strategi media visit pt pln (persero) dalam membina

193
i STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN PERS (studi kasus pada PT PLN (Persero) Distribusi Banten) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh : RobiyaniYuliaUtami 6662130480 KONSENTRASI HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

i

STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM

MEMBINA HUBUNGAN BAIK DENGAN PERS

(studi kasus pada PT PLN (Persero) Distribusi Banten)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Humas

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

RobiyaniYuliaUtami

6662130480

KONSENTRASI HUMAS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2017

Page 2: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

ii

ABSTRAK

Robiyani Yulia Utami. NIM 6662130480. Skripsi. Strategi Media Visit PT PLN

(Persero) dalam Membina Hubungan Baik dengan Pers (Studi Kasus pada PT

PLN (Persero) Distribusi Banten). Dr. Rahmi Winangsih, M.Si; Ail Muldi,

S.Sos, M.I.Kom.

PT Perusahaan Listrik Negara merupakan salah satu perusahaan BUMN berada di

Indonesia yang bergerak dibidang ketenagalistrikan, dan bergerak dalam sektor

pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik di Indonesia. Banyaknya

pelanggan PLN yang tersebar di seluruh Indonesia maka menimbulkan beberapa

masalah untuk PLN berkaitan dengan pelayanan, pemadaman, dan biaya listrik.

Untuk mengatasi persoalan tersebut PLN membuka layanan call center 123, i-sms,

dan melalui aplikasi mobile PLN yang bisa diunduh oleh masyarakat, selain itu peran

PR juga dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan melalui kerjasama dengan media

massa dalam membantu memberikan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat.

Media massa merupakan mitra perusahaan yang memiliki peran penting dan harus

dibina hubungannya melalui kegiatan media relations salah satunya media visit.

Media visit adalah kunjungan perusahaan kekantor media dalam upaya untuk

membina hubungan baik antara perusahaan dan pihak pers. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam skripsi ini

adalah teori stakeholders dan Image restorations. Hasil dari penelitian ini adalah

humas PT PLN (Persero) telah melaksanakan kegiatan media visit dengan baik dan

sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu untuk membina hubungan baik agar hubungan

yan telah dijalin tetap harmonis dengan rekan pers dan juga untuk mencapai tujuan

perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam rangka perbaikan citra

perusahaan.

Kata Kunci : PT PLN (Persero) Distribusi Banten, Media Visit, Hubungan Baik, Pers.

Page 3: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

iii

ABSTRACT

Robiyani Yulia Utami. ID No. 6662130480. Thesis. The Media Visit Strategy of

PT PLN (Persero) in an Effort to Foster Good Relations with The Press (Case

Study in PT PLN (Persero) Banten Distribution). Dr. Rahmi Winangsih, M.Si.;

Ail Muldi, S.Sos, M.I.Kom.

PT Perusahaan Listrik Negara (State Electricity Company) is one of Indonesia’s

state owned enterprises that is engaged in the sector of power generation, electricity

transmission and distribution across Indonesia. The large number of PLN customers

all over Indonesia poses various issues regarding services, blackouts, and electricity

cost. In an effort to overcome these problems, PT PLN (Persero) opens services such

as call center 123, i-SMS, and downloadable PLN mobile application. Furthermore,

public relationsare also needed in solving the problems through cooperation with

mass media to help provide socialization and education for the society. Mass media is

a partner for the company that plays significant roles and relations with them must be

well fostered through media relations activities such as media visit. Media visit is a

visitation from the company to the media office in an effort to maintain good relations

with the press. The method employed in this research is qualitative method. Data

were collected through interviews, observations, and documentations. The theories

applied in this research arestakeholder theory and image restoration theory. The

results show that the public relations of PT PLN (Persero) Banten Distribution has

performed media visit well, in accordance with the company’s goal to maintain good

and harmonious relations with the press and also in order to improve the company’s

image.

Keywords: PT PLN (Persero) Banten Distribution, Media Visit, Good Relations,

Press.

Page 4: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

iv

Page 5: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

v

Page 6: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

vi

Page 7: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

vii

Hiduplah seolah engkau mati besok. Belajarlah seolah engkau hidup selamannya

–Mahatma Gandhi

Orang besar bukan orang yang otaknya sempurna tetapi orang yang mengambil

sebaik-baiknya dari otak yang tidak sempurna

-Nabi Muhammad S.A.W

Skripsiku ini aku persembahkan teruntuk orang yang selalu tulus mendoakan,

mendukung, serta rela berkorban demiku tanpa kenal rasa lelah, agar aku kelak

menjadi orang yang sukses dan bermanfaat untuk sekitar yaitu mama dan papa

terimakasih atas segala yang kalian berikan untukku selama ini.

Page 8: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

viii

KATA PENGANTAR

AlhamdulillahiRobbil’Alamiiin, segala puji dan syukur saya panjatkan

kepada Allah SWT atas rahmat, dan kuasa-Nya yang selalu menyertai saya dalam

menyelesaikan tugas akhir dari pendidikan S1 berupa skripsi dengan judul Strategi

Media Visit PT PLN (Persero) (studi kasus PT PLN (Persero) ) Distribusi Banten.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena

itu, saya akan dengan senang hati menerima semua kritik dan saran dari para

akademisi atau yang membaca skripsi ini.Tentunya tanpa bantuansekaligus dukungan

dari siapapun, skripsi akan sangat sulit diselesaikan. Maka dari itu, saya ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang terdalam kepada :

1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Ikhsan Ahmad, S.IP. selaku dosen pembimbing akademik saya,

yang selalu memberi nasehat bermanfaat sejak awal hingga akhir

perkuliahan.

Page 9: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

ix

5. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku Pembimbing I skripsi, yang

dengan sabar memberi masukan, arahan, bimbingan, bahkan motivasi

sejak awal hingga akhir proses bimbingan skripsi.

6. Bapak Ail Muldi, S.Sos, M.I.Kom selaku Pembimbing II skripsi, yang

selalu bersedia berbagi ide, memberi masukan, dan bimbingan yang

memotivasi saya ntuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, berbagi

pengalaman, serta canda tawa dalam kelas dari awal hingga akhir

perkuliahan. Pak Burhan, Pak Roni, Ibu Andin, dan lain-lain.

8. Seluruh staf jurusan Ilmu Komunikasi, yang telah membantu saya dalam

menyelesaikan administratif selama berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik.

9. Kepada kedua Orangtuaku yang selalu tulus mendoakan dan sabar

menunggu ku untuk bisa menyelesaikan dan lulus dengan tepat pada

waktunya.

10. Teruntuk adikku tersayang Fikri Rosihan Zulkarnain yang cuek seperti

tidak peduli, tetapi aku yakin di balik ketidak pedulianmu tersimpan doa

yang tulus untukku agar aku segera menyelesaikan skripsi ini.

11. My team kecimpring squad, Lilian Dwinanda, S.Ikom, Gea Puspa Galih,

S.Ikom, Tjitra, Ajeng, Tessa, dan Nabila. Wanita-wanita yang penuh

canda dan tawa yang selalu saja membullyku, genk yang selalu banyak

Page 10: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

x

wacana tetapi tidak pernah terealisasi. Terimakasih untuk selalu

mendukungku dan menjadi sahabat yang luar biasa yang ada dikala suka

maupun duka. Aku bakal rindu dengan kalian semua.

12. Bapak Manto, Mba Devi, dan Bapak Demi yang telah bersedia membantu

saya dalam mengumpulkan data penelitian serta mengarahkan dalam

melakukan penelitian. Seluruh jajaran pegawai PT PLN (Persero)

Distribusi Banten yang bisa menerima kehadiran saya dengan hangat dan

ramah.

13. Mas Ferry, Ibu Henny, dan Mas Sam dari pihak pers yang juga telah

membantu peneliti untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai

bahan penelitian.

14. Teman silatku Regita Putri Cahyani dan Monica Prissliya yang selalu

berjuang sama-sama mewujudkan cita-cita untuk menjadi orang semula

belum menjadi apa-apa sampai saatnya nanti kita bakal jadi orang yang

sukses.From nothing to something.

15. Teman-teman humas 2013, Richa, Lia, Nimas, Agnes, Resti, Adam, dan

masih banyak yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Semangat selalu untuk kalian.

16. Teman-teman Ilmu Komunikasi Ilmu Komunikasi angkatan 2013 yang

telah bersama-sama menuntut ilmu dengan segala keluh kesahnya.

Semoga kita semua bisa jadi orang yang bermanfaat setelah ini.

Page 11: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

xi

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua pihak

yang telah membantu dan memberikan dukungan dan menyelesaikan penelitian ini.

Semoga karya kecil ini dapat menjadi langkah yang positif di kemudian hari, dan bisa

bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, 29 September 2017

Robiyani Yulia Utami

Page 12: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

ABSTRACT ............................................................................................................ iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... v

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................ xi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 9

1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................ 9

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11

1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................................ 11

1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................................. 11

Page 13: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Media Relations ........................................................................ 12

2.2 Praktik Media Relations ......................................................................... 17

2.3 Public Relations dalam Media Relations ................................................ 21

2.3.1 Macam Media Yang di gunakan Kegiatan PR .............................. 22

2.3.2 Prinsip Umum Hubungan Pers ...................................................... 22

2.3.3 Aktivitas PR dalam Media Relations ........................................... 26

2.4 Definisi Public Relations ..................................................................... 28

2.4.1 Fungsi Public Relations ............................................................... 31

2.4.2 Peran Public Relations .................................................................. 32

2.4.3 Tujuan Public Relations ............................................................... 34

2.5 Pedoman Pelaksanaan Komunikasi PT PLN (Persero) .......................... 35

2.6 Aktivitas Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi Banten ........... 37

2.7 Teori Berkaitan dengan Media Relations .............................................. 40

2.7.1 Teori Stakeholders ..................................................................... 40

2.7.2 Teori Image Restorations .......................................................... 44

2.8 Kerangka Berfikir .................................................................................. 47

2.9 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 48

2.9.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ................................. 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian .................................................................................. 59

3.2 Instrumen Penelitian ............................................................................... 60

Page 14: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

xiv

3.2.1 Jenis Data ...................................................................................... 60

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 61

3.3 Informan ................................................................................................. 63

3.4 Analisis Data .......................................................................................... 65

3.5 Uji Validitas dan Reabilitas Data ........................................................... 66

3.6 Lokasi Waktu dan Penelitian .................................................................. 66

3.7 Jadwal Penelitian .................................................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Perusahaan ................................................................................... 68

4.2 Sejarah Perusahaan ................................................................................. 69

4.2.1 Visi, Misi, Tata Nilai PT PLN (Persero) Distribusi Banten ......... 71

4.2.2 Aktivitas Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten ................. 73

4.2.3 Fungsi dan Tugas Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten ... 74

4.2.4 Kegiatan Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten ................. 75

4.2.5 Struktur Organisasi Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Banten

....................................................................................................... 76

4.2.6 Logo Perusahaan ........................................................................... 78

4.3 Deskripsi Penelitian ................................................................................ 80

4.4 Deskripsi Data ........................................................................................ 84

4.5 Hasil Penelitian ....................................................................................... 88

4.5.1 Gambaran Umum Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi

Banten ........................................................................................... 88

Page 15: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

xv

4.5.2 Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten ........... 110

4.5.3 Program Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten

....................................................................................................... 111

4.5.4 Faktor Pendukung Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten

...................................................................................................... 114

4.5.5 Kendala dalam Menjalankan Media Visit PT PLN (Persero)

Distribusi Banten .......................................................................... 115

4.5.6 Solusi dari Kendala Media Visit ................................................... 116

4.6 Pendapat Media Massa Tentang Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi

Banten .................................................................................................... 120

4.7 Pembahasan ........................................................................................... 128

4.7.1 Implementasi Teori Stakeholders dan Image Restorations pada

Penelitian ...................................................................................... 128

4.7.2 Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi Banten ................ 130

4.7.3 Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten ........................ 133

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 139

5.2 Saran ...................................................................................................... 140

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 142

LAMPIRAN .......................................................................................................... 145

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 173

Page 16: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Informan ........................................................................................ 64

Tabel 3.2 Jadwa Penelitian ...................................................................................... 67

Tabel 4.1 Jadwal Wawancara Informan PT PLN (Persero) Distribusi Banten ....... 86

Tabel 4.2 Jadwal Wawancara Media Massa .......................................................... 87

Page 17: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arus Komunikasi dalam Media Relations .......................................... 15

Gambar 2.2 Tahapan-Tahapan PR .......................................................................... 19

Gambar 4.1 Struktur Organisasi .............................................................................. 77

Gambar 4.2 Skema Tahapan Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten .... 135

Page 18: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ........................................................................................................ 145

LAMPIRAN 2 ........................................................................................................ 163

LAMPIRAN 3 ........................................................................................................ 166

LAMPIRAN 4 ........................................................................................................ 172

Page 19: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT Perusahaan Listrik Negara atau yang biasa disebut PLN yang merupakan

salah satu perusahaan BUMN berada di Indonesia yang bergerak dibidang

ketenagalistrikan, dan bergerak dalam sektor pembangkitan, transmisi, dan distribusi

tenaga listrik ke seluruh wilayah Indonesia. PT PLN (Persero) memilki beberapa unit

yang dibagi kedalam beberapa wilayah yang mengurusi pembangkitan, penyaluran,

dan pengaturan beban, dan distribusi kepada pelanggan. PLN didirikan untuk

memberikan pelayanan berupa jasa pemasangan listrik kepada seluruh masyarakat

Indonesia.

Banyaknya pelanggan PLN yang tersebar diseluruh Indonesia maka

menimbulkan beberapa masalah untuk PLN, tidak jarang PLN mendapat kritikan dan

keluhan yang datangnya dari konsumen berkaitan dengan pelayanan yang kurang

baik, pemadaman listrik bergilir, dan biaya listrik yang mahal. Tercatat banyaknya

total pengaduan yang diterima oleh YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) ,

sebanyak 58 kasus atau 5,63% persen diantaranya adalah pengaduan mengenai jasa

kelistrikan. Keluhan ini umumnya mengenai pemasangan baru, pemadaman, akurasi

pencatatan meter, dan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL) (sumber :

ylki.or.id).

Page 20: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

2

Banyaknya keluhan yang datang untuk PLN, maka PLN berusaha untuk

menanggapi dengan membuka layanan pengaduan masyarakat melalui website,

layanan call center 123, i-sms, dan melalui aplikasi PLN Mobile yang bisa unduh

oleh masyarakat. Cara tersebut dilakukan oleh PLN agar memudahkan masyarakat

menyampaikan keluhannya kepada PLN secara langsung, dengan adanya layanan

pengaduan maka segala keluhan bisa tertampung dan meminimalisir untuk terjadinya

masalah baru yang akan muncul. Tak jarang PLN juga berkerjasama dengan beberapa

media cetak maupun elektronik untuk membantu memberikan pemahaman kepada

masyarakat.

Selain dari cara yang telah disebutkan diatas, maka peran seorang PR pun

sangat dibutuhkan dalam membantu memecahkan permasalahan yang ada didalam

perusahaan yang diwakilinya. Public relations atau humas menurut Frank Jefkins

adalah semua bentuk komunikasi terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara

satu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Yang dimaksud tujuan-tujuan

yang spesifik tersebut meliputi penanggulangan masalah-masalah komunikasi yang

memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya megubah sikap yang negatif menjadi

positif (Jefkins & Yadin,2004:10).

Seperti yang telah dikemukakan oleh Frank Jefkins bahwasanya PR adalah

seseorang yang mampu mengubah sikap yang mulanya negatif menjadi positif,

diharapkan dari pemahaman tersebut seorang PR ketika perusahaan yang diwakilinya

Page 21: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

3

mendapatkan permasalahan PR bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat

luas sehingga permasalahan yang telah ada tidak menjadi melebar dan cepat teratasi.

PT PLN (Persero) memiliki 7 unit distribusi salah satunya yaitu Unit PLN

Distribusi Banten yang dibentuk untuk pengelolaan kelistrikan khususnya di propinsi

Banten, yang memiliki luas daerah 8.651 km2, Jumlah Area Pelayanan sebanyak 7

Area + 1 APD yaitu Area Banten Utara, Area Banten Selatan, Area Cikokol, Area

Cikupa, Area Serpong, Area Teluk Naga, dan Area Pengatur Distribusi Banten.

Dalam setiap area memiliki 1 perwakilan humas untuk membantu pekerjaan humas

pusat yaitu PT PLN (Persero) Distribusi Banten, dan memiliki total pelanggan

sebanyak 2.725.213 (Company Profile PT PLN Persero Distribusi Banten).

Banyaknya total pelanggan yang dimiliki PT PLN (Persero) Distribusi Banten

juga mengakibatkan banyaknya permasalahan yang muncul. Masalah yang dialami

PT PLN (Persero) Distribusi Banten hampir serupa dengan yang dialami PT PLN

(Persero) Distribusi lainnya, yaitu masalah berkaitan dengan jasa pelayanan yang

kurang memuaskan dan masalah-masalah seperti yang telah disebutkan diatas.

Dengan munculnya beberapa masalah akan menjadikan suatu krisis bagi perusahaan

dan berpengaruh kepada citra perusahaan tersebut. Disinilah peran humas mulai

diperlukan, seorang humas harus mampu mencari solusi dari permasalahan yang ada

agar citra perusahaan tetap bisa terjaga dimata masyarakat. Seorang humas dituntut

tidak hanya pandai untuk berbicara saja akan tetapi harus bisa menjadi pemecah

masalah dalam suatu organisasi yang diwakilinya.

Page 22: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

4

Seperti yang dikatakan oleh Dozier and Broom (dalam Rosady Ruslan, 2006 :

20) yaitu peran praktisi PR dibagi menjadi dua, yakni peranan manajerial

(communication manager role) dan peranan teknis (communication technician role).

Peran manajerial dapat diuraikan menjadi tiga bagian, yakni expert preciber

facilitator, problem solving facilitator, process facilitator dan communication

facilitator.

Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten sendiri letaknya satu tingkat

dibawah manajer bisa disebut kedalam satuan korporat komunikasi sebagai pengelola

fungsi komunikasi dalam perusahaan. Humas bertindak sebagai jembatan bagi

perusahaan dengan masyarakat. Untuk bentuk penyelesaiaan masalah yang terjadi

didalam perusahaan mengenai keluhan pelayanan dan lain-lain yang telah disebutkan

diatas, humas bertindak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Selain dengan cara membuka layanan call center 123 seperti pada PLN

lainnya, humas PLN Distribusi Banten sendiri memiliki cara lain salah satu

bentuknya yaitu humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten bekerjasama dengan

LSM dan tokoh masyarakat untuk membantu mensosialisasikan tentang program-

program atau memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai PLN.

Humas PLN Distribusi Banten menjadikan LSM dan Tokoh masyarakat sebagai

mitra perusahaan yang mempunyai peranan yang cukup penting untuk membantu

pekerjaan humas. Cara lain yang ditempuh oleh humas juga dengan bekerjasama

dengan beberapa media, seperti media cetak (Koran, majalah), dan media elektronik

(televisi dan radio). Terdapat 6 media cetak yang tercatat bekerjasama dengan PT

Page 23: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

5

PLN (Persero) Distribusi Banten diantaranya: Koran Kompas, New Satelit, Banten

Raya Pos, Indopos, Grup Radar, dan Koran Bisnis.

Tujuan menjalin kerjasama dengan media selain untuk sarana publikasi juga

untuk mengedukasi masyarakat mengenai PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Edukasi yang dimaksudkan yaitu merubah pandangan negatif yang tertanam dibenak

masyarakat tentang PLN distribusi Banten. Masyarakat tidak hanya mendapatkan

pemberitaan negatif selalu dari media akan tetapi ada suatu sisi positif juga yang

dimiliki PT PLN (Persero) Distribusi Banten yang harus masyarakat ketahui. Berita

yang dihasilkan ketika telah menjalin hubungan dengan media akhirnya berimbang

tidak selalu menyudutkan pihak PLN, tidak jarang juga ketika wartawan ingin

menaikkan suatu berita tentang PLN mereka terkadang memberi konfirmasi terlebih

dahulu mengenai pemberitaan tersebut, yang akhirnya meminimalisir pemberitaan

negatif tentang PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Hal itu merupakan dampak dari

hasil kerjasama yang baik dari pihak PT PLN (Persero) Distribusi Banten dengan

media massa yang ada.

Melalui kerjasama dengan media, PLN lebih mudah menjangkau khalayaknya,

karena melihat konsumen PLN tidak sedikit akan tetapi masyarakat luas yang sangat

membutuhkannya. Bentuk kerjasama PT PLN (Persero) Distribusi Banten dengan

media yaitu seperti pemasangan iklan, pemberitahuan kepada masyarakat, sosialisasi

kebijakan baru, pengiriman release dan peliputan moment-moment PLN. Bentuk

kerjasama lainnya dengan media yaitu PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Page 24: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

6

melakukan kegiatan media relations seperti media visit, presstour, press gathering,

konferensi pers dan press briefing(Pedoman Komunikasi PLN, 2017)

Media visit merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh humas PT PLN

(Persero) Distribusi Banten. Media visit merupakan kunjungan media oleh Direksi,

General Manager, atau manajer dalam rangka silahturahmi dengan para wartawan,

sharing serta tukar pikiran mengenai perusahaan, dan mengenai pemberitaan atau isu-

isu perusahaan kekantor media. Kegiatan media visit telah diatur dalam buku

pedoman pelaksanaan komunikasi PT.PLN (Persero) peraturan direksi PT PLN

(Persero) nomer : 0008.P/DIR/2017 yang masuk kedalam BAB tentang saluran

komunikasi perusahaan (Pedoman Komunikasi PLN, 2017).

Media visit adalah sebagian dari kegiatan media relations PT PLN (Persero)

Distribusi Banten yang sering dilakukan atau memiliki frekuensi paling sering

diantara kegiatan media relations lainnya. Dengan alasan media visit merupakan

kegiatan yang paling mudah dijalani karena bentuk kegiatan yang informal,

berdasarkan data tahun 2016 media visit memiliki frekuensi sampai dua belas kali

dalam satu tahun. Media visit merupakan bentuk antisipasi pihak humas untuk

mengumpulkan pemberitaan negatif agar nantinya tidak berkembang menjadi opini

yang berdampak kepada penurunan citra perusahaan. Dalam artian humas bekerja

untuk menjemput bola dilapangan sehingga nantinya segala bentuk pemberitaan

negatif bisa terminimalisir.

Selain itu kegiatan media visit dilakukan juga sebagai bentuk strategi

perusahaan untuk menjaga hubungan yang baik dengan pihak pers. Pers harus

Page 25: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

7

dianggap sebagai mitra yang sangat diutamakan bagi perusahaan, karena menganggap

media adalah sosok yang sangat berpengaruh untuk keberlangsungan perusahaan PT

PLN (Persero) Distribusi Banten.

Pentingnya Media relations bagi sebuah organisasi tidak terlepas dari

“kekuatan” media massa yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada

khalayak, namun lebih dari itu, media sebagaimana konsep dasar yang diusungnya

memiliki fungsi mendidik, mempengaruhi, mengawasi, menginformasikan,

menghibur, memobilisasi, dan sebagainya. Dari sinilah media memiliki fungsi

strategis untuk pengertian, membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat,

dan perilaku sebagaimana tujuan yang hendak disasar lembaga (Yuliana, 2014 : 9).

Berdasarkan uraian diatas peneliti memiliki anggapan bahwa PT PLN (Persero)

khususnya PT PLN (Persero) Distribusi Banten telah menyadari bahwa menjalin

hubungan dengan media atau Media relations sangatlah penting untuk sebuah

perusahaan. Hubungan dengan media senantiasa harus dipandang sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari program PR. Media relations merupakan sebuah

keharusan, dan humas memiliki peran penting dalam menjalin hubungan dengan

media. Perusahaan dan media layaknya seperti rekan kerja, harus dimulai dari

permulaan yang baik, saling mengenal, dan berkembang ke hubungan yang baik dan

akrab untuk kemudian saling melengkapi.

Berkaca dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai Media relations yaitu

Peran Public relations Kepolisian Republik Indonesia. Melalui Media relations

dalam Membangun Citra Yang Lebih Baik dalam jurnal tersebut membahas Media

Page 26: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

8

relations dapat membantu membangun citra kepolisian yang lebih baik, dengan cara

PR bekerjasama dengan media cetak maupun elektronik. Selanjutnyan peran Public

relations Kepolisian Republik Indonesia menjalin kemitraan dan hubungan yang

harmonis dengan media, memberikan pelayanan kepada media massa dan

membangun suatu hubungan kerjasama yang saling menguntungkan (Farleni &

Widyatmoko).

Reynaldi Maulana (2010) dalam penelitiannya Strategi Media relations Humas

Pemprov Banten menguraikan bahwa kegiatan media relations sangat diperlukan

oleh seorang humas Pemprov Banten sebagai sarana untuk menyampaikan kebijakan,

program dari Pemerintah Provinsi Banten, selain itu media bisa menciptakan citra

yang baik atau buruk mengenai Pemerintahan. Untuk menjaga hubungan agar tetap

baik dengan wartawan maka pihak Pemerintah Provinsi Banten memfasilitasi pihak

media dengan memberikan ruangan pers yang nyaman dan bisa digunakann untuk

berdiskusi sesama wartawan serta untuk press conference sampai penyediaan

kendaraan khusus untuk membantu wartawan dalam pekerjaannya.

Nugrahaning Esa, dkk (2015) dalam penelitiannya mengenai Kota Salatiga

menyampaikan bahwa kegiatan media relations dilakukan selain untuk membangun

reputasi dan publisitas Pemerintahan juga sebagai sarana untuk menyampaikan

kebijakan-kebijakan serta program dari Pemerintah Kota Salatiga, dan menciptakan

citra yang baik atau buruk untuk Pemerintah. Hubungan yang dijalin oleh pihak

Humas dengan media melalui hubungan formal dan informal. Hubungan formal

memiliki arti bahwa segala kegiatan yang dilakukan sudah menjadi agenda dalam

Page 27: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

9

Pemerintahan dan memiliki anggran khusus, sedangkan hubungan informal yang

dimaksud adalah hubungan yang tidak menjadi agenda rutin pemerintahdan bukan

aktivitas yang bersifat resmi dan biasanya anggaran yang dikeluarkan sifatnya

pribadi.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mencoba melakukan penelitian

mengenai media relations yang berjudul “ StrategiMedia Visit PT PLN (Persero)

dalam Membina Hubungan Baik dengan Pers “.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah

dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :“ Bagaimana StrategiMedia Visit PT

PLN (Persero) Distribusi Banten ?

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penyusun mengidentifikasikan

masalahnya dalam penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana program media visit yang dilakukan oleh PT PLN (Persero)

Distribusi Banten ?

2. Bagaimana strategi media visit yang dilakukan PT PLN (Persero) Distribusi

Banten ?

3. Apa saja yang menjadi faktor pendukung strategi media visit PT PLN

(Persero) Distribusi Banten ?

Page 28: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

10

4. Apakah terdapat kendala dalam menjalankan strategi media visittersebut ?

5. Bagaimana solusi terhadap kendala strategi media visittersebut ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini

sebagai berikut :

1. Mengetahui program media visit yang dilakukan PT PLN (Persero)

Distribusi Banten.

2. Menjelaskan strategi media visit yang dilakukan PT PLN (Persero)

Distribusi Banten.

3. Mengetahui faktor pendukung strategi media visit PT PLN (Persero)

Distribusi Banten.

4. Mengetahui kendala dalam menjalankan strategi media visit tersebut.

5. Mengetahui solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari diadakannya penelitian ini adalah :

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bentuk

pengembangan keilmuan dan pengetahuan dalam kajian Ilmu Komunikasi

konsentrasi Humas (Public relations) mengenai kemampuan humas dalam

menjalin hubungan baik dengan media melalui kegiatan media relations, serta

Page 29: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

11

membantu peneliti untuk mengaplikasikan teori dan materi keilmuan yang

diperoleh di bangku perkuliahan.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan dapat dimanfaatkan oleh pembaca dan peneliti selanjutnya dan

PT PLN (Persero) Distribusi Banten khususnya, untuk dijadikan bahan

masukan, pertimbangan ataupun informasi untuk menjalankan kegiatan media

relations guna membangun atau menjaga hubungan yang harmonis dengan

media selanjutnya.

Page 30: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Media Relations

Media Relations merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PR dalam

salah satu perusahaan/instansi. Di era informasi saat ini, menjalin hubungan baik

antara perusahaan dengan media massa bukanlah hal yang mudah. Begitu banyak

sumber berita bagi media massa dan peluang menjadi sangat kecil bgi masing-masing

perusahaan atau organisasi untuk berlomba-lomba agar terpilih menjadi sumbernya.

Media Relations selain menggunakan media massa, khususnya media cetak

seperti koran juga bisa digunakan untuk menunjang kegiatan lain yang

diselenggarakan dalam kegiatan community relations, customer relations, atau

investor relations. Kegiatan media relations merupakan salah satu bagian dari

program public relations.

Menurut Jerry Dalton Jr, salah seorang manajer komunikasi perusahaan di

Aircraft company, mengatakan “praktisi PR sangat penting perannya dalam menjalin

hubungan dengan media.” Artinya, hubungan media sangat penting dilakukan untuk

menunjang kegiatan PR (Nurudin, 2008:12)

Menurut Frank Jefkins media relationsadalah :

”Suatu kegiatan untuk mencapai publikasi atau penyiaran berita

semaksimal mungkin, sedangkan informasi yang disebarkan melalui

hubungan masyarakat untuk menciptakan pengenalan dan pengertian”

(Ruslan, 2005:161).

Page 31: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

13

Menurut Yosal Iriantara adalah :

“Media Relations merupakan bagian dari Public Relations external yang

membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa

sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publiknya untuk mencapai

tujuan organisasi” (Iriantara, 2005:32)

Menurut mantan PRO Universitas Winconsin-River Fall. Barbara Averill

(1997) :

“Media Relations hanyalah salah satu bagian dari Public Relations, namun

ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien.Begitu kita bisa

menyusun pesan yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting

oleh media lokal, maka kita sudah membuat langkah besar menuju

keberhasilan program kita” (Iriantara, 2005:28).

Lesly (1991) menjelaskan media relations sebagai berhubungan dengan media

komunikasi untuk melakukan atau merespons kepentingan media terhadap alam

organisasi (Iriantara, 2005:29).Apa yang diuraikan Lesly ini lebih pada sisi manfaat

yang diperoleh organisasi dan kegiatan yang dilakukan organisai dalam menjalankan

media relations. Manfaat tersebut berupa publisitas. Sedangkan kegiatan yang bisa

menopang publisitas itu adalah merespons kepentingan media.

Dalam membina hubungan yang baik dengan pers, pertama-tama public

relations officer (PRO) harus dapat memahami betul media massa dan cara kerjanya.

Bila PRO dapat memahami cara kerja media, informasi public relations yang

disampaikan akan menjadi layak berita, karena sudah tahu bagaimana cara

menemukan isu yang aktual gaya penulisan yang sesuai dengan karakter suatu media.

