kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

17
Kalteng Kembangkan Sejuta Pohon Sengon Liputan6.com, Palangkaraya - Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah menyambut baik dan mengapresiasi program pengembangan sejuta pohon Sengon di Provinsi Kalteng untuk memperbaiki lingkungan dan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat.Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan Kalteng Sipet Hermanto di Palangkaraya, Selasa, 3 Januari 2017.Menurut Sipet, adanya program sejuta pohon sengon ini merupakan gagasan dari organisasi di luar pemerintah, yakni Borneo Institute.Untuk melaksanakan program ini, organisasi tersebut memerlukan dukungan dana dari pemerintah Provinsi Kalteng. Sebab, Borneo Institute sebelumnya didanai dari Jerman."Bantuan dana itu akan dipergunakan untuk pembelian bibit dan kita mendukung program itu," kata Sirep.Sirep menjelaskan, pada tahun 2014, telah dilakukan sosialisasi program sejutapohon Sengon yang melibatkan donatur dari Jerman, Borneo Institute, dan Dishut Kalteng di tiga kecamatan di Kabupaten Gunung Mas, yakni Kecamatan Rungan, Manuhing, dan Manuhing Raya. Pohon Sengon ini, Sipet mengungkapkan, bisa dikembangkan dan ditanam di lahan yang tidak produktif lagi. Jadi, jika terdapat lahan milik masyarakat, dipersilakan ikut menanam jika mau. Asalkan, hasil penanaman memberikan dua kontribusi yakni melindungi lingkungan dan menjadikan sumber mata pencaharian masyarakat.

Upload: warnet-raha

Post on 09-Feb-2017

26 views

Category:

Economy & Finance


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

Kalteng Kembangkan Sejuta Pohon Sengon

Liputan6.com, Palangkaraya - Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah menyambut baik dan mengapresiasi program pengembangan sejuta pohon Sengon di Provinsi Kalteng untuk memperbaiki lingkungan dan menjadi sumber mata pencaharian masyarakat.Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan Kalteng Sipet Hermanto di Palangkaraya, Selasa, 3 Januari 2017.Menurut Sipet, adanya program sejuta pohon sengon ini merupakan gagasan dari organisasi di luar pemerintah, yakni Borneo Institute.Untuk melaksanakan program ini, organisasi tersebut memerlukan dukungan dana dari pemerintah Provinsi Kalteng. Sebab, Borneo Institute sebelumnya didanai dari Jerman."Bantuan dana itu akan dipergunakan untuk pembelian bibit dan kita mendukung program itu," kata Sirep.Sirep menjelaskan, pada tahun 2014, telah dilakukan sosialisasi program sejutapohon Sengon yang melibatkan donatur dari Jerman, Borneo Institute, dan Dishut Kalteng di tiga kecamatan di Kabupaten Gunung Mas, yakni Kecamatan Rungan, Manuhing, dan Manuhing Raya.

Pohon Sengon ini, Sipet mengungkapkan, bisa dikembangkan dan ditanam di lahan yang tidak produktif lagi. Jadi, jika terdapat lahan milik masyarakat, dipersilakan ikut menanam jika mau. Asalkan, hasil penanaman memberikan dua kontribusi yakni melindungi lingkungan dan menjadikan sumber mata pencaharian masyarakat.

Page 2: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

Apa Penyebab Tanah Longsor di Indonesia Saat Musim Hujan?

Liputan6.com, Jakarta Hampir setiap kali musim hujan datang, di negara kita selalu diwarnai dengan kejadian tanah longsor. Mungkin terbersit di pikiran kita, mengapa bencana ini terus terjadi dan kadang kala bencana ini terjadi tidak hanya di musim hujan.

Dalam artikel ini, penulis akan mencoba menjelaskan apa saja penyebab tanah longsor dan beberapa solusi yang bisa diterapkan untuk mengurangi bencana tanah longsor tersebut.

Tingkat Perlapukan

Dalam ilmu Geologi, kita mengenal bahwa bumi ini pada awal pembentukannya berupa batu yang sangat keras.

