paper manajeman babi ransum babi menyusui

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Babi merupakan salah satu ternak yang cukup menjanjikan dalam usaha peterna Maka dari itu system pemeliharaannya pun harus diperhatikan baik itu pakan, kand biosecurity serta program medikasi yang baik. Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi. Sebab 6 seluruh biaya dihabiskan untk keperluan babi-babi induk (bibit), dan 80% untuk k babi fattening. Oleh karena itu suatu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah secara alamiah tergolong hewan yang makannya sangat rakus, dan suka makan apapun mereka perlu diberi makanan dengan perhitungan yang betul. Sebab, di samping ter banyak makan dan rakus konversi terhadap makanan pun sangat bagus, seh pemeliharaannya baik, laju pertumbuhannya pun akan baik pula. Tetapi perlu dii babi termasuk hewan yang memiliki alat pencernaan yang sederhana, yang mencerna bahan makanan yang kadar serat kasarnya tinggi. Maka kepada ternak babi diberikan makanan yang serat kasarnya rendah, dan kandungan energy yang cukup ti Untuk pembahasan paper kelompok kali ini akan dibahas tentang pakan atau mak yang baik bagi ternak babi khususnya pada induk masa laktasi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja zat-zat makanan yang perlu dimasukan dalam ransum babi? 2. Bagaiamana susunan ransum babi pada induk masa laktasi? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penulisan paper ini adalah: 1. Mengetahui zat-zat makanan yang umumnya diperlukan ternak babi. 2. Mengetahui dan memahami program pakan pada induk masa laktasi. BAB II PEMBAHASAN 11

Upload: ghufron-ananta

Post on 22-Jul-2015

396 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Babi merupakan salah satu ternak yang cukup menjanjikan dalam usaha peternakan. Maka dari itu system pemeliharaannya pun harus diperhatikan baik itu pakan, kandang dan biosecurity serta program medikasi yang baik. Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi. Sebab 60% dari seluruh biaya dihabiskan untk keperluan babi-babi induk (bibit), dan 80% untuk keperluan babi fattening. Oleh karena itu suatu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah walaupun babi itu secara alamiah tergolong hewan yang makannya sangat rakus, dan suka makan apapun, namun mereka perlu diberi makanan dengan perhitungan yang betul. Sebab, di samping ternak babi itu banyak makan dan rakus konversi terhadap makanan pun sangat bagus, sehingga apabila pemeliharaannya baik, laju pertumbuhannya pun akan baik pula. Tetapi perlu diingat bahwa babi termasuk hewan yang memiliki alat pencernaan yang sederhana, yang tidak mampu mencerna bahan makanan yang kadar serat kasarnya tinggi. Maka kepada ternak babi harus diberikan makanan yang serat kasarnya rendah, dan kandungan energy yang cukup tinggi. Untuk pembahasan paper kelompok kali ini akan dibahas tentang pakan atau makanan yang baik bagi ternak babi khususnya pada induk masa laktasi. 1.2 Rumusan Masalah 1. 2. Apa saja zat-zat makanan yang perlu dimasukan dalam ransum babi? Bagaiamana susunan ransum babi pada induk masa laktasi?

1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penulisan paper ini adalah:1. Mengetahui zat-zat makanan yang umumnya diperlukan ternak babi. 2. Mengetahui dan memahami program pakan pada induk masa laktasi.

BAB II PEMBAHASAN 11

2.1 Susunan Zat Makanan untuk Babi

1.

Karbohidrat dan serat kasar Karbohidrat (Carbon dan Hydrogen)

