stainpress-11111-trililikli-261-2-babi-v.pdf

73
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan suatu komponen kehidupan yang sangat urgen. Aktifitas ini telah berlanjut dari masa ke masa, sejak manusia pertama yaitu Adam sampai sekarang. Dengan perkembangan zaman yang sangat pesat, pendidikan pun mengalami kemajuan yang sangat pesat juga, baik dari segi strategi, metode, maupun hasil yang dicapai. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 1 Selain itu pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 2 Sejalan dengan pengertian dan tujuan pendidikan di atas, maka untuk meningkatkan mutu pendidikan dibutuhkan sebuah strategi pembelajaran yang lebih inovatif, sehingga proses belajar mengajar lebih terarah. Karena dengan pendidikan yang bermutu akan menghasilkan out put yang lebih berkwalitas, 1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 2. 2 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Grasindo, 2004), 42.

Upload: rudy-stz

Post on 29-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia merupakan suatu

    komponen kehidupan yang sangat urgen. Aktifitas ini telah berlanjut dari

    masa ke masa, sejak manusia pertama yaitu Adam sampai sekarang. Dengan

    perkembangan zaman yang sangat pesat, pendidikan pun mengalami

    kemajuan yang sangat pesat juga, baik dari segi strategi, metode, maupun

    hasil yang dicapai.

    Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

    kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa

    yang akan datang.1 Selain itu pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan

    bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia

    beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti

    luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

    kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab

    kemasyarakatan dan kebangsaan.2

    Sejalan dengan pengertian dan tujuan pendidikan di atas, maka untuk

    meningkatkan mutu pendidikan dibutuhkan sebuah strategi pembelajaran yang

    lebih inovatif, sehingga proses belajar mengajar lebih terarah. Karena dengan

    pendidikan yang bermutu akan menghasilkan out put yang lebih berkwalitas,

    1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 2.

    2 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Grasindo, 2004), 42.

  • 2

    yang siap menghadapi masa depan. Oleh karena itu seorang pendidik, guru

    senantiasa dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang

    kondusif serta dapat memotifasi siswa dalam belajar mengajar yang akan

    berdampak positif dalam pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal.3

    Untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif,

    terdapat berbagai komponen yang sangat terkait, di antaranya penggunaan

    strategi pembelajaran yang sesuai dengan proses belajar mengajar. Untuk

    menciptakan strategi pembelajaran yang efektif tergantung pada kondisi

    masing-masing unsur yang terlibat dalam proses belajar mengajar secara

    faktual, di antaranya: kemampuan siswa, kemampuan guru, sifat materi,

    sumber belajar, media pengajaran, faktor logistik, tujuan yang ingin dicapai.4

    Oleh karena itu strategi pembelajaran sangat mempengaruhi keberhasilan di

    dalam proses belajar mengajar.

    Bahwasanya strategi-strategi dalam mengajar banyak sekali. Namun

    tidak ada satu strategi belajar mengajar yang sama untuk satu mata pelajaran

    yang sama di semua sekolah, bahkan untuk mata pelajaran yang sama di

    sekolah yang sama dan di kelas yang sama pada semester yang berbeda.5

    Untuk itu kreatifitas guru dalam mengajar sangat dibutuhkan. Dan guru

    memerlukan wawasan yang mantab tentang kemungkinan-kemungkinan

    strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.6

    3 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran

    Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan) (Semarang: Rasail Media Group, 2008), 25. 4 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, 83.

    5 Ibid., 10-11. 6 Abu Ahmadi, JokoTri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia,

    1997), 12.

  • 3

    Perlu difahami bahwa penguasaan strategi pembelajaran dalam

    pelajaran matematika pada prinsipnya kehati-hatian. Karena matematika

    merupakan ilmu yang mempunyai sifat khas, kalau dibandingkan disiplin ilmu

    yang lain.7 Karena itu kegiatan belajar mengajar matematika seyogyanya juga

    tidak disamakan begitu saja dengan ilmu yang lain. Karena peserta didik yang

    belajar matematika itupun berbeda-beda pula kemampuannya, maka kegiatan

    belajar mengajar dalam mata pelajaran matematika harus diatur sedemikian

    rupa.

    Berdasarkan penjajakan awal di lapangan, bahwasanya lembaga

    Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif Patihan Kidul Siman Ponorogo,

    menerapkan strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

    (PAKEM) dalam proses belajar mengajar di kelas V yang diterapkan pada

    mata pelajaran matematika.8

    Seperti halnya pelajaran matematika yang memiliki ciri khas tersendiri

    dibanding mata pelajaran lainnya dan membutuhkan strategi yang menarik

    pula. Di samping itu pula penggunaan strategi PAKEM di sini agar peserta

    didik tidak mengalami kebosanan dalam proses belajar mengajar.

    Selain itu juga proses pengelolaan pengondisian kelas sangat

    diperhatikan, terlebih kelas V yang memiliki tingkat kemampuan berbeda-

    beda. Hal ini yang menjadi sebab MI Maarif Patihan Kidul Siman Ponorogo

    menerapkan sistem pembelajaran dengan menggunakan strategi PAKEM.

    7 Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika (Jakarta: Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan, 1998), 1. 8 Observasi di MI Maarif Patihan Kidul Siman Ponorogo, pada tanggal 30 Januari 2008.

  • 4

    Dengan latar belakang pembelajaran matematika yang mempunyai

    sifat khas dan membutuhkan kehati-hatian, penggunaan strategi PAKEM

    dalam mata pelajaran matematika akan sangat membantu pada siswa kelas V.

    Para siswa akan lebih nyaman dengan suasana yang menyenangkan dalam

    proses belajar mengajar, karena secara umum tujuan penerapan PAKEM

    adalah agar proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dapat

    merangsang aktifitas dan kreatifitas belajar peserta didik serta dilaksanakan

    secara efektif dan menyenangkan. Selain memberikan bantuan kepada peserta

    didik, strategi ini juga bermanfaat bagi para guru, karena di sini guru hanya

    mengatur jalannya pembelajaran atau guru hanya bertindak sebagai fasilitator,

    bukan sebagai pusat belajar.

    Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dalam proses belajar mengajar

    diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok untuk situasi dan

    kondisi siswa. Strategi yang cocok dan menarik peserta didik dalam

    pembelajaran sekarang ini dikenal dengan nama PAKEM (Pembelajaran,

    Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).9

    Dengan adanya strategi PAKEM sangatlah cocok dan menarik untuk

    diterapkan dalam pembelajaran matematika, dan diharapkan dapat

    memperlancar proses belajar mengajar di kelas V pada mata pelajaran

    matematika, serta mampu mengembangkan kreativitas siswa, sehingga selaras

    dengan tujuan yang diharapkan.

    9 http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/11/05/pembelajaran-pakem-ii

  • 5

    Berpijak pada latar belakang di atas penulis ingin mengetahui

    bagaimana pelaksanaan strategi PAKEM pada mata pelajaran matematika,

    sehubungan dengan hal ini mendorong penulis untuk mengadakan penelitian

    dengan judul: Implementasi Strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

    Dan Menyenangkan (Pakem) Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Di

    Madrasah Ibtidaiyah Maarif Patihan Kidul Siman Ponorogo Tahun Pelajaran

    2008-2009.

    B. Fokus Penelitian

    Untuk membatasi wilayah yang saya teliti agar tidak terlalu melebar,

    dan berdasarkan atas fenomena yang terjadi di MI Ma'arif Patihan Kidul

    Ponorogo, maka penulis memfokuskan penelitian ini hanya pada persiapan

    guru dalam pelaksanaan strategi PAKEM, pelaksanaan strategi PAKEM, dan

    faktor pendukung serta faktor penghambat pelaksanaan strategi PAKEM

    dalam pembelajaran matematika.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas, maka dapat

    dirumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana persiapan guru dalam pelaksanaan strategi PAKEM pada mata

    pelajaran matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo?

    2. Bagaimana pelaksanaan strategi PAKEM pada mata pelajaran matematika

    kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo?

  • 6

    3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan strategi PAKEM

    pada mata pelajaran matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Siman

    Ponorogo?

    D. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan

    penelitian yang ingin dicapai adalah:

    1. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan persiapan guru dalam

    pelaksanaan strategi PAKEM pada mata pelajaran matematika V MI

    Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo.

    2. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan pelaksanaan strategi PAKEM

    pada mata pelajaran matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Siman

    Ponorogo.

    3. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan faktor pendukung dan

    penghambat pelaksanaan strategi PAKEM pada mata pelajaran

    matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo.

    E. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

    mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang matematika, khususnya

    tentang penerapan strategi PAKEM dalam pembelajaran matematika di MI

    Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo.

  • 7

    2. Manfaat Praktis

    a. Sebagai masukan kepada pihak sekolah yang diteliti, semoga hasil

    dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang

    berharga dalam menerapkan strategi-strategi pembelajaran yang lebih

    inovatif.

    b. Sebagai masukan bagi guru matematika agar terus meningkatkan

    pengajaran agar setiap anak didik menjadi manusia yang berakhlakul

    karimah.

    F. Metode Penelitian

    1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

    Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian kualitatif.

    Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

    deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan

    perilaku yang dapat diamati.10

    Penelitian kualitatif memiliki karakteristik alami sebagai sumber

    data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam

    hal ini jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu suatu

    deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti

    individu, kelompok, institusi, atau masyarakat.11 Dalam studi kasus

    peneliti mencoba untuk mencermati individu atau sebuah unit secara

    mendalam.

    10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,

    2000), 3. 11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: Rineka Cipta,

    1998), 314.

  • 8

    2. Kehadiran Peneliti

    Kehadiran peneliti merupakan instrumen penting dalam penelitian

    kualitatif. Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari

    pengamatan berperan serta, namun peranan penelitian yang menentukan

    keseluruhan skenarionya.12 Untuk itu dalam penelitian ini peneliti

    bertindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul

    data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang.