Media Relations itu berkenaan sebagai media komunikasi. Media komunikasi

ini diperlukan karena menjadi sarana yang sangat penting dan efisien dalam

Page 32: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

14

berkomunikasi dengan publik. Di sisi lain, media relations itu pada dasarnya

merupakan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada media pemberitan atas

nama organisasi atau klien. Karena berhubungan dengan media itulah, maka ada yang

menyebutkan bahwa media relations itu merupakan fungsi khusus di dalam suatu

kegiatan atau program public relations.

Hubungan dengan media (media relations) yang semula merupakan hubungan

kerja yang sederhana antara petugas dengan beberapa rekan redaktur, telah menjadi

semakin kompleks, meningkatnya jumlah media karena media itu semakin

terspesialisasi, juga karena publisitas telah berperan lebih penting dalam Public

Relations yang menyebabkan persaingan antar media semakin dekat.

Hubungan media dan pers merupakan sebagai alat pedukung atau media

kerjasama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan

program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak

publik. Karena peranan hubungan media dan pers dalam kehumasan tersebut dapat

sebagai saluran (channel) dalam penyampaian pesan maka upaya peningkatan

pengenalan (awareness) dan informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi humas

merupakan prioritas utama. Hal tersebut dikarenakan salah satu fungsi pers adalah

kekuatan pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif melalui media

massa.

Kerjasama dengan pers akan menghasilkan frekuensi publisitas yang cukup

tinggi. Dampak pemberitaan tersebut baik yang bersifat stimulately effect (efek

keserempakan), efek dramatisir, atau efek publisitas tinggi, dan memiliki waktu yang

Page 33: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

15

relatif singkat, sehubungan dengan jumlah pembaca atau audiensi yang tersebar

diberbagai tempat atau kawasan dalam waktu bersamaan.

Dengan demikian media relations bisa diartikan merupakan bagian dari public

relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media

massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publik-publiknya untuk

mencapai tujuan organisasi. Tetapi dari sisi organisasi membina dan mengembangkan

hubungan baik dengan media massa itu paling tidak berarti memenuhi dan

menanggapi kebutuhan dan kepentingan media massa terhadap organisasi tersebut.

Karena watak komunikasi dalam public relations adalah dua arah maka praktik

media relations pun bukan hanya mengkomunikasikan ke luar organisasi melainkan

juga menjadi komunikan yang baik dari apa yang dikomunkasikan dari luar

organisasi.

Secara sederhana, bila digambarkan arus komunikasi dalam praktik Media

Relations itu akan muncul arus seperti berikut :

Gambar 2.1

Arus komunikasi dalam Media Relations

Sumber : (Iriantara, 2005:31)

Media massa

publik organisasi

Page 34: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

16

Gambar tersebut menunjukkan, organisasi menyampaikan informasi, gagasan

atau citra melalui media massa kepada publik. Sedangkan publik, bisa menyampaikan

aspirasi, harapan, keinginan atau informasi melalui media massa pada organisasi.

Namun publik juga bisa menyampaikan secara langsung melalui saluran komunikasi

yang tersedia antara publik dan organisai. Saluran tersebut bisa berupa saluran

komunikasi formal, seperti layanan bebas pulsa yang disediakan customer sevice

organisasi bisa juga melalui saluran informal melalui kontak komunikasi langsung

dengan staf organisasi dalam kesempatan yang informal pula (Iriantara, 2005:31-32).

A. Manfaat dan Tujuan Media Relations

Manfaat dari hubungan persmenurut Rachmadi dalam (Yuliana,

2014:80)adalah :

a. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggungjawab organisasi dan

media massa.

b. Membangun kepercayaan timbalbalik dengan prinsip saling menghormati

dan menghargai kejujuran dan kepercayaan.

c. Penyampaian informasi yang akurat, jujur dan mampu memberikan

pencerahan bagi publik.

Media massa mendukung perusahaan dalam pencapaian tujuan sehingga

perusahaan berinisiatif menjalankan program media relations. Diadakannya media

relations memiliki tujuan :

a. Meningkatkan kesadaran, misalnya kesadaran merek ( brand awareness).

b. Mengubah sikap, misalnya, mengubah sikap dari anti menjadi netral dan dari

netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang dilakukan organisasi.

c. Mendorong tindakan, misalnya mendorong untuk mendukung kebijakan

proses produksi yang ramah lingkungan yang dilakukan organisasi (Yuliana,

2014:93).

Page 35: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

17

Sedangkan menurut Wardani (2003:13) tujuan dari adanya media

relationsadalah :

a. memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai kegitan serta langkah

lembaga/organisasi yang baik untuk diketahui umum.

b. memperoleh tempat dalam pemberitaan media (liputan, laporan, ulasan,

tujuan yang wajar, objektif, dan seimbang (balance) mengenai hal-hal yang

menguntungkan perusahaan.

c. memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan

perusahaan.

d. melengkapi data/informasi bagi pimpinan perusahaan/organisasi bagi

keperluan pembuatan penilaian (assement) secara tepat mengenai situasi atau

permasalahan yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan perusahaan.

e. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh

rasa saling percaya dan menghargai.

Intinya program media relations yang dijalankan oleh public relations

bertujuan untuk menjaga hubungan baik oleh media, maka diharapkan bila ada

undangan liputan mereka akan datang dan mempublikasikan informasi organisasi

dengan suka rela. Bila terjadi krisis, maka mereka juga mampu menghasilkan

publikasi yang berimbang, tidak semata-mata menyudutkan organisasi dan berakibat

pada pembentukan citra negatif.

2.2 Praktik Media Relation

Media Relations sebagai bagian dari PR tentu saja mengikuti langkah-langkah

standar dalam PR. Proses PR yang standar itu diawali dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Page 36: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

18

a. Pengumpulan Fakta

Pengumpulan fakta bisa dilakukan dengan penelitian, menganalisis

pemberitaan media atau membaca kecenderungan (trend analysis).

b. Perumusan Masalah

Selanjutnya, langkah kedua yaitu merumuskan permasalahan. Berdasarkan

hasil penelitian atau kajian itu kemudian dirumuskan permasalahan yang

dihadapi organisasi. Misalnya, organisasi menghadapi permasalahan

memburuknya citra salah atu produk atau publik mempersepsi secara keliru

program inovasi produk yang dijalankan organisasi bisnis.

c. Perencanaan dan Penyusunan Program

Berdasarkan permasalahan yang sudah dirumuskan itu lalu dibuat

perencanaan untuk memperbaikinya. Misalnya, setelah diketahui citra yang

memburuk direncanakan dan disusun program pemulihan citra.

d. Menjalankan rencana melalui tindakan komunikasi

Tindakan tersebut misalnya meluncurkan iklan yang baru atau

menyelenggarakan konferensi pers.

e. Evaluasi

Melakukan evaluasi terhadap semua rangkaian kegiatan dan program PR.

Evaluasi tersebut pada umumnya untuk melihat pengaruh jangka pendek

(keluaran program/output) dan pengaruh jangka panjang (dampak

program/outcome). Perubahan persepsi publik terhadap produk setelah melihat

iklan atau komunikasi lain yang dilakukan organisasi adalah keluaran program

Page 37: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

19

PR. Bila persepsi itu bertahan lama dan berubah menjadi keyakinan serta

tertanamnya citra baik, maka hal itu adalah dampak program atau kegiatan PR

organisasi.

Secara terperinci, proses PR dengan tahapan-tahapannya dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Gambar 2.2

Tahapan-tahapan PR

Sumber : (Iriantara, 2005:34)

Analisis sikap dan Relasi Organisasi

dengan lingkungannya

Penentuan Sikap tiap Kelompok

pada Organisasi

Analisis Opini

Analisis Potensi Masalah.

Kebutuhan atau Peluang

Perumusan Kebijakan

Rencana Perbaikan Sikap

Kelompok

Pelaksanaan Kegiatan Terencana

Umpan Balik, Evaluasi &

Penyesuaian

Page 38: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

20

Praktik media relations dapat saja dijalankan sebagai salah satu strategi

komunikasi yang dijalankan organisasi. Artinya, setelah kita merumuskan

permasalahan, menganilisis kemungkinan penyelesaiannya, dan merumuskan

kebijakan yang akan diambil, di dalamnya sudah diperhitungkan dimensi media

relations. Dalam merencanakan program atau kegiatan secara keseluruhan, media

relations termasuk salah satu bentuk kegiatan yang hendak dijalankan.

Apa yang diuraikan tersebut adalah menempatkan media relations sebagai

bagian dari PR secara keseluruhan. Bersama-sama dengan kegiatan lainnya seperti

community relations dan customer relations, media relations dijalankan untuk

mencapai tujun PR secara keseluruhan. Ini yang dikenal dengan istilah pendekatan

PR terpadu untuk mencapai tujuan menjalin hubungan yang harmonis antara

organisasi dengan publik-publik dan stakeholdersnya.

Tujuan PR seperti itu, pada dasarnya merupakan penjabaran dari tujuan

organisasi secara keseluruhan. Bersama dengan bagian-bagian lain. Seperti bagian

produksi, pemasaran, keuangan, dan pengembangan sumber daya manusia, bagian PR

berusaha mencapai tujuan organisasi sesuai dengan lingkup kerja dan

tanggungjawabnya. Strategi PR yang disusun pun tak lepas dari strategi yang

dikembangkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Begitu juga dengan visi dan

misi PR, yang merupakan penjabaran dalam bidang PR dari visi dan misi organisasi

secara keseluruhan.

Sedangkan media relations bisa merupakan bagian atau salah satu unit kerja

pada divisi atau atau departemen PR. Bisa juga merupakan salah satu fungsi yang

Page 39: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

21

berada dalam divisi atau departemen PR. Sebagai salah satu unit kerja atau fungsi

pada departemen atau divisi PR, maka dengan sendirinya apa yang dilakukan dalam

media relations mengacu pada tugas pokok dan fungsi PR organisasi.

2.3 Public Relations dalam Media Relations

Public Relations sebagai fungsi komunikasi dalam organisasi dan sebagai

profesi saat ini telah berkembang cukup baik di Indonesia. Fungsi public relations

yakni menyampaikan informasi kepada khalayak, telah dilakukan oleh berbagai pihak

sejak awal Indonesia merdeka. Aktivitas public relations dalam organisasi cukup

banyak, bahkan seringkali mereka bekerja melebihi jam kerja karyawan lainnya,

khususnya saat menghadapi special event yang diselenggrakan organisasi. Aktivitas

public relations yang paling sering dilakukan adalah media relations, yakni menjalin

hubungan baik dengan pihak media massa yang dalam hal ini diwakili oleh para

wartawan atau jurnalis. Saat organisasi berkeinginan adanya publikasi, maka

pimpinan akan menugaskan PR untuk menghubungi media dan mengundang mereka

saat acara yang dimaksud diselenggrakan.

Pada umumnya, media relations yang dilakukan atau ditugaskan perusahaan

kepada PR hanya sebatas pada mengundang media disaat tetentu. Hubungan lembaga

dengan media pun hanya sebatas pada saat acara-acara seremonial. Kondisi ini

menimbulkan kesan pada media bahwa mereka sering dimanfaatkan pada saat-saat

tertentu saja. Kesan negatif ini pun melahirkan sikap antisipasi media, hal ini

merupakan kesan yang buruk bagi perusahaan/instansi.

Page 40: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

22

Padahal sesungguhnya media relations sangat luas dan tidak terbatas pada acara

seremonial saja. Hubungan yang baik antara media dan isntansi dapat dilakukan

secara rutin, berkesinambungan, dan saling mengisi satu sama lainnya secara

seimbang. Dengan demikian media dapat mendukung upaya-upaya publikasi instansi

dan begitu instansi dapat menjadi mitra terbaik bagi media sebagai penyampai

informasi atau narasumber yang menarik bagi media.

2.3.1 Macam media yang dapat digunakan kegiatan PR

Untuk mendukung tujuan PR, dalam hal ini dikenal berbagai macam

media yang dapat digunakan dalam kegiatan PR. Secara garis besar media

tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Media cetak, termasuk di dalamnya adalah house jurnal,surat kabar,

majalah, dan sebagainya.

b. Broadcasting media, termasuk di dalamnya adalah radio, televisi.

c. Special event, (kegiatan-kegiatan khusus)

d. Media luar ruang, temasuk di dalamnya spanduk, papan reklame,

poster, dan lain-lain (Rumanti, 2002:117-118).

2.3.2 Prinsip Umum Hubungan Pers

Seorang PR harus dapat senantiasa membangun dan memelihara

hubungan media yang baik. Dalam faktanya dilapangan, hubungan antara suatu

organisasi dengan media massa tidak selalu berjalan dengan baik. Ada kalanya

muncul sikap saling mencurigai antara kedua belah pihak, dimana media sering

beranggapan bahwa PR juga sering memanipulasi informasi dan citra positif

organisasi, dan sebaiknya juga saling beranggapan bahwa pihak media hanya

Page 41: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

23

mencari-cari berita negatif dari suatu organisasi demi mendapatkan nilai sensasi

dari berita tersebut, karena bagi media, seringkali ada anggapan bahwa bad

news adalah cerita yang memiliki nilai berita tinggi.

Berikut adalah beberapa prinsip menjalin hubungan dengan media massa

(Jefkins & Yadin 2004:116) ;

a. Memahami dan melayani media

Dengan berbekal pengetahuan di atas, seorang praktisi PR akan

mampu menjalin kerja sama dengan pihak media. Ia juga akan

dapat menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling

menguntungkan.

b. Membangun reputasi sebagai seorang yang dapat dipercaya

Para praktisi harus senantiasa siap menyediakan materi-materi yang

akurat di mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan

cara inilah ia akan diakui sebagai suatu sumber informasi yang akurat

dan dapat dipercaya oleh para jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu,

maka komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan akan lebih

mudah diciptakan dan dipelihara.

c. Menyediakan salinan yang baik

Misalnya menyediakan reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan

jelas. Dengan adanya teknologi pemasukan data langsung melalui

komputer (teknologi ini sangat memudahkan koreksi dan penyusunan

ulang dari suatu terbitan, seperti siaran berita, penyiaran dan

Page 42: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

24

penyediaan salinan naskah dan foto-foto yang baik secara cepat

menjadi semakin penting.

d. Bekerjasama dalam penyediaan materi

Sebagai contoh, petugas PR dan jurnalis dapat berkerja sama dalam

mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan

tokoh-tokoh tertentu.

e. Menyediakan fasilitas verifikasi

Para praktisi PR juga perlu memberi kesempatan kepada para jurnalis

untuk melakukan verfikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap

materi yang mereka terima.Contoh konkretnya, para jurnalis

diizinkan untuk langsung melihat fasilitas atau kondisi-kondisi

organisasi/perusahaan yang hendak diberitakan.

f. Membangun hubungan personal yang kokoh

Suatu hubungan personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta

serta terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerja

sama, dan sikap saling menghormati profesi masing-masing.

Prinsip hubungan baik dengan media massa juga dikatakan oleh Cutlip

dan Center dalam ( Yuliana, 2014 : 92-93) sebagai berikut :

a. Hubungan media yang baik dapat diraih melalui kejujuran dan servis

media yang sangat membantu, yang dibangun dalam atmosfer saling

terbuka dan menghormati.

b. Sebuah hubungan yang baik akan dapat diperoleh melalui beberapa

prinsip dasar yang terdiri dari : tidak memihak, memberikan bantuan,

tidak mencari-cari kesalahan, tidak menanyakan pertanyaan yang

Page 43: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

25

menjebak, tidak membanjiri media dengan publisitas dan terus

menerus melakukan pembaruan.

Apa yang dikatakan Cutlip & Center diatas mengenai hubungan media

dan pers, tidak jauh berbeda dengan apa yang diungkapkan sebelumnya yaitu

“bentuk-bentuk hubungan pers yang prinsipil”. Maka, secara garis besar,

pengertian hubungan media pers merupakan hubungan yang baik dengan pihak

media massa tersebut dibangun melalui suatu kejujuran, serta mau membantu

untuk pelayanan-pelayanan pemberian sumber berita atau informasinya yang

diperlukan dalam suasana saling menghormati, dan adanya keterusterangan.

Dilapangan, hubungan media dan PR yang baik dapat dicapai dengan

menerapkannya beberapa prinsip-prinsip sebagai landasan pihak humas/PR,

diantaranya sebagai berikut :

a. Mutlak adanya kejujuran, dan keterusterangan

b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pers/media

c. Tidak meminta-minta atau mengemis kepada pers/wartawan,

misalnya agar press release bisa di muat padahal nilai beritanya tidak

ada sama sekali

d. Tidak menutup saluran informasi, misalnya pihak humas

mengucapkan no comment, tidak tahu dan tolong jangan dimuat,

hingga off the record kepada pihak pers. Kalau ditutup saluran

informasi tersebut, maka pers akan informasi tidak resmi, tetapi

beritanya tidak dapat lagi terkontrol oleh pihak humasnya. Don’t kill

the information and open communication, tegas Ivy Lee.

e. Tidak terlalu membanjiri berbagai publisitas di media massa yang

tidak jelas tujuannya atau sasaran yang hendak di capai

f. Selalu meng-Update setiap daftar nama reporter, tugas peliputannya,

alamat dan telepon redaksi dan sebagainya, agar saling mengenal

dengan baik antar kedua belah pihak dan upaya membangun good

press relations (Yuliana, 2004:93)

Page 44: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

26

2.3.3 Aktivitas Public Relations dalam Media Relations

Dalam rangka membina hubungan dengan pers yan baik, maka Public

Relations melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan pers, antara

lain (Soemirat & Ardianto, 2007 :128-129) :

a. Konferensi Pers

Merupakan kegiatan temu pers atau jumpa pers yaitu diberikan secara

simultan/berbarengan oleh seorang pejabat pemerintah atau swasta

kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan

sekaligus. Misalnya Presiden, Raja, Menteri, Gubernur, Bupati,

direktur atau penguasa ternama, tokoh keluarga, tokoh kebudayaan,

bisa saja memberikan konferensi pers (Amar, 1984:51). Ia

menyebutkan syarat utama dari sebuah konferensi pers adalah berita

yang disampaikan kepada wartawan sangat penting. Sebuah

konferensi pers akan kehilangan fungsinya bila berita yang

disampaikan kurang penting, apalagi jika diliput juga oleh televisi

dan radio. Menurut Oemi Abdurachman, konferensi pers

diselenggarakan bila ada peristiwa-peristiwa penting di suatu

instansi/perusahaan/badan, atas inisiatif sendiri atau permintaan

wakil-wakil pers.

b. Press Brefing

Yaitu diselenggarakan secara regular oleh seorang pejabat PR. Dalam

kegiatan ini disampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan

Page 45: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

27

yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan tanggapan atau

pertanyaan bila wartawan belum puas dan menginginkan keterangan

lebih rinci.

c. Pers Tour

Kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan atau lembaga untuk

mengunjungi daerah tertentu dan merekapun (pers) diajak menikmati

objek wisata yang menarik. Misalnya, Departemen Pekerjaan Umum

mengajak wartawan sambil berwisata meninjau proyek-proyek

pembangunan suatu bendungan atau perusahaan kayu yang berpusat

di Jakarta mengajak pers sambil berwisata melihat-lihat pabrik kayu

di Kalimantan.

d. Pers Release

Siaran pers sebagai publisitas yaitu media yang banyak digunakan

dalam kegiatan kehumasan karena dapat menyebarkan berita.Istilah

press release mempunyai pengertian yang luas, tidak hanya

berkenaan dengan media cetak (surat kabar dan majalah), tetapi

mencakup media elektronik (televisi dan radio). Di Negara lain

istilah press release disebut news release yang dikirimkan ke media

massa dengan harapan dapat disebarluaskan sebagai berita (Effendy,

1992:159).

Page 46: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

28

e. Special Event

Sebuah peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan Public Relations

yang penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam

suatu kesempatan, maupun meningkatkan pengetahuan dan

memenuhi syarat.Misalnya : Peresmian gedung, peringatan ulang

tahun perusahaan. Kegiatan ini biasanya mengundang pers untuk

meliputnya.

f. Press Luncheon

Jamuan makan siang yang diadakan oleh PRO bagi para wakil media

massa atau wartawan. Kesempatan ini digunakan bagi pihak pers

untuk bertemu dengan jajaran top management perusahaan/lembaga

guna mendengarkan perkembangan perusahaan/lembaga tersebut.

g. Wawancara Pers (Press interview)

Wawancara pers bersifat lebih pribadi dan individual. PRO atau top

management yang diwawancarai hanya berhadapan dengan wartawan

yang bersangkutan.

2.4 Definisi Public Relations

Public Relations yang diterjemahkan sebagai hubungan masyarakat merupakan

salah satu bagian dari sekian banyaknya ilmu sosial. Ilmu mengenai public relations

sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidup hampir disemua perusahaan, secara

langsung maupun tidak langsung, keahlian komunikasi dua arah yang menjadi jiwa

Page 47: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

29

dalam bidang kehumasan sangatlah wajib untuk dimiliki. Kegiatan komunikasi

melalui public relations pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk menciptakan

suatu relasi yang baik dengan seluruh publik dalam perusahaan dalam usaha

pencapaian tujuan perusahaan tersebut.

Pengertian humas/public relations hingga saat ini belum memiliki kesepakatan

yang mutlak. Bagitu banyak definisi yang berbeda tentang public relations, sehingga

sampai decade 1980-an saja tercatat setidaknya 2000 definisi yang berbeda. Mungkin

salah satu definisi tersebut diatas masih dinilai terlalu sederhana. Untuk itu perlu

adanya pembelajaran terhadap berbagai definisi public relations dari berbagai ahli

untuk mendapatkan penjelasan yang lebih mendalam tentang public relations.

Public Relations Society of America mendefinisikan Public Relations adalah

membantu suatu organisasi dan publiknya untuk saling beradaptasi secara

menguntungkan. Public Relations adalah suatu usaha organisasi untuk memperoleh

kerjasama dari sekelompok orang. Public Relations membantu organisasi berinteraksi

secara efektif dan berkomunikasi dengan publik utama (Davis, 2003).

Sedangkan definisi public relations menurut Frank Jefkins adalah:

“Semua bentuk komunikasi terencana, baik itu kedalam maupun keluar,

antara satu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai

tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.Yang

dimaksud tujuan-tujuan yang spesifik tersebut meliputi penanggulangan

masalah-masalah komunikasi yang memerlukan suatu perubahan tertentu,

misalnya megubah sikap yang negatif menjadi positif” (Jefkins & Yadin,

2004:10).

Page 48: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

30

Definisi public relations yang disampaikan oleh Rex Harlow adalah:

“fungsi manajemen khusus yang membantu pembentukan dan

pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan,

dan kerjasama anatara organisasi dengan masyarakat (publiknya), yang

melibatkan manajemen problem atau masalah, membantu manajemen

untuk selalu mendapat informasi dan merespon opini publik, mendefinisi

dan menekan tanggungjawab manajemen dalam melayani kepentingan

masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan

perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai peringatan awal untuk

membantu mengantisipasi kecenderungan dan menggunakan riset serta

komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai saran utamanya”(Ruslan,

2005:16).

Definisi lengkap Rex Harlow diatas adalah definisi yang paling lengkap dan

akumulatif terhadap perkembangan dan dinamika public relations. Sebab definisi

menurut Rex Harlow meliputi aspek-aspek penting dalam public relations, yaitu

teknik komunikasi, dan komunikasi sehat dan etis. Namun, definisi ini juga dianggap

terlalu panjang oleh para ahli public relations, oleh karena itu wakil dari pakar public

relations beberapa Negara mengadakan pertemuan di Mexico City pada bulan

Agustus 1978, pertemuan ini menghasilkan definisi public relations yang lebih

singkat.

Definisi yang dikenal sebagai Mexican Statement ini public relations

didefinisikan sebagai:

“Seni dan ilmu pengetahuan sosial yang dapat dipergunakan untuk

menganalisis kecenderungan, memprediksi konsekuensi-konsekuensinya,

menasihati para pemimpin organisasi, dan melaksanakan program yang

terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik untuk

kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum“(Ruslan,

2005:17).

Page 49: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

31

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa public relations

merupakan kegiatan komunikasi yang diadakan oleh suatu organisasi atau perusahaan

tertentu kepada khalayak internal dan eksternal organisasi dengan maksud dan

terjalinnya hubungan yang harmonis serta adanya saling pengertian dan kerjasama

antara keduanya yang saling menguntungkan.

2.4.1 Fungsi Public Relations

Djanalis Djanad menyebutkan fungsi PR, yaitu :

a. Fungsi Konstruktif

Peranan humas dalam hal ini mempersiapkan “mental” organisasi

lembaga untuk memahami kepentingan publik, humas mengevaluasi

perilaku publik maupun organisasi untuk direkomendasikan kepada

manajemen, humas menyiapkan prakondisi untuk mencapai saling

pengertian, saling percaya dan saling membantu terhadap tujuan –

tujuan publik organisasi/lembaga yang diwakilinya. Fungsi

konstruktif ini mendorong humas membuat aktivitas ataupun

kegiatan – kegiatan yang terencana berkesinambungan yang

cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara

prevent (mencegah).

Page 50: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

32

b. Fungsi Korektif

Apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis)

dengan publik, maka humas harus berperan dalam mengatasi

terselesaikannya masalah tersebut

(Gregory, 2004:40).

2.4.2 Peran Public Relations

Menurut Dozler dan Broom (Ruslan,2005:20-21), peran public relations

dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu :

a. Penasehat Ahli (expert preciber)

Sebagai penasehat ahli Public Relations berperan membantu mencari

solusi penyelesaian masalah dalam hubungan dengan publiknya.

Expert preciber harus memiliki kompetensi dalam melakukan

penelitian dan merumuskan berbagai masalah organisasi yang

berkaitan.

b. Fasilitator Komunikasi (Communications Facilitator)

Public Relations berperan sebagai penghubung antara perusahaan

dengan publiknya terutama dalam hal penyediaan informasi baik

kepada pihak perusahaan maupun kepada publik.Kemampuan dalam

mengelola komunikasi dua arah merupakan salah satu hal yang wajib

dimiliki oleh public relations.

Page 51: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

33

c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving Process

Facilitator)

Public Relations bekerjasama dengan manajer yang lain sebagai

salah satu bagian dari top management dalam hal manajemen strategi

perusahaan. Public relations dimasukkan sebagai tim manajemen

untuk dapat membantu manajemen menangani serta menyelesaikan

permasalahan.

d. Teknisi Komunikasi (Communication Technician)

Pada peran ini, public relations tidak lagi menjadi garda terdepan

dari perusahaan. Public relations dituntut untuk mampu memiliki

kemampuan menulis yang baik untuk dapat menulis berbagai produk

tulisan yang dihasilkan oleh public Relations seperti siaran pers, news

release, source journal, feature, dan lain sebagainya. Biasanya

praktisi public relations dalam peran ini tidak dilibatkan dalam top

management dalam berbagai permasalahan yang terjadi di

perusahaan. Bahkan dapat dikatakan, mereka adalah pihak terakhir

yang tahu dalam manajemen mengenai berbagai keputusan

masalahan yang terjadi, untuk kemudian mengkomunikasikannya

dalam bentuk tulisan sesuai kebutuhan perusahaan.

Page 52: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

34

2.4.3 Tujuan Public Relations

Tujuan Public Relations secara umum adalah untuk menciptakan dan

memelihara rasa saling pengertian antara perusahaan dengan publiknya. Lebih

lanjut lagi, beberapa tujuan pokok public relations dari suatu

organisasi/perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut (Anggoro, 2002:71-72).

a. Mengubah citra umum di mata publik dalam berbagai kegiatan-

kegiatan baru yang akan dilakukaan oleh perusahaan.

b. Meningkatkan bobot/kualitas para calon pegawai perusahaan atau

anggota organisasi yang akan bergabung dengan perusahaan.

c. Menyebarluaskan suatu pemberitaan mengenai kesuksesan

perusahaan demi mendapatkan perhatian dari masyarakat.

d. Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas.

e. Mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas

rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham

tambahan.

f. Memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayak

ketika terjadi konflik maupun kesalahpahaman dari niat baik

perusahaan.

g. Mengenalkan produk perusahaan secara efektif agar konsumen

memahami keunggulan produk dengan baik.

h. Meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau

bangkit kembali setelah terjadi suatu krisis.

Page 53: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

35

i. Meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam rangka

menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.

j. Menciptakan identitas perusahaan atau citra lembaga yang baru, yang

tentunya lebih baik daripada sebelumnya, atau yang lebih sesuai

dengan kenyataan yang ada.

k. Menyebarluaskan aneka informasi mengenai aktivitas dan partisipasi

para pimpinan perusahaan/organisasi dalam kehidupan sosial sehari-

hari.

l. Memastikan bahwasanya para politisi atau pihak pemerintah benar-

benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang

positif agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari aneka

peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang

merugikan.

m. Menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan oleh

perusahaan, atau masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu

mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

2.5 Pedoman Pelaksanaan Komunikasi PT PLN (Persero)

Pedoman Pelaksanaan Komunikasi Perusahaan PT PLN (Persero) peraturan

Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 0008.P/DIR/2017 mengatur segala kegiatan

komunikasi yang dijalankan oleh perusahaan. Segala kegiatan komunikasi harus

mengacu kepada peraturan yang telah ditetapkan oleh Direksi PT.PLN (Persero).

Page 54: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

36

Didalamnya mengatur mulai dari strategi perencanaan komunikasi hingga kompetensi

pengelola fungsi komunikasi perusahaanyang disusun dalam BAB dan diuraikan

melalui pasal-pasal.

Kegiatan dengan media dalam PT PLN (Persero) telah diatur masuk kedalam

BAB V tentang saluran komunikasi perusahaan didalamnya dijelaskan bahwa saluran

yang digunakan dalam komunikasi perusahaan terdiri dari :

a. Siaran pers

b. Media Relations

c. Websites

d. Media sosial perusahaan

e. Media sosial pegawai

f. Publikasi dan sponsorship

g. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) (Pedoman

Perusahaan PLN, 2017:15).

Seperti yang telah sebagaimana dijelaskan diatas bahwasanya saluran

komunikasi perusahaan salah satunya terdapat media relations atau hubungan dengan

media. Media relations dianggap sebagai salah satu komponen penting dalam

keberlangsungan kegiatan komunikasi perusahaan.PT PLN (Persero) menyadari

betapa pentingnya media dalam membantu sebuah perusahaan dalam memberikan

pemahaman sekaligus memberi informasi mengenai kebijakan perusahaan. Oleh

karena itu kegiatan media relations perusahaan dijelaskan pada pasal 19 yang

menjelaskan apa saja kegiatan media relations yang diharus dijalankan oleh humas

PT PLN (Persero) berikut isinya :

Page 55: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

37

Pasal 19

Media Relations

(1) Pengelola Fungsi Komunikasi Perusahaan harus menjaga hubungan baik

dengan media.

(2) Hubungan baik dengan media sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan antara lain :

a. Media visit, yang dilaksanakanoleh Direksi, General Manager, atau

Manager minimal (1) tahun sekali.

b. Konferensi pers, yang dilaksanakan dalam kondisi tertentu

membutuhkan penjelasan.

c. Press briefing, yang dilaksanakan secara berkala untuk memberikan

kesamaan pemahaman.

d. Press Tour, yang dilaksanakan untuk memberikan pengenalan atau

proses bisnis perusahaan.

e. Media gathering, yang dilaksanakan melalui kegiatan informal

(Pedoman Perusahaan PLN, 2017:16).

