaitu dengan menggunakan

kekuatan internal untuk memanfaatkan atau menarik keuntungan

dari peluang eksternal.

2. Strategi WO (weaknesses-Opportunies), yaitu strategi yang

bertujuan untuk mengatasi kelemahan internal dengan

memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

3. Strategi ST (Strenghts-Threats), bertujuan untuk menggunakan

kekuatan internal untuk mencegah atau mngurangi terjadinya

dampak acaman dari luar.

4. Strategi WT (Weaknesses-Threats), adalah strategi yang defensif

untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman

eksternal.

Matriks SWOT ini memiliki Sembilan sel dengan empat sel faktor

utama, empat sel strategi dan satu sel kosong pada sudut kiri atas. Membuat

matriks SWOT ini didahului dengan membuat daftar peluang , ancaman,

kekuatan, dan kelemahan utama perusahaan, kemudian menyocokan strategi

dengan memadukan kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman tersebug

sehingga akan muncul beberapa alternatif strategi yang terdidiri dari empat

jenis, yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT (David, 2009). Matriks SWOT

akan ditunjukkan oleh Tabel 11.

Tabel 11 Matriks SWOTa

STRENGHTS (S)

Daftar Kekuatan

WEAKNESES (W)

Daftar Kelemahan

OPPORTUNITIES

(O)

Daftar Peluang

STRATEGI S-O

Gunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

eksternal yang ada

STRATEGI W-O

Mengatasi kelemahan

internal dengan mencoba

memanfaatkan peluang

THREATHS (T)

Daftar Ancaman

STRATEGI S-T

Gunakan kekuatan

perusahaan untuk

menghindari dampak dari

ancaman eksternal

STRATEGI W-T

Meminimumkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

eksternal aSumber : Manajemen Strategi, David 2009

Tahap Keputusan

Tahap terakhir yaitu tahap pembuatan keputusan dimana pembuat

keputusan harus menentukan strategi apa yang akan digunakan. Menurut

David (2009), teknik yang digunakan pada tahap ketiga ini menggunakan

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). Teknik ini menurut

David (2009) secara objektif menunjukkan mana strategi yang terbaik. Hal

ini dikarenakan QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

27

strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan

internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Matriks QSPM

akan ditunjukkan oleh Tabel 12.

Tabel 12 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)a

Faktor – Faktor Utama Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang

Ancaman

Kekuatan

Kelemahan

Total aSumber : Manajemen Strategis, David 2009

Tabel 12 menunjukkan matiks QSPM yang langkah – langkah

pembuatannya menurut David (2009) adalah sebagai berikut :

1. Membuat daftar peluang dan ancaman serta kekuatan dan

kelemahan di kolom sebelah kiri. Minimal sepuluh faktor internal

dan eksternal dimasukkan ke dalam QSPM yang diperoleh dari

matriks IFE dan EFE.

2. Memberi bobot pada setiap faktor baik itu internal maupun

eksternal. Bobot yang diberikan sama dengan bobot pada matriks

IFE dan EFE.

3. Mencermati matriks – mtriks SWOT dan IE pada tahap dua dan

mengidentifikasi strategi alternatif yang harus dipertimbangkan.

Strategi tersebut dicantumkan dalam matriks QSPM.

4. Menentukan skor daya tarik (AS) yang didefinisikan sebagi nilai

numerik yang merepresentasikan daya tarik relative setiap strategi.

Skor daya tarik 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara

logis menarik , dan 4 = sangat menarik (David dalam Sari, 2012).

5. Menghitung skor daya tarik total (TAS). TAS merupakan hasil

perkalian bobot dengan skor daya tarik (AS). Semakin tinggi TAS,

maka strategi semakin menarik.

6. Menghitung jumlah keseluruhan daya tarik total dari setiap

alternatif strategi. Skor yang lebih tinggi menunjukkan bahwa

alternatif strategi semakin menarik dan menjadi prioritas.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

28

Kondisi Umum Wilayah Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Desa Sirnagalih yang berada di wilayah

Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Luas wilayah Desa Sirnagalih

adalah 177.18 Ha yang terbagi menjadi empat dusun, 12 RW, dan 52 RT.

Dari 177.18 Ha tersebut, wilayah Desa Sirnagalih dimanfaatkan sebagai

perumahan seluas 59.60 Ha, untuk areal sawah seluas 48.80 Ha, areal kebun

atau ladang seluas 49.90 Ha perkantoran 0.8 Ha, kolam atau empang seluas

0,20 ha, sedangkan sisanya dipakai untuk keperluan umum seperti tempat

peribadahan, bangunan pendidikan, jalan, lapangan olahraga, dan

pemakaman.

Batas – batas wilayah Desa Sirnagalih adalah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kota Batu;

2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Sukamantri

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tamansari

4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Pasir Eurih.

Jumlah penduduk Desa Sirnagalih saat ini sebesar 12 461 jiwa

dengan 6 433 laki – laki dan 5 936 perempuan. Mayoritas penduduk Desa

Sirnagalih beragama islam dan merupakan penduduk asli daerah. Dari total

jumlah angkatan kerja yang dimiliki Desa Sirnagalih, 4 162 diantaranya

telah mengenyam bangku pendidikan. Dari 4 162 jiwa tersebut, sebanyak 2

174 jiwa atau sebesar 52.23 % telah menamatkan pendidikan tingkat SMA /

sederajat yang terbagi lagi menjadi 358 jiwa tamat akademi dan perguruan

tinggi sebanyak 212 jiwa. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Desa

Sirnagalih memiliki jenjang pendidikan yang baik dan memiliki kualitas

sumber daya manusia yang baik.

Sebanyak 297 orang penduduk Desa Sirnagalih yang berprofesi

sebagai petani yang juga termasuk peternak. Salah satu komoditi yang

dibudidayakan di Desa Sirnagalih adalah ayam buras jenis ayam kampung.

Data dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) menggambarkan bahwa sebagian

besar ayam buras yang dipelihara oleh rumah tangga dengan rata – rata

dibawah seratus ekor per rumah tangga peternak dengan total populasi ayam

kampung di Desa Sirnagalih sebesar 4 098 ekor.

Gambaran Umum Kelompok Tani Sehati

Kelompok tani sehati didirikan pada 23 Oktober 2010. Pada awalnya,

kelompok ini berdiri atas inisiatif Bapak Mahpudin bersama teman –

temannya untuk mengembangkan peternakan khususnya ayam kampung di

Desa Sirnagalih, namun kelompok belum berdiri secara resmi. Kemudian

setelah mendapatkan sosialisasi dan informasi dari Unit Pelaksana Teknis

Peternakan, Bapak Mahmudin disarankan untuk meresmikan kelompok.

Keberadaan kelompok ini semakin diperkuat dengan dikukuhkannya

kelompok pada awal 2012 yaitu tepatnya pada tanggal 10 Januari 2012.

Salah satu anggota kelompok yaitu Ibu Hj Tati Idawati yang

memegang jabatan sebagai bendahara Kelompok Tani Sehati merupakan

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

29

tokoh yang aktif di di kegiatan sosial dan sering pergi ke Dinas Peternakan

mendengar bahwa ada informasi mengenai bantuan dana dari Pemerintah

untuk membangun dan memberdayakan masyarakat yang mempunyai

profesi sebagai petani. Kegiatan pemerintah tersebut adalah program

Sarjana Membangun Desa (SMD). Pengajuan dana melalui program SMD

ini dengan mengajukan proposal yang dibuat oleh Kelompok Tani Sehati.

Bantuan dana dari pemerintah yang diterima adalah sebesar 150 juta rupiah.

Berdasarkan wawancara dengan pihak Kelompok Tani Sehati, alasan

pemilihan ayam kampung sebagai komoditas yang dibudidayakan adalah

pemeliharaan yang tidak terlalu sulit dan cocok untuk diusahakan pada skala

usaha kecil jika dibandingkan dengan ayam ras walaupun membutuhkan

waktu yang lebih lama yaitu tiga bulan mulai dari pembersihan kandang

hingga panen. Selain itu, ayam kampung memiliki harga jual yang lebih

tinggi. Kendala utama dalam pemeliharaan ayam kampung adalah penyakit

yang diakibatkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu.

Kelompok tani sehati telah memiliki struktur organisasi yang juga

dibentuk ketika pengukuhan. Adanya struktur organisasi ini ditujukan untuk

mempermudah pelaksanaan atau operasional peternakan ayam kampung di

kelompok tani sehati tersebut serta membuat pembagian tugas menjadi lebih

jelas.

Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani Sehati

Pembina

Dewi lesatri S.Tp

Anggota

Hasan

Anggota

1. Muhtar

2. Dedi

Anggota

Adi

Pelindung (Kepala

Desa Sinar Galih)

Ugan Sugandi

Ketua Kelompok

Mahpudin

Bendahara

Hj. Tati I

Sekretaris

Epi Rudaepi

Unit Pemasaran

Bowo

Unit Budidaya

Udin

Unit Sapronak

Sarwono

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

30

Kelompok tani sehati pada awalnya memiliki sepuluh orang anggota.

Namun hingga saat ini yang masih bertahan sebanyak empat orang. Hal ini

dikarenakan enam orang lainnya tidak bertanggung jawab terhadap

kelompok, dalam artian bertindak curang terhadap kelompok sehingga

menyebabkan pemberhentian secara paksa oleh ketua terhadap anggota

kelompok tersebut. Alasan lainnya adalah adanya kelalaian anggota dalam

kegiatan budidaya ayam menyebabkan ayam kampung yang dipelihara

mengalami kematian. Kelalaian tersebut seperti tidak menjalankan tugas

mengikuti jadwal yang telah diberikan sehingga ayam tidak diberi makan

dan dikontrol. Hal inilah yang menyebabkan anggota kelompok tani sehati

akhirnya tinggal empat orang.

Dari empat orang tersebut, dibagi tugas dengan mengikuti jadwal

yang telah dietentukan bersama. Pembagian tugas untuk pemeliharaan ayam

yaitu dengan pembagian waktu kerja. Pemberian pakan dan pengaturan suhu

pemanas pada pagi hari dari pukul 08.00 hingga 10.00 dilakukan oleh ketua

kelompok yaitu Bapak Mahpudin, kemudian pada siang hari dengan tugas

pengaturan suhu pemanas dan melihat dan mengawasi kondisi untuk

menjaga agar ayam tidak bertumpuk dari rentang waktu 12.00 hingga 15.00

dilakukan oleh Bapak Dedi, kemudian pemberian pakan pada sore hari dan

mengatur suhu pada pemanas dilakukan oleh Bapak Epi. Baru kemudian

pengawasan dan pengaturan suhu pemanas ayam pada malam hari dilakukan

oleh ketiganya. Sementara Ibu Tati bertugas dalam hal pencatatan atau

administrasi kelompok.

Kelompok tani sehati memiliki tiga kandang ternak dengan ukuran 6

x 15 m, 6 x 13 m, dan 4 x 5 m. Sistem pemeliharaan dilakukan secara

bersama dalam kandang yang sama dan jumlah ayam yang sama. Hal ini

berarti masing anggota tidak memiliki ayam sendiri atau pribadi karena

semua ayam yang dibudidayakan merupakan milik bersama. Selain

kandang, fasilitas lain yang dimiliki adalah gudang penyimpanan pakan,

serta peralatan – peralatan untuk pemeliharaan ayam seperti tempat minum,

tempat pakan, tempat obat, pemanas, dan lain – lain.

