makalah diskusi smester v

33
MAKALAH HIPERKALEMIA DAN HIPOKALEMIA OLEH YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI AKADEMI KEPERAWATAN INTAN MARTAPURA

Upload: tata-firmansyah-cie-midewife

Post on 06-Aug-2015

251 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Diskusi Smester V

MAKALAH

HIPERKALEMIA DAN HIPOKALEMIA

OLEH

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI

AKADEMI KEPERAWATAN INTAN MARTAPURA

TAHUN AJARAN:2012/2013

Page 2: Makalah Diskusi Smester V

BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Kalium adalah penting untuk fungsi normal dari otot, jantung, dan saraf. Hal

ini memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos (seperti otot yang

ditemukan di saluran pencernaan) dan otot rangka (otot-otot ekstremitas dan dada),

serta otot-otot jantung. Hal ini juga penting untuk transmisi normal sinyal listrik

seluruh sistem saraf dalam tubuh.

Kadar normal kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung normal

listrik. Kedua kadar kalium darah rendah ( hipokalemia ) dan kadar kalium darah

tinggi (hiperkalemia) dapat menyebabkan ritme jantung abnormal .

Hyperkalemia adalah umum, hal itu didiagnosis pada sampai dengan 8% dari

pasien rawat inap di AS Untungnya, kebanyakan pasien memiliki hiperkalemia ringan

(yang biasanya ditoleransi dengan baik). Namun, kondisi yang menyebabkan

hiperkalemia ringan bahkan harus diobati untuk mencegah perkembangan ke

hiperkalemia yang lebih parah. Tingkat yang sangat tinggi kalium dalam darah

(hiperkalemia berat) dapat menyebabkanserangan jantung dan kematian.Bila tidak

dikenali dan diobati dengan benar, hasil hiperkalemia berat dalam tingkat kematian

sekitar 67%.

1.2              Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Hiperkalemia dan Hipokalemia ?

2. Apa penyebab seseorang dapat menderita Hiperkalemia dan Hipokalemia?

3. Bagaimana Patofisiologi Hiperkalemia dan Hipokalemia?

4. Bagaimana Manifestasi Klinis Penderita Hiperkalemia dan Hipokalemia ?

6. Bagaimana Pemeriksaan Dignostik pada penderita Hiperkalemia dan Hipokalemia ?

7. Bagaimana Penatalaksanaan Medis penderita Hiperkalemia dan Hipokalemia ?

8. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang diberikan pada Klien yang mengalami

Hiperkalemia dan Hipokalemia?

Page 3: Makalah Diskusi Smester V

1.3              Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang berjudul

“Hiperkalemia dan Hipokalemia” ini adalah Berdasarkan metode literature (pustaka)

dan mengintisarikan buku-buku pustaka.

1.4              Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni :1.4.1        Tujuan umum

Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat memahami

penyakit Hiperkalemia dan Hipokalemia, sehingga mampu membuat Asuhan

Keperawatan pada penderita Hiperkalemia dan Hipokalemia

1.4.2        Tujuan khusus

Tujuan penelitian ini secara khusus adalah

1.             Mahasiswa mampu memahami penyakit Hiperkalemia dan Hipokalemia

2.             Mahasiswa Mampu membuat Asuhan keperawatan pada klien penderita

Hiperkalemia dan Hipokalemia

Page 4: Makalah Diskusi Smester V

1.5              Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini baik bagi rumah sakit, pendidikan, masyarakat adalah :

2.1         Bagi mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan dan informasi yang dapat menambah wawasan

dalam bidang kesehatan khususnya yang berhubungan dengan Hiperkalemia dan

Hipokalemia serta bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang nyata tentang

Hiperkalemia dan Hipokalemia.

2. Bagi Rumah Sakit

Memberikan informasi, sumbangan pemikiran serta bahan pertimbangan dalam

melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien penderita Hiperkalemia dan

Hipokalemia.

3. Bagi institusi Pendidikan

Merupakan umpan balik terhadap penerapan teori secara terpadu oleh mahasiswa dan

akan berguna untuk memeperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan.

