strategi pembelajaran guru sosiologi kelas xi ips …
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMBELAJARAN GURU SOSIOLOGI KELAS XI
IPS SMAN 2 ENREKANG PADA MASA PANDEMI COVID-19
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Elsa Asmiralda
105381119916
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2021
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Elsa Asmiralda
Nim : 105381119916
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul : Strategi Pembelajaran Guru Sosiologi kelas XI IPS SMAN 2
Enrekang pada masa pandemi COVID-19
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan didepan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat pernyataan
Elsa Asmiralda
Nim: 105381119916
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Elsa Asmiralda
Nim : 105381119916
Jurusan : Pendidikan Sosiologi
Judul : Strategi Pembelajaran guru Sosiologikelas XI IPS SMAN 2
Enrekang pada masa pandemi COVID-19
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini. Saya menyusun
sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan Fakultas.
3. Saya tidak melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skpripsi saya.
Apa bila saya melanggar perjanjian saya pada poin 1, 2 dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat pernyataan
Elsa Asmiralda
Nim: 105381119916
MOTTO
Sebuah cita-cita akan menjadi sukses, jika diawali dengan kerja keras.
Sesuatu akan menjadi kebanggaan, jika itu dikerjakan bukan hanya
dipikirkan bukan pula menjadi impian dan ingatlah bahwa kesuksesan
selalu disertai dengan kegagalan.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini kepada ibunda (Nurfaisah) dan ayahanda
(Muh.Anjas) tercinta sebagai tanda hormat dan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya serta keluargaku yang telah memberikan kasih sayangnya,
selalu mendukung dan memberi semangat kepada saya. Semoga ini menjadi
awal kesuksesan saya serta menjadi langkah awal untuk memberikan rasa
bangga dan rasa bahagia kepada kedua orang tua. Terima kasih selalu
memeberi motivasi kepada saya dan selalu menyemangati serta mendoakan
saya.
ABSTRAK
Elsa Asmiralda, 2021. Strategi Pembelajaran Guru Sosiologi Kelas XI IPS
SMAN 2 Enrekang Pada Masa Pandemi COVID-19. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Kaharuddin, Dan Pembimbing II
Hadisaputra.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui pengalaman mengajar guru
sosiologi kelas XI IPS SMAN 2 Enrekang pada masa pandemi COVID-19 dan
untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat mengajar sosiologi
kelas XI IPS SMAN 2 Enrekang pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini
dilakukan di Kota Enrekang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
kualitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan situasi dan
fenomena realita sosial tentang strategi mengajar guru sosiologi kelas XI IPS
SMAN 2 Enrekang pada masa pandemi COVID-19. Teknik pengumpulan data
yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data
melalui berbagai tahapan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Sedangkan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber,
metyode dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, strategi mengajar guru sosiologi
pada masa pandemi ini dilakukannya proses belajar mengajar secara online bisa
juga dikatakan pembelajaran dalam jaringan (Daring). Guru sosiologi tersebut
mengajar melalui aplikasi Zoom, Claassroom, kadang juga membagikan materi
melalui link youtube yang dibuat oleh guru tersebut. Proses pembelajaran Daring
ini mendapat respon baik oleh guru maupun muridnya, walaupun masih ada
sebagian murid yang hanya mengikuti absen dan pembelajaran tapi tidak fokus
kepada materi pembelajaran yang dibawakan oleh gurunya.
Kata Kunci : Strategi Pembelajaran, Guru Sosiologi, COVID-19
ABSTRACK
Elsa Asmiralda, 2021. Teaching Strategy for Sociology Teacher for Class XI IPS
of SMAN 2 Enrekang during the COVID-19 Pandemic. Essay. Sociology
Education Study Program, Teacher Training and Education Faculty,
Muhammadiyah University of Makassar. Advisor I Kaharuddin, and Advisor II
Hadisaputra.
The purpose of this study was to determine the teaching experience of a
sociology teacher in class XI IPS at SMAN 2 Enrekang during the COVID-19
pandemic and to determine the supporting factors and inhibiting factors for
teaching sociology in class XI IPS at SMAN 2 Enrekang during the COVID-19
pandemic. This research was conducted in Enrekang City. This type of research is
qualitative research, which is a study that aims to describe situations and
phenomena of social reality about the teaching strategies of sociology teachers in
class XI IPS at SMAN 2 Enrekang during the COVID-19 pandemic. Data
collection techniques, namely by observation, interviews, and documentation. The
technique of analyzing data through various stages, namely, data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. While the data validity technique used
source triangulation, method and technical triangulation.
The results of this study indicate that the teaching strategy of sociology teachers
during this pandemic was carrying out the online teaching and learning process,
which could also be said to be learning in networks (online). The sociology
teacher teaches through the Zoom application, Claassroom, and sometimes also
shares material via the YouTube link created by the teacher. The online learning
process has received a good response from both the teacher and the students,
although there are still some students who only attend absences and lessons but do
not focus on the learning material the teacher brings.
Keywords: Teaching Strategy, Sociology Teacher, COVID-19
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw sosok teladan umat dalam segala
perilaku keseharian yang berorientasi kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.
Alhamdulillah atas hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis menyelesaikan
skripsi ini dengan judul “Strategi Pembelajaran Guru Sosiologi Kelas XI IPS
SMAN 2 Enrekang Pada Masa Pandemi COVID-19” yang merupakan salah
satu syarat guna menempuh ujian gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, ilmu pengetahuan, motivasi beserta
doa kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Keberhasilan dalam skripsi ini
tidak hanya terletak pada diri peneliti semata tetapi tentunya banyak pihak yang
memberikan sumbangsih khususnya kepada orang tua, ayah tercinta Muh.Anjas
dan ibunda tercinta Nurfaisah yang selama ini telah memberikan banyak
dukungan dan doa yang tidak pernah putus dan hampir tidak mungkin bisa
dibalaskan oleh apapun serta adik-adik ku terkasih dan tersayang Muh.Fahril
Aslam dan Fardam Fastabiqul Muqama yang selalu memberikan dukungan dan
selalu membuat saya senang.. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
menimba ilmu pengetahuan di kampus tercinta ini. Bapak Erwin Akib, S.Pd.,
M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Bapak Drs. H.
Nurdin, M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah
Makassar, dan Bapak Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph.D Sekretaris Jurusan
Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar.
Bapak Kaharuddin, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku pembimbing I (satu) yang
telah memberikan saran, motivasi dan sumbangan pemikiran kepada penulis
sehingga tersusunnya skripsi ini. Bapak Hadisaputra, S.Pd,. M.Si selaku
pembimbing II (dua) yang dengan penuh ketelitian dan kesabaran membimbing
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
bimbingan, arahan dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya kepada penulis. Orang
terkasih, serta seluruh keluargaku tercinta yang selalu mendukung dalam segala
hal.
Teman-teman seperjuanganku khususnya Sahabatku yang selalu memberi
motivasi dan dukungan nya dalam pembuatan skripsi ini. Serta semua pihak yang
tidak sempat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, terima kasih atas bantuan, doa, dan dukungan nya.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan, penulis ucapkan terima kasih. Adapun permohonan maaf
penulis yang sangat dalam jika dalam penulisan skripsi ini terdapat kesalahan
serta masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran agar dalam perbaikan skripsi ke depannya dapat menumbuhkan rasa syukur
kepada Allah SWT. Semoga apa yang kita lakukan dapat bernilai dan bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
Makassar, Februari 2021
Elsa Asmiralda
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
SURAT PERNYATAAN ......................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
ABSTRACK ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 7
E. Definisi Operasional ....................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 9
A. Kajian Konsep ................................................................................ 9
B. Tinjauan Teori ................................................................................ 15
C. Kerangka Pikir ............................................................................... 19
D. Penelitian Relevan .......................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 24
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ..................................................... 24
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................... 25
C. Informan Penelitian ........................................................................ 27
D. Fokus Penelitian ............................................................................. 28
E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 28
F. Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 29
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 30
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 32
I. Teknik Keabsahan Data .................................................................. 33
J. Etika Penelitian .............................................................................. 34
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...................... 36
A. Profil Sejarah SMA Negeri 2 Enrekang .......................................... 36
B. Keadaan Lingkungan Sekolah ........................................................ 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 43
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 43
1. Strategi Pembelajaran Guru Sosiologi Kelas XI Ditengah Pandemi
COVID-19 ................................................................................ 43
2. Pengalaman Mengajar Guru Sosiologi Di Kelas XI IPS SMAN
2 Enrekang Pada Masa Pandemi COVID-19 .......................... 44
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Proses Pembelajaran
Sosiologi Di Kelas XI IPS SMAN 2 Enrekang Ditengah
Pandemi COVID-19 ................................................................. 56
B. Pembahasan ................................................................................... 65
1. Pengalaman Mengajar Guru Sosiologi Di Kelas XI IPS SMAN
2 Enrekang Pada Masa Pandemi COVID-19 ............................. 65
2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Proses Pembelajaran
Sosiologi Di Kelas XI SMAN 2 Enrekang Ditengah Pandemi
COVID-19 ................................................................................ 67
BAB VI KESIMPULAN .......................................................................... 71
A. Kesimpulan .................................................................................... 71
B. Saran .............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 77
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. 95
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Nama Tabel Halaman
Tabel 3.1 Lokasi Penelitian ........................................................................ 25
Tabel 3.2 Waktu Penelitian ........................................................................ 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini masyarakat diseluruh dunia sedang menghadapi
sebuah masalah yaitu penyakit yang sangat berbahaya dan mematikan.
Penyakit tersebut begitu cepatnya menular kemana saja seperti
manusia,hewan,bahkan benda mati. Penyakit ini dikenal masyarakat
dengan sebutan COVID-19. COVID-19 merupakan akronim dari
coronavirus disease-19. Corona virus merupakan keluarga besar yang
menyebabkan penyakit ringan sampai berat pada manusia, seperti common
cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS
(Fitriyani, 2020:9).
COVID-19 merupakan penyakit menular yang berpotensi
menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, tindakan
pencegahan terhadap jenis penyakit menular tersebut wajib dilakukan
secepat mungkin. Indonesia sebagai negara hukum, maka pencegahan
terhadap jenis penyakit menular tersebut wajib dibentuk dalam sebuah
aturan atau regulasi. Urgensi pembentukan aturan terkait dengan
pencegahan COVID-19 ini wajib dibentuk dalam Peraturan Pemerintah
dan Peraturan Menteri Kesehatan karena kedua peraturan tersebut
merupakan peraturan pelaksanaan daripada Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Berdasarkan analisis
penulis, ada 5 Peraturan Pemerintah yang wajib dibentuk dalam rangka
melakukan tindakan penanggulangan dan pencegahan ancaman penyakit
yang mudah menular seperti COVID-19 dan ada 11 Peraturan Menteri
Kesehatan terkait yang wajib dibentuk dalam rangka mengantisipasi
ancaman COVID-19. Kedua jenis peraturan tersebut sangat berguna dalam
hal mengantisipasi kedaruratan kesehatan yang pada akhirnya menjurus
pada kekarantinaan kesehatan masyarakat Indonesia. Kiranya kedua jenis
peraturan ini segera dibuat dalam rangka memberi kepastian hukum dalam
mencegah menularnya COVID-19 secara meluas. Telaumbanua (2020 :
59).
Menularnya COVID-19 membuat dunia menjadi resah, termasuk di
Indonesia. COVID-19 merupakan jenis virus yang baru sehingga banyak
pihak yang tidak tahu dan tidak mengerti cara penanggulangan virus
tersebut. Seiring mewabahnya virus Corona atau COVID-19 ke ratusan
negara, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan protokol kesehatan.
Protokol tersebut akan dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh pemerintah
dengan dipandu secara terpusat oleh Kementerian Kesehatan RI (2020).
Sampai pada penjelasan dan tata cara penanganan tersebut tidak
ada persoalan, namun ternyata COVID-19 terus menular secara meluas
dan seakan tidak bisa tertangani sehingga membuat Ketua DPR RI berkali-
kali mengingatkan pemerintah agar segera membentuk tim nasional
penanganan wabah virus korona yang bersifat terpusat (CNN Indonesia,
2020). Selain itu, karena kurangnya informasi membuat masyarakat di
berbagai daerah banyak yang mengeluh, bingung dan semakin khawatir
akibat tidak mendapatkan pelayanan secara aman dan meyakinkan ketika
merasa ada indikasi terpapar virus COVID-19.
Masalah lain yang muncul adalah terkait pihak yang berwenang
dalam menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat, apakah pemerintah
pusat ataupun pemerintah daerah. Walaupun Presiden telah menegaskan
bahwa kebijakan lockdown tidak boleh diambil oleh pemerintah daerah,
namun bisa saja kepala daerah mengambil kebijakan lockdown jika
memang menurut kepala daerah itu wajib dilakukan. Jika memang
pemerintah daerah mengambil kebijakan tersebut bisa jadi banyak pihak
yang menganggap itu salah karena tidak sesuai dengan ketentuan undang-
undang, namun kalau respon pemerintah pusat lambat dan juga karena
lemahnya regulasi maka tindakan tersebut dianggap hal yang lumrah
dalam menghadapi ancaman darurat seperti COVID-19 ini.
Kemudian persoalan lainnya yang muncul yakni pemerintah
dituntut untuk sesegera mungkin menangani ancaman nyata COVID-19.
Jawaban sementara terkait dengan persoalan tersebut ternyata telah ada
dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan (selanjutnya dalam tulisan ini disebut UU Kekarantinaan
Kesehatan). Dalam undang-undang tersebut telah memuat banyak hal
terkait dengan kekarantinaan kesehatan, pihak yang berwenang
menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat, dan lain sebagainya.
Dalam undang-undang tersebut juga menentukan apa saja peraturan
pelaksanaan sebagai tindak lanjut ketentuan dalam kekarantinaan
kesehatan. Namun berdasarkan observasi awal penulis menemukan bahwa
peraturan pelaksanaan sebagai ketentuan lanjutan dari UU Kekarantinaan
Kesehatan belum ada padahal peraturan pelaksanaan tersebut sangat perlu
untuk segera dibentuk. Telaumbanua (2020 : 60).
Di Ibukota Sulawesi Selatan (Makassar) saat ini sudah ditetapkan
aturan mengenai pemberhentian aktivitas sementara di tempat umum
seperti pusat Perbelanjaan, Perkantoran, Kampus, Masjid, Sekolah, serta
tempat umum lainnya yang memicu adanya perkumpulan. Dimana
COVID-19 atau lebih dikenal dengan Virus Corona ini menular lewat
percikan, tetesan, atau dalam istilah medis dikenal sebagai droplet (cairan
dimulut/air liur) saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara bukan lewat
udara.
Makassar saat ini sudah dikatakan mengkhawatirkan atau sudah
termasuk kategori zona merah karena sampai saat ini ada beberapa
masyarakat di kota Makassar yang positif Virus Corona. Adapun gejala
yang dialami seperti demam tinggi diatas 38,50c , batuk dan pilek (batuk
kering secara terus-menerus lebih dari 3x24 jam) , berkurangnya indra
penciuman, berkurangnya indra pengecap, sesak nafas, sakit tenggorokan,
mata merah, dan mudah lelah.
Jika Virus Corona ini tidak ditangani khusus oleh tim medis bisa
saja Virus ini mengakibatkan kematian, oleh karena itu pemerintah
mengambil berbagai tindakan agar COVID-19 tidak menyebar luas
diberbagai daerah. Jenjang pendidikan adalah salah satu yang terkena
dampak dari Virus Corona ini. Dimana proses belajar mengajar di Sekolah
maupun kampus diberhentikan sementara sampai kondisi yang
memungkinkan. Tindakan tersebut mendapat berbagai macam respon dari
kalangan pelajar maupun masyarakat.
Tetapi dengan adanya teknologi, proses belajar mengajar tetap
berlangsung secara system online. Dari penjelasan diatas Kabupaten
Enrekang sudah menerapkan proses tersebut. Seluruh Sekolah di Enrekang
memberlakukan system belajar online melalui aplikasi seperti Classroom,
Zoom dan aplikasi lainnya. Salah satu sekolah yang menerapkan proses
belajar online di Kabupaten Enrekang yaitu SMAN 2 Enrekang.
Dalam hal ini SMAN 2 Enrekang termasuk sekolah yang sangat
disiplin dengan aturan tersebut. System belajar online sudah dilakukan
dalam artian semua murid di SMAN 2 Enrekang sudah diliburkan dan
proses belajar mengajar dilakukan di rumah. Guru sosiologi di SMAN 2
Enrekang memberi materi melalui aplikasi whatshapp dan setiap
pertemuan yang disertai tugas, guru sosiologi memberikan batasan waktu
dalam mengumpulkan tugas masing-masing agar setiap murid terpacu
dalam mengerjakan tugas itu sendiri, jika tidak diberikan batasan waktu
kadang mereka acuh tak acuh dalam mengerjakannya.