    3. Lokasi Penelitian

    Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di MI Ma'arif Patihan

    Kidul Siman Ponorogo yang beralamatkan di Jln. Godang No. 24 Patihan

    Kidul Siman Ponorogo dengan alasan bahwa sekolah tersebut

    menggunakan strategi PAKEM dalam kegiatan belajar mengajar, serta

    belum ada yang meneliti tentang strategi PAKEM.

    4. Sumber Data

    Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

    tindakan selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain.13

    Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Manusia, yang meliputi kepala sekolah, guru matematika, guru dan

    siswa-siswi MI Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo serta semua

    pihak yang terkait dengan penelitian ini.

    12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 112.

    13 Ibid., 112.

  • 9

    b. Non manusia, meliputi dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

    Misalnya foto, catatan tertulis dan bahan-bahan lain yang

    berhubungan dengan penelitian.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan beberapa metode

    yang relevan, yaitu:

    a. Teknik wawancara atau interview

    Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

    informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

    dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.14 Dalam penelitian

    ini wawancara dilakukan kepada: kepala sekolah, guru-guru, guru

    matematika, guna mendapatkan informasi tentang persiapan guru

    sebelum mengajar dengan menggunakan strategi PAKEM,

    pelaksanaan PAKEM, serta faktor pendukung dan penghambat

    pelaksanaan strategi PAKEM, serta kepada siswa kelas V guna

    mendapat informasi tentang tanggapan setelah belajar dengan

    menggunakan strategi PAKEM.

    b. Teknik Observasi

    Observasi adalah metode pengumpulan data yang

    menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian.15 Dalam

    14 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2006), 317.

    15 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC, 1996), 77.

  • 10

    spenelitian ini observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran

    matematika di sekolah.

    c. Teknik Dokumentasi

    Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mencatat

    data-data atau dokumen-dokumen yang ada, yang berkaitan dengan

    masalah yang diteliti. Dengan metode ini penulis ingin memperoleh

    data tentang sejarah berdirinya madrasah, letak geografis, visi, misi

    dan motto madrasah, keadaan guru dan siswa madrasah, serta

    kurikulum madrasah.

    6. Analisa Data

    Analisa data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara

    sistematis data yang diperlukan dari hasil wawancara, catatan lapangan

    dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya

    dapat diinformasikan kepada orang lain.16 Analisa dilakukan dengan

    mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan

    sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan

    dipelajari dan membantu kesimpulan yang akan dapat diceritakan kepada

    orang lain.

    Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    teknik diskriptif kualitatif dengan alur analisis model Miles dan Hubermen

    yang meliputi:17

    16 Sugiyono, Metodologi Penelitian, 334.

    17 Miles, A. Huberman, Analisa Data Kualitatif (Jakarta: UI-Press, 1992), 20.

  • 11

    a. Reduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah

    merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

    yang penting, membuat kategori. Dengan demikian data yang telah

    direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

    peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

    b. Display data atau menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan

    dalam bentuk uraian singkat, bagan, grafik, matrik, network, dan

    chart. Bila pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama

    penelitian, maka pola tersebut menjadi pola yang baku yang

    selanjutnya akan didisplaykan pada laporan akhir penelitian.

    c. Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif dalam penelitian ini

    adalah penarikan kesimpulan (conclusion drawing).

    7. Pengecekan Keabsahan Temuan

    Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari

    konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) serta derajat

    kepercayaan dan keabsahan data (kredibilitas data).18 Dalam penelitian ini

    penulis menggunakan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi.

    Ketekunan pengamat bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

    dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

    dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.19

    18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 171.

    19 Ibid., 177.

  • 12

    Sedangkan teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

    data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

    pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.20

    8. Tahapan-tahapan Penelitian

    Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan

    ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu penulisan laporan

    hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah:

    a. Tahap pra lapangan, yang meliputi penyusunan rancangan penelitian,

    memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan

    menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan,

    menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan

    etika penelitian.

    b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi memahami latar penelitian

    dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil

    mengumpulkan data kemudian dicatat dengan cermat, menulis

    peristiwa-peristiwa yang diamati kemudian menganalisa data lapangan

    secara intensif yang dilakukan setelah pelaksanaan penelitian selesai.

    c. Tahap analisis data, tahap ini dilakukan oleh penulis beriringan

    dengan tahap pekerjaan lapangan. Dalam tahap ini penulis menyusun

    hasil pengamatan, wawancara, serta data tertulis untuk selanjutnya

    penulis segera melakukan analisa data dengan cara distributif, dan

    selanjutnya dipaparkan dalam bentuk naratif.

    20 Ibid., 178.

  • 13

    d. Tahap penulisan hasil laporan penelitian.

    G. Sistematika Pembahasan

    Sebagai gambaran pola pemikiran penulis yang tertuang dalam karya

    ilmiah ini maka penulis susun sistematika pembahasan yang dibagi dalam

    lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub yang berkaitan erat dan

    merupakan kesatuan yang utuh, yaitu:

    Bab I pendahuluan. Dalam pendahuluan ini dikemukakan latar

    belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian, landasan teori, metode penelitian dan sistematika

    pembahasan.

    Bab II kajian teoritis, tentang strategi PAKEM dan pembelajaran

    matematika. Pada bab ini merupakan landasan teori yang pertama sejarah

    strategi PAKEM, pengertian strategi PAKEM, karakteristik strategi PAKEM,

    tujuan strategi PAKEM dan kriteria anak didik sekolah dasar. Pembahasan

    kedua tentang pembelajaran matematika, meliputi pengertian pembelajaran

    matematika, tujuan pembelajaran matematika, karakteristik pembelajaran

    matematika, serta pembelajaran matematika dengan strategi PAKEM.

    Bab III berisi tentang penyajian data yang meliputi paparan data umum

    yang ada kaitannya dengan lokasi penelitian yang terdiri visi, misi, dan tujuan

    MI Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo, sejarah singkat berdirinya MI

    Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo, letak geografis, struktur organisasi,

    sarana dan prasarana dan paparan data khusus yang terdiri dari data tentang

    pelaksanaan strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan

  • 14

    (PAKEM) dalam pembelajaran matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul

    Siman Ponorogo.

    Bab IV berisi tentang analisis data tentang persiapan strategi PAKEM,

    analisis data tentang pelaksanaan strategi PAKEM, dan analisis data tentang

    faktor pendukung dan penghambat dilaksanakannya strategi PAKEM.

    Bab V penutup. Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan bagi

    pembaca yang mengambil intisari dari skripsi, yang berisi dari kesimpulan

    dan saran.

  • 15

    BAB II

    LANDASAN TEORI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF,

    EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DAN

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    H. Strategi PAKEM

    Sejarah PAKEM

    Awal mula kata-kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL

    (Active Joyfull and Efective Learning), dan untuk pertama kali di

    Indonesia pada tahun 1999 dikenal dengan istilah PEAM (Pembelajaran

    Efektif, Aktif, dan Menyenangkan), namun dengan perkembangan

    pendidikan di Indonesia, pada tahun 2002 istilah PEAM diganti menjadi

    PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).21

    Landasan-landasan teori yang digunakan di dalam PAKEM pada

    hakekatnya adalah mengambil teori-teori tentang active learning atau

    pembelajaran aktif. Pendekatan belajar siswa aktif sebenarnya sudah sejak

    lama dikembangkan.22 Seperti penjelasan di atas PAKEM masuk ke

    Indonesia pada tahun 2002.

    Sebagaimana PP No. 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 19 ayat 1

    menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan

    diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

    memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

    ruangan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

    21 Sunarto, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan,

    wordpress.com/2008/12/25. 22 Ibid.

  • 16

    dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

    didik.23 Hal tersebut merupakan dasar bahwa Indonesia perlu

    menyelenggarakan PAKEM.

    Definisi Strategi PAKEM

    Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang berarti

    jendral atau panglima, sehingga strategi diartikan ilmu kejendralan atau

    ilmu kepanglimaan. Pengertian strategi tersebut kemudian ditetapkan

    dalam dunia pendidikan.24 Dalam kaitannya dengan belajar mengajar,

    pemakaian istilah strategi dimaksudkan segala daya upaya guru dalam

    menciptakan suatu sistem lingkaran yang memungkinkan terjadinya

    proses mengajar.25

    Menurut Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses

    Belajar Mengajar, bahwa strategi mengajar merupakan tindakan guru

    dalam melaksanakan rencana mengajar, artinya: usaha guru dalam

    menggunakan beberapa variabel pengajaran seperti tujuan, bahan, metode

    dan alat serta evaluasi, agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan.26

    Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru

    atau merupakan praktek guru melaksanakan pengajaran melalui cara

    23 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran

    Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) (Semarang: Rasail Media Group, 2008), 49. 24 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Grasindo, 2004), 1.

    25 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka

    Setia, 1997), 11. 26 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching (Ciputat: Quantum Teaching,

    2005), 2.

  • 17

    tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien.27 Dengan kata lain strategi

    mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses

    pembelajaran di kelas.

    Menurut W. Gulo dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar,

    bahwa strategi diartikan a plan of operation actieving someting rencana

    kegiatan untuk mencapai sesuatu.28

    Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan strategi belajar

    mengajar adalah pola umum kegiatan guru-anak didik dalam perwujudan

    kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Dalam catatan sejarah pendidikan nasional, telah dikenal beberapa

    pendekatan atau strategi pembelajaran seperti SAS (Sintesis, Analisis,

    sistematis), CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), CTL (Contextual Teaching

    and Learning), life skills, education, PAKEM (Pembelajaran Aktif,

    Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dan paling dikenal terakhir adalah

    PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

    Menyenangkan).29

    Menurut Drs. Anwar Fuady mengatakan bahwa strategi yang

    sangat cocok dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini

    dikenal dengan nama PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

    Menyenangkan).30

    27 Ibid., 2.

    28 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Grasindo, 2004), 3.

    29 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam, 45. 30 Anwar Fuady, Pembelajaran PAKEM. Wordpress.com/2008/11/05/makalahku

    makalahmu .

