stranas_2012

63
USULAN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL Tema: Ketahanan dan keamanan pangan (Food safety & security) SISTEM PENGENDALIAN DAN DETEKSI DINI KETAHANAN PANGAN NASIONAL BERBASIS DAERAH TIM PENGUSUL Dr. Eng. Saiful Anwar S.E. Ak., M. Si Muhammad Rudi Nugroho S.E., M. Sc. (L) 1

Upload: saiful-anwar

Post on 24-Jul-2015

92 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: stranas_2012

USULAN PENELITIAN

STRATEGIS NASIONAL

Tema: Ketahanan dan keamanan pangan (Food safety & security)

SISTEM PENGENDALIAN DAN DETEKSI DINI

KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BERBASIS DAERAH

TIM PENGUSUL

Dr. Eng. Saiful Anwar S.E. Ak., M. Si

Muhammad Rudi Nugroho S.E., M. Sc. (L)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AHMAD DAHLAN, JAKARTA

1

Page 2: stranas_2012

Mei, 2012DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG MASALAHB. TUJUAN PENELITIANC. ORIGINALITASPENELITIAND. MANFAAT PENELITIANE. URGENSI PENELITIAN

BAB II STUDI PUSTAKAA. KONSEP KETAHANAN PANGANB. STRATEGI KETAHANAN PANGANC. KONSEP ARTIFICIAL NEURAL NETWORKSD. MANFAAT PENELITIANE. URGENSI PENELITIAN

BAB III . METODOLOGI PENELITIANA. DATA DAN SUMBER DATAB. METODE ANALISIS DATA

BAB IV. PEMBIAYAAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 1 SUSUNAN ORGANISASI PENELITIAN DAN PEMBAGIAN TUGAS

LAMPIRAN 2 KETERSEDIAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN

LAMPITAN 3CURICULLUM VITAE KETUA PENELITI DAN ANGGOTA PENELITI

LAMPIRAN 4 SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS PENELITIAN

LAMPIRAN 5 JADWAL PENELITIAN

2

Page 3: stranas_2012

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian: Sistem Pengendalian dan Deteksi Dini Ketahanan Pangan Nasional Berbasis Daerah.

Tema Penelitian: Ketahanan dan keamanan pangan (Food safety & security)

Ketua Peneliti a. Nama Lengkap: Dr. Eng. Saiful Anwar S.E. Ak., M.Si.b. Jenis Kelamin: Laki-laki c. NIP/NIK:d. NIDN: e. Jabatan Fungsional: Dosen Tetap f. Jabatan Struktural: Wakil Direktur Program Pasca Sarjana STIE Ahmad

Dahlan, Jakartag. Fakultas/Jurusan: Akuntansi h. Pusat Penelitian: LP3M, STIE Ahmad Dahlan, Jakartai. Alamat Institusi: Jl. Ciputat Raya No. 77 Cireundeu Jakselj. Telpon/Faks: 021-743 0930/ 021-749 1100k. E-mail: [email protected]

Lama Penelitian Keseluruhan: 2 tahun Biaya Diusulkan ke Dikti a. Tahun pertama :Rp 100.000.000,-b. Tahun kedua : Rp. 100.000.000,-c. Tahun ketiga Biaya dari Institusi Lain/Mitra : Rp. ..................... :

Jakarta, 31 Mei 2012 Mengetahui, Dekan/Pusat Penelitian, Ketua Peneliti,

(Mukhaer Pakkana S.E., M.M) (Dr. Eng. Saiful Anwar S.E. Ak., M.Si) NIP: 196901142005011001 NIDN: 0303086401

Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian

(Muchtar Rivai S.H., M.H)

3

Page 4: stranas_2012

NIDN: 0303086401

SISTEM PENGENDALIAN DAN DETEKSI DINI KETAHANAN PANGAN NASIONAL BERBASIS DAERAH:

SEBUAH PROTOTIPE

ABSTRAK

Ketahanan pangan Indonesia sudah dapat digolongkan dalam taraf kekurangan pangan. Berdasarkan angka statistik, ketersediaan stok pangan Indonesia tidak akan mampu mengejar pertumbuhan penduduk. Selama lima tahun ini, pertumbuhan produksi beras hanya 1,05 persen per tahun, sementara pertumbuhan permintaan pangan sebagai akibat pertambahan penduduk mencapai 4,66 persen per tahun. Sementara itu, persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah 76 persen rumah tangga di Indonesia merupakan konsumen beras (net consumer) sedangkan sisanya yang berjumlah 24 persen adalah produsen (net producer). Latar belakang tersebut yang menjadi dasar perumusan tujuan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk menyusun model ketahanan pangan dengan menggunakan pendekatan partipasi aktif petani, industri dan pemerintah daerah. Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa sebuah sistem informasi berbasis website dengan menggunakan artificial neural network sebagai mesin pembelajaran dan pembuat keputusan yang akan digunakan sebagai sistem pengendalian dan deteksi dini ketahanan pangan nasional berbasis daerah.

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Kedua data tersebut terkait dengan indikator ketahanan pangan pada sisi produksi, distribusi dan konsumsi pangan. Data primer diperoleh dari wawancara dan focuse group discussion (FGD) dengan pelaku industri dan dinas-dinas terkait di bidang ketahanan pangan. Data sekunder diperoleh dari BPS (data kecamatan dan kabupaten) dan dari dinas terkait. Metode analisis data yang digunakan meliputi deskriptif, analisis produksi, distribusi (rantai pemasaran) dan konsumsi pangan, focuse group discussion (FGD), dan sistem informasi geografi (SIG). Adapun wilayah kajian/penelitian adalah kota Soloraya.

Kata-kata kunci: ketahanan pangan daerah, pendekatan partisipatif, skema kerjasama industri-pemerintah daerah, peta/informasi ketahanan pangan daerah, model artificial neural network.

4

Page 5: stranas_2012

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahKetahanan pangan merupakan salah satu isu penting dan strategis dalam

pembangunan nasional, terutama bagi sebuah negara developing country seperti Indonesia (Rada, 2010). Ketahanan pangan (food security) erat kaitannya dengan ketahanan sosial (social security), stabilitas ekonomi, stabilitas politik dan kemanan, serta ketahanan nasional (national security). Pada level nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya dalam memperoleh pangan yang cukup dengan mutu yang layak. Idealnya, ketahahan pangan dibangun atas kemampuan sendiri yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal yang beraneka ragam (Heffern, 2010). Istilah ketahanan pangan dapat terjadi pada berbagai level, baik nasional, regional atau lokal, maupun rumah tangga.

Saat ini, kondisi ketahanan pangan di Indonesia masih berada pada arah yang relatif belum kuat dan tidak berkesinambungan. Jika kondisi tersebut tidak segera tertangani maka dalam waktu yang tidak lama lagi, Indonesia akan masuk kedalam kondisi yang digolongkan dalam taraf kekurangan pangan. Hal ini disebabkan karena ketersediaan stok pangan Indonesia tidak akan mampu mengejar pertumbuhan jumlah penduduk (http://www.menkokesra.go.id).

Sebagai contoh, pada lima tahun belakangan ini, pertumbuhan produksi beras hanya 1,05 persen per tahun, sementara pertumbuhan permintaan pangan sebagai akibat pertambahan penduduk mencapai 4,66 persen per tahun. Meski kekurangan produksi bisa dipenuhi/disediakan dari impor, tidak ada jaminan pasti pasar beras dunia selalu stabil. Ketidakstabilan harga beras impor bukan hanya akan mempengaruhi belanja negara melainkan juga fluktuasi harga di pasaran yang akan menimbulkan gejolak sosial. Dapat disimpulkan bahwa kegagalan membaca tren perdagangan beras dunia akan berdampak sangat serius terhadap ketahanan pangan di Indonesia.

Sementara itu, persoalan utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah 76 persen rumah tangga di Indonesia adalah konsumen beras (net consumer), dan hanya 24 persen yang merupakan produsen (net producer). Dengan demikian kenaikan harga beras hingga 10 persen saja akan mengurangi daya beli rumah tangga di perkotaan hingga 8,6 persen, atau menaikkan jumlah orang miskin sebanyak 2 juta jiwa (FAO, 2009).

Kondisi diatas mengarahkan para pemangku kepentingan terkait dengan ketahanan pangan untuk lebih aktif dalam menyediakan, menjaga dan mempertahankan proses ketahanan pangan yang sedang dilakukan di Indonesia. Artinya bahwa, konteks ketahanan pangan bisa jadi akan lebih optimal jika dilakukan melalui pendekatan partisipatif seluruh pelaku di sektor pertanian yang meliputi petani, industri dan pemerintah.

5

Page 6: stranas_2012

1.2 Tujuan PenelitianDengan memperhatikan latar belakang tersebut diatas, maka penelitian ini

akan dilakukan dengan tujuan untuk memetakan ketahanan pangan nasional dengan terlebih dahulu memilih dan menganalisis faktor-faktor utama yang mempengaruhi cadangan pangan suatu daerah (gambar 1.1).