Akibat proses perlapukan (weathering) batu tersebut lama kelamaan menjadi tanah (residual Soil). Proses pelapukan batu menjadi menjadi tanah bisa terjadi secara fisika (mekanik), kimia, dan biologi (tumbuhan dan hewan) dalam waktu puluhan sampai ribuan tahun.

Page 3: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

Ke-tiga proses perlapukan tersebut bisa terjadi dalam waktu yang bersamaan sehingga pada akhirnya batu tersebut bisa menjadi tanah. Penulis sedang mengamati tanah longsor yang memperlihatkan batuan dasar yang menjadi bidang gelincir

Menanam di tanah berbatu

TAK ada tanah, batupun jadi, itulah gambaran kerja keras warga Wonogiri yang berupaya menghijaukan lahan yang mulanya gundul dan miskin akan tanda-tanda kehidupan. Namun kini telah hijau rimbunan pohon jati.“Pada waktu saya menerima tamu yang berasal dari 45 negara, mereka pada heran dan bertanya-tanya bagaimana caranya menanam jati di sela-sela batu,”kata Heri Bertus, Ketua Forum Komunitas Petani Sertifikasi Selopuro (FKPSS) Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah saat diminta bercerita bagaimana cara menanam jati di tanah berbatu.Sebelum menjelaskan bagaimana cara menanam jati maupun mahoni di tanah berbatu di Wonogiri, Bapak paruh baya ini bercerita tentang kondisi tanah di Wonogiri, Diungkapkan era tahun 1970-an, tanah di Wonogiri didominasi oleh batu berkapur tak berpohon dan sangat miskin akan tanda-tanda kehidupan.Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 1.822,36 kilometer persegi, sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan kapur yang tandus dan berbatu.

Page 4: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

Kondisi tersebut, membuat warga atau petani disana harus bekerja ekstra agar bisa memanfaatkan lahan berbatu tersebut.Berkat kegigihan warga, kini potret buram tersebut berangsur-angsur berubah dan kehidupan warga mulai membaik, Wonogiri telah hijau oleh rimbunan pohon-pohon dari berbagai jenis, airpun yang tadinya susah ditemui, sekarang sudah bisa mengairi sawah-sawah yang ada di sekitarnya dan bisa mencukupi kebutuhan air minum warga.

Lalu seperti apa bagaimana cara petani menyiasiati kondisi lahan berbatu tersebut? Menurut Heri Bertus, ia bersama petani di Wonogiri punya cara tersendiri dalam menanam jati di lahan berbatu.,”Begini kalau caranya menanam jati maupun mahoni disini, alatnya bukan pakai cangkul, bukan pakai sabit, tapi pakai linggis. Jadi tanah disela batu itu ditonjok dengan linggis baru ditanam, kalau nggak begitu nggak bisa pak,” terangnya.

Hutan Mangrove Teluk Kendari Makin Menipis

KENDARI, BL- Praktik mafia tanah diduga telah membuat hilangnya sebagian besar areal di kawasan teluk Kendari, menyusul makin maraknya bangunan di sepanjang teluk kendari.Di sisi selatan teluk Kendari misalnya, kawasan yang dulunya dipenuhi hutan mangrove kini satu persatu hutan mangrove tergusur dan dijadikan lokasi tambak dan pendirian bangunan. Bahkan, lahan seluas wilayah 32.389 hektar yang berada di jalan bay pass menuju PT Perikanan Samudra diduga telah beralih menjadi kepemilikan pribadi. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya sejumlah bangunan permanen seperti rumah tinggal, rumah makan dan kafe atau tempat hiburan malam.

Ironisnya, pemerintah seolah ‘tutup mata’ melihat praktik pengambil alihan kawasan hutan teluk oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab .Sejumlah organisasi LSM yang bergerak di lingkungan hidup di Kendari mengimbau agar pemerintah kota kendari peduli pada nasib lahan teluk yang kian hari jumlahnya terus menyusut itu.

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sultra menilai  akibat pratik pembangunan di sepanjang bibir teluk memilik andil besar pada meningkatnya sedimentasi lumpur di teluk kendari. Pasalnya, aksi penimbunan tanah telah menyebabkan

Page 5: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

lingkungan pantai tercemar.  “Praktik alih fungsi lahan teluk kendari merupakan problem serius bagi biodiversity di sana dan harus segera ditangani pemerintah kota,”kata Kisran Makati.