  • 18

    PAKEM adalah akronim dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

    dan Menyenangkan. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

    Menyenangkan (PAKEM) merupakan salah satu strategi pembelajaran

    yang diinginkan dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan (KTSP) di dalam kelas.31

    PAKEM dapat dijabarkan sebagai berikut:

    a. P : Pembelajaran

    Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melalui

    unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

    yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.32 Menurut

    Dimyati dan Mudjiana pembelajaran adalah kegiatan guru secara

    terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar

    secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.33

    UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses

    interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

    lingkungan belajar.34

    Pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa

    yang dibangun sedemikian rupa oleh guru untuk mengembangkan

    kreatifitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan penguasaan

    terhadap materi pelajaran.

    31 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Madrasah Education Development

    Projeck (MEDP) Direktorat Pendidikan Islam, Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Departemen

    Agama Republik Indonesia, 2008), 155. 32 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 57.

    33 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan

    Problematika Belajar Mengajar (Bandung: Alfabeta, 2008), 62. 34 Ibid., 62.

  • 19

    b. A : Aktif

    Dalam pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun

    makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun

    pengalaman oleh peserta didik sendiri.35

    Pembelajaran aktif merupakan model pembelajaran yang lebih

    banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi

    dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di

    kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat

    meningkatkan kompetensinya.36

    Pembelajaran aktif memungkinkan siswa berinteraksi secara

    aktif dengan lingkungan, dan siswalah yang lebih banyak melakukan

    aktifitas belajar maupun mencari informasi, ketrampilan dalam rangka

    membangun sebuah makna dari hasil proses pembelajaran.

    c. K : Kreatif

    Menurut Rogers (1962) kreatif adalah kecenderungan untuk

    mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk

    berkembang, dan menjadi matang, kecenderungan untuk

    mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.37

    Sedangkan menurut Clark Moustakis (1967) kreatif adalah

    pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas

    35 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam, 46.

    36 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 155. 37 Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta,

    1999), 18.

  • 20

    individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri,

    dengan alam, dan dengan orang lain.38

    Kreatif juga dapat diartikan sebuah proses mental yang unik,

    suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan suatu

    yang baru, berbeda dan orisini.39

    d. E : Efektif

    Efektif artinya pembelajaran apapun yang dipilih harus

    menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara

    maksimal.40 Pembelajaran dapat dikatakan efektif karena peserta didik

    mengalami berbagai pengalaman baru dan perilakunya menjadi

    berubah menuju titik akumulasi kompetensi yang diharapkan.41

    Menurut Sunarto efektif adalah bahwa pembelajaran yang

    dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.42

    Efektif di sini bahwa pembelajaran harus menjamin

    tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal dengan

    diperolehnya pengalaman baru oleh peserta didik.

    e. M : Menyenangkan

    Menyenangkan maksudnya bahwa proses pembelajaran harus

    berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan.43

    Menyenangkan dapat diartikan pembelajaran yang di dalamnya

    38 Ibid., 18. 39 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 1999), 3.

    40 Ismail SM, Strategi, 47.

    41 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 156-157.

    42 Sunarto, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

    Wordpress.com/2008/12/25. 43 Ismail SM, Strategi, 47.

  • 21

    terdapat interaksi yang kuat antara pendidik dan peserta didik dengan

    tanpa ada perasaan tekanan.44 Dengan kata lain pembelajaran

    menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru

    dan peserta didik dalam proses pembelajaran.45

    Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

    menyenangkan berarti tidak membelenggu, penataan situasi dan

    kondisi belajar yang mendorong peserta didik untuk belajar secara

    optimal serta nyaman dan tanpa ada paksaan atau tekanan.

    Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

    PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa

    melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan

    ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan belajar

    sambil bermain, guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat

    bantu termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar

    pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.46

    Karakteristik Strategi PAKEM

    Dalam buku materi workshop PAKEM IA (guru kelas awal), ciri-

    ciri atau karakteristik PAKEM dapat diidentifikasi dari beberapa segi, di

    antaranya: Aktifitas siswa, Pengelolaan kelas, Proses pembelajaran dan

    Sumber belajar.47 Berikut ini penjelasan dari masing-masing karakteristik:

    44 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 166.

    45 Ibid., 166.

    46 edu.pakem.articles.com. 47 Materi Workshop PAKEM IA (Guru Kelas Awal) (Surabaya: Lapis Learning Assistance

    Program For Islamic Schools, 2008), 1.

  • 22

    Aktifitas Siswa

    Aktifitas siswa dalam pembelajaran PAKEM tidak terlepas dari

    aktifitas guru dan aktifitas siswa itu sendiri. Berikut ini ciri-ciri aktif pada

    guru dan siswa:

    1) Segi Aktif

    a) Aktif pada siswa

    (1) Siswa aktif membaca, menulis, bekerja.

    (2) Siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan.

    (3) Siswa aktif berbagi pengetahuan dengan siswa lain.

    (4) Siswa aktif menemukan dan memecahkan masalah.48

    Menurut Nana Sudjana dalam bukunya cara belajar

    siswa aktif dalam proses belajar mengajar mengatakan

    indikator siswa aktif antara lain:49

    (1) Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan, dan

    permasalahannya.

    (2) Keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk

    berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan

    kelanjutan belajar.

    (3) Penampilan berbagai usaha atau kekreatifan belajar dalam

    menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar

    sampai mencapai keberhasilannya.

    48 Ibid., 1. 49 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung:

    Sinar Baru Algensindo, 1989), 21.

  • 23

    (4) Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut di atas

    tanpa tekanan guru atau pihak lainnya (kemandirian

    belajar).

    b) Aktif pada guru

    (1) Guru aktif membantu kegiatan belajar siswa.

    (2) Guru aktif memberi umpan balik.

    (3) Guru aktif mengajukan pertanyaan yang menantang.

    (4) Guru aktif mempertanyakan gagasan siswa.

    (5) Guru bersahabat dan bersifat terbuka.

    (6) Guru merespon dan menghargai semua pendapat siswa.50

    2) Segi Kreatif

    a) Kreatif pada siswa

    (1) Siswa kreatif merancang sesuatu.

    (2) Siswa kreatif menyusun sesuatu.

    (3) Siswa kreatif menulis sesuatu.

    (4) Siswa kreatif mengarang sesuatu.51

    b) Kreatif pada guru

    (1) Guru kreatif mengembangkan kegiatan yang menarik dan

    beragam.

    (2) Guru kreatif membuat alat bantu belajar.

    (3) Guru kreatif memanfaatkan lingkungan.

    50 Materi Workshop PAKEM IA, 1.

    51 Materi Workshop PAKEM IA, 1.

  • 24

    (4) Guru kreatif mengelola kelas dan sumber belajar.

    (5) Guru memberi kesempatan siswa untuk menghasilkan

    karya atau menuangkan kreatifitas.52

    3) Segi Efektif

    a) Efektif pada siswa

    - Siswa menguasai kompetensi yang diharapkan.53

    b) Efektif pada guru

    (1) Guru menyusun rencana pembelajaran dengan baik.

    (2) Guru menyiapkan media, bahan, dan sumber belajar yang

    dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran.

    (3) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.

    (4) Guru berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang sudah

    ditetapkan.

    (5) Guru memperhatikan efisiensi waktu.

    (6) Guru memberikan tugas-tugas dengan panduan yang jelas.

    (7) Guru memanfaatkan sumber belajar dan media

    pembelajaran dengan tepat.

    (8) Guru mengelola kelas dengan baik.

    (9) Kelas memiliki aturan main dan kesepakatan.54

    Perbedaan antara Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    (RPP) PAKEM dengan non PAKEM, pada RPP pakem setiap

    52 Ibid., 2. 53 Ibid., 2.

    54 Ibid., 2.

  • 25

    intrumen pembelajaran dicantumkan alokasi waktu, disertakan

    kegiatan tindak lanjut pada akhir pembelajaran, serta

    penyusunanya harus menggunakan tabel. Sedangkan RPP non

    pakem penyusunanya tidak harus menggunakan tabel,

    pengalokasian waktu hanya terdapat pada pokok kegiatan,

    serta tidak ada kegiatan tindak lanjut.

    Namun pada dasarnya, yang paling pokok, RPP

    (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) harus memuat identitas

    mata pelajaran, kompetensi dasar, indikotor, materi pokok,

    metode serta media yang digunakan.

    4) Segi Menyenangkan

    a) Menyenangkan pada siswa

    (1) Siswa berani mencoba atau berbuat.

    (2) Siswa berani bertanya.

    (3) Siswa berani mengemukakan pendapat atau gagasan.

    (4) Siswa berani mempertanyakan gagasan orang lain.55

    b) Menyenangkan pada guru

    (1) Guru merancang kegiatan menarik, menantang dan

    meningkatkan motivasi siswa.

    (2) Guru merancang kegiatan pembelajaran yang membuat

    siswa mendapat pengalaman secara langsung.

    55 Ibid., 2.

  • 26

    (3) Guru merancang kegiatan pembelajaran yang dapat

    meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan pemecahan

    masalah.

    (4) Guru tidak membuat anak takut.

    (5) Guru tampil dengan semangat, antusias dan gembira.

    (6) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

    (7) Pembelajaran menyertakan humor dan dalam santai.56

    Selain itu ciri-ciri menyenangkan menurut Rose dan

    Nocholl (2003) secara umum adalah:57

    (1) Menciptakan lingkungan tanpa stres (relaks), lingkungan

    yang aman untuk melakukan kesalahan, namun harapan

    untuk sukses tetap tinggi.

    (2) Menjamin bahwa bahan ajar itu relevan.

    (3) Menjamin bahwa belajar secara emosional adalah positif,

    yang pada umumnya hal itu terjadi ketika belajar

    dilakukan bersama orang lain, ketika ada humor dan

    dorongan semangat, waktu istirahat dan jeda teratur serta

    dukungan antusias.

    (4) Melibatkan secara sadar semua indera dan juga pikiran

    otak kiri dan otak kanan.

    (5) Menantang peserta didik untuk dapat berfikir jauh ke

    depan dan mengekspresikan apa yang sedang dipelajari

    56 Ibid., 2. 57 Wahyufirmansyah, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.

    http://blogspot.com/2008/05.

  • 27

    dengan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk

    memahami bahan ajar.

