staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · volume 1,...

31
Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur Drajat Martianto, Hadi Riyadi, Dwi Hastuti, Alfiasari Ketahanan Pangan, Pola Asuh, dan Status Gizi Balita pada Rumah Tangga Miskin Alfiasari, Drajat Martianto Perbedaan Daya Terima dan Komposisi Zat Gizi pada Biskuit yang Terbuat dari Campuran Tepung Tempe, Tepung Terigu, dan Tepung Ubi Jalar Kuning dengan Perbandingan yang Bervariasi Marudut Sitornpul, Nike Winoko, ldrus Jus'at Pengukuran Status Gizi lbu Harnil dan lbu Menyusui dengan Metoda Antropometri Er rawati, Kusharisupeni, Saptawati, Kresnawan Endang Achadi, Anis lrawati, Kusharisupeni, Saptawati, Kresr Analisis Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Ber,salin Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat Sugeng Wiyono, Nur Hidayati ang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Puskesmas Faktor yans Berhubung ll"rli.!rlT*_. Kecamatan Tamansari Jakarta Barat Titus Priyo Harjatmo, Ana Zunaenah

Upload: vuongthuan

Post on 23-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539

Nutrition Prablem in lndonesraAtmarita

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di Kabupaten Lembata,Provinsi Nusa Tenggara Timur

Drajat Martianto, Hadi Riyadi, Dwi Hastuti, Alfiasari

Ketahanan Pangan, Pola Asuh, dan Status Gizi Balita pada Rumah TanggaMiskin

Alfiasari, Drajat Martianto

Perbedaan Daya Terima dan Komposisi Zat Gizi pada Biskuit yang Terbuat dariCampuran Tepung Tempe, Tepung Terigu, dan Tepung Ubi Jalar Kuning dengan

Perbandingan yang BervariasiMarudut Sitornpul, Nike Winoko, ldrus Jus'at

Pengukuran Status Gizi lbu Harnil dan lbu Menyusui dengan Metoda AntropometriEr rawati, Kusharisupeni, Saptawati, KresnawanEndang Achadi, Anis lrawati, Kusharisupeni, Saptawati, Kresr

Analisis Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi Berat LahirRendah di Rumah Sakit Ber,salin Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat

Sugeng Wiyono, Nur Hidayati

ang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah di PuskesmasFaktor yans Berhubung ll"rli.!rlT*_.Kecamatan Tamansari Jakarta Barat

Titus Priyo Harjatmo, Ana Zunaenah

Page 2: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

NUTRIRE DIAITADAFTAR ISI VOLUME T NO. 1, APRIL 2OO8

Nutrition Problem in Indonesia "'' " "' " "'Atmarita

t-12

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita di Kabupaten Lembata'

Provinsi Nusa Tenggara Timur 13-24

Drajat Martianto, Hadi Rigadi, Dwi Hastuti' Affiasari

Ketahanan Pangan, Pola Asuh, dan Status Gizi Balita pada Rumah Tangga

Miskin 25-36

Atliasari, Drai ot M antianto

perbedaan Daya Terima dan Komposisi zat Gizi pada Biskuit yang Terbuat dari

Campuran Tepung Tempe, Tepung Terigu, dan Tepung Ubi Jalar Kuning dengan

Perbandingan yang Bervariasi " 37-48

Marudut Sitompul, tfrke Winoko, Idnis Jus'at

PengukuranStatusGizilbuHamildanlbuMenyusuidenganMetodaAntropometi...........-. 49-77

EndangAclradi,Anislroiutati,Kushqris'upeni'sapto'wati'Kresnautan

AnalisisBeberapaFaktoryangBerhubungandenganKejadianBayiBerat

Lahir Rendah di Rumah Sakit Bersalin Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat 78-88

Sugeng Wigono, Nur Hidagati

Faktor yang Berhubungan dengan Berat Bayi Lahir Rendah di Puskesmas Kecamatan

Tamansari Jakarta Barat 89-101

?itus Prigo Hariatmo, Ana Zunaenah

Page 3: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengukuran Sfatus Gizi lbu llamil dan lba Mengusuiderrgan Metoda Antroponetri

PEITGUKURAIT STATUS GIZI IAU I{AMIL DA![ IBU IIilEITTUSUIDENGAN IIIETODA ANTROPOMEirRI

Endang Achadil, Anis Irawati2, Kusharisupenil, Saptawati 83, KresnawanalDepartemen Gizi Kesmas, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

2Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor3Bagian Gizi, Fakultas Kedokeran, Universitas Indonesia

aDirelrtorat Bina Gizi Masyaraka'r, Depkes RIKampus Depok Universitas lndonesia

[email protected]

ABS,'R,ACTMaternal nub-itional stofas is inoeasinglg reagmired as a qucial factar that a:ffed thehealth and the utetlbeing of tle motlers as uell as the chidren. Poor mdenwl nutitionalstafiis ttrill inqea.* tle ri.sk for mdernal morbiditg and mortalitg, and b,-crease the risks ofretardation of the dtild's graurth and deuelopment and *,erefore the ddld's qtalfu of life inthe fwttre. Meastring and cantiou.slg interpreting md.emal nutritional stafirc is tlereforeuery impofiantl not onlg to assess the probtem of tle mother, but al.so ta manitar tle deae-lapment of the fehs. One uag tc mea.sure maternal nutrttional .stcdas is u.sing antlvo-pomeby methDd. Whik antlwopometrg methd is be@ used for mea.suring nutr',tionalstahts of uariotts plWsiotog! {Filps, until now, @ttlvapomew meas-urement atu matenalr*titianal siatas is not get xtlled. For exanple wh.d indimtot shanld u)e u.se to ,nea.surematernot rutffiional stafirc durbq pregrtancg given tlwt wetght is steadilg ineea.sirtgduring pregnanq; uhat is the adequafe ure@ht gain during pregnancy; and lantt useful i.s

tle u.se of MUAC (Middle lJpper Arm Cbanmferene) as apredictor of maternalmalrutffiian?In addition, uhd ant off poirtt to be uxd for detennining malmtffiian us@ the aboueindicators is tat get standudizd globallg, for xampte tsing 23.5 an for MLIAC. This paperaims ta present varilals indicdors ta measure maternal nuffiional $ers using @.th.ro-pomery methad.s. We present tle mewing and usefuhte-ss of each indisa4 the strenglhsand tte u)ecLbtesses, and reammendatiorts af its u.se. The stt off poirtts of indicatsrspreseftted in this paper arc not med\t to be u.sed as fatal referenes, ra{iher il is meant to beu.sed as input to t)wse lilho are ttsitrg it.

Kegwords: Matemal Nub'itiory Nuffiional Stdus, Ant vopme@

PerrdahuluanStatus gizi setiap individual dipenga-

rrhi oleh beberapa faktor yang saling mernpe-ngaruhi. Kajiari UNICEF (1998) terhadapberbagai masalah gyzi daa penyebabnya me-nunjukkan bahwa teqjadinya masalah glzi di-sebabkan karena dua hal pokok yaitu penye-bab langsung berupa asupan gyzi dan penyakitrnfeksi, dan penyebab tidak langsung berupaketersediaan pangan di rumah tangga, polapengasuhan anak, pelayanan kesehatan dankesehatan lingkungan.

Penentuan status gizi merupakan kom-conen 1'ang esensial dalam perawatan anten-nata) iantenatal corel. Namun pada kenyata-ar.lna-a ha-1 irri belum meqjadi perhatian utarnasebaga: bagrari dari perawatan kesehatal se-belurn konsepsi, selama harnil ataupun sete-

1ah melahirkan. Tingginya proporsi bayi beratlahir rendah (BBLR) yaitu selcitar 7-14o/o sela'ma periode 199O-2OOO memberikan kontribusisekitar 355.OOO-71O.OOO bayi BBLR dari 5 jutabayi lahir pertahun (Depkes 2OO3). BBLR yangmerupakan salah satu darnpak dari gangguanperkembangan janin erat kaitannya dengankeadaarr kurang gizi pada ibu selama rnasakehamilannya- Dampak dari keadaan kuranggizi selama kehamilan selain meningkatka-nrisiko teq'adinya BBLR, juga meningkatkanrisiko teq'adinya kernatian bayi.

Selama ini kedaan kurang g4zi padamasa kehamilan diperkirakarr dari adanyarisiko kurang energi kronis (KEK) berdasarkaniodikator ukuran lingk . lengan atas (LiLA)yang kurang dari 23.5 cm. Pada tahun 2OO2wanita usia subur yang mempunyai risiko KEK

Nut'ire DiaitaVoL 1 No. 1, April 2OO8 49

Page 4: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

7

PenqtkananSfafus Gizi fuu Hamit dan lbu Menyusui dengan Metoda Antrcpometri

masih cukup tinggi yaitu 17,6 o/o atau sekitar umumnya ibu dalam keadaan status gtziyar^g

11,7 juta wus {Depkes, 2bos1. WUS yang tidak menguntungkan, pertambahan berat

menderita XOI{ *"*puttyai risiko tinggi untuk badan ibu selama hamil merupakan deter-

melahirkan bayi BBLR aL ri"it<o tin$ untuk minan penting untuk autame keharnilan'

*urrg"l*i kematian pada waktu me[Lirkrrr. untuk ibu men5rusui, yang perlu men-

Selain terbatasnya keadaan ekonomi dapat perhatian adalah terjadinya kehilarrgan

keluarga dan tingginya keadaan kurang gizi beiat badan selama rnen5rusui' Pengukuran

f.ar. ib, hamil, r""iuf.l.V" status k""tf,.tatt status gizi pada ibu sebelum hamil (berat

ibu hamil saagat t";;; dengan pelayanan badan pra-harnil) akan -sangat. berarti dan

kesehatar selama t"t.rrriturt (inteiataicarQ. bermanfaat bagi pencegahan.terjadinya BBLR

iitenatateareyarrgbaikdaa al*tot u, secara dan konsekuensi kematian bayinya' Ibu de-

teratur akan membantu pendedeteksiao seba- ngan status gizi kurang selarna kehamilanriya

gi"- -*r.*"f, kesehatai ibu yang terjafi cendel.Lng, akan semakful rrtenurun status

selama kehamilan, sehingga pertolongan yang gqzirrya selama men5msui dan dapat mem-

tepat dapat segera it.&urr, te.misuk-mul p.tg"t"ttl kualitas ASInya' Sampai saat ini

.rj.-t."i masdai gizi selama kehamilan. Studi belum ada kesepakatan tentang cara merrgu-

di RS St. Carolus ..fJarta pada tahun 2OO4 kur status gizi pada ibu hard-l dan ibu me-

menunjukka' bahvra it, tr"*ii ya'g selama n5rusui. cara yang selama irri digunakan ada-

f."t *.ifrrry" mendapatkan pelayanan ante- lah dengan rnengukur lingkar lengan atas

natal yang teratur iebih mampu rnenJrusui (LiLA). P"tggut* LII'A sesungguhnya ku-

bayinya "J".ru. eksklusif "".r.i

rekomendasi iang tepat untuk menggambarka! KEK, kare-

WflO, V*t, sampai ;;; b.yr 6 bulan diban- ttr. LIi,a relative stabil untuk jangka waktu yg

dingkair dengan ibu V*re tii.k mendapatkan lama, sehingga perubahan 1t1tu1 gizi yg akut

pelayanan antenatal lL* teratur tul.m. tidak tergambarkan oleh LILA' Dengan demi-

kehamilannya. - J ---o kian LILA lebih menggambarkan risiko terja-

Monitoring pertanrrbahan berat badafl dinya KEK sehingga hasilnya merupakafl prok-

ibu selarna k hr*fl;;y; telah rrrenjadi alat si isdicator dan tidak dapat digunakan ufltukyang paling umum aigrin"f.un untuk- mengu- memonrfor perkembangan status Clzi ibu

i.or-"f"tr*"gi"i it" a"rr-j*rtrrva selama h;il. selama keharnilannya walaupun L-iLA merupa-

Berat badan ibu sensitif terhadap stres gizi kan indikator yang mulai b-an-yak.digunakan

aknt selarna hamil dan membe.ikat k "rn untukrnemprediksioutome keha:rri1an,'

yang paling umum tentang pertumbuhan ja- Hanya ada 2 indikator dari status gizi"r,irr"ait.rrlingkan dengarr- ,rko.un antroio- ibu yang secara konsisten menunjukkafl hu-

meki yang tain. Uo*toing berat badan sela- bungan yang positif dengan berat badan bayi'

,rr. t *rrillrg. drp^t a;j.a;f,zrn cara untuk me- yaitu berat badan pra-hamil dan.- pertamba-

,g"k". .i"if" t.t"rtlt"n, artinya perubahan hanan berat badan selama kehamilan {Negger

p!rt"*trfr". berat badal selari.a hamil seca- dan Goldenberg, 2OO3). Permasalahan yaflg

ra kasat mata cukup dapat untuk mendeteksi biasanya dihadapi di negara yang sedang ber-

"pJuf, pertambahan terat badan selama kembang termasuk lndonesia adal^h tidak

keharnilan sesuai dengag seharusrrya. Namun tersedianya data berat badan pra-hamil' Seba-

kelemaharrnya adalalipertambahan ini tidak gran pakar mengafljurkan peflggullaan berat

dapat membedakan ,rrt-. berat ibu, janin, badan pada trimester pertarna keharnilan se-

atau kornponeo lainnya seperti cadangan le- bug.i berat badan pra-harnil (WHO,1995)'

mak ibu, jr.irtg"r, otoi itu, cairan tubuh, vo- Selain pernilihan jenis indikator yang tepat

iume darah dan lainnya yang berguna untuk *"trpuk t masalah, penetapan an-oif point

menenrukan outamef."fr"al*t. untuk masing-masing indikator juga masih

Beberapa penelitian pada umumnya belum mencapai konseosus.menunjukkan- bairwa jurrilJh pertambahan Tulisan ini akan membahas beberapa

berat badan seiama t<ehamilan terutama pen- isu penting terkait dengan antropometri untukring r.rltuk perempuan yafrg memulai keharrri- ibu hamil dan ibu men5rusui yang meliputi :

1.rr?y" dala:n keadaan"staLs gizi yang tidak 1. tndikator dar, att-aff point antropornetri un-menlrrntungkan. Kombinasi antara berat ba- tuk ibu harnilCar-,lrrhamil y.rrg rendah dan pertambahan 2. tndikator dancttt-offpoinfantropometriun-berai badan selama kehamilan 5ra,g rendah tuk ibu men5rusui

menjaclikan perempuan *.*p.rr.y.i nsiko 3. Standar pedoman aplikasi di lapangan

terbesar untuk melahirkan BBLR Di negara-nc€ara ]'ang sedang berkembang, dimana

-i i, NutrbeDiattavol I No. 1, APril 2OO8

Page 5: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

pengukran status Gizi lbr ltdmit danlta lvftmlFtani dengan Metoda Anttopometri

Indikator Antropometri Ibu Harnll danMenyusuiIbu Hamil

Berbagai penelitian telah menunjukkanbahwa status gizi ibu hamil yang diukurdengan metoda arttropometn dapat mempre-diksi outcome kehamilan, rttamanya bayi beratlahir rendah (BBLR). BBLR dapat disebabkanoleh prematuritas, yaitu lahir pada usia ges-tasi kurang dari 37 minggu, maupun Retar-dasi Pertumbuhan dalam Utems atau IntraUterine Growth Retardation {IUGR), yaitu bilaberat badan lahir untuk usia gestasinya bera-

tbu BELR ata1l fi'lrayatBBLR sebelumnYa I

da pada posisi persentil ke 1O atau kurang.Berat badan (BB) ibu dan indeks massa tubuh(IMT) sebelum kehamilan, serta pertarnbahanBB (PBB) selama kehamilan, merupakan indi-kator status gizi y'ang paling penting dalammempengaruhi outame kehamilan tersebut.Figur dibawah menunjukkan bahwa faktor giziibu, Srang diukur dengan Pertambahan BeratBadan yg readah, Berat Badan pta-Ha:rnilyang rendah dan Ibu yg pendek, merrrpakanfaktor penea'ru utama terjadinya BBLR ditreflara berkembang.

