stie igi · web viewstie igi jakarta mata kuliah: kewiraan jurusan/smester: akuntansi/ii hari/tgl:...

33
STIE IGI JAKARTA MATA KULIAH : KEWIRAAN JURUSAN/SMESTER : AKUNTANSI/II HARI/TGL : KAMIS, 25 JUNI 2020 DOSEN : DR. MARGIYANTO, MM,MPD POKOK BAHASAN : ASPEK KETAHANAN NAS. Aspek Ketahanan Nasional Indonesia Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan kondisi kehidupan nasional Indonesia sesunggughnya ketahanan nasional merupakan suatu gambaran dari kondisi sistem tata kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat – saat tertentu. Tiap aspek didalam tata kehidupan nasional relative berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit dipantau, karena sangat kompleks. Dalam rangka memahami dan membina tata kehidupan nasional itu, perlu suatu penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek kehidupan nasional, dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan nyata, melalu suatu kesepakatan dari hasil analisis yang mendalam yang didasarkan oleh teori hubungan manusia dengan tuhan, dengan manusia atau masyarakat dan dengan lingkungan sekitar.

Upload: others

Post on 16-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STIE IGI JAKARTA

MATA KULIAH: KEWIRAAN

JURUSAN/SMESTER: AKUNTANSI/II

HARI/TGL: KAMIS, 25 JUNI 2020

DOSEN: DR. MARGIYANTO, MM,MPD

POKOK BAHASAN: ASPEK KETAHANAN NAS.

Aspek Ketahanan Nasional Indonesia

Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan kondisi kehidupan nasional Indonesia sesunggughnya ketahanan nasional merupakan suatu gambaran dari kondisi sistem tata kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat – saat tertentu. Tiap aspek didalam tata kehidupan nasional relative berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit dipantau, karena sangat kompleks.

Dalam rangka memahami dan membina tata kehidupan nasional itu, perlu suatu penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek kehidupan nasional, dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan nyata, melalu suatu kesepakatan dari hasil analisis yang mendalam yang didasarkan oleh teori hubungan manusia dengan tuhan, dengan manusia atau masyarakat dan dengan lingkungan sekitar.

Berdasarkan pemahaman tentang hubungan tersebut diperoleh gambaran bahwa konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar-aspek yang mendukung kehidupan, yaitu :

1. Aspek yang berkaitan dengan alamiah yang bersifat statis, meliputi aspek geografi, kependudukan, dan sumber daya alam.

2. Aspek yang berkaitan dengan sosial yang besifat dinamis, meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan Aspek Pertahanan dan Keamanan

1) Aspek yang berkaitan dengan alamiah yang bersifat statis

Aspek alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra, sedangkan aspek sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan istilah Pancagatra.  Kedua aspek itu biasanya disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan timbal balik antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan (korelasi) dan ketergantungan (interdependensi).

a) Aspek geografi

Letak geografis suatu negara memberikan petunjuk mengenai tempat di atas muka bumi dari suatu negara tersebut. Terdapat dua jenis negara yang memiliki ciri khusus berkenaan dengan lokasinya, yaitu:

a. Negara yang dikelilingi daratan (land locked country).

Seperti Afganistan, Hongaria, Swiss, Austria, dan sebagainya.

b. Negara yang dikelilingi lautan.

Seperti Indonesia, Jepang, Filipina, Selandia Baru, dan lain-lain. seperti Irak, Brunai Darusalam. Dimana negara yang demikian ini dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu: · Negara kepulauan (lautnya lebih dominan), · Negara pulau (daratnya lebih dominan).

c. Negara pulau (Island State)

Negara yang memiliki unsur daratan lebih dominan daripada unsur lautan. Contoh: Australia, Malagasi. Dimana negara daratan yang mempunyai daerah yang bersifat archipelago, maka negara tersebut juga tidak dapat dinamai sebagai negara kepulauan, seperti Indonesia.

Posisi letak geografis Indonesia terletak pada posisi silang dunia, antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta dua samudra, yaitu Samudra hindia dan Samudra Pasifik. Dengan demikian, Indonesia terletak pada jalur lalu lintas perdagangan. Namun, aspek geografis Indonesia juga menggambarkan negara Indonesia sebagai negara kepulauan yang berkisar 17.000 pulau kecil yang dipisahkan oleh laut.

Dari data tentang letak geografi Indonesia dapat memberikan gambaran tentang bentuk kedalam dan bentuk keluar. Bentuk kedalam menampakkan corak, wujud dan tata susunan dan bentuk keluar dapat diketahui situasi dan kondisi lingkungan serta hubungan timbal balik antara negara dan lingkungannya. Negara Indonesia sebagai wadah bangsa Indonesia dengan batas-batas nasionalnya, memberikan ciri bagi bangsa Indonesia.

b. Aspek Kependudukan

Penduduk adalah semua orang yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu. Dengan demikian penduduk indonesia adalah semua orang yang bertempat tinggal dalam wilayah indonesia.