Karbohidrat terdiri dari unsur-unsur carbon,hydrogen dan oksigen. Unsur-unsur tadi merupakan suatu kesatuan, tetapi masing-masing berbeda besarnya. Fungsi karbohidrat: terutama untuk keperluan energi yang bisa mempertahankan pengaturan panas tubuh, aktivitas tubuh dan mempertahankan tubuh yang normal. Selain itu kelebihan lemak bisa disimpan di dalam hati dalam bentuk glikogen atau diubah menjadi lemak yang disimpan di dalam tubuh, di bawah kulit. Serat Kasar Merupakan karbohidrat yang kompleks, yang terdiri dari sellulosa dan lignin. Bagi hewan ruminansia (memamah biak) serat kasar ini bisa dihancurkan menjadi gula sederhana oleh kerja bakteri di dalam alat pencernaan. Akan tetapi bagi hewan nonruminansia yang memiliki alat pencernaan yang sederhana seperti halnya babi, maka jumlah serat kasar yang bisa dicernakan hanyalah sedikit sekali. Bagi babi serta kasar yang terdapat di dalam makanan ini hanya diperlukan untuk menstimulir sekresi enzimenzim serta menstimulir gerak peristaltik pada alat pencernaan. Serat kasar yang terlalu banyak akan menurunkan daya cerna, karena enzim-enzim tidak mampu menembus jaringan serat kasar. Itulah sebabnya pada ternak babi hanya diberikan serat kasar dengan kandungan rendah terutama pada babi muda. Apabila mereka diberik serat kasar yang tinggi, pertumbuhan akan menjadi lambat, sebab babi dewasa saja hanya mampu mencerna serat kasar sekitar 6%. 2. Protein Protein terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan sulfur. Unsurunsur ini bergabung membentuk asam amino dan amiden. Prosesnya berlangsung sangat kompleks, yakni terdiri dari 20-23 unsur yang disebut asam amino. Akan tetapi tidak semua unsur asam amino dalam protein ini diperlukan untuk pertumbuhan. Ada 10 macam asam amino yang sangat vital, yakni yang disebut asam amino esensial. 11

Asam amino esensial tersebut terdiri dari: lysine, methionine, tryptophane, histidine, arginine, valine, leucine, isoleucine, threonine, phenylandine. Dari kesepuluh asam amino ini yang paling penting adalah lysine, tryptophane dan methionine. Fungsi protein adalah: Membentuk sel-sel atau jaringan tubuh, misalnya pada fase pertumbuhan anak babi

dan babi muda. Menggantikan sel-sel yang rusak, misalnya pada babi-bai tua.

Berproduksi, misalnya memproduksi air susu. Kekurangan protein dapat berakibat: Petumbuhan lambat. Nafsu makan berkutang, akibatnya berat badan menurun. Penggunaan makanan lainnya kurang efisien.

3.

Lemak Lemak juga terdiri dari unsur-unsur H, C dan O. Baik lemak maupun karbohidrat arang

kedua-duanya berfungsi: Untuk menimbulkan energi (tenaga), sehingga babi dapat bergerak, berjalan,

mencerna makanan. Sebagai pelarut vitamin-vitamin A, D, E, K:

Karena hidrat-arang dan lemak berfungsi untuk menimbulkan tenaga maka bahan makanan yang mengandung lemak dan hidrat-arang disebut juga makanan energy. Apabila ternak babi kekurangan lemak di dalam makanan akan berakibat atau gejala:

Kulit bersisik Bulu sekitar bahu dan leher rontok:

Untuk mengetahui kekurangan zat lemak ini, bisa ditambahkan lemak 10% pada ransumnya. 4. Mineral Mineral esensial bagi ternak dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu: 11

Makromineral: Fosfor (p), Kalium (K), Khlor (Cl), Magnesium (Mg), Natrium

(Na), dan Sulfur (S) Makromineral: Besi (Fe), Flour (F), Kromium (Cr), Kobalt (Co), Mangan (Mn),

Molibdenum (Mo), Selenium (Se), Silikon (Si), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn) Untuk kebutuhan akan mineral pada ternak babi, kurang lebih ada tiga belas unsur esensial pada babi, yaitu kalsium, fosfor, kalium, natrium, khlor, magnesium, belerang, seng, besi, mangan, tembaga, yodium dan selenium. 5. Vitamin Vitamin yang dierlukan secara umum antara lain: Vitamin A: untuk proses reproduksi dan pengelihatan. Vitamin D: untuk membantu penyerapan Ca dan P selama proses pembentukan

tulang. Vitamin E: berperan dalam pertumbuhan sel babi, dalam proses reproduksi, dan

dalam meningkatkan imunitas tubuh. Vitamin K: berperan dalam proses pembentukan prothrombin yang berfungsi

sebagai zat anti perdarahan. Asam folat: berfungsi dalam proses pembentukan darah. Asam panthotenat: berperan dalam metabolism energy.