    Dari beberapa karakteristik yang dijelaskan di atas, bahwa dalam

    penerapan strategi PAKEM tidak lepas dari karakteristik guru dan siswa,

    keduanya harus saling berperan sesuai karakternya agar pembelajaran berjalan

    sesuai yang diharapkan.

    Pengelolaan Kelas

    Menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip dari bukunya Syaiful Bahri

    Djamarah dan Aswan Zain, pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang

    dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu

    dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana

    kegiatan belajar seperti yang diharapkan.58

    Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan

    komponen pengelolaan kelas, di antaranya:

    1) Kehangatan dan keantusiasan.

    2) Menggunakan bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan

    gairah belajar siswa.

    3) Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar

    dan pola interaksi.

    4) Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi

    pengajaran untuk mencegah gangguan-gangguan yang timbul.

    58 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka

    Cipta, 1996), 1998-1999.

  • 28

    5) Penekanan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan

    perhatian siswa pada hal-hal negatif.

    6) Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri

    dengan cara memberi contoh dalam perbuatan guru sehari-hari.59

    Terkait pengelolaan kelas, dalam PAKEM ada 2 kategori pengelolaan

    kelas, 1. Pengelolaan kelas fisik, dan 2. Pengelolaan kelas non fisik.60

    1) Pengelolaan kelas fisik

    Ada beberapa kategori pengelolaan kelas secara fisik, di

    antaranya:

    a) Pengelolaan tempat duduk (bangku).

    b) Pengelolaan pajangan kelas.

    c) Pengelolaan alat peraga.

    d) Pengelolaan sudut baca atau perpustakaan kelas.

    e) Pengelolaan alat bantu belajar.61

    Kategori di atas dapat dijelaskan di bawah ini:

    a) Pengelolaan tempat duduk

    Ada beberapa macam bentuk penataan bangku di

    antaranya:62

    (1) Bentuk U

    59 J.J. Hasibun, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya.,

    1995), 83. 60 Materi Workshop PAKEM IA, 3. 61 Ibid., 3.

    62 Ibid., 1-3.

  • 29

    Penataan bangku dengan model U ini memudahkan

    siswa untuk berpasangan terutama jika terdapat 2 kursi

    setiap bangku atau meja. Selain itu memudahkan guru

    untuk membagikan lembar kerja siswa atau materi dengan

    cepat, karena guru dapat bergerak ke setiap murid dengan

    mudah. Berikut keterangan dalam bentuk gambar.

    Gambar 1 : Bentuk U Ideal

    Gambar 2 : Gambar U mirip setengah lingkaran

    (2) Bentuk kelompok atau tim

    Bentuk ini memudahkan interaksi antara anggota

    dalam kelompok dan antar kelompok, namun kelemahan

    bentuk ini adalah terdapat beberapa murid yang

    membelakangi papan tulis, sehingga mereka harus

  • 30

    memutar kursi agar dapat melihat papan tulis. Berikut

    keterangan dalam bentuk gambar.

    Gambar 3. Penataan bangku dalam bentuk kelompok

    (3) Bentuk konferensi

    Bentuk ini mudah disusun jika bangku berbentuk 4

    persegi. Penataan ini meminimkan peran guru dan

    memaksimalkan peran kelas. Berikut keterangan dalam

    bentuk gambar:

    Gambar 4.

    Bentuk konferensi dengan guru duduk di ujung meja

  • 31

    Gambar 5.

    Bentuk konferensi dengan guru duduk di tengah-tengah

    sisi panjang.

    Gambar 6.

    Bentuk konferensi dengan susunan meja sehingga

    di tengah kosong.

    (4) Bentuk lingkaran

    Pengaturan tempat duduk siswa tanpa bangku atau

    meja memungkinkan paling banyak tatap muka secara

    langsung antara murid dan antara guru dan murid, bentuk

    ini cocok untuk diskusi. Selain itu jika menginginkan

    murid-murid dapat menulis maka meja atau bangku dapat

    diletakkan di belakang kursi, sehingga mereka tinggal

    memutar kursi. Berikut keterangan dalam bentuk gambar.

    Gambar 7. Bentuk lingkaran tanpa bangku atau meja

  • 32

    Gambar 8.

    Bentuk lingkaran dengan meja atau bangku di belakang.

    Dari beberapa bentuk penataan bangku di atas,

    diharapkan guru lebih kreatif lagi dalam menciptakan suasana

    kelas yang kondusif, agar siswa nyaman dan senang belajar.

    b) Pengelolaan pajangan kelas

    Ruang kelas hendaknya merangsang secara visual,

    tanpa mengganggu perhatian. Ruang kelas penuh dengan

    berbagai produk hasil karya siswa yang beragam, seperti

    lukisan, foto, karangan dan karya-karya lain. Siswa boleh

    memilih karyanya yang mana akan dipamerkan, dan boleh

    diganti sesuai keinginannya.63

    Produk hasil karya siswa dapat dipajang atau ditempel

    di dinding, di gantung pada langit-langit ruangan atau diatur

    pada meja pamer.64

    63 Utama Munandar, Pengembangan Kreatifitas, 112.

    64 Materi Workshop PAKEM 1., 7.

  • 33

    Dengan adanya pajangan di kelas diharapkan siswa

    akan lebih kreatif dalam mewujudkan ide-ide baru atau kreasi-

    kreasi yang bagus.

    c) Pengelolaan alat peraga

    Alat peraga tidak harus dibeli tetapi dapat dibuat dari

    bahan-bahan sederhana, guru dan siswa dapat bekerjasama

    dalam membuatnya.

    Beberapa hal yang terkait dengan pengelolaan alat

    peraga:

    (1) Berusaha untuk membuat alat peraga sebanyak mungkin

    terutama untuk hal-hal yang abstrak, alat peraga dapat

    dibuat dari bahan bekas atau sederhana.

    (2) Alat peraga diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau

    siswa tetapi tetap aman.

    (3) Alat peraga diupayakan sering digunakan, di samping

    untuk meningkatkan kualitas pembelajaran juga

    meningkatkan apresiasi siswa terhadap alat peraga.

    (4) Aturan penggunaan alat peraga perlu dibuat dan ditaati.65

    Dari beberapa hal terkait alat peraga di atas, bertujuan

    untuk memudahkan guru dalam menjelaskan pelajaran kepada

    siswa.

    65 Ibid., 7.

  • 34

    d) Pengelolaan sudut baca atau perpustakaan kelas

    Kelas perlu menyediakan banyak sumber belajar,

    seperti buku, majalah, koran, baik baru maupun bekas (lama).

    Guru dan siswa dapat mengumpulkan sumber belajar itu

    dengan membawa dari rumah atau dari bantuan masyarakat.

    Dan yang penting, perlunya aturan dalam penggunaannya.66

    Kegiatan ini bertujuan agar siswa gemar membaca, siswa bisa

    membaca sumber belajar ini ketika istirahat.

    e) Pengelolaan alat bantu belajar

    Kelas perlu menyediakan banyak alat belajar lain,

    seperti jenis-jenis biji tanaman, berbagai jenis batuan, yang

    dapat menunjang kegiatan PAKEM ini.67

    Dari beberapa pemaparan tentang pengelolaan kelas

    secara fisik bertujuan agar pembelajaran tidak menjenuhkan

    dan tujuan pembelajaran dapat terwujud.

    2) Pengelolaan kelas non fisik

    Pengelolaan kelas yang bersifat non fisik di antaranya:

    a) Menjalin hubungan baik dengan siswa.

    b) Menyeimbangkan pujian dan kritik maupun hadiah.

    c) Membangun energi kelas.

    d) Menciptakan disiplin kelas.68

    66 Ibid., 7. 67 Ibid., 8.

    68 Ibid., 8.

  • 35

    Perlu diingat dalam memberikan hadiah yang terbaik

    adalah yang tidak berupa materi (intangible), namun bisa seperti

    senyuman atau anggukan.69

    Dengan pemberian hadiah diharapkan siswa akan lebih

    senang serta nyaman berlama-lama dalam pembelajaran.

    Proses Pembelajaran

    Proses pembelajaran adalah suatu proses berlangsungnya

    belajar mengajar di sekolah yang merupakan inti dari kegiatan

    pendidikan.70 Adapun tahapan-tahapan yang harus ditempuh oleh guru

    dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah:71

    1) Tahapan pra intruksional, yaitu tahapan pada saat memulai proses

    pembelajaran.

    2) Tahapan intruksional, yaitu tahapan pemberian bahan pelajaran.

    3) Tahapan evaluasi, yaitu tahapan untuk mengetahui keberhasilan

    tahapan intruksional.

    Menurut Syaiful Sagala dalam bukunya konsep dan makna

    pembelajaran untuk membantu memecahkan problematika belajar dan

    mengajar, mengatakan secara umum ada tiga hal pokok yang harus

    diperhatikan guru dalam melaksanakan strategi mengajar yaitu:

    69 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas, 114. 70 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar, 120.

    71 Ibid., 120-121.

  • 36

    1) tahap permulaan (pra intruksional), 2) tahap pengajaran

    (intruksional), dan 3) tahap penilaian dan tindak lanjut.72

    Tahapan pra intruksional adalah tahapan yang ditempuh guru

    pada saat ia memulai proses belajar mengajar, tahapan intruksional

    adalah tahapan pengajaran atau tahapan inti yakni tahapan di mana

    guru memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru

    sebelumnya. Tahapan evaluasi dan tindak lanjut tahapan ini tahapan

    untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua

    (intruksional).73

    Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat

    pelaksanaan pengajaran, jika satu tahapan ditinggalkan maka

    sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi proses pengajaran.

    Dalam penerapan strategi PAKEM seorang guru harus

    menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Ciri-ciri belajar efektif

    akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti

    perhatiannya terhadap pelajaran etika dan moral yang akan

    meningkatkan kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran lainnya di

    sekolah.74

    Faktor menumbuhkan pembelajaran efektif salah satunya

    adalah motivasi dari seorang guru, tanpa motivasi hampir tidak

    mungkin siswa melakukan kegiatan pembelajaran yang efektif.75 Ada

    72 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, 225-226.