Walhi mengedus adanya mafia tanah yang melibatkan oknum-oknum di pertanahan.  “Yang jelas pelakunya lebih dari satu, dan oknumnya itu-itu juga, pemain lama di intansi pertanahan,”kata Kisran Makati seperti dilansir Sulatranews.com (Situs Sindikasi Beritalingkungan.com).Ini didasari banyaknya kasus tanah bersertifikat ganda di Sultra. Hasil inivestigasi lapangan menunjukkan, jika penjualan tanah teluk umumnya menggunakan modus buka lahan tambak (pinjam pakai) selama beberapa tahun, yang kemudian lahan tersebut ditimbun sedikit-demi sedikit dan selanjutnya mendirikan bangunan rumah maupun rumah makan (usaha) di atas tanah tersebut. Nah , karena sudah merasa memiliki, beberapa oknum menjual tanah tersebut ke pihak lain. Ironisnya,  pemerintah kota melalui badan pertanahan seolah tutup mata dengan praktik illegal tersebut. (Yos Hasrul/SN)KEHATI: Kerusakan Taman Bungkul Harus Jadi Pelajaran

JAKARTA, BL- Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) menegaskan bahwa rusaknya Taman Bungkul di Surabaya harus bisa menjadi pelajaran pada semua pihak. Terlebih lagi, kerusakan juga menimpa tanaman langka yang ditanam di taman tersebut."Seharusnya dalam memanfaatkan fasilitas taman, semua orang harus mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk ikut menjaganya," ujar Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, MS Sembiring melalui keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com (14/5). Menurutnya, taman memang sudah seharusnya digunakan sebagai fasilitas umum, akan tetapi para penggunanya harus sadar bahwa mereka harus tetap menjaga lingkungan taman.Seperti yang dilaporkan di media massa, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Chalid Buhari menyebutkan bahwa kerusakan di Taman Bungkul tersebut meliputi 5 tanaman langka yaitu bintaro merah, beringin putih, joklan, anggur laut, dan pagoda. Tidak hanya itu saja, beberapa tanaman lain juga ikut rusak karena terinjak-injak oleh pengunjung acara.Melihat kerusakan tersebut, bagi penyelenggara acara, MS Sembiring meminta untuk lebih bijaksana dalam memilih lokasi kegiatan. Jika harus menggunakan taman, maka

Page 6: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

penyelenggara harus memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk ikut menjaga taman tersebut. Karena kerusakan yang terjadi justru akan mencoreng muka penyelenggara acara itu sendiri. Penyelenggara acara seharusnya justru ikut memberikan pendidikan pada masyarakat tentang menjaga lingkungan. "Kepedulian terhadap lingkungan harus dimulai dari hal yang kecil, salah satunya adalah ikut menjaga keberlangsungan taman kota," katanya. Selain adanya kerusakan di Taman Bungkul, acara yang sama juga membuat tumpukan sampah di Balikota Bandung di Jalan Wastukencana. Hal seperti ini tentunya dapat dihindarkan jika penyelenggara acara dan pengunjungnya peduli terhadaplingkungan. Sekedar diketahui Taman Bungkul, Surabaya telah memperoleh penghargaan sebagai Taman Terbaik se Asia dari PBB (5/12). Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima penghargaan tersebut di Fukuoka, Jepang, pada 26 November 2013 lalu.

Aktivis lingkungan khawatirkan perusahaan energi Turki akan merusak ekosistem Leuser

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Konsorsium LSM Lingkungan di Aceh dan Sumatera Utara menanggapi hasil studi terbaru yang dilakukan oleh Universitas Gajah Mada (UGM), mengenai pengembangan proyek panas bumi berskala besar di dalam Kawasan Ekosistem Leuser.

Konsorsium LSM menyatakan bahwa studi yang dilakukan untuk proyek yang didanai oleh Hitay Holdings dari Turki tersebut tidak memenuhi kajian ilmiah yang layak dan tidak memberikan kesimpulan berdasarkan data yang memadai hingga berpotensi untuk menghancurkan jantung kawasan hutan tropis warisan dunia di Sumatra.