Visi dan Misi Kelompok

Pada awal pembentukan, kelompok tani sehati merumuskan visi dan

misi kelompok Kelompok tani sehati ini memiliki visi menyejahterakan

seluruh anggota kelompok. Untuk mencapai visi tersebut kelompok

merumuskan misi yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

beternak sehingga kehidupan anggota lebih sejahtera dengan adanya

peningkatan produktivitas dan pendapatan, membangun kerjasama antar

anggota untuk mengelola sumberdaya untuk mencapai kesejahteraan

kelompok, serta menjadikan kelompok sebagai kelompok mandiri dengan

sistem kekeluargaan.

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

31

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Lingkungan Usaha Peternakan Ayam Kampung Kelompok

Tani Sehati

Lingkungan Internal

Setiap organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam berbagai

bidang. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan ini perlu dilakukan

evaluasi terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan serta meninjau

kemampuan yang dapat diunggulkan yang dimiliki oleh kelompok.

Lingkungan internal terdiri dari pemasaran, keuangan, produksi dan operasi,

manajemen, penelitian dan pengembangan, serta system informasi

manajemen.

1. Manajemen

Menurut David (2009), fungsi manajemen terdiri lima aktivitas dasar

yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staf, dan

pengendalian. Perencanaan berperan dalam pengalokasian segala sumber

daya yang digunakan untuk pencapaian hasil yang diinginkan. Kegiatan

manajemen berkaitan dengan sumber daya manusia yang terlibat

didalamnya. Pada awal pembentukan, sumber daya manusia yang ada di

kelompok berjumlah sepuluh orang. Namun, saat ini anggota kelompok

yang bertahan sebanyak empat orang. Adapun untuk penunjukkan staf,

memang telah ada struktur organisasi yang telah disusun. Namun, dalam

pelaksanaannya, ketua kelompok berperan atau terlibat dalam semua

kegiatan kelompok mulai dari pembelian DOC, pemeliharaan ayam hingga

pemasaran. Artinya, kelompok belum memiliki atau melakukan

pendistribusian tanggung jawab dengan lebih baik. Ketua kelompok ini

dibantu oleh tiga orang anggota dengan rincian tugas dua orang terlibat

dalam budidaya dan pemasaran, dan satu orang pada bagian pencatatan atau

administrasi kelompok. Begitu pula dengan kegiatan perencanaan dan

pengendalian. Kegiatan ini belum terlihat atau terbagi dengan jelas. Hal ini

membuktikan bahwa kelompok belum memiliki kegiatan atau proses

manajemen yang cukup baik.

Saat ini, motivasi yang dimiliki anggota cukup baik, karena masih

tetap bertahan untuk terus mengusahakan ayam kampung walaupun terjadi

beberapa kendala. Motivasi yang selama ini dimiliki didasarkan pada

kesepakatan kelompok untuk terus mengusahakan kesejahteraan anggota,

apalagi kegiatan ini didukung oleh pemerintah dalam bentuk pemberian

modal.

2. Pemasaran

Ayam Kampung dijual dengan satuan kilogram dan dalam kondisi

masih hidup. Kelompok tani sehati biasanya menjual untuk konsumen lokal

saja. Konsumen lokal yang membeli berasal dari lingkungan sekitar daerah

Bogor dan membeli dalam jumlah yang tidak banyak. Pembelian ayam

kampung dalam jumlah yang banyak biasanya berasal dari Tangerang,

Sukabumi, dan Kebun Jeruk. Penjualan ayam kampung yang selama ini

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

32

dilakukan masih bertahap, artinya ayam kampung terjual tidak sekaligus

dalam jumlah yang banyak.

Selain itu, adanya keterbatasan tenaga kerja juga menyebabkan

kegiatan pemasaran menjadi kurang lancar. Keterbatasan diakibatkan karena

hingga saat ini anggota kelompok yang aktif berjumlah empat orang dan

seluruh kegiatan usaha baik itu dari kegiatan budidaya hingga pemasaran

menjadi tanggung jawab ketua kelompok. Anggota kelompok hanya sebatas

bekerja untuk kegiatan budidaya.

Untuk harga, kelompok sehati mengikuti harga yang berada di pasar.

Harga ayam kampung yang dijual rata – rata adalah Rp 27 000,00 per

kilogram. Untuk harga tertinggi yang diterima adalah Rp 30 000,00 per

kilogram sedangkan harga terendah adalah Rp 24 000,00 per kilogram.

Kegiatan distribusi yang dilakukan selam ini adalah tanggung jawab

pembeli karena pembeli datang langsung ke lokasi peternakan dan

membawa ayam kampung yang beli dengan biaya sendiri. Lokasi

peternakan ayam kampung Kelompok Tani Sehati ini mudah dijangkau

karena akses jalan masuk cukup lebar. Lokasi peternakan yang dipilih

kelompok dapat dikatakan strategis karena akses jalan cukup baik hingga

mampu dijangkau oleh konsumen dan lokasi cocok untuk pemeliharaan

ayam kampung. Hal ini dikarenakan, selain jauh dari pemukiman warga,

lokasi juga mendukung untuk menjaga agar ayam tidak stress karena jarang

adanya gangguan suara seperti suara motor, mobil, dan suara warga yang

berinteraksi yang dapat membuat ayam stress.

3. Keuangan

Kondisi sumber keuangan kelompok sehati dapat dikatakan cukup

baik. Hal ini dikarenakan, kelompok memperoleh modal dari pemerintah.

Saat ini pencatatan yang dilakukan oleh kelompok masih tergolong

pencatatan yang sederhana. Hal ini dikarenakan pencatatan yang dilakukan

terbatas pada pencatatan pemasukan dan pengeluaran saja. Pencatatan

tersebut belum terkomputerisasi. Jadi hanya dicatat di buku keuangan dan

belum terpisah antar biaya investasi dan biaya operasionlanya. Hal ini

menyebabkan kelompok mengalami kesulitan dalam memprediksi

keuntungan yang diperoleh karena komponen biayanya tidak dipisah.

4. Produksi dan Operasi

Kelompok sehati memlilih ayam buras (bukan ras) jenis ayam

kampung untuk dibudidayakan dan kemudian dijual. Kegiatan budidaya ini

berlangsung kurang lebih tiga bulan yang dimulai dari pembersihan kandang

hingga panen. Hingga saat ini, kelompok telah melalui dua musim ternak

dan saat ini sedang menjalankan musim ketiga.

Untuk kegiatan budidaya sendiri diawali dengan pembersihan

kandang sehingga steril dan tidak memiliki penyakit. Kegiatan pembersihan

kandang dilakukan dengam menyemprot kandang menggunakan cairan

disinfektan. Penyemprotan dilakukan selama satu kali seminggu selama tiga

minggu. Pada minggu ketiga, barulah DOC (day old chick) masuk. DOC

dimasukkan ke dalam kandang yang telah disediakan pemanas untuk

menjaga agar ayam tetap hangat dan tidak mati. Tidak semua bagian atau

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

33

luas kandang digunakan untuk budidaya tahap DOC ini, lebar kandang yang

digunakan secukupnya untuk DOC dan jangkauan pemanas. Setiap hari,

kandang yang telah dibatasi dan digunakan untuk DOC dilebarkan sedikit

demi sedikit atau sekitar penambahan panjang satu meter untuk

mengimbangi pertumbuhan ayam.

Pemanas yang digunakan oleh Kelompok Tani Sehati adalah pemanas

semawar. Menurut (Harianto dan Krista, 2013), pemanas semawar adalah

pemanas yang baik dibandingkan pemanas lainya yaitu gasolek, kayu bakar,

batu bara, dan lampu bohlamp. Pemanas semawar dapat memanaskan

hingga 500 DOC dan panas yang dikeluarkan berupa uap panas.

Penggunaan pemanas sewar ini juga tidak sulit dan tidak berbahaya baik

untuk ayam maupun penggunanya yaitu anggota Kelompok Tani Sehati.

Pemberian pakan dilakukan setiap pagi dan sore hari. Saat ini kelompok

menerapkan pemberian jumlah pakan berbeda setiap harinya, dalam artian

pakan yang diberikan mengalami penambahan jumlah. Jenis pakan yang

diberikan adalah pakan pabrik Sinta BR21 E dengan protein 21 %.

Sedangkan jenis vitamin yang digunakan untuk budidaya ayam

kampung adalah vitacit dan cochivet. Vitamin ini diberikan ketika ayam

terlihat lemas atau tidak lincah. Vaksin yang digunakan adalah vaksin

gumboro dan NDB 1 dan 2. Vaksin ini diberikan untuk pencegahan

terhadap penyakit. Secara umum pemeliharaan ayam kampung dibagi

menjadi dua, yaitu pemeliharaan masa starter dan masa finisher. Masa

starter dimulai dari pembersihan kandang hingga pemeliharaan minggu

keempat. Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemberian pakan, mengatur

pemanas, menutup kandang dengan tirai atau terpal, memberikan vaksin,

dan pengaturan kepadatan kandang agar ayam tidak bertumpuk. Masa

finisher pemeliharaan ayam dimulai dari minggu kelima hingga panen.

Pemeliharaan masa finisher ini juga sama dengan masa starter,

perbedaannya hanya terletak pada jumlah pakan yang diberikan berbeda.

Selain itu, pada masa finisher juga tirai penutup kandang mulai dibuka pada

siang hari dan ditutup kembali pada malam harinya atau saat hari hujan.

Pada dasarnya pemeliharaan ayam kampung dapat dikatakan lebih mudah

jika dibandingkan dengan ayam ras.

5. Penelitian dan Pengembangan

Hingga saat ini, kegiatan penelitian dan pengembangan belum

dilakukan. Penelitian dan pengembangan ini merupakan faktor yang

mempengaruhi pengembangan produk, baik dari segi bentuk maupun

kualitas dari produk itu sendiri. Belum adanya kegiatan ini karena

terbatasnya sumberdaya manusia yang dimiliki dan usaha kelompok masih

tergolong usaha kecil.

6. Sistem informasi Manajemen

Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis dan menyediakan

landasan bagi semua keputusan manajerial. Saat ini, kelompok belum

memiliki situs resmi karena belum mampunya sumberdaya manusia untuk

mengelola situs tersebut. Selain itu, kelompok merasa bahwa situs resmi

belum diperlukan untuk pengembangan usahanya saat ini.

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

34

Oleh karena itu, berdasarkan identifikasi lingkungan internal

kelompok tani sehati dapat ditentukan kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki oleh kelompok. Adapun kekuatan yang dimiliki adalah :

1. Sumber modal usaha berasal dari pemerintah.

Sumber modal jelas menjadi kekuatan bagi Kelompok Tani Sehati.

Hal ini dikarenakan kelompok mendapat bantuan dana dari

pemerintah yang tidak harus dikembalikan. Artinya kelompok ttidak

memiliki beban hutang yang harus dibayarkan. Selain itu, jumlah

bantuan dana sebesar 150 juta dapat dikatakan cukup besar untuk

membiayai seluruh kegiatan investasi maupun operasional kelompok

untuk jangka pendek. Adanya modal ini membuat kelompok tidak

mengalami kesulitan dalam menentukan atau memutuskan semua hal

yang berkaitan dengan keterbatasan dana.

2. Teknologi yang digunakan sudah baik.

Kelompok dapat mengatur dan menentukan teknologi apa yang akan

digunakan selama pemeliharaan ayam kampung dilakukan. Saat ini

teknologi yang digunakan kelompok adalah pemanas semawar yang

merupakan pemanas dengan kualitas terbaik untuk pemeliharaan

ayam kampung. Pemanas semawar tersebut mudah diakses dan

mudah pula untuk diterapkan oleh kelompok karena tidak

memerlukan keahlian khusus dalam pengoperasiannya. Oleh karena

itu, teknologi ini merupakan kekuatan bagi kelompok tani sehati.

3. Adanya keinginan dan motivasi yang kuat dari anggota untuk

melakukan usaha budidaya ayam kampung.

