spondilolithesis

3
Penatalaksanaan Non operative Pengobatan untuk spondilolistesis umumnya konservative. Pengobatan non operative diindikasikan untuk semua pasien tanpa defisit neurologis atau defisit neurologis yang stabil. Hal ini dapat merupakan pengurangan berat badan, stretching exercise, pemakaian brace, pemakain obat anti inflamasi. Hal terpenting dalam manajemen pengobatan spondilolistesis adalah motivasi pasien. a Operative Pasien dengan defisit neurologis atau nyeri yang mengganggu aktifitas, yang gagal dengan non operative manajemen diindikasikan untuk operasi. Bila radiologis tidak stabil atau terjadi progresivitas slip dengan serial x-ray disarankan untuk operasi stabilisasi. Jika progresivitas slip menjadi lebih 50% atau jika slip 50% pada waktu diagnosis, ini indikasi untuk fusi. Pada high grade spondilolistesis walaupun tanpa gejala, fusi tetap harus dilakukan. Dekompresi tanpa fusi adalah logis pada pasien dengan simptom oleh karena neural kompresi. Bila manajemen operative dilakukan pada dewasa muda maka fusi harus dilakukan karena akan terjadi peningkatan slip yang bermakna bila dilakukan operasi tanpa fusi. Jadi indikasi fusi antara lain: usia muda, progresivitas slip lebih besar 25%, pekerja yang sangat aktif, pergeseran 3mm pada fleksi/ekstensi lateral x-ray. Fusi tidak dilakukan bila multi level disease, motivasi rendah, aktivitas

Upload: mumumimimama

Post on 28-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Penanganan Spondilolithesis

TRANSCRIPT

Page 1: Spondilolithesis

Penatalaksanaan

Non operative

Pengobatan untuk spondilolistesis umumnya konservative. Pengobatan non operative

diindikasikan untuk semua pasien tanpa defisit neurologis atau defisit neurologis yang stabil. Hal

ini dapat merupakan pengurangan berat badan, stretching exercise, pemakaian brace, pemakain

obat anti inflamasi. Hal terpenting dalam manajemen pengobatan spondilolistesis adalah

motivasi pasien.a

Operative

Pasien dengan defisit neurologis atau nyeri yang mengganggu aktifitas, yang gagal dengan non

operative manajemen diindikasikan untuk operasi. Bila radiologis tidak stabil atau terjadi

progresivitas slip dengan serial x-ray disarankan untuk operasi stabilisasi. Jika progresivitas slip

menjadi lebih 50% atau jika slip 50% pada waktu diagnosis, ini indikasi untuk fusi. Pada high

grade spondilolistesis walaupun tanpa gejala, fusi tetap harus dilakukan. Dekompresi tanpa fusi

adalah logis pada pasien dengan simptom oleh karena neural kompresi. Bila manajemen

operative dilakukan pada dewasa muda maka fusi harus dilakukan karena akan terjadi

peningkatan slip yang bermakna bila dilakukan operasi tanpa fusi. Jadi indikasi fusi antara lain:

usia muda, progresivitas slip lebih besar 25%, pekerja yang sangat aktif, pergeseran 3mm pada

fleksi/ekstensi lateral x-ray. Fusi tidak dilakukan bila multi level disease, motivasi rendah,

aktivitas rendah, osteoporosis, habitual tobacco abuse. Pada habitual tobacco abuse angka

kesuksesan fusi menurun. Brown dkk mencatat pseudoarthrosis (surgical non union) rate 40%

pada perokok dan 8% pada tidak perokok. Fusi insitu dapat dilakukan dengan beberapa

pendekatan:a

1. anterior approach

2. posterior approach (yang paling sering dilakukan)

3. posterior lateral approach

Komplikasi

Progresifitas dari pergeseran dengan peningkatan tekanan ataupun penarikan (traction) pada

saraf spinal, bisa menyebabkan komplikasi. Pada pasien yang membutuhkan penanganan dengan

pembedahan untuk menstabilkan spondilolistesis, dapat terjadi komplikasi seperti nerve root

Page 2: Spondilolithesis

injury (<1%), kebocoran cairan serebrospinal (2%-10%), kegagalan melakukan fusi (5%-25%),

infeksi dan perdarahan dari prosedur pembedahan (1%-5%). Pada pasien yang perokok,

kemungkinan untuk terjadinya kegagalan pada saat melakukan fusi ialah (>50%). Pasien yang

berusia lebih muda memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita spondilolistesis isthmic

atau congenital yang lebih progresif. Radiografi serial dengan posisi lateral harus dilakukan

setiap 6 bulan untuk mengetahui perkembangan pasien ini.b

Prognosis

Pasien dengan fraktur akut dan pergeseran tulang yang minimal kemungkinan akan kembali

normal apabila fraktur tersebut membaik. Pasien dengan perubahan vertebra yang progresif dan

degenerative kemungkinan akan mengalami gejala yang sifatnya intermiten. Resiko untuk

terjadinya spondilolistesis degenerative meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dan

pergeseran vertebra yang progresif terjadi pada 30% pasien. Bila pergeseran vertebra semakin

progresif, foramen neural akan semakin dekat dan menyebabkan penekanan pada saraf (nerve

compression) atau sciatica hal ini akan membutuhkan pembedahan dekompresi.b