standar kebun pembibitan dan standar bibit tebu

13
STANDAR KEBUN PEMBIBITAN 1. Komoditas : Tebu 2. Varietas/Klon yang diproduksi : Varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian. 3. Kualifikasi Benih : Benih Bina 4. Aspek pokok 4.1 Tujuan kebun pembibitan : - Diperoleh bibit dari varietas murni - Diperoleh tanaman yang sehat, bebas dari gangguan hama dan penyakit. - Mutu bibit yang baik. 4.2 Syarat penyelenggaraan kebun bibit : Untuk kebun bibit diperlukan persyaratan sebagai berikut: - Bebas luka api - Blendok, pokkahbung dan mosaik kurang dari 5 % - Penyakit lain kurang dari 5 % - Pencegahan penyakit daun hangus: tidak menyertakan kelaras (termasuk pelepah) daun sakit sebagain pembungkus bibit dan setek pucuk tidak diambil sebagai bibit. - Pisau potong bibit setiap 3-4 kali pemotongan dioleskan/dicelupkan dalam larutan lisol dengan kepekatan 20 % Lokasi dan lahan

Upload: utierahayu

Post on 04-Aug-2015

669 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

STANDAR KEBUN PEMBIBITAN

1. Komoditas : Tebu

2. Varietas/Klon yang diproduksi :

Varietas unggul yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian.

3. Kualifikasi Benih : Benih Bina

4. Aspek pokok

4.1 Tujuan kebun pembibitan :

- Diperoleh bibit dari varietas murni

- Diperoleh tanaman yang sehat, bebas dari gangguan hama dan penyakit.

- Mutu bibit yang baik.

4.2 Syarat penyelenggaraan kebun bibit :

Untuk kebun bibit diperlukan persyaratan sebagai berikut:

- Bebas luka api

- Blendok, pokkahbung dan mosaik kurang dari 5 %

- Penyakit lain kurang dari 5 %

- Pencegahan penyakit daun hangus: tidak menyertakan kelaras (termasuk

pelepah) daun sakit sebagain pembungkus bibit dan setek pucuk tidak diambil

sebagai bibit.

- Pisau potong bibit setiap 3-4 kali pemotongan dioleskan/dicelupkan dalam

larutan lisol dengan kepekatan 20 %

Lokasi dan lahan

Kebun bibit ditempatkan di pinggir jalan, di lahan subur, pengairan terjamin

serta bebas genangan, kecuali di lahan tegalan yang dalam masa

pertumbuhannya tercukupi kebutuhan airnya dari curah hujan. Tidak

ditempatkan di dataran tinggi. Lahan yang sudah bebas dari tunas-tunas tebu

lama atau telah diberakan dapat dipakai sebagai sumber bibit, bila terpenuhi

syarat umum menurut standar bibit.

Pengelolaan kebun pembibitan

Pembukaan kebun di lahan sawah menggunakan sistem reynoso baku dan

disesuaikan dengan kondisi setempat. Sistem pembukaan kebun selain reynoso

juga dimungkinkan seperti mekanisasi dengan traktor ataupun tenaga hewan

Page 2: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

(mekanis). Pola lain seperti juringan panjang atau sistem supra dapat

dilaksanakan menyesuaikan dengan situasi kebun setempat.pada pembukaan

kebun perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Kedalama got dan sistem

drainase lainnya harus menjamin pembuangan air yang baik. 2) Pada lahan yang

basah kasuran untuk penanaman dibuat miring agar air yang berlebihan dapat

segera dibuang.

Cara penggarapan tanah sistem reynoso di lahan sawah

a) Pembuatan got dan juringan dimulai dari temoat yang terendah. Sebelum

pembuatan juringan pekerjaan jaringan-jaringan got didahulukan:

- Got keliling, dibuat sekeliling bidang lahan dengan kedalaman = lebar 70-100

cm.

- Got mujur, dibuat melintang (tegak lurus) dengan arah miring lahan. Jarak

antara got mujur 50-100 cm dengan kedalaman = lebar 60-70 cm.

- Got malang dibuat searah (sejajar) dengan arah miringnya lahan, jarak antara

got malang 5-10 m, dalam = lebar 45-60 cm.

b) Pembuatan juringan/leng dibuat mellintang (tegak lurus) dengan miringnya

lahan, panjang juringan/leng disesuaikan keadaan tanah dengan ukuran sebagai

berikut: lebar juring/leng 50 cm lebar guludan 40 cm, dalam 30 cm, jarak pusat

ke pusat (PKP) 90-100 cm.

c) Sebelum lahan ditanami diperlukan masa pendayungan, yakni membiarkan tanah

terbuka agar kering selama 2-4 minggu tegantung keadaan tanah.