Keinginan dan motivasi yang kuat dari anggota merupakan kekuatan

yang dimiliki oleh kelompok tani ehati. Hal ini dikarenakan

kelompok telah mengalami masa – masa sulit dalam pemeliharaan

ayam. Masa sulit tersebut adalah ketika hamper seluruh ayam

kampung yang dibudidayakan dan telah memasuki masa panen

mengalami kematian secara mendadak. Namun, anggota kelompok

yang saat ini mengelola peternakan tersebut tidak putus asa dan terus

mencari informasi mengenai pemeliharaan ayam kampung yang baik

dan benar. Sehingga pada siklus yang sekarang tengah dijalankan

tidak terdapat kesalahan seperti siklus sebelumnya. Hal ini

membuktikan bahwa keinginan dan motivasi yang kuat dari anggota

kelompok untuk terus mengembangkan usaha ayam kampung yang

saat ini sedang dijalankan. 4. Lokasi yang strategis untuk pemeliharaan ayam kampung secara

intensif. Lokasi peternakan ayam kampung yang dilakukan oleh kelompok

tani sehati jauh dari pemukiman warga. Hal ini menyebabkan tidak

ada protes dari masyarakat sekitar mengenai keberadaan peternakan

yang menimbulkan bau dan mengganggu masyarakat. Meskipun jauh

dari pemukiman warga, akses ke kelompok tani sehati dapat

dikatakan cukup mudah sehingga dalam proses pendistribusiannya

tidak mengalami kesulitan yang cukup besar.

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

35

Adapun beberapa kelemahan yang dapat didentifikasi dari kelompok

tani sehati adalah :

1. Sumberdaya manusia yang dimiliki kurang terampil.

Tingkat pengetahuan baik itu untuk budidaya ayam kampung maupun

dilihat dari tingkat pendidikan anggota kelompok dapat dikatakan

cukup rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingkat kematian

ayam yang tinggi akibat kelalaian atau ketidaktahuan cara

penggunaan obat yang tepat oleh ketua maupun anggota kelompok

tani. Hal ini disebabkan dari empat anggota yang aktif saat ini,

tedapat dua orang yang memiliki pengalaman dalam peternakan

ayam. Namun, ayam yang dipelihara sebelumnya ayam ras pedaging

yang notabene dalam kegiatan budidayanya berbeda dengan ayam

buras jenis ayam kampung. Selain itu, tingkat pendidikan anggota

kelompok yang sebagian besar lulus sekolah dasar, menyebabkan

anggota kurang terampil dalam hal manajemen sumber daya

manusianya, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi

manajemennya.

2. Kelompok tani pasif dalam pencarian pangsa pasar.

Pasif disini berarti kelompok kurang gesit dalam mencari pangsa

pasar. Saat ini konsumen ayam kampung kelompok tani sehati datang

sendiri ke kelompok. Namun, belum ada usaha kelompok untuk

memasarkan ayamnya sendiri ke pasar – pasar tradisional dan pasar

lain diluar pembeli dari Tangerang, Kebun Jeruk, Bogor dan

Sukabumi. Konsumen dari wilayah Bogor sebatas pembeli rumah

tangga yang membeli dalam jumlah yang sedikit. Hal ini

menunjukkan bahwa pemasaran yang dilakukan kelompok kurang

gencar.

3. Belum memiliki pelanggan tetap yang membeli dalam jumlah yang

besar.

Pelanggan yang dating ke kelompok berasal dari lingkungan sekitar

peternakan saja. Jumlah pembelian ayamnya pun tidak tergolong

dalam jumlah yang besar. Hal ini pula yang menyebabkan kelompok

mengalami excess supply pada masa panen dengan berat badan ayam

satu kilogram. Dampaknya adalah kelompok menunggu pembeli yang

akan membeli ayam yang siap panen dengan tetap memelihara ayam

sehingga bobot dan umur ayam bertambah yang juga mengakibatkan

penurunan permintaan konsumen.

4. Belum adanya distribusi tugas yang merata.

Saat ini, ketua masih memegang semua urusan mulai dari

pemeliharaan hingga pemasaran ayam. Ketua dan anggota masih

memegang banyak tugas dan tugas tersebut belum terbagi dengan

jelas walaupun kelompok telah memiliki struktur organisasi. Hal ini

menyebabkan tanggung jawab anggota masih kurang karena merasa

semua hal yang berkaitan dengan peternakan adalah tanggung jawab

ketua.

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

36

Lingkungan Eksternal

Menganalisis atau mengidentikasi lingkungan eksternal suatu

organisasi dapat bermanfaat untuk melihat berbagai peluang yang dapat

dimanfaatkan dan ancaman yang harus dihindari oleh organisasi. Lima

kategori kekuatan kunci eksternal menurut David (2009) adalah kekuatan

ekonomi; kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; kekuatan

teknologi, dan kekuatan pesaing.

1. Kekuatan Ekonomi

Faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap kelompok adalah daya

beli masyarakat saat ini. Daya beli ini dapat dipengaruhi oleh tingkat

inflasi, jumlah pendapatan, harga produk, pengaruh harga bahan

bakar, dan lain – lain. Untuk kelompok tani sehati ini sendiri,

pengaruh harga pakan yang terus meningkat mempengaruhi

kemampuan daya belinya. Dengan tingkat harga pakan yang semakin

meningkat setiap periode membuat kelompok harus mengeluarkan

biaya yang lebih besar karena penggunaan jumlah pakan tidak dapat

dikurangi bahkan terus bertambah seiring pertambahan umur dan

berat badan ayam. Pengaruh harga pakan ini, menurut responden juga

akibat dari harga bahan bakar yang naik sehingga semua biaya yang

berkaitan dengan pakan mulai dari harga pokok hingga distribusi juga

meningkat. Adanya kenaikan harga pakan inilah yang menjaadi

ancaman bagi kelompok tani sehati dalam usaha budidaya ayam

kampung yang saat ini dijalankan.

2. Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan.

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan dapat menjadi

peluang ataupun ancaman bagi suatu organisasi kecil maupun besar.

Kecenderungan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

membentuk gaya hidup dan tingkat konsumsi masyarakat. Saat ini

trend konsumsi masyarakat adalah mengkonsumsi makanan sehat

sebagai akibat adanya pengaruh pendidikan dan pendapatan yang

semakin baik. Hal inilah yang menjadi peluang yang dapat

dimanfaatkan oleh kelompok untuk terus membudidayakan ayam

kampung. Kesadaran masyarakat terhadap makanan yang lebih sehat

ditambah dengan apresiasi masyarakat terhadap ayam kampung yang

lebih baik dapat dijadikan peluang yang dapat dimanfaatkan

kelompok tani sehati. Selain itu, adanya peningkatan jumlah

penduduk di Kabupaten Bogor juga turut mepengaruhi tingkat

konsumsi masyarakat yang diharapkan dapat meningkatkan

permintaan terhadap ayam kampung yang dijual.

Jika dilihat dari faktor lingkungan, cuaca dapat mempengaruhi tingkat

kematian ayam kampung yang dibudidayakan. Walaupun daya tahan

tubuh ayam kampung lebih tinggi dibandingkan ayam ras, ayam

kampung yang terus menerus dihadapakan dengan kondisi iklim dan

cuaca yang tidak menentu juga dapat terserang penyakit. Penyakit

yang menyerang ayam ini jika tidak dapat diatasi maka akan

menyebabkan kematian pada ayam.

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

37

3. Kekuatan pemerintah, dan hukum.

Pengaruh pemerintah yang berkaitan dengan politik, hukum dan

kebijakan yang ditetapkan juga dapat menjadi peluang dan ancaman

bagi suatu organisasi. Hal ini juga berkaitan dengan undang- undang

yang mengatur ataupun kebijakan lain seperti subsidi pemerintah dan

pajak juga akan mempengaruhi organisasi. Saat ini, kelompok tani

sehati belum terpengaruh oleh hal – hal yang berkaitan dengan

undang-undang dan pajak. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari

FGD (Forum Group Discussion) yang telah dilakukan, diketahui

bahwa kelompok belum membayar pajak yang berkaitan dengan

usaha karena usaha budidaya ayam kampung baru berjalan selama

satu tahun dan belum mendapatkan profit yang diinginkan. Peraturan

pemerintah yang selama ini berpengaruh bagi kelompok adalah

perjanjian dengan pemerintah untuk terus membudidayakan ayam

kampung dengan berkelompok dan dalam satu kandang. Hal ini yang

terus dilakukan oleh kelompok agar dana bantuan dapat

dimanfaatkan. Peraturan ini berkaitan dengan diperolehnya dana

bantuan dari pemerintah sebesar 150 juta rupiah.

4. Kekuatan Teknologi

Teknologi yang digunakan kelompok tani sehati dapat dikatakan baik.

Secara keseluruhan, alat – alat yang digunakan kelompok untuk usaha

budidaya ayam sudah sesuai dengan yang diperlukan atau yang

seharusnya digunakan untuk budidaya ayam kampung. Saat ini,

perkembangan teknolgi untuk budidaya ayam kampung cukup baik.

Contohnya adalah perkembangan pemanas yang semakin baik yang

dimulai dari batu bara, kayu bakar, lampu, gasolek hingga semawar.

Saat ini pemanas yang paling baik adalah pemanas jenis semawar

yang dilengkapi kanopi dengan diameter kurang lebih satu meter

yang berfungsi untuk mengoptimalkan panas yang dihasilkan. Satu

pemanas semawar dapat menghangatkan sekitar 500 ekor DOC dan

dapat dioperasikan dengan mudah serta dapat diatur panasnya

menggunakan regulator. Tidak hanya itu, perkembangan kontruksi

kandang juga semakin baik. Konstruksi kandang postal. cocok

digunakan untuk skala sedang dan besar. Kandang postal adalah jenis

kandang yang umum digunakan untuk pemeliharaan ayam kampung

mulai dari DOC hingga panen. Lantai dari kandang tersebut langsung

bersentuhan dengan tanah yang dilapisi sekam dengan ketebalan

kurang lebih satu centimeter. Kandang postal termasuk ke dalam

kandang koloni untuk peternakan dalam skala besar.

5. Kekuatan kompetitif.

Mengidentifikasi persaingan dapat dianalisa menggunakan lima

kekuatan bersaing Porter. Mengindefikasi kekuatan kompetitif ini

berkaitan dengan pesaing dan posisi oragnisasi dalam kondisi

persaingan tersebut. Hal ini menjad bagian penting dalam

indentifikasi lingkungan eksternal untuk melihat atau mengenali

pesaing mulai dari kekuatan dan kelemahan serta peluang dan

ancamannya bagi organisasi.

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

38

Berikut ini adalah kondisi kelompok tani sehati yang dianalisa

menggunakan model lima kekuatan Porter.

a. Persaingan antar perusahaan saingan

Menurut David (2009), kekuatan persaingan antar

perusahaan saingan merupakan yang paling hebat dari kekuatan

lainnya. Suatu perusahaan akan berhasil menjalankan strateginya

apabila telah memiliki keunggulan kompetitif dari pesaingnya.

Umumnya, posisi yang diperebutkan adalah market share,

penguasaan saluran distribusi, pemasok, persaingan lokasi,

kualitas dan harga. Kelompok Tani Sehati perlu mengantisipasi

adanya persaingan antar perusahaan saingan ini karena dapat

mengancam keberadaan usaha. Secara umum, usaha peternakan

ayam kampung lainnya yang dihadapi oleh kelompok sebagian

besar adalah rumah tangga.

b. Potensi Pengembangan Produk Pengganti

Menurut Porter (1980), produk pengganti membutuhkan

perhatian adalah produk yang mempunyai harga atau kualitas

yang lebih bagus daripada produk internal, atau produk yang

memiliki kualitas yang sama namun memiliki harga yang lebih

rendah. Ancaman produk pengganti dari ayam kampung adalah

ayam broiler atau ayam ras. Hal ini dikarenakan ayam ras

memiliki harga yang lebih terjangkau dan merupakan barang

yang sehari – hari dikonsumsi oleh masyarakat karena

ketersiadaannya lebih banyak. Persaingan dengan ayam ras

merupakan persaingan yang paling besar bagi kelompok tani

sehati dalam hal ketersediaan dan harga. Harga ayam kampung

di tingkat peternak lebih tinggi dibandingkan dengan ayam ras

sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu peluang usaha

peternakan ayam kampung.