Gambar 1.1. Tujuan Penelitian

6

Page 7: stranas_2012

Informasi periodik yang menggambarkan hubungan dinamis antara faktor-faktor terpilih diatas dengan fluktuasi jumlah cadangan pangan masing-masing daerah akan menjadi informasi yang sangat berguna bagi pemerintah dalam mengendalikan dan mendeteksi secara dini kondisi ketahanan pangan nasional. Pada akhirnya peta ini dapat digunakan pemerintah untuk mengambil kebijakan yang meliputi:

1. Distribusi produksi pangan diseluruh wilayah.2. Menghubungkan daerah surplus dan minus terhadap produk pangan

tertentu.3. Pembukaan akses masyarakat terhadap produk-produk pangan

tertentu.4. Memahami secara real time mekanisme pembentukan harga dilihat

dari ketersediaan pangan, pola distribusi dan jumlah permintaan.5. Memahami pola konsumsi masyarakat daerah tertentu terkait

dengan penyerapan gizi individu yang dipengaruhi oleh budaya, tingkat penghasilan dan pendidikan.

Secara lebih spesifik, tujuan penelitian diatas akan dilaksanakan dalam dua tahap penelitian yang diharapkan akan tercipta sebuah prototipe mengenai sistem berbasis website untuk mendukung kebijakan ketahanan pangan nasional berbasis daerah dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Dua tahapan penelitian diatas dilakukan selama 2 tahun, dengan rincian sebagai berikut:

Tahap 1 di tahun 1: a. Melakukan identifikasi faktor-faktor yang menjadi pendorong

terwujudnya ketahanan pangan. b. Melakukan analisis terhadap pelaksanaan faktor-faktor yang menjadi

pendorong terwujudnya ketahanan pangan dengan menggunakan model artificial neural network.

c. Mengidentifikasi skema cadangan pangan dan besarnya cadangan pangan masyarakat.

d. Mengidentifikasi alternatif terbaik dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kekurangan pangan di masa mendatang.

e. Menyusun peta ketahanan pangan.f. Membangun prototipe sistem berbasis website sebagai pendukung

kebijakan (decision support system) ketahanan pangan berbasis daerah.

g. Menyusun rekomendasi kajian dan melakukan sosialisasi sistem pendukung kebijakan ketahanan pangan berbasis daerah kepada dinas-dinas terkait dengan ketahanan pangan.

7

Page 8: stranas_2012

Tahap 2 ditahun 2: a. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut atas hasil pada tahap (tahun 1). b. Melakukan analisis pola pengembangan ketahanan pangan daerah

secara partisipatif. b. Melakukan kajian skema-skema kerjasama petani-industri-

pemerintah daerah dalam mendorong pencapaian ketahanan pangan. c. Melakukan update informasi ketahanan pangan daerah yang ada di-

website sebagaimana akan dibuat pada tahap (tahun) 1.d. Mematenkan (mendaftarkan HAKI) prototipe sistem berbasis website

sebagai pendukung kebijakan (decision support system) ketahanan pangan berbasis daerah.

f. Menyusun rekomendasi kajian dan rencana aksi kerjasama industri dan pemerintah daerah dalam mendorong pencapaian ketahanan pangan daerah.

1.3 Originalitas PenelitianGambar 1.2 dibawah ini menjelaskan positioning atas penelitian yang akan

dilakukan.

Gambar 1.2. Poitioning Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

Pemanfaatan dari hasil penelitian ini adalah 1. Bagi pemerintah/pemegang kebijakan adalah sebagai sistem peringatan

dini atau sebagai Early Warning System (EWS) ketahanan pangan daerah yang secara lebih lanjut bisa dikembangkan menjadi prototipe dalam membuat sistem EWS ketahanan pangan secara nasional.

8

Page 9: stranas_2012

2. Mendorong penciptaan diversifikasi industri berbasis pangan lokal (Industrialisasi pangan) guna menciptakan ketahanan pangan daerah.

3. Penggunaan teknologi informasi berbasis ITC update Sebagai dasar atau pertimbangan pemerintah dalam rangka penciptaan ketahanan pangan di daerah.

4. Pemetaan produktivitas tanaman pangan melalui pemilihan benih tanaman pangan sesuai dengan potensi tanam di tiap daerah.

5. Mendorong pengembangan diversifikasi produksi teknologi pengolahan pangan dalam rangka peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

6. Terwujudnya peta ketahanan pangan daerah sehingga dapat dijadikan acuan kebijakan pengembangan sektor pertanian khususnya tanaman pangan.

1.5 Urgensi PenelitianPangan merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap

individu. Pangan adalah salah satu kebutuhan manusia, dan pangan juga merupakan salah satu hak dasar manusia (Hariyadi, 2009). Dengan terpenuhinya pangan untuk setiap individu maka dipastikan akan tercipta SDM yang berkualitas. Pemenuhan kebutuhan akan pangan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk, hal ini justru menjadi sebuah permasalahan yang harus diantisipasi dengan cepat (Schoeman, 2006). Kerawanan pangan akan menjadi sebuah malapetaka dan masalah bagi sebuah Negara (Greenberg, 2010). Oleh karena itu, kerawanan pangan ini menjadi sebuah isu hangat yang harus terus dicarikan solusinya.

Terkait dengan ketahanan pangan, pertanian adalah salah satu sektor yang harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional. Sebagai negara agraris, Indonesia harus dapat memajukan pertaniannya, sesuai dengan potensi masing-masing daerah untuk kesejahteraan rakyatnya (Rada, 2010). Pertanian menjadi sangat penting dan krusial ketika terjadi kekurangan pangan. Permasalahan pangan akan selalu menjadi kajian utama seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk (Dachner, 2010). Hal ini sesuai dengan pernyataan Hukum Malthus yang mengatakan bahwa laju pertumbuhan penduduk akan lebih tinggi dibandingkan dengan laju produksi pangan. Maka dari itu perlu adanya pengembangan pola distribusi komoditas pangan antar daerah, yang masing-masing memiliki potensi yang berbeda.

Pembangunan ketahanan pangan menjadi kegiatan prioritas nasional dalam Reformasi Struktur dan Format Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang difokuskan pada peningkatan keanekaragaman pangan sesuai dengan karakteristik daerah dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas gizi melalui kerjasama dengan stakeholders/pemangku kepentingan di pusat dan daerah. Ketahanan pangan dihasilkan oleh suatu sistem pangan yang terdiri atas tiga subsistem, yaitu: (a) ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh penduduk; (b) distribusi pangan yang lancar dan mengakses pada masyarakat; dan (c)

9

Page 10: stranas_2012

konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman. Prioritas program pembangunan ketahanan pangan pada peningkatan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan diarahkan untuk: (1) mensinergikan upaya peningkatan kapasitas produksi pangan; (2) meningkatkan koordinasi pengelolaan cadangan pangan; serta (3) meningkatkan koordinasi pencegahan dan penanggulangan kerawanan/ kekurangan pangan (RPJMN 2010-2014).

Prioritas program peningkatan distribusi pangan, diarahkan untuk: (1) mendorong terwujudnya sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien dalam menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan; (2) meningkatkan koordinasi antara instansi terkait dalam distribusi, harga, dan akses pangan; serta (3) mendorong peranserta kelembagaan masyarakat dalam meningkatkan kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan akses pangan (RPJMN 2010-2014). Sementara itu, terkait dengan peningkatan konsumsi dan keamanan pangan, prioritas program diarahkan untuk: (1) mendorong diversifikasi konsumsi berbasis pangan lokal; (2) meningkatkan kesadaran dan pengetahuan keragaman dan keamanan pangan sejak usia dini; serta (3) mendorong pengembangan teknologi pengolahan pangan (RPJMN 2010-2014).

Dengan demikian, penelitian ini menjadi sangat penting karena berfungsi memfasilitasi program ketahanan pangan nasional diatas dengan menyediakan sebuah sistem informasi yang berguna untuk mengendalikan dan mendeteksi secara dini (early warning system) terhadap ketahanan pangan daerah yang merangkum informasi berupa: (1) ketersediaan pangan, (2) distribusi pangan dan (3) konsumsi pangan.

10

Page 11: stranas_2012

BAB IISTUDI PUSTAKA

2.1. Konsep Ketahanan PanganKetahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem

ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Kinerja dari masing-masing subsistem tersebut tercermin pada stabilitas pasokan pangan yang diukur dari akses masyarakat terhadap pangan, serta pemanfaatan pangan (food utilization) termasuk pengaturan menu dan distribusi pangan dalam keluarga (Deptan, 2010). Indikator akses dan pemanfaatan pangan adalah status gizi masyarakatdengan menggunakan data status gizi anak balita (usia di bawah lima tahun) (lihat gambar 2.1). Apabila salah satu atau lebih, dari ketiga subsistem tersebut tidak berfungsi dengan baik, maka akan terjadi masalah kerawanan pangan yang akan berdampak peningkatan kasus gizi kurang dan/atau gizi buruk. Dalam kondisi demikian, negara atau daerah dapat dikatakan belum mampu mewujudkan ketahanan pangan (Deptan, 2010).