Ukflrent&uh aph keil

Ras bukan Kulit Putih

Prirnipara

lntake Kaloriatau

PBB rendah

lbu Pendek

Sakit

BBpH rendah

Sumber: Kratner, 1987Gambar 1

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IUGR di Pedesaan NegaraBerkembang (PBB: Pertambahan Berat Badan, BBpH: Berat Badan

pra Hamil)

Indrkator arrtropometri ibu hamil dapat dike- memprediksikan BBLR, dan tidak spesifiklornpokkan kedalam indikator untuk skrining untuk IUGR atau prematur. Pengukuran ke-dan pemantauan, dan kedalam pengukuran dua indikator tidak perlu dilakukan berulang,turggal atau ganda. Tabel 1 merlunjukkan karena TB tidak berubah, dan LiLA peruba-ba-a:ra pada keadaan dimana tidak ada tim- hannya sangat kecil untuk jangka waktu yangba:rga:'i, maka iingqi badan (TB) dapat digu- lama sehingga dapat dianggap tidak berubah.nakan r:ntuk memprediksi BBL& dalam hal Indikator lainnya memedukan adanya infor-Lri /L:GR, tetapi tidak untuk memprediksi pre- masi tentang BB pra-hamil (BBpH) yaitu: Pen-matud:as. Ha1 ini dapat dirnengerti karena TB capajarl Berat Badan (PBB/Attained Weighr)

l-axg rendah sudah memberikan dampak pada usia kehamilan terteotu misalnya 5, 7:eihadap pertumbuhan janin sejak dini. Se- dan 9 (BB/5 , BB f 7 , BB/9); IMT (Indeks Massada::gka:r Lil"{ hanya dapat digunakan untuk Tubuh) pra-Hamil; dan Pertarnbahan BB (PBB)

NutrireDiaitaVoL 1 No. 1. April 2OO8 51

, Sakit

Jenis keiami*p€rernpuffi

Malaria

Page 6: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

pengufutmn Stdtus chilbu Hamit dan lbu Mengustti dengan Metodd Anttapometri

antara usia kehamilan tertentu (misalnya pengukuran indikator-indikator tersebut dapatPB;B I 7-9, PBB / 5-7; PBB/5-9, PBB/pra-Hml-9, diulang.dst). Tergantuag dari ketersediaan data, maka

Tabei L

Indikato:- eurtrcpometri ibu yg dianggap dapat mernprediksi ouleome Kehamilan _

Frekuensi Timbangan KeterbatasanPengukuran Ada/Tidak Pelayanan BBLR IUGR Prematur

Tunggal Tidak ada A. Ada TBB. Tidak ada TB

LILAAda C. Ada B,BiT

B.BlsBBleB.BlT

D. Tidak ada BBpra-HmlP.B!5,17,19IMT/pra-Hml

BBpra-HmlBB/sB,BleB,B/7

BBpra-HrnlIMT/pra-Hml

Ganda Tidak ada E. AdaF. Tidak ada TB. LILA TB, LII.,A

Ada G. Ada

PBBIT-elTB PBBIT-elTBatdu Atau

BB pra-Hml BB pla I-ImlH. Tidak ada BBpra-FIm1 BBpra-Fiml

B,El5,l7,l9 BB/5IIvIT/pra-I{ml BBl9PtsBlT-elTB B,B|T

atau PBBlpra-BB pra-Hm1 Hml-9PBB/pra-Hml-elTBPBB/pra-Hml-5PBB/pra:FIml-7

Sumber: WHO, 19951 Tts=Tinggt tudan; LiJ,A: Lingkar Lengan Atas; BB=Berat Badan; BBpH=krat Badan Pra-Hamil;IMT=IruJeks Massa rubuh PBB=Pertamba?an Berat Badan selama Kehamilan; BB/ 5, BB/7, BB/9= Berat Badan pada usia kehamilan 5, 7, 9 bulan; PBB{T-glTB=Pertambaharr berat badan antarabulan 7-9 terhadap tinggi badan; PBB/pra-Hm1-9:pertambahan berat badan antara pra-harnildergan bulan 9 keharnilan; PB.BIS-7= pertambahan berat badan antara bulan 5-7 kehamilan.Baris A. B, E, F ) tidak ada timbangan/kontak tunggal/ atau multipell ada atau tidak ada ham-batan/keterbatasan. C ) tidak ada timbangan, satu kali pengukuran, ada hambatan; D ) adati-mbangal/pengukuran tunggal/tidak ada hambatan; G ) ada timbanagn/ pengukuran mul-tipel/ ada hambatan; H ) ada timbangan/kontak multipel/tidak ada hambatan.

Iadlkator gfuintng l. Mengantisipasi sejak awal risiko autcomeke-Pada bagian ini akan dibahas potensi ha:nilan yalg buruk, utamanya BBLR.

berbagai pengukuran status gizi ibu sebagai 2. Menentukar:. berapa seharusnya pertamba-i-ndicator skrining, yaitu Berat Badan pra Ke- hal berat badan yang adekuat selama keha-harrrilan tBBpH), Indeks Massa Tubuh (IMT) milan untuk memperkecil risiko outcameatau Berat Badal (BB) terhadap Tinggi Badan kehamilan. o

iiBi pra Keharnilan, Tinggi Badan (TB), dan 3. Menentukan target intervensi untuk rneflg-LLngkar Lengan Atas (LII,A). optimalkan outcome.

Berat Badan pra Kehamllan {BBpH} Pengaruh BBpH terhadap outcome ke-BBpH lrrerupakarr indikator yang pen- hamilan tidak hanya terbukti di negara ber-

ringu.ntiberbagaitujuanyaitu: - - - kemba:rg tetapi juga di negara m4iu. Selain

BBlTBBle

BBlTBBle

BBpra-HmlIMT/pra-HmlPBBI5-7 trBIMT/pra-HmlPBB/5-7

Nutrbe Diaita VoL 1 No. 1, April 2OO8

Page 7: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengukttran Sfatus Gizi lbu Hamil dan bu Menqdsai dengan Metoda Antropometri

dapat memprediksi risiko outcome kehamilan,BBpH dapat digunakan untuk menentukanberapa seba.iknya PBB ibu selarna kehami-lannya agar outcome keharnilannya optimal.Sernakin rendah BBpH atau BBpH terhadapTB maka semakin tinggi PBB yang dibutrrhkanselama kehamilannya. Berdasarkan hasilpenelitian klinis (Rosso, 199O), wanita dengangizi kurang (underu,eigh| maka volume plas-manya pada awal kehamilann5ra menun.n,yarrg akan menyebabkan menuiunflya cardiacoutput secErra proporsional, sehingga rEe:lye-babkan aliran darah dari utems ke plasenta(utero-placenta) berkurang. Pada akhirnya ha1ini akan menyebabkan menurunnya transferrr,akananlat gizi ke janin dan menyebabkanhambatan pertumbuhan.

Selain pengaruhrrya secara indepen-den, kombinasi dari BBpH yang rendah de-ngan PBB selama keharnilan yang rendahmempunyai konsekuensi yang lebih besar(additiue) dibandingkan dengan hanya salahsatu yang rendah. Hasil meta analisis (WHO,1995) menuqjukkan ba-l.u'a BBpH rendahyang diikuti oleh PBB yang juga rendah akanme-nyebabkan risiko terjadinya IUGR sebesar5 kali. Konsekuensi tersebut tidak s4ia ter-hadap risiko pertumbuhan janin tetapi jugaterhadap kematian perinatal, neonatal darrbayi. Oleh karena itu adanya informasi menge-nai BBpH dapat pula digunakan untukmenentukan intervensi yang lebih tepat untukibu hamil. Akibat dari rendahnya BBpH ter-hadap outcame kehamilan dapat dikoreksicukup baik dengan meningkatkan PBB selamakehamilan {Garn dalam Krasovec, et al, 199O).Artinya, outcome keharnilan dapat tetap baikwalaupun BBpH rendah apabila PBBnya cu-kup besar sehingga mencukupi l:ebutuhanjanin. Sebaliknya, outa;me kehamilan akantetap baik walaupun PBB tidak besar asalkanBBpH cukup besar.

Yang menjadi rnasalah, pengr,rkuranBB pra-keharnilan belum merupakan kebia-saan di negara yang sedang berkembang ter-masuk Indonesia sehingga informasi mengenaiBBpH sulit didapat. Oleh karerra itu BBpH,IMT pra-harnil serta PBB ibu selama keha-r,rilan seringkali tidak dapat diukur. Untukmengatasi kesulital ini, berbagai upaya dila-kukarr, rnisalrrya dengan menggufrakan indi-kator yang dapat diukur pada masa keha-roilan, yaitu LiLA dan TB. Namun kedua indi-kator ini mempunyai kelemahan. Upaya lain-nJ-a adalah menggunakan BB pada kehamilan-tri-ncester I sebagai BBpH, karena selama tri-mester i perta:rrbahan berat badan tidak ber-

makna sehingga BB pada trimester I dapatdianggap harnpir sama dengan BBpH. Garndan Pesick (1982) menyatakan bahwa BB ibupada mingg',r 12-16 kehamilannya tidak ber-beda berrnakna dengan BBpH yang dilaporkanoleh 45.OOO ibu Amerika. Tripathi (1987)mengasumsikan bahwa BB tidak naik sampaikehamilan 13 minggu. Narnun demikian, di ne-gara berkembang proporsi ibu hamil yangmemeriksakan kehamilannya pertama kali se-telah trimester I (pada triemester II atau III)cuh:p besar, artinya 5raag melain:.kan penim-bangan dalara minggu ke 13 atau lebih dinisangat kecii, sehingga tetap diperl,rkan upayalain untuk memperoleh BBpH.

BBpH dapat diestimasi dengan meng-gunakan formula yang dikembangkan daridata BB ibu hamil yang diikuti secara longi-tudinal. Formula ini (Achadi, dkk, 1995)dikernbangkan untuk memprediksi BBpH danPBB selama hamil melalui penghitungan BByang dilakukan paling tidak sebanyak 2 kaliselama keharnilan. Hasil pengukuran denganmengguaakan formula tersebut menunjukkarrbahwa sebanyak 18Yo ibu hamil mempunyaiestirnasi BBpH lnrrang dari 40 kg, drn rerataestirnasi PBB selama kehamilannya adalah 9kg. Dengan merujuk pada Rosso (1990), hanyasebesar 9o/o dari ibu tersebut naik BB-nya se-cara adekuat selama kehamilannya. Hasilv-alidasi forrnula irri terhadap BBpH yg setre-namya rnenunjukkan kedekatan antara perki-raan NNpH dengan menggunakan BBpH yangsebenanya, yang membulrtikan bahwa formulaini dapat digunakaa untuk memperkirakanBBpH (Achadi dan trawati, 2OO7)

Untuk mengetahui seberapa baik suatuindikator lain pengganti BBpH tersebut makabiasaaya dilakukan perrrbandingan denganBBpH sebagai 'gold standard karera penga-ruhnya yang jelas terhadap outcame kehami-lan. Artinya apabila hrrbungan antara suatuindikator (misalnya LiLA) dengan "gold st.o:n-dard (BBpH.) tersebut baik, maka LILA dapatdikatakan cukup baik sebagai indikator alter-natif.

Di negara berkembang, TB yang rendah(pendek), BBpH serta BBpH terhadap TB yangrendah dihubungkan dengan rendahnya PBBselama kehamilan, walaupun hubungan ter-sebut tidak selalu konsister Eubu*gan gangseh,uttsagru tcifrdf fia*ungw negdoe)dfltdra BBpE d.engan PBB selana kelu-nflan tdrrqrak ngata gnda kelonqtok gangncrgutgd. BBpE gang agak enggfl, tetugffr.dak balatburgan scodud ngata. pada. ke-lorr4;ok gstrg ,nan rutrgd. BBpH gong refl-

Nut'ire Diaita VoL 7 No. 1, Apnl 2OO8 53

Page 8: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengulauan Slofas Gizt fba Hamil dan lbu Mengustti dengan Metoda Antrcpometri

dah lKra,sotnc 7990). Atdnga pada kelon-pok wa*ita gailg mcffigangd. B4rg ailflpfingSl, PBBnga cendentng *nalcJ.n rcndo..Itblla BBpErtgru. *tmaktra d.nggt. SedantgkannFaa kelonqtok gang ,ncmpnltd n,lr,'llg ttg leblh rcndah ddak tadapt korela.stg@ng sa;rna., otan PBB tidak besal. Apakahini menjelaskan fenomena dari beberapa hasilpenelitian di Indonesia? Yaitu PBB readah de-ngan BBpH yang juga rendah? Antara lainpenelitian Ira:nati (2004), Achadi {1996} danKusin (1994), dimana BBpHnya rata-rata ber-turut-turut adalah 48,4 kg; 46,0 kE dal,- 42 kg,dengan PBB berturut-tumt 8,9 kg; 8,9 I<g dan6,6 kg. Demikian pula dengan penelitianHusaini dkk (1986) di Jawa Barat yang me-nunjukkan bahwa rata-rata BBpH adalah 46,6kg dengan PBB B,8.kg.

Dikatakan bahrra kombinasi penggu-naan lebitr dari 1 pengukuran antropometrilebih bermanfaat dibandingkan dengan pengu-kuran tunggal, misalnya BBpH dengan TB.Namun demikian sebagian pakar juga berpen-Capat bahwa tidak banyak berbeda apakahBBpH diekspresikan sebagai BB terhadap TB(BB/TB, IMT, BB/TB3 atau TB/BB), oleh ka-rena sernnarrya dikoreksi {ueighted} olehfaktor berat badan.

Indeks lUassa Tubuh {IfrIT} sebelumKehamilan atau Berat Badan {BB} ter-hadap fiaEgl Badan [TB]

BBpH dapat digunakan secara tunggaluntuk memprediksi risiko otrtame kehamilan,dan dapat dikombinasikan dengan TB, baiksebagai IMT maupun sebagai BB/TB. Namunapabila digunakan secara tunggal maka BBpHtetap merupakan indikator terbaik. WalaupunIMT pra-harnil mempunyai komponen genetikdan g1zt, IMT pra-hamil yang rendah tetapdianggap sebagai pertanda dari persediaat glzidalam jaringan yang rninirnal. Oleh karenaitu, IMT pra-hamil dianggap meningkatkanrisiko berbagai outcome persalinan, yaitu pre-maturitas dan IUGR. (Neggers dan Goldenberg,2OOs)

Hubungan IMT dengan outcome keha-milan menunjukkan hasil yang bervariasi.Spirrillo, et a1 (1998) menunjukkan bahwa ri-siko terjadinya abortus spontan lebih besarpada ibu yang mempunyai IMT pra-hamilrendah dan yang PBB-nya rendah selama tri-rnester II dan III. Demikian pula penelitianSchieve dkk dari NMIHS Collaborative StudyGroup menunjukkan bahwa pengaruh PBBselama kehamilan tergantung pada IMT pra-kehamilannya. Hal irri menunjang perlunya

PBB yg lebih tinggi pada ibu yang IMT pra-hamilnya rendah.

Pada umumnya seorang perempuanyang rnernpunyai IMT pra-hamil lebih rendatrnaka akan mengalami PBB yang Lebiir ti.nggidan sebaliknya. Hal derollian juga ditemukandalam penelitian di Mesir dan Kenya olehAllen, dkk. Secara spesifik Allen menemukanbahwa wanita yang mempunyai IMT pra-hamilyang lebih rendah akarr mengalami PBB darrpertambahan lemak yang lebih besar selarnakehamilannya dan kehilanga:r BB da:r le.rrra-kyang lebih banyak pada masa men5rusui. Seba-liknya ibu yang lebih gemuk akan mengalamipenurirnan lemak selarna keharnilannya., danmengalami penambaharr selarna menJrusui.Hal ini menunjtrkkan bahwa lrefigE unednPBB selana keha,fitan dzt peturnan BBsclanna. ncnguanl. dapd, epkd. *fugd.t tdtkdor untrtk tncnitd ddcldtd, tidaktgaenetgl dalam dtet srrat lfut

Namun demikian ada penelitian lainyang tidak secara jelas menunjukl<an adanyapengaruh IMT pra-harnil terhadap BBLR yangdisebabkan oleh prernaturitas (kuralg dari 37mingCu) (Honest, dkk)

TitrSgi Badan fTB)Keuntungan penggurraan TB sebagai

indikator untuk memprediksi risiko terjadinyaBBLR adalah karena TB tidak membutuhkanpengukuran lainnya dan tidak mengalami pe-rubahan. Selama ini TB sering digunakansebagai indikator untuk memprediksi risikoterj adinya pen5rulit persalinan, walaupun seka-rang semakin sering digunakan juga untukmemprediksi risiko terjadinya BBLR sertakematian bayi, perinatal dan neonatal.

TB selain merug:kan komponen gizi,juga merupakan komponen genetik, sehinggakadang-kadang interpretasinya meqjadi sulit.Berbagai penelitia:r menunjuld<an bahwa ibuyang lebih ticgi mempunyai BB Iahir yanglebih tinggi pula (I(rasovec, 1990), sebesar 10-22 grarnl crn TB ibu. Namun TB tidak dianggapberpengaruh terhadap prematuritas (Kramerdalam I(rasovec 199O). Dikatakan bahwa pe-ngaruh TB terhadap BB lahir mungkin tidaklalgsung tetapi melalui BB, karena ibu yanglebih tinggi akan lebih besar BB-nya karenamempunyai otot yang lebih banyak disban-dingfuan ibu yarrg lebih pendek. Manfaat pe-ngukuran TB untuk memprediksi BBLR akanlebih besar {predictiue oalue-oya menjadi lebihbesar) bila dikombinasi dengan peagukuranlainnya, rnisalnya BBpH (Krasovec 1990).

