stie-igi.ac.id · web viewnamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau...

49
Bab IX Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan Semua negara berkembang melaksanakan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan taraf kesejahteraan warga negara dan menghapus kemiskinan. Tetapi pada kenyataaannya, di negara berkembang masih cukup signifikan persentase penduduk yang dikategorikan penduduk miskin. Dan kemiskinan mencakup arti luas seperti menderita kurang gizi, tingkat kesehatan buruk, tempat tinggal tidak layak, tingkat pendidikan rendah, keterwakilan politik rendah, dan menjadi orang-orang termajinalkan atau selalu diabaikan eksistensinya. Indikator pembangunan ekonomi konvensional memperlihatkan kemajuan pada ekonomi adalah terjadi peningkatan jumlah dan nilai output atau GDP dan tingkat atau persentase pertumbuhan tinggi. Disini masalahnya adalah siapa yang menumbuhkan GDP, apakah hanya segelintir orang atau mayoritas orang di masyarakat. Jika yang menumbuhkan hanya orang-orang kaya ( kapitalis ), maka manfaat pertumbuhan GDP, secara signifikan hanya mereka yang menikmati, sehingga kemiskinan dan ketimpangan pendapatan tetap melekat pada mayoritas masyarakat. Namun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil 1

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Bab IX

Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan

Semua negara berkembang melaksanakan pembangunan ekonomi untuk meningkatkan taraf

kesejahteraan warga negara dan menghapus kemiskinan. Tetapi pada kenyataaannya, di

negara berkembang masih cukup signifikan persentase penduduk yang dikategorikan

penduduk miskin. Dan kemiskinan mencakup arti luas seperti menderita kurang gizi, tingkat

kesehatan buruk, tempat tinggal tidak layak, tingkat pendidikan rendah, keterwakilan politik

rendah, dan menjadi orang-orang termajinalkan atau selalu diabaikan eksistensinya.

Indikator pembangunan ekonomi konvensional memperlihatkan kemajuan pada

ekonomi adalah terjadi peningkatan jumlah dan nilai output atau GDP dan tingkat atau

persentase pertumbuhan tinggi. Disini masalahnya adalah siapa yang menumbuhkan GDP,

apakah hanya segelintir orang atau mayoritas orang di masyarakat. Jika yang

menumbuhkan hanya orang-orang kaya ( kapitalis ), maka manfaat pertumbuhan GDP,

secara signifikan hanya mereka yang menikmati, sehingga kemiskinan dan ketimpangan

pendapatan tetap melekat pada mayoritas masyarakat. Namun jika pertumbuhan ekonomi

dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang

menikmati hasil pembangunan secara lebih merata dan ketimpangan semakin menyempit.

Dengan demikian, tidak ada jaminan pertumbuhan ekonomi tinggi yang dilakukan oleh

kaum kapitalis menetes ke masyarakat sesuai dengan pikiran paham (trickle-down effect).

Mengukur Ketimpangan dan KemiskinanKita akan mendefinisikan dimensi-dimensi ketimpangan pendapatan dan kemiskinan, dan

berusaha untuk membahas elemen umum tertentu yang mencirikan setiap permasalahan yang

terdapat dibanyak negara berkembang.

Mengukur Ketimpangan

1

Page 2: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Para ekonom pada umumnya membedakan dua ukuran pokok untuk distribusi pendapatan

yang keduanya digunakan untuk tujuan analisis kuantitatif: (1) distribusi pendapatan

perseorangan atau distribusi ukuran pendapatan dan (2) distribusi pendapatan fungsional atau

pangsa distribusi pendapatan per faktor produksi ( tenaga kerja, tanah, modal dan

kewiraswastaan )

Distribusi Pendapatan PeroranganDistribusi pendapatan perorangan ( personal distribution of income ) merupakan ukuran

penting yang paling sering digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini secara langsung

menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh seorang individu atau rumahtangga. Para

ekonom tidak mempersoalkan cara individu mendapatkan penghasilannya ( dalam arti positif,

tentu hasil dari kejahatan tidak termasuk pendapatan perorangan ), sebagai contoh, jika A

adalah petani dan B adalah PNS, dan masing-masing berpendapatan US$ 3.500, dimasukan

ke dalam satu kelompok ( golongan menengah bawah ). Padahal lama kerja mereka per

minggu berbeda, waktu kerja PNS ( misal 40 jam per minggu ) dan Petani (misal 70 jam per

minggu).

Para ekonom dan ahli statistik cendrung mengurutkan semua individu tersebut hanya

berdasarkan pendapatan yang diterimanya, kemudian membagi total penduduk menjadi

sejumlah kelompok atau ukuran. Pada umumnya penduduk dibagi ke dalam lima kelompok

atau kuintil ( quintiles ), atau sepuluh kelompok yang disebut decil ( decile ) sesuai dengan

tingkat pendapataan mereka. kemudian menetapkan berapa proporsi yang diterima oleh

masing-masing kelompok dari pendapatan total nasional. Sebagai contoh, lihat tabel 8.1,

yang memperlihatkan distribusi pendapatan berdasarkaan hipotetis. Di dalam tabel, penduduk

negara diwwakili oleh 20 individu atau rumahtangga. Lalu keduapulu rumahtangga tersebut

diurutkan berdasarkan jumlah pendapatan per tahun, dari terendah ( 0.8 unit ) hingga yang

tertinggi ( 15 unit ). Sedangkan pendapatan total atau pendapatan nasional merupakan jumlah

pendapatan semua rumahtangga adalah 100 unit ( lihat pada kolom dua ). Di kolom 3, semua

rumahtangga digolongkan ke dalam 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 unit

rumah tangga. Kuintil pertama menunjukan 20 persen penduduk terbawah pada skala

pendapatan ( rumaahtangga 1-4 ). Kelompok ini hanya meneerima 5 persen dari pendapatan

nasional ( atau 5 unit uang ). Kelompok kedua ( rumahtangga 5-8 ) mendapat 9 persen dari

pendapatan nasional, dengan kata lain 40 persen dari total penduduk kategori terendah atau

kuitil 1 dan 2, menerima pendapatan nasional hanya sebesar 14 persen = ( 5 + 9 ), dari total

2

Page 3: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

pendapatan nasional, sedangkan 20 persen teratas ( kuintil kelima ) dari populasi menerima

51 persen dari pendapatan nasional total.

3

Tabel: 9.1 Distribusi Ukuran Pendapatan Perseorangan di Sebuah Negara

Berkembang Berdasarkan pangsa pendapatan – Kuintil dan Desil ( Sebagai

hipotetis )

Pangsa (%) dari pendapatan total

Individu/RT Pendapatan Perorangan (unit uang ) Kuintil Desil

1. 0.8

2. 1.0 1.8

3. 1.4

4. 40 % 1.8 5 3.2

5. 1.9

6. 2.0 3.9

7. 2.4

8. 2.7 9 5.1

9. 2.8

10. 3.0 5.8

11. 3.4

12. 40 % 3.8 13 7.2

13. 4.2

14. 4.8 9.0

15. 5.9

16. 7.1 22 13.0

17. 10.5

18. 20 % 12.0 22,5

19. 13.5

20. 15.0 51 28.5

Pendapatan nasional total 100.0 100 100

Catatan: Ukuran ketimpangan = perbandingan 20 persen terkaya dibagi dengan 40 persen termiskin = 51/14 = 3.64

Page 4: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Ukuran umum yang memperlihatkan tingkat ketimpangan pendapatan perseorangan dapat

dilihat pada kolom 3, yaitu rasio atau perbandingan antara pendapatan yang diterima oleh 20

persen anggota rumahtangga kelompok teratas dan 40 persen anggota kelompok terbawah.

Rasio ini sering disebut sebagai rasio Kuznets, yang sering dipakai sebagai ukuran tingkat

ketimpangan antara dua kelompok ekstrem, yaitu kelompok sangat miskin dengan kelompok

sangat kaya di suatu ekonomi atau negara. Jadi, rasio ketimpangan dalam contoh adalah 51

dengan 14 atau ssekitar 3.64.

Kurva Lorenz. Kurva Lorenz ( Lorenz curve ) digunakan untuk menganalisis pendapatan

perorangan. Kurva Lorenz juga merupakaan model yang ditemukan oleh ekonom Max

Lorenz pada tahun 1905, yang menjelaskan kemungkinan distribusi secara statistik, dan

sering dikaitkan dengan kalkulasi distribusi pendapatan di ekonomi. Sebagai contoh, kurva

Lorenz dapat memperlihatkan bahwa 40 persen rumahtangga terbawah di ekonomi hanya

menikmati 25 persen dari pendapatan nasional. Jika distribusi pendapatan adalah

sempurna, maka 40 persen rumahtangga terbawah di ekonomi menerima 40 persen dari

pendapatan nasional.

Dengan demikian, kurva Lorenz adalah pengungkapan secara grafik dari distribusi

kesejahteraan. Pada grafik, sebuah garis lurus diagonal menyatakan kesamaan atau

keadilan dari distribusi kemakmuran di ekonomi; kurva Lorenz terletak pada garis

diagonal tersebut, memperlihatkan realitas dari distribusi kemakmuran. Perbedaan atau

jarak antara garis diagonal dengan kurva lorenz membuktikan terjadi ketidakadilan atau

ketidaksamaan pada distribusi kemamkmuran, dan tampilan ( jarak atau perbedaan

tersebut dijelaskan oleh koefisien Gini ( Gini Coefficient ).