Page 5: Makalah Diskusi Smester V

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HIPERKALEMIA

2.1.1 Definisi Hiperkalemia

Hyperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan dimana

konsentrasi kalium darah lebih dari 5 mEq/L

Hyperkalemia adalah suatu kondisi di mana terlalu banyak kalium dalam

darah. Sebagian besar kalium dalam tubuh (98%) ditemukan dalam sel dan organ.

Hanya jumlah kecil beredar dalam aliran darah. Kalium membantu sel-sel saraf dan

otot, termasuk fungsi, jantung. Ginjal biasanya mempertahankan tingkat kalium

dalam darah, namun jika Anda memiliki penyakit ginjal - penyebab paling umum dari

hiperkalemia - kadar kalium dapat membangun. Obat atau diet juga dapat

mempengaruhi jumlah kalium dalam darah. Hiperkalemia dapat mengancam

kehidupan dan harus segera diobati.

2.1.2        Etiologi

a.               Pengambilandarah vena yang buruk → lisisseldarah → ion K keluarsel

b.              Ekskresitidakmemadai:

1.        GGA dan GGK

Gagal ginjal komplit maupun sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat.

Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus menghindari

makanan yang kaya akan kalium.

2.        Insufisiensi adrenal

3.        Hipoaldosteronisme

4.        Penyakit Addison

Dimana kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang

pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup. Penyakit Addison dan penderita

AIDS yang mengalami kelainan kelenjar adrenal semakin sering menyebabkan

hiperkalemia.

Page 6: Makalah Diskusi Smester V

5.        Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan

baik.penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat yang

menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene, Diuretik hemat

kalium (spironolactone) dan ACE inhibitor.

c.               Berpindahnya ion K dari ICF ke ECF

1.        Asidosismetabolik (padagagalginjal)

2.        Kerusakanjaringan (lukabakarluas, cederaremukberat, perdarahan internal)

3.        Asupan yang berlebihan:

         Pemberiancepatlarutaninfus IV yang mengandung ion K

         Pemberiancepattransfusidarah yang disimpan

         Makanpenggantigarampadapasiengagalginjal

4.        Terlalu banyak asam dalam darah, seperti yang kadang-kadang terlihat pada

diabetes

5.        Tinggi kalium (pisang, jeruk, tomat, diet tinggi protein, pengganti garam, suplemen

kalium) Diet

d.              Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba

dilepaskan dari cadangannnya di dalam sel.

Hal ini bisa terjadi bila:

           sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas)

           terjadi luka bakar hebat

           overdosis kokain.

Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui kemampuan

ginjal untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang bisa berakibat

fatal.

2.1.3 Patofisiologi

Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak mengeluarkan kalium dengan

baik. Mungkin penyebab paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat

yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal, seperti triamterene,

spironolactone dan ACE inhibitor. Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit

Page 7: Makalah Diskusi Smester V

Addison, dimanakelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon yang merangsang

pembuangan kalium oleh ginjal dalam jumlah cukup. 

Penyakit Addison dan penderita AIDS yang mengalami kelainan kelenjar

adrenal semakin sering menyebabkan hiperkalemia.Gagal ginjal komplit maupun

sebagian, bisa menyebabkan hiperkalemia berat. 

Karena itu orang-orang dengan fungsi ginjal yang buruk biasanya harus

menghindari makanan yang kaya akan kalium. Hiperkalemia dapat juga dapat terjadi

akibat sejumlah besar kalium secara tiba-tiba dilepaskan dari cadangannnya di dalam

sel. Hal ini bisa terjadi bila:

1.  Sejumlah besar jaringan otot hancur (seperti yang terjadi pada cedera tergilas) terjadi

luka bakar hebat

2.  Overdosis kokain.

Banyaknya kalium yang masuk ke dalam aliran darah bisa melampaui

kemampuan ginjal untuk membuang kalium dan menyebabkan hiperkalemia yang

bisa berakibat fatal.(http://info.medicastro.com).

2.1.4 Manifestasi Klinik

a. Neuromaskuler:      kelemahan otot yaitu paralisis flasid pd tungkai bawah lalu ke badan dan lengan      Parestesia wajah, lidah, kaki, dan tangan

b. Saluran cerna:Mual, diare, kolik usus

c.         Ginjal:      Oliguria      Anuria

2.1.5 Komplikasi Hiperglikemia

Dibagi menjadi 2 kategori yaitu :a. Komplikasi akut

1. Komplikasi metabolik      Ketoasidosis diabetic      Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik      Hipoglikemia      Asidosis lactate

2. Infeksi beratb. Komplikasi kronik

1. Komplikasi vaskuler

Page 8: Makalah Diskusi Smester V

      Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer      Mikrovaskuler : retinopati, nefropati

2. Komplikasi neuropatiNeuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare diabetik, buli – buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks kardiovaskuler.