Gambar 2.1. Kerangka Sistem Ketahanan Pangan Sumber: www.deptan.go.id

Departemen Pertanian Amerika Serikat dalam Konferensi Pangan Dunia 1996 memberikan definisi standar, di mana ketahanan pangan akan eksis ketika semua orang dalam setiap waktu memiliki akses fisik dan ekonomi terhadap kecukupan pangan untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka untuk kehidupan yang produktif dan sehat. Ketahanan pangan memiliki tiga dimensi yang saling berkait, yaitu: pertama, ketersediaan kuantitas pangan dengan kualitas yang baik yang disuplai baik melalui produksi domestik dan importasi. Kedua, aksesibilitas masyarakat terhadap sumberdaya untuk memperoleh kecukupan pangan dan gizi. Ketiga, utilisasi makanan melalui kecukupan pangan, air, sanitasi dan kesehatan (US Department of Agriculture, 1996). Dimensi lain yang juga penting adalah adanya stabilitas harga

11

Page 12: stranas_2012

pangan. Sesuatu yang diyakini para ahli adalah apabila salah satu dari dimensi tersebut tidak terpenuhi, maka suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik.

Walaupun pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh. Demikian pula, walaupun ketersediaan dan aksesibilitas masyarakat dapat dikatakan cukup, namun jika stabilitas harga pangan tidak mampu terjaga secara baik dan tentunya berakibat pada ketersediaan dan aksesibilitas, maka ketahanan pangan tidak dapat dikatakan telah cukup kuat. Ketersediaan pangan juga mencakup kuantitas dan kualitas bahan pangan agar setiap individu dapat terpenuhi standar kebutuhan kalori dan energi untuk menjalankan aktivitas ekonomi dan peningkatan standar hidup sumber daya manusia Indonesia (US Department of Agriculture, 1996).

2.2. Strategi Ketahanan Pangan Karena kemiskinan, sebagian besar pendapatan yang diperoleh oleh penduduk

miskin di negara-negara berkembang dialokasikan untuk makanan. Konsumen di negara-negara miskin selalu dalam resiko akan kelaparan dan kerapuhan terhadap guncanan-guncangan harga yang berujung terhadap kelangkaan pangan (Roumasset dan Anderson, 1996). Untuk mengantisipasi masalah tersebut, sejumlah negara miskin mengambil langkah aksi publik (public action) untuk meningkatkan ketahanan pangannya. Umumnya tipikal pendekatan yang diambil bertujuan mengurangi jumlah populasi yang mengalami kelaparan dengan meningkatkan pendapatan kaum miskin dan secara simultan mengelola ekonomi pangan dalam rangka meminimalkan guncangan-guncangan yang akan memicu kelangkaan pangan. Hukum Engel menyatakan bahwa keberhasilan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang melibatkan kaum miskin adalah solusi jangka panjang dalam mencapai ketahanan pangan. Dreze dan Sen (1989) dalam James Roumasset dan Nori Tarui (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan media dalam mencapai ketahanan pangan atau ‘growth-mediated security’.

Sementara itu, stabilisasi harga pangan di negara-negara Asia memperlihatkan bahwa fluktuasi harga pangan dalam jangka pendek tidak akan membuat kaum miskin menjadi lebih rapuh terhadap ketidakcukupan pangan, akan tetapi fluktuasi harga tersebut lebih berpengaruh terhadap pendapatan yang diperlukan dalam memperoleh pangan (Timmer, 1996). Hubungan erat yang bersifat historis yang dapat dilihat di negara-negara Asia Timur dan Tenggara dalam hal ketahanan pangan dan kemiskinan adalah hubungan antara upaya peningkatan ketahanan pangan dan upaya untuk mengurangi kemiskinan yang merupakan integrasi dari upaya-upaya pemerintah untuk menghubungkan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh pasar (market-led economic growth) dengan berbagai intervensi yang bertujuan meningkatkan ketahanan pangan baik pada level rumah tangga (mikro) maupun nasional (makro).

Suatu disain kebijakan pangan yang koheren akan menggandeng strategi ketahanan pangan dengan strategi pertumbuhan yang pada gilirannya akan menjangkau kaum miskin. Menciptakan keterkaitan ini kepada ketahanan pangan dari sisi makro akan memungkinkan suatu negara untuk menangkap peluang-peluang pertumbuhan ekonomi. Kebijakan pangan makro tersebut akan memperkuat ketahanan pangan suatu negara melalui percepatan pertumbuhan dalam tataran makroekonomi dan pengurangan kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi pedesaan dan stabilitas sistem pangan. Perspektif makro akan ekonomi pangan membantu kita dalam mengintegrasikan ketahanan pangan bangsa pada tingkat rumah

12

Page 13: stranas_2012

tangga dengan pasar pangan nasional. Pada gilirannya, ketahanan pangan di kedua level mikro dan makro tersebut meningkatkan prospek bagi percepatan pertumbuhan ekonomi, pemberantasan kemiskinan dan partisipasi yang luas oleh segenap warga negara dalam meningkatkan kualitas hidup bangsa.

2.3 Konsep Artificial Neural Networks (ANNs)ANNs adalah salah satu cabang pembahasan dari metode machine learning

yang mensimulasi cara kerja jaringan syaraf. Model ini bekerja dalam bentuk kelompok dan berstruktur yang terdiri dari sel-sel yang disebut neuron yang membentuk jaringan syaraf seperti halnya pada otak manusia (gambar 2.2).

Gambar 2.2. Gambar syaraf otak manusia

Elemen-elemen yang mendukung beroperasinya sebuah neuron terdiri dari; input, weight atau bobot yang berfungsi sebagai metode pembelajaran, fungsi transformasi yang akan menentukan apakah informasi yang datang cukup penting untuk diteruskan ke neuron lain dengan cara membandingkan bobot informasi dengan ambang batasnya. Kemudian yang terakhir adalah output. Layaknya otak manusia, neuron pada ANNs memerlukan proses training sebagai berlangsungnya proses pemahaman seperti mengenal pola, mengeneralisasi sebuah permasalahan, dan melakukan pembelajaran mandiri untuk meningkatkan kemampuannya dalam melakukan analisa dan membuat sebuah kesimpulan.

Secara teknis ANNs bekerja sebagai berikut. Dimulai dari sebuah neuron bernama j yang memiliki beberapa sumber input seperti (x1,x2, x3,…xj) dan sebuah output (yj) (gambar 2.3).

Gambar 2.3. Model sebuah neuron

Masing-masing input yang akan masuk ke dalam neuron j memiliki bobot berupa (w1j, w2j, w3j,...wij) yang diartikan sebagai tingkat urgensi dari masing-masing input tersebut. Kemudian, informasi yang masuk ke dalam neuron j adalah berupa penjumlahan seluruh nilai informasi yang masuk dikalikan dengan masing-masing bobotnya yang disebut nilai bersih (uj). Selanjutnya, uj akan dikomparasi dengan nilai

13

Page 14: stranas_2012

ambang batas (tj) yang dimiliki neuron j dan ditentukan apakah informasi yang masuk akan disampaikan ke neuron berikutnya dimana masing-masing neuron memiliki nilai tj yang berbeda-beda. Jika uj lebih besar dari tj maka neuron j akan mengolah dan kemudian menyampaikannya ke neuron lain dalam bentuk output (yj). Untuk melakukan hal ini, neuron memerlukan sebuah fungsi yang disebut fungsi aktivasi bertugas untuk mengaktifkan uj dan mentransformasinya menjadi yj. Fungsi aktivasi tersebut yang paling sering digunakan adalah fungsi logistik dan sigmoid.

Tipologi atau arsitektur dari kebanyakan ANNS yang digunakan dalam sebuah penelitian berbentuk multilayer (West et.al, 1997). Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkombinasikan beberapa neuron dalam bentuk multilayer untuk digunakan dalam pengenalan pola seperti melakukan klasifikasi, dan melakukan prediksi. Bentuk multilayer ini berupa feed-forward network yang terdiri dari layer input, layar tesembunyi (hidden layer) dan layer output. Secara matematis, model ANNS dituliskan sebagai berikut:

y = f(x,θ) + ε (1)Dimana: x adalah vector dari variabel-variabel dependen yang akan menjadi sumber informasi, θ adalah bobot dari variabel-variabel independen dan ε adalah komponen random error. Selanjutnya, persamaan (2) adalah persamaan dari sebuah fungsi yang akan digunakan untuk melakukan tugas estimasi dan prediksi dari sejumlah data yang tersedia. Persamaan ini dapat dituliskan sebagai berikut:

(2)

Dimana: Y=Output; f=Fungsi aktivasi pada output layer; v0=Bias pada output; m= Jumlah unit neuron yang tersembunyi; h=Fungsi aktivasi pada hidden layer; λ j=Bias yang terjadi pada unit-unit yang tersembunyi (j = 1,. . . ,m); n=Jumlah unit yang berfungsi sebagai input; xi= Vektor input (i = 1,. . . ,n); wij= Bobot dari unit input i ke unit tersembunyi j; vj= Bobot dari unit tersembunyi j ke output (j = 1,. . . ,m)

2.4 Konsep Sistem Informasi Geografi (SIG)Menurut definisi Esri dalam Prahasta (2005) menyebutkan bahwa SIG

(Geographic Information System atau GIS) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras computer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. Sistem ini berguna karena masing-masing daerah memiliki keunikan dan serangkaian dinamisasi potensial bahaya terkait dengan ketahanan pangan. Ketika sistem menginformasikan bahwa wilayah tertentu diketahui memiliki kerawanan dan dihuni oleh banyak orang maka pemerintah dapat segera dilakukan tindakan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan.