2.6 Aktivitas Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Media Relations atau hubungan media merupakan salah satu kegiatan yang

yang berhubungan dengan media massa yang diantaranya tidak hanya media

elektronik akan tetapi media cetak pula. Kegiatan media relations dilakukan adalah

sebagai sarana untuk mendapatkan publikasi. Media relations sendiri menurut PT

PLN (Persero) Distribusi Banten adalah salah satu kegiatan yang berhubungan

dengan media massa yang ada untuk mendapatkan publikasi perusahaan, selain itu

tidak hanya publikasi akan tetapi untuk memberi edukasi kepada masyarakat atau

pelanggan PLN mengenai kelistrikan.

Media relations dalam PT PLN (Persero) Distribusi Banten adalah suatu

keharusan, kegiatan media relations yang dijalankan oleh PT PLN (Persero)

Distribusi Banten sama seperti kegiatan media relations yang dilakukan oleh PLN

lainnya yang ada di Indonesia. Karena pada dasarnya kegiatan media relations

Page 56: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

38

perusahaan PT PLN (Persero) telah diatur didalam buku pedoman pelaksanaan

komunikasi perusahaan yang sebagaimana telah disebutkan dan dijelaskan pada sub

bab sebelumnya. Didalam buku pedoman terdapat lima bentuk kegiatan media

relations, dari kegiatan media relations tersebut PT PLN (Persero) Distribusi Banten

telah menjalankan beberapa kegiatan seperti press tour dan media visit. Kegiatan

media relations yang dijalankan PLN Distribusi Banten bersifat formal dan informal.

Kegiatan media relations dilakukan secara rutin oleh PT PLN (Persero)

Distribusi Banten, seperti kegiatan press tour yang dilakukan setiap setahun sekali.

Kegiatan yang dilakukan yaitu PLN Distribusi Banten mengajak para wartawan untuk

meliput kegiatan perusahaan atau berwisata sambil melihat-lihat keberadaan

perusahaan, seperti pada tahun 2016 pihak humas mengajak wartawan untuk

berkunjung ke kantor pembangkit PLN di Suralaya atau Indonesia Power.

Selanjutnya yaitu media visit, media visit merupakan kegiatan kunjung media yang

dilakukan pihak humas kekantor media yang bersifat informal, kegiatan media visit

juga melibatkan pemimpin perusahaan seperti General Manajer, Direksi, dan

Manajer.

Media visit salah satu kegiatan media relations yang memiliki frekuensi paling

sering dilakukan oleh humas PLN Distrbusi Banten berdasarkan sumber data yang

diterima peneliti pada tahun 2016 telah sebanyak dua belas kali kunjungan media,

idealnya media visit dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh perusahaan. Media visit

paling sering dilakukan karena menurut humas PT PLN (Persero) merupakan salah

satu kegiatan yang sangat mudah dilakukan karena sifatnya yang informal maka

Page 57: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

39

pihak humas bisa kapan saja untuk berkunjung kekantor media untuk membahas atau

diskusi tentang permasalahan dilapangan mengenai PLN Distribusi Banten dengan

secara santai dan terbuka. Selain itu, media visit merupakan salah satu kegiatan

antisipasi perusahaan dalam menahan pemberitaan negatif sebelum pemberitaan

diluar berkembang menjadi opini yang bisa merugikan perusahaan dan menjadi

permasalahan yang besar sehingga berdampak pada citra perusahaan, bisa dikatakan

pihak humas bertugas untuk menjemput bola.

Tahapan kegiatan media visit, berdasarkan wawancara yang telah dilakukan

peneliti dengan humas bahwasanya dalam melakukan kegiatan tersebut humas tidak

memiliki tahapan pembuatan perencanaan program kegiatan dan lainnya, karena

telah disebutkan diatas kegiatan ini bersifat informal. Adapun tujuan yang hendak

dicapai oleh humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten selain untuk sarana publikasi

perusahaan juga sebagai alat untuk mengedukasi masyarakat. Mengubah pemahaman

masyarakat yang memiliki pandangan negatif mengenai PLN kearah yang positif agar

citra yang didapat oleh perusahaan bisa selalu positif.

Tentunya dengan adanya kegiatan media visit yang dilakukan oleh PT PLN

(Persero) Distribusi Banten juga memiliki strategi bahwa diharap dari kegiatan media

relations yang dijalankan salah satunya media visit bisa menjaga hubungan yang

tetap baik dan harmonis antara pihak pers dan perusahaan. Media massa menjadi

mitra yang sangat penting dan membantu menjadi jembatan antara perusahaan dan

masyarakat. Walaupun sejauh ini pihak perusahaan belum menyediakan treatment

khusus untuk pasa media seperti ruangan khusus pers didalam perusahaan akan tetapi

Page 58: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

40

pihak humas telah mencoba merencanakan pembuatan ruangan tersebut agar media

pun bisa merasa nyaman bekerjasama dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Dari kegiatan media relations yang dijalankan perusahaan dengan pihak media

massa yang ada yang sejauh ini sangat baik dan harmonis akibatnya segala

pemberitaan mengenai perusahaan selalu berimbang tidak selalu menyudutkan

perusahaan. Pihak humas pun mengakui dengan kegiatan media yang dijalin tidak

jarang media memberi tahu perusahaan mengenai permasalahan yang ada dilapangan,

media tidak selalu langsung menaikkan berita tersebut. Pentingnya menjalin

hubungan yang baik dirasa adalah sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan oleh

perusahaan atau instansi pemerintah manapun.Yang akhirnya terwujudnya hubungan

kerjasama yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.

2.7 Teori Berkaitan dengan Media Relations

2.7.1 Teori Stakeholders

Teori stakeholdersmemberikan pengetahuan teoritis dasar bagi praktisi

public relations untuk memahami bagaimana individu, kelompok, dan

organisasi eksternal memengaruhi aktivitas organisasi tempat dia bekerja.

Cakupan stakeholders lebih luas dari pada publik. Teori ini menjelaskan proses

membangun relasi yang dilakukan organisasi dengan para aktor di sekitar yang

terkait dengan operasional organisasi sehari-hari. Teori ini dikembangkan oleh

Edward Freeman pada 1984, yang dimaksudkan menawarkan pendekatan

pragmatis untuk mendorong organisasi memahami stakeholder-nya agar dapat

Page 59: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

41

mencapai kondisi terbaik.Freeman menyebut kondisi terbaik ini sebagai

“superior performance”. Freeman berpendapat bahwa tanggung jawab sosial

organisasi terkait dengan stakeholdernya. Hanya dengan melaksanakan

tanggung jawab sosialnya. Organisasi tersebut dimungkinkan memperoleh

keuntungan ( Freeman, 1984) dalam (Kriyantono, 2014:57).

Dari perspektif public relations, mengutip Bussy (2008: 4816),

Mainardes, dkk, (2011 : 233), Heath (2005 : 809), dan Pesqueux & Damak-

Ayadi (2005 : 9) teori stakeholder dalam (Kriyantono, 2014 :58-59) ini sering

digunakan dalam tiga pendekatan teoti :

1. Teori stakeholder deskriptif, yaitu untuk mendeskripsikan

karakteristik dan perilaku atau aktivitas aktual yang dikerjakan

organisasi.

2. Teori Stakeholder instrumental, yaitu memahami cara mencapai

tujuan organisasi yaitu keterkaitan antara strategi manajemen

stakeholder dan pencapaian tujuan organisasi seperti meningkatkan

keuntungan, menghindari tuntutan hukum, dan mencapai

pertumbuhan.

3. Teori stakeholder normatif, yaitu untuk merancang suatu regulasi tata

cara membangun relasi yang didasarkan landasan etis dan prinsip

filosofis organisasi seperti mengembangkan tanggung jawab sosial

organisasi.

Stakeholder dan publik adalah kajian penting dalam teori dan praktik

public relations. Teori stakeholder sebenarnya berkembang dari teori system.

Organisasi yaitu suatu sistem. Dia juga adalah subsistem dari sistem sosial yang

lebih luas. Sebagai anggota sistem, aktivitas organisasi memiliki konsekuensi

atau dampak terhadap keberadaan subsistem lainnya. Karena itu, organisasi

perlu public relations sebagai alat mendeteksi dampak yang terjadi dari

Page 60: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

42

hubungan antara organisasi dan subsistem lainnya.“If the organizations has no

consequences upon other system in its environment and if those systems have

no consequences upon the organizations, there is no need for public relations”

(Grunig & Hunt, 1984:139). Deteksi terhadap konsekuensi atau dampak antara

organisasi dan subsistem lainnya ini memunculkan konsep “linkages”

(keterhubungan). Subsistem diluar organisasi ini antara lain publik dan

stakeholder.

Identifikasi Stakeholder dan Publik

Bagian ini menyampaikan proses identifikasi terhadap stakeholder

sehingga diketahui publikdari organisasinya. Bahkan dikalangan

publikpun masih diperlukan segmentasi, yang mana kelompok yang

aware (menyadari) dan mana kelompok aktif. Konsep publik dalam

buku ini merujuk kepada istilah yang lebih spesifik dari pada

stakeholder, yaitu sekumpulan orang yang memiliki perhatian yang

sama (karena itu mereka sudah tahap menyadari) terhadap suatu isu dan

memungkinkan merespons dengan perilaku tertentu, verbal maupun

nonverbal.

Berdasarkan keberadaan atau posisinya terhadap organisasinya,

stakeholder dan publik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal

dan eksternal. Publik internal yaitu publik yang berada dalam organisasi

tempat public relations bekerja, misalnya karyawan, dan keluarganya

maupun pihak manajemen (CEO, direksi, manajer, dan stockholders).

Page 61: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

43

Adapun publik eksternal antara lain konsumen atau pelanggan,

komunitas, kelompok masyarakat (kelompok penekan atau pressure

group, lembaga swadaya masyarakat), pemerintah, bank, pemasok, dan

media massa (Kriyantono, 2014:63).

Berikut disampaikan beberapa model atau strategi identifikasi yang

dapat digunakan salah satunya model prioritas atribut dari Freeman.

Model ini digagas oleh Edward Freeman (1984). Prioritas berdasarkan

atribut menurut Freeman dilihat dari seberapa jauh stakeholder tersebut

memiliki kepentingan (stake) dalam organisasi dan bagaimana tingkat

pengaruhnya terhadap organisasi kepentingan atau stake didefinisikan

sebagai :

1. Yang memiliki saham organisasi;

2. Yang secara ekonomi bergantung pada organisasi; dan

3. Yang tidak secara langsung terhubung dengan organisasi tetapi

tertarik untuk melihat apakah organisasi memilki tanggung

jawab sosial.

Ketiga kelompok kepentingan diatas terjadi dalam dua kategori

stakeholder, yaitu internal dan eksternal. Freeman menyebut pemilik,

pelanggan, karyawan, dan supplier sebagai stakeholder internal.

Sementara pemerintah, kompetitor, pembela hak-hak konsumen,

pemerhati lingkungan, media massa, dan kelompok kepentingan

(misalnya aktivis, LSM) sebagai stakeholder eksternal (Kriyantono,

2014:66).

Page 62: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

44

2.7.2 Teori Image Restorations

Teori image restoration juga disebut teori repair, karena membahas

upaya memperbaiki atau merestorasi citra dan reputasi yang buruk. TIR

merupakan pengembangan teori dari teori apologia, dengan mengintegrasikan

konsep apologia (Coombs, 2010;Benoit, 2005), termasuk konsep apologia dari

Ware dan Linfugel (1973) dan konsep kategoria dari Halfold Ryan (1982,

dikutip di Hearit, K.M., 1995). Sama seperti apologia dan teori SCC, Benoit

membangun teori ini berdasarkan pendekatan retorika (Benoit, 2002; Coombs,

2010; Robert, 2006).Pendekatan retorika dipandang sebagai penggunaan

strategi simbolis untuk menjaga dan merestorasi reputasi dan memengaruhi

persepsi stakeholders terhadap krisis dan organisasi itu sendiri. Diharapkan

dimasa selanjutnya stakeholder tetap berinteraksi dengan organisasi.

Teori Image Restoration dalam Praktik PR

Dalam praktik public relations, TIR memberikan panduan bagi

praktisi saat menerapkan strategi mengatasi krisis. Beberapa hal yang

perlu dilakukan praktisi public relations :

a. Mengidentifikasi opini atau tuduhan apa saja yang berpotensi

mengancam citra dan reputasi organisasi. Termasuk disini

rumor yang beredar. Organisasi semestinya tidak mengabaikan

opini dan tuduhan/tuduhan yang dilakukan publiknya.

b. Publik yang memberikan perhatian pada kasus yang terjadi

(salient public atau aware public) mesti dipersepsi sebagai

Page 63: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

45

kelompok yang tidak menyetujui kasus yang terjadi; kasus

yang memerlukan strategi merestorasi pastinya yaitu kasus

yang berpotensi menjatuhkan citra positif, karena itu organisasi

mesti berangkat dari persepsi bahwa publik mempunyai

respons negatif terhadap organisasi.

c. Mengidentifikasi isu apa saja yang diketahui publik. Persepsi

dianggap lebih penting dari kejadiannya, yaitu sering kali

persepsi dan opini yang berkembang membuat kasus membesar

dari kejadian awal. Pemberitaan di media yang sangat gencar

bisa membentuk realitas sendiri yang bisa jauh lebih besar dari

peristiwa.

d. Organisasi jangan memandang ringan kasus yang terjadi.

Organisasi mesti berpandangan bahwa kasus yang terjadi

adalah kasus yang perlu diperhatikan, meskipun pada

kenyataannya kasus tersebut tidak terlalu besar.

e. Organisasi harus menentukan siapa target sasaran dari pesan-

pesan komunikasinya. Karena itu perlu dilakukan strategi

mengidentifikasi stakeholder dan publik. Misalnya, siapa

stakeholder yang berpeluang menjadi publik, siapa publik

yangaware, aktif maupun pasif.

f. Menentukan strategi restorasi berdasarkan evaluasi terhadap

situasi krisis. Meskipun Coombs & Schmidt (2000:165)

Page 64: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

46

mengatakan “no set guidelines are offered for this evaluation”.

Tetapi secara umum penentuan strategi (tipologi) merstorasi

sangat ditentukan oleh jenis kejadiannya yang memicu krisis,

dampaknya bagi citra bersikap terbuka, jujur, dan tidak

menutupi fakta. Ketiganya akan membangun kepercayaan

sebagai dasar strategi komunikasinya.

g. Mengevaluasi sejauh mana strategi merestorasi citra yang telah

berjalan, apakah mampu mengembalikan citra positif apa

belum. Jika belum, strategi apa yang gagal? Penyebabnya apa?

Sehingga bisa memberikan rekomendasi untuk situasi sama

dimasa datang (Kriyantono, 2014:230-231).

Page 65: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

47

2.8 Kerangka Berfikir

Sumber : Peneliti tahun 2017

Humas PT PLN (Persero)

Distribusi Banten

Media Relations

Media Visit

Strategi Media Visit PT PLN

(Persero) Distribusi Banten

Teori

Stakeholders

Teori Image

Restorations

Page 66: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

48

2.9 Penelitian Terdahulu

Terdapat penelitian lain yang dianggap berkaitan dan relevan dengan penelitian

yang peneliti lakukan. Penelitian dengan judul “ StrategiMedia Relations Humas

Pemerintah Provinsi Banten” oleh Reynaldi Maulana dari Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 dengan menggunakan

pendektan kualitatif. Teknik Pengumpulan data penelitian dengan wawancara

mendalam.

Reynaldi Maulana melihat bahwa dewasa ini divisi humas dianggp sebagai

suatu kebutuhan yang mesti ada dalam sebuah perusahaan/organisasi guna

membangun hubungan dengan masyarakat dan para pemangku kepentingan

(stakeholders). Pemerintah Provinsi Banten menyadari bahwa menjamurnya berbagai

media massa dan derasnya arus informasi yang menerpa masyarakat belum

merupakan jaminan akan pencerahan kepada masyarakat. Oleh karena itu, humas

bagi pemerintah provinsi Banten menjadi sangat penting dan strategis, terutama

dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan informasi pembangunan

dan juga untuk pembentukkan citra pemerintah provinsi Banten.

Salah satu strategi humas dalam membentuk citra dengan menjalin hubungan

baik dengan media yang dikenal dengan media relations. Peran media sangat

berpengaruh dalam pembentukkan citra Pemerintah Provinsi Banten yang baik di

mata masyarakat, karena produk dari media berupa berita dikonsumsi langsung oleh

masyarakat. Dalam melakukan Media Relations,humas Pemerintah Provinsi Banten

Page 67: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

49

melakukannya melalui Strategi Media Relations, yaitu : Menjalin Relasi,

Mengembangkan Strategi, Mengembangkan Jaringan.

Penelitian Reynaldi Maulana menyimpulkan bahwa Humas Pemerintah

Provinsi Banten dalam mengelola relasi dengan media massa, melakukannya dengan

memberikan informasi, memberikan fasilitas press room, membangun hubungan

informal dengan wartawan, dan membuat buku saku. Humas mengembangkan

strategi dengan cara menggunakan berbagai macam media seperti cetak, elektronik,

dan internet. Selain itu humas juga membangun dan memelihara kontak dengan

media, memberikan fasilitas kepada media, melakukan kerjasama dan juga

memberikan informasi yang merata pada semua media. Humas juga mengembangkan

jaringan dengan melakukannya dengan organisasi kehumasan, bakohumas dan juga

organisasi kewartawanan, PWI dan Pokja wartawan dilingkungan Setda provinsi

Banten.

Penelitian selanjutnya oleh Budi Prasetya dengan judul “ Strategi Media

Relations dalam Pemetintah Daerah “ (Studi Deskriptif Tentang Strategi Media

Relations Bagian Humas Dan Protokol Pemerintah Kota Surakarta Dalam Menjalin

Hubungan Dengan Media Untuk Meningkatkan Citra Positif) dari Universitas Negeri

Sebelas Maret tahun 2010. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan

teknik pengumpulan data wawancara mendalam.

Dari Penelitian tersebut menarik kesimpulan bahwa humas Pemerintah Daerah

Kota Surakarta dalam menjalin hubungan dengan media massa, Bagian Humas dan

Protokol Surakarta menjalankan strategi Media Relations. Strategi yang dijalankan

Page 68: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

50

yaitu pertama mengelola relasi, mengembangkan relasi, dan mengembangkan

jaringan dengan pihak media massa.

Penelitian yang lain berjudul “Media Relations Sebagai Upaya Pembentukkan

Citra Positif “ (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Kegiatan Media Relations Humas

PMI Kota Surakarta Sebagi Upaya Pembentukkan Citra Positif ). Penelitian yang

dilakukan oleh Argo Rohadian dari Universitas Negeri Sebelas Maret. Penelitian

tahun 2012 dilakukan oleh pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data

wawancara mendalam.

Dari penelitian tersebut menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan media

relations humas PMI Kota Surakarta telah sesuai konsep yang dikemukakan pakar

dan praktisi kehumasan dan dipraktikkan melalui pendekatan fungsional dan

personal. Ada empat upaya yang dilakukan oleh PMI Kota Surakarta untuk membina

hubungan baik dengan media massa yaitu, pembinaan hubungan pribadi, kemudian

akses informasi, keterbukaan dalam memberikan informasi dan penyediaan fasilitas.

Keseluruhan upaya tersebut mendapat pengakuan dan tanggapan positif dari

wartawan.

Hambatan yang ditemui oleh humas PMI Kota Surakata dalam kegiatan media

relations adalah pertentangan tugas dan tanggung jawab antara humas dengan

wartawan, birokrasi kelembagaan yang tidak praktis serta kebijakan rotasi wartawan.

Sedangkan tanggapan negatif dari wartawan mengenai kegiatan media relations

humas PMI Kota Surakarta adalah jenis informasi yang kurang bervariasi, belum

Page 69: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

51

semua informasi mempunyai nilai berita dan sumber daya manusia dilingkungan

humas PMI Kota Surakarta yang belum semuanya menguasai teknik jurnalistik.

Penelitian terdahulu mengenai Media Relations yaitu Jurnal (Farleni

&Widyatmoko) yang berjudul “Peran Public Relations Kepolisian Republik

Indonesia. Melalui media relations dalam Membangun Citra Yang Lebih Baik “

dalam jurnal tersebut membahas bagaimana media relations dapat membantu

membangun citra kepolisian yang lebih baik, dengan cara PR bekerjasama dengan

media cetak maupun elektronik. Selanjutnyan peran public relations Kepolisian

Republik Indonesia menjalin kemitraan dan hubungan yang harmonis dengan media,

memberikan pelayanan kepada media massa dan membangun suatu hubungan

kerjasama yang saling menguntungkan.

Nugrahaning Esa, dkk (2015) dalam jurnal penelitiannya mengenai Kota

Salatiga menyampaikan bahwa kegiatan media relations dilakukan selain untuk

membangun reputasi dan publisitas Pemerintahan juga sebagai sarana untuk

menyampaikan kebijakan-kebijakan serta program dari Pemerintah Provinsi Kota

Salatiga, dan menciptakan citra yang baik atau buruk untuk Pemerintah. Hubungan

yang dijalin oleh pihak Humas dengan media melalui hubungan formal dan informal.

Hubungan formal memiliki arti bahwa segala kegiatan yang dilakukan sudah menjadi

agenda dalam Pemerintahan dan memiliki anggran khusus, sedangkan hubungan

informal yang dimaksud adalah hubungan yang tidak menjadi agenda rutin

pemerintahdan bukan aktivitas yang bersifat resmi dan biasanya anggaran yang

bersifat pribadi.

Page 70: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

52

Nama Peneliti Reynaldi

Maulana

Budi

Prasetya

Argo

Rohardian

Farleni &

Widyatmoko

Nugrahaning dkk

Judul

Penelitian

Strategi Media

Relations Humas

Pemerintah

Provinsi Banten”

“ Strategi

Media

Relations

dalam

Pemetintah

Daerah “

(Studi

Deskriptif

Tentang

Strategi

Media

Relations

Bagian

Humas Dan

Protokol

Pemerintah

Kota

Surakarta

Dalam

Menjalin

“ Media

Relations

Sebagai Upaya

Pembentukkan

Citra Positif “

(Studi

Deskriptif

Kualitatif

Tentang

Kegiatan Media

Relations

Humas PMI

Kota Surakarta

Sebagi Upaya

Pembentukkan

Citra Positif ).

“ Peran Public

Relations

Kepolisian

Republik

Indonesia”

”Aktivitas media

relations humas

setda salatiga

dalam membentuk

berita positif”

Page 71: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

53

Hubungan

Dengan

Media Untuk

Meningkatka

n Citra

Positif)

Tahun 2010 2010 2012 - 2015

Metode

Penelitian

Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif Kualitatif

Kesimpulan Humas Pemerintah

Provinsi Banten

dalam mengelola

relasi dengan

media massa,

memberikan

informasi,

memberikan

fasilitas press

room,

membangun

hubungan

informal dengan

wartawan, dan

membuat buku

saku. Humas

Dari

Penelitian

tersebut

menarik

kesimpulan

bahwa humas

Pemerintah

Daerah Kota

Surakarta

dalam

menjalin

hubungan

dengan media

massa,

Bagian

Humas dan

Dari penelitian

tersebut

menarik

kesimpulan

bahwa

pelaksanaan

kegiatan media

relations humas

PMI Kota

Surakarta telah

sesuai konsep

yang

dikemukakan

pakar dan

praktisi

kehumasan dan

Kurang

relevannya

peran PR

kepolisian

Republik

Indonesia

melalui media

relations dalam

membangun

citra yang lebih

baik dengan

pendapat

masyarakat

terhadap citra

kepolisian

Republik

Aktivitas media

relations informal

lebih berperan

dalam membentuk

berita positif

tentang pemerintah

Kota Salatiga di

media cetak karena

dapat menciptakan

hubungan baik

antara humas dan

jurnalis.

Page 72: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

54

mengembangka

n strategi dengan

cara

menggunakan

berbagai macam

media seperti

cetak, elektronik,

dan internet.

Selain itu humas

juga membangun

dan memelihara

kontak dengan

media,

memberikan

fasilitas kepada

media,

melakukan

kerjasama dan

juga memberikan

informasi yang

merata pada

semua media.

Humas juga

mengemban-

gkan jaringan

Protokol

Surakarta

menjalankan

strategi

Media

Relations.

Strategi yang

dijalankan

yaitu pertama

mengelola

relasi,

mengembang

kan relasi,

dan

mengemban-

gkan jaringan

dengan pihak

media massa.

dipraktikkan

melalui

pendekatan

fungsional dan

personal. Ada

empat upaya

yang dilakukan

oleh PMI Kota

Surakarta untuk

membina

hubungan baik

dengan media

massa yaitu,

pembinaan

hubungan

pribadi,

kemudian akses

informasi,

keterbukaan

dalam

memberikan

informasi dan

penyediaan

fasilitas.

Keseluruhan

Indonesia.

Page 73: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

55

dengan

melakukannya

dengan

organisasi

kehumasan,

bakohumas dan

juga organisasi

kewartawanan,

PWI dan Pokja

wartawan

dilingkungan

Setda provinsi

Banten.

upaya tersebut

mendapat

penagakuan

dan tanggapan

positif dari

wartawan.

Perbedaan Strategi yang

digunakan dalam

penelitian

Strategi yang

digunakan

dalam

penelitian

Meneliti

tentang strategi

media relations

untuk

pembentukkan

citra

Peran humas

Kepolisian

Republik

Indonesia

Aktivitas media

relations yang

dilakukan

Persamaan Penelitian sama-

sama tentang

kegiatan media

relations

Penelitian

sama-sama

tentang

kegiatan

media

Penelitian

sama-sama

tentang

kegiatan media

relations

Penelitian

sama-sama

tentang

kegiatan media

relations

Penelitian sama-

sama tentang

kegiatan media

relations

Page 74: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

56

2.9.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul “

Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam Membina

Hubungan Baik dengan Pers”dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah

penelitian ini meneliti bagaimana peran seorang humas dalam menjalankan

kegiatan media relations untuk membina hubungan baik dengan pers, akan

tetapi peneliti tidak melakukan penelitian kesemua kegiatan media relations

yang dilakukan oleh Perusahaan. Peneliti hanya berfokus kepada salah satu

kegiatan media relations yang dilakukan Perusahaan yaitu media visit dari

empat kegiatan media relations yang ada diPerusahaan dan dicatat oleh buku

pedoman Perusahaan.

Alasan pemilihan media visit sebagai objek penelitian adalah karena

peneliti melihat berdasarkan data yang diterima jika media visit merupakan

kegiatan media relations yang paling sering dilakukan oleh Perusahaan PLN

khususnya Distribusi Banten dengan data tahun lalu sebanyak 12 frekuensinya.

Jika dilihat dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu rata-rata peneliti

melakukan penelitian dengan meneliti semua dari kegiatan media relations

relations

Sumber Skripsi

perpustakaan

UNTIRTA

Skripsi

perpustakaan

UNS

Skripsi

perpustakaan

UNS

Google Scholar Google scholar

Page 75: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

57

yang ada dalam Perusahaan atau instansi Pemerintah. Ini merupakan salah satu

yang menjadikan pembeda antara Penelitian yang dilakukan dengan penelitian

sebelumnya.

Perbedaan selanjutnya yaitu terletak pada teori dan pengembangan

strategi selanjutnya. Khusus penelitian ini peneliti menggunakan teori

stakeholders dan image restorations dengan tujuan seberapa pengaruh media

massa sebagai salah satu stakeholders yang ada atau dimiliki perusahaan.

Sedangkan mengapa menggunakan teori Image Restoration, peneliti memahami

jika awal hubungan dengan media pasti untuk membentuk citra positif

dimasyarakat akan tetapi setelah citra dibentuk bagaimana seorang humas bisa

mempertahankan citra yang telah tertanam dibenak masyarakat.

Oleh karena itu peneliti menggunakan teori image restorations atau teori

memperbaiki citra yaitu melihat bahwa PT PLN (persero) Distribusi Banten

merupakan Perusahaan yang telah lama berdiri dan pastinya telah memiliki citra

sendiri dimasyarakat, disini bagaimana tugas humas selanjutnya untuk

mempertahankan atau memperbaiki citra negatif perusahaan yang telah

tertanam dimasyarakat.

Berdasarkan Perbedaan yang telah dijelaskan diatas maka penelitian ini

dirasa sangat menarik, karena memiliki keunikan tersendiri dan bisa melihat

apakah dari kegiatan media visit yang dilakukan perusahaan bisa efektif dan

berdampak bagi perusahaan, dan akan ditemukan temuan-temuan

barudilapangan mengenai kegiatan tersebut. Peneliti beranggapan penelitian ini

Page 76: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

58

nantinya bisa menjelaskan kegiatan secara mendalam tidak hanya sebatas

menjelaskan kegiatannya saja atau lebih detail karena melihat fokusnya hanya

satu kegiatan yang teliti

.

Page 77: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodelogi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk

mendekati problem untuk mencari jawaban. Dengan kata lain, metodelogi adalah

suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian (Mulyana, 2005:145).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana

peneliti tidak hanya menggambarkan atau menjelaskan masalah-masalah yang diteliti

sesuai fakta, tetapi juga didukung oleh pertanyaan-pertanyaan dengan melakukan

wawancara dengan pihak Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten, yang

kemudian datanya dikumpulkan, disusun, dijelaskan kemudian dianalisa disertai

dengan pemecahan masalah atau solusi sesuai dengan masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data

yang mengandung makna (Sugiyono, 2005:3).

Menurut Sugiyono, bila dilihat dari level explanation, penelitian kualitatif bisa

meghasilkan informasi yang deskriptif yang memberikan gambaran yang menyeluruh

dan jelas terhadap situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2005:21). Jadi, penelitian ini

hanya memaparkan situasi peristiwa yang diteliti. Penelitian ini tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

Page 78: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

60

3.2 Instrumen Penelitian

3.2.1 Jenis Data

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dimana yang menjadi

instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Nasution (1988)

menyatakan :

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa,

segala sesuatunya belum mempunyai bentuk pasti. Masalah, fokus

penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil

yang di harapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan

jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang

penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,

tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-

satunya yang dapat mencapainya” (Sugiyono, 2006:251).

Data pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara

secara langsung terhadap objek dilapangan serta data dokumentasi. Data yang

dicari dalam penelitian ini adalah :

1. Data yang berkaitan dengan Perusahaan Listrik Negara/PT PLN

(Persero) itu sendiri, baik itu sejarah maupun data lainnya yang

dimiliki PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

2. Data tentang kegiatan media relations Humas PT PLN (Persero)

Distribusi Banten.

Page 79: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

61

3.2.2 Teknik Pegumpulan Data

Penulis dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Beberapa diantaranya

mengenai teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Metode Wawancara (Interview)

Adalah suatu teknik untuk memperoleh data dengan

mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang

berkompeten untuk memberikan informasi atau data yang

dibutuhkan. Menurut Koentjoroningrat, percakapan dengan maksud

tertentu, yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) sebagai orang yang mengajukan pertanyaan data yang

diwawancarai (interviewee) sebagai orang yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu.

