strategi pemerintah kabupaten muaro jambi dalam ...repository.uinjambi.ac.id/1721/1/skrip jourdan...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI DALAM
MENINGKATKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT AHMAD RIPIN
(Studi Kasus Rumah Sakit Ahmad Ripin Muaro Jambi)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Pada Fakultas Syari‟ah
OLEH:
JOURDAN RIZANDIZR
NIM: SIP.151997
PEMBIMBING:
Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI
Ulya Fuhaidah, S.Hum., M.Hum
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
لىت لهم ولى كىت فظا غليظ القلب لوفضىا مه حىلك فاعف فبما رحمة مه الله
يحب إنه الله عىهم واستغفر لهم وشاورهم في المر فإذا عزمت فتىكهل على الله
لي ه المتىك
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.1
1 QS. Ali „Imron Ayat 159.
vi
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan tugas akhir ini untuk orang tercinta dan tersayang atas
kasihnya yang berlimpah.
Teristimewa Ayahanda (ZULKARNAIN) dan Ibunda (ROSDIANA)..
Kupersembahkan sebuah tulisan dari didikan kalian yang ku aplikasikan
dengan ketikan hingga menjadi barisan tulisan dengan beribu kesatuan,
berjuta makna kehidupan, tidak bermaksud yang lain hanya ucapan
TERIMA KASIH yang setulusnya tersirat dihati yang ingin ku sampaikan
atas segala usaha dan jerih payah pengorbanan untuk anakmu selama ini.
Hanya sebuah kado kecil yang dapat ku berikan dari bangku kuliahku yang
memiliki sejuta makna, sejuta cerita, sejuta kenangan, pengorbanan, dan
perjalanan untuk dapatkan masa depan yang ku inginkan atas restu dan
dukungan yang kalian berikan. Tak lupa permohonan maaf ananda yang
sebesar-besarnya, sedalam-dalamnya atas segala tingkah laku yang tak
selayaknya diperlihatkan yang membuat hati dan perasaan ayah dan ibu
terluka, bahkan teriris perih.
Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang kalian
impikan didiriku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan doa dan
restu semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu
kupersembahkan ungkapan terimakasihku kepada:
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan kepada kalian semua,, Terimakasih beribu terimakasih
kuucapkan..
Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku,
kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf
tercurah.
Skripsi ini kupersembahkan.
vii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Strategi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam
Meningkatkan Kinerja di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin” (Studi Kasus
Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Muaro Jambi). Berdasarkan latar belakang
masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelayanan di Rumah
Sakit Umum Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi dan Strategi Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi dalam Meningkatkan Kinerja Rumah Sakit Umum
Ahmad Ripin. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research),
dengan menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder
yang didapat dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi,
wawancara (interview) dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, selanjutnya data
tersebut dianalisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: Pelayanan di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
masih jauh dari visinya, terlihat RSUD Ahmad Ripin belum bisa Memberikan
pelayanan kesehatan dengan tenaga professional, ketersediaan obat-obatan serta
sarana dan prasarana juga masih belum memadai untuk berorientasi pada
kebutuhan pasien, hal tersebut juga dipengaruhi oleh Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi sendiri yang mana kurangnya dukungan dari Pemerintah yang
berkewajiban. Strategi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam Meningkatkan
Kinerja di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin akan meningkatkan kinerja pegawai
untuk mencapai kualitas pelayanan yang lebih baik. Dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan kepada pegawai dan meningkatkan disiplin kerja pegawai
serta evaluasi akan dilakukan dengan tiga kegiatan utama dalam evaluasi strategi,
Penyelidikan atas landasan yang mendasari strategi perusahaan yaitu: faktor
eksternal dan faktor internal, Penbandingan hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sebenarnya, Pengambilan tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja
sesuai dengan rencana.
Kata kunci: Strategi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
viii
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر بســــــــــــــــــم الله الر
Alhamdulillah wa syukurillah, senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya,
sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan iman dan Islam.
Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang banyak
memberikan keteladanan dalam berfikir dan bertindak.
Skripsi ini berjudul “Strategi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
Dalam Meningkatkan Pelayanan Rumah Sakit Ahmad Ripin” (Studi Kasus
Rumah Sakit Ahmad Ripin Muaro Jambi) dapat terselesaikan guna memenuhi
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S.1)
Program Studi Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Semoga apa yang penulis sajikan dalam skripsi ini merupakan rangkaian
ikhtiar penulis yang ditujukan kepada kita semua sebagai muslim yang berusaha
menjadikan aktivitas pekerjaan sebagai wujud amal ibadah dalam rangka
menjalankan fungsi hidup yang sebenarnya yakni hanya beribadah kepada Allah
SWT.
Patut kiranya penulis menyampaikan ucapkan terimakasih kepada semua
pihak dalam memberikan bantuan sehingga tersusunnya skripsi ini seperti yang
dihadapan pembaca, terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan I bidang
Akademik Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Rahmi Hidayanti, M.HI, selaku Wakil Dekan II bidang Administrasi
Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syariah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................. iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 6
C. Batasan Masalah ..................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 7
E. Kerangka Teori ....................................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka .................................................................... 16
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................. 20
B. Jenis Dan Sumber Data .......................................................... 20
C. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 22
D. Teknik Analisis Data .............................................................. 23
E. Sistematika Penulisan ............................................................. 26
F. Jadwal Penelitian .................................................................... 28
xi
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi .................................. 29
B. Geografis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi ............................................... 30
C. Kedudukan .............................................................................. 31
D. Azas dan Tujuan ..................................................................... 31
E. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi .................................. 32
F. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi .................................. 33
G. Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi ......................................................... 34
H. Visi, Misi dan Nilai Organisasi .............................................. 34
I. Kedudukan dan Dasar Hukum ................................................ 35
J. Perizinan / Kelas /Registrasi ................................................... 36
K. Identitas .................................................................................. 36
L. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan .......... 36
M. Kondisi Pelayanan Rumah Sakit Saat Ini ............................... 42
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelayanan di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Kabupaten
Muaro Jambi ........................................................................... 47
B. Kendala yang dihadapi dalam Pelayanan di RSUD Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi ............................................... 51
C. Strategi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam Mening
katkan Kinerja di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin ............ 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 58
B. Saran ....................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi ........................................................
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Jadwal Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Penyelenggaraan
pembangunan kesehatan meliputi upaya terpadu dan berkesinambungan
sehingga mencapai tujuan yang optimal.2
Kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan semakin tinggi, hal itu
disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan arti
pentingnya kesehatan. Untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan
kesehatan, pemerintah mendirikan rumah sakit yang merupan bagian integral
dari keseluruhan sistim pelayanan kesehatan dikembangkan melalui
perencanaan pembangunan kesehatan.3
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang rumah sakit disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
2 Setiyono, Budi, Pemerintah dan Manajemen Sektor Publik.(Yogyakarta: CAPS, 2014),
hlm. 134. 3 Ibid.
1
2
Rumah sakit umum sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
memegang peranan yang cukup penting dalam pembangunan kesehatan.
Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, sedangkan misi khusus adalah aspirasi yang ditetapkan
dan ingin dicapai oleh pemilik rumah sakit umum. Rumah sakit umum adalah
rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari
yang bersifat dasar sampai spesialistik.4
Tugas pokok rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya
kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan
upaya peyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya
rujukan. Tugas dan fungsi rumah sakit sebagai organisasi sosial
kemasyarakatan serta kesehatan keluarga dan lingkungan, sangat jelas bahwa
dalam mengelola sebuah rumah sakit tidaklah mudah dan bisa dikatakan
cukup rumit. Dalam mengelola rumah sakit diperlukan banyak tenaga-tenaga
professional yang terdiri dari dokter, perawat, paramedik lainnya, apoteker
serta operator instrument alat-alat penunjang kesehatan.5
Dewasa ini fungsi atau keberadaan rumah sakit bukan sekedar ditinjau
dari aspek sosial saja, melainkan sudah mengarah ke bisnis rumah sakit. Di
sinilah letak pentingnya tenaga ahli manajemen pemasaran rumah sakit.
4 Djoko wijono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. (Surabaya: Airlangga, 2000),
hlm. 103. 5 Anthony dan Herzlinger, Strategi Manajemen Organisasi Publik. (Jakarta: Erlangga,
2012), hlm. 23.
3
Mengelola sebuah rumah sakit swasta mungkin lebih mudah dibanding
mengelola rumah sakit milik pemerintah. Hal ini cukup jelas, karena rumah
sakit swasta sangat mengedepankan fungsi bisnis dibanding fungsi sosialnya,
sehingga tidak jarang kita mendengar suatu rumah sakit menolak pasien
karena tidak mampu membayar biaya perawatan.6
Adanya otonomi daerah, di mana bidang kesehatan termasuk ke dalam
urusan yang diserahkan kepada daerah dan adanya kebijaksanaan swadana
serta masuknya sektor swasta dalam bidang kesehatan akan mendorong
kompetisi dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara lebih
efisien, sehingga pemberi pelayanan kesehatan harus merubah pandangannya
untuk lebih berorientasi pada pasar atau konsumen, dengan melakukan
perbaikan mutu pelayanan. Kondisi seperti itu akan menuntut rumah sakit
untuk melaksanakan kinerjanya dengan baik. Di sisi lain rumah sakit juga
dituntut untuk lebih profesional dalam memberikan jasa dan pelayanannya
karena pasien sebagai pelanggan telah memberikan pembayaran sesuai
ketentuan yang diberlakukan oleh rumah sakit. Sejalan dengan komersialisasi
rumah sakit, tuntutan masyarakat juga saat ini semakin kuat. Masyarakat
semakin hari menjadi semakin pandai dan kritis.