Kurva Lorenz dapat digunakan untuk memperlihatkan berapa persen dari penduduk di

ekonomi memiliki atau menguasai besar persentase dari pendapatan nasional. Sebagai

contoh, kurva Lorenz mungkin memperlihatkan bahwa penduduk termiskin di ekonomi

sebesar 10 persen hanya menikmati atau memiliki 2 persen dari pendapatan nasional. Selain

itu, kurva Lorenz adalah sangat sering digunakan untuk memperlihatkan ketidakadilan di

ekonomi, juga kurva Lorenz dapat digunakan untuk memperlihatkan ketidakadilan di setiap

sistem. Lebih jauh lagi, garis kurva dari dasar, dinyatakan oleh garis diagonal, semakin tinggi

tingkat ketidakadilan dibuktikan oleh kurva Lorenz. Ketika dikaitkan dengan ilmu ekonomi,

4

Page 5: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

koefisien Gini digunakaan untuk menyatakan ketidakadilan dengan sebuah tampilan

numerikal. Koefisien Gini dapat terjadi dari nilai 0, menyatakan keadilan sempurna, sampai

dengan 1 yang menyatakan ketidakadilan sempurna.

Kurva Lorenz dalam Grafik. Tampilan 9.1, menunjukan mekanisme kerja

dari kurva Lorenz, jumlah penerima pendapatan dinyatakan oleh sumbu

horisontal ( dalam persentase ), tidak dalam arti absolut tetapi merupakan

persentase komulatif. Misalkan pada titik 20, kita memperoleh populasi

terendah ( penduduk paling miskin ) yang merupakan 20 persen dari total

penduduk di ekonomi. Pada titik 60, kita peroleh 60 persen penduduk bagian

bawah di ekonomi dan seterusnya sampai pada sumbu yang paling ujung di titik

100 yang berarti seluruh penduduk di ekonomi. Sedangkan sumbu vertikal

menyatakan bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing

persentase kelompok penduduk tersebut ( dinyatakan di garis horisontal ),

sumbu vertikal juga berakhir di titik 100 persen, hal tersebut berarti panjang

kedua sumbu ( vertikal dan horisontal ) adalah sama. Jadi, tampilan 9.1,

berbentuk bujursangkar, dan dibelah oleh sebuah garis diagonal yang ditarik

dari titik nol pada sudut kiri bawah menuju ke titik sudut kanan atas. Pada setiap

titik yang terdapat pada garis diagonal menyatakan persentase pendapatan yang

diterima yang persis sama dengan persentase jumlah penerimanya, misalnya

titik tengah garis diagonal melambangkan 50 persen pendapatan yang dapat

didistribusikan untuk 50 persen jumlah penduduk. Sedangkan titik tiga

perempat dari panjang diagonal melambangkan 75 persen pendapatan yang

dapat didistribusikan untuk 75 persen penduduk. Tampilan 9.1, melambangkan

keadilan atau pemerataan sempurna ( perfect equality ) dalam distribusi ukuran

pendapatan. masing-.pendapatan total yang sama besarnya: Contoh, berdasarkan

garis pemerataan, atau garis diagonal, 40 persen kelompok penduduk penerima

terbawah akan menerima 40 persen dari pendapatan nasional, sedangkan 5

persen kelompok teratas akan menerima 5 persen dari pendapatan nasional.

5

Page 6: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase

penerima pendapatan dengan persentase pendapatan total yang secara aktual mereka terima

dala masa tertentu, misal satu tahun. Tampilan 9.1, merupakan kurva Lorenz yang

menggunakan data desil ( populasi dibagi ke dalam 10 kelompok atau golongan ) yang

termuat dalam tabel 8.1. Dengan kata lain, sumbu horisontal dan vertikal dibagi ke dalam 10

bagian yang sama, sesuai dengan 10 kelompok decil. Titik A menunjukan bahwa 10 persen

terbawah dari total penduduk ( termiskin ) hanya menerima 1.8 persen dari pendapatan

nasional, titik B menunjukan bahwa 20 persen penduduk miskin atau kelompok terbawah

menerima sebesar 5 persen dari pendapatan nasional, dan seterusnya bagi masing-masing 8

kelompok lainnya. Perhatikan bahwa titik tengah yang merupakan 50 persen penduduk,

hanya menerima 19,8 persen dari pendapatan nasional.

6

Tampilan: 9.1 Kurva Lorenz

Persentase Penapatan

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Persentase penerima pendapatan

Garis Pemerataan

Kurva Lorenz

Page 7: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal ( yang merupakan garis

pemerataan distribusi pendapatan sempurna, semakin timpang keadilan pada distribusi

pendapatan di ekonomi. Kasus ekstrem dari ketidakmerataan distribussi pendapatan,

jika hanya satu orang saja yang menerima seluruh pendapatan nasional, dan orang lain

sama sekali tidak mendapat manfaat dari pendapatan nasional, akan diperlihatkan oleh

kurva Lorenz yang berhimpit dengan sumbu horisontal sebelah bawah dan sumbu

vertikal di sebelah kanan. Semakin jauh jarak kurva Lorenz dari garis diagonal ( yang

merupakan garis pemerataan distribusi pendapatan sempurna ), semakin timpang

keadilan pada distribusi pendapatan di ekonomi.

Kasus ekstrem dari ketidakmerataan distribussi pendapatan, jika hanya satu orang

saja yang menerima seluruh pendapatan nasional, dan orang lain sama sekali tidak

mendapat manfaat dari pendapatan nasional, akan diperlihatkan oleh kurva Lorenz yang

berhimpit dengan sumbu horisontal sebelah bawah dan sumbu vertikal di sebelah kanan.

Karena tidak ada satu negara pun yang memperllihatkan pemerataan sempurna atau

ketidakmerataan sempurna di dalam distribusi pendapatan, semua kurva Lorenz akan

selalu berada di sebelah kanan garis diagonal seperti yang diperlihatkan oleh tampilan

9.1. Semakin parah ketidakadialn pada distribusi pendapatan, kurva Lorenz semakin

mendekati sumbu horisontal. pendapatan, kurva Lorenz semakin mendekati sumbu

horisontal.

Koefisien Gini Koefisien Gini adalah dihitung berdasarkan ketidaksesuaian atau

perbedaan ( discrepancy ) antara garis diagonal ( garis pemerataan ) dengan kurva Lorenz,

pembagian oleh diagonal atas bidang bujursangkar menggambarkan distribusi dari total

kemakmuran di sebuah ekonomi. Koefisien Gini memungkinkan beberapa ekonomi dapat

dibandingkan dengan satu sama lainnya ketika hasil perhitungan terhadap distribusi

kesejahteraan diantara individu di negara-negara yang dibandingkan. Rekam jejak koefisien

Gini dapat memperlihatkan kecendrungan distribusi kemakmuraan di sebuah ekonomi dari

waktu ke waktu. Sehingga dapat diketahui apakah distribusi kemakmuran semakin adil atau

semakin tidak adil.

Pada ekonomi dengan distribusi pendapatan merata dan adil, maka populasi miskin

sebesar 20 persen, juga menerima persentase pendapatan nasional sebesar 20 perseen, jadi,

jika nilai koefisien Gini sama dengan 1, di ekonomi terjadi distribusi pendapatan yang adil

7

Page 8: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

dan merata. Tetapi hal tersebut tidak mungkin terjadi, yang penting setiap ekonomi harus

berusaha mempunyai nilai koefisien Gini mendekati angka 1.

Diistribusi Pendapatan Fungsional.

Ukuran distribusi kedua yang digunakan untuk mengukur distribusi pendapatan di ekonomi

adalah distribusi pendapatan fungsional atau pangsa distribusi pendapatan per faktor

produksi ( functional or factor share distribution of income ). Juga distribusi pendapatan

fungsional merupakan pendekatan untuk mengetahui tentang bagaimana pendapatan di

ekonomi dibagi untuk para pemilik faktor produksi yang berbeda ke dalam bentuk upah,

sewa, bunga dan laba. metode ini fokus kepada bagian ( proporsi ) dari pendapatan nasional

total yang diterimaa oleh masing-masing faktor produksi ( pekerja, tanah, modal,

kewiraswastaan ). Teori distribusi pendapatan fungsional pada dasarnya mempersoalkan

persentase penghasilan tenaga kerja secara keseluruhan, bukan sebagai unit-unit usaha

atau faktor produksi yang terpisah secara individual, dan membandingkannya dengan

persentase pendapatan total yang dibagikan dalam bentuk sewa untuk tanah, upah untuk

pekerja, bunga untuk modal dan laba untuk kewiraswastaan.

Walaupun individu tertentu mungkin saja menerima seluruh hasil dari segenap

sumber daya tersebut, tetapi hal tersebut tidak menjadi perhatian dari teori pendapatan

fungsional. Para ekonom telah berusaha menjelaskan sumbangan besar-kecilnya faktor

produksi terhadap pendapatan total di ekonomi. Kurva permintaan dan penawaran

diasumsikan sebagai sesuatu yang menentukan harga per satuan ( unit ) dari masing-masing

faktor produksi. Apabila harga per unit faktor produksi dikalikan dengan kuantitas atau

jumlah faktor produksi yang digunakan, yang bersumber dari asumsi utilisasi atau daya

manfaat faktor produksi secara efisien ( berarti biaya pada tingkat minimum ), maka kita

dapat menghitung total pembayaran atau pendapatan yang diterima oleh setiap faktor

produksi tersebut. Sebagai contoh penawaran dan permintaan tenaga kerja diasumsikan akan

menentukan tingkat upah. Lalu bila upah tersebut dikalikan dengan seluruh tenaga kerja yang

bekerja dan tersedia di pasar, maka akan didapat jumlah keseluruhan pembayaran upah ( total

wage bill ), begitu juga dengan sewa dari tanah, bunga dari modal dan laba dari

kewiraswastaan .

Tampilan 9.2, memberikan ilustrasi tentang teori distribusi fungsional. Dalam

tampilan tersebut, kita mengasumsikan bahwa hanya terdapat dua faktor produksi, yaitu:

8

Page 9: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

pekerja sebagai faktor variabel ( kuantitas berubah setiap saat ) dan modal tetap atau konstan.