2.5 Model Ketahanan PanganTerdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur ketahanan

pangan rumah tangga. FAO (1994) dikutip Soetrisno (1995) mengembangkan indeks ketahanan pangan rumah tangga (Average Household Food Security Index = AHFSI) untuk beberapa negara berkembang, dengan formula sebagai berikut : AHFSI = 100 – [ H { G + (1+G) Ip + 0,5 Q (1-H (G + (1+G) Ip ) } ] 100 (1) Keterangan :H : Rasio penduduk yang mengalami kekurangan pangan (undernourished)

14

Page 15: stranas_2012

terhadap jumlah pendudukG : Proporsi angka kekurangan energi terhadap angka rata-rata kekurangan

energi. Angka ini diukur dari selisih antara ketersediaan rata-rata energi untuk kelompok penduduk kekurangan pangan dengan rata-rata kebutuhan energi

Ip : Ketimpangan dalam distribusi (inequality in the distribution of food-gaps) yang diukur dengan koefisien GINI dari distribusi konsumsi energi

Q : Koefisien variasi DES (dietary energy supllies) atau ketersediaan energi untuk konsumsi yang menjadi ukuran kemungkinan ketidaktahanan pangan yang mendadak (temporary food insecure)

Kriteria AHFSI rata-rata tahun 1988-1993 untuk negara berkembang dikelompokkan menjadi empat :a. Negara dengan AHFSI tinggi (di atas 85) termasuk negara yang memiliki

ketahanan pangan tinggi (sangat tahan).b. Negara dengan AHFSI menengah (75 - 85) termasuk tahan pangan.c. Negara dengan AHFSI rendah (65 - 75) termasuk negara tidak tahan pangan.d. Negara dengan AHFSI rendah (di bawah 65) termasuk negara rawan pangan

2.6 Penelitian TerdahuluSudaryanto dan Sayuti (1990, dalam Anonimous, 2009b; Rahmawati dan

Moeis, 2007) meneliti permintaan bahan pangan dengan pendekatan persamaan sistem yaitu Almost Ideal Demand System (AIDS). Data yang digunakan adalah data PATANAS (Panel Petani Nasional) Jawa Tengah tahun 1989. Pengeluaran untuk bahan pangan dibagi ke dalam 8 kelompok, yaitu beras; palawija; daging, telur dan susu; ikan; sayuran dan kacang-kacangan; buah-buahan; minuman; dan makanan lainnya. Variabel bebas yang digunakan meliputi harga, umur istri, pendidikan istri, dummy desa sawah irigasi, dummy desa sayuran. Hasil penelitian sebagai berikut :

a. Sistem usahatani dan kelas pengeluaran berhubungan dengan pola konsumsi.b. Elastisitas harga sendiri untuk kelompok bahan makanan pokok seperti beras,

palawija, daging dan ikan relatif kecil dibanding dengan elatisitas harga sayuran, buah-buahan, minuman dan makanan lain.

c. Elastisitas pendapatan terhadap permintaan beras 0,68 dan elastisitas harga sendiri komoditas beras -0,52.

Rahmawati dan Moeis (2007) mengestimasi fungsi permintaan makanan di Provinsi Jawa Barat dengan data Susenas 2005 dan PODES (Potensi Desa). Dalam penelitian ini, barang dibagi dalam kelompok makanan dan bukan makanan. Makanan dibagi dalam 4 kelompok yaitu beras dan hasil produksinya, ketela, kentang/jagung/talas, dan lainnya, sedangkan bukan makanan menjadi 1 kelompok non makanan. Estimasi dilakukan dengan AIDS dalam bentuk aproksimasi linier (LA/AIDS) dan diselesaikan dengan OLS. Hasil penelitian menunjukkan :a. Dilihat dari elastisitas pendapatan, tiga kelompok makanan yaitu beras,

kentang/jagung/talas dan makanan lainnya mempunyai elastisitas pendapatan bernilai positif, dengan demikian ketiga kelompok makanan ini termasuk barang normal. Selanjutnya ketela mempunyai elastisitas pendapatan negatif sehingga tergolong barang inferior. Sifat elastisitas masing-masing kelompok barang sebagai berikut : beras dan ketela tidak elastis terhadap perubahan pendapatan, kentang/jagung/talas dan makanan lainnya elastis terhadap perubahan pendapatan.

15

LENOVO, 05/04/12,
Page 16: stranas_2012

b. Dilihat dari elastisitas harga sendiri, ketiga kelompok makanan beras, kentang/jagung/talas dan makanan lainnya memperlihatkan barang normal (elastisitas negatif) dengan sifat : beras tidak elastis terhadap perubahan harga, kentang/jagung/talas dan makanan lainnya elastis terhadap perubahan harga.

c. Dilihat dari elastisitas silang antar kelompok makanan, kentang/jagung/talas menunjukkan elastisitas positif, dengan demikian merupakan kelompok makanan pengganti beras, sedang sifatnya adalah inelastis.

Heffern, (2010) pada sebuah konferensi bertemakan World Food Aid Conference: Looks at Initiatives and Trends menyimpulkan bahwa ketahanan pangan dapat dibangun atas kemampuan sendiri (participant mass) yang didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal yang beraneka ragam. Hal ini dasarkan bahwa secara tidak langsung optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat sekitar.

Anderson, Jock dan Roumasset, James, (1996) mempublikaskan penelitiannya dengan judul “FOOD Insecurity and Stochastic Aspects of Poverty”. Penelitian yang dilakukan di beberapa Negara di Asia Tenggara, dengan menggunakan analisis deskriptif menyimpulkan bahwa sebagian besar pendapatan yang diperoleh oleh penduduk miskin di negara-negara berkembang dialokasikan untuk makanan. Konsumen/mayoritas penduduk di negara-negara miskin selalu dalam resiko akan kelaparan dan kerapuhan terhadap guncanan-guncangan harga pangan yang berujung terhadap kelangkaan pangan.

Peneliti lain yaitu; Schoeman, S., M. Hendricks, S. Hattingh, A. Benadé,  J. Laubscher, and M. Dhansay, (2006) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kecukupan pangan dengan kualitas sumber daya manusia. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah pertumbuhan penduduk yang relatif cepat dibandingkan dengan pertumbuhan komoditas pangan.maka dari itu perlunya pemetaan ketahanan pangan dengan mengatur pola tanam dan jenis tanaman yang diperlukan untuk memenuhi kecukupan pangan di Afrika selatan. Penelitian ini dipublikasikan dengan judul “The targeting of nutritionally at-risk children attending a primary health care facility in the Western Cape Province of South Africa”.

Untuk kasus Indonesia, Pusat Penelitian Kependudukan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPK - LIPI) di tahun 2003 mempublikasikan hasil penelitiannya yang berjudul “Ketahanan Pangan, kemiskinan dan Isu-Isu Demografi”. Secara umum, penelitian itu melakukan analisis tentang isu-isu demografi difokuskan dalam kelompok rumah tangga tahan pangan dan tidak miskin serta rumah tangga tidak tahan pangan dan miskin.  Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun ada kecenderungan umum keterkaitan antara kondisi ketahanan pangan dan kemiskinan dengan kondisi sosial demografi antara dua kelompok rumah tangga tersebut, tetapi juga ada perbedaan yang ditemukan berdasarkan indikator kemiskinan yang berbeda. Dalam penelitian ini kemiskinan diukur berdasarkan indikator pengeluaran untuk pangan, pemilikan/penguasaan lahan, dan pemilikan ternak.  Dari kondisi ketahanan pangan dan kemiskinan di desa-desa penelitian memperlihatkan bahwa kemiskinan yang diukur berdasarkan pengeluaran untuk pangan tidak selalu konsisten dengan kondisi kemiskinan yang diukur berdasarkan pemilikan/penguasaan lahan atau ternak.  Temuan ini juga menunjukkan bahwa penggunaan indikator pemilikan lahan pertanian dan ternak memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda-beda di setiap wilayah, dan tidak sensitif untuk ukuran kemiskinan secara umum, sebagaimana indikator pengeluaran makanan.

16

Page 17: stranas_2012

Prinsip-prinsip dalam pengukuran ketahanan pangan dan kemiskinan di dua propinsi sama tetapi indikator-indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat ketahanan pangan dan kemiskinan berbeda.  Meskipun demikian, hasil analisis menunjukkan adanya kecenderungan yang sama.  Di dua daerah penelitian ini rumah tangga tahan pangan juga cenderung merupakan rumah tangga yang masuk dalam kategori tidak miskin.  Keadaan ini menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara ketahanan pangan dan kemiskinan.  Temuan ini lebih jauh juga menunjukkan bahwa memang dalam pengukuran ketahanan pangan dan kemiskinan diperlukan indikator-indikator yang sesuai dengan kondisi daerah yang berbeda-beda, sehingga lebih sensitive terhadap perubahan kondisi geografis maupun sosial ekonomi masyarakat setempat.