    73 Ibid., 226-228. 74 Ibid., 158-159.

    75 Ibid., 153.

  • 37

    beberapa perencanaan pengajaran yang dapat dilakukan guru untuk

    memotivasi siswa, di antaranya:

    1) Mempersiapkan untuk menggunakan cara atau metode dan media

    mengajar yang bervariasi.

    2) Merencanakan dan memilih bahan yang menarik minat dan

    dibutuhkan siswa.

    3) Memberikan sasaran akhir belajar, adalah lulus ujian atau naik

    kelas.

    4) Memberi kesempatan untuk sukses.

    5) Diciptakan suasana belajar yang menyenangkan, suasana belajar

    yang hangat berisi rasa persahabatan. Ada rasa humor, mengaku

    akan keberadaan siswa, terhindar dari celaan dan makian, dapat

    membangkitkan motivsi.

    6) Adakan persaingan sehat, persaingan atau kompetisi yang sehat

    dapat membangkitkan motivasi belajar.76

    Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru

    harus bisa merangsang suasana proses pembelajaran yang seefisien

    mungkin dengan memberikan beberapa motifasi pada proses

    pembelajaran.

    Sumber Belajar

    Guru yang kreatif seharusnya memanfaatkan sumber belajar

    sehingga guru selalu memiliki ketrampilan dalam pemanfaatan sumber

    76 Ibid., 153.

  • 38

    belajar yang beraneka ragam. Ada 2 sumber belajar yaitu sumber

    belajar yang dirancang dan sumber belajar yang dimanfaatkan.77

    1) Sumber belajar yang dirancang, contohnya buku teks, buku paket,

    foto-slide pembelajaran, vidio pendidikan, alat peraga educatif,

    dan lain-lain.

    2) Sumber belajar yang dimanfaatkan, contohnya pasar, toko,

    museum, kantor pos, tempat ibadah, taman, dan lain-lain78

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sumber

    belajar terdiri banyak sekali, di sekitar lingkungan bisa dimanfaatkan

    sebagai sumber belajar.

    Selain itu menurut Wahyu Firmansyah ciri-ciri PAKEM atau

    karakteristik PAKEM antara lain:

    1) Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan yang

    mengembangkan pemahaman dan kemampuan melalui perbuatan.

    2) Peserta didik dapat menggunakan peralatan dan lingkungan

    sebagai sumber belajar yang menarik dan menyenangkan.

    3) Peserta didik merasa aman dan nyaman berlama-lama di sekolah.

    4) Peserta didik kooperatif dalam pembelajaran.

    5) Peserta didik termotivasi memecahkan masalah dan kreatif

    mengungkapkan gagasan.79

    77 Materi Workshop PAKEM IA, 4.

    78 Ibid., 4. 79 Wahyu Firmansyah, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan

    http.blogspot.com/2008/05.

  • 39

    Dari uraian beberapa karakteristik di atas, secara umum

    karakteristik PAKEM adalah pembelajarannya mengaktifkan peserta

    didik, mendorong kreativitas peserta dan guru, pembelajarannya

    efektif, dan menyenangkan utamanya bagi peserta didik.

    Tujuan Strategi PAKEM

    Secara umum tujuan penerapan PAKEM adalah agar proses

    pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dapat merangsang aktivitas dan

    kreativitas belajar peserta didik serta dilaksanakan dengan efektif dan

    menyenangkan.80

    Tujuan PAKEM tidak terlepas pada proses pembelajaran yang

    berlangsung, proses pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti,

    dan kegiatan penutup.81 Adapun tujuan dari masing-masing kegiatan

    adalah:

    Kegiatan awal, bertujuan:

    1) Mengaitkan kompetensi yang akan dicapai dengan latar belakang

    pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.

    2) Menarik dan memotivasi siswa terhadap pelajaran.

    3) Mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa.

    4) Mengantarkan siswa agar siap menerima pelajaran baru

    80 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 155.

    81 Ibid., 9-11.

  • 40

    Kegiatan inti, bertujuan:

    1) Siswa dapat mencapai kompetensi dasar yang akan dicapai.

    2) Siswa membangun konsep dalam pelajaran secara mandiri.

    3) Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

    Kegiatan penutup bertujuan untuk menguatkan kompetensi dasar yang

    baru diperoleh.82

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan tujuan PAKEM adalah

    pembelajaran yang efisien dalam suasana yang menyenangkan yang dapat

    merangsang kreativitas siswa.

    Kriteria Anak Didik Sekolah Dasar

    Menurut Nasution yang dikutip dari bukunya Syaiful Bahri

    Djamarah yang berjudul psikologi belajar mengatakan masa usia sekolah

    sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun

    sampai kira-kira sebelas atau dua belas tahun, usia ini ditandai dengan

    mulainya anak masuk sekolah dasar.83

    Disebut masa sekolah, karena anak sudah menamatkan taman

    kanak-kanak, sebagai lembaga persiapan bersekolah yang sebenarnya.84

    Kegiatan belajar pada fase ini berfungsi dalam mengembangkan

    kemampuan sebagai berikut:85

    82 Ibid., 9-11.

    83 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 89.

    84 Ibid., 69. 85 Endang Poerwanti, Nur Widodo, Perkembangan Peserta Didik (Malang: Universitas

    Muhammadiyah Malang, 2002), 44-45.

  • 41

    a. Belajar ketrampilan phisik yang diperlukan untuk bermain seperti kiri,

    lompat dan sebagainya.

    b. Membina sikap positif untuk dirinya sendiri.

    c. Bergaul dengan teman sebayanya sesuai dengan etika moral yang

    berlaku di masyarakat.

    d. Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelamin.

    e. Mengembangkan dasar-dasar ketrampilan membaca, menulis dan

    matematika.

    f. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan

    sehari-hari.

    g. Mengembangkan kata hari, moral dan skala nilai yang selaras dengan

    keyakinan dan kebudayaan masyarakat.

    h. Mengembangkan sikap obyektif terhadap kelompok dan lembaga

    kemasyarakatan.

    i. Belajar mencapai kemerdekaan dan kebebasan pribadi dan

    bertanggung jawab.

    Anak usia 6-12 tahun adalah fase di mana mulai sekolah dan juga

    masa bermain. Untuk itu di saat anak usia 6-12 tahun sekolah, hendaknya

    sekolah tersebut bisa juga dijadikan lahan bermain bagi anak, jadi sekolah

    sambil bermain.

    Ada beberapa kecakapan-kecakapan yang dapat diberikan oleh SD

    kepada anak-anak ialah semua kecakapan yang diorganisasi di dalam

  • 42

    program pelajaran SD, sesuai dengan kurikulum yang berlaku, antara

    lain:86

    a. Berbahasa.

    b. Bernyanyi.

    c. Matematika.

    d. Menggambar.

    e. Beragama.

    f. Berbuat susila.

    g. Berketrampilan.

    h. Olah raga.

    i. Berpengetahuan tentang IPA.

    j. Berpengetahuan tentang IPS.

    Pada tahun-tahun sekolah dasar ini merupakan tahun-tahun di

    mana masa ketika watak anak dibentuk dan dimantapkan, atau tidak

    dibentuk dan tidak dimantapkan. Ini merupakan tahun-tahun di mana

    sebuah dunia baru, yang berisi pengetahuan dan kemugkinan, berdatangan

    dalam bentuk buku, musik, kesenian, atletik. Tentu saja para guru dan

    pelatih yang menawarkan semuanya ini serta sesama murid yang saling

    berbagi pengalaman dengan mereka, masuk dalam kehidupan mereka.87

    Inilah sebabnya mengapa pelajaran-pelajaran di SD harus disajikan

    86 Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Rineka Cipta, 1988), 91-92. 87 Robert Coles, Menumbuhkan Kecerdasan Moral Pada Anak, Terj. T. Hermaya

    (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000), 119.

  • 43

    kepada anak-anak dengan bentuk permainan dan aktivitas anak tersebut,

    disebut dengan belajar sambil bermain.88

    Masa ini (6-12 tahun) disebut juga masa bermain, dengan ciri-ciri

    memiliki dorongan untuk keluar rumah dan memasuki kelompok sebaya.

    Keadaan phisik yang memungkinkan anak memasuki dunia permainan

    dan memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep, logika,

    simbol, dan sebagainya.89

    Pembelajaran Matematika

    Pengertian Pembelajaran Matematika

    Pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam

    pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi

    dengan siswa.90 Untuk menentukan konsep, maka dalam pembelajaran

    matematika dibutuhkan pendekatan, ada empat pendekatan yang

    berpengaruh dalam pengajaran matematika: a. urutan belajar yang bersifat

    perkembangan (development learning sequences), b. belajar tuntas

    (matery learning), c. strategi belajar (learning strategres), d. pemecahan

    masalah (problem solving).91

    Pendekatan belajar yang bersifat perkembangan menekankan pada

    pengukuran kesiapan belajar siswa, penyediaan pengalaman dasar, dan

    pengajaran ketrampilan matematika.

    88 Agus Sujanto, Psikologi, 91.

    89 Endang Poerwanti, Nur Widodo, Perkembangan, 44.

    90 TIM MKPBM Jurusan Matematika, Cammon Text Book Strategi Pembelajaran

    Matematika Kontemporer (Bandung: JICA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 2001), 7. 91 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar (Jakarta: Rineka

    Cipta, 2003), 225.

  • 44

    Pendekatan belajar tuntas menekankan pada pengajaran matematika

    melalui pembelajaran langsung dan terstruktur.

    Pendekatan strategi belajar memusatkan pada pengajaran bagaimana

    belajar matematika.

    Pendekatan pemecahan masalah menekankan pada pengajaran untuk

    berfikir tentang cara memecahkan masalah dan pemprosesan

    informasi matematika.92

    Pada hakekatnya pembelajaran matematika tidak bisa terlepas dari

    ke empat pendekatan di atas.