NutrireDiaitaVoL 1 No. 1, April2AOB

Page 9: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengulatmn Sfafirs Gizi lbu ltamil dan lbu Mengasui dengan Metoda Antropometri

Lfugkar Lengen Atas {LILA} hamilan adalah pertambahan berat badanApabila tidak ada data BBpH, LiLA (PBB) selama kehamilan, selanjutnya adalah

merupakan pengukuran yang paling berman- Attairted Weighl {Pencapaian Berat badan)faat untuk mengidentifikasi ibu hamil dengan pada usia kehamilan tertenturisiko BBLR, ruGR atau kematian jalin/bayitersebut. LiLA merurpakan indikator yang re- Pertarnbahan Berat Badan (PBBI danlatif stabil selama kehamilan, dan tidak dipe- Attabrd. Welght {AS} pada Keharrilanngaruhi oleh usia keharnilan, sehingga dapat Pertambahan BB ibu hamil yangdigunakan pada setiap saat selama keha- diinginkan adalah pBB yang akan meng-rnilarr. Selain itu LiLA cukup sederhana, dan hasilkan: l) outcome ibu yang optimal, dalamtidak memerlukan informasi lainnya diban- arti mencegah terjadinya mortalitas ibu dandingkan indikator lainnya, dan dapat diguna- komplikasi l<ehamilan dan saat melahirkan,kan secara tunggal untuk keperluan tersebut serta sejogranya didapat BB pasca salin yang(misalnya umur, berat badan, dll). adekuat dan laktasi yang baik; dan 2) otttcome

LiLA merupakan indikator proksi un- ba5a yang optirnal, yaitu terjadinya partum-tuk BB, oleh kai'ena itu pedu dilakukan buhan fetus dan maturasi yang optirnal, pefl-analisa apakah LiLA ber'korelasi secara ber- cegahan morbiditas dan mortalitas selamamakna Cengan infikator BB. Berbagai peneli- dalam kandungan dan masa perinatal.tian menunjukkan bahwa IiIA berlutbungon Studi-studi yang ada pada urnumrrya.seadlrd betrnakna. dangan btfugd fne- menunjukkan bahwa jumlah pBB selama ha-kator dflbolrorrtrflri, utamanga BBpII, mil terutama penting untuk perempuan yangBBpE Cerhadap TB d.an tcrhadap PBB *la- memulai hamil dalam keadaan status gtri yrrrgna kehzmilan dalont ffitttcster I furt Il. tidak menguntungkan. Kornbinasi antara beratSelrlngga. sebagd ta&kdtn" altera&it ctz- badan pra-hamil (BBpH) yang rendah da:r PBBlrup fufk- Namun demikian penambahan BB selama harnil yang rendah menjadikan ibutidak terefleksi secara langsung dari LiLA, mempunyai risiko terbesar untuk melahirkansehingga LiLA tidak berubah banyak selama BBLRkehamilan, y€rflg merupakan kelemahan LiLA. Dl aqraa-neg@id gang sedang ber-Oleh karena itu LiLA tidak dapat digunakan kenbantg, &ttuaa urru1rrtngs fht bcruda.untuk rnemonitor status gizi. ddlfrn keodaaa sta:kts gfzf gdrtg ddak ne-

Berbagai penelitian menunjukkan bah- ngw.A&gka4 PBA lbtt sclanu lrarrtl fiE:a-wa LiL,A' berkaitan dengan outcome kehamilan. Ftcan dct*ndnan 1*nfrng unfrtk otttcomcKatz, d7<k menunjuld<an bahwa LiLA yang le- kehant''lan. Setnentar11. t1;1. keuntunganbih besar memrrrrnkan risiko terjadinya kema- penggunaa-n standar untuk attained weight da-tian bayi pada usia 1 minggu. Ricalde, dkl< lam kehamilan adalah hanya dibutuhkap satujuga menunjukkal balewa LiLA dan BBpH ukural tunggal., yaitu berat badan pada masasecara positif berhubungan dengan BB lahir. waktu tertentu.Artinya LiLA cukup baik sebagai penggaltiBBpH dalam mendeteksi risiko BBLR. Pene-litian terhadap 833 ibu hamil di Mozambique pertambahan Berat Badan Selama Harniljuga menunjuH<an hubuagan antara LiLA de- Studi tentaflg pBB telah banyakngan estimasi BBpH. Penelidan di Kuwait juga dilakukan terutama dL,.g.r._rr.gara berkem_menunjukkan bahwa LiLA pra-hamil berhubu- bang yang pada umumrry. *.rrghubungka'nga, secara bermakna dengan BBLR {Tab pgB sefa;a hamil dan

- outcomi t<ehamilan

bakh dan Said). LiLA kurang dari 25 cm harus seperti yang dikutip dari Krasovec dandiwaspadai, dan kurang daxt 23 cm mefl.rpa- Anderson lfSgt), dirnana Kramer (dalam meta_kan indikator kurang gtzi yarrg kuat analisisnya yartg dipublikasika' thn L7TO_(Liljestrand cian Bergstrom). Dapat disia,- 19g4) mlne*rrk*, brh*. efek kausal daripulkaa bahra sebagai peaguturan tuaggaf pBB pada ibu harnil dengan IUG_1? sudah sa_untuk meaprediksl outcome kehamllaa, ngat mapan dan sensitiflerhadap modilikasiaa}a secara beronrtaa yraag parlng baik dllam *ui.t. singkat. Selanjuinya Naeyeadalqfi Berat Badqn pra-Ilaoll, tl-gkar Le- $g7g) adalah peneliti pertama yang penun-oga,tr Atas, Leaudla.a Tirygi Badan. jukkarr bahwa fee y"rrg optimdberbeda bagi

rndftator pernantauan ifl?,"'#H":::-A:',it?:H ii"*ffirl:Selama itti y.rrg paling banyak digu- masikan bahwa. mortalitas fetal dan perinatal

nakan sebagai indikator untuk memantau ke- yang paling rendaE berada pada ptsB antaraNutire DiaitaVol. 1 No. 1, April 2OO8

Page 10: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengukuran fiatus Gizi lbu Ham-il don lbu Mengustri dengan Metoda Antropometri

12,3-13,6 fg. Adinya PBB selama hamil yangkurang dari 12,3 ke d.t lebih dari 13,6 l€akan men;rebabkan mortalitas fetal da:r peri-natal yang lebih tinggi. Dalam studi ini tidakjelas statr.rs gizi sampel, apakah pada umum-nya normai atau tidak.

Pada tahun 1987, dalam studinya dilirna negara, Durnin (1987) rrrelaporkan rerataPBB selama hamil di Skotlandia, Belanda,Thailand, Filipina dan Gambia secara ber-turut-turut sebesar 11,7 kg, 10,5 kg, 8,9 l<g,

8,.5 kg dafl 7,3 !g. Hasil stucii ioi merrun-jukkan bahwa PBB selama hamil berbedaantara neg'ara industri/m4ju dengan negara-ne*Iara yang sedang berkembaag; dan makinterbelakang suatu ne{Iara, maka makin ter-lihat bahrra PBB selama harrril makin kecil.Narnun demikian, secara umum perselr kenai-kan berat badan selama kehamilannya terha-dap berat badan awal cukup konstan (14-zOV").

Mendukung hasil penelitian Durnin diatas, maka Kramer (1987) dari penelitiaanyadi Guatemala dan'Iaiwan menyirnpulkan bah-wa efek kausal PBB selama hamil kurangdapat dljadikan suatu acuan, oleh karenahasil yang berbeda di negara-negara Jaaflg se-dang berkembang Dengan dem:ikian dapatdiartikan bahwa berkembang/m4junya suatuflegara berdampak pada PBB selarna hasril,oleh karena dengan status ekonorni dan ling-kungan yang lebih baik di tregara m4ju makastatus gizi ibupun akan meqjadi lebih baiksehingga PBB selama hamil juga akan lebihbaik.

Hasil penelitian lain yang menyatakarrhal yang sama dengan di atas adalah hasilstudi pustaka yang filakukan oleh Agraval etal (198?. Dari shrdi ini dilapotkan bahura PtsBselarna hamil di beberapa negara yang sedangberkembang misaln3ra di India adalah hanyasebesar 7 kg. Selanjutnya, masih di India,Anderson (1989) menginformasikan bahwaPBB selar:ea hamil adalah sebesar 5,7 kA diGujarat dan 6,1 kg di Maharashtra. Sedang-karr Krasovec (1989) dari hasil studinyamelaporkan bahwa teq'adi PtsB selama hamilsebesar 4,8 Lg di Bangfadesh. Terlihat darihasil-hasil penelitian di atas bahwa memaflgdi negara yang sedang berkembang PBB sela-ma hamil jauh dari normal. Krasovec selan-jutnya (19gq menyimpulkan bahwa rerataPBB hamil di negara yang sedang berkembangjauh lebih rendah daripada di negara industri/m4iu. Kesimpular ini didapatkan dari perban-dingan PBB selama harnil di 5 negara yaituAsia, Amerika Latia, Afrika dan dan flegara-

nElara industri seperti terlihat pada gambarberikut ifli.

{f€lqh! Ssl$ t.l 8t.s$ttan4l.

II

i+r

t:*r -L..* .

::.:ryr;r: F:!tjit+: t,4:r:,

j-':6'er'-:'*1*

Surnber: Krasovec and Anderson, 199 1

Gambar 2Pertamba-han berat badan selama hamil di

negara berkembang dan negara industri

Kalau penelitian penelitian sebelumnyamenyebutkan hanya nilai PBB selama hamiltanpa mengkaitkan dengarr status gizr ibu,maka Rosso (1990) mulai menyebutkan PBByang mencerminkan ibu hamil berada dalamkeadaarr lierrang gizi. Menurut Rosso ibu hamildengan gizi kurang terjadi apabila totzl ureightgain atau PBB total adalah sebesar l5olo darireferenre uEbht atau PBB per minggu selamahamil sebesar <35O gram. Priti daEr Manisha(1998) melakukan penelitian yang lebih men-dalam tentang PBB ibu hamil ini. Denganstandar BB untuk rujukan perempuan Indian50 l!9, PBB selama harnil adalah antara 1O-12kg dengaa perincian pada trimester ke satu 3l4g, trimester ke dua 5,5 kg dan trimester ketiga 4 kg.

Di tndonesia, penelitian Kaq'ati danKusin (1994) yang dilakukan di Madura me-nuajukkan hasil yang sarna dengan hasil pe-nelitian 5-10 tahun sebelumnya yaitu bahwaPBB ibu hanril di negara yang sedang ber-kembang jauh lebih rendah daripada di negaraindusstrilm4iu. Madura terkenal derrgan ting-ginya prevalensi ibu hamil dengan giai kurang.Dibandingkan dengan rata-rata PBB ibu hamilprimigravida di Aberdeen (Hyttea dan Leictrt,197L1 rnaka kurva BB ibu hamil di Maduratelah menyimpang sejak umur 16 minggu

+

I -:':

ilr l'Jrr{*ii.:'i ***

€; a t.zo:!.ut:{!I '"::

:i.1

=a-it,i&t-{ 2a

I

'iii: t i

56 Nutrbe Diaita VoL 1 No. 1, April 2OOa

Page 11: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Penguktran Status Gizi lbi tlamit dan Mt lt€nwsii dengan Mctada Antlopoflletrt

kehamilan, dan penyimpangan tersebut tetapterjadi secara progresil sampai akhir keha-milan sehingga disparitas PBB pada keduakelompok semakin nyata (lihat garnbar 3).Arttaya stahrs Cfzf fbe pra-har.ll/harall sa-agat ueaperrgaruhi PBB ke&aoilaa. Haliri EasgEt meaprlLatlnlau oleh tareaaBBpH dt aegara 5raag sedaog berkeuba'g le-bth readah {l[era{tograa deagaa aegana

Seperti juga Kusin dan Karjati (19941,penelitian yang dilakukan oleh Winkvist dkk(2OO2) di kabupaten Purworejo Jawa TengahmenSrirnpulkan bahwa banyak perernpuan de-ngan gqzt kurang pada saat mereka mulaifiamil di daerah penelitian ini. PertambahanBB tota-l sejak praharnil hingga 9 bulan keha-railarl adalah 8,3 kg dan 760/o dari ibu hamil

tndustri/oaJu, aeraeatara BBpH darr PBBmerupakan dua faktor utama lralg a.empe-agaruhi rislto tedadiaya BBLR. Seperti yangtelah disampaikan pada uraian sebelumnya,bert,agai data dari Indonesia menunjukkanbahwa BBpH serta PBB selama kehamrlansecara bersamaan rendah (Kusin dan Karjati,1994) Achadi dkk (1996), dan Irawati, (2005).

menunjukkan PBB selama hamil yang tidakadekuat. Penelitian-penelitian terdahulu di ne-gara yang sedarrg berkembang dan negaraindustri/m4fu han5ra menginformasikan bera-pa PBB selama hamil dan tidak disebutkanberat lahir sebagai autcome keha:ailan sesuaidengan PBB selama harnil.

WeiSht gai* by duraiion of pregnancy among EJPS and Aberdeen (UK)

women, l982.l rt4

,5 20 24 28 32 3S 4A

Gestalional age ($reeks)

S,'mber: Kusin dan Kardjati (1994)Gambar 3

P€rtambahar berat badan ibu hamil di Madura dan Aberdeen (tlK) 1982-1984

610,y,

.E8Ei

-cb.91g3+

44

Nutrire Diaita VoL 7 No. 1, Apnl 2OOB 57

14

12

Aberdeen

-LEJPS -f

-!

-r-*-

'f

0 {---r---r-----t

Page 12: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengulatmn SYafus Gizi Ifu Hornil dan lbu Mengtsui detqat Metuda tutropametri

.tp^lrrtr tr8r-.| {rcl.nef ffFldrkl-l*|fi o.r** JoF w*tx *rlt lr;I-il* Id SHffir thrk pdg*r Et tsrr.rblr GEuatry tr8uF. tru' iollbl *acil ir hEtEd ffi lta rilrilc FE'aBaqarEa tfrhtf br fBt gr!'rll, tfE S. toc cwxi Bfq iiBrEE hr ra.at' +arliftl Ealt.' Lo di fE €ul# EturE bt3 qf E4lrll +tt'riHrt ttte. l3ilaf and |i{dUlG CLrVt*}.

I I-irr,trr t

4tc g l0 r't

E3

$ lfi 11G5

..F:-q'.i'tp-?.

;15 !-.---.-e1 e :i 4 F S 7 S s 1G'llttarrth {iurr;rri

Selanjutnya, WHO (1995) menganalisalebih dalarn tentang PBB selama hamil. DataPBB selama hamil dari beberapa negaradikelompokkan menjadi 4 kelompok (Gambar4), yaitu: 1) India/Pune, Srilanka, Nepal/urban, dan Nepal/rura1; 2) Indonesia,Myanmar, Thailand, dan Vietnam; 3) Cina,Kolombia, dan Malawi; dan 4) Irlandia, danInggris. Masing-masing digambarkan dalambentuk kurva PBB. Setiap kurva diperuntuk-kan bagi BB lahir yang berbeda, yaitu: kurvamedian untuk BB lahir antara 25OO g dan3OOO g, kurva yang lebih atas untuk BB lalrir>3OOOg dan kurang yang lebih bawah untukBB lahir <2500 g. Kelompok 1 mempunyai BBawal antara 4O-45 kg, kelompok 2 antara 45-50 kg, kelompok 3 antara 50-55 kg sedangkankelompok 4 (negara industri/maju) antara 55-60 kg. Garnbar 4 tersebut menuqjukkanbahwa: 1) Walaupun BBpH berbeda pada ke 4kelompok negara, kurva pola PBB ibu hamilpada semua kelompok Negara sama, 2) Padakelompok dengan BB lahir <25OOg dan 25OO-

? B 4 5 6 r {, g| lij r1f\-'lLlitilr tiu-.rl

<3OOO g kurva PtsBnya selama kehamilarrnyahampir sama, sedangkan pada kelompok yangmempunyai BBL > 3OOO gram lebih tinggisecara konsisten di berbagai kelompok Negara;3) dianta,:a bayi yang dilahirkan dengan BB>3OOO grarn pada Nqgara yangmempunyai BBpH < 55 kg (kelompok 7,2 dart3), pertambatran berat badan sejak awal keha-mila11 s6rrrpai alftir keharnilannSra adalah se-besar + 10 kg, sedangkan pada kelompok 4sebesar;1 l-3.5 kg.

Kesimpulan yang dapat diambil darigambar 4 adalah sebagai berikuil kurva per-tumbuhan yang paralel sejak bayi berusia O

sampai 11 bulan menunjukkan bahwa per-tumbuhan bayi dipengaruhi oleh status gizisejak awal usiarrya- Bayi yang dilahirkan de-ngan berat badan kurang dari 30OO gramtumbuh secara konsisten dibavrah bayi yangmempuoyai berat badan lahir > 3O0O gram.Hal irri meaunjukkan adan5ra retained effectyang dibawa sejak lahir terhadap pertumbu-han bayi selar{utaya.