Dalam hal ini semua masyarakat selalu menginginkan kondisi
menjadi normal kembali, Masyarakat seluruh dunia berusaha mematuhi
protocol kesehatan yang berlaku agar kita semua terhindar dari covid-19
dan tidak ada lagi korban yang meninggal dunia.
Penelitian tentang strategi mengajar pernah dilakukan Widayati
(2012) yang membahas tentang metode mengajar sebagai strategi dalam
mencapai tujuan belajar mengajar, Tohri (2011) membahas tentang strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB), Iring (2016)
yang membahas tentang strategi mengajar guru dalam mengenali
perbedaan kemampuan belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar
Sosiologi di SMAN 1 Wotu Kabupaten Luwu Timur, Setiawan DKK
(2020) membahas tentang membangun efektivitas pembelajaran Sosiologi
di tengah pandemi COVID-19, Puspitorini (2020) membahas tentang
strategi pembelajaran di perguruan tinggi pada masa pandemi COVID-19.
Dalam penelitian ini akan mengkaji tentang strategi mengajar
dimasa pandemi COVID-19. Kajian ini memiliki kesamaan dari kajian
Widayati (2012), Tohri (2011), Iring (2016), Setiawan DKK (2020), dan
Puspitorini (2020) yang mengkaji tentang strategi mengajar.
Dalam kajian Widayati fokus ke strategi untuk mencapai tujuan
belajar. Kajian Tohri fokus ke memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Kajian Iring fokus ke
pengetahuan strategi mengajar guru dalam mendalami perbedaan
kemampuan belajar siswa. Kajian Setiawan DKK yang fokus kepada
menciptakan efektivitas dan pembelajaran yang menyenangkan di tengah
pandemi COVID-19. Dan kajian Puspitorini fokus ke strategi
pembelajaran dimasa pandemi COVID-19.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis memilih permasalahan
yang sehubungan dengan adanya Covid-19 dengan proses belajar
mengajar di Sekolah dengan melakukan penelitian yang berjudul “
Strategi Pembelajaran Sosiologi Pada Masa Pandemi COVID-19 di
Kelas XI IPS SMAN 2 Enrekang ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengalaman guru sosiologi di SMAN 2 Enrekang
dalam pembelajaran selama pandemi COVID-19?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru dalam
pembelajaran selama era pandemi COVID-19?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengalaman guru sosiologi di SMAN 2
Enrekang dalam pembelajaran selama pandemi COVID-19.
2. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat yang dialami
guru sosiologi dalam pembelajaran di era pandemi COVID-19.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para
pembaca baik bersifat teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemikiran dalam memperkaya wawasan mengenai proses
belajar mengajar di era pandemi COVID-19.
b) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang strategi-strategi apa saja yang baik dilakukan dalam
pembelajaran.
c) Penelitian dapat menjadi acuan untuk peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas wawasan dan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan strategi
pembelajaran di era pandemi COVID-19.
b) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada mahasiswa, khususnya bidang sosiologi dalam
mengkaji masalah COVID-19 dan strategi yang baik dalam
pembelajaran.
E. Definisi Operasional
Adapun Definisi Operasional adalah sebagai berikut :
a. COVID-19 merupakan penyakit menular yang berpotensi
menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Virus Corona
menyerang system pernapasan.
b. Strategi pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi
ajar yang meliputi segala aspek sebelum dan sesudah pembelajaran
yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses
belajar mengajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian konsep
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan, strategi bisa diartikan sebagai
suatu cara atau metode kegiatan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan,
model, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Strategi
pembelajaran memiliki beberapa kegunaan dan manfaat
diantaranya adalah siswa terlayani kebutuhannya mengenai belajar
secara berfikir dengan lebih baik. Adapula contoh metode seperti
teknik dan alat yang menjadi bagian dalam pelaksaan sesuatu
tsrategi pembelajaran diantaranya adalah ceramah, diskusi,
demontrasi, debat, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan,
bermain peran, LCD, video, karya wisata, penggunaan narasumber,
dan lain sebagainya.
Definisi strategi pembelajaran secara umum adalah suatu
rencana dan cara mengajar yang dilakukan guru dengan
menetapkan langkah-langkah utama mengajar sesuai dengan tujuan
pelajaran yang akan dicapai dan telah digariskan.
Adapun pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli
sebagai berikut :
a. Menurut Kemp (1995)
Pengertian strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
b. Menurut kozma (2007)
Definisi strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai yangdipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya
tujuan pembelajaran tertentu.
c. Menurut Sanjaya, Wina (2007)
Strategi pembelajaran merupakan pola umum
perbuatan guru peserta didik dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar. Sehingga strategi menunjuk kepada
karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru peserta didik
didalam peristiwa belajar mengajar.
2. Komponen Strategi Pembelajaran
Adapun untuk strategi belajar ini memiliki beberapa
komponen yang tersusun didalamnya, yaitu:
a. Factor administrasi dan keuangan. Termasuk dalam
komponen ini misalnya, waktu pelajaran, kondisi
konstruksi dan ruang untuk belajar.
b. Pengajaranm\ media. Keberhasilan program pengajaran
tidak di dasarkan pada penggunaan atau tidak dari alat
pembelajaran yang canggih, tetapi pada keakuratan dan
efektivitas media yang dipilih dan digunakan oleh guru.
c. Metode pengajaran. Keakuratan pemilihan dapat
memengaruhi bentuk strategi belajar mengajar.
d. Topik. Komponen subjek dapat dibedakan antara materi
formal dan materi informal. Bahan formal adalah isi
pembelajaran yang terkandung dalam buku teks resmi
(misalnya buku teks) disekolah, sedangkan materi
informal adalah bahan belajar dari lingkungan sekolah
yang bersangkutan. Komponen ini merupakan input
yang harus benar-benar diperhitungkan dalam strategi
belajar mengajar.
e. Peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa
memiliki latar belakang yang berbeda. Seperti dalam
aspek lapangan social, lingkungan budaya, daya belajar,
kondisi ekonomi, bahkan tingkat kecerdasan. Masing-
masing aspek berbeda untuk setiap siswa. Semakin
besar tingkat keragaman komunitas, semakin besar
perbedaan atau variasi dalam aspek-aspek ini dalam
kelas. Dalam hal ini perlu juga dipertimbangkan
persiapan dan aplementasi dan strategi belajar mengajar
yang memadai.
f. Guru. Setiap guru dapat berbeda dalam pengalaman,
pengetahuan, kemampuan untuk menyajikan dan
mengelola pelajaran, gaya mengajar, visi kehidupan
atau intuisi. Perbedaan ini tentu dan terjemahkan
menjadi perbedaan dalam pemilihan strategi belajar
mengajar yang akan digunakan dalam program
pengajaran.
g. Tujuan pendidikan. Ini adalah referensi yang diyakini
dapat memilih strategi belajar mengajar. Tujuan
pengajaran yang orientasi pada akhlak tentu tak bisa
dicapai bila SBM berorientasi kepada dimensi ke
kognitif.
3. Tujuan Strategi Pembelajaran
Dari komponen strategi mengajar diatas ada juga tujuan dari
strategi mengajar, yaitu :
a) Mempermudah guru untuk membuat penilaian.
b) Membantu memudahkan guru dalam menentukan kegiatan
belajar dan sarana belajar.
c) Sederhanakan pemilihan dan pengaturan bahan ajar untuk
guru.
d) Mempermudah siswa untuk mengkomunikasikan tujuan
kegiatan belajar mrngajar, sehingga siswa dapat melakukan
pembelajaran mereka lebih mandiri.
4. Macam-macam Bentuk Strategi Pembelajaran
Adapun strategi belajar mengajar ini memiliki beberapa macam
yang tersusun didalamnya, yaitu :
a) Strategi presentasi Tanya jawab, menyajikan pertanyaan dan
jawaban adalah cara untuk memotivasi siswa untuk mendorong
pemikiran mereka untuk mengajukan pertanyaan,
mendengarkan pelajaran atau mengajukan pertanyaan tentang
isi pelajaran yang harus dipahami guru, berguna dan dapat
diingat dengan baik.
b) Strategi penemuan, yaitu seorang siswa melakukan proses
mental yang harus mampu mengasimilasi konsep atau prinsip,
yang dimaksud dengan proses mental adalah mengamati,
mencerna, memahami klasifikasi, membuat dugaan menarik
kesimpulan dan lain-lain.
c) Strategi kerja kelompok adalah cara mengajar, yaitu siswa
kelas dilihat sebagai kelompok atau dibagi menjadi kelompok-
kelompok. Mereka bekerja bersama untuk memecahkan
masalah atau melakukan tugas-tugas khusus dan mencoba
untuk mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh guru.
d) Strategi diskusi adalah suatu salah satu teknik belajar mengajar
yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Dalam teknik ini
ada proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat,
pertukaran pengalaman, informasi, pemecahan masalah, bisa
juga dengan tidak ada yang pasif aktif sebagai pendengar.
5. Sosiologi
Seorang ilmuwan perancis yang pertama kalinya
menggunakan istilah sosiologi bernama Aguste Comte yang hidup
pada tahun 1798-1857. Menurut Comte, sosiologi terdiri dari dua
kata, yaitu kata socius yang berasal dari Bahasa Latin yang
mengandung beberapa arti seperti society (masyarakat), association
(perkumpulan), togetherness atau companionship (kebersamaan).
Kata yang kedua berasal dari Bahasa Yunani logos yang
secara literal berarti to speak about (untuk membicarakan tentang)
atau word (kata). Hanya saja secara umum kata logos ini sering
diartikan sebagai study (kajian) atau science Zerihun Doda (2005:
3) dalam Nurdin A (2018: 1.3) . Oleh karenanya secara etimologis,
sosiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang masyarakat atau
pengertian sederhananya adalah studi atau kajian tentang
masyarakat dan budaya.
6. Pandemi COVID-19
Pandemi merupakan sebuah informasi atau lebih tepatnya
dikatakan istilah epidemi yang telah menyebar luas diseluruh dunia
dan diketahui oleh seluruh masyarakat dunia. Sementara epidemic
adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengetahui jumlah
peningkatan kasus penyakit secara tiba-tiba di daerah tertentu.
Pandemi COVID-19 sangat besar dampaknya bagi Indonesia
seperti batalnya Jemaah Indonesia pergi umrah dan haji, ada
beberapa barang yang menjadi langka dan ada pula harga barang
yang menjadi mahal, kunjungan para wisatawan ke Indonesia
menurun, ekonomi di Indonesia menurun dan proses impor barang
terhambat.
B. Tinjauan Teori
Dalam konteks penelitian kali ini, peneliti menggunakan
paradigma defenisi sosial yang dipopulerkan oleh Max Weber yaitu
paradigma ini berbicara mengenai perilaku seorang individu aktif yang
mampu menciptakan sebuah realita sosial tersendiri. Sama halnya dengan
seseorang yang menciptakan realitas sosial dan mengalami perubahan
sosial dimasyarakat. Seperti penelitian yang dilakukan peneliti mengenai
strategi mengajar guru sosiologi pada masa pandemi COVID-19, guru
mengajar sesuai strategi belajar dimasa pandemi kepada muridnya secara
bertahap sehingga para siswa-siswi dapat mengerti mengenai proses
belajar mengajar tersebut.
Selanjutnya peneliti menggunakan teori Tindakan Sosial, Tindakan
sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu selama tindakan
tersebut mempunyai arti subjektif bagi dirinya sendiri dan ditujukan
kepada tindakan orang (weber dalam Ritzer 1975). Jika tindakan seseorang
ditujukan kepada benda mati maka itu tidak termasuk tindakan sosial.
Suatu tindakan dapat dikatakan tindakan sosial jika tindakan tersebut benar
ditujukan kepada orang lain atau individu lainnya. Tindakan juga dapat
berulang kembali dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang
serupa dalam situasi tertentu (weber dalam Turner 2000). Seperti yang
dilakukan dalam penelitian ini dimana proses belajar mengajar di era
pandemi COVID-19 ini terbitnya protocol kesehatan yang berlaku dan
ditujukan kepada seluruh masyarakat dunia termasuk di dunia pendidikan
ditujukan kepada guru, murid, dan tata usaha yang ada di sekolah.
Menurut Max Weber tindakan sosial terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
a) Tindakan Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational), dimana tindakan
sosial ini dilakukan seseorang berdasarkan pertimbangannya yang
dipilih secara sadar terhubung dengan tujuan dari tindakan itu sendiri
serta tersedia alat yang membantu dalam tindakan tersebut. Seperti
halnya dalam penelitian peneliti tentang strategi mengajar guru
Sosiologi pada masa pandemi COVID-19 agar proses belajar mengajar
tetap berjalan dengan baik.
b) Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational), tindakan rasional nilai ini
mempunyai sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan
pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya
sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang
bersifat absolut. Dalam penelitian ini guru Sosiologi melakukan
proses belajar mengajar yang merupakan suatu bentuk tugas dan
kewajibannya sebagai seorang guru.
c) Tindakan Afektif (Affectual Actrion), tindakan ini lebih dominan
kepada perasaan, tingkat emosional tersendiri yang muncul secara
tidak sadar, spontan terjadi, dan merupakan ekspresi emosional dari
individu. Seperti halnya penelitian ini, dimana guru Sosiologi
melakukan proses belajar mengajar secara online dan ada murid yang
melanggar kontrak pembelajaran dan guru tersebut secara spontan
menegurnya.
d) Tindakan Tradisional (Tradisional Action) dalam tindakan ini ,
seseorang berperilaku karena kebiasaannya sendiri tanpa didasari
kesadaran dan perencanaan.
Terakhir peneliti menggunakan teori perubahan sosial dengan
adanya tindakan sosial, dimana dalam tindakan sosial berlakunya protocol
kesehatan ditujukan kepada seluruh masyarakat dunia khusunya
Indonesia dan perubahan sosial terjadi karena semenjak adanya COVID-
19 semua aktivitas terkendala seperti sekolah diliburkan dan tempat-
tempat umum di tutup agar tidak ada lagi keramaian dan rantai
penyebaran virus juga bisa terputus.
Adapun berbagai bentuk perubahan sosial dapat digambarkan
sebagai berikut:
a) Perubahan Sosial Secara Lambat
Perubahan sosial secara lambat atau evolusi, merupakan perubahan-
perubahan dimana memerlukan waktu yang lama, perubahan evolusi
ini terjadi dengan sendirinya timbul secara alami tanpa melalui suatu
rencana tertentu. Perubahan ini terjadi karena manusia berusaha
menyesuaikan diri dengan keperluannya masing-masing, keadaan dan
kondisi baru yang sejalan dengan pertumbuhan.
b) Perubahan Sosial Secara Cepat
Perubahan sosial secara cepat atau bisa dikatakan revolusi, perubahan
ini juga terkait dengan hal yang mendasar bagi kehidupan serta
lembaga-lembaga masyarakat, dan sering timbulnya disintegrasi
dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik.
c) Perubahan Sosial Kecil
Perubahan sosial kecil yaitu perubahan-perubahan yang terjadi tetapi
tidak memberikan pengaruh langsung untuk masyarakat atau bisa
dikatakan pengaruh tersebut tidak berarti karena tidak memberikan
banyak efek bagi kehidupan dan lembaga masyarakat itu sendiri.
d) Perubahan Sosial Besar
Perubahan sosial besar merupakan perubahan yang dapat memberikan
pengaruh besar terhadap berbagai aspek dalam kehidupan serta dapat
menimbulkan perubahan besar untuk lembaga kemasyarakatan.
e) Perubahan Sosial Yang Direncanakan
Perubahan sosial yang direncanakan merupakan perubahan yang
sudah dikehendaki atau diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-
pihak yang akan melakukan perubahannya. Adapun pihak yang
melakukan perubahan tersebut dikatakan agen perubahan (Agent of
change), dimana mereka sudah diberi kepercayaan oleh bawahannya
agar bisa melakukan suatu perubahan yang sudah direncanakan
sebelumnya. Jika perubahan tersebut sudah diterapkan maka akan
tetap berada dibawah pengawasan atau pengendalian Agen of change
tersebut. Adapun dikatakan sosial engineering atau disebut sebagai
perencanaan sosial/rekayasa sosial merupakan cara untuk
mempengaruhi anggotanya dengan sistem yang sudah diatur atau
direncanakan terlebih dahulu.
f) Perubahan Sosial Yang Tidak Direncanakan
Perubahan sosial yang tidak direncanakan merupakan perubahan
sosial yang dilakukan tanpa adanya kehendak atau rencana dari satu
pihak atau pihak-pihak tertentu serta perubahan ini juga berada diluar
pengawasan suatu pihak
C. Kerangka Pikir
Penelitian untuk mempermudah suatu penelitian perlu dibuat
kerangka pikir atau konsep dengan tujuan membuat arah penelitian
menjadi jelas. Kerangka pikir atau berfikir merupakan penjelasan
sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan di sebuah
topic penelitian. Yang menjadi kriteria utama dalam membuat suatu
kerangka pikir agar dapat meyakinkan ilmuwan adalah alur-alur pemikiran
yang logis dalam membuat suatu kerangka berpikir dapat membuahkan
kesimpulan yang berupa hipotesis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui paktor
pendorong dan penghambat mengajar guru sosiologi di tengah pandemi
COVID-19 ini , mengetahui pengalaman guru sosiologi dalam mengajar di
era pandemic COVID-19. Dalam hal ini adapun penghambat dari proses
belajar mengajar di era COVID-19 seperti minim nya jaringan internet
tidak semua wilayah memiliki jaringan yang kuat , ada pula siswa/siswi
yang ekonominya terbatas dan tidak mampu membeli handphone untuk
digunakan belajar. Factor pendukung serta pengalaman guru mengajar
sosiologi dimana guru tersebut lebih dilatih untuk sekreatif mungkin
dalam mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat digambarkan kerangka fikir
sebagai berikut :
D. Penelitian Relevan
Penelitian relevan atau penelitian terdahulu yang diuraikan dalam
penelitian ini pada dasarnya dapat dijadikan acuan untuk mendukung dan
memperjelas penelitian ini sehubungan dengan masalah yang akan kita
teliti perlu ada penelitian yang sudah ada yang dianggap relevan dengan
penelitian ini. Penelitian terdahulu tersebut antara lain sebagai berikut;
1. Widayati DKK (2012) Metode mengajar sebagai strategi dalam
mencapai tujuan belajar. Pentingnya metode mengajar sebagai strategi
dalam mencapai tujuan belajar mengajar. Tujuan adalah sasaran yang
hendak dicapai. Tujuan belajar mengajar adalah tercapainya suatu
kompetensi tertentu sesuai dengan yang telah dirumuskan.