Penggunaaan bibit:

a) lahan yang bertekstur berat dan berpengairan cukup dapat menggunakan bibit

rayungan bermata satu atau dua. b) lahan berpengairan sedang atau bertekstur

ringan-sedang menggunakan bibit bagal bermata dua atau lebih. c) perlukan bibit

sebelum ditanam antara lain: sortasi untuk memisahkan bibit yang rusak,

memilih bibit yang sehat, selama persiapan bibit diletakkan di tempat yang

teduh, selama persiapan bibit diletakkan di tempat yang teduh. d) kebutuhan

bibit setiap ha adalah 54.600 – 70.200 mata tumbuh (jumlah bibit per meter 7-9

mata). e) pada setiap ujung juring ditanami sumpingan sebagai persediaan bahan

sulam sebanyak 10 % dari jumlah bibit.

Page 3: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

Penanaman dengan sistem reynoso yang perlu diperhatikan adalah: 1) masa

pendayungan dari tanah yang akan ditanami. 2) pembuatan kasuran tanaman;

untuk lahan yang bertekstur berat dasar juringan dijugar dan tanah di atas

guludan (yang sudah kering) diturunkan ke dasar juringan setebal ± 10 cm. 3)

cara tanam: a) bibit bagal diletakkan dengan posisi rata tanah dengan mata tunas

menghadap ke samping, bibit ditekan dan ditutup tanah setetbal ± 2 cm agar

terhindar dari kekeringan panas matahari. b) bibit rayungan ditanam posisi bibit

condong, terlebih dahulu memotong ujung-ujung daun untuk mengurangi

penguapan.

Penyulaman dilakukan pada umur 4-5 minggu terhadap bibit yang tidak tumbuh,

atau dalam barisan tanaman terdapat gap lebih dari 50 cm, dengan bahan sulam

yang seumur dan dari varietas yang sama dengan tanamannya.

Pemupukan tergantung kesuburan tanah, pemupukan dapat diberikan dengan contoh

dosis: 1) nitrogen 120-140 kg N/ha diberikan dua kali. Pertama bersamaan

tanam dan kedua satu bulan setelah tanam. 2) Fosfat 45-90 kg P2O5/ha diberikan

satu kli bersamaan tanam. 3) Kalium 120-180 kg K2O/ha diberikan dua kali,

pertama bersamaan tanam dan kedua satu bulan setelah tanam (bersamaan N

kedua).

Pemberian air selama mas apertumbuhan harus diperhatikan agar tidak terjadi

hambata, terutama, menjelang dan sesudah penanaman; selama pemeliharaan

sampai umur 4-5 bulan.

Pengaturan penurunan tanah: 1) umur 35-40 hari menjelang masa beranak setebal

sekedar menutup bibit. 1) umur ± 60 hari, masa beranak, pemberian tanah

setinggi ¾ dalamnya juringan. 3) umur ± 90 hari, jumlah anakan maksimum dan

mulai terbentuk ruas yang pertama, tanah yang berasal dari juringan

dikembalikan. Pada pertanaman pembibitan tidak dilakukan pengelentekan,

pelepah-pelepah daun merupakan pelindung mata untuk mencegah kekeringan.

Seleksi varietas

Untuk menghasilkan bahan tanaman yang sehat dan murni, dilakukan

pembuangan rumpun-rumpun campuran secara intensif dengan pelaksanaan

sebagai berikut: 1) seleksi I, tanaman umur ± 2 bulan; caranya, rumpun-rumpun

Page 4: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

campuran dibongkar dan dikeluarkan dari kebun. Untuk tanaman identitasnya

masih diragukan diberi tanda dengan mengikat tali rafia di batang tanaman untuk

diseleksi pada tahap berikutnya. 2) seleksi II, tanaman berumur ± 4 bulan pada

saat tanaman sudah membentuk ruas (2-4 ruas); caranya sama dengan seleksi I.

3) seleksi III (terakhit), dilakukan menjelang saat penebangan bibit tanaman

berumur 5,5 bulan, telah terbentuk lebih dari 4 ruas. Kriteria dari sifat

pencanderaan tebu dpaat terlihat, sehingga dalam pembuangan rumpun

campuran yang berlainan varietas dapat diketahui dengan jelas.

Perlakuan pada kebun-kebun bibit

Hama

Apabila terjadi serangan hama penggerek batang > 5 % perlu dilakukan

penyemprotan insektisida atau pemakaian parasot. Apabila terdapat serangan

penggerek pucuk sebanyak 200 ulat/ha dilakukan pengendalian secara mekanis.