Wawancara mendalam (depth interview) merupakan data primer yang

peneliti coba lakukan. Adapun yang akan di wawancara di dalam

penelitian ini adalah Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

2. Metode observasi (Observation)

Observasi lapangan atau pengamatan lapangan (field

observation) adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan

kelengkapan panca indera yang dimiliki. Kegiatan observasi

merupakan salah satu kegiatan untuk memahami lingkungan (Ruslan

: 2006).

Page 80: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

62

Observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan

fenomena penelitian. Fenomena ini mencakup interaksi (perilaku)

dan percakapan yang terjadi diantara subjek yang diteliti sehingga

metode ini memiliki keunggulan, yakni mempunyai dua bentuk data :

interaksi dan percakapan. Dalam penelitian kualitatif, ada dua jenis

observasi yaitu observasi participant dan non participant. Observasi

participant yaitu peneliti terlibat langsung dalam kehidupan sehari-

hari informan yang diteliti. Sedangkan observasi non participant,

peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat

independen. Penelitian ini, peneliti menggunakan non participant

yaitu peneliti hanya memerankan diri sebagai pengamat. Peneliti

mengamati, memeriksa dan mencatat semua kegiatan atau hal yang

berhubungan dengan hal yang ingin teliti. Hasil observasi akan

dilampirkan di dalam penelitian ini, yaitu melakukan observasi

langsung ke PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah instrument pengumpulan data yang sering

digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data.Tujuannya

untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan

interpretasi data.

Dokumentasi adalah kegiatan menghimpun, mengolah,

menyeleksi, dan menganalisis kemudian mengevaluasi seluruh data,

Page 81: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

63

informasi dan dokumen tentang suatu kegiatan, peristiwa, atau

pekerjaan tertentu yang dipublikasikan baik melalui media elektronik

maupun cetak dan kemudian secara teratur dan sistematis ( Ruslan :

2006).

Dokumentasi adalah teknik terakhir dalam pengumpulan data

sekunder yang bersifat tercetak (printed) yang bertujuan untuk

melengkapi data-data tambahan penelitian, seperti foto-foto kegiatan

yang berkaitan dengan mewawancarai narasumber, surat keterangan,

penelitian, surat ketersediaan sebagai informan, serta tulis-tulisan dan

sebagainya.

3.3 Informan

Informan adalah responden peneliti, yang berfungsi untuk menjaring sebanyak-

banyaknya informasi yang dibutuhkan untuk bahan analisis peneliti dan konsep serta

temuan peneliti.

Dalam penelitian ini, informan ditentukan menggunakan teknik pengambilan

sampel purposive sampling yang termasuk dari beberapa jenis pengambilan non-

probability sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu

yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik tertentu yang

diangap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Ruslan, 2003:156).

Page 82: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

64

Purposive Sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek yang

didasarkan atas adanya tujuan terntentu. Teknik ini dilakukan karena beberapa

pertimbangan, seperti keterbatasan waktu, tenaga, serta dana sehingga tidak dapat

mengambil sampel besar dan jauh (Arikunto, 1998:127-128).

Informan yang dipilih adalah seorang yang memiliki ciri dan karakteristik

tertentu, yakni orang yang berkaitan dengan kegiatanmedia relations Humas PT PLN

(persero) Distribusi Banten. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1

Data Informan

Nama Jabatan

Muharman Sismanto Spv Humas dan PKBL

Devi Anggun AS.PKBL

Demi Deputi Manager Komunikasi & Hukum

Ferry Panjaitan Media Cetak (Tangerang Express)

Hj. Henny Murniati, Ss AE&Reporter (Jawa Post TV)

Sam Media Online (Tribun.com)

Page 83: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

65

3.4 Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif deskriptif yaitu

melakukan penafsiran data dengan menggunakan tataran ilmiah atau logika.

Sesuai dengan tipe penelitian, yaitu deskriptif, maka setelah data yang

terkumpul, proses selanjutnya adalah menyederhanakan data yang diperoleh ke dalam

bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasi yang pada hakekatnya

merupakan upaya peneliti untuk mencari jawaban atas permasalahan yang telah

dirumuskan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa secara kualitatif, artinya dari

data yang diperoleh dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam.Data

yang ada dianalisa serinci mungkin sehinga diharapkan dapat diperoleh kesimpulan

memadai yang bisa digeneralisasikan.

Data yang telah diperoleh dan terkumpul secara komprehensif selanjutnya

dianalisa sesuai dengan kelompok data baik primer maupun sekunder. Untuk

menganalisis data yang terkumpul sehingga diperoleh kesimpulan yang valid, maka

ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Inventarisasi data : dengan cara mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya;

2. Kategorisasi data : dalam tahap ini data disusun berdasarkan rumusan

masalah dan tujuan yang disusun sebelumnya;

3. Penafsiran data : pada tahap ini data yang ada kemudian di integrasi

melalui analisis logis dengan cara deduktif-induktif berdasarkan pada

teori kehumasan;

4. Penarikan kesimpulan : tahap akhir dalam penentuan penilaian terhadap

data yang telah ditemukan, dibahas, dianalisis selama penelitian

(Moleong, 2007: 189).

Page 84: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

66

Selanjutnya, analisis data kemudian dipaparkan sesuai dengan kajian

kehumasan. Hal ini dilakukan dalam rangka usaha semaksimal mungkin untuk tetap

objektif dari kerangka berpikir dan pendekatan secara ilmiah sehingga dengan

demikian dapat diharapkan akan dapat menjaga keutuhan dan keharmonisan konsep

objek penelitian.

3.5 Uji Validitas dan Reabilitas Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode triangulasi. Triangulasi

yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi sumber, yaitu : menguji kredibilitas

data dilakukan dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber

(Sugiyono, 2009:120). Peneliti akan mewawancarai berbagai sumber yang berbeda,

yaitu mewawancarai Divisi Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Selain itu

peneliti juga mewawancarai pihak media yang bekerjasama dengan PT PLN (Persero)

Distribusi Banten. Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber adalah karena

menurut peneliti data akan makin banyak didapatkan bila peneliti mewawancarai dari

banyak sumber. Selain itu peneliti juga bisa membandingkan data yang didapat. Jadi,

peneliti bisa dengan mudah menganalisis data tersebut.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bagian Divisi Humas PT PLN (Persero) Distribusi

Banten yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman NO.1, Babakan, Tangerang,

Sukasari, Kec.Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118. Sedangkan waktu lamanya

Page 85: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

67

penelitian hingga sidang, apabila tidak mengalami hambatan diperkirakan sekitar 6

bulan, yaitu bulan Maret 2017 sampai dengan akhir Agustus 2017.

3.7 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus

dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 3.2

NO Uraian Kegiatan Mar April Mei Juni Juli Agt Sept

1. Studi Pustaka

2. Penyusunan Bab

I -III

3. Sidang Outline

4. Pengumpulan

data, Kuisioner,

analisis data

4. Penyusunan Bab

IV-V

5. Sidang Skripsi

Page 86: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Profil Perusahaan

PT PLN (Persero) Distribusi Banten berdiri pada tanggal 1 September 2015

merupakan hasil bentukan dari wilayah distribusi baru yang awalnya tergabung dalam

wilayah Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang serta Distribusi Jawa Barat.

Pembentukan wilayah distribusi baru terkait dengan percepatan pelayanan oleh PT

PLN (Persero). PT PLN (Persero) Distribusi Banten dibentuk untuk pengelolaan

kelistrikan khususnya di Provinsi Banten, yang memiliki luas daerah 8.651 km2,

memiliki daya tersambung 6.393 MVA, jaringan tegangan menengah 14.002,49 kms,

jaringan tegangan rendah 28.473,31 kms, gardu distribusi 13.615 unit, kapasitas trafo

2.956.830 kVA, Jumlah Area Pelayanan sebanyak 7 Area + 1 APD yaitu Area

Banten Utara, Area Banten Selatan, Area Cikokol, Area Cikupa, Area Serpong, Area

Teluk Naga, dan Area Pengatur Distribusi Banten. Dalam setiap area memiliki 1

perwakilan humas untuk membantu pekerjaan humas pusat yaitu PT PLN (Persero)

Distribusi Banten, dan memiliki total pelanggan sebanyak 2.725.213.

Sejak awal berdiri PLN Distribusi Banten telah menyusun beberapa program

untuk penjualan listirk dan juga program untuk kerjasama dalam membantu pekerjaan

PLN Distribusi Banten. Salah satu bentuk kerjasama yang dijalin yaitu dengan media

massa. PLN Distribusi Banten menjalin kerjasama dengan beberapa media cetak dan

elektronik di Banten dalam rangka membantu pekerjaan seorang humas dalam hal

Page 87: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

69

publikasi, sosialisasi, dan pemberian informasi kepada pelanggan. Perlunya

kerjasama tersebut karena melihat bahwa PLN Distribusi Banten merupakan wilayah

baru yang butuh publikasi dan sosialisasi agar keberadaannya diketahui oleh

masyarakat luas.

Adanya kerjasama dengan media massa juga menambah pekerjaan humas

dalam membina hubungan baik dengan pihak media. Kegiatan membina hubungan

baik dengan media telah diatur dalam buku pedoman pelaksanaan komunikasi

perusahaan yang telah diatur dan disahkan oleh Direksi PT PLN (Persero), yang

terbaru dalam buku pedoman pelaksanaan komunikasi perusahaan 2017 sebagaimana

didalamnya telah dijelaskan kegiatan hubungan baik diatur dalam kegiatan media

relations dalam bab saluran komunikasi perusahaan dan dijabarkan bahwa kegiatan

media relations tersebut diantaranya media visit, press tours, press briefing, media

gathering, dan konferensi pers.

4.2 Sejarah Perusahaan

Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika

beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan

sendiri. Perusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi perusahaan untuk

kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM

yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama

Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh

Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945,

Page 88: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

70

perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada

bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk

membebaskan Irian Jaya dari cengkraman penjajah Belanda, maka dikeluarkan

Undang-Undang No.86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang

nasionalisasi perusahaan Belanda dan peraturan pemerintah No. 18 tahun 1958

tentang nasionalisasi Perusahan Gas dan Listrik Milik Negara.

Dengan Undang-Undang tersebut, maka seluruh perusahan listrik milik Belanda

berada di tangan Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang

surut sejalan dengan pasang surut perjuangan bangsa Indonesia. Tanggal 27 Oktober

1945 kemudian di kenal dengan Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati

untuk pertama kalinya pada tanggal 27 Oktober 1946 di gedung Badan Pekerja

Komite Nasional Pusat (BPKNIP) Yogyakarta. Berangkat untuk pertama kalinya.

Penetapan secara resmi pada tanggal 27 Oktober 1945 sebagai Hari Listrik dan

Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 20

tahun 1960, namun kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan

Tenaga Listrik yang terjatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingya

semangat dan nilai-nilai Hari Listrik, maka berdasarkan keputusan Menteri

Pertambangan dan Energi No. 1134K/43.PE/1992 tanggal 31 Agutus 1992,

ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.

Page 89: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

71

4.2.1 Visi, Misi, dan Tata Nilai PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Visi, misi, dan tata nilai PT PLN (Persero) Distribusi Banten mengacu

pada Buku Pedoman Perilaku yang ditetapkan pada Keputusan Direksi PT PLN

(Persero) Nomor 548A.K/DIR/2010, serta misi sebagaimana yang tercantum

pada Peraturan Direksi Nomor 0063.P/DIR/2015 tentang Organisasi PT PLN

(Persero) Distribusi Banten, yang tercantum pada RJPP 2016-2020.

Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan

terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Kelas Dunia : Perusahaan mampu memberikan pelayanan dengan

standar kualitas pelayanan kelas dunia, memiliki cakrawala pemanfaatan

teknologi, haus akan kesempurnaan kerja dan perilaku, serta merupakan

perusahaan idaman bagi pencari kerja. Pelayanan kelas dunia yang

dimaksud diharapkan dapat diwujudkan pada tahun 2015.

Tumbuh Kembang : Perusahaan mampu mengantisipasi berbagai

peluang dan tantangan usaha, serta konsisten dalam pengambangan

standar kerja.

Unggul : Perusahaan menjadi yang terbaik, terkemuka, dan mutakhir

dalam bisnis kelistrikan, fokus dalam usaha mengoptimalkan potensi

insani, serta mampu meningkatkan kualitas input, proses, dan output

produk dan jasa pelayanan secara berkesinambungan.

Page 90: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

72

Terpercaya : Perusahaan mampu memegang teguh etika bisnis,

konsisten memenuhi standar layanan yang dijanjikan, serta menjadi

perusahaan favorit para pihak yang berkepentingan.

Potensi Insani : Perusahaan mampu mengembangkan insan yang

kompeten, professional dan berpengalaman, serta memenuhi standar

etika dan kualitas.

Misi

Menjalankan usaha pendistribusian, penjualan dan pembelian tenaga listrik

dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan target kinerja Unit secara efektif

dan efisien, untuk memberikan kontribusi yang optimal kepada Perseroan serta

meningkatkan kepuasaan pelanggan dengan memperhatikan kepentingan

stakeholders berdasarkan kebijakan Perseroan.

Tata Nilai

Saling Percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar (SIPP).

4.2.2 Aktivitas Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Aktivitas Humas di PT PLN (Persero) Distribusi Banten sendiri

memiliki dua fungsi yaitu :

1. Bidang komunikasi/ Kehumasan yang identik hubungannya dengan

pers/wartawan dan media (cetak dan elektronik), merancang dan

membuat produk-produk komunikasi seperti press release, talkshow,

foto/dokumentasi dan perpustakaan, spanduk, brosur, kliping berita

Page 91: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

73

untuk proses decision making (pengambilan keputusan) bagi para top

management. Majalah, Sponsorship, kegiatan penyuluhan, pameran,

kegiatan protokoler, melakukan kampanye untuk mendukung kebijakan

perusahaan serta mengambangkan propaganda (untuk menutupi

kekurangan dan kelemahan dimata publik).

2. Program kemitraan dan bina lingkungan yang merupakan bentuk

implementasi dari corporate social responsibility (CSR) PLN Distribusi

Banten yaitu melakukn bantuan pemberian modal kepada usaha kecil

menengah (UKM) serta koperasi dan melaksanakan program community

development di PLN dikenal dengan bina lingkungan atau yang

sekarang disebut dengan program partisipasi pemberdayaan lingkungan

(P3L) yaitu bantuan-bantuan sosial untuk pendidikan, kesehatan,

peribadatan, dan pelestarian alam.

4.2.3 Fungsi Dan Tugas Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten memiliki fungsi dan tugas

sebagai berikut :

Bertanggung jawab kepada general manager

Mengelola opini publik baik internal maupun eksternal agar tidak

bertentangan dengan kebijakan perusahaan

Page 92: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

74

Melakukan komunikasi kepada publik internal (karywan dan keluarga)

maupun eksternal (pelanggan, pers, komunitas, instansi terkait, dll)

untuk menciptakan citra baik dan dukungan publik terhadap perusahaan

Memantau pemberitaan tentang perusahaan dimedia massa

Memberi rekomendasi pihak manajemen untuk menyelesaikan opini

publik yang merugikan perusahaan

Menangani keluhan pelanggan yang disampaikan melalui media massa

Mengelola media internal sebagai saran komunikasi dengan publik

internal perusahaan

Menyusun rencana komunikasi internal dan eksternal dalam rangka

sosialisasi kebijakan dan program perusahaan (TDL, Peduli Pelanggan,

dll)

Melakukan koordinasi dengan bidang atau unit terkait dalam rangka

kelancaran program komunikasi

Menyusun konsep materi pidato, sambutan, dan presentasi general

manager kepada publi internal dan eksternal

Menyusun konsep materi publikasi internal dan eksternal (newsletter,

pariwara/advertorial, siaran pers, leaflet, poster, stiker, dll)

4.2.4 Kegiatan Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Page 93: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

75

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Humas PT PLN (Persero)

Distribusi Banten sebagai berikut :

1. Kegiatan Eksternal

Mengadakan publikasi melalui media massa, dalam bentuk leaflet,

poster, brosur, advertising dimedia massa

Membina hubungan baik dengan masyarakat sekitarnya, seperti

mengadakan sunatan missal, dll

Mengadakan temu pelanggan, antara lain : seminar sehari, melalui

radio-radio, dll

Membuat press conference dan press release

Membuat pengumuman tentang pemadaman karena pemeliharaan

Membuat kliping berita pln dan berita yang ada kaitannya dengan pln

di media massa

Menyusun iklan iklan tender dan iklan layanan pelanggan/informasi

perusahaan di media massa

2. Kegiatan Internal

Rapat secara kontinyu

Kerjasama dengan departemen lain, seperti membuat papan

pengumuman

Menyelenggarakan penerbitan media internal

Mengelola perpustakaan kantor

Page 94: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

76

Membuat direktori telepon unit-unit

Menyelenggarakan pelayanan informasi untuk pejabat/karyawan

(langganan surat kabar, majalah, dan bulletin)

Menyelenggarakan protokoler untuk acara perusahaan

Mengelola kotak saran

4.2.5 Struktur Organisasi Perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi

Banten

Sesuai dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No :

0015.P/DIR/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (Persero) tentang

susunan Organisasi , Tanggung Jawab dan Tugas Pokok pada Direktorat Bisnis

Regional Jawa Bagian Barat, meliputi PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Struktur Organisasi PLN Distribusi Banten dibentuk berdasarkan Peraturan

Direksi No : 0208.P/DIR/2015 tentang Penetapan Pembinaan Organisasi Unit

Pelaksana (Area dan Unit Pelaksana Konstruksi Kelistrikan ) pada PT PLN

(Persero) Distribusi Banten, peraturan Direksi No : 0147.P/DIR/2015 tentang

Organisasi PT PLN (Persero) Area Pengatur Distribusi Banten dan

0015.P/DIR/2016 tentang Pembubaran Organisasi Unit Pelaksana Area

Pelayanan Prima Pada PT PLN (Persero) Distribusi Banten, maka Susunan

Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Banten sebagai berikut :

Page 95: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

77

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Sumber : PT PLN (Persero) Distribusi Banten tahun 2017

General Manager

Bidang

Perencanaan

Bidang

Distribusi

Bidang

Niaga &

Pelayanan

Pelanggan

Bidang

Keuangan

Bidang SDM

& Organisasi

Bidang

Komunikasi

Hukum &

Administrasi

Area

Pelayanan

Prima

Area Area Pengatur

Distribusi

Page 96: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

78

4.2.6 Logo Perusahaan

Deskripsi tentang logo PLN:

Lambang Petir/Kilat telah lama digunakan oleh PT PLN (Persero) dan

satuannya. Penggunaan Lambang PT PLN menurut surat keputusan NO.

13/DIR/1976 adalah :

A. Gambar lambang PLN tercantum dalam suatu bidang datar terdiri dari :

a. Bewarna kuning keemasan

b. Berbentuk segi empat, berskala ukuran lebar panjang = 3x4

c. Tanpa tulisan listrik Negara adapun tulisan lain didalamnya

B. Gambar atau lambang PLN terdiri dari :

a. Petir atau Kilat yang berbentuk atas tebal dan meruncing disebalah

warna merah darah dan memotong atau menembus ketiga garis

gelombang.

b. Tiga buah gelombang yang terbentuk sinusoida (dua setengah

perioda), bewarna biru laut, tersusun secara sejajar dalam arah

Page 97: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

79

mendatar, terletak di tengah-tengah segi empat pada dasar kuning

keemasan.

C. Gambar atau Lambang diartikan sebagai berikut :

a. Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung

didalamnya.

b. Gelombang yang digunakan dalam lambang PLN karena segala

macam tenaga (energi) dapat dinyatakan sebagai gelombang (cahaya

listrik, akuistik,dll). Kegiatan PLN antara lain mencakup konversi

segala macam tenaga (energi) menjadi listrik.

c. Tiga buah gelombang sejajar diartikan 3 sikap karyawan PLN dalam

melaksanakan tugas Negara bekerja keras, bergerak cepat dan

bertindak tepat. Arti yang lain bahwa pelaksanaan distribusi tenaga

listrik harus serempak.

D. Warna lambang diartikan sebagai berikut :

a. Warna kuning keemasan melambangkan keagungan Tuhan Yang

Maha Esa, serta agungnya kewajiban PLN.

b. Warna Merah darah melambangkan keberanian dan dinamika dalam

melaksanakan tugas untuk mencapai sasaran pembangunan.

c. Warna Biru laut melambangkan kesetiaan dan pengabdian pada tugas

untuk menuju dan mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

Indonesia seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah N0.18

tahun 1972

Page 98: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

80

E. Tipografi Huruf

Tipografi atau jenis huruf terpilih sebagai tipografi resmi PT PLN

(Persero) adalah tipografi yang digunakan dalam segala bentuk macam

tulisan yang diterbitkan dan mencerminkan perusahaan, seperti

penulisan nama perusahaan, motto perusahaan, dan slogan kerja unit

bisnis perusahaan di segala media komunikasinya. Adapun tipografi

yang dimaksud adalah Helvetica, karena bentuknya yang sederhana

namun berkesan modern dan mudah untuk dibaca.

4.3 Deskripsi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai 6 (enam) informan yang dianggap

oleh peneliti mampu menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Pemilihan

informan melihat dari kemampuan informan yang sekiranya menguasai dan

mengerti bidang tersebut yang dalam hal ini mengenai hubungan perusahaan dengan

media massa.

Peneliti mengambil 3 (tiga) informan yang berasal dari perusahaan yaitu PT

PLN (Persero) Distribusi Banten dan 3 (tiga) informan yang berasal dari pihak media

massa. Alasan mengambil informan dari pihak media adalah untuk memperdalam dan

mengetahui pendapat dari sudut pandang media akan kegiatan media visit dan juga

sebagai pembanding antara pernyataan yang telah dilontarkan oleh perusahaan.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih 3 (tiga) informan dari PT PLN

(Persero) Distribusi Banten yaitu Muharman Sismanto selaku Supervisor Humas dan

Page 99: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

81

PKBL PT PLN (Persero) Distribusi Banten, Devi Anggun selaku Asisten Humas dan

PKBL, dan Demi selaku Deputi Manager Komunikasi dan Hukum. Data yang

diambil oleh peneliti berupa wawancara mendalam dengan para informan, karena

informasi yang didapat dari informan dapat menjawab semua identifikasi masalah

penelitian. Dari Hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut peneliti dapat

menggambarkan secara utuh dan dapat mengungkap, mengecek kebenaran yang

terjadi antara hasil wawancara dengan realita yang terjadi dilapangan. Berikut data

informan PT PLN (Persero) Distribusi Banten :

a. Muharman Sismanto

Laki-laki kelahiran Prabumulih, 28 Mei 1963 merupakan Supervisor

Humas dan PKBL PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Dalam

kesehariannya biasa dipanggil dengan sebutan Pak Manto, sebelum

menjabat sebagai Supervisor Humas di PLN Distribusi Banten beliau

mengawalinya di PLN Area Banten Utara. Beliau keturunan

Sumatera Selatan yang sekarang menetap di Pandegalang dengan

alamat rumah Komplek Cigadung Blok N/No 5 Cadasari-

Pandeglang. Adapun kontak yang bisa dihubungi sebagai berikut :

No Telp :

b. Devi Anggun

Wanita kelahiran Ujung Pandang, 14 Oktober 1992 ini merupakan

salah satu staff Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Jabatannya saat ini sebagai Asisten Humas dan PKBL. Beliau

Page 100: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

82

merupakan lulusan salah satu Universitas Negeri di Jawa yaitu

Universitas Diponegoro. Dalam kesehariannya beliau biasa dipanggil

mba Devi. Adapun kontak yang bisa dihubungi adalah sebagai

berikut :

No Telp : 085726880099

c. Demi

Demi merupakan Deputi Manager Komunikasi dan Hukum PT PLN

(Persero) Distribusi Banten. Laki-laki yang sekarang bertempat

tinggal di Tangerang ini sudah mengabdi di PT PLN (Persero) selama

15 tahun. Beliau memiliki 2 (dua) orang putra. Adapun kontak yang

dapat dihubungi sebagai berikut :

No.Telp : 0811952300

Dari media massa peneliti juga mengambil 3 (tiga) informan yang memiliki

hubungan yang dekat dengan perusahaan, peneliti mengambil informan dari media

massa yang berbeda seperti media cetak, media online, dan media televisi.

Pengambilan media yang berbeda didasarkan kepada untuk membandingkan bentuk

kerjasama dan untuk pengklasifikasian media oleh peneliti.

Peneliti juga menggunakan wawancara mendalam kepada seluruh informan

yang berasal dari media massa untuk mengetahui seperti apa realita sebenarnya

kegiatan yang berlangsung dilapangan dan mengetahui bentuk hubungan yang

diinginkan menurut sudut pandang media massa. Berikut data informan media massa

Page 101: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

83

a. Mas Fery

Fery Panjaitan merupakan salah satu wartawan media cetak yaitu

Tangerang Express yang sudah lama memiliki hubungan kerjasama

dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Beliau merupakan

lulusan Unversitas Mercu Buana dengan jurusan Jurnalistik, dan

beliau sekarang bertempat tinggal di Jl. Kiai H. Hasyim Ashari RT

06/RW 01 Kota Tangeran. Adapun kontak yang bisa dihubungi

sebagai berikut :

No Telp : 082122720200

b. Hj. Henny Murniati, Ss

Hj. Henny Murniati atau yang sering disapa Henny merupakan

wanita kelahiran Prabumulih Sumatera Selatan. Ibu Henny adalah

seorang Account Event dan Repoter dari media elektronik Jawa Post

TV. Sebelum bekerja di Jawa Post TV Ibu Henny pernah bekerja

diIndosiar, Ibu Henny telah menggeluti dunia jurnalis sejak tahun

2000. Adapun kontak yang bisa dihubungi sebagai berikut :

No. Telp : 081931224076

Page 102: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

84

c. Sam

Samuel atau yang akrab disapa sam merupakan salah satu wartawan

yang berasal dari tribun.com. Beliau menggeluti dunia jurnalistik

sejak tahun 2000. Beliau sekarang bertempat tinggal di daerah Kota

Tangerang. Adapun kontak yang dapat dihubungi sebagai berikut :

No.Telp : 081290629003

4.4 Deskripsi Data

Penelitian ini membahas tentang Strategi Media Visit PT PLN (Persero) dalam

Membina Hubungan Baik Dengan Pers . Untuk menyelesaikan penelitian ini peneliti

membuat pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data. Untuk

dapat mengetahui bagaimana informasi yang diberikan informan, peneliti

menggunakan beberapa tahap sebagai berikut :

Pertama, proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang

hendak diteliti, mem- follow up kepada pimpinan perusahaan untuk mengamati dan

membuat gambaran umum tentang sasaran penelitian, kemudian peneliti

mengidentifikasi siapa yang akan di observasi, kapan, berapa lama, dan bagaimana.

Observasi dilaksanakan pada tanggal 24 sampai 26 April 2017 di kantor PLN

Distribusi Banten. Keterlibatan peneliti secara tidak langsung (observasi non

participant), jadi dalam pengamatannya peneliti tidak merupakan bagian dari objek

yang diteliti sehingga peneliti dapat melihat dengan tajam, melaksanakan dan

mencatat objek yang diteiti sehingga peneliti dapat dipengaruhi oleh objek yang

Page 103: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

85

diamati. Peneliti mengamati mulai dari lingkungan kerja karyawan. Pada saat

observasi peneliti melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada beberapa karyawan

untuk kesediannya menjadi informan dan informan kunci.

Kedua, membuat pedoman wawancara agar pada saat peneliti melakukan

wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman disusun tidak hanya

berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan

mendasar nantinya akan berkembang dalam wawancara. Tahap ini dilakukan untuk

mempermudah informan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

Karena sebelum masuk kedalam tahap wawancara, informan akan membaca terlebih

dahulu draft pedoman wawancara yang diberikan oleh peneliti, tujuannya supaya

informan memahami isi pertanyaan penelitian,

Ketiga, peneliti melakukan wawancara untuk mengumpulkan data pada

penelitian ini. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara mendalam (in depth

interview) yang berfungsi informal seperti orang yang sedang mengobrol. Mendalam

kepada informan dan informan kunci dimana waktu dan tempat pelaksanaan berbeda

karena disesuaikan dengan jam kerja para informan dan informan kunci.

Keempat, mendeskripsikan hasil wawancara. Deskripsi hasil penelitian ini

akan menguraikan tentang berbagai temuan yang diperoleh dari lapangan, yaitu dari

olahan data dan informasi yang terkait wawancara dan observasi penelitian. Pada

tahap selanjutnya peneliti melakukan deskripsi analisis data sesuai dengan langkah-

langkah yang dijabarkan pada bagian metode. Peneliti mendeskripsikan hasil

Page 104: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

86

wawancara sebagai pembahasan, ini dilakukan untuk memperjelas tantang

bagaiamana hasil dari wawancara peneliti terhadap informan yang telah memberikan

jawaban-jawaban yang bersifat real baik itu wawancaranya dilakukan secara formal

atau informal.

Kelima, menganalisis hasil data wawancara yang telah dilakukan. Berdasarkan

data yang telah didapat, peneliti menganalisa data tersebut terhadap asumsi yang

dikembangkan dalam penelitian ini. Peneliti menganalisis wawancara berdasarksan

pemahaman terhadap hal-hal yang diungkapkan informan. Data yang telah

dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh, sehingga

peneliti dapat menangkap pengalaman, dan permasalahan yang terjadi pada

penelitian.

Hasil penelitian ini diperoleh melalui teknik pengumpulan data dengan

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik tersebut dilakukan untuk perolehan

data yang objektif dan alamiah. Dengan waktu penelitian yang tertera dibawah ini

Tabel 4.1

Jadwal Wawancara Informan PT PLN (Persero) Distribusi Banten

NO Hari/Tanggal Tempat Nama Informan

1. Senin, 17 Juli 2017 Kantor PT PLN (Persero)

Distribusi Banten

Muharman Sismanto

2. Selasa, 18 Juli 2017 Kantor PT PLN (Persero)

Distribusi Banten

Devi Anggun

Page 105: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

87

3. Selasa, 18 Juli 2017 Kantor PT PLN (Persero)

Distribusi Banten

Demi

Tabel 4.2

Jadwal Wawancara Media Massa

NO Hari/Tanggal Tempat Nama Informan

1. Kamis, 20 Juli 2017 Kantor PT PLN (Persero)

Distribusi Banten

Ferry Panjaitan

2. Selasa, 12 September

2017

Kantor PT PLN (Persero)

Distribusi Banten

Sam

3. Selasa, 12 September

2017

By phone Hj. Henny Murniati,

Ss

Wawancara dengan pihak media massa/wartawan yang, menjadi partner

perusahan PT PLN (Persero) Distribusi Banten bertujuan untuk membandingkan

pernyataan yang dilontarkan dengan pihak Humas PT PLN (Persero) Distribusi

Banten sudah sesuai atau belum dengan keadaan lapangan. Peneliti juga memilih

media massa yang yang selalu mengikuti kegiatan media relations yang dilakukan PT

PLN (Persero) Distribusi Banten. Sehingga peneliti bisa melakukan triangulasi

sumber untuk membandingkan data yang ada.