Selain itu, menurut Harianyo dan Krista (2013), citarasa

yang dimiliki ayam kampung lebih unggul jika dibandingkan

dengan unggas lainnya, ayam kampung memiliki tekstur dan

citarasa yang unik dan memiliki keunggulan tersendiri. Adanya

keunggulan citarasa ini dapat dijadikan potensi atau peluang bagi

kelompok tani sehati dalam hal perintaan daging ayam kampung.

Selain itu, ayam kampung memiliki keunggulan karena ayam

kampung memiliki daya tahan tubuh yang kuat terhadap

perubahan lingkungan dibandingkan dengan ayam ras. Daya

tahan tubuh ayam kampung terhadap lingkungan yang lebih baik

merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan kelompok untuk

mengusahakan ayam kampung. Hal ini dikarenakan dengan daya

tahan tubuh yang lebih baik tersebut, kelompok dapat lebih

mudah melakukan proses budidayanya. Artinya, pemeliharaan

ayam kampung tidak sesulit memelihara ayam ras yang

membutuhkan pengaturan pemanas setiap harinya karena bagi

ayam kampung, pemanas hanya digunakan ketika pemeliharaan

DOC dan musim hujan. Hal inilah yang dijadikan peluang usaha

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

39

bagi peternak untuk terus mengembangkan usaha peternakan

ayam kampung.

c. Kekuatan Daya tawar Pemasok

Mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu

produk adalah kekuatan pemasok untuk mempengaruhi industri.

Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampulabaan industri yang

tidak dapat mengimbangi kenaikan harganya. Pemasok bagi

industri sangat erat kaitannya dengan bahan baku yang

digunakan, jasa, dan tenaga kerja bagi industi. Saat ini, hubungan

antara kelompok dengan pemasok DOC cukup baik. Walaupun

belum terikat secara kontrak, namun kelompok tidak berpindah

ke pemasok lain untuk membeli DOC. Menurut responden,

kualitas DOC yang dibeli dari pemasok tersebut baik

dibandingkan yang lain. Adanya hubungan yang baik didasari

pada hubungan yang telah dibina sebelumnya antara ketua

dengan pemasok sehingga pemesanan ayam dan complain bisa

dilakukan melalui telepon, selain itu pembayaran secara cash

yang dilakukan oleh kelompok bisa ditunda. Ini artinya, antara

kelompok dan pemasok tekah terbina hubungan yang saling

percaya.

d. Potensi Masuknya pesaing baru

Pendatang baru yang masuk ke dalam industri akan

meningkatkan persaingan. Apabila kapasitas menjadi bertambah,

maka akan terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan

sumber daya produksi yang terbatas. Hal inilah yang kemudian

menjadi ancaman bagi usaha peternakan ayam kampung yang

sudah ada.

Menurut Porter (1980), terdapat enam faktor hambatan

masuk bagi pendatang baru ke dalam suatu industri, yaitu skala

ekonomis, diferensiasi peroduk, kebutuhan modal, biaya beralih

pemasok, akses ke saluran distribusi, dan biaya tidak

menguntungkan. Yang pertama yaitu skala ekonomis yang

menggambarkan menurunnya biaya satuan suatu produk apabila

volume absolute per periode meningkat. Hal ini menghalangi

masuknya pendatang baru dengan memaksa pendatang baru

untuk masuk pada skala besar dengan risiko yang ada. Untuk

memulai usaha peternakan ayam kampung tidak harus dimulai

dengan skala yang besar karena siapa saja dapat memulai usaha

dari skala kecil dengan pemeliharaan ekstensif, semi intensif,

maupun intensif dengan jumlah populasi yang tidak banyak.

Yang kedua yaitu diferensiasi produk yang tujuannya untuk

memberikan identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan yang

disebabkan oleh periklanan, pelayanan pelanggan, dan perbedaan

terhadap produk lainnya Pada umumnya ayam kampung yang

dijual oleh kelompok dengan pesaingnya sama secara fisik.

Faktor yang ketiga yaitu kebutuhan modal. Kebutuhan

modal untuk pemeliharaan ayam kampung tidak cukup besar jika

dilakukan dengan sistem pemeliharaan yang ekstensif dan semi

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

40

intensif. Namun jika sistem pemeliharaan yang dilakukan adalah

sistem pemeliharaan intensif dengan jumlah DOC yang banyak

maka jumlah modal yang cukup besar diperlukan untuk

pembuatan kandang, pembelian pemanas yang tepat guna untuk

memanaskan DOC, serta pembelian asset untuk investasi

lainnya. Namun, jika pemeliharaan secara intensif dengan jumlah

DOC yang kecil maka modal untuk kegiatan investai tidaklah

besar. Hal inilah yang nantinya dapat semakin memperkecil

hambatan pendatang baru untuk masuk kedalam industri

restoran. Selanjutnta adalah faktor biaya beralih pemasok, yaitu

biaya satu kali yang harus dikeluarkan pembeli jika berpindah

dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok yang lain.

Biaya beralih pemasok yang harus dikeluarkan oleh pendatang

baru cukup besar agar pelaku usaha peternakan ayam kampung

yang telah ada mau berpindah dari pemasok tetapnya. Hal ini

terjadi karena hubungan antara pelaku usaha (pembeli) dengan

pemasok telah terjalin cukup baik sehingga pendatang baru akan

merasa kesulitan untuk memaksa pemilik usaha yang telah ada

untuk pindah pemasok.

Faktor yang kelima yaitu akses ke saluran distribusi.

Saluran distribusi merupakan hambatan bagi pendatang baru

apabila saluran distribusi untuk produk sejenis tersebut telah

ditangani oleh perusahaan yang sudah mapan dan perusahaan

baru tersebut harus meyakinkan perusahaan tersebut agar

menerima produknya. Pada usaha peternakan ayam kampung,

konsumen langsung datang ke tempat produsen atau lokasi

peternakan untuk memperoleh ayam kampung. Faktor yang

terakhir yaitu biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala.

Para pelaku usaha yang telah mapan mungkin memiliki

keunggulan biaya yang mungkin tidak dapat ditiru pendatang

baru yang akan masuk ke dalam industri restoran tradisional.

Misalnya dalam hal pengalaman, teknik bididaya, penguasaan

terhadap sumber daya produksi, dan lokasi yang

menguntungkan. Meskipun demikian pendatang baru masih

berpotensi masuk ke dalam usaha peternakan ayam kampung

karena input DOC dan pakan mudah diperoleh serta peralatan

yang digunakan mudah diterapkan dan didapatkan juga. Oleh

karena itu, pedatang baru yang masuk ke dalam industri

peternakan ayam kampung ini dapat dikatakan sebagai pesaing

yang potensial.

e. Kekuatan Daya Tawar Pembeli

Menurut Porter (1980), pembeli menekan dengan cara

menginginkan harga yang lebih murah namun dengan kualitas

dan pelayanan yang lebih baik. Dalam hal ini, kekuatan daya

tawar menawar pembeli bagi kelompok tani sehati kecil. Hal ini

dikarenakan harga ayam kampung yang dijual mengikuti harga

pasar dan pembeli tidak dapat menawar harga yang telah

ditetapkan menjadi lebih rendah. Berdasarakan wawancara

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

41

terhadap responden, hingga saat ini kelompok belum

menerapkan system potongan harga bagi pembeli yang membeli

dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini menandakan bahwa

kekuatan daya tawar – menawar pembeli cukup kecil.

Berdasarkan wawancara mendalam dengan pihak kelompok tani

sehati dan pengamatan langsung dilapangan serta penyocokoan dengan studi

literature dapat ditentukan peluang dan ancaman bagi kelompok tani sehati.

Adapun peluang yang dapat didentifikasi adalah :

1. Peningkatan pendidikan dan pendapatan masyarakat menyebabkan

kecenderungan perubahan pola konsumsi untuk mengkonsumsi

makanan sehat.

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang

cukup banyak. Di Kabupaten Bogor sendiri jumlah penduduknya

mencapai 4 771 932 jiwa (BPS Kab Bogor, 2010). Adanya

peningkatan jumlah penduduk ini mengindikasikan bahwa kebutuhan

akan bahan makanan juga meningkat. Selain itu, juga terdapat

kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi bahan makanan

yang tidak mengandung zat pengawet dan kimia, mengandung hanya

sedikit lemak, kurang mengandung gula, dan berasal dari alam yang

masih sehat dan segar. Hal ini menunjukkan pola konsumsi

masyarakat juga berubah. Masyarakat memiliki kecenderungan untuk

hidup sehat dan kembali ke alam (back to nature). Masyarakat

menjadi semakin kritis dan selektif dalam memilih makanan dan

minuman, kesehatan, serta menuntut lingkungan hidup yang sehat,

bersih, dan bebas polusi. Hal ini merupakan kesempatan bagi

kelompok untuk memasarkan tepung ubi jalar dengan kandungan

nutrisi yang dimilikinya.

2. Hubungan baik dengan pemasok DOC

Hubungan baik dengan pemasok dapat dikatakan sebagai peluang

bagi kelompok tani sehati. Hal ini dikarenakan selama ini kelompok

membeli DOC hanya dari satu tempat saja yaitu PT Unggul.

Berdasarkan wawancara, alasan kelompok mempertahankan pemasok

ini adalah kualitas pakan dan DOC-nya yang lebih baik dibandingkan

dengan perusahaan lainnya. Adanya hubungan yang baik didasari

pada hubungan yang telah dibina sebelumnya antara ketua dengan

pemasok sehingga pemesanan ayam dan complain bisa dilakukan

melalui telepon, selain itu pembayaran secara cash yang dilakukan

oleh kelompok bisa ditunda. Ini artinya, antara kelompok dan

pemasok tekah terbina hubungan yang saling percaya.

3. Preferensi konsumen terhadap citarasa ayam kampung yang lebih

unggul.

Rasa merupakan salah satu hal yang menjadi fokus konsumen saat

membeli. Jika dibandingkan dengan unggas lainnya, ayam kampung

memiliki tekstur dan citarasa yang unik dan memiliki keunggulan

tersendiri. Adanya keunggulan citarasa ini dapat dijadikan potensi

atau peluang bagi kelompok tani sehati dalam hal perintaan daging

ayam kampung. Hingga saat ini, tidak hanya peternakan saja, namun

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

42

juga banyak rumah makan yang menjadikan ayam kampung sebagai

ciri khas utamanya.

4. Harga jual yang lebih tinggi dan stabil dibandingkan dengan ayam

ras.

Jelas terlihat dipasaran bahwa harga daging ayam kampung berada

diatas daging ayam ras. Ditingkat peternak, harga ayam kampung

menacapi puluhan ribu rupiah per kilogram. Kisaran rata – ratanya

adalah Rp 21 000 – Rp 25 000 (Harianto dan Krista, 2013).

Sementara di tingkat peternak untuk ayam ras harganya berkisar

belasan ribu rupiah per kilogramnya. Hal ini merupakan peluang bagi

kelompok untuk mengusahakan ayam kampung.

5. Ayam kampung memiliki daya tahan tubuh yang kuat terhadap

perubahan lingkungan.