Berdasarkan asumsi pasar yang kompetitif, permintaan terhadap tenaga kerja akan ditentukan

oleh harga atau nilai produk marjinal tenaga kerja yang bersangkutan, artinya tambahan

tenaga kerja akan terus dilaksanakan sampai dengan nilai produk marjinal sama dengan

tingkat upah tenaga kerja ( MR = MC ). Tetapi karena produk marjinal semakin turun ( the

law of diminishing to marginal product ), permintaan terhadap tenaga kerja merupakan suatu

fungsi yang negatif terhadap jumlah tenaga kerja. Artinya semakin lama jumlah tenaga kerja

yang dimintaa semakin sedikit atau menurun. Kurva permintaan terhadap tenaga kerja

berbentuk kemiringan negatif diperlihatkan oleh kurva DL di tampilan 9.2. Kemudian, jika

digabungkan dengan kurva penawaran tenaga kerja tradisional neoklasik yang mempunyai

kemiringan positif, SL, maka akan didapat tingkaat upah keseimbangan sebesar W L,

pendapatan nasional total (GDP) diwakili oleh luas bidang ORE LL. Pendapatan nasional

tersebut akan dibagi dua bagian, yaitu: O W L E LL untuk tenaga kerja dalam bentuk upah, dan

sisanya W E ℜ yang merupakan laba untuk pemilik modal. Karena itu dalam perekonomian

dengan pasar kompetitif yang memiliki fungsi produksi dengan skala hasil tetap atau

konstan ( constant return to scale ) dimana jika semua input digandakan, maka output juga

berlipat dua, harga masing-masing faktor produksi akan ditentukan oleh kurva penawaran dan

permintaan terhadap faktor yang bersangkutan dan himpunan segenap faktor produksi itulah

yang akan membentuk produksi nasional total. Pendapatan didistribusikan menurut

fungsinya, sehingga tenaga kerja menerima upah, pemilik tanah menerima sewa, dan pemilik

modal menerima laba. Teori ini menyatakan bahwa setiap faktor produksi pendapatan sesuai

dengan konstribusi mereka pada GDP sebuah ekonomi.

Teori ini masih dapat dipandang kurang tajam, karena tidak memperhitungkan

pentingnya peranan dan pengaruh kekuatan di luar pasar yang menentukan harga faktor

produksi tersebut – misal peran kekuatan tawar-menawar secara kolektif antara pihak

pengusaha dengan serikat buruh dalam menentukan tingkat upah disektor modern, dan

kekuatan para monopolis serta para pemilik tanah yang kaya dan mampu memanipulasi harga

modal dan tanah, serta outputnya demi keuntungan pribadi.

9

Page 10: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Mengukur Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut ( absolute poverty ) sangat penting baik dari sudut pandang masyarakat

maupun pemerintah dinegara berkembang dan negara ekonomi maju. Cakupan kemiskinan

absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka ( elemen yang dibutuhkan manusia untuk dapat

tetap hidup dan kesehatan fisik dan jiwa normal, seperti makanan, air, tempat tinggal,

perlindungan dari ancaman lingkungan dan cinta ). Kemiskinan absolut juga dapat

dirumuskan sebagai kekurangan satu atau lebih kebutuhan dasar untuk periode tertentu yang

cukup panjang yang sangat membahayakan kehidupan seseorang atau yang dapat

menyebabkan kerusakan kesehatan seseorang. Dengan demikian, kemiskinan absolut

seseorang atau kelompok masyarakat adalah mereka yang mempunyai pendapatan tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum ( basic needs ) antara lain kebutuhan

pangan, sandang, tempat tinggal kesehatan dan pendidikan serta cinta yang diperlukan untuk

hidup dan bekerja.

Menurut Todaro dan Smith, penduduk yang masuk kategori kemiskinan absolut

adalah mereka yang hidup di bawah tingkat pendapatan ril minimum tertentu- atau di bawah

10

Tampulan: 9.2

Distribusi Pendapatan Fungsional dalam Sebuah Perekonomian Pasar:

Sebuah Ilustrasi

Tingkat Upah(R)

WE SL

Laba

Upah DL=MPL

0 LS

Kesempatan Kerja

Page 11: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

garis kemiskinan internasional. Garis kemiskinan internasional adalah sebuah garis yang

tidak mengenal tapal batas antar negara, jadi berlaku di seluruh dunia dan tidak tergantung

dengan tingkat pendapatan per kapita di suatu negara, dan juga tidak memperhitungkan

tingkat harga antar negara, dan ukuran yang menyatakan penduduk miskin absolut sebagai

orang yang hidup kurang dari US$ 1 atau US$ 2 per hari di dalam dollar PPP ( purchasing

power parity ) atau keseimbangan kemampuan belanja. Kemiskinan absolut dapat dan benar-

benar terjadi di New York, Singapura, Hongkong, Tokyo, Beijing, London, Berlin, Milan,

Barcelona, dan Paris, walaupun kadarnya jauh lebih rendah dilihat dari dalam persentase

terhadap jumlah penduduk, tetapi untuk Lagos, Mexico City, Rio de Janeiro, Cairo, Jakarta,

Manila, Bangkok, persentasenya jauh lebih tinggi.

Kemiskinan absolut dapat diukur dengan angka atau hitungan per kepala (headcount),

H, untuk mengetahui berapa banyak orang yang penghasilannya berada di bawah garis

kemiskinan absolut, YP, ketika hitungan per kepala disebut dan dianggap sebagai bagian dari

total penduduk, N, kita peroleh indeks per kepala ( headacount index ), HN . Dimana: H

jumlah orang miskin di bawah garis kemiskinan, dan N jumlah penduduk.

Garis kemiskinan ditetapkan pada tingkat yang selalu konstan secara ril, sehingga kita

dapat menelusuri kemajuan yang diperoleh dalam menanggulangi kemiskinan pada level

yang absolut di sepanjang waktu. Gagasan yang mendasari penetapan level tersebut adalah

suatu standar minimum dimana seseorang atau individu hidup “ dalam kesengsaraan absolut

manusia “.

Setiap negara jangan begitu saja menerima level kemiskinan internasional yang

sebesar US$ 1 per hari, ketika membuat program penanggulangan kemiskinan absolut di

negaranya. Salah satu strategi yang memadai dan mantap untuk menentukan garis kemiskinan

suatu negara atau daerah adalah dengan menetapkan sekelompok makanan yang cukup, yang

didasarkan atas persyaratan nutrisi dari penelitian medis tentang kalori, protein dan

mikronutrien yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kemudian, dengan menggunakan hasil

survai rumahtangga di daerah tertentu, kita dapat mengidentifikasi sekelompok makanan

yang biasa dibeli oleh rumahtangga yang hampir tidak memenuhi persyaratan nutrisi ini.

kemudian ditambahkan pengeluaran-pengeluaran untuk kebutuhan dasar yang lain seperti

pakaian, tempat tinggal, dan sarana kesehatan, untuk menentukan garis kemiskinan lokal.

Tergantung pada bagaimana kalkulasi itu dilakukan, garis kemiskinan yang dihasilkan

11

Page 12: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

mungkin melebihi US$ 1 per hari pada paritas daya beli atau keseimbangan kemampuan

belanja (PPP).

Untuk lebih memperkuat kalkulasi penduduk yang masih hidup di bawah garis

kemiskinan, beberapa ekonom melakukan kalkulasi untuk indikator jurang kemiskinan total

atau total poverty gap = TPG ) yang mengukur pendapatan total yang diperlukan untuk

mengangkat mereka yang masih berada di bawah garis kemiskinan menjadi hidup di atas

garis kemiskinan, PV, serta angka pendapatan penduduk per kapita. Tampilan 9.3,

mengilustrasikan tentang bagaimana kita dapat mengukur jurang kemisknan dimasud.

Walaupun di negara A dan B, 50 persen penduduknya sama-sama masih berada di

bawah garis kemiskinan, namun jurang kemiskinan di negara A ternyata lebih lebar jika

dibandingkan dengan yang ada di negara B. Dengan demikian, negara A harus berusaha lebih

keras untuk membasmi kemiskinan absolut di negarannya.

TPG merupakan seberapa besar pendapatan kelompok miskin berada di bawah garis

kemiskinan, dan dapat dicari dengan menjumlahkan jumlah pendapatan orang miskin, Yi ,

yang berada di bawah garis kemiskinan absolut, YP, sebagai berikut:

TPG = ∑i=1

H

(Y P−Y i) (9.1)

Kita dapat mengartikan TPG secara sederhana ( dalam hal ini tidak diperhitungkan biaya

administrasi atau pengaruh equilibrium umum ) sebagai jumlah uang per hari yang diperlukan

untuk mengangkat perekonomian setiap orang miskin di negara itu sampai pada standar

pendapatan minimum yang telah ditentukan. Jika dihitung atas dasar per kapita, jurang

kemiskinan rata-rata ( average poverty gap atau APG ), dapat dicari dengan membagi

TPG dengan populasi total.

APG = TPG

N

(9.2)

Pada umumnya, kita juga tertarik untuk mempelajari ukuran jurang kemiskinan dalam

hubungannya dengan garis kemiskinan, sehingga kita dapat menggunakan jurang

kemiskinan yang dinormalisasi ( normalized poverty gap atau NPG ), dan formulanya:

12

Page 13: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

NPG = APGY P

(9.3)

Formula 9.3, merupakan ukuran kekurangan pendapatan, ukuran ini berkisar antara 0 sampai

dengan 1, sehingga dapat bermanfaat jika kita menginginkan ukuran jurang kemiskinan tanpa

unit agar perbandingan antar negara atau antar waktu dapat lebih baik.

Pengukuran jurang kemiskinan penting lainnya adalah average income shortfall (AIS)

di mana jurang kemiskinan total dibagi dengan kaum miskin per kapita:

AIS = TPG

H

(9.4)

AIS menggambarkan jumlah rata-rata pendapatan kaum miskin yang berada di bawah garis

kemiskinan. Ukuran ini dapat juga dibagi dengan garis kemiskinan yang menghasilkan

ukuran fraksional, berupa normalized income shortfall atau NIS.