7G

*-*E)E3

.4tr

E5

i

Sumber: WHO, 1995Gambar4

Kurva PBB hmil per bulm dengan bayi dalam katsgori BB lahir yang berbda. Berat bada:r a:ralberdasarkan padarerata BBpH pada setiap kelompok

58 NutrireDiaitaVoL 1 No. 1, April.2AO8

#E50u's

Page 13: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Penqtlatmn Status Gizi lbtt llamil dan lbu Mengusui derEan Metoda Antropoineti

Berat lahir antara 3,1-3,6 lqg dengan rerata3,3 kg, berhubungan dengan rasio optimaldari Joetal dan matemal outame yang baik/normal. Matental weigfu gain (PBB) yangberhubungan dengn BB lahir normal/baikberkisar antar 1O-14 lgg dengan rerata 12 kEOlch karena tdt WEO rnerekoncndadkanbahun lbu gang seltfr, datt statr.s gbingsMk hants bridn fuh bcrat badannrysebe*r 10-74 kg *lanna kehordlatt, de-ngan tzta-rata, 12 kg agar dqrat nertng-ka;/;kan kenannglcJ;narz unbtk nelald;*anbagt genap bulan d.engafl berat laldt rata.-tata 3r3 kg dafl ur,rltht/r tacttnttt*qn rlsiftotettafrnry komgfrka.st padd lbu dan bagi.

Penelitian selanjutnya tidak berhentihingga PBB hamil s4ja, tetapi lebih meng-analisis pada berapa fu PBB yang berhu-bungan dengan teq'adinya masalah keha-milan. Rey dkk {1995) melakukan studi ten-tang ibu harnil fi Kolombia yang dilakukan diCali, kota ke tiga terbesar di Colombia, danmen5rirnpulkan bahwa PBB ibu hamil <7 kgmerupakan titik kritis yang berhubungarr de-ngan komplikasi kehamilan dan masalah yangtirnbul pada neonatal. Artinya menurut pene-liti ini PBB hamil 27 kg masih dianggap amanterhadap komplikasi kehamilan. Pada tahunyang sarna Newman dkk (1995) melakukalstudi longitudinal di daerah pedesaan Kenya,yarrg bertqjuan untuk mengetahui dapat/tidaknya indikator antropometri maternalmempunyai nilai prediksi untuk meng-identifikasi risiko kehamilan dengan g9zi bu-ruk terhadap outcame kehamilan. Hasil pene-litian menunjukkan bahwa BB ibu hamil danLiLA merupakan prediktor potensial untukBBLR. Ibu dengan BBpH dan ibu hamil de-ngan BB pada trimester pertama <45 lrg me-nunjukkan risiko yang lebih tinggi untukrnelatrirkan BBLR.

Studi berikutnya lebih maju lagi dalammengartikan BB selama hamil dengan out@mekelahiran. Backstrand {1995) menganalisisdata yang dikumpulkan dari 6 desa di SolisValley, Central Meic-o. Dari data pengukuranantropometrik yang dikurnpulkan ternyata BBdan IM? menunjukkan hubungan yang palingerat dengan BB lahir narnun hubungan initidak terlalu kuat hingga kehamilan di trimes-ter ke 3. Selarrjutnya, studi Abraham danSeivin (1995, yang meliputi 30OO ibu kulit pu-tih di San Francisco menunjukkan bahwasetiap kg PBB selama kehamilan pada tri-mester satu, dua dan tiga masing-masing se-cara statistik berhubungan nyata dengan ke-naikan BB lahir berturut-turut sebesar 18, 33,

dan 17 g. Dengan demikian pada penelitian iniPBB ibu pada trimester ke dua lebih kuatberhubungan ciengan pertumbuhan janindibanding dengan PBB ibu pacia trimester ke 1

atau ke tiga.Di Indonesia, Husaini, dkk (19861995

atau 1988???) dalam penelitiannya yang dila-kukan di Bogor dengan data yang diperolehdari ibu hamil pada trimester pertama hingga1 bulan pasca salin (data dikumpulkan setiapbulan), menunjukkari bahwa rerata PBB sela-ma harnil adalah 8,8 kg dengan deviasi stan-dar + 2,6 kg; dan pada trimester pertarnarerata PBB sebesar 7.,5 + L,32 kg. Median darikurva BB selama kehamilan untuk ibu yangmelahirkan bayi dengan BB lahir > 25OO gkonsisten berada di atas So-persentil populasistudi, sedangkan untuk ibu dengan BB lahirbayr <25OO g konsisten berada di bawah 5O-persentil populasi studi.

Uraian diatas menunjukan bahwa PBBselama kehamilan pada umumnya rendah(kurang dari 9 kg) apabila BBpH rendah.Dapat diasumsikan bahwa PBB selama keha-rnilan sulit dioptimalkan apabila BBpH ren-dah, yang tampaknya terkait dengan kondisisebelumnya yang melekat pada kelompokdengan BBpH rendah tersebut, yaitu keadaanstatus sosial ekonomi yang kurang rnendu-kung untuk perbaikan asupan makanannyaselarna keharnilan.

Dengan denikian upaya harus lebihdifokuskan pada perbaikan BB ibu pra-hamil.Sedangkan untuk ibu dengan status gizi baik,PBB selama hamil hendaknya mencapai 1O-12kg untuk mendapatkan outcome kehamilanyang optimal.

Attdlfld. utetght. dalam kehamllanStudi-studi Hrusus tentang altqined

ueight (pencapaian BB pada usia kehamilantertentu) penting untuk diketahui, oleh karenapengukuran altained ueigru lebih praktis digu-nakal di lapangan, artinya ibu hamil dalamkeadaan tidak dapat memeriksakan keha-milannya seperti yang dianjurkan rnaka attei-ned weight ini banyak membantu untuk mern-prediksi outume kehamilannya.

Sesuai dengan definisi WHO (1995)yang dirnaksud dengan attained udtStt adalahfurd, badan pro.ho*rtI @Apfl dttdnlbahdcng:an pertanbahant bqat badaa PAq pa-da ras?.rr tertcnfrt keharrnlarr- Atant *cqra.pra/r,frs ddpt dlkd,akala sefugd. Pena-Tnian Beru,t Badan lhr Hqdl pada rl,dakehatdlan tertendt.

Nutrbe Diaita Vol. 1 No. 1, April 2OOe 59

Page 14: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengulatrun Stadts Gizi fuu llamildan lbu Mengaai dengan Mdoda-Anhopotnetri

Tabel 2 merunjukkan indikator antropometriyang tidak menggunakan BBpI{, yaitu pen-capaian BB pada usia kehamiial 5 bulan(BB/5), 7 bulan lF.P,lTl dan 9 bulan (BB/9)serta PBB antara bulan ke 5 dan ke 7 keha-milan, bulan ke 7 daa ke 9 kehamilan sertabulan ke 7 dan bulan ke 9 kehamilan. Tampak

bahwa Odds Ratio (OR) untuk peacapaian BBpada usia kehamilan tertentu lebih prediktifuntuk BBLR dan /UGR, dibandingkan denganselisih PBB selama harnil. Namun, kedua ke-lompok indikator ini tidak prediktif untuk bayipfematur.

Q92fi (1,7-3,3) (0,s-0,8)

Tabel 2Irdikut r.

pd persentil 25 BBLR IUGR Prematur _bulan ke 5

PencapaianBB pdbulan ke 7

PeneapaianBB pdbulan ke 9Pertambahan BB:bulan 5-7

PertambahanBB:bulan 5-9

PerLambahan BB:bulan ?-9

45 kg

45 kg

48 kg

0,16 kglmg

0,104 klmg

0,13 ke/me

2,0 1,6

?? 1?(1,&3,0) (2,s49)

2,1 2,4(1,7-2,7)

tA(l,c2,o)

(1,3-3,3)1,6

(2,O-29)1,5

(r,0-2,1)

o5(0A-0$)

1.2(0,9- 1,5)

(1,1-2.5)1,6

(12-2.1) (12-2.4)

Sumber: WHO, 1995

Di desa-desa di India (Karan danMathur, 1987) perempuan deagan BB <4O kgpada beberapa titik/bulao selama kehamilarrmelahirkan bayi dengan BB lahir terendah.Ibu dengan BB <45 l5g melahirkan bayi deaganBB lahir yang lebih rendah daripada ibudengan BB lebih dari 45 kg. Derrgan ant-ofJpoint yang sama dengan Karan dan Mathur,yaitu <4O kg, maka Chowdhury (1982) daripenelitiannya mea5rimpulkan bahwa ibudeagan BB <40 kg p.d. beberapa titik/bulantertentu keharnilan menunjukkan mortalitasyang lebih tinggi pada kehidupan neonatal danpostnatal.

Tabel 3Nllat art-off pointBerat Badan Ibu Hamil

berdasarkan usia kehamilanUsia Keharnilan Cut OffPoint (kg)

{mingsu}

Sumber: Tripathi dkk, 1987

Tripathi dkk (1987I menyarankan nilaiBB untuk mendeteksi kurang gizi pada usiakehamilan tertentu berdasarkan penelitiannyadi Varanasi, lndia- Nilai ini berdasarkan pada

acuan perempuan tidak hamil di pedesaanIndia dengan BB 45 ke d"n TB 157 crn danadanya informasi teatang perubahan BB-aya-Tabel 3 menuajukkan ntlai aft'off pcirrt padausia kehamilan tertentu hasil penelitian Tri-patb.i, Penemuan ini dapat diartikan bahqmpada usia kehamilaa terteotu ada BB terterrtupula yang harus dicapai agar BB lahir outomekehamilan aormal.

Dengan nilai yang berbeda dengan ha-sil penettiao Tripathi dkk, Shah (1982) rnerre-mukan anafl point BB selama hamil yangdapat meadeteksi kurang gizi pada usia ke-hamilan tertentu berdasarkan studi di India,yaitu < 4O kg pada 2O minggu dan rrilai cLttiflpoint <42 kg pada 24 atau 32 minggu. Dalampenelitian irri tidak disebutkaa acuan yangdipakai.

Hubuagan antara attaind weigttt de-ngarr otrtcome kehamilan disarikan oleh Guptadan Kulier [WHO, 1995) yang menunjukkanhubungan antara indikator antropometri de-lagatl letal out@,arles (tercrasuk BBLR, dankelahiran prematur). Studi ini menunjukkanbahwa OR attained weisht pada usia keha-milan tertentu untuk outcome BBLR adalahsebagai berikut :

o aR attaind uaiglt pada 5 bulan usia keha-mtlat2,4 (2.O-2.8)

t OR altaine.d uEiglx pada 7 bulan usia ke-hamilan 2,+ {2.1-2,71

454749505152

132025303540

60 NutrieDiaitaVol 7 Na. 1, April 2OO8

Page 15: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Penguhtran Sfatus Gizi lbu Homil dan lbu Mengtsui dengan Metoda Antropometi

t OR attained {Mgffr pada 9 btilnn usia 30 miirggii sCESdi -2+7-5o kg, Atteined weightkehamilan 2,5 (2,2-2,9\ pada usia kehamilan 9 bulan atau 36-4O

minggu sebesar 50-52 kg,Dapat disimpulkan bahrra risiko untuk cnela- Kekurangan dari attained weight ter-hirkan BBLR pada urnur keharnilan 5, 7 dan 9 sebut nilainya ditetapkan dalam "rentang" se-bulan cukup besar apabila allained uEighf hingga perLu ditetapkan nilai diantaranya un-rendah. Lebih lanjui, didalam WI{O ollabo- tuk setiap titik (minggu atau bulan) usia ke-ratiae sfiidy on matemrti antluopometrg arul hamilan. Dalam proposal ini diajukan nilaipregnancg oui@rnes (1995) diirrformasikan untuk setiap usia keharnilan dalam mlrrggu,bahwa attained malernal uaigltt furerbedaan yang dimulai sejak usia kehamilan 2O minggu,BBpH dengan PBB) merupakan prediktor yang yang merupakan hasil extrapolasi dari nilaipaling bermakna untuk BBLR dan JUGE de- Attaittd W'eigfu diatas. Nilai tersebut dapatngan OR rnasing masing 2,5 dan 3,L. dilihat dalarn table 4. Penetapan nilai rentang

Dari hasil-hasil penelitia.n di atas, ma- tersebut sebaiknya konsisten sejak awal,ka direkomendasikan attarned weight pada artinya apabila yang <iiambil adalah batasusia kehamilan tertentu sebagai berikut: 1) bawah, maka untuk usia kehamilan berikut-Attained weight pada usia kehamilan 5 bulan nya batasan 5rang diambil juga adalah batasatau 2O mingu sebesar a5-a7 fu; 2) Attained bawah, demikian pula untuk batas atas.weight pada usia kehamilan 7 bulan atau 28-

Tabel 4Modifikasi Attained W

@""Kehamilan bauatg dalam lca atas) dalam ks

12022L32242352462572682792810 2911 30L213t41576t718192A2t

E*rapolasi olehTim Antropometi lbu Hqmil dan Mengusui Desember 2OOS

Perrgltturrgaa: Sehingga dapat disirnpulkan rata-rata ke-Attflined We'rgru azttata minggu 28-2O {selama naikat berat badan anttara rniaggu 2O atau8 minggu) dengan menggunakan titik barrah bulan ke 5 dengan bulan ke 7 atan minguadalah 47- 45 : 2 kE )rata-rata 25O grarn/ 28/30 adalah 25O- 3OO gran / minggu.mingguAttailred WeiSfu arrtara ming€Fr 3O-2O {1O AttnLined WeiShr antara rningu 3O-36 (minggu}minggu) dengan menggunakan titik atas dengan menggunakan titik bawah adalah 5O-adalah 50-47: 3kg ) rata-rata:3OOgram/ 47: 3 ftg) rata-rata= 5OOgram/mingguminggu Attained WeiSht antara minggu gO-4O (1O

rninggui dengan rnengunakan titik atas

Nutrte Diaita VoL 1 No. 1 April 2OOB

313233343536e,7

383940

45.OO45.25045.50045.75046.0O46.25O46.50046.75047.AO47.25,A47.500

45.30045.60045.90046.20446.50046.80047.tAO47.40A47.70048.OO48.300

48.80049.30049.80050.30050.80051.30051.80052.30052.80053.300

48.OO48.50049.OO49.50050.o050.50051.OO51.50052.O0

52.50C

61

Page 16: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

pengabnansfatus Gizi lhtt Hamit darL lbtt Matgl,,s'tri dery@fl Meteda Anfioporn*i

O-10 rninggu1O-2O minggu2O-30 minggu3O4O miagguTotal PMM dalam 4O

minggu

0.065 kgi rnirtggu0.335 kglmingguO.asO kg/minggu0.335 kg/minggu

11.85 Lg

adalah 52-47 - 5 kc ) rata-rata 5O0 grafl/mingguRatilata kenaikan berat badan antara ke-hamilan 3O-4O mingu adalah 5OO gram/rnirrggu.

Kalau kita bandingkan, sesungguhnya polaAttainedWeishr tersebut berbeda deogan polapertanbahan berat badan yang dikernukakanLl"h Hytt.n and Llmch (NAS, 2ooo),.dirnanapertambahan BB terbanyak adalah .pada;"fttggu 2O-3O dibandingkan dengan mir€gu3o-4O (tabel5)

Tabel 5Pertambahan Berat Badan berdasarkan Usia

KehamilanUsia Kehamilan Kenaikan Berat

Badan

BBpH, karena PBB dalam 13-14 minggu per-tama ini hanya sedikit. Upaya lain dapatdilakukan dengan rnenggunakan formula 5zang

dikernbangkan Achadi, dkk (1995) untukmernprediksi BBpH melalui dua kali pengu-kui'an BB selama kehamilan dengau jarakwaktu pengukuran antara keduanya paling ti-dak li *irrggu. Untuk mengatasi masalahkedua (BB/TB terhadap standar), rnaka dapatdigunakan lftitttogtzr4 yang memprediJ<sistLdar BB terhadap TB dengan menggunakaodata BB saat ini dan TB.

Grouth Ctart atan kartu menuju sehat(KMS) untuk memonitor PBB selama Keha-milan yang banyak digunakan adalah yangdikembangkan oleh Rosso. Bagan yang dikem-bangkan ol.l-. Ro""o didasarkan pada datay"rrt dikr*pulkan dari ibu hamil yang berasali.ri sosio-eko.tomi rendah di kota New York(1985) dan divalidasi di Chili, juga pada kelom-pok sosio-ekonomi rendah. Hasil menun-jukkan adanya konsistensi dari grafik aslinya'-Saat ini grafik tersebut sudah digunakansecara nasional di Chili dan Urrguay (Rosso

dalam Krasovec, 1990). Grafik irri telahmempertimbangkan faktor BBpH terhadap TBibu. Perluaya roemperhitungkan faktor BBpHtersebut adalah karena BB ibu terhadap TBmenunjukkan simpanan energl daiam tutruhibu, yang akan digunakan untuk perubahanfisiologis keha:rrilannya dan pertumbuhan ja-ninnya. Apabila sirnpanan tersebut tidak men-cukupi maka diperkirakas outame keharnilanakan terpengaruh secara aegatif.