Daya tahan tubuh ayam kampung terhadap lingkungan yang lebih

baik merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan kelompok untuk

mengusahakan ayam kampung. Hal ini dikarenakan dengan daya

tahan tubuh yang lebih baik tersebut, kelompok dapat lebih mudah

melakukan proses budidayanya. Artinya, pemeliharaan ayam

kampung tidak sesulit memelihara ayam ras yang membutuhkan

pengaturan pemanas setiap harinya karena bagi ayam kampung,

pemanas hanya digunakan ketika pemeliharaan DOC dan musim

hujan.

Sementara itu, terdapat beberapa ancaman bagi kelompok dalam

melakukan usaha budidayanya. Adapun ancaman-ancaman tersebut adalah :

1. Harga pakan yang terus meningkat.

Harga pakan lebih sering mengalami peningkatan sehingga membuat

biaya pemeliharaan semakin besar. Hal ini menuntut kelompok untuk

mengatur strategi agar baiay pakan menjadi lebih rendah.

Peningkatan harga pakan ini akan membuat keuntungan yang

diperoleh kelompok menjadi lebih sedikit.

2. Hambatan untuk masuk kedalam industri peternakan ayam kampung

cukup kecil

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hambatan masuk untuk

usaha peternakan ayam kampung ini dapat dikatakan cukup kecil. Hal

ini dikarenakan, untuk memulai usaha peternakan ayam kampung

tidak harus dimulai dengan skala yang besar karena siapa saja dapat

memulai usaha dari skala kecil dengan pemeliharaan ekstensif, semi

intensif, maupun intensif dengan jumlah populasi yang tidak banyak,

umumnya ayam kampung yang dijual oleh kelompok dengan

pesaingnya sama secara fisik, kebutuhan modal untuk pemeliharaan

ayam kampung tidak cukup besar jika dilakukan dengan sistem

pemeliharaan yang ekstensif, semi intensif dan intensif dengan

jumlah populasi yang kecil, serta input DOC dan pakan mudah

diperoleh serta peralatan yang digunakan mudah diterapkan dan

didapatkan.

3. Kemudahan untuk mendapatkan produk pengganti.

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

43

Ayam ras pedaging merupakan ancaman dari produk pengganti. Jelas

terlihat bahwa tingkat persaingan dengan ayam ras merupakan

ancaman yang berpegaruh bagi peternakan ayam kampung. Produk

pengganti difokuskan pada ayam ras dikarenakan ayam ras dan ayam

buras memiliki jumlah populasi yang banyak jika dibandingkan

dengan unggas lainnya. Hal inilah yang menyebabkan produk

penggati dari ayam kampung adalah ayam ras pedaging.

4. Cuaca yang tidak menentu mempengaruhi tingkat kematian ayam.

Cuaca adalah lingkungan yang tidak bisa dikontrol oleh kelompok

tani. Dalam kegiatan budidaya, cuaca yang tidak menentu

berpengaruh pada tingkat kematian ayam yang paling besar. Hal ini

merupakan ancaman bagi kelompok tani sehati dalam kegiatan

pemeliharaan ayam kampung.

Tahap Masukan (Input Stage)

Tahap masukan adalah tahap pertama yang dilakukan dalam

perumusan strategi. Pada tahap ini penting diamati adalah faktor internal

dan eksternal yang dimiliki oleh kelompok tani sehati. Berdasarkan hasil

wawancara mendalam dan pengamatan langsung terhadap kelompok tani

sehati, maka yang dilakukan selanjutnya adalah menentukan kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman bagi kelompok tani sehati. Kemudian,

dilakukan evaluasi terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

tersebut. Untuk kekuatan dan kelemahan akan dievaluasi menggunakan

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) sementara untuk peluang dan

ancaman akan dievaluasi menggunakan Matriks EFE ( external factor

evaluation).

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Kekuatan dan kelemahan dalam suatu usaha dapat dievaluasi dengan

menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation). Kekuatan dan

kelemahan yang telah diidentifikasi melalui wawancara dan studi literature

kemudian dihitung bobotnya. Perhitungan bobot dilakukan menggunakan

metode pair comparison dan pemberian rating digunakan untuk mengukur

kekuatan dan kelemahan tersebut termasuk ke kekuatan atau kelemahan

utama. Perkalian bobot dan rating akan menghasilkan skor untuk masing –

masing faktor internal tersebut. Skor yang telah dihasilkan kemudian

dijumlahkan sehingga memperoleh skor total untuk matriks IFE. Skor total

inilah yang akan dijadikan ukuran pada matriks IE (internal eksternal

factor). Tabel 13 menunjukkan perhitungan skor total matriks IFE.

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

44

Tabel 13 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Kelompok Tani Sehati

Faktor Internal Bobot Rating BobotSkor

Kekuatan

Sumber modal usaha berasal dari

pemerintah. . 0.174 3 0.522

Teknologi yang digunakan sudah

baik. 0.155 3 0.465

Adanya keinginan dan motivasi

yang kuat dari anggota untuk

melakukan usaha budidaya ayam

kampung.

0.173 3 0.521

Lokasi yang strategis untuk

pemeliharaan ayam kampung

secara intensif.

0.124 3 0.373

Kelemahan

Sumberdaya manusia yang dimiliki

kurang terampil. 0.074 1 0.074

Kelompok tani pasif dalam

pencarian pangsa pasar. 0.111 1 0.111

Belum memiliki pelanggan tetap

yang membeli dalam jumlah yang

besar.

0.086 1 0.086

Belum adanya distribusi tugas

yang merata 0.099 1 0.099

Total Skor IFE

2.255

Berdasarkan data pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa kekuatan utama

dari usaha budidaya ayam kampung kelompok tani sehati ini adalah Sumber

modal usaha berasal dari pemerintah. . Skor untuk Sumber modal usaha

berasal dari pemerintah. ini adalah sebesar 0.522. Kemudian untuk

kelemahan utama ada pada faktor sumberdaya manusia yang dimiliki

kurang terampil.. Skor untuk kelemahan utama faktor internal ini adalah

0.074. Penilaian responden terhadap faktor internal usaha budidaya ayam

kampung kelompok tani sehati ini memperoleh skor rata – rata IFE sebesar

2.255. Hal ini menunjukkan bahwa posisi kelompok berada pada kondisi

rata – rata yang berarti kemampuan kelompok untuk memanfaatkan

kekuatan dan mengatasi kelemahannya berada pada posisi strategis rata –

rata.

Matriks EFE ( external factor evaluation)

Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor – faktor eksternal

yaitu peluang dan ancaman bagi usaha budidaya ayam kampung kelompok

tani sehati. Matriks EFE ini terletak pada sumbu vertikal matriks IE.

Berdasarkan penilaian responden terhadap faktor – faktor eksternal,

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

45

diperoleh skor rata – rata sebesar 3.02. Skor ini mengindikasikan bahwa

posisi strategis kelompok berada pada kondisi tinggi. Hal ini berarti

kemampuan kelompok dalam menangkap atau memanfaatkan peluang dan

menghindari atau mengahadapi ancaman dapat dikatakan cukup tinggi.

Perhitungan skor rata – rata eksternal ini dimulai dari perhitungan

bobot dan rating pada tiap – tiap faktor eksternal yang telah diidentifikasi

sebelumnya. Selanjutnya bobot pada tiap – tiap faktor eksternal tersebut

dikalikan dengan rating pada tiap – tiap faktor eksternal tersebut sehingga

diperoleh bobot skor. Total bobot skor inilah yang merupakan total skor

EFE. Total skor EFE ini akan dijadikan sebagai input pada pemetaan posisi

strategis Kelompok Tani Sehati pada sel dalam matriks IE. Adapun

perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Kelompok Tani Sehati

Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot

Skor

Peluang

Peningkatan pendidikan dan pendapatan

masyarakat menyebabkan

kecenderungan perubahan pola

konsumsi untuk mengkonsumsi

makanan sehat

0.111 4 0.444

Hubungan baik dengan pemasok DOC 0.115 4 0.463

Preferensi konsumen terhadap citarasa

ayam kampung yang lebih unggul. 0.129 3.7 0.480

Harga jual yang lebih tinggi dan stabil

dibandingkan dengan ayam ras. 0.144 3 0.433

Ayam kampung memiliki daya tahan

tubuh yang kuat terhadap perubahan

lingkungan.

0.138 3 0.416

Ancaman

Harga pakan yang terus meningkat. 0.084 2 0.169

Hambatan untuk masuk kedalam

industri peternakan ayam kampung

cukup kecil

0.077 4 0.311

Kemudahan untuk mendapatkan produk

pengganti.

0.103 2 0.206

Cuaca yang tidak menentu

mempengaruhi tingkat kematian ayam. 0.093 1 0.093

Total skor EFE 3.02

Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa peluang utama yang dapat

dimanfaatkan kelompok untuk melanjutkan kegiatan usaha budidaya ayam

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

46

kampung ini adalah Preferensi konsumen terhadap citarasa ayam kampung

yang lebih unggul dengan skor 0.480 dan ancaman utama yaitu cuaca yang

tidak menentu mempengaruhi tingkat kematian ayam dengan skor 0.093.

Skor total eksternal yang diperoleh adalah sebesar 3.02. Skor ini

mengindikasikan bahwa posisi strategis kelompok berada pada kondisi

tinggi. Hal ini berarti kemampuan kelompok dalam menangkap atau

memanfaatkan peluang dan menghindari atau mengahadpi ancaman dapat

dikatakan cukup tinggi.

Tahap pencocokan (Matching Stage)

Tahap pencocokan merupakan tahap kedua dalam kerangka

perumusan strategi. Pada tahap ini, matriks yang digunakan adalah matriks

IE dan matrisk SWOT. Pada matriks IE akan menghasilkan strategi yang

disesuaikan dengan posisi kelompok tani sehati. Strategi tersebut tergantung

pada letak atau posisi kelompok dari sembilan sel yang terdapat dalam

matrisk IE. Kemudian, strategi tersebut dikembangkan menggunakan

matriks SWOT yang akan menghasilkan beberapa alternatif strategi .

Matriks IE ( Internal – Eksternal)

Matriks IE digunakan untuk melihat posisi perusahaan pada kondisi

pertumbuhan dan persaingan bisnis yang dihadapi. Matriks IE menempatkan

organisasi dalam sembilan sel. Untuk kelompok tani sehati, faktor – faktor

yang mempengaruhi baik itu dari internal maupun eksternal, telah

diidentifikasi dan diberikan skor. Berdasarkan penilaian responden,

diketahui bahwa skor total IFE adalah sebesar 2.25 dan skor total nilai EFE

adalah sebesar 3.02. Oleh karena itu, berdasarkan pemetaan skor tersebut

pada matriks IE, diperoleh bahwa posisi kelompok tani sehati berada pada

sel II. Sel II pada matriks IE menunjukkan posisi tumbuh dan membangun

(grow and build) dan strategi yang cocok digunakan pada posisi ini adalah

strategi intensif dan strategi integratif.

Total Nilai IFE yang Dibobot

Kuat Rata-Rata Lemah

3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99

Tinggi I II

III

Total Nilai

EFE yang Dibobot 3,0-4,0

Sedang IV V VI

2,0-2,99

Rendah VII VIII IX

1,0-1,99

Gambar 6 Matriks Internal Eksternal (IE) Kelompok Tani Sehati.

2.25 , 3.02

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

47

Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat bahwa Kelompok Tani Sehati

termasuk dalam sel II (dua) dengan strategi yang cocok dijalankan adalah

strategi intensif dan integrative. Menurut David (2009) strategi intensif

terdiri dari penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan

produk. Ketiga strategi tersebut memerlukan usaha intensif untuk

memperbaiki posisi bersaing perusahaan dengan produk yang sudah ada.