NIS = AISY P

(9.5)

Ukuran Foster-Greer-Thorbecke. Kita perlu untuk mengukur derajat ketimangan

pendapatan di antara kaum miskin, seperti koefisien Gini antar kaum miskin, GP, atau

koefisien variasi pendapatan ( CV ) antar kaum miskin, CV P. Koefisien Gini atau CV antar

kaum miskin tersebut penting diketahui karena dampak goncangan perekonomian terhadap

kemiskinan dapat sangat berbeda antar negara tergantung pada tingkat dan distribusi sumber

daya di antara kaum miskin. Sebagai contoh, di Indonesia, jika harga beras naik, maka petani

padi yang berpendapatan rendah yang menjual sedikit berasnya ke pasar lokal dan memiliki

pendapatan di bawah, tetapi tidak terlalu jauh dari garis kemiskinan absolut, akan

menemukan bahwa kenaikan harga beras tersebut meningkatkan pendapatannya, sehingga

mereka dapat terangkat ke luar dari kemiskinan absolut. Di sisi lain, bagi mereka yang

tanahnya sangat sempit, dan karena itu tidak mampu menjual sebagian hasil panen ( pertanian

subsistence ) kepada pembeli beras murni di pasar, kenaikan harga ini sangat memperparah

kemiskinan mereka. Karena itu, ukuran kemiskinan yang paling tepat seharusnya juga sensitif

terhadap distribusi pendapatan di antara kaum miskin.

13

Page 14: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Ukuran Foster-Greer-Thorbecke. Kita perlu untuk mengukur derajat ketimpangan

pendapatan di antara kaum miskin, seperti koefisien Gini antar kaum miskin, GP, atau

koefisien variasi pendapatan ( CV ) antar kaum miskin, CV P. Koefisien Gini atau CV antar

kaum miskin tersebut penting diketahui karena dampak goncangan perekonomian terhadap

kemiskinan dapat sangat berbeda antar negara tergantung pada tingkat dan distribusi sumber

daya di antara kaum miskin. Sebagai contoh, di Indonesia, jika harga beras naik, maka petani

padi yang berpendapatan rendah yang menjual sedikit berasnya ke pasar lokal dan memiliki

pendapatan di bawah, tetapi tidak terlalu jauh dari garis kemiskinan absolut, akan

menemukan bahwa kenaikan harga beras tersebut meningkatkan pendapatannya, sehingga

mereka dapat terangkat ke luar dari kemiskinan absolut. Di sisi lain, bagi mereka yang

tanahnya sangat sempit, dan karena itu tidak mampu menjual sebagian hasil panen ( pertanian

subsistence ) kepada pembeli beras murni di pasar ( seperti konsumen buruh, sopir, tukang

becak ) kenaikan harga ini sangat memperparah kemiskinan mereka. Karena itu, ukuran

14

Tampilan: 9.3 Mengukur Jurang Kemiskinan Total

Pendapatan tahunan Pendapatan tahunan

Negara A Negara B

P V P P

TPG TPG

0 50 100 0 50 100

Pendapatan Populasi Pendapatan Populasi

(a) Jurang kemiskinan relatif lebar (b) Jurang kemiskinan yang relatif kecil

Page 15: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

kemiskinan yang paling tepat seharusnya juga sensitif terhadap distribusi pendapatan di

antara kaum miskin.

Para ekonom ekonomi pembangunan telah menciptakan beberapa ukuran kemiskinan

yang diinginkan yang telah diterima secara luas di seluruh dunia, terutama para pembuat

kebijakan pembangunan ekonomi di negara berkembang yang bertujuan membasmi

kemiskinan absolut. Ukuran kemiskinan dimaksud mempunyai beberapa prinsip (1)

anonimitas,(2) indepedensi populasi,(3) monotonistis dan(4) sensitivitas distribusional.

Dua prinsip yang pertama adalah sangat mirip karakteristiknya yang digunakan untuk

membahas indeks ketimpangan. Ukuran cakupan kemiskinan tidak boleh tergantung pada

siapa yang miskin atau pada apakah negara tersebut mempunyai jumlah penduduk banyak

atau sedikit. Prinsip monotonisitas berarti bahwa jika anda memberikan sejumlah uang

kepada seseorang yang berada di bawah garis kemiskinan, dan jika semua pendapatan yang

lain tetap ( ceteris paribus ), maka kemiskinan yang terjadi tidak mungkin lebih tinggi

daripada sebelumnya. Prinsip sensitivitas distribusional menyatakan bahwa dengan semua

hal lainnya sama, jika anda mentransfer pendapatan dari orang miskin ke orang kaya, maka

akibatnya perekonomian akan menjadi lebih banyak penduduk lebih miskin. Ukuran rasio

headcount atau per kepala memenuhi syarat anonimitas, independensi populasi, dan

monotonisitas, namun gagal memenuhi syarat sensitivitas distribusional ( dengan kata lain,

rasio ini tidak akan menghitung dampak diferensial dari kenaikan harga beras ). Sedangkan

headcount yang sederhana gagal, bahkan untuk memenuhi prinsip independensi populasi.

Dua indeks kemiskinan yang terkenal yaang memenuhi keempat kriteria itu adalah

indeks Sen dan bentuk tertentu dari indeks Foster-Greer-Thorbecke (FGT), yang sering

disebut sebagai kelas Pα dari ukuran kemiskinan. Formula indeks Pα adalah sebagai berikut:

Pα=1N ∑

i=1

H

¿¿ (9.6)

Dimana:

Y i = pendapatan orang miskin ke-i

Y P = garis kemiskinan ( poverty threshold )

N = Jumlah penduduk ( total populasi ).

H = Jumlah orang miskin yang berada di bawah garis kemiskinan.

Untuk selalu diingat bahwa indeks Pα mempunyai bentuk yang berbeda-beda,

tergantung pada nilai α . Jika nilai α = 0, maka pembilangnya sama dengan H ( karena semua

bilangan dengan pangkat 0 adalah bernilai pasti 1 ), dan kita peroleh nilai rasio headcount

15

Page 16: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

adalah: HN . Jika nilai α = 1, maka kita akan memperoleh nilai jurang kemiskinan yang

dinormalisasi.

Sekarang, jika nilai α = 2, dampak terhadap tingkat kemiskinan yang diukur oleh

jumlah pendapatan kaum miskin meningkatkan proporsi jarak seseorang dari garis

kemiskinan, Y P. Sebagai contoh, kenaikan pendapatan seseorang yang hidup di setengah

garis kemiskinan per kapita, katakanlah, satu nilai uang atau currency per hari dapat memiliki

dampak 5 kali lipat terhadap penurunan tingkat kemiskinan dan meningkatkan dengan jumlah

yang sama, pendapatan orang yang hidup di 90 persen garis kemiskinan.

Jadi, jika α = 2, ukuran yang dihasilkannya, P2, dapat ditulis sebagai formula seperti

berikut:

P2=HN

¿ (9.7)

Sebagaimana yang ditunjukan oleh persamaan (5.7), P2 berisi ukuran CV P dan memenuhi

keempat aksioma kemiskinan. Secara pasti, nilai P2 meningkat jika nilai HN , NIS atau CV P,

meningkat. Perhatikan pada formula tersebut bahwa ada penekanan yang lebih besar pada

distribusi pendapatan di antara kaum miskin (CV P) jika nilai NIS kecil, dan penekanan yang

lebih kecil bila niilai NIS besar.

Ukuran P2 semakin banyak digunakan sebagai ukuran kemiskinan standar oleh Bank

Dunia, Bank pembangunan Asia, dan sebagian besar lembaga PBB, dan ukuran tersebut juga

digunakan dalaam sebagian besar penelitian empiris mengenai keemiskinan karena

sensitivitasnya terhadap kedalaman dan parahnya kemiskinan. Pada saat ini, termasuk

Indonesia, sudah meningkatkan anggaran pendidikan, kesehatan, dan anggaran untuk

program kesejahteraan sosial bagi kaum miskin. Lembaga keuangan bank dan non bank

menyalurkan dana dari pemerintah untuk UMKM.

Indeks Kemiskinan Manusia (human poverty index/HPI). Indeks ini dibuat sebagai reaksi

ketidakpuasan terhadap pendapatan per hari yang digunakan oleh Bank Dunia. UNDP

memperkenalkan indeks kemiskinan manusia pada tahun 1997. Indeks ini hampir dapat

disamakan dengan indeks pembangunan manusia (HDI). Pihak UNDP yakin

bahwa kemiskinan manusia harus diukur dalam satuan hilangnya tiga hal utama:

(1) kehidupan ( lebih dari 30 persen penduduk negara berkembang yang paling miskin

cendrung hidup kurang dari 40 tahun ), (2) pendidikan dasar ( diukur oleh persentase

penduduk dewasa yang buta huruf ), dan (3) keseluruhan ketetapan ekonomi ( economic

16

Page 17: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

provisioning – diukur oleh persentase penduduk yang tidak memiliki akses terhadap

pelayanan kesehatan dan air bersih ditambah persentase anak-anak di bawah 5 tahun yang

kekurangan berat badan ). Setiap tahun UNDP menerbitkan laporan tentang kondisi atau nilai

HPI untuk setiap negara berkembang. Bagi negara berkembang yang mempunyai nilai HPI

rendah dan atau semakin rendah menunjukan negara tersebut semakin baik, sedangkn tinggi

dan semakin tinggi menunjukan negara tersebut buruk indeks kemiskinannya.