    Konsep, ketrampilan, dan pemecahan masalah matematika adalah

    keseluruhan elemen esensial dari belajar matematika, dan karena itu harus

    tergabung dalam kurikulum.93

    Dewan nasional untuk pengajaran di Amerika Serikat seperti dikutip oleh Lerner (1988: 436) mengusulkan agar

    kurikulum mencakup 10 ketrampilan dasar sebagai berikut:

    a. Pemecahan masalah.

    b. Penerapan matematika dalam situasi kehidupan sehari-hari.

    c. Ketajaman perhatian terhadap kelayakan hasil.

    d. Perkiraan.

    e. Ketrampilan perhitungan yang sesuai.

    f. Geometri.

    g. Pengukuran.

    h. Membaca, menginterprestasikan.

    i. Menggunakan matematika untuk meramalkan.

    92 Ibid., 255-257.

    93 Ibid., 255.

  • 45

    j. Melek komputer (computer literacy).94

    Kegiatan (pembelajaran) matematika perlu diajarkan kepada siswa

    karena:

    a. Selalu digunakan dalam segala segi kehidupan.

    b. Semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai.

    c. Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas.

    d. Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara.

    e. Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran

    keruangan.

    f. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang

    menantang.95

    Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau

    bagaimana membuat siswa lebih mampu memahami pelajaran yang

    disampaikan oleh guru untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan

    dalam kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik. Karena itu

    pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam

    kurikulum yang menganalisis tujuan pembelajaran dan karakteristik isi

    bidang studi matematika yang terkandung dalam kurikulum sehingga hasil

    terwujud dalam diri peserta didik.

    Tujuan Pembelajaran Matematika

    94 Ibid., 225.

    95 Ibid., 253.

  • 46

    Tujuan pembelajaran matematika mengacu kepada tujuan

    pendidikan nasional yang telah dirumuskan dalam Garis-garis Besar

    Haluan Negara (GBHN). Dalam tujuan pembelajaran matematika ada 2,

    tujuan secara umum dan khusus.96

    Tujuan umum

    Tujuan umum meliputi:

    1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan

    keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu

    berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara

    logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.

    2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan

    pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam

    mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.97

    Tujuan khusus

    1) Siswa memiliki kemampuan yang dapat diahligunakan melalui

    kegiatan matematika.

    2) Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk

    melanjutkan ke pendidikan menengah.

    3) Siswa memiliki ketrampilan matematika sebagai peningkatan dan

    perluasan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

    96 Tim MKPBM Jurusan Matematika, 56.

    97 Ibid., 57.

  • 47

    4) Siswa memiliki pandangan yang cukup luas dan memiliki sikap

    logis, kritis, cermat dan disiplin serta menghargai kegunaan

    matematika.98

    Setiap tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran

    matematika pada dasarnya merupakan sasaran yang ingin dicapai sebagai

    hasil dari proses pembelajaran matematika tersebut. Karenanya sasaran

    tujuan pembelajaran matematika tersebut dianggap tercapai bila siswanya

    telah memiliki sejumlah pengetahuan dan kemampuan di bidang

    matematika yang dipelajarinya.

    Karakteristik Pembelajaran Matematika

    Pembelajaran matematika tidak bisa terlepas dari sifat-sifat

    matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa yang

    diajar. Oleh karena itu perlu memperhatikan beberapa sifat atau

    karakteristik pembelajaran matematika.99

    Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap)

    Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau bertahap,

    yaitu: dimulai dari hal yang kongkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal

    yang sederhana ke hal yang kompleks, atau bisa dikatakan dari konsep yang

    mudah menuju konsep yang lebih sukar.

    98 Ibid., 57.

    99 Ibid., 65.

  • 48

    Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral

    Dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu

    memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya.

    Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari dan

    sekaligus untuk mengingatnya kembali.

    Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif

    Matematika adalah ilmu deduktif, matematika tersusun secara

    deduktif aksiomatik.100

    Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan

    pemikiran yang berpangkal dari yang bersifat umum diterapkan atau

    diarahkan kepada hal yang bersifat khusus.101

    Secara garis besar pola pikir

    deduktif adalah memberikan contoh yang sesuai dengan objek yang diajarkan.

    Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi

    Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif

    aksiomatiknya, kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya

    merupakan kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran

    atau konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila

    didasarkan atas pernyataan-pernyataan terdahulu yang telah diterima

    kebenarannya.102

    Dari penjelasan di atas diharapkan dalam setiap penyampaian

    materi matematika perlu memperhatikan karakter matematika agar

    matematika dapat tersampaikan secara terstruktur.

    100

    Ibid., 65. 101

    R. Soedaji, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konsentrasi Keadaan Masa Kini

    Menuju Tahapan Masa Depan (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan

    Nasional, 1999/2000), 16. 102

    Tim MKPBM Jurusan Matematika, 65-66.

  • 49

    Pembelajaran Matematika dengan Strategi PAKEM

    Banyak orang yang tidak menyukai matematika, termasuk anak-

    anak yang masih duduk di bangku SD-MI, mereka menganggap bahwa

    matematika sulit dipelajari, serta gurunya kebanyakan tidak

    menyenangkan, membosankan, menakutkan, angker, kriller. Anggapan ini

    menyebabkan mereka semakin takut untuk belajar matematika. Sikap ini

    tentu saja mengakibatkan prestasi belajar matematika menjadi rendah.

    Pada hakekatnya semua pelajaran tidak membosankan jika

    dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, untuk itu di dalam belajar,

    anak diberi kesempatan merencanakan dan menggunakan cara belajar

    yang mereka senangi. Pendapat ini juga berlaku bagi anak SD-MI yang

    belajar matematika.

    Belajar matematika akan efektif jika dilakukan dalam suasana

    menyenangkan, agar dapat memenuhi kebutuhan untuk dapat belajar

    matematika dalam suasana yang menyenangkan, maka guru harus

    mengupayakan adanya situasi dan kondisi yang menyenangkan, strategi

    belajar yang menyenangkan, maupun materi matematika yang

    menyenangkan (tidak terlalu sulit bagi anak didik tetapi menantang).103

    Untuk itu guru harus memahami tentang perkembangan anak didik

    dalam belajar matematika, memahami teori pembelajaran matematika,

    memahami materi matematika yang menyenangkan untuk dipelajari,

    103

    Pitadjeng, Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan (Jakarta: Departemen

    Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2006), 1.

  • 50

    maupun trik-trik yang menjadikan anak didik senang dan tidak bosan

    belajar matematika.104

    Ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan oleh guru agar

    anak menganggap matematika tidak sulit dan pembelajaran menjadi

    menyenangkan, antara lain:105

    Memusatkan kesiapan anak untuk belajar matematika

    James Dreven (dalam Slameto, 2003: 59) berpendapat bahwa

    kesiapan (readiness) adalah preparedness to respond or react

    (persiapan untuk menanggapi atau bereaksi). Kesiapan harus

    diperhatikan dalam belajar, karena tanpa kesiapan yang sungguh-

    sungguh anak didik tidak akan dapat belajar dengan maksimal dan

    tentu saja hasil belajarnya tidak optimal.

    Pemakaian media belajar yang mempermudah pemahaman anak

    Pemilihan media belajar, teristimewa alat peraga matematika,

    dapat memudahkan anak untuk belajar jika tepat. Tetapi jika kurang

    tepat dapat membingungkan anak atau mungkin dapat menimbulkan

    salah konsep pada anak.

    Permasalahan yang diberikan merupakan permasalahan dalam kehidupan

    anak sehari-hari

    104

    Ibid., 1. 105

    Ibid., 49-57.

  • 51

    Permasalahan yang diangkat dari kehidupan anak lebih mudah

    dipahami oleh anak, karena nyata, terjangkau oleh imajinasinya dan

    dapat dibayangkan. Sehingga lebih mudah baginya untuk mencari

    kemungkinan selesaian dengan memungkinkan kemampuan matematis

    yang telah dimiliki.

    Tingkat kesulitan masalah sesuai dengan kemampuan anak

    Masalah yang diberikan pada anak sedapat mungkin sesuai

    dengan tingkat kemampuan anak, atau lebih sedikit di atas tingkat

    kemampuan anak bagi anak yang senang menghadapi tantangan.

    Peningkatan kesulitan masalah sedikit demi sedikit

    Untuk menumbuhkan keberanian anak belajar matematika,

    masalah yang diberikan sebaiknya dimulai dari yang mudah, kemudian

    meningkatkan kesulitannya sedikit demi sedikit. Jika anak merasa

    mampu menyelesaikan masalah pertama yang dihadapi, dia akan

    bersemangat dan berani mencoba menyelesaikan masalah kedua.

    Memberi kebebasan kepada anak untuk menyelesaikan masalah menurut

    caranya, atau sesuai dengan kemampuannya

    Pengalaman dan kemampuan matematis setiap anak untuk

    menyelesaikan masalah berbeda-beda. Oleh karena itu cara mereka

    mencari penyelesaian dari suatu masalah juga berbeda-beda pula sesuai

    dengan pengalaman dan kemampuannya.

    Menghilangkan rasa takut anak untuk belajar matematika

  • 52

    Anak yang tidak takut belajar matematika berani bertanya pada

    guru tentang topik matematika yang belum difahami, berani

    memaparkan gagasannya, berani menanyakan gagasan guru atau

    teman, berani mencoba memecahkan masalah atau melakukan kegiatan

    untuk menemukan (kreatif), dan berani mempertahankan gagasannya.

    Dengan anak merasa mudah belajar matematika dan merasa

    mampu menyelesaikan masalah matematika, anak mendapat kesan

    matematika tidak sulit, dan anak akan merasa senang belajar

    matematika.

  • 53

    BAB III

    PAPARAN DATA IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN

    AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM)

    PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DI MADRASAH

    IBTIDAIYAH MAARIF PATIHAN KIDUL SIMAN PONOROGO

    TAHUN PELAJARAN 2008-2009

    I. Data Umum

    Sejarah Berdirinya MI Maarif Patihan Kidul106

    Pada mulanya MI Maarif Patihan Kidul ini adalah diniyah sore yang

    sebelum tahun 1949 yang dikelola oleh yayasan, kemudian diniyah ini

    berkembang dan dijadikan madrasah yang masuknya pagi. Adapun ketua

    yayasan tersebut adalah Bapak Mohammad Qosim. Djawatan Pendidikan

    Agama menyatakan MI Maarif Patihan Kidul berdiri pada tanggal 1

    Desember 1949 yang dikepalai oleh Bapak Mohammad Qosim sendiri.