2.2    Campuran vascular neuropati

2.1.6             Pemeriksaan Diagnostik

a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.Elektrokardiogramuntukmencariperubahan EKG yang khas (hiperkalemia: gelombang T tinggi, interval PR memanjang, blokjantunglengkap, danasistole atrial; hipokalemia: gelombang T mendataratauterbalik, gelombang U, dansegmen ST menunjukkan 'sagging')

b.  Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup

c.  Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.

d.  Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.

e.  Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat menyebabkan disritmia.

f.  Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.g.  GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

2.1.7 Penatalakansanaan

Atasi penyebab utamanya, Apabila kadar kalium kurang 2,5 mmol/L atau < 3

mmol/L pada pasien dengan resiko aritmia (misalnya pada pasien pasca infark

miocard) , berikan kalium klorida IV (Intra vena) sebagai infus dengan

kecepatan tidak melebihi 20 mmol/jam pada konsentrasi yang tidak melebihi 40

mmol/jam, karena kalium yang pekat dapat merusak perifer, apabila kadar kalium

diantara 2,5 dan 3,5 mmol/L, berikan terapi penggantian oral (kecuali apabila pasien

dalam keadaan puasa atau muntah-muntah) dengan dosis 80-120 mmol/hari yang

terbagi dalam beberapa dosis.

Pada hiperkalemia ringan (kalium < 6 mmol/L ), asupan kalium melalui oral

atau intra vena perlu dibatasi. Hiperkalemia berat (kalium > 6,5 mmol/L) atau

perubahan EKG hiperkalemik) merupakan suatu kegawatdaruratan medis. Pasien

Page 9: Makalah Diskusi Smester V

perlu mendapat kalsium glukonat intravena yang dapat menstabilkan miokardium.

Tindakan untuk mengurangi kadar kalium diperlukan, yaitu dengan pemberian

glukosa bersama insulin Intravena (50 mL berisi 50 % glukosa 1 unit Insulin dengan

masa kerja pendek), resin pengikut kalium, kalium resonium, dan dialisis mungkin

diperlukan.

2.1.8 Pengobatan

Obat-obatan yang mengobati hiperkalemia dimaksudkan untuk menstabilkan fungsi

jantung, meningkatkan pergerakan kalium dari aliran darah kembali ke dalam sel, dan

mendorong ekskresi kalium yang berlebih. Hemodialisis adalah alat yang paling

dapat diandalkan untuk menghilangkan kalium dari tubuh pada pasien dengan gagal

ginjal.

Obatberkaitan Hiperkalemia

           Kalsium Klorida atau glukonat - meminimalkan efek dari hiperkalemia pada jantung

           Natrium bikarbonat - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel

           Agonis beta - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel

           Diuretik - menyebabkan ekskresi kalium dari ginjal

           Resin Binding - mempromosikan dan pertukaran kalium natrium dalam sistem

pencernaan

           Insulin - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel

Pelengkap dan Alternatif Terapi

Terapi alternatif dapat memberikan dukungan bersamaan dan membantu mengobati

penyebab yang mendasari setelah kondisi Anda telah stabil. Pastikan penyedia medis

anda informasi mengenai terapi alternatif atau suplemen Anda mungkin

menggunakan.

Nutrisi

Berikut ini dapat membantu mengurangi gizi gejala:

1.        Hilangkan alergen makanan yang dicurigai, seperti susu (susu, keju, dan es krim),

gandum (gluten), kedelai, jagung, pengawet, dan bahan kimia tambahan makanan.

2.        Hindari makanan yang mengandung jumlah tinggi kalium, termasuk pisang, lentil,

kacang-kacangan, buah persik, kentang, salmon, tomat, semangka.

Page 10: Makalah Diskusi Smester V

3.        Hindari makanan olahan, seperti roti putih, pasta, dan gula.

4.        Makan lebih sedikit daging merah dan daging lebih ramping, ikan air dingin, atau

kacang-kacangan untuk protein. Batasi asupan daging olahan, seperti makanan cepat

dan daging makan siang.