Fungsi Kesejahteraaan. Menurut Todaro dan Smith, Setiap negara mempunyai fungsi

kesejahteraan sama. Adapun formula atau fungsi kesejahteraan manusia adalah sebagai

berikut:

W = W(Y, I, P) (9.8)

Dimana Y adalah pendapatan per kapita dan mempunyai relasi positif dengan kesejahteraan

atau kemakmuran. I adalah ketimpangan yang berhubungan negatif dengan kesejahteraan,

dan P adalah kemiskinan absolut yang juga mempunyai relasi negatif dengan kemakmuran

atau kesejahteraan. Ketiga variabel bebas tersebut mempunyai signifikasi yang berbeda, dan

variabel tersebut berguna untuk mengukur kesejahteraan di negara berkembang. Di samping

itu, bagi pembuat kebijakan publik tujuan pembangunan ekonomi adalah variabel I dan P

harus dieliminasi dan variabel Y harus ditingkatkan.

Soal Latihan1. Jelaskan perbedaan antara distribusi fungsional dengan distribusi ukuran pendapatan atau

perorangan dari suatu negara. Menurut anda mana yang lebih cocok untuk Indonesia,

jelaskan jawaban anda.

2. Jelaskan yang dimaksud dengan kemiskinan absolut, garis kemiskinan dan jurang

kemiskinan.

3. Jelaskan perbedaan ukuran kemiskinan absolut menurut Bank Dunia dengan UNDP.

4. jelaskan fungsi kesejahteraan menurut Todaro dan Smith, dan jelaskan pula, apakah

pemerintah Indonesia sudah membuat kebijakan untuk mengeliminasi variabel yang

menghambat kesejahteraan, jelaskan jawaban anda.

5. Jelaskan mekanisme pengukuran kemiskinan menurut kurva Lorent.

17

Page 18: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

BAB 10

KEMISKINAN DAN KETIDAK ADILAN

EKNOMI

Kemiskinan RelatifDi dalam memandang pada masalah pengukuran untuk kebutuhn fisik dan budaya, banyak

para ekonom telah meninggalkan konsep kemiskinan absolut dan fokus pada kemiskinan

relatif dengan menetapkan ukuran standar untuk kemiskinan relatif yang dikaitkan dengan

tempat dan waktu teertentu.

Untuk para ekonom yang mendukung gagasan kemiskinan relatif, yang merupakan

konsep yang fokus kepada gejala kehilangan atau pencabutan ( deprivation ) kemampuan

individu atau kelompok untuk dapat memenuhi hidup layak secara meterial dan non material.

Menurut kamus Oxford tentang Sosiologi ( 1994 ), kemiskinan relatif mengacu kepada

individu atau kelompok yang kekurangan atau memiliki keterbatasan sumber daya ketika

dibandingokan dengan individu dan kelompok di masyarakat yang lebih luas. Dengan kata

lain, dibandingkan dengan kondisi kehidupan mereka dengan standar kehidupan sejahtera

yang dianut masyarakat.

Konsep kemiskinan relatif telah digunakan untuk mengukur derajat atau tingkat

kemiskinan individu dan kelompok. Menurut konsep kemiskinan relatif, orang atau kelompok

masuk kategori miskin karena mereka telah tercabut atau tertutup untuk mendapat

kesempatan memilih dan memiliki sumber daya, kesenangan hidup, dan mempunyai harga

18

Page 19: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

diri sebagaimana yang dimiliki oleh masyarakat normal terhadap semua kebutuhan dan

kesempatan tersebut.

Dengan demikian, untuk individu dan kelompok yang mempunyai sumber daya di

bawah rata-rata yang dimiliki oleh anggota dan kelompok masyarakat atau keluarga, secara

aktual tidak termasuk kelompok dengan taraf hidup pada tingkat rata-rata masyarakat,

sehingga pola, kebiasaan dan aktivitas kehidupan kelompok tersebut adalah miskin relatif.

Jadi, untuk mereka yang miskin relatif tidak mempunyai pola, kebiasaan dan aktivitas

sepeerti yang diterapkan oleh masyarakat secara umum atau rata-rata.

Beberapa ahli berpendapat bahwa kemiskinan relatif eksis di masyarakat disebabkan

ketiadaan staandar hidup minimum secara sosial dan kultural sesuai kriteria yang berlaku di

masyarakat ( the absence of a minimum standard of living on socially or culturally ), dan

bukan kriteria untuk tetap dapat hidup atau bertahan hidup sebagaimana konsep dari

kemiskinan absolut.

Karena kemiskinan relatif adalah sebuah persoalan perbedaan dalam menguasai

sumber daya, maka kemiskinan relatif merrupakan sebuah penilaian tentang basis atau dasar

dari tercabutnya kesempatan individu dan kelompok untuk hidup sesuai standar rata-rata

masyarakat, daan orang-orang tergolong miskin relatif berada di bagian bawah dari

masyarakatnya, dan umumnya sebagai minoritas di masyarakat.

Kesimpulan yang dapat kita ambil tentang perbedaan antara kemiskinan absolut

dengan kemiskinan relatif adalah pencabutan kesempatan untuk meningkatkan taraf

hidup bagi golongan masyarakat miskin absolut sehingga tetap berada pada tingkat

subsistens ( hanya memiliki sumber daya terbatas yang hanya cukup untuk hidup ) dan secara

kultural di bawah taraf hidup di tingkat rata-rata masyarakat. Sekaarang, hampir semua

masyarakat di dunia daari sudut pandang kemiskinan relatif sudah mengalami kemajuan. Kita

sudah menggunakan ukuran kemiskinan relatif untuk menentukan garis kemiskinan nasional,

dengan memasukan perhitungan dan pertimbangan kondisi ekonomi dan sosial, kemiskinan

relatif diderita oleh sebagian masyarakat adalah sebagian masyarakat yang belum mampu

memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup layak, seperti: makanan, pakaian, tempat tinggal

untuk kebutuhan fisik minimal. Kemiskinan relatif juga termasuk pencabutan kesempatan

untuk mendapat pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, keterwakilan politik dan

lain-lainnya.

Kontroversial Ketidakadilan Ekonomi

19

Page 20: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Ketidakadilan ekonomi pada umumnya mengacu kepada ketidaksamaan atau

ketidakmerataan pendapatan atau kesejahteraan antara kelompok yang berbeda di

masyarakat. Dan sering dikarakteristikan dengan kalimat atau perkataan singkat ( the

aphorism ): “ si kaya semakin kaya, sedangkan si miskin semakin miskin, “ kalimat singkat

tersebut sering mengacu kepada lebih khusus lagi tentang terjadinya jurang atau perbedaan

pendapatan atau kekayaan antara segmen masyarakat paling miskin dengan segmen

masyarakat paling kaya di sebuah negara atau ekonomi.

Sekalipun konsep dasarnya sudah menjadi kesadaran dan keprihatinan publik, dampak

dari terjadinya konsentrasi kemakmuran atau kekayaan pada golongan atau segmen di

masyarakat tertentu, dan dampak dari terjadinya kondisi tersebut telah menjadi perdebatan

sengit dan sangat kurang dipahami oleh para pengamat dan politisi. Menurut Nicholas

Birdsong, seorang peneliti dari the University of Kansas, menyatakan bahwa penelitian telah

mengungkapkan adanya keunggulan dan kelemahan pada ketidakadilan ekonomi di suatu

negara. Beberapa penelitian membuktikan bahwa ketidakadilan pendapatan adalah secara

sosial bermanfaat untuk masyarakat, walaupun juga memberikan kemungkinan terjadi

dampak negatif untuk masyarakat.

Kecendrungan global telah menunjukan terjadi konsentrasi peningkatan kemamuran

hanya kepada golongan kecil di masyarakat. Walaupun beberapa metode untuk penghitungan

atau kalkulasi ketidakadilan ekonomi global memperlihatkan perubahan kecil pada distribusi

kemakmuran, perbedaan kalkulasi terhadap pendapatan atau kemakmuran cendrung

menghasilkan atau mengedepankan hasil berbeda. Kesimpulan mayoritas dari analisis untuk

penelitian ketidakadilan ekonomi adalah telah terjadi peningkatan konsentrasi kekayaan

hanya pada segolongan kecil di masyarakat. Pada tahun 2013, hampir setengah jumlah

kekayaan global, dimiliki atau dinikmati oleh 1(satu ) persen dari penduduk dunia. Mengenai

kecendrungan tersebut, Oxfam ( sebuah konfederasi internasional dari organisasi sosial dan

amal yang fokus untuk mengurangi kemiskinan global ) menyatakan dan mengharapkan

pada tahun 2016 telah terwujud lebih satu persen penduduk dunia yang menguasai 50 persen

kekayaan dunia. Ketidakadilan ekonomi antar negara telah menjadi fokus perhatian para

politisi, pebisnis, dan akademisi, dan para pemimpin LSM di negara-negara, seperti di

Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa.

Secara hakiki konsekwensi dari pembagian negara kaya-miskin telah justru

meningkatkan perbedaan. Beberapa ekonom menyimpulkan ketidakadilan ekonomi adalah

mempunyai keunggulan atau bermanfaat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,

memperbaiki kualitas hidup untuk semua anggota masyarakat, atau ketidakadilan ekonomi

20

Page 21: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

diperlukan sebagai bagian dari wujud kemajuan masyarakat. Sedangkan sebagian ekonom

lain berpendapat bahwa konsentrasi kekayaan dunia yang telah terjadi pada segolongan kecil

penduduk dunia, menciptakan penekanan atau penindasan kepada golongan minoritas,

mengeksploitasi kelemahan penduduk dunia, menghambat dan menahan pertumbuhan

ekonomi, dan menyebabkan banyak masalah sosial.