Penduduk merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan dan perkembangan suatu negara. Jumlah penduduk yang besar juga sering dikatakan sebagai salah satu maodal dasar pembangunan nasional. Ungkapan seperti itu memang ada benarnya, namun harus diingat bahwa penduduk dapat menjadi modal dasar pembangunan apabila penduduk tersebut memiliki kualitas tertentu, sehingga dapat mendukung kualitas tertentu,sehingga dapat mendukung pembangunan.

Ketahanan nasional sangat dipengaruhi oleh kondisi kependudukan. Oleh sebab itu, dalam rangka pembangunan kita harus dapat melihat persoalan-persoalan apa yang ada dalam kependudukan kita dan bagaimana pengaruhnya dalam terhadap ketahanan nasional. Persoalan kependudukan di indonesia secara garis besar dapat ditemukan sebagai berikut :

a. Jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi.

b. Persebaran penduduk yang tidak merata dimana sekitar 60% penduduk indonesia berada dipulau jawa padahal luas pulau jawa hanya 7% dari luas seluruh indonesia.

c. Terbatasnya lapangan kerja yang tersedia sehingga mengakibatkan tingginya anggka pengangguran.

d. Kualitas penduduk yang relatif rendah, baik dari aspek pendidikan maupun penguasaan ketrampilannyaa.

e. Komposisi penduduk yang didominasi oleh penduduk usia muda, sehingga membwa konsekuensi penyediaan fasilitas pendidikan dan perluasan lapangan kerja.

Persoalan-persoalan tersebut kalau tidak ditangani secara tepat akan menimbulkan masalah-masalah sosial, seperti pengangguran, kekurangan pangan/gizi, munculnya kawasan kumuh, dan sebagainya.

Kondisi yang demikian itu pada akhirnya akan memicu timbulnya sikap dan perilaku yang menyimpang seperti kekerasan sosial, kejahatan, prostitusi dan semacamnya yang akan mengganggu ketahan nasional. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus bangsa harus memikirkan pemecahan masalah dari masalah-masalah yang di atas.

c. Aspek Aumber daya Alam

Kekayaan alam suatu negara merupakan segala sumber dan potensi alam yang terdapat di muka bumi, laut, dan udara yang berada di wilayah kekuasaan negara tersebut. Dimana kekayaan alam Indonesia ditetapkan berdasar pada:

a. TAP MPR NO. IV Tahun 1973.

b. Batas-batas landas kontinen Indonesia yang telah disetujui antara negara tetangga.

c. Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia 200 mil laut diukur dari garis-garis pangkal laut, yaitu jalur diluar laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan UU No 4 Prp. Tahun 1960 tentang perairan Indonesia.

Kekayaan alam jika dilihat dari sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu kekayaan alam yang dapat diperbaharui (renewable resource) dan kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resource).

Sedangkan dilihat dari jenisnya, kekayaan alam dibedakan dalam tiga golongan, yaitu hewan (fauna), tumbuhan (flora), dan bahan tambang (mineral). Sebagaimana kita ketahui bahwa kekayaan alam yang terdapat di muka bumi tidak tersebar secara merata.

Dalam artian bahwa kekayaan alam antara daerah satu dengan daerah lainnya berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan pemanfaatan alam agar kekayaan alam yang ada dapat termanfaatkan secara merata dan optimal.

Adapun pemanfaatan kekayaan alam tersebut sebaiknya dimanfaatkan berdasarkan asas maksimal, lestari, dan berdaya saing. Maksimal memiliki arti memberi manfaat yang optimal untuk pembangunan dan menjaga ketimpangan antar daerah. Lestari berarti pemanfaatan kekayaan alam harus didasari kebijakan yang memperhatikan aspek kelestarian alam demi kepentingan generasi yang akan datang dan kesinambungan pembangunan.

Sedangkan berdaya saing berarti bahwa pemilikan kekayaan alam tersebut dapat memperkuat “bargaining posi-tion” dalam hubungan dengan negara lain serta mengurangi ketergantungan dengan negara lain.

Dengan hal tersebut, tujuan pengelolaan kekayaan alam adalah untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari segenap potensi sumber alam yang tersedia untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan Bangsa dan Rakyat Indonesia berlandaskan Wawasan Nusantara.

2) Aspek yang berkaitan dengan sosial yang besifat dinamis.

Aspek sosial kemasyarakatan adalah Hakekat dari ketahanan nasional yang mencakup dan meliputi kehidupan nasional bersifat dinamis disebut dengan Astagatra, Aspek sosial (Dinamis) meliputi Aspek idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam.

a. Aspek idiologi

Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi  segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari luar negeri maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan  ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia.

Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi mental bangsa yang berlandaskan pada keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa  dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.

Pancasila merupakan ideologi nasional, dasar negara, sumber hukum dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, untuk mencapai ketahanan ideologi maka diperlukan aplikasi nyata Pancasila secara murni dan konsekuen baik objektif maupun subjektif.

Pelaksanaan objektif adalah bagaimana pelaksanaan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tersurat atau paling tidak tersirat dalam UUD 1945 dan segala peraturan  perundang-undangan dubawahnya, serta segala kegiatan penyelenggaraan negara. Pelaksanaan subjektif adalah bagaimana nilai-nilai tersebut dilaksanakan oleh pribadi masing-masing dalam kehidupan sehari-hari secara pribadi, anggota  masyarakat dan negara.

Pancasila mengandung sifat idealistik, realistik dan fleksibilitas sehingga terbuka terhadap perkembangan yang terjadi sesuai realitas perkembangan kehidupan tetapi sesuai dengan idealisme yang terkandung didalamnya.

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945, Pancasila sebagai ideologi nasional diatur dalam Ketetapan MPR RI No.:XVIII/MPR/1998. Pancasila sebagai pandangan hidup dan sumber hukum diatur dalam Tap. MPRS RI No.: XX/MPRS1966 jo. Tap.  MPR RI No.:IX/MPR/1976.

Untuk memperkuat ketahanan ideologi diperlukan langkah pembinaan sebagai berikut :

1. Pengamalan Pancasila secara objektif dan subjektif ditumbuhkembangkan secara konsisten

2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu teru direlevansikan dan diaktualisasikan nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, selaras dengan peradaban dunia yang berubah dengan cepat tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia.

3. Sesanti Bhineka Tunggal Ika  dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan di masyarakat yang majemuk sebagai upaya  untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas yang loyal utuh dan bangga terhadap bangsa dan negara. Di samping itu perlu dituntut sikap yang wajar dari anggota masyarakat dan pemerintah terhadap adanya keanekaragaman. Untuk itu  setiap anggota masyarakat dan pemerintah memberikan penghormatan dan penghargaan yang wajar terhadap kebhinekaan.

4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia harus dihayati dan diamalkan secara nyata untuk menjaga kelestarian dan keampuhannya demi terwujudnya tujuan nasional serta cita-cita bangsa Indonesia, khususnya oleh setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan serta setiap warga negara Indonesia. Dalam hal ini teladan para pemimpin penyelenggara negara dan tokoh-tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.

5. Pembangunan sebagai pengamalan  Pancasila harus menunjukkan keseimbangan fisik material dengan pembangunan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekulerisme. Dengan memperhatikan kondisi geografi Indonesia, maka strategi pembangunan harus adil dan merata di seluruh wilayah  untuk memupuk rasa persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.

6. Pendidikan Moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara mengintegrasikannya dalam mata pelajaran lain, juga diberikan kepada masyarakat.

b. Aspek politik

Politik berasal dari kata politics dan atau policy artinya berbicara politik  akan mengandung makna kekuasaan (pemerintahan) atau juga kebijaksanaan. Pemahaman itu berlaku di Indonesia dengan tidak memisahkan antara  politics dan policy sehingga kita menganut satu paham yaitu politik.

Hubungan tersebut tercermin dalam fungsi pemerintahan negara sebagai penentu kebijaksanaan serta aspirasi dan tuntutan  masyarakat sebagai tujuan yang ingin diwujudkan sehingga kebijaksanaan pemerintahan negara itu haruslah serasi dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat.

Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, gangguan, ancaman dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung  untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan negara Republik Indonesia  berdasarkan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Politics di Indonesia harus dapat dilihat dalam konteks  Ketahanan Nasional ini yang meliputi dua bagian utama yaitu politik dalam negeri dan politik luar negeri.

1. Politik dalam Negeri

a. Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat absolut, kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat

b. Mekanisme politik yang memungkinkan  adanya perbedaan pendapat, namun perbedaaan itu tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak antagonistis yang dapat menjurus pada konflik fisik. Disamping itu harus dicegah timbulnya diktator mayoritas dan tirani minoritas.

c. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat, dengan tetap dalam lingkup Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.

d. Terjalin komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat dan antar kelompok/golongan dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasional dan kepentingan nasional.