Vitamin B12 Vitamin B6 Biotin, kolin, riboflavin, thiamin Vitamin C berkaitan erat dengan pembentukan tulang dan pencegah stress.2.2 Hal Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan Ransum Babi

Dalam menyusun ransum, berbagai hal harus diperhatikan agar ransum tersebut dapat memberikan efek yang terbaik bagi ternak. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ransum adalah:

Ambang kebutuhan akan gizi dari kelompok babi pemakai. Kandungan zat makanan dalam pakan (tabel dibawah ini). 11

Daya guna zat makanan, dan kemungkinan adanya zat anti-gizi seperti toksin dan Mempertimbangkan ketersediaan bahan serta harganya. Patokan utama dalam menyusun ransum adalah kebutuhan akan protein dan energy.

zat anti-metabolik dalam pakan.

Patokan lainnya adalah kandungan asam amino (khususnya lisin), mineral dan vitamin yang dapat dipenuhi dengan penambahan supplement dan feed additive. Dan dalam praktiknya masing-masing fase ternak babi mempunyai susunan ransum yang berbeda.2.3 Ransum untuk Induk Menyusui

Dua hal penting yang perlu diperhatikan setelah induk mencapai stadium laktasi dan siklus perkembangbiakannya adalah terjaminnya air susu yang memadai bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak dan dimungkinkannya induk mencapai kinerja reproduksi yang dapat diterima setelah anak-anaknya disapih.

Gambar 1. Babi masa laktasi

Kondisi tubuh induk saat laktasi sangat menentukan keberhasilan reproduksi berikutnya. Tubuh induk yang kurus menimbulkan masalah pada saat dikawinkan kembali, misalnya: Saat birahi kembali yang tertunda

Kelahiran anak berikutnya yang jumlahnya rendah 11

Produksi air susu yang sedikit Anak yang dilahirkan kecil dan lemah Untuk mengatasinya, diperlukan pakan yang mengandung nutrisi seimbang, lengkap dan sesuai dengan kebutuhan induk menyusui. Normalnya, produksi air susu berkisar 7,5-12,0 per hari selama puncak laktasi. Analisis pakan induk menyusui Energy (ME) 3150 K kal/Kg Protein16,0 %

Lemak (minimum) 3,0 % Serat (maksimum) 7,0 % Abu (maksimum) 9,5 % Kalsium 0,9 % Fosfor 0,8 % Antibiotik ( gram +)

Keterangan pakan: Mengandung nutrisi ekstra untuk kebutuhan ,menyusui dan mengandung energi dan protein tinggi dengan asam amino lengkap. Manfaat: Meningkatkan produksi air susu (produksi air susu mencapai puncak pada umur 3 minggu laktasi dan menurun secara perlahan sampai dengan 6 minggu laktasi) Meningkatkan efisiensi reproduksi Meningkatkan jumlah angka kelahiran, dan Mempertahankan kondisi ideal induk dengan mencegah kehilangan berat badan

saat menyusui. Pemberian pakan induk selama laktasi seekor induk selama laktasi menghasilkan sekitar 7,0 kg air susu sehari. Dari sebab itu pengeluaran bahan kering adalah sebanyak yang dihasilkan dalam 2 hari babi bunting selama 114 hari masa bunting. Sebagai akibatnya adalah bahwa kebutuhan zat-zat makanan induk berlaktasi jelas lebih tinggi dari kebutuhan induk babi bunting. Selama induk bunting diberlakukan pemberian ransum yang 11

pembatasannya sedang, induk yang berlaktasi malah harus diberi ransum sepenuh kebutuhannnya. Kebutuhan ransum selama laktasi tergantung dari banyaknya anak yang disusukan, sebab semakin banyak anak sakan semakin besar peransang produksi susu induk. Sebagai petunjuk umum adalah menyediakan 2 kg ransum bagi induk perhari dan tambahan 0,5 kg bagi setiap anak. Sebagai contoh seekor induk yang menyusukan 10 ekor anak harus memperoleh 7 kg makanan perhari (2 + (0,5kali 10) = 7). Perhitungan yang lebih teliti akan kebutuhan makanan induk yang berlaktasi ditampilkan pada tabel 1. Air susu hampir selalu terkuras dari tubuh induk sehingga kehilangan bobot selama masa laktasi. Kehilangan bobot badan yang langsung ini harus diatasi dengan pemberian makanan yang memadai selama masa lakasi untuk mencegah problem perkawinan selanjutnya. Bila induk tidak lancar mengeluarkan air susu 10 hari setelah melahirkan, maka ransumnya harus diteliti, terutama terhadap kandungan kalsium dan fosfor. Kandungannya mungkin terlalu rendah atau terbalik perbandingannya, misalnya kandungan fosfor lebih tinggi dari kandungan kalsium. Bila induk kehilangan bobot badan terlalu banyak pemberian ransum harus ditingkatkan. Bila nafsu makannnya rendah sehingga agak lambat mengembalikan kondisi tubuh yang layak maka harus diusahakan memperbaiki selera makannya. Bila terlalu tinggi ransumnya yang dimakan selama bunting maka hal ini harus dikurangi sebab lebih banyak yang dimakan selama bunting, lebih rendah nafsu makannya pada masa laktasi. Cara lain untuk meningkatkan konsumsi ransum induk berlaktasi adalah memperendah temperatur kandang tempat menyusukan anak. Induk berlaktasi yang dipelihara dalam kandang yang lebih rendah temperaturnya menghabiskan ransum lebih banyak, lebih rendah bobot badan yang hilang. Tabel 1. Perkiraan Kebutuhan Makanan Babi Induk Berlaktasi Ransum (kg) yang Menyuplai Kebutuhan Energi (ED) Sesuai Banyak Anak 3 4 135 3,6 3,9 dengan Bobot Induk Bobot Induk (kg) 180 4,0 4,3 11