Dalam mencapai tujuan yang berorientasi kepada kepuasan pasien, di
samping aspek fasilitas rumah sakit, peranan dokter, paramedis dan non
medis menjadi sangat penting karena kinerja mereka akan menentukan
persepsi dan kinerja yang dirasakan pasien terhadap pelayanan yang
6 Ibid.
4
diberikan. Menurut salah satu edaran yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 dinyatakan bahwa salah satu
tujuan yang hendak dicapai pembangunan di bidang kesehatan di Indonesia
pada saat ini adalah mencapai masyarkat, bangsa dan negara dimana
penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata. Artinya bahwa pemerintah Republik
Indonesia sekarang ini sedang berusaha untuk mewujudkan suatu kondisi
dimana masyarakat Indonesia mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, yang memiliki kualitas diandalkan pada saat dibutuhkan tanpa
adanya hambatan baik yang bersifat ekonomi maupun non-ekonomi.7
Kualitas pelayanan menjadi hal yang penting bagi penyedia pelayanan
kesehatan, dimana proporsi yang sama besarnya juga diberikan pada praktisi
pemasaran yang memberikan perhatian pada kualitas pelayanan. Hal ini
disebabkan karena kualitas pelayanan pada kenyataannya sering terbukti
memberikan sumbangan pada keberhasilan dalam praktek pelayanan
kesehatan. Artinya bahwa kualitas rumah sakit dapat memberi dampak positif
yang signifikan pada kepuasan pasien, yang mana pada gilirannya akan
menimbulkan dampak positif pada loyalitas mereka atau kemauan mereka
untuk mendapatkan pelayanan kembali pada saat mereka membutuhkan di
masa yang akan datang di rumah sakit tersebut.8
7 Setiyono, Budi, Pemerintah dan Manajemen Sektor Publik.(Yogyakarta: CAPS, 2014),
hlm. 110. 8 Sampara, Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan. (Jakarta: STIA LAN Press, 2000),
hlm. 55.
5
Dunia internasional berlomba-lomba meningkatkan fasilitas dan
kualitas pelayanan dengan indikator angka harapan hidup, agar rangking
kesehatan di negara mereka tidak berada di urutan paling bawah dan bisa
dianggap sebagai negara miskin. Pembangunan kesehatan di Indonesia
diselenggarakan berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional. Dalam Sistem
Kesehatan Nasional tersebut kewajiban pemerintah yaitu meningkatkan
derajat kesehatan setinggi-tingginya untuk mensejahterakan masyarakat. Hal
ini sesuai yang diamanatkan oleh UUD 1945. Pembangunan di bidang
kesehatan diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan.9
Rumah Sakit Ahmad Ripin adalah salah satu institusi pelayanan
kesehatan dilingkungan Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi, namun
kenyataannya masih banyak ditemukan permasalahan-permasalahan dalam
bidang pelayanan kesehatan. Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya
keluhan yang disampaikan oleh pasien melalui kotak saran yang ada di rumah
sakit maupun keluhan masyarakat atau pasien dari mulut kemulut, sehingga
yang paling banyak muncul adalah tentang kurangnya tanggapnya perawat
dalam menangani pasien, penerimaan keluhan pasien kepada perawat,
keluhan pasien tentang dokter yang special dibidangnya, pelayanan atau
ketersediaan obat-obatan yang tersedia serta pelayanan-pelayanan lainnya.
Dengan adanya kesenjangan yang terjadi didalam pelayanan maupun
ketersediaan obat-obatan serta tenaga medis, maka penulis merasa perlu
9 Bryson, and Roring Cases In Strategic Manajement, 4
edition, (IL: Richard D. Irwin, inc
: Chicago, 1997), hlm. 217.
6
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan hasil penelitian ini dituangkan
dalam bentuk skripsi dengan judul: “Strategi Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi dalam Meningkatkan Kinerja di Rumah Sakit Umum
Ahmad Ripin” (Studi Kasus Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Muaro
Jambi).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelayanan di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Kabupaten
Muaro Jambi?
2. Apa Kendala yang di hadapi dalam Pelayanan di Rumah Sakit Umum
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi?
3. Bagaimana Strategi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam
Meningkatkan Kinerja Rumah Sakit Ahmad Ripin?
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah ini bertujuan untuk menetapkan batas-batas
masalah dengan jelas sehingga memungkinkan penemuan faktor-faktor yang
termasuk dalam ruang lingkup masalah.10
Adapun dalam penelitian ini
penulis membatasi permasalahan dan pembahasan mengenai Strategi
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam Meningkatkan Kinerja di Rumah
Sakit Umum Ahmad Ripin.
10
Husein Sayuti, Pengantar Metodologi Riset, (Jakarta: Fajar Agung, 1989), hlm. 28.
7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Pelayanan di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi.
b. Untuk mengetahui Kendala yang di hadapi dalam Pelayanan di Rumah
Sakit Umum Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi.
c. Untuk mengetahui Strategi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam
Meningkatkan Kinerja Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin.
2. Kegunaan Penelitian
Selain ada tujuan yang ingin dicapai diharapkan juga dapat
memberi manfaat atau kegunaan penelitian, antara lain sebagai berikut:
a. Sebagai sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan
dari aspek teoritis demi pengembangan ilmu pemerintahan.
b. Sebagai cakrawala berfikir bagi penulis dan semoga dapat menjadi
referensi untuk menambah keilmuan yang dipersembahkan kepada
mahasiswa khususnya Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
c. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu
(S1) pada Fakultas Syariah Jurusan Ilmu Pemerintahan di Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
8
E. Kerangka Teori
1. Manajemen Strategi
Menurut Heene, mengartikan manajemen strategi adalah suatu
proses manajemen puncak yang mengelompokkan dan mengorientasikan
semua kegiatan dan fungsi yang ada pada organisasi serta terfokus untuk
diaktualisasikannya agenda strategi dari organisasi tersebut. Akdon
merumuskan bahwa manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari
pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi
(evaluating) keputusan-keputusan strategi antar fungsi-fungsi yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya masa datang. Pada
hakikatnya, manajemen strategi itu terdiri dari tiga macam proses
manajemen yaitu pembuatan strategi, penerapan strategi, dan control
terhadap strategi. 11
Manajemen strategi menekankan dan mengutamakan pengamatan
dan evaluasi mengenai peluang (opportunities) dan ancaman (threats)
lingkungan ekternal perusahaan dengan melihat kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) dalam lingkungan internal perusahaan. Sementara
itu, proses manajemen strategi meliputi empat elemen dasar yaitu:
pengamatan langsung, perumusan strategi, implementasi strategi dan
evaluasi serta pengendalian.12
11
Heene, Aime, dkk. Manajemen Startegik Keorganisasian Publik. (Jakarta: Refika
Aditama, 2010), hlm. 35. 12 Ibid, hlm 40.
9
2. Pelayanan Publik
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin
secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelayanan publik
(public service) oleh birokrasi publik merupakan salah satu perwujudan
dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping abdi
negara. Pelayanan publik oleh birokrasi publik dumaksudkan untuk
mensejahterakan masyarakat (warga negara) dari suatu negara sejahtera
(walfare state). Pelayanan umum oleh Lembaga Administrasi Negara
diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan di lingkungan Badan Usaha
Milik Negara/daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka
upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.13
Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang
diciikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan
(aparatur pemerintah). Efektif lebih mengutamakan pada pencapaian apa
yang menjadi tujuan dan sasaran.14
Bila jasa/layanan yang diterima
(perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas
jasa/layanan yang dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang
diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan
sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya bila jasa/layanan yang diterima
13 Ibid, hlm. 89.
14 Suwarsono, Muhammad, Strategi Pemerintah. Manajemen Organisasi Publik. (Jakarta:
Erlangga, 2012), hlm. 99.
10
lebih rendah dari pada diharapkan, maka kualitas/layanan akan
dipersepsikan buruk.
Dengan demikian, baik atau buruknya kualitas jasa/layanan
tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan
pelanggan secara konsisten dan berakhir pada persepsi pelanggan. Ini
berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang
penyelenggara, tetapi harus dilihat dari sudut pandang atau persepsi
pelanggan.15
Ramlan Surbakti, mengklasifikasi ada 4 (empat) kategori pelayanan
publik, yaitu :
a. Pelayanan administrasi, seperti pemberian berbagai perizinan dan
identitas penduduk.
b. Pelayanan infrastruktur, seperti jalan raya, jaringan irigasi, transportasi
dan lain- lain.
c. Pelayanan kebutuhan dasar, seperti sandang, pangan, air minum,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, rasa aman dan lingkungan bersih.
d. Pelayanan penerimaan daerah, seperti Pendapatan Asli daerah.
Sesuai yang diatur dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan
Apartur Negara Nomor KEP/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Tehnis
Transparansi Dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Publik disebutkan bahwa transparansi pelayanan publik merupakan
penyelenggaraan pelayanan publik dimana pelaksanaan tugas dan
15 Ibid, hlm. 96.
11
kegiatan bersifat terbuka bagi masyarakat, mulai dari proses kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan/pengendaliannya serta mudah
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi.