2. Politik luar Negeri

a. Hubungan  luar negeri ditujukan  untuk lebih meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang  atas dasar saling menguntungkan, meningkatkan citra positif Indonesia di luar negeri, memantapkan  persatuan bangsa dan keutuhan NKRI.

b. Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang dan atau dengan negara maju sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Peranan Indonesia dalam membina dan mempererat persahabatan dan kerjasama antar bangsa yang saling menguntungkan perlu terus diperluas dan ditingkatkan.

c. Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui promosi, peningkatan diplomasi dan lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar dan mahasiswa serta kegiatan olah raga.

d. Perkembangan, perubahan  dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji denga seksama agar  secara dini dapat diperkirakan terjadinya dampak negatif yang dapat mempengaruhi stabitlitas nasional serta menghambat kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional

e. Langkah bersama negara berkembang untuk memperkecil ketimpangan dan ketidakadilan dengan negara industri maju perlu ditingkatkan dengan  melaksanakan perjanjian perdagangan internasioal serta kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan internasional.

f. Perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial melalui penggalangan dan pemupukan solidaritas dan kesamaan  sikap serta kerjasama internasional dengan memanfaatkan berbagai forum regional dan global.

g. Peningkatan kualitas sumberdaya  manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan secara menyeluruh terhadap sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan calon diplomat agar dapat menjawab tantangan tugas yang dihadapinya. Disamping itu, perlu ditingkatkan aspek-aspek kelembagaan dan sarana penunjang lainnya

h. Perjuangan bangsa Indoesia di  dunia yang menyangkut kepentingan nasional seperti melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak warga negara Indonesia di luar negeri perlu ditingkatkan.

c. Aspek ekonomi

Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat , meliputi produksi, distribusi serta konsumsi barang dan jasa. Usaha-usaha untuk meningkatkan  taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.

Sistem perekonomian yang dianut oleh suatu negara akan memberi corak dan warna terhadap kehidupan perekonomian dari negara itu. Sistem perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Di sisi lain, sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian penuh oleh pemerintah, kurang peka terhadap pengaruh dari luar. Kini tidak ada lagi sistem perekonomian liberal murni dan atau sistem perekonomian sosialis murni karena keduanya sudah saling melengkapi dengan beberapa modifikasi didalamnya.

Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia mengacu kepada pasal 33 UUD 1945. Didalamnya menjelaskan bahwa sistem perekonomian adalah usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dengan demikian, perekonomian tidak hanya dijalankan oleh pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan badan-badan usaha negara, namun masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan perekonomian dalam bentuk usaha-usaha swasta yang sangat luas bidang usahanya. Koperasi adalah salah satu bentuk usaha yang mungkin untuk dikembangkan yaitu suatu bentuk usaha yang dilaksanakan atas dasar kekeluargaan. Di dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal adanya usaha monopoli dan monopsoni baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta.

Secara makro sistem perkonomian Indonesia dengan menggunakan terminologi nasional dapat disebut sebagai sistem perekonian kerakyatan. Merujuk pasal 33 UUD 1945 maka kemakmuran yang dituju adalah kemakmuran rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk mereka yang ada di pulau-pulau terpencil dan puncak-puncak gunung melalu pemanfaatan sumber-sumber kekayaan alam yang ada.

Era globalisasi menuntut negara untuk senantiasa mewaspadai dan tidak mungkin menutup diri dari perkembangan dan perubahan sistem ekonomi yang mengglobal pula. Oleh karena itu, negara harus mampu mengintegrasi ekonomi nasional dengan ekonomi global secara adaptif dan dinamis sehingga diperoleh hasil optimal bagi kepentingan nasional dan tujuan nasional.

Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan  kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri baik yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup pereokonomian  bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa, yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis  serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Dengan demikian, pembangunan ekonomi diarahkan kepada mantapnya ketahanan ekonomi melalui terciptanya iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta meningkatkan daya saing dalam lingkup persaingan global.

Usaha untuk mencapai ketahanan ekonomi yang diinginkan perlu upaya pembinaan terhadap berbagai hal yang dapat menunjangnya antara lain  yaitu :

a. Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat  mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah nusantara melalui ekonomi kerakyatan untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

b. Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan :

1) Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan  pelaku ekonomi kuat dan tidak memungkinkan ekonomi kerakyatan berkembang.

2) Sistem etatisme dalam arti bahwa negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan  serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.

3) Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok  dalam bentuk monopoliyang merugikan masuarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.

4)Strukttur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antar sektor pertanian dengan perindustrian dan jasa.

5) Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasar asas kekeluargaan dibawah pengawasan anggota masyarakat, serta memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif. Harus diusahakan keterkaitan dan kemitraan antara para pelaku dalam wadah kegiatan ekonomi yaitu Pemerintah, BUMN, Koperasi, Badan Usaha Swasta, dan sektor informal untuk mewujudkan pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas ekonomi.

6) Pemerataan pembangunan dan pemfaatan hasil-hasilnya senantiasa dilaksanakan melalui keseimbangan dan keserasian pembangunan antar wilayah dan antar sektor.