5.        Gunakan minyak goreng sehat, seperti minyak zaitun atau minyak sayur.

6.        Mengurangi atau menghilangkan trans-fatty acid, ditemukan barang komersial

panggang seperti kue, kerupuk, kue, kentang goreng, bawang cincin, donat, makanan

olahan, dan margarin.

7.        Hindari alkohol dan tembakau. Bicaralah dengan dokter Anda sebelum menggunakan

produk yang mengandung produk kafein, seperti teh dan minuman ringan. Kafein

dampak beberapa kondisi dan obat-obatan.

8.        Minum lebih banyak air. Dehidrasi dapat membuat hiperkalemia buruk.

9.        Latihan, jika mungkin, menit 30 hari, 5 hari seminggu.

10.    Hindari mengkudu (Morinda citrifolia) jus, yang tinggi kalium.

2.2 HIPOKALEMIA

2.2.1 Definisi

Kalium merupakan salah satu dari banyak elektrolit dalam tubuh Anda. Hal

ini ditemukan di dalam sel. Tingkat normal kalium sangat penting untuk

pemeliharaan jantung, dan fungsi sistem saraf.

Hipokalemia adalah ketidakseimbangan elektrolit dan diindikasikan oleh

tingkat rendah kalium dalam darah. Nilai dewasa normal untuk kalium 3,5-5,3 mEq /

L. 

2.2.2 Etiologi

Penyebab lain hipokalemia meliputi: 1.         Peningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari tubuh Anda. 

2.         Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang dapat menyebabkan

hipokalemia. Obat yang umum termasuk diuretik loop (seperti Furosemide). Obat lain

termasuk steroid, licorice, kadang-kadang aspirin, dan antibiotik tertentu. 

3.         Ginjal (ginjal) disfungsi - ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena suatu kondisi

yang disebut Asidosis Tubular Ginjal (RTA). Ginjal akan mengeluarkan terlalu

Page 11: Makalah Diskusi Smester V

banyak kalium. Obat yang menyebabkan RTA termasuk Cisplatin dan Amfoterisin

B. 

4.         Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare, atau berkeringat. 

5.         Endokrin atau hormonal masalah (seperti tingkat aldosteron meningkat) - aldosteron

adalah hormon yang mengatur kadar potasium. Penyakit tertentu dari sistem

endokrin, seperti aldosteronisme, atau sindrom Cushing, dapat menyebabkan

kehilangan kalium. 

6.         Miskin diet asupan kalium

(Price & Wilson, 2006)

Adapun penyebab lain dari timbulnya penyakit hipokalemia : muntah berulang-

ulang, diare kronik, hilang melalui kemih (mineral kortikoid berlebihan obat-obat

diuretik).

(Ilmu Faal, Segi Praktis, hal 209)

2.2.3 Patofisiologi

Kalium adalah kation utama cairan intrasel. Kenyataannya 98 % dari

simpanan tubuh (3000-4000 mEq) berada didalam sel dan 2 % sisanya (kira-kira 70

mEq) terutama dalam pada kompetemen ECF. Kadar kalium serum normal adalah

3,5-5,5 mEq/L dan sangat berlawanan dengan kadar di dalam sel yang sekitar 160

mEq/L. Kalium merupakan bagian terbesar dari zat terlarut intrasel, sehingga

berperan penting dalam menahan cairan di dalam sel dan mempertahankan volume

sel. Kalium ECF, meskipun hanya merupakan bagian kecil dari kalium total, tetapi

sangat berpengaruh dalam fungsi neuromuskular. Perbedaan kadar kalium dalam

kompartemen ICF dan ECF dipertahankan oleh suatu pompa Na-K aktif yang

terdapat dimembran sel.