Page 106: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

88

4.5 Hasil Penelitian

Dalam bab ini peneliti menguraikan hasil penelitian, yaitu megenai Strategi

Media Visit PT PLN (Persero) Dalam Membina Hubungan Baik Dengan Pers.

Adapun hasil penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui

wawancara mendalam dan observasi. Peneliti menguraikan hasil penelitian dengan

megacu pada identifikasi masalah yang peneliti buat yaitu Bagaimana Strategi Media

Visit, Program Media Visit, Faktor Pendukung, Kendala, dan Solusi dari kendala dari

kegiatan tersebut.

4.5.1 Gambaran Umum Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi

Banten

Media Relations atau hubungan media merupakan salah satu kegiatan

yang berhubungan dengan media massa diantaranya tidak hanya media

elektronik akan tetapi media cetak pula. Kegiatan media relations dilakukan

adalah sebagai sarana untuk mendapatkan publikasi. Media relations sendiri

menurut PT PLN (Persero) Distribusi Banten adalah salah satu kegiatan yang

berhubungan dengan media massa yang ada untuk mendapatkan publikasi

perusahaan, selain itu tidak hanya publikasi akan tetapi untuk memberi edukasi

kepada masyarakat atau pelanggan PLN mengenai kelistrikan.

Media relations dalam PT PLN (Persero) Distribusi Banten adalah suatu

keharusan, kegiatan media relations yang dijalankan oleh PT PLN (Persero)

Distribusi Banten sama seperti kegiatan media relations yang dilakukan oleh

Page 107: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

89

PLN lainnya yang ada di Indonesia. Karena pada dasarnya kegiatan media

relations perusahaan PT PLN (Persero) telah diatur didalam buku pedoman

pelaksanaan komunikasi perusahaan yang sebagaimana telah disebutkan dan

dijelaskan pada sub bab sebelumnya. Didalam buku pedoman terdapat lima

bentuk kegiatan media relations, dari kegiatan media relations tersebut PT PLN

(Persero) Distribusi Banten telah menjalankan hampir seluruh dari kegiatan

yang ada seperti press tour , Konferensi Pers dan media visit. Kegiatan media

relations yang dijalankan PLN Distribusi Banten bersifat formal dan informal.

Kegiatan media relations dilakukan secara rutin oleh PT PLN (Persero)

Distribusi Banten, seperti kegiatan press tour yang dilakukan setiap setahun

sekali. Kegiatan yang dilakukan yaitu PLN Distribusi Banten mengajak para

wartawan untuk meliput kegiatan perusahaan atau berwisata sambil melihat-

lihat keberadaan perusahaan, seperti pada tahun 2016 pihak humas mengajak

wartawan untuk berkunjung ke kantor pembangkit PLN di Suralaya atau

Indonesia Power. Selanjutnya kegiatan konferensi pers PT PLN (Persero)

Distribusi Banten selalu mengundang dan melibatkan media massa dalam

berbagai kesempatan untuk membantu atau menyebarluaskan informasi yang

telah dikeluarkan oleh pihak perusahaan kepada seluruh masyarakat. Media

visit, media visit merupakan kegiatan kunjung media yang dilakukan pihak

humas kekantor media yang bersifat informal, kegiatan media visit juga

melibatkan pemimpin perusahaan seperti General Manajer, Direksi, dan

Manajer.

Page 108: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

90

Media visit salah satu kegiatan media relations yang memiliki frekuensi

paling sering dilakukan oleh humas PLN Distribusi Banten berdasarkan sumber

data yang diterima peneliti pada tahun 2016 telah sebanyak dua belas kali

kunjungan media, idealnya media visit dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh

perusahaan. Media visit paling sering dilakukan karena menurut humas PT PLN

(Persero) merupakan salah satu kegiatan yang sangat mudah dilakukan karena

sifatnya yang informal maka pihak humas bisa kapan saja untuk berkunjung

kekantor media untuk membahas atau diskusi tentang permasalahan dilapangan

mengenai PLN Distribusi Banten dengan secara santai dan terbuka. Selain itu,

media visit merupakan salah satu kegiatan antisipasi perusahaan dalam

menahan pemberitaan negatif sebelum pemberitaan diluar berkembang menjadi

opini yang bisa merugikan perusahaan dan menjadi permasalahan yang besar

sehingga berdampak pada citra perusahaan, bisa dikatakan pihak humas

bertugas untuk menjemput bola.

Tahapan kegiatan media visit, berdasarkan wawancara yang telah

dilakukan peneliti dengan humas bahwasanya dalam melakukan kegiatan

tersebut humas tidak memiliki tahapan pembuatan perencanaan program

kegiatan dan lainnya, karena telah disebutkan diatas kegiatan ini bersifat

informal. Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh humas PT PLN (Persero)

Distribusi Banten selain untuk sarana publikasi perusahaan juga sebagai alat

untuk mengedukasi masyarakat. Mengubah pemahaman masyarakat yang

Page 109: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

91

memiliki pandangan negatif mengenai PLN kearah yang positif agar citra yang

didapat oleh perusahaan bisa selalu positif.

Tentunya dengan adanya kegiatan media visit yang dilakukan oleh PT

PLN (Persero) Distribusi Banten juga memiliki strategi bahwa diharap dari

kegiatan media relations yang dijalankan salah satunya media visit bisa

menjaga hubungan yang tetap baik dan harmonis antara pihak pers dan

perusahaan. Media massa menjadi mitra yang sangat penting dan membantu

menjadi jembatan antara perusahaan dan masyarakat. Walaupun sejauh ini

pihak perusahaan belum menyediakan treatment khusus untuk media seperti

ruangan khusus pers didalam perusahaan akan tetapi pihak humas telah

mencoba merencanakan pembuatan ruangan tersebut agar media pun bisa

merasa nyaman bekerjasama dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Dari kegiatan media relations yang dijalankan perusahaan dengan pihak

media massa yang ada yang sejauh ini sangat baik dan harmonis akibatnya

segala pemberitaan mengenai perusahaan selalu berimbang tidak selalu

menyudutkan perusahaan. Pihak humas pun mengakui dengan kegiatan media

yang dijalin tidak jarang media memberi tahu perusahaan mengenai

permasalahan yang ada dilapangan, media tidak selalu langsung menaikkan

berita tersebut. Pentingnya menjalin hubungan yang baik dirasa adalah sebagai

hal yang tidak dapat dipisahkan oleh perusahaan atau instansi pemerintah

manapun.Yang akhirnya terwujudnya hubungan kerjasama yang saling

menguntungkan atau simbiosis mutualisme.

Page 110: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

92

Hal tersebut juga dijelaskan oleh Supervisor Humas PT PLN (Persero)

Distribusi Banten Bapak Manto bahwasanya kegiatan media relations adalah

suatu kegiatan yang harus dijalankan oleh perusahaan dan kegiatan media

relations tidak hanya sekedar untuk mencapai publikasi perusahaan akan tetapi

lebih dari itu, seorang humas harus bisa menjalin hubungan yang sangat baik.

PT PLN (Persero) Distribusi Banten sejauh ini telah menjalankannya Bapak

Manto mengungkapkan bahwa hubungan yang telah dijalin sebagai berikut :

“Hubungan PLN dengan media massa kalau dijelaskan sangat baik, saya

melakukan pendekatan dengan media dengan cara berkunjung ketempat

mereka biasa berkumpul karena mereka juga memiliki pokja atau

kelompok kerja karena kalau untuk diundang secara formal prosesnya

agak ribet harus ada undangan dan sebagainya. Selanjutnya menjaga

komunikasi yang baik dengan pers, komunikasi yang terus berkelanjutan

dengan media. Hubungan media harus erat sekali kita juga harus

menyesuaikan dengan gaya mereka agar mudah masuk kedalam area

mereka dan memahami cara kerjanya. PLN juga selalu mensupport

kegiatan yang diadakan oleh media. Jika ada kesempatan atau waktu

luang saya juga sempatkan untuk say hello saja dengan wartawan jadi

biar tidak terlihat kita datang ketika ada butuhnya saja. Kedua jika kita

ada kegiatan kita selalu melibatkan mereka walaupun tidak semua

dilibatkan kita cari media mana yang memiliki peran dan

berpengaruh.”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017)

Menurut Bapak Manto Hubungan yang dijalin dengan media massa

pada sekarang ini dengan perusahaan sudah lebih baik daripada dahulu. Jika

dahulu hanya PWI saja yang boleh datang kekantor PLN. Sekarang ini karena

jumlah media dan wartawan telah banyak pihak perusahaan tidak bisa

membatasi kerjasama dengan satu media saja, melihat dengan banyaknya media

massa sekarang juga membawa keuntungan sendiri untuk perusahaan, media

biasanya dalam bekerja juga bekerjasama juga dengan teman media lainnya

Page 111: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

93

untuk mendapatkan informasi dilapangan dan mereka bisa saling bertukar

informasi. Dari sanalah pihak Humas bisa memanfaatkan keadaan tersebut

walaupun hanya bekerjasama dengan satu media contohnya karena akibat kerja

media yang saling bertukar informasi dengan teman media lainnya juga

akhirnya membuat pemberitaan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan

menjadi menyebar secara lebih luas. Walapun seperti itu pihak humas tidak

memanfaatkan keadaan tersebut dengan seenaknya hubungan yang dijalin

dengan media yang lainnya yang tidak ada ikatan kontrak pun harus tetap

dijaga oleh perusahaan.

Satu saja kita bekerjasama dengan media Humas bisa memanfaatkan

media tersebut untuk mengakomodir teman media yang lainnya. Hubungan

yang dijalin oleh pihak humas dengan media yang ada dengan cara selalu

menjalin komunikasi yang baik dengan pihak media. Komunikasi harus tetap

dijalin agar media tidak timbul rasa bahwa mereka dibutuhkan ketika ada

butuhnya saja oleh perusahaan, dengan adanya komunikasi yang baik juga bisa

menimbulkan rasa memiliki media kepada PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Selain komunikasi yang baik seorang humas juga harus bisa

menyesuaikan dirinya agar mampu mengetahui karakter dari media-media yang

ada dan menjalin hubungan kedekatan yang lebih baik tidak hanya sekedar

hubungan dengan perusahaan saja. Memahami karakater media satu-persatu

juga menjadi penting untuk seorang humas untuk memudahkan dirinya untuk

masuk kewilayah media dan memahami cara kerjanya. PT PLN (Persero)

Page 112: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

94

Distribusi Banten juga selalu mendukung segala bentuk kegiatan yang diadakan

oleh media massa. Hubungan tersebut dijaga agar selalu harmonis dan baik satu

sama lainnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Devi Anggun selaku Asisten

Humas dan PKBL mengenai bagaimana hubungan yang dijalin antara media

dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

“hubungannya complicated sih sebenarnya, seharusnya hubungannya

itu simbiosis mutualisme saling menguntungkan. Jadi, suatu sisi kita

butuh media untuk sarana menyampaikan informasi, satu sisi juga

kita butuh media untuk mendapatkan informasi. Dari sisi media juga

media butuh kita untuk menjadi sumber berita, seharusnya saling

ketergantungan dan seharusnya memang kedua pihak antara PLN dan

media saling erat seperti itu. Jadi kalau ada berita apapun itu media

seperti memberi konfirmasi dulu sama kita, jadi enggak asal nerbitin

berita” (Devi Anggun, Selasa 18 Juli 2017).

Menurut Ibu Devi hubungan kerjasama dengan media merupakan

hubungan yang complicated. Seharusnya hubungan yang dijalin harus

membawa keuntungan masing-masing dari kedua belah pihak tersebut. Pada

dasarnya hubungan perusahaan dengan media yaitu untuk membantu dalam

menyebarluaskan informasi yang berkaitan untuk masalah kelistrikan, tidak

hanya untuk menginformasi akan tetapi juga untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat tentang listrik. Melihat karena memang fungsi dari media

yaitu selain bertugas untuk menginformasikan tetapi ada beberapa fungsi lain

seperti edukasi, hiburan, dan pengaruh untuk masyarakat. Dari sinilah PT PLN

(Persero) Distribusi Banten menggunakan media massa sebagai sarana untuk

Page 113: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

95

mengedukasi masyarakat. Dari sisi media massa juga mereka membutuhkan PT

PLN (Persero) Distribusi Banten sebagai sumber beritanya, walau

bagaimanapun media butuh materi untuk dijadikan bahan pemberitaan. Oleh

sebab itu, hubungan antara keduanya harus saling erat dan ketergantungan

karena mengingat perusahaan butuh media untuk menyampaikan segala

informasi dan kebijakan perusahaan pada masayarakat dan sebaliknya media

butuh perusahaan sebagai sumber berita.

Media massa juga bisa bertindak sebagai jembatan masyarakat untuk

menyampaikan aspirasi atau keluhan kepada PLN Distribusi Banten. Hubungan

media dan pers merupakan sebagai alat pedukung atau media kerjasama untuk

kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja

atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak publik. Karena

peranan hubungan media dan pers dalam kehumasan tersebut dapat sebagai

saluran (channel) dalam penyampaian pesan maka upaya peningkatan

pengenalan (awareness) dan informasi atau pemberitaan dari pihak publikasi

humas merupakan prioritas utama. Hal tersebut dikarenakan salah satu fungsi

pers adalah kekuatan pembentuk opini (power of opinion) yang sangat efektif

melalui media massa.

Kerjasama dengan pers akan menghasilkan frekuensi publisitas yang

cukup tinggi. Dampak pemberitaan tersebut baik yang bersifat stimulately effect

(efek keserempakan), efek dramatisir, atau efek publisitas tinggi, dan memiliki

Page 114: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

96

waktu yang relatif singkat, sehubungan dengan jumlah pembaca atau audiensi

yang tersebar diberbagai tempat atau kawasan dalam waktu bersamaan.

Dengan demikian media relations bisa diartikan merupakan bagian dari

public relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik

dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publik-

publiknya untuk mencapai tujuan organisasi. Tetapi dari sisi organisasi

membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa itu paling

tidak berarti memenuhi dan menanggapi kebutuhan dan kepentingan media

massa terhadap organisasi tersebut. Karena watak komunikasi dalam public

relations adalah dua arah maka praktik media relations pun bukan hanya

mengkomunikasikan ke luar organisasi melainkan juga menjadi komunikan

yang baik dari apa yang dikomunkasikan dari luar organisasi.

Dalam Yosal Iriantara dijelaskan melalui gambar arus komunikasi

dalam praktik media relations yang berbentuk menyerupai segitiga media

berada ditengah lalu sisi kanan publik dan kiri organisasi atau disini bisa

disebut PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Terdapat garis panah yang

mengubungkan antara ketiganya organisasi menyampaikan informasi kepada

media lalu diterima oleh masyarakat, dari masyarakat atau publik juga

sebaliknya publik menyampaikan aspirasi melalu media lalu media

menyampaikan kepada organisasi atau juga publik bisa mengatakan bentuk

keluhan dan aspirasinya secara langsung dengan organisasi terlihat ada panah

yang lurus langsung kearah organisasi dari gambar tersebut. Bentuk keluhan

Page 115: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

97

yang diungkapkan secara langsung kepada organisasi bisa disampaikan melalui

customer service atau customer care yang telah disediakan oleh perusahaan

atau layanan 123 pada perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Gambar tersebut menunjukkan, organisasi menyampaikan informasi,

gagasan atau citra melalui media massa kepada publik. Sedangkan publik, bisa

menyampaikan aspirasi, harapan, keinginan atau informasi melalui media

massa pada organisasi. Namun publik juga bisa menyampaikan secara langsung

melalui saluran komunikasi yang tersedia antara publik dan organisai. Saluran

tersebut bisa berupa saluran komunikasi formal, seperti layanan bebas pulsa

yang disediakan customer sevice organisasi bisa juga melalui saluran informal

melalui kontak komunikasi langsung dengan staf organisasi dalam kesempatan

yang informal pula (Iriantara, 2005:31-32).

Sedangkan menurut Bapak Demi selaku Deputi Manager Komunikasi

dan Hukum mengenai bagaimana hubungan yang dijalin antara PT PLN

(Persero) Distribusi Banten beliau menjelaskan.

“Media itu kan sebagai corong informasi bagi perusahaan. Kita butuh

sekali media untuk membantu perusahaan dalam mensosialisasikan

segala kebijakan dari perusahaan. Kalau saya sendiri yang bekerja

untuk menyebarluaskan informasi pastinya terbatas jadi kita butuh

media sebagai sarana publikasinya. Hubungan yang dijalin sangat

dekat dengan media yang memang sudah menjalin kontrak dengan

kami, kami selalu undang mereka dalam berbagai kesempatan

pokoknya selalu dilibatkan dan tidak hanya itu kita juga membangun

hubungan yang baik antar individunya”(Demi, Selasa 18 Juli 2017).

Bapak Demi menjelaskan hampir serupa dengan yang dikatakan dua

narasumber sebelumnya bahwa hubungan yang dijalin dengan pihak media

Page 116: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

98

yaitu media merupakan corong informasi bagi perusahaan, media membantu

perusahaan untuk menyebarluaskan informasi dan sosialisasi kebijakan

perusahaan. Beliau menuturkan media massa sangat membantu sekali untuk

melakukan hal penyebarluasan informasi tersebut, karena jika pihak perusahaan

sendiri yang bekerja untuk menyebarluaskan informasi tersebut tanpa bantuan

media massa dirasa akan sulit untuk mencapai apa yang hendak dituju oleh

perusahaan. Kemampuan perusahaan terbatas dalam hal tersebut tidak bisa

seluas seperti media massa melihat media massa memiliki sifat yang luas,

heterogen, dan serempak.

Masyarakat luas dari masyarakat perkotaan sama pedesaan bisa

mendapatkan informasi yang sama. Hubungan yang dijalin selain bekerjasama

untuk mendapatkan publikasi PT PLN (Persero) menjalin hubungan tersebut

dengan cara selalu melibatkan pihak media dalam berbagai kesempatan atau

kegiatan yang diselenggarakan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Banten, selain

itu hubungan personal yang baik juga harus ditanamkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Humas dan Manger Divisi PT

PLN (Persero) Distribusi Banten dapat diinterpretasikan oleh peneliti bahwa PT

PLN (Persero) Distribusi Banten sejauh ini telah melakukan hubungan yang

cukup baik dengan pihak media massa. Walaupun perusahaan pada intinya

bekerjasama dengan media massa untuk mendapatkan publikasi dan alat

sebagai penyampaian informasi kepada pelanggan, akan tetapi perusahaan tetap

Page 117: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

99

menganggap media massa sebagai mitra perusahaan yang harus dijaga dengan

baik hubungannya.

PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam menjalin dan menjaga

hubungan baik tersebut dengan cara selalu mensupport segala bentuk kegiatan

yang diselenggrakan oleh pihak media massa, tah hanya itu humas PT PLN

(Persero) Distribusi Banten dalam berbagai kesempatan disaat ada kunjungan

kerja dimanapun berada menyempatkan untuk menyapa pihak media massa

melalui smartphone untuk memberi tahu keberadaanya atau hanya sekedar say

hello dan untuk mengajak makan siang atau ngobrol santai bareng sambil

sharing masalah yang ada dilapangan.

Dari bentuk kegiatan tersebut tercipta hubungan yang harmonis antara

keduanya, namun lebih dari hubungan dengan media tidak hanya hubungan

dengan perusahaan saja akan tetapi hubungan personal pun harus dibangun.

Dengan alasan jika memiliki hubungan personal humas dan media atau pelaku

kerja yaitu wartawan akan memudahkan dalam segala hal. Akan tumbuh rasa

memiliki media terhadap perusahaan akan timbul rasa tidak enak media kepada

humas sebagai perwakikan perusahaan.

Walaupun media memang bersifat independen yang tidak bisa

dipengaruhi siapa saja, rasa tidak enak media muncul bukan karena adanya

pengaruh dari pihak humas akan tetapi muncul dari rasa yang memang telah

ditanamkan oleh seorang humas kepada media hubungan personal yang kokoh

lah yang membuat adanya rasa tersebut. Dan akhirnya media jika ada yang

Page 118: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

100

permasalahan mengenai perusahaan yang kita wakili khususnya PT PLN

(Persero) tidak jarang memberi konfirmasi terlebih dahulu sebelum menaikkan

berita dan media menjadi corong informasi mengenai apa saja yang menjadi

keluhan masyarakat kepada PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten juga tidak menghalangi

segala bentuk pemberitaan yang akan dikeluarkan oleh media karena itu hak

media untuk memberitakan sebuah perusahaan akan tetapi dengan adanya

hubungan yang baik tersebut pemberitaan menjadi seimbang dan perusahaan

memiliki hak jawab tas pemberitaan tersebut. Kerjasama atau hubungan yang

dijalin tetap baik dan bisa saling menguntungkan satu sama lain dan tercipta

hubungan simbiosis mutualisme.

Untuk kegiatan yang berkaitan untuk menjaga hubungan baik dengan

media massa PT PLN (Persero) Distribusi Banten juga telah menjalakannya

seperti yang telah dirangkum pada buku pedoman pelaksanaan komunikasi

perusahaan bahwasanya perusahaan harus menjalin hubungan baik dengan pers

dengan cara menyelenggarakan kegiatan mulai dari media visit, press tour,

press briefing, press conference, dan media gathering.

Bapak Manto menuturkan kegiatan apa saja yang dijalankan oleh PT

PLN (Persero) Distribusi Banten sebagai berikut.

”Setiap tahun kita bakal ada seperti gathering dengan media itu yang

penting, nanti teman-teman saya bawa kepembangkit karena selama ini

teman media hanya tau PLN depannya saja mereka tidak pernah tahu

dapurnya seperti transmisi. Saya jelaskan saya ini bagian ujungnya yang

jualan saja dibelakangnya ada suralaya, paiton, dan lain-lain. Kegiatan

Page 119: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

101

yang lainnya ada konferensi pers tetapi terbatas karena informasi juga

ada yang sifatnya umum dan terbatas jadi yang saya undang hanya

media-media yang berpengaruh saja, selain itu juga seperti kunjungan

media atau media visit”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).

Seperti yang telah dituturkan oleh Bapak Manto kegaiatan media

relations yang dijalankan yaitu mengikuti prosedur yang telah dituliskan pada

buku pedoman pelaksanaan komunikasi perusahaan, akan tetapi karena PT PLN

(Persero) Distribusi Banten baru berdiri kurang lebih 2 tahun jadi program

media relation belum berjalan semuanya dengan sempurna. Ada beberapa yang

sudah dijalankan ada yang belum karena melihat sumber daya manusianya.

Sekarang perusahaan berusaha untuk menyusun kembali program tersebut

seperti yang dikatakan diatas ditahun ini akan memulai kembali kegiatan media

gathering yaitu mengajak rekan media untuk berkunjung keperusahaan PLN

ntuk melihat proses kerja dari PLN tidak hanya PLN Distribusi Banten saja

karena PLN Distribusi Banten meruapakan ujung dari PLN yang bertugas untuk

mendistribusikan listrik kepada masyarakat. Akan tetapi media perlu tahu

disamping itu ada perusahaan sebagai pembangkit, transmisi dan lainnya seperti

suralaya, paiton dan sebagainya.

Selanjutnya kegiatan konferensi pers atau press conference yaitu

mengundang media untuk meliput atau mendengarkan informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan lalu dibuat menjadi sebuah berita. PLN Distribui

Banten selalu mengundang media dalam berbagai kegiatan seperti konferensi

pers tersebut, lalu kegiatan yang paling sering dilakukan yaitu media visit,

Page 120: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

102

media visit dilakukan pihak humas yaitu berkunjung kekantor media atau

dimana saja media sedang berkumpul. Kegiatan media visit mejadi paling

sering dilakukan karena efektif, idelanya media visit dilakukan setiap tiga bulan

sekali. Selain kegiatan tersebut ada juga beberapa kegiatan dengan media

elektronik seperti talkshow radio namun masih non aktif karena pihak humas

sedang menyusun kembali program tersebut.

Selanjutnya Ibu Devi juga mengungkapkan mengenai kegiatan media

relations apa saja yang dijalankan oleh PT PLN (Persero) Distribusi Banten).

“Itu tadi karena tahun ini keterbatasan SDM memang untuk

kegiatannya belum banyak dilakukan secara formal ya tapi untuk

secara informal kegiatannya lebih hubungan antara keduanya gitu.

Jadi enggak yang secara resmi kita bikin kegiatan misalnya media

visit atau kegiatan yang sifatnya memang harus ada RABnya harus

ada formatnya tetapi lebih seperti eventual seperti kegiatan press

conference ya seperti itu. Jadi memang tidak tertata biasanya sih

memang kita kalau mau ada acara harus ngajuin dana dulu dan yang

lainnya nah untuk sekarang belum yang seperti itu. Akan tetapi untuk

kedepannya bakal kita kaji juga karena itu kan penting”(Devi

Anggun, Selasa 17 Juli 2017).

Menurut penuturan Ibu Devi kegiatan media relations apa saja yang

dijalankan untuk sementara waktu memang masih belum banyak dengan alasan

keterbatasan sumber daya manusia dan karena PT PLN (Persero) yang masih

dibilang baru berdiri. Bentuk kegiatan yang dijalankan masih bersifat informal

bisa dibilang eventual atau dadakan. Yang dimaksud dadakan tersebut karena

memang belum adanya program kegiatan yang disusun dengan jelas yaitu

waktu dan tempat yang jelas untuk pelaksanaan kegiatan, dan jika program

tersebut bersifat formal pastinya membutuhkan rencana anggaran kegiatan yang

Page 121: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

103

jelas dan pasti. Untuk sekarang ini memang kegiatan media relations belum

seperti itu, akan tetapi memang PT PLN (Persero) telah menjalankan beberapa

rangkaian kegiatan media relations tersebut seperti press conference dan media

visit. Kegiatan tersebut harus bisa terus berjalan karena kaitan dengan hubungan

baik dengan media jangan sampai tidak berjalan sama sekali. Pihak Humas juga

mengungkapkan akan memulai menyusun kembali program kegiatan secara

baik agar kegiatan tersebut juga bisa berjalan dengan baik dan tidak

menimbulkan kesan buruk dimata media massa.

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Demi mengenai kegiatan

media relations apa saja yang dijalankan oleh PT PLN (Persero) Distribusi

Banten.

“Semua hampir kita jalani hanya mungkin talkshow dengan radio

saja yang lagi vakum. Karena kita kan disini termasuk baru berdiri

karena pecahan dari Disjaya dan Jawa Barat jadi kita mulai

menyusun lagi program-program tersebut akan tetapi setelah

semuanya sudah bisa selesai pasti kita aktifkan kembali program-

program yang semula vakum”(Demi, Selasa 18 Juli 2017).

Dari pernyataan Bapak Demi beliau mengungkapkan bahwa PT PLN

(Persero) Distribusi Banten telah menjalankan kegiatan media relations sesuai

dengan yang telah diatur dalam buku pedoman akan tetapi dikarenakan kondisi

PT PLN (Persero) Distribusi Banten yang masih baru jadi ada beberapa

program kegiatan yang vakum. Beliau mengungkapkan PT PLN (Persero)

Distribusi Banten tengah berusaha untuk menyusun dan memulai megaktifkan

kembali program-program yang semula vakum, seperti kegiatan talkshow radio

Page 122: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

104

PLN Distribusi Banten tengah menjalin hubungan kerjasama kembali. Semua

program yang ada harus dijalankan seperti yang telah dituliskan dalam buku

pedoman komunikasi perusahaan.

Dalam menjalankan kegiatan hubungan dengan media peran seorang PR

atau Public Relations sengat dibutuhkan sekali. PR merupakan jembatan

perusahaan untuk menjalin hubungan dengan seluruh stakeholdernya salah

satunya adalah media massa. Peran PR dibutuhkan dalam kegiatan media

relations selain untuk mencapai publikasi perusahaan dan mengundang para

wartawan dalam kegiatan perusahaan ada beberapa hal penting mengenai peran

seorang PR dalam menjalankan kegiatan media relations. Peran Public

Relations sendiri menurut PT PLN (Persero) Distribusi Banten yang

diungkapkan oleh Bapak Manto adalah.

” Perannya itu baik buruknya perusahaan ada dikita. Jadi, setiap pagi

PR harus membaca Koran memonitoring media mengenai

pemberitaan PLN intinya PLN Banten saja dulu kita harus tahu opini

yang berkembang sepeti apa dimasyarakat. Yang kedua harus

ditindaklanjuti jangan dibiarkan pemberitaan yang ada takutnya nanti

melebar dan masalah yang dan berkaitan dengan hukum jadi bisa

disampaikan kebagian divisi hukum untuk ditangani. Jadi, fungsinya

tadi seorang PR harus memfilter berita yang masuk ke PLN dan

memfilter berita yang akan disampaikan kemasyarakat. Jadi tidak

bisa kita semena-mena memberikan berita langsung kemasyarakat

karena tidak semua berita harus dikonsumsi mereka. Peran kita tadi

memfilter berita dan memfilter opini masyarakat, termasuk juga

menjaga opini perusahaan. Humas harus bisa melihat semua yang

terjadi tidak hanya melihat kedepan saja kita harus bisa melihat

keatas, bawah, samping untuk mengantisipasi segala kemungkinan

yang akan terjadi”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).

Page 123: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

105

Peran Humas dalam kegiatan media relations PT PLN (Persero)

Distribusi Banten yaitu humas bertindak sebagai orang yang selalu mengawasi

segala pemberitaan mengenai perusahaan baik berita positif maupun berita

negatif, karena menurut Bapak Manto baik buruknya perusahaan berada

ditangan seorang humas. Humas harus bisa mengetahui berita apa saja yang

tengah berkembang dimasyarakat apa yang sedang terjadi dan topik apa yang

sedang hangat diperbincangkan.

Peran humas yaitu selalu memonitoring pemberitaan yang berada

dimedia cetak maupun elektronik bahkan yang berada dimedia online. Agar jika

ada pemberitaan yang tidak sesuai bisa diklarifikasi oleh perusahaan terutama

PLN Distribusi Banten, dan jika memang ada pemberitaan yang menyangkut

dan harus dibawa kejalur hukum pihak humas juga bisa langsung berkoordinasi

dengan bagian divisi hukum agar masalah yang ada bisa cepat ditangani

sehingga cepat terselesaikan dan tidak adanya masalah baru yang muncul.

Peran PR dalam memonitoring media juga agar tidak adanya masalah

yang akhirnya berdampak kepada krisis perusahaan. Masalah sekecil apapun

harus cepat ditangani, humas tidak bisa menganggap sepele dari persoalan yang

muncul dalam perusahaan, humas harus memiliki imajinasi agar mengetahui

dampak atau resiko apa saja yang muncul ketika ia mengambil sebuah

keputusan. Selain memonitoring pemberitaan yang telah dikeluarkan oleh

media massa untuk dikonsumsi masyarakat, humas juga selalu memonitoring

pemberitaan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan kepada media massa untuk

Page 124: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

106

dikonsumsi oleh masyarakat. Menurut humas ada beberapa hal memang yang

tidak pantas untuk dikonsumsi oleh mayarakat. Seorang humas harus pandai

memilah dan memilih bentuk pemberitaan yang akan dikeluarkan sehingga

nantinya tidak adanya permasalahan baru dan salah pengertian dimasyarakat.