Manfaat Ketidakadilan EkonomiKetidakadilan ekonomi mempunyai manfaat bagi pertumbuhan ekonomi, dan hal ini tentu

cukup mengejutkan bagi sebagian besar masyarakat di negara berkembang, juga di negara

maju:

Ketidakadilan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi. Peningkatan

ketidakadilan ekonomi sering mempunyai korelasi posistif dengan pertumbuhan

ekonomi. pada tahun 1979, pemerintah Tiongkok melaksanakan beberapa program

baru yang dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Segera setelah

program tersebt dilaksanakan, pertumbuhan GDP Tiongkok per tahun meningkat

sangat tinggi dari rata-rata 5.3 persen di tahun 1979 menjadi di atas 15 persen pada

tahun 1984. Walaupun, tingkat pertumbuhan naik dan turun di tahun berikutnya,

tetapi Tiongkok secara umum telah dapat mempertahankan menjadi salah satu negara

di dunia yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi sejat tahun 1980an.

Selama periode yang sama bahwa pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, juga

telah menciptakan peningkatan ketidakadilan ekonomi atau pendapatan di Tiongkok.

Sekarang, Tiongkok telah menjadi negara dimana tingkat ketidakadilan ekonomi atau

pendapatan sangat tinggi di dunia.

Contoh yang lain memperlihatkan korelasi antara pertumbuhan ekonomi

dengan ketidakadilan pada distribusi kemakmuran. Hal tersebut dibuktikan dari

ekspansi ekonomi yang dialami oleh Amerika Serikat pada sebelun tahun 2008. Pada

periode tersebut terjadi pertumbuhan ekonomi yang bersamaan dengan peningkatan

ketidakadilan distribusi pendapatan. Ketidakadilan distribusi pendapatan turun antara

tahun 2007-2008, selama terjadi resesi ( a recession ) – penurunan aktivitas ekonomi

secara signifikan yang menyebar keseluruh sektor ekonomi selama beberapa bulan,

secara normal GDP ril turun, pendapatan ril turun, pengangguran meningkat, produksi

perusahan turun dan penjualan perusahaan pengecer turun. Resesi dimulai sesaat

setelah ekonomi mencapai aktivitas puncak ( a peak of activity ) dan berakhir setelah

21

Page 22: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

aktivitas ekonomi mencapai titik terendah ( its trough ). Antara titik trough dan peak,

ekonomi dalam kondisi ekspansi. Kemudian ketika ekonomi Amerika Serikat pulih

dari resesi, begitu juga dengan kembalinya tingkat ketidakadilan distribusi

pendapatan.

Beberapa pengamat berpendapat terdapat bukti tentang korelasi antara

ekonomi ketidakadilan telah mendorong pertumbuhan ekonomi dengan beberapa cara.

Pertama, insentif semakin besar untuk inovasi dan kewiraswastaan ketika terjadi

ketidakadilan ekonomi adalah merupakan fakta di ekonomi. Sebagai contoh, gaji

tinggi untuk para pekerja dengan posisi eksekutif telah menciptakan insentif untuk

para pekerja dengan gaji rendah untuk berusaha keras meningkatkan posisinya. Para

anggota masyarakat yang kurang makmur bekerja menjadi lebih keras lagi,

menciptakan perusahaan baru, atau berusaha keras untuk menemukan produk baru

dengan tujuan menjadi anggota pada kelompok masyarakat yang berpenghasilan

tinggi. Pada sisi lain, ketika jurang perbedaan tingkat pendapatan rendah atau kecil,

para anggota masyarakat yang berpendapatan rendah mempunyai insentif rendah atau

kurang untuk berusaha meningkatkan pendapatannya.

Karena itu, Beberapa ekonom berpendapat bahwa perbedaan atau kesenjangan

pendapatan dan kemakmuran adalah pada akhirnya adalah merupakan bagian dari

kesuksesan suatu ekonomi ( negara, masyarakat ) dalam melaksanakan pembangunan

ekonomi. Nicholas Kaldor berpendapat bahwa pola pasar jangka panjang

memperlihatkan tarikan menuju ( pulls toward ) konsentrasi kekayaan pada golongan

kecil di masyarakat.

Dia juga berpendapat bahwa pada jangka pendek, dimana ketidakadilan

ekonomi adalah pada kondisi minimum, terjadi tingkat investasi yang relatif rendah

dan menyebabkan tingkat laba semakin rendah, tingkat konsumsi semakin rendah,

penyediaan lapangan kerja semakin rendah, dan pendapatan total semakin rendah.

Sesudah itu, permintaan pasar semakin tinggi sebagai akibat investasi dan inovasi.

Hal tersebut menyebabkan peningkatan permintaan investasi dan kecendrungan

kemajuan teknologi memerlukan akumulasi modal untuk mengembangkan inovasi

dan penemuan baru. Proses pembangunan dan permintaan investasi menyebabkan

peningkatan konsentrasi modal pada segolongan kecil masyarakat ( kaum pemilik

modal atau kapitalis ). Konsentrasi kemakmuran menyebabkan peningkatan

perbedaan antara kelas masyarakat miskin atau menengah dengan kelas masyarakat

yang kaya dan melakukan investasi dan akumulasi modal.

22

Page 23: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Ketidakadilan Ekonomi Meningkatkan Keadilan. Sebagian ekonom berpendapat

bahwa sebuah masyarakat dengan kondisi ketidakadilan ekonomi adalah lebih adil

daripada sebuah masyarakat dengan secara umum sama atau equal terhadap

pendistribusian kemakmuran. Pasar yang tidak terbatas cendrung secara

alamiah membangun dengan nyata ketidakadilan ekonomi sebagaimana yang sudah

kita bahas. Maka kesetaraan atau kesejajaran ekonomi pada umumnya memerlukan

penerapan dan pemanfaatan kebijakan tegas tentang redistribusi kemakmuran, seperti

undang-undang pajak progresif. Secara mendasar, keadilan ekonomi memerlukan

tindakan mengambil kemakmuran dari si kaya dan menyerahkannya kepada si miskin.

Ide mendasar yang dikandung oleh hak milik pribadi ( property right )

hendaknya secara relatif berbentuk tidak menghambat atau tidak merusak, hal

tersebut merupakan sebagian dari dasar teori ekonomi neoliberal. Kaum neoliberal

memandang negara sebagai sekelompok hantu atau dedemit yang diperlukan ( a sort

of necessary evil ) untuk memfasilitasi operasi pasar bebas atau untuk mencegah dan

memperbaiki kondisi pasar yang terdistorsi.

Campurtangan politik terhadap proses ekonomi alamiah, seperti ketidakadilan

ekonomi, hendaknya dijaga untuk dapat tetap pada tingkat minimum, karena secara

hakiki atau mendasar keterlibatan pemerintah untuk urusan ekonomi merusak atau

paling tidak mengganggu hak asasi dan moral untuk kebebasan dan kemerdekaan

individu atau warga negara.

Pedistribusian kembali ( redistribution ) nampak tidak adil bagi sebagian

masyarakat, terutama dari perspektif kemakmuran. Kebijakan pajak dan kebijakan

pendistribusian kembali yang ditujukan atau diarahkan untuk mengurangi

ketidakadilan distribusi pendapatan secara paksa ( involuntarily ) dengan mengambil

secara paksa kekayaan individu tanpa pertukaran atau exchange manfaat secara adil.

Walaupun pendistribusian kembali kekayaan atau kemakmuran secara umum

bermanfaat untuk semua anggota masyarakat, tetapi mayoritas atau sebagian besar

dari biaya untuk tunjangan sosial ( social benefit ) adalah ditanggung oleh sebagian

kecil masyarakat yang berpendapatan tinggi dan makmur ( the wealthy segments of

society ).

Kelemahan Ketidakadilan Ekonomi

23

Page 24: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Secara intuitif, tentu ketidakadilan ekonomi memiliki kelemahan, dan untuk negara

berkembang, ketidakadilan ekonomi dapat memicu goncangan politik dan sosial yang dapat

memicu kerusuhan bahkan pemberontakan rakyat terhadap pemerintah sah yang dapat

berujung perang sipil dan disintegrasi bangsa dan negara.

Ketidakadilan Ekonomi Menghambat Pertumbuhan Ekonomi. Derajat atau

tingkat ketidakadilan ekonomi dapat berperan sebagai faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi pada jangka pendek. Walaupun demikian, beberapa ekonom

telah menemukan bukti empiris tentang adanya korelasi negatif antara pertumbuhan

ekonomi dengan ketidakadilan ekonomi dengan angka sekitar 0.5 – 0.8 persen antara

tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dengan jangka pendek, artinya

ketidakadilan ekonomi yang berkelanjutan telah mengurangi tingkat pertumbuhan

ekonomi jangka panjang sekitar 0.5 – 0.8 persen per tahun.

Penjelasan yang berbeda telah disampaikan atau disebarluaskan untuk

menjelaskan bagaimana ketidakadilan ekonomi dapat menyebabkan terjadi

pelambatan pertumbuhan ekonomi. Tingkat ketidakadilan ekonomi tinggi berarti

semakin tinggi tingkat kemiskinan di masyarakat. Kemiskinan sangat mempunyai

keterkaitan dengan tingkat kriminalitas dan fasilitas kesehatan buruk untuk

masyarakat, yang menjadi beban atau penghalang bagi pertumbuhan ekonomi. Di

dalam menghadapi kenaikan pada harga makanan pokok dan pendapatan semakin

rendah, dukungan untuk kebijakan pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi oleh

masyarakat menjadi menurun. Golongan warga kaya di masyarakat mempertahankan

ketidakseimbangan atau ketidakmerataan kekuatan politik dibandingkan dengan

kekuatan politik kaum miskin, dengan berusaha mengembangkan struktur pajak yang

tidak efisien yang cendrung berpihak kepada kaum kaya. Pendistribusian pendapatan

tidak adil telah meningkatkan ketidakstabilan politik, yang dapat mengacam hak milik

( property rights ), meningkatkan risiko menolak untuk menerima kontrak dan ikatan

dari negara dan menghambat atau mengurangi akumulasi modal di ekonomi, semakin

lebar dan dalam jurang antara si kaya dengan si miskin akan cendrung meningkatkan

elite politik untuk mengejar rente dan sikap dan perilaku membunuh mekanisme

pasar, dan pasti menghambat pertumbuhan ekonomi.