Kottt p ini dibuktikan oleh berbagaipenelitian yang menunjukkan bahwa ibu.yangbBpHttya rendah akan mempunyai anak de-ngan berat lahir yang lebih rendah, dan seba-liknya. Oleh karena itu berke'nbang pendapatbahwa PBB yang adekuat tidak sarna untukibu dengan BBpH yang berbeda. Berbagaipenelitian merrunjr.rkan bahwa sebaikr5ra seo-

rang ibu yang harnil harus mencapai BB 11O-

12U/o dari BB standarnya {atau idealnya}untuk TBnya- Dengan dernikian semakin ren-dah BBpH, maka seharusnya semakin tinggiPBBnya pada akhir kehamilannya. Misalnyaseorarrg ibu mempunyai BB sebesar 8Oo/o daristandar, maka pada ald:ir kehamilanaya PBByang dibutuhkan adalah sebesar 11Oolo (atauLztr/ol dikurangi 8tr/o = 3O7o atau 4Oo/o dariBBpH.

S"*b.* Hytteo and L5mch, dalam NAS tahun2000

I(SS lbu llamilSarnpai saat irri pola pertambahan be-

rat badan ifns; terhadap tinggi badan {TB)selama kehamilan belum dapat distandarkaa,sehiogga belum ada rekomeadasi mengenaiseberipa besar PBB seharrsaya terjadi padasetiap waktu selama keharnilan, utarnanyauatuk ibu di negara berkembang' Upayauntuk mengetahui pola PBB ini telah dicobadilakukan melalui penelitian di beberapafiegara, termasuk di Indonesia yaflg dikem-bangkan oleh Husaini, YK, penelitian di NewYork dan di Chili {Rosso, 1990). Masalahutarna yang dihadapi dalam melakukan moni-toring terhadap PBB selama kehamilan adalahtidakadanya BBpH sehingga PBB tidak dapatdiperkirakan. Masalah kedua adalah untukmiagetahui standar BB pra-hamil terhadapTB tertentu (eB/lY terhadap standar), olehkareaa kebutuhan PBB selama keharnilansangat tergantung pada BB/TB terlwdap stan'dar sebelum keharnilannya- Untuk mengatasimasalah pertama maka BB pada kehamilan13-la minggu pertama dapat diarrgap sebagai

62 NutrbeDisitaVol 1 No. 1, April 2OO8

Page 17: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

pengwknan Sfafirs Gizi Ikl llnmit dan'bu *{e*gu*i daryan Metoda Artttopometri

Berat Badantbtr'seblsad 9rq

terltaclap siendar

Sumber: Rosso, L985Gambar 5

Kurva untuk memonitor Pertamhahan Berat Badan selama kehamilan denganmemperhatikan Berat Badaa pra-Haail dan Tragi Badacl

BB "lo thd B* Stander

sumber: 1985Garnbar 7

Nomogram uatuk menentukan ke-adekuat-an BB terhadap TB daamengkalkulasikan PBB selama keharnilan yang sebenarnya

{ks}At aa3${g

Eac.l

=<€a*e1!s5ilotsI

635Ij

?o€:il

"slEpE3

o{3

$l9+.c

3tBO i

*

Nutrire Diaita VoL 7 No. 1, Apnl 2OO8 6i

Page 18: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengw:tanan.sfatus Gizi lbu lIamit dan lbu luterrywxtiderypn MffiaAntrcpomdi

Di Indonesia, perlu mempertimbangkan apa-kah akan juga meieggunakan grafik yangdikernbangkan oleh Rosso ini. Pengambilankeputusan perlu drdukung oleh penelitian le-bih le-njut, Pedu dipikirkafl perlggntnaan Attai'ned Weigfu sebagai alternatif.

Indeks ttfiassa ftrbuh (IMT]Pada ibu hal.nil, IMT sering digunakan

untuk memonitor PBB selama kehamilan (bilaBBpH tersedia) berCasarkan pada pemikiranbahwa ibu ha:nil ya.ag kurus memerlukan PBByang lebih besar. (Lihat pada uraian di 1.1.2.2diatas)

Pemlllhan hdlkator daa Peletapa.a Crrt-alf PobrtPemtllhan IndlkatorPemilihan indikator antropometri dapat ber-sifat diagnostik atau reflektif. Ada beberapahal yang perlu dipertirnbangkan dalam menes-tukan cara pengukrran, yaitu: Keterkaitaodeagan rtstto kesehatan/ gi'zi. Dalan meflen-

tukan indikator antropometri ibu hamil yangakan dipakai, maka pertimbangan yang palingpenting adalah apakah iadikator tersebutdapat memprediksi outcome kehamilan, dandiantara berbagai indikator tersebut yangmanakah yang paling baik sebagai prediktor.Kemuda.haa di Lapangaa. Fenggunaan indi-kator di lapangan perlu memperhatikan siapa-kah yang akan melakukan pengukuran. Ke-mudahan yang diperlukan tidak hanya da.riaspek kemudahan mengukurnya, tetapi jugadari aspek interpretasi hasil pengukuran. Dariketiga cara pengukuran antropometri ibuhamil, pengukuran BB merupakan penguku-ran yang paling mudah dilakukan oleh petugasdi tingkat- rnasyarakat ftader) dibandinglandengan TB dan LiLA.

Berikut adalah tabel indikator danbesaran OR terhadap outcome kehamilal, se-hingga dapat dijadikan pedoman dalam perni-lihan indikator. Sumber informasi ini dida-patkan dari penelitian yang dilakukan diIndonesia, Myanmar, Thailand dan Vietnam'

Tabr.l6Indikator Antropomeki bsrdasarkaa OrR dengan Out-.p-C }(frhamuLffi

IrrdikatorAntropometri

Nilai Rata-ratapd persentil 25

OR (950,6 CI)

Prematur

Berat Badan pra-Hamil {BBpH)BBpH padakelompokTBrendahTinggi Badan pBiIMT pra-Hami1

LiI.,A

42,5k9

15O cm

18,4 kglrn222 crn

2,5 {1,4-4,4) 2,2 t1,4-3,21

2,9 {1,5-5,6) 2,4 {L,5-3,8)

1,4 (1,3-1,6) 1,6 {1,4-1,8i2,3 tL,7-3,1) 1,8 (1,5-2,3)

1,6 (1,3-2,1) 1,6 (1,4-1,9)

0,6 {o,4-1,O)

o,7 {o,5-L,2}

1,2 {1,1-1,4)1,O (0,7-1,2,

1,O (0,8-1,3)

Sumber: WHO, 1995

Tabel 6 menunjukkan bahwa BBpH merupa-kan predildor terbaik untuk BBLR dan IUGBterutama pada kelompok yang meorpunyai TByang rendah. Demikian juga dengan IMT,mempakan predil<tor BBLR yang cukup baikutarnarrya untuk BBLR secara umum. LiLAtampalcnya tidak cukup baik sebagai predik-tor, tetapi lebih baik daripada TB. Direkomen-dasikan bahwa indikator yang digunakanadalah BBpH dan IMT pra-hamil. Namun de-mikian apabila data BB tidak ada, maka LiLAmerupakan pilihan alternatif.

Penentuan Cut*$PolntDalam menentukan ant-off point, paling

tidak ada dua hal 5rang pedu diperhatikan:

TuJuaa peaetapa.a drt4Jy patnX An-offpoint dai suatu indikator tidak selalu sa-ma untuk tujuan yang berbeda. Misalnyacrtt-off point lMT ibu hamil, mungkin ber-beda antara IMT yang dikaitkan denganoutome keharnilan {misalnya BBLR) diban-dingkan dengan IMT yang dikaitkan de-ngan rnortalitas atau morbiditas ibu.Ketersediaan suaber da5ra dal daoa.Penentuan ctrt-off poirtt sangat dipengaruhioleh ketersediaa berbagai sumber daya dandana- Apabila cut-off point ditentukan padatingkatan yang terlalu tinggi (contohnyacut off point Lila 25.0 cm, bukan 23.5cm),rnaka proporsi populasi yang dibawah ad-off point tersebut frang memerlukan inter-vensi) menjadi besar, sehingga mung[in

1.

64 Nuh'ireDi.aitaVol. 1 No. l, April 2OO8

Page 19: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengmlcrrran Stafrs Gbi ibtltamil dm lbu Merryu*i dengan Metoda llrtttopometri

tidak sesuai dengan sumber daya dandana yang ada. Sebaliknya apabila cut-ofJpornt diterrtukan pada tingkatan yang ter-lalu rendah maka sumber daya dan danayang ada akan mencukupi untuk rnela-kukan interverrsi tetapi kernungkinan cu-k'rp banyak populasi yang sebetulnyamempunyai masalah gizi meqiadi tidakterjangkau oleh intervensi. Oleh karena ituperlu mernperhatikan Sensitivitas {Se) danSpesifisitas (Sp) suatu cara pengukuran.Habicht (1980) menganjurka-n untuk me-rnill}r cut-ofJ point yaag rnempunyai sensiti-vitas tertinggi pada spesifisitas yang tinggi.Pada indikator antropornetri, spesifisitasyang diambil adalah arrf,ara 0,65-0,80,sedangkan sensiiiviiasnya adalah O,25sampai O,45.

Selanjutnya, uraian dibawah ini akan dibatasipada pembal.asan berbagai iodikator statusgizi ibu hamil yang dikaitkan dengan out@mekeharnilan pada j anin/ b ayi.

Itru HamilBerat badan pra-hamil {BBpH}

Rerata BBpH di berbagai nEJara berva-riasi, sehingga sulit menentukan berapakahBB yang dianggap rendah atau berisiko ter-hadap janinnya- Misalnya rerata BB anakderrrasa di Amerika dengan status sosialekonomi rnenengah adalah 56,6 kg, sedangkandi Bangladesh 41 kg dan di Taiwan 48,6 kEPenelitian Kusin dan Karjati (1994i meflun-jukkan rerata BBpH perempuan di Sampang,Madura adalah 42 kg. Sebagian besar wanitayang mempunyai BB kurang dari 42 kgmempunyai IMT dibavratr 18,5 dan dapatdianggap kurang enegi kron:: (XEI{. Sedang-kan penelitian lrawati (2O@) di Bogor menun-jukkan PBB selama kehamilan adalah 8,9 kgpada BBpH 4A,4 kg. Ctn-off point yang palingbanyak digunakan adalah 4O kg untuk wanitayang mempunyai TB 15O cm atau kurang.Penelitian di Iadia (Tripathi, et a7, L987)menunjukkan batrwa diantara anak yangmengalarni IUGR, 6@/o ibunya mempunyai BBkurang dari 4O kg d* PBB kurang dari 5 kg.Demikian juga dengan penelitian Karjati dkk(1988) menunjukkan bahwa batasan 40 kgberhubungan dengan risiko BBLR. Namundemikian ada juga penelitian yang menun-jukkarr cut-off point yang lebih rendah dari 40kg (Shah, 1978; Esquera et al, 1981). Direko-mendasikan cut-off point untuk BBpH adalah45 kC. Sedangkan di daerah dimana sebagianbesar Ibu hamil kurus, misalnya di Madura,

perlu dipikirkan cut off point 42 \g, tetapisebaiknya dilihat juga IMTnya, apabila IMT<18.5 maka sebaiknya dianggap sebagai 'Ktr-racg Giai". Dari segi program rekomendasi iniharus diikuti dengan pemikiran bahwa ren-dahnya cut off point ini harus diikuti denganPBB/Attained Weight yg adekuat.

Indeks lEassa T\fixlr (IMflIMT diukur sebagai BB dalam l€/TB

datam [m1a. Kadang-kadaag disebut jugaindeks Quetelet. Cut-off poin! pra-hamil belumbanyak diteliti dalam kaitannya dengan out-@me kehamilan. Penelitian Karjati (1994)menuajukkan bahwa rerata IMT pada ibu yangjarak kelahirannya dengan kehamilan sebe-lumoya kurang dari 18 bulan adalah 19,4 dal:yang dengan lebih dari 27 bulan adalah 19,3.Pada kelompok ibu hamil yang mempunyaiIMT <16.0 prevalensi BBLR-nya adalah sebesar22%o, sedangkan pada kelompok yang mempu-nyai IMT >17.O prevalensia5ra sebesar 5 - 8olo.

Tabel 7Ktasifikasi o/o BBpHITB (IMT) terhadap standarStatus IMT MIJ 1959,9/"

Sangat rendah <16,5 80P/o

Rendah L6,5-19,7 8U/o-9U/o

Normal 19,8-26,0

Tinggr >26.0-29.0

SangatTinggi >29

Sumber: Metropolitan Life Insurance (MLDCompany 1959 {Iastitute of Medicine, 199O}

Tabel 7 menuajukkan perbandinganantara IMT terhadap standar dengan BBpH.Cut-off point IMT dianggap rendah pada titikpotong a19,7 yang setara dengan < 90 o/o

standar. Sebaliknya tabel 6 menunjukkanbatrwa batas 2S-persentile IMT adalah 18,4,yaag berarti berada pada 8O-9Oo/o standardberciasarkan tabel 6 tersebut. Direkomenda-sikan bahwa titik potong IMT adalah < 18.Namun tetap memperhatikan BBpH. ApabilaIMT > 18.5 tetapi BBpH < 42 kg, maka se-baiknya diangap sebagai "Kurang Gizi"

BB/TB pra-hamllBB/TB diukur sebagai persen BB ter-

hadap BB standar pada TB tertentu. NaeSre(dalam l(rasovec 199O) mendefinisjfo64 statusgizi sebagai berikut:

9llo-120ot6

1210,'o-13Sia

>l35aa

Ii[ufr"beDiaitqVol 1 No. 1, April 2OOB 65

Page 20: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengukuran isfatus Gizi lbu Hamil dan lbu Mengusuidengan luietoda A*tropometri

3. GestationalUndernutrition

1. Kombinasi (l a:au 2 +s)

. Gizi kurang {Underureigltt) bila BB seseorangmeflurut TB-nya <9O7o sta:rdar

r Normal bila 9oolo -135o/o dari standar, <ian. Gizi lebih (Ouerueiglq bila > 135o/o dari

standar

Sedanglan Rosso mengldasifikasikao statusgizi sebagai berikut :

Tabel 8Klasifikasi Status Gizi

No. StansGzi Definisi

stanfur;TB> l0percentile(nqmal)

2. Chrcmic Maternal AApt?nW <oOld

Undematrition stutdar;TB <10 percentile(stunted)PBB total <15%st$rdsr; atailPBB < 350g1minggu

Sumber: Rosso, 1990*)

AtauBB padaminggu 13-14 pertama

Penelitian Rosso (dalarn Krasovec 199O)rnenuojukkan bahwa ibu hamil yang kuranggizt (underueigh$ pada awal kehamil€mrrya,mempunyai bayi yang lahir dengan rerata BB3,387 kg apabila pada akhir kehamilannyaBB-nya meacapai 12oolo standar. Berda-sarkan temuan iai Rosso meoganjurkan bah-v/a seorang ibu hamil harus mencapai BBsebesar 12O9o standar pada akhir kehamilan-rrya. Sedangkan penelitian Anderson {dalarrrKrasovec 1990) di India menunjuld<an batasan11oo/o standar. Agar ibu hamil dapat mencapaiBB/TB lZQo/o standar pada aldrir kehamilan-nya, maka PBB-nya selama kehamilannyajuga harus tinggi. Sayangnya di negara yangsedang berkembang yang teg'adi malah se-baliknya-

Direkomendasikalr bahwa cut-off poiotBB/TB pra-Hamil adalah 9oolo standar. Na-mun demikian perlu dicatat bahwa pada akleirkehamilan BB/TB sebaiknya mencapai 11O-l2*/o standar, atau naik 2o-3oolo dari BBstandar.

firygi Badan {TBfRerata TB dari penelitian Karjati dkk

(1994) adalah 15O crrr. Penelitian Husaini(1986) menunjukkan bahwa TB kuraag dari

14O cm berhubungall dengan BBLR yangtinggi. Cut-olf point untuk TB daiam mempre-diksi risiko terjadinya BBLR dan CPD (CeptwloPeluic Disproportionl dikatakan terentang an-tara 14O-150 cm. Penelitian Irawa.tj,dkk (2004)di desa Sukaraja Bogor me:runjukkan bahwarerata TB 234 lbu hamil adalah 148 cm.Sedangkan penelitian Husaiai dld< (L986), jugadi Kabupaten Bogor rnenunjukkan balwa cttt-olJ point TB <145 cm menunjukkan risikoBBLR sebesar 1,59 lebih besar dibandingkandengan kelompok yang liempunyai TB > 145crn. Data dari rndrama5ru menunjukkan bah-wa rerata TB dari sebanyak 451 ibu hamil diIndrama5ru adalah 152 cm. Tinggi badan ibuterbulrti berhubungan secara bermakna de-nga'r PBB, berat dan parrjarrC neonatal (Achadidkk 1996). Berdasarkan penelitian di berbagainegara, ai olf point yang paling banyak digu-nakan adalah 145 cm. RekomenCasi cut-offpoint untuk TinCC, Badan adalah 145 crn.