Kemudian, yang termasuk kedalam strategi integrative adalah integrasi ke

depan, ke belakang dan horizontal. Strategi ini membuat perusahaan atau

organisasi dapat mengendalikan distributor, pemasok, dan pesaing.

Namun, alternative strategi yang dihasilkan oleh matriks IE ini masih

gambaran secara umum strategi yang tepat untuk dijalankan. Oleh karena

itu, diperlukan penjabaran lebih lanjut untuk penentuan alternative strategi

yang akan dilakukan melalui matriks SWOT.

Matriks SWOT.

Matriks SWOT digunakan untuk menentukan alternative strategi

yang akan digunakan. Penentuan alternative strategi ini dilakukan setelah

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi kelompok tani sehati

terlebih dahulu diidentifikasi. Pada dasarnya, strategi yang dihasilkan pada

tahap pencocokan ini aadalah strategi alternative yang layak bukan untuk

memilih dan menetapkan strategi yang terbaik. Oleh karena itu, tidak semua

strategi yang dikembangkan dari matriks SWOT ini akan dipillih atau

diimplementasikan pada suatu organisasi.

Strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT ini terdiri dari empat

bagian yaitu strategi SO (strengths – opportunities), strategi WO

(weaknesses-opportunities), strategi ST (strengths-threats), dan strategi WT

(weaknesses-threats). Strategi tersebut dihasilkan melalui pencocokan kedua

faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternalnya

yaitu peluang dan ancaman. Gambar 8 menunjukkan pencocokan faktor

internal dan eksternal tersebut dalam sebuah matriks yang disebut matriks

SWOT. Kemudian, dalam matriks tersebut juga terdapat strategi alternative

yang dihasilkan dari pencocokan faktor internal dan eksternal kelompok tani

sehati.

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

48

INTERNAL

STRENGHTS (S)

1. Sumber modal usaha

berasal dari pemerintah. .

2. Teknologi yang

digunakan sudah baik.

3. Adanya keinginan dan

motivasi yang kuat dari

anggota untuk melakukan

usaha budidaya ayam

kampung

4. Lokasi yang strategis

untuk pemeliharaan ayam

kampung secara intensif.

WEAKNESSES (W)

1. Sumberdaya manusia yang

dimiliki kurang terampil.

2. Kelompok tani pasif dalam

pencarian pangsa pasar.

3. Belum memiliki pelanggan

tetap yang membeli dalam

jumlah yang besar

4. Belum adanya distibusi

tugas yang merata.

EKSTERNAL

OPPORTUNITIES (O)

1. Peningkatan pendidikan dan

pendapatan masyarakat

menyebabkan

kecenderungan perubahan

pola konsumsi untuk

mengkonsumsi makanan

sehat

2. Hubungan baik dengan

pemasok DOC

3. Preferensi konsumen

terhadap Preferensi

konsumen terhadap citarasa

ayam kampung yang lebih

unggul.

4. Harga jual yang lebih tinggi

dan stabil dibandingkan

dengan ayam ras.

5. Ayam kampung memiliki

daya tahan tubuh yang kuat

terhadap perubahan

lingkungan.

Strategi SO

1. Membuka jasa layanan

“Delivery Order” bagi

konsumen.(S1,

S4,O1,O3,O4)

2. Menjalin kerjasama

dengan pemasok DOC

untuk keterjaminan input

untuk kualitas dan

kuantitas. (S1,S3,O2,O5)

Strategi WO

1. Memperluas pemasaran

ayam kampung ke pasar

baru diluar pasar yang

selama ini dijangkau.

(W2,W3,O1,O3,O4,)

THREATS (T)

1. Harga pakan yang terus

meningkat.

2. Hambatan untuk masuk

kedalam industri peternakan

ayam kampung cukup kecil.

3. Kemudahan untuk

mendapatkan produk

pengganti.

4. Cuaca yang tidak menentu

mempengaruhi tingkat

kematian ayam

Strategi ST

1. Berusaha melakukan

inovasi pembuatan pakan

yang lebih menghemat

biaya namun tetap sesuai

dengan kebutuhan protein

ayam kampung.

(S1,S3,T1, T2)

2. Melakukan pengembangan

produk dengan menjual

ayam kampung bukan

dalam kondisi hidup. (S1,

S2, S3,T2,T3).

Strategi WT

1. Memperbaiki kualitas SDM

yang ada saat ini dengan

menambah informasi dan

membina hubungan baik

dengan sesama anggota agar

tercipta pendistribusian

tanggung jawab yang lebih

jelas dan terbina hubungan

yang penuh dengan unsur

kekeluargaan.(W1,W4,T2,T

3,T4)

Gambar 7 Matriks SWOT

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

49

Penjelasan masing – masing alternative strategi yang dihasilkan dari

Matriks SWOT adalah :

a. Strategi SO (strengths – opportunities)

Strategi SO adalah strategi memanfaatkan kekuatan internal untuk

menarik keuntungan dari peluang eksternal. Untuk strategi SO,

strategi alternative yang muncul ada dua, yaitu Membuka jasa

layanan “Delivery Order” bagi konsumen dan menjalin kerjasama

dengan pemasok DOC untuk keterjaminan kualitas dan kuantitas.

Delivery Order yang dimaksudkan disini adalah kelompok

mengantarkan langsung ayam yang telah dipesan oleh konsumen.

Strategi untuk promosi hal ini bisa dilakukan dengan cara bebas

biaya distribusi atau ongkos kirim untuk konsumen jabodetabek

dan menambah biaya distribusi untuk konsumen luar jabodetabek

sebesar 50 % dari biaya distribusi. Atau pilihan kedua dari

alternatif ini untuk mengatasi masalah biaya adalah harga ayam

kampung bagi konsumen yang menngunakan jasa layanan antar

dikenakan kenaikan harga ayam hingga 300 rupiah per

kilogramnya. Strategi selanjutnya adalah menjalin kerjasama

dengan pemasok DOC untuk keterjaminan kualitas dan kuantitas.

Selama ini, hubungan baik yang dibina oleh kelompok adalah

sebatas pembelian DOC terhadap PT Unggul yang terus menerus

setiap siklus. Namun, pembelian ini belum menggunakan kontrak

kerjasama. Adanya kerjasama yang disarankan ini untuk menjamin

jumlah pembelian dan kualitas DOC. Adanya jaminan jumlah dan

kualitas dari kontrak ini dapat menguntungkan kelompok karena

jika terjadi pelanggaran, maka kelompok dapat complain sesuai

dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Selain itu, kontrak

kerjasama ini juga akan menetapkan harga DOC sesuai dengan

perjanjian kedua belah pihak.

b. Strategi WO (weaknesses-opportunities)

Strategi WO bertuuan untuk memperbaiki kelemahan internal

dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

Strategi alternative yang dihasilkan dari penggabungan kelemahan

dan peluang ini adalah memperluas pemasaran ayam kampung ke

pasar baru diluar pasar yang selama ini dijangkau oleh konsumen.

Strategi memperluas pemasaran ayam kampung ke pasar baru

dilakukan untuk mengatasi kelemahan pencarian pangsa pasar

yang pasif dan belum memiliki pelanggan tetap dengan

memanfaatkan peluang dari perubahan pola konsumsi masyarakat,

citarasa yang lebih unggul, dan karakteristik ayam kampung yang

lebih baik. Kelompok dapat memperluas pasar baru dengan

mendistribusikan dan menawarkan produknya ke berbagai pasar

selain pasar yang selama ini dimasuki oleh kelompok. Artinya,

kelompok mencari pasar baru diluar Sukabumi, Tangerang, dan

Kebon Jeruk. Hal ini juga bisa dimaksudkan dengan memasok ke

pasar – pasar tradisional yang ada di wilayah Bogor untuk

menjangkau konsumen yang lebih banyak

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

50

c. Strategi ST (strengths-threats)

Strategi ST adalah menggunakan kekuatan untuk menghindari atau

mengurangi dampak ancaman eksternal. Untuk strategi ST ini,

alternative strategi yang dapat diterapkan adalah berusaha

melakukan inovasi pembuatan pakan yang lebih menghemat biaya

namun tetap sesuai dengan kebutuhan protein ayam kampung.

Pakan yang digunakan oleh kelompok berasal dari pakan pabrik

saja yaitu sinta BR 21E dengan kandungan protein sebesar 21 %

sehingga biaya yang dikeluarkan cukup besar. Menurut Nawawi

(2003), pakan yang diberikan pada ayam kampung dapat dihemat

dengan mencampurkan pakan pabrik dengan bahan–bahan lain

yang lebih murah dan mudah diperoleh seperti dedak atau jagung.

Pada tahap awal pemeliharaan, pakan yang diberikan bisa

menggunakan 60 hingga 70 % pakan pabrik dan sisanya adalah

campuran jagung atau dedak karena pada fase awal, ayam

memerlukan pakan dengan kandungan protein tinggi. Namun, pada

fase selanjutnya, pakan pabrik bisa dicampurkan dengan dedak

atau jagung dengan persentase lebih besar sebagai sumber

energinya karena pada fase dewasa, ayam kampung tidak lagi

memerlukan pakan dengan kandungan protein yang tinggi tetapi

lebih memerlukan pakan dengan campuran kandungan protein

yang lebih rendah dan sumber energi yang lebih tinggi. Karena

jagung atau dedak mudah di dapat, maka jagung atau dedak ini

dapat dicampurkan dengan pakan pabrik dengan persentase jagung

sebesar 40-45 %. Sementara jika menggunakan dedak, maka

persentase dedak yang disarankan adalah sebesar 30-40 %.

Penggunaan jagung dan dedak ini dapat menghemat biaya pakan

sehingga dapat meningkatkan keuntungan bagi kelompok tani

sehati.

Selanjutnya adalah strategi melakukan pengembangan

produk dengan menjual ayam kampung bukan dalam kondisi

hidup. Dengan memanfaatkan sumber modal yang kuat, teknologi

dan motivasi anggota yang baik diharapkan dapat mengurangi

dampak ancaman pendatang baru mudahnya memperoleh produk

substitusi. Selama ini, ayam kampung yang dijual masih dalam

kondisi hidup dan hal ini relative sama dengan pesaingnya. Jika

ayam kampung yang dijual dalam sudah dipotong dan bersih dari

bulu, maka produk yang dijual Kelompok Tani Sehati telah

berbeda dengan peternak lainnya. Jika hal ini dilakukan,

walapupun menambah biaya, harga dapat dipatok lebih tinggi

untuk dijual kepada pembeli.

d. Strategi WT (weaknesses-threats).

Strategi WT merupakan taktik defensive yang diarahkan untuk

mengurangi kelemahan internal serta menghadapi ancaman

eksternal (David, 2009). Strategi alternative untuk Strategi WT ini

adalah Memperbaiki kualitas SDM yang ada saat ini dengan

menambah informasi dan membina hubungan baik dengan sesama

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

51

anggota agar tercipta pendistribusian tanggung jawab yang lebih

jelas dan terbina hubungan yang penuh dengan unsur

kekeluargaan. Memperbaiki kualitas SDM ini dapat dengan cara

mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan oleh pemerintah atau

mengajukan pertanyaan – pertanyaan ke UPT peternakan terkait

pemeliharan ayam kampung yang benar. Selain itu, sumber

pembelajaran juga bisa melalui buku – buku yang banyak tersedia

mengenai pemeliharaan ayam. Adanya berbagai informasi ini

dapat disesuaikan dengan keadaan pemeliharaan saat ini sehingga

informasi tersebut dapat dikatakan tepat guna. Tidak hanya itu,

pencarian informasi juga dapat dilakukan dengan studi banding

terhadap kelompok tani atau peternak ayam kampung yang telah

sukses. Pencarian informasi ini juga bisa dilakukan untuk

mengetahui bagaimana pemasaran yang baik. Hal ini diharpakan

memberikan implikasi pada pendistribusian tanggung jawab antar

anggota yang lebih jelas. Adanya pendistribusian tanggung jawab

ini membuat kerja kelompok lebih terarah dan tidak bergantung

pada satu orang. Adanya pembagian tugas ini diharapkan dapat

membuat kegiatan manajemen kelompok menjadi lebih baik dan

terorganisir dengan baik.