17

Page 18: stranas_2012

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Data dan Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh melalui wawancara meliputi: 1) persepsi para pelaku di industri dan dinas-dinas terkait ketahanan pangan, 2) strategi yang sudah dan akan dilakukan dalam pencapaian ketahanan pangan, 3) peran aktif para pemangku kepentingan dalam mewujudkan ketahanan pangan, dan 4) peluang kerjasama apa saja yang dapat direalisasikan dan dengan cara bagaimana antara industri dan pemerintah daerah. Adapun sampel dari penelitian ini adalah dinas-dinas teknis (seperti Dinas Pertanian, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Bappeda) di masing-masing pemerintah daerah dan para pelaku industri yang terkait dengan ketahanan pangan (seperti perusahaan/lembaga pengembangan bibit unggul, perusahaan dan distributor pupuk/saprodi). Pada penelitian ini juga akan melibatkan HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia).

Sementara data sekunder diperoleh dari BPS, Dinas Pertanian dan lembaga-lembaga terkait lainnya. Data-data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data aspek produksi (jenis pangan yang diproduksi, produktivitas pangan, luas lahan dan produksi pangan, jenis-jenis saprodi yang digunakan, sistem pengairan), aspek distribusi (rantai pemasaran), dan aspek konsumsi (kebutuhan).

Penelitian tahap 1 akan difokuskan untuk membangun protipe dari sistem ketahanan pangan berbasis daerah terlebih dahulu dengan menggunakan data dari daerah Solo. Selanjutnya, pada tahap 2 akan digunakan untuk mengevaluasi kehandalan sistem dimana di masa depan diharapkan dapat diimplementasikan untuk seluruh daerah di wilayah nusantara.

3.2. Metode Analisis Data3.2.a. Analisis kuantitatif

Penggunaan analisis kuantitatif (quantitative analysis) dimaksudkan untuk menyajikan atau mendeskripsikan hasil temuan lapangan dalam bentuk kuantitatif atau numerik. Tujuan utama penggunaan model ANNs dalam analisis kuantitatif pada peneilitian ini adalah untuk memilih variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi fluktuasi variabel terikat. Selain itu juga digunakan untuk menggambarkan hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.2.b. Analisis Rantai PemasaranRantai Pemasaran memungkinkan berbagai perusahaan dalam sistem

terhubung dengan pasar melalui banyak cara baik secara langsung maupun lewat perantara. Kondisi ini juga menunjukkan apakah karakteristik value chain didorong oleh konsumen (buyer-driven ) atau produsen (producer-driven).

Analisis pada tahap ini secara detail bertujuan sebagai berikut:a. Identifikasi konsumen utama. Konsumen suatu produk dapat merupakan

pembeli di pasar akhir ataupun pembeli perantara seperti pembeli retail dalam jumlah besar, pedagang besar ataupun perusahaan besar yang membeli produk dalam jumlah besar kemudian langsung dijual kepada pasar akhir.

18

Page 19: stranas_2012

b. Penentuan kualitas hubungan pembeli dan pemasok dengan teknik manajemen rantai pasokan (supply chain management). Hubungan dalam jangka panjang dan saling percaya terjadi jika terdapat sedikit pemasok terpilih yang mampu menjamin pasokan bahan baku.

3.2.c. Analisis PemetaanPada tahap pertama penelitian ini Sistem Informasi Geografi diperlukan untuk

menentukan karakteristik daerah dengan potensi bencana yang mungkin timbul. SIG pada dasarnya adalah jenis khusus sistem informasi yang memperhatikan representasi dan manipulasi realita geografi. SIG mentransformasikan data menjadi informasi dengan mengintegrasikan sejumlah data yang berbeda, menerapkan analisis focus dan menyajikan output dalam pengambilan keputusan (Juppenlatz & Tian, 1996) dalam Kuncoro (2002).

Prosedur standar dalam merancang dan menggunakan SIG, yaitu: pengumpulan data, pengolahan data awal, kontruksi basis data, analisis dan kajian spasial, dan penyajian grafis. Data-data yang dimasukkan tentu saja menyesuaikan kebutuhan analisis studi. Data-data yang dimasukkan tentu saja menyesuaikan kebutuhan analisis studi. Secara lengkap dapat disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1. Prosedur Sistem Informasi Geografi

Aktivitas KeteranganMemperoleh data Pemberian angka pada peta-peta dan

dokumen-dokumen termasuk juga pengkodean data, verifikasi data, dan pengkoreksian kesalahan.

Menjelaskan sekumpulan data yang telah ada, khususnya data kondisi geografis diantaranya tinggi permukaan tanah, sungai dan anak sungai, intensitas curah hujan, penggunaan lahan, data tentang wilayah administratif.

Menyelenggarakan survei primer.Persiapan pengolahan data Menginterpretasikan atau

mengklasifikasikan data yang dapat dari survey. Menyusun struktur data digital untuk

memilih model spasial/ruang (berdasakan obyek, jaringan, dan lapangan)

Mentransformasikan/ merubah menjadi sistem koordinat biasa/umum.

Pengkonstruksikan data dasar atau database (penyimpanan data danpemanggilan kembali data )

Membuat model dari konsep data Menetapkan struktur data base Menetapkan prosedur terbaru Mengirim data ke database

Penelitian spatial/lokasi/wilayahbeserta analisisnya

Pemanggilan data berdasarkan lokasi Pemanggilan data berdasarkan kelas

atau atribut. Menemukan lokasi yang paling cocok

berdasarkan kriteria. Mencari pola, kelompok, jalur, dan

interaksi.

19

Page 20: stranas_2012

Aktivitas Keterangan Membuat model dan mensimulasikan

pada fenomena fisik dan sosial.Tampilan secara grafik(visualisasi dan interaksi

Menciptakan peta Menggali data Menciptakan tampilan 3 dimensi Membuat laporan.

Sumber: Disadur darxi Jones (1996)

20

Page 21: stranas_2012

BAB VI PEMBIAYAAN

Rencana Anggaran Biaya Tahap 1

VI.1 Rekapitulasi Biaya yang diusulkan

No Uraian Jumlah(Rp)1 Gaji dan Upah 26.800.000 2 Bahan/Perangkat Penunjang 17.600.000 3 Perjalanan 27.800.000 4 Data, Disemenasi, Pelaporan 27.800.000

Jumlah 100.000.000

VI.2 Gaji dan Upah

No Pelaksana Kegiatan Jumlah Waktu Honor/jam Biaya(Rp)1 Peneliti Utama 1 240 45.000 10.800.000

2 Peneliti 2 200 40.000 16.000.000

Jumlah 26.800.000

VI.2 Bahan / Perangkat Penunjang

No Bahan Volume Biaya Satuan(Rp)

Biaya(Rp)

1 Kertas HVS 10 rim 30.000 300.000 2 Proposal 10 unit 50.000 500.000 3 Souvenir untuk Responden 210 unit 20.000 4.200.000

4

Penggandaan Kuesioner/Outline Wawancara

210 unit

2.700

567.000

5 Fotocopy data BPS 7 unit 200.000 1.400.000 6 Alat tulis 7 boks 155.000 1.085.000 7 Komputer (sewa) 3 unit 650.000 1.950.000 8 Printer (sewa) 1 unit 200.000 200.000 9 LCD (sewa) 1 unit 550.000 550.000

10Peta wilayah dan data base indikator ketahanan pangan

1 unit 3.500.000 3.500.000

11 Install program SIG 7 lokasi 500.000 3.500.000

12Website Ketahanan Pangan Daerah 1 paket 5.000.000 5.000.000

21

Page 22: stranas_2012

13 Tinta Printer 4 unit 49.500 198.000 Jumlah 22.950.000

VI.3 PERJALANAN

No Bahan Volume Biaya Satuan(Rp)

Biaya (Rp)

a Pengumpulan Data Skunder

1Transportasi ke BPS di wilayah Soloraya

7 pp

100.000

700.000

2Transportasi ke kecamatan di wilayah Soloraya

100 pp

150.000

15.000.000

bWawancara dan FGD di wilayah Soloraya

1 Transportasi ke 7 daerah 7 pp

300.000

2.100.000

Jumlah 17.800.000

VI. 4. DATA, FASILITASI, DISEMINASI, PELAPORAN

No Bahan Volume Biaya Satuan(Rp

)

Biaya (Rp)

1 Studi Literatur 1 paket 1.000.000 1.000.0002 Analisis Data Sekunder 40 jam 15.000 600.0003 Entri data 1 paket 700.000 00.0004 Analisis Data Primer 1 paket 1.500.000 1.500.000

5 Uang Harian data Sekunder 14 2org/7lks 200.000 2.800.000

6Pembuatan Website Ketahanan Pangan Daerah (update) 1 Paket 3.500.000 3.500.000

7 Konsumsi FGD di 7 210 orang 25.000 5.250.000

8Uang Harian data Primer dan FGD 20 4org/7lks 200.000 4.000.000

9Rancangan Pembuatan database softwaresistem deteksi dini Ketahanan pangan daerah 1 paket 7.000.000 7.000.000