Lfngpr Le*gar Atas {LiLl$Ai-off point LII-A bervariasi, berkisar

arrtara 21-23 crn. (Verwers, 1997). Penelitiar:terhadap 833 ibu hamil di Mozambique me-nunjukJran hubungan antara LiLA denganestirnasi BBpH. LiLA kurang dari 25 cm harusdiwaspadai, dan kurang dari 23 qlrr meru-pakan indikator kurang gizl yang kuat{Liljestrand dan Bergstrom). Namun demikian,pemilihan art-off point untuk LiLA harus hati-hati karena berbagai penelitian menunjukka;rcut-ojj poirrt yang berbeda dalam kaitan LiLAderrgarr aut@me kehamilan (Anderson 1989,Krasovec, 19A9 dan Lechtig. 1988 dalanKrasovec 1990). Bahkan dalam suatu negaramungkin terdapat variasi cttt-off point antarasatu daerah d.rlgan daerah lainnya sepertiyang dibuktikan di India (Krasovec L990). Cut-olf poir,t biasanya ditentukan dengan memper-hatikan aspek sensitivitas (Se), spesivisitas(Spe) dan positiue predictiue uafue-flya (PV), ser-ta prevalensi BBLR. Berbagai penelitian me-nunjukkan nilai yang berbeda-beda. Misalnyapenelitian Lechtig di BraziT pada tahun 1988(dalarn Krasovec 1990) menujuld<an bahwaafi-off point 23,5 cm mempunyai sensitivitas77o/o dan spesivisitas 7lo/o pada keadaan dima-na prevalensi BBLR-nya 9olo. Penelitian lainoleh de Vaquera et al. di Guatemala (1983),dimarra prevalensi BBLR 18olo, batasan yangdiambil adalah 22,5 crn, dengan Se 247o, Sp84o/o dart PY 45o/o. Di Bangladesh dimanaprevalensi BBLR sekitar 3Oo/o, cut-off p oint 22,5cm mempunyai Se 73%o dan spesivisitas 4lo/o(Krasovec 1990). Penelitian Husaini dkk {1986)

NutrteDiaitaVoL 1 No. 1, Apr{l 2OO866

Page 21: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pertgulanmn Sfafirs Gizi lbu Hamil dan lbu Mengu,sui dengan Metoda Antropom,eti

menunjukkan bahwa Li[,A < 22,5 cm yang (ueiShl loss), retensi berat badan/RBB (ueightCisesuaikan terhadap TB < 145 crn mempu- retentiar\ dan indeks masa tubuhllMT (bodgnyai odds-rafio (OR) 1.,73 untuk memprediksi mass indexfBlr{I) (Prentice dkk, 1994; KusinIUGR, sedangkan kalai LiLA < 23,7 xn mern- dkk, 1994; Escamilla dkk, 1995; Butte dkk,punyai OR 1,84. Pada penelitian ini rerata 1998; Kac dkk, 2OO4l. Diantara indikator-LiLA adalah 23,9 crn. indikator tersebut indikator manakah yang

Depkes menggunakan batasan 23,5 cm paling operasional dipergunakan untuk skri-untuk menentukan apakah seorang ibu hamil ning ibu menJrusui berisiko dan untuk pe-berada dalam risiko rnengalami krrrang energi mantauan status gizi ibu? Pertanyaan lain ad-kronis (KEK). Batasan ini diambil berdasarkan alah berapa berat badan (BB) ibu pasca salinberbagai penelitian, utamanya di Indoaesia yang berisiko pada performa menJrusui dandan negara yang sedang berkembang, yang pertumbuhan bayi? Berapa PrBB ibu seiamamenghubungkan LiLA dengan risiko terjadinya men5rusui yang paling berisiko terhadap padaBBLR, dan dengan mempertimbangkan aspek performa men5rusui dan pertumbuhan bayisensitivitas dan spesivisitasnya, serta fisibili- dan pada bulan keberapa men5rusui yang pa-tas pr:ograrn penanggulangaruya- Pada ling berisiko?umumnya afi-aff point yaag rendah akanmempunyai sensitivitas yang tinggi tetapi Indlkator sfuiningspesivisitas yang rendah, dan sebaliknya. Sen- lndikator antropornetri status gizi ibusitivitas yang tinggl berarti semakin banyak men5rusui untuk skrioing biasanya dibutuh-yang akan teq'aring, sehingga semakin tinggi kan ketika akan dilakukan program suple-biaya yang harus dikeluarkan untuk melak- mentasi. Indikator antropometri yang banyaksanakan intervensi. Kalau sensitivitas yang digrrnakan untuk keperluan skrining adalahtinggi diikuti dengan spesifisitas yang rendah, sebagai berikut:berarti dari yang teq'aring tersebut banyakyang false positiue, maka program tidak me- Penurunan berat badan/PrBB Weghtngarah pada sasaran yang tepat, dan meqjadi bssllebih mahal. Berdasarkan uraian diatas, maka ' p".rrrrrrrr' BB (prBB) selama menlru-cut-off point 23,5 cm yaflg digunakan Depkes sui pasca salin merupakan indikator terbaiksaat ini masih dianggap tepat. untuk memantau status gizi ibu secara indi-

vidual selama prqgram suplementasi beq'alan.Ibu Menyusui Dampak program suplemeatasi dapat diukur

Di Indonesia, selama ini status gizi ibu melalui pemantauan kehilanga' BB ibu me-rnen5rusui kurang rnendapat perhatian dise- ngikuti program suplementasi. Beberapa pene-babkarr karena adanya anggapan bahwa fitial menginformjsikal bahwa selama me-walaupun status gizi ibu kurang baik (KEK), n5rusui terjadi PrBB ibu. Bila ibu men5rusuiibu akan tetap mampu menJrusui bayinya. dengan berat badan pra hamil/BBpH (preWalaupun ariggapan tersebut rnasih kontro- preqtarrcA tDeigtl4 marginal dan pertambahanversial, narnun status gizi ibu selama me- berat badaI.I (pBB) tidat mencukupi, maka ibun3rusui perlu diperhatikan, sebab status gizi akan rnemutai kehamilan Cengan BB mar-ibu men5rusui berkaitan dengan performa ginal/rendah dal selama men5rusui BB ibumen5rusui dan perturnbuhan bayi (Kusin dkk, iemakin rendah. Sebaliknya keadaan tersebutL994; Anderson, 1989; Butte dkk, 1998; tidak terlihat bila BBpH baik dan pBB ibuIrawati, 2OO4l. Status gizi ibu rnen5rusui ter- cukup. penurunan BB berkorelasi erat dengangantung pada status gizi ibu pra hamil (BBpH) eepft dan TB ibu (Kusin dkk, 1994; preniicedan selama hamil (PBB) (Escarnilla dkk, 1995; dt<k, 1994; Escamilla dkk, 1995; Butte dkk,Butte dkk, 1998; Kac dkk, 2OO4). Namun 1998).demikian hingga saat ini belum ada kese- Masalahnya di Indonesia, saat ini be-pakatan yang didasarkan pada euidence based lum tersedia euidence atau bukli ya,g rne-yang memadai mengenai indikator terbaik rnadai tentang BBpH dan pBB selarna ke-untuk status gSzi Lbu, terutama uotuk ibu hamilan yurrf a.pk dipergunakan sebagaidengan status gizi rendah yang mempunyai standar untuk menetapkan ibu rnen5rusui yangperforma men5rusui yang juga rendah. Indi- berisiko terhadap status gizi itu, performa me-kator status glzl lblu men5rusui yang banyak n5rusui dan pertumbuhan- bayi. penurunan BBdipergunakan adalah lingkar leogan atas/LilA selama men5rusui sangat berkaitan dengan(mid upper arm circumfererrce/MUAC), penuru- BBpH dan pBB selama keharrrilan. Beratnan berat badan (PrBB) selama menjrusui brd*, Or.-h*rril dib"*d, 40 1O* ,L*, *rrr*.t

Nutrire Diaito VoI. 7 No. 1, Aprrt 2AO8 67

Page 22: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

,r*r:*, Status CXzi lht HarniL dart lbr Merrywsr;l Qsaga*-Woda **+apometri

sulit merryediakan ASI untuk bayinya, disam-ping berisiko terhadap status gizi ibu yangserrrakio rendah {Taneja and Saxena, 1998}.Sebagian besar ibu mengalarni PrBB selamamen5rusui, dan hanya 2@/o lbw yang justrubertarnbah BB-nya selama men5rusui (Institutof Medicine, 1991).

Pola PrBB selama menSrusui tidakbegitu dipenganrhi oleh BB absolut p€rscasalin. Tiga penelitian berikut menunjukkanba-Lwa walaupun BB absolut ibu pasca salin+idak begitu berbeCa tetapi PrBB sangat bei'-beda. Menurut krstitut of Medicine (1991), BBibu seLama men5rusui sernakin rendah, danpenurunanrrya berkisar antara O,5-1 kg setiapbulan agar mampu menyediakafl ASI denganjumlah cukup untuk enam bulan pertama.Penurunan BB ibu pada bulan perfama rne-n5rusui lebih besar dibanding penurunan padabulan kedua, ketiga dan keempat. Hasilpenelitian pada 45 lb.u Etiqtanic menunjukkanbahvra, BB ibu pasca salin sampai men5nrsuiempat bulal berturut-turut adalah 64,6 kg,,61,3 kg, 60,7 kg, 60,2 kg dal 59,3 kg. Iniberarti PrBB selama empat bulan rnen5rusuiberturut-tumt adalah 3,3 kB, 0,6 kB, 0,6 l€dan 0,8 kg (Butte et a1., 1984).

Penelitian Janney et al. (1997], diAmerika Serikat rnenunjukkan bahwa rerataBB ibu pada 2 minggu pasca salin 67,2 kg,dan semakin turun selama men5rusui menjaditi5,5 kg (men5rusui 2 bulan), 64,3 kg (me-n5rusui 4 bulan) dan 63,6 lEg (men5rusui 6bulan). Artinya PrBB ibu meqiadi 1,7 kg, 1,2kg dare O,7 fu dalarn enarn bulaa setelahmelahirkan. Penelitian Kac dklc (2OO4) padaibu men5rusui di kota Rio de Jaleiro, Brazilmenunjukkan PrBB yaag lebih sedikit selamamen5rusui 5raitu 62 lrg (men5rusui o,5 bulan),61,8 kg (merr5rusui 2 bulan), 61,2 l;g (me-nJrusui 6 bulan), yang berarti terdapat penu-rurran O,2 kE dan O,6 fu dalam enam bulanmenSrusui.

Di Indonesia, ada dua penelitian yangmempelajari PrBB ibu selama men3rusui. PeLtama. penelitian Kusin dan Kardjati i1994) didaerah pedesaan Madura menunjukkan bah-wa PrBB selama men;rusui pada ibu kuruslebih besar dibanding ibu normal. Pada ibukurus dengan IMT <l-8,5, BB ibu pada 1, 3dan 6 bulan men5rusui secata berturut-turutadalah 38,8 kg, 38,5 kg daa 38,2 lqg. Ini ber-arti pada kelompok ibu kurus terdapat PrBB

sebesar 0,6 kc pada enam bulan setelahmelahirkan. Pada ibu normal dengan IMT>18,5 BB pada 1, 3 dan 6 bulan men5rusuiberturut-t-urut adalah 49,7 kg, 49,6 kg, dan49,5 kg, yang berarti hanya turun sebesar O,2kg dalam enam bulan men5rusui.

Kedua, penelitian di daerah pedesaanKabupaten Bogor menunjukkan hasil yangtidak berbeda, dimarra selama men;rusui ter-j.di PrBB pada ibu kums lebih besardibandiag ibu normal. Pada ibu kurrrs (pascasalin), PrBB ibu sejak melahirkan sampai 4bulan men5rusui berturut-turut adalah sebesar0,8 l<g, O,7 kg, O,5 kg dan 0,4 11g. Sedangkanpada ibu dengan status gizi normal berturut-turut adalah O,7 W,0,5 1€, 0,5 kg dan O,5 kg.Berarti, pada ibu kurus selama 4 bulanmen5rusui BB-nya tarun 2,4 kS dar. pada ibunormal twrur. 2,2 kg. Pada awal men5rusui,rerata BB ibu kurus (IMT< 18,5) adalah 41,2kS duo rerata BB ibu nor:nal adalah 48,8 kg(Irawati dkk, 2OO5). Dengan dernikian dapatdisirnpulkan bahwa pola PrBB ibu men5rusui diIndonesia mempunyai kecenderungan lebihbesar pada kelompok ibu yang lebih kuruswalaupun tidak menunjuldcan pola yang jelas.Apabila rnembrandingkan kedua penelitian diIndonesia irri PrBB pada penelitian di Madurajauh lebih kecil daripada penelitian di Bogor,hal ini mungkin dapat dijelaskan oleh karenapenelitian di Madura diberi intervensi rnaka-nan tinggi kalori selama hamil. Dkekomen-dasikan PrBB pasca bersalin seminimal mung-kin, terutama pada ibu rnen5rusui yang kurus.

Retensi berat badan/RBB lVelghtrdenttonl

Retensi BB selama men5rusui jugadipergunakan sebagai indikator untuk menen-tukan status gizi ibu (Janney dl<k, 7997; Kacdld<, 2OO4; Kac dkk, 2OO4l, naflrurt belumbanyak peneliti yang membahas indikatortersebut untuk rnenentukan status Sizi ibu.Retensi BB selanna rnenSrusui rnen:pakan seli-sih BB ibu pada bulan tertentu pasca salin(misalkan bulan ke 4) dengan BBpH. Ibudengan lemak tubuh <30%o sebelurnhamll Qtreprequncy), RBB selama menJrusuinya lebihrendah dari ibu dengan lemak tubuh >3Oo/o,

Ibu yang men5rusui secara eksklusif selama 6bulan, RBBnya lebih rendah dari ibu yangtidak men5rusui.

68 Nutrte DiaitaVol 7 No. 1, April 2OOB

Page 23: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

-*---lI

- "ta

-.:a

(i

-{r.l ti at.l ti at l{, 1.' l.

Tidle (co sifr.:4r. !.r.rrl{t.iti{r{r)

l"l lt, lli r'(,

Sumber: Janeg dkk., 1997 Garnbar g

Prediksi retensi berat badan menurut praktek laktasi : lwrtga sasu botol (t), ASI ekslthtsiJ panausia milrggw,, ASI sebagianpadausia 2 bulan, dan sl,tsu botol atau di.sapihpada bulan 4,6 12 dan

1 8 (t); ASI eftskfus/ *lama 6 bulan dan sustt botol atau disapih pada tnian 1 2 dan 1 I ( L ) ; ASIekskfusif 6 btlan, sebagian ASI selama 12 buhtn dan susu botol atau disapihpada bulan 18 (f )

Pettgulanron Stah*s {Hzi lbtt E-Ialrrril dart lbu Me*yusti derqaa Meted@ k&ropom*i

t4

!!f

Ea:ql

-z-4

Pada ibu di Arrn Abour Michigan, USA, RBBpada 2, 4 dan 6 bulan men5rusui berturut-turut adalah 7,4 ka, 5,8 kg, dan 3,9 1gg,

sedangkan pada ibu di Braz-rL, RBB ibusela:na men;rusui pada 2 rnirrggu, 2 dan 6bulal mea5rusui berturut-turut adalah 4,7kE, 4,! kg d"t 3,4 kg. Terlihat bahwa retensilebih besar pada ibu di Ann Arbor, yalgmuagkin terkait dengan PBBnya. MenumtJarney dkk (1997) dan Kac dkk (2OO4), re-tensi BB ibu selama rnenyrrsui rnempunyaikorelasi erat dengan PBB selama kehamilan.Tampaknya indikator RBB harus diikutideagan PBB selama keharnilan, artinya untukkeperluan skrining dibutuhkan dua indikatortersebut. Di rndonesia, belum ada penettianyang menggunakan indikator ini untuk keper-luan skrining status gizi ibu men5rusui.

Dapat disimpulkan bahwa pada ibuyang status gizkrya lebih baik, retensinya lebihbaik atau penurunan berat badannya selamamen5rusui lebih kecil, sedangkan pada ibuyang status grireyu lebih rendah adalahsebaliknya. Artinya, risiko keharnilan dan me-n5rusui terhadap penurunar status gizi ibulebih besar pada ibu yang mempun5rai statusgizi kurang.

Indeks llassa Tubuh {MT}Indeks massa tubuh (IMT) banyak

dipergunakan untuk menetapkan status ku-rus atau gemuk, dan banyak penelitiarr meng-

gunakan IMT untuk menetapkan status eiziibu men5rusui (Kusirr dkk, 1994; Gigante dkk,2OOl; Kac dkk, 2OO4). Banyak penelitianmembuktikarr bahwa IMT ibu men5msui yangrendah berkaitan erat dengan rendahnya per-forma menlrusui dan pertumbuhan bry,iPrentice dkk, 1994; Escarnilla dkk, 1995),

iMT ibu men5rusui yang rendahberkaitan dengan brcaslrnilk ouq)ut dan gang-guan pertumbuhan. Risiko tersebut semakinbesar pada remaja yang hamil dan kernudianmen5rusui dimana simpanan lemak tubuhbelum sempurna. Pada lingkungan dimanakonsumsi energi rendah dan aktifitas fisiktinggi menyebabkan ibu menSrusui tidak mem-punyai cukup waktu untuk meningkatkansimpanan energi. Kondisi ini menyebabkankehilangan simpanan energi dalam tubuh ibusemakin besar (Merchant dld<, 1992\. Dengandemikian IMT (fulmz) merupakan indikatoryang dikaitkan dengan performa men5rusui,narnun hingga saat ini kaitan antara IMT danvolume ASI masih kontroversial. Beberapapenelitian mengiaformasikan bahwa ibudengan IMT <18,0 dengan PBB >2OO g mampumemproduksi ASI dengan volume yang tidakberbeda dengan ibu normal, tetapi kandunganenergi dan nitrogen ASI rendah, dan sangatdipengaruhi PBB selarna kehamilan (Prenticedkk,7994).