7) Kemampuan bersaing harus  ditumbuhkan  secara sehat dan dinamis dalam mempertahankan  serta meningkatkan  eksistensi kemandirian perekonomian nasional, dengam memanfaatkan  sumber daya nasional secara optimal dengan sarana iptek tepat guna dalam menghadapi  setiap permasalahan serta dengan tetap memperhatikan kesempatan kerja.

d. Aspek sosial budaya

Istilah sosial budaya mencakup dua segi utama kehidupan bersama manusia yaitu segi sosial dimana manusia demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan  kerjasama dengan manusia lainnya. Sementara itu, segi budaya merupakan keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah laku dan hasil tingkah laku yang terlembagakan.

Pengertian sosial pada hakekatnya adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Adapun hakekat budaya adalah sistem nilai  yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan. Dengan demikian, kebudayaan merupakan seluruh cara hidup suatu masyarakat yang manifestasinya dalam tingkah laku dan hasil dari tingkah laku yang dipelajari dari berbagai sumber. Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis dan lingkungan sejarah.

Masyarakat budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fokus budaya dapat berupa nilai dan norma religius, ekonomis atau nilai sosial kultural lain, seperti misalnya ideologi modern, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ketahanan di bidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung  kemampuan mengembangkan  kekuatan nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia  yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wujud ketahanan sosial budaya nasional tercermin dalam kehidupan sosial budaya  bangsa yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan  Pancasila, yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan  kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia. Esensi pengaturan dan penyelenggaran  kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia adalah pengembangan  kondisi sosial budaya dimana setiap warga masyarakat  dapat merealisasikan  pribadi dan segenap potensi manusiawinya yang dilandasi nilai-nilai Pancasila

e. Aspek Pertahanan dan Keamanan

Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya  upaya seluruh rakyat  Indonesia sebagai satu sistem pertahanan dan keamanan dalam mempertahankan  dan mengamankan negara  demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pertahanan dan keamanan dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan mengerakkan seluruh potensi  nasional  termasuk kekuatan  masyarakat di seluruh  bidang kehidupan nasional secara terintegasi dan terkoordinasi, yang diadakan oleh pemerintah dan negara Indonesia dengan TNI dan Polri sebagai inti pelaksana.

Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan   pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan  yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik langsung maupun tidak langsung yang membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup  bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara.

Dengan kata lain, adalah keuletan dan ketangguhan  bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara, suatu perjuangan rakyat semesta, dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer dan kepolisian disusun dan dikerahkan  secara terpimpin , terintegrasi dan terkoordinasi, untuk menjamin kelangsungan sistem keamanan nasional (dulu dikenal dengan sishankamrata) yang ditandai dengan :

a. Pandangan Bangsa Indonesia Tentang Perang dan Damai.

b. Penyelenggaraan Pertahanan dan Keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c. Petahanan dan Keamanan Negara Merupakan Upaya Nasional Terpadu.

d. Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia Diselenggarakan dengan Sistem Keamanan Nasional (sishankamrata).

e. Segenap Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta. Diorganisasikan kedalam satu wadah tunggal yang dinamakan TNI dan Polri.

Pertahanan dan Keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara , yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas (Sishankarata) untuk menjamin kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatannya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan kedaulatan negara yang mencakup  wilayah tanah air beserta segenap isinya merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan negara. Oleh karena itu, haruslah diselenggarakan dengan mengandalkan pada kekuatan dan kemampuan sendiri.

Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan  yang diabdikan untuk kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala ancaman dan gangguan, agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan bathin segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia.

Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat  mungkin harus dihasilkan  oleh industri dalam negeri, pengadaan dari luar negeri dilakukan karena terpaksa dimana indutri dalam negeri masih terbatas kemampuannya. Oleh  karena itu, iptek militer dalam negeri senantiasa harus ditingkatkan kemampuannya.

Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan haruslah diselenggarakan  oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif bijaksana, menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan damai. Kelangsungan hidup  dan perkembangan hidup bangsa, memerlukan dukungan manusia-manusia  yang bermutu tinggi, tanggap dan tangguh serta bertanggung  jawab, kerelaan berjuang dan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan dan pribadi.

Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI berpedoman pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan pertahanan, dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecil, profesional, efektif, efisien dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata dalam wadah tunggal TNI disusun dalam Siskamnas (Sishankamrata) dengan strategi penangkalan.

Sebagai kekuatan  inti Kamtibnas, Polri berpedoman kepada Tri Brata dan Catur Prasetya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan  penegakkan hukum, memelihara dan mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat.Masyarakat secara terus menerus perlu ditingkatkan kesadaran dan ketaatanya kapada hukum.

Dengan demikian ketahanan pertahanan dan keamanan yang diinginkan adalah kondisi  daya tangkal bangsa dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

2.2 Kondisi Ketahanan Nasional Saat Ini

a.Kondisi ketahanan nasional yang berkaitan dengan sosial adalah sebagai berikut:

1. Bidang idiologi

Seperti yang kita ketahui bahwa ideologi dan dasar negara kita adalahPancasila. Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahawa Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa Indonesia bersatu.