Transparansi penyelenggaraan pelayanan publik tersebut meliputi:
a. Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik meliputi
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan/pengendaliannya oleh masyarakat. Kegiatan ini harus
diinformasikan dan mudah diakses oleh masyarakat.
b. Prosedure pelayanan yang merupakan rangkaian proses atau tata kerja
yang menunjukkan adanya tahapan yang jelas dan pasti, sederhana
tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan serta
diwujudkan dalam bagan alur.
c. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan harus diinformasikan
secara jelas dan relevan dengan jenis pelayanan serta diletakkan di
dekat loket pelayanan.
d. Rincian biaya pelayanan harus diinformasikan secara jelas dan
diletakkan di dekat loket pelayanan dan dapat dibaca serta pungutan
yang ditarik dari masyarakat harus disertai dengan tanda bukti resmi
sesuai dengan jumlah yang dibayarkan.
e. Waktu penyelesaian pelayanan dan kurun waktu penyelesaian
pelayanan publik harus diinformasikan dan diletakkan di dekat loket
pelayanan dengan melaksanakan azas first in first out (fifo).
12
f. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan
pelayanan dan atau menyelesaikan keluhan/persoalan/sengketa harus
ditetapkan dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan yang
dibutuhkan.
g. Lokasi pelayanan mudah dijangkau dan dilengkapi dengan sarana dan
prasarana yang cukup memadai.
h. Janji pelayanan yang merupakan komitmen tertulis unit kerja dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat harus tertulis jelas, singkat
dan mudah dimengerti yang menyangkut hal-hal yang esensial dan
informasi yang akurat termasuk didalamnya standar kualitas
pelayanan.
i. Standar pelayanan publik wajib disusun sesuai dengan tugas dan
kewenangannya dan dipublikasikan kepada ,masyarakat sebagai
jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan.
j. Informasi pelayanan mengenai prosedur, persyaratan, biaya, waktu,
standar, janji/moto pelayanan, lokasi serta pejabat/petugas yang
berwenang dan bertanggung jawab wajib dipublikasikan kepada
masyarakat melalui media cetak, media gambar atau penyuluhan
langsung kepada masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan baik kepada publik maupun kepada
atasan/pimpinan unit pelayanan sesuai ketentuan perundangan.
13
3. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan (health service) merupakan salah satu
komponen penentu derajat kesehatan masyarakat, disamping faktor
lingkungan, perilaku dan keturunan. Pelayanan kesehatan adalah setiap
upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam
suatu organisasi yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, kelompok, ataupun masyarakat.16
Namun masih sering dijumpai kesalahan persepsi dan pemahaman
orang terhadap pelayanan kesehatan yaitu hanya berupa pelayanan yang
diberikan oleh seorang dokter terhadap pasien. Oleh karena itu menurut
Azwar, pengertian pelayanan kesehatan harus diasosiasikan kepada
pelayanan medis dan pelayanan kedokteran komuniti, pengelolaan
kesehatan lingkungan hidup, upaya pengumpulan data kesehatan, bahkan
tata administrasi pelayanan kesehatan itu sendiri.17
Dengan demikian terdapat perbedaan pelayanan kesehatan dengan
pelayanan medis. Benyamin Lumenta mengemukakan bahwa pelayanan
medis adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan
penyakit serta semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan
kesehatan yang dilaksanakan atas dasar hubungan individual antara para
ahli pelayanan medis dengan individu yang membutuhkannya. jadi ruang
lingkupnya masih bersifat mikrososial. Sedangkan pelayanan kesehatan
16
Sampara, Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan. (Jakarta: STIA LAN Press, 2000),
hlm. 70. 17
Ibid, hlm. 71.
14
bersifat mikrososial dalam arti merupakan upaya atau kegiatan
pencegahan, pengobatan, pemulihan, dan peningkatan derajat kesehatan
yang dilaksanakan terhadap masyarakat secara keseluruhan.
4. Kualitas Pelayanan Kesehatan
Definisi kualitas pelayanan kesehatan banyak menjadi kajian para
ahli. Tracendi, mengemukakan bahwa salah satu isu yang paling
kompleks dalam dunia pelayanan kesehatan adalah penilaian kualitas.
Ruang lingkupnya sangat luas, mulai dari kemungkinan derajat
kesempurnaan (perfectability) teknik intervensi klinik sampai peranannya
dalam menurunkan angka mortalitas. Ada yang berpendapat bahwa
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat dinilai dari mortalitas
operasi atau dari angka infeksi nosokomial. Ada pula yang berpegang
dari derajat pemanfaatan tempat tidur atau jumlah kunjungan ke
poliklinik.18
Anthony dan Herzlinger menyatakan bahwa organisasi nirlaba,
seperti halnya rumah sakit, adalah suatu organisasi yang tujuannya
bukanlah semata-mata mencari keuntungan bagi pemiliknya, melainkan
memberikan pelayanan sesuai dengan misi yang diembannya. Pada
organisasi nirlaba seyogianya pihak manajemen berupaya agar dapat
memberi pelayanan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang
tersedia. Suksesnya organisasi nirlaba dapat dinilai dari seberapa besar
18 Tracendi, Manajemen Stratejik Edisi keenam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), hlm
54.
15
dan berapa baik pelayanan yang diberikan.19
Menurut Aditama disebutkan bahwa banyak aspek yang dapat
digunakan untuk menilai mutu pelayanan kesehatan. Misalnya, dapat
dinilai dari struktur pelayanan itu sendiri dan bagaimana bentuk
pelayanan yang diberikan. Hal ini meliputi ruang lingkup pelayanan,
tingkat pendidikan, dan proses pemberian pelayanan kesehatan. Pada
hakekatnya, rumah sakit adalah salah satu jenis industri jasa, dalam hal
ini industri jasa kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit harus patuh pada
kaidah- kaidah bisnis dengan berbagai peran fungsi manajerialnya. Akan
tetapi, harus diakui pada kenyataanya rumah sakit mempunyai beberapa
ciri khas yang membedakan dengan industri lainnya.20
Anthony dan Herzlinger menyatakan bahwa organisasi nirlaba,
seperti halnya rumah sakit, adalah suatu organisasi yang tujuannya
bukanlah semata-mata mencari keuntungan bagi pemiliknya, melainkan
memberikan pelayanan sesuai dengan misi yang diembannya. Pada
organisasi nirlaba seyogianya pihak manajemen berupaya agar dapat
memberi pelayanan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang
tersedia. Suksesnya organisasi nirlaba dapat dinilai dari seberapa besar
dan berapa baik pelayanan yang diberikan.
19 Anthony dan Herzlinger, Strategi Manajemen Organisasi Publik. (Jakarta: Erlangga,
2012), hlm. 102. 20
Aditama, Manajemen Pelayanan Publik. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2015), hlm 77.
16
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka perlu dilakukan untuk menambah wawasan peneliti,
sebelum peneliti melangkah lebih jauh dalam permasalahan yang telah
ditemukan, dan guna untuk mempertahankan keaslian karya. Dibawah ini
akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang penulis anggap relevan:
Penelitian yang dilakukan oleh Syafaruddin dan Syukur (2014)
berjudul “Analisis Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Unit Gawat Darurat
Rumah Umum Daerah Haji Makassar”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di UGD RSUD Haji Makassar.
Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 responden yang merupakan
pasien UGD RSUD Haji Makassar pada periode Maret hingga April 2014
dengan menggunakan teknik pengambilan sampling accidental. Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner dengan metode pengumpulan data dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian dianalisis
menggunakan tabulasi silang, tabel frekuensi dan skoring. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak UGD
RSUD Haji Makassar dengan melihat aspek tangible, reliability,
responsiveness, assurancedan emphathyberada pada kategori berkualitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bukti langsung, keandalan daya
tanggap jaminan,dan empati secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan
pengguna jasa. Adanya hubungan positif dan signifikansi antara peningkatan
pelayanan dengan kepuasan pasien. Persamaan penelitian ini dengan
17
penelitian penulis adalah sama-sama mencari tahu kepuasan pasien dan
perbedaannya dalah penelitian mencari tahu bagaimana upaya pemerintah
kabupaten muaro jambi dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang ada di
RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi dalam meningkat pelayanan
yang ada di RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian yang dilakukan oleh Suryani yang berjudul “Pengaruh
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada Rumah Sakit Umum
Pirngadi Medan”. Dalam penelitian ini Mutu pelayanan rumah sakit
mempunyai dua komponen, yaitu pemenuhan terhadap standar mutu yang
telah ditetapkan dan pemenuhan akan kepuasan pelanggan. Rumah sakit
harusmemberikan pelayanan yang berfokus pada kepuasan pelanggan.
Perbaikan kualitas jasa pelayanan kesehatan dapat dimulai dengan
mengevaluasi setiap unsur-unsur yang berperan dalam membentuk kepuasan
pasien. Sistem kepedulian kesehatan dapat diperbaiki melalui jalur klinis,
layanan, termasuk perspektif pasien seperti seberapa baik jasa pelayanan
kesehatan yang mereka butuhkan. Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak
diketahui secara pasti maka dalam menentukan sampel menggunakan teknik
sampling aksidental (accidental sampling). Metode ini merupakan teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian yang
dilakukan hanya meneliti sebagian dari jumlah populasi atau disebut sampel.
18
Sampel dengan jumlah 100 pasien rawat inap RSU. Pirngadi Medan.