Tahap Keputusan (Decision Stage)

Tahap keputusan merupakan tahap ketiga dalam kerangka perumusan

strategi meurut David (2009). Pada tahap ini diputuskan strategi mana yang

akan diterapkan atau diimplementasi dari beberapa alternative strategi yang

telah ditetapkan sebelumnya. Untuk penentuan strategi yang akan

diterapkan oleh kelompok tani sehati akan digunakan matriks QSPM

sebagai alat penentuan keputusannya.

Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Matriks QSPM menggunakan input dari analisis tahap satu dan hasil

pencocokan pada tahap dua untuk secara objektif menentukan strategi yang

hendak dijalankan diantara alternatif yang telah dirumuskan. Teknik ini

secara objektif menentukan strategi mana yang terbaik berdasarkan

prioritas.

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

52

Berdasarkan hasil analisis matriks QSPM, dapat dilihat bahwa

strategi yang terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah memperluas

pemasaran ayam kampung ke pasar baru diluar pasar yang selama ini

dijangkau oleh kelompok. Strategi ini dilakukan sebagai upaya untuk

meningkatkan penjualan serta upaya untuk menghadapi tingkat persaingan

yang tinggi, dengan nilai TAS (Total Attractiveness Score) tertinggi sebesar

6.671. Seluruh alternatif strategi tersebut jika diurutkan berdasarkan

prioritas adalah dapat diperingkatkan sebagai berikut :

1. Memperluas pemasaran ayam kampung ke pasar baru diluar

pasar yang selama ini dijangkau. (W2,W3,O1,O3,O4,) dengan

nilai STAS sebesar 6.671.

2. Memperbaiki kualitas SDM yang ada saat ini dengan menambah

informasi dan membina hubungan baik dengan sesama anggota

agar tercipta pendistribusian tanggung jawab yang lebih jelas dan

terbina hubungan yang penuh dengan unsur kekeluargaan

(W1,W4,T2,T3,T4) dengan nilai STAS sebesar 6.668.

3. Membuka jasa layanan “Delivery Order” bagi konsumen (S1,S2,

S4,O1,O3,O4) dengan nilai STAS sebesar 6.313.

4. Melakukan pengembangan produk dengan menjual ayam

kampung bukan dalam kondisi hidup. (S1, S2, S3,T2,T3).

dengan nilai STAS sebesar 6.279.

5. Menjalin kerjasama dengan pemasok DOC untuk keterjaminan

input untuk kualitas dan kuantitas. (S1,S3,O2) dengan nilai

STAS sebesar 6.237.

6. Berusaha melakukan inovasi pembuatan pakan yang lebih

menghemat biaya namun tetap sesuai dengan kebutuhan protein

ayam kampung. (S1,S3,T1,T2) dengan nilai STAS sebesar 6.102.

Nilai STAS yang diperoleh tersebut dapat dinterpretasikan bahwa skor

yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik (David,

2009). Alternatif strategi diatas diharapkan dapat membantu kelompok tani

sehati untuk meningkatkan penjualan sehingga dapat berimplikasi pada

peningkatan keuntungan yang diperoleh. Penerapan strategi yang telah

diprioritaskan ini membutuhkan beberapa kondisi, yaitu organisasi atau

kegiatan manajemen kelompok tani telah berjalan cukup baik dan beroperasi

sesuai dengan tingkatan korporasi. Tanpa pemenuhan kondisi tersebut, saran

untuk menerapkan strategi yang telah diprioritaskan tersebut akan menjadi

sulit karena harus memenuhi asumsi bahwa Kelompok Tani Sehati bekerja

sesuai korporat. Apabila syarat ini terpenuhi, maka Kelompok Tani Sehati

dapat menerapkan strategi yang telah diprioritaskan tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis faktor internal yang telah dilakukan pada

Kelompok Tani sehati, diketahui bahwa kekuatan yang dimilikinya meliputi

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

53

Sumber modal usaha berasal dari pemerintah, teknologi yang digunakan

sudah baik, adanya keinginan dan motivasi yang kuat dari anggota untuk

melakukan usaha budidaya ayam kampung, dan lokasi yang strategis untuk

pemeliharaan ayam kampung secara intensif. Sedangkan kelemahan yang

dimiliki kelompok tani sehati meliputi Sumberdaya manusia yang dimiliki

kurang terampil, kelompok tani pasif dalam pencarian pangsa pasar, belum

memiliki pelanggan tetap yang membeli dalam jumlah yang besar dan

belum adanya distribusi tugas yang merata. Berdasarkan hasil analisis

lingkungan eksternal kelompok tani sehati, peluang yang dimiliki meliputi

Peningkatan pendidikan dan pendapatan masyarakat menyebabkan

kecenderungan perubahan pola konsumsi untuk mengkonsumsi makanan

sehat, Hubungan baik dengan pemasok DOC, Preferensi konsumen terhadap

citarasa ayam kampung yang lebih unggul, Harga jual yang lebih tinggi dan

stabil dibandingkan dengan ayam ras, dan Ayam kampung memiliki daya

tahan tubuh yang kuat terhadap perubahan lingkungan. Sedangkan ancaman

dari luar usaha kelompok tani sehati ini adalah Harga pakan yang terus

meningkat, Hambatan untuk masuk kedalam industri peternakan ayam

kampung cukup kecil, Kemudahan untuk mendapatkan produk pengganti,

dan Cuaca yang tidak menentu mempengaruhi tingkat kematian ayam.

Hasil analisis pada tahap pencocokan menggunakan matriks IE

menunjukkan bahwa posisi Kelompok Tani Sehati saat ini berada pada sel II

yaitu strategi grow and build (tumbuh dan membangun). Strategi yang dapat

diterapkan pada sel ini adalah strategi intensif dan strategi integratif.

Hasil analisis pada tahap pencocokan selanjutnya menggunakan

matriks SWOT, diperoleh enam strategi alternative yang dapat

dikembangkan, yaitu (1) Memperluas pemasaran ayam kampung ke pasar

baru diluar pasar yang selama ini dijangkau, (2) Memperbaiki kualitas SDM

yang ada saat ini dengan menambah informasi dan membina hubungan baik

dengan sesama anggota agar tercipta pendistribusian tanggung jawab yang

lebih jelas dan terbina hubungan yang penuh dengan unsur kekeluargaan,

(3) Membuka jasa layanan “Delivery Order” bagi konsumen, (4) Melakukan

pengembangan produk dengan menjual ayam kampung bukan dalam

kondisi hidup, (5) Menjalin kerjasama dengan pemasok DOC untuk

keterjaminan input untuk kualitas dan kuantitas, dan (6) Berusaha

melakukan inovasi pembuatan pakan yang lebih menghemat biaya namun

tetap sesuai dengan kebutuhan protein ayam kampung.

Pada tahap keputusan, hasil perhitungan prioritas alternative strategi

menggunakan matriks QSPM menunjukkan bahwa strategi yang saat ini

cocok untuk diterapkan adalah memperluas pemasaran ayam kampung ke

pasar baru diluar pasar yang selama ini dijangkau oleh kelompok.

Saran

Beberapa saran yang dapat diajukan ke kelompok tani sehati adalah

1. Kelompok Tani Sehati disarankan menerapkan strategi yang telah

diprioritaskan yaitu memperluas pemasaran ayam kampung ke pasar

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

54

baru diluar pasar yang selama ini dijangkau dengan mencari link

pemasaran yang efektif. Perluasan pasar ini juga hendaknya disertai

peningkatan kualitas SDM dibidang budidaya dan pemasaran

sehingga dalam pelaksanaannya strategi yang disarankan dapat

terlaksana dengan baik. Adapun saran untuk penerapan secara

konkrit dari alternatif strategi yang telah dirumuskan dapat dilihat

pada lampiran 1.

2. Kelompok Tani Sehati perlu menerapkan sistem kerja korporat

sehingga hasil penelitian relatif terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

[Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor]. 2010. Data Kepadatan Penduduk

Kabupaten Bogor Per Kecamatan Tahun 2010 (Dalam Jiwa per

Ha) (Berdasarkan SP 2010). Bogor (ID) : Badan Pusat Statistik

Kabupaten Bogor.

[Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan]. 2011. Statistik

Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta (ID): Direktorat

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

[Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bogor]. 2012. Buku

Data Peternakan Tahun 2012. Bogor (ID) : Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Kabupaten Bogor.

[Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan]. 2012. Statistik

Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta (ID): Direktorat

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

[Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan]. 2012. Populasi

Ternak Ayam Buras. http://ditjennak.deptan.go.id/ 28 Desember

2012

Alma B. 2011. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung (ID):

Alfabeta

Cahyono B.2002. Ayam Buras Pedaging. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

David FR. 2004. Manajemen Strategis : Konsep, Edisi ketujuh. Sindoro A,

penerjemah. Jakarta (ID): PT INDEKS.

David FR. 2006. Manajemen Strategis : Konsep,Edisi 10. Budi

IS,penerjemah; Rahoyo S, editor. Jakarta (ID): Salemba Empat

David FR. 2009. Manajemen Strategis. Edisi ke – 12. Sunardi D,

penerjemah. Jakarta (ID): Salemba Empat.

Dhakhiyah, TA. 2012. Pengembangan Skala Usaha Ternak Ayam Buras

Petelur. [Skrispi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

55

Dirgantoro C. 2001. Manajemen Stratejik. Jakarta (ID) : PT Grasindo.

Harianto B dan Krista B. 2011. Petunjuk Praktis Pembesaran Ayam Kampung

Pedaging. Jakarta : AgroMedia Pustaka.

Kasim S.N, Sirajuddin S.N. dan Irmayani. .2011. Strategi Pengembangan

Sapi Perah di Kabupaten Enrenkang. Jurnal Agribisnis. Volume X

(3).

Kotler P, Armstrong G. 2005. Dasar – Dasar Pemasaran. Alexander S,

penerjemah; Bambang S, editor. Jakarta (ID): PT Indeks.

Terjemahan dari : Principles of Marketing. Ed ke-9.

Muhammad S. 2008. Manajemen Stratejik. Yogyakarta (ID) : Unit Penerbit

dan Pencetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Nawawi T, Nurrohmah S. 2003. Ransum Ayam Kampung. Jakarta (ID) :

Penebar Swadaya.

Pearce JA, Robinson RB. 2008. Manajemen Strategis-Formulasi,

Implementasi, dan Pengendalian Edisi sepuluh. Bachtiar Y,

Christine, Penerjemah; Krista, Editor. Jakarta (ID) : Salemba

Empat.

Porter ME. 1980. Strategi Bersaing. Maulana A, penerjemah; Hutauruk G,

editor. Jakarta (ID): Erlangga.

Sari LN. 2012. Manajemen Strategi Pemasaran Koperasi Bina Usaha Al-

Ihsan Kabupaten Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID) : Institut

Pertanian Bogor.

Suharno B. 2002. Agribisnis Ayam Buras. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

Wijayanti R. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi

Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan

Megamendung, Kabuaten Bogor) [Skripsi]. Bogor (ID). Institut

Pertanian Bogor.

Yamesa N. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Ras

Petelur Pada Perusahaan AAPS Kecamatan Guguak, Kabupaten 50

Kota, Sumatera Barat [Skrispi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian

Bogor.