Tetapi sekarang ini kenyataannya sangat jauh dari apa yang diharapkan ,seiring dengan berkembangnya jaman yang sangat bebas dan masyarakat yang tidak selektif menilai teknologi yang dianggap penting atau tidak penting sangat mempunyai kecenderungan untuk jauh dari apa yang menjadi sikap yang individualisme dan hanya mementingkan kepentingan idividu (kelompoknya) menjadikan ideology Pancasila ini semakin pudar dan jauh dari penerapan yang sesuai dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

Keadaan seperti ini secara perlahan juga akan menghilangkan kearifan local yang memang sudah ada sejak dulu pada masyarakat Indonesia dan Sangat disayangkan ideology yang menjadi dasar Negara kita yakni ideology Pancasila bukannya semakin menguat , tetapi yang terjadi malah sebaliknya yakni menjadi ideology yang hanya dijadikan sebagai bingkai “frame” saja , karena penerapan yang terjadi sekarang ini pun sudah jelas terlihat semakin banyaknya perbuatan-perbuatan individu ataupun kelompok yang tidak sesuai dengan koridor-koridor nilai dari pancasila itu sendiri. Contoh hal sepele yang terjadi di masyarakat diberbagai daerah di Indonesia yang dulu benar-benar ada namun sekarang semakin menghilang yakni adanya sikap “ gotong royong “ dan adanya perkumpulan-perkumpulan yang positive dalam masyarakat ( musyawarah dalam mufakat untuk memecahkan suatu permasalahan dan perkumpulan rutin pemuda-pemudi kampung yang menekankan pembahasan tentang jiwa nasionalisme).

2. Bidang politik

Kondisi politik yang carut-marut, syarat kepentingan golongan dan perorangan, bangsa hanya dijadikan sebagai taruhan untuk memperkaya diri. Politik kekuasaan yang semakin kehilangan kesantunan berpolitik, semangat memperjuangkan kebaikan dan kemajuan bangsa. Semakin hari, semakin banyak masalah yang tak terselesaikan, kabar politik dipenuhi dengan kabar korupsi, kolusi,dan nepotisme. Tak ada yang benar-benar bisa memperjuangkan bangsa ini. Bangsa yang mulai hancur berkeping-keping. Semuanya harus bersayarat dalam politik, bukan untuk kemajuan dan kebaikan bangsa Indonesia.

Semua masalah bersumber dari satu hal yang sampai saat ini belum dilakukan secara maksimal, lebih hanya gerakan formalitas belaka. Belum menyentuh subtansi inti yang mau dibawa sampai ke sendi-sendi masyarakat. Konsep yang hanya dibawakan dalam acara-acara resmi kenegaraan tanpa pernah bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Masalah moral masalah seluruh bangsa. Ideologi Pancasila yang harus direvolusikan untuk kemajuan bangsa, dalam ranah sosial, budaya, dan ekonomi.

Revitalisasi dan revolusi pancasila menjadi hal yang penting untuk dilakukan dalam proses kehidupan Indonesia yang demokrasi sebatas pada formalitas dan prosedural, namun merevolusi sampai kepada posisi substansi yang mau dibawa.

3. Bidang ekonomi

Ketahanan ekonomi nasional indonesia saat ini belum dapat dikategorikan normal sebab masyarakat masih banyak yang pengangguran. Seiring dengan negara belum ada kemampuan sepenuhnya untuk memanfaatkan kekayaan alam, yaitu karena, kurang modal, belum memiliki keterampilan teknologi yang memadai dan tingkat manajemen yang belum memenuhi harapan.

Contohnya, Kenaikan harga BBM banyak membuat masyarakat semakin merasa resah atas keputusan tersebut. Mengapa demikian ? hal ini disebabkan akan berpengaruhnya harga- harga pada kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya. Seperti kenaikan transportasi, makanan, dsb yang menyebabkan semakin banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Secara tidak langsung untuk pendidikan pun menjadi nomer 2, karena mereka lebih memikirkan bagaimana menjalani kehidupan mereka sehari-harinya.

Bila pendidikan tidak begitu diperlukan maka ketahanan nasional pun tidak menjadi kuat. Kekuatan suatu bangsa adalah memiliki generasi- generasi penerus pandai, memiliki kemampuan untuk ketahanan negaranya sendiri.

4. Bidang sosial budaya

Kondisi sosial budaya dan politik indonesia semakin hari semakin menjadi-jadi. Semakin tak memberikan kesantunan dalam kehidupan sehari-hari.