Kawasan yang diajukan untuk proyek tersebut berada di dalam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan  ditetapkan sebagai Zona Inti karena mempunyai kondisi alam dan keterwakilan keanekaragaman hayati yang asli dan khas dengan kondisi biota atau fisik yang masih tidak atau belum terganggu oleh manusia.

Agar proyek ini dapat dikerjakan secara sah, maka status kawasan harus diturunkan dari status Zona Inti menjadi status Zona Pemanfaatan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Page 7: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

Para aktivis lingkungan memperingatkan bahwa jika perubahan zonasi dikabulkan, dan proyek tersebut diperbolehkan dalam kawasan inti, maka akan ada konsekuensi besar terhadap spesies-speises terancam punah yang menggantungkan hidup pada koridor kawasan ini untuk migrasi dan reproduksi.

Farwiza Farhan, Ketua Yayasan Hutan, Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), menjelaskan, para peneliti dari UGM memaparkan laporan mereka pada tanggal 8 Desember 2016, yang merekomendasikan perubahan zonasi kawasan lindung yang merupakan bagian dari Tropical Rainforest Heritage of Sumatra World Heritage Site.

“Hal ini akan memungkinkan proyek energi panas bumi dibangun dan menghancurkan Zona Inti yang berada di jantung Kawasan Ekosistem Leuser, yang sudah jelas diakui oleh pemerintah karena status zona intinya,”ujarnya melalui keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com.

Kendari bakal memiliki Kebun Raya

KENDARI, BERITALINGKUNGAN.COM- Kota Kendari bakal memiliki satu lagi kawasan konservasi yang juga berfungsi sebagai sarana pendidikan, penelitian dan rekreaksi alam dalam bentuk Kebun Raya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) telah berkomitmen tahun 2017 akan melanjutkan pembangunan Kebun Raya Kendari.

Pembangunan tersebut meliputi 7 item kegiatan diantaranya, pendirian bangunan  konservasi bangunan edukasi, bengkel atau zona service , arboretum dan pagar keliling yang dibatalkan pembangunannya tahun 2016. 

Kepala UPTD Kebun Raya Kendari Laode Yama hari Selasa (20/12/2016) mengatakan,pembangunan lanjutan tahap dua ini membutuhkan anggaran sekitar Rp15 miliar sampai Rp20 miliar. Rencananya pekerjaan lanjutan pembangunan kebun raya kendari akan dilakukan awal tahun 2017.

“Rencananya pekerjaan tahap dua akan dimulai bulan Februari 2017, item pekerjaan itu 6-7 pekerjaan diantaranya guest house, nursery green house dan arboretum, mudah mudahan ini tidak menemui kendala sehingga bisa tuntas sesuai rencana” katanya.

Dalam proses pembangunan Kebun Raya Yama menjelaskan melibatkan pihak LIPI, selain mengawal

Page 8: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

pembangunan kebun raya, para peneliti LIPI tersebut bertugas mendata tanaman endemik yang ada dalam kawasan dan menanam sejumlah tanaman untuk menambah koleksi tumbuhan di Kebun raya.

Greenpeace sarankan lembaga keuangan ikuti langkah OJK

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Greenpeace menyarankan lembaga keuangan dan semua perbankan mengikuti langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menghentikan pinjaman untuk proyek-proyek pertambangan di Kalimantan Timur."Ini menjadi pukulan penuh terhadap ambisi industri batu bara Indonesia, dan memberikan dampak hidup kepada ribuan orang di Kalimantan Timur yang hidupnya telah hancur oleh industri pertambangan batu bara,” kata Arif Fiyanto, juru kampanye senior untuk Greenpeace Indonesia dalam keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com,Dikatakan, industri pertambangan batubara di Indonesia telah mendapatkan pukulan besar dengan pengumuman oleh regulator jasa keuangan negara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bahwa bank harus menghentikan pinjaman untuk proyek-proyek pertambangan di Kalimantan Timur.Menurut Arif, tidak ada prospek pemulihan harga batubara, yang menunjukkan betapa gila itu akan menjadi bagi Indonesia untuk berjudi masa depan pada batubara.