Kompetensi yang dicapai dapat berupa pengetahuan maupun
keterampilan. Tujuan dikatakan tercapai jika anak didik mampu
menguasai kompetensi tertentu seperti dirumuskan semula yang
disebut sebagai Standar kompetensi. Tujuan lain dapat tercapai
PANDEMI COVID 19
STRATEGI PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
FAKTOR PENDORONG DAN
PENGHAMBAT PEMBELAJARAN
PENGALAMAN MENGAJAR
GURU SOSIOLOGI Paradigma defenisi
sosial
sebagai akibat anak didik menghadapi sistem lingkungan belajar
mengajar. Tujuan tersebut dikenal sebagai tujuan pengiring atau efek
pengiring, misalnya adalah berfikir kritis, tanggung jawab, disiplin dan
sebagainya. Jadi selain mencapai tingkat kompetensi tertentu siswa
juga mencapai tujuan-tujuan pengiringnya.
2. Tohri (2011) Metode SPPKB (strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berfikir ) dalam meningkatkan prestasi belajar sosiologi
siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas
(PTK). Penelitian tindakan kelas adalah sebagai studi sistematis
terhadap praktik pembelajaran dikelas dengan tujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa dengan melakukan tindakan tersebut. Metode SPPKB
adalah metode pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berfikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman
anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
3. Iring (2016) strategi mengajar guru dalam mengenali perbedaan
kemampuan belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi
di SMAN 1 Wotu Kabupaten Luwu Timur. Penelitian ini
menggunakan metode desktiptif kualitatif. Untuk mengetahui strategi
mengajar guru dalam mendalami perbedaan kemampuan belajar siswa.
Pemilihan informan dalam penelitian ini secara populasi yaitu
menjadikan semua guru mata pelajaran sosiologi di SMAN 1 Wotu
sebagai informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
4. Setiawan, DKK. (2020) Membangun efektifitas pembelajaran
Sosiologi ditengah pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan
metode meta analisis, yang akan menyediakan sumber atau bukti-bukti
ilmiah terkait efektivitas pembelajaran sosiologi di tengah pandemi
COVID-19. Kesimpulan dari penelitian ini mengatakan bahwa
implementasi pandemi COVID-19 terhadap pendidikan memerlukan
perhatian serius. Terutama dalam proses pembelajaran yang dialihkan
dengan sistem pembelajaran daring. Kondisi ini memungkinkan
pembelajaran terganggu dan mengurangi hasil pembelajaran terutama
pada pembelajaran Sosiologi. Hal ini tentu tidak memberikan
efektivitas dalam pembelajaran. Langkah yang dapat diambil untuk
membangun efektivitas pembelajaran Sosiologi di tengah pandemi
COVID-19 dengan mengembangkan model pembelajaran Community
of Inquiry (Col) yang di dalamnya terdapat elemen kehadiran sosial.
Pada intinya, efektifitas proses pembelajaran akan terbangun ketika
berbagai komponen pendidikan saliong berintegrasi. Untuk itu,
diperlukan kerja sama yang saling mendukung untuk bersama-sama
menciptakan efektivitas dan pembelajaran yang menyenangkan di
tengah pandemi COVID-19.
5. Puspitorini (2020) Strategi pembelajaran di perguruan tinggi pada
masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang
berlandaskan filsafat post positivism yang digunakan untuk meneliti
kondisi objek yang alamiah dimana peneliti sebagai intrument kunci
dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna daripada
generelisasi, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan suatu variable, baik satu variable atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan
variable satu dengan variable lainnya
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti yaitu jenis penelitian
kualitaitf dimana penelitian ini menggambarkan, meringkas suatu keadaan
juga situasi atau fenomena yang terjadi dilingkungan sosial yang menjadi
objek penelitian dan berupaya menarik suatu realitas menjadi suatu ciri,
karakter, model, serta gambaran mengenai kondisi, situasi, atau fenomena
tertentu (Afrizal, 2015:13).
Penelitian kualitatif merupakan suatu proses kegiatan penelitian
yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di
lapangan,tanpa adanya manipulasi atau rekayasa. Salah satu ciri penelitian
kualitatif adalah bersifat deskriptif dimana data yang di kumpulkan dalam
bentuk kata-kata,gambar dan bukan angka. Teknik pengumpulan data yang
sering digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan
Fenomenologi dimana pendekatan ini mencoba mengemukakan mkna dari
suatu konsep atau fenomena yang disadari oleh kesadaran beberapa
individu (Auliyah, 2014:79).
Disini peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
karena peneliti ini sendiri berusaha menganalisis, mendeskripsikan serta
mengemukakan strategi mengajar guru sosiologi pada masa pandemi
COVID-19 kelas XI IPS SMAN 2 ENREKANG.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian, dimana peneliti memberikan penjelasan alasan
pemilihan lokasi, baik Obyektif maupun Subyektif.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini terkait
mengenai strategi mengajar
guru sosiologi pada masa
pandemi COVID-19 kelas XI
IPS SMAN 2 Enrekang yang
dilakukan di Jl. Jenderal
Sudirman No. 9 Kelurahan
Batili Kecamatan Enrekang
Kabupaten Enrekang
Peristiwa/Persoalan(issu)
Pada masa pandemi sekarang
ini sudah diberlakukannya
protokol kesehatan dimana
semua aktivitas luar rumah
diberhentikan sementara, serta
tempat-tempat umumpun di
tutup untuk sementara waktu
terutama sekolah. Di SMAN 2
Enrekangpun melakukan
kegiatan pembelajarannya
secara daring (dalam jaringan)
atau belajar online. Dari
situlah bagaimana guru itu
sendiri memiliki strategi nya
sendiri dalam mengajar daring
tersebut agar proses
pembelajaran masi bisa
berjalan dengan baik. Oleh
sebabnya peneliti ini ingin
meneliti tentang strategi
mengajar guru sosiologi pada
masa pandemi COVID-19 di
kelas XI IPS SMAN 2
Enrekang.
C. Waktu Penelitian
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Pengusulan Judul
2 Penyusunan proposal
3 Konsultasi Pembimbing
4 Seminar Proposal
5 Pengurusan Izin Penelitian
6 Menyusun Pedoman Wawancara
7 Observasi
8 Wawancara
9 Pengumpulan Dokumen
10 Pengumpulan Data
11 Penyusunan Hasil Penelitian
Bulan IVNo Jenis kegiatan
Bulan I Bulan II Bulan III
D. Informan Penelitian
Informasi penelitian merupakan suatu sumber informasi/data yang
diperlukan peneliti dalam penelitiannya dimana peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa orang atau sumber dengan demikian bisa
memberikan data atau informasi kepada peneliti dan informasi tersebut
benar terkait dengan apa yang diteliti. Yang dijadikan informan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Informan kunci (key informan), ialah mereka yang memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informasi kunci
dalam penelitian ini yaitu Sukayono, S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala
Sekolah SMAN 2 Enrekang
2. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat secara langsung dalam
penelitian. Informan utama dalam penelitian ini adalah Fundariska.
S.Sos selaku guru mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS SMAN 2
Enrekang.
3. Informan Tambahan, yaitu mereka yang bisa memberikan informasi
kepada peneliti walaupun tidak terlibat langsung dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, informan tambahan yaitu, Arjuna, S.
Si.,S.Pd.,M.Pd selaku ketua akademik dan Tika siswi kelas XI IPS
SMAN 2 Enrekang.
Berdasarkan hasil diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuannya
adalah agar peneliti dapat memperoleh informan yang akurat dan
benar-benar memenuhi persyaratan karena informan tersebut
mengetahui secara lengkap tentang lapangan atau daerah penelitian
tersebut.
E. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini membahas tentang strategi pembelajaran guru
sosiologi pada masa pandemi COVID-19, oleh karena itu peneliti
mengkaji tentang bagaimana pengalaman guru sosiologi selama mengajar
dimasa pandemi COVID-19 serta apa saja faktor pendukung dan faktor
penghambat dari proses belajar mengajar diSMAN 2 Enrekang pada masa
pandemi.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan atau penggunaan
fasilitas selama peneliti melakukan penelitian agar penelitian tersebut
berjalan dengan lancar, baik dan benar. Fasitilas tersebut dapat
memudahkan peneliti dalam mengumpulkan berbagai informasi dalam
penelitiannya. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Pedoman Wawancara, dimana peneliti pada saat melakukan
wawancara disertai dengan pedoman wawancara sebagai dasar
untuk mendapatkan informasi dari informan berupa daftar
pertanyaan tertulis.
2. Pedoman Observasi, observasi ini dilakukan agar peneliti bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat/lokasi penelitian dan
bisa melakukan penelitian sesuai dengan rencana awal serta
peneliti bisa tetap fokus kepada tujuan awal penelitian. Pedoman
obserasi ini juga sangat membantu dalam mengumpulkan data dan
informasi secara baik dan benar.
3. Dokumentasi, dokumentasi dilakukan agar peneliti bisa
mendapatkan arsip dokumen dalam penelitian ini dokumentasi
tersebut berupa foto saat peneliti turun lapangan mencari infromasi,
dokumentasi berbentuk data dari sekolah dan surat edaran Bupati.
4. Handphone, digunakan untuk merekam percakapan ketika peneliti
sedang melakukan wawancara dengan informan, dapat digunakan
untuk mengambil gambar pada saat wawancara atau mengambil
gambar-gambar yang diperlukan oleh peneliti serta memudahkan
peneliti dalam berkomunikasi dengan informan.
5. Alat Tulis, dalam melakukan penelitian alat tulis menulis sangat
diperlukan seperti pulpen dan kertas untuk mencacat hal-hal
penting pada saat wawancara.
G. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
primer dan sekunder. Dimana data primer adalah data yang didapatkan
dari hasil observasi atau wawancara dari semua informan di sekolah.
Sedangkan Sekunder adalah data yang didapatkan dari hasil telaah buku
referensi atau dokumentasi. sumber data terdiri dari sumber informan
kunci, informan utama, dan informan tambahan.
Sugiyono, (2010 :15) dalam Rahmawati (2018 :39) Data yang
diperlukan dalam penelitian bersumber dari data primer serta data
sekunder :
1. Data Primer
Data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung pada suatu
objek. Untuk melengkapi data, maka melakukan wawancara secara
langsung dan mendalam dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang
telah disisipkan sebagai alat pengumpulan data. Dalam hal ini sumber
data utama (data primer) diperoleh langsung dari setiap informan yang
diwawancarai secara tidak langsung atau secara langsung dilokasi
penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari sumber bacaan
dan berbagai macam sumber lainnya terdiri dari surat-surat pribadi, buku
harian, hasil rapat perkumpulan sampai dokumentasi-dokumentasi resmi
dari berbagai instansi pemerintah. Dapat sekunder dapat berupa majalah,
lampiran-lampiran dari badan-badan resmi seperti kementerian-
kementerian, hasil-hasil studi, hasil survey, dan sebagainya. Peneliti
menggunakan data primer sekaligus data sekunder ini untuk memperkuat
berbagai penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan
melalui wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.
H. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah penunjang yang sangat penting dalam sebuah
penelitian. Semakin banyak data yang diperoleh maka semakin bagus pula
hasil akhir dari suatu penetilian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan memanfaatkan beberapa teknik diantaranya :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data.
Dalam penelitian ini, diamana penelitian atau pengamatan melihat
situasi penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengamati dari dekat
dalam upaya mencari dan menggali data melalui pengamatan secara
langsung dan mendalam terhadap obyek yang diteliti.
Menurut James dan Dan dalam Paizaluddin dan Ermalinda
(2013 : 113) observasi adalah mengamati (watching) dan mendengar
(listening) perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa
melakukan manipulasi atau pengendalian serta mencatat penemuan
yang menghasilkan atau memenuhi syarat untuk digunakan kedalam
tingkat penafsiran analisi.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimana peneliti
turun ke lapangan untuk meninjau lokasi penelitian dan aktivitas yang
ada dilokasi tersebut untuk melakukan pengamatan dan
pengumpulkan data-data yang diperlukan. Peneliti juga ingin
bergabung dalam via grup whatshapp jika guru sedang melakukan
proses belajar mengajar. Adapun observasi yang dilakukan peneliti
bertempat di SMAN 2 Enrekang.
2. Wawancara
Wawancara atau interview yaitu mengumpulkan data dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada informan
dengan bantuan alat perekam seperti telepon seluler. Peneliti
melakukan wawancara secara langsung dengan narasumber lalu
wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
terkait dengan penelitian ini sehingga peneliti mendapatkan informasi
yang dibutuhkan. Terkait dengan pertanyaan tersebut mengenai
pengalaman guru sosiologi dalam proses belajar mengajar dimasa
pandemi COVID-19 serta faktor pendukung dan penghambat dari
proses pembelajaran daring tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data-data yang berupa dokumen baik
dokumen tertulis maupun hasil gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang akan dicari peneliti seperti media
pembelajaran yang digunakan, buku pembelajaran yang digunakan
dan alat media pembelajaran lainnya. Studi dokumen merupakan
perlengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.
Menurut Lexy J.Moleong (2012 : 186) dokumen digunakan
dalam penelitian sebagai sumber data karena dapat dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Data yang
diperoleh dari dokumen ini bisa digunakan untuk melengkapi bahkan
memperkuat data dari hasil wawancara dan observasi.
Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data dalam
bentuk mencatat hasil wawancara langsung, rekaman dan foto atau
gambar-gambar di lapangan yang dapat lebih mengakuratkan data
penelitian yang berkaitan dengan penelitian Strategi Mengajar Guru
Sosiologi SMAN 2 Enrekang ditengah pandemi covid-19.
I. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2012 : 89) Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun data secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori menjabarkan kedalam
unit-unit melakukan sintesa menyusun kedalam pola memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, yang membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisi dari penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Reduksi data, semua data yang diperoleh dilapangan akan ditulis
dalam bentuk uraian secara lengkap dan banyak. Kemudian data
tersebut direduksi yaitu data dirangkum, membuat kategori,
memilih hal-hal yang pokok dan penting yang berkaitan dengan
masalah. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dari hasil wawancara dan observasi.
2. Penyajian Data, yaitu rangkaian informasi yang sudah
memungkinkan untuk diberi kesimpulan berguna dalam penelitian
yang akan dilakukan. Penyajian data bisa berbentuk kalimat, bisa
juga ditampilkan dengan gambar, rangkaian kegiatan serta tabel.
3. Penarikan Kesimpulan, dimana hal yang terkait dalam reduksi data
dan penyajian data sudah bisa disimpulkan dari informasi dan hal-
hal penting lainnya yang sudah dikumpulkan dalam penelitian.