Yenni E. 2007. Perumusan Strategi Pemasaran Tepung Ubi Jalar Produksi

Usaha Kecil [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

56

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

57

Lampiran 1 Rumusan strategi pengembangan Kelompok Tani Sehati

Rumusan Strategi Pengembangan Kelompok Tani Sehati

Latar Belakang

Ayam tergolong kedalam komoditi perunggasan yang saat ini

tingkat konsumsinya sebesar 16.3 % yang berasal dari unggas lokal

(ditjennak,2012). Salah satu jenis ayam buras yang banyak dibudidayakan

adalah ayam kampung. Kelompok Tani Sehati adalah salah satu kelompok

yang membudidayakan ayam kampung secara intensif. Kelompok Tani

Sehati merupakan yang membudidayakan ayam kampung dengan

menerapkan sistem pemeliharaan intensif. Kelompok Tani Sehati

memperoleh bantuan modal dari pemerintah melalui program SMD (Sarjana

Membangun Desa) sebesar 150 juta rupiah. Persyaratan yang diberikan

adalah ayam yang dibudidayakan harus ditempatkan dikandang bersama.

Oleh karena itu, investasi awal dimulai dari kandang, DOC, pakan, obat-

obatan, dan lain-lain merupakan milik bersama yang dikelola

bersamaKelompok Tani Sehati mengalami masalah pada aspek manajemen

sumber daya manusia, pemasaran dan budidaya sehingga membutuhkan

strategi pengembangan untuk keberlajutan usaha peternakan ayam

kampungnya.

Visi dan Misi Kelompok Tani Sehati

Pada awal pembentukan, kelompok tani sehati merumuskan visi

dan misi kelompok. Visi dan misi tersebut tercantum dalam proposal yang

diajukan kelompok untuk perolehan bantuan dana yang diajukan. Kelompok

tani sehati ini memiliki visi mensejahterakan seluruh anggota kelompok.

Untuk mencapai visi tersebut kelompok merumuskan misi yaitu

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam beternak sehingga

kehidupan anggota lebih sejahtera dengan adanya peningkatan produktivitas

dan pendapatan, membangun kerjasama antar anggota untuk mengelola

sumberdaya untuk mencapai kesejahteraan kelompok, serta menjadikan

kelompok sebagai kelompok mandiri dengan sistem kekeluargaan.

Alternatif Strategi yang dirumuskan

1. Membuka jasa layanan “Delivery Order” bagi konsumen

2. Menjalin kerjasama dengan pemasok DOC untuk keterjaminan

kualitas dan kuantitas.

3. Memperluas pemasaran ayam kampung ke pasar baru diluar pasar

yang selama ini dijangkau oleh konsumen.

4. Melakukan inovasi pembuatan pakan yang lebih menghemat biaya

namun tetap sesuai dengan kebutuhan protein ayam kampung.

5. Melakukan pengembangan produk dengan menjual ayam kampung

bukan dalam kondisi hidup

6. Memperbaiki kualitas SDM yang ada saat ini dengan menambah

informasi dan membina hubungan baik dengan sesama anggota agar

tercipta pendistribusian tanggung jawab yang lebih jelas dan terbina

hubungan yang penuh dengan unsur kekeluargaan

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

58

Lampiran 1 Rumusan Strategi Pengembangan Kelompok Tani Sehati

Prioritas Strategi

1. Memperluas pemasaran ayam kampung ke pasar baru diluar pasar yang

selama ini dijangkau dengan nilai STAS sebesar 6.671.

2. Memperbaiki kualitas SDM yang ada saat ini dengan menambah

informasi dan membina hubungan baik dengan sesama anggota agar

tercipta pendistribusian tanggung jawab yang lebih jelas dan terbina

hubungan yang penuh dengan unsur kekeluargaan dengan nilai STAS

sebesar 6.668.

3. Membuka jasa layanan “Delivery Order” bagi konsumen dengan nilai

STAS sebesar 6.313.

4. Melakukan pengembangan produk dengan menjual ayam kampung

bukan dalam kondisi hidup dengan nilai STAS sebesar 6.279.

5. Menjalin kerjasama dengan pemasok DOC untuk keterjaminan input

untuk kualitas dan kuantitas dengan nilai STAS sebesar 6.237.

Berusaha melakukan inovasi pembuatan pakan yang lebih menghemat biaya

namun tetap sesuai dengan kebutuhan protein ayam kampung dengan nilai

STAS sebesar 6.102.

59

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

75

Lampiran 1 Rumusan strategi pengembangan Kelompok Tani Sehati

59

Sb y

Strategi - Strategi

Sb x

Waktu Siklus Produksi

Visi Kelompok Tani Sehati

adalah menyejahterakan seluruh

anggota kelompok.

Target : Penjualan ayam kampung yang tidak bertahap agar penerimaan lebih terlihat dan menghindari penambahan

biaya pakan yang cukup besar, memiliki pelanggan tetap yang membeli dalam jumlah besar sehingga ayam dapat

terjual dalam jumlah yang banyak, dan memperbaiki kegiatan majanemen.

Siklus 3 Siklus 4 Siklus 5 Siklus 6

Memperluas pemasaran

ayam kampung ke pasar

baru diluar pasar yang

selama ini dijangkau

Melakukan pengembangan produk

dengan menjual ayam kampung bukan

dalam kondisi hidup .

Membuka jasa layanan “Delivery Order” bagi konsumen

Menjalin kerjasama dengan pemasok

DOC untuk keterjaminan input untuk

kualitas dan kuantitas.

Berusaha melakukan inovasi pembuatan

pakan yang lebih menghemat biaya

namun tetap sesuai dengan kebutuhan

protein ayam kampung.

Memperbaiki kualitas SDM yang ada saat ini dengan menambah informasi dan membina hubungan baik dengan sesama anggota agar tercipta

pendistribusian tanggung jawab yang lebih jelas dan terbina hubungan yang penuh dengan unsur kekeluargaan

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang
Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

75

Lampiran 2 Rata-rata hasil perhitungan bobot dan rating matriks IFE dan EFE

Perhitungan Rata – rata bobot dan Rating Faktor Internal

Faktor Internal

Bobot Rating

Responden 1 Responden 2 Rata-rata Responden 1 Responden 2 Rata-Rata

A 0.1875 0.142857 0.1741071 3 3 3

B 0.151786 0.163265 0.1552297 3 3 3

C 0.169643 0.183673 0.173852 3 3 3

D 0.133929 0.102041 0.1243626 3 3 3

E 0.0625 0.102041 0.0743623 1 1 1

F 0.116071 0.102041 0.111862 1 1 1

G 0.080357 0.102041 0.0868622 1 1 1

H 0.098214 0.102041 0.0993621 1 1 1

Perhitungan Rata – rata bobot dan rating Faktor Eksternal

Faktor Eksternal

Bobot Rating

Responden 1 Responden 2 Rata - rata Responden 1 Responden 2 Rata-Rata

A 0.111111 0.111111 0.111111 4 4 4

B 0.138889 0.0625 0.1159723 4 4 4

C 0.152778 0.076389 0.1298613 4 3 3.7

D 0.152778 0.125 0.1444446 3 3 3

E 0.138889 0.138889 0.138889 3 3 3

F 0.055556 0.152778 0.0847226 2 2 2

G 0.069444 0.097222 0.0777774 4 4 4

H 0.097222 0.118056 0.1034722 2 2 2

I 0.083333 0.118056 0.0937499 1 1 1

68

60

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

76

Lampiran 3 Matriks QSPM

Faktor Kunci

Alternatif Strategi

Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Kekuatan

Sumber modal usaha berasal dari pemerintah. 0.174 4 0.696 4 0.696 4 0.696 4 0.696 4 0.696 4 0.696

Teknologi yang digunakan sudah baik 0.155 1.3 0.201 2 0.310 1.3 0.201 3.3 0.512 1.6 0.248 1.3 0.201

Adanya keinginan dan motivasi yang kuat dari

anggota untuk melakukan usaha budidaya ayam

kampung

0.173 4 0.695 4 0.695 4 0.695 3.7 0.643 4 0.695 4 0.695

Lokasi yang strategis untuk pemeliharaan ayam

kampung secara intensif. 0.124 3 0.373 3 0.373 2 0.248 2 0.248 3 0.373 2 0.248

Kelemahan

Sumberdaya manusia yang dimiliki kurang terampil 0.074 4 0.297 4 0.297 4 0.297 4 0.297 4 0.297 4 0.297

Kelompok masih pasif dalam pencarian pangsa pasar 0.111 1.9 0.212 3 0.335 2.3 0.257 2.3 0.257 3.7 0.413 2.3 0.257

Belum memiliki pelanggan tetap yang membeli

dalam jumlah yang besar 0.086 4 0.347 4 0.347 2.3 0.199 2.7 0.234 2 0.173 2 0.173

Belum adanya dDistribusi yang merata. 0.099 4 0.397 4 0.397 4 0.397 3.4 0.337 4 0.397 4 0.397

Peluang

Peningkatan pendidikan dan pendapatan masyarakat

menyebabkan kecenderungan perubahan pola

konsumsi untuk mengkonsumsi makanan sehat

0.111 3.4 0.377 4 0.444 2 0.222 2 0.222 2 0.222 3 0.333

Hubungan baik dengan pemasok DOC 0.115 2 0.231 2 0.231 4 0.463 2 0.231 3 0.347 3 0.347

Preferensi konsumen terhadap citarasa ayam

kampung yang lebih unggul. 0.129 4 0.519 4 0.519 4 0.519 2.6 0.337 4 0.519 4 0.519

Harga jual yang lebih tinggi dan stabil dibandingkan

dengan ayam ras. 0.144 4 0.577 4 0.577 4 0.577 2.6 0.375 4 0.577 3 0.433

Ayam kampung memiliki daya tahan tubuh yang

kuat terhadap perubahan lingkungan 0.138 2 0.277 2 0.277 3 0.416 3 0.416 3 0.416 3 0.416

61

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

77

Ancaman

Harga pakan yang terus meningkat. 0.084 2.3 0.194 3 0.254 2 0.169 4 0.338 3 0.254 3 0.254

Hambatan untuk masuk kedalam industri peternakan

ayam kampung cukup kecil. 0.077 4 0.311 4 0.311 2.3 0.178 3.3 0.256 4 0.311 4 0.311

Kemudahan untuk mendapatkan produk pengganti. 0.103 4 0.413 4 0.413 4 0.413 4 0.413 4 0.413 4 0.413

Cuaca yang tidak menentu mempengaruhi tingkat

kematian ayam 0.093 2 0.187 2 0.187 3 0.281 3 0.281 3.3 0.309 3 0.281

STAS

6.313

6.671

6.237

6.102 6.668

6.279

Prioritas 3 1 5 6 2 4

62

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang
Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

75

Lampiran 4. Riwayat Hidup Penulis

Penulis dilahirkan di Jebus, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi kepulauan

Bangka Belitung pada tanggal 10 Agustus 1992 dari Ayah Arief Purnomo dan Ibu

Komariah. Penulis adalah putri bungsu dari 3 bersaudara. Penulis lulus dari SMA

Negeri 1 Jebus pada tahun 2009 dan lolos seleksi masuk Institut Pertanian Bogor

pada tahun yang sama melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dan diterima

di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi yaitu pada

tahun 2009 hingga 2011 menjadi bendahara organisasi mahasiswa Bangka (ISBA)

dan pada tahun 2011 hingga 2013 menjadi sekretaris pada organisasi tersebut.

Selama masa perkuliahan, penulis juga mengikuti perkuliahan dengan minor

Komunikasi dari Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.

63

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang
Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM … · Gambar 5 Struktur Organisasi Kelompok Tani ... Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Salah satu provinsi yang memegang

75