Page 9: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

Pengumuman OJK membuatnya menjadi semakin jelas, pinjaman untuk pertambangan menjadi sangat berisiko bagi lembaga keuangan, dan semua bank harus menghentikan dana operasi untuk batubara di Indonesia.Seperti diberitkan sejumlah media nasional, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan akan menghentikan penyaluran kredit untuk bisnis pertambangan batubara.Lesunya pasar batu bara dunia membuat OJK memerintahkan bank untuk menghentikan kredit. Kepala OJK Kalimantan Timur (Kaltim) Dedi Satria menjelaskan, lesunya bisnis batu bara membuat lembaga pengawas jasa keuangan memerintah bank untuk tidak lagi memberikan kredit

Kalimantan Timur, mengandung 28 persen dari total cadangan batu bara Indonesia. Areal seluas negara Swiss telah dialokasikan untuk pertambangan di seluruh propinsi, dengan kerusakan masif hutan, pencemaran persediaan air dan perpindahan masyarakat setempat.

Harvard dan Columbia memperkirakan 100.300 kasus kematian dini akibat kebakaran hutan

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Hasil studi terbaru yang mengejutkan dari Universitas Harvard dan Universitas Columbia memperkirakan 100.300 kasus kematian dini akibat krisis kebakaran yang menghancurkan hutan Indonesia tahun lalu, 91.600 diantaranya terjadi di Indonesia.

Perkiraan ini sangat jauh di atas pernyataan resmi pemerintah Indonesia tahun lalu yang menyebutkan 19 orang meninggal karena asap.

Penelitian yang diumumkan hari ini menggunakan metode pembacaan polusi udara dan data satelit untuk menghitung paparan asap kebakaran hutan. Studi ini juga melaporkan perkiraan kasus kematian dini di Singapura mencapai 2.200, dan 6.500 di Malaysia.

Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia, Yuyun Indradi mengatakan, Lebih dari seratus ribu kematian dini diperkirakan terjadi tahun lalu. Dan sekarang kebakaran hutan kembali terjadi. Jika tidak ada perbaikan, asap yang mematikan ini akan menyebabkan angka kematian yang lebih mengerikan dari tahun ke tahun. Pemerintah dan industri harus mengambil tindakan nyata untuk menghentikan pembukaan hutan dan pengeringan gambut untuk perkebunan. 

“Saat amukan kebakaran tahun lalu, pemerintah Indonesia mengakui 43 juta orang terpapar kabut

Page 10: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

asap di seluruh Indonesia dan setengah juta di antaranya menderita penyakit pernafasan. Sekarang kita tahu besaran korban meninggal, kegagalan bertindak cepat untuk membendung hilangnya kehidupan adalah sebuah kejahatan.”kata Yuyun melalui keterangan tertulisnya yang diterima Beritalingkungan.com (19/09/2016)

Selain kebakaran tahun 2015, tim independen yang terdiri dari 12 orang ilmuwan yang ahli di bidang kesehatan masyarakat dan atmospheric modelling juga meneliti kebakaran hutan buruk lainnya di tahun 2006. Selama periode Juli-Oktober 2006, mereka menemukan perkiraan kasus kematian dini sebanyak 37.600 jiwa, 34.600 di antaranya di Indonesia, 2.300 di Malaysia dan 700 di Singapura. Terbakarnya perkebunan konsesi kelapa sawit dan bubur kertas pada tahun 2006 tercatat menyumbang emisi  sekitar 40% di Sumatera dan sekitar 25% di Kalimantan.

Aktivitas Pendulang Emas Berpontensi Cemari Danau Sentani

JAYAPURA, BL- Aktivitas penambangan dan pendulang emas di kawasan Bumi Perkemahan Waena, Jayapura, Papua berpotensi mencemari Kali Jembatan Dua, yang bermuara ke Danau Sentani, yang berada di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.Pasalnya, sisa lumpur yang mengandung air raksa, yang digunakan para pendulang untuk mendapatkan emas, cukup banyak yang mengalir ke Kali Jembatan Dua hingga ke Danau Sentani, yang merupakan danau terbesar kedua di Indonesia setelah Danau Toba di Sumatera Utara.