J. Teknik Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut sugiyono
(2012: 121) Penelitian Kualitatif, Pengabsahan data merupakan salah satu
faktor yang sangat penting, karena tanpa pengabsahan data yang diperoleh
dari lapangan maka akan sulit seorang peneliti untuk mempertanggung
jawabkan hasil penelitiannya. Dalam hal pengabsahan data, peneliti
menggunakan metode triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
1. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang
diperoleh dengan wawancara yang mendalam, lalu observasi dan
dokumentasi untuk sumber data.
2. Triangulasi Waktu
Dimana peneliti tidak hanya melakukan observasi satu kali saja
melainkan melakukan observasi berulang kali atau penelitian
dilakukan secara bertahap.
3. Triangulasi Sumber Data yaitu mendapatkan informasi yang ingin
digali lebih dalam melalui berbagai metode serta pengolahan data.
Dari sini peneliti melakukan observasi dilapangan dan melakukan
wawancara dengan berbagai narasumber.
K. Etika Penelitian
Etika Penelitian adalah etika yang dilandaskan dalam prosedur
yang terdiri dari penghormatan peneliti terhadap harkat dan martabat
informan, penghormatan terhadap privasi dan kerahasiaan subyek
penelitian, keadilan dan memperhitungkan manfaat dan kerugian yang
ditimbulkan dalam penelitian. Mulai dari menyusun penelitian,
mengumpulkan data dilapangan (tahap wawancara, observasi, dan
dokumentasi) hingga mempublikasikan hasil penelitian. Etika
penelitian dalam proposal ini sebagai berikut :
1. Meminta persetujuan informan (informan conset)
2. Meminta izin kepada informan apabila ingin merekam hasil
wawancara serta mengambil foto/video pada saat
wawancara.
3. Jujur dalam mengumpulkan data, pelaksaan prosedur
penelitian termasuk menginformasikan tujuan peneliti
melakukan penelitian.
4. Selalu menepati perjanjian serta melakukan penelitian
dengan tulus dan ikhlas. Usahakan selalu konsisten dalam
pikiran dan perbuatan serta baik dalam bertutur kata.
5. Menjaga privasi dari informan ketika itu dianggap hal
sensitif.
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Sejarah SMA Negeri 2 Enrekang
SMA Negeri 2 Enrekang atau lebih dinekal dengan SMADA merupakan
sekolah yang ada dikecamatan Enrekang kabupaten Enrekang Sulawesi selatan.
Terletak di jalan Jenderal Sudirman bersebelahan dengan TK Islam Darul Falah
Enrekang dan pondok pesantren modern Darul Falah Enrekang. SMA Negeri 2
Enrekang merupakan salah satu sekolah unggulan yang ada di Kabupaten
Enrekang dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat dikabupaten Enrekang.
Sekolah ini masih menjadi prioritas bagi tamatan-tamatan SMP yang ada di
Enrekang, buktinya masih banyak siswa tamatan SMP yang mengambil formulir
di SMA Negeri 2 Enrekang pada tahun ajaran baru.
Sebelum berganti nama menjadi SMA Negeri 2 Enrekang, sekolah ini
awalnya adalah SMA Negeri 374 Enrekang yang berdiri pada tahun 1967 lalu
berganti nama menjadi SMA Negeri 1 Enrekang dan lebih dikenal dengan
SMANSA, seiring berjalanannya tahun dan pergantian bupati pada tahun 2016
smansa berganti nama lagi menjadi SMA Negeri 2 Enrekang sampai saat ini.
Pada tahun ajaran baru, SMA Negeri 2 Enrekang menerima kurang lebih
1000 siswa setiap tahunnya. Berbagai kejuaraan dan penghargaanpun banyak
diraih oleh sekolah ini baik itu dari akademik ataupun non akademik. Dari
tingkat Kabupaten hingga Provinsi banyak diraih oleh sekolah ini dan pada saat
ujian Nasional pun selalu berprestasi dari tahun ke tahun.
Seiring berjalanan waktu SMA Negeri 2 Enrekang selalu
mengembangkan sekolah unggul, mengadakan acara-acara disertai adanya
pertandingan dan mengundang sekolah lain yang ada di Kabupaten Enrekang
maupun sekolah-sekolah luar seperti SMA Pinrang dan SMA Pare-pare, demi
terjalinnya silaturahmi yang baik antar sekolah satu dengan yang lainnya.
Seperti yang diadakan dalam waktu terakhir ini SMA Negeri 2 Enrekang
mengadakan pembuatan handsanitizer yang mengundang beberapa sekolah di
Kabupaten Enrekang demi mewujudkannya sekolah yang bersih dan sehat. Dari
kegiatan tersebut diterangkan bahwa kita harus tetap menjaga kebersihan baik
dari diri kita sendiri maupun lingkungan sekitar tepatnya lingkungan sekolah,
dimana sekolah tersebut menegaskan aturan yang apabila ada siswa/siswinya
melanggar atau mengotori sekolah baik fasilitas sekolah halaman sekolah, maka
akan dikenakan sanksi.
Visi dan misi di SMA Negeri 2 Enrekang berjalan sangat baik dengan
tujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dari
situlah Smada dikatakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Enrekang,
tanpa adanya visi dan misi maka sekolah tidak akan berjalan sebagaimana tujuan
yang diinginkan sekolah tersebut.
Adapula penerimaan siswa baru di SMA Negeri 2 Enrekang dimana
calon peserta didik datang ke SMA Negeri 2 Enrekang mengambil formulir
pendaftaran dengan berpakaian rapi dan sopan, lalu mengisi formulir pendaftaran
sesuai persyaratan dan melampirkan data-data penting seperti ijazah SMP, kartu
keluarga, serta akta kelahiran. Setelah itu calon peserta didik mengembalikan
formulir pendaftaran dan melakukan tes seperti tes wawancara serta tes mengaji
bagi para calon peserta didik.
Dengan ditunjuknya SMA Negeri 2 Enrekang sebagai pelaksana
Kurikulum 2013 yang dimulai pada tahun 2013, dan berdasarkan hasil evaluasi
terhadap dokumen Kurikulum yang ada, maka SMA Negeri 2 Enrekang akan
selalu memperbaiki dokumen dokumen tersebut begitu juga implementasinya.
Dilihat dari kondisi SMA Negeri 2 Enrekang yang berada di Ibu Kota Kabupaten
dimana penduduknya lebih maju di bandingkan dengan sebagian daerah yang ada
di Kabupaten Enrekang dari situlah pengembangan Kurikulum selalu diseuaikan
dengan kondisi tersebut.
B. Keadaan Lingkungan Sekolah
Di SMA Negeri 2 Enrekang selalu tercipta hubungan yang rukun, damai, dan
sejahtera dengan menanamkan sifat yang harmonis salah satu yang menjadi acuan
terdapat pada visi dan misi disekolah dimana sangat membantu dalam mewujudkan
sekolah yang unggul dan berprestasi, tanpa adanya visi dan misi tidak akan
tercapainya tujuan itu sendiri. Visi dan misi itu sendiri ialah sebuah perencanaan
yang di aplikasikan dengan tindakan untuk memenuhi suatu tujuan.
Adapun Visi dan Misi di SMA Negeri 2 Enrekang sebagai berikut :
a. Visi SMA Negeri 2 Enrekang :
Mewujudkan manusia disiplin, berprestasi dalam bidang IPTEQ dan IMTAQ
yang berwawasan lingkungan.
b. Misi SMA Negeri 2 Enrekang :
a) Mengektifkan pelaksaan proses pembelajaran dan bimbingan berbasis
teknologi dengan pengintegrasian nilai-nilai iman dan taqwa.
b) Membina penghayatan dan pengamalan pengajaran agama dan budaya
Bangsa sehingga menjadi sumber kearipan dalam bertindak.
c) Mengembangkan layanan professional, kerja sama dan keteladanan, guna
meningkatkan prestasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan.
d) Mendidik dan melatih siswa hidup disiplin untuk mencapai prestasi.
e) Mengektifkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
f) Memberdayakan peran masyarakat melalui peran komite.
g) Mengikutsertakan warga sekolah dalam usaha mencegah pencemaran dan
kerusakan lingkungan, serta aktif dalam kegiatan pelestarian fungsi
lingkungan.
(sumber: Buku ktsp SMA Negeri 2 Enrekang Tim penyusun 2020-2021:9)
Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan
kualitas siswa/siswi, tenaga pendidik, dan kependidikan seutuhnya
melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing
dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan pendidikan
dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan
efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan
manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengolaan pendidikan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
(sumber : Buku ktsp SMA Negeri 2 Enrekang Tim penyusun 2020-
2021:1)
1. Guru SMA Negeri 2 Enrekang
Tugas seorang guru ialah menjadi orang tua kita selain dirumah,
yaitu di Sekolah. Peran guru sangat penting bagi siswa di sekolah
dimana dorongan, motivasi-motivasi serta inovasi yang diberikan itu
sangat membantu bagi siswa itu sendiri agar memberikan kesenangan
serta semangat belajar dalam proses pembelajaran di Sekolah.
Keadaan guru di SMA Negeri 2 Enrekang memiliki karakter dan
latar pendidikan yang berbeda-beda. Semua guru di SMA Negeri 2
Enrekang adalah guru tetap yang artinya tidak ada satupun guru yang
mempunyai jam ajar diluar sekolah. Jumlah guru di SMA Negeri 2
Enrekang yaitu 46 orang yang terdiri dari 40 orang PNS, dan 6 orang
guru honor. Dan masing-masing guru terbagi berdasarkan mata pelajaran
yang mereka ajarkan kepada siswa.
(sumber: http/www.sman2enrekang.sch.id)
2. Staf SMA Negeri 2 Enrekang
Staf sekolah merupakan petugas tata usaha yang ada disekolah mereka
pegawai non guru yang mendapat tugas diruangan staf di SMA Negeri 2
Enrekang dengan jumlah staf di SMADA ada 11 staf pegawai yang
bekerja, terdiri dari 6 orang PNS dan 5 orang Honor. Masing-masing
bertugas diruangan tata usaha seperti pegawai perpustakaan, penjaga
sekolah, adapun tenaga administrasi yang bertugas membuat laporan-
laporan administrasi siswa di sekolah dan melaporkannya.
(sumber: http/www.sman2enrekang.sch.id)
3. Siswa SMA Negeri 2 Enrekang
Siswa adalah suatu syarat yang harus ada dalam lingkungan sekolah.
Karena siswa itu sendiri yang akan mendapatkan pelayanan disekolah
tersebut, siswa akan diberikan pelajaran sampai mereka paham betul dengan
apa yang mereka dapatkan dalam proses belajar pembelajaran, dari situlah
siswa dapat membentuk jati diri mereka sesuai kemampuannya masing-
masing dan SMA Negeri 2 Enrekang selalu berusaha memberikan pengajaran
yang baik kepada siswanya agar mereka memperoleh prestasi yang gemilang
dimasa mendatang. Adapula jumlah siswa SMA Negeri 2 Enrekang yaitu 958
orang, dimana jumlah siswa perempuan ada 591 orang dan jumlah siswa laki-
laki 367 orang. (Sumber: http/www.sman2enrekang.sch.id)
Siswa SMA Negeri 2 Enrekang tidak semua beragama Islam, ada
beberapa murid yang beragama Kristen tetapi mereka bisa saling menghargai
dan menghormati satu sama lain, siswa di SMA Negeri 2 Enrekang masing-
masing memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik itu dari segi
ekonomi, kondisi lingkungan tempat tinggal mereka, jarak rumah ke sekolah
tetapi mereka semua tetap semangat demi menuntut ilmu di sekolah. Pada
saat proses pembelajaran berlangsung siswa SMADA sangat tertib, sopan dan
disiplin dalam pembelajaran.
Pada waktu shalat siswa SMADA wajib menunaikan shalat di
musholah sekolah dan siswa yang non muslim berhak mengunjungi
perpustakaan sembari menunggu waktu shalat selesai dan proses
pembelajaran berikutnya. Pada mata pelajaran Agama Islam siswa non
muslim diharuskan keluar dari kelas tidak mengikuti pembelajaran dan diberi
tugas tambahan. Siswa SMADA juga sangat aktif dalam kegiatan
Ektrakurikuler yang ada disekolah.
4. Sarana Dan Prasarana SMA Negeri 2 Enrekang
Sarana dan prasarana memiliki peran penting dan sangat dibutuhkan di
lingkungan Sekolah agar dapat mendorong proses berlangsungnya
pembelajaraan. Sarana dan prasarana adalah salah satu syarat demi terciptanya
proses belajar mengajar yang baik dan benar, sarana dan prasarana di SMA
Negeri 2 Enrekang sudah masuk kategori memungkinkan dalam melaksanakan
proses pembelajaran serta selalu mengembangkan sarana dan prasarana yang
ada.
Keadaan sarana dan prasarana di SMA Negeri 2 Enrekang dari hasil
observasi itu sudah dalam keadaan baik dan memadai. Mulai dari ruang kantor
dikatakan juga ruang guru, ruangan bimbingan Konseling (BK), Mushallah,
Perpustakaan, Laboraturium ada 4 yaitu Laboraturium Fisika, Biologi, Kimia,
dan Komputer, kantin ada 3 sudah termasuk kantin kejujuran, toilet/wc umum
ada 5, jumlah kelas di SMADA yaitu 30 kelas dimana kelas X ada 10 dan
terbagi menjadi 5 kelas IPA dan 5 kelas IPA, kelas XI ada 10 kelas terbagi
menjadi 5 kelas IPS dan 5 kelas IPA, kelas XII ada 10 kelasa terbagi menjadi 5
kelas IPS dan 5 kelas IPA dan ada 28 jumlah ruang kelas.
Sarana yang ada di SMADA juga sudah memadai seperti penggunaan
LCD/Proyektor, selain itu ketersediaan buku di perpustakaan juga sudah bisa
dikatakan lengkap namun sekolah terus akan mengembangkan buku yang ada
di perpustakaan buku-buku tersebut juga sudah masuk standar kurikulum yang
berlaku, sarana yang mendukung proses kegiatan Ekstrakurkuler juga sudah
memadai di SMA Negeri 2 Enrekang memiliki lapangan, ruangan olahraga
beserta alat-alat olahraga, alat-alat pramuka, serta alat-alat marcing band.
( sumber : http/www.sman2enrekang.sch.id)
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Strategi Pembelajaran Guru Sosiologi Kelas XI Ips Ditengah Pandemi
COVID-19
Strategi pada dasarnya yaitu suatu cara yang dilakukan agar dapat
mencapai dan mengembangkan suatu tujuan tertentu. Jika berbicara tentang
strategi mengajar dimana patokannya kembali kepada guru mata pelajaran itu
sendiri, bagaimana guru tersebut merancang suatu strategi agar kemampuan
dan keterampilan siswanya dalam mengikuti pembelajaran lebih meningkat
dibanding sebelumnya.
SMA Negeri 2 Enrekang masing-masing gurunya memiliki cara, upaya
atau strategi dalam pembelajaran mereka, dilihat dari kondisi sekarang aturan
yang mewajibkan untuk belajar dan melakukan proses pembelajaran dirumah
yang lebih sering dikatakan sekolah online, guru dan muridnya tidak bertatap
muka langsung pada saat proses pembelajaran berlangsung melainkan hanya
belajar mengajar dengan cara virtual. Dari sinilah guru lebih terpacu akan
strategi pembelajaran mereka agar lebih menarik dan siswanya sendiri lebih
aktif lagi dalam proses pembelajaran.
Guru Sosiologi SMA Negeri 2 Enrekang dalam pembelajarannya selalu
melakukan cara-caranya sendiri agar siswanya mudah memahami ketika
proses pembelajaran berlangsung, meskipun proses belajar mengajar
dilakukan secara online tapi itu tidak sama sekali mengurangi semangat bagi
guru Sosiologi itu sendiri, ia lebih terdorong dalam membuat strategi
mengajarnya ia juga lebih kreatif lagi dalam mengajar demi keberlangsungan
pembelajaran yang baik dan efektif.
2. Pengalaman Pembelajaran Guru Sosiologi di Kelas XI IPS SMAN
2 Enrekang Pada Masa Pandemi COVID-19
a. Pengalaman Positif
1) Penguasaan Teknologi
Proses pembelajaran pada masa pandemi ini tentunya mempunyai
perbedaan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya, proses
belajar mengajar yang dilakukan secara online di rumah masing-
masing atau bisa dikatakan belajar dalam jaringan (Daring). Dari
pembelajaran daring tersebut menggunakan teknologi yang modern
sekarang tidak semerta-merta hanya menggunakan papantulis
seperti sebelumnya.
Proses belajar mengajar juga akan berjalan lancar jika guru dapat
menerapkan penggunaan teknologinya dengan baik.