10Pembuatan buku ajar kuliah Ekonomi Pertanian 50 Eks. 45.000 2.250.000

11 Laporan Kemajuan 10 Eks. 35.000 350.00012 Laporan Akhir 10 Eks. 50.000 500.000

22

Page 23: stranas_2012

13 Laporan Keuangan 5 Eks. 20.000 100.000

14Artikel Jurnal Akreditasi Nasional 1 paket 900.000 900.000

15 Seminar di Jurusan 1 paket 2.000.000 2.000.000

Jumlah 32.450.0

00

Rencana Anggaran Biaya Tahap 1I

VI.1 Rekapitulasi Biaya yang diusulkan

No Uraian Jumlah (Rp)1 Gaji dan Upah 26.800.000 2 Bahan/Perangkat Penunjang 17.600.000 3 Perjalanan 27.800.000 4 Data, Disemenasi, Pelaporan 27.800.000

Jumlah 100.000.000

VI.2 Gaji dan Upah

No Pelaksana Kegiatan Jumlah Waktu Honor/jam Biaya(Rp))1 Peneliti Utama 1 240 45.000 10.800.000

2 Peneliti 2 200 40.000 16.000.000

Jumlah 26.800.000

VI.2 Bahan / Perangkat Penunjang

No Bahan Volume Biaya Satuan(Rp)

Biaya(Rp)

1 Kertas HVS 10 rim 40.000 400.000

2 Proposal

10 bundel 50.000 500.000 3 Souvenir untuk Responden 210 unit 20.000 4.200.000

4

Penggandaan Kuesioner/Outline Wawancara

210 unit 3.000 630.000

5 Fotocopy data BPS 7 unit 200.000 1.400.000 6 Alat tulis 7 boks 150.000 1.050.000

23

Page 24: stranas_2012

7 Komputer (sewa) 3 unit 700.000 2.100.000 8 Printer (sewa) 1 unit 400.000 400.000 9 LCD (sewa) 1 unit 550.000 550.000

10Peta wilayah & data base ketahanan pangan (update) 1 unit 3.500.000 3.500.000

11 Tinta Printer laser 4 unit 155.000 620.000 Jumlah 15.350.000

VI.3 PERJALANAN

No Bahan Volume Biaya Satuan(Rp)

Biaya (Rp)

a Pengumpulan Data Skunder

1Transportasi ke BPS di wilayah Soloraya

7 pp

100.000

700.000

2Transportasi ke kecamatan di wilayah soloraya

100 pp

150.000

15.000.000

bWawancara dan FGD di wilayah Soloraya

1Transportasi ke 7 daerah di Soloraya

7 pp

300.000

2.100.000

2Konsumsi FGD di 7 daerah di Soloraya

210 orang

25.000

5.250.000

d

Fasilitasi Kerjasama Industri-Pemerintah Daerah di Soloraya 1 paket 12.000.000 12.000.000

Jumlah 35.050.

000

VI. 4. DATA, FASILITASI, DISEMINASI, PELAPORAN

No Bahan Volume Biaya Satuan(Rp)

Biaya (Rp)

1 Uang Harian Data Sekunder 14 2org/7lks 200.000 2.800.000 2 Analisis Data Sekunder 40 jam 15.000 600.000 3 Uang Harian Data Primer 28 4org/7lks 200.000 5.600.000 4 Entri data 1 paket 750.000 750.000 5 Analisis Data Primer 1 paket 1.500.000 1.500.000

6Pengajuan HAKI Ke Kemkumham 1 paket 3.500.000 3.500.000

7 Laporan Kemajuan 5 Eks. 35.000 175.000 8 Laporan Akhir 5 Eks. 55.000 275.000 9 Laporan Keuangan 5 Eks. 20.000 100.000

24

Page 25: stranas_2012

10Finalisasi Sofware Deteksi Dini Ketahanan Pangan 1 paket 5.000.000 5.000.000

11Artikel Jurnal Akreditasi Nasional 1 paket 900.000 900.000

Jumlah 21.200.000

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Arief R.M. (2002). Model Simulasi Penyediaan Kebutuhan Beras Nasional. Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pasca Sarjana /S3, Institut Pertanian Bogor. Oktober.

. Bappenas (2002). Does Indonesia Face a Food Security Time Bomb?. June.

Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian RI (2005). Neraca Bahan Makanan. Jakarta.

Bulog dan LPEM UI (2005). Roadmap Menuju Ketahanan Pangan: peran strategis pembangunan pertanian dan pedesaan. Jakarta.

Cahyadin, Malik (2007). Proyeksi Alternatif Impor Beras Indonesia tahun 2001 – 2005. Program Msi dan Doktor Ilmu-ilmu Ekonomi FEB UGM. Yogyakarta. Thesis

Darwanto, Dwidjono H. (2005). Ketahanan Pangan Berbasis Produksi dan Kesejahteraan Petani. Ilmu Pertanian Vol. 12 No.2 hal. 152 – 164.

Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (2005). Data Base Pemasaran Internasional Beras. Jakarta: Departemen Pertanian.

Heffern, R. (2010). World food aid conference looks at initiatives and trends. National Catholic Reporter, August 20, 9.  http://www.proquest.com/

25

Page 26: stranas_2012

Jamhari and Hitoshi Yonekura (2003). Efficiency of Rice Distribution between Margokaton Village and Yogyakarta (in Yoshihiro Hayashi, Syafrida Manuwoto and Slamet Hartono. Sustainable Agriculture in Rural Indonesia). An interim report of JSPS-DGHE Core University Program.

Kuncoro, Mudrajad., (2002), Analisis Spasial dan Regional: Studi Anglomerasi dan Kluster Industri Indonesia, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Prahasta, Eddy (2006). Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar. Penerbit Informatika. Bandung

Purwaningsih, Yunastiti (2010). “Analisis Permintaan Pangan Pada Berbagai Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Provinsi Jawa Tengah”. Disertasi Program Doktor (S3) Ekonomi Pertanian UGM Yogyakarta.

Rada, N. (2010). Indonesian Agricultural Growth Leads to Increased Trade and Food Security. Amber Waves 8, no. 2, (June 1): 4. http://www.proquest.com/ 

(accessed December 12, 2010).

Supadi (2004). Ketahanan Pangan dan Impor Beras Berkelanjutan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian - Departemen Pertanian. Maret.

Lampiran 1. Susunan organisasi dan pembagian tugas

No Nama NIDN Bidang Ilmu Alokasi Waktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Dr. Saiful Anwar SE. Ak., M.Si.

0303086401 Akuntansi 28jam/minggu 1.Mengorganisir segala keperluan materi-materi bahan pustaka penelitian untuk pembuatan proposal pengajuan

2.Mengklasifikasi bahan pustaka sesuai tema penelitian;

3.Mengkoordinasikan kegiatan seminar pra proposal dan membuat proceding hasil seminar;

4.Memimpin rapat tim penelitian untuk pelaksanaan/ actuating kegiatan penelitian;

26

Page 27: stranas_2012

5.Menyusun bahan untuk wawancara dan pembuatan quisioner;

5.Mengatur pembagian tugas anggota tim penelitian;

6.Bertanggung jawab dan menandatangani kontrak sebagai ketua peneliti;

7.Memberi tugas kepada anggota tim peneliti dalam pelaksanaan seminar maupun FGD dan pembuatan procedingnya

8.Bertanggung jawab baik laporan awal maupun laporan akhir penelitian sesuai ketentuan administratif dan keuangan yang diperoleh baik secara internal dan eksternal

9.Bertangggung jawab besama anggota tim Peneliti untuk memenuhi target luaran penelitian yang berupa rekomendasi kebijakan pemerintah terkait dengan penggunaan aplikasi penelitian, dan publikasi ilmiah di jurnal terakreditasi.

2 Darwin 03017065801 Ekonomi 16jam/minggu 1.Bersama ketua

27

Page 28: stranas_2012

Erhandy, SE.MM

Pembangunan berdiskusi dalam menyusun materi proposal penelitian sesuai bidang ilmu yang dimiliki;

2.Membantu tugas ketua dalam menyusun technik wawancara dan quisioner yang dipersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan penelitian;

3.Memberikan masukan, saran dan pertimbangan yang terkait dengan narasumber dan materi-materi yang berupa bahan pustaka yang dibutuhkan sesuai disiplin ilmunya yang terkait dengan tema penelitian

4.Membantu ketua Membuat laporan penelitian;

5.Turut serta bertanggung jawab terhadap luaran penelitian .