    Sedangkan pengurus lembaga pendidikan maarif cabang Ponorogo

    mengesahkan berdirinya MI Maarif Patihan Kidul Siman Ponorogo disahkan

    oleh Djawatan Pendidikan Agama pada tanggal 1 April 1949.

    MI Maarif Patihan Kidul ini berstatus swasta dengan nomor identitas

    sekolah 110060, bernomor statistik madrasah 112350209028 dan terakreditasi

    B.

    106

    Lihat transkrip dokumentasi nomor: 01/D/01-IV/2009 dalam lampiran laporan hasil

    penelitian ini.

  • 54

    Adapun susunan kepala MI Maarif Patihan Kidul Siman Ponorogo,

    dan tahun berdiri sampai sekarang adalah sebagai berikut:

    a. Mohammad Qosim tahun 1969-1963.

    b. Muhsin tahun 1963-1967.

    c. Suyud tahun 1967-1998.

    d. Mohammad Kurdi tahun 1998-2001.

    e. Kontianah tahun 2001-sampai sekarang.

    Letak Geografis MI Maarif Patihan Kidul107

    MI Maarif Patihan Kidul merupakan salah satu lembaga pendidikan

    Islam yang ada di Kecamatan Siman, tepatnya berlokasi di Jln. Godang No.

    24 Patihan Kidul, Siman, Ponorogo, Jawa Timur. Luas tanah MI Maarif

    Patihan Kidul adalah sekitar 574 m2. Batas wilayah sekitar MI Maarif Patihan

    Kidul adalah sebagai berikut:

    Sebelah barat berbatasan dengan Desa Siman.

    Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tajuk.

    Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ronowijayan.

    Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Manuk.

    107

    Lihat transkrip dokumentasi nomor: 02/D/02-IV/2009 dalam lampiran laporan hasil

    penelitian ini.

  • 55

    Visi, Misi. Dan Motto MI Maarif Patihan Kidul Ponorogo108

    Visi, misi, dan motto MI Maarif Patihan Kidul Ponorogo adalah:

    Visi

    MI Maarif Patihan Kidul Siman Ponorogo membentuk anak

    yang berakhlakul karimah, berkwalitas dalam IMTAQ (iman dan

    takwa) dan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi) dengan

    berwawasan ahlussunah wal jamaah.

    Misi

    Mengefektifkan pembelajaran dan mengoptimalkan kegiatan

    ekstrakurikuler serta meningkatkan pendidikan ketrampilan dan

    olah raga sejak dini.

    Menghubungkan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk meningkatkan

    kualitas, profesionalisme guru karyawan.

    Melaksanakan 6 K untuk menciptakan lingkungan madrasah yang

    kondusif dan berwawasan ASWAJA.

    Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana.

    Memberdayakan potensi dan peran serta masyarakat.

    Motto

    MI Maarif Patihan Kidul mempunyai motto dalam

    penyelenggaraan pendidikan yaitu: Madrasah adalah rumah dan

    jiwaku.

    108

    Lihat transkrip dokumentasi nomor: 03/D/03-IV/2009 dalam lampiran laporan hasil

    penelitian ini.

  • 56

    Struktur Organisasi MI Maarif Patihan Kidul109

    Struktur organisasi dalam suatu lembaga sangat penting keberadaannya

    karena dengan melihat dan membaca struktur organisasi, memudahkan kita

    untuk mengetahui sejauhmana personel yang menduduki jabatan tertentu di

    dalam lembaga tersebut berjalan dengan baik. Adapun untuk sruktur

    organisasi MI Maarif Patihan Kidul (lihat transkrip dokumentasi nomor

    04/D/03-IV/2009).

    Keadaan Guru dan Siswa MI Maarif Patihan Kidul Ponorogo110

    Keadaan Guru

    Secara keseluruhan guru MI Maarif Patihan Kidul berjumlah

    10 orang dengan perincian: Pegawai Negeri Sipil diperbantukan

    berjumlah 1 orang, Guru Tetap Yayasan (GTY) berjumlah 9 orang.

    Guru MI Maarif Patihan Kidul mempunyai jenjang

    pendidikan SI dan DII. Untuk data guru MI Maarif Patihan Kidul

    (lihat transkrip dokumentasi nomor 05/D/04-IV/2009).

    Keadaan Siswa

    Karena MI Maarif Patihan Kidul adalah sekolah swasta yang

    letaknya di desa, maka siswa-siswinya berasal dari Desa Patihan Kidul

    dan sekitar. Dengan jumlah keseluruhan 132 siswa yang terdiri dari 67

    109

    Lihat transkrip dokumentasi nomor: 04/D/03-IV/2009 dalam lampiran laporan hasil

    penelitian ini. 110

    Lihat transkrip dokumentasi nomor: 05/D/04-IV/2009 dalam lampiran laporan hasil

    penelitian ini.

  • 57

    laki-laki dan 65 perempuan (lihat transkrip dokumentasi nomor

    05/D/04-IV/2009).

    Sarana dan Prasarana

    Yang dimaksud kondisi sarana prasarana di sini adalah: kondisi secara

    fisik yang ada di MI Maarif Patihan Kidul ketika penulis mengadakan

    penelitian.

    Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki MI Maarif

    Patihan Kidul Ponorogo meliputi: perlengkapan sekolah dan keadaan ruang.111

    Keadaan Ruangan

    MI Maarif Patihan Kidul memilki 5 ruang kelas, 1 ruang

    tamu, 1 ruang kepala sekolah dan guru, 1 masjid, 2 ruang kamar

    mandi, 1 ruang computer, 1 ruang UKS, dan 1 ruang koperasi (lihat

    transkrip dokumentasi nomor 06/D/04-IV/2009).

    Keadaan Perlengkapan

    MI Maarif Patihan Kidul memiliki 4 buah komputer, 6 buah

    almari, 3 buah rak buku, 10 meja guru, 10 kursi guru, 50 meja siswa,

    dan 50 kursi siswa (lihat transkrip dokumentasi nomor 06/D/04-

    IV/2009).

    s

    Kurikulum MI Maarif Patihan Kidul112

    111

    Lihat transkrip dokumentasi nomor: 06/D/04-IV/2009 dalam lampiran laporan hasil

    penelitian ini. 112

    Lihat transkrip dokumentasi nomor: 07/D/06-IV/2009 dalam lampiran laporan hasil

    penelitian ini.

  • 58

    MI Maarif Patihan Kidul menggunakan kurikulum dari Depag yang

    berupa kurikulum KTSP dan KBK. Untuk kelas 1 dan 4 menggunakan

    kurikulum KTSP sedangkan kelas 2, 3, 5 dan 6 menggunakan kurikulum

    KBK.

    Kurikulum MI Maarif Patihan Kidul terdiri atas 3 komponen, yaitu:

    Mata Pelajaran

    Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, meliputi: Al-

    Qur'an hadist, aqidah akhlak, fiqih, dan SKI.

    Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, meliputi:

    PPKn dan Bahasa Indonesia.

    Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi meliputi:

    matematika, IPA dan IPS.

    Kelompok mata pelajaran estetika meliputi: pendidikan seni dan

    budaya serta ketrampilan.

    Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan,

    meliputi: olah raga dan kesehatan.

    Muatan Lokal

    Kelompok muatan lokal, meliputi bahasa jawa, bahasa Inggris,

    bahasa Arab dan pendidikan komputer.

    Mengembangkan Diri

    Kelompok pengembangan diri meliputi: kepramukaan, drum

    band dan kegiatan shalat dzuhur berjamaah.

  • 59

    Data Khusus

    Data Tentang Persiapan Guru dalam Pelaksanaan Strategi PAKEM pada

    Pembelajaran Matematika Kelas V MI Maarif Patihan Kidul Ponorogo

    Seperti telah dijelaskan di dalam latar belakang di atas bahwasanya

    lokasi penelitian adalah di MI Maarif Patihan Kidul Ponorogo, di mana

    MI ini menggunakan strategi PAKEM dalam setiap pembelajaran,

    termasuk matematika. Karena matematika adalah ilmu yang mempunyai

    sifat khas kalau dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Selain itu,

    matematika adalah pelajaran yang sangat menjenuhkan dan membosankan

    bagi siswa.

    Agar siswa senang dan tidak bosan dalam belajar matematika,

    PAKEM digunakan dalam pembelajaran matematika. Karena tujuan

    PAKEM sendiri adalah menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan

    dan menarik.

    Berdasarkan pemaparan penjelasan di atas penulis akan mencoba

    menguraikan pelaksanaan strategi PAKEM dalam pembelajaran

    matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo. Dalam

    hal ini akan dijelaskan persiapan guru dalam pelaksanaan strategi PAKEM

    pada pembelajaran matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Siman

    Ponorogo, sebagaimana hasil wawancara berikut:

    Menurut Bapak Yusron Khoiri, S.Pd selaku guru bidang studi

    matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Siman Ponorogo

    menjelaskan bahwa persiapan guru dalam pelaksanaan strategi PAKEM

  • 60

    pada pembelajaran matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Siman

    Ponorogo, yaitu:

    Seperti biasanya, saya membuat RPP (Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran) selain itu saya membuat alat peraga agar siswa bisa langsung

    faham pada materi, serta siswa lebih perhatian pada pelajaran. Sebelum ada

    strategi PAKEM, pembelajaran hanya bersifat monoton. Siswa seperti males

    untuk belajar, tapi setelah saya menggunakan strategi ini, dan setiap materi saya

    buatkan alat peraga mereka lebih aktif, apalagi saya membuatnya dengan

    berwarna-warni.113

    Ibu Kontianah juga menjelaskan:

    Guru-guru diharuskan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran) dulu, agar pembelajaran dapat terarah. PAKEM kan

    mengharuskan guru maupun siswa dapat aktif dan kreatif, makanya guru harus

    sistematis dalam menyusun RPP. Selain itu PAKEM kan harus menyenangkan.