“Kalau saya sendiri selama mengajar daringka saya sudah
tauji penggunaan-penggunaan teknologi, zaman sekarang
siapaji yang tidak tertarik sama namanya kecanggihan
teknologi toh, jadi pengalamanku bisaka lebih mendalami
cara menggunakannya terus saya juga bisa lebih terbiasa
lagi”. (wawancara, Fundariska/18/11/2020)
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru sosiologi diatas
diterangkan bahwa selama guru tersebut melakukan
pembelajaran daring ia sudah menguasai teknologi dan lebih
bisa mendalami lagi cara penggunaan-penggunaan teknologi
tersebut, jadi guru sosiologi sudah terbiasa berhadapan dengan
kecanggihan teknologi.
2) Eksplorasi Media Pembeljaran
Pada masa sekarang ini yaitu proses belajar mengajar dilakukan
di rumah otomatis media pembelajaran yang digunakan juga
berbeda-beda. Disini guru sosiologi mengajar dengan
menampilkan tayangan melalui video dan powerpoint, dari
video tersebut berupa materi-materi pembelajaran yang dapat
disimak oleh siswanya.
3) Penggunaan Aplikasi Belajar
Dari pembelajaran online ini tentunya ada beberapa aplikasi-
aplikasi yang digunakan guna menunjang sistem pembelajaran.
Aplikasi tersebut dapat membantu guru maupun siswa pada
saat belajar. Disini guru sosiologi menggunakan beberapa
aplikasi dalam pembelajarannya seperti Zoom, Classroom,
Zuho dan Youtube.
“awalnya itu saya tidak tau bagaimana cara
menggunakan zoom, zuho, classroom itu semua aplikasi
yang baru saya kenal toh jadi awalnya itu bingungka
bagaimana caranya ini semua, tapi dari situ saya belajar
toh saya harus tau dan haruska terapkan ini sama
siswaku kalau mengajarka lama-kelamaan kan terbiasa
terus saya cepat mengertiji bagaimana cara
penggunannya”. (wawancara, Fundariska/18/11/2020)
Hasil wawancara peneliti dengan guru sosiologi diatas
menjelaskan bahwa pada awalnya guru sosiologi ini
sangat buta akan aplikasi-aplikasi yang baru ia kenal
tapi tidak menghambat niatnya untuk mengajar beliau
tetap mempelajari penggunaan aplikasi tersebut sampai
akhirnya ia mengerti dan sudah terbiasa dengan aplikasi
yang ia gunakaan.
b. Pengalaman Negatif
1) Timbulnya rasa emosional yang tinggi
Dari pembelajaran daring ini kita lihat bahwa proses belajar
mengajar itu hanya dilakukan di rumah melalui aplikasi-aplikasi
pendukung, ketika guru sosiologi menjelaskan materinya dan
ketika guru ini ingin menyampaikan emosionalnya itu sangat susah
untuk diterima oleh siswanya.
“kalau saya mau marah atau apakah itu yang jelas
emosional saya cepat terpancing saya sampaikan
perasaan saya itu kayaknya saya hanya sendiri yang
bisa merasakannya beda toh kalau mengajar
langsungka di kelas itu pasti langsung ji tersampaikan
perasaanku lain sekali kurasa kalau mengajar online ka
baru mau menegur atau marah”. (wawancara,
Fundariska/18/11/202)
Hasil wawancara diatas dimana guru sosiologi ini merasa bahwa
emosionalnya tidak tersampaikan kepada para siswanya beda
dengan yang ia rasakan ketika belajar langsung di kelas dimana
semua perasaannya biasa tersampaikan langsung dalam kelasnya.
2) Ketika siswa acuh tak acuh
Pada saat guru sosiologi mengajar online dimana ia berhadapan
dengan siswanya melalui monitor ada beberapa siswanya yang
mereka memang mengikuti pelajaran tetapi cuek dalam materi
pembelajaran itu sendiri.
“kalau mengajar ka itu ada-ada saja na bikin siswaku, ada
yang lainmi na perhatikan ada yang mengerti-mengerti
saja kalo ditanya i. kadang kalau ku tegur I juga biasa
sajaji”. (wawancara, Fundariska/18/11/2020)
Dari hasil wawancara diatas diterangkan bahwa siswa ketika
mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan Fundariska
masih ada beberapa yang hanya masuk/join belajar tapi
mereka tidak memperhatikan materi pelajaran dan pada saat
ditegur beberapa dari mereka hanya biasa-biasa saja dan tetap
acuh terhadap proses pembelajaran.
3) Menunggu yang tidak pasti
Dalam proses pengumpulan dan pemeriksaan tugas guru
sosiologi kadang memerintahkan siswanya untuk datang ke
sekolah menyetor tugas mereka masing-masing. Guru
Sosiologi menentukan tanggal pengumpulan tugas dan tetap
mengingatkan bahwasanya ketika mereka datang ke sekolah
membawa tugas harus tetap mematuhi protokol kesehatan, dan
masih banyak dari mereka yang pada saat diberitahu informasi
hanya mengiyakan tetapi mereka tidak datang mengumpulkan
tugasnya.
“saya sudah kasih taumi muridku hari ini tanggal
sekian dikumpul tugasnya, mereka iyaiya ji saja
buktinya hanya dua tiga orangji yang datang setor
tugas, saya tunggu sampai siang biasanya tapi mereka
memang tidak ada lagi yang datang”. (wawancara,
Fundariska/18/11/2020)
Hasil wawancara diatas guru sosiologi selalu menyampaikan
jadwal pengumpulan tugas kepada siswanya tetapi pada saat
pengumpulan hanya beberapa saja yang datang menyetor tugasnya.
Sebagai seorang guru Fundariska tentunya sudah berpengalaman dalam
proses belajar mengajar, tetapi dalam kondisi sekarang meluapnya kasus
COVID19 dan diterapkannya system belajar online, tentu saja timbul sesuatu
yang baru dalam proses mengajar yang dilakukan Fundariska. Pertama kali
beliau melakukan pembelajaran daring yang ia rasakan adalah ia harus lebih
giat belajar lagi, memulai lagi belajar bagaimana dan apa yang akan ia
lakukan lagi untuk pembelajaran daring kedepannya, dari awalnya ia tidak
mengenal aplikasi-aplikasi yang mendukung proses belajar online tersebut
maka dari itu Fundariska lebih banyak belajar lagi mengenai aplikasi apa saja
yang akan ia gunakan.
Dari proses belajar online ini juga ia memiliki pengalaman menarik yaitu
ia bisa mengajar sambil mengerjakan pekerjakan rumah sekarang Fundariska
sudah menjadi ibu rumah tangga tulen dengan memilii 1 anak laki-laki yang
masih kecil yang masih butuh pengawasan ekstra dari orang tuanya. Halnya
seperti ia memberikan materi bahan ajar kepada siswanya baik itu tampilan
video ataupun powertpoint dan sambil mengerjakan tugas lainnya sebagai
IRT. Adapula hal kadang ia merasakan resah, jenuh, gelisah akibat dari
mengajar online ini yaitu kurangnya rasa emosional antara dirinya dengan
peserta didik. Beda pada saat ia mengajar secara langsung dalam artian tatap
muka ia lebih merasakan adanya kedekatan emosional antara guru dengan
peserta didik, seperti halnya pada saat Fundariska mengajar secara langsung
rasa emosionalnya ketika ia marah, senang ataupun sedih bisa tersampaikan
secara langsung kepada peserta didik tetapi disaat belajar online ikatan
emosional tersebut tidak ada.
“ yah kalau saya sementara mengajar online dan ada yang melanggar kontrak pembelajaran saya otomatis saya marah
dan kalau saya marah yah saya sendiri yang merasakannya
peserta didik saya semua acuh tak acuh ” (wawancara,
Fundariska/17/11/20)
kata Fundariska, akibat dari kurangnya kedekatan emosional ia dengan
muridnya. Rasanya ada jarak yang ia rasakan antara muridnya , kasih sayang yang ia sampaikan tidak diterima dengan baik. Dari situlah Fundariska
merasakan sedih karena peserta didiknya sangat cuek, dan tidak memliki rasa empati kepada beliau.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Fundariska (32) selaku
Guru Sosiologi SMA Negeri 2 Enrekang mengenai proses dalam belajar
pembelajaran online yang dilakukan selama ini
“ Biasanya saya kadang-kadang ji menyiapkan RPP. Tapi
saya sudah terapkan ji sebelumnya kontrak pembelajaranku toh seperti tidak ada mi lagi yang boleh saling menegur sapa
kalau mau ka’ menjelaskan, tidak adami lagi kudengar ribut-
ribut pokoknya tidak ada memang mi itu aktivitas lain mau na
lakukan semua harus matikanmi dulu mikrofonnya. Kecuali kukasimi kesempatan bertanya baru ada yang bisa bicara. “ (wawancara, Fundariska 17/11/20)
Dari hasil wawancara diatas Fundariska selaku guru Sosiologi di kelas
XI Ips mengatakan bahwa ia jarang menyiapkan RPP pada saat mengajar,
tetapi ia sudah terlebih dahulu memberikan kontrak pembelajaran kepada
siswanya bahwa pada saat pembelajaran akan dimulai tidak ada lagi yang
melakukan aktivitas lain seperti bertegur sapa, dan semua harus mematikan
microfonnya, siswa hanya boleh berbicara pada saat guru memberikan
kesempatan untuk bertanya.
Sebagai Guru mata pelajaran Sosiologi Fundariska selalu antusias dalam
upaya meningkatkan proses pembelajarannya, dan merinngankan siswanya
dalam pengumpulan tugas. Ia selalu memberikan tugas kepada muridnya
tetapi pengumpulan tugas tersebut tergantung kepada sulit atau tidaknya
tugas yang diberikan.
Hasil wawancara dengan Fundariska (32) mengenai proses pemberian
dan pengumpulan tugas kepada siswanya
“dalam pengumpulan tugas yang saya berikan kepada siswa,
biasanya saya memberikan tugas melalui aplikasi google
classroom dimana saya bisa mengatur waktu pengumpulan tugasnya. Kalau saya anggap tugasnya itu agak susah maka
tenggang waktu yang saya berikan biasa sampai satu minggu
sampai pembelajaran berikutnya, tetapi kalau saya anggap tugasnya mudah hanya pilihan ganda maka saya hanya berikan
batas waktu satu sampai tiga hari“ ( wawancara, Ibu Fundariska
17/11/20)
Inti dari hasill wawancara diatas bahwa guru Sosiologi tersebut
memberikan tugas melalui aplikasi Google Classroom dan masing-masing
tugas selalu diberi batas waktu pengumpulan hal itu agar bisa meningkatkan
karakter disiplin dan tepat waktu dalam mengerjakan tugasnya.
Guru sendiri sebagai informator harus memahami betul bagaimana ia
akan membawakan materi dalam proses pembelajarannya demi tujuan itu
sendiri agar siswa dapat menangkap materi yang disimak dan dapat
memahami dengan baik materi tersebut, serta dapat memberikan motivasi
kepada siswanya agar munculnya dorongan tersendiri bagi siswa tersebut
yang bertujuan agar mereka lebih giat lagi dalam belajar, lebih fokus dalam
pembelajaran berlangsung, dan lebih memahami materi yang diberikan.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Fundariska (32) selaku Guru
Sosiologi mengenai model pembelajaran seperti apa yang diterapkan pada
saat mengajar di kondisi pandemic sekarang ini
“ saya mengajar melalui aplikasi Zoom satu kali dalam satu
semester, awalnya saya mengabsen menggunakan aplikasi
Zoho, yang kedua saya biasa memberikan link youtube agar
mereka bisa menonton dan menyimak materi yang saya upload
di youtube saya, kemudian saya mengirimkan sebuah powerpoint lalu saya memerintahkan agar mencatat materi
yang saya sudah berikan pada hari itu. Setelah itu siswa saya
suruh untuk mengirimkan hasil catatan mereka melalui aplikasi classroom dengan cara difoto. “ (wawancara,
Fundariska 17/11/20)
Dari wawancara diatas Ibu Fundariska mengatakan hanya memakai
aplikasi Zoom satu kali dalam satu semester karena pemakaian kuota yang
terlalu berlebihan pada aplikasi tersebut dan apabila memakai Zoom jaringan
internet itu harus memadai. Kemudian penggunaan aplikasi Zoho dimana
aplikasi ini menyediakan beragam bagan, table dan komponen table untuk
membuat laporan dan dasbor yang kaya informasi.
Kepala Sekolah selaku orang yang memiliki tanggung jawab penuh
terhadap sekolah itu sendiri harus selalu memberikan upaya atau contoh yang
baik kepada bawahannya disekolah serta dapat memutuskan suatu keputusan
dengan cermat dan teliti. Kepala Sekolah itu sendiri juga bisa memberikan
contoh yang baik kepada masyarakatnya dalam mengatasi suatu masalah
yang ada di Sekolah.
Kepala Sekolah sebaiknya lebih mengupgrade terus kinerja dan
kemampuan guru yang ada di SMA Negeri 2 Enrekang dimana meningkatkan
kinerja guru tersebut itu sangat berpengaruh bagi lingkungan sekolah itu
sendiri dan sekolah tersebut bisa dipandang lebih baik oleh masyarakat luar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sukayono (45) mengenai
peningkatan kinerja guru dan staff di SMA Negeri 2 Enrekang
“saya menekankan kepada Guru dan staff di Sekolah yang pertama yaitu kedisiplinan dan tepat waktu seperti pada saat
saya akan mengadakan rapat pada jam sekian maka wajib
datang tepat waktu, yang kedua yaitu saya memakai
instrument-instrumen seperti mengetahui bagaimana saja
perencanaan guru-guru yang ada di SMA Negeri 2 Enrekang
seperti bagaimana mereka mengajar, bagaimana guru tersebut dalam melakukan evaluasinya, yang ketiga yaitu PKG yang
artinya penilaian kinerja Guru dan dari situlah saya bisa
mengetahui bagaimana tahap kinerja masing-masing Guru tersebut. Jadi instrument yang saya katakana tadi itu saya
berikan kepada guru untuk mereka isi dan dari pengisian
mereka itulah saya dapat menilai bagaimana tingkat kinerja
guru itu sendiri“ (wawancara, Sukayono 17/11/20) Dijelaskan diatas bahwa kepala sekolah SMA Negeri 2 Enrekang
selalu menerapkan sikan disipin dan selalu tepat waktu hal itu agar
kinerja setiap guru dan staff di Sekolah lebih meningkat lagi.
Dilihat dari kondisi sekarang yang mengharuskan untuk sekolah
online dirumah, Kepala Sekolah tetap masih aktif dalam memberikan
informasi meskipun melalui aplikasi grup whatshaap atau aplikasi
lainnya melalui telefon genggam (Handphone) dimana yang dulunya
hanya diumumkan melalui ruang informasi yang ada disekolah
menggunakan microfon karena kondisi sekarang yang mengharuskan
berbagi informasi melalui telefon genggam. Apalabila Kepala Sekolah
ingin mengumumkan sesuatu atau informasi yang penting seperti rapat
maka ia hanya menginformasikannya melalui grup Whatshapnya. Kepala
Sekolah SMA Negeri 2 Enrekang memang sangat disiplin dan ia selalu
mengabsen guru-guru melalui aplikasi dan memantau setiap kegiatan
guru dan staf setiap hari.
Dari hasil wawancara dengan Sukayono (45) selaku Kepala
Sekolah SMA Negeri 2 Enrekang mengenai cara memberikan informasi
kepada Guru dan Staf dengan kondisi sekarang yang mengharuskan
proses belajar mengajar dilakukan di Rumah
“ setiap hari itu saya memakai absensi lewat Google
Form itu, dari situ saya mengetahui si Guru A mengajar apa si
guru B mengajar apa dan dikelas berapa sama dengan staaf pegawai apa saja kegiatan yang mereka lakukan setiap hari,
saya memerintahkan kepada mereka agar selalu melakukan
dokumentasi dan hasil foto kegiatan mereka di kirim di aplikasi yang saya maksutkan tadi seperti pegawai yang sedang
melakukan stempel dokumen pada hari itu maka mereka foto
dan mengirimkannya kepada saya melalui aplikasi sehingga
saya bisa memantau apa saja kegiatan mereka. Kalau guru yang sedang mengajar contohnya menggunakan aplikasi zoom
maka saya memerintahkan untuk melakukan screenshot dan
mengirimkannya di aplikasi yang saya juga sudah jelaskan tadi.” (wawancara, Sukayono 17/11/20)
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Enrekang selalu memberikan
pelayanan yang maksimal baik itu kepada guru, staff dan siswa/siswinya.