Penyakit

Setelah bibit ditanam kebun harus dieperhatikan sanitasinya, dengan menjaga

kondisi kelembaban kebun agar tidak terlalu basah/kering. Secara periodik

terhadap tanaman pembibitan tebu perlu pengamatan dan pemberantasab

langsung yang dilakukan mulai tanaman umur 1 bulan sampai umur 6 bulan

dengan cara sebagai berikut: 1) petugas pengamat mencari tanaman yang

menunjukkan gejala terjangkit penyakit, biasanya tampak pada daun yang

menunjukkan kelainan, baik warna maupun bentuknya. 2) tanaman yang

menunjukkan gejala terserang penyakit segera dibongkar dan dimusnahkan,

misalnya penyakit luka api. 3) pengamatan jumlah batang dari tanaman yang

terserang penyakit pokkahbung, sedangkan terhadap penyakit blendok dan

mosaik dilakukan perhitungan rumpun tanaman sebagai penentuan persentase

serangan. Pertanaman pada tingkat Kebun Bibit Pokok Utama (KBPU) sampai

dengan Kebun Bibit Induk (KBI) harus bebas dari penyakit-penyakit sistemik

seperti blendok, mosaik dan luka api.

Pemberantasan gulma dilakukan sampai tajuk daun tebu saling menutupi.

Page 5: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

4.3 Tujuan Penahapan Kebun Bbit:

- Bibit dapat memenuhi luasan kebun dalam jumlah yang lebih banyak.

- Harga bibit lebih murah

- Dapat direncanakan luas areal dan perbandingan komposisi varietas tebu yang

akan ditanam

- Sebagai perbanyakan varietas unggul baru

4.4 Penahapan kebun bibit menurut pengaturan pengadaannya sebagai berikut:

- Kebun Bibit Pokok Utama (KBPU)

KBPU adalaha kebun bibit yang diselenggarakan oleh P3GI di Pasuruan dan

Kebun Percobaan P3GI di seluruh Indonesia. Kualitas bibit terutama

kemurnianyaberada di bawah pengawasan Pemulia Tanaman. Bahan tanam yang

diperuntukkan kebun KBPU berasal dari setek batang maupun kultur jaringa,

telah melalui seleksi ketat kemurnian varietas dan kesehatan bibit melalui

perawatan air panas 50 ºC selama 2 jam.

- Kebun Bibit Pokok (KBP)

KBP merupakan kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai penyediaan

bahan tanaman bagi kebun bibit nenenk (KBN). Kebun bibit pokok menggunakan

bahan tanam berasal dari KBPU dilaksanakan di wilayah kerja pabrik gula (PG).

Penanaman KBP dilakukan dalam bulan Januari/Februari. Luas kebun bibit pokok

pada lahan sawah 0,20 x luas KBN, sedangkan untuk lahan tegalan 0,25 x luas

KBN.

- Kebun Bibit Nenek (KBN)

KBN merupakan kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai penyediaan

bahan tanam bagi kebun bibit induk (KBI), dilaksanakan di PG. Penanaman KBN

dilakukan dalam bulan Juli/Agustus, bahan tanam berasal dari KBP. Luas KBN

pada lahan sawah 0,20 x luas KBI, sedangkan untuk lahan tegalan 0,25 x luas

KBI.

- Kebun Bibit Induk (KBI)

KBI merupakan kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai penyediaan

bahan tanam bagi kebun bibit datar (KBD), dilaksanakan di PG. Penanaman KBI

Page 6: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

dilakukan dalam bulan Maret/April. Luas KBI pada lahan sawah 0,20 x luas

KBD, sedangkan untuk lahan tegalan 0,25 x luas BD. Komposisi varietas untuk

tanaman tebu giling sedapat mungkin sudah tercermin dalam KBI.

- Kebun Bibit Datar (KBD)

KBD merupakan kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai penyediaan

bahan tanam bagi kebun tebu giling baik di sawah maupun di lahan

tegalan/kering. Lokasi KBD ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi kebun

yang akan ditanami, pada tanah subur, drainase baik dan mudah diari serta pada

lahan yang bebas tunas tebu lama. KBD ditanam dalam bulan

Oktober/November/Desember atau sekitar 6-8 bulan sebelum penanaman tebu

giling.

Page 7: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1981. Pedoman Penyekenggaraan Kebun Pembibitan. Balai Penyelidikan Perusahaan Perkebunana Gula Pasuruan. 35 Hal.

Anonymous. 1994/1995. Petunjuk Teknis Perbanyakan Bibit Tebu. Direktorat Jendral Perkebunan, Direktorat Bina Perbenihan Jakarta. 57 Hal.

Atmosoeprapto, K. 1971. Kebun Pembibitan. Syarat-Syrat yang diperlukan dalam Pemeliharan dan Penyelenggaraannya. Buletin BP3G No. 15. 7 Hal.

Djojosoewardho dan Sardjono. 1986. Budidaya Tanaman Tebu. Balai Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula Bekerjasama dengan Departemen Koperasi RI, Pauruan. 44 Hal.