Rasio kadar kalium ICF terhadap ECF adalah penentuan utama potensial

membran sel pada jaringan yang dapat tereksitasi, seperti otot jantung dan otot

rangka. Potensial membran istirahat mempersiapkan pembentukan potensial aksi

yang penting untuk fungsi saraf dan otot yang normal. Kadar kalium ECF jauh lebih

rendah dibandingkan kadar di dalam sel, sehingga sedikit perubahan pada

kompartemen ECF akan mengubah rasio kalium secara bermakna. Sebaliknya, hanya

Page 12: Makalah Diskusi Smester V

perubahan kalium ICF dalam jumlah besar yang dapat mengubah rasio ini secara

bermakna. Salah satu akibat dari hal ini adalah efek toksik dari hiperkalemia berat

yang dapat dikurangi kegawatannya dengan meingnduksi pemindahan kalium dari

ECF ke ICF. Selain berperan penting dalam mempertahankan fungsi nueromuskular

yang normal, kalium adalah suatu kofaktor yang penting dalam sejumlah proses

metabolik.

Homeostasis kalium tubuh dipengaruhi oleh distribusi kalium antara ECF dan

ICF, juga keseimbangan antara asupan dan pengeluaran. Beberapa faktor hormonal

dan nonhormonal juga berperan penting dalam pengaturan ini, termasuk aldostreon,

katekolamin, insulin, dan variabel asam-basa.

Pada orang dewasa yang sehat, asupan kalium harian adalah sekitar 50-100

mEq. Sehabis makan, semua kalium diabsorpsi akan masuk kedalam sel dalam

beberapa menit, setelah itu ekskresi kalium yang terutama terjadi melalui ginjal akan

berlangsung beberapa jam. Sebagian kecil (<20%) akan diekskresikan melalui

keringat dan feses. Dari saat perpindahan kalium kedalam sel setelah makan sampai

terjadinya ekskresi kalium melalui ginjal merupakan rangkaian mekanisme yang

penting untuk mencegah hiperkalemia yang berbahaya. Ekskresi kalium melalui

ginjal dipengaruhi oleh aldosteron, natrium tubulus distal dan laju pengeluaran urine.

Sekresi aldosteron dirangsang oleh jumlah natrium yang mencapai tubulus distal dan

peningkatan kalium serum diatas normal, dan tertekan bila kadarnya menurun.

Sebagian besar kalium yang di filtrasikan oleh gromerulus akan di reabsorpsi pada

tubulus proksimal. Aldosteron yang meningkat menyebabkan lebih banyak kalium

yang terekskresi kedalam tubulus distal sebagai penukaran bagi reabsorpsi natrium

atau H+. Kalium yang terekskresi akan diekskresikan dalam urine. Sekresi kalium

dalam tubulus distal juga bergantung pada arus pengaliran, sehingga peningkatan

jumlah cairan yang terbentuk pada tubulus distal (poliuria) juga akan meningkatkan

sekresi kalium.

Keseimbangan asam basa dan pengaruh hormon mempengaruhi distribusi

kalium antara ECF dan ICF. Asidosis cenderung untuk memindahkan kalium keluar

dari sel, sedangkan alkalosis cenderung memindahkan dari ECF ke ICF. Tingkat

pemindahan ini akan meingkat jika terjadi gangguan metabolisme asam-basa, dan

Page 13: Makalah Diskusi Smester V

lebih berat pada alkalosis dibandingkan dengan asidosis. Beberapa hormon juga

berpengaruh terhadap pemindahan kalium antara ICF dan ECF. Insulin dan Epinefrin

merangsang perpindahan kalium ke dalam sel. Sebaliknya, agonis alfa-adrenergik

menghambat masuknya kalium kedalam sel. Hal ini berperan penting dalam klinik

untuk menangani ketoasidosis diabetik. (Price & Wilson, edisi 6, hal 341)

2.2.4 Manifestasi klinik

a CNS dan neuromuskular; lelah, tidak enak badan, reflek tendon dalam menghilang.b Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah, napas dangkal (lanjut)c Saluran cerna; menurunnya motilitas usus besar, anoreksia, mual mmuntah.d Kardiovaskuler; hipotensi postural, disritmia, perubahan pada EKG.e Ginjal; poliuria,nokturia.(Price & Wilson, 2006, hal 344)

2.2.5 Pemeriksaan Diagnostik

1. Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L.

2. Klorida serum : sering turun, kurang dari 98 mEq/L.

3. Glukosa serum : agak tinggi.

4. Bikarbonat plasma : meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L.

5. Osmolalitas urine : menurun.

6. GDA : pH dan bikarbonat meningkat (Alkalosit metabolik).

(Doenges 2002, hal 1049)

2.2.6 Penatalaksanaan

Adapun penatalaksanaan penyakit hipokalemia yang paling baik adalah pencegahan.