Apabila ada suatu kendala maka Kepala Sekolah cukup gesit dalam
mengatasi masalah tersebut. Bahkan beliau pun sangat rajin ke sekolah
hanya memantau keadaan lingkungan sekolahnya bersama guru-guru
yang hadir di sekolah meskipun hanya sebagian guru yang datang.
Dalam memilih keputusanpun Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Enrekang sangat adil, ia tidak memikirkan dirinya sendiri atau egois
dalam suatu hal. Dalam memutuskan suatu keputusan Kepala Sekolah
juga mempertimbangkan saran atau masukan dari guru dan staff lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Sukayono selaku Kepala
Sekolah SMA Negeri 2 Enrekang mengenai pengambilan keputusan di
SMA Negeri 2 Enrekang
“Ada dua ji itu kalau saya mau ambil keputusan, pertama kalau kepentingan itu berskala besar menyangkut keseluruhan yah
saya kasih tau dulu dewan guru tapi kalau itu skala kecil ji
biasanya saya ji sendiri yang ambil keputusan, begitu “
(wawancara, Sukayono 17/11/20)
Dari wawancara diatas terbukti bahwa Kepala Sekolah sangat
menanamkan sikap musyawarah dalam mengambil keputusan apalagi
jika keputusan tersebut memiliki dampak yang besar bagi sekolah itu
sendiri. Kepala Sekolah selalu menerapkan sikap disiplin kepada guru
dan staf selalu mengawasi proses kegiatan yang berlangsung.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Sukayono (45) selaku Kepala
Sekolah mengenai motivasi yang diberikan kepada siswa SMA Negeri 2
Enrekang dimasa pandemi ini
“Kalau saya , itu ku ajarkan siswaku tetap semangat dan
lebih semangat lagi dimasa sekarang, itu semua toh sangat perlu ditingkatkan bukansi la berdiam-diam sajaki , pokoknya kasih
munculki itu kreatifitasta sekarang intinya belajarki terus dan usaha. “ (wawancara, Sukayono 17/11/20)
Berdasarkan wawancara di atas adapula hasil wawancara peneliti
dengan Sukayono (45) selaku Kepala Sekolah mengenai harapan beliau
untuk kedepannya
“Harapanku toh , semua guru, pegawai, dan siswa harus i
inovatif dilihat mi ini kondisita sekarang toh, harus jaki pintar-pintar janganki vakum saja , harus ki terpacu terus kalau mauki
lebih meningkatkan rasa semangatta sekarang. “ (wawancara,
Sukayono 17/11/20)
Penjelasan diatas yaitu harapan Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Enrekang
yaitu ingin semua guru, pegawai, dan siswanya selalu inovatif di kondisi
sekarang, jangan hanya berdiam diri saja dimana kreatifitas juga sangat
diperlukan demi membantu lancarnya proses belajar pembelajaran.
Siswa merupakan pelajar yang memiliki kewajiban untuk datang ke
sekolah menuntunt ilmu serta mengikuti setiaap aturan yang berlaku di
Sekolah. SMA Negeri 2 Enrekang dikondsi sekarang dimana siswa/siswinya
diharuskan melaksanakan proses pembelajaran dirumah dengan kata lain
belajar online, tetapi itu tidak menurunkan semangat belajar bagi siswa itu
sendiri mereka tetap aktif dalam pembelajaran online tersebut meskipun ada
kendala yang dialami tetapi mereka bisa melewatinya dengan baik bahkan dari
pihak gurupun bisa membantu mereka.
Siswa di SMA Negeri 2 Enrekang yang jumlahnya kurang lebih
1000 orang memiliki karakter yang berbeda-beda serta latar belakang
yang berbeda-beda pula. Siswa di SMADA ini ada yang beragama Islam
dan adapula beragama Kristen tetapi mereka tetap menjunjung tinggi rasa
saling menghormati dan saling menghargai antar sesama.
Dalam pembelajaran online ini muncullah berbagai kendala yang
dialami siswa itu sendiri baik dari segi alat komunikasi karena tidak
semua siswa memiliki latar belakang perekonomian yang tinggi dan
adapula kendala lainnya yang dialami siswa dengan belajar online ini
yaitu kurang memahami materi yang diajarkan tidak sama seperti proses
belajar tatap muka dimana siswa bisa dengb jelas memperhatikan guru
yang sedang mengajar didepan kelas.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Tika (16) selaku
siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 2 Enrekang mengenai
pengalamannya selama belajar online dimasa pandemi ini
“ saya sendiri kadang susah memahami pembelajaran
dimana kadang kemampuan guru itu sendiri dalam mengajar
itu masih kurang dan kadang pula hanya memberikan tugas pada saat pembelajaran berlangsung “ (wawancara, Tika
17/11/20)
Dari hasil observasi yang saya lakukan di SMA Negeri 2
Enrekang siswa/siswinya selalu rajin datang ke sekolah mengumpulkan
tugas dan sekalian pula mereka bergantian membersihkan halaman
sekolah. Tidak semua murid SMADA datang ke sekolah hanya saja
mereka diberikan jadwal piket masing-masing perkelas, semua itu
dilakukan agar tidak terjadinya keramaian yang padat disekolah. Dilihat
dari banyaknya aturan yang berlaku sekarang seperti kita harus
menghindari keramaian, kita haris selalu menjaga jarak agar terhindar
dari hal yang tidak diinginkan dimana masa pandemic ini kebanyakan
orang menjadi lebih senditif dalam berbaur antar sesama dan lebih
waspada terhadap banyak orang atau kata lain dalam keramaian.
(Observasi 09/11/20)
Adapun hasil wawancara peneliti dengan Rafly (16) sebagai
siswa kelas XI IPA 4 di SMA Negeri 2 Enrekang mengenai
pengalamannya selama belajar online di masa pandemi ini
“ saya pikir dengan belajar online seperti sekarang ada untung ada juga ruginya. Untungnya dimana saya hanya duduk
dirumah menerima pelajaran melalui aplikasi saya juga tidak
mengeluarkan biaya lagi untuk kendaraan, saya juga lebih irit uang jajan , tetapi ruginya dalam proses pembelajaran
berlangsung sangat beda dengan belajar disekolah yang nyata
langsung bertatap muka dengan guru saya bisa lebih jelas dan baik dalam menyimak materi dibandingkan dengan melihat
guru yang membawakan materi melalui handphone saya
kurang fokus. “ (wawancara, Rafly 17/11/20)
Dari belajar online yang dilakukan sekarang semua hanya bisa
mengikuti aturan pemerintah, kembali lagi kepada gurunya bagaimana ia
selalu mengembangkan cara mengajarnya atau strategi mengajarnya
dalam pembelajaran berlangsung. Betul kata Kepala Sekolah SMA
Negeri 2 Enrekang bahwasanya kreatifitas sekarang itu sangat perlu
dikembangkan guna tetap mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja
guru itu sendiri dan siswanya pun bisa memahami dengan baik proses
pembelajaran.
3. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Proses Pembelajaran
Sosiologi Dikelas XI IPS SMA Negeri 2 Enrekang Di Tengah
Pandemi Covid19
a. Faktor pendukung
1. Adanya Pelatihan
Dimana pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pemerintah
maupun swasta dimasa pandemic ini banyak membantu , pelatihan
tersebut dilakukan secara online dan banyak sekali memberikan ilmu
baik pada guru, memberikan gambaran tersendiri dan motivasi
bagaimana menghadapi proses belajar mengajar dimasa pandemic
sekarang.
Adapun pelatihan-pelatihan yang diikuti Fundariska dalam
pembelajaran online dikondisi sekarang ini seperti :
1) Webinar pendidikan sosiologi series 1 dengan tema, “
Berbagi Pengalaman Pembelajaran Daring Sosiologi Di
Masa Pandemi COVID19 “ yang diselenggarakan oleh
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Padang bekerjasama dengan Prodi Pendidikan
Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat dan MGMP
Sosiologi Sumatera Barat, pada tanggal 18 Juli 2020.
2) Pelatihan pemanfaatan Microsoft Office 365 dalam Pembelajaran yang
diselenggarakan oleh PT Microsoft Indonesia dan Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 05-10 Juli 2020
3) Webinar Pendidikan yang diselenggarakan oleh UPT SMA Negeri 2
Enrekang bekerjasama dengan Negeri Cerdas secara online melalui via
Zoom, live streaming youtube, dan facebook pada tanggal 04-07 Juni
2020.
No Materi Pemateri
1 Arah dan kebijakan
pemerintah Sulawesi Selatan
Baharuddin Iskandar, S.Pd,
M.Pd
2 Karya tulis ilmiah Dr. Arsad Bahri, M.Pd
3 Pentingnya pendidikan dan
mind map
Dr. Nurkhairo Hidayah,
M.Pd
4 Pentingnya teknologi media
Andi Citra Pratiwi, M.Ed
5 Peran Edmodo di masa
Pandemi
Dr. Nanda Eska Anugrah
Nasution, M.Pd
6 Peran game quiz dan
proprofs
Asham Bin Jamaluddin,
M.Pd
7 Pembibingan simulasi
pembuatan media
pembelajaran
Panitia
4) Kegiatan pelatihan daring penyusunan soal ujian daring yang diselenggarakan
oleh LPPPTK KPTK pada tanggal 26 April s.d 14 Mei 2020, dengan materi
umum (pengantar penilaian pembelajaran), materi Inti (konsep dan teknik
penilaian, penyusunan soal, aplikasi penilaian online, upload dan uji coba soal
daring, dan pengembangan bank soal), dan materi penunjang (Pra Test, Post
Test, Rencana tindak lanjut).
Dari hal diatas adapun hasil wawancara peneliti dengan Fundariska (32)
selaku Guru Sosiologi kelas XI IPS SMA Negeri 2 Enrekang mengenai salah satu
factor pendukung proses pembelajarannya
“ menurut saya factor pendukung selama pandemic ini seperti adanya
banyak pelatihan-pelatihan yang diadakan pemerintah dan sangat membantu
bagi diri saya pribadi dimana pelatihan tersebut mengajarkan saya dalam
mengajar yang baik dan memberikan informasi serta motivasi kepada saya untuk menghadapi masa sekarang yang dimana saya harus mengajar di
tengah pandemic ini yang diharuskan untuk guru dan siswanya belajar online,
“ (wawancara, Fundariska 17/11/20)
2. Adanya Bantuan Dari Pemerintah
Dari aturan pemerintah yang mengharuskan proses belajar dilakukan
dirumah ini bisa dikatakan belajar online otomatis guru maupun murid memakai
seperti telepon genggam, laptop, ataupun tablet lainnya. Dimana alat komunikasi
itu semua memerlukan akses jaringan data agar bisa terhubung dan mengikuti
proses pembelajaran. Dari pernyataan itulah pihak pemerintah mengadakan
pembagian kuota internet gratis baik itu kepada guru maupun murid itu sendiri.
Hasil wawancara peneliti dengan Fundariska (32) sebagai Guru Sosiologi kelas
XI IPS SMA Negeri 2 Enrekang mengenai bantuan pemerintah
“ yah, bantuan itu sendiri sangat membantu bagi saya apalagi bagi siswa itu sendiri, dimana semua siswa saya,
latar belakang keluarganya berbeda dilihat dari segi
perekonomiannya. Maka dari adanya pembagian kuota
gratis itu sangat membantu siswa saya sangat senang karna tidak mengeluarkan biaya lagi untuk membeli kuota
internet. “ (wawancara, Fundariska 17/11/20)
Dari hasil wawancara diatas dijelaskan oleh gurunya bahwa tidak semua
latar belakang keluarga siswa sama, ada sebagian siswa yang ekonomi
keluarganya rendah dimana mereka sangat bersyukur atas bantuan dari
pemerintah tersebut karena mereka tidak memikirkan lagi biaya untuk pulsa
atau kuota yang akan digunakannya.
Ditambah dengan hasil wawancara peneliti dengan Tika (16) sebagai
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Enrekang mengenai bantuan pemerintah ini
“ saya sangat senang dan bersyukur karena adanya bantuan dari pemerintah
ini saya mendapatkan kuota gratis dan menguntungkan bagi saya sendiri
karna tidak mengeluarkan biaya lagi untuk itu dan saya bisa lebih irit lagi. “
(wawancara, Tika 17/11/20) Hasil wawancara diatas membuktikan bahwa bantuan dari pemerintah sangat
membantu bagi guru maupun murid , mereka senang akan adanya bantuan
tersebut dan lebih semangat lagi dalam proses pembelajaran.
3. Motivasi Dan Kesadaran Yang Tinggi
Dalam proses pembelajaran apalagi di masa sekarang yang
mengharuskan sekolah untuk belajar online dirumah, maka dari itu penting bagi
Kepala Sekolah, guru dan staff untuk selalu memberikan motivasi kepada
muridnya.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Sukayono (45) sebagai
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Enrekang mengenai motivasi yang diberikan
“ saya selalu menekankan kepada guru staf maupun
murid saya bahwa proses belajar yang baik itu sendiri
muncul dari diri kita masing-masing, semua berdasar
kepada kesadaran diri masing-masing dengan tujuan agar proses pembelajaran kita ini tercipta dengan baik
dan berjalan dengan lancar. “ (wawancara, Sukayono
17/11/20)
Dari guru dan staff di SMA Negeri 2 Enrekang itu sendiri memiliki
motivasi dan tingkat kesadarannya bagus serta kinerjanya sangat professional dan
Kepala Sekolah itu sendiri selalu melatih guru dan staff agar bisa lebih
meningkatkan kinerjanya masing-masing. Seperti yang dikatakan oleh Ibu FR dari
adanya pelatihan yang diadakan oleh pemerintah yang selalu ia ikuti, ia selalu
mendapatkan motivasi-motivasi dari pelatihan tersebut dan tersadar akan pentingnya
meningkatkan proses pembelajaran yang baik dimasa sekarang.
4. Sarana Dan Prasarana Dalam Proses Pembelajaran
Faktor pendukung dalam proses pembelajaran yaitu sarana dan
prasarana disekolah ini sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran yang
baik dan lancar. Dari hasil observasi peneliti di SMA Negeri 2 Enrekang bahwa
sarana dan prasana di gunakan pada proses pembelajaran itu seperti buku-buku
disetiap mata pelajaran, ruangan olahraga, alat-alat olahraga dan alat pramuka juga
sangat memadai di sekolah ini sehingga dapat membantu proses pembelajaran yang
berlangsung. (Observasi 10/11/20)
b. Faktor Penghambat
1. Jaringan Tidak Memadai
Dimasa pandemi sekarang ini proses belajar mengajar dilakukan
dirumah dengan kata lain belajar online, otomatis guru maupun siswanya
menggunakan telepon genggam atau alat komunikasi lainnya dalam belajar itu
semua tidak bisa terakses jika tidak adanya jaringan data.
Dari hasil wawancara peneliti dengan Ibu Fundariska (32)
sebagai Guru Sosiologi SMA Negeri 2 Enrekang mengenai factor
penghambat dalam proses pembelajaran
“ salah satu factor penghambat pada proses pembelajaran saya ialah jaringan,
karna tidak semua siswa itu tempat tinggalnya di kota ada sebagian siswa yang
tempat tinggalnya yang tidak terjangkau jaringan.” (wawancara, Fundariska 17/11/20)
Dari hasil wawancara diatas yang dimaksudkan adalah tidak semua siswa
memiliki akses jaringan yang stabil, ada sebagian siswa yang tempat tinggalnya
jauh dari kota dan jaringannya kurang memadai, bahkan ada siswa yang tempat
tinggalnya sama sekali tidak memiliki akses jaringan. Dari terkendala nya jaringan
itulah ada sebagian siswa yang ketinggalan materi pelajaran dan diberikan tugas
tambahan, tapi ada juga siswa yang rela mencari jaringan di tempat lain atau ia
pergi ke kota mencari jaringan pada saat akan berlansungnya proses pembelajaran.
Adapun hasil wawancara peneliti dengan Tika (16) sebagai siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Enrekang mengenai factor penghambat proses pembelajaran
“ saya termasuk siswa yang bertempat tinggal di Desa dimana akses jaringan di
Desa saya kurang memadai, pada saat akan berlangsungnya proses
pembelajaran saya kadang pergi ke rumah teman saya di Desa lain bahkan saya kadang sampai ke Kota demi mencari jaringan agar proses belajar online
berjalan lancar. “ (wawancara, Tika 17/11/20)
2. Boros Dalam Penggunaan Pulsa Data
Salah satu factor penghambat lainnya yaitu penggunaan paket data yang terlalu
boros, dari hasil wawancara peneliti dengan Ibu Fundariska (32) sebagai guru
Sosiologi SMA Negeri 2 Enrekang mengenai factor penghambat proses
pembelajaran
“ salah satu factor penghambat lainnya seperti penggunaaan pulsa data yang terlalu boros, kadang ada siswa yang tidak
dasar dalam menggunakan paket data mereka, memang ada
bantuan data dari pemerintah tetapi masih ada saja siswa
yang terlalu boros dalam penggunaaan pulsa data tersebut. “ (wawancara, 17/11/20)
Dari hasil wawancara diatas apabila siswa yang menggunakan
paket data terlalu boros dan paket data tersebut cepat habis sehingga terhambatnya
proses belajar siswa tersebut pada saat akan berlangsung pembelajaran dan siswa
tersebut sudah kehabisan pulsa data maka ia tidak mengikuti proses belajar
mengajar.