225 4,5 4,8

5 6 7 8 9 10 11 12

4,2 4,6 5,0 5,2 5,5 5,6 5,6 5,7

4,6 5,0 5,4 5,6 5,9 6,0 6,0 6,1

5,1 5,5 5,9 6,1 6,4 6,5 6,5 6,6

Anak yang disapih lebih berbobot dibanding dengan induk yang dipelihara dalam kandang yang temperaturnya lebih tinggi. Dari sebab itu bila menginginkan ransum lebih banyak dimakan lebih baik mengusahakan pemanas khusus untuk anak daripada seluruh ruangan kandang dihangatkan dan dengan demikian induk tetap terpelihara dalam ruangan sejuk. Seekor induk akan menghabiskan ransum berenergi tinggi yang sama jumlahknya dengan ransum berenergi konvensional. Dari sebab itu energi yang diperoleh dapat ditingkatkan melalui ransum berenergi tinggi. Induk akan menghabiskan lebih banyak ransum bila disuguhkan dua kali sehari daripada disuguhkan sekali saja. Konsumsi ransum akan semakin tinggi apabila disuguhkan lebih sering. Protein yang dibutuhkan harus cukup diberikan agar terjamin birahi dan ovulasi yang tepat setelah ank selesai disapih. Pemberian protein ransum yang rendah pada masa laktasi dapat mengakibatkan pengunduran birahi dan konsepsi yang lama setelah anak disapih, terutama sejak laktasi yang pertama. Tabel 2. Efek level protein yang diberikan kepada induk selama laktasi terhadap interval penyapihan hingga kawin lepas sapih Level protein kasar (%) Level lisin (%) Interval penyapihan hingga pascakawin (hari) Laktasi 1 Laktasi 2 Laktasi 3 Induk menyelesaikan 4 masa laktasi (%) 9,3 0,4 9.3 0,6 11,8 0,6 11,8 0,8 14,3 0,8

29,0 12,0 8,0 63,0

18,0 14,0 6,0 58,0

14,0 7,0 9,0 67,0

14,0 7,0 5,0 71,0

9,0 7,0 5,0 80,0

11

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Peternakan babi memang merupakan usaha yang menguntungkan, dengan pengelolaan yang tepat tentu akan meningkatkan hasil produksi dan reproduksi. Untuk babi pada masa menyusui yang harus diperhatikan adalah komposisi energi (ME), protein, lemak (minimum), serat (maksimum), abu (maksimum), kalsium Fosfor antibiotic ( gram +) dalam pakan perlu memadai sehingga bisa memperoleh hasil, antara lain:

Peningkatkan produksi air susu Peningkatkan efisiensi reproduksi Peningkatkan jumlah angka kelahiran, dan Pempertahankan kondisi ideal induk dengan mencegah kehilangan berat badan saat Selain itu juga harus diperhatikan bahwa ternak babi harus diberikan makanan yang

menyusui. serat kasarnya rendah, dan kandungan energi yang cukup tinggi.

11

DAFTAR PUSTAKA Ardana, I.B.K, Putra, D.K.H. 2008. Ternak Babi Manajemen Reproduksi, Produksi dan Penyakit. Denpasar: Udayana University Press AAK. 1981. Pedoman Beternak Babi. Yogyakarta: Kanisius Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

11