Menurut salah satu teori pembangunan, pertumbuhan ekonomi adalah juga

berperan untuk menghentikan atau paling tidak menekan ketidakadilan ekonomi di

24

Page 25: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

masyarakat, setelah periode peningkatan pertumbuhan ekonomi, melalui penurunan

dana investasi yang tersedia untuk modal manusia ( human capital ). Modal fisik

menjadi semakin terbatas, ketika semakin sedikit individu mempunyai dana untuk

diinvestasikan untuk pelatihan dan pendidikaan. Sebagai akibatnya, permintaan untuk

modal manusia adalah sulit atau bahkan tidak mungkin untuk diperoleh, dan

pertumbuhan ekonomi berhenti. Sebagai konsekwensi atau akibat tambahan dari

kondisi tersebut, kenaikan permintaan modal di pasar modal dan uang, telah

meningkatkan risiko pinjaman tidak mempunyai anggunan, yang pasti meningkatkan

risiko pemberi pinjaman ( kreditor ) untuk mempunyai peminjam ( debitur ) yang

gagal bayar. Semakin tinggi risiko di pasar modal dan pasar uang membuat semakin

rentan dan kemungkinan semakin besar para debitur gagal bayar seperti pada krisis

subprime mortgage di tahun 2008.

Ketidakadilan Ekonomi Meningkatkan Kriminalitas. Penelitian telah

membuktikan terdapat korelasi positif antara ketidakadilan ekonomi dengan tingkat

kriminalitas. Menurut sebuah penelitian yang dilaksanakan antara tahun 1968 sampai

dengan 2000, hampir semua hasil penelitian membuktikan bahwa ketidakadilan

ekonomi di masyarakat telah membuktikan bahwa tingkat kriminalitas di masyarakat

sangat tinggi. Penelitian menyimpulkan bahwa ketidakadilan ekonomi adalah faktor

utama yang sangat erat kaitannya dengan peningkatan tingkat kriminalitas secara

konsisten.

Para peneliti menyarankan sejumlah penjelasan rasional tentang adanya

korelasi positif antara tingkat ketidakadilan dengan tingkat kriminalitas di masyarakat.

Pertama, anggota masyarakat yang tidak beruntung atau miskin mempunyai

kemungkinan lebih besar untuk menderita atau mempunyai rasa marah atau tidak puas

serta kebencian sebagai akibat dari posisi ekonomi mereka atau persaingan untuk

mendapatkan sumber daya dan kesempatan kerja yang terbatas, menyebabkan

semakin tinggi tingkat kecendrungan untuk berperilaku kriminal.

Kedua, ketidakadilan ekonomi meningkatkan rangsangan atau insentif untuk

melaksanakan tindakan kejahatan. Semakin sedikit metode sesuai atau tidak

melanggar hukum untuk mendapatkan sumber daya tersedia, karena semakin

meningkat jumlah kaum miskin yang hidup dan tinggal di masyarakat dengan

ketidakadilan ekonomi. Sekalipun ketika risiko dihukum semakin tinggi untuk para

pelaku kriminal, metode melawan hukum untuk mendapatkan harta atau aset mungkin

25

Page 26: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

memberikan penghasilan lebih baik dibandingkan dengan cara atau metode sesuai

hukum untuk mendapatkan sumber daya dan kekayaan..

Ketiga, semakin lebar dan dalam jurang antara si kaya dengan si miskin

cendrung meningkatkan kriminalitas dengan pengurangan dana untuk penerapan atau

penegakan hukum ( law enforcement ) kepada masyarakat miskin. Anggota

masyarakat yang hidup makmur di masyarakat, mempunyai kecendrungan untuk

berkumpul di wilayah permukiman tertentu ( dengan kondisi lingkungan hidup lebih

baik, bersih, aman dan nyaman ), terutama ketika perbedaan kekayaan dan

penghasilan antara si kaya dengan si miskin meningkat. Kaum kaya yang hidup

eksklusif di wilayah tertentu mempunyai dana lebih dari cukup untuk polisi dan

perusahaan jasa keamanan dibandingkan dengan wilayah tempat tinggal penduduk

kaum miskin, menyebabkan lembaga polisi menjadi kurang efektif atau semakin

banyak anggota polisi bersedia untuk menerima uang sogok untuk meningkatkan

jumlah anggota polisi bertugas di daerah kaum miskin. Peningkatan konsentrasi polisi

di wilayah tempat tinggal kaum kaya menyebabkan terjadi tingkat kriminalitas tinggi

di wilayah tempat tinggal kaum miskin yang umum terjadi di masyarakat dengan

ketidakadilan ekonomi atau ketidakseimbangan pendapatan. Pada masyarakat dengan

ketidakadilan ekonomi tinggi, investasi oleh pemerintah di dalamrangka mengurangi

ketidakseimbangan ekonomi adalah lebih efektif untuk mengurangi tingkat

kriminalitas daripada meningkatkan dana untuk polisi guna melaksanakan penegakan

hukum.

Ketidakadilan Ekonomi menurunkan Kesehatan. Bagian masyarakat yang miskin

di masyarakat adalah golongan terbesar penderita jenis penyakit tertentu

dimasyarakat. Akses atau untuk mendapatkan perawatan kesehatan dan makanan

sehat adalah kadang-kadang dibatasi atau tidak tersedia untuk orang miskin. Sebagai

akibatnya sebagian besar masyarakat miskin di masyarakat, memberkan gambaran

tentang terjadinya ketidak adilan ekonomi, adalah kurang efektif atau produktivitas

rendah pada para pekerja yang berpendapatan rendah yang berasal dari masyarakat

miskin, tingkat kesakitan tinggi dan tingkat kematian rata-rata tinggi, memerlukan

biaya perawatan kesehatan tingggi, dan secara progresif membuat tambah miskin

untuk kelompok masyarakat miskin yang memiliki tingkat kesakitan tinggi ( higher

disease ).

26

Page 27: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

Food deserts adalah bagian makanan sehat yang sulit tersedia di wilayah

terpencil ( jauh dari kota ) seperti sayur dan buah segar dan makanan sehat lainnya

adalah mempunyai karakteristik unik pada masyarakat dengan ketidakadilan ekonomi,

food deserts dikarakteristikan dengan kekurangan ketersediaan makanan sehat dan

ketidakmampuan masyarakat untuk membelinya ( karena tidak ada yang

memproduksi dan menjualnya ). Food deserts terjadi di beberapa negara barat yang

maju ekonominya, termasuk the United Kingdom ( inggris, Wales, Skotlandia dan

Irlandia Utara ), Canada, Australia dan New Zealand. Pengertian food deserts berawal

dari Skotlandia selama awal tahun 1990an dalam konteks sebuah laporan dari sektor

perumahan publik ( perumahan yang dibangun oleh pemerintah di daerah terpencil ).

Walaupun terminologi berasal dari Skotlandia, kondisi tersebut sama dan sebangun

dengan peningkatan berkelanjutan sejak tahun 1990an di the United Kingdom, dan

pada akhirnya menjadi topik umum untuk penelitian yang mempengaruhi kebijakan

pemerintah di internasional. Pada tahun 2009, 2.2 persen dari semua rumahtangga di

Amerika Serikat adalah berlokasi di wilayah food deserts. Di Amerika Serikat dan di

negara industrial Barat lainnya, keterbatasan akses untuk makanan segar adalah

dikaitkan dengan ketidakseimbangan kelebihan berat badan ( obesitas ) dan diet yang

dikaitkan dengan tingkat kesakitan di antara rumahtangga yang berpenghasilan

rendah. Sekarang masalah food deserts sudah menjadi perhatian oleh pemerintah di

negara maju, karena tingkat obesitas dan tingkat kesakitan lainnya yang disebabkan

food deserts terus meningkat. Sesuatu yang cukup mengejutkan bahwa penderita

obesitas sebagian besar diderita oleh orang miskin dibandingkan dengan orang kaya.

Kesehatan kaum miskin berdampak terhadap kemakmuran sebuah masyarakat.

Kesehatan buruk memaksa masyarakat untuk mengatasi atau menanggulangi angkatan

kerja yang tidak efektif, semakin tinggi tingkat mortalitas atau tingkat kematian

karena kasus penyakit tertentu yang menular dan mematikan ( HIV dan AIDS, Flu

Burung, Virus Zika, Virus Ebola, Malaria, Demam beredarah, Corona), menyebabkan

jumlah premi asuransi menjadi mahal, dan menekan tingkat kemakmuran. Semakin

ekonomi memburuk, semakin kecil pajak yang dapat dikumpulkan oleh pemerintah,

dan semakin tinggi tingkat pajak dan semakin rendah tingkat pelayanan untuk

masyarakat. Food deserts juga menyebabkan ketidakmerataan tingkat keadilan

ekonomi di masyarakat. Orang dengan pendapaatan rendah pada lokasi food deserts

dan menghadapi biaya lebih tinggi untuk mendapatkan makanan sehat. Kaum miskin

menanggung beban yang tidak seimbang untuk menanggung biaya kesehatan yang

27

Page 28: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

semakin tinggi, si miskin mempunyai kemampuan yang lemah untuk dapat bekerja

dengan efektif, dan sebagian besar dari waktu dihabiskan untuk mendapatkan

makanan. Sehingga kaum miskin sebagai manusia gagal untuk menjadi manusia

seutuhnya, karena bekerja bukan hanya untuk makan, juga untuk kehidupan yang lain.