Pengaruh Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Pada Rumah
Sakit Umum Pirngadi Medan. Dalam penelitian ini Mutu pelayanan rumah
sakit mempunyai dua komponen, yaitu pemenuhan terhadap standar mutu
yang telah ditetapkan dan pemenuhan akan kepuasan pelanggan. Rumah sakit
harus memberikan pelayanan yang berfokus pada kepuasan pelanggan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama
mencari tahu kepuasan pasien dan perbedaannya dalah penelitian mencari
tahu bagaimana upaya pemerintah kabupaten muaro jambi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan yang ada di RSUD Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi dalam meningkat pelayanan yang ada di RSUD
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian yang dilakukan oleh Hambali yang berjudul “Pengaruh
Kualitas Pelayanan yang diberikan oleh perawat”. Dalam penelitian ini
memfokuskan kualitas jasa pelayanan kesehatan Mengingat keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian yang dilakukan hanya meneliti
sebagian dari jumlah populasi atau disebut sampel. Sampel dengan jumlah 50
pasien rawat inap RSU Medan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah sama-sama
mencari tahu kepuasan pasien mengingat keterbatasan waktu yang ada serta
tenaga perawat yang masih minim dan perbedaannya dalah penelitian mencari
tahu bagaimana upaya pemerintah kabupaten muaro jambi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan yang ada di RSUD Ahmad Ripin
19
Kabupaten Muaro Jambi dalam meningkat pelayanan yang ada di RSUD
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi.
20
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (field reseach),
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti akan
mendeskripsikan objek dan subjek penelitian melalui proses analisis terhadap
Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian ini dilakukan dengan (field reseach), dan
menggunakan tipe Deskriptif. Peneliti menggunakan tipe penelitian ini
dikarenakan tipe penelitian deskriptif dapat mengeksplorasi dan
mendeskripsikan fenomena atau kenyataan sosial yang terjadi di lapangan
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Sehingga, melalui penelitian deskriptif ini peneliti dapat
mendeskripsikan strategi pemerintah kabupaten muaro jambi dalam
meningkatkan pelayanan rumah sakit umum ahmad ripin, dan menyatakan
bahwa tipe penelitian deskriptif menggambarkan suatu kenyataan sosial atau
fenomena sesuai dengan situasi di lapangan dengan menghasilkan data yang
berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, yaitu mencari data dengan
melakukan penelitian langsung dilapangan untuk mendapatkan data hasil
pengamatan atau informasi dari responden.
20
21
Adapun lokasi penelitian yang akan penulis lakukan untuk memproleh
data dan informasi adalah di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Kabupaten
Muaro Jambi. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian
yang diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun lokasi objek
penelitian atau keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh dari
lapangan.21
Dalam hal ini peneliti memperoleh data pokok tersebut di
Pelayanan di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
dan di Kantor Dinas Kesehatan Muaro Jambi adalah kepada : Ibu
Rosdiana, Bapak Muhammad Royhan, Zulkarnain, dan Febrian Maulana.
2. Data Sekunder
Data skunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung, seperti dokumen-dokumen, sejumlah buku-buku,
jurnal, dan hasil penelitian yang berwujud laporan, yang ada hubungannya
dengan judul skripsi ini yang dapat memberikan informasi atau data
tambahan yang dapat memperkuat data pokok.22
Dalam hal ini peneliti untuk memperoleh keterangan secara
langsung dan tidak langsung di lapanganan adalah terutama kepada
masyarakat atau pasien yang telah berobat dan berkunjung di Rumah Sakit
21
Tim Penulis Fakultas Syariah, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press
Fakultas Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2014), hlm. 34. 22
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004), hlm 30.
22
Umum Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi, serta mencari informasi
tambahan tentang sarana dan prasarana pada Rumah Sakit Umum Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi dan keterangan tambahan di Kantor dinas
Kesehatan Muaro Jambi terkait masalah tersebut yaitu kepada : Bapak
Amrullah dan Bapak Junaidi Iskandar.
C. Instrument Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengambilan data yang dilakukan
dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek
penelitian yang diteliti dengan cara langsung dan terencana bukan
kebetulan.23
Dalam hal ini penulis akan mengobservasi mengenai Strategi
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam Meningkatkan Kinerja di
Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin.
2. Wawancara (Interview)
Teknik wawancara adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.24
Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan wawancara menggunakan teknik pemilihan responden
yaitu dengan metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel dengan
tidak berdasarkan random, daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas
adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu maka dalam hal
23
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm. 310. 24
Ibid, hlm. 317.
23
untuk memproleh informasi peneliti mewawancarai dengan
pasien/masyarakat, petugas dan kepala Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi serta pihak Dinas Kesehatan Muaro Jambi.
3. Dokumentasi
Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan berbagai
informasi dan sumber data yang tertulis untuk membantu memecahkan
masalah melalui analisis dokumentasi.25
Dalam hal ini penulis akan
melihat pada data atau dokumentasi yang ada di Rumah Sakit Umum
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis
untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Analisis data
menurut Bogdan dalam Sugiyono yaitu proses mencari dan menyusun secara
sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.26
Analisis data kualitatif bersifat induktif,
yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh.
Menurut Miles & Huberman analisis terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan
25
Ibid, hlm. 335.
26 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 20.
24
kesimpulan/verifikasi.27
Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih
lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian
kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak
waktu penelitiannya memutuskan (sering kali tanpa disadari sepenuhnya)
kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan
pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama
pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya
(membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-
gugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi data/transformasi ini
berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhir lengkap
tersusun.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu
mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat
27 Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia Press,
1992), hlm. 16.
25
disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni:
melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat,
menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya.
Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau
peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.28
2. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajiansebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini
bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang
utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis
matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu
dan mudah diraih.
Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang
sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar
ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang
dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
3. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi
28 Ibid.
26
itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran
penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada
catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan
menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di
antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif
atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu
temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna
yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya,
kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.29
Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses
pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar
dapat dipertanggung jawabkan.
E. Sistematika Penulisan
Rangkaian sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab. Masing-
masing bab diperinci lagi dengan beberapa sub bab yang saling berhubungan
antara satu sama lainnya. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, kerangka teori, dan tinjauan pustaka.
29 Ibid.
27
Bab kedua, ini dipaparkan metode penelitian yang mencakup
pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data,
teknik analisis data, sistematika penulisan dan jadwal penelitian.
Bab ketiga, memberikan gambaran umum tempat penelitian, yaitu
gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Ripin Kabupaten Muaro
Jambi.
Bab keempat, ini merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu
pembahasan dan hasil penelitian.
Bab kelima, merupakan akhir dari penulisan skripsi yang mana
didalamnya mencakup kesimpulan dari hasil penelitian, dan juga saran.
28
F. Jadwal Penelitian
N
o
Kegiatan
2019
Feb
ru
ari
Maret
Ap
ril
Mei
Ju
ni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
2 Pembuatan
proposal
3 Perbaikan
proposal
dan
seminar
4 Surat izin
riset
5 Pengumpu
lan data
6 Pengolaha
n data
7 Pembuatan
laporan
8 Bimbingan
dan
perbaikan
9 Agenda
dan ujian
skripsi
1
0
Perbaikan
dan
penjilidan
29
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan publik dibidang
kesehatan, salah satunya adalah RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro
Jambi. Rumah sakit ini berdiri pada tanggal 21 Juni 2005, sedangkan
ketetapan izin penyelenggaraan RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro
Jambi dikeluarkan oleh Dirjen Pelayanan Medis Departemen Kesehatan RI
dengan surat keputusan nomor: HK.07.06/III/250/08 tanggal 28 Januari 2008.
RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi adalah kategori rumah sakit
tipe C berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI nomor:
428/MENKES/SK/V/2008 tanggal 2 Mei 2008.30
Memasuki tahun 2017 RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
merupakan unit pelaksana teknis daerah dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Muaro Jambi, berdasarkan Peraturan Bupati nomor 33 tahun 2016 tentang
kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi berkedudukan sebagai lembaga teknis
pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang direktur dan
bertanggungjawab langs ung kepada Kepala Dinas Kesehatan.
30
Sumber data dokumentasi di RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi Pada
tanggal 11 Juli 2019.
29
30
RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi di tahun 2017
melaksanakan penilaian Akreditasi RS versi 2012 perdana yang terdiri dari 4
Pokja diantaranya Sasaran dan Keselamatan Pasien (SKP), Pengendalian
Penyakit Infeksi (PPI), Hak dan Kewajiban Pasien (HKP), Kualifikasi
Pendidikan Staf (KPS), dan telah dinyatakan lulus predikat bintang 1 program
khusus.
B. Geografis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi
RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi terletak di Ibu Kota
Kabupaten yaitu Kota Sengeti yang merupakan Kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Batang Hari berdasarkan Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999,
secara administratif Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 Kecamatan
diantaranya yaitu: Kecamatan Mestong, Sungai Bahar, Bahar Selatan, Bahar
Utara, Kumpeh Ulu, Sungai Gelam, Kumpeh, Maro Sebo, Taman Rajo, Jambi
Luar Kota dan Sekernan.31
Wilayah Kabupaten Muaro Jambi mengelilingi Kota Jambi, yaitu Ibu
Kota Provinsi Jambi dengan luas wilayah Kabupaten kurang lebih 5.264 km2
dengan jumlah penduduk 388.323 jiwa dan 17.415 jiwa diantaranya adalah
penduduk miskin.
31
Ibid.
31
C. Kedudukan
RSUD Ahmad Ripin merupakan unit pelaksana teknis daerah dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi berkedudukan sebagai Unit
Pelaksana Teknis Daerah dari Dinas Kesehatan yang dipimpin oleh seorang
Direktur dan bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi.32
D. Azas dan Tujuan
Azas dan Tujuan RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi adalah:33
4. RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi diselenggarakan
berazaskan kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
kemandirian profesi (professional autonomy) serta dengan prinsip
kewirausahaan yang tetap melaksanakan fungsi sosial.