Nutrire DiaitaVoL 1 No. 1, April 2OO8 69

Page 24: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

pengwtanan Sfotns Gizilbtl Hamitdan lkt M*tgvsttiduqa*MetodaAttfiopometi

._rq:Ia :l:;3!!+ xilBE

<Aftlt' .rzffiE + ti?*i$tt,l*.4

Sumber: Rrotun dkk, 1985 datam Prentice dkk'1995

Gambar 9Volume, energi dan nitrogen ASI berdasarkan

IMT dan pertambahan berat badan selamakeharnilan pada ibu-ibu di Bangladesh

Penelitian di Indonesia mengindikasikanbahwa IMT ibu semakin lama men5rusui, akansemakin rendah (Kusin dkk, 1994; lrawati,2AO4l. Penuruan IMT ibu yang men5rusuisecara predorninan lebih besar dibanding ibuyartg merrJrusui parsial' Walaupun status giziibu kurrrs (IMT <18,5) bukal menjadi harn-batal untuk dapat men5rusui nanrlun statusgizi lbu semakin rendah {Irawati, 2OO4). Peng-gunaan IMT sebagai indikator status gizi ibumenlrusui sangat tergantung pada IMT sebe-lum hamil dan PBB selama hamil (WorkingGroup dalarn Krasovec dkk, 1991)' Ibu denganIMT sebelum hamil rendah, membutuhkanPBB lebih besar agar IMT ketika merrSrusuitidak rendah (Gigante dkk, 2OO1)' IMT relatifkonstan walaupun terjadi PrBB selama me-nlrusui secara berma-kna (Kac dkk, 2OO4l.

tfngkar lergan ataslltLlt l*Ild UpperAnn C irc umfere nc e I MUACI

LiLA merupakan indikator yang banyakdipergunakan untuk skrining dan identilikasiibu men5rusui dalam seleksi ibu yang akanmendapat suplementasi. Penelitian Frisanchodalam WHO (1995) menunjukkan bahwa peru-bahan LiLA pararel dengal perubahan BB.Frisancho dalam WHO (7995) d* Prenticedl*, 1994 membuktikan adanya korelasi eratantara LiLA dan IMT, terutama pada kualitas

ASL Namun tidak banyak peireliti yangmenggunakan Lil,rl, sebagai indikator peman-tauan status gizi ibu merr5rusui, sebab LiLAcenderung stabil w'alaupun selama menl'usuiterjadi PrBB secara bermakna (Butte dkk,1984), Urrtuk att-off point23 ctn pada wanita,sensitivitas dan spesifitas Lil,A untuk men-tukan IMT <18,5 adalah 74o/o daa 87o/o dengatrpositiue predictiue ualue 64o/a. De-ngan derni-kian LiLA merupakan prediktor tepat untukrnenentukan statrs lMT'Prentice dkk, 1994rirembuidikan bahwa- energi da.rr lemak ASIsemakire baik seiring semakin bertambahnyaLiLA ibu, seperti yang tedihat pada gambarberikut. Walaupun secara operasional LiLAmudah dilakukan untuk skrining dan peman-tauarr status grzi di masyalakat' namunrnemerlukan keahlian dan ketelitial yangtinggi dan seringkali hasil ukur tidak rneng-gambarkan perubahan BB ibu, khususnyaselama men5rusui. Selain itu, LILA relatif stabiluntuk jangka waldu yang lama, sehin€ga'untuk pernantauan status gizi selama merilzu-sui, tidak dianjurkan menggunakan indikatorLiLA,

6B

E

r

F;

f,30 "

;, rL IL

?.F

T

&

lLl

3x

I'

f+8""g,ti .G

^3SgE*xE:

lrotllc

*ef,ft sirt tl;al ?ted'fi .*it!tit4t {t?tral

Sumber: Prentice d7<k, t994Ga:nbar 1O

ASI dan kandungan energiyang di-plot-kanberdasarkan LiLA dan ketebalan triceps

skinfold Ibu di Bangladesh. Data diambil dariBrotmr, .{kk, 1986. Nilai dalam gl};.an

didapatkan dengan konsentrasivolume susu harian

NutrireDiaitaVol 1No. 1, APil 2OO8

3

Page 25: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

ParyWfumn Statrts Gbi lbu *Iatn:it da* Ibtt Me*gustti derryaa Metoda ArlJropometi

Indlkntor peoantanranUntuk keperluan pemafltauan status

gizi ibu selarna men5rusui, indikalol yangputit g operasional adalah PrB.B Frciglt los$.Namua demikian sebagaimana telah dikernu-kakan diatas, PrBB selama men5rusui sangattergantung pada BBpH dan PBB selama keha-milan. Kerryataannya hinga saat ini standarBB ibu sebelum hamil dan PBB selamakehamilan belum tersedia-

Pemltthan ladtkator dan Penetalnn' Cut'otf polttts

Hingga saat ini belum tersedia indi-kator terbaik yang disepakati urrtuk iden-tilikasi ibu men5rusui yang berisiko terhadaprendahrrya performa men5rusui (kuantitasrnaupurr kualitas ASI), terutasra untukprogram suplementasi. Untuk Pemantauandir&omundasikan indikator PrBB selamamen5rusui (uEigru loss) dengan persyaratantersedia standar BBpH dan PBB selama ke-harnilan. Secara operasional, pefrgukuranPrBB pada ibu men5rusui relatif mudah dansensitif terhadap performa merr5rusui khusus-nya kuantitas dan kualitas ASI-

Penentnan &fiafiPott*Wetght,I-ss:

Institut of Medicine (1991) rnenetapkanpeflururta.n BB selama menSrusui sebesar O,6-O,8 kg setiap bulan. Ververs {.1997] flter:ya'takan bahwa penurunan BB 0,6-0,7 kg perbulan pada ibu men5rusui dapat dipergunakansebagai indikator seleksi ibu hamil yang akanmendapat prograrn suplementasi. Untuk diIndonesia, atas dasar hasil penelitian KusindkL, 1994 dan karrati dkk,2OO3 dengan ran-cangzm eksperimen dan kohor tampaT<rrya ant-off poirrt O,5-O,8 lg pet bulan dapat dipergu-nakan untuk identifikasi ibu yang akanmendapat program suplementasi. Mengingatbanyak ibu di lndonesia dengan status gizimarginal, maka akan lebih aman apabila bilaibu dengan pelturufl.€rn BB selama men5rusuiO,5 kg per bulan sebagai a,fi-off point bagi ibuyang akan mendapat suplementasi'

Untuk pemantauafl status gizi ibuselama meny'usui, diperlukan suatu penelitianyang dapat menentukan art-off poinf PrBB ibu

dikaitkan dengan aut@rne yaitu performa me-n5nrsui (kuaatitas dan kualitas ASI) sertapertumbuhan bayi. Direkomendasikan bahwasebelum tersedia data dari hasil penelitian.cut-off point PrBB ibu men5rusui untuk keper-luan skrining dan pemantauan adalah O,5 ig/bulan.

Retensl BB (RBB) selama menlru$riAtas dasar pertirnbangan kondisi ibu di

Brazil ha:rrpir sama dengan ibu di L-rdoaesia,mungkin cat+ff point RBB yang dapat diFer-gunakan untuk skrining ibu men5rusui adalaharrtara 3,4,7 kg setiap bulan. Dipedukanpenelitian lebih lanjut untuk mempelajari cut-off point RBB ibu rrreflfusui untuk keperluan -,

p-imantauan. Direkomendasikan RBB padausia 2 minggu 2 bulan dan 6 bulan tidak lebihdarj 4,7 kB, 4,1 kg d.t 3,4 kg

Indels llilassa ftrbuh tIItITlVervers t1997), meaggunakan aialf

point IMT ibu merr5rusui < 2O,3 denganp.rrrrtot rtt secara bertahap O,3 kg,/m2 setiapbulan untuk skrirring ibu men5rusui yang akanmendapat program suplementasi. DiIndonesia, untuk kepeduan penelitian mau-pun prograrn di Indonesi.a, sering mengguna-kan antaff pointuntuk indikator status Sizi ibumen5rusui sebagai berikut : IMT <17 (sangatkurus), .IMT 17-18,5 {kurus), IMT 18,5*25

{normal), lMT 25-30 {kelebihan berat badan}dan IMT > 3O (obesitas) (Kodyat dkk, 1996)'

Taneja dan Sasena. (1998) dari Indiarnenggunakan crttolf point sebagat berikut0,00-16 {seuetel, 16-18,5 {moderatQ, 18,5-2O,O {Laut uaigtt' Normatl, 2A-25 (Nrrmatl dart25-30 $feafthgl. WIIO m,enggunakan ant-olfpoint <18,5 (undenueigtfl, 18,5-24,9 (tarmatl'25,A-29,9 (owruni$q, 3O - 34,9 (obesel dar:35 - 39,9 (uery obe$, dan >4A (etctrerneobesQ. Bila dikaitkan dengan otiameyaitttla-ma (hari) sakit, maka an-ofJ point IMT <18,5merupakan indikator yang tepat untuk men-deteksi ibu berisiko (Garrrbar 1O), sebab ibudengan IMT <18,5 dan IMT >3O lebih lama harisakit lebih parrjang dari ibu dengaa IMT 18,5-29,9.

Nutrire DisitaVoL 1 No. 1, April 2OO8 71

Page 26: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

pertgulatran Stafus (Hzi lbt l:Iamit dan lbt MeftgffiuidengaftMetoda*ttropornetri

Gambar 11EMI and ptobabitttg o/itlness among BmzitianWon'Lerl

Cut-off point yang direkornendasikan diper- tef,npat cliPerlukan alat ukur yarrg

gunaka; untrik .t irdrrg status g ibu terstandardisasi. Standard dimaksud meliputit.n1rusui adaiahlMT <18,4 kglrr,' jenis alat, prosedur perrggunaafr alat dan

pelatihan petugas.

LiI"ALeehtig dalAIS Krasove dkk, 1991

menggunakan ai'off point 23,5 cm untukmenetapkan status gizi ibu harnil dan iburnenSrusui. Di lndonesia, selama itrr cttt'offpoint untuk indikator LiLA yang digunakanuntuk merreatukan status ibu I(EK (kurangelrergr kronis) adalah hila <23,5 ctr;, Cut-offpornl tersebut berdasarkan hasil penelitianpada ibu hamil yaag dikaitkan deogan BBLR.Di Indonesia, hingga saat ini belum pernahdilalarkan penelitian untuk menentukan cut-off poirrt Lil"{ ibu menyusui yang fikaitkandengan performa men5rusui, sebab indikatoryang digunakan diatas didasarkan pada hasilpeneiitian dengan olrt@me kehamilaa (BBLR).Cutalf point gang direkomerdasilran unfiikLILA adatoh < 23,5 cnt

Cara PengukuranDalam menentukan status gU ibu

hamil dan ibu men5msui diperlukal alat ukursebagai berikut:i. Alat timbang untuk mengukur berat badan2. Microtoise untuk mengukur tinggi badan3. Pita LiLA untuk mengukur lingkar lengan

atas.

AIat TtrbangTerdapat beberapa jenis alat timbang

yang dapat digunakan untuk mengetahui BB,arrtara lairr detedo dan bat?room sale.Pemilihan alat timbang yaag digunakan hen-daknya mempertimbangkan hal-hal berikut:a. IGtelitiao alat (presisi)b. Kekonsistenanlreliabilitas hasil pengu-

kurarr (il*er danintra abseruelc. Kemudahan menggunakan alatd, Kemudahan mendapatkan alat

Dari ke-ernpat pertimbangan tersebut yangharus diprioritaskan adalah ketelitian alat(presisi) dan kekonsistenan alat. Dengan per-timbangan tersebut, detecto merupakan alattimbang yang direkomendasikan untukmerlgetahui BB ibu hamil dan ibu men5rusuikarena mempunyai ketetitian dan kekon-sistenan hasil pengukuran yang lebih baikdibandingkan derrgan bathroom scale. Yangperlu diperhatikan dalam melakukan penim-bangan: misalnya dilakrkan penaraarl timba-ngan lebih dahulu, timbangan diletakkan dilantai padat dan rata, pakaian rainimal (setipismungkio) darr respondefl y€urg akan ditimbaaghanrs melepas alas kaki, dst

Sedangkan untuk mendapatkan hasil perrgu- WtarcbLsekurarr antropometri y.rrg b"ik dan benar serta Mictotoise merupakan alat untuk me-o"o": *'*o***"- *t"' *" o"' "-t"' aH.Hl;'",:ffr";H3",*ffi1r*"""H:

5jII

3- <16.+ tS,tLaB.P l"r$lt*

Swnber PNSN, 1989

7' Nub'ireDiaitaVoL 7 No. 1, April 2OA8

x F*!rrrii*

Page 27: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

paqlwan status Gizi -Ibu l,Iamil dan lbt Marya*ti daqan Mdod* -ht+epomdri

gunaarr microtoise memedukan perhatian yangseksama terhaciap beberapa hal rnisaln3raketinggiarr penggantungan alat. latar belakangtempat menggantung alat dan cara pemba-caan hasil pengukuran' Namun demikian,kekur:angan-kekurangan tersebut dapat dimi-nirnalkan dan dikontrol dalam pelatihan dansupervisi pelaksanaan pengukuraa. Oleh ka-rena itu dipedukan standardisasi pelatihanpetugas, meliputi materi, praktek dan standarkelayakan petugas pengukuran (kelulusan)'Cara perlgukuraa Tingg, Badan dengan merrg-gunakan Microtoise dan ha1 yarrg perludiperhatikan: misalnya kepala tegak meng-hadap lurus kedepan, tumit menempel padadinding, dst

Pita LILAPita LiLA adalah alat untuk mengukur

Lingka: Lengan Atas ibu hamil dan ibumen5nrsui yang sudah cukup lama digunakandi sarana pelayanan kesehatan. Cara pengu-kurao LiLA mungkin mudah untuk petugaskesehatan, tetapi belum tentu derrrikian de-ngan kader atau dukun. LiLA diukur di lengankiri dengan posisi lengan setengah flexi(rekomendasi WHO), dititik pertengahanarrtara tulang acromion dan olecmtwn. Kesu-litannya adalah dalam menentukan tulangacromiandan alecranwia Namun dernikian pe-aelitian di India menunjukkan bahrra pemili-han lilgkar lengan disekitar pertengahanlengan tidak berbeda banyak dengan titikpertengahan aataa oleoanwn dat acromian-Kelemahan dalam penguna;rn pita LiLA dapatdirninimalkan pada saat pelatihan. Olehkareaa itu sebelum pelaksanaan pengukurandi masyarakat, diwajibkan adan5ra pelatihanbagi petugas.

Perggunaan danIndonesia

Penerapan bagi

Berikut adalah keadaan-keadaan yangperlu mendapat perhatian pada saat akanmenggunakan pengukuran aritropometri padaibu harnil dan ibu men5rusui:1. Pada keadaan dimana BBpH dapat diper-

o1"1, laaka digunakan BBpH atau IMT pra-hamil dan PBB selama keharnilan;

2. Pada keadaan dimana data Berat Badanpra-Hamil tidak ada, maka dapat digunakaldata Berat Badan pada kehamilan trimesterI (minggu < 13 minggu)

3. Pada keadaan dimaoa BBpH dan BBTrimester I tidak ada, maka dapat meng-gunakan Formula yarrg dikembangkan oleh

Achadi, dkL (1996) dan telah divalidasi{Achadi dan lrawati, 2OO7)

a. Lingkar L.r,gan Atas (LiLA). Hal-hal yangperlu diperhatikan dalam mef,rggurtakanLiLA untuk menskrining Ibu Hamil KurangGizi:a. Bila LiLA < 23.5 cm, dilihat Pencapaian

Berat Berat Badan (Attained Weighti dan"

Tingg Badan Ibu Hamil pada kehamilantersebut.

b. Bila TinCg Badan < 145 cm dan Pen-capaian Berat Badan lebih reodah daribatas banrah pada usia kehamilantertentu, maka Ibu Hamil tersebut "se-baiknga dianggap" sebagai Kurang Gizi,sehiogga perlu mendapatkan intervensiyang tepat dan adekuat' MisatnYa-seorang Ibu hamil 24 nringgu mempu-nyai LiLA 22.5 crn, TB 144 crn danBerat Badan saat itu 45 kg )<46 kd,maka dianggap sebagai Kurang Gizi.

c. LiLA tidak bisa digunakan untuk me-monitor

5. AttaitedWdshf {Pencapaian Berat Badan):a-. Tentukan usia kehamilan setepat mung-

kinb, Lihat apakatr berat badan pada umr.rr

kehamilan tertentu lebih keeil dari batasbawah/atas nilai attained weight dalamtable.

c. Apabila pada avral penentuan sudahmengunakan nilai batas bawah, tetap-lah pada nilai batas bawah, dan sebaik-nya untuk batas atas.