Beberapa waktu lalu, dari hasil penelusuran yang dilakukan jurnalis Papuakita.com (Jaringan Sindikasi Beritalingkungan.com) ditemukan sejumlah orang sebagai penambang emas yang diduga ilegal sedang beraktifitas. Penelusuran sampai ke atas gunung, terlihat di satu lokasi ditemukan warga pendulang emas sedang bekerja.Mereka membangun pondok-pondok untuk

Page 11: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

berteduh, dan seminggu sekali mereka akan pulang ke rumah masing-masing. Untuk tiba di lokasi penambangan, dibutuhkan waktu sekitar setengah jam dengan berjalan kaki ke atas gunung.

Robert dan beberapa kawannya mengaku hanya menerima upah dengan sistem pembagian keuntungan sebesar 50 persen dari kerja kerasnya menggali bongkahan batu dan dihancurkan untuk mencari emas. “Potensi emas di kawasan Gunung Buper sangat bagus. Pekerjaan ini sudah ditekuni sejak 2007 lalu,” katanya.

Meski tujuan para penambang itu untuk memperbaiki kesejahteraan keluarga, namun tanpa disadari aktivitas mereka sudah merusak habitat Kali Jembatan Dua, Kabupaten Jayapura yang bermuara ke Danau Sentani.

Banjir bandang hantam Jalan Pasteur Bandung

BANDUNG, BERITALINGKUNGAN.COM- Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung, membuat jalan Pasteur dihantam banjir bandang.

Banjir tersebut bahkan menyeret mobil. Air yang meluap berasal dari solokan. Arus lalu lintas kendaraan pun dialihkan baik yang mengarah ke Tol Pasteur maupun sebaliknya.

Arus lalu lintas kendaraan yang datang dari arah Sukajadi dan Pasirkaliki menuju ke arah Tol Pasteur terpaksa harus dialihkan. Volume air tidak memungkinkan untuk kendaraan melintas di kawasan jalan tersebut.

"Ke jalur Sutami ke atas nanti lewat Sukajadi ke wilayah Surya Sumantri buat ke arah tol. Kalau kendaraan roda dua masih bisa jalur alternatif ke wilayah Jalan Sukamulya nanti keluar di Kebun Jeruk," tutur KBO Lalu Lintas Polrestabes Bandung AKP Endi Sugandi seperti dikutip dari detikcom (24/10/2016).

Page 12: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

Menurut Endi hingga kini, Jalan Pasteur tepatnya di depan Bandung Trade Center (BTC) masih situasi jalan masih tergenang air. Kendaraan besar seperti bus masih bisa dilalui karena ketinggian air sebatas lutut orang dewasa. "Kalau kendaraan besar masih bisa untuk bus lewat jalan itu kalau yang sedan minbus, kendaraan roda dua tidak bisa," tuturnya. Sementara pengalihan arus Tol Pasteur sendiri dialihkan di dalam tol. Kendaraan yang mengarah ke pintu keluar Tol Pasteur dialihkan ke Tol Baros atau Tol Pasir Koja. (DC/BL)

Bencana Ekologis dalam Perspektif Perubahan Iklim

JAKARTA, BERITALINGKUNGAN.COM- Akhir-akhir ini berbagai bencana ekologis banyak terjadi di Indonesia, banjir di Padang, tanah longsor di Jawa Tengah, banjir rob di pantai Jawa dan Bali, apakah bencana ini ada kaitannya dengan perubahan iklim? Hal tersebut dibahas dalam Media Briefing yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta (22/06/2016)Hadir sebagai narasumber Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Andi Eka Sakya, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KLHK, Sri Tantri Arundhati, Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan KLHK, Ruandha Agung Sugardiman, Penasehat Senior Menteri LHK, Imam B. Prasodjo dan Suryo Adiwibowo.

Andi Eka Sakya menyatakan bahwa peningkatan curah hujan secara masif di Sumatera, Jawa, Kalimantan pada Juni 2016 dipicu oleh

Page 13: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

fenomena Madden Julian Oscilation (MJO) yang berasosiasi dengan kondisi SST Indonesia yang hangat. Sementara Kepala BMKG memperkirakan gelombang tinggi masih berpeluang terjadi hingga 25 Juni 2016 khususnya di wilayah perairan barat Sumatera dan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara.  Wilayah yang sudah memasuki musim kemarau meliputi 50 % wilayah Indonesia sebagian wilayah khususnya Sumatera dan Jawa masih mengalami musim hujan. Potensi meningkatnya kejadian banjir pada tahun ini, baik pada periode musim kemarau dan musim hujan 2016/2017”. 