5. Penyelenggaraan RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
bertujuan untuk memberikan pelayanan medik dasar dan pelayanan
medik spesialistik yang bermutu, efisien, efektif dan terjangkau serta
memuaskan pihak-pihak terkait (pelayanan prima).
32
Ibid. 33
Ibid.
32
E. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi
1. Tugas
a. Melaksankan upaya kesehatan secara berdaya-guna dan berhasil-guna
dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang
dilaksanakan secara sehat, terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan rumah
sakit.34
2. Fungsi
a. Pelayanan Medis
b. Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
c. Pelayanan Asuhan Keperawatan
d. Pelayanan Rujukan
e. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan
f. Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan
g. Pengelolaan Administrasi dan Keuangan35
34
Ibid. 35 Ibid.
33
F. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi36
36 Ibid.
DIREKTUR
dr. H. ILHAM
TATA USAHA
Nyimas S Zakiah, SE
PERENCANAAN
Jonni, M.MSc
PELAYANAN
MEDIK
Lindawati, S.KM
PELAYANAN
KEPERAWATAN
H. Ishak, SKM
SUB BAGIAN
UMUM
Drs. Herizal
KASI PROGRAM
& EVALUASI
Abd. Rahim, S.KM
KASI PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN
Asian Riana, S.Fam,
APT
KASI ETIKA & MUTU
KEPERAWATAN
Nelly Herawati
SUB BAGIAN
KEUANGAN
Dwi Kamelia Sari
SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN
Misda Herlina
KASI PELAPORAN
& REKAM MEDIK
Minda Sari, S.KM
KASI PELAYANAN
DAN P. MEDIK
Mastha Sari, S.Fam,
APT
KASI ETIKA & MUTU
KEPERAWATAN
M. Aminnudin,
AM.KEP
JABATAN FUNGSIONAL
34
G. Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Ripin Kabupaten
Muaro Jambi
“Kesembuhan Dan Kepuasan Anda Adalah Tujuan Kami”37
H. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
1. Visi
“Menjadi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Terfavorit Dan
Berkualitas”38
2. Misi
Untuk mengaktualisasikan visi RSUD Ahmad Ripin Kabupaten
Muaro Jambi perlu dipertajam dengan pernyataan misi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan seksi yang ada di RSUD Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi yakni:39
a. Memberikan pelayanan kesehatan dengan tenaga professional.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui
pendidikan, pelatihan yang berkualitas dan berkelanjutan.
c. Meningkatkan sarana dan prasarana berkualitas yang berorientasi pada
kebutuhan pasien.
d. Menciptakan manajemen rumah sakit yang transparan dan akuntable
sehingga terciptanya lingkungan kerja yang baik dan nyaman.
37 Ibid.
38 Ibid.
39 Ibid.
35
I. Kedudukan dan Dasar Hukum
Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan medik dalam upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dengan
upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan
mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 33 tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata
Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi sebagai tindak lanjut dari
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2016 tentang Pedoman Teknis
Pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.40
J. Perizinan / Kelas /Registrasi
1. Izin menyelengarakan RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi telah
dikeluarkan oleh Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan, RI
dengan Surat Keputusan Nomor : HK.07.06/III/250/08 tanggal 28 Januari
2008.
2. Kelas RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi telah ditetapkan
sebagai RSUD Kelas C oleh Menteri Kesehatan RI dengan Surat
Keputusan Nomor: 428/MENKES/SK/V/2008 tanggal 02 Mei 2008.
3. Nomor Registrasi RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi telah
diregistrasi di Departemen Kesehatan RI dengan Nomor Registrasi
1505016 melalui Surat Dirjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
RI Nomor: IR.01.01/I.1/2496/08 tanggal 17 Januari 2008.
40 Ibid.
36
4. Keputusan Bupati Muaro Jambi Nomor 745/Kep. Bup/Dinkes/2014
tentang Pemberian Izin Operasional Tetap Rumah Sakit Daerah Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi.41
K. Identitas
Identitas RSUD Kabupaten Muaro Jambi:
Nama : RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
Pemilik : Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Tanggal Berdiri : 21 Juni 2005
Alamat : Jl. Lintas Timur Komplek Perkantoran Bukit Cinto
Kenang-Sengeti
Telepon : 0741-590056
Emergency/ (IGD) : 0741-590111
Fax : 0741-590056
E-mail : [email protected]
Kelas : C
Luas Lahan : 7 Ha
L. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Makna dari Standar Pelayanan Minimal adalah suatu nilai acuan
terendah yang harus dilampaui dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat agar pelayanan tersebut memenuhi persyaratan dan
kepuasan/kelayakan yang diinginkan atau agar fungsi pelayanan dapat
41 Ibid.
37
berlangsung sebagaimana mestinya.
Standar Pelayanan Minimal merupakan suatu standar dengan
batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada
masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai
(bencmark).
Tujuan penyusunan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta
akuntabilitas pembangunan bidang kesehatan, melalui penyusunan
pedoman dan titik acuan yang terukur dan disepakati bersama. Melalui
adanya SPM ini diharapkan terjadi keseragaman nilai dan dapat
mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal adalah suatu
standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja
penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan
pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan,
indikator dan nilai (benchmark).42
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah telah menetapkan bidang kesehatan merupakan salah satu urusan
wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota. Penyelenggaraan
urusan wajib oleh Daerah adalah merupakan perwujudan otonomi yang
bertanggungjawab, yang pada intinya merupakan pengakuan/pemberian
42 Djoko wijono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. (Surabaya: Airlangga, 2000),
hlm. 16.
38
hak dan kewenangan Daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang
harus dipikul oleh Daerah. Tanpa mengurangi arti serta pentingnya
prakarsa Daerah dalam penyelenggaraan otonominya dan untuk
menghindari terjadinya kekosongan penyelenggaraan pelayanan dasar
kepada masyarakat, Daerah Kabupaten dan Daerah Kota wajib
melaksanakan kewenangan dalam bidang tertentu, termasuk didalamnya
kewenangan bidang kesehatan.
Pemerintah Pusat bertanggung jawab secara nasional atas
keberhasilan pelaksanaan otonomi, walaupun pelaksanaan
operasionalnya diserahkan kepada pemerintah dan masyarakat daerah
yang bersangkutan. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah
Otonom, menyebutkan bahwa peran pemerintah pusat di era
desentralisasi ini lebih banyak bersifat menetapkan kebijakan makro,
melakukan standarisasi, supervisi, monitoring, evaluasi, pengawasan dan
pemberdayaan ke daerah, sehingga otonomi dapat berjalan secara
optimal.
Untuk menyamakan persepsi dan pemahaman dalam
pengaktualisasian urusan wajib bidang kesehatan di Kabupaten/Kota
seiring dengan Lampiran Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No.
100/756/OTDA tanggal 8 Juli 2002 tentang Konsep Dasar Pelaksanaan
Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal, maka dalam rangka
memberikan panduan untuk melaksanakan pelayanan dasar di bidang
39
kesehatan kepada masyarakat di Daerah, telah ditetapkan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal di Kabupaten/Kota.
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada hakekatnya
merupakan bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang selama ini telah
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota Namun demikian
mengingat kondisi masing-masing Daerah yang terkait dengan
ketersediaan Sumber Daya yang tidak merata, maka diperlukan
pentahapan pelaksanaannya dalam mencapai Minimum Service Target
2010 oleh masing-masing Daerah sesuai dengan kondisi/perkembangan
kapasitas daerah.43
Agar Standar Pelayanan Minimal termaksud dapat
diselenggarakan sesuai yang diharapkan, perlu disusun suatu Petunjuk
Teknis SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota. Petunjuk Teknis
Standar pelayanan Minimal ini dimaksudkan guna memberikan panduan
kepada daerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban
penyelenggaraan Standar pelayanan minimal bidang kesehatan di
Kabupaten/Kota.44
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang
definisi operasional, indikator kinerja, ukuran/satuan, rujukan, target
43 Ibid, hlm. 19. 44 Ibid.
40
nasional untuk tahun 2005 dan 2010, cara perhitungan pancapaian
kinerja/target/rumus satuan, pembilang dan penyebut dari rumus,
sumber data dan menu langkah-langkah kegiatan untuk masing-masing
SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
a. Pada dasarnya penetapan urusan wajib dan Standar minimal bidang
kesehatan mengacu pada kebijakan dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan. Tujuan strategis pelaksanaan desentralisasi bidang
kesehatan yang erat kaitannya dengan penetapan kewenangan wajib
dan SPM bidang kesehatan.
b. Terbangunnya komitmen antara pemerintah, legislatif, masyarakat dan
stakeholder lainnya guna kesinambungan pembangunan kesehatan.
c. Terlindunginya kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin,
kelompok rentan, dan daerah miskin.
d. Terwujudnya komitmen nasional dan global dalam program
kesehatan.45
Sesuai dengan Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, daerah Kabupaten dan Daerah Kota wajib
menyelenggarakan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat
yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan
pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pemerintah
dan Daerah, serta antar Daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara
Kesatuan RI.
45 Ibid, hlm. 22.
41
Urusan Wajib ditetapkan untuk melindungi hak-hak
konstitusional perorangan/masyarakat, melindungi kepentingan nasional
dalam rangka menjaga keutuhan NKRI, kesejahteraan masyarakat,
ketenteraman dan ketertiban umum juga untuk memenuhi
perjanjian/konvensi Internasional. Kabupaten/Kota melakukan urusan
wajib di bidang kesehatan dengan menyelenggarakan SPM Bidang
Kesehatan. SPM Bidang Kesehatan telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan dengan Keputuan Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003.