6. Menggunakan lebih dari 1 pengukuran bisadipertimbangkan dalam keadaan tertentu.Misalnya kombinasi LiLA dengan attainedweight dan tingi badan {point 3)

7. Untuk BBpH:r lVanita dengarr BBpH yang rendah

membutuhkan PBB selarna keharnilannyayang lebih tinggi (sarnpai 18 kg) ) rne-mang tampak tidak realistis untukmengharapkan kenaikan sebesan ini, olehkarena itu lebih difokskan pada kenai-kan atau perbaikan BB sebefum kelwmi-lan (calon p enganti4 remaj al,

. Pada populasi dimana rerata TB sekitar15O orr, maka BBpH kurang dari 40 kgdapat dijadikan prediktor teq'adinya BBLRdan kematian neonatal;

8. Untuk BB terhadap TB:. Agar bermanfaat untuk perbandingan an-

tar negara maka BBpH harus di-inter-pretasikan dengan dikaitkan dengan TB;

o Pada populasi dimana BB dan TB tidakbanyak benrariasi, maka BB/TB tidak

NutrbeDiaitaVol 7 No. 1, April2OA8 73

Page 28: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengukuran Status GizLIbu l=Iqaildan, Ibt Ueary"addagatJ{etodaAtrtrupotnetri

tebih baik dibandingkan densan BB/TB dalam memprediksikan BB lahir;

. Di populasi dimana BBpH dan PBBnyarendah, maka BBpH s{a cukuP baikuntqk memprediksi olrtcome kehami-lan.

9. Moaitoring Ibu HamilSelama ini pemanfaatan KMS Ibu Hamilbelum bisa dilakukan karena memerlukandata Berat Badan pra-Hamil. Selama halirri belum dapat diaplikasikan, PengunaanAfrained We'lSlt dapat dijadikan surl,!"t

al'ternatiue.

Keslmpulan1) Berat badan pra hamil (BBpH) sangat

penting, karena diperlukan untuk skriningmaupun morritoring; untuk mengukurretensi berat badan (RBB); pertambahanberat badan (PBB) dan perfornra menyu-sui. Pada keadaan dimana data BBPHtidak tersedia, maka dapat digunakan Be-rat Badan tirmester I sebagai estimasiBBpH.

2) LiLA digunakan sebagd indikator skriningpertarna bila data BBpH atau estimasiBBpH tidak tersedia, tetapi interpretasirryaperlu dilengkapi dengan data lainnya(Attained WeiSht dan TB)

3) Monitorirrg Status Gizsi Ibu Harnilsemerrtara ini dapat menggunakan Attai-ned Weight, serrrerltara penggunaan KMSbelum direkomendasikan.

4) Berat badan pasca salin sangat penting' untuk menentukan penufirnan BB ibu(PrBB), status gizi ibu men5rursui, performamen5rusui dan pertumbuhan baYi.

5) Dari aspek prograrn, perlu mempertim-bangkan Remaja W'anita sebagai targetpenting untuk perbaikan status gizinya se-belum memasuki keharnilan, karena pena-rrgaflarr untuk ibu hamil sudah tedambat.

Rtset daa Progran lBasa IlelnaAda beberapa pertanyaan penelitian

yang harus segera dijawab melalui berbagairiset baik yang dapat dilakukan sebagai risetakademik rnaupun riset operasional dalampelaksanaan program pelayanan kesehatan disemua wilayah di krdonesia. Hasil riset terse-but sangat diharapkan segera untuk dapatmembuat standardisasi ukuran antropometriyang dapat diaplikasikan secara lokal berda-sarkan rujukan WHO yang selama ini dipergu-nakan. Sampai saat ini belum ada riset/penelitiarr yang khusus dilakukan di Indonesiauntuk melakukan validasi berbagai ukuran

arrtropcmetri yang dikaitk-an dengan out@mekehamilan. Untuk itu perlu dilakukan pe-ngumpulan data terkait dan analisis sensiti-vitas, spesifisitas dan nilai prediksi positif dariberbagai indikator dan ai-off points untukberbagai cutcome keharnilan. Perlu dilakukananalisis ukuran antropome-tri di berbagaikelompok populasi dan berbagai out@mekeham;lan darr bayi setelah dilahirkanberdasarkan rujukan WHO. Selain itu, perlupula dikembangkan metoda yang memung-kinkan semua daerah di In.Ionesia untukmembuat rrilai artoll yang bedaku secaralokai untuk berbagai indikator antropometriyang dianjurkan. Berikut adalah pertan5raan-pertanyaan yang perlu dijawa-b melaluipenelitian/riset dan program di masa depan:1. Walaupun hubungan antara beberapa

status gizi ibu dengan otrt@me kehamilancukup meyakinkan, beberapa hal masihbelum jelas dan memerlukan telaah ataupenelitian lebih lanjut, misalnYa:a, Berapakah BB mirrirnal seorang ibu

pada pra-hamil agar outeome keharni-lannya optimal?

b. Berapakah TB minimal seorar4g ibuagar pertumbuhan janinrrya optimal?

c. Berapakah PBB minimal selama keha-milan untuk ibu dengan status giziyalg berbeda?

2. I(adang-kadang peflggurraatl kombinasidari dua indikator dapat lebih bermanfaat.Penelitian mengenai kesaling-terkaitanantaia dua indikator yang dtekornsr-dasikan adalah: antara BBpH derrgan satukali BB waktu hamil; BBpH (atau BBITB)dengan PBB selama kehamilan; LLLAderrgan PBB selama kehamilarr; dan LiLAdengan TB.

3. Penelitian mengenai Berat Badan Pra-Hamil FBpH)a- Validasi kesetaraan antara BBpH

dengan BB Trimester Ib. Validasi Formula prediksi BBpH de-

ngan BBpH4. Penelitian indikator yang terbaik untuk

meneatukan status gizi ibu men5rusui dikaitkan dengan performa men5rusui (k ruo-titas dan kualitas) dan pertumbuhan bayikhususn5ra untuk program ASI eksklusif'

5. Penelitiaa indikator yang terbaik untukmenentukan status giri ibu men3msuidikaitkan performa merr5rusui (kuantitasdan kualitas) dan pertumbuhan bayi untukpemalltauas pertumbuhan.

74 NutireDiaitaVol 1 No. 1, April 2AOB

Page 29: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengtl*ean &afrrc Gizi lbu Hamit danlhuManguflidengan Mdpda AnhppolrLQti

6. Peoelitian att-olf point masfurg-masingindikator terutama untuk keperluan pro-gram suplementasi ibu menSmsrri

7. Fenelitian pengamh BB menurut TB ibusebelum harnil yang berisiko terhadap per-forma men5rusui.

Ilalltar Pusta*aAbrams B dan Selvin S dalam Abrams B,

Altrnan SL dan Pedcett KE, "Pregrwncguaiglt ga*L s{fl ontrooersial', Am JClin Nutr 2OOO, 1995.

Achadi El', Hansell MJ, Sloan NL, danAnderson MA, "Women's ruftritionalstr,tlas, iron cotts-umption and ueohfgain dulfu Pregnaneq in rctatian tonandal ueigl,r and length in WestJaoa, Indanesia", Int J G5maecolObstet, 48S:S1O3-19, 1995.

Achadi, Endang L. and Anies kawati, "Houtretiabte are Weiglrt at Tiimester I and"Estimated" Prc-Prcgnancy Weiglt inpredicting Pre-Prcgnancg Weigtt?', GiaIndonesia (In-press ), Jakarta, 2OO7.

Allen LH, Lung'aho MS, Shaheen M, HarrisonGG, Neumarrn C dan KirkseY A'"Matemal bodA ma^ss fud.ex andprcgnanoA outcome itt tte nutritioncpllaboratiue rc search stpport program',

Atmarita, "Ministr5r of Health", Presertation onNational AnthroPomefir WorkshoP,Jakarta,2O06.

Bekstrarrd R. "Iutatemal anthmpomefig as ari,sk predic'tor of prcgnancE arttcome: tlwnutrition CRSP in Mexio", WHOBulletin OMS, S 73:96-98, 1995.

Bulletirr of the Wodd Health Organlzation,nMaternal AnthroPometrg andPreqwncg Outames: A WHOCollaborutive Sfrtdg', SuPPlemeat toVolume 73, 1995.

Butte NF dan J.M, HoPkinson, "BodV@mpasitian changes dunns bdationare higtily oariable among u)omen", JNutr, 128 (2):3815-385S, 1998'

Escamilla RP, Cohen R*1, Brown KH, Rivera LL,Canahuati J dan DeweY KG, "Matemnlantropometric status arrd ladationperformanrce in lau.t - iname Honduranpopulation: Eaidenre for tle rule al

inJarfis', Am J Clin Nutr, 61:528-534,1995.

Gigante DP, Victcra CG, dan Barros FC.

"E)rcast-Jeeding has a tmited lottg'termelfect on anthrcPomettY and bodgompositbn oJ Bmzilian ntothers'. JNutr, 131:78-84,2OO1.

Departemerr Keselratan, "Gizi daJal:: Ang!-ao,Jakarta, 2OO3.

Gupta, Sa$al and Kulier, "Regina ( .l: Materna-iAntltnpometrg and Ptegnarlcyotrtames: A Reuiew", Power Pointpresentation : http: / /www'sfmer.ch/ Endo1 Fe!o:p's 1Oi Pdf/Maternal arrthrcpometry.pdf, diakses tanggal 20 Mei 2O07.

Habicht JP, "tume clwrqcteistie-s of indikatorsof nttffiional slatus for use in screenirtgartd smtei!-lane', Am J Clin Med, 33:531-535, 1980.

Honest H, Bachmann LM, Ngai C, GuPta JK,Kleijnen J, dan Ktran KS, "The accuracyof rnaternal anthropometrymeasuremerrts as Predictor forspontaneous preterm birth-a systematicreview", PMID: 15734079 [PubMed -indexed for MEDLINEI

Husaiai YK, MA Husaini, Z Sulaiman, ABJahari, Sandj4ia, S Herraan, Barizi, STHudono, D KarYadi), ol(artu MenujuSehat (IC{S) ibu hamil: TeknologiSederhana untuk Menuajang ProgramKesehatar. Ssrrirlar Ilrrru PengetahuarrIndonesia IPTEE Gizi dan Kesehatanibu Hamil", Cipanas 1986.

Husaini MA dan YK Husaini, "MakananTambahan dan Hasil Kehamilan",Seminar Ilmu Pengetahuan Indonesia(IPfEIg Giat dar. Kesehatan ibu Hamil.Cipanas, 1986.

Institut of Meficiae, "Mrtrition duinglactatian", National Academy Press.Washington DC, 1991.

Institut of Medicine. 'NutritianPregnanq", National AcademYWashington DC, 1990.

Joanne Katz, Keith P, West JrI, Subarna K,KhatryIl, Parul C, Steven C, LeClerq I,Elizabeth KKP, dan Sharada RS, "Riskfactors for earlg infari mofialitg inSarlahi district", NePal, 2OO5.

duingPress.

Nutrire DiaitaVaL 7 No. 1, April 2AO8 75

Page 30: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

Pengukrart. &ofr.ts GizLIht Honlit d.atl lbu M*tg4sti dengan MetodaAntrcpon"Leti

Irawati, A.A, "Pengaruh Pemberian MakanartPendamping ASI Dini TerhadaPGaagguan Pertumbuhan Bayi denganBerat Lahir Normal samPai UmurEmpat Bulan (studi kohor Prospektif)",Disertasi Program Doktor IlmuKesehatan MasYarakat - PakultasKesehatan Masyarakat. UniversitasIndonesia, Jakarta, 2OO4.

Irawati, A, A Tririnarto, Salimar dan Irlina'"Penganrh status grri, ibu selasrakehamilan dan meo5rusui terhadaPkeberhasilan pemberian air susu ibu",Peaelitian Gizi dan Makanan, Volume26 {2l.:1o.-19, 2OO3.

Makanan, Pusat Penelifian dan PengembanganGizi dan Makanan. Badan Penelitiandan Pengernbarrgan Kesehatan' No 2'Tahun 2OO3.

Kac G, Benecio MH, Melendez GV, Valente JG,dan Struchiner CJ, "Breastfeeding andpostpartum weight retention in acohort of Brazlian women', Am'J ClinNutr, 79:487 -93,2404.

Kac, G, Benecio MH, Melandez GV, Valente JGdan Stnrchiner GJ, "Gestotiorwl u'}eig?tgoin an.d Pre-PregnaleV ue@htinlhtene post partlm ua@hr rctentianin a colwrt oJ BmzilianWomen", J Nutr,13.4:661-666,2AO4.

Katz, J, Keith HM, Subarna KK, Parul CI,Steven CLC, Eilizabetl. KPI, SharadaRS, "Risk factors Jor earlg infantmortatitg in Saflahi district"' Nepal,2004.

Krasovec K dan Anderson MA, 'Matemalnutrition and pregnancg ottteomes",anthropometric assessment : PAHOWashingtoo DC, 1991.

Kusin darr Kardjati, S (editor), "Matemal andChild lhffiion in Madura", Indonesia.Royal Tropical Iastitute theNetherlands, p.83-11O, Netherlands,1994.

Liljestrand J, dan Bergstrom S. Aotenatalnutritional assessment: the value ofuppef arm circumfereflce

Nabil MET dan Hesham MS. Maternal midarm circumference (MAC) and theoutcome of pregnanry arnong SingletonPrimigravidae Kuwaiti Population

Neuman C., Fergusson L, dan Bwibo NO,oMaternal arttlttopometry as a rislcprcdidor oJ Pregnancg outoome; tlwnttffiian CRSPm Kenga", WHO BulletinOMS, S 73:91-95, 1995.

Prentice A.M, G.R. Goldberg and Prentice A,"BodA mctss index and lac'tationpedormane", Eur J Clin Nutr, 48 (S3):

578-589,1994.

Rey H, Mrz EL, Fajardo L, dan Pradilla A'Matental antlttopometry: its predictioeuahrc for Preqwncll outcnme", WHObulletia OMS 1995, 573:70-71

Ricalde AE, Velasquez-Melqtdez G, TanakaAC,de Siqueira AA, 'MidntPPer alrncircttmJerene in preqwnt uomen and"'its relation to birthuablt'.

Rosso P, 'Itlutrition and metabotisn inpregnancg', O:dord Universit5r Press,London, 1-99O.

Sandjaja, "Reassessment of National Data onStunting and Wasting", Presented inNational Workshop on Anthropometry,Bogor,2OO6.

Sctrieve 1,A, Cogswell ME, Scanlon KS, Perry G,Ferre C, Blackmore-Prince C, Yu SM,dan Rosenberg D. PrePregnancY bodYmass index and p'rqnancy weight gain:associations with preterm delivery. TheNMIHS Collaborative StudY GrouP

Spiniilo A, Capwzz,o E, Pia.%i G, Ferrari A,Morales V, Di Mario M, "Acta Ris,k forspontaneous Preterm deliuery bYqmbined bodU m@ss index andgestatiornl urighf gain palterns",Obstet G5mecoi Scand, 77(L):32-6'1998.

Taneja V Priti dan Saxena Manisha,'Mnrtiarwt ant\voPomettY of Bhilu)otnen in Jhabua Distrid of Madhgahadesh", Indian J Nutr and Dietetics,Apyr 35(4):98- 1O2, 1998.

Ververs, MT, *Mtffiion interuentions -forpregnartt and lactating u)omen in retieJsifitations: the assesstnent af need andimpac't', 1997.

Winkvist A, Stenlund H, Hakimi M, NurdiatiDS dan DibleY J M, "Weiglt. gainpattem.s trcm PrePrqnancg untildetittery among TDornen in Cental Jaua",Indonesia. Am J Clin Nutr, 75: LA72-7 '20,42.

NutrireDiaitaVol 1 No. 1, April 2OO8

Page 31: staff.ui.ac.idstaff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/publication/... · Volume 1, Nomor 1, April 2008 ISSN : 1979-8539 Nutrition Prablem in lndonesra Atmarita Faktor-Faktor

perquhtran Status Gizi Ifui Hamil daa- Ihu Mertgusti der4an tfrel,oda Antrcpo-meti

World Health Orgalization, "Phgsbal sfcfus Yasmin N dan Robert LG, nsome thougltts on

tl,e use and 'ifier{rctution oJ bodg mass index, micronutri.ent intakes

afiluopometlrg", Report oi WHO Expert and PreqlancA ortt@me', J Nutrcomrnhtee, oeneva, ises. 133:17375-1740S,2OO3.

World Health Organization, ',"Weight gaina)rues', WHO bulletin OMS, 573:38-42, L995.

NutrireDiaitaVoL 7 No. 1, April 2OO8 77