28

Page 29: stranas_2012

Lampiran 3. Ketersedian sarana dan prasarana penelitian

No Sarana & Prasarana Kondisi Solusi

1 Ruang LP3M yang representatif Baik

2 Ruang untuk Program Diskusi yang representatif

Baik

3 1 unit personal komputer Baik

4 1 unit laptop Baik

5 Jaringan internet Hot Spot dan berbasis LAN

Kurang Membeli modem untuk mengunggah data di website

6 1 Unit printer Baik

7 1 buah lemari dokumentasi Baik

8 4 buah meja Baik

9 10 buah kursi Baik

10 1 buah meja (kecil) telepon Baik

11 Buku-buku dan majalah sesuai dengan tema penelitian

Ada, Namun Jumlah judul referensi tidak memadai

Mencari di Toko Buku dan berusaha menjadi anggota pustaka di institusi

29

Page 30: stranas_2012

Lain dab bei sesuai anggaran yang diajukan

12 1 buah whiteboard BAIK

13 Modem Internet BAIK

14 Ruang Seminar untuk Fokus Group Discussion menyangkut :

a. Kursi dan meja Narasumber

b. Kursi dan meja pesertac. Air Condicioning/Acd. Infocuse. Soundsistem

UMUMNYA BAIK, KECUALI PERALATAN SOUND

MENYEWA SESUAI WAKTU YANGG DIPERGUNAKAN UNTUK SEMINAR DAN FGD

15 Alat tulis kantor / ATK TIDAK ADA BELI SESUAI ANGGARAN YANG DIAJUKAN

16 Kampus STIEAD BAIK

17 Papan Pengumuman kegiatan ilmiah

BAIK

18 Kendaraan mobil BAIK, SESUAI KEBUTUHAN

PENGGUNAAN TRANSPORTASI UMUM / TAXI

19 Pulsa internet dan HP TIDAK ADA BELI SESUAI KEBUTUHAN

20 1 unit pesawat telp berbasis Faximile

BAIK

21 Perpustakaan REFERENSI TERBATAS

Mencari referensi di perpustakaan lain dan membeli

22 Labaratorium Komputer BAIK

23 Ruang Parkir kampus utk mhs , tamu peserta dan Narasumber

BAIK

24 Mesin Foto copy Perlu perbaikan Pengajuan mesin foto copy baru ke Pimpinan

25 Laporan penelitian hibah bersaing tahun 2010

ada Perlu penelitian lanjutan

30

Page 31: stranas_2012

LAMPIRAN 4. CURRICULUM VITAE

Ketua Tim Pengusul

IDENTITAS DIRI

1.1 Nama Lengkap Dr. Eng. Saiful Anwar S.E. Ak., M.Si

1.2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

1.3 NIDN

1.4 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 19 April 1977

1.5 Alamat Rumah Jl. Kubur Islam Rt012/01 No.40 Grogol

Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta

Selatan

1.6 Nomor Telp/Faks (021) 7054-0514

1.7 Nomor HP 0857-1580-5745

1.8 Alamat Kantor Jl. Ciputat Raya No.77 Cirendeu Jaksel

1.9 Alamat e-mail [email protected]

1.10 Nomor Telp/Faks 021-743 0930/ 021-749 1100/

1.11 Mata Kuliah Manajemen Investasi

Pengantar akuntansi

Audit I

31

Page 32: stranas_2012

Perencanaan Daerah

Analisis Keuangan Negara

RIWAYAT PENDIDIKAN

2.1 Program S-1 S-2

2.2 Nama PT Universitas Sebelas Maret (UNS) Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta(UGM)

2.3 Bidang Ilmu Ilmu Ekonomi dan Pembangunan Ilmu Ekonomi dan

Pembangunan

2.4 Tahun Masuk 2000 2008

2.5 Tahun Lulus 2004 2010

2.6 Judul Skripsi/Tesis Analisis Dampak Dual Banking

System Bank Indonesia terhadap

Volume pembiayaan di bank

syariah

Stabilitas Keuangan

Perbankan dalam dual

banking system di

Indonesia

2.7 Nama Pembimbing

/ Promotor

Drs. Achmad Daerobi,MS Dr. M.Eddie

Purnawan,MA

PENGALAMAN PENELITIAN

No Tahun Judul Pendanaan

Sumber Jumlah

(juta Rp)

1 2005 Pembuatan Studi Program Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Biak Numfort,. BAPPEDA Biak Numfort

PEMDA BIAK

30

32

Page 33: stranas_2012

2 2005 Studi Kelayakan Pembangunan pasar Besar Wosi Kabupaten Manokwari, PEMDA Kab. Manokwari

PEMDA BIAK

100

3 2005 Studi Kelayakan Pembangunan Terminal Regional Palopo Sulawesi Selatan, PEMDA Kota Palopo

PEMDA PALOPO

100

4 2005 Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Besar Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya, PEMDA Kab. Aceh Barat Daya

PEMDA ABD 75

5 2005 Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Pembangunan Provinsi Bangka Belitung, BAPPEDA Babel

PEMDA Babel

30

6 2006 Pemetaan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Boyolali, BAPPEDA Boyolali

PEMDA Boyolali

15

7 2006 Studi Kelayakan Pendirian BPRS INSANI Kota Surakarta, BPR BINSANI

BPR BINSANI

15

8 2007 Analisa Dampak Dual Banking System Bank Indonesia Terhadap Skim Pembiayaan Syariah Di Indonesia

PDM 8,5

9 2007 BMT Emas; a Model Free Interest Banking, HB DP2M

Hibah Bersaing

25

10 2008 Pemetaan Pendirian BMT dengan Model Indeksasi di Kota Surakarta, Dosen Muda DIKTI

PDM 7

11 2008 Analisa Penerapan BMT Emas dalam Model Free Interest Banking, Hibah Bersaing DIKTI

Hibah Bersaing

45

12 2009 Studi Kelayakan Pembangunan Gadjah Mungkur Park, TIM

Individual 10

13 2010 Analisis Dampak Efektifitas Fatwa Bunga Bank Haram Terhadap Akselerasi Perbankan Syariah Di Indonesia, Dosen Muda Kopertis 6

PDM 7

14 2010 Analisis Optimalisasi Kinerja Pasar Tradisional Dalam Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal Di Kota Surakarta,

LPPM 5

33

Page 34: stranas_2012

STIE Swastamandiri

15 2010 Studi Kelayakan Pembukaan Kantaor Cabang PT. BPR Rejeki Insani Kabupaten Sukoharjo

PT Insani Investama

15

16 2010 Komparasi Bank Stabilitas Sistem Keuangan dalam Dual Banking System Di Indonesia, LKI Bank Indonesia

Bank Indonesia

10

PENGALAMAN PENGABDIAN MASYARAKAT

No Tahun Judul Pendanaan

Sumber Jumlah(juta Rp)

1 2010 Pemberdayaan Cluster Industri Batik di Kecamatan Laweyan

IbM 45

PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL LAINNYA

No Tahun Judul/Tema Tempat Penerapan

Respon Masyarakat

1 2005 Relokasi Pasar (LARAP) Aceh Barat Daya

Baik

2 2005 Relokasi pasar Tradisional Kab. Palopo Baik

3 2010 Penanggulangan Trauma Anak dan orang Tua / Crisis Center Bemcana Merapi

Klaten Baik

3 2009 Pengelolaan sistem distribusi pupuk bersubsidi

Kebonarum, Klaten

Baik

PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH DALAM SEPULUH TAHUN TERAKHIR

No Jenis Penghargaan Institusi pemberi

penghargaan

Tahun

1 Lulusan Terbaik Pasca Sarjana FEB

UGM Program Studi Ilmu Ekonomi

Pasca Sarjana UGM 2010

2. Nominasi pertama Lomba Stabilitas Bank Indonesia 2010

34

Page 35: stranas_2012

Sistem Keuangan Bank Indonesia

3 Juara II(Dua) Lomba Stabilitas

Sistem Keuangan Bank Indonesia

Bank Indonesia 2011

4 Juara III(tiga) International Bisnis

Model

Bank Syariah

Mandiri

2012

TERBITAN BUKU

No Tahun Judul Jumlah Halaman Terbitan

1. 2003 Buku Panduan Kuliah Informal Ekonomi Islam KEI FE UNS, 2003

120 KEI FE UNS

2 2011 Model Dasar Ekonomi Moneter

Lebih dari 200 Proses

Anggota Pengusul

IDENTITAS DIRI

1.1 Nama Lengkap Muh Rudi Nugroho, SE.,M.Sc (L)

1.2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

1.3 NIK 05.01.10.12

1.4 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten. 19 Februari 1982

1.5 Alamat Rumah Basin Kebonarum Klaten 57486

1.6 Nomor Telp/Faks (0271) 645235

1.7 Nomor HP 0872937515

1.8 Alamat Kantor Jl. Tejonoto I Danukusuman Serengan

Surakarta 57156

1.9 Alamat e-mail [email protected]

1.10 Nomor Telp/Faks (0271) 645235

1.11 Mata Kuliah Statistik

Ekonometrik

35

Page 36: stranas_2012

Ekonomi Publik

Perencanaan Daerah

Analisis Keuangan Negara

RIWAYAT PENDIDIKAN

2.1 Program S-1 S-2

2.2 Nama PT Universitas Sebelas Maret (UNS) Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta(UGM)

2.3 Bidang Ilmu Ilmu Ekonomi dan Pembangunan Ilmu Ekonomi dan

Pembangunan

2.4 Tahun Masuk 2000 2008

2.5 Tahun Lulus 2004 2010

2.6 Judul Skripsi/Tesis Analisis Dampak Dual Banking

System Bank Indonesia terhadap

Volume pembiayaan di bank

syariah

Stabilitas Keuangan

Perbankan dalam dual

banking system di

Indonesia

2.7 Nama Pembimbing

/ Promotor

Drs. Achmad Daerobi,MS Dr. M.Eddie

Purnawan,MA

PENGALAMAN PENELITIAN

No Tahun Judul Pendanaan

Sumber Jumlah

(juta Rp)