SPM Bidang Kesehatan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
b. Diterapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu SPM merupakan
bagian integral dari Pembangunan Kesehatan yang berkesinambungan
dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas 2000-2005 – UU
RI nomor 25 tahun 2000) dan menyeluruh, terarah dan terpadu sesuai
Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
c. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.
SPM harus mampu memberikan pelayanan kepada publik tanpa
kecuali (tidak hanya masyarakat miskin), dalam bentuk, jenis,
tingkat dan mutu pelayanan yang esensial dan sangat dibutuhkan
oleh masyarakat.
d. Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar tanpa
mengorbankan mutu dan mempunyai dampak luas pada masyarakat
(Positive Health Externality).
42
e. Merupakan indikator kinerja bukan Standar teknis, dikelola dengan
manajerial professional sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumberdaya.
f. Bersifat dinamis., Ditetapkan dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan dasar.
Dalam pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan untuk jangka waktu
tertentu ditetapkan target pelayanan yang akan dicapai ( minimum
service target), yang merupakan spesifikasi peningkatan kinerja
pelayanan yang harus dicapai dengan tetap berpedoman pada
Standar teknis yang ditetapkan guna mencapai status kesehatan
yang diharapkan. Dalam Urusan Wajib dan SPM, nilai indikator yang
dicantumkan merupakan nilai minimal nasional (Indikator yang
ada dalam Indonesia Sehat 2010).46
M. Kondisi Pelayanan Rumah Sakit Saat Ini
Pelayanan rumah sakit kita belakangan ini sering jadi sorotan
masyarakat dan media. Beberapa issu mulai dibicarakan, mulai dari
pelayanan yang kurang ramah, mutu yang tidak baik, dugaan malpraktek,
perbandingan dengan rumah sakit di luar negeri, dan sampai belakangan
ini banyak dibicarakan tentang privatisasi rumah sakit pemerintah.
Di pihak lain, ada juga yang mengatakan bahwa pelayanan di
rumah sakit hanyalah merupakan hilir dari masalah kesehatan, kita harus
membenahi semua dari hulunya pula. Apa pun komentar yang ada, yang
46 Setiyono, Budi, Pemerintah dan Manajemen Sektor Publik.(Yogyakarta: CAPS, 2014),
hlm. 99.
43
jelas pelayanan di rumah sakit amat diperlukan masyarakat dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari rangkaian pelayanan kesehatan.
Dalam ilmu kesehatan memang upaya promotif (pendidikan
kesehatan) dan preventif (pemcegahan penyakit dan masalah kesehatan)
langsung di masyarakat vital sifatnya, memang ''sedia payung sebelum
hujan'' itu mutlak, tetapi upaya kuratif (pengobatan orang sakit) di rumah
sakit juga harus terlaksana baik. Masalahnya tentu bagaimana semua
pihak mau berupaya agar pelayanan di rumah-rumah sakit kita akan
makin baik dari masa ke masa.47
Dewasa ini tingkat harapan pasien dan masyarakat pada pelayanan
kesehatan terasa meningkat. Memang pada dasarnya orang akan terus
mengharapkan pelayanan publik yang lebih baik, apalagi di bidang
kesehatan yang menjadi sendi dasar penting kehidupan. Bagaimana
petugas kesehatan mengantisipasinya, memang masih ada beberapa
masalah disini.
Di satu pihak rasio petugas kesehatan dengan pasien di negara kita
masih kurang, dan dipihak lain ada juga berbagai masalah, salah satunya
adalah karena sebagian besar dokter spesialis di Indonesia bekerja di
lebih dari satu tempat kerja. Diharapkan dengan diberlakukannya UU
Praktek Kedokteran yang baru maka akan ada aturan lebih tegas bahwa
seorang dokter hanya boleh praktek di tiga tempat saja.
Tetapi, kalau dilihat latar belakangnya, sebenarnya rasanya banyak
47
Ibid, hlm. 120.
44
sekali dokter yang senang bekerja hanya di satu rumah sakit saja, tidak
perlu berpindah- pindah, apalagi di kota besar yang macet seperti Jakarta.
Tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa kalau dia hanya bekerja di satu
rumah sakit pemerintah saja tanpa kerja di tempat lain maka
penghasilannya tidaklah mencukupi.
Di pihak lain ada juga keluhan tentang perawat kita yang ''galak-
galak'' dan kurang komunikatif. Ada beberapa hal disini. Pertama,
mungkin beban kerja yang demikian tinggi membuat faktor keramahan
jadi terbelakangkan. Kedua, mungkin memang kurang dirasa bahwa
komunikasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari pelayanan
kesehatan. Ke tiga, mungkin juga para petugas kesehatan menghadapi
beban kehidupannya sehari-hari.
Karena itu, seyogyanya rumah sakit (apalagi yang pemerintah),
dapat mencukupi kebutuhan para dokter dan petugas kesehatan lainnya
sehingga mereka dapat bekerja penuh, mengembangkan profesi secara
optimal, tanpa harus memikirkan kebutuhan sehari-hari yang telah
terjamin. Kebutuhan ini tentu berupa aspek finansial yang memadai yang
ditambah dengan aspek pengembangan ilmu (kesehatan, komunikasi, dan
lain-lain) yang dilakukan secara berkala. Di pihak lain, para petugas
kesehatan memang dituntut untuk kembali merenungkan hakikat utama
pelayanan kesehatan. Salah satu lafal sumpah dokter, misalnya,
mengatakan ''kesehatan penderita akan selalu saya utamakan!''.
Sementara itu harus diingat bahwa kesehatan adalah hak dan
45
kewajiban setiap individu. Artinya, pemerintah wajib memberi pelayanan
kesehatan esensial bagi masyarakat dan masyarakat punya hak mendapat
pelayanan kesehatan yang baik. Tetapi, di pihak lain, masyarakat juga
harus melakukan upaya pola atau gaya hidup sehat setiap waktu demi
kesehatannya sendiri. Tidak boleh masalah kesehatan hanya diserahkan
ke petugas kesehatan dan Departemen Kesehatan semata.
Kini banyak pula dibahas tentang perlu tidaknya privatisasi rumah
sakit pemerintah. Sebagian pihak beranggapan bahwa privatisasi rumah
sakit pemerintah bukan kebijakan tepat karena seyogyanya pemerintah
bertanggung jawab menyediakan pelayanan kesehatan esensial bagi
masyarakat dan rumah sakit pemerintah tidak dibuat sebagai badan untuk
mencari untung. Di pihak lain, kalau rumah sakit pemerintah diberi
kebebasan untuk mengelola dananya sendiri dan mengembangkan
pelayanan secara tidak terlalu terikat aturan negara, asal akuntabel tentu,
maka diharapkan pelayanan pada masyarakat dapat berjalan lebih baik.
Karyawan rumah sakit pemerintah lebih terjamin kehidupannya,
sistem reward and punishment dapat dijalankan secara tegas, tidak
tanggung seperti terhadap pegawai negeri dan pelayanan pada orang
miskin harus dijamin dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk itulah kini
harus dicari bentuk instititusi yang tepat guna pengembangan rumah sakit
pemerintah di masa datang.
Rumah sakit-sebagai institusi kesehatan yang baik- harus bekerja
dengan prinsip umum good corporate governance . Sementara itu, dalam
46
menjalankan tugas kliniknya maka prinsip Clinical Governance harus
dijunjung tinggi dan dikembangkan dengan baik. Gabungan antara
sehatnya organisasi rumah sakit yang bekerja sesuai prinsip good
corporate governance dengan pemberian pelayanan kesehatan sesuai
kaidah Clinical Governance akan menjadikan rumah sakit kita sebagai
rumah sakit ideal.
47
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelayanan di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Kabupaten Muaro
Jambi
Pelayanan yang ada di RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
belakangan ini sering jadi sorotan pasien dan masyarakat. Beberapa issu
mulai dibicarakan, mulai dari pelayanan yang kurang ramah, mutu yang tidak
baik, ketersediaan nya obat-obatan yang kurang memadai, perbandingan
dengan rumah sakit lain, dan sampai belakangan ini banyak dibicarakan
tentang kualitas medisnya karena memang pada dasarnya orang akan terus
mengharapkan pelayanan publik yang lebih baik, apalagi di bidang kesehatan
yang menjadi sendi dasar penting kehidupan. Bagaimana petugas kesehatan
mengantisipasinya, memang masih ada beberapa masalah disini.
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan beberapa masyarakat
dan pasien yang di RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi diantaranya
ia mengatakan:
“Saya kecewa sekali dengan pelayanan yang ada di RSUD Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi, karena pelayan yang diberikan oleh
perawat disana cuek dan tidak ramah”.48
Selain pelayanan ketersediaan obat-obat yang ada di RSUD Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi juga kurang memadai hal tersebut terlihat
ketika penulis mewawancara Ibu Rosdiana ia mengatakan sebagai berikut:
48
Wawancara Penulis dengan Bapak Muhammad Royhan, pada tanggal 11 Juli 2019.