3. Kurangnya Motivasi Dan Kesadaran Siswa
Faktor penghambat yang lainnya yaitu kurangnya motivasi
dan kesadaran siswa itu sendiri dalam proses pembelajaran. Apabila motivasi yang
diberikan kepada siswa itu sudah sangat bagus tetapi siswa itu sendiri tidak
memiliki kesadaran maka tetap saja tidak membantu dalam proses pembelajaran.
Seperti yang dikatakan Ibu Fundariska selaku guru Sosiologi SMADA dalam
wawancara dengan peneliti mengenai factor penghambat tersebut :
“ ada beberapa siswa saya yang masih saja bermalas-malasan dalam proses belajar mengajar berlangsung, dimana mereka tidak memperhatikan ketika saya
memberikan materi dalam kata lain mereka tidak fokus dalam pembelajaran saya “
(wawancara, 17/11/20)
Dari keterangan diatas dijelaskan bahwa masih ada siswa yang malas mengikuti
pembelajaran, ada pula yang tidak fokus dalam pembelajaran diliat dari karakter
dan perilaku masing-masing siswa yang berbeda , maka dari itu dibutuhkan
keterampilan dari guru itu sendiri agar lebih meningkatkan cara ajar yang baik dan
lebih menumbuhkan kreativitasnya dalam mengajar , agar siswa lebih termotivasi
dan lebih memiliki semangat belajar yang tinggi.
Dari hasil keterangan diatas disimpulkan bahwa ada beberapa factor
penghambat dari strategi mengajar sosiologi ditengah pandemic ini terkendala
dalam jaringan dikarekanakan latar belakang siswa, tempat tinggal siswa juga
berbeda-beda ada yang tinggal dikota, ada yang tinggal di desa, dan adapun
yang tinggal di pelosok jauh dari jangkauan jaringan. Factor lainnya seperti
penggunaan data yang berlebihan kadang siswa menggunakan telepon
genggamnya tidak sesuai dengan ketentuan berlaku adapun tingkat
perekonomian siswa berbeda-beda.
Selanjutnya yang menjadi factor penghambat yaitu kurang motivasi dan
kesadaran bagi siswa itu sendiri dimana guru harus lebih meningkatkan lagi
kreativitas mereka dalam mengajar sertaselalu memberikan motivasi yang baik
kepada siswanya agar mereka menjadi lebih giat lagi dalam belajar.
4. Maraknya Aplikasi Di Kalangan Milenial
Kita sekarang berada di zaman modern dimana banyak perkembangan
yang terjadi seperti perkembangan teknologi misalnya handphone (HP), hp pun
juga semakin canggih disertai dengan aplikasi-aplikasi canggih seperti sekarang
ini yang sangat menarik perhatian sebagian kalangan anak bangsa. Dari
penjelasan tersebut salah satu aplikasi yang dimaksudkan ialah game online
yang paling trend sekarang ini yaitu Pubg dan Mobile lejend hal ini sangat
diminati kalangan anak bangsa dan sebagian besar dikalangan lelaki, ada juga
dari kalangan wanita yang memainkan game online ini tapi hanya beberapa.
Ada pula aplikasi lainnya yang sangat tinggi peminatnya yaitu aplikasi Tiktok,
kalau aplikasi yang satu ini semua kalangan sangat antusias memainkannya
dibalik keseruannya aplikasi ini juga bisa mengajarkan orang bisa lebih berfikir
kreatif , tetapi kembali lagi didunia pendidikan jika aplikasi-aplikasi tersebut
terlalu sering digunakan maka akan banyak hal-hal penting yang terkendala.
Hal diatas juga sudah termasuk factor penghambat dari proses
belajar mengajar online, sebagian besar dari murid tersebut hanya asik
memainkan aplikasi tersebut dan akan lupa pada kewajibannya selaku murid
SMA Negeri 2 Enrekang, rasa malas muncul dan kadang mereka tidak peduli
dengan proses belajar mengajar mereka, kadang pula ada yang hanya mengisi
daftar hadir saja tetapi tidak mengikuti dan mendengarkan apa yang diajarkan
oleh gurunya.
B. Pembahasan
a) Pengalaman Pembelajaran Guru Sosiologi di Kelas XI IPS SMAN 2
Enrekang Pada Masa Pandemi COVID-19
Dilihat dari kondisi sekarang dari adanya Pandemi COVID-19 dimana
semua kegiatan yang sering dilakukan sehari-hari itu dibatasi, tempat umum
pun sudah banyak dibuatkan aturan seperti meminimkan keramaian
dilingkungan sekitar. Yang sangat beroengaruh saat ini yaitu sekolah, semua
sekolah saat ini diliburkan tetapi proses belajar mengajar tetap berlangsung di
rumah masing-masing dalam kata lain diadakannya proses belajar online. Dari
adanya pemberitahuan tersebut otomatis banyak pengalaman baru yang dialami
baik dari guru maupun siswa, mereka melakukan proses belajar hanya melalui
telepon genggam ataukah laptop, dan tablet lainnya. Mereka siswa ataupun
Guru wajib mempunyai aplikasi-aplikasi tertentu dalam melakukan proses
pembelajaran seperti halnya memiliki aplikasi Zoom, Classroom, dan aplikasi
belajar lainnya.
Adapun pengalaman-pengalaman yang dialami oleh guru sosiologi pada
saat mengajar dimasa pandemi COVID-19 seperti pengalaman positif dan
pengalaman negatif, pengalaman positif yang ia alami yaitu Fundariska lebih
mendalami dalam menguasaan teknologi lalu ia juga leboih mengeksplor lagi
media-media pembalajaran yang akan digunakannya, Fundariska juga bisa lebih
banyak mengetahui aplikasi-aplikasi terbaru yang menunjang dalam proses
belajar mengajar daring. Selain itu, adapula pengalaman negatif yang
dialaminya seperti tingkat emosionalnya lebih sering terpacu ketika guru
sosiologi ini menjelaskan materi tetapi ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikannya maka guru tersebut menegur tetapi ia merasa bahwa hanya
dia sendiri yang merasakan keresahan itu dalam hal emposionalnya tidak
tersampaikan langsung kepada siswanya. Pengalaman negatif lainnya yaitu ada
beberapa siswanya yang hanya acuh tak acuh dalam mengikuti proses
belajarnya mereka hanya cuek dan memerhatikan hal yang tidak penting tetapi
menarik bagi mereka sendiri.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori tindakan sosial dimana
dalam teori ini ada point penting yang dibahas seperti:
a) Tindakan Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational), dimana tindakan
sosial ini dilakukan seseorang berdasarkan pertimbangannya yang dipilih
secara sadar terhubung dengan tujuan dari tindakan itu sendiri serta
tersedia alat yang membantu dalam tindakan tersebut. Seperti halnya
dalam penelitian peneliti tentang strategi mengajar guru Sosiologi pada
masa pandemi COVID-19 agar proses belajar mengajar tetap berjalan
dengan baik.
b) Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational), tindakan rasional nilai ini
mempunyai sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan
dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di
dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.
Dalam penelitian ini guru Sosiologi melakukan proses belajar mengajar
yang merupakan suatu bentuk tugas dan kewajibannya sebagai seorang
guru.
c) Tindakan Afektif (Affectual Actrion), tindakan ini lebih dominan
kepada perasaan, tingkat emosional tersendiri yang muncul secara
tidak sadar, spontan terjadi, dan merupakan ekspresi emosional dari
individu. Seperti halnya penelitian ini, dimana guru Sosiologi
melakukan proses belajar mengajar secara online dan ada murid yang
melanggar kontrak pembelajaran dan guru tersebut secara spontan
menegurnya.
Dari pembahasan diatas peneliti dapat membandingkan
penelitiannya dengan penelitian terdahulu dengan adanya perbedaan
hasil penelitian oleh Puspitorini (2020) dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitiannya membahas tentang strategi pembelajaran diperguruan
tinggi pada masa pandemi COVID-19. Sedangkan penelitian ini lebih
membahas tentang strategi pembelajaran guru sosiologi dan
pengalaman-pengalaman mengajarnya selama proses pembelajaran
dimasa pandemi COVID-19 serta membahas tentang apa saja faktor
pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran dimasa
pandemi COVID-19.
2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Strategi Pembelajaran
Guru Sosiologi Kelas XI SMA Negeri 2 Enrekang Di Tengah
Pandemi COVID-19
a. Faktor Pendukung
Dalam pembelajaran online yang dilakukan sekarang ini tentu saja suasananya
sangat berdeda disbanding dengan pembelajaran tatap muka pada umunya yang sering
dilakukan, pada saat pembelajaran tatap muka langsung dilakukan siswa maupun
gurunya bisa saja melakukan tanya jawab secara langsung bahkan berinteraksi langsung
satu sama lain, beda dengan pembelajaran online sekarang dimana banyak kendala yang
dialami guru ataupun siswa itu sendiri.
Dari pernyataan diatas kendala yang dimaksutkan yaitu ada factor yang
mendorong prosses belajar mengajar adapula factor penghambatnya. Factor pendorong
dalam strategi pembelajaran guru sosiologi itu sendiri seperti adanya pelatihan-pelatihan
yang sering dilakukan pemerintah dari pelatihan tersebut pihak guru selalu mendapat
pembelajaran tata cara mengajar yang baik, dari situlah guru mendapatkan motivasi dan
terdorong agar lebih kreatif dalam pembelajaran.
Yang kedua yaitu adanya bantuan dari pemerintah seperti kartu data gratis / kuota
gratis baik itu untuk guru sendiri maupun siswanya, masing masing di infokan untuk
mengisi data pribadi mereka beserta nomor telepon yang mereka gunakan, dari itulah
pihak pemerintah bisa mengirimkan mereka bantuan kuota data secara gratis dan bantuan
tersebut sangat membantu bagi siswa maupun gurunya mereka lebih semangat mengikuti
proses belajar mengajar dengan kuota gratis yang mereka dapatkan.
Ada juga factor pendukung lainnya seperti motivasi dan kesadaran siswa yang
tinggi. Dimana dari pihak guru sendiri memberikan arahan serta motivasi, nasehat-
nasehat kepada siswanya agar mereka bisa lebih sadar dalam belajar demi proses
pembelajaran yang berlangsung secara baik dan siswanya semua bisa mengerti dengan
baik apa yang gurunya jelaskan. Factor pendorong yang lain seperti sarana dan prasarana
yang mendukung dalam proses pembelajaran, dimana buku-buku paket yang guru siapkan
media pembelajaran yang guru gunakan misalnya dalam proses pembelajaran guru
sosiologi tersebut menyiapkan powerpoint dan ditampilakan dalam proses pembelajaran,
adapun guru sosiologi itu membagikan link youtube agar mereka bisa menyimak materi
bahan ajar yang mereka akan pelajari, setelah itu guru sosiologi tersebut memberikan
tugas dan proses pengumpulan tugasnya di aplikasi classroom.
b. Faktor Penghambat
Dari pernyataan diatas dimana ada factor pendukung pastilah ada juga factor
penghambatnya, dimana factor penghambatnya itu menjadi kendala bagi siswa
dalam proses pembelajarannya paktor penghambat yang dimaksutkan seperti
terkendala di jaringan, setiap siswa berbeda-beda, sebagian mereka ada yang
bertempat tinggal di Kota, ada yang tinggal di Desa bahkan ada yang bertempat
tinggal di pelosok otomatis jauh dari jangkauan jaringan.
Apabila proses pembelajaran berlangsung ada sebagian siswa yang jaringan
internetnya tidak memadai, seperti pada saat guru sedang membawakan materi ada
siswa yang ketinggalan materi dikarenakan jaringannya yang tidak menentu
kadang saja jaringannya bagus dan lancar kadang juga jaringan mereka jelek dan
itu membuat proses belajar mereka terjeda. Beda dengan mereka yang tinggal di
Kota yang akses jaringan internetnya sangat bagus dan memadai. Factor lainnya
dimana siswa tersebut terlalu fokus kepada aplikasi-aplikasi yang muncul dimasa
sekarang ini yang bisa menimbulkan rasa malas siswa terhadap proses
pembelajaran.
Dari pernyataan diatas Fundariska selaku Guru Sosiologi tidak ambil diam, ia
memiliki cara agar mereka yang bertempat tinggal jauh dari kota tidak ketinggalan
materi pembelaja
ran, mereka diberitahukan agar bisa menyempatkan datang ke rumah Guru atau ke
sekolah untuk menerima materi ajar yang mereka belum pahami, kadang pula guru
tersebut memberikan tugas tambahan kepada mereka yang dalam artian susah untuk
join pada saat pembelajaran berlangsung karena kendala jaringan.
Dalam penelitian ini teori yang digunakan ialah, Teori Perubahan Sosial dimana
dengan diberlakukannya aturan protokol kesehatan diseluruh masyarakat yang wajib
dipatuhi demi menjaga kesehatan bersama. Dilihat kondisi sekarang maraknya
penyebaran COVID-19 semua aktivitas terkendala ditempat umum terutama sekolah
juga diliburkan sementara dan proses belajar mengajar dilakukan di rumah. Dari
situlah perubahan sosial terjadi di lingkungan sekitar karna masyarakat mematuhi dan
menjalankan aturan yang berlaku, semua tempat-tempat umum ditutup agar tidak ada
lagi keramaian dan dapat memutus rantai penyebaran COVID-19.
89
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
SMA Negeri 2 Enrekang merupakan salah satu sekolah unggulan yang
ada di Kabupaten Enrekang, sekolah tersebut terletak di pusat Kota. Kebanyakan
orang tua berlomba-lomba ingin menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut,
selain sekolah unggulan sekolah ini juga menjadi daya pikat tersendiri untuk anak
yang baru saja lulus sekolah menengah pertama dan ingin lanjut di SMA Negeri 2
Enrekang ini. Setiap tahunnya selalu banyak yang mendaftar disekolah ini baik
masyarakat kota maupun dari desa-desa lain yang ada di kabupaten Enrekang.
Dan SMA Negeri 2 Enrekang disetiap tahunnya mengikuti ajang perlombaan dan
membawa pulang piagam dan berbagai hadiah penghargaan lainnya , sekolah ini
selalu merekrut pelajar berprestasi agar bisa mengikuti perlombaan tersebut,
banyak penghargaan yang diterima maka itulah sekolah ini masuk kategori
sekolah unggulan di Kabupaten Enrekang.
1. Pengalaman Pembelajaran Guru Sosiologi di Kelas XI IPS SMAN
2 Enrekang Pada Masa Pandemi COVID-19
Ditengah Pnademi COVID-19 ini yang mengharuskan semua kegiataan
sehari-hari dilakukan dirumah seperti Sekolah, saat ini pemerintah
menetapkan aturan agar proses belajar mengajar dilakukan secara online di
rumah masing-masing.
Tentunya pengalaman belajar mengajar disekolah dengan di rumah itu sangat
berbeda seperti strategi mengajar yang dilakukan guru itu sendiri ketika
mengajar online pasti berbeda ketika mengajar secara langsung di ruangan
kelas.
90
Guru Sosiologi di SMA Negeri 2 Enrekang memiliki cara tersendiri
dalam mengajar online menggunakan aplikasi Zoom ia terlebih dahulu
memberitahukan kontrak belajar kepada siswa yang diajrnya bahwa pada saat
akan memulai pembelajaran tidak ada siswa yang melakukan kegiatan lain
melainkan fokus dengan materi yang guru sosiologi tersebut bawakan, tidak
ada lagi yang menyalakan microfon dan setiap siswa wajib selalu menyalakan
kamera agar guru juga bisa memantau pergerakan siswa tersebut apakah
mereka memerhatikan atau acuh tak acuh pada saat pembelajaran berlangsung.
Dalam hal tugas Ibu Fundariska selaku Guru Sosiologi menggunakan
aplikasi classroom, pada saat memberikan tugas guru tsosiologi tersebut
sambil menginfokan bahwa tugas yang mereka kumpul nantinya harus
disertakan bukti foto pada saat mengerjakan tugas dan lampiran tersebut
dikirim ke grup classroom bersama dengan tugas yang mereka sudah kerjaan.