Jadi peran PR dalam PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam kegiatan media

relations yaitu memfilter atau memonitoring berita yang masuk keperusahaan

dan berita yang akan dikeluarkan oleh perusahaan.

Peran PR dalam kegaitan media relations selanjutnya diungkapkan oleh

Ibu Devi.

“Seperti yang saya bilang tadi sih, kita bisa dapat informasi jadi kita

hanya kasih informasi tetapi kita dapat informasi juga. Jadi, enggak

cuma keluar kita punya info apa kita keluarin mereka juga kalau ada

info apa kami terima entah itu masalah dan lainnya kita terima karena

untuk bisa kita kaji. Menurut saya media sama PR itu emang harus

konek jadi sebagai istilahnya juru bicaranya yah masing-masing,

media juru bicara masyarakat kalau PR juru bicara dari perusahaan.

Jadi seharusnya saling konfirmasi saling konek dan nyambung antara

keduanya tidak boleh jauh”(Devi anggun, Selasa 18 Juli 2017).

Menurut Ibu Devi peran seorang PR dalam media relations yaitu PR dan

media harus bisa memberikan informasi satu sama lain, seperti PR memberikan

informasi kepada media massa begitupun sebaliknya media bisa memberikan

informasi pula kepada perusahaan. Jadi, perusahaan tidak hanya selalu

memberikan informasi keluar terus tetapi juga mendapatkan informasi yang

datangnya dari luar yang disampaikan melalui pihak media massa. Dari sanalah

peran PR dibutuhkan ketika informasi yang keluar dan masuk kedalam

Page 125: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

107

perusahaan harus bisa difilter atau disaring. Hal tersebut serupa dengan apa

yang dikatakan oleh Bapak Manto.

Humas harus pandai memilah dan memilih segala bentuk pemberitaan

untuk bisa meminimalisir kemungkinan masalah yang akan muncul. Seorang

Public Relations harus bisa menjadi fasilitator komunikasi yang baik dalam

perusahaan dalam penyediaan informasi yang akan disampaikan kepada publik

melalui media massa. Kemampuan tersebut harus dimiliki seorang humas.

Melihat seperti yang dijelaskan oleh Dozler dan Broom dalam (Ruslan,

2005:20-21) bahwasanya peran seorang PR itu dibagi menjadi empat yaitu :

Penasehat ahli, Fasilitator komunikasi, Fasilitator proses pemecah masalah, dan

teknisi komunikasi.

Dalam hubungannya dengan pers seorang humas harus dapat senantiasa

membangun dan memelihara hubungan dengan media yang baik. Dalam

faktanya dilapangan, hubungan antara suatu organisasi dengan media massa

tidak selalu berjalan dengan baik. Ada kalanya muncul sikap saling mencurigai

antara kedua belah pihak, dimana media sering beranggapan bahwa PR juga

sering memanipulasi informasi dan citra positif organisasi, dan sebaiknya juga

saling beranggapan bahwa pihak media hanya mencari-cariberita negatif dari

suatu organisasi demi mendapatkan nilai sensasi dari berita tersebut, karena

bagi media, seringkali ada anggapan bahwa bad news adalah cerita yang

memiliki nilai berita tinggi.

Page 126: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

108

Untuk mencegah hubungan yang tidak harmonis dengan pihak media

massa, humas PT PLN (Persero) menjelaskan prinsip-prinsip yang harus

dipegang oleh humas agar dikemudian hari nanti tidak adanya miss atau

kesalahpahaman dengan media massa.

“Kita harus menjaga komunikasi dengan media. Jika media telepon

kita harus angkat agar mereka juga merasa dihargai. Saya mau malam

atau kapanpun kalau lihat telepon terus ada panggilan tidak terjawab

dan itu dari media pasti akan ditelepon balik. Padahal juga paling

nannya kenapa listrik mati. Hubungan baik tadi tetap dijaga kita

harus selalu melayani dan memahami media dengan baik dan setelah

itu kita bangun hubungan personal yang kokoh dilandasi kejujuran

dan saling menghormati profesi satu sama lain”(Muharman

Sismanto, Senin 17 Juli 2017).

Hal yang paling penting yang dituturkan oleh humas PT PLN (Persero)

Distribusi Banten dalam menjaga hubungan baiknya adalah selalu menjaga

komunikasi dengan media massa. Prinsip utama yang harus selalu dipegang dan

tidak bisa diabaikan. Walalupun terlihat sepele akan tetapi berpengaruh besar

bagi kelangsungan hubungan baik dengan media. Komunikasi setiap waktu

harus terus dijalin jangan sampai tidak sehingga nantinya bisa menimbulkan

bahwa media merasa hanya dibutuhkan ketika ada perlunya saja. Hal-hal

tersebut yang harus bisa dihindari oleh pihak humas PT.PLN (Persero)

Distribusi Banten sebisa mungkin ketika media massa menghubungi harus

dilayani dengan baik. Seperti yang telah dikatakan oleh Humas diatas yaitu

kapan saja mereka menghubungi dan dan kebetulan tidak terjawab humas

langsung menelpon balik.

Page 127: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

109

Dari tindakan yang dilakukan oleh humas bisa berakibat bahwa pihak

media merasa dihargai oleh perusahaan. Selain menjaga komunikasi, prinsip

selanjutnya yaitu membangun hubungan personal yang kokoh dengan media

dan menghargai profesi masing-masing. Menjalankan atau menyelenggarakan

suatu kegiatan pasti harus adanya anggaran agar acara tersebut bisa terlaksana

dan lancar. Dalam kegiatan media relations sendiri pastinya telah memiliki

anggaran tersendiri yang telah dianggarkan oleh perusahaan. PT PLN (Persero)

menjelaskan mengenai anggaran pelaksanaan komunikasi yang dijelaskan

dalam buku pedoman pelaksanaan komunikasi didalamnya menyebutkan bahwa

Penyusunan program dan anggaran Komunikasi Perusahaan harus dicantumkan

dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).

Untuk kegiatan media relations sendiri besaran anggaran yang

dikeluarkan tidak pasti dan tidak bisa dipatok berapa presentasenya hal tersebut

diungkapkan oleh Bapak Demi selaku Deputi Manger Hukum dan

Komunikasi. “Kalau untuk dana kita tidak bisa mematokkan contoh untuk

kegiatan media relations kita patok 30% itu tidak bisa seperti itu, tidak bisa

jadi kalau dana kita harus fleksibel menyesuaikannya seperti itu”(Demi, 18 Juli

2017).

Dalam wawancara tersebut Bapak Demi menjelaskan bahwa untuk

melaksanakan kegiatan media relations tidak bisa dipatok berapa

presentasenya. Dana yang dianggarkan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut

bersifat fleksible tidak bisa kaku dengan contoh untuk pelaksanaan konferensi

Page 128: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

110

pers dialokasikan sebesar 30%. Besaran dana kegiatan disesuaikan dengan

keperluan kegiatan pada saat itu.

4.5.2 Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Media visit merupakan salah satu diantara kegiatan media relations

yang dilaksanakan PT PLN (Persero) Distribusi Banten dari lima kegiatan yang

dijelaskan di dalam Buku Pedoman Kegiatan Komunikasi Perusahaan tentang

saluran komunikasi perusahaan. Media Visit merupakan salah satu cara untuk

dapat membina hubungan baik dengan pers, selain untuk membina hubungan

baik dengan pers, pelaksanaan media visit juga merupakan strategi PT PLN

(Persero) untuk mengenalkan proses bisnis perusahaan.

“Saya lakukan media visit sebenarnya seperti ini kebanyakan

masyarakat salah kaprah listrik mati lapor kewartawan untuk dibuat

berita. Salah satu yang menjadi strateginya yaitu untuk memberikan

pemahaman kepada masyarakat memberikan penjelasan tentang

bagaimana cara kerja PLN supaya jika ada keluhan nantinya

mengenai PLN tidak lagi ngadu kemedia karena apa PLN kan sudah

menyediakan call center 123, tetapi kadang masyarakat males dengan

alasan ribet. Selain itu kegiatan media visit dilakukan untuk

menjemput pemberitaan agar opini yang sudah berkembang

dimasyarakat tidak melebar. Jadi sebisa mungkin PLN harus bisa

mengantisipasi sedini mungkin agar pemberitaan tidak melebar dan

berakibat ke citra perusahaan dan PLN ingin media juga tahu proses

bisnis PLN”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).

Dari hasil wawancara bersama Bapak Manto tentang Strategi Media

Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten adalah media visit tidak hanya

sekedar untuk membina hubungan baik serta harmonis dengan pihak pers akan

tetapi dalam menjalankan kegiatan tersebut ada strategi yang ingin dicapai oleh

Page 129: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

111

perusahaan melalui media. Pertama strategi yang dilakukan yaitu menurut

Bapak Manto adalah media untuk alat membantu pekerjaan humas dalam

memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai listrik dan

menyampaikan keluhan. Perusahaan menginginkan masyarakat mengerti

tentang listrik dan jika ada keluhan atau saran langsung saja bisa disampaikan

kepada perusahaan melalui layanan call center 123.

Sejauh ini masyarakat belum memahami hal tersebut, masyarakat

terbiasa untuk hidup instant tidak ingin ribet jadi melalui jalan pintas lapor

kemedia lalu mendemo pihak PLN dan mengakibatkan perusahaan terpojok.

Dari sinilah perusahaan menginginkan ketika kerjasama dengan media telah

tercapai media juga turut serta membantu memberikan edukasi kepada

masyarakat agar hal-hal serupa tidak akan terjadi kembali. Selain untuk

memberikan pemahaman media visit dilakukan yaitu untuk menjemput

pemberitaan dilapangan dalam arti humas survey dilapangan mengenai apa

yang menjadi keluhan telah terdeksi sejak dini sehingga pihak humas bisa

langsung mengatasi dan persoalan tersebut tidak menjadi melebar dan besar

sehingga muncul krisis untuk perusahaan. Media visit salah satu bentuk

antisipasi humas untuk meminimalisir kejadian yang sekiranya akan terjadi dan

menjadi besar.

Selanjutnya media visit dilakukan untuk memberikan pengetahuan

juga kepada rekan pers mengenai proses bisnis perusahaan. Agar pers

memahami mengapa selama ini PT PLN (Persero) Distribusi Banten khususnya

Page 130: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

112

banyak dinilai lamban untuk mengatasi persoalan kelistrikan didaerah pelosok

di Banten. Karena ada beberapa faktor yaitu bagaimana sulitnya untuk

menjangkau daerah yang jauh dari jangkauan kota dan jauh dari pembangunan

pemerintah sehingga menyulitkan pekerjaan PLN untuk mengatasi persoalan

tersebut, belum lagi masyarakat yang sulit untuk diberikan pengertian mengenai

listrik harus ada negosiasi terhadap masyarakat.

4.5.3 Bagaimana Program Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi

Banten

Program media visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten Bapak Manto

menjelaskan.

“Program media visit dibuat tidak formil wartawan itu kan santai

jadi kita harus mengikuti gaya santainya seperti pake sandal capit,

kaos, celana levis robek-robek. Dulu kalau saya diserang dimobil

saya selalu ada alat pancing dan badminton. Karena kalau kita terlalu

formil terkadang mereka susah buka suara. Seperti kemaren saja

acara konferensi pers banyak wartawan yang datang tetapi tidak

fokus memperhatikan ada yang main hp dan lainnya. Tetapi kalau

saya ikut gaya mereka, mereka langsung mengeluarkan suara. Saya

mau mereka tidak membantu saya akan tetapi tau akan kesulitan

saya. Karena sifatnya tidak formil ya terkadang lewat telepon saya

hubungi mereka seperti “lagi dimana bang saya di tempat makan ni,

sini gabung makan siang” seperti itu atau datang kekantor media atau

bergabung dengan media dimana mereka biasa berkumpul seperti

dipemerintahan kan ada press room nah mereka biasa disitu nah saya

datang menghampiri mereka. Jadi tidak ada perencanaan khusus

untuk melakukannya”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).

Bapak Manto mengatakan Program Media Visit yang dilaksanakan PT

PLN (Persero) Distirbusi Banten dilaksanakan secara tidak formil dengan

beberapa alasan mengapa kegiatan bersifat tidak formil. Karena menyesuaikan

Page 131: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

113

dengan cara kerja wartawan yang santai dan tidak terlalu suka dengan cara

formil. Program media visit merupakan kunjungan ke kantor media atau tempat

kumpul media dimana saja seperti dikantor pemerintahan dan lainnya. Humas

berkunjung dan membuka pembicaraan secara santai dan sambil mendengarkan

keluhan atau berita-berita dari pihak media. Program yang dijalanan seperti

makan siang bareng, kopi santai, atau berolahraga seperti bermain badminton

dan mancing.

Kegiatannya tersebut memang lebih kepada membangun hubungan

personal karena tujuan humas memang ingin hubungan personal yang kokoh

dengan pers tapi tetap professional dan menghargai profesi masing-masing.

Jadi kegiatan media visit tidak memiliki program dan agenda khusus yang telah

direncanakan dari jauh hari, terkadang media visit bersifat spontan ketika

humas ada kunjungan kerja keserang bila ada kesempatan menghubungi pers

yang berada diserang untuk kumpul bareng dan sebagainya, semua bersifat

santai dan saling terbuka satu sama lain.

4.5.4 Faktor Pendukung Strategi Media Visit PT PLN (Persero)

Distribusi Banten.

Untuk memperlancar atau mensukseskan kegiatan media visit PT PLN

(Persero) Distribusi Banten tentu ada faktor-faktor pendukung agar kegiatan

tersebut berjalan sesuai dengan harapan. Bapak Manto mengatakan apa saja

Page 132: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

114

yang menjadi faktor pendukung dari kegiatan media visit PT PLN (Persero)

Dsitribusi Banten.

“Saya ingin media kan salah satu perpanjangan tangan perusahaan

untuk membantu memberikan pemahaman untuk masyarakat. Selain

pastinya dana agar terlaksananya kegiatan tersebut yang menjadi

faktor pendukung yaitu untuk menyamakan persepsi antara

perusahaan, media dan masyarakat. Selain itu SDM dari perusahaan

itu sendiri yang bisa mengorganisir dengan baik program tersebut

agar bisa berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuan yang hendak

dicapai oleh perusahaan”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).

Bapak Manto mengungkapkan yang menjadi faktor pendukung agar

media visit bisa tercapai sesuai dengan harapan perusahaan adalah SDM dari

perusahaan tersebut yang bisa mengorgansir program dengan baik selain dana

tentunya. PT PLN (Persero) Distribusi Banten menginginkan media bisa

membantu perusahaan untuk menyamakan persepsi antara perusahaan, media,

dan masyarakat.

4.5.5 Kendala Dalam Menjalankan Media Visit PT PLN (Persero)

Distribusi Banten

Ketika melaksanakan kegiatan pasti terdapat kedala yang muncul untuk

memulainya, kendala yang muncul bisa datangnya dari dalam perusahaan atau

faktor dari luar sehingga bisa mengakibatkan pada pelaksanaan program

kegiatan media visit. Humas PT PLN (Persero) mengungkapkan kendala apa

saja yang ada dalam menjalankan kegiatan media visit.

“Kalau kendalanya dalam menjalankan kegiatan media visit itu,

orang media itu rata-rata bangun siang sedangkan saya bekerja itu

Page 133: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

115

pagi-pagi seperti peresmian proyek. Susahnya dengan media itu

hanya itu ingin konferensi pers, pers tours,susah untuk pagi-pagi

mungkin karena mereka bukan orang kantoran. Kedua yaitu sulit

untuk menyamakan persepsi contoh kita ingin buat berita dengan

judul ini akan tetapi dimedia nanti dirubah karena kan mereka juga

mencari judul yang menarik agar terjual. Terkadang dibuat judul

yang agak nyeleneh jadi, perbedaan persepsi untuk menjaga

opini”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).

Dari wawancara dengan Bapak Manto beliau mengungkapkan yang

menjadi kendala dalam menjalankan kegiatan media visit yaitu masalah waktu.

Media massa tidak terbiasa untuk bekerja dipagi hari. Pihak humas harus bisa

menyesuaikannya dan mengikuti media terkadang dalam situasi tertentu butuh

kerjasama media pagi hari tetapi karena sulit untuk menyesuaikannya itu yang

menjadi kendala utama dalam menjalankan kegiatan media visit. Oleh sebab

itu, media visit dibuat dengan secara tidak formal dan santai karena

menyesuaikan dengan karakter kerja media massa sehingga kegiatan bisa

berjalan dengan lancar tanpa ada masalah.

4.5.6 Solusi Dari Kendala Media Visit

Jika terdapat kendala tentu harus ada solusi dan jalan keluar dari

persoalan tersebut sehinga program tersebut bisa berjalan dengan baik dan

sesuai dengan tujuan perusahaan. Masalah yang ada tidak boleh berlarut-larut

sehingga mampu memunculkan masalah baru dan mandeknya atau berhentinya

program kegiatan tersebut. Dan juga bisa berakibat kepada kerjasama yang

dijalin oleh perusahaan PT PLN (Persero) Distribusi Banten dengan media

Page 134: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

116

massa. Solusi yang diambil oleh pihak humas jika terdapat kendala dikatakan

oleh Bapak Manto.

“Kalau saya sih win win solution aja sih. Tidak memaksakan

kehendak tadi, dengan cara merubah caranya tadi atau mengganti

personil dari media. Kalau ada kekurangan-kekurangan kita biasa

berkumpul dengan mereka, saya kasih no hp saya bisa sms atau WA

kita cari maunya seperti apa jalan keluarnya apa, saya cari win win

saja”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).

Bapak Manto mengungkapkan jika adanya kendala dalam pelaksanaan

kegiatan media visit baik munculnya kendala tersebut datangnya dari

perusahaan atau media, pihak humas berusaha untuk win win solution agar

kerjasama diantara kedua belah pihak bisa berjalan dengan lancar tanpa

menimbulkan kesalahpahaman yang bisa berakibat pada putusnya kerjasama

perusahaan dengan media. Dikatakan kembali untuk mengatasinya persolan

selanjutnya yaitu dengan cara tidak memaksakan kehendak mencari jalan keluar

terbaik untuk keduanya atau bisa saja dengan diskusi bersama atau adanya

evaluasi kegiatan.

Diskusi dengan media perlu karena kita harus dengarkan juga apa yang

diingin oleh pihak media massa, apakah program media visit tersebut bisa

efektif dan sesuai yang diinginkan oleh pihak pers. Jika ada kekurangan sedikit-

sedikit PT PLN (Persero) bisa memperbaikinya dan menjadi bahan kajian baru

untuk perusahaan untuk difikirkan selanjutnya. Dalam kegiatan media visit

tentunya selain untuk menjalin hubungan baik dengan pers tujuan lain yang

ingin dicapai oleh perusahaan adalah citra bagi perusahaan. Bagaimana citra

Page 135: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

117

yang tumbuh atau kesan dimasyarakat itu untuk PT PLN (Persero) Distribusi

Banten adalah baik, dan tugas humas pula bagaimana caranya untuk

mempertahankan citra yang telah ada dan diberikan oleh masyarakat hal

tersebut diungkapkan oleh Bapak Manto tentang tujuan yang hendak dicapai

oleh perusahaan melalui media visit.

“Tujuan PLN kan pencitraan kan bukan pembelaan. Pencitraan yang

saya bilang itu satu ada pengetahuan lebih tentang PLN yang

diharapkan dari media. Kedua media itu menjadikan bagian dari

pelayanan umum media kan harus seimbang pemberitaan yang

dikeluarkan dengan yang diterima masyarakat harus sama jangan

dibelokkin. Hasilnya kunjungan lapangan itu inginnya media itu

sebagai perpanjangan tangan agar informasi yang kita sampaikan

menyebar dan merata, sehingga bisa mengurangi beban

PLN”(Muharman Sismanto, Senin 17 Juli 2017).

PT PLN (Persero) Distribusi Banten memiliki tujuan bahwa media visit

dilakukan juga sebagai alat pencitraan atau mendapatkan citra positif dimata

masyarakat. Lebih dari itu tujuannya adalah membantu PT PLN (Persero)

Distribusi Banten untuk memberi pengetahuan lebih kepada masyarakat

masalah kelistrikan. Kedua menjadikan media massa sebagai bagian dari

pelayanan umum membantu masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya

kepada perusahaan tentunya PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Ketiga, PT PLN (Persero) memiliki tujuan bahwa media massa sebagi

penyeimbang dimasyarakat pemberitaan mengenai PLN bisa sesuai dengan

fakta yang ada terjadi dilapangan tidak ada pembelokkan pemberitaan yang

membuat masyarakat menjadi bingung. Media merupakan perpanjangan tangan

untuk perusahaan sebagai alat untuk menyebarkan informasi secara merata

Page 136: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

118

kepada pelanggan dan masyarakat khususnya di daerah Provinsi Banten. Media

massa memiliki pengaruh keberadaannya untuk perusahaan dan pemerintahan

di Indonesia.

Media massa juga sebagai pengawas dari perusahan dan pemerintahan.

Pengaruh media massa untuk perusahaan khususnya PT PLN (Persero)

Dsitribusi Banten dikatakan oleh humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

“Berpengaruh sekali, makanya saya bilang tadi masyarakat kita beda belum

begitu banyak yang percaya berita real, terus ditangkep kita ini kan masih apa

yang diomongin orang kita ikut. Informasinya karena latah. Saya inginnya

pengaruhnya tadi yaitu ada penyeimbang, karena kalau mereka tau PLN dan

proses bisnis PLN itu udah bagus banget”(Muharman Sismanto, Senin 17 juli

2017).

Media massa memiliki pengaruh sangat kuat bagi PT PLN (Persero)

Distribusi Banten pengaruh yang muncul yaitu dalam hal untuk mencapai

publikasi dan menyebarkan informasi kepada masyarakat. Selain itu sebagai

penyeimbang dimayarakat, karena jika masyarakat sudah tahu tentang PLN dan

proses bisnis bagaimana masyarakat bisa memakluminya jika ada persoalan-

persoalan kecil seperti mati lampu dan sebagainya karena sudah mengerti

seperti apa kendala yang dialami PT PLN (Persero) Distribusi Banten

selanjutnya meminimalisir persoalan-persoalan yang akan terjadi.

4.6 Pendapat Media Massa Mengenai Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi

Banten

Page 137: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

119

Selain mewawancarai pihak Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten

mengenai kegiatan media relations serta strategi media visit PT PLN (Persero)

Distribusi Banten dalam membina hubungan baik dengan pers. Peneliti juga

mewawancarai media massa yang memiliki hubungan kerjasama dengan PT PLN

(Persero) Distribusi Banten. Tujuan peneliti mewawancarai media massa adalah agar

peneliti tahu apakah kegiatan media relations serta strategi media visit yang

dijalankan perusahaan telah sesuai dengan prosedur perusahaan dan sesuai dengan

keinginan media massa. Karena, menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan

kepada pihak Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten tujuan dilakukan media

relation atau media visit seperti yang telah tertulis dalam buku pedoman perusahaan

adalah untuk membina hubungan baik dengan pers. Dan apakah setelah dijalankan

kegiatan tersebut hubungan PT PLN (Persero) Distribusi Banten menjadi baik atau

sebaliknya.

Dalam hal ini peneliti mengambil 3 (tiga) informan yang aktif berhubungan

dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten dan selalu mengikuti kegiatan yang

diselenggarakan oleh perusahaan. Informan tersebut adalah Mas Ferry dari media

Tangerang Express, Hj Henny Murniati, Ss dari media Televisi Jawa Post, dan Mas

Sam dari media online Tribun.com.

Mas Ferry selaku wartawan dari Tangerang Express mengungkapkan

bagaimana hubungan kerjasama yang telah dijalin dengan PT PLN (Persero) telah

berlangsung lama.“Kalau menjalin komunikasi dengan PLN itu sudah berlansung,

gimana ya lama dibilang lama ya lama. Karena kan keterlibatan untuk pemberitaan

Page 138: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

120

jadi ya bisa dibilang lama”(Ferry, 20 Juli 2017). Mas Ferry juga mengungkapkan

bentuk kerjasama yang telah dijalin dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten

selama ini untuk pemberitaan kepada masyarakat, media memiliki sifat yang

independen media hanya berusaha untuk menciptakan suatu berita yang berimbang di

masyarakat. “Begini konteksnya kita kan media ini independen ada ditengah

masyarakat ingin menciptakan suatu berita yang berimbang dan satu contoh instansi

PLN kan ada ditengah masyarakat juga. Jadi, contohnya seperti itu kalau ada yang

perlu dikonfirmasi ya itu harus bener-bener dikonfirmasi supaya berita yang keluar

sesuai dan berimbang”(Ferry, 20 Juli 2017).

Hal senada juga diungkap dari rekan pers lainnya yaitu Mas Sam dan Ibu

Henny mereka mengungkapkan bahwa sudah cukup lama menjalin hubungan

kerjasama dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten (Mas Sam dan Ibu Henny, 12

September 2017).

Selanjutnya Mas Ferry juga mengatakan bahwa kerjasama yang telah dijalin

selama ini dengan PT PLN (Persero) Distribusi Banten telah sesuai dengan maksud

PLN Distribusi Banten menjamu media dengan sangat baik dan menghargai,

begitupun dengan media selalu mengahargai PT PLN (Persero) Distribusi Banten

sebagai sumber beritanya, akan tetapi mengingat kembali media ialah independen dan

selalu mengingat kode etik jurnalistik. “menurut kami ya sudah sesuai tapi ya

kembali lagi kita media ini independen. Kita menyajikan berita kehadapan

masyarakat, kerjasama yang dijaln selama ini menurut saya telah sesuai dan kita juga

Page 139: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

121

sebagai media harus menghargai siapapun karena kita juga merujuk pada kode etik

jurnalistik”( Ferry, 20 Juli 2017).

Sedangkan Mas Sam mengungkapkan bahwa kerjasama yang dijalin selama ini

hanya untuk pemberitaan PLN kepada masyarakat. “Bentuk kerjasamanya ya paling

untuk pemberitaan, kita menjadikan pln sebagai sumber berita kami, dan memang pln

juga butuh kehadiran media untuk membantu pekerjaannya”(Sam, 12 September

2017). Menurut Sam bentuk kerjasama yang dijalin dengan PLN untuk menyebarkan

pemberitaan mengenai PLN, membantu sosialisasi perusahaan kepada masyarakat,

PLN Disbanten dijadikan sumber berita oleh media, kerjasama yang dijalin memang

karena asas saling membutuhkan satu sama lainnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Henny yaitu kerjasama antara PLN

Disbanten dengan media TV Jawa Post mengenai pemberitaan, akan tetapi pihak TV

mengharapkan juga bahwa PLN Disbanten menggunakan televisi tidak hanya untuk

menyebarkan berita tetapi untuk pemasangan iklan.

“Bentuk kerjasama kebanyakan ya berita, tapi sebenarnya saya

menginginkan PLN juga tidak hanya memberi pemberitaan saja tapi

memasang iklan lewat TV tapi mungkin untuk iklan sekarang belum

karena sepertinya masih minim untuk menganggarkan. Menurut saya

PLN itu memang harus memperbanyak promosi-promosi juga karena

kalau kita lihat berita pln kan pasti yang jelek masyarakat tidak tahu yang

positifnya jadi seharusnya pln pasang iklan agar masyarakat juga tahu

positifnya dari pln. Dan berharap memasang iklan itu dimedia TV karena

kan kita lihat jangkauannya ya TV kan lebih luas dan melihat gaya hidup

sekarang sudah jarang yang baca koran jadi sayang aja”(Ibu Henny, 12

September 2017).

Dari pernyataan Ibu Henny diatas bahwasanya Ibu henny mengharapkan

bahwa PLN Disbanten tidak hanya memberi pemberitaan saja akan tetapi juga bentuk

Page 140: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

122

kerjasama lain seperti halnya yaitu pemasangan iklan promosi-promosi PLN karena

menurut Ibu Henny iklan juga sangat penting sebagai penunjang kegiatan PLN

Disbanten. Dan melihat Televisi memiliki jangkauan yang luas yang bisa menjangkau

seluruh pelanggan PLN dimanapun berada. Dengan adanya promosi juga bisa

mendongkrak citra perusahaan menjadi lebih baik dimasyarakat.

Dalam membina hubungan baik dengan pihak pers, PLN Disbanten

menyelenggarakan berbagai kegiatan salah satunya yaitu kunjungan kekantor media

atau lebih dikenal dengan media visit. Media cetak Tangerang Express tempat Mas

Ferry bernaung juga selalu mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh PT PLN

(Persero) Distribusi Banten selain untuk mencari bahan untuk pemberitaan juga untuk

menjalin hubungan yang baik antara keduanya. PLN Distribusi Banten selalu

mengirimkan undangan kepada media khususnya Tangerang Express sehingga ada

timbal balik yang dilakukan media kepada PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Untuk kegiatan media visit itu sendiri memang beberapa kali dilakukan perusahaaan

kekantor media “Kita selalu mengikuti terus, setiap PLN mengadakan acara selalu

mengirim undangan kita ada timbal baliknya”(Ferry, 20 Juli 2017).

Kegiatan lain yang diikuti berupa konferensi pers dan acara media relation

lainnya. Dari seluruh kegiatan yang dijalani oleh PT PLN (Persero) Distribusi Banten

dirasa sudah efektif untuk menjalin kedekatan dengan media massa, dan melihat pula

feedback untuk masyarakat, media bertugas untuk memberitakan kepada masyarakat

sehingga masyarakat yang belum tahu dan mengerti menjadi tahu dan mulai

mengerti. Media membantu dalam hal untuk memberikan pengetahuan lebih karena

Page 141: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

123

mengingat jika PLN yang terjun kemasyarakat sangat terbatas. “Kalau selama ini sih

feedbacknya kemasyarakat. Jadi feedbacknya kemasyarakat yang tadinya belum tahu

jadi tahu oh begini. Itu tugas media memberitahu masyarakat karena kalau PLN

sendiri kan tidak mungkin turun langsung kemasyarakat. Jadi lah media yang

membantu”(Ferry, 20 Juli 2017).

Pendapat lain juga diungkapkan oleh rekan pers lainnya yaitu tribun.com dan

Jawa Post TV. Mas Sam selaku wartawan tribun.com menyatakan bahwa dalam

membina hubungan baik yang dilakukan PLN Banten dengan rekan pers sudah cukup

baik, PLN selalu memberikan pelayanan yang baik kepada media. “Selama ini PLN

Banten selalu melayani kami dengan baik dan selalu melibatkan dan mengudang

kami dalam acara-acara perusahaan. Seperti konferensi pers contohnya”(Sam, 12

September 2017). Dan diluar dari kegiatan seperti konferensi pers PLN Banten juga

beberapa kali berkunjung kekantor. Kunjungan yang dilakukan oleh PLN kekantor

bersifat mendadak karena tidak memiliki agenda yang jelas akan tetapi dengan

adanya kunjungan PLN kekantor menimbulkan bahwa wartawan merasa dihargai

selain itu juga banyak kegiatan yang dilakukan diluar agenda perusahaan untuk

menjalin hubungan keakraban namun tetap menjaga profesionalitas masing-masing

seperti kegiatan berolahraga bermain badminton dan mancing.