Kehidupan sosial yang mengalami ketinggalan pangan yang semakin tinggi, walaupun neraca ekonomomi yang semakin baik dari ketahun-tahun. Namun kenyataan pengangguran dan kemiskinan yang semakin menjangkinti setiap warga negara. Tak ada kesantunan sosial untuk dinikmati setiap hari. Hanya ada masalah yang silih berganti.

Kondisi budaya bangsa yang semakin ditiup angin lalu lalang tak punya pedoman, kasus-kasus kriminalitas yang semakin menghantui. Pemerkosaan yang menindas kaum perempuan, kota yang tak ramah lagi. Perbuatan jahat yang semakin menjadi hal yang lumrah dilakukan, seakan menjadikan bangsa Indonesia semakin tak memiliki adab dan sopan santun. Budaya sopan santun semakin luntur di gerus oleh zaman yang semakin kapitalis, mementingkan unsur material, semua diukur dengan uang, hidup yang semakin hedon dan sekuler.

5. Bidang pertahanan

Permasalahan yang masih terjadi seputar pertahanan dan keamanan Indonesia yang sesegera mungkin harus diselesaikan demi terciptanya stabilitas keamanan dalam negeri dan membangun kekuatan demi menangkal bahaya luar yang berpotensi mengikis kedaulatan Indonesia.

Pertama, pola kerja dan koordinasi yang belum jelas antara lembaga pertahanan dan keamanan, lembaga tersebut antara lain TNI, POLRI, BIN, BNPT serta berbagai instansi yang terkait.

Kedua,profesionalisme yang belum terbangun sepenuhnya dilembaga pertahanan dan keamanan, sehingga masih sering terjadi penyelewengan dan memperluas gerak kejahatan yang ada.

Ketiga, adanya gerakan separatisme di berbagai daerah yang mengancam integrasi Indonesia.

Keempat, masih adanya jaringan terorisme yang beroperasi di Indonesia dan masih menjadi ancaman yang nyata.

Kelima, adanya ancaman terhadap kedaulatan wilayah Indonesia, baik di darat, laut maupun udara.

Ancaman dari dalam negeri yang dihadapi saat ini, kata Luhut adalah terorisme, narkoba, gerombolan separatis bersenjata, konflik komunal, dan disintegrasi bangsa. “Sementata dari luar negeri berupa konflik perbatasan, spionase, cyber war, proxy war, terorisme, dan kejahatan lintas negara,” kata (Luhut dalam kuliah umum di Balai Sidang Universitas Indonesia, Rabu (20/4)).

Sedangkan kondisi nasional yang berkaitan dengan alam adalah sebagai berikut;

1. Bidang geografi

Dikarenakan letaknya yang strategis semenjak dulu Indonesia telah menjadi arena  perebutan pengaruh oleh pihak asing. Negara ini telah melalui beberapa periodisasi penguasaan dan perebutan pengaruh, mulai dari Portugal, Belanda, hingga Amerika Serikat dan Uni Soviet ketika Perang Dingin. Di masa mendatang tidak menutup kemungkinan Indonesia akan kembali menjadi wilayah perebutan pengaruh oleh negara-negara besar. Hal ini bisa dilihat dengan kemunculan China sebagai hegemon baru di kawasan yang telah menggeser perimbangan kekuasaan sekaligus mengikis pengaruh Amerika di kawasan.

Selain itu Indonesia dan kawasan sekitarnya dapat menjadi daerah rawan sengketa. Sengketa ini bisa terjadi mengingat Indonesia masih belum menyelesaikan masalah-masalah semisal batas laut dengan negara-negara seperti, Australia, Filipina, Palau, Papua Nugini dan Timor Leste. Proses perundingan perbatasan membutuhkan waktu yang lama, sementara itu hal ini akan menjadikan Indonesia rentan terhadap pengaruh asing akibat kontrol di perbatasan yang lemah. Mulai dari kejahatan transnasional hingga terorisme sangat mungkin dilakukan di Indonesia yang sangat luas dengan kondisi geografisnya dan pengawasan yang terbatas.

Secara ringkas, hubungan antara posisi geografis yang strategis dan keberadaan negara Indonesia di masa mendatang akan ditentukan oleh dua hal. Pertama, seberapa baik negara ini menyelesaikan proses perundingan perbatasan. Hasil dari perundingan perbatasan dengan negara lain akan menentukan strategi pengelolaan perbatasan dan pertahanan. Kedua, strategi yang akan dilakukan Indonesia dalam mengantisipasi pengaruh China dan negara besar lainnya di kawasan Asia Timur.

2. Bidang kependudukan

Situasi kependudukan Indonesia saat ini dinilai masih kurang menguntungkan, baik yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, administrasi kependudukan, maupun mobilitas/persebarannya. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukan jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat mencapai 237.6 juta jiwa pada tahun 2010 dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) yang cukup tinggi yaitu 1,49 persen pertahun naik dibandingkan dari 1,47 persenpertahun pada tahun 2000. Itu berarti tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan telah berjumlah sekitar 250 juta jiwa.