Guru Sosiologi itu juga memberikan tugas dan memberikan batasan waktu
pengumpulan agar kiranya siswa dapat menghargai waktu dan mengumpulkan
tugasnya tepat waktu.
Pada saat absen juga Guru Sosiologi menggunakan aplikasi Zoho , absen
yang dilakukan kadang beserta foto setiap siswa pada saat mengikuti
pembelajaran. Dari hasil penelitian di atas beberapa strategi yang dilakukan
Ibu Fundariska selaku Guru Sosiologi dalam mengajar ditengah pandemic
COVID-19 ini.
2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Strategi Pembelajaran Guru
Sosiologi Kelas XI SMA Negeri 2 Enrekang Di Tengah Pandemi COVID-
19
91
Dalam pembelajaran online dimasa sekarang ini tentu saja banyak
pengalaman yang baru dialami baik itu untuk siswa maupun guru, dalam
proses belajar mengajar ini tentu saja ada factor pendukung dan penghambat
pembelajaran dimana itu menjadi kendala tersendiri bagi siswa maupun guru.
Adapula factor pendukung yaitu pihak pemerintah selalu mengadakan
pelatiha-pelatihan kepada guru agar termotivasi dan bisa menciptakan kembali
cara mengajar yang baik dan mudah dimengerti oleh siswanya. Dari pelatihan
tersebut guru bisa mendapat banyak pelajaran mengenai proses mengajar
ditengah pandemic ini, dari situlah guru tersebut menerapkan ilmunya pada
saat proses pembelajarannya berlangsung.
Sedangkan factor penghambatnya ialah dilihat dari siswa SMADA yang
memiliki tempat tinggal berbeda-beda sehingga ada yang akses jaringannya
tidak memadai beda dengan siswa yang tinggal di Kota. Dari jaringan yang
tidak memadai itulah menjadi kendala bagi mereka pada saat pembelajaran
berlangsung kadang jaringan mereka terjeda sehingga ketinggalan materi saat
guru sedang mengajar. Factor penghambat lainnya yaitu adanya aplikasi yang
bermunculan dimasa sekarang sehingga sebagian murid berfokus pada aplikasi
tersebut.
Dari pernyataan tersebut bahwa diketahui ada beberapa kendala yang
dialami pada saat belajar online yang dilakukan ssekarang ini, sangat berbeda
pada saat proses belajar tatap muka langsung .
B. Saran
1. Bagi Tempat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di lokasi agar kiranya lebih meningkatkan
kinerjanya masing-masing baik itu Kepala Sekolah, Guru, dan Staff tata usaha
92
lainnya, mereka bisa bekerja sama lebih baik lagi untuk terus menciptakan
sekolah yang unggul, terpercaya dan memiliki siswa yang berprestasi sehingga
timbulnya kenyamanan dalam proses belajar mengajar dan siswa sendiri bisa
lebih memahami serta mengerti akan materi yang selalu di hadapinya.
2. Bagi Masyarakat
Dalam pendidikan, dilingkungan masyarakat peran orang tua sangat
berpengaruh untuk anaknya demi menuntut ilmu dan memiliki pendidikan
yang tinggi suatu saat nanti. Partisipasi orang tua memang sangat penting bagi
pendidikan anaknya, pihak orang tua harus selalu menyemangati anaknya
serta memberikan nasehat kepada anaknya agar mereka sebagai anak sadar
bahwa pentingnya pendidikan bagi diri mereka. Orang tua juga bisa sangat
membantu untuk mengingatkan anaknya jika ada kelas yang akan
berlangsung.
3. Bagi Guru Sosiologi SMA Negeri 2 Enrekang
Guru Sosiologi SMA Negeri 2 Enrekang bisa lebih meningkatkan lagi
cara mengajarnya serta selalu memberikan motivasi kepada siswanya setiap ia
selesai mengajar, serta mengajarkan kepada siswanya arti kedisiplinan dalam
proses pembelajaran berlangsung. Itu semua dilakukan agar proses belajar
mengajar menjadi lebih baik lagi dan siswa mudah mengerti pada saat guru
membawakan materi. Guru juga bisa lebih tegas lagi dalam proses
pembelajaran agar siswanya lebih patuh lagi.
93
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal. (2015). Metode Penelitian Kualitatif: Upaya mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitati fdalam Berbagai Disiplin Ilmu . Jakarta: Rajawali
Pers
Creswell, John W. (2016). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fitriyani, R., & Fernandes, R. (2020). Pelaksanaan Student Centered Learning
Berbasis Online pada Pembelajaran Sosiologi Siswa Kelas X IPS SMA
Negeri 4 Bukittinggi Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sikola: Jurnal
Kajian Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1), 8-18.
Iring, Y. (2016). STRATEGI MENGAJAR GURU DALAM MENGENALI
PERBEDAAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DI SMA NEGERI
1 WOTU KABUPATEN LUWU TIMUR. Jurnal Sosialisasi: Jurnal
Hasil Pemikiran, Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi
Pendidikan, 3(1).
Mahmuddin. (2013). Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dalam
K-13. https://mahmuddin.wordpress.com/2014/07/04/pengembangan-
rencana-pelaksanaan-pembelajaran-dalam-k-13-bagi-sekolah-swasta-4/
dikutip pada 28 Agustus 2016 pukul 22.36 WITA.
Puspitorini, F. (2020). Strategi Pembelajaran Di Perguruan Tinggi Pada Masa
Pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Ilmiah, 1(1), 99-106.
Patarai, I., Mustari, M., & Azis, M. (2018). Motivasi Mengajar, Kompetensi
Profesional dan Tingkat Pendidikan terhadap Kinerja Guru. Jurnal Mirai
Management, 3(2), 120-133.
Ritzer Goerge. 2012. Teori Sosiologi: Dari Sosiologi Klasik Sampai
Perkembangan Terakhir Postmodern, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiawan, R., & Komalasari, E. (2020). Membangun Efektifitas
Pembelajaran Sosiologi Di Tengah Pandemi Covid-19. EDUSOCIUS;
Jurnal Ilmiah Penelitian Pendidikan dan Sosiologi, 4(1), 1-13.
Setiadi, Elly Dan Kolip, Usman. (2013). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta :
Kencana.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung :
Alfabeta
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Soekanto, Soerjono. (2013). Pengantar Suatu Sosiologi. Jakarta: Rajawali Press
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R & D. Bandung: CV. Alfabeta.
Sundiawan. Awan. (2008). K-13: Pengembangan Model Pembelajaran.
https://awan965.wordpress.com/2008/12/20/k-13-pengembangan-
model-pembelajaran/ dikutip pada 29 Agustus 2016 pukul 15.44
WITA.
Tohri, A. (2011). Metode SPPKB (Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir) dalam meningkatkan prestasi belajar sosiologi
siswa. Educatio, 6(1), 104-128.
Widayati, A. (2004). Metode mengajar sebagai strategi dalam mencapai tujuan
belajar mengajar. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 3(1).
L
A
M
P
I
R
A
N
PEDOMAN WAWANCARA
Lembar Wawancara
Informan kunci
Untuk Kepala Sekolah SMAN 2 Enrekang:
Nama:
Jabatan:
Waktu:
Tempat:
Pertanyaan:
1. Apa yang Bapak lakukan dalam menekankan kinerja guru dan staff agar
menjadi lebih baik lagi?
2. Bagaimana Bapak menyampaikan informasi kepada guru, staff maupun
siswa sedangkan sekolah belum aktif seperti biasanya?
3. Bagaimana kinerja setriap guru dalam melaksanakan proses pembelajaran?
4. Bagaimana keadaan siswa di SMAN 2 Enrekang?
5. Apa faktor pendukung dalam kepemimpinan bapak?
6. Apa saja langkah-langkah yang bapak lakukan dalam memaksimalkan
fungsi sekolah sebagai tempat pembelajaran?
7. Apakah bapak selalu memberikan motivasi kepada guru, staff dan siswa di
Sekolah?
8. Bagaimana pengambilan keputusan yang diambil oleh bapak apakah
sepihak atau musyawarah?
9. Bagaimana keadaan Sekolah selama pandemi?
10. Apa faktor penghambat dalam kepemimpinan bapak?
11. Apakah kegiatan ekstrakurikuler masih aktif berlangsung meskipun dilihat
dari kondisi sekarang di tengah pandemi?
12. Apa harapan bapak dari adanya pandemi ini yang mengharuskan proses
belajar online ?
Informan Utama
Untuk Guru Sosiologi SMAN 2 Enrekang:
Nama:
Jabatan:
Waktu:
Tempat:
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara ibu mengajar agar kelas ibu tetap kondusif saat kegiatan
pembelajaran Daring berlangsung?
2. Apakah ibu selalu mempersiapkan RPP sebelum mengajar?
3. Bagaimana cara ibu melakukan penilaian kepada siswa?
4. Bagaimana teknik pengumpulan tugas yang ibu berikan kepada siswa?
5. Apa yang ibu lakukan jika ada salah satu siswa tang terkendala jaringan
pada saat proses pembelajaran berlangsung?
6. Seberapa aktif siswa dalam mengerjakan tugas dikondisi pandemi ini?
7. Model pembelajaran apa yang sering ibu pakai pada saat pembelajaran
Daring?
8. Bagaimana dengan media-media pendukung dalam proses pembelajaran di
masa pandemi ini?
9. Apa faktor pendukung dalam proses pembelajaran ibu?
10. Apa faktor penghambat dalam pembelajaran dimasa pandemi ini?
Informan Tambahan
Untuk siswa SMAN 2 Enrekang:
Nama:
Jabatan:
Waktu:
Tempat:
Pertanyaan:
1. Apa yang anda lakukan jika mengalami kendala pada saat
pembelajaran baik dari sinyal internet ataupun ada yang tidak di
mengerti dalam proses pembelajaran?
2. Bagaimana kemampuan guru dalam mengajar?
3. Apa yang anda rasakan selama proses belajar di tengah pandemi?
4. Bagaimana anda menyelesaikan tugas jika guru memberikan tugas
berkelompok dan dimana anda mengerjakan tugas kelompok tersebut
dilihat dari kondisi sekarang di tengah pandemi?
5. Bagaimana suasana/kondisi lingkungan sekolah sekarang ini selama
pandemi?
6. Apa perbedaan yang anda alami pada saat belajar di sekolah
dibandiongkan belajar online seperti sekarang ini?
PEDOMAN OBSERVASI
Strategi mengajar guru sosiologi kelas XI IPS SMAN 2 Enrekang
pada masa pandemi COVID-19
No Hari/Tanggal Tempat/Kegiatan Deskripsi Hasil
Pengamatan
1 12/11/2020 Sekolah SMAN 2
Enrekang
Keadaan Sekolah saat itu
dalam perbaikan kelas,
tidak ada aktivitas
belajar mengajar karena
masa pandemi, lalu
hanya beberapa guru
yang datang, antara lain
wakasek kurikulum, staff
bagian dapodik, staff
bagian tata usaha,
wakasek kesiswaan,
wakasek humas.
2 13/11/2020 Awal pembelajaran Pada saat itu ibu
Fundariska menyiapkan
materi pembelajarannya
serta menyiapkan pula
Rpp dan menginfokan
kedalam grup
whatshappnya berupa
link youtube dimana
materi pembelajaran
akan disaksikan
siswanya melalui
youtube.
3 17/11/2020 Proses
pembelajaran
Sebelum memulai
pembelajaran baik guru
maupun siswanya
masing-masing berdoa
menurut kepercayaan
dan keyakinannya. Pada
saat pembelajaran
berlangsung ibu
Fundariska sudah
menerapkan kontrak
pembelajaran dimana
semua siswanya harus
mematuhi peraturan
tersebut. Pada saat ibu
Fundariska menjelaskan
tentang pembelajarannya
ia menghimbau kepada
siswanya agar tidak ada
yang menyalakan
microfon pada saat
pembelajaran
berlangsung, kecuali
ketika ibu Fundariska
memberi kesempatan
untuk menanyakan apa
yang mereka tidak
mengerti/belum
mengerti.
4 17/11/2020 Partisipasi siswa
pada saat proses
pembelajaran
berlangsung
Pada saat pembelajaran
berlangsung masih ada
beberapa siswa yang
tidak fokus akan materi
pembelajaran yang
diberikan, ada sebagian
siswa yang hanya absen
sesudah itu cuek akan
materi.
5 17/11/2020 Partisipasi siswa
dalam pembagian
tugas
Pada saat selesai
pembelajaran guru
sosiologi akan
memberikan tugas
melalui aplikasi
classroom dalam tugas
tersebut diberikan batas
waktu pengumpulan, dan
masih ada sebagian
siswa yang malas
mengerjakan tugasnya.
6 17/20/2020 Pada saat selesai
pembelajaran
Sebelum ibu Fundariska
menutup
pembelajarannya pada
hari itu, ibu memberikan
arahan kepada siswanya
dan mengajarkan etika
untuk memberikan salam
sebelum pembelajaran
selesai.
7 20/11/2020 Keterampilan guru
dalam proses
pembelajaran
Dalam mengajar ibu
Fundariska selalu
membawakan materi
ajarnya dengan hati
senang gembira, ia
kadang juga
menampilkan
powertpoint dalam
pembelajarannya dan
membagikan link
youtube.
8 20/11/2020 Tanya/jawab dalam
proses
pembelajaran
Pasa saat pembelajaran
berlangsung ada sesi
dimana guru
memberikan kesempatan
kepada siswanya untuk
bertanya apakah mereka
ada yang belum
dimengerti, dan pada
kesempatan itu masih
kecil kemungkinan siswa
untuk bertanya, guru
hanya menjawab
beberapa pertanyaan
siswa dengan baik dan
kata yang mudah
dimengerti.
PEDOMAN STUDI DOKUMEN
No Nama dokumen Sumber Deskripsi Singkat Isi Dokumen
1 Profil Sekolah Sekolah SMAN
2 Enrekang
Isi dari profil sekolah SMAN 2
Enrekang yaitu letak sekolah, visi
misi sekolah, keadaan sekolah,
keadaan guru, para staff dan murid
dis sekolah, sarana dan prasarana.
2 Surat Edaran
Gubernur Sulawesi
Selatan
Arsip Sekolah Berisi tentang aturan yang
diberlakukan kepada seluruh
masyarakat Kota Sulawesi Selatan
dimana proses belajar mengajar
dilakukan di rumah atau dengan kata
lain Daring. Adapun
penyampaiannya yaitu:
a) Perpanjangan masa kuliah/
belajar di rumah. Dan juga
tidak diperbolehkan berada
di lingkungan kampus dan
sekolah termasuk di asrama.
b) Seluruh Dosen, guru dan
tenaga kependidikan
mengikuti dan melaksanakan
dengan seksama surat
menteri pendidikan dan
kebudayaan Republik
Indonesia.
c) Proses belajar di kampus dan
sekolah akan disampaikan
kemudian hari dengan
pemberitahuan resmi dari
pemerintah provinsi Sulawesi
Selatan.
d) Dosen, pendidik, dan tenaga
kependidikan , mahasiswa
dan peserta didik agar
senantiasa menjaga
kesehatan dan kebersihan diri
masing-masing dan
lingkungan serta
memperbanyak doa akan
selalu terhindar dari bahaya
COVID-19 dan tetap di
rumah.
e) Surat edaran ini bersifat
fleksibel dan akan mengikuti
situasi, kondisi dan kesiapan
daerah untuk
menyelenggarakan
pembelajaran tatap muka.
3 Sertifikat pelatihan
guru sosiologi
Guru sosiologi a) Webinar pendidikan
sosiologi tema berbagi
pengalaman pembelajaran
Daringsosiologi dimasa
pandemi COVID-19.
b) Webinar pendidikan dengan
materi, arah dan kebijakan
pendidikan pemerintah
Sulawesi Selatan.
c) Pelatihan pemanfaatan
microsoft office 365 dalam
pembelajaran.
d) Pelatihan penyusunan soal
ujian Daring.
DOKUMENTASI
Sekolah SMAN 2 Enrekang
Wawancara dengan Kepala Sekolah SMAN 2 Enrekang
Wawancara dengan Guru Sosiologi SMAN 2 Enrekang
Wawancara dengan siswi SMAN 2 Enrekang
RIWAYAT HIDUP
Elsa Asmiralda, dilahirkan di Baba, 05 September 1998. Anak
pertama dari Tiga bersaudara pasangan dari Ayahanda
Muh.Anjas dan Ibunda Nurfaisah. Penulis menyelesaikan
Pendidikan Sekolah Dasar di SDN 34 Baba pada tahun 2004
dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun itu juga penulis
melanjutkan pedidikan di SMPN 3 Enrekang pada tahun 2013, kemudian
melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Enrekang pada tahun 2013 dan
tamat pada tahun 2016, dan pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai
Mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Sosiologi melalui seleksi penerimaan
mahasiswa baru (SPMB).