Effendi, H. dan B. Laoh. 1982. Sistem Pembibitan Bud Chipa, Majalah Perusahaan Gula XVIII (4) Hal. 229 – 238.

Irawan. 1995. Penyediaan Bibit Sehat Melalui Perawatan Air Panas. Majalah Gula Indonesia XX (1) Hal. 14 – 16.

Kuntohartono, T. 1981. Pembibitan Tebu Tegalan di Jawa. Majalah Perusahaan Gula XVII Vol: 2-3-4 Hal. 6 – 13.

Sugiyarta, E. 1991. Persyaratan Laboratorium dan Penetapan Media Pada Teknik Kultur Jaringan Tebu, Diktat Pelatihan Penanganan Mikripropagansi Tanaman Tebu. Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. 21 Hal. Pasuruan, 8 Nopember 1995.

Page 8: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

STANDAR BIBIT TEBU

1. Kualifikasi : Bibit bina2. Sumber bibit :

- KBPU (Kebun Bibit Pokok Utama)- KBP (Kebun Bibit Pokok)- KBN (Kebun Bibit Nenek)- KBI (Kebun Bibit Datar)- Bibit asal kultur jaringan- Tebu giling plant cane (PC) yang memenuhi syarat untuk bibit, murni dan sehat

berasal dari KBD, tidak kekringan dapat dipakai sebagai bibit berkualifikasi KBD.

3. Umur bibt : 6 - 8 bulan

4. Bentuk bibit:- Bibit bagal (stek) mata 2, 3, lonjoran- Bibit rayungan mata 1, 2.

Bibit rayungan berasal dari tahapan kebun bibit yang telah memenuhi syarat penyelenggaraan kebun pembibitan.

- Top stek- Bud chip- Bud sett (bagal 1 mata panjang 5 cm)

5. Mutua. Daya Kecambah : ≥ 90 %b. Ukuran batang :

Panjang ruas normal tidak ada gejala hambatan pertumbuhan (panjang sekitar 15 cm – 20 cm), diameter batang lebih besar dari 2 cm. Bibit tebu tidak menunjukkan gejala mengkerut dan kering.

c. Mata tunas : - masih dorman - masih segar dan tidak rusak

d. Primordia akar : primordia akar pada lingkaran cincin stek batang belum tumbuh.

e. Tingkat Kemurnian varietas :- KBPU sampai dengan KBI 100 %- KBD lebih dari 95 %

f. Kesehatan bibit :Hama : - Penggerek batang kurang dari 2 % hitungan ruas.- Penggerek pucuk kurang dari 5 % hitungan batang.

Pengiriman bibit ke Medan, Pelaihari, PG Nagamanis dan daerah-daerah pertanaman tebu baru harus dibebaskan dari penggerek pucuk, atau dilakukan perawatan air panas 52 ºC selama 30 menit.

Page 9: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

Penyakit :- Khusus untuk KBPU bebas penyakit pembuluh (ratoon stunting disease,

RSD) :* bibit stek batang diberi perlakuan perawatan air panas 50 ºC selama 2 jam. Untuk meningkatkan daya kecambah bibit dilakukan “pre treatment” yaitu perawatan air panas 50 ºC selama 10 menit sehari sebelum dilakukan perlakuan.* bibit dari kultur jaringan.

g. Sortasi bibit - Pemilihan terhadap mata bibit stek batang rayungan yang baik dari hasil

pemotongan batang tebu yang mungkin rusak karena pemakaian alat atau hama penggerek.

- Bibit bud chip dan bud sett dipilih mata bernas tidak rusak dan bagian bibit bekas potongan alat tidak berwarna merah.

- Bibit bud chip atau bud sett yang akan dikirim ke Luar Jawa atau luar negeri perlu diberi perlakuan perawatan air panas 52 ºC selama 30 menit kemudian direndam dalam larutan benomyl 0,6 g/l air selama 20 menit

h. Kemasan Bahan : - daun pucukan tebu

- besek kecil dan besek besar - keranjang

Ukuran : 1 ikat 25 batang 1 besek kecil isi 200 bud chips 1 besek kecil isi 100 bud setts

6. Tujuan Standar Bibit tebu :- Kemurnian varietas terjamin- Bahan tanam (bibit) bebas dari ikut terbawanya hama dan penyakit.- Mutu bibit baik.

7. Isi Label kemasan bibit tebu1. No :2. a. Nama Sumber Benih :

b. Lokasi :3. a. Nama pemilik :

b. Alamat :4. Varietas/klon :5. Tanggal tanam :6. Tanggal tebang :7. Tanggal pengiriman :8. Jumlah batang :9. Bentuk kemasan :10. Nilai cacat :

Page 10: Standar Kebun Pembibitan Dan Standar Bibit Tebu

11. Nama, Jabatan dan : Alamat pemberi label

12. Perlakuan :

..........................., tanggal ..........................