1 2005 Pembuatan Studi Program Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Biak Numfort,. BAPPEDA Biak Numfort

PEMDA BIAK

30

2 2005 Studi Kelayakan Pembangunan pasar Besar Wosi Kabupaten Manokwari,

PEMDA 100

36

Page 37: stranas_2012

PEMDA Kab. Manokwari BIAK

3 2005 Studi Kelayakan Pembangunan Terminal Regional Palopo Sulawesi Selatan, PEMDA Kota Palopo

PEMDA PALOPO

100

4 2005 Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Besar Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya, PEMDA Kab. Aceh Barat Daya

PEMDA ABD 75

5 2005 Studi Kelayakan Pembangunan Pasar Pembangunan Provinsi Bangka Belitung, BAPPEDA Babel

PEMDA Babel

30

6 2006 Pemetaan Tingkat Kemiskinan Kabupaten Boyolali, BAPPEDA Boyolali

PEMDA Boyolali

15

7 2006 Studi Kelayakan Pendirian BPRS INSANI Kota Surakarta, BPR BINSANI

BPR BINSANI

15

8 2007 Analisa Dampak Dual Banking System Bank Indonesia Terhadap Skim Pembiayaan Syariah Di Indonesia

PDM 8,5

9 2007 BMT Emas; a Model Free Interest Banking, HB DP2M

Hibah Bersaing

25

10 2008 Pemetaan Pendirian BMT dengan Model Indeksasi di Kota Surakarta, Dosen Muda DIKTI

PDM 7

11 2008 Analisa Penerapan BMT Emas dalam Model Free Interest Banking, Hibah Bersaing DIKTI

Hibah Bersaing

45

12 2009 Studi Kelayakan Pembangunan Gadjah Mungkur Park, TIM

Individual 10

13 2010 Analisis Dampak Efektifitas Fatwa Bunga Bank Haram Terhadap Akselerasi Perbankan Syariah Di Indonesia, Dosen Muda Kopertis 6

PDM 7

14 2010 Analisis Optimalisasi Kinerja Pasar Tradisional Dalam Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal Di Kota Surakarta, STIE Swastamandiri

LPPM 5

37

Page 38: stranas_2012

15 2010 Studi Kelayakan Pembukaan Kantaor Cabang PT. BPR Rejeki Insani Kabupaten Sukoharjo

PT Insani Investama

15

16 2010 Komparasi Bank Stabilitas Sistem Keuangan dalam Dual Banking System Di Indonesia, LKI Bank Indonesia

Bank Indonesia

10

PENGALAMAN PENGABDIAN MASYARAKAT

No Tahun Judul Pendanaan

Sumber Jumlah(juta Rp)

1 2010 Pemberdayaan Cluster Industri Batik di Kecamatan Laweyan

IbM 45

PENGALAMAN MERUMUSKAN KEBIJAKAN PUBLIK/REKAYASA SOSIAL LAINNYA

No Tahun Judul/Tema Tempat Penerapan

Respon Masyarakat

1 2005 Relokasi Pasar (LARAP) Aceh Barat Daya

Baik

2 2005 Relokasi pasar Tradisional Kab. Palopo Baik

3 2010 Penanggulangan Trauma Anak dan orang Tua / Crisis Center Bemcana Merapi

Klaten Baik

3 2009 Pengelolaan sistem distribusi pupuk bersubsidi

Kebonarum, Klaten

Baik

PENGHARGAAN YANG PERNAH DIRAIH DALAM SEPULUH TAHUN TERAKHIR

No Jenis Penghargaan Institusi pemberi

penghargaan

Tahun

1 Lulusan Terbaik Pasca Sarjana FEB

UGM Program Studi Ilmu Ekonomi

Pasca Sarjana UGM 2010

2. Nominasi pertama Lomba Stabilitas Bank Indonesia 2010

38

Page 39: stranas_2012

Sistem Keuangan Bank Indonesia

3 Juara II(Dua) Lomba Stabilitas

Sistem Keuangan Bank Indonesia

Bank Indonesia 2011

4 Juara III(tiga) International Bisnis

Model

Bank Syariah

Mandiri

2012

TERBITAN BUKU

No Tahun Judul Jumlah Halaman Terbitan

1. 2003 Buku Panduan Kuliah Informal Ekonomi Islam KEI FE UNS, 2003

120 KEI FE UNS

2 2011 Model Dasar Ekonomi Moneter

Lebih dari 200 Proses

Surakarta, 20 April 2011

Muh. Rudi Nugroho, SE, M.Sc

39

Page 40: stranas_2012

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dr. Eng. Saiful Anwar S.E. Ak., M.SiNIP/NIDN : 0303086401Pangkat/Golongan : Asisten AhliJabatan Fungsional : Wakil Direktur Program Pasca Sarjana STIE ADAlamat : Jl. Ciputat Raya No.77 Cirendeu Jaksel

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul: “IMPLIKASI PERANAN KPPU BAGI PEMANGKU KEPENTINGAN/STAKEHOLDER DALAM MENEGAKKAN UNDANG-UNDANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLIDAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT DI INDONESIA” . Yang diusulkan dalam skim penelitian Hibah Bersaing untuk tahun anggaran 2013 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas Negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguh-sungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 27 Maret 2012

Mengetahui, Yang menyatakan,Ketua Lembaga Penelitian

Materai 6000

40

Page 41: stranas_2012

M. Muchtar Riva’i SH.MH. M. Muchtar Riva’I SH.MH

41

Page 42: stranas_2012

LAMPIRAN 2. JADWAL PENELITIAN

TAHUN I PEMETAAN DAN RANCANGAN MODEL KETAHANAN PANGAN PENDEKATAN PARTISIPATIF

No. Jenis Kegiatan Bulan-1 Bulan-2 Bulan-3 Bulan-4 Bulan-5 Bulan-6 Bulan-7 Bulan-8 Bulan-9    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4A. Persiapan  1 Rapat Tim                      2 Penyusunan

Instrumen                                                                      3 Izin Penelitian                                                                    4 Identifikasi

Lokasi                                                                    5 Observasi Awal                                                                    6 Koordinasi

dengan Pemda                                                                      7 Pembentukan

tim Enumerator                                                                      8 Evaluasi hasil

lapangan                                                                    

B. Pelaksanaan Pemetaan                                                                        

9 Penelusuran literature                                          

10 Pelaksanaan pemetaan dg SIG                                                                  

42

Page 43: stranas_2012

No. Jenis Kegiatan Bulan-1 Bulan-2 Bulan-3 Bulan-4 Bulan-5 Bulan-6 Bulan-7 Bulan-8 Bulan-9    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 411 Evaluasi Data

Lapangan                                                                    12 Entri data                                                                    

C.

Penyusunan Model & Website                                                                        

14 Data Sekunder                                                           

15 FGD di 7 daerah di Soloraya                                                                  

16 Entri data                                                                      17 WebsiteC. Laporan dan

Evaluasi                                                                        17

Diskusi Tim                                                                    18 Olah data,

Analisis dan Jurnal                                                                  

19 Laporan dan Seminar                                                                

20 Evaluasi tahun 1                                                            

43

Page 44: stranas_2012

TAHUN II MODEL KETAHANAN PANGAN PENDEKATAN PARTISIPATIF & KERJASAMA INDUSTRI-PEMERINTAH

No. Jenis Kegiatan Bulan-1 Bulan-2 Bulan-3 Bulan-4 Bulan-5 Bulan-6 Bulan-7 Bulan-8 Bulan-9    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4A. Persiapan  1 Rapat Tim                      2 Penyusunan

Instrumen                                                                      3 Izin Penelitian                                                                    4 Identifikasi

Lokasi                                                                    5

Observasi Awal                                                                     

6 Koord. Dengan pemda

7 Pembentukan tim Enumerator                                                                      

8 Evaluasi hasil lapangan                                                                    

B. Pelaksanaan Pemetaan                                                                        

9 Penelusuran literature                                          

10 Update data SIG                                                                  

44

Page 45: stranas_2012

45

No.Jenis

KegiatanBulan-1 Bulan-2 Bulan-3 Bulan-4 Bulan-5 Bulan-6 Bulan-7 Bulan-8 Bulan-9

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 411 Evaluasi Data

Lapangan                                                                    

12 Entri data                                                                    

C. Penyusunan Rencana Aksi                                                                        

14 Skema pengembangan &kerjasama bid. ketahanan pangan                                                            

15 FGD di 7 daerah di Soloraya                                                                  

16 Entri data                                                                      17 Kerjasama

Pemda dan Industri

C. Laporan dan Evaluasi                                                                        

17 Diskusi Tim                                                                    18 Olah data,

Analisis dan Jurnal                                                                  

19 Laporan dan Seminar                                                                

20 Evaluasi tahun 2                                                            

Page 46: stranas_2012

46