Berikut adalah contoh-contoh penatalaksanaannya : 

a.         Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L.

b.        Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100 mEq/hari

(contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat,

kacang-kacangan, dan kentang).

c.         Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol infus.

d.        Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L) dapat diberikan

melalui jalur sentral bahkan pada hipokalemia yang sangat berat, dianjurkan bahwa

pemberian kalium tidak lebih dari 20-40 mEq/jam ( diencerkan secukupnya) : pada

situasi semacam ini pasien harus dipantua melalui elektrokardigram (EKG) dan

Page 14: Makalah Diskusi Smester V

diobservasi dengan ketat terhadap tanda-tanda lain seperti perubahan pada kekuatan

otot.

(Brunner & Suddarth, 2002, hal 260).

e.         Komplikasi

Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai berikut :

a. Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati dapat

menimbulkan otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat menimbulkan

kelumpuhan.

b. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam pengobatan

kekuarangan kalium tidak berhati-hati yang memungkinkan terlalu banyaknya kalium

masuk kedalam pembuluh darah.(Ilmu Gizi, 1991, hal 99)

f.         Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia yaitu :

1.      Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan hipokalemia

terutama bila mendapat obat digitalis. 

2.      Ileus paralitik.

3.      Kelemahan otot sampai kuadriplegia.

4.      Hipotensi ortostatik.

5.      Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus distal.

6.      Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.

7.      pH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.

8.      Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L. 

(Ilmu penyakit Dalam, 2001, hal.308) 

2.2.7 Pengobatan

1.        Pemberian K melalui oral atau Intravena untuk penderita berat.

2.        Pemberian kalium lebih disenangi dalam bentuk oral karena lebih mudah.

3.        Pemberian 40-60 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 1-1,5 mEq/L,

sedangkan pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5

mEq/L. Bila ada intoksikasi digitalis, aritmia, atau kadar K serum Bila kadar kalium

dalam serum > 3 mEq/L, koreksi K cukup per oral.

Page 15: Makalah Diskusi Smester V

4.        Monitor

kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia terutama pada pemberian

secara intravena.

5.        Pemberian K intravena dalam bentuk larutan KCl disarankan melalui vena yang

besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam, kecuali disertai aritmia atau kelumpuhan

otot pernafasan, diberikan dengan kecepatan 40-100 mEq/jam. KCl dilarutkan

sebanyak 20 mEq dalam 100 cc NaCl isotonik.

6.        Acetazolamide untuk mencegah serangan.

7.        Triamterene atau spironolactone apabila acetazolamide tidak memberikan efek pada

orang tertentu.

Page 16: Makalah Diskusi Smester V

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 ASUHAN KEPERAWATAN HIPERKALEMIA

3.1.1 Pengkajiana.  Riwayat penyakit1. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi

2. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi

3. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi

4. Kondisi psikososial

b.  Pengkajian fisik

1.  Aktivitas : kelelahan umum

2.  Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;

defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit

warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran

urin menruun bila curah jantung menurun berat.

3.  Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah,

gelisah, menangis.

4.  Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan,

mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit

5.  Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,

perubahan pupil.

6.  Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak

dengan obat antiangina, gelisah

7.  Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan

kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi)

mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri

(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

8.  Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema

(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

Page 17: Makalah Diskusi Smester V

3.1.2 Diagnosa keperawatan dan Intervensi

a.  Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi

elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

1. Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh TD/nadi

dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa

2.  Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia

3.  Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

Intervensi :

1.      Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan

simetris.

2.      Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra,

penurunan nadi.

3.      Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

4.      Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial;

disritmia ventrikel; blok jantung

5.      Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.

6.      Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas

dalam, bimbingan imajinasi

7.      Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut,

menangis, perubahan TD

8.      Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

9.      Kolaborasi :

      Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

      Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

      Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

      Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

      Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

      Masukkan/pertahankan masukan IV

      Siapkan untuk prosedur diagnostik invasif

Page 18: Makalah Diskusi Smester V

      Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator

b.  Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan

kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :

1.  Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

2.  Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Intervensi :

1.      Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal

2.      Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada

pasien/keluarga

3.      Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan

mental, vertigo.