Permasalahan penduduk di atas akan menimbulkan berbagai macam dampak baik itu dari segi sosial, ekonomi, pertahanan, keamanan negara termasuk kelangsungan lingkungan hidup mereka sendiri. Pengetahuan tentang kondisi penduduk tersebut belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat Indonesia secara umum. Masih kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku penduduk terhadap kependudukan.

Kepadatan penduduk di Indonesia merupakan sumber dari berbagai permasalahan yang dialami bangsa kita selama ini. Kemiskinan yang besar, pengangguran dan sumber daya manusia yang rendah merupakan hal yang tidak lepas dari negeri ini. Siapa yang dapat mengatasi dan mencegah itu semua ? Jawabannya adalah generasi muda. Generasi muda Indonesia harus siap mencegah dan mengurangi semua masalah bangsa ini. Semua itu akan berawal dari kesadaran generasi muda tentang masalah yang timbul dari kepadatan penduduk Indonesia selama ini.

3. Bidang sumber daya alam

Sumber daya Alam di Indonesia semua potensi alamnya dapat dikembangkan untuk proses produksi(berkembang) hanya saja manusia-manusia di Indonesia tidak Pintar-pintar mengolah kekayaan Sumber Daya Alamnya untuk menjadi berguna untuk Negara Indonesia itu sendiri.

Hanya saja banyak Industri-Industri Asing yang lebih memanfaatkan Negara Indonesia ini menginvestasikan industrinya di Negara ini untuk memanfaatkan kekayaan-kekayaan sumber daya alamnya yang akan diolah, dan nanti di jual dan hasilnya dibagi dua antara Membayar Tenaga Kerjanya yaitu Rakyat Indonesia itu sendiri dan sebagiannya diambil untuk Pemasukan Negara Industri Asing tersebut.

Jadi Sumber Daya Alam di Indonesia setiap tahun ke tahunnya akan hilang begitu saja, karna tidak dimanfaatkan secara penuh. Jika Kekayaan SDA di Indonesia diolah oleh Negara Indonesia itu sendiri dan Hasil Olahannya akan di Exspor atau dijual ke Negara-Negara lain maka Indonesia akan Kaya dari segi SDAnya maupun Kaya Perekonomiannya.

Tapi hal tersebut berbanding jauh jika kita liat secara Kenyataaan/Real. Sangat Miris sekali kalau kita liat sekarang-sekarang ini. Dulu Indonesia pada SDAnya bisa mengimpor hasil dibidang Pertanian/beras, Buah-buahan dan sebagainya ke Negara Sebelah. Eh, malah sekarang Indonesia Mengexpor beras dan buah-buahan dari negara sebelah.

Kenapa bisa begitu? karna Sebagian dari Lahan Pertanian yg berada di Indonesia sudah dibangun Gedung-gedung yang tak berguna sebagian investasi dari Negara Asing. Jadi Di harapkan untuk Rakyat Indonesia dan Dibantu juga oleh Pemerintahannya agar meliat SDA kita yg terbuang sia-sia karna tidak adanya Pelestarian dan Penjagaan ketat untuk Sumber Daya Alam dari Pihak-pihak yang tidak Bertanggung Jawab.

STIE IGI JAKARTA

MATA KULIAH

: KEWIRAAN

JURUSAN/SMESTER

: AKUNTANSI/II

HARI/TGL

: KAMIS, 25 JUNI 2020

DOSEN

: DR. MARGIYANTO, MM

,MPD

POKOK BAHASAN

: ASPEK KETAHANAN NAS.

Aspek Ketahanan Nasional Indonesia

Berdasarkan rumusan pengertian ketahanan nasional dan kondisi

kehidupan nasional Indonesia sesunggughnya ketahanan nasional merupakan

suatu gambaran dari kondisi sistem

tata kehidupan nasional dalam berbagai aspek

pada saat

saat tertentu. Tiap aspek didalam tata kehidupan nasional relative

berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek

-

aspek

dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang am

at sulit

di

pantau, karena sangat kompleks.

Dalam rangka memahami dan membina tata kehidupan nasional itu, perlu

suatu penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek kehidupan nasional, dalam

bentuk model yang merupakan hasil pemetaan dari keadaan nyata, melal

u suatu

kesepakatan dari hasil analisis yang mendalam yang didasarkan oleh teori

hubungan manusia dengan tuhan, dengan manusia atau masyarakat dan dengan

lingkungan sekitar.

Berdasarkan pemahaman tentang hubungan tersebut diperoleh gambaran

bahwa konsepsi

ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar

-

aspek yang

mendukung kehidupan, yaitu :

1.

Aspek yang berkaitan dengan alamiah yang bersifat statis, meliputi aspek

geografi, kependudukan, dan sumber daya alam.