Kegiatan yang bersifat informal tersebut dinilai lebih efektif untuk membina

hubungan baik dan menjalin kedekatan dengan rekan pers, humas mengikuti gaya

wartawan yang santai sehingga lebih cepat melakukan pendekatan personal dan

memang wartawan lebih menyukai kegiatan yang sifatnya tidak terlalu formal.

Page 142: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

124

“Menurut kami sudah cukup baik ya karena kita sebagai media kan juga orang yang

biasa kerja santai jadi lebih menyukai kegiatan itu yang bersifat informal karena

disitu kita bisa lebih terbuka dan leluasa dan bagi saya bisa lebih tambah akrab

dibanding harus kegiatan yang terlalu formal”(Sam, 12 September 2017). Kegiatan

bersifat informal lebih membuat mereka lebih terbuka dan tidak ada perasaan kaku,

dan bisa menyampaikan aspirasi dan keluhan secara terbuka dan leluasa, dan juga

tidak terbentur oleh batasan waktu yang singkat.

Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Henny mengenai cara PLN dalam membina

hubungan baik dengan pers. Hubungan baik terjadi bisa bergantung pada humas

perusahaan tersebut apakah seorang humas bisa menerima atau menjamu media

dengan baik.

“Kalau membina hubungan baik juga itu tergantung dari humasnya ya

bisa atau tidak menjamu dan melayani dengan baik untuk sekarang

menurut saya sudah cukup baik selama humas dipimpin oleh pak Manto

beliau bisa mengerti kami dan welcome dengan kami dan pak Manto itu

orangnya menguasai materi sehingga apa yang kita inginkan mengena.

Pak Manto menurut saya ideal jadi seorang humas. Pak Manto selalu

melibatkan kami untuk meliput kegiatan pln”(Henny, 12 September

2017).

Menurut Ibu Henny selama ini PLN dalam membina hubungan dengan

pers sudah cukup baik karena humas selaku perwakilan perusahaan bisa melayani dan

menjamu media sesuai dengan keinginan media. Humas selalu menerima kehadiran

media dan hal terpenting adalah humas bisa mengerti dan memahami materi yang

diinginkan oleh rekan pers. Berkaitan dengan media visit Ibu henny menyampaikan

kegiatan kunjungan kekantor media memang beberapa kali dilakukan kegiatan

Page 143: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

125

bersifat kondisional dan sedikit dadakan karena kegiatan media visit biasanya

dibarengi dengan agenda kegiatan lainnya.

Mas Ferry juga menambahkan jika hubungan baik yang diinginkan media

hanya cukup dengan mendapatkan konfirmasi saja dari perusahaan. Karena mereka

dituntut untuk menyajikan berita yang baik dan faktual untuk masyarakat. “Kalau

kita sih cukup untuk mendapatkan konfirmasi aja. Karena kita itu kan ditekan oleh

redaksi supaya gimana dapat berita ya gimana bisa baik juga dengan PLN”(Ferry, 20

Juli 2017). Selanjutnya harapan media khususnya Tangerang Express kepada PT PLN

(Persero) Distribusi Banten yaitu hubungan yang telah dijalin selama ini tidak

berubah PLN selalu menghargai media begitupun sebaliknya media. Sejauh ini sudah

sangat sinkron dan sangat baik media hanya butuh informasi yang mendalam saja

mengenai pemberitaan yang sedang terjadi, mengingat juga hubungan keduanya

dilandaskan dengan saling membutuhkan. ” Harapannya si selama ini kita sih sudah

sangat sinkron antara media dengan PLN. Kita sebagai media kan mengharapkan

informasi yang sangat dalam dan selama ini hubungannya kalau dibilang baik sudah

sangat baik sih. Jadi harapan kami ya enggak ada yang berubah bisa selalu baik dan

saling membantu. Karena kan kita sama-sama butuh”(Ferry, 20 Juli 2017).

Harapan lain kepada PLN Banten khususnya yaitu agar bisa selalu bersinergi

dan selalu menjaga komunikasi yang baik dengan rekan pers dan PLN Banten harus

bisa melek untuk melihat peluang dalam hal pencitraan dimasyarakat dengan cara

tidak hanya memberikan pemberitaan akan tetapi diimbangi dengan kegiatan

promosi-promosi perusahaan lewat media untuk mendongkrak citra perusahaan. Dari

Page 144: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

126

hubungan yang telah dijalin dengan baik antara PT PLN (Perseero) Distribusi Banten

dengan media massa yang ada khususnya Tangerang Express, Tribun.com, dan Jawa

Post TV terlihat dari wawancara diatas bahwa kegiatan untuk membina hubungan

baik dengan pers telah cukup baik.

Media mengungkapkan PLN Distribusi Banten selalu melibatkan media massa

cetak maupun elektronik untuk membantu perusahaan untuk menjangkau khlayaknya.

Selain itu PLN juga selalu melayani dan memahami media. Kapan saja mereka

membutuhkan konfirmasi pemberitaan PLN Disitribusi Banten menanggapinya

dengan baik.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Implementasi Teori Stakeholders dan Image Restorations pada

Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menguraikan hasil penelitian mengenai

bagaimana Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Dalam Membina Hubungan

Baik Dengan Pers dengan mengacu pada teori yang digunakan serta landasan-

landasan yang digunakan pada bab 2.

Sesuai dengan teori komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu teori Stakeholder dan Image Restorations yang membahas mengenai

bagaimana media massa mempengaruhi suatu perusahaan dan pemulihan citra

perusahaan. Stakeholder didefinisikan sebagai teori yang memberikan

pengetahuan teoritis dasar bagi praktisi public relations untuk memahami

bagaimana individu, kelompok, dan organisasi eksternal memengaruhi aktivitas

Page 145: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

127

organisasi tempat dia bekerja. Teori ini menjelaskan proses membangun relasi

yang dilakukan organisasi dengan para aktor di sekitar yang terkait dengan

operasional organisasi sehari-hari (Kriyantoro, 2014).

Berdasarkan keberadaan atau posisinya terhadap organisasi, stakeholder

dan publik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.

Dalam hal ini media massa termasuk kedalam stakeholder eksternal dari sebuah

organisasi. Sedangkan teori image restorations atau pemulihan citra merupakan

teori yang membahas upaya memperbaiki atau merestorasi citra dan reputasi

yang buruk. Pendekatan retorika dipandang sebagai penggunaan strategi

simbolis untuk menjaga dan merestorasi reputasi dan memengaruhi persepsi

stakeholders terhadap krisis dan organisasi itu sendiri. Diharapkan dimasa

selanjutnya stakeholder tetap berinteraksi dengan organisasi.

Bila dihubungkan dengan penelitian ini media massa sangat

memengaruhi aktivitas organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Media

massa diibaratkan sebagai pengawas dari perusahaan yang selalu mengawasi

segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Distribusi

Banten. Bila ada yang tidak sesuai atau melanggar aturan media massa menjadi

garda terdepan untuk mengkritik perusahaan melalui pemberitaan yang

disebarkan kepada masyarakat.

Peran organisasi bagaimana cara untuk membangun relasi yang baik

dengan aktor disekitarnya dalam hal ini media massa. PT PLN (Persero)

Distribusi Banten telah membina hubungan baik melalui kegiatan media

Page 146: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

128

relations dan salah satunya melalui kegiatan media visit yang dilakukan oleh

Humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten. Selanjutnya keterkaitan dengan

teori image restorations dalam penelitin ini adalah PT PLN (Persero) Distribusi

Banten merupakan perusahaan yang telah lama berdiri sehingga telah memiliki

citra dan reputasi tersendiri dimasyarakat.

Citra yang muncul untuk PT PLN (Persero) Distribusi Banten sejauh ini

cukup baik namun masih perlu adanya perbaikan dilain sisi dan selanjutnya

mempertahankan citra yang semula cukup baik menjadi lebih baik melalui

hubungan yang baik dengan media massa untuk meminimalisir pemberitaan

PLN Distribusi Banten.

4.7.2 Media Relations PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Media Relations merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh PR

dalam salah satu perusahaan/instansi. Kegiatan media relations merupakan

salah satu bagian dari program public relations. Lesly (1991) menjelaskan

media relations sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan

atau merespon kepentingan media terhadap alam organisasi (Iriantara,

2005:29). Manfaat media relations berupa publisitas, sedangkan kegiatan yang

bisa menopang publisitas itu adalah merespon kepentingan media.

Dalam membina hubungan baik dengan pers, pertama-tama public

relations harus dapat memahami betul media massa dan cara kerjanya.

Page 147: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

129

Hubungan media dan pers merupakan sebagai alat pendukung atau media

kerjasama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan

program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak

publik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan humas PT PLN (Persero)

Distribusi Banten media relations suatu keharusan dalam suatu organisasi,

selain memang telah diatur dalam kegiatan komunikasi perusahaan yang telah

dirumuskan dan disahkan oleh Direksi PT PLN (Persero) pusat. PT PLN

(Persero) Distribusi Banten membina hubungan baik dengan pers dengan

menyelenggarakan kegiatan seperti media visit, pers tour, media gathering,

press briefing, serta konferensi pers. PT PLN (Persero) Distribusi Banten baru

menjalankan beberapa program diantaranya media visit, press tour, dan

konferensi pers hal tersebut terjadi dikarenakan status PT PLN (Persero)

Distribusi Banten yang masih baru berdiri sehingga masih menyusun kembali

program-program tersebut. Media relations PT PLN (Persero) Distribusi

Banten pada dasarnya bersifat formal, namun fakta dilapangan ada beberapa

kegiatan yang dijalankan dengan informal contohnya media visit .

Media relations merupakan kegiatan yang didalamnya selain untuk

membina hubungan baik dengan pers juga untuk membantu perusahaan untuk

mencapai publikasi, membantu perusahaan dalam menyebarluaskan

pemberitaan mengenai perusahaan kepada masyarakat, hubungan perusahaan

dengan media adalah hubungan yang saling ketergantungan, media merupakan

Page 148: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

130

corong informasi bagi perusahaan selain perusahaan dapat mengeluarkan

informasi kepada media perusahaan pun bisa mendapatkan informasi dari

media mengenai perusahaan, hubungan yang ada merupakan hubungan yang

bersifat simbiosis mutualisme.

Dalam membina hubungan baik dengan pers salah satu prinsip yang

dipegang oleh humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten yaitu dengan selalu

menjaga komunikasi dengan pihak pers. Komunikasi terus dijalin oleh humas

untuk menghilangkan prasangka negatif pers bahwa PLN Banten datang dikala

ada butuhnya saja, dengan komunikasi tersebut pers merasa dihargai oleh

perusahaan dan tidak merasa dimanfaatkan. Cara selanjutnya PLN Banten

selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang baik kepada rekan pers

dengan memberikaan kesempatan untuk melakukan konfirmasi mengenai

pemberitaan perusahaan dan juga dengan selalu mendukung kegiatan yang

dilakukan oleh pers.

Humas PT PLN Distribusi Banten selain membina hubungan baik

dengan media relation, diluar kegiatan perusahaan pun menjalin hubungan baik

dengan berolarahga bersama seperti bermain badminton dan mancing. Humas

mencoba membangun hubungan personal yang kokoh dengan pers dengan

melakukan berbagai kegiatan diluar agenda perusahaan. Aktivitas tersebut

membantu humas untuk mendekatkan diri dan mampu memahami karakter dari

setiap rekan pers

Page 149: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

131

Membangun sebuah relasi merupakan hal yang harus dijalani oleh

perusahaan dengan seluruh stakholdersnya yang memiliki pengaruh untuk

keberlangsungan perusahaan. Membangun relasi dengan aktor sekitar

perusahaan merupakan penjabaran dari teori Stakeholders yang mejelaskan

bahwa seorang humas harus memahami bagaimana individu, kelompok, dan

organisasi eksternal mempengaruhi aktivitas organisasi tempat dia bekerja.

Dalam hal ini stakeholder yang dimaksud adalah media massa sebagai

stakeholder eksternal.

Dalam hal ini cara yang telah ditempuh oleh seorang praktisi humas

dalam membangun relasi dengan stakeholdersnya salah satunya adalah media

massa yaitu seperti yang telah dijelaskan diatas dengan menjalankan kegiatan

media relations yang diselenggarakan secara rutin oleh perusahaan, dari

kegiatan tersebut humas mengharapkan bahwa selain hubungan antara media

massa dan perusahaan tetap terjaga dan harmonis tujuan yang hendak dicapai

perusahaan juga menginginkan citra perusahaan menjadi lebih baik di

masyarakat melalui pemberitaan yang dikeluarkan oleh media tidak selalu

berita negatif saja mengenai perusahaan.

4.7.3 Media Visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Media visit merupakan kegiatan kunjung perusahaan kekantor media

yang dilaksanakan oleh Direksi, General Manager, atau Manager minimal 1

(satu) tahun sekali. Media visit yang diatur dalam buku pedoman pelaksanaan

Page 150: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

132

komunikasi perusahaan bersifat formal namun fakta dilapangan

penyelenggaraan bersifat informal. Penyelenggaraan media visit bersifat

informal disebabkan beberapa faktor diantaranya humas mengikuti cara kerja

media yang bersifat santai. Media visit yang dilakukan oleh Humas PT PLN

(Persero) yaitu berkunjung kekantor media atau tempat dimana media

berkumpul, adapun kegiatan media visit sebagai berikut :

1. Kegiatan yang bersifat informal yang tidak memiliki agenda dan

program yang tertulis secara jelas dalam pelaksanaannya.

2. Kegiatan didalamnya yaitu berisi sharing bersama wartawan mengenai

pemberitaan mengenai perusahaan, untuk mengetahui apa saja yang

menjadi permasalahan di masyarakat tentang listrik.

3. Bersifat santai dan saling terbuka

4. Kegiatan dilangsungkan sembari makan siang bersama atau kopi santai

5. Media visit dilakukan ketika humas sedang melangsungkan kunjungan

kerja kesalah satu daerah.

Berdassarkan hasil wawancara yang dilakukan, peneliti telah

menemukan bahwa Media visit yang dilakukan humas pln Banten adalah untuk

menjemput pemberitaan dan mengetahui apa saja yang menjadi permasalahan

dimasyarakat sehingga humas dapat menanggapi masalah tersebut dengan cepat

dan tidak menimbulkan permasalahan baru untuk perusahaan. Media visit

dirasa bentuk kegiatan yang efektif bagi perusahaan selain wartawan juga

merasa dihargai oleh pihak perusahaan karena diakui keberadaannya.

Page 151: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

133

Kegiatan media visit dilakukan selain untuk membina hubungan baik

dengan pers yaitu salah satu bentuk strategi humas untuk membantu

pekerjaanya dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai

listrik. Perusahaan menginginkan masyarakat mengerti tentang listrik dan jika

ada keluhan atau saran bisa disampaikan kepada perusahaan melalui layanan

call center 123.

Selanjutnya media visit dilakukan untuk memberikan pengetahuan

kepada rekan pers mengenai proses bisnis perusahaan. Agar pers memahami

mengapa selama ini PT PLN (Persero) Distribusi Banten khususnya banyak

dinilai lamban untuk mengatasi persoalan kelistrikan didaerah pelosok di

Banten. Karena ada beberapa faktor yaitu bagaimana sulitnya untuk

menjangkau daerah yang jauh dari jangkauan kota dan jauh dari pembangunan

pemerintah sehingga menyulitkan pekerjaan PLN untuk mengatasi persoalan

tersebut, belum lagi masyarakat yang sulit untuk diberikan pengertian mengenai

listrik harus ada negosiasi terhadap masyarakat.

Media visit sendiri tidak memiliki tahapan program yang jelas karena

bersifat informal. Kegiatan bersifat informal dilakukan dengan beberapa alasan,

karena menyesuaikan dengan cara kerja wartawan yang santai dan tidak terlalu

suka dengan cara formil. Kegiatan media visit tidak memiliki program dan

agenda khusus yang telah direncanakan dari jauh hari, terkadang media visit

bersifat spontan ketika humas ada kunjungan kerja keserang bila ada

kesempatan menghubungi pers yang berada diserang untuk kumpul bareng dan

Page 152: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

134

sebagainya, semua bersifat santai dan saling terbuka satu sama lain. Berikut

skema tahapan media visit :

Gambar 4.1

Skema Tahapan media visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten

Dari skema diatas dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan media visit

atau kunjungan kekantor media atau pokja wartawan di Kantor Pemerintahan

ada beberapa rangkaian yang dilakukan pihak PT PLN (Persero) Distribusi

Banten sebelum melakukan kunjungan, dimulai dari pra kegiatan sampai

ketahapan evaluasi. Ditahap pra kegiatan dapat dijelaskan bahwa sebelum

melakukan kujungan PT PLN (Persero) Distribusi Banten menentukkan terlebih

dahulu media mana yang akan dikunjungi, penentuan media juga berdasarkan

Menentukan media

Konfirmasi media

media visit Diskusi

dengan media

evaluasi

Page 153: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

135

pada hari tersebut PT PLN (Persero) Distribusi Banten yang diwakili oleh

humas akan melakukan kunjungan ke salah satu kota atau Kabupaten. Sebagai

contoh humas akan melakukan kunjungan ke Kota Serang, disitu humas mulai

menentukkan untuk melakukan kunjungan kemedia yang memang notabene

berada diserang.

Setelah menentukkan media mana yang akan dikunjungi pihak humas pun

mengkonfirmasi kepada pihak media melalui via telpon untuk memastikkan

bahwa apakah media tersebut bersedia atau tidak. Terkadang humas juga tidak

mengharuskan melakukan kunjungan kekantor media bisa saja melakukan

kunjungan dimana tempat media berkumpul seperti dipokja Kantor

Pemerintahan. Kegiatan media visit yang dilakukan humas untuk menjaga tali

silaturahmi perusahaan dengan pihak pers dan untuk ajang bertukar informasi

dan diskusi. Humas menyampaikan program perusahaan dan kebijakan

perusahaan kepada wartawan untuk disebarluaskan kepada masyarakat, dan

pihak pers memberikan informasi mengenai keluhan masyarakat tentang PLN

kepada PT PLN (Persero) Distribusi Banten.

Setelah serangkaian kegiatan media visit dilakukan PT PLN (Persero)

Distribusi Banten masuk ketahap untuk menindaklanjuti segala keluhan

masyarakat yang diterima melalui media agar dicari jalan keluarnyaagar

permasalahan tidak menjadi berlarut-larut. Ditapah akhir humas mengadakan

suatu evaluasi kegiatan dari media visit. Evaluasi dilakukan untuk melihat

apakah program media visit tersebut sudah berjalan dengan baik dan terdapat

Page 154: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

136

kendala. Evaluasi dilakukan di lingkup intern perusahaan akan tetapi jika ada

permasalahan yang cukup serius dan harus melibatkan rekan pers untuk

mencari solusinya PLN Banten pun mengajak rekan pers untuk berdiskusi

bersama agar hasil dari evaluasi tersebut bisa menguntungkan kedua belah

pihak dan kerjasama berjalan dengan harmonis.

Selanjutnya yang menjadi faktor pendukung agar media visit bisa

tercapai sesuai dengan harapan perusahaan adalah SDM dari perusahaan

tersebut yang bisa mengorgansir program dengan baik selain dana tentunya. PT

PLN (Persero) Distribusi Banten menginginkan media bisa membantu

perusahaan untuk menyamakan persepsi antara perusahaan, media, dan

masyarakat.

Dalam pelaksanaa kegiatan tentunya terdapat kendala, yang menjadi

kendala dalam pelaksanaan media visit adalah masalah waktu. Media massa

tidak terbiasa untuk bekerja dipagi hari. Pihak humas harus bisa

menyesuaikannya dan mengikuti media terkadang dalam situasi tertentu butuh

kerjasama media pagi hari tetapi karena sulit untuk menyesuaikannya itu yang

menjadi kendala utama dalam menjalankan kegiatan media visit. Oleh sebab

itu, media visit dibuat dengan secara tidak formal dan santai karena

menyesuaikan dengan karakter kerja media massa sehingga kegiatan bisa

berjalan dengan lancar tanpa ada masalah.

Dari kendala yang ada humas PT PLN (Persero) mengambil solusi dari

permasalahan tersebut dengan cara pihak humas berusaha untuk win win

Page 155: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

137

solution agar kerjasama diantara kedua belah pihak bisa berjalan dengan lancar

tanpa menimbulkan kesalahpahaman yang bisa berakibat pada putusnya

kerjasama perusahaan dengan media. Dikatakan kembali untuk mengatasinya

persolan selanjutnya yaitu dengan cara tidak memaksakan kehendak mencari

jalan keluar terbaik untuk keduanya atau bisa saja dengan diskusi bersama atau

adanya evaluasi kegiatan.

Diskusi dengan media perlu untuk mendengarkan apa yang diinginkan

oleh pihak media massa, apakah program media visit tersebut bisa efektif dan

sesuai yang diinginkan oleh pihak pers. Jika ada kekurangan sedikit-sedikit PT

PLN (Persero) bisa memperbaikinya dan menjadi bahan kajian baru untuk

perusahaan untuk difikirkan selanjutnya.

Media visit diakui oleh pers berdasarkan wawancara peneliti bahwa

cara yang efektif dalam membina hubungan baik dengan rekan media.

Hubungan yang telah dijalin antara Pln Banten dan pers dirasa telah cukup baik,

pln Banten selalu melayani media dengan baik dengan memberikan waktu

untuk konfirmasi masalah pemberitaan mengenai perusahaan. Pihak pers

berharap hubungan yang telah dijalin selama ini tetap bisa berjalan dengan baik

dan semakin baik melalui kegiatan-kegiatan yang selalu melibatkan pers dalam

kegiatan perusahaan.

Diluar dari kegiatan yang telah diagendakan oleh perusahaan humas

selaku wakil dari perusahaan selalu menjaga hubungan baik dengan pers

dengan menjaga komunikasi secara berkesinambungan serta menyeleggarakan

Page 156: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

138

kegiatan yng sifatnya lebih kearah personal akan tetapi tetap menjaga

profesionalitas kerja dan menjunjung etika profesi masing-masing. Kegiatan

diluar agenda perusahaan yang dimaksud berupa olahraga, mancing dan

lainnya.

Kegiatan tersebut dinilai lebih efektif untuk menjalin keakraban dengan

pihak pers dan hal tersebut diakui oleh pihak media, mereka lebih menyukai

kegiatan yng santai dan terbuka sehingga bisa leluasa dan kegiatan tersebut

tidak terbatas dengan durasi. PLN Banten bekerjasama dengan berbagai media

tidak hanya media cetak saja namun ada juga media elektronik dan media

online contohnya tribun.com dan jawa post TV.

Bentuk kerjasama yang dijalin hampir seluruhnya sama yaitu untuk

meyebarkan pemberitaan kepada masyarakat, namun untuk media TV sendiri

PLN Banten hanya bekerja sama dengan 1 (satu) media dengan alasan bahwa

untuk hubungan dengan media elektronik telah diatur dipusat dan jika PLN

Banten menginginkan pemberitaan yang meluas atau Nasioal PLN Banten

hanya memforward saja kepada pusat lalu pusat yang bertugas

menyebarluaskannya, hal tersebut terjadi karena minim anggaran melihat untuk

pemasangan berita dimedia elektronik memakan cukup banyak biaya. Sehingga

tidak banyak bekerjasama dengan media elektronik.

Namun PLN Banten menganjurkan kepada setiap areanya memiliki

hubungan dengan radio lokal maksimal 2 (dua). Selanjutnya kerjasama dengan

media online tribun.com kerjasama terjadi karena perusahaan melihat bahwa

Page 157: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

139

adanya pergeseran akibat kemajuan teknologi sehingga membuat perusahaan

harus mengikutinya agar tujuan perusahaan bisa tercapai.

Page 158: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

140

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis kualitatif yang telah dilakukan pada PT PLN (Persero)

Distribusi Banten dengan judul Strategi Media Visit PT PLN (Persero) Dalam

Membina Hubungan Baik Dengan Pers, maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Media visit merupakan salah satu program perusahaan PT PLN (Persero)

untuk membina hubungan dengan pers yang bersifat informal. Selain untuk

menjaga hubungan baik media visit digunakan humas sebagai salah satu

sarana kegiatan untuk menyampaikan kebijakan perusahaan kepada media

massa untuk disebarluaskan kepada masyarkat. Dengan menyelipkan

strategi sebagai alat pembantu humas untuk memberikan pemahaman dan

kesadaran kepada masyarakat luas.

2. Media visit PT PLN (Persero) Distribusi Banten tidak memiliki tahapan

program sehingga tidak adanya agenda pelaksanaan yang jelas dan

rancangan anggaran untuk pelaksanaan. Media visit kegiatan yang bersifat

kondisional menyesuaikan dengan keadaan.

3. Faktor pendukung dari media visit adalah Sumber Daya Manusia sendiri

yang berasal dari perusahaan dan pihak media massa yang bisa

berkoordinasi dengan baik dalam menjalankan kegiatan tersebut.

Page 159: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

141

4. Kendala yang ada berupa permasalahan waktu yang sulit disesuaikan oleh

keduanya. Oleh karena itu media visit bersifat informal karena perusahan

berusaha untuk mengikuti media massa sehingga proses kerjasama terjalin

dengan baik dan harmonis.

5. Solusi dari permasalahan humas PLN Banten berusaha win win solution

mencari jalan tengah yang terbaik untuk perusahaan dan media massa. Jika

ada kekurangan yang terjadi dari perusahaan, PT PLN (Persero) Distribusi

Banten mencoba memperbaikinya dan selalu mengadakan evaluasi kegiatan

dan berdiskusi dengan pers.

5.2 Saran

Setelah peneliti menyimpulkan berdasarkan rumusan masalah, maka peneliti

juga memiliki beberapa saran yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja bagian

humas PT PLN (Persero) Distribusi Banten dalam menjalankan tugasnya sebagai

Humas sebagai berikut :

5.2.1 Saran Teoritis dan Metodologis

Saran peneliti bagi peneliti selanjutnya adalah dalam hal kajian

penelitian, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian tentang

media relations bisa ditinjau dari sisi yang lain dan lebih mendalam

apakah memang media relations memiliki dampak atau pengaruh yang

besar untuk suatu perusahaan atau instansi. Serta peneliti menyarankan

Page 160: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

142

bahwa penelitian tentang media relations bisa ditinjau melalui teori lain

yang memiliki keterkaitan dengan apa yang hendak diteliti.

5.2.2 Saran Praktis

1. Humas PT PLN (Persero) Distibusi Banten diharapkan untuk

memaksimalkan kembali kegiatan media relation dengan membuat

perencanaan program kegiatan yang jelas.

2. PT PLN (Persero) Distribusi Banten diharapkan pula untuk lebih

memikirkan fasilitas yang disediakan untuk rekan pers seperti

ruangan khusus pers agar pers merasa nyaman dalam perusahaan.

3. Lebih meningkatkan kembali hubungan yang telah dijalin dengan

pers dan memperbanyak agenda kegiatan yang sifatnya untuk

membina hubungan baik dengan pers.

4. Membuat agenda kegiatan diluar agenda yang telah ditetapkan oleh

perusahaan yang sifatnya informal dan efektif untuk menjalin

kedekatan dengan pers.

5. Menyusun rapih bentuk file dan dokumentasi yang kaitannya

dengan media.

Page 161: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

143

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, M Linggar. 2005. Teori & Profesi Kehumasan. Jakarta: BumiAksara.

Arikunto, Suharsimi. Prof. Dr. 1998. Prosedur Penelitian :SuatuPendekatanPraktek.

Jakarta: RinekaCipta.

Company Profile PT PLN (Persero) Distribusi Banten.2017.

Iriantara, Yosal. 2008. Media Relations :Konsep, Pendekatan, danPraktik. Bandung:

SimbiosaRekatama Media.

Jefkins, Frank &Yadin, Daniel. 2004. Public Relations. Jakarta: GeloraAksara.

Kryiyantono. 2014. Teori Public Relations Perspektif Barat & Local Aplikasi

Penelitian dan Praktik. Jakarta:Kencana Prenadamedia Group.

Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi Sebagai Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Moleong, Lexy J.2007. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurudin. 2008. Hubungan Media Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Peraturan Direksi PLN. 2017. Pedoman Komunikasi Perusahaan. Jakarta

Ruslan, Rosady. 2006. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

.2005. Kiat dan Strategy Kampanye Public Relations. Jakarta:Raja

Grafindo Persada.

Page 162: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

144

.2006. MetodePeneltian Public Relations Dan Komunikasi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Rumanti OSF, Sr Maria Assumpta. 2002. Dasar-Dasar Public Relations. Jakarta:

Grasindo.

Soemirat, Ardianto. 2007. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung:

RemajaRosdakarya.

Sugiyono.2006. Metode Peneltian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

.2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Yuliana, Nina.2014. Media Relations. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Sumber Internet :

http://ylki.or.id/2016/06/konsumen-dan-keberanian diakses pada tanggal 17 April

2017

http://www.pln.co.id/2017/profil perusahaan diakses pada tanggal 16 April 2017

http://ekbis.sindonews.com diakses pada tanggal 16 April 2017

http://scholar.google.co.id diakses pada tanggal 12 April 2017

http://digilib.uns.ac.id diakses pada tanggal 10 April 2017

http://repository.untirta.ac.id diakses pada tanggal 10 April 2017

Sumber Skripsi :

AriantoWibowo, Fajar. 2012. Aktivitas Media Relations Kusuma Sahid Prince

Hotel.Skripsi.Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Page 163: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

145

Azahra, Fatimah. 2015. Peranan Humas PT.PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya

dan Tangerang dalam Memanfaatkan Media Digital. Skripsi.Ilmu Komunikasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.Serang.

Maulana, Reynaldi.2010.Strategi Media Relations Humas Pemerintah Provinsi

Banten. Skripsi.Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.Serang.

Sumber Jurnal :

Esa, Nugrahaning dkk. 2015. Aktivitas Media Relations Humas Setda Salatiga dalam

Membentuk Berita Positif.Jurnal. Google Scholar.

Farleni, Widyatmoko.Peran Public Relations Republik Indonesia. Jurnal. Google

Scholar.

Wawancara :

Wawancara dengan Muharman Sismanto pada hari Senin, 17 Juli 2017

Wawancara dengan Devi Anggun pada hari Selasa, 18 Juli 2017

Wawancara Demi pada hari Selasa, 18 Juli 2017

Wawancara Ferry Panjaitan hari Kamis, 20 Juli 2017

Page 164: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

146

LAMPIRAN 1

Page 165: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

147

Draft Wawancara dengan Bapak Muharman Sismanto

1. Bagaimana hubungan yang dijalin antara PLN dengan media massa ?

Jawab : Hubungan PLN dengan media massa kalau dijelaskan dulu itu media

jumlahnya kan terbatas, hanya PWI yang boleh masuk kekantor. Kalau

sekarang tidak bisa seperti itu, karena zaman reformasi dan sudah banyak

media yang tumbuh saya tidak bisa mengahalangi media yang ada contoh

PLN hanya memiliki hubungan kerja dengan Radar Banten saja atau memiliki

kontrak dengan Banten Raya. Saya punya hubungan kontrak dengan Radar

Banten akan tetapi yang lain tidak saya abaikan tetap harus ada komunikasi.