Ketidakadilan Ekonomi Meningkatkan Ketidakadilan Politik. Ketika distribusi

kemakmuran menjadi terkonsentrasi kepada segolongan kecil di masyarakat,

kekuasaan politik cendrung menjadi berat atau berpusat ke arah golonan kecil

masyarakat yang makmur atau berpendapatan tinggi. Kelompok berpendapatan tinggi

mampu untuk berkeinginan memanipulasi pemerintah sesuai keinginannya melalui

proses hukum dan demokrasi, juga melalui praktik korupsi. Kaum miskin dan kelas

pekerja semakin miskin yang secara bersama-sama tidak mampu untuk menjadi kaum

terdidik atau berpartisipasi pada proses politik, dan juga kekuatan ekonomi dikuasai

kaum kaya yang menyebabkan sumber daya yang tersedia untuk si miskin menjadi

semakin terbatas. Kondisi tersebut menjadi insentif kaum miskin tidak berkeinginan

untuk mendapatkan kekuasaan politik, dan menjadi apatis.

Kaum kaya mendapatkan keunggulan secara politik dan ekonomi dengan

melalui beberapa cara. Di masyarakat dengan sistem politik demokratis konstitusional

yang kekurangan dana publik untuk kampanye politik, seperti Amerika Serikat, para

tokoh politik memerlukan dukungan dana privat untuk dapat melaksanakan kampanye

politik yang efektif. Para kandidat untuk lembaga politik Federal, seperti untuk

menjadi anggota Congress dan Senator, selama pemilihan umum tahun 2010 secara

bersamaan menghabiskan total dana sebesar enam milayar US Dollar. Para kandidat

yang sukses menjadi senator menghabiskan dana kampanye rata-rata $ 10.3 juta,

sedangkan kandidat yang menjadi anggota Congress menghabiskan dana kampanye

rata-rata $ 1.6 juta. Sementara lebih banyak lagi uang dihabiskan tidak selalu

menghasilkan suara pemilih semakin atau bertambah banyak, belanja kampanye

mempunyai korelasi positif dengan jumlah suara yang para peneliti sudah mampu

untuk membuat prediksi dengan tingkat kepercayaan tinggi bahwa untuk satu suara

diperlukan dana sebesar $ 5, agar bersedia memilih satu kandidat.

Para tokoh politik memerlukan sebuah lembaga yang beranggotakan orang

kaya untuk mendapatkan sumbangan dari donatur potensial yang menjadi anggota

dalam rangka untuk mendanai kampanye politik yang sukses. Setengah atau lebih

waktu dari para anggota Congress digunakan untuk berbicara dengan para donatur

potensial untuk mendapatkan dana kampanye. Menurut sebuah laporan, “ hal tersebut

28

Page 29: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

merupakan bentuk aktivitas anggota Congress yang dipandang buruk – tidak layak

karena menggunakan waktu kerja untuk kepentingan sendiri – . Untuk seorang yang

pertama kali menjadi anggota Congress untuk duduk di sepanjang rapat dengar

pendapat atau rapat anggota merupakan waktu yang dihabiskan dengan biaya

oportuniti tidak dapat meningkatkan dana kampanye. Para donatur kaya adalah

memberikan akses utama kepada para anggota Congress yang terpilih. Para politisi

adalah kemungkinan menjadi enggan untuk mendukung Kebijakan atau Undang-

Undang yang tidak memberikan kemudahan bagi kepentingan kaum kaya yang

mendukungnya, karena mereka takut kehilangan dana politik yang utama dan besar

yang akan berakibat negatif untuk pemilihan umum yang akan datang.

Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah kurang mampu untuk

mempengaruhi para anggota Congress. Kepentingan politik dan keterlibatan politik

secara substansi ditekan di masyarakat dengan ketidakadilan ekonomi. Menurut

sebuah survai, para individu yang hidup di masyaarakat dengan hampir terdapat

keadilan ekonomi adalah 4 kali lebih mungkin untuk dapat melibatkan diri secara aktif

di dunia politik, dan 2.7 kali lebih mungkin untuk memberikan suara dibandingkan

dengan anggota masyarakat dengan ketidakadilan ekonomi. Kelompok lebih miskin di

masyarakat adalah secara politik tidak menguntungkan atau lemah, karena mereka

tidak mampu untuk menggunakan waktunya untuk aktivitas politik. Kelompok

masyarakat berpenghasilan lebih rendah cendrung menghabiskan waktunya lebih

banyak untuk bekerja atau guna menjamin mendapatkan kebutuhan dasar. Sebagai

akibatnya, mereka kurang mampu untuk menginvestasikan waktunya atau uang untuk

mendapatkan pengetahuan politik atau berpartisipasi pada proses politik. Di samping

itu, ketidakadilan ekonomi menurunkan partisipasi politik oleh kaum miskin karena

kaum miskin kurang mampu untuk mempengaruhi hasil dari proses politik. Hal

tersebut membuktikan bahwa kaum miskin sangat rentan untuk dieksploitasi dan

dimanipulasi kepentingan politiknya oleh kaum kaya.

Konsentrasi kekayan pada tangan kaum kaya, termasuk kekuasaan politik

dengan melalui peningkatan kemampuan kaum kaya untuk melakukan korupsi pada

proses politik. Beberapa ( mungkin cukup banyak ) pejabat pemerintah secara sadar,

mudah kena, bahkan senang menerima uang sogok, jika para pejabat berperan dalam

meningkatkan tekanan untuk kondisi ekonomi sekarang pada masyarakat dengan

tingkat ketidakadilan ekonomi tetap terjadi. Selanjutnya, secara ekstrem anggota

29

Page 30: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

masyarakat kaya adalah lebih mampu untuk memberikan uang sogok di masyarakat

yang relatif terdapat di negara dengan ketidakadilan ekonomi.

Ketidakadilan Ekonomi Menurunkan Kesempatan Mendapatkan Pendidikan.

Hasil penelitian secara substansi mengungkapkan terdapat hubungan antara

pendidikan dengan kemiskinan. Negara-negara dengan tingkat keadilan ekonomi

tinggi dan memiliki penduduk miskin relatif kecil, cendrung mempunyai warga

negara dengan tingkat pendidikan tinggi. salah satu ukuran berupa peningkatan

koefisien Gini ( sebuah ukuran untuk ketidakadilan distribusi pendapatan ) mampu

menjelaskan bahwa 10 persen penurunan lulusan sekolah menengah atas dan kenaikan

40 persen lulusan perguruan tinggi ( strata satu ). Secara ekonomi di masyarakat

terjadi ketidakadilan ekonomi, di masyarakat umum dengan tingkat rata-rata

pendidikan turun, sementara tingkat pendidikan kaum kaya atau elite meningkat.

Sebuah pendapat yang menjelaskan adanya hubungan antara pendidikan

dengan ketidakadilan ekonomi adalah masyarakat dengan ketidakadilan ekonomi

cendrung melaksanakan investasi di bidang pendidikan rendah. Ketiadaan program

bea siswa swasta dan pemerintah, kaum miskin tidak mampu untuk membayar biaya

pendidikan atau menghabiskan waktunya di sekolah dan lebih banyak dihabiskan

untuk bekerja ( jumlah pekerja anak-anak signifikan ). Negara pembuat sepatu seperti

Bangladesh mempekerjakan pekerja muda bahkan anak-anak, guna mendukung

pendapatan keluarga yang tergolong keluarga miskin. Dengan demikian, anak-anak

yang bekerja di pabrik sepatu tidak mempunyai waktu untuk bersekolah untuk

mendapatkan pendidikan, karena kebutuhan ekonomi keluarga mereka. Pendapatan

potensial anak-anak di masa depan turun, dan kemungkinan meningkat pada

kehidupan anak dan keluarga untuk tetap hidup menjadi keluarga miskin.

Pada negara dengan ketidakadilan ekonomi, dukungan pemerintah cendrung

menurun untuk program pendidikan masyarakat miskin. Ketika kaum kaya semakin

kaya, kebijakan publik cendrung berpihak kepada kepentingan ekonomi kaum kaya

daripada kepentingan kaum miskin. Program pendidikan untuk si miskin cendrung

menjadi tidak popular untuk kaum kaya, karena program tersebut menggunakan dana

publik yang pada umumnya berasal dari pajak yang ditanggung atau dibebankan

kepada kaum kaya, dan hasilnya didistribusikan untuk kaum miskin.

Dampak positif dari kenaikan GDP mempunyai korelasi positif dengan

semakin tinggi ketidakadilan ekonomi. Dari perspektif kaum kaya atau teori ekonomi

liberal atau para penganut neoliberal, keadilan adalah dalam kondisi maksimum di

30

Page 31: stie-igi.ac.id · Web viewNamun jika pertumbuhan ekonomi dihasilkan oleh banyak orang atau mayoritas masyarakat, maka merekalah yang menikmati hasil pembangunan secara lebih merata

dalam masyarakat yang terdapat stratifikasi berdasarkan ekonomi yang menghindari

atau mencegah kebijakan redistributif. Walaupun demikian, kelemahan dari

ketidakadilan ekonomi adalah lebih besar atau lebih banyak dan dinyatakan lebih

signifikan dibandingkan dengan manfaatnya masyarakat dengan kondisi ketidakadilan

ekonomi akan mengalami pertumbuhan ekonomi rendah dalam jangka panjang,

tingkat kriminalitas tinggi, palayanan kesehatan untuk masyarakat buruk, peningkatan

ketidakadilan politik dan menyebabkan tingkat pendidkan rata-rata penduduk rendah.

Pertanyaan untuk Pendalaman Materi1. Jelaskan indeks kemiskinan manusia menurut UNDP.

2. Jelaskan perbedaan antara konsep kemiskinan absolut dengan kemiskinan relatif.

3. Sebutkan dan Jelaskan keunggulan dan kelemahan dari masyarakat yang mengalami

ketidakadilan ekonomi.

4. Diketahui:

GDP = 10.000.000 satuan currency

N = 10.000 jiwa

YP = 3.000 satuan currency

Yi = 1.500

α = 1.

Hitung besar nilai Pα.

31