    Jadi agar tujuan pembelajaran tercapai dan menyenangkan seorang guru harus

    menggunakan alat peraga agar siswa tidak bosan.114

    Dari hasil wawancara tersebut di atas dapat diambil kesimpulan

    bahwa persiapan guru dalam pelaksanaan strategi PAKEM pada

    pembelajaran matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Ponorogo

    adalah guru harus membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran),

    guru membuat alat peraga, agar suasana saat pembelajaran benar-benar

    menyenangkan dan siswa tidak mengalami kebosanan.

    Data Tentang Pelaksanaan Strategi PAKEM dalam Pembelajaran Matematika

    Kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Ponorogo

    Strategi adalah suatu pola yang terencana dan ditetapkan secara

    sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan dalam proses

    pembelajaran untuk mencapai tujuan.

    113

    Lihat transkrip wawancara nomor: 01/1-W/F-1/XIII-IV/2009 dalam lampiran laporan

    hasil penelitian ini. 114

    Lihat transkrip wawancara nomor: 02/2-W/F-1/XIII-IV/2009 dalam lampiran laporan

    hasil penelitian ini.

  • 61

    Maka adapun pelaksanaan strategi PAKEM dalam pembelajaran

    matematika dapat dijelaskan di bawah ini. Dari hasil wawancara dengan

    Bapak Yusron Khoiri, S.Pd selaku guru matematika kelas V MI Ma'arif

    Patihan Kidul Ponorogo yaitu:

    Pelaksanaan sudah berjalan secara bagus, selain itu matematika kan

    pelajaran yang membosankan, dengan adanya PAKEM saya lebih banyak

    menggunakan metode-metode pembelajaran. Dari sinilah saya dituntut untuk

    benar-benar kreatif dalam memilah dan memilih metode dan membuat alat

    peraga. Kalau aktif, siswa juga bertambah aktif, karena pada saat pembelajaran

    kadang saya buat kelompok, dan apa yang tidak mereka fahami mereka

    tanyakan. Dari situ siswa akan aktif untuk bertanya, walaupun sekedar bertanya

    itu sudah suatu yang membanggakan. Selain itu mereka juga kreatif, kadang

    alat peraga saya suruh membuat dari rumah sendiri-sendiri, terus mereka juga

    memajang hasil karya mereka di dinding. Tapi saya menggunakan strategi ini

    siswa juga bermacam-macam komentarnya. Katanya saya mengajar terlalu

    keenakan, kalau saya suruh buat kelompok, komentarnya kok tidak dijelaskan

    pak, pokoknya dalam saya mengajar dengan PAKEM ada senangnya ada

    susahnya.115

    Selain itu ada beberapa hasil wawancara dengan murid kelas V

    setelah mengikuti pelajaran matematika, yaitu:

    a. Hasil wawancara dengan Khusnudan Hamdani, adalah:

    Saya senang belajar matematika dan saya juga bertanya tentang pelajaran

    yang belum faham.116

    b. Hasil wawancara dengan Sukma Avira Zahra, adalah:

    Saya senang belajar matematika dan saya juga bertanya dan faham, saya

    senang duduknya berhadap-hadapan karena bisa diskusi sama teman-

    teman.117

    c. Hasil wawancara dengan Hudan Fahrul Azmi

    Saya senang belajar matematika karena berkelompok dan bisa ngobrol

    dengan teman yang di depan saya. Saya faham pelajaran matematika, tadi

    saya juga bertanya tentang pelajaran yang belum faham.118

    115

    Lihat transkrip wawancara nomor: 03/3-W/F-2/XIV-IV/2009 dalam lampiran laporan

    hasil penelitian ini. 116

    Lihat transkrip wawancara nomor: 04/4-W/F-2/XIV-IV/2009 dalam lampiran laporan

    hasil penelitian ini. 117

    Lihat transkrip wawancara nomor: 05/5-W/F-2/XIV-IV/2009 dalam lampiran laporan

    hasil penelitian ini. 118

    Lihat transkrip wawancara nomor: 06/6-W/F-2/XIV-IV/2009 dalam lampiran laporan

    hasil penelitian ini.

  • 62

    Dari pemaparan data hasil wawancara tersebut, penulis akan

    memperkuat kembali data yang ada berdasarkan observasi yang telah

    penulis amati pada kegiatan belajar matematika yaitu:

    Sebelum guru menjelaskan guru menanyakan tentang perbandingan

    kepada siswa, siswapun menjawab satu persatu dan jawaban siswa ditulis di

    papan tulis oleh guru. Setelah itu guru menjelaskan apa yang dimaksud

    perbandingan, dengan menggunakan alat peraga berupa denah yang dibuat oleh

    guru dari rumah, disela-sela menjelaskan guru memberikan kesempatan siswa

    untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Kemudian siswa dibagi menjadi

    4 kelompok, setiap kelompok membuat perbandingan dari skala yang telah

    mereka bawa dari rumah. Dari saat mengerjakan guru tetap memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka temui

    disela-sela mengerjakan. Setelah 25 menit salah satu kelompok diminta untuk

    mengerjakan hasil diskusinya di papan tulis dan diminta untuk menjelaskan,

    kegiatan itu berlangsung terus menerus sampai kelompok keempat. Setelah

    semua kelompok menjelaskan hasil diskusinya, guru memberikan penguat atau

    menjelaskan kembali hasil pekerjaan siswa, dan siswa diberi kesempatan

    bertanya serta mengungkapkan pendapatnya masing-masing, kemudian ada

    siswa yang bertanya dan mengemukakan pendapatnya, gurupun menjawab dan

    menampung pendapat siswa.119

    Dari beberapa wawancara dan observasi yang dilakukan terlihat

    bahwa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi

    PAKEM siswa lebih antusias dan terlihat aktif untuk bertanya dan

    mengemukakan pendapat mereka, serta pembelajaranpun lebih

    menyenangkan.

    Data Tentang Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Strategi

    PAKEM pada Pembelajaran Matematika Kelas V MI Ma'arif Patihan

    Kidul Ponorogo

    Dalam setiap kegiatan apapun pasti ada faktor pendukung dan

    faktor penghambat, tidak semua pekerjaan atau kegiatan berjalan lancar.

    Dalam pembelajaranpun juga ada faktor pendukung dan penghambat.

    119

    Lihat transkrip observasi nomor: 01/O/F-2/07-IV/2009 dalam lampiran laporan hasil

    penelitian ini.

  • 63

    Dalam pelaksanaan strategi PAKEM pada pembelajaran

    matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul Ponorogo terdapat beberapa

    faktor pendukung dan penghambat, di antaranya dapat dijelaskan melalui

    wawancara berikut ini:

    Menurut Bapak Yusron Khoiri, S.Pd selaku guru bidang studi

    matematika kelas V mengatakan:

    Untuk faktor pendukung, dari pihak sekolah dan komite mendukung

    dalam bentuk pengusahaan kelengkapan materi PAKEM, baik sarana maupun

    prasarana. Untuk faktor penghambat yang pertama adalah menciptakan suasana

    yang menyenangkan, karena kita tahu matematika adalah pelajaran yang dari

    dulu menjadi momok bagi siswa, di sini saya berusaha bagaimana menciptakan

    suasana yang menyenangkan dan matematika bisa disukai para siswa. Yang

    kedua adalah waktu PAKEM itu kan menuntut siswa untuk aktif, untuk itu saya

    membuat dan merancang pembelajaran dengan konsep PAKEM, alokasi waktu

    yang seharusnya saya buat 3 x jam pelajaran, kadang bisa molor, tidak sesuai

    dengan rencana pembelajaran awal. Yang ketiga adalah masalah biaya, dalam

    setiap pembelajaran guru sebisa mungkin membuat alat peraga, dan alat peraga

    sendiri membutuhkan biaya untuk membuatnya. Karena dari sekolahan, alat

    peraga belum tersedia. Jadi guru harus membuatnya sendiri dengan biaya guru

    sendiri. Dan yang terakhir adalah orang tua murid atau wali murid. Strategi

    dengan bermodel apapun yang diterapkan oleh sekolah, jika orang tua atau

    peran orang tua tidak mendukung, pembelajaran akan percuma, seperti halnya

    PAKEM. MI Patihan Kidul kan rata-rata siswanya anak orang sederhana, bisa

    dibilang menengah ke bawah, dengan pekerjaan orang tua, sebagai petani atau

    srabutan. Untuk memperhatikan sekolah anaknya, mereka sampai-sampai tidak

    ada waktu. Orang tua tahunya, anaknya sekolah. Semua tentang pendidikan

    sudah diserahkan di sekolah. Padahal anak usia MI-SD masih membutuhkan

    perhatian ekstra baik dari sekolah maupun orang tua.120

    Ibu Kontianah juga menjelaskan:

    Semuanya mendukung, dari pihak sekolah sendiri mengusahakan

    kelengkapan sarana prasarana, karena PAKEM memberikan terobosan yang

    baru dalam dunia pendidikan. Dengan tujuan PAKEM yang meningkatkan

    keaktifan siswa dan kekreatifitas siswa dan agar prestasi siswa lebih meningkat.

    Untuk faktor penghambat adalah masalah biaya, karena sekolah belum

    menyediakan alat peraga, maka guru harus membuatnya dengan biaya sendiri.

    Selain itu adalah waktu, guru yang semula merencanakan alokasi waktu sekian,

    kadang-kadang molor, apa yang direncanakan tidak sesuai dengan kenyataan.

    PAKEM sendirikan membutuhkan waktu yang lama.121

    120

    Lihat transkrip wawancara nomor: 07/7-W/F-3/XVI-IV/2009 dalam lampiran laporan

    hasil penelitian ini. 121

    Lihat transkrip wawancara nomor: 08/8-W/F-3/XVII-IV/2009 dalam lampiran laporan

    hasil penelitian ini.

  • 64

    Dari hasil wawancara tersebut di atas dapat diambil kesimpulan

    bahwa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan strategi PAKEM

    pada pembelajaran matematika kelas V MI Ma'arif Patihan Kidul

    Ponorogo adalah:

    a) Faktor pendukung