47
48
“Saya lebih baik jika sakit berobat ke Puskesmas yang berada di
Kelurahan Sengeti, biarpun jauh namun baik dari pelayanan dan
ketersediaan obat-obatannya pun memadai, berbeda halnya di RSUD
Ahmad Ripin ini, saya pergi untuk berobat sakit demam sikumunya
namun obat yang diberikan tidak ada perubahan seperti yang
diharapkan”.49
Selain kurangnya ketersediaan obat-obatan di RSUD Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi, sarana dan prasarana atau alat spesialis juga belum
tersedia hal tersebut sebagaimana wawancara penulis sebagai berikut:
“RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi hingga saat ini masih
banyak kekurangan alat medis atau sarana dan prasarana guna
menunjang perawatan pasien yang berobat, hal tersebut dikarenakan
memang RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi tersebut kurang
mendapat dukungan oleh Pemerintah Muaro Jambi”.50
Selanjutnya penulis juga mewawancarai bapak Zurkarnain ia juga
mengatakan bahwa bahwa:
“Ia untuk berobat masalah lambung ke RSUD Ahmad Ripin Kabupaten
Muaro Jambi, dan sesampainya disana bukannya dirawat ataupun
tangani, namun RSUD Ahmad Ripin justru merujuk langsung ke rumas
sakit provinsi”51
Di pihak lain, ada juga yang mengatakan bahwa pelayanan di RSUD
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi hanyalah merupakan hilir dari
masalah kesehatan, hal tersebut harus dibenahi semua dari hulunya pula.
Apa pun komentar yang ada, yang jelas pelayanan di rumah sakit amat
diperlukan masyarakat dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
49
Wawancara Penulis dengan Ibu Rosdiana, pada tanggal 11 Juli 2019. 50
Wawancara Penulis dengan Febrian Maulana, pada tanggal 11 Juli 2019. 51
Wawancara Penulis dengan Bapak Zurkarnain, pada tanggal 11 Juli 2019.
49
rangkaian pelayanan kesehatan.
Menurut Aditama, disebutkan bahwa banyak aspek yang dapat
digunakan untuk menilai mutu pelayanan kesehatan. Misalnya, dapat dinilai
dari struktur pelayanan itu sendiri dan bagaimana bentuk pelayanan yang
diberikan. Hal ini meliputi ruang lingkup pelayanan, tingkat pendidikan, dan
proses pemberian pelayanan kesehatan.52
Jadi implementasi dari visi RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro
Jambi belum teraktualisasikan dengan baik yang mana RSUD Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi dengan visi sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan kesehatan dengan tenaga professional.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan,
pelatihan yang berkualitas dan berkelanjutan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana berkualitas yang berorientasi pada
kebutuhan pasien.
4. Menciptakan manajemen rumah sakit yang transparan dan akuntable
sehingga terciptanya lingkungan kerja yang baik dan nyaman.
Menurut Aditama, pelayanan umum oleh Lembaga Administrasi
Negara diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah dan di lingkungan Badan Usaha Milik
Negara/daerah dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
52 Aditama, Manajemen Pelayanan Publik. (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2015), hlm 77.
50
ketentuan peraturan perundang-undangan.53
Pelayanan publik yang
profesional, artinya pelayanan publik yang diciikan oleh adanya akuntabilitas
dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur pemerintah). Efektif lebih
mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran.54
Bila jasa/layanan yang diterima (perceived service) sesuai dengan
yang diharapkan, maka kualitas jasa/layanan yang dipersepsikan baik dan
memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka
kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya bila
jasa/layanan yang diterima lebih rendah dari pada diharapkan, maka
kualitas/layanan akan dipersepsikan buruk. Baik atau buruknya kualitas
jasa/layanan tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
harapan pelanggan secara konsisten dan berakhir pada persepsi pelanggan. Ini
berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang
penyelenggara, tetapi harus dilihat dari sudut pandang atau persepsi
pelanggan.
Dengan demikian pelayanan yang ada di RSUD Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi masih belum memenuhi SPM (standar pelayanan
minimum), hal tersebut terlihat dari belakangan ini sering jadi sorotan
masyarakat dan media. Beberapa issu mulai dibicarakan, mulai dari
pelayanan yang kurang ramah, mutu yang tidak baik, perbandingan dengan
rumah sakit lain, dan bahkan sampai belakangan ini banyak dibicarakan oleh
53
Ibid, hlm. 89. 54 Suwarsono, Muhammad, Strategi Pemerintah. Manajemen Organisasi Publik. (Jakarta:
Erlangga, 2012), hlm. 99.
51
masyarakat setempat tentang akreditasi RSUD Ahmad Ripin Kabupaten
Muaro Jambi.
B. Kendala yang di hadapi dalam Pelayanan di Rumah Sakit Umum
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
Kualitas pelayanan kesehatan banyak menjadi kajian para ahli.
Tracendi, mengemukakan bahwa salah satu isu yang paling kompleks dalam
dunia pelayanan kesehatan adalah penilaian kualitas. Ruang lingkupnya
sangat luas, mulai dari kemungkinan derajat kesempurnaan (perfectability)
teknik intervensi klinik sampai peranannya dalam menurunkan angka
mortalitas. Ada yang berpendapat bahwa kualitas pelayanan kesehatan di
rumah sakit dapat dinilai dari mortalitas operasi atau dari angka infeksi
nosokomial. Ada pula yang berpegang dari derajat pemanfaatan tempat tidur
atau jumlah kunjungan ke poliklinik.
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin
secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan
orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus)
apa yang diperlukan seseorang. Arti pelayanan sendiri adalah suatu proses
bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan
kepekaaan dan hubungan interpersonal agar tercipta kepuasan dan
keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan (produk), baik berupa
barang maupun jasa.
52
Bapak Junaidi Iskandar selaku bidang perencanaan Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi mengatakan sebagai berikut:
“Bahwa sebenarnya kendala utama RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi tidak dan kurang bisa memberikan pelayanan publik
yang baik adalah dikarenakan kurangnya dukungan dari Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi, karena dari sarana dan prasarana serta
tenaga medis spesialis dibidangnya sehingga banyak keluhan dari
masyarakat dan pasien yang belum bisa teratasi di RSUD Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi.”55
Selanjutnya penulis juga mewawancarai lebih lanjut dengan bapak
Amrullah Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi terkait ketidak minat
nya masyarakat atau pasien untuk berkunjung atau berobat ke RSUD
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi, ia mengatakan:
“Pertama jika melalui proseduk pertama terlebih dahulu pasien dirujuk ke puskesmas terdekat, kemudian seandainya puskesmas
tidak sanggup barulah pasien di rujuk ke RSUD Ahmad Ripin, dan
selanjutnya RSUD Ahmad Ripin tidak sanggup baru lah dirujuk
kerumah sakit Kota dan menurut BPJS, dan kedua kalinya yang
membuat masyarakat tidak berminat adalah terhadap sarana dan
prasarana serta tenaga medis spesialis yang memang hingga hari ini
RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi kurang didukung oleh
Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi itu sendiri, hal tersebut terlihat
dari kurangnya alat medis dan dokter spesialis”.56
Pelayanan publik (public service) oleh birokrasi publik merupakan
salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat
disamping abdi negara. Pelayanan publik oleh birokrasi publik dumaksudkan
untuk mensejahterakan masyarakat (warga negara) dari suatu negara sejahtera
(walfare state). Pelayanan umum oleh Lembaga Administrasi Negara diartikan
55 Wawancara dengan bapak Junaidi Iskandar selaku Bidang Perencanaan Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, pada tanggal 03 September 2019. 56
Wawancara dengan bapak Amrullah Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, pada
tanggal 16 Juli 2019.
53
sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/daerah
dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.57
Jadi kendala RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi dalam
memberikan pelayana kepada masyarakat dan pasien adalah di satu pihak rasio
petugas kesehatan RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi masih kurang,
dan dipihak lain ada juga berbagai masalah, salah satunya adalah dokter
spesialis di bidangnya sangat terbatas dan ketersediaan alat medis masih sangat
kurang. Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang
diciikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan
(aparatur pemerintah). Efektif lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang
menjadi tujuan dan sasaran.58
Bila jasa/layanan yang diterima (perceived
service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa/layanan yang
dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui
harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang
ideal. Sebaliknya bila jasa/layanan yang diterima lebih rendah dari pada
diharapkan, maka kualitas/layanan akan dipersepsikan buruk.
57
Ibid, hlm. 89. 58 Suwarsono, Muhammad, Strategi Pemerintah. Manajemen Organisasi Publik. (Jakarta:
Erlangga, 2012), hlm. 99.
54
C. Strategi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam Meningkatkan
Kinerja di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin
Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah telah menetapkan bidang kesehatan merupakan salah
satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota.
Penyelenggaraan urusan wajib oleh Daerah adalah merupakan perwujudan
otonomi yang bertanggungjawab, yang pada intinya merupakan
pengakuan/pemberian hak dan kewenangan Daerah dalam wujud tugas dan
kewajiban yang harus dipikul oleh Daerah. Tanpa mengurangi arti serta
pentingnya prakarsa daerah dalam penyelenggaraan otonominya dan untuk
menghindari terjadinya kekosongan penyelenggaraan pelayanan dasar
kepada masyarakat, Daerah Kabupaten dan Daerah Kota wajib
melaksanakan kewenangan dalam bidang tertentu, termasuk didalamnya
kewenangan bidang kesehatan.
Dalam mencapai tujuan yang berorientasi kepada kepuasan pasien,
di samping aspek fasilitas rumah sakit, peranan dokter, paramedis dan non
medis menjadi sangat penting karena kinerja mereka akan menentukan
persepsi dan kinerja yang dirasakan pasien terhadap pelayanan yang
diberikan. Menurut salah satu edaran yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 dinyatakan bahwa salah satu
tujuan yang hendak dicapai pembangunan di bidang kesehatan di Indonesia
pada saat ini adalah mencapai masyarakat, bangsa dan negara dimana
penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
55
yang bermutu secara adil dan merata.