4.      Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;

bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

5.      Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan

6.      Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein

7.      Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

8.      Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

9.      Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala

yang memerlukan intervensi medis

10.  Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus, manuver

Valsava bila perlu

3.2 ASUHAN KEPERAWATANHIPOKALEMIA

1. Pengkajian 

a.         Aktifitas atau istirahat 

Gejala : kelemahan umum, latergi.

b.        Sirkulasi Tanda :

1.      Hipotensi

2.      Nadi lemah atau menurun, tidak teratur.

3.      Bunyi jantung jauh.

Page 19: Makalah Diskusi Smester V

4.      Perubahan karakteristik EKG.

5.      Disritmis, PVC, takikardia / fibrasi ventrikel.

c.         Eliminasi

Tanda : 

1.      Nokturia, poliuria bila faktor pemberat pada hipokalemia meliputi GJK atau DM.

2.      Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ilues paralitik.

Distensi abdomen.

3.      Makanan / cairan 

Gejala : Anoreksia, mual, muntah.

d.        Neurosensori

Gejala : parestesia

Tanda : 

Penurunan status mental / kacau mental, apatis, mengantuk, peka rangsangan, koma,

hiporefleksia, tetani, paralisis.

Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ileus paralitik.

Distensi abdomen

e.         Nyeri / kenyamanan

Gejala : nyeri / kram otot

f.         Pernapasan

Tanda : hipoventilasi / menurun dalam pernapasan karena kelemahan atau paralisis

otot diafragma.

(Marilyn E. Doenges 2002 hal 1048)

Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk memantau

timbulnya hipokalemia pad pasien-pasien yang beresiko. Adanya keletihan,

anoreksia, kelemahan otot, penurunan mortilitas usus, parestesia, atau disritmia harus

mendorong perawat untuk memeriksa konsentrasi kalium serum. Jika tersedia,

elektrokardiogram dapat memberikan informasi yang bernmanfaat. Pasien-pasien

yang menerima digitalis yang berisiko mengalami defisiensi kalium harus dipantau

dengan ketat terhadap tanda-tanda terjadinya toksisitas digitalis karena hipokalemia

meningkatkan aksi digitalis. Pada kenyataannya, dokter biasanya memilih untuk

Page 20: Makalah Diskusi Smester V

mempertahankan kadar kalium serum lebih besar dari 3,5 mEq/L (SI : 3,5 mmol/L)

pada pasien-pasien yang menerima digitalis. (Brunner & Suddarth, 2002, hal.261)

2.             Diagnosa Keperawatan

1.        Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.Kadar

kalium kembali dalam batas normal

Kriteria Hasil :

a.    Kadar kalium kembali dalam batas normal adalah 3,5-5,0 mEq / L (mEq / L

b. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

c. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Intervensi

a. Monitor pemberian kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari hiperkalemia

terutama pada pemberian secara intravena. Beri kalium sebanyak 40-80 mEq/L.

b. Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100 mEq/hari

(contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat,

kacang-kacangan, dan kentang).

c. Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam botol infus.

2.        Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kriteria hasil :

a. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan

b. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Intervensi :

a. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;

bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan

b. Kaji ulang kebutuhan kalium

c. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang

d. Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat

e. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, yang memerlukan intervensi medis

Page 21: Makalah Diskusi Smester V

BAB IV

KESIMPULAN

Hiperkalemia dan hipokalemia menunjukkan kadar kalium serum yang lebih tinggi

atau lebih rendah dari nilai batas laboratorium yang normal. kondisi yang

menyebabkan hiperkalemia atau hipokalemia ringan bahkan harus diobati untuk

mencegah perkembangan ke hiperkalemia dan hipokalemia yang lebih parah.

Page 22: Makalah Diskusi Smester V

DAFTAR PUSTAKA

Guyton & hall. Kalium dalam cairan ekstraselular. EGC. 1997.

Mesiano taufik. Periodik paralisis. Available from http : //www.ommy & nenny.com

Ricardo Gabriel, dkk. Hipokalemic periodic paralisys. Available from

http : //www.associacion medica argentina.com

Anonim. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http : //www.genetics.com

Anonim. Periodic paralisys. Available from http : //www.NINDS.com

Ranie nh. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http :

//www.webscapes.com

Anonim. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http :

//www.medlineplus.com

http://www.mayoclinic.com/health/hyperkalemia/MY00940 16 juni 2011