Jakarta Tertutup Asap Tipis dari Kalimantan

JAKARTA, BL- Langit Jakarta kembali tertutup asap tipis dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. Pada Jumat (23-10-2015), asap dari Sumatera dan Kalimantan telah menutup Jakarta bagian utara.  Begitu pula pada Sabtu dan Minggu, wilayah Jakarta juga tertutup asap tipis. Sebaran asap sangat dipengaruhi oleh arah angin.Pada Senin (26-10_2015), kembali langit Jakarta tertutup asap tipis. Pantauan satelit Himawari dari analisis BMKG pada pukul 12.30 Wib, menunjukkan bahwa asap tipis menutup Jakarta, bahkan daerah Banten, Jawa Barat, dan Jateng bagian barat.  “Asap tipis ini berada pada ketinggian sekitar 3.000 meter. Sebagian besar asap berasal dari Kalimantan yang terbawa angin ke arah Barat

Page 14: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

daya dan sebagian ada yang ke selatan.”kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).Dikatakan, asap yang menyelimuti Jakarta dan sekitarnya tipis. Konsentrasi dan ukuran partikel sangat kecil sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan. Sifatnya yang sesaat tidak akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat.

“Jadi tidak berbahaya. Masyarakat tidak perlu resah. Asap kendaraan bermotor dan polusi udara di Jakarta yang lebih berbahaya.”ujarnya.Seraya menambahkan, adanya arah angin dari baratan pada ketinggian 850 mb atau sekitar 3.000 meter menunjukkan bahwa indikasi pergerakan massa udara dari barat ke timur yang membawa uap air yang lebih basah di wilayah Indonesia. Hal ini. tentu menguntungkan bagi upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

BMKG memprediksikan pada 28-30 Oktober 2015 peluang hujan di Sumatera dan Kalimantan akan mulai banyak. Hujan buatan akan diintensifikan pada saat tersedia awan-awan potensial di atmosfer. (Wan)

Gunung Karangetang Meletus, 34 KK Mengungsi

SITARO, BL – Akibat letusan Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, Rabu (16/09/2015), sekitar 34 kepala keluarga (KK) yang bermukim di kaki gunung, terpaksa harus mengungsi. “Melalui lurah dan kapitalaung (kepala desa) kami perintahkan untuk segera mengungsi sebanyak 34 KK. Takutnya, bahaya letusan yang terjadi terus menerus membuat leleran lava sampai ke kaki gunung,” ujar Sekretaris Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Roy Laheba.Petugas Pos Pengamatan Gunung Karangetang, Didi Wahyudi seperti dilansir Manadokita.com (Situs Sindikasi Beritalingkungan.com) mengatakan lontaran abu vulkanik Karangetang yang disertai awan panas terjadi sekitar pukul 07.15

Page 15: Kalteng kembangkan sejuta pohon sengon

WITA hingga siang hari. Awan panas mengarah ke Kampung Kora-Kora, Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur. Tercatat 21 kali terjadi guguran lava pijar dengan jarak luncuran 500-1000 meter. “Semburan abu vulkanik yang disertai awan panas tampak membumbung tinggi sehingga warga yang bermukim di kaki gunung harus waspada dan segera mengungsi di lokasi yang lebih aman. Awan panas mengarah ke Kampung Kora-Kora saja. Dan status gunung saat ini masih siaga atau level 3," katanya. Dia menyebutkan kondisi Gunung Karangetang hingga sore terus terjadi kegempaan. “Gempa tremor terjadi terus menerus, namun tidak disertai gemuruh yang keras," papar Didi. Sementara itu dari pantauan seismograf, Gunung Karangetang sudah menunjukan aktivitasnya semenjak 15 September 2015 kemarin, namun leleran lava tertahan dan tidak mencapai bantaran Kali Batu Awang atau jalur luncuran lava lainya. (Agust Hari/MK)