Komunikasinya gimana? Saya gunakan smartphone saya untuk komunikasi

dengan lainnya, Kalau dia media cetak radar itu memiliki temen minimal 3

karena wartawan juga tidak berdiri sendiri akan tetapi bekerjasama juga

dengan media yang lain untuk saling bertukar informasi. Oleh sebab itu saya

memanfaatkan salah satu temen media tadi untuk mengakomodir temen media

massa yang lain. Saya melakukan pendekatan dengan media dengan cara

berkunjung ketempat mereka biasa berkumpul karena mereka juga memiliki

pokja atau kelompok kerja karena kalau untuk diundang secara formal

prosesnya agak ribet harus ada undangan dan sebagainya. Jika sudah

terbentuknya komunikasi yang baik dengan media dengan perusahaan maka

bentuk hubungan yang dijalin akan terasa enak dan bisa saling

menguntungkan satu sama lain. Media juga jika ada pemberitaan mengenai

PLN karena tadi sudah dijalin hubungan yang baik tidak jarang sebekum

untuk menaikkan berita konfirmasi dulu sama saya. Mereka juga akhirnya

timbul rasa yang tidak enak jika harus terlalu membuat berita yang terlalu

memojokkan PLN. Itu tadi pentingnya komunikasi yang terus berkelanjutan

dan terus harus dijalin dengan media. Hubungan media harus erat sekali kita

juga harus menyesuaikan dengan gaya mereka agar mudah masuk kedalam

Page 166: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

148

area mereka dan memahami cara kerjanya. PLN juga selalu mensupport

kegiatan yang diadakan oleh media. Jika ada kesempatan atau waktu luang

saya juga sempatkan untuk say hello saja dengan wartawan jadi biar tidak

terlihat kita datang ketika ada butuhnya saja. Kedua jika kita ada kegiatan kita

selalu melibatkan mereka walaupun tidak semua dilibatkan kita cari media

mana yang memiliki peran dan berepengaruh.

2. Kegiatan media relations apa saja yang dijalankan oleh PLN ?

Jawab : Setiap tahun kita bakal ada seperti gathering dengan media itu yang

penting, nanti teman-teman saya bawa kepembangkit karena selama ini teman

media hanya tau PLN depannya saja mereka tidak pernah tahu dapurnya

seperti transmisi. Saya jelaskan saya ini bagian ujungnya yang jualan saja

dibelakangnya ada suralaya, paiton, dan lain-lain. Kegiatan yang lainnya ada

konferensi pers tetapi terbatas karena informasi juga ada yang sifatnya umum

dan terbatas jadi yang saya undang hanya media-media yang berpengaruh

saja, selain itu juga seperti kunjungan media atau media visit.

3. Bagaimana peran seorang PR dalam menjalankan kegiatan media relations ?

Jawab : Perannya itu baik buruknya perusahaan ada dikita. Jadi, setiap pagi

PR harus membaca Koran memonitoring media mengenai pemberitaan PLN

intinya PLN Banten saja dulu kita harus tahu opini yang berkembang sepeti

apa dimasyarakat. Tiba-tiba nanti pusat telepon kekami kami sudah tahu dan

mengerti. Yang kedua harus ditindaklanjuti jangan dibiarkan pemberitaan

yang ada takutnya nanti melebar dan masalah yang dan berkaitan dengan

hukum jadi bisa disampaikan kebagian divisi hukum untuk ditangani, Jadi,

fungsinya tadi seorang PR harus memfilter berita yang masuk ke PLN dan

memfilter berita yang akan disampaikan kemasyarakat. Jadi tidak bisa kita

Page 167: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

149

semena-mena memberikan berita langsung kemasyarakat karena tidak semua

berita harus dikonsumsi mereka. Peran kita tadi memfilter berita dan

memfilter opini masyarakat, termasuk juga menjaga opini perusahaan, yang

dimaksud menjaga opini jadi jika ada opini yang berkembang dimasyarakat

dan media memojokkan PLN kita bisa memberikan hak jawab. Sekarang kita

tidak bisa menarik pemberitaan yang telah disebarkan oleh media mengenai

PLN ketika berita sudah keluar kita tidak bisa menutupnya tugas humas hanya

bisa mengcounter berita yang ada, kita jelaskan dengan bukti dan data yang

ada. Humas harus bisa melihat semua yang terjadi tidak hanya melihat

kedepan saja kita harus bisa melihat keatas, bawah, samping untuk

mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi.

4. Prinsip apa yang diterapkan oleh PLN dalam menjalin hubungan baik dengan

media massa ?

Jawab : Kita harus menjaga komunikasi dengan media. Jika media telepon

kita harus angkat agar mereka juga merasa dihargai. Saya mau malam atau

kapanpun kalau lihat telepon terus ada panggilan tidak terjawab dan itu dari

media pasti akan ditelepon balik. Padahal juga paling nannya kenapa listrik

mati. Hubungan baik tadi tetap dijaga kita harus selalu melayani dan

memahami media dengan baik dan setelah itu kita bangun hubungan personal

yang kokoh dilandasi kejujuran dan saling menghormati profesi satu sama

lain.

5. Media visit merupakan salah satu kegiatan media relations yang dijalankan

perusahaan dalam pelaksanaannya apakah strategi yang dilakukan oleh

perusahaan ?

Page 168: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

150

Jawab : Saya lakukan media visit sebenarnya seperti ini kebanyakan

masyarakat salah kaprah listrik mati lapor kewartawan untuk dibuat berita.

Jadi untuk menjelekkan PLN seneng kalau lihat PLN didemo. Salah satu yang

menjadi strateginya yaitu untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat

memberikan penjelasan tentang bagaimana cara kerja PLN supaya jika ada

keluhan nantinya mengenai PLN tidak lagi ngadu kemedia karena apa PLN

kan sudah menyediakan call center 123, tetapi kadang masyarakat males

dengan alasan ribet. Selain itu kegiatan media visit dilakukan untuk

menjemput pemberitaan agar opini yang sudah berkembang dimasyarakat

tidak melebar. Humas bekerja menjemput bola kelapangan karena tadi kalau

sudah berkembang menjadi bola liar akan susah pasti juga butuh proses yang

lumayan. Jadi sebisa mungkin PLN harus bisa mengantisipasi sedini mungkin

agar pemberitaan tidak melebar dan berakibat ke citra perusahaan dan PLN

ingin media juga tahu proses bisnis PLN tahu apa yang menjadi kendala PLN

agar bisa menerangi daerah-daerah yang memiliki kendala seperti jalan dan

daerah pedalaman agar media juga memahaminya dan mampu membantu

menjelaskan dengan masyarakat.

6. Seperti apa program dari media visit ?

Jawab : Program media visit dibuat tidak formil wartawan itu kan santai jadi

kita harus mengikuti gaya santainya seperti pake sandal capit, kaos, celana

levis robek-robek. Dulu kalau saya diserang dimobil saya selalu ada alat

pancing dan badminton. Karena kalau kita terlalu formil terkadang mereka

susah buka suara. Seperti kemaren saja acara konferensi pers banyak

wartawan yang datang tetapi tidak fokus memperhatikan ada yang main hp

dan lainnya. Tetapi kalau saya ikut gaya mereka, mereka langsung

mengeluarkan suara. Saya mau mereka tidak membantu saya akan tetapi tau

akan kesulitan saya. Karena sifatnya tidak formil ya terkadang lewat telepon

Page 169: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

151

saya hubungi mereka seperti “lagi dimana bang saya di tempat makan ni, sini

gabung makan siang” seperti itu atau datang kekantor media atau bergabung

dengan media dimana mereka biasa berkumpul seperti dipemerintahan kan

ada press room nah mereka biasa disitu nah saya datang menghampiri mereka.

Jadi tidak ada perencanaan khusus untuk melakukannya

7. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam menjalankan kegiatan media

visit ?

Jawab : Saya ingin media kan salah satu perpanjangan tangan perusahaan

untuk membantu memberikan pemahaman untuk masyarakat. Selain pastinya

dana agar terlaksananya kegiatan tersebut yang menjadi faktor pendukung

yaitu untuk menyamakan persepsi antara perusahaan, media dan masyarakat.

Selain itu SDM dari perusahaan itu sendiri yang bisa mengorganisir dengan

baik program tersebut agar bisa berjalan dengan baik dan bisa mencapai

tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan.

8. Apakah terdapat kendala dalam pelaksanaan kegiatan media visit ?

Jawab : Kalau kendalanya dalam menjalankan kegiatan media visit itu, orang

media itu rata-rata bangun siang sedangkan saya bekerja itu pagi-pagi seperti

peresmian proyek. Susahnya dengan media itu hanya itu ingin konferensi pers,

pers tours,susah untuk pagi-pagi mungkin karena mereka bukan orang

kantoran. Kedua yaitu sulit untuk menyamakan persepsi contoh kita ingin buat

berita dengan judul ini akan tetapi dimedia nanti dirubah karena kan mereka

juga mencari judul yang menarik agar terjual. Terkadang dibuat judul yang

agak nyeleneh jadi, perbedaan persepsi untuk menjaga opini.

Page 170: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

152

9. Bagaimana solusi yang diambil perusahaan dalam menyelesaikan kendala

yang ada ?

Jawab : Kalau saya sih win win solution aja sih. Tidak memaksakan kehendak

tadi, dengan cara merubah caranya tadi atau mengganti personil dari media.

Kalau ada kekurangan-kekurangan kita biasa berkumpul dengan mereka, saya

kasih no hp saya bisa sms atau WA kita cari maunya seperti apa jalan

keluarnya apa, saya cari win win saja.

10. Setelah menjalankan media visit, apakah tujuan yang hendak dicapai oleh

perusahaan dan apakah sesuai dengan yang diinginkan oleh PLN ?

Jawab : Tujuan PLN kan pencitraan kan bukan pembelaan. Pencitraan yang

saya bilang itu satu ada pengetahuan lebih tentang PLN yang diharapkan dari

media. Kedua media itu menjadikan bagian dari pelayanan umum media kan

harus seimbang pemberitaan yang dikeluarkan dengan yang diterima

masyarakat harus sama jangan dibelokkin. Hasilnya kunjungan lapangan itu

inginnya media itu sebagai perpanjangan tangan agar informasi yang kita

sampaikan menyebar dan merata, sehingga bisa mengurangi beban PLN.

11. Sejauhmana media massa mempengaruhi kegiatan perusahaan PLN ?

Jawab : Berpengaruh sekali, makanya saya bilang tadi masyarakat kita beda

belum begitu banyak yang percaya berita real, terus ditangkep kita ini kan

masih apa yang diomongin orang kita ikut. Informasinya karena latah. Saya

inginnya pengaruhnya tadi yaitu ada penyeimbang, karena kalau mereka tau

PLN dan proses bisnis PLN itu udah bagus banget.

Page 171: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

153

12. Hubungan dengan media pastinya untuk membangun citra perusahaan

menjadi baik. Apakah perusahaan menilai bahwa setelah dilakukan hubungan

dengan media citra perusahaan menjadi lebih baik dimata masyarakat ?

Jawab : Secara kewajiban cukup baik, dalam artian seperti ini saya juga punya

target kinerja salah satunya menjaga hubungan baik dengan media. Nah ini

saya laporkan dari kegiatan satu tahun itu apa saja, seperti diadakan konferensi

pers, press tours, kita adakan kunjungan media dan guntingan media. Jadi

kalau ada hubungan media saya tidak akan mengatakan saya bagus tetapi jika

hubungan dengan media sudah terbentuk, setiap ada hubungannya dengan

PLN mereka selalu telepon humas berarti kan hubungannya sudah lengket

sudah dekat teman media itu, media merasa ada ikatan hubungan komunikasi

dengan kita media sudah mulai percaya dengan kita. Kita sudah menjalankan

semuanya seperti yang tadi disebutkan seperti melakukan konferensi pers

sampai guntingan media dari situ setiap tahun kita adakan evaluasi melihat

dari pemberitaan tersebut lebih banyak baik atau negatifnya.

Draft Wawancara dengan Ibu Devi Anggun

1. Bagaimana hubungan yang dijalin antara PLN dengan media massa ?

Jawab : hubungannya complicated sih sebenarnya, seharusnya hubungannya

itu simbiosis mutualisme saling menguntungkan. Jadi, suatu sisi kita butuh

media untuk sarana menyampaikan informasi, satu sisi juga kita butuh media

untuk mendapatkan informasi. Dari sisi media juga media butuh kita untuk

menjadi sumber berita, seharusnya saling ketergantungan dan seharusnya

memang kedua pihak antara PLN dan media saling erat seperti itu. Jadi kalau

ada berita apapun itu media seperti member konfirmasi dulu sama kita, jadi

enggak asal nerbitin berita.

Page 172: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

154

2. Kegiatan apa saja yang dijalankan oleh PLN mengenai media relations ?

Jawab : Itu tadi karena tahun ini keterbatasan SDM memang untuk

kegiatannya belum banyak dilakukan secara formal ya tapi untuk secara

informal kegiatannya lebih hubungan antara keduanya gitu. Jadi enggak yang

secara resmi kita bikin kegiatan misalnya media visit atau kegiatan yang

sifatnya memang harus ada RABnya harus ada formatnya tetapi lebih seperti

eventual seperti kegiatan press conference ya seperti itu. Jadi memang tidak

tertata biasanya sih memang kita kalau mau ada acara harus ngajuin dana dulu

dan yang lainnya nah untuk sekarang belum yang seperti itu. Akan tetapi

untuk kedepannya bakal kita kaji juga karena itu kan penting.

3. Bagaimana praktik PLN dalam menjalankan kegiatan media relations ?

Jawab : Untuk prakteknya selama ini karena kita baru paling gimana ya kalau

saya kan belum banyak koneksinya enggak kaya bapak udah banyak rekan

atau koneksi dengan media, tetapi untuk beberapa orang ada yang sama

mereka itu kalau ada informasi apa mereka ada konfirmasi dulu contoh “mba

disini ada apa yak ok kaya gini-gini?” suka ditanyakan terlebih dahulu secara

praktiknya lebih kehubungan yang memang yang gak pyur hubungan

professional tetapi lebih kesaling informasi itu aja si.

4. Bagaimana peran seorang PR dalam menjalankan kegiatan media relations?

Jawab : Seperti yang saya bilang tadi sih, kita bisa dapat informasi jadi kita

hanya kasih informasi tetapi kita dapat informasi juga. Jadi, enggak cuma

keluar kita punya info apa kita keluarin mereka juga kalau ada info apa kami

terima entah itu masalah dan lainnya kita terima karena untuk bisa kita kaji.

Menurut saya media sama PR itu emang harus konek jadi sebagai istilahnya

Page 173: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

155

juru bicaranya yah masing-masing, media juru bicara masyarakat kalau PR

juru bicara dari perusahaan. Jadi seharusnya saling konfirmasi saling konek

dan nyambung antara keduanya tidak boleh jauh.

5. Prinsip apa yang diterapkan oleh PLN dalam menjalin hubungan baik dengan

media massa ?

Jawab : Lebih keindividual maksudnya kita lebih harus dekat secara

individual, seperti yang sudah bapak bilang juga gitu sebenarnya jadi orang

kalau sudah kenal, sudah dekat secara individual sama kita dalam tanda kutip

media kalau sudah kenal sama kita pasti kalau mau melakukan sesuatu dipikir

dulu. Saya dari sekarang belajar dari bapak sudah harus menanamkan

kedekatan itu dengan media dan yang lainnya sifatnya lebih kekeluargaan

tetapi professional. Kita bangun hubungan personal yang baik kita tanamkan

juga rasa memiliki mereka kepada PLN karena dengan hubungan personal

yang baik memudahkan kita juga untuk mengontrol segala pemberitaan diluar

setidaknya berita negatif bisa terminimalisir.

6. Apa yang pertamakali dilakukan perusahaan sebelum menjalankan kegiatan

media relations ?

Jawab : Karena itu tadi kita sudah mempunyai hubungan personal yang baik

mungkin secara informal kita kabarin terlebih dahulu kalau kia mau ada

kegiatan contoh CSR yang memang membutuhkan media untuk membantu

meliput agar terpublikasi. Tetapi memang kalau kegiatan tersebut butuh surat-

menyurat kita tetap buat, setelah itu agar berita yang dibuat dimedia tidak

melenceng kita buat release. Terkadang kan kita mau berita yang dimuat

seperti ini tetapi yang ditangkap media beda, misalnya dalam kegiatan yang

sama contoh press conference itu bisa jadi setelah itu berita yang keluar

Page 174: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

156

judulnya beda-beda terus isi yang ditangkap beda oleh sebab itu kita keluarin

release duluan untuk informasi kemedia walaupun nantinya oleh pihak media

itu isinya semua tidak diambil sepenuhnya, seenggaknya sumbernya dari kita

itu ada.

Draft Wawancara dengan Bapak Demi

1. Apa fungsi dari divisi hukum dan humas ?

Jawab : Jadi, bagian divisi hukum dan humas itu berfungsi untuk mengurusi

kalau hukum menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan hukum

seperti pidana dan perdata. Kalau bagian humasnya mengontrol segala

aktivitas komunikasi humas dan pekerjaan humas, saya letaknya satu tingkat

diatas pak Manto yang sebagai supervisi humas dan PKBL. Saya mengatur

kegiatan CSR, hubungan dengan media seperti itu.

2. Bagaimana hubungan media atau media relations yang dijalani oleh PLN

dengan media massa yang ada ?

Jawab : Media itu kan sebagai corong informasi bagi perusahaan. Kita butuh

sekali media untuk membantu perusahaan dalam mensosialisasikan segala

kebijakan dari perusahaan. Kalau saya sendiri yang bekerja untuk

menyebarluaskan informasi pastinya terbatas jadi kita butuh media sebagai

sarana publikasinya . Hubungan yang dijalin sangat dekat dengan media yang

memang sudah menjalin kontrak dengan kami, kami selalu undang mereka

dalam berbagai kesempatan pokoknya selalu dilibatkan dan tidak hanya itu

kita juga membangun hubungan yang baik antar individunya.

Page 175: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

157

3. Kegiatan apa saja yang dijalankan oleh PLN mengenai media relations ?

Jawab : Semua hampir kita jalani hanya mungkin talkshow dengan radio saja

yang lagi vakum. Karena kita kan disini termasuk baru berdiri karena pecahan

dari Disjaya dan Jawa Barat jadi kita mulai menyusun lagi program-program

tersebut akan tetapi setelah semuanya sudah bisa selesai pasti kita aktifkan

kembali program-program yang semula vakum.

4. Apa yang pertamakali dilakukan perusahaan sebelum menjalankan kegiatan

media relations ?

Jawab : Pasti kita menyusun perencanaan terlebih dahulu karena bagaimana

pun kalau kita bekerja tanpa dasar yang jelas akan sulit. Kalau ada dasarnya

kan kita menjalankan program sesuai dengan apa yang telah dibuat.

5. Tujuan apa yang hendak dicapai dalam menjalankan kegiatan media relations

?

Jawab : Tentunya pasti berkaitan dengan citra perusahaan kita menjain

hubungan baik dengan media karena ingin citra perusahaan baik dimasyarakat

dan untuk mencapai publikasi.

6. Berapa persen alokasi dana yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan

media relations ?

Jawab : Kalau untuk dana kita tidak bisa mematokkan contoh untuk kegiatan

media relations kita patok 30% itu tidak bisa seperti itu, tidak bisa kaku jadi

kalau dana kita harus fleksibel menyesuaikannya seperti itu.

Page 176: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

158

Draft Wawancara dengan Mas Ferry Tangerang Express

1. Sudah berapa lama menjalin kerjasama dengan PLN Distribusi Banten?

Jawab : Kalau menjalin komunikasi dengan PLN itu sudah berlansung,

gimana ya lama dibilang lama ya lama. Karena kan keterlibatan untuk

pemberitaan jadi ya bisa dibilang lama.

2. Bisa dijelaskan bentuk kerjasama yang dijalin dengan PLN ?

Jawab : Begini konteksnya kita kan media ini independen ada ditengah

masyarakat ingin menciptakan suatu berita yang berimbang dan satu contoh

instansi PLN kan ada ditengah masyarakat juga. Jadi, contohnya seperti itu

kalau ada yang perlu dikonfirmasi ya itu harus bener-bener dikonfirmasi

supaya berita yang keluar sesuai dan berimbang.

3. Apakah kerjasama yang dijalin telah sesuai dengan yang diharapkan oleh

media?

Jawab : menurut kami ya sudah sesuai tapi ya kembali lagi kita media ini

independen. Kita menyajikan berita kehadapan masyarakat, kerjasama yang

dijaln selama ini menurut saya telah sesuai dan kita juga sebagai media harus

menghargai siapapun karena kita juga merujuk pada kode etik jurnalistik.

4. Apakah selama menjalin hubungan kerjasama pihak media khususnya

Tangerang Express selalu mengikuti agenda kegiatan media relation atau

adakah kegiatan lain yang diseleggarakan oleh PLN dalam menjalin hubungan

baik dengan media?

Page 177: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

159

Jawab : Kita selalu mengikuti terus, setiap PLN mengadakan acara selalu

mengirim undangan kita ada timbal baliknya.

5. Dari seluruh kegiatan media relation yang dijalankan untuk menjalin

hubungan baik dengan media apakah telah dirasa efektif?

Jawab : Kalau selama ini sih feedbacknya kemasyarakat. Jadi feedbacknya

kemasyarakat yang tadinya belum tahu jadi tahu oh begini. Itu tugas media

memberitahu masyarakat karena kalau PLN sendiri kan tidak mungkin turun

langsung kemasyarakat. Jadi lah media yang membantu.

6. Apa yang menjadi faktor pendukung agar kegiatan hubungan baik dengan

media berjalan dengan baik?

Jawab : Kalau kita sih cukup untuk mendapatkan konfirmasi aja. Karena kita

itu kan ditekan oleh redaksi supaya gimana dapat berita ya gimana bisa baik

juga dengan PLN.

7. Harapan media untuk PLN Distribusi Banten ?

Jawab : Harapannya si selama ini kita sih sudah sangat sinkron antara media

dengan PLN. Kita sebagai media kan mengaharapkan informasi yang sangat

dalam dan selama ini hubungannya kalau dibilang baik sudah sangat baik sih.

Jadi harapan kami ya enggak ada yang berubah bisa selalu baik dan saling

membantu. Karena kan kita sama-sama butuh.

Page 178: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

160

8. Dari sisi media ingin diperlakukan seperti bagaimana?

Jawab : Kita diperlakukan seperti biasanya saja, kita sendiri kan seperti ini

contohnya kaya yang saya bilang kalau kita dapat undangan itu wajibnya kita

datang, sebaliknya kalau tidak dapat ya gausah datang.

Draf wawancara dengan Hj. Henny Murniati, Ss

1. Sudah berapa lama menjalin kerjasama dengan PLN Banten ?

Jawab : Baru tiga tahun berjalan si untuk kerjasama selama saya disini, karena

saya dijawa post tv kan memang baru tiga tahun sebelumnya saya bekerja

diindosiar tapi memang kalau kenal dengan Bapak Manto itu sudah lama.

2. Bentuk kerjasama yang dijalin ?

Jawab : Bentuk kerjasama kebanyakan ya berita, tapi sebenarnya saya

menginkan PLN juga tidak hanya memberi pemberitaan saja tapi memasang

iklan lewat TV tapi mungkin untuk iklan sekarang belum karena sepertinya

masih minim untuk menganggarkan. Menurut saya PLN itu memang harus

memperbanyak promosi-promosi juga karena kalau kita lihat berita pln kan

pasti yang jelek masyarakat tidak tahu yang positifnya jadi seharusnya pln

pasang iklan agar masyarakat juga tahu positifnya dari pln. Dan berharap

memasang iklan itu dimedia TV karena kan kita lihat jangkauannya ya TV

kan lebih luas dan melihat gaya hidup

sekarang sudah jarang yang baca koran jadi sayang aja.

3. Cara apa yang dilakukan PLN dalam membina hubungan baik ?

Jawab : Kalau membina hubungan baik juga itu tergantung dari humasnya ya

bisa atau tidak menjamu dan melayani dengan baik untuk sekarang menurut

Page 179: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

161

saya sudah cukup baik selama humas dipimpin oleh pak Manto beliau bisa

mengerti kami dan welcome dengan kami dan pak Manto itu orangnya

menguasai materi sehingga apa yang kita inginkan mengenai Pak Manto

menurut saya ideal jadi seorang humas. Pak Manto selalu melibatkan kami

untuk meliput kegiatan pln.

4. Kalau kegiatan media visit apakah pln sering berkunjung kekantor media ?

Jawab : Ya sering sekali si tidak tetapi beliau selalu menyempatkan

berkunjung kekantor media jika ada kesempatan.

5. Apakah kegiatan tersebut bersifat formal ?

Jawab : Tidak ya bersifat informal karena tidak ada agenda pasti, pak Manto

kunjungan kekantor kami sekalian jika ada pekerjaan jadi menyempatkan

mampir walaupun hanya sebentar untuk silaturahmi dan say hello.

6. Apa saja yang dilakukan saat kunjungan media ?

Jawab : ya kita ngobrol-ngobrol santai saja tidak kaku kita sampaikan yang

ada dilapangan seperti apa yang memang berkaitan dengan PLN, terkadang

juga pak Manto datang untuk menyampaikan program yang akan dilakukan

PLN kedepannya dan meminta bantuan media.

7. Ada tidak kegiatan diluar untuk membina hubungan baik ?

Jawab : Kalu kegiatan lain yang tujuannya agar lebih akrab apa yaaa, ya

seperti mungkin saya kan ada facebook jadi saya tidak jarang juga menyapa

lewat facebook dengan pak Manto kita tidak ada perasaan sungkan lagi karena

memang hubungan yang dijalin sudah dekat namun tetap professional.

Page 180: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

162

8. Harapan media untuk PLN ?

Jawab : Harapannya PLN bisa melek lagi supaya bisa memang iklan promosi

karena itu juga penting untuk membangun citra perusahaan dan kita take and

gift saja tetapi bukan berarti menyuap.

Draf wawancara dengan Mas Sam Trbun.com

1. Sudah berapa lama bekerjasama dengan PLN ?

Jawab : Kalau kita si memang belum terlalu lama bekerjasama dengan PLN,

tapi walaupun begitu PLN selalu bisa menerima dan melayani kami dengan

baik.

2. Bentuk kerjasama yang telah dijalin ?

Jawab : Bentuk kerjasamanya ya paling untuk pemberitaan, kita menjadikan

pln sebagai sumber berita kami, dan memang pln juga butuh kehadiran media

untuk membantu pekerjaannya.

3. Cara apa yang dilakukan pln Banten dalam membina hubungan baik dengan

media ?

Jawab: Selama ini PLN Banten selalu melayani kami dengan baik dan selalu

melibatkan dan mengudang kami dalam acara-acara perusahaan. Seperti

konferensi pers contohnya.

4. Kalau kegiatan lain selain konferensi pers seperti media visit ada tidak?

Jawab : Kalau kunjungan media ya beberapa kali ada hanya memang tidak

selalu kekantor kami, tapi ketempat kami berkumpul dimana saja dan

kegiatannya itu memang tidak teragenda seringkali mendadak.

5. Apa saja yang dilakukan saat kunjungan media ?

Page 181: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

163

Jawab : Kita sharing aja khususnya membahas tetang masalah PLN kita juga

sampaikan keluhan masyarakat kepada pln sambil santai ngopi dan makan

siang bareng.

6. Adakah kegiatan lain diuar media visit untuk menjalin hubungan yang lebih

akrab lagi?

Jawab : Selain kunjungan media ya kita selain itu selalu berkomunikasi

dengan baik, komunikasi kami tidak boleh putus dan selain itu juga kita dilain

kesempatan kita ada acara seperti olahraga bareng seperti main badminton

.

7. Apakah kunjungan media yang dilakukan pln dengan cara yang informal

sudah dianggap baik dan efektif ?

Jawab : Menurut kami sudah cukup baik yak karena kita sebagai media kan

juga orang yang biasa kerja santai jadi lebih menyukai kegiatan itu yang

bersifat informal karena disitu kita bisa lebih terbuka dan leluasa dan bagi

saya bisa lebih tambah akrab dibanding harus kegiatan yang terlalu formal.

8. Harapan untuk pln Banten selanjutnya ?

Jawab : Harapannya si yah kita harus bisa terus bersinergi dengan baik itu

saja.

Page 182: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

164

LAMPIRAN 2

Page 183: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

165

TANGERANG - PLN Banten,- Foto Bersama Bapak Manto selaku SPV Humas

PKBL dan Ibu Devi ASS Humas PKBL setelah wawancara pada hari senin 17 Juli

2017 di kantor PLN Distribusi Banten.

Tangerang – PLN Banten,-Foto Bersama Mas Ferry wartawan Tangerang Express

seusai wawancara pada hari Kamis 20 Juli 2017 di Kantor PLN Distribusi Banten.

Page 184: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

166

Tangerang-PLN Banten,-Foto Bersama Mas Sam wartawan Tirubun.com setelah

wawancara pada Hari Selasa 12 September 2017 di Kantor PLN Distribusi Banten.

Page 185: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

167

LAMPIRAN 3

Page 186: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

168

Kunjungan PT PLN (Persero) Distribusi Banten kemedia Banten Pos

Page 187: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

169

Kunjungan media PT PLN (Persero) Distribusi Banten ke media Banten Raya

Page 188: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

170

Contoh press release yang dibuat oleh PLN Banten untuk dikirim kepada rekan

media

Kegiatan PLN Banten mengundang rekan media atau

konfernsi pers konferensi pers kekantor PLN Distribusi Banten.

Page 189: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

171

Page 190: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

172

Page 191: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

173

LAMPIRAN 4

Page 192: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

174

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Robiyani Yulia Utami

Alamat : Perum Talaga Bestari B9/ No 4 RT 03/RW 01

Kecamatan Sindang Jaya-Kabupaten Tangerang

Kode Post : 15710

Nomor Telepon : 08118596886

Email : [email protected]

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Lampung, 10 Maret 1996

Status Perkawinan : Belum Menikah

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Page 193: STRATEGI MEDIA VISIT PT PLN (PERSERO) DALAM MEMBINA

175

Riwayat Pendidikan :

Periode Sekolah/Institusi/Universitas Jurusan IPK

2002-2007 SDN CIBADAK II - -

2007-2010 SMPN 1 BALARAJA - -

2010-2013 SMAN 4 KABUPATEN

TANGERANG

IPA -

2013-2017 UNIVERSITAS SULTAN

AGENG TIRTAYASA

3,68

Pengalaman Organisasi :

Anggota Persaudaraan Setia Hati Terate

Sekertaris Rayon Talaga Bestari Persaudaraan Setia Hati Terate

Prestasi :

Juara I Kejuaraan Mahasiswa se-Provinsi Banten

Juara III Pekan Olahraga Provinsi

Juara I Kejuaraan Daerah se-Provinsi Banten