Melihat permasalahan dan keluhan pasien dan masyarakat yang ada
tersebut, maka upaya yang akan di lakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Muaro Jambi dalam meningkatkan kinerja di RSUD Ahmad Ripin
Kabupaten Muaro Jambi adalah sebagaimana wawancara penulis dengan
bapak Junaidi Iskandar selaku bidang perencanaan Dinas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
“Meningkatkan pelayanan medis maupun non medis, Meningkatkan
sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan rumah sakit,
Meningkatkan profesionalisme dan mutu sumber daya manusia rumah
sakit, selanjutnya, Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro
Jambi juga akan melakukan lanjutan proses evaluasi strategi yang
bertujuan melakukan penilaian strategi untuk memastikan tujuan-
tujuan strategi yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Evaluasi
dilakukan dengan tiga kegiatan utama dalam evaluasi strategi,
Penyelidikan atas landasan yang mendasari strategi perusahaan yaitu:
faktor eksternal dan faktor internal, Penbandingan hasil yang
diharapkan dengan hasil yang sebenarnya, Pengambilan tindakan
korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana”59
.
Implementasi strategi terdiri dari menentukan sasaran tahunan,
merencanakan kebijakan, memotivasi pegawai, dan mengalokasikan
sumberdaya. Evaluasi strategi adalah tahap terakhir yang terdiri dari tiga
aktifitas, yaitu : mereview faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar
pada strategi yang digunakan, mengukur hasil yang telah dilakukan, dan
mengambil langkah koreksi.
Menurut Dess dan Miller, manajemen strategi terdiri dari tiga
proses, yaitu: analisis strategi, formulasi strategi, dan implementasi
59
Wawancara dengan bapak Junaidi Iskandar selaku Bidang Perencanaan Dinas
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, pada tanggal 03 September 2019.
56
strategi. Formulasi strategi yaitu proses dari pekerjaan rumah yang
ditransformasikan ke dalam bentuk rencana. Proses formulasi strategi
dimulai dengan melihat lingkungan eksternal dengan menganalisis peluang
dan ancaman, kemudian menilai lingkungan internal dengan menentukan
kekuatan dan kelemahan. Pada tahap memasuki formulasi strategi dimulai
dengan perumusan manajemen strategi pada level bisnis yaitu yang
berkaitan dengan kompetisi dari organisasi, perumusan manajemen strategi
pada level fungsional yang berkaitan dengan memanajemen nilai-nilai
kepada pelanggan, manajemen strategi pada level korporat yang berkaitan
dengan nilai-nilai stakeholder yang berkaitan dengan organisasi, dan tahap
terakhir adalah manajemen strategi pada level internasional yang berkaitan
dengan manajemen organisasi pada tingkat global.60
Olsen dan Eadie, mendefinisikan manajemen strategis sebagai
“upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan
penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi organisasi
(atau entintas lainnya), apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas
lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainnya) mengerjakan hal
seperti itu”.61
Sedangkan Bryson dan Einsweiler dalam Bryson berpendapat
bahwa “manajemen strategis adalah sekumpulan konsep, prosedur, dan
alat, serta sebagian karena sifat khas praktik perencanaan sektor publik
60
Dess, Gregory G, dan Alex Miller. 1993. Strategy Management. Mc Graw Hill Book
Co, 1993), hlm. 87. 61 Olsen dan Eadie, Pengambilan Keputusan Statejik, Organisasi Publik dan Nonprofit.
(Jakarta: Grasindo, 2008), hlm. 144.
57
ditingkat lokal”. Dengan melihat beberapa pendapat di atas dapat kita
simpulkan bahwa manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai suatu
seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk
mencapai suatu sasaran melalui hubungannya yang efektif dengan
lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.
Jadi berdasarkan hasil wawancara penulis serta pemaparan para
ahli di atas, model manajemen strategi belum terealisasikan dengan baik,
hal tersebut di pengaruhi kurangnya dukungan dari Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi padahal hal tersebut sudah jelas diatur sesuai
dengan Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, daerah Kabupaten dan Daerah Kota wajib menyelenggarakan
peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,
pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta
pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pemerintah dan Daerah, serta
antar Daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan RI.
Didalam pelaksanaan SPM Bidang Kesehatan RSUD Ahmad
Ripin Kabupaen Muaro Jambi juga tidak berpedoman pada jangka waktu
tertentu ditetapkan target pelayanan yang akan dicapai ( minimum
service target), yang mana waktu tersebut merupakan spesifikasi
peningkatan kinerja pelayanan yang harus dicapai dengan tetap
berpedoman pada Standar teknis yang ditetapkan guna mencapai status
kesehatan yang diharapkan. Dalam Urusan Wajib dan SPM, nilai
indicator yang dicantumkan merupakan nilai minimal nasional.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelayanan di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi
masih jauh dari visinya, terlihat RSUD Ahmad Ripin belum bisa
Memberikan pelayanan kesehatan dengan tenaga professional,
ketersediaan obat-obatan serta sarana dan prasarana juga masih belum
memadai untuk berorientasi pada kebutuhan pasien, hal tersebut juga
dipengaruhi oleh Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi sendiri yang mana
kurangnya dukungan dari Pemerintah yang berkewajiban.
2. Kendala yang di hadapi dalam Pelayanan di Rumah Sakit Umum Ahmad
Ripin Kabupaten Muaro Jambi Bahwa sebenarnya kendala utama RSUD
Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi dalam memberikan pelayanan
publik yang baik adalah dikarenakan kurangnya dukungan dari Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi, karena dari sarana dan prasarana serta tenaga
medis spesialis dibidangnya sehingga banyak keluhan dari masyarakat dan
pasien yang belum bisa teratasi di RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro
Jambi.
3. Strategi Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam Meningkatkan Kinerja
di Rumah Sakit Umum Ahmad Ripin akan meningkatkan kinerja pegawai
untuk mencapai kualitas pelayanan yang lebih baik. Dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan kepada pegawai dan meningkatkan disiplin kerja
pegawai serta evaluasi akan dilakukan dengan tiga kegiatan utama dalam
58
59
evaluasi strategi, Penyelidikan atas landasan yang mendasari strategi
perusahaan yaitu: faktor eksternal dan faktor internal, Penbandingan hasil
yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya, Pengambilan tindakan
korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana.
B. Saran
Diharapkan RSUD Ahmad Ripin Kabupaten Muaro Jambi agar
kedepannya terus Meningkatkan lagi pelayanan medis maupun non medis,
Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan rumah sakit,
Meningkatkan profesionalisme dan mutu sumber daya manusia rumah sakit,
selanjutnya, kepada Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi
juga harus melakukan lanjutan proses evaluasi strategi yang bertujuan
melakukan penilaian strategi untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang
telah ditetapkan tercapai atau tidak.
60
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Semarang: CV. Toha Putra, 1989.
Aditama, Manajemen Pelayanan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2015.
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2004.
Anthony dan Herzlinger, Strategi Manajemen Organisasi Publik, Jakarta:
Erlangga, 2012.
Bryson, and Roring Cases In Strategic Manajement, 4 edition, IL: Richard D.
Irwin, inc : Chicago, 1997.
Dafid, Pengantar Manajemen, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2004.
Dess, Gregory G, dan Alex Miller, Strategy Management, Mc Graw Hill
Book Co, 1993.
Djoko wijono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Surabaya: Airlangga,
2000.
Heene, Aime, dkk. Manajemen Startegik Keorganisasian Publik, Jakarta:
Refika Aditama, 2010.
Husein Sayuti, Pengantar Metodologi Riset, Jakarta: Fajar Agung, 1989.
Nut dan Backhoff, Kepemimpinan dalam Manajemen Suatu Pendekatan
Prilaku, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada, 1995.
Olsen dan Eadie, Pengambilan Keputusan Statejik, Organisasi Publik dan
Nonprofit, Jakarta: Grasindo, 2008.
61
Salusu, Kepemimpinan dalam Manajemen an Prilaku, Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada, 2003.
Sampara, Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta: STIA LAN
Press, 2000.
Setiyono, Budi, Pemerintah dan Manajemen Sektor Publik, Yogyakarta:
CAPS, 2014.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta, 2011.
Suwarsono, Muhammad, Strategi Pemerintah. Manajemen Organisasi
Publik, Jakarta: Erlangga, 2012.
Suwarsono, Muhammad, Strategi Pemerintah. Manajemen Organisasi
Publik, Jakarta: Erlangga, 2012.
Tim Penulis Fakultas Syariah, Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Syariah
Press Fakultas Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2014.
Tracendi, Manajemen Stratejik Edisi keenam, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2005.
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Diri
Nama : Jourdan Rizandzr
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat & Tanggal Lahir : Berebang, 02 Juni 1998
NIM : SIP. 151997
Fakultas : Syari‟ah
Jurusan : Ilmu Pememerintahan
Alamat
Alamat Asal :Jl. Lintas Timur, RT. 06, Desa Berebang,
Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro
Jambi
Alamat Sekarang : Jl. Lintas Timur, RT. 06, Desa Berebang,
Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro
Jambi
No.Telp/ HP : 0823-1648-0476
Nama Ayah : Zulkarnain
Nama Ibu : Rosdiana
B. Riwayat Pendidikan
J
a
m
b
i
,
S
eptember 2019
Penulis,
Jourdan Rizandzr
SIP. 151997
No Pendidikan Tahun Tamat Alamat
1. SDN 50 Berembang 2006 Jl. Lintas Timur
2. MTS N Berembang 2012 Jl. Lintas Timur
3. SMA N Titian Teras 2015 Jl. Lintas Jambi
4. UIN STS Jambi 2019 Sp. Duren.Muaro Jambi
DOKUMENTASI